II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Karakteristik Daging Ayam Ras Pedaging ( Broiler Tabel 6.
|
|
- Handoko Atmadjaja
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Karakteristik Daging Ayam Ras Pedaging (Broiler) Daging didefinisikan sebagai semua jaringan hewan dan semua produk hasil pengolahan jaringan-jaringan tersebut yang sesuai untuk dimakan serta tidak menimbulkan gangguan kesehatan bagi yang memakannya (Soeparno, 1992). Menurut Rasyaf (2002), daging ayam di Indonesia adalah daging dari hasil penyembelihan ayam yang telah disahkan di rumah potong dan telah membudidaya di masyarakat. Menurut Priyanto (2003), ayam broiler adalah istilah yang biasa dipakai untuk menyebut ayam hasil budidaya teknologi peternakan yang memiliki karakteristik ekonomi dengan ciri khas pertumbuhannya cepat, sebagai penghasil daging dengan konvensi makanan irit dan siap dipotong pada usia yang relatif muda. Ayam broiler merupakan jenis ras unggulan hasil persilangan dari spesies ayam yang memiliki daya produktivitas tinggi dalam memproduksi daging ayam. Hingga kini ayam broiler sudah dikenal masyarakat Indonesia dengan berbagai kelebihannya. Bobot badan ayam broiler berkembang sangat cepat dengan perolehan timbangan berat badan yang tinggi yaitu pada umur 4-5 minggu dapat mencapai 1,2-1,8 kilogram dan pada saat itu ayam telah siap untuk dijual. Dengan demikian perputaran modal berjalan dengan waktu yang tidak lama (Muslim, 1992). Daging ayam merupakan sumber protein hewani yang relatif murah dan memiliki peranan penting dalam memenuhi kebutuhan gizi. Kandungan gizi yang terdapat pada daging ayam broiler dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6. Komponen Nutrisi Daging Ayam Broiler dalam 100 Gram Nilai Gizi Satuan Jumlah Kalori Kilokalori (kkal) 404,00 Protein Gram (gr) 18,20 Lemak Gram (gr) 25,00 Kolesterol Gram (gr) 60,00 Vitamin A Miligram (mg) 243,00 Vitamin B 1 Gram (gr) 0,80 Vitamin B 6 Gram (gr) 0,16 Asam Linolenat Miligram (mg) 6,20 Kalsium Gram (gr) 14,00 Fosfor Miligram (mg) 200,00 Sumber : Direktorat Jenderal Peternakan (2007) 9
2 Komoditas ayam broiler menempati posisi pasar yang aman didasarkan pada beberapa faktor utama, diantaranya adalah produk ayam broiler ini merupakan salah satu produk yang digemari oleh masyarakat Indonesia. Hal tersebut dikarenakan daging ayam memiliki kualitas organoleptik (rasa dan tekstur) yang baik, ketersediaan produk semakin beraneka ragam dan semakin mudah dimasak (convenience food), semakin banyak konsumen yang terkait dengan alasan kesehatan beralih dari daging merah (red meat) ke daging ayam, dan memiliki peran sebagai penyedia protein hewani nasional yang relatif murah dibandingkan dengan komoditas-komoditas peternakan lainnya. Walaupun industri ayam broiler menghadapi berbagai permasalahan mulai dari adanya wabah avian influenza (AI), lonjakan harga pakan ternak di pasar internasional, lonjakan harga minyak bumi sehingga fluktuasinya harga daging ayam, namun komoditas ayam broiler masih memiliki prospek pasar yang sangat baik dan berkelanjutan. (Daryanto, 2009) Sistem Agribisnis pada Usaha Pemotongan Ayam Broiler Sistem agribisnis mengandung pengertian sebagai rangkaian kegiatan dari beberapa sub-sistem yang saling terkait dan mempengaruhi satu sama lain. (Saragih, 2008). Agribisnis pada usaha pemotongan ayam broiler merupakan sebuah sistem pengolahan ternak secara terpadu dan menyeluruh yang meliputi semua kegiatan mulai dari penyediaan bahan baku dan sarana produksi rumah potong, kegiatan produksi, kegiatan pengolahan yang didukung oleh lembaga penunjang 1. Menurut Saragih (2008), suatu sistem agribisnis mencakup subsistemsubsistem. Subsistem-subsistem tersebut adalah : 1. Subsistem Agribisnis Hulu (Up-Stream Agribusiness) Subsistem hulu yaitu kegiatan ekonomi yang menghasilkan sarana produksi pemotongan ayam broiler, seperti peternakan ayam broiler dan industri alat dan mesin-mesin pemotongan ayam broiler. 10
3 2. Subsistem Usahatani (On Farm Agribusiness) Subsistem usahatani berfungsi melakukan kegiatan teknis produksi agar produknya dapat dipertanggungjawabkan baik secara kualitas maupun kuantitas dan mampu melakukan manajemen agribisnis secara baik agar proses produksinya menjadi efisien sehingga mampu bersaing di pasar. Karena itu, pengusaha umumnya memerlukan penyuluhan dan informasi agribisnis, teknologi dan inovasi lainnya dalam proses produksi, bimbingan teknis atau pendampingan agar pengusaha dapat melakukan proses produksi secara efisien dan bernilai tambah lebih tinggi. Selain upaya alih teknologi, peran penyuluh sangat diperlukan dalam mengubah sikap berusaha menjadi orientasi bisnis yang dapat dihubungkan melalui kemampuan mengelola sehingga dapat memanfaatkan peluang yang ada. 3. Subsistem agribisnis hilir (Down-Stream Agribusiness) Subsistem agribisnis hilir adalah kegiatan ekonomi yang mengelola komoditas daging ayam broiler menjadi produk siap guna. Contoh dalam subsistem agribisnis hilir adalah kegiatan pascaproduksi, pengemasan, penyimpanan, pengolahan. distribusi, pemasaran, dan lain-lain. Ketiga subsistem ini akan dibantu oleh subsistem penunjang berupa subsistem jasa layanan pendukung yaitu kelembagaan dan kegiatan penunjang seperti bank dan lembaga keuangan, transportasi, penyuluhan dan layanan informasi agribisnis, penelitian dan pengembangan, dan asuransi. Keberhasilan dari sistem agribisnis tersebut didukung dari keberhasilan masing-masing subsistem yang merupakan bagian dari sistem agribisnis tersebut Tinjauan Penelitian Terdahulu Salah satu aspek sosial ekonomi yang menarik untuk diteliti adalah mengenai manajemen strategi. Penelitian mengenai topik ini dapat dilakukan dengan berbagai metode yang berbeda mulai dari analisis lingkungan, analisis lima kekuatan Porter, analisis Strengths-weakness-opportunities-threats (SWOT), hingga penentuan alternatif prioritas strategi dengan menggunakan metode Quantitative Strategic Planning Matrix (QSPM). 11
