BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA. Data yang diperoleh untuk menganalisa kualitas catu daya UPS yang

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA. Data yang diperoleh untuk menganalisa kualitas catu daya UPS yang"

Transkripsi

1 BB IV PENGUMPULN DN PENGOLHN DT Data yang diperoleh untuk menganalisa kualitas catu daya UPS yang digunakan untuk mensuplai ke peralatan operasi dan keselamatan penerbangan adalah UPS yang terdapat pada Substation jaringan teknik yaitu pada gardu/substation T3, T8, dan T10 serta UPS pada gedung operasi yaitu gedung. 661 dan gedung dapun data yang diperoleh setelah melaksanakan pengukuran menggunakan alat ukur, power analyzer dan baterai tester sebagai berikut: 1. DT PERLTN UPS 1.1 SUBSTTION T3 Substation T3 merupakan substation yang terletak di sisi selatan runway pada no runway 25L.Substation T3 ini memback up peralatan Visual aids (pproach, Flashing light, taxi way dan run way center line ) dan peralatan Instrument landing system (glide path, localizer, dan middel marker). Pada substation T3 memiliki back up power yaitu fly wheel genset dan UPS 120 KV seperti yang di tunjukkan pada (gambar 4.1) dan battery bank pada (gambar 4.2). dapun spesifikasi UPS sebagai berikut: 1. Klasifikasi UPS a. Jenis dan Merk UPS : Industrial/ GE, b. Kapasitas UPS : 120 KV c. Nominal : Input 3 phase dan Output 3 Phase 34

2 35 d. Sistem UPS : Online double convertion Gambar 4.1 : UPS GE 120 KV 2. Battery Bank UPS a. Jenis dan Merk Battery : VRL/ FIMM (12SP120), b. Tegangan/kapasitas battery : 12 V 120H c. Jumlah battery : 32 buah Gambar 4.2 : Battery bank UPS GE

3 SUBSTTION T8 Substation T8 terletak di sebelah utara runway pada no runway 25R. Substation T8 memback up peralatan visual aids dan instrument landing system pada sisi runway 25R, pada substation T8 memiliki UPS GE 120 KV seperti pada (gambar 4.3) untuk memback up peralatan yang ada di substation T8. dapun spesifikasi UPS sebagai berikut: 1. Klasifikasi UPS a. Jenis dan Merk UPS : Industrial/ GE, b. Kapasitas UPS : 120 KV c. Nominal : Input 3 phase dan Output 3 Phase d. Sistem UPS : Online double convertion e. Beban yang disuplai : FL Equipment Gambar 4.3 : UPS GE 120 KV

4 37 2. Battery Bank UPS a. Jenis dan Merk Battery : VRL/ FIMM (12SP120) b. Tegangan/kapasitas battery : 12V 120H c. Jumlah battery : 32 Buah 1.3 SUBSTTION T10 Susbtation terletak di sebelah utara runway yaitu pada no runway 07L dimana susbation T10 tersebut membackup peralatan visual aids dan instrument landing system pada sisi runway tersebut. Untuk memback up peralatan yang ada pada susbtation T10. Substation T10 memiliki UPS 120 KV sepeti yang di tunjukkan pada (gambar 4.4) dan battery banknya pada (gambar 4.5). adapun spesifikasi UPS tersebut sebagai berikut: 1. Klasifikasi UPS a. Jenis dan Merk UPS : Industrial/ CYBEREX, b. Kapasitas UPS : 120 KV Gambar 4.4 : UPS CYBEREX 120 KV

5 38 c. Nominal : Input 3 phase dan Output 3 Phase d. Sistem UPS : Online double convertion e. Beban yang disuplai : FL Equipment 2. Battery Bank UPS a. Jenis dan Merk Battery : VRL/YUS b. Tegangan/kapasitas battery : 12V 100H c. Jumlah battery : 60 buah (2 bank) Gambar 4.5 : Battery bank UPS CYBEREC 1.4 GEDUNG 661 (MIN POWER STTION) Gedung 661 merupakan gedung pusat penyaluran power listrik keseluruh bandara dimana pada gedung tersebut terdapat panel tegangan menengah dan peralatan kontrol kelistrikan serta monitoring kelistrikan. gar power pada peralatan yang ada di gedung 661 tetap

6 39 terjaga kontinuitasnya maka pada gedung tersebut memiliki UPS 20 KV seperti yang di tunjukkan pada (gambar 4.6). adapun spesifikasi UPS tersebut adalah sebagai berikut: 1. Klasifikasi UPS a. Jenis dan Merk UPS : Industrial/ CYBEREX, b. Kapasitas UPS : 20 KV c. Nominal : Input 3 phase dan Output 3 Phase d. Sistem UPS : Online double convertion e. Beban yang disuplai : Kontrol desk, MDE, & MDV 2. Battery Bank UPS a. Jenis dan Merk Battery : VRL/ YUS b. Tegangan/kapasitas battery : 12V 24H c. Jumlah battery : 60 Buah (2 bank) Gambar 4. 6 : UPS gedung 661 (CYBEREC 20 KV)

7 GEDUNG 601 (OPERSI) Gedung 601 merupakan gedung operasi dimana pada gedung tersebut terdapat informasi perencanaan penerbangan di bandara soekarno-hatta dan informasi tersebut di teruskan ke operasi lain untuk menjalankan perencanaan tersebut. Untuk memback up peralatan telekomunikasi pada gedung 601, gedung 601 memiliki UPS 80 KV seperti yang di tunjukkan pada (gambar 4.7). adapun spesifikasi UPS tersebut sebagai berikut: 1. Klasifikasi UPS a. Jenis dan Merk UPS : Industrial/ CYBEREX, b. Kapasitas UPS : 80 KV c. Nominal : Input 3 phase dan Output 3 Phase Gambar 4.7 :UPS 80 KV CYBEREC

8 41 d. Sistem UPS : Online double convertion e. Beban yang disuplai : FIS, SIMPP, IT, KEPEGWIN. 2. Battery Bank UPS a. Jenis dan Merk Battery : VRL/ YUS b. Tegangan/kapasitas battery : 12V 24H c. Jumlah battery : 60 Buah (2 Bank) 2. HSIL PENGUKURN 2.1 SUBSTTION T3 Setelah mengetahui spesifikasi UPS pada data peralatan diatas, maka untuk mengetahui kehandalan sistem UPS tersebut, dapat dilakukan pengukuran dan melakukan analisa dari data hasil pengukuran tersebut. Pada pengukuran ini menggunakan power analizer dan battery tester dimana alat ukur tersebut untuk mengukur tegangan, arus, frekuensi, dan harmonic pada UPS seperti yang ditunjukkan pada (gambar 4.8). adapun item pengukuran dan hasil pengukuran pada peralatan tersebut adalah sebagai berikut: Tegangan input : L1-N =227 L2-N = 230 L3-N = 227 rus input : I1 = 55 I2 = 72 I3 = 45 Frekuensi input : 50 Hz

