PENINGKATAN KEMANDIRIAN BELAJAR MAHASISWA PG-PAUD UKSW DALAM MATA KULIAH STATISTIK PENDIDIKAN MELALUI KEGIATAN BIMBINGAN KELOMPOK

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENINGKATAN KEMANDIRIAN BELAJAR MAHASISWA PG-PAUD UKSW DALAM MATA KULIAH STATISTIK PENDIDIKAN MELALUI KEGIATAN BIMBINGAN KELOMPOK"

Transkripsi

1 PENINGKATAN KEMANDIRIAN BELAJAR MAHASISWA PG-PAUD UKSW DALAM MATA KULIAH STATISTIK PENDIDIKAN MELALUI KEGIATAN BIMBINGAN KELOMPOK Desi Kusumawati Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini FKIP Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemandirian belajar melalui kegiatan bimbingan kelompok. Melalui kegiatan ini mahasiswa PG-PAUD yang mengikuti mata kuliah statistik pendidikan diharapkan kemandirian belajarnya meningkat dan mahasiswanya lulus dalam mata kuliah tersebut dengan nilai yang jauh lebih baik dari sebelumnya. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian ini dilakukan di PG-PAUD UKSW dengan subyek tujuh mahasiswa PG-PAUD UKSW yang mengulang mata kuliah statistik pendidikan. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket kemandirian belajar dan studi dokumentasi berupa transkrip nilai mata kuliah statistik pendidikan sebelum dan sesudah mengikuti mata kuliah statistik pendidikan. Kata Kunci : Kemandirian Belajar,Statistik Pendidikan, Bimbingan Kelompok PENDAHULUAN Kemandirian belajar harus dimiliki oleh setiap individu terutama yang mengikuti pendidikan tinggi (Wongsri,dkk: 2002). Individu yang dimaksud adalah mahasiswa. Mahasiswa yang menghadapi tugas kuliah, penyusunan skripsi dituntut untuk belajar secara mandiri. Salah satu syarat untuk membentuk lulusan yang profesional dapat dilihat dari kemandirian belajar mahasiswanya. Mata kuliah Statistik Pendidikan sebagai mata kuliah yang membekali mahasiswa tentang in putting, pengolahan, penganalisaan dan penggunaan data baik secara deskriptif maupun inferensial untuk kepentingan kegiatan penelitian pendidikan. Mahasiswa yang mengikuti mata kuliah statistik pendidikan perlu memiliki kemandirian belajar. Kemandirian belajar dapat membuat mahasiswa belajar lebih baik, mampu memantau, mengevaluasi, mengatur belajarnya secara efektif dan tidak bergantung pada orang lain secara emosional (Sumarmo, 2004). Temuan pra penelitian di kelas mata kuliah Statistik Pendidikan Semester 2 Tahun Ajaran 2015/2016 didapatkan data dari dokumen peserta mata kuliah Statistik Pendidikan yaitu ada 7 dari 12 mahasiswa yang mengulang mata kuliah ini dikarenakan mendapatkan nilai CD. Sedangkan dari hasil pretest angket kemandirian belajar diperoleh hasil ada enam mahasiswa yang memiliki kemandirian belajar cukup baik dan satu mahasiswa memiliki kemandirian belajar kurang baik. 1

2 Strategi yang dapat diterapkan untuk membantu meningkatkan kemandirian belajar mahasiswa yang mengulang mata kuliah Statistik Pendidikan melalui layanan bimbingan kelompok. Nurihsan (2005) menyatakan layanan bimbingan kelompok dimaksudkan untuk mencegah berkembangnya masalah atau kesulitan pada diri mahasiswa (konseli). Teknik bimbingan kelompok yang akan digunakan adalah bermain peran (role play). Diharapkan melalui penelitian tindakan kelas kemandirian belajar mahasiswa melalui layanan bimbingan kelompok dapat menolong mahasiswa belajar mandiri dan mencegah berkembangnya masalah pada diri mahasiswa. Tujuan penelitian ini adalah kemandirian belajar mahasiswa PG-PAUD UKSW dalam mengikuti mata kuliah Statistik Pendidikan semakin meningkat melalui kegiatan layanan bimbingan kelompok. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi: 1) Mahasiswa PG-PAUD yang mengikuti mata kuliah Statistik Pendidikan yaitu a) kemandirian belajarnya semakin meningkat; b) mendapatkan nilai lebih baik dari sebelumnya; c) lulus dalam mata kuliah Statistik Pendidikan. 2) Dosen Pengampu, yaitu a) mendapatkan metode baru dalam meningkatkan kemandirian belajar yaitu melalui bimbingan kelompok; b) Tidak ada mahasiswa yang mengulang mata kuliah Statistik Pendidikan TINJAUAN PUSTAKA A. Kemandirian Belajar 1. Konsep Kemandirian Belajar Konsep kemandirian belajar menurut Lerner (dalam Suherman, 2008) mencakup kebebasan untuk bertindak, tidak bergantung kepada orang lain, tidak terpengaruh lingkungan dan bebas mengatur kebutuhan sendiri. Konsep kemandirian ini Watson dan Lindgren (dalam Suherman, 2008) yang menyatakan kemandirian belajar ialah kebebasan untuk mengambil inisiatif, mengatasi hambatan, gigih dalam usaha, dan melakukan sendiri segala sesuatu tanpa bantuan orang lain. Berdasarkan pendapat Lerner, Watson dan Lindgren maka Suherman (2008) memberikan konsep kemandirian belajar sebagai kemampuan untuk menguasai, mengatur atau mengelola kegiatan belajarnya sendiri. 2. Ciri-ciri Kemandirian Belajar Suardiman (1984) mengemukakan ciri-ciri kemandirian belajar sebagai berikut: 1) Adanya kecenderungan untuk berpendapat, berperilaku dan bertindak atas kehendaknya sendiri.; 2) memiliki keinginan yang kuat untuk mencapai suatu tujuan; 3) Membuat perencanaan dan 2

