BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN"

Transkripsi

1 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. RANCANG BANGUN PERANGKAT KERAS Rancangan ini dibuat untuk mendukung seluruh aktifitas percobaan, rangkaian ini terdiri dari beberapa komponen yang saling berkaitan antara satu dengan yang lain. Peralatan yang digunakan : 1. Peralatan yang digunakan adalah seperangkat sensor temperatur (Tenzperattrre level controller) untuk ruangan merk Fotek TC-72-AN. 2. Peralatan yang digunakan adalah seperangkat sensor temperatur (Temperature level controller) untuk ruangan merk Fotek TC-72-AN. 3. Peralatan yang digunakan adalah seperangkat sensor temperatur (Temperatzrre level controller) untuk ruangan merk Fotek TC-72-AN. 4. Peralatan untuk sensor ph merk Hanna tipe PH Peralatan sensor temperatur (Tenperature level controller) untuk larutan nutrisi merk Ching Ying tipe SSRC1-48E. 6. Terminal antara sensor ph dan PLC. 7. Unit PLC merk Omron tipe CPMl-20CDR-A series, berfungsi untuk pengendali seluruh proses. 8. Unit komputer, sebagai data logger dari PLC 9. Rangkaian adaptor, berfungsi untuk menurunkan tegangan dari 220 VAC menjadi 24 VDC, 12 VDC, dan sebagai sumber daya untuk seluruh rangkaian katup selenoid dan relay. 10. Katup selenoid merk CKD untuk saluran tangki larutan asam dan basa. 11. Katup selenoid merk SHL untuk saluran masuk dan keluar (Inlet dan Outlet). 12. Rangkaian relay, berfungsi sebagai driver dan untuk penyesuaian tegangan.

2 13. Water level conlroller untuk larutan nutrisi merk Omron 61F-G. 14. Pendingin larutan rakitan dari lempeng keramik dispenser yang bekerja dengan tegangan 12 VDC. 15. Meja kerja, berfungsi untuk meletakkan semua peralatan penelitian. Meja kerja terbuat dari besi dialasi papan setebal 12 cm dengan ukuran panjang 200 cm x lebar 100 cm x tinggi 150 cm. Kerangka terbuat dari besi siku dengan ukuran 4 cm x 4 cm. 16. Meja atau bak tanaman, berfungsi untuk meletakan tanaman, didalam meja ini juga akan dialirkan larutan nutrisi. Kerangka meja tanaman terbuat dari besi siku ukuran 3 cm x 3 cm dengan panjang 200 cm x lebar 100 cm x tinggi 100 cm, mempunyai kedalaman bak 15 cm, bak terbuat dari kayu lapis yang dilapisi karpet talang, pada salah satu sisi dibuatkan saluran keluaran (outlet). Sedangkan di pinggir bak dipasangkan pipa masukkan (inlet). 17. Pompa air listrik, pompa hi berfungsi untuk inlet dan outlet larutan nutrisi. Merk Shinnil daya 125 Watt. 18. Pompa pengkabut, pompa ini berfungsi untuk aktuator dari sistem pendinginan temperatur ruangan. Merk Dab mempunyai daya 90 Watt. 19. Pipa penyalur larutan nutrisi. Pipa hi terbagi dua macam yaitu pipa distribusi masukkan nutrisi dan pipa keluaran nutrisi. Pipa ini menggunakan pipa PVC diameter % inchi dilengkapi juga dengan keran masuk dan keran pembuangan. 20. Pompa pengaduk lamtan digunakan pompa akuarium. Pompa ini berfungsi untuk mengaduk larutan nutrisi. Gambar 9 merupakan diagram blok sistem kendali. Gambar konstmksi secara lengkap dapat dilihat pada Lampiran 2. Pada bagian sisi sebelah kiri merupakan bagian input seperti keasaman larutan nutrisi, temperatur udara ruangan, temperatur larutan nutrisi. Pada bagian sebelah kanan merupakan

3 rangkaian output dari PLC yang terdiri dari sistem pendingin temperatur udara ruangan, sistem pendingin temperatur larutan nutrisi, katup selenoid asam, katup selenoid basa, pompa air listrik inlet dan outlet, katup selenoid inlet dan outlet. Unit PLC merk Omron tipe CPMl-20CDR-A, memiliki jumlah terminal I10 20 buah yang terdiri dari input 12 titik dan output 8 titik. Seiumh terminal pada PLC ini digunakan seluruhnya yang terdiri dari 8 titik untuk jalur dari terminal, 2 titik untuk input sensor temperatur udara ruangan dan larutan nutrisi, 2 titik untuk inpzit water level controller bak tanaman dan tangki larutan nutrisi. Jalur output digunakan untuk sistem pendingin larutan nutrisi, sistem pendinginan ruangan, pompa air listrik pengaduk larutan nutrisi, katup selenoid asam dan basa, katup selenoid inlet dan outlet, rancangan pompa air inlet digabungkan secara parallel dengan katup selenoid inlet dan outlet. 1aRlm "UltiSi - waferle~efmo(~1er~tuk bak m-jh ph meter m Terminal Gambar 9 Diagram blok sistem kendali berbasiskan PLC Skema kelistrikan sistem kendali yang dikembangkan disajikan pada Gambar 10 dengan komponen yang sudah ditentukan terdiri dari sensor temperatur (temperature level controller) untuk ruangan, Sensor temperatur (temperature level controller) lamtan dan water level controller untuk tangki larutan nutrisi dan bak tanam bisa dihubungkan secara langsung dengan PLC sesuai dengan Gambar 10. Pengaturan temperatur untuk ruangan dan larutan

4 nutrisi bisa dilakukan pengaturan sesuai dengan kebutuhan, temperature level controller ruangan akan mengaktifkan sistem pendingin yang terdiri dari pompa listrik yang dilengkapi dengan relay dan kontaktor untuk melakukan pengkabutan. Temperature level controller lamtan akan mengaktifkan sistem pendingin larutan. Transducer (sensor) temperatur ruangan dan larutan menggunakan thermocozrple, transducer (sensor) temperatur diletakkan dua titik dengan ketinggian kurang lebih 180 cm dari atas tanah. Thermocouple mempunyai 2 buah kabel, yang akan saling dililitkan sedang ujung yang satunya dihubungkan dengan temperahre level controller sensor merk Fotek TC -72-AN. Transducer (sensor) untuk larutan akan diletakkan dalam tangki yang berisi larutan nutrisi, ujung dari thermocozrple dililitkan menjadi satu. Ujung yang lain akan dihubungkan dengan temperature level controller sensor merk Ching Ying tipe SSRC1-48E. Keluaran dari temperature level controller sensor ini langsung dihubungkan dengan PLC pada port IN 00 untuk temperatur ruangan dan port IN 01 untuk temperatur larutan nutrisi. Water level controller digunakan untuk membatasi jumlah isi zat cair dalam tangki nutrisi dan dalam meja tanaman atau bak tanaman. Pada water level controller ini ada tiga buah kawat elektroda yang mengatur batas ketinggian zat cair dalam tangki. Water level controller pada tangki larutan nutrisi ini berfungsi untuk menandakan ada atau tidaknya larutan nutrisi dalam tangki, jika larutan nutrisi dalam tang& kurang dari ketinggian elektroda sensor maka tidak dapat dilakukan pemberian larutan nutrisi dari tangki ke bak tanam. Water level controller yang ada dalam bak tanam akan aktif jika elektroda sensor terendam air, ha1 ini akan memberikan perintah kepada PLC untuk mematikan pompa listrik pemberi larutan nutrisi dan memulai waktu perendaman selama 15 menit atau 7200 detik. Water level controller untuk cairan ini dihubungkan langsung ke PLC dengan memakai alamat port LN 02 untuk water level controk?r tangki dan LN 03 untuk water level controller bak tanaman.

