2.9 Glosarium (daftar istilah) dibuat dan diletakkan di bagian tugas akhir, yaitu setelah daftar pustaka.
|
|
- Ade Hartanto
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 2.9 Glosarium (daftar istilah) dibuat dan diletakkan di bagian tugas akhir, yaitu setelah daftar pustaka. xx
2 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berdasarkan klasifikasi populasi penduduk Jepang menurut usia, terdapat tiga golongan usia, yaitu populasi penduduk usia muda berkisar antara umur 0 tahun sampai 14 tahun, populasi penduduk usia produktif yang berkisar antara umur 15 tahun sampai 64 tahun, dan populasi penduduk usia lanjut usia atau lansia yang berusia di atas 65 tahun. Dari tahun ke tahun populasi penduduk lansia di Jepang terus mengalami peningkatan ( Pada tahun 1970 Jepang masuk dalam kategori penduduk menua dengan jumlah persentase 7% dari batasan kategori penduduk lansia yang ditetapkan oleh PBB. 1 Lalu pada tahun 1994 jumlah persentase penduduk lansia meningkat menjadi 14% dan pada tahun 2005, meningkat lagi menjadi 21% dari total populasi Jepang (Haryati, 2008:2). Keadaan suatu masyarakat dimana jumlah persentase penduduk lansia semakin meningkat disebut dengan istilah koureika shakai (Kreasita, 2002:13). 1 PBB menetapkan negara dengan persentase lansia di atas tujuh persen dari total populasinya masuk dalam kategori ageing society. 1
3 2 Pembagian jumlah penduduk berusia diatas 65 tahun, berdasarkan negara-negara OECD, persen tahun Jepang Italia Inggris Amerika Gambar 1.1 Pembagian penduduk berusia diatas 65 tahun, berdasarkan negara-negara OECD 2, dalam hitungan persen Sumber : Lembaga Internasional Analisis Sistem Schlossplatz, Austria 3 Fenomena penduduk menua atau yang lazim disebut dengan istilah koureika shakai ( 高齢化社会 ) muncul dalam kehidupan masyarakat Jepang setelah tahun 1955 (Haryati, 2008:1). Terbentuknya fenomena koureika shakai terkait erat dengan rendahnya angka kematian serta angka kelahiran suatu negara. Semakin rendahnya angka kelahiran serta angka kematian maka secara otomatis akan meningkatkan persentase penduduk lansia di negara yang bersangkutan (Kreasita, 2002:18). Peningkatan harapan hidup juga menyebabkan persentase 2 Organisation For Economic Co-operation and Development, dalam bahasa Indonesia adalah Organisasi untuk Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi, merupakan sebuah organisasi internasional dengan tiga puluh negara yang menerima prinsip demokrasi perwakilan dan ekonomi pasar bebas. Keempat negara tersebut adalah anggota OECD yang memiliki tingkat kelahiran dan kematian rendah. 3 Data tahun 2002 yang diambil dari data World Population Prospect : The 2000 Revision oleh United Nations yang dipublikasikan oleh Lembaga Internasional Analisis Sistem Schlossplatz Austria dengan judul Aging in Japan : Causes and Consequences Part 1 : Demographic Issues
4 3 penduduk lansia di Jepang bertambah. Harapan hidup adalah rata-rata tahun hidup yang akan dijalani oleh seseorang. Usia Rata-rata Usia Harapan Hidup Penduduk Jepang 72,9 76,9 80,5 81,3 67,8 71,7 74,8 75, ,7 63,6 50, laki-laki perempuan Gambar 1.2 Rata-rata usia harapan hidup penduduk Jepang (Haryati, 2008:2) Dari gambar 1.1 di atas dapat dilihat bahwa penduduk usia 65 tahun di Jepang terus mengalami kenaikan setiap tahunnya. Diperkirakan pada tahun 2025 sampai 2050, Jepang akan menjadi negara yang memiliki penduduk lansia dengan persentase tertinggi di dunia. Daisaku Maeda, seorang Direktur Fakultas Sosiologi di Tokyo Metropolitan Institute of Gerontology mengungkapkan mengenai masalah-masalah mendasar yang akan dihadapi oleh Jepang di masa mendatang sehubungan dengan tingginya persentase penduduk lansia, seperti : a. Menurunnya vitalitas masyarakat yang nantinya akan meningkatkan beban keuangan pada penduduk golongan usia produktif. 4 4 Penduduk yang berusia 15 tahun sampai 64 tahun
5 4 b. Beban yang berat juga akan menimpa keluarga-keluarga yang merawat sendiri anggota keluarga lainnya yang berusia lanjut sampai-sampai mungkin harus melepaskan pekerjaannya sendiri. 5 c. Dengan bertambahnya penduduk usia lanjut maka angka reproduksi juga akan semakin menurun (Spacher dan Minai, 1994:13-14) Salah satu permasalahan yang diungkapkan oleh Daisaku Maeda tersebut adalah tingginya persentase penduduk lansia, yang berakibat pada beban yang harus ditanggung oleh keluarganya. Kondisi tersebut semakin berkembang menjadi suatu permasalahan serius ketika Jepang dihadapkan pada perubahan struktur dalam keluarga-keluarga Jepang. Menurut Fumie Kumagai dalam bukunya yang berjudul Unmasking Japan Today, terjadi perubahan struktur keluarga tradisional Jepang. Keluarga tradisional Jepang yang dikenal dengan istilah 直径家族 (chokkeikazoku) atau keluarga besar berangsur-angsur berubah menjadi 核家族 (kakukazoku) atau keluarga inti (Istiqomah, 2012:2). Dalam struktur keluarga chokkeikazoku, orang tua tinggal bersama anak dan cucunya sehingga terdapat tiga generasi yang tinggal dalam satu rumah (Istiqomah, 2012:2). Dalam bukunya The Japanese Family System in Transition, Ochiai menggunakan definisi George P. Murdock untuk mendefinisikan kakukazoku sebagai unit keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan anak yang belum menikah (Istiqomah, 2012:3). 5 Biasanya berlaku pada wanita
