SURVEI PERUSAHAAN/USAHA SPA TAHUN 2015 PEDOMAN PENCACAHAN DAN PEMERIKSAAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "SURVEI PERUSAHAAN/USAHA SPA TAHUN 2015 PEDOMAN PENCACAHAN DAN PEMERIKSAAN"

Transkripsi

1 SURVEI PERUSAHAAN/USAHA SPA TAHUN 2015 PEDOMAN PENCACAHAN DAN PEMERIKSAAN V-SPA15 Badan Pusat Statistik

2 KATA PENGANTAR Buku pedoman ini merupakan acuan bagi Petugas Lapangan (PCL dan PML) dalam melaksanakan pendataan Perusahaan/Usaha SPA Tahun Buku ini terutama berisi mengenai metodologi yang digunakan, organisasi lapangan, strategi pendataan di lapangan serta tatacara pengisian dan pemeriksaan kuesioner yang digunakan. Sebagaimana yang tertuang dalam Penjelasan Undang-Undang Nomor 10 Tahun tentang Kepariwisataan, yang dimaksud dengan usaha spa adalah usaha perawatan yang memberikan layanan dengan metode kombinasi terapi air, terapi aroma, pijat, rempah-rempah, layanan makanan/minuman sehat, dan olah aktivitas fisik dengan tujuan menyeimbangkan jiwa dan raga dengan tetap memperhatikan tradisi dan budaya bangsa Indonesia. Spa berasal dari bahasa latin dan diambil dari istilah sante par aqua atau solus per aqua, yang artinya sehat melalui terapi air. Seiring dengan perkembangan zaman, spa berkembang menjadi suatu tempat kecantikan, perawatan tubuh, kesehatan, kebugaran dan kenyamanan. Spa menyediakan kebutuhan penunjang, khususnya bagi para wanita. Tujuan pendataan perusahaan/usaha spa adalah untuk mendapatkan data mengenai karakteristik spesifik kegiatan masing-masing perusahaan/usaha spa, serta mendapatkan gambaran mengenai struktur pembiayaan masing-masing usaha pariwisata. Di samping itu juga ditanyakan mengenai pendapatan dan pengeluaran dalam menjalankan usaha tersebut serta mengenai permodalan yang digunakan untuk menjalankan usaha. Setiap petugas diminta untuk mempelajari secara seksama setiap buku pedoman pelaksanaan pendataan perusahaan/usaha spa tahun 2015 yang telah dibagikan kepada para petugas. Tim Penyusun i

3 DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR i DAFTAR ISI ii BAB I. PENDAHULUAN Latar Belakang Tujuan Ruang Lingkup Jenis Dokumen dan Kegunaannya Jadwal Pelaksanaan Kegiatan BAB II. ORGANISASI LAPANGAN Struktur Organisasi Arus Dokumen Tugas Pencacah Tugas Pemeriksa/Pengawas BAB III. METODOLOGI PENGUMPULAN DATA Metodologi Tata Tertib Pengisian Daftar BAB IV. TATA CARA PENGISIAN DAFTAR V-SPA Sistematika Daftar V-SPA Cara Pengisian Daftar V-SPA Blok I Pengenalan Tempat Blok II Keterangan Umum Blok III Keterangan Khusus Blok IV Pendapatan/Pengeluaran Usaha Tahun Blok V Permodalan Blok VI Catatan Blok VII Pengesahan Blok VIII Keterangan Petugas ii

4 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Sektor pariwisata merupakan salah satu sektor strategis dalam pengembangan perekonomian nasional maupun daerah. Pemerintah melakukan berbagai upaya dalam mengembangkan sektor pariwisata karena sektor pariwisata memiliki kontribusi dalam penerimaan pendapatan dan penyerapan tenaga kerja. Sektor pariwisata sebagai suatu kegiatan ekonomi yang memiliki mata rantai yang sangat panjang, sehingga banyak menampung kesempatan kerja bagi masyarakat sekitarnya. Berkembangnya sektor pariwisata juga menyebabkan pendapatan masyarakat meningkat, dari hasil penjualan barang dan jasa melalui usaha: restoran, hotel, biro perjalanan, pramuwisata, penjualan barang-barang cendra mata dan sebagainya. Usaha pariwisata merupakan usaha yang menyediakan barang dan/atau jasa bagi pemenuhan kebutuhan wisatawan dan penyelenggaraan pariwisata. Menurut pasal 14 Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan, usaha pariwisata meliputi, antara lain: usaha daya tarik wisata; usaha kawasan pariwisata; usaha jasa transportasi pariwisata; usaha jasa perjalanan wisata; usaha jasa makanan dan minuman; usaha penyediaan akomodasi; usaha penyelenggaraan kegiatan hiburan dan rekreasi; usaha jasa penyelenggaraan pertemuan, perjalanan insentif, konferensi dan pameran; usaha jasa informasi pariwisata; usaha jasa konsultan pariwisata; usaha jasa pramuwisata; usaha wisata tirta; dan usaha spa. Sebagaimana yang tertuang dalam Penjelasan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan, yang dimaksud dengan usaha spa adalah usaha perawatan yang memberikan layanan dengan metode kombinasi terapi air, terapi aroma, pijat, rempahrempah, layanan makanan/minuman sehat, dan olah aktivitas fisik dengan tujuan menyeimbangkan jiwa dan raga dengan tetap memperhatikan tradisi dan budaya bangsa Indonesia. Spa berasal dari bahasa latin dan diambil dari istilah sante par aqua atau solus per aqua, yang artinya sehat melalui terapi air. Seiring dengan perkembangan zaman, spa PEDOMAN PENCACAHAN 1

5 berkembang menjadi suatu tempat kecantikan, perawatan tubuh, kesehatan, kebugaran dan kenyamanan. Spa menyediakan kebutuhan penunjang, khususnya bagi para wanita. Adanya kehadiran sebuah spa banyak dipengaruhi oleh adanya faktor gaya hidup dan tren mode yang berlaku pada masyarakat setiap tahunnya. Di era globalisasi ini perkembangan dunia bisnis, properti, mode dan kuliner berimbas pula pada semakin meningkatnya kesadaran untuk menjaga kesehatan dan merawat tubuh. Salah satu dampaknya adalah maraknya usaha spa di kota-kota besar dan juga di pelosok Indonesia. Di kota-kota besar, banyak profesional muda terutama para wanita karier yang tinggal dan beraktifitas, ditunjang dengan perekonomian yang mapan, mereka membutuhkan suatu tempat untuk bersosialisasi dan bersantai di samping dari rutinitas padat mereka sehari-hari, bersantai dan melakukan perawatan tubuh secara bersamaan menjadi prioritas utama mereka sekarang ini TUJUAN Survei ini merupakan lanjutan dari survei pendahuluan (pilot survey) yang pernah diselenggarakan pada tahun 2012 yang lalu. Tujuan pendataan perusahaan/usaha spa adalah untuk mendapatkan data mengenai karakteristik spesifik kegiatan masing-masing perusahaan/usaha spa, serta mendapatkan gambaran mengenai struktur pembiayaan masingmasing usaha pariwisata. Secara khusus tujuan dari survei perusahaan/usaha spa ini adalah untuk: Memperoleh direktori usaha spa yang up to date. Memperoleh informasi mengenai perkembangan dan prospek usaha spa secara umum RUANG LINGKUP Pendataan usaha spa ini dilaksanakan di seluruh wilayah Indonesia. Usaha atau kegiatan yang dicakup dalam pendataan ini meliputi perusahaan/usaha yang melakukan perawatan dengan memberikan layanan berupa metode kombinasi terapi air, terapi aroma, pijat, rempah-rempah, layanan makanan/minuman sehat, dan olah aktivitas fisik dengan tujuan menyeimbangkan jiwa dan raga dengan tetap memperhatikan tradisi dan budaya bangsa Indonesia. Usaha atau kegiatan tersebut sesuai dengan UU Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan dan Permenparekraf Nomor 24 Tahun 2014 tentang Standar Usaha Spa. PEDOMAN PENCACAHAN 2

6 1.4. JENIS DOKUMEN DAN KEGUNAANNYA Dokumen yang digunakan dalam survei ini meliputi: a. Direktori perusahaan/usaha spa yang menjadi kerangka sampel. b. V-SPA15; adalah daftar isian/kuesioner yang digunakan untuk mendata usaha yang tercakup dalam survei ini. c. Buku Pedoman; adalah buku Pedoman Pencacahan dan Pemeriksaan yang digunakan oleh petugas sebagai pedoman dalam melakukan pencacahan dan pemeriksaan JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN Kegiatan Waktu 1. Persiapan a. Penyusunan kuesioner dan buku pedoman Januari-Februari b. Pencetakan dokumen Maret c. Pengiriman dokumen ke daerah Maret 2. Pelaksanaan a. Pencacahan lapangan 1 April - 30 April b. Pengawasan/pemeriksaan hasil pencacahan 7 April 14 Mei c. Pengiriman dokumen ke BPS Pusat Mei Juni d. Pengolahan data Juni Agustus 3. Penyusunan Laporan a. Tabulasi dan analisis September b. Publikasi Oktober PEDOMAN PENCACAHAN 3

7 BAB 2 ORGANISASI LAPANGAN 2.1. Struktur Organisasi Guna memperlancar pelaksanaan pencacahan perusahaan/usaha spa di lapangan, maka disusun struktur organisasi pencacahan di lapangan sebagai berikut: BPS RI BPS PROVINSI BPS KABUPATEN/ KOTA PENGAWAS/ PEMERIKSA PENCACAH 2.2. Arus Dokumen Kuesioner/daftar isian untuk pencacahan perusahaan/usaha objek wisata (V-SPA15) yang sudah disetujui, kemudian dikirim oleh Badan Pusat Statistik ke BPS Provinsi yang kemudian diteruskan ke BPS Kabupaten/Kota untuk dibagikan kepada petugas pengawas yang selanjutnya didistribusikan kepada petugas pengumpul data (pencacah). Setelah pencacahan selesai, petugas pengumpul data (pencacah) menyerahkan kuesioner kepada pengawas untuk diperiksa. Kuesioner yang sudah diperiksa diteruskan oleh pengawas kepada BPS Kabupaten/Kota untuk diperiksa ulang lagi baik kelengkapan isian maupun konsistensi PEDOMAN PENCACAHAN 4

8 pengisian, dan selanjutnya kuesioner akan dikirimkan ke Badan Pusat Statistik U.P. Sub Direktorat Statistik Pariwisata melalui BPS Provinsi. Alur Pengiriman Dokumen BPS RI PERUSAHAAN/USAHA SPA BPS PROVINSI PENCACAH BPS KABUPATEN/KOTA PENGAWAS PENGAWAS BPS KABUPATEN/KOTA PENCACAH BPS PROVINSI PERUSAHAAN/USAHA SPA BPS RI Pengolahan Data Setelah kuesioner yang terisi sampai di BPS RI, kemudian dilanjutkan dengan proses pengelompokan (batching) yang bertujuan untuk memudahkan pada saat pengolahan data yang didasarkan menurut provinsi. Kemudian dilakukan editing, coding dan entri data yang dilakukan dengan menggunakan aplikasi komputer. Semua kegiatan ini dilakukan oleh staf pada Subdit Statistik Pariwisata, BPS RI Tugas Pencacah 1. Melakukan pencacahan setiap perusahaan/usaha daya spa dengan menggunakan kuesioner V-SPA Mengikuti pertemuan dengan Pengawas untuk membahas berbagai temuan atau masalah yang muncul di lapangan dan cara mengatasinya. 3. Melakukan kunjungan ulang terhadap responden yang bermasalah dengan disertai pengawas. PEDOMAN PENCACAHAN 5

9 4. Menyerahkan seluruh kuesioner hasil pencacahan kepada Pengawas. 5. Menepati jadwal pelaksanaan pencacahan Tugas Pemeriksa/Pengawas Pengawasan/pemeriksaan dilakukan mulai tanggal 7 April hingga 14 Mei Dokumen yang akan diperiksa adalah dokumen hasil pencacahan pada perusahaan/usaha spa. Tugas pengawas/pemeriksa meliputi: 1. Menerima, mengatur dan melaksanakan pembagian kuesioner. 2. Melakukan pengawasan dan pemeriksaan pelaksanaan lapangan pencacahan kuesioner, yaitu : a. Memeriksa kebenaran isian kuesioner yang diisi oleh pencacah, bila isian tersebut ada yang meragukan dan atau kurang lengkap, maka pengawas mengembalikan daftar tersebut kepada pencacah untuk diteliti kembali di lapangan. Bila perlu penelitian kembali dilakukan oleh pencacah bersama-sama dengan pengawas. b. Menerima kembali dokumen dari petugas pencacah hasil pencacahan perusahaan/usaha, serta bertanggung jawab atas kelengkapan dan kualitas hasil pencacahan. 3. Pengawas menyampaikan kuesioner yang sudah terisi dan sudah diperiksa ke BPS Kabupaten/Kota. Dari BPS Kabupaten/Kota, kuesioner tersebut dikirim ke BPS Provinsi sesuai dengan jadwal kegiatan yang telah ditentukan. 4. Menepati jadwal pelaksanaan pencacahan kuesioner sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan. PEDOMAN PENCACAHAN 6

