BAB II URAIAN TEORITIS

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II URAIAN TEORITIS"

Transkripsi

1 16 BAB II URAIAN TEORITIS 2.1.Komunikasi Antar Pribadi Pengertian Komunikasi Antar Pribadi Menurut Jurgen dan Gregory Reterson, komunikasi antar pribadi ditandai dengan adanya pengungkapan oleh pihak seseorang atau lebih, pengantar secara sadar dihadapkan terhadap tindakan yang pertama sudah diamati oleh pihak lain. Kesadaran akan pengamatan merupakan kejadian yang mengisyaratkan jalinan antar pribadi (Palapah, 1991 : 19). Tiga pendekatan umum dalam komunikasi antar pribadi menurut Devito : 1. Komunikasi antar pribadi didefinisikan sebagai pengiriman pesan-pesan oleh seseorang dan menerima pesan dari orang lain atau sekelompok kecil orang yang efek langsung. 2. Komunikasi antar pribadi merupakan komunikasi antar dua orang yang memang telah ada hubungan antar keduanya. 3. Komunikasi antar pribadi merupakan bentuk perkembangan atau peningkatan dari komunikasi antar pribadi di satu sisi menjadi komunikasi pribadi. Berdasarkan beberapa definisi atau pengertian yang telah diuraikan di atas dapat disimpulkan bahwa komunikasi antar pribadi adalah : 1. Komunikasi antar pribadi merupakan komunikasi langsung yang terjadi antara dua individu atau lebih individu dalam usaha menyampaikan pesan. 16

2 17 2. Pesan yang disampaikan secara tatap muka dan melalui alat bantu seperti telepon, telegram, surat-surat dan lain-lain yang menimbulkan kontak langsung antara komunikator dan komunikan. 3. Jika hendak melakukan komunikasi antar pribadi yang lebih bermutu maka harus didahului dengan suatu keakraban. 4. Tujuannya adalah untuk mempengaruhi, memperkuat atau merubah sikap, pendapat dan perilaku komunikan Ciri-ciri Komunikasi Antar Pribadi Menurut Barnlund ada beberapa ciri yang bisa diberikan untuk mengenal komunikasi antar pribadi, yaitu : 1. Komunikasi antar pribadi terjadi secara spontan 2. Tidak mempunyai struktur yang teratur atau diatur 3. Terjadi secara kebetulan 4. Tidak mengejar tujuan yang telah direncanakan terlebih dahulu 5. Identitas keanggotaannya kadang-kadang kurang jelas 6. Bisa terjadi hanya sambil lalu saja. Reardon juga mengemukakan bahwa komunikasi antar pribadi mempunyai paling sedikit 6 (enam) ciri, yaitu : 1. Dilaksanakan karena adanya berbagai faktor pendorong 2. Berakibat sesuatu yang disengaja maupun yang tidak disengaja. 3. Kerapkali berbalas-balasan 4. Mempersyaratkan adanya hubungan paling sedikit dua orang antar pribadi

3 18 5. Suasana hubungan harus bebas, bervariasi, dan adanya keterpengaruhan 6. Menggunakan berbagai lambang-lambang yang bermakna Menurut Liliweri (1997 : 14), berdasarkan berbagai sumber tersebut dapat dirumuskan bahwa komunikasi antar pribadi mempunyai ciri-ciri sebagai berikut : 1. Spontan dan terjadi sambil lalu saja (umumnya tatap muka) 2. Tidak mempunyai tujuan terlebih dahulu 3. Terjadi secara kebetulan di antara peserta yang tidak mempunyai identitas yang belum tentu jelas 4. Berakibat sesuatu yang disengaja maupun tidak disengaja 5. Kerapkali berbalas-balasan 6. Mempersyaratkan adanya hubungan paling sedikit dua orang, serta hubungan harus bebas, bervariasi, adanya keterpengaruhan 7. Harus membuahkan hasil 8. Menggunakan berbagai lambang-lambang bermakna Sifat Komunikasi Antar Pribadi Selanjutnya untuk membedakan komunikasi antar pribadi dan yang bukan komunikasi antar pribadi, ada baiknya kita mengenal sifat-sifatnya. Rangkuman dari pendapat-pendapat Readon, Effendy, Porter dan Carnovar (Liliweri, 1997 : 178) menyebutkan sifat-sifat yang membedakan tersebut adalah : 1. Komunikasi antar pribadi melibatkan di dalamnya perilaku verbal maupun nonverbal. Perilaku verbal maupun nonverbal masing-masing dapat menunjukkan seberapa jauh hubungan antara pihak-pihak yang terlibat di dalamnya.

4 19 2. Komunikasi antar pribadi melibatkan perilaku yang spontan, scripted dan contrived. Suatu perilaku spontan timbul karena kekuasaan emosi yang bebas dari campur tangan kognisi. Perilaku scripted merupakan hasil belajar seseorang secara terus menerus. Terakhir perilaku yang contrived karena dikuasai sebagian besar oleh keputusan-keputusan yang rasional. 3. Komunikasi antar pribadi sebagai suatu proses yang berkembang. Proses yang berkembang menandakan adanya kedinamisan yang pada gilirannya meningkatkan mutu studi komunikasi antar pribadi. 4. Komunikasi antar pribadi harus menghasilkan umpan balik, mempunyai interaksi dan koherensi. Suatu komunikasi antar pribadi harus ditandai dengan adanya umpan balik dan interaksi yang terjadi mengandalkan suatu perubahan dalam sikap, pendapat dan pikiran, perasaan dan minat ataupun tindakan tertentu. Koherensi menandakan adanya suatu benang merah yang terjalin antara pesan-pesan yang terungkap sebelumnya dengan yang baru saja yang diungkapkan. 5. Komunikasi antar pribadi biasanya diatur dengan tata aturan yang bersifat intrinsik dan ekstrinsik. Pengertian intrinsik dimaksudkan adalah suatu standart dari perilaku yang dikembangkan oleh seseorang sebagai panduan bagaimana mereka melaksanakan komunikasi. Sedangkan ekstrinsik yaitu adanya aturan lain yang ditimbulkan karena adanya pengaruh pihak ketiga atau pengaruh situasi dan kondisi sehingga komunikasi antar manusia harus diperbaiki atau malah dihentikan. 6. Komunikasi antar pribadi menunjukkan adanya suatu tindakan.

5 20 7. Komunikasi antar pribadi merupakan usaha yang bersifat persuasif karena untuk mencapai sukses harus dikenal latar belakang psikologis dan sosiologis seseorang Keefektifan Komunikasi Antar Pribadi Dikatakan efektif bila dalam waktu tertentu tujuan dapat tercapai dengan baik. Semakin sedikit waktu yang dipakai semakin efektif kegiatannya. Ini berarti komunikasi antar pribadi efektif jika dalam waktu tertentu komunikan memahami pesan yang disampaikan komunikator dengan baik dan melaksanakannya. Berkomunikasi efektif berarti bahwa komunikator dan komunikan sama-sama memiliki pengertian yang sama tentang suatu pesan. Komunikasi antar pribadi (komunikasi interpersonal) dinyatakan efektif bila pertemuan komunikasi merupakan hal yang menyenangkan bagi komunikan (Rakhmat, 2001 : 133). Kemudian efektivitas komunikasi interpersonal ini menurut McCrosky, Larson dan Knapp bahwa komunikasi yang efektif dapat dicapai dengan mengusahakan ketepatan (accuracy) yang paling tinggi derajatnya antara komunikator dan komunikan dalam setiap situasi. Tiga pengarang tersebut memilih istilah ketepatan yang lebih besar (greater accuracy) daripada ketepatan yang menyeluruh (total accuracy), karena memperoleh ketepatan 100% antara komunikator dan komunikan tidaklah mungkin dan tidak akan pernah terjadi. Total accuracy dalam komunikasi menghendaki komunikator dan komunikan mempunyai pengalaman yang benar-benar sama dalam semua hal yang dibicarakan. Hanya kalau demikianlah mereka akan mempunyai pengertian

6 21 yang benar-benar sama mengenai suatu pesan, dan hanya jika demikianlah mereka akan mempunyai yang menyeluruh, pengertian yang mempunyai hubungan komunikasi yang sempurna (Effendy, 1993 : 23). Menurut Rakhmat (2001 : 129), komunikasi antar pribadi mempunyai hubungan interpersonal yang baik. Lalu apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi hubungan yang baik? Ada 3 (tiga) faktor yang menumbuhkan hubungan interpersonal, yaitu : 1. Percaya 2. Sikap suportif 3. Sikap terbuka Ad.1. Percaya (Trust) Faktor percaya merupakan faktor yang paling penting di antara berbagai faktor yang mempengaruhi komunikasi interpersonal. Secara ilmiah menurut Griffin, percaya didefinisikan sebagai mengandalkan perilaku orang untuk mencapai tujuan yang dikehendaki, yang pencapaiannya tidak pasti dan dalam situasi yang penuh resiko? (Rakhmat, 2001 : 130). Defenisi ini menyebutkan 3 (tiga) unsur percaya, yaitu : a. Ada situasi yang menimbulkan risiko. Bila orang menaruh kepercayaan pada seseorang, ia akan menghadapi resiko. Resiko itu dapat berupa kerugian yang anda alami. Bila tidak ada resiko, percaya tidak diperlakukan. b. Orang yang menaruh kepercayaan kepada orang lain berarti menyadari bahwa akibat-akibatnya bergantung pada perilaku orang lain.

