BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI ALAT

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI ALAT"

Transkripsi

1 BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI ALAT Dengan memahami konsep dasar alat pada bab sebelumnya yang mencakup gambaran sistem prinsip kerja dan komponen-komponen pembentuk sistem, maka pada bab ini akan dibahas mengenai perancangan sistem yang meliputi perangkat keras dan perangkat lunak. 3.1 Perancangan Perangkat Keras Perangkat keras terdiri dari rangka dan komponen elektronik yang mendukung dalam pembuatan alat ini. Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai proses pembuatan mekanik beserta bahan yang dibutuhkan dan komponen elektronik yang digunakan Mekanik Mekanik ini terdiri dari rangka utama, tempat penampungan, slot untuk meletakkan botol, dan semua sambungan pipa ataupun selang yang digunakan pada alat ini. Gambar perancangan dari alat ini ditunjukkan pada Gambar 3.1. Gambar 3.1 Perancangan mekanik Rangka Utama Rangka utama ini dibuat dengan menggunakan besi siku. Pemilihan bahan besi siku dikarenakan bahan mudah dicari dan kuat. Komponen yang dibutuhkan dalam pembuatan rangka selain besi siku adalah plat siku untuk setiap 9

2 10 sambungan, mur dan baut. Berikut adalah gambar realisasi perancangan dari rangka utama dan dimensinya. Gambar 3.2 Rangka utama Slot Botol Slot botol ini berfungsi untuk meletakkan botol yang akan diisi. Tempat botol ini dibuat dengan menyesuaikan bentuk botol yang akan digunakan. Bagian ini dibuat dengan menggunakan papan kayu yang disesuaikan dengan botol yang digunakan oleh UD. Mitra Tani. Terdapat dua tipe botol yang digunakan oleh UD. Mitra Tani yaitu botol untuk takaran 1,2 liter dan takaran 5 liter. Wujud dari botol yang digunakan ditunjukkan pada Gambar 3.3, dan realisasi dari perancangan slot botol ditunjukkan pada Gambar 3.4.

3 11 Gambar 3.3 Botol untuk takaran (a) 5 liter (b) 1.2 liter Gambar 3.4 Slot untuk botol Seperti yang dijelaskan sebelumnya, slot dibuat dengan menyesuaikan bentuk botol. Slot ini sekaligus menjadi tempat untuk meletakkan sensor keberadaan botol yaitu fotodioda dan sinar laser yang dipantulkan dengan cermin dengan sudut kemiringan tertentu sehingga dapat mendeteksi keberadaan botol Sambungan pipa. Sambungan pipa ini dibuat dengan dua tipe pipa sambungan dengan ulir dalam ½ inch. Yang pertama adalah sambungan pipa lurus dan yang kedua adalah sambungan pipa U sehingga sambungan pipa ini menjadi seperti yang ditunjukkan pada Gambar 3.5a. Pemilihan pipa dengan ulir dalam ini dikarenakan dapat memudahkan penulis untuk menyambungkan flow sensor dan solenoid valve dikarenakan keduanya mempunyai ulir luar dengan ukuran ½ inch. Penulis membuat 2 (dua) tipe sambungan, yaitu sambungan pipa untuk menghubungkan flow sensor dan solenoid valve dan yang kedua adalah sambungan pipa untuk

4 12 membantu pengisian untuk botol untuk takaran 1,2 liter dikarenakan botol ini lebih rendah bila dibandingkan dengan botol untuk takaran 5 liter. Kedua sambungan pipa ini ditunjukkan pada Gambar 3.5. Gambar 3.5 Sambungan pipa Penampungan Bak penampunga ini berfungsi sebagai wadah cairan yang diberi 4 buah lubang yang disesuaikan dengan kebutuhan pada alat ini dikarenakan alat ini mempunyai 4 buat outlet. Bak penampung ini mempunyai dimensi panjang 51 cm, lebar 36,5 cm dan tinggi 22 cm. Dengan dimensi tersebut maka bak penampung mempunyai volume sebesar 40,953 cm 3. Dengan volume ini, juga bisa diartikan bak penampungan dapat menampung 40,953 dm 3 atau 40,953 liter air pada keadaan penuh. Dalam skripsi ini tinggi air tertinggi adalah 17 cm, sehingga volume air yang tertampung adalah 31,645 cm 3 atau sama dengan 31,645 liter Berikut adalah wujud fisik dari bak penampungan yang digunakan. Gambar 3.6 Bak Penampungan

5 Komponen Elektronik Bagian ini akan menjelaskan komponen elektronik yang digunakan demi mendukung pembuatan alat, antara lain modul mikrokontroler, catu daya, modul saklar. Selain itu bagian ini juga terdiri dari flow sensor, solenoid valve, sensor keberadaan botol, sensor ketinggian level cairan Modul mikrokontroler Pada skripsi ini, modul kontrol dikendalikan oleh mikrokontroler sebagai pengendali utama. Mikrokontroler yang digunakan adalah R8C Renesas R5F21246 buatan Renesas Electronic Coorporation. Board ini dibuat dengan menyesuaikan kebutuhan dari penulis. Pemilihan mikrokontroler ini dikarenakan mikrokontroler ini sudah cukup memenuhi kebutuhan dari penulis dalam merealisasikan alat ini. Mikrokontroler ini berguna untuk menerima data masukan dari pengguna, mengolah data yang dikeluarkan oleh semua sensor yang digunakan meliputi flow sensor, sensor keberadaan botol, dan mengaktifkan maupun menon-aktifkan solenoid valve. Konfigurasi penggunaan port mikrokontroler R5F21246 dapat dilihat pada Tabel 3.1, dan skema dari board mikrokontroler dapat dilihat pada Gambar 3.7.

6 14 Tabel 3.1 Konfigurasi penggunaan pin R8C R5F21246 No Nama Port Fungsi 1 P2_0 Output ke keypad 2 P2_1 Output ke keypad 3 P2_2 Output ke keypad 4 P2_3 Output ke keypad 5 P2_4 Input dari keypad 6 P2_5 Input dari keypad 7 P2_6 Input dari keypad 8 P2_7 Input dari keypad 9 P1_3 Valve pengisian tangki 10 P1_4 Valve 4 11 P1_5 Valve 3 12 P1_6 Valve 2 13 P1_7 Valve 1 14 P6_3 Flow sensor 1 15 P6_4 Flow sensor 2 16 P6_5 Flow sensor 3 17 P3_0 Flow sensor 4 18 P0_1 data 7 display LCD 19 P0_2 data 6 display LCD 20 P0_3 data 5 display LCD 21 P0_4 data 4 display LCD 22 P0_5 data E display LCD 23 P0_6 data Rs display LCD 24 P6_6 RX downloader 25 P6_7 TX downloader 26 P3_1 Input dari sensor keberadaan botol1 27 P1_0 Input dari sensor keberadaan botol2 28 P1_1 Input dari sensor keberadaan botol3 29 P1_2 Input dari sensor keberadaan botol4 30 P6_1 Input dari sensor ketinggian air 31 P6_2 Input dari sensor ketinggian air 32 P6_3 Input dari sensor ketinggian air

