IV. PETA SOSIAL MASYARAKAT KELURAHAN CICADAS
|
|
- Sri Kurniawan
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 IV. PETA SOSIAL MASYARAKAT KELURAHAN CICADAS 4.1. Lokasi Kelurahan Cicadas merupakan salah satu Kelurahan dari enam Kelurahan di Kecamatan Cibeunying Kidul Kota Bandung, memiliki luas wilayah sebesar 55 ha dengan ketinggian 700 meter dari permukaan laut dan termasuk daerah dataran. Jarak antara Kelurahan ke kantor Kecamatan sekitar 1 Km, sedangkan jarak menuju kantor Kota Bandung kurang lebih 3 Km. Letak kantor Kelurahan Cicadas yang berlokasi di Jalan Sukamulus no. 257 Bandung berada di tengah-tengah perumahan penduduk tepatnya berlokasi di RW 01 Kelurahan Cicadas. Jarak tempuh ke Kecamatan relatif dekat, cukup ditempuh dengan jalan kaki yang memakan waktu kurang lebih 20 menit atau dengan kendaraan motor dapat ditempuh hanya lima menit, sehingga memudahkan masyarakat untuk mendapatkan pelayanan yang bersifat administratif. Secara geografis wilayah Kelurahan Cicadas berbatasan dengan beberapa wilayah, meliputi : 1. Sebelah Utara berbatasan dengan Kelurahan Cihaurgeulis Kecamatan Cibeunying Kaler. 2. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kelurahan Kebon Waru Kecamatan Batununggal. 3. Sebelah Barat berbatasan dengan Kelurahan Sukamaju Kecamatan Cibeunying Kidul. 4. Sebelah Timur berbatasan dengan Kelurahan Cikutra Kecamatan Cibeunying Kidul. Hampir keseluruhan jalan yang ada di Kelurahan Cicadas merupakan jalan aspal, hanya beberapa jalan yang perlu perbaikan. Sebagian perumahan penduduk dapat dilalui oleh kendaraan roda empat yaitu sebagian RW 01, RW 05, RW 06, RW 07, RW 11, RW 13. Sedangkan RW lainnya berupa gang kecil yang hanya bisa dilewati oleh kendaraan roda dua dan terdapat gang yang hanya cukup dilalui oleh pejalan kaki saja. Jarak antara jalan raya menuju permukiman kurang lebih 2 Km, sehingga masyarakat Kelurahan Cicadas sering menggunakan fasilitas kendaraan umum yaitu beca atau ojeg.
2 42 berikut : Penggunaan lahan tanah di Kelurahan Cicadas dapat diketahui dari tabel Tabel 2 Penggunaan Tanah Kelurahan Cicadas Tahun 2007 No Penggunaan Tanah Luas (Ha) Persentase (%) 1. Permukiman 40,5 73,63 2. Pertokoan/Perdagangan 2,0 3,64 3. Perkantoran 0,5 0,91 4. Taman 2,0 3,64 5. Prasarana Umum 10 18,18 Total ,00 Sumber : Data Monografi Kelurahan Cicadas, tahun Berdasarkan data penggunaan area lahan tanah Kelurahan Cicadas diketahui bahwa 73,63 % dari luas wilayah Kelurahan Cicadas dipergunakan sebagai area permukiman. Sedangkan area pertokoan dan perdagangan sebesar 3,64 % yang terdiri dari 224 buah toko, kios dan warung, lima minimarket dan pasar pagi yang berlokasi di jalan Awibitung. Area perkantoran hanya 0,91 % terdiri dari kantor Angkatan Darat dan Bank cabang BNI. Sedangkan yang termasuk dalam area taman dan prasarana umum sebesar 3,64 % dan 18,18 % adalah berupa taman, jalan umum, lapangan olah raga dan sekolah yang sebagian besar berada di komplek Angkatan Darat (PPI) RW 13. Fasilitas di bidang kesehatan yang ada di Kelurahan Cicadas adalah Rumah Sakit Al Islam yang melayani praktek dokter umum, dokter gigi, dokter penyakit dalam dan rumah bersalin. Terdapat juga lima praktek dokter umum yang tersebar di wilayah Kelurahan Cicadas dan dua praktek bidan. Jumlah apotik yang ada di wilayah Kelurahan Cicadas sebanyak dua buah. Fasilitas dibidang pendidikan, terdapat empat Taman Kanak-Kanak, dua buah SD Negri dan satu SD Swasta, satu SMP Negri dan satu SMA Negri. Di bidang industri, terdapat industri kecil dengan jumlah pegawai kurang lebih sebanyak 25 orang yaitu pabrik handuk yang berlokasi RW 02 dan industri konveksi yang berlokasi di RW 01.
3 Kondisi Permukiman di Kelurahan Cicadas Wilayah Kelurahan Cicadas secara keseluruhan merupakan area permukiman, dari luas wilayah 55 ha, sebanyak 20 ha merupakan area permukiman milik Angkatan Darat (PPI) yang berlokasi di RW 13. Sisanya merupakan area permukiman penduduk biasa. Jumlah penduduk di RW 13 yang merupakan kompleks perumahan Angkatan Darat berdasarkan laporan kependudukan tahun 2007 adalah sebanyak 2027 jiwa atau 15,73 % dari keseluruhan jumlah penduduk di Kelurahan Cicadas. Dibandingkan dengan jumlah penduduk pada RW-RW yang lain yang ada di Kelurahan Cicadas, jumlah penduduk RW 13 adalah terbanyak. Walaupun jumlah penduduknya tergolong cukup banyak dan padat, RW 13 tidak termasuk dalam wilayah kumuh, karena perumahan disini merupakan perumahan kompleks yang tertata cukup rapih. Berdasarkan hasil wawancara dengan aparat kelurahan dan tokoh masyarakat, lokasi permukiman kumuh di Kelurahan Cicadas tersebar di 10 RW yaitu di RW 01, RW 02, RW 03, RW 04, RW 09, RW 10, RW 11, RW 12, RW 14 dan RW 15. Lima RW yang tergolong tidak kumuh adalah RW 05, RW 06, RW 07, RW 08 dan RW 13. Jumlah penduduk di lima RW tersebut cukup padat, akan tetapi bangunan rumah tersusun cukup rapi, lingkungan rumah rata-rata bersih dan terdapat tanaman penghijauan sehingga terlihat cukup asri. Menurut aparat Kelurahan T (44 Thn), Kelurahan Cicadas termasuk wilayah yang padat dan kumuh. Kelurahan Cicadas termasuk Kelurahan yang sangat padat, karena warganya banyak yang ekonomi menengah ke bawah serta bekerja disektor informal, seperti kuli bangunan, tukang beca, tukang sumur, pedagang maka banyak daerah yang kumuh, rumahnya rata-rata kecil kurang lebih ukuran 2 x 4 m anggota keluarga banyak antara 5 orang lebih malah sampai 10 atau 12 orang dalam satu rumah. MCKnya masih rame-rame, rumahnya berdempetan dan tidak teratur, kondisi bangunannya tidak memadai dan tidak sehat. Sedangkan menurut Y (47 Thn), kader yang aktif di RW14 maupun aktif di PKK Kelurahan Cicadas, mengemukakan : Ciri-ciri suatu daerah kumuh adalah lingkungan kotor, rumahnya kondisinya tidak layak huni, tidak ada ventilasi, sempit, tidak ada pembagian ruang seperti memasak, tidur, ruang tamu itu ruangannya bersatu.
4 44 Kondisi kekumuhan di Kelurahan Cicadas terlihat dari bangunan yang berhimpitan, ukurannya kecil, kondisi bangunan tidak memadai seperti dinding rumah yang kusam dan kotor, ventilasi rumah tidak ada, atap dari seng atau genteng yang sudah tua, jika hujan terjadi bocor. Keadaan rumah pengap, lembab dan gelap. Permukiman kumuh terletak di gang-gang sempit. Tidak ada sarana ruang terbuka bagi anak-anak untuk bermain. Setiap rumah tidak terdapat pembagian ruang seperti ruang tamu, dapur atau kamar tidur. Seringkali untuk sarana memasak dilakukan di depan rumah dengan menyimpan kompor dan ditutupi triplek seadanya. Sarana untuk menjemur pakaianpun di lakukan didepan rumah. Hal ini menambah kesemrawutan dan ketidakteraturan lingkungan disekitar permukiman kumuh. Kondisi ini terdapat hampir di semua RW yang kondisinya kumuh. Sarana MCK (Mandi Cuci Kakus) dipakai bersama-sama dengan penghuni lainnya dan seringkali kondisinya tidak memadai. Di RW 02 sarana MCK terdapat didepan rumah dan kondisinya setengah terbuka, sedangkan sarana kakus yang ada di RW 01 berada di atas sungai kecil, kondisi bangunan kakus setengah terbuka, tidak ada atap penutup, tidak terdapat sarana air bersih dan tidak ada penerangan, sehingga jika malam hari kondisinya sangat gelap. Status kepemilikan rumah pada permukiman kumuh sebagian besar adalah rumah sewa atau kontrak yang berada di RW 03, RW 04, RW 09, dan RW 14, mereka pada umumnya mempunyai mata pencaharian sebagai pedagang. Kondisi rumah sewa atau kontrak ini merupakan bangunan yang berhimpitan yaitu ruangan yang berukuran kurang lebih 2 x 3 meter, rata-rata kondisi bangunan berdinding kusam, tidak terdapat ruang tidur dan MCK merupakan milik umum. Status kepemilikan tanah permukiman kumuh di RW 02, merupakan tanah milik perorangan tapi telah ditempati selama beberapa tahun oleh penghuni permukiman kumuh, kondisi bangunan pada umumnya sama dengan permukiman kumuh lainnya. Di RW 12, RW 14, dan RW 15 sebagian besar permukiman kumuh berada di atas lahan milik Angkatan Darat, dengan kondisi bangunan dan lingkungan yang tidak memadai. Sedangkan status kepemilikan rumah milik sendiri pada permukiman kumuh berada di RW 01, sebagian RW 12 dan RW 14.
