*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

Transkripsi

1 HUBUNGAN ANTARA BEBAN KERJA DENGAN PERASAAN KELELAHAN KERJA PADA MAHASISWA PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS BEDAH DI BLU RSUP Prof. Dr. R. D. KANDOU MANADO Jesi S.V. Rampengan*, Paul A. T. Kawatu *, Budi T. Ratag* *Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi ABSTRAK Kerja manusia dapat bersifat fisik dan psikologis, maka masing-masing mempunyai tingkat pembebanan yang berbeda-beda. Adapun perasaan kelelahan pada pekerja adalah semua perasaan yang timbul dan tidak menyenangkan yang merupakan fenomena psikososial yang kebanyakan dialami oleh tenaga kerja.tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara beban kerja dengan perasaan kelelahan kerja terhadap mahasiswa Program Pendidikan Dokter Spesialis instalasi bedah di RSUP. Prof. Dr. R.D. Kandou Manado. Penelitian ini merupakan observasional analitik dengan desain Cross sectional study atau studi potong lintang. Penelitian ini dilaksanakan di BLU RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado pada bulan Juni- Oktober Total populasi adalah 85 orang mahasiswa Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) dan sampel dari penelitian ini adalah mahasiswa Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) bedah yang berumur 25 tahun. Uji statistik yang digunakan adalah Spearman Rank dengan CI= 95% dan tingkat signifikansi (α) = 5% atau 0,05. Ho ditolak jika p value < α dan Ho diterima jika p value α. Pengukuran beban kerja dilakukan dengan menggunakan kuesioner dan pengukuran perasaan kelelahan kerja dilakukan dan kuesioner KAUPK2. Penelitian ini menunjukkan bahwa beban kerja internal berhubungan dengan perasaan kelelahan kerja (p value= 0,001; r = 0,360) dan beban kerja eksternal juga berhubungan dengan perasaan kelelahan kerja (p value= 0,002; r = 0,351) pada mahasiswa program dokter spesialis BLU RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado. Kata Kunci: Beban Kerja, Perasaan Kerja ABSTRACT Human work may involve physical and psychological aspects, so each level has different loadings. The feelings of fatigue are all feelings which occur and unpleasant, it s a psychosocial phenomenon which are experienced by most workers. The purpose of this study is to determine the relationship between internal and external workload with the feelings of fatigue among the students of surgeon educational program at BLU RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado Hospital. This study was an observational analytic using cross-sectional study design. The research was conducted in BLU RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado in June-October Total population was 85 students and the sample of this study are the students of hospital above 24 years old. The statistical test used was the Spearman rank CI=95% and a significance level (α)= 5% or 0,05. H 0 is rejected if the p value <α and H 0 is accepted if the p value α. The workload measurement was conducted using questionnaires and the measurement of the feeling of fatigue was conducted by using KAUPK2 questionnaires. The study result showed that internal workload is related with the feelings of fatigue ( p value = 0,001; r = 0,360). External workload is also related with the feelings of fatigue (p value= 0,002; r = 0,351) among the students of Surgeon Educational Program at BLU RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado Hospital. Keywords: Workload, the feeling of fatigue.

