PENGARUH KOMBINASI BAHAN PENSTABIL CMC DAN GUM ARAB TERHADAP MUTU VELVA WORTEL (Daucus carota L.) VARIETAS SELO DAN TAWANGMANGU

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGARUH KOMBINASI BAHAN PENSTABIL CMC DAN GUM ARAB TERHADAP MUTU VELVA WORTEL (Daucus carota L.) VARIETAS SELO DAN TAWANGMANGU"

Transkripsi

1 digilib.uns.ac.id PENGARUH KOMBINASI BAHAN PENSTABIL CMC DAN GUM ARAB TERHADAP MUTU VELVA WORTEL (Daucus carota L.) VARIETAS SELO DAN TAWANGMANGU Skripsi Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh derajat Sarjana Teknologi Pertanian di Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Jurusan/Program Studi Ilmu dan Teknologi Pangan Oleh : AYU KUSUMA RINI H FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012 i

2 digilib.uns.ac.id ii

3 digilib.uns.ac.id KATA PENGANTAR Alhamdulillahirobbil alamin, terima kasih ya Allah, rasanya ungkapan itu yang pertama kali terbesit dalam benak penulis. Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul Pengaruh Kombinasi Bahan Penstabil Cmc Dan Gum Arab terhadap Mutu Velva Wortel (Daucus carota L.) Varietas Selo dan Tawangmangu. Penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi oleh mahasiswa untuk mencapai gelar Sarjana Strata Satu (S1) pada program studi Ilmu dan Teknologi Pangan, Fakultas Pertanian, Universitas Sebelas Maret Surakarta. Penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak, untuk itu tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1. Prof. Dr. Ir. Bambang Pujiasmanto, M.S. selaku Dekan Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Ir. Bambang Sigit Amanto, M.Si selaku Ketua Jurusan Ilmu dan Teknologi Pangan. 3. Dwi Ishartani, S.TP., M.Si. selaku Pembimbing Utama skripsi sekaligus Penguji yang telah meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran untuk memberikan bimbingan, petunjuk, serta dorongan yang sangat berarti bagi penyusunan skripsi ini sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. 4. Ir. Basito, M.Si selaku Pembimbing Pendamping Skripsi sekaligus Penguji yang telah meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran untuk memberikan bimbingan, petunjuk, serta dorongan yang sangat berarti bagi penyusunan skripsi ini sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. 5. Rohula Utami, S.TP., M.P. selaku Penguji Skripsi yang telah memberikan masukan dan bimbingan yang sangat berarti bagi penyusunan skripsi ini. 6. Ir. Windi Atmaka, M.P. selaku Pembimbing Akademik yang telah memberikan bimbingan serta semangat yang sangat berarti selama masa perkuliahan. iii

4 digilib.uns.ac.id 7. Dosen Jurusan Ilmu dan Teknologi Pangan dan Dosen Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta atas ilmu yang telah diberikan dan bantuannya selama masa perkuliahan penulis. 8. Pak Giyo dan Pak Joko, Staf TU Jurusan Ilmu dan Teknologi Pangan Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta, atas bantuannya dalam mengurusi administrasi. 9. Bu Sri Liswardani, S.TP. dan Pak Slameto, Laboran Ilmu dan Teknologi Pangan FP UNS dan Mba Ayun serta mas Teguh, Yoku Food Industry Kampus Mesen atas bantuan dan masukannya selama penelitian. 10. Papa (Almarhum), skripsi ini saya persembahkan buat Papa. Adek bisa kuat dan tegar selama ini hingga menjadi sarjana untuk membuat Papa bangga dan tersenyum dari sana. 11. Ibu yang telah banyak sekali berjasa kepada saya dalam mendidik dan merawat saya dengan kasih saying, serta menyekolahkan saya dari kecil hingga saya dapat lulus menjadi Sarjana (S1). Terima kasih untuk setiap doa dan dukungannya baik material dan spiritual. Semoga rahmat Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa yang kekal selalu melimpah kepada Ibu. Amin. 12. Mas saya, Toppaz Sunardi Atma dan Mba ipar saya, Rani Kurniawati, terima kasih atas semua bantuan, nasihat, dan dukungannya selama ini sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. 13. Teman sepenelitian, seperjuangan, seper velva an, Hernindita Novie Eswarinda, terima kasih atas kerja sama dan pemikiran bersamanya selama ini. Kesuksesan menanti kita setelah ini. Amin. 14. Yusvi, Arum, Anjar, Anita, Areph, Dedy, Andre, Zai, Daniel, dan Decca terima kasih telah menjadi sahabat yang selalu memberi dukungan dan bantuan selama ini. Semoga semuanya tidak akan berhenti sampai di sini. 15. Lulis, Hema, Reny, Alyn, Tifa atas masukan masukan tentang skripsi saya. 16. Laras, Anas, Roip, Emma, terima kasih atas canda canda yang selalu menghibur saat penulisan skripsi ini. 17. Aulia, Yuni, Anggi, Laras, Tiara, Erlina yang menemani dan memberi semangat saat berjuang di awal commit awal skripsi to user selama di Kos Sunar Jati Timur. iv

5 digilib.uns.ac.id 18. Seluruh teman-teman ITP angkatan 2008 yang selalu memberi dukungan dan bantuan selama ini. Semoga persahabatan kita tidak akan berhenti sampai disini. 19. Semua pihak yang telah banyak membantu kelancaran penyusunan skripsi ini dan memberi dukungan, doa serta semangat bagi penulis untuk terus berjuang. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang mendukung dari semua pihak untuk kesempurnaan penelitian ini. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya. Surakarta, Agustus 2012 Penulis v

6 digilib.uns.ac.id DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... vi DAFTAR TABEL... viii DAFTAR GAMBAR... ix DAFTAR LAMPIRAN... x RINGKASAN... xi SUMMARY.... xii I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang... 1 B. Perumusan Masalah... 2 C. Tujuan Penelitian... 2 D. Manfaat Penelitian... 3 II. LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka... 4 B. Kerangka Berpikir C. Hipotesa III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian B. Bahan dan Alat Bahan Alat C. Tahapan Penelitian Penelitian Pendahuluan Formulasi dan Pembuatan Velva Analisis Sifat Organoleptik, Fisik, dan Kimia D. Rancangan Penelitian dan Analisis Data vi

7 digilib.uns.ac.id IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Penelitian Pendahuluan B. Penelitian Utama Sifat Sensoris Velva Wortel a. Warna b. Aroma c. Tekstur d. Rasa e. Overall Sifat Fisik Velva Wortel a. Overrun b. Resistensi (Daya Leleh) Uji Pembobotan Sifat Kimia Velva Wortel a. Kadar Air b. Kadar Lemak c. Padatan Terlarut d. Kadar Serat Kasar e. Kadar Beta Karoten V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan B. Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN vii

8 digilib.uns.ac.id DAFTAR TABEL Tabel Judul Halaman 2.1 Penggolongan Frozen Dessert Berdasarkan Komposisinya Kandungan Gizi per 100 gram Umbi Wortel Segar Produksi Wortel Propinsi Jawa Tengah Metode Analisa pada Penelitian Variasi Kombinasi Bahan Penstabil pada Velva Wortel Tingkat Kesukaan terhadap Warna Velva Wortel Tingkat Kesukaan terhadap Aroma Velva Wortel Tingkat Kesukaan terhadap Tekstur Velva Wortel Tingkat Kesukaan terhadap Rasa Velva Wortel Skor Tingkat Kesukaan terhadap Overall Velva Wortel Hasil Analisa Overrun Velva Wortel Hasil Analisa Resistensi (Daya Leleh) Velva Wortel Hasil Akhir Uji Pembobotan Sifat Sensoris dan Fisik Velva Wortel Hasil Analisa Kadar Air Velva Wortel Hasil Analisa Kadar Lemak Velva Wortel Hasil Analisa Padatan Terlarut Velva Wortel Hasil Analisa Kadar Serat Kasar Velva Wortel Hasil Analisa Kadar Beta Karoten Velva Wortel viii

9 digilib.uns.ac.id DAFTAR GAMBAR Gambar Judul Halaman 2.1 Velva Wortel Umbi Wortel Struktur Beta Karoten Kerangka Berpikir Diagram Alir Proses Pembuatan Velva Warna Velva Wortel Varietas Selo dan Tawangmangu Grafik Overrun Velva Wortel Grafik Resistensi Velva Wortel ix

10 digilib.uns.ac.id DAFTAR LAMPIRAN Nomor Judul Halaman 1. Metode Analisa Penelitian a. Analisa Sifat Kimia b. Analisa Sifat Fisik Borang Penelitian Uji Kesukaan Metode Scoring Borang Penelitian Uji Pembobotan Data Hasil Penelitian a. Uji Sensoris b. Uji Fisik c. Uji Pembobotan d. Uji Kimia Dokumentasi Penelitian x

11 digilib.uns.ac.id PENGARUH KOMBINASI BAHAN PENSTABIL CMC DAN GUM ARAB TERHADAP MUTU VELVA WORTEL (Daucus Carota L.) VARIETAS SELO DAN VARIETAS TAWANGMANGU Ayu Kusuma Rini H RINGKASAN Velva merupakan frozen dessert yang terbuat dari buah dan mempunyai kadar lemak yang jauh lebih rendah dari es krim. Wortel digunakan sebagai bahan baku karena mempunyai kandungan beta karoten yang tinggi, yaitu 9600 µg/100 gr. Penggunaan kombinasi bahan penstabil CMC (Carboxy Methyl Cellulose) dan gum arab bertujuan untuk memperbaiki kelemahan pada penggunaan salah satu jenis bahan penstabil tersebut dan memperbaiki mutu sensoris dan fisik. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh konsentrasi kombinasi CMC dan gum arab terhadap sifat sensoris (warna, rasa, aroma, tekstur, dan overall) dan sifat fisik (overrun dan daya leleh) velva wotel (Daucus carota L.) varietas Selo dan Tawangmangu dan mengetahui sifat kimia (kadar air, lemak, padatan terlarut, serat, β-karoten) velva wotel (Daucus carota L.) yang terbaik dari varietas Selo dan Tawangmangu. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 1 faktor, yaitu perbedaan perbandingan konsentrasi kombinasi bahan penstabil pada velva wortel varietas Selo dan Tawangmangu. Data dianalisis secara statistik dengan ANOVA, apabila hasil yang diperoleh ada beda nyata, maka dilanjutkan dengan uji DMRT dengan tingkat signifikasi 0,05. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa kombinasi bahan penstabil CMC dan gum arab tidak berpengaruh pada tingkat kesukaan panelis terhadap warna, rasa, dan aroma velva wortel, tetapi berpengaruh terhadap tekstur dan overall velva wortel serta berpengaruh pada overrun dan resistensi velva wortel varietas Selo dan Tawangmangu. Uji pembobotan menunjukkan bahwa velva wortel yang terbaik adalah velva wortel dengan kombinasi bahan penstabil CMC:gum arab = 2:1. Nilai kadar air, kadar serat kasar, padatan terlarut, dan kadar betakaroten antara velva wortel varietas Selo dan Tawangmangu tidak berbeda nyata, sedangkan nilai kadar lemaknya berbeda nyata. Velva wortel Selo dan Tawangmangu berturut-turut mengandung kadar air 75,25 % dan 74,12 %, kadar lemak 0,08 % dan 0,04 %, padatan terlarut 19,25 % dan 18,75 %, kadar serat kasar 0,20 % dan 0,22 %, kadar beta karoten 1502,58 µg/100 gr dan 1432, 58 µg/100 gr Kata kunci: velva, wortel varietas Tawangmangu, wortel varietas Selo, CMC, gum arab. xi

12 digilib.uns.ac.id THE EFFECT OF CMC AND ARABIC GUM COMBINATION AS STABILIZER ON THE QUALITY OF CARROT VELVA (Daucus carota L.) OF TAWANGMANGU AND SELO VARIETIES Ayu Kusuma Rini H SUMMARY Velva is a frozen dessert which is made from fruit and its fat is much lower than ice cream s. Carrot is used as a raw material because it has a high contain of beta carotene, which is 9600 µg/100 gr. The use of stabilizer combination of CMC (Carboxy Methyl Cellulose) and gum aims to fix the weaknesses in the use of one type of those stabilizers and improve the quality of sensory and physical. The purpose of this study was to determine the effect of the concentration of CMC and arabic gum to the sensory properties (color, flavor, taste, texture, and overall) and physical properties (overrun and melting power) on carrot velva (Daucus carota L.) of Selo and Tawangmangu varieties and to find out the chemical properties (moisture, fat, dissolved solids, crude fiber, beta carotene) from the best carrot velva (Daucus carota L.) of Selo and Tawangmangu varieties. This research applied Completely Randomized Design consist of one factor which is the concentration ratio of the stabilizers combination on carrot velva of Selo and Tawangmangu varieties. The data obtained then analyzed statistically by using ANOVA, when there is a real difference, then followed by DMRT test with a significance level of From the research results can be concluded that the stabilizer combination of CMC and arabic gum did not affect the preference level of the carrot velva s color, taste, and flavor, but it affect the carrot velva s texture, overall, resistance and overrun. The weighting test shows that the best carrot velva is carrot velva which use stabilizer combinations of CMC and gum arabic with ratio 2:1. The value of water content, crude fiber content, dissolved solids, and beta carotene content of carrot velva of Selo and Tawangmangu varieties were not significantly different, whereas the fat content is significantly different. Carrot velva of Selo and Tawangmangu variety consequently contain % and %, moisture, 0.08 % and 0.04 % fat, % and % dissolved solids, 0,20 % and 0.22 % crude fiber, µg/100 g and 1432, 58 µg/100 g beta carotene. Keywords: velva, carrot of Selo variety, carrot of Tawaangmangu variety, CMC, arabic gum. xii