5 Kependudukan Data kependudukan di Kelurahan Cicadas sampai bulan Desember 2007 adalah jiwa terdiri atas 6537 orang laki-laki (50,73%) dan 6349 orang perempuan (49,27%), dengan rasio jenis kelamin (RJK) sebesar 102 artinya dalam setiap 100 penduduk perempuan terdapat 102 penduduk laki-laki. Kepadatan penduduk Kelurahan Cicadas berkisar 234 jiwa/ha atau jiwa/km2. Komposisi penduduk berdasarkan umur dan jenis kelamin dapat dilihat dalam tabel berikut : Tabel 3 Komposisi Penduduk Kelurahan Cicadas Berdasarkan Kelompok Umur dan Jenis Kelamin Tahun 2007 No Umur Jumlah Lk Pr Jml ke atas JML Persentase 50,73 % 49,27% 100 % Sumber : Laporan kependudukan bulan Desember tahun 2007 Apabila digambarkan dalam bentuk piramida penduduk, maka komposisi penduduk Kelurahan Cicadas berdasarkan kelompok umur dan jenis kelamin adalah sebagai berikut :
6 46 LK 65 ke atas Pr Gambar 2 Piramida Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Umur di Kelurahan Cicadas Tahun 2007 Jika dilihat dari piramida penduduk Kelurahan Cicadas pada gambar 2, kelompok umur 0 4 tahun sampai dengan kelompok umur tahun melebar di bandingkan kelompok umur 30 tahun sampai 65 tahun ke atas baik pada penduduk laki-laki maupun penduduk perempuan, hal ini mengindikasikan bahwa di Kelurahan Cicadas termasuk ke dalam penduduk muda atau sebagian besar penduduknya berada pada umur muda. Menurut Rusli, Wahyuni dan Sunito (2007), besarnya ratio beban tanggungan (RBT) penduduk merupakan perbandingan antara jumlah penduduk yang digolongkan bukan usia kerja / bukan usia produktif (usia dibawah 15 tahun dan usia 65 tahun ke atas) terhadap jumlah penduduk usia kerja / usia produktif (usia tahun). Hasil perhitungan ratio beban tanggungan (dependency ratio) penduduk Kelurahan Cicadas adalah sebesar 61, artinya setiap 100 orang yang produktif di Kelurahan Cicadas harus menanggung 61 orang yang tidak produktif.
7 47 Berdasarkan data laporan tahunan kependudukan tentang mobilitas/mutasi penduduk di Kelurahan Cicadas pada tahun 2007, dapat dilihat dalam tabel di bawah ini : Tabel 4 Jumlah Penduduk Kelurahan Cicadas berdasarkan Mobilitas/Mutasi Penduduk Tahun 2007 No Mutasi Lk Pr Jumlah 1 Lahir Meninggal Pendatang Pindah Sumber : Monografi Kelurahan Cicadas tahun 2007 Angka kelahiran (fertilitas) sebanyak 77 orang pertahun, angka kematian sebanyak 74 orang pertahun, angka migrasi masuk sebanyak 637 orang pertahun dan migrasi keluar sebanyak 383 orang pertahun. Jika dihitung reit perkembangan penduduk Kelurahan Cicadas adalah sebesar 2,18 % pertahun atau sebanyak 253 orang pertahun yang masuk ke wilayah Kelurahan Cicadas. Hal ini menunjukkan bahwa pertumbuhan penduduk tahunan di Kelurahan Cicadas relatif cukup tinggi, karena berada pada level di atas 1 %. Beberapa faktor yang menjadi penyebab, diantaranya adalah lokasi Kelurahan Cicadas termasuk daerah perkotaan sehingga menjadi faktor penarik (pull factor) bagi orang-orang dari daerah di luar kota Bandung untuk tinggal di wilayah Kelurahan Cicadas. Faktor lain yang juga besar pengaruhnya pada tingkat mobilitas penduduk di Kelurahan Cicadas adalah lokasi RW 13 yang merupakan kompleks Angkatan Darat, dimana perpindahan tugas anggota TNI dan keluarganya dari luar daerah ke Kota Bandung cukup besar, sehingga migrasi masuk di Kelurahan Cicadas cukup tinggi. Selain anggota TNI, anggota masyarakat umum juga banyak yang masuk ke wilayah Kelurahan Cicadas, baik itu untuk menetap sebagai penduduk Cicadas maupun sebagai penduduk musiman. Alasan mereka tinggal di Kelurahan Cicadas kebanyakan untuk mencari pekerjaan atau melanjutkan studi di perkotaan. Hal ini dapat dilihat dari data mutasi penduduk Kelurahan Cicadas sebagai berikut :
8 48 Menurut tingkat pendidikan penduduk Kelurahan Cicadas, baik Warga Negara Indonesia (WNI), WNI Keturunan maupun Warga Negara Asing (WNA) lulusan SLTA ke atas berjumlah 3025 orang atau sekitar 23,48%. Sedangkan yang tidak tamat SD, tamat SD dan SMP sebanyak 6040 orang atau sekitar 46,87% lebih banyak dibandingkan lulusan SLTA ke atas. Hal ini mengindikasikan bahwa taraf pendidikan penduduk di Kelurahan Cicadas pada umumnya masih rendah. Komposisi penduduk berdasarkan tingkat pendidikan dapat dilihat dalam tabel berikut : Tabel 5 Komposisi Penduduk Kelurahan Cicadas berdasarkan Tingkat Pendidikan dan Jenis Kelamin Tahun 2007 NO PENDIDIKAN UMUM JUMLAH LK PR JML 1 Tdk/belum Sekolah 2 Tdk tamat SD Belum tamat SD Tamat SD SLP SLA Akademi/Sarjana Muda 8 Sarjana JUMLAH Sumber : Laporan Kependudukan bulan Desember tahun Struktur Mata Pencaharian Mata pencaharian penduduk Kelurahan Cicadas tergolong sangat heterogen, hal ini dapat dilihat dari data berikut :
9 49 Lain-Lain; 5244 atau 42 % PNS; 648 atau 5 % ABRI; 820 atau 6 % Peg. Swasta; 1972 atau 15 % Dagang; 1576 atau Pensiunan; 598 atau 5 % Mahasiswa; 683 atau 5 % Pelajar; 1345 atau 10 % 12 % Gambar 3 Komposisi Penduduk Kelurahan Cicadas berdasarkan Mata Pencaharian pada Tahun 2007 Dari data di atas, yang dimaksud mata pencaharian lain-lain adalah yang tidak termasuk penggolongan mata pencaharian dalam diagram. Seperti mata pencaharian yang tergolong dalam bidang jasa, pertukangan, buruh atau yang sering disebut sebagai mata pencaharian sektor informal. Kelompok bukan usia kerjapun termasuk dalam golongan lain-lain. Sehingga dari data di atas yang termasuk mata pencaharian lain-lain cukup besar yaitu sebanyak 5244 atau sekitar 40,70%. Tingginya jumlah mata pencaharian yang tergolong lain-lain, dapat mengindikasikan bahwa di wilayah Kelurahan Cicadas masih banyak penduduk yang bekerja di sektor informal, seperti tukang ojeg, tukang becak, buruh bangunan, kuli serabutan dan juga yang termasuk dalam pengangguran atau yang sedang mencari pekerjaan. Pendapatan atau upah yang didapat dari pekerjaan sektor informal pada umumnya tidak mencukupi untuk kebutuhan minimal. Jika dikaitkan dengan tingkat pendidikan, bahwa mereka yang termasuk dalam pengangguran dan yang bekerja disektor informal tersebut rata-rata tingkat pendidikannya rendah yaitu SMP, SD dan tidak tamat SD. Hal ini dinyatakan juga oleh informan ( K, 34 tahun) : Yang tergolong masyarakat miskin di Kelurahan Cicadas pada umumnya mereka yang tidak mempunyai pekerjaan tetap, upahnya rendah, tingkat pendidikan juga rendah yaitu SMP, SD
10 50 Mata pencaharian lain yang termasuk dalam sektor informal adalah mata pencaharian sebagai pedagang sebanyak 1576 atau sekitar 12,23%. Cukup banyaknya masyarakat yang mempunyai mata pencaharian pedagang dikarenakan Kelurahan Cicadas terletak di kawasan pusat perdagangan Cicadas. Mata pencaharian sebagai Pegawai Negeri, ABRI dan pegawai swasta atau yang disebut sebagai sektor formal sebanyak 3440 orang atau sekitar 26,70%. Tingginya mata pencaharian di sektor formal di Kelurahan Cicadas disebabkan adanya kompleks Angkatan Darat (PPI) di RW 13 dimana mayoritas penduduknya adalah ABRI dan Pegawai Negeri. Jika dilihat dari data kependudukan, jumlah angkatan kerja di Kelurahan Cicadas cukup tinggi yaitu sebesar 8002 atau sekitar 62% dari keseluruhan jumlah penduduk. Hal ini merupakan sumber potensi Human Capital jika diimbangi dengan ketersediaan lapangan pekerjaan serta pendidikan/ketrampilan yang memadai Struktur Ekonomi Jenis usaha ekonomi Lokal di Kelurahan Cicadas pada tahun 2007, dapat dilihat dalam tabel berikut : Tabel 6 Jumlah Lembaga Ekonomi/Jenis Usaha di Kelurahan Cicadas Tahun 2007 N0 LEMBAGA EKONOMI/JENIS USAHA JUMLAH (BUAH) 1 Pasar Pagi (Pasar tanpa bangunan permanen) 1 2 Toko, kios, warung Minimarket 5 4 Warung makan 9 5 Wartel, kios phone 6 6 Warnet 1 7 Bank 1 8 Industri Pakaian (kecil) 2 9 Industri Makanan (kecil) 1 Jumlah 250 Sumber : Monografi Kelurahan Cicadas tahun 2007
