BAB III PANDANGAN WARGA JEMAAT TERHADAP PENDETA YANG BERSUAMIKAN PELAUT DI KLASIS INBAR JAKARTA.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III PANDANGAN WARGA JEMAAT TERHADAP PENDETA YANG BERSUAMIKAN PELAUT DI KLASIS INBAR JAKARTA."

Transkripsi

1 BAB III PANDANGAN WARGA JEMAAT TERHADAP PENDETA YANG BERSUAMIKAN PELAUT DI KLASIS INBAR JAKARTA. III.1 Sekilas Tentang Jemaat-Jemaat GMIST Jakarta merupakan kota yang ramai dan mempunyai pola kehidupan yang beraneka ragam budaya.menghargai serta toleransi antara satu dengan yang lain adalah kunci untuk hidup di Jakarta. Latar belakang kehidupan Jemaat GMIST sangat beraneka ragam, namundidominasi oleh etnis yang berasal dari kepulauan Sangihe. Dimana 70% warga jemaat GMIST kebanyakan berasal dari kepulauan Sangihe, sisanya Jawa,Batak, Manado, dll dengan latar belakang pekerjaan terbanyak adalah pekerja kantoran/karyawan,selain ituada juga yang bekerja sebagai, pelaut, guru, dokter, dll. Dengan melihat keadaan tersebut jemaat mempunyai latar belakang yang berbeda satu sama lainnya.wilayah pelayanan GMIST INBAR Jakarta terbagi dalam 11wilayah, diantaranya jemaat-jemaatdalam lingkup GMISTInbar: Bait Allah (Cempaka Putih), Betlehem (Tj Priok), Depok, Ebenhaezer (Tangerang), Filadelphia, Galilea (Tj Priok),Mahanaim (Tj Priok), Nazareth (Tj Priok), Sisaremase, Torsina, Zaitun (Kramat Raya). 1 Sejarah berdirinya GMIST Inbar, yaitu berdiri pada tanggal 25 Mei 1947, di Jalan Gang Areng, Jakarta Pusat, dalam pertemuan merayakan penyerahan gereja dari Het Sangi en Talaut Comite kepada pimpinan pribumi di Tahuna, masyarakat awam Sangihe Talaud di Jakarta membentuk suatu persekutuan yang dinamaigereja 1 Buku Sejarah berdirinya GMIST (inventaris gereja),1 26

2 Masehi Injili Taloda (GMST).Gereja yang tidak mempunyai pendeta ini, diketuai oleh A. D. Kansil. Pelayanan gerejaninya dilakukan oleh Pdt. Takaleluman dari Gereja Kristen Pasundan & Pdt. Mohede, pendeta tentara dari Bogor. Segera GMST ini menulis surat ke Pdt. J. Salawati, Ketua Sinode GMIST di Tahuna, memohon bergabung dengan GMIST. Permohonan ini baru dikabulkan pada Sidang Sinode Lengkap GMIST ke dua pada 24 Juli 1948 di Ulu Siau. Tata Dasar GMIST direvisi dengan menambahkan pasal: Jemaat diluar kepulauan Sangihe Talaud yang dinamakan jemaat luar biasa selaku satu Klassis. Demikianlah GMST diubah menjadi GMIST Klasis Luar Biasa, dan pada akhirnya di tahun 1948 berkantor dijalan Kramat Raya65.Pemerintah Belanda, melalui Zendeling Consulaat, tanggal 5 Februari 1949, mengakui keberadaan GMIST Klasis Luar Bias itu. Ketika ketua klasis dipegang oleh Pdt. Ds. L. J. Janis (yang merangkap sebagai pendeta GKP), pemerintah Belanda meminta GMIST melayani tentara KNIL asal Sangihe Talaud di Cimahi. 2 Terbentuklah Jemaat GMIST Bandung dan pada tahun 50-an dan 60-an merupakan tahun penuh pergumulan. Pada tanggal 26 Mei 1958, Pdt. G. Horoni sebagai Ketua Klasis Istimewa, memutuskan membentuk Jemaat GMIST Tanjung Priok, yang kemudian bernama Jemaat Mahanaim. Gedung Kramat Raya 65 menjadi salah satu pusat partai Parkindo, dimana anggota jemaat ikut dalam kampanye Pemilihan Umum. Pada 1960 Ketua Sinode Pdt. P. Lantemona mengubah nama Klasis Istimewa menjadi Klasis Jawa Barat Jakarta. GMIST mendapat pendeta penuh waktu yaitu Pdt. G. Horoni, Pdt. E. Barakati dan Pdt. Kaumbur. 2 Buletin GMIST

3 Tahun 1963 GMIST ikut mensukseskan GANEFO dalam paduan suara bersama gereja gereja di Jakarta. Tahun 1965, ditengah pergolakan G30-S PKI, anggota majelis dilengkapi identitas berupa kartu anggota, demi melindunginya dari aksi culik menculik. Dalam periode ini terjadi beberapa skisma. Di GMIST Bandung terbentuk Jemaat Sangihe Talaud yang bernaung di bawah Gereja Kristen Pasundan. Di GMIST Jakarta terbentuk Jemaat GMIST Merdeka. Namun kedua jemaat itu hilang ditelan masa. Hanya satu skisma yang berubah menjadi pengembangan, yakni jemaat Jakarta yang terpecah menjadi Jemaat Kramat 65 (kemudian menjadi GMIST Bait Allah) dan Jemaat Aula SMA PSKD (kemudian menjadi GMIST Zaitun). Daripada itu di Surabaya terbentuk jemaat baru yaitu GMIST Jemaat Torsina. Tahun 70an dan 80an, merupakan tahun konsolidasi. Nama GMIST Klasis Jawa Barat Jakarta diubah menjadi GMIST Resort D. nama ini pun kemudian diubah menjadi GMIST Resort Inbar. 3 Kantor Resort dari Kramat Raya 65 dipindahkan ke Jalan Enggano 52, kemudian ke Jalan Cempaka Putih II/29. Dengan datangnya Pdt. E. J. Salamate STh dari Sangihe Talaud, administrasi GMIST mulai dirapikan. Majelis gereja dibagi menjadi Penatua dan Syamast. Ada program kerja, ada Rapat Rutin berupa sidang antar jemaat yang kemudian bernama Sidang Resort. Pdt. E. J. Salamate STh diangkat menjadi Ketua Resort Inbar kemudian Pdt. S. P. Mangempuge STh dan kembali ke Pdt. G. Horoni. GMIST pun berkembang, jemaat jemaat baru mulai terbentuk, di Tanjung Priok terbentuk Jemaat Nazareth, Betlehem dan Galilea, di Depok, Jemaat Depok, di Surabaya jemaat Mesias dan Ikhtus, di Medan Jemaat 3 Ibid,..4 28

4 Filadelfia. Tahun 90an dan 2000an merupakan tahun pembangunan. Dalam periode ini terbentu 3 jemaat baru yaitu: Sisaremase Makasar, Ebenhaezer Tangerang dan Dioskuri Batam. Beberapa jemaat membangun gedung gereja dengan keramik, melengkapinya dengan AC dan mengadakan kendaraan untuk pelayanan. Semua jemaat telah mempunyai Pastori hanya kantor Resort yang belum terbangun. Di bawah kepemimpinan Pdt. G. Horoni kantor GMIST Resort Inbar dipindahkan lagi ke Jalan Enggano 52 Tanjung Priok. Kemudian pimpinan Resort Pdt. G. Horoni diganti ke Pdt. J. Talimbekas. Ketika Pdt. J. Talimbekas sakit, maka ia diganti oleh Pnt. M. Manumpil dan diselesaikan masa periode kerjanya oleh Pdt. G. D. Bawengan MTh, sebagai Pejabat Sementara Ketua Resort.Dalam kepemimpinan Pdt. Jelds Panggulu, sertifikat tanah Mahanaim dan Betlehem berhasil diperoleh. Kini kepemimpinan GMIST Resort Inbar dipegang oleh Pdt. G. D. Bawengan dengan Sekretaris, Pdt. A. I. Lantemona Salendah, S.Th, kantor GMIST Resort Inbar dilaksanakan pembangunannya.sehingga berdirilah gereja GMIST Inbar hingga saat ini menjadi 10 wilayah. III.2 Tugas Pelayanan Pendeta GMIST Inbar Sebagai seorang pendeta GMIST yang di mana penempatan setiap 5 tahunnyaakan mengalami mutasi atau perputaran pindah gereja dan jemaat juga agak sulit dialami oleh sebagian dari para pendeta. 4 Diantaranya harus mengalami adaptasi dengan jemaat baru dan adaptasi dengan lingkungan tempat tinggal yang baru.rata-rata pendeta yang bersuamikan pelaut sudah melayani kurang lebih tahun sebagai seorang pendeta perempuan.sebagai seorang pelayan dan 4 Tata cara dan pelayanan GMIST (inventaris gereja),5 29

