BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III AKUNTABILITAS KINERJA"

Transkripsi

1 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA Akuntabilitas Kinerja dalam format Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Pemerintah Provinsi Jawa Timur tidak terlepas dari rangkaian mekanisme fungsi perencanaan yang sudah berjalan mulai dari Perencanaan Strategis (Renstra) dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) dan Perjanjian Kinerja Pemerintah Provinsi Jawa Timur, tidak terlepas dari pelaksanaan pembangunan itu sendiri sebagai fungsi actuating dari berbagai piranti perencanaan yang sudah dibuat tersebut, hingga kemudian sampailah pada saat pertanggung jawaban pelaksanaan pembangunan yang mengerahkan seluruh sumber daya manajemen pendukungnya. Pertanggungjawaban kinerja pelaksanaan pembangunan sifatnya terukur, terdapat standar pengukuran antara yang diukur dengan piranti pengukurannya. Pertanggung jawaban pengukuran yang diukur adalah kegiatan, program, dan sasaran, yang prosesnya adalah sejauh mana kegiatan, program, dan sasaran dilaksanakan tidak salah arah dengan berbagai piranti perencanaan yang telah dibuat. A. PENGUKURAN REALISASI KINERJA TAHUN 2016 Adapun pengukuran Kinerja dilakukan dengan cara membandingkan target setiap IndIkator Kinerja Sasaran dengan realisasinya. Setelah dilakukan penghitungan akan diketahui selisih atau celah kinerja (peformance gap).. Selanjutnya berdasarkan selisih kinerja tersebut dilakukan evaluasi guna mendapatkan strategi yang tepat untuk peningkatan kinerja di masa yang akan datang (performance improvement). Adapun dalam memberikan penilaian tingkat Realisasi kinerja setiap sasaran, menggunakan rumus sebagai berikut : a. Tingkat Realisasi Positif Realisasi Capaian = x 100% Target BAB III - 49 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016

2 b. Tingkat Realisasi Negatif Target (Realisasi-Target) Capaian = x 100% Target Adapun rincian pengukuran kinerja Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016 sebagai berikut: Tabel 3.1 Pengukuran Realisasi Kinerja Tahun 2016 NO. TARGET REALISASI CAPAIAN 1 Meningkatnya 1 Persentase penduduk 95,97 95,79 99,81 partisipasi yang bekerja angkatan kerja 2 Tingkat Pengangguran 4,04 4,21 95,80 dan penyerapan tenaga kerja Terbuka 2 Meningkatnya 3 Persentase penurunan 20 21,40 93,00 hubungan kasus perselisihan industrial yang hubungan industrial harmonis yang masuk ke pengadilan hubungan 3 Meningkatnya akses pendidikan dasar dan menengah yang berkualitas industrial 4 Angka rata-rata lama sekolah 5 Angka Partisipasi Murni (APM) SD/MI/Paket A 6 Angka Partisipasi Murni (APM) SMP/MTs/ Paket B 7 Angka Partisipasi Murni (APM) SMA/SMK/MA/Paket C 8 Angka Partisipasi Kasar (APK) SD/MI/Paket A 9 Angka Partisipasi Kasar (APK) SMP/MTs/ Paket B 10 Angka Partisipasi Kasar (APK) SMA/ SMK/ MA/ Paket C 8,8 7,11 80,80 97,96 98,56 100,61 86,7 88,14 101,66 62,11 68,21 109,82 112,84 112,84 100,00 102,45 103,42 100,95 80,9 81,42 101,78 BAB III - 50 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016

3 NO. TARGET REALISASI CAPAIAN 4 Meningkatnya 11 Angka Partisipasi Kasar 86,64 97,28 112,28 kuantitas dan (APK) PAUD kualitas pendidikan anak usia dini (PAUD) 5 Meningkatnya 12 Persentase kualifikasi 67,34 95,46 141,57 mutu pendidikan dan guru menurut ijazah Sarjana/ Pasca Sarjana tenaga kependidikan 6 Meningkatnya 13 Persentase pemuda 20,73 29,02 139,9 kualitas peran berprestasi yang dibina pemuda prestasi olahraga dan 7 Meningkatnya sarana dan prasarana kesehatan, termasuk tenaga medis dan non-medis secara merata 8 Menurunnya angka kematian bayi dan angka kematian ibu melahirkan 9 Meningkatnya pelayanan kesehatan sesuai dengan standar pelayanan minimal 10 Meningkatnya keikutsertaan masyarakat dalam jaminan kesehatan 14 Persentase atlet berprestasi yang dibina 15 Rasio tenaga medis per satuan penduduk 16 Angka Kematian Ibu per Kelahiran Hidup 17 Angka Kematian Bayi per Kelahiran Hidup 18 Angka Harapan Hidup (AHH) 19 Persentase masyarakat miskin peserta Jaminan Kesehatan Daerah (Jamkesda) terintegrasi Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) 13,73 13,95 101,6 18,00 17,04 94,67 97,19 91,00 106,37 25,61 25,82 * (2015) 70,82 70,68 * (2015) 99,18 99,80 15,00 15,00 100,00 BAB III - 51 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016

4 NO. TARGET REALISASI CAPAIAN 11 Meningkatnya 20 Persentase cakupan 65 76,84 118,21 akseptor peserta KB aktif Keluarga Berencana (KB) 12 Menurunnya persentase penduduk miskin 13 Menurunnya jumlah penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS) 14 Meningkatnya pengarusutama an gender dalam pembangunan 15 Meningkatnya volume usaha UMKM dan kualitas kelembagaan koperasi 16 Meningkatnya jumlah wirausaha baru (WUB) 17 Meningkatnya volume usaha ekonomi kaum perempuan 18 Meningkatnya nilai tambah hasil dan daya saing produk pertanian (tanaman pangan, perkebunan, perikanan, peternakan dan kehutanan) 21 Persentase penduduk miskin 22 Persentase penurunan PMKS 23 Persentase partisipasi perempuan di lembaga pemerintah 24 Indeks Pembangunan Gender (IPG) 25 Indeks Pemberdayaan Gender (IDG) 26 Rasio PDRB UKM terhadap total PDRB 27 Persentase koperasi aktif 28 Pertumbuhan Wirausaha Baru 29 Rasio perputaran modal Kopwan 30 Pertumbuhan subsektor tanaman bahan makanan terhadap PDRB (%) 31 Pertumbuhan subsektor tanaman perkebunan terhadap PDRB (%) 32 Pertumbuhan subsektor peternakan terhadap PDRB (%) 11,72 11,85 98,89 1,42 1,38 97, , ,77* 133,00 71,02 68,64* 96,64 54,85 54,93 54,98* 100,20 80,13 88,11 110,00 9, ,90 2,2 2,23 101,40 1,96 2,82 143,00 2,1 2,01 95,71 4,38 2,45* 55,94 BAB III - 52 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016

5 NO. TARGET REALISASI CAPAIAN 33 Pertumbuhan subsektor kehutanan 6,9-9,12-132,17 terhadap PDRB (%) 34 Pertumbuhan subsektor perikanan 4,8 5,06 105,42 terhadap PDRB (%) 19 Meningkatnya ketersediaan pangan masyarakat (food avaibility) 20 Meningkatnya penyerapan pangan (food utilization) 35 Ketersediaan pangan (ton) - Beras - Jagung - Kedelai - Daging - Telur - Susu - Ikan - Gula - 36 Skor Pola Pangan Harapan (PPH) 37 Tingkat konsumsi beras penduduk Jawa Timur (kg/kap/th) 38 Tingkat keamanan pangan (%) ,36 83,79 64,51 103,95 104,24 108,21 99,15 90,77 84,40 83,36 98,76 85,00 87,77 103,25 81,00 88,00 108,64 21 Meningkatnya akses pangan (food access) 22 Meningkatnya volume ekspor dalam dan luar negeri 23 Meningkatnya kontribusi sektor industri 24 Meningkatnya kunjungan wisata 39 Stabilisasi harga beras di tingkat konsumen (coefisien variasi/cv) 40 Pertumbuhan sub sektor perdagangan terhadap PDRB (%) 41 Pertumbuhan subsektor industri pengolahan terhadap PDRB (%) 42 Jumlah kunjungan wisatawan mancanegara 43 Jumlah kunjungan wisatawan nusantara <10 2,98 100,00 9,54 5,81 61,81 6,6 4,51 68, , ,07 BAB III - 53 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016

6 NO. TARGET REALISASI CAPAIAN 25 Meningkatnya 44 Jumlah fasilitasi ,41 kuantitas dan pergelaran, festival, kualitas seni lomba karya seni budaya lokal budaya, pameran dan perfilman 45 Indeks Kepuasan thd penyelenggaraan gelar seni budaya di Jawa Timur ,26 46 Jumlah minat investasi ,09 39,67 26 Meningkatnya PMA berdasarkan ijin jumlah izin prinsip (trilyun rupiah) prinsip dan realisasi PMA, 47 Jumlah minat investasi ,34 75,61 PMDN dan PMDN berdasarkan ijin investasi prinsip (trilyun rupiah) daerah 48 Jumlah nilai realisasi ,57 64,17 investasi PMA berdasarkan LKPM (trilyun rupiah) 49 Jumlah nilai realisasi ,33 107,94 investasi PMDN berdasarkan LKPM (trilyun rupiah) 50 Jumlah nilai realisasi ,14 87,12 PMDN non fasilitas (trilyun rupiah) 27 Meningkatnya kinerja pelayanan, dan pembangunan prasarana transportasi jalan serta terwujudnya keselamatan, efisiensi dan efektivitas pelayanan angkutan darat, laut dan udara 51 Persentase jalan provinsi dalam kondisi mantap fungsional (%) 52 Persentase jalan provinsi yang memenuhi persyaratan teknis jalan (%) 53 Persentase penyelesaian pembangunan jalan menuju kawasan potensial dan jalan lintas selatan 54 Persentase penyelesaian pembangunan jembatan menuju kawasan potensial dan jalan lintas selatan 88,60 88,87 100,30 57,90 57,90 100,00 47,00 47,36 100,76 43,00 43,50 101,16 BAB III - 54 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016

7 NO. TARGET REALISASI CAPAIAN 55 Persentase kabupaten/ 55 78,95 143,55 kota berpredikat Wahana Tata Nugraha 56 IKM terhadap 81 77,91 96,19 pelayanan Penimbangan Kendaraan Angkutan Barang 28 Meningkatnya 57 Persentase KK yang 63,69 72,06 112,06 akses masyarakat mendapatkan pelayanan air bersih terhadap 58 Persentase KK yang 65,97 65,31 98,99 perumahan layak, mendapatkan Pelayanan Air Limbah pelayanan air 59 Persentase KK yang 82,12 41,61 50,67 minum dan mendapatkan sanitasi pelayanan drainase perkotaan 60 Persentase Realisasi 85,48 71,97 84,19 layanan persampahan perkotaan 61 Persentase rusun 49,11 39,76 80,96 29 Meningkatnya pengelolaan sumber daya air untuk memenuhi pelayanan kebutuhan air baku melalui konservasi dan pendayagunaan sumber daya air serta pengendalian daya rusak air 30 Meningkatnya infrastruktur & ketersediaan energi 31 Meningkatnya kawasan hutan yang dikonservasi terbangun 62 Luas areal layanan irigasi (ha) 63 Rasio/ kinerja jaringan irigasi 64 Rasio ketersediaan dan kebutuhan air baku 65 Persentase Penurunan luas genangan banjir 66 Rasio ketersediaan listrik 67 Persentase rumah tangga pengguna listrik 68 Luas konservasi kawasan hutan (ha) 98,02 98,04 100,02 68,40 68,50 100,15 87,89 87,78 99,87 75,73 72,73 104,12 72,53 88,79 122,00 99,61 99,87 100, ,00 BAB III - 55 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016

8 NO. TARGET REALISASI CAPAIAN 32 Meningkatnya 69 Jumlah sumber mata ,00 sumber mata air yang terkonservasi air (titik) terkonservasi 33 Meningkatnya 70 Persentase titik pantau ,18 kualitas dengan peningkatan lingkungan kualitas air hidup melalui upaya pengendalian sumber-sumber pencemaran terutama sumber daya air, DAS dan wilayah pesisir serta laut 34 Menurunnya 71 Penurunan emisi Gas 4 4,29 107,23 emisi Gas Rumah Kaca (juta ton Rumah Kaca eq CO 2 ) (GRK) 35 Terwujudnya 72 Persentase RTR 69,23 70,27 101,50 perumusan dan Kawasan Strategis pelaksanaan kebijakan bidang penataan ruang Provinsi yang tersusun Jumlah rencana rinci tata ruang Kabupaten/ Kota Persentase ,63 214,28 254,52 ketersediaan petunjuk pelaksanaan pemanfaatan tata ruang 75 Persentase kasus ,33 mediasi pemanfaatan ruang yang tidak sesuai dengan Rencana Tata Ruang 36 Meningkatnya 76 Jumlah SKPD provinsi ,00 kualitas yang melaksanakan kelembagaan Sistem Pengendalian dan kapabilitas Internal Pemerintah penyelenggaraan pemerintah (SPIP) daerah dalam upaya meningkatkan pelayanan publik BAB III - 56 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016

9 NO. TARGET REALISASI CAPAIAN 37 Meningkatnya transparansi dan akuntabilitas penyelenggaraa 77 Hasil EKPPD ST ST Tercapai n pemerintah daerah 38 Meningkatnya kualitas perencanaan, penganggaran, dan pengendalian 78 Penilaian SAKIP A A* Tercapai program serta kegiatan pembangunan 39 Meningkatnya 79 Jumlah raperda inisiatif ,33 peran DPRD dewan sesuai dengan fungsinya 40 Meningkatnya kualitas pengelolaan 80 Opini BPK WTP WTP Tercapai keuangan dan aset daerah 41 Meningkatnya pengelolaan arsip pemerintah daerah yang tertib, rapi dan handal serta ketersediaan dokumen statistik yang terpercaya dan berkualitas 81 Persentase SKPD yang menerapkan standarisasi pengelolaan arsip sesuai ketentuan 20 20,41 102,00 BAB III - 57 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016

10 NO. TARGET REALISASI CAPAIAN 42 Mewujudkan 82 Tertangani korban ,00 sistem penanggulanga bencana secara cepat dan tepat sasaran (%) n bencana untuk meningkatkan ketangguhan masyarakat dalam menghadapi bencana 43 Meningkatnya fasilitas layanan keagamaan 44 Meningkatnya komunikasi antar-umat beragama 45 Terciptanya situasi kondisi masyarakat yang aman, tenteram, nyaman dan tertib 46 Menguatnya budaya dan tradisi lokal sebagai bagian dari upaya mewujudkan harmoni sosial 47 Meningkatnya pemahaman masyarakat tentang hukum dan HAM 48 Meningkatnya partisipasi aktif masyarakat menjunjung supremasi hukum 83 Rasio tempat ibadah per satuan penduduk 84 Persentase kerusuhan bermotif SARA yang ditangani 85 Persentase Penanganan Gangguan Ketertiban Umum dan Ketentraman Masyarakat 86 Persentase benda situs dan kawasan cagar budaya yang dilestarikan 87 Persentase kejadian terkait HAM yang ditindaklanjuti 88 Jumlah ormas/ LSM yang terdaftar 5,46 4,11 75, , , , , ,01 BAB III - 58 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016

11 B. EVALUASI DAN ANALISIS REALISASI KINERJA Pengukuran kinerja Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2015 menggunakan metode yang diatur dalam Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Hasil pengukuran kinerja beserta evaluasi setiap tujuan dan sasaran Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016 disajikan sebagai berikut : 1. Misi Pertama Meningkatkan Kesejahteraan Rakyat yang Berkeadilan, dengan Tujuan Pertama Meningkatkan Perluasan Lapangan Kerja. NO. Tabel 3.2 Perbandingan Realisasi Kinerja Tujuan I TARGET REALISASI Th (n-1) Th (n) 1 Meningkatnya partisipasi 1 Persentase penduduk yang bekerja 95,97 95,53 95,79 angkatan 2 Tingkat Pengangguran 3,92 4,47 4,21 kerja dan Terbuka penyerapan tenaga kerja 2 Meningkatnya 1 Persentase penurunan 20 15,11 21,40 hubungan industrial yang harmonis perkara perselisihan Sumber Data: BPS dan Pengadilan HI NO. hubungan industrial yang masuk ke pengadilan hubungan industrial Tabel 3.3 Perbandingan Realisasi Kinerja s.d. Akhir Periode RPJMD TARGET REALISA AKHIR SI Th. RPJMD 2016 TINGKAT KEMAJU AN 1 Meningkatnya 1 Persentase penduduk 96,27 95,79 99,50 partisipasi angkatan yang bekerja kerja dan 2 Tingkat Pengangguran 3,73 4,21 83,06 penyerapan tenaga Terbuka kerja BAB III - 59 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016

12 2 Meningkatnya 1 Persentase penurunan hubungan industrial perkara perselisihan yang harmonis hubungan industrial yang masuk ke pengadilan hubungan industrial Sumber Data: BPS dan Pengadilan HI 85,41 21,40 25,05 Tabel 3.4 Perbandingan Realisasi Kinerja dengan Realisasi Nasional NO. REALISASI REALISASI KET. Th NASIONAL (+/-) 1 Meningkatnya 1 Persentase 95,79 94, partisipasi penduduk yang (positif) angkatan kerja dan bekerja penyerapan tenaga 2 Tingkat 4,21 5, kerja Pengangguran Terbuka (positif) 2 Meningkatnya hubungan industrial yang harmonis 1 Persentase penurunan perkara perselisihan hubungan industrial yang masuk ke pengadilan hubungan industrial 21, Sumber Data: BPS dan Pengadilan HI Salah satu Indikator Kinerja Utama Pemerintah Provinsi Jawa Timur adalah penurunan TPT (Tingkat Pengangguran Terbuka). Berdasarkan hasil Survey Angkatan Kerja (Sakernas) BPS pada Tahun 2016, TPT Jawa Timur turun dari semula 4,47% di tahun 2015 menjadi 4,21% di tahun Adapun kondisi-kondisi yang menjadi penyebab turunnya TPT dan perkara perselisihan hubungan industrial di Jawa Timur antara lain: a. Jumlah angkatan kerja di Jawa Timur pada Agustus 2016 berkurang sebanyak orang menjadi orang dibandingkan jumlah angkatan kerja pada Agustus Tahun 2015 yang mencapai orang. Sedangkan jumlah penduduk Jawa Timur yang bekerja pada Bulan Agustus 2016 juga turun menjadi orang atau berkurang orang dibandingkan Agustus Tahun 2015 yang mencapai orang; BAB III - 60 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016

13 b. Pekerja yang berstatus buruh/karyawan/pegawai meningkat dari 32,94 persen di Agustus 2015 menjadi 34,13 persen pada Agustus 2016 sedangkan Proporsi penduduk Jawa Timur yang bekerja kurang dari 35 jam per minggu turun 2,93 persen menjadi 5,60 juta orang pada Agustus 2016 dibanding periode yang sama di tahun 2015; c. Terjadi kenaikan penduduk yang bekerja di 5 (lima) sector lapangan pekerjaan utama, yaitu sector Industri, transportasi, keuangan, pertambangan dan sector listrik, air serta gas. Penurunan yang cukup signifikan terjadi pada 4 (empat) sektor, yaitu sektor pertanian, konstruksi, perdagangan dan jasa kemasyarakatan; d. Secara umum Pemerintah Provinsi Jawa Timur telah melakukan berbagai upaya untuk menurunkan TPT, melalui pengaktifan program AYO KERJA berbasis website, pelaksanaan rutin bursa kerja yang bekerja sama dengan perusahaan dari Provinsi Jawa Timur maupun dengan Luar Provinsi, pendampingan lulusan baru oleh Tenaga Suka Rela dari perusahaan, serta penyesuaian kurikulum BLK yang berbasis kebutuhan daerah; e. Untuk Perselisihan Hubungan Industrial, yang masuk pada Pengadilan Hubungan Industrial pada PN Surabaya dan ke Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Gresik untuk tahun 2016 sebanyak 191 kasus dan selesai diputus sejumlah 151 kasus. Sedangkan untuk tahun 2015 kasus yang masuk sebanyak 243 kasus dan selesai diputus sejumlah 189 kasus. Sehingga terjadi penurunan jumlah kasus sebesar 52 kasus (21,40%) dan peningkatan keberhasilan penyelesaian kasus sebesar 1,06%; f. Meningkatnya pemahaman para pihak pelaku hubungan industrial yaitu pengusaha dan para pekerja terhadap peraturan perundang-undangan di bidang ketenagakerjaan; g. Digalakkannya upaya pembentukan Lembaga Kerjasama Bipartit, serta penyelenggaraan bimbingan teknis, sosialisasi dan pelatihan-pelatihan yang terkait dengan penyelesaian perselisihan hubungan industrial, sehingga pekerja dan pengusaha yang bermasalah dapat melalukan perundingan bipartite sehingga tercapai kesepakatan yang dituangkan dalam perjanjian bersama (PB); BAB III - 61 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016

14 h. Adanya forum komunikasi dan konsultasi mediator Hubungan Industrial dalam rangka mendorong penyelesaian perselisihan hubungan industrial secara musyawarah mufakat. Terkait belum tercapainya kinerja penurunan pengangguran dan sebagai langkah peningkatan capaian kinerja penyelesaian hubungan insdustrial pada tahun yang akan datang, Pemerintah Provinsi telah melakukan langkah-langkah sebagai berikut: a. Memperluas jejaring kerjasama informasi bursa kerja dengan pihak-pihak yang berkontribusi tinggi terhadap penyediaan peluang kerja (dunia industri, asosiasi profesi, satuan pendidikan menengah dan perguruan tinggi) secara online sehingga info peluang kerja di sektor formal semakin terbuka, banyak dan mudah diakses pencari kerja, serta mengoptimalkan inovasi pelayanan penempatan AYO KERJA ; b. Meningkatkan pembinaan kepada Kab./Kota untuk lebih mengefektifkan pelayanan dan pendataan penempatan tenaga kerja dari pencari kerja umum maupun alumni dari dunia pendidikan/alumni pelatihan; c. Penyelenggaraan Bursa Kerja Bulanan, Pekan Pasar Kerja di bulan September (2 bulan pasca kelulusan), serta Bursa Kerja Bersama dengan Provinsi lain; d. Revitalisasi UPT Pelatihan Kerja (BLK) melalui upgrading Instruktur, penyusunan kurikulum berbasis kebutuhan, dan modernisasi peralatan pelatihan guna mendukung program-program pelatihan kerja; e. Mengoptimalkan penempatan tenaga kerja di sektor formal melalui AKL (Antar Kerja Lokal), AKAD (Antar Kerja Antar Daerah), AKAN (Antar Kerja Antar Negara) dan AKSUS (Antar Kerja Khusus) serta perluasan kerja di sektor informal, termasuk penciptaan wirausaha baru; f. Peningkatan koordinasi dan membangun mitra kerja melalui Forum Komunikasi Jejaring Pemagangan (FKJP) di setiap Kabupaten/Kota untuk meningkatkan pemagangan mandiri, dengan melibatkan unsur asosiasi perusahaan, industri, lembaga pelatihan kerja, dinas yang menangani ketenagakerjaan ; termasuk upaya untuk peningkatan program magang ke luar negeri (Jepang); BAB III - 62 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016

15 g. Meningkatkan fungsi LKS Bipartit untuk menciptakan harmonisasi hubungan industrial dan iklim ketenagakerjaan yang kondusif, menjamin keberlangsungan usaha dan peningkatan kesejahteraan karyawan/buruh, serta mencegah terjadinya pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap pekerja; h. Membekali tenaga kerja ter-phk melalui Program Alih Kerja atau Alih Profesi, bimbingan kerja, serta orientasi kewirausahaan. Dalam hal pencapaian kinerja Pemerintah Provinsi Jawa Timur, output-output dari berbagai program/kegiatan tersebut saling mendukung dan harus dilaksanakan secara terpadu/terintegrasi sehingga memberikan dampak secara langsung maupun tidak langsung terhadap penurunan TPT (Tingkat Pengangguran Terbuka). Indikator kinerja yang meliputi penduduk yang bekerja dan penurunan TPT bukanlah merupakan indikator khusus ketenagakerjaan, karena capaiannya dipengaruhi oleh berbagai faktor penyebab maupun intervensi eksternal di luar sektor ketenagakerjaan. Mengingat masalah pengangguran dan kesempatan kerja bukan hanya merupakan masalah ketenagakerjaan dikarenakan penciptaan kesempatan kerja berada pada seluruh sektor lapangan usaha, maka sumbangan dari intervensi program/kegiatan di SKPD sektoral lainnya yang berkontribusi terhadap penciptaan kesempatan kerja maupun pertumbuhan investasi sangat diperlukan. BAB III - 63 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016

16 2. Misi Pertama Meningkatkan Kesejahteraan Rakyat yang Berkeadilan, dengan No. Tujuan Kedua Meningkatkan Pemerataan, dan Perluasan Akses Pendidikan. Tabel 3.5 Perbandingan Realisasi Kinerja Tujuan II TARGET Th (n-1) REALISASI Th (n) 1 Meningkatnya 1. Angka rata-rata lama 8.8 8,7 7,11* akses pendidikan 2. sekolah Angka Partisipasi Murni ,35 98,56 dasar dan (APM) SD/MI/Paket A menengah 3. Angka Partisipasi Murni ,64 88,14 yang berkualitas (APM) SMP/MTs/Paket B 4. Angka Partisipasi Murni (APM) SMA/SMK/MA/Paket C ,83 68,21 2. Meningkatnya kuantitas dan kualitas pendidikan anak usia dini (PAUD) 3. Meningkatnya mutu pendidikan dan tenaga kependidikan 4. Meningkatnya kualitas peran pemuda dan prestasi olahraga 5. Angka Partisipasi Kasar (APK) SD/MI/Paket A 6. Angka Partisipasi Kasar (APK) SMP/MTs/Paket B 7. Angka Partisipasi Kasar (APK) SMA/ SMK/ MA/ Paket C 1. Angka Partisipasi Kasar (APK) PAUD 1. Persentase kualifikasi guru menurut ijazah Sarjana/ Pasca Sarjana 1. Persentase pemuda berprestasi yang dibina 2. Persentase atlet berprestasi yang dibina ,79 112, ,90 103,42 80,9 79,14 81, ,58 97, , ,00 43,33 57,77 51,00 39,78 63,14 Sumber: Jawa Timur Dalam Angka 2015, BPS Prov. Jatim dan Dokumentasi Dispora Prov. Jatim BAB III - 64 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016

17 NO. Tabel 3.6 Perbandingan Realisasi Kinerja s.d. Akhir Periode RPJMD TARGET REALISA AKHIR SI Th. RPJMD 2016 TINGKAT KEMAJU AN 1. Meningkatnya 1. Angka rata-rata lama 9,1 7,11* 78,13 akses pendidikan sekolah dasar dan 2. Angka Partisipasi 98,1 98,56 100,25 menengah yang Murni (APM) berkualitas SD/MI/Paket A 3. Angka Partisipasi 87,36 88,14 100,32 Murni (APM) SMP/MTs/Paket B 4. Angka Partisipasi 64,9 68,21 101,43 Murni (APM) SMA/SMK/MA/Paket C 5. Angka Partisipasi 113,1 112,84 99,72 Kasar (APK) SD/MI/Paket A 6. Angka Partisipasi 103,11 103,42 99,79 Kasar (APK) SMP/MTs/Paket B 7. Angka Partisipasi 83,44 81,42 94,84 Kasar (APK) SMA/ SMK/ MA/ Paket C 2. Meningkatnya kuantitas dan kualitas pendidikan anak usia dini (PAUD) 3. Meningkatnya mutu pendidikan dan tenaga kependidikan 1. Angka Partisipasi Kasar (APK) PAUD 1. Persentase kualifikasi guru menurut ijazah Sarjana/ Pasca Sarjana 86,97 97,28 91,50 99, ,91 4. Meningkatnya 1. Persentase pemuda 75 57,77 77,03 kualitas peran berprestasi yang pemuda dan dibina prestasi olahraga 2. Persentase atlet 63 63,14 100,22 berprestasi yang dibina Sumber: Jawa Timur Dalam Angka 2016, BPS Prov. Jatim dan Dokumentasi Dispora Prov. Jatim BAB III - 65 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016

18 Tabel 3.7 Perbandingan Realisasi Kinerja dengan Realisasi Nasional NO. REALISASI REALISASI KET. Th NASIONAL (+/-) 1. Meningkatnya 1. Angka rata-rata 7,11* 7,83 (-) akses pendidikan lama sekolah dasar dan 2. Angka Partisipasi 98,56 93,38 (+) menengah yang Murni (APM) berkualitas SD/MI/Paket A 3. Angka Partisipasi 88,14 81,01 (+) Murni (APM) SMP/MTs/Paket B 4. Angka Partisipasi 68,21 59,10 (+) Murni (APM) SMA/SMK/MA/Pak et C 5. Angka Partisipasi 112,84 108,00 (+) Kasar (APK) SD/MI/Paket A 6. Angka Partisipasi 103,42 100,72 (+) Kasar (APK) SMP/MTs/Paket B 7. Angka Partisipasi 81,42 76,45 (+) Kasar (APK) SMA/ SMK/ MA/ Paket C 2. Meningkatnya 1. Angka Partisipasi 97,28 70,06 (+) kuantitas dan Kasar (APK) PAUD kualitas pendidikan anak usia dini (PAUD) 3. Meningkatnya 1. Persentase (+) mutu pendidikan kualifikasi guru dan tenaga menurut ijazah kependidikan Sarjana/ Pasca Sarjana 4. Meningkatnya 1. Persentase 57,77 kualitas peran pemuda pemuda dan berprestasi yang prestasi olahraga dibina 2. Persentase atlet 63,14 berprestasi yang dibina Sumber: Jawa Timur Dalam Angka 2016, BPS Prov. Jatim dan Dokumentasi Dispora Prov. Jatim BAB III - 66 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016

19 Berdasarkan data tersebut, diketahui bahwa ada beberapa Indikator Kinerja yang mengalami keberhasilan ataupun kegagalan. Adapun hal-hal utama yang menjadi penyebab antara lain : a. Peningkatan akses dan pelayanan pendidikan melalui jalur formal, seperti Taman Kanak-Kanak (TK), Raudhatul Athfal (RA), dan bentuk lain yang sederajat; juga jalur pendidikan non-formal berbentuk Kelompok Bermain, Taman Penitipan Anak (TPA) atau bentuk lain yang sederajat; serta informal berbentuk pendidikan keluarga atau pendidikan yang diselenggarakan oleh lingkungan, dalam rangka membina, menumbuhkan dan mengembangkan seluruh potensi anak secara optimal agar memiliki kesiapan memasuki jenjang pendidikan selanjutnya; b. Pemberian bantuan pendidikan tepat sasaran, baik Biaya Operasional Sekolah (BOS) jenjang SD/MI dan SMP/MTs maupun Biaya Operasional Manajemen Mutu (BOMM) dan Bantuan Khusus Siswa Miskin (BKSM) pada jenjang SMA/MA serta SMK yang memberikan dampak bertambahnya jumlah siswa yang melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi sehingga dapat mengurangi angka putus sekolah dan meningkatkan angka partisipasi kasar maupun angka partisipasi murni; c. Penyelenggaraan SMK Mini di Pondok Pesantren, penyelenggaraan kelas wirausaha, praktek industri luar negeri merupakan upaya Pemerintah Provinsi Jawa Timur dalam mengantisipasi kebutuhan tenaga kerja terampil dan memperhatikan kemampuan serta kondisi ekonomi masyarakat; d. Adanya pemberian beasiswa dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan kepada guru dapat meningkatkan prosentase guru dengan kualifikasi lebih dari atau sama dengan D4/S1. Sesuai dengan PP Nomor 19/2005 Pasal 28 ayat (1), pendidik harus memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai agen pembelajaran, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Ayat (2) kualifikasi akademik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah tingkat pendidikan minimal yang harus dipenuhi oleh seorang pendidik yang dibuktikan dengan ijazah dan/atau BAB III - 67 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016

20 sertifikat keahlian yang relevan sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku. Dalam rangka meminimalisir kegagalan tersebut dan sebagai langkah peningkatan realisasi kinerja pada tahun yang akan datang, Pemerintah Provinsi telah melakukan langkah-langkah sebagai berikut : a. Mendukung dan bekerjasama dengan pihak swasta baik tingkat pusat maupun daerah untuk membangun pendidikan anak usia dini berupa bantuan dana, supervisi, pembinaan guru dan sosialisasi acuan pembelajaran yang lebih intensif di jenjang PAUD; b. Meningkatkan dan mengembangkan secara bertahap Wajib Belajar Pendidikan Menengah 12 Tahun sebagai kelanjutan dari Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar 9 Tahun; c. Meningkatkan kualitas pendidikan pondok pesantren melalui progam Bantuan Penyelenggaraan Pendidikan Diniyah dan Guru Swasta yang lebih dikenal dengan BOSDA Madin; d. Meningkatkan rasio jumlah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dibanding Sekolah Menengah Umum (SMU) dengan perbandingan 70:30, untuk menyiapkan tenaga kerja terampil berpendidikan menengah. Pengembangan bidang keahlian SMK disesuaikan kebutuhan lapangan kerja, didukung kerjasama dengan dunia usaha dan industry; e. Menghilangkan hambatan administratif pemberian bantuan bagi sekolah umum, sekolah agama, sekolah kejuruan dan sekolah khusus; f. Meningkatkan dan mengembangkan penyediaan tambahan fasilitas dan program antara (bridging program) bagi lulusan sekolah kejuruan untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan tinggi. BAB III - 68 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016

