BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Memori kerja dikonsepkan sebagai sistem memori. aktif yang bertanggung jawab untuk menjaga dan

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Memori kerja dikonsepkan sebagai sistem memori aktif yang bertanggung jawab untuk menjaga dan memeroses informasi sementara dan simultan (Dehn, 2008). Secara umum memori kerja dianggap sebagai faktor penentu kemampuan intelektual (Cowan, 2008). Memori kerja termasuk komponen vital karena menyokong fungsi penalaran, pembelajaran, dan komprehensi (Henry, 2011). Memori kerja yang buruk mempengaruhi fungsi dari penyimpanan dan pemrosesan informasi, berkurangnya atensi dan kemampuan untuk menyelesaikan masalah yang lebih sulit (Wiguna & Kaligis, 2012). Orang yang mempunyai defisit memori kerja bisa mengalami kesulitan fokus dalam membaca, lupa mengenai hal yang harus dilakukan dalam beberapa detik, atau dengan mudah terdistraksi saat mencoba untuk fokus dalam mengerjakan tugas. Pada rentang perhatian dewasa muda, diidentifikasi bahwa masalah memori lebih besar dampaknya pada stres dan multi-tasking yang disebabkan oleh kehadiran teknologi seperti internet dan perangkat nirkabel, sehingga lebih sulit bagi mereka untuk mengingat dan berkonsentrasi pada suatu hal. 1

2 2 Aspek kehidupan manusia hampir semua bergantung pada memori karena salah satu metode yang digunakan dalam pembelajaran adalah dengan mengingat dan memprosesnya ke dalam memori. Hal ini penting terlebih pada mahasiswa fakultas Kedokteran sebagai salah satu praktisi kesehatan yang erat dengan kata Long life learner atau pembelajar sepanjang hayat. Individu yang tidak bisa memahami, menyimpan, atau menerima informasi harus bergantung pada orang lain untuk kelangsungan hidupnya. Pembelajaran bergantung pada memori, kekurangan pada setiap aspek memori dapat mencegah anak maupun remaja dari menerima kemampuan dan pengetahuan yang penting untuk kesuksesan di kehidupan. Pada beberapa penelitian, sudah ditemukan bukti bahwa gangguan pada memori bisa menyebabkan masalah dalam belajar. Bahkan, individu dengan kapasitas memori yang normal harus meningkatkan kemampuan memorinya agar bisa belajar secara efektif (Dehn, 2008). Memori kerja memiliki tiga komponen utama, yaitu phonological loop, visuospatial sketch pad, dan central executive. Defisit pada memori kerja bisa menyebabkan gangguan pada fungsi ketiga komponen tersebut. Pada phonological loop dan visuospatial sketch pad bisa mengurangi fungsi penerimaan dan manipulasi informasi verbal dan

3 3 nonverbal, sedangkan pada central executive bisa menurunkan kemampuan untuk mengkoordinasikan aksi dan proses berpikir untuk mencapai tujuan yang diinginkan (Kensinger et al., 2003). Defisit pada memori kerja ditemukan pada gangguann Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) pada anak-anak dan Alzheimer pada dewasa. Pada anak dengan ADHD ditemukan kesulitan untuk mengikuti arahan yang bertahap, kurang fokus dan perhatian, memerlukan waktu yang lebih lama, dan memerlukan pengulangan dalam membaca. Pada dewasa dengan Alzheimer, ditemukan kesulitan untuk melakukan kegiatan sehari-hari, dan kesulitan dalam mempelajari hal yang baru (Baddeley et al., 1991). Teh merupakan minuman yang paling sering dikonsumsi setelah air di dunia, terutama di daerah Timur (Mason, 2001). Teh hijau juga dipercaya dapat meningkatkan fungsi kognitif otak. Pada beberapa penelitian, konsumsi teh hijau bisa meningkatkan memori dan perhatian pada pasien dengan Mild Cognitive Impairment (MCI). Konsumsi makanan yang kaya akan flavonoid seperti teh hijau bisa menurunkan gangguan kognitif oleh beta amiloid pada tikus alzheimer transgenik sehingga diduga bisa menjadi terapi untuk demensia (Schmidt et al., 2014). Penelitian terbaru di

4 4 Swiss, membuktikan konsumsi ekstrak teh hijau bisa meningkatkan memori kerja yang didorong oleh peningkatan konektivitas parieto-frontal yang bisa meningkatkan performa (Schmidt et al., 2014). B. Perumusan Masalah Apakah konsumsi teh hijau kemasan dapat meningkatkan memori kerja pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada? C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan umum Untuk mengetahui pengaruh konsumsi teh hijau kemasan terhadap memori kerja pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada. 2. Tujuan khusus Untuk mengetahui apakah konsumsi teh hijau kemasan dapat meningkatkan kemampuan memori kerja pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada. D. Keaslian penelitian Penelitian tentang pengaruh ekstrak teh hijau terhadap memori kerja subjek normal pernah dilakukan oleh Andre Schmidt dengan judul Green Tea Extract Enhances Parieto-Frontal Connectivity During Working

5 5 Memory Processing tahun 2014 dinilai menggunakan functional Magnetic Resonance Imaging (fmri) dan n-back task dengan hasil ekstrak teh hijau meningkatkan memori kerja disebabkan modulasi konektivitas dari lobus parietal dextra ke gyrus frontalis media saat terjadi peningkatan tugas. Perbedaan penelitian yang akan dilakukan oleh penulis dengan penelitian sebelumnya dilihat dari subjek penelitian dari kalangan mahasiswa fakultas kedokteran, peningkatan memori kerja dinilai sebelum dan sesudah konsumsi teh hijau kemasan pada satu populasi subjek (tidak menggunakan grup kontrol), digunakan teh hijau kemasan, tidak dilakukan randomisasi dan double blind, serta dinilai hanya menggunakan n-back task. E. Manfaat Penelitian 1. Mengetahui pengaruh konsumsi teh hijau terhadap memori kerja, sehingga bisa menjadi dasar acuan untuk membantu meningkatkan memori. 2. Apabila terbukti teh hijau kemasan dapat meningkatkan memori kerja, maka dapat digunakan untuk mencegah kehilangan memori kerja dengan konsumsi teh hijau.