Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM) Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unsyiah Vol.2 No.1 Februari 2017:
|
|
- Siska Hartanto
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 ANALISIS EKONOMI FUNGSI BIAYA PRODUKSI, PENETAPAN TARIF DAN ALOKASI AIR MINUM YANG EFISIEN : STUDI KASUS DI PDAM TIRTA DAROY KOTA BANDA ACEH Yushar 1*, Sofyan Syahnur 2 1) Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Syiah Kuala Banda Aceh yusharayi@ymail.com 2) Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Syiah Kuala Banda Aceh kabari_sofyan@unsyiah.ac.id Abstract The aim of this research is to explain the factors that affect the cost of clean water production, the level of efficiency of production costs, and calculate the cost of goods sold in PDAM Tirta Daroy. Estimation methods Ordinary Least Square (OLS) is used to estimate the parameters of the water production cost is the amount of water production and the rate of leakage. The analysis shows the number of water production affect positively and significantly to the cost of water production. In the regression analysis results obtained 1 + β2 > 1, indicate increasing return to scale. This means that in terms of cost, the proportion of additional factors of production (output) will generate additional production costs that proportion is greater, so the cost of production becomes inefficient. Moreover, increasing production costs continued to show a reduction in the efficiency of water production. One cause of loss is an indirect cost that is greater than revenue. Therefore, the high rate of indirect costs resulting effort PDAM Tirta Daroy yet fully efficient as one of the companies engaged in managing the water supply for the city of Banda Aceh. Keywords: Production Costs, Rates, PDAM Tirta Daroy. Abstrak Tujuan dari penelitian ini untuk menjelaskan faktor-faktor yang memengaruhi biaya produksi air bersih, tingkat efisiensi biaya produksi, serta menghitung harga pokok penjualan di PDAM Tirta Daroy. Metode pendugaan Ordinary Least Square (OLS) digunakan untuk menduga parameter dari biaya produksi air yaitu jumlah produksi air dan tingkat kebocoran. Hasil analisis menunjukkan jumlah produksi air berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap biaya produksi air bersih. Dalam hasil analisis regresi diatas diperoleh β1 + β2 > 1 menunjukkan increasing return to scale. Artinya dari segi biaya, proporsi penambahan faktor produksi (output) akan menghasilkan tambahan biaya produksi yang proporsinya lebih besar, sehingga biaya produksi menjadi tidak efesien. Selain itu, peningkatan biaya produksi semakin menunjukkan pengurangan terhadap efesiensi produksi air. Tingkat efisiensi air yang sampai ke pelanggan hanya berkisar 45 persen dari jumlah air yang diproduksi. Salah satu penyebab kerugian adalah biaya tidak langsung yang lebih besar daripada pendapatan usaha. Maka dari itu, tingginya angka biaya tidak langsung usaha mengakibatkan PDAM Tirta Daroy belum sepenuhnya efisien sebagai salah satu perusahaan yang bergerak dalam mengelola air bersih untuk wilayah Kota Banda Aceh. Kata Kunci: Biaya Produksi, Tarif, PDAM Tirta Daroy. 206
