BAB 4 ANALISIS DATA PENELITIAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 4 ANALISIS DATA PENELITIAN"

Transkripsi

1 BAB 4 ANALISIS DATA PENELITIAN 4.1 Instrumen Penelitian Republik Indonesia disingkat RI atau Indonesia adalah negara di Asia Tenggara, terletak di garis khatulistiwa dan berada di antara benua Asia dan Australia serta antara Samudra Pasifik dan Samudra Hindia. Karena letaknya yang berada di antara dua benua, dan dua samudra, ia disebut juga sebagai Nusantara (Kepulauan Antara). Terdiri dari pulau, Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia. Dengan populasi sebesar 256 juta jiwa pada tahun 2007, Sumber ( ) 43

2 44 Jaringan lokal internet Indonesia memiliki dua coreutama yaitu coreiix (Indoneisa Internet Exchange) dibawah pengelolaan APJII (Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia). Core kedua yaitu core OIXP (Open Internet Exchange Point) dibawah pengelolaan PT. IDC (Internetindo Data Center) Indonesia. Kedua core ini tidak memiliki interkonesi satu dengan yang lainnya karena memiliki perbedaan visi dan misi antara kedua pengelola core tersebut. Semua penyedia Internet Service Provider (ISP) di Indonesia memiliki interkoneksi kedua core tersebut untuk dapat terkoneksi ke seluruh layanan internet service di Indonesia. Gambar 4.1 Topologi Jaringan Intenet di Indonesia

3 PT IDC Indonesia dengan OIXP (Open Internet exchange Point) NICE (National Inter Connection Exchange) adalah suatu komunitas dari para ISP yang memiliki interkoneksi ke OIXP. NICE diselenggarakan dengan mengutamakan prinsip musyarah bersama antar para anggotanya (ISP). Semua kebijakan peraturan yang berhubungan dengan NICE akan dibicarakan secara terbuka didalam milis NICE dikelola oleh Bpk Johar Alam yang dimana beliau juga adalah pemilik dari PT.IDC Indonesia. NICE biasanya juga disebut OIXP dimana bentuk fisiknya adalah sebuah router Cisco 7609 yang digunakan sebagai network exchange point dari para ISP di Indonesia. Untuk informasi mengenai kebijakan dan peraturan teknis dari OIXP dapat diakses di PT IDC ( Internetindo Data Center) Indonesia PT IDC Indonesia bertempat di gedung cyber lantai 7. Service yang ditawarkan PT.IDC Indonesia adalah Co-location Service, dimana perusahaan atau ISP dapat menyewa rak untuk penempatan server dan perangkat jaringan. PT IDC

4 46 Indonesia adalah perusahaan yang bertanggung jawab dalam pemeliharaan dan pengoperasian core OIXP yang digunakan sebagai salah satu internet exchange point di Indonesia. Untuk informasi lebih lanjut mengenai PT. IDC Indonesia dapat di akses melalui APJII dengan IIX (Indonesia Internet Exchange) APJII (Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia) APJII adalah sebuah Asosiasi para penyedia jasa Internet di Indonesia, dimana APJII berdiri pada tanggal 15 Mei APJII dibentuk oleh para anggotanya untuk menjalankan program kunci yang dinilai strategis untuk pengembangan jaringan internet di Indonesia. Program-program tersebut adalah : 1. Tarif Jasa Internet 2. Pembentukan Indonesia-Network Information Center [ID-NIC] 3. Pembentukan Indonesia Internet Exchange [IIX] 4. Negosiasi Tarif Infrastruktur Jasa Telekomunikasi 5. Usulan Jumlah dan Jenis Provider APJII memberikan layanan-layanan menguntungkan bagi anggota, diantaranya adalah: 1. Koneksi IIX [Indonesia Internet Exchange].

5 47 2. APJII NIR [Alokasi IP Address dan AS Number] 3. Penyelenggaraan komunikasi dan konsultasi diantara anggota, antara anggota dengan Pemerintah, antara anggota dengan asosiasi/organisasi semitra didalam dan diluar negeri, serta antara anggota dengan dunia usaha pada umumnya 4. Penyediaan sumber-sumber informasi yang berkaitan dengan kebutuhan anggota 5. Perlindungan kepentingan anggota, memberikan masukan kepada Pemerintah melalui departemen terkait mengenai berbagai masalah demi kepentingan anggota 6. Penyelenggaraan Seminar dan Training MISI DAN TUJUAN APJII memiliki misi dan tujuan sebagai berikut : 1. Membantu para anggota dalam menyediakan jasa Internet yang berkualitas bagi masyarakat Indonesia. 2. Memasyarakatkan Internet dalam menunjang pengembangan sumber daya manusia di Indonesia. 3. Mendukung terciptanya peluang bisnis pengusaha Indonesia melalui penyediaan sarana informasi dan komunikasi global.

6 48 4. Membantu pemerintah dalam usaha pemerataan ekonomi di tanah air melalui kesempatan akses terhadap informasi dan komunikasi secara merata di seluruh pelosok Indonesia. 5. Membantu para anggota dalam menyediakan sumber-sumber informasi mengenai Indonesia. 6. Meningkatkan partisipasi masyarakat Indonesia dalam kerjasama Internasional. TUGAS-TUGAS POKOK APJII APJII mempunyai tugas-tugas pokok sebagai berikut: 1. Membina dan mengembangkan rasa kesatuan dan persatuan di antara para anggotanya. 2. Melindungi kepentingan para anggota. 3. Membantu usaha arbitrase dalam arti menengahi, mendamaikan dan menyelesaikan diantara anggota. 4. Menyelenggarakan komunikasi dan konsultasi antar anggota, antara anggota dengan Pemerintah dan antara anggota dengan asosiasi/organisasi semitra di dalam dan luar negeri, serta dunia usaha pada umumnya. 5. Menyelenggarakan hubungan dengan badan perekonomian dan badan-badan lain yang berkaitan dengan dan bermanfaat bagi APJII, baik nasional maupun Internasional.

7 49 6. Menjadi mitra Pemerintah dalam membangun sarana informasi dan komunikasi Nasional dan Internasional, sehingga seluruh sumber daya yang ada dapat digerakkan secara terpadu, efisien dan efektif. STRUKTUR ORGANISASI Struktur dan perangkat APJII terdiri dari : 1. Musyawarah Nasional/Musyawarah Nasional Luar Biasa 2. Dewan Pelindung/Pembina 3. Dewan Pengurus a. Anggota Dewan Ketua b. Sekretaris Jenderal c. Bendahara 4. Badan Pelaksana Harian

8 IIX Tujuan program IIX adalah membentuk jaringan interkoneksi nasional yang memiliki kemampuan dan fasilitas yang sesuai dengan kebutuhan yang ada, untuk digunakan oleh setiap Penyelenggara Jasa Internet yang memiliki ijin beroperasi di Indonesia. Pada saat ini program IIX tidak mempunyai tanggal berakhirnya program secara keseluruhan, melainkan dibagi atas tahapan-tahapan yang akan dikembangkan secara terus-menerus.

9 51 Gambar 4.2 Gambar Topologi IIX 4.3 Analisis Umum Internet di Kawasan Asia Tabel 4.1 Jumlah Populasi Internet Dunia Tahun 2008

10 52 Jika dilihat dari Grafik diatas dapat dilihat bahwa kawasan Asia adalah memiliki pengguna internet terbesar dengan persentase 39,5% dari seluruh pengguna internet dunia. Hal ini dirasakan wajar dikarenakan kawasan Asia memiliki populasi penduduk yang paling tinggi diseluruh dunia. Dengan tingkat pertumbuhan pengguna sebesar 406,1 % dari tahun , dirasakan cukup kecil jika dibandingkan dengan kawasan kawasan lain yang jumlah penduduknya lebih kecil dari kawasan Asia. Grafik 4.1 Penetrasi Pengguna Internet Dunia Berbeda dengan tingkat pengguna, tingkat penetrasi Internet, kawasan Asia hanya 15,3% lebih kecil jika dibandingkan dengan kawasan timur tengah dengan tingkat penetrasi mencapai 21,3%. Ini artinya dari 3,7 milyar penduduk Asia hanya 15,3% diantara yang punya kemampuan mengakses Internet. Berbeda sekali dengan Amerika Utara. Dimana tingkat

11 53 penetrasi Internet dikawasan tersebut mencapai 73,6% dari jumlah populasi sekitar 337juta jiwa.

12 54 Tabel 4.2 Tabel Pengguna Internet di Negara-negara kawasan Asia Dari table 4.2 dapat dilihat bahwa Indonesia sendiri diperkirakan tingkat penetrasinya hanya 10,3% dari perkiraan jumlah populasi 237,5 juta jiwa. Untuk Asia, tingkat penetrasi tertinggi diduduki oleh negara Jepang dengan 73,8%. Dan untuk negara yang memiliki pengguna intenet tertinggi di kawansan Asia, Indonesia menempati peringkat di urutan ke lima setelah Korea Selatan ( Grafik 4.3).

