SORPSI SENG PADA NA-BENTONIT
|
|
- Yanti Iskandar
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Jurnal Teknologi Pengelolaan Limbah (Journal of Waste Management Technology), ISSN Volume 10 Nomor 1 Juli 2007 (Volume 10, Number 1, July, 2007) Pusat Teknologi Limbah Radioaktif (Radioactive Waste Technology Center) SORPSI SENG PADA NA-BENTONIT Pratomo Budiman Sastrowardoyo Pusat Teknologi Limbah Radioaktif - BATAN ABSTRAK SORPSI SENG PADA NA-BENTONIT. Penelitian tentang sorpsi Zn dengan Na-bentonit sebagai calon bahan bufer pada sistem penyimpanan limbah radioaktif telah dilakukan. Seng digunakan dalam penelitian ini sebagai model untuk unsur bervalensi II. Metode catu dengan pengocokan diadopsi untuk mempelajari isoterm sorpsi, pengaruh ph, karbonat dan EDTA terhadap sorpsi. Dalam media sederhana, aquades, sorpsi Zn pada bentonit mengikuti isotherm Freundlich, dengan afinitas yang besar. Yaitu dengan koefisien distribusi dan kapasitas sorpsi yang tinggi. Koefisien distribusi meningkat terhadap kenaikan ph, terutama pada ph diatas 12. Nilai koefisien distribusi yang tinggi kemungkinan berkaitan oleh sumbangan pengendapan Zn(OH) 2(s). Adanya karbonat dalam fasa larutan meningkatkan koefisien distribution, yang juga disumbangkan oleh pengendapan ZnCO 3(s). Walaupn adanya EDTA dalam larutan menurunkan nilai Kd, pada konsentrasi rendah dalam kondisi alami would not influence the sorption. Berdasarkan data termodinamik perhitungan spesiasi dapat dilakukan. Dalam kondisi tanpa pengompleks dapat diramalkan bahwa spesi-spesi yang mungkin ada ialah Zn 2+, ZnOH +, Zn(OH) 20, Zn(OH) 3 - dan Zn(OH) Sedangkan adanya EDTA dapat ada spesi-spesi ZnY 2-, ZnHY -, dan ZnOHY 3-. ABSTRACT SORPTION OF ZINC ON NA-BENTONITE. The syudy on sorption of Zn radionuclides into Nabentonite as candidate for buffer material in the radioactive waste disposal system has been performed. Zinc was used for this study as a model for bivalence elements. Batch experiment was adopted to study sorption isotherm, influence of ph, carbonate and EDTA. In a simple media, pure water, Zn was retained with a high affinity. Freundlich sorption isotherm was shown, with high coefficient distribution and sorption capacities. It could be interpreted that the high sorption of Zn related to the contribution of Zn(OH) 2(s) precipitation. This is shown on the increasing of Kd value with the increasing of ph. The presence of carbonate in solution increased distribution coefficient, that also could be contributed by the ZnCO 3(s) precipitation. Although the presence of EDTA decrease the distribution coefficient value, in natural water condition the low concentration would influnce the sorption. Based on thermodynamical data the speciation calculation could be performed. In absence the complexing agent, it could be predicted that the presence species should be Zn 2+, ZnOH +, Zn(OH) 20, Zn(OH) 3 - and Zn(OH) Meanwhile, the presence of EDTA enable the occurrence of the species of ZnY 2-, ZnHY - and ZnOHY 3-. Kata kunci: sorpsi, seng, migrasi, limbah radioaktif, penyimpanan limbah PENDAHULUAN Di banyak negara, telah disepakati bahwa Na-bentonit terkompaksi dipertimbangkan untuk digunakan sebagai calon buffer material dalam sistem penyimpanan limbah radioaktif. Mayoritas argumen yang mendukung, ialah karena konduktivitas hidraulik yang rendah dan retardasi yang kuat terhadap migrasi radionuklida [1]. Konduktivitas hidraulik Na-bentonit yang rendah difungsikan untuk menghambat intrusi air tanah ke dalam fasilitas penyimpanan, yang karena itu akan menunda korosi canister limbah. Diperkirakan bahwa kemampuan tersebut turun sedikitnya setelah beberapa ratus tahun. Dihipotesakan bahwa proses selanjutnya ialah pelarutan radionuklida ke badan air tanah, diikuti pelepasannya ke lingkungan. Dalam kaitan ini kemudian fungsi isolasi bentonit terhadap pelepasan radionuklida akan menonjol. Sepanjang transportnya di dalam buffer material, radionuklida akan berinteraksi dengan mineral-mineral dalam bahan tersebut, yang terutama berupa smektit. Seperti telah banyak dikenal smektit merupakan mineral major dalam bentonit. Interaksi radionuklida-bentonit dapat dideskripsikan dengan mekanisme sorpsi. Pengertian sorpsi mencakup setiap proses fisiko-kimia perpindahan masa dari fasa larutan ke fasa padatan, baik tak langsung (filtrasi molekuler, eksklusi ion) maupun langsung; secara reversibel (adsorpsi fisik, pertukaran ion) atau ireversibel (mineralisasi, presipitasi) [2]. Sejumlah penelitian berkaitan dengan migrasi radionuklida dalam bentonit telah banyak dipublikasikan. Namun data yang ada lebih banyak diperoleh untuk jenis Na-bentonit Wyoming (USA), dan Kunigel V1 (Jepang) [3-9]. Sedangkan penggunaan bentonit asal Indonesia, yang berpotensi untuk 79
2 Pratomo B. Sastrowardoyo : Sorpsi Seng pada Na-Bentonit digunakan dalam sistem penyimpanan limbah di Indonesia, masih sangat langka. Karena itu dalam penelitian ini digunakan bentonit asal Kulonpogo-Yogyakarta, yang merupakan jenis Ca-bentonit [10] Dalam makalah ini disajikan sorpsi Zn pada Na-bentonit. Unsur Zn digunakan sebagai model unsur valensi II. Radionuklida dari unsur valensi II tersebut banyak berasal dari hasil fisi dalam bahan bakar nuklir maupun hasil aktivasi neutron dalam reaktor [11]. Limbah yang mengandung radionuklida tersebut dapat dimasukkan ke dalam kategori aktivitas tinggi atau aktivitas rendah dan sedang. Tidak banyak dilakukannya penelitian sorpsi Zn pada bentonit tersebut. Tetapi dapat dicatat adanya penelitian untuk menghitung koefisien distribusi secara mekanistik sorpsi Zn pada bentonit Wyoming [12-14]. Sedangkan pada penggunaan bentonit Kulonpogo-Yogyakarta, data migrasi yang telah diperoleh meliputi hasil-hasil penelitian sorpsi Co [15], Cd [16], serta Cs, Sr, dan Pb [17]; dan difusi Co [18] dan Pb [19]. Pengukuran-pengukuran sorpsi diawali dengan kondisi untuk larutan elementer, yaitu penggunaan media sederhana, air murni, untuk isoterm sorpsi. Kemudian sebagai awal penggunaan air tanah dengan komposisi yang kompleks, penelitian dilanjutkan dengan pengaruh karbonat dan pengaruh EDTA dalam fasa larutan. Karbonat dipilih sebagai pengompleks anorganik, yang terdapat dalam hampir semua jenis air tanah. Sementara itu EDTA digunakan sebagai model pengompleks organik semacam asam humus. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat diintroduksi ke dalam model migrasi radionuklida, yang kemudian digunakan dalam pengkajian unjuk kerja engineered barrier pada sistem penyimpanan limbah radioaktif. TATAKERJA Ca-bentonit asal Kulonprogo Yogyakarta, diperoleh dari PT Andindya Yogyakarta dengan komposisi kimia seperti disajikan pada Tabel 1 [11]. Na-bentonit diperoleh dengan perlakuan secara fisika dan kimia: yaitu pemanasan Ca-bentonit dalam furnace pada 300 o C selama 2 jam, yang dilanjutkan dengan perendaman dalam NaCl selama 24 jam; pencucian dengan aquades hingga bebas Cl -, dan pengeringan dalam oven pada 110 o C sedikitnya selama 24 jam sebelum penggunaan. Prosedur penyediaan Na-bentonit tersebut diadopsi dari Pustaka [20]. Table 1. Komposisi kimia bentonit asal Nanggulan Kulon Progo Yogyakarta [10]. No Parameter Komposisi Metode 1 SiO 2 84,79 Gravimetri 2 Al 2O 3 undetecable SSA 3 Fe 2O 3 undetecable SSA 4 CaO 3,22 Kompleksometri 5 MgO 0,40 SSA 6 Free Acid 0,08 Titrimetri 7 ph (10% larutan) 6,5 Elekrometri 8 Loss on ignition 13,29 Gravimetri Larutan Zn 1000 ppm dalam 0,2 N HCl, disiapkan dengan pengenceran 50 ml larutan Zn (E.Merck) ke dalam 1000 ml. Larutan karbonat dibuat dengan pelarutan 0,3974 g Na 2CO 3 (E.Merck) dalam 100 ml, sedangkan larutan EDTA (Y 4- ) diperoleh dengan pelarutan 1,3949 g C 10H 12N 2Na 3HO 8.2H 2O (E.Merck) dalam 100 ml. Bahan-bahan lain meliputi HNO 3 pekat, NaOH dll. Peralatan utama yang digunankan meliputi alat Spektrometri Serapan Atom (SSA), syringe micro-filter 0,45 µm, rolling shaker, serta botol-botol polietilena. Teknik pengocokan sederhana dilakukan seperti dalam publikasi [21]. Untuk setiap sampel 0,1 g Na-bentonit dikontakkan dengan 15 ml larutan mengandung Zn 2+, dengan pengocokan dalam botol polietilena. Percobaan isoterm sorpsi, dilaksanakan pada konsentrasi seng, 2 ppm ppm. Pada percobaan pengaruh ph, pengaruh pengompleks karbonat dan pengaruh EDTA, digunakan larutan Zn 2+ pada konsentrasi 2 ppm (6x10-5 N). Pengaturan ph dilakukan dengan penambahan HNO 3 atau NaOH. Pada percobaan pengaruh pengompleks, larutan karbonat dan EDTA masing-masing ditambahkan untuk mencapai konsentrasi pengompleks dalam larutan 4x10-4 s/d 5x10-2 N. Pengocokan dilakukan dengan bantuan alat rolling shaker pada 276 rpm, selama 6 hari. Lalu pemisahan fasa padatan dan fasa cairan dilakukan dengan bantuan syringe micro-filter 0,45 µm. Ke dalam 10 ml filtrat, ditambahkan 0,8 ml HNO 3 pekat, dan pengukuran konsentrasi dilaksanakan dengan bantuan alat SSA pada panjang gelombang λ = 398,8 nm. 80
3 Jurnal Teknologi Pengelolaan Limbah (Journal of Waste Management Technology), Vol 10 No ISSN Kuantifikasi sorpsi dilakukan dengan pengukuran koefisien distribusi (Kd), yang didefinisikan sebagai ratio konsentrasi radionuklida pada padatan, [Zn] s, dan dalam larutan pada kesetimbangan, [Zn] l, [22] [ Zn] s Kd = (1) Zn [ ] l HASIL DAN PEMBAHASAN Dari percobaan isoterm sorpsi diperlihatkan adanya kenaikan konsentrasi Zn terserap pada Na-bentonit terhadap konsentrasi Zn dalam larutan, hingga dicapai suatu nilai maksimum. Nilai maksimum tersebut diadopsi sebagai suatu kapasitas sorpsi, dan diperoleh C a = 2.76x10-1 eq/kg. Pada penyajian grafik konsentrasi Zn pada padatan sebagai fungsi konsentrasi Zn dalam larutan, diperlihatkan bentuk linier (Gambar 1). Dalam hal ini dapat diinterpretasikan bahwa isoterm sorpsi Zn pada Na-bentonit mengikuti suatu aturan Freundlich, yang mengindikasikan bahwa sorpsi Zn pada bentonit terjadi pada site sorpsi serbaneka [22]. Secara matematis aturan Freundlich dapat ditulis sebagai: [ Zn ] = C.( K. [ Zn] ) n s a atau dalam bentuk log: l [ Zn] s = log C + n.log K n.log[ Zn] l log + a dalam kaitan ini C a dan K masing-masing ialah kapasitas sorpsi dan kesetimbangan sorpsi. (2) (3) Gambar 1. Isoterm sorpsi Zn pada Na-bentonit. Dari pengukuran kemiringan diperoleh n = 0,70, penentuan intercept pada sumbu asal, dan penggunaan nilai C a, diperoleh tetapan kesetimbangan K = 72,3. Dengan penggunaan persamaan (3), untuk konsentrasi Zn dalam larutan [Zn] l = 1x10-6 ek/l, diperoleh suatu koefisien distribusi K d = 365 l/kg. Pada pengaruh ph (Gambar 2) diperlihatkan kenaikan sorpsi dari ph=2 hingga ph=5, dilanjutkan kurva mendatar hingga sekitar ph=12, kemudiaan terjadi kenaikan. Nilai Kd yang rendah pada ph rendah dapat dijelaskan bahwa adanya kompetisi antara ion-ion H + dan Zn 2+ untuk tersorpsi pada Na-bentonit. Dengan demikian penaikan nilai Kd pada kenaikan ph, berkaitan dengan penurunan konsentrasi ion H +. Selanjutnya dari survey terhadap data termodinamik [23], dapat diduga bahwa kenaikan sorspi pada ph lebih tinggi, kemungkinan adanya sumbangan pengendapan Zn(OH) 2(s), 81
4 Pratomo B. Sastrowardoyo : Sorpsi Seng pada Na-Bentonit walaupun penggunaan Zn untuk percobaan ini ialah pada konsentrasi Zn = 2 ppm, (sekitar 6x10-5 N) dengan K sp = 1,58x10-16 pengendapan Zn(OH) 2(s) dapat terjadi. Dengan demikian pada percobaan isoterm sorpsi, yaitu dengan penggunaan konsentrasi Zn yang lebih tinggi, sorpsi terjadi dengan adanya sumbangan pengendapan Zn(OH) 2(s). Gejala pengendapan Zn(OH) 2(s) tersebut akan merupakan faktor favourable bagi retensi migrasi radionuklida Zn. Gambar 2. Pengaruh ph terhadap sorpsi Zn pada Na-bentonit Interpretasi lebih lanjut, keberadaan Na-bentonit sebagai bahan penyangga dalam suspensi, ph larutan dapat berkisar antara 6 hingga 11 [23]. Walaupun studi spesiasi belum dilakukan selengkapnya, namun layak diduga bahwa sorpsi terjadi melalui pembentukan spesi-spesi dalam larutan Zn 2+, ZnOH +, Zn(OH) 20, Zn(OH) 3 - dan Zn(OH) 2 2- [24]. Keberadaan spesi-spesi tersebut berurut sesuai dengan kenaikan ph. Dengan demikian dikaitkan dengan masalah penyimpanan limbah. Hasil percobaan pengaruh karbonat disajikan pada Gambar 3. Pada gambar tersebut diperlihatkan adanya kenaikan secara progresif nilai koefisien Kd, sebagai fungsi konsentrasi karbonat dalam larutan. Kenaikan yang terjadi ialah dengan faktor 300, untuk antara percobaan tanpa penambahan karbonat (ph=5,8) dengan konsentrasi karbonat 5x10-2 N (ph=8,8). Dalam hal ini, dapat diabaikan