Implementasi Gabungan Metode Bayesian dan Backpropagation untuk Peramalan Jumlah Pengangguran Terbuka di Indonesia

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Implementasi Gabungan Metode Bayesian dan Backpropagation untuk Peramalan Jumlah Pengangguran Terbuka di Indonesia"

Transkripsi

1 Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer e-issn: X Vol. 1, No. 4, April 2017, hlm Implementasi Gabungan Metode Bayesian dan Backpropagation untuk Peramalan Jumlah Pengangguran Terbuka di Indonesia Yure Firdaus Arifin 1, Dian Eka Ratnawati 2, Putra Pandu Adikara 3 Program Studi Teknik Informatika, 1 yurefirdausarifin@gmail.com, 2 dian_ilkom@ub.ac.id, 3 adikara.putra@ub.ac.id Abstrak Salah satu masalah pokok yang dihadapi negara Indonesia adalah pengangguran. Penyebab terjadinya pengangguran antara lain adalah jumlah lapangan kerja yang tersedia lebih kecil dari jumlah lulusan/pencari kerja. Tidak sebandingnya jumlah lapangan kerja dengan jumlah lulusan/pencari kerja tersebut yang menyebabkan tingginnya tingkat pengangguran di Indonesia. Tingkat pengangguran yang tinggi berdampak langsung maupun tidak langsung terhadap kemiskinan, kriminalitas, dan masalahmasalah sosial. Akan tetapi pada kenyataannya berdasarkan hasil survei BPS dari tahun 2014 ke 2015 tingkat pengangguran terbuka di Indonesia justru menunjukkan peningkatan. Dengan meramalkan/memprediksi jumlah pengangguran, dapat membantu pemerintah Indonesia dalam membuat perencanaan program pemerintah ataupun kebijakan-kebijakan yang terkait tentang lapangan pekerjaan. Selain itu, data hasil prediksi dapat digunakan untuk mengukur seberapa berhasilkah program pemerintah yang telah dilaksanakan pada tahun sebelumnya. Metode Backpropagation adalah salah satu metode yang dapat digunakan untuk memprediksi. Pada penelitian ini dilakukan optimasi nilai inisialisasi bobot pada Backpropagation menggunakan metode Bayesian yang merupakan modifikasi dari Kalman Filter. Berdasarkan hasil pengujian yang telah dilakukan dalam penelitian ini nilai Average Forecasing Error Rate (AFER) yang terendah adalah 2,1003%. Dari hasil pengujian tersebut metode gabungan Bayesian dan Backpropagation memiliki tingkat akurasi yang lebih baik dari pada metode Backpropagation dengan inisialisasi random yang memiliki nilai AFER terendah 2,5793% tetapi membutuhkan jumlah iterasi yang lebih banyak. Sistem prediksi jumlah pengangguran terbuka di Indonesia dengan metode gabungan Bayesian dan Backpropagation pada penelitian ini dapat melakukan prediksi beberapa tahun kedepan secara langsung tetapi hasil yang paling optimal adalah prediksi pada tahun pertama sedangkan pada tahun-tahun berikutnya hasil prediksi semakin tidak akurat. Kata kunci: backpropagation, bayesian, kalman filter, time series Abstract One of the major problems that Indonesia has is unemployment. It happens because of the low number of the job vacancy meets the high number of the graduate and job seeker. The unbalanced number of the job vacancy to the graduate and job seeker causes an increasing in the unemployment rate in Indonesia. The high rate of unemployment will inevitably give a direct or indirect impact to the poverty, crime, and other social issues. However, according to the survey conducted by BPS, Indonesia s unemployment rate was even increasing from the year of 2014 to It would really help the Indonesian government to make planning, program, or policy related to the job vacancy by being able to predict the number of unemployment. In addition, the data result from the prediction could be used as the measurement of the success of government s previous programs. Backpropagation is one of the methods that used to predict. This research works on the optimation of weights initialization in Backpropagation using Bayesian method that is a modification of the Kalman filter. According to the test result done in this research, the lowest value of Average Forecasting Error Rate (AFER) is 2,1003%. From that result, the combination method between Backpropagation and Bayesian has better accuracy rate than Backpropagation method with random initialization that has 2,5793% lowest value of AFER, but need a lot of iterasion. The sistem of this research can predict some future of years immediately but the most optimal result is the first year while in subsequent years the result of the prediction is more inaccurate. Fakultas Ilmu Komputer Universitas Brawijaya 330

2 Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 331 Keywords: backpropagation, bayesian, kalman filter, time series 1. PENDAHULUAN Tingginya tingkat pengangguran akan berdampak langsung maupun tidak langsung terhadap kemiskinan, kriminalitas, dan masalahmasalah sosial. Akan tetapi pada kenyataannya berdasarkan hasil survei BPS dari tahun 2014 ke 2015 tingkat pengangguran terbuka di Indonesia justru menunjukkan peningkatan. Jumlah pengangguran terbuka pada Agustus 2014 yaitu 7,24 juta orang, pada Agustus 2015 mencapai 7,56 juta orang. Dengan meramalkan/memprediksi jumlah pengangguran, dapat membantu pemerintah Indonesia dalam membuat perencanaan program pemerintah ataupun kebijakan-kebijakan yang terkait tentang lapangan pekerjaan. Selain itu, data hasil dari prediksi nantinya dapat digunakan untuk mengukur seberapa berhasilkah program pemerintah yang telah dilaksanakan pada tahun sebelumnya. Prediksi merupakan proses memperkirakan sesuatu secara sistematis yang akan terjadi pada masa depan berdasarkan data informasi dari masa lalu dan sekarang yang dimiliki, sehingga mendapatkan hasil perkiraan yang mendekati hasil nyatanya. Terdapat dua teknik dalam memprediksi yaitu teknik prediksi kualitatif dan teknik prediksi kuantitatif. Teknik prediksi kualitatif merupakan prediksi yang hasilnya ditentukan pada individu yang menyusunnya berdasarkan pemikiran yang bersifat opini, pengetahuan dan pengalaman dari penyusunnya. Teknik kuantitatif merupakan prediksi yang hasilnya berdasarkan metode yang dipergunakan dalam prediksi tersebut (Berutu, 2013). Salah satu metode yang dapat digunakan untuk memprediksi yaitu jaringan saraf tiruan. Jaringan saraf tiruan adalah sistem pemrosesan informasi yang didesain seperti cara kerja otak manusia dalam menyelesaikan masalah dengan melakukan proses belajar melalui perubahan bobot sinapsisnya. Jaringan saraf tiruan dapat melakukan pengenalan terhadap kegiatan berbasis data masa lalu. Data masa lalu dapat dipelajari oleh jaringan saraf tiruan sehingga memiliki kemampuan untuk memberikan keputusan terhadap data yang belum pernah dipelajari. Salah satu algoritma pada jaringan saraf tiruan yang dapat diterapkan dengan baik untuk peramalan adalah Backpropagation (K. S. Kusumadewi, 2004). Pada penelitian sebelumnya yang telah dilakukan oleh Nadir Murru dan Rosaria Rossini yaitu menerapkan metode Bayesian untuk inisialisasi bobot pada algoritma Backpropagation untuk pengenalan karakter (character recognition). Pendekatan Bayesian yang menerapkan Kalman filter modifikasi digunakan untuk inisialisasi bobot pada Backpropagation. Bayesian merupakan sebuah teori kondisi probabilitas yang memperhitungkan probabilitas suatu kejadian bergantung pada kejadian lain (Yahdin, 2008). Pada penelitian tersebut mereka membandingkan hasil metode gabungan Bayesian dan Backpropagation yaitu menggunakan Random Weights Initialization (RI) dan Bayesian Weights Initialization (BI). Hasilnya metode BI menghasilkan persentasi tingkat akurasi yang lebih tinggi dibandingkan dengan RI. Mereka juga membandingkan metode BI dengan beberapa motode lain yang telah dilakukan oleh peneliti lainnya. Hasilnya metode BI adalah yang paling optimal untuk menyelesaikan masalah yang kompleks (Murru & Rossini, 2016). Pada penelitian ini dilakukan prediksi jumlah pengangguran terbuka di Indonesia menggunakan gabungan metode Bayesian dan Backpropagation. Metode Bayesian pada penelitian ini merupakan modifikasi dari Kalman filter yang dilakukan pada saat proses inisialisasi bobot. Penelitian ini mempunyai tujuan pencapaian yaitu untuk mengimplementasikan metode Bayesian dan Backpropagation dalam memprediksi jumlah pengangguran terbuka di Indonesia serta untuk mengetahui bagaimana hasil dari gabungan kedua metode tersebut berdasarkan hasil pengujian. 2. DASAR TEORI 2.1. Backpropagation Backpropagation (runut balik) adalah algoritma pembelajaran terawasi dan digunakan oleh perceptron dengan banyak lapisan untuk merubah bobot-bobot yang terhubung dengan neuron-neuron yang ada pada lapisan tersembunyinya (K. S. Kusumadewi, 2004). Pada jaringan Backpropagation, setiap unit/neuron yang berada pada lapisan input terhubung dengan setiap unit/neuron yang ada di

3 Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 332 lapisan tersembunyi (hidden layer). Setiap unit/neuron yang ada pada lapisan tersembunyi (hidden layer) terhubung dengan setiap unit yang ada pada lapisan output. Jaringan ini memiliki banyak lapisan (multilayer network). Saat jaringan Backpropagation diberikan pola input sebagai pola pelatihan (training), maka pola tersebut menuju unit-unit pada lapisan tersembunyi untuk selanjutnya diteruskan pada unit-unit pada lapisan output. Unit-unit pada lapisan output akan memberikan respon sebagai output jaringan saraf tiruan. Ketika hasil output tidak sesuai dengan yang diharapkan atau target, maka output akan disebarkan mundur (backward) pada lapisan tersembunyi (hidden layer) kemudian dari lapisan tersembunyi (hidden layer) dilanjutnya menuju ke lapisan input. Arsitektur jaringan Backpropagation ditunjukkan pada Gambar 2.1 (Agustin & Prahasto, 2012). Pelatihan jaringan Backpropagation terdiri dari 3 tahapan yaitu Umpan maju (feedforward), Umpan mundur (Backpropagation), dan update bobot. Secara rinci proses algoritma pelatihan pada jaringan Backpropagation dapat diuraikan sebagai berikut: Langkah0 : Inisialisasi nilai bobot, menentukan konstanta laju pelatihan (α/alpha), menentukan teleransi/target error atau jumlah maksimum iterasi/epoch. Langkah 1 : Ketika kondisi berhenti belum dicapai, maka dilakukan langkah Langkah 2 ke-2 hingga langkah ke-9. : Untuk setiap pasangan pola pelatihan, dilakukan langkah ke-3 sampai langkah ke-8. Langkah 3 : [Tahap I: Umpan maju (feedforwand)]. Setiap unit input menerima sinyal dan meneruskannya ke unit tersembunyi di atasnya. Langkah 4 Langkah 5 Langkah 6 : Masing-masing unit pada lapisan tersembunyi dikalikan dengan bobotnya dan dijumlahkan serta ditambahkan dengan biasnya. : Masing-masing unit output (yk, k=1,2,3,...m) dikalikan dengan bobot dan dijumlahkan serta ditambahkan dengan biasnya. : [Tahap II: Umpan mundur (backpropagation)]. Setiap unit output (y k, k=1,2,3,...m) menerima pola target t k sesuai dengan pola input pada saat pelatihan dan kemudian kesalahan/error lapisan output (δ k ) dihitung. δ k dikirim ke lapisan di bawahnya dan digunakan untuk menghitung besarnya koreksi bobot dan bias ( W jk dan W ok ) antara lapisan tersembunyi dengan lapisan output. Langkah 7 : Setiap unit pada lapisan tersembunyi (dari unit ke-1 hingga ke-p; i=1 n; k=1 m) dilakukan perhitungan kesalahan/error untuk lapisan tersembunyi (δ j ). δ j kemudian digunakan untuk menghitung besar koreksi bobot dan bias ( V ji dan V jo ) antara lapisan input dan lapisan tersembunyi. Langkah 8 : [Tahap III: Update bobot dan bias]. Setiiap unit output (y k, k=1,2,3,,m) dilakukan update bias dan bobotnya (j=0,1,2,...p) sehingga menghasilkan bobot dan bias baru, demikian juga untuk setiap unit tersembunyi mulai dari unit ke-1 sampai dengan unit kep. Langkah 9 : Uji kondisi berhenti (akhir iterasi) Bayesian Gambar 2.1. Arsitektur jaringan Backpropagation Teori Bayesian merupakan sebuah teori kondisi probabilitas yang memperhitungkan probabilitas suatu kejadian bergantung pada kejadian lain. Pada dasarnya, teorema tersebut mengatakan bahwa kejadian di masa depan dapat diprediksi dengan syarat kejadian sebelumnya telah terjadi. Statement teori Bayes ditunjukkan pada Persamaan 2.1. P(A/B) adalah probabilitas gabungan kejadian A dan B. Dengan membagi kedua sisi dengan P(B), maka akan didapat persamaan yang ditunjukkan pada