13 55 Grafik 4.2 Peringakat Negara Pengguna Internet di Kawasan Asia Dari data-data yang disajikan diatas dapat dilihat bahwa kawasan Asia khususnya Indonesia memiliki kenaikan yang cukup signifikan untuk pengguna dan pelanggan internet dari tahun 2000 sampai dengan 2008 kenaikan mencapai % pengguna internet, berarti setiap tahunnya Indonesia memiliki rata-rata kenaikan sebesar 143,75 % pengguna internet. Melihat perkembangan tersebut sudah dapat dirasakan bahwa jaringan internet Indonesia memiliki nilai pangsa pasar yang cukup besar. Hal ini dapat juga dilihat dari perkembangan jumlah ISP (Internet Service

14 56 Provider) yang berdiri sejak tahun yang telah mencapai 202 ISP yang teregister ( Tabel 4.2 ) Tabel 4.3 Jumlah ISP dan NAP yang terdaftar menjadi Keanggotan APJII 4.4 Analisis Biaya dan Manfaat dengan adanya Internet Exchange Point ( IIX and OIXP) Pra Sebelum adanya Internet Exchange Point

15 57 Gambar 4.3 Topologi Network Indonesia Sebelum adanya Internet Exchange Point Sebelum adanya Internet Exchange Point semua ISP di Indonesia memiliki koneksi ke masing-masing NAP (Network Access Provider) yang ada di Amerika Serikat, Singapore, dan Jepang (Gambar 4.3). Hal ini menyebabkan banyaknya devisa yang terbuang keluar negeri, karena bandwith untuk koneksi international pada saat itu mahal. Hal tersebut akan membebani membebani biaya operasional para ISP. Pasalnya, hubungan lokal dilakukan dengan menggunakan jalur SLI. Tingginya biaya operasional ini menyebabkan para ISP berlomba-lomba mencari pelanggan untuk menutupi biaya operasional dan sewa bandwith lihat (Tabel 4.4). Namun sayangnya,

16 58 banyaknya pelanggan tidak diikuti dengan peningkatan kapasitas sambungan internasional. Akhirnya, internet pun menjadi lambat. Tabel 4.4 Harga Leased Line International Connection at year 2000 Secara teknikal konfigurasi netwok pada masa tersebut sangat lah tidak efisien dikarenakan komunikasi antar ISP lokal harus melewati koneksi ke International terlebih dahulu. Ilustrasinya sebagai berikut misalkan pada waktu itu ada 2 ISP (A dan B). ISP A terhubung ke jalur utama Internet dunia (biasa disebut tier-1) melalui Global One (Amerika Serikat) sedangkan ISP B terhubung lewat A-Bone (Jepang). Jika pengguna ISP A ingin mengirimkan atau melakukan chatting dengan temannya yang menggunakan ISP B, ia harus melewati jalur ke Amerika Serikat terlebih dahulu, baru ke Jepang, lalu kembali lagi ke Amerika Serikat, dan balik lagi ke Indonesia Pasca Sesudah adanya Internet Exchange Point

17 59 Gambar 4.4 Topologi Network Indonesia Setelah adanya Internet Exchange Point Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) yang dibentuk pada tahun 1996 pun mengenali adanya masalah ketidak efisiensi dalam hal koneksi dintara semua ISP di Indonesia (Gambar 4.4). Pembangunan IIX menjadi salah satu program utama APJII di masa awalnya berdiri. IIX pertama mampu menangani delapan koneksi serial yang masing-masing berkapasitas 2 Mbps. Node itu juga memiliki 4 port ethernet 10 Mbps yang masing-masinig tersambung ke hub 16 port. Setelah adanya Internet Exchange Point maka secara teknikal koneksi anatar ISP semakin cepat dikarenakan lalu lintas data hanya melewati beberapa hope saja untuk

18 60 sampai ke masing-masing ISP. Pada saat ini setiap ISP sudah terhubung ke Internet Exchange Point dengan menggunakan interface GigabitEthernet dengan kapasitas 1 Gbps. Dengan kondisi tersebut maka setiap ISP tidak perlu khawatir lagi akan adanya bootleneck koneksi ke ISP lainnya Manfaat Terkoneksi ke Exchange Point (IIX and OIXP) Para ISP yang terkoneksi ke IIX dan OIXP memiliki banyak sekali keuntungan yang didapat antara lain : 1. Merupakan jalur alternatif untuk saling terinterkoneksi dengan semua ISP di seluruh Indonesia selain menggunakan koneksi International Backbone. 2. Terkoneksi dengan lebar pita (bandwith) yang tinggi antar ISP di Indonesia. 3. Memberikan kesempatan kepada para ISP dan Content Provider untuk menawarkan produk-produk mereka yang membutuhkan bandwith yang tinggi seperti VOIP, Video Streaming, Video Conference, IP TV, dll. 4. Beban biaya koneksi murah karena tujuan dari Exchange Point adalah untuk mengurangi biaya operasional dari setiap ISP yang terkoneksi sehingga harga koneksi internet yang dijual dapat ditekan dan lebih terjangkau oleh konsumen di Indonesia.. Rata-rata setiap ISP pada

19 61 masa awal dibentuknya Exchange Point dapat menghemat US$ Bahkan, sebuah ISP mampu menghemat rata-rata US$ /bulannya dalam waktu delapan bulan setelah terhubung ke Exchange Point. 5. Mengurangi ketergantungan terhadap koneksi International Backbone jika terjadi permasalah teknis dan bencana (disaster), contoh kasus gempa bumi berkekuatan 7,2 Skala Ritcher yang mengguncang Taiwan dan menyebabkan gelombang tsunami yang merusak kabel fiber optic bawah laut serta landing station yang ada di Taiwan sehingga menyebabkan koneksi Internet Indonesia ke International menjadi terputus. 4.5 Analisis Disaster recovery Plan Exchange Point (OIXP dan IIX) Disaster reovery Plan OIXP Core OIXP yang dibawah naungan NICE dan PT IDC Indonesia tidak memiliki disaster reovery plan. Hal ini disebabkan karena core network ini dibentuk dari kumpulan komunitas dari para ISP dan Internet Content Provider (ICP) seperti Game Online Publisher, Portal berita, Mobile Internet Content Provider, dan lain lain. Sekitar 95% traffic internet lokal Indonesia menggunakan akses dari Core OIXP. Dari hasil survei dilapangan core OIXP tidak memiliki disaster reovery plan sama sekali dikarenakan keterbatasan biaya dalam melakukan perancangan. Komunitas NICE dibentuk dengan pertimbangan untuk mengurangi biaya

20 62 interkoneksi dari para anggotanya, sehingga komunitas ini pun tidak menarik iuran ataupun biaya yang dibebankan anggotanya. Peralatan yang digunakan sekarang yaitu Router Cisco 7609 Series merupakan sumbangan dari PT.IDC Indonesia untuk komunitas ini. Semua biaya operasional dari Core OIXP dibebankan semuanya ke PT.IDC Indonesia karena core tersebut bercolocation di Data Center PT.IDC Indonesia di gedung cyber lantai 7. PT.IDC Indonesia dan NICE selaku penanggung jawab tidak memiliki dana yang cukup untuk membangun redundancy dan disaster reovery dari core OIXP, karena pada waktu investasi awalnya core OIXP sudah memakan dana yang cukup besar sekitar $ US Disaster reovery Plan IIX Core IIX yang dibawah naungan APJII pada dasarnya tidak memiliki disaster reovery plan yang disiapkan untuk menghadapi suatu disaster (bencana). Pada prakteknya jaringan IIX di desain untuk memudahkan para ISP yang tidak memiliki koneksi ke gedung cyber dapat terkoneksi ke node IIX yang terdekat dengan ISP tersebut. Untuk ilustrasinya dapat dilihat pada gambar dibawah ini (Gambar 4.5).

21 63 Gambar 4.5 Topologi Redudancy Jaringan IIX Saat ini terdapat tiga node utama IIX yang terhubung dengan backbone Fiber Optic dan topology ring yang menjadi interkoneksi utama backbone ke koneksi IIX lainnya seperti ke IIX Korwil yang berada di daerah-daerah dan IIX khusus e-gov seperti pemerintahan, militer dan pendidikan (JARDIKNAS), ketiga tempat tersebut adalah : o IIX 1 berada di Gedung Telkom Grha Citra Caraka, Jl. Jend. Gatot Subroto 52 dan direlokasi ke Gedung Arthatel o o IIX-2 terletak di Gedung Cyber Jl. Kuningan Barat No. 8 Jakarta IIX-3 berada di Annex Building Suite 101 AB Plaza Kuningan Jl. H.R. Rasuna Said Kav C Sumber (

22 64 Dalam mengembangkan pelaksanaan teknisnya, IIX-APJII memperhatikan peta jaringan fisik dan pertimbangan non-teknis seperti keterkaitan dengan network provider yang sudah ada seperti Telkom, Indosat dan Satelindo. Oleh karena itu bentuk jaringan IIX-APJII akan berupa segitiga yang menghubungkan pusat-pusat jaringan Telkom, Indosat dan NAPINFO (di Jakarta). PJI yang kebetulan berada di dalam lokasi gedung-gedung tersebut akan dapat terhubung secara langsung ke jaringan IIX-APJII, sedangkan PJI uang berada di luar segitiga dihubungkan ke salah satu titik yang terdekat. Konfiguasi tersebut pada saat ini dianggap sebagai solusi terbaik berdasarkan berdasarkan pertimbangan berikut ini: 1. Telkom dan Indosat adalah penyedia sirkit telekomunikasi internasional, yang dibutuhkan PJI untuk menghubungkan jaringannya ke internet. 2. Telkom adalah penyedia sirkit telekomunikasi domestik, yang dibutuhkan PJI untuk mengembangkan jaringannya di Indonesia. 3. Banyaknya PJI yang menempatkan pusat jaringannya di dalam gedung Telkom, Indosat dan NAPINFO (di Jakarta). 4. Tersedianya infrastruktur telekomunikasi yang memadai di ketiga gedung tersebut di atas.

