BAB III ANALISIS DAN DESAIN. penyedia jasa internet pada jaringan backbone akan tetapi belum diperuntukkan
|
|
- Devi Setiabudi
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB III ANALISIS DAN DESAIN 3.1 Analisis Masalah Saat ini ketersediaan alokasi alamat IPv4 akan semakin menipis dan menurut APJII (Asosiasi Pengusaha Jasa Internet Indonesia) akan diperkirakan akan habis alokasi alamat IPv4 pada 1 tahun kedepan. Agar bersiap diri saat habisnya alokasi IPv4 maka jaringan berbasis IPv6 mulai di terapkan oleh para penyedia jasa internet pada jaringan backbone akan tetapi belum diperuntukkan bagi end user. Karena persiapan untuk menghadapi habisnya alokasi IPv4 maka penulis mencoba melakukan transisi dari IPv4 ke IPv6 untuk menerapkan IPv6 pada Jaringan IT Kementerian Perindustrian. Setiap pergantian tahun di Kementerian Perindustrian melakukan pergantian penyedia jasa internet (ISP), Dan tiap tahun juga terjadi perubahan alokasi alamat IPv4 pada jaringan di Kementerian Perindustrian. Hal ini yang mendorong PUSDATIN (Pusat Data dan Informasi) mulai untuk menyewa Blok IPv4 sebanyak 254 buah pada Asosiasi Penyedia Jasa Internet Indonesia. Ketentuan di Asosiasi Penyedia Jasa Internet Indonesia jika menyewa alokasi blok IPv4 maka sekaligus diberikan alokasi IPv6. Setelah mendapatkan blok IPv4 dan mulai menerapkan pada jaringan di Kementerian Perindustrian penulis juga dihimbau untuk mulai menerapkan jaringan berbasis IPv6 di lingkup yang sama. Pada saat ini Network Operation Center (NOC) di Kemenperin Perindustrian terhubung oleh dua buah ISP berbasis IPv4 seperti yang terlihat pada Gambar 3.1. Bertambahnya kebutuhan akan jaringan serta alokasi alamat IP menjadi kendala yang cukup signifikan sementara alokasi IPv4 semakin menipis. 49
2 Teradapat keunggulan lain dan penanganan yang berbeda dalam melakukan implementasi baik IPv4 maupun IPv6. Salah satunya adalah perlakukan penerapan konfigurasi pada IPv4 harus dilakukan secara manual baik ruter maupun klien namun jika melakukan penerapan IPv6 hanya cukup dilakukan konfigurasi pada router saja dan IPv6 akan secara stateless akan memberikan alokasi alamat IPv6 secara otomatis kepada host yang terhubung langsung dengan router. Untuk fitur keamanan dari IPv6 memiliki Header IPsec yang telah ditanamkan dalam header utama, IPsec juga terdapat pada IPv4 namun tidak bersifat permanen dan hanya bersifat fitur tambahan saja. Adapun masalah atau kendala lain dapat dilihat pada sub bab dibawah ini Masalah Umum Ada beberapa masalah yang cukup mendesak untuk menggunakan IPv6, Salah satunya adalah kekurangan dari alokasi alamat IPv4. Meskipun berbagai cara ditempuh untuk melakukan efisiensi alokasi alamat IPv4 yang masih tersedia namun dalam waktu yang tidak lama diperkirakan alokasi alamat IPv4 akan habis juga. Kebutuhan alokasi yang cukup signifikan dikarenakan tidak hanya komputer dan perangkat telekomunikasi saja yang menggunakan IP address, Namun saat ini perangkat non telekomunikasi seperti kulkas, AC, UPS juga sudah menggunakan teknologi berbasis Internet Protocol (IP). 50
3 51
4 Salah satu cara yang cukup sukses untuk menghemat IPv4 ini adalah dengan metode address re-use yaitu menggunakan kembali alamat yang tidak digunakan. Serta penggunaan DHCP membuah sekumpulan kecil alamat IPv4 untuk digunakan secara bersama-sama dengan jumlah host yang besar. Namun penggunaan DHCP mengunakan kelas B tidak diperbolehkan berada dalam tabel routing karena kelas tersebut hanya diperbolehkan untuk jaringan lokal atau intranet. Tindakan ini menjadikan solusi jangka panjang dalam masalah alokasi alamat IPv4 yang tersedia Masalah Khusus Sejalan dengan semakin meningkatnya jumlah user, alamat IP akan menjadi sangat langka. Saat ini sulit mendapatkan alokasi alamat IP dengan jumlah yang besar. Bahkan di Taiwan pun sebuah penyedia jasa layanan internet mengalami kesulitan untuk mendapatkan alokasi alamat IPv4 ( Seperti halnya komoditi lain bahwa kelangkaan ini akan membuat adanya penjatahan, atau dengan adanya control dari pihak yang berwenang atau dengan harga yang melambung tinggi. Karena sulitnya alokasi alamat IPv4 dan mahalnya biaya tersebut maka di Taiwan dan China banyak penyedia jasa langganan internet yang hanya menggunakan koneksi IPv6 tanpa menggunakan IPv4. Hal ini berimbas pula pada kegiatan analisa dumping Kementrian Perindustrian, karena Atase di Taiwan menggunakan ISP yang hanya menggunakan koneksi berbasis IPv6 sedangkan Kementrian Perindustrian di Indonesia masih menggunakan koneksi berbasis IPv4. Oleh karena itu Atase Perindustrian di Taiwan harus mengeluarkan anggaran tambahan untuk menaruh server collocation berbasis koneksi IPv6 dan IPv4. 52
5 Hal ini pula yang menyulitkan pertukaran data mengenai kebijakan dumping industri Taiwan dapat berimbas pada kegiatan ekspor dan impor dari Indonesia ke Negara-negara tersebut. Oleh karena hal ini Kementerian Perindustrian Indonesia berniat untuk menggunakan IPv6 untuk di implementasikan pada Jaringan backbone di Jakarta agar dapat terhubung langsung dengan Atase perindustrian di Negara lain yang menggunakan IPv6 seperti Taiwan. Jika hal ini dapat terpenuhi maka akan dapat memangkas anggaran yang cukup besar untuk menyewa collocation server ke pihak ketiga sehingga anggaran tersebut dapat dialokasikan untuk kegiatan lainnya sekaligus menjadi Departemen Pemerintahan pertama yang mengimplementasikan IPv6 di Indonesia Rumusan Masalah Hasil dari ringkasan analisis masalah diatas maka dapat di simpulkan bahwa rumusan masalah adalah : 1. Bagaimana mendapatkan alokasi IPv6 untuk digunakan secara permanen dan terdaftar pada jaringan di Kementrian Perindustrian. 2. Bagaimana menggabungkan jaringan IPv4 dengan IPv6 sehingga terhubung dengan Network IPv6 Cloud sementara ISP yang menangani backbone masih belum mengimplementasikan IPv6 pada jaringannya sendiri. 3. Bagaimana dampak mengenai penggunaan IPv6 over IPv4 pada aplikasi dan jaringan yang sudah ada. 53