21 3. Misi Pertama Meningkatkan Kesejahteraan Rakyat yang Berkeadilan, dengan No Tujuan Ketiga Meningkatkan Derajat Kesehatan Masyarakat. Tabel 3.8 Perbandingan Realisasi Kinerja Tujuan III TARGET REALISASI Th (n-1) Th (n) 1. Meningkatnya sarana dan ketersediaan tenaga medis secara merata 2. Menurunnya angka kematian bayi dan angka kematian ibu melahirkan 3. Meningkatnya pelayanan kesehatan sesuai dengan standar pelayanan minimal 4. Meningkatnya keikutsertaan masyarakat dalam jaminan kesehatan 5. Meningkatnya akseptor Keluarga Berencana (KB) 1. Rasio tenaga medis per satuan penduduk 1. Angka Kematian Ibu per Kelahiran Hidup 2. Angka Kematian Bayi per Kelahiran Hidup 1. Angka Harapan Hidup (AHH) 1. Persentase masyarakat miskin peserta Jaminan Kesehatan Daerah (Jamkesda) terintegrasi Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) 1 Persentase cakupan peserta KB aktif * Angka Perhitungan Tahun 2015 Sumber: Jawa Timur Dalam Angka 2016, BPS Prov. Jatim * (2015) * (2015) ,70 76,84 BAB III - 69 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016

22 NO. Tabel 3.9 Perbandingan Realisasi Kinerja s.d. Akhir Periode RPJMD TARGET AKHIR RPJMD BAB III - 70 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016 REALISA SI Th TINGKAT KEMAJU AN 1. Meningkatnya sarana 1. Rasio tenaga medis 24 17,04 71 dan ketersediaan per satuan tenaga medis secara penduduk merata 2. Menurunnya angka 2. Angka Kematian Ibu 97,10 91,00 106,28 kematian bayi dan per angka kematian ibu Kelahiran Hidup melahirkan 3. Angka Kematian 22,12 25,82* 83,27 Bayi per Meningkatnya pelayanan kesehatan sesuai dengan standar pelayanan minimal 4. Meningkatnya keikutsertaan masyarakat dalam jaminan kesehatan 5. Meningkatnya akseptor Keluarga Berencana (KB) Kelahiran Hidup 1. Angka Harapan Hidup (AHH) 2. Persentase masyarakat miskin peserta Jaminan Kesehatan Daerah (Jamkesda) terintegrasi Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) 1 Persentase cakupan peserta KB aktif * Angka Perhitungan Tahun 2015 Sumber: Jawa Timur Dalam Angka 2016, BPS Prov. Jatim 71,18 70,68 99, ,84 114,69 Tabel 3.10 Perbandingan Realisasi Kinerja dengan Realisasi Nasional NO. REALISASI REALISASI KET. Th NASIONAL (+/-) 1. Meningkatnya 1. Rasio tenaga 17,04 -* -* sarana dan medis per ketersediaan tenaga medis satuan penduduk secara merata 2. Menurunnya angka 1. Angka Kematian 91,00 -* -* kematian bayi dan Ibu per angka kematian ibu Kelahiran Hidup melahirkan

23 NO. REALISASI REALISASI KET. Th NASIONAL (+/-) 2. Angka Kematian 25,82* -* -* Bayi per Kelahiran Hidup 3. Meningkatnya 1. Angka Harapan 70,68* -* -* pelayanan Hidup (AHH) kesehatan sesuai dengan standar pelayanan minimal 4. Meningkatnya keikutsertaan 1. Persentase masyarakat miskin 15 -* -* masyarakat dalam peserta Jaminan jaminan kesehatan Kesehatan Daerah (Jamkesda) terintegrasi Jaminan Kesehatan 5. Meningkatnya akseptor Keluarga Berencana (KB) Nasional (JKN) 1 Persentase cakupan peserta KB aktif 76,84% 74,79% + 2,05% * AKB dan AHH adalah data capaian Tahun 2015 dan data Realisasi Nasional belum tersedia Sumber: Jawa Timur Dalam Angka 2016, BPS Prov. Jatim Berdasarkan data capaian tersebut di atas, permasalahan utama dari urusan kesehatan adalah: 1. Masih tingginya Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi; 2. Masih tingginya masalah kesehatan akibat penyakit menular dan tidak menular; 3. Belum optimalnya pelayanan kesehatan dasar dan rujukan; 4. Belum optimalnya pelaksanaan jaminan kesehatan; 5. Penyebaran tenaga kesehatan yang belum merata. Dalam rangka meminimalisir kegagalan tersebut dan sebagai langkah peningkatan realisasi kinerja pada tahun yang akan datang, Pemerintah Provinsi telah melakukan langkah-langkah sebagai berikut: 1. Dalam rangka menyeimbangkan penyebaran tenaga kesehatan yang belum merata adalah dengan memastikan kembali implementasi Perda Provinsi Jawa Timur No 7 Tahun 2014 dan Pergub Jawa Timur No 74 Tahun 2015; BAB III - 71 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016

24 2. Meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan ibu dan anak melalui upaya Kelembagaan forum Penakib di Provinsi, Pengembangan forum Penakib di Kab/Kota, Pengembangan rumah tunggu lahiran, Penguatan jejaring sistem rujukan maternal dan neonatal di Kab/Kota, Surveillans kesehatan anak dan kematian ibu, melaksanakan Audit maternal perinatal, Penguatan keterlibatan masyarakat pada program KIA melalui P4K dan menjamin ketersediaan buku KIA, buku pintar KIA bagi Calon Pengantin; 3. Sebagai upaya meningkatkan Angka Harapan Hidup, untuk mengatasi masih tingginya masalah kesehatan akibat penyakit menular dan tidak menular akan dilaksanakan upaya Desentralisasi ARV ke Kab/kota dan implementasi layanan ARV di Puskesmas, Aktivasi layanan tes HIV di seluruh UPT RSU dan RSP/kusta, Penyediaan logistik untuk pengendalian Tuberkulosis, penguatan keterlibatan UPT dalam program, peningkatan keterlibatasan semua stakeholder, peningkatan mutu program dengan menjaga mutu Lab, penguatan jejaring lab dan pendampingan RS Sub Rujukan TB MDR, Penguatan kapasitas petugas, deteksi dini melalui penemuan secara aktif berbasis keluarga melalui Gerakan Cinta Keluarga, Penguatan seluruh stakeholder untuk menghilangkan stigma dengan melibatkan orang yang pernah menderita kusta, membentuk Posbindu di masyarakat yang sampai saat ini sudah terbentuk 3884 Posbindu; 4. Terkait belum optimalnya pelayanan kesehatan dasar dan rujukan, Pemerintah Provinsi Jawa Timur akan memberlakukan kebijakan akreditasi terhadap pelayanan kesehatan dasar dan rujukan, untuk meningkatkan pelayanan yang berkualitas kepada masyarakat; 5. Sebagai upaya pengoptimalan pelaksanaan jaminan kesehatan, akan dilakukan release rencana pembiayaan yang baru pasca Pencabutan Perda No 4 Tahun 2009 dengan fokus Rencana Integrasi Oleh Daerah dan rencana Pembiayaan Provinsi yang diatur dalam PERDA N0. 1 Th tentang Sistem kesehatan Provinsi; BAB III - 72 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016

25 4. Misi Pertama Meningkatkan Kesejahteraan Rakyat yang Berkeadilan, dengan Tujuan Ke-4 Mempercepat dan Memperluas Penanggulangan Kemiskinan. Tabel 3.11 Perbandingan Realisasi Kinerja Tujuan IV No. TARGET 1 Menurunnya 1 Persentase penduduk 11,72 12,28 11,85 persentase miskin penduduk miskin 2 Menurunnya jumlah penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS) 3 Meningkatnya pengarusutam aan gender dalam pembangunan 1 Persentase penurunan PMKS 1 Persentase partisipasi perempuan di lembaga pemerintah 2 Indeks Pembangunan Gender (IPG) 3 Indeks Pemberdayaan REALISASI Th (n-1) Th (n) 1,42 1,35 1, ,07 91,77* 71,02 68,41 68,64* Gender (IDG) *) Realisasi IPG dan IDG tahun 2016 adalah estimasi dari rata-rata capaian periodik tahun 2011 s/d 2015 Sumber Data: BPS NO. Tabel 3.12 Perbandingan Realisasi Kinerja s.d. Akhir Periode RPJMD TARGET REALISA AKHIR SI Th. RPJMD 2016 TINGKAT KEMAJU AN 1 Menurunnya 1 Persentase penduduk 10,19 11,85 83,71 persentase miskin penduduk miskin 2 Menurunnya jumlah penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS) 3 Meningkatnya pengarusutamaan gender dalam pembangunan 1 Persentase penurunan PMKS 1 Persentase partisipasi perempuan di lembaga pemerintah 2 Indeks Pembangunan Gender (IPG) 3 Indeks Pemberdayaan 7,22 1,38 19, ,83 91,77* 129,56 72,89 68,64* 94,17 Gender (IDG) *) Realisasi IPG dan IDG tahun 2016 adalah estimasi dari rata-rata capaian periodik tahun 2011 s/d 2015 Sumber Data: BPS BAB III - 73 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016

26 Tabel 3.13 Perbandingan Realisasi Kinerja dengan Realisasi Nasional NO. REALISASI REALISASI KET. Th NASIONAL (+/-) 11,85 10,7 (-) 1 Menurunnya persentase penduduk miskin 2 Menurunnya jumlah penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS) 1 Persentase penduduk miskin 1 Persentase penurunan PMKS * - 3 Meningkatnya 1 Persentase partisipasi pengarusutamaan perempuan di gender dalam lembaga pemerintah pembangunan 2 Indeks Pembangunan 91.77* (+ 2.79) Gender (IPG) 3 Indeks Pemberdayaan Gender (IDG) 68.64* (- 2.19) *) Realisasi IPG dan IDG tahun 2016 adalah estimasi dari rata-rata capaian periodik tahun 2011 s/d 2015 Sumber Data: BPS Berdasarkan data resmi statistik bahwa penduduk miskin di Jawa Timur mencapai 4, 63 juta jiwa dari total jumlah penduduk yang mencapai 40 juta jiwa per September 2016, secara persentase penduduk miskin turun dari 12,28 % per September 2014 menjadi 12,05 % pada Maret 2016 dan turun kembali menjadi 11,85 % pada September 2016 atau turun sekitar 64,77 ribu jiwa dari 4,70 juta jiwa pada Maret 2016 menjadi 4,63 juta jiwa pada September Jumlah penduduk miskin Provinsi Jawa Timur terus menurun, walaupun masih di bawah angka nasional, tetapi Jawa Timur merupakan salah satu provinsi yang memberikan kontribusi penurunan penduduk miskin terbesar kedua sebesar jiwa atau sebesar 10,62% dari penurunan jumlah penduduk miskin secara nasional. Meskipun laju penurunan jumlah penduduk miskin Jawa Timur cenderung mulai melambat. Perlambatan penurunan jumlah penduduk miskin sulit dihindari pada saat persentase penduduk miskin mulai mendekati angka 10%, karena berhadapan dengan hardcore poverty, atau disebut juga keraknya kemiskinan, ultra-poor, atau extreme poor, yakni kelompok paling miskin di antara orang miskin (the poorest of BAB III - 74 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016

27 the poor), paling tidak berdaya, dan sulit dijangkau. Culture of poverty yang membangun hardcore poverty diduga sangat kuat bertahan di sebagian kelompok masyarakat, dan ini sangat tidak mungkin hanya diselesaikan oleh pemerintah tanpa keterlibatan kuat kelompok civil society. Dalam rangka penurunan penduduk miskin di Jawa Timur, sebagai langkah peningkatan capaian kinerja pada tahun yang akan datang, Pemerintah Provinsi telah melakukan berbagai upaya program/kegiatan yang diarahkan pada kelompok tersebut dan memastikan bahwa mereka inklusif dalam setiap proses pembangunan yang dilakukan, menjamin bahwa rumah tangga miskin menjadi bagian dari pelaksana pembangunan. Salah satu kegiatan prioritas penanggulangan kemiskinan adalah Jalan Lain Menuju Mandiri dan Sejahtera (Jalin Matra) yang mampu memberikan kontribusi terhadap penurunan rumah tangga miskin, yaitu berdasarkan Basis Data Terpadu PPLS 2011 dan PBDT Tahun 2015 yang dikeluarkan oleh Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K), telah terjadi penurunan jumlah rumah tangga miskin yang berada pada tingkat kesejahteraan 10% terendah (Desil 1) sebesar rumah tangga, yaitu dari sebesar rumah tangga (berdasarkan data PPLS 2011) menjadi sebesar rumah tangga (berdasarkan data PBDT 2015). Rancangan Program Penanggulangan Kemiskinan Tahun 2017 dilakukan secara integral dengan melibatkan OPD terkait, Program Jalin Matra tidak hanya memberikan bantuan uang untuk modal usaha kepada rumah tangga miskin tetapi juga memberikan pelatihan-pelatihan pasca program agar rumah tangga miskin dapat mengembangkan usaha, hal ini dilakukan melalui kerjasama dengan beberapa OPD seperti Dinas Koperasi dan UKM, Dinas Perindustrian dan Perdagangan serta beberapa Perguruan Tinggi seperti Universitas Brawijaya, Universitas Airlangga dan Universitas Negeri Malang. Pemerintah Provinsi Jawa Timur tetap memprioritaskan Program Pemberdayaan Masyarakat di Perdesaan seperti Program Jalin Matra dimana selama Tahun 2014 s/d 2016 mampu memberikan lapangan pekerjaan baru bagi 312 Pendamping Kabupaten dan Pendamping Desa, memberdayakan Kader PKK sebagai Pendamping Desa sekaligus sebagai Mother Care layaknya sosok orang BAB III - 75 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016

28 tua yang mampu melindungi dan memupuk semangat rumah tangga miskin untuk berjuang bersama sama keluar dari kemiskinan, serta mampu menumbuhkan usaha baru bagi Kepala Rumah Tangga Perempuan (KRTP), Rumah Tangga Sangat Miskin (RTSM) yang bergerak dibidang peternakan, perikanan, perdagangan, pertanian, ketrampilan dan jasa. Oleh karena itu kebijakan Pemerintah Provinsi Jawa Timur terhadap upaya percepatan penurunan kemiskinan tetap dilakukan melalui alokasi APBD Pemerintah Prov. Jatim Tahun 2017 yang tetap memprioritaskan Program Percepatan Penanggulangan Kemiskinan seperti Jalin Matra yang mampu memberikan kontribusi terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat dan bantuan permodalan kepada UMKM serta mendorong urbanisasi profesi bagi petani menuju industri primer. Sedangkan tentang penurunan PMKS, diketahui hal-hal utama yang menjadi penyebab ketidakberhasilan penurunan jumlah PMKS di Jawa Timur antara lain: a. Kurang sinkronnya kebijakan Pemerintah Provinsi dengan Pemerintah Kabupaten / Kota dalam memberikan penanganan terhadap PMKS; b. Lemahnya SDM Potensi Sumber Kesejahteraan Sosial (PSKS) dalam penyelenggaraan kesejahteraan sosial. Dalam rangka meminimalisir kegagalan tersebut dan peningkatan Realisasi kinerja pada tahun yang akan datang, Pemerintah Provinsi telah melakukan langkahlangkah sebagai berikut: a. Melakukan penguatan koordinasi dengan Pemerintah Kabupaten / Kota dalam penanganan terhadap PMKS; b. Melakukan peningkatan koordinasi dengan Kementerian Sosial RI dalam memperluas jangkauan pelayanan terhadap PMKS; c. Mendorong Bidang dan UPT di lingkungan Dinas Sosial Provinsi Jawa Timur untuk membuat inovasi-inovasi pelayanan terhadap PMKS; Berkaitan dengan Pemberdayaan Gender, diketahui beberapa hal berikut: a. Lemahnya koordinasi lintas program dalam mewujudkan KB yang responsive Gender; b. Kurang adanya kemampuan perempuan untuk setara dengan laki-laki serta kurangnya pemahaman terhadap arti, tujuan, dan arah pembangunan yang responsif gender; BAB III - 76 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016

29 c. Dengan adanya metodologi penghitungan yang baru, interpretasi angka IPG berubah. Interpretasi angka IPG tidak lagi di perbandingkan dengan angka IPM. Angka IPG berdiri sendiri. Semakin besar angka IPG, dan mendekati nilai 100 (seratus) maka capaian Pembangunan Gender semakin baik. Nilai 100 memberikan gambaran bahwa hasil pembangunan antara laki-laki dengan perempuan sudah setara. Sebaliknya jika angka IPG semakin jauh dengan nilai 100, maka semakin terjadi ketimpangan pembangunan antara laki-laki dengan perempuan. IPG metode baru merupakan perbandingan rasio capaian IPM perempuan terhadap rasio capaian IPM Laki-laki, pada tahun 2015 IPM perempuan Prov. Jatim sebesar 66,78 terhadap rasio capaian IPM Laki-laki sebesar 73,31 (sumber: Buku Pembangunan Manusia Berbasis Gender Tahun 2016) sehingga Kesetaraan dan Keadilan Gender belum terwujud. Dalam rangka meminimalisir kegagalan tersebut dan sebagai langkah peningkatan realisasi kinerja pada tahun yang akan datang, Pemerintah Provinsi telah melakukan langkah-langkah sebagai berikut: a. Menggugah kesadaran dan komitmen stakedolder 38 Kab/Kota di Jawa Timur sebagai upaya revitalisasi program KB di Jawa Timur. b. Melakukan kegiatan review dan pendampingan pada SKPD Provinsi, Kabupaten/Kota Jawa Timur agar mengoptimalkan integrasi gender kedalam dokumen perencanaan, pengganggaran di semua sektor pembangunan hingga menjadi Anggaran Responsif Gender sebagai upaya untuk mewujudkan Kesetaraan dan Keadilan Gender. c. Meningkatkan pemahaman dan kesadaran perempuan melalui pendidikan dan pelatihan agar dapat meningkatkan rasa percaya diri perempuan pada kemampuan mereka sendiri untuk bersaing dengan laki-laki. Dalam hal pencapaian kinerja Pemerintah Provinsi Jawa Timur tersebut, program/kegiatan yang menunjukkan output paling mendukung bagi pencapaian kinerja organisasi adalah Program Penguatan Kelembagaan Pengarusutamaan Gender dan Anak. Hal tersebut dikarenakan program/kegiatan tersebut dapat memberikan dampak secara langsung kepada masyarakat. BAB III - 77 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016

30 5. Misi Kedua Meningkatkan Pembangunan Ekonomi yang Inklusif, Mandiri, dan Berdaya Saing, Berbasis Agrobisnis/ Agroindustri dan Industrialisasi dengan Tujuan ke-5 Meningkatkan Aktivitas Ekonomi dan Kualitas Kelembagaan UMKM dan Koperasi. Tabel 3.14 Perbandingan Realisasi Kinerja Tujuan V 1 TARGET REALISASI Th (n-1) Th (n) 1 Meningkatnya volume usaha UMKM dan kualitas kelembagaan koperasi 2 Meningkatnya jumlah wirausaha baru (WUB) 3 Meningkatnya volume usaha ekonomi kaum perempuan *) data realisasi tahun 2015 Sumber Data: BPS diolah NO. 1 2 Rasio PDRB UKM terhadap total PDRB (%) Persentase aktif koperasi 1 Pertumbuhan Wirausaha Baru (%) 1 Rasio perputaran modal Kopwan 54,85 54,93 80,13 54,98 88,10 54,98* 88,11 9,25 10,00 11,00 2,20 2,10 2,23 Tabel 3.15 Perbandingan Realisasi Kinerja s.d. Akhir Periode RPJMD TARGET AKHIR RPJMD REALISA SI Th TINGKAT KEMAJU AN 1 Meningkatnya 1 Rasio PDRB UKM 55,11 54,98* 99,8 volume usaha terhadap total PDRB UMKM dan kualitas kelembagaan 2 (%) Persentase koperasi 81,03 88,11 108,7 koperasi aktif 2 Meningkatnya 1 Pertumbuhan jumlah wirausaha Wirausaha Baru (%) baru (WUB) 3 Meningkatnya 1 Rasio perputaran 2,5 2,23 89,2 volume usaha modal Kopwan ekonomi kaum perempuan *) data realisasi tahun 2015 Sumber Data: BPS diolah BAB III - 78 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016

31 NO. Tabel 3.16 Perbandingan Realisasi Kinerja dengan Realisasi Nasional REALISASI REALISASI Th NASIONAL KET. (+/-) 1 Meningkatnya 1 Rasio PDRB UKM 54,98* n/a n/a volume usaha terhadap total UMKM dan kualitas PDRB (%) kelembagaan koperasi 2 Persentase 88,11 n/a n/a koperasi akti 2 Meningkatnya 1 Pertumbuhan 11 n/a n/a jumlah wirausaha Wirausaha Baru baru (WUB) (%) 3 Meningkatnya 1 Rasio perputaran 2,23 n/a n/a volume usaha modal Kopwan ekonomi kaum perempuan *) data realisasi tahun 2015 Sumber Data: BPS diolah Berdasarkan data tersebut, diketahui bahwa ada beberapa Indikator Kinerja yang mengalami keberhasilan ataupun kegagalan. Adapun hal-hal utama yang menjadi penyebab keberhasilan antara lain : a. Komitmen Pemerintah Provinsi Jawa Timur dalam mengembangkan koperasi dan UKM di berbagai sektor usaha melalui tiga strategi utama, yakni yaitu aspek produksi, aspek pembiayaan, dan aspek pasar. Dari aspek produksi, strategi yang ditempuh diantaranya adalah pengembangan Business Development Centre (BDC) yang sampai sekarang menjangkau 13 layanan (menjadi salah satu top 99 inovasi pelayanan publik Kemenpan RB tahun 2016) dan peningkatan produktivitas UKM (magang ke profesional UKM ekspor). Lalu dari aspek pembiayaan, strategi yang ditempuh salah satunya adalah dengan skim pembiayaan linkage program model loan agreement. Kemudian dari aspek pasar, strategi yang ditempuh antara lain melalui fasilitasi pemasaran melalui Cooperative Trading House (CTH) yang bertujuan meningkatkan akses pasar baik dalam negeri maupun pasar ekspor dan meningkatkan jaringan usaha produk koperasi dan UMKM anggotanya yang berbasis agro industri serta penguatan akses pasar melalui Gedung Galeri Batik dan Galeri Cinderamata. BAB III - 79 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016

32 b. Dukungan alokasi anggaran bagi pengembangan koperasi dan UMKM di Jawa Timur yang cukup besar, serta dukungan dari stakeholder (gerakan koperasi, dekopin dan pihak perguruan tinggi, dsb) dan koordinasi yang baik antar Kabupaten/Kota dalam pengembangan dan pemberdayaan Koperasi dan UMKM di Jawa Timur. Adapun hal-hal yang menjadi penyebab kekurangberhasilan yang merupakan tantangan ke depan antara lain: a. Pertumbuhan jumlah anggota koperasi tidak sesuai target karena pada tahun 2016 beberapa koperasi yang tidak aktif di jawa timur telah dibubarkan, sehingga mengurangi jumlah anggota koperasi secara agregat. b. Program pengembangan koperasi baru dari pemerintah daerah juga tidak terlalu banyak bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya. c. Produk KUKM yang kurang bersaing dengan produk industri besar, terutama dari aspek packaging. Dalam rangka meminimalisir kegagalan tersebut dan sebagai langkah peningkatan capaian kinerja pada tahun yang akan datang, Pemerintah Provinsi telah melakukan langkah-langkah sebagai berikut: a. Mengoptimalkan peran Business Development Centre (BDC) dan Cooperative Trading House (CTH) dalam meningkatkan aspek produksi dan pemasaran produk KUKM. b. Melakukan pendataan terhadap koperasi koperasi yang kurang aktif, untuk kemudian dilakukan pembubaran bagi koperasi yang benar benar tidak aktif. c. Menyesuaikan indikator kinerja serta target berkenaan dengan diimplementasikannya UU No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, yang berimplikasi pada pembagian kewenangan. BAB III - 80 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016

33 6. Misi Kedua Meningkatkan Pembangunan Ekonomi yang Inklusif, Mandiri, dan No. Berdaya Saing, Berbasis Agrobisnis/ Agroindustri dan Industrialisasi dengan Tujuan ke-6 Meningkatkan Produktivitas Pertanian. Tabel 3.17 Perbandingan Realisasi Kinerja Tujuan VI TARGET REALISASI Th (n-1) Th (n) 1 Meningkatnya nilai tambah hasil dan daya saing produk pertanian (tanaman pangan, perkebunan, perikanan, peternakan dan kehutanan) Sumber Data: BPS NO. 1 Pertumbuhan subsektor tanaman bahan makanan terhadap PDRB (%) 2 Pertumbuhan subsektor tanaman perkebunan terhadap PDRB (%) 3 Pertumbuhan subsektor peternakan terhadap PDRB (%) 4 Pertumbuhan subsektor kehutanan terhadap PDRB (%) 34 Pertumbuhan subsektor perikanan terhadap PDRB (%) Tabel ,96 3,39 2,82 2,1 2,12 2,01 4,38 2,01 2,45 6,9 4,43-9,12 4,8 5,71 5,06 Perbandingan Realisasi Kinerja s.d. Akhir Periode RPJMD TARGET AKHIR RPJMD REALISA SI Th TINGKAT KEMAJU AN 1 Meningkatnya nilai 1 Pertumbuhan subsektor 2,05 2,82 137,5 tambah hasil dan tanaman bahan daya saing produk makanan terhadap pertanian (tanaman PDRB (%) pangan, 2 Pertumbuhan subsektor 3,1 2,01 64,83 perkebunan, tanaman perikanan, peternakan dan perkebunan terhadap PDRB (%) kehutanan) 3 Pertumbuhan subsektor 4,58 2,45 53,49 peternakan terhadap PDRB (%) BAB III - 81 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016

34 NO. TARGET AKHIR RPJMD REALISA SI Th TINGKAT KEMAJU AN 4 Pertumbuhan subsektor kehutanan 7,2-9,12-126,67 terhadap PDRB (%) Sumber Data: BPS 5 Pertumbuhan subsektor perikanan terhadap PDRB (%) 5,3 5,06 95,47 NO. Tabel 3.19 Perbandingan Realisasi Kinerja dengan Realisasi Nasional REALISASI Th REALISASI NASIONAL KET. (+/-) 1 Meningkatnya nilai 1 Pertumbuhan subsektor 2,82 2,67 (-) tambah hasil dan tanaman daya saing produk bahan makanan pertanian (tanaman pangan, 2 terhadap PDRB Pertumbuhan subsektor 2,01 n/a n/a perkebunan, tanaman perikanan, peternakan dan perkebunan terhadap PDRB kehutanan) 3 Pertumbuhan subsektor 2,45 4,33* (-) peternakan terhadap PDRB 4 Pertumbuhan subsektor -9,12 n/a n/a kehutanan terhadap PDRB 5 Pertumbuhan subsektor 5,06 n/a n/a perikanan terhadap PDRB Sumber Data: Pusdatin Kementerian Pertanian Pertumbuhan ekonomi kategori pertanian, kehutanan dan perikanan tahun 2015 adalah sebesar 3,44 persen di mana pada kategori lapangan usaha tersebut, Sub sektor perikanan memiliki pertumbuhan tertinggi diantara sub sektor lainnya yakni sebesar 5,58 persen atau mencapai 118,72 persen dari target yang telah ditetapkan yakni 4,7 persen. Pertumbuhan ekonomi sub sektor perikanan pada tahun 2015 BAB III - 82 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016

35 sebesar 5,58 persen juga lebih tinggi dari pertumbuhan PDRB Jawa Timur secara umum yang besarnya 5,44 persen. Berdasarkan data tersebut, diketahui bahwa ada beberapa Indikator Kinerja yang mengalami keberhasilan ataupun kegagalan. Adapun hal-hal utama yang menjadi penyebab antara lain : a. Sub sektor tanaman bahan makanan, mengalami penurunan dibandingkan tahun 2015, yaitu menjadi 2,82, meskipun telah memenuhi target yang ditetapkan. Adapun permasalahan utamanya adalah belum optimalnya produksi dan produktivitas tanaman pangan karena beberapa permasalahan pokok yang mengakibatkan gangguan capaian produksi dan produktivitas pertanian. Gangguan tersebut meliputi: 1. Adanya isu pemanasan global yang berdampak terjadinya perubahan iklim; 2. Tingginya alih fungsi lahan pertanian menjadi lahan non pertanian serta terjadinya degradasi sumber daya alam; 3. Kelembagaan petani yang masih lemah; 4. Lemahnya akses petani terhadap permodalan, dan terbatasnya ketersediaan sarana dan prasarana produksi pertanian (benih, pupuk, pestisida, alsintan) pendukung pengembangan sistem agribisnis; 5. Belum optimalnya infrastruktur pertanian (jaringan irigasi dan pengairan yang masih terbatas); 6. Masih tingginya tingkat kehilangan hasil pertanian karena keterbatasan sarana prasarana; 7. Daya saing produk pertanian relatif masih rendah karena kualitas sumber daya manusia yang juga relatif masih rendah dan teknologi pertanian yang masih terbatas; 8. Harga beberapa komoditas pertanian yang berfluktuatif yang relatif tidak stabil yang salah satunya disebabkan oleh kebijakan import oleh Pemerintah. b. Sub sektor perkebunan, pertumbuhan tahun 2016 mengalami penurunan, angka pertumbuhan ekonomi sub sektor perkebunan sebesar 2,01 %. Adapun hal-hal utama yang menjadi penyebab adalah tahun 2016 untuk tanaman perkebunan semusim mengalami penurunan mulai dari areal tertanam sampai dengan areal BAB III - 83 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016

36 terpanen, dikarenakan sepanjang tahun 2016 mengalami kemarau basah. Untuk tanaman tebu walaupun bobot tebu terpanen meningkat dari tahun 2015 mencapai produksi sebesar ton naik di 2016 sebesar ton namun rendemen tebu mengalami penurunan, dengan produksi gula di tahun 2015 sebesar ton turun di 2016 dengan produksi gula sebesar ton, sehingga mempengaruhi terhadap nilai produksi sub sektor perkebunan. Di tanaman tembakau, dengan faktor adanya kemarau basah di 2016, diawal on farm sudah banyak terjadi kegagalan tanam di berbagai wilayah Jawa Timur, dari total tertanam di tahun 2016 seluas hektar, terpanen seluas hektar atau turun sebesar 25,71 %. hal mengakibatkan pengaruh yang besar terhadap nilai produksi sub sektor perkebunan. Untuk tanaman tahunan perkebunan di Jawa Timur khususnya kopi dan kakao dengan keadaan kemarau basah di tahun 2016 tidak secara signifikan berpengaruh terhadap produksi maupiun produktivitasnya. c. Sub sektor Peternakan, Usaha peternakan masih dilakukan sebagai usaha sampingan skala rumah tangga dengan kareteristik : modal kecil, cara beternak konvensional, dan mudah sekali mengalihkan ternak untuk dijual, Kurang tersedianya ternak bibit yang berkualitas dan mahalnya harga pakan ternak. d. Sub-sektor kehutanan terhadap PDRB, Tahun 2016 sebesar -9,12 di bawah target yang ditetapkan sebesar 6,9-7,0. Realisasi indikator dimaksud dipengaruhi oleh penurunan produksi kayu dr hutan negara. Sebagaimana diketahui produksi kayu dr hutan negara Tahun 2016 sebesar m3 jauh dibawah Tahun 2015 sebesar m3. Penurunan produksi kayu dari hutan negara Tahun 2016 disebabkan oleh faktor lesunya kondisi pasar log (kayu bulat) di Jawa Timur, sehingga kayu yang telah ditebang Tahun 2015 masih menumpuk di Tempat Penimbunan Kayu (TPk). Untuk meminimalisir kerusakan kayu di Tpk maka pada Tahun 2016 dilakukan penundaan tebangan. Penundaan tebangan Tahun 2016 berdampak pada produksi kayu yang dihasilkan selama Tahun Penundaan tebangan Tahun 2016 sesuai dengan Surat Direksi Perhutani No 122/053.4/PPHH-Prod/Dir tanggal 4 Mei 2016 perihal Kebijakan Produksi dan Pemasaran 2016 dan Surat Kepala Perum Perhutani Divre Jawa Timur No BAB III - 84 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016

37 263/053.4/Prod/Divre Jatim tanggal 24 Juni 2016 perihal Kebijakan Produksi Namun demikian sub sektor kehutanan memberikan kontribusi sebesar 0,48 % terhadap PDRB Jawa Timur. e. Sub Sektor Perikanan, memiliki pertumbuhan tertinggi diantara sub sektor lainnya yakni sebesar 5,06 persen atau mencapai 105,42 persen dari target yang telah ditetapkan yakni 4,8 persen. Kontribusi sub sektor perikanan Jawa Timur atas dasar harga berlaku tahun 2016 terhadap PDRB menunjukkan kontribusi yang stabil yakni rata-rata 2,38 persen dalam kurun waktu 5 tahun, hal ini menunjukkan kontinuitas peningkatan nilai tambah yang mencerminkan peningkatan income para pelaku sub sektor perikanan dan kelautan. Pada tahun 2016 juga diwarnai adanya penurunan laju implisit pada sub sektor perikanan. Laju ini akan merefleksikan perubahan harga dan kualitas yang terjadi di sub sektor kelautan dan perikanan atau mencerminkan perubahan harga yang terjadi di tingkat produsen di sub sektor tersebut. Pada tahun 2016, laju implisit sub sektor perikanan mengalami penurunan dari tahun sebelumnya yaitu 6,26 persen pada tahun 2015 menjadi 3,94 persen di tahun Dalam rangka meminimalisir kegagalan tersebut dan sebagai langkah peningkatan Realisasi kinerja pada tahun yang akan datang, Pemerintah Provinsi telah melakukan langkah-langkah sebagai berikut: a. Sektor tanaman perkebunan, Pemerintah Provinsi Jawa Timur melakukan upaya Intensifikasi tebu seluas hektar, pengembangan kopi arabika seluas 2000 hektar, Pengembangan kakao seluas hektar dan Intensifikasi tembakau seluas hektar, Mengembangkan usaha peternakan berbasis kawasan, sehingga dapat fokus pengembangan sesuai dengan potensi sumber daya lokal. b. Memfasilitasi aksesbilitas permodalan untuk mengembangkan usaha ternak, baik melalui koperasi, bank pemerintah atau lembaga pembiayaan lainnya dan memberikan penyuluhan good farming practise secara berkala kepada para peternak, mendatangkan ternak indukan impor yang berkualitas, mengembangkan lahan hijauan makanan ternak dan pemanfaatan alat mesin BAB III - 85 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016

