TINJAUAN PUSTAKA Karakteristik Yodium Fungsi Yodium Proses Metabolisme Yodium
|
|
- Yandi Widjaja
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 5 TINJAUAN PUSTAKA Karakteristik Yodium Yodium terdapat di tanah dan di laut dalam bentuk iodida. Tahun 1811 yodium ditemukan dalam ganggang laut oleh Bernard Courtois. Iodida berasal dari kata iode yang dalam bahasa Yunani artinya berwarna ungu. Wilayah yang paling memungkinkan untuk melepaskan yodium di permukaan bumi adalah wilayah pegunungan. Oleh karena itu, defisiensi yodium lebih banyak terjadi pada daerah pegunungan yang mempunyai curah kemasan hujan yang lebih tinggi, sehingga yodium akan terbawa bersama aliran air menuju ke muara terakhir yaitu laut (Picauly 2004). Yodium di udara dikembalikan lagi ke tanah oleh air hujan dengan proses yang sangat lambat dan konsentrasinya terbatas. Dengan demikian semua tanaman hasil panen yang tumbuh di lahan ini akan mempunyai kandungan yodium yang rendah (Hetzel et al 1996). Fungsi Yodium Yodium merupakan mineral yang termasuk unsur gizi esensial meskipun jumlahnya sangat sedikit di dalam tubuh yaitu sekitar µg. Oleh sebab itu yodium sering disebut sebagai mineral mikro atau trace element. Walaupun demikian, yodium sangat berfungsi dalam proses pertumbuhan, perkembangan, dan kecerdasan otak manusia maupun hewan (Linder 1992 & Astawan 2003). Yodium merupakan bagian integral dari kedua hormon tiroksin triiodotironin (T3) dan tetraiodotironin (T4). Fungsi utama hormon-hormon ini adalah mengatur pertumbuhan dan perkembangan. Hormon tiroid mengontrol kecepatan tiap sel menggunakan oksigen. Dengan demikian hormon tiroid mengontrol kecepatan pelepasan energi dari zat gizi yang menghasilkan energi. Tiroksin dapat merangsang metabolisme sampai 30%. Disamping itu kedua hormon ini mengatur suhu tubuh, reproduksi, pembentukan sel darah merah serta fungsi otot dan saraf. Yodium berperan pula dalam perubahan karoten menjadi bentuk aktif vitamin A; sintesis protein dan absorpsi karbohidrat dari saluran cerna. Yodium berperan pula dalam sintesis kolesterol darah (Almatsier 2006). Proses Metabolisme Yodium Yodium yang masuk ke dalam tubuh akan melewati tahap pencernaan sampai tahap ekskresi. Ganong (1989) menjelaskan bahwa yodium dalam bahan makanan setelah dicerna akan diubah menjadi iodida, selanjutnya proses
2 6 penyerapan akan terjadi dengan cepat dalam waktu 3 sampai 6 menit. Sebagian besar yodium yang telah diubah menjadi iodid diserap melalui usus kecil, kemudian langsung dibawa menuju kelenjar tiroid, tetapi beberapa diantaranya langsung masuk ke dalam saluran darah melalui dinding lambung. Yodium bergabung dengan molekul tirosin dan membentuk tiroksin (T 4 ) dan triiodotironin (T 3 ) di kelenjar tiroid. Hormon tersebut dikeluarkan ke dalam saluran darah sesuai dengan kebutuhan dan permintaan tubuh. Komposisi T 4 sekitar 95% dari hormon tiroid dalam darah atau lebih besar dari T 3. Dalam kelenjar gondok, T 4 dan T 3 bergabung dengan sebuah molekul protein menjadi tiroglobulin dan merupakan bentuk yodium yang siap untuk disimpan (Sauberlich 1999 & Linder 1992). Selanjutnya T 4 dan T 3 mengalami metabolisme dalam hati dan dalam kelenjar lainnya, sehingga dari sini dikeluarkan sekitar 60 µg ke dalam cairan ekstra sel. Beberapa derivat hormon tiroid diekskresikan ke dalam empedu, kemudian dikeluarkan ke dalam lumen usus. Dari sini sebagian mengalami sirkulasi enterohepatik, yang lepas dari reabsorpsi akan diekskresikan bersama feses hampir mencapai 20% µg/hr. Pembuangan yodium sebagian besar dilakukan melalui ginjal, sedangkan dalam jumlah yang lebih kecil dikeluarkan juga melalui usus dan keringat. Yodium yang tidak dapat diserap atau yang berasal dari empedu akan dikeluarkan bersama feses (Winarno 1997 & Brody 1999). Kecukupan Yodium Konsumsi yodium sangat bervariasi di semua belahan dunia. Adapun kecukupan yodium yang dianjurkan untuk orang Indonesia antara lain: Tabel 1 Angka Kecukupan Gizi untuk Indonesia dan RDA No. Kelompok Usia Kecukupan Indonesia (AKG) RDA (µg) (UNICEF/WHO/ICCIDD) tahun tahun Wanita hamil 150 (+50) Ibu menyusui 150 (+50) 290 Sumber: Risalah WNPG 2000 dan Food and Nutrition (FNB) Institute of Medicine 2001 Defisiensi yodium dapat terjadi pada saat penerimaan yodium kurang dari 50 µg/hr. Asupan yodium pada manusia berasal dari makanan dan minuman yang berasal dari alam sekitarnya. Di Indonesia, sejak tahun 1780 telah ditemukan prevalensi gondok yang cukup tinggi terutama didataran pulau Jawa dan Sumatra (92.5%) serta daerah pegunungan lainnya. Hal ini disebabkan
3 7 karena makanan yang dikonsumsi masyarakat tersebut sangat tergantung dari produksi makanan setempat yang tumbuh atau hidup pada kondisi tanah dengan kadar yodium yang rendah (Brody 1999). Gangguan Akibat Kurang Yodium Kekurangan yodium yang mengakibatkan gondok telah diketahui sejak lama (Djokomoeljanto 1974). Masalah berkurangnya yodium pada tanah menimbulkan berkurangnya semua bentuk yodium dalam tanaman yang tumbuh. Jadi kerusakan lingkungan akan membuat lingkungan yang kaya yodium menjadi berkurang (Picauly 2004). Masalah GAKY timbul disebabkan penduduk yang tinggal di wilayah dengan lapisan tanah berkadar yodium rendah yang disebabkan banjir, hujan dan proses glasiasi. Gangguan akibat kurang yodium (GAKY) disebabkan karena kurangnya yodium pada saat tumbuh kembang manusia. Gangguan akibat kurang yodium terdiri dari gondok dalam berbagai stadium, kretin endemik yang ditandai terutama oleh gangguan mental, gangguan pendengaran, gangguan pertumbuhan pada anak dan orang dewasa. Ibu hamil dengan kadar tiroksin rendah mempunyai risiko abortus dan kematian bayi (Supariasa dkk 2002). Sumber Yodium Yodium dapat diperoleh dari berbagai jenis pangan dan kandungannya berbeda-beda tergantung asal jenis pangan tersebut dihasilkan. Kandungan yodium pada buah dan sayur tergantung pada jenis tanah; jaringan hewan serta produk susu tergantung pada kandungan yodium dari pakan ternaknya; sedangkan pangan asal laut diperoleh dari air laut (Djokomoeljanto 1993). Seafood merupakan pangan sumber yodium alamiah yang cukup tinggi. Hal ini disebabkan karena yodium dalam tanah dapat terbawa pada saat banjir menuju sungai dan pada akhirnya ke laut, sehingga bahan pangan seperti rumput laut; berbagai jenis ikan laut; kepiting; udang dan sampai pada tanaman lain yang tumbuh dan hidup pada daerah sekitar pantai termasuk sumber air minum yang dimiliki mempunyai kandungan yodium yang tinggi (Djokomoeljanto 1993 & Astawan 2003). Sumber yodium lain adalah garam dan air yang difortifikasi. Garam termasuk dalam sembilan bahan pangan pokok yang diperlukan masyarakat dan oleh karenanya merupakan bahan makanan yang penting. Jenis garam yang di produksi berbeda tiap daerah dalam kandungan yodium dan bentuknya, hal ini tentunya berhubungan dengan kesukaan masyarakat sekitar. Konsumsi garam