9 42 Harmonik : 3 % Tegangan Floating : 436 VDC Tegangan batt./cell : 13,6 VDC Temperatur batterai : 20 o C Tegangan output : L1 = 219 L2 = 218 L3 = 222 rus output : I1 = 50 I2 = 68 I3 = 42 Frekuensi output : 50 Hz (a) Mengunakan Power nalizer

10 43 (b) Menggunakan Battery tester Gambar 4.8 : Pengukuran Menggunakan Power nalyzer 2.2 SUBSTTION T8 Pada susbtation T8 pengukuran tidak dapat langsung dilakukan pada UPS dikarenakan posisi UPS yang tidak memungkinkan untuk dipindahkan sehingga pengukuran dilakukan pada MDS (Main distribution Switchboard) seperti yang terlihat pada (gambar 4.9). pengukuran pada UPS yang terletak disubstation T8 menggunakan power analizer dan battery tester sama halnya seperti pengukuran yang dilakukan pada UPS yang terletak di substation T3. dapun hasil pengukuran UPS adalah sebagai berikut: Tegangan input : L1 = 221 L2 = 220 L3 = 221 rus input : I1 = 57 I2 = 57

11 44 I3 = 50 Frekuensi input : 49,9 Hz Harmonik : 3 % Tegangan floating : 436 VDC Tegangan batt./cell : 13,6 VDC Temperatur battery : 20 o C Tegangan Output : L1 = 222 L2 = 222 L3 = 222 rus Output : I1 = 52 I2 = 53 I3 = 45 Frekuensi Output : 50 Hz (a) Pengukuran di panel MDS input UPS

12 45 (b) Panel MDS (c) Pengukuran menggunakan battery tester Gambar 4.9 : Pengukuran di gardu T8

13 SUBSTTION T10 Pada substation T10 juga dilakukan pengukuran sama halnya pada substation T3 dan T8. Namun UPS pada substion T10 dapat langsung dilakukan pengukuran pada input dan output UPS dikarenakan posisi UPS yang memungkinkan untuk melakukan pengukuran seperti yang terlihat pada (gambar 4.10) yaitu pengukuran menggunakan power analizer. Untuk melakukan pengukuran pada bank battery UPS menggunakan battery tester seprti yang di tunjukkan pada (gambar 4.11). adapun hasil pengukuran UPS sebagai berikut: Tegangan input : L1 = 387 L2 = 388 L3 = 386 rus input : I1 = 53 I2 = 54 I3 = 52 Frekuensi input : 50 Hz Harmonic : 3 % Tegangan floating : 406 VDC Tegangan batt./cell : 13.6 VDC Temperature battery : 20 o C Tegangan output : L1-N = 230 L2-N = 229 L3-N = 230

14 47 Frekuensi output : 49.9 Hz Gambar : Pengukuran Menggunakan Power nalyzer rus output : I1 = 48 I2 = 49 I3 = 47 Gambar 4.11 : Pengukuran Menggunakan Battery Tester

15 GEDUNG 661 (MIN POWER STTION) Pada gedung 661 posisi penempatan UPS juga dimudahkan untuk melakukan pengukuran, sehingga pengukuran dapat dilakukan pada posisi input dan output UPS seperti yang terlihat pada (gambar 4.12), dimana terlihat pengukuran menggunakan power analizer. dapun hasil pengukurannya sebagai berikut: Tegangan input : L1 =390 L2 = 390 L3 = 390 rus input : I1 = 2 I2 = 2 I3 = 2 Frekuensi input : 49,8 Hz Harmonic : 3 % Gambar : Pengukuran Menggunakan Power nalyzer

16 49 Tegangan floating : 405 VDC Tegangan batt./cell : 13,5 VDC Temperatur battery : 21 o C Tegangan output : L1 = 219 L2 = 220 L3 = 219 rus output : I1 = 1 I2 = 0 I3 = 1 Frekuensi output : 50 Hz 2.5 GEDUNG 601 (OPERSI) Penggunaan power analizer dan battery tester juga digunakan untuk mengukur kualaitas UPS pada gedung 601 sehingga teknik pengukuran dan analisa hasil juga sama halnya dengan UPS pada substation T3, T8, T10 dan gedung 661, seperti yang di tunjukkan pada (gambar 4.13) terlihat pengukuran menggunakan power analizer pada UPS. dapun hasil pengukuran pada UPS tersebut sebagai berikut: Tegangan input : L1 = 390 L2 = 390 L3 = 390 rus input : I1 = 9 I2 = 5 I3 = 8

17 50 Frekuensi input : 49,8 Hz Harmonic : 3 % Tegangan floating : 405 VDC Tegangan batt./cell : 13,5 VDC Temperature batt. : 20 o C Gambar 4.13 : Pengukuran rus Menggunakan Power nalyzer Tegangan output : L1 = 219 L2 = 220 L3 = 219 rus output : I1 = 7 I2 = 3 I3 = 4 Frekuensi output : 50 Hz

18 51 3. REKPITULSI DT PENGUKURN Setelah mengetuhi spesifikasi dan hasil pengukuran UPS, untuk mempermudah dalam melakukan analisa dapat dibuat rekapitulasi pengukuran berdasarkan hasil pengukuran di atas seperti yang ditunjukkan pada tabel di bawah ini : NO Merk UPS Lokasi UPS 1 GE 120 KV Substation T3 2 GE 120 KV Substation T8 3 CYBEREX 120 KV Substation T10 4 CYBEREX20 KV Gedung 661 Tegangan () V Input L1 : 227 V L2 : 230 V L3 : 227 V V Output L1 : 219 V L2 : 218 V L3 : 222 V V Input L1 : 221 V L2 : 220 V L3 : 221 V V Output L1 : 222 V L2 : 222 V L3 : 222 V V Input L1 : 387 V L2 : 388 V L3 : 386 V V Output L1 : 230 V L2 : 229 V L3 : 230 V V Input L1 : 390 V L2 : 390 V L3 : 390 V V Output L1 : 219 V L2 : 220 V L3 : 219 V rus (mpere) I Input I1 : 55 I2 : 72 I3 : 45 I Output I1 : 50 I2 : 68 I3 : 42 I Input I1 : 57 I2 : 57 I3 : 50 I Output I1 : 52 I2 : 53 I3 : 45 I Input I1 : 53 I2 : 54 I3 : 52 I Output I1 : 48 I2 : 49 I3 : 47 I Input I1 : 2 I2 : 2 I3 : 2 I Output I1 : 1 I2 : 0 I3 : 1 Frekuensi Harmonik (Hz) F Input 50 Hz 3 % F Output 50 Hz F Input 49,9 Hz 3 % F Output 50 Hz F Input 50 Hz 3 % F Output 49,9 Hz F Input 49,8 Hz 3 % F Output 50 Hz

