SURVEI PERUSAHAAN/ USAHA SPA TAHUN 2016

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "SURVEI PERUSAHAAN/ USAHA SPA TAHUN 2016"

Transkripsi

1 PEDOMAN PENCACAHAN & PEMERIKSAAN SURVEI PERUSAHAAN/ USAHA SPA TAHUN 2016 BADAN PUSAT STATISTIK

2

3

4 KATA PENGANTAR Buku pedoman ini merupakan acuan bagi Petugas Lapangan (PCL dan PML) dalam melaksanakan pendataan Perusahaan/Usaha SPA Tahun Buku ini terutama berisi mengenai metodologi yang digunakan, organisasi lapangan, strategi pendataan di lapangan serta tata cara pengisian dan pemeriksaan kuesioner yang digunakan. Sebagaimana yang tertuang dalam Penjelasan Undang-Undang Nomor 10 Tahun tentang Kepariwisataan, yang dimaksud dengan usaha SPA adalah usaha perawatan yang memberikan layanan dengan metode kombinasi terapi air, terapi aroma, pijat, rempah-rempah, layanan makanan/minuman sehat, dan olah aktivitas fisik dengan tujuan menyeimbangkan jiwa dan raga dengan tetap memperhatikan tradisi dan budaya bangsa Indonesia. SPA berasal dari bahasa latin dan diambil dari istilah sante par aqua atau solus per aqua, yang artinya sehat melalui terapi air. Seiring dengan perkembangan zaman, SPA berkembang menjadi suatu tempat kecantikan, perawatan tubuh, kesehatan, kebugaran dan kenyamanan. SPA menyediakan kebutuhan penunjang, khususnya bagi para wanita. Tujuan pendataan perusahaan/usaha SPA adalah untuk mendapatkan data mengenai karakteristik spesifik kegiatan masing-masing perusahaan/usaha SPA, serta mendapatkan gambaran mengenai struktur pembiayaan masing-masing usaha pariwisata. Di samping itu juga ditanyakan mengenai pendapatan dan pengeluaran dalam menjalankan usaha tersebut serta mengenai permodalan yang digunakan untuk menjalankan usaha. Setiap petugas diminta untuk mempelajari secara seksama setiap buku pedoman pelaksanaan pendataan perusahaan/usaha SPA tahun 2016 yang telah dibagikan kepada para petugas. Tim Penyusun iii

5 iv

6 DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR iii DAFTAR ISI v BAB I. PENDAHULUAN Latar Belakang Tujuan Ruang Lingkup Jenis Dokumen dan Kegunaannya Jadwal Pelaksanaan Kegiatan BAB II. ORGANISASI LAPANGAN Struktur Organisasi Arus Dokumen Tugas Pencacah Tugas Pemeriksa/Pengawas BAB III. METODOLOGI PENGUMPULAN DATA Metodologi Tata Tertib Pengisian Daftar BAB IV. TATA CARA PENGISIAN DAFTAR V-SPA Sistematika Daftar V-SPA Cara Pengisian Daftar V-SPA Blok I Pengenalan Tempat Blok II Keterangan Umum Blok III Keterangan Khusus Blok IV Pekerja dan Balas Jasa Pekerja Blok V Pendapatan dan Pengeluaran Blok VI Permodalan Blok VII Catatan Blok VIII Pengesahan Blok IX Keterangan Petugas v

7

8 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Sektor pariwisata merupakan salah satu sektor strategis dalam pengembangan perekonomian nasional maupun daerah. Pemerintah melakukan berbagai upaya dalam mengembangkan sektor pariwisata karena sektor pariwisata memiliki kontribusi dalam penerimaan pendapatan dan penyerapan tenaga kerja. Sektor pariwisata sebagai suatu kegiatan ekonomi yang memiliki mata rantai yang sangat panjang, sehingga banyak menampung kesempatan kerja bagi masyarakat sekitarnya. Berkembangnya sektor pariwisata juga menyebabkan pendapatan masyarakat meningkat, dari hasil penjualan barang dan jasa melalui usaha: restoran, hotel, biro perjalanan, pramuwisata, penjualan barang-barang cendra mata dan sebagainya. Usaha pariwisata merupakan usaha yang menyediakan barang dan/atau jasa bagi pemenuhan kebutuhan wisatawan dan penyelenggaraan pariwisata. Menurut pasal 14 Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan, usaha pariwisata meliputi, antara lain: usaha daya tarik wisata; usaha kawasan pariwisata; usaha jasa transportasi pariwisata; usaha jasa perjalanan wisata; usaha jasa makanan dan minuman; usaha penyediaan akomodasi; usaha penyelenggaraan kegiatan hiburan dan rekreasi; usaha jasa penyelenggaraan pertemuan, perjalanan insentif, konferensi dan pameran; usaha jasa informasi pariwisata; usaha jasa konsultan pariwisata; usaha jasa pramuwisata; usaha wisata tirta; dan usaha SPA. Sebagaimana yang tertuang dalam Penjelasan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan, yang dimaksud dengan usaha SPA adalah usaha perawatan yang memberikan PEDOMAN PENCACAHAN PERUSAHAAN/USAHA SPA 1

9 layanan dengan metode kombinasi terapi air, terapi aroma, pijat, rempah-rempah, layanan makanan/minuman sehat, dan olah aktivitas fisik dengan tujuan menyeimbangkan jiwa dan raga dengan tetap memperhatikan tradisi dan budaya bangsa Indonesia. SPA berasal dari bahasa latin dan diambil dari istilah sante par aqua atau solus per aqua, yang artinya sehat melalui terapi air. Seiring dengan perkembangan zaman, SPA berkembang menjadi suatu tempat kecantikan, perawatan tubuh, kesehatan, kebugaran dan kenyamanan. SPA menyediakan kebutuhan penunjang, khususnya bagi para wanita. Adanya kehadiran sebuah SPA banyak dipengaruhi oleh adanya faktor gaya hidup dan tren mode yang berlaku pada masyarakat setiap tahunnya. Di era globalisasi ini perkembangan dunia bisnis, properti, mode dan kuliner berimbas pula pada semakin meningkatnya kesadaran untuk menjaga kesehatan dan merawat tubuh. Salah satu dampaknya adalah maraknya usaha SPA di kota-kota besar dan juga di pelosok Indonesia. Di kota-kota besar, banyak profesional muda terutama para wanita karier yang tinggal dan beraktifitas, ditunjang dengan perekonomian yang mapan, mereka membutuhkan suatu tempat untuk bersosialisasi dan bersantai di samping dari rutinitas padat mereka sehari-hari, bersantai dan melakukan perawatan tubuh secara bersamaan menjadi prioritas utama mereka sekarang ini TUJUAN Tujuan pendataan perusahaan/usaha SPA adalah untuk mendapatkan data mengenai karakteristik spesifik kegiatan masing-masing perusahaan/usaha SPA, serta mendapatkan gambaran mengenai struktur pembiayaan masing-masing usaha pariwisata. Secara khusus tujuan dari survei perusahaan/usaha SPA ini adalah untuk: Memperoleh direktori usaha SPA yang up to date. 2 PEDOMAN PENCACAHAN PERUSAHAAN/USAHA SPA

10 Memperoleh informasi mengenai perkembangan dan prospek usaha SPA secara umum RUANG LINGKUP Pendataan usaha SPA ini dilaksanakan di seluruh wilayah Indonesia. Usaha atau kegiatan yang dicakup dalam pendataan ini meliputi perusahaan/usaha yang melakukan perawatan dengan memberikan layanan berupa metode kombinasi terapi air, terapi aroma, pijat, rempah-rempah, layanan makanan/minuman sehat, dan olah aktivitas fisik dengan tujuan menyeimbangkan jiwa dan raga dengan tetap memperhatikan tradisi dan budaya bangsa Indonesia. Usaha atau kegiatan tersebut sesuai dengan UU Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan dan Permenparekraf Nomor 24 Tahun 2014 tentang Standar Usaha SPA. Perusahaan/usaha yang dicakup hanya usaha SPA yang berskala menengah besar. Usaha SPA dikategorikan berskala menengah besar apabila memiliki: a. Omset dalam satu tahun paling sedikit Rp ,00; (dua milyar lima ratus juta rupiah) atau b. Omset dalam satu tahun kurang dari Rp ,00; (dua milyar lima ratus juta rupiah) namun memiliki badan hukum berupa PT; atau c. Aset yang dimiliki pada saat pencacahan bernilai lebih dari Rp ,00 (lima ratus juta rupiah) JENIS DOKUMEN DAN KEGUNAANNYA Dokumen yang digunakan dalam survei ini meliputi: a. Direktori perusahaan/usaha SPA yang menjadi kerangka sampel. b. V-SPA16; adalah daftar isian/kuesioner yang digunakan untuk mendata usaha yang tercakup dalam survei ini. PEDOMAN PENCACAHAN PERUSAHAAN/USAHA SPA 3

11 c. Buku Pedoman; adalah buku Pedoman Pencacahan dan Pemeriksaan yang digunakan oleh petugas sebagai pedoman dalam melakukan pencacahan dan pemeriksaan JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN Kegiatan Waktu 1. Persiapan Penyusunan kuesioner dan buku a. pedoman Januari-Februari b. Pencetakan dokumen Mei c. Pengiriman dokumen ke daerah Mei 2. Pelaksanaan a. Pencacahan lapangan 1-30 Juni Pengawasan/pemeriksaan hasil b. pencacahan 7 Juni 14 Juli c. Pengiriman dokumen ke BPS RI Juni Juli d. Pengolahan data Juli Agustus 3. Penyusunan Laporan a. Tabulasi dan analisis September b. Publikasi Oktober 4 PEDOMAN PENCACAHAN PERUSAHAAN/USAHA SPA

12 BAB 2 ORGANISASI LAPANGAN 2.1. Struktur Organisasi Guna memperlancar pelaksanaan pencacahan perusahaan/usaha SPA di lapangan, maka disusun struktur organisasi pencacahan di lapangan sebagai berikut: BPS RI BPS PROVINSI BPS KABUPATEN/ KOTA PENGAWAS/ PEMERIKSA PENCACAH 2.2. Arus Dokumen Kuesioner/daftar isian untuk pencacahan perusahaan/usaha objek wisata (V-SPA16) yang sudah disetujui, kemudian dikirim oleh Badan Pusat Statistik ke BPS Provinsi yang kemudian diteruskan ke BPS Kabupaten/Kota untuk dibagikan kepada petugas pengawas yang selanjutnya didistribusikan kepada petugas pengumpul data (pencacah). Setelah pencacahan selesai, petugas pengumpul data (pencacah) menyerahkan kuesioner kepada PEDOMAN PENCACAHAN PERUSAHAAN/USAHA SPA 5

13 pengawas untuk diperiksa. Kuesioner yang sudah diperiksa diteruskan oleh pengawas kepada BPS Kabupaten/Kota untuk diperiksa ulang lagi baik kelengkapan isian maupun konsistensi pengisian, dan selanjutnya kuesioner akan dikirimkan ke Badan Pusat Statistik U.P. Sub Direktorat Statistik Pariwisata melalui BPS Provinsi. Alur Pengiriman Dokumen BPS RI PERUSAHAAN/USAHA SPA BPS PROVINSI PENCACAH BPS KABUPATEN/KOTA PENGAWAS PENGAWAS BPS KABUPATEN/KOTA PENCACAH BPS PROVINSI PERUSAHAAN/USAHA SPA BPS RI Pengolahan Data Setelah kuesioner yang terisi sampai di BPS RI, kemudian dilanjutkan dengan proses pengelompokan (batching) yang bertujuan untuk memudahkan pada saat pengolahan data yang didasarkan menurut provinsi. Kemudian dilakukan editing, coding dan entri data yang dilakukan dengan menggunakan aplikasi komputer. Semua kegiatan ini dilakukan oleh staf pada Subdit Statistik Pariwisata, BPS RI. 6 PEDOMAN PENCACAHAN PERUSAHAAN/USAHA SPA

14 2.3. Tugas Pencacah 1. Melakukan pencacahan setiap perusahaan/usaha daya SPA dengan menggunakan kuesioner V-SPA Mengikuti pertemuan dengan Pengawas untuk membahas berbagai temuan atau masalah yang muncul di lapangan dan cara mengatasinya. 3. Melakukan kunjungan ulang terhadap responden yang bermasalah dengan disertai pengawas. 4. Menyerahkan seluruh kuesioner hasil pencacahan kepada Pengawas. 5. Menepati jadwal pelaksanaan pencacahan Tugas Pemeriksa/Pengawas Pengawasan/pemeriksaan dilakukan mulai tanggal 7 April hingga 14 Mei Dokumen yang akan diperiksa adalah dokumen hasil pencacahan pada perusahaan/usaha SPA. Tugas pengawas/ pemeriksa meliputi: 1. Menerima, mengatur dan melaksanakan pembagian kuesioner. 2. Melakukan pengawasan dan pemeriksaan pelaksanaan lapangan pencacahan kuesioner, yaitu : a. Memeriksa kebenaran isian kuesioner yang diisi oleh pencacah, bila isian tersebut ada yang meragukan dan atau kurang lengkap, maka pengawas mengembalikan daftar tersebut kepada pencacah untuk diteliti kembali di lapangan. Bila perlu penelitian kembali dilakukan oleh pencacah bersama-sama dengan pengawas. b. Menerima kembali dokumen dari petugas pencacah hasil pencacahan perusahaan/usaha, serta bertanggung jawab atas kelengkapan dan kualitas hasil pencacahan. 3. Pengawas menyampaikan kuesioner yang sudah terisi dan sudah diperiksa ke BPS Kabupaten/Kota. Dari BPS Kabupaten/Kota, PEDOMAN PENCACAHAN PERUSAHAAN/USAHA SPA 7