4 8 beryodium per hari per orang mendekati g dimana garam tersebut mengandung 76 µg yodium per g (Picauly 2004). Adapun kandungan yodium dari pangan sumber yodium disajikan dalam tabel 2 berikut ini. Tabel 2 Kandungan yodium pangan sumber yodium per URT Bahan Pangan g/takaran saji Kandungan yodium/takaran saji (µg) Hati sapi 50 6 Ikan asin Ikan pindang Ikan laut Kerang Udang Telur Susu Bayam Agar-agar Sumber: Nutrisurvey 2007 Defisiensi yodium merupakan sebab pokok terjadinya masalah GAKY dan merupakan kasus yang umum di dunia dimana sebagian besar adalah penderita gondok dan kekerdilan pada anak. Hal ini disebabkan karena kelenjar tiroid melakukan proses adaptasi fisiologis terhadap kekurangan unsur yodium dalam makanan dan minuman yang dikonsumsinya (Djokomoeldjanto 1994). Faktor kelebihan yodium terjadi apabila yodium yang dikonsumsi cukup besar secara terus-menerus. Kelebihan yodium dalam tubuh dikenal sebagai hipertiroid, dimana kelenjar tiroid terlalu aktif memproduksi hormon tiroid. Tanda-tanda yang dapat dikenal adalah merasa gugup, lemah, sensitif terhadap panas, sering berkeringat, hiperaktif, berat badan menurun, nafsu makan bertambah, jari-jari tangan bergetar, jantung berdebar-debar, bola mata menonjol dan denyut nadi bertambah cepat dan tidak beraturan (Soekirman 2000). Garam Beryodium Gangguan akibat kekurangan yodium (GAKY) dapat berlanjut menjadi masalah nasional, karena berhubungan dengan kualitas sumber daya manusia yang akhirnya akan menghambat tujuan pembangunan nasional. Upaya yang dilakukan untuk menangani masalah tersebut adalah dengan upaya jangka pendek dan upaya jangka panjang. Upaya jangka pendek dilakukan melalui penyuntikan larutan lipiodol ( ), dan pemberian kapsul minyak beryodium (1992-sekarang). Suplemen kapsul minyak beryodium diberikan kepada kelompok resiko tinggi atau sasaran stategis yaitu wanita usia subur (WUS), ibu hamil, ibu menyusui dan anak sekolah pada daerah yang masuk kategori endemik berat dan sedang. Upaya ini sangat mahal sehingga tidak dapat dilakukan secara berkesinambungan, untuk itu upaya yang paling efektif
5 9 dan memungkinkan untuk dilakukan secara berkesinambungan adalah dengan upaya jangka panjang (Suherman 2008). Adapun upaya jangka panjang yang dilakukan adalah dengan fortifikasi garam konsumsi atau yodisasi garam. Garam yang sudah difortifikasi dengan yodium disebut garam beryodium. Program ini pertama dilakukan pada tahun 1976 dengan bantuan UNICEF. Tujuan program yodisasi garam adalah mentargetkan konsumsi garam beryodium sesuai persyaratan yaitu sebesar ppm (part per million) di tatanan rumah tangga minimum 90% (Suherman 2008). Kegiatan yang dilakukan dalam rangka memasyarakatkan garam beryodium adalah pemantauan status yodium di masyarakat, peningkatan konsumsi garam beryodium, peningkatan pasokan garam beryodium, penegakan norma sosial dan hukum, dan pemantauan koordinasi lintas sektor, swasta dan penguatan kelembagaan penanggulangan GAKY (Suherman 2008). Garam beryodium adalah garam yang diperkaya dengan KIO3 (kalium iodat) dalam bentuk larutan pada lapisan tipis garam, sehingga diperoleh campuran yang merata sesuai dengan standar nasional indonesia (SNI) dan mengandung yodium antara ppm untuk konsumsi manusia atau ternak, pengasinan ikan dan bahan penolong industri kecuali pemboran minyak, chlor alkali plan (CAP) dan industri kertas pulp. SNI garam konsumsi diterapkan secara wajib terhadap produsen dan distributor sesuai dengan Kepres no 69 tahun 1994 tentang pengadaan garam beryodium untuk melindungi kesehatan masyarakat. Hal ini dikaitkan dengan jumlah garam yang dikonsumsi tiap orang per hari sekitar 6 g atau satu sendok teh setiap hari (Depkes 1997). Setiap orang dianjurkan mengonsumsi garam beryodium sekitar 6 g atau satu sendok teh setiap hari. Dalam kondisi tertentu, dimana keringat keluar berlebihan, dianjurkan untuk mengonsumsi garam beryodium dua sendok teh sehari. Bagi orang yang menderita hipertensi atau yang harus mengurangi konsumsi garam, tetap mengonsumsi garam beryodium tetapi dalam jumlah yang sedikit dan dianjurkan mengonsumsi makanan dari laut yang kaya akan yodium seperti ikan, udang, ganggang laut (Depkes 1997). Distribusi dan Penyimpanan Garam Beryodium Mengingat keterbatasan yang dialami dalam program pemberian kapsul minyak beryodium, pencegahan gondok endemik lebih diarahkan dalam jangka panjang yaitu dengan distribusi garam beryodium dimaksudkan untuk meningkatkan konsumsi zat yodium melalui makanan. Karena produksi garam
6 10 beryodium berpusat di suatu tempat, maka untuk menjadi kesinambungan persediaan di daerah perlu dikembangkan jaringan distribusi garam beryodium lintas daerah baik provinsi maupun kabupaten atau kota (Suherman 2008). Berbagai upaya pencegahan defisiensi yodium pemerintah menganjurkan kepada masyarakat luas agar mampu dan mau menggunakan garam beryodium secara benar. Selain cara penggunaan garam beryodium masyarakat juga diharapkan mengerti cara menyimpan garam beryodium secara baik dan benar yaitu ditempatkan pada tempat yang kering dan ditaruh pada tempat tertutup agar kandungan yodium tidak hilang. Dalam pengolahan garam beryodium dimasukkan setelah diangkat dari perapian dan tertutup (Depkes 1997). Pengetahuan Gizi Pengetahuan merupakan hasil pengindraan seseorang terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui panca indra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, perasa dan peraba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Notoatmodjo 2007). Pengetahuan gizi adalah pemahaman seseorang tentang ilmu gizi, zat gizi, serta interaksi antara zat gizi terhadap status gizi dan kesehatan. Pengetahuan gizi yang baik dapat menghindarkan seseorang dari konsumsi pangan yang salah atau buruk. Pengetahuan gizi dapat diperoleh dari pendidikan formal maupun informal. Selain itu juga dapat diperoleh dengan melihat, mendengar