FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KELELAHAN KERJA PADA PENGEMUDI ANGKUTAN KOTA TRAYEK TELING DI KOTA MANADO

Transkripsi

1 FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KELELAHAN KERJA PADA PENGEMUDI ANGKUTAN KOTA TRAYEK TELING DI KOTA MANADO Debora F. Paat*, Joy A.M. Rattu *, Woodford B.S. Joseph* *Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado ABSTRAK Kelelahan adalah berkurangnya kemampuan fisik dan mental sebagai akibat dari penggunaan berlebih pada fisik, mental atau emosional yang juga dapat mengurangi hampir seluruh kemampuan fisik termasuk kekuatan, kecepatan, kecepatan reaksi, koordinasi, dan pengambilan keputusan atau keseimbangan. Kelelahan pada pengemudi dapat mengakibatkan menurunnya kesiagaan dan perhatian, penurunan dan hambatan persepsi serta waktu reaksi pada saat mengemudi yang lambat. Selain itu, pengemudi akan mengantuk dan kemungkinan akan kehilangan kewaspadaan. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Metode pengambilan sampel yang digunakan yaitu Total Populasi dengan jumlah sampel sebesar 61 pengemudi. Instrumen penelitian yang digunakan yaitu kuesioner, Analisis data menggunakan uji chi square. Pengemudi yang mengalami lelah sebanyak 52,5% dan kurang lelah sebanyak 47,5%. Hasil uji chi-square diperoleh umur dengan kelelahan kerja yaitu nilai p=0,015 (α<0,05), masa kerja dengan kelelahan kerja p=0,015 (α<0,05), dana status gizi dengan kelelahan kerja (p=0,053). Umur dan Masa Kerja terdapat hubungan yang signifikan dengan kelelahan kerja dan status gizi tidak terdapat hubungan signifikan dengan kelelahan kerja pada pengemudi angkutan kota trayek Teling di Kota Manado. Kata Kunci: Kelelahan kerja, Pengemudi Angkutan Kota ABSTRACT Fatigue is physical and mental abilities reduction as a result of excessive use of the physical, mentally or emotional that can also reducing almost all physical abilities such us; strength, speed, body reflex, coordination, and making decision or balancing. Fatigue for a driver has effects to decreased alertness and attention, decreased barriers perceptions and reaction times while driving by slowly. In addition, the driver will be sleepy and possible to lose vigilance. The type of research used is observational analytic research with cross sectional approach. The sampling method research use total Population with total sample those are 61 drives. The research instrument used is questionnaire, data analysis using chi square test. Fatigue drivers as much 52.5% and less fatugue as much 47.5%. The result of chi-square test was obtained by age with work fatigue, p = 0,015 (α <0,05), working period with work fatigue p = 0,015 (α <0,05), nutrient status fund with work fatigue (p = 0,053). There is a significant relationship between Age and Work Period with job fatigue and there is no significant relationship between nutritional status with work fatigue on the driver of general transportation especially on Teling s route transportation in Manado City. Keywords: Work Fatigue, City General Transportation Driver. 1

