PERKEMBANGAN INDUSTRI KELAPA SAWIT
|
|
- Sudomo Tanudjaja
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PERKEMBANGAN INDUSTRI KELAPA SAWIT Ketapang, September 2013 Adha Panca Wardhanu, S.TP. MP
2 Luas kebun 7,2 juta Ha = km2 Pertumbuhan produksi tinggi Sumber nafkah langsung > 3 juta keluarga Nilai investasi : ~ Rp. 300 Trilliun Export : ~USD 10 milyar CPO mendominasi perdagangan minyak & lemak (>50%), Indonesia ~50% Level teknologi (efesiensi/value added produk) rendah Produktivitas perkebunan rakyat rendah
3 TH LUAS AREAL (HA) PRODUKSI CPO (TON) Juta '00 '01 '02 '03 '04 '05 '06 '07 '08 Tahun Luas Areal (Ha) Produksi CPO (Ton) Sumber : Dirjen Perkebunan, Dep.Pertanian, 2009
4 Produksi (Juta Ton) PERKEMBANGAN PRODUKSI MINYAK & LEMAK DUNIA Tahun Palm Oil Palm Kernel Oil Soyabean Oil Rapeseed Oil Sunflower oil Coconut Oil Others Oil Animal Oils/Fats Sumber : Oil World Annual 2008 dan MPOB
5 Sumber : Oil World Annual 2008 dan MPOB Total Produksi : Ton
6
7
8 Perkembangan Produksi CPO Indonesia-Malaysia-Dunia
9 SAWIT SEBAGAI PILAR EKONOMI NASIONAL NON MIGAS CPO merupakan andalan ekspor produk komoditas Indonesia, bahkan proyeksi dalam 5 tahun mendatang diproyeksikan mendominasi ekspor 6 komoditas unggulan pertanian Indonesia dengan nilai US$ 80 milyar, dengan proporsi 80% nilai ekspor (KADIN).
10 Kalimantan kini menjadi target pengembangan industri kelapa sawit ; karena lahan yang tersedia masih sangat luas. Potensi lahan di Kalimantan seluas 10,7 juta Ha Kendala : Jenis Tanah Curah Hujan tinggi Infrastruktur : jalan dan pelabuhan.
11 PETA PERKEBUNAN KELAPA SAWIT RAKYAT INDONESIA (Thn 2003) Luas Lahan > Ha Luas Lahan Ha Luas Lahan Ha Luas Lahan Ha Luas Lahan < Ha *Angka sementara Sumber : Statistik Perkebunan Indonesia , Kelapa Sawit, Dep.Pertanian, Dir.Jen.Perkebunan, 2006
12 PETA PERKEBUNAN KELAPA SAWIT INDONESIA (Thn 2005*) Luas Lahan > Ha Luas Lahan Ha Luas Lahan Ha Luas Lahan Ha Luas Lahan < Ha *Angka sementara Sumber : Statistik Perkebunan Indonesia , Kelapa Sawit, Dep.Pertanian, Dir.Jen.Perkebunan, 2006
13 AREA & PRODUCTION INDONESIAN OIL PALM PLANTATION 2008 ACEH Lahan Ha CPO Ton SUMUT Lahan Ha CPO Ton RIAU Lahan Ha CPO Ton KEPRI Lahan 547 Ha CPO 10 Ton KALBAR Lahan Ha CPO Ton KALTENG Lahan Ha CPO Ton KALTIM Lahan Ha CPO Ton SULTENG Lahan Ha CPO Ton PAPUA BARAT Lahan Ha CPO Ton SUMSEL Lahan Ha CPO Ton PAPUA Lahan Ha CPO Ton SUMBAR Lahan Ha CPO Ton JAMBI Lahan Ha CPO Ton BENGKULU Lahan Ha CPO Ton KALSEL Lahan Ha CPO Ton SULBAR Lahan Ha CPO Ton SULSEL Lahan Ha CPO Ton SULTRA Lahan Ha CPO Ton BABEL Lahan Ha CPO Ton LAMPUNG Lahan Ha CPO Ton BANTEN Lahan Ha CPO Ton JABAR Lahan Ha CPO Ton Sumber : Departemen Pertanian RI (data diolah)
14 POTENSI/ PROSPEK KELAPA SAWIT Tingkat produktivitas tinggi Biaya produksi rendah Spektrum produk turunan luas (food, surfactant,energy, material, lubricant) Sumber daya terbarukan Konsumsi masih meningkat
15 ISU LINGKUNGAN KERAGAMAN HAYATI HUTAN VS KEBUN SAWIT HULU BUDIDAYA BIBIT HILIR INDUSTRI HILIR KALAH BERKEMBANG KETERGANTUNGAN TEKNOLOGI IMPORT CLUSTER INDUSTRI TUNTUTAN FOOD SAFETY PRODUKSI PERTUMBUHAN TERLALU CEPAT 10 %/ TAHUN
16 POLA KETERKAIATAN PKS DAN PERKEBUNAN SAWIT? Perkebunan Rakyat Buang? 6000 ha (milik PKS) Support PKS PKS 30 Ton/jam? Buang Buang Buang??
17 Syarat Lokasi Pabrik Kelapa Sawit. Sumber air. Air merupakan bahan yang sangat penting dalam pengoperasian pabrik yaitu sebagai air umpan boiler, dan untuk air pengolahan. Oleh sebab itu dalam perencanaan perlu dipertimbangkan mutu air dan jaraknya dari lokasi pabrik. Keadaan Tanah Lokasi. Lokasi pabrik dipilih pada tanah yang mempunyai sifat mekanika-fisika tanah yang sesuai dengantempat berdirinya pabrik. Sungai sebagai badan penerima limbah. Pabrik kelapa sawit banyak menggunakan air pengolahan dan air umpan boiler. Oleh sebab itu diperlukan sungai alam untuk menerima bahan buangan pabrik. Ketersediaan Infrastruktur jalan. Keberhasilan pengolahan dipabrik kelapa sawit jika tidak dibarengi dengan pengiriman produk yang lancar akan mempengaruhi pengoperasian pabrik.