5 Gambar 10 Diagram kelistrikan sistem kendali

6 Fungsi pompa pengaduk larutan akan bekerja setiap ada kegiatan yang berhubungan secara langsung didalam tangki larutan nutrisi seperti setelah ada penoampuran larutan asam atau basa dan ada kegiatan sirkulasi larutan nutrisi dari tangki menuju bak tanaman atau dari bak tanaman menuju tangki. Sensor ph tidak dapat langsung dihubungkan dengan PLC maka digunakan terminal penghubung. Terminal penghubung disini adalah unit komputer yang hanya dimanfaatkan port serial dan port parallel sebagai penghubung antara sensor pi-i dengan PLC. Skema hubungan antar sensor ph dengan terminal dan PLC disajikan Gambar 11. Nilai ph ditetapkan antara 6.0 sampai 6.5, apabila nilai yang ph dibaca tidak sesuai dengan yang ditetapkan maka akan diambil keputusan apakah harus ditambahkan larutan asam atau larutan basa. Gambar 11 Diagram blok perangkat keras antar perangkat sensor ph dengan terminal dan PLC Rangkaian relay board digunakan untuk menyesuaikan tegangan antaraport parallel unit komputer yang mempunyai tegangan sebesar 5 volt denganport PLC yang mempunyai tegangan 24 volt. Di dalam rangkaian relay board mempunyai 8 buah relay yang mewakili 8 kombinasi bilangan biner (bit biner), yang dihubungkan dengan port ln 04 untuk bit 0, port IN 05 untuk bit 1, port IN 06 untuk bit 2, port IN 07 untuk bit 3, port IN 08 untuk bit 4, port IN 09 untuk bit 5, port IN 10 untuk bit 6, port IN 11 untuk bit 7, port 00 untuk temperature level controller ruangan, port 01 untuk temperature level controller larutan nut~isi, port 02 untuk water level controner tangki larutan nutrisi, port 03 untuk water level controller bak tanaman. Masing-masing port mempunyai alamat yang unik untuk setiap peralatan yang di kendalikan. Unit komputer difungsikan sebagai data logger PLC, pada komputer ini selurub aktifitas dari kegiatan PLC akan direkam. Unit komputer ini tidak harus

7 selalu terhubung dengan PLC, dihubungkan jika akan mengambil data yang telah dilakukan PLC. Sinyal keluaran dari PLC ini melalui port OUT sebanyak 8 buah port OUT yang masing-masing mempunyai fungsi berlainan, alamat port 00 digunakan valve selenoid asam, port 01 valve selenoid basa, port 02 digunakan untuk Valve selenoid larutan nutrisi dari tangki menuju ke bak tanaman, port 03 digunakan untuk Valve selenoid larutan nutrisi dari bak tanaman menuju tangki, port 04 digunakan untuk pompa air pengaduk di tangki larutan nutrisi, port 05 digunakan untuk valve selenoid dan pompa air listrik sirkulasi dari tangki menuju bak tanam, port 06 digunakan untuk rangkaian elemen pendingin larutan, port 07 digunakan untuk pompa air listrik pengabut atau sistem pendingin ruangan. B. RANCANGAN INTERFACE PERANGKAT KERAS SISTEM KENDALI DENGAN PEMAKAI Rancangan interface perangkat keras sistem kendali dengan pemakai dibuat untuk memudahkan pengoperasian peralatan tersebut. Tabel 1 merupakan sakelar yang terdapat pada panel. Dalam rancangan ini selain dapat bekerja secara otomatis dalam pemberian larutan nutrisi dan pengendalian temperatur, dapat juga dilakukan secara manual dengan mengaktifkan sakelar yang terdapat pada panel sistem kendali pada posisi ON.

8 Fuse Sakelar Sakelar ground dan indikator lamp Sakelar emergency stop Sakelar start Sakelar stop I Sakelar no I Sakelar no 2 Tabel 1 Fungsi sakelar pada panel Fungsi - Pengaman dari hubungan singkat Untuk mengaktifkan sistem kendali Untuk menghentikan sistem bila terjadi kerusakan. Untuk memulai mengaktifkan sistem kendali. A Untuk menonaktifkan sistcm kendali I- Untuk mengaktifkan katup selenoid asam secara manual. Untuk mengaktifkan katup selenoid basa secara manual. I I Sakelar no 3 Sakelar no 4 Sakelar no 5 Sakelar no 6 Sakelar no 7 Sakelar no 8 Untuk mengaktifkan katup selenoid pemberian larutan nutrisi kebak tanam. Untuk mengaktifkan katup selenoid pembuangan larutan nutrisi dari bak tanam ke tangki nutrisi. Untuk mengaktifkan pompa listrik pengaduk larutan nutrisi Untuk mengaktifkan pompa listrik pemberian larutan nutrisi kebak tanam. Untuk mengaktifkan pompa listrik pembuangan larutan nutrisi dari bak tanam ke tangki nutrisi. Untuk mengaktih pompa listrik pengabut. Dari Tabel diatas, dibuatkan panel instrument untuk memudahkan pemakai mengoperasikan peralatan sistem kendali. Gambar 12 merupakan tampilan dari depan panel instrument. Dengan beberapa sakelar yang mempunyai fungsi berlainan

9 untuk brutan nuvisi Gambar 12 Tampilan panel instntnzent C. RANCANG BANGUN PERANGKAT LUNAK TERMINAL Perangkat sensor ph tidak dapat dihubungkan secara langsung dengan PLC, walaupun memiliki fasilitas komunikasi RS 232, dengan bantuan komputer (selanjutnya akan disebut dengan terminal) sensor pi3 tersebut dihubungkan dengan PLC melalui serial danparallel port. Perangkat sensor ph 213 akan mendekteksi nilai keasaman larutan nutrisi, nilai tersebut akan ditampilan pada tampilan LCD perangkat tersebut dan juga tersimpan dalam memori perangkat tersebut, nilai ph dapat dibaca oleh terminal melalui jalur komunikasi serial RS-232. Nilai ph ini akan diberikan ke komputer apabila komputer mengirimkan sinyal permintaan pengiriman data. Rancang bangun perangkat lunak terminal mengikuti flowchart disajikan pada Gambar 13. Perangkat sensor ph tersebut memiliki jalur komunikasi RS- 232, untuk dapat melakukan komunikasi dengan terminal hams melakukan setting komunikasi serial antara ph meter dengan terminal yang meliputi alamat port, baud rate, data bits, stops bits, parity, flow control dan melakukan akses kepada port. Perangkat sensor ph tidak mengirimkan data jika tidak diminta, untuk meminta data hams mengirimkan karakter khusus dan perangkat sensor ph meter menyatakan kesiapan lalu mengirimkan data dalam bentuk biner ke terminal untuk ditampilkan ke layar terminal, dan data yang diberikan perangkat sensor ph di konversikan ke dalam bilangan biner dan dikirimkan keport LPT 1.

10 Send reqvestsfrinp -...; END] Gambar 13 Flowchart program interface dari ph meter dengan terminal Gambar 14 dibawah merupakan tampilan untuk melakukan setting komunikasi serial antara ph meter dengan terminal. Setting ini harus sesuai dengan perangkat ph meter. Gambar 14 Tampilan setting komunikasi serial port. Setting pada alamatparallelport yang akan digunakan sesuai dengan alamat port yang dipakai pada terminal, program ini bisa digunakan terminal yang memiliki alamatparazzelport 378H atau 3BCH, seperti disajikan pada Gambar 5.

11 Gambar 15 Pemilihan alamatportparallel Data hasil pengukuran keasaman larutan nutrisi akan dikeluarkan melalui portparallel dengan alamat 378H atau 3BCH. Pada program terminal ini nilai ph akan diterjemahkan menjadi 8 bit biner, sesuai dengan banyaknya jalur data pada jalur komunikasi parallel. Ketelitian pada program ini akan dibatasi pembacaannya dari 4,000 sampai dengan 8,000. Besar ketelitian dari 4,000 sampai dengan 8,000 mempunyai rentang nilai 4,000 sehingga dari rentang nilai ph ini akan dibuatkan Tabel konversi nilai ph menjadi bilangan biner 8 bit dengan ketelitian 0,1600. Rentang nilai ph dan konversi nilai ph kedalam biner ini harus sesuai dengan program pembacaan nilai biner dalam PLC. Pada Tabel 2 rentang nilai ph dan konversi nilai ph ke bilangan biner. Gambar 16 merupakan tampilan interface program antara ph meter dan terminal (komputer) dengan pemakai. Gambar 17 merupakan tampilan untuk melakukan entry ph melalui keyboard yang ada pada terminal. Gambar 16 Tampilan intei$ace program ph meter dan terminal dengan pemakai

12 Gambar 17 Tampilan e n0 ph melalui keyboardterminal Tabel 2 Rentang nilai ph dan konversi nilai ph ke dalam bilangan biner D. RANCANG BANGUN PERANGKAT LUNAK PLC Program untuk mengoperasikan PLC adalah program diagram tangga (ladder diagranz). Ladder diagram adalah teknik khusus yang digunakan untuk mendisain rangkaian logika komponen instrumen yang digunakan dan mengambarkan juga proses atau plant yang akan dikendalikan. Dalam ha1 ini, input dan outpzrt yang digunakan adalah tegangan dari sensor dan aktuator yang diterjemahkan kedalam ladder diagram. Program yang ditulis ke dalam memori adalah berupa instruksi bit (logic relay) yang mewakili mengalir atau tidaknya arus listrik atau ON-OFF.