13 digilib.uns.ac.id 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Velva adalah salah satu jenis frozen dessert yang mempunyai tekstur mirip es krim dan terbuat dari puree buah. Velva mempunyai kadar lemak yang jauh lebih rendah dari es krim. Kandungan lemak yang rendah dari velva memungkinkan untuk dijadikan alternatif pengganti es krim dan pilihan bagi golongan vegetarian ataupun orang yang sedang diet rendah lemak. Selain itu velva juga mengandung zat gizi yang tinggi. Salah satu komponen penting dalam pembuatan velva adalah bahan penstabil. Menurut Arbuckle and Marshall (1996), fungsi utama penggunaan bahan penstabil pada produk es krim yaitu untuk menghasilkan produk dengan tekstur yang lembut, mengurangi pembentukan kristal es yang kasar selama penyimpanan, dan memberikan daya tahan yang baik terhadap pelelehan. Bahan penstabil yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah CMC (Carboxy Methyl Cellulose) dan gum arab. CMC adalah penstabil yang paling banyak dipakai untuk mendapatkan tekstur yang baik. Penggunaan CMC akan memberikan hasil yang baik apabila digunakan bersama-sama dengan satu atau lebih bahan penstabil, misalnya gum arab. Produk es krim yang menggunakan gum arab umumnya tidak cepat meleleh pada suhu ruang. Penggunaan kombinasi bahan penstabil CMC dan gum arab bertujuan utuk memperbaiki kelemahan-kelemahan pada penggunaan salah satu jenis bahan penstabil tersebut. Menurut penelitian Noviana (2003), penggunaan kombinasi CMC dan gum arab lebih meningkatkan overrun dan resistensi velva kemang bila dibandingkan hanya menggunakan gum arab saja. Penelitian juga menunjukkan bahwa velva kemang yang menggunakan CMC: gum arab = 2 :1 mampu menghasilkan overrun yang berkisar antara 14,70 % - 16,77 %, relatif lebih tinggi dari nilai overrun yang menggunakan CMC saja. Pada penelitian terdahulu, buah sirsak, kweni, kemang, jambu biji, nanas, nangka, labu jepang, dan labu parang pernah dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan velva. Salah satu jenis komoditi lain yang bisa

14 digilib.uns.ac.id 2 dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan velva adalah wortel. Pembuatan velva dengan bahan baku wortel varietas Lembang pernah dilakukan oleh Nurjanah (2003). Pemanfaatan wortel sebagai bahan baku pembuatan velva diharapkan dapat meningkatkan potensi pemasaran wortel sebagai produk olahan yang memiliki nilai tambah. Selama ini pemanfaatan wortel di masyarakat hanya terbatas sebagai campuran dalam pembuatan sayuran olahan ataupun diolah menjadi sari buah. Menurut Direktorat Gizi Departemen Kesehatan RI (1998), wortel mempunyai kandungan seyawa fungsional, yaitu beta karoten yang bermanfaat untuk kesehatan. Dalam 100 gram wortel, terkandung betakaroten sebesar 9600 µg. Betakaroten merupakan senyawa fungsional yang menjaga kesehatan, menghambat penuaan, mencegah dan menekan pertumbuhan sel kanker. Setiap tahunnya pertanian Indonesia menghasilkan ribuan ton buah dan sayur yang beragam jenisnya, salah satunya adalah wortel. Menurut Badan Pusat Statistik (2010), wortel merupakan komoditi yang ketersediaannya melimpah di Jawa Tengah, bahkan mengalami peningkatan setiap tahunnya. Dalam tahun 2010, produksi wortel di Jawa Tengah mencapai ton. Tawangmangu dan Selo adalah contoh daerah penghasil wortel di Jawa Tengah. Oleh karena itu pada penelitian ini akan dicoba untuk membuat velva dengan bahan baku wortel varietas Selo dan Tawangmangu yang menggunakan kombinasi CMC dan gum arab untuk menghasilkan produk yang optimal serta untuk mengetahui pengaruh penggunaannya terhadap sifat fisik, kimia, dan sensoris. B. Perumusan masalah 1. Bagaimana pengaruh konsentrasi kombinasi CMC dan gum arab terhadap sifat sensoris (warna, rasa, aroma, tekstur, dan overall) dan sifat fisik (overrun dan daya leleh) velva wotel (Daucus carota L.) varietas Selo dan Tawangmangu? 2. Bagaimana sifat kimia (kadar air, lemak, padatan terlarut, serat, beta karoten) velva wotel (Daucus carota L.) varietas Selo dan Tawangmangu yang terbaik?

15 digilib.uns.ac.id 3 C. Tujuan Penelitian 1. Mengetahui pengaruh konsentrasi kombinasi CMC dan gum arab terhadap sifat sensoris (warna, rasa, aroma, tekstur, dan overall) dan sifat fisik (overrun dan daya leleh) velva wotel (Daucus carota L.) varietas Selo dan Tawangmangu. 2. Mengetahui sifat kimia (kadar air, lemak, padatan terlarut, serat kasar, beta karoten) velva wotel (Daucus carota L.) varietas Selo dan Tawangmangu yang terbaik. D. Manfaat penelitian 1. Dapat memberikan informasi mengenai alternatif pengolahan sayuran wortel (Daucus carota L.), yang dapat memberikan acuan sebagai upaya diversifikasi pangan. 2. Dapat memberikan informasi ilmiah mengenai formulasi dan cara pengolahan velva yang merupakan frozen dessert rendah lemak yang dapat dijadikan alternatif pilihan bagi golongan masyarakat tertentu, misalnya golongan vegetarian ataupun orang orang yang sedang diet rendah lemak.

16 digilib.uns.ac.id 4 II. LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka Frozen dessert umumnya merupakan produk yang dibekukan, antara lain es krim, water ices, sherbet, velva, dan berbagai produk olahan lainnya. Biasanya bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan frozen dessert meliputi lemak, protein, gula, penstabil, emulsifier, dan flavor. Definisi berbagai jenis produk-produk frozen dessert menurut Medved (1986) dalam Noviana (2003) adalah sebagai berikut: a. Ice cream : merupakan makanan beku pencuci mulut yang dibuat dari krim, gula pasir, dengan atau tanpa flavor dan mengandung tidak lebih dari 14 % lemak susu. b. Ice Milk : merupakan makanan beku pencuci mulut yang mirip dengan es krim dalam penyajiannya dan bahan-bahannya, tetapi ice milk rendah kandungan lemaknya. c. Mellorine : merupakan makanan beku pencuci mulut yang memiliki total padatan dan berat yang hampir sama dengan es krim, tetapi lemak yang digunakan dapat berasal dari hewan maupun sayuran. d. Water ices : merupakan makanan beku pencuci mulut yang dibuat dari jus buah, air, dan gula atau juga boleh ditambahkan flavor, pewarna, asam sitrat, dan penstabil. e. Sherbet : merupakan makanan beku pencuci mulut yang dibuat dari bahan-bahan yang sama dengan es, namun mengandung susu. f. Velva : merupakan makanan beku pencuci mulut yang terdiri dari puree buah, gula, dan penstabil. Sedangkan menurut Saleh (2004), frozen dessert dapat digolongkan berdasarkan komposisinya, yaitu terdiri dari es krim, milk ice, sherbet, dan water ice. Penggolongan frozen dessert berdasarkan komposisinya dapat dilihat pada Tabel 2.1.

17 digilib.uns.ac.id 5 Tabel 2.1 Penggolongan Frozen Dessert Berdasarkan Komposisinya Jenis Frozen Dessert Lemak (% wb) MSNF (% wb) Gula (% wb) Air (% wb) Overrun (%) Es Krim ,6 100 Milk ice ,4 85 Sherbet ,6 50 Water ice ,8 0 Sumber: Saleh (2004) Velva merupakan makanan beku (frozen dessert) dengan tekstur lembut seperti es krim, dibuat dari campuran puree buah, gula, dan bahan penstabil. Perbedaan utama antara velva dengan sherbet dan ices adalah pada konsistensi buah yang digunakan. Velva menggunakan puree, sedangkan sherbet dan ices menggunakan sari buah (Setianawati, 2002). Velva mempunyai kelebihan dibandingkan es krim, yaitu velva mengandung kadar lemak yang rendah karena tidak menggunakan lemak tambahan yang berasal dari susu. Lemak yang terkandung hanya berasal dari buah yang digunakan. Kandungan lemak yang rendah dari velva memungkinkan untuk dijadikan sebagai alternatif pengganti es krim. Contoh produk velva dapat dilihat pada Gambar 2.1. Gambar 2.1. Velva Wortel Velva terdiri dari beberapa komponen, yaitu puree buah atau sayur, bahan penstabil, asam sitrat, dan gula (Setianawati, 2002). 1. Puree wortel Puree adalah hancuran dari buah dengan konsistensi seperti bubur. Tahap awal pembuatan puree adalah sortasi dengan membuang buah yang cacat. Lalu buah dicuci, dikupas kulitnya, dan kotorannya dibuang. Mutu

18 digilib.uns.ac.id 6 buah biasanya ditentukan berdasarkan keadaan fisik dan kimia. Keadaan fisik bisa dilihat dari kekerasan, bau, warna, dan rasa dari buah tersebut. Keadaan kimia buah dapat ditentukan dari kadar kandungan gizi terutama vitamin dan mineral (Noviana, 2003). Puree yang digunakan dalam pembuatan velva terbuat dari wortel. Wortel (Daucus carota L.) adalah tanaman sayuran umbi semusim berbentuk rumput. Batangnya sangat pendek berakar tunggang yang kemudian berubah bentuk dan fungsinya menjadi umbi, bulat, dan memanjang. Umbi wortel berkulit tipis dan berwarna kuning kemerahmerahan karena mengandung karotenoid yang tinggi (Soewito, 1991). Umbi wortel dapat dilihat pada Gambar 2.2. Gambar 2.2. Umbi Wortel Wortel biasanya ditanam setiap satu tahun sekali atau setiap dua kali setahun. Tingginya dapat mencapai cm dan pada saat berbunga, tingginya mencapai cm. Tanaman wortel berumur pendek, yaitu berkisar antara hari, tergantung varietasnya. Tanaman wortel secara normal ditanam di commit daerah to tropis user pada ketinggian di atas 500 m

19 digilib.uns.ac.id 7 dengan temperatur antara C. Tanahnya harus mendapat pengairan yang baik dan subur dengan ph antara 6-6,5 (Soewito, 1991). Wortel dapat diklasifikasikan sebagai berikut: Kingdom : Plantae (tumbuh-tumbuhan) Divisi : Spermatophyta (tumbuhan berbiji) Subdivisi : Angiospermae (berbiji tertutup) Kelas : Dicotyledonae (biji berkeping dua) Ordo : Umbellales Famili : Umbelliferae (Apiceae) Genus : Daucus Spesies : Daucus carota L. (Ali dan Estu, 1994). Novary (1999) mengemukakan ciri-ciri wortel yang bermutu baik, yaitu wortel yang renyah, manis, dan berwarna kuning tua / jingga kemerahan cerah, berkulit licin, mengkilap, bentuknya tidak berlekuk lekuk, tidak bercabang, dan tidak lecet atau luka-luka. Sedangkan menurut Direktorat Standarisasi, Normalisasi, dan Pengendalian Mutu (1981) wortel mutu 1 memiliki ciri-ciri sebagai berikut: Kekerasan : umbi tidak lunak, lentur / keriput Warna : warna asli sesuai dengan varietasnya tetapi tidak pucat Permukaan : rata (tidak kasar, tidak bergelang-gelang, tidak berakar, dan tidak banyak akar sekunder yang mempengaruhi penampakannya) Tekstur : tidak berkayu di bagian tengah, penampang melintang bagian umbi yang besar Kotoran : tidak terdapat kotoran / benda asing lainnya yang menempel pada umbinya. Menurut Nurjanah (2003), wortel merupakan salah satu komoditas hortikultura yang banyak mengandung provitamin A karotenoid terutama beta karoten. Selain kandungan provitamin A yang tinggi, wortel juga mengandung vitamin lain commit seperti vitamin to user C dan B. Di samping itu, wortel

