MIGRASI RADIONUKLIDA DALAM NATURAL BARRIER : SORPSI CESIUM PADA TANAH DARI CALON TAPAK PENYIMPANAN LIMBAH RADIOAKTIF DI LEMAHABANG SEMENANJUNG MURIA
|
|
- Vera Muljana
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 MIGRASI RADIONUKLIDA DALAM NATURAL BARRIER : SORPSI CESIUM PADA TANAH DARI CALON TAPAK PENYIMPANAN LIMBAH RADIOAKTIF DI LEMAHABANG SEMENANJUNG MURIA Teddy Sumantry Pusat Teknologi Limbah Radioaktif ABSTRAK MIGRASI RADIONUKLIDA DALAM NATURAL BARRIER : SORPSI CESIUM PADA TANAH DARI CALON TAPAK PENYIMPANAN LIMBAH RADIOAKTIF DI LEMAHABANG SEMENANJUNG MURIA. Penelitian ini dilakukan untuk mempelajari interaksi radionuklida terlarut dalam air tanah dengan komponen yang dilaluinya sebagai bagian dari analisis keselamatan penyimpanan limbah. Cesium digunakan dalam penelitian ini, demikian pula tanah digunakan sebagai contoh dari calon tapak di Lemahabang Semenanjung Muria. Metode catu dengan pengocokan diadopsi untuk mempelajari isoterm dan pengaruh karbonat terhadap migrasi. Hasil penelitian memperlihatkan afinitas yang besar, koefisien distribusi ( Kd = 330 L/kg ) dan kapasitas sorpsi ( C a = ek/kg ) yang tinggi yang merupakan faktor favorable bagi retensi migrasi radionuklida dalam air tanah. Adanya karbonat dalam fasa larutan tidak meningkatkan migrasi Cesium. Diharapkan hasil yang diperoleh dapat diaplikasikan dalam model migrasi radionukida, yang selanjutnya model tersebut dapat digunakan sebagai rekomendasi bagi penyusunan rancang bangun penyimpanan limbah sistem tanah dangkal dari calon tapak penyimpanan limbah di Lemahabang Semenanjung Muria. ABSTRACT MIGRATION OF RADIONUCLIDE IN NATURAL BARRIER : SORPTION CESIUM ON SOIL FROM CANDIDATE SITE OF RADIOACTIVE WASTE DISPOSAL AT MURIA PENINSULA. This work was carried out in order to study the interaction of radionuclides dissolved in ground water with soil through which it passes for safety analisys of radioactive waste disposal. Cesium was used for this study, as well as soil media from candidate site at Lemahabang Muria Peninsula. Simple batch experiment was adopted to study migration isotherm and influence of carbonate. The results have shown a high affinity, fast kinetics, high coefficient distribution( Kd = 330 L/Kg) and sorption capacities ( C a = ek/kg ) which are favourable factors for slowing down radionuclides migration in ground water. The presence of carbonate in aqueous phase not increased the distribution coefficient. It is hoped that the results could be applied in the radionuclide migration models and might be used as a recommendation for the site preparation of shallow-land burial facility at the Lemahabang of Muria Peninsula. PENDAHULUAN: Kegiatan migrasi radionuklida dalam berbagai penghalang alami dan barrier rekayasa sistem penyimpanan limbah radioaktif untuk menunjang litbang sistem penyimpanan akhir limbah teknik tanah dangkal. Dalam sistem penyimpanan akhir limbah dengan teknik tanah dangkal menganut sistem penghalang berlapis (multi barrier system), yaitu sistem penghalang buatan (engineering barrier system) dan penghalang alami (natural barrier). Aplikasi dari sistem ini dimaksudkan untuk menjaga agar paket-paket limbah yang ada di dalam fasilitas penyimpanan tak terjangkau oleh aliran air tanah yang mungkin menyusup ke dalam tempat
2 penyimpanan. Seandainya paket-paket limbah tersebut dapat terjangkau oleh aliran air tanah, maka diharapkan sistem penghalang berlapis ini mampu menyerap radionuklida yang ikut hanyut bersama aliran air. Teknik penyimpanan tanah dangkal merupakan pilihan umum yang dikhususkan untuk limbah dengan aktivitas rendah dan sedang tanpa mengandung radionuklida berumur panjang. Pada teknik ini, fasilitas penyimpanan diletakkan pada atau bawah permukaan tanah dengan ke dalaman beberapa meter sampai puluhan meter di bawah permukaan tanah. System penyimpanan limbah tersebut meliputi susunan penghalang ganda, penghalang rekayasa dan penghalang alami. Penghalang rekayasa terdiri atas limbah imobilisasi, wadah tahan korosi, bahan urug dan bahan penyangga, serta bangunan fasilitas penyimpanan. Sedangkan penghalang alami ialah berupa formasi geologi, lingkungan fasilitas penyimpanan. Tujuan penyimpanan limbah tersebut ialah mengisolasi radionuklida dalam limbah, sebagai perlindungan bagi lingkungan hidup dari kontaminasi dan bahaya radiasi, pada generasi saat ini dan yang akan datang. Dalam hal ini resiko potensial yang banyak dibicarakan, ialah berkaitan dengan skenario secara normal penyebaran radionuklida ke biosfir. setelah suatu periode pengungkungan [4,5]. Dihipotesakan bahwa terjadinya kerusakan penghalang rekayasa tersebut ialah akibat intrusi air tanah, yang menembus bahan penyangga dan bangunan fasilitas, korosi wadah limbah dan pelarutan isinya, diikuti pelepasan radionukklida ke geosfir, yaitu di lingkungan fasilitas. Penelitian ini difokuskan untuk mempelajari sifat transport radionuklida Cesium dalam penghalang alami yaitu dengan menetapkan karakteristik migrasi radionuklida Cesium dalam tanah dari Lemahabang Semenanjung Muria calon tapak penyimpanan limbah dekat permukaan yang dievaluasi dalam kuantifikasi sorpsi yang dilakukan dengan pengukuran koefisien distribusi, yaitu yang didefinisikan sebagai ratio konsentrasi radionuklida pada padatan dan dalam larutan pada kesetimbangan. [ Cs ] s [ Cs ] l Kd = [ 1 ] dalam kaitan ini Kd ialah koefisien distribusi, [Cs] s dan [Cs] l masing2 ialah konsentrasi Cesium pada padatan dan dalam larutan, pada kondisi kesetimbangan. Nilai Kd tertentu untuk suatu radionuklida dan akan berbeda-beda untuk setiap jenis media penyimpanan. Semakin besar nilai Kd suatu radionuklida maka semakin banyak radionuklida tersebut terserap oleh media tersebut. Jadi dengan mempelajari dan 92