11 51 Dilihat dari data jenis usaha ekonomi lokal, jenis usaha toko, kios dan warung merupakan jenis usaha yang terbanyak di wilayah Kelurahan Cicadas. Hal ini dapat dilihat sebagai potensi sumber daya di Kelurahan Cicadas. Wilayah Cicadas sendiri dikenal sebagai pusat perdagangan yang terpadat di Kota Bandung. Cicadas tidak hanya Kelurahan Cicadas akan tetapi termasuk juga beberapa wilayah lain seperti Kelurahan Padasuka, Kelurahan Sukamaju, Kelurahan Kebon Waru dan Kelurahan Kiaracondong. Masyarakat umum sering menyebut wilayah tersebut sebagai Cicadas. Usaha perdagangan tersebut, sebenarnya merupakan alternatif usaha untuk menambah pendapatan dari masyarakat, akan tetapi usaha tersebut tidak banyak memberikan pengaruh kepada ekonomi masyarakat. Masih banyak warga masyarakat yang hidup dalam kondisi miskin. Jarak antara warung / toko yang berdekatan serta munculnya beberapa minimarket disekitar permukiman penduduk di Kelurahan Cicadas diduga menjadi penyebab tingkat persaingan yang tinggi diantara para pelaku ekonomi lokal. Berdirinya minimarket yang berjumlah lima buah dan berada ditengah-tengah permukiman penduduk dan didekat pasar pagi, juga memberikan imbas kepada persaingan ekonomi lokal yaitu kepada kios dan warung kecil yang dimiliki oleh masyarakat lokal. Hal ini dikemukakan oleh Ketua RW 04 Bapak Haji S (66 Thn) yang juga sebagai pemilik kios serba ada : Semenjak ada minimarket, kios saya jadi berkurang pendapatannya. Masyarakat lebih senang pergi ke minimarket karena harganya mungkin lebih murah dan bisa memilih barang-barang sendiri. Pelaku ekonomi yang menguasai perdagangan di tempat-tempat strategis seperti dipinggir jalan Raya Ahmad Yani, sebagian besar bukan masyarakat lokal Kelurahan Cicadas, akan tetapi merupakan masyarakat dari wilayah lain. Sehingga sumber daya alam yang berkaitan dengan lahan sebagai potensi ekonomi belum termanfaatkan secara maksimal bagi masyarakat lokal. Sebab lain yang juga merupakan kendala untuk meningkatkan ekonomi pada usaha perdagangan /jasa adalah permodalan dan ketrampilan. Masyarakat kesulitan untuk membuka usaha karena tidak mempunyai modal dan ketrampilan yang memadai seperti usaha jahit, salon, sablon kaos dan lainnya. Berkaitan dengan hal ini, sebenarnya Pemerintah Kota Bandung telah memberikan beberapa bantuan pinjaman modal dengan bunga relatif ringan seperti Usaha Peningkatan
12 52 Pendapatan Keluarga (UP2K), Program Pengentasan Kemiskinan Perkotaan (P2KP), Jaring Pengaman sosial (JPS) dan Pemberdayaan Daerah Dalam Mengatasi Dampak Krisis Ekonomi (PDMDKE). Program yang baru-baru ini diluncurkan adalah Program Bawaku Makmur yaitu pemberian secara hibah bantuan modal untuk usaha kecil yang berkisar antara Rp Rp per orang. Usaha industri yang ada di Kelurahan Cicadas sebanyak 3 buah merupakan industri kecil, yaitu industri pakaian, industri handuk, dan sektor industri makanan yaitu pabrik roti. Tenaga kerja pada industri ini hanya sebagian kecil yang memanfaatkan tenaga kerja dari masyarakat lokal. Industri handuk dan pakaian jadi banyak memanfaatkan tenaga kerja dari luar wilayah Kelurahan Cicadas yaitu berasal dari Kabupaten Bandung dengan alasan tenaga kerja dari Kabupaten dapat dibayar dengan upah rendah. Tidak adanya koperasi di Kelurahan Cicadas menyebabkan masyarakat yang membutuhkan pinjaman uang baik itu untuk modal usaha maupun untuk keperluan lainnya menggunakan jasa rentenir dan jasa Bank dengan mengajukan syarat berupa jaminan sertifikat tanah atau rumah dan surat keterangan mempunyai usaha yang diberikan oleh Kelurahan. Hal ini dikemukakan oleh aparat Kelurahan C (44 Thn) : Akhir-akhir ini banyak masyarakat Kelurahan Cicadas yang meminta surat serbaguna keterangan usaha untuk melengkapi persyaratan pinjaman ke Bank. Kebetulan ada beberapa Bank yang menawarkan pinjaman dengan kredit lunak, sehingga sangat banyak warga yang meminta surat keterangan serbaguna. Mungkin karena di kelurahan Cicadas tidak ada koperasi, sehingga mereka antusias jika ada penawaran dari bank, selama ini ada juga masyarakat yang meminjam uang dari rentenir dengan bunga yang cukup tinggi Struktur Komunitas Komunitas masyarakat Kelurahan Cicadas dicirikan oleh adanya sistem pelapisan sosial yang didasarkan pada : 1. Jabatan formal seperti ketua RW dan ketua RT,sangat dihargai dan dikenal oleh masyakat Kelurahan Cicadas. Dalam 3 tahun terakhir ini, jabatan ketua RW dan ketua RT dipilih secara langsung oleh masyarakat, sehingga jabatan ketua RW dan ketua RT merupakan kepercayaan dari masyarakat
13 53 langsung. Masyarakat memberi dukungan dan kepercayaan yang tinggi bagi pemimpin yang memiliki kepedulian terhadap masalah-masalah yang sedang dihadapi masyarakat. Selain ketua RW dan ketua RT, di sebagian masyarakat Kelurahan Cicadas juga menghargai adanya sesepuh yang ada di masyarakat lokal. Dari beberapa RW terdapat juga Tokoh Agama yang dihargai seperti di RW 08 dan RW 09. Peran Lurah tidak terlalu berpengaruh secara langsung kepada masyarakat Kelurahan Cicadas, karena Lurah ditunjuk langsung oleh Walikota. Sehingga dalam beberapa kali penggantian Lurah, tidak ada pengaruhnya secara langsung kepada masyarakat di Kelurahan Cicadas. 2. Jenis pekerjaan seperti anggota komunitas yang bekerja di pemerintahan seperti PNS, TNI, Pegawai Swasta pada level manager dan pengusaha adalah orang-orang yang juga dihargai oleh masyarakat. 3. Kekayaan yang dimiliki. Masyarakat lokal Kelurahan Cicadas akan merasa hormat dan segan kepada seseorang yang memiliki kekayaan apabila orang tersebut mempunyai kepedulian sosial yang sangat tinggi kepada masyarakat disekitarnya. Orang yang memiliki kekayaan tersebut sering dijadikan donatur apabila ada kegiatan-kegiatan di masyarakat. Dari sistem pelapisan sosial ini, maka kepemimpinan lokal seringkali muncul berdasarkan kepada tiga aspek terebut di atas. Jejaring sosial yang dibangun oleh komunitas di Kelurahan Cicadas terbentuk melalui jejaring baik yang sifatnya formal maupun informal. Dalam bentuk formal dilaksanakan melalui musyawarah di tingkat RW dalam membahas permasalahan-permasalahan yang ada dilingkungan masyarakat lokal tersebut. Hasil dari musyawarah kemudian diangkat ke tingkat Kelurahan dalam bentuk Rapat Koordinasi (Rakor) yang dihadiri oleh para RW sekelurahan Cicadas, LPM, Forum RW, instansi terkait, Tokoh Agama. Dari tingkat Kelurahan kemudian diteruskan ke tingkat Kecamatan yang dihadiri oleh para RW sekecamatan Cibeunying Kidul, LPM tingkat Kecamatan, forum RW tingkat Kecamatan dan instansi terkait. Dalam kegiatan-kegiatan tertentu, ketua RW dapat membangun jejaring sosial baik yang sifatnya formal maupun informal dengan sektor swasta (misalnya dalam permohonan bantuan dana) baik itu yang