23 65 5. Dengan memiliki 3 (tiga) simpul utama, kehandalan jaringan lebih bisa dijaga dibanding hanya mengandalkan 1 (satu) simpul. Untuk skala Nasional IIX sudah memiliki pengembangan sampe ke kota besar yang menurut APJII memiliki penetrasi internet yang cukup signifikan. Topologi jaringan IIX secara nasional dapat dilihat pada gambar dibawah ini (Gambar 4.6 ) Gambar 4.6 Topologi Pengembangan Jaringan IIX dalam Skala Nasional Dengan menggunakan Topologi seperti gambar 4.6, maka ISP yang beroperasi di daerah-daerah dapat menggunakan salah satu jalur koneksi ke IIX di

24 66 Jakarta tanpa harus membangun koneksi sendiri ke Jakarta yang akan memakan biaya yang cukup besar. 4.6 Indentifikasi dan Analisis Resiko bencana (Disaster) dan Ancaman (Threats) Gambar 4.7 Komponen yang Mempengaruhi Sebuah Resiko Untuk mengetahui kerugian yang diakibatkan oleh sebuah bencana kita harus mengetahu terlebih dahulu faktor-faktor resiko apa saja yang ditimbulkan oleh sebuah bencana seperti lokasi (location), cakupan (scope), efek (impact), waktu

25 67 yang mengakibatkan system tidak dapat beroperasi (downtime), prediksi kerugian (predictability), peringatan dini terhadap munculnya suatu resiko (advance warning), dan kemungkinan- kemungkinan resiko lain yang timbul (likelihood). Penelitian ini akan membagi resiko dan ancaman menjadi 5 layer, yang dimana setiap layer tersebut akan melihat impact (efek) yang terjadi di internal dan eksternal dari kedua core: 1. Resiko Eksternal (External Risk), Layer 1 Didalam resiko eksternal yang mungkin terjadi pada kedua core akan dibagi lagi menjadi beberapa kemungkinan disaster (bencana) yang dapat disebabkan oleh: a. Bencana Alam Bencana Alam yang mungkin terjadi seperti gempa dan banjir. Kedua core nnetwork terletak di gedung yang sama yaitu di gedung cyber, dimana core OIXP berada di lantai 7 dan core IIX di lantai 1 gedung cyber.jika terjadi ganguan gempa dan mengakibatkan gedung cyber menjadi roboh maka kedua core akan mengalami kerusakan yang cukup fatal dan mengakibatkan routing seluruh ISP di Indonesia akan menjadi kacau dan akan kondisi tersebut akan kembali ke masa sebelum adanya Exchange Point. Banjir dapat menyebabkan

26 68 terputusnya koneksi ke gedung cyber, sehingga para ISP terkoneksi menggunakan jalur Fiber Optic ke gedung cyber akan terputus dan harus menggunakan media lain seperti koneksi Wireless untuk dapat tetap terkoneksi ke gedung cyber b. Kerusakan yang disebabkan oleh manusia (Man-Made Risk) Hal dapat terjadi jika akses ke data center tempat diletaknya router Exchange Point tidak diperketat. Pemberian akses ke data center hanya diberikan kepada teknisi yang menjadi perwakilan setiap perusahaan atau ISP yang telah melakukan registrasi nama terlebih dahulu dan membawa access card yang diberikan oleh pihak data center ketika akan masuk ke ruangan data center. Sehingga kemungkinan data center dimasuki oleh orang yang tidak dikenal ataupun orang yang akan melakukan pengrusakan dapat dihindari. c. Kesalahan Konfigurasi (Human Error) Dari faktor manusia yang menjadi permasalahan utama adalah kesalahan konfigurasi dari para Network Administrator, sehingga menyebabkan ketidakstabilan interkoneksi antara node yang saling terkoneksi. Seperti kesalahan mengconfigure BGP (Border Gateway Protocol) yang menjadi protocol komunikasi antar router menyebabkan bocornya routing dan akan membuat interkoneksi ke semua ISP menjadi terganggu.

27 69 2. Facility Wide Risk ( Resiko terhadap Fasilitas secara keseluruhan), Layer 2 a. Kerusakan akibat masalah kelistrikan (Electricity Failure) Jika pasokan listirk dari gedung mati maka akan menyebabkan router tidak dapat bekerja. Biasanya kedua router ini memiliki back up UPS (Uninterruptible Power Supply), tetapi back up UPS ini memiliki keterbatan waktu sehingga jika listrik dari gedung mati terlau lama maka router akan mati karena UPS tidak dapat lagi mensupply listrik ke router. b. Kebakaran (Fire) Didalam gedung data center tempat ditempatnya kedua core network memiliki alat pemadan kebakaran yang cukup memadai seperti pemakain FM-200 (waterless fire extinguishers) yang menggunakan media gas, alat pemadan jenis seperti ini banyak digunakan di data center karena tidak menggunakan media air sebagai pemadamnya karena air dapat menyebabkan kerusakan perangkat elektronik. c. Kekuatan Struktur Gedung ( Building Structural)

28 70 Kedua coreberada yang digedung cyber, dimana coreiix berada di lantai 1 sedangkan core OIXP berada di lantai 7. Yang menjadi sedikit perhatian adalah pada core OIXP dimana lantai 7 gedung cyber tersebut adalah tempat collocation para ISP dan Content Provider yang menyewa rack untuk collocation server. Dari segi structural gedung lantai 7 memiliki tekanan tonase yang sangat besar karena banyak-nya penempatan server. Hal ini sangat berbahaya jika terjadi gempa bumi (earthquake) yang dimana beberapa tahun belakanga ini Indonesia sering dilanda gemba bumi dengan intensitas yang cukup besar. Untuk itu perlu menjadi perhatian untuk pengelola core OIXP bahwa untuk selalu melakukan audit terhadap struktural gedung cyber secara berkala karena kemungkinan akan terjadi kerobahan atau ambruknya gedung cyber jika melewati batas yang tonase yang dianjurkan karena semakin bertambahnya colocation server di PT IDC Indonesia. d. Pelanggaran Keamanan (Security) Sabotase (Sabotage) Gedung Cyber termasuk salah satu gedung yang dilindungi oleh negara karena di gedung ini ditempatkannya core network Internet Indonesia. Sehingga gedung ini akan

29 71 menjadi prioritas perlindungan jika terjadi suatu ancaman atau sabotase dari pihak pihak yang tidak bertanggung jawab. Ancaman Bom (Bom Thread) Gedung Cyber memiliki pengamanan yang cukup ketat, karena setiap kendaraan yang akan memasuki gedung cyber akan diperiksa secara ketat oleh pihak keamanan gedung. Tapi kemungkinan assesment mungkin saja masih dapat terjadi, karena Gedung Cyber merupakan salah gedung yang paling vital karena menjadi pusat routing koneksi internet seluruh Indonesia. Jika gedung cyber mendapat serangan teroris seperti bom maka seluruh koneksi internet lokal Indonesia akan terputus dan akan menyebabkan kerugian yang cukup besar bagi negara Indonesia. 3. Data System Risk ( Resiko terhadap Data Sistem), Layer 3 a. Kerusakan Hardware (Hardware Failure) Kegagalan Supply Listrik (Power Supply Failure) Power Supply merupakan menyuplai tenaga atau listrik bagi router yang digunakan sebagai Exchange Point (OIXP dan

30 72 IIX). Untuk itu perlu digunakan suatu system power supply yang redundant sehingga jika salah satu power supply rusak maka akan ada backup dari power supply yang lain. Router OIXP dan IIX sudang menggunakan system redundant power supply sehingga kemungkinan untuk operation failure akibat power supply sangat minim terjadi karena sudah dipersiapkan oleh pengelola. Kerusakan Interface Router (Interface Failure) Kerusakan dari perangkat interface dari perangakat jaringan sangat jarang sekali terjadi selama beroperasinya kedua core. Ketersedian interface jaringan masih cukup memadai di kedua core, karena masih banyak interface yang belum dipakai, sehingga jika terjadi interface failure maka tinggal menggantinya dengan interface yang masih tersedia. Kerusakan Kabel (Cabel Failure) Jenis kabel yang digunakan pada perangkat jaringan di kedua coreadalah UTP (Unshileded Twisted Pair) Category 6 dan Fiber Optic. Kedua kabel ini digunakan karena dapat menampung traffic yang cukup tinggi bahkan hampir 1 Gbps (Gigabit per second). Untuk masalah kabel jarang sekali terjadi permasalahan selama beroperasinya kedua core. Disetiap data

31 73 center biasanya memiliki cadangan atau stock kabel sehingga jika dari hasil troubleshooting ternyata didapat masalah kabel maka dapat langsung diganti dengan yang baru dak tidak memakan waktu yang lama. b. Kerusakan Software (Software Failure) IOS (Internetwork Operating System) adalah system operasi yang digunakan pada router, jika system operasi ini mengalami masalah maka ketstabilan interkoneksi antar router akan menjadi terganggu karena router yang saling terkoneksi tidak dapat melakukan update routing table. IOS menggunakan platform UNIX yang cukup stabil karena tidak memerlukan banyak sumber daya dari processor. Masalah seperti ini jarang sekali terjadi di kedua core. 4. Departmental Risk ( Resiko dari Tiap Departemen atau organisasi yang berhubungan),layer 4 Jika terjadi suatu permasalahan di kedua core maka yang paling terasa impact nya adalah semua ISP yang terkoneksi kedua core tersebut. Karena kedua core adalah tempat exchange point dari semua traffic lokal internet dari semua ISP di Indonesia. Jika assessment terjadi di kedua core maka kemungkinan yang akan terjadi adalah :

32 74 Semua traffic internet lokal Indonesia akan dirouting melewati jalur Interkoneksi International para ISP. Koneksi Internet menjadi lambat karena kapasitas Bandwith Internasional Indonesia sangant minim sekali. Karena badwith lokal akan digabung dengan bandwith International. Kerugian yang dialami ISP akan cukup besar, terutama ISP yang bandwith lokalnya melebihi traffic bandwith international yang mereka miliki. Content Provider seperti game online yang semua traffic nya menggunakan kedua core akan tidak dapat beroperasi karena para ISP hanya akan memprioritaskan traffic untuk sektor lain yang lebih krusial. Kerugian sektor riil yang banyak menggunakan traffic lokal akan sangat besar karena tidak banyak data yang dapat dikirim melalui internet karena keterbatasan bandwith international. 5. Internal Risk ( Resiko bagi Internal Organisasi ), Layer 5 APJII dan PT.IDC selaku pengelola kedua core akan banyak menghadapi complaint jika kedua lembaga tersebut tidak bisa cepat melakukan recovery dengan cepat karena masalah ini akan menjadi bencana