20 digilib.uns.ac.id 8 juga mengandung mineral, terutama besi dan fosfor. Kandungan gizi umbi wortel segar dapat dilihat pada Tabel 2.1. Tabel 2.2. Kandungan Gizi per 100 gram Umbi Wortel Segar Kandungan Gizi Satuan Jumlah Energi Kal 42 Protein g 1,2 Lemak g 0,3 Karbohidrat g 9,3 Fosfor mg 37 Besi mg 1 β-karoten µg 9600 Karoten lain µg 2400 Total karoten µg Vitamin B1 mg 0,04 Vitamin C mg 6 Serat g 1 Abu g 0,6 Air g 89,9 Bagian yang dapat dimakan (BDD) % 80 Sumber: Direktorat Gizi Departemen Kesehatan RI (1998) Wortel mengandung sebagian besar beta karoten, yaitu sebesar %, α karoten sebesar %, dan paling rendah adalah lutein, yaitu sebesar 1-5 %. Kadar karotenoid dalam wortel yang berwarna kuning muda berkisar antara µg/100 g dan kadar karotenoid dalam wortel yang berwarna kuning tua sebesar µg/100 g. Kandungan β-karoten yang berbeda ini dipengaruhi oleh faktor-faktor varietas, musim tanam, dan metode analisis (Nurjanah, 2003). Gambar struktur beta karoten dapat dilihat pada Gambar 2.3. Gambar 2.3. Struktur β-karoten (Astawan dan Kasih, 2008) Wortel merupakan komoditi yang banyak dikonsumsi masyarakat Indonesia. Ketersediaan wortel commit pun to user melimpah di Indonesia, khususnya di

21 digilib.uns.ac.id 9 Jawa Tengah. Di Jawa Tengah sendiri, ada beberapa daerah penghasil wortel, contohnya adalah daerah Tawangmangu dan Selo. Dalam rentang tahun produksi wortel dapat dilihat pada Tabel 2.2. Tabel 2.3. Produksi Wortel Propinsi Jawa Tengah Tahun Jumlah Produksi (Ton) Sumber: Badan Pusat Statistik (2010) 2. Bahan penstabil Bahan penstabil merupakan koloid hidrofilik yang efektif untuk mengikat air sehingga dapat meningkatkan kekentalan dan cenderung membatasi pengembangan adonan. Fungsi utama penggunaan bahan penstabil pada produk velva yaitu untuk menghasilkan produk dengan tekstur yang lembut, mengurangi pembentukan kristal es yang kasar selama penyimpanan dan memberikan daya tahan yang baik terhadap pelelehan (Arbuckle and Marshall, 1996). Bahan penstabil yang digunakan dalam pembuatan velva wortel adalah CMC dan gum arab. a. CMC Karboksimetilselulosa, yang sering dikenal dengan CMC, adalah suatu zat penstabil sintesis yang merupakan turunan selulosa yang paling banyak dipakai dalam industri makanan untuk mendapatkan tekstur yang baik. Bubuk CMC yang telah dimurnikan berwarna putih sampai krem, mengalir bebas, tidak berasa, dan tidak berbau (Winarno, 1997). Viskositas CMC dipengaruhi oleh suhu dan ph. Pada ph kurang dari 5, viskositas CMC akan menurun, sedangkan CMC sangat stabil pada ph larutan CMC larut air, baik air panas maupun air dingin, tetapi tidak larut dalam pelarut organik. CMC juga dapat larut dalam campuran air dan etanol ataupun aseton (Furia, 1975).

22 digilib.uns.ac.id 10 Bahan penstabil yang biasa digunakan pada pembuatan es krim adalah CMC. CMC tidak memerlukan waktu aging seperti penstabil lainnya sehingga mempersingkat waktu proses produksi. Kelebihan lain dari CMC adalah harganya relatif lebih murah daripada karagenan dan gum. CMC juga mempunyai kapasitas mengikat air dan mudah larut di dalam adonan es krim (Arbuckle and Marshall, 1996). b. Gum arab Gum arab merupakan getah dari batang / ranting pohon akasia (Acasia senegal) dan merupakan kompleks heteropolisakarida. Gum mudah larut dalam air panas ataupun air dingin tetapi tidak larut dalam alkohol dan pelarut organik lainnya. Gum arab adalah gum yang unik dibandingkan dengan gum lainnya, karena kelarutannya tinggi, viskositas larutannya rendah, dan larutan mengental pada konsentrasi 20 %. Gum arab dapat menstabilkan emulsi pada kisaran ph yang luas. Pembentukan gel oleh gum arab disebabkan panas. Gel yang terbentuk teksturnya kenyal dan cukup lembut (Nussinovitch, 1997) Gum arab telah banyak digunakan sebagai bahan penstabil untuk makanan beku pencuci mulut karena kemampuannya menyerap air. Pada saat suhu air diturunkan, pelepasan panas akan mengakibatkan pergerakan-pergerakan molekul air diperlambat dan volumenya mengecil. Suatu pola baru ikatan hidrogen akan terbentuk bila air didinginkan sampai suhu 4 C (Winarno, 1997). Selama pembekuan, es krim mengalami pengembangan adonan sehingga mengandung banyak kristal es yang cenderung mengumpul membentuk kristal es yang lebih besar dengan tekstur yang kasar. Perubahan suhu selama penyimpanan dapat menyebabkan es krim cepat meleleh dan membeku kembali sehingga kristal es yang terbentuk lebih besar lagi. Penambahan gum arab bertujuan untuk mencegah pembentukan kristal es yang lebih besar dengan cara mengikat sejumlah besar air, cara ini dikenal dengan hidrasi air. Penggunaan gum arab juga akan memberi tekstur commit yang lebih to user baik pada es krim. Es krim yang

23 digilib.uns.ac.id 11 menggunakan gum arab sebagai bahan penstabil umumnya tidak cepat meleleh (Nussinovitch, 1997). c. Kombinasi CMC dan gum arab Penggunaan kombinasi bahan penstabil CMC dan gum arab bertujuan utuk memperbaiki kelemahan-kelemahan pada penggunaan salah satu jenis bahan penstabil tersebut. Menurut penelitian Noviana (2003), penggunaan kombinasi CMC dan gum arab lebih meningkatkan overrun dan resistensi velva kemang bila dibandingkan hanya menggunakan gum arab saja. Penelitian juga menunjukkan bahwa velva kemang yang menggunakan CMC : gum arab = 2 : 1 mampu menghasilkan overrun yang berkisar antara 14,70 % - 16,77 %, relatif lebih tinggi dari nilai overrun yang menggunakan CMC saja. 3. Gula Fungsi utama gula adalah sebagai pemanis yang memegang peranan penting karena dapat meningkatkan penerimaan dari suatu makanan, yaitu dengan menutupi citarasa yang tidak menyenangkan. Rasa manis dari sukrosa bersifat murni karena tidak ada after taste yang timbul. Di samping itu, gula juga memperkuat citarasa karena menyeimbangkan rasa asam, pahit, dan asin atau melalui reaksi kimia seperti karamelisasi (Mathlouthi and Reiser, 1995). Dalam produk es krim, selain meningkatkan penerimaan produk melalui efek manis, sukrosa juga berfungsi untuk memperbaiki bentuk serta berpengaruh pada tekstur produk. Konsentrasi gula minimum dalam es krim adalah sekitar 15 %. Peningkatan kadar sukrosa akan meningkatkan kekentalan dan kekuatan bentuk es krim yang dihasilkan (Mathlouthi dan Reiser, 1995). 4. Asam sitrat Asam sitrat merupakan asam organik yang banyak digunakan dalam industri pangan karena mudah dicerna, mempertahankan rasa asam, tidak beracun, dan mudah larut dalam air. Asam sitrat termasuk dalam kelompok acidullant yang commit dapat to bertindak user sebagai penegas rasa, warna,

24 digilib.uns.ac.id 12 atau dapat menyelubungi after taste yang tidak disukai. Sifat asam senyawa ini juga dapat mencegah pertumbuhan mikroba dan bertindak sebagai pengawet. Kemudian ph rendah buffer yang dihasilkannya mempermudah proses pengolahan pangan. Bahan ini bersifat sinergis terhadap antioksidan dalam mencegah ketengikan dan reaksi browning (Winarno, 1997). Proses pembuatan velva umumnya dimulai dengan blanching yang berfungsi untuk menginaktifkan enzim baik oksidasi maupun hidrolisis serta menurunkan jumlah mikroba yang hidup pada bahan. Blanching dapat mencegah atau menghambat perubahan warna yang tidak dikehendaki, memperbaiki flavor atau aroma, melunakkan atau melayukan jaringan bahan, mengeluarkan udara dari jaringan bahan, serta menghilangkan getah / kotoran. Blanching dengan media air mendidih memerlukan waktu yang lebih singkat dibandingkan dengan uap air (Muchtadi dan Sugiyono, 1992). Setelah blanching, wortel dihaluskan dengan blender dan menjadi puree. Tahap selanjutnya adalah pelarutan sejumlah gula ke dalam puree. Bahan penstabil dicampur dengan air sampai larut. Selama penambahan larutan bahan penstabil ke dalam puree, campuran harus terus diaduk untuk mencegah terjadinya massa yang berserabut. Asam sitrat jugadicampur dengan air sampai larut. Larutan asam ditambahkan dan diaduk. Kemudian campuran ini dihomogenisasi dan dibekukan (Tressler and Evers, 1957). Pembekuan bahan pangan bertujuan untuk memperbaiki palabilitas, mendapatkan efek rasa dingin, dan meningkatkan umur simpan bahan. Proses pembentukan kristal-kristal es pada tahap pembekuan berperan penting dalam menentukan mutu bahan pangan. Daya pengawetan produk beku diperoleh dengan mengkombinasikan suhu rendah, pengurangan aktivitas air, dan perlakuan awal, yaitu blanching (Desrosier, 1988). Proses pembekuan dilakukan dalam dua tahap, yaitu tahap pertama pada suhu sekitar -4 C. Pada tahap ini sebagian air dalam produk membeku. Tahap kedua dikenal dengan pengerasan produk yang dilakukan pada suhu sekitar -20 C. Sisa air yang belum commit membeku to user pada pembekuan tahap pertama

25 digilib.uns.ac.id 13 akan membeku selama pengerasan produk. Produk pangan beku dapat disimpan selama beberapa minggu tanpa mengalami penurunan kualitas nutrisi dan sensori yang signifikan. Penyimpanan dengan suhu rendah akan menekan laju pertumbuhan mikroorganisme pembusuk dan laju kerusakan yang dapat timbul lainnya (Canet, 1990 dalam Achtiaji, 2002). Tingkat kehalusan tekstur bergantung pada kecepatan perpindahan panas selama pembekuan, perbandingan air dan puree, dan proporsi, ukuran partikel, serta distribusi dari padatan tidak terlarut. Jenis dan jumlah bahan penstabil merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi tekstur terutama untuk produk-produk dengan total padatan dan kadar lemak yang tergolong rendah (Tressler dan Evers, 1957). Uji sensoris adalah suatu proses identifikasi, pengukuran ilmiah, analisis dan interpretasi atribut-atribut produk melalui panca indra manusia. Uji sensoris sangat penting untuk membantu memberikan informasi sebagai bahan pertimbangan untuk mengambil keputusan. Bahan pangan tidak akan dikonsumsi jika memiliki rasa yang tidak enak, walaupun bahan makanan tersebut memiliki nilai gizi yang tinggi dan higienis (Setyaningsih dkk, 2010). Beberapa parameter yang diuji pada uji sensoris adalah warna, aroma, tekstur, rasa, dan overall. 1. Warna Warna berperan penting dalam penerimaan makanan. Warna merupakan salah satu profil visual yang menjadi kesan pertama konsumen dalam menilai bahan makanan. Suatu bahan yang dinilai bergizi, enak, dan teksturnya sangat baik, tidak akan dimakan apabila memiliki warna yang tidak sedap dipandang atau memberi kesan yang telah menyimpang dari warna yang seharusnya. Warna produk-produk pangan harus menarik dan menyenangkan konsumen, seragam, dan tipikal sehingga mewakili citarasa yang ditambahkan. Warna juga dapat digunakan sebagai indikator baik atau tidaknya cara pengolahan (Winarno, 2002).