6 5 Pada tahun 1955 sampai tahun 1985 persentase kakukazoku meningkat dari 56,2% menjadi 79,5%. Selain peningkatan persentase kakukazoku, hal yang perlu diperhatikan adalah persentase tanshin setai pada tahun 1970-an juga meningkat. Sehingga persentase kakukazoku yang awalnya dominan pada masyarakat Jepang mulai tergantikan oleh persentase tanshin setai ( Katsuhiko Fujimori dari Institut Informasi dan Riset Mizuho dalam penelitiannya yang berjudul Tanshin Setai No Zouka To Matomerareru Safety Network No Saikouchiku mengemukakan bahwa sejak tahun 1970 terjadi perubahan lagi pada struktur keluarga Jepang yaitu 単身世帯 (tanshin setai) (Fujimori, 2008:2). Tanshin setai adalah rumah tangga 6 yang hanya terdiri dari satu orang. Bentuk rumah tangga ini pada umumnya adalah orang berusia 20 tahun-an yang sudah menyelesaikan sekolah dan hidup sendiri setelah menikah. Akan tetapi, saat ini tanshin setai tidak hanya terdiri dari kelompok umur 20 tahun-an tetapi juga 30 tahun-an, dan 40 tahun-nan. Bahkan, seiring dengan terjadinya kourekai shakai pada masyarakat Jepang, tanshin setai juga terjadi pada kelompok lansia (di atas 65 tahun) (Istiqomah, 2012:4). Fenomena perubahan struktur keluarga tersebut, memunculkan fenomena masyarakat pada masyarakat golongan usia tua atau lansia, yaitu kodokushi. Kodokushi yang dalam bahasa Jepang tertulis 孤独死, dalam bahasa Inggris bisa diartikan lonely-death, dan dalam bahasa Indonesia adalah mati kesepian. Kodokushi merupakan fenomena masyarakat di Jepang yang dialami 6 Yang berkenaan dengan urusan kehidupan dalam rumah
7 6 oleh penduduk lanjut usia yang memilih hidup sendiri dan sampai saat ajal menjemputnya, ia meninggal tanpa diketahui oleh siapapun. Tak jarang jasad orang yang mengalami kodokushi baru ditemukan dalam jangka waktu berharihari bahkan sampai berminggu-minggu dari waktu meninggalnya. Jumlah penduduk lansia yang tinggi yaitu mencapai jiwa atau 23,1 persen dari jumlah total penduduk Jepang pada tahun dan terus meningkatnya jumlah lansia yang hidup sendiri (tanshin setai), menyebabkan kemungkinan terjadinya kodokushi pada lansia akan semakin meningkat (Istiqomah, 2012:10). Menurut data dari Tokyo Medical Examiner s Office yang diterbitkan pada 6 November 2010, jumlah kodokushi di 23 distrik daerah Tokyo dari tahun ke tahun cenderung mengalami peningkatan, baik pada laki-laki maupun perempuan. Tingginya tingkat kejadian kasus kodokushi di Jepang, telah menjadi perhatian masyarakat, media massa dan pemerintah. Oleh karena itu, penulis bermaksud untuk mengumpulkan informasi lebih jelas tentang fenomena kodokushi tersebut. Untuk mendapatkan gambaran umum kodokushi, pengelompokan penduduk lanjut usia yang mengalami kodokushi, dan penyebab apa saja yang menimbulkan munculnya fenomena kodokushi, pada tugas akhir ini, penulis akan mengumpulkan berbagai informasi terkait dengan kodokushi yang telah terjadi lalu menganalisis dan menyusunnya berdasarkan pokok bahasan yang telah ditentukan. 7 Jumlah keseluruhan penduduk Jepang pada tahun 2010 adalah jiwa.
8 7 1.2 Pokok Bahasan Pokok bahasan yang akan dibahas dalam Tugas Akhir ini adalah gambaran umum kodokushi dan penyebab munculnya fenomena tersebut. 1.3 Tujuan Penulisan Tujuan penulis dalam penyusunan Tugas akhir ini adalah untuk memberikan gambaran umum tentang kodokushi dan penyebab munculnya fenomena kodokushi. 1.4 Tinjauan Pustaka Fenomena kodokushi sudah menjadi persoalan di Jepang yang masih sulit diatasi. Maka dari itu banyak ahli dan media massa yang telah mempelajari dan memberitakan fenomena ini. Tidak hanya menarik perhatian para ahli dari dalam Jepang sendiri, tapi juga para ahli dari luar Jepang. Di Indonesia pun juga terdapat skripsi dan makalah yang membahas tentang kodokushi. Salah satu tulisan yang membahas fenomena kodokushi adalah makalah 8 yang ditulis oleh Sri Dewi Adriani dari Universitas Bina Nusantara. Makalah tersebut ditulis pada tahun 2013 dengan judul Dampak peningkatan jumlah lansia terhadap munculnya fenomena sosial Kodokushi 孤独死 (dying alone) (studi kasus pada gempa bumi Kobe 1995). Makalah ini membahas tentang meningkatnya jumlah penduduk lanjut usia pada masyarakat Jepang, yang menimbulkan masalah kesejahteraan para lansia tersebut, sehingga munculnya 8 Karya tulis ilmiah yang membahas pokok masalah tertentu yang disusun untuk disajikan dalam pertemuan formal atau untuk diterbitkan
