ANALISIS HUBUNGAN DINAMIS ANTARA INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN DAN KREDIT PERBANKAN DI INDONESIA OLEH DINI NUR OKTAVIANTI H

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS HUBUNGAN DINAMIS ANTARA INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN DAN KREDIT PERBANKAN DI INDONESIA OLEH DINI NUR OKTAVIANTI H"

Transkripsi

1 ANALISIS HUBUNGAN DINAMIS ANTARA INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN DAN KREDIT PERBANKAN DI INDONESIA OLEH DINI NUR OKTAVIANTI H DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2011

2 RINGKASAN DINI NUR OKTAVIANTI. Analisis Hubungan Dinamis Antara Indeks Harga Saham Gabungan dan Kredit Perbankan di Indonesia (dibimbing oleh IMAN SUGEMA). Pasar modal memiliki peran yang sangat penting dalam perekonomian Indonesia, dimana pasar modal berperan sebagai lembaga intermediasi dana dari pihak pemilik dana kepada pihak yang membutuhkan dana melalui aktivitas investasi. Perkembangan pasar modal dapat dilihat dari salah satu indikator pasar modal yaitu instrumen saham. Saham adalah suatu bentuk penyertaan modal (equity capital) atau bukti posisi kepemilikan dalam suatu perusahaan. Saham selain sebagai refleksi dari pasar modal, juga memiliki fungsi lain yaitu sebagai komponen dalam transmisi moneter, yaitu ketika harga saham mengalami peningkatan maka pada akhirnya akan terjadi peningkatan pemberian kredit oleh bank. Dalam hal ini kredit merupakan salah satu unsur penting bagi dunia usaha untuk meningkatkan produktivitasnya. Meningkatnya produktivitas ini diharapkan dapat menciptakan kondisi dunia usaha yang kondusif sehingga dapat meningkatkan investasi yang pada akhirnya berimplikasi pada meningkatnya output nasional. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan dinamis antara indeks harga saham gabungan dengan total kredit yang disalurkan perbankan. Data sekunder yang dikumpulkan berupa data bulanan periode Januari 2002 sampai Desember 2009 dengan variabel makroekonomi Exchange Rate (ER), SBI rate, Consumer Price Index (CPI), dan Industrial Production Index (IPI). Analisis data yang digunakan menggunakan metode Vector Autoregression (VAR) dan Vector Error Correction Model (VECM). Fokus pembahasan dalam penelitian ini adalah hasil Impulse Response Function (IRF) dan Variance Decomposition (VD). Berdasarkan hasil IRF, guncangan variabel IHSG, SBI, CPI dan ER sebesar satu standar deviasi direspon negatif oleh Kredit sepanjang periode peramalan sedangkan ketika diguncang oleh variabel IPI, Kredit merespon positif sepanjang periode peramalan. Ketika variabel IPI diguncang oleh variabel Kredit dan IHSG, IPI merespon positif untuk variabel Kredit dan merespon negatif untuk variabel IHSG. Ketika IHSG diguncang oleh variabel Kredit dan IPI, IHSG merespon negatif sepanjang periode peramalan. Hasil VD menunjukkan bahwa variabel Kredit itu sendiri dan IPI yang memiliki pengaruh besar dalam menjelaskan variabilitas Kredit.

3 ANALISIS HUBUNGAN DINAMIS ANTARA INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN DAN KREDIT PERBANKAN DI INDONESIA Oleh DINI NUR OKTAVIANTI H Skripsi Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Ilmu Ekonomi DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2011

4 Judul Skripsi : Analisis Hubungan Dinamis Antara Indeks Harga Saham Gabungan dan Kredit Perbankan di Indonesia Nama : Dini Nur Oktavianti NIM : H Menyetujui, Dosen Pembimbing, Dr. Ir. Iman Sugema, M.Ec NIP Mengetahui, Ketua Departemen Ilmu Ekonomi, Dr. Ir. Dedi Budiman Hakim NIP Tanggal Kelulusan :

5 PERNYATAAN DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI ADALAH BENAR-BENAR HASIL KARYA SAYA SENDIRI YANG BELUM PERNAH DIGUNAKAN SEBAGAI SKRIPSI ATAU KARYA ILMIAH PADA PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA MANAPUN. Bogor, Maret 2011 Dini Nur Oktavianti H

6 RIWAYAT HIDUP Penulis bernama Dini Nur Oktavianti lahir pada tanggal 27 Oktober 1988 di Jakarta. Penulis adalah anak pertama dari dua bersaudara, dari pasangan Doso Nurwantomo dan Ernawati Soewaryo. Jenjang pendidikan penulis dilalui tanpa hambatan, penulis menamatkan taman kanak-kanak pada TK Fatahillah Jakarta kemudian melanjutkan sekolah dasar pada SDN Kebagusan 02 Pagi Jakarta, setelah itu melanjutkan ke SLTPN 41 Jakarta dan lulus pada tahun Pada tahun yang sama penulis diterima di SMAN 55 Jakarta dan lulus pada tahun Pada tahun 2006 penulis melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi. Institut Pertanian Bogor (IPB) menjadi pilihan penulis dengan harapan besar agar dapat memperoleh ilmu dan mengembangkan pola pikir yang jauh lebih baik. Penulis masuk IPB melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI) dan diterima sebagai mahasiswa Program Studi Ilmu Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Selama menjadi mahasiswa, penulis aktif dalam organisasi HIPOTESA (INTEL) dan Agroedutourism IPB. Selain itu penulis juga aktif dalam kepanitiaan seperti Hipotex-R 2008, Futsal Nasional 2007, dan Pekan Pertanian Indonesia 2007.

7 KATA PENGANTAR Segala puji syukur ditujukan untuk Allah SWT atas rahmat dan karunia- Nya penulis mendapat kekuatan dan kesabaran dalam setiap langkah penyusunan skripsi ini. Shalawat dan salam senatiasa dilimpahkan kepada baginda Rasulullah saw. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi Manajemen IPB. Adapun judul skripsi ini adalah Analisis Hubungan Dinamis Antara Indeks Harga Saham Gabungan dan Kredit Perbankan di Indonesia. Penulis mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah memberikan bantuan dan bimbingan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik, khususnya kepada : 1. Dr. Ir. Iman Sugema, M.Ec selaku dosen pembimbing skripsi yang telah memberikan bimbingan baik secara teknis, teoritis maupun moril dalam proses penyusunan skripsi ini sehingga dapat diselesaikan dengan baik. 2. Dr. Ir. Dedi Budiman Hakim sebagai dosen penguji utama dalam sidang skripsi yang telah memberikan kritik dan saran yang sangat berharga dalam penyempurnaan skripsi ini. 3. Deniey A. Purwanto, MSE selaku komisi pendidikan yang memberikan banyak informasi mengenai tata cara penulisan skripsi yang baik. 4. Seluruh jajaran staf Departemen Ilmu Ekonomi atas segala bantuan dan kerjasamanya. 5. Kedua Orangtua Bapak Doso Nurwantomo dan Ibu Ernawati Soewaryo dan adik Irma Yunita, yang telah memberikan perhatian, semangat, motivasi, dukungan baik moral maupun material serta doa bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. 6. Agni Afton Adiyoga atas bantuan, semangat, doa, perhatian dan motivasi yang telah diberikan.

8 7. Maria Catherine Iryani dan Nanang Andrian sebagai teman seperjuangan atas dukungan dan kerjasamanya. 8. Mutiara Probokawuryan, Pika Kartika Nugraha, Amalia Ullianjari, Ukke Henstresna Lestari, Vimala Agustina, Khilqa Istitho Ati Putri, Bungsu Andianti Mustopa, Desnita Suryantini, Widya Adiningsih, Ratna Ningsih, Fitria Faradila, Elsha Surya Respita dan lainnya yang tidak bisa disebutkan satu persatu, atas bantuan, semangat, dan doa bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. 9. Kak Marhamah Muth dan Kak Ade Holis yang telah sangat sabar membimbing dan mendukung sejak awal penyusunan skripsi ini. 10. Dina Mawardah, Nia Prasetyo Utomo dan Fauziah Naryuningtias untuk kebersamaannya sejak awal masuk kuliah hingga saat ini. 11. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam penyelesaian skripsi ini namun tidak bisa penulis sebutkan satu persatu. Penulis menyadari bahwa dalam menyusun skripsi ini masih terdapat kekurangan. Oleh karena itu, segala kesalahan yang terjadi dalam penelitian ini, sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Semoga skripsi ini dapat diridhai oleh Allah SWT dan bermanfaat bagi penulis maupun pihak lain yang membutuhkan. Bogor, Maret 2011 Dini Nur Oktavianti H

9 i DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI.. DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... i iii iv v I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian Ruang Lingkup Penelitian... II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi, Jenis-Jenis, dan Fungsi Kredit Pasar Modal Definisi Pasar Modal Instrumen Pasar Modal Indeks Harga Saham Gabungan Sertifikat Bank Indonesia (SBI) Teori Inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) Pertumbuhan Ekonomi Nilai Tukar Mekanisme Transmisi Melalui Jalur Kredit (Credit Channel) Jalur Pinjaman Bank (Bank Lending Channel) Jalur Neraca Perusahaan (Balance Sheet Channel) Penelitian Terdahulu

10 ii Kerangka Pemikiran Hipotesis Penelitian... III. METODE PENELITIAN Jenis dan Sumber Data Metode Analisis Data Model Umum VAR Uji Stasioneritas Pemilihan Lag Optimum Uji Stabilitas Model VAR Uji Kointegrasi Model Umum Vector Error Correction Impuls Response Function (IRF) Variance Decomposition (VD) Model Penelitian IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Estimasi VAR Uji Stasioneritas Pemilihan Lag Optimum Uji Stabilitas Model VAR Uji Kointegrasi Pemodelan VECM Analisis Impuls Response Function Analisis Impuls Response Function untuk Kredit Analisis Impulse Response Function untuk IPI Analisis Impulse Response Function untuk IHSG Analisis Variance Decomposition... V. PENUTUP Kesimpulan 6.2. Saran... DAFTAR PUSTAKA.. LAMPIRAN

11 iii DAFTAR TABEL No Halaman Hasil Pengujian Akar Unit Pada Level Hasil Pengujian Akar Unit Pada First Difference Penentuan Lag Optimal Hasil Uji Stabilitas Model VAR Uji Kointegrasi Johansen Hasil Estimasi VECM Variance Decomposition... 43

12 iv DAFTAR GAMBAR No Pergerakan IHSG Pergerakan Pemberian Kredit Dan IHSG Kerangka Pemikiran Respon Kredit Terhadap Guncangan Variabel IHSG, SBI, CPI, ER, Dan IPI... Respon IPI Dalam Menghadapi Guncangan Kredit Dan IHSG... Respon IHSG Dalam Menghadapi Guncangan Kredit Dan IPI... Halaman

13 v DAFTAR LAMPIRAN Lampiran Uji Stasioneritas Data Penentuan Lag Optimal Uji Stabilitas Uji Kointegrasi Hasil Estimasi VECM Hasil IRF Kredit Hasil IRF IPI Hasil IRF IHSG Hasil VD Kredit Halaman

14 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal memiliki peran yang sangat penting dalam perekonomian Indonesia, melalui aktivitas investasi. Dengan diberlakukannya kebijakan perekonomian terbuka, pasar bebas dan perkembangan teknologi yang pesat; investor akan menjadi mudah mengakses pasar modal di seluruh dunia. Fakta menunjukkan bahwa pasar modal merupakan salah satu indikasi perkembangan perekonomian suatu negara sehingga mengisyaratkan betapa pentingnya pasar modal di suatu negara (Setyastuti, 2004). Perkembangan pasar modal dapat dilihat dari salah satu indikator pasar modal yaitu saham. Saham adalah suatu bentuk penyertaan modal (equity capital) atau bukti posisi kepemilikan dalam suatu perusahaan (Bapepam, 1997). Perkembangan harga saham dari tahun ke tahun cenderung meningkat. Hal ini menunjukkan bahwa minat masyarakat untuk menanamkan investasi di pasar modal semakin besar. Meningkatnya harga saham dari tahun ke tahun dapat dilihat pada Gambar 1.1. Berdasarkan gambar tersebut terlihat bahwa dari tahun ke tahun harga saham semakin meningkat tetapi pada Oktober 2008 harga saham mengalami penurunan yang sangat tajam. Hal ini disebabkan karena terjadinya krisis global. Penurunan harga saham ini tidak berlangsung lama karena memasuki tahun 2009 harga saham kembali meningkat.