26 digilib.uns.ac.id Aroma Aroma dapat didefinisikan sebagai sesuatu yang dapat diamati dengan indera pembau. Aroma adalah salah satu parameter identifikasi flavor yang paling mudah dan paling sering dilakukan. Bahan pangan dapat menghasilkan aroma jika senyawa yang menghasilkan bau dapat menguap (Kartika dkk, 1988). 3. Tekstur Tekstur secara umum diartikan sebagai persepsi dan sifat dari produk setelah dipegang dan dimakan (Rosenthal, 1999). Tekstur yang dimaksud dalam pengujian sensoris pada penelitian ini adalah tingkat kelembutan es krim dalam mulut saat dikulum. Tekstur frozen dessert yang ideal adalah tekstur yang sangat halus dan ukuran partikel padatannya sangat kecil, sehingga tidak terdeteksi di dalam mulut (Arbuckle, 1986). 4. Rasa Rasa dari suatu makanan merupakan gabungan dari berbagai macam rasa bahan-bahan yang digunakan dalam makanan tersebut. Rasa merupakan sensasi yang terbentuk dari hasil perpaduan bahan pembentukdan komposisinya pada suatu produk makanan yang ditangkap oleh indra pengecap. Oleh sebab itu, rasa suatu produk makanan sangat dipengaruhi oleh komposisi bahan penyusun formula dalam makanan. Suatu produk dapat diterima oleh konsumen apabila memiliki rasa yang sesuai dengan yang diinginkan (Kartika dkk, 1988). 5. Overall Pengujian kesukaan keseluruhan ini merupakan penilaian terhadap semua parameter mutu yang meliputi warna, aroma, tekstur, dan rasa yang dimaksudkan untuk mengetahui tingkat panelis terhadap produk. Beberapa parameter velva yang diuji pada uji fisik adalah overun dan resistensi.

27 digilib.uns.ac.id 15 Overrun adalah penambahan volume velva selama proses pembekuan karena pengikatan udara dalam proses pembuihan dan pembekuan. Pada prinsipnya pembuatan velva adalah membentuk rongga udara pada campuran bahan sehingga diperoleh pengembangan volume. Overrun dapat diartikan sebagai presentase antara volume adonan velva yang diperoleh dengan volume adonan mula-mula pada satuan berat yang sama. Pengembangan volume velva juga dibantu dengan adanya proses mixing atau pengocokan (Padaga, 2005). Resistensi merupakan waktu yang diperlukan velva pada volume tertentu untuk mencair secara keseluruhan pada suhu ruang. Pelelehan velva dikatakan baik apabila velva yang meleleh mempunyai sifat serupa dengan adonan asalnya. Kristal es yang terdapat pada velva dapat meleleh apabila menerima transfer panas dari suhu ruang sehingga mengakibatkan es mencair (Jeremias, 1996). Uji pembobotan yaitu suatu pengujian terhadap sejumlah parameter dengan memberikan bobot tertentu pada setiap parameter yang ada sehingga setiap bobot parameter jika dijumlahkan haruslah 100 %. Untuk pembobotan sifat organoleptik, panelis diberikan kuisioner mengenai parameter sensoris velva wortel, yaitu rasa, warna, aroma, dan tekstur, kemudian panelis diminta untuk mengurutkan tiap parameter tersebut berdasarkan kepentingan terhadap produk velva. Semua nilai dari masing-masing parameter diurutkan dari nilai yang paling tinggi sampai nilai yang paling rendah, setelah itu dikalikan dengan bobot yang telah ditentukan. Sedangkan untuk pembobotan sifat fisik, pemberian bobot tergantung pada kualitas fisik velva. Semakin baik sifat fisiknya, bobot yang dihasilkan juga akan semakin besar. Kemudian nilai yang diperoleh dari sifat sensoris dan fisik dijumlahkan dan nilai yang tertinggilah yang akan digunakan untuk dianalisis lebih lanjut kandungan kimianya (Meyliana, 1996). B. Kerangka Berpikir Velva merupakan frozen dessert yang terbuat dari puree buah dengan tekstur mirip es krim yang kadar commit lemaknya to user yang jauh lebih rendah dari es

28 digilib.uns.ac.id 16 krim, tetapi teksturnya tidak selembur es krim. Kandungan lemak yang rendah dari velva memungkinkan untuk dijadikan sebagai alternatif pengganti es krim dan pilihan bagi golongan vegetarian ataupun orang yang sedang diet rendah lemak. Pemilihan wortel sebagai bahan baku pengganti buah dikarenakan velva yang berasal dari sayuran belum banyak diteliti dan dikembangkan. Pemanfaatan wortel di masyarakat hanya terbatas sebagai campuran dalam pembuatan sayur olahan ataupun diolah menjadi sari buah. Wortel sendiri banyak diproduksi di Jawa Tengah, misalnya daerah Selo dan Tawangmangu. Pemanfaatan wortel sebagai makanan olahan diharapkan dapat meningkatkan potensi pemasaran wortel sebagai produk olahan yang memiliki nilai tambah. Kerangka berpikir dapat dilihat pada Gambar 2.4. C. Hipotesis Hipotesis dari penelitian ini adalah kombinasi bahan penstabil CMC dan gum arab meningkatkan kestabilan, serta memperbaiki sifat fisik, kimia, dan sensoris velva wortel varietas Selo dan Tawangmangu.

29 digilib.uns.ac.id 17 Velva Wortel Terbuat dari puree buah atau sayur dan tanpa penambahan lemak susu Cocok untuk orang yang sedang diet rendah lemak ataupun vegetarian Teksturnya tidak sebagus es Krim dan overrun rendah Produksinya tiap tahun mencapai ribuan ton di Jawa Tengah, contoh daerah penghasilnya adalah Selo dan Tawangmangu Pemanfaatannya hanya terbatas sebagai campuran dalam pembuatan sayur olahan ataupun diolah menjadi sari buah Penggunaan kombinasi bahan penstabil CMC dan gum arab Dijadikan bahan baku pembuatan velva Velva dijadikan alternatif pengganti es krim Dianalisis mutu sensoris (warna, rasa, aroma, tekstur, overall), fisik (overrun dan daya leleh), kimia (kadar air, lemak, padatan terlarut, serat kasar, dan β-karoten) Gambar 2.4. Kerangka Berpikir

30 digilib.uns.ac.id 18 III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pangan dan Gizi; Laboratorium Rekayasa Proses Pengolahan Pangan dan Hasil Pertanian, Jurusan Ilmu dan Teknologi Pangan, Fakultas Pertanian, Universitas Sebelas Maret Surakarta. Penelitian dilakukan dari bulan Maret sampai bulan Juni tahun B. Bahan dan Alat 1. Bahan Bahan yang digunakan dalam pembuatan velva wortel yang utama yaitu wortel varietas Selo dan Tawangmangu. Wortel dan gula diperoleh dari pasar lokal di Surakarta. CMC, gum arab, dan asam sitrat diperoleh di toko bahan kimia. Sedangkan bahan bahan kimia yang digunakan untuk analisis sifat kimia adalah aquades, eter, etanol, petroleum eter, dietil eter, amonium pekat, H 2 SO 4 0,255 N, NaOH 0,313 N, K 2 SO 4 aseton, alkohol, larutan kloroform methanol (2:1), NaCl 0,38%, Na 2 SO 4, dan heksana. 2. Alat Alat yang digunakan dalam pembuatan velva wortel adalah blender, mixer, freezer, alat-alat gelas, oven, desikator, pendingin balik, hot plate, hand refractometer, vorteks, dan spektrofotometer. C. Tahapan Penelitian Penelitian ini terdiri dari tiga tahap pokok kegiatan, yaitu tahap pertama pelaksanaan penelitian pendahuluan untuk menentukan perbandingan puree dan air yang terbaik. Tahap kedua adalah pelaksanaan penelitian utama yaitu formulasi dan pembuatan velva. Tahap ketiga adalah pelaksanaan analisis sensoris velva yang telah dibuat sebelumnya untuk menentukan sampel velva yang paling disukai oleh konsumen dan kemudian dianalisis sifat fisik (overrun dan daya leleh) dan kimia (kadar air, kadar lemak, padatan terlarut, kadar serat kasar, dan kadar beta karoten).

31 digilib.uns.ac.id Penelitian Pendahuluan Penelitian pendahuluan dilakukan untuk menentukan besarnya konsentrasi kombinasi puree (perbandingan wortel dan air) dan konsentrasi gula yang optimum dalam pembuatan velva. Perbedaan rasio konsentrasi puree yang digunakan yaitu 1 : 1, 1 : 2, dan 2 : 1. Sedangkan konsentrasi gula pasir yaitu 15%, 20% dan 25%. 2. Formulasi dan Pembuatan Velva Tahapan penelitian kedua adalah pembuatan velva wortel. Wortel dicuci, dikupas, dan dipotong. Wortel lalu diblanching dengan suhu 90 C selama 5 menit, lalu dihancurkan dengan blender. Setelah itu ditambah gula pasir lalu dilarutkan. CMC, gum arab, asam sitrat, dan sari jeruk nipis dicampur dengan adonan dan dimixer. Puree dibekukan dalam freezer pada suhu -20 C selama 3 jam, lalu dimixer selama 15 menit. Setelah itu disimpan dalam freezer pada suhu -4 C. Diagram alir pembuatan velva wortel dapat dilihat pada Gambar Analisis Sifat Sensoris, Fisik, dan Kimia Velva Wortel Tahapan penelitian ketiga yaitu analisis sifat sensoris, fisik, dan kimia. Sifat Analisis sensoris dilakukan terhadap produk dengan parameter warna, aroma, rasa, tekstur, dan overall menggunakan skala hedonik 1-5. fisik yang diamati meliputi overrun dan daya leleh. Sedangkan sifat kimia yang diamati meliputi kadar air, kadar lemak, padatan terlarut dan kadar serat kasar, dan kadar beta karoten. Adapun metode analisis yang digunakan pada penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 3.1. Tabel 3.1. Metode Analisis pada Penelitian No. Analisis Metode 1 Mutu sensoris Uji hedonik (Soekarto, 1985) 2 Overrun Lampert (1965) 3 Daya leleh Respati (1999) 4 Kadar air Thermogravimetri (Sudarmadji dkk, 1989) 5 Kadar lemak Metode Mojonnier (Mojonnier dan Troy, 1973) 6 Padatan terlarut Metode Refraktrometri (AOAC, 1995) 7 Kadar serat kasar Metode Asam Basa (Sudarmadji dkk, 1989) 8 Kadar beta karoten commit Spektrofotometri to user (Apriyantono dkk, 1989)

32 digilib.uns.ac.id 20 Wortel Pencucian dan pengupasan Pemotongan dengan ketebalan ± 1 cm Pemblanchingan dengan suhu 90 ºC selama 5 menit CMC & gum arab Pelarutan dengan air mendidih Air Gula pasir Penghancuran dengan blender selama ± 3 menit Pelarutan Penghomogenisasian dengan mixer selama 5 menit Sari jeruk nipis, Asam sitrat Pembekuan dalam freezer pada suhu - 20 ºC selama 3 jam Penghomogenisasian dengan mixer selama 15 menit Penyimpanan dalam freezer pada suhu - 4 ºC Velva wortel Gambar 3.1. Diagram Alir Proses Pembuatan Velva D. Perancangan Penelitian dan Analisis Data Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 1 faktor, yaitu perbedaan perbandingan konsentrasi kombinasi bahan penstabil pada velva varietas wortel Selo dan Tawangmangu. Data dari pengaruh kombinasi bahan penstabil dianalisis secara statistik dengan one way ANOVA, apabila hasil yang commit diperoleh to user ada beda nyata, maka dilanjutkan

33 digilib.uns.ac.id 21 dengan uji DMRT dengan tingkat signifikasi 0,05. Sedangakan perbedaan varietas wortel dianalisis secara statistik menggunakan T-Test. Adapun variasi kombinasi bahan penstabil pada velva wortel disajikan pada Tabel 3.2. Tabel 3.2. Variasi Kombinasi Bahan Penstabil pada Velva Wortel Perbandingan Bahan Penstabil CMC : Gum Arab 0 : 1 1 : 0 1 : 1 1 : 2 2 : 1 (F 1 ) (F 2 ) (F 3 ) (F 4 ) (F 5 ) Varietas Selo (V 1 ) V 1 F 1 V 1 F 2 V 1 F 3 V 1 F 4 V1F5 Tawangmangu (V 2 ) V 2 F 1 V 2 F 2 V 2 F 3 V 2 F 4 V2F5 Keterangan: V 1 F 1 = Velva wortel varietas Selo CMC (1) : gum arab (0) V 1 F 2 = Velva wortel varietas Selo CMC (0) : gum arab (1) V 1 F 3 = Velva wortel varietas Selo CMC (1) : gum arab (1) V 1 F 4 = Velva wortel varietas Selo CMC (1) : gum arab (2) V 1 F 5 = Velva wortel varietas Selo CMC (2) : gum arab (1) V 2 F 2 = Velva wortel varietas Tawangmangu CMC (1) : gum arab (0) V 2 F 2 = Velva wortel varietas Tawangmangu CMC (0) : gum arab (1) V 2 F 3 = Velva wortel varietas Tawangmangu CMC (1) : gum arab (1) V 2 F 4 = Velva wortel varietas Tawangmangu CMC (1) : gum arab (2) V 2 F 5 = Velva wortel varietas Tawangmangu CMC (2) : gum arab (1)

34 digilib.uns.ac.id 22 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Telah dikemukakan di muka bahwa penelitian ini terdiri dari dua tahap, yaitu penelitian pendahuluan dan penelitian utama. A. Penelitian Pendahuluan Pada penelitian ini, pembuatan velva wortel dilakukan dengan mengkombinasikan dua perlakuan, yaitu perbandingan puree dan konsentrasi gula yang digunakan. Perbandingan puree (perbandingan wortel dengan air) yang digunakan adalah 1:1, 1:2, dan 2:1. Sedangkan konsentrasi gula yang digunakan adalah 15 %, 20 %, dan 25 %. Dari hasil penelitian diketahui bahwa kombinasi puree 1:2 yang menghasilkan velva yang memiliki konsistensi yang baik dan tidak terlalu kental ataupun tidak terlalu cair. Kombinasi 1:1 dan 2:1 menghasilkan velva yang terlalu kental. Kombinasi puree yang tidak seimbang mengakibatkan pembentukan kristal -es yang besar sehingga velva yang dihasilkan memiliki tekstur yang kasar. Konsentrasi gula yang terpilih adalah 20 %, dikarenakan pada konsentrasi tersebut rasanya tidak terlalu manis dan bisa menutupi rasa wortel yang langu. Menurut Mathlouthi and Reiser (1995), konsentrasi mínimum sukrosa pada produk sejenis es krim adalah sebesar 15 % dari berat keseluruhan. Penambahan gula dalam produk produk es krim dapat meningkatkan penerimaan produk sebab gula dapat menambah cita rasa dan juga dapat memperbaiki tekstur (Arbuckle, 1996). B. Penelitian Utama Pada penelitian utama, dilakukan analisis sifat velva wortel varietas Selo dan Tawangmangu yang terdiri dari sifat sensoris, fisik, dan kimia. 1. Sifat Sensoris Velva Wortel Parameter yang diuji pada uij sensoris adalah warna, aroma, tekstur, rasa, dan overall. a. Warna Warna merupakan salah satu profil visual yang menjadi kesan pertama konsumen dalam menilai bahan makanan (Winarno, 2002).