4 Penelitian tentang ayam broiler telah dilakukan, namun sebagian besar penelitian terdahulu membahas tentang aspek kemitraan antara peternak ayam broiler skala kecil dengan perusahaan besar, peramalan harga ayam broiler, peramalan penjulan daging ayam, dan daya saing ayam broiler Indonesia di pasar Internasional. Secara ringkas studi terdahulu yang berkaitan dengan penelitian ayam broiler dapat dilihat pada Tabel 7. Tabel 7. Tinjauan Penelitian Terdahulu No. Nama Penulis Tahun Judul Penelitian Metode Analsis 1. Wulan Kartikasari 2005 Peramalan Penjualan Daging Ayam di RPA Jabal Nur Kabupaten Ciamis, Jawa Barat 2. Menallya 2006 Peranan Kemitraan Terhadap Deshinta Peningkatan Pendapatan Peternak Ayam Broiler 3. Ipur D. Arianto 2007 Analisis Perilaku dan Peramalan Harga Ayam pada Enam Kota Besar di Jawa-Bali (Kasus pengendalian harga ayam pada Badan Ketahanan Pangan Departemen Pertanian Republik Indonesia) 4. Irma Kurniasari 2008 Analisis Dayasaing Komoditas Daging Ayam Ras Indonesia di Pasar Internasional 5. Marsella BR.Sembiring 2009 Analisis Strategi Pengembangan Usaha Ayam Broiler UD Janu Putro Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta Metode ARIMA (2,1,2) (0,1,1) 12 Analisis Pendapatan Usahatani, Analisis R/C dan Uji t Metode time series, SARIMA (0,1,0)(2,1,1) 12 Analisis teori Berlian Porter, Analisis Herfindahl Index (HI), Concentration Ratio (CR), Analisis Balassa s Revealed Comparative Advantage Index (RCA), serta Analisis SWOT Analisis EFE, IFE, Matriks SWOT, Matriks IE, dan Matriks QSP Penelitian tentang peranan kemitraan terhadap peningkatan pendapatan peternakan ayam broiler dilakukan oleh Deshinta (2006). Penelitian ini menggunakan metode analisis pendapatan usaha tani, analisis R/C dan uji t, untuk mendeskripsikan karakteristik peternak ayam broiler yang ada di wilayah Kabupaten Sukabumi, mendeskripsikan pola-pola kemitraan yang dijalankan oleh PT Sierad 12
5 Produce dalam pembudidayaan ayam broiler serta dampak terhadap tingkat pendapatan peternak ayam broiler. Hasil dari penelitian tersebut, peternak mengikuti kemitraan sebagian besar berumur antara tahun menjadikan pekerjaan beternak hanya pekerjaan sampingan. Para peternak mengikuti kemitraan karena kesulitan modal untuk menjalankan usaha secara komersial. Dari hasil uji t yang dilakukan terhadap pendapatan bersih diperoleh antara pendapatan peternak mitra dan peternak mandiri tidak memiliki perbedaan secara nyata, sehingga kemitraan tidak berpengaruh terhadap peningkatan pendapatan peternak. Walaupun demikian, peternak memperoleh banyak manfaat dari keikutsertaan di dalam kemitraan seperti bantuan modal, bimbingan dan penyuluhan serta pemasaran hasil. Penelitian yang dilakukan oleh Kartikasari (2005) yaitu mengenai Peramalan Penjualan Daging Ayam di RPA Jabal Nur Kabupaten Ciamis, Jawa Barat. Metode peramalan yang paling akurat untuk meramalkan penjualan daging ayam RPA Jabal Nur adalah ARIMA (2,1,2) (0,1,1) 12. Ramalan penjualan daging ayam RPA Jabal Nur tahun 2005 diperkirakan sebesar ,99 kg. Jika dibandingkan dengan realisasi penjualan daging ayam tahun 2004, maka terjadi penurunan penjualan daging ayam sebesar 20,06 persen. Rumusan implikasi yang dapat dipertimbangkan perusahaan, yaitu dengan memperluas dan mempertahankan pasar yang sudah ada, mempertahankan komitmen pihak manajemen terhadap kualitas produk dan terus berusaha melakukan sosialisasi kepada seluruh karyawan, melakukan promosi dengan efisien dan efektif, melakukan efisiensi untuk menekan biaya persediaan perusahaan dan meningkatkan kualitas pelayanan kepada konsumen. Analisis perilaku dan peramalan harga ayam pada enam kota besar di Jawa dan Bali dengan studi kasus pengendalian harga ayam pada Badan Ketahanan Pangan Departemen Pertanian Republik Indonesia yang telah dilakukan oleh Arianto (2007). Penelitian tersebut bertujuan untuk menganalisis perilaku harga ayam di enam kota besar Jawa-Bali dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Penelitian ini menggunakan data bulanan dari Januari 2002 sampai Oktober Faktor-faktor yang berpengaruh dalam penentuan harga untuk masing-masing kota besar Jawa-Bali 13
6 berbeda satu dan yang lain. Kota DKI Jakarta harga ayam dipengaruhi oleh harga pada periode sebelumnya dan wabah flu burung. Harga ayam di Bandung, Semarang dan Surabaya dipengaruhi oleh harga ayam periode sebelumnya, serta dipengaruhi volume produksi pada Kota Bandung, tingkat konsumen pada Kota Semarang dan wabah flu burung pada Kota Surabaya. Harga ayam di Kota Yogyakarta dan Depansar dipengaruhi oleh tingkat konsumsi daging ayam, tetapi di Yogyakarta harga ayam dipengaruhi oleh wabah flu burung. Penelitian mengenai analisis dayasaing komoditas daging ayam broiler Indonesia di pasar Internasional dilakukan oleh Kurniasari (2008). Penelitian ini mengkaji keunggulan kompetitif dan komparatif serta menganalisis strategi dayasaing komoditas ayam broiler di pasar Internasional. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan analisis teori Berlian Porter, analisis Herfindahl Index (HI), Concentration Ratio (CR), analisis Balassa s Revealed Comparative Advantage Index (RCA), serta analisis SWOT. Hasil dari penelitian tersebut mengenai agribisnis ayam broiler nasional memiliki keunggulan kompetitif yang dapat terlihat dari adanya berbagai kekuatan yang dimiliki seperti faktor sumberdaya alam yang melimpah, dan belum sepenuhnya termanfaatkan, ketersediaan dan aksesibiltas sumber-sumber Ilmu Pendidikan dan Teknologi yang cukup memadai, biaya tenaga kerja yang kompetitif, serta peran dan kebijakan pemerintah yang mendukung pengembangan agribisnis ayam broiler tersebut. Namun, peningkatan dayasaing masih terkendala dengan sejumlah persoalan seperti pemberdayaan sumberdaya alam sebagai penyedia kebutuhan input produksi belum optimal sehingga ketergantungan terhadap produk impor masih sangat besar, belum terintegrasinya agribisnis ayam broiler, dan kualitas peternak secara umum masih rendah. Penelitian tentang strategi pengembangan usaha ayam broiler dilakukan oleh Sembiring (2009) pada UD Janu Putro. Penelitian ini mengidentifikasikan faktorfaktor lingkungan eksternal dan internal perusahaan. Kekuatan peternakan yaitu, lingkungan kerja yang kondusif, lokasi kandang yang strategis, modal yang tersedia, produk yang berkualitas, sistem kandang close house, dan loyalitas pelanggan, 14