15 kuesioner tersebut dikirim ke BPS Provinsi sesuai dengan jadwal kegiatan yang telah ditentukan. 4. Menepati jadwal pelaksanaan pencacahan kuesioner sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan. 8 PEDOMAN PENCACAHAN PERUSAHAAN/USAHA SPA

16 BAB 3 METODOLOGI PENGUMPULAN DATA 3.1. Metodologi 1. Metode Pengumpulan Data a. Seluruh usaha wisata yang berskala kecil, menegah dan besar termasuk yang dicacah secara lengkap (Sensus Lengkap). b. Wawancara langsung jika memungkinkan, apabila tidak selesai, kuesioner dapat ditinggal dengan memberikan penjelasan terlebih dahulu mengenai cara pengisian kuesioner secara benar. 2. Responden Responden merupakan pengusaha atau orang yang mengetahui tentang pengelolaan usaha SPA. 3. Penjaringan data dilakukan melalui beberapa tahapan kegiatan: a. Penjaringan informasi keberadaan usaha pariwisata melalui berbagai sumber data, misalnya Sensus Ekonomi, data asosiasi, data desa (kelurahan), sumber lain, dan sebagainya. b. Evaluasi keberadaan usaha pariwisata berdasarkan sumber data di atas (poin b). c. Pencacahan lengkap dengan kuesioner secara rinci Tata Tertib Pengisian Daftar a. Semua pengisian daftar harus menggunakan pensil hitam. b. Isian harus ditulis dengan jelas dan mudah dibaca. Penulisan menggunakan huruf kapital (balok), tidak boleh disingkat, kecuali singkatan yang sudah umum. Kode harus PEDOMAN PENCACAHAN PERUSAHAAN/USAHA SPA 9

17 ditulis dengan kode biasa (bukan kode romawi). c. Perhatikan instruksi/rambu-rambu tata cara pengisian di setiap pertanyaan. d. Pengisian daftar menggunakan beberapa cara: 1. Mengisi keterangan/jawaban pada tempat yang tersedia; 2. Penulisan kode ke dalam kotak mengikuti kaidah penuh tepi kanan (right justified). 10 PEDOMAN PENCACAHAN PERUSAHAAN/USAHA SPA

18 BAB 4 TATA CARA PENGISIAN DAFTAR V-SPA Sistematika Daftar V-SPA16 Karakteristik usaha pariwisata yang dikumpulkan sangat beragam, oleh karena itu untuk memudahkan pengisian kuesioner, karakteristik data yang akan dikumpulkan dikelompokkan menjadi beberapa blok, yaitu: 1. Blok I Pengenalan Tempat 2. Blok II Keterangan Umum 3. Blok III Keterangan Khusus 4. Blok IV Pekerja dan Balas Jasa Pekerja 5. Blok V Pendapatan dan Pengeluaran 6. Blok VI Permodalan 7. Blok VII Catatan 8. Blok VIII Pengesahan 9. Blok IX Keterangan Petugas 4.2. Cara Pengisian Daftar V- SPA16 BLOK I. PENGENALAN TEMPAT Tujuan blok ini mencatat identitas responden, dalam hal ini adalah perusahaan/usaha SPA. Identitas ini dipergunakan untuk memudahkan proses pengolahan data dan untuk kelengkapan pemasukan data kuesioner. Rincian 1 s.d. Rincian 7 Contoh 1. Provinsi : DKI Jakarta 2. Kabupaten/Kota : JAKARTA PUSAT 3. Kecamatan : MENTENG PEDOMAN PENCACAHAN PERUSAHAAN/USAHA SPA 11

19 4. Kelurahan/Desa : KEBON SIRIH 5. Nomor Urut Perusahaan/Usaha : (diisi pada saat pengolahan data) 6. Nama Lengkap Perusahaan/Usaha: TAMAN SARI ROYAL HERITAGE SPA 7. Alamat Perusahaan/Usaha : JL. WAHID HASYIM NO. 133 RT: 004/RW: 002 KodePos: Nomor telepon: (021) spa@mustika-ratu.co.id Nomor faks:(021) homepage: BLOK II. KETERANGAN UMUM Blok ini mencatat keterangan umum jenis izin usaha, bentuk badan hukum/badan usaha; jenis sertifikat usaha yang dimiliki; tahun mulai beroperasi secara komersial; serta beberapa pertanyaan mengenai keadaan perusahaan/usaha secara umum. Rincian 1. a. Nama pengusaha/pengelola usaha Tuliskan nama pengusaha atau penanggung jawab usaha SPA pada tempat yang telah disediakan. Dapat dituliskan nama pemilik usaha maupun orang yang bertanggung jawab terhadap operasional usaha sehari-hari. Rincian 1. b. Jenis kelamin Jika pengusaha/penanggung jawab usaha SPA adalah seorang pria, maka lingkarilah kode 1 untuk pilihan jawaban Lakilaki. Dan jika pengusaha/penanggung jawab usaha SPA adalah seorang wanita, maka lingkarilah kode 2 untuk pilihan jawaban Perempuan. Rincian 2. Jenis izin operasional usaha yang dimiliki Lingkarilah jawaban yang sesuai dan pindahkan ke dalam kotak yang tersedia. Isian pada Rincian 1. meliputi: 12 PEDOMAN PENCACAHAN PERUSAHAAN/USAHA SPA

20 Kode 1 apabila usaha ini mempunyai Tanda Daftar Usaha Pariwisata (TDUP). Kode 2 apabila usaha ini mempunyai Izin Tetap Usaha Pariwisata (ITUP). Kode 3 apabila usaha ini mempunyai izin selain jenis izin yang telah disebutkan (selain TDUP dan ITUP). Tuliskan jenis izin yang dimiliki dengan menuliskannya pada tempat yang telah disediakan. Kode 4 apabila usaha ini tidak mempunyai izin. Tanda Daftar Usaha Pariwisata (TDUP) Dengan dikeluarkannya UU No 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan serta berdasarkan Permenbudpar No Tahun 2010 tentang Tata Cara Penyelenggara Jasa Usaha Pariwisata, maka Izin Tetap Usaha Pariwisata atau ITUP sudah tidak berlaku lagi, dan diganti dengan ijin Tanda Daftar Usaha Pariwisata (TDUP). TDUP adalah dokumen resmi yang membuktikan bahwa usaha pariwisata yang dilakukan oleh pengusaha telah tercantum di dalam daftar usaha pariwisata. TDUP berlaku sebagai bukti bahwa pengusaha telah dapat menyelenggarakan usaha pariwisata. Izin Tetap Usaha Pariwisata (ITUP) Izin Tetap Usaha Pariwisata adalah izin untuk menyelenggarakan kegiatan Industri Pariwisata yang dikeluarkan oleh dari Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Pemerintah Daerah setempat. ITUP berlaku sepanjang usaha tersebut masih berjalan dan wajib daftar ulang setiap 1 (satu) tahun sekali. ITUP tidak berlaku apabila tidak didaftar ulang selama 2 (dua) tahun berturutturut dan/atau pindah kepemilikan dan/atau perubahan nama usaha. Jika perusahaan/usaha memiliki izin usaha berupa TDUP dan ITUP, maka cukup menggunakan kode yang terkecil. PEDOMAN PENCACAHAN PERUSAHAAN/USAHA SPA 13

21 Rincian 3. Apakah usaha ini sudah memperoleh sertifikasi usaha pariwisata dari Lembaga Sertifikasi Usaha (LSU) di bidang pariwisata? Lingkarilah jawaban yang sesuai dan pindahkan pada kotak yang tersedia. Kode 1 jika Ya dan kode 2 jika Belum. Seperti yang diijelaskan dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 52 Tahun 2012, Sertifikasi Usaha Pariwisata adalah proses pemberian sertifikat kepada usaha pariwisata untuk mendukung peningkatan mutu produk pariwisata, pelayanan, dan pengelolaan usaha pariwisata melalui audit. Sertifikat penghargaan tidak termasuk dalam sertifikat usaha pariwisata yang dimaksud dalam rincian ini. Lembaga Sertifikasi Usaha (LSU) Bidang Pariwisata adalah lembaga mandiri yang berwenang melakukan sertifikasi usaha di bidang pariwisata sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan. Sertifikasi usaha pariwisata bertujuan untuk meningkatkan kualitas pelayanan kepariwisataan dan produktivitas usaha pariwisata. Rincian 4. Bentuk badan hukum/badan usaha/perijinan Lingkari salah satu kode 1 sampai dengan kode 6 dan tuliskan kode jawaban pada kotak yang tersedia. Badan hukum perusahaan/usaha adalah status badan hukum yang telah dimiliki oleh suatu kegiatan ekonomi/usaha berdasarkan akte pendiriannya yang dikeluarkan oleh notaris, berupa akte notaris, atau berdasarkan surat keputusan dari pejabat yang berwenang. Kode badan hukum/usaha yang digunakan pada rincian ini meliputi: Kode 1: PT/PT Persero Perseroan Terbatas (PT) adalah perusahaan yang berstatus badan hukum, didirikan dengan modal yang terbagi dalam saham-saham dan pemegang saham bertanggung jawab terbatas pada nilai 14 PEDOMAN PENCACAHAN PERUSAHAAN/USAHA SPA

22 nominal saham yang dimiliki. Dalam menjalankan kegiatannya pemegang saham ikut serta berperan tergantung besar kecilnya jumlah saham yang dimiliki, atau berdasarkan perjanjian antara pemegang saham. PT Persero merupakan perusahaan yang saham-sahamnya dimiliki oleh negara (pemerintah), dan kekayaan perusahaan dipisahkan dari kekayaan negara dengan tujuan mencari keuntungan maksimal dengan menggunakan factor-faktor produksi secara efisien. Kode 2: Yayasan Yayasan merupakan sebuah badan hukum dengan kekayaan yang dipisahkan. Tujuan pendiriannya dititikberatkan pada usaha sosial dan bukan mencari untung. Kode 3: Koperasi Koperasi adalah organisasi ekonomi rakyat yang berwatak sosial, beranggotakan orang-orang atau badan hukum koperasi yang merupakan tata susunan ekonomi sebagai usaha bersama atas asas kekeluargaan. Kode 4: CV CV (Commanditair Venootschap) merupakan suatu bentuk perjanjian kerjasama untuk berusaha antara orang-orang yang bersedia memimpin, mengatur perusahaan dan bertanggung jawab penuh atas kekayaan pribadinya, dengan orang-orang yang memberikan pinjaman dan tidak bersedia memimpin perusahaan serta bertanggung jawab pada kekayaan yang diikutsertakan dalam perusahaan tersebut. Kode 5: Firma Firma adalah suatu persekutuan untuk menjalankan perusahaan dengan nama bersama, masing-masing anggota firma bertanggung jawab sepenuhnya atas segala perikatan. Laba yang diperoleh dibagi bersama-sama dan rugi dari perusahaan ditanggung bersama pula. Kode 6: Tidak berbadan hukum/perseorangan Perseorangan merupakan usaha/perusahaan yang belum mempunyai badan hukum/usaha, biasanya untuk usaha-usaha perorangan. PEDOMAN PENCACAHAN PERUSAHAAN/USAHA SPA 15

23 Rincian 5. Tahun mulai beroperasi secara komersial Isilah tahun dimulainya beroperasi secara komersial usaha yang dimaksud. Tahun mulai beroperasi adalah tahun pertama kali perusahaan/usaha SPA tersebut mulai beroperasi untuk menerima tamu. Jika tidak diketahui kapan mulai beroperasi untuk menerima tamu, dapat didekati dengan tahun yang tercantum pada akte pendirian kegiatan usaha tersebut. Apabila suatu kegiatan usaha berubah kegiatan utamanya, maka tahun beroperasi adalah tahun pada kegiatan utama terakhir. Catatan: Apabila suatu perusahaan/usaha pernah mengalami masa tidak beroperasi (tidak aktif), maka tahun berdiri tetap tahun yang lama, kecuali setelah masa tidak aktif, perusahaan tersebut berubah kegiatan utamanya. Contoh: Tahun 1986 suatu perusahaan mulai beroperasi, pada tahun 1995 sampai dengan 1997 perusahaan itu tidak aktif, tetapi tahun 1998 aktif kembali, maka perusahaan tersebut mulai beroperasi tetap tahun Rincian 6. Banyaknya hari kerja selama tahun 2015: Tuliskan banyaknya hari kerja pada bulan-bulan kegiatan selama tahun 2015 sesuai dengan kolom yang telah tersedia. Tuliskan juga hasil penjumlahan hari kerja selama tahun 2015 pada kolom jumlah. Kemudian pindahkan isian kolom jumlah ke dalam kotak yang tersedia. Hari kerja adalah hari perusahaan/usaha melakukan kegiatan usaha dan ada seorang atau lebih yang bekerja secara terus menerus paling sedikit selama satu jam. Banyaknya hari kerja adalah banyaknya hari usah SPA buka, bukan banyaknya hari kerja karyawan. 16 PEDOMAN PENCACAHAN PERUSAHAAN/USAHA SPA

