ANALISIS HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PRAKTIK GIZI IBU RUMAH TANGGA DENGAN PENGGUNAAN GARAM BERIODIUM DI WILAYAH KABUPATEN BOGOR WIDYA ASTUTI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PRAKTIK GIZI IBU RUMAH TANGGA DENGAN PENGGUNAAN GARAM BERIODIUM DI WILAYAH KABUPATEN BOGOR WIDYA ASTUTI"

Transkripsi

1 1 ANALISIS HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PRAKTIK GIZI IBU RUMAH TANGGA DENGAN PENGGUNAAN GARAM BERIODIUM DI WILAYAH KABUPATEN BOGOR WIDYA ASTUTI DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2016

2 2 PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Hubungan Pengetahuan, Sikap, dan Praktik Gizi Ibu Rumah Tangga dengan Penggunaan Garam Beriodium di Wilayah Kabupaten Bogor adalah benar karya saya dengan arahan dari dosen pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor. Bogor, Agustus 2016 Widya Astuti NIM I

3 3 ABSTRAK WIDYA ASTUTI. Analisis Hubungan Pengetahuan, Sikap, dan Paktik Gizi Ibu Rumah Tangga dengan Penggunaan Garam Beriodium di Wilayah Kabupaten Bogor. Dibimbing oleh SITI MADANIJAH dan KARINA RAHMADIA E. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisi hubungan pengetahuan, sikap, dan praktik ibu rumah tangga dengan penggunaan garam beriodium di wilayah Kabupaten Bogor. Desain penelitian yang digunakan adalah cross sectional. Subjek berasal dari 7 kecamatan yang ada di Kabupaten Bogor. Jumlah subjek yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 168 ibu rumah tangga. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari- Mei Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara dengan subjek dengan menggunakan kuesioner. Berdasarkan uji korelasi Pearson tidak terdapat hubungan antara pengetahuan gizi dengan penggunaan garam (p>0.05). Begitupun dengan uji korelasi antara sikap gizi dengan penggunaan garam tidak terdapat hubungan yang signifikan (p>0.05). Hasil uji korelasi antara praktik gizi dengan penggunaan garam menunjukan adanya hubungan yang signifikan (p<0.05). Kata kunci: iodium, pengetahuan, penggunaan, praktik, sikap. ABSTRACT WIDYA ASTUTI. Analysis of Correlation Between Knowledge, Attitudes, and Practices of Nutrition among Housewives with Use of Iodize Salt in Bogor Distric. Supervised by SITI MADANIJAH and KARINA RAHMADIA E. The research was aimed to analyze the correlation between the knowledge, attitudes and practises of nutrition amoung housewives with the use of iodized salt.. Research design was cross-sectional. Subject come from 7 sub district in Bogor District. Number of subjects were 168 housewives. The research was conducted from February to May The data which is used in this research is primer data. The data was taken by spreading questionnaire. The Pearson correlation test showed no significant correlation between nutrition knowledge with the use of salt (p>0.05). Furthermore, the Pearson correlation test showed no significant correlation between nutrition attitude with the use of salt (p>0.05). There was significant correlation between nutrition practice with the use of salt (p<0.05). Keyword : attitude, iodine, knowledge, practice, use.

4 4 ANALISIS HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PRAKTIK GIZI IBU RUMAH TANGGA DENGAN PENGGUNAAN GARAM BERIODIUM DI WILAYAH KABUPATEN BOGOR WIDYA ASTUTI Skripsi Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Gizi dari Program Studi Ilmu Gizi pada Departemen Gizi Masyarakat DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2016

5

6 6 PRAKATA Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala karunia-nya shingga skripsi ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan bulan Februari-Mei 2016 ini adalah penggunaan garam beriodium, dengan judul Analisis Pengetahuan, Sikap, dan Paktik Gizi Ibu Rumah Tangga dengan Penggunaan Garam Beriodium di Kabupaten Bogor. Penulis mengucapkan terimaksih kepada: 1. Prof. Dr.Ir. Siti Madanijah, MS selaku dosen pembimbing skripsi, yang telah memberikan motivasi, bimbingan, dan arahan sejak awal penyusunan hingga terselesaikannya skripsi ini. 2. dr. Karina Rahmadia E, M.Sc selaku dosen pembimbing akadamemik dan pembimbing skripsi yang telah memberikan motivasi, bimbingan, dan arahan sejak awal perkuliahan di Departemen Gizi Masyarakat hingga terselesaikannya skripsi ini. 3. Prof. Dr. Ir Ali Khomsan, MS selaku dosen pemandu seminar dan penguji atas saran dan perbaikan dalam penulisan skripsi. 4. Ibu Leily Amalia Furkon, S.TP., M.Si selalu ketua penelitian Promosi Gizi Untuk Meningkatkan Status Iodium Anak di Daerah Endemik GAKI di Wilayah Jawa Barat yang telah memberikan kesempatan untuk bergabung dengan tim penelitian. 5. Mamah (Siti Aisyah, SH), Ayah (Aan Nugraha, SH, M.M), Adik (Windy Maudy Atiyah) atas motivasi, dukungan, doa dan kasih sayang yang diberikan untuk peneliti. 6. Wiwit, Nuzul, Lucky, Puspitasari, Delita, Putri, dan Hardiansyah, teman seperjuangan selama penelitian yang selalu memberikan dukungan, dan semangat kepada penulis. 7. Dinda, Pinon, dan Ica sahabat yang selalu menghibur, memberikan saran dan motivasi untuk penulis. 8. Diva, Rafika, Dipto, Adit dan Astari sahabat sedari TPB selalu memberikan semangat dan saran untuk penulis. 9. Andi, Agus, Dwikani, Yolandina, Anis dan semua teman-teman Program Studi Ilmu Gizi Angkatan 49 yang selalu mendukung penulis. Semoga skripsi ini bermanfaat. Bogor, Agustus 2016 Widya Astuti

7 7 DAFTAR ISI DAFTAR TABEL x DAFTAR GAMBAR x DAFTAR LAMPIRAN x PENDAHULUAN 1 Latar Belakang 1 Tujuan 3 Manfaat 3 KERANGKA PEMIKIRAN 3 METODE 5 Desain, Tempat, dan Waktu 5 Jumlah dan Cara Pengambilan Subjek 5 Jenis dan Cara Pengolahan Data 6 Pengolahan dan Analisis Data 6 Definisi Operasional 7 HASIL DAN PEMBAHASAN 8 Karakteristik Subjek 8 Penggunaan dan Penyimpanan Garam 9 Pengetahuan, Sikap, dan Praktik Gizi 12 Hubungan Antar Variabel 16 SIMPULAN DAN SARAN 18 DAFTAR PUSTAKA 19 LAMPIRAN 21

8 DAFTAR TABEL 1. Jenis dan cara pengumpulan data primer 6 2. Sebaran subjek berdasarkan karakteristik 8 3. Sebaran subjek berdasarkan jenis wadah penyimpanan garam 9 4. Sebaran subjek berdasarkan cara penyimpanan garam Sebaran subjek berdasarkan lokasi penyimpanan garam Sebaran subjek berdasarkan waktu penyimpanan garam Sebaran subjek berdasarkan penambahan garam Sebaran subjek berdasarkan ketersediaan garam di meja Sebaran subjek berdasarkan penggunaan dan penyimpanan garam Sebaran subjek berdasarkan tingkat pengetahuan gizi Sebaran subjek yang menjawab benar terhadap pertanyaan tentang 13 pengetahuan gizi 12. Sebaran subjek berdasarkan sikap gizi Sebaran subjek yang menjawab benar terhadap pertanyaan tentang 14 sikap gizi 14. Sebaran subjek berdasarkan praktik gizi Sebaran subjek yang menjawab benar terhadap pertanyaan tentang 15 praktik gizi 16. Sebaran subjek berdasarkan pengetahuan gizi dan penggunaan 16 garam 17. Sebaran subjek berdasarkan sikap gizi dan penggunaan garam Sebaran subjek berdasarkan praktik gizi dan penggunaan garam 17 DAFTAR GAMBAR 1. Kerangka pemikiran analisis hubungan pengetahuan, sikap, dan praktik gizi 4 DAFTAR LAMPIRAN 1. Kuesioner penelitian 22

9 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Iodium merupakan zat gizi mikro yang harus tersedia didalam tubuh yang berfungsi sebagai pembentuk hormon tiroid dan berguna untuk proses metabolisme di dalam tubuh. Menurut Djarot dan Setiowati (2010) dalam penelitiannya menyatakan konsumsi iodium pada garam mempengaruhi status iodium dan kejadian GAKI di masyarakat. Jika kadar KIO 3 dalam garam yang dikonsumsi memenuhi standar SNI yaitu ppm, maka status iodium individu akan tergolong cukup. Gangguan Akibat Kekurangan Iodium (GAKI) merupakan salah satu masalah gizi di Indonesia. Diketahui GAKI mempunyai ikatan erat dengan gangguan perkembangan mental dan kecerdasan. Menurut WHO dan UNICEF, sekitar satu juta penduduk di negara berkembang berisiko kekurangan iodium. Skala global GAKI merupakan masalah di 118 negara yang diderita oleh 1,5 juta orang. Sebanyak 12% diantaranya menderita gondok, 11,2 juta mengalami kretin dan lebih dari 43 juta jiwa menderita gangguan mental dengan berbagai tingkatan. Hasil survei prevalensi dan pemetaan GAKI tahun 2003 menunjukkan bahwa secara nasional prevalensi TGR (total goiter rate) ialah sebesar 11.1% (RAN GAKY 2004). Prevalensi GAKI di provinsi Jawa Barat tahun 2009 ialah sebesar 7% dari seluruh jumlah penduduk. Hal tersebut menunjukkan bahwa terdapat sekitar 2.9 juta orang di Provinsi Jawa Barat menderita GAKI. Secara umum GAKI masih dianggap sebagai masalah kesehatan karena prevalensinya masih lebih dari 5% (Depkes 2005). Defisiensi iodium merupakan salah satu masalah gizi kurang yang masih dihadapi oleh Pemerintah Indonesia. Defisiensi gizi ini dapat diderita orang pada setiap tahap kehidupan, mulai dari masa prenatal sampai dengan lansia. Akibat dari defisiensi iodium saat ini tidak hanya pembesaran kelenjar tiroid atau yang dikenal dengan gondok. Akan tetapi berpengaruh terhadap kualitas dari sumberdaya manusia mulai dari keguguran, lahir mati, cacat bawaan,kretinisme, hipotiroid hingga tumbuh kembang termasuk perkembangan otak sehingga terjadi penurunan potensi tingkat kecerdasan (Intelligence Quotien = IQ). Akibat luasnya defisiensi iodium, kemudian dikenal dengan Gangguan Akibat Kekurangan Iodium (GAKI) (Djokomoeljanto 2009). Penduduk yang tinggal di daerah rawan GAKI berisiko kehilangan IQ sebesar 13,5 point. Jika jumlah penduduk Indonesia 200 juta, berarti akan terjadi defisit tingkat kecerdasan sebesar 2 milyar IQ point pada penduduk Indonesia. Hal ini sangat mempengarui upaya peningkatan kualitas sumberdaya manusia (Almatsier 2004). Kekurangan iodium pada ibu hamil dapat menyebabkan abortus, bayi lahir mati, kelainan bawaan pada bayi yang akan dilahirkan, meningkatkan angka kematian parental, serta akan melahirkan bayi kretin dengan retardasi mental, pendek, muka dan tngan sembab serta terkadi kelianan otot. Dampak lain GAKI lainnya yaitu hipertiroid, jika pada ibu hamil akan mengakibatkan bayi yang dikandung akan lahir hipertiroidisme neonatal, berat lahir rendah dan kemungkinan mengalami cacat bawaan.