pengaruh perubahan ph pada rentang konsentrasi karbonat dalam fasa larutan. Selanjutnya penjelasan yang dapat diajukan kaitannya dengan kenaikan nilai Kd terhadap kenaikan konsentrasi karbobnat ialah adanya sumbangan gejala pengendapan ZnCO 3(s), K sp = 1x10-10 [24]. Dalam hal ini pustaka tidak ditemukan adanya kompleks antara Zn dengan karbonat. Dengan demikian gejala kenaikan nilai Kd dapat dijelaskan oleh adanya pengendapan ZnCO 3(s). Dari fakta tersebut dapat dinyatakan bahwa adanya karbonat dalam larutan dapat meningkatkan sorpsi, yang merupakan faktor favourable tambahan untuk retensi migrasi radionuklida. Seperti banyak diketahui bahwa nilai koefisien distribusi sangat tinggi pada konsentrasi karbonat yang biasa ada dalam air tanah, yaitu sekitar 10-2 s/d 10-1 N [23]. Sebagai gambaran untuk suatu kondisi larutan alami, yang mengandung sejumlah anion, dari perhitungan spesiasi dapat diperlihatkan terbentuknya spesi-spesi yang sangat bervariasi (Gambar 4). Walaupun terdapat perbedaan konsentrasi Zn dalam fasa larutan: [Zn] total dalam perhitungan spesiasi ialah 1x10-8 M, fenomena spesiasi tersebut dapat diadopsi untuk percobaan-percobaan yang dilakukan pada percobaan ini, [Zn] = 6x10-5 N. Dengan demikian pada kondisi air alami proses sospsi Zn pada Na-bentonit, dapat terjadi melalui terbentuknya spesi-spesi tersebut. Untuk pengaruh EDTA terhadap sorpsi Zn pada Na-bentonit disajikan pada Gambar 5. Nilai Kd turun terhadap kenaikan konsentrasi EDTA. Berdasarkan data termodinamik [24], dapat dijelaskan kemungkinan terjadinya spesi-spesi ZnY 2-, ZnHY -, dan ZnOHY 3-. Dengan Y 4- ialah bentuk (C 10H 12N 2O 8) 4-. Spesi kompleks yang terjadi ialah berupa anion-anion, yang tidak terikat oleh Na-bentonit. 82
5 Jurnal Teknologi Pengelolaan Limbah (Journal of Waste Management Technology), Vol 10 No ISSN Gambar 3. Pengaruh karbonat terhadap sorpsi Zn pada Na-bentonit Gambar 4. Spesiasi Zn dalam larutan model, air alami, pada suatu konsentrasi [Zn] total=1x10-8 M [21]. 83
6 Pratomo B. Sastrowardoyo : Sorpsi Seng pada Na-Bentonit Gambar 5. Pengaruh EDTA terhadap sorpsi Zn pada Na-bentonit Sebagai pembanding dapat dianalogikan dengan penelitian yang dilakukan oleh Davis dkk. [23] dan Fuller dkk. [24]. Yaitu pada penggunaan EDTA bertanda 14 C ditunjukan bahwa tidak ada spesi kompleks Cd-EDTA tersorpsi pada kalsit maupun batuan kapur. Diharapkan bahwa aksi EDTA sebagai pengompleks sepit (chelating agent) terhadap Cd juga terjadi terhadap Zn. Sehingga adanya EDTA dalam larutan akan menurunkan sorpsi. Dikaitkan dengan kondisi riil yang ada di alam, EDTA sebagai pollutan antropogenik, berada pada konsenrasi sekitar 10-8 eq/l. Karena itu dapat diperkirakan bahwa pada konsentrasi tersebut keberadaan EDTA dalam larutan tidak berpengaruh. KESIMPULAN Sorpsi Zn pada Na-bentonit memperlihatkan afinitas yang besar: kapasitas sorpsi dan koefisien distribusi yang tinggi: C a = 2.76x10-1 eq/kg dan K d = 365 l/kg, yang merupakan faktor favourable bagi retensi migrasi radionuklida Zn dalam sistem engineered barrier. Adanya karbonat dalam fasa larutan, memberikan kenaikan Kd. Sedangkan adanya EDTA, akan menyebabkan penurunan Kd. Sumbangan adanya pengendapan Zn(OH) 2(s) pada ph tinggi dalam larutan, serta ZnCO 3(s) pada penambahan karbonat, akan merupakan faktor favourable tambahan. Walaupun adanya EDTA dapat menurunkan nilai Kd, namun dalam kondisi riil pada konsentrasi randah (10-8 eq/l N), keberadaannya EDTA tidak memberikan pengaruh berarti.. DAFTAR PUSTAKA 1. Push (1983) Use of Clays as Buffer in Radioactive Repository, Lulea University, Lulea Swedia 2. McKinley, I.G., Hadermann, J (1985) Radionuclide sorption data base for Swiss safety assesement, NAGRA-CEDRA, TR 84-40, Wurenlingen-Switcherland. 3. Tsukamoto, M., Fujita, T (1997) Ohe: Surface Complexation Modeling for Desorption of Actinide Sorption at the Buffer Material/ Water Interface, J. Nucl. Mat.( 248): Hsu, C.N., Chang, K.P (1994) Sorption and Desorption Behavior of Cesium on Soil Components, Appl. Radiat Isotop 45(4): Oscarson, D.W., Hume H.B, King, f(1994): Sorption of Cesium on Compacted Bentonite, Clays Clay Mineral 42: Ohnuki, T., Kozai, N(1994) Sorption Characteristic of Radioactive Cesium and Strontium on Smectite, Radiochim. Acta 66/67:
7 Jurnal Teknologi Pengelolaan Limbah (Journal of Waste Management Technology), Vol 10 No ISSN Shibutani, T. Yui,, M., Yoshikawa, H (1994) Sorption Mechanism of Pu, Am and Se on Sodium- Bentonite, in Proceed 17 th Symp. on the Scientific Basis for Nuclear Waste Management (A. Barkett and R.A. Van Konyenburg eds), Mat. Res Soc., Pittsburgh, Pensylvania p Kozai, N., Ohnuki, T., Muraoka, S (1994) Sorption Behavior of Neptunium on Bentonite Effect of Calcium ion on the Sorption, in Proceed 17 th Symp. on the Scientific Basis for Nuclear Waste Management (A. Barkett and R.A. Van Konyenburg eds), Mat. Res Soc., Pittsburgh, Pensylvania p Sato, H., Ashida, T, Kohara,Y., Yui, M (1993) Study of Ratardation Mechanism of 3 H, 99 Tc, 137 Cs, 237 Np and 241 Am in Compacted Bentonit, in Proceed 16 th Symp. on the Scientific Basis for Nuclear Waste Management, (C.G. Interrante and R.T. Pabalan eds), Mat. Res Soc., Pittsburgh, Pensylvania 10. Anomynous (2007), Brosur PT Anindya Yogyakarta 11. Benedict, M., Pigford, T.H., Levi, L.W (1981) Nuclear Chemical Engineering, 2 nd Ed., McGraw-Hill Book Company, New York, Baeyens, B., Bradbury, M.H (1997) A Mechanistic description of Ni and Zn sorption on Namontmorillonite. Part I: Titration and sorption measurements, J. Cont. Hydrology 27: Bradbury, M.H., Baeyens, B (1997) A mechanistic description of Ni and Zn sorption on Namontmorillonite. Part II: Modelling. J. Cont. Hydrology 27: Bradbury, M.H., Baeyens, B (1999) Modelling the sorption of Zn and Ni on Ca-montmorillonite, Geochim. Cosmochim. Acta 63: Sastrowardoyo, P.S (2006) Sorpsi Kobalt pada Na-Bentonit, Prosiding - Seminar Nasional Kimia dan Kongres Nasional Himpunan Kimia Indonesia, Sastrowardoyo, P.S (2007) Sorpsi Kdmium pada Na-Bentonit, Makalah disajikan pada Seminar & Workshop Pengelolaan Limbah Radioaktif V, PTLR BATAN, 26 & 27 Juni Sastrowardoyo, P.S (2007) Bidang Teknologi Penyimpanan Lestari, Laporan-laporan terbatas PTLR Batan. 