33 75 nasional Indonesia. Kredibilitas lembaga itu akan dipertanyakan dalam mengelola kedua core. Tabel 4.5 Tabel Risk Assesment Risk Assesment Form Likelihood Impact Restoration Time Score Grouping Risk Layer 1 Bencana Alam Earthquake Flood Man-Made Risk Human Error Layer 2 Electricity Failure

34 76 Fire Building Structural Security Sabotage Bom Thread Layer 3 Hardware Failure Power Supply Failure Interface Failure Cabel Failure Software Failure Layer 4 ISP Content Provider

35 77 Layer 5 APJII PT.IDC Indonesia Keterangan : Likelihood, Score 0 10, dimana nilai 0 adalah kemungkinan terjadi resiko kecil dan 10 adalah kemungkinan terjadi cukup besar. Impact, Score 0 10, dimana nilai 0 adalah tidak terjadi dampak sama sekali dan 10 adalah kemungkinan terjadi dampak yang besar. Restoration Time, Score 0 10, dimana nilai 0 adalah memerlukan waktu pemulihan resiko cepat dan 10 adalah memerlukan waktu pemulihan resiko yang lama. Dari tabel 4.5 diatas dapat dilihat beberapa score dari masing-masing layer. Semakin tinggi score didapat tiap resiko, semakin tinggi efek dan kerugian yang dihasilkan resiko tersebut. Pada saat menyusun suatu disaster reovery plan score yang paling tinggi harus menjadi skala prioritas utama karena memiliki potensi membawa kerugian yang paling besar. Tabel Risk Assasement dapat dijadikan pedoman dalam menyusun disaster reovery plan pada kedua core, dimana entitas dari resiko mana saja yang harus menjadi skala prioritas yang harus menjadi perhatian utama.

36 Analisis Kerugian Bisnis Setiap ISP (Loss Of Business Oportunity) Kerugian yang tampak (Tangible Cost Loss) Kerugian yang diakibatkan terputusnya koneksi ke lokal coreindonesia Jika kedua coremengalami bencana atau disaster yang mengakibatkan tidak dapat beroperasinya kedua core. Maka secara teknis semua routing lokal internet Indonesia akan beralih ke link International. Hal ini dapat digambarkan para ISP di Indonesia akan kembali ke masa Pra Exchange Point, dimana semua trafik internet lokal Indonesia akan menggunakan satu jalur yaitu jalur koneksi International. Dari hasil survei dilapangan didapat data bahwa total trafik lokal Indonesia rata-rata setiap harinya adalah : Total Bandwith Lokal Indonesia = Total Bandwith OIXP + Total Bandwith IIX = 4,5 Gbps + 200Mbps = 4,500 Mbps Mbps Total Bandwith Lokal Indonesia = 4700 Mbps Didapat hasil bahwa setiap harinya total trafik lokal Indonesia sebesar 4700 Mbps. Harga bandwith International di pasaran hasil survei pada tahun 2008 didapat harga

37 79 $1500 USD per Mbps, maka didapat hasil jika semua trafik internet lokal Indonesia dilewatkan ke koneksi International adalah Total Biaya = $1500 / Mbps X 4700 Mbps = $ Jika asumsi menggunakan kurs $1 = Rp (Kurs November 2008), maka Total kerugian yang diakibatkan bencana (disaster) yang menimpa core network Indonesia sebesar : Total Kerugian (Loss) = $ X Rp = Rp ,- Indonesia akan mengalami kerugian sebesar Rp per harinya jika kedua core network Indonesia mengalami suatu bencana. Jika kita mengambil asumsi bahwa setiap ISP di Indonesia memiliki kontribusi jumlah bandwith yang sama ke lokal core network Indonesia, maka dapat dihitung kerugian yang ditanggung setiap ISP adalah Kerugian (Loss) setiap ISP Di Indonesia = Rp / 169 * = Rp Keterangan : *) Jumlah ISP yang beroperasional menurut data Statistik APJII Tahun 2007

38 Kerugian yang diakibatkan oleh tidak terpenuhinya SLA (Service Level Agreement) ke konsumen Setiap ISP di Indonesia dalam memberikan service kepada konsumennya selalu memberikan Service Level Agremeent (SLA) rata- rata sebesar 95%, sehingga dalam satu tahun mereka hanya boleh gagal atau tidak memberikan service kepada konsumennya selama 18 hari atau setara dengan 432 jam. Besarnya SLA yang diberikan setiap ISP kepada konsumennya sangat bervariasi tergantung dengan kehandalan backbone infrastruktur yang dimiliki setiap ISP. Jika SLA tidak terpenuhi maka konsumen dapat menuntut ganti rugi kepada ISP yang memberikan layanan Internet kepada mereka. Hal ini dapat memberikan kerugian kepada ISP jika disaster reovery kedua core memakan waktu yang lama atau bahkan tidak bisa direcover sama sekali karena kedua core network tidak memiliki disaster reovery plan. jika mengambil assumsi bahwa semua ISP memiliki mendapat jumlah pelanggan ( pelanggan : 169 ISP yang beroperasional ), dan dari jumlah pelanggan tersebut ada 40% yang banyak menggunakan bandwith lokal yaitu sebanyak pelanggan. Jika setiap pelanggan berlangganan sebesar 256 kbps dengan harga Rp / bulan. Maka kerugian jika pelanggan tersebut berhenti berlangganan maka total kerugian dapat mencapai Rp Kerugian yang tidak tampak (Intangible Cost Loss)

39 81 Selain tangible cost, suatu bencana pasti memiliki kerugian yang bersifat intangible. Kerugian intangible yang mungkin dialami oleh para ISP adalah menurunnya kepercayaan para konsumen mereka akan layanan service yang diberikan para ISP. Hal ini dapat disebabkan tidak terpenuhinya SLA yang diberikan ISP kepada konsumennya, sehingga konsumen akan beralih ke ISP lain yang memiliki SLA yang lebih baik atau dapat menawarkan level SLA yang lebih besar kepada mereka.

40 Analisis Biaya dan Manfaat Pembangunan Disaster Recovery Plan Setiap ISP. Jika menggunakan asumsi bahwa proses recovery kedua core memakan waktu 1 tahun, maka total kerugian yang diakibatkan karena semua traffic lokal menggunakan koneksi International selama 1 tahun adalah Rp ( 12 X Rp ) belum lagi ditambah tidak terpenuhinya SLA kepada customer dan dapat menyebabkan kehilangan pelanggan selama setahun sebesar Rp (12 X Rp ). Jika melakukan Investasi untuk pembangunan Disaster recovery site yang baru dengan menggunakan asumsi Setiap ISP melakukan penarikan kabel fiber optic langsung dari NOC ISP ke DRC (Disaster Recovery Center ) sepanjang 20 KM. Harga permeter penarikan kabel sudah termasuk harga fisik kabel, sewa jasa kontraktor dan perijinan sebesar Rp / KM Harga Investasi peralatan dan infrastructure jaringan sebesar Rp Maka total harga investasi untuk membangun koneksi ke Disaster Recovery Center yang baru adalah = Harga Penarikan kabel + Harga Infrastruktur jaringan ( Router, Switch, dan dll)

41 83 = (Rp /Km X 20 Km ) + Rp = Rp Rp = Rp Keuntungan (benefit ) = Total Kerugian ISP setahun (sewa interkoneksi + pelanggan yang berhenti berlangganan) Total Harga Investasi membangun DRP = (Rp Rp ) Rp - Rp = Rp Rp = Rp Jadi jika menggunakan asusmsi diatas maka pihak ISP maka jika terjadi disaster yang menimpa core network Indonesia makan kerugian yang dialami dapat diminimalisir sampai dengan Rp

BAB 4 ANALISIS DATA PENELITIAN

BAB 4 ANALISIS DATA PENELITIAN BAB 4 ANALISIS DATA PENELITIAN 4.1 Area Penelitian Negara Indonesia merupakan negara kepulauan yang terletak pada garis khatulistiwa dan berada diantara dua benua Asia dan Australia dan juga berada pada

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Dari hasil penelitian yang dilakukan melalui tahap interview dan survei yang dilakukan, makan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: Internet Exchange Point

Lebih terperinci

ABSTRAK. Pertumbuhan pengguna Internet di Indonesia yang telah mencapai user (perkiraan kumulatif sampai akhir tahun 2007) yang pada awal

ABSTRAK. Pertumbuhan pengguna Internet di Indonesia yang telah mencapai user (perkiraan kumulatif sampai akhir tahun 2007) yang pada awal ABSTRAK Pertumbuhan pengguna Internet di Indonesia yang telah mencapai 25.000.000 user (perkiraan kumulatif sampai akhir tahun 2007) yang pada awal perkembanganya pada tahun 1998 hanya 512.000 user. Dapat

Lebih terperinci

Pendahuluan... Interkoneksi ke IIX

Pendahuluan... Interkoneksi ke IIX Mengapa Internekoneksi ke IIX lebih baik? Deris Stiawan (Dosen Jurusan Sistem Komputer FASILKOM UNSRI) Sebuah Pemikiran, Sharing, Ide Pengetahuan, Penelitian Pendahuluan... Saat ini dengan berkembangnya

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Perumusan Masalah Penelitian Penerapan Landasan Teori Pencarian Data (Study Literatur,Survei, dan Interview) Analisis Data Teknis, Recovery Plan, dan Business Impact Analysis

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Dalam penelitian ini akan menggunakan metode penelitian seperti pada gambar 3.1 dibawah ini. Penjabaran dari setiap metode akan dibahas pada setiap subbab berikut ini. Perumusan

Lebih terperinci

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. : PT. Rahajasa Media Internet (RADNET) Alamat : Jl. Jendral Basuki Rahmat No Plaza BRI Lt. 8 Room 803.