3 mengetahui nilai Kd maka dapat diperkirakan potensialitas suatu radionuklida yang dapat terlepas ke lingkungan. Kd V m [ Ao A ] = [ 2 ] A Kd adalah koefesien distribusi ( L/kg ), V adalah volume fase padatan ( L), m adalah berat fase padatan ( kg ), Ao dan A adalah cacahan larutan sebelum kontak dan sesudah kontak ( cpm ). METODE Bahan : - Sampel tanah, CsCl. 6 H 2 O, Perunut Cs-137, Air Suling, Alkohol & Na 2 CO 3. Alat : - Botol polietilen 20 ml dan 300 ml, Neraca Analitik Metller, Liquid Scintilation Counter ( LSC), Type Tri Carb 1600 TR, Packard Cambera Co.Centrifuge, Roller dan alat gelas. Metode. 1. Penyediaan sample tanah Lemahabang. Sebelum dilakukan percobaan, sampel tanah dikeringkan terlebih dahulu dalam oven pada suhu 120 o C selama 1 jam, kemudian dihaluskan dan dikeringkan kembali untuk menghilangkan uap airnya. Setelah itu sampel ditimbang masing-masing 0.1 gram, kemudian dimasukkan kedalam botol sampel A. 2. Pembuatan larutan pengemban Cs. Pembuatan larutan pengemban Cs dibuat dengan melarutkan CsCl.6H 2 O ( BM = 168,36g/mol) dalam air. Ditimbang CsCl 6H 2 O sebanyak 1,6844 gram lalu dilarutkan dengan air suling dalam labu ukur 100ml sampai batas tera, konsentrasi dari larutan pengemban ini adalah 0.1 N. Kemudian dibuat variasi konsentrasi pengemban masing-masing sebesar C 1 = 7,5 x 10 2 N C 2 = 7,5 x 10 3 N, C 3 = 7,5 x 10 5 N dan C 4 = 7,5 x 10 7 N. 3. Pembuatan Larutan Karbonat. Larutan Karbonat dibuat dengan melarutkan Na 2 CO 3 ( BM = 105,99 g/mol ) dalam air. Ditimbang Na 2 CO 3 sebanyak 0,3959 gram lalu dilarutkan dengan air suling dalam labu ukur 100 ml sampai batas tera. Konsentrasi larutan ini adalah 7,5 x 10 2 N. 93
4 4. Teknik Pengocokan. Pengocokan sederhana dilaksanakan dengan kontak sampel tanah dengan larutan yang mengandung radionuklida. Kedalam botol sampel A berisi 0.1 g sampel tanah ditambah 0.5 ml larutan perunut, dan larutan pengemban radionuklida pada konsentrasi yang telah ditentukan, kemudian ditambahkan aquadest hingga volume 15 ml. Kemudian campuran dalam botol A dimasukkan kedalam wadah dan dilakukan pengontakan dengan bantuan alat roller selama selama 6 hari. Pemisahan fasa larutan dan fasa padatan dilakukan dengan cara sentrifugasi pada kecepatan 2500 rpm selam 5 menit. Sentrifugat dipipet 10 ml, dimasukan kedalam botol B, dan diukur cacahannya dengan bantuan alat LSC. Kuantifikasi dinyatakan dengan pengukuran koefesien distribusi, Kd, yang merupakan ratio konsentrasi radionuklida dalam padatan, terhadap konsentrasi dalam larutan pada kesetimbangan. 5. Pengaruh Karbonat. Percobaan ini dilakukan untuk melihat efek penambahan beberapa komponen yang terdapat dalam tanah. Komponen tersebut adalah karbonat. Teknik percobaan ini dilakukan dengan menimbang sampel tanah masing-masing 0.1 g, kemudian dimasukan kedalam botol A. Kedalam tiap botol sampel A tersebut ditambahkan 0.5 ml larutan perunut Cs-137. Setelah itu dimasukkan larutan pengemban Cs + pada konsentrasi 7,5 x 10-5 N sebanyak 0,2 ml. Selanjutnya ditambahkan larutan karbonat pada konsentrasi yang telah ditentukan, kemudian ditambahkan aquadest hingga volume 15 ml. Variasi konsentrasi berkisar antara 10-4 s/d 10-2 N. Campuran dalam botol A dimasukan kedalam wadah dan dilakukan pengontakan dengan bantuan roller selama 6 hari. Setelah waktu kontal tercapai, fasa larutan dipisahkan dari pasa padatan dengan cara sentrifugasi pada kecepatan 2500 rpm selama 5 menit. Fasa larutan kemudian dipipet sebanyak 10 ml, dimasukan kedalam botol B, dan diukur cacahannya dengan bantuan alat Liquid Scintilation Counter (LSC), untuk menghitung nilai koefesien distribusinya ( Kd ). HASIL DAN PEMBAHASAN. Proses retardasi (penghambatan) transpor (migrasi) radionuklida melalui interaksi dengan fase padatan komponen batuan dikenal dengan sebutan sorpsi, maka percobaan isoterm sorpsi ini dilakukan untuk mempelajari pengaruh konsentrasi Cesium terhadap sorpsi pada tanah dengan konsentrasi Cesium awal ppm. 94