2 PENDAHULUAN Kerja manusia dapat bersifat fisik maupun psikologis, maka masing-masing mempunyai tingkat pembebanan yang berbeda-beda (Tarwaka, 2010).Adapun perasaan kelelahan pada pekerja adalah semua perasaan yang timbul dan tidak menyenangkan yang merupakan fenomena psikososial yang kebanyakan dialami oleh tenaga kerja (Setyawati, 2012). Beban kerja yang harus dipikul oleh tenaga kerja, maka tenaga kerja terkadang memikul beban tambahan yang berupa kondisi lingkungan yang tidak menguntungkan bagi pelaksanaan pekerjaan yang dapat menimbulkan perasaan kelelahan (Notoatmojo, 2011). Dalam hal ini, contohnya kondisi dan beban kerja di instalasi Bedah perlu diketahui agar dapat ditentukan kebutuhan kuantitas dan kualitas tenaga mahasiswa Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) bedah yang diperlukan sehingga tidak terjadi beban kerja yang tidak sesuai yang akibatnya menyebabkan kelalahan kerja (Haryanti, 2013). Apabila tingkat pembebanan yang terlalu tinggi bisa saja memungkinkan pemakaian energi yang berlebihan (Tarwaka, 2010). Berdasarkan hasil wawancara awal dengan salah satu mahasiswa program pendidikan dokter spesialisdi BLU RSUP. Prof. Dr. R.D. Kandou Manado bahwa pekerjaan yang dilakukan mahasiswa PPDS bedah masih dilakukan sesuai dengan tugas yang diberikan, namun kadangkala apabila intensitas jumlah pasien bedah meningkat baik pada siang hari maupun malam hari, maka membuat beban kerja menjadi berlebihan dan apabila berkelanjutan akan menyebabkan kelelahan yang berujung pada penurunan kualitas pelayanan. Saat mengalami kelelahan maka dapat terjadi penurunan kesiagaan dan perubahan waktu reaksi disamping adanya perasaan kelelahan itu sendiri ( Setyawati, 2012). Bertolak dari uraian di atas, peneliti tertarik untuk melihat lebih lanjut beberapa penyebab beban kerja dan kelelahan kerja yang sering terjadi pada mahasiswa program pendidikan dokter spesialis instalasi bedah di BLU RSUP Dr. R.D. Kandou Manado. Dan peneliti mengadakan penelitian dengan judul Hubungan Beban Kerja dengan Perasaan Kerja Mahasiswa Program Pendidikan Dokter Spesialis Bedah di BLU RSUP. Prof. Dr. R.D. Kandou Manado. METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan desain Cross sectional study atau studi potong lintang. Penelitian ini dilakukan pada

3 bulan Juni sampai Oktober 2014 di instalasi bedah BLU RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado. Penelitian ini dilakukan pada mahasiswa Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) bedah BLU RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado. Jumlah populasi responden dari penelitian ini berjumlah 85 orang dan sampel dari penelitian ini adalah semua mahasiswa Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) bedah yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi yang berjumlah 78 orang. Pengumpulan data beban kerja mahasiswa PPDS bedah dilakukan oleh peneliti melalui wawancara langsung pada responden dan menjalankan kuesioner beban kerja pada responden.dan pengumpulan data perasaan kelelahan kerja mahasiswa PPDS bedah dilakukan oleh peneliti melalui wawancara langsung pada responden dan menjalankan kuesioner peerasaan kelelahan kerja (KAUPK2) pada responden. HASIL DAN PEMBAHASAN Dari hasil penelitian yang dilakukan di BLU RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado maka diperoleh sampel 78 responden dari populasi 85 responden. Seluruh responden yang menjadi sampel penelitian merupakan mahasiswa Pendidikan Program Dokter Spesialis (PPDS) Bedah di BLU RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado. Pada saat pengambilan data dari 85 responden, yang bersedia atau yang didapatkan datanya berjumlah 78 responden sedangkan 7 responden tidak di dapatkan datanya karena sedang menjalankan stase luar daerah atau tugas pelayanan di luar daerah. Umur responden yang diambil mulai dari 25 tahun. Umur responden dikelompokkan menjadi empat kelompok umur yang pada umur tahun memiliki persentase terbanyak yaitu 48,7% (38 responden), sedangkan pada umur tahun memiliki persentase terkecil yaitu sebesar 3,8% (3 Dalam hal penelitian kali ini karakteristik responden menurut jenis kelamin memiliki persentase mulai dari jenis kelamin laki-laki berjumlah 83,4% (65 responden) dan persentase jenis kelamin perempuan berjumlah 16,6 (13 Tingkat pembebanan yang berbeda-beda dan tingkat pembebanan terlalu tinggi yang dapat mengakibatkan intensitas masa kerja meningkat yamg memungkinkan terjadinya pembebanan optimum yang dirasakan pekerja (Tarwaka, 2010). Masa kerja responden dari hasil pengumpulan data memiliki persentase terbesar pada masa kerja 1-5 tahun dengan persentase terbesar 85,8%