14 54 ada dilingkungan masyarakat Kelurahan Cicadas maupun yang ada di luar lingkungan Kelurahan Cicadas. Selain faktor swasta, ketua RW pun membangun jejaring sosial dengan sektor pemerintah yaitu dengan instansi terkait misalnya Dinas Perumahan, Dinas Bina Marga, Badan Pemberdayaan Masyarakat (BPM) dan lain sebagainya Organisasi dan Kelembagaan Berdasarkan penggolongan dari kelembagaan-kelembagaan di Kelurahan Cicadas dapat terlihat bahwa kelembagaan di Kelurahan Cicadas sebagian besar merupakan kelembagaan yang didasarkan atas prakarsa dari Pemerintah, hanya sebagian kecil pembentukan kelembagaan berdasarkan atas prakarsa masyarakat seperti Group Band, Calung, Pencak silat dan PKL (Pedagang Kaki Lima). Hal ini dapat di lihat dalam tabel berikut : Tabel 7 Kelembagaan/Organisasi di Kelurahan Cicadas Tahun 2007 LEMBAGA BENTUK / NAMA KELEMBAGAAN Pemerintahan Kantor Kelurahan, Kantor Pussenif (TNI-AD) Keagamaan DKM, Kelompok Pengajian Politik Organisasi Partai Politik Kesehatan Rumah Sakit Al Islam, Posyandu Pendidikan Taman Kanak-Kanak, SD, SMP. SMA, Yayasan Madrasah, PAUD Keuangan Bank BNI, Koperasi Primkopad Kesenian Group Band, Calung, Pencak Silat Kemasyarakatan LPM, RW, RT, Forum RW, PKK, Karang Taruna Sosial Arisan Ekonomi UP2K (Usaha peningkatan Pendapatan Keluarga). P2KP (Program Pengentasan Kemiskinan Perkotaan), UED-SP (Usaha Ekonomi Desa), PKL (Pedagang Kaki Lima) Sumber : Monografi Kelurahan Cicadas tahun 2007 Pada masa otonomi daerah kelembagaan baru yang terbentuk di Kelurahan Cicadas adalah Forum RW yang dibentuk atas inisiatif para ketua RW dengan tujuan menampung aspirasi-aspirasi para ketua RW se-kelurahan Cicadas.
15 55 Kelembagaan ini terbentuk pada tahun Aktivitas kelembagaan ini belum berfungsi secara optimal karena diantara para ketua RW sering berbeda pendapat, sehingga forum RW tidak mewakili aspirasi seluruh RW yang ada di Kelurahan Cicadas. Perbedaan pendapat ini seringkali terjadi akan tetapi tidak menjadikan suatu konflik yang serius. Kelembagaan ekonomi seperti UP2K, P2KP dan UED-SP semasa pemerintahan orde baru aktivitasnya masih berjalan, setelah masa pasca reformasi dengan adanya penggantian kepengurusan dari kelembagaan tersebut, aktivitasnya dapat dikatakan tidak ada. Kelembagaan LPM (Lembaga Pemberdayaan Masyarakat) sebagai kelembagaan mitra Lurah juga belum berfungsi secara optimal dan belum terlihat aktivitasnya secara rutin dan nyata. Kegiatan LPM bersifat insidentil, jika ada program dari Pemerintah Daerah. Masyarakat Kelurahan Cicadas belum sepenuhnya mengetahui fungsi dari kelembagaan LPM ini. Hanya komunitas tertentu saja yang mengetahui kelembagaan LPM ini seperti Ketua RW dan RT, ibu-ibu PKK yang biasanya aktif di Kelurahan sedangkan masyarakat biasa tidak terlalu mengenal kelembagaan LPM. Kelembagaan yang aktif dan secara rutin melaksanakan pertemuan sebulan sekali adalah kelembagaan PKK tingkat Kelurahan dan PKK tingkat RW, dimana seluruh anggotanya terdiri dari ibu-ibu Sumberdaya Lokal Sumberdaya lokal yang dimiliki oleh wilayah Kelurahan Cicadas adalah : Lahan Lahan yang dimiliki oleh komunitas merupakan aset bagi masyarakat karena lahan yang dimiliki tersebut mempunyai nilai ekonomi yang tinggi di perkotaan. Akses ke pusat kota dan pusat perdagangan relatif cukup dekat cukup ditempuh dengan berjalan kaki. Tidak jarang sebagian masyarakat Kelurahan Cicadas menjual lahannya walaupun hanya sedikit tapi mempunyai nilai ekonomi yang tinggi sehingga dia bisa membeli lahan yang lebih luas walaupun agak jauh dari perkotaan. Bagi sebagian masyarakat yang memiliki tempat tinggal untuk
16 56 disewakan, hal inipun dapat menjadikan aset dengan harga sewa yang cukup tinggi. Tenaga Kerja Ketersediaan tenaga kerja jika dilihat dari jumlah usia kerja (15-64 Th) di keluarahan Cicadas sebanyak 8002 atau sekitar 62% dari keseluruhan jumlah penduduk. Ketersediaan tenaga kerja ini merupakan potensi jika diimbangi dengan ketersediaan lapangan pekerjaan dan tenaga kerja yang trampil. Untuk itu diperlukan penciptaan lapangan pekerjaan dan pelatihan ketrampilan bagi tenaga kerja yang akan bekerja di sektor informal. Modal Modal berkaitan dengan modal ekonomi dan modal sosial yang dimiliki masyarakat. Modal ekonomi menyangkut asset produksi yang dimiliki oleh para pelaksana kegiatan ekonomi lokal serta dana bagi invenstasi. Akses penduduk terhadap modal dan upaya-upaya pengembangan usaha difasilitasi melalui bantuan modal seperti program JPS, BLT, P2KP, UP2K dan Bawaku Makmur. Modal sosial yang dimiliki oleh masyarakat Kelurahan Cicadas adalah berupa perkumpulan dan kelompok-kelompok yang terbentuk karena adanya kepercayaan, kerjasama dan jaringan kerja. Seperti kelompok arisan, kelompok pengajian ibu-ibu di tiap-tiap RW Masalah-Masalah Sosial Berdasarkan hasil wawancara dengan aparat Kelurahan dan tokoh masyarakat di Kelurahan Cicadas serta hasil studi dokumentasi diperoleh beberapa permasalahan sosial sebagai berikut : 1. Perbandingan antara jumlah populasi manusia dengan luas lahan yang ada di Kelurahan Cicadas dapat dikatakan telah melebihi batas daya dukung (carrying capacity). Dampak dari kelebihan populasi terhadap luas lahan adalah padatnya penduduk yang menyebabkan kekumuhan di suatu wilayah (ekosistem). Masalah terbatasnya lahan untuk penghijauan, sehingga menyebabkan minimnya daya serap air, sanitasi lingkungan
17 57 yang tidak bersih yang menyebabkan rawan penyakit. Masyarakat terutama yang tinggal di permukiman padat akan sulit untuk mengakses sistem sumberdaya yang terdapat di lingkungannya. Keadaan ini dipersulit lagi dengan kondisi ekonomi yang kurang, sehingga akan memperburuk kondisi sosial ekonomi masyarakat yang tinggal di kawasan padat penduduk. Mereka akan mudah terkena berbagai macam penyakit karena lingkungan yang kotor, dengan kondisi ekonomi yang kurang mereka tidak mampu untuk berobat kerumah sakit. 2. Masih banyaknya masyarakat yang tergolong miskin di Kelurahan Cicadas, seperti yang diungkapkan oleh BPS (Badan Pusat Statistik) yang tergolong masyarakat miskin pada tahun 2007 terbagi menjadi : Hampir Miskin : 354 KK Miskin : 174 KK Sangat Miskin : 48 KK Jumlah : 576 KK atau 24% dari 2375 KK Sedangkan data dari Badan Keluarga Berencana (BKB) Kota Bandung, yang termasuk Keluarga Sejahtera I Alasan Ekonomi sebanyak 954 KK atau 40% dari 2375 KK. Permasalahan yang sering dihadapi oleh masyarakat miskin adalah faktor ekonomi dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari, biaya pendidikan untuk anak-anak sekolah dan biaya pengobatan jika mereka sakit. 3. Data penyandang cacat fisik sebanyak 38 orang dan cacat mental (idiot, gila) sebanyak 23 orang. Rata-rata para penyandang cacat fisik maupun cacat mental berasal dari keluarga miskin. Upaya yang dilakukan dalam penanganan kepada mereka adalah memberikan prioritas Askeskin agar mereka mendapatkan kemudahan dalam pelayanan kesehatan. 4. Masalah pengangguran di Kelurahan Cicadas masih tergolong tinggi berdasarkan hasil pendataan oleh Kasie Kemasyarakatan pada tahun 2007 jumlah pengangguran yang terdata sebanyak 364 orang.