5 Kontak antara larutan yang mengandung Cesium dengan sampel dilakukan selama seminggu, yaitu waktu yang umumnya telah dicapai kesetimbangan. Pada Gambar 1 diperlihatkan konsentrasi Cesium tersorpsi [Cs + ] s pada tanah naik secara progresif sebagai fungsi konsentrasi dalam larutan [Cs + ] l hingga dicapai batas maksimum yang terdefinisi sebagai dataran, dan diadopsi sebagai kapasitas sorpsi, C a = ek/kg. 2.5E E-01 [Cs]s (ek/kg) 1.5E E E E E E E E E-02 [Cs]l (ek/l) Gambar 1. Kurva isoterm sorpsi Cesium pada tanah, konsentrasi Cesium pada tanah [Cs + ] s sebagai fungsi konsentrasi Cesium dalam larutan [Cs + ] l Penyajian dalam bentuk logaritmik, pada Gambar 2, diperlihatkan bentuk linier, yang menyatakan isoterm sorpsi mengikuti suatu aturan Freundlich. Hal tersebut dapat diintepretasikan afinitas sorpsi Cesium pada tanah terjadi pada site sorpsi beraneka. Secara matematis aturan Freundlich dapat ditulis sebagai [ Cs ] C. K. [ Cs] s n a ( l = ) atau dalam bentuk logaritmik : [ Cs] s logc + n.log K n. log[ Cs] l log = + [ 3 ] a dalam kaitan ini C a dan K masing-masing ialah kapasitas sorpsi dan kesetimbangan sorpsi. Dari pengukuran kemiringan diperoleh n = 0,77. Dengan menggunakan nilai C a diatas, diperoleh tetapan kesetimbangan K = l/eq. Selanjutnya, dari perhitungan menggunakan persamaan (3), untuk konsentrasi Cesium dalam larutan yang rendah [Cs] l = 10-6 ek/l, diperoleh koefisien distribusi Kd = 330 L/kg. Harga-harga tersebut merupakan konstanta empiris, karena mekanisme sorpsi kemungkinan terjadi secara pertukaran ion antara ion Cesium dalam larutan dan ion-ion exchangeable yang ada pada tanah. 95
6 1.0E+00 [Cs]s (ek/kg) 1.0E E E E E E E E+00 [Cs]l (ek/l) Gambar 2. Bentuk logaritme konsentrasi Cesium [ Cs + ] s pada tanah sebagai fungsi konsentrasi Cesium dalam larutan [ Cs + ] l Percobaaan pengaruh karbonat, dilakukan untuk pendekatan terhadap komposisi air tanah untuk sorpsi Cesium pada tanah. Karbonat dipilih karena dihampir semua air tanah mengandung karbonat dibandingkan komponen lainnya seperti Cl -, SO4 = atau lainnya. Pada Gambar 3 nilai Kd menurun hal ini mungkin disebabkan adanya pembentukan kompleks antara kation dan tanah, yang larut dalam fasa air, dengan meninggalkan site sorpsi dan kemudian ditempati oleh ion Cesium Kd (l/kg) [HCO 3 - ] (ek/l) Gambar 3. Pengaruh Karbonat terhadap sorpsi Cesium-137 pada tanah, Koeffesien Distribusi ( Kd),Sebagai fungsi konsentrasi karbonat, [ HCO 3- ] 96
7 KESIMPULAN Migrasi Cesium pada tanah dari calon tapak penyimpanan limbah radioaktif Semenanjung Muria memperlihatkan afinitas yang besar : kapasitas sorpsi dan koefisien distribusi yang tinggi ( C a = ek/kg. dan Kd = 330 L/kg ) yang merupakan faktor favorabel bagi retensi migrasi radionuklida dalam air tanah. Adanya karbonat dalam fasa larutan, untuk simulasi kondisi air tanah, tidak memberikan pengaruh pada kenaikan atau penurunan koefisien ditribusi. Dengan metode pengocokan sederhana, telah diperoleh data baru dan penting tentang sorpsi pada bahan alami, yang dapat disumbangkan untuk pengayaan 'bank data' tentang kelakuan radionuklida di geosfir. Selanjutnya setelah dibandingkan dengan data metode lain : metode dinamik dengan kolom dilaboratorium, maupun studi-studi dilapangan dan analog natural, diharapkan hasil ini dapat diaplikasikan dalam model-model migrasi untuk evaluasi penyimpanan limbah radioaktif. DAFTAR PUSTAKA 1. IAEA, "Radioactive Waste Management, An IAEA Source Book", Vienna (1992). 2. IAEA, Rieview of Available Option for Low Level Radioactive Waste Disposal, IAEA TECDOC-661, Vienna, Jully IAEA, Classification of Radioactive Waste, Safety Series No 11-G-1.1, Vienna, B.S. Jensen, "Migration phenomena of radionuclide into the geosphere", Harwood Acad.Publ.Chur.(1982). 5. I.G. McKinley, J.Hadermann: "Radionuclide sorption data base for Swiss safety assesement", NAGRA-CEDRA, TR 84-40, Wurenlingen-Switcherland (1985). 6. M.O. Mecherri, P. Budiman Sastrowardoyo, JC. Rouchaud, M. Fedoroff, "Study of Neodymium Sorption on Orthose and Calcite for Radionuclide Migration Modelling in Groundwater", Radiochim.Acta 50,169 (1990). 7. AHB. Martin, Sofyan Yatim, P. Budiman Sastrowardoyo, Sorpsi Cesium pada Tanah sekitar Calon Tapak Penyimpanan Limbah Radioaktif System Tanah Dangkal Kawasan Serpong, Prosiding Pertemuan dan Presentasi Ilmiah Penelititan Dasar dan Teknologi Nuklir, PPNY BATAN Yogyakarta (1993). 97
Hasil Penelitian dan Kegiatan PTLR Tahun 2006 ISSN
Hasil Penelitian dan Kegiatan PTLR Tahun 2006 ISSN 0852-2979 MIGRASI RADIONUKLIDA DALAM NA TURAL BARRIER: SORPSI CADMIUM DAN MANGAN PADA TANAH PPTN SERPONG UNTUK SISTEM PENYIMPANAN LlMBAH RADIOAKTIF. Teddy
Lebih terperinciSORPSI TIMBAL PADA TUFAAN DARI CALON TAPAK PENYIMPANAN LlMBAH RADIOAKTIF DI SEMENANJUNG MURIA
SORPSI TIMBAL PADA TUFAAN DARI CALON TAPAK PENYIMPANAN LlMBAH RADIOAKTIF DI SEMENANJUNG MURIA Teddy, Sumantri1, Sucipta" Ardi Muharini1 Pratomo Budiman Sastrowardoyo' Pusat Pen~embangan Pengelolaan Limbah
Lebih terperinciMIGRASI RADIONUKLIDA KOBAL T DALAM BATUAN TUFAAN DARI GALaN TAPAK PENYIMPANAN LIMBAH LEMAHABANG SEMENANJUNG MURIA. Teddy Sumantry
HasH Penelitian P2PLR Tahun 2002 MIGRASI RADIONUKLIDA KOBAL T DALAM BATUAN TUFAAN DARI GALaN TAPAK PENYIMPANAN LIMBAH LEMAHABANG SEMENANJUNG MURIA Teddy Sumantry Pusat Pengembangan Pengelolaan Limbah Radioaktif
Lebih terperinciPERAN HOST ROCK SEBAGAI PENGHALANG MIGRASI RADIONUKLIDA DARI FASILITAS PENYIMPANAN LESTARI LIMBAH RADIOAKTIF
PERAN HOST ROCK SEBAGAI PENGHALANG MIGRASI RADIONUKLIDA DARI FASILITAS PENYIMPANAN LESTARI LIMBAH RADIOAKTIF Budi Setiawan Pusat Teknologi Limbah Radioaktif-BATAN ABSTRAK PERAN HOST ROCK SEBAGAI PENGHALANG
Lebih terperinciSERAPAN KADMIUM PADA NA-BENTONIT
Jurnal Teknologi Pengelolaan Limbah (Journal of Waste Management Technology), ISSN 1410-9565 Volume 10 Nomor 2 Desember 2007 (Volume 10, Number 2, December, 2007) Pusat Teknologi Limbah Radioaktif (Radioactive
