PERANCANGAN SISTEM INFORMASI CUACA MARITIM UNTUK PARA NELAYAN JAWA TIMUR DENGAN MEDIA KOMUNIKASI SHORT MESSAGE SERVICE

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PERANCANGAN SISTEM INFORMASI CUACA MARITIM UNTUK PARA NELAYAN JAWA TIMUR DENGAN MEDIA KOMUNIKASI SHORT MESSAGE SERVICE"

Transkripsi

1 1 PERANCANGAN SISTEM INFORMASI CUACA MARITIM UNTUK PARA NELAYAN JAWA TIMUR DENGAN MEDIA KOMUNIKASI SHORT MESSAGE SERVICE Arief Hanifan P, Syamsul Arifin, Aulia Siti Aisyah Department of Engineering Physics, Faculty of Industrial Technology ITS Surabaya Indonesia 60111, Kebutuhan atas informasi cuaca penting pada bidang pelayaran untuk menentukan kelayakan pelayaran. Penelitian menggunakan metode logika fuzzy untuk prediksi cuaca maritim. Data yang digunakan adalah data yang diambil dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) pada waktu 3 tahun dari tahun Januari 2008 hingga Maret 2011 pada tiga titik penangkapan ikan nelayanjawa Timur. Data tersebut digunakan sebagai masukan dari logika fuzzy yang terdiri dari tiga variabel dan satu keluaran untuk masing-masing logika fuzzy yaitu ketinggian gelombang atau kecepatan arus. Hasil prediksi ketinggian gelombang untuk 7740 data didapatkan prosentase keakuratan data bila dibandingkan dengan data yang berasal dari BMKG, Perairan Banyuwangi untuk prediksi kecepatan arus prosentase keakuratan 96,62% untuk 1 jam ke depan, 91,96 % untuk prediksi 6 jam ke depan, 87,14% untuk prediksi 12 jam ke depan, 84,06 % untuk prediksi 24 jam ke depan. ketinggian gelombang prosentase keakuratan 93,99% untuk prediksi 1 jam ke depan, 88,21% untuk prediksi 6 jam ke depan, 81,35% untuk prediksi 12 jam ke depan, dan 79,32% untuk prediksi 24 jam.dan Pasuruan. Keluaran prediksi logika fuzzy akan menentukan kelayakan pelayaran dilihat dari ketinggian gelombang dan kecepatan arus. Kelayakan pelayaran Perairan Banyuwangi untuk nelayan 0-10 GT yaitu 90,18 % untuk nelayan GT adalah 97,4%. cuaca maritim juga dilakukan pada prediksi pada dua titik perairan lain yaitu Perairan Situbondo dan Pasuruan. perancangan sistem informasi cuaca maritim dengan media komunikasi SMS dengan menggunakan server berupa modem GSM dengan hasil sistem informasi berupa pesan sms pada pengirim pesan telah sesuai dengan hasil prediksi. Kata Kunci: Fuzzy Inference System, Kelayakan Pelayaran Nelayan, Cuaca Maritim, Short Message Service. I ndonesia merupakan negara kepulauan dengan ribuan pulau. Transportasi laut memiliki fungsi penting dan strategis, khususnya pelayaran nasional. Peningkatan aktifitas transportasi laut disisi lain juga berdampak semakin meningkatnya insiden dan kecelakaan transportasi. Pola cuaca dan iklim yang tidak beraturan akan mengganggu sarana transportasi laut. Frekuensi gangguan angin kencang / badai angin barat dan angin timur yang silih berganti berpeluang mengganggu lalu lintas perhubungan laut dan penyebarangan antar pulau. Beberapa kejadian kecelakaan yang dialami transportasi laut, baik tenggelamnya kapal maupun tabrakan antar kapal. Bila dilihat dari faktor penyebab terjadinya kecelakaan : karena sebab kesalahan manusia (human error) 41 %, bencana alam (force majeur) 38% dan akibat struktur kapal (hull structure) 21%. Dikarenakan banyaknya tuntutan dari berbagai pihak yang membutuhkan informasi kondisi cuaca yang lebih cepat, lengkap, dan akurat. Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) sebagai perusahaan negara yang bertugas sebagai pengamat cuaca mampu memprediksikan cuaca melalui metode konvensional baik itu metoda statistik maupun dinamik yang mencakup radius 5 10 km untuk 1 titik pengamatan di wilayah yang dapat diprediksikan. Nelayan yang merupakan salah satu mata pencaharian yang berhubungan dengan pelayaran perlu mengetahui informasi tentang cuaca dan kondisi laut. Gangguan cuaca yang silih berganti berpeluang mengganggu pelayaran laut bagi para nelayan hingga menyebabkan kecelakaan kapal nelayan. Beberapa kejadian kecelakaan transportasi kapal nelayan, baik tenggelamnya kapal maupun tersesatnya kapal nelayan. Kasus kecelakaan laut 20 Juni 2007 akibat badai menimpa 14 nelayan di Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat, 13 nelayan dinyatakan hilang di laut ketika kapal penangkap ikan yang mereka pakai dihantam badai [11]. Pada 6 november 2011 Satu nelayan hilang akibat tabrakan kapal akibat gelombang laut tinggi dan kabut tebal 3 mil dari pesisir Pantai Besuki antara kapal motor rajawali dan kapal kecil nelayan [10]. Pelayaran nelayan sebagai aktivitas mata pencaharian bertumpu cuaca maritim. Berdasarkan kejadian kecelakaan kapal nelayan akibat cuaca maritim maka informasi cuaca maritim sedimikan penting untuk keselamatan pelayaran nelayan. Disisi lain tidak semua nelayan mampu mengakses informasi ini. Pada penelitian sebelumnya, metode peramalan menggunakan fuzzy clustering (Syamsul Arifin,2007) yang mampu menghasilkan ketepatan sebesar 69% untuk data uji sebanyak 304 hari. Selanjutnya prediksi cuaca maritim menggunakan jaringan syaraf tiruan (Andre Kresnawan, 2008) yang menghasilkan ketepatan prediksi untuk arus laut sebesar 60,7%, gelombang laut sebesar 72,4%, dan prediksi curah hujan sebesar 26,122%. Kemudian prediksi cuaca maritim menggunakan metode ANFIS (Ardian Candra P, 2010) yang menghasilkan ketepatan prediksi 38,00% untuk curah hujan, 99,887% untuk arus laut, dan 99,913% untuk ketinggian gelombang laut. Kemudian prediksi cuaca maritim dengan metode fuzzy (Prita Meilanitasari, 2010) yang dilakukan pada Tanjung Perak Surabaya untuk kelayakan pelayaran. 64,50% untuk peramalan 1 jam ke depan, 61,70% untuk peramalan 3 jam ke depan, 60,20% untuk peramalan 6 jam ke depan, 57,40% untu peramalan 12 jam ke depan, dan 52,20% untuk peramalan 24 jam ke depan dengan prosentase rata-rata sebesar 59,20%. Nilai prosentase keakuratan sebesar 92,88%

2 2 untuk peramalan kecepatan arus 1 jam ke depan, 89,25 untuk peramalan 3 jam ke depan, 87,50% untuk peramalan 6 jam ke depan, 84,54% untuk peramalan 12 jam ke depan, dan 79,03% untuk peramalan 24 jam kemudian (keesokan harinya) dengan prosentase rata-rata sebesar 86,64%. Tujuan penelitian ini adalah merancang sistem prediksi cuaca maritim dengan logika fuzzy dan sistem informasi cuaca maritim berdasarkan logika fuzzy. Informasi cuaca maritim diharapkan mampu memberi edukasi dan informasi sebagai pertimbangan untuk berlayar sehingga mampu menghindari kecelakaan kapal nelayan akibat gangguan cuaca. Adapun permasalahan dalam perancangan ini adalah bagaimana merancang sistem prediktor cuaca maritim yang diperuntukkan kepada para Nelayan Jawa Timur, serta bagaimana merancang sistem informasi cuaca mairitim menggunakan media Short message Service (SMS) dengan modem jaringan GSM sebagai server SMS. Pengambilan variabel cuaca dilakukan oleh BMKG II Perak Surabaya. Variabel cuaca ini kemudian dihasilkan dengan software windwave per-jam selama 3 tahun yaitu Januari 2008 hingga Maret Koordinat pengambilan data ini adalah o E o S (Perairan Banyuwangi), 114 o E-7.4 o S (Perairan Situbondo) dan 113 o E-7.41 o S (Perairan Pasuruan). Lokasi Pengambilan data yaitu 6-12 mil dari lepas pantai yang merupakan jalur penangkapan ikan II berdasarkan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan RI mor PER.02/MEN/2011. I..DASAR TEORI A. Logika Fuzzy Logika fuzzy adalah sebuah metodologi penyelesaian masalah yang bisa diaplikasikan dengan bahasa manusia (tinggi, rendah, panjang, pendek dan lain sebagainya) yang memungkinkan untuk mengeliminasi kesukaran dari bahasa matematis. Pada logika fuzzy dikenal himpunan fuzzy yang merupakan suatu grup yang mewakili suatu kondisi atau keadaan tertentu dalam suatu variabel fuzzy. Himpunan fuzzy memiliki fungsi keanggotaan untuk setiap grup yang memiliki suatu keadaan atau kondisi tertentu. Fungsi keanggotaan (membership function) dalam bentuk suatu kurva yang menunjukkan pemetaan titik-titik input data kedalam nilai keanggotaannya (sering juga disebut dengan derajat keanggotaan) yang memiliki interval antara 0 sampai 1. Setiap fungsi keanggotaan didefinisikan dengan sebuah nama atau label. Secara umum fungsi keanggotaan diberi label untuk mempermudah menentukan suatu rentang data dari titik minimum hingga titik maksimum. Contoh fungsi keangootaan Gaussian ditunjukkan pada Gbr.1 dengan Persamaan (1). 1 x c [ x ] exp 2 (1) dimana µ adalah derajat keanggotaan, c adalah titik tengah fungsi gaussian, dan adalah standar deviasi. 2 µ c Gbr. 1. Bentuk Fungsi Gaussian [6] Sistem logika dengan masukkan menjadi keluaran berdasarkan aturan IF-THEN disebut Sistem Inferensi Fuzzy (FIS). Proses inferensi fuzzy dapat dibagi menjadi lima yaitu fuzzifikasi, operasi logika fuzzy, implikasi, agregasi dan defuzzifikasi. Fuzzifikasi merupakan suatu proses pemetaan dari input berupa himpunan tegas (crisp) ke bentuk himpunan fuzzy untuk semesta pembicaraan tertentu. Setelah terbentuk fungsi keanggotaan masukkan dan keluaran maka dibentuk aturan berdasarkan aturan IF-THEN. Bentuk umum dari aturan yang digunakan dalam IF x is A THEN y is B dengan x dan y adalah skalar, dan A dan B adalah himpunan fuzzy. Proses ini dinyatakan sebagai implikasi. Jika masukkan variabel fuzzy lebih dari satu pernyataan maka perlu digunakan operator logika fuzzy. Operator logika fuzzy biasanya menggunakan AND (minimum) dan OR (maksimum). Setelah keluaran setiap aturan IF-THEN ditentukan pada bagian implikasi maka selanjutnya adalah proses agregasi yaitu kombinasi semua keluaran aturan IF-THEN menjadi daerah fuzzy keluaran tunggal. Hasil dari agregasi sebagai masukkan dari defuzzifikasi. Defuzzifikasi mempunyai fungsi yaitu mentransformasikan kesimpulan yang bersifat fuzzy menjadi sinyal keluaran tegas Sistem inferensi fuzzy dapat dibangun menggunakan dua metode yaitu metode Mamdani dan metode Sugeno. Kedua metode ini berbeda dalam penentuan nilai keluaran FIS. Keluaran FIS tipe Mamdani berupa fungsi keanggotaan sedangkan Sugeno berupa keluaran tegas berupa konstanta atau persamaan linear. Gbr. 2 menunjukkan proses inferensi pada FIS tipe Sugeno dengan metode weighted average. Gbr. 2. Inferensi Fuzzy Sugeno [7] Persamaan defuzzifikasi yang digunakan pada metode weighted average adalah sebagai berikut : keluaran = n i=1 w i. z i N i=1 w i (2)