PETA SOSIAL KELURAHAN CIPAGERAN
35 PETA SOSIAL KELURAHAN CIPAGERAN Lokasi Kelurahan Cipageran merupakan salah satu kelurahan yang berada di Kecamatan Cimahi Utara Kota Cimahi. Adapun orbitasi, jarak dan waktu tempuh dengan pusat-pusat
Lebih terperinciBAB IV PROFIL KOMUNITAS DESA BABAKAN PARI
BAB IV PROFIL KOMUNITAS DESA BABAKAN PARI Desa Babakan Pari berada di ketinggian 600 m dpl, luas wilayah desa 212.535 ha adalah bagian dari wilayah administrasi Kecamatan Cidahu, Kabupaten Sukabumi, Provinsi
Lebih terperinciVI. PERMUKIMAN KUMUH : KARAKTERISTIK DAN PARTISIPASI MASYARAKAT
VI. PERMUKIMAN KUMUH : KARAKTERISTIK DAN PARTISIPASI MASYARAKAT 6.1. Karakteristik Komunitas Permukiman Kumuh Berdasarkan hasil kajian di lapangan, dengan menggunakan tehnik wawancara dan observasi dari
Lebih terperinciMETODE KAJIAN Tipe dan Aras Kajian Strategi Kajian
METODE KAJIAN Tipe dan Aras Kajian Tipe kajian dalam rancangan kajian ini adalah tipe evaluasi sumatif, yaitu menentukan efektivitas tindakan dan intervensi manusia (program, kebijakan, dan lain-lain),
Lebih terperinciPETA SOSIAL DESA CURUG
PETA SOSIAL DESA CURUG Lokasi Desa Curug merupakan salah satu dari 10 desa yang berada dibawah wilayah administratif Kecamatan Gunungsindur Kabupaten Bogor Propinsi Jawa Barat. Letak fisik desa sangat
Lebih terperinciBAB IV PETA SOSIAL DESA CIBAREGBEG KECAMATAN CIBEBER
BAB IV PETA SOSIAL DESA CIBAREGBEG KECAMATAN CIBEBER 4.1. Keadaan Umum Lokasi Desa Cibaregbeg masuk wilayah Kecamatan Cibeber Kabupaten Cianjur, yang merupakan tipologi desa dataran rendah dengan luas
Lebih terperinciBAB IV KONDISI FISIK DAN SOSIAL KELURAHAN PAKEMBARAN KECAMATAN SLAWI KABUPATEN TEGAL PROPINSI JAWA TENGAH
BAB IV KONDISI FISIK DAN SOSIAL KELURAHAN PAKEMBARAN KECAMATAN SLAWI KABUPATEN TEGAL PROPINSI JAWA TENGAH 4.1. Kondisi Geografis Kelurahan Pakembaran Di Kecamatan Slawi terdapat 5 Kelurahan dan 5 Desa.
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Letak dan Keadaan Fisik Desa penelitian ini merupakan salah satu desa di Kabupaten Banyumas. Luas wilayah desa ini sebesar 155,125 ha didominasi oleh hamparan
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
25 BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Kondisi Fisik Desa Desa Pusakajaya merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan Pusakajaya, Kabupaten Subang, Propinsi Jawa Barat, dengan
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM DAERAH LOKASI. Sesuai dengan kondisi letak geografis kelurahan Way Dadi yang berada tepat
28 BAB IV GAMBARAN UMUM DAERAH LOKASI A. Sejarah Singkat Kelurahan Way Dadi Sesuai dengan kondisi letak geografis kelurahan Way Dadi yang berada tepat berbatasan dengan wilayah Bandar Lampung maka pada
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM DESA CIHIDEUNG ILIR, KECAMATAN CIAMPEA, KABUPATEN BOGOR
BAB IV GAMBARAN UMUM DESA CIHIDEUNG ILIR, KECAMATAN CIAMPEA, KABUPATEN BOGOR 4.1 Gambaran Umum Desa 4.1.1 Kondisi Fisik, Sarana dan Prasarana Desa Cihideung Ilir merupakan salah satu desa di wilayah Kecamatan
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
26 BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1. Keadaan Geografis Desa Karacak Desa Karacak merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Leuwiliang, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Desa ini
Lebih terperinciPROFIL DESA. Profil Kelurahan Loji. Kondisi Ekologi
23 PROFIL DESA Pada bab ini akan diuraikan mengenai profil lokasi penelitian, yang pertama mengenai profil Kelurahan Loji dan yang kedua mengenai profil Kelurahan Situ Gede. Penjelasan profil masingmasing
Lebih terperinciV. GAMBARAN UMUM PENELITIAN. Kelurahan Penjaringan terletak di Kecamatan Penjaringan, Kotamadya
V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN 5.1 Keadaan Umum Lokasi Penelitian Kelurahan Penjaringan terletak di Kecamatan Penjaringan, Kotamadya Jakarta Utara. Kelurahan Penjaringan memiliki lahan seluas 395.43 ha yang
Lebih terperinciV. GAMBARAN UMUM. administratif terletak di Kecamatan Junrejo, Kota Batu, Provinsi Jawa Timur.
V. GAMBARAN UMUM 5.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Berdasarkan Data Potensi Desa/ Kelurahan (2007), Desa Tlekung secara administratif terletak di Kecamatan Junrejo, Kota Batu, Provinsi Jawa Timur. Desa
Lebih terperinciBAB IV PROFIL LOKASI PENELITIAN
BAB IV PROFIL LOKASI PENELITIAN 4.1 Kondisi Geografis Kelurahan Pluit merupakan salah satu wilayah kelurahan yang secara administratif masuk ke dalam wilayah Kecamatan Penjaringan, Kotamadya Jakarta Utara.
Lebih terperinciBAB II DESKRIPSI KELURAHAN GEDAWANG
BAB II DESKRIPSI KELURAHAN GEDAWANG. Kondisi Alam Kelurahan Gedawang merupakan kelurahan yang berada di dalam wilayah administratif Kecamatan Banyumanik Kota Semarang. Kondisi daratan Kelurahan Gedawang
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1. Lokasi Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Karimun No. 16 tahun 2001 tanggal 16 Agustus 2001 tentang pembentukan dan struktur organisasi tata kerja Kecamatan
Lebih terperinciGAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Gambaran Umum Program Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (PPMK) di Kota Bandar Lampung
IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Gambaran Umum Program Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (PPMK) di Kota Bandar Lampung 1. Latar Belakang Berdirinya PPMK Krisis ekonomi yang berkepanjangan pasca tahun
Lebih terperinciV. TINJAUAN PROGRAM PENGEMBANGAN MASYARAKAT
V. TINJAUAN PROGRAM PENGEMBANGAN MASYARAKAT 5.1. Deskripsi Kegiatan Program-program pembangunan yang selama ini terdapat di Kelurahan Cicadas pada umumnya masih didominasi program yang berasal dari Pemerintah
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Lampung. Secara geografis Kota Bandar Lampung terletak pada sampai
31 IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Keadaan Umum Kota Bandar Lampung Kota Bandar Lampung merupakan Ibu Kota Propinsi Lampung. Oleh karena itu, selain merupakan pusat kegiatan pemerintahan, sosial,
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Kelurahan Tegal Gundil 4.1.1. Profil Kelurahan Tegal Gundil Kelurahan Tegal Gundil merupakan salah satu kelurahan di wilayah Kecamatan Bogor Utara, Kota Bogor,
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI
BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI Desa Kembang Kuning terbagi atas tiga dusun atau kampung, yakni Dusun I atau Kampung Narogong, Dusun II atau Kampung Kembang Kuning, dan Dusun III atau Kampung Tegal Baru. Desa
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perubahan paradigma pembangunan pada masa orde baru, dari sistem sentralistik ke sistem desentralistik bertujuan untuk memberikan pelimpahan wewenang kepada otonomi daerah
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
28 BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Luas Wilayah Kelurahan Pasir Mulya merupakan salah satu Kelurahan yang termasuk ke dalam wilayah Kecamatan Bogor Barat Kota Bogor. Dengan luas wilayah
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM KELURAHAN BEJI
33 BAB IV GAMBARAN UMUM KELURAHAN BEJI 4.1 Lokasi dan Keadaan Wilayah Kelurahan Beji adalah sebuah kelurahan diantara enam kelurahan yang terdapat di Kecamatan Beji Kota Depok. Kelurahan Beji terbentuk
Lebih terperinciGAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Mekar yakni Kelurahan yang aman dan tertib menuju masyarakat sejahtera.