38 pengolah pakan skala kecil dan pelaksanaan rehabilitasi disesuaikan dengan musim penghujan; c. Pendampingan dan penyuluhan kepada masyarakat sebagai upaya meningkatkan kesadaran akan pentingnya menjaga kelestarian hutan sehingga masyarakat dapat berpartisipasi mengelola hutan sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan Penerapan metode rehabilitasi hendaknya disesuaikan dengan kondisi medan sehingga kegiatan rehabilitasi dapat berjalan secara efektif dan efisien; d. Melakukan perbaikan sumberdaya habitat dan stok sumberdaya ikan melalui pembangunan rumah ikan serta pengkayaan ikan di laut dan perairan umum darat (PUD) yang telah padat tangkap. Kinerja perikanan tangkap masih sangat mungkin untuk ditingkatkan dengan memaksimalkan potensi Pantai Selatan Jawa Timur yang masih relatif rendah tingkat eksploitasinya dan selain melaksanakan kegiatan rehabilitasi juga dilakukan upaya konservasi dengan melibatkan masyarakat melalui kegiatan bimtek dan sosialisasi konservasi mangrove dan terumbu karang berkelanjutan; e. Pemberian bantuan/hibah sarana penangkapan ikan berupa alat tangkap jaring dan pancing serta alat bantu penangkapan ikan berupa GPS untuk mempermudah mencari lokasi penangkapan (fishing ground), penyediaan modal usaha melalui pembangunan sarana dan prasarana pelabuhan dan Sosialisasi dan alih teknologi baru kepada pembudidaya ikan yang dilakukan oleh UPT maupun instalasi budidaya lingkup Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Jawa Timur dan juga dengan pemberian paket hibah untuk teknologi baru yang akan diterapkan sebagai contoh budidaya lele sistem bioflok; f. Intensifikasi produksi perikanan budidaya melalui kegiatan pemberian paket hibah perikanan budidaya, pakan mandiri dan obat ikan; pelatihan teknis perbenihan dan budidaya ikan; apresiasi kepada kelompok pembudidaya ikan (pokdakan); perbaikan mutu induk dan benih, alih teknologi (adopsi teknologi hasil penelitian); Intensifikasi, pemanfaatan lahan terbatas budidaya ikan dengan memanfaatkan lahan di pekarangan, sekolah pondok pesantren/panti asuhan, Lembaga Pemasyarakatan, Sistem Bioflok, pemanfaatan tambak porous dengan pemlastikan HDPE; BAB III - 86 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016

39 g. Peningkatan kuantitas, kualitas dan produktivitas usaha garam melalui pembuatan unit pengolah garam, pelatihan teknis dan manajemen bagi kelompok PUGAR serta pengembangan teknologi Geomembran. h. Mendorong industri kecil dan menengah untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas produk olahan melalui pelaksanaan bimtek, pelatihan dan sosialisasi terkait pengendalian mutu, keamanan hasil olahan, peningkatan ilmu pengetahuan dan teknologi serta peningkatan sumberdaya manusia. Selain Kontribusi sektor pertanian melalui produksi dan produktivitas tanaman pangan terhadap pendapatan domestik regional bruto, indikator lain untuk mengukur tingkat kesejahteraan petani di daerah pedesaan adalah indikator Nilai Tukar Petani (NTP) yang juga merupakan salah satu indikator yang berpengaruh terhadap PDRB Provinsi Jawa Timur. Nilai Tukar Petani (NTP) merupakan rasio antara indeks harga yang diterima petani (lt) dengan indeks harga yang dibayar petani (lb) pada waktu tertentu dan dinyatakan dalam persentase dengan tahun dasar 2012=100. Perubahan indeks harga yang diterima petani disini menunjukkan fluktuasi harga komoditas pertanian yang dihasilkan oleh petani. Tabel 3.20 Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi Jawa Timur Tahun No Uraian Indeks yang diterima petani (It) 147,27 151,12 117,67 125,77 131,82 2. Indeks yang dibayar petani (Ib) 144,15 146,57 112,34 119,96 125,99 3. NTP 102,16 103,05 104,75 104,83 104,63 Sumber Data: BPS Provinsi Jawa Timur, 2017 Rata-rata Nilai Tukar Petani (NTP) Jawa Timur Tahun 2016 sebesar 104,63 mengalami kenaikan sebesar 1,04 persen dari Tahun 2015 sebesar 104,83. Kenaikan NTP ini disebabkan oleh indeks harga yang diterima petani (lt) lebih besar dibandingkan dengan indeks harga yang dibayar petani (lb). Perkembangan Nilai Tukar Petani (NTP) Jawa Timur Tahun 2016 terlihat cenderung berfluktuasi dengan NTP terendah pada bulan Maret sebesar 103,77 yang disebabkan naiknya indeks harga yang dibayar petani (lb) sedangkan indeks harga yang diterima petani (lt) mengalami penurunan. Dibandingkan bulan Februari, NTP bulan Maret turun 0.98 BAB III - 87 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016

40 persen dari 105,32 menjadi 103,77, dimana indeks harga yang diterima (lt) sebesar 130,22 dan indeks harga yang dibayar (lb) sebesar 125,49. Sedangkan perkembangan NTP Jawa Timur pada bulan-bulan berikutnya mengalami peningkatan meski lamban dan mencapai posisi tertinggi pada bulan Januari 2016 mencapai 105,90. Hal tersebut terjadi karena peningkatan indeks harga yang diterima (lt) lebih tinggi daripada peningkatan indeks harga yang dibayar petani (lb), dimana indeks harga ini dipengaruhi oleh kenaikan sub sektor pertanian, yaitu tanaman pangan yang selanjutnya diikuti hortikultura, peternakan, tanaman perkebunan rakyat dan perikanan. BAB III - 88 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016

41 7. Misi Kedua Meningkatkan Pembangunan Ekonomi yang Inklusif, Mandiri, dan No. Berdaya Saing, Berbasis Agrobisnis/ Agroindustri dan Industrialisasi dengan Tujuan Ke-7 Meningkatkan Ketahanan Pangan. Tabel 3.21 Perbandingan Realisasi Kinerja Tujuan VII TARGET BAB III - 89 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016 REALISASI Th (n-1) Th (n) 1 Meningkatnya ketersediaan pangan masyarakat (food avaibility) 2 Meningkatnya penyerapan pangan (food utilization) 3 Meningkatnya akses pangan (food access) 1 Ketersediaan pangan (ton) - Beras - Jagung - Kedelai - Daging - Telur - Susu - Ikan - Gula 1 Skor Pola Pangan Harapan (PPH) 2 Tingkat konsumsi beras penduduk Jawa Timur (kg/kap/th) 3 Tingkat keamanan pangan (%) 1 Stabilisasi harga beras di tingkat konsumen (coefisien variasi/cv) Sumber: Jawa Timur Dalam Angka 2016, BPS Prov. Jatim NO ,40 82,70 83,36 85,00 87,77 87,77 81,00 88,00 88,00 < 10 3,40 2,98 Tabel 3.22 Perbandingan Realisasi Kinerja s.d. Akhir Periode RPJMD TARGET AKHIR RPJMD REALISA SI Th TINGKAT KEMAJU AN 1 Meningkatnya ketersediaan pangan masyarakat (food avaibility) 1 Ketersediaan pangan (ton) - Beras - Jagung - Kedelai - Daging - Telur - Susu - Ikan - Gula ,93 80,14 60,79 96,53 95,40 101,08 84,28 86,86

42 NO. TARGET AKHIR RPJMD REALISA SI Th TINGKAT KEMAJU AN 2 Meningkatnya 1 Skor Pola Pangan 87,70 83,36 95,05 penyerapan Harapan (PPH) pangan (food 2 Tingkat konsumsi utilization) beras penduduk Jawa Timur (kg/kap/th) 81,20 87, Tingkat keamanan 84,00 88,00 104,76 pangan (%) 3 Meningkatnya 1 Stabilisasi harga 8 2,98 37,25 akses pangan beras di tingkat (food access) konsumen (coefisien variasi/ CV) (%) Sumber: Jawa Timur Dalam Angka 2016, BPS Prov. Jatim NO. Tabel 3.23 Perbandingan Realisasi Kinerja dengan Realisasi Nasional REALISASI REALISASI Th NASIONAL 1 Meningkatnya ketersediaan pangan masyarakat (food avaibility) 2 Meningkatnya penyerapan pangan utilization) (food 1 Meningkatnya akses pangan (food access) 1 Ketersediaan pangan (ton) - Beras - Jagung - Kedelai - Daging - Telur - Susu - Ikan - Gula Skor Pola Pangan Harapan (PPH) 83,36 2 Tingkat konsumsi beras penduduk Jawa Timur (kg/kap/th) 87,77 3 Tingkat keamanan pangan (%) 88,00 1 Stabilisasi harga 2,98 beras di tingkat konsumen (coefisien CV) (%) variasi/ Sumber: Jawa Timur Dalam Angka 2016, BPS Prov. Jatim KET. (+/-) BAB III - 90 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016

43 Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa beberapa komoditi pangan masih di bawah target yang telah ditetapkan tetapi beberapa komoditi lainya di atas target yang telah ditetapkan. Namun berdasarkan angka sasaran dan data produksi Jawa Timur Tahun 2016 (ARAM II). Ketersedian pangan pokok Provinsi Jawa Timur Tahun dapat terlihat pada tabel berikut : Tabel 3.24 Perkembangan Ketersediaan dan konsumsi pangan strategis di Jawa Timur Tahun NO. KOMODITAS/PANGAN % 1. Beras 2. Jagung 3. Kedelai - Ketersediaan Konsumsi Surplus Ketersediaan Konsumsi Surplus Ketersediaan Konsumsi Surplus Ketersediaan Daging - Konsumsi Surplus Ketersediaan Telur - Konsumsi Surplus Ketersediaan Susu - Konsumsi Surplus Ketersediaan Ikan - Konsumsi Surplus Gula - Ketersediaan Sumber : Data diolah BKP Jatim - Konsumsi Surplus Jumlah Penduduk Ketersediaan total energi untuk dikonsumsi penduduk Jawa Timur pada tahun 2016 sebesar kkal/kap/hr atau 129% dari Angka Kecukupan Energi (AKE) kkal/kap/hr (Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi 2012). Ketersediaan energi BAB III - 91 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016

44 tahun 2016 didominasi oleh pangan nabati 97,06% sedangkan pangan hewani 10,56%. Apabila dibandingkan dengan AKE tahun 2015 terjadi kenaikan sebesar 1.189,25 kkal/kap/hr (49,54%). Kondisi harga beras tahun 2016 tingkat konsumen di Jawa Timur cukup stabil hal ini ditunjukkan dengan koefisien variasi (CV) kurang dari 5% yaitu : beras premium 2,98%, beras medium 3,49%, dan beras termurah 3,50% hal ini disebabkan selain sentra produksi, kondisi pasokan ke daerah-daerah di Jatim cukup stabil. Sedangkan harga bawang merah dan cabai merah keriting sangat flukuatif dengan CV masing-masing 25,98% dan 23,71% hal ini disebabkan permintaan cabai merah dan bawang merah segar cukup banyak sedangkan produksinya tergantung cuaca dan iklim daerah, seperti pada tabel di bawah: Tabel 3.25 Tingkat Kestabilan Harga Pangan Strategis di Jawa Timur No. Komoditas Max Min Rata2 Stdev CV 1 Beras Premium ,33 2,98 2 Beras Medium ,99 3,49 3 Beras Termurah ,89 3,50 4 Jagung pipilan kering ,75 15,09 5 Biji Kedelai Kering ,25 12,62 6 Bawang Merah ,42 25,98 7 Cabe merah keriting ,39 23,71 8 Daging sapi ,64 4,90 9 Daging ayam ras ,97 6,05 10 Telur ayam ras ,67 9,17 11 Gula Pasir Lokal ,68 6,58 13 Minyak goring ,11 4,61 Sumber data BKP diolah Tingkat konsumsi dan kualitas pangan ditunjukkan oleh keragaman konsumsi pangan penduduk yang dianalisis melalui pendekatan perhitungan Pola Pangan Harapan ( Beragam, Bergizi Seimbang dan Aman) yang dicerminkan dengan nilai skor PPH ideal 100 yang diproyeksikan akan tercapai pada tahun Skor PPH Jawa Timur mencapai 83,36 pada tahun 2016, mencapai 98,76% dari target 2016 sebesar 84,4. Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat semakin memahami dan mempunyai kesadaran akan pentingnya kualitas konsumsi pangan BAB III - 92 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016

45 untuk hidup sehat, namun demikian tidak menutup kemungkinan untuk mengoptimalkan dan mengumandangkan Panganku Beragam, Bergizi, Seimbang dan Aman (B2SA), maka perlu didorong melalui sosialisasi, promosi dan kegiatan yang dapat memberi wawasan dan pengetahuan untuk Percepatan Penganekaragaman dan Konsumsi Pangan. No. Tabel 3.26 Rata-Rata Konsumsi Pangan Tingkat RumahTangga Penduduk Jawa Timur Tahun 2015 Kelompok Pangan Perhitungan Skor Pola Pangan Harapan Konsumsi Pangan Penduduk Berat Pangan/g /kap/hr Energi (KKal) % AKE *). Skor AKE Skor Maks Skor PPH 1. Padi-padian 291,7 1,144, ,6 25,0 25,0 2. Umbi-umbian , ,1 2,5 1,1 3. Pangan Hewani , ,16 4. Lemak & Minyak ,4 5,0 5,0 5. Buah/Biji Minyak ,1 1,0 1,3 6. Kacangkacangan ,5 10,0 8,6 7. Gula ,9 2,5 2,7 8. Sayur & Buah ,5 30,0 25,5 9. Lainnya 57, ,0 Jumlah , ,36 Ket : *). Angka Kecukupan Energi. Sumber data BKP diolah Keragaman ketersediaan pangan untuk dikonsumsi penduduk Jawa Timur berdasarkan Neraca Bahan Makanan Tahun 2016 skor Pola Pangan Harapan yang dicapai sebesar 83,36. Dari kelompok pangan yang sudah mencapai target pada kelompok padi-padian, umbi-umbian, minyak dan lemak, kacang-kacangan, buah dan biji berminyak, gula sayur dan buah buahan sudah berlebih, sedang yang belum mencapai target adalah pada kelompok pangan hewani sehingga perlu ada peningkatan. Permasalahan pangan mengalami perkembangan yang sangat cepat dan kompleks, perkembangan lingkungan yang global, seperti global climate change, meningkatnya harga minyak dunia, telah mendorong kompetisi penggunaan hasil BAB III - 93 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016

46 petanian untuk pangan (food), bahan energy (fuel) dan pakan ternak (feed) yang semakin tajam, disamping itu terjadi pengabaian terhadap good agricultural practices dan sumber pangan lokal (biodiversitif) dikhawatirkan akan mengancam ketahanan pangan regional maupun nasoinal. Salah satu upaya mengurangi ketergantungan terhadap pangan impor dapat dilakukan dengan pengembangan sumber karbohidrat non beras dan non terigu. Sumber karbohidrat non beras dan non terigu ini mempunyai potensi dikembangkan, untuk mengurangi ketergantungan terhadap import dengan memanfaatkan umbiumbian. Mengingat tingginya laju pertumbuhan penduduk Jawa Timur (0,76%), menyebabkan kompleksnya permasalahan dalam pemenuhan kebutuhan pangan. Sementara kapasitas produksi pangan pertumbuhannya masih lambat dan stagnan yang disebabkan adanya kompetisi dalam pemanfaatan sumber daya lahan dan air serta stagnannya pertumbuhan produktifitas lahan dan tenaga kerja pertanian. Sedangkan konsumsi jagung, ubi kayu, ubi jalar dan umbi lainnya cenderung mengalami fluktuasi. Upaya untuk meningkatkan konsumsi umbi-umbian dengan penggunaan teknologi tepat guna dan mensosialisasikan program diversifikasi pangan dan gizi guna masyarakat tidak bergantung pada beras dan terigu, serta untuk meningkatkan apresiasi masyarakat terhadap produk pangan olahan guna menumbuhkan minat dan kecintaan untuk mengkosumsi pangan lokal. BAB III - 94 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016

47 8. Misi Kedua Meningkatkan Pembangunan Ekonomi yang Inklusif, Mandiri, dan Berdaya Saing, Berbasis Agrobisnis/ Agroindustri dan Industrialisasi dengan Tujuan ke-8 Negeri. 2 Meningkatkan Net Ekspor Perdagangan Dalam dan Luar Tabel 3.27 Perbandingan Realisasi Kinerja Tujuan VIII TARGET Th (n-1) REALISASI Th (n) 1 Meningkatnya 1 Pertumbuhan sub 9,54 6 5,81 volume sektor perdagangan ekspor dalam terhadap PDRB (%) dan luar negeri Sumber:Jawa Timur Dalam Angka 2016, BPS Prov. Jatim NO. Tabel 3.28 Perbandingan Realisasi Kinerja s.d. Akhir Periode RPJMD TARGET REALISA AKHIR SI Th. RPJMD 2016 TINGKAT KEMAJU AN 1 Meningkatnya 1 Pertumbuhan sub 9,98 5,81 58,22 volume ekspor sektor perdagangan dalam dan luar terhadap PDRB (%) negeri Sumber:Jawa Timur Dalam Angka 2016, BPS Prov. Jatim Tabel 3.29 Perbandingan Realisasi Kinerja dengan Realisasi Nasional NO. REALISASI REALISASI KET. Th NASIONAL (+/-) 1 Meningkatnya 1 Pertumbuhan sub 5,81 3,93 * volume ekspor sektor dalam dan luar perdagangan negeri terhadap PDRB (%) Sumber:Jawa Timur Dalam Angka 2016, BPS Prov. Jatim Nilai PDRB ADHB sektor perdagangan Jatim tahun 2016 mencapai Rp 334 trilyun memberikan kontribusi sebesar 20,4 persen terhadap PDB ADHB sektor BAB III - 95 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016

48 perdagangan nasional yang mencapai nilai sebesar Rp 1636 trilyun pada tahun Berdasarkan data tersebut, hal utama yang menjadi penyebab antara lain: a. Belum efisiennya sistem logistik dan konektivitas antar daerah; b. Masih rendahnya pertumbuhan sub sektor perdagangan lebih disebabkan oleh defisit migas dan jasa yang semakin membesar; c. Belum optimalnya intensitas perdagangan antar daerah karena belum tersedianya informasi pasar antar daerah; d. Belum stabilnya harga produk agro dikarenakan panjangnya mata rantai distribusi perdagangan; e. Semakin tingginya persaingan di pasar internasional dan Belum lancarnya proses ekspor serta masih belum optimalnya promosi perdagangan luar negeri dikarenakan masih berfokus pada pasar tradisional. Dalam rangka peningkatan realisasi kinerja pada tahun yang akan datang, Pemerintah Provinsi Jawa Timur telah melakukan langkah-langkah sebagai berikut: a. Orientasi peningkatan volume perdagangan non migas; b. Optimalisasi kinerja Kantor Perwakilan Dagang (KPD) di 26 Provinsi Mitra melalui kegiatan misi dagang, temu bisnis, promosi dan pembentukan trading house, Database Perdagangan Antar Daerah; c. Monitoring perkembangan harga secara rutin melalui SISKAPERBAPO dan optimalisasi pelaksanaan Operasi Pasar Bahan Pokok ; d. Meningkatkan Perlindungan Konsumen melalui pengawasan barang beredar dan Pelayanan Kemetrologian; e. Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN); f. Fasilitasi kelancaran proses ekspor, melalui koordinasi dengan instansi sektoral terkait kegiatan ekspor; g. Pengembangan Jatim Mart, yaitu showroom produk dan jasa Jawa Timur (B2B) di luar negeri, baik showroom secara fisik maupun secara online. Showroom secara fisik akan dibangun di 10 negara ASEAN mulai tahun 2016 s.d 2020, dimulai dengan Singapura dan Vietnam di tahun Juga di China dan Eropa;. h. Meningkatkan promosi dan ekstensifikasi ekspor ke pasar non tradisional yang salah satunya melalui pembentukan perwakilan dagang di negara-negara sister province. BAB III - 96 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016

49 9. Misi Kedua Meningkatkan Pembangunan Ekonomi yang Inklusif, Mandiri, dan Berdaya Saing, Berbasis Agrobisnis/ Agroindustri dan Industrialisasi dengan Tujuan ke-9 Meningkatkan Percepatan Kinerja Sektor Industri. 3 Tabel 3.30 Perbandingan Realisasi Kinerja Tujuan IX TARGET REALISASI Th (n-1) Th (n) 1 Pertumbuhan sub-sektor 9,54 5,30 4,51 industri pengolahan terhadap PDRB (%) 1 Meningkatnya kontribusi sektor industri Sumber:Jawa Timur Dalam Angka 2015, BPS Prov. Jatim NO. Tabel 3.31 Perbandingan Realisasi Kinerja s.d. Akhir Periode RPJMD TARGET AKHIR RPJMD REALISA SI Th TINGKAT KEMAJU AN 1 Meningkatnya 1 Pertumbuhan sub-sektor 7,2 4,51 62,64 kontribusi sektor industri pengolahan industri terhadap PDRB (%) Sumber:Jawa Timur Dalam Angka 2015, BPS Prov. Jatim NO. Tabel 3.32 Perbandingan Realisasi Kinerja dengan Realisasi Nasional REALISASI REALISASI Th NASIONAL 1 Meningkatnya 1 Pertumbuhan subsektor 4,51 4,29 -* industri kontribusi sektor industri pengolahan terhadap PDRB (%) Sumber:Jawa Timur Dalam Angka 2015, BPS Prov. Jatim dan BPS-RI KET. (+/-) *) Nilai PDRB ADHB sektor industri pengolahan Jatim tahun 2016 mencapai Rp 536 trilyun memberikan kontribusi sebesar 21,1 persen terhadap PDB ADHB sektor industri pengolahan nasional yang mencapai nilai sebesar Rp 2544,6 trilyun pada tahun 2016 Berdasarkan data tersebut, diketahui bahwa ada kegagalan. Adapun hal-hal utama yang menjadi penyebab antara lain : BAB III - 97 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016

50 a. Adanya kenaikan UMK, BBM, TDL & Harga Tanah. b. Masih sulitnya proses perijinan di daerah c. Melambatnya realisasi investasi d. Terbatasnya ketersediaan kawasan industri e. Besarnya ketergantungan bahan baku / penolong impor f. Masih rendahnya produktivitas & daya saing produk IKM Dalam rangka meminimalisir kegagalan tersebut dan sebagai langkah peningkatan realisasi kinerja pada tahun yang akan datang, Pemerintah telah melakukan langkah-langkah sebagai berikut: a. Peningkatan daya saing produk unggulan Jawa Timur melalui fasilitasi standardisasi, HKI & peningkatan teknologi; b. Percepat realisasi investasi melalui fasilitasi kemudahan perijinan & pemberian insentif, serta perbaikan iklim usaha / investasi; c. Bangun industri hulu guna substitusi ketergantungan bahan baku impor & penumbuhan industri hilir; d. Percepatan pembangunan lahan kawasan industri di semua Kab. / Kota; e. Pembinaan Industri Kecil Menengah (IKM) secara paripurna, berkesinambungan dimulai dari stimulan bahan baku, proses pengolahan, sampai pemasarannya; f. Pengembangan klaster industri produk-produk unggulan Jawa Timur potensial ekspor; g. Menjaga iklim usaha yang kondusif di Jawa Timur, untuk menarik investor asing dalam Penanaman Modal Asing (PMA); h. Pengembangan IKM Premier; i. Fasilitasi dan Kemudahan Industri Besar; j. Penumbuhan Populasi Industri. BAB III - 98 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016

51 10. Misi Kedua Meningkatkan Pembangunan Ekonomi yang Inklusif, Mandiri, dan Berdaya Saing, Berbasis Agrobisnis/ Agroindustri dan Industrialisasi dengan Tujuan ke-10 Meningkatkan Kontribusi Sektor Pariwisata. 4 Tabel 3.33 Perbandingan Realisasi Kinerja Tujuan X TARGET Th (n-1) REALISASI Th (n) 1 Meningkatnya 1 Jumlah kunjungan kunjungan wisatawan wisata mancanegara 2 Meningkatnya kuantitas dan kualitas seni budaya lokal 2 Jumlah kunjungan wisatawan nusantara 1 Jumlah fasilitasi pergelaran, festival, lomba karya seni budaya, pameran dan perfilman 2 Indeks Kepuasan terhadap penyelenggaraan gelar seni budaya di Jawa Timur Sumber Data: Data Disbudpar Prov. Jatim NO. Tabel Perbandingan Realisasi Kinerja s.d. Akhir Periode RPJMD TARGET AKHIR RPJMD REALISASI Th TINGKAT KEMAJUAN 1 Meningkatnya 1 Jumlah kunjungan ,22 kunjungan wisata wisatawan mancanegara 2 Meningkatnya kuantitas dan kualitas seni budaya lokal 2 Jumlah kunjungan wisatawan nusantara 1 Jumlah fasilitasi pergelaran, festival, lomba karya seni budaya, pameran dan perfilman , ,72 BAB III - 99 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016

52 2 Indeks Kepuasan terhadap penyelenggaraan gelar seni budaya di Jawa Timur ,67 Sumber Data: Data Disbudpar Prov. Jatim Tabel 3.35 Perbandingan Realisasi Kinerja dengan Realisasi Nasional NO. REALISASI REALISASI KET. Th NASIONAL (+/-) 1 Meningkatnya kunjungan wisata 1 Jumlah kunjungan wisatawan ,3% dari total 2 Meningkatnya kuantitas kualitas budaya lokal dan seni Sumber Data: Data Disbudpar Prov. Jatim mancanegara 2 Jumlah kunjungan wisatawan nusantara 1 Jumlah fasilitasi pergelaran, festival, lomba karya seni budaya, pameran dan perfilman 2 Indeks Kepuasan terhadap penyelenggaraan gelar seni budaya di Jawa Timur wisatawan ,14% dari total wisatawan 212 n/a n/a 80 n/a n/a Berdasarkan data hasil Realisasi kinerja, dapat diketahui indikator kinerja secara keseluruhan menunjukan hasil Realisasi yang cukup baik. Namun masih dijumpainya kendala dan tantangan di lapangan dalam pelaksanaan program dan kegiatan di bidang Pariwisata dan Kebudayaan, yaitu: a. Ketatnya persaingan dalam memasuki era pasar bebas (MEA); b. Belum optimalnya kualitas pelayanan usaha pariwisata; c. Belum optimalnya kualitas layanan pelaku pariwisata; BAB III Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016

53 d. Belum keseluruhan tenaga kerja usaha pariwisata yang memiliki legaliatas dan tersertifikasi profesi; e. Belum optimalnya pendokumentasian dan inventarisasi data seni budaya; f. Belum optimalnya aktualisasi seni tradisional dan adat budaya lokal; g. Masih diperlukannya kemampuan untuk mempertahankan tingkat kunjungan wisatawan ke Jatim. Dalam rangka meningkatkan dan meminimalisir timbulnya kegagalan berbagai langkah dan upaya peningkatan Realisasi kinerja pada tahun yang akan datang, langkah-langkah strategis dan inovatif yang diambil oleh Provinsi Jawa Timur terutama oleh Dinas Kebudayan dan Pariwisata bidang Kebudayaan dan Pariwisata, adalah: a. Pemanfaatan tehnologi informasi sebagai sarana dan pengembanagn destinasi pariwisata agar dapat lebih luas dan tanpa batas memanfaatkan sebagai sarana promosi pariwisata; b. Meningkatkan promosi dalam dan luar negeri dengan fokus pada pasar potensial; c. Peningaktan advokasi terhadap pelaku usaha pariwisata menuju standarisasi usaha; d. Mendorong pelaku usaha pariwisata menuju sertifikasi profesi; e. Memfasilitasi uji kompetensi dengan Lembaga Sertifikasi Profesi LSP bagi tenaga kerja pariwisata agar mendapatkan legalitas dan sertifikasi profesi sesuai keahliannya masing-masing; f. Meningkatkan fasilitasi aktualisasi dengan menjalin kerjasama dengan kabupaten/kota; BAB III Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016

54 No. Misi Kedua Meningkatkan Pembangunan Ekonomi yang Inklusif, Mandiri, dan Berdaya Saing, Berbasis Agrobisnis/ Agroindustri dan Industrialisasi dengan Tujuan ke-11 Meningkatkan Kinerja Penanaman Modal Dalam dan Luar Negeri dan Investasi Daerah. Tabel 3.36 Perbandingan Realisasi Kinerja Tujuan XI TARGET Th (n-1) REALISASI Th (n) 1 Meningkatnya 1 Jumlah minat investasi ,26 24,09 jumlah izin PMA berdasarkan ijin prinsip dan prinsip (trilyun rupiah) realisasi PMA, 2 Jumlah minat investasi ,25 37,34 PMDN dan PMDN berdasarkan ijin investasi prinsip (trilyun rupiah) daerah 3 Jumlah nilai realisasi ,42 26,57 investasi PMA berdasarkan LKPM (trilyun rupiah) 4 Jumlah nilai realisasi ,49 46,33 investasi PMDN berdasarkan LKPM (trilyun rupiah) 5 Jumlah nilai realisasi ,63 82,14 PMDN non fasilitas (trilyun rupiah) Sumber Data: BPS NO. Tabel 3.37 Perbandingan Realisasi Kinerja s.d. Akhir Periode RPJMD TARGET AKHIR RPJMD REALISA SI Th TINGKAT KEMAJU AN 1 Meningkatnya 1 Jumlah minat 338,15 154,35 45,64 jumlah izin prinsip investasi PMA dan realisasi PMA, berdasarkan ijin PMDN dan prinsip (trilyun rupiah) investasi daerah 2 Jumlah minat 266,40 78,59 29,50 investasi PMDN berdasarkan ijin prinsip (trilyun rupiah) BAB III Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016

55 NO. TARGET AKHIR RPJMD REALISA SI Th TINGKAT KEMAJU AN 3 Jumlah nilai realisasi 230,32 58,99 25,61 investasi PMA berdasarkan LKPM (trilyun rupiah) 4 Jumlah nilai realisasi 238, ,27 investasi PMDN berdasarkan LKPM (trilyun rupiah) 5 Jumlah nilai realisasi 524,15 33,91 PMDN non fasilitas 177,77 (trilyun rupiah) Sumber Data: BPS Tabel 3.38 Perbandingan Realisasi Kinerja dengan Realisasi Nasional NO. REALISASI REALISASI KET. Th NASIONAL (+/-) 1 Meningkatnya 1 Jumlah minat 24,09 jumlah izin prinsip investasi PMA dan realisasi PMA, berdasarkan ijin PMDN dan prinsip (trilyun investasi daerah rupiah) 2 Jumlah minat 37,34 investasi PMDN berdasarkan ijin prinsip (trilyun rupiah) 3 Jumlah nilai 26,57 396,6 6,69 realisasi investasi PMA berdasarkan LKPM (trilyun rupiah) 4 Jumlah nilai 46,33 216,2 21,42 realisasi investasi PMDN berdasarkan LKPM (trilyun rupiah) 5 Jumlah nilai 82, realisasi PMDN non fasilitas (trilyun rupiah) Sumber Data: BPS BAB III Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016

56 Adapun hal-hal utama yang mempengaruhi nilai capaian ataupun realisasi kinerja investasi, antara lain: a. Masih banyaknya izin-izin lanjutan yang harus dipenuhi oleh penanam modal; b. Belum optimalnya pelayanan perijinan dan prosedur perijinan sesuai SOP di Kabupaten/Kota (Izin Lokasi, Izin Mendirikan Bangunan, HO, Izin Pemanfaatan Ruang); c. Masih banyaknya peraturan Daerah yang tidak pro Bisnis dalam pelaksanaan penanaman modal; d. Terbatasnya lahan sehingga belum seluruhnya di Kabupaten/Kota mempersiapkan kawasan industri dalam mengantisipasi masuknya perusahaan PMA/PMDN diluar kawasan dan perusahaan baru; e. Masih adanya disparitas terhadap penyebaran pelaksanaan penanaman modal di Daerah (Kabupaten/Kota); f. Belum optimalnya realisasi terkait izin prinsip yang diterbitkan oleh BKPM, Dinas Penanaman Modal Provinsi dan Kabupaten/Kota; g. Tingginya UMK/UMSK pada Ring I sedang realisasi produksinya masih dibawah target; h. Kurang memadainya kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang tersedia dan banyaknya tuntutan yang kurang normatif; i. Banyak perusahaan yang melakukan relokasi untuk menghindari UMK/UMSK yang tinggi; j. Masih banyaknya dokumen/lampiran berupa hardcopy yang diperlukan untuk persyaratan mengurus izin lanjutan. Dalam rangka meminimalisir kegagalan tersebut dan sebagai langkah peningkatan Realisasi kinerja pada tahun yang akan datang, Pemerintah Provinsi telah melakukan langkah-langkah sebagai berikut: a. Terus melakukan inovasi untuk meminimalkan izin-izin yang harus dipenuhi oleh penanam modal; b. Melakukan Koordinasi dan Pembinaan yang lebih intensif dengan instansi Pemerintah Kabupaten/Kota yang menangani Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu dalam rangka memperlancar pelaksanaan Penanaman Modal BAB III Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016

57 c. Mengusulkan pemberian insentif daerah kepada Kabupaten/ Kota dan kemudahan investasi kepada Pemerintah bersama Kabupaten/Kota d. Mendorong Pemerintah Kab/Kota dalam menyediakan lahan pembangunan di sektor Kawasan Industri; e. Meningkatkan daya saing Daerah dalam rangka menarik Penanaman Modal ke Daerah; f. Memacu para penanam modal yang telah memiliki Izin Prinsip untuk segera merealisasikan investasinya melalui pemberian fasilitasi kemudahan perizinan, pengadaan lahan usaha dan lainnya serta mediasi penyelesaian masalah yang mungkin timbul; g. Mendorong pemerataan lokasi investasi di semua wilayah Kabupaten/Kota se Jawa Timur; h. Menambah SDM yang kompeten di bidang penanaman modal dan mengikutsertakan SDM yang ada untuk mengikuti Diklat dan Workshop yang terkait dengan penanaman modal untuk meningkatkan kapasitas dan kemampuan SDM yang ada di bidang penanaman modal; i. Memperbaiki iklim investasi yang berdaya saing melalui peningkatan pelayanan dan mempromosikan peluang investasi unggulan. j. Mengusulkan pemberian insentif daerah kepada Kabupaten/ Kota dan kemudahan investasi kepada Pemerintah bersama Kabupaten/Kota. Dalam hal pencapaian kinerja Pemerintah Provinsi Jawa Timur tersebut, program/kegiatan yang menunjukkan output paling mendukung bagi pencapaian kinerja organisasi adalah Program Peningkatan Promosi dan Kerjasama Investasi dan Program Peningkatan Iklim Investasi dan Realisasi Investasi. Hal tersebut dikarenakan program/kegiatan tersebut dapat memberikan konsekuensi kepada pertumbuhan ekonomi daerah. BAB III Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016