9 8 fenomena kodokushi. Makalah tersebut mengacu pada hasil studi kasus yang meneliti jumlah lansia pada bencana gempa bumi di Kobe pada tahun Selain tulisan tersebut di atas, terdapat skripsi 9 yang mengangkat topik kodokushi. Skripsi tersebut disusun oleh Waode Hanifah Istiqomah dari Universitas Indonesia pada tahun 2012 dengan judul Hubungan struktur keluarga Tanshin Setai dan kerenggangan hubungan manusia dengan fenomena kodokushi pada lansia di masyarakat Jepang kontemporer. Skripsi ini membahas hubungan antara strukur Tanshin Setai dan kerenggangan hubungan manusia dengan fenomena kodokushi pada lansia dalam masyarakat Jepang kontemporer. Melalui enam studi kasus kodokushi yang terjadi pada lansia di 23-ku Tokyo, penelitian dalam skripsi ini ditujukan untuk memahami bagaimana struktur Tanshin Setai mempengaruhi terjadinya kodokushi pada penduduk lanjut usia di Jepang. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan metodologi case study 10. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa struktur keluarga Tanshin Setai merupakan faktor yang signifikan dalam mempengaruhi terjadinya kodokushi pada lansia Jepang. Selanjutnya, kerenggangan hubungan yang dialami oleh lansia dalam struktur keluarga ini turut mempengaruhi terjadinya kodokushi. Berbeda dengan tulisan-tulisan tersebut diatas, dalam Tugas Akhir 11 penulis akan menjelaskan gambaran umum kodokushi, dan penyebab-penyebab fenomena 9 Karya tulis ilmiah berupa paparan tulisan hasil penelitian sarjana S1 yang membahas suatu permasalahan atau fenomena dalam bidang ilmu tertentu dengan menggunakan kaidah-kaidah yang berlaku 10 Penelitian terinci yang dilakukan peneliti tentang seseorang atau suatu unit selama kurun waktu tertentu 11 Karya tulis ilmiah yang dijadikan sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan Program Diploma Tiga (D3)
10 9 kodokushi pada masyarakat Jepang. Penulis bertujuan agar hasil dari Tugas Akhir ini bisa bermanfaat bagi pembaca dan dapat menjadi salah satu sumber pengetahuan tentang fenomena kodokushi pada masyarakat Jepang. 1.5 Metode Penelitian Pada Tugas Akhir ini penulis menggunakan metode studi pustaka dan deskriptif. Penulis mengumpulakan data dan bahan yang dapat melengkapi materi yang berhubungan dengan fenomena kodokushi. Data dan bahan yang didapat kemudian disusun dan dianalisis sesuai dengan pokok bahasan yang ditentukan. Data dan bahan yang digunakan pada Tugas akhir ini diperoleh dari buku, makalah, skripsi, hasil survey, dan internet. Dari sumber-sumber tersebut, diperoleh data yang menjadi acuan untuk menggambarkan fenomena kodokushi pada masyarakat Jepang. 1.6 Sistematika Penulisan Untuk bisa mendapatkan sasaran informasi yang dituju, penulis menggunakan sistematika sebagai berikut : tugas akhir akan ditulis menjadi empat bab. BAB I berisikan latar belakang masalah tugas akhir ini, yaitu koureika shakai pada masyarakat Jepang, perubahan struktur keluarga pada masyarakat Jepang, dan yang utama pengertian tentang fenomena kodokushi. Pada bab ini, juga akan dijelaskan pokok bahasan, tujuan penulisan, tinjauan pustaka, metode penulisan, dan sistematika penulisan.
11 10 BAB II, berisi tentang gambaran umum fenomena kodokushi. Pada bab ini dibagi menjadi beberapa sub bab, yaitu kasus-kasus kodokushi, situasi kodokushi, dan pengelompokan penduduk lansia yang mengalami kodokushi. Pengelompokan penduduk lansia yang mengalami kodokushi ini dikelompokkan berdasarkan usia, jenis kelamin, dan jumlah hari ditemukannya jenazah setelah kematiannya. BAB III berisi tentang penyebab terjadinya kasus kodokushi. Bab ini akan dibagi menjadi dua sub bab, yaitu perubahan di masyarakat Jepang yang menjadi penyebab terjadinya kasus kodokushi, dan analisis penyebab kodokushi dalam beberapa kasus. Pada BAB IV penulis akan menjelaskan kesimpulan dari seluruh bab sebelumnya.
UNIVERSITAS INDONESIA
UNIVERSITAS INDONESIA HUBUNGAN ANTARA STRUKTUR KELUARGA TANSHIN SETAI DAN KERENGGANGAN HUBUNGAN MANUSIA DENGAN FENOMENA KODOKUSHI YANG TERJADI PADA LANSIA DALAM MASYARAKAT JEPANG KONTEMPORER SKRIPSI Diajukan
Lebih terperinciBAB II FENOMENA KOREIKA SHAKAI. Menjadi tua bagi setiap manusia adalah suatu fase kehidupan yang tidak
BAB II FENOMENA KOREIKA SHAKAI 2.1 Pengertian Koreika Shakai Menjadi tua bagi setiap manusia adalah suatu fase kehidupan yang tidak bisa dihindari dan tidak terjadi secara drastis. Menua merupakan gejala
Lebih terperinciMENINJAU SISTEM IE DAN FENOMENA-FENOMENA DALAM KELUARGA DI JEPANG PASCA PERANG DUNIA II DAN DAMPAKNYA BAGI MASA DEPAN JEPANG
MENINJAU SISTEM IE DAN FENOMENA-FENOMENA DALAM KELUARGA DI JEPANG PASCA PERANG DUNIA II DAN DAMPAKNYA BAGI MASA DEPAN JEPANG Disusun untuk memenuhi tugas Ujian Akhir Semester mata kuliah Politik Pemerintahan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Jepang merupakan suatu negara modern yang masih terikat kuat oleh nilainilai
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Jepang merupakan suatu negara modern yang masih terikat kuat oleh nilainilai tradisional, terutama dalam hal perkawinan. Perkawinan Jepang berdasarkan
Lebih terperinciBab 1. Pendahuluan. Dalam menjalani kehidupan, manusia memiliki kodrat. Kodrat itu antara lain; lahir,
Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Dalam menjalani kehidupan, manusia memiliki kodrat. Kodrat itu antara lain; lahir, menikah dan meninggal dunia. Pada umumnya wanita menikah di usia yang lebih muda
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM TENTANG MASYARAKAT AGRARIS DAN INDUSTRI. dalam kode hukum sipil meiji ( ) ( Fukute, 1988:37 ).
BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG MASYARAKAT AGRARIS DAN INDUSTRI 2.1. Masyarakat Agraris Sejak zaman tokugawa sampai akhir perang dunia II, sistem keluarga Jepang diatur oleh konsep Ie dan bahkan mendapat
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang
1 PENDAHULUAN Latar Belakang Lanjut Usia (lansia) merupakan tahap akhir siklus perkembangan manusia. Masa di mana semua orang berharap akan menjalani hidup dengan tenang, damai, serta menikmati masa pensiun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ekonomis yang penting dari peningkatan jumlah penduduk adalah peningkatan dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Usia tua merupakan waktu bagi seseorang untuk bersantai dan menikmati sisa kehidupannya, tetapi tidak di sebagian besar negara berkembang seperti di Indonesia. Mereka
Lebih terperinciCOLLECTIVE HOUSE SEBAGAI SALAH SATU ALTERNATIF PENANGGULANGAN KODOKUSHI
COLLECTIVE HOUSE SEBAGAI SALAH SATU ALTERNATIF PENANGGULANGAN KODOKUSHI Raisha Anefi1006715023 dan Endah Hayuni Wulandari Program Studi Jepang, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Masalah mengenai kependudukan merupakan aspek yang tidak dapat dipisahkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Masalah mengenai kependudukan merupakan aspek yang tidak dapat dipisahkan dari proses pembangunan. Pembangunan bertujuan untuk menciptakan kesejahteraan suatu
Lebih terperinciBab 1. Pendahuluan. Setelah perang dunia II, Jepang mengalami kemajuan yang sangat pesat di bidang
Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Setelah perang dunia II, Jepang mengalami kemajuan yang sangat pesat di bidang industri. Dengan berkembangnya industri, maka muncullah kota-kota baru sebagai tempat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. di dunia. Masalah kemiskinan telah menyebabkan masalah lain muncul, salah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemiskinan merupakan masalah yang banyak dialami oleh negara-negara di dunia. Masalah kemiskinan telah menyebabkan masalah lain muncul, salah satunya adalah masalah
Lebih terperinciSITUASI LANSIA DI INDONESIA TAHUN 2017 STRUKTUR UMUR PENDUDUK INDONESIA TAHUN ,11 GAMBAR III. PRESENTASE PENDUDUK LANSIA DI INDONESIA TAHUN 2017
SITUASI LANSIA DI INDONESIA TAHUN 2017 Besarnya jumlah penduduk lansia di Indonesia di masa depan membawa dampak positif maupun negatif. Berdampak positif, apabila penduduk lansia berada dalam keadaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan sibuk yang kedudukannya sejajar dengan negara-negara besar di Barat.Meski
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dunia mengakui Jepang telah menjelma menjadi negara yang modern dan sibuk yang kedudukannya sejajar dengan negara-negara besar di Barat.Meski begitu, Jepang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menurut data BPS Kota Padang dalam angka 2016, angka harapan hidup Kota
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Harapan hidup merupakan suatu pencapaian didalam kehidupan manusia, menurut data BPS Kota Padang dalam angka 2016, angka harapan hidup Kota Padang dari tahun 2012
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Permasalahan menurunnya angka kelahiran adalah permasalahan yang banyak dialami negara maju, salah satu negara yang mengalaminya adalah Jepang. Jepang telah
Lebih terperinciKOMPOSISI UMUR PENDUDUK: MUNCULNYA BONUS DEMOGRAFI DAN PENDUDUK MENUA
KOMPOSISI UMUR PENDUDUK: MUNCULNYA BONUS DEMOGRAFI DAN PENDUDUK MENUA (Diterjemahkan dari Salim, E dkk 2015, Population Dynamics and Sustainable Development in Indonesia, UNFPA Indonesia, Jakarta) Jumlah
Lebih terperinciFENOMENA KODOKUSHI DALAM MASYARAKAT JEPANG
FENOMENA KODOKUSHI DALAM MASYARAKAT JEPANG Desy Retnawati Jurusan Sastra Jepang, Program Studi Sastra Jepang, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, Depok 16424, Indonesia desy.retnawati07@yahoo.co.id
Lebih terperinciBab 1. Pendahuluan. Masyarakat adalah sejumlah manusia dalam arti seluas-luasnya dan terikat oleh
Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Masyarakat adalah sejumlah manusia dalam arti seluas-luasnya dan terikat oleh suatu kebudayaan yang mereka anggap sama (Sugono, 2008). Menurut pendapat Anastasia (2007:
Lebih terperinciIsu-isu Kontemporer Politik Cina (III)
Isu-isu Kontemporer Politik Cina (III) 1. LINGKUNGAN HIDUP Salah satu isu yang menjadi masalah domestik kontemporer di Cina adalah lingkungan hidup. Ini terkait dengan adanya proses industrialisasi yang
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN UMUM TERHADAP KODOKUSHI. Kata kodokushi Jika dilihat dari makna kanjinya maka 孤独 (kodoku)
BAB II TINJAUAN UMUM TERHADAP KODOKUSHI 2.1. Definisi Kodokushi Kata kodokushi Jika dilihat dari makna kanjinya maka 孤独 (kodoku) berarti kesepian atau kesunyian, sedangkan 死 (shi) yang memiliki arti kematian.