3 3 dimana w i merupakan derajat keanggotaan tiap aturan IF- THEN pada proses implikasi dan z i adalah nilai keluaran tegas/konstanta pada bagian keluaran. B. Fuzzy C-Means Clustering Fuzzy clustering adalah salah satu teknik menentukan cluster (grup) optimal dalam suatu ruang vektor yang didasarkan pada bentuk normal Euclidian untuk jarak vektor. Fuzzy clustering sangat berguna bagi pemodelan fuzzy terutama dalam identifikasi aturan fuzzy. Salah satu metode clustering adalah Fuzzy C-Means (FCM). Teknik ini diperkenalkan oleh Jim Bezdek pada tahun 1981 [6]. Konsep dasar FCM adalah menentukan pusat cluster yang menandai lokasi rata-rata untuk tiap cluster dengan memperbaiki pusat cluster dan derajat keanggotaan untuk tiap cluster secara berulang. Apabila suatu himpunan data (masukkan dan keluaran data). Keluaran dari FCM bukan merupakan sistem inferensi fuzzy (FIS). Namun merupakan deretan titik pusat dari cluster. Informasi ini dapat digunakan untuk membangun suatu sistem inferensi fuzzy. Teknik FCM pada suatu data apabila terdapat suatu himpunan data (input atau output data dari sistem fuzzy) sebagai U = (u 1, u 2, u 3, u 4... u n ). Derajat keanggotaan suatu titik data ke k dicluster ke i adalah μ f u k ε 0,1 (1 i c, 1 k n) (3) Pada metode FCM, matriks partisi didenifisikan sebagai berikut : μ f (c) = c μ 11 [u 1 ] μ c1 [u 1 ] μ 1n [u n ] μ cn [u n ] dengan i=1 μ ik = 1 yang berarti bahwa jumlah nilai keanggotaan suatu data pada semua cluster harus sama. Fungsi subyektif iterasi ke t P(c) pada iterasi matriks partisi adalah n c P t c = μ w ik u k v 2 fi (4) k=1 i=1 (5) dengan v f i adalah pusat vektor pada cluster fuzzy ke i n v fi = μ w n k 1 ik u k k 1 μ w ik (6) dimana w adalah bobot suatu nilai keanggotaaan, u k -v fi adalah bentuk Euclidian yang digunakan sebagai jarak dan v fi Algoritma FCM pertama-tama dengan menetapkan maktriks partisi secara random. Nilai w ditetapkan lebih dari 1 dengan faktor koreksi sangat kecil misal 10-5 T. fungsi obyek u k tif awal P t (c) ditetapkan secara random lalu nomor iterasi dinaikkan (t = t+1). Pusat vektor dihitung tiap-tiap cluster untuk matriks partisi tersebut sebagai v fi pada persamaan (6). Nilai keanggotaan dimodifikasi tiap-tiap jika y k v fi maka u k v 2 1/(w 1) 1 c μ ik y k = fi g=1 u k v 2 (6) gi Dan jika y k =v fi maka μ ik y k = 1 jika i =g danμ ik y k = 0 jika i 0 sehingga menghasilkan matriks partisi yang baru kemudian dihitung fungsi obyektif yang n c P t c = μ w ik y v 2 fi k=1 i=1 (7) Iterasi selesai jika P t c P t 1 c < 1 faktor koreksi atau t > iterasi masksimal. C. Unsur Cuaca dan Iklim Cuaca dan iklim memiliki perbedaan definisi yang saling berhubungan. Iklim akan mempengaruhi cuaca di suatu tempat, sedangkan cuaca yang terjadi akan dipengaruhi iklim tempat tersebut. Pada dasarnya Iklim adalah keadaan cuaca rata-rata dalam waktu satu tahun yang penyelidikannya dilakukan dalam waktu yang lama (minimal 30 tahun) dan meliputi wilayah yang luas. Matahari adalah kendali iklim yang sangat penting dan sumber energi di bumi yang menimbulkan gerak udara dan arus laut. Kendali iklim yang lain, misalnya distribusi darat dan air, tekanan tinggi dan rendah, massa udara, pegunungan, arus laut dan badai Sedangkan cuaca adalah keadaan udara pada saat tertentu dan di wilayah tertentu yang relatif sempit dan pada jangka waktu yang singkat. Cuaca itu terbentuk dari gabungan unsur cuaca dan jangka waktu cuaca bisa hanya beberapa jam saja. Contoh unsur cuaca yaitu angin dan suhu muka laut. Angin adalah gerak udara yang sejajar dengan permukaan bumi. Udara bergerak dari daerah bertekanan tinggi ke daerah bertekanan rendah. Angin juga dapat dikatakan terjadi karena adanya perbedaan suhu yaitu angin bergerak dari suhu rendah ke suhu tinggi. Suhu muka laut di perairan Indonesia sebagai indeks banyaknya uap air pembentuk awan di atmosfer. Jika suhu muka laut dingin uap air di atmosfer menjadi berkurang, sebaliknya jika suhu muka laut panas uap air di atmosfer banyak. Cuaca maritim berada dalam kondisi cuaca ekstrim, apabila suhu udara > 35 o C, angin kencang > 25 knot, tinggi gelombang > 2.5 meter, hujan lebat > 50 mm/hari, 20 mm/jam. D. Pengaruh Unsur Cuaca Terhadap Kondisi Laut Unsur-unsur cuaca yang meliputi angin, kelembaban udara, tekanan udara serta suhu berpengaruh pada keadaan permukaan laut yang keduanya disebut gerakan air laut. Dalam hal ini pengaruhnya terdapat pada ketinggian gelombang serta kecepatan arus laut. Utamanya di permukaan laut. (1) Gelombang Laut : Gelombang adalah pergerakan naik dan turunnya air dengan arah tegak lurus permukaan air laut yang membentuk kurva/grafik sinusoidal.gelombang/ombak yang terjadi di lautan dapat diklasifikasikan menjadi beberapa macam tergantung kepada gaya pembangkitnya. Pembangkit gelombang laut dapat disebabkan oleh angin (gelombang angin), gaya tarik menarik bumi-bulan-matahari (gelombang pasang-surut), gempa (vulkanik atau tektonik) di dasar laut (gelombang tsunami), ataupun gelombang yang disebabkan oleh gerakan kapal. Energi gelombang akan membangkitkan arus dan mempengaruhi pergerakan sedimen dalam arah tegak lurus pantai (cross-shore) dan sejajar pantai (longshore)..

4 4 Pengaruh kecepatan angin (Va) tehadap kemungkinan tinggi gelombang laut (H) dan gelombang maksimum yang dapat terjadi ditunjukkan oleh skala Beaufort.. Pada tahun 1804, Beaufort seorang Laksamana Inggris telah membuat daftar kekuatan dan kecepatan angin yang digunakannya untuk pelayaran [10] ditunjukkan pada Tabel 1. Pada Tahun 1920, Kapten Captain H.P. Douglas CMG, hydrographer untuk royal navy menentukan ketinggian gelombang laut untuk navigasi dan digunakan sebagai rekomendasi pada tahun 1929 untuk penggunaan secara internasional [8] dengan skala 0 hingga 9 ditunjukkan pada Tabel II TABEL I SKALA BEAUFORT [8] Skala Kategori Va (knot) H (meter) (Maksimum) 0 Udara Tenang Angin lemah Angin (0.3) 3 Angin (1.0) 4 Angin sedang 11~16 1.0(1.5) 5 Angin segar 17~21 2.0(2.5) 6 Angin kuat 22~ (4.0) 7 Angin ribut 28 ~ (5.5) 8 Angin ribut sedang 34~ (7.5) 9 Angin ribut kuat 41~ (10.0) TABEL II SKALA KETINGGIAN GELOMBANG LAUT DOUGLAS 8] Skala Ketinggian Gelombang (meter) Deskripsi 0 0 Calm (glassy) Calm (rippled) Smooth (wavelets) Slight Moderate Rough Very rough High Very high 9 >14.0 Phenomenal (2) Arus Laut : Arus laut adalah gerakan massa air laut yang berpindah dari satu tempat ke tempat lain. Arus di permukaan laut terutama disebabkan oleh tiupan angin, sedang arus di kedalaman laut disebabkan oleh perbedaan densitas massa air laut. Selain itu, arus di permukan laut dapat juga disebabkan oleh gerakan pasang surut air laut atau gelombang. Arus laut dapat terjadi di samudera luas yang bergerak melintasi samudera (ocean currents), maupun terjadi di perairan pesisir (coastal currents). Arus samudera terbagi atas arus permukaan laut di samudera (Surface Circulation) dan arus di kedalaman samudera (Deep-water Circulation). Penyebab utama arus permukaan laut di samudera adalah tiupan angin yang bertiup melintasi permukaan Bumi melintasi zona-zona lintang yang berbeda. Ketika angin melintasi permukaan samudera, maka massa air laut tertekan sesuai dengan arah angin. E. AT Command AT Command berasal dari kata attention command. Attention berarti peringatan atau perhatian, command berarti perintah atau instruksi. Maksudnya ialah perintah atau instruksi yang diimlmentasikan pada modem atau handset. AT Command diperkenalkan oleh Dennis Hayes pada tahun 1977 [9] yang dikenal dengan smart modem. Modem bekerja pada baud rate 300 bps. Modem ini terdiri dari sederet instruksi yang mengatur komunikasi dan fitur-fitur di dalamnya. AT Command mempunyai dua mode, yaitu mode data (data mode) dan mode perintah (command mode).untuk berpindah dari mode data menuju mode perintah dipisahkan oleh tiga tanda plus dan jeda selama satu detik. Pada modem GSM terdapat suatu komponen wireless modem/engine yang dapat diperintah antara lain untuk mengirim suatu pesan SMS dengan protokol tertentu. Standar perintah tersebut dikenal sebagai AT-Command, sedangkan protokolnya disebut sebagai PDU (Protokol Data Unit). Melalui AT-Command dan PDU inilah kita dapat membuat mengirim/menerima SMS secara otomatis berdasarkan program yang kita buat. Dalam perkembangannya AT Command diterapkan pada mobile handset (telepon sellular). Instruksi dasar AT Command digunakan hampir oleh semua jenis telepon selular. Beberapa instruksi yang ditambahkan sendiri pada handset tersebut oleh vendor pembuatnya. Contoh penggunaan AT command yaitu AT+CMGS = Tujuan > Isi Pesan, untuk mengirim SMS dari perangkat ke no tujuan. AT+CMGF =1 untuk mengubah format sms dari perangkat menjadi bentuk text. II. METODE PENELITIAN. Sebagai dasar penelitian mengenai kelayakan pelayaran nelayan yang hubungannya dengan cuaca adalah penelitianpenelitian yang telah dilakukan sebelumnya. Data yang digunakan merupakan data unsur cuaca yang berasal dari data sekunder yang dimiliki oleh BMKG II Perak Surabaya yang diukur per jam selama lima tahun yang dimulai dari Januari 2008 hingga Maret Data yang dimaksud adalah data masukan yang berupa kecepatan angin, gelombang laut, dan arus laut didapatkan dari BMKG II Perak dengan metode penggunaan software windwave. Koordinat pengambilan data ini adalah o E o S (Perairan Banyuwangi), 114 o E-7.4 o S (Perairan Situbondo) dan 113 o E-7.41 o S (Perairan Pasuruan). Data tersebut terdiri dari 3 variabel yaitu kecepatan angin (knot) ketinggian gelombang laut (meter) dan kecepatan arus laut (meter/detik). Data yang telah diperoleh itu dibagi menjadi dua bagian, bagian pertama digunakan sebagai data training Fuzzy C-Means dari tahun Januari 2008 sampai Desember 2009 dan bagian kedua dijadikan sebagai data validasi yaitu bulan Januari 2010 hingga vember Lokasi Pengambilan data yaitu 6-12 mil dari lepas pantai yang merupakan jalur penangkapan ikan II berdasarkan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia mor PER.02/MEN/2011. Populasi jumlah nelayan Jawa Timur tersebar antara Pasuruan, Situbondo, dan Banyuwangi

