BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III AKUNTABILITAS KINERJA"

Transkripsi

1 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA Akuntabilitas Kinerja dalam format Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Pemerintah Provinsi Jawa Timur tidak terlepas dari rangkaian mekanisme fungsi perencanaan yang sudah berjalan mulai dari Perencanaan Strategis (Renstra) dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) dan Perjanjian Kinerja Pemerintah Provinsi Jawa Timur, tidak terlepas dari pelaksanaan pembangunan itu sendiri sebagai fungsi actuating dari berbagai piranti perencanaan yang sudah dibuat tersebut, hingga kemudian sampailah pada saat pertanggung jawaban pelaksanaan pembangunan yang mengerahkan seluruh sumber daya manajemen pendukungnya. Pertanggungjawaban kinerja pelaksanaan pembangunan sifatnya terukur, terdapat standar pengukuran antara yang diukur dengan piranti pengukurannya. Pertanggung jawaban pengukuran yang diukur adalah kegiatan, program, dan sasaran, yang prosesnya adalah sejauh mana kegiatan, program, dan sasaran dilaksanakan tidak salah arah dengan berbagai piranti perencanaan yang telah dibuat. A. PENGUKURAN REALISASI KINERJA TAHUN 2015 Adapun pengukuran Kinerja dilakukan dengan cara membandingkan target setiap IndIkator Kinerja Sasaran dengan realisasinya. Setelah dilakukan penghitungan akan diketahui selisih atau celah kinerja (peformance gap).. Selanjutnya berdasarkan selisih kinerja tersebut dilakukan evaluasi guna mendapatkan strategi yang tepat untuk peningkatan kinerja di masa yang akan datang (performance improvement). Adapun dalam memberikan penilaian tingkat Realisasi kinerja setiap sasaran, menggunakan rumus sebagai berikut : a. Tingkat Realisasi Positif Realisasi Capaian = x 100% Target BAB III - 49 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2015

2 b. Tingkat Realisasi Negatif Target (Realisasi-Target) Capaian = x 100% Target Adapun rincian pengukuran kinerja Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2015, sebagai berikut: Tabel 3.1 Pengukuran Realisasi Kinerja Tahun 2015 NO. TARGET REALISASI CAPAIAN 1 Meningkatnya 1 Persentase penduduk 95,78 95,53 99,74 partisipasi yang bekerja angkatan kerja 2 Tingkat Pengangguran 4,22 4,47 94,08 dan penyerapan tenaga kerja Terbuka 2 Meningkatnya 3 Persentase penurunan 17,00 15,11 88,24 hubungan kasus perselisihan industrial yang hubungan industrial harmonis yang masuk ke pengadilan hubungan 3 Meningkatnya akses pendidikan dasar dan menengah yang berkualitas industrial 4 Angka rata-rata lama sekolah 5 Angka Partisipasi Murni (APM) SD/MI/Paket A 6 Angka Partisipasi Murni (APM) SMP/MTs/ Paket B 7 Angka Partisipasi Murni (APM) SMA/SMK/MA/Paket C 8 Angka Partisipasi Kasar (APK) SD/MI/Paket A 8,70 8,70 100,00 97,93 98,35 100,43 86,58 87,64 101,22 61,30 65,83 107,38 112,79 112,79 100,00 9 Angka Partisipasi Kasar (APK) SMP/MTs/ Paket B 10 Angka Partisipasi Kasar (APK) SMA/ SMK/ MA/ Paket C 102,40 102,90 100,48 80,05 79,14 98,86 BAB III - 50 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2015

3 NO. TARGET REALISASI CAPAIAN 4 Meningkatnya kuantitas dan kualitas pendidikan anak usia dini (PAUD) 5 Meningkatnya mutu pendidikan dan tenaga kependidikan 6 Meningkatnya kualitas peran pemuda dan prestasi olahraga 7 Meningkatnya sarana dan prasarana kesehatan, termasuk tenaga medis dan non-medis secara merata 8 Menurunnya angka kematian bayi dan angka kematian ibu melahirkan 9 Meningkatnya pelayanan kesehatan sesuai dengan standar pelayanan minimal 10 Meningkatnya keikutsertaan masyarakat dalam jaminan kesehatan 11 Meningkatnya akseptor Keluarga 11 Angka Partisipasi Kasar (APK) PAUD 12 Persentase kualifikasi guru menurut ijazah Sarjana/ Pasca Sarjana 13 Persentase pemuda berprestasi yang dibina 14 Persentase atlet berprestasi yang dibina 15 Rasio tenaga medis per satuan penduduk 16 Angka Kematian Ibu per Kelahiran Hidup 17 Angka Kematian Bayi per Kelahiran Hidup 18 Angka Harapan Hidup (AHH) 19 Persentase masyarakat miskin peserta Jaminan Kesehatan Daerah (Jamkesda) terintegrasi Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) 20 Persentase cakupan peserta KB aktif 79,54 79,58 100,05 83,39 88,32 105,28 50,00 43,33 86,66 43,47 39,78 91,51 17,00 22,00* 129,41 97,30 89,60 107,90 25,61 25,95* ,70 70,43* 99,61 30,00 6,00 20,00 64,00 75,70 118,28 BAB III - 51 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2015

4 NO. TARGET REALISASI CAPAIAN Berencana (KB) 12 Menurunnya persentase penduduk miskin 13 Menurunnya jumlah penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS) 14 Meningkatnya pengarusutama an gender dalam pembangunan 15 Meningkatnya volume usaha UMKM dan kualitas kelembagaan koperasi 16 Meningkatnya jumlah wirausaha baru (WUB) 17 Meningkatnya volume usaha ekonomi kaum peremp0uan 18 Meningkatnya nilai tambah hasil dan daya saing produk pertanian (tanaman pangan, perkebunan, perikanan, peternakan dan kehutanan) 21 Persentase penduduk miskin 22 Persentase penurunan PMKS 23 Persentase partisipasi perempuan di lembaga pemerintah 24 Indeks Pembangunan Gender (IPG) 25 Indeks Pemberdayaan Gender (IDG) 26 Rasio PDRB UKM terhadap total PDRB 27 Persentase koperasi aktif 28 Pertumbuhan Wirausaha Baru (%) 29 Rasio perputaran modal Kopwan 12,21 12,28 99,04 1,41 1,35 95, ,00 68,39 91,29 133,48 70,42 69,17* 98,22 54,76 79,83 54,98 88,10 100,20 110,35 9,00 10,00 111,11 2,10 2,10 100,00 30 Pertumbuhan subsektor 1,90 3,39 178,42 tanaman bahan makanan terhadap PDRB (%) 31 Pertumbuhan subsektor 1,60 1,61 100,62 tanaman perkebunan terhadap PDRB (%) 32 Pertumbuhan subsektor 4,26 2,01 47,18 peternakan terhadap PDRB (%) 33 Pertumbuhan subsektor 6,8 4,43 65,14 kehutanan terhadap PDRB (%) 34 Pertumbuhan sub- 4,7 5,58 118,72 BAB III - 52 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2015

5 NO. TARGET REALISASI CAPAIAN sektor perikanan terhadap PDRB (%) 19 Meningkatnya ketersediaan pangan masyarakat (food avaibility) 20 Meningkatnya penyerapan pangan (food utilization) 35 Ketersediaan pangan (ton) - Beras - Jagung - Kedelai - Daging - Telur - Susu - Ikan - Gula - 36 Skor Pola Pangan Harapan (PPH) 37 Tingkat konsumsi beras penduduk Jawa Timur (kg/kap/th) 38 Tingkat keamanan pangan (%) ,10 83,76 66,78 128,37 83,50 165,33 53,44 91,81 83,30 82,70 99,28 86,10 87,77 98,06 80,00 88,00 110,00 21 Meningkatnya akses pangan (food access) 22 Meningkatnya volume ekspor dalam dan luar negeri 23 Meningkatnya kontribusi sektor industri 24 Meningkatnya kunjungan wisata 25 Meningkatnya kuantitas dan kualitas seni budaya lokal 39 Stabilisasi harga beras di tingkat konsumen (coefisien variasi/cv) 40 Pertumbuhan sub sektor perdagangan terhadap PDRB (%) 41 Pertumbuhan subsektor industri pengolahan terhadap PDRB (%) 42 Jumlah kunjungan wisatawan mancanegara 43 Jumlah kunjungan wisatawan nusantara 44 Jumlah fasilitasi pergelaran, festival, lomba karya seni budaya, pameran dan perfilman 45 Indeks Kepuasan thd penyelenggaraan gelar seni budaya di Jawa Timur 8 3,40 157,50 9,27 6,00 64,72 6,40 5,53 86, , , , ,67 BAB III - 53 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2015

6 NO. TARGET REALISASI CAPAIAN 26 Meningkatnya 46 Jumlah minat investasi 57,83 130,26 225,24 jumlah izin PMA berdasarkan ijin prinsip dan prinsip (trilyun rupiah) realisasi PMA, 47 Jumlah minat investasi 47,03 41,25 87,70 PMDN dan PMDN berdasarkan ijin investasi daerah 48 prinsip (trilyun rupiah) Jumlah nilai realisasi 39,43 32,42 82,22 investasi PMA berdasarkan LKPM 49 (trilyun rupiah) Jumlah nilai realisasi 40,88 35,49 86,81 investasi PMDN berdasarkan LKPM 50 (trilyun rupiah) Jumlah nilai realisasi 89,79 95,63 106,50 PMDN non fasilitas (trilyun rupiah) 27 Meningkatnya kinerja pelayanan, dan pembangunan prasarana transportasi jalan serta terwujudnya keselamatan, efisiensi dan efektivitas pelayanan angkutan darat, laut dan udara 51 Persentase jalan provinsi dalam kondisi mantap fungsional (%) 52 Persentase jalan provinsi yang memenuhi persyaratan teknis jalan (%) 53 Persentase penyelesaian pembangunan jalan menuju kawasan potensial dan jalan lintas selatan 54 Persentase penyelesaian pembangunan jembatan menuju kawasan potensial dan jalan lintas selatan 55 Persentase kabupaten/ kota berpredikat Wahana Tata Nugraha 56 IKM terhadap pelayanan Penimbangan Kendaraan Angkutan Barang 86,90 89,43 102,91 56,87 44,02 77,40 44,50 46,84 105,25 43,69 51,73 118,40 55,00 71,00 129,09 80,00 74,40 93,00 BAB III - 54 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2015

7 NO. TARGET REALISASI CAPAIAN 28 Meningkatnya 57 Persentase KK yang 62,96 71,24 113,15 akses masyarakat mendapatkan pelayanan air bersih terhadap 58 Persentase KK yang 64,97 63,38 88,37 perumahan layak, mendapatkan Pelayanan Air Limbah pelayanan air 59 Persentase KK yang 81,97 80,07 91,55 minum dan mendapatkan sanitasi pelayanan drainase perkotaan 60 Persentase Realisasi 84,58 84,14 95,30 layanan persampahan perkotaan 61 Persentase rusun 44,27 26,33 66,79 terbangun 29 Meningkatnya pengelolaan sumber daya air untuk memenuhi pelayanan kebutuhan air baku melalui konservasi dan pendayagunaan sumber daya air serta pengendalian daya rusak air 30 Meningkatnya infrastruktur & ketersediaan energi 31 Meningkatnya kawasan hutan yang dikonservasi 32 Meningkatnya sumber mata air terkonservasi 62 Luas areal layanan irigasi (ha) 63 Rasio/ kinerja jaringan irigasi 64 Rasio ketersediaan dan kebutuhan air baku 65 Persentase Penurunan luas genangan banjir 66 Rasio ketersediaan listrik 67 Persentase rumah tangga pengguna listrik 68 Luas konservasi kawasan hutan (ha) 69 Cakupan penghijauan (konservasi) sumber mata air (titik) ,56 69,08 68,35 98,94 87,66 87,45 99,76 77,61 71,52 127,65 72,03 86,68 120,33 99,60 99,69 100, ,4 246, ,33 BAB III - 55 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2015