7 15 Gambar 3.7 Skema board mikrokontroler Renesas R5F Keypad Keypad 4x4 digunakan untuk memilih menu-menu dan memasukkan takaran yang diinginkan oleh user yang ditampilkan pada layar LCD karakter sebagai antarmuka alat dengan pengguna yang bertindak sebagai masukan. Keypad 4x4 yang digunakan adalah tipe keypad matriks, sehingga port input yang dibutuhkan untuk keypad ini hanya 8 pin yaitu 4 untuk baris dan 4 untuk kolom yang digunakan untuk mengendalikan 16 tombol. Keypad ini dikoneksikan

8 16 dengan mikrokontroler pada P2.0 hingga P2.7 (8 pin). Baris 1 sampai baris 4 untuk P2.0-P2.3 dan kolom A sampai kolom D untuk P2.4-P2.7. Gambar 3.8 Keypad 4x Penampil LCD 20x4 Modul LCD merupakan modul keluaran yang digunakan sebagai tampilan berbagai karakter yang diinputkan melalui keypad. Modul ini menggunakan LCD dengan resolusi 20x4, yang berarti bahwa tampilan LCD mampu menampilkan 20 karakter dalam 4 baris tampilan, sehingga tampilan yang dihasilkan sejumlah 80 karakter. Untai dari modul ini diperlihatkan pada Gambar 3.9. Gambar 3.9 Skema LCD 20x4

9 17 Pada Gambar 3.9 diperlihatkan untai modul LCD yang dihubungkan dengan mikrokontroler, di mana terdapat 16 terminal yang mempunyai fungsi masing-masing. Berikut adalah penjelasan dari tiap-tiap fungsi tersebut. 1. DB4-DB7, merupakan penyemat untuk empat jalur data atas yang dapat digunakan untuk membaca data dari modul ke mikrokontroler atau menulis data dari mikrokontroler ke modul. 2. DB0-DB3, merupakan penyemat untuk empat jalur data bawah yang dapat digunakan untuk membaca data dari modul ke mikrokontroler atau menulis data dari mikrokontroler ke modul, namun penyemat ini digunakan untuk data lebih dari 4 bit. Karena dalam sistem hanya dibutuhkan 4 bit saja mak jalur ini tidak digunakan. Penulis hanya menggunakan jalur data atas. 3. E (Enable), merupakan penyemat untuk sinyal operasi awal yang mampu mengaktifkan data tulis atau baca. 4. R/W (Read/Write), merupakan penyemat untuk sinyal pemilih baca atau tulis, yang mana apabila penyemat ini diberi logika 1, modul akan melakukan operasi baca, sebaliknya bila diberi logika 0 akan melakukan operasi tulis. Pada sistem ini, penyemat ini diberi nilai 0 atau ground dikarenakan LCD digunakan sebagai modul keluaran saja yang berarti hanya melakukan operasi baca saja. 5. RS (Register Selection), merupakan penyemat untuk sinyal pemilih fungsi register yang apabila diberi logika 0, register berfungsi sebagai register instruksi untuk operasi tulis atau sebagai penanda sibuk, dan sebagai pencacah alamat untuk operasi baca. Apabila diberi logika 1, register berfungsi sebagai register data, baik untuk operasi tulis ataupun baca. 6. V EE (V LC ), merupakan penyemat untuk terminal catu daya untuk pengendalian tampilan LCD, yaitu mengatur contrast tampilan karakter pada layar. 7. V CC, merupakan penyemat untuk catu daya 5 volt. 8. V SS, merupakan penyemat grounding.

10 Modul Saklar Modul saklar pada sub bab ini adalah driver solenoid valve. Perancangan driver ini menggunakan transistor NPN dengan seri BD 139 sebagai pemicu relay. Pada perancangan driver ini juga menggunakan optocoupler 4n35 yang berfungsi memisahkan catu daya mikrokontroler dengan catu daya solenoid valve. Driver terdiri dari 5 driver yang digunakan untuk mengaktifkan ataupun menon-aktifkan solenoid valve yaitu 4 solenoid valve untuk 4 outlet dan 1 digunakan sebagai inlet untuk penampung pada alat ini dari penampung utama. Skematik driver solenoid valve ditunjukkan pada Gambar V2 12V RLY1 12VSPDT mikro R1 330 U1 OPTOISO R3 1k R2 4.7k BD 109 2N2896 Q2 D1 DIODE valve Gambar 3.10 Skema driver solenoid valve Cara kerja dari driver tersebut adalah saat P1_7 dari mikrokontroler bernilai 1 atau HIGH maka led pada optocoupler 4n35 menyala dan sisi penerima optocoupler juga akan aktif atau arus mengalir dari V CC ke ground, sehingga pada kaki basis transistor akan terpicu tegangan sehingga transistor akan berada di kondisi jenuh atau saturasi dan relay akan aktif sehingga mengakibatkan solenoid valve akan aktif. Keadaan sebaliknya apabila P1_7 dari mikrokontroler bernilai 0 atau LOW maka led pada optocoupler tidak menyala dan sensor penerima tidak bekerja, sehingga transistor tidak terpicu dengan tegangan sehingga transitor berada di keadaan cutoff dan relay tidak aktif.

11 19 Agar transistor tersebut dapat bekerja sebagai saklar ada beberapa hal penting yang harus diperhatikan, antara lain : 1. Menentukan Ic. Ic adalah arus beban yang mengalir dari kaki kolektor menuju emitor transistor. Arus beban tidak boleh lebih besar dari Ic maksimum yang dilewatkan oleh transistor. Arus beban saat saturasi dapat dicari dengan persamaan sebagai berikut : Ic(beban) < Ic(Max) syarat Vcc Ic(beban) = R(relay ) 2. Menentukan hfe transistor Setelah arus beban yang akan dilewatkan pada transitor diketahui maka selanjutnya adalah menentukan transistor yang akan digunakan dengan syarat seperti di poin sebelumnya. 3. Menentukan Rb Setelah menentukan transistor yang akan digunakan maka langkah selanjutnya adalah menentukan hambatan pada basis (Rb). Besar Rb dapat dicari dengan menggunakan persamaan sebagai berikut: Ib = Ic(beban ) hfe Rb = VRb Ib Pada untai driver solenoid valve juga terdapat diode yang berfungsi sebagai diode free wheel yang berguna membuang arus dari tegangan induksi yang terjadi pada saat peralihan kondisi dari ON ke OFF. Ketika terjadi kondisi seperti ini kumparan yang terdapat pada relay masih menyimpan arus sesaat yang besar. Hal ini sesuai dengan sifat dari kumparan yang tidak dapat membuat arus menjadi 0 dengan seketika. Apabila muatan ini tidak dibuang, maka tegangan pada kaki kolektor bisa terlalu besar dan mendapatkan arus yang besar sehingga ini dapat merusak transistor yang digunakan.

