DETEKSI KARBOHIDRAT NETRAL PADA OVARIUM DAN UTERUS TIKUS PUTIH DENGAN PEWARNAAN PERIODIC ACID SCHIFF (PAS)
|
|
- Liani Lesmono
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 DETEKSI KARBOHIDRAT NETRAL PADA OVARIUM DAN UTERUS TIKUS PUTIH DENGAN PEWARNAAN PERIODIC ACID SCHIFF (PAS) (Detection of Neutral Carbohydrates in The Ovary and Uterus of White Rat with Periodic Acid Schiff Staining) Safrida Laboratorium Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Syiah Kuala Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mendeteksi karbohidrat netral atau mukopolisakarida dalam ovarium dan uterus tikus dengan pewarnaan Asam Schiff Periodik (PAS). Sediaan histologi menggunakan metode Kiernan. Respon komponen dari sel atau jaringan ovarium dan rahim untuk pewarnaan Asam Schiff periodik ditunjukkan dengan warna merah atau magenta pada sitoplasma, dan warna biru atau ungu di dalam inti sel. Sediaan histologi dari jaringan ovarium dengan pewarnaan PAS tidak ada kandungan karbohidrat netral atau kandungan karbohidrat netral sangat kecil. Sediaan histologis jaringan rahim dengan pewarnaan PAS ada kandungan karbohidrat netral dalam sitoplasma sel-sel endometrium rahim. Kata kunci: Karbohidrat Netral, Periodic Acid Schiff, pewarnaan, Ovarium, Rahim, Rattus norvegicus Abstract This study aimed to detect the neutral carbohydrates or mucopolysaccharide in the ovaries and uterus of rat with Periodic Acid Schiff (PAS) staining. Histological preparations using the method of Kiernan. Response components of the cell or tissue ovaries and uterus to staining Periodic Acid Schiff staining is shown by the red or magenta color of the cytoplasm, and the blue or purple color in the cell nucleus. Histological preparations of ovarian tissue with PAS staining there is no neutral carbohydrate content or neutral carbohydrate content is very small. Histological preparations uterine tissue with PAS staining there is neutral carbohydrates in the cytoplasm of cells of the uterine endometrium Key words: Neutral carbohydrate, Periodic Acid Schiff, staining, Ovaries, Uterus, Rattus norvegicus PENDAHULUAN Histoteknik atau teknik histologi merupakan ilmu atau seni mempersiapkan organ, jaringan atau bagian jaringan untuk dapat diamati dan ditelaah. Sedangkan teknik histokimia merupakan teknik untuk mendeteksi keberadaan komponen-komponen yang terdapat dalam struktur jaringan atau sel seperti protein, lemak, karbohidrat, hormon ataupun enzim (Gunarso 1989). Pengetahuan tentang histoteknik sangat diperlukan mengingat sifatnya yang mampu menunjang berbagai bidang ilmu seperti Biologi Sel, Embriologi, Anatomi, Fisiologi, Histologi dan lain-lain. Perkembangan pengetahuan kita tentang anatomi mikroskopis baik hewan maupun tumbuhan banyak diperoleh dari hasil telaah spesimen mikroteknik atau yang dikenal sebagai spesimen histologi. Biasanya spesimen merupakan bagian yang sangat kecil dari suatu organisme, namun organisme secara keseluruhan dapat pula merupakan suatu spesimen bila organisme tersebut cukup kecil untuk diamati dengan mikroskop. Sajian histologi yang dibuat harus dapat memberikan gambaran tentang bentuk dan besar serta susunan sel; inti sel dan sitoplasma; badan inklusi (glikogen, tetesan lemak, pigmen dan sebagainya); susunan serat jaringan ikat; otot dan lain sebagainya sesuai dengan gambaran jaringan tubuh tersebut dalam kondisi hidup. Sajian yang baik dapat membantu dalam memahami struktur histologi jaringan tubuh sesuai dengan kondisi yang sebenarnya pada waktu hidup. Sajian yang baik juga akan memberikan hasil yang benar-benar shahih (valid/akurat) yang sangat dibutuhkan oleh para peneliti untuk menjawab permasalahan yang timbul. Di samping itu sajian yang baik juga diperlukan oleh klinikus untuk menunjang diagnosa penyakit yang diderita oleh pasien (Jusuf 2009).