24 Rincian 7.a. Banyaknya pengunjung WNI selama tahun 2015: Isilah jumlah pengunjung WNI yang dirinci menurut bulan dari Januari sampai dengan Desember di tempat yang telah disediakan. Tuliskan juga hasil penjumlahan pengunjung WNI selama tahun 2015 pada kolom jumlah. Kemudian pindahkan isian kolom jumlah ke dalam kotak yang tersedia. Rincian 7.b. Banyaknya pengunjung WNA selama tahun 2015: Isilah jumlah pengunjung WNA yang dirinci menurut bulan dari Januari sampai dengan Desember di tempat yang telah disediakan. Pengunjung WNA biasanya ditandai dengan penggunaan paspor asing sebagai kartu identitasnya. Tuliskan juga hasil penjumlahan pengunjung WNA selama tahun 2015 pada kolom jumlah. Kemudian pindahkan isian kolom jumlah ke dalam kotak yang tersedia. Rincian 8. Jenis pengunjung/tamu usaha ini Lingkarilah jawaban yang sesuai dan pindahkan pada kotak yang tersedia. Kode 1 jika usaha ini khusus menerima pengunjung laki-laki, kode 2 jika jika usaha ini hanya menerima pengunjung perempuan, dan kode 3 jika jika usaha ini menerima pengunjung laki-laki dan perempuan. Rincian 9.a. Apakah perusahaan/usaha ini menjadi anggota asosiasi SPA? Lingkarilah jawaban yang sesuai dan pindahkan pada kotak yang tersedia. Kode 1 jika Ya dan kode 2 jika Tidak. Kemudian pindahkan ke dalam kotak yang tersedia. Rincian 9.b. Jika Ya, asosiasi apa yang diikuti? Lingkarilah jawaban yang sesuai dan pindahkan pada kotak yang tersedia. Kode 1 jika perusahaan/usaha menjadi anggota dari ASPI dan kode 2 jika menjadi anggota asosiasi selain PEDOMAN PENCACAHAN PERUSAHAAN/USAHA SPA 17

25 ASPI, dan tuliskan nama asosiasi yang diikuti. Jangan lupa untuk memindahkan nomor kode ke dalam kotak yang tersedia Asosiasi SPA Indonesia (ASPI) adalah suatu organisasi sebagai wadah para pengusaha SPA di Indonesia. Pendirian ASPI dikukuhkan oleh Menteri Pariwisata, Seni dan Budaya pada tanggal 24 April Rincian 10. a. Apakah dalam beroperasi, sudah menjalankan sistem ramah lingkungan? Lingkari kode 1 jika ya dan kode 2 jika tidak. Tuliskan kode jawaban tersebut ke dalam kotak yang tersedia. Jika diisi Tidak maka rincian 10.b. dilewati dan langsung dilanjutkan ke rincian 11. Sistem ramah lingkungan adalah suatu sistem yang bertujuan untuk mencegah kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh aktivitas manusia. Contoh sistem ramah lingkungan: penghematan energi (listrik, air, AC, dsb), penggunaan air daur ulang, penggunaan energi alternatif dan sebagainya. Rincian 10. b. Apakah Ya, apakah ada donasi yang disisihkan dari biaya pengunjung? Lingkari kode 1 jika ya dan kode 2 jika tidak. Tuliskan kode jawaban tersebut ke dalam kotak yang tersedia. Rincian 11. Apakah memberlakukan konsep 3R (Reduce, Reuse, Recycle): Lingkari kode 1 jika ya dan kode 2 jika tidak. Tuliskan kode jawaban tersebut ke dalam kotak yang tersedia. Reduce (Mengurangi) yaitu mengurangi segala sesuatu yang menyebabkan timbulnya sampah, contoh: menggunakan kedua sisi kertas untuk penulisan dan fotokopi, menyediakan jaringan informasi dengan komputer (tanpa kertas), menggunakan produk yang dapat diisi ulang. 18 PEDOMAN PENCACAHAN PERUSAHAAN/USAHA SPA

26 Reuse (Guna ulang) yaitu kegiatan penggunaan kembali sampah yang masih digunakan baik untuk fungsi yang sama maupun fungsi lain, contoh: menggunakan alat kantor yang dapat digunakan berulang-ulang, menggunakan sisi kertas yang masih kosong untuk menulis. Recycle (Mendaur ulang) yaitu mengolah sampah menjadi produk baru lagi, contoh: mengolah sampah organik menjadi kompos. Rincian 12. Sistem pengolahan limbah: Lingkari kode 1 jika sistem pengolahan limbah menggunakan instalasi pengolah limbah internal dan kode 2 jika tidak dilakukan pengolahan limbah terlebih dahulu tetapi langsung dibuang keluar kawasan. Tuliskan kode jawaban tersebut ke dalam kotak yang tersedia. Rincian 13. Sistem penyediaan air bersih: Lingkari kode 1 jika hanya menggunakan air tanah, kode 2 jika hanya menggunakan PDAM, dan kode 3 jika menggunakan gabungan dari air tanah dan PDAM. Tuliskan kode jawaban tersebut ke dalam kotak yang tersedia. Rincian 14.a. Apakah dalam operasional atau pengelolaan usaha, perusahaan menerapkan teknologi komputer? Lingkari kode 1 jika dalam operasional atau pengelolaan usaha, perusahaan menerapkan teknologi komputer dan kode 2 jika Tidak. Tuliskan kode jawaban ke kotak yang tersedia. Jika jawaban berkode 2 atau Tidak langsung lanjutkan ke rincian 15. Rincian 14.b. Jumlah komputer yang dimiliki dan digunakan dalam operasional: unit Rincian 14.b. hanya terisi jika rincian 14.a. berkode 1 atau Ya. Tuliskan jumlah komputer yang dimiliki oleh perusahaan/usaha jasa akomodasi tersebut dalam satuan unit. PEDOMAN PENCACAHAN PERUSAHAAN/USAHA SPA 19

27 Rincian 14.c. Apakah komputer tersebut ada yang digunakan untuk mengakses internet? Lingkari kode 1 jika ada komputer yang digunakan untuk mengakses internet dan kode 2 jika tidak ada. Tuliskan kode jawaban ke kotak yang tersedia. Jika jawaban berkode 2 atau Tidak langsung lanjutkan ke rincian 15. Internet (interconnected-networking) adalah rangkaian komputer yang terhubung di dalam beberapa rangkaian. Sistem Internet ialah sistem komputer umum, yang berhubung secara global dan menggunakan TCP/IP sebagai protokol pertukaran paket (packet switching communication protocol). Rincian 14.d. Apakah dalam transaksi usahanya menggunakan fasilitas E-commerce? Rincian ini hanya terisi jika rincian 15.c. berkode 1 atau Ya. LIngkari kode 1 jika Ya dank ode 2 jika Tidak. Tuliskan kode jawaban ke dalam kotak yang tersedia. E-Commerce adalah penyebaran, pembelian, penjualan, pemasaran barang dan jasa melalui sistem elektronik seperti internet atau televisi, www atau jaringan komputer lainnya. Rincian 15. Apakah pembayaran dapat melalui kartu kredit/kartu debit? Lingkarilah jawaban yang sesuai dan pindahkan pada kotak yang tersedia. Kode 1 jika Ya dan kode 2 jika Tidak. Kartu kredit (credit card) adalah suatu jenis penyelesaian transaksi ritel (retail) dan sistem kredit, yang namanya berasal dari kartu plastik yang diterbitkan kepada pengguna sistem tersebut. Kartu kredit memiliki bentuk dan ukuran yang standar seperti yang dispesifikasikan oleh standar ISO Kartu kredit dikeluarkan oleh bank yang menjamin pemegangnya untuk dapat berbelanja tanpa membayar kontan dan pengeluaran belanja itu akan diperhitungkan di rekening pemilik kartu di bank tersebut. 20 PEDOMAN PENCACAHAN PERUSAHAAN/USAHA SPA

28 Kartu debit (debit card) adalah sebuah kartu pembayaran secara elektronik yang diterbitkan oleh Bank. Kartu ini dapat berfungsi sebagai pengganti pembayaran dengan uang tunai. Kartu ini mengacu pada saldo tabungan bank anda di bank penerbit tersebut. Fungsi dari kartu debit adalah untuk memudahkan pembayaran ketika berbelanja tanpa harus membawa uang tunai. Rincian 16. Sarana promosi yang digunakan Media apakah yang digunakan olah pihak usaha SPA dalam mempromosikan usahanya. Lingkari kode jawaban yang sesuai, pilihan dapat lebih dari satu, jumlahkan kode media yang dilingkari kemudian tuliskan ke dalam kotak yang tersedia. BLOK III KETERANGAN KHUSUS Blok ini mencatat keterangan khusus untuk mendalami karakteristik perusahaan/usaha SPA. Di dalam blok ini ditanyakan mengenai jenis perawatan yang paling diminati; tarif paling rendah dan paling tinggi dari perawatan yang disediakan; perawatan, terapi, dan metode yang disediakan; serta beberapa pertanyaan mengenai keadaan perusahaan/usaha secara lebih spesifik. Rincian 1. a. Jenis perawatan yang tersedia bagi pengunjung/tamu Lingkarilah kode jenis perawatan yang dapat dipilih oleh pengunjung usaha SPA. Pilihan dapat lebih dari satu, kemudian jumlahkan kode jenis perawatan yang dilingkari dan selanjutnya tuliskan hasil penjumlahan tersebut ke dalam kotak yang tersedia. Adapun kode yang dapat dipilih yaitu: Kode 1: Perawatan rambut (hair treatment) adalah serangkaian perawatan pada rambut, misalnya potong rambut, creambath, masker rambut, dll. PEDOMAN PENCACAHAN PERUSAHAAN/USAHA SPA 21

29 Kode 2: Perawatan wajah (facial treatment) adalah prosedur perawatan untuk mengatasi masalah pada kulit wajah, misalnya peeling, facial microdermabrasi, masker, dll. Kode 4: Perawatan tubuh (body treatment) adalah prosedur perawatan pada tubuh/badan pelanggan, misalnya pijat (body massage), body scrub, luluran, mandi susu, dll. Kode 8: Perawatan tangan dan kaki (hand and foot treatment) adalah prosedur perawatan pada tangan dan kaki, misalnya manicure, pedicure, foot reflexology, aromatherapy hand spa, aromatherapy foot spa, dll. Kode 16: Paket khusus adalah paker perawatan yang terdiri atas kombinasi dua jenis perawatan atau lebih. Misalnya paket untuk pernikahan, paket pasca melahirkan (post maternity), paket pre menopause, paket post menopause dll. Kode 32: Lainnya adalah jenis perawatan lain selain pilihan yang telah disebutkan di atas. Jangan lupa untuk menuliskan jenis perawatannya. Rincian 1. b. Jenis perawatan yang paling diminati oleh pengunjung/tamu Lingkarilah salah satu kode jenis perawatan yang merupakan jenis perawatan yang paling diminati oleh pengunjung/tamu usaha SPA (perawatan favorit). Kode jenis perawatan sama seperti pada rincian 1.a. Rincian 2.a. Tarif paling rendah dari perawatan yang disediakan Isikan kotak-kotak yang tersedia dengan nilai nominal tarif terendah dari perawatan yang dapat dipilih oleh pengunjung pada saat pencacahan. Penulisan angka mengikuti kaidah rata kanan (right justified). Rincian 2.b. Tarif paling tinggi dari perawatan yang disediakan 22 PEDOMAN PENCACAHAN PERUSAHAAN/USAHA SPA

30 Isikan kotak-kotak yang tersedia dengan nilai nominal tarif tertinggi dari perawatan yang dapat dipilih oleh pengunjung pada saat pencacahan. Penulisan angka mengikuti kaidah rata kanan (right justified). Rincian 3.a. Apakah menyediakan layanan perawatan terapi air: Isilah kotak yang tersedia dengan kode 1, apabila Ya dan 2, apabila Tidak. Terapi air adalah penggunaan air untuk penyembuhan dengan cara meringankan segala keluhan, yang meliputi kegiatan berendam; berendam dengan semburan air yang bisa diatur suhu dan tekanannya; pancuran air yang bisa diatur suhu dan tekanannya; mandi uap; terapi lumpur; terapi air laut; atau terapi dengan ganggang. Rincian 3.b. Jika R.3a. berkode 1, apakah tersedia layanan berikut Isilah kotak yang tersedia dengan kode 1, apabila Ya dan 2, apabila Tidak pada masing-masing baris jenis layanan. Adapun jenis layanan terapi air yang ditanyakan ketersediaanya yaitu berendam, berendam dengan semburan air yang bisa diatur suhu dan tekanannya, pancuran air yang bisa diatur suhu dan tekanannya, mandi uap, terapi lumpur/terapi air laut/terapi ganggang. Rincian 4.a. Apakah menyediakan layanan perawatan terapi aroma Isilah kotak yang tersedia dengan kode 1, apabila Ya dan 2, apabila Tidak. Terapi aroma atau sering disebut aromaterapi, ialah terapi atau pengobatan yang dilakukan dengan menggunakan wewangian, seperti bunga, akar-akaran, dan daun-daunan. Rincian 4.b. Jika R.4a. berkode 1, berapa jenis minyak atsiri yang digunakan untuk terapi aroma: PEDOMAN PENCACAHAN PERUSAHAAN/USAHA SPA 23

31 Isilah kotak yang tersedia banyaknya jenis minyak atsiri yang digunakan untuk terapi aroma, baik itu minyak atsiri yang berasal dari Indonesia maupun minyak atsiri yang berasal dari luar Indonesia. Minyak atsiri (dikenal juga dengan minyak eterik (aetheric oil), minyak esencial (essential oil), minyak terbang (volatile oil), atau minyak aromatik (aromatic oil)) adalah kelompok besar minyak nabati yang berwujud cairan kental pada suhu ruang namun mudah menguap sehingga memberikan aroma yang khas. Rincian 5.a. Apakah menyediakan layanan perawatan terapi pijat Isilah kotak yang tersedia dengan kode 1, apabila Ya dan 2, apabila Tidak. Terapi pijat adalah memanipulasi jaringan lunak dan otot-otot menggunakan tangan atau kaki yang ditujukan untuk menghilangkan ketegangan, nyeri, kejang, stres, dan meningkatkan sirkulasi darah. Rincian 5.b. Jika R.5a. berkode 1, berapa jenis pijat yang dapat dipilih pada terapi pijat Isilah kotak yang tersedia dengan banyaknya jenis pijat yang dapat dipilih pada terapi pijat baik pijat tradisional Indonesia dan jenis pijat yang berasal dari negara lain. Rincian 6.a. Apakah menyediakan layanan perawatan terapi rempah Isilah kotak yang tersedia dengan kode 1, apabila Ya dan 2, apabila Tidak. Terapi rempah adalah terapi dengan menambahkan rempah-rempah alami yang bertujuan untuk memengaruhi suasana hati atau kesehatan seseorang, yang dapat dilakukan dengan cara rendam rempah, lulur, dan masker. 24 PEDOMAN PENCACAHAN PERUSAHAAN/USAHA SPA