Lebih terperinci2016 GAMBARAN PENGETAHUAN WANITA LANJUT USIA TENTANG DIET HIPERTENSI DI PANTI SOSIAL TRESNA WREDHA BUDI PERTIWI BANDUNG.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Jumlah penduduk lansia semakin meningkat dari tahun ke tahun di perkirakan ada 500 juta dengan usia rata-rata 60 tahun dan diperkirakan pada tahun 2025 akan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kelahiran (Kemenkes RI, 2014). Lansia dikatakan sebagai tahap akhir perkembangan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peningkatan taraf hidup dan Umur Harapan Hidup (UHH) atau Angka Harapan Hidup (AHH) merupakan indikator dari keberhasilan pembangunan. Akan tetapi peningkatan UHH tersebut
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. yang dinyatakan oleh Aristoteles bahwa manusia yang hidup bersama dalam
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia merupakan makhluk sosial yang tidak dapat hidup dan memenuhi kebutuhannya tanpa bantuan dari orang lain. Oleh karenanya, manusia selalu hidup dalam sebuah kelompok
Lebih terperinciSurat Kabar Harian PIKIRAN RAKYAT, terbit di Bandung, Edisi: 30 Desember 1995
Surat Kabar Harian PIKIRAN RAKYAT, terbit di Bandung, Edisi: 30 Desember 1995 PROFIL KEPENDUDUKAN DAN KESEHATAN DI JAWA BARAT Oleh : Ki Supriyoko Salah satu survei kependudukan, KB, dan kesehatan yang
Lebih terperinciSTATISTIK PEMUDA BLORA TAHUN 2015
No. 16/07/33/16/Th.I, 16 Juli 2017 STATISTIK PEMUDA BLORA TAHUN 2015 Pemuda adalah bagian dari penduduk usia produktif yaitu berumur 16-30 tahun. Jumlah pemuda di Kabupaten Blora adalah 167.881 jiwa atau
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Bagi seorang wanita Jepang yang masih tradisional, kebahagiaan bagi mereka adalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bagi seorang wanita Jepang yang masih tradisional, kebahagiaan bagi mereka adalah berada diantara keluarga dan rumah. Pada era Meiji ada istilah ryousaikenbo wanita
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Salah satu masalah pokok yang dihadapi Pemerintah Indonesia sebagai negara
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu masalah pokok yang dihadapi Pemerintah Indonesia sebagai negara sedang berkembang adalah jumlah penduduk yang besar dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN UMUM TERHADAP MASYARAKAT AGRARIS, INDUSTRI DAN KEHIDUPAN LANSIA DI JEPANG
BAB II TINJAUAN UMUM TERHADAP MASYARAKAT AGRARIS, INDUSTRI DAN KEHIDUPAN LANSIA DI JEPANG 2.1 Struktur Keluarga Masyarakat Agraris Sejak zaman Tokugawa sampai akhir perang dunia II, sistem keluarga Jepang
Lebih terperinciMENTERIKEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALIN AN TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTER! KEUANGAN NOMOR
MENTERIKEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALIN AN PERATURAN MENTER! KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5/PMK.010/2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTER! KEUANGAN NOMOR 157 /PMK.010/2015 TENTANG PELAKSANMN
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. cepat dimasa yang akan datang terutama di negara-negara berkembang.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pertumbuhan penduduk lanjut usia (lansia) diprediksikan akan meningkat cepat dimasa yang akan datang terutama di negara-negara berkembang. Indonesia sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa anak ke masa dewasa yang meliputi semua perkembangan yang dialami sebagai persiapan memasuki masa dewasa. Remaja (adolescence)
Lebih terperinciFENOMENA SHOUSHIKA DI JEPANG : PERUBAHAN KONSEP ANAK
FENOMENA SHOUSHIKA DI JEPANG : PERUBAHAN KONSEP ANAK Oleh: Arsi Widiandari Program Studi Bahasa dan Sastra Jepang, Universitas Diponegoro, Jl. Prof. Soedarto, SH, Kampus Undip Tembalang, Semarang, Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. manusia yang dianggap sebagai fase kemunduran. Hal ini dikarenakan pada
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lanjut usia adalah salah satu periode dalam rentang kehidupan manusia yang dianggap sebagai fase kemunduran. Hal ini dikarenakan pada fase ini seorang individu
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Rasulullah SAW, keluarganya, sahabatnya, dan seluruh umat dimanapun berada.
KATA PENGANTAR Alhamdulillahirabbil Alamin, segala puji dan syukur bagi Allah SWT yang telah begitu banyak memberi nikmat kepada penulis baik nikmat waktu, kesempatan, kesehatan dan masih banyak lagi yang
Lebih terperinciBAB 1. Pendahuluan Latar Belakang
BAB 1 Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Beberapa negara di dunia menganut konsep patriaki, menurut Bhasin (Kartika, 2014:2), Jepang juga termasuk sebagi negara kapitalis yang menganut konsep patriaki di
Lebih terperinciBEBERAPA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU MEROKOK PADA SISWA SLTP DI KECAMATAN BENDOSARI KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2008
BEBERAPA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU MEROKOK PADA SISWA SLTP DI KECAMATAN BENDOSARI KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2008 Skripsi ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijasah S1
Lebih terperinciLEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.371, 2014 PENGESAHAN. Persetujuan. Pendirian. Kantor Perwakilan. OEDCD. PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 174 TAHUN 2014 TENTANG PENGESAHAN PERSETUJUAN ANTARA
Lebih terperinciPENYUSUNAN PROYEKSI PENDUDUK INDONESIA TAHUN
PENYUSUNAN PROYEKSI PENDUDUK INDONESIA TAHUN 2010 2035 Dr. Sukamdi Agus Joko Pitoyo, M.A. Eddy Kiswanto, M.Si M. Arif Fahrudin Alfana PENDAHULUAN Proyeksi penduduk merupakan cara penggambaran jumlah penduduk
Lebih terperinci2013 GAMBARAN PENGETAHUAN TENTANG PENYAKIT REUMATIK PADA WANITA LANJUT USIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WREDHA BUDI PERTIWI BANDUNG
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pembangunan kesehatan meningkat diberbagai bidang di Indonesia telah mewujudkan peningkatan kualitas kesehatan penduduk. Salah satu outcome atau dampak dari
Lebih terperinciKEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA BARAT FEBRUARI 2015
BPS PROVINSI JAWA BARAT No. 31/05/32/Th. XVII, 5 Mei 2015 KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA BARAT FEBRUARI 2015 FEBRUARI 2015 : TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 8,40 PERSEN Berdasarkan hasil Sakernas bulan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Millennium Development Goals (MDG) telah menjadi tujuan milenium
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Millennium Development Goals (MDG) telah menjadi tujuan milenium selama 15 tahun. MDG berakhir pada tahun 2015. Selanjutnya, MDG digantikan oleh Sustainable
Lebih terperinci1. Masalah Jumlah Penduduk
Pengertian Penduduk Penduduk adalah orang-orang yang berada di dalam suatu wilayah yang terikat oleh aturan-aturan yang berlaku dan saling berinteraksi satu sama lain secara terus menerus / kontinu. Dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menurut data World Population Prospects: the 2015 Revision, pada
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut data World Population Prospects: the 2015 Revision, pada tahun 2015 ada 901.000.000 orang berusia 60 tahun atau lebih, yang terdiri atas 12% dari jumlah populasi
Lebih terperinciMODUL ONLINE INFORMASI DATA KEPENDUDUKAN PENDALAMAN MATERI DEMOGRAFI
MODUL ONLINE 20.11 INFORMASI DATA KEPENDUDUKAN PENDALAMAN MATERI DEMOGRAFI FERANI MULIANINGSIH PPG DALAM JABATAN Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi 2018 i A. PENDAHULUAN Materi-materi pembelajaran
Lebih terperinciBERITA RESMI. Pusat Kajian Strategis Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Profil Penerima Manfaat BUMI di Sukabumi
No. 02/02/BR/II/2017, 23 Februari 2017 Profil Penerima Manfaat BUMI di Sukabumi Pada tahun 2012, Sukabumi memulai program zakat produktif yang disebut "Bangkit Usaha Mandiri Sukabumi Berbasis Masjid" (BUMI).