8 NO. TARGET REALISASI CAPAIAN 33 Meningkatnya 70 Persentase titik pantau 32 4,35 13,59 kualitas dengan peningkatan lingkungan kualitas air hidup melalui upaya pengendalian sumber-sumber pencemaran terutama sumber daya air, DAS dan wilayah pesisir serta laut 34 Menurunnya emisi Gas Rumah Kaca (GRK) 35 Terwujudnya perumusan dan pelaksanaan kebijakan bidang penataan ruang 36 Meningkatnya kualitas kelembagaan dan kapabilitas penyelenggaraan pemerintah daerah dalam upaya meningkatkan pelayanan publik 71 Penurunan emisi Gas Rumah Kaca (juta ton eq CO 2 ) 72 Persentase RTR Kawasan Strategis Provinsi yang tersusun 73 Jumlah rencana rinci tata ruang Kabupaten/ Kota 74 Persentase ketersediaan petunjuk pelaksanaan pemanfaatan tata ruang 75 Persentase kasus mediasi pemanfaatan ruang yang tidak sesuai dengan Rencana Tata Ruang 76 Jumlah SKPD provinsi yang melaksanakan Sistem Pengendalian Internal Pemerintah (SPIP) 4 4, ,97 53,85 91, , , , BAB III - 56 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2015

9 NO. TARGET REALISASI CAPAIAN 37 Meningkatnya transparansi dan akuntabilitas penyelenggaraa 77 Hasil EKPPD ST ST* Tercapai n pemerintah daerah 38 Meningkatnya kualitas perencanaan, penganggaran, dan pengendalian 78 Penilaian SAKIP A A* Tercapai program serta kegiatan pembangunan 39 Meningkatnya 79 Jumlah raperda inisiatif ,33 peran DPRD dewan sesuai dengan fungsinya 40 Meningkatnya kualitas pengelolaan 80 Opini BPK WTP -* -* keuangan dan aset daerah 41 Meningkatnya pengelolaan arsip pemerintah daerah yang tertib, rapi dan handal serta ketersediaan dokumen statistik yang terpercaya dan berkualitas 42 Mewujudkan sistem penanggulanga n bencana untuk meningkatkan ketangguhan masyarakat dalam menghadapi bencana 81 Persentase SKPD yang menerapkan standarisasi pengelolaan arsip sesuai ketentuan 82 Tertangani korban bencana secara cepat dan tepat sasaran (%) 60 20,41 34, ,00 BAB III - 57 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2015

10 NO. TARGET REALISASI CAPAIAN 43 Meningkatnya fasilitas layanan keagamaan 83 Rasio tempat ibadah per satuan penduduk 4,425 3,96 89,49 44 Meningkatnya komunikasi antar-umat beragama 45 Terciptanya situasi kondisi masyarakat yang aman, tenteram, nyaman dan tertib 46 Menguatnya budaya dan tradisi lokal sebagai bagian dari upaya mewujudkan harmoni sosial 47 Meningkatnya pemahaman masyarakat tentang hukum dan HAM 48 Meningkatnya partisipasi aktif masyarakat menjunjung supremasi hukum 84 Persentase kerusuhan bermotif SARA yang ditangani 85 Persentase Penanganan Gangguan Ketertiban Umum dan Ketentraman Masyarakat 86 Persentase benda situs dan kawasan cagar budaya yang dilestarikan 87 Persentase kejadian terkait HAM yang ditindaklanjuti 88 Jumlah ormas/ LSM yang terdaftar ,44 BAB III - 58 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2015

11 B. EVALUASI DAN ANALISIS REALISASI KINERJA Pengukuran kinerja Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2015 menggunakan metode yang diatur dalam Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Hasil pengukuran kinerja beserta evaluasi setiap tujuan dan sasaran Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2015 disajikan sebagai berikut : 1. Misi Pertama Meningkatkan Kesejahteraan Rakyat yang Berkeadilan, dengan Tujuan Pertama Meningkatkan Perluasan Lapangan Kerja. NO. Tabel 3.2 Perbandingan Realisasi Kinerja Tujuan I TARGET REALISASI Th (n-1) Th (n) 1 Meningkatnya 1 Persentase penduduk 95,78 95,81 95,53 partisipasi yang bekerja angkatan kerja 2 Tingkat Pengangguran 4,11 4,19 4,47 dan penyerapan Terbuka tenaga kerja 2 Meningkatnya hubungan industrial yang harmonis Sumber Data: BPS dan Pengadilan HI NO. 1 Persentase penurunan perkara perselisihan hubungan industrial yang masuk ke pengadilan hubungan industrial 17 14,26 15,11 Tabel 3.3 Perbandingan Realisasi Kinerja s.d. Akhir Periode RPJMD TARGET REALISA AKHIR SI Th. RPJMD 2015 TINGKAT KEMAJU AN 1 Meningkatnya 1 Persentase penduduk 96,18 95,53 99,32 partisipasi angkatan yang bekerja kerja dan 2 Tingkat Pengangguran 3,73 4,47 75,83 penyerapan tenaga Terbuka kerja 2 Meningkatnya 1 Persentase penurunan 25 15,11 60,44 hubungan industrial yang harmonis perkara perselisihan Sumber Data: BPS dan Pengadilan HI hubungan industrial yang masuk ke pengadilan hubungan industrial BAB III - 59 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2015

12 Tabel 3.4 Perbandingan Realisasi Kinerja dengan Realisasi Nasional NO. REALISASI REALISASI KET. Th NASIONAL (+/-) 1 Meningkatnya 1 Persentase 95,53 93,82 + partisipasi penduduk yang angkatan kerja dan bekerja penyerapan tenaga 2 Tingkat 4,47 6,18 + kerja Pengangguran Terbuka 2 Meningkatnya hubungan industrial yang harmonis 1 Persentase penurunan perkara perselisihan hubungan industrial yang masuk ke pengadilan hubungan industrial 15, Sumber Data: BPS dan Pengadilan HI Salah satu Indikator Kinerja Utama Pemerintah Provinsi Jawa Timur adalah penurunan TPT (Tingkat Pengangguran Terbuka). Berdasarkan hasil Survey Angkatan Kerja (Sakernas) BPS pada Tahun 2015, TPT Jawa Timur naik dari semula 4,19% di Tahun 2014 menjadi 4,47% di Tahun Adapun kondisi-kondisi yang menjadi penyebab naiknya TPT dan perkara perselisihan hubungan industrial di Jawa Timur antara lain: a. Untuk TPT, Tahun akibat menurunnya pangsa pasar Sigaret Kretek Tangan (SKT) dan naiknya tarif cukai rokok, banyak terjadi PHK di pabrik rokok. Apabila ditambah PHK di sektor manufaktur dan sektor lainnya, di Tahun 2014 total tenaga kerja yang ter-phk ± orang. Kondisi terakhir di Tahun 2015, 369 perusahaan melakukan PHK terhadap tenaga kerja. b. Upah Minimum Kab./Kota (UMK) di Jawa Timur Tahun 2015 naik cukup signifikan sebesar 19,13% (rata-rata UMK Jawa Timur Tahun 2015 sebesar Rp ,- menyebabkan sentimen negatif tentang jaminan keamanan dan investasi biaya tinggi. Jumlah perusahaan yang mengajukan penangguhan UMK meningkat 2 kali lipat sejak 3 tahun terakhir (didominasi industri padat karya) : Tahun 2013 pemohon penangguhan UMK hanya 35 perusahaan, naik Tahun 2014 menjadi 52 perusahaan, dan di Tahun 2015 mencapai 95 perusahaan. BAB III - 60 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2015

13 Imbas dari kenaikan UMK yang terlalu tinggi, beberapa investor memindahkan investasi ke tempat lain sehingga kesempatan kerja di sektor formal semakin terbatas dan mengurangi penyerapan tenaga kerja secara siginifikan. c. Pemulangan TKI bermasalah/non prosedural. Pada Tahun 2014, sebanyak orang TKI bermasalah/deportasi dipulangkan dari Malaysia, sedangkan selama Tahun 2015 terjadi pemulangan sebanyak orang. d. Kondisi Tahun 2015, angkatan kerja pendidikan SD ke bawah sebanyak orang atau 47,68% dari angkatan kerja. Hal ini berakibat pada relatif rendahnya kualitas SDM sehingga mempengaruhi peluang pengisian kesempatan kerja terutama di sektor formal yang mensyaratkan kualifikasi tertentu. e. Penduduk yang bekerja di bawah 35 jam per minggu (pekerja tidak penuh) khususnya kelompok setengah penganggur masih cukup tinggi. Berdasarkan data Survey Angkatan Kerja (Sakernas) BPS Jawa Timur, pada tahun 2015 jumlah setengah penganggur orang. Kelompok setengah penganggur sangat rentan berubah status menjadi penganggur karena ada waktu stagnan dimana mereka tidak bekerja, serta sangat dipengaruhi faktor eksternal seperti masa libur lebaran, musim, perubahan kebijakan di bidang ekonomi. f. Penduduk yang bekerja di Jawa Timur terbanyak di sektor pertanian yaitu orang atau 36,57%, didominasi oleh penduduk yang bekerja berpendidikan SD ke bawah sehingga tingkat produktivitasnya rendah. g. Masih cukup banyak penduduk yang bekerja dengan status pekerja keluarga/pekerja tidak dibayar, yaitu orang atau 15,68% dari total penduduk yang bekerja. h. Penyebaran informasi pasar kerja masih belum dimanfaatkan secara optimal. Banyak pencari kerja terutama pada tingkat pendidikan sarjana, dan tingginya gap (kesenjangan) antara pendidikan dengan kualifikasi sehingga banyak lowongan jabatan tenaga profesional dan teknisi yang belum terisi. Di sisi lain, banyak lowongan untuk lulusan diploma dengan jabatan tenaga teknisi, namun pencari kerja yang tersedia terbatas. BAB III - 61 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2015

14 i. Setiap tahunnya, lulusan dari dunia pendidikan (SMK 60%, SMA/MA 40%, ditambah lulusan perguruan tinggi) masuk ke pasar kerja sehingga ± lulusan dunia pendidikan setiap tahunnya memasuki pasar kerja. Belum lagi lulusan dari tahun-tahun sebelumnya yang belum tertampung di pasar kerja (di kalangan yang baru lulus memerlukan waktu sebelum mereka berhasil mendapatkan pekerjaan). j. Untuk Perkara Hubungan Industrial, adanya kondisi dimana masyarakat makin sadar hukum sehingga makin banyak kasus perselisihan hubungan industrial yang seharusnya bisa diselesaikan terlebih dahulu melalui mekanisme Perjanjian Bersama, diajukan melalui jalur hukum. k. Keterbatasan jumlah tenaga fungsional Mediator Hubungan Industrial di Jawa Timur. Di sisi lain, minat PNS untuk menjadi Mediator Hubungan Industrial juga minim karena beratnya beban tugas yang diemban. Dalam rangka meminimalisir kegagalan tersebut dan sebagai langkah peningkatan Realisasi kinerja pada tahun yang akan datang, Pemerintah Provinsi Jawa Timur, khususnya di sektor ketenagakerjaan dan ketransmigrasian, melakukan hal-hal sebagai berikut: a. Program cegah PHK guna menahan bertambahnya pengangguran baru. b. Melakukan pendataan korban PHK dan membekali pelatihan melalui Pelatihan Alih Kerja (PAKER). c. Meningkatkan sosialisasi kepada masyarakat untuk meminimalisasi keberangkatan TKI non prosedural. d. Optimalisasi penempatan tenaga kerja di sektor formal dan informal melalui AKL (Antar Kerja Lokal), AKAD (Antar Kerja Antar Daerah), dan AKAN (Antar Kerja Antar Negara). e. Pengembangan dan perluasan jejaring informasi pasar kerja melalui layanan penempatan Ayo Kerja Jatim. f. Membuka jaringan Bursa Kerja ke daerah lain dan provinsi lain, perguruan tinggi, dan SMK di Jawa Timur secara online, juga menyelenggarakan bursa kerja bulanan (mini job fair) serta menggalakkan bulan pasar kerja di Kabupaten/Kota. BAB III - 62 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2015