2 PENDAHULUAN Berdasarkan Undang-Undang No. 36 tahun 2009, tentang Kesehatan, bahwa upaya kesehatan kerja harus diselenggarakan disemua tempat kerja, khususnya tempat kerja yang mempunyai resiko bahaya kesehatan, mudah terjangkit penyakit atau mempunyai karyawan paling sedikit 10 orang. Menurut International Labour Organization (ILO) 2001 kelelahan adalah berkurangnya kemampuan fisik dan mental sebagai akibat dari penggunaan berlebih pada fisik, mental atau emosional yang juga dapat mengurangi hampir seluruh kemampuan fisik termasuk kekuatan, kecepatan, kecepatan reaksi, koordinasi, dan pengambilan keputusan atau keseimbangan. (Andiningsari, 2009) Kelelahan pada pengemudi dapat mengakibatkan menurunnya kesiagaan dan perhatian, penurunan dan hambatan persepsi serta waktu reaksi pada saat mengemudi yang lambat. Selain itu, pengemudi akan mengantuk dan kemungkinan akan kehilangan kewaspadaan. Faktor perilaku pengemudi (tidak disiplin, ngebut, mabuk, dsb), kurang tidur (sleep less), kecakapan pengemudi, pengalaman kerja (pengemudi lama/baru), begitu juga umur dan waktu istirahat pengemudi ikut berkontribusi pada kecelakaan lalu lintas. Faktor lingkungan berupa kondisi jalanan, ketersediaan rambu lalu lintas, penerangan jalan, kondisi kendaraan, kecepatan mobil, jarak tujuan dan keadaan cuaca juga memberikan kontribusi sebagai faktor risiko terjadinya kecelakaan (Fadel, 2014) Faktor yang berhubungan dengan kecelakaan lalu lintas sangat dipengaruhi oleh pengemudi kendaraan. Oleh sebab itu, untuk mencegah efek kelelahan yang lebih lanjut misalnya terjadi kecelakaan maka sebaiknya diadakan pemulihan dengan istirahat (Fadel, 2014). Berdasarkan hasil wawancara dengan pengemudi angkutan kota trayek Teling di Kota Manado diketahui bahwa pengemudi angkutan kota trayek Teling di kota Manado melakukan pekerjaannya selama 12 jam per hari sudah termasuk istirahat, pengemudi memulai pekerjaannya dari pukul 05:00 WITA bekerja sampai pukul 17:00 WITA, masa kerja pengemudi juga didapati pengemudi angkutan yang sudah bekerja sebagai pengemudi angkutan lebih dari 11 tahun, Peneliti melihat sikap kerja yang monoton dalam waktu lama pada pengemudi angkutan kota khususnya trayek teling, dan sikap kerja demikian dapat menimbulkan kejenuhan dan kebosanan dalam seharihari, pekerjaan pengemudi angkutan trayek teling juga sehari-hari harus 2

3 merasakan suhu yang panas dan masalah psikologis, misalnya masalah padatnya kendaraan yang ada di Manado sehingga sering mengalami kemacetan, dan setoran yang kurang karena angkutan kota semakin bertambah dan penumpang semakin sedikit, dengan demikian terkadang pengemudi angkutan atau supir angkut mengesampingkan makanan yang mereka makan sehingga dapat terjadi kelelahan kerja. Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti tertarik untuk mengetahui lebih lanjut tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan kelelahan kerja pada pengemudi angkutan kota teling di Kota Manado. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan cross sectional study. Penelitian dilakukan wilayah jalur pengemudi angkutan kota trayek Teling Kota Manado pada bulan Maret sampai dengan bulan Juli Populasi pada penelitian ini adalah seluruh pengemudi angkutan kota trayek Teling Kota Manado yang berjumlah 61 orang. Sampel dalam penelitian ini adalah pengemudi angkutan kota trayek Teling yang telah memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi. Pengemudi yang diambil untuk memenuhi kriteria inklusi pengemudi yang tercatat di basis Teling, pengemudi yang rutin menjalani pekerjaan pengemudi angkutan kota dan pengemudi yang ada ditempat pada saat penelitian. Selanjutnya kriteria ekslusi pengemudi yang tidak berada di tempat saat penelitian dan pengemudi yang menolak untuk diteliti. Instrumen yang digunakan adalah (1) kuesioner gejala kelelahan umum IFRC (International Fatigue Research Committee of Japanese Association of Industrial Health) (2) Timbangan untuk mengukur berat badan responden (3) Mikrotoise untuk mengetahui tinggi badan responden (4) Alat tulis menulis. Analisis data dilakukan yaitu univariat variabel bebas adalah umur, masa kerja dan status gizi sedangkan variabel terikat adalah kelelahan kerja. analisis bivariat untuk menganalisis hubungan umur, masa kerja dan status gizi dengan kelelahan kerja pada pengemudi angkutan kota trayek Teling di Kota Manado. Analisis yang digunakan menggunakan uji chi square dengan α = 0,05. HASIL PENELITIAN Distribusi Faktor Umur Pengemudi Angkutan Kota Trayek Teling Tabel 1 Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan Umur Pada Pengemudi Angkutan Kota Trayek Teling di Kota Manado. Umur n % , , , , ,1 3