18. Sastrowardoyo, P.S., Wati, Suganda, D (2003) Difusi Kobalt dalam Natrium-Bentonit dan Kalsium- Bentonit, Prosiding Pertemuan dan Presentasi Ilmiah Penelitian Dasar Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Nuklir, P3TM BATAN, p Wati, Aisyah, Suganda, D., Sastrowardoyo, P.S (2004) Difusi Timbal dalam Natrium-Bentonit dan Kalsium-Bentonit, Prosiding Pertemuan dan Presentasi Ilmiah Penelitian Dasar Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Nuklir, P3TM BATAN, p Lumingkewas, L (996) Konversi Ca-bentonit menjadi Na-bentonit melalui teknik pertukaran ion, Thesis FMIPA UGM (S2), Yogyakarta 21. Mecherri, M.O., Sastrowardoyo, P.S., Rouchaud. J.C., Fedoroff, M (1990) Study of Neodymium Sorption on Orthose and Calcite for Radionuclide Migration Modelling in Groundwater, Radiochim.Acta 50: Trapnell B.M.W (1955) Chemisorption, Butterworths Scientific Publ. 23. PNC (1993) Research and Development on Geological Disposal of High-Level Radioactive Waste, PNC-TN , PNC Technical Report, Tokyo 24. Stumm, W., Morgan, J.J (1996) Aquatic Chemistry: Chemical Equilibria and Rates in Natural Water, John Wiley & Sons, Inc, New York. 25. Davis, J.D., Fuller, C.C., Cook, AD (1987) A Model for Trace Metal Sorption Processes at Calcite Surface: Adsorption of Cd 2+ and Subsequent Solid Solution Formation, Geochim. Cosmochim. Acta 51: Fuller, C.C., Davis, J.D (1987) Processes and Kinetikcs of Cd2+ Sorption by a Calcareous Aquifer Sand, Geochim. Cosmochim. Acta 51:
SERAPAN KADMIUM PADA NA-BENTONIT
Jurnal Teknologi Pengelolaan Limbah (Journal of Waste Management Technology), ISSN 1410-9565 Volume 10 Nomor 2 Desember 2007 (Volume 10, Number 2, December, 2007) Pusat Teknologi Limbah Radioaktif (Radioactive
Lebih terperinciMIGRASI RADIONUKLIDA DALAM BUFFER MATERIAL PADA SISTEM PENYIMPANAN LIMBAH RADIOAKTIF: SORPSI KOBALT PADA Na-BENTONIT
MIGRASI RADIONUKLIDA DALAM BUFFER MATERIAL PADA SISTEM PENYIMPANAN LIMBAH RADIOAKTIF: SORPSI KOBALT PADA Na-BENTONIT Pratomo Budiman Sastrowardoyo Pusat Teknologi Limbah Radioaktif ABSTRAK Migrasi Radionuklida
Lebih terperinciMIGRASI RADIONUKLIDA DALAM NATURAL BARRIER : SORPSI CESIUM PADA TANAH DARI CALON TAPAK PENYIMPANAN LIMBAH RADIOAKTIF DI LEMAHABANG SEMENANJUNG MURIA
MIGRASI RADIONUKLIDA DALAM NATURAL BARRIER : SORPSI CESIUM PADA TANAH DARI CALON TAPAK PENYIMPANAN LIMBAH RADIOAKTIF DI LEMAHABANG SEMENANJUNG MURIA Teddy Sumantry Pusat Teknologi Limbah Radioaktif ABSTRAK
Lebih terperinciDIFUSI COBALT DALAM NA-BENTONIT DAN CA-BENTONIT
Jurnal Teknologi Pengelolaan Limbah (Journal of Waste Management Technology), ISSN 1410-9565 Volume 10 Nomor 2 Desember 2007 (Volume 10, Number 2, December, 2007) Pusat Teknologi Limbah Radioaktif (Radioactive
Lebih terperinciDIFUSI STRONSIUM DALAM BENTONIT SEBAGAI CALON BAHAN BUFFER PADA SISTEM PENYIMPANAN LIMBAH
Heru Sriwahyuni, dkk. ISSN 016-318 37 DIFUSI STRONSIUM DALAM BENTONIT SEBAGAI CALON BAHAN BUFFER PADA SISTEM PENYIMPANAN LIMBAH Heru Sriwahyuni, Pratomo Budiman S, Budi Setiawan Pusat Teknologi Limbah
Lebih terperinciSORPSI TIMBAL PADA TUFAAN DARI CALON TAPAK PENYIMPANAN LlMBAH RADIOAKTIF DI SEMENANJUNG MURIA
SORPSI TIMBAL PADA TUFAAN DARI CALON TAPAK PENYIMPANAN LlMBAH RADIOAKTIF DI SEMENANJUNG MURIA Teddy, Sumantri1, Sucipta" Ardi Muharini1 Pratomo Budiman Sastrowardoyo' Pusat Pen~embangan Pengelolaan Limbah
Lebih terperinciRET ARDASI RADIONUKLIDA DALAM MATERIAL BUFFER: DIFUSI ZIRKONIUM DALAM NA-BENTONIT
Has;/ Penelitian dan Keg;atan PTLR Tahun 2006 /SSN 0852-2979 RET ARDASI RADIONUKLIDA DALAM MATERIAL BUFFER: DIFUSI ZIRKONIUM DALAM NA-BENTONIT Pratomo Budiman-Sastrowardoyo, Teddy Sumantri Pusat Teknologi
Lebih terperinciHasil Penelitian dan Kegiatan PTLR Tahun 2006 ISSN
Hasil Penelitian dan Kegiatan PTLR Tahun 2006 ISSN 0852-2979 MIGRASI RADIONUKLIDA DALAM NA TURAL BARRIER: SORPSI CADMIUM DAN MANGAN PADA TANAH PPTN SERPONG UNTUK SISTEM PENYIMPANAN LlMBAH RADIOAKTIF. Teddy
Lebih terperinciMIGRASI RADIONUKLIDA KOBAL T DALAM BATUAN TUFAAN DARI GALaN TAPAK PENYIMPANAN LIMBAH LEMAHABANG SEMENANJUNG MURIA. Teddy Sumantry
HasH Penelitian P2PLR Tahun 2002 MIGRASI RADIONUKLIDA KOBAL T DALAM BATUAN TUFAAN DARI GALaN TAPAK PENYIMPANAN LIMBAH LEMAHABANG SEMENANJUNG MURIA Teddy Sumantry Pusat Pengembangan Pengelolaan Limbah Radioaktif
Lebih terperinciPERAN HOST ROCK SEBAGAI PENGHALANG MIGRASI RADIONUKLIDA DARI FASILITAS PENYIMPANAN LESTARI LIMBAH RADIOAKTIF
PERAN HOST ROCK SEBAGAI PENGHALANG MIGRASI RADIONUKLIDA DARI FASILITAS PENYIMPANAN LESTARI LIMBAH RADIOAKTIF Budi Setiawan Pusat Teknologi Limbah Radioaktif-BATAN ABSTRAK PERAN HOST ROCK SEBAGAI PENGHALANG
Lebih terperinciPENGARUH ASAM HUMUS TERHADAP INTERAKSI RADIONUKLIDA-BENTONIT: PENGARUH PH LARUTAN PELINDI
Hasi/ Penelitian clan Kegiatan PTLR Tahun 2006 ISSN 0852-2979 PENGARUH ASAM HUMUS TERHADAP INTERAKSI RADIONUKLIDA-BENTONIT: PENGARUH PH LARUTAN PELINDI Budi Setiawan, Hendra A. Pratama Pusat Teknologi
Lebih terperinciPENENTUAN WAKTU TUNDA PADA KONDISIONING LIMBAH HASIL PENGUJIAN BAHAN BAKAR PASCA IRADIASI DARI INSTALASI RADIOMETALURGI
PENENTUAN WAKTU TUNDA PADA KONDISIONING LIMBAH HASIL PENGUJIAN BAHAN BAKAR PASCA IRADIASI DARI INSTALASI RADIOMETALURGI Herlan Martono, Wati, Nurokhim Pusat Teknologi Limbah Radioaktif ABSTRAK PENENTUAN
Lebih terperinciPENGARUH ION LOGAM KO-EKSISTENSI TERHADAP SORPSI CESIUM DAN STRONSIUM OLEH BENTONIT
Jurnal Teknologi Pengelolaan Limbah (Journal of Waste Management Technology), ISSN 1410-9565 Volume 13 Nomor 2 Desember 2010 (Volume 13, Number 2, December, 2010) Pusat Teknologi Limbah Radioaktif (Radioactive
Lebih terperinciKAJIAN PEMANFAATAN ZEOLIT ALAM PADA REDUKSI KADAR Pb dan Cd DALAM LIMBAH CAIR
18 ISSN 216-3128 Prayitno, dkk. KAJIAN PEMANFAATAN ZEOLIT ALAM PADA REDUKSI KADAR Pb dan Cd DALAM LIMBAH CAIR Prayitno, Endro Kismolo, Nurimaniwathy Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan - BATAN
Lebih terperinciSorpsi Stronsium Dalam Tanah Lempung Karawang Sebagai Calon Lokasi Disposal Limbah Radioaktif
1 Sorpsi Stronsium Dalam Tanah Lempung Karawang Sebagai Calon Lokasi Disposal Limbah Radioaktif The Sorption Activity of Stronsium in Karawang s Clay as Perspective Disposal Areas of Radioactive Waste