5 5 dengan hasil tangkapan yang cukup besar untuk nelayan Jawa Timur.. Dasar inilah yang digunakan untuk pengambilan data pada lokasi tersebut. Dalam mencapai tujuan penelitian dan memperoleh pemecahan masalah, langkah-langkah kegiatan yang perlu dilakukan secara urut dan sistematis. Adapun langkah-langkah yang harus dilalui diberikan dalam diagram alir pada Gbr. 2 mulai Studi literatur Identifikasi Masalah Pengambilan data Perancangan prediktor cuaca dengan logika fuzzy sistem prediktor cuaca dengan logika fuzzy Kesesuaian Sistem Prediktor cuaca ya Perancangan Sistem Informasi Pengujian Sistem Informasi Kesesuaian Sistem Informasi Cuaca Maritim tidak tidak Gbr.2 Alur Penelitian F. Perancangan Cuaca Maritim dengan Logika Fuzzy Perancangan logika fuzzy untuk penelitian ini dimulai dari proses pengelompokan (cluster) yang menggunakan Fuzzy C Means yang kemudian digunakan FIS editor untuk perancangannya. Variabel cuaca didapatkan dari data cuaca yang berasal dari BMKG. Variabel cuaca yang dibutuhkan dapat dilihat dari kebutuhan untuk kelayakan pelayaran. Untuk faktor kelayakan pelayaran sendiri yang paling berpengaruh adalah ketinggian gelombang laut, dan kecepatan arus laut. Kedua variabel tersebut digunakan untuk keluaran logika fuzzy. Sedangkan variabel yang mempengaruhi ketinggian gelombang dan arus laut dapat berupa kecepatan angin, ketinggian gelombang aktual, ketinggian gelombang satu jam sebelumnya, kecepatan arus laut aktual, dan kecepatan arus satu sebelumnya yang akan digunakan sebagai masukan [12]. Variabel cuaca yang didapatkan dari BMKG Perak I dan II selama dua tahun kemudian dikelompokkan menggunakan Fuzzy C-Means untuk memudahkan menentukan kelas dan akan digunakan pada pembentukan fungsi keanggotaan pada Fuzzy Inference System (FIS) menggunakan Fuzzy Toolbox. (1) Penentuan Fungsi Penggunaan fungsi keanggotaan berdasarkan pada bentuk kurva. Kurva yang dipakai pada simulasi kelayakan cuaca pada pelayaran ini menggunakan kurva gaussmf. Hal ini dikarenakan penggunaan kurva gaussian digunakan untuk data ya Analisa Hasil dan Pembahasan Penyusunan Laporan Selesai yang sifatnya kontinu. Cuaca adalah sesuatu yang kontinu yang berarti perubahan cuaca berkisar tiap satu tahun sesuai dengan perubahan musim. Fuzzifikasinya juga lebih halus. Walaupun gaussian set range yang diberikan lebih lebar. Pembentukan fungsi keanggotaan menggunakan Fuzzy Inference System Editor (FIS Editor) tipe Sugeno-Takagi karena keluaran yang diinginkan adalah berupa numerik. Kurva gauss menggunakan dua parameter yaitu nilai domain pusat kurva dan standar deviasi yang menunjukkan lebar kurva. Penentuan nilai domain pusat kurva dengan menggunakan clustering Fuzzy C-Means dan standar deviasi didapatkan dari standar deviasi data. Contoh hasil titik tengah dan standar deviasi serta label untuk fungsi keanggotaan ditujukkan pada Tabel III Penentuan label untuk tiap-tiap fungsi keanggotaan yang dibentuk berdasarkan skala Beaufort untuk kecepatan angin, Skala Douglas untuk ketinggian gelombang, dan keadaan laut secara global untuk kecepatan arus. Contoh hasil fungsi keanggotaan untuk ketinggian gelombang ditunjukkan pada Gbr. 3 TABEL III HASIL TITIK TENGAH DARI CLUSTERING FUZZY C MEANS Variabel Standar Deviasi Fungsi Titik Tengah 1 Kecepatan LA(Light Air) 2 Angin (Knot) LB (Light Brezze) GB (Gentle Brezze) MB(Moderate 11 2 Ketinggian gelombang 1 jam sebelum (H t-1)(m) 3 Ketinggian Gelombang Aktual (H t-1(m) Breezze) SM (Smooth) SL (Slight) SL2 (Slight) Moderate (M) SM (Smooth) SL (Slight) SL2(Slight) Moderate (M) 1.6 Gbr.3 Fungsi keanggotaan gelombang (2) Penentuan Aturan: Data yang telah dikelompokkan berdasarkan Fuzzy C- Means clustering kemudian dibuat aturan yang disebut aturan jika - maka (If Then) dengan contoh bentuk aturan untuk prediksi kecepatan arus dan ketinggian gelombang sebagai berikut Cu(t+1)f : IF (V(t) is MB and Cu(t) is F and Cu(t-1) is F THEN Cu(t+1) = (fr(u(t), Cu(t),Cu(t-1)) H(t+1)f : IF (U(t) is LA and H(t) is SM and H(t-1) is SM THEN Cu(t+1) = (fr(u(t), H(t),H(t-1)) (3) : Setelah pemodelan menggunakan logika fuzzy didapatkan, langkah selanjutnya adalah validasi atau pengujian. Pengujian

6 6 logika fuzzy ini menggunakan data bulan Januari hingga vember tahun 2010 hinggga yang berjumlah 7740 data yang diambil per jam. Hasil prediksi akan dibadingkan dengan keadaan sebenarnya. Data hasil keluaran dari logika fuzzy kemudian dibahasakan sesuai dengan fungsi keanggotaan yang telah ditentukan sebelumnya. Hasil pemodelan kemudian dibahasakan dan menggunakan cara yang sama dengan penentuan. Apabila data sebenarnya adalah SMOOTH maka hasil pemodelan juga harus SMOOTH Dengan demikian akan terlihat besar prosentase keakurasian logika yang telah dibuat G. Perancangan Sistem Simulasi Prediktor Cuaca Dengan Visual Basic 6 Pemodelan fuzzy yang didapatkan dan diuji validitas maka simulator prediksi dibuat dengan menggunakan Visual Basic 6.0. Software kelayakan pelayaran ini terdiri atas variabel yang mempengaruhi ketinggian gelombang dan kecepatan arus laut yaitu ketinggian gelombang laut sebelum, kecepatan arus laut, dan kecepatan angin. Simulator prediksi kelayakan perlayaran ditunjukkan pada Gbr. 4. Pada simulator prediksi cuaca dilakukan validasi dengan data keadaan sebenarnya. Simulator Visual Basic 6 menggunakan variabel numerik dan dibahasakan menjadi linguistik dengan hasil prediksi berupa pemodelan logika fuzzy Sugeno yang dapat dibentuk persamaan matematisnya. Setelah validasi sesuai data sebenarnya kemudian dilakukan perancangan sistem informasi dengan basis Short Message Service menggunakan Visual Basic 6. Gbr. 4. Tampilan software simulator prediksi ketinggian gelombang dan kecepatan arus dengan menggunakan Visual Basic 6 H. Perancangan Sistem Informasi Cuaca Maritim dengan Media Komunikasi Short Message Service Perancangan sistem informasi cuaca maritim ini dengan menggunakan perintah AT Command. AT command merupakan perintah atau instruksi yang diimplementasikan pada modem. Pada perancangannya diharapkan mampu mengirimkan SMS secara otomatis apabila menerima SMS. Oleh karena itu AT command yang digunakan untuk mengirim SMS adalah AT+CMGS untuk mengirim perintah mengirimkan SMS, membaca sms yang diterima menggunakan AT+CMGR, dan menghapus SMS dengan AT+ CMGD. Konsep yang digunakan untuk merancang informasi cuaca maritim dengan media komunikasi SMS. Modem GSM yang digunakan pada perancangan ini adalah Huawei k3765 dengan kecepatan setting port yaitu 9600 bit/detik. Sistem informasi cuaca yang dirancang berbasis SMS dengan menggunakan modem GSM sebagai server SMS. Sistem simulator prediksi fuzzy yang digunakan diintegrasi dengan menggunakan piranti berupa modem SMS. Sistem informasi cucaca maritim ini dirancang dengan menggunakan software Visual Basic 6 yang dapat mengirimkan SMS secara otomatis berdasarkan SMS yang diterima oleh modem GSM. Tampilan Untuk Simulator SMS autoresponder ditunjukkan pada Gbr. 5. Pada simulator Visual Basic 6 ini dapat dipilih input data masukkan prediksi cuaca maritim dari database ataupun secara manual. Database yang digunakan adalah tahun 2010 Selama satu tahun untuk variabel masukkan untuk prediksi cuaca maritim. Gbr. 5. Tampilan software simulator prediksi ketinggian gelombang dan kecepatan arus dengan menggunakan Visual Basic 6 III. ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN Logika fuzzy menggunakan bentuk fungsi keanggotaan berupa gaussian mendapatkan bentuk Gaussian pada diperlukan nilai titik tengah dan standar deviasi masingmasing fungsi keanggotaan. Nilai tersebut didapatkan dari hasil clustering menggunakan Fuzzy C Means. Nilai keluaran dengan menggunakan algoritma evalfis dari software Matlab sedangkan untuk kelayakan pelayaran menggunakan Simulink pada Matlab L. Ketinggian Gelombang Data yang digunakan untuk mengetahui ketepatan prediksi ketinggian gelombang laut merupakan data dua bulan yaitu Januari 2010 dan vember 2010 yang terdiri dari data per jam sejumlah. Data yang didapatkan dari BMKG merupakan data hasil penggunaan WindWave kemudian dibandingkan dengan hasil pemodelan menggunakan logika fuzzy. Data tersebut merupakan data untuk titik o E o S (Perairan Banyuwangi), 114 o E-7.4 o S (Perairan Situbondo) dan 113 o E-7.41 o S (Perairan Pasuruan). Hasil prediksi dan sebenarnya kemudian dibandingkan berdasarkan kesamaan fungsi keanggotaan. Pemodelan logika fuzzy yang digunakan untuk memprediksi satu jam, enam jam, dua belas jam, dan dua puluh empat jam kemudian. Hasil perbandingan antara ketinggian gelombang sebenarnya dengan ketinggian gelombang prediksi untuk data Perairan Bayuwangi, Situbondo dan Pasuruan ditunjukkan

7 7 pada Gbr. 6, Gbr. 7 dan Gbr. 8 dimana sumbu menunjukkan waktu dan sumbu y menunjukkan ketinggian gelombang laut dalam meter dengan warna grafik berwarna biru merupakam data ketinggian gelombang sebenarnya 1 jam kedepan dari BMKG dan grafik berwarna merah merupakan hasil prediksi ketinggian gelombang. Gbr. 6. Grafik hasil prediksi (merah) dan data validasi (biru) ketinggian gelombang untuk 1 jam kedepan Perairan Banyuwangi Gbr. 7. Grafik hasil prediksi (merah) dan data validasi (biru) ketinggian gelombang untuk 1 jam kedepan Perairan Situbondo Gbr. 8. Grafik hasil prediksi (merah) dan data validasi (biru) ketinggian gelombang untuk 1 jam kedepan Perairan Pasuruan TABEL IV HASIL KESAMAAN FUNGSI KEANGGOTAAN PREDIKSI KETINGGIAN GELOMBANG DENGAN DATA SEBENARNYA PADA PERAIRAN BANYUWANGI Jumlah Data yang Memiliki Kesamaan Fungsi 1 1 Jam % 2 6 Jam % 3 12 Jam % 4 24 Jam % TABEL V HASIL KESAMAAN FUNGSI KEANGGOTAAN PREDIKSI KETINGGIAN GELOMBANG DENGAN DATA SEBENARNYA PADA PERAIRAN SITUBONDO yang Jumlah Memiliki Data Kesamaan Fungsi 1 1 Jam % 2 6 Jam % 3 12 Jam % 4 24 Jam % TABEL VI HASIL KESAMAAN FUNGSI KEANGGOTAAN PREDIKSI KETINGGIAN GELOMBANG DENGAN DATA SEBENARNYA PADA PERAIRAN PASURUAN yang Jumlah Memiliki Data Kesamaan Fungsi 1 1 Jam % 2 6 Jam % 3 12 Jam % 4 24 Jam % J. Kecepatan Arus Sama seperti ketinggian gelombang, perancangan model fuzzy prediksi kecepatan arus dibanding dengan data sebenarnya. Data yang digunakan untuk pengecekan ketepatan prediksi ketinggian kecepatan arus merupakan data satu per jam yaitu pada Januari 2010 hingga vember 2010 yang terdiri dari data per satu jam yang berjumlah 7740 data dan data untuk training dari bulan Januari 2008 sampai Desember Data yang didapatkan dari BMKG merupakan data hasil penggunaan WindWave kemudian dibandingkan dengan hasil pemodelan menggunakan logika fuzzy. Data tersebut merupakan data untuk titik E S yang akan disebut sebagai titik pengamatan perairan Banyuwangi. Hasil prediksi dan sebenarnya kemudian dibandingkan berdasarkan kesamaan fungsi keanggotaan. Pemodelan logika fuzzy yang digunakan untuk memprediksi satu jam, enam jam, dua belas jam, dan dua puluh empat jam kemudian. Hasil perbandingan antara kecepatan arus sebenarnya dengan kecepatan arus prediksi untuk data Perairan Bayuwangi, Situbondo dan Pasuruan ditunjukkan pada Gbr. 9, Gbr. 10, dan Gbr. 11 dimana sumbu menunjukkan waktu dan sumbu y menunjukkan ketinggian gelombang laut dalam meter dengan warna grafik berwarna biru merupakam data ketinggian gelombang sebenarnya 1 jam