19 52 5 CYBEREX 80 KV Gedung 601 V Input L1 : 390 L2 : 390 L3 : 390 V Output L1 : 219 L2 : 220 L3 : 219 V V V V V V I Input I1 : 9 I2 : 5 I3 : 8 I Output I1 : 7 I2 : 3 I3 : 4 F Input 49,8 Hz 3 % F Output 50 Hz Tabel 4.1 : Rekapitulasi pengukuran

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Bandar Udara adalah kawasan di daratan dan/atau perairan dengan batas-batas tertentu yang digunakan sebagai tempat pesawat udara mendarat dan lepas landas, naik turun

Lebih terperinci

220 VDC. Sistem DC PLTU Labuhan Angin. Pada PLTU LA sistem DC terdapat pada : Sistem DC unit 2. Sistem DC BOP Sistem DC Substation

220 VDC. Sistem DC PLTU Labuhan Angin. Pada PLTU LA sistem DC terdapat pada : Sistem DC unit 2. Sistem DC BOP Sistem DC Substation Sistem DC PLTU Labuhan Angin Pada PLTU LA sistem DC terdapat pada : Sistem DC unit 1 Sistem DC unit 2 Sistem DC BOP Sistem DC Substation Sistem tegangan DC : Unit 1 Unit 2 BOP 220 VDC Substation 110 VDC

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Energi listrik sangat di butuhkan pada zaman modern ini, karena saat ini kebutuhan manusia akan teknologi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Energi listrik sangat di butuhkan pada zaman modern ini, karena saat ini kebutuhan manusia akan teknologi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Energi listrik sangat di butuhkan pada zaman modern ini, karena saat ini kebutuhan manusia akan teknologi semakin meningkat. Oleh karena itu para ilmuan berlomba-lomba

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1 II. SPESIFIKASI TEKNIK 2 III. KETERANGAN ALAT 3 IV. PANEL MONITOR 3 V. PROSES PENGETESAN UPS 4 VI. CARA MENGOPERASIKAN UPS 5

I. PENDAHULUAN 1 II. SPESIFIKASI TEKNIK 2 III. KETERANGAN ALAT 3 IV. PANEL MONITOR 3 V. PROSES PENGETESAN UPS 4 VI. CARA MENGOPERASIKAN UPS 5 ICA DAFTAR ISI I. PENDAHULUAN 1 II. SPESIFIKASI TEKNIK 2 III. KETERANGAN ALAT 3 IV. PANEL MITOR 3 V. PROSES PENGETESAN UPS 4 VI. CARA MENGOPERASIKAN UPS 5 VII. TABEL KDISI 6 VIII. TABEL PETUNJUK TROUBLE

Lebih terperinci

BAB IV PERANCANGAN DAN ANALISA UPS

BAB IV PERANCANGAN DAN ANALISA UPS BAB IV PERANCANGAN DAN ANALISA UPS 4.1 Perancangan UPS 4.1.1 Menghitung Kapasitas UPS Uninterruptible Power Supply merupakan sumber energi cadangan yang sangat penting bagi perusahaan yang bergerak di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bandar Udara Depati Amir adalah Bandar Udara yang terletak di Kota Pangkalpinang, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Bandara ini dikelola oleh PT. Angkasa Pura II

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS Pada bab ini akan dibahas mengenai pengujian alat serta analisis dari hasil pengujian. Tujuan dilakukan pengujian adalah mengetahui sejauh mana kinerja hasil perancangan yang

Lebih terperinci

PERAWATAN UNINTERRUPTIBLE POWER SYSTEM PUSAT TEKNOLOGI LIMBAH RADIOAKTIF. Harwata Pusat Teknologi Limbah Radioaktif-BATAN

PERAWATAN UNINTERRUPTIBLE POWER SYSTEM PUSAT TEKNOLOGI LIMBAH RADIOAKTIF. Harwata Pusat Teknologi Limbah Radioaktif-BATAN . ABSTRAK PERAWATAN UNINTERRUPTIBLE POWER SYSTEM PUSAT TEKNOLOGI LIMBAH RADIOAKTIF Harwata Pusat Teknologi Limbah Radioaktif-BATAN PERAWATAN UNINTERRUPTIBLE POWER SYSTEM PUSAT TEKNOLOGI LIMBAH RADIOAKTIF.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan pintu gerbang bagianbarat Indonesiayang. melayanipenerbanganhampir 70 kali dalamsatu jam.

BAB I PENDAHULUAN. merupakan pintu gerbang bagianbarat Indonesiayang. melayanipenerbanganhampir 70 kali dalamsatu jam. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar BelakangMasalah Bandar Udara adalah kawasan di daratan dan/atau perairan dengan batas-batas tertentu yang digunakan sebagai tempat pesawat udara mendarat dan lepas landas, naik

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Alat dan Bahan 3.1.1 Alat Alat yang digunakan untuk melakukan penelitian analisis Losses dan Derating Akibat Pengaruh THD (Total Harmonic Distortion) Pada Transformator

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DATA. Berdasarkan data mengenai kapasitas daya listrik dari PLN dan daya

BAB IV ANALISA DATA. Berdasarkan data mengenai kapasitas daya listrik dari PLN dan daya BAB IV ANALISA DATA Berdasarkan data mengenai kapasitas daya listrik dari PLN dan daya Genset di setiap area pada Project Ciputra World 1 Jakarta, maka dapat digunakan untuk menentukan parameter setting

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Catu Daya Listrik Untuk menjamin keselamatan penerbangan, sangatlah perlu adanya lampu lampu pendaratan dan alat bantu telekomunikasi dan navigasi udara yang mempunyai

Lebih terperinci

BAB II TEORI DASAR RECTIFIER

BAB II TEORI DASAR RECTIFIER BAB II TEORI DASAR RECTIFIER 2.1 Teori Umum Penyearah (Rectifier) adalah alat yang digunakan untuk mengubah sumber arus bolak-balik (Alternating Curent) menjadi sinyal sumber arus searah (Direct Curent).

Lebih terperinci

RN 1200 RN 2000 UNINTERRUPTIBLE POWER SUPPLY ICA

RN 1200 RN 2000 UNINTERRUPTIBLE POWER SUPPLY ICA RN 1200 RN 2000 UNINTERRUPTIBLE POWER SUPPLY ICA DAFTAR ISI I. PENDAHULUAN.. 1 II. SPESIFIKASI TEKNIK.... 2 III. KETERANGAN ALAT.. 3 IV. PEMASANGAN UPS 3 V. PROSES PENGETESAN UPS.. 4 VI. CARA MENGOPERASIKAN

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Alat dan Bahan 3.1.1 Alat Alat yang digunakan untuk melakukan penelitian Analisis Sistem Suplai Daya Instalasi Listrik Tenaga Pada Gedung Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN Sistem Eksitasi Pada Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Musi

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN Sistem Eksitasi Pada Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Musi BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1. Sistem Eksitasi Pada Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Musi 4.1.1. Umum Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Musi merupakan pembangkit listrik tenaga air dengan tipe

