Manajemen Risiko Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada Divisi Main Power Station PT Angkasa Pura II Bandara Soekarno Hatta Tahun 2013
|
|
- Yandi Lie
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Manajemen Risiko Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada Divisi Main Power Station PT Angkasa Pura II Bandara Soekarno Hatta Tahun 2013 Lutfah Humairo *, Fatma Lestari** Abstrak Skripsi ini membahas manajemen risiko pada divisi Main Power Station PT Angkasa Pura II Bandara Internasional Soekarno Hatta pada tahun 2013 dengan menganalisis bahaya dan risiko pada proses dan lingkungan kerja. Penelitian ini merupakan penelitian semikuantitatif deskriptif analitik dengan pendekatan observasional dan menggunakan standar AS/NZS 4360:2004. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa proses kerja pada divisi Main Power Station memiliki 52 risiko dengan jumlah risiko tertinggi pada pemeriksaan tekanan udara dan pemeriksaan arus trafo. Risiko tertinggi memiliki nilai 1800 (very high) pada bahaya mekanik dan listrik. Kata kunci: Manajemen risiko, MPS Abstract The study focused on risk management in Main Power Station PT Angkasa Pura II Soekarno Hatta International Airport on 2013 in analyzed hazard and risk on process and workplace. The study was conducted by semi-quantitative analitical descriptive with observational approach using AS/NZS 4360:2004 standard. In resulting process and workplace in Main Power Station have 52 risks with the highest number of risk in maintenance air pressure starter and maintenance trafo current. The highest valve of risk was 1800 (very high) in mecanic and electric hazard. Key word: Risk management, MPS *Peminatan Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia ( **Departemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia, Gd. C Lt. 1 FKM UI, Kampus Baru UI Depok ( fatma@ui.ac.id) 1
2 Sehat dan rasa aman merupakan HAM. Hal ini sesuai dengan isi United Nations Declaration on Human Rights. Deklarasi ini menyebutkan bahwa setiap orang mempunyai hak asasi untuk bekerja, bebas memilih jenis pekerjaan dan mendapatkan kondisi pekerjaan yang adil dan membuatnya sejahtera [1]. Pernyataan ini selaras dengan United Nations International Covenant on Economic, Social and Cultural Rights yang menyebutkan tentang perlunya kondisi kerja yang selamat dan sehat sebagai hak asasi setiap orang [2]. Kedua pernyataan itu tidak selaras dengan angka keselamatan dan kesehatan kerja di dunia. Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan masalah dunia, tahun 2008 dari 1,2 juta jiwa pekerja meninggal karena kecelakaan dan penyakit akibat kerja dan kerugian mencapai 4% dari pendapatan per kapita tiap negara [3]. ISSA Internasional melaporkan terdapat 2,34 juta pekerja meninggal karena kecelakaan dan penyakit akibat kerja serta merugikan perekonomian karena menghilangkan 4% dari GDP [4]. Dirjen Pembinaan Pengawas Ketenagakerjaan Kemnakertrans, Muji Handaya, membandingkan kasus kecelakaan kerja di Indonesia dan Eropa. Kecelakaan kerja di Eropa memang lebih banyak, yaitu kasus, namun hanya 500 kasus yang mengakibatkan pekerja meninggal dunia. Tahun 2012 terdapat kasus kecelakaan kerja, dari jumlah itu kasus mengakibatkan meninggal dunia [5]. Tingginya angka kematian, kecelakaan akibat kerja, dan penyakit akibat kerja dapat disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya adalah faktor lingkungan kerja. Lingkungan kerja merupakan tempat dimana pekerja melakukan sebagian besar aktivitasnya dan tempat yang berisiko langsung terhadap keselamatan dan kesehatan pekerja. Hal tersebut mendorong masyarakat dunia untuk lebih memperhatikan aspek K3 dalam operasinya dan menerapkan manajemen risiko K3 untuk mengendalikan semua potensi bahayadan risiko yang ada dalam kegiatannya. Manajemen risiko adalah risk management is the culture, process and structures that are directed towards the effective management of potential opportunities and adverse effects [6]. Manajemen risiko menyangkut budaya, proses dan struktur dalam mengelola suatu risiko secara efektif dan terencana dalam suatu sistem manajemen yang baik [7]. Manajemen risiko adalah mengelola risiko dengan segala upaya baik bersifat teknik maupun administratif, agar risiko menjadi hilang atau minimal sampai ke tingkat yang dapat diabaikan karena tidak lagi membahayakan [8]. 2
3 Bandara tidak terlepas dari bencana dan kecelakaan. Seperti cuaca buruk yang dapat membuat kecelakaan pesawat, terhambatnya jadwal penerbangan, serta kerugian yang diterima oleh pihak bandara. Salah satunya adalah Bandara Soekarno Hatta. Bandara Soekarno Hatta merupakan salah satu bandara internasional yang ada di Indonesia. Bandara ini sangat penting bagi pergerakan dan pertumbuhan ekonomi di Jakarta, Banten dan sekitarnya. PT. Angkasa Pura II (Persero) merupakan sebuah Badan Usaha Milik Negara di bawah Departemen Perhubungan yang bergerak di bidang pengelolaan dan pegusahaan bandar udara di Indonesia. Bandara layaknya kota kecil yang didalamnya terdapat berbagai macam kehidupan, seperti transportasi, perkantoran, perdagangan, dan pemukiman warga. PT. Angkasa Pura II (Persero) memegang peran penting untuk mengelola semua hal mengenai kebandarudaraan. PT. Angkasa Pura II (Persero) juga harus mengelola semua kebutuhan untuk memenuhi permintaan konsumen yang berada di dalam bandara. Permintaan konsumen yang harus dipenuhi bandara salah satunya adalah kebutuhan listrik. Manusia sangat membutuhkan listrik untuk kehidupannya terutama saat malam hari. PT. Angkasa Pura II (Persero) memiliki divisi Main Power Station untuk memenuhi kebutuhan listrik konsumen. Main Power Station merupakan divisi yang sangat penting dan berisiko tinggi. Divisi ini bisa dianalogikan sebagai jantung bagi manusia, karena jantung akan memompakan darah keseluruh tubuh manusia untuk bisa bertahan hidup. Seperti halnya manusia, divisi ini merupakan pusat supply tenaga listrik untuk semua keperluan bandara. Mulai dari keperluan perkantoran dan yang terpenting kepentingan lalu lintas penerbangan. Main Power Station mengelola kebutuhan listrik dari PLN untuk kemudian disalurkan ke gardu-gardu listrik bandara. Tugas dan tanggung jawab MPS berhubungan dengan listrik tegangan menengah 20 KV, bahaya dan risiko yang diterima cukup besar. Kecelakaan pernah terjadi pada pekerja yang terkena induksi listrik tegangan menegah 20 KV. Pekerja mengalami kecacatan permanen di bagian tangan dan dadanya. Oleh karena itu manajemen risiko pada divisi tersebut sangat dibutuhkan untuk mengurangi risiko keselamatan dan kesehatan kerja yang akan menimbulkan kecelakaan dan kerugian. Citra perusahaan pun akan baik bagi lingkungan bandara maupun investor asing yang menanam saham pada bandara. 3