7 sedangkan kelemahan peternakan yaitu adanya rangkap jabatan, pelanggan tidak membayar pada waktu yang ditentukan, dan kapasitas produksi belum memenuhi permintaan. Kebijakan impor bahan baku pakan, pendapatan masyarakat yang meningkat, jumlah penduduk yang meningkat, wisatawan yang berkunjung ke Yogyakarta, dan perkembangan teknologi dan informasi menjadi peluang bagi pengembangan usaha. Sedangkan ancaman yang dihadapi perusahaan yaitu harga pakan yang meningkat, tingkat suku bunga yang tinggi, wabah flu burung, gangguan gempa, dan kekuatan tawar-menawar yang tinggi. Dari hasil analisis matriks IE, perusahaan berada pada kondisi internal yang kuat. Strategi yang dapat dikembangkan oleh perusahaan adalah integrasi, baik integrasi ke depan maupun integrasi ke belakang. Integrasi ke depan dapat dilakukan dengan menjalin atau mempererat hubungan dengan pemasok, sedangkan integrasi ke belakang adalah mempererat hubungan dengan konsumen atau pelanggan. Beberapa penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan ayam broiler, merupakan sumber informasi bagi penelitian yang akan dilakukan oleh penulis. Informasi yang berasal dari penelitian tersebut khususnya untuk mengidentifikasi faktor-faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi pengembangan usaha. Pada penelitian mengenai peranan kemitraan yang dilakukan oleh Deshinta (2006), diperoleh informasi bahwa kemitraan dapat memberikan manfaat bagi peternakan yaitu bantuan modal, bimbingan, dan pemasaran hasil. Manfaat yang diperoleh oleh peternakan tersebut mendorong peternakan untuk bekerja sama dengan perusahaan yang bergerak dalam pemotongan ayam broiler. Hal ini menunjukkan bahwa usaha pemotongan ayam memiliki kemudahan dalam memperoleh bahan baku. Penelitian yang dilakukan oleh Kartikasari (2005) mengenai peramalan penjualan daging ayam broiler memberikan informasi mengenai strategi yang dapat digunakan oleh perusahaan apabila menghadapi penurunan penjualan. Strategi tersebut antara lain, memperluas dan mempertahankan pasar yang sudah ada, mempertahankan komitmen pihak manajemen terhadap kualitas produk dan terus berusaha melakukan sosialisasi kepada seluruh karyawan, melakukan promosi dengan efisien dan efektif, melakukan 15
8 efisiensi untuk menekan biaya persediaan perusahaan dan meningkatkan kualitas pelayanan kepada konsumen. Penelitian mengenai perubahan harga ayam yang dilakukan oleh Arianto (2007). Penelitian tersebut memberikan informasi bahwa harga daging ayam broiler di Kota Bandung mengalami perubahan yang disebabkan oleh perubahan jumlah produksi. Penelitian mengenai dayasaing komoditas daging ayam broiler Indonesia oleh Kurniasari (2008) memberikan informasi mengenai kondisi eksternal yang menjadi peluang maupun ancaman bagi perusahaan dalam pengembangan usaha pemotongan ayam broiler di Indonesia. Peluang tersebut antara lain, sumberdaya alam yang melimpah, dan belum sepenuhnya termanfaatkan, ketersediaan dan aksesibiltas sumber-sumber Ilmu Pendidikan dan Teknologi yang cukup memadai, biaya tenaga kerja yang kompetitif, serta peran dan kebijakan pemerintah yang mendukung pengembangan agribisnis ayam broiler tersebut. Sedangkan yang menjadi ancaman adalah kualitas peternakan masih rendah, sistem agribisnis ayam broiler belum terintegrasi, dan adanya ketergantungan terhadap daging ayam impor. Penelitian ini tentunya memiliki persamaan dan perbedaan dengan penelitian sebelumnya. Persamaan antara penelitian terdahulu yaitu sama-sama mengkaji komoditas ayam broiler. Persamaan yang paling dekat yaitu penelitian yang dilakukan oleh Sembiring (2009), dengan judul strategi pengembangan usaha ayam broiler, namun penelitian dilakukan di UD. Janu Putro, Provinsi DIY sedangkan penelitian ini dilakukan di RPA Maharani Farm, Kota Bandung, Provinsi Jawa Barat. Faktor internal dan eksternal yang dihadapi oleh RPA Maharani Farm berbeda dengan yang dihadapi oleh UD. Janu Putro sehingga RPA Maharani Farm membutuhkan rumusan strategi yang digunakan untuk pengembangan usaha. Selain itu, metode yang digunakan penulis memiliki persamaan dengan penelitian pengembangan usaha pada sektor peternakan lainnya, yaitu menganalisis lingkungan, memformulasikan strategi yang digunakan perusahaan, dan menyusun prioritas alternatif strategi yang digunakan oleh perusahaan. QSPM (Quantitative Strategic Planning Matrix) digunakan untuk memprioritaskan strategi dari alternatifalternatif strategi yang didapat melalui matriks SWOT. QSPM didesain untuk 16
9 menentukan daya tarik relatif dari alternatif tindakan yang layak. Keunggulan QSPM yaitu set strategi dapat dievaluasi secara bertahap dan bersama-sama. Tidak ada batasan untuk jumlah strategi yang dapat dievaluasi atau jumlah set strategi yang dapat dievaluasi pada satu saat menggunakan QSPM. Keunggulan lainnya dari QSPM adalah bahwa ia membutuhkan penyusun strategi untuk mengintegrasikan faktor internal dan eksternal yang relevan ke dalam proses keputusan. 17
I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kontribusi sektor peternakan terhadap produk domestik bruto (PDB) nasional antara tahun 2004-2008 rata-rata mencapai 2 persen. Data tersebut menunjukkan peternakan memiliki
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tahun (juta orang)
1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Meningkatnya jumlah penduduk dan adanya perubahan pola konsumsi serta selera masyarakat telah menyebabkan konsumsi daging ayam ras (broiler) secara nasional cenderung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mempunyai bobot badan antara 1,5-2.8 kg/ekor dan bisa segera
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Ayam broiler merupakan jenis ras unggulan hasil persilangan dari bangsa-bangsa ayam yang memiliki daya produktivitas tinggi, terutama dalam memproduksi daging. Ayam
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Tinjauan Komoditas Sejarah Ayam Petelur. Ayam liar atau ayam hutan adalah ayam yang pertama kali dipelihara oleh
11 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Komoditas 2.1.1. Sejarah Ayam Petelur Ayam liar atau ayam hutan adalah ayam yang pertama kali dipelihara oleh masyarakat Indonesia. Ayam liar tersebut merupakan bagian