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. : PT. Rahajasa Media Internet (RADNET) Alamat : Jl. Jendral Basuki Rahmat No Plaza BRI Lt. 8 Room 803. BAB II PROFIL PERUSAHAAN 2.1 LATAR BELAKANG PERUSAHAAN Nama Perusahaan : PT. Rahajasa Media Internet (RADNET) Alamat : Jl. Jendral Basuki Rahmat No. 122 Plaza BRI Lt. 8 Room 803 Surabaya 60271 Indonesia

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. topologi yang akan dibuat berdasarkan skematik gambar 3.1 berikut:

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. topologi yang akan dibuat berdasarkan skematik gambar 3.1 berikut: BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 3.1. TOPOLOGI SISTEM JARINGAN Dalam penelitian ini dilakukan pengembangan dan implementasi teknologi MIPv4 dengan diperhatikannya faktor kualitas layanan dan kehandalan. Adapun

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA, PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA NOMOR : 21 / PER/M.KOMINFO / 12 / 2010 TENTANG PENYEDIAAN NUSANTARA INTERNET EXCHANGE UNTUK LAYANAN INTERNET PADA WILAYAH PELAYANAN UNIVERSAL TELEKOMUNIKASI

Lebih terperinci

Keputusan Menteri tentang penyelenggaraan NAP (Netwok Access Point) dan ISP (Internet Service Provider) Oleh: Yudha Febi Irawan

Keputusan Menteri tentang penyelenggaraan NAP (Netwok Access Point) dan ISP (Internet Service Provider) Oleh: Yudha Febi Irawan Keputusan Menteri tentang penyelenggaraan NAP (Netwok Access Point) dan ISP (Internet Service Provider) Oleh: Yudha Febi Irawan 55408110018 Dosen: DR. Ir Iwan Krisnadi MBA Untuk Memenuhi Tugas Ujian Akhir

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. daya, dimana dibutuhkan layanan-layanan dan aturan-aturan (protocols) yang

BAB 1 PENDAHULUAN. daya, dimana dibutuhkan layanan-layanan dan aturan-aturan (protocols) yang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jaringan komputer didefinisikan sebagai sekumpulan peralatan komputer yang dihubungkan agar dapat saling berkomunikasi dengan tujuan membagi sumber daya, dimana dibutuhkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. sangatlah penting. Kebutuhan akan teknologi informasi menjadi sangat krusial

BAB 1 PENDAHULUAN. sangatlah penting. Kebutuhan akan teknologi informasi menjadi sangat krusial BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Peranan teknologi informasi pada era modernisasi dan globalisasi pada saat ini sangatlah penting. Kebutuhan akan teknologi informasi menjadi sangat krusial khususnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Jaringan Time Division Multiplexing (TDM) selalu berpikir bahwa Internet Protocol (IP) harus berjalan di atas infrastruktur Time Division Multiplexing (TDM),

Lebih terperinci

JARINGAN. berhubungan untuk melakukan komunikasi data. Tahun 1940-an : di Amerika dibuatlah proses beruntun (Batch Processing)

JARINGAN. berhubungan untuk melakukan komunikasi data. Tahun 1940-an : di Amerika dibuatlah proses beruntun (Batch Processing) JARINGAN 11.1. Konsep Jaringan Komputer 11.1.1. Definisi Jaringan Komputer Jaringan komputer adalah kumpulan dua atau lebih komputer yang saling berhubungan untuk melakukan komunikasi data. 11.1.2. Sejarah

Lebih terperinci

Asniar As ad Business Manager YMID : niar.1703 Mobile :

Asniar As ad Business Manager   YMID : niar.1703 Mobile : No. 090/LA/562/2010 12 Januari 2010 Yang terhormat, Kepala Balai Monitor SFR Kelas II Makassar Jl. Poros Malino - Makassar Gowa Hal : Penawaran Koneksi Internet Dedicated Pertama-tama kami mengucapkan

Lebih terperinci

JARINGAN KOMPUTER JARINGAN KOMPUTER

JARINGAN KOMPUTER JARINGAN KOMPUTER JARINGAN KOMPUTER JARINGAN KOMPUTER Topologi jaringan adalah : hal yang menjelaskan hubungan geometris antara unsur-unsur dasar penyusun jaringan, yaitu node, link, dan station. Jenis Topologi jaringan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Layanan data kini menjadi sumber keuntungan terbesar penyedia layanan komunikasi di Indonesia. Hal ini ditandai dengan tingginya pengguna internet menurut Kementerian

Lebih terperinci

SIMULASI PERANCANGAN SISTEM JARINGAN INTER VLAN ROUTING DI UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

SIMULASI PERANCANGAN SISTEM JARINGAN INTER VLAN ROUTING DI UNIVERSITAS NEGERI MEDAN SIMULASI PERANCANGAN SISTEM JARINGAN INTER VLAN ROUTING DI UNIVERSITAS NEGERI MEDAN Oris Krianto Sulaiman Universitas Islam Sumatera Utara Jalan Sisingamangaraja, Kelurahan Teladan, Medan Kota, Sumatera

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN. NTT ( Nippon Telegraph & Telephone ) group memberikan layanan

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN. NTT ( Nippon Telegraph & Telephone ) group memberikan layanan BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN 3.1 RIWAYAT PERUSAHAAN NTT ( Nippon Telegraph & Telephone ) group memberikan layanan komunikasi sejak 1890. Mengoperasikan lebih dari 500 perusahaan, NTT group mengontrol

Lebih terperinci

Pengembangan Jaringan Internet Dan Intranet. Workshop Pengembangan Jaringan Internet Kementrian Agama Wilayah Riau Pekanbaru, 31 Mei 2012

Pengembangan Jaringan Internet Dan Intranet. Workshop Pengembangan Jaringan Internet Kementrian Agama Wilayah Riau Pekanbaru, 31 Mei 2012 Pengembangan Jaringan Internet Dan Intranet O L E H : N O V R I Y A N T O, S T., M. S C Workshop Pengembangan Jaringan Internet Kementrian Agama Wilayah Riau Pekanbaru, 31 Mei 2012 DEFINISI JARINGANKOMPUTER

Lebih terperinci

Addendum Dokumen Pengadaan BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR. Spesifikasi Teknis Sewa Langgan Internet Dan Vpn Ip Primer Tahun 2015

Addendum Dokumen Pengadaan BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR. Spesifikasi Teknis Sewa Langgan Internet Dan Vpn Ip Primer Tahun 2015 Addendum Dokumen Pengadaan Semula : BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR Spesifikasi Teknis Sewa Langgan Internet Dan Vpn Ip Primer Tahun 2015 A. Persyaratan Dasar Persyaratan dasar memiliki ketentuan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN. penyedia jasa internet pada jaringan backbone akan tetapi belum diperuntukkan

BAB III ANALISIS DAN DESAIN. penyedia jasa internet pada jaringan backbone akan tetapi belum diperuntukkan BAB III ANALISIS DAN DESAIN 3.1 Analisis Masalah Saat ini ketersediaan alokasi alamat IPv4 akan semakin menipis dan menurut APJII (Asosiasi Pengusaha Jasa Internet Indonesia) akan diperkirakan akan habis

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 188 BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Kesimpulan yang dapat ditarik dari hasil analisis dan perancangan jaringan serta perhitungan pemakaian akses internet pada PT. Bonet Utama ini antara lain

Lebih terperinci

BAB 4 PERANCANGAN JARINGAN DAN EVALUASI. penulis memilih untuk merancang topologi jaringan yang baru dengan

BAB 4 PERANCANGAN JARINGAN DAN EVALUASI. penulis memilih untuk merancang topologi jaringan yang baru dengan 115 BAB 4 PERANCANGAN JARINGAN DAN EVALUASI 4.1 Perancangan Jaringan Sesuai dengan alternatif pemecahan masalah yang telah diusulkan, maka penulis memilih untuk merancang topologi jaringan yang baru dengan

Lebih terperinci

Information Technology Processing (ISP)

Information Technology Processing (ISP) Information Technology Processing (ISP) Latar Belakang Teknologi dapat dikatakan sebagai sebuah cara untuk melakukan sesuatu, penerapan pengetahuan, selalu mengalami perkembangan karena teknologi adalah

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN 3.1 Riwayat DEPKOMINFO RI Sejarah berdirinya Departemen Komunikasi dan Informatika RI ( DEPKOMINFO RI ) sebagai departemen baru, berdasarkan Peraturan Presiden

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehilangan/kerusakan data maupun kesalahan pemrosesan data. [12]

BAB I PENDAHULUAN. kehilangan/kerusakan data maupun kesalahan pemrosesan data. [12] BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Ketersediaan jaringan yang terjamin sangat dibutuhkan oleh berbagai organisasi demi melindungi berjalannya bisnis dari kerusakan sistem, kehilangan/kerusakan data

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. menggunakan media gelombang mikro, serat optik, hingga ke model wireless.

BAB II DASAR TEORI. menggunakan media gelombang mikro, serat optik, hingga ke model wireless. BAB II DASAR TEORI 2.1 Pengertian Jaringan Komputer Kecepatan perkembangan teknologi menjadikan proses transformasi informasi sebagai kebutuhan utama manusia yang akan semakin mudah didapatkan dengan cakupan

Lebih terperinci

Pengantar Komputer. Jaringan Komputer. Salhazan Nasution, S.Kom

Pengantar Komputer. Jaringan Komputer. Salhazan Nasution, S.Kom Pengantar Komputer Jaringan Komputer Salhazan Nasution, S.Kom Jaringan Komputer 2 Pengertian Jaringan Komputer sebuah rangkaian dua atau lebih komputer yang dihubungkan satu sama lain dengan sebuah sistem

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. dibidang usaha jasa pengecekan dan maintenance VSAT dan perangkat jaringan. PT

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. dibidang usaha jasa pengecekan dan maintenance VSAT dan perangkat jaringan. PT 24 BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Riwayat Singkat Perusahaan PT Cakrawala Lintas Media didirikan di Jakarta pada bulan Agustus 2008. Perusahaan ini beralamat di Kompleks Mutiara Taman Palem Blok

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI SISTEM

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI SISTEM BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI SISTEM 4.1 Spesifikasi Sistem Berikut adalah spesifikasi perangkat keras yang akan digunakan dalam rancangan jaringan sesuai acuan topologi external network perusahaan.