12 20 Relay yang digunakan adalah relay 24 volt yang mempunyai hambatan dalam sebesar 400 ohm, relay akan diberi tegangan 12 volt sehingga dapat didapatkan arus pada kaki kolektor dengan perhitungan sebagai berikut. Ic = Vcc Vce (saturasi ) Rrelay = 12 0,5 400 = 28,8 ma. (3.1) Ic maksimum berdasarkan datasheet dari BD139 adalah 1A, maka berdasarkan perhitungan pada Persamaan 3.1, Ic masih berada dibawah Ic maksimum sehingga sudah memenuhi syarat pertama yaitu Ic beban harus lebih kecil dari Ic maksimum. Transistor yang digunakan mempunyai hfe sebesar , sehingga arus yang mengalir pada kaki basis dapat dicari dengan menggunakan hfe terkecil. Ib = Ic = 28,8mA hfe 40 = 0,72 ma.(3.2) V5 12v +V mikro R9 330 U2 OPTOISO R4 1k OUT Gambar 3.11 Skema Optocoupler Dengan skema seperti Gambar 3.11, photo transistor dapat memberikan logika HIGH pada saat led optocoupler menyala sehingga dikarenakan photo transistor berada di keadaan saturasi. Nilai konduktifitas pada kolektor emitor akan naik sehingga Vout mendapatkan sumber tegangan dari Vcc melalui kaki emitor, jadi Vout akan bernilai HIGH VCC dan sebaliknya pada saat led tidak aktif maka photo transistor tidak aktif atau OFF dan Vout dihubungkan ke ground melalui R2 sehingga nilainya adalah LOW.

13 21 Dari hasil pengukuran tegangan output dari optocoupler yang menggunakan 12 Volt dan resistor pada optocoupler sebesar 1k ohm adalah 5,6 Volt maka Rb dapat dicari dengan menggunakan rumus dibawah ini. Rb= Voptocoupler Vbe ib = 5,6 1 0,72mA = 6,388 kω.(3.3) Dengan perhitungan dengan Persamaan 3.3, ditunjukkan bahwa Rb maksimal adalah 6,388kΩ. Dan resistor yang dipasang pada modul ini adalah 4.7 kω Solenoid valve Valve berfungsi sebagai keran untuk membuka dan menutup saluran keluaran cairan yang akan diisikan ke dalam botol. Valve mempunyai sistem kerja ON untuk membuka dan OFF untuk menutup. Valve mempunyai tegangan kerja antara 6V sampai 12V. Pada skripsi ini, valve diberi tegangan kerja 12V, untuk 12V arus yang dikonsumsi oleh valve ini untuk berada di keadaan ON adalah 320 ma [3]. Namun pada saat dilakukan pengukuran, setiap valve mengonsumsi arus sebesar 43 ma. Gambar 3.11 menunjukkan wujud fisik dari solenoid valve yang digunakan. Gambar 3.12 Solenoid valve yang digunakan Flow sensor Flow sensor atau sensor aliran fluida digunakan untuk mengukur besarnya volume air yang mengalir melalui suatu penampang misalnya pipa peralon, selang dan sebagainya. Body dari flow sensor ini terbuat dari bahan plastik yang di

14 22 dalamnya terdapat turbin dan sensor hall-effect. Cara kerja sensor ini yaitu saat air mengalir melewati sensor ini maka turbin di dalamnya akan berputar. Setiap turbin berputar maka sensor magnetik di dalamnya akan mengeluarkan pulsa sebesar V CC yang digunakan. Tegangan kerja sensor ini antara 5V sampai 24V [4]. Pada alat ini sensor flow diletakkan di antara outlet dari penampung dan solenoid valve yang dihubungkan dengan selang dari outlet dan sambungan pipa PVC untuk solenoid valve. Wujud fisik dari flow sensor yang digunakan ditunjukkan pada Gambar Gambar 3.13 (a) Wujud Fisik Flow sensor (b) Konfigurasi Sensor Keberadaan Botol Sensor keberadaan botol ini menggunakan fotodioda. Fotodioda adalah komponen elektronik yang akan mengalirkan arus dari anoda ke katoda pada saat terkena cahaya pada intensitas tertentu. Dengan rangkaian seperti yang ditunjukkan pada Gambar Apabila fotodioda yang diberi lampu laser tidak terhalang maka keluaran akan bernilai LOW dan sebaliknya apabila terhalang akan bernilai HIGH. Nilai dari sensor keberadaan botol di masing-masing outlet akan diterjemahkan oleh mikrokontroler untuk melanjutkan proses pengisian ke dalam botol. Gambar 3.14 adalah rangkaian fotodioda yang digunakan.

15 23 V4 5V +V R8 1k mikro D2 Gambar 3.14 Rangkaian Fotodioda Sensor Ketinggian Level Cairan Sensor ketinggian level cairan ini digunakan untuk mengetahui jumlah cairan yang terdapat dalam tangki penampung yang nantinya dapat digunakan sebagai informasi yang diterima oleh mikrokontroler untuk mengontrol solenoid valve pengisi tangki penampung. Apabila tangki penampung sudah dianggap penuh sesuai dengan level yang ditentukan, maka solenoid valve pengisi tangki akan menutup. Solenoid valve pengisi tangki akan membuka kembali apabila ketinggian level cairan sudah sampai di ketinggian batas tengah. Pada saat keadaan cairan berada di level bawah maka asumsinya adalah tangki penampung belum mendapatkan cairan yang cukup untuk mengisi ke dalam botol, sehingga valve untuk pengisian ke dalam botol akan ditutup. Pengisian botol akan dilanjutkan apabila level cairan kembali pada level atas dan valve pengisi tangki akan menutup. Sensor ketinggian level cairan ini dibuat dengan menggunakan saklar transistor seperti yang digambarkan pada Gambar 3.15

16 24 V1 5V +V R4 330 R5 330 R6 330 mikro R1 560 mikro R2 560 mikro R3 560 bawah tengah atas Gambar 3.15 Skema Sensor Ketinggian Level Cairan dengan menggunakan Transistor sebagai Saklar. Cara kerja rangkaian di atas adalah dengan memasukkan 4 kawat kuningan ke dalam tampungan, satu di antaranya dialiri tegangan 5V dan 3 (tiga) kawat kuningan yang lain akan terhubung ke basis masing-masing transistor. Cairan pupuk yang akan ditampung dapat menghantarkan listrik sehingga apabila kawat kuningan yang terhubung pada basis transistor masuk ke dalam cairan, maka kaki basis akan mendapatkan tegangan yang akan menyebabkan transistor berada di keadaan saturasi. Hal ini menyebabkan tegangan keluaran dari kaki kolektor transistor yang masuk ke dalam mikrokontroler akan bernilai LOW dan apabila tidak masuk dalam cairan maka nilai keluaran dari kaki kolektor transistor yang masuk ke dalam mikrokontroler akan bernilai HIGH. Dengan logika seperti yang dijelaskan sebelumnya maka rangkaian adalah rangkaian active low. Data masukan dari ketiga kaki kolektor dari ketiga transistor inilah yang digunakan penulis untuk mengetahui level air yang berada di dalam penampungan. Gambar

17 ini menunjukkan bagaimana pemasangan keempat kawat kuningan di dalam penampungan. Gambar 3.16 Pemasangan kawat kuningan pada penampungan Penjelasan dari gambar tersebut adalah sebagai berikut : 1. Tegangan 5 V. 2. Kawat kuningan yang terhubung pada basis transistor batas bawah. 3. Kawat kuningan yang terhubung pada basis transistor batas tengah. 4. Kawat kuningan yang terhubung pada basis transistor batas atas.