18 Kapasitas? Untuk menentukan Kapasitas Produksi, perlu TUJUAN didirikannya Pabrik Kelapa Sawit : KOMERSIAL SKALA UKM Kapasitas : Min. 45 ton/jam Luas Areal Kebun : ~ Estimasi Investasi : 81 Milyar Kapasitas : 5 10 ton/jam Luas Areal Kebun : ~ Estimasi Investasi : M SARANA PENDIDIKAN Kapasitas : 500 kg/jam s/d 2 ton/jam Estimasi Investasi : 1,5-5 Milyar
19 KEPUTUSAN INVESTASI STUDI AWAL DESAIN ENGINEERING SURVEY POTENSI DAN LOKASI LAND CLEARING DETAIL ENGINEERING Tidak FEASIBILITY STUDY Dengan Pertimbangan CIVIL WORK EQUIPMENT PROCURMENT INVESTASI BATAL INSTALLATION AMDAL COMMISIONING & TRAINNING PENDAMPINGAN OPERATIONS
20 KONDISI INDUSTRI SAWIT INDONESIA DULU PKS : min 30 ton/jam dan luas lahan min ha. Dampak :Industri besar & modal besar SEKARANG Kebijakan : Keberpihakan kepada Usaha Kecil dan Menengah Dampak : Perlu teknologi pabrik skala kecil
21 PKS 10 TON TBS/JAM PKS PKS BESAR PKS Harga TBS Kasus spesifik daerah tertentu Perkebunan Sawit Rakyat Inti Plasma Rakyat Rp. 700,- Harga Penetapan Rp. 630,- Harga (uang) yang diterima pemegang SP Rp. 610,- Jalur Pasokan PKS Jalur Pasokan dari P. Rakyat PKS Transport Rp. 50,- Muat / bongkar Rp. 6,- Pangkas (hilang) Rp. 25,- Fee Rp. 20,- Lain-lain Rp. 59,- s/d Rp.169,- Koperasi Pemegang SP Rp. 360,- s/d Rp. 450,- Harga (uang) yang diterima petani Pengumpul Perkebunan Rakyat Perkebunan Rakyat
22 Pembangunan CPO Mill 22
23 Pohon Industri IPP/IPL/IPM dari Kelapa Sawit Minyak Kelapa Sawit (CPO) Caroten Tecopherol Soap Stock Free Fatty Acid (FFA) Minyak Goreng Minyak Salad Fatty Alcohol Metalic Salt Olein Margarine Polyaloxylated Derivates Stearin Shortening Fatty Amines Minyak Padat Ester of Basic Acid Kelapa Sawit Inti Kelapa Sawit (Palm Kernel) Minyak Inti Sawit Bungkil Arang Sabun Glycerine Oxygenated Fatty Acid Fatty Alcohol, Monoglycerides & Fatty Aldehydes Tempurung Tepung Tempurung Fatty Acid Fatty Acid Samides Serat Bahan Bakar Palmitic Acid Iso Propyl Palmitate (IPP) Tandan Kosong Sumber Selulosa Lauric Acid Myristic Acid Iso Propyl Laurat (IPL) Iso Propyl Myristate (IPM) Sludge Komponen Makanan Ternak
24 Peta produk sawit (sederhana) OLEIN Minyak goreng sabun CPO STEARIN MES Detergen Consumer good Detergen Untuk perminyakan BIODIESEL glyserin
25 PRODUK PROSPEKTIF Minyak Goreng ; volume besar Biodiesel ; Energi masa depan Oleofood ; Value tinggi ; kebutuhan terbatas Surfaktan ; Value tinggi ; kebutuhan terbatas Pelumas ; Kebutuhan masa depan Material Berbasis Kelapa Sawit Kebutuhan masa depan
26 Sekali Kayuh Tiga Pulau Terlampaui methanol TRANSESTERIFIKASI Methanol FAME C P O pretreatment GLYCERINE REFINERY Diagram proses Premium Biodiesel dengan ekstraksi betakaroten Info sawit; maret 2010
27 PRODUK PROSPEKTIF KONSUMSI BESAR YANG BISA DIBUAT SEBAGAI TURUNAN CPO NO. PRODUK KONSUMSI DUNIA / TAHUN 1 Lubricant 42 Juta Ton / Polyurethane 14,2 Juta Ton / Alkyd Resin 5,5 Juta Ton / MES (subs. ABS & LAS) 3,4 Juta Ton / Propylene Glycol 1,5 Juta Ton / Epichlorohydrine 2,0 Juta Ton / 2010
28 CPO Hilir yang telah dilakukan BPPT IPP / IPM (Isopropil Palmitat / Isopropil Miristat) Emollient pada produk kosmetik SLS (Sodium Lauril Sufat) Surfactant & emulsifier pd prod. kebersihan ex. shampoo MES (Methyl Ester Sulfonat) Surfactant pd washing & cleaning products GMS (Glycerol Mono Stearat) Stabilizer & emulsifier, ex. Margarine, cream lotion SMS (Sorbitan Mono Stearat) Biodiesel Humectant, ex. pada kosmetik Bahan bakar alternatif pengganti solar Plasticizer Pembuat sifat elastis pada plastik, karet sintetik, dll. Polimer (dalam pengembangan): Substitusi polimer dari non renewable resources (poliurethane, coating, dll)
29 EVALUASI PERKEMBANGAN INDUSTRI KELAPA SAWIT DI KALBAR CUKUP PESAT DARI TAHUN KE TAHUN. MENURUT SAUDARA SEBERAPA PENTING INDUSTRI KELAPA SAWIT DIKALBAR DALAM MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT? APA SAJA PRODUK TURUNAN KELAPA SAWIT YANG KALIAN KETAHUI?