4 Metode Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif analitik dan semikuantitatif dengan menggunakan standar AS/NZS 4360:2004. Penelitian ini dilakukan pada Divisi MPS (Main Power Station) PT. Angkasa Pura II Bandara Soekarno Hatta Tangerang Banten selama bulan Mei Objek penelitian ini adalah hazard dan risiko dari proses kerja di Divisi MPS (Main Power Station). Sumber data yang digunakan adalah data primer dan sekunder. Data yang diperoleh dari hasil observasi di lapangan, akan dikelompokkan apakah termasuk kategori berbahaya atau tidak sesuai dengan standar perusahaan dan teori risk assessment yang ada. Setiap proses kerja akan dilakukan penilaian risiko untuk mengetahui seberapa besar tingkat bahaya berdasarkan AS/NZS 4360:2004. Hasil dan Pembahasan Penelitian ini membahasproses kerja dan bahaya serta risiko yang ada di tempat kerja divisi Main Power Station. Main Power Station (MPS) merupakan dinas yang bertanggung jawab dalam hal pembangkit listrik dan jaringan pendistribusian di Bandara Soekarno Hatta. Jaringan pada Main Power Station (MPS) dibagi menjadi tiga jenis jaringan yaitu, jaringan prioritas (chek-in, x-ray, garbarata, dll), jaringan teknikal (tower, radar, lampu landasan, dll), dan jaring non prioritas (lampu dan AC). Pekerja pada divisi Main Power Station memiliki jam kerja Operation Hours dengan dua shift yakni, shift 1 pukul dan shift 2 pukul Mekanisme kerjanya adalah dua hari pekerja masuk dan satu hari pekerja libur. Setiap hari pekerja mendapat shift yang berbeda, dengan pola shift 1, shift 2, keesokan harinya libur, dan begitu seterusnya. Satu shift terdiri dari 7-8 pekerja, 2-3 pekerja standby di ruang kontrol, sedangkan yang lainnya melakukan maintenance rutin maupun menangani masalah yang ada. Ruang Genset Ruang genset merupakan tempat beberapa genset standby yang digunakan untuk backup pasokan listrik jika mengalami gangguan. Pada ruang genset terdapat enam genset, genset 1-3 untuk backup jaringan prioritas dan untuk genset 4-6 untuk back-up jaringan teknikal. Genset-genset tersebut selalu dalam keadaan standby, hal tersebut dilakukan untuk mengantisipasi jika pasokan listrik PLN mengalami gangguan, maka genset akan otomatis mengambil beban listrik untuk disalurkan. 4
5 [KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA] Ruang ini dilapisi dengan kaca berlapis untuk mengurangi tingkat kebisingan jika genset sedang beroperasi (Gambar 6.2). Gambar 6.2 Ruang Genset Ruang kontrol Ruang kontrol merupakan ruang pengawasan atau monitor pekerja di dalam gedung. Di ruangan ini terdapat beberapa komputer yang sudah terintegrasi dengan sistem SCADA pada seluruh area kerja (Gambar 6.3). Jika terdapat gangguan atau eror pada suatu area kerja, maka layar akan menunjukkan simbol merah pada tempat yang mengalami masalah dan ruang kontrol terdengar suara alarm yang keras sebagai tanda terdapat gangguan pada area tertentu dan di cetak langsung dalam printer. Gambar 6.3 Sistem SCADA pada Komputer Ruang Kontrol Ruang kontrol juga terdapat skema single line diagram jaringan listrik 20 KV. Skema single line merupakan area kerja jaringan listrik 20 KV yang ditangani oleh dinas MPS. Pada skema single line terdapat empat garis yang berbeda warna. Garis pertama berwarna hijau yang merupakan jaringan prioritas, garis kedua berwarna jingga yang merupakan jaringan teknikal, garis ketiga berwarna cokelat yang 5
6 [KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA] merupakan jaringan non prioritas, dan garis keempat berwarna putih merupakan jaringan PLN. Gambar 6.4 Skema Single Line Ruangan ini juga terdapat Control Desk Genset. Control Desk Genset merupakan tombol-tombol kontroler ruang genset yang terdapat dibawahnya. Control Desk Genset berfungsi untuk memonitoring genset yang selalu dalam keadaan standby. Jika pasokan listrik dari PLN mengalami gangguan, maka Control Desk Genset akan memberikan tanda bahwa genset akan beroperasi. Genset akan running dan mengambil beban saat membutuhkan waktu 11 detik untuk genset jaringan teknik, sedangkan untuk genset prioritas membutuhkan waktu 15 detik untuk mengambil beban. Gambar 6.5 Control Desk Genset Ruang Tenaga Ruang tenaga adalah ruangan penerima pasokan listrik dari PLN yang kemudian disalurkan ke seluruh jaringan yang ada di Bandara Soekarno Hatta. Ruang tenaga terdapat Cubicle Panel Incoming listrik. Cubicle Panel Incoming adalah alat penerima pasokan listrik dari PLN. Ada dua panel incoming, yaitu MCa dan MCb. MCa dan MCb akan medistribusikan listrik dengan konfigurasi jaringan doop ke semua sub gardu yang ada di Bandara Soekarno Hatta. 6
7 [KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA] Gambar 6.6 Cubicle Panel Incoming Ruang Jaringan Distribusi (MDS) Ruang jaringan distribusi bisa disebut juga sebagai ruang substation. Ruang subtation merupakan gardu-gardu listrik yang tersebar di seluruh bandara untuk pendistribusian listrik. Kurang lebih terdapat subtation yang tersebar di seluruh Bandara. Pada ruang subtation terdapat trafo step down, panel tegangan rendah, dan module-module. Trafo step down digunakan untuk menurunkan pasokan listrik dari 20 kv menjadi 380V. Module merupakan alat untuk membagi-bagi pasokan listrik ke seluruh konsumen yang ada pada gedung-gedung tersebut. Gambar 6.7 Tansfomator (trafo) 7