35 digilib.uns.ac.id 23 Hasil analisa tingkat kesukaan terhadap warna velva wortel dapat dilihat pada Tabel 4.1. Tabel 4.1. Tingkat Kesukaan terhadap Warna Velva Wortel Rasio CMC : Gum Arab Varietas 0 : 1 1 : 0 1 : 1 1 : 2 2 : 1 (F1) (F2) (F3) (F4) (F5) Selo (V1) 3,77 A a 3,84 A a 3,81 A a 3,94 A a 3,55 A a Tawangmangu (V2) 3,19 B a 3,13 B a 3,19 B a 3,00 B a 3,16 B a - superscript yang sama pada kolom yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata pada tingkat kepercayaan 0,05 - subscript yang sama pada baris yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata pada tingkat kepercayaan 0,05 - Skala nilai: 1 = sangat tidak suka, 2 = tidak suka, 3 = netral, 4 = suka, 5 = sangat suka Pada Tabel 4.1, penilaian panelis terhadap warna velva wortel varietas Selo berkisar antara 3,55 3,94 yaitu bertaraf netral sampai disukai. Sedangkan pada varietas Tawangmangu, penilaian panelis berkisar antara 3,00 3,19 yaitu bertaraf netral sampai disukai. Pengaruh kombinasi bahan penstabil tidak menunjukkan beda nyata pada semua formula, baik pada varietas Selo maupun Tawangmangu. Hal ini sesuai dengan penelitian terdahulu yang dilakukan Noviana (2003), bahwa kombinasi bahan penstabil CMC dan gum arab juga tidak menunjukkan pengaruh yang berbeda nyata pada warna velva kemang yang dihasilkan. Bahan penstabil CMC dan gum arab berwarna putih, sehingga tidak mempengaruhi warna velva wortel yang dihasilkan. Perbedaan varietas menunjukkan adanya pengaruh yang berbeda nyata. Warna velva wortel Selo lebih disukai panelis daripada velva wortel Tawangmangu, karena warna oranye yang dihasilkan terlihat lebih cerah. Semua velva wortel yang dihasilkan berwarna oranye, yang merupakan warna asli wortel. Tetapi warna oranye pada varietas Selo lebih cerah dibandingkan warna oranye pada varietas Tawangmangu yang terlihat agak pucat. Menurut Ali dan Rahayu (1995), wortel memiliki warna kulit dan warna umbi daging kuning kemerahan yang disebabkan commit oleh to user adanya pigmen karoten. Warna yang

36 digilib.uns.ac.id 24 dihasilkan pada velva wortel varietas Selo dan Tawangmangu dapat dilihat pada Gambar 4.1. Gambar 4.1. Warna Velva Wortel Varietas Selo dan Tawangmangu. b. Aroma Aroma adalah salah satu parameter identifikasi flavor yang paling mudah dan paling sering dilakukan (Kartika dkk, 1988). Penilaian panelis terhadap aroma velva wortel varietas Selo berkisar antara 3,10 3,23 yaitu bertaraf netral sampai disukai. Sedangkan pada varietas Tawangmangu, berkisar antara 3,06 3,16, yaitu berkisar antara netral sampai disukai. Hasil analisa tingkat kesukaan terhadap aroma velva wortel dapat dilihat pada Tabel 4.2. Tabel 4.2. Tingkat Kesukaan terhadap Aroma Velva Wortel Rasio CMC : Gum Arab Varietas 0 : 1 1 : 0 1 : 1 1 : 2 2 : 1 (F1) (F2) (F3) (F4) (F5) Selo (V1) 3,23 A a 3,13 A a 3,10 A a 3,06 A a 3,13 A a Tawangmangu (V2) 3,16 A a 3,06 A a 3,16 A a 3,06 A a 3,10 A a - superscript yang sama pada kolom yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata pada tingkat kepercayaan 0,05 - subscript yang sama pada baris yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata pada tingkat kepercayaan 0,05 - Skala nilai: 1 = sangat tidak commit suka, 2 to = tidak user suka, 3 = netral, 4 = suka, 5 = sangat

37 digilib.uns.ac.id 25 Suka Perbedaan varietas wortel tidak menunjukkan adanya pengaruh yang berbeda nyata. Kombinasi bahan penstabil juga tidak menunjukkan adanya pengaruh yang berbeda nyata pada aroma velva wortel. Hal ini sesuai dengan penelitian terdahulu yang dilakukan Noviana (2003), bahwa kombinasi bahan penstabil CMC dan gum arab tidak menunjukkan pengaruh yang berbeda nyata pada aroma velva kemang yang dihasilkan. Aroma velva wortel tidak menyengat dan cenderung netral. CMC dan gum arab yang digunakan merupakan sejenis hidrokoloid yang tidak memiliki komponen volátil yang dapat menguap sehingga tidak memberikan pengaruh nyata terhadap aroma bahan makanan (Glicksman, 1969 dalam Noviana, 2003). c. Tekstur Tekstur yang dimaksud dalam pengujian sensoris pada penelitian ini adalah tingkat kelembutan es krim dalam mulut saat dikulum. Hasil analisa tingkat kesukaan terhadap tekstur velva wortel dapat dilihat pada Tabel 4.3. Tabel 4.3. Tingkat Kesukaan terhadap Tekstur Velva Wortel Rasio CMC : Gum Arab Varietas 0 : 1 1 : 0 1 : 1 1 : 2 2 : 1 (F1) (F2) (F3) (F4) (F5) Selo (V1) 2,94 A a 2,84 A a 3,29 A b 3,03 A a 3,61 A b Tawangmangu (V2) 2,65 A a 2,52 A a 3,39 A b 2,90 A a 3,58 A b - superscript yang sama pada kolom yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata pada tingkat kepercayaan 0,05 - subscript yang sama pada baris yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata pada tingkat kepercayaan 0,05 - Skala nilai: 1 = sangat tidak suka, 2 = tidak suka, 3 = netral, 4 = suka, 5 = sangat suka Pada Tabel 4.3, dapat dilihat bahwa penilaian panelis terhadap tekstur velva wortel varietas Selo berkisar antara 2,84 3,61 yaitu bertaraf netral sampai disukai. Sedangkan pada varietas Tawangmangu, berkisar antara 2,52 3,58, yaitu berkisar antara netral sampai disukai. Tekstur velva wortel varietas Selo maupun Tawangmangu yang paling

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bahan alternatif (Aboulfalzli et al., 2015). Es krim merupakan produk olahan susu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bahan alternatif (Aboulfalzli et al., 2015). Es krim merupakan produk olahan susu 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Es Krim Es krim merupakan produk susu beku yang banyak dikonsumsi masyarakat karena memiliki gizi tinggi dan banyak dikembangkan dari berbagai bahan alternatif (Aboulfalzli

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Rekayasa Proses Pengolahan Pangan dan Hasil Pertanian,

BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Rekayasa Proses Pengolahan Pangan dan Hasil Pertanian, BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Rekayasa Proses Pengolahan Pangan dan Hasil Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Sebelas Maret Surakarta untuk

Lebih terperinci

BABI PENDAHULUAN. bubur), gula dan bahan penstabil yang dibekukan dalam alat pembeku es krim

BABI PENDAHULUAN. bubur), gula dan bahan penstabil yang dibekukan dalam alat pembeku es krim BABI PENDAHULUAN BABI PENDAHULUAN 1.1. La tar Belakang Velva adalah campuran dari puree buah (hancuran buah dalam bentuk bubur), gula dan bahan penstabil yang dibekukan dalam alat pembeku es krim untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesa Penelitian, dan (7) Waktu dan Tempat Penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesa Penelitian, dan (7) Waktu dan Tempat Penelitian. BAB I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesa Penelitian,

Lebih terperinci

PENGARUH KOMBINASI BAHAN PENSTABIL CMC DAN GUM ARAB TERHADAP MUTU VELVA WORTEL (Daucus Carota L.) VARIETAS SELO DAN VARIETAS TAWANGMANGU

PENGARUH KOMBINASI BAHAN PENSTABIL CMC DAN GUM ARAB TERHADAP MUTU VELVA WORTEL (Daucus Carota L.) VARIETAS SELO DAN VARIETAS TAWANGMANGU Jurusan Ilmu dan Teknologi Pangan Universitas Sebelas Maret Avaliable online at www.ilmupangan.fp.uns.ac.id Jurnal Teknosains Pangan Vol 1 No 1 Oktober 2012 PENGARUH KOMBINASI BAHAN PENSTABIL CMC DAN GUM

Lebih terperinci

PENGARUH KOMBINASI CMC DAN GUM ARAB TERHADAP MUTU SENSORI VELVA UBI JALAR UNGU

PENGARUH KOMBINASI CMC DAN GUM ARAB TERHADAP MUTU SENSORI VELVA UBI JALAR UNGU PENGARUH KOMBINASI CMC DAN GUM ARAB TERHADAP MUTU SENSORI VELVA UBI JALAR UNGU THE EFFECT COMBINATION OF A CMC AND ARABIC GUM ON THE SENSORY QUALITY OF PURPLE SWEET POTATO VELVA Sri Dewi Lestari 1, Dewi

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. BAHAN DAN ALAT Bahan yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas bahan-bahan untuk persiapan bahan, bahan untuk pembuatan tepung nanas dan bahan-bahan analisis. Bahan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kulit Jeruk Manis (Citrus sinensis) Jeruk termasuk buah dalam keluarga Citrus dan berasal dari kata Rutaceae. Buah jeruk memiliki banyak khasiat, salah satunya dalam daging

Lebih terperinci

BABI PE:NDAHULUAN. Nenas merupakan buah klimakterik dan salah satu buah tropis yang

BABI PE:NDAHULUAN. Nenas merupakan buah klimakterik dan salah satu buah tropis yang BABI PENDAHULUAN BABI PE:NDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Nenas merupakan buah klimakterik dan salah satu buah tropis yang tinggi kandungan vitamin C dan seramya. N enas memiliki rasa serta aroma khas selain

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Es lilin merupakan salah satu jajanan pasar yang telah lama dikenal oleh

PENDAHULUAN. Es lilin merupakan salah satu jajanan pasar yang telah lama dikenal oleh 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Es lilin merupakan salah satu jajanan pasar yang telah lama dikenal oleh masyarakat luas dan sangat digemari terutama oleh anak-anak, karena es lilin memiliki warna yang menarik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang Masalah, (2)

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang Masalah, (2) BAB I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang Masalah, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Penelitian, (6) Hipotesis Penelitian,

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman KATA PENGANTAR... i. DAFTAR ISI... iii. DAFTAR TABEL... vi. DAFTAR GAMBAR... vii. DAFTAR LAMPIRAN... viii. INTISARI...

DAFTAR ISI. Halaman KATA PENGANTAR... i. DAFTAR ISI... iii. DAFTAR TABEL... vi. DAFTAR GAMBAR... vii. DAFTAR LAMPIRAN... viii. INTISARI... iii DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... vi DAFTAR GAMBAR... vii DAFTAR LAMPIRAN... viii INTISARI... x ABSTRACK... xi I PENDAHULUAN... 1 1.1. Latar Belakang penelitian...