3 berusaha dengan ulet, tekun untuk mewujudkan harapan; 4) Mampu untuk berpikir dan bertindak secara kreatif, penuh inisiatif dan tidak sekedar meniru; 5) Memiliki kecenderungan untuk mencapai kemajuan, yaitu untuk meningkatkan prestasi belajar; 6) Mampu menemukan sendiri tentang sesuatu yang harus dilakukan tanpa mengharapkan bimbingan tanpa pengarahan orang lain. Sedangkan menurut Basri (1996), menyebutkan bahwa ciri-ciri kemandirian belajar yaitu: 1) Siswa merencanakan dan memilih kegiatan belajar sendiri; 2) Siswa berinisiatif dan memacu diri untuk belajar terus menerus; 3) Siswa dituntut tanggung jawab dalam belajar; 4) Siswa belajar secara kritis, logis, dan penuh keterbukaan; 5) Siswa belajar dengan penuh percaya diri. Menurut Robert Ronger (1990), seseorang dikatakan mandiri jika: (1) Dapat bekerja sendiri secara fisik, (2) Dapat berpikir sendiri, (3) Dapat menyusun ekspresi atau gagasan yang dimengerti orang lain, dan (4) Kegiatan yang dilakukan disahkan sendiri secara emosional 3. Indikator Kemandirian Belajar Menurut Hidayati dan Listyani (2010) indikator kemandirian belajar terdiri dari: 1) Ketidaktergantungan terhadap orang lain; 2) Memiliki kepercayaan diri; 3) Berperilaku disiplin; 4) Memiliki rasa tanggung jawab; 5) Berperilaku berdasarkan inisiatif sendiri; 6) Melakukan kontrol diri. Menurut penelitian Eko & Kharisudin (2010: 79), menyebutkan beberapa indikator kemandirian belajar diantaranya (1) percaya diri, (2) tidak menyandarkan diri pada orang lain, (3) mau berbuat sendiri, (4) bertanggung jawab, (5) ingin berprestasi tinggi, (6) menggunakan pertimbangan rasional dalam memberikan penilaian, mengambil keputusan, dan memecahkan masalah, serta menginginkan rasa bebas, dan (7) selalu mempunyai gagasan baru. Menurut Danuari (1990), indikator kemandirian belajar adalah adanya tendensi untuk berperilaku bebas dalam berinisiatif atau bersikap atau berpendapat, adanya tendensi percaya diri, adanya sifat original (keaslian) yaitu bukan sekedar meniru orang lain, tidak mengharapkan pengarahan orang lain, dan adanya tendensi untuk mencoba sendiri. Indikator kemandirian belajar yang digunakan dalam penelitian ini adalah indikator dari Hidayati dan Listyani (2010). B. Bimbingan Kelompok 1. Konsep Bimbingan Kelompok Bimbingan kelompok adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh sekelompok orang dengan memanfaatkan dinamika kelompok (Prayitno, 1995). Artinya, semua peserta dalam kegiatan kelompok saling berinteraksi, bebas mengeluarkan pendapat, menanggapi, memberi saran, dan 3

4 lain-lain sebagainya; apa yang dibicarakan itu semuanya bermanfaat untuk diri peserta yang bersangkutan sendiri dan untuk peserta lainnya. Pernyataan serupa dikemukakan oleh Winkel dan Hastuti (2004) menyatakan bimbingan kelompok sebagai sarana penunjang perkembangan peserta didik yang optimal, diharapkan dapat mengambil manfaat dari pengalaman pendidikan ini bagi dirinya sendiri. Perkembangan yang diperoleh dari bimbingan kelompok mencakup perkembangan kognitif, psikomotor, dan afektif. Ketiganya dapat berkembang dengan optimal melalui bimbingan kelompok. Romlah (2001) mendefinisikan bahwa bimbingan kelompok merupakan salah satu teknik bimbingan yang berusaha membantu siswa agar dapat mencapai perkembangannya secara optimal sesuai dengan kemampuan, bakat, minat, serta nilai-nilai yang dianutnya dan dilaksanakan dalam situasi kelompok. Bimbingan kelompok ditujukan untuk mencegah timbulnya masalah pada siswa dan mengembangkan potensi siswa. berdasarkan pendapat tiga tokoh yakni Prayitno, Winkel dan Hastuti dan Romlah dapat diketahui bahwa bimbingan kelompok dapat membantu mahasiswa meningkatkan kemandirian belajarnya melalui dinamika kelompok yang dapat mendorong mahasiswa untuk mengungkapkan pendapatnya dan mendapatkan informasi mengenai kemandirian belajar yang didapat dari pengalaman maupun wawasan anggota kelompok. 2. Teknik Bermain Peran dalam Bimbingan Kelompok Bimbingan kelompok dapat dilaksanakan dengan berbagai teknik yang bervariasi, seperti yang dikemukakan oleh Romlah (2001), antara lain teknik pemberian informasi, diskusi kelompok, teknik pemecahan masalah (problem solving), bermain peran (role playing), permainan simulasi (simulation games). Diantara teknik-teknik tersebut, teknik yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah teknik bermain peran. Sanjaya (2006) memaparkan bahwa bermain peran adalah kegiatan beberapa orang yang diarahkan untuk mengkreasi kejadian masa lalu, aktual, atau yang mendatang. Lebih lanjut Mulyasa (2004) menambahkan bahwa teknik bermain peran dapat mengekspresikan hubungan antar manusia dengan cara memperagakan, bekerjasama, diskusi, mengeksplorasi perasaan, nilai dan strategi pemecahan masalah antar pesertanya. Sehingga tema yang diangkat dalam bermain peran harus benar-benar terjadi dalam kehidupan sehari- hari. Rithmayanti (2013) mengatakan bimbingan kelompok dengan teknik bermain peran adalah sarana penunjang perkembangan peserta didik melalui pemeragaan kejadian masa lalu, aktual, atau yang 4

5 mendatang untuk mengekspresikan hubungan antar manusia selanjutnya bekerjasama, diskusi, mengeksplorasi perasaan, nilai dan strategi pemecahan masalah. Langkah-langkah dalam bermain peran menurut Sanjaya (2006) meliputi, 1) persiapan bermain peran, 2) pelaksanaan bermain peran, 3) penutupan. Tahap persiapan bermain peran dapat dilakukan dengan pembentukan kelompok dan memasukkan diri ke dalam kelompok. Para anggota saling memperkenalkan diri, selanjutnya penjelasan mengenai bermain peran, penjelasan peraturan yang akan diterapkan. Setelah hal-hal tersebut terlaksana dengan baik, dapat dilanjutkan dengan menetapkan topik dan tujuan yang akan dicapai, pemberian gambaran masalah yang akan diungkap, penetapan peserta didik yang akan menjadi pemeran, dan kesempatan bertanya bagi pemain jika menemui kesulitan. Tahap pelaksanaan adalah kelompok pemeran beraksi dengan spontan, peserta yang lain mengamati dengan penuh perhatian, tentor memberi bantuan pada pemeran yang mengalami kesulitan. Tahap penutup ditandai dengan menghentikan bermain peran. Selanjutnya dilakukan diskusi untuk membahas masalah yang diungkap, kritik dan tanggapan pelaksanaan bermain peran, dan diakhiri penarikan kesimpulan. 3. Keuntungan Menyelenggarakan Bimbingan Kelompok Menurut Surya dan Natawidjajay (dalam Suherman, 2008) ada beberapa keuntungan yang mendukunng diselenggarakannya bimbingan kelompok, yakni sebagai berikut: a) Bimbingan kelompok lebih bersifat efektif dan efesien; b) Bimbingan kelompok dapat memanfaatkan pengaruh-pengaruh seseorang atau beberapa orang individu terhadap anggota lainnya; c) Dalam bimbingan kelompok dapat terjadi saling tukar pengalaman di antara anggotanya yang dapat berpengaruh terhadap perubahan tingkah laku individu; d) Bimbingan kelompok dapat merupakan awal dari konseling individual, sehingga bimbingan kelompok dapat dimanfaatkan untuk mempersiapkan individu yang akan mendapatkan layanan konseling; e) Bimbingan kelompok dapat menjadi pelengkap dari teknik konseling individual, dalam arti sebagai layanan tindak lanjut dari konseling individual; f) Bagi kasus-kasus tertentu, bimbingan kelompok dapat digunakan sebagai substitusi, yakni dilaksanakan karena kasus tidak dapat ditangani dengan teknik lain; g) Dalam bimbingan kelompok terdapat kesempatan untuk menyegarkan watak Hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah kemandirian belajar mahasiswa PG-PAUD yang mengikuti mata kuliah Statistik Pendidikan akan meningkat melalui kegiatan bimbingan kelompok. 5