Lebih terperinciKARAKTERISTIKA (K, a, Kd, K tot ) TANAH CALON PENYIMPANAN LIMBAH RADIOAKTIF DI SEMENANJUNG MURIA
Herry Poernomo, dkk. ISSN 26-328 KARAKTERISTIKA (K, a, Kd, K tot ) TANAH CALON PENYIMPANAN LIMBAH RADIOAKTIF DI SEMENANJUNG MURIA Herry Poernomo, Ngasifudin, Djoko Sardjono Puslitbang Teknologi Maju Batan
Lebih terperinciMIGRASI RADIONUKLIDA DALAM BUFFER MATERIAL PADA SISTEM PENYIMPANAN LIMBAH RADIOAKTIF: SORPSI KOBALT PADA Na-BENTONIT
MIGRASI RADIONUKLIDA DALAM BUFFER MATERIAL PADA SISTEM PENYIMPANAN LIMBAH RADIOAKTIF: SORPSI KOBALT PADA Na-BENTONIT Pratomo Budiman Sastrowardoyo Pusat Teknologi Limbah Radioaktif ABSTRAK Migrasi Radionuklida
Lebih terperinciANALISIS LIMBAH RADIOAKTIF CAIR DAN SEMI CAIR. Mardini, Ayi Muziyawati, Darmawan Aji Pusat Teknologi Limbah Radioaktif
ANALISIS LIMBAH RADIOAKTIF CAIR DAN SEMI CAIR Mardini, Ayi Muziyawati, Darmawan Aji Pusat Teknologi Limbah Radioaktif ABSTRAK ANALISIS LIMBAH RADIOAKTIF CAIR DAN SEMI CAIR. Telah dilakukan analisis limbah
Lebih terperinciSORPSI SENG PADA NA-BENTONIT
Jurnal Teknologi Pengelolaan Limbah (Journal of Waste Management Technology), ISSN 1410-9565 Volume 10 Nomor 1 Juli 2007 (Volume 10, Number 1, July, 2007) Pusat Teknologi Limbah Radioaktif (Radioactive
Lebih terperinciSORPSI CESIUM, KOBAl T DAN STRONSIUM PADA KAOLINIT
SORPSI CESIUM, KOBAl T DAN STRONSIUM PADA KAOLINIT Pratomo Budiman Sastrowardoyo, Dadang Suganda, Wati Pusat Pengembangan Pengelolaan Limbah Radioaktif-BATAN, Serpong ABSTRAK SORPSI CESIUM, KOSAl T DAN
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Udayana. Untuk sampel
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di laboratorium penelitian jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Udayana. Untuk sampel kulit
Lebih terperinciSorpsi Stronsium Dalam Tanah Lempung Karawang Sebagai Calon Lokasi Disposal Limbah Radioaktif
1 Sorpsi Stronsium Dalam Tanah Lempung Karawang Sebagai Calon Lokasi Disposal Limbah Radioaktif The Sorption Activity of Stronsium in Karawang s Clay as Perspective Disposal Areas of Radioactive Waste
Lebih terperinciDISTRIBUSI Sr-90 PADA ADSORPSI KESETIMBANGAN DALAM TANAH SEMENANJUNG MURIA
100 DISTRIBUSI Sr-90 PADA ADSORPSI KESETIMBANGAN DALAM TANAH SEMENANJUNG MURIA Herry Poernomo, Rahardjo dan Tri Suyatno P3TM BATAN ABSTRAK DISTRIBUSI SR-90 PADA ADSORPSI KESETIMBANGAN DALAM TANAH SEMENANJUNG
Lebih terperinciPENGARUH ASAM HUMUS TERHADAP INTERAKSI RADIONUKLIDA-BENTONIT: PENGARUH PH LARUTAN PELINDI
Hasi/ Penelitian clan Kegiatan PTLR Tahun 2006 ISSN 0852-2979 PENGARUH ASAM HUMUS TERHADAP INTERAKSI RADIONUKLIDA-BENTONIT: PENGARUH PH LARUTAN PELINDI Budi Setiawan, Hendra A. Pratama Pusat Teknologi
Lebih terperinciKESELAMATAN STRATEGI PENYIMPANAN LIMBAH TINGKAT TINGGI
KESELAMATAN STRATEGI PENYIMPANAN LIMBAH TINGKAT TINGGI RINGKASAN Limbah radioaktif aktivitas tinggi yang dihasilkan dari proses olah ulang bahan bakar bekas dipadatkan (solidifikasi) dalam bentuk blok
Lebih terperinciUPAYA MINIMISASI LIMBAH RADIOAKTIF DENGAN CARA PENGAMBILAN KEMBALI RADIONUKLIDA
UPAYA MINIMISASI LIMBAH RADIOAKTIF DENGAN CARA PENGAMBILAN KEMBALI RADIONUKLIDA Sahat M. Panggabean, Yohan, Mard!ni Pusat Pengembangan Pengelolaan Lirl1bah Radioaktif ABSTRAK, UPAYA MINIMISASI LIMBAH RADIOAKTIF
Lebih terperinciPARAMETER-PARAMETER PENTING PADA INTERAKSI RADIOCESIUM DENGAN BENTONIT
PARAMETER-PARAMETER PENTING PADA INTERAKSI RADIOCESIUM DENGAN BENTONIT Budi Setiawan Pusat Teknologi Limbah Radioaktif BATAN, Kawasan PUSPIPTEK, Serpong-Tangerang 15310 ABSTRAK PARAMETER-PARAMETER PENTING
Lebih terperinciMODEL MATEMATIKA UNTUK TRANSPORT RADIONUKLIDA PADA BIOSFER. Dadang Suganda, Pratomo Budiman S. Pusat Pengembangan Pengelolaan Limbah Radioaktif
MODEL MATEMATIKA UNTUK TRANSPORT RADIONUKLIDA PADA BIOSFER Dadang Suganda, Pratomo Budiman S. Pusat Pengembangan Pengelolaan Limbah Radioaktif ABSTRAK MODEL MATEMATIKA UNTUK TRANSPORT RADIONUKLIDA PADA
Lebih terperinciPENERAPAN METODE SORPSI SIRKULER BERTAHAP UNTUK MEREDUKSI AKTIVITAS RADIOSTRONSIUM
ARTIKEL PENERAPAN METODE SORPSI SIRKULER BERTAHAP UNTUK MEREDUKSI AKTIVITAS RADIOSTRONSIUM Sugeng Purnomo, Suryantoro Pusat Teknologi Limbah Radioaktif-BATAN ABSTRAK PENERAPAN METODE SORPSI SIRKULER BERTAHAP
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
16 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Penelitian Kerangka penelitian secara umum dijelaskan dalam diagram pada Gambar 3.1 berikut ini; Latar Belakang: Sebelum air limbah domestik maupun non domestik
Lebih terperinciNgatijo, dkk. ISSN Ngatijo, Pranjono, Banawa Sri Galuh dan M.M. Lilis Windaryati P2TBDU BATAN
181 PENGARUH WAKTU KNTAK DAN PERBANDINGAN FASA RGANIK DENGAN FASA AIR PADA EKSTRAKSI URANIUM DALAM LIMBAH CAIR MENGGUNAKAN EKSTRAKTAN DI-2-ETIL HEKSIL PHSPHAT Ngatijo, Pranjono, Banawa Sri Galuh dan M.M.
Lebih terperinciPENGARUH BAHAN PENCAMPUR SEMEN CHORMEN TERHADAP KEKUATAN FISIKA DAN KIMIA BETON LIMBAH
PENGARUH BAHAN PENCAMPUR SEMEN CHORMEN TERHADAP KEKUATAN FISIKA DAN KIMIA BETON LIMBAH Winduwati S., Suparno, Kuat, Sugeng Pusat Teknologi Limbah Radioaktif ABSTRAK PENGARUH BAHAN PENCAMPUR SEMEN CHORMEN
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Kerangka Penelitian Kerangka penelitian secara umum dijelaskan dalam diagram pada Gambar 3.