Lebih terperinci

Formulasi Daging Analog Berbentuk Bakso Berbahan Kacang Merah (Phaseolus vulgaris) dan Kacang Kedelai (Glycine max)

Formulasi Daging Analog Berbentuk Bakso Berbahan Kacang Merah (Phaseolus vulgaris) dan Kacang Kedelai (Glycine max) Formulasi Daging Analog Berbentuk Bakso Berbahan Kacang Merah (Phaseolus vulgaris) dan Kacang Kedelai (Glycine max) SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh derajat Sarjana Teknologi

Lebih terperinci

KAJIAN SIFAT SENSORIS, FISIK DAN KIMIA POUND CAKE SUBSTITUSI TEPUNG LABU KUNING (Cucurbita moschata) TERMODIFIKASI ASAM ASETAT

KAJIAN SIFAT SENSORIS, FISIK DAN KIMIA POUND CAKE SUBSTITUSI TEPUNG LABU KUNING (Cucurbita moschata) TERMODIFIKASI ASAM ASETAT KAJIAN SIFAT SENSORIS, FISIK DAN KIMIA POUND CAKE SUBSTITUSI TEPUNG LABU KUNING (Cucurbita moschata) TERMODIFIKASI ASAM ASETAT Skripsi Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Derajat Sarjana

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Es lilin merupakan suatu produk minuman atau jajanan tradisional yang

PENDAHULUAN. Es lilin merupakan suatu produk minuman atau jajanan tradisional yang 14 PENDAHULUAN Latar Belakang Es lilin merupakan suatu produk minuman atau jajanan tradisional yang masih digemari dari setiap kalangan baik orang dewasa maupun anak-anak, karena es lilin mempunyai rasa

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

I. PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian. I. PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. disukai oleh masyarakat mulai dari anak-anak, remaja, dewasa, hingga

BAB 1 PENDAHULUAN. disukai oleh masyarakat mulai dari anak-anak, remaja, dewasa, hingga BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Es krim merupakan makanan padat dalam bentuk beku yang banyak disukai oleh masyarakat mulai dari anak-anak, remaja, dewasa, hingga manula. Banyaknya masyarakat yang

Lebih terperinci

PEMBUATAN ES KRIM SIRSAK (Annona muricata L.) dan ANALISA EKONOMI PRODUKNYA

PEMBUATAN ES KRIM SIRSAK (Annona muricata L.) dan ANALISA EKONOMI PRODUKNYA LAPORAN TUGAS AKHIR PEMBUATAN ES KRIM SIRSAK (Annona muricata L.) dan ANALISA EKONOMI PRODUKNYA Making Soursop (Annona muricata L.) Ice Cream and Product Economy Analysis Diajukan sebagai salah satu syarat

Lebih terperinci

KECEPATAN MELELEH DAN SIFAT ORGANOLEPTIK ES KRIM BIJI NANGKA

KECEPATAN MELELEH DAN SIFAT ORGANOLEPTIK ES KRIM BIJI NANGKA KECEPATAN MELELEH DAN SIFAT ORGANOLEPTIK ES KRIM BIJI NANGKA (Artocarpus heterophyllus) DENGAN PENAMBAHAN EKSTRAK KAYU SECANG (Caesalpinia sappan L) SEBAGAI PEWARNA ALAMI NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh:

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Karakteristik Cabai Merah (Capsicum annuum L.) Karakteristik awal cabai merah (Capsicum annuum L.) diketahui dengan melakukan analisis proksimat, yaitu kadar air, kadar vitamin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seperti Indonesia. Salah satu genus umbi-umbian yaitu genus Dioscorea atau

BAB I PENDAHULUAN. seperti Indonesia. Salah satu genus umbi-umbian yaitu genus Dioscorea atau BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tanaman umbi-umbian dapat tumbuh di daerah yang beriklim tropis seperti Indonesia. Salah satu genus umbi-umbian yaitu genus Dioscorea atau uwi-uwian. Genus Dioscorea

Lebih terperinci

PENGOLAHAN ES KRIM KAYA ANTIOKSIDAN DARI SARI BUAH MERAH ( Pandanus Conoideus Lamk )

PENGOLAHAN ES KRIM KAYA ANTIOKSIDAN DARI SARI BUAH MERAH ( Pandanus Conoideus Lamk ) PENGOLAHAN ES KRIM KAYA ANTIOKSIDAN DARI SARI BUAH MERAH ( Pandanus Conoideus Lamk ) SKRIPSI Oleh : M. Khadik Asrori NPM. 1033010011 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Es krim di Indonesia telah dikenal oleh masyarakat luas sejak tahun 1970-an dan

I. PENDAHULUAN. Es krim di Indonesia telah dikenal oleh masyarakat luas sejak tahun 1970-an dan I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Es krim di Indonesia telah dikenal oleh masyarakat luas sejak tahun 1970-an dan hingga saat ini pemasarannya sudah semakin meluas dan dikonsumsi oleh seluruh

Lebih terperinci

KAJIAN SIFAT SENSORIS DAN FUNGSIONAL CAKE UBI JALAR UNGU (Ipomoea batatas L.) DENGAN BERBAGAI VARIASI BAHAN BAKU

KAJIAN SIFAT SENSORIS DAN FUNGSIONAL CAKE UBI JALAR UNGU (Ipomoea batatas L.) DENGAN BERBAGAI VARIASI BAHAN BAKU KAJIAN SIFAT SENSORIS DAN FUNGSIONAL CAKE UBI JALAR UNGU (Ipomoea batatas L.) DENGAN BERBAGAI VARIASI BAHAN BAKU Skripsi Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh derajat Sarjana Teknologi Pertanian

Lebih terperinci

BABI PENDAHULUAN. digemari karena rasanya yang lezat, kandungan serat yang tinggi dan kandungan

BABI PENDAHULUAN. digemari karena rasanya yang lezat, kandungan serat yang tinggi dan kandungan BAB PENDAHULUAN I BABI PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Mangga (Mangifera indica L) merupakan buah musiman yang sangat digemari karena rasanya yang lezat, kandungan serat yang tinggi dan kandungan vitamin

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian dan (7) Tempat

Lebih terperinci

PEMBUATAN VELVA SAYURAN ( KAJIAN PROPORSI WORTEL, TOMAT, KECAMBAH DAN PENAMBAHAN NA-CMC TERHADAP KUALITAS VELVA SAYURAN )

PEMBUATAN VELVA SAYURAN ( KAJIAN PROPORSI WORTEL, TOMAT, KECAMBAH DAN PENAMBAHAN NA-CMC TERHADAP KUALITAS VELVA SAYURAN ) PEMBUATAN VELVA SAYURAN ( KAJIAN PROPORSI WORTEL, TOMAT, KECAMBAH DAN PENAMBAHAN NA-CMC TERHADAP KUALITAS VELVA SAYURAN ) Titi Susilowati, Sudaryati dan Demy Ayu Candra ABSTRACT Velva is a kind of freezing

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kini banyak dikembangkan di Indonesia. Gelato termasuk jenis frozen dairy food

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kini banyak dikembangkan di Indonesia. Gelato termasuk jenis frozen dairy food BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Gelato Gelato merupakan salah satu jenis es krim yang berasal dari Italia yang kini banyak dikembangkan di Indonesia. Gelato termasuk jenis frozen dairy food dessert yang merupakan

Lebih terperinci

BAB III MATERI DAN METODE. super merah dilaksanakan pada bulan Februari - Maret 2017, pengujian overrun,

BAB III MATERI DAN METODE. super merah dilaksanakan pada bulan Februari - Maret 2017, pengujian overrun, 15 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian pembuatan es krim dengan penambahan ekstrak kulit buah naga super merah dilaksanakan pada bulan Februari - Maret 2017, pengujian overrun, resistensi pelelehan, total

Lebih terperinci

PENGARUH PENAMBAHAN BIT (Beta vulgaris L.) SEBAGAI PEWARNA ALAMI DAN BAHAN PENGISI TERHADAP KARAKTERISTIK FISIKOKIMIA DAN SENSORI SOSIS NABATI

PENGARUH PENAMBAHAN BIT (Beta vulgaris L.) SEBAGAI PEWARNA ALAMI DAN BAHAN PENGISI TERHADAP KARAKTERISTIK FISIKOKIMIA DAN SENSORI SOSIS NABATI PENGARUH PENAMBAHAN BIT (Beta vulgaris L.) SEBAGAI PEWARNA ALAMI DAN BAHAN PENGISI TERHADAP KARAKTERISTIK FISIKOKIMIA DAN SENSORI SOSIS NABATI Skripsi Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh

Lebih terperinci

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Desember 2016 sampai

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Desember 2016 sampai 7 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Desember 06 sampai dengan bulan Januari 07 di Laboratorium Kimia dan Gizi Pangan, Departemen Pertanian, Fakultas Peternakan dan

Lebih terperinci

Kata kunci: Sorbet, terong belanda, buah bit, carboxy methyl cellulose, antioksidan.

Kata kunci: Sorbet, terong belanda, buah bit, carboxy methyl cellulose, antioksidan. Pengaruh Perbandingan Jenis Buah (Terong Belanda Dan Bit) dan Konsentrasi Carboxy Methyl Cellulose (CMC) Terhadap Mutu Organoleptik Sorbet (The Influence of Fruit Types Comparison (Terong Belanda and Beetroot)

Lebih terperinci

PENGARUH KONSENTRASI CARBOXY METHYL CELLULOSE DAN KONSENTRASI GULA TERHADAP MUTU SELAI JAGUNG

PENGARUH KONSENTRASI CARBOXY METHYL CELLULOSE DAN KONSENTRASI GULA TERHADAP MUTU SELAI JAGUNG PENGARUH KONSENTRASI CARBOXY METHYL CELLULOSE DAN KONSENTRASI GULA TERHADAP MUTU SELAI JAGUNG SKRIPSI OLEH : DANIEL 100305029 PROGRAM STUDI ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Rekayasa Proses Pengolahan Pangan dan Hasil Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Sebelas Maret Surakarta

Lebih terperinci

4. PEMBAHASAN Karaktersitik Fisik Sorbet Liqueur Jahe Merah

4. PEMBAHASAN Karaktersitik Fisik Sorbet Liqueur Jahe Merah 4. PEMBAHASAN Sorbet merupakan salah satu jenis frozen dessert yang memiliki kandungan berupa pemanis, penstabil, dan esktrak buah atau herbal. Pada proses pembuatan sorbet liqueur jahe merah diawali dengan

Lebih terperinci

LEMBAR PENGESAHAN PEMBUATAN FRUIT LEATHER SIRSAK-ROSELLA HASIL PENELITIAN

LEMBAR PENGESAHAN PEMBUATAN FRUIT LEATHER SIRSAK-ROSELLA HASIL PENELITIAN LEMBAR PENGESAHAN PEMBUATAN FRUIT LEATHER SIRSAK-ROSELLA HASIL PENELITIAN Oleh : Reny Zora Historiarsih NPM. 0633010037 Surabaya, November 2010 Telah disetujui untuk diseminarkan : Pembimbing I Pembimbing

Lebih terperinci

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Karakteristik Tepung Tulang Ikan Rendemen tepung tulang ikan yang dihasilkan sebesar 8,85% dari tulang ikan. Tepung tulang ikan patin (Pangasius hypopthalmus) yang dihasilkan

Lebih terperinci

BAB III MATERI DAN METODE. Kimia dan Gizi Pangan Universitas Diponegoro, Semarang untuk pembuatan

BAB III MATERI DAN METODE. Kimia dan Gizi Pangan Universitas Diponegoro, Semarang untuk pembuatan BAB III MATERI DAN METODE Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei Juni 2017 di Laboratorium Kimia dan Gizi Pangan Universitas Diponegoro, Semarang untuk pembuatan pektin kulit jeruk, pembuatan sherbet

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. penyimpanan dalam lemari es serta pembekuan dan pengadukan. Puspitarini

TINJAUAN PUSTAKA. penyimpanan dalam lemari es serta pembekuan dan pengadukan. Puspitarini II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Es Krim Menurut Saleh (2004) es krim merupakan makanan beku yang dibuat dari susu yang melewati tahap pasteurisasi, homogenisasi, pematangan es krim dengan penyimpanan dalam lemari

Lebih terperinci

PENGARUH PENAMBAHAN BIT (Beta vulgaris) SEBAGAI PEWARNA ALAMI TERHADAP KARAKTERISTIK FISIKOKIMIA DAN SENSORI SOSIS DAGING SAPI

PENGARUH PENAMBAHAN BIT (Beta vulgaris) SEBAGAI PEWARNA ALAMI TERHADAP KARAKTERISTIK FISIKOKIMIA DAN SENSORI SOSIS DAGING SAPI PENGARUH PENAMBAHAN BIT (Beta vulgaris) SEBAGAI PEWARNA ALAMI TERHADAP KARAKTERISTIK FISIKOKIMIA DAN SENSORI SOSIS DAGING SAPI Skripsi Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana

Lebih terperinci

%, laktosa 4,80 % dan mineral 0,65 % (Muchtadi dkk., 2010).