sendiri atau melalui alat-alat komunikasi seperti membaca surat kabar dan majalah, mendengar siaran radio dan menyaksikan siaran televisi ataupun melalui penyuluhan kesehatan atau gizi (Suhardjo 1989) Pengetahuan gizi menjadi landasan penting yang menentukan konsumsi pangan rumah tangga. Individu yang berpengetahuan gizi baik akan mempunyai kemampuan untuk menerapkan pengetahuan gizinya didalam pemilihan maupun pengolahan pangan sehingga konsumsi pangan yang mencukupi bisa lebih terjamin (Khomsan 2000). Salah satu hal yang turut mempengaruhi ketersediaan pangan adalah pengetahuan gizi dalam memilih makanan yang bergizi tinggi. Orang yang tingkat pengetahuannya tinggi cenderung akan memilih dan menyediakan makanan yang lebih murah dengan nilai gizi yang lebih tinggi. Oleh karena itu, upaya meningkatkan jumlah dan mutu konsumsi makanan memerlukan peningkatan pengetahuan masyarakat tentang makanan yang bergizi, perubahan sikap serta perubahan praktik sehari-hari dalam menentukan, memilih dan mengonsumsi makanannya (Muniarti 2011).
7 11 Suhardjo (1989) menyatakan bahwa kurangnya pengetahuan dan salah konsepsi tentang kebutuhan pangan dan nilai pangan, kemiskinan dan kekurangan faktor persediaan pangan yang bergizi merupakan faktor penting dalam masalah kurang gizi. Penyebab lain gangguan gizi adalah kurangnya pengetahuan tentang gizi atau kemampuan menerapkan informasi tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Pengetahuan gizi merupakan landasan penting untuk terjadi perubahan sikap dan praktik gizi. Praktik yang didasari pengetahuan akan bertahan lebih lama, oleh sebab itu penting bagi seseorang untuk memperoleh pengetahuan gizi dari berbagai sumber seperti sekolah, media cetak maupun media elektronik. Tingkat pengetahuan gizi seseorang berpengaruh terhadap sikap dan praktik dalam pemilihan makanan yang pada akhirnya akan berpengaruh pada keadaan gizi individu yang bersangkutan (Maria 2012). Pengetahuan ibu, termasuk pengetahuan tentang gizi diperoleh melalui pendidikan formal dan non formal. Pendidikan formal adalah jenis pendidikan yang diselenggarakan oleh sekolah sesuai dengan kurikulum yang ditetapkan dan tempat kronologis yang ketat untuk tingkatan umur populasi sasarannya. Pendidikan informal adalah jenis pendidikan yang berlangsung seumur hidup yang mempelajari seluruh aspek kehidupan (Pranadji 1988, diacu dalam Pratiwi 2006). Tingkat pengetahuan gizi ini, dibagi kedalam 3 kategori, yaitu baik, sedang, dan kurang. Cara pengkategorian dilakukan dengan menetapkan cut-off point dari skor yang telah dijadikan persen. Adapun pengkategorian pengetahuan gizi tersebut adalah kategori baik memiliki skor 80%, kategori sedang memiliki skor %, kategori kurang memiliki skor <60% (Khomsan 2000). Sikap Gizi Sikap belum merupakan suatu perbuatan (action), tetapi dari sikap seseorang dapat diramalkan perbuatannya. Sikap akan sangat berguna bagi seseorang sebab sikap akan mengarahkan praktik secara langsung. Sikap negatif akan menumbuhkan praktik yang negatif, seperti menolak, menjauhi, meninggalkan, bahkan sampai hal-hal yang merusak. Sikap seseorang terhadap obyek menentukan praktik yang akan timbul dari orang tersebut terhadap obyek. Sikap merupakan fungsi dari pengetahuan, pendapat, keyakinan, penilaian seseorang terhadap obyek tertentu (Pratiwi 2006). Sikap merupakan reaksi atau respon seseorang yang masih tertutup terhadap suatu stimulus atau objek. Faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan sikap antara lain pengalaman
8 12 pribadi, kebudayaan, orang lain yang dianggap penting, media masa, institusi atau lembaga pendidikan dan agama, serta faktor emosional (Maria 2012). Menurut Notoatmodjo (2005) sikap mempunyai tingkat-tingkat berdasarkan intensitasnya, yaitu: (1) menerima (receiving) diartikan bahwa seseorang atau subjek mau menerima stimulus yang diberikan (objek) (2) menanggapi (responding) diartikan memberikan jawaban atau tanggapan terhadap pertanyaan atau objek yang dihadapi (3) menghargai (valuing) diartikan subjek atau seseorang memberikan nilai yang positif terhadap objek atau stimulus dalam arti membahasnya dengan orang lain dan bahkan mengajak atau mempengaruhi atau menganjurkan orang lain merespon (4) bertanggungjawab (responsible) adalah sikap yang paling tinggi tingkatannya adalah bertanggung jawab terhadap apa yang telah diyakininya. Pengukuran sikap ini dapat dilakukan dengan menggunakan skala hedonic likert type yaitu kepada contoh ditanyakan apakah setuju, ragu-ragu atau tidak setuju terhadap pernyataan yang diberikan (Sanjur 1982). Praktik Gizi Berdasarkan Notoatmodjo (2005) suatu sikap belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan (cover behavior). Untuk terwujudnya sikap menjadi suatu perbedaan nyata diperlukan faktor pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan, antara lain adalah fasilitas. Disamping faktor fasilitas juga diperlukan faktor dukungan (support) dari pihak lain. Praktik dibedakan menjadi 3 tingkatan menurut kualitasnya, yaitu: 1. Praktik terpimpin yaitu apabila subjek atau seseorang telah melakukan sesuatu tetapi masih tergantung pada tuntutan atau menggunakan panduan. 2. Praktik secara mekanis yaitu apabila subjek atau seseorang telah melakukan atau mempraktikan sesuatu hal secara otomatis 3. Adopsi yaitu suatu tindakan atau praktik yang sudah berkembang, perilakunya sudah berkualitas. Menurut teori Lawrence Green dalam Notoatmodjo (2005) praktik ditentukan oleh 3 faktor utama yaitu sebagai berikut: Faktor-faktor predisposisi (disposing faktors), yaitu faktor-faktor yang mempermudah terjadinya praktik seseorang, antara lain pengetahuan, sikap, keyakinan, kepercayaan, nilai-nilai, tradisi, dan sebagainya. Faktor-faktor pemungkin (enabling faktors) adalah faktor-faktor yang memungkinkan atau yang memfasilitasi praktik atau tindakan, yang dimaksud
9 13 faktor pemungkin adalah sarana dan prasarana atau fasilitas untuk terjadinya suatu praktik. Faktor-faktor penguat (reinforcing faktors) adalah faktor-faktor yang mendorong atau memperkuat terjadinya praktik.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Yodium Yodium ditemui dalam bentuk inorganik (yodida) dan organik dalam jaringan tubuh. Yodium adalah penting untuk reproduksi system disamping untuk produksi hormon tiroid yaitu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. namun penanggulangannya tidak dapat dilakukan dengan pendekatan medis