13 Pengaturan ON-OFF untuk sistem kendali ini sesuai dengan algoritma yang dibangun, yaitu sebagai berikut: 1. Jika sensor untuk ruangan membaca nilai temperatur sama dengan atau lebih dari yang ditetapkan (set point) maka sistem pendingin akan menyala. 2. Jika sensor untuk larutan membaca nilai temperatur sama dengan atau lebih dari yang ditetapkan (set point) maka mesin pendingin akan menyala. 3. Jika sensor untuk ph membaca nilai ph dibawah dari batas bawah nilai yang ditetapkan maka katup selenoid larutan basa akan terbuka. 4. Jika sensor untuk ph membaca nilai ph diatas dari batas atas nilai yang ditetapkan maka katup selenoid larutan asam akan terbuka. 5. Pada sistem ini penjadwalan pemberian nutrisi bisa dilakukan secara otomatis sesuai dengan waktu yang diberikan. Pemberian nutrisi pada penelitian sesuai dengan yang telah dilakukan oleh ahli dalam penanaman hidroponik untuk bunga krisan, yaitu untuk masa pertumbuhan 1 sampai 4 minggu diberikan nutrisi sebanyak 3 kali selama 1 minggu, untuk tanaman herumur 5 sampai 8 minggu akan diberikan nutrisi sebanyak 2 kali selama 1 minggu. Dari algoritma tersebut diterjemahkan ke dalam flowchart program yang disajikan pada Gambar 18.

14 ( START ) Ph > 8,s KaIYp ltlanoid aramoff Katup r.landd bas. Selmoid bar. OFF Salanold asam OFF Ouraliwfiklu OFF Counlerp~ndinpin /I /=:TI Gambar 18 Flowchart program PLC V

15 (Lanjutan)

16 E. PEMBUATAN JARINGAN IRIGASI HIDROPONlK DAN PENANAMAN Rancang bangun jaringan irigasi hidroponik dan penanaman disajikan pada Gambar 19. Sistem irigasi yang digunakan adalah ebb andjow, Jaringan irigasi berguna untuk mensirkulasikan larutan nutrisi ke media tanam. Larutan nutrisi disimpan dalam tangki larutan nutrisi yang mempunyai kapasitas 500 it, larutan nutrisi tersebut akan disirkulasikan ke bak tanaman dengan bantuan pompa air listrik (pompa INLET), setelah dilakukan perendaman maka laratan nutrisi tersebut akan dikembaiikan ke dalam tangki larutan nutrisi dengan bantuan pompa air listrik (pompa OUTLET). Kedua pompa tersebut dihubungkan dengan PLC yang mengendalikan aktifnya pompa tersebut sesuai dengan jadwal yang diberikan, pompa air tersebut dihubungkan juga dengan selenoid valve. Jaringan irigasi untuk menyalurkan nutrisi menggunakan pipa paralon dengan diameter % inchi, yang dipasang pada sisi luar bak tanaman untuk saluran inlet dan pada dasar bak tanam dipasang saluran outlet. Dalam budidaya bunga krisan ini media tanam yang digunakan adalah arang sekam, tanah gambut dan sabut kelapa dengan komposisi : 1 : 4 : 4. Setelah tercampur merata media tanam siap untuk dimasukkan kedalam pot kemudian disiram dengan air. Komposisi larutan nutrisi dengan perbandingan 0.5 liter larutan asam, 0.5 liter larutan basa dan 150 liter air, nilai ph yang ditetapkan untuk bunga krisai antara 6.0 sampai 6.5. Setelah tanaman berusia satu hail masa tanam dilakukan pemberian larutan nutrisi sarnpai tanaman berumur minggu.

17 Gambar 19 Skema sistem hidroponik F. PEMBERZAN LARUTAN NUTRISI Tanaman bunga krisan ditanam pada tanggal 28 September 2006 ( ). Sistem kendali dijalankan mulai tanggal 12 Oktober 2006 ( ), setelah tanaman melewati masa vegetatif yang membutuhkan pencahayaan lebih lama atau disebut juga dengan long day. Pada minggu ke 0 sampai minggu ke 4 (28 hari) dilakukan pemberian lamtan nutrisi sebanyak 3 kali dalam satu minggu, jadi telah terjadi pemberian larutan nutrisi pada masa ini sebanyak 12 kali. Memasuki minggu ke 5 sampai minggu ke 8 pemberian larutan nutrisi diberikan sebanyak 2 kali selama satu minggu sehingga pada masa ini larutan nutrisi diberikan sebanyak 7 kali. Pemberian nutrisi dihentikan setelah tanaman memasuki masa colouring yang terjadi menjelang minggu ke 9, selanjutnya tanaman hanya diberi air saja hingga menjelang panen. Durasi penyalaan pompa inlet tergantung dari ketinggian sensor wuter level controller. Dari sensor water level controller ketinggian lamtan untuk perendaman tanaman bisa diatur, sehingga apabila diinginkan pembahan pada ketinggian larutan bisa dengan cam mengganti elektroda dari sensor tersebut pada penelitian ini perendaman terhadap pot tanaman setinggi 4 cm. Pemberian larutan

18 nutrisi dan ketinggian perendaman mengacu pada pemberian nutrisi yang dilakukan PT Saung Minvan. Hasil unjuk keja dari PLC ditunjukan pada untuk pemberian larutan nutrisi disajikan pada Tabel 3. Tabel 3 Hasil uji kejadian dan durasi aktihya sistem pemberian larutan nutrisi Sistem mengalami gangguan jalur kelistrikan pada tanggal 31 Oktober sampai tanggal 2 November yang mengakibatkan sistem hams dilakukan perbaikan dengan mematikan semua arus listrik yang mengalir, tetapi walaupun sistem dimatikan data masih tersimpan didalam memori PLC sehingga masih bisa dilakukan pengambilan data selama sistem bekeja. Pada tanggal 7 Nopember pompa air untuk memberi nutrisi mengalami kerusakan sehingga larutan nutrisi tidak terkirim ke bak tanaman dan menyebabkan durasi waktu pemberian nutrisi menjadi lebih lama, karena water level controller tidak bisa menghentikan pompa inlet jika elektroda atau sensor water level controller tidak terendam larutan nutrisi, tetapi kerusakan itu tidak mengganggu jalannya sistem, setelah diperbaiki

19 maka larutan nutrisi dapat dialirkan ke bak tanam. setiap pengisian larutan nutrisi ke bak tanaman dibutuhkan waktu sebanyak 4 menit untuk mengisi bak tanaman dengan total volume larutan nutrisi sebanyak 80 liter (sesuai dengan rekomendasi dari PT Saung Mirwan). Tanggal 17 sampai 23 November 2006, pompa outlet mengalami kejadian yang lebib banyak satu kali karena ada pemberian nutrisi dengan mengaktifkan pompa inlet tanpa perintah PLC, tetapi dengan menyalakan sakelar pompa tersebut. Tanggal 24 sampai 28 November 2006 aktifnya durasi pompa pemberi larutan nutrisi lebih singkat 1 menit ha1 ini disebabkan adanya air hujan yang masuk kedalam bak tanaman karena penutup greenhouse tersebut mengalami kebocoran. Waktu pemberian nutrisi bisa dilakukan perubahan sesuai dengan yang diinginkan dengan cam melakukan perubahan pada program PLC. G. SISTEM PENGENDALIAN KEASAMAN LARUTAN NUTRISI Pembuatan larutan nutrisi dengan perbandingan 0.5 liter larutan nutrisi A, 0.5 liter larutan nt~trisi B dicampur dengan 150 liter air. Nilai ph yang terukur 6.4, maka sistem kendali untuk bukaan katup selenoid larutan asam atau basa tidak terjadi karena masih dalam rentang set point ph untuk bunga krisan yaitu antara 6.0 sampai 6.5, nilai ph ini yang biasa dilakukan oleh PT Saung Minvan. Terjadinya perubahan nilai ph pada larutan nutrisi disebabkan penyerapan oleh akar tanaman itu sendiri. Untuk mengembalikan nilai ph kedalam rentang set-point, nilai ph ditambahkan berupa larutan pengatur ph dengan menggupakan 1.5 mol &Pod, untuk menurunkan ph larutan nutrisi, dan 2 mol KOH untuk meuaikkan ph larutan nutrisi. Waktu bukaan katup selenoid asam dan basa ditetapkan selama 15 detik untuk setiap kali proses penambahan. Pewaktuan pembukaan katup ini diberi waktu supaya katup kembali tertutup secam otomatis, walaupun helum mencapai nilai set point dan harus dilakukan pengukuran kembali. Sistern pengendalian keasaman lawtan nutrisi ini tidak sepenuhnya otomatis karena masih ada interferensi pengguna terutama dalam pencuplikan nilai keasaman atau pengukuran dan alat ukur ph meter tersebut tidak holeh digunakan secara terus menerus.