10 BAB 3 METODOLOGI PENGUMPULAN DATA 3.1. Metodologi 1. Metode Pengumpulan Data a. Seluruh usaha wisata yang berskala kecil, menegah dan besar termasuk yang dicacah secara lengkap (Sensus Lengkap). b. Wawancara langsung jika memungkinkan, apabila tidak selesai, kuesioner dapat ditinggal dengan memberikan penjelasan terlebih dahulu mengenai cara pengisian kuesioner secara benar. 2. Responden Responden merupakan pengusaha atau orang yang mengetahui tentang pengelolaan destinasi usaha wisata. 3. Penjaringan data dilakukan melalui beberapa tahapan kegiatan: a. Penjaringan informasi keberadaan usaha pariwisata melalui berbagai sumber data, misalnya Sensus Ekonomi, data asosiasi, data desa (kelurahan), sumber lain, dan sebagainya. b. Evaluasi keberadaan usaha pariwisata berdasarkan sumber data di atas (poin b). c. Pencacahan lengkap dengan kuesioner secara rinci Tata Tertib Pengisian Daftar a. Semua pengisian daftar harus menggunakan pensil hitam. b. Isian harus ditulis dengan jelas dan mudah dibaca. Penulisan menggunakan huruf kapital (balok), tidak boleh disingkat, kecuali singkatan yang sudah umum. Kode harus ditulis dengan kode biasa (bukan kode romawi). c. Perhatikan instruksi/rambu-rambu tata cara pengisian di setiap pertanyaan. d. Pengisian daftar menggunakan beberapa cara: 1. Mengisi keterangan/jawaban pada tempat yang tersedia; 2. Penulisan kode ke dalam kotak mengikuti kaidah penuh tepi kanan (right justified). PEDOMAN PENCACAHAN 7

11 TATA CARA PENGISIAN DAFTAR V-SPA Sistematika Daftar V-SPA15 Karakteristik usaha pariwisata yang dikumpulkan sangat beragam, oleh karena itu untuk memudahkan pengisian kuesioner, karakteristik data yang akan dikumpulkan dikelompokkan menjadi beberapa blok, yaitu: 1. Blok I Pengenalan Tempat 2. Blok II Keterangan Umum 3. Blok III Keterangan Khusus 4. Blok IV Pendapatan/Pengeluaran Usaha Tahun Blok V Permodalan 6. Blok VI Catatan 7. Blok VII Pengesahan 8. Blok VIII Keterangan Petugas 4.2. Cara Pengisian Daftar V- SPA15 BAB 4 BLOK I PENGENALAN TEMPAT Tujuan blok ini mencatat identitas responden, dalam hal ini adalah perusahaan/usaha spa. Identitas ini dipergunakan untuk memudahkan proses pengolahan data dan untuk kelengkapan pemasukan data kuesioner. Rincian 1 s.d. Rincian 7 Contoh 1. Provinsi : DKI Jakarta 2. Kabupaten/Kota : JAKARTA PUSAT 3. Kecamatan : MENTENG 4. Kelurahan/Desa : KEBON SIRIH 5. Nomor Urut Perusahaan/Usaha : (diisi pada saat pengolahan data) PEDOMAN PENCACAHAN 8

12 6. Nama Lengkap Perusahaan/Usaha : TAMAN SARI ROYAL HERITAGE SPA 7. Alamat Perusahaan/Usaha : JL. WAHID HASYIM NO. 133 RT: 004 / RW: 002 Kode Pos: Nomor telepon : (021) Nomor faksimili : (021) spa@mustika-ratu.co.id homepage: BLOK II KETERANGAN UMUM Blok ini mencatat keterangan umum jenis izin usaha, bentuk badan hukum/badan usaha; jenis sertifikat usaha yang dimiliki; tahun mulai beroperasi secara komersial; serta beberapa pertanyaan mengenai keadaan perusahaan/usaha secara umum. Rincian 1. Jenis izin operasional usaha yang dimiliki: Lingkarilah jawaban yang sesuai dan pindahkan ke dalam kotak yang tersedia. Isian pada Rincian 1. meliputi: Kode 1 apabila usaha ini mempunyai Tanda Daftar Usaha Pariwisata (TDUP). Kode 2 apabila usaha ini mempunyai Izin Tetap Usaha Pariwisata (ITUP). Kode 3 apabila usaha ini mempunyai izin selain jenis izin yang telah disebutkan (selain TDUP dan ITUP). Tuliskan jenis izin yang dimiliki dengan menuliskannya pada tempat yang telah disediakan. Kode 4 apabila usaha ini tidak mempunyai izin. Tanda Daftar Usaha Pariwisata (TDUP) Dengan dikeluarkannya UU No 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan serta berdasarkan Permenbudpar No Tahun 2010 tentang Tata Cara Penyelenggara Jasa Usaha Pariwisata, maka Izin Tetap Usaha Pariwisata atau ITUP sudah tidak berlaku lagi, dan diganti dengan ijin Tanda Daftar Usaha Pariwisata (TDUP). TDUP adalah dokumen resmi yang membuktikan bahwa usaha pariwisata yang dilakukan oleh pengusaha telah tercantum di dalam daftar usaha pariwisata. TDUP berlaku sebagai bukti bahwa pengusaha telah dapat menyelenggarakan usaha pariwisata. Izin Tetap Usaha Pariwisata (ITUP) Izin Tetap Usaha Pariwisata adalah izin untuk menyelenggarakan kegiatan Industri Pariwisata yang dikeluarkan oleh dari Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Pemerintah Daerah setempat. PEDOMAN PENCACAHAN 9

13 ITUP berlaku sepanjang usaha tersebut masih berjalan dan wajib daftar ulang setiap 1 (satu) tahun sekali. ITUP tidak berlaku apabila tidak didaftar ulang selama 2 (dua) tahun berturutturut dan/atau pindah kepemilikan dan/atau perubahan nama usaha. Jika perusahaan/usaha memiliki izin usaha berupa TDUP dan ITUP, maka cukup menggunakan kode yang terkecil. Rincian 2. Apakah usaha ini sudah memperoleh sertifikasi usaha pariwisata dari Lembaga Sertifikasi Usaha (LSU)? Lingkarilah jawaban yang sesuai dan pindahkan pada kotak yang tersedia. Kode 1 jika Ya dan kode 2 jika Belum. Seperti yang diijelaskan dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 52 Tahun 2012, Sertifikasi Usaha Pariwisata adalah proses pemberian sertifikat kepada usaha pariwisata untuk mendukung peningkatan mutu produk pariwisata, pelayanan, dan pengelolaan usaha pariwisata melalui audit. Sertifikat penghargaan tidak termasuk dalam sertifikat usaha pariwisata yang dimaksud dalam rincian ini. Lembaga Sertifikasi Usaha (LSU) Bidang Pariwisata adalah lembaga mandiri yang berwenang melakukan sertifikasi usaha di bidang pariwisata sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Sertifikasi usaha pariwisata bertujuan untuk meningkatkan kualitas pelayanan kepariwisataan dan produktivitas usaha pariwisata. Rincian 3. Bentuk Badan Hukum/Badan Usaha Pilihlah jenis badan hukum/badan usaha/perizinan yang dimiliki, kemudian pindahkan ke dalam kotak yang tersedia. Isian kode 1 apabila berbentuk PT/PT(Pesero) ; kode 2 apabila berbentuk Yayasan ; kode 3 apabila berbentuk Koperasi ; kode 4 apabila berbentuk CV ; kode 5 apabila berbentuk Firma ; kode 6 apabila berbentuk Tidak Berbadan Hukum. a. PT/PT (Pesero) Perseroan Terbatas (PT): perusahaan yang berstatus badan hukum, didirikan dengan modal yang terbagi dalam saham-saham dan pemegang saham bertanggung jawab terbatas pada nilai nominal saham yang dimiliki. Dalam menjalankan kegiatannya pemegang saham ikut serta berperan tergantung besar kecilnya jumlah saham yang dimiliki, atau berdasarkan perjanjian antara pemegang saham. PEDOMAN PENCACAHAN 10

14 PT (Persero): perusahaan yang saham-sahamnya dimiliki oleh negara (pemerintah), dan kekayaan perusahaan dipisahkan dari kekayaan negara dengan tujuan mencari keuntungan maksimal dengan menggunakan faktor-faktor produksi secara efisien. b. Yayasan merupakan sebuah badan hukum dengan kekayaan yang dipisahkan. Tujuan pendiriannya dititikberatkan pada usaha sosial dan bukan mencari untung c. Koperasi adalah organisasi ekonomi rakyat yang berwatak sosial, beranggotakan orang-orang atau badan hukum koperasi yang merupakan tata susunan ekonomi sebagaiusaha bersama atas asas kekeluargaan d. CV (Commanditair Venootschap, secara harfiah berarti perseroan komanditer) adalah suatu bentuk perjanjian kerjasama untuk berusaha antara orang-orang yang bersedia memimpin, mengatur perusahaan dan bertanggung jawab penuh atau kekayaan pribadinya dengan orang-orang yang memberikan pinjaman dan tidak bersedia memimpin perusahaan serta bertanggungjawab pada kekayaan yang diikutsertakan dalam perusahaan tersebut. e. Firma (dari bahasa Belanda venootschap onder firma; secara harfiah: perserikatan dagang antara beberapa perusahaan) adalah sebuah bentuk persekutuan untuk menjalankan usaha antara dua orang atau lebih dengan memakai nama bersama. Pemilik firma terdiri dari beberapa orang yang bersekutu dan masing-masing anggota persekutuan menyerahkan kekayaan pribadi sesuai yang tercantum dalam akta pendirian perusahaan. Rincian 4. Tahun mulai beroperasi secara komersial Isilah tahun dimulainya beroperasi secara komersial usaha yang dimaksud. Rincian 5. Apakah perusahaan/usaha ini memanfaatkan jaringan internet? Lingkarilah jawaban yang sesuai dan pindahkan pada kotak yang tersedia. Kode 1 jika Ya dan kode 2 jika Tidak. Internet (interconnected-networking) adalah rangkaian komputer yang terhubung di dalam beberapa rangkaian. Sistem Internet ialah sistem komputer umum, yang berhubung secara global dan menggunakan TCP/IP sebagai protokol pertukaran paket (packet switching communication protocol). PEDOMAN PENCACAHAN 11

15 Rincian 6. Dalam transaksi transaksi usaha, apakah menggunakan fasilitas E- commerce? Lingkarilah jawaban yang sesuai dan pindahkan pada kotak yang tersedia. Kode 1 jika Ya dan kode 2 jika Tidak. E-Commerce adalah penyebaran, pembelian, penjualan, pemasaran barang dan jasa melalui sistem elektronik seperti internet atau televisi, www atau jaringan komputer lainnya. Rincian 7. Apakah pembayaran dapat melalui kartu kredit/kartu debit? Lingkarilah jawaban yang sesuai dan pindahkan pada kotak yang tersedia. Kode 1 jika Ya dan kode 2 jika Tidak. Kartu kredit (credit card) adalah suatu jenis penyelesaian transaksi ritel (retail) dan sistem kredit, yang namanya berasal dari kartu plastik yang diterbitkan kepada pengguna sistem tersebut. Kartu kredit memiliki bentuk dan ukuran yang standar seperti yang dispesifikasikan oleh standar ISO Kartu kredit dikeluarkan oleh bank yang menjamin pemegangnya untuk dapat berbelanja tanpa membayar kontan dan pengeluaran belanja itu akan diperhitungkan di rekening pemilik kartu di bank tersebut; Kartu debit (debit card) adalah sebuah kartu pembayaran secara elektronik yang diterbitkan oleh Bank. Kartu ini dapat berfungsi sebagai pengganti pembayaran dengan uang tunai. Kartu ini mengacu pada saldo tabungan bank anda di bank penerbit tersebut. Fungsi dari kartu debit adalah untuk memudahkan pembayaran ketika berbelanja tanpa harus membawa uang tunai. Rincian 8. Apakah perusahaan ini menjadi anggota Asosiasi Spa Indonesia (ASPI)? Lingkarilah jawaban yang sesuai dan pindahkan pada kotak yang tersedia. Kode 1 jika Ya dan kode 2 jika Tidak. Asosiasi Spa Indonesia (ASPI) adalah suatu organisasi sebagai wadah para pengusaha spa di Indonesia. Pendirian ASPI dikukuhkan oleh Menteri Pariwisata, Seni dan Budaya pada tanggal 24 April Rincian 9a. Banyaknya pengunjung WNI selama tahun 2014: Isilah jumlah pengunjung setiap tahun sesuai dengan tahun yang dimaksud pada tempat yang telah disediakan. PEDOMAN PENCACAHAN 12