32 Jika rempah-rempah yang digunakan dalam terapi sudah tidak dapat dipisahkan lagi bahan bakunya, misalnya produk lulur yang terbuat dari ramuan berbagai macam rempah-rempah, maka jenis rempah tersebut dihitung sebagai satu satuan. Namun lain halnya jika dapat diuraikan menurut jenis bahan bakunya, maka banyaknya jenis rempah yang digunakan adalah sebanyak bahan baku yang digunakan. Contoh lulur bengkuang dihitung sebagai satu jenis rempah; lulur kopi dihitung sebagai satu jenis rempah. Rincian 6.b. Jika R.6a. berkode 1, berapa jenis rempah yang dapat dipilih pada terapi rempah Isilah kotak yang tersedia dengan banyaknya jenis rempah yang dapat dipilih pada terapi rempah. Rincian 7.a. Apakah menyediakan layanan perawatan terapi pikiran Isilah kotak yang tersedia dengan kode 1, apabila Ya dan 2, apabila Tidak. Terapi pikiran adalah terapi untuk penyembuhan dengan cara meringankan segala keluhan psikis, meliputi meditasi, olah peregangan otot (relaksasi), terapi musik, atau terapi warna. Rincian 7.b. Jika R.7a. berkode 1, apakah tersedia layanan berikut Isilah kotak yang tersedia dengan kode 1, apabila Ada dan 2, apabila Tidak. Meditasi adalah praktek relaksasi yang melibatkan pelepasan pikiran dari semua hal yang menarik, membebani, maupun mencemaskan dalam hidup kita sehari-hari. Meditasi melepaskan kita dari penderitaan pemikiran baik dan buruk yang sangat subjektif yang secara proporsional berhubungan langsung dengan kelekatan kita terhadap pikiran dan penilaian tertentu. PEDOMAN PENCACAHAN PERUSAHAAN/USAHA SPA 25

33 Terapi musik adalah usaha meningkatkan kualitas fisik dan mental dengan rangsangan suara yang terdiri dari melodi, ritme, harmoni, timbre, bentuk dan gaya yang diorganisir sedemikian rupa hingga tercipta musik yang bermanfaat untuk kesehatan fisik dan mental. Terapi warna yang juga disebut chromotherapy adalah sebuah metode terapi pengobatan alternatif yang menggunakan cahaya untuk menyeimbangkan energi fisik, emotional dan spiritual seseorang. Warna adalah refleksi dari gelombang elektromagnetik cahaya. Sehingga semua warna memiliki sifat penyembuhan yang unik dan berbeda-beda Rincian 8.a. Apakah menyediakan layanan perawatan olah fisik Isilah kotak yang tersedia dengan kode 1, apabila Ya dan 2, apabila Tidak. Olah fisik adalah serangkaian gerak fisik yang dilakukan dalam usaha untuk penyembuhan atau meningkatkan kulaitas hidup; menunda atau mengelola penyakit; atau meniadakan komplikasi yang akan ditimbulkan dari suatu penyakit. Rincian 8.b. Jika R.8a. berkode 1, apakah tersedia layanan berikut Isilah kotak yang tersedia dengan kode 1, apabila Ada dan 2, apabila Tidak. Yoga adalah salah satu dari ajaran filfasat Hindu yang menitikberatkan pada aktivitas meditasi dimana seseorang memusatkan seluruh pikiran untuk mengontrol panca indera dan tubuhnya secara keseluruhan. Pilates adalah jenis olahraga yang dikembangkan oleh Joseph Pilates yang menekankan keseimbangan tubuh melalui kekuatan keseimbangan, kelenturan, dan kesadaran agar efisien dalam pergerakan yang anggun. 26 PEDOMAN PENCACAHAN PERUSAHAAN/USAHA SPA

34 Latihan koreksi postur (postural exercise) adalah salah satu jenis latihan dalam kegiatan olah fisik yang bertujuan untuk mengembangkan, memelihara, dan memulihkan gerak dan fungsi. Rincian 9. Fasilitas yang tersedia Isilah kotak yang tersedia dengan kode 1, apabila Ada dan 2, apabila Tidak. Alunan Musik adalah buaian nada atau suara yang disusun demikian rupa sehingga mengandung irama, lagu, dan keharmonisan (terutama yang menggunakan alat-alat yang dapat menghasilkan bunyi-bunyi itu). Pengaturan cahaya adalah pengelolaan sistem pencahayaan (pengaturan jumlah penyinaran) sesuai jenis perawatan dengan menggunakan alat pengatur lampu (dimmer). Selimut panas (heating blanket) adalah selimut yang mengeluarkan panas dari daya listrik yang digunakan untuk membungkus tubuh untuk meningkatkan suhu tubuh beberapa derajat lebih panas dengan tujuan supaya produk perawatan kulit yang dioleskan seperti masker/krim tubuh dapat lebih mudah terserap ke dalam kulit. Tensimeter adalah alat pengukur tekanan darah, dapat berupa tensimeter digital maupun manual. Termometer air adalah alat pengukur suhu air. Lampu facial (magnifing lamp) adalah lampu yang memiliki fungsi pembesaran yang dilengkapi dengan lampu dingin untuk memaksimalkan efektivitas perawatan kulit wajah. Kursi cuci rambut adalah kursi yang dirancang khusus untuk perawatan rambut dan kulit kepala yang dilengkapi dengan sandaran kepala dan bak untuk cuci rambut. Alat facial adalah alat yang dipergunakan untuk perawatan kulit wajah baik secara manual tanpa menggunakan energi listrik (antara lain: sendok una, pinset, dan lainnya), maupun yang menggunakan energi listrik (antara lain: PEDOMAN PENCACAHAN PERUSAHAAN/USAHA SPA 27

35 vaporiser, high frequency, ultrasonic, vibrator, vacuum suction, galvanic, frimator dan lainnya). Alat steam rambut (hair steamer) adalah sebuah kursi dengan bulatan di bagian atasnya yang dapat mengeluarkan uap panas/dingin yang berfungsi untuk memperbaiki sel-sel rambut yang rusak dan meningkatkan efek penyerapan vitamin atau kandungan dalam masker atau krim rambut. Alat untuk sterilisasi (sterilizator) adalah alat yang berfungsi untuk mensterilkan alat-alat kosmetik. Alat untuk perawatan kaki (footbath) adalah kursi khusus yang digunakan pada proses pedicure untuk perawatan kaki. Peralatan untuk handuk panas (hot cabin) adalah alat yang berbentuk seperti oven yang berfungsi sebagai penghangat handuk dan mensterilkan handuk untuk perawatan kecantikan. Alat steam (steamer) adalah alat yang dapat mengeluarkan uap yang digunakan untuk mandi uap maupun sauna. Pancuran air (shower) adalah alat yang dapat memancurkan air baik yang bisa diatur suhu dan tekanannya maupun yang tidak. Bak rendam (bath tub) adalah alat yang digunakan untuk berendam. Ruang olah fisik adalah ruang yang dapat digunakan para pengunjung/tamu/pelanggan SPA untuk melakukan terapi olah fisik. Ruang bilas adalah ruang yang dapat digunakan para pengunjung/tamu/pelanggan SPA untuk membilas tubuhnya setelah melakukan perawatan. Tempat cuci tangan + sabun adalah tempat untuk mencuci tangan (wastafel) yang dilengkapi dengan sabun pembersih/antiseptik dan air bersih yang memadai. Toilet bersih adalah toilet yang terjaga kebersihannya, terawat, dan terpisah untuk pria dan wanita. 28 PEDOMAN PENCACAHAN PERUSAHAAN/USAHA SPA

36 Locker adalah tempat para pengunjung/tamu/pelanggan untuk dapat menitipkan barang-barang pribadinya selama melakukan perawatan di SPA. Area lobi adalah ruang teras di dekat pintu masuk yang biasanya dilengkapi dengan berbagai perangkat meja dan kursi, yang berfungsi sebagai ruang duduk atau ruang tunggu. Area makan & minum adalah area yang digunakan untuk kegiatan makan dan minum. BLOK IV. PEKERJA DAN BALAS JASA PEKERJA Blok ini digunakan untuk mencatat banyaknya pekerja/karyawan tetap, tidak tetap/kontrak, tidak dibayar (WNI) dan pekerja asing yang dirinci menurut jenjang pendidikan dan jenis kelamin serta balas jasa yang diterimanya. Rincian 1. Banyaknya pekerja/karyawan tetap, pekerja tidak tetap/kontrak, dan pekerja asing pada saat pencacahan menurut jenis kelamin dan jenjang pendidikan yang ditamatkan: Isilah jumlah pekerja/karyawan yang sesuai pada saat pencacahan berdasarkan tingkat pendidikan serta dibedakan menurut kelompok Pekerja Tetap, Pekerja Kontrak/Tidak Tetap, Pekerja Asing. Setiap kelompok dibedakan menurut pekerja lakilaki dan perempuan. Status pekerja: Pekerja tetap adalah orang yang bekerja pada perusahaan/usaha dengan menerima upah/gaji secara tetap, tidak tergantung pada absensi/kehadiran pekerja tersebut, dan biasanya apabila diberhentikan akan mendapat pesangon. Pekerja tidak tetap adalah orang yang bekerja pada perusahaan/usaha dan menerima upah/gaji, dengan memperhitungkan jumlah hari masuk kerja/prestasi pekerja tersebut. PEDOMAN PENCACAHAN PERUSAHAAN/USAHA SPA 29

37 Pekerja kontrak adalah orang yang bekerja dengan perjanjian tertentu. Pekerja tidak dibayar adalah pekerja pemilik dan/atau pekerja keluarga yang aktif dalam kegiatan perusahaan/usaha tetapi tidak mendapat upah/gaji. Bagi pekerja keluarga yang bekerja kurang dari 1/3 (sepertiga) jam kerja normal yang biasa di perusahaan/usaha, tidak dihitung sebagai pekerja. Termasuk pekerja training (magang) yang bekerja kurang dari 1/3 (sepertiga) jam kerja normal. Jam kerja normal adalah total jam kerja usaha tersebut dalam satu minggu (jam kerja yang biasa berlaku di perusahaan tersebut). Pekerja Asing adalah pekerja yang bukan Warga Negara Indonesia (WNI) dan bekerja dengan mendapat upah/gaji secara tetap (sebagai pekerja tetap) atau yang bekerja dengan perjanjian tertentu (sebagai pekerja kontrak). Jenjang pendidikan adalah tingkat pendidikan tertinggi pekerja/karyawan yang pada saat pencacahan telah diselesaikan/ditamatkan. Apabila seseorang belum mengikuti pelajaran pada kelas tertinggi akan tetapi telah lulus ujian akhir dianggap tamat sekolah. Contoh: Seorang pimpinan perusahaan/usaha yang pernah kuliah tetapi tidak selesai, maka dianggap tamat SMA. Jenjang pendidikan diantaranya: a. Tamat SMP dan jenjang pendidikan di bawahnya (SD). Tamat SMP adalah pekerja/karyawan yang tamat Sekolah Menengah Pertama, MULO, HBS tahun, Sekolah Luar Biasa Menengah Tingkat Pertama dan Madrasah Tsanawiyah, Sekolah Kepandaian Putri, Sekolah Menengah Ekonomi Pertama, Sekolah Menengah Ilmu Pariwisata (SMIP), Sekolah Teknik, Sekolah Kesejahteraan Keluarga Pertama, Sekolah Ketrampilan Kejuruan 4 tahun, Sekolah Usaha Tani, Sekolah Pertanian Menengah Pertama, Sekolah Guru Bantu, Pendidikan Guru Agama 30 PEDOMAN PENCACAHAN PERUSAHAAN/USAHA SPA

38 4 tahun, Kursus Pegawai Administrasi, Kursus Karyawan Perusahaan, dan Pendidikan Pegawai Urusan Peradilan Agama. b. Tamat SMA dan sederajat adalah pekerja/karyawan yang tamat dari SMTA umum dan SMTA kejuruan, seperti Sekolah Menengah Atas, Sekolah Menengah Ilmu Pariwisata (SMIP), HBS 5 tahun, AMS, Madrasah Aliyah, Sekolah Menengah Pekerjaan Sosial, Sekolah Menengah Industri Kerajinan, Sekolah Menengah Seni Rupa, Sekolah Menengah Karawitan Indonesia, Sekolah Menengah Musik, Sekolah Teknologi Menengah Pembangunan, Sekolah Menengah Ekonomi Atas, Sekolah Teknologi Menengah, Sekolah Menengah Teknologi Pertanian, Sekolah Menengah Teknologi Perkapalan, Sekolah Menengah Teknologi Pertambangan, Sekolah Menengah Teknologi Grafika, Sekolah Guru Olah Raga, Sekolah Guru Pendidikan Luar Biasa, Pendidikan Guru Sekolah Lanjutan Pertama, Pendidikan Guru Agama 6 tahun, Sekolah Guru Taman Kanak-Kanak, Kursus Pendidikan Guru, Sekolah Analisis Menengah Kimia Atas, Sekolah Asisten Apoteker, Sekolah Bidan, Sekolah Pengatur Rontgen, dan Kursus Pegawai Administrasi Atas. c. Diploma I/II/III adalah diploma I,II, atau III pada suatu pendidikan yang khusus diberikan untuk program diploma atau sarjana muda termasuk kejuruan pariwisata, seperti tamat jurusan ticketing Diploma I/II Biro Perjalanan, jurusan memasak (Cook) dari BPLP, tamat jurusan komputer dari BSI dan sebagainya. d. D IV dan S1 adalah pekerja/karyawan yang tamat program pendidikan sarjana, diploma IV, Akta IV & V pada suatu universitas/institut/sekolah tinggi termasuk program dengan jurusan pariwisata. e. S2/S3 adalah pekerja/karyawan yang tamat program pendidikan pasca sarjana, doktor, spesialis 1 dan 2 pada suatu universitas/institut/sekolah tinggi. Rincian 2.a. Jumlah tenaga kerja terapis:... orang PEDOMAN PENCACAHAN PERUSAHAAN/USAHA SPA 31

