Pedoman Pencacahan VHTL dan VHTS Tahun 2016

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Pedoman Pencacahan VHTL dan VHTS Tahun 2016"

Transkripsi

1 Pedoman Pencacahan VHTL dan VHTS Tahun 2016 Badan Pusat Statistik

2 KATA PENGANTAR Buku Pedoman Pencacahan VHTL dan VHTS Tahun 2016 ini disusun sebagai petunjuk dan pegangan bagi para petugas pencacah dan pengawas dalam melakukan kegiatan pencacahan perusahaan/usaha jasa akomodasi, baik pencacahan lengkap (VHTL) yang dilakukan setahun sekali, maupun pencacahan sampel (VHTS) yang dilakukan setiap bulan. Buku ini memuat berbagai hal yang harus dipahami dan diaplikasikan oleh petugas pencacah, terutama yang berkaitan dengan tata cara pencacahan di lapangan, tata tertib, dan tata cara pengisian daftar VHTL dan VHTS, serta konsep dan definisi yang digunakan. Buku ini juga berisi pedoman bagi petugas pengawas dalam memeriksa kelengkapan, kebenaran, dan konsistensi pengisian daftar VHTL dan VHTS sehingga data yang didapat akurat dan up to date. Mengingat kualitas data sangat ditentukan oleh keberhasilan pencacahan di lapangan, maka kepada para petugas pencacah diinstruksikan untuk memahami dan mengikuti petunjuk yang telah ditetapkan dalam buku ini. Dengan demikian diharapkan pelaksanaan pencacahan usaha akomodasi/hotel dapat berjalan dengan baik dan lancar sesuai dengan rencana, sasaran dan jadwal yang telah ditetapkan. Pedoman Pencacahan VHTL dan VHTS i

3 ii Pedoman Pencacahan VHTL dan VHTS

4 DAFTAR ISI Halaman Kata Pengantar..... i Daftar Isi iii PEDOMAN VHTL BAB I PENDAHULUAN 1.1. Umum Tujuan Cakupan Data dan keterangan yang dikumpulkan Jadwal Pelaksanaan Lapangan... 3 BAB II METODOLOGI DAN ORGANISASI SURVEI 2.1. Metodologi Organisasi Survei Tugas Pencacah BAB III PEDOMAN PENGISIAN DAFTAR VHTL 3.1. Tata Tertib Pengisian Daftar VHTL Tata Cara Pengisian Daftar VHTL... 7 Blok I. Pengenalan Tempat 7 Blok II.A. Keterangan Perusahaan Blok II.B. Keterangan Fasilitas yang Tersedia Blok III. Pekerja 25 Blok IV. Balas Jasa Pekerja Blok V. Pendapatan dan Pengeluaran Blok VI. Permodalan Blok VII. Kritik dan Saran Blok VIII. Blok IX. Blok X. Pengesahan.. Keterangan Petugas. Catatan BAB IV TUGAS PENGAWAS DALAM KEGIATAN PENCACAHAN PERUSAHAAN/USAHA JASA AKOMODASI 4.1. Dokumen Tugas Pengawas/Pemeriksa Pedoman Pencacahan VHTL dan VHTS iii

5 BAB V PEMERIKSAAN KONSISTENSI ISIAN KUESIONER VHTL 5.1. Umum Pemeriksaan Daftar VHTL.. 37 Blok I. Pengenalan Tempat Blok II.A Keterangan Perusahaan.. 37 Blok II.B Keterangan Fasilitas yang Tersedia.. 43 Blok III. Pekerja Blok IV. Balas Jasa. 44 Blok V. Pendapatan dan Pengeluaran. 44 Blok VI. Permodalan Blok VII. Kritik dan Saran Responden. 45 Blok VIII. Blok IX. Blok X. Pengesahan.... Keterangan Petugas.. Catatan PEDOMAN VHTS BAB I PENDAHULUAN 1.1. Umum Tujuan Cakupan Data dan keterangan yang dikumpulkan Jadwal Pelaksanaan Kegiatan BAB II METODOLOGI DAN ORGANISASI SURVEI 2.1. Metodologi Organisasi Survei Tugas Pencacah Konsep dan Definisi BAB III PEDOMAN PENGISIAN DAFTAR VHTS 3.1. Tata Tertib Pengisian Daftar VHTS Tata Cara Pengisian Daftar VHTS Laporan Bulan Data Pengenalan Tempat/Identitas Keterangan Hotel/Akomodasi Pengesahan.... Petugas Pencacah Kritik dan Saran Responden iv Pedoman Pencacahan VHTL dan VHTS

6 BAB IV TUGAS PENGAWAS DALAM KEGIATAN PENCACAHAN USAHA HOTEL SAMPEL (VHTS) 4.1. Dokumen Tugas Pengawas/Pemeriksa.. 65 BAB V PEMERIKSAAN KONSISTENSI ISIAN KUESIONER VHTS 5.1. Umum Pemeriksaan Daftar Isian/Kuesioner VHTS Laporan Bulan Data Pengenalan Tempat/Identitas Keterangan Hotel/Akomodasi Pengesahan Keterangan Petugas. Kritik dan Saran Responden LAMPIRAN 71 Pedoman Pencacahan VHTL dan VHTS v

7 vi Pedoman Pencacahan VHTL dan VHTS

8 PEDOMAN VHTL

9 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Umum Pariwisata merupakan suatu kegiatan bepergian yang dilakukan seseorang untuk sementara waktu dari suatu tempat asal ke tempat yang lain (daerah tujuan wisata), semata-mata untuk menikmati kegiatan pertamasyaan atau rekreasi dalam rangka memenuhi keinginan yang beraneka ragam. Kegiatan tersebut melibatkan berbagai industri pariwisata yang mempunyai kaitan erat seperti transportasi, jasa akomodasi/penginapan, restoran, pemandu wisata, dan lain-lain. Industri-industri pariwisata ini memegang peranan yang sangat penting dalam pengembangan pariwisata. Dalam menjalankan perannya, industri pariwisata harus menerapkan konsep dan peraturan serta panduan yang berlaku dalam pengembangan pariwisata agar mampu mempertahankan dan meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan yang nantinya bermuara pada pemberian manfaat ekonomi bagi industri pariwisata dan masyarakat lokal. Industri-industri pariwisata yang sangat berperan dalam pengembangan pariwisata diantaranya adalah usaha jasa akomodasi atau industri perhotelan. Sehingga pengembangan industri kepariwisataan khususnya industri jasa akomodasi/ perhotelan semakin penting, tidak semata-mata hanya untuk meningkatkan kenyamanan wisatawan, tetapi juga untuk dampak ekonomi yang ditimbulkan seperti meningkatkan pendapatan, memperluas kesempatan kerja, dan kesempatan berusaha. Fungsi utama dari hotel adalah sebagai sarana untuk memenuhi kebutuhan tamu (wisatawan atau pelancong) sebagai tempat tinggal sementara. Pada umumnya kebutuhan utama para tamu dalam hotel adalah istirahat, tidur, mandi, makan, minum, hiburan dan lain-lain. Namun dengan perkembangan dan kemajuan hotel sekarang ini, fungsi hotel bukan saja sebagai tempat menginap atau istirahat bagi para tamu, namun fungsinya bertambah sebagai tujuan konferensi, seminar, lokakarya, musyawarah nasional dan kegiatan semacam itu yang tentunya membutuhkan sarana dan prasarana yang lengkap. Dengan demikian fungsi hotel sebagai suatu sarana komersial berfungsi bukan hanya untuk menginap, beristirahat, makan dan minum tetapi juga sebagai tempat melangsungkan berbagai macam kegiatan sesuai dengan tujuan pendirian hotel tersebut. Berdasarkan uraian tersebut, maka dianggap penting untuk melakukan pengumpulan data dan informasi mengenai perusahaan/usaha jasa akomodasi. Pengumpulan data statistik hotel dan akomodasi ini dilakukan secara rutin setiap tahun. Nama dan alamat hotel diperoleh dari hasil pendataan lapangan tahun sebelumnya. Sehingga untuk pelaksanaan tahun 2016, daftar nama dan alamat hotel menjadi semakin Pedoman Pencacahan VHTL 1

10 lengkap. 1.2 Tujuan Tujuan pencacahan perusahaan/usaha jasa akomodasi adalah sebagai berikut: a. Mendapatkan karakteristik spesifik (profil) kegiatan usaha/perusahaan akomodasi; b. Mendapatkan gambaran struktur pembiayaan; c. Menyusun kerangka (sampling frame) untuk keperluan survei lainnya; d. Mendapatkan informasi dasar tentang berbagai permasalahan usaha akomodasi di Indonesia. 1.3 Cakupan Pencacahan perusahaan/usaha jasa akomodasi ini dilaksanakan di seluruh wilayah Indonesia yang meliputi seluruh usaha akomodasi komersial jangka pendek (sensus lengkap). Kegiatan pendataan ini dilakukan oleh para petugas BPS daerah, baik BPS provinsi, kabupaten, maupun kota. Perusahaan/usaha akomodasi komersial jangka pendek yang dicakup dalam kegiatan ini meliputi seluruh hotel bintang (bintang 1 sampai dengan bintang 5), hotel nonbintang/melati, pondok wisata (home stay), penginapan remaja (youth hostel), vila, dan jasa akomodasi jangka pendek lainnya seperti bungalo dan cottage. Kriteria dan klasifikasi usaha-usaha akomodasi jangka pendek tersebut didasarkan pada Permen Budpar No PM.86/HK.501/MKP/2010 tentang tata cara pendaftaran usaha penyediaan akomodasi. Jenis usaha akomodasi meliputi: hotel (bintang dan non bintang), bumi perkemahan, persinggahan karavan, vila, pondok wisata dan akomodasi lainnya. Disamping itu, juga berdasarkan pada Peraturan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia No. PM. 53/HM.001/MPEK/2013 tentang Standar Usaha Hotel. Dimana pengklasifikasian hotel bintang dan nonbintang dilakukan oleh Lembaga Sertifikasi Usaha (LSU) bidang Pariwisata. Kemudian dilengkapi dengan Permen Parekraf No 6 Tahun 2014 tentang perubahan atas Perman Parekraf no. PM. 53/HM.001/MPEK/2013. Peraturan lainnya yang digunakan adalah Permen Parekraf No 9 Tahun 2014 tentang Standar Usaha Pondok Wisata. Juga digunakan Permen Parekraf No 2 Tahun 2014 tentang Pedoman Penyelenggaraan Usaha Hotel Syariah. Konsep dan definisi yang digunakan pada kegiatan ini juga mengacu pada Peraturan Kepala BPS No. 57 Tahun 2009 tentang Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia. 2 Pedoman Pencacahan VHTL

11 1.4 Data dan keterangan yang dikumpulkan Data dan keterangan perusahaan/usaha yang dikumpulkan dalam pencacahan jasa akomodasi jangka pendek ini meliputi : a. Nama perusahaan/usaha, nama pemilik/pengusaha, dan alamat perusahaan/usaha; b. Izin usaha, status badan hukum/usaha; c. Tahun mulai beroperasi; d. Jumlah hari kerja; e. Teknologi informasi yang digunakan; f. Penerapan sistem ramah lingkungan; g. Banyaknya kamar, tempat tidur dan tarif kamar per malam; h. Fasilitas yang tersedia; i. Penggunaan ruang sidang; j. Karakteristik pekerja/karyawana; k. Pendapatan dan pengeluaran; dan l. Permodalan. 1.5 Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Kegiatan Waktu 1. Rancangan Kuesioner dan buku pedoman November Pengiriman dokumen ke daerah Desember Pencacahan Januari-Juni Pemeriksaan Januari-Juni Pengolahan dokumen di provinsi Februari-Juli Pengiriman data ke BPS RI Maret-Agustus Pengolahan data di BPS RI Agustus-Oktober Publikasi November 2016 Pedoman Pencacahan VHTL 3

12 4 Pedoman Pencacahan VHTL

13 2.1 Metodologi BAB II METODOLOGI PENGUMPULAN DATA DAN ORGANISASI SURVEI Pendataan dilakukan dengan cara sensus lengkap terhadap semua perusahaan/ usaha jasa akomodasi komersial yang tergolong jangka pendek. Pencacahan perusahaan/ usaha tersebut dilaksanakan dengan cara wawancara langsung. Namun apabila tidak memungkinkan untuk diselesaikan, maka kuesioner dapat ditinggal dengan memberikan penjelasan terlebih dahulu mengenai cara pengisian kuesioner secara benar. Kuesioner dapat diambil kembali apabila telah terisi lengkap. Responden dalam pencacahan ini adalah pengusaha jasa akomodasi, pengelola atau orang yang mengetahui tentang kegiatan pengelolaan hotel dan akomodasi jangka pendek. 2.2 Organisasi Survei Untuk memperlancar pelaksanaan lapangan pencacahan perusahaan/usaha jasa akomodasi jangka pendek ini, maka perlu ditentukan mengenai berbagai proses kegiatan sebagaimana dijelaskan berikut ini. a. Dokumen Yang Digunakan Dokumen yang digunakan pada pencacahan perusahaan/usaha jasa akomodasi jangka pendek ini adalah kuesioner VHTL dan buku pedoman pencacahan. Kuesioner VHTL berisi rincian pertanyaan mengenai karakteristik perusahaan/usaha jasa akomodasi yang hendak dikunjungi. b. Arus Dokumen Kuesioner VHTL dikirim dari BPS RI ke BPS provinsi yang kemudian diteruskan ke BPS kabupaten/kota untuk dibagikan kepada petugas pengumpul data (pencacah). Setelah pencacahan selesai, petugas pengumpul data menyerahkan kuesioner VHTL ke BPS kabupaten/kota untuk diperiksa baik kelengkapan isian maupun konsistensinya oleh pengawas kabupaten/kota. Selanjutnya kuesioner VHTL dikirim ke BPS provinsi untuk di entri. Pengolahan data dilakukan di BPS provinsi. Dokumen yang sudah diinput ke dalam komputer (entry data) selanjutnya dikirim ke Subdirektorat Statistik Pariwisata, BPS RI. dengan alamat dengan tembusan atau Pedoman Pencacahan VHTL 5