8 8 kedepan dari BMKG dan grafik berwarna merah merupakan hasil prediksi kecepatan arus. Gbr. 9. Grafik hasil prediksi (merah) dan data validasi (biru) kecepatan arus untuk 1 jam kedepan Perairan Banyuwangi Gbr. 10. Grafik hasil prediksi (merah) dan data validasi (biru) kecepatan arus untuk 1 jam kedepan Perairan Situbondo Gbr. 11. Grafik hasil prediksi (merah) dan data validasi (biru) kecepatan arus 1 jam kedepan Perairan Pasuruan TABEL VII HASIL KESAMAAN FUNGSI KEANGGOTAAN PREDIKSI KECEPATAN ARUS DENGAN DATA VALIDASI PADA PERAIRAN BANYUWANGI yang Jumlah Memiliki Data Kesamaan Fungsi 1 1 Jam % 2 6 Jam % 3 12 Jam % 4 24 Jam % TABEL VII HASIL KESAMAAN FUNGSI KEANGGOTAAN PREDIKSI KECEPATAN ARUS DENGAN DATA SEBENARNYA PADA PERAIRAN SITUBONDO yang Jumlah Memiliki Data Kesamaan Fungsi 1 1 Jam % 2 6 Jam % 3 12 Jam % 4 24 Jam % TABEL IX HASIL KESAMAAN FUNGSI KEANGGOTAAN PREDIKSI KECEPATAN ARUS DENGAN DATA SEBENARNYA PADA PERAIRAN PASURUAN yang Jumlah Memiliki Data Kesamaan Fungsi 1 1 Jam % 2 6 Jam % 3 12 Jam % 4 24 Jam % K. Kelayakan Pelayaran Aturan mengenai kelayakan pelayaran diatur di dalam UU Pelayaran.17 tahun UU tersebut terdapat persyaratan untuk kapal dapat berlayar. Namun di dalam UU tersebut tidak terdapat penjelasan khusus mengenai kondisi cuaca yang baik untuk pelayaran. Di bidang pelayaran, aturan khusus mengenai keadaan cuaca untuk pelayaran tidak diatur secara tertulis di dalam suatu aturan, walau hal tersebut sangat penting untuk keselamatan. Dinas perhubungan memiliki suatu badan yang dinamakan Syahbandar yang bertugas untuk menjalankan dan melakukan pengawasan terhadap dipenuhinya ketentuan peraturan perundang-undangan untuk menjamin keselamatan dan keamanan pelayaran (UU.17 th 2008). Syahbandarlah yang memberikan perijinan berlayar untuk kapal-kapal yang berlabuh. Cuaca untuk kelayakan pelayaran pada penelitian ini didasarkan dari kepakaran yaitu orang yang berwenang di bidang ke- Syahbandaran. Kondisi laut yang paling berpengaruh dalam kelayakan pelayaran kapal adalah kecepatan angin, ketinggian gelombang, dan kecepatan arus laut (Bp Bambang Supriyanto.Kabag ke- Syahbandaran). Adapun ketentuan kapal dinyatakan layak

9 9 untuk berlayar dinyatakan dalam bahasa linguistik pada Tabel X. TABEL X VARIABEL KELAYAKAN PELAYARAN [9] GT Kapal Keadaan Laut Maksimal Ketinggian Gelombang Kecepatan Arus GT Smooth Slow GT Slight Slight GT Moderate Average GT Rough Fast GT Very Rough Very Fast Penggunaan kepakaran kesyahbandaraan tersebut digunakan untuk aturan kelayakan para nelayan jawa timur dengan tiga titik lokasi perairam. Pada lokasi titik pengamatan yang merupakan wilayah penangkapan II yaitu 12 mil dari lepas pantai dengan apal nelayan yang boleh melakukan penangkapan adalah 1-10 GT dan GT. Sehingga pada Tabel X tersebut maka kelayakan pelayaran untuk kapal nelayan 1-10 GT adalah Smooth pada ketinggian gelombang dan Slow pada Average sedangkan kapal nelayan GT adalah Slight pada ketinggian gelombang dan Slight pada kecepatan arus Simulasi kelayakan pelayaran dengan menggunakan simulink yang ditunjukkan pada Gbr. 12. Jumlah kesamaan waktu kelayakan pelayaran dibandingkan dengan data validasi. Apabila bernilai 1 berarti boleh berlayar dan apabila bernilai 0 berarti dilarang berlayar. Hasil Kelayakan Pelayaran untuk masing-masing titik pengamatan ditunjukkan pada masing-masing ditunjukkan pada Tabel XI-XIII. Gbr. 12. Sistem informasi cuaca maritim dengan masukkan dari database saat menerima pesan N o TABEL XI HASIL KELAYAKAN PELAYARAN PERAIRAN BANYUWANGI Kesamaan Persen GT Kapal Kelayakan Pelayaran % 1 Jam GT % % 6 Jam GT % % 12 Jam GT % % 24 Jam GT % N o STABEL XII HASIL KELAYAKAN PELAYARAN PERAIRAN SITUBONDO Kesamaan Persen GT Kapal Kelayakan Pelayaran % 1 Jam GT % % 6 Jam GT % % 12 Jam GT % % 24 Jam GT % TABEL XIII PAPER HASIL KELAYAKAN PELAYARAN PERAIRAN PASURUAN Kesamaan Persen GT Kapal Kelayakan Pelayaran % 1 Jam GT % % 6 Jam GT % % 12 Jam GT % % 24 Jam GT % L.Sistem Prediktor Cuaca Maritim cuaca maritim dengan menggunakan Visual Basic 6 maka dilakukan validasi dengan data Januari 2010 hingga vember 2010 sesuai perancangan fuzzy pada Matlab. Jumlah kesamaan fungsi keanggotaan dengan data validasi sehingga didapat dihitung ketepatannya. Hasil kesamaan fungsi keanggotan untuk ketinggian gelombang dan kecepatan pada data Perairan Banyuwangi, Situbondo dan Pasuruan ditunjukkan pada tabel XIV-XVII Pada hasil pemodelan logika fuzzy pada Visual Basic 6 untuk cuaca maritim Perairan Banyuwangi didapatkan prosentase akurasi yang hampir sama dengan sistem fuzzy pada Matlab karena pembentukkan persamaan matematis dari FIS Sugeno sebagai hasil konsekuensi dari logika fuzzy Sugeno sedikit mempengaruhi akurasi sistem namun dapat diterima. Begitu juga pada hasil Perairan Pasuruan dan Situbondo yang menghasilkan akurasi yang hampir sama dibandingkan dengan pemodelan logika pada Matlab yang ditunjukkan. Sehingga prediktor cuaca maritim yang dibentuk pada Visual Basic 6 telah mampu digunakan sebagai prediktor cuaca maritim untuk Nelayan Jawa Timur. TABEL XIV KESAMAAN FUNGSI KEANGGOTAAN PREDIKSI KETINGGIAN GELOMBANG PADA VISUAL BASIC 6 DENGAN DATA SEBENARNYA PADA PERAIRAN BANYUWANGI yang Memiliki Kesamaan Fungsi 1 1 Jam % 2 6 Jam % 3 12 Jam % 4 24 Jam %

10 10 TABEL XV HASIL KESAMAAN FUNGSI KEANGGOTAAN PREDIKSI KECEPATAN ARUS PADA VISUAL BASIC 6 DENGAN DATA SEBENARNYA PADA PERAIRAN BANYUWANGI yang Memiliki Kesamaan Fungsi 1 1 Jam % 2 6 Jam % 3 12 Jam % 4 24 Jam % TABEL XVI HASIL KESAMAAN FUNGSI KEANGGOTAAN PREDIKSI KETINGGIAN GELOMBANG PADA VISUAL BASIC 6 DENGAN DATA SEBENARNYA PADA PERAIRAN SITUBONDO yang Memiliki Kesamaan Fungsi 1 1 Jam % 2 6 Jam % 3 12 Jam % 4 24 Jam % TABEL XVII HASIL KESAMAAN FUNGSI KEANGGOTAAN PREDIKSI KECEPATAN ARUS PADA VISUAL BASIC 6 DENGAN DATA SEBENARNYA PADA PERAIRAN SITUBONDO yang Memiliki Kesamaan Fungsi 1 1 Jam % 2 6 Jam % 3 12 Jam % 4 24 Jam % TABEL XVIII HASIL KESAMAAN FUNGSI KEANGGOTAAN PREDIKSI KETINGGIAN GELOMBANG PADA VISUAL BASIC 6 DENGAN DATA SEBENARNYA PADA PERAIRAN PASURUAN yang Memiliki Kesamaan Fungsi 1 1 Jam % 2 6 Jam % 3 12 Jam % 4 24 Jam % TABEL XIV HASIL KESAMAAN FUNGSI KEANGGOTAAN PREDIKSI KETINGGIAN GELOMBANG PADA VISUAL BASIC 6 DENGAN DATA SEBENARNYA PADA PERAIRAN PASURUAN yang Memiliki Kesamaan Fungsi 1 1 Jam % 2 6 Jam % 3 12 Jam % 4 24 Jam % M. Sistem Informasi Cuaca Maritim dengan Media Short Message Service Sistem informasi cuaca maritim dengan media Short Message Service (SMS) dilakukan pengujian dengan metode dari data dan m asukkan secara manual. Berikut hasil simulasi dengan menggunakan media dengan SMS dengan dari masukkan data yang telah diperoleh dengan format data Microsoft Excel yang ditunjukkan pada Gbr. 13 dengan menggunakan database tahun Variabel data didapatkan masukkan kecepatan arus, ketinggian gelombang, dan kecepatan angin yang pada 4 Desember 2011 dengan waktu pengukuran jam 16. keadaan laut dengan logika fuzzy untuk perairan Situbondo didapatkan sesuai ditunjukkan Gbr. 14. Gbr. 15 menunjukkan hasil pesan yang apabila mengirim pesan SITUBONDO ke sistem informasi cuaca maritim tersebut. Pesan SMS yang diterima oleh pengirim telah sesuai dengan hasil prediksi pada program prediksi sistem informasi cuaca maritim. Apabila pesan dikirim kepada sistem informasi cuaca berupa BANYUWANGI atau PASURUAN maka hasil yang diterima adalah prediksi cuaca maritim untuk Perairan Banyuwangi atau Pasuruan. Hasil Pesan SMS yang diterima dengan ditunjukkan Gambar 15 elah sesuai dengan hasil prediksi pada lembar Visual Basic 6 dimana masukkan variabel secara otomatis dari Microsoft Excel berdasarkan waktu saat program berjalan. Gbr. 13. Sistem informasi cuaca maritim dengan masukkan dari database saat menerima pesan

11 11 Gbr. 14. Hasil masukkan variabel dari database Microsoft Excel dan hasil prediksi cuaca maritim jam ke depan, 81,35% untuk prediksi 12 jam ke depan, dan 79,32% untuk prediksi 24 jam. Perairan Pasuruan untuk prediksi kecepatan arus prosentase keakuratan 95,38% untuk 1 jam ke depan, 94,12 % untuk prediksi 6 jam ke depan, 87,26% untuk prediksi 12 jam ke depan, 85,39 % untuk prediksi 24 jam ke depan. ketinggian gelombang prosentase ketepatan 94,47 % untuk prediksi 1 jam ke depan, 95,27 % untuk prediksi 6 jam ke depan, 90,02% untuk prediksi 12 jam ke depan, dan 87,95% untuk prediksi 24 jam ke depan. Perairan Situbondo untuk prediksi kecepatan arus prosentase keakuratan 97,33% untuk 1 jam ke depan, 91,34 % untuk prediksi 6 jam ke depan, 89,98% untuk prediksi 12 jam ke depan, 86,15 % untuk prediksi 24 jam ke depan. ketinggian gelombang prosentase ketepatan 95,1 % untuk prediksi 1 jam ke depan, 92,07 % untuk prediksi 6 jam ke depan, 89,08% untuk prediksi 12 jam ke depan, dan 83,54% untuk prediksi 24 jam ke depan. kesesuaian rata-rata kelayakan pelayaran hasil kelayakan data validasi sebanyak 7740 data untuk Perairan Banyuwangi untuk nelayan 0-10 GT yaitu 90,74% untuk nelayan GT adalah 98,87%, Perairan Situbondo yaitu 92,79 % untuk nelayan 0-10 GT, 98,84% untuk nelayan GT, dan Perairan Pasuruan yaitu 91,64 % untuk nelayan 0-10 GT dan 99,38 % untuk GT. Perancangan Sistem Informasi Cuaca Maritim dengan media komunikasi SMS dengan hasil pesan sesuai dengan hasil prediksi pada pada lembar program Visual Basic 6. Gbr. 15. Grafik hasil prediksi (merah) dan data validasi (biru) ketinggian gelombang untuk 1 jam kedepan Perairan Banyuwangi Kesesuaian hasil pesan untuk masukkan variabel secara masukkan database telah sesuai dengan hasil pada program sehingga dapat dikatakan sistem informasi cuaca maritim untuk nelayan telah berjalan dengan baik. IV. KESIMPULAN Berdasarkan studi dan perancangan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa kesesuaian data antara data yang berasal dari BMKG dengan data hasil pemodelan fuzzy untuk data sebanyak 7740 pada bulan Januari 2010 hingga vember 2010 adalah sebagai berikut: Perairan Banyuwangi untuk prediksi kecepatan arus prosentase keakuratan 96,62% untuk 1 jam ke depan, 91,96 % untuk prediksi 6 jam ke depan, 87,14% untuk prediksi 12 jam ke depan, 84,06 % untuk prediksi 24 jam ke depan. ketinggian gelombang prosentase keakuratan 93,99% untuk prediksi 1 jam ke depan, 88,21% untuk prediksi 6 V. DAFTAR PUSTAKA [1] Arifin, Syamsul Aplikasi Sistem Logika Fuzzy Pada Peramalan Cuaca Di Indonesia Untuk Mendeteksi Kejadian Anomali Tinggi Gelombang Laut. [2] Candra, Ardian Tugas akhir: Perancangan Model Adaptive Nuero Fuzzy Inference System untuk Memprediksi Cuaca Maritim.Teknik Fisika ITS. [3] Jaya, Riki Tugas Akhir: Perancangan Prediktor Cuaca Maritim Dengan Metode Adaptive Neuro Fuzzy Inference System (Anfis) Untuk Meningkatkan Jangkauan Ramalan, Studi Kasus: Pelayaran Surabaya Banjarmasin. Teknik Fisika ITS. [4] Kresnawan, Andre Tugas Akhir: Penerapan model Jaringan Syaraf Tiruan untuk Memprediksi Gangguan Cuaca maritim. Teknik Fisika ITS. [5] Kusumadewi, Sri Analisa dan Desain Sistem Fuzzy. Yogyakarta: graha Ilmu [6] MATLAB 2010b Fuzzy Logic Toolbox Help. [7] Meilanitasari, Prita Tugas Akhir : Cuaca Menggunakan Logika Fuzzy untuk Kelayakan Pelayaran di Tanjung Perak Surabaya. Teknik Fisika ITS. [8] MetOffice, Fact Sheet. 6 Of Beaufort (Version1), Devon : United Kingdom. [pdf]