8 Proses Kerja MPS Area kerja di MPS memiliki proses kerja dan task yang dikelompokkan berdasarkan mesin atau alat yang ada pada area kerja tersebut. Seperti perawatan genset, panel tegangan menegah 20 KV, trafo, dan MDS (Main Distribution Switchboard). 1. Perawatan Generator Set Perawatan generator set atau genset adalah rangkaian kegiatan dalam memelihara mesin pembangkit listrik dalam keadaan standby. Perawatan ini terdiri dari beberapa task yang dilakukan oleh pekerja, antara lain: a. Pemeriksaan dan penggantian oli mesin dan oli pompa injeksi b. Pemeriksaan level BBM dan kondisi tangki harian (kebocoran) c. Pemeriksaan tekanan udara starter (20-40 bar) d. Pemeriksaan air pendingin e. Pemeriksaan katup udara starter f. Pemeriksaan kompresor g. Pemeriksaan tabung air h. Pemeriksaan flywheel atau roda gila i. Pemeriksaan van pendingin radiator mesin j. Pemeriksaan saringan udara mesin k. Pemeriksaan knalpot atau gas buang 2. Running Test Generator Set Proses kerja pada tahapan ini adalah melakukan pemeriksaan kondisi fisik dan kesiapan genset dalam keadaan genset menyala (running). Proses ini dilakukan satu kali dalam dua minggu. Hal ini dilakukan untuk menguji dan mengetahui keisapan genset serta mengetahui kekurangan serta kerusakan yang ada pada genset. Jika terjadi kerusakan atau ketidaksesuaian, maka dapat diketahui lebih awal dan dilakukan penindakan lebih lanjut. 3. Perawatan Panel Tegangan Menengah 20 KV Perawatan panel tegangan memiliki 4 task yaitu: a. Visual cek, pemeriksaan fisik, matering b. Pemeriksaan bagian dalam panel c. Pembersihan bagian dalam dan luar panel 8
9 d. Tes relay proteksi 4. Perawatan Transfomator (trafo) Perawatan trafo memiliki 3 task yaitu: a. Pemeriksaan arus b. Pemeriksaan suhu c. Pembersihan seluruh bagian trafo 5. Perawatan Main Distribution Switchboard (jaringan distribusi) Perawatan MDS memiliki 2 task yaitu: a. Pemeriksaan arus b. Pemeriksaan output tegangan 6. Ruang Kontrol Ruang kontrol memiliki 2 task yaitu: a. Berada di dalam ruangan selama jam kerja berlangsung b. Mengatasi masalah saat alarm berbunyi Gambaran Umum Risiko Risiko yang telah diidentifikasi berjumlah 52 risiko dari seluruh tahapan proses kerja dan task. Risiko dengan tingkat risiko Very High berjumlah 22, Priority 1 berjumlah 15, Substantial berjumlah 10, Priority 3 berjumlah 4, dan Acceptable berjumlah 1. Very High Priority 1 Substantial Priority 3 Acceptable 2% 8% 19% 42% 29% 9
10 Distribusi Risiko pada Proses Kerja Penyajian data dibawah ini merupakan distribusi semua tingkat risiko berdasarkan setiap proses kerja pada divisi Main Power Station. Proses kerja pada divisi Main ada enam tahapan yaitu, perawatan genset, running test genset, perawatan panel tegangan menengah 20 KV, perawatan trafo, perawatan MDS, dan ruang kontrol Very High Priority 1 Substantial Priority 3 Acceptable Genset Running test genset Panel TM 20KV Trafo MDS Ruang kontrol Distribusi Basic, Existing, dan Predictive Risk Level a. Basic Level Very High Priority 1 Substantial Priority 3 Acceptable b. Existing Level Very High Priority 1 Substantial Priority 3 Acceptable 10
11 c. Predictive Level Very High Priority 1 Substantial Priority 3 Acceptable Perbandingan Basic, Existing, dan Predictive Risk Level Basic Level Existing Level Predictive Level Risiko very high pada Basic Level berjumlah 22 risiko, pada Existing Level sedikit berkurang menjadi 10 risiko, dan pada Predicitve Level dapat ditekan seminimal mungkin dengan rekomendasi pengendalian hingga tidak ada risiko dalam kategori very high. Sedangkan risiko acceptable pada Basic Level hanya berjumlah 1 risiko, pada Existing Level hanya bertambah satu menjadi 2 risiko, dan pada Predicitve Level dengan rekomendasi pengendalian yang diberikan, risiko yang dapat diterima manjadi 22 risiko. Kesimpulan Penelitian pada divisi Main Power Station menghasilkan beberapa kesimpulan, yaitu: 11
12 1. Main Power Station memiliki 6 proses kerja yaitu perawatan genset, running tes genset, peraawatan panel TM, perawatan trafo, perawatan MDS, dan ruang kontrol. 2. Proses kerja pada divisi Main Power Station memiliki jumlah 23 task pada seluruh prosesnya. 3. Hazard yang ditemukan pada divisi Main Power Station yaitu hazard listrik, bising, mekanik, kimia, ergonomi, dan hazard pengorganisasian dan budaya kerja. 4. Main Power Station memiliki total risiko sebanyak 52 risiko dengan 22 risiko very high, 15 risiko priority 1, 10 risiko substantial, 4 risiko priority 3, dan 1 risiko acceptable. 5. Risiko tertinggi dari semua task memiliki nilai 1800 (very high) yaitu pada pemeriksaan tekanan udara starter dan pemeriksaan arus trafo. 6. Pengendalian yang telah dilakukan antara lain pengendalian teknik dan administratif serta penggunaan alat pelindung diri 7. Proses manajemen risiko secara keseluruhan belum berjalan secara baik dalam proses kegiatan pada divisi Main Power Station. 8. Predictive Level yang didapatkan sebanyak 22 risiko acceptable, 23 risiko priority 3, dan 7 risiko substantial. Saran Saran yangdapat peneliti berikan antara lain: 1. Membentuk tim K3 pada divisi MPS untuk melaksanakan manajemen risiko lanjutan. 2. Analisa manajemen risiko ini dapat diinformasikan kepada pekerja mengenai dampak dan kerugiannya serta pengendaliannya. 3. Melakukan Quantitative Risk Assessment untuk mengetahui pajanan bahaya di lapangan secara benar dan akurat. 4. Pengendalian yang dapat dilakukan berdasarkan hirarki kontrol antara lain: a. Pengendalian teknik dengan cara membuat peredam suara pada task yang menghasilkan bising, membuat ventilasi udara yang baik, dan melakukan pengendalian jarak saat mengukur arus trafo. 12