58 12. Misi Kedua Meningkatkan Pembangunan Ekonomi yang Inklusif, Mandiri, dan Berdaya Saing, Berbasis Agrobisnis/ Agroindustri dan Industrialisasi dengan Tujuan Ke-12 Meningkatkan Ketersediaan dan Kualitas Infrastruktur untuk Mengembangkan Daya Saing Ekonomi untuk Kesejahteraan Rakyat. Tabel 3.39 Perbandingan Realisasi Kinerja Tujuan XII 5 TARGET Th (n-1) REALISASI Th (n) 1 Meningkatnya 1 Persentase jalan 88,60 89,43 88,87 kinerja pelayanan, provinsi dalam kondisi mantap fungsional (%) dan pembangunan 2 Persentase provinsi jalan yang 57,90 56,87 57,90 prasarana transportasi memenuhi persyaratan teknis jalan (%) jalan serta 3 Persentase 47,00 44,50 47,36 terwujudnya keselamatan, penyelesaian pembangunan jalan efisiensi dan efektivitas pelayanan angkutan darat, laut dan udara menuju kawasan potensial dan jalan lintas selatan 4 Persentase penyelesaian pembangunan jembatan menuju kawasan potensial dan jalan lintas selatan 5 Persentase kabupaten/ kota berpredikat Wahana Tata Nugraha 6 Indeks Kepuasan Masyarakat terhadap pelayanan Penimbangan Kendaraan Angkutan Barang 43,00 43,69 43,50 55, ,95 81,00 74,40 77,91 BAB III Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016

59 5 TARGET Th (n-1) REALISASI Th (n) 2 Meningkatnya akses 1 Persentase KK yang mendapatkan 63,96 71,24 72,06 masyarakat pelayanan air bersih terhadap (%) perumahan layak, pelayanan air 2 Persentase KK yang mendapatkan Pelayanan Air Limbah 63,97 63,38 65,31 minum dan (%) sanitasi 3 Persentase pelayanan drainase perkotaan (%) 82,12 80,07 41,61 4 Persentase Realisasi 85,48 84,14 71,97 layanan persampahan perkotaan (%) 5 Persentase rusun 49,11 26,33 39,76 3 Meningkatnya pengelolaan sumber daya air untuk memenuhi pelayanan kebutuhan air baku melalui konservasi dan pendayaguna an sumber daya air serta pengendalian daya rusak air 4 Meningkatnya infrastruktur dan ketersediaan energi terbangun 1 Persentase Luas areal layanan irigasi (ha) 2 Rasio/ kinerja jaringan irigasi 3 Rasio ketersediaan dan kebutuhan air baku 4 Persentase Penurunan luas genangan banjir 1 Rasio ketersediaan listrik 2 Persentase rumah tangga pengguna listrik 98,02 98,00 98,04 68,40 68,35 68,50 87,89 87,45 87,78 75,73 71,42 72,73 72,53 86,68 88,79 99,61 99,69 99,87 Sumber: Data Hasil Survey dan Dokumentasi Dinas PU Bina Marga, Cipta Karya dan Tata Ruang, Pengairan Tahun 2015; Data Statistik PLN Jawa Timur Tahun 2015 BAB III Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016

60 NO. Tabel 3.40 Perbandingan Realisasi Kinerja s.d. Akhir Periode RPJMD 5 6 TARGET AKHIR RPJMD REALISA SI Th TINGKAT KEMAJU AN 1 Meningkatnya 1 Persentase jalan 94,02 88,87 94,52 kinerja pelayanan, provinsi dalam kondisi dan pembangunan mantap fungsional prasarana (%) transportasi jalan 2 Persentase jalan 66,07 57,90 87,63 serta terwujudnya provinsi yang keselamatan, efisiensi dan memenuhi persyaratan teknis efektivitas jalan (%) pelayanan 3 Persentase 62,17 47,36 87,63 angkutan darat, penyelesaian laut dan udara pembangunan jalan menuju kawasan potensial dan jalan lintas selatan 4 Persentase 70,00 43,50 62,08 penyelesaian pembangunan 2 Meningkatnya akses masyarakat terhadap perumahan layak, pelayanan air minum dan sanitasi jembatan menuju kawasan potensial dan jalan lintas selatan Persentase kabupaten/ kota berpredikat Wahana Tata Nugraha Indeks Kepuasan Masyarakat terhadap pelayanan Penimbangan Kendaraan Angkutan Barang 1 Persentase KK yang mendapatkan pelayanan air bersih 2 Persentase KK yang mendapatkan Pelayanan Air Limbah 3 Persentase pelayanan drainase perkotaan 4 Persentase Realisasi layanan persampahan perkotaan ,95 77,91 129,42 96,18 66,96 72,06 107,61 68,97 65,31 94,69 84,37 41,61 49,31 88,18 71,97 81,61 BAB III Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016

61 NO. TARGET AKHIR RPJMD REALISA SI Th TINGKAT KEMAJU AN 5 Persentase rusun 63,65 39,76 62,46 terbangun 3 Meningkatnya 1 Persentase Luas ,04 98,04 pengelolaan areal layanan irigasi sumber daya air 2 Rasio/ kinerja jaringan 69,12 68,50 99,10 untuk memenuhi irigasi pelayanan 3 Rasio ketersediaan 89,82 87,78 97,72 kebutuhan air baku dan kebutuhan air melalui konservasi baku dan 4 Persentase 60,11 72, pendayagunaan Penurunan luas sumber daya air genangan banjir serta pengendalian daya rusak air 4 Meningkatnya infrastruktur ketersediaan energi dan 1 Rasio ketersediaan listrik 2 Persentase rumah tangga pengguna listrik 74,03 88, ,64 99,87 100,23 Sumber: Data Hasil Survey dan Dokumentasi Dinas PU Bina Marga, Cipta Karya dan Tata Ruang, Pengairan Tahun 2015; Data Statistik PLN Jawa Timur Tahun 2015 Tabel 3.41 Perbandingan Realisasi Kinerja dengan Realisasi Nasional NO. REALISASI REALISASI KET. Th NASIONAL (+/-) 1 Meningkatnya 1 Persentase jalan 88,87 kinerja pelayanan, provinsi dalam dan pembangunan kondisi mantap prasarana fungsional (%) transportasi jalan 2 Persentase jalan 57, serta terwujudnya provinsi yang keselamatan, memenuhi efisiensi dan persyaratan teknis efektivitas jalan (%) pelayanan angkutan darat, 3 Persentase laut dan udara penyelesaian pembangunan 47, jalan menuju kawasan potensial dan jalan lintas selatan BAB III Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016

62 NO. REALISASI REALISASI KET. Th NASIONAL (+/-) 4 Persentase penyelesaian pembangunan 43, jembatan menuju kawasan potensial dan jalan lintas selatan 5 Persentase 78,95 kabupaten/ kota berpredikat Wahana Tata Nugraha 6 Indeks Kepuasan 77,91 Masyarakat terhadap pelayanan Penimbangan Kendaraan Angkutan Barang 2 Meningkatnya 1 Persentase tingkat 72,06 akses masyarakat pelayanan air terhadap bersih (%) perumahan layak, 2 Persentase Tingkat 65,31 pelayanan air Pelayanan Air minum dan sanitasi Limbah (%) 3 4 Persentase pelayanan drainase perkotaan (%) Persentase 41,61 71,97 Realisasi layanan persampahan perkotaan (%) 5 Persentase rusun 39,76 terbangun 3 Meningkatnya 1 Persentase Luas 98,04 pengelolaan areal layanan sumber daya air irigasi untuk memenuhi 2 Rasio/ kinerja 68,50 pelayanan kebutuhan air baku 3 jaringan irigasi Rasio ketersediaan 87,78 melalui konservasi dan pendayagunaan 4 dan kebutuhan air baku Persentase 72,73 sumber daya air Penurunan luas serta pengendalian genangan banjir daya rusak air BAB III Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016

63 NO. REALISASI REALISASI KET. Th NASIONAL (+/-) 4 Meningkatnya 1 Rasio ketersediaan 88,79 infrastruktur dan listrik ketersediaan 2 Persentase rumah 99,87 energi tangga pengguna listrik Sumber: Data Hasil Survey dan Dokumentasi Dinas PU Bina Marga, Cipta Karya dan Tata Ruang, Pengairan Tahun 2015; Data Statistik PLN Jawa Timur Tahun 2015 Berdasarkan data tersebut, diketahui bahwa ada beberapa Indikator Kinerja yang mengalami keberhasilan ataupun kegagalan. Adapun hal-hal utama yang menjadi penyebab antara lain: a. Urusan Kebinamargaan, Belum tercapainya tingkat pelayanan jalan provinsi disebabkan oleh: 1. Kewenangan penyelenggaraan jalan di Jawa Timur mengalami perubahan sejak terbitnya SK Menteri PUPR no: 290/KPTS/M/2015 tentang Penetapan ruas jalan menurut statusnya sebagai jalan nasional tanggal 5 Mei 2015 dan SK Gubernur Jawa Timur No: 188/128/KPTS/013/2016 tentang Penetapan ruas ruas jalan menurut statusnya sebagai jalan provinsi tanggal 12 Februari Perubahan itu terkait adanya perubahan status beberapa ruas jalan di Jawa Timur yang berubah dari status jalan provinsi menjadi jalan nasional ataupu kabupaten/ kota dan status jalan kabupaten/ kota menjadi jalan provinsi atau jalan nasional. Kewenangan Pemerintah Provinsi Jawa Timur dalam menyelenggarakan Jalan provinsi di Jawa Timur sejak diterbitkannya SK tersebut menjadi Km. Persentase jalan provinsi dalam kondisi mantap pada tahun 2015 adalah sebesar 89,43% dan pada tahun 2016 adalah sebesar 88,87% mengalami penurunan kemantapan sebesar 0,56%. Penurunan kemantapan ini dikarenakan adanya perubahan panjang jalan provinsi yang mengalami perubahan fungsi dan status jalannya. 2. Persentase jalan provinsi yang memenuhi persyaratan teknis jalan dalam sistem jaringan jalan primer pada tahun 2015 adalah sebesar 56,87 % dan pada tahun 2016 adalah sebesar 57,90 % mengalami peningkatan sebesar BAB III Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016

64 1,03 %. Peningkatan capaian sasaran 2 tersebut dikarenakan ada peningkatan struktur dan kapasitas jalan sepanjang 27,49 km dengan lebar jalan minimal 7 meter. 3. Panjang rencana Jalan Lintas Selatan pada tahun 2016 adalah 673,872 km karena mengalami perubahan trase jalan sehingga menjadi 676,815 km, demikian juga untuk panjang jembatan dari m menjadi m. Persentase penyelesaian pembangunan jalan menuju kawasan potensial dan jalan lintas selatan pada tahun 2015 adalah sebesar 44,50 % dan pada tahun 2016 adalah sebesar 47,36 % mengalami peningkatan sebesar 2,86 %. Peningkatan capaian sasaran 3 tersebut dikarenakan ada pembangunan Jalan Lintas Selatan di ruas Bts. Kab. Lumajang Mayangan (3,2 Km) dan ruas Mayangan Puger (2,8 Km) yang didanai oleh APBN. Pemerintah provinsi pada tahun 2016 ini melaksanakan kegiatan pra konstruksi pembangunan jalan alternatif Sukorejo Batu, yaitu penyusunan DED dan direncanakan pada tahun 2017 dimulai pembebasan lahannya. b. Urusan Perhubungan, Jawa Timur merupakan Provinsi pertama di Indonesia yang menerima Wahana Tata Nugraha Wiratama Kencana, penghargaan ini diberikan kepada provinsi yang telah lima kali berturut turut memperoleh penghargaan Wahana Tata Nugraha (WTN) Wiratama. Penghargaan WTN adalah penghargaan yang diberikan Presiden Republik Indonesia kepada Pemerintah Provinsi dan Kabupaten /Kota sebagai perwujudan pembinaan pemerintah dalam menata transportasi perkotaan yang selamat, tertib, lancar, efisien, handal dan berkelanjutan. Penilaian dilakukan atas kategori kota metropolitan, kota besar, kota sedang, dan kota kecil. Aspek penataan transportasi yang berkelanjutan, dan berbasis kepentingan publik dan ramah lingkungan mendapat pertimbangan terbesar dalam penilaiannya. Disamping kemampuan daerah dan peran serta masyarakatnya dalam meningkatkan penyelenggaraan kinerja sistem transportasi perkotaan. c. Kurang tercapainya Indikator Indeks Kepuasan Masyarakat terhadap pelayanan Penimbangan Kendaraan Angkutan Barang sesuai target yang ditetapkan karena penyusunan IKM pada tahun sebelumnya menggunakan dasar Peraturan BAB III Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016

65 Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 38 Tahun 2012 tentang Pedoman Penilaian Kinerja Unit Pelayanan Publik yang didalamnya terdapat 14 (Empat belas), sedangkan pada pengukuran IKM di tahun 2015 terjadi perubahan dasar variabel dengan diterbitkannya Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 16 Tahun 2014 Tentang Pedoman Survei Kepuasan Masyarakat Terhadap Penyelenggaraan Pelayanan Publik, dengan 9 (sembilan) unsur variabel penilaian, pada tahun 2015 maklumat pelayanan terkait layanan Penimbangan Kendaraan Angkutan Barang belum dipublikasikan, sehingga berpengaruh terhadap variabel penilaian Indeks Kepuasan Masyarakat. Maklumat pelayanan dimaksud merupakan bentuk komitmen yang memberikan hak kepada masyarakat pengguna layanan untuk mendapatkan akses pelayanan publik yang sesuai dengan harapan dan kebutuhannya, kepastian biaya dan waktu penyelesaian, pengaduan dan melakukan pengawasan. d. Urusan Cipta Karya, rendahnya peningkatan pelayanan air bersih di perkotaan dan perdesaan serta khususnya untuk penduduk miskin dan daerah kekeringan. e. Rendahnya kualitas manajemen pengelolaan air minum yang dilakukan oleh PDAM, termasuk terjadinya stagnasi dalam penurunan tingkat kebocoran air (teknis maupun non teknis) dan permasalahan tarif air minum yang belum dapat menutupi biaya produksi air. Pelayanan air bersih non perpipaan (sebagian besar di perdesaan) belum teridentifikasi secara kuantitatif maupun kualitatif berdasarkan kondisi air yang dikonsumsi secara mandiri f. Masih terbatasnya pelayanan pengolahan sistem air limbah terpusat (sewage system) di perkotaan dan belum memadainya pelayanan sanitasi yang hal itu akan dapat memberikan kontribusi pencemaran terhadap air permukaan dan air tanah serta pengolahan lumpur tinja belum efektif karena masih rendahnya pemanfaatan sarana IPLT yang sudah terbangun. g. Tidak berfungsinya saluran drainase sebagai pematus air hujan, hal ini disebabkan antara lain karena masyarakat membuang sampah ke saluran drainase, akibat dari rendahnya penegakan hukum khususnya dalam perambahan badan air termasuk saluran drainase di kawasan perkotaan. BAB III Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016

66 h. Terbatasnya akses Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) dalam memenuhi kebutuhan perumahan yang layak. i. Menurunnya kualitas lingkungan permukiman dan meningkatnya luasan kawasan kumuh yang didukung dengan belum memadainya prasarana dan sarana dasar lingkungan perumahan dan permukiman. j. Lemahnya pengawasan dan pengendalian alih fungsi lahan untuk pembangunan perumahan dan permukiman. k. Urusan Pengairan, pada Indikator Kinerja Persentase Ketersediaan dan Kebutuhan Air Baku terdapat kendala pembebasan tanah dan masalah sosial untuk pembangunan tampungan air skala kecil/embung geomembran. Masalah pembebasan tanah dikarenakan status tanah milik perorangan bukan Tanah Kas Desa (TKD), sedangkan masalah sosial diantaranya adanya pergantian Kepala Desa. l. Pada Indikator Kinerja Persentase Ketersediaan dan Kebutuhan Air Baku juga terdapat kendala pengisian tampungan air skala besar/waduk. Waduk Nipah dan Waduk Bajulmati yang ditargetkan dapat tergenangi Tahun 2015 belum dapat digenangi dikarenakan sebagian masyarakat di daerah genangan menolak tanahnya untuk dibebaskan. Dengan menurunkan elevasi sehingga memperkecil luas genangan, pada awal Tahun 2016 Waduk Nipah sudah dapat digenangi dengan kapasitas 3 juta m 3. m. Pada Indikator Kinerja Persentase Luas Tanam di Sawah yang Terpenuhi Kebutuhan Airnya, Persentase Debit Air Rata-Rata pada Musim Tanam III (Musim Kemarau II) di Daerah Irigasi Utama dan Persentase Kinerja Jaringan Irigasi terdapat kendala peningkatan alih fungsi lahan dari lahan basah menjadi lahan industri/perumahan. n. Pada Indikator Kinerja Persentase Penurunan Luas Genangan Banjir terdapat kendala luasnya penanganan ruas sungai kewenangan Provinsi sejumlah 372 ruas sungai pada orde 1. o. Kapasitas listrik, terpasang di Jawa Timur pada tahun 2015 adalah sebesar ,00 MWh, sedangkan sisi kebutuhan listrik di Jawa Timur sebesar BAB III Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016

67 MWh dengan demikian rasio ketersediaan listrik adalah 201%. Artinya pasokan lebih besar daripada kebutuhan, ini menandakan bahwa potensi pertumbuhan ekonomi di Jawa Timur cukup besar, disamping itu ada beberapa perusahaan menggunakan listrik sendiri. Adapun total kapasitas terpasang nasional termasuk sewa dan IPP adalah ,58 MW sedangkan beban puncak mencapai ,15 MW. Rasio Ketersediaan daya listrik nasional sebesar 1,55. Sehingga Ratio Ketersediaan Listrik Jawa Timur lebih tinggi dibandingkan dengan nasional. Jawa Timur adalah daerah yang mengalami industrialisasi sehingga mengalami pertumbuhan ekonomi cukup tinggi akan selalu membutuhkan energi (listrik) yang tinggi maka Jawa Timur mendorong pihak swasta untuk mengembangkan penyediaan energi listrik baik yang bersumber dari energi fosil maupun energi terbarukan. p. Persentase Rumah Tangga Pengguna Listrik (PLN dan Non PLN) dari hasil Susenas di Jawa Timur untuk Tahun 2015 sebesar 99,69 %. Sisanya adalah sebesar 0,31% rumah tangga di Jawa Timur yang belum mendapatkan penerangan dari listrik. Hal ini disebabkan oleh luasnya cakupan wilayah dan distribusi penduduk yang tidak merata. Penduduk yang belum menikmati listrik kebanyakan di daerah kepulauan dan daerah terpencil. Secara nasional Persentase Rumah Tangga Pengguna Listrik (PLN dan Non PLN) sebesar 97,01%. Sehingga capaian Jawa Timur lebih tinggi dibanding nasional. Dalam rangka meningkatkan persentase rumah tangga pengguna listrik, pemerintah Jawa Timur membuat program penyediaan energi listrik dengan memanfaatkan sumber energi setempat seperti pembangunan PLTS dan PLTMH di daerah terpencil/kepulauan dan penyediaan Listrik bagi rumah tangga tidak mampu dengan memberi bantuan Sambungan Listrik / Instalasi Listrik di daerah yang terdapat jaringan distribusi listrik PLN. Dalam rangka meminimalisir kegagalan tersebut dan sebagai langkah peningkatan realisasi kinerja pada tahun yang akan datang, Pemerintah Provinsi telah melakukan langkah-langkah sebagai berikut: BAB III Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016

68 a. Tingkat capaian tahun 2016 ini masih memerlukan adanya peningkatan kinerja terutama perencanaan program penyelenggaraan jalan, proses pengadaan, pelaksanaan serta pengawasan jasa konstruksi maupun konsultansi; b. Melakukan koordinasi yang intensif dalam mendukung isu - isu strategis yang ada di daerah. c. Peran serta seluruh stakeholder dalam upaya mencapai sasaran pembangunan air bersih di perkotaan dan perdesaan serta menciptakan iklim yang kondusif bagi dunia usaha (swasta) untuk berperan serta dalam meningkatkan pelayanan air bersih untuk masyarakat. d. Mendorong terbentuknya regionalisasi pengelolaan air bersih sebagai upaya meningkatkan efisiensi pelayanan dan efisiensi pemanfaatan sumber daya alam (air baku). e. Meningkatkan kinerja pengelola air minum melalui restrukturisasi kelembagaan dan meningkatkan kualitas SDM pengelola pelayanan air bersih. f. Peran serta seluruh stakeholder dalam upaya mencapai sasaran pembangunan air limbah yang layak di perkotaan dan perdesaan serta menciptakan iklim yang kondusif bagi dunia usaha (swasta) untuk berperan serta dalam meningkatkan pelayanan air limbah yang layak untuk masyarakat g. Melaksanakan kerjasama antar instansi terkait maupun antar pemerintah daerah dalam penanganan drainase khususnya pengurangan luas daerah genangan atau banjir. h. Peningkatan pemenuhan rumah layak huni bagi seluruh masyarakat khususnya MBR i. Pembangunan waduk/tampungan air skala besar dan kecil, normalisasi waduk/rehabilitasi infrastruktur sumber daya air yang sudah ada. j. Efisiensi penggunaan air irigasi melalui operasi dan pemeliharaan, rehabilitasi jaringan irigasi dan pemberdayaan masyarakat/hippa. k. Pembenahan/pemeliharaan jaringan irigasi dan infrastruktur sumber daya air yang sudah ada. l. Penerapan pola tanam dan alokasi air secara ketat. m. Melakukan revitalisasi lahan tidur BAB III Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016

69 n. Perbaikan darurat kerusakan infrastruktur akibat bencana banjir. o. Melakukan survei potensi energi di daerah terpencil/kepulauan untuk penyediaan energi listrik dan menginventarisasi rumah tangga belum berlistrik bagi seluruh kabupaten/kota se Jawa Timur. p. Pengawasan terhadap pemanfaatan energi listrik di Jawa Timur dalam rangka konservasi energi listrik untuk menjamin kesinambungan pemanfaatan energi listrik. BAB III Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016

70 13. Misi Ketiga Meningkatkan pembangunan yang berkelanjutan dan penataan ruang dengan Tujuan ke-13 Meningkatkan Kualitas Lingkungan Hidup dan Pemeliharaan Kelestariannya. No. Tabel 3.42 Perbandingan Realisasi Kinerja Tujuan XIII TARGET REALISASI Th (n-1) Th Meningkatnya 1. Luas konservasi , kawasan kawasan hutan (ha) hutan yang dikonservasi 2. Meningkatnya 1. Jumlah titik sumber sumber mata mata air yang air terkonservasi terkonservasi 3. Meningkatnya 1. Persentase titik pantau 33,00 4,35 39,00 kualitas lingkungan hidup melalui upaya pengendalian sumbersumber pencemaran terutama sumber daya air, DAS dan wilayah dengan kualitas air peningkatan pesisir serta laut 4. Menurunnya emisi Gas Rumah Kaca (GRK) 1. Penurunan emisi Gas Rumah Kaca (juta ton eq CO 2 ) 4,00 4,48 4,29 Sumber: Dokumen Laporan Dinas Pengairan, Dinas Kehutanan dan Laporan SLHD BLH Tahun 2016 BAB III Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016

71 NO. Tabel 3.43 Perbandingan Realisasi Kinerja s.d. Akhir Periode RPJMD TARGET AKHIR RPJMD REALISA SI Th TINGKAT KEMAJU AN 1. Meningkatnya 1. Luas konservasi ,97 kawasan hutan kawasan hutan (ha) yang dikonservasi 2. Meningkatnya 1. Jumlah titik sumber sumber mata air mata air yang terkonservasi terkonservasi 3. Meningkatnya kualitas lingkungan 1. Persentase pantau titik dengan 36,00 39,00 108,33 hidup melalui peningkatan kualitas upaya air pengendalian sumber-sumber pencemaran terutama sumber daya air, DAS dan wilayah pesisir serta laut 4. Menurunnya emisi Gas Rumah Kaca (GRK) 1. Penurunan emisi Gas Rumah Kaca (juta ton eq CO 2 ) 20 4,29 21,45 Sumber: Dokumen Laporan Dinas Pengairan, Dinas Kehutanan dan Laporan SLHD BLH Tahun 2016 Tabel 3.44 Perbandingan Realisasi Kinerja dengan Realisasi Nasional NO. REALISASI REALISASI KET. Th NASIONAL (+/-) 1. Meningkatnya 1. Luas konservasi kawasan hutan kawasan hutan yang dikonservasi (ha) 2. Meningkatnya 1. Jumlah titik sumber 6,00 sumber mata air mata air yang terkonservasi terkonservasi 3. Meningkatnya 1. Persentase titik 39,00 kualitas lingkungan hidup melalui upaya pengendalian pantau peningkatan kualitas air dengan BAB III Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016

72 NO. REALISASI REALISASI KET. Th NASIONAL (+/-) sumber-sumber pencemaran terutama sumber daya air, DAS dan wilayah pesisir serta laut 4. Menurunnya emisi Gas Rumah Kaca (GRK) 1. Penurunan emisi Gas Rumah Kaca (juta ton eq CO 2 ) 4,29 Sumber: Dokumen Laporan Dinas Pengairan, Dinas Kehutanan dan Laporan SLHD BLH Tahun 2016 Adapun hal-hal utama yang menjadi penyebab keberhasilan dan kegagalan tercapainya target Indikator Kinerja adalah: a. Capaian kinerja indikator luas konservasi kawasan hutan sebesar 103,26%. Realisasi indikator luas kawasan hutan yang dikonservasi Tahun 2016 seluas Ha melampaui target yang ditetapkan seluas Ha. Luas kawasan hutan yang dikonservasi pada Tahun 2015 sebesar ,40 Ha dan pada Tahun 2016 sebesar Ha (mengalami penurunan). Konservasi kawasan hutan dilaksanakan berdasarkan luas lahan hutan yang mengalami penurunan fungsi/terdegradasi yang umumnya disebabkan oleh kebakaran hutan, pencurian kayu dll. Pada Tahun 2014 terjadi kebakaran hutan yang cukup besar seluas ,7 Ha di kawasan hutan Jawa Timur sehingga pada Tahun 2015 dibutuhkan konservasi lahan hutan seluas ,40 Ha untuk meningkatkan fungsi lahan hutan akibat kebakaran, pencurian kayu dll. Kebakaran hutan pada Tahun 2015 seluas Ha mengalami penurunan dibanding angka kebakaran hutan Tahun 2014, sehingga luas lahan hutan yang dikonservasi pada Tahun 2016 seluas Ha mengalami penurunan dibanding angka konservasi lahan hutan Tahun 2015; b. Jumlah titik sumber mata air yang terkonservasi. Meningkatnya peran serta/partisipasi masyarakat setempat didalam pengelolaan dan pelestarian Sumber Daya Alam (SDA). Meningkatnya partisipasi masyarakat tersebut BAB III Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016

73 merupakan indikator berhasilnya kegiatan sosialisasi yang telah dilakukan oleh Badan Lingkungan Hidup yang ditujukan kepada masyarakat setempat sebagai pemanfaat SDA. Materi sosialisasi yang sering disampaikan kepada masyarakat diantaranya adalah memberikan pemahaman kepada masyarakat bahwa tanggung jawab pengelolaan lingkungan bukan hanya menjadi tanggungjawab pemerintah tetapi merupakan tanggungjawab seluruh lapisan masyarakat; c. Persentase titik pantau dengan peningkatan kualitas air, terjadinya musim kemarau yang sangat panjang selama tahun 2015, yang menyebabkan debit air sungai menurun, sementara debit air limbah dari industri maupun kegiatan domestik tetap; d. Belum terkontrolnya buangan air limbah hasil kegiatan domestik karena sampai sekarang belum ada pengolahan limbah domestik yang terpusat sebelum limbah tersebut dibuang kedalam badan air/ sungai; e. Masih rendahnya anggaran yang dialokasikan untuk kegiatan pengendalian pencemaran di seluruh DAS yang ada di Jawa Timur; f. Penurunan emisi Gas Rumah Kaca (juta ton eq CO 2 ), Program/kegiatan yang telah dilakukan Pemerintah Provinsi jawa Timur melalui instansi-instansi terkait untuk memenuhi target penurunan GRK pada taun 2015 cukup berhasil. Namun di samping keberhasilan pencapaian target penurunan GRK masih ada beberapa permasalahan yang harus dicarikan solusinya, di antara permasalahan tersebut adalah bahwa aksi mitigasi telah banyak dilakukan di daerah tetapi tidak tercatat secara detail setiap aktifitas yang dilakukan, sehingga jumlah data yang diperoleh sangat sedikit sehingga menyebabkan banyak dilakukan asumsiasumsi dalam perhitungan emisi. Adapun solusi yang bisa dilakukan adalah: Peningkatan kapasitas perhitungan emisi GRK sehingga meningkatkan jumlah dan kualitas data aktivitas yang diperlukan dalam perhitungan emisi GRK. Dalam rangka meminimalisir kegagalan tersebut dan sebagai langkah peningkatan realisasi kinerja pada tahun yang akan datang, Pemerintah Provinsi Jawa Timur melalui Dinas Kehutanan dan Badan Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Timur akan melakukan langkah-langkah sebagai berikut: BAB III Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016

74 a. Memperbaiki metode penanaman sesuai dengan kondisi medan lapangan; b. Melakukan koordinasi dan kerjasama lintas daerah serta lintas sektoral dalam pengelolaan sumber daya air agar lebih terintegrasi dan lebih baik sehingga program/kegiatan yang dilakukan akan lebih efektif dan mampu menghemat anggaran (efisiensi anggaran). c. Lebih mengintensifkan kegiatan sosialisasi yang ditujukan terhadap seluruh lapisan masyarakat terutama mereka yang berinteraksi dan pemanfaat langsung sumber daya air yang bertujuan untuk meningkatkan pemahaman mereka mengenai pentingnya pelestarian sumber daya alam (air) demi keberlangsungan kehidupan, tujuan dari kegiatan sosialisasi ini adalah untuk meningkatkan pemahaman dan kesadaran masyarakat sehingga turut berperan serta/ partisipasi dalam menjaga dan mengelola sumber daya alam (air), memberikan pemahaman kepada seluruh lapisan masyarakat bahwa kewajiban/ tanggung jawab untuk menjaga dan mengelola sumber daya alam (air) merupakan tanggung jawab bersama bukan hanya tanggung jawab pemerintah semata seperti persepsi yang berkembang selama ini. Dengan demikian kerja pemerintah dalam melestarikan dan mengelola sumber daya alam ini menjadi lebih ringan dan lebih efektif serta efisien. BAB III Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016

75 14. Misi Ketiga Meningkatkan pembangunan yang berkelanjutan dan penataan No. ruang dengan Tujuan ke-14 Meningkatkan Penataan Ruang Wilayah Provinsi yang Berkelanjutan. Tabel 3.45 Perbandingan Realisasi Kinerja Tujuan XIV TARGET Th (n-1) REALISASI Th (n) 1. Terwujudnya 1. Persentase RTR 69,23 53,58 70,27 perumusan Kawasan Strategis dan pelaksanaan 2. Provinsi yang tersusun Jumlah rencana rinci tata kebijakan bidang 3. ruang Kabupaten/ Kota Persentase ketersediaan ,63 penataan petunjuk pelaksanaan ruang pemanfaatan tata ruang 4. Persentase kasus mediasi pemanfaatan ruang yang tidak sesuai dengan Rencana Tata Ruang Sumber: Dokumen NSPK Prov. Jatim Tahun 2016 NO. Tabel 3.46 Perbandingan Realisasi Kinerja s.d. Akhir Periode RPJMD TARGET AKHIR RPJMD REALISA SI Th TINGKAT KEMAJU AN 1. Terwujudnya 1. Persentase RTR ,27 70,27 perumusan dan Kawasan Strategis pelaksanaan kebijakan 2. Provinsi yang tersusun Jumlah rencana rinci tata ,5 bidang penataan ruang 3. ruang Kabupaten/ Kota Persentase ketersediaan ,63 63,63 petunjuk pelaksanaan pemanfaatan tata ruang 4. Persentase kasus ,33 mediasi pemanfaatan ruang yang tidak sesuai dengan Rencana Tata Ruang Sumber: Dokumen NSPK Prov. Jatim Tahun 2016 BAB III Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016

76 Tabel 3.47 Perbandingan Realisasi Kinerja dengan Realisasi Nasional NO. REALISASI REALISASI KET. Th NASIONAL (+/-) 1. Terwujudnya 1. Persentase RTR 70,27 n/a n/a perumusan dan Kawasan Strategis pelaksanaan Provinsi yang kebijakan bidang tersusun penataan ruang 2. Jumlah rencana 15 n/a n/a rinci tata ruang Kabupaten/ Kota 3. Persentase ketersediaan petunjuk pelaksanaan 63,63 n/a n/a pemanfaatan tata ruang 4. Persentase kasus mediasi pemanfaatan ruang yang tidak sesuai 100 n/a n/a dengan Rencana Tata Ruang Sumber: Dokumen NSPK Prov. Jatim Tahun 2016 Pada tahun 2016 Dinas PU Cipta Karya dan Tata Ruang mengajukan 5 persetujuan substansi RTR Kawasan Strategis Provinsi dalam rangka penetapan Perda RTR KSP yaitu: 1. Agropolitan Regional Bromo-Tengger-Semeru; 2. Kaki Jembatan Suramadu Sisi Surabaya (KKJSS), Kaki Jembatan Suramadu Sisi Madura (KKJSM), dan Kawasan Ekonomi Unggulan (KEU) Tanjung Bulu Pandan; 3. Agroindustri Gresik Lamongan (Gelang); 4. Segitiga Emas Unggulan Kab. Tuban Kab. Bojonegoro Kab. Lamongan; 5. Agropolitan Madura. Semua kelengkapan dan persyaratan teknis telah terpenuhi, namun untuk mendapatkan persetujuan substansi RTR KSP memerlukan waktu yang cukup lama karena beberapa kendala diantaranya Direktur Jenderal Tata Ruang dalam proses Persetujuan Substansi memberikan persyaratan tambahan berupa Status BAB III Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016