20 Pengukuran terhadap keasaman larutan dilakukan pada tanggal 29 Nopember Pada saat pengukuran keasaman lamtan nutrisi, tanaman memasuki masa generatif sehingga keasaman larutan nutrisi turun karena pada masa ini tanaman lebih banyak menyerap kation dari pada anion. Nilai keasaman nutrisi yang terukur adalah 5.257, nilai ini berada dibawah nilai set point, sehingga dilakukan koreksi untuk menaikkan keasaman larutan nutrisi menuju setpoint yaitu sebesar dengan 0.2 rnol larutan KOH dengan bukaan katup sebanyak 75 kali. Kenaikan keasaman lamtan nutrisi setelah dilakukan pengukuran dan membuka katup disajikan pada Gambar grafik Kejadian buka katup kenaikan ph dari asam menuju basa I Gambar 20 Grafik kenaikan ph Penggunaan kalium hidroksida (KOH) dalam menaikan ph karena ada penambahan unsur KC yang bersifat kation dan unsur OH- yang bersifat hydrogen ion, didalam larutan pupuk yang dibutuhkan tanaman. Kemudian sistem pengendalian di uji coba dengan untuk menurunkan keasaman larutan dengan membuat larutan tersebut berapa di atas nilai set point dan dicoba dengan menumnkan ph larutan tersebut dari ph menjadi dengan membuka katup asam yang berisikan 1.5 mol H3P04 sebanyak 23 kali. Penurunan keasaman larutan nutrisi setelah dilakukan pengukuran dan membuka katup disajikan pada Gambar 21.

21 Kejadian buka katup I +Grafik penurunan ph dari basa menuju asam Gambar 21 Grafik penurunan ph Nilai ph yang ditetapkan (setpoint) yang ditetapkan antara 6,O sampai 6,5. Dalam rentang tersebut tidak ada bukaan katup baik katup asam maupun basa. Set point ini bisa dilakukan pembahan dengan merubah pada program PLC. Seperti pada Gambar 22, pada rentang ph 6.0 sarnpai 6.5 tidak ada kegiatan dari katup asam maupun basa , Kejadian buka katup + Kenaikan asam menuju basa 6 Penurunan basa menuju asam Gambar 22 Grafik keasaman larutan nutrisi dalam rentang setpoint

22 H. SISTEM PENDINGINAN RUANGAN Sistem pendingin ruangan ini terdiri dari thermocouple yang dihubungkan ke PLC melalui temperature level controller yang akan memerintahkan PLC untuk melakukan pengkabutan apabila temperatur melebihi dari set point yang ditetapkan. Set point yang ditetapkan 30 OC. Hasil unjuk kerja sistern kendali menunjukan kejadian ON-OFF dan durasi aktihya yang berbeda-beda setiap waktu. Hal ini berkaitan dengan perubahan temperatur di lingkungan tanaman tersebut. Sistem pendinginan udara ruangan ini tidak sepenuhnya mengendalikan temperatur di dalam greenhouse tersebut tetapi hanya mengendalikan temperatur udara di sekitar meja tanaman atau objek tanaman dengan cara dilakukan pengkabutan. Temperatur udara dalam greenhouse berpengaruh terhadap pertumbuhan dan warna bunga krisan. Total kejadian aktihya sistem pendingin temperatur ruangan dari tanggal sampai sebanyak 419 kali kejadian, total waktu aktif sistem pendingin ruangan selama 1707 menit. Waktu rata-rata aktif sistem pendingin adalah 4 menit. Temperatur rata-rata pada siang hari saat sistem berjalan antara 29 OC sampai 31 OC, temperatur tersebut mempengaruhi tanaman sehingga tanaman lebih cepat berbunga, tetapi warna bunga kurang baik. Temperatur optimum untuk bunga krisan menurut PT Saung Minvan antara 20 OC sampai 26 OC pada siang hari tetapi tanaman dapat beradaptasi sampai temperatur 30 OC. Sistem pendingin udara ini bisa digantikan dengan cara lain seperti menggunakan blower atau sumber energi lainnya. Unjuk kerja dari sistem pendingin ruangan disajikan pada Tabel 4.

23

24 Tabel 5 Hasil uji kejadian dan durasi aktifnya sistem pendinginan larutan nutrisi J. SISTEM PENGADUK LARUTAN NUTRISI Pompa pengaduk nutrisi ini akan aktif setiap ada kejadian aktif katup selenoid asam, basa dan pada setiap pemberian larutan nutrisi. Tujuan dari pengadukan ini supaya unsur larutan nutrisi tidak mengendap. Pompa pengaduk diberi waktu 30 detik setiap mefakukan aktifitasnya, setelah 30 detik secara otomatis pompa pengaduk akan mati dengan sendirinya. Kejadian pompa pengaduk dari tanggal 12 sampai sebanyak 26 kali kejadian yang merupakan jumlah kejadian aktif sistem perendaman nutrisi, yaitu sebanyak 18 kali kejadian ditambah 8 kali kejadian aktif sistem katup selenoid asam dan basa. Kesalahan dalam pemilihan pengatur lamtan asam dan basa terjadi pada tanggal sampai , sehingga pada waktu diuji coba pengendalian keasaman larutan tidak tercapai setpoint dan ha1 ini mengakibatkan aklifnya pompa pengaduk larutan nutrisi. Setelah larutan asam dan basa diganti dan dilakukan pengukuran ulang pada tanggal terjadi 100 kali kejadian aktif pompa pengaduk, jumlah tersebut berasal 75 kali kejadian aktif katup asam dan 23 kali kejadian aktif katup basa dan 2 kali aktif sistem pemberian larutan nutrisi. Total kejadian aktif pompa pengaduk dari tanggal sampai tanggal sebanyak 185 kali kejadian, sehingga total waktu aktif pompa pengaduk selama 92 menit. Pompa pengaduk larutan nutrisi

25 menggunakan pompa akuarium. Unjuk kerja dari sistem pengaduk larutan nutrisi disajikan pada Tabel 6. Tabel 6 Hasil uji kejadian aktif dan durasinya sistem pengaduk laturan nutrisi Minggu 0-4 (28 lhari) 5-9 ( 28 hari ) Tanggal 12-30/10/ /06 2-7/11/ /11/06 / 11-16/11/ Kali I 12 Menit I 17-23/11/ /11/ Kejadian aktifnya sistcm lamtan (kali) 26 Kali 18 Kali 10 Kali 2 Kali 2 Kali 104 Kali 2 Kali I Dumi aktifnya Sistem pengaduk larulan nutrisi I3 mcnit 9 Menit 5 Menit l Menit l Menit 50 Menit l Menit I Keterangan Sistem mengalami gangguan

PENGGUNAAN PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER

PENGGUNAAN PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER SKRIPSI PENGGUNAAN PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER (PLC) UNTUK PENGENDALIAN KELEMBABAN UDARA DAN TEMPERATUR LARUTAN NUTRISI PADA BUDIDAYA TANAMAN HIDROPONIK DENGAN SISTEM EBB AND FLOW Oleh : HARIATUN KUSYUNARTI

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN DAN PEMANFAATAN UNTUK PENGENDALIAN BUDIDAYA TANAMAN SECARA HIDROPONIK

RANCANG BANGUN DAN PEMANFAATAN UNTUK PENGENDALIAN BUDIDAYA TANAMAN SECARA HIDROPONIK RANCANG BANGUN DAN PEMANFAATAN PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER (Pi-C), UNTUK PENGENDALIAN BUDIDAYA TANAMAN SECARA HIDROPONIK YANl PRABOWO PROGRAM MAGISTER ILMU KOMPUTER SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Dalam bab ini penulis akan menjelaskan mengenai perancangan sistem pemanasan air menggunakan SCADA software dengan Wonderware InTouch yang terdiri dari perangkat keras (hardware)

Lebih terperinci

BAB II SISTEM PEMANASAN AIR

BAB II SISTEM PEMANASAN AIR BAB II SISTEM PEMANASAN AIR Konsep dasar sistem pemanasan air ini memiliki 3 tahapan utama yang saling berhubungan. Tahapan pertama, yaitu operator menjalankan sistem melalui HMI InTouch. Operator akan

Lebih terperinci

Aplikasi PLC untuk Mengendalikan Lingkungan Pertumbuhan Tanaman Krisan pada Sistem Ebb and Flow