5 pengerja Allah, pekerjaan sesulit apapun harus dilakukan karena sudah menjadi tanggung jawab dari Allah sendiri kepada para pengerjanya untuk memberitakan injil.para pendeta ini merasa sangat sukacita diberikan tanggung jawab untuk memimpin gereja Allah. Di setiap gereja satu dengan gereja yang lain sering mengalami suatu masalah dan setiap gereja mempunyai masalahnya masing-masing baik dari luar ataupun dari dalam. 5Umur pendeta yang melayani di GMIST Inbar rata-rata berumur 40 tahun, ialah mereka yang bersuamikan pelaut. Dan rata-rata usia pernikahan mereka tahun. Mereka merasa pada waktu menikah dengan seorang pelaut ada konsekuensi yang harus mereka terima dan itu menjadi suatu pergumulan bagi mereka. Rasa cemas, khawatir, keragu-raguan, kewaspadaan dan lain sebagainya menurut mereka rasa seperti itu kerap kali ada di dalam pikiran mereka. Jarak dan waktu membuat mereka kesulitan dalam berkomunikasi, padahal menurut mereka komunikasi antara pasangan sangatlah penting menunjang kehidupan keluarga.tetapi keraguraguan tersebut dapat mereka atasi sejalan dengan iman yang menjadi kekuatan mereka.iman yang menguatkan antara suami dengan istri sehingga istri bisa menjadi kepala keluarga pada saat suami menjalankan tugasnya. Terkadang mereka juga sering merasakan suatu kesedihan pada saat ditinggal suami takala sedang sakit atau membutuhkan seorang untuk sharing, tetapi karena Firman Tuhan lebih kuat untuk menghibur maka salah satu cara yang sering dilakukan adalah hanya berdoa dan berharap di mana Tuhan akan melakukan sesuatu yang terbaik bagi kehidupan keluarga. 5 Hasil wawancara dari sekertaris sinode(12 jan13) 30

6 Membahas mengenai pelayanan gereja, GMIST mempunyai 10wilayah yang tersebar di Jakarta dan setiap gereja masing-masing mempunyai pengerja atau pelayan masing-masing. Berikut ini penulis mencatat beberapa nama pengerja atau pelayan yang telah melayani di GMIST Inbar, di antaranya :Jelds Panggulu, Ny Salamate Yoseph, Ny. Hanock Kansil, Ny. Pulisir Schlwick, Ny Manumpil Gunena, Ny. Misa Awaeh, Glorius Dtr. Bawengan, Ny. Mezakh Dalegi, Ny. Lantemona Salenda, Welman Boba, Merry Makangiras, Sonny Dandel.Sedangkan pengerja di resort ada beberapa pengerja yang melayani, diantaranya : Glorius Dtr. Bawengan (Ketua), Penius Tingkue (Wakil Ketua), Ny. Lantemona Salenda (Sekretaris), W. Ch. Harman (Bendahara). Sedangkan anggotanya adalah :Ny. Mezakh Dalegi, Ny. Misa Awaeh, Ny. Mozes Mule, David Taga, Pritmon Tondolambung. Di dalam pelayanannya pendeta dibantu oleh para mejelis, diaken, aktifis gereja serta seluruh warga jemaat. Menurut tata gereja GMIST, adapun tugas-tugas dari pendeta GMIST Inbar adalah : 1. Yang dimaksud dengan penghentar Jemaat dalam peraturan ini ialah dua pejabat sebagaimana dimaksud dalam Tata Dasar Gereja Masehi Injili Sangihe Talaude BAB IX pasal 24 ayat (1) a dan ayat (1) b; yakni Pendeta dan Guru Jemaat 2. Kedua Pejabat yang disebutkan pada ayat (1) di atas adalah pelayan Gereja yang mempunyai tugas dan ruang lingkup kerja masing-masing namun terpadu dan terjalin dalam satu kesatuan pelayanan sesuai panggilan masing-masing. Artinya seorang pendeta GMIST yang sudah diangkat atau ditabiskan menjadi seorang pendeta diberikan tugas di dalam satu lingkup gereja, tetapi juga diberi tugas untuk 31

7 melayani gereja lingkup lain, misalnya pada saat tukar mimbar minggu atau memberikan ceramah pada gereja lingkup lain. 3. Berdasarkan pentahbisan dan ikrar pelayanannya maka setiap Penghentar Jemaat terikat dan berkewajiban untuk mentaati semua ketentuan dan peraturan yang dikeluarkan oleh gereja. 6 II. 1 Pendeta dan tugasnya di Lingkungan GMIST: 1. Pendeta ialah mereka yang diangkat dan diteguhkan dalam jabatan tersebut dengan suatu Surat Keputusan Badan Pekerja Sinode Gereja Masehi Injili Sangihe Talaud. Artinya menjadi seorang pendeta telah melaui proses sidone GMIST. Sinode yang menentukan di mana pendeta akan menjalani pelayannnya. 2. Pengangkatan Pendeta sebagaimana tersebut pada ayat (1) pasal 2 di atas dilaksanakan dengan memperhatikan permohonan dari yang bersangkutan, surat keterangan lulus dari pendidikan Teologia yang diakui oleh Gereja Masehi Injili Sangihe Talaud, riwayat hidup dan surat-surat lain sesuai ketentuan Badan pekerja Sinode Gereja Masehi Injili Sangihe Talaude. Menjadi seorang pendeta, sebelumnya melalui pendidikan teologia, menjalani pendidikan di teologia yang telah direkomendasikan oleh sinode. II.2 Penggolongan Pendeta Sesuai ruang lingkup pelayanan dan tugasnya maka dalam Gereja Masehi InjilSangihe Talaud terdapat: 6 Peraturan Tata Gereja tahun 1983,140 32

8 a. Pendeta Jemaat b. Pendeta Wilayah c. Pendeta Khusus 2. Selain itu terdapat juga Pendeta yang Emiritus (dipensiunkan atau diberhentikan dengan terhormat) II.3 Kewajiban dan tugas pendeta: 1. Karena jabatannya menjadi anggota Majelis jemaat dan ketua jemaat 2. Berkewajiban untuk mengadakan penggembalaan dan perkunjungan rumah tangga secara terencana dan teratur 3. Melaksanakan tugas pembinaan warga jemaat dalam lingkungannya serta tugas pendidikan agama Kristen 4. Melaksanakan dan menggiatkan tugas pekabaran injil 5. Berkewajiban membela ajaran gereja dan melaksanakan tugas apologia 6. Pendeta jemaat mempunyai keharusan untuk melayani ibadah-ibadah sehubungan dengan antara lain:sakramen yaitu Babtisan Kudus dan Perjamuan Kudus, Melaksanakan pemberkatan/peneguhan nikah, Meneguhkan Sidi Jemaat, Meneguhkan anggota majelis jemaat. II.4 Ketentuan bagi pendeta wilayah 1. Pendeta wilayah yang dimaksud dalam peraturan ini ialah Pendeta yang diberi tugas untuk melayani dan bertanggung jawab terhadap beberapa jemaatkarena belum mempunyai pendeta jemaatnya 33

9 2. Seorang pendeta wilayah dapat menjadi ketua jemaat di salah satu jemaat dalam wilayah pelayanannya. II.5 Tugas dan tanggung jawab pendeta wilayah 1. Seorang pendeta wilayah karena jabatannya bertugas dan bertanggung jawab untuk menjadi pembimbing dan memberi pengarahan kepada majelis jemaat dalam wilayah pelayanannya. 2. Menjadi koordinator dalam tugas pembinaan warga gereja di wilayahnya 3. Melaksanakan pelayanan sakramen-sakramen, penuguhan-peneguhan dalam jabatan dan lainnya 4. Menyelesaikan masalah / persoalan yang terjadi dalam jemaat-jemaat sepanjang persoalan itu tidak dapat diselesaikan oleh majelis jemaat setempat 5. Menyampaikan persoalan yang tak dapat diatasi di jemaat-jemaat baik kepada pengurus resort maupun kepada badan pekerja sinode 6. Wajib menyusun program kerja dalam melaksanakan tugas pelayanan di wilayahnya. 7. Wajib menyampaikan laporan kerja kepada pengurus harian resort 8. Menertipkan dan memberikan pembinaan/petunjuk tentang administrasi jemaat 9. Bersama majelis jemaat/badan pekerja harian jemaat berusaha untuk mengelola serta meningkatkan kemampuan jemaat baik daya maupun dana dan memelihara milik jemaat. 34

10 10. Dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya pendeta wilayah bertanggung jawab kepada badan pengurus harian resort. 11. Mengusulkan pengangkatan dan pemberhentian penghentar jemaat dalam wilayahnya. 12. Di bidang keuangan dan usaha, pendeta wilayah adalah Pembina sekaligus melaksanakan tugas pengawasan keuangan. 13. Pendeta wilayah dapat menentukan boleh tidaknya seseorang yang bukan anggota majelis jemaat dapat memimpin ibadah dalam jemaat sewilayahnya setelah diadakan penelitian. II. 6 Ketentuan bagi pendeta khusus 1. Yang dimaksud dengan pendeta khusus dalam peraturan ini ialah: a. Pendeta yang ditetapkan memegang suatu jabatan struktural baik ditingkat sinode maupun resort atau yang bertugas di lembaga gerejawi lainnya. b. Pendeta yang bertugas sebagai pegawai negeri sipil atau dibidang militer c. Pendeta yang bertugas sebagai tenaga utusan gerejawi. 2. Karena tugas dan jabatannya maka dengan sendirinya pendeta khusus tidak diperkenankan memegang jabatan rangkap. 3. Pengecualian dari pada yang disebut dalam ayat (2) pasal ini berlaku atas pertimbangan persetujuan badan pekerja lengkap sinode demi kepentingan pelayanan. 35