Lebih terperinciBAB I. A. Latar Belakang Masalah. biasanya disebabkan oleh usia yang semakin menua (Arking dalam Berk, 2011). Dari masa
BAB I A. Latar Belakang Masalah Jika dapat memilih semua manusia akan memilih untuk tidak menjadi tua. Ketika memasuki masa dewasa umumnya seseorang akan mengalami masa yang bersifat multidimensi dan multiarah,
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA TIPE KEPRIBADIAN DENGAN TINGKAT DEPRESI PADA LANSIA DI WILAYAH DESA BUMIHARJO KECAMATAN NGUNTORONADI KABUPATEN WONOGIRI
HUBUNGAN ANTARA TIPE KEPRIBADIAN DENGAN TINGKAT DEPRESI PADA LANSIA DI WILAYAH DESA BUMIHARJO KECAMATAN NGUNTORONADI KABUPATEN WONOGIRI SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai Derajat
Lebih terperinci1.1 LATAR BELAKANG PENELITIAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PENELITIAN Kota Bandung merupakan salah satu kota yang berada di provinsi Jawa Barat yang memiliki jumlah penduduk 2.470.802 jiwa pada tahun 2014 dengan kepadatan penduduk
Lebih terperinciAnalisis Situasi terhadap Lansia. Oleh Bjorn Gelders Development Pathways
Analisis Situasi terhadap Lansia Oleh Bjorn Gelders Development Pathways Tinjauan Pola demografi Sumber pendapatan dan dukungan Bekerja di usia tua Dukungan dari keluarga Perlindungan sosial Kemiskinan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tersebut memiliki pemerintah dan pemerintahan yang berjalan, hukum,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Suatu wilayah baru dapat dikatakan sebagai negara apabila wilayah tersebut memiliki pemerintah dan pemerintahan yang berjalan, hukum, pengakuan dari negara lain, dan
Lebih terperinci2015 PENGAMBILAN KEPUTUSAN MENUNDA MEMILIKI ANAK PADA PASANGAN YANG BEKERJA DI BANDUNG
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dalam budaya Indonesia, rumah tangga tidak lengkap tanpa kehadiran anak.bahkan, pada suku atau ras tertentu, memiliki anak berjenis kelamin pria itu wajib.ini jauh berbeda
Lebih terperinciPengukuran dalam Demografi
Pengukuran dalam Demografi Demografi (Kependudukan) Dian Kurnia Anggreta, S.Sos, M.Si 1 Pengukuran dalam Demografi Ukuran Absolut Awal data demografi disajikan dalam bentuk bilangan atau jumlah absolut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. jawab dalam kehidupan berumah tangga bagi suami istri (Astuty, 2011).
1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Dalam proses perkembangannya, manusia untuk meneruskan jenisnya membutuhkan pasangan hidup yang dapat memberikan keturunan sesuai dengan apa yang diinginkannya. Pernikahan
Lebih terperinciPERNIKAHAN DILIHAT DARI SUDUT PANDANG ENAM PRIA SINGLE JEPANG DI JAKARTA
PERNIKAHAN DILIHAT DARI SUDUT PANDANG ENAM PRIA SINGLE JEPANG DI JAKARTA Nurul Indah Susanti Program Studi Sastra Jepang Fakultas Ilmu Budaya Universitas Airlangga Dharmawangsa Dalam Selatan Surabaya 60286
Lebih terperinciIndikator Ketenagakerjaan KABUPATEN WAROPEN TAHUN Oleh : Muhammad Fajar
KABUPATEN WAROPEN TAHUN 2014 Oleh : Muhammad Fajar KATA PENGANTAR Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1997 tentang Statistik mengamanatkan Badan Pusat Statistik (BPS) bertanggung jawab atas perstatistikan di
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Konsumsi rokok meningkat secara pesat dari tahun ke tahun, Indonesia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Konsumsi rokok meningkat secara pesat dari tahun ke tahun, Indonesia menduduki peringkat ketiga perokok terbesar di dunia pada tahun 2008 setelah China dan India (WHO,
Lebih terperinciV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Modern Superindo Godean Kota Yogyakarta yang bersedia diwawancarai.