7 22 b. Orang yang yakin bahwa perilaku orang lain akan berakibat baik baginya. Disamping faktor-faktor pesonal, ada tiga lagi faktor yang berhubungan dengan sikap percaya, yaitu : a. Karakteristik dan maksud orang lain Orang akan menaruh kepercayaan kepada seseorang yang dianggap memiliki kemampuan, keterampilan, atau pengalaman dalam bidang tertentu. Sikap percaya kita dipengaruhi oleh persepsi kita pada maksud orang laindalam hubungannya dengan maksud kita. Kita akan percaya pada orang yang mempunyai maksud sama dengan kita. b. Hubungan kekuasaan Rasa percaya tumbuh apabila orang-orang mempunyai kekuasaan terhadap orang lain. c. Sifat dan kualitas komunikasi Bila komunikasi bersifat terbuka, bila maksud dan tujuan sudah jelas, bila ekspektasi sudah dinyatakan maka akan tumbuh sikap saling percaya. Sikap percaya berkembang apabila setiap komunikan menganggap komunikan lainnya bersikap jujur. Tentu saja sikap ini dibentuk berdasarkan pengalaman kita dengan komunikan. Selain pengalaman ada tiga faktor utama yang dapat menumbuhkan sikap percaya atau mengembangkan komunikasi yang didasarkan pada sikap saling percaya, yaitu menerima, empati dan kejujuran (Rakhmat, 2001 : 132).

8 23 Ad.2. Sikap Suportif Sikap suportif adalah sikap yang mengurangi sikap defensif dalam komunikasi. Orang dikatakan bersikap defensif bila tidak menerima, tidak jujur dan tidak empatis. Sudah jelas, dengan sikap defensif komunikasi interpersonal dan gagal, karena orang defensif akan lebih banyak melindungi diri dari ancaman yang ditanggapinya dalam situasi komunikasi daripada memahami pesan orang lain. Komunikasi defensif dapat terjadi karena faktor-faktor personal (ketakutan, kecemasan, harga diri yang rendah, pengalaman defensif dan sebagainya). Di antara faktor-faktor situasional adalah perilaku komunikan orang lain. Ad.3. Sikap Terbuka Sikap terbuka (open mindedness) amat besar pengaruhnya dalam menumbuhkan komunikasi interpersonal yang efektif. Brooks dan Emmert (Rakhmat, 2001 : 137) memberi karakteristik orang yang bersikap terbuka, yaitu : a. Menilai pesan secara objektif dengan menggunakan data dan logika b. Membedakan dengan mudah, melihat suasana dan sebagainya c. Berorientasi pada isi d. Mencari informasi dari berbagai sumber e. Lebih bersifat profesional dan bersedia mengubah kepercayaannya f. Mencari pengertian pesan yang tidak sesuai dengan rangkaian kepercayaan

9 24 Agar komunikasi interpersonal yang kita lakukan melahirkan hubungan interpersonal yang efektif, dogmatisme harus diganti dengan sikap terbuka. Bersama-sama dengan sikap percaya dan sikap suportif, sikap terbuka mendorong timbulnya saling pengertian, saling menghargai diri dan yang paling penting saling mengembangkan kualitas hubungan interpersonal Teori Peranan Menurut teori peran, peran orangtua tidak hanya menentukan perilaku, tetapi juga keyakinan dan sikap. Orangtua memilih sikap selaras dengan harapanharapan yang menentukan peran mereka. Sehingga perubahan peran akan membawa perubahan sikap. Meskipun terdapat kesimpangsiuran mengenai konsep peranan namun peranan pada umumnya didefinisikan sebagai sekumpulan tingkah laku yang dihubungkan dengan suatu posisi tertentu. Oleh karena itu masing-masing peranan diasosiasikan dengan sejumlah harapan mengenai tingkah laku apa yang sesuai dan dapat diterima dalam peranan tersebut. Implikasi dari teori peran adalah jika kita memiliki informasi mengenai peranan untuk posisi tertentu, maka kita dapat meramalkan bagian dari perilaku yang bermakna dari orang yang melaksanakan posisi itu. Dasar perilaku seseorang terbentuk sebagai hasil peranan antara warisan sifat-sifat, bakat-bakat orangtua dan lingkungan dimana ia berada dan berkembang. Lingkungan pertama yang mula-mula memberikan pengaruh yang mendalam adalah lingkungan keluarga sendiri. Dari anggota keluarganya itu yang terdiri dari ayah, ibu, dan saudarasaudaranya, si anak memperoleh kemampuan dasar, baik intelektual maupun

10 25 sosial. Bahkan penyaluran emosi banyak ditiru dan dipelajarinya dari anggotaanggota lain keluarganya. Sehingga dapat dikatakan, bahwa anak tidak pernah merasakan kasih sayang, juga tidak dapat menyatakan kasih sayangnya kepada orang lain. Sikap, pandangan dan pendapat orangtua atau keluarga langsung dijadikan model oleh si anak dan ini kemudian menjadi sebagian dari tingkah laku anak itu sendiri. Dalam teorinya Biddle dan Thomas membagi peristilahan dalam teori peran ke dalam 3 (tiga) golongan, yaitu istilah yang menyangkut : 1. Orang-orang yang mengambil bagian dalam interaksi tersebut 2. Perilaku yang muncul dalam interaksi tersebut 3. Kedudukan orang-orang dalam perilaku Ad.1. Penjelasan mengenai berbagai istilah tentang orang-orang Orang yang mengambil bagian dalam interaksi sosial dapat dibagi dalam 2 (dua) golongan sebagai berikut : a. Aktor (actor, pelaku), yaitu orang yang sedang berperilaku menurut suatu peran tertentu. b. Target (sasaran) atau orang lain (other), yaitu orang yang mempunyai hubungan antara orangtua dan anak dalam berperilaku. Disini aktor (target) bisa berupa individu-individu atau kumpulan individu (kelompok). Hubungan antara kelompok dengan kelompok, misalnya terjadi antara orangtua (aktor) dan anak (target).

11 26 Menurut Cooley dan Mead menyatakan hubungan aktor-target adalah untuk membentuk identitas aktor (person, self, ego) yang dalam hal ini dipengaruhi oleh penilaian atau sikap anak (target) yang digeneralisasikan oleh keluarga (aktor) (S.Wirawan Sarwono, 2005 : 216). Lain halnya menurut pendapat dari Second dan Backman yang menyatakan bahwa aktor menempati posisi pusat (focal position), sedangkan target menempati posisi padanan dari posisi tersebut (counter position). Dengan demikian, maka target berperan sebagai pasangan (partner) bagi aktor. Hal ini terlihat misalnya pada hubungan ibu-anak, suami-istri atau pemimpin-anak buah. Ad.2. Berbagai Istilah tentang Perilaku Menurut Biddle dan Thomas ada 5 (lima) istilah tentang perilaku dalam kaitannya dengan peran : a. Expection (harapan) Harapan tentang peranan adalah harapan-harapan orang lain (pada umumnya) tentang perilaku yang pantas, yang seyogyanya ditunjukkan oleh seseorang yang mempunyai peran tertentu. Misalnya dokter dan pasien, orangtua dan anak tentang perilaku yang baik dari seorang ayah dan ibu kepadanya. b. Norm (norma) Orang sering mengacaukan istilah harapan dengan norma. Namun, menurut Secord dan Backman norma hanya merupakan salah satu bentuk harapan. Jenis-jenis harapan menurut Secord & Backman adalah sebagai berikut :

12 27 1) Harapan yang bersifat meramalkan (anticipatory), yaitu harapan tentang suatu perilaku yang akan terjadi, misalnya : seorang ibu menyatakan, Aku kenal betul anakku. 2) Harapan normatif adalah keharusan yang menyertai suatu peran Yang mana Biddle & Thomas membagi harapan ini ke dalam 2 (dua) jenis yaitu : a) Harapan yang terselubung (covert) yaitu harapan tetap ada walaupun tidak diucapkan, misalnya orangtua harus mendidik anaknya. Inilah yang disebut norma (norm). b) Harapan yang terbuka (overt) yaitu harapan yang diucapkan, misalnya ayah meminta anaknya agar menjadi orang yang bertanggung jawab dan rajin belajar. Harapan jenis ini dinamai tuntutan peran (role demand). Tuntutan peran melalui proses internalisasi dapat menjadi norma bagi peran yang bersangkutan. c. Performance (wujud perilaku) Berbeda dari norma, wujud perilaku ini nyata, bukan sekedar harapan. Dan berbeda pula dari norma, perilaku yang nyata dan bervariasi, berbeda-beda dari satu aktor ke aktor yang lain. Oleh karena itu, teori peran tidak cenderung mengklasifikasikan istilah-istilahnya menurut perilaku khusus, melainkan berdasarkan klasifikasinya pada sifat asal dari perilaku dan tujuannya (motivasinya).