Lebih terperinci

INTERNET-INTRANET 2. Bambang Pujiarto, S.Kom

INTERNET-INTRANET 2. Bambang Pujiarto, S.Kom INTERNET-INTRANET 2 Bambang Pujiarto, S.Kom Teknologi Internet Perangkat : PC /Komputer Modem, saluran telepon (Dial-Up) Router / Gateway (ISP) Ketentuan: Memiliki IP address dan atau jalur routing yang

Lebih terperinci

BAB I PROFIL PERUSAHAAN

BAB I PROFIL PERUSAHAAN BAB I PROFIL PERUSAHAAN 1.1. Sejarah Perusahaan PT Rahajasa Media Internet (RadNet) didirikan oleh dua orang pendiri, salah satu diantaranya adalah Roy Rahajasa Yamin, pada bulan November tahun 1994. RadNet

Lebih terperinci

BAB 2 Penyusunan Program Kerja DKSI

BAB 2 Penyusunan Program Kerja DKSI BAB 2 Penyusunan Program Kerja DKSI 2.1 Rasionalisasi Program Penyusunan program kerja DKSI mengacu kepada kebijakan dan ketetapan pimpinan institut yang menyangkut program kerja institut periode 2008-2012

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tersebut hanya berada dalam satu lokasi maka akan lebih mudah dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. tersebut hanya berada dalam satu lokasi maka akan lebih mudah dalam BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan arus informasi semakin maju akhir-akhir ini dan semakin menuntut kecepatan dari suatu jaringan yang digunakan. Jaringan komputer merupakan solusi yang

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISA SISTEM. untuk memfasilitasi baik Internet Service Provider (ISP), maupun pelaku bisnis

BAB 3 ANALISA SISTEM. untuk memfasilitasi baik Internet Service Provider (ISP), maupun pelaku bisnis BAB 3 ANALISA SISTEM 3.1 Profil Perusahaan PT. Dhecyber Flow Indonesia adalah bergerak di bidang infrastruktur jaringan untuk memfasilitasi baik Internet Service Provider (ISP), maupun pelaku bisnis dalam

Lebih terperinci

BAB 4 PERANCANGAN JARINGAN DAN EVALUASI. Perancangan jaringan pada PT. EP TEC Solutions Indonesia menggunakan

BAB 4 PERANCANGAN JARINGAN DAN EVALUASI. Perancangan jaringan pada PT. EP TEC Solutions Indonesia menggunakan BAB 4 PERANCANGAN JARINGAN DAN EVALUASI 4.1 Perancangan Jaringan 4.1.1 Usulan Perancangan Jaringan Perancangan jaringan pada PT. EP TEC Solutions Indonesia menggunakan teknologi Frame Relay. Daripada menghubungkan

Lebih terperinci

Sistem Manajemen Keamanan Informasi dan Pengelolaan Risiko. LPSE Provinsi Jawa Barat Rakerna LPSE november 2015

Sistem Manajemen Keamanan Informasi dan Pengelolaan Risiko. LPSE Provinsi Jawa Barat Rakerna LPSE november 2015 Sistem Manajemen Keamanan Informasi dan Pengelolaan Risiko LPSE Provinsi Jawa Barat Rakerna LPSE 2015 11 november 2015 Hasil Rakernas LPSE Provinsi 2015 di Banda Aceh Deklarasi Sabang Meningkatkan kesadaran

Lebih terperinci

PROPOSAL PENAWARAN INTERNET SERVICE PROVIDER Dedicated Access Unlimited Usage

PROPOSAL PENAWARAN INTERNET SERVICE PROVIDER Dedicated Access Unlimited Usage PROPOSAL PENAWARAN INTERNET SERVICE PROVIDER Dedicated Access Unlimited Usage LAYANAN KONEKSI INTERNET ( Ekonomis, Cepat, Stabil ) PT EMPAT WARNA KOMONIKASI Transcending Creative Boundaries Oktober, 20

Lebih terperinci

DAFTAR ISTILAH. : perkumpulan dari ethernet service switch yang. Ethernet. interface yang berupa ethernet.

DAFTAR ISTILAH. : perkumpulan dari ethernet service switch yang. Ethernet. interface yang berupa ethernet. DAFTAR ISTILAH Aggregator : perkumpulan dari ethernet service switch yang terhubung dengan service router pada jaringan Metro Ethernet. Carrier Ethernet : media pembawa informasi pada jaringan dengan interface

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kelangsungan bisnis (business continuity) merupakan sebuah hal yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. Kelangsungan bisnis (business continuity) merupakan sebuah hal yang sangat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kelangsungan bisnis (business continuity) merupakan sebuah hal yang sangat penting dalam sebuah bank. Untuk itu pada tanggal 30 November 2007 Bank Indonesia selaku

Lebih terperinci

TUGAS KEAMANAN JARINGAN VPN DI LINUX

TUGAS KEAMANAN JARINGAN VPN DI LINUX TUGAS KEAMANAN JARINGAN VPN DI LINUX Disusun Oleh : NURFAN HERDYANSYAH ( 09.18.055 ) JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA S-1 FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL MALANG 2012 VPN di LINUX VPN

Lebih terperinci

JARINGAN KOMPUTER DAN PRODUK PERANGKAT KERAS INTERNET

JARINGAN KOMPUTER DAN PRODUK PERANGKAT KERAS INTERNET JARINGAN KOMPUTER DAN PRODUK PERANGKAT KERAS INTERNET Pengertian Jaringan Jaringan komputer adalah sebuah sistem yang terdiri atas computer dan perangkat jaringan lainnya yang bekerja bersama-sama untuk

Lebih terperinci

PROPOSAL KERJASAMA. Pengadaan Layanan Koneksi Internet pada Yayasan Wakaf Sahid Husnul Khotimah Kabupaten Bogor

PROPOSAL KERJASAMA. Pengadaan Layanan Koneksi Internet pada Yayasan Wakaf Sahid Husnul Khotimah Kabupaten Bogor PROPOSAL KERJASAMA Pengadaan Layanan Koneksi Internet pada Yayasan Wakaf Sahid Husnul Khotimah Kabupaten Bogor 30 Juni 202 :: Pendahuluan Untuk menjalankan sistem komunikasi data di Yayasan Wakaf Sahid

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN. 3.1 Riwayat Berdirinya Kementerian Komunikasi dan Informatika

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN. 3.1 Riwayat Berdirinya Kementerian Komunikasi dan Informatika BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN 3.1 Riwayat Berdirinya Kementerian Komunikasi dan Informatika Kabinet Indonesia Bersatu yang dipimpin oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Wakilnya Presiden

Lebih terperinci

PROPOSAL IMPLEMENTASI JARINGAN ANTAR KOTA MENGGUNAKAN PROTOKOL VPN DAN DYNAMIC ROUTING OSPF

PROPOSAL IMPLEMENTASI JARINGAN ANTAR KOTA MENGGUNAKAN PROTOKOL VPN DAN DYNAMIC ROUTING OSPF PROPOSAL IMPLEMENTASI JARINGAN ANTAR KOTA MENGGUNAKAN PROTOKOL VPN DAN DYNAMIC ROUTING OSPF 1 PENDAHULUAN Jaringan komputer merupakan kumpulan komputer yang terhubung secara fisik dan dapat berkomunikasi

Lebih terperinci

PEMBUATAN DISASTER RECOVERY PLAN (DRP) BERDASARKAN ISO/IEC 24762: 2008 DI ITS SURABAYA (STUDI KASUS DI PUSAT DATA DAN JARINGAN BTSI)

PEMBUATAN DISASTER RECOVERY PLAN (DRP) BERDASARKAN ISO/IEC 24762: 2008 DI ITS SURABAYA (STUDI KASUS DI PUSAT DATA DAN JARINGAN BTSI) PEMBUATAN DISASTER RECOVERY PLAN (DRP) BERDASARKAN ISO/IEC 24762: 2008 DI ITS SURABAYA (STUDI KASUS DI PUSAT DATA DAN JARINGAN BTSI) Julia Carolina Daud OUTLINE BAB I PENDAHULUAN BAB II DASAR TEORI BAB

Lebih terperinci

Gambar 1.1 Jaringan peer-to-peer

Gambar 1.1 Jaringan peer-to-peer BAB-1 Pendahuluan 1.1. Pengertian Jaringan Komputer Jaringan komputer adalah sebuah sistem yang terdiri atas komputer dan perangkat jaringan lainnya yang bekerja bersama-sama untuk mencapai suatu tujuan

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI METRO ETHERNET NETWORK

BAB IV IMPLEMENTASI METRO ETHERNET NETWORK 54 BAB IV IMPLEMENTASI METRO ETHERNET NETWORK 4.1. Pendahuluan Teknologi telekomunikasi saat ini membutuhkan sebuah jaringan yang dapat dilewati data dalam jumlah yang sangat besar, dapat melakukan transfer

Lebih terperinci

Bagaimana ber-internet di tengah mahalnya Tarif Telepon?