4 Total % Dari tabel 1 distribusi pengemudi berdasarkan umur terdapat frekuensi terbanyak berada pada umur Tahun sebanyak 16 orang (26,2%), dan paling sedikit berada di kategori umut sebanyak 8 orang (13,1%), pada kategori umur Tahun sebanyak 11 orang (18,1%),kategori umur Tahun sebanyak 15 orang (24,5%) dan pada kategori Tahun sebanyak 11 orang (18,1). Distribusi Masa Kerja Pengemudi Angkutan Kota Trayek Teling Berdasarkan data yang telah dilakukan, karakteristik masa keja responden yang didapat sebagai berikut: Tabel 2 Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan Masa Kerja Pada Pengemudi Angkutan Kota Trayek Teling di Kota Manado. Masa n % Kerja ,8% ,3% ,9% Total % Dari tabel 2 distribusi pengemudi berdasarkan yang telah didapat frekuensi terbanyak terdapat pada kategori Tahun sebanyak 24 orang (39,3%) dan frekuensi sedikit terdapat pada kategori sebanyak 14 orang (22,9) dan untuk kategori 1-10 sebanyak 23 orang (37,8%). Distribusi Status Gizi Pengemudi Angkutan Kota Trayek Teling Berdasarkan data dari hasil pengukuran yang telah dilakukan, status gizi responden yang didapat sebagai berikut: Tabel 3 Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan Status Gizi Pada Pengemudi Angkutan Kota Trayek Teling di Kota Manado. Status Gizi n % Normal 18 29,5 Lebih 42 68,9 Kurang 1 1,6 Total Dari tabel 3 distribusi pengemudi berdasarkan status gizi yang telah didapat hasil frekuensi terbanyak pada kategori status gizi lebih adalah 42 orang (68,9%) dan sedikit pada kategori status gizi kurang adalah 1 oarang (1,6%) dan pada kategori status gizi normal 18 orang (29,5%) Distribusi Kelelahan Kerja Pengemudi Angkutan Kota Trayek Teling Berdasarkan data dari hasil pengukuran yang telah dilakukan, kelelahan responden yang didapat sebagai berikut: 4

5 Tabel 4 Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan Kelelahan Kera Pada Pengemudi Angkutan Kota Trayek Teling di Kota Manado. Status n % Gizi Normal 18 29,5 Lebih 42 68,9 Kurang 1 1,6 Total Dari tabel 4 distribusi pengemudi berdasarkan kelelahan kerja yang telah didapat pada kategori lelah adalah 35 orang (57,4) dan pada kategori kurang lelah adalah 26 orang (42,6%). Analisis Hubungan Umur dengan Kelelahan Kerja Masa Kelelahan kerja Jumlah pvalue OR Kerja Lelah Kurang Dari hasil uji statistik yang sudah Lelah n n dilakukan hubungan umur dengan kelalahn kerja dapat dilihat pada tabel 5 sebagai berikut: Tahun < Tahun Tabel 5 Hubungan Antara Umur Dengan Total Hasil uji statistik chi-square hubungan Kelelahan Kerja. umur dengan kelelahan kerja dapat Umur Kelelahan Jumlah pvalue OR kerja dilihat pada table 6 dimana hasil yang Lelah Kurang telah didapat menunjukkan nilai Lelah n n p=0.015 (α<0.05) yang berarti terdapat hubungan signifikan atau hubungan Tahun < yang bermakna antara masa kerja Tahun dengan kelelahan kerja. Nilai OR yaitu Total Hasil uji statistik chi-square hubungan umur dengan kelelahan kerja dapat dilihat pada table 5 dimana hasil yang artinya masa kerja 15 tahun kemungkinan menghasilkan kelelahan kerja lebih banyak dibanding telah didapat menunjukkan nilai dengan masa kerja <15 tahun. p=0.015 (α<0.05) yang berarti terdapat hubungan signifikan atau hubungan yang bermakna antara umur dengan kelelahan kerja. Nilai OR yaitu artinya umur 48 tahun kemungkinan menghasilkan kelelahan kerja lebih banyak dibanding dengan umur <48 tahun. Analisis Hubungan Masa Kerja dengan Kelelahan Kerja Dari hasil uji statistik chi-square yang sudah dilakukan hubungan masa kerja dengan kelelahan kerja dapat dilihat pada tabel 6 sebagai berikut: Tabel 6 Hubungan Antara Masa Kerja Dengan Kelelahan Kerja. Analisis Hubungan Status Gizi dengan Kelelahan Kerja 5