39 Isilah jumlah tenaga kerja terapis yang dimiliki pada tempat yang telah disediakan. Terapis, atau juga disebut sebagai seorang pelaksana SPA/terapi, adalah seseorang yang telah memiliki kompetensi pada tingkat kualifikasi tertentu sesuai kategori pelayanan SPA, dan mempunyai kewenangan untuk menjalankan profesinya. Rincian 2.b. Jumlah tenaga kerja pendidik/pelatih SPA:... orang Isilah jumlah tenaga kerja pendidik/pelatih SPA yang dimiliki pada tempat yang telah disediakan. Pada perusahaan/usaha SPA yang juga mengadakan pendidikan/pelatihan SPA, perusahaan/usaha tersebut memiliki beberapa tenaga kerja pendidik/pelatih SPA yang bertugas untuk memberikan pendidikan/pelatihan kepada para terapis/calon terapis. Rincian 3.a. Jumlah pekerja yang memiliki sertifikat kompetensi sebagai terapis SPA:... orang Isilah jumlah tenaga kerja yang memiliki sertifikat kompetensi sebagai seorang terapis SPA pada tempat yang telah disediakan. Rincian 3.b. Jumlah pekerja yang memiliki sertifikat kompetensi sebagai pelulut/pemijat:... orang Isilah jumlah pekerja yang memiliki sertifikat kompetensi sebagai pelulut/pemijat pada tempat yang telah disediakan. Sertifikat Kompetensi di Bidang Pariwisata adalah bukti tertulis yang diterbitkan oleh lembaga sertifikasi profesi terlisensi yang menerangkan bahwa seseorang telah menguasai kompetensi kerja tertentu sesuai dengan SKKNI bidang pariwisata, standar internasional dan/atau standar khusus. Sertifikat yang dimaksud berupa tanda atau surat keterangan tertulis dari Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) yang dibentuk 32 PEDOMAN PENCACAHAN PERUSAHAAN/USAHA SPA

40 oleh Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP), yang membuktikan bahwa yang bersangkutan telah dinyatakan memiliki kompetensi di bidang SPA dan pijat. Rincian 4. Balas jasa seluruh pekerja selama tahun 2015 Isikan besarnya balas jasa yang diterima pekerja menurut jenisnya. Jenis-jenis balas jasa: a. Upah/gaji pokok adalah upah/gaji dasar sebelum ditambah dengan berbagai tunjangan dan perangsang tetap lainnya. Termasuk bila ada upah kotor yang tidak dapat dipisahkan antara upah pokok dan tunjangan teratur lainnya. Tidak termasuk upah/gaji pokok antara lain: bonus yang dibayarkan secara tidak teratur, tunjangan lebaran/perkawinan/perumahan/penggantian biaya sakit. b. Upah lembur adalah tambahan upah berupa uang yang dibayarkan perusahaan karena karyawan melakukan kegiatan kerja di luar jam kerja efektif (lembur). c. Hadiah, bonus, dan sejenisnya. Hadiah adalah pengeluaran perusahaan/usaha berupa uang dan/atau barang yang diberikan kepada pekerja/karyawan karena prestasi kerja pekerja/karyawan kepada perusahaan. Sedangkan bonus adalah hadiah yang diberikan kepada pekerja/karyawan dalam bentuk uang/barang karena perusahaan mengalami kemajuan atau peningkatan keuntungan, biasanya dibayarkan setahun sekali. d. Tunjangan rutin adalah penerimaan pekerja/karyawan yang sifatnya rutin/teratur seperti yang makan, transport, dan beras. Tidak termasuk tunjangan rutin antara lain: THR, binus tahunan, semesteran, perlengkapan kerja, dll. e. Lain-lain meliputi balas jasa selain yang disebutkan di atas seperti iuran dana pensiun, tunjangan sosial, asuransi tenaga kerja (asuransi kesehatan, asuransi kecelakaan, atau asuransi jiwa), dan sejenisnya. PEDOMAN PENCACAHAN PERUSAHAAN/USAHA SPA 33

41 BLOK V. PENDAPATAN DAN PENGELUARAN Isikan besarnya pendapatan dan pengeluaran perusahaan/usaha SPA selama tahun 2015 dalam satuan rupiah. Rincian 1. Jumlah pendapatan usaha Isikan besarnya pendapatan perusahaan/usaha selama tahun 2015 ke tempat yang telah disediakan. Rincian ini digunakan untuk mendapatkan keterangan mengenai pendapatan perusahaan/ usaha dari kegiatan utama selama tahun 2015 (isian dalam satuan rupiah). a. pendapatan dari kegiatan utama Nilai dari barang dan jasa yang dihasilkan kegiatan SPA antara lain pendapatan dari pelayanan SPA kepada pengunjung, sewa tempat, dan pendapatan lainnya yang berhubungan dengan usaha SPA. b. Pendapatan dari kegiatan lainnya Pendapatan/penerimaan dari kegiatan lainnya yang tidak berkaitan dengan usaha diantaranya yaitu pendapatan dari iklan, pendapatan dari bungan atas simpanan di pihak lain atau meminjamkan ke pihak lain, deviden, royalti/hak cipta, sumbangan, dll. Rincian 2. Jumlah pengeluaran usaha selain balas jasa Isikan besarnya pengeluaran perusahaan/usaha selama tahun 2015 ke tempat yang telah disediakan. Rincian ini untuk mencatat seluruh pengeluaran (biaya) administrasi/operasional kantor perusahaan yang berkaitan secara langsung maupun tidak langsung dengan usaha, tidak termasuk upah/gaji pekerja/ karyawan selama tahun 2015 (isian dalam satuan rupiah). Besarnya nilai pengeluaran yang dituliskan dalam rincian ini yaitu penjumlahan dari biaya khusus (biaya pembelian bahan-bahan untuk perawatan SPA, biaya bahan bakar dan pelumas, biaya listrik, gas, dan air bersih, biaya ATK dan 34 PEDOMAN PENCACAHAN PERUSAHAAN/USAHA SPA

REPUBLIK INDONESIA BADAN PUSAT STATISTIK PENCACAHAN PERUSAHAAN/USAHA SPA TAHUN 2015

REPUBLIK INDONESIA BADAN PUSAT STATISTIK PENCACAHAN PERUSAHAAN/USAHA SPA TAHUN 2015 RAHASIA REPUBLIK INDONESIA BADAN PUSAT STATISTIK PENCACAHAN PERUSAHAAN/USAHA SPA TAHUN 2015 V-SPA15 Tujuan: Mendapatkan data mengenai karakteristik yang terkait dengan perusahaan/usaha spa. Obyek Survei:

Lebih terperinci

REPUBLIK INDONESIA BADAN PUSAT STATISTIK PENCACAHAN PERUSAHAAN/USAHA SPA TAHUN 2016

REPUBLIK INDONESIA BADAN PUSAT STATISTIK PENCACAHAN PERUSAHAAN/USAHA SPA TAHUN 2016 RAHASIA V-SPA16 REPUBLIK INDONESIA BADAN PUSAT STATISTIK PENCACAHAN PERUSAHAAN/USAHA SPA TAHUN 2016 Tujuan: Mendapatkan data mengenai karakteristik yang terkait dengan perusahaan/usaha SPA. Obyek Survei:

Lebih terperinci

SURVEI PERUSAHAAN/USAHA SPA TAHUN 2015 PEDOMAN PENCACAHAN DAN PEMERIKSAAN

SURVEI PERUSAHAAN/USAHA SPA TAHUN 2015 PEDOMAN PENCACAHAN DAN PEMERIKSAAN SURVEI PERUSAHAAN/USAHA SPA TAHUN 2015 PEDOMAN PENCACAHAN DAN PEMERIKSAAN V-SPA15 Badan Pusat Statistik KATA PENGANTAR Buku pedoman ini merupakan acuan bagi Petugas Lapangan (PCL dan PML) dalam melaksanakan

Lebih terperinci

STANDAR USAHA SPA. NO ASPEK UNSUR NO SUB UNSUR I. PRODUK A. Ruang Perawatan

STANDAR USAHA SPA. NO ASPEK UNSUR NO SUB UNSUR I. PRODUK A. Ruang Perawatan LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2014 TENTANG STANDAR USAHA SPA STANDAR USAHA SPA A. Spa Tirta 3 I. PRODUK A. Ruang Perawatan B. Perawatan, Terapi,

Lebih terperinci

REPUBLIK INDONESIA BADAN PUSAT STATISTIK PENCACAHAN PERUSAHAAN/USAHA MENENGAH BESAR RESTORAN DAN RUMAH MAKAN TAHUN 2013 BLOK I: PENGENALAN TEMPAT (2)

REPUBLIK INDONESIA BADAN PUSAT STATISTIK PENCACAHAN PERUSAHAAN/USAHA MENENGAH BESAR RESTORAN DAN RUMAH MAKAN TAHUN 2013 BLOK I: PENGENALAN TEMPAT (2) RAHASIA 1. Provinsi REPUBLIK INDONESIA BADAN PUSAT STATISTIK PENCACAHAN PERUSAHAAN/USAHA MENENGAH BESAR RESTORAN DAN RUMAH MAKAN TAHUN 2013 BLOK I: PENGENALAN TEMPAT (2) VREST (3) 2. Kabupaten/Kota *)

Lebih terperinci

SURVEI LEMBAGA KEUANGAN KOPERASI SIMPAN PINJAM 2010-2011

SURVEI LEMBAGA KEUANGAN KOPERASI SIMPAN PINJAM 2010-2011 RAHASIA REPUBLIK INDONESIA SURVEI LEMBAGA KEUANGAN KOPERASI SIMPAN PINJAM 2010-2011 PERHATIAN 1. Daftar isian ini digunakan untuk mencatat Keterangan dan Laporan Keuangan Usaha Koperasi Simpan Pinjam Tahun

Lebih terperinci

REPUBLIK INDONESIA BADAN PUSAT STATISTIK PENCACAHAN PERUSAHAAN/USAHA MENENGAH BESAR RESTORAN / RUMAH MAKAN TAHUN 2015

REPUBLIK INDONESIA BADAN PUSAT STATISTIK PENCACAHAN PERUSAHAAN/USAHA MENENGAH BESAR RESTORAN / RUMAH MAKAN TAHUN 2015 VREST RAHASIA Tujuan Mendapatkan informasi/karakteristik data yang terkait dengan perusahaan/usaha restoran dan rumah makan Objek Survei Perusahaan/usaha restoran dan rumah makan Waktu Pengembalian Dokumen

Lebih terperinci

SURVEI LEMBAGA KEUANGAN PEDAGANG VALUTA ASING

SURVEI LEMBAGA KEUANGAN PEDAGANG VALUTA ASING RAHASIA REPUBLIK INDONESIA SURVEI LEMBAGA KEUANGAN PEDAGANG VALUTA ASING 2011-2012 PERHATIAN 1. Daftar isian ini digunakan untuk mencatat Keterangan dan Laporan Keuangan Perusahaan Pedagang Valuta Asing

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK SURVEI PERUSAHAAN INFORMASI DAN KOMUNIKASI 2015 PENERBITAN

BADAN PUSAT STATISTIK SURVEI PERUSAHAAN INFORMASI DAN KOMUNIKASI 2015 PENERBITAN V-TERBIT BADAN PUSAT STATISTIK SURVEI PERUSAHAAN INFORMASI DAN KOMUNIKASI 2015 PENERBITAN 1. Provinsi : BLOK I. KETERANGAN TEMPAT 2. Kabupaten / Kota *) : 3. Kecamatan : 4. Desa / Kelurahan / Nagari *)

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK SURVEI PERUSAHAAN INFORMASI DAN KOMUNIKASI 2013 PENERBITAN BLOK I. KETERANGAN TEMPAT. RT : RW : Kode Pos :

BADAN PUSAT STATISTIK SURVEI PERUSAHAAN INFORMASI DAN KOMUNIKASI 2013 PENERBITAN BLOK I. KETERANGAN TEMPAT. RT : RW : Kode Pos : V-TERBIT BADAN PUSAT STATISTIK SURVEI PERUSAHAAN INFORMASI DAN KOMUNIKASI 2013 PENERBITAN BLOK I. KETERANGAN TEMPAT 1. Provinsi : 2. Kabupaten / Kota *) : 3. Kecamatan : 4. Desa / Kelurahan / Nagari *)

Lebih terperinci

SURVEI LEMBAGA KEUANGAN PERUSAHAAN PEGADAIAN

SURVEI LEMBAGA KEUANGAN PERUSAHAAN PEGADAIAN RAHASIA REPUBLIK INDONESIA SURVEI LEMBAGA KEUANGAN PERUSAHAAN PEGADAIAN 2010-2011 PERHATIAN 1. Daftar isian ini digunakan untuk mencatat Keterangan dan Laporan Keuangan Perusahaan Pegadaian Tahun 2010-2011.