13 b. Pengendalian administratif dengan cara bekerja sesuai dengan prosedur yang ada, pengaturan durasi kerja, meningkatkan promosi K3 pada pekerja, dan safety sign. c. Penggunaan alat pelindung diri seperti sarung tangan, masker. 5. Membuat Permit to Work pada semua tahapan pekerja yang memiliki high risk. 6. Membuat LOTO (Log Out Tag Out) untuk melindungi pekerja yang sedang bekerja disekitar mesin, instalasi listrik, atau keadaan saat proses perbaikan 7. Meningkatkan pengetahuan pekerja mengenai bahaya yang ada dilingkungan kerja. 8. Melakukan pemeriksaan kesehatan pekerja secara rutin. 9. Perusahaan dapat melakukan monitoring dan evaluasi secara berkala. Referensi 1. United Nations. (1948). United Nations Universal Declaration of Human Right. 2. International Covenant on Economic, Social and Cultural Rights (1966). Adopted and opened for signature, ratification and accession by General Assembly resolution 2200A (XXI). 3. Anonim. (2011). Angka Kecelakaan Kerja masih Tinggi. 1 Juni ISSA. (2012). Occupational Risk. 1 Juni Seno, B. (28 Februari 2013). Keselamatan dan Kesehatan Kerja Bagian dari HAM. 1 Juni Standards Australia & Standards New Zealand. (2004). Risk Management AS/NZS 4360: Ramli, Soehatman. (2010).Pedoman Praktis Manajemen Risiko dalam Perspektif K3. Jakarta: Dian Rakyat. 8. Kurniawidjaja, L. Meily. (2010). Teori dan Aplikasi Kesehatan Kerja. Jakarta: UI Press. 13
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Bandar Udara adalah kawasan di daratan dan/atau perairan dengan batas-batas tertentu yang digunakan sebagai tempat pesawat udara mendarat dan lepas landas, naik turun
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Sebagai Unit Pelaksana Teknis dari PT. Angkasa Pura II (Persero), maka
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Sebagai Unit Pelaksana Teknis dari PT. Angkasa Pura II (Persero), maka Bandara Soekarno-Hatta harus mengikuti dan memenuhi standar yang telah ditetapkan
Lebih terperinciAnalisis Cost-Benefit pada Pemasangan Lock Out-Tag Out (LOTO) untuk Pengendalian Risiko Keselamatan Pada Pekerjaan Maintenance
Analisis Cost-Benefit pada Pemasangan Lock Out-Tag Out (LOTO) untuk Pengendalian Risiko Keselamatan Pada Pekerjaan Maintenance Di PT Kalbe Farma Tbk. Tahun 2012 Abstrak Agung Supriyadi Departemen Keselamatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bandar Udara Depati Amir adalah Bandar Udara yang terletak di Kota Pangkalpinang, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Bandara ini dikelola oleh PT. Angkasa Pura II
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Internasional Soekarno Hatta mempunyai tugas pokok menyediakan pelayanan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bandar Udara Internasional Soekarno Hatta merupakan salah satu Bandar udara yang dibawah naungan PT. Angkasa Pura II (persero). Bandar Udara Internasional Soekarno
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Proses Penyaluran Tenaga Listrik Gambar 2.1. Proses Tenaga Listrik Energi listrik dihasilkan dari pusat pembangkitan yang menggunakan energi potensi mekanik (air, uap, gas, panas
Lebih terperinciUTILITAS BANGUNAN. Tjahyani Busono
UTILITAS BANGUNAN Tjahyani Busono UTILITAS BANGUNAN INSTALASI KELISTRIKAN DI BANDUNG TV STASIUN TELEVISI BANDUNG TV JL. SUMATERA NO. 19 BANDUNG SISTEM INSTALASI LISTRIK Sistim kekuatan / daya listrik Sistim
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ketenagakerjaan, merupakan kewajiban pengusaha untuk melindungi tenaga
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keselamatan di setiap tempat kerja sebagaimana yang diamanatkan Undang-Undang No. 1 Tahun 1970 dan UU No. 13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan, merupakan kewajiban
Lebih terperinciBAB IV ANALISA DATA. Berdasarkan data mengenai kapasitas daya listrik dari PLN dan daya
BAB IV ANALISA DATA Berdasarkan data mengenai kapasitas daya listrik dari PLN dan daya Genset di setiap area pada Project Ciputra World 1 Jakarta, maka dapat digunakan untuk menentukan parameter setting
Lebih terperinciProgram pemeliharaan. Laporan pemeliharaan
17 BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 4.1 PROSES KERJA PEMERIKSAAN DAN PEMELIHARAAN Berikut diagram alir proses perawatan dan pemeliharaan Jadwal pemeliharaan Program pemeliharaan Pemeliharaan Mingguan
Lebih terperinciANALISIS PENYEBAB KEGAGALAN KERJA SISTEM PROTEKSI PADA GARDU AB
ANALISIS PENYEBAB KEGAGALAN KERJA SISTEM PROTEKSI PADA GARDU AB 252 Oleh Vigor Zius Muarayadi (41413110039) Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Mercu Buana Sistem proteksi jaringan tenaga
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. memperhatikan manusia sebagai human center dari berbagai aspek. Kemajuan
1 BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi yang dibarengi dengan pesatnya kemajuan di bidang teknologi telekomunikasi dan transportasi, dunia seakan tanpa batas ruang dan jarak. Tatanan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tidak memenuhi keselamatan kerja (unsafe act) dan keadaan-keadaan. cara yang dapat dilakukan untuk memperkecilnya adalah menerapkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Setiap tempat kerja selalu mempunyai risiko terjadinya kecelakaan. Besarnya risiko yang terjadi tergantung dari jenis industri, teknologi serta upaya pengendalian
Lebih terperinciInduksi Elektromagnetik
Induksi Elektromagnetik GGL induksi Generator Dinamo Trafo Cara kerja Trafo Jenis-jenis Trafo Persamaan pada Trafo Efisiensi Trafo Kegunaan Trafo A. GGL induksi Hubungan Pergerakan garis medan magnetik
Lebih terperinciTUGAS MAKALAH INSTALASI LISTRIK
TUGAS MAKALAH INSTALASI LISTRIK Oleh: FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO PRODI S1 PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO UNIVERSITAS NEGERI MALANG Oktober 2017 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring jaman
Lebih terperinciBAB III TINJAUAN UMUM SISTEM SCADA DALAM KOMUNIKASI RADIO
BAB III TINJAUAN UMUM SISTEM SCADA DALAM KOMUNIKASI RADIO 3.1 Tinjauan Umum Sistem Scada Sistem integrasi adalah jaringan tenaga listrik yang terpadu yang meliputi pembangkit-pembangkit tenaga listrik,