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pertanian merupakan sektor potensial yang memegang peranan penting
1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertanian merupakan sektor potensial yang memegang peranan penting dalam pembangunan Indonesia. Hal ini didasarkan pada kontribusi sektor pertanian yang tidak hanya
Lebih terperinciI PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu sub sektor pertanian yang mempunyai potensi yang sangat baik untuk menopang pembangunan pertanian di Indonesia adalah subsektor peternakan. Di Indonesia kebutuhan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Daging ayam merupakan salah satu sumber protein hewani yang paling
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Daging ayam merupakan salah satu sumber protein hewani yang paling banyak dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia, selain ikan dan telur, guna memenuhi kebutuhan akan protein.
Lebih terperinciIII. KERANGKA PEMIKIRAN
III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Manajemen Manajemen merupakan proses pengkoordinasian kegiatan-kegiatan pekerjaan sehingga pekerjaan tersebut terselesaikan secara efisien
Lebih terperinciVII. FORMULASI STRATEGI
VII. FORMULASI STRATEGI 7.1 Tahapan Masukan (Input Stage) Tahapan masukan (input stage) merupakan langkah pertama yang harus dilakukan sebelum melalui langkah kedua dan langkah ketiga didalam tahap formulasi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Teknologi mempunyai peran penting dalam upaya meningkatkan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Teknologi mempunyai peran penting dalam upaya meningkatkan kesejahteraan hidup manusia. Menurut Xiaoyan dan Junwen (2007), serta Smith (2010), teknologi terkait erat dengan
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. 2,89 2,60 2,98 3,35 5,91 6,20 Makanan Tanaman Perkebunan 0,40 2,48 3,79 4,40 3,84 4,03. Peternakan 3,35 3,13 3,35 3,36 3,89 4,08
I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sub sektor peternakan merupakan bagian dari sektor pertanian yang sangat potensial untuk dikembangkan. Pengembangan sub sektor peternakan perlu untuk dilakukan karena sub
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
1 A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN Sistem agribisnis memiliki cakupan yang sangat luas. Sistem agribisnis terdiri dari tiga subsistem utama, yaitu: Pertama, subsistem agribisnis hulu (upstream agribusiness)
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Komoditas ayam broiler merupakan primadona dalam sektor peternakan di
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komoditas ayam broiler merupakan primadona dalam sektor peternakan di Indonesia jika dibandingkan dengan komoditas peternakan lainnya, karena sejak pertama kali diperkenalkan
Lebih terperinciBAB III KERANGKA PEMIKIRAN. teoretik. Manajemen strategi didefinisikan sebagai ilmu tentang perumusan
22 BAB III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Manajemen Strategi Penelitian ini menggunakan perencanaan strategi sebagai kerangka teoretik. Manajemen strategi didefinisikan sebagai
Lebih terperinciKERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis
III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Konsep Dayasaing Dayasaing merupakan kemampuan usaha suatu industri untuk menghadapi berbagai lingkungan kompetitif. Dayasaing dapat diartikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. karakteristik produk unggas yang dapat diterima oleh masyarakat, harga yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan semakin meningkatnya jumlah penduduk di Indonesia maka semakin meningkat pula kebutuhan bahan makanan, termasuk bahan makanan yang berasal dari
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Agroindustri merupakan kegiatan pemanfaatan hasil pertanian menjadi produk
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Agroindustri merupakan kegiatan pemanfaatan hasil pertanian menjadi produk olahan yang bernilai ekonomi, sekaligus menjadi suatu tahapan pembangunan pertanian
Lebih terperinciBAB VII FORMULASI STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA. 7.1 Perumusan Strategi Pengembangan Usaha Produk Sayuran Organik
96 BAB VII FORMULASI STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA 7.1 Perumusan Strategi Pengembangan Usaha Produk Sayuran Organik Analisis lingkungan membantu perusahaan dalam menentukan langkah strategi yang tepat dalam
Lebih terperinciAnalisis lingkungan eksternal terdiri dari lingkungan makro dan lingkungan industri. Lingkungan makro terdiri dari ekonomi, alam, teknologi, politik
Analisis lingkungan eksternal terdiri dari lingkungan makro dan lingkungan industri. Lingkungan makro terdiri dari ekonomi, alam, teknologi, politik dan hukum serta sosial budaya. Sedangkan lingkungan
Lebih terperinciSTRATEGI PEMASARAN RESTORAN PONDOK MAKAN MIRAH, JAKARTA SELATAN SARI ERLIANINGSIH A
STRATEGI PEMASARAN RESTORAN PONDOK MAKAN MIRAH, JAKARTA SELATAN SARI ERLIANINGSIH A.14105704 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008 RINGKASAN SARI
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. Aman, dan Halal. [20 Pebruari 2009]
I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia adalah negara agraris dengan kondisi daratan yang subur dan iklim yang menguntungkan. Pertanian menjadi sumber mata pencaharian sebagian penduduk dan berkontribusi
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN
Strategi Pengembangan Usaha Maharani Farm Gambar 4. Kerangka Pemikiran Operasional IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilakukan di Rumah Potong Ayam Maharani Farm yang beralamat
Lebih terperinciKAJIAN ANALISIS SWOT PADA INDUSTRI KONVEKSI DI CIPAYUNG DEPOK
S. Marti ah / Journal of Applied Business and Economics Vol. No. 1 (Sept 2016) 26-4 KAJIAN ANALISIS SWOT PADA INDUSTRI KONVEKSI DI CIPAYUNG DEPOK Oleh: Siti Marti ah Program Studi Teknik Informatika Fakultas
Lebih terperinci5Kebijakan Terpadu. Perkembangan perekonomian Indonesia secara sektoral menunjukkan. Pengembangan Agribisnis. Pengertian Agribisnis