12 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Penelitian Kerangka penelitian secara umum dijelaskan dalam diagram pada Gambar 3.1 berikut ini : Latar belakang penelitian Rumusan masalah penelitian Tujuan penelitian
Lebih terperinciPENENTUAN WAKTU TUNDA PADA KONDISIONING LIMBAH HASIL PENGUJIAN BAHAN BAKAR PASCA IRADIASI DARI INSTALASI RADIOMETALURGI
PENENTUAN WAKTU TUNDA PADA KONDISIONING LIMBAH HASIL PENGUJIAN BAHAN BAKAR PASCA IRADIASI DARI INSTALASI RADIOMETALURGI Herlan Martono, Wati, Nurokhim Pusat Teknologi Limbah Radioaktif ABSTRAK PENENTUAN
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Deskripsi Penelitian Penelitian ini dilakukan dari bulan Maret sampai Agustus 2013 di Laboratorium Riset dan Kimia Instrumen Jurusan Pendidikan Kimia Universitas Pendidikan
Lebih terperinciPREPARASI LIMBAH RADIOAKTIF CAIR EFLUEN PROSES PENGOLAHAN KIMIA UNTUK UMPAN PROSES EVAPORASI
PREPARASI LIMBAH RADIOAKTIF CAIR EFLUEN PROSES PENGOLAHAN KIMIA UNTUK UMPAN PROSES EVAPORASI Endro Kismolo, Tri Suyatno, Nurimaniwathy -BATAN, Yogyakarta Email : ptapb@batan.go.id ABSTRAK PREPARASI LIMBAH
Lebih terperinciKajian Enceng Gondok (Eichornia Crassipes) Sebagai Fitoremedia 134 Cs
Kajian Enceng Gondok (Eichornia Crassipes) Sebagai Fitoremedia 134 Cs Evi Setiawati Laboraturium Fisika Atom & Nuklir Jurusan Fisika FMIPA UNDIP Abstrak Telah dilakukan penelitian transfer 134 Cs dari
Lebih terperinciEVALUASI DOSIS RADIASI INTERNAL PEKERJA RADIASI PT-BATAN TEKNOLOGI DENGAN METODE IN-VITRO
EVALUASI DOSIS RADIASI INTERNAL PEKERJA RADIASI PT-BATAN TEKNOLOGI DENGAN METODE IN-VITRO Ruminta Ginting, Ratih Kusuma Putri Pusat Teknologi Limbah Radioaktif - BATAN ABSTRAK EVALUASI DOSIS RADIASI INTERNAL
Lebih terperinciKARAKTERISASI LIMBAH RADIOAKTIF CAIR UMPAN PROSES EVAPORASI
KARAKTERISASI LIMBAH RADIOAKTIF CAIR UMPAN PROSES EVAPORASI Endro Kismolo, Nurimaniwathy, Tri Suyatno BATAN, Babarsari Yogyakarta 55281 E-mail :ptapb@batan.go.id ABSTRAK KARAKTERISASI LIMBAH RADIOAKTIF
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
17 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian konversi lignoselulosa tandan pisang menjadi 5-hidroksimetil-2- furfural (HMF) untuk optimasi ZnCl 2 dan CrCl 3 serta eksplorasi
Lebih terperinciAneks TAHAPAN-TAHAPAN DASAR PENGELOLAAN LIMBAH RADIOAKTIF Pengelolaan limbah radioaktif yang efektif harus memperhatikan tahapantahapan dasar
Aneks TAHAPAN-TAHAPAN DASAR PENGELOLAAN LIMBAH RADIOAKTIF Pengelolaan limbah radioaktif yang efektif harus memperhatikan tahapantahapan dasar (ditunjukkan dalam skema di Gambar A.1) proses pengelolaan
Lebih terperinciBab III Metodologi III.1 Waktu dan Tempat Penelitian III.2. Alat dan Bahan III.2.1. Alat III.2.2 Bahan
Bab III Metodologi III.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan dari bulan Januari hingga April 2008 di Laboratorium Penelitian Kimia Analitik, Institut Teknologi Bandung. Sedangkan pengukuran
Lebih terperinciBAB I DISTILASI BATCH
BAB I DISTILASI BATCH I. TUJUAN 1. Tujuan Instruksional Umum Dapat melakukan percobaan distilasi batch dengan system refluk. 2. Tujuan Instrusional Khusus Dapat mengkaji pengaruh perbandingan refluk (R)
Lebih terperincipekerja dan masyarakat serta proteksi lingkungan. Tujuan akhir dekomisioning adalah pelepasan dari kendali badan pengawas atau penggunaan lokasi
DEFINISI Penghalang (barrier). Suatu penghalang fisik yang mencegah atau menunda pergerakan (misalnya migrasi) radionuklida atau bahan lain diantara komponenkomponen dalam sistem. Penghalang, ganda (barrier,
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Anorganik Fakultas Matematika
23 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Anorganik Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung pada bulan April
Lebih terperinciSORPSI STRONSIUM OLEH BENTONIT SUKABUMI SEBAGAI BAHAN BUFFER SISTEM PENYIMPANAN LIMBAH RADIOAKTIF
Jurnal Teknologi Pengelolaan Limbah (Journal of Waste Management Technology), ISSN 1410-9565 Volume 15 Nomor 2, Desember 2012 (Volume 15, Number 2, December, 2012) Pusat Teknologi Limbah Radioaktif (Radioactive
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei-Juli 2013 di Laboratorium Kimia
27 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei-Juli 2013 di Laboratorium Kimia Anorganik Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian dimulai pada tanggal 1 April 2016 dan selesai pada tanggal 10 September 2016. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi Departemen
Lebih terperinciLAMPIRAN. Lampiran I Langkah kerja percobaan adsorpsi logam Cadmium (Cd 2+ ) Mempersiapkan lumpur PDAM
LAMPIRAN 56 57 LAMPIRAN Lampiran I Langkah kerja percobaan adsorpsi logam Cadmium (Cd 2+ ) 1. Preparasi Adsorben Raw Sludge Powder (RSP) Mempersiapkan lumpur PDAM Membilas lumpur menggunakan air bersih
Lebih terperinciPERTIMBANGAN DALAM PEMBUATAN RANCANGAN FASILITAS PENYIMPANAN LIMBAH RADIOAKTIF DEKAT PERMUKAAN.
PERTIMBANGAN DALAM PEMBUATAN RANCANGAN FASILITAS PENYIMPANAN LIMBAH RADIOAKTIF DEKAT PERMUKAAN. Dewi Susilowati Pusat Teknologi Limbah Radioaktif-BATAN ABSTRAK PERTIMBANGAN DALAM PEMBUATAN RANCANGAN FASILITAS
Lebih terperinciMAKALAH PENDAMPING : PARALEL A. PEMANFAATAN SERBUK GERGAJI KAYU SENGON SEBAGAI ADSORBEN ION LOGAM Pb 2+
MAKALAH PENDAMPING : PARALEL A SEMINAR NASIONAL KIMIA DAN PENDIDIKAN KIMIA IV Peran Riset dan Pembelajaran Kimia dalam Peningkatan Kompetensi Profesional Program Studi Pendidikan Kimia Jurusan PMIPA FKIP
Lebih terperinci3 Percobaan. Untuk menentukan berat jenis zeolit digunakan larutan benzena (C 6 H 6 ).