18 Catu Daya 5V Alat ini mempunyai 2 buah catu daya, yaitu catu daya 5V dan 12V. Catu daya 5V dibutuhkan untuk mencatu beberapa komponen meliputi mikrokontroler, flow sensor, laser dan fotodioda pada sensor keberadaan botol, LCD keypad, dan optocoupler pada driver solenoid valve. Sedangkan catu 12V dibutuhkan untuk mencatu 5 buah solenoid valve yang digunakan. Sumber catu daya 5V berasal dari travo 3A yang mempunyai tegangan 12V AC, dan disearahkan dengan diode half bridge. Untuk mencatu tegangan 5V digunakan IC regulator 7805, skema dapat dilihat pada Gambar Q1 mj VAC T1 D1 DIODE D2 DIODE R1 1 C3 4700uF R2 10 C1 470uF U IN OUT COM C2 470uF OUT 5V Gambar 3.17 Skema Power Supply 5V.

19 Perancangan Perangkat Lunak keseluruhan. Dibawah ini adalah diagram alir yang terdapat pada sistem alat PROSES PENGISIAN STOP? return TIDAK TIDAK Apakah ada botol? YA Apakah sudah pernah mengisi? SUDAH SET FLAG BELUM MENGISI BELUM SUDAH FLAG PERNAH KOSONG =1 / 0? 1 A Apakah botol sudah diambil? BELUM 0 SET FLAG SUDAH MENGISI VALVE PENAMPUNGAN HIDUP TIDAK Periksa level air bawah VALVE TUTUP ADA YA Set FLAG PERNAH KOSONG = 1 Periksa level air tengah TIDAK VALVE PENAMPUNGAN HIDUP PulseFlow = TAKARAN? TIDAK ADA A Periksa level air atas TIDAK ADA VALVE PENAMPUNGAN MATI FLAG PERNAH KOSONG = 0 1 FLAG PERNAH 0 KOSONG =1 / 0? VALVE BUKA Gambar 3.18 Diagram Alir Perangkat Lunak dan Diagram Alir Fungsi Proses Pengisian

20 Gambar 3.19 Diagram Alir Fungsi Input Takaran 28

21 Penjelasan Diagram Alir 1. Pada saat sistem diaktifkan, maka mikrokontroler akan melakukan inisialisasi terlebih dahulu dan dilanjutkan dengan menampilkan menu untuk memasukkan jumlah takaran pada LCD karakter 20x4 yang digunakan. 2. Setelah memasukan jumlah takaran yang diinginkan oleh pengguna, sistem akan meminta konfirmasi dari pengguna. 3. Apabila input yang dimasukan sudah benar atau sesuai dengan sistem, maka secara otomatis sistem akan mengaktifkan semua sensor yang digunakan sehingga alat siap untuk beroperasi. 4. Sensor keberadaan botol akan mendeteksi keberadaan botol, apabila ada botol maka akan dilakukan pemeriksaan selanjutnya, apabila belum terdapat botol maka sensor keberadaan botol akan menunggu masukan yaitu botol yang digunakan pada UD. Mitra Tani. 5. Sistem akan memeriksa apakah sistem sudah pernah mengisi di slot tertentu, apabila sudah pernah maka botol harus diambil. Perubahan nilai pada sensor keberadaan botol dari ada botol menjadi tidak ada botol akan mengatur flag menjadi belum pernah mengisi. Sedangkan sebaliknya apabila hasil dari pemeriksaan tahap ini menunjukkan bahwa belum pernah mengisi, sistem akan melanjutkan ke pemeriksaan selanjutnya. 6. Pemeriksaan selanjutnya adalah pemeriksaan pada level air di dalam penampungan cairan. Pemeriksaan ini akan digunakan untuk memberikan instruksi pada keempat valve yang berfungsi sebagai outlet dan satu valve sebagai inlet untuk penampungan. Outlet bisa terbuka apabila level air lebih tinggi dari level bawah. Dan inlet akan terbuka apabila level air lebih rendah dari batas tengah 7. Tahap selanjutnya adalah dengan terbukanya valve outlet maka sistem akan memeriksa debit air yang dilewati oleh flow sensor. Apabila sudah sesuai takaran maka maka sistem mengatur flag sudah pernah mengisi.

22 30 8. Apabila teradapat keadaan dimana sedang melakukan pengisian dan level air berada di bawah level paling rendah maka pengisian akan dihentikan hingga level air berada di level paling tinggi dan pengisian akan dilanjutkan.

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI ALAT BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI ALAT Pada bab ini akan dibahas mengenai perancangan sistem dan realisasi perangkat keras dan perangkat lunak dari setiap modul yang mendukung alat secara keseluruhan.

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT Pada bab tiga ini akan dijelaskan perancangan alat, yaitu perancangan perangkat keras dan perangkat lunak. Perancangan perangkat keras terdiri dari perangkat elektronik dan instalasi

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Dalam bab ini penulis akan menjelaskan mengenai perancangan sistem pemanasan air menggunakan SCADA software dengan Wonderware InTouch yang terdiri dari perangkat keras (hardware)

Lebih terperinci

BAB II KONSEP DASAR SISTEM PENGISIAN ULANG AIR MINUM

BAB II KONSEP DASAR SISTEM PENGISIAN ULANG AIR MINUM BAB II KONSEP DASAR SISTEM PENGISIAN ULANG AIR MINUM Konsep dasar sistem pada depo pengisian ulang air minum terdiri dari tiga komponen utama yang saling berhubungan. Komponen pertama yaitu terdapat pembeli

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS. Sebelum melakukan pengujian pada sistem Bottle Filler secara keseluruhan, dilakukan beberapa tahapan antara lain :

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS. Sebelum melakukan pengujian pada sistem Bottle Filler secara keseluruhan, dilakukan beberapa tahapan antara lain : BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS Bab ini akan membahas mengenai pengujian dan analisis pada alat Bottle Filter yang berbasis mikrokontroler. Tujuan dari pengujian adalah untuk mengetahui apakah alat yang

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dibahas mengenai perancangan dan realisasi dari perangkat keras maupun perangkat lunak dari setiap modul yang dipakai pada skripsi ini. 3.1. Perancangan dan

Lebih terperinci

BAB V PENGUJIAN DAN ANALISIS. pengukuran terhadap parameter-parameter dari setiap komponen per blok maupun

BAB V PENGUJIAN DAN ANALISIS. pengukuran terhadap parameter-parameter dari setiap komponen per blok maupun BAB V PENGUJIAN DAN ANALISIS Pada bab ini akan diuraikan tentang proses pengujian sistem yang meliputi pengukuran terhadap parameter-parameter dari setiap komponen per blok maupun secara keseluruhan, dan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN. Dalam bab ini akan dibahas mengenai deskripsi alat, perancangan dan realisasi dari

BAB III PERANCANGAN. Dalam bab ini akan dibahas mengenai deskripsi alat, perancangan dan realisasi dari BAB III PERANCANGAN Dalam bab ini akan dibahas mengenai deskripsi alat, perancangan dan realisasi dari perangkat keras maupun perangkat lunak alat. Perancangan perangkat keras menjelaskan tentang hubungan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN III.1. Analisis Permasalahan Dalam Perancangan dan Implementasi Pemotong Rumput Lapangan Sepakbola Otomatis dengan Sensor Garis dan Dinding ini, terdapat beberapa masalah