4 Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 333 Persamaan 2.2. Secara umum teorema Bayes dapat dituliskan dalam bentuk yang ditunjukkan pada Persamaan 2.3. (Lukman, 2013). P(A B)P(B) = P(A, B) = P(B A)P(A) (2.1) P(A B) = P(B A)P(A) (2.2) P(Ai B) = P(B) P(B Ai)P(Ai) P(B Ai)P(Ai) i 2.3. Kalman Filter (2.3) Kalman filter banyak diterapkan dalam berbagai aplikasi. Fungsi dari Kalman filter adalah sebagai estimator dalam berbagai sistem yang digunakan. Kalman filter memiliki model yang sederhana sehingga mudah diterapkan pada berbagai sistem. Kalman filter memperhitungkan noise yang diestimasi pada seluruh cangkupan frekuensi sehingga Kalman filter dapat digunakan sebagai estimator tanpa perlu memperhitungkan noise yang terjadi pada sistem secara detail terlebih dahulu. Kalman filter dapat digunakan untuk melakukan estimasi sistem yang linear. Dalam perkembangannya, untuk sistem yang lebih kompleks dengan persamaan matematis yang linier, Kalman filter dapat dimodifikasi agar dapat mengestimasi sistem yang non-linier. Ada beberapa contoh modifikasi Kalman filter yaitu Extended Kalman Filter (EKF), Uncented Kalman Filter (UCF), dan Franctional Kalman Filter (FKF) (Murru & Rossini, 2016). Kalman Filter merupakan suatu metode estimasi variabel keadaan dari sistem dinamik stokastik linear diskrit yang meminimumkan nilai kovariansi error estimasi. Metode Kalman filter pertama kali diperkenalkan oleh Rudolph E. Kalman pada tahun 1960 melalui papernya yang terkenal tentang suatu penyelesaian rekursif pada masalah filtering data diskrit yang linear (Welch & Bishop, 2006). Kalman filter merupakan suatu pendekatan teknis untuk menaksir fungsi parameter dalam peramalan deret berkala (time series). Keunggulan dari metode Kalman filter adalah kemampuannya dalam mengestimasi suatu keadaan berdasarkan data yang minim. Data minim yang dimaksudkan merupakan data pengukuran (alat ukur) karena Kalman filter adalah suatu metode yang menggabungkan model dan pengukuran. Data pengukuran terbaru menjadi bagian yang penting dari algoritma Kalman filter karena data terbaru akan digunakan untuk mengoreksi hasil prediksi sehingga hasil estimasinya selalu mendekati kondisi yang sebenarnya (Masduqi & Apriliani, 2008) Gabungan Bayesian dan Backpropagation Pada penelitian sebelumnya yang telah dilakukan oleh Nadir Murru dan Rosaria Rossini yaitu menerapkan metode Bayesian untuk inisialisasi bobot pada algoritma Backpropagation untuk pengenalan karakter (character recognition). Pendekatan Bayesian yang menerapkan Kalman filter modifikasi digunakan untuk inisialisasi bobot pada Backpropagation (Murru & Rossini, 2016). Metode Kalman filter merupakan suatu metode yang dapat dipergunakan untuk mengestimasi variabel state dari sistem dinamik stokastik linier yang terkorupsi oleh white noise Gaussian. Variabel state dari suatu sistem dapat diestimasi oleh Kalman filter dengan memodelkan sistem tersebut terlebih dahulu (Palega, Wardoyo, & Wiryadinata, 2013). Pada penelitian tersebut mereka membandingkan hasil metode gabungan Bayesian dan Backpropagation yaitu menggunakan Random Weights Initialization (RI) dan Bayesian Weights Initialization (BI). Hasilnya metode BI menghasilkan persentasi tingkat akurasi yang lebih tinggi dibandingkan dengan RI. Mereka juga membandingkan metode BI dengan beberapa motode lain yang telah dilakukan oleh peneliti lainnya. Hasilnya metode BI adalah yang paling optimal untuk menyelesaikan masalah yang kompleks. Inisialisasi bobot menggunakan pendekatan Bayesian dan modifikasi Kalman filter pada penelitian ini ditunjukkan pada Persamaan 2.4, 2.5, 2.6, 2.7, dan 2,8 (Murru & Rossini, 2016) W t = (Q t + R t ) (Q t w t + R t m t ) (2.4) w t+1 = W t (2.5) m t+1 = random(-1,1) (2.6) -1-1 Q t+1 = (Q t + R t ) -1 (2.7) R t+1 = random(-1,1) (2.8) Keterangan: W t : bobot teroptimasi untuk Backpropagation w t : prior estimation : measurement m t Q t R t : matrik kovarian dari w t : matrik kovarian dari m t Prior estimation (w t ) dan measurement (m t ) adalah matrik simetris berordo 9 karena pada penelitian ini menggunakan unit sebanyak 9 baik pada lapisan input (input layer) maupun lapisan tersembunyi (hidden layer). Pada penelitian ini inisialisasi nilai matrik prior estimation (w 0 ) dan measurement (m 0 ) dilakukan secara random

5 Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 334 dengan range (-h,h). Nadir Murru dan Rosaria Rossini pada penelitiannya membatasi nilai t untuk mempercepat proses komputasi dan untuk mencegah nilai bobot yang dihasilkan mendekati 0. Mereka menentukan t max = 2, pada penelitian ini diterapkan hal yang sama sehingga hasil dari W 2 adalah nilai bobot yang telah teroptimasi untuk digunakan pada algoritma Backpropagation pada lapisan input ke hidden (V). 3. METODE Penelitian ini menggunakan metode gabungan Bayesian dan Backpropagation dimana metode Bayesian digunakan untuk inisialisasi bobot V pada jaringan Backpropagation. Diagram alir metode gabungan ditunjukkan pada Gambar 3.1 sedangkan arsitektur jaringan yang digunakan pada penelitian ini ditunjukkan pada Gambar Normalisasi Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data dari Badan Pusat Statistik tentang jumlah pengangguran terbuka di Indonesia dari tahun 1986 sampai Pada penelitian ini data dinormalisasi ke range 0,1 sampai 0,9 dengan rumus yang ditunjukkan pada Persamaan 3.1 (S. Kusumadewi, 2003). x = 0,8(x a) + 0,1 b a (3.1) Keterangan: a : nilai minimum b : nilai maksimum 3.2. Inisialisasi Bobot Menggunakan Bayesian Pada penelitian ini nilai bobot V diinisialisasi menggunakan metode Bayesian dengan langkah-langkah yang ditunjukkan pada Gambar 3.3. Gambar 3.1 Diagram alir sistem Gambar 3.3 Diagram alir metode Bayesian Gambar 3.2 Arsitektur jaringan Keterangan: 1. Menentukan t max pada sistem, pada penelitian ini t max = Inisialisasi matrik w 0 dan m 0 dengan nilai random antara -h sampai h.

6 Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer Menghitung Q t yang merupakan matrik kovarian dari w t dan R t yang merupakan matrik kovarian dari m t. 4. Menghitung bobot W t menggunakan Persamaan Jika t = t max maka simpan bobot W t, jika tidak maka update nilai w t, m t, Q t, dan R t berturut-turut menggunakan Persamaan 2.5, 2.6, 2.7, dan 2.8, kemudian t = t+1 dan kembali ke proses ke Metode Backpropagation Metode Backpropagation digunakan untuk proses training data. Langkah-langkah pada metode Backpropagation ditunjukkan pada Gambar Mengambil data latih dari database yang telah dinormalisasi. 4. Melakukan propagasi maju kemudian menghitung MSE. 5. Jika nilai MSE kurang dari sama dengan MSE target atau jumlah iterasi sama dengan jumlah maksimum iterasi maka simpan bobot, jika tidak maka lakukan propagasi mundur. 6. Mengitung perubahan bobot lalu update bobot. 7. Iterasi bertambah 1 kemudian kembali ke langkah ke HASIL PENGUJIAN DAN ANALISIS 4.1. Pengujian Learning Rate (alpha) Terhadap Nilai AFER Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh nilai learning rate (alpha) terhadap nilai AFER. Learning rate adalah parameter jaringan dalam mengendalikan proses penyesuaian bobot. Untuk pengujian ini variabel yang diberi nilai tetap adalah t max = 2 dan h = 1, uji coba dilakukan sebanyak 5 kali dengan jumlah maksimum iterasi 20000, training menggunakan 10 pola data dan prediksi pada tahun 2016a. Tabel hasil pengujian ditunjukkan pada Tabel 4.1 dan grafik hasil pengujian ditunjukkan pada Gambar 4.1. Tabel 4.1 Hasil pengujian learning rate (alpha) terhadap nilai AFER alpha AFER (%) 0,1 6,9332 0,2 6,2637 0,3 5,5869 0,4 5,0245 0,5 4,6543 0,6 4,4691 0,7 4,4107 0,8 4,4177 0,9 4,4504 Gambar 3.4 Diagram alir metode Backpropagation Keterangan: 1. Menentukan maksimum iterasi dan target MSE. 2. Inisialisasi bobot dan bias menggunakan bilangan acak kecil.