4 (67 responden) dan masa kerja dengan persentase terkecil 1,3% (1 Pada pengelolaan sistem kerja mahasiswa PPDS bedah dibagi atas 3 shift kerja yaitu shift kerja pagi, shift kerja siang dan shift kerja malam. Shift kerja pagi sampai pada shift kerja siang dilakukan pada pukul WITA kemudian dilanjutkan makan siang dan responden melakukan tukar shift malam dari pukul WITA sampai pada WITA. Kemudian pada pada pagi hari melakukan perukaran shift kerja kembali. Hasil perhitungan hubungan beban kerja internal dengan perasaan kelelahan kerja Kerja pada Mahasiswa Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Bedah di BLU RSUP. Prof. Dr. R. D. Kandou Manado. Tabel 1. Distribusi Hubungan Beban Kerja Internal dan Perasaan Kerja Beban Internal Kerja Perasaan Kerja Ringan Sedang Berat n % n % n % n % r Beban Ringan 5 5,1 2 2, ,6 Beban Sedang 2 2, ,9 6 7, ,2 Beban Berat ,8 8 10, ,2 Total 6 7, , , *Uji Spearman Rank Berdasarkan hasil pengukuran data dari Tabel 1 menunjukan bahwa pada perasaan kelelahan ringan yang terjadi akibat beban kerja ringan adalah 5,1% (5 responden), kemudian Perasaan ringan yang terjadi akibat Beban Kerja Sedang adalah 2,5% (2 responden) sedangkan beban kerja ringan yang menyebabkan perasaan kelelahan berat sebesar 0% (0 Pada beban kerja sedang terjadi perasaan kelelahan ringan sebesar 2,5% (2 responden), kemudian perasaan kelelahan sedang p value 0,001 0,360 akibat beban kerja sedang sebesar 67,9% (53 responden), dan perasaan kelelahan berat akibat beban kerja sedang sebesar 7,6 % (6 Pada beban kerja berat sebesar 0% (0 responden) yang mengalami perasaan kelelahan ringan, kemudian pada beban kerja berat yang mengalami perasaan kelelahan sedang sebesar 3,8% (3 responden), dan beban kerja berat yang mengakibatkan perasaan kelelahan berat sebesar 10,2% (8

5 Hasil uji Spearman Rank diperoleh nilai p value 0,001. Hal ini menunjukkan bahwa korelasi antara beban kerja internal dengan perasaan kelelahan kerja kerja pada mahasiswa program pendidikan dokter spesialis bedah di BLU RSUP. Prof. Dr. R.D. Kandou Manado terdapat hubungan yang berarti H 1 diterima dan H 0 ditolak dengan nilai p <0,05. Nilai korelasi sebesar 0,360 yang menunjukkan bahwa arah korelasi adalah positif dengan kekuatan korelasi yang lemah. Positif artinya terdapat hubungan yang berbanding lurus/searah antara beban kerja internal dengan perasaan kelelahan kerja.semakin tinggi/berat beban kerja yang dialami oleh responden maka semakin tinggi/berat perasaan kelelahan kerja yang dirasakan. Tabel 2. Hubungan Beban Kerja Ekternal dan Perasaan Kerja Beban Eksternal Kerja Perasaan Kerja Ringan Sedang Berat n % n % Beban Ringan 3 3,8 2 2, ,7 Hasil perhitungan hubungan beban kerja eksternal dengan perasaan kelelahan kerja Kerja pada Mahasiswa Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Bedah di BLU RSUP. Prof. Dr. R. D. Kandou Manado n % r Beban Sedang 3 3, ,7 5 9, ,9 Beban Berat ,1 9 11, ,7 Total 6 7, , , *Uji Spearman Rank Berdasarkan hasil pengukuran data dari Tabel 2 menunjukan bahwa pada perasaan kelelahan ringan yang terjadi akibat beban kerja ringan adalah 3,8% (3 responden), kemudian Perasaan Sedang yang terjadi akibat Beban Kerja Ringan adalah 2,5% (2 responden) sedangkan beban kerja ringan yang menyebabkan perasaan kelelahan berat sebesar 0% (0 Pada beban kerja sedang terjadi perasaan kelelahan 0,002 p value 0,351 ringan sebesar 3,8% (3 responden), kemudian perasaan kelelahan sedang akibat beban kerja sedang sebesar 66,7% (52 responden), dan perasaan kelelahan berat akibat beban kerja sedang sebesar 9,4% (5 beban kerja berat sebesar 0% (0 responden) yang mengalami perasaan kelelahan ringan, kemudian pada beban kerja berat yang mengalami perasaan kelelahan sedang sebesar 5,1% (4 responden), dan beban