6 METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Model proses yang digunakan dalam PTK ini adalah model proses siklus (putaran/spiral) yang mengacu pada model PTK yang dikutip Arikunto (2006). Rancangan siklus penelitian memiliki tiga tahapan kegiatan pada setiap siklusnya, yaitu: 1) membuat rencana tindakan; 2) melaksanakan tindakan dan mengadakan pemantauan/observasi; 3) memberikan refleksi dan evaluasi untuk memperoleh sejauh mana pencapaian hasil yang diharapkan kemudian direvisi untuk melaksanakan tindakan siklus berikutnya. Subjek dalam penelitian ini adalah mahasiswa PG-PAUD UKSW yang mengulang mata kuliah Statistik Pendidikan di Semester 2 Tahun Ajaran berjumlah 7 orang. Variabel dalam penelitian ini terdiri dari dua yaitu variabel independen/bebas dan variabel dependen/terikat. Variabel bebas penelitian ini adalah bimbingan kelompok dan variabel terikatnya adalah kemandirian belajar. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan angket kemandirian belajar dan studi dokumentasi. Angket kemandirian belajar digunakan untuk mengumpulkan data deskripsi tentang kemandirian belajar mahasiswa. Angket kemandirian belajar ini diadaptasi dari Hidayati dan Listyani (2010). Studi dokumentasi digunakan untuk melihat transkrip nilai mata kuliah Statistik Pendidikan Sebelum angket dibagikan maka angket kemandirian belajar tersebut dianalisis validitas dan reliabilitasnya dengan mempergunakan software SPSS 16 for Windows. Hasil koefisien reliabilitas Alpha sebesar 0,880, sehingga dapat dikatakan bahwa butir-butir pernyataan di dalam angket tersebut memiliki konsistensi internal yang tinggi. Hal ini sebagaimana kriteria yang dikemukakan Litwin (1995) yakni bila koefisien reliabilitas adalah 0,70 atau lebih biasanya dapat diterima sebagai reliabilitas yang baik serta menurut Naga (1992) yang menyatakan bahwa koefisien reliabilitas yang memadai hendaknya terletak di atas 0,75. Untuk tiap-tiap butir angket memiliki 5 pilihan jawaban yakni Sangat Setuju (SS), Setuju(S), Kurang Setuju(KS), Tidak Setuju(TS), dan Sangat Tidak Setuju(STS). Penskoran pada pernyataan positif dilakukan dengan memberikan skor 5 untuk SS, 4 untuk S, 3 untuk KS, 2 untuk TS, dan 1 untuk STS. Sedangkan untuk pernyataan negatif, penskoran dilakukan dengan memberikan skor 5 untuk STS, 4 untuk TS, 3 untuk KS, 4 untuk TS, dan 5 untuk STS. Langkah selanjutnya kemudian 6

7 dikelompokkan dalam kategori menurut Arikunto (2006) yaitu: 76 % % = baik; 56 % - 75 % = cukup baik; 40 % - 55 % = kurang baik; < 40 % = tidak baik Data yang dikumpulkan pada setiap tindakan/observasi (kegiatan bimbingan kelompok) dari pelaksanaan siklus PTK kemudian dianalisis secara deskriptif. Setiap siklus kegiatan bimbingan kelompok dilaksanakan sebanyak tiga kali sehingga totalnya ada enam kegiatan bimbingan kelompok. HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di gedung GX 304 Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga dengan subyek penelitian terdiri dari tujuh mahasiswa PG-PAUD UKSW yang mengulang mata kuliah Statistik Pendidikan. Strategi yang digunakan untuk meningkatkan kemandirian belajar mahasiswa PG-PAUD UKSW dalam mengikuti mata kuliah Statistik Pendidikan adalah melalui layanan bimbingan kelompok dengan teknik bermain peran Hasil penelitian dari dua siklus dijabarkan sebagai berikut: 1. Hasil Penelitian Siklus 1 Siklus pertama dilaksanakan sebanyak tiga kali layanan bimbingan kelompok. Setiap pertemuan layanan dilaksanakan dengan alokasi waktu 40 menit. Pertemuan pertama dalam bimbingan kelompok dilakukan tahap persiapan. Tahap persiapan yang dilakukan yaitu dengan pembentukan kelompok dan para anggota saling memperkenalkan diri kemudian penjelasan mengenai teknik bermain peran, penjelasan peraturan yang diterapkan dalam kelompok. Selain itu ditetapkan juga topik dan tujuan yang akan dicapai serta menetapkan waktu tampil masing-masing anggota dalam memainkan peran sebagai dosen. Kegiatan yang dilakukan pada pertemuan kedua dan ketiga dalam bimbingan kelompok adalah dua anggota kelompok memainkan peran sebagai dosen mata kuliah statistic pendidikan sedangkan peserta lain berperan sebagai mahasiswa. Pada pertemuan kali ini masih terlihat ada dua mahasiswa yang diajar oleh teman yang berperan menjadi dosen kemandirian belajarnya berada pada kategori kurang baik, sehingga masih diperlukan pertemuan lagi melalui siklus kedua 2. Hasil Penelitian Siklus 2 Siklus kedua dilaksanakan sebanyak tiga kali layanan bimbingan kelompok. Kegiatan yang dilakukan pada pertemuan keempat dalam bimbingan kelompok adalah dua anggota kelompok 7

8 memainkan peran sebagai dosen mata kuliah statistic pendidikan sedangkan peserta lain berperan sebagai mahasiswa Sedangkan pada pertemuan kelima hanya satu anggota kelompok saja yang memainkan peran sebagai dosen. Pada akhir pertemuan di masing-masing kegiatan seluruh peserta melakukan diskusi untuk membahas masalah yang terjadi selama pemeran dosen tampil. Diskusi yang dibahas seperti Bagaimana rasanya menjadi dosen? ; Apa kesulitan yang dihadapi?. Bagi peserta Bagaimana diajar oleh peserta A? ; Apakah bahan yang diajarkan mudah dipahami/tidak? dan lain-lain. Kegiatan pada pertemuan keenam adalah melaksanakan post test tentang angket kemandirian belajar. Berdasarkan hasil post test setelah diberi layanan bimbingan kelompok diperoleh hasil tujuh mahasiswa memiliki kemandirian belajar baik. Hal ini menunjukkan bahwa layanan bimbingan kelompok yang diberikan kepada mahasiswa peserta mata kuliah statistic pendidikan telah berhasil. Buktinya nilai statistic pendidikan ketujuh mahasiswa tersebut nilainya tidak ada yang CD. Seluruh mahasiswa lulus mata kuliah statistic dengan nilai C (2 mahasiswa), B ( 3 mahasiswa), AB (2 mahasiswa) Data tersebut menunjukkan bahwa kemandirian belajar mahasiswa PG-PAUD UKSW yang mengulang mata kuliah statistic pendidikan telah meningkat karena tidak berada pada kategori kurang baik atau tidak baik. Itu artinya hipotesis tindakan dalam penelitian ini diterima. KESIMPULAN Kemandirian belajar mahasiswa PG-PAUD UKSW yang mengulang mata kuliah Statistik Pendidikan setelah diberi layanan bimbingan kelompok selama tujuh kali semakin meningkat. Terbukti dari hasil pre test dan post test, selain itu dapat dilihat dari transkrip nilai mata kuliah statistic pendidikan. Mahasiswanya lulus semua dalam mata kuliah statistic pendidikan. Melalui kegiatan layanan bimbingan kelompok, peneliti dapat memberikan saran kepada: a) Dosen Pengampu Mata Kuliah Statistik Pendidikan, yaitu materi mata kuliah statistik pendidikan dapat diberikan dengan metode layanan bimbingan kelompok dimana mahasiswa secara bergantian berperan sebagai dosen di masing-masing kelompoknya sehingga penyampaian materi dapat lebih cepat diterima. Selain itu cara penyampaian materinya jangan terlalu cepat; b) Mahasiswa Peserta Mata Kuliah Statistik Pendidikan, yaitu bila mahasiswa mengalami kesulitan dalam mengikuti pembelajaran mata kuliah Statistik Pendidikan, mahasiswa dapat belajar 8