Lebih terperinci

BAB III. PRINSIP KERJA UPS dan PERMASALAHANNYA

BAB III. PRINSIP KERJA UPS dan PERMASALAHANNYA BAB III PRINSIP KERJA UPS dan PERMASALAHANNYA 3.1 Sejarah UPS UPS merupakan singkatan dari Uninterruptable Power Sistem atau sering juga disebut dengan Uninterruptable Power Supply, jika diterjemahkan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Sistem distribusi tenaga listrik di gedung Fakultas Teknik UMY masuk pada sistem distribusi tegangan menengah, oleh karenanya sistim distribusinya menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Blok Diagram dan Alur Rangkaian Blok diagram dan alur rangkaian ini digunakan untuk membantu menerangkan proses penyuplaian tegangan maupun arus dari sumber input PLN

Lebih terperinci

BAB IV DATA DAN PEMBAHASAN. Pengumpulan data dilaksanakan di PT Pertamina (Persero) Refinery

BAB IV DATA DAN PEMBAHASAN. Pengumpulan data dilaksanakan di PT Pertamina (Persero) Refinery BAB IV DATA DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengumpulan Data Pengumpulan data dilaksanakan di PT Pertamina (Persero) Refinery Unit V Balikpapan selama 2 bulan mulai tanggal 1 November 2016 sampai tanggal 30 Desember

Lebih terperinci

BAB IV JATUH TEGANGAN PADA PANEL DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK

BAB IV JATUH TEGANGAN PADA PANEL DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK BAB IV JATUH TEGANGAN PADA PANEL DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK 4.1. Sistem Distribusi Listrik Dalam sistem distribusi listrik gedung Emporium Pluit Mall bersumber dari PT.PLN (Persero) distribusi DKI Jakarta

Lebih terperinci

Studi Kapasitas Baterai 110 Vdc pada Gardu Induk 150 kv Bangkinang

Studi Kapasitas Baterai 110 Vdc pada Gardu Induk 150 kv Bangkinang Studi Kapasitas Baterai pada Gardu Induk 150 kv Bangkinang Ricky Agned, Nurhalim Program Studi Teknik Elektro S1,Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Riau Kampus Binawidya Km 12,5 Simpang

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Fakultas Teknik UMY 4.1.1 Sejarah Fakultas Teknik UMY didirikan pada tanggal 24 Rabi ul Akhir 1401 H, bertepatan dengan tanggal 1 Maret 1981 M, berdasarkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Bandar Udara Internasional Kualanamu terletak 39 Km dari kota Medan dan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Bandar Udara Internasional Kualanamu terletak 39 Km dari kota Medan dan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bandar Udara Internasional Kualanamu terletak 39 Km dari kota Medan dan berada di Desa Beringin Kabupaten Deli Serdang Provinsi Sumatera Utara. Bandara ini merupakan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Meulaboh,15 Januari Penulis. Afrizal Tomi

KATA PENGANTAR. Meulaboh,15 Januari Penulis. Afrizal Tomi KATA PENGANTAR Puji Syukur Kehadirat Allah SWT karena berkat limpahan Rahmat dan Karunia-Nya penulis dapat menulis dan menyelesaikan makalah ini. Shalawat serta salam tak lupa penulis panjatkan kepada

Lebih terperinci

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA NOMOR : SKEP/83/VI/2005 TENTANG

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA NOMOR : SKEP/83/VI/2005 TENTANG DEPARTEMEN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA NOMOR : SKEP/83/VI/2005 TENTANG PROSEDUR PENGUJIAN DI DARAT ( GROUND INSPECTION) PERALATAN FASILITAS

Lebih terperinci

Gambar II.7 Skema 2 nd Generation (2G) Network. 2) BTS / RBS : Base Transceiver Station / Radio Base Station

Gambar II.7 Skema 2 nd Generation (2G) Network. 2) BTS / RBS : Base Transceiver Station / Radio Base Station 2.2 Skema 2 nd Generation Network Gambar II.7 Skema 2 nd Generation (2G) Network Keterangan dari gambar diatas adalah : 1) MS : Mobile Station 2) BTS / RBS : Base Transceiver Station / Radio Base Station

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN.

BAB IV PEMBAHASAN. 24 BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Prosedur Mengoperasikan Genset Prosedur operasi dari keseluruhan Genset adalah sebagai berikut: A. Mula-mula periksa pada masing-masing Genset apakah sudah siap dalam keadaan untuk

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 UPS dan Fungsinya Terputusnya sumber daya listrik yang tiba-tiba dapat mengganggu operasi sebuah unit bisnis. Pada beberapa contoh kasus bisa berakibat pada berhenti beroperasinya

Lebih terperinci

DAFTAR ISI ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL...

DAFTAR ISI ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR ISI ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL... i ii iv viii xii BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang... 1 I.2 Rumusan Masalah... 3 I.3 Batasan Masalah... 3 I.4 Tujuan...

Lebih terperinci

BAB II NO BREAK SYSTEM

BAB II NO BREAK SYSTEM BAB II NO BREAK SYSTEM 2.1 Definisi Umum Sistem Catu Daya Sistem catu daya adalah suatu kumpulan dari perangkat-perangkat catu daya yang bekerja bersama-sama dalam rangka penyelenggaraan suatu energi listrik

Lebih terperinci

SUPLAI DAYA LISTRIK DI BANDAR UDARA INTERNASIONAL SOEKARNO HATTA

SUPLAI DAYA LISTRIK DI BANDAR UDARA INTERNASIONAL SOEKARNO HATTA SUPLAI DAYA LISTRIK DI BANDAR UDARA INTERNASIONAL SOEKARNO HATTA SUPLAI DAYA LISTRIK DI BANDAR UDARA INTERNASIONAL SOEKARNO HATTA Purwadi, J.B.1 ABSTRACT In order to achieve the secure, comfort and efficient

Lebih terperinci

Standby Power System (GENSET- Generating Set)

Standby Power System (GENSET- Generating Set) DTG1I1 Standby Power System (- Generating Set) By Dwi Andi Nurmantris 1. Rectifiers 2. Battery 3. Charge bus 4. Discharge bus 5. Primary Distribution systems 6. Secondary Distribution systems 7. Voltage

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kegiatan audit ini dilaksanakan pada tanggal 17 Januari 2017 hingga 26

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kegiatan audit ini dilaksanakan pada tanggal 17 Januari 2017 hingga 26 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Kegiatan audit ini dilaksanakan pada tanggal 17 Januari 2017 hingga 26 Januari 2017 dan mengambil tempat di Blok A Gedung Keuangan Negara Yogyakarta.

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1 Flow Chart Pengujian Deskripsi sistem rancang rangkaian untuk pengujian transformator ini digambarkan dalam flowchart sebagai berikut : Mulai Peralatan Uji Merakit Peralatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Akademi Teknik dan Keselamatan Penerbangan (ATKP) Surabaya merupakan salah satu Unit Pelaksana Teknis dari Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Perhubungan.