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM BAB 3 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM 3.1. Spesifikasi Sistem Sebelum merancang blok diagram dan rangkaian terlebih dahulu membuat spesifikasi awal rangkaian untuk mempermudah proses pembacaan, spesifikasi

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI MASALAH

BAB III DESKRIPSI MASALAH BAB III DESKRIPSI MASALAH 3.1 Perancangan Hardware Perancangan hardware ini meliputi keseluruhan perancangan, artinya dari masukan sampai keluaran dengan menghasilkan energi panas. Dibawah ini adalah diagram

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Bab ini menguraikan perancangan mekanik, perangkat elektronik dan perangkat lunak untuk membangun Pematrian komponen SMD dengan menggunakan conveyor untuk indutri kecil dengan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dibahas mengenai perancangan dan realisasi dari modifikasi kelistrikan pada kendaraan bermotor, perangkat keras maupun perangkat lunak dari setiap modul yang

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN ALAT. Sensor Utrasonik. Relay. Relay

BAB 3 PERANCANGAN ALAT. Sensor Utrasonik. Relay. Relay BAB 3 PERANCANGAN ALAT 3.1 Diagram Blok Berikut ini adalah diagram blok sistem rancang bangun alat pengontrol volume air dan aerator pada kolam budidaya udang menggunakan mikrokontroler. Sensor Utrasonik

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT BAB III PEANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1. Pendahuluan Dalam Bab ini akan dibahas pembuatan seluruh sistem perangkat yang ada pada Perancangan Dan Pembuatan Alat Aplikasi pengendalian motor DC menggunakan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian tugas akhir ini dilaksanakan di Laboratorium Elektronika Dasar

III. METODE PENELITIAN. Penelitian tugas akhir ini dilaksanakan di Laboratorium Elektronika Dasar 28 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian tugas akhir ini dilaksanakan di Laboratorium Elektronika Dasar dan Laboratorium Pemodelan Jurusan Fisika Universitas Lampung. Penelitian

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1. Identifikasi Kebutuhan Proses pembuatan alat penghitung benih ikan ini diperlukan identifikasi kebutuhan terhadap sistem yang akan dibuat, diantaranya: 1. Perlunya rangkaian

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN. Pada bab ini akan menjelaskan perancangan alat yang akan penulis buat.

BAB III PERANCANGAN. Pada bab ini akan menjelaskan perancangan alat yang akan penulis buat. BAB III PERANCANGAN Pada bab ini akan menjelaskan perancangan alat yang akan penulis buat. Perancangan tersebut mulai dari: blok diagram sampai dengan perancangan rangkaian elektronik, sebagai penunjang

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Teknik Elektro Universitas Lampung dilaksanakan mulai bulan Desember 2011

III. METODE PENELITIAN. Teknik Elektro Universitas Lampung dilaksanakan mulai bulan Desember 2011 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian dan perancangan tugas akhir dilakukan di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro Universitas Lampung dilaksanakan mulai bulan Desember 2011 sampai dengan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMODELAN

BAB III PERANCANGAN DAN PEMODELAN BAB III PERANCANGAN DAN PEMODELAN Pada bab ini akan membahas mengenai perancangan dan pemodelan serta realisasi dari perangkat keras dan perangkat lunak untuk alat pengukur kecepatan dengan sensor infra

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT Pada bab ini akan dibahas mengenai perancangan dan realisasi sistem yang telah dibuat dalam skripsi ini yaitu perancangan sebuah mesin yang menyerupai bor duduk pada umumnya. Di

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Bab ini akan membahas tentang perancangan sistem deteksi keberhasilan software QuickMark untuk mendeteksi QRCode pada objek yang bergerak di conveyor. Garis besar pengukuran

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 3.1 Perancangan Perangkat Keras Perancangan perangkat keras pada sistem keamanan ini berupa perancangan modul RFID, modul LCD, modul motor. 3.1.1 Blok Diagram Sistem Blok diagram

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1 Uraian Umum Dalam perancangan alat akses pintu keluar masuk menggunakan pin berbasis mikrokontroler AT89S52 ini, penulis mempunyai pemikiran untuk membantu mengatasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Model Pengembangan Tujuan dari tugas akhir ini adalah membuat pengaturan air dan nutrisi secara otomatis yang mampu mengatur dan memberi nutrisi A dan B secara otomatis berbasis

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI SISTEM

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI SISTEM 42 BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI SISTEM Pada bab ini dijelaskan pembuatan alat yang dibuat dalam proyek tugas akhir dengan judul rancang bangun sistem kontrol suhu dan kelembaban berbasis mirkrokontroler

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI 3.1 Perancangan Blok Diaram Metode untuk pelaksanaan Program dimulai dengan mempelajari sistem pendeteksi kebocoran gas pada rumah yang akan digunakan. Dari sini dikembangkan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI. Philips Master LED. Sistem ini dapat mengatur intensitas cahaya lampu baik secara

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI. Philips Master LED. Sistem ini dapat mengatur intensitas cahaya lampu baik secara BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI 3.1. Gambaran Umum Sistem Sistem yang dirancang merupakan sistem pengatur intensitas cahaya lampu Philips Master LED. Sistem ini dapat mengatur intensitas cahaya lampu

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS RANGKAIAN ELEKTRONIK

BAB IV ANALISIS RANGKAIAN ELEKTRONIK BAB IV ANALISIS RANGKAIAN ELEKTRONIK 4.1 Rangkaian Pengontrol Bagian pengontrol sistem kontrol daya listrik, menggunakan mikrokontroler PIC18F4520 seperti yang ditunjukkan pada Gambar 30. Dengan osilator

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Blok Diagram LED indikator, Buzzer Driver 1 220 VAC Pembangkit Frekuensi 40 KHz 220 VAC Power Supply ATMEGA 8 Tranduser Ultrasounik Chamber air Setting Timer Driver 2 Driver

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Dengan memahami konsep dasar dari sistem meteran air digital yang telah diuraikan pada bab sebelumnya yang mencakup gambaran sistem, prinsip kerja sistem dan komponen komponen

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN III.1. Analisis Permasalahan Dalam Perancangan dan Implementasi Alat Pendeteksi Uang Palsu Beserta Nilainya Berbasis Mikrokontroler ini, terdapat beberapa masalah yang

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI SISTEM

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI SISTEM BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI SISTEM Pada bab ini akan dijabarkan mengenai perancangan dan realisasi dari perangkat keras dan perangkat lunak dari setiap modul yang menjadi bagian dari sistem ini.