11 II. 7 Ketentuan bagi pendeta wanita 1. Pendeta wanita yang telah menikah dapat meminta atau diberhentikan dari jabatannya apabila demi kepentingan rumah tangga atau karena alasan lain ia tidak dapat lagi melaksanakan tugasnya. 2. Dalam hal pendeta wanita mengikuti suami ketempat lain di luar wilayah pelayanan Gereja Masehi Injili Sangihe Talaude maka yang bersangkutan tidak berhak mendapat mutasi dan dengan sendirinya ia diberhentikan dengan hormat. 3. Seorang pedeta wanita berdasarkan surat keterangan dokter/bidan berhak mendapat cuti hamilnifas selama 3 (tiga) bulan. III.3 Jumlah Jemaat Jumlah gereja atau jemaat GMIST ada 335 jemaat, sedangkan jumlah anggota jemaatnya ada jiwa dan jumlah keseluruhan pengerja ada 253 orang di seluruh GMIST di Indonesia. Sejalan dengan berkembangnya iman kepercayaan kepada Tuhan Yesus,maka gereja GMIST lambat tahun semakin berkembang mengikuti perkembangan yang ada sehingga pemberitaan Tuhan makin hari makin bertumbuh. III.4 Pandangan warga Jemaat Terhadap Pendeta Yang Bersuamikan Pelaut Pertama, jemaat pada umumnya berpendapat bahwa sebaiknya partner dari seorang pendeta adalah suami yang dapat bersama-sama melayani jemaat dan ambil bagian dalam tugas pelayanan sebagai seorang partner pendeta. Sehingga dapat memberikan masukan dan saran bagi pendeta, sehingga pendeta mempunyai 36

12 seorang pendamping di dalam melayani tugas dan panggilannya. Mengingat tugas dan pekerjaan sebagai seorang pendeta cukup banyak menyita waktu. Apabila di damping akan merasa nyaman ada seseorang di sampingnya. Tetapi hal tersebut tidaklah menjadi suatu masalah bagi jemaat juga bagi pendeta di dalam menjalankan tugas pelayanannya. Cara pandang jemaat GMIST Inbar Jakarta sudah cukup maju, sehingga pemikiran negatif mengenai pekerjaan sebagai seorang pelaut tidak menjadi suatu masalah. Pekerjaan sebagai seorang pelaut sudah biasa didengar dan dilihat oleh jemaat. Sehingga bukan hal yang tabu dan janggal bagi jemaat GMIST Inbar. Kedua, jemaat menilai bahwa sebagai seorang pendeta perempuan yang bertugas sebagai ibu, merangkap sebagai kepala keluarga bilamana suaminya bekerja itu adalah suatu tugas yang berat terlebih melayani jemaat. Di sini jemaat menilai bahwa perlu keteladanan yang lebih dalam mendidik keluarga atau anakanak tanpa didampingi oleh suami. Di mana setiap pendeta yang bersuamikan pelaut masing-masing dikaruniai oleh Tuhan anak-anak.ada yang mempunyai dua orang dan ada yang mempunyai tiga orang anak.mereka merasa bersyukur kepada Tuhan karena dipercayakan oleh Tuhan untuk menjadi orangtua bagi anak-anak mereka.ada sebuah tanggung jawab yang harus dilakukan pada saat Tuhan percayakan menjadi orangtua.tanggung jawab baik material terlebih spiritual.sebagai orangtua mereka bukan hanya berhak untuk memberikan kebutuhan sandang, pangan dan papan saja. Ada yang lebih berarti dari pada kebutuhan material yaitu kebutuhan spiritualitas atau kerohanian bagi 37

13 pertumbuhan iman anak-anak. 7 Tanpa adanya pertumbuhan iman yang ditanamkan oleh orangtua bagi anak-anak, maka anak-anak akan sangat mudah terpengaruh oleh pergaulan bebas, pergaulan yang dapat merusak iman dan kepribadian anakanak. 8 Sebagai seorang istri dan sekaligus merangkap sebagai kepala keluarga, maka para pendeta ini mempunyai tanggung jawab yang cukup berat mereka pikul, belum lagi ditambah tugas dan tanggung jawab sebagai seorang pengerja Allah di mana para pendeta ini harus melakukan banyak pekerjaan yang tidak mudah.terkadang menjadi cibiran bagi sebagian jemaat apabila mengambil suatu keputusan yang bagi pendeta adalah bijak tetapi sebagian jemaat melihatnya tidak baik.membenahi dan mengurus keluarga sekaligus jemaat adalah tugas yang cukup sulit bagi para pendeta.terlebih harus menjalankan seorang diri dan tidak setiap waktu dapat didampingi oleh seorang suami. Pekerjaan dan tugas yang dikerjakan seorang suami sebagai pelaut biasanya memakan waktu 10 bulan dan dapat bertemu kembali dengan keluarga dalam jangka waktu 2 sampai 3 bulan atau bahkan bisa lebih.dapat dikatakan bahwa waktu bertemu dengan keluarga lebih sedikit dibandingkan dengan menjalankan tugas dan pekerjaannya. Keluarga pendeta yang bersuamikan pelaut dapat menjadi sebuah contoh dan teladan bagi jemaatnya, di mana pendeta dapat membimbing anak-anaknya dengan baik dan di jalan yang benar, di mana seorang suami tidak selalu bersama-sama dengan keluarga. Ketiga, pandangan jemaat mengenai suami pelaut yang memilih isteri sebagai seorang pendeta, memandang bahwa memang lebih baik memilih seorang 7 Dra. Yulia Singgih D. Gunarsa. Asas-asas Psikologi Keluarga Idaman. PT. BPK Gunung Mulia,8 8 R.E.SPUR, Kebenaran-Kebenaran Dasar Iman Kristen( SAAT, Malang.1997),70. 38

14 isteri pendeta dikarenakan, sebagai seorang pendeta mempunyai aktivitas yang positif dan bermanfaat bagi umat manusia, sehingga membantu sekali peranan pendeta bagi jemaat. 9 menurut penuturan salah satu pendeta perempuan ini berkata, bahwa mengapa seorang suaminya memilih pasangan pendeta karena beliau mau pada saat ditinggal bekerja keluarganya akan tetap dijalan yang benar. Karena ada beberapa yang keluarganya pelaut dapat mengalami suatu permasalahan yang mana diantaranya anak-anak kurang kasih sayang atau didikan dari seorang ayah ataupun isteri yang berselingkuh karena jarang bertemu atau pemborosan dalam keuangan dan sebagainya. Itulah salah satu alasan mengapa seorang pelaut memilih seorang istri pendeta. Meskipun pandangan tersebut terkadang tidak selamanya benar. Suami menginginkan bahwa pada saat suami melakukan tugas dan pekerjaannya, keluarga dan isteri tetap di jalan Tuhan. Pada waktu suami memilih isteri sebagai seorang pendeta di situ suami tampak bahagia dan tenang, karena isteri dapat melakukan aktivitasnya sebagai seorang pelayan Tuhan. Melayani sesama untuk kemuliaan nama Tuhan. Keempat, latar belakang suku bangsa yang menjadi jemaat GMIST Inbar adalah orang-orang Sangir asli adapun suku bangsa lain di antaranya Ambon, Manado, Batak, Jawa dan sebagainya. 10 Mata pencaharian jemaat GMIST Inbar hampir 40 persen seorang pelaut adapula yang menjadi pegawai, guru, pengusaha dan lain sebagainya.kehidupan para jemaat GMIST Inbar sangatlah akrab antara jemaat satu dengan jemaat yang lainnya.kasih antara saudara seiman sangatlah 9 Wawancara dengan salah satu pendeta GMIST (12 Jan 13) 10 Wawancara dengan jemaat GMIST (13 Jan 13) 39

15 tampak dan nyata di dalam kehidupan bergereja.di dalam bergereja ada sikap saling mengasihi dan menghargai antara jemaat dengan jemaat dan juga antara jemaat dengan pendeta. Bagi jemaat pendeta adalah seorang gembala yang akan menjadi panutan atau gambaran bagi jemaatnya. Di mana seorang pendeta dapat di contoh kehidupan pribadinya terlebih kehidupan keluarganya.pandangan jemaat terhadap pendeta yang bersuamikan pelaut, tidaklah menjadi suatu masalah atau pandangan yang negatif dari jemaat. Pandangan-pandangan miring yang kerap kali menjadi masalah bagi sebagaian masyarakat ternyata membuktikan bahwa menurut penuturan 11 jemaat sama sekali tidak mempermasalahkan kehidupan pendeta yang mempunyai suami seorang pelaut. 12 Bagi jemaat selagi pendeta setempat merasa nyaman dan tidak mempunyai masalah dalam pelayanannya maka jemaat sangatlah mendukung kehidupan pribadi pendetanya.bagi pendeta setempat meskipun pada awalnya ada beberapa sebagian jemaat juga yang memandangnya suatu masalah apabila pendeta perempuan tidak didampingi oleh pasangannya.tetapi lama kelamaan pandangan tersebut lenyap karena pendeta setempat dapat memberikan suatu pemahaman yang baik dan dapat diterima oleh jemaat tersebut.sehingga pada akhirnya para jemaat dapat mendukung segala tugas dan pelayanan pendeta jemaat masing-masing yang pada akhirnya semuanya untuk kemuliaan bagi Tuhan. Kelima, suami yang bertugas sebagai seorang pelaut secara finansial kebutuhan perekonomiannya pasti akan tercukupi dengan baik. Kebutuhan sandang, pangan dan papan akan dipenuhi dengan baik. Dengan pekerjaan sebagai seorang pelaut kebutuhan keluarga pendeta tercukupi. Di sini jemaat menilai bahwa 11 Wawancara dengan jemaat GMIST Inbar Jakarta 12 Wawancara jemaat GMIST (13 Jan 13) 40