16 Rincian 9b. Banyaknya pengunjung WNA selama tahun 2014: Isilah jumlah pengunjung setiap tahun sesuai dengan tahun yang dimaksud pada tempat yang telah disediakan. Rincian 10. Jenis pengunjung usaha ini: Lingkarilah jawaban yang sesuai dan pindahkan pada kotak yang tersedia. Kode 1 jika usaha ini khusus menerima pengunjung laki-laki, kode 2 jika jika usaha ini hanya menerima pengunjung perempuan, dan kode 3 jika jika usaha ini menerima pengunjung laki-laki dan perempuan. Rincian 11. Banyaknya pekerja/karyawan tetap, pekerja tidak tetap/kontrak, dan pekerja asing pada saat pencacahan menurut jenis kelamin dan jenjang pendidikan yang ditamatkan: Isilah jumlah pekerja/karyawan yang sesuai pada saat pencacahan berdasarkan tingkat pendidikan serta dibedakan menurut kelompok Pekerja Tetap, Pekerja Kontrak/Tidak Tetap, Pekerja Asing. Setiap kelompok dibedakan menurut pekerja laki-laki dan perempuan. Status pekerja: Pekerja tetap adalah orang yang bekerja pada perusahaan/usaha dengan menerima upah/gaji secara tetap, tidak tergantung pada absensi/kehadiran pekerja tersebut, dan biasanya apabila diberhentikan akan mendapat pesangon. Pekerja tidak tetap adalah orang yang bekerja pada perusahaan/usaha dan menerima upah/gaji, dengan memperhitungkan jumlah hari masuk kerja/prestasi pekerja tersebut. Pekerja kontrak adalah orang yang bekerja dengan perjanjian tertentu. Pekerja Asing adalah karyawan yang bukan Warga Negara Indonesia (WNI) dan bekerja dengan mendapat upah/gaji secara tetap (sebagai pekerja tetap) atau yang bekerja dengan perjanjian tertentu (sebagai pekerja kontrak). Jenjang pendidikan: a. Tamat SMP dan jenjang pendidikan di bawahnya (SD). Tamat SMP adalah pekerja/karyawan yang tamat Sekolah Menengah Pertama, MULO, HBS tahun, Sekolah Luar Biasa Menengah Tingkat Pertama dan Madrasah Tsanawiyah, Sekolah Kepandaian Putri, Sekolah Menengah Ekonomi Pertama, Sekolah Menengah PEDOMAN PENCACAHAN 13

17 Ilmu Pariwisata (SMIP), Sekolah Teknik, Sekolah Kesejahteraan Keluarga Pertama, Sekolah Ketrampilan Kejuruan 4 tahun, Sekolah Usaha Tani, Sekolah Pertanian Menengah Pertama, Sekolah Guru Bantu, Pendidikan Guru Agama 4 tahun, Kursus Pegawai Administrasi, Kursus Karyawan Perusahaan, dan Pendidikan Pegawai Urusan Peradilan Agama. b. Tamat SMA dan sederajat adalah pekerja/karyawan yang tamat dari SMTA umum dan SMTA kejuruan, seperti Sekolah Menengah Atas, HBS 5 tahun, AMS, Madrasah Aliyah, Sekolah Menengah Pekerjaan Sosial, Sekolah Menengah Industri Kerajinan, Sekolah Menengah Seni Rupa, Sekolah Menengah Karawitan Indonesia, Sekolah Menengah Musik, Sekolah Teknologi Menengah Pembangunan, Sekolah Menengah Ekonomi Atas, Sekolah Teknologi Menengah, Sekolah Menengah Teknologi Pertanian, Sekolah Menengah Teknologi Perkapalan, Sekolah Menengah Teknologi Pertambangan, Sekolah Menengah Teknologi Grafika, Sekolah Guru Olah Raga, Sekolah Guru Pendidikan Luar Biasa, Pendidikan Guru Sekolah Lanjutan Pertama, Pendidikan Guru Agama 6 tahun, Sekolah Guru Taman Kanak-Kanak, Kursus Pendidikan Guru, Sekolah Analisis Menengah Kimia Atas, Sekolah Asisten Apoteker, Sekolah Bidan, Sekolah Pengatur Rontgen, dan Kursus Pegawai Administrasi Atas. c. Diploma I/II adalah diploma I atau II pada suatu pendidikan yang khusus diberikan untuk program diploma I dan II termasuk kejuruan pariwisata, seperti tamat jurusan ticketing Diploma I/II Biro Perjalanan, jurusan memasak (Cook) dari BPLP, tamat jurusan komputer dari BSI dan sebagainya. d. Sarjana Muda (Diploma III) adalah pekerja/karyawan yang tamat Akademi/sarjanan muda termasuk kejuruan pariwisata misalnya: Akademi Seni Musik Indonesia, Akademi Seni Tari Indonesia, Akademi Bahasa Asing, Akademi Perhotelan dan Akademi Pariwisata, Akademi Pemerintahan Dalam Negeri dan sebagainya. Bagi fakultas yang tidak mengeluarkan gelar sarjana muda maka pekerja/karyawan yang menempuh pendidikan sampai semester 8/9 dan belum tamat tetap dimasukkan sebagai tamat SMA. e. D IV dan S1 adalah pekerja/karyawan yang tamat program pendidikan sarjana, diploma IV, Akta IV & V pada suatu universitas/institut/sekolah tinggi termasuk program dengan jurusan pariwisata. f. S2/S3 adalah pekerja/karyawan yang tamat program pendidikan pasca sarjana, doktor, spesialis 1 dan 2 pada suatu universitas/institut/sekolah tinggi. PEDOMAN PENCACAHAN 14

18 BLOK III KETERANGAN KHUSUS Blok ini mencatat keterangan khusus untuk mendalami karakteristik perusahaan/usaha spa. Di dalam blok ini ditanyakan mengenai jumlah tenaga kerja yang memiliki sertifikat spa; jenis dan tarif layanan yang disediakan; perawatan, terapi, dan metode yang disediakan; serta beberapa pertanyaan mengenai keadaan perusahaan/usaha secara lebih spesifik. Rincian 1a. Jumlah tenaga kerja terapis:... orang Isilah jumlah tenaga kerja terapis yang dimiliki pada tempat yang telah disediakan. Terapis, atau juga disebut sebagai seorang pelaksana spa/terapi, adalah seseorang yang telah memiliki kompetensi pada tingkat kualifikasi tertentu sesuai kategori pelayanan spa, dan mempunyai kewenangan untuk menjalankan profesinya. Rincian 1b. Jumlah tenaga kerja pendidik/pelatih spa:... orang Isilah jumlah tenaga kerja pendidik/pelatih spa yang dimiliki pada tempat yang telah disediakan. Pada perusahaan/usaha spa yang juga mengadakan pendidikan/pelatihan spa, perusahaan/usaha tersebut memiliki beberapa tenaga kerja pendidik/pelatih spa yang bertugas untuk memberikan pendidikan/pelatihan kepada para terapis/calon terapis. Rincian 2. Jumlah pekerja yang memiliki sertifikasi kompetensi bidang pariwisata Isilah jumlah tenaga kerja yang memiliki sertifikat kompetensi bidang pariwisata sesuai bidang kompetensinya pada tempat yang telah disediakan. Isilah jumlah terapis spa yang memiliki sertifikat kompetensi di baris a dan isilah jumlah pelulut/pemijat yang memiliki sertifikat kompetensi di baris b. Sertifikat Kompetensi di Bidang Pariwisata adalah bukti tertulis yang diterbitkan oleh lembaga sertifikasi profesi terlisensi yang menerangkan bahwa seseorang telah menguasai kompetensi kerja tertentu sesuai dengan SKKNI bidang pariwisata, standar internasional dan/atau standar khusus. Sertifikat yang dimaksud berupa tanda atau surat keterangan tertulis dari Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) yang dibentuk oleh Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP), yang membuktikan bahwa yang bersangkutan telah dinyatakan memiliki kompetensi di bidang spa dan pijat. PEDOMAN PENCACAHAN 15

19 Rincian 3. Layanan layanan yang paling diminati oleh pengunjung dan besarnya tarif: Isilah jenis-jenis layanan yang menjadi favorit para pengunjung pada perusahaan/usaha spa beserta tarifnya pada tempat yang telah disediakan. Adapun layanan yang diberikan dapat berupa perawatan tubuh (body treatment), perawatan rambut (hair treatment), perawatan wajah (face treatment), perawatan kaki dan tangan (hand and foot treatment), perawatan khusus (special treatment), maupun layanan paket-paket khusus. Rincian 4a. Apakah menyediakan layanan perawatan terapi air: Isilah kotak yang tersedia dengan kode 1, apabila Ya dan 2, apabila Tidak. Terapi air penggunaan air untuk penyembuhan dengan cara meringankan segala keluhan, yang meliputi kegiatan berendam; berendam dengan semburan air yang bisa diatur suhu dan tekanannya; pancuran air yang bisa diatur suhu dan tekanannya; mandi uap; terapi lumpur; terapi air laut; atau terapi dengan ganggang. Rincian 4b. Jika R.4a. berkode 1, apakah tersedia layanan berikut: Isilah kotak yang tersedia dengan kode 1, apabila Ya dan 2, apabila Tidak. Rincian 5a. Apakah menyediakan layanan perawatan terapi aroma: Isilah kotak yang tersedia dengan kode 1, apabila Ya dan 2, apabila Tidak. Terapi aroma atau sering disebut aromaterapi, ialah terapi atau pengobatan yang dilakukan dengan menggunakan wewangian, seperti bunga, akar-akaran, dan daun-daunan. Rincian 5b. Jika R.5a. berkode 1, berapa jenis minyak atsiri yang digunakan untuk terapi aroma: Isilah kotak yang tersedia banyaknya jenis minyak atsiri yang digunakan untuk terapi aroma, baik itu minyak atsiri yang berasal dari Indonesia maupun minyak atsiri yang berasal dari luar Indonesia. Rincian 6a. Apakah menyediakan layanan perawatan terapi pijat: Isilah kotak yang tersedia dengan kode 1, apabila Ya dan 2, apabila Tidak. Terapi pijat memanipulasi jaringan lunak dan otot-otot menggunakan tangan atau kaki yang ditujukan untuk menghilangkan ketegangan, nyeri, kejang, stres, dan meningkatkan sirkulasi darah. PEDOMAN PENCACAHAN 16

20 Rincian 6b. Jika R.6a. berkode 1, berapa jenis pijat yang dapat dipilih pada terapi pijat: Isilah kotak yang tersedia dengan banyaknya jenis pijat yang dapat dipilih pada terapi pijat baik pijat tradisional Indonesia dan jenis pijat yang berasal dari negara lain. Rincian 7a. Apakah menyediakan layanan perawatan terapi rempah: Isilah kotak yang tersedia dengan kode 1, apabila Ya dan 2, apabila Tidak. Terapi rempah terapi dengan menambahkan rempah-rempah alami yang bertujuan untuk memengaruhi suasana hati atau kesehatan seseorang, yang dapat dilakukan dengan cara rendam rempah, lulur, dan masker. Jika rempah-rempah yang digunakan dalam terapi sudah tidak dapat dipisahkan lagi bahan bakunya, misalnya produk lulur yang terbuat dari ramuan berbagai macam rempah-rempah, maka jenis rempah tersebut dihitung sebagai satu satuan. Namun lain halnya jika dapat diuraikan menurut jenis bahan bakunya, maka banyaknya jenis rempah yang digunakan adalah sebanyak bahan baku yang digunakan. Contoh lulur bengkuang dihitung sebagai satu jenis rempah; lulur kopi dihitung sebagai satu jenis rempah. Rincian 7b. Jika R.7a. berkode 1, berapa jenis rempah yang dapat dipilih pada terapi rempah: Isilah kotak yang tersedia dengan banyaknya jenis rempah yang dapat dipilih pada terapi rempah. Rincian 8a. Apakah menyediakan layanan perawatan terapi pikiran: Isilah kotak yang tersedia dengan kode 1, apabila Ya dan 2, apabila Tidak. Terapi pikiran terapi untuk penyembuhan dengan cara meringankan segala keluhan psikis, meliputi meditasi, olah peregangan otot (relaksasi), terapi musik, atau terapi warna. Rincian 8b. Jika R.8a. berkode 1, apakah tersedia layanan berikut: Isilah kotak yang tersedia dengan kode 1, apabila Ada dan 2, apabila Tidak. Meditasi praktek relaksasi yang melibatkan pelepasan pikiran dari semua hal yang menarik, membebani, maupun mencemaskan dalam hidup kita sehari-hari. Meditasi melepaskan kita dari penderitaan pemikiran baik dan buruk yang sangat subjektif yang secara PEDOMAN PENCACAHAN 17