V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Karakteristik Konsumen Responden dalam penelitian ini adalah pembeli sayuran segar di Pasar Modern Superindo Godean Kota Yogyakarta yang bersedia diwawancarai. Pengumpulan data
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa tua merupakan masa paling akhir dari siklus kehidupan manusia, dalam masa ini akan terjadi proses penuaan atau aging yang merupakan suatu proses yang dinamis sebagai
Lebih terperinciKARAKTERISTIK KONSUMEN RESTORAN MIRA SARI
VI KARAKTERISTIK KONSUMEN RESTORAN MIRA SARI 6.1. Karekteristik Umum Responden Konsumen yang berkunjung ke Restoran Mira Sari memiliki latar belakang yang berbeda-beda, baik dari segi sosial maupun ekonomi.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Jepang adalah salah satu negara yang menjadi bagian dari Perang Dunia II dan mengalami kekalahan. Kekalahan ini yang menyebabkan ekonomi Jepang memburuk, karena dua
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. penurunan kondisi fisik, mereka juga harus menghadapi masalah psikologis.
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lanjut usia merupakan suatu proses berkelanjutan dalam kehidupan yang ditandai dengan berbagai perubahan ke arah penurunan. Problematika yang harus dihadapi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terjadi akhir-akhir ini sangat memprihatinkan. Perilaku Agresi sangat
13 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Anak merupakan harta yang tak ternilai bagi suatu keluarga, dan menjadi aset yang berharga bagi suatu bangsa. Tak dapat dipungkiri bahwa kondisi anak saat ini akan
Lebih terperinciMasalah lain yang muncul adalah berubahnya struktur
Di Indonesia proses transisi demografi dapat dikatakan berhasil yang ditunjukkan dengan penurunan tingkat kematian bayi dan kematian maternal secara konsisten. Di sisi yang lain, terjadi peningkatan angka
Lebih terperinciPENDAHULUAN. keberadaannya senantiasa harus diperhatikan. Semakin bertambahnya usia, maka kemampuan
PENDAHULUAN Latar Belakang Lanjut usia merupakan suatu bagian dari perjalanan hidup manusia yang keberadaannya senantiasa harus diperhatikan. Semakin bertambahnya usia, maka kemampuan melakukan aktivitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dasarnya pendidikan sains merupakan salah satu komponen dasar dari sistem
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Pendidikan merupakan salah satu komponen terpenting dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia. Oleh karena itu bidang pendidikan banyak mendapatkan perhatian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Hubungan antara kesetaraan jender dengan proses pembangunan ekonomi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hubungan antara kesetaraan jender dengan proses pembangunan ekonomi merupakan hal penting untuk memutuskan sebuah kebijakan, hal ini karena bagian dari pembangunan
Lebih terperincimengenai seksualitas membuat para remaja mencari tahu sendiri dari teman atau
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masa remaja merupakan masa transisi yang ditandai oleh adanya perubahan fisik, emosi dan psikis. Masa remaja, yakni antara usia 10-19 tahun adalah suatu periode masa
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KECEMASAN PADA LANJUT USIA DI PANTI WREDHA DHARMA BHAKTI KOTA SURAKARTA SKRIPSI
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KECEMASAN PADA LANJUT USIA DI PANTI WREDHA DHARMA BHAKTI KOTA SURAKARTA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana S-1 Keperawatan
Lebih terperinciUKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Penduduk Indonesia diproyeksikan dalam kurun waktu dua puluh lima tahun
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penduduk Indonesia diproyeksikan dalam kurun waktu dua puluh lima tahun mendatang akan terus meningkat. Menurut Badan Pusat Statistik, pada sensus penduduk tahun 2010
Lebih terperinciKEADAAN KETENAGAKERJAAN DI MALUKU UTARA, AGUSTUS 2015
No. 27/05/82/Th. XI, 06 Mei No. 67/11/82/Th XIV, 05 November KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI MALUKU UTARA, AGUSTUS : Jumlah penduduk usia 15 tahun ke atas (penduduk usia kerja) mencapai 773,18 ribu orang. Naik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tersebut berdasarkan pada jenis kelamin tentunya terdiri atas laki-laki dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penduduk suatu negara merupakan sumber daya manusia yang memiliki potensi atau peranan yang cukup besar dalam pembangunan ekonomi. Penduduk tersebut berdasarkan pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Berdasarkan data United Nations Economic and Social Commission for Asia and the Pacific (UNESCAP) tahun 2011 menyebutkan bahwa, jumlah penduduk lanjut usia
Lebih terperinciKEADAAN KETENAGAKERJAAN RIAU AGUSTUS 2015
No. 60/11/14/Th. XVI, 5 November 2015 KEADAAN KETENAGAKERJAAN RIAU AGUSTUS 2015 AGUSTUS 2015, TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 7,83 PERSEN Jumlah angkatan kerja di Provinsi Riau pada Agustus 2015 mencapai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bekerja. Tanggapan individu terhadap pekerjaan berbeda-beda dengan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hampir separuh dari seluruh kehidupan seseorang dilalui dengan bekerja. Tanggapan individu terhadap pekerjaan berbeda-beda dengan berbagai perasaan dan sikap. Saat ini,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berusia diatas 50 tahun sehingga istilah Baby Boom pada masa lalu berganti
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jumlah penduduk usia lanjut dunia diperkirakan ada 500 juta dengan usia rata-rata 60 tahun dan diperkirakan pada tahun 2025 akan mencapai 1,2 milyar. Di negara maju
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Keluarga merupakan suatu kelompok dari orang-orang yang disatukan oleh
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keluarga merupakan suatu kelompok dari orang-orang yang disatukan oleh ikatan-ikatan perkawinan, darah atau adopsi, dan keluarga juga merupakan sistem sosial