30 TERIMA KASIH
Lampiran 1. Lanjutan. Keterangan : *) sementara **) sangat sementara. Sumber : Ditjenbun dan PPKS, 2006
Lampiran. Lanjutan LUAS AREA (HA) PRODUKSI CPO (TON) PRODUKSI PKO (TON) TAHUN PR PBN PBS JUMLAH PR PBN PBS JUMLAH PR PBN PBS 990 29,338 372,246 463,093,26,677 376,950,247,56 788,506 2,42,62 75,390 249,43
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pada saat sekarang ini pertumbuhan industri sedang gencar-gencarnya,
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada saat sekarang ini pertumbuhan industri sedang gencar-gencarnya, seiring dengan pertumbuhan penduduk dunia. Industri tidak dapat dilepaskan dari penggunaan air, baik
Lebih terperinci5 GAMBARAN UMUM AGRIBISNIS KELAPA SAWIT
27 5 GAMBARAN UMUM AGRIBISNIS KELAPA SAWIT Perkembangan Luas Areal dan Produksi Kelapa Sawit Kelapa sawit merupakan tanaman penghasil minyak sawit dan inti sawit yang menjadi salah satu tanaman unggulan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sangat diunggulkan, baik di pasar dalam negeri maupun di pasar ekspor. Kelapa
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Perkebunan kelapa sawit merupakan salah satu sektor yang cukup berkembang dalam beberapa tahun terakhir. Bahkan sejak krisis ekonomi dan moneter melanda semua sektor
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. krisis tersebut adalah industri agro bisnis dan sampai akhir tahun 2010 industri agrobisnis
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Krisis moneter yang menimpa Indonesia di tahun 1998 menyebabkan terpuruknya beberapa sektor industri di Indonesia. Salah satu industri yang dapat bertahan
Lebih terperinciV. GAMBARAN UMUM PRODUK KELAPA SAWIT DAN BAHAN BAKAR BIODIESEL DARI KELAPA SAWIT
V. GAMBARAN UMUM PRODUK KELAPA SAWIT DAN BAHAN BAKAR BIODIESEL DARI KELAPA SAWIT 5.1 Produk Kelapa Sawit 5.1.1 Minyak Kelapa Sawit Minyak kelapa sawit sekarang ini sudah menjadi komoditas pertanian unggulan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Perkebunan : Ekofisiologi Kelapa Sawit. Departemen Agronomi dan Hortikultura, Faperta, IPB (tidak dipublikasikan).
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Industri Minyak Sawit dan Turunannya Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq) merupakan tanaman keras (tahunan) berasal dari Afrika yang bisa tumbuh dan berbuah hingga ketinggian
Lebih terperinciV. KEBIJAKAN, STRATEGI DAN PROGRAM
V. KEBIJAKAN, STRATEGI DAN PROGRAM A. Arah Kebijakan Jangka Panjang 2025 Peluang untuk pengembangan agribisnis kelapa sawit masih cukup terbuka bagi Indonesia, terutama karena ketersediaan sumberdaya alam/lahan,
Lebih terperinciV. GAMBARAN UMUM INDUSTRI KELAPA SAWIT INDONESIA
55 V. GAMBARAN UMUM INDUSTRI KELAPA SAWIT INDONESIA 5.1 Pemanfaatan Kelapa Sawit Kelapa sawit merupakan tanaman perkebunan yang multi guna, karena seluruh bagian tanaman tersebut dapat dimanfaatkan dalam
Lebih terperinciGambar 1.1. Perkembangan Konsumsi Minyak Nabati Dunia
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kelapa sawit telah menjadi komoditas andalan sebagai sumber devisa negara non migas, penciptaan lapangan kerja dan pelestarian lingkungan hidup. Berdasarkan informasi
Lebih terperinciPENDAPAT KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA. NOMOR 30 /KPPU Pat /X/2017 TENTANG PENILAIAN
PENDAPAT KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA NOMOR 30 /KPPU Pat /X/2017 TENTANG PENILAIAN PEMBERITAHUAN ATAS PENGAMBILALIHAN (AKUISISI) SAHAM PERUSAHAAN PT ANUGERAH PALM INDONESIA OLEH PT USAHA AGRO INDONESIA
Lebih terperinciRENCANA KEGIATAN DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN TAHUN 2018
RENCANA KEGIATAN DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN TAHUN 2018 Disampaikan pada: MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN PERTANIAN NASIONAL Jakarta, 30 Mei 2017 CAPAIAN INDIKATOR MAKRO PEMBANGUNAN PERKEBUNAN NO.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Prospek industri kelapa sawit Indonesia semakin cerah di pasar minyak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Prospek industri kelapa sawit Indonesia semakin cerah di pasar minyak nabati dunia. Prestasi yang membanggakan sebagai negara perintis budidaya kelapa sawit, Indonesia
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM. yang dibawa oleh Mauritius dari Amsterdam dan ditanam di Kebun Raya
62 BAB IV GAMBARAN UMUM A. Profil Komoditas Kelapa Sawit Kelapa sawit pertama kali diperkenalkan di Indonesia oleh pemerintah kolonial Belanda pada tahun 1848. Ketika itu ada empat bibit kelapa sawit yang
Lebih terperinciBoks 1. Dampak Pembangunan Industri Hilir Kelapa Sawit di Provinsi Riau : Preliminary Study IRIO Model
Boks 1 Dampak Pembangunan Industri Hilir Kelapa Sawit di Provinsi Riau : Preliminary Study IRIO Model I. Latar Belakang Perkembangan ekonomi Riau selama beberapa kurun waktu terakhir telah mengalami transformasi.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Ketertarikan dunia industri terhadap bahan baku proses yang bersifat biobased mengalami perkembangan pesat. Perkembangan pesat ini merujuk kepada karakteristik bahan
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN. kerja seluas-luasnya sekaligus pemerataan pembangunan. Data kontribusi sub
BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengembangan agroindustri akan berdampak pada penciptaan kesempatan kerja seluas-luasnya sekaligus pemerataan pembangunan. Data kontribusi sub sektor agroindustri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia sebagai negara agraris, memiliki kekayaan alam yang sangat beragam, baik kekayaan hayati maupun non hayati, yang apabila dikelola dengan tepat, kekayaan tersebut
Lebih terperinciPROSPEK INDUSTRI DAN SUMBER POTENSIAL MINYAK/LEMAK (INDUSTRIAL PROSPECT AND POTENCIAL SOURCES OF FAT AND OIL)
PROSPEK INDUSTRI DAN SUMBER POTENSIAL MINYAK/LEMAK (INDUSTRIAL PROSPECT AND POTENCIAL SOURCES OF FAT AND OIL) 2 nd Lecture of Fat and Oil Technology By Dr. Krishna P. Candra PS Teknologi Hasil Pertanian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pada 2020 dan berdasarkan data forecasting World Bank diperlukan lahan seluas
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Meskipun dibayangi penurunan harga sejak akhir 2012, Prospek minyak kelapa sawit mentah (CPO) diyakini masih tetap akan cerah dimasa akan datang. Menurut Direktur
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mempunyai perkebunan kelapa sawit terluas disusul Provinsi Sumatera. dan Sumatera Selatan dengan luas 1,11 juta Ha.
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Perdagangan antar negara akan menciptakan pasar yang lebih kompetitif dan mendorong pertumbuhan ekonomi ke tingkat yang lebih tinggi. Kondisi sumber daya alam Indonesia
Lebih terperinci1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan industri minyak kelapa sawit (crude palm oil CPO) di Indonesia dan Malaysia telah mampu merubah peta perminyakan nabati dunia dalam waktu singkat. Pada tahun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pra Rancangan Pabrik Pembuatan Bio Oil Dengan Bahan Baku Tandan Kosong Kelapa Sawit Melalui Proses Pirolisis Cepat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Selama ini Indonesia menggunakan BBM (Bahan Bakar Minyak) sebagai sumber daya energi primer secara dominan dalam perekonomian nasional.pada saat ini bahan bakar minyak
Lebih terperinciBoks 1. DAMPAK PENGEMBANGAN KELAPA SAWIT DI JAMBI: PENDEKATAN INPUT-OUTPUT
Boks 1. DAMPAK PENGEMBANGAN KELAPA SAWIT DI JAMBI: PENDEKATAN INPUT-OUTPUT Sektor pertanian merupakan salah satu sektor penting di Indonesia yang berperan sebagai sumber utama pangan dan pertumbuhan ekonomi.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perusahaan perusahaan besar adalah kelapa sawit. Industri kelapa sawit telah tumbuh
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Persaingan antar perusahaan semakin ketat dalam suatu industri termasuk pada agroindustri. Salah satu produk komoditi yang saat ini sangat digemari oleh perusahaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pentingnya sektor pertanian dalam perekonomian Indonesia dilihat dari aspek kontribusinya terhadap PDB, penyediaan lapangan kerja, penyediaan penganekaragaman menu makanan,
Lebih terperinciWORKSHOP (MOBILITAS PESERTA DIDIK)
WORKSHOP (MOBILITAS PESERTA DIDIK) KONSEP 1 Masyarakat Anak Pendidikan Masyarakat Pendidikan Anak Pendekatan Sektor Multisektoral Multisektoral Peserta Didik Pendidikan Peserta Didik Sektoral Diagram Venn:
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tahun
BAB I PENDAHULUAN Penelitian menjelaskan bagaimana sistem informasi manajemen rantai pasok minyak sawit mentah berbasis GIS dirancang. Pada bab ini menjelaskan tentang latar belakang penelitian, perumusan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. salah satu bagian penting dalam pembangunan pertanian serta merupakan bagian
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan sub sektor perkebunan khususnya kelapa sawit merupakan salah satu bagian penting dalam pembangunan pertanian serta merupakan bagian integral pembangunan nasional.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya setiap perusahaan memiliki rencana pengembangan. bisnis perusahaan untuk jangka waktu yang akan datang.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Business Assignment Pada dasarnya setiap perusahaan memiliki rencana pengembangan bisnis perusahaan untuk jangka waktu yang akan datang. Pengembangan bisnis ini diharapkan dapat memberikan
Lebih terperinciPENDAHULUAN. integral pembangunan nasional. Kelapa sawit merupakan salah satu komoditas
PENDAHULUAN Latar Belakang Pembangunan sub sektor perkebunan khususnya kelapa sawit merupakan salah satu bagian penting dalam pembangunan pertanian serta merupakan bagian integral pembangunan nasional.
Lebih terperinci1 PENDAHULUAN. Latar Belakang. Tabel 1 Luas lahan, produksi dan produktivitas TBS kelapa sawit tahun Tahun Luas lahan (Juta Ha)
1 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Indonesia merupakan negara penghasil kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) terbesar di dunia. Tanaman kelapa sawit merupakan salah satu komoditas perkebunan unggulan di
Lebih terperinciDisampaikan pada Annual Forum EEP Indonesia 2012 di Provinsi Riau Pekanbaru, 30-31 Oktober 2012
Disampaikan pada Annual Forum EEP Indonesia 2012 di Provinsi Riau Pekanbaru, 30-31 Oktober 2012 Oleh : Drs. Z U L H E R, MS Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Riau TERWUJUDNYA KEBUN UNTUK KESEJAHTERAAN MASYARAKAT
Lebih terperinci20% dari basket IHK, sementara untuk bahan pangan (raw food) total sekitar 23% dari basket IHK.