13 28 d. Evaluation (penilaian) dan sanction (sanksi) Penilaian dan sanksi agak sulit dipisahkan pengertiannya jika dikaitkan dengan peran. Biddle & Thomas mengatakan bahwa kedua hal tersebut didasarkan pada harapan masyarakat (orang lain) tentang norma. Berdasarkan norma itu, orang memberikan kesan positif atau negatif terhadap suatu perilaku. Kesan negatif dimaksudkan sanksi adalah usaha orang untuk mempertahankan suatu nilai positif atau agar perwujudan peran diubah sedemikian rupa sehingga hal yang tadinya dinilai negatif bisa menjadi positif. Penilaian maupun sanksi dapat datang dari orang lain (eksternal) maupu dari dalam diri (internal). Jika penilaian dan sanksi datang dari luar, berarti bahwa penilaian dan sanksi terhadap peranan itu ditentukan oleh perilaku orang lain. Begitu juga dengan penilaian dan sanksi yang berasal dari dalam diri sendiri (internal), maka pelaku sendirilah yang menilai dan sanksi berdasarkan pengetahuannya tentang harapan-harapan dan norma-norma masyarakat. Ad.3. Berbagai istilah tentang kedudukan orang dan perilaku kedudukan Menurut Second & Backman dan Biddle & Thomas memberikan definisi yang saling melengkapi tentang kedudukan (posisi) (S.Wirawan Sarwono, 2005 : 226). Dari kedua definisi dapat disimpulkan bahwa kedudukan adalah sekumpulan orang yang secara bersama-sama (kolektif) diakui perbedaannya dari kelompokkelompok yang lain berdasarkan sifat-sifat yang dimiliki bersama, perilaku yang sama-sama diperbuat, dan reaksi orang-orang lain terhadap bersama.

14 Teori Pesan Pesan merupakan sekumpulan lambang. Lambang-lambang itu dapat bersifat verbal maupun nonverbal. Kata-kata yang kita ucapkan dengan vokal disebut verbal vokal. Namun jika kita dalam suasana kecemasan tidak bisa dilukiskan dengan satu atau dua pilihan kata sehingga kita dapat menunjukkan dengan wajah yang pucat dan tangan dingin berkeringat. Itulah pesan nonverbal. Atas dasar tersebut maka pesan yang akan dikirimkan harus dipersiapkan dengan baik agar dia bermakna. Effendy mengemukakan bahwa kita memerlukan strategi dan perencanaan komunikasi yang bertujuan untuk mengidentifikasi pesan. Dalam studi komunikasi kita mengenal teori pesan. Teori ini menggunakan dua tipe teori psikologi dan sangat cocok dikaitkan dengan komunikasi antar pribadi orangtua terhadap pola perilaku anak. Adapun teori tersebut adalah : 1. Teori yang menjelaskan mengenai sifat (trait) 2. Teori yang menjelaskan mengenai proses (process) Ad.1. Penjelasan mengenai sifat (strait) Penjelasan mengenai sifat merupakan suatu teori yang memfokuskan kepada hubungan manusia yang bersifat tetap yang dapat disesuaikan dengan karakteristik yang dimiliki dalam berinteraksi dengan orang lain. Teori penjelasan mengenai sifat terbagi atas :

15 30 a. Rhetorical Sensitivity Teori ini ditentukan oleh Roderick Hart dan rekannya. Teori ini menjelaskan tipe kepribadian komunikator pada saat berinteraksi cenderung untuk mengadaptasi pesan pada audience (komunikan). Teori ini menemukan bahwa komunikasi yang efektif itu timbul dari perasaan yang sensitif dan memperhatikan, serta mengatur apa yang kita sampaikan kepada pendengar (Littlejhon dan Stephen, 1996 : 105). Sebagai orangtua yang memiliki tingkat kesensitifan yang tinggi harus dapat mengerti dan memperhatikan bagaimana kebutuhan dan keinginan anaknya. Sehingga dalam berkomunikasi dengan anaknya biasanya dialog orangtua jadi lebih memahami keinginan anak tanpa memaksakan kehendak. Dengan mengetahui hal tersebut orangtua bisa menyampaikan pesan kepada anaknya dengan baik, sehingga anak merasa nyaman sewaktu berkomunikasi dengan orangtuanya. b. Gaya komunikator Teori mengenai gaya komunikator ini diselidiki oleh Robert Norton dan rekannya, berdasarkan pada pemikiran bahwa kita berkomunikasi pada dua tingkatan. Sesungguhnya seorang komunikator bukan hanya sekedar memberikan informasi melainkan seorang komunikator harus dapat mengetahui apakah pesan/informasi yang disampaikan tersebut dapat dimengerti dan dipahami oleh komunikan. Norton mengemukakan setiap gaya adalah kombinasi dari berbagai variabel tertentu (Littlejhon & Stephen, 1996 : 108).

16 31 Sebagai orangtua bisa menciptakan suasana yang rileks sewaktu berkomunikasi dengan anaknya. Jika suasana sewaktu berkomunikasi dalam keadaan tegang, seorang anak akan sulit berkonsentrasi dan menerima pesanpesan yang disampaikan orangtuanya. Orangtua juga bisa memberikan perhatian yang cukup, misalnya dengan menanyakan hal-hal apa saja yang telah dilakukan anaknya di sekolah maupun luar sekolah. c. Agresi Agresi merupakan penerapan penekanan kepada orang lain. Teori ini dikemukakan oleh Dominick dan rekannya. Agresi dapat berupa hubungan yang bersifat membangun dan juga yang bersifat merusak. Agresi selanjutnya dapat terbagi menjadi empat sifat, yaitu tegas, bersifat argumen, bermusuhan dan agresi verbal. Sifat tegas yaitu meletakkan hak-hak seseorang untuk maju, tanpa menghambat hak-hak individu lainnya. Sebagai orangtua harus memiliki sifat ini dalam menghadapi tingkah laku anaknya yang kurang baik. Ini diperlukan untuk menciptakan perilaku yang positif terhadap si anak. Sifat argumen yaitu kecenderungan untuk ikut terlibat dalam suatu diskusi mengenai topik-topik tertentu, mendukung sudut pandang sendiri dan menyangkal pendapat yang berbeda. Orangtua sebagai orang pertama yang paling dekat dengan anaknya harus memberikan kesempatan bagi anak didik untuk berargumen, jangan bersifat otoriter yang mengakibatkan anaknya menjadi pasif. Sifat permusuhan dan agresi verbal tidak boleh dimiliki oleh orangtua. Karena kedua sifat tersebut merupakan suatu upaya untuk melukai seseorang secara fisik maupun emosional.

17 32 Ad.2. Teori tentang proses Pada teori ini kita memilih cara-cara pengiriman pesan sehingga terjadi penerimaan yang sesungguhnya. Penjelasan-penjelasan mengenai proses penangkapan mekanisme pemikiran tentang manusia. Semua menitikberatkan pada cara-cara informasi didapatkan dan diselenggarakan, bagaimana memori digunakan, bagaimana orang memutuskan untuk bertindak. Sifat dan pendekatan keadaan tidak sejalan dengan penjelasan proses, dan ini akan menyatu. Pada komunikasi yang terjadi antara orangtua dan anak, pengiriman pesan yang dilakukan orangtua bisa melalui dialog, ceramah, nasehat ataupun perintah. Hal ini diupayakan agar komunikasi yang terjadi dapat terjadi secara efektif Perilaku Anak Perilaku ialah tanggapan atau reaksi individu yang terwujud dalam gerakan (sikap) tidak saja badan atau ucapan. Perilaku yang umum meliputi menangis, merangkak, berjalan, berbicara, berlari, tertawa, menghisap, menggigit, menggaruk, dan makan. Kecuali itu ada yang mudah dan tidak mudah dilihat dari luar. Maka perilaku dibagi 2 (dua) kelompok yaitu : 1. Perilaku tertutup/terselubung (cover behaviour) 2. Perilaku terbuka (over behaviour) Melihat dan memperhatikan perilaku orang akan terlihat macam-macam perilaku yang over bisa dibagi lagi dalam 3 (tiga) kelompok yaitu :

18 33 1. Perilaku yang disadari, dilakukan dengan kesadaran penuh, tergantung dari aksi dalam otak besar (voluntary movement berkaitan dengan cerebrum). 2. Perilaku reflektoris, gerakan refleks yang dalam tahap pertama berkaitan dengan sumsum tulang belakang belum disadari. Baru kemudian tingkah laku refleks disadari bila kesan sampai ke taraf pusat. 3. Perilaku diluar pengaruh kehendak, tidak disadari dan berpusat pada sumsum penyambung (medulla oblogata) atau gerakan otot kepekaan otot. Perilaku yang tidak mudah kelihatan, terselubung : 1. Kognisi : Penyadaran ini melalui proses penginderaan terhadap rangsangan dan interpretasinya. Perilaku ini meliputi segala hak yang berupa reaksi terhadap rangsangan, menyadari dan memberi arti atau belajar dan mengingat apa yang dipelajari. 2. Emosi : efek, perasaan, suasana di dalam diri yang dimunculkan oleh penyadaran terhadap isi perangsangan. 3. Kognisi : pemikiran, pengambilan keputusan untuk memilih sesuatu bentuk perilaku 4. Pusat, penginderaan : meliputi penyampaian atau mengantar pesan (rangsangan) sampai ke susunan saraf pusat pengertian Ada beberapa aspek perilaku untuk mewujudkan terbentuknya perilaku positif yang diinginkan adalah sebagai berikut : 1. Perilaku penyesuaian Terbentuknya perilaku positif atau negatif (gangguan perilaku) seseorang pada umumnya disebabkan gagalnya penyesuaian diri dari orang tersebut terhadap lingkungan sosial di sekitarnya. Kegagalan dalam penyesuaian ini dapat disebabkan oleh beberapa aspek, yaitu :