15 g. Pelatihan Berbasis Kompetensi (PBK) disertai sertifikasi kompetensi tenaga kerja di 16 UPT Pelatihan Kerja (BLK), didukung dengan implementasi Pola 3in1 (pelatihan-sertifikasi-penempatan). h. Revitalisasi UPT Pelatihan Kerja (BLK) melalui upgrading Instruktur, penyusunan kurikulum berbasis kebutuhan, dan modernisasi peralatan pelatihan. i. Pembinaan di sektor informal melalui pelatihan/pembinaan dan pendampingan usaha mandiri (wirausaha). j. Memperbanyak program magang di perusahaan bagi peserta pelatihan di UPT Pelatihan Kerja Disnakertransduk Provinsi Jawa Timur, mendorong pelaksanaan magang mandiri, serta magang ke luar negeri (Jepang). k. Meningkatkan peran Unit Reaksi Cepat (URC) Ketenagakerjaan dan fungsi LKS Bipartit untuk menciptakan harmonisasi hubungan industrial. l. Mendorong pola baru program transmigrasi untuk meningkatkan penempatan transmigran. Dalam hal pencapaian kinerja Pemerintah Provinsi Jawa Timur, output-output dari berbagai program/kegiatan tersebut saling mendukung dan harus dilaksanakan secara terpadu/terintegrasi sehingga memberikan dampak secara langsung maupun tidak langsung terhadap penurunan TPT (Tingkat Pengangguran Terbuka). Indikator kinerja yang meliputi penduduk yang bekerja dan penurunan TPT bukanlah merupakan indikator khusus ketenagakerjaan, karena Realisasinya dipengaruhi oleh berbagai faktor penyebab maupun intervensi eksternal di luar sektor ketenagakerjaan. Mengingat masalah pengangguran dan kesempatan kerja bukan hanya merupakan masalah ketenagakerjaan dikarenakan penciptaan kesempatan kerja berada pada seluruh sektor lapangan usaha, maka sumbangan dari intervensi program/kegiatan di SKPD sektoral lainnya yang berkontribusi terhadap penciptaan kesempatan kerja maupun pertumbuhan investasi sangat diperlukan. BAB III - 63 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2015

16 2. Misi Pertama Meningkatkan Kesejahteraan Rakyat yang Berkeadilan, dengan No. Tujuan Kedua Meningkatkan Pemerataan, dan Perluasan Akses Pendidikan. Tabel 3.5 Perbandingan Realisasi Kinerja Tujuan II TARGET Th (n-1) REALISASI Th (n) 1 Meningkatnya 1. Angka rata-rata lama 8,7 8,6 8,7 akses pendidikan 2. sekolah Angka Partisipasi Murni 97,93 97,83 98,35 dasar dan (APM) SD/MI/Paket A menengah 3. Angka Partisipasi Murni 86,58 86,36 87,64 yang berkualitas (APM) SMP/MTs/Paket B 4. Angka Partisipasi Murni (APM) SMA/SMK/MA/Paket C 61,3 60,78 65,83 2. Meningkatnya kuantitas dan kualitas pendidikan anak usia dini (PAUD) 3. Meningkatnya mutu pendidikan dan tenaga kependidikan 4. Meningkatnya kualitas peran pemuda dan prestasi olahraga 5. Angka Partisipasi Kasar (APK) SD/MI/Paket A 6. Angka Partisipasi Kasar (APK) SMP/MTs/Paket B 7. Angka Partisipasi Kasar (APK) SMA/ SMK/ MA/ Paket C 8. Angka Partisipasi Kasar (APK) PAUD 9. Persentase kualifikasi guru menurut ijazah Sarjana/ Pasca Sarjana 10. Persentase pemuda berprestasi yang dibina 11. Persentase atlet berprestasi yang dibina 112,79 112,72 112,79 102,4 102,85 102,90 80,05 78,23 79,14 79,54 79,40 79,58 83,39 80,30 88, ,00 43,33 43,47 35,50 39,78 Sumber: Jawa Timur Dalam Angka 2015, BPS Prov. Jatim dan Dokumentasi Dispora Prov. Jatim BAB III - 64 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2015

17 NO. Tabel 3.6 Perbandingan Realisasi Kinerja s.d. Akhir Periode RPJMD TARGET REALISA AKHIR SI Th. RPJMD 2015 TINGKAT KEMAJU AN 1. Meningkatnya 1. Angka rata-rata lama 9,1 8,7 95,60 akses pendidikan sekolah dasar dan 2. Angka Partisipasi 98,1 98,35 100,25 menengah yang Murni (APM) berkualitas SD/MI/Paket A 3. Angka Partisipasi 87,36 87,64 100,32 Murni (APM) SMP/MTs/Paket B 4. Angka Partisipasi 64,9 65,83 101,43 Murni (APM) SMA/SMK/MA/Paket C 5. Angka Partisipasi 113,1 112,79 99,72 Kasar (APK) SD/MI/Paket A 6. Angka Partisipasi 103,11 102,90 99,79 Kasar (APK) SMP/MTs/Paket B 7. Angka Partisipasi 83,44 79,14 94,84 Kasar (APK) SMA/ SMK/ MA/ Paket C 2. Meningkatnya 8. Angka Partisipasi 86,97 79,58 91,50 kuantitas dan Kasar (APK) PAUD kualitas pendidikan anak usia dini (PAUD) 3. Meningkatnya mutu pendidikan dan tenaga kependidikan 9. Persentase kualifikasi guru menurut ijazah Sarjana/ Pasca Sarjana 4. Meningkatnya 10. Persentase pemuda kualitas peran berprestasi yang pemuda dan dibina prestasi olahraga 11. Persentase atlet berprestasi yang dibina 99,34 88,32 88, ,33 57, ,78 63,14 Sumber: Jawa Timur Dalam Angka 2015, BPS Prov. Jatim dan Dokumentasi Dispora Prov. Jatim BAB III - 65 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2015

18 Tabel 3.7 Perbandingan Realisasi Kinerja dengan Realisasi Nasional NO. REALISASI REALISASI KET. Th NASIONAL (+/-) 1. Meningkatnya 1. Angka rata-rata 8,7 - akses pendidikan lama sekolah dasar dan 2. Angka Partisipasi 98, menengah yang Murni (APM) berkualitas SD/MI/Paket A 3. Angka Partisipasi 87, Murni (APM) SMP/MTs/Paket B 4. Angka Partisipasi 65, Murni (APM) SMA/SMK/MA/Pak et C 5. Angka Partisipasi 112,79 110,50 + Kasar (APK) SD/MI/Paket A 6. Angka Partisipasi 102, Kasar (APK) SMP/MTs/Paket B 7. Angka Partisipasi 79, Kasar (APK) SMA/ SMK/ MA/ Paket C 2. Meningkatnya 8. Angka Partisipasi 79,58 - kuantitas dan Kasar (APK) PAUD kualitas pendidikan anak usia dini (PAUD) 3. Meningkatnya 9. Persentase 88,32 mutu pendidikan kualifikasi guru - dan tenaga menurut ijazah kependidikan Sarjana/ Pasca Sarjana 4. Meningkatnya 10. Persentase 43,33 - kualitas peran pemuda pemuda dan berprestasi yang prestasi olahraga dibina 11. Persentase atlet 39,78 - berprestasi yang dibina Sumber: Jawa Timur Dalam Angka 2015, BPS Prov. Jatim dan Dokumentasi Dispora Prov. Jatim Berdasarkan data tersebut, diketahui bahwa ada beberapa Indikator Kinerja yang mengalami keberhasilan ataupun kegagalan. Adapun hal-hal utama yang menjadi penyebab antara lain : BAB III - 66 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2015

19 a. Program pembinaan TK, SD dan PK yang dilakukan oleh provinsi tidak sepenuhnya selaras dengan program pembinaan dan mengimplementasikannya dengan Kabupaten/Kota karena program yang dilaksanakan oleh Provinsi mengacu kepada pusat dan kebijakan provinsi, sementara Kabupaten/Kota memiliki agenda tersendiri dalam pengembangannya; b. Jumlah guru PAUD dengan kuota kegiatan peningkatan mutu pendidik PAUD masih belum terpenuhi; c. Kepemimpinan dan Kepeloporan Pemuda masih terbatas. Tersendatnya kaderisasi kepemimpinan dan kepeloporan pemuda antara lain disebabkan belum optimalnya peran organisasi kepemudaan; d. Belum optimalnya peran sentra keolahragaan (PPLP dan PPLPD) dalam pembinaan dan pengembangan olahraga prestasi; e. Belum adanya sinergi yang maksimal antara industri olahraga, pariwisata dan industri lainnya untuk mendukung prestasi olahraga dan perekonomian Jawa Timur. Belum terintegrasinya kompetisi olahraga dalam bingkai industri yang bernilai ekonomi, baik event ola hraga itu sendiri maupun dampaknya dalam berbagai sektor kehidupan lainnya, seperti pariwisata dan perluasan informasi kegiatan olahraga berupa tayangan dan hiburan. Dalam rangka meminimalisir kegagalan tersebut dan sebagai langkah peningkatan Realisasi kinerja pada tahun yang akan datang, Pemerintah Provinsi telah melakukan langkah-langkah sebagai berikut : a. Kegiatan dilakukan bertahap, untuk Penyelenggara Program Pendidikan Non Formal yang belum mendapatkan pelatihan akan diikutkan pada kegiatan di tahun depan; b. Melakukan sinkronisasi antara program/ kegiatan pembinaan TK, SD dan PK antara pusat, provinsi, dan Kabupaten/ Kota; c. Memberikan pelatihan peningkatan mutu pendidikan PAUD Kab/Kota; d. Meningkatkan pelayanan kepemudaan yang berkualitas untuk menumbuhkan jiwa patriotisme, budaya prestasi dan profesionalitas, serta untuk meningkatkan partisipasi dan peran aktif pemuda di berbagai bidang pembangunan melalui pengembangan kepemimpinan, kewirausahaan dan kepeloporan pemuda; BAB III - 67 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2015

20 e. Meningkatkan prestasi olah raga di tingkat regional, nasional dan internasional, melalui pengembangan kebijakan dan manajemen olah raga dalam upaya mewujudkan penataan sistem pembinaan dan pengembangan olah raga secara terpadu, sistematik, berjenjang, dan berkelanjutan; f. Meningkatnya sinergi lintas sektor di bidang kepemudaan, keolahragaan, dan kepramukaan. BAB III - 68 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2015

21 3. Misi Pertama Meningkatkan Kesejahteraan Rakyat yang Berkeadilan, dengan No Tujuan Ketiga Meningkatkan Derajat Kesehatan Masyarakat. Tabel 3.8 Perbandingan Realisasi Kinerja Tujuan III TARGET REALISASI Th (n-1) Th (n) 1. Meningkatnya sarana dan ketersediaan tenaga medis secara merata 2. Menurunnya angka kematian bayi dan angka kematian ibu melahirkan 3. Meningkatnya pelayanan kesehatan sesuai dengan standar pelayanan minimal 4. Meningkatnya keikutsertaan masyarakat dalam jaminan kesehatan 5. Meningkatnya akseptor Keluarga Berencana (KB) 1. Rasio tenaga medis per satuan penduduk 2. Angka Kematian Ibu per Kelahiran Hidup 3. Angka Kematian Bayi per Kelahiran Hidup 4. Angka Harapan Hidup (AHH) 5. Persentase masyarakat miskin peserta Jaminan Kesehatan Daerah (Jamkesda) terintegrasi Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) 6 Persentase cakupan peserta KB aktif * Angka Perhitungan Tahun 2014 Sumber: Jawa Timur Dalam Angka 2015, BPS Prov. Jatim * 97,30 97,39 89,6 26,48 28,31 25,95* 70,70 70,09 70,70* ,70 BAB III - 69 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2015

22 NO. Tabel 3.9 Perbandingan Realisasi Kinerja s.d. Akhir Periode RPJMD TARGET AKHIR RPJMD BAB III - 70 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2015 REALISA SI Th TINGKAT KEMAJU AN 1. Meningkatnya sarana 1. Rasio tenaga medis 30 22* 73,33 dan ketersediaan per satuan tenaga medis secara penduduk merata 2. Menurunnya angka 2. Angka Kematian Ibu 97,10 89,6 107,72 kematian bayi dan per angka kematian ibu Kelahiran Hidup melahirkan 3. Angka Kematian 22,12 25,95* 82,69 Bayi per Meningkatnya pelayanan kesehatan sesuai dengan standar pelayanan minimal 4. Meningkatnya keikutsertaan masyarakat dalam jaminan kesehatan 5. Meningkatnya akseptor Keluarga Berencana (KB) Kelahiran Hidup 4. Angka Harapan Hidup (AHH) 5. Persentase masyarakat miskin peserta Jaminan Kesehatan Daerah (Jamkesda) terintegrasi Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) 6 Persentase cakupan peserta KB aktif * Angka Perhitungan Tahun 2014 Sumber: Jawa Timur Dalam Angka 2015, BPS Prov. Jatim 71,18 70,43* 98, , ,70 112,98 Tabel 3.10 Perbandingan Realisasi Kinerja dengan Realisasi Nasional NO. REALISASI REALISASI KET. Th NASIONAL (+/-) 1. Meningkatnya 1. Rasio tenaga 22* - - sarana dan medis per ketersediaan tenaga medis satuan penduduk secara merata 2. Menurunnya angka 2. Angka Kematian 89, kematian bayi dan Ibu per angka kematian ibu Kelahiran Hidup melahirkan 3. Angka Kematian 25,95* 25,98 + Bayi per Kelahiran Hidup