5Kebijakan Terpadu Pengembangan Agribisnis Perkembangan perekonomian Indonesia secara sektoral menunjukkan kondisi yang makin seimbang. Persentase sumbangan sektor pertanian yang pada awal Pelita I sangat
Lebih terperinciIII. KERANGKA PEMIKIRAN
III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Teoritis Strategi merupakan rumusan perencanaan komprehensif tentang bagaimana perusahaan akan mencapai misi dan tujuannya. Strategi akan memaksimalkan keunggulan
Lebih terperinciIV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Metode Penentuan Responden
IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada usaha Durian Jatohan Haji Arif (DJHA), yang terletak di Jalan Raya Serang-Pandeglang KM. 14 Kecamatan Baros, Kabupaten
Lebih terperinciPENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara berkembang dengan persentase kenaikan jumlah penduduk yang tinggi setiap tahunnya. Saat ini, Indonesia menempati posisi ke-4 dalam
Lebih terperinciKonsep, Sistem, dan Mata Rantai Agribisnis
Konsep, Sistem, dan Mata Rantai Agribisnis Contents 1. Pertanian berwawasan agribisnis 2. Konsep Agribisnis 3. Unsur Sistem 4. Mata Rantai Agribisnis 5. Contoh Agribisnis Pertanian Moderen berwawasan Agribisnis
Lebih terperinciPERENCANAAN STRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI KRIPIK SINGKONG PRESTO DI CASSAVA GEDONGAN, KELURAHAN LEDOK, SALATIGA
PERENCANAAN STRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI KRIPIK SINGKONG PRESTO DI CASSAVA GEDONGAN, KELURAHAN LEDOK, SALATIGA Irma Wardani,Mohamad Hanif Khoirudin Staf Pengajar Program Studi Agroteknologi UNIBA
Lebih terperinci2. TINJAUAN PUSTKA 2.1. Kajian Teori Sayuran Organik Manajemen Strategi
2. TINJAUAN PUSTKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1 Sayuran Organik Pertanian organik adalah salah satu teknologi pertanian yang berwawasan lingkungan serta menghindari penggunaan bahan kimia dan pupuk yang bersifat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peternakan merupakan salah satu sub sektor pertanian yang memiliki peranan cukup penting dalam memberikan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peternakan merupakan salah satu sub sektor pertanian yang memiliki peranan cukup penting dalam memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap perekonomian negara
Lebih terperinciVII. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan B. Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
DAFTAR ISI Halaman ABSTRACT... RINGKASAN EKSEKUTIF... RIWAYAT HIDUP PENULIS... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFRTAR LAMPIRAN... i ii v vii ix xii xiii xiv I. PENDAHULUAN
Lebih terperinciANALISIS DAYASAING KOMODITAS DAGING AYAM RAS INDONESIA DI PASAR INTERNASIONAL. Oleh : IRMA KURNIASARI A
ANALISIS DAYASAING KOMODITAS DAGING AYAM RAS INDONESIA DI PASAR INTERNASIONAL Oleh : IRMA KURNIASARI A 14105674 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Agroindustri adalah usaha untuk mengolah bahan baku hasil pertanian menjadi berbagai produk yang dibutuhkan konsumen (Austin 1981). Bidang agroindustri pertanian dalam
Lebih terperinciPERUMUSAN STRATEGI PERUSAHAAN PT X MENGGUNAKAN MATRIKS EVALUASI FAKTOR
PERUMUSAN STRATEGI PERUSAHAAN PT X MENGGUNAKAN MATRIKS EVALUASI FAKTOR Departemen Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara Abstrak: Perubahan lingkungan industri dan peningkatan persaingan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terlebih keuntungan dalam sektor pertanian. Sektor pertanian terutama
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia memiliki iklim tropis yang banyak memberikan keuntungan, terlebih keuntungan dalam sektor pertanian. Sektor pertanian terutama hortikultura seperti buah-buahan,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Komoditi salak merupakan salah satu jenis buah tropis asli Indonesia yang menjadi komoditas unggulan dan salah satu tanaman yang cocok untuk dikembangkan. Di Indonesia
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Konsep dasar ini mencakup pengertian yang digunakan untuk menunjang dan
36 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Konsep dasar ini mencakup pengertian yang digunakan untuk menunjang dan menciptakan data akurat yang akan dianalisis sehubungan dengan
Lebih terperinciSTRATEGI PENGEMBANGAN BISNIS AYAM RAS PEDAGING PERUSAHAAN KAWALI POULTRY SHOP KABUPATEN CIAMIS
STRATEGI PENGEMBANGAN BISNIS AYAM RAS PEDAGING PERUSAHAAN KAWALI POULTRY SHOP KABUPATEN CIAMIS Ajat 1) Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Siliwangi iis.iisrina@gmail.com Dedi Sufyadi
Lebih terperinciIII. METODE KAJIAN A. Lokasi dan Waktu B. Metode Kerja 1. Pengumpulan data
15 III. METODE KAJIAN A. Lokasi dan Waktu Pengambilan data dilakukan di PT. Mitra Bangun Cemerlang yang terletak di JL. Raya Kukun Cadas km 1,7 Kampung Pangondokan, Kelurahan Kutabaru, Kecamatan Pasar
Lebih terperinciI.1 Latar Belakang Kebutuhan primer terbagi menjadi tiga bagian, diantaranya adalah kebutuhan sandang, pangan dan papan. Kebutuhan tersebut tidak
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Kebutuhan primer terbagi menjadi tiga bagian, diantaranya adalah kebutuhan sandang, pangan dan papan. Kebutuhan tersebut tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tinjauan umum Ayam Broiler. sebagai penghasil daging, konversi pakan irit, siap dipotong pada umur relatif
5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Tinjauan umum Ayam Broiler Ayam broiler adalah istilah untuk menyebut strain ayam hasil budidaya teknologi yang memiliki sifat ekonomis, dengan ciri khas pertumbuhan cepat sebagai
Lebih terperinci2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Buah Carica 2.2. One Village One Product (OVOP)
2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Buah Carica Buah carica atau pepaya gunung merupakan rumpun buah pepaya yang hanya tumbuh di dataran tinggi. Di dunia, buah carica hanya tumbuh di tiga negara yaitu Amerika Latin,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Otonomi Daerah dengan sistem desentralisasi diimplementasikan di