19 34 a. Gangguan emosional dalam diri si anak Walaupun lingkungan sekitarnya tidak menunjukkan adanya penolakan terhadap keberadaan si anak, tetapi dari pihak si anak timbul masalah karena merasa dirinya lain dari yang lainnya. b. Gangguan hubungan dengan lingkungan Pada awalnya anak merasa yakin mampu bergaul dengan lingkungannya, tetapi dari pihak lingkungan memperlakukannya sebagai orang aneh sebagai si anak tidak tahan lama bergaul dengan lingkungannya. 2. Aspek perkembangan Timbulnya penyimpangan perilaku dapat merupakan manifestasi dari hambatan atau gangguan perkembangan. Bagi seorang anak yang mengalami fisik yang lemah maka ia akan mengalami hambatan perkembangan sosial, bahkan ia juga tidak mampu menyerap norma-norma sosial dengan baik sehingga menyebabkan sosialisasinya menjadi buruk. 3. Aspek hubungan keluarga dan anak Tahun-tahun pertama kehidupan seorang anak sangat penting bagi perkembangan psikisnya. Pembentukan sikap, perasaan dan kepribadian yang fundamental terjadi pada waktu-waktu itu. Anak pada tahun-tahun pertama kehidupannya tumbuh dan berkembang dalam ikatan hubungan dengan keluarga terutama dengan orangtua. Perilaku seseorang tidak mekar dengan sendirinya tetapi dikembangkan oleh orangtua. Perilaku orangtua yang penuh kasih sayang dan wajar terhadap anak sehingga dapat membantu si anak dalam menjalani hubungan dengan orang lain.

20 35 Beberapa ciri-ciri positif dan negatif seseorang dalam berperilaku yaitu : 1. Ciri perilaku positif : a. Kompensasi yang sehat dan baik b. Merasa sama dengan orang lain c. Yakin akan kemampuan diri d. Dapat menyadari dan memperbaiki kekeliruannya e. Suka akan persaingan atau kompetisi f. Bercita-cita sesuai dengan kemampuannya 2. Ciri perilaku negatif : a. Bertingkah laku over kompensasi b. Agresif, emosional, asosial, takut yang berlebihan, egosentris c. Membuat reaksi melarikan diri dan menghindar dari kontak sosial d. Cenderung menyalahkan orang lain Memang tidak mudah untuk merubah perilaku yang tertanam sejak lahir menjadi perilaku yang sesuai dengan tuntutan kewajaran. Beberapa faktor penyebab sulitnya perubahan itu : 1. Adanya perasaan-perasaan tertentu menyertai terbentuknya suatu konsep seperti pengalaman buruk, tekanan sosial dan prasangka 2. Adanya perilaku tertentu yang mencerminkan konsep diri tertentu pula baru tampil setelah konsep tersebut sudah berakar dan baru diidentifikasikan di kemudian hari, dimana kemungkinan untuk diubah menjadi kecil sekali. Anak adalah pribadi yang masih bersih dan peka terhadap rangsanganrangsangan dari lingkungan, anak ibarat secarik kertas yang masih kosong, artinya bagaimana nanti bentuk dan corak kertas tersebut bergantung pada bagaimana kertas tersebut ditulis.

21 36 Ingatan anak pada usia 6-12 tahun ini mencapai intensitas paling besar dan paling kuat. Daya menghafal dan memori (dengan sengaja memasukkan dan meletakkan pengetahuan dalam ingatan) adalah paling kuat, dan anak mampu memuat jumlah materi ingatan paling banyak. Pada masa ini anak memasuki masa belajar di dalam dan di sekolah. Anak belajar di sekolah, tetapi membuat latihan pekerjaan rumah yang mendukung hasil belajar di sekolah. Hubungan orangtua anak juga bervariasi dari perilaku-perilaku yang menghambat (orangtua sepenuhnya mengontrol anak dan membuat keputusankeputusan untuk anaknya) sampai perilaku-perilaku yang serba boleh (orangtua membiarkan saja anak untuk membuat keputusan-keputusan sendiri tanpa petunjuk pihaknya). Kecemasan anak adalah bahwa ia tidak tahu apa yang diharapkan ada padanya dalam hirarki kekuasaan, bahwa ia adalah seorang yang tidak mampu menangani persoalan-persoalan dan bahwa ia adalah seorang yang tidak bertanggung jawab. Hubungan orangtua anak yang ideal akan mengurangi kecemasan ini. Kalau kecemasan itu berlangsung terus menerus, maka untuk mengurangi peraturan-peraturan dengan ketat dan mendominasi orang lain, atau ia mungkin menarik diri sama sekali, menolak untuk diatur dan mengatur. Dan masih banyak lagi hubungan orangtua dan anak tersebut dalam berbagai aspek perilaku tersebut.

22 Televisi Pengertian Televisi Menurut Rusdi Muchtar, dibandingkan media lainnya (radio, surat kabar, majalah, buku dan sebagainya). Televisi nampaknya mempunyai sifat istimewa yang merupakan gabungan dari media dengar dan gambar. Bisa bersifat informasi, hiburan maupun pendidikan. Bahkan gabungan dari ketiga unsur di atas dengan layar yang relatif kecil diletakkan di sudut ruangan rumah, televisi menciptakan suasana tertentu dimana para pemirsa duduk dengan santai tanpa kesengajaan mengikutinya. Penyampaian isi atau pesan seolah-olah langsung antara komunikator (pembawa acara, pembawa berita, artis) dengan komunikan (pemirsa). Informasi yang disampaikan bahwa mudah dimengerti karena jelas terdengar secara audio (suara) dan terlihat secara visual (gambar) (Wawan Kuswandi, 1996 : v). Menurut Raymond B.William (1975) televisi merupakan sistem yang dirancang terutama untuk kepentingan transmisi dan penerimaan yang merupakan proses abstrak, yang batasan isinya sangat terbatas atau bahkan sama sekali tidak ada (Wawan Kuswandi, 1996 : 7) Kekuatan dan Kelemahan Televisi Menurut Rhenal Kasali (1992 : 121) sekalipun televisi merupakan media yang sangat spasial yang dapat dinikmati khalayak secara audio (suara) dan visual (gambar) televisi juga mempunyai kekuatan dan kelemahan. Adapun kekuatan dan kelemahan tersebut adalah sebagai berikut :

23 38 1. Kekuatan a. Efisiensi Biaya Banyak pengiklanan menganggap televisi sebagai media yang paling efektif untuk menyampaikan pesan-pesan komersialnya. Salah satu keunggulannya adalah kemampuan untuk menjangkau khalayak sasaran yang sangat luas. Jutaan orang menonton televisi secara teratur. Televisi menjangkau khalayak sasaran yang dapat dicapai oleh media lainnya, tetapi juga khalayak yang tidak terjangkau oleh media cetak. Jangkauan masal ini menimbulkan efisiensi biaya untuk menjangkau setiap kepala. b. Dampak yang kuat Keunggulan lain adalah kemampuannya menimbulkan dampak yang kuat terhadap konsumen, dengan tekanan pada sekaligus dua indera penglihatan dan pendengaran. Televisi juga mampu menciptakan kelenturan pekerjaanpekerjaan kreatif dengan mengkombinasikan gerakan, kecantikan, suara, warna drama, dan humor. c. Pengaruh yang kuat Akhirnya televisi mempunyai kemampuan yang kuat untuk mempengaruhi persepsi khalayak sasaran. Kebanyakan masyarakat meluangkan waktunya di muka televisi, sebagai sumber berita, hiburan, dan sasaran pendidikan. Kebanyakan calon pembeli lebih percaya pada perusahaan yang mengiklankan produknya di televisi dari yang tidak sama sekali. Ini adalah cermin bonafitas pengiklanan.

24 39 2. Kelemahan a. Biaya yang besar, kelemahan yang serius dalam beriklan di televisi adalah biay absolut yang sangat ekstrem untuk memproduksi dan menyiarkan siaran komersial. Sekalipun biaya untuk menjangkau setiap kepala adalah rendah, biaya absolut dapat membatasi minat pengiklan. Biaya produksi, termasuk biaya pembuatan film dan honorarium artis yang terlibat, bisa menghabiskan jutaan rupiah. Belum lagi penyiarannya yang harus diulangulang pada jam-jam siaran utama. b. Khalayak yang tidak selektif, sekalipun berbagai teknologi telah diperkenalkan untuk menjangkau sasaran yang lebih selektif, televisi tetap sebuah media yang tidak selektif, segmentasinya tidak setajam surat kabar atau majalah. Jadi iklan-iklan yang disiarkan televisi memiliki kemungkinan jangkauan pasar tidak tepat. c. Kesulitan teknis, media juga tidak luas dalam pengaturan teknis. Iklaniklan yang telah dibuat tidak dapat diubah begitu saja jadwalnya, apalagi menjelang jam-jam penyiarannya.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Komunikasi Pengertian komunikasi secara umum (Uchjana, 1992:3) dapat dilihat dari dua sebagai: 1. Pengertian komunikasi secara etimologis Komunikasi berasal dari

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Komunikasi 1. Definisi Komunikasi Secara etimologis, istilah komunikasi berasal dari bahasa Latin, yaitu communication, yang akar katanya adalah communis, tetapi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Komunikasi Interpersonal Individu Dengan Ciri-ciri Avoidant

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Komunikasi Interpersonal Individu Dengan Ciri-ciri Avoidant BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Komunikasi Interpersonal Individu Dengan Ciri-ciri Avoidant 1. Definisi Komunikasi Interpersonal Individu Dengan Ciri-ciri Avoidant Komunikasi interpersonal (interpersonal communication)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam masa perkembangan negara Indonesia, pendidikan penting untuk

BAB I PENDAHULUAN. Dalam masa perkembangan negara Indonesia, pendidikan penting untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam masa perkembangan negara Indonesia, pendidikan penting untuk kemajuan pembangunan. Salah satu lembaga pendidikan yang penting adalah perguruan tinggi.