14 b. Alur Pengiriman Dokumen/Data BPS PUSAT-SUBDIT PARIWISATA BPS PROPINSI BPS KAB/KOTA Start Pembuatan Kuesioner & Buku Pedoman VHTL Pengiriman Dokumen VHTL ke BPS Provinsi Penerimaan dan Pengiriman Dokumen VHTL ke BPS Kab/Kota Penerimaan dan Pendistribusian Dokumen VHTL ke Petugas Start Pembuatan Program Aplikasi Program Aplikasi Tabulasi Tabulasi Data VHTL Penyusunan Publikasi VHTL Program Aplikasi Entri Data Estimasi Data Nonrespon Kompilasi Data VHTL Instalasi Program Entri Data Pengolahan/ Entri Data Dokumen VHTL Pengiriman Data VHTL Hasil Entri ke BPS RI Pelaksanaan Pencacahan Usaha Jasa Akomodasi Kuesioner VHTL Hasil Pelaksanaan Pencacahan Pengiriman Kuesioner Hasil Pencacahan ke BPS Provinsi Desiminasi Statistik Hotel dan Jasa Akomodasi 2.3 Tugas Pencacah a. Melakukan pencacahan terhadap setiap perusahaan/usaha dengan menggunakan kuesioner VHTL berdasarkan direktori hasil pencacahan tahun sebelumnya dan berdasarkan temuan terhadap usaha baru pada saat pelaksanaan pendataan. b. Mengikuti pertemuan dengan Pengawas Kabupaten/Kota atau KSK untuk membahas berbagai temuan/masalah yang ditemukan di lapangan dan cara mengatasinya. c. Melakukan kunjungan ulang terhadap responden yang isian kuesionernya belum lengkap atau bermasalah dengan disertai Pengawas/KSK. d. Menyerahkan seluruh kuesioner hasil pencacahan (kuesioner VHTL) ke Pengawas/KSK. e. Menepati jadwal pelaksanaan pencacahan VHTL. 6 Pedoman Pencacahan VHTL

15 BAB III PEDOMAN PENGISIAN DAFTAR VHTL 3.1 Tata Tertib Pengisian Daftar VHTL a. Semua pengisian daftar harus menggunakan pensil hitam. b. Isian harus ditulis dengan jelas dan mudah dibaca. Penulisan menggunakan huruf kapital (balok), tidak boleh disingkat, kecuali singkatan yang sudah umum. Angka harus ditulis dengan angka biasa (bukan angka romawi). c. Perhatikan instruksi/rambu-rambu tata cara pengisian di setiap pertanyaan. d. Pengisian daftar menggunakan beberapa cara: Mengisi keterangan/jawaban pada tempat yang tersedia Penulisan angka ke dalam kotak mengikuti kaidah penuh tepi kanan (right justified). 3.2 Tata Cara Pengisian Daftar VHTL Karakteristik usaha jasa akomodasi yang dikumpulkan sangat beragam, oleh karena itu untuk memudahkan pengisian, kuesioner tersebut dikelompokkan menjadi beberapa blok yaitu: 1. Blok I. Pengenalan Tempat 2. Blok II.A. Keterangan Perusahaan 3. Blok II.B. Keterangan Fasilitas yang Tersedia 4. Blok III. Pekerja 4. Blok IV. Balas Jasa Pekerja 5. Blok V. Pendapatan dan Pengeluaran 6. Blok VI. Permodalan 7. Blok VII. Kritik dan Saran Responden 8. Blok VIII. Pengesahan 9. Blok IX. Keterangan Petugas 10. Blok X. Catatan BLOK I : PENGENALAN TEMPAT Blok ini digunakan untuk mencatat identitas responden, dalam hal ini adalah perusahaaan/usaha jasa akomodasi. Identitas ini digunakan untuk memudahkan proses pengolahan dan untuk mengetahui kelengkapan pemasukan dokumen. Pedoman Pencacahan VHTL 7

16 Rincian 1 s.d Rincian 5: Isian nama dan kode provinsi, kabupaten/kota, kecamatan, kelurahan/desa, dan blok sensus sesuai dengan keberadaan perusahaan/usaha akomodasi tersebut pada saat pencacahan. Isian tersebut dapat mengacu pada Master File Desa yang tersedia. Rincian 7 s.d. Rincian 9: Tulis nama lengkap perusahaan/usaha akomodasi, nama General Manager, dan alamat lengkap perusahaan/usaha akomodasi jangka pendek tersebut. Penulisan nama perusahaan/usaha jasa akomodasi diawali dengan nama, kemudian diikuti dengan jenis usahanya. Contoh 1: 7. Nama lengkap usaha akomodasi : SHERATON BANDUNG HOTEL & TOWERS 8. Nama General Manager : CHARLES IDRIS 9. Alamat lengkap usaha akomodasi: Alamat tempat usaha : JL. IR. H. JUANDA NO. 390, BANDUNG. Kode Pos : Nomor Telepon : (022) Nomor Faksimili : (022) marketing@sheratonbandung.com Website : Contoh 2: 7. Nama lengkap usaha akomodasi : DEEP PURPLE HOMESTAY 8. Nama General Manager : CHAER JUMADI 9. Alamat lengkap usaha akomodasi: Alamat tempat usaha : GEDONGKIWO MJ I /784, YOGYAKARTA. Kode Pos : Nomor Telepon : (0274) Nomor Faksimili : (0274) marketing@deeppurple.com Website : 8 Pedoman Pencacahan VHTL

17 BLOK II.A : Rincian 1 KETERANGAN PERUSAHAAN : Apa klasifikasi usaha dari akomodasi ini? Lingkari kode klasifikasi usaha akomodasi yang sesuai dan tuliskan kode ke kotak yang tersedia. Klasifikasi usaha akomodasi merupakan standar usaha hotel yang dirumuskan pada kualifikasi usaha hotel dan atau penggolongan kelas usaha hotel yang mencakup aspek produk, pelayanan, dan pengelolaan usaha hotel. Isian pada rincian ini didasarkan pada jawaban responden yang dibuktikan dengan sertifikat yang dimilikinya. Baik sertifikat yang dikeluarkan oleh PHRI (Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia) maupun LSU (Lembaga Sertifikasi Usaha) Bidang Pariwisata. Usaha Penyediaan Akomodasi adalah usaha yang menyediakan akomodasi jangka pendek untuk pengunjung dan pelancong lainnya. Termasuk penyediaan akomodasi yang lebih lama untuk pelajar, pekerja dan sejenisnya. Penyediaan akomodasi dapat hanya menyediakan fasilitas akomodasi saja atau fasilitas akomodasi dan fasilitas makanan dan minuman, atau fasilitas akomodasi, makanan dan minuman dan/atau fasilitas rekreasi. (KBLI 2009). Penyediaan Akomodasi Jangka Pendek adalah penyediaan akomodasi, khususnya untuk harian atau mingguan, pada prinsipnya untuk tinggal dalam jangka pendek sebagai pengunjung. Termasuk penyediaan akomodasi dengan furnitur, lengkap dengan dapur, dengan atau tanpa jasa pramuwisma dan sering kali termasuk beberapa tambahan jasa dan fasilitas seperti fasilitas parkir, binatu, kolam renang, ruang olahraga, fasilitas rekreasi dan ruang rapat. Termasuk juga akomodasi yang disediakan oleh berbagai macam hotel, penginapan, losmen, hostel, villa dan lainlain. (KBLI 2009). Kode klasifikasi usaha akomodasi yang digunakan pada rincian ini meliputi: Kode 1 : Bintang 1 Hotel Bintang adalah usaha penyediaan akomodasi yang memenuhi ketentuan persyaratan sebagai hotel bintang yang ditetapkan dalam surat keputusan instansi yang membinanya. (KBLI 2009) Hotel Bintang Satu adalah usaha penyediaan jasa pelayanan penginapan, makan minum serta jasa lainnya bagi umum dengan menggunakan sebagian atau seluruh bangunan. Usaha ini dikelola secara komersial serta memenuhi ketentuan persyaratan sebagai hotel bintang satu yang ditetapkan dalam surat keputusan instansi yang membinanya. (KBLI 2009) Pedoman Pencacahan VHTL 9

18 Kode 2 : Bintang 2 Hotel Bintang Dua adalah usaha penyediaan jasa pelayanan penginapan, makan minum serta jasa lainnya bagi umum dengan menggunakan sebagian atau seluruh bangunan. Usaha ini dikelola secara komersial serta memenuhi ketentuan persyaratan sebagai hotel bintang dua yang ditetapkan dalam surat keputusan instansi yang membinanya. (KBLI 2009) Kode 3 : Bintang 3 Hotel Bintang Tiga adalah usaha penyediaan jasa pelayanan penginapan, makan minum serta jasa lainnya bagi umum dengan menggunakan sebagian atau seluruh bangunan. Usaha ini dikelola secara komersial serta memenuhi ketentuan persyaratan sebagai hotel bintang tiga yang ditetapkan dalam surat keputusan instansi yang membinanya. (KBLI 2009) Kode 4 : Bintang 4 Hotel Bintang Empat adalah usaha penyediaan jasa pelayanan penginapan, makan minum serta jasa lainnya bagi umum dengan menggunakan sebagian atau seluruh bangunan. Usaha ini dikelola secara komersial serta memenuhi ketentuan persyaratan sebagai hotel bintang empat yang ditetapkan dalam surat keputusan instansi yang membinanya. (KBLI 2009) Kode 5 : Bintang 5 Hotel Bintang Lima adalah Kelompok ini mencakup usaha penyediaan jasa pelayanan penginapan, makan minum serta jasa lainnya bagi umum dengan menggunakan sebagian atau seluruh bangunan. Usaha ini dikelola secara komersial serta memenuhi ketentuan persyaratan sebagai hotel bintang lima (termasuk lima berlian) yang ditetapkan dalam surat keputusan instansi yang membinanya. (KBLI 2009) Kode 6 : Nonbintang/Melati Hotel non bintang/melati adalah usaha penyediaan akomodasi yang memenuhi ketentuan sebagai hotel melati yang ditetapkan dalam surat keputusan instansi yang membinanya. Termasuk motel. (KBLI 2009) Kode 7 : Pondok Wisata (Home Stay) Pondok Wisata (Home Stay) adalah usaha penyediaan akomodasi berupa bangunan rumah tinggal yang dihuni oleh pemiliknya dan dimanfaatkan sebagian untuk disewakan dengan memberikan kesempatan kepada wisatawan untuk berinteraksi dalam kehidupan sehari-hari pemiliknya. (Permen Parekraf No. 9 Tahun 2014) 10 Pedoman Pencacahan VHTL

19 Kode 8 : Penginapan remaja (Youth Hostel) Penginapan remaja (Youth Hostel) adalah usaha penyediaan jasa pelayanan penginapan bagi remaja sebagai akomodasi dalam rangka kegiatan pariwisata dengan tujuan untuk rekreasi, memperluas pengetahuan/pengalaman dan perjalanan. (KBLI 2009) Kode 9 : Vila Vila adalah usaha penyediaan jasa pelayanan penginapan bagi umum yang merupakan rumah-rumah pribadi yang khusus disewakan kepada wisatawan berikut fasilitasnya dan dikelola sendiri oleh pemiliknya. (KBLI 2009) Kode 10 : Jasa akomodasi jangka pendek lainnya Jasa akomodasi jangka pendek lainnya adalah usaha penyediaan jasa pelayanan penginapan yang tidak termasuk salah satu di atas, misalnya bungalo, cottage, dan lain-lain. (KBLI 2009) Rincian 2.a : Apakah usaha akomodasi ini sudah memperoleh sertifikasi usaha? Lingkari kode jawaban yang sesuai dan tuliskan ke dalam kotak yang tersedia. Tuliskan kode 1 jika Sudah dan kode 2 jika Belum. Jika jawaban berkode 2 atau Belum langsung lanjutkan ke rincian 3. Sertifikat Usaha Pariwisata adalah bukti tertulis yang diberikan oleh lembaga sertifikasi usaha pariwisata kepada usaha pariwisata yang telah memenuhi standar usaha pariwisata. Sertifikasi Usaha Hotel adalah proses pemberian sertifikat kepada usaha hotel untuk mendukung peningkatan mutu produk, pelayanan dan pengelolaan usaha hotel melalui penilaian kesesuaian standar usaha hotel. (Permen Parekraf No. PM.53/HM.001/MPEK/2013) Rincian 2.b : Jika "Sudah" (R.2.a. berkode 1), dari instansi/lembaga mana yang mengeluarkan? Jika rincian 2.a diatas berkode 1 ( Sudah ), maka isikan lembaga yang mengeluarkan sertifikat tersebut. Lingkari kode jawaban yang sesuai dan tuliskan ke dalam kotak yang tersedia. Kode lembaga yang mengeluarkan sertifikat pada rincian ini meliputi: Kode 1 : PHRI PHRI (Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia) adalah sebuah organisasi perusahaan yang beranggotakan para pengusaha hotel, restoran, Pedoman Pencacahan VHTL 11