10 2 Solusi dari masalah GAKI ini adalah dengan diadakannya fortifikasi iodium pada garam dan terigu. Gagasan awal dilakukannya fortifikasi pada garam sudah menjadi wacana sejak tahun 1970-an. Dengan advokasi dari UNICEF, perhatian pertama diarahkan untuk mengatasi kekurangan iodium dengan fortifikasi garam yang dikenal dengan yodisasi garam. Tahun 2003 diadakan evaluasi pelaksanaan wajib yodisasi garam. Hasil menunjukkan kemajuan yang nyata. Ditahun 1980-an hanya 30% rumah tangga menggunakan garam beriodium, pada tahun 2003 meningkat menjadi 64%. Data terakhir menujukan pada tahun 2006 meningkat kembali menjadi 78% dengan catatan masih ada 30% kabupaten dengan konsumsi garam beriodium dibawah 50% (Soekiman 2011). Presentase rumah tangga menggunakan garam beriodium di Provinsi Jawa Barat baru 68,6%. Pencapaian ini masih jauh dari target nasional yaitu minimal 90% rumah tangga menggunakan garam cukup iodium. Hal tersebut juga terjadi di Kabupaten Bogor, baru 62,1% rumah tangga mempunyai garam cukup iodium (Riskesdas 2013). Rendahnya pencapaian konsumsi garam beriodium di Kabupaten Bogor dapat disebabkan ibu rumah tangga yang tidak menggunakan garam beriodium. Berdasarkan penelitan Wariyanto 2013 dalam Prawini (2013) ada kaitannya antara ibu rumah tangga dengan konsumsi garam beriodium, hasil penelitian menyatakan intervensi yang terbaik dilaksanakan untuk meningkatkan konsumsi garam beriodium adalah dengan cara peningkatan peran ibu rumah tangga dalam pendekatan keluarga. Menurut teori Lawrence Green (1980) dalam Prawini (2013), perilaku seseorang dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu faktor pendukung, faktor predisposisi, dan faktor pendorong. Faktor predisposisi yang dimaksud adalah faktor yang mempermudah terjadinya perilaku seseorang seperti pengetahuan, sikap, keyakinan, kepercayaan, tradisi, nilai-nilai dan unsur-unsur lain. Menurut Setiani (2010) ada hubungan tingkat pengetahuan ibu rumah tangga tentang GAKI dengan cara menyimpan dan menggunakan garam. Penggunaan garam beriodium merupakan salah satu altenatif bagi pencegahan dan penaggulangan GAKI. Kualitas garam beriodium dipengaruhi oleh cara penyimpanan dan cara penggunaan selama proses pemasakan. Penyimpanan dan penggunaan garam beriodium yang tidak benar akan mengurangi dan merusak kadar iodium (Arisman 2009). Pengetahuan tentang gizi dapat menentukan pemilihan makan, apabila pengetahuan seseorang rendah maka akan menyebabkan pemilihan makanan yang salah. Bertambahnya pengetahuan mengenai gizi, maka seseorang akan berkemampuan untuk menerapkan informasi yang didapatkan dalam kehidupan sehari-hari (Wardani 2009). Pengetahuan merupakan tahapan awal untuk mengetahui suatu keputusan, dimana pada akhirnya seseorang akan melakukan atau tidak seperti pengetahuan yang telah dimilikinya. Semakin bertambah pengetahuan seseorang maka diharapkan status gizinya juga akan menjadi lebih baik. Berdasarkan uraian di atas penulis tertarik untuk melakukan penelitian terkait hubungan antara pengetahuan, sikap, dan praktek ibu rumah tangga dengan penggunaan garam beriodium di wilayah Kabupaten Bogor.

11 3 Tujuan Tujuan Umum Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan, sikap, dan praktik gizi dengan penggunaan garam beriodium di Kabupaten Bogor. Tujuan Khusus Tujuan Khusus penelitian ini sebagai berikut : 1. Menganalisis pengetahuan ibu rumah tangga. 2. Menganalisis sikap ibu rumah tangga. 3. Menganalisis praktik ibu rumah tangga. 4. Menganalisis status pendidikan dan status ekonomi keluarga. 5. Menganalisis cara penggunaan dan penyimpanan garam beriodium. Manfaat Penelitian ini diharapkan dapat mengetahui tingkat pengetahuan, sikap, dan praktik gizi masyarakat mengenai penggunaan garam beriodium. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi masyarakat untuk lebih memahami pentingnya penggunaan garam beriodium. Bagi pembaca, penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan mengenai garam beriodium serta berguna bagi literartur penelitian. KERANGKA PEMIKIRAN Pengertian tentang defisiensi iodium saat ini tidak terbatas pada gondok dan kreatinisme, tetapi defisiensi iodium saat ini berpengaruh terhadap kualitas sumberdaya manusia secara luas, meliputi tumbuh kembang, termasuk perkembangan otak. Defisiensi iodium dinyatakan sebagai gangguan akibat kekurangan iodium (GAKI) yang menunjukkan luasnya pengaruh defisiensi iodium tersebut. Hingga saat ini gangguan akibat kekurangan iodium terdapat luas diseluruh dunia termasuk di Indonesia, dan penanggulangannya merupakan prioritas dari WHO (Almatsier 2004). Gangguan Akibat Kekurangan Iodium (GAKI) merupakan keadaan dimana tubuh kekurangan iodium dalam jangka waktu yang lama dan memilikidampak negatif pada manusia dari masa dalam kandungan hingga dewasa. Masalah defisiensi iodium paling besar terjadi pada daerah dataran tinggi karena umumnya kadar iodium dalam tanah pada area tersebut rendah, sedangkan masyarakat di daerah pegunungan sangat bergantung pada bahan makanan yang tumbuh di daerah tersebut (Trioyono dan Gunanti 2004). Ketersediaan iodium dalam suatu wilayah dapat berpengaruh terhadap konsumsi iodium dan status

12 4 iodium individu di suatu wilayah tersebut. Terdapat beberapa faktor resiko terjadinya GAKI yaitu daerah tempat tinggal yang mengandung rendah iodium, pengetahuan ibu mengenai jenis garam beriodium, sumber makanan kaya iodium, kadar iodium dalam garam, penanganan dan perlakuan garam, dan konsumsi makanan zat goitrogenik. Pengetahuan ibu yang rendah mengenai garam beriodium dan makanan sumber iodium dapat mempengaruhi perilaku pemilihan garam yang dikonsumsi sehingga dapat mempengaruhi status iodium. Menurut Standar Nasional Indonesia (SNI), standar dari kadar iodium yang terkandung didalam garam adalah ppm. Garam yang tidak mengandung standar iodium sesuai dengan SNI akan meningkatkan prevalensi GAKI. Hal lain yang dapat menyebabkan kekurangan iodium adalah perilaku penggunaan dan penyimpanan garam. Menurut Soetrisno et al (1985) menyatakan garam beriodium yang disimpan lebih dari 9 bulan akan mengalami kehilangan iodium sebesar 21%. Kerangka pemikiran dapat dilihat pada gambar 1 : Karakteristik contoh : 1. Identitas 4. Pekerjaan 2. Umur 5. Pendapatan 3. Pendidikan Kebiasaan Makan Faktor yang berhubungan penggunaan garam beriodium : 1. Pengetahuan 2. Sikap 3. Praktik Penggunaan dan penyimpanan garam: 1. Cara pencampuran garam pada saat memasak 2. Cara penyimpanan garam Status Iodium Keterangan : variabel yang diteliti : hubungan yang diteliti : variabel yang tidak diteliti : hubungan yang tidak diteliti Gambar 1 Kerangka pemikiran analisis hubungan pengetahuan, sikap, dan praktik gizi

13 5 METODE Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Data yang dikumpulkan adalah data primer. Data ini diperoleh melalui wawancara terstuktur menggunakan kuesioner. Penelitian ini bersifat kuantitatif dengan menggunakan desain cross sectional. Penelitian dilakukan di 7 kecamatan di wilayah barat Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat yaitu Kecamatan Parung Panjang, Kecamatan Leuwiliang, Kecamatan Parung, Kecamatan Cigudek, Kecamatan Tenjo, Kecamatan Nanggung dan Kecamatan Jasinga. Lokasi penelitian dipilih berdasarkan data cakupan penggunaan garam beriodium di 7 wilayah tersebut tergolong ke dalam kategori rendah dari rata-rata Kabupaten Bogor. Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari 2016-Mei Jumlah dan Cara Pengambilan Subjek Subjek pada penelitian ini adalah ibu rumah tangga. Penentuan jumlah subjek yang dibutuhkan dalam penelitian dilakukan menggunakan rumus perhitungan subjek minimal menurut Lemeshow et al (1997). Berikut adalah rumus perhitungan jumlah sampel minimal: ( ) ( ) Keterangan : n = jumlah subjek minimal yang dibutuhkan dalam penelitian = tingkat signifikansi pada 95% ( α=0.05) = 1.96 p = prevalensi konsumsi garam beriodium daerah Kabupaten Bogor = 62.1% d = simpangan mutlak (10%) Berdasarkan hasil perhitungan dari rumus tersebut, dengan signifikansi 95% (α=0.05), prevalensi konsumsi garam beriodium di Kabupaten Bogor 62.1% dan presisi 10% maka didapatkan jumlah minimal subjek yaitu sebanyak 90 ibu rumah tangga. Dengan mempertimbangkan adanya kemungkinan drop out sebanyak 5%, maka jumlah subjek minimal dalam peleitian ini ditetapkan sebanyak 95 ibu rumah tangga. Jumlah subjek dari penelitian ini sebanyak 168 ibu rumah tangga. Masing-masing kecamatan diwakili oleh 24 ibu rumahtangga sebagai subjek.

14 6 Jenis dan Cara Pengumpulan Data Data yang dikumpulkan terdiri dari data primer. Data primer diperoleh melalui pengamatan langsung dan wawancara langsung dengan alat bantu kuesioner. Data primer meliputi karakteristik subjek (umur,lama pendidikan, tingkat pendidikan, perkerjaan, dan pendapatan keluarga), faktor resiko (pengetahuan, sikap, dan praktik gizi), dan cara penggunaan dan penyimpanan garam. Tabel 1 Jenis dan cara pengumpulan data primer No. Variabel Cara pengumpulan 1. Karakteristik Subjek - Identitas - Umur Kuesioner - Pendidikan - Pekerjaan - Pendapatan 2. Faktor yang beruhubungan dengan penggunaan garam - Pengetahuan Kuesioner - Sikap - Praktik 3. Penggunaan dan penyimpanan garam - Cara penggunaan garam pada masakan - Cara penyimpanan garam Kuesioner dengan check list - Lokasi penyimpanan garam - Wadah yang digunaka untuk menyimpan garam - Lama penyimpanan garam Pengolahan dan Analisis Data Proses pengolahan data meliputi editing, coding, entry,cleaning dan analisis. Data yang diperoleh dianalisis secara statistik deskriptif yang selanjutnya dilakukan pengolahan data dengan sistem komputerisasi menggunakan microsoft excel. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan program SPSS 22.0 for Windows. Uji hubungan dilakukan pada variabel pengetahuan, sikap, dan praktik gizi dengan penggunaan garam beriodium. Sebelumnya dilakukan uji normalisasi terlebih dahulu, kemudian dilanjutkan dengan uji korelasi Pearson. Karakteristik subjek meliputi umur, lama pendidikan, tingkat pendidikan, pekerjaan, besar keluarga, dan pendapatan keluarga. Data faktor yang berhubungan dengan penggunaan garam (pengetahuan, sikap, dan praktik) dikategorikan berdasarkan Khomsan (2000), dengan skor yaitu kurang (<60%), sedang (60-80%), dan baik (>80%). Data penggunaan dan penyimpanan garam diberi skor bernilai 1 apabila menjawab benar dan skor bernilai 0 apabila menjawab salah. Data ini dikategorikan menjadi rendah (1-3) dan tinggi (4-6).

15 7 Definisi Operasional Contoh adalah ibu rumah tangga di wilayah lokasi penelitian, Kabupaten Bogor. Karakteristik contoh adalah kondisi contoh yang digambarkan melalui beberapa komponen yaitu identitas, umur, pendidikan, pekerjaan, dan pendapatan keluarga. Garam Beriodium adalah garam yang telah ditambahkan iodium dalam bentuk kalium iodat (KIO 3 ) sebanyak ppm. Gangguan akibat kekurangan iodium adalah sekumpulan gejala yang timbul karena tubuh seseorang kekurangan unsur iodium secara terus menurus dalam jangka waktu cukup lama. Faktor berhubungan dengan penggunaan garam adalah faktor yang mempengaruhi penggunaan garam yang digambarkan dalam beberapa komponen yaitu pengetahuan, sikap, dan praktik. Pengetahuan adalah kemampuan yang dimiliki ibu rumah tangga terkait dengan zat gizi, perilaku hidup bersih dan sehat, dan penggunaan garam beriodium. Sikap adalah perasaan yang biasa dirasakan ibu rumah tangga dalam menaggapi hal terkait pengetahuan mengenai gizi, perilaku hidup bersih dan sehat, dan penggunaan garam beriodium. Praktik adalah tindakan yang biasa dilakukan ibu rumah tangga dalam menerapakan pengetahuan mengenai gizi, perilaku hidup bersih dan sehat, dan penggunaan garam beriodium. Lama Penyimpanan adalah kurun waktu yang digunakan untuk menyimpan sampel. Lokasi Penyimpanan adalah tempat dimana biasa sampel disimpan, seperti di dekat kompor,di dalam lemari, atau di atas meja. Penggunaan garam adalah kondisi saat contoh melakukan penambahan garam pada masakan. Penyimpanan garam adalah perlakuan yang digunakan dalam menyimpan garam dalam kondisi terbuka atau tertutup. Wadah Penyimpanan adalah tempat yang digunakan untuk menyimpan garam meliputi plastik bening, plastik gelap, kaca bening, kaca gelap.