Lebih terperinciAnalisa Koordinasi Over Current Relay Dan Ground Fault Relay Di Sistem Proteksi Feeder Gardu Induk 20 kv Jababeka
Analisa Koordinasi Over Current Relay Dan Ground Fault Relay Di Sistem Proteksi Feeder Gardu Induk 20 kv Jababeka Erwin Dermawan 1, Dimas Nugroho 2 1) 2) Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas
Lebih terperinciBAB IV HASIL PERANCANGAN DIAGRAM SATU GARIS SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK
BAB IV HASIL PERANCANGAN DIAGRAM SATU GARIS SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK 4.1 Hasil 4.1.1 Proses Perancangan Diagram Satu Garis Sistem Distribusi Tenaga Listrik Pada Hotel Bonero Living Quarter Jawa
Lebih terperinciANALISA SETTING RELAI PENGAMAN AKIBAT REKONFIGURASI PADA PENYULANG BLAHBATUH
ANALISA SETTING RELAI PENGAMAN AKIBAT REKONFIGURASI PADA PENYULANG BLAHBATUH I K.Windu Iswara 1, G. Dyana Arjana 2, W. Arta Wijaya 3 1,2,3 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Udayana, Denpasar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang terjangkau, hal yang terpenting adalah keselamatan, keamanan dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dunia penerbangan tidak hanya bertumpu untuk melayani para penumpang pesawat agar dapat tiba di tempat tujuan dengan cepat dan efisien dengan harga yang terjangkau,
Lebih terperinciBAB II GARDU INDUK 2.1 PENGERTIAN DAN FUNGSI DARI GARDU INDUK. Gambar 2.1 Gardu Induk
BAB II GARDU INDUK 2.1 PENGERTIAN DAN FUNGSI DARI GARDU INDUK Gardu Induk merupakan suatu instalasi listrik yang terdiri atas beberapa perlengkapan dan peralatan listrik dan menjadi penghubung listrik
Lebih terperinciBAB II STRUKTUR JARINGAN DAN PERALATAN GARDU INDUK SISI 20 KV
BAB II STRUKTUR JARINGAN DAN PERALATAN GARDU INDUK SISI 20 KV 2.1. UMUM Gardu Induk adalah suatu instalasi tempat peralatan peralatan listrik saling berhubungan antara peralatan yang satu dengan peralatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. seseorang merupakan kombinasi dari kemampuan, usaha, dan kesempatan yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberhasilan suatu organisasi baik besar ataupun kecil ditentukan oleh kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang berperan merencanakan, melaksanakan, dan mengendalikan
Lebih terperinciANALISIS RISIKO PADA PENGOPERASIAN FORKLIFT DI PT XYZ TAHUN 2014
ANALISIS RISIKO PADA PENGOPERASIAN FORKLIFT DI PT XYZ TAHUN 2014 Defri Kurniadi, Ridwan Zahdi Sjaaf Program Studi Kesehatan dan Keselamatan Kerja, Fakultas Kesehatan Masyarakat,, Depok, Indonesia E-mail:
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Dalam penelitian Analisa Ketidakseimbangan Beban Listrik pada Modul PHB-TR di Terminal 2 Bandara Internasional Soekarno-Hatta, penulis menggunakan metode
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1. Fasilitas Pelayanan Elektronika Pengamanan terdiri dari X-Ray, Walk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bandar Udara Soekarno Hatta adalah Bandar Udara Internasional yang dikelola oleh PT. Angkasa Pura II (Persero) bergerak di bidang pelayanan jasa kebandarudaraan.
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Sistem distribusi tenaga listrik di gedung Fakultas Teknik UMY masuk pada sistem distribusi tegangan menengah, oleh karenanya sistim distribusinya menggunakan
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI
BAB III LANDASAN TEORI 3.1 TEORI DASAR GENSET Genset adalah singkatan dari Generating Set. Secara garis besar Genset adalah sebuah alat /mesin yang di rangkai /di design /digabungkan menjadi satu kesatuan.yaitu
Lebih terperinciBAB 7 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil wawancara dengan berpedoman pada Internal Control
148 BAB 7 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 7.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil wawancara dengan berpedoman pada Internal Control Questionnaires (ICQ), observasi, inspeksi dokumen, dan reperforming terhadap pelaksanaan
Lebih terperinciUTILITAS 02 ELECTRICAL SYSTEM PROGRAM STUDI TEKNIK ARSITEKTUR UNIVERSITAS GUNADARMA. Veronika Widi Prabawasari
UTILITAS 02 ELECTRICAL SYSTEM PROGRAM STUDI TEKNIK ARSITEKTUR UNIVERSITAS GUNADARMA Veronika Widi Prabawasari Sistem elektrikal pada suatu bangunan adalah pemasok energi untuk penerangan, pendinginan,
Lebih terperinciMartiningdiah Jatisari. Masyarakat Universitas Diponegoro. Masyarakat Universitas Diponegoro
Analisis Risiko Kebakaran dan Ledakan Menggunakan Metode Dow s Fire and Explosion Index Pada Tangki Solar di Perusahaan Pembangkit Listrik Semarang Martiningdiah Jatisari 1. Mahasiswa Peminatan Kesehatan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Dalam melakukan analisis kondisi transformator distribusi, penulis melakukan pengujian tegangan tembus dan pengujian kandungan gas terlarut dalam minyak
Lebih terperinciProposal Proyek Akhir Program Studi Teknik Listrik. Jurusan Teknik Elektro. Politeknik Negeri Bandung
Proposal Proyek Akhir 2007 Program Studi Teknik Listrik Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri Bandung 2007 PERANCANGAN UNIT RANGKAIAN INSTALASI GENSET DI PT AICHI TEX INDONESIA Nama Mahasiswa : Hidayah
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mata merupakan panca indera manusia yang berfungsi sebagai alat penglihatan. Dengan mata kita dapat melihat sesuatu dan mampu melakukan setiap jenis pekerjaan. Untuk
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bandara atau bandar udara yang juga populer disebut dengan istilah airport
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Bandar Udara Bandara atau bandar udara yang juga populer disebut dengan istilah airport merupakan sebuah fasilitas di mana pesawat terbang seperti pesawat udara dan helikopter
Lebih terperinciBAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISA
BAB V PERHTUNGAN DAN ANALSA 4.1 Sistem nstalasi Listrik Sistem instalasi listrik di gedung perkantoran Dinas Teknis Kuningan menggunakan sistem radial. Sumber utama untuk suplai listrik berasal dari PLN.