2 Safrida, Deteksi Karbohidrat Netral pada Ovarium dan Uterus Tikus Putih dengan Pewarnaan Periodic Acid Schiff (PAS) Proses pewarnaan berfungsi untuk melindungi jaringan dari berbagai macam faktor yang bersifat merusak jaringan, seperti fisik, kimia maupun biologi. Pewarna adalah senyawa berwarna yang dapat berikatan dengan substrat dan digunakan untuk mempelajari morfologi, struktur dan berbagai komponen jaringan melalui proses pewarnaan. Pewarnaan ada dua jenis yaitu pewarnaan umum dan pewarnaan khusus. Salah satu pewarnaan khusus, yaitu pewarnaan dengan menggunakan Periodic Acid Schiff (PAS ) (Kiernan 1990). Pewarnaan PAS digunakan untuk mendeteksi mukopolisakarida yang bersifat netral dengan cara pemutusan ikatan pada gugus 1,2 glikol oleh asam periodat dan mengoksidasinya menjadi gugus aldehid. Gugus aldehid ini selanjutnya berikatan dengan pereaksi Shiff (tidak berwarna) menjadi berwarna merah muda atau magenta (Kiernan, 1990). Karbohidrat dapat ditemukan di seluruh tubuh. Senyawa ini terutama ditemukan di permukaan sel, di dalam sitoplasma dan di matriks ekstrasel. Karbohidrat berperan penting dalam proses metabolisme, respons imun, differensiasi, migrasi sel, maturasi sel, dan proses interaksi antar sel (Bancroft 1967; Kurohmaru dan Hayashi 1998). Karbohidrat kompleks atau yang sering disebut sebagai glikokonjugat dibagi menjadi dua kelompok yaitu karbohidrat asam dan karbohidrat netral. METODE Bahan dan Alat Sampel organ yang digunakan dalam penelitian ini adalah ovarium, uterus, dari tikus putih (Rattus norvegicus) betina yang berasal dari galur Sprague-Dawley berumur 6 bulan. Bahan lain yang digunakan adalah larutan Bouin untuk pengawetan jaringan, alkohol, silol, paraffin, 0,9% NaCl fisiologis, hidrogen peroksida (H 2O 2), metanol, Reagens periodic acid Schiff (PAS), tris buffer, 0,01 M phosphate buffer saline (PBS) ph 7,4, medium perekat entellan dan akuades Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah satu set alat bedah, gelas piala, gelas ukur, gelas obyek, gelas penutup, kotak lembab, mikrotom, mikropipet, inkubator dan mikroskop cahaya yang dilengkapi kamera. Pembuatan Preparat Histologi Hewan dikorbankan dengan cara dibius atau dislokasi leher. Segera setelah hewan mati organ ovarium dan uterus yang akan digunakan untuk preparat histologis diambil. Organ tersebut dicuci dengan 0,9% NaCl fisiologis dimasukkan dalam larutan fiksatif Bouin (dengan komposisi Perbedaan antara karbohidrat asam dan karbohidrat netral yaitu terletak pada ada tidaknya gugus asam. Gugus asam terdapat pada kelompok karbohidrat asam, sedangkan karbohidrat netral tidak memiliki gugus tersebut (Bancroft 1967; Dellmann and Brown 1993). Ovarium dan uterus merupakan organ reproduksi pada hewan betina. Ovarium mempunyai fungsi ganda yaitu menghasilkan serta melepaskan (ovulasi) oosit dan menghasilkan serta mensekresi hormon-hormon. Korteks ovari terdiri atas stroma jaringan ikat yang mengandung banyak sel-sel, di dalamnya terbenam folikel-folikel ovarium. Uterus adalah organ dimana fetus berkembang dan mendapat nutrisi sampai lahir. Dinding uterus terdiri atas suatu mukosa yang disebut endometrium. Disekelilingi oleh lapisan otot polos miometrium yang membentuk hampir seluruh ketebalan dinding dan akhirnya membran serosa luar peritoneum, yang menutupi uterus disebut perimetrium (Geneser 1994). Tujuan penelitian ini untuk mendeteksi karbohidrat yang bersifat netral atau mukopolisakarida pada ovarium dan uterus tikus dengan pewarnaan Periodic Acid Schiff (PAS). asam pikrat jenuh : formalin pro-analisis : asam asetat glacial = 15:5:1) selama 24 jam. Setelah organ terfiksasi larutan diganti dengan alkohol 70% yang dikenal sebagai stopping point dengan pengertian jaringan dapat disimpan lama pada larutan ini. Dalam stopping point, jaringan dapat disimpan dalam waktu yang lama atau tidak terbatas namun perlu disertai dengan penggantian alkohol 70% secara regular dengan yang baru misalnya setiap dua minggu atau sebulan sekali. Proses penarikan air dari jaringan (dehidrasi) dilakukan menggunakan alkohol dengan konsentrasi bertingkat mulai 80% sampai dengan 100% dan dijernihkan dengan silol (clearing) sebelum akhirnya ditanam dalam parafin (embedding). Jaringan dalam blok parafin disayat secara serial menggunakan mikrotom rotary dengan ketebalan 5 μm, dilekatkan pada gelas obyek yang telah dilapisi dengan alkohol 70%, kemudian disimpan dalam inkubator 40 0 C selama 24 jam. Sediaan kemudian diwarnai dengan pewarnaan Periodic Acid Schiff (PAS).