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah gizi pada hakikatnya adalah masalah kesehatan masyarakat, namun penanggulangannya tidak dapat dilakukan dengan pendekatan medis dan pelayanan kesehatan saja.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Garam Beryodium Garam beryodium adalah suatu inovasi yang ditawarkan kepada konsumen atau setiap keluarga untuk mencegah kekurangan yodium sebagai upaya jangka panjang (Depkes
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Yodium Yodium ditemui dalam bentuk inorganik (yodida) dan organik dalam jaringan tubuh. Yodium adalah penting untuk reproduksi system disamping untuk produksi hormon tiroid yaitu
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Gaky Gangguan akibat kekurangan yodium adalah rangkaian efek kekurangan yodium pada tumbuh kembang manusia. Spektrum seluruhnya terdiri dari gondok dalam berbagai
Lebih terperinciApa yang dimaksud dengan Yodium?
UPAYA MENINGKATKAN KONSUMSI GARAM BERYODIUM DI PROVINSI BALI MELALUI KEBIJAKAN BERWAWASAN KESEHATAN : SURAT EDARAN GUBERNUR BALI NOMOR : 440/2541/KESMAS.DISKES, TANGGAL 16 FEBRUARI 2015 TENTANG PENINGKATAN
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. ditentukan sebesar ppm dalam bentuk KIO 3 hal ini dikaitkan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Garam Beryodium. 1. Pengertian Garam Beryodium. Garam beryodium merupakan istilah yang biasa digunakan untuk garam yang telah difortifikasi ( ditambah ) dengan yodium. Di Indonesia
Lebih terperinciINKE INDAH PERMATASARI
i HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PRAKTIK GIZI IBU DENGAN KONSUMSI PANGAN SUMBER YODIUM DAN PENGGUNAAN JENIS GARAM RUMAH TANGGA DI WILAYAH PEGUNUNGAN KABUPATEN CIANJUR INKE INDAH PERMATASARI a DEPARTEMEN
Lebih terperinciDAFTAR GAMBAR. Gambar 1. Kerangka konsep penelitian pemeriksaan kadar iodium pada garam. 18
DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Kerangka konsep penelitian pemeriksaan kadar iodium pada garam. 18 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pentingnya iodium dalam tubuh manusia untuk metabolisme sudah dikenal sejak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Masalah kesehatan manusia saat ini menjadi hal yang sangat kompleks dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah kesehatan manusia saat ini menjadi hal yang sangat kompleks dan perlu dikaji secara kompleks. Salah satu masalah kesehatan yang saat ini menjadi perbincangan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Yodium Kalium Iodat atau KIO3 adalah serbuk berwarna putih dan tidak berbau serta mempunyai berat molekul 214,00. kalium iodat mudah larut dalam air dan berfungsi mengatur keseimbangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. proses metabolisme di dalam tubuh. Gangguan akibat kekurangan yodium
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Yodium merupakan zat mineral mikro yang harus tersedia didalam tubuh yang berfungsi untuk pembentukan hormon tiroid dan berguna untuk proses metabolisme di dalam tubuh.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. sebagai bahan dasar dalam pembentukan hormon tiroid. Apabila tubuh
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Yodium merupakan trace elements yang dibutuhkan tubuh sebagai bahan dasar dalam pembentukan hormon tiroid. Apabila tubuh kekurangan yodium, pembentukan hormon
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Tetrajodotyronin (T4) yang terakhir disebut juga tiroksin (Sediaoetama,
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Yodium merupakan zat yang esensial bagi tubuh, karena merupakan komponen dari hormon tiroksin. Terdapat dua ikatan organik yang menunjukkan bioaktifitas hormon ini,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam memenuhi kebutuhan setiap manusia atau masyarakat pada
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam memenuhi kebutuhan setiap manusia atau masyarakat pada umumnya yang perlu diperhatikan yaitu status kesehatan terutama masalah gizi, faktor yang mempengaruhi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Gangguan Akibat Kurang Yodium (GAKY) 1. Pengertian Gangguan akibat kurang Yodium (GAKY) adalah rangkaian efek kekurangan yodium pada tumbuh kembang manusia. Kekurangan unsur
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat. Kekurangan gizi akan menyebabkan kegagalan pertumbuhan fisik dan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan Bangsa Indonesia sekarang ini lebih diarahkan untuk meningkatkan kecerdasan dan produktifitas kerja. Salah satu upaya yang memiliki dampak positif terhadap
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pendidikan Kesehatan 1. Pengertian Pendidikan Kesehatan Pendidikan kesehatan adalah suatu proses yang menjembatani kesenjangan antara informasi dan tingkah laku kesehatan. Pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. beragam. Masalah gizi di Indonesia dan di Negara berkembang pada
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia saat ini menghadapi masalah kesehatan yang kompleks dan beragam. Masalah gizi di Indonesia dan di Negara berkembang pada umumnya masih didominasi oleh
Lebih terperinciGangguan Akibat kekurangan Yodium (GAKY)
Gangguan Akibat kekurangan Yodium (GAKY) Kelompok 8 Noer Rafidah Ramli (K 111 11 297) Nur Asizah (K 111 11 298) Ramdani (K 111 11 301) Rahmawati Mustamin (K 111 11 303) Febi Riska (K 111 11) Outline Definisi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. masih didominasi oleh kekurangan zat gizi yang disebabkan banyak faktor, di
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Departemen Kesehatan (2000) menyebutkan bahwa masalah gizi di Indonesia masih didominasi oleh kekurangan zat gizi yang disebabkan banyak faktor, di antaranya adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gangguan Akibat Kurang Iodium (GAKI) merupakan masalah kesehatan yang serius mengingat dampaknya yang sangat besar terhadap kelangsungan hidup dan kualitas sumber daya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penting dalam pemeliharaan fungsi tubuh secara keseluruhan. Mineral
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mineral merupakan bagian dari tubuh dan memegang peranan penting dalam pemeliharaan fungsi tubuh secara keseluruhan. Mineral digolongkan dalam mineral makro dan mikro.