21 proporsional berhubungan langsung dengan kelekatan kita terhadap pikiran dan penilaian tertentu. Terapi musik usaha meningkatkan kualitas fisik dan mental dengan rangsangan suara yang terdiri dari melodi, ritme, harmoni, timbre, bentuk dan gaya yang diorganisir sedemikian rupa hingga tercipta musik yang bermanfaat untuk kesehatan fisik dan mental. Terapi warna yang juga disebut chromotherapy adalah sebuah metode terapi pengobatan alternatif yang menggunakan cahaya untuk menyeimbangkan energi fisik, emotional dan spiritual seseorang. Warna adalah refleksi dari gelombang elektromagnetik cahaya. Sehingga semua warna memiliki sifat penyembuhan yang unik dan berbeda-beda Rincian 9a. Apakah menyediakan layanan perawatan olah fisik: Isilah kotak yang tersedia dengan kode 1, apabila Ya dan 2, apabila Tidak. Olah fisik serangkaian gerak fisik yang dilakukan dalam usaha untuk penyembuhan atau meningkatkan kulaitas hidup; menunda atau mengelola penyakit; atau meniadakan komplikasi yang akan ditimbulkan dari suatu penyakit. Rincian 9b. Jika R.9a. berkode 1, apakah tersedia layanan berikut: Isilah kotak yang tersedia dengan kode 1, apabila Ada dan 2, apabila Tidak. Yoga salah satu dari ajaran filfasat Hindu yang menitikberatkan pada aktivitas meditasi dimana seseorang memusatkan seluruh pikiran untuk mengontrol panca indera dan tubuhnya secara keseluruhan. Pilates jenis olahraga yang dikembangkan oleh Joseph Pilates yang menekankan keseimbangan tubuh melalui kekuatan keseimbangan, kelenturan, dan kesadaran agar efisien dalam pergerakan yang anggun. Latihan koreksi postur (postural exercise) salah satu jenis latihan dalam kegiatan olah fisik yang bertujuan untuk mengembangkan, memelihara, dan memulihkan gerak dan fungsi. Rincian 10. Fasilitas yang tersedia: Isilah kotak yang tersedia dengan kode 1, apabila Ada dan 2, apabila Tidak. Alunan Musik buaian nada atau suara yang disusun demikian rupa sehingga mengandung irama, lagu, dan keharmonisan (terutama yang menggunakan alat-alat yang dapat menghasilkan bunyi-bunyi itu). PEDOMAN PENCACAHAN 18

22 Pengaturan cahaya pengelolaan sistem pencahayaan (pengaturan jumlah penyinaran) sesuai jenis perawatan dengan menggunakan alat pengatur lampu (dimmer). Area lobi ruang teras di dekat pintu masuk yang biasanya dilengkapi dengan berbagai perangkat meja dan kursi, yang berfungsi sebagai ruang duduk atau ruang tunggu. Area makan & minum area yang digunakan untuk kegiatan makan dan minum. Ruang bilas ruang yang dapat digunakan para pengunjung/tamu/pelanggan spa untuk membilas tubuhnya setelah melakukan perawatan. Tempat cuci tangan + sabun tempat untuk mencuci tangan (wastafel) yang dilengkapi dengan sabun pembersih/antiseptik dan air bersih yang memadai. Toilet bersih Toilet yang terjaga kebersihannya, terawat, dan terpisah untuk pria dan wanita. Ruang olah fisik ruang yang dapat digunakan para pengunjung/tamu/pelanggan spa untuk melakukan terapi olah fisik. Pancuran air (shower) Alat yang dapat memancurkan air baik yang bisa diatur suhu dan tekanannya maupun yang tidak. Bak rendam (bath tub) Alat yang digunakan untuk berendam. Alat steam (steamer) Alat yang dapat mengeluarkan uap yang digunakan untuk mandi uap maupun sauna. Alat facial Alat yang dipergunakan untuk perawatan kulit wajah baik secara manual tanpa menggunakan energi listrik (antara lain: sendok una, pinset, dan lainnya), maupun yang menggunakan energi listrik (antara lain: vaporiser, high frequency, ultrasonic, vibrator, vacuum suction, galvanic, frimator dan lainnya). Lampu facial (magnifing lamp) Lampu yang memiliki fungsi pembesaran yang dilengkapi dengan lampu dingin untuk memaksimalkan efektivitas perawatan kulit wajah. Kursi cuci rambut (hair wash atau wash bak) Kursi yang dirancang khusus untuk perawatan rambut dan kulit kepala yang dilengkapi dengan sandaran kepala dan bak untuk cuci rambut. PEDOMAN PENCACAHAN 19

23 Alat steam rambut (hair steamer) Sebuah kursi dengan bulatan di bagian atasnya yang dapat mengeluarkan uap panas/dingin yang berfungsi untuk memperbaiki sel-sel rambut yang rusak dan meningkatkan efek penyerapan vitamin atau kandungan dalam masker atau krim rambut. Alat untuk sterilisasi (sterilizator) Alat yang berfungsi untuk mensterilkan alat-alat kosmetik. Alat untuk perawatan kaki (footbath) Kursi khusus yang digunakan pada proses pedicure untuk perawatan kaki. Selimut panas (heating blanket) Selimut yang mengeluarkan panas dari daya listrik yang digunakan untuk membungkus tubuh untuk meningkatkan suhu tubuh beberapa derajat lebih panas dengan tujuan supaya produk perawatan kulit yang dioleskan seperti masker/krim tubuh dapat lebih mudah terserap ke dalam kulit. Tensimeter Alat pengukur tekanan darah, dapat berupa tensimeter digital maupun manual. Termometer air Alat pengukur suhu air. Peralatan untuk handuk panas (hot cabin) Alat yang berbentuk seperti oven yang berfungsi sebagai penghangat handuk dan mensterilkan handuk untuk perawatan kecantikan Locker tempat para pengunjung/tamu/pelanggan untuk dapat menitipkan barang-barang pribadinya selama melakukan perawatan di spa. BLOK IV. PENDAPATAN/PENGELUARAN USAHA TAHUN 2014 Rincian 1 Jumlah pendapatan usaha Rincian ini digunakan untuk mendapatkan keterangan mengenai pendapatan perusahaan/usaha dari kegiatan utama selama tahun 2014 (isian dalam satuan rupiah). Pendapatan yang dimaksud adalah seluruh pendapatan utama dan pendapatan lainnya yang terkait dengan kegiatan/usaha yang dilakukan. Rincian 2 Jumlah pengeluaran usaha (biaya+balas jasa) Rincian ini untuk mencatat seluruh pengeluaran (biaya) administrasi/operasional kantor perusahaan yang berkaitan secara langsung maupun tidak langsung dengan usaha, termasuk upah/gaji pekerja/karyawan selama tahun 2014 (isian dalam satuan rupiah). PEDOMAN PENCACAHAN 20

24 BLOK V. PERMODALAN Rincian 1a. Status penanaman modal Rincian ini digunakan untuk mendapatkan keterangan mengenai status permodalan perusahaan/usaha. Isilah jawaban pada kotak yang tersedia. Kode 1 apabila Fasilitas PMDN; kode 2 apabila Fasilitas PMA ; dan kode 3 apabila Non Fasilitas. PMDN adalah Penanaman Modal Dalam Negeri; PMA adalah Penanaman Modal Asing; dan Non Fasilitas adalah status permodalan sendiri yang tidak masuk kelompok PMDN maupun PMA. Rincian 1b. Jiika 1.2 berkode 2 (PMA) negara utama penanam modal:... Jika status permodalan adalah berasal dari fasilitas PMA (rincian 1.a berkode 2 ), isilah nama negara penanam modal utama di tempat yang disediakan. Rincian 2 Persentase Permodalan Isilah persentase permodalan sesuai dengan sumber permodalan. Sumber permodalan dibagi berdasarkan Swasta nasional/perorangan dan Asing. Rincian 3 Sumber Modal Lingkarilah jawaban yang sesuai (pilihan jawaban boleh lebih dari satu) dan salin jumlah kode jawaban ke dalam kotak yang tersedia. Kode 1 apabila Modal sendiri/saham ; kode 2 jika Hibah ; kode 4 apabila Pinjaman Bank ; dan kode 8 apabila Pinjaman Lembaga Keuangan Bukan Bank. Modal Sendiri Modal Sendiri adalah uang yang dipakai sebagai pokok (induk) untuk berdagang, melepas uang, dan sebagainya; berupa harta benda (uang, barang, dan sebagainya) yang dapat dipergunakan untuk menghasilkan sesuatu yang menambah kekayaan modal sendiri. Modal Saham Modal Saham adalah bukti kepemilikan peserta (andil atau sero) permodalan pada suatu perusahaan yang berbentuk perseroan terbatas, yang memiliki hak atas dividen dan lain-lain menurut besar kecilnya modal yang disetor. PEDOMAN PENCACAHAN 21

25 Hibah Hibah adalah pemberian modal secara sukarela dengan mengalihkan hak atas sesuatu kekayaaan (uang, barang, dan sebagainya) kepada perusahaan atau pihak lain. Pinjaman Bank Pinjaman Bank adalah memakai uang dari pihak bank untuk waktu tertentu dan syarat-syarat sesuai ketentuan bank untuk melakukan investasi dan operasional kerja perusahaan. Pinjaman Lembaga Keuangan Bukan Bank Pinjaman lembaga Keuangan Bukan Bank adalah Pinjaman yang berasal dari lembaga keuangan non bank berupa uang untuk waktu tertentu dan syarat-syarat tertentu sesuai ketentuan pinjaman untuk melakukan investasi dan operasional kerja perusahaan. BLOK VI. CATATAN Blok ini digunakan untuk memberikan catatan mengenai isian-isian daftar. Berikan catatan-catatan jika diperlukan dengan singkat dan jelas. BLOK VII. PENGESAHAN Blok ini bertujuan untuk mengetahui bahwa jawaban yang diberikan dalam daftar diketahui oleh yang bertanggung jawab dalam perusahaan tersebut. Dilengkapi dengan nama, jabatan, nomor telepon, tanggal pengesahan, dan tanda tangan responden (yang memberi jawaban) serta cap perusahaan. Hal ini berguna sekali jika dibutuhkan adanya kunjungan ulang. BLOK VIII KETERANGAN PETUGAS Tujuan blok ini mencatat identitas petugas pencacah dan petugas pengawas, dalam hal ini memuat: 1. Nama Petugas; 2. Tanggal Pelaksanaan Kegiatan; dan 3. Tanda Tangan. PEDOMAN PENCACAHAN 22

26 LAMPIRAN PEDOMAN PENCACAHAN 23

27 RAHASIA REPUBLIK INDONESIA BADAN PUSAT STATISTIK PENCACAHAN PERUSAHAAN/USAHA SPA TAHUN 2015 V-SPA15 Tujuan: Mendapatkan data mengenai karakteristik yang terkait dengan perusahaan/usaha spa. Obyek Survei: Perusahaan/usaha spa di Indonesia. Waktu pengembalian Dokumen: Mohon dikembalikan paling lambat 1 (satu) bulan setelah dokumen diterima. Dasar Hukum: Pelaksanaan kegiatan ini berdasarkan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1997 tentang Statistik. Kerahasiaan: Kerahasiaan data yang diberikan dijamin oleh Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1997 Pasal Provinsi BLOK I. PENGENALAN TEMPAT (1) (2) (3) 2. Kabupaten/Kota *) 3. Kecamatan 4. Kelurahan/Desa *) 5. Nomor Blok Sensus 6. Nomor Urut Perusahaan/Usaha (Diisi pada saat pengolahan ) : 7. Nama Perusahaan/Usaha : 8. Alamat Perusahaan/Usaha : RT :. / RW :. Kode pos : Nomor telepon : ( ) Nomor faksimili : ( ).. *) Coret yang tidak sesuai 1 Homepage :....