16 8 HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Subjek Karakteristik subjek dari penelitian ini terdiri dari umur, status perkawinan, besar keluarga,lama pendidikan, pendidikan, pekerjaan, dan pendapatan dari subjek. Subjek dalam penelitian ini adalah ibu rumah tangga di Kabupaten Bogor yang berasal dari 7 kecamatan. Setiap kecamatan diambil 24 subjek sehingga total jumlah subjek pada penelitian ini sebanyak 168 subjek. Tabel 2 dibawah ini menunjukkan sebaran dari karakteristik subjek. Tabel 2 Sebaran subjek berdasarkan karakteristik Karakteristik Subjek n % Status perkawinan Menikah Janda Pendidikan Tidak tamat sekolah SD SMP SMA Diploma Pekerjaan Ibu rumah tangga Pedagang Petani Buruh Cuci Guru Wiraswasta Besaran keluarga Keluarga kecil Keluarga sedang Keluarga besar Pendapatan Keluarga (rupiah/bulan) Rendah (< ) Tinggi ( ) Rentang umur dari subjek berkisar dari 20 tahun hingga 61 tahun dengan rata-rata umur ± 38 tahun dan subjek berstatus menikah (94.6%). Tingkat pendidikan dari subjek tergolong rendah. Hal ini ditunjukan dengan subjek yang mempunyai ijazah SD yaitu sebesar 53%. Hal ini terjadi karena kurangnya kesadaran subjek akan pentingnya pendidikan, dan faktor lingkungan yang tidak mendukung salah satunya adalah faktor ekonomi. Mata pencarian atau pekerjaan merupakan salah satu hal penting didalam kehidupan. Pekerjaan akan menentukan pendapatan dari suatu rumah tangga. Sebanyak 137 subjek (81.5%) responden merupakan ibu rumah tangga yang tidak bekerja sehingga pendapatan keluarga hanya berasal dari suami subjek. Subjek

17 9 yang berprofesi sebagai guru sangat rendah hal ini disebabkan pendidikan subjek yang rendah dan hanya 1 subjek yang menempuh pendidikan hingga mendapatkan ijazah diploma. Besar keluarga ini ditentukan oleh jumlah anggota keluarga yang masih tinggal bersama dalam satu keluarga atau masih dalam satu atap rumah. Besar keluarga dapat dikelompokan menjadi tiga berdasarkan Hurlock (1998) yaitu keluarga kecil jika jumlah anggota keluarga 4 orang, keluarga sedang jika jumlah anggota keluarga 5-7 orang, dan keluarga besar jika jumlah anggota keluarga 8 orang. Sebagian besar keluarga subjek dalam penelitian ini termasuk kedalam kategori keluarga sedang, yaitu sebanyak 53%. Rata-rata pendapatan dari subjek yaitu sebesar Rp Pendapatan maksimal dari subjek sebesar 33 juta dan pendapatan minimum dari subjek yaitu sebesar 1 juta Hasil analisis (Tabel 1) menunjukkan 71.4% subjek mempunyai pendapatan rendah atau masih dibawah UMR Kabupaten Bogor. Hal tersebut disebabkan sumber pendapatan dari subjek hanya berasal dari suami. Penggunaan dan Penyimpanan Garam Kerusakan atau turunnya kadar iodat dalam garam beriodium selama penyimpanan dan proses pengolahan maupun pemasakan masih menjadi perdebatan. Beberapa isu yang menyatakan bahwa penggunaan garam beriodium di Indonesia tidak efektif karena kadar iodium sebagai iodat dalam garam akan berkurang apabila tercampur dengan bumbu masak. Hal lain menyatakan beberapa bumbu masak seperti cabe, terasi, ketumbar, merica dan cuka yang ditambahkan dengan garam beriodium saat memasak akan menurunkan kadar iodat bahkan menghilangkan iodium dalam garam (Cahyadi 2009). Berdasarkan hasil analisis menunjukkan subjek menggunakan 5 jenis wadah dalam menyimpan garam. Kelima jenis wadah tersebut adalah kaca bening, kaca gelap, plastik bening, plastik gelap, dan lainnya adalah bungkus dari garam iu sendiri. Tabel 3 menunjukkan jenis wadah penyimpanan garam yang digunakan subjek. Sebagian besar subjek (63.7%) yang menggunakan plastik bening dalam menyimpan garam. Sebanyak 2.4% subjek menyimpan garam dalam bungkusnya dan dalam keresek berwarna gelap bagi subjek yang membeli garam bata. Penggunaan wadah bening dan berbahan plastik akan menyebabkan kehilangan kadar iodium lebih tinggi, karena sifat iodium yang peka terhadap cahaya (Cahyadi 2006). Tabel 3 Sebaran subjek berdasarkan jenis wadah penyimpanan garam Jenis Wadah n % Kaca bening Plastik bening Plastik gelap Lainnya Menurut Buckle et al dalam Irawati (1993) plastik bening mempunyai daya tembus uap air yang tinggi. Selain itu warna plastik yang terang dapat mempercepat oksidasi iodium. Plastik ini tidak tahan terhadap oksigen, permeabilitas oksigen dapat terjadi melalui pori-pori plastik, hal tesebut

18 10 menyebabkan kalium iodat yang ada pada garam akan membebaskan I 2 berupa gas ke udara. Kehilangan kadar iodium pada garam yang dikemas dengan gelas bening dapat disebabkan terjadinya oksidasi cahaya, mengingat iodium peka terhadap sinar ultra violet (Syarief et al dalam Irawati 1993). Berbeda halnya dengan gelas yang berwarna gelap, unsur tembaga oksida dan kadmium sulfida yang memberi warna gelap mampu menahan oksidasi cahaya, sehingga kehilangan kadar iodium lebih sedikit. Disamping itu gelas bersifat kedap terhadap cahaya dibandingkan dengan plastik, oleh karena itu wadah berbahan gelas dapat menahan kehilangan kadar iodium lebih baik daripada kemasan plastik (Syarief et al dalam Irawati 1993). Setiap subjek mempunyai cara masing-masing dalam menyimpan garam. Penyimpanan yang dilakukan subjek dikategorikan menjadi 2 kategori yaitu disimpan dengan wadah terbuka dan dengan wadah tertutup. Cara menyimpan garam dengan wadah tertutup merupakan cara terbanyak yang dilakukan oleh subjek (89.3%). Penyimpanan garam yang baik adalah dengan cara menutup wadah tempat menyimpan garam. Hal tersebut dikarenakan kadar iodium yang terkandung dalam garam lebih cepat hilang. Wadah yang baik untuk menyimpan garam agar iodium dalam garam tidak hilang adalah wadah yang tidak menyerap cahaya dan tidak mudah ditembus cahaya (Depkes RI 2005). Tabel 4 menunjukkan cara penyimpanan garam. Tabel 4 Sebaran subjek berdasarkan cara penyimpanan garam Kategori n % Wadah tertutup Wadah terbuka Lokasi penyimpanan garam juga mempengaruhi kadar iodium yang terkandung dalam garam. Semakin dekat lokasi penyimpanan dengan panas maka akan semakin tinggi kehilangan kadar iodium dalam garam (Saputri & Soekarti 2006). Cahaya dan sinar matahari akan mengurangi kandungan iodium dalam garam karena sifat iodium yang mudah menguap jika teroksidasi oleh cahaya atau sinar matahari. Hasil analisis menunjukkan kebanyakan subjek menyimpan garam di lemari yang tidak terpapar matahari (44.4%). Lemari yang digunakan subjek untuk menyimpan garam adalah kitchen set yang biasa digunakan untuk menyimpan bumbu di dapur. Tabel 5 menujukan presentase lokasi penyimpanan garam subjek Tabel 5 Sebaran subjek berdasarkan lokasi penyimpanan garam Lokasi n % Dekat kompor, terpapar matahari Dekat kompor, tidak terpapar matahari Di lemari, terpapar matahari Di lemari, tidak terpapar matahari Menurut Saputri dan Soekarti (2006), lama penyimpanan garam yang baik adalah kurang dari 15 hari. Garam yang disimpan lebih atau sama dengan 15 hari setelah dilakukan tes dengan iodine test ternyata tidak mengandung iodium. Sebagian besar subjek (57.7%) menyimpan garam selama <2 minggu. Hal

19 11 tersebut memungkinkan kadar iodium dalam garam yang digunakan oleh responden tidak berkurang akibat durasi penyimpanan yang tidak terlalu lama. Tabel 6 menunjukkan lama penyimpanan garam yang dilakukan subjek Tabel 6 Sebaran subjek berdasarkan waktu penyimpanan garam Lama penyimpanan n % < 2 minggu minggu bulan Missing cases Proses pengolahan makanan yang lama cenderung akan menyebabkan banyak kehilangan iodium. Masakan tipe berlemak dan dimasak sampai kering kerusakan iodiumnya hingga 60-70%, hal ini dipengaruhi oleh santan yang sudah kering seperti minyak yang menyebabkan suhu pengolahan menjadi lebih tinggi. Kadar iodium setelah proses pengolahan masakan tergatung pada faktor iodium dalam garam yang digunakan. Jenis dan jumlah bumbu serta durasi pengolahan akan berpengaruh terhadap hilangnya kandungan iodium (Cahyadi 2009).Garam merupakan bumbu yang pasti ditambahkan kedalam masakan. Garam akan memberikan rasa asin pada masakan. Kebiasan dalam menambahkan garam pada masakan berbeda-beda setiap individu. Tabel 7 yang menunjukkan kebiasan penambahan garam pada subjek. Tabel 7 Sebaran subjek berdasarkan penambahan garam Kategori n % Saat memasak Setelah memasak Kondisi saat memasak adalah kondisi saat api pada kompor menyala, sementara kondisi setelah memasak adalah kondisi saat api kompor sudah tidak menyala. Sebanyak 153 atau sebesar 80.5% melakukan penambahan garam pada saat memasak. Menurut Adrian et.al (2010), cara menggunakan garam yang benar saat pemasakan adalah tidak membubuhkan saat masakan masih mendidih tetapi setelah masakan matang dan siap disajikan. Hal tersebut disebabkan oleh kandungan iodium dalam sayur akan berkurang dalam waktu 10 menit. Penggunaan garam beriodium yang salah dapat mengurangi dan merusak kadar iodium (Arisman 2009). Menurut Wang et al dalam Cahyadi (2006) dalam kadar iodium akan hilang pada suhu 37 ⁰ C dan kelembaban di bawah 76%. Hal lain yang mempengaruhi kadar iodium dalam garam adalah bercampurnya garam dengan bumbu lain menyebabkan kadar idoium sebagai iodat dalam garam berkurang dan berubah menjadi spesi iodium lain. Sementara itu bumbu masak seperti cabai, merica, terasi, ketumbar dan cuka yang ditambahkan pada garam beriodium pada saat pemasakan akan menurunkan kadar iodat bahkan dapat menghilangkan 100% kadar iodium (Cahyadi 2009 dalam Yanti 2015) Selain garam yang ditambahkan dalam proses pemasakan, ada juga garam yang ditambahkan saat masakan akan dimakan. Garam yang ditambahakan adalah yang disimpan di meja makan. Garam ini ditambahakan bila masakan terasa

20 12 hambar. Subjek yang menyediakan garam di meja sebesar 12.1% dari 168 subjek. Hal tersebut menunjukkan ketersedian garam di meja masih rendah. Berikut ini adalah tabel 8 yang menunjukkan ketersedian garam di meja. Tabel 8 Sebaran subjek berdasarkan ketersediaan garam di meja Kategori n % Ya Tidak Hasil perhitungan dari seluruh aspek penggunaan dan penyimpanan garam menunjukan rata-rata subjek mendapatkan skor 3. Berdasarkan skor tersebut subjek dikategorikan menjadi kategori kurang (1-3 skor) dan baik (4-6). Tabel 9 menunjukkan sebaran subjek terhadap penggunaan dan penyimpanan garam. Hasil analisis menujukan subjek tergolong kurang (72%). Tabel 9 Sebaran subjek berdasarkan penggunaan dan penyimpanan garam Kategori n % Kurang (1-3) Baik (4-6) Pengetahuan, Sikap, dan Praktik Gizi Pengetahuan merupakan hasil pengindraan seseorang terhadap suatu objek tertentu. Pengetahuan tentang gizi dipengaruhi oleh berbagai informasi yang dilihat dan didengar dari berbagai media yang ada (Notoatmojo 2010). Pengetahuan menjadi sebuah landasan penting yang menentukan konsumsi pangan suatu rumah tangga. Individu yang mempunyai pengetahuan gizi baik akan mempunyai kemampuan untuk menerapkan pengetahuan gizi dalam pemilihan pengolahan pangan sehingga konsumsi pangan yang mencukupi bisa lebih terjamin (Khomsan 2000). Tabel 10 menunjukkan sebaran subjek berdasarkan tingkat pengetahuan gizi. Tabel 10 Sebaran subjek berdasarkan tingkat pengetahuan gizi Kategori n % Kurang (<60 %) Sedang (60-80%) Baik (>80%) Tingkat pengetahuan subjek masih rendah yaitu sebesar 80.4% (Tabel 9) memiliki pengetahuan gizi yang kurang. Pengetahuan gizi yang kurang dari subjek dapat disebabkan karena tingkat pendidikan subjek yang masih rendah. Rata-rata pendidikan subjek yaitu hanya memiliki ijazah SD. Topik pernyataan yang paling banyak dijawab benar oleh subjek adalah topik nomor 15 mengenai cara menjaga berat badan. Sebanyak 155 subjek menjawab dengan benar topik pertanyaan tersebut (Tabel 11). Hal tersebut dapat diartikan subjek sudah mengetahui cara yang benar untuk menjaga berat badan agar tetap normal. Selain itu topik nomor 14 (86.9%) subjek dapat menjawab