Lebih terperinci

Materi Minggu 1. Komunikasi

Materi Minggu 1. Komunikasi T e o r i O r g a n i s a s i U m u m 2 1 Materi Minggu 1 Komunikasi 1.1. Pengertian dan Arti Penting Komunikasi Komunikasi adalah proses penyampaian pikiran atau perasaan oleh seseorang kepada orang lain

Lebih terperinci

dimengerti oleh penerima, dan secara nyata dapat dilaksanakan, sehingga tercipta interaksi dua arah.

dimengerti oleh penerima, dan secara nyata dapat dilaksanakan, sehingga tercipta interaksi dua arah. Sekalipun Anda memiliki produk unggulan, konsep layanan prima dan gagasan-gagasan kreatif, tetapi tidak Anda komunikasikan kepada orang lain, tidak ada gunanya. Sehebat apa pun ilmu dan jurus-jurus bisnis

Lebih terperinci

Human Relations. Faktor Manusia dalam Human Relations (Learning how to Learn)-Lanjutan. Ervan Ismail. S.Sos., M.Si. Modul ke: Fakultas FIKOM

Human Relations. Faktor Manusia dalam Human Relations (Learning how to Learn)-Lanjutan. Ervan Ismail. S.Sos., M.Si. Modul ke: Fakultas FIKOM Modul ke: Human Relations Faktor Manusia dalam Human Relations (Learning how to Learn)-Lanjutan Fakultas FIKOM Ervan Ismail. S.Sos., M.Si. Program Studi Public Relations http://www.mercubuana.ac.id Isi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS. (interpersonal communication). Diambil dari terjemahan kata interpersonal, yang

BAB II KAJIAN TEORITIS. (interpersonal communication). Diambil dari terjemahan kata interpersonal, yang BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1 Pengertian Komunikasi Antarpribadi Komunikasi antarpribadi disebut juga dengan komunikasi interpersonal (interpersonal communication). Diambil dari terjemahan kata interpersonal,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Perkembangan Sosial 2.1.1 Pengertian Perkembangan Sosial Perkembangan sosial berarti perolehan kemampuan berprilaku yang sesuai dengan tuntutan sosial. Menjadi orang yang mampu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Telaah Pustaka 1. Pengetahuan Komunikasi Notoatmodjo (2012) mengemukakan bahwa pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari seseorang melakukan komunikasi, baik

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari seseorang melakukan komunikasi, baik BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari seseorang melakukan komunikasi, baik antarindividu maupun dengan kelompok. Selama proses komunikasi, komunikator memiliki peranan yang sangat

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. adanya bantuan dari orang lain, bantuan tersebut didapatkan melalui

BAB II URAIAN TEORITIS. adanya bantuan dari orang lain, bantuan tersebut didapatkan melalui BAB II URAIAN TEORITIS II.1. Pengertian Komunikasi Manusia tercipta sebagai mahkluk social yang tidak dapat hidup tanpa adanya bantuan dari orang lain, bantuan tersebut didapatkan melalui sebuah komunikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan komunikasi adalah kecemasan komunikasi. masalah-masalah yang banyak terjadi pada remaja maupun dewasa dikarenakan

BAB I PENDAHULUAN. dengan komunikasi adalah kecemasan komunikasi. masalah-masalah yang banyak terjadi pada remaja maupun dewasa dikarenakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia dilahirkan sebagai makhluk individu sekaligus sebagai makhluk sosial. Sebagai sosial, manusia senantiasa berinteraksi dan melakukan kontak sosial dengan manusia

Lebih terperinci

KBBI, Effendy James A. F. Stoner Prof. Drs. H. A. W. Widjaya

KBBI, Effendy James A. F. Stoner Prof. Drs. H. A. W. Widjaya DEFINISI KBBI, Pengiriman dan penerimaan pesan atau berita antara dua orang atau lebih sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami Effendy, proses penyampaian pikiran atau perasaan oleh seseorang kepada

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Belajar Belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang. Perubahan hasil belajar ditunjukkan dalam bentuk berubah pengetahuannya,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Komunikasi Rakhmat (1992) menjelaskan bahwa komunikasi berasal dari bahasa latin communicare, yang berarti berpartisipasi atau memberitahukan. Thoha (1983) selanjutnya

Lebih terperinci

Pengantar Ilmu Komunikasi

Pengantar Ilmu Komunikasi MODUL PERKULIAHAN Pengantar Ilmu Komunikasi Ruang Lingkup Komunikasi Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh FIKOM Marcomm 03 85001 Deskripsi Pokok bahasan pengantar ilmu komunikasi membahas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Masalah Komunikasi merupakan aktivitas makhluk sosial. Menurut Carl I. Hovland (dalam Effendy, 2006: 10) komunikasi adalah proses mengubah perilaku orang lain. Dalam praktik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. beradaptasi di tengah kehidupan masyarakat yang lebih luas.

BAB I PENDAHULUAN. beradaptasi di tengah kehidupan masyarakat yang lebih luas. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Keluarga merupakan sumber kepribadian seseorang. Di dalam keluarga dapat ditemukan berbagai elemen dasar yang dapat membentuk kepribadian seserang. Tidak dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 KonteksMasalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 KonteksMasalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 KonteksMasalah Keluarga merupakan sebuah kelompok primer yang pertama kali kita masuki dimana didalamnya kita mendapatkan pembelajaran mengenai norma-norma, agama maupun proses sosial

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS. A. Karyawan PT. INALUM. capital, yang artinya karyawan adalah modal terpenting untuk menghasilkan nilai

BAB II TINJAUAN TEORITIS. A. Karyawan PT. INALUM. capital, yang artinya karyawan adalah modal terpenting untuk menghasilkan nilai 1 BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Karyawan PT. INALUM 1. Pengertian Karyawan Karyawan adalah sumber daya yang sangat penting dan sangat menentukan suksesnya perusahaan. Karyawan juga selalu disebut sebagai

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu

TINJAUAN PUSTAKA. mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Motivasi Konsumen Motivasi berasal dari kata latin mavere yang berarti dorongan/daya penggerak. Yang berarti adalah kekuatan penggerak dalam diri konsumen yang memaksa bertindak

Lebih terperinci

KONSEP DIRI DALAM KOMUNIKASI ANTARPRIBADI (Studi Kasus pada Anggota Language and Cultural Exchange Medan) RICO SIMANUNGKALIT

KONSEP DIRI DALAM KOMUNIKASI ANTARPRIBADI (Studi Kasus pada Anggota Language and Cultural Exchange Medan) RICO SIMANUNGKALIT KONSEP DIRI DALAM KOMUNIKASI ANTARPRIBADI (Studi Kasus pada Anggota Language and Cultural Exchange Medan) RICO SIMANUNGKALIT 100904069 ABSTRAK Penelitian ini berjudul Konsep Diri dalam Komunikasi Antarpribadi,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. yang terlibat di dalamnya saling mempengaruhi (Sugiyo, 2005). Komunikasi antar

BAB II KAJIAN TEORI. yang terlibat di dalamnya saling mempengaruhi (Sugiyo, 2005). Komunikasi antar BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Komunikasi 2.1.1 Pengertian komunikasi antar pribadi Komunikasi antar pribadi merupakan proses sosial dimana individu-individu yang terlibat di dalamnya saling mempengaruhi (Sugiyo,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sejumlah arti. Kata komunikasi berasal dari bahasa latin yaitu communis,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sejumlah arti. Kata komunikasi berasal dari bahasa latin yaitu communis, 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian teori 1. Komunikasi Komunikasi merupakan sebuah kata yang abstrak dan memiliki sejumlah arti. Kata komunikasi berasal dari bahasa latin yaitu communis, yang berarti

Lebih terperinci

Pengertian Komunikasi

Pengertian Komunikasi Pengertian Komunikasi Komunikasi berasal dari kata Latin Communicare atau Communis yang berarti sama atau menjadi milik bersama. Komunikasi adalah proses penyampaian pikiran atau perasaan oleh seseorang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Prestasi Belajar 1. Pengertian Prestasi Belajar Matematika Prestasi belajar tidak dapat dipisahkan dari masalah belajar. Pada dasarnya, prestasi belajar merupakan hasil yang dicapai

Lebih terperinci

Komunikasi. Komunikasi adalah proses pemindahan pengertian dalam bentuk gagasan, informasi dari seseorang ke orang lain (Handoko, 2002 : 30).