3 Jurnal Ilmiah Pendidikan Biologi, Biologi Edukasi Volume 4, Nomor 1, Juni 2012, hlm Prosedur Pewarnaan Periodic Acid Schiff (PAS) Pewarnaan ini akan mewarnai inti dan sitoplasma, dimana inti akan terwarnai biru dan sitoplasma akan terwarnai merah. Tahapan prosedur pewarnaan PAS adalah sebagai berikut: 1. Deparafinasi (silol III, II, I), air mengalir, DW (diionized water) atau aquades dengan waktu sesuai prosedur 2. Oksidasi dalam larutan 0,5 1% periodic acid dengan RT (retention time) selama 5 menit 3. DW satu kali dengan RT 5 menit 4. DDW (aquabides) dengan RT 2 5 menit HASIL DAN PEMBAHASAN A. Ovarium Pewarnaan PAS digunakan untuk mendeteksi mukopolisakarida atau karbohidrat yang bersifat netral dalam bentuk glikokonjugat dengan cara memutus ikatan pada gugus 1,2 glikol oleh asam periodat dan mengoksidasinya menjadi gugus aldehid. Gugus aldehid ini selanjutnya berikatan dengan pereaksi Shiff (tidak berwarna) menjadi berwarna magenta atau merah muda (Kiernan, 1990). Pewarnaan periodic acid Schiff (PAS) terhadap sediaan histologis ovarium (Gambar 1) menunjukkan bahwa tidak munculnya warna merah magenta pada sitoplasma sel-sel granulosa dan sitoplasma oosit jaringan tersebut. Hal ini di duga dalam sitoplasma jaringan tersebut tidak terdapat kandungan karbohidrat netral atau kandungan karbohidrat netralnya sangat sedikit sehingga tidak terdeteksi denga pewarnaan PAS. Sedangkan warna ungu/biru pada inti sel-sel granulosa disebabkan oleh counterstain hematoksilin B. Uterus Gambaran mikroskopis sel-sel uterus hasil pewarnaan PAS dapat dilihat pada Gambar 2. Pewarnaan menggunakan periodic acid Schiff (PAS) (Gambar 2) memperlihatkan preparat histologis uterus dengan sitoplasmanya berwarna merah keunguan/magenta,dan pada bagian inti sel berwarna ungu/biru. Hal ini menunjukkan adanya reaksi antara gugus aldehid hasil oksidasi dari gugus 1,2 glikol karbohidrat netral dengan reagens Schiff yang memunculkan warna merah keunguan/magenta dalam sitoplasma sel-sel endometrium uterus walaupun tampak warna merahnya pudar. Beberapa jenis karbohidrat netral yang menyumbangkan gugus aldehid melalui proses oksidasi dan mampu bereaksi dengan reagen Schiff, antara lain amilase, glikogen, lipofukhsin, glikoprotein dan 5. Schif reagens dengan RT 15 menit 6. Air sulfit (selalu dibuat baru) dengan RT 3 3 menit 7. DW dengan RT 3 5 menit 8. Counterstain (misalnya: mayer hematoksilin) dan dilakukan cek preparat dengan mikroskop 9. Air mengalir selama menit 10. DW dengan RT 2 5 menit 11. Dehidrasi (90%, alkohol absolut I, II, III), clearing (silol I, II, III), dan mountin glikolipid. Dengan munculnya warna merah keunguan/magenta, diduga sel-sel endometrium uterus mengandung karbohidrat netral dari beberapa jenis tersebut. Warna ungu/biru pada inti sel-sel uterus disebabkan oleh counterstain hematoksilin. Hal ini sesuai dengan penelitian Eric et al. (2008) pewarnaan PAS terhadap sediaan histologis sel-sel uterus fetal monyet menunjukkan adanya sejumlah glikogen dalam sitoplasma sel epitel kelenjar endometrium. SIMPULAN Pewarnaan Periodic Acid Schiff (PAS) dapat mendeteksi adanya senyawa mukopolisakarida (karbohidrat netral) dalam sitoplasma, permukaan membran sel dan matriks ekstrasel. Respons komponen sel/jaringan terhadap pewarnaan PAS ditunjukkan oleh sitoplasmanya berwarna merah keunguan/magenta, dan pada bagian inti sel berwarna ungu/biru. Jaringan ovarium yang diwarnai dengan pewarnaan PAS tidak terdapat kandungan karbohidrat netral atau kandungan karbohidrat netralnya sangat sedikit. Jaringan uterus yang diwarnai dengan pewarnaan PAS terdapat senyawa karbohidrat netral pada sitoplasma sel-sel endometrium uterus.
4 Safrida, Deteksi Karbohidrat Netral pada Ovarium dan Uterus Tikus Putih dengan Pewarnaan Periodic Acid Schiff (PAS) a b Gambar 1. Fotomikrograf preparat histologis jaringan ovarium dengan menggunakan pewarnaan PAS. (a) Perbesaran 200x bagian folikel sekunder; (b) Perbesaran 200x bagian folikel tersier awal. Skala bar : 100 mikron. Respons negatif terhadap pewarnaan PAS. Keterangan gambar: 1. Sel-sel granulosa pada folikel sekunder. 2. Nukleus pada folikel sekunder. 3. Sitoplasma oosit folikel tersier awal Gambar 2. Fotomikrograf preparat histologis jaringan uterus dengan menggunakan pewarnaan PAS. (a) Perbesaran 200x; (b) Perbesaran 400x. Skala bar : 30 mikron. Respons positif terhadap pewarnaan PAS akan menghasilkan warna merah muda/magenta pada sitoplasma dan warna ungu/biru pada inti sel. Keterangan gambar: 1. Endometrium, 2. Kelenjar endometrium, 3. Rongga uterus.
5 Jurnal Ilmiah Pendidikan Biologi, Biologi Edukasi Volume 4, Nomor 1, Juni 2012, hlm DAFTAR PUSTAKA Bancroft, JD An Introduction to Histochemical Technique. Appleton Century Crofts. London Dellmann, HD and Brown EM Textbook of Veterinary Histology. 4 th edition. Lea and Febiger. Philadelphia. Pp Eric van Esch, J. Mark Cline, Eberhard Buse and Gerhard F. Weinbauer The Macaque Endometrium, with Special Reference to the Cynomolgus Monkey (Macaca fascicularis). J.Toxicol Pathol.vol. 36 no. 7 suppl 67S-100S Geneser F Textbook of Histology (Buku Teks Histologi), Jilid 2. Terjemahan. Alih Bahasa: Arifin Gunawijaya. Jakarta: Binarupa Aksara. Gunarso, W Mikroteknik. Pusat Antar Universitas Ilmu Hayat, Institut Pertanian Bogor. Jusuf AA Histoteknik Dasar. Bagian Histologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Kiernan, JA Histological and Histochemiscal Method. 2 nd Edition. Pergamon Press, England Kurohmaru, M, Hayashi Y Lectin Binding Status of The Testis in Some Animals. In Reproductive Biology Update-Novel Tools for Assessment of Environmental Toxicity. Nakanishi Printing Co., Kyoto
DETEKSI SENYAWA MUKOPOLISAKARIDA PADA TUBULUS SEMINIFERUS DAN DUKTUS EPIDIDIMIS DALAM TESTIS TIKUS Rattus norvegicus DENGAN PEWARNAAN HISTOKIMIA
DETEKSI SENYAWA MUKOPOLISAKARIDA PADA TUBULUS SEMINIFERUS DAN DUKTUS EPIDIDIMIS DALAM TESTIS TIKUS Rattus norvegicus DENGAN PEWARNAAN HISTOKIMIA Adrien Jems Akiles Unitly, Dece Elisabeth Sahertian Jurusan
Lebih terperinciLampiran 1 Proses Dehidrasi Jaringan
54 Lampiran 1 Proses Dehidrasi Jaringan Dehidrasi jaringan dilakukan untuk mengikat seluruh cairan dalam jaringan, baik cairan interstisial maupun cairan intrasel sebelum dilakukan penanaman jaringan.