3 Percobaan 3.1 Bahan dan Alat 3.1.1 Bahan Bahan yang digunakan untuk menyerap ion logam adalah zeolit alam yang diperoleh dari daerah Tasikmalaya, sedangkan ion logam yang diserap oleh zeolit adalah berasal
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboratorium Kimia Farmasi Analisis Kuantitatif
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelitian dilakukan di Laboratorium Kimia Farmasi Analisis Kuantitatif Departemen Farmasi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, Depok, pada
Lebih terperinciDIFUSI COBALT DALAM NA-BENTONIT DAN CA-BENTONIT
Jurnal Teknologi Pengelolaan Limbah (Journal of Waste Management Technology), ISSN 1410-9565 Volume 10 Nomor 2 Desember 2007 (Volume 10, Number 2, December, 2007) Pusat Teknologi Limbah Radioaktif (Radioactive
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN y = x R 2 = Absorban
5 Kulit kacang tanah yang telah dihaluskan ditambahkan asam sulfat pekat 97%, lalu dipanaskan pada suhu 16 C selama 36 jam. Setelah itu, dibilas dengan air destilata untuk menghilangkan kelebihan asam.
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3. Bahan baku dengan mutu pro analisis yang berasal dari Merck (kloroform,
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. BAHAN 1. Standar DHA murni (Sigma-Aldrich) 2. Standar DHA oil (Tama Biochemical Co., Ltd.) 3. Bahan baku dengan mutu pro analisis yang berasal dari Merck (kloroform, metanol,
Lebih terperinciPROSES RE-EKSTRAKSI URANIUM HASIL EKSTRAKSI YELLOW CAKE MENGGUNAKAN AIR HANGAT DAN ASAM NITRAT
ISSN 1979-2409 Proses Re-Ekstraksi Uranium Hasil Ekstraksi Yellow Cake Menggunakan Air Hangat dan Asam Nitrat (Torowati, Pranjono, Rahmiati dan MM. Lilis Windaryati) PRSES RE-EKSTRAKSI URANIUM HASIL EKSTRAKSI
Lebih terperinciPEMISAHAN 54 Mn DARI HASIL IRADIASI Fe 2 O 3 ALAM MENGGUNAKAN RESIN PENUKAR ANION
PEMISAHAN 54 Mn DARI HASIL IRADIASI Fe 2 O 3 ALAM MENGGUNAKAN RESIN PENUKAR ANION Anung Pujiyanto, Hambali, Dede K, Endang dan Mujinah Pusat Pengembamgan Radioisotop dan Radiofarmaka (P2RR), BATAN ABSTRAK
Lebih terperinciPENGARUH KANDUNGAN LIMBAH RESIN DAN BAHAN ADITIF (BETONMIX) TERHADAP KARAKTERISTIK HASIL SEMENTASI
Jurnal Teknologi Pengelolaan Limbah (Journal of Waste Management Technology), ISSN 1410-9565 Volume 13 Nomor 1 Juni 2010 (Volume 13, Number 1, June, 2010) Pusat Teknologi Limbah Radioaktif (Radioactive
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN di Laboratorium Kimia Analitik dan Kimia Anorganik Jurusan Kimia
44 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan bulan Agustus 2011 di Laboratorium Kimia Analitik dan Kimia Anorganik Jurusan
Lebih terperinciGambar 3.1 Diagram Alir Penelitian Secara Keseluruhan
25 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Penelitian Secara umum penelitian akan dilakukan dengan pemanfaatan limbah media Bambu yang akan digunakan sebagai adsorben dengan diagram alir keseluruhan
Lebih terperinciSTUDI PENGELOLAAN LIMBAH RADIOAKTIF PADAT PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA NUKLIR
ARTIKEL STUDI PENGELOLAAN LIMBAH RADIOAKTIF PADAT PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA NUKLIR Gangsar Santoso Pusat Teknologi Limbah Radioaktif-BATAN ABSTRAK STUDI PENGELOLAAN LIMBAH RADIOAKTIF PADAT PEMBANGKIT LISTRIK
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM KIMIA PEMISAHAN PERCOBAAN 1 EKSTRAKSI PELARUT
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA PEMISAHAN PERCOBAAN 1 EKSTRAKSI PELARUT NAMA NIM KELOMPOK ASISTEN : REGINA ZERUYA : J1B110003 : 1 (SATU) : SUSI WAHYUNI PROGRAM STUDI S-1 KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
Lebih terperinciKAJIAN SIFAT SERAP MINERAL MAGNETIT TERHADAP LIMBAH RADIOAKTIF URANIUM CAIR FASE AIR YANG DIGUNAKAN SEBAGAI BAHAN URUG
KAJIAN SIFAT SERAP MINERAL MAGNETIT TERHADAP LIMBAH RADIOAKTIF URANIUM CAIR FASE AIR YANG DIGUNAKAN SEBAGAI BAHAN URUG M.E. Budiyono, Sukosrono P3TM BATAN ABSTRAK KAJIAN SIFAT SERAP MINERAL MAGNETIT TERHADAP
Lebih terperinciBab III Metodologi Penelitian
Bab III Metodologi Penelitian III.1 Tahapan Penelitian Penelitian dilakukan dalam beberapa tahap pelaksanaan yang secara umum digambarkan oleh bagan alir di bawah ini: MULAI Pengambilan sample Lumpur Sidoardjo
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI 3.1 Penelitian Secara Umum
BAB 3 METODOLOGI 3.1 Penelitian Secara Umum Dalam bab ini menjelaskan cara penelitian yang dilakukan untuk menaikkan kualitas air hujan dengan batu kapur, baru kapur yang dipanaskan 400 C, karbon aktif
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. Prosedur Penelitian
10 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan dari bulan Mei 2010 sampai Maret 2011 di Laboratorium Bagian Kimia Analitik Departemen Kimia FMIPA IPB dan di Laboratory of Applied
Lebih terperinci3 METODOLOGI PENELITIAN
3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Alat dan bahan 3.1.1 Alat Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan alat yang berasal dari Laboratorium Tugas Akhir dan Laboratorium Kimia Analitik di Program
Lebih terperinciAnalisis Fisiko Kimia
Analisis Fisiko Kimia KROMATOGRAFI Oleh : Dr. Harmita DEFINISI Kromatografi adalah teknik pemisahan campuran didasarkan atas perbedaan distribusi dari komponen-komponen campuran tersebut diantara dua fase,
Lebih terperinciMETODE. Penentuan kapasitas adsorpsi dan isoterm adsorpsi zat warna
bermuatan positif. Kation yang dihasilkan akan berinteraksi dengan adsorben sehingga terjadi penurunan intensitas warna. Penelitian ini bertujuan mensintesis metakaolin dari kaolin, mensintesis nanokomposit
Lebih terperinciAir dan air limbah Bagian 10: Cara uji minyak dan lemak secara gravimetri
Standar Nasional Indonesia Air dan air limbah Bagian 10: Cara uji minyak dan lemak secara gravimetri ICS 13.060.50 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii 1 Ruang lingkup...