Lebih terperinci

SURVEI LEMBAGA KEUANGAN PERUSAHAAN DANA PENSIUN

SURVEI LEMBAGA KEUANGAN PERUSAHAAN DANA PENSIUN RAHASIA REPUBLIK INDONESIA SURVEI LEMBAGA KEUANGAN PERUSAHAAN DANA PENSIUN 2011-2012 PERHATIAN 1. Daftar isian ini digunakan untuk mencatat Keterangan dan Laporan Keuangan Perusahaan Dana Pensiun Tahun

Lebih terperinci

SURVEI LEMBAGA KEUANGAN PERUSAHAAN DANA PENSIUN

SURVEI LEMBAGA KEUANGAN PERUSAHAAN DANA PENSIUN RAHASIA REPUBLIK INDONESIA SURVEI LEMBAGA KEUANGAN PERUSAHAAN DANA PENSIUN 2010-2011 PERHATIAN 1. Daftar isian ini digunakan untuk mencatat Keterangan dan Laporan Keuangan Perusahaan Dana Pensiun Tahun

Lebih terperinci

Badan Pusat Statistik

Badan Pusat Statistik PEDOMAN PENCACAHAN USAHA RESTORAN/RUMAH MAKAN (VREST) TAHUN 2015 Sub Direktorat Statistik Pariwisata Badan Pusat Statistik i DAFTAR ISI Halaman Kata Pengantar... i Daftar Isi... iii BAB I PENDAHULUAN 1.1.

Lebih terperinci

SURVEI LEMBAGA KEUANGAN PEDAGANG VALUTA ASING

SURVEI LEMBAGA KEUANGAN PEDAGANG VALUTA ASING RAHASIA REPUBLIK INDONESIA SURVEI LEMBAGA KEUANGAN PEDAGANG VALUTA ASING 2010-2011 PERHATIAN 1. Daftar isian ini digunakan untuk mencatat Keterangan dan Laporan Keuangan Perusahaan Pedagang Valuta Asing

Lebih terperinci

SURVEI LEMBAGA KEUANGAN PERBANKAN SYARIAH

SURVEI LEMBAGA KEUANGAN PERBANKAN SYARIAH RAHASIA REPUBLIK INDONESIA SURVEI LEMBAGA KEUANGAN PERBANKAN SYARIAH 2010-2011 PERHATIAN 1. Daftar isian ini digunakan untuk mencatat Keterangan dan Laporan Keuangan Perusahaan Perbankan Syariah Tahun

Lebih terperinci

SURVEI TAHUNAN PERUSAHAAN PENGGALIAN BAHAN INDUSTRI DAN KONSTRUKSI BERBADAN HUKUM (KUESIONER GALIAN - BH)

SURVEI TAHUNAN PERUSAHAAN PENGGALIAN BAHAN INDUSTRI DAN KONSTRUKSI BERBADAN HUKUM (KUESIONER GALIAN - BH) SURVEI TAHUNAN PERUSAHAAN PENGGALIAN BAHAN INDUSTRI DAN KONSTRUKSI BERBADAN HUKUM (KUESIONER GALIAN - BH) Penggalian adalah kegiatan pengambilan segala jenis barang galian berupa unsur kimia, mineral,

Lebih terperinci

SURVEI LEMBAGA KEUANGAN PERBANKAN KONVENSIONAL

SURVEI LEMBAGA KEUANGAN PERBANKAN KONVENSIONAL RAHASIA REPUBLIK INDONESIA SURVEI LEMBAGA KEUANGAN PERBANKAN KONVENSIONAL 2010-2011 PERHATIAN 1. Daftar isian ini digunakan untuk mencatat Keterangan dan Laporan Keuangan Perusahaan Perbankan Konvensional

Lebih terperinci

SURVEI LEMBAGA KEUANGAN PEMBIAYAAN DAN MODAL VENTURA

SURVEI LEMBAGA KEUANGAN PEMBIAYAAN DAN MODAL VENTURA RAHASIA REPUBLIK INDONESIA SURVEI LEMBAGA KEUANGAN PEMBIAYAAN DAN MODAL VENTURA 2010-2011 PERHATIAN 1. Daftar isian ini digunakan untuk mencatat Keterangan dan Laporan Keuangan Perusahaan Pembiayaan dan

Lebih terperinci

SURVEI LEMBAGA KEUANGAN PERUSAHAAN PEGADAIAN

SURVEI LEMBAGA KEUANGAN PERUSAHAAN PEGADAIAN RAHASIA REPUBLIK INDONESIA SURVEI LEMBAGA KEUANGAN PERUSAHAAN PEGADAIAN 2011-2012 PERHATIAN 1. Daftar isian ini digunakan untuk mencatat Keterangan dan Laporan Keuangan Perusahaan Pegadaian Tahun 2011-2012.

Lebih terperinci

STANDAR USAHA SPA SESUAI PERMEN PAREKRAF NOMOR 24/2014

STANDAR USAHA SPA SESUAI PERMEN PAREKRAF NOMOR 24/2014 STANDAR USAHA SPA SESUAI PERMEN PAREKRAF NOMOR 24/2014 OLEH : DINAS PARIWISATA KABUPATEN BADUNG DASAR HUKUM UU No 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan pasal 15 Ayat ( 1) dan ( 2) : * Untuk dapat menyelenggarakan

Lebih terperinci

JASA TELEVISI BERBAYAR

JASA TELEVISI BERBAYAR V-MCTV BADAN PUSAT STATISTIK SURVEI PERUSAHAAN INFORMASI DAN KOMUNIKASI 2013 JASA TELEVISI BERBAYAR BLOK I. KETERANGAN TEMPAT 1. Provinsi : 2. Kabupaten / Kota *) : 3. Kecamatan : 4. Desa / Kelurahan /

Lebih terperinci

RESTORAN / RUMAH MAKAN

RESTORAN / RUMAH MAKAN RAHASIA VREST Tujuan Mendapatkan informasi/karakteristik data yang terkait dengan perusahaan/usaha restoran dan rumah makan Objek Survei Perusahaan/usaha restoran dan rumah makan REPUBLIK INDONESIA BADAN

Lebih terperinci

PEDOMAN PENGISIAN SURVEI TAHUNAN PERUSAHAAN LISTRIK 2014 (KUESIONER LISTRIK 2014)

PEDOMAN PENGISIAN SURVEI TAHUNAN PERUSAHAAN LISTRIK 2014 (KUESIONER LISTRIK 2014) PEDOMAN PENGISIAN SURVEI TAHUNAN PERUSAHAAN LISTRIK 2014 (KUESIONER LISTRIK 2014) Kegiatan ketenagalistrikan adalah kegiatan yang melakukan pembangkitan tenaga listrik, pengoperasian jaringan transmisi

Lebih terperinci

PENYIARAN DAN PEMROGRAMAN

PENYIARAN DAN PEMROGRAMAN V-SIAR BADAN PUSAT STATISTIK SURVEI PERUSAHAAN INFORMASI DAN KOMUNIKASI 2013 PENYIARAN DAN PEMROGRAMAN BLOK I. KETERANGAN TEMPAT 1. Provinsi : 2. Kabupaten / Kota *) : 3. Kecamatan : 4. Desa / Kelurahan

Lebih terperinci

SURVEI TAHUNAN PERUSAHAAN PENGILANGAN MIGAS (KUESIONER KILANG)

SURVEI TAHUNAN PERUSAHAAN PENGILANGAN MIGAS (KUESIONER KILANG) SURVEI TAHUNAN PERUSAHAAN PENGILANGAN MIGAS (KUESIONER KILANG) Pengilangan Minyak dan Gas Bumi adalah mencakup usaha pemurnian dan pengilangan minyak bumi yang menghasilkan gas atau LPG, naptha, avigas,

Lebih terperinci

SURVEI TAHUNAN PERUSAHAAN GAS (KUESIONER GAS)

SURVEI TAHUNAN PERUSAHAAN GAS (KUESIONER GAS) SURVEI TAHUNAN PERUSAHAAN GAS (KUESIONER GAS) Perusahaan/usaha gas adalah perusahaan/usaha yang melakukan kegiatan penyediaan serta pengoperasian jaringan transmisi dan distribusi gas kepada rumah tangga,

Lebih terperinci

WALIKOTA PADANG PERATURAN WALIKOTA PADANG NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG

WALIKOTA PADANG PERATURAN WALIKOTA PADANG NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG WALIKOTA PADANG PERATURAN WALIKOTA PADANG NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KOTA PADANG NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG TANDA DAFTAR USAHA PARIWISATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merilekskan pikiran dan tubuh dari kesibukan mereka sehari-hari seperti tempat

BAB I PENDAHULUAN. merilekskan pikiran dan tubuh dari kesibukan mereka sehari-hari seperti tempat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap wanita memiliki kebutuhan untuk mempercantik diri dan untuk merilekskan pikiran dan tubuh dari kesibukan mereka sehari-hari seperti tempat salon, spa, refleksi,

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK SURVEI PERUSAHAAN INFORMASI DAN KOMUNIKASI 2013 JASA MULTIMEDIA BLOK I. KETERANGAN TEMPAT. RT : RW : Kode Pos :

BADAN PUSAT STATISTIK SURVEI PERUSAHAAN INFORMASI DAN KOMUNIKASI 2013 JASA MULTIMEDIA BLOK I. KETERANGAN TEMPAT. RT : RW : Kode Pos : V-MULMED BADAN PUSAT STATISTIK SURVEI PERUSAHAAN INFORMASI DAN KOMUNIKASI 2013 JASA MULTIMEDIA BLOK I. KETERANGAN TEMPAT 1. Provinsi : 2. Kabupaten / Kota *) : 3. Kecamatan : 4. Desa / Kelurahan / Nagari

Lebih terperinci

REPUBLIK INDONESIA SURVEI PERUSAHAAN KONSTRUKSI TAHUNAN KIP 1) : BLOK I. KETERANGAN UMUM PERUSAHAAN

REPUBLIK INDONESIA SURVEI PERUSAHAAN KONSTRUKSI TAHUNAN KIP 1) : BLOK I. KETERANGAN UMUM PERUSAHAAN RAHASIA REPUBLIK INDONESIA SURVEI PERUSAHAAN KONSTRUKSI TAHUNAN SKTH 2015 KIP 1) : F BLOK I KETERANGAN UMUM PERUSAHAAN 1 Provinsi : 2 Kabupaten / Kota 2) : 3 Kecamatan : 4 Desa / Kelurahan 2) : 5 No Blok

Lebih terperinci

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 13 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENDAFTARAN USAHA PARIWISATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 13 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENDAFTARAN USAHA PARIWISATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 13 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENDAFTARAN USAHA PARIWISATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG, Menimbang : a. bahwa untuk dapat menyelenggarakan

Lebih terperinci

BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 14 TAHUN 2014 TENTANG TATA CARA PENDAFTARAN USAHA PARIWISATA DI KABUPATEN BANYUWANGI

BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 14 TAHUN 2014 TENTANG TATA CARA PENDAFTARAN USAHA PARIWISATA DI KABUPATEN BANYUWANGI 1 BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 14 TAHUN 2014 TENTANG TATA CARA PENDAFTARAN USAHA PARIWISATA DI KABUPATEN BANYUWANGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUWANGI Menimbang

Lebih terperinci

REPUBLIK INDONESIA BADAN PUSAT STATISTIK PENCACAHAN PERUSAHAAN/USAHA JASA AKOMODASI Tahun : 2013 BLOK I : PENGENALAN TEMPAT

REPUBLIK INDONESIA BADAN PUSAT STATISTIK PENCACAHAN PERUSAHAAN/USAHA JASA AKOMODASI Tahun : 2013 BLOK I : PENGENALAN TEMPAT VHTL (1) REPUBLIK INDONESIA BADAN PUSAT STATISTIK PENCACAHAN PERUSAHAAN/USAHA JASA AKOMODASI Tahun : 2013 BLOK I : PENGENALAN TEMPAT (2) (3) 1. Provinsi 2. Kabupaten/Kota *) 3. Kecamatan 4. Kelurahan/Desa

Lebih terperinci

REPUBLIK INDONESIA SURVEI PERUSAHAAN KONSTRUKSI TAHUNAN BLOK I. KETERANGAN UMUM PERUSAHAAN

REPUBLIK INDONESIA SURVEI PERUSAHAAN KONSTRUKSI TAHUNAN BLOK I. KETERANGAN UMUM PERUSAHAAN RAHASIA REPUBLIK INDONESIA SURVEI PERUSAHAAN KONSTRUKSI TAHUNAN SKTH 2013 KIP 1) : BLOK I. KETERANGAN UMUM PERUSAHAAN Provinsi : Kabupaten / Kota 2) : 3. Kecamatan : 4. Desa / Kelurahan 2) : 5. No. Registrasi

Lebih terperinci

REPUBLIK INDONESIA SURVEI USAHA KONSTRUKSI PERORANGAN BLOK I: KETERANGAN TEMPAT (disalin dari SKP13-DS) BLOK II: KETERANGAN USAHA

REPUBLIK INDONESIA SURVEI USAHA KONSTRUKSI PERORANGAN BLOK I: KETERANGAN TEMPAT (disalin dari SKP13-DS) BLOK II: KETERANGAN USAHA SKP13-S REPUBLIK INDONESIA SURVEI USAHA KONSTRUKSI PERORANGAN 2013 BLOK I: KETERANGAN TEMPAT (disalin dari SKP13-DS) (2) 1. Provinsi : 2. Kabupaten/Kota*) : 3. Kecamatan : 4. Desa/Kelurahan*) : 5. Nomor