Lebih terperinciWaktu dan Tempat Penelitian Materi Penelitian Metode Penelitian Pembuatan Tikus Diabetes Mellitus Persiapan Hewan Coba
Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan Juli 2007 sampai dengan bulan Juli 2008 di Laboratorium Bersama Hewan Percobaan Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan, Fakultas Teknologi Pertanian
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Alur penelitian yang akan dilakukan secara umum digambarkan dalam skema pada Gambar 6.
METODE PENELITIAN Alur penelitian yang akan dilakukan secara umum digambarkan dalam skema pada Gambar 6. Pengujian probiotik secara in vivo pada tikus percobaan yang dibagi menjadi 6 kelompok perlakuan,
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. Alur penelitian yang akan dilakukan secara umum digambarkan dalam skema pada Gambar 5.
BAHAN DAN METODE Alur penelitian yang akan dilakukan secara umum digambarkan dalam skema pada Gambar 5. Pengujian Lactobacillus plantarum (BAL1) dan Lactobacillus fermentum (BAL2) pada tikus dengan perlakuan:
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan Juli-Agustus 2009 (sampling sampai dengan embedding), Februari 2010 (sectioning), dan bulan Juli 2010 (pewarnaan),
Lebih terperinciCetakan I, Agustus 2014 Diterbitkan oleh: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Pattimura
Hak cipta dilindungi Undang-Undang Cetakan I, Agustus 2014 Diterbitkan oleh: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Pattimura ISBN: 978-602-97552-1-2 Deskripsi halaman sampul : Gambar
Lebih terperinciDAFTAR ISI. Halaman DAFTAR TABEL... xiii DAFTAR GAMBAR... xiv DAFTAR LAMPIRAN... xvi PENDAHULUAN Latar Belakang... 1 Tujuan... 3 Manfaat...
DAFTAR ISI DAFTAR TABEL... xiii DAFTAR GAMBAR... xiv DAFTAR LAMPIRAN... xvi PENDAHULUAN Latar Belakang... 1 Tujuan... 3 Manfaat... 3 TINJAUAN PUSTAKA Trenggiling... 4 1. Klasifikasi dan Persebaran... 4
Lebih terperinciLampiran 1 Prosedur Pembuatan Preparat Histologi
LAMPIRAN 38 Lampiran 1 Prosedur Pembuatan Preparat Histologi Pembuatan preparat histologi terdiri dari beberapa proses yaitu dehidrasi (penarikan air dalam jaringan) dengan alkohol konsentrasi bertingkat,
Lebih terperinciLampiran 1 Proses Dehidrasi Jaringan
LAMPIRAN 30 Lampiran 1 Proses Dehidrasi Jaringan Dehidrasi merupakan proses mengeluarkan air dari dalam jaringan/organ dengan menggunkan bahan-bahan kimia tertentu. Dehidrasi jaringan dilakukan untuk mengikat
Lebih terperinciBAB 3 METODE PENELITIAN
BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain studi eksperimental dengan hewan coba, sebagai bagian dari penelitian eksperimental lain yang lebih besar. Pada penelitian
Lebih terperinciSEMINAR NASIONAL BASIC SCIENCE II
ISBN : 978-602-97522-0-5 PROSEDING SEMINAR NASIONAL BASIC SCIENCE II Konstribusi Sains Untuk Pengembangan Pendidikan, Biodiversitas dan Metigasi Bencana Pada Daerah Kepulauan SCIENTIFIC COMMITTEE: Prof.
Lebih terperinciKAJIAN HISTOKIMIA SEBARAN KARBOHIDRAT PADA KELENJAR MANDIBULARIS DAN KELENJAR LINGUALIS AYAM PETELUR (Gallus sp.)
PISSN : 08531943; EISSN : 25031600 KAJIAN HISTOKIMIA SEBARAN KARBOHIDRAT PADA KELENJAR MANDIBULARIS DAN KELENJAR LINGUALIS AYAM PETELUR (Gallus sp.) Histochemical Study of Mandibular and Lingual Glands
Lebih terperinciBAB III BAHAN DAN METODE
BAB III BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan selama 3 bulan pada bulan Maret-Mei 2013. Pengambilan sampel ikan mas berasal dari ikan hasil budidaya dalam keramba jaring apung
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM HISTOTEKNIK DASAR
LAPORAN PRAKTIKUM HISTOTEKNIK DASAR Disusun Oleh: Nama : Juwita NIM : 127008003 Tanggal Praktikum: 22 September 2012 Tujuan praktikum: 1. Agar praktikan memahami dan mampu melaksanakan Tissue Processing.