15 Gambar 1.1. Pergerakan IHSG Point Jan-00 Jul-00 Jan-01 Jul-01 Jan-02 Jul-02 Jan-03 Jul-03 Jan-04 Jul-04 Jan-05 Jul-05 Jan-06 Jul-06 Jan-07 Jul-07 Jan-08 Jul-08 Jan-09 Jul-09 Sumber : Bursa Efek Indonesia, 2010 (diolah). Selain sebagai refleksi dari pasar modal, saham juga memiliki fungsi lain yaitu sebagai komponen dalam transmisi moneter. Hal tersebut dijelaskan dalam Mishkin (1998) bahwa jika harga saham mengalami peningkatan maka pada akhirnya akan terjadi peningkatan pemberian kredit oleh bank. Dalam hal ini kredit merupakan salah satu unsur penting bagi dunia usaha untuk meningkatkan produktivitasnya. Meningkatnya produktivitas ini diharapkan dapat menciptakan kondisi dunia usaha yang kondusif sehingga dapat meningkatkan investasi yang pada akhirnya berimplikasi pada meningkatnya output nasional. Selain itu dalam penelitian Andriyani (2008), disebutkan bahwa dengan berlakunya bank lending channel di Indonesia menyebabkan pendanaan aktivitas ekonomi melalui penyaluran kredit perbankan semakin menguatkan posisi kredit sebagai salah satu instrumen untuk mendorong pertumbuhan ekonomi. Berdasarkan penjelasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa instrumen harga saham dan kredit bank (bank lending) sangatlah penting dalam sektor moneter.

16 3 1.2 Perumusan Masalah Mishkin (1998) menyatakan bahwa ketika terjadi ekspansi moneter yang mendorong peningkatan harga saham, akhirnya akan mengakibatkan meningkatnya pemberian kredit oleh bank. Berdasarkan teori tersebut, ternyata fakta yang terjadi di Indonesia memperlihatkan bahwa terjadi pergerakan yang searah antara pemberian kredit oleh perbankan dengan harga saham. Hal ini dapat dilihat pada Gambar 1.2. bahwa persentase pemberian kredit oleh bank sejalan dengan persentase indeks harga saham gabungan di Bursa Efek Jakarta selama periode ,00 40,00 30,00 20,00 10,00 0,00 Gambar 1.2. Pergerakan Pemberian Kredit dan IHSG total kredit ihsg Jan-00 Sep-00 Mei-01 Jan-02 Sep-02 Mei-03 Jan-04 Sep-04 Mei-05 Jan-06 Sep-06 Mei-07 Jan-08 Sep-08 Mei-09 Sumber : SEKI BI dan BEJ, 2010 (diolah) Berdasarkan hal di atas, perlu dilihat lebih lanjut mengenai hubungan antara harga saham dan pinjaman bank. Maka dari itu, permasalahan yang dirumuskan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Apakah harga saham mempengaruhi pemberian kredit (bank loan)? 2. Bagaimana pengaruh kredit perbankan terhadap sektor riil?

17 4 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Mengetahui pengaruh dari harga saham terhadap pinjaman bank (bank loan) di Indonesia. 2. Menganalisis pengaruh kredit perbankan terhadap sektor riil. 1.4 Manfaat Penelitian Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi pihak-pihak yang berwenang sebagai referensi dalam menentukan kebijakan ekonomi. Selain itu, penelitian ini juga diharapkan memberikan manfaat bagi para pembaca sebagai referensi untuk penelitian lebih lanjut. Bagi penulis sendiri, penelitian ini merupakan wadah pembelajaran untuk menerapkan ilmu yang telah diperoleh. 1.5 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini merupakan riset replikasi yang mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh Ibrahim (2006) yang bertujuan untuk menganalisis interaksi dinamis antara kredit dengan harga saham dan melihat apakah kredit mempunyai peran dalam menyalurkan guncangan di sektor keuangan ke sektor riil. Analisis data yang digunakan menggunakan metode Vector Autoregression (VAR) dan Vector Error Correction Model (VECM), namun pembahasan dalam penelitian ini lebih difokuskan pada hasil Impulse Response Function (IRF) dan Variance Decomposition (VD). Data yang digunakan adalah total kredit bank umum, Consumer Price Index (CPI), nilai tukar, Sertifikat Bank Indonesia (SBI) rate,

18 5 Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan Industrial Production Index (IPI). Periode penelitian dilakukan dari bulan Januari 2002 hingga Desember 2009.

19 6 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi, Jenis-Jenis dan Fungsi Kredit Menurut asal mulanya, kata kredit berasal dari kata credere yang artinya adalah kepercayaan, maksudnya adalah apabila seseorang memperoleh kredit maka berarti mereka memperoleh kepercayaan (Kasmir, 2004 dalam Andriyani, 2008). Sedangkan, bagi pemberi kredit artinya memberikan kepercayan kepada seseorang bahwa uang yang dipinjamkan pasti kembali. Bila dikaitkan dengan kegiatan usaha, kredit berarti suatu kegiatan memberikan nilai ekonomi kepada seseorang atau badan usaha berlandaskan kepercayaan saat itu, bahwa nilai ekonomi yang sama akan dikembalikan kepada kreditur setelah jangka waktu tertentu sesuai dengan kesepakatan yang sudah disetujui kreditur dan debitur. Pengertian kredit menurut Undang-Undang Perbankan nomor 10 tahun 1998 adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga. Pengertian tersebut menjelaskan bahwa kredit dapat berupa uang atau tagihan yang nilainya diukur dengan uang, misalnya bank membiayai kredit untuk pembelian rumah. Kesepakatan yang terjadi antara bank (kreditur) dan nasabah (debitur) akan menghasilkan perjanjian yang mencakup hak dan kewajiban masing-masing pihak, termasuk jangka waktu serta besarnya bunga yang ditetapkan bersama.

20 7 Beragamnya jenis kegiatan usaha mengakibatkan beragam pula kebutuhan akan jenis kreditnya. Dalam praktiknya, pemberian fasilitas kredit oleh bank kepada masyarakat dan dunia usaha dikelompokkan ke dalam beberapa jenis. Pembagian jenis ini ditujukan untuk mencapai sasaran atau tujuan tertentu mengingat setiap jenis usaha memiliki berbagai karakteristik tertentu. Dilihat dari segi kegunaan, kredit dibagi menjadi dua jenis, yaitu kredit investasi dan kredit modal kerja. Kredit investasi adalah kredit yang digunakan untuk keperluan perluasan usaha atau membangun proyek dan pabrik baru dimana masa pemakaiannya untuk suatu periode yang relatif lebih lama dan biasanya kegunaan kredit ini adalah untuk kegiatan utama perusahaan. Kredit modal kerja merupakan kredit yang digunakan untuk keperluan meningkatkan produksi dalam kegiatan operasionalnya, misalnya untuk membeli bahan baku, membayar gaji pegawai atau biaya-biaya lainnya yang berkaitan dengan proses produksi perusahaan. Jika dilihat dari segi tujuan pemakaian, kredit dapat dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu kredit produktif, kredit konsumtif, dan kredit perdagangan. Kredit produktif adalah kredit yang digunakan untuk peningkatan usaha, produksi atau investasi. Kredit ini diberikan dengan tujuan pemakaian untuk menghasilkan barang dan jasa. Kredit konsumtif merupakan kredit yang digunakan untuk konsumsi atau dipakai secara pribadi. Kredit perdagangan merupakan kredit yang digunakan untuk kegiatan perdagangan dan biasanya untuk membeli barang dagangan yang pembayarannya diharapkan dari hasil penjualan barang dagangan tersebut.

21 8 Fungsi kredit perbankan dalam kehidupan perekonomian antara lain sebagai berikut : 1. Kredit dapat meningkatkan daya guna dari uang, dalam arti : a. Para pemilik uang atau modal dapat secara langsung meminjamkan uangnya kepada para pengusaha yang memerlukan untuk meningkatkan produksi atau usahanya. b. Para pemilik uang atau modal dapat menyimpan uangnya pada lembaga-lembaga keuangan, yang kemudian oleh lembaga-lembaga keuangan tersebut diusahakan dalam bentuk pemberian kredit. 2. Kredit perbankan yang ditarik tunai dapat meningkatkan peredaran uang kartal sehingga arus lalu lintas uang akan berkembang. 3. Kredit dapat meningkatkan daya guna dari barang dalam arti dengan mendapat kredit para pengusaha dapat memproses bahan baku menjadi barang jadi sehingga daya guna barang tersebut menjadi meningkat. 4. Kredit dapat menjadi salah satu alat stabilisasi ekonomi dalam arti bila keadaan ekonomi kurang sehat, kebijakan diarahkan kepada usaha-usaha antara lain untuk peningkatan ekspor dan pemenuhan kebutuhan pokok rakyat. 5. Kredit dapat meningkatkan kegairahan berusahan masyarakat dalam arti bantuan kredit yang diberikan oleh bank akan dapat mengatasi kekurangmampuan para pengusaha dibidang permodalan tersebut sehingga para pengusaha akan dapat meningkatkan usahanya.