16 dalam hal pemenuhan kebutuhan materi dari pendeta yang bersuamikan pelaut dapat terpenuhi dengan baik, sehingga gereja dan jemaat tidak melihat kekurangan pemenuhan kebutuhan dari pendeta. Tetapi dengan pemenuhan kebutuhan yang cukup dari suami sebagai pelaut, tidak membuat kesetaraan dari kesejahteraan pendeta berbeda. Baik suami pelaut ataupun suami pengusaha ataupun suami yang tidak bekerja kesetaraan kesejanteraan antara pendeta perempuan yang bersuamikan pelaut dengan pendeta perempuan lainnya disamakan. Tidak ada perbedaan antara kesejahteraan pendeta perempuan dilihat dari pekerjaan dan pemasukan suami. Jemaat menilai memperlakukan sama antara pendeta yang mempunyai suami pendapatan cukup dengan pendeta perempuan lainnya. Hanya saja, jemaat menilai pemasukan pendeta yang bersuamikan pelaut mempunyai pemasukan yang cukup, tetapi untuk kesejahteraan semua pendeta mendapatkan perlakuan yang sama dan setara. Keenam, jemaat tidak merasa keberatan atas pekerjaan suami pelaut dari pendeta yang melayani mereka, artinya jemaat mendukung segala pelayanan yang dilakukan oleh pendeta. Jemaat mendukung hal-hal yang dilakukan oleh pendeta demi menunjang pembangunan gereja, meskipun pendeta tanpa dampingan suami, jemaat akan bersedia selalu mendampingi pendeta, sehingga pendeta tidak merasa kesepian dan kesulitan. III.5 Harapan Warga Jemaat Terhadap Keluarga Pendeta Yang Bersuamikan Pelaut 41

17 Kehidupan keluarga pendeta diibaratkan seperti akuarium, di mana setiap orang dapat melihat segala kejadian yang ada di dalam kehidupan keluarganya. Harapan warga ialah keluarga pendeta dapat menjadi teladan bagi jemaatnya, bisa membangun keluarga yang baik dan harmonis meskipun jarak bertemu dengan suami yang terbatas tetapi atara keluarga dapat menjalin hubungan yang harminis dengan dasar kesetiaan antara suami dan isteri. Warga jemaat menilai bahwa pendeta juga adalah manusia, yang pasti mempunyai kelebihan dan kekurangan.warga gereja memandang bahwa pendeta adalah tokoh yang sentral atau tokoh yang serba bisa di dalam memimpin gereja. Dapat digambarkan sebagai Kristus yang hadir di tegah- tengah warga gereja.kini gereja, telah memiliki pedoman hidup bergereja, bersama dengan diaken dan para majelis, pendeta dapat memimpin gereja.dengan harapan warga jemaat memperoleh suatu pembaharuan kehidupan di saat bersama-sama melayani di gereja. Adapula harapan lain yang diharapan oleh warga jemaat di antaranya dapat memenangkan jiwa-jiwa baru untuk datang bersama-sama bersekutu di dalam gereja. Pelayanan yang dilakukan yang dengan kesungguhan hati maka, program dan rencana yang akan dilakukan dapat terlaksana dengan baik. Harapan warga juga agar setiap warga jemaat dapat memperoleh kehidupan yang lebih baik lagi, di mana tiap-tiap hari dibaharui oleh kebenaran Firman Tuhan yang nantinya akan menunjang kepribadian dari setiap warga jemaat yang nantikan akan menghasilkan warga-warga jemaat gereja yang jujur dan bertanggungjawab dalam segala sesuatunya menurut kebenaran Firman. Dengan pekerjaan suami sebagai seorang pelaut, tidak menjadi penghalang bagi pendeta untuk melayani jemaatnya. Harapan 42

18 jemaat ialah, bahwa pendeta akan dapat fokus dan penuh dalam melayani jemaatnya. Memberikan pelayanan-pelayanan yang baru bagi jemaat dan melibatkan jemaat dalam melakukan pelayan bergereja. III.6 Pandangan Kritis Dalam situasi ini, penulis mempunyai pandangan : Pertama, dalam hubungan berkeluarga, terlebih kesetiaan antara pendeta yang bersuamikan pelaut bahwa jarak dan waktu yang memisahkan mereka tidak menjadi penghalang terciptanya kesetiaan tersebut. Kesetiaan dapat dibangun tidak harus seringnya bertemu atau bersama-sama, tetapi di mana kedua pasangan antara suami dan isteri tersebut bisa saling menciptakan suasana kejujuran dalam berumah tangga. Dilihat dari kenyataan yang ada, realitanya bahwa rumah tangga yang hidup bersama-sama dan berdampingan juga bisa mengalami perpisahan atau perceraian terlebih maraknya perceraian antara keluarga Kristen. Kedua, pendeta yang bersuamikan pelaut akan lebih fokus di dalam pelayanannya, dikarenakan dalam urusan rumah tangga pendeta dapat lebih ringan mengingat profesi suami sebagai pelaut. Waktu untuk pelayanan akan lebih banyak dilakukan oleh pendeta yang bersuamikan pelaut. Penulis juga mengkritisi dalam hal jiwa kepemimpinan pendeta akan lebih dewasa dan mandiri untuk memipin dan menata gereja, dilihat dari kepimpinannya yang tanpa didampingi oleh sang suami. 43

BAB I PENDAHULUAN. melalui kedatangan Zending Tukang dari Belanda sejak tahun Pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. melalui kedatangan Zending Tukang dari Belanda sejak tahun Pelayanan BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Masalah Gereja Masehi Injili Sangihe Talaud ( GMIST) merupakan gereja yang lahir melalui kedatangan Zending Tukang dari Belanda sejak tahun 1857. 1 Pelayanan Zending

Lebih terperinci

BAB IV PENUTUP. penulis akan menjelaskan atau memberikan beberapa kesimpulan dan saran.

BAB IV PENUTUP. penulis akan menjelaskan atau memberikan beberapa kesimpulan dan saran. BAB IV PENUTUP Setelah penulis memaparkan hasil penelitian yang dilakukan, dalam bab ini penulis akan menjelaskan atau memberikan beberapa kesimpulan dan saran. 5.1 Kesimpulan Dari hasil penelitian kami

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap organisasi baik itu organisasi profit. maupun non profit memiliki kebijakan mutasi.

BAB I PENDAHULUAN. Setiap organisasi baik itu organisasi profit. maupun non profit memiliki kebijakan mutasi. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap organisasi baik itu organisasi profit maupun non profit memiliki kebijakan mutasi. Kebijakan mutasi ini dalam organisasi profit berkaitan erat dengan pengembangan

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR PERSEKUTUAN PEMUDA KRISTIYASA GKPB BAB I NAMA, WAKTU DAN KEDUDUKAN

ANGGARAN DASAR PERSEKUTUAN PEMUDA KRISTIYASA GKPB BAB I NAMA, WAKTU DAN KEDUDUKAN ANGGARAN DASAR PERSEKUTUAN PEMUDA KRISTIYASA GKPB PEMBUKAAN Sesungguhnya Allah didalam Yesus Kristus adalah Tuhan dan Juruselamat dunia. Ia adalah sumber kasih, kebenaran, dan hidup, yang dengan kuat kuasa

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN 1.1 PERMASALAHAN Latar Belakang Masalah

UKDW BAB I PENDAHULUAN 1.1 PERMASALAHAN Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 PERMASALAHAN 1.1.1 Latar Belakang Masalah Gereja Masehi Injili di Timor (GMIT) adalah Gereja mandiri bagian dari Gereja Protestan Indonesia (GPI) sekaligus anggota Persekutuan Gereja-Gereja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gereja Masehi Injili di Timor (GMIT) memiliki 44 wilayah klasis, 2.504 jemaat, dengan jumlah warga mencapai 1.050.411 jiwa yang dilayani oleh 1.072 pendeta, (Lap. MS-

Lebih terperinci

BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1 PENJELASAN ISTILAH

BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1 PENJELASAN ISTILAH BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 PENJELASAN ISTILAH (1) Tata Gereja GKJ adalah seperangkat peraturan yang dibuat berdasarkan Alkitab sesuai dengan yang dirumuskan di dalam Pokok-pokok Ajaran GKJ dengan tujuan

Lebih terperinci

3. Sistem Rekrutmen Pengerja Gereja (vikaris) Gereja Kristen Sumba

3. Sistem Rekrutmen Pengerja Gereja (vikaris) Gereja Kristen Sumba 3. Sistem Rekrutmen Pengerja Gereja (vikaris) Gereja Kristen Sumba 3.1 Selayang Pandang Gereja Kristen Sumba Gereja Kristen Sumba adalah gereja yang berada di pulau Sumba Provinsi Nusa Tenggara Timur.

Lebih terperinci

BAB V : KEPEMIMPINAN GEREJAWI

BAB V : KEPEMIMPINAN GEREJAWI BAB V : KEPEMIMPINAN GEREJAWI PASAL 13 : BADAN PENGURUS SINODE Badan Pengurus Sinode adalah pimpinan dalam lingkungan Sinode yang terdiri dari wakil-wakil jemaat anggota yang bertugas menjalankan fungsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Tana Toraja merupakan salah satu daerah yang memiliki penduduk mayoritas beragama Kristen. Oleh karena itu bukan hal yang mengherankan lagi jikalau kita menjumpai

Lebih terperinci

MENGORGANISASI, MENGGABUNGKAN, MEMBUBARKAN JEMAAT DAN PERKUMPULAN MENGORGANISASI JEMAAT PELAJARAN 10

MENGORGANISASI, MENGGABUNGKAN, MEMBUBARKAN JEMAAT DAN PERKUMPULAN MENGORGANISASI JEMAAT PELAJARAN 10 MENGORGANISASI, MENGGABUNGKAN, MEMBUBARKAN JEMAAT DAN PERKUMPULAN MENGORGANISASI JEMAAT PELAJARAN 10 Satu jemaat diorganisasi oleh seorang pendeta yang diurapi atas rekomendasi komite eksekutif konferens.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bab I ini, penulis menjelaskan latar belakang terjadinya penulisan Disiplin

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bab I ini, penulis menjelaskan latar belakang terjadinya penulisan Disiplin BAB I PENDAHULUAN Dalam bab I ini, penulis menjelaskan latar belakang terjadinya penulisan Disiplin Gereja dengan Suatu Kajian Pastoral terhadap dampak Psikologis bagi orang-orang yang dikenakan Disiplin

Lebih terperinci

PERATURAN BANUA NIHA KERISO PROTESTAN NOMOR: 07/BPMS-BNKP/2008 tentang PELAYAN BADAN PEKERJA MAJELIS SINODE BNKP

PERATURAN BANUA NIHA KERISO PROTESTAN NOMOR: 07/BPMS-BNKP/2008 tentang PELAYAN BADAN PEKERJA MAJELIS SINODE BNKP PERATURAN BANUA NIHA KERISO PROTESTAN NOMOR: 07/BPMS-BNKP/2008 tentang PELAYAN Dengan Kasih Karunia Yesus Kristus, Tuhan dan Raja Gereja BADAN PEKERJA MAJELIS SINODE BNKP Menelaah : Kejadian 1:26; I Petrus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai mahluk religius (homo religious), manusia memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai mahluk religius (homo religious), manusia memiliki BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia sebagai mahluk religius (homo religious), manusia memiliki keterbatasan sehingga manusia dapat melakukan ritual - ritual atau kegiatan keagamaan lain

Lebih terperinci

BAB III TEMUAN HASIL PENELITIAN. menguraikan terlebih dulu gambaran umum GPM Jemaat Airmanis.