77 Kepemilikan Lahan, untuk menghindari konflik yang timbul setelah peraturan /perda ditetapkan (Nomor Surat 530/200/V/2016, tanggal 6 Juni 2016). Selain itu munculnya peraturan pemerintah No. 46 Tahun 2016 tentang Tata Cara Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis yang mewajibkan adanya persyaratan tambahan berupa validasi terhadap dokumen Kajian Lingkungan Hidup Strategis. Sebagai upaya optimalisasi kinerja, pada tanggal 23 November 2016 dilaksanakan upaya sinkronisasi melalui overlay peta bidang BPN dengan peta Rencana Pola Ruang KSP, yang kemudian dikoordinasikan dengan masing-masing Kabupaten di lokasi perencanaan KSP. Selain itu, telah dilaksanakan konsultasi KLHS kepada Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan yang telah ditanggapi dengan surat pada Tanggal 6 September 2016, dengan Nomor: S.165/PDLKWS/PKLHWS/PLA.3/9/2016. Sehingga diharapkan pada tahun yang akan datang 5 RTR KSP tersebut telah mendapatkan persetujuan substansi. BAB III Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016

78 15. Misi Keempat Meningkatkan Reformasi Birokrasi dan Pelayanan Publik dengan Tujuan ke-15 Meningkatkan Tata Kelola Pemerintahan yang Baik (Good Governance) dan Bersih (Clean Government) serta Profesionalisme Pelayanan Publik No. Tabel 3.48 Perbandingan Realisasi Kinerja Tujuan XV TARGET BAB III Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016 REALISASI Th (n-1) 1. Meningkatnya kualitas kelembagaan dan kapabilitas penyelenggaraan pemerintah daerah dalam upaya meningkatkan pelayanan publik 2. Meningkatnya transparansi dan akuntabilitas penyelenggaraan pemerintah daerah 3. Meningkatnya kualitas perencanaan, penganggaran, dan pengendalian program serta kegiatan pembangunan 4. Meningkatnya peran DPRD sesuai dengan fungsinya 5. Meningkatnya kualitas pengelolaan keuangan dan aset daerah 6. Meningkatnya pengelolaan arsip pemerintah daerah yang tertib, rapi dan handal serta ketersediaan dokumen statistik yang terpercaya dan berkualitas 1. Jumlah SKPD provinsi yang melakasanakan Sistem Pengendalian Internal Pemerintah (SPIP) Th (n) Hasil EKPPD ST ST ST 3. Penilaian SAKIP A A A* 4. Jumlah raperda inisiatif dewan Opini BPK WTP WTP WTP* 6. Persentase SKPD yang menerapkan standarisasi pengelolaan arsip sesuai ketentuan 20 20,41 20,41

79 No. TARGET REALISASI Th (n-1) 7. Mewujudkan sistem penanggulangan bencana untuk meningkatkan ketangguhan masyarakat dalam menghadapi bencana 7. Tertangani korban bencana secara cepat dan tepat sasaran (%) Th (n) * hasil Opini BPK Tahun 2015 belum keluar Sumber:Data Dokumentasi Inspektorat Tahun 2016; Hasil EKPPD Kemendagri Tahun 2016; LHE KemenPANRB Tahun 2016, Hasil Opini BPK-RI, Dokumentasi Baperpus dan BPBD. NO. Tabel 3.49 Perbandingan Realisasi Kinerja s.d. Akhir Periode RPJMD TARGET AKHIR RPJMD REALISASI Th TINGKAT KEMAJU AN 1 Meningkatnya kualitas 1 Jumlah provinsi SKPD yang ,43 kelembagaan dan kapabilitas penyeleng-garaan pemerintah daerah melakasanakan Sistem Pengendalian Internal Pemerintah dalam upaya (SPIP) meningkatkan pelayanan publik 2 Meningkatnya transparansi dan akuntabilitas penyelenggaraan pemerintah daerah 3 Meningkatnya kualitas perencanaan, penganggaran, dan pengendalian program serta kegiatan pembangunan 4 Meningkatnya peran DPRD sesuai dengan fungsinya 1 Hasil EKPPD ST ST TERCAPAI 1 Penilaian SAKIP A A TERCAPAI 1 Jumlah raperda inisiatif dewan ,83 BAB III Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016

80 NO. TARGET AKHIR RPJMD REALISASI Th TINGKAT KEMAJU AN 5 Meningkatnya kualitas pengelolaan keuangan dan aset daerah 1 Opini BPK WTP WTP* TERCAPAI 6 Meningkatnya pengelolaan arsip pemerintah daerah yang tertib, rapi dan handal serta ketersediaan dokumen statistik yang terpercaya dan berkualitas 7 Mewujudkan sistem penanggulangan bencana untuk meningkatkan ketangguhan masyarakat dalam menghadapi bencana 1 Persentase SKPD yang menerapkan standarisasi pengelolaan arsip sesuai ketentuan 1 Tertangani korban bencana secara cepat dan tepat sasaran (%) ,41 20, * hasil Opini BPK Tahun 2016 belum dikeluarkan oleh BPK-RI Sumber:Data Dokumentasi Inspektorat Tahun 2016; Hasil EKPPD Kemendagri Tahun 2016; LHE KemenPANRB Tahun 2016, Hasil Opini BPK-RI, Dokumentasi Baperpus dan BPBD. Tabel 3.50 Perbandingan Realisasi Kinerja dengan Realisasi Nasional NO. INDIKATOR REALISASI REALISASI KET. KINERJA Th NASIONAL (+/-) 1 Meningkatnya 1 Jumlah SKPD 99 n/a n/a kualitas kelembagaan provinsi yang dan kapabilitas melakasanakan penyeleng-garaan Sistem pemerintah daerah Pengendalian dalam upaya Internal meningkatkan Pemerintah pelayanan publik (SPIP) BAB III Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016

81 NO. INDIKATOR REALISASI REALISASI KET. KINERJA Th NASIONAL (+/-) 2 Meningkatnya 1 Hasil EKPPD ST n/a n/a transparansi dan akuntabilitas penyelenggaraan pemerintah daerah 3 Meningkatnya kualitas perencanaan, 1 Penilaian SAKIP A* n/a n/a penganggaran, dan pengendalian program serta kegiatan pembangunan 4 Meningkatnya peran 1 Jumlah raperda 10 n/a n/a DPRD sesuai dengan fungsinya inisiatif dewan 5 Meningkatnya kualitas pengelolaan keuangan dan aset daerah 1 Opini BPK WTP n/a n/a 6 Meningkatnya pengelolaan arsip pemerintah daerah yang tertib, rapi dan handal serta ketersediaan dokumen statistik yang terpercaya dan berkualitas 7 Mewujudkan sistem penanggulangan bencana untuk meningkatkan ketangguhan masyarakat dalam menghadapi bencana 1 Persentase SKPD yang menerapkan standarisasi pengelolaan arsip sesuai ketentuan 1 Tertangani korban bencana secara cepat dan tepat sasaran 20,41 n/a n/a 100 n/a n/a * hasil Opini BPK Tahun 2016 belum keluar Sumber:Data Dokumentasi Inspektorat Tahun 2016; Hasil EKPPD Kemendagri Tahun 2016; LHE KemenPANRB Tahun 2016, Hasil Opini BPK-RI, Dokumentasi Baperpus dan BPBD. Berdasarkan data tersebut, diketahui bahwa ada beberapa Indikator Kinerja yang mengalami keberhasilan ataupun kegagalan. Adapun hal-hal utama yang menjadi penyebab antara lain: BAB III Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016

82 a. Pelaksanaan Sistim Pengendalian Intern Pemerintah Daerah pada Pemerintah Provinsi Jawa Timur masih belum maksimal, hal ini disebabkan karena masih disusunnya Peraturan Gubernur Jawa Timur terkait Petunjuk Pelaksanaan dan Petunjuk Teknis Sistim Pengendalian Intern Pemerintah Daerah. Sebagai perwujudan pelaksanaan pengendalian intern, dalam pemeriksaan reguler yang dilakukan oleh auditor Inspektorat dilakukan juga pengendalian SPI, yang bertujuan pembinaan dan perbaikan serta pengawasan melekat, diharapkan bahwa pelaksanaan SPI dapat dilakukan oleh masing masing Organisasi Perangkat Daerah sebagai pembinaan awal; b. Perolehan predikat SAKIP Provinsi Jawa Timur merupakan hasil kerja sama Tim SAKIP yang telah dibentuk oleh Pemerintah Provinsi Jawa Timur yang terdiri dari unsur Bappeda, Inspektorat, BPKAD dan Biro Organisasi. Keberadaan Tim SAKIP tersebut mampu mendorong seluruh Perangkat Daerah untuk menyajikan akuntabilitas kinerja yang semakin baik dari tahun ke tahun. Adapun masyarakat bisa mengakses untuk mengetahui gambaran singkat dari akuntabilitas kinerja Pemerintah Provinsi Jawa Timur; c. Pengelolaan aset daerah yang belum tertib (sertifikasi aset tanah, pengelolaan kendaraan dinas dan pencatatan ke dalam buku inventaris) dan adanya pengadaan barang dan jasa yang kurang sesuai dengan spesifikasi dan tidak sesuai ketentuan serta masih dijumpai laporan pertanggungjawaban penggunaan APBD yang kurang tertib; d. Bidang Kearsipan masih dianggap kurang penting oleh beberapa Perangkat Daerah, sehingga banyak arsip PD yang tidak diperhatikan penanganannya dan kurangnya jumlah Jabatan Fungsional Arsiparis sehingga banyak PD yang belum mendapatkan bimbingan secara intensif oleh fungsional arsiparis serta adanya keterbatasan sarana dan prasarana penyimpanan arsip (depo arsip) dimana masih belum memenuhi standar; e. Masih terdapat beberapa Kabupaten/Kota yang belum membentuk kelembagaan Penanggulangan Bencana sehingga upaya pengembangan desa tangguh bencana di daerah rawan bencana juga belum optimal. BAB III Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016

83 Sebagai langkah peningkatan realisasi kinerja pada tahun yang akan datang, Pemerintah Provinsi telah melakukan langkah-langkah sebagai berikut: a. Melaksanakan Implementasi System Development Life Cycle (Pengembangan Sistem Aplikasi berkelanjutan) dalam pengelolaan teknologi informasi, antara lain sosialisasi Peraturan Gubernur Jawa Timur No. 93 Tahun 2014 tentang Kebijakan Akuntansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur, No. 96 Tahun 2014 tentang Bagan Akun Standar, No. 97 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Timur dan Bimbingan Teknis Aplikasi Sistem Akuntansi Berbasis Akrual (SIBAKU) yang dikawal oleh BPKAD Provinsi Jawa Timur. b. Pemerintah Provinsi Jawa Timur pada Tahun 2017 akan menjalankan system data tunggal dan akan mengintegrasikan keseluruhan aplikasi yang telah ada, baik dari sisi perencanaan kinerja maupun keuangan. Selain itu pada tahun 2017 juga akan melaksanakan penguatan kepada masing-masing Kabupaten/Kota melalui penguatan evaluator SAKIP; c. Memberikan sosialisasi dan penilaian tentang kearsipan bagi SKPD di lingkungan Pemerintah Provinsi Jawa Timur dan menambah jumlah SDM Jabatan Fungsional Arsiparis baik melalui diklat fungsional arsiparis bagi pegawai maupun melalui penambahan pegawai untuk formasi arsiparis serta membangun depo arsip yang sesuai dengan standar dari ANRI; d. Melaksanakan deseminasi atau sosialisasi pengembangan desa tangguh bencana kepada aparatur dan tokoh masyarakat arti pentingnya desa tangguh di daerah rawan bencana agar masyarakat di daerah rawan bencana tanggap & tangguh menghadapi bencana yang secara otomatis korban harta bencana dan jiwa dapat diminimalisir serta meningkatkan SDM aparatur dalam penanganan bencana (pelatihan gladi posko, manajemen logistik, pemasangan tenda). Koordinasi lintas sektoral di intensifkan antara BPBD, SAR, TNI / POLRI dan lembaga teknis lain untuk penanganan bencana; BAB III Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016

84 16. Misi Kelima Meningkatkan Kualitas Kesalehan Sosial dan Harmoni Sosial No. dengan Tujuan ke-16 Meningkatkan Kualitas Kehidupan Beragama dan Kerukunan Antar Umat Beragama. Tabel 3.51 Perbandingan Realisasi Kinerja Tujuan XVI TARGET REALISASI Th (n-1) Th (n) 1 Meningkatnya fasilitas layanan keagamaan 2 Meningkatnya komunikasi antarumat beragama Sumber: BPS dan Laporan Tim FKUB NO. 1 Rasio tempat ibadah per satuan penduduk 2 Persentase kerusuhan bermotif SARA yang ditangani 5,46 3,96 4, Tabel 3.52 Perbandingan Realisasi Kinerja s.d. Akhir Periode RPJMD TARGET AKHIR RPJMD REALISA SI Th TINGKAT KEMAJU AN 1. Meningkatnya 1. Rasio tempat ibadah 5,63 4,11 73,00 fasilitas layanan per satuan penduduk keagamaan 2. Meningkatnya 2. Persentase komunikasi antarumat kerusuhan bermotif beragama SARA yang ditangani Sumber: BPS dan Laporan Tim FKUB Tabel 3.53 Perbandingan Realisasi Kinerja dengan Realisasi Nasional NO. REALISASI REALISASI KET. Th NASIONAL (+/-) 1. Meningkatnya 1. Rasio tempat 4,11 n/a n/a fasilitas layanan ibadah per satuan keagamaan penduduk 2. Meningkatnya 2. Persentase 100 n/a n/a komunikasi antarumat kerusuhan bermotif beragama SARA yang ditangani Sumber: BPS dan Laporan Tim FKUB BAB III Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016

85 Berdasarkan data tersebut, diketahui bahwa ada beberapa Indikator Kinerja yang mengalami kegagalan. Adapun hal-hal utama yang menjadi penyebabnya adalah kurang optimalnya peran unsur-unsur dalam masyarakat untuk mengurangi konflik SARA. Akan tetapi apabila dilihat dari capaian tahun sebelumnya, angka konflik SARA mengalami penurunan, hal itu berhubungan dengan peran dan sinergitas dari lintas sektoral terkait dengan keagamaan mampu menciptakan situasi dan kondisi yang kondusif melalui tindakan deteksi dini dan cegah dini terhadap permasalahan di masyarakat agar tidak berkembang menjadi konflik yang berkepanjangan dan sulit diselesaikan. Dalam rangka meminimalisir kegagalan tersebut dan sebagai langkah peningkatan capaian kinerja pada tahun yang akan datang, Pemerintah Provinsi telah berupaya meningkatkan peran Tokoh Masyarakat dan Tokoh Agama dalam menjalin komunikasi antar dan inter umat beragama, meningkatkan kualitas pelayanan dan pemahaman agama serta kehidupan berbangsa pada masyarakat Jawa Timur, meningkatkan kualitas pemahaman dan pengamalan ajaran agamanya masing-masing agar tidak mudah terjebak pada eksklusivisme negatif dalam beragama, dan meningkatkan hubungan dan dialog antar kelompok masyarakat yang berdimensi Suku, Agama, Ras dan Antargolongan (SARA). BAB III Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016

86 17. Misi Kelima Meningkatkan Kualitas Kesalehan Sosial dan Harmoni Sosial No. dengan Tujuan ke-17 Meningkatkan Kehidupan Masyarakat yang Aman dan Tertib. Tabel 3.54 Perbandingan Realisasi Kinerja Tujuan XVII TARGET REALISASI Th (n-1) Th (n) 1. Terciptanya situasi kondisi masyarakat yang aman, tenteram, nyaman dan tertib 1. Persentase Penanganan Gangguan Umum Ketentraman Masyarakat Sumber Data: Data Pengamanan Satpol PP Ketertiban dan NO. Tabel 3.55 Perbandingan Realisasi Kinerja s.d. Akhir Periode RPJMD TARGET AKHIR RPJMD BAB III Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016 REALISA SI Th TINGKAT KEMAJU AN 1. Terciptanya situasi kondisi masyarakat 1. Persentase Penanganan yang aman, Gangguan Ketertiban tenteram, nyaman dan tertib Umum dan Ketentraman Masyarakat Sumber Data: Data Pengamanan Satpol PP Tabel 3.56 Perbandingan Realisasi Kinerja dengan Realisasi Nasional NO. REALISASI REALISASI KET. Th NASIONAL (+/-) 1. Terciptanya situasi kondisi masyarakat 1. Persentase Penanganan 100 n/a n/a yang aman, Gangguan tenteram, nyaman Ketertiban Umum dan tertib dan Ketentraman Masyarakat Sumber Data: Data Pengamanan Satpol PP

87 Penanganan gangguan ketertiban umum dan ketentraman masyarakat tersebut meliputi pengamanan unjuk rasa, pengawalan pejabat penting, pengamanan pemilihan kepala daerah serta kegiatan patrol yang bersifat rutin. BAB III Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016

88 18. Misi Kelima Meningkatkan Kualitas Kesalehan Sosial dan Harmoni Sosial No dengan Tujuan ke-18 Meningkatkan Penguatan Kearifan Lokal (Local Wisdom). Tabel 3.57 Perbandingan Realisasi Kinerja Tujuan XVIII TARGET BAB III Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016 Th (n-1) REALISASI Th (n) 1. Menguatnya 1. Persentase benda situs budaya dan dan kawasan cagar tradisi lokal budaya yang sebagai bagian dari dilestarikan upaya mewujudkan harmoni sosial Sumber: Data Dokumentasi Disbudpar Tahun 2016 NO. Tabel 3.58 Perbandingan Realisasi Kinerja s.d. Akhir Periode RPJMD TARGET AKHIR RPJMD REALISA SI Th TINGKAT KEMAJU AN 1 Menguatnya 1 Persentase benda budaya dan tradisi situs dan kawasan lokal sebagai cagar budaya yang bagian dari upaya dilestarikan mewujudkan harmoni sosial Sumber: Data Dokumentasi Disbudpar Tahun 2016 Tabel 3.59 Perbandingan Realisasi Kinerja dengan Realisasi Nasional NO. REALISASI REALISASI KET. Th NASIONAL (+/-) 1 Menguatnya budaya dan tradisi 1 Persentase benda situs dan kawasan 100 n/a n/a lokal sebagai cagar budaya yang bagian dari upaya dilestarikan mewujudkan harmoni sosial Sumber: Data Dokumentasi Disbudpar Tahun 2016

89 19. Misi Kelima Meningkatkan Kualitas Kesalehan Sosial dan Harmoni Sosial No. dengan Tujuan ke-19 Meningkatkan Penegakan Supremasi Hukum dan Penghormatan Hak Asasi Manusia (HAM) yang Berkeadilan. Tabel 3.60 Perbandingan Realisasi Kinerja Tujuan XIX TARGET Th (n-1) REALISASI Th (n) 1 Meningkatnya 1 Persentase kejadian pemahaman terkait HAM yang masyarakat ditindaklanjuti tentang hukum dan HAM 2 Meningkatnya partisipasi aktif masyarakat menjunjung supremasi hukum 2 Jumlah ormas/ LSM yang terdaftar Sumber Data: Laporan Tim RANHAM Tahun 2016 dan Rekapitulasi Data Ormas/LSM Tahun 2016 NO. Tabel 3.61 Perbandingan Realisasi Kinerja s.d. Akhir Periode RPJMD TARGET AKHIR RPJMD REALISA SI Th TINGKAT KEMAJU AN 1 Meningkatnya 1 Persentase kejadian pemahaman terkait HAM yang masyarakat ditindaklanjuti tentang hukum dan HAM 2 Meningkatnya partisipasi masyarakat menjunjung supremasi hukum aktif 2 Jumlah ormas/ LSM yang terdaftar ,77 Sumber Data: Laporan Tim RANHAM Tahun 2016 dan Rekapitulasi Data Ormas/LSM Tahun 2016 BAB III Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016

90 Tabel 3.62 Perbandingan Realisasi Kinerja dengan Realisasi Nasional NO. REALISASI REALISASI KET. Th NASIONAL (+/-) 1 Meningkatnya 1 Persentase 100 n/a n/a pemahaman kejadian terkait masyarakat HAM yang tentang hukum dan ditindaklanjuti HAM 2 Meningkatnya 2 Jumlah ormas/ 901 n/a n/a partisipasi aktif LSM yang terdaftar masyarakat menjunjung supremasi hukum Sumber Data: Laporan Tim RANHAM Tahun 2016 dan Rekapitulasi Data Ormas/LSM Tahun 2016 Berdasarkan data tersebut, diketahui bahwa ada beberapa Indikator Kinerja yang mengalami keberhasilan ataupun kegagalan. Adapun hal-hal utama yang menjadi penyebab antara lain: a. Kejadian terkait HAM, Hal ini karena melalui RANHAM telah terjadi harmonisasi antara pemerintah dengan masyarakat, peningkatan pemahaman mengenai penghormatan, pemajuan, perlindungan, pemenuhan dan penegakan HAM, sehingga ada efektivitas penyelenggaraan diskusi dan kegiatan HAM, dan perlunya konsistensi dalam komunikasi dan koordinasi antar elemen pemerintah dan elemen masyarakat. Dengan berbagai kegiatan RANHAM dimaksud, secara langsung atau tidak langsung telah berpengaruh terhadap penurunan kejadian Hak Asasi Manusia, karena masyarakat dan aparatur saling memahami kedudukan dan fungsinya dalam mengawal aplikasi hak asasi manusia di daerah dan masyarakat diajak untuk berperan dalam pengembangan dan aplikasi HAM dalam perumusan dan perencanaan pembangunan di Jawa Timur; b. Ormas/LSM yang terdaftar, Hal tersebut berkaitan dengan perundangundangan dan peraturan-peraturan yang diterbitkan. Adanya putusan MK terhadap Undang-Undang 17 Tahun 2013 pada akhir Desember 2014, mengakibatkan peraturan Ormas mengalami perubahan guna menyesuaikan dengan hasil putusan MK atas uji materi UU Nomor 17 Tahun 2013 tentang Ormas nomor 82/PUU-XI/2013/2013 tanggal 23 Desember Menindaklanjuti BAB III Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016

91 hal tersebut Dirjen Kesbangpol Kemendagri mengeluarkan surat tanggal 16 Januari 2015 Nomor 220/0109/Kesbangpol perihal penjelasan Putusan MK terhadap Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2013 yang intinya menyebutkan bahwa : 1. Pada intinya Ormas tidak berbadan hukum dapat terdaftar atau tidak terdaftar pada pemerintah. 2. Pendaftaran cukup dilakukan oleh Pengurus Pusat sesuai dengan domisili sekretariat. Pada perkembangan selanjutnya, pada Mei 2015 Dirjen Kesbangpol kembali menerbitkan surat tanggal 13 Mei 2015 Nomor 220/0904/Kesbangpol perihal Tambahan Penjelasan Pustusan MK terhadap Undang-Undang 17 Tahun 2013 yang menyatakan bahwa ormas tidak berbadan hukum dapat mendaftarkan kepengurusannya pada 2 (dua) atau lebih pada Provinsi dan/atau Kabupaten/Kota yang berbeda, hanya nama struktur kepengurusan organisasi kemasyarakatan yang didaftarkan tersebut harus berbeda. Apabila semua pengurus Ormas di tingkat pusat cukup mendaftarkan sesuai domisili sekretariatnya di Kabupaten/Kota, maka sekarang Pengurus Ormas Cabang baik di tingkat Provinsi maupun tingkat Kabupaten/kota boleh mendaftarkan kepengurusannya di Bakesbangpol setempat. Hal tersebut mengakibatkan sepanjang Mei 2015 s/d Tahun 2016 Bakesbangpol Provinsi Jawa Timur kembali mensosialisasikan aturan di atas baik melalui kegiatan ataupun ketika diundang menjadi Narasumber di berbagai kegiatan bahwa ormas yang memiliki kepengurusan di tingkat Provinsi Jawa Timur dapat mendaftar di Bakesbangpol Provinsi Jawa Timur serta dapat mendaftar di Kabupaten/Kota lain apabila memiliki cabang kepengurusan di tempat tersebut. Dalam rangka meminimalisir kegagalan tersebut dan sebagai langkah peningkatan realisasi kinerja pada tahun yang akan datang, Pemerintah Provinsi telah melakukan langkah-langkah sebagai berikut: a. Kejadian terkait HAM, Optimalisasi sinkronisasi kegiatan RANHAM dengan SKPD sesuai Tupoksinya agar lebih berperan dan membantu peningkatan wawasan sadar hukum dan HAM kepada aparatur dan masyarakat secara BAB III Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016

92 menyeluruh, serta mampu menciptakan harmonisasi dan kerjasama dengan pihak terkait dan melaksanakan sosialisasi tentang keberadaan RANHAM dan peduli HAM dengan tujuan meningkatkan wawasan serta mendorong kesadaran hukum, sehingga masyarakat memahami hak dan kewajibannya sebagai pelaku sosial di masyarakat. b. Ormas/ LSM yang terdaftar, Bakesbangpol Provinsi Jawa Timur akan melakukan langkah konstruktif dan kongkrit melalui peningkatan peran serta Ormas/LSM, Tokoh Masyarakat, Tokoh Agama dan Elemen Masyarakat dalam mewujudkan Visi Jawa Timur, yaitu terwujudnya masyarakat Jawa Timur yang partisipatif, demokratis, aman dan damai dalam wadah NKRI. BAB III Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016

93 C. AKUNTABILITAS KEUANGAN 1. Analisis Penggunaan Sumber Daya Anggaran a. Alokasi per sasaran pembangunan Pada dasarnya pembagian alokasi anggaran pada suatu Pemerintah Daerah disesuaikan dengan prioritas pembangunan. Pada tabel di bawah ini disajikan alokasi anggaran untuk masing-masing sasaran ataupun urusan: Tabel 3.63 Persentase Alokasi Anggaran No ANGGARAN (Rp) ANGGARAN (%) 1 Meningkatnya partisipasi angkatan kerja dan penyerapan tenaga kerja 2 Meningkatnya hubungan industrial yang harmonis 3 Meningkatnya akses pendidikan dasar dan menengah yang berkualitas 1 Persentase penduduk yang bekerja 2 Tingkat Pengangguran Terbuka 3 Persentase penurunan kasus perselisihan hubungan industrial yang masuk ke pengadilan hubungan industrial 4 Angka rata-rata lama sekolah 5 Angka Partisipasi Murni (APM) SD/MI/Paket A 6 Angka Partisipasi Murni (APM) SMP/MTs/Paket B 7 Angka Partisipasi Murni (APM) SMA/SMK/MA/Paket C 8 Angka Partisipasi Kasar (APK) SD/MI/Paket A 9 Angka Partisipasi Kasar (APK) SMP/MTs/Paket B , ,67 BAB III Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016

94 No ANGGARAN (Rp) ANGGARAN (%) 10 Angka Partisipasi Kasar (APK) SMA/ SMK/ MA/ Paket C 4 Meningkatnya kuantitas dan kualitas pendidikan anak usia dini (PAUD) 5 Meningkatnya mutu pendidikan dan tenaga kependidikan 6 Meningkatnya kualitas peran pemuda dan prestasi olahraga 7 Meningkatnya ketersediaan tenaga medis secara merata 8 Menurunnya angka kematian bayi dan angka kematian ibu melahirkan 9 Meningkatnya pelayanan kesehatan sesuai dengan SPM 10 Meningkatnya keikutsertaan masyarakat dalam jaminan kesehatan 11 Angka Partisipasi Kasar (APK) PAUD 12 Persentase kualifikasi guru menurut ijazah Sarjana/ Pasca Sarjana 13 Persentase pemuda berprestasi yang dibina 14 Persentase atlet berprestasi yang dibina 15 Rasio tenaga medis per satuan penduduk 16 Angka Kematian Ibu per Kelahiran Hidup 17 Angka Kematian Bayi per Kelahiran Hidup 18 Angka Harapan Hidup (AHH) 19 Persentase masyarakat peserta Kesehatan (Jamkesda) terintegrasi Kesehatan (JKN) miskin Jaminan Daerah Jaminan Nasional , ,47 1,025,824,880 0,03 2,800,000,000 0,08 2,185,684,750 0,07 39,403,979,642 1,19 11 Meningkatnya akseptor Keluarga Berencana (KB) 20 Persentase cakupan peserta KB aktif ,01 BAB III Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016

95 No ANGGARAN (Rp) ANGGARAN (%) 12 Menurunnya persentase penduduk miskin 13 Menurunnya jumlah penyandang masalah kesejahteraan sosial 14 Meningkatnya pengarusutamaan gender dalam pembangunan 15 Meningkatnya volume usaha UMKM dan kualitas kelembagaan koperasi 16 Meningkatnya jumlah wirausaha baru 17 Meningkatnya volume ekonomi perempuan usaha kaum 18 Meningkatnya nilai tambah hasil dan daya saing produk pertanian (tanaman pangan, perkebunan, perikanan, peternakan dan kehutanan) 21 Persentase penduduk miskin 22 Persentase penurunan PMKS 23 Persentase partisipasi perempuan di lembaga pemerintah 24 Indeks Pembangunan Gender (IPG) 25 Indeks Pemberdayaan Gender 26 Rasio PDRB UKM terhadap total PDRB (%) 29 Persentase koperasi aktif 27 Pertumbuhan Wirausaha Baru (%) 28 Rasio perputaran modal Kopwan 30 Pertumbuhan subsektor tanaman bahan makanan terhadap PDRB (%) 31 Pertumbuhan subsektor tanaman perkebunan terhadap PDRB (%) 32 Pertumbuhan subsektor peternakan terhadap PDRB (%) 33 Pertumbuhan subsektor kehutanan terhadap PDRB (%) , , , , , , , , , , ,28 BAB III Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016

96 No ANGGARAN (Rp) ANGGARAN (%) 19 Meningkatnya ketersediaan pangan masyarakat (food avaibility) 20 Meningkatnya penyerapan pangan (food utilization) 21 Meningkatnya akses pangan (food access) 22 Meningkatnya volume ekspor dalam dan luar negeri 23 Meningkatnya kontribusi industri 24 Meningkatnya kunjungan wisata sektor 25 Meningkatnya kuantitas dan kualitas seni budaya lokal 34 Pertumbuhan subsektor perikanan terhadap PDRB (%) 35 Ketersediaan pangan - Beras - Jagung - Kedelai - Daging - Telur - Susu - Ikan - Gula 36 Skor Pola Pangan Harapan (PPH) 37 Tingkat konsumsi beras penduduk Jawa Timur (kg/kap/th) 38 Tingkat keamanan pangan (%) 39 Stabilisasi harga beras di tingkat konsumen (coefisien variasi/cv) (%) 40 Pertumbuhan sub sektor perdagangan terhadap PDRB (%) 41 Pertumbuhan subsektor industri pengolahan terhadap PDRB (%) 42 Jumlah kunjungan wisatawan mancanegara 43 Jumlah kunjungan wisatawan nusantara 44 Jumlah fasilitasi pergelaran, festival, lomba karya seni budaya, pameran dan perfilman , , , , , ,96 BAB III Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016

97 No ANGGARAN (Rp) ANGGARAN (%) 45 Indeks Kepuasan terhadap penyelenggaraan gelar seni budaya di Jawa Timur 26 Meningkatnya jumlah izin prinsip dan realisasi PMA, PMDN dan investasi daerah 27 Meningkatnya kinerja pelayanan, dan pembangunan prasarana transportasi jalan serta terwujudnya keselamatan, efisiensi dan efektivitas pelayanan angkutan darat, laut dan udara 46 Jumlah minat investasi PMA berdasarkan ijin prinsip (trilyun rupiah) 47 Jumlah minat investasi PMDN berdasarkan ijin prinsip (trilyun rupiah) 48 Jumlah nilai realisasi investasi PMA berdasarkan LKPM 49 Jumlah nilai realisasi investasi PMDN berdasarkan LKPM 50 Jumlah nilai realisasi PMDN non fasilitas 51 Persentase jalan provinsi dalam kondisi mantap fungsional (%) 52 Persentase jalan provinsi yang memenuhi persyaratan teknis jalan 53 Persentase penyelesaian pembangunan jalan menuju kawasan potensial dan jalan lintas selatan 54 Persentase penyelesaian pembangunan jembatan menuju kawasan potensial dan jalan lintas selatan 55 Persentase Kab./ Kota berpredikat Wahana Tata Nugraha , , , , , , , , ,13 BAB III Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016

98 No ANGGARAN (Rp) ANGGARAN (%) 28 Meningkatnya akses masyarakat terhadap perumahan layak, pelayanan air minum dan sanitasi 29 Meningkatnya pengelolaan sumber daya air untuk memenuhi pelayanan kebutuhan air baku melalui konservasi dan pendayagunaan sumber daya air serta pengendalian daya rusak air 30 Meningkatnya infrastruktur dan ketersediaan energi 31 Meningkatnya kawasan hutan yang dikonservasi 56 Indeks Kepuasan Masyarakat terhadap pelayanan Penimbangan Kendaraan Angkutan Barang 57 Persentase KK yang mendapatkan pelayanan air bersih 58 Persentase KK yang mendapatkan Pelayanan Air Limbah 59 Persentase pelayanan drainase perkotaan 60 Persentase Realisasi layanan persampahan perkotaan 61 Persentase rusun terbangun 62 Luas areal layanan irigasi (ha) 63 Rasio/ kinerja jaringan irigasi 64 Rasio ketersediaan dan kebutuhan air baku 65 Persentase Penurunan luas genangan banjir 66 Rasio ketersediaan listrik 67 Persentase rumah tangga pengguna listrik 68 Luas konservasi kawasan hutan (ha) , , , , , , , , , , , ,02 BAB III Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016