22 9 6. Kredit dapat meningkatkan pemerataan pendapatan dalam arti dengan bantuan kredit dari bank para pengusaha dapat memperluas usahanya dan mendirikan proyek-proyek baru. Apabila perluasan usaha serta pendirian proyek-proyek baru telah selesai maka untuk mengelolanya diperlukan pula tenaga kerja, maka pemerataan pendapatan akan meningkat pula. 7. Kredit dapat sebagai alat hubungan ekonomi internasional dalam arti bank-bank besar di luar negeri yang mempunyai jaringan usaha dapat memberikan bantuan dalam bentuk kredit baik secara langsung maupun tidak langsung kepada perusahaan-perusahaan di dalam negeri. 2.2 Pasar Modal Definisi Pasar Modal Umumnya produk-produk (sekuritas) yang ditawarkan di pasar modal adalah saham biasa, saham preferen, berbagai jenis obligasi, dan produk-produk derivatif. Pasar modal menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 8 tahun 1995 adalah kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, yaitu perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga atau profesi yang berkaitan dengan efek. Adapun efek yang dimaksud disini adalah surat berharga atau saham. Sedangkan menurut Usman dalam Anoraga dan Pakarti (2006), pasar modal adalah pelengkap sektor keuangan terhadap dua lembaga lainnya yaitu bank dan lembaga pembiayaan. Pasar modal memberikan jasanya yaitu

23 10 menjembatani hubungan antara pemilik modal dalam hal ini disebut sebagai pemodal (investor) dengan emiten (perusahaan yang go public). Pasar modal dibedakan menjadi pasar perdana dan pasar sekunder. Pasar perdana adalah pasar bagi sekuritas atau efek yang pertama kali diterbitkan atau diumumkan dalam pasar modal, sedangkan pasar sekunder adalah pasar bagi efek yang sudah ada, dan sudah diperdagangkan dalam pasar modal. Pada pasar sekunder harga efek ditentukan oleh mekanisme pasar. Perkembangan pasar modal secara langsung dipengaruhi oleh banyaknya jumlah perusahaan yang menjual saham atau obligasi melalui pasar modal, jumlah emisi, perkembangan perusahaan-perusahaan yang telah memasyarakatkan saham, serta kegiatan jual beli saham atau obligasi antar anggota masyarakat yang dilakukan setiap hari di pasar sekunder. Pada pasar sekunder ini harga saham akan terbentuk atas dasar kekuatan permintaan dan penawaran, sehingga mencerminkan bagaimana penilaian investor atau calon investor terhadap pendapatan dan risiko dari masingmasing saham yang diperdagangkan. Hal ini secara tidak langsung mencerminkan penilaian investor terhadap perusahaan emiten. Menurut Haditomo (2005), perkembangan pasar modal juga dipengaruhi oleh kondisi perekonomian secara umum, karena keadaan ekonomi secara langsung atau tidak langsung dapat mempengaruhi perkembangan dunia usaha. Situasi ekonomi yang lesu berakibat banyak perusahaan yang menderita rugi, sehingga pendapatan bagi pemegang saham menurun atau bahkan perusahaan tidak mampu membayar deviden. Kondisi yang demikian akan menurunkan minat masyarakat untuk melakukan investasi dalam bentuk saham, karena pendapatan

24 11 saham berupa deviden sangat tergantung pada kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba. Keadaan yang sebaliknya akan terjadi apabila situasi ekonomi akan membaik. Suta (1996) mengatakan bahwa pasar modal di Indonesia mempunyai jangkauan dan misi yang lebih luas. Jangkauan yang hendak dirangkum adalah mencakup tiga aspek mendasar. Ketiga aspek tersebut adalah : 1. Mempercepat proses perluasan pengikutsertaan masyarakat dalam pemilikan saham perusahaan, 2. Aspek pemerataan pemilikan saham perusahaan dan 3. Menggairahkan partisipasi masyarakat dalam penghimpunan dana untuk digunakan secara produktif. Kehadiran pasar modal di Indonesia harus dapat didayagunakan untuk memberikan manfaat bagi pemerintah, perusahaan dan masyarakat. Bagi pemerintah dampak positifnya adalah adanya pemupukan modal dalam negeri. Bagi masyarakat, daya tarik dan manfaat yang diperoleh adalah upaya untuk menambah nilai uang. Oleh karenanya, pasar modal di Indonesia merupakan salah satu sumber pembiayaan pembangunan disamping sumber-sumber lain seperti tabungan pemerintah, kredit perbankan, PMA, PMDN, bantuan luar negeri dan investasi dalam perusahaan Instrumen Pasar Modal Menurut Anoraga dan Pakarti (2006), pasar modal memperdagangkan instrumen pasar modal, yaitu semua surat-surat berharga (securities) yang

25 12 diperdagangkan di bursa. Instrumen pasar modal tersebut antara lain saham, obligasi dan lain-lain. a. Saham Menurut Anoraga dan Pakarti (2006), saham dapat didefinisikan sebagai surat berharga bukti penyertaan atau pemilikan individu maupun institusi dalam suatu perusahaan. Kepemilikan saham di suatu perusahaan akan memberikan manfaat yang dapat diperoleh yaitu: 1. Deviden, adalah bagian dari keuntungan perusahaan yang dibagikan kepada pemilik saham. 2. Capital gain, adalah keuntungan yang diperoleh dari selisih harga jual dengan harga belinya. 3. Manfaaat non-finansial yaitu timbulnya kebanggaan dan kekuasaan memperoleh hak suara dalam menentukan jalannya perusahaan. Saham dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu saham biasa (common stock) dan saham preferen (preferred stock). Saham biasa merupakan saham yang tidak memperoleh hak istimewa. Pemegang saham biasa mempunyai hak untuk memperoleh deviden sepanjang perseroan memperoleh keuntungan, sedangkan saham preferen merupakan saham yang diberikan atas hak untuk mendapatkan deviden atau bagian kekayaan pada saat perusahaan dilikuidasi terlebih dahulu dari saham biasa, disamping itu mempunyai preferensi untuk mengajukan usul pencalonan direksi atau komisaris (Anoraga dan Pakarti, 2006).

26 13 b. Obligasi Obligasi merupakan bukti pengakuan utang dari perusahaan. Obligasi mengandung suatu perjanjian atau kontrak yang melibatkan kedua belah pihak, antara pemberi pinjaman dan penerima pinjaman. Penerbit obligasi menerima pinjaman dari pemegang obligasi dengan ketentuan-ketentuan yang sudah diatur, baik mengenai jatuh tempo pelunasan utang, bunga yang dibayarkan, besarnya pelunasan dan ketentuan-ketentuan tambahan lainnya (Anoraga dan Pakarti, 2006). 2.3 Indeks Harga saham Gabungan (IHSG) Berbicara tentang kegiatan pasar modal saat ini tidak terlepas dari apa yang disebut dengan Indeks Harga Saham Gabungan. Untuk mengetahui bagaimana kegiatan ekonomi bergerak, naik atau turun, banyak orang akan melihatnya dari sisi indeks yang dicapai pada saat itu. Secara sederhana, indeks harga adalah suatu angka yang digunakan untuk membandingkan suatu peristiwa dengan peristiwa lainnya (Anoraga dan Pakarti, 2006). Demikian juga dengan indeks harga saham, indeks di sini akan membandingkan perubahan harga saham dari waktu ke waktu. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menunjukkan pergerakan harga saham secara umum yang tercatat di bursa efek. Indeks inilah yang paling banyak digunakan dan dipakai sebagai acuan tentang perkembangan kegiatan di pasar modal. IHSG bisa dipakai untuk menilai situasi pasar secara umum atau mengukur apakah harga saham mengalami kenaikan atau penurunan. IHSG

27 14 melibatkan seluruh harga saham yang tercatat di bursa (Anoraga dan Pakarti, 2006). Untuk perhitungan Indeks Harga Saham Gabungan ini kita harus menjumlahkan seluruh harga saham yang tercatat. Rumus untuk menghitung Indeks Harga Saham Gabungan menurut Anoraga dan Pakarti (2006) adalah sebagai berikut: IHSG = x 100% (1) dimana: Σ Ht = Total harga semua saham pada waktu yang berlaku Σ H0 = Total harga semua saham pada waktu dasar 2.4 Sertifikat Bank Indonesia (SBI) Sejak diberlakukannya Inflation Targetting Framework (ITF) di Indonesia, BI rate digunakan sebagai sinyal respon kebijakan moneter dan sasaran operasionalnya. Banjarnahor (2008) menjelaskan bahwa BI rate diimplementasikan melalui SBI (Sertifikat Bank Indonesia) periode satu bulan karena beberapa pertimbangan. Pertama, SBI satu bulan telah digunakan sebagai benchmark oleh perbankan dan pelaku pasar di Indonesia dalam berbagai aktivitasnya. Kedua, SBI satu bulan sebagai sasaran operasional akan memperkuat sinyal respon kebijakan moneter yang ditempuh BI. Ketiga, SBI satu bulan mampu mentransmisikan kebijakan moneter ke sektor keuangan dan ekonomi. Kebijakan moneter dengan meningkatkan suku bunga SBI akan mengurangi jumlah dana yang digunakan untuk kredit (lending capacity). Hal ini

28 15 disebabkan karena bank akan lebih tertarik menanamkan dananya pada SBI yang bebas resiko. 2.5 Teori Inflasi Menurut Friedman dalam Mankiw (2003) inflasi merupakan suatu fenomena moneter dan terjadi apabila kenaikan jumlah uang yang beredar lebih cepat daripada output. Menurut Lipsey et al., (1997) inflasi adalah kenaikan ratarata semua tingkat harga. Terkadang, kenaikannya terus-menerus dan berkepanjangan sehingga harus dibatasi. Naiknya harga-harga secara umum ini mengakibatkan nilai riil dari suatu mata uang terhadap barang dan jasa, atau yang lebih dikenal dengan istilah daya beli, menurun. Sementara tingkat harga merupakan rata-rata tertimbang harga barang dan jasa di perekonomian yang diukur dengan indeks harga. Indeks harga yang banyak digunakan adalah indeks harga konsumen (IHK) atau Consumer Price Index (CPI), PDB deflator dan Whole Price Index (WPI). Namun hampir semua negara dalam perhitungan inflasi menggunakan IHK. Inflasi dapat dibedakan antara inflasi inti (core inflation) dan inflasi sesaat (noise). Adapun indikator inflasi yaitu : 1. Indeks Harga Konsumen (IHK) merupakan indikator yang umumnya digunakan untuk menggambarkan pergerakan harga. Perubahan IHK dari waktu ke waktu menunjukkan harga dari paket barang dan jasa yang dikonsumsi masyarakat.