9 kelompok dengan temannya yang tidak mengalami kesulitan. Selain itu mahasiswa juga harus rajin belajar dan berlatih mengoperasikan program SPSS. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara Basri, H Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT. Dunia Pustaka Hidayati, Kana.,Listyani, Endang Pengembangan Instrumen Kemandirian Belajar Mahasiswa. Yogyakarta: FMIPA UNY Mulyasa, E. (2004). Implementasi Kurikulum 2004 Panduan Pembelajaran KBK. Bandung: Remaja Rosdakarya. Nurihsan, Achmad Juntika Strategi Layanan Bimbingan dan Konseling. Bandung: Refika Aditama Robert Ronger. (1990). The 19 Habits of Highky Successful People: Powerful Strategies for Personal Triumphs. Malaysia: Wynwood Press. Romlah, T. (2001). Teori dan Praktek Bimbingan Kelompok. Malang: Universitas Negeri Malang. Sanjaya, W. (2006). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Perdana Media Group. Suardiman Bimbingan Orang Tua dan Anak. Yogyakarta: UPP IKIP Sugiyono Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods).Cetakan Keempat. Bandung: Alfabeta Sumarmo, Utari Kemandirian Belajar : Apa, Mengapa, dan Bagaimana Dikembangkan pada Peserta Didik. Bandung: Universitas Pendidikan Wongsri,N., Cantwell, R.H., Archer, J. (2002). The Validation of Measures of Self-Efficacy, Motivation and self-regulated Learning among Thai tertiary Students.Paper presented at the Annual Conference of the Australian Association for Research in Education, Brisbane. 9

MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK. Meity Fitri Yani 1 Syarifuddin Dahlan 2 Yusmansyah 3

MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK. Meity Fitri Yani 1 Syarifuddin Dahlan 2 Yusmansyah 3 0 MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK Meity Fitri Yani (meity_fy@yahoo.com) 1 Syarifuddin Dahlan 2 Yusmansyah 3 ABSTRACT The purpose of this research is to know whether

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan penelitian eksperimen. Jenis penelitian eksperimen yang digunakan adalah desain eksperimen semu (quasi experimental design). Desain

Lebih terperinci

KEEFEKTIFAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK BERMAIN PERAN UNTUK MENINGKATKAN KEMANDIRIAN BELAJAR PESERTA DIDIK KELAS VII

KEEFEKTIFAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK BERMAIN PERAN UNTUK MENINGKATKAN KEMANDIRIAN BELAJAR PESERTA DIDIK KELAS VII KEEFEKTIFAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK BERMAIN PERAN UNTUK MENINGKATKAN KEMANDIRIAN BELAJAR PESERTA DIDIK KELAS VII (Penelitian di SMP N 1 Ngawen Klaten Tahun Pelajaran 2012 / 2013) Artikel Jurnal

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 1.1. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas. Menurut Kunandar (2011) PTK adalah penelitian tindakan yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan di SMP Langlangbuana 2 Bandung yang berlokasi di Jl. Rusbandi, SH (Aspol) Sukamiskin. Alasan

Lebih terperinci

Peningkatan Hasil Belajar, Pembelajaran Kooperatif, Team Assisted Individualization

Peningkatan Hasil Belajar, Pembelajaran Kooperatif, Team Assisted Individualization Abstrak. Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (classroom action research) yang bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar matematika melalui pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian Lokasi penelitian adalah MTs Al Inayah yang berlokasi di jalan cijerokaso No.63 Kelurahan Sarijadi Bandung, Kecamatan Sukasari Bandung. MTs Al

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. didik pada pembelajaran IPA. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan

BAB III METODE PENELITIAN. didik pada pembelajaran IPA. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini bertujuan meningkatkan kemampuan berpikir kritis peserta didik pada pembelajaran IPA. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas

Lebih terperinci

MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK. Yuda Pratama 1 Giyono 2 Ratna Widiastuti 3 ABSTRACT

MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK. Yuda Pratama 1 Giyono 2 Ratna Widiastuti 3 ABSTRACT MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK Yuda Pratama (yuda_pratama01@yahoo.com) 1 Giyono 2 Ratna Widiastuti 3 ABSTRACT The purpose of this research was to improve students' motivation

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 1.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian Pada sub bab ini akan dijelaskan mengenai tempat, waktu dan subjek penelitian tindakan kelas (PTK). Adapun mengenai hal tersebut

Lebih terperinci

JURNAL Pengaruh Pemberian Layanan Bimbingan Teknik Diskusi Kelompok Terhadap Regulasi Diri Siswa Dalam Belajar Di SMP N 1 Semen Tahun Ajaran

JURNAL Pengaruh Pemberian Layanan Bimbingan Teknik Diskusi Kelompok Terhadap Regulasi Diri Siswa Dalam Belajar Di SMP N 1 Semen Tahun Ajaran JURNAL Pengaruh Pemberian Layanan Bimbingan Teknik Diskusi Kelompok Terhadap Regulasi Diri Siswa Dalam Belajar Di SMP N 1 Semen Tahun Ajaran 2016-2017 The Effects Of Discussion Group Guidance Service To

Lebih terperinci

3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian

3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian 21 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian 3.1.1 Setting Penelitian Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Tlogowero Kecamatan Bansari Kabupaten Temanggung pada kelas 4

Lebih terperinci

Sriningsih Program Studi Pendidikan Akuntansi, Jurusan Pendidikan Ekonomi, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Surabaya,

Sriningsih Program Studi Pendidikan Akuntansi, Jurusan Pendidikan Ekonomi, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Surabaya, STUDI KOMPARASI HASIL BELAJAR DAN KETERAMPILAN PROSES SISWA YANG MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DENGAN BANTUAN LKS DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DI KELAS X AKUNTANSI Sriningsih Program

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. satu. Dari kedua kata itu terbentuk kata benda communion yang dalam. persekutuan, gabungan, pergaulan, hubungan.