Komunikasi. Komunikasi adalah proses pemindahan pengertian dalam bentuk gagasan, informasi dari seseorang ke orang lain (Handoko, 2002 : 30). Komunikasi I. PENGERTIAN Komunikasi adalah proses penyampaian pikiran atau perasaan oleh seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang-lambang yang bermakna bagi kedua pihak, dalam situasi yang

Lebih terperinci

EMOTIONAL INTELLIGENCE MENGENALI DAN MENGELOLA EMOSI DIRI SENDIRI DAN ORANG LAIN Hogan Assessment Systems Inc.

EMOTIONAL INTELLIGENCE MENGENALI DAN MENGELOLA EMOSI DIRI SENDIRI DAN ORANG LAIN Hogan Assessment Systems Inc. EQ KEMAMPUAN EMOTIONAL INTELLIGENCE UNTUK MENGENALI DAN MENGELOLA EMOSI DIRI SENDIRI DAN ORANG LAIN. Laporan untuk Sam Poole ID HC560419 Tanggal 23 Februari 2017 2013 Hogan Assessment Systems Inc. Pendahuluan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Menurut Effendy (2003:254) teori Stimulus-Organism-Responses (S-O-R), respon yang ditimbulkan adalah reaksi khusus terhadap stimulus khusus sehingga seseorang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 13 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Motivasi kerja 1. Pengertian motivasi kerja Menurut Anoraga (2009) motivasi kerja adalah sesuatu yang menimbulkan semangat atau dorongan kerja. Oleh sebab itu, motivasi kerja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan saat yang penting dalam mempersiapkan

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan saat yang penting dalam mempersiapkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Masalah Masa remaja merupakan saat yang penting dalam mempersiapkan seseorang memasuki masa dewasa. Masa ini merupakan, masa transisi dari masa anak-anak menuju dewasa.

Lebih terperinci

Sistem Interpersonal. By Ita Mutiara Dewi

Sistem Interpersonal. By Ita Mutiara Dewi Sistem Interpersonal By Ita Mutiara Dewi Sistem komunikasi interpersonal Persepsi Interpersonal Konsep Diri Atraksi Interpersonal Hubungan Interpersonal. Persepsi interpersonal Persepsi adalah memberikan

Lebih terperinci

Psikologi Konseling. Psikologi Konseling. Psikologi Psikologi

Psikologi Konseling. Psikologi Konseling. Psikologi Psikologi MODUL PERKULIAHAN Psikologi Konseling Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Psikologi Psikologi 05 61033 Abstract Dalam perkuliahan ini akan didiskusikan mengenai Ketrampilan Dasar Konseling:

Lebih terperinci

adalah proses diterimanya rangsang (objek, kualitas, hubungan antar gejala, maupun

adalah proses diterimanya rangsang (objek, kualitas, hubungan antar gejala, maupun BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Persepsi Persepsi menurut Irwanto, et al (dalam Rangkuti & Anggaraeni, 2005), adalah proses diterimanya rangsang (objek, kualitas, hubungan antar gejala, maupun peristiwa) sampai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pikiran atau perasaan oleh seseorang (komunikator) kepada orang lain

BAB I PENDAHULUAN. pikiran atau perasaan oleh seseorang (komunikator) kepada orang lain BAB I PENDAHULUAN 1.1 latar belakang masalah Proses komunikasi pada hakekatnya adalah suatu proses penyampaian pikiran atau perasaan oleh seseorang (komunikator) kepada orang lain (komunikan). Secara umum,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memaksa manusia perlu berkomunikasi (Cangara, 1998). yang sangat fundamental bagi seseorang dalam hidup bermasyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. memaksa manusia perlu berkomunikasi (Cangara, 1998). yang sangat fundamental bagi seseorang dalam hidup bermasyarakat. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai makhluk sosial, manusia senantiasa ingin berhubungan dengan manusia lainnya. Ia ingin mengetahui lingkungan sekitarnya, bahkan ingin mengetahui apa yang terjadi

Lebih terperinci

KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. Komunikasi merupakan suatu hal yang sangat mendasar dalam kehidupan manusia. Dan

KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. Komunikasi merupakan suatu hal yang sangat mendasar dalam kehidupan manusia. Dan BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian Teoritis 2.1.1 Komunikasi Interpersonal a. Pengertian Komunikasi Komunikasi merupakan suatu hal yang sangat mendasar dalam kehidupan manusia. Dan

Lebih terperinci

KOMUNIKASI DOKTER PADA PASIEN GANGGUAN JIWA (Studi Deskriptif Kualitatif pada Pasien Gangguan Jiwa Di RSJ.Prof.Dr.Hb.

KOMUNIKASI DOKTER PADA PASIEN GANGGUAN JIWA (Studi Deskriptif Kualitatif pada Pasien Gangguan Jiwa Di RSJ.Prof.Dr.Hb. KOMUNIKASI DOKTER PADA PASIEN GANGGUAN JIWA (Studi Deskriptif Kualitatif pada Pasien Gangguan Jiwa Di RSJ.Prof.Dr.Hb.Sa anin Padang) SKRIPSI Oleh YUKE IRZANI BP. 0810862017 JURUSAN ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Motivasi Belajar 2.1.1. Pengertian Motivasi Motivasi adalah suatu proses untuk menggiatkan motif/daya menjadi perbuatan atau tingkah laku untuk memenuhi kebutuhan dan mencapai

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL PADA REMAJA. Naskah Publikasi. Diajukan kepada Fakultas Psikologi

HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL PADA REMAJA. Naskah Publikasi. Diajukan kepada Fakultas Psikologi HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL PADA REMAJA Naskah Publikasi Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk Memenuhi Sebagian Syaratan Memperoleh Gelar Sarjana (S-1) Diajukan

Lebih terperinci

PANDUAN MENGATASI HAMBATAN DALAM POPULASI PASIEN

PANDUAN MENGATASI HAMBATAN DALAM POPULASI PASIEN PANDUAN MENGATASI HAMBATAN DALAM POPULASI PASIEN I Pendahuluan Rumah sakit sering kali harus melayani komunitas dengan berbagai keragaman. Ada pasien-pasien yang mungkin telah berumur, atau menderita cacat,

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA DENGAN KECEMASAN KOMUNIKASI PADA REMAJA DI JAKARTA BAB 1 PENDAHULUAN

HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA DENGAN KECEMASAN KOMUNIKASI PADA REMAJA DI JAKARTA BAB 1 PENDAHULUAN HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA DENGAN KECEMASAN KOMUNIKASI PADA REMAJA DI JAKARTA BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pola asuh merupakan interaksi yang diberikan oleh orang tua dalam berinteraksi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. lain. Menurut Supratiknya (1995:9) berkomunikasi merupakan suatu

I. PENDAHULUAN. lain. Menurut Supratiknya (1995:9) berkomunikasi merupakan suatu I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah 1. Latar Belakang Hakikat manusia adalah sebagai makhluk sosial, oleh karena itu setiap manusia tidak lepas dari kontak sosialnya dengan masyarakat, dalam pergaulannya

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Komunikasi Antarbudaya Dalam ilmu sosial, individu merupakan bagian terkecil dalam sebuah masyarakat yang di dalamnya terkandung identitas masing-masing. Identitas tersebut yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai mahluk sosial, manusia membutuhkan interaksi dengan manusia

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai mahluk sosial, manusia membutuhkan interaksi dengan manusia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebagai mahluk sosial, manusia membutuhkan interaksi dengan manusia lain. Proses interaksi tersebut terjadi karena adanya komunikasi antar anggota masyarakat.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi 2.1.1 Definisi Komunikasi Pengertian komunikasi secara epistemologi menurut Wilbur Schramm berasal dari bahasa latin communicatio (pemberitahuan, pemberian bagian,

Lebih terperinci

KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DITINJAU DARI KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN KREATIVITAS PADA MAHASISWA

KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DITINJAU DARI KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN KREATIVITAS PADA MAHASISWA KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DITINJAU DARI KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN KREATIVITAS PADA MAHASISWA SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Psikologi Disusun oleh: CITA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. canggih ini membutuhkan sarana atau media untuk menyampaikan informasi.

BAB I PENDAHULUAN. canggih ini membutuhkan sarana atau media untuk menyampaikan informasi. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kehadiran globalisasi membawa pengaruh bagi kehidupan suatu bangsa, termasuk di Indonesia. Pengaruh globalisasi dirasakan diberbagai bidang kehidupan seperti

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. dan saluran atau media (Sardiman A.M., 2001: 7). Multimedia interaktif

BAB II LANDASAN TEORI. dan saluran atau media (Sardiman A.M., 2001: 7). Multimedia interaktif BAB II LANDASAN TEORI Interaksi berkaitan erat dengan istilah komunikasi. Komunikasi terdiri dari beberapa unsur yang terlibat di dalamnya, yaitu komunikator, komunikan, pesan dan saluran atau media (Sardiman

Lebih terperinci

KONSEP INTERAKSI KOMUNIKASI PENDAHULUAN

KONSEP INTERAKSI KOMUNIKASI PENDAHULUAN KONSEP INTERAKSI KOMUNIKASI PENDAHULUAN Keterampilan berkomunikasi merupakan suatu kemampuan yang harus dimiliki oleh setiap individu. Melalui komunikasi individu akan merasakan kepuasan, kesenangan atau

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Persepsi adalah pandangan maupun kemampuan individu untuk

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Persepsi adalah pandangan maupun kemampuan individu untuk BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1 Persepsi 1.1 Defenisi Persepsi adalah pandangan maupun kemampuan individu untuk mengorganisasikan dan menafsirkan stimulus lingkungan yang dialaminya (Suliswati, 2005). Persepsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi sangat berperan penting dalam kehidupan manusia. Dengan. berkomunikasi, manusia dapat berhubungan dengan sesamanya.