29 16 2. Indeks Harga Perdagangan Besar (IHPB) merupakan indikator yang menggambarkan pergerakan harga dari suatu komoditi yang diperdagangkan di suatu daerah (Mustikaati, 2007) 2.6 Indeks Harga Konsumen (IHK) Indeks Harga Konsumen (IHK) atau Consumer Price Index (CPI), sering digunakan untuk menentukan biaya hidup dan dahulu disebut cost-of-living index, mengukur perubahan harga untuk suatu kombinasi belanja barang dan jasa. Jika GDP mengubah jumlah berbagai barang dan jasa menjadi sebuah angka tunggal yang mengukur nilai produksi, maka IHK mengubah harga berbagai barang dan jasa menjadi sebuah indeks tunggal yang mengukur seluruh tingkat harga. IHK juga dapat didefinisikan sebagai harga sekelompok barang dan jasa relatif terhadap harga sekelompok barang dan jasa yang sama pada tahun dasar (Mankiw, 2003). 2.7 Pertumbuhan Ekonomi Teori pertumbuhan ekonomi modern diawali dengan model Harrord Domar, yaitu pertumbuhan ekonomi (gy) sama dengan produktivitas kapital (ợ) dikalikan dengan tingkat tabungan (s). Jika produktivitas dianggap konstan maka pertumbuhan ekonomi secara langsung berhubungan dengan tabungan atau investasi. Bank lending channel adalah salah satu channel investasi melalui penyaluran kredit investasi oleh perbankan. Oleh karena itu, pertumbuhan ekonomi dan kredit berhubungan secara implisit (Linda, 2007).

30 17 Mankiw (2003) menyatakan bahwa salah satu variabel makroekonomi sebagai ukuran terbaik dalam kinerja perekonomian adalah Gross Domestic Product (GDP) yang terbagi menjadi GDP nominal dan GDP riil. GDP mengukur total produk barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh unit produksi yang menunjukkan perkembangan pendapatan agregat periode tertentu dan mewakili pertumbuhan ekonomi suatu negara. Indikator pertumbuhan ekonomi lain yang mengukur output produksi riil adalah Industrial Production Index (IPI). Linda (2007) menjelaskan bahwa pertumbuhan ekonomi dalam periode bulanan dinilai lebih representatif menggunakan IPI dibanding GDP riil. IPI diukur dari beberapa sektor seperti manufaktur, pertambangan, dan industri. IPI digunakan sebagai salah satu indikator koinsiden, yaitu perubahan pada indikator ini biasanya mengindikasikan perubahan yang sama pada aktivitas ekonomi keseluruhan atau dengan kata lain akan merefleksikan perubahan GDP. 2.8 Nilai Tukar Nilai tukar suatu mata uang didefinisikan sebagai harga relatif dari suatu mata uang terhadap mata uang lainnya (Bank Indonesia, 2004). Pada dasarnya terdapat tiga sistem nilai tukar, yaitu sistem nilai tukar tetap, sistem nilai tukar mengambang terkendali, dan sistem nilai tukar mengambang. Pemilihan sistem yang diterapkan akan tergantung pada kondisi perekonomian negara. Semakin terbukanya perekonomian suatu negara menyebabkan nilai tukar menjadi faktor penting yang harus diperhatikan dalam perekonomian (Kassim et al., 2009).

31 18 Jika dilihat dari cara perhitungannya, menurut Mankiw (2003), nilai tukar atau kurs dibagi menjadi 2, yaitu: (1) kurs nominal yang merupakan harga relatif dari mata uang dua negara dan (2) kurs riil yaitu harga relatif dari barang-barang kedua negara. Berdasarkan kedua definisi diatas maka perhitungan kurs dapat diperoleh melalui perkalian antara kurs nominal dan rasio tingkat harga, dimana rasio tingkat harga merupakan perbandingan antara harga barang domestik dan harga barang di luar negeri, misalnya di Amerika Serikat. 2.9 Mekanisme Transmisi melalui Jalur Kredit (Credit Channel) Jalur Pinjaman Bank (Bank Lending Channel) Jalur pinjaman bank menekankan pengaruh kebijakan moneter pada kondisi keuangan bank. Menurut jalur pinjaman bank, selain sisi aset, sisi liabilitas bank juga merupakan komponen penting dalam mekanisme transmisi kebijakan moneter. Apabila Bank Sentral melaksanakan kebijakan moneter ekspansif, misalnya dengan meningkatkan jumlah uang beredar, maka suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI) akan turun. Penurunan suku bunga SBI akan menurunkan kuantitas SBI dan sebaliknya akan meningkatkan deposito. Hal ini akan membuat penawaran kredit meningkat dan menyebabkan suku bunga deposito turun. Karena biaya dana (cost of fund) turun, maka suku bunga pinjaman juga akan turun, sehingga mengurangi tindakan moral hazard dan adverse selection oleh perusahaan. Kondisi demikian akan mendorong meningkatnya pinjaman, yang selanjutnya akan meningkatkan pengeluaran melalui investasi dan pada akhirnya akan meningkatkan output. Skema kebijakan

32 19 moneter dalam bank lending channel digambarkan sebagai berikut (Mishkin, 2001) : M bank deposits bank loan investasi output Ada dua hal yang menjadi syarat bagi berlakunya channel ini, yaitu : 1. kredit dan surat berharga bukan merupakan substitusi sempurna bagi sebagian peminjam atau sebagian peminjam bergantung pada kredit bank, dan 2. bank sentral harus mampu mempengaruhi ketersediaan kredit bank. Implikasi penting dari credit view adalah kebijakan moneter akan memiliki efek yang lebih besar pada perusahaan kecil dibandingkan pada perusahaan besar (Mishkin, 2001). Hal ini disebabkan perusahaan kecil lebih bergantung pada kredit bank, sedangkan perusahaan besar dapat mengakses pasar modal secara langsung melalui penerbitan saham dan obligasi Jalur Neraca Perusahaan (Balance Sheet Channel) Kredit dan harga saham mempunyai hubungan yang tercermin pada salah satu jenis saluran yang akan mempengaruhi transmisi moneter dari sektor keuangan ke sektor riil, yaitu jalur neraca perusahaan (balance sheet channel). Dalam jalur neraca perusahaan ini, yang ditekankan adalah pengaruh dari kebijakan moneter terhadap kondisi keuangan perusahaan yang selanjutnya akan mempengaruhi akses perusahaan untuk mendapatkan kredit. Dalam hal ini, apabila Bank Sentral melakukan kebijakan moneter yang ekspansif, maka suku bunga di pasar uang akan turun, yang mendorong harga saham mengalami peningkatan. Sejalan dengan peningkatan tersebut, dana sendiri

33 20 perusahaan (networth) akan meningkat disebabkan meningkatnya harga equity yang selanjutnya akan mengurangi tindakan adverse selection dan moral hazard oleh perusahaan. Kondisi ini mendorong peningkatan pemberian kredit oleh bank, selanjutnya meningkatkan investasi, dan pada akhirnya meningkatkan output. Jalur tersebut dapat digambarkan sebagai berikut (Mishkin, 1998): M P equity adverse selection dan moral hazard Lending investasi output 2.9 Penelitian Terdahulu Penelitian yang dilakukan oleh Kim, et al. (1994) yang bertajuk Stock Prices and Bank Lending Behavior in Japan, bertujuan meneliti hubungan historis (historical relationship) antara harga saham dengan bank lending di negara itu. Hubungan ini dapat tercermin dari, pertama, positifnya respon Japanese bank lending terhadap kenaikan harga saham Nikkei. Kedua, berubahnya historical relationship antara harga saham dan bank lending, yaitu hubungan keduanya lemah hingga pertengahan 1980an dan setelahnya tiba-tiba menguat secara signifikan. Ketiga, fluktuasi harga saham Nikkei ternyata punya kontribusi yang cukup signifikan terhadap fluktuasi bank lending di Jepang saat itu. Penelitian ini menggunakan data time series dengan variabel CPI (Consumer Price Index), IPI (Industrial Production Index), call money rate (suku bunga pinjaman antar bank), Nikkei Stock Price Index (Indeks Harga Saham Nikkei) dan total kredit yang disalurkan perbankan Jepang. Waktu pada penelitian

34 21 ini dibagi menjadi dua periode yaitu 1970:1 1983:12 dan 1984:1 1993:5 dan metode yang digunakan adalah SVAR (Structural Vector Autoregression). Selain itu, Ibrahim (2004) menganalisis tentang Stock Prices and Bank Loan Dynamics in a Developing Country : The Case of Malaysia. Penelitian ini bertujuan untuk mengestimasi interaksi dinamis antara kredit dengan harga saham dan melihat apakah kredit mempunyai peran dalam menyalurkan guncangan di sektor keuangan ke sektor riil. Hasil yang diperoleh antara lain yaitu total kredit merespon positif kenaikan harga saham dan ternyata total kredit di Malaysia tidak mempunyai peran dalam menyalurkan guncangan di sektor keuangan ke sektor riil. Penelitian ini menggunakan data empat bulanan atau data kuartalan dengan menggunakan enam variabel, yaitu total kredit, harga saham, GDP (Gross Domestic Product), CPI (Consumer Price Index), suku bunga pinjaman antar bank dan nilai tukar. Periode penelitian ini dilakukan sejak kuartal satu 1978 sampai kuartal dua 1998 (1978:Q1 1998:Q2). Metode yang digunakan adalah metode VAR yang dilanjutkan dengan metode VECM (Vector Error Correction Model) Kerangka Pemikiran Hubungan antara perumusan masalah dan tujuan penelitian dapat dilihat dari kerangka pemikiran penelitian (Gambar 2.1). Kerangka pemikiran tersebut meupakan suatu bentuk pemikiran penulis mengenai penelitian ini. Latar belakang penelitian diawali dari adanya peran dari pasar modal yag diindikatori oleh IHSG (Indeks Harga Saham Gabungan). Kemudain di sisi lain, adanya fungsi perbankan

35 22 dalam penyaluran kredit ke sektor riil. Dalam ekonomi moneter terdapat teori yang menghubungkan saham tersebut dengan kredit, dimana secara tidak langsung harga saham (dalam hal ini digambarkan melalui IHSG) dapat mempengaruhi penyaluran kredit (Mishkin, 2003). Variabel makroekonomi yang mempengaruhi IHSG dan Kredit adalah ER, SBI, CPI dan IPI. Berdasarkan hal tersebut maka dapat dikatakan bahwa penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana pengaruh IHSG terhadap penyaluran kredit di Indonesia, selain itu juga ingin melihat bagaimana pengaruh penyaluran kredit tersebut terhadap sektor riil. Variabel Makroekonomi ER, SBI, CPI, IPI Pasar Modal IHSG Perbankan Kredit Hubungan Dinamis Antara IHSG dan Kredit Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran 2.11 Hipotesis Berdasarkan penjelasan yang telah diuraikan sebelumnya, maka hipotesis penelitian dirumuskan sebagai berikut: 1. IHSG mempunyai pengaruh terhadap kredit. 2. Kredit mempunyai pengaruh positif terhadap sektor riil.