Working Paper 1 1 Jan-08 Mar-08 May-08 Jul-08 Sep-08 Nov-08 Jan-09 Mar-09 May-09 Jul-09 Sep-09 Nov-09 Jan-10 Mar-10 May-10 Jul-10 Sep-10 Nov-10 Jan-11 Mar-11 May-11 Jul-11 Sep-11 Nov-11 Jan-12 Mar-12 May-12
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi dalam 4 tahun terakhir yang melanda Indonesia. beberapa negara dikawasan Asia Pasifik, telah membuka kesadaran dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Krisis ekonomi dalam 4 tahun terakhir yang melanda Indonesia beberapa negara dikawasan Asia Pasifik, telah membuka kesadaran dan cakrawala baru. Sektor pertanian, khususnya
Lebih terperinciKEBIJAKAN DAN STRATEGI OPERASIONAL PENGEMBANGAN BIOINDUSTRI KELAPA NASIONAL
KEBIJAKAN DAN STRATEGI OPERASIONAL PENGEMBANGAN BIOINDUSTRI KELAPA NASIONAL Gamal Nasir Direktorat Jenderal Perkebunan PENDAHULUAN Kelapa memiliki peran strategis bagi penduduk Indonesia, karena selain
Lebih terperinci1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Minyak nabati merupakan salah satu komoditas penting dalam perdagangan minyak pangan dunia. Tahun 2008 minyak nabati menguasai pangsa 84.8% dari konsumsi minyak pangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sektor pertanian mempunyai peranan yang cukup penting dalam kegiatan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pertanian mempunyai peranan yang cukup penting dalam kegiatan perekonomian di Indonesia, hal ini dapat dilihat dari kontribusinya terhadap Produk Domestik Bruto
Lebih terperinciVI. ARAH PENGEMBANGAN PERTANIAN BEDASARKAN KESESUAIAN LAHAN
VI. ARAH PENGEMBANGAN PERTANIAN BEDASARKAN KESESUAIAN LAHAN Pada bab V telah dibahas potensi dan kesesuaian lahan untuk seluruh komoditas pertanian berdasarkan pewilayahan komoditas secara nasional (Puslitbangtanak,
Lebih terperinciPOTRET PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TENGAH (Indikator Makro)
POTRET PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TENGAH (Indikator Makro) Pusat Data dan Statistik Pendidikan - Kebudayaan Setjen, Kemendikbud Jakarta, 2015 DAFTAR ISI A. Dua Konsep Pembahasan B. Potret IPM 2013 1. Nasional
Lebih terperinciPROSPEK PEMANFAATAN OLEOKIMIA BERBASIS MINYAK SAWIT UNTUK INDUSTRI KOSMETIKA, PERSONAL CARE, CLEANING & WASHING PRODUCTS
Seminar Nasional Pemanfaatan Oleoklmia Berbasis Minyak Sawit pada Berbagai lndustn PROSPEK PEMANFAATAN OLEOKIMIA BERBASIS MINYAK SAWIT UNTUK INDUSTRI KOSMETIKA, PERSONAL CARE, CLEANING & WASHING PRODUCTS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini menguraikan beberapa hal mengenai penelitian yaitu latar belakang penelitian, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, batasan masalah dan asumsi, serta sistematika
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Sub sektor perkebunan merupakan salah satu sub sektor dari sektor
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sub sektor perkebunan merupakan salah satu sub sektor dari sektor pertanian yang dapat meningkatkan devisa negara dan menyerap tenaga kerja. Pemerintah mengutamakan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. minyak goreng, margarine, shortening, food emulsifier, coffee whitener, filled
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kelapa sawit dengan produk turunannya yaitu minyak kelapa sawit (Crude Palm Oil CPO) merupakan salah satu komoditas unggulan Indonesia karena kontribusinya terhadap perolehan
Lebih terperinci1 PENDAHULUAN. Latar Belakang
1 PENDAHULUAN Latar Belakang Pembangunan pertanian memiliki peran strategis dalam menunjang perekonomian Indonesia. Sektor pertanian berperan sebagai penyedia bahan pangan, pakan ternak, sumber bahan baku
Lebih terperinciSumber (diolah dari) ; 1. Bank Indonesia, Sipuk-Siabe (2003). 2. Departermen Perindustrian, (2007).
Lampiran 1. Diagram Pemerosesan Buah Sawit. Particle Board, Serat kertas Sabut Sawit (Palm Fibre ) Refined, Bleached and Deodorised Crude Palm oil ( RBD CPO ) Mentega (Margarine) Buah Sawit Segar ( Fresh
Lebih terperinci2015 PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PEMANFAATAN LIMBAH PADAT PERKEBUNAN KELAPA SAWIT
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia adalah negara terbesar pertama sebagai penghasil Crude Palm Oil (minyak kelapa sawit mentah) mengungguli Malaysia, Riau adalah salah satu provinsi penghasil
Lebih terperinciKEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN KEBIJAKAN FISKAL PUSAT KEBIJAKAN PENDAPATAN NEGARA
thanks KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN KEBIJAKAN FISKAL PUSAT KEBIJAKAN PENDAPATAN NEGARA GEDUNG R. M. NOTOHAMIPRODJO LANTAI 6, JALAN DR. WAHIDIN NOMOR 1, JAKARTA 10710 Telepon (021) 3840151,3842542;
Lebih terperinciPOTRET PENDIDIKAN PROVINSI SULAWESI BARAT (Indikator Makro)
POTRET PENDIDIKAN PROVINSI SULAWESI BARAT (Indikator Makro) Pusat Data dan Statistik Pendidikan - Kebudayaan Kemendikbud Jakarta, 2015 DAFTAR ISI A. Dua Konsep Pembahasan B. Potret IPM 2013 1. Nasional
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memperhatikan kelestarian sumber daya alam (Mubyarto, 1994).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Secara umum sektor pertanian dapat memperluas kesempatan kerja, pemerataan kesempatan berusaha, mendukung pembangunan daerah dan tetap memperhatikan kelestarian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kelapa sawit, berasal dari daerah tropis di Amerika Barat yang penting
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kelapa sawit, berasal dari daerah tropis di Amerika Barat yang penting sebagai suatu sumber minyak nabati. Kelapa sawit tumbuh sepanjang pantai barat Afrika dari Gambia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kemudahan ini melahirkan sisi negatif pada perkembangan komoditas pangan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Pasar bebas dipandang sebagai peluang sekaligus ancaman bagi sektor pertanian Indonesia, ditambah dengan lahirnya Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) 2015 yang diwanti-wanti
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. ekonomis pada tahun 1910 (di Pulau Raja), Asahan dan sungai Liput (dekat perbatasan Aceh).