28 1. Semua isian harus ditulis dengan jelas agar mudah dibaca. Penulisan kata-kata harus menggunakan huruf kapital (balok) serta tidak boleh disingkat, kecuali kata-kata yang terlalu panjang. Angka harus ditulis dengan angka biasa (bukan angka romawi). 2. Cara pengisian kuesioner : Isi jawaban/keterangan pada tempat yang disediakan dan tulis kode yang sesuai pada kotak yang tersedia. Lingkari salah satu kode jawaban yang sesuai, lalu pindahkan kode jawaban ke dalam kotak yang tersedia. Pindahkan isian ke kotak dengan mengikuti kaidah penuh tepi kanan (right justified ). Jika kode yang dilingkari lebih dari satu, jumlahkan kode yang dilingkari dan tulis pada kotak yang tersedia. 3. TATA TERTIB PENGISIAN KUESIONER Usaha spa adalah usaha perawatan yang memberikan layanan dengan metode kombinasi terapi air, terapi aroma, pijat, rempah-rempah, layanan makanan/minuman sehat, dan olah aktivitas fisik dengan tujuan menyeimbangkan jiwa dan raga dengan tetap memperhatikan tradisi dan budaya bangsa Indonesia (Permenkarekraf No. 24 Tahun 2014 tentang Standar Usaha Spa). BLOK II. KETERANGAN UMUM 1. Jenis izin operasional usaha yang dimiliki: Tanda Daftar Usaha Pariwisata (TDUP) -1 Izin Tetap Usaha Pariwisata (ITUP) -2 Lainnya (tuliskan ) -3 Tidak memiliki izin -4 TDUP adalah dokumen resmi yang membuktikan bahwa usaha yang dilakukan oleh pengusaha telah tercantum di dalam daftar usaha pariwisata. TDUP diterbitkan oleh Bupati/Walikota setempat, kecuali untuk wilayah DKI Jakarta TDUP dikeluarkan oleh Gubernur. ITUP adalah izin tetap usaha bidang pariwisata yang berisi hal-hal sesuai dengan Peraturan Menteri yang wajib didaftarkan oleh setiap pengusaha usaha pariwisata. ITUP dikeluarkan oleh Kantor Pelayanan Izin Terpadu di tiap kabupaten/kota. Jika perusahaan/usaha memiliki izin usaha berupa TDUP dan ITUP, maka cukup menggunakan kode yang terkecil. 2. Apakah usaha ini sudah memperoleh sertifikasi usaha pariwisata dari Lembaga Sertifikasi Usaha di bidang pariwisata: Ya -1 Belum -2 Sertifikasi Usaha Pariwisata adalah proses pemberian sertifikat kepada usaha pariwisata untuk mendukung peningkatan mutu produk pariwisata, pelayanan, dan pengelolaan usaha pariwisata melalui audit. Tidak termasuk sertifikat penghargaan. Lembaga Sertifikasi Usaha (LSU) Bidang Pariwisata adalah lembaga mandiri yang berwenang melakukan sertifikasi usaha di bidang pariwisata sesuai dengna ketentuan peraturan perundang-undangan. 3. Bentuk badan hukum/badan usaha/perijinan: PT/PT (Persero) -1 CV -4 Yayasan -2 Firma -5 Koperasi -3 Tidak berbadan hukum/usaha Tahun mulai beroperasi secara komersial: Apakah perusahaan/usaha ini memanfaatkan fasilitas jaringan internet? Ya -1 Tidak -2 2

29 BLOK II. KETERANGAN UMUM (LANJUTAN) 6. Dalam transaksi usaha, apakah menggunakan fasilitas E-commerce? Ya -1 Tidak -2 E-Commerce adalah penyebaran, pembelian, penjualan, pemasaran barang dan jasa melalui sistem elektronik seperti internet atau televisi, www, atau jaringan komputer lainnya. 7. Apakah pembayaran dapat menggunakan kartu kredit /kartu debit? Ya -1 Tidak Apakah perusahaan ini menjadi anggota Asosiasi Spa Indonesia (ASPI)? Ya -1 Tidak -2 Asosiasi Spa Indonesia (ASPI) adalah suatu organisasi sebagai wadah para pengusaha spa di Indonesia. Pendirian ASPI dikukuhkan oleh Menteri Pariwisata, Seni dan Budaya pada tanggal 24 April a. Jumlah pengunjung WNI selama tahun 2014: b. Jumlah pengunjung WNA selama tahun 2014: 10. Jenis pengunjung usaha ini: 11. Hanya Laki-laki (for men) -1 Hanya Perempuan (for ladies) -2 Laki-laki dan Perempuan -3 Banyaknya pekerja/karyawan tetap, pekerja tidak tetap/kontrak, dan pekerja asing pada saat pencacahan menurut jenis kelamin dan jenjang pendidikan yang ditamatkan: a. < SMP dan sederajat b. SMA dan sederajat c. D I / D II d. Sarjana Muda / D III e. D IV dan S1 f. S2 / S3 g. Jumlah Jenjang Pendidikan Pekerja Tetap Pekerja Kontrak Laki-laki (1) (2) Pekerja Indonesia Perempuan Laki-laki Perempuan Laki-laki (3) (4) (5) (6) Pekerja Tetap adalah orang yang bekerja pada perusahaan/usaha dengan menerima upah/gaji secara tetap, tidak tergantung pada absensi/kehadiran pekerja tersebut. Pekerja Kontrak adalah orang yang bekerja pada perusahaan/usaha dengan perjanjian tertentu. Pekerja Asing (WNA) adalah pekerja yang bukan warga negara indonesia dan bekerja dengan mendapatkan upah/ gaji secara tetap (sebagai pekerja tetap) atau yang bekerja dengan perjanjian tertentu (sebagai pekerja kontrak). 3 Pekerja Asing Perempuan (7) Jumlah (8)

30 BLOK III. KETERANGAN KHUSUS 1. a. Jumlah tenaga kerja terapis : orang b. Jumlah tenaga kerja pendidik/pelatih spa : orang Terapis atau seorang pelaksana spa/terapi adalah seseorang yang telah memiliki kompetensi pada tingkat kualifikasi tertentu sesuai kategori pelayanan spa, dan mempunyai kewenangan untuk menjalankan profesinya. Pendidik/pelatih spa yang bertugas untuk memberikan pendidikan/pelatihan kepada para terapis/calon terapis. 2. Jumlah pekerja yang memiliki sertifikat kompetensi bidang pariwisata: Bidang Kompetensi (1) Jumlah (orang) a. Terapis Spa b. Pelulut/Pemijat Sertifikat Kompetensi Bidang Pariwisata adalah tanda atau surat keterangan tertulis yang menerangkan bahwa seseorang telah menguasai kompetensi kerja tertentu sesuai dengan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) bidang pariwisata, standar internasional dan/atau standar khusus dan dikeluarkan oleh Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) yang dibentuk oleh Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP). (2) 3. Layanan-layanan yang paling diminati oleh pengunjung dan besarnya tarif: No. (1) Layanan (2) Tarif (rupiah) (3) 4

31 BLOK III. KETERANGAN KHUSUS (LANJUTAN) 4. a. Apakah menyediakan layanan perawatan terapi air: -1 Tidak -2 b. Jika R.4a. berkode 1, apakah tersedia layanan berikut: Ada -1 Tidak -2 - Berendam - Berendam dengan semburan air yang bisa diatur suhu & tekanannya - Pancuran air yang bisa diatur suhu dan tekanannya - Mandi uap Ya Terapi air penggunaan air untuk penyembuhan dengan cara meringankan segala keluhan, yang meliputi kegiatan berendam; berendam dengan semburan air yang bisa diatur suhu dan tekanannya; pancuran air yang bisa diatur suhu dan tekanannya; mandi uap; terapi lumpur; terapi air laut; atau terapi dengan ganggang. - Terapi lumpur/terapi air laut/terapi ganggang 5. a. Apakah menyediakan layanan perawatan terapi aroma: Ya -1 Tidak -2 Terapi aroma atau sering disebut aromaterapi, ialah terapi atau pengobatan yang dilakukan dengan menggunakan wewangian, seperti bunga, akar-akaran, dan daun-daunan. b. Jika R.5a. berkode 1, berapa jenis minyak atsiri yang digunakan untuk terapi aroma: - Minyak atsiri asli Indonesia... jenis - Minyak atsiri non Indonesia... jenis Minyak atsiri, atau dikenal juga sebagai minyak eterik (aetheric oil), minyak esensial (essential oil), minyak terbang (volatile oil), serta minyak aromatik (aromatic oil), adalah kelompok besar minyak nabati yang berwujud cairan kental pada suhu ruang namun mudah menguap sehingga memberikan aroma yang khas. 6. a. Apakah menyediakan layanan perawatan terapi pijat: Ya -1 Tidak -2 Terapi pijat memanipulasi jaringan lunak dan otot-otot menggunakan tangan atau kaki yang ditujukan untuk menghilangkan ketegangan, nyeri, kejang, stres, dan meningkatkan sirkulasi darah. b. Jika R.6a. berkode 1, berapa jenis pijat yang dapat dipilih pada terapi pijat: - Pijat tradisional Indonesia... jenis - Pijat dari negara lain... jenis Pijat Tradisional pijatan khas Indonesia yang mengandalkan teknik urut dengan jari-jari dan dikombinasi dengan kekuatan telapak tangan juga. Contoh jenis pijat tradisional Indonesia adalah pijat jawa dan pijat bali. Pijat dari negara lain jenis terapi pijat yang tidak berasal dari Indonesia, contohnya pijat refleksi dari China, Swedish Massage, Thai Massage, Shiatsu, Hawaian Massage, Ayurvedic Massage. 5

REPUBLIK INDONESIA BADAN PUSAT STATISTIK PENCACAHAN PERUSAHAAN/USAHA SPA TAHUN 2015

REPUBLIK INDONESIA BADAN PUSAT STATISTIK PENCACAHAN PERUSAHAAN/USAHA SPA TAHUN 2015 RAHASIA REPUBLIK INDONESIA BADAN PUSAT STATISTIK PENCACAHAN PERUSAHAAN/USAHA SPA TAHUN 2015 V-SPA15 Tujuan: Mendapatkan data mengenai karakteristik yang terkait dengan perusahaan/usaha spa. Obyek Survei:

Lebih terperinci

REPUBLIK INDONESIA BADAN PUSAT STATISTIK PENCACAHAN PERUSAHAAN/USAHA SPA TAHUN 2016

REPUBLIK INDONESIA BADAN PUSAT STATISTIK PENCACAHAN PERUSAHAAN/USAHA SPA TAHUN 2016 RAHASIA V-SPA16 REPUBLIK INDONESIA BADAN PUSAT STATISTIK PENCACAHAN PERUSAHAAN/USAHA SPA TAHUN 2016 Tujuan: Mendapatkan data mengenai karakteristik yang terkait dengan perusahaan/usaha SPA. Obyek Survei:

Lebih terperinci

SURVEI PERUSAHAAN/ USAHA SPA TAHUN 2016

SURVEI PERUSAHAAN/ USAHA SPA TAHUN 2016 PEDOMAN PENCACAHAN & PEMERIKSAAN SURVEI PERUSAHAAN/ USAHA SPA TAHUN 2016 BADAN PUSAT STATISTIK KATA PENGANTAR Buku pedoman ini merupakan acuan bagi Petugas Lapangan (PCL dan PML) dalam melaksanakan pendataan

Lebih terperinci

STANDAR USAHA SPA. NO ASPEK UNSUR NO SUB UNSUR I. PRODUK A. Ruang Perawatan

STANDAR USAHA SPA. NO ASPEK UNSUR NO SUB UNSUR I. PRODUK A. Ruang Perawatan LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2014 TENTANG STANDAR USAHA SPA STANDAR USAHA SPA A. Spa Tirta 3 I. PRODUK A. Ruang Perawatan B. Perawatan, Terapi,

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK SURVEI PERUSAHAAN INFORMASI DAN KOMUNIKASI 2015 PENERBITAN

BADAN PUSAT STATISTIK SURVEI PERUSAHAAN INFORMASI DAN KOMUNIKASI 2015 PENERBITAN V-TERBIT BADAN PUSAT STATISTIK SURVEI PERUSAHAAN INFORMASI DAN KOMUNIKASI 2015 PENERBITAN 1. Provinsi : BLOK I. KETERANGAN TEMPAT 2. Kabupaten / Kota *) : 3. Kecamatan : 4. Desa / Kelurahan / Nagari *)

Lebih terperinci

SURVEI LEMBAGA KEUANGAN PERBANKAN SYARIAH

SURVEI LEMBAGA KEUANGAN PERBANKAN SYARIAH RAHASIA REPUBLIK INDONESIA SURVEI LEMBAGA KEUANGAN PERBANKAN SYARIAH 2010-2011 PERHATIAN 1. Daftar isian ini digunakan untuk mencatat Keterangan dan Laporan Keuangan Perusahaan Perbankan Syariah Tahun

Lebih terperinci

SURVEI LEMBAGA KEUANGAN PERBANKAN KONVENSIONAL

SURVEI LEMBAGA KEUANGAN PERBANKAN KONVENSIONAL RAHASIA REPUBLIK INDONESIA SURVEI LEMBAGA KEUANGAN PERBANKAN KONVENSIONAL 2010-2011 PERHATIAN 1. Daftar isian ini digunakan untuk mencatat Keterangan dan Laporan Keuangan Perusahaan Perbankan Konvensional

Lebih terperinci

SURVEI LEMBAGA KEUANGAN PEDAGANG VALUTA ASING

SURVEI LEMBAGA KEUANGAN PEDAGANG VALUTA ASING RAHASIA REPUBLIK INDONESIA SURVEI LEMBAGA KEUANGAN PEDAGANG VALUTA ASING 2011-2012 PERHATIAN 1. Daftar isian ini digunakan untuk mencatat Keterangan dan Laporan Keuangan Perusahaan Pedagang Valuta Asing