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi sangat berperan penting dalam kehidupan manusia. Dengan. berkomunikasi, manusia dapat berhubungan dengan sesamanya. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk sosial dan memerlukan hubungan dengan orang lain. Manusia ingin mendapatkan perhatian diantara sesama dan kelompok. Diperlukan serba

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Penelitian saudara Ashari (2011) yang berjudul Pengaruh Desain Kemasan Produk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Penelitian saudara Ashari (2011) yang berjudul Pengaruh Desain Kemasan Produk BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu 1. Penelitian saudara Ashari (2011) yang berjudul Pengaruh Desain Kemasan Produk dan Daya Tarik Iklan Terhadap Brand Awareness dan Dampaknya Pada Minat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atau interaksi dengan orang lain, tentunya dibutuhkan kemampuan individu untuk

BAB I PENDAHULUAN. atau interaksi dengan orang lain, tentunya dibutuhkan kemampuan individu untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia adalah mahluk sosial yang memiliki kebutuhan untuk berinteraksi timbal-balik dengan orang-orang yang ada di sekitarnya. Memulai suatu hubungan atau

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berbagai peristiwa dalam kehidupan kita sehari-hari banyak dipengaruhi dan dibentuk oleh komunikasi. Apa yang kita ketahui, maknai, pahami, bahkan yang kita

Lebih terperinci

ETIKA BERKOMUNIKASI. ALREFI, M.Pd UNIVERSITAS SRIWIJAYA 2016

ETIKA BERKOMUNIKASI. ALREFI, M.Pd UNIVERSITAS SRIWIJAYA 2016 ETIKA BERKOMUNIKASI ALREFI, M.Pd UNIVERSITAS SRIWIJAYA 2016 DASAR PEMIKIRAN HENDAKNYA PEMBICARAN SELALU DI DALAM KEBAIKAN (AN- NISA : 104) MENGHINDARI PERDEBATAN DAN SALING MEMBANTAH HENDAKNYA BERBICARA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk terus meningkatkan kemampuannya dengan menuntut ilmu. Berbagai macam lembaga

BAB I PENDAHULUAN. untuk terus meningkatkan kemampuannya dengan menuntut ilmu. Berbagai macam lembaga BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam kurun waktu terdekat ini kemajuan disegala aspek kehidupan menuntut masyarakat untuk terus meningkatkan kemampuannya dengan menuntut ilmu. Berbagai macam

Lebih terperinci

KOMUNIKASI YANG EFEKTIF

KOMUNIKASI YANG EFEKTIF KOMUNIKASI YANG EFEKTIF Oleh: Muslikhah Dwihartanti Disampaikan pada kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat Tahun 2004 Penyuluhan tentang Komunikasi yang Efektif bagi Guru TK di Kecamatan Panjatan A. Pendahuluan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Manajemen Konflik. tindakan pihak lain. Apabila dua orang individu masing-masing berpegang pada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Manajemen Konflik. tindakan pihak lain. Apabila dua orang individu masing-masing berpegang pada BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Manajemen Konflik 1. Pengertian Manajemen Konflik Menurut Johnson ( Supraktiknya, 1995) konflik merupakan situasi dimana tindakan salah satu pihak berakibat menghalangi, menghambat,

Lebih terperinci

MODUL PERKULIAHAN. Kesehatan Mental. Kesehatan Mental yang Berkaitan dengan Kesejahketaan Psikologis (Penyesuaian Diri)

MODUL PERKULIAHAN. Kesehatan Mental. Kesehatan Mental yang Berkaitan dengan Kesejahketaan Psikologis (Penyesuaian Diri) MODUL PERKULIAHAN Kesehatan Mental yang Berkaitan dengan Kesejahketaan Psikologis (Penyesuaian Diri) Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Psikologi Psikologi 03 MK61112 Aulia Kirana,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. informasi baik verbal atau non verbal (Chitty, 2001, dalam Marquis,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. informasi baik verbal atau non verbal (Chitty, 2001, dalam Marquis, BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi Umum 2.1.1 Pengertian Komunikasi Komunikasi sebagai pertukaran kompleks antara pikiran, gagasan, atau informasi baik verbal atau non verbal (Chitty, 2001, dalam Marquis,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. membahas mengenai kualitas komunikasi yang dijabarkan dalam bentuk pengertian kualitas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. membahas mengenai kualitas komunikasi yang dijabarkan dalam bentuk pengertian kualitas BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bab ini terbagi atas empat sub bab. Sub bab pertama membahas mengenai komunikasi sebagai media pertukaran informasi antara dua orang atau lebih. Sub bab kedua membahas mengenai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Kehidupan manusia sehari-hari tidak dapat terpisahkan dengan komunikasi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Kehidupan manusia sehari-hari tidak dapat terpisahkan dengan komunikasi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Kehidupan manusia sehari-hari tidak dapat terpisahkan dengan komunikasi baik komunikasi verbal maupun komunikasi non verbal. Komunikasi bukan hanya sebuah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Masalah Manusia sebagai makhluk sosial senantiasa ingin berhubungan dengan manusia lainnya. Ia ingin mengetahui lingkungan sekitarnya, bahkan ingin mengetahui apa yang terjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sempurna, ada sebagian orang yang secara fisik mengalami kecacatan. Diperkirakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sempurna, ada sebagian orang yang secara fisik mengalami kecacatan. Diperkirakan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan ini, tidak semua orang berada pada kondisi fisik yang sempurna, ada sebagian orang yang secara fisik mengalami kecacatan. Diperkirakan ada

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Stres pada Wanita Karir (Guru) yang dialami individu atau organisme agar dapat beradaptasi atau menyesuaikan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Stres pada Wanita Karir (Guru) yang dialami individu atau organisme agar dapat beradaptasi atau menyesuaikan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Stres pada Wanita Karir (Guru) 1. Pengertian Istilah stres dalam psikologi menunjukkan suatu tekanan atau tuntutan yang dialami individu atau organisme agar dapat beradaptasi

Lebih terperinci

LAPORAN PENELITIAN HUBUNGAN ANTARA EGOSENTRISME DAN KECENDERUNGAN MENCARI SENSASI DENGAN PERILAKU AGRESI PADA REMAJA. Skripsi

LAPORAN PENELITIAN HUBUNGAN ANTARA EGOSENTRISME DAN KECENDERUNGAN MENCARI SENSASI DENGAN PERILAKU AGRESI PADA REMAJA. Skripsi LAPORAN PENELITIAN HUBUNGAN ANTARA EGOSENTRISME DAN KECENDERUNGAN MENCARI SENSASI DENGAN PERILAKU AGRESI PADA REMAJA Skripsi Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai derajat Sarjana S-1 Diajukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan anak untuk optimalisasi bagi perkembangannya.

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan anak untuk optimalisasi bagi perkembangannya. BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Anak adalah anugerah, rezeki, amanah dan kekayaan yang paling berharga bagi orangtua dan keluarganya. Suatu kebahagian bagi orangtua yang selalu berharap agar

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. tersebut mempelajari keadaan sekelilingnya. Perubahan fisik, kognitif dan peranan

BAB II LANDASAN TEORI. tersebut mempelajari keadaan sekelilingnya. Perubahan fisik, kognitif dan peranan BAB II LANDASAN TEORI A. KEMANDIRIAN REMAJA 1. Definisi Kemandirian Remaja Kemandirian remaja adalah usaha remaja untuk dapat menjelaskan dan melakukan sesuatu yang sesuai dengan keinginannya sendiri setelah

Lebih terperinci

Interpersonal Communication Skill

Interpersonal Communication Skill Modul ke: 03Fakultas Eppstian Fakultas Ilmu Komunikasi Interpersonal Communication Skill Mendengarkan Syah As'ari, M.Si Program Studi Periklanan dan Komunikasi Pemasaran Mendengarkan Interpersonal Communication

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Manusia merupakan makhluk sosial yang selalu membutuhkan orang lain dalam memenuhi kebutuhannya sehari-hari. Kebutuhan tersebut tidak hanya secara fisiologis

Lebih terperinci

Bab 5 PENUTUP. Berdasarkan dari hasil penelitian dan pembahasan tentang komunikasi. bersama, maka dapat dibuat kesimpulan sebagai berikut :

Bab 5 PENUTUP. Berdasarkan dari hasil penelitian dan pembahasan tentang komunikasi. bersama, maka dapat dibuat kesimpulan sebagai berikut : Bab 5 PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan dari hasil penelitian dan pembahasan tentang komunikasi interpersonal menantu dan ibu mertua pada pasangan muda yang tinggal bersama, maka dapat dibuat kesimpulan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dewasa ini sering kita dengar tentang banyaknya kasus kekerasan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dewasa ini sering kita dengar tentang banyaknya kasus kekerasan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini sering kita dengar tentang banyaknya kasus kekerasan yang dilakukan dilingkungan institusi pendidikan yang semakin menjadi permasalahan dan menimbulkan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KEBUTUHAN BERAKTUALISASI DIRI DAN KONFLIK PERAN DENGAN CITRA DIRI. Skripsi