36 23 III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang merupakan data time series dari bulan Januari 2002 sampai Desember Data yang digunakan adalah data total kredit yang disalurkan bank umum, data industrial production index (IPI) sebagai representasi (proxy) untuk menghitung pertumbuhan output, data consumer price index (CPI) yang mencerminkan tingkat inflasi, data Sertifikat Bank Indonesia (SBI) rate yang mencerminkan tingkat suku bunga, data nilai tukar mata uang Rupiah terhadap USD atau Exchange Rate (ER) dan data Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Data-data tersebut diperoleh dari Statistik Ekonomi dan Keuangan Indonesia (SEKI) Bank Indonesia, Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM), Badan Pusat Statistik dan sumber data lain yang relevan. Data-data tersebut juga didukung dengan studi pustaka dari berbagai jurnal, artikel dan literatur lain yang terkait dengan penelitian ini. 3.2 Metode Analisis Data Metode yang digunakan dalam menganalisis data dalam penelitian ini adalah metode Vector Autoregression (VAR) dan Vector Error Correction Model (VECM). Metode Vector Autoregressive (VAR) bertujuan untuk melihat apakah harga saham berpengaruh terhadap total kredit yang disalurkan perbankan, sedangkan metode Vector Error Correction Model (VECM) digunakan ketika variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini tidak seluruhnya stasioner

37 24 pada level, tetapi stasioner pada first difference dan terdapat hubungan kointegrasi antara variabel-variabel tersebut. Semua data yang digunakan dalam penelitian ini ditransformasikan ke dalam bentuk logaritma natural (ln) kecuali untuk data SBI rate. Adapun perangkat lunak yang digunakan dalam pengolahan data penelitian ini menggunakan Microsoft Excel 2007 dan E-views 5.1. Vector Autoregression (VAR) adalah suatu sistem persamaan yang memperlihatkan setiap peubah sebagai fungsi linear dari konstanta dan nilai lag dari peubah itu sendiri serta nilai lag dari peubah lain yang ada dalam sistem. Keunggulan dari metode VAR antara lain (Gujarati, 2003): 1. Metode ini sederhana, tanpa harus membedakan mana variabel endogen dan variabel eksogen 2. Estimasinya sederhana, dimana metode OLS biasa dapat diaplikasikan pada tiap-tiap persamaan secara terpisah 3. Karena bekerja berdasarkan data, metode VAR terbebas dari berbagai batasan teori ekonomi yang sering muncul termasuk gejala perbedaan semu (spurious variable endogenity dan exogenity) di dalam model ekonometrik konvensional terutama pada persamaan simultan, sehingga menghindari penafsiran yang salah 4. Hasil perkiraan (forecast) yang diperoleh dengan menggunakan metode ini dalam banyak kasus lebih bagus dibandingkan dengan hasil yang didapat dengan menggunakan model persamaan simultan yang kompleks sekalipun. Selain itu, analisis VAR juga merupakan alat analisis yang sangat berguna, baik di dalam memahami adanya hubungan timbal balik (interrelationship)

38 25 antara variabel-variabel ekonomi, maupun di dalam pembentukan model ekonomi berstruktur. Selain keunggulan yang dimiliki, VAR juga mempunyai kekurangan atau kelemahan. Kelemahan metode VAR, di antaranya: 1. Model VAR merupakan pengukuran yang tidak dilandasi teori tentang hubungan antarvariabel (model non-struktural) 2. Mengingat tujuan utama model VAR untuk peramalan, maka model VAR kurang cocok untuk analisis kebijakan 3. Pemilihan banyaknya lag yang diinginkan dalam persamaan dapat menimbulkan permasalahan 4. Interpretasi koefisien yang didapat berdasarkan model VAR tidak mudah Model Umum VAR Secara umum model persamaan VAR ordo p dengan n peubah tak bebas pada waktu t dapat ditulis sebagai berikut (Arsana, 2003), atau, Y A A Y A Y A Y.. (3.1) t 0 1 t 1 2 t 2... p t p t 1 1 ' ' ' ' 1 Y t A11 A12 A13... A1 p Y t 1 A11 A12 A13... A Y t k e 1p 1t 2 2 Y ' ' ' t A21 A22 A23... A Y ' 2 2 p t 1 A 21 A 22 A Y A 2 p t k e2t 3 3 Y A31 A32 A33... A t 3 p Y t 1... ' ' ' ' 3 A 31 A 32 A A Y 3 p t k e 3t p A p Y t p Ap Ap A ' ' ' ' p pp Y t 1 A p1 A p2 A p3... A pp Y e pt t k.. (3.2) Dimana : p = Jumlah variabel dalam sistem persamaan k = Jumlah lag dalam sistem persamaan

39 26 Y t = Vektor peubah tak bebas (Y 1t, Y 2t,..., Y nt ) berukuran n x 1, A 0 = Vektor intersep berukuran n x 1, A i = Matriks parameter berukuran n x n, untuk setiap i = 1, 2,..., p, ε t = Vektor sisaan (ε 1t, ε 2t,, ε nt ) berukuran n x Uji Stasioneritas Uji stasioneritas data merupakan syarat penting bagi analisis time series untuk menghindari adanya regresi lancung (spurious regression). Oleh karena itu, perlu dilakukan uji stasioneritas pada data-data yang akan digunakan dalam model. Pengertian data yang stasioner adalah data yang memiliki kecenderungan untuk mendekati nilai rata-ratanya dan berfluktuasi disekitar nilai rata-ratanya (Gujarati, 2003). Metode yang dapat digunakan untuk melihat kestasioneran data adalah metode Augmented Dicky Fuller (ADF) Test dan Phillip Pheron (PP) Test. Kebanyakan analisis time series menggunakan uji ADF. Sedangkan metode PP hanya digunakan pada data yang mengandung structural break, yaitu patahan pada pergerakan data yang terjadi karena adanya kejadian luar biasa dalam perekonomian, misal krisis ekonomi. Uji stasioneritas yang digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan uji ADF. Jika nilai mutlak ADF statistik lebih besar dari MacKinnon Critical Value maka dapat disimpulkan series tersebut stasioner. Apabila suatu series tidak stasioner maka dapat dilakukan difference non stasionary processes atau uji stasioneritas pada tingkat difference.

40 Pemilihan Lag Optimum Penetapan lag optimal penting dilakukan karena dalam metode VAR lag optimal dari variabel endogen merupakan variabel independen yang digunakan dalam model. Penentuan lag optimum dapat menggunakan beberapa kriteria, seperti Likelihood Ratio (LR), Schwarz Information Criterion (SC), Akaike Information Criterion (AIC), Final Prediction Error (FPE) dan Hannan-Quinn Criterion (HQ). Pada penelitian ini lag optimum dipilih berdasarkan koefisien yang ditunjukkan oleh Akaike Information Criterion, secara matematis persamaan AIC adalah sebagai berikut : AIC (k) = T ln + 2n (3.3) dimana : SSR k T n = The Residual Sum of Squares = panjang lag = jumlah yang diobservasi = jumlah parameter yang diestimasi terkecil. Besarnya lag optimal ditentukan oleh lag yang memiliki kriteria AIC yang Uji Stabilitas Model VAR Uji stabilitas perlu dilakukan dalam model VAR yang digunakan. Hal tersebut dikarenakan jika hasil estimasi VAR yang digunakan dikombinasikan dengan model error correction-nya tidak stabil, maka kesimpulan yang didapat dari Impulse Responses dan Variance Decomposition menjadi tidak valid.

41 28 Stabilitas model VAR yang digunakan dapat dilihat dari inverse root karakteristik AR polinomialnya. Hal ini dapat dilihat dari nilai modulus di tabel AR roots-nya. Jika seluruh nilai AR roots-nya dibawah 1, maka model VAR tersebut stabil Uji Kointegrasi Dalam VAR semua variabel yang digunakan harus stasioner. Apabila variabel tidak stasioner, maka perlu dilakukan uji kointegrasi. Kointegrasi menggambarkan kombinasi linier dari variabel-variabel yang tidak stasioner. Jika variabel yang tidak stasioner terkointegrasi, maka kombinasi linier antar variabel dalam sistem akan bersifat stasioner, sehingga dapat diperoleh persamaan yang stabil (Enders, 1995). Pengujian hubungan kointegrasi dilakukan dengan menggunakan lag optimum sesuai dengan pengujian sebelumnya. Sementara penentuan asumsi deterministik yang melandasi pembentukan persamaan kointegrasi didasarkan pada nilai kriteria informasi AIC dan SIC. Berdasarkan asumsi deterministik tersebut akan diperoleh informasi mengenai banyaknya hubungan kointegrasi antar variabel sesuai metode Trace dan Max. Berdasarkan uji Johansen akan didapat rank kointegrasi (r). Rank kointegrasi dari vektor y t adalah banyaknya vektor kointegrasi yang saling bebas. Untuk itu akan diuji hipotesis sebagai berikut: H 0 : rank r H 1 : rank > r

42 29 Jika rank kointegrasi yang didapat lebih besar dari nol, maka model yang digunakan adalah Vector Error Correction Model (VECM). Jika rank kointegrasi sama dengan nol maka model yang digunakan adalah VAR dengan pendifferensian sampai lag ke-d Model Umum Vector Error Correction Model umum VECM adalah sebagai berikut (Johansen (1991) dalam Al Sharkas (2004)), Dimana : k-1. (3.4) ΔY =μ+ Γ Δx +αβ'y +ε t i t-i t-k t i=1 Δ = notasi first difference Y t = p x 1 vektor terintegrasi pada order satu μ = p x 1 konstanta vektor k = Lag ε = p x 1 vektor Gaussian white noise residual t Γ i = p x p matriks penyesuaian jangka pendek antara variabelvariabel pada lag i α = p x r speed of adjustment β = p x r vektor kointegrasi Impulse Response Function (IRF) Setelah melakukan uji VAR, diperlukan adanya metode yang dapat mencirikan struktur dinamis yang dihasilkan oleh VAR secara jelas. IRF menunjukkan bagaimana respon dari setiap variabel endogen sepanjang waktu terhadap kejutan dari variabel itu sendiri dan variabel endogen lainnya. Fungsi dari impulse response ini adalah untuk mengetahui pengaruh suatu variabel

43 30 terhadap variabel tertentu apabila terjadi guncangan atau shock suatu variabel. Fungsi yang kedua adalah untuk mengetahui besarnya nilai guncangan terhadap variabel yang ada Variance Decomposition (VD) Metode Variance Decomposition (VD) dapat menjelaskan seberapa jauh peranan suatu variabel ekonomi dalam menjelaskan guncangan variabel ekonomi lainnya. Metode ini dapat pula digunakan untuk melihat kekuatan dan kelemahan dari masing-masing variabel dalam mempengaruhi variabel lainnya dalam kurun waktu yang panjang. Dekomposisi varians merinci varians dari error peramalan menjadi komponen-komponen yang dapat dihubungkan dengan setiap variabel endogen dalam model. Dengan menghitung persentase squared prediction error dari sebuah variabel akibat guncangan dalam variabel-variabel lain, dapat dilihat seberapa besar error peramalan variabel tersebut disebabkan oleh variabel itu sendiri dan variabel-variabel lainnya. 3.3 Model Penelitian Dalam penelitian ini akan dilihat hubungan antara harga saham dan kredit yang disalurkan perbankan dengan menggunakan variabel-variabel seperti total kredit bank umum di Indonesia, indeks harga konsumen, IPI (Industrial Production Index), suku bunga SBI, nilai tukar dan IHSG (Indeks Harga Saham Gabungan). Sehingga model penelitian dapat ditulis sebagai berikut:

44 31 (3.5) dimana: ln_kredit ln_cpi ln_er sbi ln_ihsg ln_ipi : total kredit bank umum : consumer price index (indeks harga konsumen) : exchange rate (nilai tukar) : suku bunga sertifikat bank Indonesia : indeks harga saham gabungan : industrial production index (indeks produksi industri) Dalam metode yang digunakan pada penelitian ini, semua data yang diestimasi adalah dalam bentuk logaritma natural kecuali variabel-variabel yang sudah dalam persen. Hal ini dilakukan untuk memudahkan dalam menganalisis Variance Decomposition maupun Impulse Respon Function. Dengan demikian semua data dalam penelitian ini diubah dalam bentuk logaritma natural.