20 Kode 2 Kode 3 Rincian 3 jasa pangan, dan jasa boga. : LSU Bidang Pariwisata Lembaga Sertifikasi Usaha Bidang Pariwisata (LSU Bidang Pariwisata) adalah lembaga mandiri yang berwenang melakukan sertifikasi usaha di bidang pariwisata sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. : Lainnya (sebutkan) Jika usaha akomodasi tersebut telah memiliki sertifikat klasifikasi usaha akomodasi dari lembaga/ instansi selain dari ketiga yang telah disebutkan sebelumnya. Kemudian sebutkan instansi/lembaga yang mengeluarkannya. : Apa izin operasional yang dimiliki dari usaha akomodasi ini? Lingkari kode jawaban yang sesuai dan tuliskan kode ke kotak yang tersedia. Rincian ini dimaksudkan untuk mengetahui kepemilikan izin operasional dari usaha akomodasi yang dicacah. Kode izin usaha akomodasi yang digunakan pada rincian ini meliputi: Kode 1 Kode 2 Kode 3 Rincian 4 : Tanda Daftar Usaha Pariwisata (TDUP) Tanda Daftar Usaha Pariwisata (TDUP) adalah dokumen resmi yang membuktikan bahwa usaha pariwisata yang dilakukan oleh pengusaha telah tercantum di dalam daftar usaha pariwisata menurut Peraturan Menteri yang wajib didaftarkan oleh setiap pengusaha usaha pariwisata. Diterbitkan oleh Bupati/Walikota kecuali DKI Jakarta oleh Gubernur. : Izin Tetap Usaha Pariwisata (ITUP) Izin Tetap Usaha Pariwisata (ITUP) adalah izin tetap usaha pariwisata bidang kawasan pariwisata yang berisi hal-hal sesuai dengan Peraturan Menteri yang wajib didaftarkan oleh setiap pengusaha usaha pariwisata. Dikeluarkan oleh Kantor Pelayanan Izin Terpadu di tiap kabupaten/kota. : Lainnya (sebutkan) Jika usaha akomodasi tersebut telah memiliki izin usaha akomodasi selain dari ketiga yang telah disebutkan sebelumnya. Kemudian sebutkan izin usaha akomodasi tersebut. : Bentuk badan hukum perusahaan/usaha akomodasi Lingkari salah satu kode 1 sampai dengan kode 6 dan tuliskan kode jawaban pada kotak yang tersedia. 12 Pedoman Pencacahan VHTL

21 Badan hukum perusahaan/usaha adalah status badan hukum yang telah dimiliki oleh suatu kegiatan ekonomi/usaha berdasarkan akte pendiriannya yang dikeluarkan oleh notaris, berupa akte notaris, atau berdasarkan surat keputusan dari pejabat yang berwenang. Kode badan hukum/usaha yang digunakan pada rincian ini meliputi: Kode 1 Kode 2 Kode 3 Kode 4 Kode 5 : PT/PT Persero Perseroan Terbatas (PT) adalah perusahaan yang berstatus badan hukum, didirikan dengan modal yang terbagi dalam saham-saham dan pemegang saham bertanggung jawab terbatas pada nilai nominal saham yang dimiliki. Dalam menjalankan kegiatannya pemegang saham ikut serta berperan tergantung besar kecilnya jumlah saham yang dimiliki, atau berdasarkan perjanjian antara pemegang saham. PT Persero merupakan perusahaan yang saham-sahamnya dimiliki oleh negara (pemerintah), dan kekayaan perusahaan dipisahkan dari kekayaan negara dengan tujuan mencari keuntungan maksimal dengan menggunakan faktor-faktor produksi secara efisien. : Yayasan Yayasan merupakan sebuah badan hukum dengan kekayaan yang dipisahkan. Tujuan pendiriannya dititikberatkan pada usaha sosial dan bukan mencari untung. : Koperasi Koperasi adalah organisasi ekonomi rakyat yang berwatak sosial, beranggotakan orang-orang atau badan hukum koperasi yang merupakan tata susunan ekonomi sebagai usaha bersama atas asas kekeluargaan. : CV CV (Commanditair Venootschap) merupakan suatu bentuk perjanjian kerjasama untuk berusaha antara orang-orang yang bersedia memimpin, mengatur perusahaan dan bertanggung jawab penuh atas kekayaan pribadinya, dengan orang-orang yang memberikan pinjaman dan tidak bersedia memimpin perusahaan serta bertanggungjawab pada kekayaan yang diikutsertakan dalam perusahaan tersebut. : Firma Firma adalah suatu persekutuan untuk menjalankan perusahaan dengan nama bersama, masing-masing anggota firma bertanggung jawab sepenuhnya atas segala perikatan. Laba yang diperoleh dibagi bersama-sama dan rugi dari perusahaan ditanggung bersama pula. Pedoman Pencacahan VHTL 13

22 Kode 6 Rincian 5 : Tidak berbadan hukum/perseorangan Perseorangan merupakan usaha/ perusahaan yang belum mempunyai badan hukum/usaha, biasanya untuk usaha-usaha perorangan. : Tahun mulai beroperasi usaha akomodas: Tuliskan tahun mulai beroperasi usaha/perusahaan akomodasi tersebut, dan pindahkan kedalam kotak yang tersedia. Tahun mulai beroperasi adalah tahun pertama kali perusahaan/usaha akomodasi tersebut mulai beroperasi untuk menerima tamu menginap. Jika tidak diketahui kapan mulai beroperasi untuk menerima tamu menginap, dapat didekati dengan tahun yang tercantum pada akte pendirian kegiatan usaha tersebut. Apabila suatu kegiatan usaha berubah kegiatan utamanya, maka tahun beroperasi adalah tahun pada kegiatan utama terakhir. Catatan: Apabila suatu perusahaan/usaha pernah mengalami masa tidak beroperasi (tidak aktif), maka tahun berdiri tetap tahun yang lama, kecuali setelah masa tidak aktif, perusahaan tersebut berubah kegiatan utamanya. Contoh: Tahun 1986 suatu perusahaan mulai beroperasi, pada tahun perusahaan itu tidak aktif, tetapi tahun 1998 aktif kembali, maka perusahaan tersebut mulai beroperasi tetap tahun Rincian 6 : Isikan banyaknya hari kerja pada masing-masing bulan selama Tahun 2015 Tuliskan banyaknya hari kerja pada masing-masing bulan selama Tahun 2015 sesuai dengan kolom yang telah disediakan. Tuliskan pula hasil penjumlahan hari kerja selama Tahun 2015 dalam kolom jumlah. Kemudian pindahkan isian pada kolom jumlah tersebut kedalam kotak yang tersedia. Hari kerja adalah hari perusahaan melakukan kegiatan operasional usaha dan ada seorang atau lebih yang bekerja secara terus menerus paling sedikit satu jam per hari 14 Pedoman Pencacahan VHTL

23 Rincian 7.a : Apakah usaha akomodasi ini sudah memperoleh sertifikat syariah dari DSN-MUI? Lingkari kode jawaban yang sesuai dan tuliskan ke dalam kotak yang tersedia. Tuliskan kode 1 jika Sudah dan kode 2 jika Belum. Jika jawaban berkode 2 atau Belum langsung lanjutkan ke rincian 8. Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI) adalah bagian dari struktur kelembagaan MUI yang bertindak sebagai Lembaga Sertifikasi di bidang Usaha Pariwisata Syariah. Usaha Hotel Syariah adalah usaha hotel yang penyelenggaraannya harus memenuhi kriteria Usaha Hotel Syariah sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Menteri ini. Baik yang mencakup aspek produk, pelayanan, maupun pengelolaan. (Permen Parekraf No. 2 Tahun 2014). Rincian 7.b : Jika "Sudah" (R.7.a berkode 1), apa sertifikasi syariah yang dimiliki? Jika rincian 7.a diatas berkode 1 ( Sudah ), maka isikan kode klasifikasi sertifikasi syariah tersebut. Lingkari kode jawaban yang sesuai dan tuliskan ke dalam kotak yang tersedia. Kode klasifikasi sertifikasi syariah yang digunakan pada rincian ini meliputi: Kode 1 : Syariah Hilal 1 Hotel Syariah Hilal-1 adalah penggolongan untuk usaha hotel syariah yang dinilai memenuhi seluruh kriteria Usaha Hotel Syariah yang diperlukan untuk melayani kebutuhan minimal wisatawan muslim. (Permen Parekraf No. 2 Tahun 2014) Kode 2 : Syariah Hilal 2 Hotel Syariah Hilal-2 adalah penggolongan untuk Usaha Hotel Syariah yang dinilai memenuhi seluruh Kriteria Usaha Hotel Syariah yang diperlukan untuk melayani kebutuhan moderat wisatawan muslim. (Permen Parekraf No. 2 Tahun 2014) Rincian 8.a : Apakah usaha akomodasi ini menjadi anggota asosiasi perhotelan? Lingkari kode jawaban yang sesuai dan tuliskan ke dalam kotak yang tersedia. Tuliskan kode 1 jika Ya dan kode 2 jika Tidak. Jika jawaban berkode 2 atau Tidak langsung lanjutkan ke rincian 9. Pedoman Pencacahan VHTL 15

24 Rincian 8.b : Jika Ya (R.8.a berkode 1), apa nama asosiasi yang diikuti? Jika rincian 8.a diatas berkode 1 ( Ya ), maka isikan kode klasifikasi asosiasi perhotelan tersebut. Lingkari kode jawaban yang sesuai dan tuliskan ke dalam kotak yang tersedia. Kode klasifikasi asosiasi perhotelan yang digunakan pada rincian ini meliputi: Kode 1 Kode 2 : PHRI PHRI (Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia) adalah sebuah organisasi perusahaan yang beranggotakan para pengusaha hotel, restoran, jasa pangan, dan jasa boga. : Lainnya (sebutkan) Jika usaha akomodasi tersebut telah menjadi anggota asosiasi selain PHRI. Kemudian sebutkan asosiasi yang diikutinya. Rincian 9.a : Status Pengelolaan Usaha Lingkari kode jawaban yang sesuai dan tuliskan kode jawaban ke kotak yang tersedia. Jika jawaban berkode 3 atau Sendiri langsung lanjutkan ke rincian 10. Kode klasifikasi status pengelolaan usaha yang digunakan pada rincian ini meliputi: Kode 1 : Hotel Chain Internasional Hotel Chain Internasional adalah hotel yang pengelolaannya berada dibawah manajemen jaringan hotel Internasional. Pengelolaannya dapat berbentuk kontrak manajemen dan atau waralaba (franchise). Contoh : Hyatt Group, Ibis Group, Sangrila Group, Hilton Group dan sebagainya. Kode 2 : Hotel Chain Nasional Hotel Chain Nasional adalah hotel yang pengelolaannya berada dibawah manajemen jaringan hotel nasional yang berada didalam negeri. Pengelolaannya dapat berbentuk kontrak manajemen dan atau franchise. Contoh: Natour Group, Horison Group, Sahid Group dan sebagainya. Kode 3 : Sendiri Sendiri adalah pengelolaan hotel dengan manajemen sendiri. 16 Pedoman Pencacahan VHTL

25 Rincian 9.b : Jika R.9.a berkode 1 atau 2, tulis nama kelompok (group) pengelola usaha akomodasi: Jika rincian 9.a berkode 1 atau 2 maka tuliskan nama kelompok/group pengelolanya. Rincian 10 : Bentuk bangunan usaha akomodasi Lingkari kode jawaban yang sesuai dan tuliskan kode jawaban ke kotak yang tersedia. Lingkari kode 1 jika Berdiri Sendiri dan kode 2 jika Menyatu dengan Bangunan Lain. Berdiri sendiri : apabila bangunan hotel tersebut berdiri sendiri dan tidak satu bangunan dengan bangunan lainnya. Menyatu dengan bangunan lain : apabila bangunan hotel tersebut menyatu dengan bangunan lain seperti apartemen, mall dan sebagainya. Misalnya bangunan Hotel Ever Green di Puncak berdiri sendiri. Dan bangunan Hotel BEST WESTERN Grand Palace Kemayoran menyatu dengan bangunan lain. Rincian 11 : Lokasi bangunan usaha akomodasi Lingkari kode jawaban yang sesuai dan tuliskan kode jawaban ke kotak yang tersedia. Lingkari kode 1 jika Berada di Kawasan Wisata, kode 2 jika Berada di Pertokoan/Perkantoran, dan kode 3 jika Lainnya, serta sebutkan jenis lokasi bangunan usaha akomodasi Lainnya yang dimaksud. Berada di kawasan wisata : apabila bangunan hotel tersebut berada di kawasan wisata. Kawasan pariwisata adalah kawasan dengan luas tertentu yang dibangun atau disediakan untuk memenuhi kebutuhan pariwisata. (Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1990 tentang Kepariwisataan) Berada di Pertokoan/Perkantoran : apabila bangunan hotel tersebut berada di kompleks menjual barang-barang atau tempat mengurus suatu pekerjaan/perusahaan. Misalnya Hotel Mercure di Ancol berada di kawasan wisata. Pedoman Pencacahan VHTL 17