Lebih terperinciBAB IV JATUH TEGANGAN PADA PANEL DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK
BAB IV JATUH TEGANGAN PADA PANEL DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK 4.1. Sistem Distribusi Listrik Dalam sistem distribusi listrik gedung Emporium Pluit Mall bersumber dari PT.PLN (Persero) distribusi DKI Jakarta
Lebih terperinciDAFTAR PERTANYAAN AUDIT KESELAMATAN KEBAKARAN GEDUNG PT. X JAKARTA
Lampiran 1. Daftar Pertanyaan Audit Keselamatan Kebakaran Gedung PT. X Jakarta Tahun 2009 DAFTAR PERTANYAAN AUDIT KESELAMATAN KEBAKARAN GEDUNG PT. X JAKARTA Data Umum Gedung a. Nama bangunan : b. Alamat
Lebih terperinciOVERVIEW KONSEP HAZARD, RISK AND CONTROL PERTEMUAN 1 FIERDANIA YUSVITA PRODI KESEHATAN MASYARAKAT, FIKES UEU
OVERVIEW KONSEP HAZARD, RISK AND CONTROL PERTEMUAN 1 FIERDANIA YUSVITA PRODI KESEHATAN MASYARAKAT, FIKES UEU VISI DAN MISI UNIVERSITAS ESA UNGGUL Materi Sebelum UTS Overview konsep hazard, risk dan control
Lebih terperinciRANCANG BANGUN SISTEM AUTOMATIC TRANSFER SWITCH DAN AUTOMATIC MAINS FAILURE PADA GENERATOR SET 80 KVA DENGAN DEEP SEA ELECTRONIC 4420
RANCANG BANGUN SISTEM AUTOMATIC TRANSFER SWITCH DAN AUTOMATIC MAINS FAILURE PADA GENERATOR SET 80 KVA DENGAN DEEP SEA ELECTRONIC 4420 Suhanto Prodi D3 Teknik Listrik Bandar Udara, Politeknik Penerbangan
Lebih terperinciBAB III RENCANA SISTEM DISTRIBUSI LISTRIK
BAB III RENCANA SISTEM DISTRIBUSI LISTRIK 3.1 UMUM Didalam perencanaan pembangunan sebuah pabrik, tidak akan lengkap dan tidak sempurna bila tidak terdapat mesin utama serta fasilitas penunjang yang memadai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pasar lokal, nasional, regional maupun internasional, dilakukan oleh setiap
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Industrialisasi telah tumbuh dan berkembang seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Memasuki perkembangan era industrialisasi yang bersifat
Lebih terperinciBAB III TINJAUAN PUSTAKA
9 BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 PENDAHULUAN Genset atau kepanjangan dari generator set adalah sebuah perangkat yang berfungsi menghasilkan daya listrik. Disebut sebagai generator set dengan pengertian adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sistem tenaga listrik terdiri dari beberapa sub sistem, yaitu pembangkitan,
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Tenaga listrik disuplai ke konsumen melalui sistem tenaga listrik. sistem tenaga listrik terdiri dari beberapa sub sistem, yaitu pembangkitan, transmisi, dan
Lebih terperinciPERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG DESAIN SISTEM CATU DAYA DARURAT UNTUK REAKTOR DAYA
PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG DESAIN SISTEM CATU DAYA DARURAT UNTUK REAKTOR DAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR, Menimbang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. 1.2 Rumusan Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada penelitian sebelumnya, sistem otomasi dan sistem monitoring hidroponik hanya menggunakan sumber energi listrik yang saat ini semakin menipis karena konsumsi energi
Lebih terperinciPOWER SWITCHING PADA AUTOMATIC TRANSFER SWITCH DALAM MENJAGA KEANDALAN POWER SUPPLY YANG DICATU DARI PLN DAN GENSET
POWER SWITCHING PADA AUTOMATIC TRANSFER SWITCH DALAM MENJAGA KEANDALAN POWER SUPPLY YANG DICATU DARI PLN DAN GENSET Wandi Perdana 1, Tohari 2, Sabari 3 D3Teknik Elektro Politeknik Harapan Bersama Jln.
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI
15 BAB III LANDASAN TEORI Tenaga listrik dibangkitkan dalam Pusat-pusat Listrik seperti PLTA, PLTU, PLTG, PLTP dan PLTD kemudian disalurkan melalui saluran transmisi yang sebelumnya terlebih dahulu dinaikkan
Lebih terperinciBAB IV INSTALASI SISTEM DETEKSI KEBAKARAN
BAB IV INSTALASI SISTEM DETEKSI KEBAKARAN 4.1 Uraian Sistem Lokasi sumber kebakaran (alarm zone) ditunjukkan berdasarkan titik lokasinya (letak detector) untuk detektor analog, sedangkan detektor jenis
Lebih terperinciGLOSSARY STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG PEMBANGKITAN ENERGI BARU DAN TERBARUKAN
GLOSSARY GLOSSARY STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG PEMBANGKITAN ENERGI BARU DAN TERBARUKAN Bangunan Sipil Adalah bangunan yang dibangun dengan rekayasa sipil, seperti : bangunan
Lebih terperinciANALISIS PENILAIAN RISIKO KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA PROSES PRODUKSI SPIN PACK DI PT BAF TAHUN 2013
ANALISIS PENILAIAN RISIKO KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA PROSES PRODUKSI SPIN PACK DI PT BAF TAHUN 2013 Ahmad Syakir Azhikri R.* L.Meily Kurniawidjaja** Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas
Lebih terperinciBAB III DASAR TEORI. pembangkit-pembangkit tenaga listrik, jaringan transmisi dan jaringan distribusi
18 BAB III DASAR TEORI 3.1 Tinjauan Umum Sistem SCADATEL Sistem integrasi adalah jaringan tenaga listrik yang terpadu yang meliputi pembangkit-pembangkit tenaga listrik, jaringan transmisi dan jaringan
Lebih terperinciBAB 6 HASIL PENELITIAN. Gambar 6.1 Sumber Pencahayaan di ruang Radar Controller
BAB 6 HASIL PENELITIAN 6.1 Pengukuran Lingkungan Kerja 6.1.1 Pengukuran Pencahayaan Ruang Kerja Radar Controller Pada ruang Radar Controller adalah ruangan bekerja para petugas pengatur lalu lintas udara
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI
BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Sistem Distribusi Tenaga Listrik Sistem Tenaga Listrik adalah sistem penyediaan tenaga listrik yang terdiri dari beberapa pembangkit atau pusat listrik terhubung satu dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sebuah pemikiran dan upaya dalam menjamin keutuhan baik jasmani maupun
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Secara definisi, Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan sebuah pemikiran dan upaya dalam menjamin keutuhan baik jasmani maupun rohani tenaga kerja pada khususnya,
Lebih terperinciSumber: Susanto, Lampiran 1 General arrangement Kapal PSP Tangki bahan bakar 10. Rumah ABK dan ruang kemudi
LAMPIRAN 66 Lampiran 1 General arrangement Kapal PSP 01 Keterangan: 1. Palkah ikan 7. Kursi pemancing 2. Palkah alat tangkap 8. Drum air tawar 3. Ruang mesin 9. Kotak perbekalan 4. Tangki bahan bakar 10.
Lebih terperinciBAB II KONSEP DASAR SISTEM PENGISIAN DAYA AKI
BAB II KONSEP DASAR SISTEM PENGISIAN DAYA AKI Pada bab ini akan dibahas mengenai dasar sistem yang mendasari perancangan dan perealisasian alat manajemen pengisian daya aki otomatis dua kanal. Pada dasarnya
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Maksud Penelitian Penelitian yang dimaksud yaitu melakukan pengamatan, observasi dan pengambilan data dilokasi kerja dan melihat kondisi lapangan panel tegangan rendah PT.