6 Dari hasil uji statistik yang sudah dilakukan hubungan status gizi dengan kelahan kerja dapat dilihat pada tabel 4.7 sebagai berikut: Tabel 7 Hubungan Antara Masa Kerja Dengan Kelelahan Kerja. Status Kelelahan kerja Jumlah pvalue Gizi Lelah Kurang Lelah n n Normal Tidak ,053 Normal Total Hasil uji statistik chi-square hubungan status gizi dengan kelelahan kerja dapat dilhat pada tabel 4.7, dimana hasil uji statistik menunjukkan nilai p=0.053 (α>0.05) yang berarti tidak terdapat hubungan signifikan atau hubungan yang bermakna antara status gizi dengan kelelahan kerja. PEMBAHASAN Umur distribusi yang didapat menurut umur, didapatkan terbanyak adalah yaitu sebanyak 26 responden (26,2%). Umur merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi seseorang dalam mengalami kelelahan kerja karena dengan umur seseorang dapat mengubah kapasitas atau kemampuan seseorang dalam bekerja. Menurut Umyati (2009) Usia seseorang mempengaruhi BMR (Basal Metabolisme Rate) individu tersebut, semakin bertambahnya usia maka BMR akan semakin menurun dan kelelahan akan mudah terjadi. Seseorang yang berumur muda sanggup melakukan pekerjaan berat dan sebaliknya jika seseorang berusia lanjut maka kemampuan untuk melakukan pekerjaan berat akan menurun. Misalnya pada umur 50 tahun kapasitas kerja tinggal 80% dan pada umur 60 tahun menjadi 60% dibandingkan dengan kapasitas yang berumur 25 tahun. Masa Kerja Distribusi responden menurut masa kerja, didapatkan terbanyak adalah responden yang masa kerja tahun sebanyak 24 responden (39,3%). Masa kerja merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi seseorang dalam mengalami kelelahan kerja karena dengan masa kerja yang lebih lama akan membuat seseorang mengalami kebosanan dalam pekerjaan tersebut dan akan menimbulkan kelelahan kerja. Menurut Marif (2013) Selain memberikan dampak positif seperti menurunkan ketegangan, peningkatan efektivitas dan perfomance kerja, semakin lama masa kerja seseorang dapat memebawa efek negatif berupa adanya ketahanan tubuh terhadap proses kerja yang berakibat terhadap timbulnya kelelahan. 6