7 Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 336 t max AFER (%) 12 4, , , ,6993 Gambar 4.1 Grafik hasil pengujian Learning Rate (alpha) Terhadap Nilai AFER Berdasarkan grafik hasil skenario pengujian 2 pada Gambar 4.1 menunjukkan nilai AFER terendah terjadi ketika alpha = 0,7 sedangkan nilai AFER tertinggi terjadi ketika alpha = 0,1, grafik tersebut menunjukkan bahwa pada penelitian ini semakin kecil nilai alpha maka semakin besar hasil nilai AFER. Nilai alpha berfungsi sebagai pengendali pada proses penyesuaian bobot. Hasil dari pengujian ini menunjukkan bahwa nilai alpha sangat mempengaruhi tingkat akurasi dari hasil prediksi. Pada pengujian ini dengan jumlah iterasi dan 10 pola data latih, nilai alpha yang paling optimal adalah 0,7, maka untuk skenario pengujian berikutnya nilai alpha akan digunakan 0, Pengujian Variabel T max Terhadap Nilai AFER Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh nilai variabel t max terhadap nilai AFER. Variabel t max digunakan untuk menentukan batas iterasi pada saat inisialisasi bobot V menggunakan metode Bayesian. Untuk pengujian ini variabel yang diberi nilai tetap adalah alpha= 0,7 dan h = 1, uji coba dilakukan sebanyak 5 kali dengan jumlah maksimum iterasi 20000, training menggunakan 10 pola data dan prediksi pada tahun 2016a. Tabel hasil pengujian ditunjukkan pada Tabel 4.2 dan grafik hasil pengujian ditunjukkan pada Gambar 4.2. Tabel 4.2 Hasil pengujian variabel T max Terhadap Nilai AFER t max AFER (%) 2 4, , , , ,6683 Gambar 4.2 Grafik hasil pengujian variabel t max terhadap nilai AFER Berdasarkan grafik hasil skenario pengujian 3 pada Gambar 4.2 menunjukkan bahwa nilai AFER terendah adalah ketika nilai t max = 2 dan nilai AFER tertinggi adalah ketika nilai t max = 18, tetapi perbedaan rata-rata nilai AFER dari pengujian ini sangat kecil. Berdasarkan hasil tersebut maka dapat dikatakan pada penelitian ini pengaruh nilai variabel t max tidak terlalu besar terhadap hasil prediksi karena pada inisialisasi bobot V menggunakan metode Bayesian proses iterasi selanjutnya tetap akan dilakukan perhitungan matrik kovarian sehingga perbedaan hasil inisialisasi bobot pada satu iterasi dengan iterasi lainnya tidak terlalu besar. Jadi dapat disimpulkan pada pengujian ini nilai variabel t max yang optimal adalah 2, maka untuk skenario pengujian selanjutnya akan digunakan nilai t max = Pengujian Variabel h Terhadap Nilai AFER Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh nilai variabel h terhadap nilai AFER. Variabel h adalah batas nilai (range) random pada inisialisasi nilai prior estimation (w) dan measurement (m) ketika proses inisialisasi bobot V menggunakan metode Bayesian. Untuk pengujian ini variabel yang diberi nilai tetap adalah alpha= 0,7 dan t max = 2, uji coba dilakukan sebanyak 5 kali dengan jumlah maksimum iterasi 20000, training menggunakan 10 pola data dan prediksi pada tahun 2016a. Tabel hasil pengujian ditunjukkan

8 Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 337 pada Tabel 4.3 dan grafik hasil pengujian ditunjukkan pada Gambar 4.3. Tabel 4.3 Hasil pengujian variabel h terhadap nilai AFER h AFER (%) 0,6 4,6949 0,8 4, ,7212 1,2 4,7345 1,4 4,7412 1,6 4,7497 Tabel 4.4 Hasil pengujian pengaruh jumlah pola data training terhadap nilai AFER Jumlah Pola Data Training AFER (%) Data a 2015b b 2015b a 2015b b 7, b 8,2191 Gambar 4.4 Grafik hasil pengujian pengaruh jumlah pola data training terhadap nilai AFER Gambar 4.3 Grafik hasil pengujian variabel h terhadap nilai AFER Berdasarkan grafik hasil skenario pengujian 4 pada Gambar 4.3 menunjukkan bahwa nilai AFER terendah adalah ketika nilai h = 0,6 dan nilai rata-rata AFER tertinggi adalah ketika nilai h = 1,6, tetapi perbedaan nilai AFER dari pengujian ini sangat kecil. Hal tersebut terjadi karena semakin besar nilai h maka variasi akan semakin besar sehingga menghasilkan nilai bobot yang semakin besar pula dan menyebabkan nilai AFER semakin besar. Pada pengujian ini nilai h yang optimal adalah 0,6, maka untuk skenario pengujian selanjutnya akan digunakan nilai h = 0, Pengujian Pengaruh Jumlah Pola Data Training Terhadap Nilai AFER Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui apakah jumlah pola data training dan bentuk distribusi data mempengaruhi nilai AFER. Untuk pengujian ini nilai variabel yang tetap adalah alpha = 0.7, t max = 2, h = 0,6, maksimum iterasi = 20000, dan tahun prediksi adalah 2016a. Hasil pengujian ini ditunjukkan pada Tabel 4.4 dan grafik hasil pengujian ditunjukkan pada Gambar 4.4. Berdasarkan grafik hasil skenario pengujian 5 pada Gambar 4.4 menunjukkan bahwa nilai AFER terendah adalah ketika jumlah pola data training = 15 dan nilai rata-rata AFER tertinggi adalah ketika jumlah pola data training = 30. Pola data yang digunakan untuk training pada pengujian ini adalah data terdekat dari tahun yang akan diprediksi. Jadi dapat disimpulkan pada pengujian ini bentuk distribusi data yang dilatih sangat berpengaruh terhadap hasil prediksi, semakin banyak variasi data maka tingkat akurasi semakin rendah. Pada pengujian ini jumlah pola data training yang optimal adalah 15, maka untuk skenario pengujian selanjutnya jumlah pola data training menggunakan 15 pola data Pengujian Jumlah Iterasi dan Perbandingan Inisialisasi Random dengan Inisialisasi Bayesian Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh jumlah iterasi serta membandingkan kecepatan dan tingkat akurasi sistem antara inisialisasi bobot secara random dengan inisialisasi Bayesian. Hasil perbandingan waktu diambil pada saat training sedangkan AFER diambil pada saat testing. Nilai variabel yang digunakan dalam pengujian ini adalah alpha = 0.7, t max = 2, dan jumlah pola data = 15. Data yang digunakan untuk training adalah tahun 2008b sampai 2015b sedangkan untuk tahun

9 Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 338 prediksi adalah 2016a. Hasil pengujian dintunjukkan pada Tabel 4.5 serta grafik pada Gambar 4.5. Tabel 4.5 Hasil pengujian jumlah iterasi dan perbandingan inisialisasi Random dengan inisialisasi Bayesian (Random) Jumlah Iterasi Waktu (milidetik) Random AFER (%) , , , , , , , , ,0144 Tabel 4.6 Hasil pengujian jumlah iterasi dan perbandingan inisialisasi Random dengan inisialisasi Bayesian (Bayesian) Jumlah Iterasi Waktu (milidetik) Bayesian AFER (%) , , , , , , , , ,8609 dengan inisialisasi Bayesian terhadap waktu training Gambar 4.6 Grafik hasil pengujian jumlah iterasi dan perbandingan inisialisasi random dengan inisialisasi Bayesian terhadap nilai AFER Berdasarkan Grafik hasil pengujian jumlah iterasi dan perbandingan inisialisasi random dengan inisialisasi Bayesian terhadap waktu training pada Gambar 4.5 menujukkan bahwa semakin besar jumlah iterasi maka waktu proses training akan semakin besar. Selisih waktu proses training pada sistem antara inisialisasi random dengan inisialisasi menggunakan metode Bayesian sangat kecil. Dari 9 uji coba, inisialisasi random selalu lebih cepat dari pada inisialisasi Bayesian meskipun selisihnya sangat kecil. Berdasarkan hasil pengujian jumlah iterasi dan perbandingan inisialisasi random dengan inisialisasi Bayesian terhadap nilai AFER pada Gambar 4.6 menujukkan bahwa hasil prediksi pada jumlah iterasi 1000 dan 2000 inisialisasi random lebih akurat dari pada inisialisasi Bayesian, tetapi pada iterasi 5000 sampai inisialisasi Bayesian lebih akurat, hal tersebut terjadi karena nilai inisialisasi bobot random lebih besar dari pada inisialisasi Bayesian sehingga proses pelatihan inisialisasi random lebih cepat tetapi tingkat ketelitian inisialisasi Bayesian lebih tinggi dan memerlukan jumlah iterasi yang lebih banyak untuk mencapai hasil optimal. Jumlah iterasi yang paling optimal adalah karena nilai AFER terendah dari kedua metode adalah pada saat iterasi ke Jadi dapat disimpulkan pada pengujian ini inisialisasi Bayesian mempunyai tingkat akurasi lebih tinggi dari pada inisialisasi random dengan jumlah iterasi diatas Gambar 4.5 Grafik hasil pengujian jumlah iterasi dan perbandingan inisialisasi random

10 Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer Pengujian Prediksi Beberapa Jangka Waktu Ke Depan Pengujian ini melakukan prediksi dengan jangka waktu 5 tahun sekaligus yaitu tahun 2016a dengan 3 macam data latih yaitu 15 pola adalah tahun 2006b sampai 2013b, 20 pola adalah tahun 2003 sampai 2013b, dan 25 pola adalah tahun 1998 sampai 2013b. Pengujian ini dilakukan dengan cara data hasil prediksi pada tahun pertama digunakan untuk memprediksi tahun kedua begitu juga seterusnya. Hasil dari prediksi 5 tahun ke depan akan dibandingkan dengan hasil prediksi jangka waktu 1 tahun ke depan. Pengujian ini dilakukan sampai iterasi ke dengan menggunakan variabel alpha = 0,7, t max = 2, dan h = 0,6. Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui apakah sistem ini dapat digunakan untuk memprediksi beberapa jangka waktu ke depan. Pada pengujian ini hasil prediksi akan dibandingkan dengan data asli yang ditunjukkan pada Tabel 4.7 serta grafik yang ditunjukkan pada Gambar 4.7 dan 4.8. Tabel 4.7 Hasil pengujian prediksi beberapa jangka waktu ke depan Jumlah 1 Tahun 5 Tahun Hasil Pola Kedepan Ke depan Hasil 15 Prediksi AFER (%) 2,1003 7,4282 Hasil 20 Prediksi AFER (%) 6, ,4508 Hasil 25 Prediksi AFER (%) 7, ,0467 Gambar 4.7 Grafik hasil pengujian prediksi beberapa jangka waktu ke depan Gambar 4.7 Grafik hasil pengujian prediksi beberapa jangka waktu ke depan (AFER) Berdasarkan grafik hasil pengujian prediksi beberapa jangka waktu ke depan pada Gambar 4.7 dan 4.8 menunjukkan bahwa sistem prediksi pada penelitian ini dapat digunakan untuk memprediksi 5 tahun ke depan secara langsung tetapi tingkat akurasi dari hasil prediksi lebih rendah dibandingkan dengan prediksi jangka waktu 1 tahun, hal tersebut terjadi karena data hasil prediksi pada tahun pertama digunakan untuk memprediksi tahun berikutnya. Dari hasil pengujian ini dapat disimpulkan bahwa sistem prediksi pada penelitian ini dapat digunakan untuk memprediksi beberapa tahun ke depan secara langsung tetapi hasil yang paling optimal adalah pada tahun pertama sedangkan tahuntahun berikutnya akan semakin tidak akurat. 5. KESIMPULAN Berdasarkan hasil dari penelitian yang telah dilakukan tentang sistem prediksi jumlah pengangguran terbuka di Indonesia menggunakan gabungan metode Bayesian dan Backpropagation, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Sistem prediksi jumlah pengangguran terbuka di Indonesia dapat diimplementasikan menggunakan gabungan metode Bayesian dan Backpropagation dengan melalui beberapa proses. Proses yang pertama adalah inisialisasi bobot menggunakan metode Bayesian yang merupakan modifikasi Kalman filter. Setelah diperoleh bobot untuk inisialisasi maka dilakukan proses training menggunakan metode Backpropagation yang meliputi 3 tahap yaitu propagasi maju (Feedforward), propagasi mundur (Backpropagation), dan update bobot. Dari proses training akan mendapatkan bobot optimum, bobot tersebut digunakan untuk memprediksi dengan cara