56 IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1. Visi dan Misi Visi adalah rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan pada akhir periode perencanaan. Rumusan umum keadaan yang diinginkan Kelurahan Curug
Lebih terperinciIV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN Kondisi Geografis Daerah Penelitian. Kecamatan Rumbai merupakan salah satu Kecamatan di ibukota
IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN Kondisi Geografis Daerah Penelitian Kecamatan Rumbai merupakan salah satu Kecamatan di ibukota Pekanbaru yang dibentuk berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM 4.1. Gambaran Umum Desa
BAB IV GAMBARAN UMUM 4.1. Gambaran Umum Desa Desa Dramaga merupakan salah satu dari sepuluh desa yang termasuk wilayah administratif Kecamatan Dramaga. Desa ini bukan termasuk desa pesisir karena memiliki
Lebih terperinciGAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
24 GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Keadaan Wilayah dan Potensi Sumber daya Alam Desa Cikarawang adalah sebuah desa yang terletak di Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat dengan luas wilayah 2.27
Lebih terperinciBAB III GAMBARAN WILAYAH PENELITIAN. A. Kelurahan Proyonanggan Utara Batang
BAB III GAMBARAN WILAYAH PENELITIAN A. Kelurahan Proyonanggan Utara Batang 1. Keadaan Fisik a. Letak 62 Kelurahan Proyonangan Utara merupakan kelurahan salah satu desa pesisir di Kabupaten Batang Provinsi
Lebih terperinciLAPORAN MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN Kecamatan Cibeunying Kidul 2015 A. PENDAHULUAN
A. PENDAHULUAN Selaras dengan paradigma yang berkembang pada masa kini. Pemerintah Kota Bandung berusaha terus menerus menyempurnakan mekanisme perencanaan pembangunan daerah dengan pendekatan partisipasif
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM
35 BAB IV GAMBARAN UMUM 4.1. Kondisi Geografis Desa Tegal merupakan salah satu desa dari 8 desa lainnya yang terletak di Kecamatan Kemang Kabupaten Bogor. Secara wilayah, Desa Tegal memiliki luas sekitar
Lebih terperinciV. PETA SOSIAL KELURAHAN MAHARATU
V. PETA SOSIAL KELURAHAN MAHARATU 52 5.1. Lokasi Kajian Kelurahan Maharatu Kecamatan Marpoyan Damai terletak di sebelah selatan Kota Pekanbaru dan dilihat dari arah mata angin posisi wilayah hukum Kelurahan
Lebih terperinciPLPBK RENCANA TINDAK PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN BAB III GAMBARAN UMUM KAWASAN PRIORITAS KELURAHAN BASIRIH BANJARMASIN BARAT
BAB III GAMBARAN UMUM KAWASAN PRIORITAS 3.1. ekonominya. RT. 37 ini merupakan salah satu kantong "PAKUMIS" (Padat, Kumuh, Miskin) dari seluruh kawasan Kelurahan Basirih yakni pada RT. 37 ini pula yang
Lebih terperinciBAB V GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Desa Banjar termasuk salah satu wilayah di Kecamatan Banjar Kabupaten
BAB V GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 5.1 Letak Geografis Desa Banjar termasuk salah satu wilayah di Kecamatan Banjar Kabupaten Buleleng dengan jarak kurang lebih 18 km dari ibu kota Kabupaten Buleleng
Lebih terperinciPROFIL DESA CIHIDEUNG ILIR. Kondisi Geografis. Struktur Kependudukan. ]. k
13 PROFIL DESA CIHIDEUNG ILIR Profil Desa Cihideung Ilir memuat informasi mengenai desa yang dijadikan tempat penelitian. Adapun informasi yang tersaji dalam bab ini adalah mengenai kondisi geografis Desa
Lebih terperinciBAB IV DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN
BAB IV DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN Bab ini akan mengemukakan hasil temuan data pada lokasi yang berfungsi sebagai pendukung analisa permasalahan yang ada. 4.. Gambaran Umum Desa Pulorejo 4... Letak geografis
Lebih terperinciPETA SOSIAL KELURAHAN CIBABAT
PETA SOSIAL KELURAHAN CIBABAT Keadaan Umum Lokasi Kota Cimahi secara geografis merupakan kota yang termasuk dalam kategori daerah pinggiran dan merupakan kota transit gerbang keluar masuknya transportasi
Lebih terperinciV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Jarak dari Kecamatan Megamendung ke Desa Megamendung adalah 8 km,
V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Gambaran Umum Desa Megamendung Desa Megamendung merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Secara geografis, Desa
Lebih terperinciBAB IV KEADAAN UMUM DESA KEMANG
BAB IV KEADAAN UMUM DESA KEMANG 4.1 Kondisi Geografis dan Luas Wilayah Desa Kemang merupakan salah satu desa yang berada di wilayah Kecamatan Bojongpicung, Kabupaten Cianjur, Provinsi Jawa Barat. Desa
Lebih terperinciIV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. secara geografis terletak antara 101º20 6 BT dan 1º55 49 LU-2º1 34 LU, dengan
18 IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1. Letak dan Keadaan Geografis Kelurahan Lubuk Gaung adalah salah satu kelurahan yang terletak di Kecamatan Sungai Sembilan Kota Dumai Provinsi Riau. Kelurahan Lubuk
Lebih terperinciPETA SOSIAL DESA BANJARARUM
PETA SOSIAL DESA BANJARARUM Gambaran Lokasi Desa Banjararum merupakan satu dari empat desa yang berada di wilayah Kecamatan Kalibawang, Kabupaten Kulon Progo, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Kondisi
Lebih terperinciINVENTORY SUMBERDAYA WILAYAH PESISIR KELURAHAN FATUBESI KEC. KOTA LAMA KOTA KUPANG - NUSA TENGGARA TIMUR
INVENTORY SUMBERDAYA WILAYAH PESISIR KELURAHAN FATUBESI KEC. KOTA LAMA KOTA KUPANG - NUSA TENGGARA TIMUR 1 1. PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Kelurahan Fatubesi merupakan salah satu dari 10 kelurahan yang
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. a. Letak, Luas dan Batas Wilayah. dari kantor Kabupaten Wonogiri sekitar 30 km.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Daerah Penelitian 1. Kondisi Fisiografis a. Letak, Luas dan Batas Wilayah Desa Punduh Sari merupakan bagian dari wilayah administratif di Kecamatan Manyaran
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN LOKASI PENELITIAN
24 BAB IV GAMBARAN LOKASI PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Luas Wilayah Desa Parakan adalah desa yang terletak di kecamatan Ciomas, kabupaten Bogor, provinsi Provinsi Jawa Barat merupakan daerah padat penduduk
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
35 BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Bab ini mendeskripsikan keadaan umum wilayah penelitian dan deskripsi dan analisis tayangan iklan layanan masyarakat. Dalam penelitian ini kondisi potensi sosial
Lebih terperinciGambar 4. Kerangka Habitat Equivalency Analysis V. GAMBARAN UMUM WILAYAH. Wilayah penelitian pada masyarakat Kecamatan Rumpin secara
Sumber: Chapman, D. J (2004) Gambar 4. Kerangka Habitat Equivalency Analysis V. GAMBARAN UMUM WILAYAH 5.1 Kondisi Geografis dan Administratif Wilayah penelitian pada masyarakat Kecamatan Rumpin secara
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Sejarah dan Geografis KelurahanMaharatu Desa Swamedyaialah desa yang berkecukupan dalam hal sumber daya alam dan sumber daya manusia. Dalam hal dana modal sehingga
Lebih terperinciGAMBARAN UMUM LOKASI
23 GAMBARAN UMUM LOKASI Bab ini menjelaskan keadaan lokasi penelitian yang terdiri dari kondisi geografis, demografi, pendidikan dan mata pencaharian, agama, lingkungan dan kesehatan, potensi wisata, pembangunan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lapangan untuk mengetahui lokasi dari Dusun Klegung, Desa Ngoro-oro, baik
BAB I PENDAHULUAN A. Deskripsi Wilayah Berdasarkan hasil survey dengan melakukan pengamatan langsung di lapangan untuk mengetahui lokasi dari Dusun Klegung, Desa Ngoro-oro, baik melalui wawancara, curah