23 NO. REALISASI REALISASI KET. Th NASIONAL (+/-) 3. Meningkatnya 4. Angka Harapan 70,43* - - pelayanan Hidup (AHH) kesehatan sesuai dengan standar pelayanan minimal 4. Meningkatnya keikutsertaan 5. Persentase masyarakat miskin masyarakat dalam peserta Jaminan jaminan kesehatan Kesehatan Daerah (Jamkesda) terintegrasi Jaminan Kesehatan 5. Meningkatnya akseptor Keluarga Berencana (KB) Nasional (JKN) 6 Persentase cakupan peserta KB aktif * Angka Perhitungan Tahun 2014 Sumber: Jawa Timur Dalam Angka 2015, BPS Prov. Jatim 75, Penyebab belum tercapainya Peserta Jaminan Kesehatan Daerah (Jamkesda) terintegrasi Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) adalah karena dari 13 (tiga belas) Kab./Kota, hanya 4 (empat) Kab./Kota yang sudah mengintegrasikan seluruh peserta Jamkesda ke JKN, yaitu sejumlah (6 %). Sedangkan 9 Kab./Kota lainnya masih dalam proses pendataan. Adapun permasalah pokoknya antara lain: a. Kebijakan pelaksanaan program dan kegiatan antara Provinsi dan Kab./ Kota tidak semuanya bersinergi. b. Keterbatasan dukungan anggaran belum menjamin kesinambungan pelaksanaan program dan kegiatan kesehatan antara Provinsi dan Kab./ Kota. c. Peran serta semua elemen bangsa masih belum optimal. Solusi antara lain adalah: a. Program dan anggaran di tingkat provinsi, seharusnya didukung oleh kebijakan dan komitmen sinergisitas di Kab./Kota. b. Advokasi dan sosialisasi kepada semua elemen masyarakat untuk aktif dan merasa memiliki program dan kegiatan kesehatan sehingga tercipta kemandirian untuk hidup sehat. BAB III - 71 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2015

24 4. Misi Pertama Meningkatkan Kesejahteraan Rakyat yang Berkeadilan, dengan Tujuan Ke-4 Mempercepat dan Memperluas Penanggulangan Kemiskinan. Tabel 3.11 Perbandingan Realisasi Kinerja Tujuan IV No. TARGET 1 Menurunnya 1 Persentase penduduk 12,21 13,50 12,28 persentase miskin penduduk miskin 2 Menurunnya jumlah penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS) 3 Meningkatnya pengarusutam aan gender dalam pembangunan *) nilai estimasi Sumber Data: BPS NO. 2 Persentase penurunan PMKS 3 Persentase partisipasi perempuan di lembaga pemerintah 4 Indeks Pembangunan Gender (IPG) 5 Indeks Pemberdayaan Gender (IDG) BAB III - 72 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2015 REALISASI Th (n-1) Th (n) 1,41 1,43 1, ,39 66,56 91,29 70,42 68,17 69,17* Tabel 3.12 Perbandingan Realisasi Kinerja s.d. Akhir Periode RPJMD TARGET AKHIR RPJMD REALISA SI Th TINGKAT KEMAJU AN 1 Menurunnya 1 Persentase penduduk ,28 79,49 persentase miskin penduduk miskin 2 Menurunnya jumlah penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS) 3 Meningkatnya pengarusutamaan gender dalam pembangunan *) nilai estimasi Sumber Data: BPS 2 Persentase penurunan PMKS 3 Persentase partisipasi perempuan di lembaga pemerintah 4 Indeks Pembangunan Gender (IPG) 5 Indeks Pemberdayaan Gender (IDG) 1,50 1, ,47 70,85 91,43* 129,08 72,24 69,17* 94,89

25 Tabel 3.13 Perbandingan Realisasi Kinerja dengan Realisasi Nasional NO. REALISASI REALISASI KET. Th NASIONAL (+/-) 12,28 11,13 (-) 1 Menurunnya persentase penduduk miskin 2 Menurunnya jumlah penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS) 3 Meningkatnya pengarusutamaan gender dalam pembangunan *) nilai estimasi Sumber Data: BPS 1 Persentase penduduk miskin 2 Persentase penurunan PMKS 3 Persentase partisipasi perempuan di lembaga pemerintah 4 Indeks Pembangunan Gender (IPG) 5 Indeks Pemberdayaan Gender (IDG) 1, ,43 90,34* ,17 70,68* Persentase penduduk miskin di Jawa Timur berdasarkan data Berita Resmi Statistik per Maret 2014 adalah sebesar 12,42 %, per september 2014 menjadi 12,28%, pada Bulan Maret 2015 menjadi 12,34 % (menurun 0,08 % apabila dibandingkan Maret 2014) dan mengalami penurunan kembali sebesar 0,06 % per September 2015 yaitu menjadi 12,28 %. Jumlah penduduk miskin Provinsi Jawa Timur terus menurun, meskipun laju penurunan jumlah penduduk miskin Jawa Timur cenderung mulai melambat. Perlambatan penurunan jumlah penduduk miskin sulit dihindari pada saat persentase penduduk miskin mulai mendekati angka 10%, karena berhadapan dengan hardcore poverty, atau ada pula yang menyebutnya, ultra-poor, atau extreme poor, yakni kelompok paling miskin di antara orang miskin (the poorest of the poor), paling tidak berdaya, dan sulit dijangkau. Culture of poverty yang membangun hardcore poverty diduga sangat kuat bertahan di sebagian kelompok masyarakat, dan ini sangat tidak mungkin hanya diselesaikan oleh pemerintah tanpa keterlibatan kuat kelompok civil society. BAB III - 73 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2015

26 Dalam rangka penurunan penduduk miskin di Jawa Timur, sebagai langkah peningkatan realisasi kinerja pada tahun yang akan datang, Pemerintah Provinsi telah melakukan berbagai upaya program/kegiatan yang diarahkan pada kelompok tersebut dan memastikan bahwa mereka inklusif dalam setiap proses pembangunan yang dilakukan, menjamin bahwa rumah tangga miskin menjadi bagian dari pelaksana pembangunan. Dalam hal pencapaian kinerja Pemerintah Provinsi Jawa Timur tersebut, program/kegiatan prioritas yang mendukung bagi pencapaian kinerja organisasi terkait dengan pemberdayaan masyarakat miskin adalah Jalan Lain Menuju Mandiri dan Sejahtera (JALIN MATRA). Hal tersebut dikarenakan program/kegiatan tersebut dapat memberikan dampak secara langsung kepada masyarakat. Sedangkan tentang penurunan PMKS, diketahui hal-hal utama yang menjadi penyebab keberhasilan penurunan jumlah PMKS di Jawa Timur antara lain: a. Semakin menguatnya komitmen pemerintah daerah dalam penanganan PMKS yaitu dengan implementasi program prioritas Gubernur Jawa Timur dalam penanganan PMKS. b. Optimalnya dukungan pilar Partisipasi Sosial Masyarakat (Parsosmas) /Potensi dan Sumber Kesejahteraan Sosial (PSKS) dalam penyelenggaraan kesejahteraan sosial. Dalam rangka peningkatan Realisasi kinerja pada tahun yang akan datang, Pemerintah Provinsi telah melakukan langkah-langkah sebagai berikut: a. Meningkatkan koordinasi dengan Pemerintah Pusat dan Daerah dalam penanganan PMKS b. Mengoptimalkan peran Komite Penanganan PMKS di Kabupaten/Kota c. Meningkatkan peran Lembaga Kesejahteraan Sosial (LKS) di Kabupaten/Kota dalam penyediaan sarana pelayanan kesejahteraan sosial bagi PMKS d. Meningkatkan partisipasi Potensi Sumber Kesejahteraan Sosial (PSKS) dalam penyelenggaraan kesejahteraan sosial Tentang Pemberdayaan Perempuan diketahui beberapa hal sebagai berikut: a. Dengan adanya metodologi penghitungan yang baru, interpretasi angka IPG berubah. Interpretasi angka IPG tidak lagi di perbandingkan dengan angka IPM. BAB III - 74 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2015

27 Angka IPG berdiri sendiri. Semakin besar angka IPG, dan mendekati nilai 100 (seratus) maka Realisasi Pembangunan Gender semakin baik. Nilai 100 memberikan gambaran bahwa hasil pembangunan antara laki-laki dengan perempuan sudah setara. Sebaliknya jika angka IPG semakin jauh dengan nilai 100, maka semakin terjadi ketimpangan pembangunan antara laki-laki dengan perempuan. IPG metode baru merupakan perbandingan rasio realisasi IPM perempuan Tahun 2014 sebesar 66,14 terhadap rasio realisasi IPM Laki-laki sebesar 72,81 (sumber BPS) sehingga Kesetaraan dan Keadilan Gender belum terwujud; b. Lembaga/organisasi perempuan dan SKPD leading sector terkait peningkatan lembaga/organisasi perempuan di Kabupaten/Kota di Jawa Timur belum optimal dalam mengembangkan ekonomi bidang kewirausahaan. Hal tersebut dikarenakan minimnya pemahaman tentang teknologi informasi pada era globalisasi dan menjadi tantangan mengadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA); c. Ada beberapa pemerintah daerah yang mengembalikan bantuan keuangan untuk alokon berdasarkan usulan. Dengan berlakunya UU Nomor 23 Tahun 2014 maka kewenangan pengadaan alokon semuanya oleh pusat sedangkan daerah tidak. Inilah yang menyebabkan pemerintah kab/kota enggan mencairkan dan cenderung mengembalikan ke Kasda. Dalam rangka meminimalisir kegagalan tersebut dan sebagai langkah peningkatan Realisasi kinerja pada tahun yang akan datang, Pemerintah Provinsi telah melakukan langkah-langkah sebagai berikut: a. Melakukan kegiatan review dan pendampingan pada SKPD Provinsi, Kabupaten/Kota Jawa Timur agar mengoptimalkan integrasi gender kedalam dokumen perencanaan, penganggaran di semua sektor pembangunan hingga menjadi Anggaran Responsif Gender sebagai upaya untuk mewujudkan Kesetaraan dan Keadilan Gender. b. Meningkatkan kompetensi SDM lembaga/organisasi perempuan Kabupaten/Kota di Jawa Timur dalam mengembangkan ekonomi bidang kewirausahaan berbasis teknologi informasi melalui pemberdayaan ekonomi perempuan. BAB III - 75 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2015

28 c. Melakukan koordinasi dan konsultasi dengan Kementerian Dalam Negeri, BKKBN berkaitan dengan UU Nomor 23 Tahun Dalam hal pencapaian kinerja Pemerintah Provinsi Jawa Timur tersebut, program/kegiatan yang menunjukkan output paling mendukung bagi pencapaian kinerja organisasi adalah Program Penguatan Kelembagaan Pengarusutamaan Gender dan Anak. Hal tersebut dikarenakan program/kegiatan tersebut dapat memberikan dampak secara langsung kepada masyarakat. BAB III - 76 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2015

29 5. Misi Kedua Meningkatkan Pembangunan Ekonomi yang Inklusif, Mandiri, dan Berdaya Saing, Berbasis Agrobisnis/ Agroindustri dan Industrialisasi dengan Tujuan ke-5 Meningkatkan Aktivitas Ekonomi dan Kualitas Kelembagaan UMKM dan Koperasi. 1 Tabel 3.14 Perbandingan Realisasi Kinerja Tujuan V TARGET REALISASI Th (n-1) Th (n) 1 Meningkatnya volume usaha UMKM dan kualitas kelembagaan koperasi 2 Meningkatnya jumlah wirausaha baru (WUB) 3 Meningkatnya volume usaha ekonomi kaum perempuan Sumber Data: BPS diolah NO. 1 2 Rasio PDRB UKM terhadap total PDRB (%) Persentase aktif koperasi 3 Pertumbuhan Wirausaha Baru (%) 4 Rasio perputaran modal Kopwan 54,76 79,83 54,64 87,98 54,98 88,10 9,00 8,80 10,00 2,1 1,39 2,10 Tabel 3.15 Perbandingan Realisasi Kinerja s.d. Akhir Periode RPJMD TARGET AKHIR RPJMD REALISA SI Th TINGKAT KEMAJU AN 1 Meningkatnya 1 Rasio PDRB UKM 55,11 54,98 99,76 volume usaha terhadap total PDRB UMKM dan kualitas kelembagaan 2 (%) Persentase koperasi 81,03 88,10 108,72 koperasi aktif 2 Meningkatnya 3 Pertumbuhan jumlah wirausaha Wirausaha Baru (%) baru (WUB) 3 Meningkatnya 4 Rasio perputaran 2,5 2,10 77,2 volume usaha modal Kopwan ekonomi kaum perempuan Sumber Data: BPS diolah BAB III - 77 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2015