11 Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 340 menerapkan tahap propagasi maju (Feedforward). 2. Berdasarkan hasil pengujian yang telah dilakukan dalam penelitian ini nilai Average Forecasing Error Rate (AFER) yang terendah adalah 2,1003%. Sistem prediksi jumlah pengangguran terbuka di Indonesia pada penelitian ini dapat melakukan prediksi beberapa jangka waktu tahun kedepan secara langsung, tetapi hasil yang paling optimal adalah pada tahun pertama sedangkan pada tahun-tahun berikutnya hasil prediksi akan semakin tidak akurat. 3. Berdasarkan hasil pengujian pada penelitian ini, perbandingan antara inisialisasi random dengan inisialisasi Bayesian adalah waktu komputasi lebih cepat inisialisasi random tetapi dari kedua metode tersebut memiliki rata-rata selisih yang sangat kecil yaitu sekitar 500 milidetik, sedangkan untuk tingkat akurasi pada jumlah iterasi diatas 5000 inisialisasi Bayesian lebih akurat dari pada inisialisasi random sehingga proses komputasi lebih lama. 6. DAFTAR PUSTAKA Agustin, M., & Prahasto, T. (2012). Penggunaan Jaringan Syaraf Tiruan Backpropagation Untuk Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru Pada Jurusan Teknik Komputer Di Politeknik Negeri Sriwijaya. Jurnal Sistem Informasi Bisnis, 2, Berutu, S. S. (2013). Peramalan Penjualan Dengan Metode Fuzzy Time Series Ruey Chyn Tsaur. Universitas Diponegoro. Kusumadewi, K. S. (2004). Analisis Jaringan Saraf Tiruan dengan Metode Backpropagation Untuk Mendeteksi Gangguan Psikologi. Media Informatika, 2, Kusumadewi, S. (2003). Artificial Intelligence (Teknik dan Aplikasinya). Yogyakarta: Graha Ilmu. Lukman, A. (2013). Algoritma Bayesian Network Untuk Simulasi Prediksi Pemenang PILKADA Menggunakan MSBNx. Jurnal Informatika Multimedia (JIM) STIMED NUSA PALAPA, 2(1). Masduqi, A., & Apriliani, E. (2008). Estimation of Surabaya River Water Quality Using Kalman Filter Algorithm. IPTEK, The Journal for Technology and Science, 19(3), Murru, N., & Rossini, R. (2016). Neurocomputing A Bayesian approach for initialization of weights in backpropagation neural net with application to character recognition. Neurocomputing, 193, Palega, O., Wardoyo, S., & Wiryadinata, R. (2013). Estimasi Kecepatan Kendaraan Menggunakan Kalman Filter. SETRUM, 2(2), Welch, G., & Bishop, G. (2006). An Introduction to the Kalman Filter. Department of Computer Science University of North Carolina at Chapel Hill, 1 16.

PREDIKSI PENDAPATAN ASLI DAERAH KALIMANTAN BARAT MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION

PREDIKSI PENDAPATAN ASLI DAERAH KALIMANTAN BARAT MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION PREDIKSI PENDAPATAN ASLI DAERAH KALIMANTAN BARAT MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION Dwi Marisa Midyanti Sistem Komputer Universitas Tanjungpura Pontianak Jl Prof.Dr.Hadari Nawawi, Pontianak

Lebih terperinci

PREDIKSI CURAH HUJAN DI KOTA MEDAN MENGGUNAKAN METODE BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK

PREDIKSI CURAH HUJAN DI KOTA MEDAN MENGGUNAKAN METODE BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK PREDIKSI CURAH HUJAN DI KOTA MEDAN MENGGUNAKAN METODE BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK Yudhi Andrian 1, Erlinda Ningsih 2 1 Dosen Teknik Informatika, STMIK Potensi Utama 2 Mahasiswa Sistem Informasi, STMIK

Lebih terperinci

BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK AS A METHOD OF FORECASTING ON CALCULATION INFLATION RATE IN JAKARTA AND SURABAYA

BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK AS A METHOD OF FORECASTING ON CALCULATION INFLATION RATE IN JAKARTA AND SURABAYA BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK AS A METHOD OF FORECASTING ON CALCULATION INFLATION RATE IN JAKARTA AND SURABAYA Anggi Purnama Undergraduate Program, Computer Science, 2007 Gunadarma Universiy http://www.gunadarma.ac.id

Lebih terperinci

T 11 Aplikasi Model Backpropagation Neural Network Untuk Perkiraan Produksi Tebu Pada PT. Perkebunan Nusantara IX

T 11 Aplikasi Model Backpropagation Neural Network Untuk Perkiraan Produksi Tebu Pada PT. Perkebunan Nusantara IX T 11 Aplikasi Model Backpropagation Neural Network Untuk Perkiraan Produksi Tebu Pada PT. Perkebunan Nusantara IX Oleh: Intan Widya Kusuma Program Studi Matematika, FMIPA Universitas Negeri yogyakarta

Lebih terperinci

VOL. 01 NO. 02 [JURNAL ILMIAH BINARY] ISSN :

VOL. 01 NO. 02 [JURNAL ILMIAH BINARY] ISSN : PENERAPAN JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK MEMPREDIKSI JUMLAH PRODUKSI AIR MINUM MENGGUNAKAN ALGORITMA BACKPROPAGATION (STUDI KASUS : PDAM TIRTA BUKIT SULAP KOTA LUBUKLINGGAU) Robi Yanto STMIK Bina Nusantara

Lebih terperinci

ANALISIS PERBANDINGAN METODE JARINGAN SYARAF TIRUAN DAN REGRESI LINEAR BERGANDA PADA PRAKIRAAN CUACA

ANALISIS PERBANDINGAN METODE JARINGAN SYARAF TIRUAN DAN REGRESI LINEAR BERGANDA PADA PRAKIRAAN CUACA ANALISIS PERBANDINGAN METODE JARINGAN SYARAF TIRUAN DAN REGRESI LINEAR BERGANDA PADA PRAKIRAAN CUACA Nurmahaludin (1) (1) Staf Pengajar Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri Banjarmasin Ringkasan Kebutuhan

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI JARINGAN SYARAF TIRUAN MULTI LAYER FEEDFORWARD DENGAN ALGORITMA BACKPROPAGATION SEBAGAI ESTIMASI NILAI KURS JUAL SGD-IDR

IMPLEMENTASI JARINGAN SYARAF TIRUAN MULTI LAYER FEEDFORWARD DENGAN ALGORITMA BACKPROPAGATION SEBAGAI ESTIMASI NILAI KURS JUAL SGD-IDR Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Multimedia 205 STMIK AMIKOM Yogyakarta, 6-8 Februari 205 IMPLEMENTASI JARINGAN SYARAF TIRUAN MULTI LAYER FEEDFORWARD DENGAN ALGORITMA BACKPROPAGATION SEBAGAI ESTIMASI

Lebih terperinci

PENENTUAN MODEL RETURN HARGA SAHAM DENGAN MULTI LAYER FEED FORWARD NEURAL NETWORK MENGGUNAKAN ALGORITMA RESILENT BACKPROPAGATION

PENENTUAN MODEL RETURN HARGA SAHAM DENGAN MULTI LAYER FEED FORWARD NEURAL NETWORK MENGGUNAKAN ALGORITMA RESILENT BACKPROPAGATION ISSN: 2339-2541 JURNAL GAUSSIAN, Volume 5, Nomor 1, Tahun 2016, Halaman 203-209 Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/gaussian PENENTUAN MODEL RETURN HARGA SAHAM DENGAN MULTI LAYER FEED FORWARD

Lebih terperinci

Penerapan Jaringan Saraf Tiruan Metode Backpropagation Menggunakan VB 6

Penerapan Jaringan Saraf Tiruan Metode Backpropagation Menggunakan VB 6 Penerapan Jaringan Saraf Tiruan Metode Backpropagation Menggunakan VB 6 Sari Indah Anatta Setiawan SofTech, Tangerang, Indonesia cu.softech@gmail.com Diterima 30 November 2011 Disetujui 14 Desember 2011

Lebih terperinci

Perbaikan Metode Prakiraan Cuaca Bandara Abdulrahman Saleh dengan Algoritma Neural Network Backpropagation

Perbaikan Metode Prakiraan Cuaca Bandara Abdulrahman Saleh dengan Algoritma Neural Network Backpropagation 65 Perbaikan Metode Prakiraan Cuaca Bandara Abdulrahman Saleh dengan Algoritma Neural Network Backpropagation Risty Jayanti Yuniar, Didik Rahadi S. dan Onny Setyawati Abstrak - Kecepatan angin dan curah

Lebih terperinci

Pengembangan Aplikasi Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia dengan Jaringan Syaraf Tiruan Backpropagation

Pengembangan Aplikasi Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia dengan Jaringan Syaraf Tiruan Backpropagation Erlangga, Sukmawati Nur Endah dan Eko Adi Sarwoko Pengembangan Aplikasi Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia dengan Jaringan Syaraf Tiruan Backpropagation Erlangga, Sukmawati Nur Endah dan Eko Adi Sarwoko

Lebih terperinci

BAB 2 KONSEP DASAR PENGENAL OBJEK

BAB 2 KONSEP DASAR PENGENAL OBJEK BAB 2 KONSEP DASAR PENGENAL OBJEK 2.1 KONSEP DASAR Pada penelitian ini, penulis menggunakan beberapa teori yang dijadikan acuan untuk menyelesaikan penelitian. Berikut ini teori yang akan digunakan penulis

Lebih terperinci

Prediksi Jumlah Pengangguran Terbuka di Indonesia menggunakan Metode Genetic-Based Backpropagation

Prediksi Jumlah Pengangguran Terbuka di Indonesia menggunakan Metode Genetic-Based Backpropagation Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer e-issn: 2548-964X Vol. 1, No. 4, April 2017, hlm. 341-351 http://j-ptiik.ub.ac.id Prediksi Jumlah Pengangguran Terbuka di Indonesia menggunakan

Lebih terperinci

Jurnal Informatika Mulawarman Vol 5 No. 1 Februari

Jurnal Informatika Mulawarman Vol 5 No. 1 Februari Jurnal Informatika Mulawarman Vol 5 No. 1 Februari 2010 50 Penerapan Jaringan Syaraf Tiruan Untuk Memprediksi Jumlah Pengangguran di Provinsi Kalimantan Timur Dengan Menggunakan Algoritma Pembelajaran

Lebih terperinci

PENERAPAN JARINGAN SYARAF TIRUAN DALAM MEMPREDIKSI TINGKAT PENGANGGURAN DI SUMATERA BARAT

PENERAPAN JARINGAN SYARAF TIRUAN DALAM MEMPREDIKSI TINGKAT PENGANGGURAN DI SUMATERA BARAT PENERAPAN JARINGAN SYARAF TIRUAN DALAM MEMPREDIKSI TINGKAT PENGANGGURAN DI SUMATERA BARAT Havid Syafwan Program Studi Manajemen Informatika, Amik Royal, Kisaran E-mail: havid_syafwan@yahoo.com ABSTRAK:

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Data Yang Digunakan Dalam melakukan penelitian ini, penulis membutuhkan data input dalam proses jaringan saraf tiruan backpropagation. Data tersebut akan digunakan sebagai

Lebih terperinci

PERBANDINGAN ALGORITMA PARTICLE SWARM OPTIMIZATION DAN REGRESI PADA PERAMALAN WAKTU BEBAN PUNCAK

PERBANDINGAN ALGORITMA PARTICLE SWARM OPTIMIZATION DAN REGRESI PADA PERAMALAN WAKTU BEBAN PUNCAK Jurnal POROS TEKNIK, Volume 6, No. 2, Desember 2014 : 55-10 PERBANDINGAN ALGORITMA PARTICLE SWARM OPTIMIZATION DAN REGRESI PADA PERAMALAN WAKTU BEBAN PUNCAK Nurmahaludin (1) (1) Staff Pengajar Jurusan

Lebih terperinci

PENERAPAN JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK MEMPREDIKSI JUMLAH PESERTA KB BARU DI KABUPATEN SEMARANG DENGAN METODE BACKPROPAGATION

PENERAPAN JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK MEMPREDIKSI JUMLAH PESERTA KB BARU DI KABUPATEN SEMARANG DENGAN METODE BACKPROPAGATION PENERAPAN JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK MEMPREDIKSI JUMLAH PESERTA KB BARU DI KABUPATEN SEMARANG DENGAN METODE BACKPROPAGATION Restiana Putri Abstract - On a government agencies Badan Keluarga Berencana

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI JARINGAN SYARAF TIRUAN METODE BACKPROPAGATION UNTUK MEMPREDIKSI HARGA SAHAM

IMPLEMENTASI JARINGAN SYARAF TIRUAN METODE BACKPROPAGATION UNTUK MEMPREDIKSI HARGA SAHAM IMPLEMENTASI JARINGAN SYARAF TIRUAN METODE BACKPROPAGATION UNTUK MEMPREDIKSI HARGA SAHAM Ayu Trimulya 1, Syaifurrahman 2, Fatma Agus Setyaningsih 3 1,3 Jurusan Sistem Komputer, Fakultas MIPA Universitas

Lebih terperinci

ANALISIS ALGORITMA INISIALISASI NGUYEN-WIDROW PADA PROSES PREDIKSI CURAH HUJAN KOTA MEDAN MENGGUNAKAN METODE BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK

ANALISIS ALGORITMA INISIALISASI NGUYEN-WIDROW PADA PROSES PREDIKSI CURAH HUJAN KOTA MEDAN MENGGUNAKAN METODE BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK ANALISIS ALGORITMA INISIALISASI NGUYEN-WIDROW PADA PROSES PREDIKSI CURAH HUJAN KOTA MEDAN MENGGUNAKAN METODE BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK Yudhi Andrian 1, M. Rhifky Wayahdi 2 1 Dosen Teknik Informatika,

Lebih terperinci

PERANCANGAN PARAMETER TERBAIK UNTUK PREDIKSI PRODUKSI BAN GT3 MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN RESILIENT PROPAGATION

PERANCANGAN PARAMETER TERBAIK UNTUK PREDIKSI PRODUKSI BAN GT3 MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN RESILIENT PROPAGATION PERANCANGAN PARAMETER TERBAIK UNTUK PREDIKSI PRODUKSI BAN GT3 MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN RESILIENT PROPAGATION Fitrisia, Adiwijaya, dan Andrian Rakhmatsyah Program Studi S1 Teknik Informatika,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Forecasting Forecasting (peramalan) adalah seni dan ilmu untuk memperkirakan kejadian di masa yang akan datang. Hal ini dapat dilakukan dengan melibatkan data historis dan memproyeksikannya

Lebih terperinci

ANALISIS PENAMBAHAN NILAI MOMENTUM PADA PREDIKSI PRODUKTIVITAS KELAPA SAWIT MENGGUNAKAN BACKPROPAGATION

ANALISIS PENAMBAHAN NILAI MOMENTUM PADA PREDIKSI PRODUKTIVITAS KELAPA SAWIT MENGGUNAKAN BACKPROPAGATION ANALISIS PENAMBAHAN NILAI MOMENTUM PADA PREDIKSI PRODUKTIVITAS KELAPA SAWIT MENGGUNAKAN BACKPROPAGATION Eka Irawan1, M. Zarlis2, Erna Budhiarti Nababan3 Magister Teknik Informatika, Universitas Sumatera

Lebih terperinci

PERKIRAAN PENJUALAN BEBAN LISTRIK MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN RESILENT BACKPROPAGATION (RPROP)

PERKIRAAN PENJUALAN BEBAN LISTRIK MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN RESILENT BACKPROPAGATION (RPROP) PERKIRAAN PENJUALAN BEBAN LISTRIK MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN RESILENT BACKPROPAGATION (RPROP) Apriliyah, Wayan Firdaus Mahmudy, Agus Wahyu Widodo Program Studi Ilmu Komputer Fakultas MIPA Universitas

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.6. Jaringan Syaraf Tiruan Jaringan syaraf tiruan atau neural network merupakan suatu sistem informasi yang mempunyai cara kerja dan karakteristik menyerupai jaringan syaraf pada

Lebih terperinci

Analisis Jaringan Saraf Tiruan dengan Metode Backpropagation Untuk Mendeteksi Gangguan Psikologi

Analisis Jaringan Saraf Tiruan dengan Metode Backpropagation Untuk Mendeteksi Gangguan Psikologi Analisis Jaringan Saraf Tiruan dengan Metode Backpropagation Untuk Mendeteksi Gangguan Psikologi Kiki, Sri Kusumadewi Laboratorium Komputasi & Sistem Cerdas Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknologi

Lebih terperinci

Prediksi Pergerakan Harga Harian Nilai Tukar Rupiah (IDR) Terhadap Dollar Amerika (USD) Menggunakan Metode Jaringan Saraf Tiruan Backpropagation

Prediksi Pergerakan Harga Harian Nilai Tukar Rupiah (IDR) Terhadap Dollar Amerika (USD) Menggunakan Metode Jaringan Saraf Tiruan Backpropagation 1 Prediksi Pergerakan Harga Harian Nilai Tukar Rupiah (IDR) Terhadap Dollar Amerika (USD) Menggunakan Metode Jaringan Saraf Tiruan Backpropagation Reza Subintara Teknik Informatika, Ilmu Komputer, Universitas

Lebih terperinci

PENENTUAN MODEL RETURN HARGA SAHAM DENGAN MULTI LAYER FEED FORWARD NEURAL NETWORK MENGGUNAKAN ALGORITMA RESILENT BACKPROPAGATION SKRIPSI

PENENTUAN MODEL RETURN HARGA SAHAM DENGAN MULTI LAYER FEED FORWARD NEURAL NETWORK MENGGUNAKAN ALGORITMA RESILENT BACKPROPAGATION SKRIPSI PENENTUAN MODEL RETURN HARGA SAHAM DENGAN MULTI LAYER FEED FORWARD NEURAL NETWORK MENGGUNAKAN ALGORITMA RESILENT BACKPROPAGATION (Studi Kasus : Harga Penutupan Saham Unilever Indonesia Tbk. Periode September

Lebih terperinci

PREDIKSI DISTRIBUSI AIR PDAM MENGGUNAKAN METODE JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION DI PDAM KOTA MALANG

PREDIKSI DISTRIBUSI AIR PDAM MENGGUNAKAN METODE JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION DI PDAM KOTA MALANG Jurnal Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer (JTIIK) Vol. 3, No. 2, Juni 2016, hlm. 83-87 PREDIKSI DISTRIBUSI AIR PDAM MENGGUNAKAN METODE JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION DI PDAM KOTA MALANG Daneswara

Lebih terperinci

APLIKASI JARINGAN SYARAF TIRUAN MULTI LAYER PERCEPTRON PADA APLIKASI PRAKIRAAN CUACA

APLIKASI JARINGAN SYARAF TIRUAN MULTI LAYER PERCEPTRON PADA APLIKASI PRAKIRAAN CUACA Aplikasi Jaringan Syaraf Tiruan Multilayer Perceptron (Joni Riadi dan Nurmahaludin) APLIKASI JARINGAN SYARAF TIRUAN MULTI LAYER PERCEPTRON PADA APLIKASI PRAKIRAAN CUACA Joni Riadi (1) dan Nurmahaludin

Lebih terperinci

MODEL PEMBELAJARAN JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK OTOMATISASI PENGEMUDIAN KENDARAAN BERODA TIGA

MODEL PEMBELAJARAN JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK OTOMATISASI PENGEMUDIAN KENDARAAN BERODA TIGA MODEL PEMBELAJARAN JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK OTOMATISASI PENGEMUDIAN KENDARAAN BERODA TIGA Ramli e-mail:ramli.brt@gmail.com Dosen Tetap Amik Harapan Medan ABSTRAK Jaringan Syaraf Tiruan adalah pemrosesan

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci : Artificial Neural Network(ANN), Backpropagation(BP), Levenberg Marquardt (LM), harga emas, Mean Squared Error(MSE), prediksi.

ABSTRAK. Kata Kunci : Artificial Neural Network(ANN), Backpropagation(BP), Levenberg Marquardt (LM), harga emas, Mean Squared Error(MSE), prediksi. ABSTRAK Prediksi harga emas merupakan masalah yang sangat penting dalam menentukan pengambilan keputusan perdagangan dalam pertambangan. Prediksi yang akurat untuk pertambangan dapat memberikan keuntungan

Lebih terperinci

PELATIHAN FEED FORWARD NEURAL NETWORK MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA DENGAN METODE SELEKSI TURNAMEN UNTUK DATA TIME SERIES

PELATIHAN FEED FORWARD NEURAL NETWORK MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA DENGAN METODE SELEKSI TURNAMEN UNTUK DATA TIME SERIES JURNAL GAUSSIAN, Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, Halaman 65-72 Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/gaussian PELATIHAN FEED FORWARD NEURAL NETWORK MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA DENGAN METODE

Lebih terperinci

JARINGAN SARAF TIRUAN DENGAN METODE BACKPROPAGATION UNTUK MENDETEKSI GANGGUAN PSIKOLOGI

JARINGAN SARAF TIRUAN DENGAN METODE BACKPROPAGATION UNTUK MENDETEKSI GANGGUAN PSIKOLOGI Media Informatika, Vol. 2, No. 2, Desember 2004, 1-11 ISSN: 0854-4743 JARINGAN SARAF TIRUAN DENGAN METODE BACKPROPAGATION UNTUK MENDETEKSI GANGGUAN PSIKOLOGI Kiki, Sri Kusumadewi Jurusan Teknik Informatika,

Lebih terperinci

PREDIKSI PERHITUNGAN DOSIS RADIASI PADA PEMERIKSAAN MAMMOGRAFI MENGGUNAKAN ALGORITMA JARINGAN SYARAF TIRUAN PROPAGASI BALIK

PREDIKSI PERHITUNGAN DOSIS RADIASI PADA PEMERIKSAAN MAMMOGRAFI MENGGUNAKAN ALGORITMA JARINGAN SYARAF TIRUAN PROPAGASI BALIK Berkala Fisika ISSN : 1410-9662 Vol.18, No.4, Oktober 2015, hal 151-156 PREDIKSI PERHITUNGAN DOSIS RADIASI PADA PEMERIKSAAN MAMMOGRAFI MENGGUNAKAN ALGORITMA JARINGAN SYARAF TIRUAN PROPAGASI BALIK Zaenal