Lebih terperinciHUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU RUMAH TANGGA DENGAN PENGELOLAAN GARAM DI DESA JONO KECAMATAN TAWANGHARJO KABUPATEN GROBOGAN
HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU RUMAH TANGGA DENGAN PENGELOLAAN GARAM DI DESA JONO KECAMATAN TAWANGHARJO KABUPATEN GROBOGAN Skripsi ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gangguan Akibat Kekurangan Iodium (GAKI) merupakan salah satu masalah gizi utama di Indonesia, yaitu sekumpulan gejala yang ditimbulkan akibat tubuh mengalami
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kesehatan masyarakat baik di Indonesia maupun di dunia. Masalah yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gangguan Akibat Kekurangan Iodium (GAKI) merupakan masalah kesehatan masyarakat baik di Indonesia maupun di dunia. Masalah yang ditimbulkan cukup serius dengan spektrum
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berpotensi menurunkan tingkat kecerdasan atau biasa disebut Intelligence Quotient
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY) merupakan masalah kesehatan masyarakat yang penanggulangannya tidak dapat dilakukan dengan pendekatan medis dan pelayanan kesehatan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Garam Beriodium 2.1.1 Pengertian Garam Beriodium merupakan istilah yang biasa digunakan untuk garam yang telah difortifikasi (ditambah) dengan iodium. Iodium ditambahkan dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY) di Indonesia merupakan
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY) di Indonesia merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang serius, mengingat selain luasnya cakupan penduduk yang menderita
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN SIJUNJUNG NOMOR 9 TAHUN 2010 TENTANG PENANGGULANGAN MASALAH GANGGUAN AKIBAT KEKURANGAN YODIUM (GAKY)
PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIJUNJUNG NOMOR 9 TAHUN 2010 TENTANG PENANGGULANGAN MASALAH GANGGUAN AKIBAT KEKURANGAN YODIUM (GAKY) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIJUNJUNG, Menimbang : a. bahwa
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh keadaan gizi (Kemenkes, 2014). Indonesia merupakan akibat penyakit tidak menular.
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu ciri bangsa maju adalah bangsa yang memiliki tingkat kesehatan, kecerdasan, dan produktivitas kerja yang tinggi. Ketiga hal ini dipengaruhi oleh keadaan gizi
Lebih terperinciSTUDI TENTANG FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYAKIT GONDOK PADA LANSIA DI DESA ARJOSARI KECAMATAN JABUNG MALANG
STUDI TENTANG FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYAKIT GONDOK PADA LANSIA DI DESA ARJOSARI KECAMATAN JABUNG MALANG Sunarsih Yudawati, Emy Setyowati Program Studi Diploma 3 Akademi Kebidanan Wira Husada
Lebih terperinciIkan, merupakan jenis makanan sehat yang rendah lemak jenuh, tinggi. protein, dan merupakan sumber penting asam lemak omega 3.
BAB 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ikan, merupakan jenis makanan sehat yang rendah lemak jenuh, tinggi protein, dan merupakan sumber penting asam lemak omega 3. Ikan baik untuk tambahan diet karena
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Gizi merupakan salah satu penentu kualitas sumber daya. manusia. Kekurangan gizi akan menyebabkan kegagalan pertumbuhan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gizi merupakan salah satu penentu kualitas sumber daya manusia. Kekurangan gizi akan menyebabkan kegagalan pertumbuhan fisik dan perkembangan kecerdasan, menurunkan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Air Susu Ibu (ASI) 1. Pengertian ASI Air susu Ibu (ASI) mengandung semua bahan yang diperlukan bayi, mudah dicerna, memberi perlindungan terhadap infeksi, selalu segar, bersih
Lebih terperinciLYDIA NURVITA RACHMAWANTI J
HUBUNGAN ANTARA PEMILIHAN DAN PENYIMPANAN GARAM BERYODIUM DENGAN STATUS YODIUM PADA WANITA USIA SUBUR DI DESA SELO, KECAMATAN SELO BOYOLALI JAWA TENGAH Skripsi ini Disusun sebagai Salah Satu Syarat untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tergantung orang tua. Pengalaman-pengalaman baru di sekolah. dimasa yang akan datang (Budianto, 2009).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak SD (sekolah dasar) yaitu anak yang berada pada usia 6-12 tahun, memiliki fisik yang lebih kuat dibandingkan dengan balita, mempunyai sifat individual dalam banyak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. daya manusia adalah upaya peningkatan status gizi. Gangguan Akibat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Upaya yang memiliki dampak positif terhadap peningkatan sumber daya manusia adalah upaya peningkatan status gizi. Gangguan Akibat Kekurangan Iodium (GAKI) menjadi salah
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
4 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kalsium Kalsium merupakan mineral yang paling banyak terdapat di dalam tubuh. Kalsium dibutuhkan di semua jaringan tubuh, khususnya tulang. Sekitar 99% kalsium tubuh berada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pemerintah Indonesia saat ini masih menghadapi beberapa masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemerintah Indonesia saat ini masih menghadapi beberapa masalah gizi diantaranya yaitu kekurangan yodium dan kekurangan yodium dapat diderita orang pada setiap kehidupan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pembangunan nasional suatu bangsa ditentukan oleh
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberhasilan pembangunan nasional suatu bangsa ditentukan oleh ketersediaan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas yang memiliki fisik tanggung, mental yang kuat
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY) masih merupakan. masalah kesehatan yang membutuhkan perhatian dan penanganan yang serius.