21 13 dengan benar, hal tersebut menunjukkan subjek sudah mengetahui akibat dari tidak sarapan. Sebanyak 83.3% subjek dapat menjawab dengan benar topik pertanyaan mengenai susunan menu beragam dan seimbang. Artinya subjek sudah mengetahui mengenai Pedoman Gizi Seimbang (PGS). Akan tetapi hanya 8.9% subjek yang dapat menjawab pertanyaan dengan benar mengenai cara mengetahui kandungan garam berodium (nomor 20). Tingkat pendidikan subjek yang tergolong rendah merupakan salah satu penyebabnya. Sebanyak 10.1% subjek yang menjawab benar pertanyaan nomor 7, hal ini disebabkan oleh kurangnya pengetahuan subjek mengenai fungsi dari zat gizi untuk tubuh. Subjek yang menjawab topik pertanyaan pengetahuan gizi nomor 9 tergolong rendah (12.5%), disebabkan oleh subjek masih beranggapan bahwa sumber zat besi hanya berasal dari bayam. Tabel 11 Sebaran subjek yang menjawab benar terhadap pertanyaan tentang pengetahuan gizi No Topik Pertanyaan n % 1. Salah satu jenis zat gizi makro adalah karbohidrat Fungsi protein adalah untuk kekebalan tubuh Jenis makanan sumber lemak yaitu ikan dan telur Akibat kelebihan karbohidrat pada anak mengakibatkan kelebihan berat badan Kekurangan protein pada anak mengakibatkan gangguan pertumbuhan badan 6. Vitamin merupakan salah satu zat gizi yang dibutuhkan dalam jumlah sedikit oleh tubuh 7. Fungsi dari vitamin dan mineral sebagai zat pengatur Jambu merupakan salah satu buah yang mengandung vitamin C Hati merupakan salah satu sumber zat besi yang dapat diserap tubuh 10. Akibat dari kekurangan vitamin D menyebabkan gangguan pada tulang 11. Nasi, telur dadar, sayur bayam, dan pisang merupakan salah satu contoh menu beragam, bergizi, dan seimbang 12. Membuang sampah ditempat sampah merupakan contoh perilaku hidup bersih dan sehat 13. Manfaat perilaku hidup bersih dan sehat adalah mencegah penyakit diare 14. Kurangnya konsentrasi merupakan salah satu akibat tidak sarapan Cara menjaga berat badan agar tetap normal dengan melakukan olahraga secara teratur 16. Iodium merupakan kelompok zat gizi mineral Akibat kekurangan iodium akan menyebabkan gondok Mudah kedinginan merupakan salah satu akibat kekurangan iodium pada orang dewasa 19. Salah satu pangan sumber iodium adalah ikan laut Cara mengetahui kandungan garam beriodium yaitu dengan menggunakan tes parut singkong Sikap adalah reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap stimulus atau objek. Sikap itu tidak dapat langsung dilihat, tetapi hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku yang tertutup (Badri 2011). Tabel

22 14 12 menunjukkan sebaran sikap gizi subjek berada dalam kategori sedang, yaitu sebesar 61.3%. Hal tersebut menununjukan sikap gizi subjek dalam keseharian cukup memahami tentang sikap gizi. Tabel 12 Sebaran subjek berdasarkan sikap gizi Kategori n % Kurang (<60 %) Sedang (60-80%) Baik (>80%) Topik dari pertanyaan nomor 13 dan 15 (Tabel 13) adalah topik yang paling banyak dijawab benar oleh subjek. Sebanyak 160 subjek (95.2%) dapat menjawab dengan benar pertanyaan kuesioner mengenai sikap gizi. Karena subjek merupakan ibu rumah tangga yang mengalami kenaikan berat badan maka subjek merasa setuju dengan pertanyaan tersebut. Subjek juga sependapat akan tidak diperbolehkannya anak-anak jajan sembarangan, karena hal tersebut dapat menimbulkan penyakit. Selain itu topik nomor 4 menjadi topik yang dapat dijawab dengan benar oleh subjek (86.3%). Hal ini menunjukkan sikap subjek yang setuju bahwa pangan sumber protein dapat mencegah sakit atau dapat meningkatkan imunitas tubuh. Hal tersebeut sejalan dengan sikap dari subjek yang setuju bahwa protein berfungsi sebagai pencegah penyakit. Subjek yang dapat menjawab benar pertanyaan nomor 3 yaitu sebesar 17.3%. Subjek beranggapan sumber energi untuk sarapan tidak cukup dari nasi uduk dan telur saja. Subjek (18.5%) yang beranggapan bahwa mengkonsumsi vitamin dan mineral itu dalam jumlah banyak (nomor 6), padahal seharusnya cukup mengkonsumsi dalam jumlah sedikit. Pangan sumber zat besi yang baik adalah pangan hewani, akan tetapi hanya 19% subjek yang beranggapan pangan hewani lebih baik daripada pangan nabati sebagai sumber zat besi. Tabel 13 Sebaran subjek yang menjawab benar terhadap pertanyaan tentang sikap gizi No Topik Pernyataan n % 1. Konsumsi beranekaragam pangan sumber kabohidrat Sumber lemak esensial Sumber energi untuk sarapan Pencegahan sakit dengan mengkonsumsi sumber protein Konsumsi gorengan untuk memenuhi kebutuhan kemak Kebutuhan karbohidrat dan protein, vitamin, dan mineral Fungsi asupan vitamin dan mineral Fungsi sayur dan buah sebagai sumber vitamin dan mineral 9. Sumber zat besi terbaik bagi tubuh Akibat dari kekurangan vitamin dan mineral Konsumsi pangan pokok sumber karbohidrat selain nasi Mencuci tangan menggunakan sabun dan air bersih Anak-anak diperbolehkan membeli jajan dimana saja Membiasakan anak-anak untuk sarapan pagi Membiasakan diri untuk berolahraga

23 15 Tabel 13 Sebaran subjek yang menjawab benar terhadap pertanyaan tentang sikap gizi (lanjutan) No Topik Pernyataan n % 16. Pentingnya iodium untuk perkembangan otak Garam yang baik untuk dikonsumsi adalah yang dibuat secara murni oleh petani garam 18. Semua garam yang ada di pasaran adalah baik Menyediakan ikan laut minimal seminggu sekali Pemerintah telah menetapkan aturan mengenai garam yang beredar dipasaran Berdasarkan Notoatmodjo (2003) dalam Dhewi, suatu sikap belum dapat terwujud dalam suatu tindakan (cover behavior). Untuk mewujudkan sikap menjadi suatu tindakan nyata diperlukan faktor pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan. Di antara sikap dan tindakan terdapat variabel antara yaitu praktik. Tabel 14 menunjukkan sebaran subjek berdasarkan praktik gizi tergolong kedalam kategori sedang. Jumlah subjek yang termasuk kedalam kategori tesebut sebesar 84 subjek (50%). Tabel 14 Sebaran subjek berdasarkan praktik gizi Kategori n % Kurang (<60 %) Sedang (60-80%) Baik (>80%) Berdasarkan hasil analisis (Tabel 14) topik pertanyaan mengenai pangan sumber protein untuk imunitas tubuh (nomor 4) adalah yang paling banyak dijawab secara benar. Hal ini menunjukkan bahwa responden sudah terbiasa mengonsumsi pangan sumber protein dan mengetahui manfaat protein untuk imunitas tubuh. Sebanyak 89.3% subjek menjawab topik nomor 19 secara benar, artinya subjek sudah mempraktikan cara penyimpanan garam yang benar. Sementara itu hanya 15.5% subjek yang menimbang berat badan secara teratur Tabel 15 Sebaran subjek yang menjawab benar terhadap pertanyaan tentang praktik gizi No Topik Pertanyaan n % 1. Menyiapkan beranekaragam pangan sumber karbohidrat untuk keluarga 2. Menyediakan menu hewani untuk kebutuhan lemak esensial Menyediakan menu srapan lengkap untuk memenuhi kebutuhan energi Menyediakan pangan sumber ptotein untuk imunitas tubuh Memperbolehkan anak untuk jajan gorengan sebagai sumber lemak Mengkonsumsi sayur & buah sebagai sumber vitamin dan mineral Mengkonsumsi suplemen untuk mencegah sakit Mengkonsumsi susu sebagai sumber kalsium Mengkonsumsi aneka pangan hewani untuk memenuhi kebutuhan zat besi. 10. Beraktivitas di luar ruangan untuk memenuhi kebutuhan vitamin D

24 16 Tabel 15 Sebaran subjek yang menjawab benar terhadap pertanyaan tentang praktik gizi (lanjutan) No Topik Pertanyaan n % 11. Mengonsumsi buah setiap hari Mencuci tangan menggunakan sabun Memperbolehkan anak untuk membeli Melakukan sarapan setiap pagi Rutin melakukan olahraga Rutin menimbang berat badan Memeriksa label pada kemasan garam Mengatur dan menyediakan makanan laut Menyimpan garam dapur di tempat yang tertutup dan tidak terkena sinar matahari 20. Menyajikan singkong dan kol dalam kondisi matang Hubungan Antar Variabel Hubungan Pengetahuan Gizi dengan Penggunaan Garam Tabel 16 menunjukkan subjek yang tergolong pengetahuan gizi kurang, terdapat kecenderungan penggunaan garam rendah (72.6%). Sementara subjek yang tergolong kedalam pengetahuan gizi baik, rendah dalam penggunaan garam. Tabel 16 Sebaran subjek berdasarkan pengetahuan gizi dan penggunaan garam Penggunaan Garam Pengetahuan Gizi Kurang Baik Total n % n % n % Kurang Sedang Baik Total r p Hasil uji korelasi Pearson menunjukkan tidak adanya hubungan yang signifikan (p>0.05) antara penggunaan garam dengan pendidikan subjek.hal ini sejalan dengan penelitian Dhewi (2009), tidak ada hubungan anatara pengetahuan gizi dengan penggunaan garam. Sehingga dapat diartikan pengetahuan bukan merupakan faktor yang mempengaruhi penggunaan garam oleh ibu rumah tangga di Kabupaten Bogor. Namun hal ini tidak sejalan dengan penelitian Hartati (2013), yang menyatakan adanya hubungan antara pengetahuan ibu rumah tangga dengan perilaku ibu rumah tangga terhadap penggunaan garam beriodium. Hasil penelitin Setriani et al (2010) yang menyatakan adanya hubungan antara tingkat pengetahuan dengan cara menyimpan garam dan penggunaan garam beriodium. Menurut Notoatmodjo (2003) dalam Dhewi, dalam praktik kehidupan sehari-hari proses perubahan atau terbentuknya perilaku tidak selalu diperoleh melalui tahap pengetahuan, sikap, dan praktik. Terkadang fakta menunjukkan

25 17 seseorang berperilaku positif, tidak selalu didukung oleh pengetahuan yang positif pula, bahkan pengetahuan yang dimilikinya masih bersifat negatif. Hubungan Sikap Gizi dengan Penggunaan Garam Tabel 17 menunjukkan subjek yang tergolong kedalam kategori sikap gizi sedang, memiliki kecenderungan penggunaan garam yang kurang (73.8%). Sementara itu subjek yang termasuk kedalam kategori sikap gizi baik, tinggi dalam penggunaan garam (66.7%). Hasil uji korelasi Pearson menunjukkan tidak adanya hubungan yang signifikan (p>0.5) antara penggunaan garam denga sikap subjek. Hal ini sejalan dengan penelitian Dhewi (2009), tidak ada hubungan antara sikap dengan penggunaan garam pada ibu rumah tangga. Sehingga dapat diartikan sikap bukan merupakan faktor yang mempengaruhi penggunaan garam oleh ibu rumah tangga di Kabupaten Bogor. Tabel 17 Sebaran subjek berdasarkan sikap gizi dan penggunaan garam Penggunaan Garam Sikap Gizi Kurang Baik Total n % n % n % Kurang Sedang Baik Total r p Penggunaan garam beriodium dipengaruhi oleh adanya pengalaman pribadi yang menentukan sikap dari subjek. Sikap merupakan hal yang dapat berubah-ubah yang disebabkan oleh pengaruh lingkungan dan kebiasaan (Azwar 2009), menunjukkan sikap bukan merupakan faktor yang mempengaruhi penggunaan garam. Menurut Amalia (2015), pada umumnya masyarakat yang memiliki pengetahuan, sikap, dan praktik gizi terkait iodium tergolong sedang dan cenderung rendah tidak menetahui pangan sumber iodium dan manfaat iodium bagi kesehatan, termasuk iodium yang terkandung dalam garam. Hubungan Praktik Gizi dengan Penggunaan Garam Tabel 18 menunjukkan subjek yang tergolong kedalam kategori praktik gizi kurang, memiliki kecenderungan penggunaan garam kurang (84.4%). Sementara subjek yang termasuk kedalam kategori pengetahuan gizi baik, baik juga dalam penggunaan garam (42.8%). Hasil uji korelasi Pearson menujukan adanya hubungan yang signifikan (p<0.5) antara praktik gizi dengan penggunaan garam. Hal ini sejalan dengan penlitian Agustini (1999), menyatakan adanya hubungan positif yang nyata pada praktik ibu hamil dengan penggunaan garam beriodium.