2 PENDAHULUAN Air merupakan sumber daya alam yang unik karena ketersediaan air bersih memegang peranan penting bagi kelangsungan hidup manusia, di antaranya untuk memproduksi pangan, pengembangan ekonomi dan kesejahteraan serta kesehatan manusia. Populasi yang meningkat dan peningkatan standar hidup manusia akan menambah permintaan air sehingga terjadi eksploitasi manusia terhadap air tanah, air permukaan, hutan, dan lahan pertanian untuk dijadikan tempat tinggal maupun pembangunan industri. Eksploitasi tersebut menyebabkan kekeringan pada musim kemarau, dan menimbulkan banjir pada musim hujan. Sementara peningkatan industri dan rendahnya kontrol pemerintah akan mengakibatkan limbah pabrik yang tidak didaur ulang mencemari air. Di samping itu, perubahan iklim akibat pemanasan global yang terjadi akhir-akhir ini diduga juga akan mempengaruhi curah hujan dan ketersediaan air (Yayuk, 2010). Keberadaan sumber air bersih harus memenuhi kebutuhan masyarakat karena persediaan air bersih yang tidak sesuai dengan kebutuhan masyarakat akan memudahkan penyebaran penyakit dalam masyarakat. Rata-rata kebutuhan air per hari tiap individu berkisar antara liter atau galon. Kebutuhan air bervariasi tergantung pada iklim, standar pendapatan, dan budaya yang terbentuk dalam masyarakat (Amrita, 2013). Studi yang dilakukan oleh World Bank pada tahun 2006 (World Bank, 2006) menunjukkan hasil bahwa perbaikan air yang memadai bagi penduduk miskin di kota dapat meningkatkan kesejahteraan mereka, hasil tersebut didapat karena selama ini terbatasnya akses penduduk miskin terhadap air bersih membuat mereka mau tidak mau harus mengeluarkan biaya penyediaan air bersih yang lebih tinggi dibandingkan dengan tarif yang dikeluarkan oleh Perusahaan Daerah Air Minum. Menurut Effendy (2012:7) PDAM sebagai kepanjangan tangan Pemda mengemban tugas memberikan pelayanan jasa kepada masayarakat dan sebagai operator pelayanan air minum, melalui sistem yang dimilikinya. PDAM harus mampu mengupayakan dan mengelola air agar kualiatas air meningkat, serta meningkatkan kapasitas atau cakupan pelayanan. Upaya PDAM dalam memberikan pelayanan yang prima kepada masyarakat juga tercantum dalam misi dan visi yang dimiliki setiap PDAM yaitu kuantitas, kualitas dan kontinuitas. Sistem operasi yang dialkukan PDAM selama ini merupakan prinsip Cost Recovery (Pemulihan Biaya). Prinsip Cost Recovery (Pemulihan Biaya) memiliki pengertian yaitu perusahaan harus mampu membiayai sendiri seluruh pengeluarannya dengan tidak mempergunakan sumber pembiayaan diluar perusahaan. Sebagai kepanjangan tangan Pemda dalam menyediakan layanan publik PDAM dituntut untuk tidak membebani masyarakat. Sehingga penetapan tarif air yang di terapkan PDAM tidak boleh membebani pelanggan namun juga mampu membiayai biaya operasional perusahaan (Anandasari, 2014). TINJAUAN PUSTAKA Teori Produksi Fungsi produksi pada hakikatnya terletak antara kelangkaan dan tindakan ekonomi. Kelangkaan yang menimbulkan masalah ekonomi dan tindakan sebagai upaya untuk memecahkannya. Masalah ekonomi timbul karena kebutuhan manusia tidak terbatas sementara alat pemuas kebutuhan manusia relatif sangat terbatas. Karena adanya masalah ini kemudian timbul tindakan, yakni tindakan memilih berbagai alternatif yang mungkin dapat memenuhi kebutuhan yang tidak terbatas tadi. Karena adanya kelangkaan tadi maka manusia berpikir 207
3 bagaimana menggunakan input yang terbatas adanya agar dapat menghasilkan output yang optimal (Joersen dan Fathorrozi, 2003). Biaya Produksi Biaya produksi adalah semua pengeluaran yang dilakukan oleh perusahaan untuk memperoleh faktor-faktor produksi dan bahan-bahan mentah yang akan digunakan untuk menciptakan barang-barang yang diproduksikan perusahaan tersebut. Menurut Mulyadi (1999:8) dalam arti luas biaya adalah pengorbanan sumber ekonomis, yang di ukur dalam satuan uang, yang terjadi atau yang kemungkinan akan terjadi untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam arti sempit diartikan sebagai pengorbanan sumber ekonomi untuk memperoleh aktiva yang di sebut dengan istilah harga pokok, atau dalam pengertian lain biaya merupakan bagian dari harga pokok yang dikorbankan di dalam suatu usaha untuk memperoleh penghasilan. Penetapan Tarif PDAM Doll dan Orazam (1984) mendefinisikan biaya produksi sebagai pengeluaran yang terjadi dalam melaksanakan proses produksi. Produk yang dihasilkan dalam produksi air PDAM hanya satu jenis dalam suatu proses produksi, maka untuk menetapkan harga pokok air PDAM dapat dilakukan dengan metode pembagian yaitu membagi seluruh biaya produksi dengan jumlah satuan air yang diproduksi pada periode tertentu. METODE PENELITIAN Analisis Fungsi Biaya Produksi Ariestis (2004) menjelaskan bahwa analisis fungsi biaya produksi air bersih adalah analisis mengenai hubungan antara jumlah biaya produksi air bersih dengan faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan biaya produksi air bersih tersebut. Dalam penelitian ini akan menggunakan bentuk fungsi produksi Cobb Douglas sebagai fungsi dasar dalam menentukan model fungsi biaya produksi. Menurut Noor (2007) teori biaya dikembangkan berdasarkan teori produksi, yaitu bagaimana mendapatkan formulasi input (biaya) yang paling efisien untuk menghasilkan output (produksi) tertentu. Dengan demikian, maka teori biaya digunakan untuk: a. Menentukan tingkat output (produksi) yang optimum dengan biaya minimum. Biaya = fungsi (Produksi). Fungsi biaya tersebut agar dapat menjelaskan hipotesis pertama yaitu faktor-faktor yang memengaruhi biaya produksi air bersih di PDAM Tirta Daroy. Pada penelitian ini ditambahkan variabel tingkat kebocoran untuk melihat apakah berpengaruh terhadap biaya produksi. Sehingga model fungsi biaya produksi pada penelitian ini adalah : Cost = f(q,lvt)...(1) Dalam penelitian ini, model diatas di implementasikan sebagai berikut : ln Cost = ln β 0 + β 1 lnq+ β 2 lnlvt+ ε i...(2) Dimana : Cost : Biaya Produksi Q : Output (jumlah air yang diproduksi) Lvt : Loss water (tingkat kebocoran) : Koefisien parameter dugaan 208
4 Analisis Tingkat Efesiensi Biaya Produksi Return to Scale perlu diketahui untuk mengetahui apakah kegiatan dari suatu usaha yang akan diteliti mengikuti kaidah increasing, constant, atau decreasing return to scale, hal ini untuk menjelaskan pertanyaan daripada hipotesis kedua yaitu seberapa besar tingkat efisien biaya produksi di PDAM tirta Daroy. Menurut Soekartawi (1990) ada 3 alternatif dari kondisi return to scale, yaitu : 1. Decreasing return to scale, bila β1 + β2 < 1 Dalam keadaan demikian dapat diartikan bahwa proporsi penambahan faktor produksi melebihi proporsi penambahan produksi. 2. Constant return to scale, bila β1 + β2 = 1 Dalam keadaan ini, penambahan faktor produksi akan proporsional dengan penambahan produksi yang diperoleh. 3. Increasing return to scale, bila β1 + β2 > 1 Ini artinya bahwa proporsi penambahan faktor produksi akan menghasilkan tambahan produksi yang proporsinya lebih besar. Analisis Penetapan Tarif Air Bersih Penentuan penetepan tarif berdasarkan biaya produksi dilakukan untuk menjelaskan hipotesis ketiga yaitu dengan menggunakan rumus harga pokok penjualan. Doll dan Orazam (1984) mendefinisikan biaya produksi sebagai pengeluaran yang terjadi dalam melaksanakan proses produksi. Produk yang dihasilkan dalam produksi air PDAM hanya satu jenis dalam suatu proses produksi, maka untuk menetapkan harga pokok air PDAM dapat dilakukan dengan metode pembagian yaitu membagi seluruh biaya produksi dengan jumlah satuan air yang diproduksi pada periode tertentu sedangkan rumus matematikanya adalah : HPP = )* +...