6 4. Bagaimana keamanan jaringan yang menggunakan IPv6 pada jaringan backbone utama di Kementrian Perindustrian. 3.2 Perancangan Jaringan Sebelum implementasi dilakukan maka yang lebih dahulu dilakukan adalah melakukan tahapan perancangan jaringan, adapun tahap-tahap yang dilakukan dapat dilihat sebagai berikut Topologi Topologi yang direncanakan untuk jaringan di Kementrian Perindustrian berbentuk star (menyebar), Dengan beberapa klien terhubung antar ke satu router ke banyak server. Pemilihan topologi ini dengan pertimbangan teknis instalasinya relatif mudah, pengembangan mudah dan perangkatnya mudah didapatkan di pasaran Alokasi Prefix IPv6 Saat ini blok alokasi prefix yang diberikan oleh IDNIC kekami adalah 2001:df0:48::/48, Dengan alokasi tersebut maka sudah dapat mencukupi Jaringan backbone di Kementrian Perindustrian dengan masing-masing perangkat sebagai berikut : 1. 5 buah Core Router buah Layer 3 Switch buah firewall buah IDS buah bandwith manager. 54
7 6. 58 buah server buah host end user buah Air Conditioner berbasis IP buah UPS. Dengan alokasi sebanyak /48 dapat mencukupi kebutuhan untuk perangkat keras diatas. Perangkat keras yang dimiliki sudah memiliki fitur berbasis IP baik IPv4 maupun IPv6. Jumlah perangkat keras ini akan bertambah jika setelah berhasil melakukan implementasi pada tahap ini. Lokasi yang di uji cobakan untuk mengimplementasikan IPv6 adalah Kantor pusat di Jalan Gatot subroto, Pusat Pendidikan dan Pelatihan (PUSDIKLAT) di Jalan Widya Chandra, dan Unit Pelatihan dan Pengembangan (LITBANG) di Pasar rebo Jakarta Timur Protokol Antara kantor pusat dengan kantor lainnya menggunakan ISP yang berbeda, Hal ini disebabkan adanya alokasi anggaran yang berbeda dengan tiaptiap tempat lainnya. Begitu pula dengan kantor Atase Perindustrian yang berada ditaiwan yang tender untuk internetnya di menangkan oleh ISP yang hanya menggunakan IPv6 tanpa ada IPv4. Oleh karena itu kami menggunakan beberapa protokol jaringan yang berbeda-beda agar dapat terhubung antara satu kantor diluar negeri atau ditempat yang berbeda di jakarta. Antara lain protokol yang digunakan adalah : A. Virtual Private Network (VPN) Untuk menghubungkan koneksi antara kantor pusat dengan PUSDIKLAT dan LITBANG digunakan protokol berbasis Virtual Private Network (VPN) untuk 55
8 jaringan berbasis IPv6, Hal ini digunakan karena jaringan berbasis IPv6 menggunakan Virtual Private Network (VPN) masih dianggap sebagai jaringan bukan untuk akses umum yang menggunakan medium internet. Koneksi ini dibangun melalui suatu tunnel ( terowongan ) virtual antara remote server dan remote site dengan menggunakan IPv4 untuk menjembatani koneksi berbasis IPv6. Skema VPN yang digunakan lihat Gambar 3.2 sebagai berikut : Gambar 3.2 Skema VPN yang digunakan di KEMENPERIN B. BGP (Border Gateway Protocol ) Protokol BGP (Border Gateway Protoco) digunakan untuk menghubungkan jaringan backbone Kementrian Perindustrian di Indonesia dengan Atase Perindustrian di Taiwan. Hal ini dilakukan karena 2 buah Jaringan ISP yang saat ini menangani koneksi internet di Kementrian Perindustrian masih belum membuka untuk publik untuk jaringan berbasis IPv6. Oleh karena itu kami 56
9 menggunakan Protokol BGP (Border Gateway Protocol) untuk meng-advertise jaringan IPv6 kami ke Hurricane Electric yang berada di hongkong sebagai peering site kami agar IPv6 kami dapat ter-advertise ke Network IPv6 Cloud. Alasan menggunakan BGP (Border Gateway Protocol) karena protokol ini tidak perlu terhubung langsung atau directly connected dengan jaringan lain. Interkoneksi ini mulai diterapkan pada Kementrian Perindustrian saat mulai menggunakan Protokol BGP (Border Gateway Protocol) sejak 1 tahun lalu. Protokol BGP (Border Gateway Protocol) ini akan menjadi backbone IPv6 Jaringan Kementerian Perindustrian. Hal ini dikarenakan BGP (Border Gateway Protocol) sebagai routing inti dari internet yang digunakan untuk melakukan pertukaran informasi routing antar jaringan. BGP (Border Gateway Protocol) bekerja dengan cara memetakan sebuah tabel seluruh network yang berada dirouter Kementrian Perindustrian yang dapat dicapai antar Autonomous System (AS) atau sering disebut juga sebagai path vector. BGP (Border Gateway Protocol) -4 adalah versi yang digunakan saat ini, Karena versi ini sudah tidak menggunakan metrik Interior Gateway Protocol (IGP) secara tradisional namun membuat routing decision berdasarkan path, Network policies, Ruleset. Hal yang lain sebagai pertimbangan adalah kami menggunakan Class inter-domain Routing untuk mengurangi ukuran tabel routing aggregasi yang masuk ke dalam Router Backbone. Secara tidak langsung jika tabel routing aggregasi tidak dibatasi maka load dari Router juga akan naik, Hal ini disebabkan karena tabel routing aggregasi di simpan dalam memory utama. Untuk itu kami hanya melakukan inject default route dimana table routing yang kami terima hanya path yang telah difilter dan 57
10 sebagai best path directional atau jalur terbaik ke arah tujuan kami yaitu Hurricane electric di Hongkong. Untuk topologi BGP (Border Gateway Protocol) antara Pusat dan Taiwan melalui tunnel Hurricane electric di hongkong dapat dilihat di Gambar 3.3. Gambar 3.3 Skema BGP (Border Gateway Protocol) yang akan digunakan. 3.3 Alokasi Blok alamat IPv6 Yang Digunakan Sebelum dilakukannya implementasi, hal yang perlu dilakukan terlebih dahulu adalah membagi subnet IPv6 kedalam 2 bagian, bagian yang pertama adalah subnet yang digunakan untuk point-to-point dan selanjutnya untuk alokasi alamat server dan lain-lainnya Alokasi blok alamat IPv6 untuk point-to-point Alokasi alamat ip yang diberikan untuk kegiatan ini telah dialokasikan oleh Huricanne Electric hongkong sebesar /64. Alokasi ini hanya diperuntukkan 58