12 12 <URL: _sheet_._6.pdf> [9] <URL: [10] <URL: /tabrakan-kapal-satu-nelayan-hilang> [11] <URL: 06/20/brk, ,id.html> [12] Georgios Sylaios, Frederic Bouchette, Vassilios A.Tsihrintzis, Clea Denamiel A fuzzy inference system for wind-wave modelling. Science Direct. BIODATA PENULIS Nama : Arief Hanifan P TTL : Lumajang, 3 April 1989 Alamat : Jln Mataram Perum Milenia Blok F.4 Jember huntnaivefun@rocketmail.com Pendidikan : SD N Pembangunan 1 ( ) SMPN 5 Probolinggo ( ) SMAN 1 Probolinggo ( ) Teknik Fisika ITS (2007 Sekarang

Pembimbing Ir Syamsul Arifin, MT Dr. Ir. Aulia Siti Aisyah, MT. Sidang Tugas Akhir

Pembimbing Ir Syamsul Arifin, MT Dr. Ir. Aulia Siti Aisyah, MT. Sidang Tugas Akhir Pembimbing Ir Syamsul Arifin, MT Dr. Ir. Aulia Siti Aisyah, MT Sidang Tugas Akhir LATAR BELAKANG Informasi Cuaca Maritim Kecelakaan transportasi Laut Nelayan Short Message Service Low-End Handset TUJUAN

Lebih terperinci

Tingginya kasus kecelakaan laut di Indonesia saat ini yang salah satu penyebab utamanya adalah karena faktor alam.

Tingginya kasus kecelakaan laut di Indonesia saat ini yang salah satu penyebab utamanya adalah karena faktor alam. Latar Belakang 2/3 wilayah indonesia adalah lautan yang menjadikan Indonesia sebagai negara maritim yang menjadi faktor utama pendorong terjadinya kegiatan transportasi laut di Indonesia. Tingginya kasus

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM PREDIKTOR CUACA MARITIM DENGAN MENGGUNAKAN METODE FUZZY TAKAGI SUGENO

PERANCANGAN SISTEM PREDIKTOR CUACA MARITIM DENGAN MENGGUNAKAN METODE FUZZY TAKAGI SUGENO JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6 1 PERANCANGAN SISTEM PREDIKTOR CUACA MARITIM DENGAN MENGGUNAKAN METODE FUZZY TAKAGI SUGENO Nur Wakhid Habibullah, dan Syamsul Arifin, Bambang Lelono Widjiantoro

Lebih terperinci

PERANCANGAN SIMULATOR PERAMAL CUACA MARITIM UNTUK KELAYAKAN PELAYARAN STUDI KASUS: JALUR SURABAYA-BANJARMASIN

PERANCANGAN SIMULATOR PERAMAL CUACA MARITIM UNTUK KELAYAKAN PELAYARAN STUDI KASUS: JALUR SURABAYA-BANJARMASIN PERANCANGAN SIMULATOR PERAMAL CUACA MARITIM UNTUK KELAYAKAN PELAYARAN STUDI KASUS: JALUR SURABAYA-BANJARMASIN (Faried Firdaus Ardino, Aulia Siti Aisjah, Syamsul Arifin) Jurusan Teknik Fisika Fakultas Teknologi

Lebih terperinci

PREDIKSI CUACA MARITIM UNTUK MENDETEKSI KEBERADAAN SUMBER DAYA LAUT IKAN DI PERAIRAN JAWA TIMUR

PREDIKSI CUACA MARITIM UNTUK MENDETEKSI KEBERADAAN SUMBER DAYA LAUT IKAN DI PERAIRAN JAWA TIMUR PREDIKSI CUACA MARITIM UNTUK MENDETEKSI KEBERADAAN SUMBER DAYA LAUT IKAN DI PERAIRAN JAWA TIMUR OLEH : Bagusranu Wahyudi Putra 2410100044 DOSEN PEMBIMBING : Dr. Ir. Aulia Siti Aisjah, MT. Ir. Syamsul Arifin,

Lebih terperinci

Perancangan Prediktor Cuaca Maritim Berbasis Logika Fuzzy Menggunakan User Interface Android

Perancangan Prediktor Cuaca Maritim Berbasis Logika Fuzzy Menggunakan User Interface Android Perancangan Prediktor Cuaca Maritim Berbasis Logika Fuzzy Menggunakan User Interface Android M Kahfi Anshari, Ir Syamsul Arifin, MT, Andi Rahmadiansah, ST., MT Jurusan Teknik Fisika Fakultas Teknologi

Lebih terperinci

MODUL 8 APLIKASI NEURAL NETWORK DAN FUZZY LOGIC PADA PERKIRAAN CUACA

MODUL 8 APLIKASI NEURAL NETWORK DAN FUZZY LOGIC PADA PERKIRAAN CUACA MODUL 8 APLIKASI NEURAL NETWORK DAN FUZZY LOGIC PADA PERKIRAAN CUACA Muhammad Ilham 10211078 Program Studi Fisika, Institut Teknologi Bandung, Indonesia Email: muhammad_ilham@students.itb.ac.id Asisten:

Lebih terperinci

PREDIKSI CUACA ME GGU AKA LOGIKA FUZZY U TUK KELAYAKA PELAYARA DI PELABUHA TA JU G PERAK SURABAYA (Prita Meilanitasari, Ir. Syamsul Arifin,MT)

PREDIKSI CUACA ME GGU AKA LOGIKA FUZZY U TUK KELAYAKA PELAYARA DI PELABUHA TA JU G PERAK SURABAYA (Prita Meilanitasari, Ir. Syamsul Arifin,MT) PREDIKSI CUACA ME GGU AKA LOGIKA FUZZY U TUK KELAYAKA PELAYARA DI PELABUHA TA JU G PERAK SURABAYA (Prita Meilanitasari, Ir. Syamsul Arifin,MT) Jurusan Teknik Fisika Fakultas Teknologi Industri Institut

Lebih terperinci

PERANCANGAN PERANGKAT LUNAK PREDIKTOR CUACA BERBASIS LOGIKA FUZZY

PERANCANGAN PERANGKAT LUNAK PREDIKTOR CUACA BERBASIS LOGIKA FUZZY PERANCANGAN PERANGKAT LUNAK PREDIKTOR CUACA BERBASIS LOGIKA FUZZY Oleh Ilham Bangun Asmoro 2407 100 030 Dosen Pembimbing : Ir. Syamsul Arifin, MT Fitri Adi I., ST, MT Jurusan Teknik Fisika Fakultas Teknologi

Lebih terperinci

relatif sempit pada jangka waktu yang singkat. Cuaca terbentuk dari gabungan unsure cuaca dan jangka waktu cuaca bisa hanya beberapa jam saja. Misalny

relatif sempit pada jangka waktu yang singkat. Cuaca terbentuk dari gabungan unsure cuaca dan jangka waktu cuaca bisa hanya beberapa jam saja. Misalny PREDIKSI CUACA BERBASIS LOGIKA FUZZY UNTUK REKOMENDASI PENERBANGAN DI BANDAR UDARA RAJA HAJI FISABILILLAH (Nur Endah Sari, Dr. Edi Sukirman, S.Si., MM.) Fakultas Teknologi Industri - Jurusan Teknik Informatika

Lebih terperinci

D R. BAMBANG L ELONO, ST.MT

D R. BAMBANG L ELONO, ST.MT PERANCANGAN PREDIKTOR CUACA MARITIM DENGAN METODE ADAPTIVE NEURO FUZZY INFERENCE SYSTEM (ANFIS) UNTUK MENINGKATKAN JANGKAUAN RAMALAN, STUDI KASUS : PELAYARAN SURABAYA-BANJARMASIN RIKY JAYA SAMPURNA I R.

Lebih terperinci

PERANCANGAN MODEL ADAPTIVE NEURO FUZZY INFERENCE SYSTEM UNTUK MEMPREDIKSI CUACA MARITIM

PERANCANGAN MODEL ADAPTIVE NEURO FUZZY INFERENCE SYSTEM UNTUK MEMPREDIKSI CUACA MARITIM PERANCANGAN MODEL ADAPTIVE NEURO FUZZY INFERENCE SYSTEM UNTUK MEMPREDIKSI CUACA MARITIM Oleh : Ardian Candra Pratama 2406 100 021 Dosen Pembimbing : Ir. Syamsul Arifin, MT. Dr. Ir. Aulia Siti Aisyah, MT.

Lebih terperinci

PENERAPAN FUZZY INFERENCE SYSTEM PADA PREDIKSI CURAH HUJAN DI SURABAYA UTARA

PENERAPAN FUZZY INFERENCE SYSTEM PADA PREDIKSI CURAH HUJAN DI SURABAYA UTARA LOGO PENERAPAN FUZZY INFERENCE SYSTEM PADA PREDIKSI CURAH HUJAN DI SURABAYA UTARA Oleh: DYNES RIZKY NAVIANTI (1208100017) JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT TEKNOLOGI

Lebih terperinci

Perancangan Prediktor Cuaca Maritim Berbasis Logika Fuzzy Menggunakan User Interface Android

Perancangan Prediktor Cuaca Maritim Berbasis Logika Fuzzy Menggunakan User Interface Android JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 2, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) A-324 Perancangan Prediktor Cuaca Maritim Berbasis Logika Fuzzy Menggunakan User Interface Android M Kahfi Anshari, Syamsul

Lebih terperinci

PRISMA FISIKA, Vol. I, No. 1 (2013), Hal ISSN :

PRISMA FISIKA, Vol. I, No. 1 (2013), Hal ISSN : Prediksi Tinggi Signifikan Gelombang Laut Di Sebagian Wilayah Perairan Indonesia Menggunakan Jaringan Syaraf Tiruan Metode Propagasi Balik Abraham Isahk Bekalani, Yudha Arman, Muhammad Ishak Jumarang Program

Lebih terperinci

PERANCANGAN PREDIKTOR CUACA MARITIM DENGAN METODE LOGIKA FUZZY UNTUK MENINGKATKAN JANGKAUAN RAMALAN : STUDI KASUS PELAYARAN SURABAYA - BANJARMASIN

PERANCANGAN PREDIKTOR CUACA MARITIM DENGAN METODE LOGIKA FUZZY UNTUK MENINGKATKAN JANGKAUAN RAMALAN : STUDI KASUS PELAYARAN SURABAYA - BANJARMASIN PERANCANGAN PREDIKTOR CUACA MARITIM DENGAN METODE LOGIKA FUZZY UNTUK MENINGKATKAN JANGKAUAN RAMALAN : STUDI KASUS PELAYARAN SURABAYA - BANJARMASIN (Jabar Al Hakim, Dr.Ir. Aulia Siti Aisjah, MT, Ir. Syamsul

Lebih terperinci

REVIEW PENERAPAN FUZZY LOGIC SUGENO DAN MAMDANI PADA SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PRAKIRAAN CUACA DI INDONESIA

REVIEW PENERAPAN FUZZY LOGIC SUGENO DAN MAMDANI PADA SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PRAKIRAAN CUACA DI INDONESIA Seminar Nasional Sistem Informasi Indonesia, 6 November 2017 REVIEW PENERAPAN FUZZY LOGIC SUGENO DAN MAMDANI PADA SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PRAKIRAAN CUACA DI INDONESIA Anisa Citra Mutia, Aria Fajar Sundoro,

Lebih terperinci

ANALISIS CUACA MARITIM BERDASARKAN HASIL PREDIKTOR LOGIKA FUZZY CUACA DARAT DI DAERAH PASURUAN, PROBOLINGGO, SITUBONDO DAN BANYUWANGI

ANALISIS CUACA MARITIM BERDASARKAN HASIL PREDIKTOR LOGIKA FUZZY CUACA DARAT DI DAERAH PASURUAN, PROBOLINGGO, SITUBONDO DAN BANYUWANGI HALAMAN JUDUL TUGAS AKHIR TF 141581 ANALISIS CUACA MARITIM BERDASARKAN HASIL PREDIKTOR LOGIKA FUZZY CUACA DARAT DI DAERAH PASURUAN, PROBOLINGGO, SITUBONDO DAN BANYUWANGI Gilang Eka Saputra NRP 2411100

Lebih terperinci

Abstract. Seminar Nasional Teori dan Aplikasi Teknologi Kelautan, 15 Desember 2011 X - 1

Abstract. Seminar Nasional Teori dan Aplikasi Teknologi Kelautan, 15 Desember 2011 X - 1 INTERPOLASI LAGRANGE DAN NEWTON UNTUK PENINGKATAN JANGKAUAN RAMALAN PADA PREDIKTOR CUACA MARITIM BERDASARKAN LOGIKA FUZZY STUDI KASUS: DI PERAIRAN LAUT JAWA SYAMSUL Arifin 1, AULIA Siti Aisjah 2, JABAR

Lebih terperinci

ANALISIS & DESAIN SISTEM FUZZY. Menggunakan TOOLBOX MATLAB

ANALISIS & DESAIN SISTEM FUZZY. Menggunakan TOOLBOX MATLAB ANALISIS & DESAIN SISTEM FUZZY Menggunakan TOOLBOX MATLAB ANALISIS & DESAIN SISTEM FUZZY Menggunakan TOOLBOX MATLAB Sri Kusumadewi Analisis & Desain Sistem Fuzzy Menggunakan Toolbox Matlab Oleh: Sri Kusumadewi

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Pada penelitian ini akan dibandingkan antara aplikasi teori graf fuzzy dan

BAB IV PEMBAHASAN. Pada penelitian ini akan dibandingkan antara aplikasi teori graf fuzzy dan BAB IV PEMBAHASAN Pada penelitian ini akan dibandingkan antara aplikasi teori graf fuzzy dan teori aljabar max-plus dalam pengaturan lampu lalu lintas di simpang empat Beran Kabupaten Sleman Provinsi Daerah

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Pada bab ini akan dibahas mengenai teori-teori yang akan digunakan untuk menunjang dalam proses pembuatan tugas akhir ini.