(3) Keterangan : TC = Total Cost Q = Jumlah air yang dijual Metode Analisis Dalam penelitian ini, model analisis dilakukan dengan metode Ordinary Least Square (OLS) dengan bantuan pengolah data sekunder menggunakan program Eviews 7.0. Uji Asumsi Klasik 1. Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel dependen dan variabel independen keduanya memiliki distribusi normal atau tidak (Ghozali, 2009). 2. Uji Multikolinearitas Uji multikolinearitas diperlukan untuk mengetahui ada tidaknya variabel independen yang memiliki kemiripan dengan variabel independen lain dalam satu model yang dapat menyebabkan terjadinya korelasi yang sangat kuat antara satu variabel independen dengan variabel independen lainnya (Sari, 2014). 3. Uji Heteroskedastisitas Heteroskedastisitas merupakan masalah regresi yang faktor gangguan tidak memiliki varian yang sama atau variannya tidak konstan. Hal ini memunculkan berbagai 209
5 permasalahan yaitu penaksir OLS yang bias sehingga varian dari koefisien OLS akan salah (Kurniyawan, 2013). 4. Uji Autokorelasi Autokorelasi menunjukkan adanya korelasi antara anggota serangkaian observasi. Jika model mempunyai korelasi, parameter yang di estimasi menjadi bias dan variasinya tidak lagi minimum dan model menjadi tidak efisien (Kurniyawan, 2013). Uji Statistik 1. Uji T (Pengujian secara parsial) Uji signifikansi parameter individual (uji t) dilakukan untuk melihat signifikansi dari pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen secara individual dan menganggap variabel lain konstan (Sari, 2014). 2. Uji F (Pengujian secara simultan) Uji F merupakan pengujian untuk mengetahui besarnya pengaruh variabel-variabel independen terhadap variabel dependen secara bersama-sama (Kurniyawan, 2013). 3. Uji Koefisien Determinasi Koefisien determinasi digunakan untuk menjelaskan dan mengetahui seberapa besar variasi dari variabel dependen dapat dijelaskan oleh variasi variabel independen (Gujarati, 1997). HASIL PEMBAHASAN Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel terikat dan variabel bebas keduanya memiliki distribusi normal atau tidak. Uji normalitas dapat dilakukan dengan melihat p-value Jarque Bera pada tabel berikut ini: Tabel 1. Uji Normalitas Uji Normality Test Jarque-Berra 0, P-Value 0, Sumber: Hasil pengolahan data, Eviews 7.0 (2016) Berdasarkan output estimasi menggunakan Eviews 7.0 dapat disimpulkan bahwa p-value Jarque Bera Normality Test sebesar 0, (61,8 persen) lebih besar dari 0,05 (5 persen) menyatakan H 0 diterima dan H a ditolak maka error term terdistribusi secara normal. Oleh karena itu, berdasarkan uji normalitas analisis regresi layak digunakan. Uji Autokorelasi Autorkorelasi menunjukkan korelasi di antara anggota serangkaian observasi yang diurutkan menurut waktu atau ruang. Pengujian keberadaan autokorelasi ditentukan apabila jika p-value Obs* R-square < α maka H a ditolak. Sebaliknya, jika p-value Obs* R-square > α maka H 0 diterima. Tabel 2. Uji Autokorelasi Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test: 210