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Otonomi Daerah dengan sistem desentralisasi diimplementasikan di Indonesia sejak tahun 2001 berdasarkan UU RI Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah, yang selanjutnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. industri tersebut sangat membutuhkan informasi dan kreativitas dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ekonomi merupakan salah satu aspek penting dalam perkembangan Negara Indonesia. Faktanya, faktor penentu kemajuan perekonomian suatu Negara tidak lagi semata-mata
Lebih terperinciSTRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BAWANG MERAH GORENG PO MEKAR WANGI DESA TARAJU, KECAMATAN SINDANG AGUNG KABUPATEN KUNINGAN. Oleh UUM SUMIATI H
STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BAWANG MERAH GORENG PO MEKAR WANGI DESA TARAJU, KECAMATAN SINDANG AGUNG KABUPATEN KUNINGAN Oleh UUM SUMIATI H34066126 PROGRAM SARJANA AGRIBISNIS PENYELENGGARAAN KHUSUS DEPARTEMEN
Lebih terperinciI PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara agraris terbesar di dunia. Sebagian besar penduduk Indonesia hidup dari sektor agribisnis. Agribisnis merupakan suatu sistem yang
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. industri pertanian, dimana sektor tersebut memiliki nilai strategis dalam
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan sektor peternakan merupakan bagian dari pertumbuhan industri pertanian, dimana sektor tersebut memiliki nilai strategis dalam memenuhi kebutuhan pangan yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang beriklim tropis dan mempunyai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang beriklim tropis dan mempunyai keanekaragaman sumberdaya hayati yang berlimpah. Terdapat banyak sekali potensi alam yang dimiliki oleh
Lebih terperinciSTRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PETERNAKAN AYAM RAS PETELUR PADA PERUSAHAAN AAPS KECAMATAN GUGUAK, KABUPATEN 50 KOTA, SUMATERA BARAT
STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PETERNAKAN AYAM RAS PETELUR PADA PERUSAHAAN AAPS KECAMATAN GUGUAK, KABUPATEN 50 KOTA, SUMATERA BARAT Oleh: NIA YAMESA A14105579 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Kelapa sawit merupakan komoditi utama perkebunan di Indonesia. Komoditas kelapa sawit mempunyai peran yang cukup strategis dalam
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kelapa sawit merupakan komoditi utama perkebunan di Indonesia. Komoditas kelapa sawit mempunyai peran yang cukup strategis dalam perekonomian Indonesia. Pertama, minyak
Lebih terperinci6 SIMPULAN DAN SARAN Simpulan 104 Saran 105 DAFTAR PUSTAKA 106 LAMPIRAN 111 RIWAYAT HIDUP
iii DAFTAR ISI DAFTAR TABEL vi DAFTAR GAMBAR vii DAFTAR LAMPIRAN vii 1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 Perumusan Masalah 3 Tujuan Penelitian 4 Manfaat Penelitian 4 Ruang Lingkup Penelitian 4 2 TINJAUAN PUSTAKA
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kondisi Peternakan Sapi Perah di Indonesia
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kondisi Peternakan Sapi Perah di Indonesia Subsektor peternakan merupakan salah satu sumber pertumbuhan baru khususnya bagi sektor pertanian dan perekonomian nasional pada umumnya.
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN A. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sistem perekonomian suatu negara merupakan satu kesatuan yang dicirikan oleh adanya hubungan sektor ekonomi yang satu dengan sektor ekonomi yang lain. Hubungan ini dapat
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. kontribusi besar dalam pengembangan pertanian di Indonesia. Dalam beberapa
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Buah-buahan merupakan salah satu komoditi hortikultura yang memiliki kontribusi besar dalam pengembangan pertanian di Indonesia. Dalam beberapa tahun terakhir, PDB komoditi
Lebih terperinciKEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN: Upaya Peningkatan Produksi Komoditas Pertanian Strategis
KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN: Upaya Peningkatan Produksi Komoditas Pertanian Strategis 1 Pendahuluan (1) Permintaan terhadap berbagai komoditas pangan akan terus meningkat: Inovasi teknologi dan penerapan
Lebih terperinciDAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR LAMPIRAN I. PENDAHULUAN.. 1
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN Halaman.. i..vi.. viii.. ix I. PENDAHULUAN.. 1 1.1. Latar Belakang.. 1 1.2. Identifikasi Masalah..5 1.3. Rumusan Masalah.. 6 1.4. Tujuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Budidaya ayam ras khususnya ayam broiler sebagai ayam pedaging,
1 BAB I PENDAHULUAN Budidaya ayam ras khususnya ayam broiler sebagai ayam pedaging, mengalami pasang surut, terutama pada usaha kemitraan. Hal ini disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya fluktuasi harga
Lebih terperinciBAB III KERANGKA PEMIKIRAN
BAB III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Konsep Strategi Perusahaan Manajemen meliputi perencanaan, pengarahan, pengorganisasian dan pengendalian atas keputusan-keputusan dan
Lebih terperinciBAB VII FORMULASI DAN PEMILIHAN STRATEGI. oleh perusahaan. Pengidentifikasian faktor-faktor eksternal dan internal dilakukan
144 BAB VII FORMULASI DAN PEMILIHAN STRATEGI 7.1 Analisis Matriks EFE dan IFE Tahapan penyusunan strategi dimulai dengan mengidentifikasi peluang dan ancaman yang dihadapi perusahaan serta kekuatan dan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. oleh kelompok menengah yang mulai tumbuh, daya beli masyarakat yang
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jumlah penduduk Indonesia yang mencapai 241 juta dengan ditandai oleh kelompok menengah yang mulai tumbuh, daya beli masyarakat yang meningkat dan stabilitas ekonomi yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memiliki prospek cerah untuk dikembangkan, karena ikan lele merupakan. air tawar yang sangat digemari oleh masyarakat.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ikan lele (Clarias sp) adalah salah satu satu komoditas perikanan yang memiliki prospek cerah untuk dikembangkan, karena ikan lele merupakan komoditas unggulan. Dikatakan
Lebih terperinciRINGKASAN EKSEKUTIF Muhammad Syahroni, E. Gumbira Sa id dan Kirbrandoko.