BAB II LANDASAN TEORI. Pada bab ini akan dibahas mengenai teori-teori yang akan digunakan untuk menunjang dalam proses pembuatan tugas akhir ini. BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dibahas mengenai teori-teori yang akan digunakan untuk menunjang dalam proses pembuatan tugas akhir ini. 2.1 CLUSTERING Clustering adalah proses pengelompokkan suatu

Lebih terperinci

Penerapan Fuzzy Inference System pada Prediksi Curah Hujan di Surabaya Utara

Penerapan Fuzzy Inference System pada Prediksi Curah Hujan di Surabaya Utara JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol., No., (Sept. 22) ISSN: 23-928X A-23 Penerapan Fuzzy Inference System pada Prediksi Curah Hujan di Surabaya Utara Dynes Rizky Navianti, I Gusti Ngurah Rai Usadha, Farida Agustini

Lebih terperinci

Penggunaan Metode Logika Fuzzy Untuk Memprediksi Jumlah Kendaraan Bermotor Berdasarkan Tingkat Kebisingan Lalu Lintas, Lebar Jalan Dan Faktor Koreksi

Penggunaan Metode Logika Fuzzy Untuk Memprediksi Jumlah Kendaraan Bermotor Berdasarkan Tingkat Kebisingan Lalu Lintas, Lebar Jalan Dan Faktor Koreksi Jurnal Gradien Vol.3 No.2 Juli 2007 : 247-251 Penggunaan Metode Logika Fuzzy Untuk Memprediksi Jumlah Kendaraan Bermotor Berdasarkan Tingkat Kebisingan Lalu Lintas, Lebar Jalan Dan Faktor Koreksi Syamsul

Lebih terperinci

PERANCANGAN MODEL ADAPTIVE NEURO FUZZY INFERENCE SYSTEM UNTUK MEMPREDIKSI CUACA MARITIM

PERANCANGAN MODEL ADAPTIVE NEURO FUZZY INFERENCE SYSTEM UNTUK MEMPREDIKSI CUACA MARITIM PERACAGA MODEL ADAPTIVE EURO FUZZY IFERECE SYSTEM UTUK MEMPREDIKSI CUACA MARITIM (Ardian Candra Pratama ; Ir. Syamsul A,M.T; Dr. Ir. Aulia S.A, M.T) Jurusan Teknik Fisika Fakultas Teknologi Industri Institut

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Pendukung Keputusan Sebuah aplikasi berupa Sistem Pendukung Keputusan (Decision Support System) mulai dikembangkan pada tahun 1970. Decision Support Sistem (DSS) dengan

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN. media cacing dengan metode adaptive neuro fuzzy inference system (ANFIS)

BAB III METODELOGI PENELITIAN. media cacing dengan metode adaptive neuro fuzzy inference system (ANFIS) BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Studi Literatur Untuk memehami cara rancang bangun pengontrol suhu dan kelembaban media cacing dengan metode adaptive neuro fuzzy inference system (ANFIS) dibutuhkan studi

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN APLIKASI PERAMALAN CUACA DENGAN MENGGUNAKAN METODE FUZZY MAMDANI (STUDI KASUS KOTA SURABAYA)

RANCANG BANGUN APLIKASI PERAMALAN CUACA DENGAN MENGGUNAKAN METODE FUZZY MAMDANI (STUDI KASUS KOTA SURABAYA) RANCANG BANGUN APLIKASI PERAMALAN CUACA DENGAN MENGGUNAKAN METODE FUZZY MAMDANI (STUDI KASUS KOTA SURABAYA) Yonatan Widianto 1*, Tamaji 2 1 Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Teknik, Universitas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tingkat kesehatan bank dapat diketahui dengan melihat peringkat

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tingkat kesehatan bank dapat diketahui dengan melihat peringkat BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Tingkat Kesehatan Bank Tingkat kesehatan bank dapat diketahui dengan melihat peringkat komposit bank tersebut. Menurut peraturan Bank Indonesia No. 13/1/PBI/2011

Lebih terperinci

Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya Aplikasi Sistem Inferensi Fuzzy Metode Sugeno dalam Memperkirakan Produksi Air Mineral dalam Kemasan Oleh Suwandi NRP 1209201724 Dosen Pembimbing 1. Prof. Dr M. Isa Irawan, MT 2. Dr Imam Mukhlash, MT Institut

Lebih terperinci

DENIA FADILA RUSMAN

DENIA FADILA RUSMAN Sidang Tugas Akhir INVENTORY CONTROL SYSTEM UNTUK MENENTUKAN ORDER QUANTITY DAN REORDER POINT BAHAN BAKU POKOK TRANSFORMER MENGGUNAKAN METODE FUZZY (STUDI KASUS : PT BAMBANG DJAJA SURABAYA) DENIA FADILA

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Dalam kondisi yang nyata, beberapa aspek dalam dunia nyata selalu atau biasanya

BAB II LANDASAN TEORI. Dalam kondisi yang nyata, beberapa aspek dalam dunia nyata selalu atau biasanya BAB II LANDASAN TEORI A. Logika Fuzzy Dalam kondisi yang nyata, beberapa aspek dalam dunia nyata selalu atau biasanya berada di luar model matematis dan bersifat inexact. Konsep ketidakpastian inilah yang

Lebih terperinci

Penerapan Metode Fuzzy Mamdani Pada Rem Otomatis Mobil Cerdas

Penerapan Metode Fuzzy Mamdani Pada Rem Otomatis Mobil Cerdas Penerapan Metode Fuzzy Mamdani Pada Rem Otomatis Mobil Cerdas Zulfikar Sembiring Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknik, Universitas Medan Area zoelsembiring@gmail.com Abstrak Logika Fuzzy telah banyak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Secara geografis wilayah Indonesia terletak di daerah tropis yang terbentang

BAB I PENDAHULUAN. Secara geografis wilayah Indonesia terletak di daerah tropis yang terbentang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara geografis wilayah Indonesia terletak di daerah tropis yang terbentang antara 95 o BT 141 o BT dan 6 o LU 11 o LS (Bakosurtanal, 2007) dengan luas wilayah yang

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI ADAPTIVE NEURO FUZZY INFERENCE SYSTEM UNTUK PREDIKSI CUACA TUGAS AKHIR

IMPLEMENTASI ADAPTIVE NEURO FUZZY INFERENCE SYSTEM UNTUK PREDIKSI CUACA TUGAS AKHIR IMPLEMENTASI ADAPTIVE NEURO FUZZY INFERENCE SYSTEM UNTUK PREDIKSI CUACA (Studi Kasus Stasiun Klimatologi Karangploso Kab. Malang) TUGAS AKHIR Sebagai Persyaratan Guna Meraih Gelar Sarjana Strata 1 Teknik

Lebih terperinci

Perbaikan Metode Prakiraan Cuaca Bandara Abdulrahman Saleh dengan Algoritma Neural Network Backpropagation

Perbaikan Metode Prakiraan Cuaca Bandara Abdulrahman Saleh dengan Algoritma Neural Network Backpropagation 65 Perbaikan Metode Prakiraan Cuaca Bandara Abdulrahman Saleh dengan Algoritma Neural Network Backpropagation Risty Jayanti Yuniar, Didik Rahadi S. dan Onny Setyawati Abstrak - Kecepatan angin dan curah

Lebih terperinci

BAB II: TINJAUAN PUSTAKA

BAB II: TINJAUAN PUSTAKA BAB II: TINJAUAN PUSTAKA Bab ini akan memberikan penjelasan awal mengenai konsep logika fuzzy beserta pengenalan sistem inferensi fuzzy secara umum. 2.1 LOGIKA FUZZY Konsep mengenai logika fuzzy diawali

Lebih terperinci

ARTIFICIAL INTELLIGENCE MENENTUKAN KUALITAS KEHAMILAN PADA WANITA PEKERJA

ARTIFICIAL INTELLIGENCE MENENTUKAN KUALITAS KEHAMILAN PADA WANITA PEKERJA ARTIFICIAL INTELLIGENCE MENENTUKAN KUALITAS KEHAMILAN PADA WANITA PEKERJA Rima Liana Gema, Devia Kartika, Mutiana Pratiwi Universitas Putra Indonesia YPTK Padang email: rimalianagema@upiyptk.ac.id ABSTRAK

Lebih terperinci

Penerapan Fuzzy Inference System pada Prediksi Curah Hujan di Surabaya Utara

Penerapan Fuzzy Inference System pada Prediksi Curah Hujan di Surabaya Utara Penerapan Fuzzy Inference System pada Prediksi Curah Hujan di Surabaya Utara Dynes Rizky Navianti, Farida Agustini Widjajati, I Gusti Ngurah Rai Usadha Jurusan Matematika, Fakultas MIPA, Institut Teknologi

Lebih terperinci

SKRIPSI. Disusun oleh: Firda Megawati

SKRIPSI. Disusun oleh: Firda Megawati PERAMALAN TINGGI GELOMBANG BERDASARKAN KECEPATAN ANGIN DI PERAIRAN PESISIR SEMARANG MENGGUNAKAN MODEL FUNGSI TRANSFER (Studi Kasus Bulan Januari 2014 sampai dengan Desember 2014) SKRIPSI Disusun oleh:

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI. 3.1 Metodologi Penelitian Pengumpulan Bahan Penelitian. Dalam penelitian ini bahan atau materi dikumpulkan melalui :

BAB 3 METODOLOGI. 3.1 Metodologi Penelitian Pengumpulan Bahan Penelitian. Dalam penelitian ini bahan atau materi dikumpulkan melalui : BAB 3 METODOLOGI 3.1 Metodologi Penelitian 3.1.1 Pengumpulan Bahan Penelitian Dalam penelitian ini bahan atau materi dikumpulkan melalui : 1) Data primer, yaitu memperoleh sumber data penelitian langsung

Lebih terperinci

MODEL PENENTUAN GURU BERPRESTASI BERBASIS ADAPTIVE NEURO FUZZY INFERENCE SYSTEM (ANFIS)

MODEL PENENTUAN GURU BERPRESTASI BERBASIS ADAPTIVE NEURO FUZZY INFERENCE SYSTEM (ANFIS) MODEL PENENTUAN GURU BERPRESTASI BERBASIS ADAPTIVE NEURO FUZZY INFERENCE SYSTEM (ANFIS) Wanti Rahayu 1 1 Mahasiswa Universitas Indraprasta PGRI Email : 1 wanti.reiku@gmail.com Abstrak- Guru merupakan aspek

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Logika Fuzzy Zadeh (1965) memperkenalkan konsep fuzzy sebagai sarana untuk menggambarkan sistem yang kompleks tanpa persyaratan untuk presisi. Dalam jurnalnya Hoseeinzadeh et

Lebih terperinci

Fuzzy Logic. Untuk merepresentasikan masalah yang mengandung ketidakpastian ke dalam suatu bahasa formal yang dipahami komputer digunakan fuzzy logic.