30 NO. Tabel 3.16 Perbandingan Realisasi Kinerja dengan Realisasi Nasional REALISASI REALISASI Th NASIONAL KET. (+/-) 1 Meningkatnya 1 Rasio PDRB UKM 54, volume usaha terhadap total UMKM dan kualitas PDRB (%) kelembagaan koperasi 2 Persentase 88,10 70, ,81 koperasi akti 2 Meningkatnya 3 Pertumbuhan jumlah wirausaha Wirausaha Baru baru (WUB) (%) 3 Meningkatnya 4 Rasio perputaran 1, volume usaha modal Kopwan ekonomi kaum perempuan Sumber Data: BPS diolah Berdasarkan data tersebut, diketahui bahwa ada beberapa Indikator Kinerja yang mengalami keberhasilan ataupun kegagalan. Adapun hal-hal utama yang menjadi penyebab antara lain : a. Keberhasilan - Dukungan dan komitmen pimpinan pemerintah daerah dalam menumbuhkembangkan koperasi baru di berbagai sektor usaha dan kelompok masyarakat dan pemberdayaan terhadap koperasi yang sudah berbadan hukum. - Dukungan dan kebijakan alokasi anggaran bagi pengembangan koperasi dan UMKM di Jawa Timur yang cukup besar. - Dukungan dari stakeholder (gerakan koperasi, dekopin dan pihak perguruan tinggi, dsb) dan koordinasi yang baik antar Kabupaten/Kota dalam pengembangan dan pemberdayaan Koperasi dan UMKM di Jawa Timur - Kerja sama yang baik antara pimpinan dan staf di satuan kerja yang mengurusi Koperasi dan UMKM dalam pemberdayaan dan pembinaan Koperasi dan UMKM dengan program dan kegiatan yang mengacu dan mendukung pencapaian indikator kinerja. BAB III - 78 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2015

31 b. Kegagalan - Koperasi Wanita yang ada sebagian besar usahanya masih simpan pinjam (sebagai bisnis inti) dan belum banyak mengembangkan ke sektor riil. - Koperasi Wanita dalam memberikan layanan pinjaman kepada anggotanya masih banyak mengandalkan/menggunakan modal dari bantuan pemerintah, belum banyak yang mengadakan kerjasama dengan lembaga lain. Dalam rangka meminimalisir kegagalan tersebut dan sebagai langkah peningkatan Realisasi kinerja pada tahun yang akan datang, Pemerintah Provinsi telah melakukan langkah-langkah sebagai berikut: a. Melakukan sosialisasi bimbingan penguatan modal melalui program dana bergulir APBD Jawa Timur sebanyak Kopwan; b. Memberikan pelatihan dan pendidikan kemasyarakatan terhadap Kopwan dan anggotanya terkait pengembangan usaha. Dalam hal pencapaian kinerja Pemerintah Provinsi Jawa Timur tersebut, program/kegiatan yang menunjukkan output paling mendukung bagi pencapaian kinerja organisasi adalah Program Peningkatan Kualitas Kelembagaan Koperasi. Hal tersebut dikarenakan program/kegiatan tersebut dapat memberikan dampak secara langsung kepada masyarakat. BAB III - 79 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2015

32 6. Misi Kedua Meningkatkan Pembangunan Ekonomi yang Inklusif, Mandiri, dan No. Berdaya Saing, Berbasis Agrobisnis/ Agroindustri dan Industrialisasi dengan Tujuan ke-6 Meningkatkan Produktivitas Pertanian. Tabel 3.17 Perbandingan Realisasi Kinerja Tujuan VI TARGET REALISASI Th (n-1) Th (n) 18 Meningkatnya nilai tambah hasil dan daya saing produk pertanian (tanaman pangan, perkebunan, perikanan, peternakan dan kehutanan) Sumber Data: BPS NO. 30 Pertumbuhan subsektor tanaman bahan makanan terhadap PDRB (%) 31 Pertumbuhan subsektor tanaman perkebunan terhadap PDRB (%) 32 Pertumbuhan subsektor peternakan terhadap PDRB (%) 33 Pertumbuhan subsektor kehutanan terhadap PDRB (%) 34 Pertumbuhan subsektor perikanan terhadap PDRB (%) Tabel ,90 1,84 3,39 1,60 1,15 1,61 4,26 4,12 2,01 6,80 6,40 4,43 4,7 4,50 5,58 Perbandingan Realisasi Kinerja s.d. Akhir Periode RPJMD TARGET AKHIR RPJMD REALISA SI Th TINGKAT KEMAJU AN 18 Meningkatnya nilai 30 Pertumbuhan subsektor 2,05 3,39 165,36 tambah hasil dan tanaman bahan daya saing produk makanan terhadap pertanian (tanaman PDRB (%) pangan, 31 Pertumbuhan subsektor 3,1 1,61 51,93 perkebunan, tanaman perikanan, peternakan dan perkebunan terhadap PDRB (%) kehutanan) 32 Pertumbuhan subsektor 4,58 2,01 43,88 peternakan terhadap PDRB (%) 33 Pertumbuhan sub- 7,2 4,43 61,52 BAB III - 80 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2015

33 NO. TARGET AKHIR RPJMD REALISA SI Th TINGKAT KEMAJU AN sektor kehutanan terhadap PDRB (%) 34 Pertumbuhan subsektor perikanan 5,3 5,58 105,28 terhadap PDRB (%) Sumber Data: BPS NO. Tabel 3.19 Perbandingan Realisasi Kinerja dengan Realisasi Nasional REALISASI Th REALISASI NASIONAL 18 Meningkatnya nilai 30 Pertumbuhan subsektor 2,65 - tambah hasil dan tanaman daya saing produk bahan makanan pertanian (tanaman pangan, terhadap PDRB 31 Pertumbuhan subsektor 1,60 - perkebunan, tanaman perikanan, peternakan dan perkebunan terhadap PDRB kehutanan) 32 Pertumbuhan subsektor 2,01 - peternakan terhadap PDRB 33 Pertumbuhan subsektor 4,43 - kehutanan terhadap PDRB 34 Pertumbuhan subsektor 5,58 - perikanan terhadap PDRB Sumber Data: BPS KET. (+/-) Pertumbuhan ekonomi kategori pertanian, kehutanan dan perikanan tahun 2015 adalah sebesar 3,44 persen di mana pada kategori lapangan usaha tersebut, Sub sektor perikanan memiliki pertumbuhan tertinggi diantara sub sektor lainnya yakni sebesar 5,58 persen atau mencapai 118,72 persen dari target yang telah ditetapkan yakni 4,7 persen. Pertumbuhan ekonomi sub sektor perikanan pada tahun 2015 sebesar 5,58 persen juga lebih tinggi dari pertumbuhan PDRB Jawa Timur secara umum yang besarnya 5,44 persen. BAB III - 81 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2015

34 Berdasarkan data tersebut, diketahui bahwa ada beberapa Indikator Kinerja yang mengalami keberhasilan ataupun kegagalan. Adapun hal-hal utama yang menjadi penyebab antara lain : a. Sub kategori perkebunan pertumbuhan tahun 2015 mengalami penurunan, angka pertumbuhan ekonomi sub sektor perkebunan sebesar 1,61 %. Hal tersebut disebabkan karena turunnya produksi gula sebesar ton atau senilai Rp 533 milyar. Turunnya produksi gula dikarenakan areal tebu menurun drastis seluas hektar atau 7,8 %. Menurunnya areal dipicu tidak kondusifnya industri gula tahun 2014, akibat adanya rembesan gula rafinasi di pasar konsumsi, sehingga harga gula jatuh pada kisaran Rp 7.500,- dibawah HPP Rp 8.500,-/kg dan dampaknya pada tahun 2015 banyak petani tebu yang alih tanam ke komoditi lain. Disisi lain, produksi tembakau juga mengalami penurunan sebesar ton atau senilai Rp 270 milyar. Penurunan nilai produksi dari kedua komoditi tersebut, yaitu gula dan tembakau senilai 803 milyar. Angka tersebut setara dengan penurunan 2,23 % dibanding PDRB sub sektor perkebunan tahun 2015 sebesar Rp 36 trilyun. Faktor lain dipicu oleh menurunkan harga beberapa komoditi ekspor, seperti karet dan cengkeh. b. Sub kategori Peternakan, Usaha peternakan masih dilakukan sebagai usaha sampingan skala rumah tangga dengan kareteristik : modal kecil, cara beternak konvensional, dan mudah sekali mengalihkan ternak untuk dijual, Kurang tersedianya ternak bibit yang berkualitas dan mahalnya harga pakan ternak. c. Pada sub kategori kehutanan, tingkat tumbuh tanaman rehabilitasi dipengaruhi oleh musim penghujan. Partisipasi masyarakat sekitar hutan menjadi salah satu faktor keberhasilan rehabilitasi. Kondisi medan yang cukup sulit dapat mempengaruhi keberhasilan rehabilitas. d. Ketersediaan stok sumber daya ikan (SDI) yang semakin menurun. e. Terbatasnya sarana usaha penangkapan serta modal usaha yang cukup khususnya bagi nelayan tradisional sehingga kegiatan penangkapan ikan kurang optimal. BAB III - 82 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2015

35 f. Biaya pakan yang tinggi masih menjadi kendala bagi pembudidaya, pemberian paket hibah berupa mesin pelet masih belum menjangkau ke semua pembudidaya ikan air tawar. g. Alih fungsi lahan perikanan budidaya untuk kegiatan non - perikanan. h. Sebagian besar pembudidaya masih menerapkan teknologi konvensional dan belum menerapkan inovasi teknologi pada unit usaha budidayanya. i. Masih adanya pelanggaran beberapa armada penangkapan ikan terhadap jalur penangkapan dan terjadinya perebutan fishing ground yang memicu terjadinya konflik nelayan di kabupaten/kota, antar kabupaten/kota maupun antar provinsi. Demikian juga pelanggaran penggunaan alat tangkap yang dilarang dan bahan peledak yang merusak lingkungan. j. Rehabilitasi mangrove dan terumbu karang yang dilakukan masih belum berimbang dengan tingkat kerusakan yang ada di Jawa Timur karena dana yang dibutuhkan untuk merehabilitasi relatif besar. k. Produktivitas garam belum optimal. l. Keterbatasan bahan baku ikan untuk mencukupi kebutuhan industri pengolahan ikan di Jawa Timur. m. Kompetensi pelaku industri perikanan belum memadai untuk menghadapi persaingan di pasar global. Dalam rangka meminimalisir kegagalan tersebut dan sebagai langkah peningkatan Realisasi kinerja pada tahun yang akan datang, Pemerintah Provinsi telah melakukan langkah-langkah sebagai berikut: a. Mengembangkan usaha peternakan berbasis kawasan, sehingga dapat fokus pengembangan sesuai dengan potensi sumber daya lokal. b. Memfasilitasi aksesbilitas permodalan untuk mengembangkan usaha ternak, baik melalui koperasi, bank pemerintah atau lembaga pembiayaan lainnya. c. Memberikan penyuluhan good farming practise secara berkala kepada para peternak. d. Mendatangkan ternak indukan impor yang berkualitas. BAB III - 83 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2015

PENGUKURAN KINERJA PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2016

PENGUKURAN KINERJA PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2016 PENGUKURAN KINERJA PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN NO TUJUAN SASARAN INDIKATOR 1 Meningkatkan perluasan lapangan kerja 2 Meningkatkan pemerataan, dan perluasan akses pendidikan partisipasi angkatan

Lebih terperinci

PENGUKURAN KINERJA PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2015

PENGUKURAN KINERJA PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2015 PENGUKURAN KINERJA PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN NO TUJUAN SASARAN INDIKATOR 1 Meningkatkan perluasan lapangan kerja 2 Meningkatkan pemerataan, dan perluasan akses pendidikan partisipasi angkatan

Lebih terperinci

Tabel 5.1 Keterkaitan Visi, Misi, Tujuan, Sasaran Pembangunan Jangka Menengah Provinsi Jawa Timur,

Tabel 5.1 Keterkaitan Visi, Misi, Tujuan, Sasaran Pembangunan Jangka Menengah Provinsi Jawa Timur, Tabel 5.1 Keterkaitan Visi, Misi, Tujuan, Sasaran Pembangunan Jangka Menengah Provinsi Jawa Timur, 2014-2019 Visi: "Jawa Timur Lebih Sejahtera, Berkeadilan, Mandiri, Berdaya Saing, dan Berakhlak" Misi:

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017 PROVINSI JAWA TIMUR

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017 PROVINSI JAWA TIMUR PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017 PROVINSI JAWA TIMUR Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan, akuntabel serta berorientasi pada hasil, yang bertanda tangan di bawah ini : Nama

Lebih terperinci

: GUBERNUR JAWA TIMUR PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 PROVINSI JAWA TIMUR

: GUBERNUR JAWA TIMUR PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 PROVINSI JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 PROVINSI JAWA TIMUR Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan, akuntabel serta berorientasi pada hasil, yang bertanda tangan

Lebih terperinci

: GUBERNUR JAWA TIMUR PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 PROVINSI JAWA TIMUR

: GUBERNUR JAWA TIMUR PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 PROVINSI JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 PROVINSI JAWA TIMUR Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan, akuntabel serta berorientasi pada hasil, yang bertanda tangan

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA Rencana Strategis atau disebut dengan RENSTRA merupakan suatu proses perencanaan berorientasi pada hasil ingin dicapai selama kurun waktu tertentu berisi visi,

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015 PROVINSI JAWA TIMUR

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015 PROVINSI JAWA TIMUR PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015 PROVINSI JAWA TIMUR Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan, akuntabel serta berorientasi pada hasil, yang bertanda tangan di bawah ini : Nama

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 PROVINSI JAWA TIMUR

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 PROVINSI JAWA TIMUR PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 PROVINSI JAWA TIMUR Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan, akuntabel serta berorientasi pada hasil, yang bertanda tangan di bawah ini : Nama

Lebih terperinci

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA BAB III AKUNTABILITAS KINERJA Akuntabilitas Kinerja dalam format Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Pemerintah Provinsi Jawa Timur tidak terlepas dari rangkaian mekanisme fungsi perencanaan yang sudah

Lebih terperinci

PROVINSI BANTEN TABEL PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH TERHADAP CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN

PROVINSI BANTEN TABEL PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH TERHADAP CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN PROVINSI BANTEN TABEL PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH TERHADAP CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN PERIODE : 2017-2022 NO 1 1 1106 ASPEK KESEJAHTERAAN MASYARAKAT Fokus Kesejahteraan

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN KINERJA 6 BAB II PERENCANAAN KINERJA Laporan Kinerja Kabupaten Purbalingga Tahun mengacu pada Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk

Lebih terperinci

PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN BANGKALAN PERJANJIAN KINERJA PERUBAHAN TAHUN 2016

PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN BANGKALAN PERJANJIAN KINERJA PERUBAHAN TAHUN 2016 PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN BANGKALAN PERJANJIAN KINERJA PERUBAHAN TAHUN 2016 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan dan akuntabel serta berorientasi

Lebih terperinci

BAB IV P E N U T U P

BAB IV P E N U T U P BAB IV P E N U T U P IV.1. KESIMPULAN Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) disusun sebagai bentuk pertanggungjawaban Pemerintah Provinsi Jawa Timur berkaitan dengan penyelenggaraan pemerintahan

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA KABUPATEN PURBALINGGA TAHUN 2017

PERJANJIAN KINERJA KABUPATEN PURBALINGGA TAHUN 2017 PERJANJIAN KINERJA KABUPATEN PURBALINGGA TAHUN 2017 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, kami yang bertanda tangan dibawah

Lebih terperinci

Tabel 9.1 Penetapan Indikator Kinerja Daerah terhadap Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Pemerintah Kota Surakarta 2021 A. 1

Tabel 9.1 Penetapan Indikator Kinerja Daerah terhadap Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Pemerintah Kota Surakarta 2021 A. 1 Tabel 9.1 Penetapan Indikator Kinerja Daerah terhadap Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Pemerintah Kota Surakarta NO 2016 2017 2018 2019 2020 A. 1 ASPEK KESEJAHTERAAN MASYARAKAT Pertumbuhan ekonomi/pdrb

Lebih terperinci

Visi : Ponorogo Lebih Maju, Berbudaya dan Religius

Visi : Ponorogo Lebih Maju, Berbudaya dan Religius Visi : Ponorogo Lebih Maju, Berbudaya dan Religius Tabel 5.1 Keterkaitan Visi, Misi, Dan Sasaran Kabupaten Ponorogo Taget Sasaran Sasaran Target KET. 2016 2017 2018 2019 2020 Membentuk budaya keteladanan

Lebih terperinci

MATRIKS RANCANGAN PRIORITAS RKPD PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2017

MATRIKS RANCANGAN PRIORITAS RKPD PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2017 MATRIKS RANCANGAN PRIORITAS RKPD PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2017 Prioritas Misi Prioritas Meningkatkan infrastruktur untuk mendukung pengembangan wilayah 2 1 jalan dan jembatan Kondisi jalan provinsi mantap

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO TAHUN 2016

PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO TAHUN 2016 PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO TAHUN 2016 Tujuan 1 : Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi Meningkatnya Pertumbuhan Jumlah Investor Berskala Nasional PMA 17 PMA/PMDN Ekonomi dan Daya Saing

Lebih terperinci

PAPARAN Rancangan Awal RPJMD Tahun Wates, 27 September 2017

PAPARAN Rancangan Awal RPJMD Tahun Wates, 27 September 2017 PAPARAN Rancangan Awal RPJMD Tahun 2017-2022 Wates, 27 September 2017 1 PDRB PER KAPITA MENURUT KABUPATEN/ KOTA DI D.I. YOGYAKARTA ATAS DASAR HARGA BERLAKU, 2012-2016 (JUTA RUPIAH) 1 PERSENTASE PENDUDUK

Lebih terperinci

Pengukuran Kinerja Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2014

Pengukuran Kinerja Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2014 Pengukuran Kinerja Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2014 NO TUJUAN SASARAN STRATEGIS INDIKATOR TARGET 2014 REALISASI 2010 2011 2012 2013 2014 CAPAIAN (%) 2014 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 1 Meningkatnya

Lebih terperinci

PENETAPAN KINERJA TAHUN 2014 PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR

PENETAPAN KINERJA TAHUN 2014 PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR PENETAPAN KINERJA TAHUN 2014 PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, kami yang bertanda tangan

Lebih terperinci

BUPATI BANGKA SELATAN PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

BUPATI BANGKA SELATAN PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG BUPATI BANGKA SELATAN PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BANGKA SELATAN NOMOR 36 TAHUN 2016 TENTANG INDIKATOR KINERJA UTAMA PEMERINTAH DAERAH DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA

Lebih terperinci

PENETAPAN KINERJA KABUPATEN LAMANDAU TAHUN 2014 PENETAPAN KINERJA TINGKAT PEMERINTAH KABUPATEN

PENETAPAN KINERJA KABUPATEN LAMANDAU TAHUN 2014 PENETAPAN KINERJA TINGKAT PEMERINTAH KABUPATEN PENETAPAN TINGKAT PEMERINTAH KABUPATEN KABUPATEN : LAMANDAU TAHUN : 2014 1. Meningkatnya produksi dan produktivitas komoditi unggulan daerah. 2. Meningkatnya ketahanan pangan masyarakat. 3. Meningkatnya

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1 Visi Visi didefinisikan sebagai suatu kondisi ideal masa depan yang ingin dicapai dalam suatu periode perencanaan berdasarkan pada situasi dan kondisi saat ini.

Lebih terperinci

RANCANGAN RPJMD PROVINSI BANTEN TAHUN

RANCANGAN RPJMD PROVINSI BANTEN TAHUN PROVINSI BANTEN TAHUN 2017-2022 Disampaikan Oleh : Dr. H. WAHIDIN HALIM, M.Si. GUBERNUR BANTEN Serang, 20 JUNI 2017 1 KONDISI EKSISTING 2 CAPAIAN INDIKATOR MAKRO CAPAIAN IPM CAPAIAN LPE 2014 2015 2016

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN... I-1

BAB I PENDAHULUAN... I-1 DAFTAR ISI Daftar Isi... Daftar... Daftar Gambar... BAB I PENDAHULUAN... I-1 1.1. Latar Belakang... I-1 1.2. Dasar Hukum Penyusunan... I-4 1.3. Hubungan Antar Dokumen... I-7 1.4. Kaidah Pelaksanaan...

Lebih terperinci

Tabel 9.1 Penetapan Indikator Kinerja Daerah Terhadap Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Provinsi Jawa Timur

Tabel 9.1 Penetapan Indikator Kinerja Daerah Terhadap Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Provinsi Jawa Timur Tabel 9.1 Penetapan Indikator Kinerja Daerah Terhadap Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Provinsi Jawa Timur Kondisi Kinerja pada awal Kondisi Aspek/Fokus/Bidang Urusan/Indikator Kinerja

Lebih terperinci

INDIKATOR KINERJA UTAMA PROVINSI GORONTALO. Tujuan 1 : Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi Daerah

INDIKATOR KINERJA UTAMA PROVINSI GORONTALO. Tujuan 1 : Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi Daerah LAMPIRAN I KEPUTUSAN GUBERNUR GORONTALO NOMOR : 431 / 02 / XI / 2015 TANGGAL : 3 NOVEMBER 2015 TENTANG : PENETAPAN INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) PROVINSI GORONTALO 1. Nama Organisasi : Pemerintah Provinsi

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017 GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, yang bertanda tangan di bawah

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1. Visi Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Lamandau Tahun 2013-2018 yang merupakan tahapan kedua dari Rencana Pembangunan Jangka Panjang

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) KABUPATEN MALANG TAHUN 2015

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) KABUPATEN MALANG TAHUN 2015 RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) KABUPATEN MALANG TAHUN 2015 Oleh: BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) KABUPATEN MALANG Malang, 30 Mei 2014 Pendahuluan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004

Lebih terperinci

EFISIENSI PENGGUNAAN SUMBER DAYA PEMERINTAH KABUPATEN SIDOARJO TAHUN VISI : Menuju Sidoarjo Sejahtera, Mandiri, dan Berkeadilan

EFISIENSI PENGGUNAAN SUMBER DAYA PEMERINTAH KABUPATEN SIDOARJO TAHUN VISI : Menuju Sidoarjo Sejahtera, Mandiri, dan Berkeadilan EFISIENSI PENGGUNAAN SUMBER DAYA PEMERINTAH KABUPATEN SIDOARJO TAHUN 2015 VISI : Menuju Sidoarjo Sejahtera, Mandiri, dan Berkeadilan NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA % Capaian Kinerja % Realisasi

Lebih terperinci

Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia untuk mewujudkan masyarakat yang memiliki daya saing dalam menghadapi tantangan global

Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia untuk mewujudkan masyarakat yang memiliki daya saing dalam menghadapi tantangan global PENGUKURAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN SIDOARJO TAHUN 2015 VISI : Menuju Sidoarjo Sejahtera, Mandiri, dan Berkeadilan No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Satuan Target 2015 Realiasasi 2015 % Capaian

Lebih terperinci

PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH

PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH PROVINSI LAMPUNG 2015 2019 PROVINSI LAMPUNG 2015 2019 BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA Penetapan indikator kinerja daerah bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai ukuran keberhasilan pencapaian visi

Lebih terperinci

BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAHAN DAERAH

BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAHAN DAERAH BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAHAN DAERAH A. VISI DAN MISI Penyelenggaraan pemerintahan daerah Kabupaten Wonosobo tahun 2012 merupakan periode tahun kedua dari implementasi Rencana Pembangunan Jangka Menengah

Lebih terperinci

V BAB V PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN

V BAB V PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN V BAB V PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN Visi dan misi merupakan gambaran apa yang ingin dicapai Kota Surabaya pada akhir periode kepemimpinan walikota dan wakil walikota terpilih, yaitu: V.1

Lebih terperinci

PERUBAHAN PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015

PERUBAHAN PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015 PERUBAHAN PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO TAHUN 2015 Tujuan 1 : Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi Daerah Meningkatnya Pertumbuhan Ekonomi dan Daya Saing Daerah Jumlah Investor Berskala

Lebih terperinci

RANCANGAN: PENDEKATAN SINERGI PERENCANAAN BERBASIS PRIORITAS PEMBANGUNAN PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2017

RANCANGAN: PENDEKATAN SINERGI PERENCANAAN BERBASIS PRIORITAS PEMBANGUNAN PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2017 RANCANGAN: PENDEKATAN SINERGI PERENCANAAN BERBASIS PRIORITAS PEMBANGUNAN PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2017 PRIORITAS PEMBANGUNAN 2017 Meningkatkan kualitas infrastruktur untuk mendukung pengembangan wilayah

Lebih terperinci

IKU Pemerintah Provinsi Jambi

IKU Pemerintah Provinsi Jambi Pemerintah Provinsi Jambi dalam menjalankan pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan senantiasa memperhatikan visi, misi, strategi dan arah kebijakan pembangunan. Untuk itu, dalam mewujudkan capaian keberhasilan

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017 PEMERINTAH KOTA MALANG

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017 PEMERINTAH KOTA MALANG PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017 PEMERINTAH KOTA MALANG No. Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target (1) (2) (3) (4) 1. Meningkatnya kualitas, aksesibilitas dan pemerataan pelayanan pendidikan 1. Angka

Lebih terperinci

KABUPATEN ACEH TENGAH PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

KABUPATEN ACEH TENGAH PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 KABUPATEN ACEH TENGAH PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN ACEH TENGAH TAHUN 2016 LAMPIRAN PERJANJIAN KINERJA KABUPATEN ACEH TENGAH TAHUN 2016 No Sasaran Strategis Indikator Kinerja

Lebih terperinci

Dalam rangka. akuntabel serta. Nama. Jabatan BARAT. lampiran. perjanjiann. ini, tanggungg. jawab kami. Pontianak, Maret 2016 P O N T I A N A K

Dalam rangka. akuntabel serta. Nama. Jabatan BARAT. lampiran. perjanjiann. ini, tanggungg. jawab kami. Pontianak, Maret 2016 P O N T I A N A K GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PERJANJIANN KINERJA TAHUN 2016 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahann yang efektif, transparan dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, yang bertanda tangan di bawah

Lebih terperinci

REVISI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015

REVISI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015 REVISI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintah yang efektif, transparan, akuntabel dan berorientasi pada hasil, yang bertanda tangan di bawah ini : Nama Jabatan : Tgk.