11 untuk point-to-point pada interface router di indonesia dengan interface core di hongkong yang dihubungkan dengan IPv4. Alokasi yang diberikan yaitu blok IPv6 2001:470:1f05:b2d::/64. Lihat Gambar 3.4 untuk skema blok IPv6 yang digunakan untuk point-to-point. Gambar 3.4 Alokasi alamat blok IPv6 antar router via tunnel Alokasi blok alamat IPv6 untuk Network BGP Setelah point-to-point berhasil terhubung antara peering site. Maka hal yang perlu dilakukan adalah memberikan blok alokasi alamat IPv6 yang telah diberikan oleh IDNIC. Alokasi alamat IPv6 untuk Network di Kementrian Perindustrian adalah 2001:df0:48::/48 baik yang terhubung dengan server atau router utama dan seluruh peragkat yang akan dimonitoring seperti UPS, Storage Server, bahkan Air Conditioner (AC). Alamat ini yang akan di broadcast ke seluruh Network IPv6 cloud diseluruh dunia yang terhubung dengan Autonomous System Number (AS Number) yang dimiliki oleh Kementrian 59
12 Perindustrian. Lihat Gambar 3.5 untuk mengetahui alamat blok IPv6 yang akan di advertise ke Network IPv6 cloud. Gambar 3.5 Alokasi blok IPv6 yang akan di advertise Rancangan skema IPv6 untuk Jaringan Kementerian Perindustrian Saat ini yang akan dilakukan implementasi menggunakan IPv6 hanya pada segmen server dan router backbone yang ada di dalam Data Center saja. Yang pertama dilakukan dimplementasi adalah Router utama yang menangani koneksi BGP (Border Gateway Protocol), router ini bertugas menerima traffik untuk internet dari dua buah penyedia jasa internet yang melayani Kementerian Perindustrian. Setelah Router BGP (Border Gateway Protocol) maka selanjutnya adalah server dan switch distributed, Server yang akan di implementasikan adalah service seperti web, Name Server, Hosting dan Mail server. Setelah tahap Router backbone dan server telah selesai maka tahap selanjutnya adalah Koneksi hotspot yang akan di implementasikan koneksi jaringan berbasis IPv6. Namun 60
13 pada bab ini hanya meng analisa dan melakukan perancangan pada router dan server saja. Perancangan ini di awali dengan mempersiapkan router juniper terlebih dahulu, pada router tersebut di buat tunnel dahulu dengan IPv4. Setelah kedua ip tersebut baik remote maupun site dapat di ping maka tahap selanjutnya adalah melakukan konfigurasi IPv6 dengan memberikan ip untuk point-to-point baik di router remote maupun site. Setelah ip point-to-point terpasang maka hal selanjutnya adalah melakukan ping kembali menggunakan IPv6, jika berhasil maka router remote dan site sudah saling terhubung. Jika koneksi point-to-point telah tersambung maka hal yang selanjutnya dilakukan adalah melakukan konfigurasi BGP (Border Gateway Protocol) yang akan dibahas pada Bab IV. Untuk detail penggunaan IPv6 dalam jaringan pada Kementerian Perindustrian dapat dilihat pada Gambar
14 62
BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Alokasi alamat IPv4 sampai penyedia jasa layanan Internet adalah salah satu tindakan yang membantu menghemat spasi alamat IPv4. Tapi di sisi pelanggan tidak dapat
Lebih terperinciBab XI Layanan Transisi IPV6. Iljitsch van Beijnum
Bab XI Layanan Transisi IPV6 Iljitsch van Beijnum 1 Moving IPv6 Packet Memindahlan paket IPv6 melalui jaringan tidak jauh berbeda dengan melakukannya dengan paket IPv4. Untuk sebagian besar layanan yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Setiap router yang dilewati saat lalu lintas data berlangsung akan memberikan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam jaringan, routing merupakan fondasi dalam lalu lintas jaringan. Setiap router yang dilewati saat lalu lintas data berlangsung akan memberikan informasi yang dibutuhkan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini jaringan backbone Universitas Telkom memiliki satu jalur yang terhubung dari jaringan Internasional (IX) dan jaringan Nasional (IIX). Router yang menopang
Lebih terperinciJARINGAN KOMPUTER S1SI AMIKOM YOGYAKARTA
Sudah Mengumpulkan Jurnal? http://goo.gl/hhsqum JARINGAN KOMPUTER S1SI AMIKOM YOGYAKARTA Group Jarkom SI Amikom https://www.facebook.com/groups/jarkom.amikom/ Pertemuan 8 Router Protocol Routing TCP/IP
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Internet merupakan sebuah jaringan global dan terbuka, dimana setiap pengguna dapat saling berkomunikasi dan bertukar informasi. Seiring dengan maraknya penggunaan
Lebih terperinciModul 3. Praktikkum Subnetting. A. Tujuan
Modul 3 Praktikkum Subnetting A. Tujuan Setelah Praktikum ini mahasiswa di harapkan dapat : 1 ) Memahami Koneksi dan Implementasi Subnet berikut konsep IPV 4 dan kelasnya 2 ) Membangun Koneksi antar Subnet
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. biaya. Akan tetapi permasalahan keamanan masih menjadi faktor utama.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Internet merupakan sebuah jaringan global dan terbuka, dimana setiap pengguna dapat saling berkomunikasi dan bertukar informasi. Seiring dengan maraknya penggunaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Jaringan komputer adalah sebuah sistem yang terdiri dari beberapa komputer dan perangkat lainnya yang saling terhubung dan berbagi informasi. Jaringan komputer terdiri
Lebih terperinciJENIS-JENIS ALAMAT UNICAST
ALAMAT UNICAST Setiap antarmuka jaringan yang menggunakan protokol TCP/IP harus diidentifikasikan dengan menggunakan sebuah alamat logis yang unik, yang disebut dengan alamat unicast (unicast address).