Aplikasi PLC untuk Mengendalikan Lingkungan Pertumbuhan Tanaman Krisan pada Sistem Ebb and Flow Aplikasi PLC untuk Mengendalikan Lingkungan Pertumbuhan Tanaman Krisan pada Sistem Ebb and Flow (PLC Application to Control Growing Environment of Chrysanthemum in Ebb and Flow System) Herry Suhardiyanto

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM. kelembaban di dalam rumah kaca (greenhouse), dengan memonitor perubahan suhu

BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM. kelembaban di dalam rumah kaca (greenhouse), dengan memonitor perubahan suhu BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Metode Penelitian Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah cara mengatur suhu dan kelembaban di dalam rumah kaca (greenhouse), dengan memonitor

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Jalan Arif Rachman Hakim, Gg. Kya i Haji Ahmad. Tabel 1. Jadwal Kegiatan Penelitian

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Jalan Arif Rachman Hakim, Gg. Kya i Haji Ahmad. Tabel 1. Jadwal Kegiatan Penelitian III. METODE PENELITIAN A. Pelaksanaan Penelitian a. Tempat Penelitian Penelitian dilakukan di Jalan Arif Rachman Hakim, Gg. Kya i Haji Ahmad Thobari No.6, Bandar Lampung. b. Waktu Penelitian Perancangan,

Lebih terperinci

Rancang Bangun Sistem Aeroponik Secara Otomatis Berbasis Mikrokontroler

Rancang Bangun Sistem Aeroponik Secara Otomatis Berbasis Mikrokontroler Rancang Bangun Sistem Aeroponik Secara Otomatis Berbasis Mikrokontroler Ayub Subandi 1, *, Muhammad Widodo 1 1 Jurusan Teknik Komputer, Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer, Universitas Komputer Indonesia

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM Dalam perancangan dan pembuatan sistem ATS (Automatic Transfer Switch) berbasis PLC (Progammable Logic Controller) ini pengerjaannya melalui dua tahap, perancangan

Lebih terperinci

PEMODELAN SIMULASI KONTROL PADA SISTEM PENGOLAHAN AIR LIMBAH DENGAN MENGGUNAKAN PLC

PEMODELAN SIMULASI KONTROL PADA SISTEM PENGOLAHAN AIR LIMBAH DENGAN MENGGUNAKAN PLC PEMODELAN SIMULASI KONTROL PADA SISTEM PENGOLAHAN AIR LIMBAH DENGAN MENGGUNAKAN PLC Badaruddin 1, Endang Saputra 2 1,2 Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Mercu Buana, Jakarta, Indonesia

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI SISTEM

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI SISTEM 42 BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI SISTEM Pada bab ini dijelaskan pembuatan alat yang dibuat dalam proyek tugas akhir dengan judul rancang bangun sistem kontrol suhu dan kelembaban berbasis mirkrokontroler

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN. Pada bab ini akan menjelaskan perancangan alat yang akan penulis buat.

BAB III PERANCANGAN. Pada bab ini akan menjelaskan perancangan alat yang akan penulis buat. BAB III PERANCANGAN Pada bab ini akan menjelaskan perancangan alat yang akan penulis buat. Perancangan tersebut mulai dari: blok diagram sampai dengan perancangan rangkaian elektronik, sebagai penunjang

Lebih terperinci

III. METODELOGI PENELITIAN. Tempat dan waktu penelitian yang telah dilakukan pada penelitian ini adalah

III. METODELOGI PENELITIAN. Tempat dan waktu penelitian yang telah dilakukan pada penelitian ini adalah III. METODELOGI PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Tempat dan waktu penelitian yang telah dilakukan pada penelitian ini adalah sebagai berikut: 3.1.1 Tempat penelitian Penelitian dan pengambilan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN SISTEM

BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN SISTEM BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN SISTEM 4.1 Pengujian Perangkat Keras (Hardware) Pengujian perangkat keras sangat penting dilakukan karena melalui pengujian ini rangkaian-rangkaian elektronika dapat diuji

Lebih terperinci

PENGISI BAK PENAMPUNGAN AIR OTOMATIS MENGGUNAKAN KERAN SELENOID BERBASIS MIKROKONTROLLER ATMEGA 8535 Di Susun Oleh: Putra Agustian

PENGISI BAK PENAMPUNGAN AIR OTOMATIS MENGGUNAKAN KERAN SELENOID BERBASIS MIKROKONTROLLER ATMEGA 8535 Di Susun Oleh: Putra Agustian PENGISI BAK PENAMPUNGAN AIR OTOMATIS MENGGUNAKAN KERAN SELENOID BERBASIS MIKROKONTROLLER ATMEGA 8535 Di Susun Oleh: Putra Agustian 43109678 LATAR BELAKANG Latar belakang masalah yang mendorong diciptakannya

Lebih terperinci

Bab IV PERANCANGAN SISTEM KONTROL NUTRISI HIDROPONIK NFT TUMBUHAN TOMAT

Bab IV PERANCANGAN SISTEM KONTROL NUTRISI HIDROPONIK NFT TUMBUHAN TOMAT Bab IV PERANCANGAN SISTEM KONTROL NUTRISI HIDROPONIK NFT TUMBUHAN TOMAT IV. Desain Sistem Disain sistem yang dibangun dibagi menjadi tiga proses yaitu pencampuran larutan di tabung pencampur, pemberian

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM Pada bab ini akan di jelaskan tentang tujuan pengujian alat, metode dan hasil pengujian. Selain itu akan dijelaskan juga jenis-jenis komponen elektrik yang terhubung

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT Pada bab tiga ini akan dijelaskan perancangan alat, yaitu perancangan perangkat keras dan perangkat lunak. Perancangan perangkat keras terdiri dari perangkat elektronik dan instalasi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Programmable Logic Controller Proses di berbagai bidang industri manufaktur biasanya sangat kompleks dan melingkupi banyak subproses. Setiap subproses perlu dikontrol secara seksama

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Model Pengembangan Tujuan dari tugas akhir ini adalah membuat pengaturan air dan nutrisi secara otomatis yang mampu mengatur dan memberi nutrisi A dan B secara otomatis berbasis

Lebih terperinci

APLIKASI MESIN PENGISI DAN PENUTUP BOTOL OTOMATIS PADA INDUSTRI RUMAH TANGGA

APLIKASI MESIN PENGISI DAN PENUTUP BOTOL OTOMATIS PADA INDUSTRI RUMAH TANGGA APLIKASI MESIN PENGISI DAN PENUTUP BOTOL OTOMATIS PADA INDUSTRI RUMAH TANGGA Galih Wardhana (6907040022) Andhika Widodo (6907040028) ABSTRAK Dalam project work ini dibuat mesin pengisi dan penutup botol

Lebih terperinci

BAB III PEMBUATAN ALAT Tujuan Pembuatan Tujuan dari pembuatan alat ini yaitu untuk mewujudkan gagasan dan

BAB III PEMBUATAN ALAT Tujuan Pembuatan Tujuan dari pembuatan alat ini yaitu untuk mewujudkan gagasan dan BAB III PEMBUATAN ALAT 3.. Pembuatan Dalam pembuatan suatu alat atau produk perlu adanya sebuah rancangan yang menjadi acuan dalam proses pembuatanya, sehingga kesalahan yang mungkin timbul dapat ditekan

Lebih terperinci

Input ADC Output ADC IN

Input ADC Output ADC IN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN IV.1. Hasil Dalam bab ini akan dibahas mengenai hasil yang diperoleh dari pengujian alat-alat meliputi mikrokontroler, LCD, dan yang lainnya untuk melihat komponen-komponen

Lebih terperinci

PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER (PLC) SUATU PEMAHAMAN DASAR PERALATAN PENGENDALI DI INDUSTRI BAGI MAHASISWA TEKNIK INDUSTRI

PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER (PLC) SUATU PEMAHAMAN DASAR PERALATAN PENGENDALI DI INDUSTRI BAGI MAHASISWA TEKNIK INDUSTRI PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER (PLC) SUATU PEMAHAMAN DASAR PERALATAN PENGENDALI DI INDUSTRI BAGI MAHASISWA TEKNIK INDUSTRI Pengenalan PLC PLC merupakan sistem operasi elektronik digital yang dirancang untuk

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada Januari 2014 sampai dengan Desember 2014.