Lebih terperinci

REPUBLIK INDONESIA SURVEI INDUSTRI MIKRO DAN KECIL TAHUN 2014 PENCACAHAN PERUSAHAAN/USAHA INDUSTRI MIKRO DAN KECIL

REPUBLIK INDONESIA SURVEI INDUSTRI MIKRO DAN KECIL TAHUN 2014 PENCACAHAN PERUSAHAAN/USAHA INDUSTRI MIKRO DAN KECIL R A H A S I A REPUBLIK INDONESIA SURVEI INDUSTRI MIKRO DAN KECIL TAHUN 2014 TRIWULAN I Januari Maret BADAN PUSAT STATISTIK PENCACAHAN PERUSAHAAN/USAHA INDUSTRI MIKRO DAN KECIL BLOK I.1 : KETERANGAN TEMPAT

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2015 TENTANG STANDAR USAHA GELANGGANG RENANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2015 TENTANG STANDAR USAHA GELANGGANG RENANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2015 TENTANG STANDAR USAHA GELANGGANG RENANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA, Menimbang :

Lebih terperinci

TENTANG TATA CARA PENGENAAN SANKSI ADMINISTRATIF PELANGGARAN PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR 23 TAHUN 2012 TENTANG KEPARIWISATAAN

TENTANG TATA CARA PENGENAAN SANKSI ADMINISTRATIF PELANGGARAN PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR 23 TAHUN 2012 TENTANG KEPARIWISATAAN SALINAN PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 55 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PENGENAAN SANKSI ADMINISTRATIF PELANGGARAN PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR 23 TAHUN 2012 TENTANG KEPARIWISATAAN DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

REPUBLIK INDONESIA SURVEI STATISTIK KEUANGAN PEMERINTAH PROVINSI ( APBD 2013 ) PERHATIAN

REPUBLIK INDONESIA SURVEI STATISTIK KEUANGAN PEMERINTAH PROVINSI ( APBD 2013 ) PERHATIAN RAHASIA REPUBLIK INDONESIA SURVEI STATISTIK KEUANGAN PEMERINTAH PROVINSI ( APBD 2013 ) PERHATIAN 1. Daftar isian ini digunakan untuk mencatat Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Provinsi Tahun

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2015 TENTANG STANDAR USAHA PANTI PIJAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2015 TENTANG STANDAR USAHA PANTI PIJAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2015 TENTANG STANDAR USAHA PANTI PIJAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 48 TAHUN 2013 PERUBAHAN PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 36 TAHUN 2011 TENTANG

WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 48 TAHUN 2013 PERUBAHAN PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 36 TAHUN 2011 TENTANG WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 48 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 36 TAHUN 2011 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR

Lebih terperinci

BLOK I.1 : KETERANGAN TEMPAT (disalin dari VIMK10-DS)

BLOK I.1 : KETERANGAN TEMPAT (disalin dari VIMK10-DS) VIMK10-S 1. Provinsi REPUBLIK INDONESIA BADAN PUSAT STATISTIK SURVEI INDUSTRI MIKRO DAN KECIL 2010 PENCACAHAN PERUSAHAAN/USAHA INDUSTRI MIKRO DAN KECIL BLOK I.1 : KETERANGAN TEMPAT (disalin dari VIMK10-DS)

Lebih terperinci

BLOK I. KETERANGAN UMUM PERUSAHAAN

BLOK I. KETERANGAN UMUM PERUSAHAAN RAHASIA REPUBLIK INDONESIA SKTh 2012 SURVEI PERUSAHAAN KONSTRUKSI TAHUNAN KIP 1) : BLOK I. KETERANGAN UMUM PERUSAHAAN Provinsi : 2. Kabupaten / Kota 2) : 3. Kecamatan : 4. Desa / Kelurahan 2) : 2) 5. No.

Lebih terperinci

SURVEI STATISTIK KEUANGAN PERUSAHAAN PASAR MODAL

SURVEI STATISTIK KEUANGAN PERUSAHAAN PASAR MODAL RAHASIA REPUBLIK INDONESIA SURVEI STATISTIK KEUANGAN PERUSAHAAN PASAR MODAL 2011-2012 PERHATIAN 1. Daftar isian ini digunakan untuk mencatat Keterangan dan Laporan Keuangan Perusahaan Pasar Modal Tahun

Lebih terperinci

REPUBLIK INDONESIA SURVEI PERUSAHAAN KONSTRUKSI TAHUNAN BLOK I. KETERANGAN UMUM PERUSAHAAN

REPUBLIK INDONESIA SURVEI PERUSAHAAN KONSTRUKSI TAHUNAN BLOK I. KETERANGAN UMUM PERUSAHAAN RAHASIA REPUBLIK INDONESIA SKTh 2012 SURVEI PERUSAHAAN KONSTRUKSI TAHUNAN KIP 1) : BLOK I. KETERANGAN UMUM PERUSAHAAN 1. Provinsi : 2. Kabupaten / Kota 2) : 3. Kecamatan : 4. Desa / Kelurahan 2) : 5. No.

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Oktober 2015 Direktur Statistik Industri, Ir. Emil Azman Sulthani MBA NIP :

KATA PENGANTAR. Jakarta, Oktober 2015 Direktur Statistik Industri, Ir. Emil Azman Sulthani MBA NIP : i ii KATA PENGANTAR Buku pedoman Survei Captive Power 2015 ini disusun dalam rangka memperoleh keseragaman pemahaman dalam pengisian Daftar Captive 2015. Disamping memuat petunjuk teknis yang berkaitan

Lebih terperinci

REPUBLIK INDONESIA SURVEI PERUSAHAAN KONSTRUKSI TAHUNAN BLOK I. KETERANGAN UMUM PERUSAHAAN

REPUBLIK INDONESIA SURVEI PERUSAHAAN KONSTRUKSI TAHUNAN BLOK I. KETERANGAN UMUM PERUSAHAAN RAHASIA REPUBLIK INDONESIA VKR 2011 SURVEI PERUSAHAAN KONSTRUKSI TAHUNAN KIP : BLOK I. KETERANGAN UMUM PERUSAHAAN 1. Provinsi : 2. Kabupaten / Kota *) : 3. Kecamatan : 4. Kelurahan / Desa *) : 5. No. Registrasi

Lebih terperinci

SURVEI LEMBAGA KEUANGAN KOPERASI SIMPAN PINJAM

SURVEI LEMBAGA KEUANGAN KOPERASI SIMPAN PINJAM RAHASIA REPUBLIK INDONESIA SURVEI LEMBAGA KEUANGAN KOPERASI SIMPAN PINJAM 2011-2012 PERHATIAN 1. Daftar isian ini digunakan untuk mencatat Keterangan dan Laporan Keuangan Usaha Koperasi Simpan Pinjam Tahun

Lebih terperinci

Tugas Kewirausahaan Medan, Desember 2009 ENY BEAUTY SALON. Dosen penanggung jawab: Dr. Budi Utomo, S.P, M.P

Tugas Kewirausahaan Medan, Desember 2009 ENY BEAUTY SALON. Dosen penanggung jawab: Dr. Budi Utomo, S.P, M.P Tugas Kewirausahaan Medan, Desember 2009 ENY BEAUTY SALON Dosen penanggung jawab: Dr. Budi Utomo, S.P, M.P Oleh: Henny M Sitorus 071201024 Tetty Sinaga 071201041 DEPARTEMEN KEHUTANAN FAKULTAS PERTANIAN

Lebih terperinci

STANDAR KOMPETENSI LULUSAN SPA THERAPIS

STANDAR KOMPETENSI LULUSAN SPA THERAPIS STANDAR KOMPETENSI LULUSAN SPA THERAPIS DIREKTORAT PEMBINAAN KURSUS DAN PELATIHAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI, NONFORMAL DAN INFORMAL KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL 2011 A. Latar Belakang

Lebih terperinci

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR TAHUN 2015 PERATURAN GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 51 TAHUN 2015 TENTANG WISATA HALAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT,

Lebih terperinci

BAB 3 PROFIL PERUSAHAAN

BAB 3 PROFIL PERUSAHAAN BAB 3 PROFIL PERUSAHAAN 3.1 Sejarah Singkat Griya Pijat Bersih Sehat Dari kecilnya Ir. Hariono pemilik Griya Pijat Bersih Sehat memiliki kegemaran untuk dipijat. Namun ketika beliau pindah ke Jakarta,

Lebih terperinci

BLOK I: PENGENALAN TEMPAT

BLOK I: PENGENALAN TEMPAT REPUBLIK INDONESIA BADAN PUSAT STATISTIK INDUSTRI MIKRO - 1 INDUSTRI KECIL - 2 KODE KBLI 2 digit BLOK I: PENGENALAN TEMPAT (3) 1. Provinsi 2. Kabupaten/Kota *) 3. Kecamatan 4. Desa/Kelurahan *) 5. Nomor

Lebih terperinci

SURAT IZIN USAHA KEPARIWISATAAN

SURAT IZIN USAHA KEPARIWISATAAN SURAT IZIN USAHA KEPARIWISATAAN DEFINISI IZIN USAHA KEPARIWISATAAN Adalah usaha yang menyediakan barang dan /atau jasa bagi pemenuhan kebutuhan wisatawan dan penyelenggaraan parawisata. Usaha parawisata

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2015 TENTANG STANDAR USAHA WISATA MEMANCING DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2015 TENTANG STANDAR USAHA WISATA MEMANCING DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2015 TENTANG STANDAR USAHA WISATA MEMANCING DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a.

Lebih terperinci

PENYIARAN DAN PEMROGRAMAN TELEVISI DAN RADIO

PENYIARAN DAN PEMROGRAMAN TELEVISI DAN RADIO V-SIAR BADAN PUSAT STATISTIK SURVEI PERUSAHAAN INFORMASI DAN KOMUNIKASI 2015 PENYIARAN DAN PEMROGRAMAN TELEVISI DAN RADIO BLOK I. KETERANGAN TEMPAT 1. Provinsi : 2. Kabupaten / Kota *) : 3. Kecamatan :

Lebih terperinci

SURVEI TAHUNAN PERUSAHAAN KONSTRUKSI 2008

SURVEI TAHUNAN PERUSAHAAN KONSTRUKSI 2008 REPUBLIK INDONESIA BADAN PUSAT STATISTIK SURVEI TAHUNAN PERUSAHAAN KONSTRUKSI 2008 KIP : BLOK I. KETERANGAN UMUM PERUSAHAAN 1. Provinsi 2. Kabupaten / Kota *) 3. Kecamatan 4. Kelurahan / Desa *) 5. Nomor

Lebih terperinci

2015, No Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 11, Tambahan Lembar

2015, No Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 11, Tambahan Lembar No. 1939, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENPAR. Usaha. Hotel. Standar. PERATURAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2015 TENTANG STANDAR USAHA MOTEL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

SURVEI KHUSUS PERUBAHAN TAHUN DASAR

SURVEI KHUSUS PERUBAHAN TAHUN DASAR RAHASIA SKPTD 2014 REPUBLIK INDONESIA BADAN PUSAT STATISTIK SURVEI KHUSUS PERUBAHAN TAHUN DASAR Perhatian : 1. Tujuan survei ini adalah untuk memperoleh informasi tentang perubahan dunia usaha sebagai

Lebih terperinci

EVALUASI ATAS PAJAK PENGHASILAN PASAL 25 PADA PT SNI. Dalam rangka pemanfaatan Undang undang Perpajakan secara optimal untuk

EVALUASI ATAS PAJAK PENGHASILAN PASAL 25 PADA PT SNI. Dalam rangka pemanfaatan Undang undang Perpajakan secara optimal untuk BAB IV EVALUASI ATAS PAJAK PENGHASILAN PASAL 25 PADA PT SNI Dalam rangka pemanfaatan Undang undang Perpajakan secara optimal untuk meningkatkan efisiensi perusahaan pada PT SNI, penulis akan menguraikan

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.277, 2014 KEMENKES. SPA. Pelayanan Kesehatan. Tradisional. Pedoman. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2014 TENTANG PELAYANAN KESEHATAN

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2015 TENTANG STANDAR USAHA GEDUNG PERTUNJUKAN SENI

SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2015 TENTANG STANDAR USAHA GEDUNG PERTUNJUKAN SENI SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2015 TENTANG STANDAR USAHA GEDUNG PERTUNJUKAN SENI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Maret 2012 Direktur Statistik Industri. DR. Mudjiandoko, MA

KATA PENGANTAR. Jakarta, Maret 2012 Direktur Statistik Industri. DR. Mudjiandoko, MA KATA PENGANTAR Survei Industri Besar dan Sedang Tahun 2011 merupakan kelanjutan dari survei Industri Besar dan Sedang tahun sebelumnya. Buku Pedoman Pengawas ini dibuat untuk pelaksanaan lapangan di tingkat

Lebih terperinci

SURVEI STATISTIK KEUANGAN BADAN USAHA MILIK DAERAH

SURVEI STATISTIK KEUANGAN BADAN USAHA MILIK DAERAH V-BUMD15 REPUBLIK INDONESIA SURVEI STATISTIK KEUANGAN BADAN USAHA MILIK DAERAH 2013-2014 1. Daftar isian ini digunakan untuk mendapatkan informasi dan data mengenai profil dari Perusahaan BUMD Tahun 2013-2014.