RINGKASAN EKSEKUTIF Muhammad Syahroni, 2005. Analisis Strategi Pengembangan Komoditas Unggulan Agribisnis di Kabupaten Dompu Propinsi Nusa Tenggara Barat. Di Bawah bimbingan E. Gumbira Sa id dan Kirbrandoko.
Lebih terperinciPOTENSI DAN PELUANG PENGEMBANGAN PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL PETERNAKAN
POTENSI DAN PELUANG PENGEMBANGAN PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL PETERNAKAN H. ISKANDAR ANDI NUHUNG Direktorat Jenderal Bina Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian, Departemen Pertanian ABSTRAK Sesuai
Lebih terperinciVII PERUMUSAN STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA
VII PERUMUSAN STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA 7.1 Tahap pemasukan data ( The Input Stage ) Tahap pertama setelah identifikasi faktor internal dan eksternal yang dirumuskan menjadi kekuatan, kelemahan, peluang
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN Latar Belakang
1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN Agribisnis peternakan memberikan banyak kontribusi bagi bangsa Indonesia yaitu sebagai penyedia lapangan pekerjaaan dan berperan dalam pembangunan. Berdasarkan data statistik
Lebih terperinciKONSEP, SISTEM DAN MATA RANTAI AGRIBISNIS ILLIA SELDON MAGFIROH KULIAH III WAWASAN AGRIBISNIS PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI, UNIVERSITAS JEMBER 2017
KONSEP, SISTEM DAN MATA RANTAI AGRIBISNIS ILLIA SELDON MAGFIROH KULIAH III WAWASAN AGRIBISNIS PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI, UNIVERSITAS JEMBER 2017 PERTANIAN MODEREN berwawasan Agribisnis CARA PANDANG KEGIATAN
Lebih terperinciI PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor peternakan merupakan salah satu pilar dalam pembangunan agribisnis di Indonesia yang masih memiliki potensi untuk terus dikembangkan. Komoditi peternakan mempunyai
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. merupakan salah satu usaha peternakan yang banyak dilakukan oleh masyarakat
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Potensi pembangunan peternakan mempunyai prospek yang baik dimasa depan karena permintaan akan produk yang berasal dari ternak akan terus meningkat seiring dengan permintaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. peranan penting dalam menopang perekononiam masyarakat. Pembangunan sektor
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Subsektor peternakan merupakan bagian dari sektor pertanian yang memiliki peranan penting dalam menopang perekononiam masyarakat. Pembangunan sektor ini dapat diwujudkan
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN
IV. METODE PENELITIAN 4. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini membahas tentang dayasaing minyak sawit dengan menganalisis faktor internal dan faktor eksternal industri minyak sawit di Indonesia,
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. antar negara yang terjadi pada awal abad ke-19, menyebabkan tanaman kedelai
TINJAUAN PUSTAKA Tinjauan Pustaka Kacang Kedelai Kedelai merupakan tanaman asli daratan Cina dan telah dibudidayakan oleh manusia sejak 2500 SM. Sejalan dengan makin berkembangnya perdagangan antar negara
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang
1 PENDAHULUAN Latar Belakang Dari segi kepentingan nasional, sektor peternakan memerlukan penanganan dengan seksama karena dapat memenuhi kebutuhan protein hewani, gizi masyarakat, membuka lapangan kerja,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian di Indonesia merupakan bagian integral dari
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan pertanian di Indonesia merupakan bagian integral dari pembangunan Indonesia, yang pada hakekatnya bertujuan untuk meningkatkan produksi, memperluas lapangan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. pemenuhan protein hewani yang diwujudkan dalam program kedaulatan pangan.
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kebutuhan masyarakat terhadap sumber protein hewani semakin meningkat sejalan dengan perubahan selera, gaya hidup dan peningkatan pendapatan. Karena, selain rasanya
Lebih terperinciMETODOLOGI. Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur 37
Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur 37 Penyusunan Master Plan Kawasan Tanaman Pangan dan Hortikultura Jawa Timur meliputi beberapa tahapan kegiatan utama, yaitu : 1) Pengumpulan, Pengolahan dan Analisis
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Tren produksi buah-buahan semakin meningkat setiap tahunnya, hal ini disebabkan terjadinya kenaikan jumlah penduduk dari tahun ke tahun. Perkembangan tersebut tampak pada
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. subsistem agribisnis hulu peternakan (upstream agribusiness) yakni kegiatan
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan peternakan yang mampu memberikan peningkatan pendapatan peternak rakyat yang relatif tinggi dan menciptakan daya saing global produk peternakan adalah paradigma
Lebih terperinciIII. KERANGKA PEMIKIRAN
III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari penulusuran teori-teori yang relevan dengan masalah penelitian. Adapun
Lebih terperinciPeran dan fungsi pemerintah pada era otonomi daerah adalah. berupa pelayanan dan pengaturan (fasilitator, regulator dan dinamisator)
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peran dan fungsi pemerintah pada era otonomi daerah adalah berupa pelayanan dan pengaturan (fasilitator, regulator dan dinamisator) antara lain dalam memperjuangkan terbitnya
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Perkebunan : Ekofisiologi Kelapa Sawit. Departemen Agronomi dan Hortikultura, Faperta, IPB (tidak dipublikasikan).