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR TAHUN 2016

PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR TAHUN 2016 PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR TAHUN 2016 No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target (1) (2) (3) (4) 1 Menurunnya angka 1 Angka Kemiskinan (%) 10-10,22 kemiskinan 2 Pendapatan per kapita

Lebih terperinci

6.1. Strategi dan Arah Kebijakan Pembangunan

6.1. Strategi dan Arah Kebijakan Pembangunan BAB - VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN 6.1. Strategi dan Arah Kebijakan Pembangunan Strategi adalah langkah-langkah berisikan program indikatif untuk mewujudkan visi dan misi, yang dirumuskan dengan kriterianya

Lebih terperinci

LAMPIRAN Capaian Kinerja Sasaran Pemerintah Kabupaten Hulu Sungai Selatan Tahun 2015

LAMPIRAN Capaian Kinerja Sasaran Pemerintah Kabupaten Hulu Sungai Selatan Tahun 2015 NO LAMPIRAN Capaian Kinerja Sasaran Pemerintah Kabupaten Hulu Sungai Selatan Tahun 05 Kehidupan yang kondusif bagi umat beragama. tercapai Mewujudkan tatanan sosial keagamaan 00% Penyelenggaraan pemerintahan

Lebih terperinci

Tabel 9.1 Penetapan Indikator Kinerja Daerah terhadap Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Kabupaten Kuningan

Tabel 9.1 Penetapan Indikator Kinerja Daerah terhadap Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Kabupaten Kuningan Tabel 9.1 Penetapan Indikator Kinerja Daerah terhadap Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Kabupaten Kuningan NO 2018 A ASPEK KESEJAHTERAAN MASYARAKAT 1 PDRB per Kapita (juta rupiah) - PDRB

Lebih terperinci

BAGIAN ORGANISASI DAN KEPEGAWAIAN SETDA KOTA LANGSA

BAGIAN ORGANISASI DAN KEPEGAWAIAN SETDA KOTA LANGSA BAGIAN ORGANISASI DAN KEPEGAWAIAN SETDA KOTA LANGSA PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintah yang efektif, transparan, akuntabel dan berorientasi pada hasil, yang bertanda

Lebih terperinci

Tabel Capaian Kinerja dan Anggaran Tahun 2016

Tabel Capaian Kinerja dan Anggaran Tahun 2016 Tabel 3.3.2 Capaian Kinerja dan Anggaran Tahun 2016 No. Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Kinerja Realisasi Capaian (%) Anggaran (Rp.) Anggaran Realisasi (Rp.) Capaian (%) Tingkat Efisiensi (6-9)

Lebih terperinci

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS TAHUN 2015

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS TAHUN 2015 BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS TAHUN 2015 Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Pekalongan Tahun 2015 merupakan tahun keempat pelaksanaan RPJMD Kabupaten Pekalongan tahun 2011-2016.

Lebih terperinci

TARGET DAN REALISASI INDIKATOR RPJMD PROVINSI DIY TAHUN

TARGET DAN REALISASI INDIKATOR RPJMD PROVINSI DIY TAHUN TARGET DAN REALISASI INDIKATOR RPJMD PROVINSI DIY TAHUN 2009-2013 Indikator MISI 1 1. Angka Melek Huruf Persen 94,90 96,98 98,93 100,00 100,00 98,10 98,18 98,18 2. Angka Rata-rata Lama Sekolah Tahun 12,20

Lebih terperinci

MATRIKS RENCANA STRATEGIS DINAS TENAGA KERJA, TRANSMIGRASI DAN KEPENDUDUKAN PROV. JAWA TIMUR TAHUN

MATRIKS RENCANA STRATEGIS DINAS TENAGA KERJA, TRANSMIGRASI DAN KEPENDUDUKAN PROV. JAWA TIMUR TAHUN MATRIKS RENCANA STRATEGIS DINAS TENAGA KERJA, TRANSMIGRASI DAN KEPENDUDUKAN PROV. JAWA TIMUR TAHUN 20 - VISI : Terwujudnya tenaga kerja yang berdaya saing dan harmonis, masyarakat transmigrasi yang mandiri,

Lebih terperinci

LKj Provinsi Lampung Tahun 2015 DAFTAR TABEL. xiii. Hal DAFTAR TABEL

LKj Provinsi Lampung Tahun 2015 DAFTAR TABEL. xiii. Hal DAFTAR TABEL Tabel 1.1 Dasar Hukum Pembentukan Wilayah Administrasi Provinsi Lampung... 9 Tabel 1.2 Data Wilayah Administrasi Provinsi Lampung... 10 Tabel 1.3 Jumlah Penduduk Provinsi Lampung Menurut Kabupaten/Kota,

Lebih terperinci

TABEL 6.1 STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

TABEL 6.1 STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN TABEL 6.1 STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN Visi : Terwujudnya pemerintahan yang baik dan bersih menuju maju dan sejahtera Misi I : Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang profesional, transparan, akuntabel

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN TAHUN 2016

PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN TAHUN 2016 PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN TAHUN 06 Kabupaten Tahun Anggaran : 06 : Hulu Sungai Selatan TUJUAN SASARAN INDIKATOR SASARAN 4 Mewujudkan nilai- nilai agamis sebagai sumber

Lebih terperinci

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN Strategi dan arah kebijakan dirumuskan untuk mencapai tujuan dan sasaran pembangunan yang telah ditetapkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten

Lebih terperinci

Biro Bina Sosial, Sekretariat Daerah Propinsi Sumatera Barat

Biro Bina Sosial, Sekretariat Daerah Propinsi Sumatera Barat BAB VI INDIKATOR KINERJA BIRO BINA SOSIAL YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD 6.1. TUJUAN DAN SASARAN RPJMD Berdasarkan RPJMD Provinsi Sumatera Barat Tahun 2010 2015, telah ditetapkan Visi Pemerintah

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA PERUBAHAN TAHUN 2016 PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI

PERJANJIAN KINERJA PERUBAHAN TAHUN 2016 PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI PERJANJAN PERUBAHAN TAHUN 2016 PEMERNTAH KABUPATEN KEPULAUAN MERANT Dalam rangka mewujudkan manajeman pemerintah yang efektif, transparan dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, yang bertandatangan

Lebih terperinci

IKHTISAR EKSEKUTIF. Hasil Rekapitulasi Pencapain kinerja sasaran pada Tahun 2012 dapat dilihat pada tabel berikut :

IKHTISAR EKSEKUTIF. Hasil Rekapitulasi Pencapain kinerja sasaran pada Tahun 2012 dapat dilihat pada tabel berikut : IKHTISAR EKSEKUTIF Sistem AKIP/LAKIP Kabupaten Sukabumi adalah untuk mendorong terciptanya akuntabilitas kinerja Pemerintah Kabupaten Sukabumi sebagai salah satu bentuk pertanggungjawaban yang baik, transparan

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN (1) Meningkatnya derajat kesehatan Ibu dan 1 Angka Kelangsungan Hidup Bayi 992.

RENCANA KINERJA TAHUNAN KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN (1) Meningkatnya derajat kesehatan Ibu dan 1 Angka Kelangsungan Hidup Bayi 992. RENCANA KINERJA TAHUNAN KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2018 NO. SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA (1) Meningkatnya derajat kesehatan Ibu dan 1 Angka Kelangsungan Hidup Bayi 992.20 Anak. 2 Angka Kematian

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN KINERJA BAB II PERENCANAAN KINERJA Sebagai langkah awal untuk melakukan pengukuran kinerja Pemerintah Kota Depok, diperlukan perumusan suatu perencanaan strategik yang merupakan integrasi antara keahlian sumber

Lebih terperinci

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN. rencana pembangunan jangka menengah daerah, maka strategi dan arah

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN. rencana pembangunan jangka menengah daerah, maka strategi dan arah BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN Dalam rangka mencapai tujuan dan sasaran yang ditetapkan dalam rencana pembangunan jangka menengah daerah, maka strategi dan arah kebijakan pembangunan jangka menengah

Lebih terperinci

Rencana Pembangunan Jangka Menengah strategi juga dapat digunakan sebagai sarana untuk melakukan tranformasi,

Rencana Pembangunan Jangka Menengah strategi juga dapat digunakan sebagai sarana untuk melakukan tranformasi, BAB VI. STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN Strategi dan arah kebijakan merupakan rumusan perencanaan komperhensif tentang bagaimana Pemerintah Daerah mencapai tujuan dan sasaran RPJMD dengan efektif dan efisien.

Lebih terperinci

2.1 RPJMD Kabupaten Bogor Tahun

2.1 RPJMD Kabupaten Bogor Tahun BAB 2 PERENCANAAN KINERJA 2.1 RPJMD Kabupaten Bogor Tahun 2013-2018 Pemerintah Kabupaten Bogor telah menetapkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) berdasarkan amanat dari Peraturan Daerah

Lebih terperinci

INDIKATOR KINERJA UTAMA PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR

INDIKATOR KINERJA UTAMA PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR LAMPIRAN I KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR TANGGAL : : 188/193/KPTS/013/2015 12 MARET 2015 INDIKATOR PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR 1. INSTANSI : PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR 2. VISI : Jawa Timur

Lebih terperinci

14. Menurunnya angka kesakitan penduduk 83,26% 15. Meningkatnya kualitas pelayanan kesehatan 78,14% bagipenduduk miskin melalui Jamkesmas dan

14. Menurunnya angka kesakitan penduduk 83,26% 15. Meningkatnya kualitas pelayanan kesehatan 78,14% bagipenduduk miskin melalui Jamkesmas dan RINGKASAN EKSEKUTIF Penyelenggaraan pemerintahan di Kabupaten Pekalongan secara langsung didasarkan pada Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. Secara khusus penyelenggaraan Pemerintah

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN A. Visi BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN Perencanaan pembangunan Kabupaten Pati tidak terlepas dari hirarki perencanaan pembangunan nasional, dengan merujuk pada pada Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN SIDOARJO TAHUN 2015 (PERUBAHAN) No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Satuan Target 2015

PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN SIDOARJO TAHUN 2015 (PERUBAHAN) No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Satuan Target 2015 PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN SIDOARJO TAHUN 2015 (PERUBAHAN) VISI : Menuju Sidoarjo Sejahtera, Mandiri, dan Berkeadilan No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Satuan Target 2015 MISI 1 : TUJUAN

Lebih terperinci

GUBERNUR KALIMANTAN BARAT,

GUBERNUR KALIMANTAN BARAT, GUBERNUR KALIMANTAN BARAT KEPUTUSAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT NOMOR : 678/ OR / 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS KEPUTUSAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT NOMOR 396/OR/2014 TENTANG PENETAPAN INDIKATOR KINERJA UTAMA

Lebih terperinci

Tabel 5.1 Visi, Misi, Tujuan, Sasaran, Indikator Sasaran dan Target Sasaran Visi : "Bali Mandara Jilid 2", Bali yang Maju, Aman, Damai dan Sejahtera

Tabel 5.1 Visi, Misi, Tujuan, Sasaran, Indikator Sasaran dan Target Sasaran Visi : Bali Mandara Jilid 2, Bali yang Maju, Aman, Damai dan Sejahtera Tabel 5.1 Visi, Misi, Tujuan,, Indikator dan Target Visi : " Mandara Jilid 2", yang Maju, Aman, Damai dan Sejahtera No 1 Misi Mewujudkan yang Berbudaya, Metaksu, Dinamis, Maju dan Modern Tujuan Meningkatkan

Lebih terperinci

BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAHAN DAERAH

BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAHAN DAERAH BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAHAN DAERAH A. VISI DAN MISI Penyelenggaraan pemerintahan daerah Kabupaten Wonosobo tahun 2013 periode tahun kedua dari implementasi Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015 PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, yang bertanda tangan di bawah ini : Nama Jabatan : H.