26 Rincian 12 : Jarak usaha akomodasi dari: Isikan jarak terdekat dari usaha akomodasi (dalam km) ke fasilitas penunjang moda transportasi. Jarak yang dimaksud adalah jarak tempuh yang terdekat dan masih dalam satu provinsi. Apabila di dalam provinsi dimana usaha akomodasi itu berada tidak memiliki fasilitas-fasilitas penunjang transportasi (bandara, terminal, dan stasiun) maka ditulis tanda strip (-). Fasilitas penunjang moda transortasi tersebut meliputi: a. Bandara (Jarak usaha akomodasi dengan bandara terdekat); b. Terminal (Jarak usaha akomodasi dengan terminal terdekat); c. Stasiun (Jarak usaha akomodasi dengan stasiun kereta api terdekat). Rincian 13.a : Apakah usaha ini sudah menjalankan sistem ramah lingkungan? Lingkari kode 1 jika Ya dan kode 2 jika Tidak. Tuliskan kode jawaban ke kotak yang tersedia. Jika jawaban berkode 2 atau Tidak langsung lanjutkan ke rincian 14. Sistem ramah lingkungan adalah suatu sistem yang bertujuan untuk mencegah kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh aktivitas manusia. Contoh sistem ramah lingkungan: penghematan energi (listrik, air, AC dsb), penggunaan air daur ulang, penggunaan energi alternatif dan sebagainya Rincian 13.b : Jika Ya (R.13.a berkode 1), apakah ada donasi yang disisihkan dari biaya pengunjung? Rincian ini hanya terisi apabila jawaban rincian 13.a berkode 1 atau Ya. Lingkari kode 1 jika ada donasi dari pengunjung hotel yang digunakan untuk menjalankan sistem ramah lingkungan, dan kode 2 jika Tidak. Tuliskan kode jawaban ke kotak yang tersedia. Rincian 14 : Apakah ada lahan khusus yang diperuntukkan sebagai lahan konservasi lingkungan, seperti taman dan lain-lain? Lingkari kode 1 jika ada lahan khusus yang diperuntukkan untuk konservasi lingkungan dan kode 2 jika Tidak. Tuliskan kode jawaban ke kotak yang tersedia. Konservasi lingkungan adalah upaya pelestarian lingkungan, tetapi tetap memperhatikan, manfaat yang dapat di peroleh pada saat itu dengan tetap mempertahankan keberadaan setiap komponen lingkungan untuk pemanfaatan masa depan. 18 Pedoman Pencacahan VHTL

27 Rincian 15 : Apakah sudah melakukan konservasi energi, seperti penggunaan energi surya? Lingkari kode 1 jika usaha ini sudah melakukan konservasi energi dan kode 2 jika Tidak. Tuliskan kode jawaban yang sesuai ke kotak yang tersedia. Konservasi energi adalah upaya sistematis, terencana, dan terpadu guna melestarikan sumber daya energi dalam negeri serta meningkatkan efisiensi pemanfaatannya. Pelaksanaan konservasi energi mencakup seluruh aspek dalam pengelolaan energi yaitu: penyediaan energi, pengusahaan energi, pemanfaatan energi, konservasi sumber daya energi. Misalnya penggunaan energi surya. Rincian 16 : Apakah sudah memberlakukan konsep 3R (Reduce, Reuse, Recycle)? Lingkari kode 1 jika usaha ini sudah memberlakukan konsep 3R dan kode 2 jika Tidak. Tuliskan kode jawaban yang sesuai ke kotak yang tersedia. Reduce (Mengurangi) yaitu mengurangi segala sesuatu yang menyebabkan timbulnya sampah, contoh: menggunakan kedua sisi kertas untuk penulisan dan fotokopi, menyediakan jaringan informasi dengan komputer (tanpa kertas), menggunakan produk yang dapat diisi ulang. Reuse (Guna ulang) yaitu kegiatan penggunaan kembali sampah yang masih digunakan baik untuk fungsi yang sama maupun fungsi lain, contoh: menggunakan alat kantor yang dapat digunakan berulang-ulang, menggunakan sisi kertas yang masih kosong untuk menulis. Recycle (Mendaur ulang) yaitu mengolah sampah menjadi produk baru lagi, contoh: mengolah sampah organik menjadi kompos. Rincian 17 : Sistem pengolahan limbah Lingkari kode 1 jika sistem pengolahan limbah menggunakan instalasi pengolah limbah internal dan kode 2 jika tidak dilakukan pengolahan limbah terlebih dahulu tetapi langsung dibuang keluar kawasan. Tuliskan kode jawaban ke dalam kotak yang tersedia. Rincian 18 : Sistem penyediaan air bersih Lingkari kode 1 jika hanya menggunakan air tanah, kode 2 jika hanya menggunakan PDAM, kode 3 jika menggunakan air tanah dan PDAM, dan apabila sistem penyediaan air Pedoman Pencacahan VHTL 19

28 bersih yang digunakan selain air tanah dan PDAM maka lingkari kode 4 ( Lainnya ), serta sebutkan jenis sistem penyediaan air bersih Lainnya yang dimaksud. Tuliskan kode jawaban tersebut ke dalam kotak yang tersedia. Rincian 19 : Sarana promosi yang digunakan Media apakah yang digunakan olah pihak akomodasi dalam mempromosikan usahanya. Lingkari kode jawaban yang sesuai, pilihan dapat lebih dari satu, jumlahkan kode media yang dilingkari kemudian tuliskan ke dalam kotak yang tersedia. Rincian 20.a : Apakah dalam operasional atau pengelolaan usaha, perusahaan menerapkan teknologi komputer? Lingkari kode 1 jika dalam operasional atau pengelolaan usaha, perusahaan menerapkan teknologi komputer dan kode 2 jika Tidak. Tuliskan kode jawaban ke kotak yang tersedia. Jika jawaban berkode 2 atau Tidak langsung lanjutkan ke rincian 21. Rincian 20.b : Jumlah komputer yang dimiliki dan digunakan dalam operasional usaha/akomodasi.... unit Rincian 20.b. hanya terisi jika rincian 20.a. berkode 1 atau Ya. Tuliskan jumlah komputer yang dimiliki oleh usaha/akomodasi tersebut dalam satuan unit. Rincian 20.c : Apakah komputer tersebut ada yang digunakan untuk mengakses internet? Lingkari kode 1 jika komputer tersebut digunakan untuk mengakses internet dan kode 2 jika Tidak. Tuliskan kode jawaban ke kotak yang tersedia. Jika jawaban berkode 2 atau Tidak, langsung lanjutkan ke rincian 21. Internet (interconnected-networking) ialah rangkaian komputer yang terhubung di dalam beberapa rangkaian. Sistem Internet ialah sistem komputer umum, yang berhubung secara global dan menggunakan TCP/IP sebagai protokol pertukaran paket. Rincian 20.d : Apakah dalam transaksi usahanya menggunakan fasilitas E- commerce? Rincian ini hanya diisi apabila jawaban rincian 20.c berkode 1 atau Ya. Lingkari kode 1 jika Ya dan kode 2 jika Tidak. Tuliskan kode jawaban ke dalam kotak yang tersedia. 20 Pedoman Pencacahan VHTL

29 E-Commerce adalah penyebaran, pembelian, penjualan, pemasaran barang dan jasa melalui sistem elektronik seperti internet atau televisi, website atau jaringan komputer lainnya. Rincian 20.e : Apakah melayani pemesanan kamar melalui internet? Rincian ini hanya diisi apabila jawaban rincian 20.c berkode 1 atau Ya. Lingkari kode 1 jika Ya dan kode 2 bila Tidak. Tuliskan kode jawaban ke dalam kotak yang tersedia. Rincian 21 : Apakah Pembayaran dapat melalui kartu kredit (credit card)/ kartu ATM (debit card)? Lingkari kode 1 jika Ya dan kode 2 jika Tidak. Tuliskan kode jawaban ke kotak yang tersedia. Kartu kredit adalah suatu jenis penyelesaian transaksi ritel (retail) dan sistem kredit, yang namanya berasal dari kartu plastik yang diterbitkan kepada pengguna sistem tersebut. Kartu kredit memiliki bentuk dan ukuran yang standar. Kartu debit adalah sebuah kartu pembayaran secara elektronik yang diterbitkan oleh Bank. Kartu ini dapat berfungsi sebagai pengganti pembayaran dengan uang tunai. Kartu ini mengacu pada saldo tabungan bank anda di bank penerbit tersebut. Fungsi dari kartu debit adalah untuk memudahkan pembayaran ketika berbelanja tanpa harus membawa uang tunai. Kartu debit biasanya juga memungkinkan untuk penarikan uang tunai secara instan, karena dapat bertindak sebagai kartu ATM untuk penarikan tunai. Rincian 22 : Banyaknya kamar, tempat tidur, kapasitas tamu, dan tarif kamar per malam pada saat pencacahan Kolom (1) : Jenis Kamar Dirinci menurut : 1. Kamar Nonsuite (Standard, Superior, dan Deluxe) 2. Kamar Suite (Junior Suite, Suite dan Presidential Suite) Suite room adalah salah satu jenis penamaan kamar yang ada di hotel yang mana kamar tersebut dicirikan dengan dua ruangan yang terpisah dalam satu kamar, yaitu kamar tamu dan kamar tidur. Jenis-jenis penamaan kamar suite room yang ada di hotel, antara lain: Junior suite, suite, Family suite/ room, Presidential suite, dan Penthouse. Pedoman Pencacahan VHTL 21

30 Kolom (2) : Banyaknya kamar Tuliskan banyaknya kamar yang tersedia dalam usaha akomodasi tersebut pada tempat yang tersedia dirinci menurut jenis kamar seperti yang tertera di kolom (1). Kamar yang dimaksud adalah kamar yang siap untuk dijual pada saat pencacahan (tidak termasuk kamar pribadi, kamar penjaga malam, kamar pegawai hotel dan kamar yang sedang dalam perbaikan). Kolom (3) : Banyaknya tempat tidur Tuliskan banyaknya tempat tidur yang tersedia dan siap pakai, tidak termasuk tempat tidur yang ada di gudang (persediaan untuk extra bed). Tempat tidur ukuran king size atau single dihitung satu tempat tidur. Jumlah tempat tidur yang tersedia dihitung dalam arti jumlah fisik tempat tidur. Kolom (4) : Kapasitas Tamu Hotel Tuliskan banyaknya kapasitas tamu pada saat pencacahan. Kapasitas Tamu adalah batas maksimal jumlah tamu yang dapat menginap di usaha akomodasi tersebut per malam. Kolom (5) s/d (6) : Tarif kamar per malam Sebelum mengisi kolom ini agar terlebih dahulu melingkari kode tarif (kode 1 = rupiah atau Kode 2 = US dolar). Kemudian tuliskan kode yang dilingkari tersebut pada kotak yang tersedia. Isikan tarif kamar minimum per malam pada kolom (5) untuk tiap-tiap jenis kamar, baik kamar nonsuite maupun kamar suite, saat pencacahan. Isikan pada kolom (6) tarif kamar maksimum per malam, baik kamar nonsuite maupun kamar suite, saat pencacahan. Catatan: Tarif kamar yang dimaksud adalah tarif published. Jika tarif kamar yang ada pada usaha akomodasi hanya satu, maka kolom (5) minimum dan kolom (6) maksimum diisi tarif yang sama. Tarif minimum biasanya tarif jenis kamar standard untuk nonsuite dan junior suite untuk kamar suite. Tarif maksimum biasanya tarif jenis kamar deluxe untuk nonsuite dan presidential untuk kamar suite. 22 Pedoman Pencacahan VHTL