26 18 Tabel 18 Sebaran subjek berdasarkan praktik gizi dan penggunaan garam Penggunaan Garam Praktik Gizi Kurang Baik Total n % n % n % Kurang Sedang Baik Total r p SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Subjek pada penelitian ini adalah ibu rumahtangga dengan rata-rata usia ± 38 tahun dan tingkat pendidikan subjek rata-rata tamatan sekolah dasar menyebabkan jenis pekerjaan yang dapat dilakukan oleh subjek tidak bervariasi sehingga pendapatan subjek tergolong rendah. Pengetahuan gizi subjek tergolong kategori kurang (80.4%), sikap gizi subjek tergolong kategori sedang (61.3%), dan praktik gizi subjek tergolong kategori sedang (50%). Hasil uji korelasi Pearson menunjukkan tidak terdapat hubungan antara pengetahuan dan sikap gizi dengan penggunaan garam (p>0.05). Terdapat hubungan antara praktik gizi dengan penggunaan garam (p<0.05). Hal tersebut dapat diartikan jika pengetahuan dan sikap bukan faktor utama yang mempengaruhi penggunaan garam pada ibu rumah tangga. Sementara itu praktik dapat mempengaruhi penggunaan garam ibu rumah tangga. Saran Pengetahuan, sikap, dan praktik yang masih rendah menunjukkan masih kurangnya informasi yang didapat oleh subjek mengenai penggunaan garam. Upaya yang dapat dilakukan adalah dengan peningkatan pengetahuan melalui penyuluhan. Penyuluhan dapat menggunakan media informasi berupa video, leaflet, ataupun buku yang berisikan informasi mengenai garam beriodium dan cara penggunaan yang baik dan benar. Saran untuk penelitian selanjutnya yaitu menjadikan perusahaan garam sebagai subjek penelitian dan menguji kandungan iodium pada masakan dengan perbedaan proses memasak. Hal ini bertujuan untuk mengetahuai kesesuaian kadar iodium pada garam yang di produksi dan mengetahui proses pemasakan yang baik untuk menjaga kadar iodium dalam garam.

27 19 DAFTAR PUSTAKA [Depkes RI] Departemen Kesehatan RI Media Advokasi Penanggulangan GAKI. Jakarta (ID): Pusat Promosi Kesehatan Depkes RI. [Dinkes] Dinas Kesehatan Provinsi Jabar Pedoman Penanggulangan GAKY Bagi Petugas Kesehatan. [Riskesdas] Riset Kesehatan Dasar Hasil Riset Kesehatan Dasar Jakarta (ID): Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI. Adrian,Estu S, Jazila dan Waryana Tingkat Pengetahuan GAKY Dengan Penanganan Garam Beriodium Oleh Ibu Rumah Tangga di Desa Belah,Kecamatan Donorejo Kabupaten Pacitan. MGMI. Vol. 2 No.1. Agustini H Praktek Penggunaan Garam Beriodium Pada Rumah Tangga Ibu Hamil Di Kecamatan Bogor Utara, Kotamadya Bogor. [Skripsi] Bogor (ID). Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor. Almatsier S Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta (ID): Gramedia Pustaka Utama. Amalia L, Permatasari I I, Khomsan A, Riyadi H, Herawati T, dan Nurdiani R. Pengetahuan, Sikap, dan raktek Gizi Ibu Terkait Iodium Dan Pemilihan Jenis Garam Rumah Tangga Di Wilayah Pegunungan Cianjur. J. Gizi Pangan 10(2): Arisman Gizi Dalam Daur Kehidupan. Jakarta (ID): EGC. Budioro B Pengantar Ilmu Kesehatan Masyarakat. Semarang(ID): FKM. Cahyadi Penentuan kadar spesi iodium dalam garam beriodium yang beredar di pasar dan sediaan makanan. [Artikel]. Media Gizi dan Keluarga. 30(1): Dhewi E C Hubungan Antara Pengetahuan Dan Sikap Dengan Penggunaan Garam Beryodium Pada Ibu Rumah Tangga Di Desa Agungmulyo Juwana Pati.[Skripsi] Semarang (ID). Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang. Djokomoeljanto R Kelenjar Tiroid, Hipertiriodisme, dan Hipertiroidisme. Dalam Arief Luqman H. Kesesuaian Kadar Iodium Garam Dapur, Air, dan Urin Iodium Excretion (UIE) Di Daerah GAKI. Semarang (ID): UNDIP.

28 20 Handayanti dkk Perbedaan Tingkat Pengetahuan dan Sikap Ibu Hamil Tentang Penggunaan Garam Beriodium Di Wilayah Puskesmas Borobudur Kabupaten Magelang Tahun J.Kebidanan. Vol.2. 5(13) Hurlock EB Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Ed-5. Istiwidayati dan Soedjarwo, penerjemah:sijabat RM. Jakarta (ID): Erlangga, terjemahan dari: Developmental psychology: A life Span-Approach. Irawati A Kadar zat iodium dari garam beriodium selama proses pengemasan, penyimpanan, dan penanganan di rumah tangga di wilayah Bogor. Penelitian Gizi dan Makanan. Pusat Penelitian dan Pengembangan Gizi Bogor. Khomsan A Teknik Pengukuran Pengetahuan Gizi. Bogor. Jurusan Gizi Masyarakat dan Sumberdaya Rumah Tangga. Fakultas Pertanian, IPB. Lemeshow S Besa Sampel dalam Penelitian Kesehatan. Cetakan Pertama.Yogyakarta (ID). UGM. Notoatmojo Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta(ID): PT. Rineka Cipta. Pramestari I I Hububungan Pengetahuan, Sikap, dan Praktik Gizi Ibu dengan Konsumsi Sumber Yodium dan Penggunaan Jenis Garam Rumah Tangga di Wiliyaha Pegunungan Kabupaten Cianjur. [Skripsi] Bogor (ID): Fakultas Ekologi Manusia Institut Pertanian Bogor. Prawini Gambaran Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Ibu Rumah Tangga Terhadap Garam Beryodium di Desa Lodtunduh Wilayah Kerja UPT Keshatan Masyarakat Ubud Community HealthII. Vol 1 No.2: Saputri dan Soekarti Gambaran Karakteristik Garam Beriodium, Penyimpanan, Tempat Membeli garam dan Jumlah Konsumsi pada Keluarga Miskin di Kecamatan Kalideres, Jakarta Barat. Gizi Indon 2006 vol. 1 Setriani dkk Tingkat Pengetahuan GAKY dengan Penanganan Garam Beriodium oleh Ibu Rumah Tangga di Desa Belah, Kecamatan Donorojo, Kabupaten Pacitan. MGMI Vol. 2 No. 1: Soekiman Perkembangan Fortifikasi di Indonesia: Program Gizi Utama Masa Depan. Koalisi Fortifikasi Indonesia [Internet]. [diunduh 2016 Maret 22]Tersedia pada:

29 21 Triyono, dan Gunnti RI Identifikasi faktor kejadian gondok pada anak sekolah dasar. Jurnal GAKY Indonesia. 3(1).UNDIP. Uken S S, Soetrisno, Almasjhuri, dan Hermana Beberapa Faktor Yang Dapat Menurunkan Kadar Kadar Yodium Dalam Garam Beriodium. Penelitian Guzu dan Makanan, 8: Yanti dan Prameswari Gambaran Perilaku Dan Persepsi Ibu Rumah Tangga Terhadap Konsumsi Garam Beriodium di Wilayah Kerja Puskesmas Toroh 1 Kabupaten Grobongan Pada Tahun 2014.Unne Juournal of Public Health.Vol.4 No 2.

30 22 ANALISIS HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PRAKTIK GIZI IBU RUMAH TANGGA DENGAN PENGGUNAAN GARAM BERIODIUM DI WILAYAH KABUPATEN BOGOR 1. Kode : 2. Tanggal Wawancara : 3. Nama Responden : 4. Enumerator : 5. No. Hp : DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2016

BAB I PENDAHULUAN. proses metabolisme di dalam tubuh. Gangguan akibat kekurangan yodium

BAB I PENDAHULUAN. proses metabolisme di dalam tubuh. Gangguan akibat kekurangan yodium BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Yodium merupakan zat mineral mikro yang harus tersedia didalam tubuh yang berfungsi untuk pembentukan hormon tiroid dan berguna untuk proses metabolisme di dalam tubuh.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gangguan Akibat Kekurangan Iodium (GAKI) merupakan salah satu masalah gizi utama di Indonesia, yaitu sekumpulan gejala yang ditimbulkan akibat tubuh mengalami

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam memenuhi kebutuhan setiap manusia atau masyarakat pada

BAB I PENDAHULUAN. Dalam memenuhi kebutuhan setiap manusia atau masyarakat pada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam memenuhi kebutuhan setiap manusia atau masyarakat pada umumnya yang perlu diperhatikan yaitu status kesehatan terutama masalah gizi, faktor yang mempengaruhi

Lebih terperinci

DAFTAR GAMBAR. Gambar 1. Kerangka konsep penelitian pemeriksaan kadar iodium pada garam. 18

DAFTAR GAMBAR. Gambar 1. Kerangka konsep penelitian pemeriksaan kadar iodium pada garam. 18 DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Kerangka konsep penelitian pemeriksaan kadar iodium pada garam. 18 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pentingnya iodium dalam tubuh manusia untuk metabolisme sudah dikenal sejak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. namun penanggulangannya tidak dapat dilakukan dengan pendekatan medis

BAB I PENDAHULUAN. namun penanggulangannya tidak dapat dilakukan dengan pendekatan medis 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah gizi pada hakikatnya adalah masalah kesehatan masyarakat, namun penanggulangannya tidak dapat dilakukan dengan pendekatan medis dan pelayanan kesehatan saja.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Gaky Gangguan akibat kekurangan yodium adalah rangkaian efek kekurangan yodium pada tumbuh kembang manusia. Spektrum seluruhnya terdiri dari gondok dalam berbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gangguan Akibat Kurang Iodium (GAKI) merupakan masalah kesehatan yang serius mengingat dampaknya yang sangat besar terhadap kelangsungan hidup dan kualitas sumber daya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam pemeliharaan fungsi tubuh secara keseluruhan. Mineral

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam pemeliharaan fungsi tubuh secara keseluruhan. Mineral BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mineral merupakan bagian dari tubuh dan memegang peranan penting dalam pemeliharaan fungsi tubuh secara keseluruhan. Mineral digolongkan dalam mineral makro dan mikro.