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei Agustus 2014 di Laboratorium
30 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei Agustus 2014 di Laboratorium Kimia Anorganik Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Pengujian dilakukan di Laboratorium Kimia Analitik Instrumen Jurusan
27 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Deskripsi Penelitian Penelitian ini dilakukan dari bulan Januari sampai September 2012 di Laboratorium Riset Jurusan Pendidikan Kimia Universitas Pendidikan Indonesia.
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
45 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Uji Akademi Kimia Analisis Penelitian dilakukan bulan Desember 2011 sampai dengan Februari 2012.
Lebih terperinciOPTIMALISASI PE EMPATA KEMASA LIMBAH RADIOAKTIF AKTIVITAS RE DAH DA SEDA G DALAM REPOSITORI
ABSTRAK OPTIMALISASI PE EMPATA KEMASA LIMBAH RADIOAKTIF AKTIVITAS RE DAH DA SEDA G DALAM REPOSITORI Kuat Heriyanto, Sucipta, Untara. Pusat Teknologi Limbah Radioaktif-BATAN OPTIMALISASI PE EMPATA KEMASA
Lebih terperinciLAMPIRAN I. LANGKAH KERJA PENELITIAN ADSORPSI Cu (II)
LAMPIRAN I LANGKAH KERJA PENELITIAN ADSORPSI Cu (II) 1. Persiapan Bahan Adsorben Murni Mengumpulkan tulang sapi bagian kaki di RPH Grosok Menghilangkan sisa daging dan lemak lalu mencucinya dengan air
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Diagram Alir Penelitian Tahapan penelitian secara umum tentang pemanfaatan daun matoa sebagai adsorben untuk menyerap logam Pb dijelaskan dalam diagram pada Gambar 3.1. Preparasi
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PERCOBAAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan bulan September
33 III. METODOLOGI PERCOBAAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan bulan September 2013 di Laboratorium Kimia Analitik Fakultas Matematika dan Ilmu
Lebih terperinciPemanfaatan Biomaterial Berbasis Selulosa (TKS dan Serbuk Gergaji) Sebagai Adsorben Untuk Penyisihan Ion Krom dan Tembaga Dalam Air
Pemanfaatan Biomaterial Berbasis Selulosa (TKS dan Serbuk Gergaji) Sebagai Adsorben Untuk Penyisihan Ion Krom dan Tembaga Dalam Air Ratni Dewi 1, Fachraniah 1 1 Politeknik Negeri Lhokseumawe ABSTRAK Kehadiran
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset Kimia dan Laboratorium
26 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset Kimia dan Laboratorium Kimia Lingkungan Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI yang beralamat
Lebih terperinciKAJIAN SIFAT SERAP MINERAL MAGNETIT TERHADAP LIMBAH RADIOAKTIF URANIUM CAIR FASA AIR YANG DIGUNAKAN SEBAGAI BAHAN URUG
89 KAJIAN SIFAT SERAP MINERAL MAGNETIT TERHADAP LIMBAH RADIOAKTIF URANIUM CAIR FASA AIR YANG DIGUNAKAN SEBAGAI BAHAN URUG M.E. Budiyono dan Sukosrono P3TM BATAN ABSTRAK KAJIAN SIFAT SERAP MINERAL MAGNETIT
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian konversi lignoselulosa jerami jagung (corn stover) menjadi 5- hidroksimetil-2-furfural (HMF) dalam media ZnCl 2 dengan co-catalyst zeolit,
Lebih terperinciLampiran 1. Kriteria penilaian beberapa sifat kimia tanah
30 LAMPIRAN 31 Lampiran 1. Kriteria penilaian beberapa sifat kimia tanah No. Sifat Tanah Sangat Rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi 1. C (%) < 1.00 1.00-2.00 2.01-3.00 3.01-5.00 > 5.0 2. N (%)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Proporsi Protein kasar limbah (%) (% BK) Palabilitas. Limbah jagung Kadar air (%)
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Tanaman jagung (Zea Mays) merupakan salah satu tanaman andalan Indonesia. Tanaman jagung merupakan bahan pangan di beberapa bagian wilayah di Indonesia. Selain itu,
Lebih terperinciDALAM AIR MENGGUNAKAN PARTIKEL TRICALCIUM PHOSPHATE
MODEL KESETIMBANGAN ADSORPSI TEMBAGA (Cu 2+ ) TERLARUT DALAM AIR MENGGUNAKAN PARTIKEL TRICALCIUM PHOSPHATE SEBAGAI ADSORBEN Erniwita Ekasari, Ahmad Fadli, Sunarno Laboratorium Konversi Elektrokimia, Jurusan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Reaksi-reaksi kimia berlangsung antara dua campuran zat, bukannya antara dua zat murni. Salah satu bentuk yang umum dari campuran ialah larutan. Larutan memainkan peran
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang
13 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Molekul-molekul pada permukaan zat padat atau zat cair mempunyai gaya tarik kearah dalam, karena tidak ada gaya-gaya lain yang mengimbangi. Adanya gayagaya ini
Lebih terperinciPercobaan 6 DISTRIBUSI ZAT TERLARUT ANTARA DUA JENIS PELARUT YANG BERCAMPUR. Lab. Kimia Fisika Jurusan Kimia Universitas Negeri Semarang
Percobaan 6 DISTRIBUSI ZAT TERLARUT ANTARA DUA JENIS PELARUT YANG BERCAMPUR Candra Tri Kurnianingsih Lab. Kimia Fisika Jurusan Kimia Universitas Negeri Semarang Gedung D8 Lt 2 Sekaran Gunungpati Semarang,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Laboratorium Kimia Analitik Instrumen Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI.