6 kerja berat yang mengakibatkan perasaan kelelahan berat sebesar 11,5% (9 Hasil uji Spearman Rank diperoleh nilai p value 0,002. Hal ini menunjukkan bahwa korelasi antara beban kerja eksternal dengan perasaan kelelahan kerja kerja pada mahasiswa program pendidikan dokter spesialis bedah di BLU RSUP. Prof. Dr. R.D. Kandou Manado terdapat hubungan yang berarti H 1 diterima dan H 0 ditolak dengan nilai p <0,05. Nilai korelasi sebesar 0,351 yang menunjukkan bahwa arah korelasi adalah positif dengan kekuatan korelasi yang lemah.positif artinya terdapat hubungan yang berbanding lurus/searah antara beban kerja eksternal dengan perasaan kelelahan kerja.semakin tinggi/berat beban kerja yang dialami oleh responden maka semakin tinggi/berat perasaan kelelahan kerja yang dirasakan. Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Akerstedt dkk (2002) tentang Work load and work hours in relation to disturbed sleep and fatigue in a large representative sample. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari hubungan pekerjaan, terganggunya tidur, dan kelelahan pada pekerja kesehatan yang dapat menimbulkan berbagai dampak salah satunya kelelahan psikologis, fisik dan stress. Dan hasil penelitian menunjukkan bahwa stress kerja, shift kerja, dan beban kerja berhubungan dengan kelelahan kerja.setiap beban kerja yang diterima oleh seseorang harus sesuai atau seimbang baik terhadap kemampuan mental, fisik, kognitif maupun keterbatasan manusia yang menerima beban tersebut. Di lain pihak pekerjaan juga memiliki arti penting bagi pekerja. Dengan kata lain bahwa setiap pekerjaan yang berlebih kapasitasnya merupakan beban bagi yang bersangkutan, dalam hal ini beban dapat berupa beban mental maupun beban fisik (Tarwaka, 2010). KESIMPULAN 1. Ada hubungan antara beban kerja internal dengan perasaan kelelahan kerja pada mahasiswa program pendidikan dokter spesialis bedah di BLU RSUP. Prof. Dr. R.D. Kandou Manado. 2. Ada hubungan antara beban kerja eksternal dengan perasaan kelelahan kerja pada mahasiswa program pendidikan dokter spesialis bedah di BLU RSUP. Prof. Dr. R.D. Kandou Manado. SARAN 1. Para mahasiswa program pendidikan dokter spesialis bedah perlu memperhatikan kondisi

7 tubuh dalam melaksanakan aktifitas kerja yang dilakukan setiap hari, dan harus disesuaikan antara beban kerja dengan kemampuan kerja agar tidak menimbulkan perasaan kelelahan kerja. 2. Kepada pihak rumah sakit perlu memperhatikan kondisi lingkungan kerja dan memperhatinkan pengaturan manajemen waktu pembagian kerja dari mahasiswa Program Pendidikan Dokter Spesialis di bagian bedah, agar dapat disesuaikan antara tugas dengan kemampuan kerja. 3. Perlu diperhatikan mengenai lingkungan termpat kerja dari mahasiswa program pendidikan dokter spesialis bedah baik lingkungan kerja fisik maupun lingkungan kerja psikologis agar selama melaksanakan tuntutan tugas tidak menimbulkan dampak perasaan kelelahan kerja. 4. Untuk peneliti yang lain diharapkan dapat memperdalam dan memperluas kajian mengenai variabel beban kerja dan perasaan kelelahan kerja. DAFTAR PUSTAKA Akerstedt T, Fredlund P, Gillberg M, and Jansson B Work load and work hours in relation to disturbed sleep and fatigue in a large representative sample. Journal of Psychosomatic Research 53(2002): Haryono W, Suryani D, Wulandari Y Hubungan antara Beban Kerja, Stress Kerja, dan Tingkat Konflik dengan Kerja Perawat di Rumah Sakit Islam Yogyakarta PDHI Kota Yogyakarta.KesMas.3(3): Harianty, Aini F, Purwaningsih P Hubungan antara Beban Kerja dan Stress Kerja Perawat di Instalasi Gawat Darurat Kabupaten Semarang. Jurnal Manajemen Keperawatan 1(1): Notoatmodjo Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni.Rineka Cipta. Jakarta. Setyawati M Selintas Tentang Kerja. Amara Books.Yogyakarta. Tarwaka Ergonomi Industri, Dasar-dasar Pengetahuan Ergonomi dan Aplikasi di Tempat Kerja. Harapan Press.Surakarta.