Lebih terperinci

Uninterruptible Power Supply UPS

Uninterruptible Power Supply UPS Uninterruptible Power Supply UPS Oleh: PT. 1 Fungsi UPS Membersihkan utility power dan memelihara tegangan dan frekwensi agar tetap stabil. Agar masalah kelistrikan tersebut tidak menimbulkan gangguan

Lebih terperinci

BAB IV DESIGN SISTEM PROTEKSI MOTOR CONTROL CENTER (MCC) PADA WATER TREATMENT PLANT (WTP) Sistem Kelistrikan di PT. Krakatau Steel Cilegon

BAB IV DESIGN SISTEM PROTEKSI MOTOR CONTROL CENTER (MCC) PADA WATER TREATMENT PLANT (WTP) Sistem Kelistrikan di PT. Krakatau Steel Cilegon BAB IV DESIGN SISTEM PROTEKSI MOTOR CONTROL CENTER (MCC) PADA WATER TREATMENT PLANT (WTP) 3 4.1 Sistem Kelistrikan di PT. Krakatau Steel Cilegon Untuk menjalankan operasi produksi pada PT. Krakatau Steel

Lebih terperinci

BAB IV PEMILIHAN KOMPONEN DAN PENGUJIAN ALAT

BAB IV PEMILIHAN KOMPONEN DAN PENGUJIAN ALAT BAB IV PEMILIHAN KOMPONEN DAN PENGUJIAN ALAT Pada bab sebelumnya telah diuraikan konsep rancangan dan beberapa teori yang berhubungan dengan rancangan ACOS (Automatic Change Over Switch) pada AC (Air Conditioning)

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian 3.1.1. Metode Observasi Metode observasi dimasudkan untuk mengadakan pengamatan terhadap subyek yang akan diteliti, yaitu tentang perencanaan sistem

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN ALAT

BAB IV PENGUJIAN ALAT 58 BAB IV PENGUJIAN ALAT 4.1 Metodologi Pengujian Alat Dengan mempelajari pokok-pokok perancangan yang sudah dibuat, maka diperlukan suatu pengujian terhadap alat yang sudah dirancang. Pengujian ini dimaksudkan

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN SISTEM AUTOMATIC TRANSFER SWITCH DAN AUTOMATIC MAINS FAILURE PADA GENERATOR SET 80 KVA DENGAN DEEP SEA ELECTRONIC 4420

RANCANG BANGUN SISTEM AUTOMATIC TRANSFER SWITCH DAN AUTOMATIC MAINS FAILURE PADA GENERATOR SET 80 KVA DENGAN DEEP SEA ELECTRONIC 4420 RANCANG BANGUN SISTEM AUTOMATIC TRANSFER SWITCH DAN AUTOMATIC MAINS FAILURE PADA GENERATOR SET 80 KVA DENGAN DEEP SEA ELECTRONIC 4420 Suhanto Prodi D3 Teknik Listrik Bandar Udara, Politeknik Penerbangan

Lebih terperinci

BAB III PRINSIP KERJA ALAT DAN RANGKAIAN PENDUKUNG

BAB III PRINSIP KERJA ALAT DAN RANGKAIAN PENDUKUNG BAB III PRINSIP KERJA ALAT DAN RANGKAIAN PENDUKUNG 3.1 RANGKAIAN SOLAR HOME SISTEM Secara umum sistem pemabangkit daya listrik fotovoltaik dapat dibedakan atas 2 (dua) jenis[2]: a. Sistem langsung, yaitu

Lebih terperinci

MARKING LANDASAN DAN PERLAMPUAN

MARKING LANDASAN DAN PERLAMPUAN MARKING LANDASAN DAN PERLAMPUAN Sejak awal mula penerbangan, pilot selalu memakai tanda-tanda di darat sebagai alat bantu navigasi ketika mengadakan approach ke sebuah lapangan terbang. Fasilitas bantu

Lebih terperinci

BAB II STRUKTUR JARINGAN DAN PERALATAN GARDU INDUK SISI 20 KV

BAB II STRUKTUR JARINGAN DAN PERALATAN GARDU INDUK SISI 20 KV BAB II STRUKTUR JARINGAN DAN PERALATAN GARDU INDUK SISI 20 KV 2.1. UMUM Gardu Induk adalah suatu instalasi tempat peralatan peralatan listrik saling berhubungan antara peralatan yang satu dengan peralatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tegangan, disebabkan jarak sumber ke saluran yang sangat jauh ke beban

BAB I PENDAHULUAN. tegangan, disebabkan jarak sumber ke saluran yang sangat jauh ke beban BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sistem distribusi umumnya pada ujung-ujung saluran mengalami drop tegangan, disebabkan jarak sumber ke saluran yang sangat jauh ke beban karena terjadinya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang berkembang di dunia, dan mempunyai kekayaan alam yang sangat melimpah. Salah satu kekayaan alam tersebut adalah tersedianya

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN MODUL. Nama Alat : Simulasi Pengukuran Timer Pada Terapi Inframerah. Menggunakan ATmega16

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN MODUL. Nama Alat : Simulasi Pengukuran Timer Pada Terapi Inframerah. Menggunakan ATmega16 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN MODUL 4.1. Spesifikasi Alat Nama Alat : Simulasi Pengukuran Timer Pada Terapi Inframerah Menggunakan ATmega16 Tegangan Frekuensi Daya : 220 V : 50-60 Hz : 300 Watt 4.2. Gambar

Lebih terperinci

Kriteria penempatan Distance Measuring Equipment (DME)

Kriteria penempatan Distance Measuring Equipment (DME) Standar Nasional Indonesia Kriteria penempatan Distance Measuring Equipment (DME) ICS 93.120 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii 1 Ruang lingkup dan tujuan... 1 2 Acuan

Lebih terperinci

INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO S-1 Konsentrasi: TEKNIK TENAGA LISTRIK AJUAN JUDUL TUGAS AKHIR BERIKUT GARIS BESAR BAHASANNYA INSTITUT SAINS

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Sistem Catu Daya Listrik dan Distribusi Daya

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Sistem Catu Daya Listrik dan Distribusi Daya 9 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Catu Daya Listrik dan Distribusi Daya Pada desain fasilitas penunjang Bandara Internasional Kualanamu adanya tuntutan agar keandalan sistem tinggi, sehingga kecuali

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang terjangkau, hal yang terpenting adalah keselamatan, keamanan dan

BAB I PENDAHULUAN. yang terjangkau, hal yang terpenting adalah keselamatan, keamanan dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dunia penerbangan tidak hanya bertumpu untuk melayani para penumpang pesawat agar dapat tiba di tempat tujuan dengan cepat dan efisien dengan harga yang terjangkau,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Obyek Penelitian Rumah akit Roemani emarang mendapatkan suplai daya listrik dari PLN dengan sistem tegangan tiga fasa melalui dua buah trafo, yang mempunyai saluran berbeda,