99 No ANGGARAN (Rp) ANGGARAN (%) 32 Meningkatnya sumber mata air terkonservasi 69 Jumlah titik sumber mata air yang terkonservasi ,01 33 Meningkatnya kualitas lingkungan hidup melalui upaya pengendalian sumber-sumber pencemaran terutama sumber daya air, DAS dan wilayah pesisir serta laut 34 Menurunnya emisi Gas Rumah Kaca (GRK) 35 Terwujudnya perumusan dan pelaksanaan kebijakan bidang penataan ruang 36 Meningkatnya kualitas kelembagaan dan kapabilitas penyeleng-garaan pemerintah daerah dalam upaya meningkatkan pelayanan publik 70 Persentase titik pantau dengan peningkatan kualitas air 71 Penurunan emisi Gas Rumah Kaca (juta ton eq CO 2 ) 72 Persentase RTR Kawasan Strategis Provinsi yang tersusun 73 Jumlah rencana rinci tata ruang Kab/ Kota 74 Persentase ketersediaan petunjuk pelaksanaan pemanfaatan tata ruang 75 Persentase kasus mediasi pemanfaatan ruang yang tidak sesuai dengan RTR 76 Jumlah SKPD provinsi yang melakasanakan Sistem Pengendalian Internal Pemerintah (SPIP) , , , , , , ,99 BAB III Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016

100 No ANGGARAN (Rp) ANGGARAN (%) 37 Meningkatnya transparansi dan akuntabilitas penyelenggaraan pemerintah daerah 38 Meningkatnya kualitas perencanaan, penganggaran, dan pengendalian program serta kegiatan pembangunan 39 Meningkatnya peran DPRD sesuai dengan fungsinya 40 Meningkatnya kualitas pengelolaan keuangan dan aset daerah 41 Meningkatnya pengelolaan arsip pemerintah daerah yang tertib, rapi dan handal serta ketersediaan dokumen statistik yang terpercaya dan berkualitas 42 Mewujudkan sistem penanggulangan bencana untuk meningkatkan ketangguhan masyarakat dalam menghadapi bencana 43 Meningkatnya fasilitas layanan keagamaan 77 Hasil EKPPD 78 Penilaian SAKIP ,38 79 Jumlah raperda inisiatif dewan ,55 80 Opini BPK ,99 81 Persentase SKPD yang menerapkan standarisasi pengelolaan arsip sesuai ketentuan 82 Tertangani korban bencana secara cepat dan tepat sasaran (%) 83 Rasio tempat ibadah per satuan penduduk , , ,03 44 Meningkatnya komunikasi antarumat beragama 84 Persentase kerusuhan bermotif SARA yang ditangani ,002 BAB III Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016

101 No ANGGARAN (Rp) ANGGARAN (%) 45 Terciptanya situasi kondisi masyarakat yang aman, tenteram, nyaman dan tertib 46 Menguatnya budaya dan tradisi lokal sebagai bagian dari upaya mewujudkan harmoni sosial 47 Meningkatnya pemahaman masyarakat tentang hukum dan HAM 48 Meningkatnya partisipasi aktif masyarakat menjunjung supremasi hukum 85 Persentase Penanganan Gangguan Ketertiban Umum Dan Ketentraman Masyarakat 86 Persentase benda situs dan kawasan cagar budaya yang dilestarikan 87 Persentase kejadian terkait HAM yang ditindaklanjuti 88 Jumlah ormas/ LSM yang terdaftar , , , ,01 Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa terdapat beberapa urusan yang menjadi prioritas Pemerintah Provinsi Jawa Timur. Akan tetapi belum bisa diambil kesimpulan secara langsung, karena masing-masing kinerja utama dan indikator kinerja utama merupakan hasil dari multiplier effect yang diakibatkan oleh penganggaran untuk kinerja lainnya. BAB III Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016

102 b. Perbandingan Pencapaian Kinerja dan Anggaran Dalam rangka mewujudkan akuntabilitas keuangan, maka diperlukan juga perbandingan antara kinerja dan anggaran. Berikut ini disajikan perbandingan antara pencapaian kinerja dan anggaran. Tabel 3.64 Perbandingan Pencapaian Kinerja dan Anggaran No Target KINERJA Realisasi Capaian (%) Anggaran (Rp) ANGGARAN Realisasi (Rp) Capaian (%) TINGKAT EFISIENSI (6-9) Meningkatnya partisipasi angkatan kerja dan penyerapan tenaga kerja 2 Meningkatnya hubungan industrial yang harmonis 3 Meningkatnya akses pendidikan dasar dan menengah yang berkualitas 1 Persentase penduduk yang bekerja 2 Tingkat Pengangguran Terbuka 3 Persentase penurunan kasus perselisihan hubungan industrial yang masuk ke pengadilan hubungan industrial 4 Angka rata-rata lama sekolah 5 Angka Partisipasi Murni (APM) SD/MI/Paket A 6 Angka Partisipasi Murni (APM) SMP/MTs/Paket B 7 Angka Partisipasi Murni (APM) SMA/SMK/MA/Paket C 95,97 95,79 99, ,51 + 1,69 4,04 4,21 95, ,40 93,00 8,8 7,11 80, ,84 + 9,66 97,96 98,56 100,61 86,7 88,14 101,66 62,11 68,21 109,82 BAB III Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016

103 No Target KINERJA Realisasi Capaian (%) Anggaran (Rp) ANGGARAN Realisasi (Rp) Capaian (%) TINGKAT EFISIENSI (6-9) 4 Meningkatnya kuantitas dan kualitas pendidikan anak usia dini (PAUD) 5 Meningkatnya mutu pendidikan dan tenaga kependidikan 6 Meningkatnya kualitas peran pemuda dan prestasi olahraga 7 Meningkatnya ketersediaan tenaga medis secara merata 8 Angka Partisipasi Kasar (APK) SD/MI/Paket A 9 Angka Partisipasi Kasar (APK) SMP/MTs/Paket B 10 Angka Partisipasi Kasar (APK) SMA/ SMK/ MA/ Paket C 11 Angka Partisipasi Kasar (APK) PAUD 12 Persentase kualifikasi guru menurut ijazah Sarjana/ Pasca Sarjana 13 Persentase pemuda berprestasi yang dibina 14 Persentase atlet berprestasi yang dibina 15 Rasio tenaga medis per satuan penduduk 112,84 112,84 100,00 102,45 103,42 100,95 80,9 81,42 101,78 86,64 97,28 112,28 67,34 95,46 141,57 20,73 29,02 139, ,35 13,73 13,95 101, ,18 18,00 17,04 94,67 1,025,824, ,988, n/a 8 Menurunnya angka kematian bayi dan angka kematian ibu melahirkan 16 Angka Kematian Ibu per Kelahiran Hidup 17 Angka Kematian Bayi per Kelahiran Hidup 97,19 91,00 106,37 2,800,000,000 2,281,226, ,30 25,61 25,82 * (2015) 99,18 BAB III Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016

104 No Target KINERJA Realisasi Capaian (%) Anggaran (Rp) ANGGARAN Realisasi (Rp) Capaian (%) TINGKAT EFISIENSI (6-9) 9 Meningkatnya pelayanan kesehatan sesuai dengan SPM 18 Angka Harapan Hidup (AHH) 70,82 70,68 * (2015) 99,80 2,185,684,750 1,941,032, n/a 10 Meningkatnya keikutsertaan masyarakat dalam jaminan kesehatan 19 Persentase masyarakat miskin peserta Jaminan Kesehatan Daerah (Jamkesda) terintegrasi Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) 15,00 15,00 100,00 39,403,979,642 34,448,996, ,57 11 Meningkatnya akseptor Keluarga Berencana (KB) 12 Menurunnya persentase penduduk miskin 13 Menurunnya jumlah penyandang masalah kesejahteraan sosial 14 Meningkatnya pengarusutamaan gender dalam pembangunan 20 Persentase cakupan peserta KB aktif 21 Persentase penduduk miskin 22 Persentase penurunan PMKS 23 Persentase partisipasi perempuan di lembaga pemerintah 24 Indeks Pembangunan Gender (IPG) 25 Indeks Pemberdayaan Gender 65 76,84 118,21 Rp Rp ,26% 18,95 11,72 11,85 98,89 1,42 1,38 97, ,44 % n/a ,00 Rp Rp ,54% n/a 69 91,77* 133, ,19 16,63 71,02 68,64* 96,64 BAB III Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016

105 No Target KINERJA Realisasi Capaian (%) Anggaran (Rp) ANGGARAN Realisasi (Rp) Capaian (%) TINGKAT EFISIENSI (6-9) 15 Meningkatnya volume usaha UMKM dan kualitas kelembagaan koperasi 26 Rasio PDRB UKM terhadap total PDRB (%) 54,85 54,93 54,98* 100, ,13 1,07 27 Persentase koperasi aktif 80,13 88,11 110, ,23 11,77 16 Meningkatnya jumlah wirausaha baru 17 Meningkatnya volume usaha ekonomi kaum perempuan 18 Meningkatnya nilai tambah hasil dan daya saing produk pertanian (tanaman pangan, perkebunan, perikanan, peternakan dan kehutanan) 28 Pertumbuhan Wirausaha Baru (%) 29 Rasio perputaran modal Kopwan 30 Pertumbuhan sub-sektor tanaman bahan makanan terhadap PDRB (%) 31 Pertumbuhan sub-sektor tanaman perkebunan terhadap PDRB (%) 32 Pertumbuhan sub-sektor peternakan terhadap PDRB (%) 9, , ,27 20,67 2,2 2,23 101, ,11 6,29 1,96 2,82 143, ,97 48,03 2,1 2,01 95, ,02 n/a 4,38 2,45* 55, ,74 n/a 33 Pertumbuhan sub-sektor kehutanan terhadap PDRB (%) 34 Pertumbuhan sub-sektor perikanan terhadap PDRB (%) 6,9-9,12-132, ,76% n/a 4,8 5,06 105, ,48 8,94 BAB III Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016

106 No Target KINERJA Realisasi Capaian (%) Anggaran (Rp) ANGGARAN Realisasi (Rp) Capaian (%) TINGKAT EFISIENSI (6-9) 19 Meningkatnya ketersediaan pangan masyarakat (food avaibility) 35 Ketersediaan pangan Beras Jagung Kedelai Daging Telur Susu Ikan Gula ,36 83,79 64,51 103,95 104,24 108,21 99,15 90, ,59 n/a 20 Meningkatnya penyerapan pangan (food utilization) 36 Skor Pola Pangan Harapan (PPH) 37 Tingkat konsumsi beras penduduk Jawa Timur (kg/kap/th) 84,40 83,36 98,76 85,00 87,77 103,25 38 Tingkat keamanan pangan (%) 81,00 88,00 108,64 21 Meningkatnya akses pangan (food access) 39 Stabilisasi harga beras di tingkat konsumen (coefisien variasi/cv) (%) <10 2,98 22 Meningkatnya volume ekspor dalam dan luar negeri 40 Pertumbuhan sub sektor perdagangan terhadap PDRB (%) 9,54 5,81 61, ,6 n/a 23 Meningkatnya kontribusi industri sektor 41 Pertumbuhan sub-sektor industri pengolahan terhadap PDRB (%) 6,6 4,51 68, ,4 n/a 24 Meningkatnya kunjungan wisata 42 Jumlah kunjungan wisatawan mancanegara , % 43,59 BAB III Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016

107 No Target KINERJA Realisasi Capaian (%) Anggaran (Rp) ANGGARAN Realisasi (Rp) Capaian (%) TINGKAT EFISIENSI (6-9) 25 Meningkatnya kuantitas dan kualitas seni budaya lokal 26 Meningkatnya jumlah izin prinsip dan realisasi PMA, PMDN dan investasi daerah 43 Jumlah kunjungan wisatawan nusantara 44 Jumlah fasilitasi pergelaran, festival, lomba karya seni budaya, pameran dan perfilman 45 Indeks Kepuasan terhadap penyelenggaraan gelar seni budaya di Jawa Timur 46 Jumlah minat investasi PMA berdasarkan ijin prinsip (trilyun rupiah) 47 Jumlah minat investasi PMDN berdasarkan ijin prinsip (trilyun rupiah) 48 Jumlah nilai realisasi investasi PMA berdasarkan LKPM , , % + 3, , ,09 39, ,86 n/a ,34 75, ,86 n/a ,57 64, ,09 n/a 49 Jumlah nilai realisasi investasi PMDN berdasarkan LKPM 50 Jumlah nilai realisasi PMDN non fasilitas ,33 107, ,09 12, ,14 87, ,09 n/a BAB III Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016

108 No Target KINERJA Realisasi Capaian (%) Anggaran (Rp) ANGGARAN Realisasi (Rp) Capaian (%) TINGKAT EFISIENSI (6-9) 27 Meningkatnya kinerja pelayanan, dan pembangunan prasarana transportasi jalan serta terwujudnya keselamatan, efisiensi dan efektivitas pelayanan angkutan darat, laut dan udara 51 Persentase jalan provinsi dalam kondisi mantap fungsional (%) 52 Persentase jalan provinsi yang memenuhi persyaratan teknis jalan 53 Persentase penyelesaian pembangunan jalan menuju kawasan potensial dan jalan lintas selatan 54 Persentase penyelesaian pembangunan jembatan menuju kawasan potensial dan jalan lintas selatan 55 Persentase kabupaten/ kota berpredikat Wahana Tata Nugraha 88,60 88,87 100, ,37 3,93 57,90 57, ,20 0,80-47,36 * ,00 * - 43,50 * 55 78,95 143, , ,- 98,56 % 44,99 56 IKM terhadap pelayanan Penimbangan Kendaraan Angkutan Barang 81 77,91 96, , ,- 98,03 % n/a 28 Meningkatnya akses masyarakat terhadap perumahan layak, pelayanan air minum dan sanitasi 57 Persentase KK yang mendapatkan pelayanan air bersih 63,69 72,06 112, ,98% 16,08 BAB III Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016

109 No Target KINERJA Realisasi Capaian (%) Anggaran (Rp) ANGGARAN Realisasi (Rp) Capaian (%) TINGKAT EFISIENSI (6-9) 58 PersentaseKK yang mendapatkan Pelayanan Air Limbah 65,97 65,31 98, ,83% n/a 59 Persentase pelayanan drainase perkotaan 82,12 41,61 50, ,72% n/a 60 Persentase Realisasi layanan persampahan perkotaan 85,48 71,97 84, ,84% n/a 61 Persentase rusun terbangun 49,11 39,76 80, ,52% n/a 29 Meningkatnya pengelolaan sumber daya air untuk memenuhi pelayanan kebutuhan air baku melalui konservasi dan pendayagunaan sumber daya air serta pengendalian daya rusak air 62 Persentase Luas areal layanan irigasi 63 Rasio/ kinerja jaringan irigasi 64 Rasio ketersediaan dan kebutuhan air baku 65 Persentase Penurunan luas genangan banjir 98,02 98,04 100, ,64 9,38 68,40 68,50 100, ,02 4,13 87,89 87,78 99, ,88 n/a 75,73 72,73 104, ,20 10,92 30 Meningkatnya infrastruktur dan ketersediaan energi 66 Rasio ketersediaan listrik 72,53 88, ,00 19,13 67 Persentase rumah tangga pengguna listrik 99,61 99,87 100,26 31 Meningkatnya kawasan hutan yang dikonservasi 68 Luas konservasi kawasan hutan (ha) ,04% 10,96 BAB III Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016

110 No Target KINERJA Realisasi Capaian (%) Anggaran (Rp) ANGGARAN Realisasi (Rp) Capaian (%) TINGKAT EFISIENSI (6-9) 32 Meningkatnya sumber mata air terkonservasi 33 Meningkatnya kualitas lingkungan hidup melalui upaya pengendalian sumber-sumber pencemaran terutama sumber daya air, DAS dan wilayah pesisir serta laut 34 Menurunnya emisi Gas Rumah Kaca (GRK) 35 Terwujudnya perumusan dan pelaksanaan kebijakan bidang penataan ruang 69 Cakupan penghijauan (konservasi) sumber mata air 70 Persentase titik pantau dengan peningkatan kualitas air 71 Penurunan emisi Gas Rumah Kaca (juta ton eq CO 2 ) 72 Persentase RTR Kawasan Strategis Provinsi yang tersusun 73 Jumlah rencana rinci tata ruang Kab/ Kota 74 Persentase ketersediaan petunjuk pelaksanaan pemanfaatan tata ruang ,15% 20, , ,69% 18,49 4 4,29 107, ,04% 10,19 69,23 70,27 101, ,49% 6, , ,52% 119,76* 25 63,63 254, ,77% 155,75* 75 Persentase kasus mediasi pemanfaatan ruang yang tidak sesuai dengan RTR , ,79% 39,54 BAB III Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016

111 No Target KINERJA Realisasi Capaian (%) Anggaran (Rp) ANGGARAN Realisasi (Rp) Capaian (%) TINGKAT EFISIENSI (6-9) 36 Meningkatnya kualitas kelembagaan dan kapabilitas penyelenggaraan pemerintah daerah dalam upaya meningkatkan pelayanan publik 37 Meningkatnya transparansi dan akuntabilitas penyelenggaraan pemerintah daerah 38 Meningkatnya kualitas perencanaan, penganggaran, dan pengendalian program serta kegiatan pembangunan 76 Jumlah SKPD provinsi ,98 23,52 yang melakasanakan Sistem Pengendalian Internal Pemerintah (SPIP) 77 Hasil EKPPD ST ST Tercapai 78 Penilaian SAKIP A A* Tercapai ,01% 5,99 39 Meningkatnya peran DPRD sd fungsinya 79 Jumlah raperda inisiatif dewan , ,56 242,77 40 Meningkatnya kualitas pengelolaan keuangan dan aset daerah 80 Opini BPK WTP WTP Tercapai ,50 7,50 41 Meningkatnya pengelolaan arsip pemerintah daerah yang tertib, rapi dan 81 Persentase SKPD yang menerapkan standarisasi pengelolaan arsip sesuai ketentuan 20 20, ,8 2,20 BAB III Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016

112 No Target KINERJA Realisasi Capaian (%) Anggaran (Rp) ANGGARAN Realisasi (Rp) Capaian (%) TINGKAT EFISIENSI (6-9) handal serta ketersediaan dokumen statistik yang terpercaya dan berkualitas 42 Mewujudkan sistem penanggulangan bencana untuk meningkatkan ketangguhan masyarakat dalam menghadapi bencana 43 Meningkatnya fasilitas layanan keagamaan 82 Tertangani korban bencana secara cepat dan tepat sasaran (%) 83 Rasio tempat ibadah per satuan penduduk ,50 1,50 5,46 4,11 75, ,04 n/a 44 Meningkatnya komunikasi antarumat beragama 45 Terciptanya situasi kondisi masyarakat yang aman, tenteram, nyaman dan tertib 84 Persentase kerusuhan bermotif SARA yang ditangani 85 Persentase Penanganan Gangguan Ketertiban Umum Dan Ketentraman Masyarakat , ,65% 6,35 BAB III Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016

113 No Target KINERJA Realisasi Capaian (%) Anggaran (Rp) ANGGARAN Realisasi (Rp) Capaian (%) TINGKAT EFISIENSI (6-9) 46 Menguatnya budaya dan tradisi lokal sebagai bagian dari upaya mewujudkan harmoni sosial 47 Meningkatnya pemahaman masyarakat tentang hukum dan HAM 48 Meningkatnya partisipasi aktif masyarakat menjunjung supremasi hukum 86 Persentase benda situs dan kawasan cagar budaya yang dilestarikan 87 Persentase kejadian terkait HAM yang ditindaklanjuti 88 Jumlah ormas/ LSM yang terdaftar 94, , , ,76% 3, , ,88% n/a Adapun perbandingan antara pencapaian kinerja dan anggaran pada tabel di atas, tidak bisa serta merta ditetapkan tingkat efisiensinya, dikarenakan pada masing-masing indikator bisa jadi dibiayai oleh anggaran pada SKPD lain yang justru tidak bersentuhan secara langsung. Karena pada dasarnya ada beberapa alokasi anggaran yang bersifat multiplier effect bagi indikator lainnya. Misalnya capaian kinerja yang cukup tinggi pada sektor pariwisata, tentunya meupakan efek samping dari pembangunan sarana prasarana jalan dan jembatan di Provinsi Jawa Timur dan publikasi tempat pariwisata yang dilakukan oleh Dinas Komunikasi dan Informatika melalui website Pemerintah Provinsi Jawa Timur serta pengaruh lainnya. BAB III Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016

114 2. PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH Dalam rangka pelaksanaan kewenangan Pemerintah Daerah sebagaimana amanah Undang-undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang- Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah dan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah, berdampak positif terhadap hak dan kewajiban daerah yang dapat dinilai dengan uang sehingga perlu dikelola dalam suatu sistem pengelolaan keuangan daerah. Pengelolaan keuangan daerah dimaksud merupakan subsistem dari sistem pengelolaan keuangan negara dan merupakan elemen penting dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah. Selain kedua Undang-undang tersebut, juga terdapat beberapa peraturan perundang-undangan yang menjadi dasar dan acuan dalam melakukan pengelolaan keuangan daerah yang diterbitkan lebih dahulu, yaitu : a. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara ; b. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara ; c. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara ; d. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional. Dalam paket peraturan perundang-undangan keuangan negara nampak bahwa terdapat perubahan fundamental dengan memasukkan kerangka ilmu manajemen kinerja dan ilmu akuntansi keuangan. Dengan perubahan tersebut maka entitas pemerintahan melakukan pengelolaan keuangannya harus berdasarkan pada perencanaan kinerja (performance planning) yang sudah disusun dengan sebaikbaiknya, anggaran kinerja (performance budget) yang merupakan penjabaran dari perencanaan kinerja dan disetiap periode entitas pemerintahan harus menyajikan laporan kinerja (performance report) dan laporan keuangan (financial statement). BAB III Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016

115 Anggaran kinerja sangat memperhatian time value of money, yang mengandung arti bahwa sumberdaya keuangan harus dikelola secara ekonomis, efisien dan efektif. Dalam penyusunan anggaran berbasis kinerja penetapan target kinerja dari setiap aktifitas pengelolaan sumber daya keuangan merupakan suatu keharusan, yang terdiri dari input, output dan out comes. Untuk mendukung pelaksanaan desentralisasi dan otonomi tersebut, sesuai Undang-undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, Kepala Daerah sebagai pemegang kekuasaan pengelolaan keuangan daerah diberikan wewenang untuk mengelola keuangan daerah dan mewakili pemerintah daerah dalam kepemilikan kekayaan daerah yang dipisahkan. Berdasarkan ketentuan tersebut, untuk menunjang penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan dan pelayanan kepada masyarakat, diperlukan adanya sumber daya dan dana yang cukup berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) yang dijabarkan dalam bentuk program dan kegiatan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di lingkungan Pemerintah Provinsi Jawa Timur secara transparan dan akuntabel, maka pengelolaan keuangan daerah mulai perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan dan laporan pertanggungjawaban pelaksanaan APBD harus mengacu dan memperhatikan beberapa undang-undang dan peraturan pelaksanaan yang komprehensif dan terpadu (omnibus regulation) dari berbagai Undang-undang tersebut, dalam bentuk Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah yang memiliki tujuan mempermudah dalam pelaksanaan dan tidak menimbulkan multi tafsir dalam implementasinya. Berdasarkan Pasal 155 Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah, untuk menjelaskan teknis dan guide line pengelolaan keuangan daerah Pemerintah melalui Kementerian Dalam Negeri menerbitkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah kedua kalinya dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun Untuk mensinkronkan dengan kebijakan peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi BAB III Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016

116 dengan karakter dan kebutuhan daerah Pemerintah Provinsi Jawa Timur menerbitkan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 2 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah Provinsi Jawa Timur (Lembaran Daerah Tahun 2007 Nomor 1 Seri E) serta Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 72 Tahun 2015 tentang Sistem dan Prosedur Pengelolaan Keuangan Daerah Tahun Anggaran 2016 sebagaimana diubah dengan Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 17 Tahun 2016 tentang Perubahan Atas Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 72 Tahun 2015 tentang Sistem dan Prosedur Pengelolaan Keuangan Daerah Tahun Anggaran 2016 yang mengatur, antara lain :yang mengatur, antara lain Sistem dan Prosedur Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, Kode Rekening Aset, Kewajiban, Ekuitas Dana, Pendapatan, Belanja dan Pembiayaan, Sistem dan Prosedur Penyusunan Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, Sistem dan Prosedur Pelaksanaan dan Penatausahaan APBD, Sistem dan Prosedur Akuntansi dan Pelaporan Pemerintah Daerah serta Bagan Akun Standar. a. Kinerja Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Tahun Anggaran Gambaran umum Tren realisasi APBD Provinsi Jawa Timur dari tahun ke tahun seperti yang terlihat pada grafik di bawah yang menunjukkan tren Realisasi realisasi APBD. Tren realisasi pendapatan daerah selalu berada di atas 100% artinya secara keseluruhan selama 5 (lima) tahun terakhir realisasi pendapatan selalu melebihi anggaran pendapatan itu sendiri. Bahkan terdapat tren fluktuatif jumlah nominal pelampauan realisasi pendapatan dari tahun ke tahun, yaitu penurunan pada tahun 2015 sehingga realisasinyanya dibawah target namun pada tahun 2016 mengalami kenaikan. Sedangkan tren realisasi belanja daerah berkebalikan dari realisasi pendapatan daerah. Belanja APBD Provinsi Jawa Timur terhadap anggarannya cenderung pada level yang sama selama selama 5 (lima) tahun berjalan dan pada tahun 2016 hanya mengalami peningkatan yang relatif sedikit atau peningkatan tipis dari tahun sebelumnya. Demikian juga dengan realisasi pembiayaan, dari tahun ke tahun realisasi pembiayaan Provinsi Jawa Timur mengalami hampir sama, namun terjadi penurunan yang relatif sedikit dari tahun sebelumnya untuk tahun 2015 dari yang dianggarkan. BAB III Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016

117 Grafik 3.1 Tren Capaian Realisasi APBD Provinsi Jawa Timur Sumber: Data diolah dari Perda ttg Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD TA dan Laporan Realisasi Anggaran TA Un-Audited (*) Sedangkan pada Tahun Anggaran 2016, berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 12 Tahun 2016 tentang Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun Anggaran 2016, struktur dan komposisi APBD Provinsi Jawa Timur Tahun, dapat dirinci sebagai berikut (* data un-audited) : a. Pendapatan Daerah, sebesar 23 trilyun 928 milyar 543 juta 492 ribu 679 rupiah, terdiri dari : 1. Pendapatan Asli Daerah, sebesar 14 trilyun 624 milyar 118 juta 8 ribu 516 rupiah ; 2. Dana Perimbangan, sebesar 9 trilyun 237 milyar 37 juta 405 ribu 163 rupiah ; 3. Lain-Lain Pendapatan Daerah Yang Sah, sebesar 67 milyar 388 juta 79 ribu rupiah ; Dari target yang telah ditetapkan sebesar 23 trilyun 928 milyar 543 juta 492 ribu 679 rupiah, dalam pelaksanaannya terealisasi sebesar 25 trilyun 45 milyar 26 juta 112 ribu 329 rupiah atau 104,67 persen, diatas dari target sebesar 1 trilyun 116 milyar 482 juta 619 ribu 650 rupiah 78 sen atau lebih 4,67 persen berasal dari : BAB III Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016

118 a) Pendapatan Asli Daerah, terealisasi sebesar 15 trilyun 900 milyar 698 juta 660 ribu 57 rupiah 20 sen atau 108,73 persen dari target sebesar 14 trilyun 624 milyar 118 juta 8 ribu 516 rupiah, atau secara kumulatif terdapat pelampauan sebesar 1 trilyun 276 milyar 580 juta 651 ribu 541 rupiah 22 sen, berasal dari : - Pajak Daerah, sebesar 12 trilyun 772 milyar 227 juta 117 ribu 584 rupiah 90 sen; - Retribusi Daerah, sebesar 133 milyar 587 juta 973 ribu 919 rupiah 68 sen; - Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan, sebesar 364 milyar 325 juta 988 ribu 476 rupiah; - Lain-lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah, sebesar 2 trilyun 630 milyar 557 juta 580 ribu 76 rupiah 68 sen; b) Dana Perimbangan, terealisasi sebesar 9 trilyun 39 milyar 3 juta 358 ribu 881 rupiah atau 97,86 persen dari target sebesar 9 trilyun 237 milyar 37 juta 405 ribu 163 rupiah atau secara kumulatif kurang dari target sebesar 198 milyar 34 juta 46 ribu 282 rupiah, berasal dari : - Dana Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil Bukan Pajak, sebesar 1 trilyun 849 milyar 884 juta 362 ribu 367 rupiah ; - Dana Alokasi Umum, sebesar 1 trilyun 672 milyar 878 juta 372 ribu rupiah ; - Dana Alokasi Khusus, sebesar 5 trilyun 516 milyar 240 juta 624 ribu 514 rupiah c) Lain-Lain Pendapatan Daerah Yang Sah sebesar 105 milyar 324 juta 93 ribu 391 rupiah 56 sen atau 156,29 persen dari target sebesar 67 milyar 388 juta 79 ribu rupiah atau secara kumulatif melebihi target sebesar 37 milyar 936 juta 14 ribu 391 rupiah 56 sen, berasal dari : - Pendapatan hibah, sebesar 42 milyar 958 juta 979 ribu 806 rupiah; - Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus, sebesar 62 milyar 365 juta 113 ribu 585 rupiah 56 sen; BAB III Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016

119 b. Belanja Daerah, sebesar 24 trilyun 616 milyar 511 juta 471 ribu 689 rupiah, terdiri dari : a) Belanja Tidak Langsung, sebesar 16 trilyun 847 milyar 302 juta 868 ribu 128 rupiah 90 sen ; b) Belanja Langsung, sebesar 7 trilyun 769 milyar 208 juta 603 ribu 560 rupiah 11 sen, APBD Provinsi Jawa Timur tersebut bersumber dari Pendapatan Daerah. Dari target yang telah ditetapkan sebesar 24 trilyun 616 milyar 511 juta 471 ribu 689 rupiah, terealiasi sebesar 23 trilyun 874 milyar 751 juta 773 ribu 851 rupiah 10 sen atau 94,15 persen,dengan rincian : 1) Belanja Tidak Langsung, sebesar 16 trilyun 380 milyar 714 juta 233 ribu 611 rupiah 30 sen atau 97,23 persen dari alokasi belanja sebesar 16 trilyun 847 milyar 302 juta 868 ribu 128 rupiah 90 sen; 2) Belanja Langsung, sebesar 7 trilyun 494 milyar 37 juta 540 ribu 239 rupiah 77 sen atau 96,46 persen dari alokasi sebesar 7 trilyun 769 milyar 208 juta 603 ribu 560 rupiah 11 sen. b. Kinerja Pendapatan Daerah Pendapatan daerah, meliputi semua penerimaan uang melalui rekening kas umum daerah, yang menambah ekuitas dana, merupakan hak daerah dalam satu tahun anggaran dan tidak perlu dibayar kembali oleh daerah. Pendapatan Daerah, adalah hak Pemerintah Daerah yang diakui sebagai penambah nilai kekayaan bersih. Pendapatan daerah tersebut merupakan perkiraan yang terukur secara rasional yang dapat dicapai untuk setiap sumber pendapatan. Aspek kinerja pendapatan daerah Provinsi Jawa Timur Tahun Anggaran 2016 yang bersumber dari Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Perimbangan dan Lain- Lain Pendapatan Yang Sah, mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya sebesar Rp 2,82 triliun, dan Pendapatan daerah pada tahun 2016 ini mengalami pelampauan dibandingkan pendapatan pada tahun 2015, sehingga secara kumulatif realisasinya lebih dari target yang telah ditetapkan atau terdapat pelampauan sebesar 1 trilyun 116 milyar 482 juta 619 ribu 650 rupiah 78 sen atau 4,67, secara rinci dapat dilihat pada tabel 3.65 : BAB III Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016

120 Nomo r Urut Tabel : 3.65 Realisasi Anggaran Pendapatan Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016* Uraian Anggaran Setelah Perubahan Jumlah (Rp) Realisasi Bertambah /(Berkurang) ( Rp ) % (=4-3) 6 1 PENDAPATAN DAERAH , , ,78 4, PENDAPATAN ASLI DAERAH , , ,22 8, PAJAK DAERAH , , ,86 7, RETRIBUSI DAERAH , , ,68 11, HASIL PENGELOLAAN KEKAYAAN DAERAH YANG DIPISAHKAN LAIN-LAIN PENDAPATAN ASLI DAERAH YANG SAH , ,00 0 0, , , ,68 19, DANA PERIMBANGAN , ,00 ( ,00) (2,14) DANA BAGI HASIL PAJAK/BAGI HASIL BUKAN PAJAK , ,00 ( ,00) (5,61) DANA ALOKASI UMUM , ,00 0,00 0, DANA ALOKASI KHUSUS , ,00 ( ,00) (1,57) 1.3 LAIN-LAIN PENDAPATAN DAERAH YANG SAH , , ,56 56, PENDAPATAN HIBAH , , ,00 28, DANA PENYESUAIAN DAN OTONOMI KHUSUS , , ,56 84,03 JUMLAH PENDAPATAN DAERAH , , ,78 4,76 Sumber: Data diolah dari Laporan Realisasi Anggaran TA Un-Audited (*) Komposisi realisasi pendapatan daerah Provinsi Jawa Timur Tahun Anggaran seperti tampak dalam grafik di bawah, menunjukkan bahwa Pendapatan Asli Daerah masih merupakan pendapatan yang berkontribusi paling besar rata-rata 66,24%. Kondisi ini menunjukkan bahwa Provinsi Jawa Timur tidak tergantung pada transfer dari Pemerintah Pusat. Di urutan kedua adalah Dana Perimbangan rata-rata 20,92% dan yang ketiga Lain-Lain Pen dapatan Yang Sah 12,84%. Berdasarkan data perkembangan beberapa tahun terakhir proporsi Pendapatan Asli Daerah (PAD) terhadap APBD Provinsi Jawa Timur masih memberikan kontribusi dan memiliki peran besar untuk menunjang kemampuan belanja daerah dalam rangka mendukung tercapainya penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan dan pelayanan kepada masyarakat yang diwujudkan dalam program kegiatan SKPD di lingkungan Pemerintah Provinsi Jawa Timur BAB III Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016