BAB III TEMUAN HASIL PENELITIAN. menguraikan terlebih dulu gambaran umum GPM Jemaat Airmanis. BAB III TEMUAN HASIL PENELITIAN Dalam bab III ini akan membahas temuan hasil dari penelitian tentang peran pendeta sebagai konselor pastoral di tengah kekerasan pasangan suami-isteri. Sebelumnya, penulis

Lebih terperinci

Panduan Administrasi. Kompleks Istana Mekar Wangi Taman Mekar Agung III No. 16 Bandung Telp ; Website:

Panduan Administrasi. Kompleks Istana Mekar Wangi Taman Mekar Agung III No. 16 Bandung Telp ; Website: GKIm Jemaat Ka Im Tong - Bandung Jl. HOS Cokroaminoto No. 63 Bandung 40172 Telp. (022) 6011677, 6014982, 6120373, 6120374 Fax. (022) 6120372 GKIm Jemaat Hosanna Jl. Dr. Djundjunan No. 141 Bandung 40162

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. PERMASALAHAN

BAB I PENDAHULUAN A. PERMASALAHAN BAB I PENDAHULUAN A. PERMASALAHAN 1. LATAR BELAKANG MASALAH Gereja adalah suatu kehidupan bersama religius yang berpusat pada penyelamatan Allah dalam Tuhan Yesus Kristus 1. Sebagai kehidupan bersama religius,

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Berdasarkan semua kajian dalam bab-bab yang telah dipaparkan di atas, pada bab ini akan dikemukakan beberapa kesimpulan dan rekomendasi. Rekomendasi ini terutama bagi gereja

Lebih terperinci

TATA GEREJA PEMBUKAAN

TATA GEREJA PEMBUKAAN TATA GEREJA PEMBUKAAN Bahwa sesungguhnya gereja adalah penyataan Tubuh Kristus di dunia, yang terbentuk dan hidup dari dan oleh Firman Tuhan, sebagai persekutuan orang-orang percaya dan dibaptiskan ke

Lebih terperinci

PERATURAN RUMAH TANGGA BAB I KEANGGOTAAN. Pasal 1

PERATURAN RUMAH TANGGA BAB I KEANGGOTAAN. Pasal 1 PERATURAN RUMAH TANGGA BAB I KEANGGOTAAN Pasal 1 Anggota GKPS adalah orang-orang yang terdaftar di jemaat GKPS terdiri dari: a. Anggota Baptis b. Anggota Sidi c. Anggota Siasat d. Anggota Persiapan. Pasal

Lebih terperinci

PERATURAN BANUA NIHA KERISO PROTESTAN (BNKP) NOMOR 04/BPMS-BNKP/2008

PERATURAN BANUA NIHA KERISO PROTESTAN (BNKP) NOMOR 04/BPMS-BNKP/2008 PERATURAN BANUA NIHA KERISO PROTESTAN (BNKP) NOMOR 04/BPMS-BNKP/2008 tentang J E M A A T Dengan Kasih Karunia Yesus Kristus, Tuhan dan Raja Gereja BADAN PEKERJA MAJELIS SINODE BNKP Menelaah : Kejadian

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perjamuan kudus merupakan perintah Tuhan sendiri, seperti terdapat dalam Matius 26:26-29, Mar

BAB 1 PENDAHULUAN. Perjamuan kudus merupakan perintah Tuhan sendiri, seperti terdapat dalam Matius 26:26-29, Mar BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dalam pengajaran gereja sakramen disebut sebagai salah satu alat pemelihara keselamatan bagi umat Kristiani. Menurut gereja-gereja reformasi hanya ada dua sakramen,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk memperoleh data lapangan guna. penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk memperoleh data lapangan guna. penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Untuk memperoleh data lapangan guna penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan penelitian kualitatif. Pendekatan kualitatif sangat mengandalkan manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kristen. Setiap gereja Kristen memiliki persyaratan tersendiri untuk

BAB I PENDAHULUAN. Kristen. Setiap gereja Kristen memiliki persyaratan tersendiri untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara yang kaya akan perbedaan, salah satunya adalah agama. Setiap agama di Indonesia memiliki pemuka agama. Peranan pemuka agama dalam

Lebih terperinci

PERATURAN PERKAWINAN DI GKPS

PERATURAN PERKAWINAN DI GKPS PERATURAN PERKAWINAN DI GKPS 54 SURAT KEPUTUSAN PIMPINAN PUSAT GKPS Nomor : 119/1-PP/2006 Tentang PERATURAN PERKAWINAN DI GKPS Pimpinan Pusat Gereja Kristen Protestan Simalungun (GKPS), Menimbang : a.

Lebih terperinci

1 Wawancara dengan bpk sumarsono dan remaja di panti asuhan Yakobus

1 Wawancara dengan bpk sumarsono dan remaja di panti asuhan Yakobus BAGIAN IV TINJAUAN KRITIS ATAS UPAYA PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN BAGI REMAJA YANG BERAGAMA KRISTEN DAN NON KRISTEN DIPANTI ASUHAN YAKOBUS YANG SESUAI DENGAN PENDIDIKAN MULTIKULTURAL. 4.1 Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENGORGANISASIAN BAGIAN PERTAMA GEREJA. Pasal 1 LOGO, MARS, DAN HYMNE

BAB I PENGORGANISASIAN BAGIAN PERTAMA GEREJA. Pasal 1 LOGO, MARS, DAN HYMNE BAB I PENGORGANISASIAN BAGIAN PERTAMA GEREJA Pasal 1 LOGO, MARS, DAN HYMNE (1) Logo GKJ adalah hasil keputusan Sidang Sinode XIX GKJ tahun 1989 di Manahan, Surakarta. (gambar dan makna Logo terlampir).

Lebih terperinci

PERATURAN SIASAT GEREJA DI GKPS (RUHUT PAMINSANGON)

PERATURAN SIASAT GEREJA DI GKPS (RUHUT PAMINSANGON) PERATURAN SIASAT GEREJA DI GKPS (RUHUT PAMINSANGON) 76 Ketetapan Synode Bolon GKPS ke-32 Tahun 1994 No. 5/1 Tahun 1994 Tentang RUHUT PAMINSANGON DI GEREJA KRISTEN PROTESTAN SIMALUNGUN SYNODE BOLON GEREJA

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN

UKDW BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Kepemimpinan merupakan hal yang penting berada dalam gereja. Hal ini tidak terlepas dari keberadaan gereja sebagai organisasi. Dalam teori Jan Hendriks mengenai jemaat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Manusia adalah makhluk sosial (zoon politicon) yang saling membutuhkan satu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Manusia adalah makhluk sosial (zoon politicon) yang saling membutuhkan satu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia adalah makhluk sosial (zoon politicon) yang saling membutuhkan satu sama lain. Adanya hubungan timbal balik itu, sering menimbulkan fenomena sosial berupa konflik

Lebih terperinci

DAFTAR ISI 1. PENETAPAN PERATURAN POKOK

DAFTAR ISI 1. PENETAPAN PERATURAN POKOK DAFTAR ISI 1. PENETAPAN PERATURAN POKOK 2. BAB I : KETENTUAN UMUM a. Pasal 1 : Pengertian b. Pasal 2 : Maksud dan tujuan c. Pasal 3 : Lingkup peraturan pokok kepegawaian di GKJW Jemaat Waru. d. Pasal 4

Lebih terperinci

PARA PENDETA DAN PARA PELAYAN JEMAAT LAINNYA PELAJARAN 9

PARA PENDETA DAN PARA PELAYAN JEMAAT LAINNYA PELAJARAN 9 PARA PENDETA DAN PARA PELAYAN JEMAAT LAINNYA PELAJARAN 9 PERTANYAAN YANG PERLU DIPIKIRKAN Bagaimanakah orang-orang yang dipilih dalam organisasi GMAHK itu menjalankan wewenangnya? SUATU PELAYANAN YANG

Lebih terperinci

2. Teori. (Jakarta: PT. Intisari Mediatama, 2007)

2. Teori. (Jakarta: PT. Intisari Mediatama, 2007) 2. Teori 2.1 Pengertian Perkawinan Perkawinan ialah ikatan lahir batin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami-istri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Katolik, Hindu, dan Budha. Negara menjamin kebebasan bagi setiap umat bergama untuk