Lebih terperinci

SENSUS EKONOMI 2006 PENCACAHAN PERUSAHAAN MENENGAH/BESAR PERUSAHAAN GAS

SENSUS EKONOMI 2006 PENCACAHAN PERUSAHAAN MENENGAH/BESAR PERUSAHAAN GAS SE06-UMB-E REPUBLIK I DO ESIA BADA PUSAT STATISTIK SENSUS EKONOMI 2006 PENCACAHAN PERUSAHAAN MENENGAH/BESAR PERUSAHAAN GAS 1. PROPINSI PENGENALAN TEMPAT (2) () 2. KABUPATEN / KOTA *). KECAMATAN 4. KELURAHAN

Lebih terperinci

BLOK I.1 : KETERANGAN TEMPAT (disalin dari VIMK12-DS)

BLOK I.1 : KETERANGAN TEMPAT (disalin dari VIMK12-DS) REPUBLIK INDONESIA BADAN PUSAT STATISTIK SURVEI INDUSTRI MIKRO DAN KECIL VIMK12-S 1. Provinsi BLOK I.1 : KETERANGAN TEMPAT (disalin dari VIMK12-DS) (2) (3) 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Kabupaten/Kota *) Kecamatan

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2014 TENTANG STANDAR USAHA PUB

SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2014 TENTANG STANDAR USAHA PUB SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2014 TENTANG STANDAR USAHA PUB DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF REPUBLIK

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG STANDAR USAHA KAFE

SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG STANDAR USAHA KAFE SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG STANDAR USAHA KAFE DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF REPUBLIK

Lebih terperinci

SURVEI STATISTIK KEUANGAN PEMERINTAH DESA / NAGARI 2017

SURVEI STATISTIK KEUANGAN PEMERINTAH DESA / NAGARI 2017 K 3 Keuangan Pemerintah Desa REPUBLIK INDONESIA SURVEI STATISTIK KEUANGAN PEMERINTAH DESA / NAGARI 2017 1. Daftar isian ini digunakan untuk mencatat Realisasi Pendapatan Dan Belanja Desa / Nagari Tahun

Lebih terperinci

INDEPTH - R&D 2015 (K2)

INDEPTH - R&D 2015 (K2) RAHASIA INDEPTH - R&D 2015 (K2) REPUBLIK INDONESIA BADAN PUSAT STATISTIK INDEPTH STUDY IMPLEMENTASI SNA 2008 PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN (RESEARCH AND DEVELOPMENT ~ R&D) Perhatian : 1. Tujuan survei ini

Lebih terperinci

BLOK I.1 : KETERANGAN TEMPAT (disalin dari VIMK13-DS)

BLOK I.1 : KETERANGAN TEMPAT (disalin dari VIMK13-DS) REPUBLIK INDONESIA SURVEI INDUSTRI MIKRO DAN KECIL TAHUN 213 BADAN PUSAT STATISTIK PENCACAHAN PERUSAHAAN/USAHA INDUSTRI MIKRO DAN KECIL TRIWULAN I : JANUARI - MARET VIMK13-S1 1. Provinsi BLOK I.1 : KETERANGAN

Lebih terperinci

REPUBLIK I DO ESIA BADA PUSAT STATISTIK SENSUS EKONOMI 2006 PENCACAHAN PERUSAHAAN MENENGAH/BESAR PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA BLOK I : PENGENALAN TEMPAT

REPUBLIK I DO ESIA BADA PUSAT STATISTIK SENSUS EKONOMI 2006 PENCACAHAN PERUSAHAAN MENENGAH/BESAR PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA BLOK I : PENGENALAN TEMPAT SE06-UMB-E1 1. PROPINSI (1) REPUBLIK I DO ESIA BADA PUSAT STATISTIK SENSUS EKONOMI 2006 PENCACAHAN PERUSAHAAN MENENGAH/BESAR PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA BLOK I : PENGENALAN TEMPAT (2) (3) 2. KABUPATEN /

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Entrepreneur (Wirausahawan) secara umum adalah orang-orang yang

BAB I PENDAHULUAN. Entrepreneur (Wirausahawan) secara umum adalah orang-orang yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Entrepreneur (Wirausahawan) secara umum adalah orang-orang yang mampu menjawab tantangan-tantangan dan memanfaatkan peluang-peluang yang ada.ide adalah hal

Lebih terperinci

BIDANG USAHA, JENIS USAHA DAN SUB-JENIS USAHA BIDANG USAHA JENIS USAHA SUB-JENIS USAHA

BIDANG USAHA, JENIS USAHA DAN SUB-JENIS USAHA BIDANG USAHA JENIS USAHA SUB-JENIS USAHA BIDANG USAHA, JENIS USAHA DAN SUBJENIS USAHA BIDANG USAHA JENIS USAHA SUBJENIS USAHA 1. Daya Tarik Wisata No. PM. 90/ HK. 2. Kawasan Pariwisata No. PM. 88/HK. 501/MKP/ 2010) 3. Jasa Transportasi Wisata

Lebih terperinci

BUPATI SUMBA BARAT DAYA PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBA BARAT DAYA NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI SUMBA BARAT DAYA PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBA BARAT DAYA NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG 1 BUPATI SUMBA BARAT DAYA PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBA BARAT DAYA NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PENDAFTARAN USAHA PARIWISATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUMBA

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2014 TENTANG STANDAR USAHA KARAOKE

SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2014 TENTANG STANDAR USAHA KARAOKE SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2014 TENTANG STANDAR USAHA KARAOKE DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF REPUBLIK

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2015 TENTANG STANDAR USAHA LAPANGAN TENIS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2015 TENTANG STANDAR USAHA LAPANGAN TENIS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2015 TENTANG STANDAR USAHA LAPANGAN TENIS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a.

Lebih terperinci

2 2. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 11, Tambahan Lembaran Negara Republ

2 2. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 11, Tambahan Lembaran Negara Republ BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.630, 2015 KEMENPAR. Wisata Perahu Layar. Standar Usaha. PERATURAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA Menimbang : a. NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG STANDAR USAHA WISATA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan sekitarnya. Hal tersebut menjadi dasar pemikiran para pelaku

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan sekitarnya. Hal tersebut menjadi dasar pemikiran para pelaku BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi, dunia perdagangan dewasa ini terjadi persaingan didalam memasarkan produk atau jasa. Kegiatan pemasaran memiliki peran yang sangat penting

Lebih terperinci

SURVEI KHUSUS STRUKTUR INPUT PEMERINTAH (SKSIP) TAHUN 2013

SURVEI KHUSUS STRUKTUR INPUT PEMERINTAH (SKSIP) TAHUN 2013 RAHASIA SKSIP-2013 BADAN PUSAT STATISTIK SURVEI KHUSUS STRUKTUR INPUT PEMERINTAH (SKSIP) TAHUN 2013 I. Tujuan survei: SKSIP 2013 ini bertujuan untuk memperoleh informasi tentang: 1. Struktur jumlah pegawai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jam kerja bisa diatur dengan fleksibel juga potensi penghasilan yang bisa lebih

BAB I PENDAHULUAN. jam kerja bisa diatur dengan fleksibel juga potensi penghasilan yang bisa lebih BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Membuka usaha memang menjadi impian banyak orang. Sebab banyak sekali keuntungan yang bisa kita dapat dari situ. Selain bisa menjadi bos dari diri sendiri jam kerja

Lebih terperinci

Pedoman Pencacahan VHTL dan VHTS Tahun 2016

Pedoman Pencacahan VHTL dan VHTS Tahun 2016 Pedoman Pencacahan VHTL dan VHTS Tahun 2016 Badan Pusat Statistik KATA PENGANTAR Buku Pedoman Pencacahan VHTL dan VHTS Tahun 2016 ini disusun sebagai petunjuk dan pegangan bagi para petugas pencacah dan

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2014 TENTANG STANDAR USAHA KELAB MALAM

SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2014 TENTANG STANDAR USAHA KELAB MALAM SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2014 TENTANG STANDAR USAHA KELAB MALAM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF

Lebih terperinci

REPUBLIK INDONESIA BADAN PUSAT STATISTIK SURVEI KHUSUS PENGELUARAN PERLINDUNGAN LINGKUNGAN DAN PRODUKSI BARANG/JASA LINGKUNGAN

REPUBLIK INDONESIA BADAN PUSAT STATISTIK SURVEI KHUSUS PENGELUARAN PERLINDUNGAN LINGKUNGAN DAN PRODUKSI BARANG/JASA LINGKUNGAN RAHASIA EPEA/EGSS-15 REPUBLIK INDONESIA BADAN PUSAT STATISTIK SURVEI KHUSUS PENGELUARAN PERLINDUNGAN LINGKUNGAN DAN PRODUKSI BARANG/JASA LINGKUNGAN 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. Perhatian : (Harap dibaca

Lebih terperinci

SURVEI TAHUNAN PERUSAHAAN PERTAMBANGAN MIGAS (KUESIONER MIGAS)

SURVEI TAHUNAN PERUSAHAAN PERTAMBANGAN MIGAS (KUESIONER MIGAS) SURVEI TAHUNAN PERUSAHAAN PERTAMBANGAN MIGAS (KUESIONER MIGAS) Pertambangan adalah suatu kegiatan pengambilan endapan bahan galian berharga dan bernilai ekonomis dari dalam kulit bumi, di bawah permukaan

Lebih terperinci

SURVEI TAHUNAN PERUSAHAAN PERTAMBANGAN NON MIGAS (KUESIONER NON MIGAS)

SURVEI TAHUNAN PERUSAHAAN PERTAMBANGAN NON MIGAS (KUESIONER NON MIGAS) SURVEI TAHUNAN PERUSAHAAN PERTAMBANGAN NON MIGAS (KUESIONER NON MIGAS) Pertambangan adalah suatu kegiatan pengambilan endapan bahan galian berharga dan bernilai ekonomis dari dalam kulit bumi, di bawah

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 15 TAHUN 2012 TENTANG TANDA DAFTAR USAHA PARIWISATA

PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 15 TAHUN 2012 TENTANG TANDA DAFTAR USAHA PARIWISATA PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 15 TAHUN 2012 TENTANG TANDA DAFTAR USAHA PARIWISATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, BUPATI SLEMAN, Menimbang : a. bahwa untuk menjamin

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1020, 2014 KEMENPAREKRAF. Wisata Selam. Standar Usaha. Sertifikasi. Persyaratan. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF REPUBLIK INDONESIA NOMOR

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2015 TENTANG STANDAR USAHA SANGGAR SENI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2015 TENTANG STANDAR USAHA SANGGAR SENI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2015 TENTANG STANDAR USAHA SANGGAR SENI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 64 TAHUN 2014 TENTANG TATA CARA PENGENAAN SANKSI ADMINISTRATIF PELANGGARAN PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR 23 TAHUN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2010 TENTANG PENGUSAHAAN PARIWISATA ALAM DI SUAKA MARGASATWA, TAMAN NASIONAL, TAMAN HUTAN RAYA, DAN TAMAN WISATA ALAM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

SURVEI STATISTIK KEUANGAN BADAN USAHA MILIK DAERAH

SURVEI STATISTIK KEUANGAN BADAN USAHA MILIK DAERAH RAHASIA REPUBLIK INDONESIA SURVEI STATISTIK KEUANGAN BADAN USAHA MILIK DAERAH 2011-2012 PERHATIAN 1. Daftar isian ini digunakan untuk mencatat Keterangan dan Laporan Keuangan Badan Usaha Milik Negara Tahun

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Akhirnya saya ucapkan terima kasih atas peran serta para pengawas/pemeriksa dalam pelaksanaan SUSI05 ini, dan selamat bekerja.

KATA PENGANTAR. Akhirnya saya ucapkan terima kasih atas peran serta para pengawas/pemeriksa dalam pelaksanaan SUSI05 ini, dan selamat bekerja. KATA PENGANTAR Buku Pedoman Pengawas/Pemeriksa dalam Survei Usaha Terintegrasi 2005 (SUSI05) digunakan sebagai petunjuk dan pegangan bagi para pengawas dalam melakukan pengawasan/pemeriksaan terhadap hasil

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.968, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENPAREKRAF. Restoran. Standar Usaha. Sertifikasi. Persyaratan. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2010 TENTANG PENGUSAHAAN PARIWISATA ALAM DI SUAKA MARGASATWA, TAMAN NASIONAL, TAMAN HUTAN RAYA, DAN TAMAN WISATA ALAM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG STANDAR USAHA BAR/RUMAH MINUM

SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG STANDAR USAHA BAR/RUMAH MINUM SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG STANDAR USAHA BAR/RUMAH MINUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF

Lebih terperinci

JARINGAN TELEKOMUNIKASI

JARINGAN TELEKOMUNIKASI V-JARKOM BADAN PUSAT STATISTIK SURVEI PERUSAHAAN INFORMASI DAN KOMUNIKASI 2013 JARINGAN TELEKOMUNIKASI BLOK I. PENGENALAN TEMPAT 1. Provinsi : 2. Kabupaten / Kota * : 3. Kecamatan : 4. Desa / Kelurahan

Lebih terperinci

SURVEI UPAH BURUH KEGIATAN USAHA PERHOTELAN

SURVEI UPAH BURUH KEGIATAN USAHA PERHOTELAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PUSAT STATISTIK SURVEI UPAH BURUH KEGIATAN USAHA PERHOTELAN DAFTAR VU-2 KODE PERUSAHAAN BULAN PELAPORAN Prov Kab/Kota Kec Sektor No. Urut Bulan Tahun BLOK I. IDENTITAS DAN KETERANGAN

Lebih terperinci

BAB IV. KONSEP PERANCANGAN

BAB IV. KONSEP PERANCANGAN BAB IV. KONSEP PERANCANGAN IV. 1 Konsep Citra Pada Ayu Balinese Beauty & Spa ini memilih untuk memberikan kesan citra seperti pada tabel dibawah ini. Bagan 4. 1 Konsep Citra IV. 2 Latar Belakang Pemilihan

Lebih terperinci