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT Pada bab ini dibahas tentang pembuatan dan pengujian komponenkomponen sensor pada konveyor berbasis Mikrokontroler Arduino Uno. Pembahasan meliputi pembuatan sistem mekanik, pembuatan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Dalam perancangan dan implementasi timbangan digital daging ayam beserta harga berbasis mikrokontroler ini terdapat beberapa masalah yang harus

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM. perancangan mekanik alat dan modul elektronik sedangkan perancangan perangkat

BAB III PERANCANGAN SISTEM. perancangan mekanik alat dan modul elektronik sedangkan perancangan perangkat BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Gambaran Umum Pada bab ini akan dibahas mengenai perencanaan perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak ( Software). Pembahasan perangkat keras meliputi perancangan mekanik

Lebih terperinci

3.2. Tempat Penelitian Penelitian dan pengujian alat dilakukan di lokasi permainan game PT. EMI (Elektronik Megaindo) Plaza Medan Fair.

3.2. Tempat Penelitian Penelitian dan pengujian alat dilakukan di lokasi permainan game PT. EMI (Elektronik Megaindo) Plaza Medan Fair. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian Dalam penulisan tugas akhir ini metode yang digunakan dalam penelitian adalah : 1. Metode Perancangan Metode yang digunakan untuk membuat rancangan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Pada bab ini akan dijelaskan langkah-langkah yang akan digunakan dalam menyelesaikan perangkat keras (hardware) yang berupa komponen fisik penunjang seperti IC AT89S52 dan perangkat

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Didalam merancang sistem yang akan dibuat ada beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelumnya, pertama-tama mengetahui prinsip kerja secara umum dari sistem yang akan dibuat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Metode Penelitian Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah cara mengendalikan kondisi air pada tangki hidroponik pada waktu tertentu, seperti

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PENGUJIAN. perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software) diharapkan didapat

BAB IV HASIL DAN PENGUJIAN. perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software) diharapkan didapat BAB IV HASIL DAN PENGUJIAN Pada bab ini penulis akan menguraikan dan menjelaskan hasil analisa pengujian dari hasil penelititan tugas akhir ini yang telah dilaksanakan, pengujian dilaksanakan dalam beberapa

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN III.1. Analisis Masalah Dalam bab ini akan dibahas masalah-masalah yang muncul dalam perancangan alat dan aplikasi program, serta pemecahan-pemecahan dari masalah yang

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Bab ini akan membahas mengenai perancangan dan realisasi sistem yang dibuat. Gambar 3.1 menunjukkan blok diagram sistem secara keseluruhan. Mekanik Turbin Generator Beban Step

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN. bayi yang dilengkapi sistem telemetri dengan jaringan RS485. Secara umum, sistem. 2. Modul pemanas dan pengendali pemanas

BAB III PERANCANGAN. bayi yang dilengkapi sistem telemetri dengan jaringan RS485. Secara umum, sistem. 2. Modul pemanas dan pengendali pemanas BAB III PERANCANGAN 3.1. Gambaran Umum Sistem Sistem yang akan dirancang dan direalisasikan merupakan sebuah inkubator bayi yang dilengkapi sistem telemetri dengan jaringan RS485. Secara umum, sistem yang

Lebih terperinci

BAB IV CARA KERJA DAN PERANCANGAN SISTEM. ketiga juri diarea pertandingan menekan keypad pada alat pencatat score, setelah

BAB IV CARA KERJA DAN PERANCANGAN SISTEM. ketiga juri diarea pertandingan menekan keypad pada alat pencatat score, setelah BAB IV CARA KERJA DAN PERANCANGAN SISTEM 4.1 Diagram Blok Sistem Blok diagram dibawah ini menjelaskan bahwa ketika juri dari salah satu bahkan ketiga juri diarea pertandingan menekan keypad pada alat pencatat

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI ALAT BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI ALA 3.1 Perancangan Hardware 3.1.1 Perancangan Alat Simulator Sebagai proses awal perancangan blok diagram di bawah ini akan sangat membantu untuk memberikan rancangan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN KERJA ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN KERJA ALAT BAB III PERANCANGAN DAN KERJA ALAT 3.1 DIAGRAM BLOK sensor optocoupler lantai 1 POWER SUPPLY sensor optocoupler lantai 2 sensor optocoupler lantai 3 Tombol lantai 1 Tbl 1 Tbl 2 Tbl 3 DRIVER ATMEGA 8535

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI 3.1 PERANCANGAN UMUM SISTEM Metode untuk pelaksanaan Program dimulai dengan mempelajari system pengukuran tangki air yang akan digunakan. Dari sini dikembangkan apa saja

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENGUKURAN DAN PENGUJIAN ALAT SISTEM PENGONTROL BEBAN DAYA LISTRIK

BAB IV HASIL PENGUKURAN DAN PENGUJIAN ALAT SISTEM PENGONTROL BEBAN DAYA LISTRIK BAB IV HASIL PENGUKURAN DAN PENGUJIAN ALAT SISTEM PENGONTROL BEBAN DAYA LISTRIK 4.1 Pengukuran Alat Pengukuran dilakukan untuk melihat apakah rangkaian dalam sistem yang diukur sesuai dengan spesifikasi

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT Dalam bidang teknologi, orientasi produk teknologi yang dapat dimanfaatkan untuk kehidupan manusia adalah produk yang berkualitas, hemat energi, menarik, harga murah, bobot ringan,

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. perangkat yang dibangun. Pengujian dilakukan pada masing-masing subsistem

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. perangkat yang dibangun. Pengujian dilakukan pada masing-masing subsistem IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pengujian Alat Pengujian dilakukan bertujuan untuk mengetahui kinerja dan kemampuan dari perangkat yang dibangun. Pengujian dilakukan pada masing-masing subsistem dari perangkat,

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1. Blok diagram Dibawah ini adalah gambar blok diagram dari sistem audio wireless transmitter menggunakan laser yang akan di buat : Audio player Transmitter Speaker Receiver

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Bab ini menguraikan perancangan perangkat keras dan perangkat lunak untuk membangun mesin pengelasan dan pemotongan kantong plastik berbasis pneumatik dengan mikrokontroler yang

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN CARA KERJA RANGKAIAN

BAB III PERANCANGAN DAN CARA KERJA RANGKAIAN BAB III PERANCANGAN DAN CARA KERJA RANGKAIAN 3.1 Diagram Blok Rangkaian Secara Detail Pada rangkaian yang penulis buat berdasarkan cara kerja rangkaian secara keseluruhan penulis membagi rangkaian menjadi

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN. operasi di Rumah Sakit dengan memanfaatkan media sinar Ultraviolet. adalah alat

BAB III PERENCANAAN. operasi di Rumah Sakit dengan memanfaatkan media sinar Ultraviolet. adalah alat 29 BAB III PERENCANAAN Pada bab ini penulis akan menjelaskan secara lebih rinci mengenai perencanaan dan pembuatan dari alat UV Room Sterilizer. Akan tetapi sebelum melakukan pembuatan alat terlebih dahulu

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT Pada bab ini menjelaskan tentang perancangan sistem alarm kebakaran menggunakan Arduino Uno dengan mikrokontroller ATmega 328. yang meliputi perancangan perangkat keras (hardware)

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT PENDETEKSI KERUSAKAN KABEL

BAB III PERANCANGAN ALAT PENDETEKSI KERUSAKAN KABEL BAB III PERANCANGAN ALAT PENDETEKSI KERUSAKAN KABEL. Diagram Blok Diagram blok merupakan gambaran dasar membahas tentang perancangan dan pembuatan alat pendeteksi kerusakan kabel, dari rangkaian sistem