Lebih terperinci

SURVEI LEMBAGA KEUANGAN PEDAGANG VALUTA ASING

SURVEI LEMBAGA KEUANGAN PEDAGANG VALUTA ASING RAHASIA REPUBLIK INDONESIA SURVEI LEMBAGA KEUANGAN PEDAGANG VALUTA ASING 2010-2011 PERHATIAN 1. Daftar isian ini digunakan untuk mencatat Keterangan dan Laporan Keuangan Perusahaan Pedagang Valuta Asing

Lebih terperinci

SURVEI LEMBAGA KEUANGAN PERUSAHAAN DANA PENSIUN

SURVEI LEMBAGA KEUANGAN PERUSAHAAN DANA PENSIUN RAHASIA REPUBLIK INDONESIA SURVEI LEMBAGA KEUANGAN PERUSAHAAN DANA PENSIUN 2011-2012 PERHATIAN 1. Daftar isian ini digunakan untuk mencatat Keterangan dan Laporan Keuangan Perusahaan Dana Pensiun Tahun

Lebih terperinci

SURVEI LEMBAGA KEUANGAN PERUSAHAAN DANA PENSIUN

SURVEI LEMBAGA KEUANGAN PERUSAHAAN DANA PENSIUN RAHASIA REPUBLIK INDONESIA SURVEI LEMBAGA KEUANGAN PERUSAHAAN DANA PENSIUN 2010-2011 PERHATIAN 1. Daftar isian ini digunakan untuk mencatat Keterangan dan Laporan Keuangan Perusahaan Dana Pensiun Tahun

Lebih terperinci

SURVEI LEMBAGA KEUANGAN PEMBIAYAAN DAN MODAL VENTURA

SURVEI LEMBAGA KEUANGAN PEMBIAYAAN DAN MODAL VENTURA RAHASIA REPUBLIK INDONESIA SURVEI LEMBAGA KEUANGAN PEMBIAYAAN DAN MODAL VENTURA 2010-2011 PERHATIAN 1. Daftar isian ini digunakan untuk mencatat Keterangan dan Laporan Keuangan Perusahaan Pembiayaan dan

Lebih terperinci

SURVEI LEMBAGA KEUANGAN KOPERASI SIMPAN PINJAM 2010-2011

SURVEI LEMBAGA KEUANGAN KOPERASI SIMPAN PINJAM 2010-2011 RAHASIA REPUBLIK INDONESIA SURVEI LEMBAGA KEUANGAN KOPERASI SIMPAN PINJAM 2010-2011 PERHATIAN 1. Daftar isian ini digunakan untuk mencatat Keterangan dan Laporan Keuangan Usaha Koperasi Simpan Pinjam Tahun

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK SURVEI PERUSAHAAN INFORMASI DAN KOMUNIKASI 2013 PENERBITAN BLOK I. KETERANGAN TEMPAT. RT : RW : Kode Pos :

BADAN PUSAT STATISTIK SURVEI PERUSAHAAN INFORMASI DAN KOMUNIKASI 2013 PENERBITAN BLOK I. KETERANGAN TEMPAT. RT : RW : Kode Pos : V-TERBIT BADAN PUSAT STATISTIK SURVEI PERUSAHAAN INFORMASI DAN KOMUNIKASI 2013 PENERBITAN BLOK I. KETERANGAN TEMPAT 1. Provinsi : 2. Kabupaten / Kota *) : 3. Kecamatan : 4. Desa / Kelurahan / Nagari *)

Lebih terperinci

SURVEI LEMBAGA KEUANGAN PERUSAHAAN PEGADAIAN

SURVEI LEMBAGA KEUANGAN PERUSAHAAN PEGADAIAN RAHASIA REPUBLIK INDONESIA SURVEI LEMBAGA KEUANGAN PERUSAHAAN PEGADAIAN 2010-2011 PERHATIAN 1. Daftar isian ini digunakan untuk mencatat Keterangan dan Laporan Keuangan Perusahaan Pegadaian Tahun 2010-2011.

Lebih terperinci

STANDAR USAHA SPA SESUAI PERMEN PAREKRAF NOMOR 24/2014

STANDAR USAHA SPA SESUAI PERMEN PAREKRAF NOMOR 24/2014 STANDAR USAHA SPA SESUAI PERMEN PAREKRAF NOMOR 24/2014 OLEH : DINAS PARIWISATA KABUPATEN BADUNG DASAR HUKUM UU No 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan pasal 15 Ayat ( 1) dan ( 2) : * Untuk dapat menyelenggarakan

Lebih terperinci

REPUBLIK INDONESIA BADAN PUSAT STATISTIK PENCACAHAN PERUSAHAAN/USAHA MENENGAH BESAR RESTORAN DAN RUMAH MAKAN TAHUN 2013 BLOK I: PENGENALAN TEMPAT (2)

REPUBLIK INDONESIA BADAN PUSAT STATISTIK PENCACAHAN PERUSAHAAN/USAHA MENENGAH BESAR RESTORAN DAN RUMAH MAKAN TAHUN 2013 BLOK I: PENGENALAN TEMPAT (2) RAHASIA 1. Provinsi REPUBLIK INDONESIA BADAN PUSAT STATISTIK PENCACAHAN PERUSAHAAN/USAHA MENENGAH BESAR RESTORAN DAN RUMAH MAKAN TAHUN 2013 BLOK I: PENGENALAN TEMPAT (2) VREST (3) 2. Kabupaten/Kota *)

Lebih terperinci

PENYIARAN DAN PEMROGRAMAN

PENYIARAN DAN PEMROGRAMAN V-SIAR BADAN PUSAT STATISTIK SURVEI PERUSAHAAN INFORMASI DAN KOMUNIKASI 2013 PENYIARAN DAN PEMROGRAMAN BLOK I. KETERANGAN TEMPAT 1. Provinsi : 2. Kabupaten / Kota *) : 3. Kecamatan : 4. Desa / Kelurahan

Lebih terperinci

SURVEI LEMBAGA KEUANGAN PERUSAHAAN PEGADAIAN

SURVEI LEMBAGA KEUANGAN PERUSAHAAN PEGADAIAN RAHASIA REPUBLIK INDONESIA SURVEI LEMBAGA KEUANGAN PERUSAHAAN PEGADAIAN 2011-2012 PERHATIAN 1. Daftar isian ini digunakan untuk mencatat Keterangan dan Laporan Keuangan Perusahaan Pegadaian Tahun 2011-2012.

Lebih terperinci

JASA TELEVISI BERBAYAR

JASA TELEVISI BERBAYAR V-MCTV BADAN PUSAT STATISTIK SURVEI PERUSAHAAN INFORMASI DAN KOMUNIKASI 2013 JASA TELEVISI BERBAYAR BLOK I. KETERANGAN TEMPAT 1. Provinsi : 2. Kabupaten / Kota *) : 3. Kecamatan : 4. Desa / Kelurahan /

Lebih terperinci

SURVEI TAHUNAN PERUSAHAAN PENGGALIAN BAHAN INDUSTRI DAN KONSTRUKSI BERBADAN HUKUM (KUESIONER GALIAN - BH)

SURVEI TAHUNAN PERUSAHAAN PENGGALIAN BAHAN INDUSTRI DAN KONSTRUKSI BERBADAN HUKUM (KUESIONER GALIAN - BH) SURVEI TAHUNAN PERUSAHAAN PENGGALIAN BAHAN INDUSTRI DAN KONSTRUKSI BERBADAN HUKUM (KUESIONER GALIAN - BH) Penggalian adalah kegiatan pengambilan segala jenis barang galian berupa unsur kimia, mineral,

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Oktober 2015 Direktur Statistik Industri, Ir. Emil Azman Sulthani MBA NIP :

KATA PENGANTAR. Jakarta, Oktober 2015 Direktur Statistik Industri, Ir. Emil Azman Sulthani MBA NIP : i ii KATA PENGANTAR Buku pedoman Survei Captive Power 2015 ini disusun dalam rangka memperoleh keseragaman pemahaman dalam pengisian Daftar Captive 2015. Disamping memuat petunjuk teknis yang berkaitan

Lebih terperinci

REPUBLIK INDONESIA BADAN PUSAT STATISTIK PENCACAHAN PERUSAHAAN/USAHA MENENGAH BESAR RESTORAN / RUMAH MAKAN TAHUN 2015

REPUBLIK INDONESIA BADAN PUSAT STATISTIK PENCACAHAN PERUSAHAAN/USAHA MENENGAH BESAR RESTORAN / RUMAH MAKAN TAHUN 2015 VREST RAHASIA Tujuan Mendapatkan informasi/karakteristik data yang terkait dengan perusahaan/usaha restoran dan rumah makan Objek Survei Perusahaan/usaha restoran dan rumah makan Waktu Pengembalian Dokumen

Lebih terperinci

SURVEI STATISTIK KEUANGAN PEMERINTAH DESA / NAGARI 2017

SURVEI STATISTIK KEUANGAN PEMERINTAH DESA / NAGARI 2017 K 3 Keuangan Pemerintah Desa REPUBLIK INDONESIA SURVEI STATISTIK KEUANGAN PEMERINTAH DESA / NAGARI 2017 1. Daftar isian ini digunakan untuk mencatat Realisasi Pendapatan Dan Belanja Desa / Nagari Tahun

Lebih terperinci

BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 14 TAHUN 2014 TENTANG TATA CARA PENDAFTARAN USAHA PARIWISATA DI KABUPATEN BANYUWANGI

BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 14 TAHUN 2014 TENTANG TATA CARA PENDAFTARAN USAHA PARIWISATA DI KABUPATEN BANYUWANGI 1 BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 14 TAHUN 2014 TENTANG TATA CARA PENDAFTARAN USAHA PARIWISATA DI KABUPATEN BANYUWANGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUWANGI Menimbang

Lebih terperinci

REPUBLIK INDONESIA SURVEI INDUSTRI MIKRO DAN KECIL TAHUN 2014 PENCACAHAN PERUSAHAAN/USAHA INDUSTRI MIKRO DAN KECIL

REPUBLIK INDONESIA SURVEI INDUSTRI MIKRO DAN KECIL TAHUN 2014 PENCACAHAN PERUSAHAAN/USAHA INDUSTRI MIKRO DAN KECIL R A H A S I A REPUBLIK INDONESIA SURVEI INDUSTRI MIKRO DAN KECIL TAHUN 2014 TRIWULAN I Januari Maret BADAN PUSAT STATISTIK PENCACAHAN PERUSAHAAN/USAHA INDUSTRI MIKRO DAN KECIL BLOK I.1 : KETERANGAN TEMPAT

Lebih terperinci

TENTANG TATA CARA PENGENAAN SANKSI ADMINISTRATIF PELANGGARAN PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR 23 TAHUN 2012 TENTANG KEPARIWISATAAN

TENTANG TATA CARA PENGENAAN SANKSI ADMINISTRATIF PELANGGARAN PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR 23 TAHUN 2012 TENTANG KEPARIWISATAAN SALINAN PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 55 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PENGENAAN SANKSI ADMINISTRATIF PELANGGARAN PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR 23 TAHUN 2012 TENTANG KEPARIWISATAAN DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

Badan Pusat Statistik

Badan Pusat Statistik PEDOMAN PENCACAHAN USAHA RESTORAN/RUMAH MAKAN (VREST) TAHUN 2015 Sub Direktorat Statistik Pariwisata Badan Pusat Statistik i DAFTAR ISI Halaman Kata Pengantar... i Daftar Isi... iii BAB I PENDAHULUAN 1.1.

Lebih terperinci

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 13 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENDAFTARAN USAHA PARIWISATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 13 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENDAFTARAN USAHA PARIWISATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 13 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENDAFTARAN USAHA PARIWISATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG, Menimbang : a. bahwa untuk dapat menyelenggarakan

Lebih terperinci

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR TAHUN 2015 PERATURAN GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 51 TAHUN 2015 TENTANG WISATA HALAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT,

Lebih terperinci

RESTORAN / RUMAH MAKAN

RESTORAN / RUMAH MAKAN RAHASIA VREST Tujuan Mendapatkan informasi/karakteristik data yang terkait dengan perusahaan/usaha restoran dan rumah makan Objek Survei Perusahaan/usaha restoran dan rumah makan REPUBLIK INDONESIA BADAN

Lebih terperinci

SURVEI STATISTIK KEUANGAN BADAN USAHA MILIK DAERAH

SURVEI STATISTIK KEUANGAN BADAN USAHA MILIK DAERAH V-BUMD15 REPUBLIK INDONESIA SURVEI STATISTIK KEUANGAN BADAN USAHA MILIK DAERAH 2013-2014 1. Daftar isian ini digunakan untuk mendapatkan informasi dan data mengenai profil dari Perusahaan BUMD Tahun 2013-2014.