Lebih terperinciPENGARUH SENYAWA PENGOTOR Ca DAN Mg PADA EFISIENSI PENURUNAN KADAR U DALAM AIR LIMBAH
PENGARUH SENYAWA PENGOTOR Ca DAN Mg PADA EFISIENSI PENURUNAN KADAR U DALAM AIR LIMBAH Ign. Djoko Sardjono, Herry Poernomo Puslitbang Teknologi Maju BATAN, Yogyakarta ABSTRAK PENGARUH SENYAWA PENGOTOR Ca
Lebih terperinciPARAMETER-PARAMETER PENTING PADA INTERAKSI RADIOCESIUM DENGAN BENTONIT
PARAMETER-PARAMETER PENTING PADA INTERAKSI RADIOCESIUM DENGAN BENTONIT Budi Setiawan Pusat Teknologi Limbah Radioaktif BATAN, Kawasan PUSPIPTEK, Serpong-Tangerang 15310 ABSTRAK PARAMETER-PARAMETER PENTING
Lebih terperinciPENGARUH ION LOGAM KO-EKSISTENSI TERHADAP SORPSI CESIUM DAN STRONSIUM OLEH BENTONIT
PENGARUH ION LOGAM KO-EKSISTENSI TERHADAP SORPSI CESIUM DAN STRONSIUM OLEH BENTONIT Budi Setiawan *) ABSTRAK PENGARUH ION LOGAM KO-EKSISTENSI TERHADAP SORPSI CESIUM DAN STRONSIUM OLEH BENTONIT. Studi tentang
Lebih terperinciSORPSI CESIUM, KOBAl T DAN STRONSIUM PADA KAOLINIT
SORPSI CESIUM, KOBAl T DAN STRONSIUM PADA KAOLINIT Pratomo Budiman Sastrowardoyo, Dadang Suganda, Wati Pusat Pengembangan Pengelolaan Limbah Radioaktif-BATAN, Serpong ABSTRAK SORPSI CESIUM, KOSAl T DAN
Lebih terperinciPENENTUAN KONSENTRASI SULFAT SECARA POTENSIOMETRI
ISSN 1979-2409 PENENTUAN KONSENTRASI SULFAT SECARA POTENSIOMETRI Noor Yudhi Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir - BATAN ABSTRAK PENENTUAN KONSENTRASI SULFAT SECARA POTENSIOMETRI. Telah dilakukan penelitian
Lebih terperinciUPAYA MINIMISASI LIMBAH RADIOAKTIF DENGAN CARA PENGAMBILAN KEMBALI RADIONUKLIDA
UPAYA MINIMISASI LIMBAH RADIOAKTIF DENGAN CARA PENGAMBILAN KEMBALI RADIONUKLIDA Sahat M. Panggabean, Yohan, Mard!ni Pusat Pengembangan Pengelolaan Lirl1bah Radioaktif ABSTRAK, UPAYA MINIMISASI LIMBAH RADIOAKTIF
Lebih terperinciPENGARUH ASAM HUMUS TERHADAP INTERAKSI RADIONUKLIDA-BENTONIT: PENGARUH ph LARUTAN PELINDI
Jurnal Teknologi Pengelolaan Limbah (Journal of Waste Management Technology), ISSN 1410-9565 Volume 10 Nomor 1 Juli 2007 (Volume 10, Number 1, July, 2007) Pusat Teknologi Limbah Radioaktif (Radioactive
Lebih terperinciADSORPSI SENG(II) OLEH BIOMASSA Azolla microphylla-sitrat: KAJIAN DESORPSI MENGGUNAKAN LARUTAN ASAM NITRAT ABSTRAK ABSTRACT
KIMIA.STUDENTJOURNAL, Vol.1, No. 1, pp. 623-628, UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG Received 9 February 2015, Accepted 9 February 2015, Published online 11 February 2015 ADSORPSI SENG(II) OLEH BIOMASSA Azolla
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. nm. Setelah itu, dihitung nilai efisiensi adsorpsi dan kapasitas adsorpsinya.
5 E. ampas sagu teraktivasi basa-bentonit teraktivasi asam (25 : 75), F. ampas sagu teraktivasi basa-bentonit teraktivasi asam (50 : 50), G. ampas sagu teraktivasi basa-bentonit teraktivasi asam (75 :
Lebih terperinciANALISIS NEODIMIUM MENGGUNAKAN METODA SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS
ANALISIS NEODIMIUM MENGGUNAKAN METODA SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS Noviarty, Dian Angraini Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir BATAN Email: artynov@yahoo.co.id ABSTRAK ANALISIS NEODIMIUM MENGGUNAKAN METODA SPEKTROFOTOMETRI
Lebih terperinciKARAKTERISASI LIMBAH RADIOAKTIF CAIR UMPAN PROSES EVAPORASI
KARAKTERISASI LIMBAH RADIOAKTIF CAIR UMPAN PROSES EVAPORASI Endro Kismolo, Nurimaniwathy, Tri Suyatno BATAN, Babarsari Yogyakarta 55281 E-mail :ptapb@batan.go.id ABSTRAK KARAKTERISASI LIMBAH RADIOAKTIF
Lebih terperinciANALISIS LIMBAH RADIOAKTIF CAIR DAN SEMI CAIR. Mardini, Ayi Muziyawati, Darmawan Aji Pusat Teknologi Limbah Radioaktif
ANALISIS LIMBAH RADIOAKTIF CAIR DAN SEMI CAIR Mardini, Ayi Muziyawati, Darmawan Aji Pusat Teknologi Limbah Radioaktif ABSTRAK ANALISIS LIMBAH RADIOAKTIF CAIR DAN SEMI CAIR. Telah dilakukan analisis limbah
Lebih terperinciLAMPIRAN I. LANGKAH KERJA PENELITIAN ADSORPSI Cu (II)
LAMPIRAN I LANGKAH KERJA PENELITIAN ADSORPSI Cu (II) 1. Persiapan Bahan Adsorben Murni Mengumpulkan tulang sapi bagian kaki di RPH Grosok Menghilangkan sisa daging dan lemak lalu mencucinya dengan air
Lebih terperinciPENGARUH NaCl TERHADAP PRESIPITASI CaCO 3
1 PENGARUH NaCl TERHADAP PRESIPITASI CaCO 3 Atmi Wahyu Kinasih (LC41) dan Dewi Rusita R (LC48) Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro Jln. Prof. Sudharto, Tembalang, Semarang, 39,
Lebih terperinciPENGARUH ph DAN PENAMBAHAN ASAM TERHADAP PENENTUAN KADAR UNSUR KROM DENGAN MENGGUNAKAN METODE SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM
PENGARUH ph DAN PENAMBAHAN ASAM TERHADAP PENENTUAN KADAR UNSUR KROM DENGAN MENGGUNAKAN METODE SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM Zul Alfian Departemen Kimia FMIPA Universitas Sumatera Utara Jl. Bioteknologi
Lebih terperinciSORPSI RADIONUKLIDA CS-137 OLEH BATULEMPUNG FORMASI DAERAH SUBANG SEBAGAI WILAYAH POTENSIAL UNTUK PENYIMPANAN LESTARI LIMBAH RADIOAKTIF
Pusat Teknologi Limbah Radioaktif-BATAN ISSN 141-686 SORPSI RADIONUKLIDA CS-137 OLEH BATULEMPUNG FORMASI DAERAH SUBANG SEBAGAI WILAYAH POTENSIAL UNTUK PENYIMPANAN LESTARI LIMBAH RADIOAKTIF ABSTRAK Budi
Lebih terperinciDESORPSI KADMIUM(II) YANG TERIKAT PADA BIOMASSA Azolla microphylla- SITRAT MENGGUNAKAN LARUTAN HCl ABSTRAK ABSTRACT
KIMIA.STUDENTJOURNAL, Vol.1, No. 1, pp. 617-627, UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG Received 9 February 2015, Accepted 9 February 2015, Published online 11 February 2015 DESORPSI KADMIUM(II) YANG TERIKAT PADA
Lebih terperinciPROSES PELUNAKAN AIR SADAH MENGGUNAKAN ZEOLIT ALAM LAMPUNG ABSTRAK
PROSES PELUNAKAN AIR SADAH MENGGUNAKAN ZEOLIT ALAM LAMPUNG WIDI ASTUTI UPT Balai Pengolahan Mineral Lampung LIPI Jl. Ir. Sutami Km. 15 Tanjungbintang, Lampung Selatan ABSTRAK Air sadah adalah air yang
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Perlakuan Awal dan Karakteristik Abu Batubara Abu batubara yang digunakan untuk penelitian ini terdiri dari 2 jenis, yaitu abu batubara hasil pembakaran di boiler tungku
Lebih terperinciNgatijo, dkk. ISSN Ngatijo, Pranjono, Banawa Sri Galuh dan M.M. Lilis Windaryati P2TBDU BATAN
181 PENGARUH WAKTU KNTAK DAN PERBANDINGAN FASA RGANIK DENGAN FASA AIR PADA EKSTRAKSI URANIUM DALAM LIMBAH CAIR MENGGUNAKAN EKSTRAKTAN DI-2-ETIL HEKSIL PHSPHAT Ngatijo, Pranjono, Banawa Sri Galuh dan M.M.