Bagaimana ber-internet di tengah mahalnya Tarif Telepon? Bagaimana ber-internet di tengah mahalnya Tarif Telepon? Penggunaan Internet makin hari makin menjadi kebutuhan bagi sementara anggota masyarakat. Namun mahalnya tarif telekomunikasi khususnya telepon

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Penggunaan internet semakin meningkat dari tahun ke tahun. Internet digunakan

BAB 1 PENDAHULUAN. Penggunaan internet semakin meningkat dari tahun ke tahun. Internet digunakan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penggunaan internet semakin meningkat dari tahun ke tahun. Internet digunakan sebagai sumber informasi maupun media untuk pengiriman dan penerimaan data, baik oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sekarang ini teknologi komunikasi data yang lebih dikenal sebagai packet switching semakin berkembang dari tahun ke tahun. Voice over Internet Protokol (VoIP)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. telekomunikasi. Jaringan ini tentunya harus memiliki bandwidth yang lebar,

BAB I PENDAHULUAN. telekomunikasi. Jaringan ini tentunya harus memiliki bandwidth yang lebar, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jaringan backbone adalah jaringan utama yang menghubungkan jaringan lokal disuatu dareah dengan daerah lain yang dimiliki oleh suatu operator telekomunikasi. Jaringan

Lebih terperinci

Analisis Kelebihan dan Kekurangan Routing Protokol BGP dan OSPF untuk Failover Network PT.Orion Cyber Internet

Analisis Kelebihan dan Kekurangan Routing Protokol BGP dan OSPF untuk Failover Network PT.Orion Cyber Internet Analisis Kelebihan dan Kekurangan Routing Protokol BGP dan OSPF untuk Failover Network PT.Orion Cyber Internet Jonathan Edward Lumanauw, Surya, Tony Putra Abstrak TUJUAN PENELITIAN ini adalah untuk menjelaskan

Lebih terperinci

WAN. Karakteristik dari WAN: 1. Terhubung ke peralatan yang tersebar ke area geografik yang luas

WAN. Karakteristik dari WAN: 1. Terhubung ke peralatan yang tersebar ke area geografik yang luas WAN WAN adalah sebuah jaringan komunikasi data yang tersebar pada suatu area geografik yang besar seperti propinsi atau negara. WAN selalu menggunakan fasilitas transmisi yang disediakan oleh perusahaan

Lebih terperinci

KONSEP DASAR JARINGAN KOMPUTER

KONSEP DASAR JARINGAN KOMPUTER KONSEP DASAR JARINGAN KOMPUTER 1.1 Pengertian Jaringan Komputer Jaringan komputer adalah hubungan antara 2 komputer atau lebih yang terhubung dengan media transmisi kabel atau tanpa kabel (wireless). Dua

Lebih terperinci

BAB III IMPLEMENTASI DAN PERFORMANSI

BAB III IMPLEMENTASI DAN PERFORMANSI 32 BAB III IMPLEMENTASI DAN PERFORMANSI 3.1 Mekanisme Analisis QoS (Quality of Service) Jaringan ASTInet Pada bab ini penulis menjelaskan mengenai mekanisme analisis QoS (Quality of Service) di Head Office

Lebih terperinci

Jawaban Ulangan Harian XI TKJ Media, Macam, Topologi Jaringan

Jawaban Ulangan Harian XI TKJ Media, Macam, Topologi Jaringan Jawaban Ulangan Harian XI TKJ Media, Macam, Topologi Jaringan Soal Pilihan Ganda. 1. Kabel yang digunakan sebagai media penghubung dalam jaringan komputer, kecuali? a. Twisted Pair b. Fiber Optic c. Untwisted

Lebih terperinci

BAB 4 PERANCANGAN JARINGAN DAN EVALUASI. untuk membuat WAN menggunakan teknologi Frame Relay sebagai pemecahan

BAB 4 PERANCANGAN JARINGAN DAN EVALUASI. untuk membuat WAN menggunakan teknologi Frame Relay sebagai pemecahan BAB 4 PERANCANGAN JARINGAN DAN EVALUASI 4.1 Perancangan Jaringan Berdasarkan usulan pemecahan masalah yang telah diajukan, telah diputuskan untuk membuat WAN menggunakan teknologi Frame Relay sebagai pemecahan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini jaringan backbone Universitas Telkom memiliki satu jalur yang terhubung dari jaringan Internasional (IX) dan jaringan Nasional (IIX). Router yang menopang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Defenisi Jaringan Komputer Wendell Odom (2004, hal: 5) menyatakan bahwa jaringan adalah kombinasi perangkat keras, perangkat lunak, dan pengkabelan (cabeling), yang memungkinkan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI. 3.1 Metodologi. Gambar 3.1 Kerangka Metodologi

BAB 3 METODOLOGI. 3.1 Metodologi. Gambar 3.1 Kerangka Metodologi BAB 3 METODOLOGI 3.1 Metodologi Gambar 3.1 Kerangka Metodologi 47 48 Dari kerangka yang telah dibuat, dapat dilihat bahwa metodologi dimulai dengan melakukan analisa sistem yang sedang berjalan yaitu melihat

Lebih terperinci

PT. EXTRA POWERNET COMPANY PROFILE

PT. EXTRA POWERNET COMPANY PROFILE PT. EXTRA POWERNET COMPANY PROFILE Surabaya Office : PT. EXTRA POWERNET Intiland Tower Lt.10 Suite 2a - 2b Jl. Panglima Sudirman 101 103 Surabaya 60271 Fax : 031-3898931 No : SLS-010/003/WDI-Corp/X/2012

Lebih terperinci

BAB III MENGENAL LOCAL AREA NETWORK (LAN) DAN WIDE AREA NETWORK (WAN)

BAB III MENGENAL LOCAL AREA NETWORK (LAN) DAN WIDE AREA NETWORK (WAN) BAB III MENGENAL LOCAL AREA NETWORK (LAN) DAN WIDE AREA NETWORK (WAN) 3.1 Elemen-Elemen Perangkat Keras Jaringan (LAN) Elemen- elemen perangkat keras yang digunakan untuk membuat LAN diantaranya ialah:

Lebih terperinci

MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA

MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 29/P/M.KOMINFO/7/2007 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN

Lebih terperinci

JUDUL. Tugas UAS Regulasi Telekomunikasi. (Dosen : Bpk Iwan Krisnadi) Nama : Aun Abdul Wadud NIM : HP :

JUDUL. Tugas UAS Regulasi Telekomunikasi. (Dosen : Bpk Iwan Krisnadi) Nama : Aun Abdul Wadud NIM : HP : JUDUL Dampak penerapan Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika No.26/PER/M.KOMINFO/5/2007 Tentang Pengamanan Pemanfaatan Jaringan Telekomunikasi Berbasis Protokol Internet terhadap penyedia layanan

Lebih terperinci

KONSEP DASAR JARINGAN KOMPUTER

KONSEP DASAR JARINGAN KOMPUTER KONSEP DASAR JARINGAN KOMPUTER Materi Jaringan Komputer Dasar Rio Andrianto, S.Kom Mengenal Jaringan Komputer Jaringan komputer adalah sebuah kumpulan komputer, printer dan peralatan lainya yang terhubung

Lebih terperinci

Mata pelajaran ini memberikan pengetahuan kepada siswa mengenai konsep dasar dan design jaringan komputer.

Mata pelajaran ini memberikan pengetahuan kepada siswa mengenai konsep dasar dan design jaringan komputer. Uraian dan Sasaran Uraian : Mata pelajaran ini memberikan pengetahuan kepada siswa mengenai konsep dasar dan design jaringan komputer. Sasaran : Mahasiswa bisa mendesign dan membangun jaringan komputer

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI Metode Penelitian

BAB 3 METODOLOGI Metode Penelitian BAB 3 METODOLOGI 3.1. Metode Penelitian Di dalam penelitian ini telah dilakukan observasi untuk mengetahui masalah ataupun keluhan yang dihadapi oleh customer maupun PT. Legreen itu sendiri. Berikut adalah

Lebih terperinci

Pertemuan V. Local Area Network

Pertemuan V. Local Area Network Pertemuan V Local Area Network Sasaran Pertemuan 5 - Mahasiswa diharapkan dapat menjelaskan mengenai port sebagai suatu konektor yang menghubungkan komputer dengan piranti lainnya dan karakteristik penting

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. yang dikenal sebagai routing. Proses routing terjadi pada lapisan 3 (Lapisan

BAB III LANDASAN TEORI. yang dikenal sebagai routing. Proses routing terjadi pada lapisan 3 (Lapisan BAB III LANDASAN TEORI Pada bab landasan teori ini akan menjelaskan tentang teori-teori yang mendukung dalam pengerjaan tugas ini, seperti switch, router, dan metro Ethernet. 3.1 ROUTER ROUTER adalah alat

Lebih terperinci

Nomor : 160/COM-MMM/ Kepada Yth Sifat : Biasa Bapak / Ibu Pimpinan Lampiran : 1 Set Perihal : Penawaran Kerjasama Akses Internet

Nomor : 160/COM-MMM/ Kepada Yth Sifat : Biasa Bapak / Ibu Pimpinan Lampiran : 1 Set Perihal : Penawaran Kerjasama Akses Internet Cirebon, 1 Maret 2015 Nomor : 160/COM-MMM/3-2015 Kepada Yth Sifat : Biasa Bapak / Ibu Pimpinan Lampiran : 1 Set Perihal : Penawaran Kerjasama Akses Internet Salam sejahtera, Bersama ini kami seluruh Pimpinan

Lebih terperinci

JARINGAN KOMPUTER DI SUSUN OLEH : MARINI SUPRIANTY SISTEM KOMPUTER FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS SRIWIJAYA

JARINGAN KOMPUTER DI SUSUN OLEH : MARINI SUPRIANTY SISTEM KOMPUTER FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS SRIWIJAYA JARINGAN KOMPUTER DI SUSUN OLEH : MARINI SUPRIANTY 09011181419016 SISTEM KOMPUTER FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS SRIWIJAYA 2016 Internet adalah kumpulan seluruh dunia jaringan interkoneksi internetwork,

Lebih terperinci

KONFIGURASI JARINGAN/NETWORK PT. SYSTECCO

KONFIGURASI JARINGAN/NETWORK PT. SYSTECCO KONFIGURASI JARINGAN/NETWORK PT. SYSTECCO I. Pendahuluan Seiring dengan perkembangan teknologi informasi, maka perusahaan tempat kami bekerja sebagai perusahaan yang bergerak dalam bidang teknologi informasi