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY) masih merupakan masalah kesehatan yang membutuhkan perhatian dan penanganan yang serius. Berdasarkan data world health
Lebih terperinciANALISA KADAR IODIUM PADA TELUR ASIN
ANALISA KADAR IODIUM PADA TELUR ASIN Korry Novitriani dan Dina Sucianawati Program Studi D-III Analis Kesehatan STIKes Bakti Tunas Husada Tasikmlaya Juli 2014 ABSTRAK Iodium merupakan zat gizi essensial
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Garam Beriodium Garam beriodium adalah garam yang telah ditambah dengan iodium yang dibutuhkan untuk pertumbuhan dan kecerdasan setiap manusia. Kapantow dkk. (2013)
Lebih terperinciANALISIS IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM PENGHENTIAN SUPLEMENTASI KAPSUL IODIUM DI KABUPATEN MAGELANG. Styawan Heriyanto
ANALISIS IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM PENGHENTIAN SUPLEMENTASI KAPSUL IODIUM DI KABUPATEN MAGELANG Styawan Heriyanto ABSTRAK Gangguan akibat kekurangan Iodium (GAKI) merupakan masalah kesehatan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Posyandu atau Pos Pelayanan Terpadu adalah Forum Komunikasi Alih. rangka pencapaian NKKBS ( Mubarak & Chayalin, 2009).
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) Posyandu atau Pos Pelayanan Terpadu adalah Forum Komunikasi Alih Teknologi dan Pelayanan Kesehatan Masyarakat oleh dan untuk masyarakat yang
Lebih terperinci12 PESAN DASAR NUTRISI SEIMBANG
12 PESAN DASAR NUTRISI SEIMBANG Makanlah Aneka Ragam Makanan Kecuali bayi diperlukan tubuh baik kualitas maupun kuantintasnya Triguna makanan; - zat tenaga; beras, jagung, gandum, ubi kayu, ubi jalar,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kepatuhan 1. Pengertian Kepatuhan Kepatuhan adalah tingkat ketepatan perilaku seorang individu dengan nasehat medis atau kesehatan dan menggambarkan penggunaan obat sesuai dengan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Keluarga Sadar Gizi (Kadarzi) Keluarga sadar gizi (Kadarzi) adalalah suatu keluarga yang mampu
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Keluarga Sadar Gizi (Kadarzi) Keluarga sadar gizi (Kadarzi) adalalah suatu keluarga yang mampu mengenal, mencegah dan mengatasi masalah gizi setiap anggotanya. Suatu
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. kegiatan kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat, yang. pelayanan kesehatan dasar. Kegiatan kegiatan yang ada dalam
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Posyandu 1. Pengertian Pos Pelayanan Terpadu atau yang sering disebut dengan Posyandu adalah suatu forum komunikasi, alih teknologi dan pelayanan kesehatan masyarakat yang dilakukan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. masalah kesehatan yang memiliki dampak yang sangat besar terhadap
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY) merupakan salah satu masalah kesehatan yang memiliki dampak yang sangat besar terhadap kelangsungan hidup dan kualitas sumber
Lebih terperinciGIZI WANITA HAMIL SEMESTER VI - 6 DAN 7
GIZI WANITA HAMIL SEMESTER VI - 6 DAN 7 METABOLISME MINERAL PADA WANITA HAMIL : KALSIUM DAN FOSFOR Selama kehamilan metabolisme kalsium dan fosfor mengalami perubahan. ABSORBSI kalsium dalam darah menurun
Lebih terperinciMODUL PENGGUNAAN GARAM BERYODIUM UNTUK ANAK SD
MODUL PENGGUNAAN GARAM BERYODIUM UNTUK ANAK SD Oleh Arsad Rahim Ali Staf Dinas Kesehatan Kab. Polewali Mandar Sulawesi Barat Modul Pembelajaran Penggunaan Garam Beryodium untuk Anak SD 1 Tiap 100 anak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. balita yang cerdas. Anak balita salah satu golongan umur yang rawan. masa yang kritis, karena pada saat itu merupakan masa emas
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak balita adalah penerus masa depan kita, anak balita juga menentukan masa depan bangsa, anak balita sehat akan menjadikan anak balita yang cerdas. Anak balita salah
Lebih terperinciNutrisi untuk Mendukung Tenaga Kerja yang Sehat dan Produktif. dr. Yulia Megawati
Nutrisi untuk Mendukung Tenaga Kerja yang Sehat dan Produktif dr. Yulia Megawati Tenaga Kerja Adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan
Lebih terperinciPeluang Aplikasi Mikroenkapsulat Vitamin A dan Zat Besi sebagai. Chance of Microencapsulat Application of Vitamin A and Iron as
Peluang Aplikasi Mikroenkapsulat Vitamin A dan Zat Besi sebagai Chance of Microencapsulat Application of Vitamin A and Iron as D ABSTRAK Vitamin A dan zat besi termasuk salah satu zat gizi mikro yang dibutuhkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masalah gizi masyarakat merupakan salah satu. masalah yang sering dialami oleh negara berkembang,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah gizi masyarakat merupakan salah satu masalah yang sering dialami oleh negara berkembang, termasuk Indonesia. Di Indonesia, Gangguan Akibat Kekurangan Yodium
Lebih terperinciPENDAHULAUAN Latar Belakang
PENDAHULAUAN Latar Belakang Tubuh membutuhkan iodin untuk pembentukan hormon tiroid yaitu tiroksin (T 4 ) dan triiodotironin (T 3 ). Kedua hormon ini sangat berperan dalam proses pertumbuhan dan perkembangan
Lebih terperinciGIZI DAUR HIDUP. Rizqie Auliana, M.Kes
GIZI DAUR HIDUP Rizqie Auliana, M.Kes rizqie_auliana@uny.ac.id Pengantar United Nations (Januari, 2000) memfokuskan usaha perbaikan gizi dalam kaitannya dengan upaya peningkatan SDM pada seluruh kelompok
Lebih terperinciKARYA TULIS ILMIAH. Diajukan Sebagai Salah Satu SyaratUntuk Menyelesaikan Pendidikan Diploma III (tiga) Kesehatan Bidang Gizi
1 PERBEDAAN PENGETAHUAN SISWA SEBELUM DAN SESUDAH DI BERI PENYULUHAN TENTANG GANGGUAN AKIBAT KEKURANGAN YODIUM (GAKY) DI SEKOLAH DASAR NEGERI 2 SELO, KECAMATAN SELO, KABUPATEN BOYOLALI KARYA TULIS ILMIAH
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY) di Indonesia merupakan
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY) di Indonesia merupakan salah satu dari 4 masalah kesehatan yang ada di Indonesia. Konsekuensi dari kekurangan yodium disebut
Lebih terperinciBAB II. Tinjauan Pustaka. respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari luar).