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret 2015 sampai dengan Agustus

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret 2015 sampai dengan Agustus 37 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret 2015 sampai dengan Agustus 2015. Perancangan dan pembuatan dilaksanakan di laboratorium Elektronika

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN ALAT

BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN ALAT BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN ALAT Bab ini membahas hasil dari sistem yang telah dirancang sebelumnya melalui percobaan dan pengujian. Bertujuan agar diperoleh data-data untuk mengetahui alat yang dirancang

Lebih terperinci

BAB III SISTEM KERJA RANGKAIAN

BAB III SISTEM KERJA RANGKAIAN BAB III SISTEM KERJA RANGKAIAN 3.1 Diagram Blok Secara garis besar, perancangan pengisian tangki air otomatis menggunakan sensor ultrasonik ini terdiri dari Bar Display, Mikrokontroler ATMega8535, Relay,

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Dengan memahami konsep dasar alat otomatis pencetak sabun batang pada bab sebelumnya yang mencakup gambaran sistem prinsip kerja dan komponen komponen pembentuk sistem, maka

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI

BAB III PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI BAB III PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI Suatu tujuan akan tercapai dengan baik bila dilakukan melalui tahaptahap yang disusun dan dikerjakan dengan baik pula. Sebelum suatu ide diwujudkan dalam bentuk nyata,

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN III.1. Analisis Permasalahan Dalam Perancangan dan Implementasi Penyaji Minuman Otomatis Berbasis Mikrokontroler ini, terdapat beberapa masalah yang harus dipecahkan. Permasalahan-permasalahan

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN PERANGKAT KERAS DAN LUNAK

BAB III PERENCANAAN PERANGKAT KERAS DAN LUNAK 21 BAB III PERENCANAAN PERANGKAT KERAS DAN LUNAK 3.1 Gambaran umum Perancangan sistem pada Odometer digital terbagi dua yaitu perancangan perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software). Perancangan

Lebih terperinci

BAB V IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM. pengukuran terhadap parameter-parameter dari setiap komponen per blok maupun

BAB V IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM. pengukuran terhadap parameter-parameter dari setiap komponen per blok maupun BAB V IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM Pada bab ini akan di uraikan tentang proses pengujian sistem yang meliputi pengukuran terhadap parameter-parameter dari setiap komponen per blok maupun secara keseluruhan,dan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT Dalam bab ini akan dibahas mengenai proses perancangan mekanik pintu gerbang otomatis serta penyusunan rangkaian untuk merealisasikan sistem alat. Dalam hal ini sensor

Lebih terperinci

Tugas Akhir PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT UKUR JARAK PADA KENDARAAN BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA8535 OLEH : PUTU TIMOR HARTAWAN

Tugas Akhir PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT UKUR JARAK PADA KENDARAAN BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA8535 OLEH : PUTU TIMOR HARTAWAN Tugas Akhir PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT UKUR JARAK PADA KENDARAAN BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA8535 UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL UNDIKSHA OLEH : PUTU TIMOR HARTAWAN

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM 31 BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Diagram Blok Air ditampung pada wadah yang nantinya akan dialirkan dengan menggunakan pompa. Pompa akan menglirkan air melalui saluran penghubung yang dibuat sedemikian

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1 Pendahuluan Bab ini akan membahas pembuatan seluruh perangkat yang ada pada Tugas Akhir tersebut. Secara garis besar dibagi atas dua bagian perangkat yaitu: 1.

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada Bab III ini akan dibahas mengenai perancangan alat yang konsep kerja sistem serta komponen-komponen pendukungnya telah diuraikan pada Bab II. Perancangan yang akan dibahas

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI PERANGKAT KERAS DAN PERANGKAT LUNAK SISTEM. Dari diagram sistem dapat diuraikan metode kerja sistem secara global.

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI PERANGKAT KERAS DAN PERANGKAT LUNAK SISTEM. Dari diagram sistem dapat diuraikan metode kerja sistem secara global. BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI PERANGKAT KERAS DAN PERANGKAT LUNAK SISTEM 3.1 Perancangan Perangkat Keras 3.1.1 Blok Diagram Dari diagram sistem dapat diuraikan metode kerja sistem secara global. Gambar

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Pelaksanaan tugas akhir ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Jurusan Teknik Elektro

III. METODE PENELITIAN. Pelaksanaan tugas akhir ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Jurusan Teknik Elektro 22 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat. Pelaksanaan tugas akhir ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Jurusan Teknik Elektro Fakultas Tekik, Universitas Lampung, yang dilaksanakan mulai bulan Oktober

Lebih terperinci

BAB II KONSEP DASAR SISTEM METERAN AIR DIGITAL DENGAN KOMUNIKASI DATA WIRELESS

BAB II KONSEP DASAR SISTEM METERAN AIR DIGITAL DENGAN KOMUNIKASI DATA WIRELESS BAB II KONSEP DASAR SISTEM METERAN AIR DIGITAL DENGAN KOMUNIKASI DATA WIRELESS Konsep dasar dari sistem ini terdiri dari tiga buah komponen utama yang saling berkaitan. Komponen pertama adalah pelanggan,

Lebih terperinci

BAB II SISTEM PEMANASAN AIR

BAB II SISTEM PEMANASAN AIR BAB II SISTEM PEMANASAN AIR Konsep dasar sistem pemanasan air ini memiliki 3 tahapan utama yang saling berhubungan. Tahapan pertama, yaitu operator menjalankan sistem melalui HMI InTouch. Operator akan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. suhu dalam ruang pengering nantinya mempengaruhi kelembaban pada gabah.

BAB III METODE PENELITIAN. suhu dalam ruang pengering nantinya mempengaruhi kelembaban pada gabah. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Model Penelitian Penelitian yang dilakukan ini menitik beratkan pada pengukuran suhu dan kelembaban pada ruang pengering menggunakan sensor DHT21. Kelembaban dan suhu dalam

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM 30 BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM 3.1 Perancangan Sistem Dalam membuat suatu alat ada beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu bagaimana cara merancang sistem yang akan diimplementasikan pada

Lebih terperinci

BAB IV CARA KERJA DAN PERANCANGAN SISTEM. Gambar 4.1 Blok Diagram Sistem. bau gas yang akan mempengaruhi nilai hambatan internal pada sensor gas

BAB IV CARA KERJA DAN PERANCANGAN SISTEM. Gambar 4.1 Blok Diagram Sistem. bau gas yang akan mempengaruhi nilai hambatan internal pada sensor gas BAB IV CARA KERJA DAN PERANCANGAN SISTEM 4.1 Blok Diagram Sistem Sensor Gas Komparator Osilator Penyangga/ Buffer Buzzer Multivibrator Bistabil Multivibrator Astabil Motor Servo Gambar 4.1 Blok Diagram

Lebih terperinci

BAB V PENGUJIAN DAN ANALISIS. dapat berjalan sesuai perancangan pada bab sebelumnya, selanjutnya akan dilakukan

BAB V PENGUJIAN DAN ANALISIS. dapat berjalan sesuai perancangan pada bab sebelumnya, selanjutnya akan dilakukan BAB V PENGUJIAN DAN ANALISIS Pada bab ini akan diuraikan tentang proses pengujian sistem yang meliputi pengukuran terhadap parameter-parameter dari setiap komponen per blok maupun secara keseluruhan, dan

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN SISTEM DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERENCANAAN SISTEM DAN PEMBUATAN ALAT BAB III PERENCANAAN SISTEM DAN PEMBUATAN ALAT 3.1 Pendahuluan Dalam bab ini akan dibahas pembuatan seluruh sistem perangkat dari Sistem Interlock pada Akses Keluar Masuk Pintu Otomatis dengan Identifikasi

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN. Gambar 3.1. Blok sistem secara keseluruhan. Sensor tegangan dan sensor arus RTC. Antena Antena. Sensor suhu.