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Desain pada penelitian ini adalah eksperimen laboratorium dengan
1 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain pada penelitian ini adalah eksperimen laboratorium dengan rancangan percobaan post test only control group design. Pengambilan hewan uji sebagai
Lebih terperinci4.DINAMIKA DISTRIBUSI GLIKOKONJUGAT PADA GONAD WALET LINCHI SELAMA PERIODE 12 BULAN
4.DINAMIKA DISTRIBUSI GLIKOKONJUGAT PADA GONAD WALET LINCHI SELAMA PERIODE 12 BULAN Pendahuluan Ovarium merupakan tempat perkembangan folikel, ovulasi dan luteinisasi. Semua proses tersebut meliputi proses
Lebih terperinciLampiran 1 Diagram alir pembuatan sediaan (preparat) histopatologi organ usus halus mencit percobaan
LAMPIRAN 69 70 Lampiran 1 Diagram alir pembuatan sediaan (preparat) histopatologi organ usus halus mencit percobaan Organ usus halus Dicuci dengan NaCl fisiologis 0.9% Difiksasi 24 jam Larutan Bovin Didehidrasi
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM. : Histoteknik : Selly Oktaria Tanggal Praktikum : 14 September 2012
LAPORAN PRAKTIKUM Judul : Histoteknik Nama : Selly Oktaria Tanggal Praktikum : 14 September 2012 Tujuan Praktikum : 1. Melihat demonstrasi pembuatan preparat histology mulai dari fiksasi jaringan hingga
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. rancangan penelitian yang digunakan adalah acak lengkap dengan lima kelompok,
BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan dan Desain Penelitian Penelitian yang dilaksanakan merupakan penelitian eksperimen, rancangan penelitian yang digunakan adalah acak lengkap dengan lima kelompok,
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN. Lampung untuk pemeliharaan dan pemberian perlakuan pada mencit dan
III. METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Zoologi Biologi FMIPA Universitas Lampung untuk pemeliharaan dan pemberian perlakuan pada mencit dan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah eksperimen karena pada penelitian
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah eksperimen karena pada penelitian ini objek yang diteliti diberi perlakuan dan adanya kontrol sebagai pembanding. B.
Lebih terperinciLaporan Praktikum Histotehnik. Oleh: Lucia Aktalina. Jum at, 14 September WIB
Laporan Praktikum Histotehnik Oleh: Lucia Aktalina Jum at, 14 September 2012 14.00 17.00 WIB Tujuan Praktikum: Melihat demo tehnik-tehnik Histotehnik,mulai dari pemotongan jaringan organ tikus sampai bloking,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1.Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Riset Kimia Universitas Pendidikan Indonesia dan Fakultas Kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor pada
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Zoologi Jurusan Biologi FMIPA
19 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Zoologi Jurusan Biologi FMIPA Universitas Lampung untuk pemeliharaan dan pemberian perlakuan pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tradisional maupun pasar modern. Kacang kedelai hitam juga memiliki kandungan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Makanan di era modern ini semakin beragam bahan yang digunakan, tidak terkecuali bahan yang digunakan adalah biji-bijian. Salah satu jenis biji yang sering digunakan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini mencakup bidang Obstetri Ginekologi, Patologi Anatomi,
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian dan Farmakologi. Penelitian ini mencakup bidang Obstetri Ginekologi, Patologi Anatomi, 3.2 Waktu dan Lokasi Penelitian a. Pemeliharaan dan perlakuan
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM HISTOTEKNIK
LAPORAN PRAKTIKUM HISTOTEKNIK NAMA PRAKTIKAN : Ramadhan Bestari GRUP PRAKTIKAN : Grup Pagi (08.00-11.00) HARI/TGL. PRAKTIKUM : Rabu, 24 Oktober 2013 I. TUJUAN PRAKTIKUM 1. Mahasiswa mampu memahami dan
Lebih terperinciBAB III. METODE PENELITIAN
BAB III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian eksperimental laboratorium posttest-only equivalent-group design dengan kelompok perlakuan dan
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM HISTOTEKNIK Disusun oleh: Jekson Martiar Siahaan
LAPORAN PRAKTIKUM HISTOTEKNIK Disusun oleh: Jekson Martiar Siahaan I. Tujuan: 1. Mahasiswa mampu memahami dan melakukan teknik teknik histoteknik yang digunakan dalam pembuatan preparat jaringan 2. Mahasiswa
Lebih terperinciLampiran 1 Skema Prosedur Pembuatan Preparat Histologi Skema langkah-langkah pengujian histologi secara garis besar adalah sebagai berikut:
79 Lampiran 1 Skema Prosedur Pembuatan Preparat Histologi Skema langkah-langkah pengujian histologi secara garis besar adalah sebagai berikut: Pengambilan Organ Fiksasi Pemotongan Organ Washing Dehidrasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penelitian, pengujian dan pengembangan serta penemuan obat-obatan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemanfaatan obat tradisional di Indonesia saat ini sudah cukup luas. Pengobatan tradisional terus dikembangkan dan dipelihara sebagai warisan budaya bangsa yang
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN
METODOLOGI PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Juli 2007 sampai Juni 2008 di kandang percobaan Fakultas Peternakan dan di Bagian Patologi, Departemen Klinik Reproduksi
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. design. Posttest untuk menganalisis perubahan jumlah sel piramid pada
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini adalah penelitian eksperimental, posttest only control group design. Posttest untuk menganalisis perubahan jumlah sel piramid pada korteks
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Desain penelitian adalah eksperimen dengan metode desain paralel.
III. METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian adalah eksperimen dengan metode desain paralel. Menggunakan 20 ekor mencit (Mus musculus L.) jantan galur Balb/c yang dibagi menjadi 4 kelompok
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. digunakan dalam penelitian ini yaitu tikus putih (Rattus norvegicus) Penelitian ini
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan enam perlakuan dan empat ulangan. Hewan coba yang digunakan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian 3.1.1. Tempat dan waktu pengambilan sampel Sampel diambil di Pantai Timur Surabaya, tepatnya di sebelah Timur Jembatan Suramadu (Gambar 3.1).