BAB I PENDAHULUAN. Katolik, Hindu, dan Budha. Negara menjamin kebebasan bagi setiap umat bergama untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam UUD 1945, disebutkan bahwa Indonesia sebagai Negara yang berlandaskan pada Pancasila mengakui adanya lima agama di dalamnya, antara lain: Islam, Kristen,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DATA. A. Analisa Makna Pernikahan di Gereja Bethany Nginden Surabaya. untuk menghasilkan keturunan. kedua, sebagai wujud untuk saling

BAB IV ANALISA DATA. A. Analisa Makna Pernikahan di Gereja Bethany Nginden Surabaya. untuk menghasilkan keturunan. kedua, sebagai wujud untuk saling BAB IV ANALISA DATA A. Analisa Makna Pernikahan di Gereja Bethany Nginden Surabaya Makna Pernikahan di Gereja Bethany Nginden Surabaya bisa tergolong memiliki makna, Diantara makna tersebut bisa di bilang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 Kebijakan mutasi tenaga pendeta di GPM. Sesuai dengan data vikariat tahun 2013 yang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 Kebijakan mutasi tenaga pendeta di GPM. Sesuai dengan data vikariat tahun 2013 yang BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Kebijakan mutasi tenaga pendeta di GPM Sesuai dengan data vikariat tahun 2013 yang menunjukan bahwa Sinode GPM terdapat 32 klasis dengan jumlah keseluruhan jemaat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1. Permasalahan 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1. Permasalahan 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1. Permasalahan 1.1. Latar Belakang Masalah Setiap manusia tentunya memiliki masalah dan pergumulannya masing-masing. Persoalan-persoalan ini mungkin berkaitan dengan masalah orang per

Lebih terperinci

Tugas Seorang. Istri

Tugas Seorang. Istri Tugas Seorang Istri Seorang wanita yang mengetahui bahwa peranannya sebagai istri merupakan suatu tanggung jawab besar, adalah orang yang bijaksana. Ia sudah siap untuk menerima petunjuk dari Allah bagaimana

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN

UKDW BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berbicara akan persoalan Perjamuan Kudus maka ada banyak sekali pemahaman antar jemaat, bahkan antar pendeta pun kadang memiliki dasar pemahaman berbeda walau serupa.

Lebih terperinci

KEPUTUSAN PIMPINAN PUSAT GKPS Nomor: 99/SK-1-PP/2013 tentang TATA GEREJA dan PERATURAN RUMAH TANGGA GEREJA KRISTEN PROTESTAN SIMALUNGUN (GKPS)

KEPUTUSAN PIMPINAN PUSAT GKPS Nomor: 99/SK-1-PP/2013 tentang TATA GEREJA dan PERATURAN RUMAH TANGGA GEREJA KRISTEN PROTESTAN SIMALUNGUN (GKPS) TATA GEREJA GKPS 1 GEREJA KRISTEN PROTESTAN SIMALUNGUN (GKPS) Simalungun Protestant Christian Church Pimpinan Pusat : Pdt. Jaharianson Saragih, STh, MSc, PhD Sekretaris Jenderal : Pdt. El Imanson Sumbayak,

Lebih terperinci

BAHAN SHARING KEMAH. Oktober VISI & MISI GPdI MAHANAIM - TEGAL. Membangun Keluarga Kristen yang mengasihi dan melayani Tuhan dan sesama

BAHAN SHARING KEMAH. Oktober VISI & MISI GPdI MAHANAIM - TEGAL. Membangun Keluarga Kristen yang mengasihi dan melayani Tuhan dan sesama VISI & MISI GPdI MAHANAIM - TEGAL VISI : Membangun Keluarga Kristen yang mengasihi dan melayani Tuhan dan sesama MISI : Menjangkau jiwa dengan Injil, membina hingga dewasa didalam Kristus dan melayani

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Majelis Agung GKJW, Tata dan Pranata GKJW, Pranata tentang jabatan-jabatan khusu, Bab II-V, Malang,

BAB I PENDAHULUAN. 1 Majelis Agung GKJW, Tata dan Pranata GKJW, Pranata tentang jabatan-jabatan khusu, Bab II-V, Malang, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Gereja adalah mitra kerja Tuhan Allah dalam mewujudkan rencana karya Tuhan Allah yaitu untuk menyelamatkan umat manusia. Dalam memenuhi panggilan-nya tersebut,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Handoyomarno Sir, Benih Yang Tumbuh 7, Gereja Kristen Jawi Wetan, Malang, 1976, hal.25

BAB I PENDAHULUAN. 1 Handoyomarno Sir, Benih Yang Tumbuh 7, Gereja Kristen Jawi Wetan, Malang, 1976, hal.25 BAB I PENDAHULUAN A. Permasalahan 1. Latar Belakang Permasalahan Sejarah awal berdirinya Greja Kristen Jawi Wetan atau GKJW adalah berasal dari proses pekabaran Injil yang dilakukan oleh Coenrad Laurens

Lebih terperinci

Pentingnya peran saksi dalam pernikahan (Suatu tinjauan terhadap pendampingan saksi nikah di jemaat GMIT Efata Benlutu)

Pentingnya peran saksi dalam pernikahan (Suatu tinjauan terhadap pendampingan saksi nikah di jemaat GMIT Efata Benlutu) Pentingnya peran saksi dalam pernikahan (Suatu tinjauan terhadap pendampingan saksi nikah di jemaat GMIT Efata Benlutu) 1. Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Permasalahan Perkawinan ialah ikatan lahir batin

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA BADAN PERSEKUTUAN GEREJA KRISTEN PERJANJIAN BARU

ANGGARAN RUMAH TANGGA BADAN PERSEKUTUAN GEREJA KRISTEN PERJANJIAN BARU ANGGARAN RUMAH TANGGA BADAN PERSEKUTUAN GEREJA KRISTEN PERJANJIAN BARU Diterbitkan oleh: Majelis Pusat Gereja Kristen Perjanjian Baru Daftar Isi BAB I Keanggotaan... 3 BAB II Musyawarah Besar... 4 BAB

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang memiliki pasangan akan selalu saling melengkapi satu sama lain.

BAB I PENDAHULUAN. yang memiliki pasangan akan selalu saling melengkapi satu sama lain. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Manusia diciptakan selalu berpasangan, pria dengan wanita. Dengan tujuan bahwa dengan berpasangan, mereka dapat belajar berbagi mengenai kehidupan secara bersama.

Lebih terperinci

UKDW BAB I Latar Belakang Permasalahan

UKDW BAB I Latar Belakang Permasalahan BAB I 1. 1. Latar Belakang Permasalahan Pendeta dipandang sebagai tugas panggilan dari Allah, karenanya pendeta biasanya akan dihormati di dalam gereja dan menjadi panutan bagi jemaat yang lainnya. Pandangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejalan dengan perkembangan arus globalisasi, maka muncul pula persoalan-persoalan baru yang harus dihadapi oleh sumber daya manusia yang ada di dalam Gereja. Oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bertemunya masyarakat yang beragama, yang disebut juga sebagai jemaat Allah. 1

BAB I PENDAHULUAN. bertemunya masyarakat yang beragama, yang disebut juga sebagai jemaat Allah. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Persekutuan di dalam Yesus Kristus dipahami berada di tengah-tengah dunia untuk dapat memberikan kekuatan sendiri kepada orang-orang percaya untuk dapat lebih kuat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Permasalahan. A.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Permasalahan. A.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Permasalahan A.1. Latar Belakang Masalah Perbincangan mengenai pemimpin dan kepemimpinan 1 akan tetap menjadi permasalahan yang menarik, serta senantiasa menjadi bahan yang relevan

Lebih terperinci

TATA DASAR TATA DASAR

TATA DASAR TATA DASAR TATA DASAR PEMBUKAAN TUHAN itu Allah yang Esa (Ul. 6:4),pencipta alam semesta beserta segenap isinya dan yang menciptakan manusia menurut gambar dan rupa-nya (Kej. 1). Semua manusia telah menyalahgunakan

Lebih terperinci

Gereja Menyediakan Persekutuan

Gereja Menyediakan Persekutuan Gereja Menyediakan Persekutuan Pada suatu Minggu pagi sebelum kebaktian Perjamuan Tuhan, lima orang yang akan diterima sebagaianggota gereja berdiri di depan pendeta dan sekelompok diaken. Salah seorang

Lebih terperinci

PANGGILAN MAJELIS JEMAAT DAN KELUARGA

PANGGILAN MAJELIS JEMAAT DAN KELUARGA 1 PANGGILAN MAJELIS JEMAAT DAN KELUARGA Materi Pembinaan Majelis Jemaat dan Keluarga di Presentasikan di Jemaat GMIST Nasaret Bahoi, Jumat, 05 Nopember 2010 Oleh : Pdt. Yohan Brek, M.Teol I. PENDAHULUAN

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN

UKDW BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A. PERMASALAHAN 1. Latar Belakang Masalah a) Gambaran GKP Dan Konteksnya Secara Umum Gereja Kristen Pasundan atau disingkat GKP melaksanakan panggilan dan pelayanannya di wilayah Jawa

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Keharmonisan Pada Pasangan Menikah Yang Belum Mempunyai Keturunan. Keluarga harmonis merupakan keluarga yang penuh dengan ketenangan, ketentraman, kasih sayang, keturunan

Lebih terperinci

LITURGI MINGGU GEREJA KRISTEN INDONESIA JATIMURNI MINGGU, 3 SEPTEMBER 2017 Tema: MENYELAMI PEMIKIRAN ALLAH JEMAAT BERHIMPUN