Fuzzy Logic. Untuk merepresentasikan masalah yang mengandung ketidakpastian ke dalam suatu bahasa formal yang dipahami komputer digunakan fuzzy logic. Fuzzy Systems Fuzzy Logic Untuk merepresentasikan masalah yang mengandung ketidakpastian ke dalam suatu bahasa formal yang dipahami komputer digunakan fuzzy logic. Masalah: Pemberian beasiswa Misalkan

Lebih terperinci

I. INFORMASI METEOROLOGI

I. INFORMASI METEOROLOGI I. INFORMASI METEOROLOGI I.1 ANALISIS DINAMIKA ATMOSFER I.1.1 MONITORING DAN PRAKIRAAN FENOMENA GLOBAL a. ENSO ( La Nina dan El Nino ) Berdasarkan pantauan suhu muka laut di Samudra Pasifik selama bulan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA WRPLOT View (Wind Rose Plots for Meteorological Data) WRPLOT View adalah program yang memiliki kemampuan untuk

II. TINJAUAN PUSTAKA WRPLOT View (Wind Rose Plots for Meteorological Data) WRPLOT View adalah program yang memiliki kemampuan untuk II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. WRPLOT View (Wind Rose Plots for Meteorological Data) WRPLOT View adalah program yang memiliki kemampuan untuk mempresentasikan data kecepatan angin dalam bentuk mawar angin sebagai

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Logika Fuzzy Fuzzy secara bahasa diartikan sebagai kabur atau samar yang artinya suatu nilai dapat bernilai benar atau salah secara bersamaan. Dalam fuzzy dikenal derajat keanggotan

Lebih terperinci

SIMULASI MENENTUKAN WAKTU MEMASAK BUAH KELAPA SAWIT MENGGUNAKAN FUZZY MAMDANI

SIMULASI MENENTUKAN WAKTU MEMASAK BUAH KELAPA SAWIT MENGGUNAKAN FUZZY MAMDANI SIMULASI MENENTUKAN WAKTU MEMASAK BUAH KELAPA SAWIT MENGGUNAKAN FUZZY MAMDANI Nofriadi * 1), Havid Syafwan 2) 1) Program Studi Sistem Informasi, STMIK Royal Kisaran Jl. Prof. M. Yamin 173 Kisaran, Sumatera

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Logika fuzzy memberikan solusi praktis dan ekonomis untuk mengendalikan

BAB 1 PENDAHULUAN. Logika fuzzy memberikan solusi praktis dan ekonomis untuk mengendalikan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Logika fuzzy memberikan solusi praktis dan ekonomis untuk mengendalikan sistem yang kompleks. Logika fuzzy memberikan rangka kerja yang kuat dalam memecahkan masalah

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. papernya yang monumental Fuzzy Set (Nasution, 2012). Dengan

BAB II LANDASAN TEORI. papernya yang monumental Fuzzy Set (Nasution, 2012). Dengan BAB II LANDASAN TEORI 2.. Logika Fuzzy Fuzzy set pertama kali diperkenalkan oleh Prof. Lotfi Zadeh, 965 orang Iran yang menjadi guru besar di University of California at Berkeley dalam papernya yang monumental

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. BAB IV berisi pembahasan tahapan penelitian, yaitu klasifikasi logika. A. Identifikasi Data Cadangan Hidrokarbon

BAB IV PEMBAHASAN. BAB IV berisi pembahasan tahapan penelitian, yaitu klasifikasi logika. A. Identifikasi Data Cadangan Hidrokarbon BAB IV PEMBAHASAN BAB IV berisi pembahasan tahapan penelitian yaitu klasifikasi logika fuzzy hasil pembahasan analisis pengujian model fuzzy dan visualisasi model fuzzy pada perhitungan cadangan hidrokarbon

Lebih terperinci

Model Potensi Penyebaran Penyakit Demam Berdarah Dengue di Kabupaten Jember Menggunakan Metode Fuzzy

Model Potensi Penyebaran Penyakit Demam Berdarah Dengue di Kabupaten Jember Menggunakan Metode Fuzzy Model Potensi Penyebaran Penyakit Demam Berdarah Dengue di Kabupaten Jember Menggunakan Metode Fuzzy Dia Bitari Mei Yuana Jurusan Teknologi Informasi Politeknik Negeri Jember, Jl. Mastrip PO Box 164, Jember,

Lebih terperinci

DAFTAR ISI LEMBAR JUDUL... LEMBAR PERSEMBAHAN... LEMBAR PERNYATAAN... LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR... ABSTRAK... ABSTRACT... KATA PENGANTAR...

DAFTAR ISI LEMBAR JUDUL... LEMBAR PERSEMBAHAN... LEMBAR PERNYATAAN... LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR... ABSTRAK... ABSTRACT... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI Halaman LEMBAR JUDUL... LEMBAR PERSEMBAHAN... LEMBAR PERNYATAAN... LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR... ABSTRAK... ABSTRACT... KATA PENGANTAR... BIODATA ALUMNI... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Mobilitas adalah hal yang tidak dapat dipisahkan dalam gaya hidup masyarakat sekarang ini. Serangkaian aktifitas menuntut seseorang untuk berada di suatu tempat bahkan

Lebih terperinci

Analisis Pengaruh Pemilihan Fuzzy Membership Function Terhadap Output Sebuah Sistem Fuzzy Logic

Analisis Pengaruh Pemilihan Fuzzy Membership Function Terhadap Output Sebuah Sistem Fuzzy Logic Analisis Pengaruh Pemilihan Fuzzy Membership Function Terhadap Output Sebuah Sistem Fuzzy Logic Luh Kesuma Wardhani, Elin Haerani Jurusan Teknik Informatika Fakultas Sains dan Teknologi UIN SUSKA Riau

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Bab ini berisi tentang pemahaman dari logika fuzzy dan data mining. Pada bab ini juga akan dijelaskan bagian-bagian yang perlu diketahui dalam logika fuzzy dan data mining, sehingga

Lebih terperinci

LOGIKA FUZZY PADA PROSES PELET PAKAN IKAN

LOGIKA FUZZY PADA PROSES PELET PAKAN IKAN LOGIKA FUZZY PADA PROSES PELET PAKAN IKAN Agung Saputra 1), Wisnu Broto 2), Ainil Syafitri 3) Prodi Elektro Fakultas Teknik Univ. Pancasila, Srengseng Sawah Jagakarsa, Jakarta, 12640 Email: 1) agungsap2002@yahoo.com

Lebih terperinci

ANALISIS PERBANDINGAN METODE LOGIKA FUZZY DAN LOGIKA FUZZY CLUSTERING PADA PROYEKSI KEBUTUHAN ENERGI LISTRIK DI INDONESIA SAMPAI TAHUN 2025

ANALISIS PERBANDINGAN METODE LOGIKA FUZZY DAN LOGIKA FUZZY CLUSTERING PADA PROYEKSI KEBUTUHAN ENERGI LISTRIK DI INDONESIA SAMPAI TAHUN 2025 ANALISIS PERBANDINGAN METODE LOGIKA FUZZY DAN LOGIKA FUZZY CLUSTERING PADA PROYEKSI KEBUTUHAN ENERGI LISTRIK DI INDONESIA SAMPAI TAHUN 2025 Jenggo Dwyana Prasaja *), Hermawan, and Susatyo Handoko Jurusan

Lebih terperinci

Implementasi Logika Fuzzy Mamdani untuk Mendeteksi Kerentanan Daerah Banjir di Semarang Utara

Implementasi Logika Fuzzy Mamdani untuk Mendeteksi Kerentanan Daerah Banjir di Semarang Utara Scientific Journal of Informatics Vol. 2, No. 2, November 2015 p-issn 2407-7658 http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/sji e-issn 2460-0040 Implementasi Logika Fuzzy Mamdani untuk Mendeteksi Kerentanan

Lebih terperinci

Prediksi Curah Hujan Bulanan Menggunakan Metode Fuzzy Sugeno

Prediksi Curah Hujan Bulanan Menggunakan Metode Fuzzy Sugeno ISSN: 0216-3284 1359 Prediksi Curah Hujan Bulanan Menggunakan Metode Fuzzy Sugeno Rahmawatii, Nidia Rosmawanti Program Studi Sistem Informasi, STMIK Banjarbaru Jl. A. Yani Km. 33,3 Banjarbaru, Telp.(0511)

Lebih terperinci

PERAMALAN BEBAN LISTRIK JANGKA PENDEK DI BALI MENGGUNAKAN PENDEKATAN ADAPTIVE NEURO-FUZZY INFERENCE SYSTEM (ANFIS)

PERAMALAN BEBAN LISTRIK JANGKA PENDEK DI BALI MENGGUNAKAN PENDEKATAN ADAPTIVE NEURO-FUZZY INFERENCE SYSTEM (ANFIS) PERAMALAN BEBAN LISTRIK JANGKA PENDEK DI BALI MENGGUNAKAN PENDEKATAN ADAPTIVE NEURO-FUZZY INFERENCE SYSTEM (ANFIS) L K Widyapratiwi 1, I P A Mertasana 2, I G D Arjana 2 1 Mahasiswa Teknik Elektro, Fakultas

Lebih terperinci

FUZZY SYSTEM & FUZZY REASONING DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER IPB

FUZZY SYSTEM & FUZZY REASONING DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER IPB FUZZY SYSTEM & FUZZY REASONING Workshop on Fundamental Concept and Implementation of Fuzzy Logic March 17 th 2016 Net Centric Computing Lab DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER IPB Outline Crips VS Fuzzy Pengembangan

Lebih terperinci

POSITRON, Vol. V, No. 1 (2015), Hal ISSN :

POSITRON, Vol. V, No. 1 (2015), Hal ISSN : POSITRON, Vol. V, No. (5), Hal. - 5 ISSN : -97 Prediksi Ketinggian Gelombang Laut Perairan Laut Jawa Bagian Barat Sebelah Utara Jakarta dengan Metode Jaringan Syaraf Tiruan Propagasi Balik Prada Wellyantama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penyakit menular yang terutama menyerang anak-anak (Widoyono, 2008: 59).

BAB I PENDAHULUAN. penyakit menular yang terutama menyerang anak-anak (Widoyono, 2008: 59). A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Penyakit demam berdarah dengue (DBD) merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat di Indonesia yang jumlah penderitanya cenderung meningkat dan penyebarannya semakin

Lebih terperinci

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT PENGERING KAIN OTOMATIS DENGAN MEMANFAATKAN MIKROKONTROLER ATMega8535 dan SENSOR SHT11

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT PENGERING KAIN OTOMATIS DENGAN MEMANFAATKAN MIKROKONTROLER ATMega8535 dan SENSOR SHT11 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT PENGERING KAIN OTOMATIS DENGAN MEMANFAATKAN MIKROKONTROLER ATMega8535 dan SENSOR SHT11 LAPORAN TUGAS AKHIR Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan

Lebih terperinci

Penerapan Adaptive Neuro Fuzzy Inference System Dalam Memprediksi Volume Pemakaian Air Bersih

Penerapan Adaptive Neuro Fuzzy Inference System Dalam Memprediksi Volume Pemakaian Air Bersih Penerapan Adaptive Neuro Fuzzy Inference System Dalam Memprediksi Volume Pemakaian Air Bersih Niska Ramadani Dosen Universitas Dehasen Bengkulu niskaramadani@gmail.com ABSTRAK Pertumbuhan penduduk harus

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI METODE FUZZY MAMDANI DALAM MEMPREDIKSI TINGKAT KEBISINGAN LALU LINTAS

IMPLEMENTASI METODE FUZZY MAMDANI DALAM MEMPREDIKSI TINGKAT KEBISINGAN LALU LINTAS IMPLEMENTASI METODE FUZZY MAMDANI DALAM MEMPREDIKSI TINGKAT KEBISINGAN LALU LINTAS Alfa Saleh Teknik Informatika, Fak Ilmu Komputer Universitas Potensi Utama Jl KL Yos Sudarso KM 65 No3-A, Tanjung Mulia,

Lebih terperinci

ANALISIS RULE INFERENSI SUGENO DALAM SISTEM PENDUKUNG PENGAMBILAN KEPUTUSAN

ANALISIS RULE INFERENSI SUGENO DALAM SISTEM PENDUKUNG PENGAMBILAN KEPUTUSAN ANALISIS RULE INFERENSI SUGENO DALAM SISTEM PENDUKUNG PENGAMBILAN KEPUTUSAN Khairul Saleh Teknik Informatika, Fakultas Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi, Universitas Sumatera Utara Jalan Universitas

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI Bab ini akan memaparkan berbagai teori yang melandasi penulis dalam membangun sistem yang nantinya akan dibuat. 3.1. Pengertian Optimalisasi Secara umum pengertian optimalisasi menurut

Lebih terperinci

SPK PENENTUAN TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN PADA RESTORAN XYZ

SPK PENENTUAN TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN PADA RESTORAN XYZ SPK PENENTUAN TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN PADA RESTORAN XYZ P.A Teknik Informatika Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta Kampus 3 UAD, Jl. Prof. Soepomo rochmahdyah@yahoo.com Abstrak Perkembangan teknologi

Lebih terperinci

PREDIKSI CUACA MARITIM MENGGUNAKAN LOGIKA FUZZY DI PERAIRAN TERNATE MALUKU UTARA

PREDIKSI CUACA MARITIM MENGGUNAKAN LOGIKA FUZZY DI PERAIRAN TERNATE MALUKU UTARA TESIS - TF 142510 PREDIKSI CUACA MARITIM MENGGUNAKAN LOGIKA FUZZY DI PERAIRAN TERNATE MALUKU UTARA ANISA SANGADJI 2413 201 005 DOSEN PEMBIMBING : Dr. Ir. Aulia S. Aisjah, MT. Dr. Gunawan Nugroho, ST, MT.