Lebih terperinci

SUPLAI DAYA LISTRIK DI BANDAR UDARA INTERNASIONAL SOEKARNO HATTA

SUPLAI DAYA LISTRIK DI BANDAR UDARA INTERNASIONAL SOEKARNO HATTA SUPLAI DAYA LISTRIK DI BANDAR UDARA INTERNASIONAL SOEKARNO HATTA Purwadi, J.B. 1 ABSTRACT In order to achieve the secure, comfort and efficient operation of Soekarno Hatta International Airport supporting,

Lebih terperinci

Sistem PLTS OffGrid. TMLEnergy. TMLEnergy Jl Soekarno Hatta no. 541 C, Bandung, Jawa Barat. TMLEnergy. We can make a better world together CREATED

Sistem PLTS OffGrid. TMLEnergy. TMLEnergy Jl Soekarno Hatta no. 541 C, Bandung, Jawa Barat. TMLEnergy. We can make a better world together CREATED TMLEnergy TMLEnergy Jl Soekarno Hatta no. 541 C, Bandung, Jawa Barat Jl Soekarno Hatta no. W: 541 www.tmlenergy.co.id C, Bandung, Jawa Barat W: www.tmlenergy.co.id E: marketing@tmlenergy.co.id E: marketing@tmlenergy.co.id

Lebih terperinci

PASCAL. Home U P S (UNINTERRUPTIBLE POWER SYSTEM) INSTRUCTION MANUAL (Petunjuk Pemakaian) PASCAL: UPS & STABILIZER Since 1984

PASCAL. Home U P S (UNINTERRUPTIBLE POWER SYSTEM) INSTRUCTION MANUAL (Petunjuk Pemakaian) PASCAL: UPS & STABILIZER Since 1984 PASCAL Home U P S (UNINTERRUPTIBLE POWER SYSTEM) Model : Home UPS 1200 / 2400 / 3600 / 5000 / 6000 / 8000 / 11000 INSTRUCTION MANUAL (Petunjuk Pemakaian) PASCAL: UPS & STABILIZER Since 1984 POWER FAMILY

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1. Perhitungan Kebutuhan Daya 2000 watt DC dan Analisa Bisnis Menggunakan Sumber Daya PLN-Battery Jenis sumber catu daya yang digunakan yaitu PLN dan battery. PLN

Lebih terperinci

AUDIT ENERGI UNTUK EFISIENSI LISTRIK DI BLOK A GEDUNG KEUANGAN NEGARA YOGYAKARTA

AUDIT ENERGI UNTUK EFISIENSI LISTRIK DI BLOK A GEDUNG KEUANGAN NEGARA YOGYAKARTA AUDIT ENERGI UNTUK EFISIENSI LISTRIK DI BLOK A GEDUNG KEUANGAN NEGARA YOGYAKARTA TUGAS AKHIR Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Strata Satu (S1) pada Program Studi Teknik Elektro

Lebih terperinci

BAB III. PERANCANGAN PERBAIKAN FAKTOR DAYA (COS φ) DAN PERHITUNGAN KOMPENSASI DAYA REAKTIF

BAB III. PERANCANGAN PERBAIKAN FAKTOR DAYA (COS φ) DAN PERHITUNGAN KOMPENSASI DAYA REAKTIF BAB III PERANCANGAN PERBAIKAN FAKTOR DAYA (COS φ) DAN PERHITUNGAN KOMPENSASI DAYA REAKTIF 3.1. Perancangan Perbaikan Faktor Daya ( Power Factor Correction ) Seperti diuraikan pada bab terdahulu, Faktor

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN EVALUASI DATA

BAB IV ANALISA DAN EVALUASI DATA BAB IV ANALISA DAN EVALUASI DATA 4.1. Menghitung Intensitas Konsumsi Energi Listrik Untuk memenuhi kebutuhan di bidang kelistrikan, Gedung perkantoran Terminal Kargo disuplay dengan daya yang berasal dari

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN ANALISIS

BAB IV HASIL DAN ANALISIS BAB IV HASIL DAN ANALISIS Gambar 4.1 Lokasi PT. Indonesia Power PLTP Kamojang Sumber: Google Map Pada gambar 4.1 merupakan lokasi PT Indonesia Power Unit Pembangkitan dan Jasa Pembangkitan Kamojang terletak

Lebih terperinci

AVR OPERATOR TRAINING. Oleh: PT. LIMAWIRA WISESA JAKARTA

AVR OPERATOR TRAINING. Oleh: PT. LIMAWIRA WISESA JAKARTA AVR OPERATOR TRAINING Oleh: PT. LIMAWIRA WISESA JAKARTA 1 1. Keterangan sistem Agenda Training AVR 2. Instalasi unit 3. Pengoprasian unit 4. Metering unit 5. Trouble shooting 6. Maintenace 2 Bag: 1 agenda

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 L atar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 L atar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangkit-pembangkit tenaga listrik yang ada saat ini sebagian besar masih mengandalkan kepada sumber energi yang tidak terbarukan dalam arti untuk mendapatkannya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Alat dan bahan yang digunakan untuk melakukan penelitian ini, yaitu :

BAB III METODE PENELITIAN. Alat dan bahan yang digunakan untuk melakukan penelitian ini, yaitu : BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Alat dan Bahan Alat dan bahan yang digunakan untuk melakukan penelitian ini, yaitu : 1. Piranti Pelindung Surja OBO V20-C Piranti pelindung surja yang digunakan pada penelitian

Lebih terperinci

Analisa Perhitungan dan Pengaturan Relai Arus Lebih dan Relai Gangguan Tanah pada Kubikel Cakra 20 KV Di PT XYZ

Analisa Perhitungan dan Pengaturan Relai Arus Lebih dan Relai Gangguan Tanah pada Kubikel Cakra 20 KV Di PT XYZ ISSN: 1410-233 nalisa Perhitungan dan Pengaturan Relai rus Lebih dan Relai Gangguan Tanah pada Kubikel Cakra 20 KV Di PT XYZ Muhalan, Budi Yanto Husodo Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas

Lebih terperinci

BAB V IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM. pengukuran terhadap parameter-parameter dari setiap komponen per blok maupun

BAB V IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM. pengukuran terhadap parameter-parameter dari setiap komponen per blok maupun BAB V IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM Pada bab ini akan di uraikan tentang proses pengujian sistem yang meliputi pengukuran terhadap parameter-parameter dari setiap komponen per blok maupun secara keseluruhan,dan

Lebih terperinci

Crane Hoist (Tampak Atas)

Crane Hoist (Tampak Atas) BAB IV PENGUJIAN DAN EVALUASI 4.1. Simulator Alat Kontrol Crane Hoist Menggunakan Wireless Simulasi ini dibuat menyesuaikan cara kerja dari sistem kontrol mesin crane hoist menggunakan wireless berbasis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Dalam penelitian Analisa Ketidakseimbangan Beban Listrik pada Modul PHB-TR di Terminal 2 Bandara Internasional Soekarno-Hatta, penulis menggunakan metode