7 Status Gizi Menurut Faiz (2014) Diketahui jam kerja yang panjang lebih berpengaruh terhadap terjadinya kelelahan jika dipengaruhi oleh faktor kesehatan Kesegaran jasmani dan rohani adalah penunjang penting produktivitas seseorang dalam kerjanya. Kelelahan Kerja Berdasarkan dari hasil yang didapat dalam pengukuran kelelahan kerja dengan menggunakan kuesioner dengan 30 pertanyaan terdapat pekerja pengemudi angkutan kota trayek Teling yang mengalami kelelahan terdapat 32 responden dan yang kurang mengalami kelelahan terdapat 29 responden. Menurut Setyawati (2012) Faktor-faktor yang dapat berpengaruh terhadap terhadap terjadinya kelelahan kerja, bermacam-macam, mulia dari faktor lingkungan kerja yang tidak memadai untuk bekerja sampai kepada masalah psikososial dapat berpengaruh terhadap teradinya kelelahan kerja. Lingkungan kerja yang nyaman dan ventilasi udara yang adekuat, didukung oleh tidak adanya kebisingan akan mengurangi kelelahan kerja. Hubungan Umur Dengan Kelelahan Kerja Berdasarkan hasil uji statistik menggunakan chi square menunjukkan ada hubungan bermakna antara umur dengan kelelahan kerja pada pengemdi angkutan kota trayek teling, dengan nilai p = 0,015 (p<0,05). Menurut dari ILO & WHO (1996) yang dikutip dalam jurnal Herliani (2012) usia seseorang akan mempengaruhi kondisi dan kapasitas tubuh dalam melakukan aktivitasnya. Pada usia 50 tahun, kapasitas kerja berkurang hingga 80% dan pada usia 60 tahun kapasitasnya hanya tinggal 60% saja dibandingkn dengan kapasitas pekerja yang berusia 25 tahun. Pada usia secara berangsur kekuatan otot yang dimilikinya akan menurun hingga sekitar 65%-70% dibandingkan kekuatan oto yang dimiliki oleh orang yang berusia tahun. Jadi seseorang yang berusia lebih muda mampu melakukan pekerjaan berat dan sebaliknya jika seseorang bertambah usianya maka kemampuan melakukan pekerjaan berat akan menurun. Semakin bertambahnya usia, tingkat kelelahan akan semakin cepat terjadi. Hubungan Masa Kerja Dengan Kelelahan Kerja Berdasarkan hasil uji statistik menggunakan chi square menunjukkan ada hubungan bermakna antara masa kerja dengan kelelahan kerja pada pengemudi angkutan kota trayek Teling, dengan nilai p = 0,015 (p<0,05). Dari analisis ini dapat diketahui semakin 7

8 lama masa kerja pekerja semakin tinggi menimbulkan kelelahan pada pekerja, Ini disebabkan oleh karena semakin lama seseorang bekerja maka perasaan terbiasa dengan pekerjaan yang dilakukan akan berpengaruh terhadap tingkat daya tahan tubuhnya terhadap kelelahan yang dialaminya. Pengalaman kerja juga akan dapat membedakan pengaruh kondisi kerja terhadap dampak yang mungkin timbul terhadap dirinya sendiri (Faiz, 2014). Ditambah lagi dengan penelitian oleh Atiqoh (2013) tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan kelelahan kerja pada pekerja konveksi bagian penjahitan di CV Aneka Garment Gunungpati Semarang dengan hasil menggunakan uji chi-square terdapat adanya hubungan yang signifikan atau bermakna masa kerja dengan kelelahan kerja. Hasil penelitian juga yang di lakukan oleh Srini (2013) terdapat hubungan antara masa kerja dengan kelelahan kerja pada pekerja mebel di CV. Mercusuar dan CV. Mariska Desa Leilem, Kecamatan Sonder, Kabupaten Minahasa. Hubungan Status Gizi Dengan Kelelahan Kerja Berdasarkan hasil uji statistik menggunakan chi square menunjukkan tidak adanya hubungan bermakna antara status gizi dengan kelelahan kerja pada pengemudi angkutan kota trayek Teling, dengan nilai p = 0,053 (p>0,05). Penelitian lain yang dilakukan oleh Atiqoh (2013) mengenai faktor-faktor yang berhubungan dengan kelelahan menunjukkan hasil yang sama tidak terdapat hubungan status gizi dengan kelelahan kerja kerja pada pekerja konveksi bagian penjahitan di CV. Aneka Garment Gunungpati Semarang. Adapun penelitian yang dilakukan oleh Virgy (2011) mengenai faktor-faktor yang berhubungan dengan kelelahan kerja menunjukkan tidak terdapat hubungan antara status gizi dengan kelelahan kerja pada karyawan di Instalasi Gizi Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Pasar Rebo Jakarta. Demikian juga dalam penelitian oleh Fadel (2014) hasil yang didapatkan tidak terdapat hubungan status gizi dengan kelelahan kerja pada Pengemudi Pengangkutan BBM di TBBM PT. Pertamina Parepare. Dalam penelitian Irma (2014) juga menunjukkan hasil penelitiannya tidak terdapat hubungan status gizi dengan kelelahan kerja pada Unit Produksi Paving Block CV. Sumber Galian Kecamatan Biringkanaya Kota Makassar. Maurits (2012) yang di kutip dalam Kroons (2014) Status gizi normal sangat membantu tenaga kerja dalam melaksanakan pekerjaannya. Kebutuhan gizi yang tercukupi akan menghasilkan 8