Lebih terperinci

WALIKOTA PADANG PERATURAN WALIKOTA PADANG NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG

WALIKOTA PADANG PERATURAN WALIKOTA PADANG NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG WALIKOTA PADANG PERATURAN WALIKOTA PADANG NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KOTA PADANG NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG TANDA DAFTAR USAHA PARIWISATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.277, 2014 KEMENKES. SPA. Pelayanan Kesehatan. Tradisional. Pedoman. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2014 TENTANG PELAYANAN KESEHATAN

Lebih terperinci

SURVEI STATISTIK KEUANGAN BADAN USAHA MILIK DAERAH

SURVEI STATISTIK KEUANGAN BADAN USAHA MILIK DAERAH RAHASIA REPUBLIK INDONESIA SURVEI STATISTIK KEUANGAN BADAN USAHA MILIK DAERAH 2011-2012 PERHATIAN 1. Daftar isian ini digunakan untuk mencatat Keterangan dan Laporan Keuangan Badan Usaha Milik Negara Tahun

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2015 TENTANG STANDAR USAHA PANTI PIJAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2015 TENTANG STANDAR USAHA PANTI PIJAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2015 TENTANG STANDAR USAHA PANTI PIJAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

SURVEI TAHUNAN PERUSAHAAN PENGILANGAN MIGAS (KUESIONER KILANG)

SURVEI TAHUNAN PERUSAHAAN PENGILANGAN MIGAS (KUESIONER KILANG) SURVEI TAHUNAN PERUSAHAAN PENGILANGAN MIGAS (KUESIONER KILANG) Pengilangan Minyak dan Gas Bumi adalah mencakup usaha pemurnian dan pengilangan minyak bumi yang menghasilkan gas atau LPG, naptha, avigas,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merilekskan pikiran dan tubuh dari kesibukan mereka sehari-hari seperti tempat

BAB I PENDAHULUAN. merilekskan pikiran dan tubuh dari kesibukan mereka sehari-hari seperti tempat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap wanita memiliki kebutuhan untuk mempercantik diri dan untuk merilekskan pikiran dan tubuh dari kesibukan mereka sehari-hari seperti tempat salon, spa, refleksi,

Lebih terperinci

PENYIARAN DAN PEMROGRAMAN TELEVISI DAN RADIO

PENYIARAN DAN PEMROGRAMAN TELEVISI DAN RADIO V-SIAR BADAN PUSAT STATISTIK SURVEI PERUSAHAAN INFORMASI DAN KOMUNIKASI 2015 PENYIARAN DAN PEMROGRAMAN TELEVISI DAN RADIO BLOK I. KETERANGAN TEMPAT 1. Provinsi : 2. Kabupaten / Kota *) : 3. Kecamatan :

Lebih terperinci

REPUBLIK INDONESIA SURVEI STATISTIK KEUANGAN PEMERINTAH PROVINSI ( APBD 2013 ) PERHATIAN

REPUBLIK INDONESIA SURVEI STATISTIK KEUANGAN PEMERINTAH PROVINSI ( APBD 2013 ) PERHATIAN RAHASIA REPUBLIK INDONESIA SURVEI STATISTIK KEUANGAN PEMERINTAH PROVINSI ( APBD 2013 ) PERHATIAN 1. Daftar isian ini digunakan untuk mencatat Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Provinsi Tahun

Lebih terperinci

SURVEI STATISTIK KEUANGAN PERUSAHAAN PASAR MODAL

SURVEI STATISTIK KEUANGAN PERUSAHAAN PASAR MODAL RAHASIA REPUBLIK INDONESIA SURVEI STATISTIK KEUANGAN PERUSAHAAN PASAR MODAL 2011-2012 PERHATIAN 1. Daftar isian ini digunakan untuk mencatat Keterangan dan Laporan Keuangan Perusahaan Pasar Modal Tahun

Lebih terperinci

SURVEI TAHUNAN PERUSAHAAN GAS (KUESIONER GAS)

SURVEI TAHUNAN PERUSAHAAN GAS (KUESIONER GAS) SURVEI TAHUNAN PERUSAHAAN GAS (KUESIONER GAS) Perusahaan/usaha gas adalah perusahaan/usaha yang melakukan kegiatan penyediaan serta pengoperasian jaringan transmisi dan distribusi gas kepada rumah tangga,

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2015 TENTANG STANDAR USAHA GELANGGANG RENANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2015 TENTANG STANDAR USAHA GELANGGANG RENANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2015 TENTANG STANDAR USAHA GELANGGANG RENANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA, Menimbang :

Lebih terperinci

REPUBLIK INDONESIA BADAN PUSAT STATISTIK PENCACAHAN PERUSAHAAN/USAHA JASA AKOMODASI Tahun : 2013 BLOK I : PENGENALAN TEMPAT

REPUBLIK INDONESIA BADAN PUSAT STATISTIK PENCACAHAN PERUSAHAAN/USAHA JASA AKOMODASI Tahun : 2013 BLOK I : PENGENALAN TEMPAT VHTL (1) REPUBLIK INDONESIA BADAN PUSAT STATISTIK PENCACAHAN PERUSAHAAN/USAHA JASA AKOMODASI Tahun : 2013 BLOK I : PENGENALAN TEMPAT (2) (3) 1. Provinsi 2. Kabupaten/Kota *) 3. Kecamatan 4. Kelurahan/Desa

Lebih terperinci

SURVEI LEMBAGA KEUANGAN KOPERASI SIMPAN PINJAM

SURVEI LEMBAGA KEUANGAN KOPERASI SIMPAN PINJAM RAHASIA REPUBLIK INDONESIA SURVEI LEMBAGA KEUANGAN KOPERASI SIMPAN PINJAM 2011-2012 PERHATIAN 1. Daftar isian ini digunakan untuk mencatat Keterangan dan Laporan Keuangan Usaha Koperasi Simpan Pinjam Tahun

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2015 TENTANG STANDAR USAHA WISATA MEMANCING DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2015 TENTANG STANDAR USAHA WISATA MEMANCING DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2015 TENTANG STANDAR USAHA WISATA MEMANCING DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a.

Lebih terperinci

WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 48 TAHUN 2013 PERUBAHAN PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 36 TAHUN 2011 TENTANG

WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 48 TAHUN 2013 PERUBAHAN PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 36 TAHUN 2011 TENTANG WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 48 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 36 TAHUN 2011 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Maret 2012 Direktur Statistik Industri. DR. Mudjiandoko, MA

KATA PENGANTAR. Jakarta, Maret 2012 Direktur Statistik Industri. DR. Mudjiandoko, MA KATA PENGANTAR Survei Industri Besar dan Sedang Tahun 2011 merupakan kelanjutan dari survei Industri Besar dan Sedang tahun sebelumnya. Buku Pedoman Pengawas ini dibuat untuk pelaksanaan lapangan di tingkat

Lebih terperinci

STANDAR KOMPETENSI LULUSAN SPA THERAPIS

STANDAR KOMPETENSI LULUSAN SPA THERAPIS STANDAR KOMPETENSI LULUSAN SPA THERAPIS DIREKTORAT PEMBINAAN KURSUS DAN PELATIHAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI, NONFORMAL DAN INFORMAL KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL 2011 A. Latar Belakang

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 64 TAHUN 2014 TENTANG TATA CARA PENGENAAN SANKSI ADMINISTRATIF PELANGGARAN PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR 23 TAHUN

Lebih terperinci

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG KEPARIWISATAAN

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG KEPARIWISATAAN 1 PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG KEPARIWISATAAN I. UMUM Tuhan Yang Maha Esa telah menganugerahi bangsa Indonesia kekayaan berupa sumber daya yang

Lebih terperinci

PEDOMAN PENGISIAN SURVEI TAHUNAN PERUSAHAAN LISTRIK 2014 (KUESIONER LISTRIK 2014)

PEDOMAN PENGISIAN SURVEI TAHUNAN PERUSAHAAN LISTRIK 2014 (KUESIONER LISTRIK 2014) PEDOMAN PENGISIAN SURVEI TAHUNAN PERUSAHAAN LISTRIK 2014 (KUESIONER LISTRIK 2014) Kegiatan ketenagalistrikan adalah kegiatan yang melakukan pembangkitan tenaga listrik, pengoperasian jaringan transmisi

Lebih terperinci

SURAT IZIN USAHA KEPARIWISATAAN

SURAT IZIN USAHA KEPARIWISATAAN SURAT IZIN USAHA KEPARIWISATAAN DEFINISI IZIN USAHA KEPARIWISATAAN Adalah usaha yang menyediakan barang dan /atau jasa bagi pemenuhan kebutuhan wisatawan dan penyelenggaraan parawisata. Usaha parawisata

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2010 TENTANG PENGUSAHAAN PARIWISATA ALAM DI SUAKA MARGASATWA, TAMAN NASIONAL, TAMAN HUTAN RAYA, DAN TAMAN WISATA ALAM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BUPATI SUMBA BARAT DAYA PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBA BARAT DAYA NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI SUMBA BARAT DAYA PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBA BARAT DAYA NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG 1 BUPATI SUMBA BARAT DAYA PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBA BARAT DAYA NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PENDAFTARAN USAHA PARIWISATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUMBA

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2014 TENTANG STANDAR USAHA PUB

SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2014 TENTANG STANDAR USAHA PUB SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2014 TENTANG STANDAR USAHA PUB DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF REPUBLIK

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK SURVEI PERUSAHAAN INFORMASI DAN KOMUNIKASI 2013 JASA MULTIMEDIA BLOK I. KETERANGAN TEMPAT. RT : RW : Kode Pos :

BADAN PUSAT STATISTIK SURVEI PERUSAHAAN INFORMASI DAN KOMUNIKASI 2013 JASA MULTIMEDIA BLOK I. KETERANGAN TEMPAT. RT : RW : Kode Pos : V-MULMED BADAN PUSAT STATISTIK SURVEI PERUSAHAAN INFORMASI DAN KOMUNIKASI 2013 JASA MULTIMEDIA BLOK I. KETERANGAN TEMPAT 1. Provinsi : 2. Kabupaten / Kota *) : 3. Kecamatan : 4. Desa / Kelurahan / Nagari

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2010 TENTANG PENGUSAHAAN PARIWISATA ALAM DI SUAKA MARGASATWA, TAMAN NASIONAL, TAMAN HUTAN RAYA, DAN TAMAN WISATA ALAM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

REPUBLIK INDONESIA SURVEI PERUSAHAAN KONSTRUKSI TAHUNAN BLOK I. KETERANGAN UMUM PERUSAHAAN

REPUBLIK INDONESIA SURVEI PERUSAHAAN KONSTRUKSI TAHUNAN BLOK I. KETERANGAN UMUM PERUSAHAAN RAHASIA REPUBLIK INDONESIA SKTh 2012 SURVEI PERUSAHAAN KONSTRUKSI TAHUNAN KIP 1) : BLOK I. KETERANGAN UMUM PERUSAHAAN 1. Provinsi : 2. Kabupaten / Kota 2) : 3. Kecamatan : 4. Desa / Kelurahan 2) : 5. No.

Lebih terperinci

REPUBLIK INDONESIA SURVEI PERUSAHAAN KONSTRUKSI TAHUNAN KIP 1) : BLOK I. KETERANGAN UMUM PERUSAHAAN

REPUBLIK INDONESIA SURVEI PERUSAHAAN KONSTRUKSI TAHUNAN KIP 1) : BLOK I. KETERANGAN UMUM PERUSAHAAN RAHASIA REPUBLIK INDONESIA SURVEI PERUSAHAAN KONSTRUKSI TAHUNAN SKTH 2015 KIP 1) : F BLOK I KETERANGAN UMUM PERUSAHAAN 1 Provinsi : 2 Kabupaten / Kota 2) : 3 Kecamatan : 4 Desa / Kelurahan 2) : 5 No Blok

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2015 TENTANG STANDAR USAHA GEDUNG PERTUNJUKAN SENI

SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2015 TENTANG STANDAR USAHA GEDUNG PERTUNJUKAN SENI SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2015 TENTANG STANDAR USAHA GEDUNG PERTUNJUKAN SENI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2014 TENTANG STANDAR USAHA KELAB MALAM

SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2014 TENTANG STANDAR USAHA KELAB MALAM SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2014 TENTANG STANDAR USAHA KELAB MALAM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG STANDAR USAHA KAFE

SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG STANDAR USAHA KAFE SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG STANDAR USAHA KAFE DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF REPUBLIK

Lebih terperinci

REPUBLIK INDONESIA SURVEI STATISTIK KEUANGAN PEMERINTAH DESA / NAGARI 2013 PERHATIAN

REPUBLIK INDONESIA SURVEI STATISTIK KEUANGAN PEMERINTAH DESA / NAGARI 2013 PERHATIAN RAHASIA REPUBLIK INDONESIA SURVEI STATISTIK KEUANGAN PEMERINTAH DESA / NAGARI 2013 PERHATIAN 1. Daftar isian ini digunakan untuk mencatat Realisasi Pendapatan Dan Belanja Desa / Nagari Tahun Anggaran 2012.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Peranan energi dalam pembangunan nasional sangat vital. Energi digunakan untuk mendukung pembangunan ekonomi. Walaupun memiliki sumber energi yang cukup besar, namun

Lebih terperinci

BLOK I. KETERANGAN UMUM PERUSAHAAN

BLOK I. KETERANGAN UMUM PERUSAHAAN RAHASIA REPUBLIK INDONESIA SKTh 2012 SURVEI PERUSAHAAN KONSTRUKSI TAHUNAN KIP 1) : BLOK I. KETERANGAN UMUM PERUSAHAAN Provinsi : 2. Kabupaten / Kota 2) : 3. Kecamatan : 4. Desa / Kelurahan 2) : 2) 5. No.