6 F-statistic Prob. F(2,3) Obs*R-squared Prob. Chi-Square(2) Sumber : Hasil Pengolahan Data melalui Eviews 7.0 (2016) Oleh karena p-value Obs* R-square = 0,6572 < 0,05, maka ditolak. Kesimpulannya adalah dengan tingkat keyakinan 95% terdapat autokorelasi dalam model regresi. Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas adalah pengujian untuk melihat apakah terdapat ketidaksamaan varians dari residual (error terms) satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Untuk mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas pada model adalah dengan melakukan uji White yang akan menghasilkan nilai probabilitas dari Obs*R-squared yang nantinya akan dibandingkan dengan tingkat signifikansi (alpha) dimana jika lebih besar dari α (0,05), maka hipotesis nol gagal ditolak, artinya model regresi tidak terdapat heteroskedastisitas. Tabel 3. Uji Heteroskedastisitas F-statistic Prob. F(4,5) Obs*R-squared Prob. Chi-Square(4) Scaled explained SS Prob. Chi-Square(4) Sumber : Hasil Pengolahan Data melalui Eviews 7.0 (2016) Dari hasil uji heteroskedastisitas pada tabel 3 dengan menggunakan metode uji White, diperoleh nilai p-value 0,1894 lebih besar dari 0,05 yang berarti menunjukkan bahwa tidak terdapat heteroskedastisitas pada model regresi. Uji Multikolinearitas Uji multikolinearitas adalah pengujian untuk melihat ada atau tidaknya korelasi yang tinggi antara variabel-variabel bebas dalam suatu model regresi linear berganda. Jika ada korelasi yang tinggi di antara variabel-variabel bebasnya, maka hubungan antara variabel bebas terhadap variabel terikatnya menjadi terganggu. Hasil uji multikolinearitas dengan menggunakan eviews sebagai berikut : Tabel 4. Uji Multikolinearitas Coefficient Uncentered Centered Variable Variance VIF VIF LNLVT LNQ C NA Sumber : Hasil Pengolahan Data melalui Eviews 7.0 (2016) Tabel 4. menunjukkan hasil estimasi uji multikolinearitas, dapat dilihat pada kolom centered VIF. Karena nilai VIF keempat variabel tidak ada yang lebih besar dari 10 maka dapat dikatakan tidak terjadi multikolinearitas pada semua variabel bebas tersebut. Analisis Fungsi Biaya Produksi PDAM Tirta Daroy 211
7 Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui model persamaan biaya produksi air bersih PDAM Tirta Daroy dibangun oleh beberapa variabel, yaitu jumlah produksi air serta tingkat kebocoran. Hasil estimasi model diperoleh dari EVIEWS 7.0 dengan menggunakan metode Ordinary Least Square (OLS) pada Tabel 5 sebagai berikut : Tabel 5. Hasil Estimasi Variabel Independen Biaya Produksi Air PDAM Tirta Daroy Variable Coefficient Std. Error t-statistic Prob. LNQ LNLVT C R-squared Mean dependent var Adjusted R-squared S.D. dependent var S.E. of regression Akaike info criterion Sum squared resid Schwarz criterion Log likelihood Hannan-Quinn criter F-statistic Durbin-Watson stat Prob(F-statistic) Sumber : Hasil Pengolahan Data melalui Eviews 7.0 (2016) Berdasarkan hasil estimasi OLS pada Tabel 5, menunjukkan bahwa hanya jumlah produksi air berpengaruh positif dan signifikan terhadap biaya produksi air bersih. Berdasarkan hasil estimasi regresi Tabel 5 di atas dapat dilihat nilai konstanta diperoleh sebesar yang berarti persamaan ini menunjukkan bahwa jumlah produksi air dan tingkat kebocoran diasumsikan tetap maka biaya produksi air bersih sama dengan Jika dilihat dari masing-masing variabel maka hasil estimasinya sebagai berikut: 1. Jumlah Produksi Air (Q) Berdasarkan hasil estimasi regresi antara jumlah air yang diproduksi dengan biaya total produksi air bersih diperoleh bahwa (p-val 0,0005 < 0,05) sehingga dapat disimpulkan bahwa jumlah air yang diproduksi berpengaruh positif dan signifikan terhadap biaya total produksi air bersih di PDAM Tirta Daroy. Koefisien estimasi jumlah air yang diproduksi menunjukkan angka berarti apabila kenaikan jumlah air yang diproduksi sebesar 1 juta, maka akan meningkatkan terhadap biaya produksi air bersih sebesar miliar rupiah. 