Lebih terperinci

Mengenal Macam-macam Jaringan Komputer

Mengenal Macam-macam Jaringan Komputer Mengenal Macam-macam Jaringan Komputer Masbay Community www.masbay.dagdigdug.com INDIKATOR Mengidentifikasi Macam-macam Jaringan Komputer Mengenal Jaringan Komputer Media Kabel di network Hardware Dasar

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. kelembagaan yang menangani tugas-tugas atau kegiatan di bidang kehutanan berbentuk

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. kelembagaan yang menangani tugas-tugas atau kegiatan di bidang kehutanan berbentuk BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Gambaran Umum Departemen Kehutanan Pada PELITA I, sesuai dengan kebijaksanaan pemerintah pada waktu itu, kelembagaan yang menangani tugas-tugas atau kegiatan di

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN 3.1 Riwayat Perusahaan 3.1.1 Sejarah Organisasi PT. Vektordaya Mekatrika didirikan pada tahun 1995 dengan tujuan pertama untuk mendukung peningkatan permintaan

Lebih terperinci

Pertemuan 3. Dedy Hermanto/Jaringan Komputer/2010

Pertemuan 3. Dedy Hermanto/Jaringan Komputer/2010 Pertemuan 3 Local Area Network (LAN) Metropolitan Area Network (MAN) Wide Area Network (WAN) Jaringan Tanpa Kabel (Wireless) LAN Adalah : Suatu jaringan komputer yang terbatas dalam jarak atau area setempat

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN 3. 1 Riwayat Perusahaan PT Hipernet IndoData yang lebih dikenal dengan HyperNet yang berarti "jaringan yang melebihi layanan jaringan biasa", merupakan perusahaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk chating. Layanan-layanan yang sebelumnya sulit berkembang, seperti

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk chating. Layanan-layanan yang sebelumnya sulit berkembang, seperti BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kebutuhan akan akses internet dewasa ini sangat tinggi sekali. Baik untuk mencari informasi, artikel, pengetahuan terbaru atau bahkan hanya untuk chating. Layanan-layanan

Lebih terperinci

PENGENALAN JARINGAN KOMPUTER

PENGENALAN JARINGAN KOMPUTER PENGENALAN JARINGAN KOMPUTER Mengenal LAN TCP/IP (Transmission Control Protocol/Internet Protocol) adalah sekelompok protokol yang mengatur komunikasi data komputer di internet. perbedaan jenis komputer

Lebih terperinci

BAB II TEORI DASAR. Resource Reservation Protocol (RSVP) merupakan protokol pada layer

BAB II TEORI DASAR. Resource Reservation Protocol (RSVP) merupakan protokol pada layer BAB II TEORI DASAR 2.1 Pendahuluan Resource Reservation Protocol (RSVP) merupakan protokol pada layer transport yang digunakan untuk meminta kualitas layanan QoS tinggi transportasi data, untuk sebuah

Lebih terperinci

Rahmady Liyantanto liyantanto.wordpress.com

Rahmady Liyantanto liyantanto.wordpress.com Rahmady Liyantanto liyantanto88@gmail.com liyantanto.wordpress.com Komunikasi Data Jenis Perangkat Keras dan Lunak Contoh Konfigurasi Arsitektur Protokol Sistem Operasi Jaringam Definisi Jaringan komputer

Lebih terperinci

Cara kerja Ethernet Card berdasarkan broadcast network yaitu setiap node dalam suatu jaringan menerima setiap transmisi data yang dikirim oleh suatu

Cara kerja Ethernet Card berdasarkan broadcast network yaitu setiap node dalam suatu jaringan menerima setiap transmisi data yang dikirim oleh suatu 1 Cara kerja Ethernet Card berdasarkan broadcast network yaitu setiap node dalam suatu jaringan menerima setiap transmisi data yang dikirim oleh suatu node yang lain. Setiap Ethernet card mempunyai alamat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. protokol - protokol lain, yang merupakan protokol-protokol kunci dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. protokol - protokol lain, yang merupakan protokol-protokol kunci dalam BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Keberadaan protokol TCP/IP (Transmission Control Protocol / Internet Protocol) sebagai salah satu kelompok protokol komunikasi (lebih terkenal dengan nama Internet

Lebih terperinci

BAB II PROSES BISNIS

BAB II PROSES BISNIS BAB II PROSES BISNIS 2.1. Proses Bisnis Utama PT Rahadjasa Media Internet (RadNet) merupakan perusahaan penyedia jasa layanan internet (Internet Service Provider-ISP). Seiring dengan berkembangnya waktu,

Lebih terperinci

KOMPETENSI DAN PELATIHAN SDM PENGAMPU TI. 10 Urusan. Layanan E-Government

KOMPETENSI DAN PELATIHAN SDM PENGAMPU TI. 10 Urusan. Layanan E-Government KOMPETENSI DAN PELATIHAN SDM PENGAMPU TI 10 Urusan Layanan E-Government Administrator Server Administrator Server Mengelola komponen (server, workstation, sistem operasi) sistem informasi sesuai kebutuhan

Lebih terperinci

DASAR DASAR JARINGAN KOMPUTER

DASAR DASAR JARINGAN KOMPUTER DASAR DASAR JARINGAN KOMPUTER by Arif Rahman Hakim - Friday, November 27, 2015 http://arif.staf.akademitelkom.ac.id/index.php/2015/11/27/dasar-dasar-jaringan-komputer/ Dasar -Dasar Jaringan Komputer 1.

Lebih terperinci

ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM

ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM BAB 3. ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Analisa Sistem 3.1.1. Analisis sistem yang sedang berjalan Sistem jaringan komputer yang sedang berjalan pada Cisnet RT/RW Net saat ini terkoneksi dengan tiga

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN 3.1 Analisis Perusahaan 3.1.3 Sejarah Perusahaan PT Consulting Services Indonesia didirikan pada tanggal 1 Oktober 2002 oleh Bpk. Indrawan Lie dan berlokasi di Jalan Sudirman

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Kebutuhan akan akses internet dewasa ini sangat tinggi sekali. Baik untuk mencari

BAB 1 PENDAHULUAN. Kebutuhan akan akses internet dewasa ini sangat tinggi sekali. Baik untuk mencari BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kebutuhan akan akses internet dewasa ini sangat tinggi sekali. Baik untuk mencari informasi, artikel, pengetahuan terbaru atau bahkan hanya untuk chating. Layananlayanan

Lebih terperinci

SISTEM PENCEGAHAN FLOODING DATA DENGAN METODE MANAJEMEN BANDWITH

SISTEM PENCEGAHAN FLOODING DATA DENGAN METODE MANAJEMEN BANDWITH SISTEM PENCEGAHAN FLOODING DATA DENGAN METODE MANAJEMEN BANDWITH Aidil Fitri Saputra Aldhi Febriansyah Dwi Rahmanto Jurusan Teknik Informatika STMIK PalComTech Palembang Abstrak Suatu serangan yang ada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini peranan jaringan komputer pada suatu perusahaan menjadi sangat penting karena memberikan kemudahan manusia dalam berbagai hal pekerjaan. Kumpulan jaringan

Lebih terperinci

B AB 1 PENDAHULUAN. pegawai negeri sipil, data-data transaksi, beserta dokumen-dokumen peserta

B AB 1 PENDAHULUAN. pegawai negeri sipil, data-data transaksi, beserta dokumen-dokumen peserta B AB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PT. Taspen (Persero) adalah salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang ditugaskan oleh pemerintah untuk menyelenggarakan program asuransi sosial pegawai negeri

Lebih terperinci

Skenario: Rumah Sakit Sehat Selamanya

Skenario: Rumah Sakit Sehat Selamanya Studi Kasus Desain Jaringan 1 Skenario: Rumah Sakit Sehat Selamanya Bapak SBY (Saya Bukan Yahudi), Direktur TI Rumah Sakit Sehat Selamanya, bertanggung jawab sebagai pengelola jaringan. Pak SBY telah meminta

Lebih terperinci

VoIP (Voice Over Internet Protocol)

VoIP (Voice Over Internet Protocol) VoIP (Voice Over Internet Protocol) VoIP (Voice over Internet Protocol) merupakan nama lain internet telephony. Internet telephony adalah hardware dan software yang memungkinkan pengguna Internet untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap router yang dilewati saat lalu lintas data berlangsung akan memberikan

BAB I PENDAHULUAN. Setiap router yang dilewati saat lalu lintas data berlangsung akan memberikan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam jaringan, routing merupakan fondasi dalam lalu lintas jaringan. Setiap router yang dilewati saat lalu lintas data berlangsung akan memberikan informasi yang dibutuhkan

Lebih terperinci

BAB 3 ANALIS IS S IS TEM YANG BERJALAN. dalam bidang penyedia jaringan infrastruktur Wireless. Dengan layanan Wireless

BAB 3 ANALIS IS S IS TEM YANG BERJALAN. dalam bidang penyedia jaringan infrastruktur Wireless. Dengan layanan Wireless BAB 3 ANALIS IS S IS TEM YANG BERJALAN 3.1 Profil Perusahaan PT. Quantum Tera Network adalah perusahaan swasta yang bergerak dalam bidang penyedia jaringan infrastruktur Wireless. Dengan layanan Wireless

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. 3.1 Profil Departemen Kebudayaan dan Pariwisata

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. 3.1 Profil Departemen Kebudayaan dan Pariwisata BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Profil Departemen Kebudayaan dan Pariwisata 3.1.1 Landasan Hukum Surat Menteri PAN No. B/768/M.PAN/4/2005 tanggal 27 April 2005, menyetujui Struktur Organisasi

Lebih terperinci

PT. PATRA TELEKOMUNIKASI INDONESIA

PT. PATRA TELEKOMUNIKASI INDONESIA ated lete der. tion esia work Sekilas PATRAKOM PT. Patra Telekomunikasi Indonesia (PATRAKOM) berdiri sejak 28 September 1995 adalah penyedia solusi dan jaringan komunikasi dengan ijin Penyelenggara Sistem

Lebih terperinci