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada awalnya, internet adalah suatu eksperimen suatu jaringan komputer untuk penelitian. Dalam perkembangan, internet menjadi jaringan komputer terdistribusi dan mendunia.
Lebih terperinciPendahuluan. 0Alamat IP berbasis kepada host dan network. 0Alamat IP berisi informasi tentang alamat network dan juga alamat host
Pendahuluan 0Alamat IP berbasis kepada host dan network 0Host: apa saja yang dapat menerima dan mengirim paket. Misal router, workstation 0 Host terhubung oleh satu (atau beberapa) network 0Alamat IP berisi
Lebih terperinciPERANCANGAN SISTEM Perancangan Topologi Jaringan Komputer VPN bebasis L2TP dan IPSec
BAB 4. PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan menjelaskan tahap perancangan sistem Virtual Private Network (VPN) site-to-site berbasis L2TP ( Layer 2 Tunneling Protocol) dan IPSec (Internet Protocol Security),
Lebih terperinciIP Subnetting dan Routing (1)
IP Subnetting dan Routing (1) 1. Tujuan - Memahami prinsip subnetting - Memahami prinsip routing statis 2. Alat Percobaan PC Router dengan 2 NIC 6 unit PC Workstation 6 unit PC Server 1 unit Hub / Switch
Lebih terperinciTOPOLOGI.
Permodelan routing BGP sederhana menggunakan Vyatta dan Mikrotik dengan Private AS pada Jaringan Intranet BGP atau Border Gateway Protocol routing Protocol yang menghubungkan antar AS (autonomous System)
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Penggunaan internet semakin meningkat dari tahun ke tahun. Internet digunakan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penggunaan internet semakin meningkat dari tahun ke tahun. Internet digunakan sebagai sumber informasi maupun media untuk pengiriman dan penerimaan data, baik oleh
Lebih terperinciPROTOKOL ROUTING. Budhi Irawan, S.Si, M.T
PROTOKOL ROUTING Budhi Irawan, S.Si, M.T PENDAHULUAN Protokol Routing secara umum diartikan sebagai suatu aturan untuk mempertukarkan informasi routing yang akan membentuk sebuah tabel routing sehingga
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Metodologi penelitian yang digunakana dalam penulisan skripsi ini adalah
34 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metodologi penelitian yang digunakana dalam penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut: 1. Pengumpulan data a. Studi Pustaka Mencari dan mengumpulkan
Lebih terperinciGambar 11. Perbandingan Arsitektur OSI dan TCP/IP
Protocol adalah sekumpulan peraturan atau perjanjian yang menentukan format dan transmisi data. Layer n di sebuah komputer akan berkomunikasi dengan layer n di komputer yang lain. Peraturan dan perjanjian
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelitian mengenai perencanaan internet protocol virtual private network (IP VPN) dan network management untuk efisiensi koneksi internet dengan sistem intranet menggunakan
Lebih terperinciTugas Jaringan Komputer
Tugas Jaringan Komputer Soal 1. Jelaskan perbedaan antara model jaringan OSI dan TCP/IP 2. Jelaskan fungsi tiap layer pada model TCP/IP! 3. Apa yang dimaksud Protocol? 4. Jelaskan tentang konsep class
Lebih terperinciJARINGAN KOMPUTER MODUL 5
LAPORAN PRAKTIKUM JARINGAN KOMPUTER MODUL 5 Disusun Oleh : Nama Kelas : Beny Susanto : TI B Nim : 2011081031 LABORATORIUM KOMPUTER FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS KUNINGAN 2013 MODUL 5 KONSEP IP dan
Lebih terperinciBAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM
BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Analisis Sistem Analisis sistem merupakan suatu tahapan yang berusaha untuk menguraikan pembahasan pada penelitian yang akan dilakukan. Tahapan ini merupakan dasar
Lebih terperinciNAMA : SUSILO KELAS : 22 NIM : TANGGAL : 10 JUNI 2015
NAMA : SUSILO KELAS : 22 NIM : 13111039 TANGGAL : 10 JUNI 2015 1. Penjelasan fitur Mikrotik RouterOS -Firewall Adalah suatu sistem perangkat lunak yang mengizinkan lalu lintas jaringan yang dianggap aman
Lebih terperinciTASK 1 Jaringan Komputer
TASK 1 Jaringan Komputer Nama : Indah Frisilina Putri NIM : 09011181419010 Kelas : SK 5A Dosen Pengampuh : Deris Setiawan M.T., Ph.D Jurusan Sistem Komputer Fakultas Ilmu Komputer Universitas Sriwijaya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara administratif, Internet terbagi atas ribuan Autonomous System (AS) yang saling bertukar informasi berupa informasi routing menggunakan exterior routing protocol,
Lebih terperinciNetworking BAB 5 ROUTER. 5.1 Router
Networking BAB 5 ROUTER 5.1 Router Router merupakan perangkat jaringan yang berada di layer 3 dari OSI Layer. Fungsi dari router adalah untuk memisahkan atau men-segmentasi satu jaringan ke jaringan lainnya.