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Zoologi Jurusan Biologi FMIPA
15 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Zoologi Jurusan Biologi FMIPA Universitas Lampung untuk pemeliharaan dan pemberian perlakuan pada
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian eksperimental murni dengan
III. METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian eksperimental murni dengan Rancangan Acak Terkontrol. B. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini bersifat eksperimental laboratorik. Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini bersifat eksperimental laboratorik. B. Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Patologi Anatomi Fakultas Kedokteran Universitas
Lebih terperinciNama, Spesifikasi dan Kegunaan Bahan Penelitian No. Nama Bahan Spesifikasi Kegunaan 1. Larva ikan nilem hasil kejut panas
Lampiran 1. Spesifikasi Bahan Nama, Spesifikasi dan Kegunaan Bahan Penelitian No. Nama Bahan Spesifikasi Kegunaan 1. Larva ikan nilem hasil kejut panas Berumur 30, 60, 90, dan 120 hari Hewan uji 2. Pakan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di laboratorium Biologi dan Fisika FMIPA Universitas
17 III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di laboratorium Biologi dan Fisika FMIPA Universitas Lampung dan pembuatan preparat histologi hati dilaksanakan di Balai Penyidikan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Sains dan Teknologi, Universitas Airlangga, Surabaya sebagai
29 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Rumah Hewan Departemen Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Airlangga, Surabaya sebagai tempat pemeliharaan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. menggunakan hewan coba berupa tikus putih betina galur Sprague dawley.
26 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorium dengan menggunakan hewan coba berupa tikus putih betina galur Sprague dawley. 3.2. Tempat
Lebih terperinciBAB 3 METODE PENELITIAN
BAB 3 METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini adalah penelitian eksperimental, postest only control group design. Postes untuk menganalisis perubahan jumlah purkinje pada pada lapisan ganglionar
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian pengaruh ekstrak daun sirsak (Annona muricata L.) terhadap
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian pengaruh ekstrak daun sirsak (Annona muricata L.) terhadap kadar glukosa darah dan histologi pankreas tikus (Rattus norvegicus) yang diinduksi
Lebih terperinciMATERI DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Materi
MATERI DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Proses sampling monyet ekor panjang (MEP) yang digunakan pada penelitian ini terbagi atas dua periode sampling. Periode sampling pertama, telah dilakukan pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hewan betina. Menurut Shabib (1989: 51-53), bentuk aktif estrogen terpenting
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Estrogen adalah salah satu hormon yang berperan dalam reproduksi hewan betina. Menurut Shabib (1989: 51-53), bentuk aktif estrogen terpenting adalah estradiol
Lebih terperinciBAB III BAHAN DAN METODE
17 BAB III BAHAN DAN METODE 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni-Juli 2009 (perlakuan, sampling sampai dengan embedding), Februari 2010 (sectioning), dan Juni-Desember 2010
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan enam perlakuan dan empat ulangan.hewan
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan enam perlakuan dan empat ulangan.hewan coba yang
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Acak Lengkap (RAL) dan dengan pendekatan Post Test Only Control Group
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan metode Rancangan Acak Lengkap (RAL) dan dengan pendekatan Post Test Only Control Group Design. Menggunakan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorik yang menggunakan
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorik yang menggunakan metode rancangan acak terkontrol dengan pola post test-only control group design.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sediaan mikroteknik atau yang juga dikenal sebagai sediaan Histologi.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan pengetahuan mengenai anatomi mikroskopis baik tentang hewan maupun tumbuhan banyak diperoleh dari hasil pengembangan sediaan mikroteknik atau yang juga
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. test-only control group design. Menggunakan 20 ekor tikus putih yang
III. METODE PENELITIAN 1. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental murni dengan pola post test-only control group design. Menggunakan 20 ekor tikus putih yang telah diinduksi
Lebih terperinciBAB 4 METODE PENELITIAN
BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Kedokteran Forensik dan Ilmu Patologi Anatomi. 4.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian dilaksanakan selama
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. rancangan percobaan post-test only control group design. Pengambilan hewan
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah eksperimental laboratorium, dengan rancangan percobaan post-test only control group design. Pengambilan hewan uji sebagai sampel
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. laboratoris in vivo pada tikus putih wistar (Ratus Norvegicus)jantan dengan. rancangan post test only control group design.
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian yang dilakukan eksperimental laboratoris in vivo pada tikus putih wistar (Ratus Norvegicus)jantan dengan rancangan post
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Acak Lengkap dengan pendekatan Post Test Only Control Group Design.
32 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan metode Rancangan Acak Lengkap dengan pendekatan Post Test Only Control Group Design. Menggunakan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah eksperimen satu faktor dengan pola acak
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah eksperimen satu faktor dengan pola acak lengkap. Dosis uji pendahuluan dilakukan untuk menentukan dosis uji sesungguhnya. Dosis
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. dengan rancangan post test dan controlled group design pada hewan uji.
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Model penelitian ini adalah eksperimental murni yang dilakukan dengan rancangan post test dan controlled group design pada hewan uji. B. Populasi dan Sampel
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
25 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian eksperimen. Penelitian eksperimen adalah penelitian yang dilakukan dengan mengadakan manipulasi terhadap objek
Lebih terperinciWaktu dan Tempat Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Desember Juni 2002.