31 Rincian 23.a : Banyaknya tamu WNI selama tahun 2015: Isikan banyaknya tamu WNI (Warga Negara Indonesia) yang datang dan menginap (check in) selama tahun Pindahkan isian tersebut ke dalam kotak yang tersedia. Rincian 23.b : Banyaknya tamu WNA selama tahun 2015: Isikan banyaknya tamu WNI (Warga Negara Indonesia) yang datang dan menginap (check in) selama tahun Pindahkan isian tersebut ke dalam kotak yang tersedia. Tamu WNA biasanya ditandai dengan penggunaan paspor asing sebagai kartu identitasnya. Rincian 23.c : Isikan banyaknya rombongan/group tamu yang menginap perbulan selama tahun 2015 Tuliskan banyaknya rombongan/group tamu yang menginap perbulan selama Tahun 2015 sesuai dengan kolom yang telah disediakan. Tuliskan pula hasil penjumlahan banyaknya rombongan tamu selama Tahun 2015 dalam kolom jumlah. Kemudian pindahkan isian pada kolom jumlah tersebut kedalam kotak yang tersedia. Rombongan tamu adalah sekumpulan orang yang bersama-sama menginap di hotel dengan pembayaran secara korporasi. BLOK II.B : KETERANGAN FASILITAS YANG TERSEDIA Isikan kode 1 ( Ya ) jika tersedia fasilitas dimaksud dan kode 2 ( Tidak ) apabila tidak tersedia fasilitas tersebut. Fasilitas kamar tersebut merupakan fasilitas yang menjadi bagian dari penilaian dalam mengklasifikasikan hotel sebagaimana yang terdapat pada Permen Parekraf no. PM. 53/HM.001/MPEK/2013 tentang standar usaha hotel. A. Fasilitas Kamar Fasilitas kamar meliputi rincian A1 s.d. A21. Rincian ini untuk mengetahui jenis fasilitas yang tersedia di kamar pada usaha akomodasi yang digunakan untuk kepentingan pelayanan tamu. Fasilitas tersebut diantaranya meliputi: 1. AC 2. TV/TV kabel 3. Freezer/Mini Bar 4. Brankas/Individual Safe Deposit Box 5. Rak koper Pedoman Pencacahan VHTL 23

32 6. Tempat penyimpanan pakaian 7. Meja dan kursi duduk 8. Coffee tea maker 9. Peralatan tulis untuk tamu 10. Denah lokasi kamar dan petunjuk penyelamatan diri 11. Lampu baca 12. Saluran komunikasi internal & eksternal 13. Jaringan internet 14. Smoke detector dan Sprinkler 15. Cermin panjang 16. Air Mandi Panas dan Dingin 17. Perlengkapan dan handuk mandi 18. Tempat sampah 19. Wastafel, kloset, shower/bak mandi 20. Petunjuk arah kiblat 21. Tanda dilarang mengganggu atau Permintaan pembersihan kamar B. Fasilitas Penunjang Fasilitas penunjang meliputi rincian B1 s.d. B19. Rincian ini untuk mengetahui jenis fasilitas penunjang yang tersedia pada usaha akomodasi yang digunakan untuk kepentingan pelayanan tamu. 1. Penanda arah fasilitas hotel, meliputi tanda arah yang menunjukan fasilitas hotel (hotel directional sign) dan tanda arah menuju jalan keluar yang mana (evacuation sign); 2. Area parkir, merupakan wilayah/ tempat menghentikan atau menaruh kendaraan bermotor bagi pengunjung untuk beberapa saat. 3. Lobi 4. Lift (tamu, karyawan, dan barang); 5. Toilet umum, merupakan tempat cuci tangan dan muka, serta kamar kecil (kakus); 6. Ruang penitipan barang 7. Meeting/Function room 8. Tempat ibadah, merupakan ruangan yang disediakan untuk pengunjung melakukan usaha lahir dan batin sesuai dengan perintah Tuhan untuk mendapatkan kebahagiaan hidup, baik untuk diri sendiri, keluarga, masyarakat dan maupun terhadap alam semesta. 24 Pedoman Pencacahan VHTL

33 9. Lapangan tenis 10. Binatu 11. Kolam renang 12. Money changer 13. Minimarket 14. Biro/Agen Perjalanan Wisata 15. Toko cindera mata 16. Ruang pemeriksaan kesehatan 17. Toko Obat (Drug Store) 18. Pelayanan antar jemput 19. WIFI C. Fasilitas Lainnya, dan tuliskan banyaknya fasilitas yang tersedia: Rincian C1 hingga C5, isikan ketersediaan fasilitas dan banyaknya fasilitas, baik yang dikelola sendiri oleh hotel di kolom (3) dan fasilitas yang dikelola pihak lain pada kolom (4). Fasilitas tersebut meliputi: 1. Cafe 2. Restoran/Rumah Makan 3. Bar 4. Pusat kebugaran (fitness centre) 5. Spa D. Banyaknya ruang pertemuan menurut kapasitas tempat duduk pada saat pencacahan dan penggunaan selama tahun 2015 Rincian ini terisi hanya jika Blok II.B.R.(B7) (meeting/function room) berkode 1 ( Ya ). Isikan banyaknya ruang pertemuan (meeting/function room) yang tersedia menurut kapasitas ruang tersebut pada kolom (2). Isikan juga banyaknya kegiatan konferensi/konvensi/ pertemuan yang menggunakan ruang pertemuan tersebut pada kol (3), baik untuk pertemuan yang berskala nasional maupun pertemuan yang berskala internasional pada kolom (4). Sedangkan pada kolom (5) isikan banyaknya penggunaan ruang pertemuan untuk kegiatan selain konferensi/konvensi/pertemuan seperti untuk pesta perkawinan (wedding party), pameran, dan sebagainya. BLOK III : PEKERJA Blok ini digunakan untuk mencatat banyaknya pekerja/karyawan tetap, tidak tetap/kontrak, tidak dibayar (WNI) dan pekerja asing (WNA) yang dirinci menurut jenjang Pedoman Pencacahan VHTL 25

34 pendidikan dan jenis kelamin. Rincian 1 : Banyaknya pekerja/karyawan menurut status pekerja, jenjang pendidikan yang ditamatkan dan jenis kelamin pada saat pencacahan. Isikan banyaknya pekerja/karyawan yang bekerja pada usaha akomodasi menurut status pekerja, jenjang pendidikan yang ditamatkan dan jenis kelamin pada saat pencacahan. Kemudian jumlahkan pada masing-masing kolom dan baris, serta isikan pada Baris Jumlah dan pada Kolom (10). Pekerja dibayar: orang yang bekerja pada suatu perusahaan/usaha dengan menerima upah/gaji baik berupa uang atau barang. Pekerja tetap: orang yang bekerja pada perusahaan/usaha dengan menerima upah/gaji secara tetap, tidak tergantung pada absensi/kehadiran pekerja tersebut, dan biasanya apabila diberhentikan akan mendapat pesangon. Pekerja tidak tetap: orang yang bekerja pada perusahaan/usaha dan menerima upah/gaji, dengan memperhitungkan jumlah hari masuk kerja/prestasi pekerja tersebut. Pekerja kontrak: orang yang bekerja dengan perjanjian tertentu. Pekerja tidak dibayar: pekerja pemilik dan atau pekerja keluarga yang aktif dalam kegiatan perusahaan/usaha, tetapi tidak mendapat upah/gaji. Bagi pekerja keluarga yang bekerja kurang dari 1/3 (sepertiga) jam kerja normal yang biasa di perusahaan/usaha, tidak dihitung sebagai pekerja. Termasuk pekerja training yang bekerja kurang dari 1/3 (sepertiga) jam kerja normal. Pekerja asing: pekerja yang bukan warga negara Indonesia dan bekerja dengan mendapat upah/gaji secara tetap (sebagai pekerja tetap) atau yang bekerja dengan perjanjian tertentu (sebagai pekerja kontrak). Jam kerja normal: total jam kerja usaha tersebut dalam satu minggu (jam kerja yang biasa berlaku di perusahaan tersebut). Jenjang pendidikan: tingkat pendidikan tertinggi pekerja/karyawan yang pada saat pencacahan telah diselesaikan/ditamatkan. Apabila seseorang belum mengikuti pelajaran pada kelas tertinggi akan tetapi telah lulus ujian akhir dianggap tamat 26 Pedoman Pencacahan VHTL

35 sekolah. Contoh: Seorang pimpinan perusahaan/usaha yang pernah kuliah tetapi tidak selesai, maka dianggap tamat SMA. Jenjang pendidikan diantaranya: 1. Tamat SMP dan jenjang pendidikan dibawahnya (SD). Tamat SMP: mereka yang tamat Sekolah Menengah Pertama, MULO, HBS 3 tahun, Sekolah Luar Biasa Menengah Tingkat Pertama dan Madrasah Tsanawiyah, Sekolah Kepandaian Putri, Sekolah Menengah Ekonomi Pertama, Sekolah Teknik, Sekolah Kesejahteraan Keluarga Pertama, Sekolah Ketrampilan Kejuruan 4 tahun, Sekolah Usaha Tani, Sekolah Pertanian Menengah Pertama, Sekolah Guru Bantu, Pendidikan Guru Agama 4 tahun, Kursus Pegawai Administrasi, Kursus Karyawan Perusahaan, dan Pendidikan Pegawai Urusan Peradilan Agama. 2. Tamat SMK kejuruan pariwisata: mereka yang tamat dari Sekolah Menengah kejuruan pariwisata, seperti tamat dari Sekolah Menengah Ilmu Pariwisata (SMIP). 3. Tamat SMA lainnya: mereka yang tamat dari SMTA umum dan SMTA kejuruan selain Pariwisata, seperti Sekolah Menengah Atas, HBS 5 tahun, AMS, Madrasah Aliyah, Sekolah Menengah Pekerjaan Sosial, Sekolah Menengah Industri Kerajinan, Sekolah Menengah Seni Rupa, Sekolah Menengah Karawitan Indonesia, Sekolah Menengah Musik, Sekolah Teknologi Menengah Pembangunan, Sekolah Menengah Ekonomi Atas, Sekolah Teknologi Menengah, Sekolah Menengah Teknologi Pertanian, Sekolah Menengah Teknologi Perkapalan, Sekolah Menengah Teknologi Pertambangan, Sekolah Menengah Teknologi Grafika, Sekolah Guru Olah Raga, Sekolah Guru Pendidikan Luar Biasa, Pendidikan Guru Sekolah Lanjutan Pertama, Pendidikan Guru Agama 6 tahun, Sekolah Guru Taman Kanak-Kanak, Kursus Pendidikan Guru, Sekolah Analisis Menengah Kimia Atas, Sekolah Asisten Apoteker, Sekolah Bidan, Sekolah Pengatur Rontgen, dan Kursus Pegawai Administrasi Atas. 4. Diploma I/II/III kejuruan pariwisata: diploma I, II atau III pada suatu pendidikan yang khusus diberikan untuk program diploma kejuruan pariwisata atau sarjana muda kejuruan pariwisata, seperti tamat jurusan ticketing Diploma I/II Biro Perjalanan dan jurusan memasak (Cook) dari BPLP, tamat Akademi Perhotelan dan sebagainya 5. Diploma I/II/III lainnya: diploma I, II atau III pada suatu pendidikan yang khusus diberikan untuk program diploma atau sarjana muda selain kejuruan pariwisata, seperti tamat jurusan komputer dari BSI, Akademi Bahasa Asing dan Akademi Seni Tari Indonesia. Bagi fakultas yang tidak mengeluarkan gelar sarjana muda maka mereka yang menempuh pendidikan sampai semester 8/9 dan belum tamat tetap Pedoman Pencacahan VHTL 27

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Umum

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Umum 1.1 Umum BAB I PENDAHULUAN Pariwisata merupakan suatu kegiatan bepergian yang dilakukan seseorang untuk sementara waktu dari suatu tempat asal ke tempat yang lain (daerah tujuan wisata), sematamata untuk

Lebih terperinci

REPUBLIK INDONESIA BADAN PUSAT STATISTIK PENCACAHAN PERUSAHAAN/USAHA JASA AKOMODASI Tahun : 2013 BLOK I : PENGENALAN TEMPAT

REPUBLIK INDONESIA BADAN PUSAT STATISTIK PENCACAHAN PERUSAHAAN/USAHA JASA AKOMODASI Tahun : 2013 BLOK I : PENGENALAN TEMPAT VHTL (1) REPUBLIK INDONESIA BADAN PUSAT STATISTIK PENCACAHAN PERUSAHAAN/USAHA JASA AKOMODASI Tahun : 2013 BLOK I : PENGENALAN TEMPAT (2) (3) 1. Provinsi 2. Kabupaten/Kota *) 3. Kecamatan 4. Kelurahan/Desa

Lebih terperinci

REPUBLIK INDONESIA BADAN PUSAT STATISTIK PENCACAHAN PERUSAHAAN/USAHA JASA AKOMODASI Tahun : 2015 BLOK I : PENGENALAN TEMPAT

REPUBLIK INDONESIA BADAN PUSAT STATISTIK PENCACAHAN PERUSAHAAN/USAHA JASA AKOMODASI Tahun : 2015 BLOK I : PENGENALAN TEMPAT VHT-L REPUBLIK INDONESIA BADAN PUSAT STATISTIK PENCACAHAN PERUSAHAAN/USAHA JASA AKOMODASI Tahun : 2015 * Tujuan : Mendapatkan informasi/karakteristik kegiatan perusahaan/usaha akomodasi. * Objek Survei

Lebih terperinci

REPUBLIK INDONESIA BADAN PUSAT STATISTIK PENCACAHAN PERUSAHAAN/USAHA JASA AKOMODASI Tahun : 2016 BLOK I : PENGENALAN TEMPAT

REPUBLIK INDONESIA BADAN PUSAT STATISTIK PENCACAHAN PERUSAHAAN/USAHA JASA AKOMODASI Tahun : 2016 BLOK I : PENGENALAN TEMPAT VHT-L REPUBLIK INDONESIA BADAN PUSAT STATISTIK PENCACAHAN PERUSAHAAN/USAHA JASA AKOMODASI Tahun : 2016 * Tujuan : Mendapatkan informasi/karakteristik kegiatan perusahaan/usaha akomodasi. * Objek Survei

Lebih terperinci

REPUBLIK INDONESIA BADAN PUSAT STATISTIK PENCACAHAN PERUSAHAAN/USAHA MENENGAH BESAR RESTORAN / RUMAH MAKAN TAHUN 2015

REPUBLIK INDONESIA BADAN PUSAT STATISTIK PENCACAHAN PERUSAHAAN/USAHA MENENGAH BESAR RESTORAN / RUMAH MAKAN TAHUN 2015 VREST RAHASIA Tujuan Mendapatkan informasi/karakteristik data yang terkait dengan perusahaan/usaha restoran dan rumah makan Objek Survei Perusahaan/usaha restoran dan rumah makan Waktu Pengembalian Dokumen

Lebih terperinci

Badan Pusat Statistik

Badan Pusat Statistik PEDOMAN PENCACAHAN USAHA RESTORAN/RUMAH MAKAN (VREST) TAHUN 2015 Sub Direktorat Statistik Pariwisata Badan Pusat Statistik i DAFTAR ISI Halaman Kata Pengantar... i Daftar Isi... iii BAB I PENDAHULUAN 1.1.