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1. Statistik Grafik secara Global dari User yang Melakukan Akses ke Google Menggunakan IPv6 pada Musim Semi 2014 [2]
BAB II DASAR TEORI 2.1. Sejarah IPv6 Pada tahun 1991, IETF mengumumkan bahwa protokol IPv4 yang digunakan pada masa itu semakin berkurang. Hal ini dikarenakan semakin banyaknya penggunaan protokol IPv4
Lebih terperinciPROPOSAL IMPLEMENTASI JARINGAN ANTAR KOTA MENGGUNAKAN PROTOKOL VPN DAN DYNAMIC ROUTING OSPF
PROPOSAL IMPLEMENTASI JARINGAN ANTAR KOTA MENGGUNAKAN PROTOKOL VPN DAN DYNAMIC ROUTING OSPF 1 PENDAHULUAN Jaringan komputer merupakan kumpulan komputer yang terhubung secara fisik dan dapat berkomunikasi
Lebih terperinciBAB 4 PERANCANGAN DAN EVALUASI
80 BAB 4 PERANCANGAN DAN EVALUASI Seperti yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya, solusi yang diberikan untuk menghadapi permasalahan yang sedang dihadapi oleh PT. Solusi Corporindo Teknologi adalah
Lebih terperinciROUTING. Melwin Syafrizal Daulay, S.Kom.,., M.Eng.
ROUTING Melwin Syafrizal Daulay, S.Kom.,., M.Eng. Apa itu Routing? Proses pengambilan keputusan melalui gateway yang mana paket harus dilewatkan Routing dilakukan untuk setiap paket yang dikirimkan dari
Lebih terperinciIP ADDRESS VERSI 6. Budhi Irawan, S.Si, M.T
IP ADDRESS VERSI 6 Budhi Irawan, S.Si, M.T Pendahuluan IPv6 adalah sebuah jenis pengalamatan jaringan yang digunakan didalam protokol jaringan TCP/IP yang menggunakan protokol internet versi 6. IPv6 dikembangkan
Lebih terperinciDynamic Routing (OSPF) menggunakan Cisco Packet Tracer
Dynamic Routing (OSPF) menggunakan Cisco Packet Tracer Ferry Ardian nyotvee@gmail.com http://a Dasar Teori. Routing merupakan suatu metode penjaluran suatu data, jalur mana saja yang akan dilewati oleh
Lebih terperinciSkenario: Rumah Sakit Sehat Selamanya
Studi Kasus Desain Jaringan 1 Skenario: Rumah Sakit Sehat Selamanya Bapak SBY (Saya Bukan Yahudi), Direktur TI Rumah Sakit Sehat Selamanya, bertanggung jawab sebagai pengelola jaringan. Pak SBY telah meminta
Lebih terperinciCara Setting IP Address DHCP di
Cara Setting IP Address DHCP di komputer/laptop Anda: Cara Setting IP Address DHCP di komputer/laptop Anda Berikut beberapa langkah mudah untuk mensetting ip address model manual ke model DHCP di komputer/laptop
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Peneliti Terdahulu Sebagai bahan pertimbangan dalam penelitian ini akan dicantumkan beberapa hasil penelitian terdahulu oleh beberapa peneliti diantaranya: BGP, sebagai satu-satunya
Lebih terperinciLATAR BELAKANG DAN SEJARAH
LATAR BELAKANG DAN SEJARAH RIP (Routing Information Protocol) ini lahir dikarenakan RIP merupakan bagian utama dari Protokol Routing IGP (Interior Gateway Protocol) yang berfungsi menangani perutean dalam
Lebih terperinciBAB 4. Implementasi Protokol BGP & OSPF Untuk Failover
BAB 4 Implementasi Protokol BGP & OSPF Untuk Failover 4.1 Implementasi Network Pada tahap implementasi, akan digunakan 2 protokol routing yang berbeda yaitu BGP dan OSPF tetapi pada topologi network yang
Lebih terperinciOleh karena infrastruktur VPN menggunakan infrastruktur telekomunikasi umum, maka dalam VPN harus menyediakan beberapa komponen, antara lain :
VPN (Virtual Private Network) Yang dimaksud dengan VPN atau Virtual Private Network adalah suatu jaringan private yang mempergunakan sarana jaringan komunikasi publik (dalam hal ini Internet) dengan memakai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Koneksi antar jaringan yang sering disebut dengan internetwork terbentuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Koneksi antar jaringan yang sering disebut dengan internetwork terbentuk dari jaringan-jaringan yang heterogen. Supaya antar jaringan tersebut dapat saling berkomunikasi
Lebih terperinciROUTING. Pengiriman Langsung & Tidak Langsung
Modul 07 ROUTING Dalam suatu sistem packet switching, routing mengacu pada proses pemilihan jalur untuk pengiriman paket, dan router adalah perangkat yang melakukan tugas tersebut. Perutean dalam IP melibatkan
Lebih terperinciTunnel dan Virtual Private Network
Tunnel dan Virtual Private Network Tunnel Tunnel di dalam dunia jaringan diartikan sebagi suatu cara untuk meng enkapsulasi atau membungkus paket IP didalam paket IP yang lain. Dimana titik dibelakang
Lebih terperinciTugas Jaringan Komputer
Tugas Jaringan Komputer SOAL 1. Jelaskan perbedaan antara dua model jaringan computer: OSI model dan TCP/IP model! 2. Jelaskan fungsi tiap layer pada model TCP/IP! 3. Apa yang dimaksud dengan protocol?