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada Januari 2014 sampai dengan Desember 2014. III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada Januari 2014 sampai dengan Desember 2014. Perancangan dan pembuatan dilaksanakan di Laboratorium Teknik Kendali

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN III.1. Analisa Permasalahan Pada saat kita mencuci pakaian baik secara manual maupun menggunakan alat bantu yaitu mesin cuci, dalam proses pengeringan pakaian tersebut belum

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM 21 BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Rangkaian Keseluruhan Sistem kendali yang dibuat ini terdiri dari beberapa blok bagian yaitu blok bagian plant (objek yang dikendalikan), blok bagian sensor, blok interface

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI SISTEM

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI SISTEM BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI SISTEM Pada bab ini akan dibahas tentang perancangan dan realisasi sistem yang dibuat. Blok alat yang dirancang ditunjukan oleh Gambar 3.1. Jahe Retort ( Ketel Uap ) Kondensor

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI ALAT BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI ALAT Dengan memahami konsep dasar alat pada bab sebelumnya yang mencakup gambaran sistem prinsip kerja dan komponen-komponen pembentuk sistem, maka pada bab ini akan dibahas

Lebih terperinci

PERANCANGAN APLIKASI OMRON SYSMAC CPM1A PADA SISTEM OTOMATISASI POMPA AIR UNTUK PENGISIAN WATER TANK DI APARTEMENT GRIYA PRAPANCA

PERANCANGAN APLIKASI OMRON SYSMAC CPM1A PADA SISTEM OTOMATISASI POMPA AIR UNTUK PENGISIAN WATER TANK DI APARTEMENT GRIYA PRAPANCA PERANCANGAN APLIKASI OMRON SYSMAC CPM1A PADA SISTEM OTOMATISASI POMPA AIR UNTUK PENGISIAN WATER TANK DI APARTEMENT GRIYA PRAPANCA Disusun Oleh: Nama :Widhi Setya Wardani NPm :26409372 Jurusan : Teknik

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro Universitas

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro Universitas III. METODE PENELITIAN 3.1.Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro Universitas Lampung, dari bulan Maret 2015 Juli 2015. 3.2.Alat dan Bahan Adapun alat

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISEM 3.1. Perancangan Perangkat Keras Blok diagram yang dibuat pada perancangan tugas akhir ini secara keseluruhan dapat dilihat pada gambar 3.1. Keypad Sensor 1 Sensor 2 Sensor 3

Lebih terperinci

BAB IV PERANCANGAN SISTEM

BAB IV PERANCANGAN SISTEM BAB IV PERANCANGAN SISTEM 4.1 Gambaran Umum Sistem Perancangan kendali kelistrikan rumah menggunakan web dimulai dari perancangan hardware yaitu rangkaian pengendali dan rangkaian pemantau seperti rangkaian

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA 62 BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA 4.1 Umum Untuk mengetahui apakah suatu program yang telah dibuat dapat berjalan sesuai dengan fungsinya, maka dilakukan pengujian. Pengujian ini dilakukan langsung pada

Lebih terperinci

BAB III DESAIN DAN PENGEMBANGAN SISTEM

BAB III DESAIN DAN PENGEMBANGAN SISTEM BAB III DESAIN DAN PENGEMBANGAN SISTEM 3.1 Perangkat Keras Perancangan perangkat keras untuk sistem kontrol daya listrik diawali dengan merancangan sistem sensor yang akan digunakan, yaitu sistem sensor

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA 4.1. Model Kontrol Pompa Pemadam Kebakaran Berbasis Arduino Simulasi ini dibuat menyesuaikan cara kerja dari sistem kontrol pompa pemadam kebakaran berbasis Arduino, perlu

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT. Sistem pengendali tension wire ini meliputi tiga perancangan yaitu perancangan

BAB III PERANCANGAN ALAT. Sistem pengendali tension wire ini meliputi tiga perancangan yaitu perancangan 31 BAB III PERANCANGAN ALAT Sistem pengendali tension wire ini meliputi tiga perancangan yaitu perancangan mekanik alat, perancanga elektronik dan perancangan perangkat lunak meliputi program yang digunakan,

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI ALAT BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI ALAT Pada bab ini akan dibahas mengenai perancangan sistem dan realisasi perangkat keras dan perangkat lunak dari setiap modul yang mendukung alat secara keseluruhan.

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM

BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM III.1. Analisa Masalah Dalam perancangan sistem otomatisasi pemakaian listrik pada ruang belajar berbasis mikrokontroler terdapat beberapa masalah yang harus

Lebih terperinci

BAB I SISTEM KONTROL TNA 1

BAB I SISTEM KONTROL TNA 1 BAB I SISTEM KONTROL Kata kontrol sering kita dengar dalam pembicaraan sehari-hari. Kata kontrol disini dapat diartikan "mengatur", dan apabila kita persempit lagi arti penggunaan kata kontrol dalam teknik

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENGUKURAN DAN PENGUJIAN ALAT SISTEM PENGONTROL BEBAN DAYA LISTRIK

BAB IV HASIL PENGUKURAN DAN PENGUJIAN ALAT SISTEM PENGONTROL BEBAN DAYA LISTRIK BAB IV HASIL PENGUKURAN DAN PENGUJIAN ALAT SISTEM PENGONTROL BEBAN DAYA LISTRIK 4.1 Pengukuran Alat Pengukuran dilakukan untuk melihat apakah rangkaian dalam sistem yang diukur sesuai dengan spesifikasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode penelitian eksperimen (uji coba). Tujuan dari penelitian ini yaitu membuat suatu alat yang dapat mengontrol piranti rumah tangga yang ada pada

Lebih terperinci

sebagai perangkai peralatan control yang satu dengan yang lain.

sebagai perangkai peralatan control yang satu dengan yang lain. LADDER DIAGRAM Ladder Diagram atau yang sering disebut dengan diagram tangga pada PLC adalah mempunyai fungsi yang sama dengan gambar rangkaian kontrol pada system konvensional, yaitu sebagai perangkai

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM Pada bab ini menjelaskan tentang perancangan dan pembuatan sistem kontrol, baik secara hardware yang akan digunakan untuk mendukung keseluruhan sistem yang akan

Lebih terperinci

Dosen Jurusan Teknik Elektro Industri 2 3

Dosen Jurusan Teknik Elektro Industri 2 3 RANCANG BANGUN MINIATUR PENGATURAN DAN MONITORING PENGISIAN MINK PELUMAS MENUJU MULTI-BANKER BERBASIS PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER (Sub judul : Pemrograman PLC Omron CS1W) Ir. Sutedjo.MT 1, Rusiana. S.T

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis III.1.1 Analisis Masalah Dalam perancangan dan status kondisi ruang bercocok tanam hidroponik berbasis mikrokontroler dan interface ini, terdapat beberapa

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA KERJA RANGKAIAN KONTROL

BAB IV ANALISA KERJA RANGKAIAN KONTROL BAB IV ANALISA KERJA RANGKAIAN KONTROL Untuk menjalankan proses produksi, program PLC, SCADA panel kontrol PLC dan MCC harus dalam kondisi ON atau hidup. Saat tombol atau intruksi pada SCADA dijalankan,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN ALAT

BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN ALAT BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN ALAT Bab ini membahas hasil dari sistem yang telah dirancang sebelumnya melalui percobaan dan pengujian. Bertujuan agar diperoleh data-data untuk mengetahui alat yang dirancang

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. ruangan yang menggunakan led matrix dan sensor PING))). Led matrix berfungsi

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. ruangan yang menggunakan led matrix dan sensor PING))). Led matrix berfungsi BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 3.1 Pengertian Umum Perancangan Media Penyampaian Informasi Otomatis Dengan LED Matrix Berbasis Arduino adalah suatu sistem media penyampaian informasi di dalam ruangan yang menggunakan

Lebih terperinci

BAB 3 PEMBAHASAN Pendahuluan

BAB 3 PEMBAHASAN Pendahuluan BAB 3 PEMBAHASAN 3.1. Pendahuluan Pada dasarnya pada bab ini dijelaskan bagaimana awalnya sebelum dilakukan proses perbaikan sehingga perlu adanya perbaikan yaitu dengan system automatisasi, diantaranya:

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1 BLOK DIAGRAM Pada perancangan tugas akhir ini saya merancang sistem dengan blok diagram yang dapat dilihat pada gambar 3.1. Gambar 3.1. Blok Diagram Dari blok diagram pusat

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN APLIKASI KONTROL MESIN PEMISAH BARANG

BAB III PERANCANGAN DAN APLIKASI KONTROL MESIN PEMISAH BARANG 24 BAB III PERANCANGAN DAN APLIKASI KONTROL MESIN PEMISAH BARANG Bab ini membahas mengenai perancangan trainer yang berupa input dan output device PLC OMRON CP1L, rangkaian sensor optocoupler, Instalasi