BAB II Tinjauan Pustaka 2.1 Konsep Perilaku 2.1.1 Pengertian Perilaku menurut Skinner (1938) seorang ahli psikologi adalah respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari luar). Oleh karena
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sampai usia lanjut (Depkes RI, 2001). mineral. Menurut Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi VI 1998
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gizi merupakan salah satu penentu kualitas sumber daya manusia. Kekurangan gizi dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan fisik dan perkembangan kecerdasan terganggu, menurunnya
Lebih terperinciMENGAPA DAN BAGAIMANA IODISASI GARAM RAKYAT DI INDONESIA? Oleh Arif Rahman Hakim, S.St.Pi (Penyuluh Perikanan Pada Pusat Penyuluhan KP, BPSDMKP)
MENGAPA DAN BAGAIMANA IODISASI GARAM RAKYAT DI INDONESIA? Oleh Arif Rahman Hakim, S.St.Pi (Penyuluh Perikanan Pada Pusat Penyuluhan KP, BPSDMKP) APA MANFAAT YODIUM? Indonesia merupakan salah satu negara
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Gambaran Umum Penelitian Penelitian pengetahuan dan sikap terhadap praktik pencegahan hipertensi pada remaja ini dilakukan di SMAN 15 Semarang
Lebih terperinciKARYA TULIS ILMIAH Diajukan sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Diploma III Gizi. Disusun oleh : AGUSTINA ITRIANI J
HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DAN PENGETAHUAN IBU BALITA DENGAN POLA PEMBERIAN MP-ASI PADA ANAK USIA 6-24 BULAN DI POSYANDU MENUR IV KELURAHAN JEBRES KECAMATAN JEBRES SURAKARTA KARYA TULIS ILMIAH
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengalaman langsung maupun dari pengalaman orang lain (Notoatmodjo, 2005, hal. 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan 1. Pengertian Pengetahuan Pengetahuan adalah hasil tahu dari manusia, yang sekedar menjawab pertanyaan what, misalnya apa air, apa alam, dan sebagainya, yang dapat
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. KEPATUHAN 1. Defenisi Kepatuhan Kepatuhan adalah tingkat ketepatan perilaku seorang individu dengan nasehat medis atau kesehatan. Dengan menggambarkanpenggunaan obat sesuai petunjuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang terdiri dari dataran tinggi atau pegunungan. Gangguan Akibat. jangka waktu cukup lama (Hetzel, 2005).
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gondok Endemik merupakan masalah gizi yang dijumpai hampir diseluruh negara di dunia, baik di negara berkembang termasuk di Indonesia maupun negara maju. Terlebih
Lebih terperinciMAKALAH MATA KULIAH PANGAN DAN GIZI HASIL TERNAK. Oleh : Titian Rahmad S. H
MAKALAH MATA KULIAH PANGAN DAN GIZI HASIL TERNAK Oleh : Titian Rahmad S. H0506010 JURUSAN/PROGRAM STUDI PETERNAKAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2009 MINERAL Mineral merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Anemia pada ibu hamil merupakan salah satu masalah yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anemia pada ibu hamil merupakan salah satu masalah yang sampai saat ini masih terdapat di Indonesia yang dapat meningkatkan risiko morbiditas dan mortalitas ibu dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. wanita hamil mempunyai risiko terjadinya abortus, lahir mati, sampai cacat bawaan. menghambat pembangunan (Depkes RI, 2005 ).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gangguan Akibat Kekurangan Iodium (GAKI) di Indonesia merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang serius mengingat dampaknya sangat besar terhadap kelangsungan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. disamping tiga masalah gizi lainya yaitu kurang energi protein (KEP), masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anemia merupakan satu dari empat masalah gizi yang ada di indonesia disamping tiga masalah gizi lainya yaitu kurang energi protein (KEP), masalah gangguan akibat kurangnya
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas, sehat, cerdas dan produktif. Untuk
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tantangan utama dalam pembangunan suatu bangsa adalah membangun Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas, sehat, cerdas dan produktif. Untuk mencapainya, faktor
Lebih terperinciBAB I PEN DAHULUAN. prasarana pendidikan yang dirasakan masih kurang khususnya didaerah pedesaan.