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Industri Minyak Sawit dan Turunannya Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq) merupakan tanaman keras (tahunan) berasal dari Afrika yang bisa tumbuh dan berbuah hingga ketinggian
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Sapi Bali
TINJAUAN PUSTAKA Sapi Bali Sapi bali merupakan salah satu ternak asli dari Indonesia. Sapi bali adalah bangsa sapi yang dominan dikembangkan di bagian Timur Indonesia dan beberapa provinsi di Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. tahun seiring meningkatnya pendapatan dan kesadaran masyarakat akan
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Kebutuhan protein hewani mengalami peningkatan dari tahun ke tahun seiring meningkatnya pendapatan dan kesadaran masyarakat akan pentingnya gizi bagi kesehatan. Salah satu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengandung protein dan zat-zat lainnya seperti lemak, mineral, vitamin yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Daging ayam merupakan salah satu daging yang memegang peranan cukup penting dalam pemenuhan kebutuhan gizi masyarakat, karena banyak mengandung protein dan zat-zat
Lebih terperinci3 KERANGKA PEMIKIRAN
12 ketersediaan dan kesesuaian lahan untuk komoditas basis tanaman pangan. Tahap ketiga adalah penentuan prioritas komoditas unggulan tanaman pangan oleh para stakeholder dengan metode Analytical Hierarchy
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Indonesia merupakan negara dengan luas wilayah terbesar se-asia
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara dengan luas wilayah terbesar se-asia Tenggara, jumlah penduduknya kurang lebih 220 juta jiwa, dengan laju pertumbuhan rata-rata 1,5% per
Lebih terperinciSTRATEGI PENGEMBANGAN USAHA MINUMAN INSTAN JAHE MERAH (Zingiber officinale Linn.Var.rubrum) CV.HANABIO - BOGOR. Disusun Oleh :
STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA MINUMAN INSTAN JAHE MERAH (Zingiber officinale Linn.Var.rubrum) CV.HANABIO - BOGOR Disusun Oleh : SYAIFUL HABIB A 14105713 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pertanian merupakan salah satu tulang punggung perekonomian Indonesia. Peranan sektor pertanian dalam perekonomian nasional dapat dilihat dari kontribusi sektor
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. kontribusi positif terhadap pertumbuhan Produk Domestik Bruto Indonesia.
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Peternakan sebagai salah satu sub dari sektor pertanian masih memberikan kontribusi positif terhadap pertumbuhan Produk Domestik Bruto Indonesia. Kontribusi peningkatan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Gambaran Umum Jamur 2.2 Jamur Tiram Putih
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Gambaran Umum Jamur Jamur merupakan tumbuhan yang mudah dijumpai dan banyak terdapat di alam bebas, misalnyadi hutan atau di kebun, jamur dapat tumbuh sepanjang tahun, terutama
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sumber : Badan Pusat Statistik
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Indonesia adalah salah satu negara yang dilintasi garis khatulistiwa dan berada diantara benua Asia dan Australia serta Samudera Pasifik dan Samudera Hindia. Indonesia
Lebih terperinciSURYA AGRITAMA Volume 5 Nomor 2 September 2016 STRATEGI PENGEMBANGAN INDUSTRI RUMAH TANGGA KERUPUK KETELA DI KECAMATAN KEMIRI KABUPATEN PURWOREJO
STRATEGI PENGEMBANGAN INDUSTRI RUMAH TANGGA KERUPUK KETELA DI KECAMATAN KEMIRI KABUPATEN PURWOREJO Eko Arianto Prasetiyo, Istiko Agus Wicaksono dan Isna Windani Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian
Lebih terperinciLAPORAN AKHIR PENELITIAN TA 2009 MODEL PROYEKSI JANGKA PENDEK PERMINTAAN DAN PENAWARAN KOMODITAS PERTANIAN UTAMA
LAPORAN AKHIR PENELITIAN TA 2009 MODEL PROYEKSI JANGKA PENDEK PERMINTAAN DAN PENAWARAN KOMODITAS PERTANIAN UTAMA Oleh : Reni Kustiari Pantjar Simatupang Dewa Ketut Sadra S. Wahida Adreng Purwoto Helena
Lebih terperinciANALISIS STRATEGI PEMASARAN OBAT HEWAN PT UNIVETAMA DINAMIKA, JAKARTA
ANALISIS STRATEGI PEMASARAN OBAT HEWAN PT UNIVETAMA DINAMIKA, JAKARTA Oleh Nobel Rosulla A14102078 PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2006 i KATA PENGANTAR Assalamu
Lebih terperinciII TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pendekatan Penelitian Sistem Usaha Pertanian dan Agribisnis
II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pendekatan Penelitian Sistem Usaha Pertanian dan Agribisnis Pada awalnya penelitian tentang sistem pertanian hanya terbatas pada tahap budidaya atau pola tanam, tetapi pada tahun
Lebih terperinci1 PENDAHULUAN. Sumber : Direktorat Jendral Peternakan 2010
1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komoditas peternakan mempunyai prospek yang baik untuk dikembangkan. Hal ini didukung oleh karakteristik produk yang dapat diterima oleh masyarakat Indonesia. Kondisi ini
Lebih terperinciAnalisis Strategi Pemasaran Pada CV Maju Lancar Unggas Jaya
Analisis Strategi Pemasaran Pada CV Maju Lancar Unggas Jaya Nama : Ana Listiya Wardani Npm : 10212721 Jurusan : Manajemen Pembimbing : Titi Nugraheni,SE., MM LATAR BELAKANG Setiap perusahaan selalu berusaha
Lebih terperinciIII. KERANGKA PEMIKIRAN
III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Strategi Strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan jangka panjang. Menurut David (2008) strategi merepresentasikan tindakan yang akan diambil
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN
17 BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2. 1. Tinjauan Pustaka Istilah kopi spesial atau kopi spesialti pertama kali dikemukakan oleh Ema Knutsen pada tahun 1974 dalam Tea and
Lebih terperinciDAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... vi DAFTAR GAMBAR... ix DAFTAR LAMPIRAN... x
DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... vi DAFTAR GAMBAR... ix DAFTAR LAMPIRAN... x I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang... 1 1.2. Rumusan Masalah... 8 1.3. Tujuan Penelitian...
Lebih terperinci