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU RUMAH TANGGA DENGAN PENGELOLAAN GARAM DI DESA JONO KECAMATAN TAWANGHARJO KABUPATEN GROBOGAN

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU RUMAH TANGGA DENGAN PENGELOLAAN GARAM DI DESA JONO KECAMATAN TAWANGHARJO KABUPATEN GROBOGAN HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU RUMAH TANGGA DENGAN PENGELOLAAN GARAM DI DESA JONO KECAMATAN TAWANGHARJO KABUPATEN GROBOGAN Skripsi ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1

Lebih terperinci

GIZI DAUR HIDUP. Rizqie Auliana, M.Kes

GIZI DAUR HIDUP. Rizqie Auliana, M.Kes GIZI DAUR HIDUP Rizqie Auliana, M.Kes rizqie_auliana@uny.ac.id Pengantar United Nations (Januari, 2000) memfokuskan usaha perbaikan gizi dalam kaitannya dengan upaya peningkatan SDM pada seluruh kelompok

Lebih terperinci

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGGUNAAN GARAM BERYODIUM PADA RUMAH TANGGADI DESA JATIBARANG BARU KABUPATEN INDRAMAYU

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGGUNAAN GARAM BERYODIUM PADA RUMAH TANGGADI DESA JATIBARANG BARU KABUPATEN INDRAMAYU FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGGUNAAN GARAM BERYODIUM PADA RUMAH TANGGADI DESA JATIBARANG BARU KABUPATEN INDRAMAYU Oleh: Riyanto Martomijoyo FKM Universitas Wiralodra Indramayu, Jawa Barat ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY) di Indonesia merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY) di Indonesia merupakan BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY) di Indonesia merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang serius, mengingat selain luasnya cakupan penduduk yang menderita

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berpotensi menurunkan tingkat kecerdasan atau biasa disebut Intelligence Quotient

BAB I PENDAHULUAN. berpotensi menurunkan tingkat kecerdasan atau biasa disebut Intelligence Quotient BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY) merupakan masalah kesehatan masyarakat yang penanggulangannya tidak dapat dilakukan dengan pendekatan medis dan pelayanan kesehatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY) tetap menjadi ancaman global utama untuk kesehatan dan pembangunan. Defisiensi yodium memiliki beberapa efek buruk pada pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat. Kekurangan gizi akan menyebabkan kegagalan pertumbuhan fisik dan

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat. Kekurangan gizi akan menyebabkan kegagalan pertumbuhan fisik dan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan Bangsa Indonesia sekarang ini lebih diarahkan untuk meningkatkan kecerdasan dan produktifitas kerja. Salah satu upaya yang memiliki dampak positif terhadap

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh

METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh 17 METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian payung dengan judul Gangguan Akibat Kurang Yodium (GAKY) pada Anak Sekolah Dasar: Studi tentang Konsumsi Pangan,

Lebih terperinci

Apa yang dimaksud dengan Yodium?

Apa yang dimaksud dengan Yodium? UPAYA MENINGKATKAN KONSUMSI GARAM BERYODIUM DI PROVINSI BALI MELALUI KEBIJAKAN BERWAWASAN KESEHATAN : SURAT EDARAN GUBERNUR BALI NOMOR : 440/2541/KESMAS.DISKES, TANGGAL 16 FEBRUARI 2015 TENTANG PENINGKATAN

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Tetrajodotyronin (T4) yang terakhir disebut juga tiroksin (Sediaoetama,

BAB 1 PENDAHULUAN. Tetrajodotyronin (T4) yang terakhir disebut juga tiroksin (Sediaoetama, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Yodium merupakan zat yang esensial bagi tubuh, karena merupakan komponen dari hormon tiroksin. Terdapat dua ikatan organik yang menunjukkan bioaktifitas hormon ini,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Yodium Yodium ditemui dalam bentuk inorganik (yodida) dan organik dalam jaringan tubuh. Yodium adalah penting untuk reproduksi system disamping untuk produksi hormon tiroid yaitu

Lebih terperinci

ANALISA KADAR IODIUM PADA TELUR ASIN

ANALISA KADAR IODIUM PADA TELUR ASIN ANALISA KADAR IODIUM PADA TELUR ASIN Korry Novitriani dan Dina Sucianawati Program Studi D-III Analis Kesehatan STIKes Bakti Tunas Husada Tasikmlaya Juli 2014 ABSTRAK Iodium merupakan zat gizi essensial

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masalah gizi merupakan masalah kesehatan masyarakat yang perlu dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. Masalah gizi merupakan masalah kesehatan masyarakat yang perlu dilakukan BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Masalah gizi merupakan masalah kesehatan masyarakat yang perlu dilakukan penanganan dengan pendekatan medis dan pelayanan kesehatan. Untuk mengatasi masalah gizi diperlukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masalah kesehatan manusia saat ini menjadi hal yang sangat kompleks dan

BAB I PENDAHULUAN. Masalah kesehatan manusia saat ini menjadi hal yang sangat kompleks dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah kesehatan manusia saat ini menjadi hal yang sangat kompleks dan perlu dikaji secara kompleks. Salah satu masalah kesehatan yang saat ini menjadi perbincangan

Lebih terperinci

ANALISIS BIAYA KONSUMSI PANGAN, PENGETAHUAN GIZI, SERTA TINGKAT KECUKUPAN GIZI SISWI SMA DI PESANTREN LA TANSA, BANTEN SYIFA PUJIANTI

ANALISIS BIAYA KONSUMSI PANGAN, PENGETAHUAN GIZI, SERTA TINGKAT KECUKUPAN GIZI SISWI SMA DI PESANTREN LA TANSA, BANTEN SYIFA PUJIANTI ANALISIS BIAYA KONSUMSI PANGAN, PENGETAHUAN GIZI, SERTA TINGKAT KECUKUPAN GIZI SISWI SMA DI PESANTREN LA TANSA, BANTEN SYIFA PUJIANTI DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

12 PESAN DASAR NUTRISI SEIMBANG

12 PESAN DASAR NUTRISI SEIMBANG 12 PESAN DASAR NUTRISI SEIMBANG Makanlah Aneka Ragam Makanan Kecuali bayi diperlukan tubuh baik kualitas maupun kuantintasnya Triguna makanan; - zat tenaga; beras, jagung, gandum, ubi kayu, ubi jalar,

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Bab ini akan menguraikan mengenai: (1.1) Latar Belakang,

PENDAHULUAN. Bab ini akan menguraikan mengenai: (1.1) Latar Belakang, PENDAHULUAN Bab ini akan menguraikan mengenai: (1.1) Latar Belakang, (1.2) Identifikasi masalah, (1.3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (1.4) Manfaat Penelitian, (1.5) Kerangka Pemikiran, (1.6) Hipotesis

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Teknik Penarikan Contoh

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Teknik Penarikan Contoh METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Penelitian ini merupakan bagian dari penelitian berjudul Dampak Program Warung Anak Sehat terhadap Perubahan Pengetahuan dan Perilaku Hidup Bersih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY) di Indonesia merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY) di Indonesia merupakan 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY) di Indonesia merupakan salah satu dari 4 masalah kesehatan yang ada di Indonesia. Konsekuensi dari kekurangan yodium disebut

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. masalah kesehatan yang memiliki dampak yang sangat besar terhadap

BAB 1 PENDAHULUAN. masalah kesehatan yang memiliki dampak yang sangat besar terhadap BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY) merupakan salah satu masalah kesehatan yang memiliki dampak yang sangat besar terhadap kelangsungan hidup dan kualitas sumber

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah Indonesia saat ini masih menghadapi beberapa masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah Indonesia saat ini masih menghadapi beberapa masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemerintah Indonesia saat ini masih menghadapi beberapa masalah gizi diantaranya yaitu kekurangan yodium dan kekurangan yodium dapat diderita orang pada setiap kehidupan

Lebih terperinci

STUDI TENTANG FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYAKIT GONDOK PADA LANSIA DI DESA ARJOSARI KECAMATAN JABUNG MALANG

STUDI TENTANG FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYAKIT GONDOK PADA LANSIA DI DESA ARJOSARI KECAMATAN JABUNG MALANG STUDI TENTANG FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYAKIT GONDOK PADA LANSIA DI DESA ARJOSARI KECAMATAN JABUNG MALANG Sunarsih Yudawati, Emy Setyowati Program Studi Diploma 3 Akademi Kebidanan Wira Husada

Lebih terperinci

PENGETAHUAN IBU DALAM PENATALAKSANAAN GIZI SEIMBANG PADA KELUARGA DI DESA SIBORBORON KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN

PENGETAHUAN IBU DALAM PENATALAKSANAAN GIZI SEIMBANG PADA KELUARGA DI DESA SIBORBORON KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN PENGETAHUAN IBU DALAM PENATALAKSANAAN GIZI SEIMBANG PADA KELUARGA DI DESA SIBORBORON KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN Emmi Silitonga* Lufthiani** *Mahasiswa Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. depan bangsa, balita sehat akan menjadikan balita yang cerdas. Balita salah

BAB I PENDAHULUAN. depan bangsa, balita sehat akan menjadikan balita yang cerdas. Balita salah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Balita adalah penerus masa depan kita, balita juga menentukan masa depan bangsa, balita sehat akan menjadikan balita yang cerdas. Balita salah satu golongan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan anak di periode selanjutnya. Masa tumbuh kembang di usia ini

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan anak di periode selanjutnya. Masa tumbuh kembang di usia ini BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan kesehatan adalah bagian dari membangun manusia seutuhnya yang diawali dengan pembinaan kesehatan anak mulai sejak dini. Pembinaan kesehatan anak sejak awal

Lebih terperinci

PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PRAKTEK GIZI SERTA TINGKAT KONSUMSI IBU HAMIL DI KELURAHAN KRAMAT JATI DAN KELURAHAN RAGUNAN PROPINSI DKI JAKARTA

PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PRAKTEK GIZI SERTA TINGKAT KONSUMSI IBU HAMIL DI KELURAHAN KRAMAT JATI DAN KELURAHAN RAGUNAN PROPINSI DKI JAKARTA PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PRAKTEK GIZI SERTA TINGKAT KONSUMSI IBU HAMIL DI KELURAHAN KRAMAT JATI DAN KELURAHAN RAGUNAN PROPINSI DKI JAKARTA NADIYA MAWADDAH PROGRAM STUDI GIZI MASYARAKAT DAN SUMBERDAYA KELUARGA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masalah gizi masyarakat merupakan salah satu. masalah yang sering dialami oleh negara berkembang,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masalah gizi masyarakat merupakan salah satu. masalah yang sering dialami oleh negara berkembang, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah gizi masyarakat merupakan salah satu masalah yang sering dialami oleh negara berkembang, termasuk Indonesia. Di Indonesia, Gangguan Akibat Kekurangan Yodium

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sampai usia lanjut (Depkes RI, 2001). mineral. Menurut Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi VI 1998

BAB I PENDAHULUAN. sampai usia lanjut (Depkes RI, 2001). mineral. Menurut Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi VI 1998 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gizi merupakan salah satu penentu kualitas sumber daya manusia. Kekurangan gizi dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan fisik dan perkembangan kecerdasan terganggu, menurunnya

Lebih terperinci

MODUL PENGGUNAAN GARAM BERYODIUM UNTUK ANAK SD

MODUL PENGGUNAAN GARAM BERYODIUM UNTUK ANAK SD MODUL PENGGUNAAN GARAM BERYODIUM UNTUK ANAK SD Oleh Arsad Rahim Ali Staf Dinas Kesehatan Kab. Polewali Mandar Sulawesi Barat Modul Pembelajaran Penggunaan Garam Beryodium untuk Anak SD 1 Tiap 100 anak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. intelektualnya dan keterampilan serta mulai mempunyai kegiatan fisik yang

BAB I PENDAHULUAN. intelektualnya dan keterampilan serta mulai mempunyai kegiatan fisik yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak sekolah berada pada perkembangan yang cepat dalam proses intelektualnya dan keterampilan serta mulai mempunyai kegiatan fisik yang aktif. Untuk menunjang perkembangan

Lebih terperinci

MENGAPA DAN BAGAIMANA IODISASI GARAM RAKYAT DI INDONESIA? Oleh Arif Rahman Hakim, S.St.Pi (Penyuluh Perikanan Pada Pusat Penyuluhan KP, BPSDMKP)

MENGAPA DAN BAGAIMANA IODISASI GARAM RAKYAT DI INDONESIA? Oleh Arif Rahman Hakim, S.St.Pi (Penyuluh Perikanan Pada Pusat Penyuluhan KP, BPSDMKP) MENGAPA DAN BAGAIMANA IODISASI GARAM RAKYAT DI INDONESIA? Oleh Arif Rahman Hakim, S.St.Pi (Penyuluh Perikanan Pada Pusat Penyuluhan KP, BPSDMKP) APA MANFAAT YODIUM? Indonesia merupakan salah satu negara

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. n= z 2 1-α/2.p(1-p) d 2

METODE PENELITIAN. n= z 2 1-α/2.p(1-p) d 2 METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Desain dalam penelitian ini adalah cross sectional study. Lokasi penelitian di Desa Paberasan Kabupaten Sumenep. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan

Lebih terperinci

PROFIL GARAM BERIODIUM YANG DIKONSUMSI RUMAH TANGGA DAN BEREDAR DIPASARAN DI WILAYAH BARAT KABUPATEN BOGOR LUCKY PARAMITA PRIYANDARI

PROFIL GARAM BERIODIUM YANG DIKONSUMSI RUMAH TANGGA DAN BEREDAR DIPASARAN DI WILAYAH BARAT KABUPATEN BOGOR LUCKY PARAMITA PRIYANDARI PROFIL GARAM BERIODIUM YANG DIKONSUMSI RUMAH TANGGA DAN BEREDAR DIPASARAN DI WILAYAH BARAT KABUPATEN BOGOR LUCKY PARAMITA PRIYANDARI DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGGUNAAN GARAM BERYODIUM DI RUMAH TANGGA DI KELURAHAN ULAK KARANG SELATAN KOTA PADANG TAHUN 2011

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGGUNAAN GARAM BERYODIUM DI RUMAH TANGGA DI KELURAHAN ULAK KARANG SELATAN KOTA PADANG TAHUN 2011 FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGGUNAAN GARAM BERYODIUM DI RUMAH TANGGA DI KELURAHAN ULAK KARANG SELATAN KOTA PADANG TAHUN 2011 Skripsi Diajukan ke Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas

Lebih terperinci

PERKEMBANGANN SITUASI GAKI DAN GARAM BERIODIUM DI KABUPATEN TRENGGALEK SAMPAI DENGAN TAHUN 2014

PERKEMBANGANN SITUASI GAKI DAN GARAM BERIODIUM DI KABUPATEN TRENGGALEK SAMPAI DENGAN TAHUN 2014 PERKEMBANGANN SITUASI GAKI DAN GARAM BERIODIUM DI KABUPATEN TRENGGALEK SAMPAI DENGAN TAHUN 2014 Kekurangan unsur yodium dalam makanan sehari-hari, dapat pula menurunkan tingkat kecerdasan seseorang. Indonesia

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. masih didominasi oleh kekurangan zat gizi yang disebabkan banyak faktor, di

BAB 1 PENDAHULUAN. masih didominasi oleh kekurangan zat gizi yang disebabkan banyak faktor, di BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Departemen Kesehatan (2000) menyebutkan bahwa masalah gizi di Indonesia masih didominasi oleh kekurangan zat gizi yang disebabkan banyak faktor, di antaranya adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. anak-anak, masa remaja, dewasa sampai usia lanjut usia (Depkes, 2003).