21 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Adapun lokasi penelitian dilakukan di Laboratorium Riset dan Laboratorium Kimia Analitik Instrumen Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI. 3.2 Alat dan Bahan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di laboratorium riset dan laboratorium kimia instrumen Jurusan Kimia, Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset Kimia dan Laboratorium
26 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset Kimia dan Laboratorium Kimia Lingkungan Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI yang
Lebih terperinciPENGARUH SENYAWA PENGOTOR Ca DAN Mg PADA EFISIENSI PENURUNAN KADAR U DALAM AIR LIMBAH
PENGARUH SENYAWA PENGOTOR Ca DAN Mg PADA EFISIENSI PENURUNAN KADAR U DALAM AIR LIMBAH Ign. Djoko Sardjono, Herry Poernomo Puslitbang Teknologi Maju BATAN, Yogyakarta ABSTRAK PENGARUH SENYAWA PENGOTOR Ca
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Pusat Teknologi Farmasi dan
BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Pusat Teknologi Farmasi dan Medika Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi di kawasan Puspitek Serpong, Tangerang. Waktu pelaksanaannya
Lebih terperinciIII. METODOLOGI. 1. Analisis Kualitatif Natrium Benzoat (AOAC B 1999) Persiapan Sampel
III. METODOLOGI A. BAHAN DAN ALAT Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah saus sambal dan minuman dalam kemasan untuk analisis kualitatif, sedangkan untuk analisis kuantitatif digunakan
Lebih terperinciKAJIAN PEMANFAATAN ZEOLIT ALAM PADA REDUKSI KADAR Pb dan Cd DALAM LIMBAH CAIR
18 ISSN 216-3128 Prayitno, dkk. KAJIAN PEMANFAATAN ZEOLIT ALAM PADA REDUKSI KADAR Pb dan Cd DALAM LIMBAH CAIR Prayitno, Endro Kismolo, Nurimaniwathy Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan - BATAN
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di laboratorium kimia mineral / laboratorium geoteknologi, analisis proksimat dilakukan di laboratorium instrumen Pusat Penelitian
Lebih terperinciBab III Metodologi Penelitian
Bab III Metodologi Penelitian III.1 Waktu dan Tempat Penelitian dilakukan pada bulan januari hingga maret 2008 percobaan skala 500 mililiter di laboratorium kimia analitik Institut Teknologi Bandung. III.2
Lebih terperinciSKENARIO LEPASAN RADIONUKLIDA DARI HASIL IMOBILISASI LlMBAH PAD A PENYIMPANAN LlMBAH LESTARI DE KAT PERMUKAAN
ilasil Penelitian dan Kegiatan PTLR Tahun 2006 155N 0852-2979 SKENARIO LEPASAN RADIONUKLIDA DARI HASIL IMOBILISASI LlMBAH PAD A PENYIMPANAN LlMBAH LESTARI DE KAT PERMUKAAN Winduwati. S, Wayan BW Pusat
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. pembuatan vermikompos yang dilakukan di Kebun Biologi, Fakultas
III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dibagi menjadi dua tahap: Tahap pertama adalah pembuatan vermikompos yang dilakukan di Kebun Biologi, Fakultas Teknobiologi, Universitas
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE Alat dan Bahan Metode Penelitian Pembuatan zeolit dari abu terbang batu bara (Musyoka et a l 2009).
BAHAN DAN METODE Alat dan Bahan Pada penelitian ini alat yang digunakan adalah timbangan analitik dengan ketelitian 0,1 mg, shaker, termometer, spektrofotometer serapan atom (FAAS GBC), Oven Memmert, X-Ray
Lebih terperinciKAJIAN BAKU TINGKAT RADIOAKTIVITAS DI LINGKUNGAN UNTUK CALON PLTN AP1000
KAJIAN BAKU TINGKAT RADIOAKTIVITAS DI LINGKUNGAN UNTUK CALON PLTN AP1000 Moch Romli, M.Muhyidin Farid, Syahrir Pusat Teknologi Limbah Radioaktif BATAN Gedung 50 Kawasan Puspiptek, Serpong, Tangerang 15310
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Subjek dalam penelitian ini adalah nata de ipomoea. Objek penelitian ini adalah daya adsorpsi direct red Teknis.
BAB III METODE PENELITIAN A. Subjek dan Objek Penelitian 1. Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah nata de ipomoea. 2. Objek Penelitian Objek penelitian ini adalah daya adsorpsi direct red
Lebih terperinciKAJIAN AWAL ADSORBEN DARI LIMBAH PADAT LUMPUR AKTIF. INDUSTRI CRUMB RUBBER PADA PENYERAPAN LOGAM Cr
KAJIAN AWAL ADSORBEN DARI LIMBAH PADAT LUMPUR AKTIF INDUSTRI CRUMB RUBBER PADA PENYERAPAN LOGAM Cr Nenny Febrina 1, Eka Refnawati 1, Pasymi 1, Salmariza 2 1 Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknologi Industri,
Lebih terperinciLAMPIRAN A DATA PERCOBAAN
LAMPIRAN A DATA PERCOBAAN LA.1 Pengaruh Konsentrasi Awal Terhadap Daya Serap Tabel LA.1 Data percobaan pengaruh konsentrasi awal terhdap daya serap Konsentrasi Cd terserap () Pb terserap () 5 58,2 55,2
Lebih terperinciKALIBRASI EFISIENSI α/β COUNTER UNTUK ANALISIS RADIONUKLIDA PEMANCAR BETA DALAM CONTOH URIN
ABSTRAK KALIBRASI EFISIENSI α/β COUNTER UNTUK ANALISIS RADIONUKLIDA PEMANCAR BETA DALAM CONTOH URIN Ratih Kusuma P, Ruminta Ginting Pusat Teknologi Limbah Radioaktif-BATAN KALIBRASI EFISIENSI α/β COUNTER
Lebih terperinciANALISIS KADAR METANOL DAN ETANOL DALAM MINUMAN BERALKOHOL MENGGUNAKAN KROMATOGRAFI GAS. Abstrak
ANALISIS KADAR METANOL DAN ETANOL DALAM MINUMAN BERALKOHOL MENGGUNAKAN KROMATOGRAFI GAS Amalia Choirni, Atik Setiani, Erlangga Fitra, Ikhsan Fadhilah, Sri Lestari, Tri Budi Kelompok 12 Jurusan Kimia Fakultas
Lebih terperincitetapi untuk efektivitas ekstraksi analit dengan rasio distribusi yang kecil (<1), ekstraksi hanya dapat dicapai dengan mengenakan pelarut baru pada
I. TUJUAN PERCOBAAN 1.1 Memahami pemisahan berdasarkan ekstraksi asam asetat. 1.2 Menentukan harga koefisien distribusi senyawa dalam dua pelarut yang tidak saling campur (ekstraksi cair - cair) II. DASAR
Lebih terperinciPENGARUH LIMBAH KARBON AKTIF Cs-137 TERHADAP KERAPATAN DAN KUAT TEKAN BETON LIMBAH
PENGARUH LIMBAH KARBON AKTIF Cs-137 TERHADAP KERAPATAN DAN KUAT TEKAN BETON LIMBAH Heru Sriwahyuni *), Suryantoro *), Giyatmi **) * Pusat Tenologi Limbah Radioaktif-BATAN ** Sekolah Tinggi Teknik Nuklir-BATAN
Lebih terperinciPENGARUH ASAM HUMUS TERHADAP INTERAKSI RADIONUKLIDA-BENTONIT: PENGARUH ph LARUTAN PELINDI
Jurnal Teknologi Pengelolaan Limbah (Journal of Waste Management Technology), ISSN 1410-9565 Volume 10 Nomor 1 Juli 2007 (Volume 10, Number 1, July, 2007) Pusat Teknologi Limbah Radioaktif (Radioactive
Lebih terperinci9. Pembuatan Larutan Cr ppm Diambil larutan Cr ppm sebanyak 20 ml dengan pipet volumetri berukuran 20 ml, kemudian dilarutkan dengan
35 Lampiran 1 Perhitungan dan Pembuatan Larutan Cr 3+ 1. Perhitungan dan pembuatan larutan Cr 3+ 1000 ppm Diketahui : konsentrasi larutan 1000 ppm Volume Larutan 1 Liter (Ar Cr = 52; Cl = 35,5 ; H = 1;
Lebih terperinci