MATERI DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Desember 2001 - Juni 2002. Pemeliharaan dan pengamatan pertumbuhan ternak dilakukan di kandang Unggas Fakultas Petemakan
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Zoologi Biologi FMIPA. Universitas Lampung untuk pemeliharaan, pemberian perlakuan, dan
16 III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Zoologi Biologi FMIPA Universitas Lampung untuk pemeliharaan, pemberian perlakuan, dan pengamatan. Proses
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Rancangan penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimental, dengan rancangan acak lengkap dan menggunakan pendekatan posttest only control design
Lebih terperinciPRAKTIKUM HISTOTEKNIK
PRAKTIKUM HISTOTEKNIK Tujuan: i) Melihat pada demo teknik-teknik Histologi, termasuk persiapan sampel dan penggunaan mikroskop ii)latihan membuat preparat histologi jaringan masing-masing yang dapat dianalisa
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTEK LABORATORIUM HISTOTEKNIK TISSUE PROCESSING DAN PEWARNAAN
LAPORAN PRAKTEK LABORATORIUM HISTOTEKNIK TISSUE PROCESSING DAN PEWARNAAN Nama : Yulia Fitri Djaribun NIM : 127008005 Tanggal : 22 September 2012 A.Tujuan Praktikum : 1. Agar mahasiswa mampu melakukan proses
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Bahan dan Alat Bahan Alat
12 BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan April 2009 sampai dengan April 2010. Sampel diperoleh dari Kepulauan Seribu. Identifikasi cacing parasitik dilakukan di
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. desain The Post Test-Only Control Group (rancangan eksperimental
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah eksperimental laboratorik dengan desain The Post Test-Only Control Group (rancangan eksperimental sederhana). Peneliti
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Zoologi Fakultas Matematika dan
22 III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Zoologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Jurusan Biologi Universitas Lampung untuk pemeliharaan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. dengan Rancangan Acak Terkontrol (RAT). Pemeliharaan dan pemberian ekstrak cabe jawa dan zinc (Zn) pada tikus
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian eksperimental dengan Rancangan Acak Terkontrol (RAT). B. Waktu dan Tempat Penelitian Pemeliharaan
Lebih terperinciMORFOLOGI KELENJAR LUDAH KAMBING, KUCING DAN BABI: DENGAN TINJAUAN KHUSUS PADA DISTRIBUSI DAN KANDUNGAN KARBOHIDRAT
J. Ked. Hewan Vol. 3 No. 2 September 2009 MORFOLOGI KELENJAR LUDAH KAMBING, KUCING DAN BABI: DENGAN TINJAUAN KHUSUS PADA DISTRIBUSI DAN KANDUNGAN KARBOHIDRAT The Morphology of Salivary Glands of Goat,
Lebih terperinciLampiran 1. Prosedur Analisis Morfometrik Mikro Ileum Itik Cihateup Menggunakan Metode Paraffin Haemotoksilin Eosin
LAMPIRAN 53 54 Lampiran 1. Prosedur Analisis Morfometrik Mikro Ileum Itik Cihateup Menggunakan Metode Paraffin Haemotoksilin Eosin Menurut Muntiha (2001), prosedur analisis hispatologi dan jaringan hewan,
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Bahan dan Peralatan Persiapan Kandang Penelitian
14 METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari sampai November 2011. Kegiatan pemeliharaan dan perlakuan hewan coba bertempat di fasilitas kandang hewan percobaan
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM PEMBUATAN PREPARAT SUPRAVITAL EPITELIUM MUKOSA MULUT
LAPORAN PRAKTIKUM PEMBUATAN PREPARAT SUPRAVITAL EPITELIUM MUKOSA MULUT Disusun Guna Memenuhi Tugas Terstruktur Mata Kuliah Praktikum Mikroteknik Tahun Ajaran 2014/2015 Disusun Oleh : Litayani Dafrosa Br
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM HISTOLOGI DAN EMBRIOLOGI HEWAN PREPARAT SAYATAN ORGAN HEWAN. Disusun Oleh : Yulia F
LAPORAN PRAKTIKUM HISTOLOGI DAN EMBRIOLOGI HEWAN PREPARAT SAYATAN ORGAN HEWAN Disusun Oleh : Yulia F05109031 Prodi Pendidikan Biologi Jurusan P. MIPA Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendiidkan Universitas Tanjungpura
Lebih terperinciMATERI DAN METODE PENELITIAN
MATERI DAN METODE PENELITIAN Waktu dan tempat penelitian Penelitian ini dilaksakan di Bagian Patologi, Departemen Klinik, Reproduksi dan Patologi, Fakultas Kedokteran Hewan, Institut Pertanian Bogor. Perlakuan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. menggunakan metode rancangan acak terkontrol dengan pola post test-only
III. METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorik yang menggunakan metode rancangan acak terkontrol dengan pola post test-only control group design.