BAB I PENDAHULUAN. anak-anak, masa remaja, dewasa sampai usia lanjut usia (Depkes, 2003). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gizi merupakan salah satu penentu kualitas sumber daya manusia. Kekurangan gizi akan menyebabkan kegagalan pertumbuhan fisik dan perkembangan kecerdasan, menurunkan

Lebih terperinci

Gangguan Akibat kekurangan Yodium (GAKY)

Gangguan Akibat kekurangan Yodium (GAKY) Gangguan Akibat kekurangan Yodium (GAKY) Kelompok 8 Noer Rafidah Ramli (K 111 11 297) Nur Asizah (K 111 11 298) Ramdani (K 111 11 301) Rahmawati Mustamin (K 111 11 303) Febi Riska (K 111 11) Outline Definisi

Lebih terperinci

Lampiran 1 Kuesioner. Nama sheet : Coverld. 1. Tanggal wawancara : MK1. 2. Nama responden : MK2. 3. Nama balita : MK3. 4.

Lampiran 1 Kuesioner. Nama sheet : Coverld. 1. Tanggal wawancara : MK1. 2. Nama responden : MK2. 3. Nama balita : MK3. 4. LAMPIRAN Lampiran 1 Kuesioner KUESIONER PENELITIAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) DAN PERILAKU GIZI SEIMBANG IBU KAITANNYA DENGAN STATUS GIZI DAN KESEHATAN BALITA DI KABUPATEN BOJONEGORO Nama sheet

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. wanita hamil mempunyai risiko terjadinya abortus, lahir mati, sampai cacat bawaan. menghambat pembangunan (Depkes RI, 2005 ).

BAB I PENDAHULUAN. wanita hamil mempunyai risiko terjadinya abortus, lahir mati, sampai cacat bawaan. menghambat pembangunan (Depkes RI, 2005 ). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gangguan Akibat Kekurangan Iodium (GAKI) di Indonesia merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang serius mengingat dampaknya sangat besar terhadap kelangsungan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 25 HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran umum sekolah SDN Kebon Kopi 2 adalah sekolah yang berada di jalan Kebon Kopi Rt.04/09 kelurahan Kebon Kelapa terletak di Kota Bogor Kecamatan Bogor Tengah. Berdiri pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. balita yang cerdas. Anak balita salah satu golongan umur yang rawan. masa yang kritis, karena pada saat itu merupakan masa emas

BAB I PENDAHULUAN. balita yang cerdas. Anak balita salah satu golongan umur yang rawan. masa yang kritis, karena pada saat itu merupakan masa emas BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak balita adalah penerus masa depan kita, anak balita juga menentukan masa depan bangsa, anak balita sehat akan menjadikan anak balita yang cerdas. Anak balita salah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang ditanam di Malang mempunyai nama Apel Malang. Buah dan sayur memiliki

BAB I PENDAHULUAN. yang ditanam di Malang mempunyai nama Apel Malang. Buah dan sayur memiliki BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di Indonesia buah dan dan sayur merupakan bahan pangan yang sangat mudah didapatkan, bahkan disetiap daerah memiliki buah atau sayur sebagai ciri khas untuk daerah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY) masih merupakan. masalah kesehatan yang membutuhkan perhatian dan penanganan yang serius.

BAB 1 PENDAHULUAN. Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY) masih merupakan. masalah kesehatan yang membutuhkan perhatian dan penanganan yang serius. BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY) masih merupakan masalah kesehatan yang membutuhkan perhatian dan penanganan yang serius. Berdasarkan data world health

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gangguan akibat kekurangan yodium (Gaky) merupakan salah satu masalah gizi utama di Indonesia. Gaky diketahui mempunyai kaitan erat dengan gangguan perkembangan mental

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Visi baru pembangunan kesehatan direfleksikan dalam bentuk motto yang berbunyi Indonesia Sehat 2010. Tahun 2010 dipilih dengan pertimbangan bahwa satu dasawarsa merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di Indonesia, Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY) merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang serius mengingat dampaknya sangat besar terhadap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (Oktariana, 2009). Mutalazimah (2009) menambahkan bahwa GAKI merupakan

BAB I PENDAHULUAN. (Oktariana, 2009). Mutalazimah (2009) menambahkan bahwa GAKI merupakan BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Gangguan Akibat Kekurangan Iodium merupakan salah satu masalah gizi masyarakat di Indonesia. GAKI adalah gejala yang terjadi pada tubuh manusia akibat kurangnya unsur iodium

Lebih terperinci

67,3 54,5 43,6 32,7 1,8 0. Kategori umur orangtua contoh. Gambar 3 Sebaran umur orangtua contoh

67,3 54,5 43,6 32,7 1,8 0. Kategori umur orangtua contoh. Gambar 3 Sebaran umur orangtua contoh 31 Karakteristik Sosial Ekonomi keluarga Umur orangtua Sebaran umur orangtua contoh dikelompokkan menjadi empat golongan, yaitu kelompok remaja (

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian

METODE PENELITIAN. Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Penelitian ini merupakan bagian dari penelitian payung berjudul Dampak Program Warung Anak Sehat (WAS) terhadap Perilaku Hygiene-Sanitasi Ibu WAS

Lebih terperinci

PENGETAHUAN, SIKAP, PRAKTEK KONSUMSI SUSU DAN STATUS GIZI IBU HAMIL

PENGETAHUAN, SIKAP, PRAKTEK KONSUMSI SUSU DAN STATUS GIZI IBU HAMIL 71 Lampiran 1 Kuesioner Penelitian Tanggal wawancara: Kode responden PENGETAHUAN, SIKAP, PRAKTEK KONSUMSI SUSU DAN STATUS GIZI IBU HAMIL Nama Responden :... Alamat :...... No. Telepon :... Lokasi penelitian

Lebih terperinci

GAMBARAN PERILAKU IBU RUMAH TANGGA DALAM PENGGUNAAN GARAM BERIODIUM DI DESA BANGUN I KECAMATAN PARBULUAN KABUPATEN DAIRI TAHUN 2014

GAMBARAN PERILAKU IBU RUMAH TANGGA DALAM PENGGUNAAN GARAM BERIODIUM DI DESA BANGUN I KECAMATAN PARBULUAN KABUPATEN DAIRI TAHUN 2014 1 GAMBARAN PERILAKU IBU RUMAH TANGGA DALAM PENGGUNAAN GARAM BERIODIUM DI DESA BANGUN I KECAMATAN PARBULUAN KABUPATEN DAIRI TAHUN 2014 Martha V Sihombing 1, Albiner Siagian 2, Etti Sudaryati 3 1 Program

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ditentukan sebesar ppm dalam bentuk KIO 3 hal ini dikaitkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ditentukan sebesar ppm dalam bentuk KIO 3 hal ini dikaitkan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Garam Beryodium. 1. Pengertian Garam Beryodium. Garam beryodium merupakan istilah yang biasa digunakan untuk garam yang telah difortifikasi ( ditambah ) dengan yodium. Di Indonesia

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 23 HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Contoh Karakteristik contoh meliputi usia, pendidikan, status pekerjaan, jenis pekerjaan, riwayat kehamilan serta pengeluaran/bulan untuk susu. Karakteristik contoh

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI ILMU GIZI UNIVERSITAS ESA UNGGUL

PROGRAM STUDI ILMU GIZI UNIVERSITAS ESA UNGGUL PROGRAM STUDI ILMU GIZI UNIVERSITAS ESA UNGGUL Kepada Yth. Ibu Balita Di Tempat Kabanjahe, Juli 2015 Saya mahasiswa Jurusan Ilmu Gizi, Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan, Universitas Esa Unggul. Dalam hal ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UNIVERSITAS ESA UNGGUL

BAB I PENDAHULUAN UNIVERSITAS ESA UNGGUL 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anak sekolah merupakan generasi penerus dan modal pembangunan. Oleh karena itu, tingkat kesehatannya perlu dibina dan ditingkatkan. Salah satu upaya kesehatan tersebut

Lebih terperinci

( ) ( Dinik Listyowati )

( ) ( Dinik Listyowati ) Lampiran 1 LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN Saya sudah mendapatkan informasi, penjelasan, dan telah memahami mengenai penelitian dengan judul Hubungan Antara Pengetahuan Dengan Perilaku Wanita Pasangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. negara berkembang termasuk di Indonesia. Faktor yang ditimbulkan akibat kurang

BAB I PENDAHULUAN. negara berkembang termasuk di Indonesia. Faktor yang ditimbulkan akibat kurang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rendahnya status gizi masyarakat masih banyak dialami oleh beberapa negara berkembang termasuk di Indonesia. Faktor yang ditimbulkan akibat kurang gizi dapat dicegah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. GAKY merupakan masalah kesehatan yang telah mendunia. Organisasi. Kesehatan Sedunia (2007), menyatakan GAKY merupakan masalah

BAB I PENDAHULUAN. GAKY merupakan masalah kesehatan yang telah mendunia. Organisasi. Kesehatan Sedunia (2007), menyatakan GAKY merupakan masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang GAKY merupakan masalah kesehatan yang telah mendunia. Organisasi Kesehatan Sedunia (2007), menyatakan GAKY merupakan masalah kesehatan masyarakat di negara maju dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. (SDM) yang berkualitas, sehat, cerdas, dan produktif (Hadi, 2005). bangsa bagi pembangunan yang berkesinambungan (sustainable

BAB 1 PENDAHULUAN. (SDM) yang berkualitas, sehat, cerdas, dan produktif (Hadi, 2005). bangsa bagi pembangunan yang berkesinambungan (sustainable BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberhasilan pembangunan suatu bangsa sangat tergantung kepada keberhasilan bangsa itu sendiri dalam menyiapkan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas, sehat, cerdas,

Lebih terperinci

PEMILIHAN, PENYIMPANAN DAN KUALITAS GARAM BERIODIUM PADA TINGKAT KELUARGA DI KELURAHAN TIMBULHARJO, KECAMATAN SEWON, KABUPATEN BANTUL, YOGYAKARTA

PEMILIHAN, PENYIMPANAN DAN KUALITAS GARAM BERIODIUM PADA TINGKAT KELUARGA DI KELURAHAN TIMBULHARJO, KECAMATAN SEWON, KABUPATEN BANTUL, YOGYAKARTA PEMILIHAN, PENYIMPANAN DAN KUALITAS GARAM BERIODIUM PADA TINGKAT KELUARGA DI KELURAHAN TIMBULHARJO, KECAMATAN SEWON, KABUPATEN BANTUL, YOGYAKARTA ELECTION, STORAGE AND IODINE SALT QUALITY IN THE FAMILY

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Kekurangan zat besi merupakan salah satu masalah gizi utama dan jika terjadi pada anak-anak akan menjadi persoalan serius bangsa. Kekurangan zat besi mempunyai pengaruh