Lebih terperinci

BAB III SISTEM PENGUKURAN ARUS & TEGANGAN AC PADA WATTMETER DIGITAL

BAB III SISTEM PENGUKURAN ARUS & TEGANGAN AC PADA WATTMETER DIGITAL 34 BAB III SISTEM PENGUKURAN ARUS & TEGANGAN AC PADA WATTMETER DIGITAL Pada bab ini akan dijelaskan mengenai rancangan desain dan cara-cara kerja dari perangkat keras atau dalam hal ini adalah wattmeter

Lebih terperinci

FUZZY LOGIC UNTUK KONTROL MODUL PROSES KONTROL DAN TRANSDUSER TIPE DL2314 BERBASIS PLC

FUZZY LOGIC UNTUK KONTROL MODUL PROSES KONTROL DAN TRANSDUSER TIPE DL2314 BERBASIS PLC FUZZY LOGIC UNTUK KONTROL MODUL PROSES KONTROL DAN TRANSDUSER TIPE DL2314 BERBASIS PLC Afriadi Rahman #1, Agus Indra G, ST, M.Sc, #2, Dr. Rusminto Tjatur W, ST, #3, Legowo S, S.ST, M.Sc #4 # Jurusan Teknik

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM. menggunakan media filter untuk memisahkan kandungan partikel-partikel yang

BAB III PERANCANGAN SISTEM. menggunakan media filter untuk memisahkan kandungan partikel-partikel yang BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1. Sistem Water Filter Sistem water filter adalah sistem pengolahan air dengan metode penyaringan menggunakan media filter untuk memisahkan kandungan partikel-partikel yang

Lebih terperinci

eru Sukoco2, Sugi Guritman?, Y ani Prabowo3, dan Hariatun Kusyunarti Saptasari4

eru Sukoco2, Sugi Guritman?, Y ani Prabowo3, dan Hariatun Kusyunarti Saptasari4 Aplikasi PLC untuk Mengendalikan Lingkungan Pertumbuhan Tanaman Krisan pada Sistem Ebb and Flow (PLC Application to Control Growing Environment of Chrysanthemum in Ebb and Flow System) eru Sukoco2, Sugi

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian tugas akhir ini dilaksanakan di Laboratorium Elektronika Dasar

III. METODE PENELITIAN. Penelitian tugas akhir ini dilaksanakan di Laboratorium Elektronika Dasar 28 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian tugas akhir ini dilaksanakan di Laboratorium Elektronika Dasar dan Laboratorium Pemodelan Jurusan Fisika Universitas Lampung. Penelitian

Lebih terperinci

Bab VI : Contoh-contoh Aplikasi ZEN

Bab VI : Contoh-contoh Aplikasi ZEN Bab VI : Contoh-contoh Aplikasi ZEN Untuk memudahkan belajar PLC Omron secara umum, menurut saya perlu dimulai dengan sesuatu yang mudah baru kemudian menggunakan atau mempelajari yang lebih kompleks.

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. : Laboratorium Teknik Kendali Teknik Elektro Jurusan. Teknik Elektro Universitas Lampung

III. METODOLOGI PENELITIAN. : Laboratorium Teknik Kendali Teknik Elektro Jurusan. Teknik Elektro Universitas Lampung III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Waktu : November 2011 Maret 2013 Tempat : Laboratorium Teknik Kendali Teknik Elektro Jurusan Teknik Elektro Universitas Lampung B. Alat dan Bahan

Lebih terperinci

APLIKASI PLC OMRON CPM 1A 30 I/O UNTUK PROSES PENGEPAKAN BOTOL SECARA OTOMATIS MENGGUNAKAN SISTEM PNEUMATIK

APLIKASI PLC OMRON CPM 1A 30 I/O UNTUK PROSES PENGEPAKAN BOTOL SECARA OTOMATIS MENGGUNAKAN SISTEM PNEUMATIK APLIKASI PLC OMRON CPM 1A 30 I/O UNTUK PROSES PENGEPAKAN BOTOL SECARA OTOMATIS MENGGUNAKAN SISTEM PNEUMATIK Dwi Aji Sulistyanto PSD III Teknik Elektro Universitas Diponegoro Semarang ABSTRAK Pada industri

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI. blok diagram dari sistem yang akan di realisasikan.

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI. blok diagram dari sistem yang akan di realisasikan. 33 BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI 3.1 Perancangan Diagram Blok Sistem Dalam perancangan ini menggunakan tiga buah PLC untuk mengatur seluruh sistem. PLC pertama mengatur pergerakan wesel-wesel sedangkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. suhu dalam ruang pengering nantinya mempengaruhi kelembaban pada gabah.

BAB III METODE PENELITIAN. suhu dalam ruang pengering nantinya mempengaruhi kelembaban pada gabah. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Model Penelitian Penelitian yang dilakukan ini menitik beratkan pada pengukuran suhu dan kelembaban pada ruang pengering menggunakan sensor DHT21. Kelembaban dan suhu dalam

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1 Perancangan Alat Perancangan merupakan suatu tahap yang sangat penting dalam pembuatan suatu alat, sebab dengan menganalisa komponen yang digunakan maka alat yang akan dibuat

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN. bayi yang dilengkapi sistem telemetri dengan jaringan RS485. Secara umum, sistem. 2. Modul pemanas dan pengendali pemanas

BAB III PERANCANGAN. bayi yang dilengkapi sistem telemetri dengan jaringan RS485. Secara umum, sistem. 2. Modul pemanas dan pengendali pemanas BAB III PERANCANGAN 3.1. Gambaran Umum Sistem Sistem yang akan dirancang dan direalisasikan merupakan sebuah inkubator bayi yang dilengkapi sistem telemetri dengan jaringan RS485. Secara umum, sistem yang

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dibahas mengenai perancangan dan realisasi dari perangkat keras maupun perangkat lunak dari setiap modul yang dipakai pada skripsi ini. 3.1. Perancangan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1 Latar Belakang Teknologi selalu berkembang mengikuti perubahan zaman. Saat ini teknologi sudah ada di setiap lini kehidupan. Teknologi mempermudah manusia mengatasi suatu permasalahan.

Lebih terperinci

BAB 4 HASL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASL DAN PEMBAHASAN 30 BAB 4 HASL DAN PEMBAHASAN 4.1 UPAL-REK Hasil Rancangan Unit Pengolahan Air Limbah Reaktor Elektrokimia Aliran Kontinyu (UPAL - REK) adalah alat pengolah air limbah batik yang bekerja menggunakan proses

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN PERANGKAT DAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN PERANGKAT DAN SISTEM BAB III PERANCANGAN PERANGKAT DAN SISTEM Dalam bab ini berisi tentang bagaimana alat dirancang sedemikian rupa sehingga dapat menjadi suatu rangkaian yang dapat difungsikan. Selain itu juga membahas tentang

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN ALAT

BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN ALAT BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN ALAT 4.1 Hasil Penelitian Setelah perancangan alat dilakukan, analisa dan pengujian alat pun dilakukan guna meneliti apakah alat bekerja dengan baik sesuai dengan rancangan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB IV HASIL PENGUJIAN DAN ANALISA BAB IV HASIL PENGUJIAN DAN ANALISA Proses pengujian dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui apakah sistem yang dibuat telah dapat berfungsi dengan yang diharapkan. Pengujian alat dilakukan terhadap semua

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan di Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Lampung 2 x 100 MW unit 5 dan 6 Sebalang, Lampung Selatan. Pengerjaan tugas akhir ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengukuran ph makin dibutuhkan, bukan hanya oleh perusahaan berskala besar tetapi juga perusahaan berskala kecil misalnya tambak ikan dan udang milik warga perseorangan.

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. 1. Pembuatan rangkaian elektronika di Laboratorium Elektronika Jurusan

III. METODOLOGI PENELITIAN. 1. Pembuatan rangkaian elektronika di Laboratorium Elektronika Jurusan 19 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di dua tempat, yaitu: 1. Pembuatan rangkaian elektronika di Laboratorium Elektronika Jurusan Teknik Elektro Universitas

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Perancangan Sistem Perancangan Simulasi pengendali pintu gerbang Melalui media Bluetooth pada Ponsel bertujuan untuk membuat sebuah prototype yang membuka, menutup

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Sistem Kontrol Sistem kontrol adalah proses pengaturan ataupun pengendalian terhadap satu atau beberapa besaran (variabel, parameter) sehingga berada pada suatu harga atau dalam

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. lingkungan. Apapun macam teknologi pengolahan air limbah domestik maupun

BAB III LANDASAN TEORI. lingkungan. Apapun macam teknologi pengolahan air limbah domestik maupun BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Waste Water Treatment Teknologi pengolahan air limbah adalah kunci dalam memelihara kelestarian lingkungan. Apapun macam teknologi pengolahan air limbah domestik maupun industri

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM Pada bab ini menjelaskan tentang perancangan dan pembuatan sistem kontrol, dengan software yang akan digunakan untuk mendukung keseluruhan sistem yang akan di ujikan.