Lebih terperinciKEGUNAAN KITOSAN SEBAGAI PENYERAP TERHADAP UNSUR KOBALT (Co 2+ ) MENGGUNAKAN METODE SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM
KEGUNAAN KITOSAN SEBAGAI PENYERAP TERHADAP UNSUR KOBALT (Co 2+ ) MENGGUNAKAN METODE SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM Harry Agusnar, Irman Marzuki Siregar Departemen Kimia FMIPA Universitas Sumatera Utara
Lebih terperinciUJIAN PRAKTIKUM KI2121 DASAR-DASAR KIMIA ANALITIK PENENTUAN KADAR KALSIUM DALAM KAPUR TULIS
UJIAN PRAKTIKUM KI2121 DASAR-DASAR KIMIA ANALITIK PENENTUAN KADAR KALSIUM DALAM KAPUR TULIS Kelompok : Kelompok 1 Tanggal Persentasi : 14 November 2016 Tanggal Percobaan : 21 November 2016 Alfontius Linata
Lebih terperinciKARAKTERISTIKA (K, a, Kd, K tot ) TANAH CALON PENYIMPANAN LIMBAH RADIOAKTIF DI SEMENANJUNG MURIA
Herry Poernomo, dkk. ISSN 26-328 KARAKTERISTIKA (K, a, Kd, K tot ) TANAH CALON PENYIMPANAN LIMBAH RADIOAKTIF DI SEMENANJUNG MURIA Herry Poernomo, Ngasifudin, Djoko Sardjono Puslitbang Teknologi Maju Batan
Lebih terperinciANALISIS UNSUR Pb, Ni DAN Cu DALAM LARUTAN URANIUM HASIL STRIPPING EFLUEN URANIUM BIDANG BAHAN BAKAR NUKLIR
ISSN 1979-2409 Analisis Unsur Pb, Ni Dan Cu Dalam Larutan Uranium Hasil Stripping Efluen Uranium Bidang Bahan Bakar Nuklir (Torowati, Asminar, Rahmiati) ANALISIS UNSUR Pb, Ni DAN Cu DALAM LARUTAN URANIUM
Lebih terperinciOPTIMASI TRANSPOR Cu(II) DENGAN APDC SEBAGAI ZAT PEMBAWA MELALUI TEKNIK MEMBRAN CAIR FASA RUAH
J. Ris. Kim. Vol. 5, No. 2, Maret 12 OPTIMASI TRANSPOR Cu(II) DENGAN APDC SEBAGAI ZAT PEMBAWA MELALUI TEKNIK MEMBRAN CAIR FASA RUAH Imelda, Zaharasmi Kahar, Maria Simarmata, dan Djufri Mustafa Laboratorium
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Deskripsi Penelitian Penelitian ini dilakukan dari bulan Maret sampai Agustus 2013 di Laboratorium Riset dan Kimia Instrumen Jurusan Pendidikan Kimia Universitas Pendidikan
Lebih terperinciKUALIFIKASI AIR TANGKI REAKTOR (ATR) KARTINI BERDASARKAN DATA DUKUNG METODA NYALA SPEKTROMETRI SERAPAN ATOM (SSA) DAN ION SELECTIVE ELECTRODE (ISE)
ISSN 1410-697 KUALIFIKASI AIR TANGKI REAKTOR (ATR) KARTINI BERDASARKAN DATA DUKUNG METODA NYALA SPEKTROMETRI SERAPAN ATOM (SSA) DAN ION SELECTIVE ELECTRODE (ISE) Supriyanto C., Iswani G. PTAPB BATAN, Jl.
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Diagram Alir Penelitian Tahapan penelitian secara umum tentang pemanfaatan daun matoa sebagai adsorben untuk menyerap logam Pb dijelaskan dalam diagram pada Gambar 3.1. Preparasi
Lebih terperinciDALAM AIR MENGGUNAKAN PARTIKEL TRICALCIUM PHOSPHATE
MODEL KESETIMBANGAN ADSORPSI TEMBAGA (Cu 2+ ) TERLARUT DALAM AIR MENGGUNAKAN PARTIKEL TRICALCIUM PHOSPHATE SEBAGAI ADSORBEN Erniwita Ekasari, Ahmad Fadli, Sunarno Laboratorium Konversi Elektrokimia, Jurusan
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
13 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Karakteristik Kimia Abu Terbang PLTU Suralaya Abu terbang segar yang baru diambil dari ESP (Electrostatic Precipitator) memiliki karakteristik berbeda dibandingkan dengan
Lebih terperinciSOAL SELEKSI NASIONAL TAHUN 2006
SOAL SELEKSI NASIONAL TAHUN 2006 Soal 1 ( 13 poin ) KOEFISIEN REAKSI DAN LARUTAN ELEKTROLIT Koefisien reaksi merupakan langkah penting untuk mengamati proses berlangsungnya reaksi. Lengkapi koefisien reaksi-reaksi
Lebih terperinciMAKALAH PENDAMPING : PARALEL A. PEMANFAATAN SERBUK GERGAJI KAYU SENGON SEBAGAI ADSORBEN ION LOGAM Pb 2+
MAKALAH PENDAMPING : PARALEL A SEMINAR NASIONAL KIMIA DAN PENDIDIKAN KIMIA IV Peran Riset dan Pembelajaran Kimia dalam Peningkatan Kompetensi Profesional Program Studi Pendidikan Kimia Jurusan PMIPA FKIP
Lebih terperinciKESELAMATAN STRATEGI PENYIMPANAN LIMBAH TINGKAT TINGGI
KESELAMATAN STRATEGI PENYIMPANAN LIMBAH TINGKAT TINGGI RINGKASAN Limbah radioaktif aktivitas tinggi yang dihasilkan dari proses olah ulang bahan bakar bekas dipadatkan (solidifikasi) dalam bentuk blok
Lebih terperinci1. KOMPONEN AIR LAUT
1. KOMPONEN AIR LAUT anna.ida3@gmail.com/2013 Salinitas Salinitas menunjukkan banyaknya (gram) zat-zat terlarut dalam (satu) kilogram air laut, dimana dianggap semua karbonat telah diubah menjadi oksida
Lebih terperinciKapasitas Adsorpsi Arang Aktif dari Kulit Singkong terhadap Ion Logam Timbal
66 Adsorption Capacity of Activated Carbon from Cassava Peel Toward Lead Ion Diana Eka Pratiwi Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Makassar, Jl. Dg Tata Raya
Lebih terperinciPEMISAHAN 54 Mn DARI HASIL IRADIASI Fe 2 O 3 ALAM MENGGUNAKAN RESIN PENUKAR ANION
PEMISAHAN 54 Mn DARI HASIL IRADIASI Fe 2 O 3 ALAM MENGGUNAKAN RESIN PENUKAR ANION Anung Pujiyanto, Hambali, Dede K, Endang dan Mujinah Pusat Pengembamgan Radioisotop dan Radiofarmaka (P2RR), BATAN ABSTRAK
Lebih terperinciPREPARASI LIMBAH RADIOAKTIF CAIR EFLUEN PROSES PENGOLAHAN KIMIA UNTUK UMPAN PROSES EVAPORASI
PREPARASI LIMBAH RADIOAKTIF CAIR EFLUEN PROSES PENGOLAHAN KIMIA UNTUK UMPAN PROSES EVAPORASI Endro Kismolo, Tri Suyatno, Nurimaniwathy -BATAN, Yogyakarta Email : ptapb@batan.go.id ABSTRAK PREPARASI LIMBAH
Lebih terperinciBab III Metodologi III.1 Waktu dan Tempat Penelitian III.2. Alat dan Bahan III.2.1. Alat III.2.2 Bahan
Bab III Metodologi III.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan dari bulan Januari hingga April 2008 di Laboratorium Penelitian Kimia Analitik, Institut Teknologi Bandung. Sedangkan pengukuran
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian 4.1.1. Hasil penentuan kandungan oksida logam dalam abu boiler PKS Penentuan kandungan oksida logam dari abu boiler PKS dilakukan dengan menggvmakan XRF
Lebih terperinciLampiran 1 Pembuatan Larutan Methylene Blue
Lampiran 1 Pembuatan Larutan Methylene Blue 1. Larutan Induk Pembuatan larutan induk methylene blue 1000 ppm dilakukan dengan cara melarutkan kristal methylene blue sebanyak 1 gram dengan aquades kemudian
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Ide Penelitian. Studi Literatur. Persiapan Alat dan Bahan Penelitian. Pelaksanaan Penelitian.