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dididik, dan dibesarkan sehingga seringkali anak memiliki arti penting dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Anak merupakan anugerah terindah dan tak ternilai yang diberikan Tuhan kepada para orangtua. Tuhan menitipkan anak kepada orangtua untuk dijaga, dididik, dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Banyaknya para pencari kerja di Indonesia tidak di imbangi dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Banyaknya para pencari kerja di Indonesia tidak di imbangi dengan banyaknya lapangan pekerjaan yang mengakibatkan banyak orang tidak mendapatkan kesempatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mendatang, akan tetapi teknologi informasi serta ilmu pengetahuan dan tekhnologi (Iptek) yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Remaja merupakan investasi masa depan bangsa karena mereka merupakan generasi penerus yang produktif dan sangat berharga bagi kelangsungan pembangunan di masa mendatang,
Lebih terperinciV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN
V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN 5.1 Profil Umum Perusahaan PT X berlokasi di Kawasan Industri MM 2100, Cikarang Barat, Bekasi. PT X didirikan pada tahun 1954 di Jepang dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. merupakan fenomena yang tidak asing lagi di dalam kehidupan masyarakat.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keterlibatan ibu rumah tangga dalam pemenuhan kebutuhan rumah tangga merupakan fenomena yang tidak asing lagi di dalam kehidupan masyarakat. Kompleksnya kebutuhan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 600 ribu kematian dikarenakaan terpapar asap yang ditimbulkan. Hampir 80%
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tembakau merupakan salah satu ancaman terbesar masalah kesehatan didunia, bisa menyebabkan kematian sekitar 6 juta penduduk per tahun. Lebih dari 5 juta kematian akibat
Lebih terperinciKEADAAN KETENAGAKERJAAN JAMBI AGUSTUS 2015
No. 67/11/15/Th.VIII, 5 November 2014 KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAMBI AGUSTUS 2015 AGUSTUS 2015: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 4,34 PERSEN Angkatan kerja Provinsi Jambi pada Agustus 2015 sebanyak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas hidup manusia, baik kemajuan dalam bidang sosioekonomi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berbagai kemajuan dalam segala aspek kehidupan manusia saat ini telah meningkatkan kualitas hidup manusia, baik kemajuan dalam bidang sosioekonomi maupun dalam bidang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kimia merupakan bagian dari rumpun sains, karena itu pembelajaran kimia juga merupakan bagian dari pembelajaran sains. Pembelajaran sains diharapkan dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia, khususnya di Yogyakarta, sampai saat ini sudah banyak badan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di Indonesia, khususnya di Yogyakarta, sampai saat ini sudah banyak badan usaha menggunakan bahasa asing dalam penamaannya. Seperti yang dijelaskan oleh Wijana (2014)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri/mengganti dan
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Proses menua (aging process) adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri/mengganti dan mempertahankan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu dari 8 tujuan pembangunan millenium atau MDG s (Millenium Development Goals) yang terdapat pada tujuan ke 5 yaitu
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang
1 PENDAHULUAN Latar Belakang Pembangunan kualitas sumberdaya manusia di Indonesia masih perlu mendapat prioritas dalam pembangunan nasional. Berdasarkan laporan United Nation for Development Programme
Lebih terperinciBAB I. Pendahuluan. menjadi fokus utama di abad ke-21 ini. Saat kota-kota di dunia tumbuh, penduduk
BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Beralihnya piramida penduduk dunia dari piramida penduduk muda menjadi piramida penduduk tua dan urbanisasi merupakan dua tren global yang menjadi fokus utama di abad
Lebih terperinciKEADAAN KETENAGAKERJAAN RIAU AGUSTUS 2016
No. 056/11/14/Th. XVII, 7 November 2016 KEADAAN KETENAGAKERJAAN RIAU AGUSTUS 2016 AGUSTUS 2016, TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 7,43 PERSEN Jumlah angkatan kerja di Provinsi Riau pada Agustus 2016
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Setiap bangsa memiliki ciri khas dan budaya masing-masing. Ciri khas
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap bangsa memiliki ciri khas dan budaya masing-masing. Ciri khas dan budaya inilah yang menentukan maju atau tidaknya suatu bangsa. Jepang sebagai sebuah
Lebih terperinciKEADAAN KETENAGAKERJAAN NTT FEBRUARI 2015
No. 06/05/53/Th. XV, 5 Mei 2015 KEADAAN KETENAGAKERJAAN NTT FEBRUARI 2015 FEBRUARI 2015: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA NTT SEBESAR 3,12% Angkatan kerja NTT pada Februari 2015 mencapai 2.405.644 orang, bertambah
Lebih terperinciStudi Kependudukan - 1. Demografi formal. Konsep Dasar. Studi Kependudukan - 2. Pertumbuhan Penduduk. Demographic Balancing Equation
Demografi formal Pengumpulan dan analisis statistik atas data demografi Dilakukan ahli matematika dan statistika Contoh : jika jumlah perempuan usia subur (15-49) berubah, apa pengaruhnya pada tingkat
Lebih terperinciKONDISI SOSIAL EKONOMI
Bab 3 KONDISI SOSIAL EKONOMI FENOMENA SOSIAL ANAK JALANAN 21 Bab 3 KONDISI SOSIAL EKONOMI Kota Pekanbaru merupakan ibukota dari Provinsi Riau yang mempunyai wilayah seluas 632,26 Km 2 yang pada tahun 2002
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. fungsi kehidupan dan memiliki kemampuan akal dan fisik yang. menurun. Menurut World Health Organization (WHO) lansia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Lansia merupakan tahap akhir manusia mengalami penurunan fungsi kehidupan dan memiliki kemampuan akal dan fisik yang menurun. Menurut World Health Organization
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Gorontalo. Kelurahan Tomulabutao memiliki Luas 6,41 km 2 yang berbatasan
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian 4.1.1 Kondisi Geografis Kelurahan Tomulabutao berlokasi di Kecamatan Dungingi Kota Gorontalo. Kelurahan Tomulabutao memiliki Luas
Lebih terperinciEKA SETYAWAN J Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Meraih Derajat Sarjana S-1 Keperawatan. Disusun oleh:
HUBUNGAN ANTARA JENIS KELAMIN DAN TINGKAT PENDIDIKAN LANSIA DENGAN KEAKTIFAN DALAM BERPARTISIPASI PADA KEGIATAN POSYANDU LANSIA III DI DESA SAREN WILAYAH KERJA PUSKESMAS KALIJAMBE SRAGEN S K R I PS I Untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kelompok yang disebut keluarga (Turner & Helmes dalam Sarwono & Weinarno,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menikah dan memiliki anak adalah salah satu fase yang dialami dalam kehidupan dewasa awal. Alasan utama untuk melakukan pernikahan adalah adanya cinta dan komitmen
Lebih terperinci