9 energi sehingga tenaga kerja tidak akan kekurangan energi yang dapat menyebabkan kelelahan. Kesehatan pekerja yang selalu dimonitor dengan baik dan pemberian gizi yang memadai dapat menurunkan kelelahan kerja. KESIMPULAN 1. Terdapat hubungan antara umur dengan kelelahan kerja pada pengemudi angkutan kota trayek teling di Kota Manado. 2. Terdapat hubungan antara masa kerja dengan kelelahan kerja pada pengemudi angkutan kota trayek teling di Kota Manado. 3. Tidak terdapat hubungan antara status gizi dengan kelelahan kerja pada pengemudi angkutan kota trayek teling di Kota Manado. SARAN 1. Untuk menambah pengetahuan dan wawasan peneliti dan untuk menambah refrensi bagi penelitian sejenisnya. 2. Bagi pengemudi angkutan kota trayek Teling di Kota Manado mengurangi waktu kerja dan beban kerja yang berat bagi pengemudi yang berumur lebih dari 48 tahun dan masa kerja yang lebih dari 15 tahun dan juga beristirahat secukupnya. 3. Dapat memberikan informasi dan pengetahuan tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan kelelahan kerja. DAFTAR PUSTAKA Andiningsari Hubungan Faktor internal dan eksternal pengemudi terhadap kelelahan pada pengemudi travel X-trans Jakarta trayek Jakarta-Bandung tahun 2009, Fakultas Mayrakat Universitas Indoensia,Depok. rct=j&q=&esrc=s&source=web&c d=1&cad=rja&uact=8&ved=0ahu KEwiK9bTt_qvVAhUIWLwKHW h9c1sqfggmmaa&url=http%3a %2F%2Flib.ui.ac.id%2Ffile%3Ffil e%3ddigital%2f s Hubungan%2520faktor- HA.pdf&usg=AFQjCNFN_tQ8x9 XsbW97zc7DDQVbKQBHZA Atiqoh Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kelelahan Kerja Pada Pekerja Konveksi Bagian Penjahitan di CV Aneka Garment Gunungpati Semarang pdf Fadel, Faktor Yang Berhubungan Dengan Kelelahan Kerja Pengemudi Pengangkutan Bbm Di TBBM PT. PertaminaParepare. m/handle/ /10407/muha MMAD%20FADEL%20K pdf?sequence=1 9

10 Faiz Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kelelahan Kerja Pada Pekerja Bagian Operator Spbu Di Kecamatan Ciputat Tahun /bitstream/ /26124/1/nu RLI%20FAIZ-fkik.pdf Marif A Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kelelahan Pada Pekerja Pembuatan Pipa Dan Menara Tambat Lepas Pantai (Epc3) Di Proyek Banyu Urip Pt Rekayasa Industri, Serang-Banten Tahun handle/ /26493 Setyawati Selintas Tentang Kelelahan Kerja. Yogyakarta. Amara Books Srini Hubungan Antara Umur, Masa Kerja Dan Status Gizi Dengan Kelelahan Kerja Pada Pekerja Mebel Di Cv. Mercusuar Dan CV. Mariska Desa Leilem Kecamatan Sonder Kabupaten Minahasa. Umyati, Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kelelahan Kerja Pada Pekerja Penjahit Sektor Usaha Informal Di Wilayah Ketapang Cipondoh Tangerang Tahun 2009 Virgy. S Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kelelahan Kerja Pada Karyawan Di Instalasi Gizi Rumah Sakit Umum Daerah (Rsdu) Pasar Rebo Jakarta Tahun bitstream/ /894/1/sulist YA%20VIRGY-FKIK.PDF Maurits, Lsk Selintas Tentang Kelelahan Kerja.Yogyakarta: Amara Books. 10