Lebih terperinci

RESTORAN / RUMAH MAKAN

RESTORAN / RUMAH MAKAN RAHASIA VREST Tujuan Mendapatkan informasi/karakteristik data yang terkait dengan perusahaan/usaha restoran dan rumah makan Objek Survei Perusahaan/usaha restoran dan rumah makan REPUBLIK INDONESIA BADAN

Lebih terperinci

REPUBLIK INDONESIA BADAN PUSAT STATISTIK PENCACAHAN PERUSAHAAN/USAHA MENENGAH BESAR RESTORAN DAN RUMAH MAKAN TAHUN 2013 BLOK I: PENGENALAN TEMPAT (2)

REPUBLIK INDONESIA BADAN PUSAT STATISTIK PENCACAHAN PERUSAHAAN/USAHA MENENGAH BESAR RESTORAN DAN RUMAH MAKAN TAHUN 2013 BLOK I: PENGENALAN TEMPAT (2) RAHASIA 1. Provinsi REPUBLIK INDONESIA BADAN PUSAT STATISTIK PENCACAHAN PERUSAHAAN/USAHA MENENGAH BESAR RESTORAN DAN RUMAH MAKAN TAHUN 2013 BLOK I: PENGENALAN TEMPAT (2) VREST (3) 2. Kabupaten/Kota *)

Lebih terperinci

STATISTIK PERHOTELAN KOTA BATU TAHUN 217 ISSN : No. Publikasi : 3579.17.5 Katalog BPS : 8435.3579 Ukuran Buku Jumlah Halaman : 17,6 cm x 25 cm : IV + 42 Halaman Penyunting Naskah : Seksi Statistik Distribusi

Lebih terperinci

SURVEI LEMBAGA KEUANGAN KOPERASI SIMPAN PINJAM 2010-2011

SURVEI LEMBAGA KEUANGAN KOPERASI SIMPAN PINJAM 2010-2011 RAHASIA REPUBLIK INDONESIA SURVEI LEMBAGA KEUANGAN KOPERASI SIMPAN PINJAM 2010-2011 PERHATIAN 1. Daftar isian ini digunakan untuk mencatat Keterangan dan Laporan Keuangan Usaha Koperasi Simpan Pinjam Tahun

Lebih terperinci

SURVEI LEMBAGA KEUANGAN PEDAGANG VALUTA ASING

SURVEI LEMBAGA KEUANGAN PEDAGANG VALUTA ASING RAHASIA REPUBLIK INDONESIA SURVEI LEMBAGA KEUANGAN PEDAGANG VALUTA ASING 2011-2012 PERHATIAN 1. Daftar isian ini digunakan untuk mencatat Keterangan dan Laporan Keuangan Perusahaan Pedagang Valuta Asing

Lebih terperinci

SURVEI LEMBAGA KEUANGAN PERUSAHAAN PEGADAIAN

SURVEI LEMBAGA KEUANGAN PERUSAHAAN PEGADAIAN RAHASIA REPUBLIK INDONESIA SURVEI LEMBAGA KEUANGAN PERUSAHAAN PEGADAIAN 2010-2011 PERHATIAN 1. Daftar isian ini digunakan untuk mencatat Keterangan dan Laporan Keuangan Perusahaan Pegadaian Tahun 2010-2011.

Lebih terperinci

SURVEI LEMBAGA KEUANGAN PERUSAHAAN DANA PENSIUN

SURVEI LEMBAGA KEUANGAN PERUSAHAAN DANA PENSIUN RAHASIA REPUBLIK INDONESIA SURVEI LEMBAGA KEUANGAN PERUSAHAAN DANA PENSIUN 2011-2012 PERHATIAN 1. Daftar isian ini digunakan untuk mencatat Keterangan dan Laporan Keuangan Perusahaan Dana Pensiun Tahun

Lebih terperinci

SURVEI LEMBAGA KEUANGAN PERUSAHAAN PEGADAIAN

SURVEI LEMBAGA KEUANGAN PERUSAHAAN PEGADAIAN RAHASIA REPUBLIK INDONESIA SURVEI LEMBAGA KEUANGAN PERUSAHAAN PEGADAIAN 2011-2012 PERHATIAN 1. Daftar isian ini digunakan untuk mencatat Keterangan dan Laporan Keuangan Perusahaan Pegadaian Tahun 2011-2012.

Lebih terperinci

SURVEI LEMBAGA KEUANGAN PERBANKAN SYARIAH

SURVEI LEMBAGA KEUANGAN PERBANKAN SYARIAH RAHASIA REPUBLIK INDONESIA SURVEI LEMBAGA KEUANGAN PERBANKAN SYARIAH 2010-2011 PERHATIAN 1. Daftar isian ini digunakan untuk mencatat Keterangan dan Laporan Keuangan Perusahaan Perbankan Syariah Tahun

Lebih terperinci

SURVEI LEMBAGA KEUANGAN PERUSAHAAN DANA PENSIUN

SURVEI LEMBAGA KEUANGAN PERUSAHAAN DANA PENSIUN RAHASIA REPUBLIK INDONESIA SURVEI LEMBAGA KEUANGAN PERUSAHAAN DANA PENSIUN 2010-2011 PERHATIAN 1. Daftar isian ini digunakan untuk mencatat Keterangan dan Laporan Keuangan Perusahaan Dana Pensiun Tahun

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK SURVEI PERUSAHAAN INFORMASI DAN KOMUNIKASI 2015 PENERBITAN

BADAN PUSAT STATISTIK SURVEI PERUSAHAAN INFORMASI DAN KOMUNIKASI 2015 PENERBITAN V-TERBIT BADAN PUSAT STATISTIK SURVEI PERUSAHAAN INFORMASI DAN KOMUNIKASI 2015 PENERBITAN 1. Provinsi : BLOK I. KETERANGAN TEMPAT 2. Kabupaten / Kota *) : 3. Kecamatan : 4. Desa / Kelurahan / Nagari *)

Lebih terperinci

SURVEI LEMBAGA KEUANGAN PEDAGANG VALUTA ASING

SURVEI LEMBAGA KEUANGAN PEDAGANG VALUTA ASING RAHASIA REPUBLIK INDONESIA SURVEI LEMBAGA KEUANGAN PEDAGANG VALUTA ASING 2010-2011 PERHATIAN 1. Daftar isian ini digunakan untuk mencatat Keterangan dan Laporan Keuangan Perusahaan Pedagang Valuta Asing

Lebih terperinci

KOTA BATU KATALOG BPS : 35794. 15.01 KOTA BATU ISSN : No. Publikasi : 35794.14.01 Katalog BPS : Ukuran Buku : 21 cm x 28 cm Jumlah Halaman : V + 30 Halaman Naskah : Seksi Statistik Distribusi Kota Batu

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK SURVEI PERUSAHAAN INFORMASI DAN KOMUNIKASI 2013 PENERBITAN BLOK I. KETERANGAN TEMPAT. RT : RW : Kode Pos :

BADAN PUSAT STATISTIK SURVEI PERUSAHAAN INFORMASI DAN KOMUNIKASI 2013 PENERBITAN BLOK I. KETERANGAN TEMPAT. RT : RW : Kode Pos : V-TERBIT BADAN PUSAT STATISTIK SURVEI PERUSAHAAN INFORMASI DAN KOMUNIKASI 2013 PENERBITAN BLOK I. KETERANGAN TEMPAT 1. Provinsi : 2. Kabupaten / Kota *) : 3. Kecamatan : 4. Desa / Kelurahan / Nagari *)

Lebih terperinci

SURVEI LEMBAGA KEUANGAN PERBANKAN KONVENSIONAL

SURVEI LEMBAGA KEUANGAN PERBANKAN KONVENSIONAL RAHASIA REPUBLIK INDONESIA SURVEI LEMBAGA KEUANGAN PERBANKAN KONVENSIONAL 2010-2011 PERHATIAN 1. Daftar isian ini digunakan untuk mencatat Keterangan dan Laporan Keuangan Perusahaan Perbankan Konvensional

Lebih terperinci

SURVEI LEMBAGA KEUANGAN PEMBIAYAAN DAN MODAL VENTURA

SURVEI LEMBAGA KEUANGAN PEMBIAYAAN DAN MODAL VENTURA RAHASIA REPUBLIK INDONESIA SURVEI LEMBAGA KEUANGAN PEMBIAYAAN DAN MODAL VENTURA 2010-2011 PERHATIAN 1. Daftar isian ini digunakan untuk mencatat Keterangan dan Laporan Keuangan Perusahaan Pembiayaan dan

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2015 TENTANG STANDAR USAHA GELANGGANG RENANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2015 TENTANG STANDAR USAHA GELANGGANG RENANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2015 TENTANG STANDAR USAHA GELANGGANG RENANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA, Menimbang :

Lebih terperinci

WALIKOTA PADANG PERATURAN WALIKOTA PADANG NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG

WALIKOTA PADANG PERATURAN WALIKOTA PADANG NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG WALIKOTA PADANG PERATURAN WALIKOTA PADANG NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KOTA PADANG NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG TANDA DAFTAR USAHA PARIWISATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

2015, No Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 11, Tambahan Lembar

2015, No Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 11, Tambahan Lembar No. 1939, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENPAR. Usaha. Hotel. Standar. PERATURAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2015 TENTANG STANDAR USAHA MOTEL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR HOTEL PROVINSI PAPUA BARAT 2012 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI PAPUA BARAT TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR HOTEL PAPUA BARAT 2012 Katalog BPS : 8403001.91 ISSN : 2303-0038 No. Publikasi

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Oktober 2015 Direktur Statistik Industri, Ir. Emil Azman Sulthani MBA NIP :

KATA PENGANTAR. Jakarta, Oktober 2015 Direktur Statistik Industri, Ir. Emil Azman Sulthani MBA NIP : i ii KATA PENGANTAR Buku pedoman Survei Captive Power 2015 ini disusun dalam rangka memperoleh keseragaman pemahaman dalam pengisian Daftar Captive 2015. Disamping memuat petunjuk teknis yang berkaitan

Lebih terperinci

JASA TELEVISI BERBAYAR

JASA TELEVISI BERBAYAR V-MCTV BADAN PUSAT STATISTIK SURVEI PERUSAHAAN INFORMASI DAN KOMUNIKASI 2013 JASA TELEVISI BERBAYAR BLOK I. KETERANGAN TEMPAT 1. Provinsi : 2. Kabupaten / Kota *) : 3. Kecamatan : 4. Desa / Kelurahan /

Lebih terperinci

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 65 TAHUN 2001 TENTANG PAJAK DAERAH

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 65 TAHUN 2001 TENTANG PAJAK DAERAH PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 65 TAHUN 2001 TENTANG PAJAK DAERAH UMUM Dengan ditetapkannya Undang-undang Nomor 34 Tahun 2000 tentang Perubahan atas Undangundang Nomor 18

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2015 TENTANG STANDAR USAHA LAPANGAN TENIS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2015 TENTANG STANDAR USAHA LAPANGAN TENIS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2015 TENTANG STANDAR USAHA LAPANGAN TENIS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a.