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Pasar Oeba selain sebagai layanan jasa komersial juga sebagai kawasan permukiman penduduk. Kondisi pasar masih menghadapi beberapa permasalahan antara lain : sampah
Lebih terperinciBAB III GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
BAB III GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 3.1. Kondisi Umum Daerah Masa Kini 1. Letak Geografis Kelurahan Bumiayu adalah salah satu dari 12 kelurahan yang ada di wilayah Kecamatan Kedungkandang Kota Malang
Lebih terperinciBAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Secara administratif, Desa Tangkil Kulon merupakan salah satu desa di
BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Kondisi Fisik Secara administratif, Desa Tangkil Kulon merupakan salah satu desa di Kecamatan Kedungwuni, yang terletak di sebelah utara Kecamatan Kedungwuni
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. karantina, para penderita penyakit tersebut berangsur angsur sembuh. Mengingat banyaknya
33 BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Sejarah Singkat Kelurahan Bumi Waras Pada mulanya wilayah Kelurahan Bumi Waras adalah tempat untuk mengkarantina penderita penyakit menular seperti cacar, kolera,
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM DESA TANJUNGSARI
BAB IV GAMBARAN UMUM DESA TANJUNGSARI 4.1 Profil Desa Tanjungsari 4.1.1 Letak Geografis Desa Tanjungsari Desa Tanjungsari merupakan salah satu dari delapan Desa yang termasuk dalam wilayah Kecamatan Sukaresik,
Lebih terperinciV. GAMBARAN UMUM. Desa Lulut secara administratif terletak di Kecamatan Klapanunggal,
V. GAMBARAN UMUM 5.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Desa Lulut secara administratif terletak di Kecamatan Klapanunggal, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Desa ini berbatasan dengan Desa Bantarjati
Lebih terperinciIV. PETA SOSIAL KELURAHAN SUKAMISKIN DAN LEMBAGA PEMASYARAKATAN SUKAMISKIN BANDUNG
IV. PETA SOSIAL KELURAHAN SUKAMISKIN DAN LEMBAGA PEMASYARAKATAN SUKAMISKIN BANDUNG 4.1. Keadaan Umum Lokasi 4.1.2. Kelurahan Sukamiskin Kelurahan Sukamiskin merupakan tipologi perkotaan, memiliki luas
Lebih terperinciBAB II PROFIL WILAYAH. acuan untuk menentukan program kerja yang akan dilaksanakan selama KKN
BAB II PROFIL WILAYAH A. Kondisi Wilayah Survei sangat perlu dilakukan sebelum penerjunan ke lokasi KKN sebagai acuan untuk menentukan program kerja yang akan dilaksanakan selama KKN belangsung, sehingga
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM. Awal berdirinya pemerintahan Kecamatan Bumi Waras terbentuk berdasarkan
77 IV. GAMBARAN UMUM A. Keadaan Umum Kecamatan Bumi Waras 1. Keadaan Umum Awal berdirinya pemerintahan Kecamatan Bumi Waras terbentuk berdasarkan Peraturan Daerah Kota Bandar Lampung Nomor 04 Tahun 2012,
Lebih terperinciBAB III GAMBARAN UMUM
BAB III GAMBARAN UMUM Bab ini menjelaskan mengenai kondisi umum wilayah studi yang terdiri dari kondisi geografis kota Cimahi, kondisi geografis kota Bandung, aspek kependudukan kota Cimahi, aspek kependudukan
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM DESA POLOBOGO
BAB IV GAMBARAN UMUM DESA POLOBOGO 4. 1. Kondisi Geografis 4.1.1. Batas Administrasi Desa Polobogo termasuk dalam wilayah administrasi kecamatan Getasan, kabupaten Semarang, Provinsi Jawa Tengah. Wilayah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. program yang ada di lokasi KKN tersebut. Yogyakarta. Kelurahan Seloharjo, dibatasi oleh:
BAB I PENDAHULUAN A. Deskripsi Wilayah Kuliah Kerja Nyata (KKN) Reguler Periode LXI Divisi XIV Kelompok B Unit 1 Universitas Ahmad Dahlan tahun akademik 2016/2017, berlokasi di Dusun Dukuh, Kelurahan Seloharjo,
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Metro. Kelurahan Karangrejo pertama kali dibuka pada zaman pemerintahan
IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Sejarah Berdirinya Kelurahan Karangrejo Karangrejo adalah salah satu Kelurahan di Kecamatan Metro Utara Kota Metro. Kelurahan Karangrejo pertama kali dibuka pada
Lebih terperinciV. GAMBARAN UMUM. Penelitian ini dilakukan di dua kelurahan di bantaran Sungai Krukut yaitu,
V. GAMBARAN UMUM 5.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di dua kelurahan di bantaran Sungai Krukut yaitu, Kelurahan Petogogan dan Kelurahan Pela Mampang. Sungai Krukut merupakan
Lebih terperinciGEOGRAFI DAN IKLIM Curah hujan yang cukup, potensial untuk pertanian
GEOGRAFI DAN IKLIM Curah hujan yang cukup, potensial untuk pertanian Curah hujan Kecamatan Babulu rata-rata 242,25 mm pada tahun 2010 Kecamatan Babulu memiliki luas 399,46 km 2. Secara geografis berbatasan
Lebih terperinciBAB II DESA BERINGIN JAYA. b. Sebelah selatan berbatasan dengan Desa Suka Damai. d. Sebelah timur berbatasan dengan /Kecamatan Sentajo Raya 1
BAB II DESA BERINGIN JAYA A. Geografis Desa Beringin Jaya secara geografis terletak di Kecamatan Singingi Hilir Kabupaten Kuantan Singingi, dengan luas daerah 35 km 2. Desa Beringin Jaya berbatasan langsung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dilakukannya penelitian ini terkait dengan permasalahan-permasalahan
BAB I PENDAHULUAN Pada bab pendahuluan akan dipaparkan mengenai latar belakang dilakukannya penelitian ini terkait dengan permasalahan-permasalahan infrastruktur permukiman kumuh di Kecamatan Denpasar
Lebih terperinciKEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN. perekonomian di Desa Gandrungmanis adalah sebagai berikut :
IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN Data monografi Desa Gandrungmanis (Tahun 2016, Semester 1) menunjukkan keadaan alam, keadaan penduduk, dan keadaan sarana perekonomian di Desa Gandrungmanis adalah sebagai
Lebih terperinciBAB II DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN. Kabupaten Deli Serdang. Berada di jalur lintas Sumatera, desa ini terletak diantara dua kota besar di
BAB II DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN II. 1 Deskripsi Desa Muliorejo Desa Muliorejo merupakan salah satu desa / kelurahan yang berada di Kecamatan Sunggal, Kabupaten Deli Serdang. Berada di jalur lintas Sumatera,
Lebih terperinciBAB I. Persiapan Matang untuk Desain yang Spektakuler
BAB I Persiapan Matang untuk Desain yang Spektakuler Kampung Hamdan merupakan salah satu daerah di Kota Medan yang termasuk sebagai daerah kumuh. Hal ini dilihat dari ketidak beraturannya permukiman warga
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. ini terletak di sebelah Desa Panaragan, berjarak ±15 km dari ibu kota kecamatan,
IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Keadaan Geografis Desa Tirta Makmur merupakan salah satu Desa yang terletak di Kecamatan Tulang Bawang Tengah, Kabupaten Tulang Bawang Barat. Desa Tirta Makmur ini
Lebih terperinciBAB IV KONDISI KEMISKINAN DAN LINGKUNGAN MASYARAKAT SERTA PROFIL KELOMPOK SWADAYA MASYARAKAT RUBAH
31 BAB IV KONDISI KEMISKINAN DAN LINGKUNGAN MASYARAKAT SERTA PROFIL KELOMPOK SWADAYA MASYARAKAT RUBAH 4.1 Kondisi Kemiskinan Kemiskinan memiliki konsep yang beragam. Kemiskinan tidak sematamata didefinisikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengetahui lokasi sesungguhnya dari Kelurahan Pandeyan. Hasil survei ini