Lebih terperinci

BAB II SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK

BAB II SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK BAB II SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK Awalnya energi listrik dibangkitkan di pusat-pusat pembangkit listrik seperti PLTA, PLTU, PLTG, PLTGU, PLTP dan PLTD dengan tegangan menengah 13-20 kv. Umumnya pusat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sistem distribusi tiga (3) fasa digunakan untuk melayani beban-beban tiga (3)

BAB 1 PENDAHULUAN. Sistem distribusi tiga (3) fasa digunakan untuk melayani beban-beban tiga (3) BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem distribusi tiga (3) fasa digunakan untuk melayani beban-beban tiga (3) fasa. Dengan beban linier yang seimbang dimana arus pada masing-masing fasa berbeda 120

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan oleh penyusun dalam melakukan penelitian skripsi ini adalah sebagai berikut: 1. Studi Pustaka, yaitu dengan cara mencari, mempelajari

Lebih terperinci

II. TECHNICAL SPECIFICATION / SPESIFIKASI TEKNIK

II. TECHNICAL SPECIFICATION / SPESIFIKASI TEKNIK I. INTRODUCTION / PENDAHULUAN ICA Inverter type INV1000, INV2000, INV3000, INV4000 are advanced true sinewave output inverter with high voltage PWM (Pulse Width Modulation) technology. The Inverter can

Lebih terperinci

Manajemen Risiko Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada Divisi Main Power Station PT Angkasa Pura II Bandara Soekarno Hatta Tahun 2013

Manajemen Risiko Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada Divisi Main Power Station PT Angkasa Pura II Bandara Soekarno Hatta Tahun 2013 Manajemen Risiko Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada Divisi Main Power Station PT Angkasa Pura II Bandara Soekarno Hatta Tahun 2013 Lutfah Humairo *, Fatma Lestari** Abstrak Skripsi ini membahas manajemen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sebagai Unit Pelaksana Teknis dari PT. Angkasa Pura II (Persero), maka

BAB III METODE PENELITIAN. Sebagai Unit Pelaksana Teknis dari PT. Angkasa Pura II (Persero), maka BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Sebagai Unit Pelaksana Teknis dari PT. Angkasa Pura II (Persero), maka Bandara Soekarno-Hatta harus mengikuti dan memenuhi standar yang telah ditetapkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan sebuah kesatuan interkoneksi. Komponen tersebut mempunyai fungsi

BAB I PENDAHULUAN. merupakan sebuah kesatuan interkoneksi. Komponen tersebut mempunyai fungsi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem tenaga listrik merupakan sekumpulan pusat listrik dan gardu induk atau pusat beban yang satu sama lain dihubungkan oleh jaringan transmisi sehingga merupakan

Lebih terperinci

Genset Diesel kva. Sub Distribution Panel = Panel utama distribusi listrik suatu zona tertentu, kapasitasdalam ampere.

Genset Diesel kva. Sub Distribution Panel = Panel utama distribusi listrik suatu zona tertentu, kapasitasdalam ampere. LVMDP / PUTR Low Voltage Main Distribution Panel / Panel Utama Tegangan Rendah = Pemutus sirkit utama tegangan rendah, kapasitas dalam ampere. Trafo Transformator step down dari tegangan menengah ke tegangan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pada gelombang listrik dari pada peralatan yang dimaksudkan ialah X-Ray (sinar-

BAB 1 PENDAHULUAN. pada gelombang listrik dari pada peralatan yang dimaksudkan ialah X-Ray (sinar- BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Perkembangan teknologi sangat cepat pertumbuhannya dari suatu negara, perkembangan tersebut hampir menyeluruh disegala bidang terutama dibidang kelistrikan. Sejak berkembangnya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tertentu seperti beban non linier dan beban induktif. Akibat yang ditimbulkan adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. tertentu seperti beban non linier dan beban induktif. Akibat yang ditimbulkan adalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah Kualitas daya listrik sangat dipengaruhi oleh penggunaan jenis-jenis beban tertentu seperti beban non linier dan beban induktif. Akibat yang ditimbulkan adalah

Lebih terperinci

1. IED berkomunikasi dengan Gateway menggunakan protokol standard

1. IED berkomunikasi dengan Gateway menggunakan protokol standard T.Wisnu Wardhana JKT0413/JF/S1/ELE/0296 I. BENAR SALAH (15 Soal) 1. IED berkomunikasi dengan Gateway menggunakan protokol standard 2. IED berfungsi untuk melakukan remote control, telemetering, telesignal,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Adapun alat-alat dan bahan yang digunakan didalam penelitian ini adalah:

III. METODE PENELITIAN. Adapun alat-alat dan bahan yang digunakan didalam penelitian ini adalah: 33 III. METODE PENELITIAN Alat dan Bahan Penelitian Adapun alat-alat dan bahan yang digunakan didalam penelitian ini adalah: Spesifikasi Genset Untuk spesifikasi genset yang digunakan selama penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Energi listrik merupakan salah satu energi yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Energi listrik merupakan salah satu energi yang sangat penting dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Energi listrik merupakan salah satu energi yang sangat penting dalam menjalankan kehidupan sehari-hari. Faktor pertumbuhan baik itu pertumbuhan ekonomi, industri serta

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini di lakukan di PT Fosroc Indonesia cikarang yang terletak Jl.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini di lakukan di PT Fosroc Indonesia cikarang yang terletak Jl. 36 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tempat Penelitian Penelitian ini di lakukan di PT Fosroc Indonesia cikarang yang terletak Jl. Akasia II Blok A8 No. 1 - Lippo City Cikarang, kota bekasi, provinsi jawa

Lebih terperinci

Analisis Kualitas Minyak Transformator Daya 25 Kva Berdasarkan Data Citra Kamera Termal Dan Data Hasil Uji Gas Chromatograph

Analisis Kualitas Minyak Transformator Daya 25 Kva Berdasarkan Data Citra Kamera Termal Dan Data Hasil Uji Gas Chromatograph Analisis Kualitas Minyak Transformator Daya 25 Kva Berdasarkan Data Citra Kamera Termal Dan Data Hasil Uji Gas Chromatograph Subkhi Abdul Aziz 2208 100 149 Pembimbing: Dr. Eng. Ardyono Priyadi, ST., M.Eng.