LITURGI MINGGU GEREJA KRISTEN INDONESIA JATIMURNI MINGGU, 3 SEPTEMBER 2017 Tema: MENYELAMI PEMIKIRAN ALLAH JEMAAT BERHIMPUN LITURGI MINGGU GEREJA KRISTEN INDONESIA JATIMURNI MINGGU, 3 SEPTEMBER 2017 Tema: MENYELAMI PEMIKIRAN ALLAH PERSIAPAN - Umat bersaat teduh - Lonceng berbunyi - Penyalaan Lilin JEMAAT BERHIMPUN PANGGILAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. gereja, tetapi di sisi lain juga bisa membawa pembaharuan ketika gereja mampu hidup dalam

BAB I PENDAHULUAN. gereja, tetapi di sisi lain juga bisa membawa pembaharuan ketika gereja mampu hidup dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Gereja tidak bisa lepas dari proses perubahan yang terjadi dalam masyarakat seperti modernisasi dan sekularisasi. Perubahan akan menimbulkan permasalahan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berdiri sebagai Sinode (dulu Rad - Rageng) pada tanggal 14 November Gereja ini tidak

BAB I PENDAHULUAN. berdiri sebagai Sinode (dulu Rad - Rageng) pada tanggal 14 November Gereja ini tidak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Gereja Kristen Pasundan (GKP) adalah Gereja Kristen di Jawa bagian Barat yang berdiri sebagai Sinode (dulu Rad - Rageng) pada tanggal 14 November 1934. Gereja

Lebih terperinci

GARIS-GARIS BESAR PELAYANAN (GBP) KAKR GBKP

GARIS-GARIS BESAR PELAYANAN (GBP) KAKR GBKP GARIS-GARIS BESAR PELAYANAN (GBP) KAKR GBKP 2010-2015 Pendahuluan Kebaktian Anak Kebaktian Remaja (KAKR) adalah salah satu wadah beribadah dan pengembangan iman para anak dan remaja GBKP, yang juga adalah

Lebih terperinci

1 Tesalonika. 1 1 Dari Paulus, Silas, dan Timotius. 2 1 Saudara-saudara, kamu tahu bahwa

1 Tesalonika. 1 1 Dari Paulus, Silas, dan Timotius. 2 1 Saudara-saudara, kamu tahu bahwa 301 1 Tesalonika 1 1 Dari Paulus, Silas, dan Timotius untuk jemaat yang tinggal di Tesalonika, yang ada dalam Allah Bapa dan Tuhan Yesus Kristus. Semoga Allah memberikan berkat dan damai sejahtera kepada

Lebih terperinci

MEMUTUSKAN. Peraturan Banua Niha Keriso Protestan tentang Resort

MEMUTUSKAN. Peraturan Banua Niha Keriso Protestan tentang Resort PERATURAN BANUA NIHA KERISO PROTESTAN (BNKP) NOMOR 03/BPMS-BNKP/2008 tentang R E S O R T Dengan Kasih Karunia Yesus Kristus, Tuhan dan Raja Gereja BADAN PEKERJA MAJELIS SINODE BNKP Menelaah : Kejadian

Lebih terperinci

KERAMAHAN TANPA SEKAT YEREMIA 28 : 5-9; MAZMUR 89 : 1-4, 15-18; ROMA 6 : 12-23; MATIUS 10 : 40-42

KERAMAHAN TANPA SEKAT YEREMIA 28 : 5-9; MAZMUR 89 : 1-4, 15-18; ROMA 6 : 12-23; MATIUS 10 : 40-42 Liturgi SAKRAMEN PERJAMUAN KUDUS MINGGU, 02 JULI 2017 KERAMAHAN TANPA SEKAT YEREMIA 28 : 5-9; MAZMUR 89 : 1-4, 15-18; ROMA 6 : 12-23; MATIUS 10 : 40-42 GEREJA KRISTEN INDONESIA JL. KEBONJATI NO. 100 BANDUNG

Lebih terperinci

BAB V. Penutup: Refleksi, Kesimpulan dan Saran

BAB V. Penutup: Refleksi, Kesimpulan dan Saran BAB V Penutup: Refleksi, Kesimpulan dan Saran I. Refleksi Kehadiran saksi Yehova di tengah masyarakat Kelurahan Kawua yang merupakan bagian dari wilayah pelayanan GKST, pada akhirnya telah melahirkan tanggapan

Lebih terperinci

10 SEPTEMBER 2017 S1 = SEMBAH PUJI & DOA SYAFAAT

10 SEPTEMBER 2017 S1 = SEMBAH PUJI & DOA SYAFAAT 10 SEPTEMBER 2017 S1 = SEMBAH PUJI & DOA SYAFAAT Sembah Puji (20 Menit) 2 lagu Pengagungan - 2 Lagu sesuai tema Firman Tuhan (Silahkan pilih 2 lagu berikut): 1. Bila Roh Allah di didalamku 2. Nyanyi bagi

Lebih terperinci

Tahun C Pesta Pembaptisan Tuhan LITURGI SABDA. Bacaan Pertama Yes. 40 :

Tahun C Pesta Pembaptisan Tuhan LITURGI SABDA. Bacaan Pertama Yes. 40 : 1 Tahun C Pesta Pembaptisan Tuhan LITURGI SABDA Bacaan Pertama Yes. 40 : 1-5. 9-11 Kemuliaan Tuhan akan dinyatakan dan seluruh umat manusia akan melihatnya. Bacaan diambil dari Kitab Nabi Yesaya: Beginilah

Lebih terperinci

Karunia Karunia Pelayanan Lainnya: 1 Melayani Mengajar Menasihati

Karunia Karunia Pelayanan Lainnya: 1 Melayani Mengajar Menasihati Karunia Karunia Pelayanan Lainnya: 1 Melayani Mengajar Menasihati Kita telah menyelesaikan penelaahan mengenai keempat karunia yang kita sebut karunia pelayanan. Walaupun daftar karunia-dalam Efesus 4

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Perkembangan teknologi dan komunikasi yang semakin pesat, memacu orang untuk semakin meningkatkan intensitas aktifitas dan kegiatannya. Tingginya intensitas

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan UKDW

Bab I Pendahuluan UKDW Bab I Pendahuluan A. Latar Belakang Gereja Kristen Jawa (GKJ) Immanuel Ungaran merupakan salah satu gereja yang terletak di Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang dengan jemaat berjumlah 417 jiwa.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejarah perbedaan gender (gender differences) antara manusia laki-laki dan perempuan terjadi melalui proses yang sangat panjang. Kata gender berasal dari kata

Lebih terperinci

MATERI I MATERI I. subyek yang ikut berperan

MATERI I MATERI I. subyek yang ikut berperan subyek yang ikut berperan 14 1 7. PERTANYAAN UNTUK DISKUSI Menurut Anda pribadi, manakah rencana Allah bagi keluarga Anda? Dengan kata lain, apa yang menjadi harapan Allah dari keluarga Anda? Menurut Anda

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN LOKASI PENELITIAN. Kecamatan Kedaton terdiri dari 7 kelurahan, yaitu:

IV. GAMBARAN LOKASI PENELITIAN. Kecamatan Kedaton terdiri dari 7 kelurahan, yaitu: IV. GAMBARAN LOKASI PENELITIAN Kecamatan Kedaton terdiri dari 7 kelurahan, yaitu: (1) Kelurahan Kedaton, (2) Kelurahan Surabaya, (3) Kelurahan Sukamenanti, (4) Kelurahan Sidodadi, (5) Kelurahan Sukamenanti

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENULISAN

UKDW BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENULISAN BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENULISAN Masyarakat Karo terkenal dengan sikap persaudaraan dan sikap solidaritas yang sangat tinggi. Namun ironisnya sikap persaudaraan dan kekerabatan yang mewarnai

Lebih terperinci

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB PERCERAIAN DI GKJW SE-KABUPATEN JEMBER (Suatu Analisa dengan Menggunakan Teori Pertukaran Sosial) Tesis Diajukan kepada Program Pasca Sarjana Magister Sosiologi Agama Universitas

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan

UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Keluarga adalah institusi pertama yang dibangun, ditetapkan dan diberkati Allah. Di dalam institusi keluarga itulah ada suatu persekutuan yang hidup yang

Lebih terperinci

Pertanyaan Alkitab (24-26)

Pertanyaan Alkitab (24-26) Pertanyaan Alkitab (24-26) Bagaimanakah orang Kristen Bisa Menentukan Dia Tidak Jatuh Dari Iman/Berpaling Dari Tuhan? Menurut Alkitab seorang Kristen bisa jatuh dari kasih karunia, imannya bisa hilang.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. termasuk kepada anak-anak. Mandat ini memberikan tempat bagi anak-anak untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. termasuk kepada anak-anak. Mandat ini memberikan tempat bagi anak-anak untuk BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ketika Tuhan Yesus naik ke surga, Ia memberikan mandat kepada seluruh murid untuk pergi ke seluruh dunia dan menjadikan semua bangsa menjadi muridnya (Matius

Lebih terperinci

K2 KEMAMPUAN KUESIONER KARUNIA-KARUNIA ROH

K2 KEMAMPUAN KUESIONER KARUNIA-KARUNIA ROH K2 KEMAMPUAN KUESIONER KARUNIA-KARUNIA ROH Wagner-Modified Houts Questionnaire (WMHQ-Ed7) by C. Peter Wagner Charles E. Fuller Institute of Evangelism and Church Growth English offline version: http://bit.ly/spiritualgiftspdf

Lebih terperinci

PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN PERKAWINAN DI GKPS

PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN PERKAWINAN DI GKPS PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN PERKAWINAN DI GKPS 63 PETUNJUK PELAKSANAAN (JUKLAK) PERATURAN PERKAWINAN DI GKPS A. Pendahuluan 1. Dengan telah ditetapkannya Peraturan Perkawinan dan Liturgi Perkawinan

Lebih terperinci

KELUARGA DAN PANGGILAN HIDUP BAKTI 1

KELUARGA DAN PANGGILAN HIDUP BAKTI 1 1 KELUARGA DAN PANGGILAN HIDUP BAKTI 1 Pontianak, 16 Januari 2016 Paul Suparno, S.J 2. Abstrak Keluarga mempunyai peran penting dalam menumbuhkan bibit panggilan, mengembangkan, dan menyertai dalam perjalanan

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN 1.1.LATAR BELAKANG

UKDW BAB I PENDAHULUAN 1.1.LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1.LATAR BELAKANG Organisasi adalah perserikatan orang-orang yang masing-masing diberi peran tertentu dalam suatu sistem kerja dan pembagian dalam mana pekerjaan itu diperinci menjadi

Lebih terperinci

Pertanyaan Alkitabiah Pertanyaan Bagaimanakah Orang Yang Percaya Akan Kristus Bisa Bersatu?