Lebih terperinci1 IDN Networking Competition Soal Superlab Cisco IDN Competition 2017
1 IDN Networking Competition 2017 www.idn.id Soal Superlab Cisco IDN Competition 2017 Topology A. Physical Topologi 2 IDN Networking Competition 2017 www.idn.id 2. Logical Topologi ISP1 ISP2 ISP3 ISP3
Lebih terperinciPengalamatan Jaringan Menggunakan IPv4
Pengalamatan Jaringan Menggunakan IPv4 Network Fundamentals Chapter 6 1 Tujuan Menjelaskan struktur pengalamatan IPv4 dan menunjukkan kemampuan untuk mengkonversi antara 8-bit biner dan bilangan desimal.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Suatu jaringan idealnya dapat menghubungkan antartitik secara any to any.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Suatu jaringan idealnya dapat menghubungkan antartitik secara any to any. Di masa lalu, perusahaan yang hendak menghubungkan cabang-cabang kantornya dalam suatu
Lebih terperinciDynamic Routing (RIP) menggunakan Cisco Packet Tracer
Dynamic Routing (RIP) menggunakan Cisco Packet Tracer Ferry Ardian nyotvee@gmail.com http://ardian19ferry.wordpress.com Dasar Teori. Routing merupakan suatu metode penjaluran suatu data, jalur mana saja
Lebih terperinciPengantar IPv6 Sri Tomo 5)
ISSN : 1693-1173 Pengantar IPv6 Sri Tomo 5) Abstrak Internet protokol yang kita gunakan sekarang untuk komunikasi di internet dikenal dengan IPv4. IPv4 ini telah berumur lebih dari 20 tahun. Suksesor dari
Lebih terperinciBAB II ANALISIS DAN PERANCANGAN. penggunaan bandwidth. Solusi yang sering dilakukan adalah
BAB II ANALISIS DAN PERANCANGAN 2.1 Analisis Kebutuhan Sering kali permasalahan dalam sebuah jaringan computer adalah proses pengiriman data lambat, rusak, dan tidak sampai ke tujuan. Permasalahan muncul
Lebih terperinciSILABUS MATAKULIAH. Revisi : 1 Tanggal Berlaku : 1 September 2013
SILABUS MATAKULIAH Revisi : 1 Tanggal Berlaku : 1 September 2013 A. Identitas 1. Nama Matakuliah : A22.53205/ Sistem Operasi dan Jaringan Komputer 2. Program Studi : Teknik Informatika-D3 3. Fakultas :
Lebih terperincimenyangkut semua router dan konfigurasi-konfigurasi yang menggunakan IP. Routing IP adalah proses memindahkan paket dari satu network ke network lain
Modul 6 Routed dan Routing Protocol Routing IP Routing IP adalah subjek yang penting untuk dimengerti, karena ia menyangkut semua router dan konfigurasi-konfigurasi yang menggunakan IP. Routing IP adalah
Lebih terperinciIP Addressing. Oleh : Akhmad Mukhammad
IP Addressing Oleh : Akhmad Mukhammad Objektif Memahami struktur IP address dan mampu melakukan konversi angka biner 8-bit dan angka desimal. Mampu mengklasifikasikan tipe IP address dan mengetahui penggunaannya
Lebih terperinciImplementasi Jaringan Virtual Private Network (VPN) Menggunakan Protokol EoIP
Vol. 19, No. 1, January 2017 Implementasi Jaringan Virtual Private Network (VPN) Menggunakan Protokol EoIP Herman Kuswanto Teknik Informatika STMIK Nusa Mandiri Jl. Damai No.8 Warung Jati Barat (Margasatwa)
Lebih terperinciPENGALAMATAN JARINGAN MENGGUNAKAN IPV4
PENGALAMATAN JARINGAN MENGGUNAKAN IPV4 Pengalamatan Jaringan Menggunakan IPv4 Network Fundamentals Chapter 6 1 Tujuan Menjelaskan struktur pengalamatan IPv4 dan menunjukkan kemampuan untuk mengkonversi
Lebih terperinciNETWORK LAYER Cont IP6, FORMAT IP6, JENIS IP6
NETWORK LAYER Cont { IP6, FORMAT IP6, JENIS IP6 IPv6 Definisi IPv6 Pengalamatan yang merupakan pengembangan dari IPv4 untuk mengantisipasi perumbuhan penggunaan internet yang kian pesat, diperlukan sistem
Lebih terperinciAnalisa Pengaruh Model Jaringan Terhadap Optimasi Dynamic Routing. Border Gateway Protocol
Analisa Pengaruh Model Jaringan Terhadap Optimasi Dynamic Routing Border Gateway Protocol Nanda Satria Nugraha Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Dian Nuswantoro ABSTRAK Semarang,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. IMPLEMENTASI DAN ANALISIS PERFORMANSI ETHERNET OVER IP (EoIP) TUNNEL Mikrotik RouterOS PADA LAYANAN VoIP DENGAN JARINGAN CDMA 1
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi informatika dan telekomunikasi saat ini bergerak semakin pesat. Keduanya saling mendukung dan tidak dapat dipisahkan. Saat ini, kebutuhan akan
Lebih terperinciDASAR-DASAR ROUTING IP PADA JARINGAN
DASAR-DASAR PADA JARINGAN OLEH : SYAIFUL AHDAN. S.KOM PENDAHULUAN Routing IP adalah Proses pemindahan paket dari satu netwok ke network lain dengan menggunakan router-router. Pada dasarnya sebuah routing
Lebih terperinciVpn ( virtual Private Network )
Vpn ( virtual Private Network ) VPN ( Virtual Private Network ) VPN(Virtual Private Network) adalah sebuah jaringan yang menggunakan infrastruktur telekomunikasi publik, seperti internet untuk menyediakan
Lebih terperinciWorkshop IPv6 on MikroTik
Workshop IPv6 on MikroTik Apjii Postel 25 November 2009 Jakarta 1 Trainer Nico Malun Introduction MikroTik Certified Trainer nux@ufoakses.co.id Company Distributor Mikrotik in Indonesia 2 Overview IPv6
Lebih terperinciBAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Usulan Perancangan Untuk koneksi jaringan data center dari San Jose dan Freemont, penulis mengusulkan membuat suatu jaringan berbasis VPN-MPLS. Dengan perancangan jaringan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengakses internet selama 6 jam dengan biaya Rp ,- dan Paket 2
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Di jaman yang semakin modern ini internet sudah menjadi suatu kebutuhan pokok bagi kehidupan sehari-hari. Namun untuk melakukan akses internet tidak murah
Lebih terperinciPemrograman Jaringan
Pemrograman Jaringan 1 M O D U L 3 R O U T I N G C O N C E P T S N A T C O N C E P T S P R O X Y C O N C E P T S V L A N C O N C E P T S A G R Y A L F I A H, S T., U N I V E R S I T A S G U N A D A R M
Lebih terperinciBAB II. Kelebihan DNS server
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Jaringan Komputer Jaringan komputer adalah sekumpulan peralatan atau komputer yang saling dihubungkan untuk berbagi sumber daya. (Andi Micro, 2011 : 6). Agar terjadi jaringan
Lebih terperinciBAB IV DESKRIPSI KERJA PRAKTEK
33 BAB IV DESKRIPSI KERJA PRAKTEK Bab ini membahas tentang proses setting untuk VPN pada Mikrotik dan menampilkan foto-foto hasil yang telah dikerjakan. 4.1 INSTALASI DAN PENGGUNAAN MIKROTIK 4.1.1 Prosedur
Lebih terperinciIMPLEMENTASI STATIC NAT TERHADAP JARINGAN VLAN MENGGUNAKAN IP DYNAMIC HOST CONFIGURATION PROTOCOL (DHCP)
Jurnal Ilmiah Informatika Volume 1 No. 1 / Desember 26 IMPLEMENTASI STATIC NAT TERHADAP JARINGAN VLAN MENGGUNAKAN IP DYNAMIC HOST CONFIGURATION PROTOCOL (DHCP) Juwanda Natali 1), Fajrillah 2), T.M.Diansyah
Lebih terperinciLayer Network OSI. Network Fundamentals Chapter 5. ITE PC v4.0 Chapter Cisco Systems, Inc. All rights reserved.