METODE PENELITIAN. merupakan data time series dari bulan Januari 2002 sampai Desember Data

METODE PENELITIAN. merupakan data time series dari bulan Januari 2002 sampai Desember Data 23 III. METODE PENELITIN 3.1 Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang merupakan data time series dari bulan Januari 2002 sampai Desember 2009. Data

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut asal mulanya, kata kredit berasal dari kata credere yang artinya

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut asal mulanya, kata kredit berasal dari kata credere yang artinya 6 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi, Jenis-Jenis dan Fungsi Kredit Menurut asal mulanya, kata kredit berasal dari kata credere yang artinya adalah kepercayaan, maksudnya adalah apabila seseorang memperoleh

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia, melalui aktivitas investasi. Dengan diberlakukannya kebijakan

I. PENDAHULUAN. Indonesia, melalui aktivitas investasi. Dengan diberlakukannya kebijakan 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal memiliki peran yang sangat penting dalam perekonomian Indonesia, melalui aktivitas investasi. Dengan diberlakukannya kebijakan perekonomian terbuka, pasar

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. mengandung akar-akar unit atau tidak. Data yang tidak mengandung akar unit

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. mengandung akar-akar unit atau tidak. Data yang tidak mengandung akar unit 32 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Estimasi VAR 4.1.1 Uji Stasioneritas Uji kestasioneran data pada seluruh variabel sangat penting dilakukan untuk data yang bersifat runtut waktu guna mengetahui apakah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sekunder yang akan digunakan ialah data deret waktu bulanan (time series) dari bulan

BAB III METODE PENELITIAN. sekunder yang akan digunakan ialah data deret waktu bulanan (time series) dari bulan 40 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Data yang akan dipakai dalam penelitian ini berupa data sekunder. Data sekunder yang akan digunakan ialah data deret waktu bulanan (time series)

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan adalah data sekunder berupa time series

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan adalah data sekunder berupa time series 30 III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan adalah data sekunder berupa time series bulanan periode Mei 2006 sampai dengan Desember 2010. Sumber data di dapat dari Statistik

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 45 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Untuk menggambarkan bagaimana pengaruh capital gain IHSG dengan pergerakan yield obligasi pemerintah dan pengaruh tingkat suku bunga terhadap IHSG dan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. tahun 1980 hingga kuartal keempat tahun Tabel 3.1 Variabel, Notasi, dan Sumber Data

III. METODE PENELITIAN. tahun 1980 hingga kuartal keempat tahun Tabel 3.1 Variabel, Notasi, dan Sumber Data III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder berupa data kuartalan. Periode waktu penelitian ini dimulai dari kuartal pertama tahun

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data time series

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data time series 40 III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data time series sekunder. Data-data tersebut diperoleh dari berbagai sumber, antara lain dari

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. terdiri dari data pinjaman luar negeri, pengeluaran pemerintah, penerimaan pajak,

METODE PENELITIAN. terdiri dari data pinjaman luar negeri, pengeluaran pemerintah, penerimaan pajak, III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data terdiri dari data pinjaman luar negeri, pengeluaran pemerintah, penerimaan pajak,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Bentuk data berupa data time series dengan frekuensi bulanan dari Januari 2000

III. METODE PENELITIAN. Bentuk data berupa data time series dengan frekuensi bulanan dari Januari 2000 28 III. METODE PENELITIAN 3.1. Data 3.1.1. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Bentuk data berupa data time series dengan frekuensi bulanan dari Januari

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. waktu (time series) dari tahun 1986 sampai Data tersebut diperoleh dari

METODE PENELITIAN. waktu (time series) dari tahun 1986 sampai Data tersebut diperoleh dari 40 III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Dan Sumber Data Jenis data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang relevan dengan penelitian. Semua data yang digunakan merupakan data deret

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Untuk membatasi ruang lingkup permasalahan maka yang dijadikan objek

III. METODOLOGI PENELITIAN. Untuk membatasi ruang lingkup permasalahan maka yang dijadikan objek 53 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Untuk membatasi ruang lingkup permasalahan maka yang dijadikan objek penelitian yang dilakukan, maka penelitian ini akan menganalisis kinerja kebijakan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian Respon PDB terhadap shock

METODE PENELITIAN. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian Respon PDB terhadap shock 40 III. METODE PENELITIAN Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian Respon PDB terhadap shock kredit perbankan, pembiayaan pada lembaga keuangan non bank dan nilai emisi saham pada pasar modal

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Perusahaan merupakan suatu badan hukum yang memiliki suatu tujuan yang ingin dicapai salah satunya yaitu mendapatkan keuntungan. Untuk mencapai

Lebih terperinci

III METODE PENELITIAN

III METODE PENELITIAN 18 III METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Mengetahui kointegrasi pada setiap produk adalah salah satu permasalahan yang perlu dikaji dan diteliti oleh perusahaan. Dengan melihat kointegrasi produk,

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 56 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Metode analisis yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini adalah metode Vector Auto Regression (VAR) dan dilanjutkan dengan metode Vector Error Correction Model (VECM).

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 46 III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan adalah data sekunder berupa data time series dari tahun 1986-2010. Data tersebut diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS),

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan untuk penelitian ini adalah pengeluaran riil pemerintah (G t ), PBD riil (Y t ), konsumsi (CC t ), investasi (I t ), Indeks Harga Konsumen

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Sifat Penelitian Jenis penelitian ini menggunakan metode kuantitatif karena menggunakan data penelitian berupa angka-angka dan analisis dengan menggunakan metode

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. Untuk membatasi ruang lingkup permasalahan yang dijadikan objek

METODOLOGI PENELITIAN. Untuk membatasi ruang lingkup permasalahan yang dijadikan objek III. METODOLOGI PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Untuk membatasi ruang lingkup permasalahan yang dijadikan objek penelitian, maka penelitian ini hanya menganalisis mengenai harga BBM dan nilai tukar

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran

METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran 20 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Kerangka pemikiran dalam penelitian dapat dijadikan landasan dalam setiap tahap penelitian. Salah satu tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui metode

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. metode Vector Auto Regression (VAR) dan dilanjutkan dengan metode Vector

HASIL DAN PEMBAHASAN. metode Vector Auto Regression (VAR) dan dilanjutkan dengan metode Vector 52 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Metode analisis yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini adalah metode Vector Auto Regression (VAR) dan dilanjutkan dengan metode Vector Error Correction Model (VECM).

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kegunaan tertentu. Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian itu didasarkan pada

BAB III METODE PENELITIAN. kegunaan tertentu. Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian itu didasarkan pada BAB III METODE PENELITIAN Menurut Sugiyono (2013), Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Berdasarkan hal tersebut terdapat empat

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. langkah yang penting sebelum mengolah data lebih lanjut. Data time series yang

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. langkah yang penting sebelum mengolah data lebih lanjut. Data time series yang 60 BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Uji Stasioneritas Hasil dan pembahasan dalam penelitian ini akan didasarkan pada langkahlangkah yang telah dijelaskan sebelumnya pada Bab III. Langkah pertama merupakan

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Metode yang digunakan untuk menganalisis data dalam penelitian ini

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Metode yang digunakan untuk menganalisis data dalam penelitian ini 51 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Metode yang digunakan untuk menganalisis data dalam penelitian ini adalah metode analisis Vector Error Correction (VEC) yang dilengkapi dengan dua uji lag structure tambahan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dikumpulkan dari berbagai sumber yaitu Badan Pusat Statistik (BPS), Food and

BAB III METODE PENELITIAN. dikumpulkan dari berbagai sumber yaitu Badan Pusat Statistik (BPS), Food and BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang dikumpulkan dari berbagai sumber yaitu Badan Pusat Statistik (BPS), Food and

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Pendekatan penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yaitu pendekatan dengan cara mengukur variabel yang di lingkari oleh teori atau satu

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. time series. Data time series umumnya tidak stasioner karena mengandung unit

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. time series. Data time series umumnya tidak stasioner karena mengandung unit 48 V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Uji Kestasioneritasan Data Uji stasioneritas data dilakukan pada setiap variabel yang digunakan pada model. Langkah ini digunakan untuk menghindari masalah regresi lancung

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini jenis data yang digunakan adalah data sekunder.data ini

METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini jenis data yang digunakan adalah data sekunder.data ini 27 III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Pada penelitian ini jenis data yang digunakan adalah data sekunder.data ini bersumber dari Bank Indonesia (www.bi.go.id), Badan Pusat Statistik (www.bps.go.id).selain

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Objek Penelitian. Dalam penelitian ini penulis memilih impor beras sebagai objek melakukan riset di Indonesia pada tahun 1985-2015. Data bersumber dari Badan Pusat Statistika

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek Penelitian Dalam penelitian ini, obyek yang diamati yaitu inflasi sebagai variabel dependen, dan variabel independen JUB, kurs, BI rate dan PDB sebagai variabel yang

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Pengujian Akar Unit (Unit Root Test) bahwa setiap data time series yang akan dianalisis akan menimbulkan spurious

HASIL DAN PEMBAHASAN Pengujian Akar Unit (Unit Root Test) bahwa setiap data time series yang akan dianalisis akan menimbulkan spurious 48 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Pengujian Akar Unit (Unit Root Test) Pengujian akar unit merupakan tahap awal sebelum melakukan estimasi model time series. Pemahaman tentang pengujian akar unit ini mengandung

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Untuk memenuhi salah satu asumsi dalam uji data time series dan uji

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Untuk memenuhi salah satu asumsi dalam uji data time series dan uji BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Uji Stasioneritas Untuk memenuhi salah satu asumsi dalam uji data time series dan uji VECM, maka perlu terlebih dahulu dilakukan uji stasioneritas. Uji stationaritas yang

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian kestasioneran data diperlukan pada tahap awal data time series

HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian kestasioneran data diperlukan pada tahap awal data time series IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Pengujian Pra Estimasi 4.1.1. Kestasioneran Data Pengujian kestasioneran data diperlukan pada tahap awal data time series untuk melihat ada tidaknya unit root yang terkandung

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan Januari hingga Maret 2012. Penelitian dilakukan di Asosiasi Kakao Indonesia (Askindo). Penentuan tempat dilakukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. analisis yang berupa angka-angka sehingga dapat diukur dan dihitung dengan

BAB III METODE PENELITIAN. analisis yang berupa angka-angka sehingga dapat diukur dan dihitung dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah kuantitatif. Penelitian kuantitatif merupakan analisis yang berupa angka-angka sehingga dapat diukur dan dihitung dengan menggunakan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Data-data tersebut berupa data bulanan dalam rentang waktu (time series) Januari

III. METODOLOGI PENELITIAN. Data-data tersebut berupa data bulanan dalam rentang waktu (time series) Januari 40 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Berdsarkan kajian beberapa literatur penelitian ini akan menggunakan data sekunder. Data-data tersebut berupa data bulanan dalam rentang waktu (time

Lebih terperinci

ANALISIS KETERKAITAN ANTARA INDEKS SAHAM SYARIAH DI BEBERAPA NEGARA DAN INDEKS SAHAM JAKARTA ISLAMIC INDEX (JII) DI INDONESIA

ANALISIS KETERKAITAN ANTARA INDEKS SAHAM SYARIAH DI BEBERAPA NEGARA DAN INDEKS SAHAM JAKARTA ISLAMIC INDEX (JII) DI INDONESIA ANALISIS KETERKAITAN ANTARA INDEKS SAHAM SYARIAH DI BEBERAPA NEGARA DAN INDEKS SAHAM JAKARTA ISLAMIC INDEX (JII) DI INDONESIA OLEH Zainul Abidin H14103065 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH PERUBAHAN GIRO WAJIB MINIMUM, JUMLAH UANG BEREDAR, KREDIT DAN PERTUMBUHAN EKONOMI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI

ANALISIS PENGARUH PERUBAHAN GIRO WAJIB MINIMUM, JUMLAH UANG BEREDAR, KREDIT DAN PERTUMBUHAN EKONOMI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI ANALISIS PENGARUH PERUBAHAN GIRO WAJIB MINIMUM, JUMLAH UANG BEREDAR, KREDIT DAN PERTUMBUHAN EKONOMI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI OLEH RATNA VIDYANI H14102077 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam studi ini adalah data sekunder runtut waktu

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam studi ini adalah data sekunder runtut waktu III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam studi ini adalah data sekunder runtut waktu (timeseries) bulanan dari periode 2008:04 2013:12 yang diperoleh dari laporan Bank

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. time series bulanan dari Januari 2007 sampai dengan Desember Data-data

METODE PENELITIAN. time series bulanan dari Januari 2007 sampai dengan Desember Data-data III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan pada penelitian ini adalah data sekunder berupa time series bulanan dari Januari 2007 sampai dengan Desember 2011. Datadata yang

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. urutan waktu dimulai dari penerapan Base Money Targeting Framework

III. METODOLOGI PENELITIAN. urutan waktu dimulai dari penerapan Base Money Targeting Framework 63 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Data dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dengan urutan waktu dimulai dari penerapan Base Money Targeting Framework (BMTF) periode

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. series. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah BI rate, suku bunga

III. METODE PENELITIAN. series. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah BI rate, suku bunga III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dalam bentuk time series. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah BI rate, suku

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Indonesia dan variabel independen, yaitu defisit transaksi berjalan dan inflasi.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Indonesia dan variabel independen, yaitu defisit transaksi berjalan dan inflasi. BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini difokuskan pada variabel dependen utang luar negeri Indonesia dan variabel independen, yaitu defisit transaksi berjalan dan inflasi.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Exchange Rate Rp/US$ ER WDI Tax Revenue Milyar Rupiah TR WDI Net Export US Dollar NE WDI

BAB III METODE PENELITIAN. Exchange Rate Rp/US$ ER WDI Tax Revenue Milyar Rupiah TR WDI Net Export US Dollar NE WDI 3 BAB III METODE PENELITIAN 3. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari berbagai instansi yang terkait dengan permasalahan penelitian seperti

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jawa Tengah diproxykan melalui penyaluran pembiayaan, BI Rate, inflasi

BAB III METODE PENELITIAN. Jawa Tengah diproxykan melalui penyaluran pembiayaan, BI Rate, inflasi BAB III METODE PENELITIAN A. Objek dan Subjek Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah pertumbuhan ekonomi di Jawa Tengah. Sedangkan subjek penelitian menggunakan perbankan syariah di Jawa Tengah diproxykan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. moneter akan memberi pengaruh kepada suatu tujuan dalam perekonomian.

BAB I PENDAHULUAN. moneter akan memberi pengaruh kepada suatu tujuan dalam perekonomian. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Transmisi kebijakan moneter merupakan proses, dimana suatu keputusan moneter akan memberi pengaruh kepada suatu tujuan dalam perekonomian. Perencanaan dalam sebuah

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 59 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan dijelaskan pelaksanaan tahapan-tahapan metode VECM yang terbentuk dari variabel-variabel capital gain IHSG (capihsg), yield obligasi 10 tahun (yieldobl10)

Lebih terperinci

ANALISIS BANK LENDING CHANNEL DALAM TRANSMISI KEBIJAKAN MONETER DI INDONESIA OLEH DESY ANDRIYANI H

ANALISIS BANK LENDING CHANNEL DALAM TRANSMISI KEBIJAKAN MONETER DI INDONESIA OLEH DESY ANDRIYANI H ANALISIS BANK LENDING CHANNEL DALAM TRANSMISI KEBIJAKAN MONETER DI INDONESIA OLEH DESY ANDRIYANI H14103010 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008 RINGKASAN

Lebih terperinci

BAB III DATA DAN METODOLOGI PENELITIAN

BAB III DATA DAN METODOLOGI PENELITIAN BAB III DATA DAN METODOLOGI PENELITIAN III.1 Data penelitian Penelitian interdependensi pasar saham indonesia dengan pasar saham dunia ini menggunakan data sekunder berupa nilai penutupan harian/daily

Lebih terperinci

III.METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, karena penelitian ini

III.METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, karena penelitian ini 43 III.METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, karena penelitian ini disajikan dengan angka-angka. Hal ini sesuai dengan pendapat Arikunto (2006) yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia. Analisis dampak..., Wawan Setiawan..., FE UI, 2010.

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia. Analisis dampak..., Wawan Setiawan..., FE UI, 2010. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pesatnya perkembangan ekonomi dunia dewasa ini berimplikasi pada eratnya hubungan satu negara dengan negara yang lain. Arus globalisasi ekonomi ditandai dengan

Lebih terperinci

OLEH ISMAIL HADIKUSUMAH H

OLEH ISMAIL HADIKUSUMAH H ANALISIS EFEKTIVITAS PENETAPAN SUKU BUNGA SERTIFIKAT BANK INDONESIA (SBI) TERHADAP PENYALURAN KREDIT SERTA IMPLIKASINYA TERHADAP PETUMBUHAN EKONOMI NASIONAL OLEH ISMAIL HADIKUSUMAH H14102125 DEPARTEMEN

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN 69 IV. METODE PENELITIAN 4.1. Jenis dan Sumber Data Penelitian menggunakan data sekunder, baik data yang bersifat kuantitatif maupun kualitatif. Data kuantitatif yang digunakan adalah data sekunder dengan

Lebih terperinci

STABILITAS MONETER PADA SISTEM PERBANKAN GANDA DI INDONESIA OLEH HENI HASANAH H

STABILITAS MONETER PADA SISTEM PERBANKAN GANDA DI INDONESIA OLEH HENI HASANAH H STABILITAS MONETER PADA SISTEM PERBANKAN GANDA DI INDONESIA OLEH HENI HASANAH H14103001 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2007 STABILITAS MONETER PADA SISTEM

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder menurut runtun

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder menurut runtun III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder menurut runtun waktu (timeseries) yang diperoleh dari Statistik Ekonomi dan Keuangan Indonesia

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 49 BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 1. Variabel Penelitian Variabel-variabel dalam penelitian ini menggunakan variabel dependen dan independen. Variabel dependen

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Obyek Penelitian Obyek penelitian adalah sesuatu yang menjadi perhatian dalam suatu penelitian, objek penelitian ini menjadi sasaran dalam penelitian untuk mendapatkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. METODE PENELITIAN 1. Objek Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah Perbankan Syariah di Indonesia yang mempunyai laporan keuangan yang transparan dan di publikasikan oleh

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Objek Penelitian Penilitian ini adalah pengaruh Dana Pihak Ketiga (DPK), Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS), dan Non Performing Financing (NPF) terhadap Pembiayaan

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Uji Pra Estimasi Uji Akar Unit (Unit Root Test) Pada penerapan analisis regresi linier, asumsi-asumsi dasar yang

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Uji Pra Estimasi Uji Akar Unit (Unit Root Test) Pada penerapan analisis regresi linier, asumsi-asumsi dasar yang 40 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Uji Pra Estimasi 4.1.1. Uji Akar Unit (Unit Root Test) Pada penerapan analisis regresi linier, asumsi-asumsi dasar yang telah ditentukan harus dipenuhi. Salah satu asumsi

Lebih terperinci

BAB 4 PEMBAHASAN. 51 Universitas Indonesia. Keterangan : Semua signifikan dalam level 1%

BAB 4 PEMBAHASAN. 51 Universitas Indonesia. Keterangan : Semua signifikan dalam level 1% BAB 4 PEMBAHASAN 4.1. Hasil Uji Stasioneritas Data Data yang akan digunakan untuk estimasi VAR perlu dilakukan uji stasioneritasnya terlebih dahulu. Suatu data dikatakan stasioner jika nilai rata-rata

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 5.1 Unit Root Test Augmented Dickey Fuller (ADF-Test)

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 5.1 Unit Root Test Augmented Dickey Fuller (ADF-Test) BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Uji Stasioneritas Tahap pertama yang harus dilakukan untuk mendapatkan estimasi VECM adalah pengujian stasioneritas data masing-masing variabel,

Lebih terperinci

3. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran

3. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran 3. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Pengembangan bahan bakar alternatif untuk menjawab isu berkurangnya bahan bakar fosil akan meningkatkan permintaan terhadap bahan bakar alternatif, dimana salah

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 61 BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Uji Stasioneritas Dalam meneliti data time series, yang pertama harus dilakukan adalah dengan menggunakan uji stasioneritas. Uji stasioneritas yang digunakan

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 5.1 Uji Stasioneritas Data

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 5.1 Uji Stasioneritas Data BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Uji Kausalitas dan Instrumen Data 1. Uji Stasioner Test Variabel Level t-statistik Sumber: Data Diolah Tabel 5.1 Uji Stasioneritas Data Prob ULN 2.065415 0.9998

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seiring dengan industri perbankannya, karena kinerja dari perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. seiring dengan industri perbankannya, karena kinerja dari perekonomian BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sejarah perkembangan perekonomian Indonesia pada dasarnya di mulai seiring dengan industri perbankannya, karena kinerja dari perekonomian Indonesia secara dinamis

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Perkembangan Produk Domestik Bruto Nasional Produk domestik bruto adalah nilai pasar dari semua barang dan jasa akhir yang diproduksi dalam suatu negara dalam kurun waktu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek dan Subyek Penelitian 1. Obyek Penelitian Obyek penelitian ini adalah pertumbuhan indeks pembangungan manusia Indonesia dan metode penelitiannya adalah analisis kuantitatif

Lebih terperinci

Analisis Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter Jalur Kredit dan Jalur Harga Aset di Indonesia Pendekatan VECM (Periode 2005: :12)

Analisis Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter Jalur Kredit dan Jalur Harga Aset di Indonesia Pendekatan VECM (Periode 2005: :12) Analisis Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter Jalur Kredit dan Jalur Harga Aset di Indonesia Pendekatan VECM (Periode 2005:01 2015:12) DISUSUN OLEH : SITI FATIMAH 27212052 LATAR BELAKANG Kebijakan moneter

Lebih terperinci

BAB 5 PENUTUP. moneter melalui jalur harga aset finansial di Indonesia periode 2005: :12.