Lebih terperinci

BIDANG USAHA, JENIS USAHA DAN SUB-JENIS USAHA BIDANG USAHA JENIS USAHA SUB-JENIS USAHA

BIDANG USAHA, JENIS USAHA DAN SUB-JENIS USAHA BIDANG USAHA JENIS USAHA SUB-JENIS USAHA BIDANG USAHA, JENIS USAHA DAN SUBJENIS USAHA BIDANG USAHA JENIS USAHA SUBJENIS USAHA 1. Daya Tarik Wisata No. PM. 90/ HK. 2. Kawasan Pariwisata No. PM. 88/HK. 501/MKP/ 2010) 3. Jasa Transportasi Wisata

Lebih terperinci

SURVEI KHUSUS PERUBAHAN TAHUN DASAR

SURVEI KHUSUS PERUBAHAN TAHUN DASAR RAHASIA SKPTD 2014 REPUBLIK INDONESIA BADAN PUSAT STATISTIK SURVEI KHUSUS PERUBAHAN TAHUN DASAR Perhatian : 1. Tujuan survei ini adalah untuk memperoleh informasi tentang perubahan dunia usaha sebagai

Lebih terperinci

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI (Penjelasan Atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 105) PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 52 TAHUN TENTANG SERTIFIKASI KOMPETENSI

Lebih terperinci

SURVEI LEMBAGA KEUANGAN PERBANKAN KONVENSIONAL

SURVEI LEMBAGA KEUANGAN PERBANKAN KONVENSIONAL RAHASIA REPUBLIK INDONESIA SURVEI LEMBAGA KEUANGAN PERBANKAN KONVENSIONAL 2011-2012 PERHATIAN 1. Daftar isian ini digunakan untuk mencatat Keterangan dan Laporan Keuangan Perusahaan Perbankan Konvensional

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2014 TENTANG STANDAR USAHA KARAOKE

SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2014 TENTANG STANDAR USAHA KARAOKE SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2014 TENTANG STANDAR USAHA KARAOKE DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF REPUBLIK

Lebih terperinci

BLOK I.1 : KETERANGAN TEMPAT (disalin dari VIMK12-DS)

BLOK I.1 : KETERANGAN TEMPAT (disalin dari VIMK12-DS) REPUBLIK INDONESIA BADAN PUSAT STATISTIK SURVEI INDUSTRI MIKRO DAN KECIL VIMK12-S 1. Provinsi BLOK I.1 : KETERANGAN TEMPAT (disalin dari VIMK12-DS) (2) (3) 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Kabupaten/Kota *) Kecamatan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG TANDA DAFTAR USAHA PARIWISATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG TANDA DAFTAR USAHA PARIWISATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG TANDA DAFTAR USAHA PARIWISATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI OGAN KOMERING ULU, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

REPUBLIK INDONESIA SURVEI USAHA KONSTRUKSI PERORANGAN BLOK I: KETERANGAN TEMPAT (disalin dari SKP13-DS) BLOK II: KETERANGAN USAHA

REPUBLIK INDONESIA SURVEI USAHA KONSTRUKSI PERORANGAN BLOK I: KETERANGAN TEMPAT (disalin dari SKP13-DS) BLOK II: KETERANGAN USAHA SKP13-S REPUBLIK INDONESIA SURVEI USAHA KONSTRUKSI PERORANGAN 2013 BLOK I: KETERANGAN TEMPAT (disalin dari SKP13-DS) (2) 1. Provinsi : 2. Kabupaten/Kota*) : 3. Kecamatan : 4. Desa/Kelurahan*) : 5. Nomor

Lebih terperinci

2015, No Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 11, Tambahan Lembar

2015, No Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 11, Tambahan Lembar No. 1939, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENPAR. Usaha. Hotel. Standar. PERATURAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2015 TENTANG STANDAR USAHA MOTEL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1020, 2014 KEMENPAREKRAF. Wisata Selam. Standar Usaha. Sertifikasi. Persyaratan. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF REPUBLIK INDONESIA NOMOR

Lebih terperinci

SURVEI LEMBAGA KEUANGAN PERBANKAN SYARIAH

SURVEI LEMBAGA KEUANGAN PERBANKAN SYARIAH RAHASIA REPUBLIK INDONESIA SURVEI LEMBAGA KEUANGAN PERBANKAN SYARIAH 2011-2012 PERHATIAN 1. Daftar isian ini digunakan untuk mencatat Keterangan dan Laporan Keuangan Perusahaan Perbankan Syariah Tahun

Lebih terperinci

BLOK I.1 : KETERANGAN TEMPAT (disalin dari VIMK13-DS)

BLOK I.1 : KETERANGAN TEMPAT (disalin dari VIMK13-DS) REPUBLIK INDONESIA SURVEI INDUSTRI MIKRO DAN KECIL TAHUN 213 BADAN PUSAT STATISTIK PENCACAHAN PERUSAHAAN/USAHA INDUSTRI MIKRO DAN KECIL TRIWULAN I : JANUARI - MARET VIMK13-S1 1. Provinsi BLOK I.1 : KETERANGAN

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2015 TENTANG STANDAR USAHA SANGGAR SENI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2015 TENTANG STANDAR USAHA SANGGAR SENI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2015 TENTANG STANDAR USAHA SANGGAR SENI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

REPUBLIK INDONESIA SURVEI PERUSAHAAN KONSTRUKSI TAHUNAN BLOK I. KETERANGAN UMUM PERUSAHAAN

REPUBLIK INDONESIA SURVEI PERUSAHAAN KONSTRUKSI TAHUNAN BLOK I. KETERANGAN UMUM PERUSAHAAN RAHASIA REPUBLIK INDONESIA SURVEI PERUSAHAAN KONSTRUKSI TAHUNAN SKTH 2013 KIP 1) : BLOK I. KETERANGAN UMUM PERUSAHAAN Provinsi : Kabupaten / Kota 2) : 3. Kecamatan : 4. Desa / Kelurahan 2) : 5. No. Registrasi

Lebih terperinci

SURVEI STATISTIK KEUANGAN PEMERINTAH PROVINSI ( APBD 2015 )

SURVEI STATISTIK KEUANGAN PEMERINTAH PROVINSI ( APBD 2015 ) APBD 1 Keuangan Pemerintah Provinsi REPUBLIK INDONESIA SURVEI STATISTIK KEUANGAN PEMERINTAH PROVINSI ( APBD 2015 ) 1. Daftar isian ini digunakan untuk mencatat Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2010 TENTANG PENGUSAHAAN PARIWISATA ALAM DI SUAKA MARGASATWA, TAMAN NASIONAL, TAMAN HUTAN RAYA, DAN TAMAN WISATA ALAM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada masa kini pola kehidupan manusia terlebih masyarakat kota besar atau masyarakat urban semakin modern, serba cepat, serba instan, sistematis, dan mekanis.

Lebih terperinci

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT 1 BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 12 TAHUN 2015 PERATURAN GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PERIZINAN USAHA DI BIDANG ENERGI BARU TERBARUKAN DAN KETENAGALISTRIKAN

Lebih terperinci

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG TANDA DAFTAR USAHA PARIWISATA

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG TANDA DAFTAR USAHA PARIWISATA Menimbang BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG TANDA DAFTAR USAHA PARIWISATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, BUPATI TANGERANG, : bahwa untuk

Lebih terperinci

BLOK I.1 : KETERANGAN TEMPAT (disalin dari VIMK10-DS)

BLOK I.1 : KETERANGAN TEMPAT (disalin dari VIMK10-DS) VIMK10-S 1. Provinsi REPUBLIK INDONESIA BADAN PUSAT STATISTIK SURVEI INDUSTRI MIKRO DAN KECIL 2010 PENCACAHAN PERUSAHAAN/USAHA INDUSTRI MIKRO DAN KECIL BLOK I.1 : KETERANGAN TEMPAT (disalin dari VIMK10-DS)

Lebih terperinci

Tugas Kewirausahaan Medan, Desember 2009 ENY BEAUTY SALON. Dosen penanggung jawab: Dr. Budi Utomo, S.P, M.P

Tugas Kewirausahaan Medan, Desember 2009 ENY BEAUTY SALON. Dosen penanggung jawab: Dr. Budi Utomo, S.P, M.P Tugas Kewirausahaan Medan, Desember 2009 ENY BEAUTY SALON Dosen penanggung jawab: Dr. Budi Utomo, S.P, M.P Oleh: Henny M Sitorus 071201024 Tetty Sinaga 071201041 DEPARTEMEN KEHUTANAN FAKULTAS PERTANIAN

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG STANDAR USAHA BAR/RUMAH MINUM

SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG STANDAR USAHA BAR/RUMAH MINUM SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG STANDAR USAHA BAR/RUMAH MINUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF

Lebih terperinci

2012, No BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keteram

2012, No BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keteram LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.105, 2012 KEPARIWISATAAN. Sertifikasi. Kompetensi. Usaha. Bidang Pariwisata. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5311) PERATURAN PEMERINTAH

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa pembangunan nasional bertujuan untuk mewujudkan

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 15 TAHUN 2012 TENTANG TANDA DAFTAR USAHA PARIWISATA

PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 15 TAHUN 2012 TENTANG TANDA DAFTAR USAHA PARIWISATA PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 15 TAHUN 2012 TENTANG TANDA DAFTAR USAHA PARIWISATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, BUPATI SLEMAN, Menimbang : a. bahwa untuk menjamin

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: Mengingat: a. bahwa pembangunan nasional bertujuan

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 26 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PENDAFTARAN USAHA PARIWISATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 26 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PENDAFTARAN USAHA PARIWISATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 26 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PENDAFTARAN USAHA PARIWISATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TANGERANG SELATAN, Menimbang : bahwa dalam rangka melaksanakan

Lebih terperinci

2 2. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 11, Tambahan Lembaran Negara Republ

2 2. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 11, Tambahan Lembaran Negara Republ BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.630, 2015 KEMENPAR. Wisata Perahu Layar. Standar Usaha. PERATURAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA Menimbang : a. NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG STANDAR USAHA WISATA

Lebih terperinci

Menteri Perdagangan Republik Indonesia

Menteri Perdagangan Republik Indonesia Menteri Perdagangan Republik Indonesia PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 33/M-DAG/PER/8/2008 TENTANG PERUSAHAAN PERANTARA PERDAGANGAN PROPERTI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2014 TENTANG STANDAR USAHA SPA

SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2014 TENTANG STANDAR USAHA SPA SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2014 TENTANG STANDAR USAHA SPA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF REPUBLIK

Lebih terperinci

PEDOMAN 2 SURVEI ANGKATAN KERJA NASIONAL (SAKERNAS) 2002 PEDOMAN PENGAWAS/PEMERIKSA BPS BADAN PUSAT STATISTIK, JAKARTA

PEDOMAN 2 SURVEI ANGKATAN KERJA NASIONAL (SAKERNAS) 2002 PEDOMAN PENGAWAS/PEMERIKSA BPS BADAN PUSAT STATISTIK, JAKARTA PEDOMAN 2 SURVEI ANGKATAN KERJA NASIONAL (SAKERNAS) 2002 PEDOMAN PENGAWAS/PEMERIKSA BPS BADAN PUSAT STATISTIK, JAKARTA BAB I PENDAHULUAN 1.1. Umum Data ketenagakerjaan yang dihasilkan BPS dikumpulkan melalui

Lebih terperinci

-2- Mengingat : Pasal 20 dan Pasal 21 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REP

-2- Mengingat : Pasal 20 dan Pasal 21 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REP LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.11, 2017 PEMBANGUNAN. Konstruksi. Jasa. Pencabutan. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6018) UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2015 TENTANG STANDAR USAHA LAPANGAN TENIS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2015 TENTANG STANDAR USAHA LAPANGAN TENIS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2015 TENTANG STANDAR USAHA LAPANGAN TENIS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a.

Lebih terperinci