Lebih terperinci

BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 14 TAHUN 2014 TENTANG TATA CARA PENDAFTARAN USAHA PARIWISATA DI KABUPATEN BANYUWANGI

BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 14 TAHUN 2014 TENTANG TATA CARA PENDAFTARAN USAHA PARIWISATA DI KABUPATEN BANYUWANGI 1 BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 14 TAHUN 2014 TENTANG TATA CARA PENDAFTARAN USAHA PARIWISATA DI KABUPATEN BANYUWANGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUWANGI Menimbang

Lebih terperinci

KRITERIA MUTLAK DAN KRITERIA TIDAK MUTLAK VILA BINTANG NO ASPEK NO UNSUR NO SUB UNSUR

KRITERIA MUTLAK DAN KRITERIA TIDAK MUTLAK VILA BINTANG NO ASPEK NO UNSUR NO SUB UNSUR LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2014 TENTANG STANDAR USAHA VILA KRITERIA MUTLAK DAN KRITERIA TIDAK MUTLAK VILA BINTANG A. KRITERIA MUTLAK VILA

Lebih terperinci

SURVEI TAHUNAN PERUSAHAAN PENGGALIAN BAHAN INDUSTRI DAN KONSTRUKSI BERBADAN HUKUM (KUESIONER GALIAN - BH)

SURVEI TAHUNAN PERUSAHAAN PENGGALIAN BAHAN INDUSTRI DAN KONSTRUKSI BERBADAN HUKUM (KUESIONER GALIAN - BH) SURVEI TAHUNAN PERUSAHAAN PENGGALIAN BAHAN INDUSTRI DAN KONSTRUKSI BERBADAN HUKUM (KUESIONER GALIAN - BH) Penggalian adalah kegiatan pengambilan segala jenis barang galian berupa unsur kimia, mineral,

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG STANDAR USAHA KAFE

SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG STANDAR USAHA KAFE SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG STANDAR USAHA KAFE DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF REPUBLIK

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2015 TENTANG STANDAR USAHA WISATA MEMANCING DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2015 TENTANG STANDAR USAHA WISATA MEMANCING DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2015 TENTANG STANDAR USAHA WISATA MEMANCING DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a.

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG STANDAR USAHA BAR/RUMAH MINUM

SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG STANDAR USAHA BAR/RUMAH MINUM SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG STANDAR USAHA BAR/RUMAH MINUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF

Lebih terperinci

REPUBLIK INDONESIA SURVEI INDUSTRI MIKRO DAN KECIL TAHUN 2014 PENCACAHAN PERUSAHAAN/USAHA INDUSTRI MIKRO DAN KECIL

REPUBLIK INDONESIA SURVEI INDUSTRI MIKRO DAN KECIL TAHUN 2014 PENCACAHAN PERUSAHAAN/USAHA INDUSTRI MIKRO DAN KECIL R A H A S I A REPUBLIK INDONESIA SURVEI INDUSTRI MIKRO DAN KECIL TAHUN 2014 TRIWULAN I Januari Maret BADAN PUSAT STATISTIK PENCACAHAN PERUSAHAAN/USAHA INDUSTRI MIKRO DAN KECIL BLOK I.1 : KETERANGAN TEMPAT

Lebih terperinci

BUPATI SUMBA BARAT DAYA PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBA BARAT DAYA NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI SUMBA BARAT DAYA PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBA BARAT DAYA NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG 1 BUPATI SUMBA BARAT DAYA PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBA BARAT DAYA NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PENDAFTARAN USAHA PARIWISATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUMBA

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2014 TENTANG STANDAR USAHA KARAOKE

SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2014 TENTANG STANDAR USAHA KARAOKE SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2014 TENTANG STANDAR USAHA KARAOKE DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF REPUBLIK

Lebih terperinci

2 2. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 11, Tambahan Lembaran Negara Republ

2 2. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 11, Tambahan Lembaran Negara Republ BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.630, 2015 KEMENPAR. Wisata Perahu Layar. Standar Usaha. PERATURAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA Menimbang : a. NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG STANDAR USAHA WISATA

Lebih terperinci

BUPATI POLEWALI MANDAR PROVINSI SULAWESI BARAT

BUPATI POLEWALI MANDAR PROVINSI SULAWESI BARAT BUPATI POLEWALI MANDAR PROVINSI SULAWESI BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN POLEWALI MANDAR NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG IZIN USAHA PERHOTELAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI POLEWALI MANDAR, Menimbang

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2014 TENTANG STANDAR USAHA KELAB MALAM

SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2014 TENTANG STANDAR USAHA KELAB MALAM SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2014 TENTANG STANDAR USAHA KELAB MALAM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2014 TENTANG STANDAR USAHA PUB

SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2014 TENTANG STANDAR USAHA PUB SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2014 TENTANG STANDAR USAHA PUB DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF REPUBLIK

Lebih terperinci

STATISTIK TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR HOTEL JAWA TENGAH 2015 ISSN : 0216-5929 Katalog BPS : 8403001.33 No. Publikasi : 33540.1603 Ukuran Buku : 18,2 cm x 25,7 cm Jumlah Halaman : xi + 81 halaman Naskah :

Lebih terperinci

2 d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c perlu menetapkan Peraturan Menteri Pariwisata dan Ekonomi

2 d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c perlu menetapkan Peraturan Menteri Pariwisata dan Ekonomi No.932, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENPARENKRAF. Pondok Wisata. Standar Usaha. Sertifikasi. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2014

Lebih terperinci

Survei Perusahaan/Usaha Jasa Akomodasi, 2016

Survei Perusahaan/Usaha Jasa Akomodasi, 2016 BADAN PUSAT STATISTIK Survei Perusahaan/Usaha Jasa Akomodasi, 2016 ABSTRAKSI Pariwisata mempunyai peran penting dalam pembangunan nasional, terutama sebagai penggerak ekonomi masyarakat. Kegiatan pariwisata

Lebih terperinci

STATISTIK PERHOTELAN PROVINSI PAPUA BARAT Hotel Statistics of Papua Barat Province 2008 BPS Provinsi Papua Barat BPS Statistics of Papua Barat Province STATISTIK PERHOTELAN PROVINSI PAPUA BARAT 2008 Hotel

Lebih terperinci

PENYIARAN DAN PEMROGRAMAN

PENYIARAN DAN PEMROGRAMAN V-SIAR BADAN PUSAT STATISTIK SURVEI PERUSAHAAN INFORMASI DAN KOMUNIKASI 2013 PENYIARAN DAN PEMROGRAMAN BLOK I. KETERANGAN TEMPAT 1. Provinsi : 2. Kabupaten / Kota *) : 3. Kecamatan : 4. Desa / Kelurahan

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.968, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENPAREKRAF. Restoran. Standar Usaha. Sertifikasi. Persyaratan. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2010 TENTANG PENGUSAHAAN PARIWISATA ALAM DI SUAKA MARGASATWA, TAMAN NASIONAL, TAMAN HUTAN RAYA, DAN TAMAN WISATA ALAM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Saran konstruktif dari para pengguna data sangat diharapkan untuk penyempurnaan publikasi mendatang.

KATA PENGANTAR. Saran konstruktif dari para pengguna data sangat diharapkan untuk penyempurnaan publikasi mendatang. KATA PENGANTAR Publikasi Statistik Perhotelan Kota Semarang Tahun 2014 terwujud berkat kerjasama antara Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Semarang dengan Badan Pusat Statistik Kota Semarang. Publikasi

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2010 TENTANG PENGUSAHAAN PARIWISATA ALAM DI SUAKA MARGASATWA, TAMAN NASIONAL, TAMAN HUTAN RAYA, DAN TAMAN WISATA ALAM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 67 TAHUN 1996 TENTANG PENYELENGGARAAN KEPARIWISATAAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 67 TAHUN 1996 TENTANG PENYELENGGARAAN KEPARIWISATAAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 67 TAHUN 1996 TENTANG PENYELENGGARAAN KEPARIWISATAAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk meningkatkan pengembangan kepariwisataan dalam

Lebih terperinci

REPUBLIK INDONESIA SURVEI PERUSAHAAN KONSTRUKSI TAHUNAN KIP 1) : BLOK I. KETERANGAN UMUM PERUSAHAAN

REPUBLIK INDONESIA SURVEI PERUSAHAAN KONSTRUKSI TAHUNAN KIP 1) : BLOK I. KETERANGAN UMUM PERUSAHAAN RAHASIA REPUBLIK INDONESIA SURVEI PERUSAHAAN KONSTRUKSI TAHUNAN SKTH 2015 KIP 1) : F BLOK I KETERANGAN UMUM PERUSAHAAN 1 Provinsi : 2 Kabupaten / Kota 2) : 3 Kecamatan : 4 Desa / Kelurahan 2) : 5 No Blok

Lebih terperinci

TENTANG TATA CARA PENGENAAN SANKSI ADMINISTRATIF PELANGGARAN PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR 23 TAHUN 2012 TENTANG KEPARIWISATAAN

TENTANG TATA CARA PENGENAAN SANKSI ADMINISTRATIF PELANGGARAN PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR 23 TAHUN 2012 TENTANG KEPARIWISATAAN SALINAN PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 55 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PENGENAAN SANKSI ADMINISTRATIF PELANGGARAN PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR 23 TAHUN 2012 TENTANG KEPARIWISATAAN DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN JEMBER

PEMERINTAH KABUPATEN JEMBER PEMERINTAH KABUPATEN JEMBER PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBER NOMOR 9 TAHUN 2006 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBER NOMOR 8 TAHUN 2003 TENTANG USAHA KEPARIWISATAAN DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2010 TENTANG PENGUSAHAAN PARIWISATA ALAM DI SUAKA MARGASATWA, TAMAN NASIONAL, TAMAN HUTAN RAYA, DAN TAMAN WISATA ALAM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

5. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Repub

5. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Repub WALIKOTA PADANG PERATURAN DAERAH KOTA PADANG NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG TANDA DAFTAR USAHA PARIWISATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PADANG, Menimbang : a. bahwa kekayaan sumber daya alam sebagai

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1029, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENPAREKRAF. Jasa Boga. Standar. Usaha. Sertifikasi. Persyaratan. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF REPUBLIK INDONESIA NOMOR

Lebih terperinci

BIDANG USAHA, JENIS USAHA DAN SUB-JENIS USAHA BIDANG USAHA JENIS USAHA SUB-JENIS USAHA

BIDANG USAHA, JENIS USAHA DAN SUB-JENIS USAHA BIDANG USAHA JENIS USAHA SUB-JENIS USAHA BIDANG USAHA, JENIS USAHA DAN SUBJENIS USAHA BIDANG USAHA JENIS USAHA SUBJENIS USAHA 1. Daya Tarik Wisata No. PM. 90/ HK. 2. Kawasan Pariwisata No. PM. 88/HK. 501/MKP/ 2010) 3. Jasa Transportasi Wisata

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2015 TENTANG STANDAR USAHA GEDUNG PERTUNJUKAN SENI

SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2015 TENTANG STANDAR USAHA GEDUNG PERTUNJUKAN SENI SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2015 TENTANG STANDAR USAHA GEDUNG PERTUNJUKAN SENI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

BLOK I. KETERANGAN UMUM PERUSAHAAN

BLOK I. KETERANGAN UMUM PERUSAHAAN RAHASIA REPUBLIK INDONESIA SKTh 2012 SURVEI PERUSAHAAN KONSTRUKSI TAHUNAN KIP 1) : BLOK I. KETERANGAN UMUM PERUSAHAAN Provinsi : 2. Kabupaten / Kota 2) : 3. Kecamatan : 4. Desa / Kelurahan 2) : 2) 5. No.

Lebih terperinci

DAFTAR PERIKSA TANDA DAFTAR USAHA PARIWISATA (TDUP)

DAFTAR PERIKSA TANDA DAFTAR USAHA PARIWISATA (TDUP) b Komplek Perkantoran Gedung Bukit Gang, Jl. Jenderal Surman Poros,,, Prov. Kepulauan Riau Telp. (0777) 7366036, 7366037, Fax. (0777) 7366009, Email : bpmpt.kab.karimun@gmail.com, Website : www.dpmptsp.karimunkab.go.id

Lebih terperinci

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR TAHUN 2015 PERATURAN GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 51 TAHUN 2015 TENTANG WISATA HALAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT,

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2015 TENTANG STANDAR USAHA SANGGAR SENI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2015 TENTANG STANDAR USAHA SANGGAR SENI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2015 TENTANG STANDAR USAHA SANGGAR SENI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI KABUPATEN SUKAMARA NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG PERIZINAN USAHA HOTEL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKAMARA,

PERATURAN BUPATI KABUPATEN SUKAMARA NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG PERIZINAN USAHA HOTEL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKAMARA, PERATURAN BUPATI KABUPATEN SUKAMARA NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG PERIZINAN USAHA HOTEL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKAMARA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka melaksanakan pembinaan, pengawasan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 67 TAHUN 1996 TENTANG PENYELENGGARAAN KEPARIWISATAAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 67 TAHUN 1996 TENTANG PENYELENGGARAAN KEPARIWISATAAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 67 TAHUN 1996 TENTANG PENYELENGGARAAN KEPARIWISATAAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa untuk meningkatkan pengembangan kepariwisataan dalam

Lebih terperinci

I. UMUM. Sejalan...

I. UMUM. Sejalan... PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2010 TENTANG PENGUSAHAAN PARIWISATA ALAM DI SUAKA MARGASATWA, TAMAN NASIONAL, TAMAN HUTAN RAYA, DAN TAMAN WISATA ALAM I. UMUM Kekayaan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Akhirnya saya ucapkan terima kasih atas peran serta para pengawas/pemeriksa dalam pelaksanaan SUSI05 ini, dan selamat bekerja.