BAB I PENDAHULUAN A. DESKRIPSI WILAYAH Hasil survei ini merupakan pengamatan langsung di lapangan untuk mengetahui lokasi sesungguhnya dari Kelurahan Pandeyan. Hasil survei ini juga diperoleh dengan mengacu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sangat pesat, salah satunya adalah kawasan perbatasan Sidoarjo - Surabaya (dalam hal ini Desa Wonocolo, Kecamatan Taman).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dan pertumbuhan fisik Kabupaten Sidoarjo sangat pesat, salah satunya adalah kawasan perbatasan Sidoarjo - Surabaya (dalam hal ini Desa Wonocolo, Kecamatan
Lebih terperinciBAB IV PROFIL DESA 4.1. Aspek Geografis
27 BAB IV PROFIL DESA 4.1. Aspek Geografis Desa Pasawahan merupakan salah satu dari tiga belas desa yang ada di Kecamatan Cicurug, Kabupaten Sukabumi. Bagian Utara berbatasan dengan Desa Kutajaya, bagian
Lebih terperinciBAB I LATAR BELAKANG
BAB I LATAR BELAKANG A. Deskripsi Wilayah 1. Profil Desa Bantarjo merupakan salah satu pedukuhan yang berada di Desa Banguncipto Kecamatan Sentolo Kabupaten Kulonprogo Yogykarata, luas wilayah 96.5 ha,
Lebih terperinciSTATISTIK DAERAH KECAMATAN LEMBEH UTARA
STATISTIK DAERAH KECAMATAN LEMBEH UTARA 2016 B A D A N P U S AT S TAT I S T I K KO TA B I T U N G Statistik Kecamatan Lembeh Utara 2016 Statistik Kecamatan Lembeh Utara 2016 No. Publikasi : 7172.1616 Katalog
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Padatnya penduduk di wilayah perkotaan berdampak terhadap daerah perkotaan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Padatnya penduduk di wilayah perkotaan berdampak terhadap daerah perkotaan yakni mengakibatkan kebutuhan sarana dan prasarana perkotaan semakin meningkat. Jika
Lebih terperinciKEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Desa Trimurti merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan
IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Letak Geografis Desa Trimurti merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan Srandakan, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Desa Trimurti memiliki luas
Lebih terperinciP R O F I L DESA DANUREJO
P R O F I L DESA DANUREJO PEMERINTAH KABUPATEN MAGELANG KECAMATAN MERTOYUDAN DESA DANUREJO ALAMAT :DANUREJO MERTOYUDAN MAGELANG TELP (0293) 325590 Website : danurejomty.wordpress.com Email : desadanurejo@yahoo.co.id
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertumbuhan penduduk dapat memberikan pengaruh positif sekaligus negatif bagi suatu daerah. Di negara maju pertumbuhan penduduk mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi,
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang
PENDAHULUAN Latar Belakang Krisis ekonomi dan politik yang terjadi sejak akhir tahun 1997 telah menghancurkan struktur bangunan ekonomi dan pencapaian hasil pembangunan di bidang kesejahteraan sosial selama
Lebih terperinciKatalog BPS :
Katalog BPS : 1101002.6409010 Statistik Daerah Kecamatan Babulu 2015 Statistik Daerah Kecamatan Babulu No. Publikasi : 6409.550.1511 Katalog BPS : 1101002.6409010 Naskah : Seksi Statistik Neraca Wilayah
Lebih terperinciBAB VII RENCANA. 7.1 Mekanisme Pembangunan Rusunawa Tahapan Pembangunan Rusunawa
BAB VII RENCANA 7.1 Mekanisme Pembangunan Rusunawa 7.1.1 Tahapan Pembangunan Rusunawa Agar perencanaan rumah susun berjalan dengan baik, maka harus disusun tahapan pembangunan yang baik pula, dimulai dari
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM DESA
27 BAB IV GAMBARAN UMUM DESA 4.1 Desa Cikarawang 4.1.1 Kondisi Demografis Desa Cikarawang merupakan sebuah desa yang terletak di Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat dan terdiri dari 7 RW. Sebelah
Lebih terperinciKARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Kondisi Geografis. dari luas Provinsi Jawa Barat dan terletak di antara Bujur Timur
III. KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI A. Kondisi Geografis Kabupaten Subang merupakan kabupaten yang terletak di kawasan utara Jawa Barat. Luas wilayah Kabupaten Subang yaitu 2.051.76 hektar atau 6,34% dari
Lebih terperinciB. Kondisi Demografi. Usia (tahun) Jumlah (orang) No keatas 2.724
A. Kondisi Geografi Sebelah Utara : Kelurahan Pisang Candi Kecamatan Sukun dan Kelurahan Bareng Kecamatan Klojen Sebelah Timur : Kelurahan Sukun Kecamatan Sukun Sebelah Selatan : Kelurahan Bandungrejosari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tingginya tingkat pertumbuhan penduduk Kota Bandung membawa konsekuensi pada masalah lingkungan binaan yang makin memprihatinkan. Beberapa kawasan terutama kawasan pinggiran
Lebih terperinciV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Provinsi Jawa Timur. Batas-batas wilayah Desa Banjarsari adalah: : Desa Purworejo, Kecamatan Pacitan
V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Keadaan Umum Lokasi Penelitian Desa Banjarsari terletak di Kecamatan Pacitan, Kabupaten Pacitan, Provinsi Jawa Timur. Batas-batas wilayah Desa Banjarsari adalah:
Lebih terperinciBAB II RANCANGAN PELAKSANAAN KEGIATAN PLPBK
BAB II RANCANGAN PELAKSANAAN KEGIATAN PLPBK 2.1 KONDISI AWAL KAWASAN PRIORITAS 2.1.1 Delineasi Kawasan Prioritas Berdasarkan 4 (empat) indikator yang telah ditetapkan selanjutnya dilakukan kembali rembug
Lebih terperinciBAB IV KONDISI UMUM KABUPATEN BOGOR
BAB IV KONDISI UMUM KABUPATEN BOGOR 1.5 Kondisi Geografis dan Administratif Kabupaten Bogor Kabupaten Bogor merupakan salah satu wilayah daratan (tidak memiliki wilayah laut) yang berbatasan langsung dengan
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kecamatan Bangun Rejo merupakan salah satu kecamatan yang terdapat di
IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Letak Geografis dan Luas Wilayah Kecamatan Bangun Rejo merupakan salah satu kecamatan yang terdapat di Kabupaten Lampung Tengah. Kecamatan Bangun Rejo merupakan pemekaran
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Kondisi Geografis Dataran Tinggi Dieng kurang lebih berada di ketinggian 2093 meter dari permukaan laut dan dikelilingi oleh perbukitan. Wilayah Dieng masuk ke
Lebih terperinciBAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH STUDI
43 BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH STUDI 3.1 Umum Kelurahan Depok Berdasarkan ketentuan Pasal 45 ayat (3) Peraturan Daerah Kota Depok Nomor : 8 Tahun 2008 tentang Organisasi Perangkat Daerah, Lurah bertanggung
Lebih terperinciBAB II DESKRIPSI KOTA SURAKARTA
BAB II DESKRIPSI KOTA SURAKARTA A. Kondisi Geografi Surakarta merupakan salah satu kota di Jawa Tengah yang menunjang kota-kota besar seperti Semarang maupun Yogyakarta. Letaknya yang strategis dan berpotensi
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1 Kesimpulan Kelurahan Kapuk merupakan suatu wilayah dimana mengacu pada dokumen Direktori RW Kumuh 2011 dalam Evaluasi RW Kumuh di Provinsi DKI Jakarta Tahun 2011 adalah
Lebih terperinciBAB II KONDISI UMUM MASYARAKAT DESA KLAMPOK
25 BAB II KONDISI UMUM MASYARAKAT DESA KLAMPOK A. Kondisi Geografis Desa Klampok Secara geografis letak wilayah Desa Klampok khususnya sangatlah strategis dan menguntungkan karena berada pada perbatasan
Lebih terperinciBAB V PROFIL RUMAHTANGGA MISKIN DI DESA BANJARWARU
BAB V PROFIL RUMAHTANGGA MISKIN DI DESA BANJARWARU Secara umum, rumahtangga miskin di Desa Banjarwaru dapat dikatakan homogen. Hal ini terlihat dari karakteristik individu dan rumahtangganya. Hasil tersebut
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN UMUM LOKASI KELURAHAN SAIL KECAMATAN TENAYAN RAYA PEKANBARU sampai dengan berakhir periode masa jabatannya yaitu pada tanggal 02
19 BAB II TINJAUAN UMUM LOKASI KELURAHAN SAIL KECAMATAN TENAYAN RAYA PEKANBARU A. Letak Geografis dan Demografis Sejarah Kelurahan Sail Kecamatan Tenayan Raya yaitu berdiri diawali dengan adanya kepala
Lebih terperinci