Layer Network OSI Network Fundamentals Chapter 5 1 Tujuan Mengidentifikasi peran Layer Network, seperti menggambarkan komunikasi dari satu perangkat ke perangkat lain Memahami protokol Network Layer yang
Lebih terperinciAnalisis Konfigurasi Rute Aggregasi dengan AS-SET
Analisis Konfigurasi Rute Aggregasi dengan AS-SET Published : August 15, 2011 Created by : Anggiat Sihombing Rute aggregasi merupakan suatu metode untuk mengurangi/menggantikan sekumpulan rute yang masuk
Lebih terperinciNetwork Layer JARINGAN KOMPUTER. Ramadhan Rakhmat Sani, M.Kom
Network Layer JARINGAN KOMPUTER Ramadhan Rakhmat Sani, M.Kom Objectives Fungsi Network Layer Protokol Komunikasi Data Konsep Pengalamatan Logis (IP) Konsep Pemanfaatan IP Konsep routing Algoritma routing
Lebih terperinciANALISIS PERBANDINGAN IPV4 DAN IPV6 DALAM MEMBANGUN SEBUAH JARINGAN
ANALISIS PERBANDINGAN IPV4 DAN IPV6 DALAM MEMBANGUN SEBUAH JARINGAN Maria Ulfa 1), Muhammad Sobri 2) dan Iin Seprina 3) Fakultas Ilmu Komputer 1,2,3 Program Studi Teknik Komputer 1), Program Studi Manajemen
Lebih terperinciSILABUS JARINGAN KOMPUTER LANJUT
RENCANA PROGRAM KEGIATAN PERKULIAHAN SEMESTER (RPKPS) Kode / Nama Mata Kuliah : A22.53205 / Sistem Operasi dan Jaringan Komputer Lanjut Revisi ke : 1 Satuan Kredit Semester : 4 SKS Tgl revisi : Juni 2013
Lebih terperinciBAB 3. Metodologi. 3.1 Metodologi. Gambar 3.1 Kerangka Pikir Perancangan IP Telephony
BAB 3 Metodologi 3.1 Metodologi Gambar 3.1 Kerangka Pikir Perancangan IP Telephony Masalah yang diindetifikasi adalah mengenai penggunaan telepon konvensional pada kantor yang dalam pengoperasiannya mengeluarkan
Lebih terperinciBAB 4 PERANCANGAN DAN EVALUASI. 4.1 Perancangan Jaringan Komputer dengan Menggunakan Routing Protokol OSPF dan GLBP
BAB 4 PERANCANGAN DAN EVALUASI 4.1 Perancangan Jaringan Komputer dengan Menggunakan Routing Protokol OSPF dan GLBP Berdasarkan usulan pemecahan masalah yang telah diajukan, maka akan diaplikasikan teknologi
Lebih terperinciBAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Spesifikasi sistem Dalam membangun jaringan pada PT. BERKAH KARYA MANDIRI dibutuhkan beberapa pendukung baik perangkat keras maupun perangkat lunak. 4.1.1 Spesifikasi
Lebih terperinciA. TUJUAN PEMBELAJARAN
A. TUJUAN PEMBELAJARAN 1. Siswa memahami konsep gateway 2. Siswa memahami skema routing 3. Siswa memahami cara kerja router 4. Siswa mampu melakukan konfigurasi static routing B. DASAR TEORI 1. Routing
Lebih terperinciVPN (Virtual Private Network)
VPN (Virtual Private Network) VPN merupakan metode untuk membangun jaringan yang menghubungkan antar node jaringan secara aman / terenkripsi dengan memanfaatkan jaringan publik (Internet / WAN). Beberapa
Lebih terperinciStep by Step membangun VPN Server dgn Mikrotik
Step by Step membangun VPN Server dgn Mikrotik VPN adalah Virtual Private Network dimana VPN ini merupakan interkoneksi antar jaringan ( PC Client to LAN maupun LAN to LAN ) yang mana interkoneksi ini
Lebih terperinciANALISA UNJUK KERJA INTER DOMAIN ROUTING PADA JARINGAN IPV6
TUGAS AKHIR - RE 1599 ANALISA UNJUK KERJA INTER DOMAIN ROUTING PADA JARINGAN IPV6 ACHMAD TAQIUDIN 2200100097 Dosen Pembimbing Eko Setijadi, ST. MT. JURUSAN TEKNIK ELEKTRO Fakultas Teknologi Industri Institut
Lebih terperinciEoIP Tunnel. Berikut contoh konfigurasi EoIP tunnel pada bridge network. By Eko Nugroho
EoIP Tunnel EOIP ( Ethernet Over Internet Protokol) adalah suatu protokol VPN yang hanya dimiliki Mikrotik Router OS ( Mikrotik Proprietary Protocol). Fungsinya dapat secara transparan melakukan bridge
Lebih terperinciLOCAL AREA NETWORK DAN IMPLEMENTASI VIRTUAL LOCAL AREA NETWORK UNTUK GEDUNG PERKANTORAN. Oleh : Teguh Esa Putra ( )
LOCAL AREA NETWORK DAN IMPLEMENTASI VIRTUAL LOCAL AREA NETWORK UNTUK GEDUNG PERKANTORAN Oleh : Teguh Esa Putra (14111001) PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI UNIVERSITAS MERCU
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. yang berbeda agar bisa melakukan komunikasi antar device di dalam jaringan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Router merupakan sebuah alat yang berfungsi menghubungkan jaringan yang berbeda agar bisa melakukan komunikasi antar device di dalam jaringan tersebut. Router bekerja
Lebih terperinciPERANCANGAN VIRTUAL LOCAL AREA NETWORK (VLAN) DENGAN DYNAMIC ROUTING MENGGUNAKAN CISCO PACKET TRACER 5.33
PERANCANGAN VIRTUAL LOCAL AREA NETWORK (VLAN) DENGAN DYNAMIC ROUTING MENGGUNAKAN CISCO PACKET TRACER 5.33 Fernadi H S, Naemah Mubarakah Konsentrasi Teknik Telekomunikasi, Departemen Teknik Elektro Fakultas
Lebih terperinciBAB 4 PERANCANGAN DAN UJI COBA. untuk menghadapi permasalahan yang ada pada jaringan BPPT adalah dengan
BAB 4 PERANCANGAN DAN UJI COBA 4.1 Perancangan Prototype Jaringan Seperti yang telah dijelaskan pada bab sebelumya, solusi yang diberikan untuk menghadapi permasalahan yang ada pada jaringan BPPT adalah