KATA PENGANTAR. Akhirnya saya ucapkan terima kasih atas peran serta para pengawas/pemeriksa dalam pelaksanaan SUSI05 ini, dan selamat bekerja. KATA PENGANTAR Buku Pedoman Pengawas/Pemeriksa dalam Survei Usaha Terintegrasi 2005 (SUSI05) digunakan sebagai petunjuk dan pegangan bagi para pengawas dalam melakukan pengawasan/pemeriksaan terhadap hasil

Lebih terperinci

REPUBLIK INDONESIA SURVEI PERUSAHAAN KONSTRUKSI TAHUNAN BLOK I. KETERANGAN UMUM PERUSAHAAN

REPUBLIK INDONESIA SURVEI PERUSAHAAN KONSTRUKSI TAHUNAN BLOK I. KETERANGAN UMUM PERUSAHAAN RAHASIA REPUBLIK INDONESIA SURVEI PERUSAHAAN KONSTRUKSI TAHUNAN SKTH 2013 KIP 1) : BLOK I. KETERANGAN UMUM PERUSAHAAN Provinsi : Kabupaten / Kota 2) : 3. Kecamatan : 4. Desa / Kelurahan 2) : 5. No. Registrasi

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.738, 2010 KEMENTERIAN KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA. Usaha Penyediaan Akomodasi. Pendaftaran. Prosedur.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.738, 2010 KEMENTERIAN KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA. Usaha Penyediaan Akomodasi. Pendaftaran. Prosedur. BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.738, 2010 KEMENTERIAN KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA. Usaha Penyediaan Akomodasi. Pendaftaran. Prosedur. PERATURAN MENTERI KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR

Lebih terperinci

Persyaratan dan Kriteria Hotel Resort Bintang 4

Persyaratan dan Kriteria Hotel Resort Bintang 4 Lampiran 4.1 Persyaratan dan Kriteria Hotel Resort Bintang 4 Untuk membangun sebuah Hotel Resort khususnya Bintang 4 harus memperhatikan persyaratan dan kriteria bangunan sebagai berikut : 1. Lokasi dan

Lebih terperinci

REPUBLIK INDONESIA SURVEI PERUSAHAAN KONSTRUKSI TAHUNAN BLOK I. KETERANGAN UMUM PERUSAHAAN

REPUBLIK INDONESIA SURVEI PERUSAHAAN KONSTRUKSI TAHUNAN BLOK I. KETERANGAN UMUM PERUSAHAAN RAHASIA REPUBLIK INDONESIA VKR 2011 SURVEI PERUSAHAAN KONSTRUKSI TAHUNAN KIP : BLOK I. KETERANGAN UMUM PERUSAHAAN 1. Provinsi : 2. Kabupaten / Kota *) : 3. Kecamatan : 4. Kelurahan / Desa *) : 5. No. Registrasi

Lebih terperinci

REPUBLIK INDONESIA BADAN PUSAT STATISTIK PENCACAHAN PERUSAHAAN/USAHA SPA TAHUN 2015

REPUBLIK INDONESIA BADAN PUSAT STATISTIK PENCACAHAN PERUSAHAAN/USAHA SPA TAHUN 2015 RAHASIA REPUBLIK INDONESIA BADAN PUSAT STATISTIK PENCACAHAN PERUSAHAAN/USAHA SPA TAHUN 2015 V-SPA15 Tujuan: Mendapatkan data mengenai karakteristik yang terkait dengan perusahaan/usaha spa. Obyek Survei:

Lebih terperinci

SURVEI LEMBAGA KEUANGAN KOPERASI SIMPAN PINJAM

SURVEI LEMBAGA KEUANGAN KOPERASI SIMPAN PINJAM RAHASIA REPUBLIK INDONESIA SURVEI LEMBAGA KEUANGAN KOPERASI SIMPAN PINJAM 2011-2012 PERHATIAN 1. Daftar isian ini digunakan untuk mencatat Keterangan dan Laporan Keuangan Usaha Koperasi Simpan Pinjam Tahun

Lebih terperinci

REPUBLIK INDONESIA SURVEI PERUSAHAAN KONSTRUKSI TAHUNAN BLOK I. KETERANGAN UMUM PERUSAHAAN

REPUBLIK INDONESIA SURVEI PERUSAHAAN KONSTRUKSI TAHUNAN BLOK I. KETERANGAN UMUM PERUSAHAAN RAHASIA REPUBLIK INDONESIA SKTh 2012 SURVEI PERUSAHAAN KONSTRUKSI TAHUNAN KIP 1) : BLOK I. KETERANGAN UMUM PERUSAHAAN 1. Provinsi : 2. Kabupaten / Kota 2) : 3. Kecamatan : 4. Desa / Kelurahan 2) : 5. No.

Lebih terperinci

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG KEPARIWISATAAN

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG KEPARIWISATAAN 1 PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG KEPARIWISATAAN I. UMUM Tuhan Yang Maha Esa telah menganugerahi bangsa Indonesia kekayaan berupa sumber daya yang

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 67 TAHUN 1996 TENTANG PENYELENGGARAAN KEPARIWISATAAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 67 TAHUN 1996 TENTANG PENYELENGGARAAN KEPARIWISATAAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 67 TAHUN 1996 TENTANG PENYELENGGARAAN KEPARIWISATAAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa untuk meningkatkan pengembangan kepariwisataan dalam

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN KAPUAS HULU

PEMERINTAH KABUPATEN KAPUAS HULU PEMERINTAH KABUPATEN KAPUAS HULU PERATURAN DAERAH KABUPATEN KAPUAS HULU NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN USAHA KEPARIWISATAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KAPUAS HULU, Menimbang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Industri adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan baku, bahan setengah jadi atau barang jadi menjadi barang dengan nilai lebih atau barang jadi menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Peranan energi dalam pembangunan nasional sangat vital. Energi digunakan untuk mendukung pembangunan ekonomi. Walaupun memiliki sumber energi yang cukup besar, namun

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROPINSI LAMPUNG NOMOR 10 TAHUN 1986 TENTANG RETRIBUSI USAHA KEPARIWISATAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR LAMPUNG,

PERATURAN DAERAH PROPINSI LAMPUNG NOMOR 10 TAHUN 1986 TENTANG RETRIBUSI USAHA KEPARIWISATAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR LAMPUNG, PERATURAN DAERAH PROPINSI LAMPUNG NOMOR 10 TAHUN 1986 TENTANG RETRIBUSI USAHA KEPARIWISATAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR LAMPUNG, Menimbang : a. bahwa dengan semakin tumbuh dan berkembangnya

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II SEMARANG NOMOR 12 TAHUN 1999 SERI D NO. 9 PERATURAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II SEMARANG

LEMBARAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II SEMARANG NOMOR 12 TAHUN 1999 SERI D NO. 9 PERATURAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II SEMARANG LEMBARAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II SEMARANG NOMOR 12 TAHUN 1999 SERI D NO. 9 PERATURAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II SEMARANG NOMOR 16 TAHUN 1999 Menimbang Mengingat TENTANG ORGANISASI DAN

Lebih terperinci

SURVEI TAHUNAN PERUSAHAAN GAS (KUESIONER GAS)

SURVEI TAHUNAN PERUSAHAAN GAS (KUESIONER GAS) SURVEI TAHUNAN PERUSAHAAN GAS (KUESIONER GAS) Perusahaan/usaha gas adalah perusahaan/usaha yang melakukan kegiatan penyediaan serta pengoperasian jaringan transmisi dan distribusi gas kepada rumah tangga,

Lebih terperinci

Dr. I Gusti Bagus Rai Utama, MA.

Dr. I Gusti Bagus Rai Utama, MA. Dr. I Gusti Bagus Rai Utama, MA. Referensi Utama: Utama, I Gusti Bagus Rai. (2015). Pengantar Industri Pariwisata. Penerbit Deepublish Yogyakarta CV. BUDI UTAMA. Url http://www.deepublish.co.id/penerbit/buku/547/pengantar-industri-pariwisata

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 61 2001 SERI C PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 10 TAHUN 2001 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN IZIN USAHA KEPARIWISATAAN DENGAN MENGHARAP BERKAT DAN RAHMAT ALLAH

Lebih terperinci

REPUBLIK INDONESIA SURVEI STATISTIK KEUANGAN PEMERINTAH PROVINSI ( APBD 2013 ) PERHATIAN

REPUBLIK INDONESIA SURVEI STATISTIK KEUANGAN PEMERINTAH PROVINSI ( APBD 2013 ) PERHATIAN RAHASIA REPUBLIK INDONESIA SURVEI STATISTIK KEUANGAN PEMERINTAH PROVINSI ( APBD 2013 ) PERHATIAN 1. Daftar isian ini digunakan untuk mencatat Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Provinsi Tahun

Lebih terperinci

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR 1 BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 38 TAHUN 2014 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU KABUPATEN SIDOARJO DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN JEMBER

PEMERINTAH KABUPATEN JEMBER PEMERINTAH KABUPATEN JEMBER PERATURAN DAERAH KUPATEN JEMBER NOMOR 8 TAHUN 2003 TENTANG USAHA KEPARIWISATAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEMBER, Menimbang : a. bahwa dengan semakin luasnya

Lebih terperinci

Direktori Hotel & Akomodasi Lainnya Kota Parepare 2014 Badan Pusat Statistik Kota Parepare

Direktori Hotel & Akomodasi Lainnya Kota Parepare 2014 Badan Pusat Statistik Kota Parepare Katalog BPS : 1305043.7372 Direktori Hotel & Akomodasi Lainnya Kota Parepare 2014 Badan Pusat Statistik Kota Parepare Direktori Hotel & Akomodasi Lainnya Kota Parepare 2014 DIREKTORI HOTEL DAN AKOMODASI

Lebih terperinci

STANDAR USAHA RESTORAN. NO ASPEK UNSUR NO SUB UNSUR I. PRODUK A. Ruang Makan dan Minum

STANDAR USAHA RESTORAN. NO ASPEK UNSUR NO SUB UNSUR I. PRODUK A. Ruang Makan dan Minum LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG STANDAR USAHA RESTORAN STANDAR USAHA RESTORAN A. Restoran Bintang 3. I. PRODUK A. Ruang Makan dan

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1020, 2014 KEMENPAREKRAF. Wisata Selam. Standar Usaha. Sertifikasi. Persyaratan. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF REPUBLIK INDONESIA NOMOR

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2016 TENTANG PENDAFTARAN USAHA PARIWISATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2016 TENTANG PENDAFTARAN USAHA PARIWISATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2016 TENTANG PENDAFTARAN USAHA PARIWISATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA Pemasaran

II. TINJAUAN PUSTAKA Pemasaran II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pemasaran Pada dasarnya pemasaran merupakan salah satu kegiatan dalam perekonomian yang bukan semata-mata kegiatan untuk menjual barang atau jasa saja, akan tetapi lebih mengarah

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR 18 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN PERPARKIRAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR 18 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN PERPARKIRAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR 18 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN PERPARKIRAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA, Menimbang Mengingat : a. bahwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam konteks pembangunan, bangsa Indonesia sejak lama telah mencanangkan suatu gerakan pembangunan yang dikenal dengan istilah pembangunan nasional. Pembangunan

Lebih terperinci

REPUBLIK INDONESIA SURVEI USAHA KONSTRUKSI PERORANGAN BLOK I: KETERANGAN TEMPAT (disalin dari SKP13-DS) BLOK II: KETERANGAN USAHA

REPUBLIK INDONESIA SURVEI USAHA KONSTRUKSI PERORANGAN BLOK I: KETERANGAN TEMPAT (disalin dari SKP13-DS) BLOK II: KETERANGAN USAHA SKP13-S REPUBLIK INDONESIA SURVEI USAHA KONSTRUKSI PERORANGAN 2013 BLOK I: KETERANGAN TEMPAT (disalin dari SKP13-DS) (2) 1. Provinsi : 2. Kabupaten/Kota*) : 3. Kecamatan : 4. Desa/Kelurahan*) : 5. Nomor

Lebih terperinci

-2- Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

-2- Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.494, 2016 KEMENHUB. Angkutan Bermotor. Pencabutan. Orang. Kendaraan PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 32 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN ANGKUTAN

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Maret 2012 Direktur Statistik Industri. DR. Mudjiandoko, MA

KATA PENGANTAR. Jakarta, Maret 2012 Direktur Statistik Industri. DR. Mudjiandoko, MA KATA PENGANTAR Survei Industri Besar dan Sedang Tahun 2011 merupakan kelanjutan dari survei Industri Besar dan Sedang tahun sebelumnya. Buku Pedoman Pengawas ini dibuat untuk pelaksanaan lapangan di tingkat

Lebih terperinci

2 Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4916); 2. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan

2 Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4916); 2. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan No.1722, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENPAREKRAF. Arena Permainan. Standar Usaha.Sertifikasi. Persyaratan. PERATURAN MENTERI PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN

Lebih terperinci