%, laktosa 4,80 % dan mineral 0,65 % (Muchtadi dkk., 2010). I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Es krim adalah buih setengah beku yang mengandung lemak teremulsi dan udara. Sel- sel udara yang ada berperan untuk memberikan tekstur lembut pada es krim. Tanpa adanya

Lebih terperinci

BABI PENDAHULUAN. Pepaya (Carica papaya L) merupakan salah satu komoditas buah yang

BABI PENDAHULUAN. Pepaya (Carica papaya L) merupakan salah satu komoditas buah yang BAB I PENDAHULlJAN BABI PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pepaya (Carica papaya L) merupakan salah satu komoditas buah yang produksinya sangat melimpah. Produksi buah pepaya tiap tahunnya cukup tinggi. Menurut

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2016

PROGRAM STUDI ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2016 PENGARUH PERBANDINGAN ZAT PENSTABIL DAN KONSENTRASI KUNING TELUR TERHADAP MUTU REDUCED FAT MAYONNAISE SKRIPSI OLEH : CHRISTIAN ADITYA HUTAPEA 110305051/ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN PROGRAM STUDI ILMU DAN

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK SNACK BARS BERBAHAN DASAR TEPUNG KACANG HIJAU DAN PISANG LOKAL SKRIPSI. Oleh MUHAMMAD DHANY ISMAIL

KARAKTERISTIK SNACK BARS BERBAHAN DASAR TEPUNG KACANG HIJAU DAN PISANG LOKAL SKRIPSI. Oleh MUHAMMAD DHANY ISMAIL 1 KARAKTERISTIK SNACK BARS BERBAHAN DASAR TEPUNG KACANG HIJAU DAN PISANG LOKAL SKRIPSI Oleh MUHAMMAD DHANY ISMAIL PROGRAM STUDI S-1 TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS PETERNAKAN DAN PERTANIAN UNIVERSITAS DIPONEGORO

Lebih terperinci

PEMBUATAN ES KRIM UBI JALAR (Ipomea HOMOGENIZER

PEMBUATAN ES KRIM UBI JALAR (Ipomea HOMOGENIZER LAPORAN TUGAS AKHIR PEMBUATAN ES KRIM UBI JALAR (Ipomea batatas) MENGGUNAKAN ALAT HOMOGENIZER (Making Sweet Potato Ice Cream Using A Homogenizer) Disusun Sebagai Syarat Untuk Menyelesaikan Studi Pada Program

Lebih terperinci

1989).Sampel sebanyak 2 g dimasukkan ke dalam labu Erlenmeyer 500ml. balik. Didihkan selama 30 menit dan kadang kala digoyang- goyangkan.

1989).Sampel sebanyak 2 g dimasukkan ke dalam labu Erlenmeyer 500ml. balik. Didihkan selama 30 menit dan kadang kala digoyang- goyangkan. Penentuan kadar serat kasar Kadar serat kasar dianalisa dengan menggunakan metode Sudarmadji dkk, 1989).Sampel sebanyak 2 g dimasukkan ke dalam labu Erlenmeyer 500ml kemudian ditambahkan 200 ml H 2 SO4

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. kesehatan. Nutrisi dalam black mulberry meliputi protein, karbohidrat serta

I PENDAHULUAN. kesehatan. Nutrisi dalam black mulberry meliputi protein, karbohidrat serta I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar belakang, (2) Identifikasi masalah, (3) Maksud dan tujuan penelitian, (4) Manfaat penelitian, (5) Kerangka pemikiran, dan (6) Hipotesis. 1.1 Latar

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci : puree labu kuning, tapioka, bika ambon.

ABSTRAK. Kata kunci : puree labu kuning, tapioka, bika ambon. Hindun Tristya Zumrotin. 1211105021. Pengaruh Perbandingan Puree Labu Kuning (Cucurbita moschata ex. Poir) dan Tapioka Terhadap Karakteristik Bika Ambon. Di bawah bimbingan Prof. Dr. Ir. I Made Sugitha,

Lebih terperinci

SIFAT ORGANOLEPTIK ES KRIM DENGAN PENAMBAHAN JUS WORTEL (Daucus carotal.)

SIFAT ORGANOLEPTIK ES KRIM DENGAN PENAMBAHAN JUS WORTEL (Daucus carotal.) SKRIPSI SIFAT ORGANOLEPTIK ES KRIM DENGAN PENAMBAHAN JUS WORTEL (Daucus carotal.) UIN SUSKA RIAU Oleh: Niki Utami 11181203959 PROGRAM STUDI PETERNAKAN FAKULTAS PERTANIAN DAN PETERNAKAN UNIVERSITAS ISLAM

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memiliki taksonomi menurut Rukmana (2003), sebagai berikut: : Spermatophyta (tumbuhan berbiji)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memiliki taksonomi menurut Rukmana (2003), sebagai berikut: : Spermatophyta (tumbuhan berbiji) 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tanaman Jeruk Manis (Citrus Aurantinum) Jeruk manis adalah salah satu jenis jeruk yang ada di Indonesia yang memiliki taksonomi menurut Rukmana (2003), sebagai berikut: Kingdom

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Di Indonesia kaya akan berbagai jenis tanaman umbi-umbian, baik

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Di Indonesia kaya akan berbagai jenis tanaman umbi-umbian, baik BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di Indonesia kaya akan berbagai jenis tanaman umbi-umbian, baik yang dibudidayakan maupun yang hidup liar di hutan. Umbi merupakan tanaman yang banyak mengandung

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pangan dan Gizi, Laboratorium Rekayasa Proses Pengolahan Pangan dan Hasil Pertanian, Program Studi Ilmu

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian Pendahuluan Penelitian pendahuluan meliputi pembuatan tepung jerami nangka, analisis sifat fisik dan kimia tepung jerami nangka, serta pembuatan dan formulasi cookies dari

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penyangraian bahan bakunya (tepung beras) terlebih dahulu, dituangkan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penyangraian bahan bakunya (tepung beras) terlebih dahulu, dituangkan BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Proses Pengolahan Cookies Tepung Beras 4.1.1 Penyangraian Penyangraian bahan bakunya (tepung beras) terlebih dahulu, dituangkan pada wajan dan disangrai menggunakan kompor,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. aroma spesifik dan mempunyai nilai gizi cukup tinggi. Bagian kepala beratnya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. aroma spesifik dan mempunyai nilai gizi cukup tinggi. Bagian kepala beratnya 2.1 Komposisi Kimia Udang BAB II TINJAUAN PUSTAKA Udang merupakan salah satu produk perikanan yang istimewa, memiliki aroma spesifik dan mempunyai nilai gizi cukup tinggi. Bagian kepala beratnya lebih

Lebih terperinci

PENGARUH SUBSTITUSI PARSIAL TELUR DENGAN ISOLAT PROTEIN KEDELAI DAN KONSENTRASI EMULSIFIER TERHADAP KARAKTERISTIK CAKE BERAS SKRIPSI

PENGARUH SUBSTITUSI PARSIAL TELUR DENGAN ISOLAT PROTEIN KEDELAI DAN KONSENTRASI EMULSIFIER TERHADAP KARAKTERISTIK CAKE BERAS SKRIPSI PENGARUH SUBSTITUSI PARSIAL TELUR DENGAN ISOLAT PROTEIN KEDELAI DAN KONSENTRASI EMULSIFIER TERHADAP KARAKTERISTIK CAKE BERAS SKRIPSI OLEH: ERLINDA ANDRIANI L. 6103006067 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

Lebih terperinci

PENGARUH KONSENTRASI GELATIN TERHADAP SIFAT FISIK, VITAMIN C, DAN SENSORI SHERBET BUAH MELON (Cucumis melo L.)

PENGARUH KONSENTRASI GELATIN TERHADAP SIFAT FISIK, VITAMIN C, DAN SENSORI SHERBET BUAH MELON (Cucumis melo L.) PENGARUH KONSENTRASI GELATIN TERHADAP SIFAT FISIK, VITAMIN C, DAN SENSORI SHERBET BUAH MELON (Cucumis melo L.) THE EFFECT OF GELATIN CONCENTRATION ON THE PHYSICAL, VITAMIN C, AND SENSORY PROPERTIES OF

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Jambu Biji Merah (Psidium guajava L) Tanaman jambu biji dikenal dengan nama latin Psidium guajava Linn., termasuk suku myrtaceae. Tanaman jambu biji berbentuk perdu, memiliki

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Buah-buahan tidak selalu dikonsumsi dalam bentuk segar, tetapi sebagian

PENDAHULUAN. Buah-buahan tidak selalu dikonsumsi dalam bentuk segar, tetapi sebagian PENDAHULUAN Latar Belakang Buah-buahan tidak selalu dikonsumsi dalam bentuk segar, tetapi sebagian besar diolah menjadi berbagai bentuk dan jenis makanan. Pengolahan buahbuahan bertujuan selain untuk memperpanjang

Lebih terperinci

FORMULASI ES KRIM LOW FAT DENGAN PENGGUNAAN KOMBINASI FAT REPLACER CARBOXY METHYL CELLULOSE (CMC) DAN GELATIN

FORMULASI ES KRIM LOW FAT DENGAN PENGGUNAAN KOMBINASI FAT REPLACER CARBOXY METHYL CELLULOSE (CMC) DAN GELATIN FORMULASI ES KRIM LOW FAT DENGAN PENGGUNAAN KOMBINASI FAT REPLACER CARBOXY METHYL CELLULOSE (CMC) DAN GELATIN THE COMBINATION OF CARBOXY METHYL CELLULOSE (CMC) AND GELATIN AS FAT REPLACER IN LOW FAT ICE

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Proses Pengolahan dan Hasil Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta, CV. An-

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian,

I PENDAHULUAN. Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang Masalah, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Penelitian, (6) Hipotesis Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Rekayasa Proses Pengolahan Pangan dan Hasil Pertanian serta Laboratorium Pangan dan Gizi, Program Studi

Lebih terperinci

BAB III MATERI DAN METODE. Pertanian, Fakultas Peternakan dan Pertanian, Universitas Diponegoro. Waktu

BAB III MATERI DAN METODE. Pertanian, Fakultas Peternakan dan Pertanian, Universitas Diponegoro. Waktu 11 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Rekayasa Pangan dan Hasil Pertanian, Fakultas Peternakan dan Pertanian, Universitas Diponegoro. Waktu pelaksanaan penelitian yaitu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Es krim adalah salah satu makanan kudapan berbahan dasar susu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Es krim adalah salah satu makanan kudapan berbahan dasar susu 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Es krim adalah salah satu makanan kudapan berbahan dasar susu yang banyak mengandung vitamin, mineral, protein, karbohidrat dan lemak. Es krim banyak disukai setiap

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 1 BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan November 2015 sampai April 2016 di Laboratorium Rekayasa Proses Pengolahan dan Hasil Pertanian, Jurusan Ilmu

Lebih terperinci

KARYA ILMIAH TERTULIS

KARYA ILMIAH TERTULIS APLIKASI PRODUK INTERAKSI ANTARA ISOLAT PROTEIN KEDELAI DAN GUM XANTHAN PADA ES KRIM KARYA ILMIAH TERTULIS (SKRIPSI) Diajukan Sebagai Syarat Untuk Menyelesaikan Program Pendidikan Strata Satu (S1) Pada

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Selatan. Buah naga sudah banyak di budidayakan di Negara Asia, salah satunya di

II. TINJAUAN PUSTAKA. Selatan. Buah naga sudah banyak di budidayakan di Negara Asia, salah satunya di 4 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Buah Naga Buah naga atau dragon fruit merupakan buah yang termasuk kedalam kelompok tanaman kaktus. Buah naga berasal dari Negara Mexico, Amerika Tengah dan Amerika Selatan.