Lebih terperinci

Alat Uji Baterai 12V, 60AH Secara Elektronis

Alat Uji Baterai 12V, 60AH Secara Elektronis Alat Uji Baterai 12V, 60AH Secara Elektronis Hanny H Tumbelaka, Johannes Fakultas Teknologi Industri, Jurusan Teknik Elektro, Universitas Kristen Petra e-mail: tumbeh@petra.ac.id Abstrak Penelitian ini

Lebih terperinci

BAB III SISTEM KELISTRIKAN DI GEDUNG PT.STRA GRAPHIA TBK

BAB III SISTEM KELISTRIKAN DI GEDUNG PT.STRA GRAPHIA TBK BAB III SISTEM KELISTRIKAN DI GEDUNG PT.STRA GRAPHIA TBK 3.1. SISTEM KELISTRIKAN DI GEDUNG PT. ASTRA GRAPHIA TBK Sistem distribusi tenaga listrik dimulai dari suplai tegangan menengah 20 kv, dari jaringan

Lebih terperinci

Uninterruptible Power Supply (UPS)

Uninterruptible Power Supply (UPS) Uninterruptible Power Supply (UPS) Umum UPS adalah peralatan listrik yang berfungsi untuk memberi daya sementara ketika daya utama dari jaringan padam,daya sementara ini bersumber dari daya DC yang disimpan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. PT PLN (Persero) APJ Bandung merupakan perusahaan yang bergerak dibidang jasa

BAB I PENDAHULUAN. PT PLN (Persero) APJ Bandung merupakan perusahaan yang bergerak dibidang jasa BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian PT PLN (Persero) APJ Bandung merupakan perusahaan yang bergerak dibidang jasa pelayanan penyediaan listrik mengelola gardu distribusi sebanyak 1.658 buah

Lebih terperinci

ANALISIS PENYEBAB KEGAGALAN KERJA SISTEM PROTEKSI PADA GARDU AB

ANALISIS PENYEBAB KEGAGALAN KERJA SISTEM PROTEKSI PADA GARDU AB ANALISIS PENYEBAB KEGAGALAN KERJA SISTEM PROTEKSI PADA GARDU AB 252 Oleh Vigor Zius Muarayadi (41413110039) Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Mercu Buana Sistem proteksi jaringan tenaga

Lebih terperinci

UPS PLTU Labuhan Angin 2x115 MW

UPS PLTU Labuhan Angin 2x115 MW UPS By Sejahtra UPS PLTU Labuhan Angin 2x115 MW UPS yang digunakan terdiri dari tiga bagian: Bypass UPS Main UPS Feeder UPS Bypass UPS terbagi dua Bypass dari 400 VAC Bypass dari 220 VDC UPS yang terpasang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di era modern saat ini, tenaga listrik memegang peranan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Di era modern saat ini, tenaga listrik memegang peranan penting dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era modern saat ini, tenaga listrik memegang peranan penting dalam perkembangan sektor industri, salah satunya PT. Pupuk Kalimantan Timur (PKT). Sebagai perusahaan

Lebih terperinci

ANALISIS DAMPAK PENEMPATAN ALAT PENGUKUR DAN PEMBATAS (APP) TERHADAP BEBAN (Aplikasi: Bandara Internasional Minang Kabau)

ANALISIS DAMPAK PENEMPATAN ALAT PENGUKUR DAN PEMBATAS (APP) TERHADAP BEBAN (Aplikasi: Bandara Internasional Minang Kabau) NLISIS DMPK PENEMPTN LT PENGUKUR DN PEMBTS (PP) TERHDP BEBN (plikasi: Bandara Internasional Minang Kabau) Yayan Syarwi 1, Yani Ridal 1, Cahayahati 1 1 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri

Lebih terperinci

BAB IV DATA DAN PEMBAHASAN. panasbumi Unit 4 PT Pertamina Geothermal Energi area Kamojang yang. Berikut dibawah ini data yang telah dikumpulkan :

BAB IV DATA DAN PEMBAHASAN. panasbumi Unit 4 PT Pertamina Geothermal Energi area Kamojang yang. Berikut dibawah ini data yang telah dikumpulkan : BAB IV DATA DAN PEMBAHASAN 4.1 Data yang Diperoleh Dalam penelitian ini menggunakan data di Pembangkit listrik tenaga panasbumi Unit 4 PT Pertamina Geothermal Energi area Kamojang yang telah dikumpulkan

Lebih terperinci

BAB III RENCANA SISTEM DISTRIBUSI LISTRIK

BAB III RENCANA SISTEM DISTRIBUSI LISTRIK BAB III RENCANA SISTEM DISTRIBUSI LISTRIK 3.1 UMUM Didalam perencanaan pembangunan sebuah pabrik, tidak akan lengkap dan tidak sempurna bila tidak terdapat mesin utama serta fasilitas penunjang yang memadai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pengukuran dan Pengambilan Data Pengambilan data dengan cara melakukan monitoring di parameter yang ada dan juga melakukan pengukuran ke lapangan. Di PT.Showa Indonesia Manufacturing

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Gedung Twin Building Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Penelitian ini

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Gedung Twin Building Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Penelitian ini BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Prinsip Kerja Alat Pada penelitian ini pengukuran dilakukan pada sebuah gedung di salah satu kampus Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Dimana penelitian ini dilakukan

Lebih terperinci

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA NOMOR: KP.289 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA NOMOR: KP.289 TAHUN 2012 TENTANG KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA NOMOR: KP.289 TAHUN 2012 TENTANG PETUNJUK DAN TATA CARA PERATURAN KESELAMATAN PENERBANGAN SIPIL

Lebih terperinci

LAMPIRAN. dan paralel, kapasitas setiap panel 100 Wp. Harga untuk setiap 15 kwp

LAMPIRAN. dan paralel, kapasitas setiap panel 100 Wp. Harga untuk setiap 15 kwp LAMPIRAN Komponen PLTH Grup Barat A. Panel Surya Panel surya yang berada di PLTH tediri dari 150 unit yang tersusun seri dan paralel, kapasitas setiap panel 100 Wp. Harga untuk setiap 15 kwp adalah$15.540,

Lebih terperinci

PENGARUH HARMONISA PADA GARDU TRAFO TIANG DAYA 200 KVA DI PT PLN (Persero) APJ SURABAYA UTARA

PENGARUH HARMONISA PADA GARDU TRAFO TIANG DAYA 200 KVA DI PT PLN (Persero) APJ SURABAYA UTARA PENGARUH HARMONISA PADA GARDU TRAFO TIANG DAYA 200 KVA DI PT PLN (Persero) APJ SURABAYA UTARA Titiek Suheta Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya sondysuheta@yahoo.com

Lebih terperinci

ANALISIS HARMONISA TEGANGAN DAN ARUS LISTRIK DI GEDUNG DIREKTORAT TIK UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

ANALISIS HARMONISA TEGANGAN DAN ARUS LISTRIK DI GEDUNG DIREKTORAT TIK UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA ANALISIS HARMONISA TEGANGAN DAN ARUS LISTRIK DI GEDUNG DIREKTORAT TIK UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA Wasimudin Surya S 1, Dadang Lukman Hakim 1 Jurusan Pendidikan Teknik Elektro Universitas Pendidikan

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN ALAT

BAB IV PENGUJIAN ALAT BAB IV PENGUJIAN ALAT Untuk mengetahui apakah tujuan dari pembuatan alat ini telah telaksana dengan baik atau tidak, maka perlu dilakukan pengujian dan analisa terhadap alat yang dibuat, dan sebagai bagian

Lebih terperinci