121 Grafik 3.2 Komposisi Realisasi Pendapatan Daerah Provinsi Jawa Timur Prosentase * PAD Dana Perimbangan Lain-lain Pendapatan Daerah yang sah Sumber: Data diolah dari Perda ttg Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD TA dan Laporan Realisasi Anggaran TA Un-Audited (*). Berikut ini disampaikan rekapitulasi proporsi dan kontribusi PAD terhadap kekuatan APBD sebagaimana tabel berikut. Tabel : 3.66 Proporsi PAD Terhadap Total Pendapatan Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun NO TAHUN PAD Proporsi PAD Pendapatan Daerah thd Pendapatan Daerah (%) , ,10 62, , ,90 66, , ,94 69, , ,40 69, * , ,80 63,49 Sumber: Data diolah dari Perda ttg Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD TA dan Laporan Realisasi Anggaran TA Un-Audited (*) Khusus terkait dengan target dan realisasi penerimaan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Provinsi Jawa Timur dalam kurun waktu diprediksi mengalami peningkatan rata-rata sebesar 2 % per tahun. Sedangkan, untuk pajak daerah mengalami kenaikan secara bertahap rata-rata sebesar 1% per tahun dengan asumsi bahwa kondisi sosial, politik dan perekonomian baik internasional, nasional maupun regional stabil dan tidak adanya perubahan peraturan perundang- BAB III Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016

122 undangan yang lebih tinggi yang mengatur tentang pengelolaan pendapatan pajak dan retribusi daerah yang sebagian diserahkan kepada Kabupaten/Kota, antara lain Pajak Air Bawah Tanah, Retribusi Tempat Pelelangan Ikan (TPI) dan Retribusi Ijin Pengambilan Air bawah Tanah. Kontribusi Pajak Daerah terhadap Pendapatan Asli Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun , dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel : 3.67 Realisasi/Prediksi PAD dan Pajak Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun NO TAHUN PAD Kontribusi PAJAK DAERAH Pajak Daerah Terhadap PAD (%) , ,00 81, , ,69 81, , ,60 79, , ,00 81, * , ,90 80,32 Sumber: Data diolah dari Perda ttg Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD TA dan Laporan Realisasi Anggaran TA Un-Audited (*) c. Kinerja Belanja Daerah Selanjutnya, dari sisi Belanja Daerah, yang terdiri dari Belanja Tidak Langsung sebesar 16 trilyun 847 milyar 302 juta 868 ribu 128 rupiah 90 sen terealisasi sebesar 16 trilyun 380 milyar 714 juta 233 ribu 611 rupiah 30 sen atau 97,23 persen dan Belanja Langsung dari alokasi sebesar 7 trilyun 769 milyar 208 juta 603 ribu 560 rupiah 11 sen terealisasi sebesar 7 trilyun 494 milyar 37 juta 540 ribu 239 rupiah 77 sen atau 96,46 persen. BAB III Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016

123 Grafik 3.3 Struktur Belanja Daerah Provinsi Jawa Timur 30,000,000,000, ,000,000,000, ,000,000,000, ,000,000,000, ,000,000,000, ,000,000,000, * BELANJA LANGSUNG BELANJA TIDAK LANGSUNG Sumber: Data diolah dari Perda ttg Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD TA dan Laporan Realisasi Anggaran TA Un-Audited (*) Grafik di atas menggambarkan bahwa struktur belanja daerah Provinsi Jawa Timur sebagian besar realisasinya adalah belanja tidak langsung jika dibandingkan dengan belanja langsungnya. Adapun komposisi belanja daerah Provinsi Jawa Timur didominasi oleh Belanja Lain-lain yaitu rata-rata selama tahun sebesar 54,92%. Selanjutnya diikuti oleh Belanja Barang dan Jasa rata-rata sebesar 22,45% lalu Belanja Pegawai yaitu rata-rata sebesar 14,40% dan ditutup oleh Belanja Modal yaitu rata-rata sebesar 8,23%, sebagaimana terlihat dalam grafik berikut: Grafik 3.4 Komposisi Realisasi Belanja Daerah Provinsi Jawa Timur Prosentase * Belanja Pegawai Belanja Barang&Jasa Belanja Modal Belanja Lain-lain Sumber: Data diolah dari Perda ttg Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD TA dan Laporan Realisasi Anggaran TA Un-Audited (*) BAB III Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016

124 Persentase realisasi belanja provinsi yang terbesar adalah untuk Belanja Lainnya, yaitu berupa transfer Bagi Hasil dan Bantuan Keuangan Kepada Kabupaten dan Kota. Hal ini wajar mengingat pelampauan pendapatan yang tertinggi untuk provinsi Jawa Timur adalah dari pajak daerah, sehingga memang harus dibagihasilkan. Selain itu pada Belanja Lainnya di APBD provinsi juga terdapat pos Belanja Hibah dan Belanja Bantuan Sosial. Persentase realisasi Belanja Barang dan Jasa serta Belanja Modal memiliki tren meningkat sedangkan realisasi Belanja Pegawai memiliki tren menurun. Realisasi belanja daerah merupakan realisasi penyerapan belanja daerah yang dilakukan oleh pemerintah daerah untuk mendanai seluruh program/ kegiatan yang berdampak langsung maupun tidak langsung terhadap pelayanan publik. Pengelolaan belanja daerah untuk mendukung capaian target kinerja utama sebagaimana ditetapkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Jawa Timur Tahun dengan menganut sistem primsip akuntabilitas, efektif dan efisien dalam rangka mendukung penerapan anggaran berbasis kinerja. Belanja daerah diprioritaskan dalam rangka pelaksanaan urusan pemerintahan Provinsi Jawa Timur yang terdiri dari urusan wajib dan urusan pilihan sebagaimana ditetapkan dalam ketentuan perundang-undangan, anggaran dan realisasi belanja daerah seperti yang dapat dilihat pada tabel berikut : Kode Tabel 3.68 Realisasi Anggaran Belanja Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016 Urusan Pemerintahan Daerah Anggaran Setelah Perubahan Belanja Realisasi ( Rp ) Sisa Realisasi Rp % ,00 ( ,00) ,00 0,00 0 Pemerintah Provinsi Jatim 0,00 ( ,00) ,00 0, Pendidikan , , ,00 6, Dinas Pendidikan Prov. Jatim , , ,00 6, Kesehatan , , ,82 2, Dinas Kesehatan Prov. Jatim , , ,00 10,54 BAB III Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016

125 Kode Urusan Pemerintahan Daerah Anggaran Setelah Perubahan Belanja Realisasi ( Rp ) Sisa Realisasi Rp % Rumah Sakit Umum Karsa , , ,00 3,35 Husada Batu Prov. Jatim 0103 Rumah Sakit Paru Jember Prov. Jatim , , ,15 6, Rumah Sakit Paru Dungus , , ,67 12,84 Madiun Prov. Jatim 0105 Rumah Sakit Kusta Kediri Prov. Jatim , , ,06 18, Rumah Sakit Kusta , , ,02 9,40 Sumberglagah Mojokerto Prov. Jatim 0107 Rumah Sakit Mata Masyarakat Jawa Timur , , ,06 8, Rumah Sakit Paru Surabaya Prov. Jatim , , ,71 13, Rumah Sakit Umum Asy - Syaafi , , ,23 5,32 Pamekasan Prov. Jatim 0110 Rumah Sakit Paru Manguharjo Madiun Prov. Jatim , , ,64 3, UPT- Akademi Keperawatan Madiun , , ,15 10, UPT- Akademi Gizi Surabaya , , ,59 5, UPT- Pelatihan Kesehatan Masyarakat Murnajati Lawang 0200 Rumah Sakit Umum Dr. Soetomo Surabaya Prov. Jatim 0300 Rumah Sakit Umum Dr. Saiful Anwar Malang Prov. Jatim 0400 Rumah Sakit Umum Dr. Soedono Madiun Prov. Jatim 0500 Rumah Sakit Haji Surabaya Prov. Jatim 0600 Rumah Sakit Jiwa Menur Surabaya Prov. Jatim , , ,33 10, , , ,26 0, , ,35 ( ,03) (0,89) , , ,09 10, , , ,86 4, , , ,03 3, Pekerjaan Umum , , ,00 4, Dinas Pekerjaan Umum Bina , , ,00 3,79 Marga Prov. Jatim 0300 Dinas Pekerjaan Umum , , ,00 5,02 Pengairan Prov. Jatim 0500 Dinas Pekerjaan Umum Cipta , , ,00 6,16 Karya dan Tata Ruang Prov. Jatim 106 Perencanaan Pembangunan , , ,00 6, Badan Perencanaan , , ,00 6,41 Pembangunan Daerah Prov. Jatim 107 Perhubungan , , ,00 2, Dinas Perhubungan dan Lalu Lintas Angkutan Jalan , , ,00 2, Lingkungan Hidup , , ,00 23, Badan Lingkungan Hidup Prov. Jatim , , ,00 23,23 BAB III Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016

126 Kode Urusan Pemerintahan Daerah Anggaran Setelah Perubahan Belanja Realisasi ( Rp ) Sisa Realisasi Rp % Pemberdayaan Perempuan dan , , ,00 5,25 Perlindungan Anak 0100 Badan Pemberdayaan , , ,00 5,25 Perempuan dan Keluarga Berencana Prov. Jatim 113 Sosial , , ,00 4, Dinas Sosial Prov. Jatim , , ,00 4, Ketenagakerjaan , , ,00 6, Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Kependudukan Prov. Jatim , , ,00 6, Koperasi dan Usaha Kecil , , ,00 3,32 Menengah 0100 Dinas Koperasi dan Usaha Mikro, , , ,00 3,32 Kecil, Menengah ( UMKM ) Prov. Jatim 116 Penanaman Modal Daerah , , ,00 5, Badan Penanaman Modal Prov , , ,00 5,72 Jatim 117 Kebudayaan , , ,00 3, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Prov. Jatim 118 Kepemudaan dan Keolahragaan 0100 Dinas Kepemudaan dan Keolahragaan Prov. Jatim 119 Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri 0100 Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Prov. Jatim 0300 Satuan Polisi Pamong Praja Prov. Jatim 0400 Badan Penanggulangan Bencana Daerah Prov. Jatim 120 Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, , , ,00 3, , , ,00 7, , , ,00 7, , , ,00 7, , , ,00 9, , , ,00 6, , , ,00 5, , , ,10 2,54 Kepegawaian dan Persandian 0100 Dewan Perwakilan Rakyat , , ,00 2,60 Daerah Prov. Jatim 0200 Kepala Daerah dan Wakil Kepala , , ,00 0,15 Daerah 0301 Biro Administrasi Pemerintahan , , ,00 7,87 Umum Setda Prov. Jatim 0302 Biro Administrasi Kerjasama , , ,00 4,19 Setda Prov. Jatim 0303 Biro Hukum Setda Prov. Jatim , , ,00 7, Biro Administrasi Perekonomian Setda Prov. Jatim 0305 Biro Administrasi Pembangunan Setda Prov. Jatim , , ,27 5, , , ,00 12,80 BAB III Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016

127 Kode Urusan Pemerintahan Daerah Anggaran Setelah Perubahan Belanja Realisasi ( Rp ) Sisa Realisasi Rp % Biro Administrasi Sumber Daya , , ,00 6,53 Alam Setda Prov. Jatim 0307 Biro Administrasi Kesejahteraan , , ,00 6,35 Rakyat Setda Prov. Jatim 0308 Biro Administrasi , , ,00 5,96 Kemasyarakatan Setda Prov. Jatim 0309 Biro Humas dan Protokol Setda , , ,00 7,53 Prov. Jatim 0310 Biro Organisasi Setda Prov , , ,00 3,05 Jatim 0311 Biro Umum Setda Prov. Jatim , , ,00 6, Sekretariat DPRD Prov. Jatim , , ,00 9, Badan Penelitian dan , , ,00 2,76 Pengembangan Prov. Jatim 0600 Inspektorat Provinsi Jatim , , ,00 5, Dinas Pendapatan Prov. Jatim , , ,16 10, Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (SKPD) , , ,00 7, Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (PPKD) , , ,82 1, Kantor Perwakilan Prov. Jatim , , ,00 2, Badan Koordinasi Wilayah , , ,00 3,59 Pemerintahan dan Pembangunan Provinsi Jatim I Madiun 1400 Badan Koordinasi Wilayah , , ,85 6,01 Pemerintahan dan Pembangunan Provinsi Jatim II Bojonegoro 1500 Badan Koordinasi Wilayah , , ,00 8,33 Pemerintahan dan Pembangunan Provinsi Jatim III Malang 1600 Badan Koordinasi Wilayah , , ,00 4,58 Pemerintahan dan Pembangunan Provinsi Jatim IV Pamekasan 1700 Badan Kepegawaian Daerah , , ,00 6,33 Prov. Jatim 1800 Badan Pendidikan dan Pelatihan , , ,00 6,92 Prov. Jatim 1900 Sekretariat Dewan Pengurus , , ,00 2,81 KORPRI Prov. Jatim 121 Ketahanan Pangan , , ,00 2, Badan Ketahanan Pangan Prov , , ,00 2,87 Jatim 122 Pemberdayaan Masyarakat dan , , ,00 4,90 Desa 0100 Badan Pemberdayaan , , ,00 4,90 Masyarakat Prov. Jatim 125 Komunikasi dan Informatika , , ,00 5, Dinas Komunikasi dan Informatika , , ,00 5,70 BAB III Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016

128 Kode Urusan Pemerintahan Daerah Anggaran Setelah Perubahan Belanja Realisasi ( Rp ) Sisa Realisasi Rp % Sekretariat Komisi Penyiaran Indonesia Daerah , , ,00 5, Perpustakaan , , ,00 3, Badan Perpustakaan dan , , ,00 3,18 Kearsipan 201 Pertanian , , ,00 5, Dinas Pertanian Prov. Jatim , , ,00 5, Dinas Perkebunan Prov. Jatim , , ,00 6, Dinas Peternakan Prov. Jatim , , ,00 5, Kehutanan , , ,00 7, Dinas Kehutanan Prov. Jatim , , ,00 7, Energi dan Sumberdaya , , ,00 8,56 Mineral 0200 Dinas Energi dan Sumber Daya , , ,00 8,56 Mineral Prov. Jatim 205 Kelautan dan Perikanan , , ,00 3, Dinas Perikanan dan Kelautan , , ,00 3,80 Prov. Jatim 207 Perindustrian , , ,00 6, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Prov. Jatim , , ,00 6,62 TOTAL , , ,92 3,01 Sumber: Data diolah dari Laporan Realisasi Anggaran TA Un-Audited (*) d. Analisis Rasio Keuangan Kaitannya dengan Pencapaian Kinerja Dalam suatu sistem pengelolaan keuangan daerah di era otonomi daerah yaitu terkait dengan pengelolaan APBD perlu ditetapkan standar atau acuan kapan suatu daerah dikatakan mandiri, efektif dan efisien serta akuntabel. Untuk itu diperlukan suatu pengukuran kinerja keuangan pemerintah daerah sebagai tolak ukur dalam penetapan kebijakan keuangan pada tahun anggaran selanjutnya. Pengukuran kinerja sangat penting untuk menilai akuntabilitas pemerintah daerah dalam melakukan pengelolaan keuangan daerah. Akuntabilitas bukan sekedar kemampuan menunjukan bagaimana uang publik dibelanjakan, akan tetapi meliputi kemampuan yang menunjukan bahwa uang publik tersebut telah dibelanjakan secara ekonomis, efektif dan efisien. BAB III Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016

129 Pengukuran kinerja keuangan daerah secara umum mencakup 3 (tiga) bidang yang saling terkait antara satu dengan yang lainnya, meliputi : 1) Analisis penerimaan, yaitu analisis mengenai kemampuan pemerintah daerah dalam menggali potensi sumber-sumber pendapatan ; 2) Analisis pengeluaran, yaitu analisis mengenai seberapa besar biaya-biaya dari suatu pelayanan kepada masyarakat dan faktor-faktor yang menyebabkan biayabiaya tersebut meningkat ; 3) Analisis anggaran, yaitu analisis mengenai hubungan antara pendapatan, belanja dan proyeksi tahun mendatang. Salah satu alat untuk menganalisis kinerja pemerintah daerah dalam mengelola keuangan daerahnya adalah dengan melakukan analisis rasio terhadap APBD yang telah dilaksanakan. Analisis rasio terhadap APBD dilakukan untuk meningkatkan kualitas pengelolaan keuangan daerah de.gan membandingkan hasil yang dicapai suatu periode dibandingkan periode sebelumnya sehingga dapat diketahui kecenderungannya. Beberapa analisis rasio yang digunakan dalam laporan ini adalah sebagai berikut: 1. Rasio Kemandirian Keuangan Daerah Kemandirian keuangan daerah (otonomi fiskal) mengindikasikan kemampuan Pemerintah Daerah dalam membiayai sendiri kegiatan pemerintahan, pembangunan, dan pelayanan masyarakat yang telah membayar pajak dan retribusi sebagai sumber pendapatan daerah. Kemandirian daerah ditunjukkan oleh besar kecilnya Rasio Kemandirian yang menggambarkan ketergantungan daerah terhadap sumber dana eksternal. Rasio ini ditunjukan oleh besar kecilnya pendapatan asli daerah (PAD) dibandingkan dengan pendapatan daerah yang berasal dari sumber lainnya misalnya bantuan pemerintah pusat (transfer pusat) maupun dari pinjaman. Semakin tinggi rasio kemandirian daerah, tingkat ketergantungan terhadap bantuan pihak eksternal semakin rendah, dan sebaliknya. Rasio Kemandirian Daerah = Pendapatan Asli Daerah (Dana Perimbangan + Pinjaman Daerah) x 100 BAB III Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016

130 Untuk menilai tinggi rendahnya rasio kemandirian pemerintah daerah, bisa mengacu pada Kepmendagri No tahun 1996, sebagai berikut : Tabel 3.69 Kriteria Tingkat Kemandirian dan Kemampuan Keuangan Daerah Kemampuan Keuangan Kemandirian (%) Pola Hubungan Rendah sekali Rendah Sedang Tinggi 0 25 > > > 75 Instruktif Konsultatif Partisipatif Delegatif Sumber : Kepmendagri No /1996 Tabel 3.70 Perhitungan Rasio Kemandirian Keuangan Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun Anggaran Tahun PAD Dana Perimbangan Pinjaman Ratio Kemandirian (%) , , ,00 312, , , , , , , , , , * , , ,91 Jumlah , , ,00 306,87 Rata- Rata , , ,00 354,22 Sumber: Data diolah dari Perda ttg Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD TA dan Laporan Realisasi Anggaran TA Un-Audited (*) Berdasarkan tabel diatas, nampak bahwa Pemerintah Provinsi Jawa Timur tingkat kemandiriannya mengalami peningkatan dari tahun ke tahun yang menggambarkan tingkat kemandirian keuangan Provinsi Jawa Timur tinggi sekali terhadap bantuan transfer dana perimbangan dan pinjaman atau dengan kata lain ketergantungan terhadap pihak eksternal rendah. Hal ini bisa di lihat dari rasio yang melebihi 100 % tiap tahunnya. Hasil rasio kemandirian dibandingkan dengan pedoman tingkat kemandirian dan kemampuan keuangan dari Kepmendagri tahun 1996, maka Pemerintah Provinsi Jawa Timur untuk tahun 2012 sampai 2016 BAB III Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016

131 tingkat kemampuan keuangannya tinggi sekali dengan pola hubungan delegatif yaitu peranan kemampuan keuangan asli daerah lebih dominan daripada peran pemerintah pusat. Pola ini dari sisi finansial menunjukkan tidak adanya ketergantungan dari dana perimbangan sehingga peran pemerintah Provinsi Jawa Timur hanya delegasi dari pemerintah pusat. 2. Rasio Efektifitas Pendapatan Asli Daerah Rasio ini menggambarkan kemampuan pemerintah daerah dalam merealisasikan pendapatan asli daerah yang direncanakan dibandingkan dengan target yang ditetapkan berdasarkan potensi riil daerah. Pemerintah daerah dikatakan mampu menjalankan tugasnya bila rasio yang dicapai minimal sebesar 1 atau 100 persen. tetapi semakin tinggi rasio efektivitas berarti kemampuan daerah semakin baik. Pemerintah telah menyusun pedoman penilaian tingkat efektivitas keuangan daerah, melalui Kepmendagri No tahun 1996 berikut ini. Tabel 3.71 Kriteria Efektivitas Keuangan Daerah Kriteria Efektivitas Persentase Efektifitas (%) Sangat Efektif Efektif Cukup Efektif Kurang Efektif Tidak Efektif >100 > >80 90 > Sumber :Kepmendagri No tahun 1996 Rasio Efektivitas = Realisasi Penerimaan PAD Target Penerimaan PAD yang ditetapkan berdasarkan potensi Riil Daerah X 100 BAB III Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016

132 Tabel 3.72 Perhitungan Rasio Efektifitas Pendapatan Asli Daerah Prov Jatim Tahun Anggaran Tahun Target PAD PAD Rasio Efektifitas , , , , , , , ,60 103, * , ,20 108,73 Rata- Rata ,25 Sumber: Data diolah dari Perda ttg Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD TA dan Laporan Realisasi Anggaran TA Un-Audited (*) (%) Berdasarkan tabel diatas nampak bahwa rasio efektifitas Pemerintah Provinsi Jawa Timur cukup fluktuatif selama 5 tahun kebelakang dengan puncak kenaikan tertinggi pada tahun 2013, namun kondisi tahun 2015 telah terjadi penurunan yang cukup signifikan dikarenakan terjadinya pelampauan yang relative kecil dari pajak daerah. Meskipun demikian berdasarkan kriteria efektifitas Pemerintah Provinsi Jawa Timur masih selalu diatas 100% tiap tahunnya. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Pemerintah Provinsi Jawa Timur pada tahun telah sangat efektif dalam mengelola Pendapatan Asli Daerahnya. 3. Rasio Aktivitas (Keserasian) Rasio keserasian merupakan rasio yang mendeskripsikan aktivitas Pemerintah Daerah dalam memprioritaskan alokasi dananya pada belanja rutin dan belanja pembangunan secara optimal. Semakin tinggi persentase dana yang dialokasikan untuk belanja rutin berarti persentase belanja investasi yang dipakai untuk menyediakan sarana prasarana ekonomi masyarakat semakin kecil (Abdul Halim, 2012). Sampai saat ini belum ada pedoman yang ideal tentang besarnya rasio belanja rutin maupun rasio belanja modal, karena sangat dipengaruhi dinamika pembangunan dan kebutuhan investasi yang diperlukan untuk mencapai pertumbuhan yang ditargetkan. BAB III Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016

133 Nama akun belanja rutin adalah sama dengan belanja operasi sedangkan belanja pembangunan sendiri adalah belanja modal. Hal ini sesuai dengan yang tercantum dalam Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun Selanjutnya rasio keserasian dapat di formulasikan sebagai berikut : a) Rasio aktivitas belanja rutin/operasi = Belanja rutin/operasi X 100 Total APBD b) Rasio aktivitas belanja modal = Belanja Pembangunan/ Modal X 100 Total APBD Tabel 3.73 Perhitungan Rasio Aktifitas (Keserasian) Belanja Operasi dan Belanja Modal Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun anggaran Rasio Aktivitas Belanja Tahun Total Pendapatan Belanja (%) Operasi Modal Operasi Modal , , ,10 64,11 6, , , ,90 65,82 6, , , ,90 54,92 5, , , ,40 57,78 10, * , , ,80 59,50 8,59 Rata-rata 60,42 7,64 Sumber: Dari perhitungan rasio keserasian di atas nampak bahwa sebagian besar dana yang dimiliki Pemerintah Provinsi Jawa Timur masih digunakan untuk kebutuhan belanja operasi walaupun terjadi penurunan rasio aktivitas belanja Provinsi Jawa Timur, rata-rata rasio aktivitas belanja operasi (belanja rutin) sebesar 60,42% sedangkan rasio aktivitas belanja modal (belanja pembangunan) sebesar 7,64%. Namun pada tahun 2015 terjadi peningkatan rasio cukup signifikan atau hamper dua kali lipat dari tahun sebelumnya dikarenakan adanya penambahan realisasi belanja pembangunan atau modal. Rasio aktivitas belanja operasi Provinsi Jawa Timur sangat tinggi dibandingkan dengan rasio aktivitas belanja modal. Dengan demikian dapat kita simpulkan bahwa pemerintah Provinsi Jawa Timur lebih memperioritaskan belanjanya pada belanja operasi daripada belanja modal BAB III Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016

134 (pembangunan). Semakin tinggi presentase dana yang dialokasikan untuk belanja rutin berarti presentase belanja investasi (belanja pembangunan) yang digunakan untuk menyediakan sarana prasarana ekonomi masyarakat cenderung semakin kecil. Pemerintah daerah Provinsi Jawa Timur perlu menekan belanja operasi seperti belanja pegawai dan belanja barang yang terlalu besar guna dialokasikan untuk belanja modal. Hal ini dianggap perlu untuk diperhatikan oleh Pemerintah Provinsi Jawa Timur walaupun patokan untuk besarnya belanja operasi dan belanja modal terhadap APBD belum ada. Namun sebagai daerah yang berada di negara berkembang pemerintah daerah seharusnya meningakatkan belanja modal (pembangunan) dalam menyediakan sarana prasarana yang mendukung untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat dan pelayanan publik. Hal ini telah dilaksanakan dengan meningkatkan proporsi belanja pembangunan atau modal sehinggal diharapkan dapat memberikan efek multiplier yang berkepanjangan. 4. Rasio Pengelolaan Belanja Rasio ini menggambarkan kegiatan belanja yang dilakukan oleh pemerintah daerah memiliki ekuitas antara periode yang positif, yaitu belanja daerah yang direncanakan idealnya tidak lebih besar dari pendapatan daerah yang diterima pemerintah daerah. Rasio ini menunjukan adanya surplus atau defisit anggaran, yaitu selisih lebih/kurang antara pendapatan dan belanja selama satu periode laporan. Penghitungan secara pasti besaran surplus atau defisit anggaran pada suatu pemerintah daerah sulit untuk ditentukan karena sangat dipengaruhi beberapa faktor, antara lain : a. Keterlambatan penetapan besaran alokasi anggaran Dana Perimbangan; b. Adanya program kegiatan yang dibiayai dari APBN pada SKPD yang memerlukan dana pendamping dari APBD dan penyusunannya tidak melibatkan pemerintah daerah; c. Penerimaan pendapatan daerah tidak sebanding dengan belanja daerah. Rasio pengelolaan belanja = Total Pendapatan Daerah X 100 Total Belanja Daerah BAB III Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016

135 Tabel : 3.74 Surplus/Defisit Anggaran dan Perhitungan Rasio Pengelolaan Belanja Provinsi Jawa Timur Tahun Anggaran Rasio Tahun Pendapatan Daerah Belanja Daerah Surplus/Defisit Pengelolaan Belanja (%) , , , , , ,10 103, , , ,00 103, , ,80 ( ,40) 96, * , , ,70 104,90 Rata-Rata Sumber: Data diolah dari Perda ttg Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD TA dan Laporan Realisasi Anggaran TA Un-Audited (*) Rasio pengelolaan belanja Pemerintah Provinsi Jawa Timur pada tabel diatas dapat dilihat bahwa rata-rata rasio pengelolaan belanja sebesar 102,19%. Pada tahun 2015 sebesar 96,87 % mengalami defisit anggaran. Hal ini disebabkan karena penurunan realisasi pendapatan Provinsi Jawa Timur pada tahun tersebut. Penurunan pendapatan ini disertai dengan kemampuan pemerintah Provinsi Jawa Timur dalam menekan realisasi atas belanja. Sehingga total belanja pemerintah Provinsi Jawa Timur masih lebih rendah bila dibandingkan dengan total pendapatan Provinsi Jawa Timur. Dapat dilihat pula bahwa kinerja pengelolaan belanja yang paling baik terjadi pada tahun 2016 yang menunjukkan adanya surplus sebesar Rp ,70 dimana Pemerintah Provinsi Jawa Timur mengalami peningkatan rasio pengelolaan belanja melebihi 100% yaitu 104,90%. Dengan demikian kinerja pengelolaan keuangan daerah Provinsi Jawa Timur baik jika dilihat berdasarkan rasio pengelolaan belanja. 5. Rasio Pertumbuhan Rasio Pertumbuhan, mengukur seberapa besar kemampuan pemerintah daerah dalam mempertahankan dan meningkatkan keberhasilannya yang telah dicapai dari periode ke periode berikutnya. Pertumbuhan untuk masing-masing komponen sumber pendapatan dan pengeluaran, dapat dijadikan dasar untuk melakukan evaluasi terhadap potensi-potensi penerimaan dan prioritas belanja pada tahun-tahun mendatang, dalam arti lain mengukur kemampuan Pemerintah Daerah dalam mempertahankan dan meningkatkan keberhasilan yang telah dicapai BAB III Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016

136 selama beberapa periode. Jika pertumbuhan untuk masing-masing komponen sumber pendapatan dan pengeluaran sudah diketahui, maka dapat digunakan untuk menilai potensi mana yang perlu mendapat perhatian. Rasio Pertumbuhan : a. Realisasi Penerimaan PAD = b. Rasio Pertumbuhan Σ Pendapatan = c. Rasio Pertumbuhan Belanja Operasi = Realisasi Pengeluaran Belanja Operasi Xn Xn-1 Pengeluaran Belanja Operasi Xn-1 X 100 d. Rasio Pertumbuhan Belanja Modal Realisasi Pengeluaran Belanja Modal Xn Xn-1 Pengeluaran Belanja Modal Xn-1 X 100 Tabel: 3.75 Perhitungan Rasio Pertumbuhan Provinsi Jawa Timur Tahun Anggaran Keterangan * Rata-rata PAD Rasio Pertumbuhan PAD Total Pendapatan Rasio Pertumbuhan Pendapatan Belanja Operasi Rasio Pertumbuhan Belanja Operasi Belanja Modal Rasio Pertumbuhan Belanja Modal , , , , , ,50 7,70% 20,82% 24,72% 6,65% 3,23% 12,63% , , , , , ,80 34,00% 12,80% 19,57% 7,01% 12,67% 17,21% , , , , , ,60 47,73% 15,81% -0,23% 12,57% 16,03% 18,38% , , , , , ,58 1,15% 11,20% 2,70% 87,03% -4,76% 19,46% Sumber: Data diolah dari Perda ttg Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD TA dan Laporan Realisasi Anggaran TA Un-Audited (*) BAB III Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016

137 Rasio pertumbuhan PAD dan pertumbuhan pendapatan Pemerintah Provinsi Jawa Timur dari tahun menunjukkan pertumbuhan yang positif. Rata-rata rasio pertumbuhan PAD dan pendapatan selama 5 tahun sebesar 12,63% dan 17,21% menunjukkan pertumbuhan yang sangat tinggi yang menunjukkan kinerja pengelolaan keuangan Pemerintah Provinsi Jawa Timur baik karena setidaknya pemerintah Provinsi Jawa Timur mampu mempertahankan penerimaan PAD dan pendapatan tetap mengalami pertumbuhan setiap tahunnya. Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa pada tahun 2016 PAD Pemerintah Provinsi Jawa Timur mengalami penurunan pertumbuhan cukup tinggi yakni sebesar 3,23 % jika dibanding dengan pertumbuhan tahun sebelumnya. Pertumbuhan belanja Pemerintah Provinsi Jawa Timur yaitu belanja operasi mengalami pertumbuhan yang positif dengan rata-rata selama 5 tahun sebesar 18,38% dan pertumbuhan belanja operasi pada tahun 2016 telah bergerak positif yang berarti terjadi kenaikan yang menandakan adanya pertumbuhan positif yang disebabkan adanya terealisasinya beberapa belanja terutama belanja jasa dikaitkan dengan naiknya inflasi daerah, sedangkan rasio pertumbuhan belanja modal positif dengan rata-rata 5 tahun sebesar 19,46%. Namun pada tahun 2016 mengalami penurunan pertumbuhan jika dibanding dengan tahun Hal ini diakibatkan karena belanja modal pada tahun 2016 lebih kecil dibandingkan dengan belanja modal tahun 2015 disebabkan adanya penurunan realisasi pembangunan fisik. Berdasarkan rata-rata rasio pertumbuhan belanja operasi sebesar 18,38% dan belanja modal sebesar 19,46%, terlihat bahwa pertumbuhan rata-rata rasio belanja operasi lebih kecil dibandingkan dengan belanja modal berkebalikan dengan tahun sebelumnya sehingga menunjukkan pengelolaan keuangan yang lebih berorientasi pada belanja yang manfaatnya jangka panjang dalam rangka pengeluaran investasi yang manfaatnya dapat dirasakan untuk beberapa tahun sepanjang masa manfaat atas belanja modal tetap terjaga dan memberikan multiplier effect yang dapat mendukung perekonomian. BAB III Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016

PENGUKURAN KINERJA PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2016

PENGUKURAN KINERJA PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2016 PENGUKURAN KINERJA PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN NO TUJUAN SASARAN INDIKATOR 1 Meningkatkan perluasan lapangan kerja 2 Meningkatkan pemerataan, dan perluasan akses pendidikan partisipasi angkatan

Lebih terperinci

PENGUKURAN KINERJA PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2015

PENGUKURAN KINERJA PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2015 PENGUKURAN KINERJA PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN NO TUJUAN SASARAN INDIKATOR 1 Meningkatkan perluasan lapangan kerja 2 Meningkatkan pemerataan, dan perluasan akses pendidikan partisipasi angkatan

Lebih terperinci

Tabel 5.1 Keterkaitan Visi, Misi, Tujuan, Sasaran Pembangunan Jangka Menengah Provinsi Jawa Timur,

Tabel 5.1 Keterkaitan Visi, Misi, Tujuan, Sasaran Pembangunan Jangka Menengah Provinsi Jawa Timur, Tabel 5.1 Keterkaitan Visi, Misi, Tujuan, Sasaran Pembangunan Jangka Menengah Provinsi Jawa Timur, 2014-2019 Visi: "Jawa Timur Lebih Sejahtera, Berkeadilan, Mandiri, Berdaya Saing, dan Berakhlak" Misi:

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017 PROVINSI JAWA TIMUR

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017 PROVINSI JAWA TIMUR PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017 PROVINSI JAWA TIMUR Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan, akuntabel serta berorientasi pada hasil, yang bertanda tangan di bawah ini : Nama

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA Rencana Strategis atau disebut dengan RENSTRA merupakan suatu proses perencanaan berorientasi pada hasil ingin dicapai selama kurun waktu tertentu berisi visi,

Lebih terperinci

: GUBERNUR JAWA TIMUR PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 PROVINSI JAWA TIMUR