Lebih terperinciSISTEM PROTEKSI RELAY
SISTEM PROTEKSI RELAY SISTEM PROTEKSI PADA GARDU INDUK DAN SPESIFIKASINYA OLEH : WILLYAM GANTA 03111004071 JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SRIWIJAYA 2015 SISTEM PROTEKSI PADA GARDU INDUK
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. faktor yaitu, unsafe action dan unsafe condition. OHSAS menyebutkan risiko
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap tempat kerja memiliki risiko terjadinya kecelakaan. Besarnya risiko yang terjadi tergantung pada jenis industri, teknologi yang digunakan serta pengendalian
Lebih terperinci220 VDC. Sistem DC PLTU Labuhan Angin. Pada PLTU LA sistem DC terdapat pada : Sistem DC unit 2. Sistem DC BOP Sistem DC Substation
Sistem DC PLTU Labuhan Angin Pada PLTU LA sistem DC terdapat pada : Sistem DC unit 1 Sistem DC unit 2 Sistem DC BOP Sistem DC Substation Sistem tegangan DC : Unit 1 Unit 2 BOP 220 VDC Substation 110 VDC
Lebih terperinciFIRE ALARM SYSTEM GEDUNG TERMINAL BANDARA. Elektronika Bandara Kualanamu International Airport
FIRE ALARM SYSTEM GEDUNG TERMINAL BANDARA Elektronika Bandara Kualanamu International Airport Definisi Fire Alarm System Fire alarm system adalah suatu system terintegrasi yang didesain dan dibangun untuk
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Pada prinsipnya penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
32 BAB III METODE PENELITIAN Pada prinsipnya penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah minyak sawit (palm oil) dapat digunakan sebagai isolasi cair pengganti minyak trafo, dengan melakukan pengujian
Lebih terperinciBAB III KEBUTUHAN GENSET
BAB III KEBUTUHAN GENSET 3.1 SUMBER DAYA LISTRIK Untuk mensuplai seluruh kebutuhan daya listrik pada bangunan ini maka direncanakan sumber daya listrik dari : A. Perusahaan Umum Listrik Negara (PLN) B.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. merupakan alat transportasi yang aman dan nyaman. Salah satu mode transportasi
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor transportasi menjadi salah satu tolok ukur dalam menentukan perkembangan sebuah negara. Sektor transportasi harus memiliki sistem manajemen yang sangat baik
Lebih terperinciLAPORAN MINGGUAN OJT D1 MINGGU XIV. GARDU INDUK 150 kv DI PLTU ASAM ASAM. Oleh : MUHAMMAD ZAKIY RAMADHAN Bidang Operator Gardu Induk
LAPORAN MINGGUAN OJT D1 MINGGU XIV GARDU INDUK 150 kv DI PLTU ASAM ASAM Oleh : MUHAMMAD ZAKIY RAMADHAN Bidang Operator Gardu Induk PROGRAM BEASISWA D1 JURUSAN TRAGI PT PLN (PERSERO) SEKTOR ASAM ASAM WILAYAH
Lebih terperinciBAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA. Data yang diperoleh untuk menganalisa kualitas catu daya UPS yang
BB IV PENGUMPULN DN PENGOLHN DT Data yang diperoleh untuk menganalisa kualitas catu daya UPS yang digunakan untuk mensuplai ke peralatan operasi dan keselamatan penerbangan adalah UPS yang terdapat pada
Lebih terperinciBAB IV HASIL DATA DAN ANALISA
BAB IV HASIL DATA DAN ANALISA 4.1 Pengujian Hal ini akan dilakukan mengacu pada prosedur yang tepat dan direkomendasikan berdasarkan service manual, panduan instalasi dan operasi dari modul deepsea dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sehari-hari. Selain itu ketenagalistrikan akan mempengaruhi laju perekonomian dari berbagai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Listrik merupakan salah satu kebutuhan pokok yang berperan penting dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu ketenagalistrikan akan mempengaruhi laju perekonomian dari
Lebih terperinciPoliteknik Negeri Sriwijaya BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berdasarkan fakta yang terdapat dilapangan, diketahui bahwa energy listrik yang dikonsumsi oleh konsumen berasal berasal dari sebuah pembangkit listrik dan melalui
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem transmisi memegang peranan yang sangat penting dalam proses penyaluran daya listrik. Oleh karena itu pengaman pada saluran transmisi perlu mendapat perhatian
Lebih terperinciIII PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 3.1. Umum Berdasarkan standard operasi PT. PLN (Persero), setiap pelanggan energi listrik dengan daya kontrak di atas 197 kva dilayani melalui jaringan tegangan menengah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Perkembangan dunia industri yang pesat tidak hanya ditandai dengan adanya persaingan yang ketat antar perusahaan. Namun, penggunaan teknologi dan material yang berbahaya
Lebih terperinciBAB 2 Sistem Utilitas Distribusi Jaringan Listrik
BAB 2 Sistem Utilitas Distribusi Jaringan Listrik Pada bab ini akan diuraikan penjelasan teori sistem informasi utilitas secara umum berikut istilah yang ada dalam sistem utilitas serta tahapan pekerjaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pasokan energi listrik yang cukup merupakan salah satu komponen yang penting dalam mendorong pertumbuhan perekonomian di dalam suatu negara, sehingga penyedia energi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Energi merupakan infrastruktur dasar untuk perkembangan ekonomi suatu negara. Jika suplai energi berkurang atau bahkan berhenti, maka dapat berakibat buruk pada sektor-sektor
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Proses Penyaluran Tenaga Listrik Ke Konsumen Didalam dunia kelistrikan sering timbul persoalan teknis, dimana tenaga listrik dibangkitkan pada tempat-tempat tertentu, sedangkan
Lebih terperinciKARAKTERISTIK MCB SEBAGAI PEMUTUS dan PENGHUBUNG MERESPONS TERJADINYA GANGGUAN CATU DAYA INSTALASI PENGELOLAAN LIMBAH RADIOAKTIF
KARAKTERISTIK SEBAGAI PEMUTUS dan PENGHUBUNG MERESPONS TERJADINYA GANGGUAN CATU DAYA INSTALASI PENGELOLAAN LIMBAH RADIOAKTIF ABSTRAK Jonner Sitompul Pusat Teknologi Limbah Radioaktif BATAN KARAKTERISTIK
Lebih terperinciStandby Power System (GENSET- Generating Set)
DTG1I1 Standby Power System (- Generating Set) By Dwi Andi Nurmantris 1. Rectifiers 2. Battery 3. Charge bus 4. Discharge bus 5. Primary Distribution systems 6. Secondary Distribution systems 7. Voltage
Lebih terperinciAhmad Agus Susanto dan Ridwan Zahdi Sjaaf. Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia
Identifikasi dan Analisis Risiko Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pada Proses Percutaneous Coronary Intervention (PCI) Di Rumah Sakit Jantung Binawaluya Tahun 2014 Ahmad Agus Susanto dan Ridwan Zahdi Sjaaf