BAB II LANDASAN TEORI. satu. Dari kedua kata itu terbentuk kata benda communion yang dalam. persekutuan, gabungan, pergaulan, hubungan. BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Komunikasi Interpersonal 2.1.1 Pengertian Komunikasi Kata komunikasi berasal dari kata latin cum yang kata depan yang berarti dengan, bersama dengan, dan unus yaitu kata bilangan

Lebih terperinci

Nurul Hidayati Nafi ah dan Salmah Lilik Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas sebelas Maret Surakarta. ABSTRAK

Nurul Hidayati Nafi ah dan Salmah Lilik Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas sebelas Maret Surakarta. ABSTRAK PENGGUNAAN TEKNIK ROLE PLAYING UNTUK MENGURANGI KECEMASAN MENGHADAPI UJIAN AKHIR SEMESTER SISWA KELAS BILINGUAL SMP N 1 TAWANGMANGU TAHUN AJARAN 2013/2014 Nurul Hidayati Nafi ah dan Salmah Lilik Fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan sehari-hari. Atas dasar pemikiran tersebut, pendidikan karakter. dengan metode serta pembelajaran yang aktif.

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan sehari-hari. Atas dasar pemikiran tersebut, pendidikan karakter. dengan metode serta pembelajaran yang aktif. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan karakter merupakan pendidikan yang mengembangkan nilainilai karakter bangsa pada diri peserta didik, sehingga peserta didik dapat memaknai karakter bangsa

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian korelasional. Menurut Suharsimi Arikunto (2002:239) penelitian korelasional

Lebih terperinci

Penerapan Metode Resitasi dengan Teknik Motivasi terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas X SMA N 1 Getasan.

Penerapan Metode Resitasi dengan Teknik Motivasi terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas X SMA N 1 Getasan. Penerapan Metode Resitasi dengan Teknik Motivasi terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas X SMA N 1 Getasan. Sulasmini Sutriyono Inawati Budiono Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Universitas

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL BELAJAR GROUP INVESTIGATION

PENERAPAN MODEL BELAJAR GROUP INVESTIGATION Rahayu Dwi Palupi, Penerapan Model Belajar Group Investigation... 85 PENERAPAN MODEL BELAJAR GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPS TENTANG DAYA TARIK, MOTIVASI, DAN AMBISI BANGSA

Lebih terperinci

18 Media Bina Ilmiah ISSN No

18 Media Bina Ilmiah ISSN No 18 Media Bina Ilmiah ISSN No. 1978-3787 PENINGKATAN KEPERCAYAAN DIRI MELALUI PELATIHAN ASERTIF PADA SISWA KELAS VIII C SMPN 1 JONGGAT TAHUN 2013/2014 oleh : H. Mahrup Kepala SMPN 1 Jonggat Abstrak: Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian dalam penelitian ini adalah Korelasional. Menurut Azwar (2012) Penelitian Korelasional merupakan penelitian yang bertujuan menyelidiki

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian korelasional yang diartikan sebagai metode penelitian yang berdasarkan pada filsafat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah: B. Definisi Operasional

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah: B. Definisi Operasional BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah: Variabel tergantung Variabel bebas : Empati : Bermain peran (roleplay) B. Definisi Operasional 1.

Lebih terperinci

BAB 111 METODE PENELITIAN. Kegiatan penelitian ini dilaksanakan di MTs Negeri Planjan Kesugihan Cilacap.

BAB 111 METODE PENELITIAN. Kegiatan penelitian ini dilaksanakan di MTs Negeri Planjan Kesugihan Cilacap. BAB 111 METODE PENELITIAN 3.1. Tempat, Waktu, dan Subyek Penelitian 3.1.1 Tempat Penelitian Kegiatan penelitian ini dilaksanakan di MTs Negeri Planjan Kesugihan Cilacap. 3.1.2 Waktu Penelitian Penelitian

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 46 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metodologi Penelitian Metode penelitian merupakan hal yang penting dalam suatu penelitian. Dalam metode penelitian dijelaskan tentang urutan suatu penelitian yang dilakukan

Lebih terperinci

JURNAL HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DAN EFIKASI DIRI DENGAN KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA.

JURNAL HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DAN EFIKASI DIRI DENGAN KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA. JURNAL HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DAN EFIKASI DIRI DENGAN KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA. THE RELATIONSHIP BETWEEN SEL-CONCEPT AND SELF- EFFICACY WITH STUDENTS SELF-REGULATED LEARNING Oleh: ARDHIANA CAHYA

Lebih terperinci

KEEFEKTIFAN LAYANAN BIMBINGAN PENEMPATAN DAN PENYALURAN TERHADAP PERENCANAAN PEMILIHAN JURUSAN SISWA KELAS X A TAHUN AJARAN 2014/2015

KEEFEKTIFAN LAYANAN BIMBINGAN PENEMPATAN DAN PENYALURAN TERHADAP PERENCANAAN PEMILIHAN JURUSAN SISWA KELAS X A TAHUN AJARAN 2014/2015 KEEFEKTIFAN LAYANAN BIMBINGAN PENEMPATAN DAN PENYALURAN TERHADAP PERENCANAAN PEMILIHAN JURUSAN SISWA KELAS X A TAHUN AJARAN 2014/2015 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 35 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Setting dan karakteristik Subjek Penelitian Setting penelitian tindakan kelas ini mencakup tempat penelitian, subjek penelitian dan waktu pelaksanaan penelitian 1. Tempat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian Lokasi penelitian adalah SMPN 45 Bandung yang terletak di Jalan Yogyakarta No. 1 Bandung. Sekolah ini memiliki latar belakang ekonomi, dan sosial

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Subjek Penelitian 3.1.1. Setting Penelitian Tempat Penelitian ini berlokasi di SD Negeri 01 Sraten Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang. Penelitian dilakukan di

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 17 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subyek Penelitian 3.1.1 Setting Penelitian tindakan kelas dilaksanakan di SD Negeri Blotongan 03 Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga, Kelas IV Mata

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Setting dan Penelitian 3.1.1. Setting Penelitian a. Tempat Penelitian Penelitian dilakukan di Kelas II SD N Panerusan Kecamatan Wadaslintang, Kabupaten Wonosobo. Penelitian

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TSTS UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DI SMK NU GRESIK

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TSTS UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DI SMK NU GRESIK PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TSTS UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DI SMK NU GRESIK Fandi Kurniawan Program Studi Pendidikan Akuntansi, Jurusan Pendidikan Ekonomi, Fakultas Ekonomi

Lebih terperinci

Kata kunci : Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Assisted Individualization (TAI), motivasi belajar, dan hasil belajar.