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Sejarah perkembangan Perkebunan Kelapa Sawit di Indonesia Tanaman sawit telah diperkenalkan sejak tahun 1848, baru diusahakan dalam skala ekonomis pada tahun 1910 (di Pulau Raja),
Lebih terperinci1.1 Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Crude palm oil (CPO) merupakan produk olahan dari kelapa sawit dengan cara perebusan dan pemerasan daging buah dari kelapa sawit. Minyak kelapa sawit (CPO)
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. kelapa Indonesia mencapai 12,915 milyar butir per tahun nomor dua setelah India
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia memiliki areal tanaman kelapa terluas di dunia, yaitu mencapai 3,7 juta hektar atau sekitar 31,4% luas areal tanaman kelapa dunia. Produksi kelapa Indonesia mencapai
Lebih terperinciBAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN. PT Dinamika Cipta Sentosa berdiri sejak Tahun 1993, bidang usaha yang dijalani oleh
BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN III.1 Objek penelitian III. 1.1 Sejarah Singkat PT Dinamika Cipta Sentosa berdiri sejak Tahun 1993, bidang usaha yang dijalani oleh perusahaan adalah dalam bidang perkebunan
Lebih terperinciTINJAUAN EKONOMI INDUSTRI HILIR SAWIT
Sumber: http://www.dardanell.com/images/palm-oil.jpg TINJAUAN EKONOMI INDUSTRI HILIR SAWIT Eko Listiyanto INDEF (Institute for Development of Economics and Finance) Disampaikan dalam Seminar Nasional Peluang
Lebih terperinciPABRIK BIODIESEL dari RBD (REFINED BLEACHED DEODORIZED) STEARIN DENGAN PROSES TRANSESTERIFIKASI
SIDANG TUGAS AKHIR 2012 PABRIK BIODIESEL dari RBD (REFINED BLEACHED DEODORIZED) STEARIN DENGAN PROSES TRANSESTERIFIKASI Disusun oleh : Herdiani Fitri Ningtias (2309 030 059) Dwi Purnama Wulandari (2309
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Komoditas kelapa sawit merupakan komoditas penting di Malaysia
1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Komoditas kelapa sawit merupakan komoditas penting di Malaysia sehingga industri kelapa sawit diusahakan secara besar-besaran. Pesatnya perkembangan industri kelapa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I-1
BAB I PENDAHULUAN I.1. Sejarah Perusahaan PT. Batara Elok Semesta Terpadu merupakan salah satu perusahaan di Gresik yang bergerak di bidang pengolahan dan pemasaran minyak goreng kelapa sawit. Perusahaan
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG
BAB I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Agroindustri kelapa sawit di Indonesia mengalami perkembangan yang cukup signifikan. Cerahnya prospek komoditi minyak sawit dalam perdagangan minyak nabati di dunia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN Bab ini terdiri dari latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, batasan masalah penelitian, dan sistematika penulisan laporan dari penelitian yang dilakukan. 1. 1
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut data yang dikeluarkan oleh Direktorat Jendral Perkebunan tahun 2008 di Indonesia terdapat seluas 7.125.331 hektar perkebunan kelapa sawit, lebih dari separuhnya
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kelapa sawit merupakan tanaman dengan banyak manfaat. Tanaman ini menjadi bahan baku dalam industri penghasil minyak masak, minyak industri, maupun bahan bakar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sawit, serta banyak digunakan untuk konsumsi makanan maupun non-makanan.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Minyak kelapa sawit merupakan minyak nabati yang berasal dari buah kelapa sawit, serta banyak digunakan untuk konsumsi makanan maupun non-makanan. Minyak
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kelapa sawit dapat berbuah setelah berusia 3-4 tahun dengan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kelapa Sawit Kelapa Sawit (Elaeis guinenensis) merupakan tanaman perenial (berumur panjang), dapat berproduksi hingga usia 30 tahun. Bibit kelapa sawit diperoleh dengan pembibitan
Lebih terperinciVIII. PROSPEK PERMINTAAN PRODUK IKAN
185 VIII. PROSPEK PERMINTAAN PRODUK IKAN Ketersediaan produk perikanan secara berkelanjutan sangat diperlukan dalam usaha mendukung ketahanan pangan. Ketersediaan yang dimaksud adalah kondisi tersedianya
Lebih terperinciINDUSTRI PERKEBUNAN KELAPA SAWIT INDONESIA In House Training Profil Bisnis Industri Kelapa Sawit Indonesia Medan, 30-31 Mei 2011
INDUSTRI PERKEBUNAN KELAPA SAWIT INDONESIA In House Training Profil Bisnis Industri Kelapa Sawit Indonesia Medan, 30-31 Mei 2011 Ignatius Ery Kurniawan PT. MITRA MEDIA NUSANTARA 2011 KEMENTERIAN KEUANGAN
Lebih terperinciProfil Keaksaraan: Hasil Sensus Penduduk 2010
Profil Keaksaraan: Hasil Sensus Penduduk 2010 Razali Ritonga, MA razali@bps.go.id Direktur Statistik Kependudukan dan Ketenagakerjaan Badan Pusat Statistik 15 SEPTEMBER 2012 1 PENGANTAR SENSUS: Perintah