Lebih terperinciBAB III ANALISIS DAN RANCANGAN SISTEM
BAB III ANALISIS DAN RANCANGAN SISTEM 3.1 Perancangan Topologi Jaringan Hotspot Perancangan arsitektur jaringan hotspot secara fisik dapat dilihat seperti Gambar 3.1. Gambar 3.1 Skema rancangan jaringan
Lebih terperinciSILABUS MATAKULIAH. Revisi : 0 Tanggal Berlaku : September 2013
SILABUS MATAKULIAH Revisi : 0 Tanggal Berlaku : September 2013 A. Identitas 1. Nama Matakuliah : A22.53110/ Pengantar Sistem Operasi dan Jaringan Komputer 2. Program Studi : Teknik Informatika-D3 3. Fakultas
Lebih terperinciJaringan Komputer. CIDR (Classles Inter Domain Routing) Joko Christian, S.Kom
Jaringan Komputer CIDR (Classles Inter Domain Routing) Joko Christian, S.Kom Latar Belakang Classless Inter Domain Routing diadopsi untuk membantu mengurangi beban pada router backbone (misalnya pada router
Lebih terperinciDYNAMIC ROUTING. Semua router memiliki informasi lengkap mengenai topologi, link cost. Contohnya adalah algoritma link state.
DYNAMIC ROUTING Apabila jaringan memiliki lebih dari satu kemungkinan rute untuk tujuan yang sama maka perlu digunakan dynamic routing. Sebuah dynamic routing dibangun berdasarkan informasi yang dikumpulkan
Lebih terperinci1 BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan bisnis saat sekarang ini, membuat perusahaan harus dapat melakukan pengolahan sistem informasi bisnis secara cepat dan aman, tapi semua pemrosesan tersebut
Lebih terperinciIMPLEMENTASI DAN ANALISA JARINGAN BORDER GATEWAY PROTOCOL (BGP) MENGGUNAKAN ROUTER CISCO
IMPLEMENTASI DAN ANALISA JARINGAN BORDER GATEWAY PROTOCOL (BGP) MENGGUNAKAN ROUTER CISCO Latar Belakang Masalah Komunikasi global dapat terjadi antar jaringan yang dikenal dengan istilah Autonomous System
Lebih terperinciSI IMPLEMENTASI VPN SERVER PADA WINDOWS 7
SI-34-03 IMPLEMENTASI VPN SERVER PADA WINDOWS 7 0 Daftar Isi A. Apa itu VPN?... 2 B. Cara Kerja VPN... 2 C. Kelebihan dan Kekurangan VPN... 3 D. Manfaat menggunakan VPN... 3 E. Implementasi VPN... 4 a.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemanfaatan internet sangat memberi pengaruh begitu besar sehingga menjadi kebutuhan pokok tidak hanya bagi dunia bisnis akan tetapi juga pada dunia pendidikan. Saat
Lebih terperinciNomor AS: IIX : 222 International : 111 P.T. Indonusa System Integrator Prima : 100
L1 KONFIGURASI BGP Router IP Address list IIX Gateway 2 : 192.0.5.1 Internasional Gateway 2 : 192.0.4.1 Gateway 2 IIX : 192.0.5.2 Gateway 2 Internasional : 192.0.4.2 Gateway 2 Gateway 1 : 192.0.3.2 Gateway
Lebih terperinciJARINGAN KOMPUTER SISTEM KOMPUTER FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS SRIWIJAYA 2016 DI SUSUN OLEH : MARINI SUPRIANTY
JARINGAN KOMPUTER DI SUSUN OLEH : MARINI SUPRIANTY 09011181419016 SISTEM KOMPUTER FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS SRIWIJAYA 2016 Identifikasi Domain Name System (DNS) menggunakan Command Prompt (CMD)
Lebih terperinciBAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM
BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM Pada bab ini akan dilakukan implementasi dan pengujian terhadap sistem siteto-site VPN yang dibangun. Implementasi dilakukan berdasarkan analisis dan perancangan
Lebih terperinciBAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN
BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN 4.1 Uji Coba Skenario 1: Analisis Penggunaan NAT, Firewall, dan Nmap Pada skenario pertama yang terdapat di dalam bab perancangan, penulis akan melakukan uji coba dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Sebuah sistem jaringan, baik itu skala kecil maupun besar, memerlukan sebuah perangkat yang disebut sebagai router. Perangkat router ini menentukan titik jaringan
Lebih terperinciUNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil tahun 2006 / 2007
UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Abstrak Jurusan Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil tahun 2006 / 2007 ANALISIS DAN PERANCANGAN VLAN PADA PT. JARINGAN INTECH INDONESIA Alisujono 0700680431
Lebih terperinciMemahami cara kerja TCP dan UDP pada layer transport
4.1 Tujuan : Memahami konsep dasar routing Mengaplikasikan routing dalam jaringan lokal Memahami cara kerja TCP dan UDP pada layer transport 4.2 Teori Dasar Routing Internet adalah inter-network dari banyak
Lebih terperinciGambar 18. Koneksi Peer to Peer. Switch. Komputer B. Gambar 19. Topologi Star menggunakan 3 PC
WORKSHOP INTERNET PROTOCOL (IP) 1. ALAT DAN BAHAN Alat dan bahan yang digunakan antara lain : 1. Switch 1 buah 2. Kabel cross-over (2 meter) 1 buah 3. Kabel straight-through @ 2 meter 3 buah 4. Komputer
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Perkembangan jaringan komputer dewasa ini semakin pesat dan semakin besar, berkembangnya suatu jaringan maka manajemen jaringan juga menjadi lebih kompleks dan rumit.
Lebih terperinci