Kata kunci : Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Assisted Individualization (TAI), motivasi belajar, dan hasil belajar. UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 IMOGIRI

Lebih terperinci

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan Bimbingan dan Konseling OLEH:

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan Bimbingan dan Konseling OLEH: PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK DISKUSI TERHADAP PERILAKU SOSIAL PESERTA DIDIK KELAS XI PEMASARAN 1 SMK YP 17 PARE TAHUN AJARAN 2014/2015 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu (Quasi Experiment). Perlakuan pembelajaran yang diberikan adalah pembelajaran matematika

Lebih terperinci

ABSTRAK. meningkatkan mutu pembelajaran. Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar 34

ABSTRAK. meningkatkan mutu pembelajaran. Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar 34 PENINGKATAN PEMAHAMAN MATERI DRAMA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA MELALUI METODE BERMAIN PERAN (ROLE PLAYING) PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 2 LEMAHJAYA Oleh : Dwi Agus Ermawati SD Negeri 2 Lemahjaya ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan eksperimen semu (Pre Experiment Design) yang tujuannya untuk memperoleh informasi yang dapat diperoleh dengan eksperimen yang sebenarnya

Lebih terperinci

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MATERI GAYA MAGNET MELALUI METODE INKUIRI TERBIMBING

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MATERI GAYA MAGNET MELALUI METODE INKUIRI TERBIMBING MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MATERI GAYA MAGNET MELALUI METODE INKUIRI TERBIMBING Fatmawaty Sekolah Dasar Negeri Hikun Tanjung Tabalong Kalimantan Selatan ABSTRAK Penelitian ini bertujuan

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MELALUI STRATEGI SELF MANAGEMENT PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DI KOTA PALANGKARAYA. Oleh : Mimi Suriatie

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MELALUI STRATEGI SELF MANAGEMENT PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DI KOTA PALANGKARAYA. Oleh : Mimi Suriatie UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MELALUI STRATEGI SELF MANAGEMENT PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DI KOTA PALANGKARAYA Oleh : Mimi Suriatie ABSTRAK Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kurangnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah suatu usaha atau kegiatan yang dijalankan dengan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah suatu usaha atau kegiatan yang dijalankan dengan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu usaha atau kegiatan yang dijalankan dengan sengaja, teratur dan berencana dengan maksud mengubah atau mengembangkan perilaku yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 21 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Seting dan Karakteristik Subjek Penelitian Untuk mengetahui waktu dan tempat diadakannya penelitian, serta subjek dan karakteristik dari subjek penelitian, berikut

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan ini termasuk Penelitian Tindakan Kelas, yang dapat dilakukan oleh guru atau pengajar sebagai pengelola program pendidikan.

Lebih terperinci

Kata kunci: Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT), Motivasi, Hasil Belajar.

Kata kunci: Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT), Motivasi, Hasil Belajar. UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) PADA SISWA KELAS VII A SMP N 3 SENTOLO Estiningsih Universitas PGRI Yogyakarta

Lebih terperinci

C022. Mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Biologi UMS 2

C022. Mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Biologi UMS 2 C022 PENERAPAN PEMBELAJARAN AKTIF DENGAN STRATEGI LIGHTENING THE LEARNING CLIMATE UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR BIOLOGI MATERI ORGANISASI KEHIDUPAN PADA SISWA KELAS VII E SMPN 1 GONDANGREJO

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 38 BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian 1. Jenis Penelitian Jenis penelitiannya adalah lapangan (Field Research). Yaitu penelitian yang terjun langsung ke lapangan untuk menggali, data dan

Lebih terperinci

SIMPOSIUM GURU. Oleh ASEP INDRAYANA, S.Pd., M.Pd.,M.Pd.,Kons NIP Guru Bimbingan Konseling SMK Negeri 5 Surakarta

SIMPOSIUM GURU. Oleh ASEP INDRAYANA, S.Pd., M.Pd.,M.Pd.,Kons NIP Guru Bimbingan Konseling SMK Negeri 5 Surakarta SIMPOSIUM GURU JUDUL : Upaya Meningkatkan Kesehatan Mental Melalui Layanan Bimbingan Kelompok Siswa Kelas X TS A SMK Negeri 5 Surakarta Tahun Pelajaran 2013/2014 Oleh ASEP INDRAYANA, S.Pd., M.Pd.,M.Pd.,Kons

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini hendak menguji pengaruh Strategi pembelajaran dan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini hendak menguji pengaruh Strategi pembelajaran dan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini hendak menguji pengaruh Strategi pembelajaran dan Motivasi belajar terhadap hasil belajar peserta didik MAN 1 Bandar Lampung pendekatan yang

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas (classroom action research). (David Hopkins dalam Trianto 2012:15) menyebutkan bahwa penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas (classroom action research). Menurut Wina Sanjaya ( 2009 : 26) mengartikan bahwa penelitian tindakan

Lebih terperinci

MENINGKATKAN PERCAYA DIRI DALAM BELAJAR MENGGUNAKAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK PADA SISWA SMA

MENINGKATKAN PERCAYA DIRI DALAM BELAJAR MENGGUNAKAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK PADA SISWA SMA 1 MENINGKATKAN PERCAYA DIRI DALAM BELAJAR MENGGUNAKAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK PADA SISWA SMA Fatwa Mustika Adji (fatwamustikaadji@gmail.com) 1 Yusmansyah 2 Diah Utaminingsih 3 ABSTRACT The objective

Lebih terperinci

Muhammad Darwis. Dosen Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan. Abstrak

Muhammad Darwis. Dosen Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan. Abstrak UPAYA MENINGKATKAN KREATIVITAS BELAJAR ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA) MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING DI MTs MUHAMMADIYAH 7 HASAHATAN JULU Muhammad Darwis Dosen Pendidikan Biologi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis Penelitian yang dilaksanakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). PTK adalah suatu bentuk penelitian yang dilaksanakan oleh guru untuk memecahkan

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PBL UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MAHASISWA PENDIDIKAN TATANIAGA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PBL UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MAHASISWA PENDIDIKAN TATANIAGA Prosiding Seminar Nasional 9 Mei 2015 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PBL UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MAHASISWA PENDIDIKAN TATANIAGA Finisica Dwijayati Patrikha Universitas Negeri Surabaya

Lebih terperinci

Kelas Eksperimen : O X O... Kelas Kontrol : O O Sumber : (Sugiyono, 2012)

Kelas Eksperimen : O X O... Kelas Kontrol : O O Sumber : (Sugiyono, 2012) BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menelaah peningkatan kemampuan penalaran dan komunikasi matematis, serta mengetahui kemandirian belajar matematis siswa

Lebih terperinci

MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES TOURNAMENT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA SMK

MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES TOURNAMENT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA SMK Journal of Mechanical Engineering Education, Vol.1, No.2, Desember 2014 323 MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES TOURNAMENT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA SMK Wisnu D. Yudianto 1, Kamin Sumardi 2, Ega

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 1. Tempat Penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SD Negeri Kedungwaru yang beralamat di Desa Kedungwaru, Kecamatan Karangsambung,

Lebih terperinci

PENINGKATAN KONSEP DIRI POSITIF SISWA DENGAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK

PENINGKATAN KONSEP DIRI POSITIF SISWA DENGAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK 1 PENINGKATAN KONSEP DIRI POSITIF SISWA DENGAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK Winarni Dwi Astuti (winarnidwiastuti@yahoo.co.id) 1 Yusmansyah 2 Syaifuddin Latif 3 ABSTRACT The problem of this research was the

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang difokuskan pada kajian

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang difokuskan pada kajian 43 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang difokuskan pada