HUBUNGAN ANTARA KEBUTUHAN BERAKTUALISASI DIRI DAN KONFLIK PERAN DENGAN CITRA DIRI. Skripsi HUBUNGAN ANTARA KEBUTUHAN BERAKTUALISASI DIRI DAN KONFLIK PERAN DENGAN CITRA DIRI Skripsi Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai derajat S-1 Diajukan oleh : Rachmat Al Fajar F 100 950 017 /

Lebih terperinci

Tipe-tipe komunikasi. Puri Kusuma D.P

Tipe-tipe komunikasi. Puri Kusuma D.P Tipe-tipe komunikasi Puri Kusuma D.P a)komunikasi kesehatan b)komunikasi politik c) Komunikasi bisnis d)komunikasi keluarga e) dll Konteks-konteks komunikasi Komunikasi tidak berlangsung dalam ruang hampa-sosial,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Memiliki kemampuan berbahasa telah memungkinkan manusia memikirkan suatu masalah secara terus-menerus. Dengan bahasa, manusia dapat mengkomunikasikan apa yang

Lebih terperinci

`BAB I PENDAHULUAN. mengalami kebingungan atau kekacauan (confusion). Suasana kebingunan ini

`BAB I PENDAHULUAN. mengalami kebingungan atau kekacauan (confusion). Suasana kebingunan ini 1 `BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Siswa sekolah menengah umumnya berusia antara 12 sampai 18/19 tahun, yang dilihat dari periode perkembangannya sedang mengalami masa remaja. Salzman (dalam

Lebih terperinci

PENJAJAHAN TV TERHADAP PERKEMBANGAN ANAK

PENJAJAHAN TV TERHADAP PERKEMBANGAN ANAK PENJAJAHAN TV TERHADAP PERKEMBANGAN ANAK Oleh : Lukman Aryo Wibowo, S.Pd.I. 1 Siapa yang tidak kenal dengan televisi atau TV? Hampir semua orang kenal dengan televisi, bahkan mungkin bisa dibilang akrab

Lebih terperinci

Komunikasi Efektif. Menurut (Stewart L. Tubbs dan Sylvia Moss)

Komunikasi Efektif. Menurut (Stewart L. Tubbs dan Sylvia Moss) Komunikasi Efektif FIDEL BUSTAMI fidita@hotmail.com Menurut (Stewart L. Tubbs dan Sylvia Moss) Komunikasi dianggap efektif paling tidak harus menghasilkan 5 hal : pengertian, kesenangan, pengaruh pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jenis kelamin, pendidikan, maupun status sosial seseorang. Untuk mendukung

BAB I PENDAHULUAN. jenis kelamin, pendidikan, maupun status sosial seseorang. Untuk mendukung BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di Indonesia, siaran televisi dipandang sebagai salah satu media informasi dan hiburan yang memiliki banyak sekali penonton, tanpa mengenal batas usia, jenis kelamin,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1 KONTEKS MASALAH Komunikasi merupakan aktivitas dasar manusia yang tidak akan pernah terlepas dari kehidupan manusia sehari-hari. Kita mengetahui bahwa manusia merupakan makhluk yang

Lebih terperinci

Bernadheta Damaris Mutiara Isya Riska Ardila P Ukhtiani Putri S

Bernadheta Damaris Mutiara Isya Riska Ardila P Ukhtiani Putri S Bernadheta Damaris Mutiara Isya Riska Ardila P Ukhtiani Putri S Komunikasi Interpersonal?? Kamus Besar Bahasa Indonesia, komunikasi adalah proses pengiriman dan penerimaan pesan atau berita antara dua

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Tidak diragukan lagi bahwa pendidikan sangat dibutuhkan setiap manusia.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Tidak diragukan lagi bahwa pendidikan sangat dibutuhkan setiap manusia. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Tidak diragukan lagi bahwa pendidikan sangat dibutuhkan setiap manusia. Pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam berbagai bidang kehidupan. Manfaat dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan kelompok maupun suatu kelompok dengan kelompok lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. dengan kelompok maupun suatu kelompok dengan kelompok lainnya. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Manusia merupakan makhluk sosial, dimana satu sama lain saling menumbuhkan yang didalamnya akan terbentuk dan terjalin suatu interaksi atau hubungan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penting. Keputusan yang dibuat individu untuk menikah dan berada dalam

BAB I PENDAHULUAN. penting. Keputusan yang dibuat individu untuk menikah dan berada dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pernikahan bagi beberapa individu dapat menjadi hal yang istimewa dan penting. Keputusan yang dibuat individu untuk menikah dan berada dalam kehidupan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi, yang merupakan kebutuhan mutlak manusia untuk dapat. menyampaikan pesan itu kepadanya (Hardjana, 2003:11).

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi, yang merupakan kebutuhan mutlak manusia untuk dapat. menyampaikan pesan itu kepadanya (Hardjana, 2003:11). 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk sosial, yang memiliki kebergantungan untuk berinteraksi dan berkomunikasi antara satu dengan yang lain. Berkomunikasi merupakan suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berhubungan dengan orang lain, atau dengan kata lain manusia mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. berhubungan dengan orang lain, atau dengan kata lain manusia mempunyai BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sebagai makhluk sosial setiap manusia mempunyai dorongan untuk berhubungan dengan orang lain, atau dengan kata lain manusia mempunyai dorongan untuk bersosialisasi.

Lebih terperinci

KOMUNIKASI TERAPEUTIK

KOMUNIKASI TERAPEUTIK KOMUNIKASI TERAPEUTIK A. Pendahuluan Komunikasi adalah hubungan kontak antar dan antara manusia baik individu maupun kelompok. Dalam kehidupan sehari-hari disadari atau tidak disadari komunikasi adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. awal yaitu berkisar antara tahun. Santrock (2005) (dalam

BAB I PENDAHULUAN. awal yaitu berkisar antara tahun. Santrock (2005) (dalam 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Usia sekolah menengah pertama pada umumnya berada pada usia remaja awal yaitu berkisar antara 12-15 tahun. Santrock (2005) (dalam http:// renika.bolgspot.com/perkembangan-remaja.html,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kepuasan Pasien Dalam konteks teori consumer behaviour, kepuasan lebih banyak didefinisikan dari perspektif pengalaman pasien setelah mendapatkan pelayanan rumah sakit. Kepuasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. proses kehidupannya, manusia akan selalu terlihat dalam tindakan tindakan

BAB I PENDAHULUAN. proses kehidupannya, manusia akan selalu terlihat dalam tindakan tindakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi merupakan kebutuhan dasar manusia. Sejak lahir dan selama proses kehidupannya, manusia akan selalu terlihat dalam tindakan tindakan komunikasi. Tindakan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi telah menyentuh ke setiap lini kehidupan seiring dengan perkembangan media massa sebagai salah satu sarana penyebaran informasi. Komunikasi melalui

Lebih terperinci

PP No 19 Tahun 2005 (PASAL 19, AYAT 1)

PP No 19 Tahun 2005 (PASAL 19, AYAT 1) KARAKTERISTIK SISWA PP No 19 Tahun 2005 (PASAL 19, AYAT 1) proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membangun bangsa ke arah yang lebih baik. Mahasiswa, adalah seseorang

BAB I PENDAHULUAN. membangun bangsa ke arah yang lebih baik. Mahasiswa, adalah seseorang 15 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mahasiswa, pada dasarnya sebagai generasi penerus. Mereka diharapkan sebagai subyek atau pelaku didalam pergerakan pembaharuan. Sebagai bagian dari masyarakat,

Lebih terperinci

BAB II PENDEKATAN TEORITIS

BAB II PENDEKATAN TEORITIS 6 BAB II PENDEKATAN TEORITIS 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Pengertian Komunikasi Komunikasi berasal dari bahasa latin communis yang maknanya adalah sama. Apabila dua orang sedang berkomunikasi berarti mereka

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Komunikasi Kelompok Menurut beberapa ahli, terdapat beberapa definisi komunikasi. Menurut Mulyana (2002: 54) mengatakan bahwa komunikasi sebagai situasi-situasi yang memungkinkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENGANTAR. A. Latar Belakang Masalah. Perjalanan hidup manusia mengalami beberapa tahap pertumbuhan.

BAB 1 PENGANTAR. A. Latar Belakang Masalah. Perjalanan hidup manusia mengalami beberapa tahap pertumbuhan. 1 BAB 1 PENGANTAR A. Latar Belakang Masalah Perjalanan hidup manusia mengalami beberapa tahap pertumbuhan. Dimulai dari masa bayi, anak-anak, remaja, dewasa dan masa tua. Pada setiap masa pertumbuhan manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai kodratnya manusia adalah makhluk pribadi dan sosial dengan

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai kodratnya manusia adalah makhluk pribadi dan sosial dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sesuai kodratnya manusia adalah makhluk pribadi dan sosial dengan kebutuhan yang berbeda-beda. Dalam usaha untuk memenuhi kebutuhankebutuhan tersebut manusia memerlukan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Umum Komunikasi Massa 2.1.1 Pengertian Komunikasi Massa Hakikat komunikasi adalah proses penyampaian pernyataan antar manusia, yang dinyatakan itu adalah pikiran atau

Lebih terperinci