Lebih terperinci

Dengan cara pemakaian yang benar, Anda akan mendapatkan manfaat yang maksimal selama bertahun-tahun.

Dengan cara pemakaian yang benar, Anda akan mendapatkan manfaat yang maksimal selama bertahun-tahun. SELAMAT ATAS PILIHAN ANDA MENGGUNAKAN PEMANAS AIR (WATER HEATER) DOMO Dengan cara pemakaian yang benar, Anda akan mendapatkan manfaat yang maksimal selama bertahun-tahun. Bacalah buku petunjuk pengoperasian

Lebih terperinci

PENGATUR KADAR ALKOHOL DALAM LARUTAN

PENGATUR KADAR ALKOHOL DALAM LARUTAN Jurnal Teknik Komputer Unikom Komputika Volume 2, No.1-2013 PENGATUR KADAR ALKOHOL DALAM LARUTAN Syahrul 1), Sri Nurhayati 2), Giri Rakasiwi 3) 1,2,3) Jurusan Teknik Komputer, Fakultas Teknik dan Ilmu

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Daya dan Alat Mesin Pertanian, Jurusan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Daya dan Alat Mesin Pertanian, Jurusan 1 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Daya dan Alat Mesin Pertanian, Jurusan Teknik Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung pada

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro Universitas

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro Universitas III. METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro Universitas Lampung, dari bulan Februari 2014 Oktober 2014. 3.2. Alat dan Bahan Alat

Lebih terperinci

Sistem Otomatisasi Pengontrolan Volume Dan PH Air Pada Hidroponik

Sistem Otomatisasi Pengontrolan Volume Dan PH Air Pada Hidroponik ISSN: 2089-3787 1335 Sistem Otomatisasi Pengontrolan Volume Dan PH Air Pada Hidroponik Muhammad Fakhruzzaini 1, Hugo Aprilianto 2 Program Studi Teknik Informatika, STMIK Banjarbaru JL. Ahmad Yani KM. 33

Lebih terperinci

BAB IV BAHASA PROGRAM PLC

BAB IV BAHASA PROGRAM PLC BAB IV BAHASA PROGRAM PLC Sebelum menyusun suatu program untuk pengoperasian PLC pada pengontrolan suatu system atau proses, harus mengetahui dan menghafal bahasa program PLC yang akan digunakannya. PLC

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengujian Sifat Fisik Tanah Lahan Percobaan Pengujian sifat fisik tanah dilakukan di balai penelitian tanah kota bogor. Pengujian tanah berupa nilai pf tanah, sifat fisik tanah,

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN PERANGKAT KERAS DAN LUNAK

BAB III PERENCANAAN PERANGKAT KERAS DAN LUNAK 21 BAB III PERENCANAAN PERANGKAT KERAS DAN LUNAK 3.1 Gambaran umum Perancangan sistem pada Odometer digital terbagi dua yaitu perancangan perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software). Perancangan

Lebih terperinci

PENGENDALIAN SUHU DAN KELEMBABAN PROSES PEMATANGAN KEJU MENGGUNAKAN KONTROLER PID BERBASIS PLC. Publikasi Jurnal Skripsi

PENGENDALIAN SUHU DAN KELEMBABAN PROSES PEMATANGAN KEJU MENGGUNAKAN KONTROLER PID BERBASIS PLC. Publikasi Jurnal Skripsi PENGENDALIAN SUHU DAN KELEMBABAN PROSES PEMATANGAN KEJU MENGGUNAKAN KONTROLER PID BERBASIS PLC Publikasi Jurnal Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Disusun

Lebih terperinci

Crane Hoist (Tampak Atas)

Crane Hoist (Tampak Atas) BAB IV PENGUJIAN DAN EVALUASI 4.1. Simulator Alat Kontrol Crane Hoist Menggunakan Wireless Simulasi ini dibuat menyesuaikan cara kerja dari sistem kontrol mesin crane hoist menggunakan wireless berbasis

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1 Alat dan Bahan Alat dan bahan yang digunakan pada tugas akhir ini yaitu berupa hardware dan software. Table 3.1. merupakan alat dan bahan yang digunakan. Tabel 3.1. Alat dan

Lebih terperinci

Air Secara Otomatis Berbasis Mikrokontroler [ ]

Air Secara Otomatis Berbasis Mikrokontroler [ ] Rancang Bangun Pemanas Air Secara Otomatis Berbasis Mikrokontroler Muhammad Fat-han Rizqullah [ 44110694 ] Pendahuluan Di era serba praktis saat ini water heater sudah menjadi barang yang jamak ditemui

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Programmable Logic Controller (PLC) diperkenalkan pertama kali pada tahun

BAB II LANDASAN TEORI. Programmable Logic Controller (PLC) diperkenalkan pertama kali pada tahun BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sejarah PLC Programmable Logic Controller (PLC) diperkenalkan pertama kali pada tahun 1969 oleh Richard E.Morley yang merupakan pendiri Modicon Coorporation. PLC pertama yang

Lebih terperinci

RANCANGAN SISTEM INFORMASI PERINGATAN DINI BENCANA BANJIR

RANCANGAN SISTEM INFORMASI PERINGATAN DINI BENCANA BANJIR RANCANGAN SISTEM INFORMASI PERINGATAN DINI BENCANA BANJIR Safitri Juanita 1, Windarto 2 1,2 Program StudiSistem Informasi, Fakultas Teknologi Informasi, Universitas Budi Luhur Jl. Ciledug Raya, Petukangan

Lebih terperinci

Gambar 11 Sistem kalibrasi dengan satu sensor.

Gambar 11 Sistem kalibrasi dengan satu sensor. 7 Gambar Sistem kalibrasi dengan satu sensor. Besarnya debit aliran diukur dengan menggunakan wadah ukur. Wadah ukur tersebut di tempatkan pada tempat keluarnya aliran yang kemudian diukur volumenya terhadap

Lebih terperinci

Gambar 3.1 Diagram Blok Alat

Gambar 3.1 Diagram Blok Alat BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode penelitian eksperimen (uji coba). Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah membuat suatu alat yang dapat menghitung biaya pemakaian

Lebih terperinci

Sistem Keamanan Pintu Gerbang Berbasis AT89C51 Teroptimasi Basisdata Melalui Antarmuka Port Serial

Sistem Keamanan Pintu Gerbang Berbasis AT89C51 Teroptimasi Basisdata Melalui Antarmuka Port Serial Rustam Asnawi, Octa Heriana, Sistem Keamanan Pintu Gerbang Berbasis AT89C51 Teroptimasi Sistem Keamanan Pintu Gerbang Berbasis AT89C51 Teroptimasi Basisdata Melalui Antarmuka Port Serial Rustam Asnawi

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Didalam merancang sistem yang akan dibuat ada beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelumnya, pertama-tama mengetahui prinsip kerja secara umum dari sistem yang akan dibuat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN I-1 BAB I PENDAHULUAN Dalam bab ini akan diuraikan mengenai latar belakang masalah dari penelitian, perumusan masalah yang diangkat dalam penelitian ini, tujuan dan manfaat dari penelitian yang dilakukan,

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM. untuk efisiensi energi listrik pada kehidupan sehari-hari. Perangkat input untuk

BAB III PERANCANGAN SISTEM. untuk efisiensi energi listrik pada kehidupan sehari-hari. Perangkat input untuk BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Dasar Perancangan Sistem Perangkat keras yang akan dibangun adalah suatu aplikasi mikrokontroler untuk efisiensi energi listrik pada kehidupan sehari-hari. Perangkat input

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT. Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai bagaimana alat dapat

BAB III PERANCANGAN ALAT. Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai bagaimana alat dapat BAB III PERANCANGAN ALAT Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai bagaimana alat dapat menjalankan perintah inputan dan gambaran sistem monitoring Angiography yang bekerja untunk pengambilan data dari

Lebih terperinci

Instruksi Kerja Penggunaan Oven Carbolite

Instruksi Kerja Penggunaan Oven Carbolite Instruksi Kerja Penggunaan Oven Carbolite Laboratorium Kesmavet Program kedokteran Hewan Universitas Brawijaya 2012 1 Instruksi Kerja Penggunaan Oven Carbolite Laboratorium Kesmavet Program Kedokteran

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT Pada bab ini menjelaskan tentang perancangan sistem alarm kebakaran menggunakan Arduino Uno dengan mikrokontroller ATmega 328. yang meliputi perancangan perangkat keras (hardware)

Lebih terperinci