Lebih terperinciMATERI DAN METODE. Materi
MATERI DAN METODE Waktu dan Lokasi Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan Mei 2012. Persiapan telur tetas dan penetasan dilaksanakan di Laboratorium Penetasan Telur, Departemen Ilmu
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. perlakuan pada subjek penelitian kemudian mempelajari efek perlakuan
35 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental, yaitu untuk mempelajari suatu fenomena dalam korelasi sebab-akibat, dengan cara memberikan perlakuan
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE PENELITIAN
BAHAN DAN METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan mulai bulan Juni 2010 sampai dengan bulan Desember 2010 di kandang percobaan Fakultas Kedokteran Hewan Institut Pertanian
Lebih terperinciPergerakan makanan dalam esofagus menuju lambung disebabkan oleh adanya gerakan peristaltik akibat kontraksi dua lapisan otot pada tunika muskularis
29 PEMBAHASAN Esofagus musang luak pada awalnya berjalan di sebelah dorsal trakhea, kemudian di pertengahan daerah leher (pars cervical) berbelok ke sisi kiri trakhea. Selanjutnya, di daerah thoraks (pars
Lebih terperinci5 KINERJA REPRODUKSI
5 KINERJA REPRODUKSI Pendahuluan Dengan meningkatnya permintaan terhadap daging tikus ekor putih sejalan dengan laju pertambahan penduduk, yang diikuti pula dengan makin berkurangnya kawasan hutan yang
Lebih terperinciMATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi
MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai Mei 2012. Pengamatan berat telur, indeks bentuk telur, kedalaman kantung udara, ketebalan kerabang, berat kerabang
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Lengkap (RAL) dengan 4 (empat) kelompok yang terdiri dari 1 kelompok kontrol
III. METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode eksperimental dengan pola Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 (empat) kelompok yang terdiri dari 1 kelompok kontrol negatif
Lebih terperinciPotensi Agensia Anti Fertilitas Biji Tanaman Jarak (Jatropha curcas) dalam Mempengaruhi Profil Uterus Mencit (Mus musculus) Swiss Webster
Jurnal Sains & Matematika (JSM) Artikel ISSN 0854-0675 penelitian Volume 15, Nomor 2, April 2007 Artikel Penelitian: 55-60 Potensi Agensia Anti Fertilitas Biji Tanaman Jarak (Jatropha curcas) dalam Mempengaruhi
Lebih terperinciSusunan Penelitian. Peneliti 1. Nama lengkap : Melvin Pascamotan Togatorop 2. Fakultas : Kedokteran 3. Perguruan Tinggi : Universitas Sumatera Utara
Lampiran 1 Susunan Penelitian Peneliti 1. Nama lengkap : Melvin Pascamotan Togatorop 2. Fakultas : Kedokteran 3. Perguruan Tinggi : Pembimbing I 1. Nama lengkap : dr. Kamal Basri Siregar, Sp.B (K) Onk
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian. Bahan dan Alat Metode Penelitian Pembuatan Larutan Ekstrak Rumput Kebar
BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian. Penelitian dilaksanakan dari bulan Desember 2008 sampai dengan Mei 2009. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Fisiologi, Departemen Anatomi, Fisiologi
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN
III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2006 hingga Agustus 2007. Penangkapan polen dilakukan di kecamatan Pasar Minggu Jakarta Selatan dan analisa
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. dengan rancangan eksperimental dengan randomized pre post test control
37 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian dengan rancangan eksperimental dengan randomized pre post test control group
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. tikus putih (Rattus norvegicus, L.) adalah sebagai berikut:
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Hasil penelitian mengenai pengaruh pemberian ekstrak kacang kedelai hitam (Glycine soja) terhadap jumlah kelenjar dan ketebalan lapisan endometrium
Lebih terperinciPembuatan Preparat Utuh (whole mounts) Embrio Ayam
Pembuatan Preparat Utuh (whole mounts) Embrio Ayam Epy Muhammad Luqman Bagian Anatomi Veteriner (Anatomi Perkembangan) Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga Tujuan : mempelajari keadaan morfologi
Lebih terperinciMETODE DASAR MIKROTEKNIK DAN PEWARNAAN HISTOLOGI
METODE DASAR MIKROTEKNIK DAN PEWARNAAN HISTOLOGI Nama : Kelompok I Kelas D MIKROTEKNIK Mikroteknik atau teknik histologi merupakan ilmu atau seni mempersiapkan organ, jaringan atau bagian jaringan untuk
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. RAL (Rancangan Acak Lengkap), dengan menggunakan 2 faktor (macam diet dan
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian eksperimental laboratorium. Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan RAL (Rancangan
Lebih terperinciII. METODE PENELITIAN
II. METODE PENELITIAN A. Materi dan Deskripsi Lokasi 1. Bahan Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian adalah daun jambu air (Syzygium aqueum). Kemikalia yang digunakan yaitu larutan alkohol 96%, ethanol,
Lebih terperincibio.unsoed.ac.id III. METODE PENELITIAN A. Materi 1. Materi Penelitian
III. METODE PENELITIAN A. Materi 1. Materi Penelitian Materi penelitian berupa benih ikan nilem (Osteochilus hasselti C.V.) berumur 1, 2, 3, dan 4 bulan hasil kejut panas pada menit ke 25, 27 atau 29 setelah
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. jantung dilaksanakan di Balai Penyidikan dan Pengujian Veteriner (BPPV)
32 III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Laboratorium Histologi dan Patologi Anatomi Fakultas Kedokteran Universitas Lampung dan pembuatan preparat histologi jantung
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini adalah penelitian eksperimental dengan desain rancangan acak lengkap (RAL). B. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus - Oktober 2013 di Balai Besar
III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus - Oktober 2013 di Balai Besar Pengembangan Budidaya Laut (BBPBL) Lampung tepatnya di Laboratorium Pembenihan Kuda
Lebih terperinciII. METODE PENELITIAN
II. METODE PENELITIAN 2.1 Persiapan Ikan Uji Ikan nila (Oreochromis niloticus) BEST didatangkan dari Balai Riset Perikanan Budidaya Air Tawar Bogor yang berukuran rata-rata 5±0,2g, dipelihara selama ±
Lebih terperinci3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian 3.2 Bahan dan Alat Penelitian 3.3 Metode Penelitian
17 3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari-Juni 2011 di Laboratorium Karakteristik Bahan Baku Hasil Perairan, Laboratorium Biokimia Hasil Perairan (Departemen
Lebih terperinci