Lebih terperinci

PERAMALAN JUMLAH KUNJUNGAN WISATAWAN MANCANEGARA KE LOMBOK MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN

PERAMALAN JUMLAH KUNJUNGAN WISATAWAN MANCANEGARA KE LOMBOK MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN PERAMALAN JUMLAH KUNJUNGAN WISATAWAN MANCANEGARA KE LOMBOK MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN Titik Misriati AMIK BSI Jakarta Jl. R.S Fatmawati No. 24 Pondok Labu, Jakarta Selatan titik.tmi@bsi.ac.id ABSTRACT

Lebih terperinci

Jaringan Syaraf Tiruan Menggunakan Algoritma Backpropagation Untuk Memprediksi Jumlah Pengangguran (Studi Kasus DiKota Padang)

Jaringan Syaraf Tiruan Menggunakan Algoritma Backpropagation Untuk Memprediksi Jumlah Pengangguran (Studi Kasus DiKota Padang) Jaringan Syaraf Tiruan Menggunakan Algoritma Backpropagation Untuk Memprediksi Jumlah Pengangguran (Studi Kasus DiKota Padang) Hadi Syahputra Universitas Putra Indonesia YPTK Padang E-mail: hadisyahputra@upiyptk.ac.id

Lebih terperinci

JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK MEMPREDIKSI CURAH HUJAN SUMATERA UTARA DENGAN METODE BACK PROPAGATION (STUDI KASUS : BMKG MEDAN)

JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK MEMPREDIKSI CURAH HUJAN SUMATERA UTARA DENGAN METODE BACK PROPAGATION (STUDI KASUS : BMKG MEDAN) JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK MEMPREDIKSI CURAH HUJAN SUMATERA UTARA DENGAN METODE BACK PROPAGATION (STUDI KASUS : BMKG MEDAN) Marihot TP. Manalu Mahasiswa Program Studi Teknik Informatika, STMIK Budidarma

Lebih terperinci

PENGENALAN POLA GARIS DASAR KALIMAT PADA TULISAN TANGAN UNTUK MENGETAHUI KARAKTER SESEORANG DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA RESILIENT BACKPROPAGATION

PENGENALAN POLA GARIS DASAR KALIMAT PADA TULISAN TANGAN UNTUK MENGETAHUI KARAKTER SESEORANG DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA RESILIENT BACKPROPAGATION PENGENALAN POLA GARIS DASAR KALIMAT PADA TULISAN TANGAN UNTUK MENGETAHUI KARAKTER SESEORANG DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA RESILIENT BACKPROPAGATION ABSTRAK Juventus Suharta (0722026) Jurusan Teknik Elektro

Lebih terperinci

BACK PROPAGATION NETWORK (BPN)

BACK PROPAGATION NETWORK (BPN) BACK PROPAGATION NETWORK (BPN) Arsitektur Jaringan Salah satu metode pelatihan terawasi pada jaringan syaraf adalah metode Backpropagation, di mana ciri dari metode ini adalah meminimalkan error pada output

Lebih terperinci

BACK PROPAGATION NETWORK (BPN)

BACK PROPAGATION NETWORK (BPN) BACK PROPAGATION NETWORK (BPN) Arsitektur Jaringan Digunakan untuk meminimalkan error pada output yang dihasilkan oleh jaringan. Menggunakan jaringan multilayer. Arsitektur Jaringan Proses belajar & Pengujian

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Jaringan Syaraf Biologi Otak manusia memiliki struktur yang sangat kompleks dan memiliki kemampuan yang luar biasa. Otak terdiri dari neuron-neuron dan penghubung yang disebut

Lebih terperinci

Estimasi Solusi Model Pertumbuhan Logistik dengan Metode Ensemble Kalman Filter

Estimasi Solusi Model Pertumbuhan Logistik dengan Metode Ensemble Kalman Filter Jurnal ILMU DASAR, Vol.14, No,2, Juli 2013 : 85-90 85 Estimasi Solusi Model Pertumbuhan Logistik dengan Metode Ensemble Kalman Filter Solution Estimation of Logistic Growth Model with Ensemble Kalman Filter

Lebih terperinci

PENERAPAN JARINGAN SYARAF TIRUAN DALAM MEMPREDIKSI TINGKAT PENGANGGURAN DI SUMATERA UTARA MENGGUNAKAN METODE BACKPROPAGATION

PENERAPAN JARINGAN SYARAF TIRUAN DALAM MEMPREDIKSI TINGKAT PENGANGGURAN DI SUMATERA UTARA MENGGUNAKAN METODE BACKPROPAGATION PENERAPAN JARINGAN SYARAF TIRUAN DALAM MEMPREDIKSI TINGKAT PENGANGGURAN DI SUMATERA UTARA MENGGUNAKAN METODE BACKPROPAGATION Havid Syafwan 1, Herman Saputra 2 *1 Program Studi Manajemen Informatika, AMIK

Lebih terperinci

PREDIKSI ANGKA PARTISIPASI SEKOLAH DI JAWA TENGAH UMUR TAHUN DENGAN METODE JARINGAN SYARAF TIRUAN PERAMBATAN-BALIK

PREDIKSI ANGKA PARTISIPASI SEKOLAH DI JAWA TENGAH UMUR TAHUN DENGAN METODE JARINGAN SYARAF TIRUAN PERAMBATAN-BALIK PREDIKSI ANGKA PARTISIPASI SEKOLAH DI JAWA TENGAH UMUR 16-18 TAHUN DENGAN METODE JARINGAN SYARAF TIRUAN PERAMBATAN-BALIK R. Mh. Rheza Kharis *), R. Rizal Isnanto, and Ajub Ajulian Zahra Jurusan Teknik

Lebih terperinci

SATIN Sains dan Teknologi Informasi

SATIN Sains dan Teknologi Informasi SATIN - Sains dan Teknologi Informasi, Vol. 2, No., Juni 206 SATIN Sains dan Teknologi Informasi journal homepage : http://jurnal.stmik-amik-riau.ac.id Penerapan Jaringan Syaraf Tiruan Untuk Estimasi Needs

Lebih terperinci

APLIKASI JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK MEMPREDIKSI VOLUME PEMAKAIAN AIR BERSIH DI KOTA PONTIANAK

APLIKASI JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK MEMPREDIKSI VOLUME PEMAKAIAN AIR BERSIH DI KOTA PONTIANAK APLIKASI JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK MEMPREDIKSI VOLUME PEMAKAIAN AIR BERSIH DI KOTA PONTIANAK [1] Meishytah Eka Aprilianti, [2] Dedi Triyanto, [3] Ilhamsyah [1] [2] [3] Jurusan Sistem Komputer, Fakultas

Lebih terperinci

BAB III KALMAN FILTER DISKRIT. Kalman Filter adalah rangkaian teknik perhitungan matematika (algoritma)

BAB III KALMAN FILTER DISKRIT. Kalman Filter adalah rangkaian teknik perhitungan matematika (algoritma) BAB III KALMAN FILTER DISKRIT 3.1 Pendahuluan Kalman Filter adalah rangkaian teknik perhitungan matematika (algoritma) yang memberikan perhitungan efisien dalam mengestimasi state proses, yaitu dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Variabel Penelitian Penelitian ini menggunakan satu definisi variabel operasional yaitu ratarata temperatur bumi periode tahun 1880 sampai dengan tahun 2012. 3.2 Jenis dan

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci : Curah Hujan, Levenberg Marquardt, Backpropagation. ABSTRACT

ABSTRAK. Kata Kunci : Curah Hujan, Levenberg Marquardt, Backpropagation. ABSTRACT ABSTRAK Dufan, Ariel. 2016. Prediksi Curah Hujan Dengan Menggunakan Algoritma Levenberg- Marquardt Dan Backpropagation (Studi Kasus : BMKG Kota Tanjungpinang), Skripsi. Tanjungpinang: Jurusan Teknik Informatika,

Lebih terperinci

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga ABSTRAK. viii

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga ABSTRAK. viii Muhammad Arif Santoso, 2015. Peramalan Penjualan Produk Menggunakan Jaringan Syaraf Tiruan Metode Extreme Learning Machine. Skripsi ini dibawah bimbingan Auli Damayanti,S.Si, M.Si dan Dr. Herry Suprajitno,

Lebih terperinci

PENERAPAN TEKNIK JARINGAN SYARAF TIRUAN ALGORITMA BACKPROPAGATION UNTUK PERAMALAN HARGA SAHAM Putra Christian Adyanto

PENERAPAN TEKNIK JARINGAN SYARAF TIRUAN ALGORITMA BACKPROPAGATION UNTUK PERAMALAN HARGA SAHAM Putra Christian Adyanto PENERAPAN TEKNIK JARINGAN SYARAF TIRUAN ALGORITMA BACKPROPAGATION UNTUK PERAMALAN HARGA SAHAM Putra Christian Adyanto Teknik Informatika, Univesitas Dian Nuswantoro ABSTRACT: Peramalan saham merupakan

Lebih terperinci

ANALISIS PENAMBAHAN MOMENTUM PADA PROSES PREDIKSI CURAH HUJAN KOTA MEDAN MENGGUNAKAN METODE BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK

ANALISIS PENAMBAHAN MOMENTUM PADA PROSES PREDIKSI CURAH HUJAN KOTA MEDAN MENGGUNAKAN METODE BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK Seminar Nasional Informatika 0 ANALISIS PENAMBAHAN MOMENTUM PADA PROSES PREDIKSI CURAH HUJAN KOTA MEDAN MENGGUNAKAN METODE BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK Yudhi Andrian, Purwa Hasan Putra Dosen Teknik Informatika,

Lebih terperinci

PREDIKSI ANGKA PARTISIPASI SEKOLAH DI JAWA TENGAH UMUR TAHUN DENGAN METODE JARINGAN SYARAF TIRUAN PERAMBATAN-BALIK

PREDIKSI ANGKA PARTISIPASI SEKOLAH DI JAWA TENGAH UMUR TAHUN DENGAN METODE JARINGAN SYARAF TIRUAN PERAMBATAN-BALIK PREDIKSI ANGKA PARTISIPASI SEKOLAH DI JAWA TENGAH UMUR 16-18 TAHUN DENGAN METODE JARINGAN SYARAF TIRUAN PERAMBATAN-BALIK R.Mh.Rheza Kharis *), R. Rizal Isnanto, Ajub Ajulian Zahra Jurusan Teknik Elektro,

Lebih terperinci

Muhammad Fahrizal. Mahasiswa Teknik Informatika STMIK Budi Darma Jl. Sisingamangaraja No. 338 Simpanglimun Medan

Muhammad Fahrizal. Mahasiswa Teknik Informatika STMIK Budi Darma Jl. Sisingamangaraja No. 338 Simpanglimun Medan IMPLEMENTASI JARINGAN SARAF TIRUAN DALAM MEMPREDIKSI SERVICE KENDARAAN RODA 4 DENGAN METODE BACKPROPAGATION (STUDI KASUS PT. AUTORENT LANCAR SEJAHTERA) Muhammad Fahrizal Mahasiswa Teknik Informatika STMIK