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Penelitian Tahapan penelitian secara umum mengenai pemanfaatan tulang sapi sebagai adsorben ion logam Cu (II) dijelaskan dalam diagram pada Gambar 3.1 berikut
Lebih terperinci2. Metodologi 2.1. Sampling Tanah Gambut 2.2. Studi Adsorpsi Kation Kobal(II) dengan Tanah Gambut (Alimin,2000) Pengaruh Waktu Adsorpsi
Beberapa adsorben yang umum digunakan dalam proses adsorpsi logam yakni adsorben anorganik dan adsorben organik. Adsorben anorganik seperti zeolit, silika dan pasir kuarsa, mineral alam, maupun resin penukar
Lebih terperinciPemisahan dengan Pengendapan
Pemisahan dengan Pengendapan Reaksi Pengendapan Pemisahan dengan teknik pengendapan membutuhkan perbedaan kelarutan yang besar antara analit dan material pengganggunya. Pemisahan dengan pengendapan bisa
Lebih terperinciKimia Study Center - Contoh soal dan pembahasan tentang hidrolisis larutan garam dan menentukan ph atau poh larutan garam, kimia SMA kelas 11 IPA.
Kimia Study Center - Contoh soal dan pembahasan tentang hidrolisis larutan garam dan menentukan ph atau poh larutan garam, kimia SMA kelas 11 IPA. Soal No. 1 Dari beberapa larutan berikut ini yang tidak
Lebih terperinciPEMBUATAN NATRIUM SULFAT ANHIDRAT (NA 2 SO 4 )
PEMBUATAN NATRIUM SULFAT ANHIDRAT (NA 2 SO 4 ) Senadi Budiman ABSTRAK Natrium sulfat anhidrat (Na 2 SO 4 ) merupakan senyawa anorganik yang banyak dibutuhkan dalam berbagai industri, diantaranya digunakan
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. Prosedur Penelitian
10 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan dari bulan Mei 2010 sampai Maret 2011 di Laboratorium Bagian Kimia Analitik Departemen Kimia FMIPA IPB dan di Laboratory of Applied
Lebih terperinciMETODA GRAVIMETRI. Imam Santosa, MT.
METODA GRAVIMETRI Imam Santosa, MT. METODA GRAVIMETRI PRINSIP : Analat direaksikan dengan suatu pereaksi sehingga terbentuk senyawa yang mengendap; endapan murni ditimbang dan dari berat endapan didapat
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
16 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Penelitian Kerangka penelitian secara umum dijelaskan dalam diagram pada Gambar 3.1 berikut ini; Latar Belakang: Sebelum air limbah domestik maupun non domestik
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. kedua, dan 14 jam untuk Erlenmeyer ketiga. Setelah itu larutan disaring kembali, dan filtrat dianalisis kadar kromium(vi)-nya.
8 kedua, dan 14 jam untuk Erlenmeyer ketiga. Setelah itu larutan disaring kembali, dan filtrat dianalisis kadar kromium(vi)-nya. HASIL DAN PEMBAHASAN Penentuan Kapasitas Tukar Kation Kapasitas tukar kation
Lebih terperinciKUALIFIKASI AIR TANGKI REAKTOR (ATR) KARTINI BERDASARKAN DATA DUKUNG METODA NYALA SPEKTROMETRI SERAPAN ATOM (SSA) DAN ION SELECTIVE ELECTRODE (ISE)
224 ISSN 0216-3128 Supriyanto C., Iswani G. KUALIFIKASI AIR TANGKI REAKTOR (ATR) KARTINI BERDASARKAN DATA DUKUNG METODA NYALA SPEKTROMETRI SERAPAN ATOM (SSA) DAN ION SELECTIVE ELECTRODE (ISE) Supriyanto
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. Skema interaksi proton dengan struktur kaolin (Dudkin et al. 2004).
4 HASIL DAN PEMBAHASAN Preparasi Adsorben Penelitian ini menggunakan campuran kaolin dan limbah padat tapioka yang kemudian dimodifikasi menggunakan surfaktan kationik dan nonionik. Mula-mula kaolin dan
Lebih terperinciPRARANCANGAN SISTEM LOADING DAN UNLOADING PADA KOLOM PENUKAR ION PENGOLAH LIMBAH RADIOAKTIF
PRARANCANGAN SISTEM LOADING DAN UNLOADING PADA KOLOM PENUKAR ION PENGOLAH LIMBAH RADIOAKTIF Husen Zamroni, R. Sumarbagiono, Subiarto, Wasito Pusat Teknologi Limbah Radioaktif ABSTRAK PRARANCANGAN SISTEM
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN y = x R 2 = Absorban
5 Kulit kacang tanah yang telah dihaluskan ditambahkan asam sulfat pekat 97%, lalu dipanaskan pada suhu 16 C selama 36 jam. Setelah itu, dibilas dengan air destilata untuk menghilangkan kelebihan asam.
Lebih terperinciISOTERMA DAN TERMODINAMIKA ADSORPSI KATION PLUMBUM(II) PADA LEMPUNG CENGAR TERAKTIVASI ASAM SULFAT
ISOTERMA DAN TERMODINAMIKA ADSORPSI KATION PLUMBUM(II) PADA LEMPUNG CENGAR TERAKTIVASI ASAM SULFAT A. Johan 1, Muhdarina 2, T. A. Amri 2 1 Mahasiswa Program Studi S1 Kimia 2 Bidang Kimia Fisika Jurusan
Lebih terperinciANALISIS UNSUR-UNSUR PENGOTOR DALAM YELLOW CAKE DARI LIMBAH PUPUK FOSFAT SECARA SPEKTROMETRI SERAPAN ATOM
ANALISIS UNSUR-UNSUR PENGOTOR DALAM YELLOW CAKE DARI LIMBAH PUPUK FOSFAT SECARA SPEKTROMETRI SERAPAN ATOM Asminar, Rahmiati Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir-BATAN Kawasan Puspiptek Gd. 20 Serpong Tangerang
Lebih terperinciPenentuan Kesadahan Dalam Air
Penentuan Kesadahan Dalam Air I. Tujuan 1. Dapat menentukan secara kualitatif dan kuantitatif kation (Ca²+,Mg²+) 2. Dapat membuat larutan an melakukan pengenceran II. Latar Belakang Teori Semua makhluk
Lebih terperinciAdsorpsi Pb (II) oleh Lempung Alam Desa Talanai (Das Kampar): modifikasi NaOH ABSTRAK
10-13Desember2012 Adsorpsi Pb (II) oleh Lempung Alam Desa Talanai (Das Kampar): modifikasi NaOH Amilia Linggawati*), Muhdarina, Nurhayati, T. Arifiil Amri, Andri Yulis dan Herlinda Laboratorium Kimia Fisika,
Lebih terperincikimia ASAM-BASA III Tujuan Pembelajaran
KTSP K-13 kimia K e l a s XI ASAM-BASA III Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut. 1. Memahami mekanisme reaksi asam-basa. 2. Memahami stoikiometri
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DATA
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DATA 4.1 Persiapan Adsorben Cangkang Gonggong Cangkang gonggong yang telah dikumpulkan dicuci bersih dan dikeringkan dengan matahari. Selanjutnya cangkang gonggong
Lebih terperinciKesetimbangan Kimia. A b d u l W a h i d S u r h i m
Kesetimbangan Kimia A b d u l W a h i d S u r h i m 2 0 1 4 Rujukan Chapter 12 dan 14: Masterton, William L. and Hurley, Cecile N. 2009. Chemistry: Principles and Reactions. Sixth Edition. Books/Cole.