BAB 5 PENUTUP. moneter melalui jalur harga aset finansial di Indonesia periode 2005: :12. BAB 5 PENUTUP 5.1. Kesimpulan Penelitian ini bertujuan menganalisis mekanisme transmisi kebijakan moneter melalui jalur harga aset finansial di Indonesia periode 2005:07 2014:12. Empat sistem persamaan

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. stasioner dari setiap masing-masing variabel, baik itu variabel independent

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. stasioner dari setiap masing-masing variabel, baik itu variabel independent BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Uji Kausalitas Intrumen Data. 1. Uji Stasioner Data. Tahap pertama dalam metode VECM yaitu dengan melakukan pengujian stasioner dari setiap masing-masing variabel,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIN. yaitu ilmu yang valid, ilmu yang dibangun dari empiris, teramati terukur,

BAB III METODE PENELITIN. yaitu ilmu yang valid, ilmu yang dibangun dari empiris, teramati terukur, BAB III METODE PENELITIN A. Jenis dan Pendektan Penelitian 1. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah suatu penelitian yang didasari oleh falsafah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi aktivitas perekonomian ditransmisikan melalui pasar keuangan.

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi aktivitas perekonomian ditransmisikan melalui pasar keuangan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebijakan moneter dan pasar keuangan merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan mengingat setiap perubahan kebijakan moneter untuk mempengaruhi aktivitas perekonomian

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH SUKU BUNGA SERTIFIKAT BANK INDONESIA (SBI) DAN KINERJA BANK TERHADAP LABA PERBANKAN OLEH LIA AMALIA H

ANALISIS PENGARUH SUKU BUNGA SERTIFIKAT BANK INDONESIA (SBI) DAN KINERJA BANK TERHADAP LABA PERBANKAN OLEH LIA AMALIA H ANALISIS PENGARUH SUKU BUNGA SERTIFIKAT BANK INDONESIA (SBI) DAN KINERJA BANK TERHADAP LABA PERBANKAN OLEH LIA AMALIA H14102098 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A. Objek Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Obyek/Subyek yang diamati dalam penelitian ini adalah Pembiayaan Modal Kerja UMKM dengan variabel independen DPK, NPF, Margin, dan Inflasi sebagai variabel

Lebih terperinci

BAB IV. METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV. METODOLOGI PENELITIAN 43 BAB IV. METODOLOGI PENELITIAN Analisis data dilakukan melalui serangkaian tahapan pengujian menggunakan analis Vector Auto Regression (VAR). Pada tahap pertama dilakukan pengujian terhadap variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. JENIS PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah kuantitatif. Penelitian kuantitatif merupakan analisis yang berupa angka-angka sehingga dapat diukur dan dihitung dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Pembentukan Indeks Kondisi Moneter dan Indeks Kondisi Keuangan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Pembentukan Indeks Kondisi Moneter dan Indeks Kondisi Keuangan 53 BAB III METODE PENELITIAN A. Pembentukan Indeks Kondisi Moneter dan Indeks Kondisi Keuangan Penggunaan Indeks Kondisi Moneter dan Indeks Kondisi Keuangan dilakukan dengan pembobotan antara masing-masing

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam analisis ini adalah data sekunder berupa data

BAB III METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam analisis ini adalah data sekunder berupa data BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam analisis ini adalah data sekunder berupa data bulanan periode 1998-2010. Variabel, data, satuan dan sumber data yang digunakan

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Uji Kausalitas dan Instrumen Data 1. Uji Stasioneritas Dalam mendapatkan estimasi model VECM, tahap pertama yang harus dilakukan pada pengujian data adalah dengan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Beberapa penelitian terdahulu akan diuraikan secara ringkas karena

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Beberapa penelitian terdahulu akan diuraikan secara ringkas karena 10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Beberapa penelitian terdahulu akan diuraikan secara ringkas karena penelitian ini mengacu pada beberapa penelitian sebelumnya. Berikut ringkasan beberapa

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Data yang dipakai untuk penelitian ini adalah data sekunder (time series)

METODE PENELITIAN. Data yang dipakai untuk penelitian ini adalah data sekunder (time series) 48 III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Data yang dipakai untuk penelitian ini adalah data sekunder (time series) yang didapat dari Statistik Ekonomi Keuangan Indonesia (SEKI) Bank Indonesia

Lebih terperinci

BAB 4 PEMBAHASAN. H 1 : tidak terdapat unit root (data stasioner)

BAB 4 PEMBAHASAN. H 1 : tidak terdapat unit root (data stasioner) BAB 4 PEMBAHASAN Pada bab ini akan disajikan hasil estimasi berdasarkan metode penelitian yang telah dibahas pada bab sebelumnya, dan pembahasan analisis hasil estimasi tersebut. Pembahasan dilakukan secara

Lebih terperinci

Bab I. Pendahuluan Latar Belakang

Bab I. Pendahuluan Latar Belakang Bab I Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Mekanisme transmisi kebijakan moneter adalah transmisi yang dilalui oleh sebuah kebijakan moneter untuk mempengaruhi kondisi perekonomian,terutama pendapatan nasional

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian Analisis Faktor-Faktor Yang

III. METODE PENELITIAN. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian Analisis Faktor-Faktor Yang III. METODE PENELITIAN A. Deskripsi Data Variabel Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Cadangan Devisa di Indonesia Periode 2000-2014 adalah cadangan

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Uji Kualitas dan Instrumen Data 1. Uji Stasioneritas. Tahap pertama yang harus dilalui untuk mendapatkan estimasi VECM adalah pengujian stasioneritas data masing-masing

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. diperoleh dari data Bank Indonesia (BI) dan laporan perekonomian indononesia

III. METODOLOGI PENELITIAN. diperoleh dari data Bank Indonesia (BI) dan laporan perekonomian indononesia III. METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Dan Sumber Data Data digunakan adalah data sekunder (time series) berupa data bulanan yang diperoleh dari data Bank Indonesia (BI) dan laporan perekonomian indononesia

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dalam

METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dalam 32 III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dalam bentuk bulanan yang diperoleh dari berbagai sumber, yaitu: BPS (Badan Pusat Statistik),

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif adalah pendekatan penelitian yang banyak dituntut menguakan angka,

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif adalah pendekatan penelitian yang banyak dituntut menguakan angka, BAB III METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Ditinjau dari jenis datanya pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Yang dimaksud dengan penelitian

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pergerakan nilai tukar rupiah terhadap mata uang dollar Amerika setelah

I. PENDAHULUAN. Pergerakan nilai tukar rupiah terhadap mata uang dollar Amerika setelah 1 I. PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Pergerakan nilai tukar rupiah terhadap mata uang dollar Amerika setelah diterapkannya kebijakan sistem nilai tukar mengambang bebas di Indonesia pada tanggal 14 Agustus

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. bentuk pengendalian besaran moneter (monetary aggregates) untuk mencapai

II. TINJAUAN PUSTAKA. bentuk pengendalian besaran moneter (monetary aggregates) untuk mencapai II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kebijakan Moneter Kebijakan moneter merupakan kebijakan otoritas moneter atau bank sentral dalam bentuk pengendalian besaran moneter (monetary aggregates) untuk mencapai perkembangan

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Langkah awal yang perlu dilakukan dalam data time series adalah uji stasioner,

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Langkah awal yang perlu dilakukan dalam data time series adalah uji stasioner, V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Pengujian Pra Estimasi 5.1.1. Uji Kestasioneran Data Langkah awal yang perlu dilakukan dalam data time series adalah uji stasioner, untuk melihat ada atau tidaknya unit root

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. atas, data stasioner dibutuhkan untuk mempengaruhi hasil pengujian

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. atas, data stasioner dibutuhkan untuk mempengaruhi hasil pengujian BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Uji Kualitas dan Instrumen Data 1. Uji Stasioneritas Tahap pertama yang harus dilalui untuk mendapatkan estimasi VECM adalah pengujian stasioneritas data masing-masing

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. penelitian ini adalah data sekunder, yaitu data yang telah dikumpulkan oleh pihak

III. METODE PENELITIAN. penelitian ini adalah data sekunder, yaitu data yang telah dikumpulkan oleh pihak 46 III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini bersifat kuantitatif, yaitu berupa data tahunan yang berbentuk angka dan dapat diukur/dihitung. Sumber

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH NERACA PERDAGANGAN DAN CAPITAL INFLOW TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA OLEH PRIMA ANDRIANI H

ANALISIS PENGARUH NERACA PERDAGANGAN DAN CAPITAL INFLOW TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA OLEH PRIMA ANDRIANI H ANALISIS PENGARUH NERACA PERDAGANGAN DAN CAPITAL INFLOW TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA OLEH PRIMA ANDRIANI H14104090 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH PERKEMBANGAN PASAR MODAL TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA

ANALISIS PENGARUH PERKEMBANGAN PASAR MODAL TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA 1 ANALISIS PENGARUH PERKEMBANGAN PASAR MODAL TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA Oleh GILMAN PRADANA NUGRAHA H14103024 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dalam

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dalam III. METODE PENELITIAN A. Jenis Dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dalam bulanan yang mencakup periode Tahun 2009.01-2014.08.Data yang digunakan dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN. variabel- variabel sebagai berikut : tingkat gross domestic product(gdp), total

BAB III METODELOGI PENELITIAN. variabel- variabel sebagai berikut : tingkat gross domestic product(gdp), total BAB III METODELOGI PENELITIAN A. Obyek Penelitian Obyek yang diteliti dalam penelitian ini adalah semua data mengenai variabel- variabel sebagai berikut : tingkat gross domestic product(gdp), total pembiayaan

Lebih terperinci