2. Tingkat Kebocoran (Lvt) Berdasarkan hasil estimasi regresi antara tingkat kebocoran dengan biaya total produksi air bersih diperoleh bahwa (p-val > 0,05) sehingga dapat disimpulkan tingkat kebocoran tidak signifikan terhadap biaya produksi air bersih di PDAM Tirta Daroy. Hal ini disebabkan karena tingkat kebocoran terjadi setelah produksi maupun distribusi air ke pelanggan, maka tidak ada hubungan terhadap biaya produksi air bersih melainkan tingkat kebocoran akan berpengaruh pada pendapatan penjualan air. Semakin tinggi tingkat kebocoran maka semakin rendah pendapatan penjualan air. 3. R-Squared Nilai R-squared menggambarkan seberapa besar variabel independen (bebas) secara bersama-sama dapat menjelaskan variabel dependen. Hasil menunjukkan nilai R- squared sebesar , sehingga dapat disimpulkan jumlah produksi air dan tingkat kebocoran secara bersama-sama berpengaruh dan mampu menjelaskan sebesar
8 persen terhadap biaya produksi air bersih. Sedangkan sisanya sebesar 7 persen dapat dijelaskan oleh variabel lain di luar model. 4. Adjusted R-Squared Nilai adjusted R-squared menunjukkan seberapa besar variabel independen mampu menjelaskan varian dari variabel dependen. Semakin mendekati angka 1 berarti semakin besar kemampuan variabel independen dalam menjelaskan varian dari variabel dependennya. Hasil regresi menunjukkan adjusted R-squared sebesar , sehingga dapat disimpulkan bahwa jumlah produksi air dan tingkat kebocoran dapat menjelaskan biaya produksi air bersih sebesar 91 persen. Pengujian Hipotesis Uji t dan Uji F Pengujian hipotesis dapat dilakukan dengan konsep p-value. Konsep ini membandingkan α dengan p-value. Jika p-value kurang dari α, maka ditolak. Jika dilihat berdasarkan masingmasing variabel, maka pengaruhnya adalah sebagai berikut: 1. P-value dari variabel jumlah produksi air adalah artinya, pada α = 5 persen hipotesis ditolak. Artinya, pada berbagai tingkat keyakinan 95 persen jumlah produksi air memiliki hubungan dengan biaya produksi air bersih. 2. P-value dari variabel tingkat kebocoran adalah artinya, pada α = 5 persen hipotesis diterima. Artinya, pada berbagai tingkat keyakinan 95 persen tingkat kebocoran tidak memiliki hubungan dengan biaya total produksi air bersih. Analisis Efesiensi Biaya Produksi PDAM Tirta Daroy Efisiensi berkaitan dengan masalah pengendalian biaya. Efisiensi biaya berarti biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan keuntungan yang lebih kecil daripada keuntungan yang diperoleh. Sebuah perusahaan dituntut untuk memperhatikan masalah efisiensi biaya. Dalam hasil analisis regresi diatas diperoleh β1 + β2 > 1 menunjukkan increasing return to scale. Artinya dari segi biaya, proporsi penambahan faktor produksi (output) akan menghasilkan tambahan biaya produksi yang proporsinya lebih besar, sehingga biaya produksi menjadi tidak efesien. Selain itu, peningkatan biaya produksi semakin menunjukkan pengurangan terhadap efesiensi produksi air. Meskipun biaya produksi mengalami penambahan, namun tingkat kebocoran tiap tahun terus mengalami peningkatan. Maka, hal inilah yang menyebabkan masih terdapat inefesiensi biaya produksi di PDAM Tirta Daroy. Pada tahun 2015 jumlah air yang diproduksi mencapai 20 juta, sedangkan tingkat kebocoran (air yang hilang) mencapai 10,5 juta. Sehingga tingkat efisiensi air yang sampai ke pelanggan hanya berkisar 45 persen dari jumlah air yang diproduksi. Penetapan Tarif Air Minum PDAM Tirta Daroy Doll dan Orazam (1984) mendefinisikan biaya produksi sebagai pengeluaran yang terjadi dalam melaksanakan proses produksi. Maka untuk menetapkan harga pokok air PDAM dapat dilakukan dengan metode pembagian yaitu membagi seluruh biaya produksi dengan jumlah satuan air yang diproduksi pada periode tertentu sedangkan rumus matematikanya adalah : HPP = )* + Keterangan : TC = Total Cost 213