BAB III PERANCANGAN. Gambar 3.1. Blok sistem secara keseluruhan. Sensor tegangan dan sensor arus RTC. Antena Antena. Sensor suhu. BAB III PERANCANGAN Pada bab tiga akan diuraikan mengenai perancangan sistem dari perangkat keras dan perangkat lunak yang digunakan pada Data Logger Parameter Panel Surya. Dimulai dari uraian cara kerja

Lebih terperinci

Bidang Information Technology and Communication 336 PERANCANGAN DAN REALISASI AUTOMATIC TIME SWITCH BERBASIS REAL TIME CLOCK DS1307 UNTUK SAKLAR LAMPU

Bidang Information Technology and Communication 336 PERANCANGAN DAN REALISASI AUTOMATIC TIME SWITCH BERBASIS REAL TIME CLOCK DS1307 UNTUK SAKLAR LAMPU Bidang Information Technology and Communication 336 PERANCANGAN DAN REALISASI AUTOMATIC TIME SWITCH BERBASIS REAL TIME CLOCK DS1307 UNTUK SAKLAR LAMPU Adhe Ninu Indriawan, Hendi Handian Rachmat Subjurusan

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA 4.1 Pengujian dan Analisis Pengujian ini bertujuan untuk mengukur fungsional hardware dan software dalam sistem yang akan dibangun. Pengujian ini untuk memeriksa fungsi dari

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA HASIL PENGUJIAN

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA HASIL PENGUJIAN BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA HASIL PENGUJIAN Pada bab ini dilakukan proses akhir dari pembuatan alat Tugas Akhir, yaitu pengujian alat yang telah selesai dirancang. Tujuan dari proses ini yaitu agar

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISEM 3.1. Perancangan Perangkat Keras Blok diagram yang dibuat pada perancangan tugas akhir ini secara keseluruhan dapat dilihat pada gambar 3.1. Keypad Sensor 1 Sensor 2 Sensor 3

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT. Dalam perancangan dan realisasi alat pengontrol lampu ini diharapkan

BAB III PERANCANGAN ALAT. Dalam perancangan dan realisasi alat pengontrol lampu ini diharapkan III-1 BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1. Perancangan Dalam perancangan dan realisasi alat pengontrol lampu ini diharapkan menghasilkan suatu sistem yang dapat mengontrol cahaya pada lampu pijar untuk pencahayaanya

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT Perancangan merupakan proses yang kita lakukan terhadap alat, mulai dari rancangan kerja rangkaian hingga hasil jadi yang akan difungsikan. Perancangan dan pembuatan alat merupakan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September 2014 sampai November

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September 2014 sampai November 23 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September 2014 sampai November 2014 di Laboratorium Pemodelan Fisika dan Laboratorium Elektronika Dasar Jurusan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM 18 BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada pembahasan perancangan sistem ini akan menjelaskan cara kerja dari keseluruhan sistem kendali on/off dan intensitas lampu menggunakan frekuensi radio. Pengiriman data

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENULISAN

BAB III METODOLOGI PENULISAN BAB III METODOLOGI PENULISAN 3.1 Blok Diagram Gambar 3.1 Blok Diagram Fungsi dari masing-masing blok diatas adalah sebagai berikut : 1. Finger Sensor Finger sensor berfungsi mendeteksi aliran darah yang

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN III.1. Analisis Masalah Dalam perancangan alat pendeteksi kadar alkohol pada buah-buahan untuk dikonsumsi ibu hamil menggunakan beberapa metode rancang bangun yang pembuatannya

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN PERANGKAT KERAS MOBILE-ROBOT

BAB III PERANCANGAN PERANGKAT KERAS MOBILE-ROBOT BAB III PERANCANGAN PERANGKAT KERAS MOBILE-ROBOT 3.1. Perancangan Sistem Secara Umum bawah ini. Diagram blok dari sistem yang dibuat ditunjukan pada Gambar 3.1 di u(t) + e(t) c(t) r(t) Pengontrol Plant

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Alat yang dibuat ini berfungsi untuk membuat udara menjadi lebih bersih, jernih dan sehat serta terbebas dari bakteri yang terkandung di udara, hal ini secara tidak langsung

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT Setelah memahami penjelasan pada bab sebelumnya yang berisi tentang metode pengisian, dasar sistem serta komponen pembentuk sistem. Pada bab ini akan diuraikan mengenai perancangan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1 Gambaran Umum Pada bab ini akan dibahas mengenai perencanaan perangkat keras elektronik (hardware) dan pembuatan mekanik robot. Sedangkan untuk pembuatan perangkat

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT 1.1 Blok Diagram Sensor Kunci kontak Transmiter GSM Modem Recivier Handphone Switch Aktif Sistem pengamanan Mikrokontroler Relay Pemutus CDI LED indikator aktif Alarm Buzzer Gambar

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA DATA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA DATA BAB IV PENGUJIAN AN ANALISA ATA Pada bab ini akan dibahas tentang pengujian dan pengoperasian Sistem Pendeteksi Kebocoran Gas pada Rumah Berbasis Layanan Pesan Singkat yang telah selesai dirancang. Pengujian

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini membahas perencanaan dan pembuatan dari alat yang akan dibuat yaitu Perencanaan dan Pembuatan Pengendali Suhu Ruangan Berdasarkan Jumlah Orang ini memiliki 4 tahapan

Lebih terperinci

BAB III PROSES PERANCANGAN

BAB III PROSES PERANCANGAN BAB III PROSES PERANCANGAN 3.1 Tinjauan Umum Perancangan prototipe sistem pengontrolan level air ini mengacu pada sistem pengambilan dan penampungan air pada umumnya yang terdapat di perumahan. Tujuan

Lebih terperinci

BAB III PEMBUATAN ALAT Tujuan Pembuatan Tujuan dari pembuatan alat ini yaitu untuk mewujudkan gagasan dan

BAB III PEMBUATAN ALAT Tujuan Pembuatan Tujuan dari pembuatan alat ini yaitu untuk mewujudkan gagasan dan BAB III PEMBUATAN ALAT 3.. Pembuatan Dalam pembuatan suatu alat atau produk perlu adanya sebuah rancangan yang menjadi acuan dalam proses pembuatanya, sehingga kesalahan yang mungkin timbul dapat ditekan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT 35 BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1 Diagram Blok Secara garis besar, rangkaian display papan skor LED dapat dibagi menjadi 6 blok utama, yaitu blok power supply, mikrokontroler, driver board, seven segmen,

Lebih terperinci