BAB I PEN DAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu masalah pembangunan nasional adalah rendahnya kualitas SDM. Masalah ini dipengaruhi oleh banyak faktor, seperti gizi makanan, sikap masyarakat terhapat pendidikan,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Lanjut usia adalah tahap akhir perkembangan pada daur kehidupan manusia
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Lanjut Usia Lanjut usia adalah tahap akhir perkembangan pada daur kehidupan manusia (Budi,1999). Sedangkan menurut pasal 1 ayat (2), (3), (4) UU No.13 Tahun 1998
Lebih terperinciFAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGGUNAAN GARAM BERYODIUM PADA RUMAH TANGGADI DESA JATIBARANG BARU KABUPATEN INDRAMAYU
FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGGUNAAN GARAM BERYODIUM PADA RUMAH TANGGADI DESA JATIBARANG BARU KABUPATEN INDRAMAYU Oleh: Riyanto Martomijoyo FKM Universitas Wiralodra Indramayu, Jawa Barat ABSTRAK
Lebih terperinciMasa nifas adalah masa dimulai beberapa jam sesudah lahirnya plasenta sampai 6 minggu setelah melahirkan (Pusdiknakes, 2003:003). Masa nifas dimulai
Masa nifas adalah masa dimulai beberapa jam sesudah lahirnya plasenta sampai 6 minggu setelah melahirkan (Pusdiknakes, 2003:003). Masa nifas dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat-alat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. GAKY merupakan masalah kesehatan yang telah mendunia. Organisasi. Kesehatan Sedunia (2007), menyatakan GAKY merupakan masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang GAKY merupakan masalah kesehatan yang telah mendunia. Organisasi Kesehatan Sedunia (2007), menyatakan GAKY merupakan masalah kesehatan masyarakat di negara maju dan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Air Susu Ibu 1. Pengertian ASI ASI adalah suatu emulsi lemak dalam larutan protein, lactose dan garamgaram organic yang disekresi oleh kedua belah kelenjar payudara ibu sebagai
Lebih terperinciMANFAAT ZAT BESI UNTUK MENINGKATKAN KECERDASAN ANAK
MANFAAT ZAT BESI UNTUK MENINGKATKAN KECERDASAN ANAK Dr Darwin Pangaribuan Dosen Universitas Lampung Bahan presentasi Seminar Perawat dan Guru Balai Keratun 6 Juni 2010 Disamping itu kekurangan gizi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Hipertensi a. Pengertian Hipertensi Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dengan tekanan sistolik di atas 140 mmhg dan tekanan diastolik
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN TEORI
BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Kolostrum 2.1.1 Pengertian Kolostrum merupakan air susu yang keluar pada hari pertama sampai hari ketiga setelah bayi lahir, berwarna agak kekuningan lebih kuning dari ASI biasa,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dari tiga masalah gizi utama di Indonesia. GAKY merupakan masalah. kelenjar gondok, kekurangan yodium dapat mempengaruhi kecerdasan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gangguan akibat kekurangan Yodium (GAKY) adalah salah satu dari tiga masalah gizi utama di Indonesia. GAKY merupakan masalah kesehatan yang masih membutuhkan
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. masalah kesehatan masyarakat ( Public Health Problem) adalah anemia gizi.
1 BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu masalah gizi pada remaja dan dewasa yang masih menjadi masalah kesehatan masyarakat ( Public Health Problem) adalah anemia gizi. Prevalensi anemia di
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. dan jumlah sel darah merah dibawah nilai normal yang dipatok untuk perorangan.
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anemia merupakan keadaan menurunnya kadar hemoglobin, hematokrit, dan jumlah sel darah merah dibawah nilai normal yang dipatok untuk perorangan. Sedangkan anemia
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. juta penduduk Indonesia (Siagian, 2003). Asupan yang cukup serta ketersediaan
I PENDAHULUAN Bab ini akan menguraikan mengenai : (1.1) Latar Belakang, (1.2) Identifikasi Masalah, (1.3) Tujuan Penelitian, (1.4) Manfaat Penelitian, (1.5) Kerangka Pemikiran, (1.6) Hipotesis Penelitian,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. seseorang dengan tujuan tertentu pada waktu tertentu. Konsumsi pangan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsumsi Pangan Konsumsi pangan adalah jenis dan jumlah pangan yang di makan oleh seseorang dengan tujuan tertentu pada waktu tertentu. Konsumsi pangan dimaksudkan untuk memenuhi
Lebih terperinciDampak Pencemaran Pantai Dan Laut Terhadap Kesehatan Manusia
Dampak Pencemaran Pantai Dan Laut Terhadap Kesehatan Manusia Dengan semakin meluasnya kawasan pemukiman penduduk, semakin meningkatnya produk industri rumah tangga, serta semakin berkembangnya Kawasan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manusia. Kekurangan gizi akan menyebabkan gagalnya pertumbuhan,
A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Gizi seimbang merupakan salah satu penentu kualitas sumber daya manusia. Kekurangan gizi akan menyebabkan gagalnya pertumbuhan, perkembangan, menurunkan produktifitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY) tetap menjadi ancaman global utama untuk kesehatan dan pembangunan. Defisiensi yodium memiliki beberapa efek buruk pada pertumbuhan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN TEORI. dikonsumsi secara normal melalui proses digesti, absorpsi, transportasi,
BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Status Gizi Gizi adalah suatu proses organisme menggunakan makanan yang dikonsumsi secara normal melalui proses digesti, absorpsi, transportasi, penyimpanan, metabolisme, dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Anak merupakan salah satu aset sumber daya manusia dimasa depan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak merupakan salah satu aset sumber daya manusia dimasa depan yang perlu mendapat perhatian khusus. Adanya peningkatan dan perbaikan kualitas hidup anak merupakan
Lebih terperinciCARA PEMINDANGAN DAN KADAR PROTEIN IKAN TONGKOL (Auxis thazard) DI KABUPATEN REMBANG
CARA PEMINDANGAN DAN KADAR PROTEIN IKAN TONGKOL (Auxis thazard) DI KABUPATEN REMBANG SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Biologi Oleh:
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. secara eksklusif selama 6 bulan kehidupan pertama bayi. Hal ini dikarenakan ASI
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Usia balita merupakan periode pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat. Status gizi yang baik pada masa bayi dapat dipenuhi dengan pemberian ASI secara eksklusif
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. trimester III sebesar 24,6% (Manuba, 2004). Maka dari hal itu diperlukan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anemia adalah suatu keadaan dimana komponen dalam darah, yakni hemoglobin (Hb) dalam darah atau jumlahnya kurang dari kadar normal. Di Indonesia prevalensi anemia pada
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh
17 METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian payung dengan judul Gangguan Akibat Kurang Yodium (GAKY) pada Anak Sekolah Dasar: Studi tentang Konsumsi Pangan,
Lebih terperinciHUBUNGAN TINGKAT ASUPAN PROTEIN, BESI DAN VITAMIN C DENGAN KADAR HEMOGLOBIN SISWI KELAS XI SMU NEGERI I NGAWI
HUBUNGAN TINGKAT ASUPAN PROTEIN, BESI DAN VITAMIN C DENGAN KADAR HEMOGLOBIN SISWI KELAS XI SMU NEGERI I NGAWI Skripsi ini ini Disusun untuk memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Gizi Disusun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. anak-anak, masa remaja, dewasa sampai usia lanjut usia (Depkes, 2003).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gizi merupakan salah satu penentu kualitas sumber daya manusia. Kekurangan gizi akan menyebabkan kegagalan pertumbuhan fisik dan perkembangan kecerdasan, menurunkan
Lebih terperinciKontribusi Pangan : Lauk Hewani Lauk Nabati Sayuran TINJAUAN PUSTAKA
Kontribusi Pangan : Lauk Hewani Kontribusi Tingkat Kontribusi Tingkat Protein Konsumsi Zat Pemilihan Konsumsi Protein Besi Besar Lauk Zat Lauk Daya Protein Hewani Pengetahuan Keluarga Lauk Sayuran Besi
Lebih terperinci