Lebih terperinciMetodologi Pemeringkatan Perusahaan Kelapa Sawit
Fitur Pemeringkatan ICRA Indonesia April 2015 Metodologi Pemeringkatan Perusahaan Kelapa Sawit Pendahuluan Sektor perkebunan terutama kelapa sawit memiliki peran penting bagi perekonomian Indonesia karena
Lebih terperinciDr. Unggul Priyanto Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi
Dr. Unggul Priyanto Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi 1 Pendahuluan Energi Primer Kelistrikan 3 Energy Resources Proven Reserve Coal 21,131.84 million tons Oil Natural Gas (as of 2010) 3,70
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sawit nasional karena kelapa sawit merupakan salah satu komoditas unggulan di Indonesia dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kelapa sawit merupakan salah satu tanaman penghasil minyak nabati yang saat ini sedang marak dikembangkan di Indonesia. Pemerintah terus mendorong pertumbuhan
Lebih terperinciPOTENSI PENGEMBANGAN INDUSTRI KELAPA SAWIT 1
POTENSI PENGEMBANGAN INDUSTRI KELAPA SAWIT 1 Prof. Dr. Almasdi Syahza, SE., MP 2 Peneliti dan Pengamat Ekonomi Pedesaan Lembaga Penelitian Universitas Riau Email: asyahza@yahoo.co.id Blog: http://almasdi.staff.unri.ac.id
Lebih terperinciAKSES PELAYANAN KESEHATAN. Website:
AKSES PELAYANAN KESEHATAN Tujuan Mengetahui akses pelayanan kesehatan terdekat oleh rumah tangga dilihat dari : 1. Keberadaan fasilitas kesehatan 2. Moda transportasi 3. Waktu tempuh 4. Biaya transportasi
Lebih terperinciKEMENTERIAN PERTANIAN
Republik Indonesia SOSIALISASI PEDOMAN PENYUSUNAN RAD-GRK SEKTOR PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN Disampaikan dalam Sosialisasi Penyusunan RAD-GRK Balikpapan, 28-29 Februari 2012 KOMITMEN PEMERINTAH INDONESIA
Lebih terperinciSAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN Pada Kunjungan Kerja ke PT. Wilmar Nabati Indonesia Gresik, 17 April 2015
SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN Pada Kunjungan Kerja ke PT. Wilmar Nabati Indonesia Gresik, 17 April 2015 Bismillahirrohmanirrahim Yth.Pimpinan dan Karyawan PT. Wilmar Nabati Indonesia Yth. Pejabat Pemerintah
Lebih terperinciPOTENSI PENGEMBANGAN INDUSTRI KELAPA SAWIT 1 Oleh: Almasdi Syahza Peneliti dan Pengamat Ekonomi Pedesaan Lembaga Penelitian Universitas Riau
POTENSI PENGEMBANGAN INDUSTRI KELAPA SAWIT 1 Oleh: Almasdi Syahza Peneliti dan Pengamat Ekonomi Pedesaan Lembaga Penelitian Universitas Riau A. Kemampuan Daya Dukung Wilayah (DDW) Terhadap Pengembangan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Indonesia dikenal sebagai penghasil produk-produk hulu pertanian yang mencakup sektor perkebunan, hortikultura dan perikanan. Potensi alam di Indonesia memungkinkan pengembangan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. kebutuhan akan minyak nabati dalam negeri. Kontribusi ekspor di sektor ini pada
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Komoditas kelapa sawit merupakan salah satu komoditas yang penting di Indonesia, baik dilihat dari devisa yang dihasilkan maupun bagi pemenuhan kebutuhan akan minyak
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Komoditas kelapa sawit merupakan salah satu komoditas yang penting di
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Komoditas kelapa sawit merupakan salah satu komoditas yang penting di Indonesia, baik dilihat dari devisa yang dihasilkan maupun bagi pemenuhan kebutuhan akan minyak
Lebih terperinciEVIDENCE KAMPANYE GIZI SEIMBANG MEMASUKI 1000 HPK ( SDT- SKMI 2014)
EVIDENCE KAMPANYE GIZI SEIMBANG MEMASUKI 1000 HPK ( SDT- SKMI 2014) P R A W I D Y A K A R Y A P A N G A N D A N G I Z I B I D A N G 1 : P E N I N G K A T A N G I Z I M A S Y A R A K A T R I S E T P E N
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pengembangan, yaitu : konsep pengembangan wilayah berdasarkan Daerah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di dalam pengembangan suatu wilayah, terdapat beberapa konsep pengembangan, yaitu : konsep pengembangan wilayah berdasarkan Daerah Aliran Sungai (DAS), konsep pengembangan
Lebih terperinci1 PENDAHULUAN Latar Belakang
1 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Indonesia merupakan negara produsen dan pengekspor terbesar minyak kelapa sawit di dunia. Kelapa sawit merupakan komoditas perkebunan yang memiliki peran penting bagi perekonomian
Lebih terperinciRENCANA PENGEMBANGAN PETERNAKAN PADA SISTEM INTEGRASI SAWIT-SAPI DI KALIMANTAN SELATAN
RENCANA PENGEMBANGAN PETERNAKAN PADA SISTEM INTEGRASI SAWIT-SAPI DI KALIMANTAN SELATAN MASKAMIAN Dinas Peternakan Provinsi Kalimantan Selatan Jl. Jenderal Sudirman No 7 Banjarbaru ABSTRAK Permintaan pasar
Lebih terperinciSTATISTIK KETAHANAN PANGAN TAHUN 2013