Lebih terperinci

HUBUNGAN ASUPAN GIZI MAKAN PAGI DAN MAKAN SIANG DENGAN STATUS GIZI DAN KESEGARAN JASMANI PADA ANAK SEKOLAH DASAR NEGERI TEMBALANG SEMARANG TAHUN 2012

HUBUNGAN ASUPAN GIZI MAKAN PAGI DAN MAKAN SIANG DENGAN STATUS GIZI DAN KESEGARAN JASMANI PADA ANAK SEKOLAH DASAR NEGERI TEMBALANG SEMARANG TAHUN 2012 HUBUNGAN ASUPAN GIZI MAKAN PAGI DAN MAKAN SIANG DENGAN STATUS GIZI DAN KESEGARAN JASMANI PADA ANAK SEKOLAH DASAR NEGERI TEMBALANG SEMARANG TAHUN 2012 Mulinatus Saadah 1. Mahasiswa Peminatan Gizi Kesehatan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU RUMAH TANGGA DENGAN PENGGUNAAN GARAM BERYODIUM DI DEA SELO, KECAMATAN SELO, KABUPATEN BOYOLALI

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU RUMAH TANGGA DENGAN PENGGUNAAN GARAM BERYODIUM DI DEA SELO, KECAMATAN SELO, KABUPATEN BOYOLALI HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU RUMAH TANGGA DENGAN PENGGUNAAN GARAM BERYODIUM DI DEA SELO, KECAMATAN SELO, KABUPATEN BOYOLALI NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh : SITI NOVITASARI J210.100.094

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Gangguan Akibat Kekurangan Iodium (GAKI) merupakan salah satu masalah gizi utama di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. Gangguan Akibat Kekurangan Iodium (GAKI) merupakan salah satu masalah gizi utama di Indonesia. 1 BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG Gangguan Akibat Kekurangan Iodium (GAKI) merupakan salah satu masalah gizi utama di Indonesia. Gangguan akibat kekurangan iodium adalah sekumpulan gejala yang dapat

Lebih terperinci

Gambar 1 Bagan kerangka pemikiran analisis kontribusi konsumsi ikan terhadap kecukupan zat gizi ibu hamil

Gambar 1 Bagan kerangka pemikiran analisis kontribusi konsumsi ikan terhadap kecukupan zat gizi ibu hamil 13 KERANGKA PEMIKIRAN Masa kehamilan merupakan masa yang sangat menentukan kualitas anak yang akan dilahirkan. Menurut Sediaoetama (1996), pemenuhan kebutuhan akan zat gizi merupakan faktor utama untuk

Lebih terperinci

KARYA TULIS ILMIAH. Diajukan Sebagai Salah Satu SyaratUntuk Menyelesaikan Pendidikan Diploma III (tiga) Kesehatan Bidang Gizi

KARYA TULIS ILMIAH. Diajukan Sebagai Salah Satu SyaratUntuk Menyelesaikan Pendidikan Diploma III (tiga) Kesehatan Bidang Gizi 1 PERBEDAAN PENGETAHUAN SISWA SEBELUM DAN SESUDAH DI BERI PENYULUHAN TENTANG GANGGUAN AKIBAT KEKURANGAN YODIUM (GAKY) DI SEKOLAH DASAR NEGERI 2 SELO, KECAMATAN SELO, KABUPATEN BOYOLALI KARYA TULIS ILMIAH

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kesehatan masyarakat baik di Indonesia maupun di dunia. Masalah yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kesehatan masyarakat baik di Indonesia maupun di dunia. Masalah yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gangguan Akibat Kekurangan Iodium (GAKI) merupakan masalah kesehatan masyarakat baik di Indonesia maupun di dunia. Masalah yang ditimbulkan cukup serius dengan spektrum

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dan kecerdasan terutama pada anak-anak (Arisman, 2004). Gangguan

BAB 1 PENDAHULUAN. dan kecerdasan terutama pada anak-anak (Arisman, 2004). Gangguan BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY) merupakan salah satu masalah gizi yang menjadi faktor penghambat pembangunan sumber daya manusia karena dapat menyebabkan terganggunya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yakni gizi lebih dan gizi kurang. Masalah gizi lebih merupakan akibat dari

BAB I PENDAHULUAN. yakni gizi lebih dan gizi kurang. Masalah gizi lebih merupakan akibat dari 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Saat ini negara Indonesia sedang menghadapi masalah gizi ganda, yakni gizi lebih dan gizi kurang. Masalah gizi lebih merupakan akibat dari kemajuan jaman pada latar

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Karakteristik Yodium Fungsi Yodium Proses Metabolisme Yodium

TINJAUAN PUSTAKA Karakteristik Yodium Fungsi Yodium Proses Metabolisme Yodium 5 TINJAUAN PUSTAKA Karakteristik Yodium Yodium terdapat di tanah dan di laut dalam bentuk iodida. Tahun 1811 yodium ditemukan dalam ganggang laut oleh Bernard Courtois. Iodida berasal dari kata iode yang

Lebih terperinci

Lampiran 2. Kuesioner Penelitian

Lampiran 2. Kuesioner Penelitian Lampiran 2. Kuesioner Penelitian UNIVERSITAS INDONESIA KUESIONER PENELITIAN HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK, PENGETAHUAN, SIKAP DAN FAKTOR LINGKUNGAN TERHADAP PERILAKU MAKAN BERDASARKAN PEDOMAN UMUM GIZI

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. namun WHO menetapkan remaja (adolescent) berusia antara tahun.

BAB 1 PENDAHULUAN. namun WHO menetapkan remaja (adolescent) berusia antara tahun. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Remaja merupakan salah satu kelompok usia yang memiliki tingkat kerentanan cukup tinggi disaat masa pertumbuhan dan pada masa ini terjadi proses kehidupan menuju kematangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (Suharno, 1993). Berdasarkan hasil penelitian WHO tahun 2008, diketahui bahwa

BAB I PENDAHULUAN. (Suharno, 1993). Berdasarkan hasil penelitian WHO tahun 2008, diketahui bahwa BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Anemia merupakan salah satu masalah kesehatan di dunia yang berakibat buruk bagi penderita terutama golongan rawan gizi yaitu anak balita, anak sekolah, remaja, ibu

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIJUNJUNG NOMOR 9 TAHUN 2010 TENTANG PENANGGULANGAN MASALAH GANGGUAN AKIBAT KEKURANGAN YODIUM (GAKY)

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIJUNJUNG NOMOR 9 TAHUN 2010 TENTANG PENANGGULANGAN MASALAH GANGGUAN AKIBAT KEKURANGAN YODIUM (GAKY) PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIJUNJUNG NOMOR 9 TAHUN 2010 TENTANG PENANGGULANGAN MASALAH GANGGUAN AKIBAT KEKURANGAN YODIUM (GAKY) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIJUNJUNG, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan gizi yang sering terjadi di seluruh negara di dunia adalah

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan gizi yang sering terjadi di seluruh negara di dunia adalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan gizi yang sering terjadi di seluruh negara di dunia adalah kekurangan energi protein seperti merasmus, kwarsiorkor, dan stunting. Kekurangan energi protein

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Gizi Prof.DR.Dr.Poorwo Soedarmo melalui Lembaga Makanan Rakyat

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Gizi Prof.DR.Dr.Poorwo Soedarmo melalui Lembaga Makanan Rakyat 20 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pola menu empat sehat lima sempurna adalah pola menu seimbang yang bila disusun dengan baik mengandung semua zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh. Pola menu ini diperkenalkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Indonesia sangat dipengaruhi oleh rendahnya

BAB I PENDAHULUAN. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Indonesia sangat dipengaruhi oleh rendahnya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Gizi memegang peranan penting dalam siklus hidup manusia. Rendahnya Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Indonesia sangat dipengaruhi oleh rendahnya status gizi

Lebih terperinci

KUESIONER HUBUNGAN KARAKTERISTIK KELUARGA DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DENGAN PRAKTEK KADARZI DI KECAMATAN TRIENGGADENG KABUPATEN PIDIE JAYA

KUESIONER HUBUNGAN KARAKTERISTIK KELUARGA DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DENGAN PRAKTEK KADARZI DI KECAMATAN TRIENGGADENG KABUPATEN PIDIE JAYA 94 KUESIONER HUBUNGAN KARAKTERISTIK KELUARGA DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DENGAN PRAKTEK KADARZI DI KECAMATAN TRIENGGADENG KABUPATEN PIDIE JAYA KARAKTERISTIK KELUARGA Nomor Responden : Nama Responden (Inisial)

Lebih terperinci

Kadar Iodium dalam Garam Beriodium di Pasar, Warung dan Rumah Tangga di Desa Candirejo Kecamatan Borobudur Kabupaten Magelang Jawa Tengah

Kadar Iodium dalam Garam Beriodium di Pasar, Warung dan Rumah Tangga di Desa Candirejo Kecamatan Borobudur Kabupaten Magelang Jawa Tengah Tiarapuri, Hubungan Antara Asupan Kalsium dan Status Amenore... Kadar Iodium dalam Garam Beriodium di Pasar, Warung dan Rumah Tangga di Desa Candirejo Kecamatan Borobudur Kabupaten Magelang Jawa Tengah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. menyebabkan pertumbuhan fisik yang tidak optimal dan penurunan perkembangan. berakibat tingginya angka kesakitan dan kematian.

BAB 1 PENDAHULUAN. menyebabkan pertumbuhan fisik yang tidak optimal dan penurunan perkembangan. berakibat tingginya angka kesakitan dan kematian. 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Gizi adalah satu faktor yang menentukan kualitas sumber daya manusia. Kebutuhan gizi yang tidak tercukupi, baik zat gizi makro dan zat gizi mikro dapat menyebabkan

Lebih terperinci

PENINGKATAN PENGETAHUAN GIZI MASYARAKAT MELALUI PENDIDIKAN DAN LATIHAN

PENINGKATAN PENGETAHUAN GIZI MASYARAKAT MELALUI PENDIDIKAN DAN LATIHAN PENINGKATAN PENGETAHUAN GIZI MASYARAKAT MELALUI PENDIDIKAN DAN LATIHAN Astini Syarkowi *) Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan gizi masyarakat sehingga memiliki kecakapan memilih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu aset sumber daya manusia dimasa depan yang perlu

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu aset sumber daya manusia dimasa depan yang perlu 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kualitas sumber daya manusia (SDM) merupakan faktor utama yang diperlukan untuk melaksanakan pembangunan nasional. Anak merupakan salah satu aset sumber daya manusia

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Desain penelitian ini adalah cross sectional study, dilakukan di SDN 09 Pagi Pademangan Barat Jakarta Utara. Pemilihan lokasi sekolah dasar dilakukan secara

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Tentang GAKI GAKI adalah rangkaian efek yang dapat ditimbulkan karena tubuh mengalami kekurangan iodium secara terus menerus dalam kurun waktu yang lama. Kekurangan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. yang banyak terjadi dan tersebar di seluruh dunia terutama di negara

BAB 1 PENDAHULUAN. yang banyak terjadi dan tersebar di seluruh dunia terutama di negara BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Anemia defisiensi besi masih merupakan masalah kesehatan masyarakat yang banyak terjadi dan tersebar di seluruh dunia terutama di negara berkembang dan negara miskin,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY) di Indonesia masih menjadi masalah gizi utama. Program-program penanggulangan GAKY telah dilakukan beberapa dekade, dengan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pendidikan Kesehatan 1. Pengertian Pendidikan Kesehatan Pendidikan kesehatan adalah suatu proses yang menjembatani kesenjangan antara informasi dan tingkah laku kesehatan. Pendidikan

Lebih terperinci

BAB PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan kesehatan pada hakekatnya adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen Bangsa Indonesia yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bagi kelangsungan hidup suatu bangsa. Status gizi yang baik merupakan

BAB I PENDAHULUAN. bagi kelangsungan hidup suatu bangsa. Status gizi yang baik merupakan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keadaan gizi yang baik dapat dicapai dengan memperhatikan pola konsumsi makanan terutama energi, protein, dan zat gizi mikro. Pola konsumsi makanan harus memperhatikan

Lebih terperinci

Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Gizi Dengan Status GIzi Pada Balita di Desa Papringan 7

Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Gizi Dengan Status GIzi Pada Balita di Desa Papringan 7 Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Gizi Dengan Status GIzi Pada Balita di Desa Papringan 7 HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG GIZI DENGAN STATUS GIZI PADA BALITA DI DESA PAPRINGAN KECAMATAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kandungan gizinya belum sesuai dengan kebutuhan balita. zat-zat gizi yang terkandung dalam makanan.

BAB I PENDAHULUAN. kandungan gizinya belum sesuai dengan kebutuhan balita. zat-zat gizi yang terkandung dalam makanan. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Gizi sangat penting bagi kehidupan. Kekurangan gizi pada balita dapat menimbulkan beberapa efek negatif seperti lambatnya pertumbuhan badan, rawan terhadap penyakit,

Lebih terperinci