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Bab ini akan menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi

I PENDAHULUAN. Bab ini akan menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi I PENDAHULUAN Bab ini akan menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini, permintaan masyarakat terhadap produk pangan fungsional semakin meningkat. Global Industry Analysis memprediksi pertumbuhan produk pangan fungsional mencapai

Lebih terperinci

KAJIAN SIFAT SENSORIS, FISIK DAN KIMIA POUND CAKE SUBSTITUSI TEPUNG LABU KUNING (Cucurbita moschata) TERMODIFIKASI ASAM LAKTAT

KAJIAN SIFAT SENSORIS, FISIK DAN KIMIA POUND CAKE SUBSTITUSI TEPUNG LABU KUNING (Cucurbita moschata) TERMODIFIKASI ASAM LAKTAT KAJIAN SIFAT SENSORIS, FISIK DAN KIMIA POUND CAKE SUBSTITUSI TEPUNG LABU KUNING (Cucurbita moschata) TERMODIFIKASI ASAM LAKTAT SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh derajat Sarjana

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian. I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dan dikenal dengan nama latin Cucurbita moschata (Prasbini et al., 2013). Labu

I. PENDAHULUAN. dan dikenal dengan nama latin Cucurbita moschata (Prasbini et al., 2013). Labu 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tanaman labu kuning adalah tanaman semusim yang banyak ditanam di Indonesia dan dikenal dengan nama latin Cucurbita moschata (Prasbini et al., 2013). Labu kuning tergolong

Lebih terperinci

PENGARUH KONSENTRASI LARUTAN GARAM DAN SUHU FERMENTASI TERHADAP MUTU KIMCHI LOBAK

PENGARUH KONSENTRASI LARUTAN GARAM DAN SUHU FERMENTASI TERHADAP MUTU KIMCHI LOBAK PENGARUH KONSENTRASI LARUTAN GARAM DAN SUHU FERMENTASI TERHADAP MUTU KIMCHI LOBAK SKRIPSI Oleh: CHERIA LESTARI 090305017/ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN PROGRAM STUDI ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS PERTANIAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang Masalah, (2)

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang Masalah, (2) BAB I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang Masalah, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Penelitian, (6) Hipotesis Penelitian,

Lebih terperinci

PENGARUH PROPORSI DAGING BUAH PALA DENGAN AIR DAN KONSENTRASI PUTIH TELUR TERHADAP SIFAT FISIKOKIMIA DAN ORGANOLEPTIK SARI DAGING BUAH PALA SKRIPSI

PENGARUH PROPORSI DAGING BUAH PALA DENGAN AIR DAN KONSENTRASI PUTIH TELUR TERHADAP SIFAT FISIKOKIMIA DAN ORGANOLEPTIK SARI DAGING BUAH PALA SKRIPSI PENGARUH PROPORSI DAGING BUAH PALA DENGAN AIR DAN KONSENTRASI PUTIH TELUR TERHADAP SIFAT FISIKOKIMIA DAN ORGANOLEPTIK SARI DAGING BUAH PALA SKRIPSI OLEH: MEGAWATI GUNAWAN 6103010022 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI

Lebih terperinci

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian telah dilaksanakan pada bulan Februari - Maret 2017 di

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian telah dilaksanakan pada bulan Februari - Maret 2017 di 13 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian telah dilaksanakan pada bulan Februari - Maret 2017 di Laboratorium Kimia dan Gizi Pangan, Departemen Pertanian, Fakultas Peternakan dan Pertanian, Universitas Diponegoro,

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. selain sebagai sumber karbohidrat jagung juga merupakan sumber protein yang

I PENDAHULUAN. selain sebagai sumber karbohidrat jagung juga merupakan sumber protein yang I PENDAHULUAN Bab ini akan menguraikan mengenai: (1.1) Latar Belakang, (1.2) Identifikasi Masalah, (1.3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (1.4) Manfaat Penelitian, (1.5) Kerangka Pemikiran, (1.6) Hipotesis

Lebih terperinci

PENGARUH PERBANDINGAN JUMLAH TEPUNG TERIGU DAN TEPUNG SUKUN DENGAN JENIS PENSTABIL TERHADAP MUTU COOKIES SUKUN SKRIPSI. Oleh:

PENGARUH PERBANDINGAN JUMLAH TEPUNG TERIGU DAN TEPUNG SUKUN DENGAN JENIS PENSTABIL TERHADAP MUTU COOKIES SUKUN SKRIPSI. Oleh: PENGARUH PERBANDINGAN JUMLAH TEPUNG TERIGU DAN TEPUNG SUKUN DENGAN JENIS PENSTABIL TERHADAP MUTU COOKIES SUKUN SKRIPSI Oleh: KURNIA ANGELINA KRISTIANI SITOHANG 100305049 PROGRAM STUDI ILMU DAN TEKNOLOGI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. alternatif pengganti beras dan sangat digemari oleh masyarakat Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. alternatif pengganti beras dan sangat digemari oleh masyarakat Indonesia. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tanaman jagung (Zea mays) merupakan salah satu bahan makanan alternatif pengganti beras dan sangat digemari oleh masyarakat Indonesia. Selain itu, jagung juga

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK COOKIES SUMBER PROTEIN DAN ENERGI BERBAHAN BAKU CAMPURAN MOCAF, TEPUNG TEMPE TELUR, TEPUNG KACANG HIJAU, DAN TEPUNG IKAN LELE

KARAKTERISTIK COOKIES SUMBER PROTEIN DAN ENERGI BERBAHAN BAKU CAMPURAN MOCAF, TEPUNG TEMPE TELUR, TEPUNG KACANG HIJAU, DAN TEPUNG IKAN LELE KARAKTERISTIK COOKIES SUMBER PROTEIN DAN ENERGI BERBAHAN BAKU CAMPURAN MOCAF, TEPUNG TEMPE TELUR, TEPUNG KACANG HIJAU, DAN TEPUNG IKAN LELE Skripsi Untuk memenuhi sebagaian persyaratan guna memperoleh

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Bab ini akan menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang Penelitian,

I PENDAHULUAN. Bab ini akan menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang Penelitian, I PENDAHULUAN Bab ini akan menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang Penelitian, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat dan Kegunaan Penelitian, (5) Kerangka pemikiran,

Lebih terperinci

PENGARUH PENAMBAHAN GULA PASIR DAN GULA MERAH TERHADAP TINGKAT KESUKAAN DODOL NANAS

PENGARUH PENAMBAHAN GULA PASIR DAN GULA MERAH TERHADAP TINGKAT KESUKAAN DODOL NANAS PENGARUH PENAMBAHAN GULA PASIR DAN GULA MERAH TERHADAP TINGKAT KESUKAAN DODOL NANAS Aniswatul Khamidah 1 dan Eliartati 2 1 Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Timur 2 Balai Pengkajian Teknologi Pertanian

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan 21 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan Laboratorium Analisis Hasil Pertanian Jurusan Teknologi Hasil Pertanian

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Daging ayam juga merupakan bahan pangan kaya akan gizi yang sangat. diperlukan manusia. Daging ayam dalam bentuk segar relatif

TINJAUAN PUSTAKA. Daging ayam juga merupakan bahan pangan kaya akan gizi yang sangat. diperlukan manusia. Daging ayam dalam bentuk segar relatif II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Nugget Ayam Bahan pangan sumber protein hewani berupa daging ayam mudah diolah, dicerna dan mempunyai citarasa yang enak sehingga disukai banyak orang. Daging ayam juga merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. banyak disukai oleh segala kalangan dari anak-anak, remaja maupun orang

BAB I PENDAHULUAN. banyak disukai oleh segala kalangan dari anak-anak, remaja maupun orang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Es krim merupakan salah satu produk olahan susu bersifat semi padat yang biasa dikonsumsi sebagai makanan selingan, teksturnya yang lembut banyak disukai oleh segala

Lebih terperinci

4. PEMBAHASAN Analisa Sensori

4. PEMBAHASAN Analisa Sensori 4. PEMBAHASAN Sorbet merupakan frozen dessert yang tersusun atas sari buah segar, air,gula, bahan penstabil yang dapat ditambahkan pewarna dan asam (Marth & James, 2001). Pada umumnya, frozen dessert ini

Lebih terperinci

PENGARUH KOMBINASI CARBOXYL METHYL CELLULOSE DAN GELATIN TERHADAP MUTU SELAI JERUK SIAM PONTIANAK (Citrus nobilis var. Microcarpa) SELAMA PENYIMPANAN

PENGARUH KOMBINASI CARBOXYL METHYL CELLULOSE DAN GELATIN TERHADAP MUTU SELAI JERUK SIAM PONTIANAK (Citrus nobilis var. Microcarpa) SELAMA PENYIMPANAN PENGARUH KOMBINASI CARBOXYL METHYL CELLULOSE DAN GELATIN TERHADAP MUTU SELAI JERUK SIAM PONTIANAK (Citrus nobilis var. Microcarpa) SELAMA PENYIMPANAN THE EFFECT OF COMBINATION OF CARBOXYL METHYL CELLULOSE

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. tapioka menjadi adonan yang kemudian dibentuk menjadi bola-bola seukuran bola

II. TINJAUAN PUSTAKA. tapioka menjadi adonan yang kemudian dibentuk menjadi bola-bola seukuran bola II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Bakso Ayam Bakso merupakan salah satu makanan tradisional Indonesia yang terbuat dari daging. Dihasilkan dengan mencampur daging, garam, bawang, dan tepung tapioka menjadi adonan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mengandung 83-87,5 g air; 3,3 4,9 g protein dan; 4 7,3 g lemak. Susu kambing

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mengandung 83-87,5 g air; 3,3 4,9 g protein dan; 4 7,3 g lemak. Susu kambing 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Susu Kambing Susu kambing menurut hasil penelitian dalam Sodiq dan Abidin (2008) mengandung 83-87,5 g air; 3,3 4,9 g protein dan; 4 7,3 g lemak. Susu kambing dapat dikonsumsi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 18 BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Pembuatan vegetable leather cabai merah, uji kadar air, kadar abu, kadar vitamin C, dan organoleptik dilaksanakan di Laboratorium Rekayasa Proses

Lebih terperinci

Pengaruh Jenis dan Konsentrasi Bahan Penstabil terhadap Mutu Produk Velva Labu Jepang

Pengaruh Jenis dan Konsentrasi Bahan Penstabil terhadap Mutu Produk Velva Labu Jepang Kusbiantoro, B. et al.: Pengaruh jenis dan konsentrasi bahan penstabil thd.... J. Hort. 15(3):223-230, 2005 Pengaruh Jenis dan Konsentrasi Bahan Penstabil terhadap Mutu Produk Velva Labu Jepang Kusbiantoro,

Lebih terperinci

BAB III TATA LAKSANA PELAKSANAAN

BAB III TATA LAKSANA PELAKSANAAN BAB III TATA LAKSANA PELAKSANAAN A. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Praktek Produksi Kopi Biji Salak dengan Penambahan Jahe Merah dilaksanakan pada bulan Maret-April 2016 di Laboratorium Rekayasa Proses dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai dengan Juli 2013 di

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai dengan Juli 2013 di BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai dengan Juli 2013 di Laboratorium Pembinaan dan Pengujian Mutu Hasil Perikanan (LPPMHP) Gorontalo. 3.2 Bahan

Lebih terperinci

PENAMBAHAN KONSENTRASI BAHAN PENSTABIL DAN KONSENTRASI SUKROSA TERHADAP KARAKTERISTIK SORBET MURBEI HITAM (Morus nigra sp.)

PENAMBAHAN KONSENTRASI BAHAN PENSTABIL DAN KONSENTRASI SUKROSA TERHADAP KARAKTERISTIK SORBET MURBEI HITAM (Morus nigra sp.) PENAMBAHAN KONSENTRASI BAHAN PENSTABIL DAN KONSENTRASI SUKROSA TERHADAP KARAKTERISTIK SORBET MURBEI HITAM (Morus nigra sp.) PURI SITI RAHMAWATI 12.302.0171 Pembimbing Utama Prof. Dr. Ir. Wisnu Cahyadi

Lebih terperinci

PENGARUH KONSENTRASI BUBUR BUAH MANGGA DAN CMC (CARBOXY METHYL CELLULOSE) TERHADAP MUTU SORBET AIR KELAPA

PENGARUH KONSENTRASI BUBUR BUAH MANGGA DAN CMC (CARBOXY METHYL CELLULOSE) TERHADAP MUTU SORBET AIR KELAPA PENGARUH KONSENTRASI BUBUR BUAH MANGGA DAN CMC (CARBOXY METHYL CELLULOSE) TERHADAP MUTU SORBET AIR KELAPA SKRIPSI OLEH TETTY ULI OKTAVIANA SITUMEANG 050305032 / TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN DEPARTEMEN TEKNOLOGI

Lebih terperinci

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan Januari 2017 Februari 2017 di

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan Januari 2017 Februari 2017 di 14 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian dilaksanakan pada bulan Januari 2017 Februari 2017 di Laboratorium Kimia dan Gizi Pangan Fakultas Peternakan dan Pertanian Universitas Diponegoro, Semarang. 3.1.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lemak teremulsi dan udara, dimana sel-sel udara berperan untuk memberikan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lemak teremulsi dan udara, dimana sel-sel udara berperan untuk memberikan 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Es krim Es krim merupakan produk hasil dari olahan susu yang mengandung lemak teremulsi dan udara, dimana sel-sel udara berperan untuk memberikan tekstur lembut pada es krim.

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Karakteristik Buah Kurma Bahan baku yang digunakan dalam penelitian ini adalah buah kurma dalam bentuk yang telah dikeringkan dengan kadar air sebesar 9.52%. Buah kurma yang

Lebih terperinci

SIFAT FISIKOKIMIA DAN ORGANOLEPTIK FLAKE

SIFAT FISIKOKIMIA DAN ORGANOLEPTIK FLAKE SIFAT FISIKOKIMIA DAN ORGANOLEPTIK FLAKE BERAS MERAH DENGAN VARIASI SUHU PEREBUSAN DAN SUHU PENGERINGAN SKRIPSI OLEH: LILY CHANDRA 6103008114 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

Lebih terperinci