STATISTIK KETAHANAN PANGAN TAHUN 2013 BADAN KETAHANAN PANGAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2014 1 I. Aspek Ketersediaan dan Kerawanan Pangan Perkembangan Produksi Komoditas Pangan Penting Tahun 2009 2013 Komoditas
Lebih terperinciTinjauan Pasar Minyak Goreng
(Rp/kg) (US$/ton) Edisi : 01/MGR/01/2011 Tinjauan Pasar Minyak Goreng Informasi Utama : Tingkat harga minyak goreng curah dalam negeri pada bulan Januari 2011 mengalami peningkatan sebesar 1.3% dibandingkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ditanam di hampir seluruh wilayah Indonesia. Bagian utama dari kelapa sawit yang diolah adalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pertanian dan perkebunan merupakan sektor utama yang membuat perekonomian di Indonesia semakin tumbuh pesat. Salah satu sektor agro industri yang cenderung
Lebih terperinciVI. PENINGKATAN MUTU PRODUK KOMODITAS BERBASIS KELAPA SAWIT
VI. PENINGKATAN MUTU PRODUK KOMODITAS BERBASIS KELAPA SAWIT QFD (Quality Function Deployment) adalah suatu alat untuk membuat pelaksanaan TQM (Total Quality Management) menjadi efektif untuk mentranslasikan
Lebih terperinciPOTRET PENDIDIKAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU (Indikator Makro)
POTRET PENDIDIKAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU (Indikator Makro) Pusat Data dan Statistik Pendidikan - Kebudayaan Setjen, Kemendikbud Jakarta, 2015 DAFTAR ISI A. Dua Konsep Pembahasan B. Potret IPM 2013 1.
Lebih terperinciPERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN APRIL 2016
PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN APRIL A. PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI No. 24/05/63/Th.XIX, 2 Mei NILAI TUKAR PETANI (NTP) BULAN APRIL TURUN 0,14 PERSEN Pada NTP Kalimantan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Permintaan produk peternakan terus meningkat sebagai konsekuensi. adanya peningkatan jumlah penduduk, bertambahnya proporsi penduduk
13 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permintaan produk peternakan terus meningkat sebagai konsekuensi adanya peningkatan jumlah penduduk, bertambahnya proporsi penduduk perkotaan, pendidikan dan pengetahuan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan salah satu tulang punggung perekonomian
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor pertanian merupakan salah satu tulang punggung perekonomian Indonesia. Hal ini terlihat dari peran sektor pertanian tersebut dalam perekonomian nasional sebagaimana
Lebih terperinciPOTENSI PEMBANGUNAN INDUSTRI HILIR KELAPA SAWIT DI DAERAH RIAU
1 POTENSI PEMBANGUNAN INDUSTRI HILIR KELAPA SAWIT DI DAERAH RIAU Oleh: Almasdi Syahza 1 Pusat Pengkajian Koperasi dan Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Universitas Riau Email: asyahza@yahoo.co.id: syahza@telkom.net
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pemasaran minyak goreng dengan bahan dasar kopra dan kelapa sawit. Pabrik ini telah
BAB I PENDAHULUAN I.1. Sejarah Perusahaan PT. Sari Mas Permai adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang pengolahan dan pemasaran minyak goreng dengan bahan dasar kopra dan kelapa sawit. Pabrik ini telah
Lebih terperinciKesehatan Lingkungan. Website:
Kesehatan Lingkungan Tujuan Menyediakan informasi: 1. Air (keperluan RT dan minum) 2. Sanitasi 3. Perumahan Air Keperluan Ruta dan Air Minum 1) Sumber 2) Rerata pemakaian air 3) Jarak ke penampungan tinja
Lebih terperinciPELUANG DAN PROSPEK BISNIS KELAPA SAWIT DI INDONESIA
PELUANG DAN PROSPEK BISNIS KELAPA SAWIT DI INDONESIA MUFID NURDIANSYAH (10.12.5170) LINGKUNGAN BISNIS ABSTRACT Prospek bisnis perkebunan kelapa sawit sangat terbuka lebar. Sebab, kelapa sawit adalah komoditas
Lebih terperinciKAJIAN PENGEMBANGAN KONTRAK BERJANGKA CPO
KAJIAN PENGEMBANGAN KONTRAK BERJANGKA CPO Widiastuti *) Kepala Bagian Pengembangan Pasar, BAPPEBTI Pengantar redaksi: Tahun 2010, lalu, Biro Analisa Pasar, Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi
Lebih terperinciPERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN SEPTEMBER 2016
PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN SEPTEMBER 2016 A. PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI NILAI TUKAR PETANI (NTP) BULAN SEPTEMBER 2016 NAIK 0,66 PERSEN No. 54/10/63/Th.XIX, 3 Oktober
Lebih terperinciPERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN MEI 2016
PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN MEI A. PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI No. 31/06/63/Th.XIX, 1 Juni NILAI TUKAR PETANI (NTP) BULAN MEI TURUN 0,33 PERSEN Pada NTP Kalimantan
Lebih terperinciDisampaikan dalam acara Focus Working Group 2017 Gabungan Perusahaan Ekspor Indonesia Jakarta, 18 Mei 2017
Dampak Penerapan PP No. 71/2014 PP No. 57/2017 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan Ekosistem Gambut terhadap Kinerja Sektor Industri (Pulp/Kertas dan Sawit) Disampaikan dalam acara Focus Working Group
Lebih terperinci