Lebih terperinci

ANALISIS JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK MEMPREDIKSI JUMLAH RESERVASI KAMAR HOTEL DENGAN METODE BACKPROPAGATION (Studi Kasus Hotel Grand Zuri Padang)

ANALISIS JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK MEMPREDIKSI JUMLAH RESERVASI KAMAR HOTEL DENGAN METODE BACKPROPAGATION (Studi Kasus Hotel Grand Zuri Padang) ANALISIS JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK MEMPREDIKSI JUMLAH RESERVASI KAMAR HOTEL DENGAN METODE BACKPROPAGATION (Studi Kasus Hotel Grand Zuri Padang) 1 Musli Yanto, 2 Sarjon Defit, 3 Gunadi Widi Nurcahyo

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. Bab ini menguraikan analisa penelitian terhadap metode Backpropagation yang

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. Bab ini menguraikan analisa penelitian terhadap metode Backpropagation yang BAB 3 PERANCANGAN SISTEM Bab ini menguraikan analisa penelitian terhadap metode Backpropagation yang diimplementasikan sebagai model estimasi harga saham. Analisis yang dilakukan adalah menguraikan penjelasan

Lebih terperinci

SATIN Sains dan Teknologi Informasi

SATIN Sains dan Teknologi Informasi SATIN - Sains dan Teknologi Informasi, Vol. 2, No., Juni 206 SATIN Sains dan Teknologi Informasi journal homepage : http://jurnal.stmik-amik-riau.ac.id Jaringan Syaraf Tiruan Peramalan Inventory Barang

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI Jaringan Syaraf Tiruan. Universitas Sumatera Utara

BAB II DASAR TEORI Jaringan Syaraf Tiruan. Universitas Sumatera Utara BAB II DASAR TEORI Landasan teori adalah teori-teori yang relevan dan dapat digunakan untuk menjelaskan variabel-variabel penelitian. Landasan teori ini juga berfungsi sebagai dasar untuk memberi jawaban

Lebih terperinci

APLIKASI JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK MEMPREDIKSI PENJUALAN OBAT Pada PT. METRO ARTHA PRAKARSA MENERAPKAN METODE BACKPROPAGATION

APLIKASI JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK MEMPREDIKSI PENJUALAN OBAT Pada PT. METRO ARTHA PRAKARSA MENERAPKAN METODE BACKPROPAGATION APLIKASI JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK MEMPREDIKSI PENJUALAN OBAT Pada PT. METRO ARTHA PRAKARSA MENERAPKAN METODE BACKPROPAGATION Zulkarnain Mahasiswa Teknik Informatika STMIK Budi Darma Jl. Sisingamangaraja

Lebih terperinci

Analisis Prediksi Indeks Harga Konsumen Berdasarkan Kelompok Kesehatan Dengan Menggunakan Metode Backpropagation

Analisis Prediksi Indeks Harga Konsumen Berdasarkan Kelompok Kesehatan Dengan Menggunakan Metode Backpropagation Analisis Prediksi Indeks Harga Konsumen Berdasarkan Kelompok Kesehatan Dengan Menggunakan Metode Backpropagation Anjar Wanto STIKOM Tunas Bangsa Pematangsiantar Pematangsiantar, Indonesia anjarwanto@amiktunasbangsa.ac.id

Lebih terperinci

ANALISIS LEARNING RATES PADA ALGORITMA BACKPROPAGATION UNTUK KLASIFIKASI PENYAKIT DIABETES

ANALISIS LEARNING RATES PADA ALGORITMA BACKPROPAGATION UNTUK KLASIFIKASI PENYAKIT DIABETES ANALISIS LEARNING RATES PADA ALGORITMA BACKPROPAGATION UNTUK KLASIFIKASI PENYAKIT DIABETES Thomas Brian Universitas Trunojoyo Madura Bangkalan, Indonesia thomasbrian2112@yahoo.com Abstrak Salah satu algoritma

Lebih terperinci

Jurnal Fisika Unand Vol. 2, No. 4, Oktober 2013 ISSN

Jurnal Fisika Unand Vol. 2, No. 4, Oktober 2013 ISSN PREDIKSI CURAH HUJAN BULANAN MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN DENGAN BEBERAPA FUNGSI PELATIHAN BACKPROPAGATION (Studi Kasus: Stasiun Meteorologi Tabing Padang, Tahun 2001-2012) Cici Oktaviani, Afdal

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN A. Kerangka Pemikiran Perusahaan dalam era globalisasi pada saat ini, banyak tumbuh dan berkembang, baik dalam bidang perdagangan, jasa maupun industri manufaktur. Perusahaan

Lebih terperinci

BAB III METODE EGARCH, JARINGAN SYARAF TIRUAN DAN NEURO-EGARCH

BAB III METODE EGARCH, JARINGAN SYARAF TIRUAN DAN NEURO-EGARCH BAB III METODE EGARCH, JARINGAN SYARAF TIRUAN DAN NEURO-EGARCH 3.1 Variabel Penelitian Penelitian ini menggunakan satu definisi variabel operasional yaitu data saham Astra Internasional Tbk tanggal 2 Januari

Lebih terperinci

Analisis Prediksi Indeks Harga Konsumen Berdasarkan Kelompok Kesehatan Dengan Menggunakan Metode Backpropagation

Analisis Prediksi Indeks Harga Konsumen Berdasarkan Kelompok Kesehatan Dengan Menggunakan Metode Backpropagation Analisis Prediksi Indeks Harga Konsumen Berdasarkan Kelompok Kesehatan Dengan Menggunakan Metode Backpropagation Anjar Wanto STIKOM Tunas Bangsa Pematangsiantar Pematangsiantar, Indonesia anjarwanto@amiktunasbangsa.ac.id

Lebih terperinci

PERBANDINGAN ANTARA MODEL NEURAL NETWORK DAN MODEL DUANE UNTUK EVALUASI KETEPATAN PREDIKSI WAKTU KERUSAKAN SUATU KOMPONEN

PERBANDINGAN ANTARA MODEL NEURAL NETWORK DAN MODEL DUANE UNTUK EVALUASI KETEPATAN PREDIKSI WAKTU KERUSAKAN SUATU KOMPONEN Feng PERBANDINGAN ANTARA MODEL NEURAL NETWORK DAN MODEL DUANE UNTUK... 211 PERBANDINGAN ANTARA MODEL NEURAL NETWORK DAN MODEL DUANE UNTUK EVALUASI KETEPATAN PREDIKSI WAKTU KERUSAKAN SUATU KOMPONEN Tan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Jaringan Syaraf Biologi Jaringan Syaraf Tiruan merupakan suatu representasi buatan dari otak manusia yang dibuat agar dapat mensimulasikan apa yang dipejalari melalui proses pembelajaran

Lebih terperinci

ANALISA JARINGAN SARAF TIRUAN DENGAN METODE BACKPROPAGATION UNTUK MENGETAHUI LOYALITAS KARYAWAN

ANALISA JARINGAN SARAF TIRUAN DENGAN METODE BACKPROPAGATION UNTUK MENGETAHUI LOYALITAS KARYAWAN ANALISA JARINGAN SARAF TIRUAN DENGAN METODE BACKPROPAGATION UNTUK MENGETAHUI LOYALITAS KARYAWAN Jasmir, S.Kom, M.Kom Dosen tetap STIKOM Dinamika Bangsa Jambi Abstrak Karyawan atau tenaga kerja adalah bagian

Lebih terperinci

Prediksi Curah Hujan Di Kota Pontianak Menggunakan Parameter Cuaca Sebagai Prediktor Pada Skala Bulanan, Dasarian Dan Harian Asri Rachmawati 1)*

Prediksi Curah Hujan Di Kota Pontianak Menggunakan Parameter Cuaca Sebagai Prediktor Pada Skala Bulanan, Dasarian Dan Harian Asri Rachmawati 1)* Prediksi Curah Hujan Di Kota Pontianak Menggunakan Parameter Cuaca Sebagai Prediktor Pada Skala Bulanan, Dasarian Dan Harian Asri Rachmawati 1)* 1)Stasiun Meteorologi Supadio Pontianak Badan Meteorologi

Lebih terperinci

lalu menghitung sinyal keluarannya menggunakan fungsi aktivasi,

lalu menghitung sinyal keluarannya menggunakan fungsi aktivasi, LAMPIRAN 15 Lampiran 1 Algoritme Jaringan Syaraf Tiruan Propagasi Balik Standar Langkah 0: Inisialisasi bobot (bobot awal dengan nilai random yang paling kecil). Langkah 1: Menentukan maksimum epoch, target

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Jaringan Syaraf Tiruan Artificial Neural Network atau Jaringan Syaraf Tiruan (JST) adalah salah satu cabang dari Artificial Intelligence. JST merupakan suatu sistem pemrosesan

Lebih terperinci

ALGORITMA ADAPTIVE COVARIANCE RANK UNSCENTED KALMAN FILTER UNTUK ESTIMASI KEADAAN PADA PERSAMAAN AIR DANGKAL

ALGORITMA ADAPTIVE COVARIANCE RANK UNSCENTED KALMAN FILTER UNTUK ESTIMASI KEADAAN PADA PERSAMAAN AIR DANGKAL ALGORITMA ADAPTIVE COVARIANCE RANK UNSCENTED KALMAN FILTER UNTUK ESTIMASI KEADAAN PADA PERSAMAAN AIR DANGKAL Habib Hasbullah 1, Erna Apriliani 2 1 Mahasiswa Program Studi S2, Jurusan Matematika, F-MIPA,

Lebih terperinci

PENGENALAN PLAT NOMOR KENDARAAN DALAM SEBUAH CITRA MENGUNAKAN JARINGAN SARAF TIRUAN ABSTRAK

PENGENALAN PLAT NOMOR KENDARAAN DALAM SEBUAH CITRA MENGUNAKAN JARINGAN SARAF TIRUAN ABSTRAK PENGENALAN PLAT NOMOR KENDARAAN DALAM SEBUAH CITRA MENGUNAKAN JARINGAN SARAF TIRUAN Decy Nataliana [1], Sabat Anwari [2], Arief Hermawan [3] Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknologi Industri Institut

Lebih terperinci

PRISMA FISIKA, Vol. I, No. 1 (2013), Hal ISSN :

PRISMA FISIKA, Vol. I, No. 1 (2013), Hal ISSN : Prediksi Tinggi Signifikan Gelombang Laut Di Sebagian Wilayah Perairan Indonesia Menggunakan Jaringan Syaraf Tiruan Metode Propagasi Balik Abraham Isahk Bekalani, Yudha Arman, Muhammad Ishak Jumarang Program

Lebih terperinci

PENGENALAN HURUF DAN ANGKA PADA CITRA BITMAP DENGAN JARINGAN SARAF TIRUAN METODE PROPAGASI BALIK

PENGENALAN HURUF DAN ANGKA PADA CITRA BITMAP DENGAN JARINGAN SARAF TIRUAN METODE PROPAGASI BALIK PENGENALAN HURUF DAN ANGKA PADA CITRA BITMAP DENGAN JARINGAN SARAF TIRUAN METODE PROPAGASI BALIK Naskah Publikasi disusun oleh Zul Chaedir 05.11.0999 Kepada SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER

Lebih terperinci

KLASIFIKASI ARITMIA EKG MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN DENGAN FUNGSI AKTIVASI ADAPTIF

KLASIFIKASI ARITMIA EKG MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN DENGAN FUNGSI AKTIVASI ADAPTIF KLASIFIKASI ARITMIA EKG MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN DENGAN FUNGSI AKTIVASI ADAPTIF Asti Rahma Julian 1, Nanik Suciati 2, Darlis Herumurti 3 Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Informasi, ITS

Lebih terperinci

STUDI ESTIMASI CURAH HUJAN, SUHU DAN KELEMBABAN UDARA DENGAN MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION

STUDI ESTIMASI CURAH HUJAN, SUHU DAN KELEMBABAN UDARA DENGAN MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION STUDI ESTIMASI CURAH HUJAN, SUHU DAN KELEMBABAN UDARA DENGAN MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION Muh. Ishak Jumarang 1), Lyra Andromeda 2) dan Bintoro Siswo Nugroho 3) 1,3) Jurusan Fisika,

Lebih terperinci

oleh WAHYUNI PUTRANTO NIM. M SKRIPSI ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar Sarjana Sains Matematika

oleh WAHYUNI PUTRANTO NIM. M SKRIPSI ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar Sarjana Sains Matematika PERBANDINGAN METODE GRADIENT DESCENT DAN GRADIENT DESCENT DENGAN MOMENTUM PADA JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION DALAM PERAMALAN KURS TENGAH RUPIAH TERHADAP DOLAR AMERIKA oleh WAHYUNI PUTRANTO NIM.