Lebih terperinci

PENGGUNAAN LAYANAN KONSELING KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR PADA SISWA KELAS VIII SMP WIYATA KARYA NATAR TAHUN PELAJARAN

PENGGUNAAN LAYANAN KONSELING KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR PADA SISWA KELAS VIII SMP WIYATA KARYA NATAR TAHUN PELAJARAN PENGGUNAAN LAYANAN KONSELING KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR PADA SISWA KELAS VIII SMP WIYATA KARYA NATAR TAHUN PELAJARAN 2014-2015 Penulis Galuh Mulyani FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Lebih terperinci

KOREKSI PEMBELAJARAN BERBASIS SISWA (STUDENT CENTERED LEARNING) DALAM PENERAPAN METODE KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR

KOREKSI PEMBELAJARAN BERBASIS SISWA (STUDENT CENTERED LEARNING) DALAM PENERAPAN METODE KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KOREKSI PEMBELAJARAN BERBASIS SISWA (STUDENT CENTERED LEARNING) DALAM PENERAPAN METODE KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR Slameto PGSD FKIP UKSW Salatiga slameto@staff.uksw.edu

Lebih terperinci

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Make A Match 1

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Make A Match 1 Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Make A Match 1 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS POKOK BAHASAN USAHA

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan pada tanggal 06 November sampai 28 November 2009. Penentuan waktu penelitian mengacu pada kalender akademik

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian kuantitatif. Menurut Sugiyono (2013: 107) metode penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian kuantitatif. Menurut Sugiyono (2013: 107) metode penelitian A. Jenis dan Desain Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen dengan pendekatan penelitian kuantitatif. Menurut Sugiyono (2013: 107) metode penelitian eksperimen

Lebih terperinci

MENINGKATKAN EMPATI MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK SOSIODRAMA SISWA KELAS X.2 SMA NEGERI 1 BRINGIN TAHUN PELAJARAN 2013/2014

MENINGKATKAN EMPATI MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK SOSIODRAMA SISWA KELAS X.2 SMA NEGERI 1 BRINGIN TAHUN PELAJARAN 2013/2014 MENINGKATKAN EMPATI MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK SOSIODRAMA SISWA KELAS X.2 SMA NEGERI 1 BRINGIN TAHUN PELAJARAN 2013/2014 Ida Nur Kristianti Kata Kunci : Empati, Layanan Bimbingan

Lebih terperinci

JURNAL KEEFEKTIFAN TEKNIK SIMULASI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI SISWA KELAS VIII SMPN 3 GROGOL TAHUN PELAJARAN 2016/2017

JURNAL KEEFEKTIFAN TEKNIK SIMULASI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI SISWA KELAS VIII SMPN 3 GROGOL TAHUN PELAJARAN 2016/2017 JURNAL KEEFEKTIFAN TEKNIK SIMULASI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI SISWA KELAS VIII SMPN 3 GROGOL TAHUN PELAJARAN 2016/2017 THE EFFECTIVENESS OF SIMULATION TECHNIQUES TO IMPROVE INTERPERSONAL

Lebih terperinci

IMPROVING INSTRUMENTS OF STUDENTS SELF-REGULATED LEARNING. Kana Hidayati and Endang Listyani FMIPA UNY Mathematics Education Department.

IMPROVING INSTRUMENTS OF STUDENTS SELF-REGULATED LEARNING. Kana Hidayati and Endang Listyani FMIPA UNY Mathematics Education Department. IMPROVING INSTRUMENTS OF STUDENTS SELF-REGULATED LEARNING Kana Hidayati and Endang Listyani FMIPA UNY Mathematics Education Department Abstract In general, this research aims to arrange and develop students

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Latar dan Karakteristik Subjek Penelitian 3.1.1 Tempat Penelitian Penelitian dilakukan di SD Negeri Kauman Lor 01 Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang. Penelitian dilakukan

Lebih terperinci

PENINGKATAN INTERAKSI SOSIAL SISWA DENGAN TEMAN SEBAYA MELALUI LAYANAN KONSELING KELOMPOK

PENINGKATAN INTERAKSI SOSIAL SISWA DENGAN TEMAN SEBAYA MELALUI LAYANAN KONSELING KELOMPOK PENINGKATAN INTERAKSI SOSIAL SISWA DENGAN TEMAN SEBAYA MELALUI LAYANAN KONSELING KELOMPOK Nelly Oktaviyani (nellyokta31@yahoo.com) 1 Yusmansyah 2 Ranni Rahmayanthi Z 3 ABSTRACT The purpose of this study

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN TINDAKAN KELAS. merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan

BAB III METODE PENELITIAN TINDAKAN KELAS. merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan 24 BAB III METODE PENELITIAN TINDAKAN KELAS A. Metode Penelitian Penelitian ini dirancang dengan penelitian tindakan kelas yang merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan

Lebih terperinci

Pengaruh Layanan Penguasaan Konten (Pembelajaran) Dalam Mengatasi Siswa Yang Kurang Minat Belajar Kelas VIII SMPN 1 P.S Tuan Tahun Ajaran 2014/2015

Pengaruh Layanan Penguasaan Konten (Pembelajaran) Dalam Mengatasi Siswa Yang Kurang Minat Belajar Kelas VIII SMPN 1 P.S Tuan Tahun Ajaran 2014/2015 Pengaruh Layanan Penguasaan Konten (Pembelajaran) Dalam Mengatasi Siswa Yang Kurang Minat Belajar Kelas VIII SMPN 1 P.S Tuan Tahun Ajaran 2014/2015 Happy Purba Program Studi Bimbingan Konseling Fakultas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. hendaknya metode penulisan dengan memperhatikan kesesuaian antara objek yang

BAB III METODE PENELITIAN. hendaknya metode penulisan dengan memperhatikan kesesuaian antara objek yang BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan suatu cara atau prosedur untuk mengetahui dan mendapatkan data dengan tujuan tertentu yang menggunakan teori dan konsep yang bersifat empiris, rasional

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Agustus 2011 sampai dengan Desember 2011 bertempat di SMK PGRI 02 Salatiga. Berikut adalah jadwal penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN. kelas atau classroom action research (CAR) adalah penelitian yang dilakukan guru di

BAB III METODELOGI PENELITIAN. kelas atau classroom action research (CAR) adalah penelitian yang dilakukan guru di BAB III METODELOGI PENELITIAN A. Metodelogi Penelitian Penelitian dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan penelitian tindakan kelas atau classroom action research (CAR) adalah penelitian yang dilakukan

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Program Studi PG-PAUD

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Program Studi PG-PAUD MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN MELALUI KEGIATAN BERMAIN PERAN PADA ANAK KELOMPOK B 1 RA. KUSUMA MULIA TURUS KECAMATAN GURAH KABUPATEN KEDIRI TAHUN AJARAN 2014 / 2015 SKRIPSI

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian kuantitatif eksperimen. Penelitian kuantitatif adalah penelitian berupa angka-angka

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan hal yang penting dalam suatu penelitian. Dalam metode penelitian dijelaskan tentang urutan suatu penelitian yang dilakukan yaitu dengan teknik dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian adalah kegiatan penelitian dengan mengunakan metode dan prinsip-prinsip ilmu pengetahuan, dimana penelitian yang mengunakan hipotesis dirumuskan