: GUBERNUR JAWA TIMUR PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 PROVINSI JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 PROVINSI JAWA TIMUR Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan, akuntabel serta berorientasi pada hasil, yang bertanda tangan

Lebih terperinci

: GUBERNUR JAWA TIMUR PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 PROVINSI JAWA TIMUR

: GUBERNUR JAWA TIMUR PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 PROVINSI JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 PROVINSI JAWA TIMUR Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan, akuntabel serta berorientasi pada hasil, yang bertanda tangan

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015 PROVINSI JAWA TIMUR

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015 PROVINSI JAWA TIMUR PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015 PROVINSI JAWA TIMUR Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan, akuntabel serta berorientasi pada hasil, yang bertanda tangan di bawah ini : Nama

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 PROVINSI JAWA TIMUR

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 PROVINSI JAWA TIMUR PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 PROVINSI JAWA TIMUR Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan, akuntabel serta berorientasi pada hasil, yang bertanda tangan di bawah ini : Nama

Lebih terperinci

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA BAB III AKUNTABILITAS KINERJA Akuntabilitas Kinerja dalam format Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Pemerintah Provinsi Jawa Timur tidak terlepas dari rangkaian mekanisme fungsi perencanaan yang sudah

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN KINERJA 6 BAB II PERENCANAAN KINERJA Laporan Kinerja Kabupaten Purbalingga Tahun mengacu pada Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA KABUPATEN PURBALINGGA TAHUN 2017

PERJANJIAN KINERJA KABUPATEN PURBALINGGA TAHUN 2017 PERJANJIAN KINERJA KABUPATEN PURBALINGGA TAHUN 2017 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, kami yang bertanda tangan dibawah

Lebih terperinci

PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN BANGKALAN PERJANJIAN KINERJA PERUBAHAN TAHUN 2016

PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN BANGKALAN PERJANJIAN KINERJA PERUBAHAN TAHUN 2016 PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN BANGKALAN PERJANJIAN KINERJA PERUBAHAN TAHUN 2016 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan dan akuntabel serta berorientasi

Lebih terperinci

Tabel 9.1 Penetapan Indikator Kinerja Daerah terhadap Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Pemerintah Kota Surakarta 2021 A. 1

Tabel 9.1 Penetapan Indikator Kinerja Daerah terhadap Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Pemerintah Kota Surakarta 2021 A. 1 Tabel 9.1 Penetapan Indikator Kinerja Daerah terhadap Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Pemerintah Kota Surakarta NO 2016 2017 2018 2019 2020 A. 1 ASPEK KESEJAHTERAAN MASYARAKAT Pertumbuhan ekonomi/pdrb

Lebih terperinci

PROVINSI BANTEN TABEL PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH TERHADAP CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN

PROVINSI BANTEN TABEL PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH TERHADAP CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN PROVINSI BANTEN TABEL PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH TERHADAP CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN PERIODE : 2017-2022 NO 1 1 1106 ASPEK KESEJAHTERAAN MASYARAKAT Fokus Kesejahteraan

Lebih terperinci

Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia untuk mewujudkan masyarakat yang memiliki daya saing dalam menghadapi tantangan global

Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia untuk mewujudkan masyarakat yang memiliki daya saing dalam menghadapi tantangan global PENGUKURAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN SIDOARJO TAHUN 2015 VISI : Menuju Sidoarjo Sejahtera, Mandiri, dan Berkeadilan No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Satuan Target 2015 Realiasasi 2015 % Capaian

Lebih terperinci

MATRIKS RANCANGAN PRIORITAS RKPD PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2017

MATRIKS RANCANGAN PRIORITAS RKPD PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2017 MATRIKS RANCANGAN PRIORITAS RKPD PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2017 Prioritas Misi Prioritas Meningkatkan infrastruktur untuk mendukung pengembangan wilayah 2 1 jalan dan jembatan Kondisi jalan provinsi mantap

Lebih terperinci

Visi : Ponorogo Lebih Maju, Berbudaya dan Religius

Visi : Ponorogo Lebih Maju, Berbudaya dan Religius Visi : Ponorogo Lebih Maju, Berbudaya dan Religius Tabel 5.1 Keterkaitan Visi, Misi, Dan Sasaran Kabupaten Ponorogo Taget Sasaran Sasaran Target KET. 2016 2017 2018 2019 2020 Membentuk budaya keteladanan

Lebih terperinci

EFISIENSI PENGGUNAAN SUMBER DAYA PEMERINTAH KABUPATEN SIDOARJO TAHUN VISI : Menuju Sidoarjo Sejahtera, Mandiri, dan Berkeadilan

EFISIENSI PENGGUNAAN SUMBER DAYA PEMERINTAH KABUPATEN SIDOARJO TAHUN VISI : Menuju Sidoarjo Sejahtera, Mandiri, dan Berkeadilan EFISIENSI PENGGUNAAN SUMBER DAYA PEMERINTAH KABUPATEN SIDOARJO TAHUN 2015 VISI : Menuju Sidoarjo Sejahtera, Mandiri, dan Berkeadilan NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA % Capaian Kinerja % Realisasi

Lebih terperinci

Tabel 9.1 Penetapan Indikator Kinerja Daerah Terhadap Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Provinsi Jawa Timur

Tabel 9.1 Penetapan Indikator Kinerja Daerah Terhadap Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Provinsi Jawa Timur Tabel 9.1 Penetapan Indikator Kinerja Daerah Terhadap Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Provinsi Jawa Timur Kondisi Kinerja pada awal Kondisi Aspek/Fokus/Bidang Urusan/Indikator Kinerja

Lebih terperinci

PERUBAHAN PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015

PERUBAHAN PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015 PERUBAHAN PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO TAHUN 2015 Tujuan 1 : Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi Daerah Meningkatnya Pertumbuhan Ekonomi dan Daya Saing Daerah Jumlah Investor Berskala

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017 PEMERINTAH KOTA MALANG

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017 PEMERINTAH KOTA MALANG PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017 PEMERINTAH KOTA MALANG No. Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target (1) (2) (3) (4) 1. Meningkatnya kualitas, aksesibilitas dan pemerataan pelayanan pendidikan 1. Angka

Lebih terperinci

PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH

PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH PROVINSI LAMPUNG 2015 2019 PROVINSI LAMPUNG 2015 2019 BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA Penetapan indikator kinerja daerah bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai ukuran keberhasilan pencapaian visi

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO TAHUN 2016

PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO TAHUN 2016 PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO TAHUN 2016 Tujuan 1 : Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi Meningkatnya Pertumbuhan Jumlah Investor Berskala Nasional PMA 17 PMA/PMDN Ekonomi dan Daya Saing

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 14 TAHUN 2017

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 14 TAHUN 2017 SALINAN NOMOR 14, 2017 PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 14 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 37 TAHUN 2015 TENTANG PENETAPAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

BAB IV P E N U T U P

BAB IV P E N U T U P BAB IV P E N U T U P IV.1. KESIMPULAN Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) disusun sebagai bentuk pertanggungjawaban Pemerintah Provinsi Jawa Timur berkaitan dengan penyelenggaraan pemerintahan

Lebih terperinci

PAPARAN Rancangan Awal RPJMD Tahun Wates, 27 September 2017

PAPARAN Rancangan Awal RPJMD Tahun Wates, 27 September 2017 PAPARAN Rancangan Awal RPJMD Tahun 2017-2022 Wates, 27 September 2017 1 PDRB PER KAPITA MENURUT KABUPATEN/ KOTA DI D.I. YOGYAKARTA ATAS DASAR HARGA BERLAKU, 2012-2016 (JUTA RUPIAH) 1 PERSENTASE PENDUDUK

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN (1) Meningkatnya derajat kesehatan Ibu dan 1 Angka Kelangsungan Hidup Bayi 992.

RENCANA KINERJA TAHUNAN KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN (1) Meningkatnya derajat kesehatan Ibu dan 1 Angka Kelangsungan Hidup Bayi 992. RENCANA KINERJA TAHUNAN KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2018 NO. SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA (1) Meningkatnya derajat kesehatan Ibu dan 1 Angka Kelangsungan Hidup Bayi 992.20 Anak. 2 Angka Kematian

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017 GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, yang bertanda tangan di bawah

Lebih terperinci

IKU Pemerintah Provinsi Jambi

IKU Pemerintah Provinsi Jambi Pemerintah Provinsi Jambi dalam menjalankan pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan senantiasa memperhatikan visi, misi, strategi dan arah kebijakan pembangunan. Untuk itu, dalam mewujudkan capaian keberhasilan

Lebih terperinci

PENETAPAN KINERJA TAHUN 2014 PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR

PENETAPAN KINERJA TAHUN 2014 PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR PENETAPAN KINERJA TAHUN 2014 PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, kami yang bertanda tangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN... I-1

BAB I PENDAHULUAN... I-1 DAFTAR ISI Daftar Isi... Daftar... Daftar Gambar... BAB I PENDAHULUAN... I-1 1.1. Latar Belakang... I-1 1.2. Dasar Hukum Penyusunan... I-4 1.3. Hubungan Antar Dokumen... I-7 1.4. Kaidah Pelaksanaan...

Lebih terperinci

Pengukuran Kinerja Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2014

Pengukuran Kinerja Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2014 Pengukuran Kinerja Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2014 NO TUJUAN SASARAN STRATEGIS INDIKATOR TARGET 2014 REALISASI 2010 2011 2012 2013 2014 CAPAIAN (%) 2014 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 1 Meningkatnya

Lebih terperinci

PENETAPAN KINERJA KABUPATEN LAMANDAU TAHUN 2014 PENETAPAN KINERJA TINGKAT PEMERINTAH KABUPATEN

PENETAPAN KINERJA KABUPATEN LAMANDAU TAHUN 2014 PENETAPAN KINERJA TINGKAT PEMERINTAH KABUPATEN PENETAPAN TINGKAT PEMERINTAH KABUPATEN KABUPATEN : LAMANDAU TAHUN : 2014 1. Meningkatnya produksi dan produktivitas komoditi unggulan daerah. 2. Meningkatnya ketahanan pangan masyarakat. 3. Meningkatnya

Lebih terperinci

RANCANGAN RPJMD PROVINSI BANTEN TAHUN

RANCANGAN RPJMD PROVINSI BANTEN TAHUN PROVINSI BANTEN TAHUN 2017-2022 Disampaikan Oleh : Dr. H. WAHIDIN HALIM, M.Si. GUBERNUR BANTEN Serang, 20 JUNI 2017 1 KONDISI EKSISTING 2 CAPAIAN INDIKATOR MAKRO CAPAIAN IPM CAPAIAN LPE 2014 2015 2016

Lebih terperinci

LAMPIRAN Capaian Kinerja Sasaran Pemerintah Kabupaten Hulu Sungai Selatan Tahun 2015

LAMPIRAN Capaian Kinerja Sasaran Pemerintah Kabupaten Hulu Sungai Selatan Tahun 2015 NO LAMPIRAN Capaian Kinerja Sasaran Pemerintah Kabupaten Hulu Sungai Selatan Tahun 05 Kehidupan yang kondusif bagi umat beragama. tercapai Mewujudkan tatanan sosial keagamaan 00% Penyelenggaraan pemerintahan

Lebih terperinci

KABUPATEN ACEH TENGAH PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

KABUPATEN ACEH TENGAH PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 KABUPATEN ACEH TENGAH PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN ACEH TENGAH TAHUN 2016 LAMPIRAN PERJANJIAN KINERJA KABUPATEN ACEH TENGAH TAHUN 2016 No Sasaran Strategis Indikator Kinerja

Lebih terperinci

Tabel 9.1 Penetapan Indikator Kinerja Daerah terhadap Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Kabupaten Kuningan

Tabel 9.1 Penetapan Indikator Kinerja Daerah terhadap Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Kabupaten Kuningan Tabel 9.1 Penetapan Indikator Kinerja Daerah terhadap Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Kabupaten Kuningan NO 2018 A ASPEK KESEJAHTERAAN MASYARAKAT 1 PDRB per Kapita (juta rupiah) - PDRB

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1. Visi Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Lamandau Tahun 2013-2018 yang merupakan tahapan kedua dari Rencana Pembangunan Jangka Panjang

Lebih terperinci

BAB IV PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN

BAB IV PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN BAB IV PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN Prioritas dan sasaran merupakan penetapan target atau hasil yang diharapkan dari program dan kegiatan yang direncanakan, terintegrasi, dan konsisten terhadap pencapaian

Lebih terperinci

BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAHAN DAERAH

BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAHAN DAERAH BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAHAN DAERAH A. VISI DAN MISI Penyelenggaraan pemerintahan daerah Kabupaten Wonosobo tahun 2012 merupakan periode tahun kedua dari implementasi Rencana Pembangunan Jangka Menengah

Lebih terperinci

INDIKATOR KINERJA UTAMA PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR

INDIKATOR KINERJA UTAMA PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR LAMPIRAN I KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR TANGGAL : : 188/193/KPTS/013/2015 12 MARET 2015 INDIKATOR PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR 1. INSTANSI : PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR 2. VISI : Jawa Timur

Lebih terperinci

BUPATI BANGKA SELATAN PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

BUPATI BANGKA SELATAN PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG BUPATI BANGKA SELATAN PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BANGKA SELATAN NOMOR 36 TAHUN 2016 TENTANG INDIKATOR KINERJA UTAMA PEMERINTAH DAERAH DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1 Visi Visi didefinisikan sebagai suatu kondisi ideal masa depan yang ingin dicapai dalam suatu periode perencanaan berdasarkan pada situasi dan kondisi saat ini.

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN TAHUN 2016

PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN TAHUN 2016 PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN TAHUN 06 Kabupaten Tahun Anggaran : 06 : Hulu Sungai Selatan TUJUAN SASARAN INDIKATOR SASARAN 4 Mewujudkan nilai- nilai agamis sebagai sumber

Lebih terperinci

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pemalang Tahun 2013 IKHTISAR EKSEKUTIF

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pemalang Tahun 2013 IKHTISAR EKSEKUTIF IKHTISAR EKSEKUTIF Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah ( LAKIP ) Kabupaten Pemalang Tahun 2013 merupakan laporan pertanggungjawaban kinerja Pemerintah Kabupaten Pemalang dalam mencapai sasaran

Lebih terperinci

Dalam rangka. akuntabel serta. Nama. Jabatan BARAT. lampiran. perjanjiann. ini, tanggungg. jawab kami. Pontianak, Maret 2016 P O N T I A N A K

Dalam rangka. akuntabel serta. Nama. Jabatan BARAT. lampiran. perjanjiann. ini, tanggungg. jawab kami. Pontianak, Maret 2016 P O N T I A N A K GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PERJANJIANN KINERJA TAHUN 2016 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahann yang efektif, transparan dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, yang bertanda tangan di bawah

Lebih terperinci

IKHTISAR EKSEKUTIF. Hasil Rekapitulasi Pencapain kinerja sasaran pada Tahun 2012 dapat dilihat pada tabel berikut :

IKHTISAR EKSEKUTIF. Hasil Rekapitulasi Pencapain kinerja sasaran pada Tahun 2012 dapat dilihat pada tabel berikut : IKHTISAR EKSEKUTIF Sistem AKIP/LAKIP Kabupaten Sukabumi adalah untuk mendorong terciptanya akuntabilitas kinerja Pemerintah Kabupaten Sukabumi sebagai salah satu bentuk pertanggungjawaban yang baik, transparan

Lebih terperinci

Tabel 9.2 Target Indikator Sasaran RPJMD

Tabel 9.2 Target Indikator Sasaran RPJMD "Terwujudnya Kota Cirebon Yang Religius, Aman, Maju, Aspiratif dan Hijau (RAMAH) pada Tahun 2018" Tabel 9.2 Target Indikator Sasaran RPJMD Misi 1 Mewujudkan Aparatur Pemerintahan dan Masyarakat Kota Cirebon

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) KABUPATEN MALANG TAHUN 2015

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) KABUPATEN MALANG TAHUN 2015 RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) KABUPATEN MALANG TAHUN 2015 Oleh: BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) KABUPATEN MALANG Malang, 30 Mei 2014 Pendahuluan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004

Lebih terperinci

BAB IV PRIORITAS PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2011

BAB IV PRIORITAS PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2011 BAB IV PRIORITAS PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2011 4.1. Prioritas dan Sasaran Pembangunan Daerah Berdasarkan kondisi dan fenomena yang terjadi di Kabupaten Lebak serta isu strategis, maka ditetapkan prioritas

Lebih terperinci

BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA

BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA BAB IX PENETAPAN INDIKATOR Pada akhir tahun kedua pelaksanaan Tahun 2011-2015, terjadi dinamika dalam pencapaian target kinerja daerah, antara lain beberapa indikator telah tercapai jauh melampaui target

Lebih terperinci

INDIKATOR KINERJA UTAMA PROVINSI GORONTALO. Tujuan 1 : Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi Daerah

INDIKATOR KINERJA UTAMA PROVINSI GORONTALO. Tujuan 1 : Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi Daerah LAMPIRAN I KEPUTUSAN GUBERNUR GORONTALO NOMOR : 431 / 02 / XI / 2015 TANGGAL : 3 NOVEMBER 2015 TENTANG : PENETAPAN INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) PROVINSI GORONTALO 1. Nama Organisasi : Pemerintah Provinsi

Lebih terperinci

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BLITAR NOMOR 41 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN WALIKOTA BLITAR NOMOR 24 TAHUN 2016 TENTANG INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) PEMERINTAH KOTA

Lebih terperinci

GUBERNUR KALIMANTAN BARAT,

GUBERNUR KALIMANTAN BARAT, GUBERNUR KALIMANTAN BARAT KEPUTUSAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT NOMOR : 678/ OR / 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS KEPUTUSAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT NOMOR 396/OR/2014 TENTANG PENETAPAN INDIKATOR KINERJA UTAMA

Lebih terperinci

6.1. Strategi dan Arah Kebijakan Pembangunan

6.1. Strategi dan Arah Kebijakan Pembangunan BAB - VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN 6.1. Strategi dan Arah Kebijakan Pembangunan Strategi adalah langkah-langkah berisikan program indikatif untuk mewujudkan visi dan misi, yang dirumuskan dengan kriterianya

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN KINERJA BAB II PERENCANAAN KINERJA Sebagai langkah awal untuk melakukan pengukuran kinerja Pemerintah Kota Depok, diperlukan perumusan suatu perencanaan strategik yang merupakan integrasi antara keahlian sumber

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN SIDOARJO TAHUN 2015 (PERUBAHAN) No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Satuan Target 2015

PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN SIDOARJO TAHUN 2015 (PERUBAHAN) No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Satuan Target 2015 PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN SIDOARJO TAHUN 2015 (PERUBAHAN) VISI : Menuju Sidoarjo Sejahtera, Mandiri, dan Berkeadilan No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Satuan Target 2015 MISI 1 : TUJUAN

Lebih terperinci

LKj Provinsi Lampung Tahun 2015 DAFTAR TABEL. xiii. Hal DAFTAR TABEL

LKj Provinsi Lampung Tahun 2015 DAFTAR TABEL. xiii. Hal DAFTAR TABEL Tabel 1.1 Dasar Hukum Pembentukan Wilayah Administrasi Provinsi Lampung... 9 Tabel 1.2 Data Wilayah Administrasi Provinsi Lampung... 10 Tabel 1.3 Jumlah Penduduk Provinsi Lampung Menurut Kabupaten/Kota,

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA PERUBAHAN TAHUN 2016 PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI

PERJANJIAN KINERJA PERUBAHAN TAHUN 2016 PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI PERJANJAN PERUBAHAN TAHUN 2016 PEMERNTAH KABUPATEN KEPULAUAN MERANT Dalam rangka mewujudkan manajeman pemerintah yang efektif, transparan dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, yang bertandatangan

Lebih terperinci

TABEL 6.1 STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

TABEL 6.1 STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN TABEL 6.1 STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN Visi : Terwujudnya pemerintahan yang baik dan bersih menuju maju dan sejahtera Misi I : Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang profesional, transparan, akuntabel

Lebih terperinci

Pemerintah Daerah Provinsi Bali BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH

Pemerintah Daerah Provinsi Bali BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH Untuk mewujudkan tujuan dan sasaran pembangunan serta pencapaian target-target pembangunan pada tahun 2016, maka disusun berbagai program prioritas yang

Lebih terperinci

Tabel Capaian Kinerja dan Anggaran Tahun 2016

Tabel Capaian Kinerja dan Anggaran Tahun 2016 Tabel 3.3.2 Capaian Kinerja dan Anggaran Tahun 2016 No. Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Kinerja Realisasi Capaian (%) Anggaran (Rp.) Anggaran Realisasi (Rp.) Capaian (%) Tingkat Efisiensi (6-9)

Lebih terperinci

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN Strategi dan arah kebijakan dirumuskan untuk mencapai tujuan dan sasaran pembangunan yang telah ditetapkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten

Lebih terperinci

TARGET DAN REALISASI INDIKATOR RPJMD PROVINSI DIY TAHUN

TARGET DAN REALISASI INDIKATOR RPJMD PROVINSI DIY TAHUN TARGET DAN REALISASI INDIKATOR RPJMD PROVINSI DIY TAHUN 2009-2013 Indikator MISI 1 1. Angka Melek Huruf Persen 94,90 96,98 98,93 100,00 100,00 98,10 98,18 98,18 2. Angka Rata-rata Lama Sekolah Tahun 12,20

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN A. Visi BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN Perencanaan pembangunan Kabupaten Pati tidak terlepas dari hirarki perencanaan pembangunan nasional, dengan merujuk pada pada Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004

Lebih terperinci

Lampiran Meningkatnya cakupan

Lampiran Meningkatnya cakupan Lampiran : Peraturan Walikota Pagar Alam Nomor : Tahun 2017 Tanggal : 2017 I II Pemerintah Visi Kota Pagar Alam Terwujudnya Keseimbangan Masyarakat Pagar Alam Yang Sehat, Cerdas, Berakhlaq Mulia, Dan Didukung

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA PERUBAHAN TAHUN 2017

PERJANJIAN KINERJA PERUBAHAN TAHUN 2017 PERJANJIAN KINERJA PERUBAHAN TAHUN 2017 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan dan akuntabel serta berorientasi kepada hasil, yang bertanda tangan di bawah ini : Nama :

Lebih terperinci

V BAB V PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN

V BAB V PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN V BAB V PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN Visi dan misi merupakan gambaran apa yang ingin dicapai Kota Surabaya pada akhir periode kepemimpinan walikota dan wakil walikota terpilih, yaitu: V.1

Lebih terperinci

BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH

BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH BAB IX PENETAPAN INDIKATOR Pemerintah Provinsi Banten Penetapan indikator kinerja daerah bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai ukuran keberhasilan pencapaian visi dan misi Kepala Daerah dan Wakil

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR TAHUN 2016

PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR TAHUN 2016 PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR TAHUN 2016 No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target (1) (2) (3) (4) 1 Menurunnya angka 1 Angka Kemiskinan (%) 10-10,22 kemiskinan 2 Pendapatan per kapita

Lebih terperinci

BAB 2 PERENCANAAN DAN PENETAPAN KINERJA

BAB 2 PERENCANAAN DAN PENETAPAN KINERJA BAB 2 PERENCANAAN DAN PENETAPAN KINERJA 2.1 RPJMD Tahun 2008-2013 Pemerintah Kabupaten Bogor telah menetapkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA BANDAR LAMPUNG

PEMERINTAH KOTA BANDAR LAMPUNG PEMERINTAH KOTA PERKEMBANGAN EKONOMI DAN PENDAPATAN DAERAH PERTUMBUHAN EKONOMI Tahun 2004 = 7,69 % Tahun 2005 = 4,57 % PDRB (harga konstan 2000)(dalam juta rupiah) Realisasi Tahun 2004 = 4.554.824 Realisasi

Lebih terperinci

BAB IV PRIORITAS DAN STRATEGI PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015

BAB IV PRIORITAS DAN STRATEGI PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015 BAB IV PRIORITAS DAN STRATEGI PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015 A. TUJUAN DAN SASARAN PEMBANGUNAN Sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten Pekalongan Nomor 8 Tahun 2011 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah

Lebih terperinci

REVISI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015

REVISI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015 REVISI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintah yang efektif, transparan, akuntabel dan berorientasi pada hasil, yang bertanda tangan di bawah ini : Nama Jabatan : Tgk.

Lebih terperinci

Lampiran : Peraturan Gubernur Papua Nomor : 33 Tahun 2014 Tanggal : 30 Desember 2014

Lampiran : Peraturan Gubernur Papua Nomor : 33 Tahun 2014 Tanggal : 30 Desember 2014 INDIKATOR KINERJA UTAMA ( IKU ) PROVINSI PAPUA TAHUN 2014 2018 Lampiran : Peraturan Gubernur Papua Nomor : 33 Tahun 2014 Tanggal : 30 Desember 2014 Misi 1 : Mewujudkan Suasana Aman, Tentram dan Nyaman

Lebih terperinci

PENGUKURAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN KAPUAS HULU Tahun 2015

PENGUKURAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN KAPUAS HULU Tahun 2015 PENGUKURAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN KAPUAS HULU Tahun 0 No Sasaran No Indikator NO Satuan Target Realisasi Capaian Ket 8 9 0 Meningkatkan kompetensi dan kesejahteraan aparatur pemerintah daerah dan

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015 PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, yang bertanda tangan di bawah ini : Nama Jabatan : H.

Lebih terperinci

Biro Bina Sosial, Sekretariat Daerah Propinsi Sumatera Barat

Biro Bina Sosial, Sekretariat Daerah Propinsi Sumatera Barat BAB VI INDIKATOR KINERJA BIRO BINA SOSIAL YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD 6.1. TUJUAN DAN SASARAN RPJMD Berdasarkan RPJMD Provinsi Sumatera Barat Tahun 2010 2015, telah ditetapkan Visi Pemerintah

Lebih terperinci

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN Strategi dan Arah Kebijakan Pembangunan BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN 6.1. STRATEGI Untuk mewujudkan visi dan misi daerah Kabupaten Tojo Una-una lima tahun ke depan, strategi dan arah

Lebih terperinci

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN A. Strategi Pembangunan Daerah Strategi adalah langkah-langkah berisikan program-program indikatif untuk mewujudkan visi dan misi. Strategi pembangunan Kabupaten Semarang

Lebih terperinci

BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH

BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH B A B I X 1 BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH Penetapan indikator kinerja daerah bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai ukuran keberhasilan pencapaian visi dan misi Kepala dan Wakil Kepala

Lebih terperinci

BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAHAN DAERAH

BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAHAN DAERAH BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAHAN DAERAH A. VISI DAN MISI Penyelenggaraan pemerintahan daerah Kabupaten Wonosobo tahun 2013 periode tahun kedua dari implementasi Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah

Lebih terperinci

DAFTAR TABEL. Kabupaten Rembang Tahun II-1. Kecamatan di Kabupaten Rembang Tahun II-12. Kelamin Kabupaten Rembang Tahun

DAFTAR TABEL. Kabupaten Rembang Tahun II-1. Kecamatan di Kabupaten Rembang Tahun II-12. Kelamin Kabupaten Rembang Tahun DAFTAR TABEL Tabel 2.1. Wilayah Administratif Menurut Kecamatan/Desa di Kabupaten Rembang Tahun 2015... II-1 Tabel 2.2. Jumlah dan Rasio Jenis Kelamin Penduduk menurut Kecamatan di Kabupaten Rembang Tahun

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA A. Rencana Kerja Sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku yaitu Undang- Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistim Perencanaan Pembangunan Nasional, diamanatkan

Lebih terperinci

2.1 RPJMD Kabupaten Bogor Tahun

2.1 RPJMD Kabupaten Bogor Tahun BAB 2 PERENCANAAN KINERJA 2.1 RPJMD Kabupaten Bogor Tahun 2013-2018 Pemerintah Kabupaten Bogor telah menetapkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) berdasarkan amanat dari Peraturan Daerah

Lebih terperinci

BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH

BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH Penetapan indikator kinerja atau ukuran kinerja akan digunakan untuk mengukur kinerja atau keberhasilan organisasi. Pengukuran kinerja organisasi akan dapat dilakukan

Lebih terperinci

RANCANGAN RENCANA PELAKSANAAN RPJMD TAHUN KE-4

RANCANGAN RENCANA PELAKSANAAN RPJMD TAHUN KE-4 RANCANGAN RENCANA PELAKSANAAN RPJMD TAHUN KE-4 RPJMD KOTA LUBUKLINGGAU 2008-2013 VISI Terwujudnya Kota Lubuklinggau Sebagai Pusat Perdagangan, Industri, Jasa dan Pendidikan Melalui Kebersamaan Menuju Masyarakat

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN ROTE NDAO TAHUN 2016

PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN ROTE NDAO TAHUN 2016 PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN ROTE NDAO TAHUN 2016 SASARAN INDIKATOR TARGET MISI I : MEWUJUDKAN TATA RUANG WILAYAH KE DALAM UNIT-UNIT OPERASIONAL YANG TEPAT DARI SISI EKONOMI, SOSIAL BUDAYA DAN

Lebih terperinci

TUJUAN 1. TERWUJUDNYA KOTA BOGOR SEBAGAI KOTA YANG CERDAS, BERDAYA SAING DAN BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI MELALUI SMART GOVERMENT DAN SMART PEOPLE

TUJUAN 1. TERWUJUDNYA KOTA BOGOR SEBAGAI KOTA YANG CERDAS, BERDAYA SAING DAN BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI MELALUI SMART GOVERMENT DAN SMART PEOPLE C. STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN PENCAPAIAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015-2019 MISI 1. MEWUJUDKAN BOGOR KOTA YANG CERDAS DAN BERWAWASAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI TUJUAN 1. TERWUJUDNYA KOTA

Lebih terperinci

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS TAHUN 2015

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS TAHUN 2015 BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS TAHUN 2015 Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Pekalongan Tahun 2015 merupakan tahun keempat pelaksanaan RPJMD Kabupaten Pekalongan tahun 2011-2016.

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kota Mungkid, 25 Maret a.n. BUPATI MAGELANG WAKIL BUPATI MAGELANG H.M. ZAENAL ARIFIN, SH.

KATA PENGANTAR. Kota Mungkid, 25 Maret a.n. BUPATI MAGELANG WAKIL BUPATI MAGELANG H.M. ZAENAL ARIFIN, SH. KATA PENGANTAR Syukur alhamdulillah kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan hidayahnya, sehingga Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Magelang Tahun 2014 dapat diselesaikan tepat waktu. Laporan

Lebih terperinci

14. Menurunnya angka kesakitan penduduk 83,26% 15. Meningkatnya kualitas pelayanan kesehatan 78,14% bagipenduduk miskin melalui Jamkesmas dan

14. Menurunnya angka kesakitan penduduk 83,26% 15. Meningkatnya kualitas pelayanan kesehatan 78,14% bagipenduduk miskin melalui Jamkesmas dan RINGKASAN EKSEKUTIF Penyelenggaraan pemerintahan di Kabupaten Pekalongan secara langsung didasarkan pada Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. Secara khusus penyelenggaraan Pemerintah

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH ACEH TAHUN Pergub menjaga keberlanjutan perdamaian. 1.3 Persentase pembinaan terhadap LSM, Ormas dan OKP.

PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH ACEH TAHUN Pergub menjaga keberlanjutan perdamaian. 1.3 Persentase pembinaan terhadap LSM, Ormas dan OKP. PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH ACEH TAHUN 2017 No (1) (2) (3) (4) 1. Meningkatnya implementasi UUPA 1.1 Jumlah Qanun Aceh yang ditetapkan. * 13 Qanun dalam percepatan pembangunan dan 1.2 Jumlah Peraturan

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015 PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan, dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, kami yang bertanda tangan di bawah ini : Nama Jabatan

Lebih terperinci

RPJM PROVINSI JAWA TIMUR (1) Visi Terwujudnya Jawa Timur yang Makmur dan Berakhlak dalam Kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia

RPJM PROVINSI JAWA TIMUR (1) Visi Terwujudnya Jawa Timur yang Makmur dan Berakhlak dalam Kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia LEVEL : VISI MISI LEVEL : ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN RPJM PROVINSI JAWA TIMUR Visi Terwujudnya Jawa Timur yang Makmur dan Berakhlak dalam Kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia Misi 1) Meningkatkan

Lebih terperinci

Rencana Pembangunan Jangka Menengah strategi juga dapat digunakan sebagai sarana untuk melakukan tranformasi,

Rencana Pembangunan Jangka Menengah strategi juga dapat digunakan sebagai sarana untuk melakukan tranformasi, BAB VI. STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN Strategi dan arah kebijakan merupakan rumusan perencanaan komperhensif tentang bagaimana Pemerintah Daerah mencapai tujuan dan sasaran RPJMD dengan efektif dan efisien.

Lebih terperinci

BAGIAN ORGANISASI DAN KEPEGAWAIAN SETDA KOTA LANGSA

BAGIAN ORGANISASI DAN KEPEGAWAIAN SETDA KOTA LANGSA BAGIAN ORGANISASI DAN KEPEGAWAIAN SETDA KOTA LANGSA PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintah yang efektif, transparan, akuntabel dan berorientasi pada hasil, yang bertanda

Lebih terperinci

Tabel 4.3. Prioritas Pembangunan, Program, Indikator dan Target Kinerja SKPD Tahun 2016

Tabel 4.3. Prioritas Pembangunan, Program, Indikator dan Target Kinerja SKPD Tahun 2016 Tabel 4.3. Prioritas Pembangunan, Program, Indikator dan Target Kinerja SKPD Tahun 2016 No. Prioritas Pembangunan Program/Pembangunan Indikator Kinerja Target SATUAN AWAL 2014 2015 2016 2017 2018 1 Percepatan

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN TERWUJUDNYA MASYARAKAT BONDOWOSO YANG BERIMAN, BERDAYA, DAN BERMARTABAT SECARA BERKELANJUTAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN TERWUJUDNYA MASYARAKAT BONDOWOSO YANG BERIMAN, BERDAYA, DAN BERMARTABAT SECARA BERKELANJUTAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN 5.1 Visi 2014-2018 adalah : Visi pembangunan Kabupaten Bondowoso tahun 2014-2018 TERWUJUDNYA MASYARAKAT BONDOWOSO YANG BERIMAN, BERDAYA, DAN BERMARTABAT SECARA BERKELANJUTAN

Lebih terperinci