Lebih terperinci

UJM 3 (1) (2014) UNNES Journal of Mathematics.

UJM 3 (1) (2014) UNNES Journal of Mathematics. UJM 3 (1) (2014) UNNES Journal of Mathematics http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/ujm APLIKASI JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION DALAM PERAMALAN BEBAN PUNCAK DISTRIBUSI LISTRIK DI WILAYAH PEMALANG

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION SEBAGAI ESTIMASI LAJU TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA PADA PROVINSI JAWA TIMUR

IMPLEMENTASI JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION SEBAGAI ESTIMASI LAJU TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA PADA PROVINSI JAWA TIMUR IMPLEMENTASI JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION SEBAGAI ESTIMASI LAJU TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA PADA PROVINSI JAWA TIMUR Sofi Dwi Purwanto Teknik Informatika Universitas Islam Negeri Maulana Malik

Lebih terperinci

PREDIKSI KUALITAS AIR BERSIH PDAM KOTA PALU MENGGUNAKAN METODE BACKPROPAGATION

PREDIKSI KUALITAS AIR BERSIH PDAM KOTA PALU MENGGUNAKAN METODE BACKPROPAGATION JIMT Vol. 4 No. Juni 207 (Hal 47-55) ISSN : 2450 766X PREDIKSI KUALITAS AIR BERSIH PDAM KOTA PALU MENGGUNAKAN METODE BACKPROPAGATION J.R. Mustakim, R. Ratianingsih 2 dan D. Lusiyanti 3,2,3 Program Studi

Lebih terperinci

SATIN Sains dan Teknologi Informasi

SATIN Sains dan Teknologi Informasi SATIN - Sains dan Teknologi Informasi, Vol. 2, No. 1, Juni 2015 SATIN Sains dan Teknologi Informasi journal homepage : http://jurnal.stmik-amik-riau.ac.id Jaringan Syaraf Tiruan untuk Memprediksi Prestasi

Lebih terperinci

Implementasi Jaringan Syaraf Tiruan Backpropagation dan Steepest Descent untuk Prediksi Data Time Series

Implementasi Jaringan Syaraf Tiruan Backpropagation dan Steepest Descent untuk Prediksi Data Time Series Implementasi Jaringan Syaraf Tiruan Backpropagation dan Steepest Descent untuk Prediksi Data Time Series Oleh: ABD. ROHIM (1206 100 058) Dosen Pembimbing: Prof. Dr. M. Isa Irawan, MT Jurusan Matematika

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2. Jaringan Saraf Tiruan Jaringan saraf tiruan (JST) pertama kali diperkenankan oleh McCulloch dan Walter Pitts pada tahun 943. Jaringan saraf tiruan merupakan suatu sistem pemrosesan

Lebih terperinci

PERANCANGAN PROGRAM PENGENALAN BENTUK MOBIL DENGAN METODE BACKPROPAGATION DAN ARTIFICIAL NEURAL NETWORK SKRIPSI

PERANCANGAN PROGRAM PENGENALAN BENTUK MOBIL DENGAN METODE BACKPROPAGATION DAN ARTIFICIAL NEURAL NETWORK SKRIPSI PERANCANGAN PROGRAM PENGENALAN BENTUK MOBIL DENGAN METODE BACKPROPAGATION DAN ARTIFICIAL NEURAL NETWORK SKRIPSI Oleh Nama : Januar Wiguna Nim : 0700717655 PROGRAM GANDA TEKNIK INFORMATIKA DAN MATEMATIKA

Lebih terperinci

WAVELET -JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK PREDIKSI DATA TIME SERIES

WAVELET -JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK PREDIKSI DATA TIME SERIES J. Math. and Its Appl. ISSN: 1829-605X Vol. 4, No. 2, November 2007, 53 64 WAVELET -JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK PREDIKSI DATA TIME SERIES Daryono Budi Utomo Jurusan Matematika FMIPA Institut Teknologi

Lebih terperinci

SISTEM PENGENALAN KARAKTER DENGAN JARINGAN SYARAF TIRUAN ALGORITMA PERCEPTRON

SISTEM PENGENALAN KARAKTER DENGAN JARINGAN SYARAF TIRUAN ALGORITMA PERCEPTRON Jurnal Informatika Mulawarman Vol. 7 No. 3 Edisi September 2012 105 SISTEM PENGENALAN KARAKTER DENGAN JARINGAN SYARAF TIRUAN ALGORITMA PERCEPTRON Anindita Septiarini Program Studi Ilmu Komputer FMIPA,

Lebih terperinci

ANALISA JARINGAN SARAF TIRUAN DENGAN METODE BACKPROPAGATION UNTUK MEMPREDIKSI PRODUKTIVITAS PEGAWAI. Jasmir, S.Kom, M.Kom

ANALISA JARINGAN SARAF TIRUAN DENGAN METODE BACKPROPAGATION UNTUK MEMPREDIKSI PRODUKTIVITAS PEGAWAI. Jasmir, S.Kom, M.Kom ANALISA JARINGAN SARAF TIRUAN DENGAN METODE BACKPROPAGATION UNTUK MEMPREDIKSI PRODUKTIVITAS PEGAWAI Jasmir, S.Kom, M.Kom Dosen tetap STIKOM Dinamika Bangsa Jambi Abstrak Pegawai atau karyawan merupakan

Lebih terperinci

PREDIKSI PENGGUNAAN BANDWIDTH PENS_ITS MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN DENGAN ALGORITMA BACKPROPAGATION

PREDIKSI PENGGUNAAN BANDWIDTH PENS_ITS MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN DENGAN ALGORITMA BACKPROPAGATION PREDIKSI PENGGUNAAN BANDWIDTH PENS_ITS MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN DENGAN ALGORITMA BACKPROPAGATION Imam Shabri, Mike Yuliana, Zaqiatud Darojah Jurusan Telekomunkasi - Politeknik Elektronika Negeri

Lebih terperinci

ANALISIS PENGGUNAAN ALGORITMA KOHONEN PADA JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION DALAM PENGENALAN POLA PENYAKIT PARU

ANALISIS PENGGUNAAN ALGORITMA KOHONEN PADA JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION DALAM PENGENALAN POLA PENYAKIT PARU ANALISIS PENGGUNAAN ALGORITMA KOHONEN PADA JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION DALAM PENGENALAN POLA PENYAKIT PARU Rosmelda Ginting 1*, Tulus 1, Erna Budhiarti Nababan 1 Program S2 Teknik Informatika

Lebih terperinci

Research of Science and Informatic BROILER CHICKENS WEIGHT PREDICTION BASE ON FEED OUT USING BACKPROPAGATION

Research of Science and Informatic   BROILER CHICKENS WEIGHT PREDICTION BASE ON FEED OUT USING BACKPROPAGATION Sains dan Informatika Vol.2 (N0.2) (2016): 1-9 1 Andre Mariza Putra, Chickens Weight Prediction Using Backpropagation JURNAL SAINS DAN INFORMATIKA Research of Science and Informatic e-mail: jit.kopertis10@gmail.com

Lebih terperinci

Rancang Bangun Sistem Pakar Prediksi Stres Belajar Dengan Neural Network Algoritma Backpropagation

Rancang Bangun Sistem Pakar Prediksi Stres Belajar Dengan Neural Network Algoritma Backpropagation Rancang Bangun Sistem Pakar Prediksi Stres Belajar Dengan Neural Network Algoritma Backpropagation Adhi Kusnadi, Idul Putra Program Studi Teknik Informatika,Universitas Multimedia Nusantara, Tangerang,

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI POLA IRIS MENGGUNAKAN METODE BACKPROPAGATION

IDENTIFIKASI POLA IRIS MENGGUNAKAN METODE BACKPROPAGATION JURNAL MANUTECH 43 IDENTIFIKASI POLA IRIS MENGGUNAKAN METODE BACKPROPAGATION Yoan Elviralita 1, Asrul Hidayat 2 1 Program Studi Teknik Mekatronika-Politeknik Bosowa 2 Program Studi Perawatan dan Perbaikan

Lebih terperinci

Neural Networks. Machine Learning

Neural Networks. Machine Learning MMA10991 Topik Khusus - Machine Learning Dr. rer. nat. Hendri Murfi Intelligent Data Analysis (IDA) Group Departemen Matematika, Universitas Indonesia Depok 16424 Telp. +62-21-7862719/7863439, Fax. +62-21-7863439,

Lebih terperinci

Aplikasi yang dibuat adalah aplikasi untuk menghitung. prediksi jumlah dalam hal ini diambil studi kasus data balita

Aplikasi yang dibuat adalah aplikasi untuk menghitung. prediksi jumlah dalam hal ini diambil studi kasus data balita BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1. Analisa dan Kebutuhan Sistem Analisa sistem merupakan penjabaran deskripsi dari sistem yang akan dibangun kali ini. Sistem berfungsi untuk membantu menganalisis

Lebih terperinci

BAB II. Penelitian dengan jaringan syaraf tiruan propagasi balik. dalam bidang kesehatan sebelumnya pernah dilakukan oleh

BAB II. Penelitian dengan jaringan syaraf tiruan propagasi balik. dalam bidang kesehatan sebelumnya pernah dilakukan oleh BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka Penelitian dengan jaringan syaraf tiruan propagasi balik dalam bidang kesehatan sebelumnya pernah dilakukan oleh Sudharmadi Bayu Jati Wibowo

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. Definisi Peramalan adalah memperkiraan atau memproyeksikan sesuatu

BAB III LANDASAN TEORI. Definisi Peramalan adalah memperkiraan atau memproyeksikan sesuatu BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Definisi Peramalan Definisi Peramalan adalah memperkiraan atau memproyeksikan sesuatu yang akan terjadi dimasa sekarang maupun yang akan datang. dikarena masa yang akan datang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 JARINGAN SARAF SECARA BIOLOGIS Jaringan saraf adalah salah satu representasi buatan dari otak manusia yang selalu mencoba untuk mensimulasikan proses pembelajaran pada otak

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dielaskan mengenai teori-teori yang berhubungan dengan penelitian ini, sehingga dapat diadikan sebagai landasan berpikir dan akan mempermudah dalam hal pembahasan

Lebih terperinci