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR MENJAGA KEUTUHAN NKRI. Tri Purwati

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR MENJAGA KEUTUHAN NKRI. Tri Purwati Dinamika: Jurnal Praktik Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Dasar & Menengah Vol. 7, No. 2, April 2017 ISSN 0854-2172 IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR SD Negeri Purbasana

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 58 BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Rancangan dalam penelitian ini menggunakan rancangan kuantitatif. Menurut Babby (1995), yang dimaksud rancangan penelitian adalah mencatat perencanaan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) kolaboratif.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) kolaboratif. BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) kolaboratif. Dengan menggunakan model Kurt Lewin. Jenis penelitian ini melibatkan guru yang bersangkutan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian adalah kuantitatif karena

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian adalah kuantitatif karena BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian adalah kuantitatif karena diperlukan hasil penelitian mengenai motivasi berprestasi siswa. Pendekatan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Kemandirian Belajar 1. Pengertian Kemandirian Belajar Hiemstra yang dikutip Darmayanti (2004) menyatakan tentang kemandirian belajar sebagai bentuk belajar yang memiliki tanggung

Lebih terperinci

A ABSTRAK

A ABSTRAK A005 PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN Talking Stick DISERTAI DENGAN Concept Map UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BIOLOGI PADA MATERI SISTEM PENCERNAAN SISWA KELAS XI IPA I SMA NEGERI 2 SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN

Lebih terperinci

Oleh : Elly Arliani dan Djamilah Bondan Widjajanti Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA UNY ABSTRAK

Oleh : Elly Arliani dan Djamilah Bondan Widjajanti Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA UNY ABSTRAK Upaya Peningkatan Kemandirian Belajar Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika Melalui Pendekatan Kontrak Perkuliahan (Learning Contract) dalam Pembelajaran Mata Kuliah Rancangan Percobaan Oleh :

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 30 A. Metode dan Desain Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode kuasi eksperimen. Hal ini disebabkan karena subjek yang akan diteliti merupakan subjek

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Seting Penelitian Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Dukuh 01 Salatiga Tahun Pelajaran 2012/2013. Adapun yang menjadi subjek penelitian adalah siswa Kelas 3 SD. Penelitian

Lebih terperinci

Theresyam Kabanga Program Studi PGSD UKI Toraja ABSTRAK

Theresyam Kabanga Program Studi PGSD UKI Toraja ABSTRAK PENERAPAN PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA TENTANG PENJUMLAHAN PECAHAN BENTUK SOAL CERITA DI KELAS V SDN 8 RINDINGALLO KABUPATEN TORAJA UTARA Theresyam Kabanga Program

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis, Tempat, Waktu dan Subjek Penelitian 3.1.1. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian tindakan (action research), karena penelitian dilakukan untuk memecahkan

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN. menggunakan desain Pretest-Posttest Control Group Design. Eksperimen semu

BAB III METODELOGI PENELITIAN. menggunakan desain Pretest-Posttest Control Group Design. Eksperimen semu BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian Eksperimen Semu dengan menggunakan desain Pretest-Posttest Control Group Design. Eksperimen semu sebagai sebuah

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MELAKUKAN PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN MELALUI METODE MAKE A MATCH

PENINGKATAN KEMAMPUAN MELAKUKAN PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN MELALUI METODE MAKE A MATCH Vol. 17, No. 4, Agustus 2016 (Edisi Khusus) ISSN 2087-3557 PENINGKATAN KEMAMPUAN MELAKUKAN PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN MELALUI METODE MAKE A MATCH SD Negeri 01 Kedungwuni, Kabupaten Pekalongan,

Lebih terperinci

Mahasiswa S1 Program Studi Pendidikan Kimia, Jurusan P MIPA, FKIP, UNS, Surakarta, Indonesia 2

Mahasiswa S1 Program Studi Pendidikan Kimia, Jurusan P MIPA, FKIP, UNS, Surakarta, Indonesia 2 Jurnal Pendidikan Kimia (JPK), Vol. 2 No. 2 Tahun 2013 Program Studi Pendidikan Kimia Universitas Sebelas Maret ISSN 27-9995 jpk.pkimiauns@ymail.com PENERAPAN MODEL CREATIVE PROBLEM SOLVING (CPS) UNTUK

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Oleh : Siti Rusminah A

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Oleh : Siti Rusminah A PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA MELALUI IMPLEMENTASI STRATEGI PEMBELAJARAN SMS (SERIUS MENGERJAKAN SOAL) PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI MANGGUNG 2 NGEMPLAK BOYOLALI TAHUN

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI. Oleh : SRI MUJAYANTI A54A100126

NASKAH PUBLIKASI. Oleh : SRI MUJAYANTI A54A100126 NASKAH PUBLIKASI PENINGKATAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN ALAM MELALUI METODE COURSE REVIEW HORAY PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 03 KEMIRI, KEBAKKRAMAT, KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2012/2013 Oleh : SRI

Lebih terperinci

PENGARUH JIGSAW TERHADAP PEMAHAMAN SISWA XI IPA MENGENAI FAKULTAS TEKNIK DI SMA 36 JAKARTA

PENGARUH JIGSAW TERHADAP PEMAHAMAN SISWA XI IPA MENGENAI FAKULTAS TEKNIK DI SMA 36 JAKARTA 19 PENGARUH JIGSAW TERHADAP PEMAHAMAN SISWA XI IPA MENGENAI FAKULTAS TEKNIK DI SMA 36 JAKARTA Oleh : Agustin Rachmawati Purlina 1 Gantina Komalasari 2 Aip Badrujaman 3 Abstrak Penelitian ini bertujuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian eksperimen yang digunakan adalah eksperimen semu. Penelitian eksperimental ini meniru kondisi penelitian eksperimental murni semirip mungkin,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian korelasional yang dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara dua atau

Lebih terperinci

PENGGUNAAN METODE PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PENGARUHNYA TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA DI SMP NEGERI 4 KUNINGAN

PENGGUNAAN METODE PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PENGARUHNYA TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA DI SMP NEGERI 4 KUNINGAN PENGGUNAAN METODE PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PENGARUHNYA TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA DI SMP NEGERI 4 KUNINGAN Oleh : Yeyen Suryani & Dewi Natalia S Abstrak Masalah dalam penelitian ini

Lebih terperinci

Lathifatus Sa adah 1 Soewalni Soekirno 2 dan Anggit Grahito Wicaksono 3 ABSTRAK

Lathifatus Sa adah 1 Soewalni Soekirno 2 dan Anggit Grahito Wicaksono 3 ABSTRAK PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK THINK PAIR SHARE (TPS) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL PADA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI BANYUANYAR II SURAKARTA

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. profil sekolah penelitian baik penelitian tindakan kelas maupun penelitian

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. profil sekolah penelitian baik penelitian tindakan kelas maupun penelitian 62 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi dan Interpretasi Studi Awal 1. Deskripsi Studi Awal Deskripsi studi awal penelitian ini adalah dengan mendeskripsikan profil sekolah penelitian baik penelitian

Lebih terperinci