Lebih terperinciOPERASIONAL DAN PERAWATAN MESIN CARTONING C2404 DI PT. KALBE FARMA Tbk
OPERASIONAL DAN PERAWATAN MESIN CARTONING C2404 DI PT. KALBE FARMA Tbk Nama : Rifqi Anggriawan NPM : 26412349 Jurusan : Teknik Mesin Pembimbing : Doddi Yuniardi, ST., MT LATAR BELAKANG MASALAH Mesin Cartoning
Lebih terperinciCOURSE CR302 POWER AND STEAM GENERATION. Tangerang, September 2008 DSS HO
COURSE CR302 POWER AND STEAM GENERATION Tangerang, 25 26 September 2008 DSS HO COURSE CR 302 POWER AND STEAM GENERATION 1 Introduction EG 2 Steam Power Plant EG 3 4 Gas Power Plant Diesel Power Plant HA
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN ALAT
BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1 BLOK DIAGRAM Pada perancangan tugas akhir ini saya merancang sistem dengan blok diagram yang dapat dilihat pada gambar 3.1. Gambar 3.1. Blok Diagram Dari blok diagram pusat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. standar kualitas pasar internasional. Hal tersebut semakin mendorong banyak
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan kecanggihan teknologi yang semakin tinggi dan semakin maju, persaingan dan tuntutan profesionalitas di bidang industri
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Keberadaan bandara sebagai transportasi udara memberikan kontribusi yang sangat berpengaruh bagi pertumbuhan ekonomi karena setiap waktu terjadi pergerakan lalu-lintas
Lebih terperinciBAB III PENGOLAHAN DATA
BAB III PENGOLAHAN DATA 3.1 Gambaran Umum PT.PLN (Persero) Disjaya dan Tangerang PT. PLN (Persero) Disjaya dan Tangerang merupakan salah satu unit induk pelaksana distribusi di PT. PLN Direktorat Operasi
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN ANALISIS
BAB IV HASIL DAN ANALISIS Gambar 4.1 Lokasi PT. Indonesia Power PLTP Kamojang Sumber: Google Map Pada gambar 4.1 merupakan lokasi PT Indonesia Power Unit Pembangkitan dan Jasa Pembangkitan Kamojang terletak
Lebih terperinciCYBER-TECHN. VOL 11 NO 02 (2017) ISSN PERAWATAN DAN PERBAIKAN SISTEM PENDINGIN MESIN RUSTON TIPE 16 RKC DI PUSAT LISTRIK SUKAHARJA KETAPANG
PERAWATAN DAN PERBAIKAN SISTEM PENDINGIN MESIN RUSTON TIPE 16 RKC DI PUSAT LISTRIK SUKAHARJA KETAPANG Ismael Marjuki Program Studi Perawatan dan Perbaikan Mesin, Politeknik Negeri Ketapang email : marjuki_ismael@yahoo.co.id
Lebih terperinciMENGENAL ALAT UKUR. Amper meter adalah alat untuk mengukur besarnya arus listrik yang mengalir dalam penghantar ( kawat )
MENGENAL ALAT UKUR AMPER METER Amper meter adalah alat untuk mengukur besarnya arus listrik yang mengalir dalam penghantar ( kawat ) Arus = I satuannya Amper ( A ) Cara menggunakannya yaitu dengan disambung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keamanan merupakan aspek terpenting yang harus dimiliki dalam setiap moda transportasi. Salah satu moda transportasi yang harus memiliki standar peraturan keamanan
Lebih terperincidimilikinya. Dalam hal ini sangat dibutuhkan tenaga kerja yang memiliki kemampuan skill yang handal serta produktif untuk membantu menunjang bisnis
14 Pada era industrialisasi seperti sekarang ini, persaingan menuntut perusahaan untuk memanfaatkan serta mengoptimalkan seluruh sumber daya yang dimilikinya. Dalam hal ini sangat dibutuhkan tenaga kerja
Lebih terperinciBAB 4 AUDIT SISTEM INFORMASI PERSEDIAAN PADA PT. MAKARIZO INDONESIA. tidak akurat dan tidak lengkap merupakan kegiatan audit yang penting dalam
BAB 4 AUDIT SISTEM INFORMASI PERSEDIAAN PADA PT. MAKARIZO INDONESIA Pengendalian terhadap sistem informasi serta data-data yang tidak tersedia, tidak akurat dan tidak lengkap merupakan kegiatan audit yang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. penting seperti derasnya arus mobilisasi penduduk dari desa ke kota maupun
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan suatu wilayah perkotaan telah membawa sejumlah persoalan penting seperti derasnya arus mobilisasi penduduk dari desa ke kota maupun berkembangnya berbagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kondisi kesehatan, aktivitas karyawan perlu dipertimbangkan berbagai potensi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan kerja merupakan bagian spesifik dari kesehatan umum, lebih memfokuskan lingkup kegiatannya pada peningkatan kualitas hidup tenaga kerja melalui penerapan upaya
Lebih terperinciINSTALASI PERMESINAN
INSTALASI PERMESINAN DIKLAT MARINE INSPECTOR TYPE-A TAHUN 2010 OLEH MUHAMAD SYAIFUL DITKAPEL DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN LAUT KEMENTRIAN PERHUBUNGAN KAMAR MESIN MACHINERY SPACE / ENGINE ROOM RUANG
Lebih terperinciSensor Arus Sensor arus yang digunakan pada tugas akhir ini mengikuti
. Sensor tegangan Pada tugas akhir ini menggunakan 1 buah sensor tegangan. Sensor tegangan tersebut digunakan untuk mengukur besar tegangan beban pada line. Rangkaian sensor tegangan ini menggunakan resistor
Lebih terperinciVI. HASIL DAN PEMBAHASAN. 6.1 Persepsi Masyarakat Mengenai Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) Ciesek
VI. HASIL DAN PEMBAHASAN 6.1 Persepsi Masyarakat Mengenai Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) Ciesek Persepsi yang diberikan masyarakat terhadap pembangunan PLTMH merupakan suatu pandangan
Lebih terperinciI Wayan Widiyana, Ade Lili Hermana. PRR-Batan, kawasan Puspiptek Serpong, ABSTRAK ABSTRACT
PERANCANGAN SISTEM MONITORING DAN KENDALI JARAK JAUH BERBASIS SMS (SHORT MESSAGE SERVICE) PADA SISTEM KESELAMATAN DI PUSAT RADIOISOTOP DAN RADIOFARMAKA (PRR) I Wayan Widiyana, Ade Lili Hermana PRR-Batan,
Lebih terperinciIdentifikasi Bahaya Pada Pekerjaan Maintenance Kapal Menggunakan Metode HIRARC dan FTA Dengan Pendekatan Fuzzy
Identifikasi Bahaya Pada Pekerjaan Maintenance Kapal Menggunakan Metode HIRARC dan FTA Dengan Pendekatan Fuzzy di Industri Kapal Andri Kurniawan 1, Mardi Santoso 2, Mey Rohma Dhani 1 1 Program Studi Teknik
Lebih terperinciadalah 70-80% angkatan kerja bergerak disektor informal. Sektor informal memiliki
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri dan produknya baik formal maupun informal mempunyai dampak positif dan negatif kepada manusia, di satu pihak akan memberikan keuntungan, tetapi di pihak
Lebih terperinci