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 14 TAHUN 2017

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 14 TAHUN 2017 SALINAN NOMOR 14, 2017 PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 14 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 37 TAHUN 2015 TENTANG PENETAPAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

PENETAPAN KINERJA TINGKAT PEMERINTAH

PENETAPAN KINERJA TINGKAT PEMERINTAH PENETAPAN KINERJA TINGKAT PEMERINTAH KABUPATEN TAHUN : 2012 : PENAJAM PASER UTARA SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET Dituntaskannya program wajib belajar dua belas tahun pada seluruh siswa Persentase

Lebih terperinci

S A L I N A N LAMPIRAN I PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN UTARA NOMOR 21 TAHUN 2016

S A L I N A N LAMPIRAN I PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN UTARA NOMOR 21 TAHUN 2016 DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN (TIPE A) LAMPIRAN I NOMOR 21 TAHUN 2016 LAMPIRAN I PERATURAN DAERAH TENTANG NOMOR : PERENCANAAN, DAN BMD PENYELENGGARAAN TUGAS PEMBANTUAN PEMBINAAN SMA PEMBINAAN SMK PEMBINAAN

Lebih terperinci

BAB 2 PERENCANAAN KINERJA. 2.1 RPJMD Kabupaten Bogor Tahun

BAB 2 PERENCANAAN KINERJA. 2.1 RPJMD Kabupaten Bogor Tahun BAB 2 PERENCANAAN KINERJA 2.1 RPJMD Kabupaten Bogor Tahun 2013-2018 Pemerintah Kabupaten Bogor telah menetapkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) berdasarkan amanat dari Peraturan Daerah

Lebih terperinci

BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH

BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH B A B I X 1 BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH Penetapan indikator kinerja daerah bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai ukuran keberhasilan pencapaian visi dan misi Kepala dan Wakil Kepala

Lebih terperinci

MATRIKS RENCANA STRATEGIS DINAS TENAGA KERJA, TRANSMIGRASI DAN KEPENDUDUKAN PROV. JAWA TIMUR TAHUN

MATRIKS RENCANA STRATEGIS DINAS TENAGA KERJA, TRANSMIGRASI DAN KEPENDUDUKAN PROV. JAWA TIMUR TAHUN MATRIKS RENCANA STRATEGIS DINAS TENAGA KERJA, TRANSMIGRASI DAN KEPENDUDUKAN PROV. JAWA TIMUR TAHUN 2009-2014 VISI : Terwujudnya ketenagakerjaan, ketransmigrasian dan kependudukan yang maju, berdaya saing,

Lebih terperinci

Tabel Alokasi Anggaran per Sasaran/Urusan. Anggaran Realisasi Realisasi % Meningkatnya Pertumbuhan Ekonomi dan Daya Saing Daerah

Tabel Alokasi Anggaran per Sasaran/Urusan. Anggaran Realisasi Realisasi % Meningkatnya Pertumbuhan Ekonomi dan Daya Saing Daerah 3.3. REALISASI ANGGARAN 3.3.1. Alokasi per sasaran pembangunan Pada dasarnya pembagian alokasi anggaran pada suatu pemerintah daerah disesuaikan dengan proporsi pembangunan. Pada tabel di bawah ini di

Lebih terperinci

BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH

BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH BAB IX PENETAPAN INDIKATOR Pemerintah Provinsi Banten Penetapan indikator kinerja daerah bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai ukuran keberhasilan pencapaian visi dan misi Kepala Daerah dan Wakil

Lebih terperinci

BAB IV PRIORITAS DAN STRATEGI PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015

BAB IV PRIORITAS DAN STRATEGI PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015 BAB IV PRIORITAS DAN STRATEGI PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015 A. TUJUAN DAN SASARAN PEMBANGUNAN Sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten Pekalongan Nomor 8 Tahun 2011 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah

Lebih terperinci

DAFTAR TABEL. Kabupaten Rembang Tahun II-1. Kecamatan di Kabupaten Rembang Tahun II-12. Kelamin Kabupaten Rembang Tahun

DAFTAR TABEL. Kabupaten Rembang Tahun II-1. Kecamatan di Kabupaten Rembang Tahun II-12. Kelamin Kabupaten Rembang Tahun DAFTAR TABEL Tabel 2.1. Wilayah Administratif Menurut Kecamatan/Desa di Kabupaten Rembang Tahun 2015... II-1 Tabel 2.2. Jumlah dan Rasio Jenis Kelamin Penduduk menurut Kecamatan di Kabupaten Rembang Tahun

Lebih terperinci

KET. Lampiran 2 : MATRIKS ANGGARAN RPJMD KAB. KOLAKA TAHUN No AGENDA PROGRAM

KET. Lampiran 2 : MATRIKS ANGGARAN RPJMD KAB. KOLAKA TAHUN No AGENDA PROGRAM Lampiran 2 : MATRIKS ANGGARAN RPJMD KAB. KOLAKA TAHUN 2009-2014 No AGENDA PROGRAM Pagu Indikatif Tahunan dan Satu Tahun Transisi (%) 2009 2010 2011 2012 2013 2014 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 Meningkatkan Kualitas

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA BANDAR LAMPUNG

PEMERINTAH KOTA BANDAR LAMPUNG PEMERINTAH KOTA PERKEMBANGAN EKONOMI DAN PENDAPATAN DAERAH PERTUMBUHAN EKONOMI Tahun 2004 = 7,69 % Tahun 2005 = 4,57 % PDRB (harga konstan 2000)(dalam juta rupiah) Realisasi Tahun 2004 = 4.554.824 Realisasi

Lebih terperinci

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN 6.1 Strategi Strategi merupakan pemikiran-pemikiran konseptual analitis dan komprehensif tentang langkah-langkah yang diperlukan untuk memperlancar atau memperkuat pencapaian

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN ROTE NDAO TAHUN 2016

PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN ROTE NDAO TAHUN 2016 PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN ROTE NDAO TAHUN 2016 SASARAN INDIKATOR TARGET MISI I : MEWUJUDKAN TATA RUANG WILAYAH KE DALAM UNIT-UNIT OPERASIONAL YANG TEPAT DARI SISI EKONOMI, SOSIAL BUDAYA DAN

Lebih terperinci

PENGUKURAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN KAPUAS HULU Tahun 2015

PENGUKURAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN KAPUAS HULU Tahun 2015 PENGUKURAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN KAPUAS HULU Tahun 0 No Sasaran No Indikator NO Satuan Target Realisasi Capaian Ket 8 9 0 Meningkatkan kompetensi dan kesejahteraan aparatur pemerintah daerah dan

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN TERWUJUDNYA MASYARAKAT BONDOWOSO YANG BERIMAN, BERDAYA, DAN BERMARTABAT SECARA BERKELANJUTAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN TERWUJUDNYA MASYARAKAT BONDOWOSO YANG BERIMAN, BERDAYA, DAN BERMARTABAT SECARA BERKELANJUTAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN 5.1 Visi 2014-2018 adalah : Visi pembangunan Kabupaten Bondowoso tahun 2014-2018 TERWUJUDNYA MASYARAKAT BONDOWOSO YANG BERIMAN, BERDAYA, DAN BERMARTABAT SECARA BERKELANJUTAN

Lebih terperinci

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN Strategi pembangunan daerah dirumuskan untuk menjalankan misi guna mendukung terwujudnya visi yang harapkan yaitu Menuju Surabaya Lebih Baik maka strategi dasar pembangunan

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH ACEH TAHUN Pergub menjaga keberlanjutan perdamaian. 1.3 Persentase pembinaan terhadap LSM, Ormas dan OKP.

PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH ACEH TAHUN Pergub menjaga keberlanjutan perdamaian. 1.3 Persentase pembinaan terhadap LSM, Ormas dan OKP. PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH ACEH TAHUN 2017 No (1) (2) (3) (4) 1. Meningkatnya implementasi UUPA 1.1 Jumlah Qanun Aceh yang ditetapkan. * 13 Qanun dalam percepatan pembangunan dan 1.2 Jumlah Peraturan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iv DAFTAR TABEL... vii IKHTISAR EKSEKUTIF... xviii BAB I PENDAHULUAN... 1 A. B. C.

DAFTAR ISI. Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iv DAFTAR TABEL... vii IKHTISAR EKSEKUTIF... xviii BAB I PENDAHULUAN... 1 A. B. C. DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iv DAFTAR TABEL... vii IKHTISAR EKSEKUTIF... xviii BAB I PENDAHULUAN... 1 A. B. C. 1 2 LATAR BELAKANG... MAKSUD DAN TUJUAN... GAMBARAN UMUM PEMERINTAH

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 KABUPATEN BONE BOLANGO NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 KABUPATEN BONE BOLANGO NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 KABUPATEN BONE BOLANGO NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET 1. Optimalisasi peran dan fungsi Persentase produk hukum kelembagaan pemerintah daerah daerah ditindaklanjuti

Lebih terperinci

BAB 2 PERENCANAAN DAN PENETAPAN KINERJA

BAB 2 PERENCANAAN DAN PENETAPAN KINERJA BAB 2 PERENCANAAN DAN PENETAPAN KINERJA 2.1 RPJMD Tahun 2008-2013 Pemerintah Kabupaten Bogor telah menetapkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten

Lebih terperinci

Tabel 6.1 Strategi dan Arah Kebijakan Kabupaten Sumenep

Tabel 6.1 Strategi dan Arah Kebijakan Kabupaten Sumenep Tabel 6.1 Strategi dan Kabupaten Sumenep 2016-2021 Visi : Sumenep Makin Sejahtera dengan Pemerintahan yang Mandiri, Agamis, Nasionalis, Transparan, Adil dan Profesional Tujuan Sasaran Strategi Misi I :

Lebih terperinci

Tabel 9.2 Target Indikator Sasaran RPJMD

Tabel 9.2 Target Indikator Sasaran RPJMD "Terwujudnya Kota Cirebon Yang Religius, Aman, Maju, Aspiratif dan Hijau (RAMAH) pada Tahun 2018" Tabel 9.2 Target Indikator Sasaran RPJMD Misi 1 Mewujudkan Aparatur Pemerintahan dan Masyarakat Kota Cirebon

Lebih terperinci

BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN

BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN 8.1 Program Prioritas Pada bab Indikasi rencana program prioritas dalam RPJMD Provinsi Kepulauan Riau ini akan disampaikan

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 KABUPATEN MAGETAN. INDIKATOR KINERJA Meningkatkan kualitas rumah ibadah dan

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 KABUPATEN MAGETAN. INDIKATOR KINERJA Meningkatkan kualitas rumah ibadah dan PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 KABUPATEN MAGETAN No SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET 1 2 3 4 1 Meningkatkan kualitas rumah ibadah dan 1. Jumlah rumah ibadah yang difasilitasi 400 jumlah kegiatan

Lebih terperinci

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH [RPJMD] KABUPATEN BATANG Batang, 9 Sept 2017

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH [RPJMD] KABUPATEN BATANG Batang, 9 Sept 2017 RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH [RPJMD] KABUPATEN BATANG 2017-2022 Batang, 9 Sept 2017 RPJMD: penjabaran dari visi, misi, dan program kepala daerah yang memuat tujuan, sasaran, strategi, arah kebijakan,

Lebih terperinci

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN Strategi dan Arah Kebijakan Pembangunan BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN 6.1. STRATEGI Untuk mewujudkan visi dan misi daerah Kabupaten Tojo Una-una lima tahun ke depan, strategi dan arah

Lebih terperinci