Lebih terperinci

METEOROLOGI LAUT. Sirkulasi Umum Atmosfer dan Angin. M. Arif Zainul Fuad

METEOROLOGI LAUT. Sirkulasi Umum Atmosfer dan Angin. M. Arif Zainul Fuad METEOROLOGI LAUT Sirkulasi Umum Atmosfer dan Angin M. Arif Zainul Fuad Cuaca berubah oleh gerak udara, gerak udara disebabkan oleh berbagai gaya yang bekerja pada partikel udarayg berasal dari energi matahari

Lebih terperinci

BAB III METODE FUZZY MAMDANI

BAB III METODE FUZZY MAMDANI 29 BAB III METODE FUZZY MAMDANI Fuzzy Inference System merupakan sebuah kerangka kerja perhitungan berdasarkan konsep teori himpunan fuzzy dan pemikiran fuzzy yang digunakan dalam penarikan kesimpulan

Lebih terperinci

Jurnal Ilmiah Komputer dan Informatika (KOMPUTA) REPRESENTASI EMOSI MENGGUNAKAN LOGIKA FUZZY PADA PERMAINAN BONNY S TOOTH BOOTH

Jurnal Ilmiah Komputer dan Informatika (KOMPUTA) REPRESENTASI EMOSI MENGGUNAKAN LOGIKA FUZZY PADA PERMAINAN BONNY S TOOTH BOOTH 68 REPRESENTASI EMOSI MENGGUNAKAN LOGIKA FUZZY PADA PERMAINAN BONNY S TOOTH BOOTH Septiani Nur Hasanah 1, Nelly Indriani Widiastuti 2 Program Studi Teknik Informatika. Universitas Komputer Indonesia. Jl.

Lebih terperinci

Aplikasi Graf Fuzzy dan Aljabar Max-Plus untuk Pengaturan. Lampu Lalu Lintas di Simpang Empat Beran Kabupaten Sleman

Aplikasi Graf Fuzzy dan Aljabar Max-Plus untuk Pengaturan. Lampu Lalu Lintas di Simpang Empat Beran Kabupaten Sleman Aplikasi Graf Fuzzy dan Aljabar Max-Plus untuk Pengaturan Lampu Lalu Lintas di Simpang Empat Beran Kabupaten Sleman Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Oleh: Arifudin Prabowo Kurniawan 13305144011 ABSTRAK

Lebih terperinci

I. INFORMASI METEOROLOGI

I. INFORMASI METEOROLOGI I. INFORMASI METEOROLOGI I.1 ANALISIS DINAMIKA ATMOSFER I.1.1 MONITORING DAN PRAKIRAAN FENOMENA GLOBAL a. ENSO ( La Nina dan El Nino ) Berdasarkan pantauan suhu muka laut di Samudra Pasifik selama bulan

Lebih terperinci

I. INFORMASI METEOROLOGI

I. INFORMASI METEOROLOGI I. INFORMASI METEOROLOGI I.1 ANALISIS DINAMIKA ATMOSFER I.1.1 MONITORING DAN PRAKIRAAN FENOMENA GLOBAL a. ENSO ( La Nina dan El Nino ) Berdasarkan pantauan suhu muka laut di Samudra Pasifik selama bulan

Lebih terperinci

Pengendalian Kapal-kapal Di Pelabuhan Tanjung Perak Berbasis Logika Fuzzy

Pengendalian Kapal-kapal Di Pelabuhan Tanjung Perak Berbasis Logika Fuzzy Studi Perancangan Monitoring i Dan Pengendalian Kapal-kapal Di Pelabuhan Tanjung Perak Berbasis Logika Fuzzy Agus Setyo Budi 4207 100 011 Jurusan Teknik Sistem Perkapalan Fakultas Teknologi Kelautan Institut

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Tahapan Penelitian Metodologi penelitian digunakan sebagai pedoman dalam pelaksanaan penelitian agar hasil yang dicapai tidak menyimpang dari tujuan. Tahapan penelitian

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Prediksi curah hujan di Indonesia sangat berdampak pada kehidupan masyarakat

BAB 1 PENDAHULUAN. Prediksi curah hujan di Indonesia sangat berdampak pada kehidupan masyarakat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Prediksi curah hujan di Indonesia sangat berdampak pada kehidupan masyarakat secara langsung maupun tidak langsung di berbagai bidang. Dampak langsung dari ketepatan

Lebih terperinci

Penerapan Logika Fuzzy Metode Sugeno Untuk Memprediksi Jumlah Penumpang Di Terminal Ronggo Sukowati Pamekasan

Penerapan Logika Fuzzy Metode Sugeno Untuk Memprediksi Jumlah Penumpang Di Terminal Ronggo Sukowati Pamekasan Penerapan Logika Fuzzy Metode Sugeno Untuk Memprediksi Jumlah Penumpang Di Terminal Ronggo Sukowati Pamekasan Tony Yulianto 1, Sugiono 2, M. Fariz Fadillah Mardianto 3 1,2,3) Program Studi Matematika,

Lebih terperinci

CLUSTERING KARYAWAN BERDASARKAN KINERJA DENGAN MENGGUNAKAN LOGIKA FUZZY C-MEAN

CLUSTERING KARYAWAN BERDASARKAN KINERJA DENGAN MENGGUNAKAN LOGIKA FUZZY C-MEAN CLUSTERING KARYAWAN BERDASARKAN KINERJA DENGAN MENGGUNAKAN LOGIKA FUZZY C-MEAN Fitri Wulandari, Rinto Setiawan Jurusan Teknik Informatika Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Sultan Syarif

Lebih terperinci

Pasang Surut Surabaya Selama Terjadi El-Nino

Pasang Surut Surabaya Selama Terjadi El-Nino Pasang Surut Surabaya Selama Terjadi El-Nino G181 Iva Ayu Rinjani dan Bangun Muljo Sukojo Jurusan Teknik Geomatika, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Jl.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Provinsi Sumatera Utara adalah salah satu provinsi yang berada di Pulau Sumatera dengan posisi 1-4 Lintang Utara dan 98-100 Bujur Timur. Letak geografis Sumatera Utara

Lebih terperinci

Optimasi Pencarian Jalur Lalu Lintas Antar Kota di Jawa Timur dengan Algoritma Hybrid Fuzzy-Floyd Warshall

Optimasi Pencarian Jalur Lalu Lintas Antar Kota di Jawa Timur dengan Algoritma Hybrid Fuzzy-Floyd Warshall 165 Optimasi Pencarian Jalur Lalu Lintas Antar Kota di Jawa Timur dengan Algoritma Hybrid Fuzzy-Floyd Warshall Imam Khairi, Erni Yudaningtyas, Harry Soekotjo Dachlan AbstrakSistem pencarian jalur yang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI Bab ini membahas tentang teori penunjang dan penelitian sebelumnya yang berhubungan dengan penerapan metode Adaptive Neuro Fuzzy Inference System (ANFIS) untuk prediksi Beban Daya

Lebih terperinci

ANALISIS UNSUR CUACA BULAN JANUARI 2018 DI STASIUN METEOROLOGI KLAS I SULTAN AJI MUHAMMAD SULAIMAN SEPINGGAN BALIKPAPAN

ANALISIS UNSUR CUACA BULAN JANUARI 2018 DI STASIUN METEOROLOGI KLAS I SULTAN AJI MUHAMMAD SULAIMAN SEPINGGAN BALIKPAPAN ANALISIS UNSUR CUACA BULAN JANUARI 2018 DI STASIUN METEOROLOGI KLAS I SULTAN AJI MUHAMMAD SULAIMAN SEPINGGAN BALIKPAPAN Oleh Nur Fitriyani, S.Tr Iwan Munandar S.Tr Stasiun Meteorologi Klas I Sultan Aji

Lebih terperinci

EVALUASI KINERJA GURU DENGAN MENGGUNAKAN FUZZY INFERENCE SYSTEM (FIS) MAMDANI

EVALUASI KINERJA GURU DENGAN MENGGUNAKAN FUZZY INFERENCE SYSTEM (FIS) MAMDANI EVALUASI KINERJA GURU DENGAN MENGGUNAKAN FUZZY INFERENCE SYSTEM (FIS) MAMDANI Karmila Suryani 1), Khairudin 2) 1) FKIP Universitas Bung Hatta Padang 2) FKIP Universitas Bung Hatta Padang e-mail: karmilasuryani.ptik@gmail.com,khaihatta@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN Pada bagian ini berisi analisa peramalan konsumsi BBM Provinsi Riau, yang mana data konsumsi BBM, jumlah kendaran bermotor dan jumlah penduduk merupakan faktor yang mempengaruhi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sekarang ini hampir semua perusahaan yang bergerak di bidang industri dihadapkan pada suatu masalah yaitu adanya tingkat persaingan yang semakin kompetitif. Hal ini

Lebih terperinci

I. INFORMASI METEOROLOGI

I. INFORMASI METEOROLOGI I. INFORMASI METEOROLOGI I.1 ANALISIS DINAMIKA ATMOSFER I.1.1 MONITORING DAN PRAKIRAAN FENOMENA GLOBAL a. ENSO ( La Nina dan El Nino ) Berdasarkan pantauan suhu muka laut di Samudra Pasifik selama bulan

Lebih terperinci

Bab III TEORI DAN PENGONTOR BERBASIS LOGIKA FUZZI

Bab III TEORI DAN PENGONTOR BERBASIS LOGIKA FUZZI Bab III TEORI DAN PENGONTOR BERBASIS LOGIKA FUZZI III.1 Teori Logika fuzzi III.1.1 Logika fuzzi Secara Umum Logika fuzzi adalah teori yang memetakan ruangan input ke ruang output dengan menggunakan aturan-aturan

Lebih terperinci

Estimasi Suhu Udara Bulanan Kota Pontianak Berdasarkan Metode Jaringan Syaraf Tiruan

Estimasi Suhu Udara Bulanan Kota Pontianak Berdasarkan Metode Jaringan Syaraf Tiruan Estimasi Suhu Udara Bulanan Kota Pontianak Berdasarkan Metode Jaringan Syaraf Tiruan Andi Ihwan 1), Yudha Arman 1) dan Iis Solehati 1) 1) Prodi Fisika FMIPA UNTAN Abstrak Fluktuasi suhu udara berdasarkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Beras merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia yang sangat penting dalam kelangsungan hidupnya. Untuk memenuhi kebutuhan beras, setiap manusia mempunyai cara-cara

Lebih terperinci

ANALISIS PERBANDINGAN METODE JARINGAN SYARAF TIRUAN DAN REGRESI LINEAR BERGANDA PADA PRAKIRAAN CUACA

ANALISIS PERBANDINGAN METODE JARINGAN SYARAF TIRUAN DAN REGRESI LINEAR BERGANDA PADA PRAKIRAAN CUACA ANALISIS PERBANDINGAN METODE JARINGAN SYARAF TIRUAN DAN REGRESI LINEAR BERGANDA PADA PRAKIRAAN CUACA Nurmahaludin (1) (1) Staf Pengajar Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri Banjarmasin Ringkasan Kebutuhan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Angin adalah massa udara yang bergerak. Angin dapat bergerak secara horizontal

II. TINJAUAN PUSTAKA. Angin adalah massa udara yang bergerak. Angin dapat bergerak secara horizontal II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Angin Angin adalah massa udara yang bergerak. Angin dapat bergerak secara horizontal maupun secara vertikal dengan kecepatan bervariasi dan berfluktuasi secara dinamis. Faktor

Lebih terperinci

PEMODELAN KECEPATAN ANGIN RATA-RATA DI SUMENEP MENGGUNAKAN MIXTURE OF ANFIS

PEMODELAN KECEPATAN ANGIN RATA-RATA DI SUMENEP MENGGUNAKAN MIXTURE OF ANFIS PEMODELAN KECEPATAN ANGIN RATA-RATA DI SUMENEP MENGGUNAKAN MIXTURE OF ANFIS Syarifah Diana Permai, Nur Iriawan 2, Irhamah 3 Mahasiswa Jurusan Statistika FMIPA ITS (diana_sdp66@yahoo.com) 2 Dosen Jurusan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini penulis akan menjelaskan mengenai landasan teori yang digunakan pada penelitian ini. Penjabaran ini bertujuan untuk memberikan pemahaman lebih mendalam kepada penulis

Lebih terperinci

BAB 2 2. LANDASAN TEORI

BAB 2 2. LANDASAN TEORI BAB 2 2. LANDASAN TEORI Bab ini akan menjelaskan mengenai logika fuzzy yang digunakan, himpunan fuzzy, penalaran fuzzy dengan metode Sugeno, dan stereo vision. 2.1 Logika Fuzzy Logika fuzzy adalah suatu

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. A. Aplikasi Fuzzy Logic untuk Menilai Kolektibilitas Anggota Sebagai. Pertimbangan Pengambilan Keputusan Pemberian Kredit

BAB IV PEMBAHASAN. A. Aplikasi Fuzzy Logic untuk Menilai Kolektibilitas Anggota Sebagai. Pertimbangan Pengambilan Keputusan Pemberian Kredit BAB IV PEMBAHASAN A. Aplikasi Fuzzy Logic untuk Menilai Kolektibilitas Anggota Sebagai Pertimbangan Pengambilan Keputusan Pemberian Kredit Aplikasi fuzzy logic untuk pengambilan keputusan pemberian kredit

Lebih terperinci