Pertanyaan Alkitabiah Pertanyaan Bagaimanakah Orang Yang Percaya Akan Kristus Bisa Bersatu? Pertanyaan Alkitabiah Pertanyaan 21-23 Bagaimanakah Orang Yang Percaya Akan Kristus Bisa Bersatu? Orang-orang yang percaya kepada Kristus terpecah-belah menjadi ratusan gereja. Merek agama Kristen sama

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan Bdk. Pranata Tentang Sakramen dalam Tata dan Pranata GKJW, (Malang: Majelis Agung GKJW, 1996), hlm.

Bab I Pendahuluan Bdk. Pranata Tentang Sakramen dalam Tata dan Pranata GKJW, (Malang: Majelis Agung GKJW, 1996), hlm. Bab I Pendahuluan 1. 1 Latar Belakang Masalah Selama ini di Greja Kristen Jawi Wetan (GKJW) dilakukan Perjamuan Kudus sebanyak empat kali dalam satu tahun. Pelayanan sebanyak empat kali ini dihubungkan

Lebih terperinci

@UKDW BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

@UKDW BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Sebagai jemaat dewasa di GKJ, pasti mengenal tentang istilah pamerdi. 1 Jemaat awam menganggap bahwa pamerdi adalah semacam perlakuan khusus yang diberikan kepada

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kehidupan di perkotaan diperhadapkan dengan sebuah realita kehidupan yang kompleks. Pembangunan yang terus berlangsung membuat masyarakat berlomba-lomba untuk

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. terhadap permasalahan kekerasan pasangan suami isteri, yakni: 1. Peran Pendeta sebagai Motivator terhadap Permasalahan Ekonomi

BAB V PENUTUP. terhadap permasalahan kekerasan pasangan suami isteri, yakni: 1. Peran Pendeta sebagai Motivator terhadap Permasalahan Ekonomi BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Peran pendeta secara umum dapat dilihat dalam fungsi konseling pastoral, yakni menyembuhkan, menopang, membimbing, memperbaiki hubungan, dan mengasuh. Dari hasil penelitian,

Lebih terperinci

PERATURAN BANUA NIHA KERISO PROTESTAN NOMOR 01/BPMS-BNKP/2007 tentang BADAN PEKERJA MAJELIS SINODE BANUA NIHA KERISO PROTESTAN

PERATURAN BANUA NIHA KERISO PROTESTAN NOMOR 01/BPMS-BNKP/2007 tentang BADAN PEKERJA MAJELIS SINODE BANUA NIHA KERISO PROTESTAN PERATURAN BANUA NIHA KERISO PROTESTAN NOMOR 01/BPMS-BNKP/2007 tentang BADAN PEKERJA MAJELIS SINODE BANUA NIHA KERISO PROTESTAN Dengan Kasih Karunia Tuhan Yesus Kristus Raja Gereja BADAN PEKERJA MAJELIS

Lebih terperinci

A. JEMAAT BERHIMPUN TATA IBADAH MINGGU, 24 JUNI 2018 (MINGGU BIASA - HIJAU) DALAM BADAI TUHAN BERTINDAK

A. JEMAAT BERHIMPUN TATA IBADAH MINGGU, 24 JUNI 2018 (MINGGU BIASA - HIJAU) DALAM BADAI TUHAN BERTINDAK TATA IBADAH MINGGU, 24 JUNI 2018 (MINGGU BIASA - HIJAU) DALAM BADAI TUHAN BERTINDAK Latihan Lagu-lagu dan doa persiapan Pnt. : Selamat pagi/sore Jemaat yang terkasih di dalam Yesus Kristus, kita akan bersama-sama

Lebih terperinci

Pernikahan Kristen Sejati (2/6)

Pernikahan Kristen Sejati (2/6) Pernikahan Kristen Sejati (2/6) Nama Kursus   : Pernikahan Kristen yang Sejati Nama Pelajaran : Memilih Pasangan Kode Pelajaran : PKS-P02                    Pelajaran 02 - MEMILIH

Lebih terperinci

Status Rohani Seorang Anak

Status Rohani Seorang Anak Status Rohani Seorang Anak PENDAHULUAN Kita yang melayani anak-anak di gereja atau di yayasan gerejawi perlu memiliki keyakinan tentang status rohani seorang anak di hadapan Tuhan, berdasarkan Firman Tuhan.

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Peribadatan dalam gereja serta perayaan sakramen-sakramen adalah jembatan bagi warga jemaat untuk mengalami persekutuan dengan Tuhan dan seluruh warga jemaat. Sehingga

Lebih terperinci

PERATURAN PENATALAYANAN KEUANGAN GEREJA KRISTEN PROTESTAN SIMALUNGUN (GKPS)

PERATURAN PENATALAYANAN KEUANGAN GEREJA KRISTEN PROTESTAN SIMALUNGUN (GKPS) PERATURAN PENATALAYANAN KEUANGAN GEREJA KRISTEN PROTESTAN SIMALUNGUN (GKPS) 35 GEREJA KRISTEN PROTESTAN SIMALUNGUN (GKPS) Simalungun Protestant Christian Church Pimpinan Pusat : Pdt. Jaharianson Saragih,

Lebih terperinci

III. PROFIL GKI PALSIGUNUNG DEPOK

III. PROFIL GKI PALSIGUNUNG DEPOK III. PROFIL GKI PALSIGUNUNG DEPOK 3.1 Sejarah dan Perkembangan GKI Palsigunung Depok Gereja Kristen Indonesia (GKI) merupakan buah penyatuan dari GKI Jawa Barat, GKI Jawa Tengah, dan GKI Jawa Timur. Berdirinya

Lebih terperinci

MILIK UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan

MILIK UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Tidak dapat dipungkiri bahwa ada begitu banyak tuntutan, tanggungjawab dan kewajiban yang tidak bisa diabaikan oleh seorang pendeta jemaat. Dengan berbagai

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR KUESIONER. Dalam rangka memenuhi persyaratan pembuatan skripsi di Fakultas

KATA PENGANTAR KUESIONER. Dalam rangka memenuhi persyaratan pembuatan skripsi di Fakultas LAMPIRAN I KATA PENGANTAR KUESIONER Dengan hormat, Dalam rangka memenuhi persyaratan pembuatan skripsi di Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha, maka tugas yang harus dilaksanakan adalah mengadakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan yang ada di gereja, yang bermula dari panggilan Allah melalui Kristus

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan yang ada di gereja, yang bermula dari panggilan Allah melalui Kristus BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Agama Kristen Protestan merupakan salah satu agama yang diakui di Indonesia. Pada Agama Kristen biasanya memiliki suatu organisasi di gereja yang melibatkan

Lebih terperinci

POKOK POKOK PERATURAN (P2P) MAMRE GBKP

POKOK POKOK PERATURAN (P2P) MAMRE GBKP Rumusan Amandemen P2P MAMRE GBKP POKOK POKOK PERATURAN (P2P) MAMRE GBKP 2015 2020 BAB I HAKEKAT, KEDUDUKAN DAN TUGAS PANGGILAN Pasal 1 Nama dan Kedudukan 1. Perbapan (Kaum Bapak) merupakan salah satu Lembaga

Lebih terperinci

2

2 Pk. 17.00 WIB 2 3 4 5 6 7 8 9 PELAYANAN BAPTISAN KUDUS DEWASA, BAPTIS ANAK, PENGAKUAN PERCAYA (SIDI), PENERIMAAN ANGGOTA & PEMBARUAN PENGAKUAN PERCAYA PENGANTAR PF : Dalam kebaktian hari ini akan dilayankan

Lebih terperinci

Gereja. Tubuh Kristus HIDUP BARU BERSAMA KRISTUS

Gereja. Tubuh Kristus HIDUP BARU BERSAMA KRISTUS HIDUP BARU BERSAMA KRISTUS Gereja Tubuh Kristus GEREJA YESUS SEJATI Pusat Indonesia Jl. Danau Asri Timur Blok C3 number 3C Sunter Danau Indah Jakarta 14350 Indonesia Telp. (021) 65304150, 65304151 Faks.

Lebih terperinci

Gereja Mengajarkan Kebenaran

Gereja Mengajarkan Kebenaran Gereja Mengajarkan Kebenaran Sepanjang abad-abad banyak orang pandai telah mencari kebenaran. Namun demikian mereka tidak dapat menemukannya, jika mereka tidak mencarinya di tempat yang benar. Yesus mengatakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia, terdapat berbagai macam agama dan kepercayaan- kepercayaan

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia, terdapat berbagai macam agama dan kepercayaan- kepercayaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di Indonesia, terdapat berbagai macam agama dan kepercayaan- kepercayaan yang dianut oleh penduduknya. Masing-masing agama memiliki pemuka agama. Peranan pemuka

Lebih terperinci