Lebih terperinciION EXCHANGE DASAR TEORI
ION EXCHANGE I. TUJUAN PERCOBAAN Setelah melakukan praktikum ini diharapkan mahasiswa dapat : 1. Menentukan konsentrasi ion-ion H+, Na+, Mg2+, Zn2+ dengan menggunakan resin penukar kation. 2. Pengurangan
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK PERCOBAAN III (PEMURNIAN BAHAN MELALUI REKRISTALISASI)
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK PERCOBAAN III (PEMURNIAN BAHAN MELALUI REKRISTALISASI) OLEH : NAMA : HANIFA NUR HIKMAH STAMBUK : A1C4 09001 KELOMPOK ASISTEN : II (DUA) : WD. ZULFIDA NASHRIATI LABORATORIUM
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian dimulai pada tanggal 1 April 2016 dan selesai pada tanggal 10 September 2016. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi Departemen
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Udayana. Untuk sampel
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di laboratorium penelitian jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Udayana. Untuk sampel kulit
Lebih terperinciOF ADSORPTION A TECHNICAL BENTONITE AS AN ADSORBENT OF HEAVY METAL
KAPASITAS ADSORPSI BENTONIT TEKNIS SEBAGAI ADSORBEN LOGAM BERAT Cu(II) DENGAN PESAING ION Ca 2+ CAPACITY OF ADSORPTION A TECHNICAL BENTONITE AS AN ADSORBENT OF HEAVY METAL Cu(II) WITH IONS Ca 2+ COMPETITORS
Lebih terperinciGambar 3.1 Diagram Alir Penelitian Secara Keseluruhan
25 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Penelitian Secara umum penelitian akan dilakukan dengan pemanfaatan limbah media Bambu yang akan digunakan sebagai adsorben dengan diagram alir keseluruhan
Lebih terperinciKARAKTERISASI KADAR ZAT PADAT DALAM EFLUEN PADA PROSES SORBSI LIMBAH B3 CAIR MENGGUNAKAN ZEOLIT
Endro Kismolo, dkk. ISSN 0216-3128 15 KARAKTERISASI KADAR ZAT PADAT DALAM EFLUEN PADA PROSES SORBSI LIMBAH B3 CAIR MENGGUNAKAN ZEOLIT Endro Kismolo, Gede Sutresna Wijaya, Nurimaniwathy ABSTRAK KARAKTERISASI
Lebih terperinciSTUDI PEMISAHAN URANIUM DARI LARUTAN URANIL NITRAT DENGAN RESIN PENUKAR ANION
STUDI PEMISAHAN URANIUM DARI LARUTAN URANIL NITRAT DENGAN RESIN PENUKAR ANION Iis Haryati, dan Boybul Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir-BATAN, Kawasan Puspiptek Gd 20, Serpong, 15313 Email untuk korespondensi:
Lebih terperinciKARAKTERISASI ZEOLIT ALAM PADA REDUKSI KADAR CHROM DALAM LIMBAH CAIR
KARAKTERISASI ZEOLIT ALAM PADA REDUKSI KADAR CHROM DALAM LIMBAH CAIR RETNO SUSETYANINGSIH 1), ENDRO KISMOLO 2), PRAYITNO 3) 1) Sekolah Tinggi Teknik Lingkungan, YLH - Yogyakarta 2) dan 3) Pusat Teknologi
Lebih terperinciPemanfaatan Biomaterial Berbasis Selulosa (TKS dan Serbuk Gergaji) Sebagai Adsorben Untuk Penyisihan Ion Krom dan Tembaga Dalam Air
Pemanfaatan Biomaterial Berbasis Selulosa (TKS dan Serbuk Gergaji) Sebagai Adsorben Untuk Penyisihan Ion Krom dan Tembaga Dalam Air Ratni Dewi 1, Fachraniah 1 1 Politeknik Negeri Lhokseumawe ABSTRAK Kehadiran
Lebih terperinciADSORPSI Pb (II) MENGGUNAKAN BIOMASSA GENJER (Limnocharis flava) ADSORPTION OF Pb (II) USING Limnocharis flava BIOMASS
ADSORPSI Pb (II) MENGGUNAKAN BIOMASSA GENJER (Limnocharis flava) ADSORPTION OF Pb (II) USING Limnocharis flava BIOMASS Titin Anita Zahara*, Imelda H.Silalahi, Nurlina, Miftah Husnul Jurusan Kimia Fakultas
Lebih terperinciLAMPIRAN. Lampiran I Langkah kerja percobaan adsorpsi logam Cadmium (Cd 2+ ) Mempersiapkan lumpur PDAM
LAMPIRAN 56 57 LAMPIRAN Lampiran I Langkah kerja percobaan adsorpsi logam Cadmium (Cd 2+ ) 1. Preparasi Adsorben Raw Sludge Powder (RSP) Mempersiapkan lumpur PDAM Membilas lumpur menggunakan air bersih
Lebih terperinciOleh: ARUM KARTIKA SARI
Efek Suhu Kalsinasi pada Penggunaan Lumpur Alum IPA sebagai Adsorben untuk Menurunkan Konsentrasi Seng (Zn 2+ ) pada Limbah Cair Industri Elektroplating Oleh: ARUM KARTIKA SARI 3307 100 043 Pembimbing:
Lebih terperinciLampiran 1 Pembuatan Larutan Methyl Violet = 5
Lampiran 1 Pembuatan Larutan Methyl Violet 1. Membuat larutan Induk Methyl Violet 1000 ppm. Larutan induk methyl violet dibuat dengan cara melarutkan 1 gram serbuk methyl violet dengan akuades sebanyak
Lebih terperinciANALISISN AIR METODE TITRIMETRI TENTANG KESADAHAN AIR. Oleh : MARTINA : AK
ANALISISN AIR METODE TITRIMETRI TENTANG KESADAHAN AIR Oleh : MARTINA : AK.011.046 A. PENGERTIAN AIR senyawa kimia yang sangat penting bagi kehidupan umat manusia dan makhluk hidup lainnya karena fungsinya
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. Preparasi Adsorben
4 HASIL DAN PEMBAHASAN Preparasi Adsorben Perlakuan awal kaolin dan limbah padat tapioka yang dicuci dengan akuades, bertujuan untuk membersihkan pengotorpengotor yang bersifat larut dalam air. Selanjutnya
Lebih terperinci: Komposisi impurities air permukaan cenderung tidak konstan
AIR Sumber Air 1. Air laut 2. Air tawar a. Air hujan b. Air permukaan Impurities (Pengotor) air permukaan akan sangat tergantung kepada lingkungannya, seperti - Peptisida - Herbisida - Limbah industry
Lebih terperinciIon Exchange Chromatography Type of Chromatography. Annisa Fillaeli
Ion Exchange Chromatography Type of Chromatography Annisa Fillaeli TUJUAN Setelah pembelajaran ini selesai maka siswa dapat melakukan analisis kimia menggunakan resin penukar ion. Title R+OH- + X- ===
Lebih terperinciANALISIS KOMPOSISI KIMIA SERBUK HASIL PROSES HYDRIDING-DEHYDRIDING PADUAN U-Zr
ISSN 0854-5561 Hasil-hasil Penelitian EBN Tahun 2009 ANALISIS KOMPOSISI KIMIA SERBUK HASIL PROSES HYDRIDING-DEHYDRIDING PADUAN U-Zr Asminar, Rahmiati, Siamet Pribadi ABSTRAK ANALISIS KOMPOSISI KIMIA SERBUK
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air merupakan salah satu sumber daya alam yang terpenting bagi semua makhluk hidup di bumi. Air digunakan hampir di setiap aktivitas makhluk hidup. Bagi manusia, air
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
24 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Diagram Alir Penelitian Pada penelitian ini, terdapat metode yang dilakukan secara sistematis untuk menganalisis kapasitas adsorpsi lumpur PDAM Tirta Binangun Kulon Progo
Lebih terperinciLampiran 1. Pembuatan Larutan Methyl Red
Lampiran 1 Pembuatan Larutan Methyl Red 1. Larutan Induk Larutan induk 1000 ppm dibuat dengan cara menimbang kristal methyl red sebanyak 1 gram, dilarutkan dalam etanol sebanyak 600 ml dan distirrer selama
Lebih terperinciKARAKTERISASI MORFOLOGI CLAY DENGAN FILLER KULIT KAKAO
KARAKTERISASI MORFOLOGI CLAY DENGAN FILLER KULIT KAKAO Fynnisa Z 1, Amir Hamzah 2 1,2 Teknik Sipil, Fakultas Teknik UNA, Kisaran Jalan Jendral Ahmad Yani, Kisaran 21224 e-mail : 1 fynnisaz@gmail.com, 2
Lebih terperinciLAMPIRAN 1 Pola Difraksi Sinar-X Pasir Vulkanik Merapi Sebelum Aktivasi
LAMPIRAN 1 Pola Difraksi Sinar-X Pasir Vulkanik Merapi Sebelum Aktivasi 35 LAMPIRAN 2 Pola Difraksi Sinar-X Pasir Vulkanik Merapi Sesudah Aktivas 36 LAMPIRAN 3 Data XRD Pasir Vulkanik Merapi a. Pasir Vulkanik
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. Lanjutan Nilai parameter. Baku mutu. sebelum perlakuan
dan kemudian ditimbang. Penimbangan dilakukan sampai diperoleh bobot konstan. Rumus untuk perhitungan TSS adalah sebagai berikut: TSS = bobot residu pada kertas saring volume contoh Pengukuran absorbans
Lebih terperinci