9 Q = Jumlah air yang dijual Biaya dasar didapatkan dari biaya usaha dibagi dengan volume air terproduksi. Berdasarkan rumus diatas, maka harga pokok penjualan pada tahun 2015 adalah Rp Tarif harga pokok penjualan memiliki nilai yang sama dengan biaya dasar dalam produksi air. Selama kurun waktu 10 tahun penetapan tarif air minum selalu berada diatas harga pokok penjualan. Pada tahun 2015 misalnya harga pokok penjualan per sebesar Rp.1.963, sedangkan tarif air minum yang ditetapkan PDAM sebesar Rp.6.945/. Dari segi penetapan tarif, harga tarif PDAM Tirta Daroy dapat diturunkan ke harga pokok penjualan sehingga harga tersebut dapat lebih menjangkau kepada masyarakat. Perbandingan selisih yang jauh antara tarif PDAM dengan harga pokok seharusnya dapat meningkatkan pendapatan bagi PDAM Tirta Daroy. Apabila jumlah air yang terbayarkan oleh pelanggan pada tahun 2015 sebesar , sehingga diperoleh keuntungan sebesar Rp [( x ( )]. Namun kenyataan sebaliknya, berdasarkan laporan laba/rugi PDAM Tirta Daroy dalam kurun waktu 10 tahun terakhir hampir sepenuhnya mengalami kerugian. Pada tahun 2015 kerugian PDAM Tirta Daroy mencapai Rp Angka tersebut masih kecil dibandingkan pada tahun 2007 yang kerugian mencapai Rp Kerugian yang terus berfluktuasi mengakibatkan belum maksimalnya dalam kinerja PDAM Tirta Daroy. Hal ini dapat dilihat masih terdapat tingginya angka kebocoran air yang didistribusikan kepelanggan. Penyebab salah satunya yaitu masih terdapat pipa-pipa yang sudah tua serta pencurian air marak terjadi. Faktor lainnya yaitu besarnya angka biaya tidak langsung usaha PDAM Tirta Daroy. Tingginya angka biaya tidak langsung usaha semestinya bisa diminimalisir serta perlu dipertimbangkan kembali dimana kebutuhan utama dengan keperluan PDAM Tirta Daroy. Maka dari itu, tingginya angka biaya tidak langsung usaha mengakibatkan PDAM Tirta Daroy belum sepenuhnya efisien sebagai salah satu perusahaan yang bergerak dalam mengelola air bersih untuk wilayah Kota Banda Aceh. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Adapun kesimpulan dalam penelitian ini adalah : 1. Koefisien Determinan (R-square) sebesar atau 93%, hal ini menunjukkan bahwa secara keseluruhan variasi yang terjadi pada variabel independen (jumlah produksi air dan tingkat kebocoran) dapat menjelaskan variabel dependen (biaya produksi air bersih) sebesar 93% sedangkan sisanya sebesar 7% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak disertakan dalam model estimasi. 2. Jumlah air yang diproduksi (output) berpengaruh positif dan signifikan terhadap biaya produksi air bersih. 3. Dalam hasil analisis regresi diatas diperoleh β1 + β2 > 1 menunjukkan increasing return to scale. Artinya dari segi biaya, proporsi penambahan faktor produksi (output) akan menghasilkan tambahan biaya produksi yang proporsinya lebih besar, sehingga biaya produksi menjadi tidak efesien. Selain itu, peningkatan biaya produksi semakin menunjukkan pengurangan terhadap efesiensi produksi air. 4. Penetapkan harga pokok air PDAM dapat dilakukan dengan metode pembagian yaitu membagi seluruh biaya produksi dengan jumlah satuan air yang diproduksi pada periode tertentu. Berdasarkan hasil, maka harga pokok penjualan pada tahun 2015 adalah Rp1.963/, sedangkan penetapan tarif yang berlaku di PDAM Tirta Daroy sebesar Rp.6.945/. Sementara 214
10 itu jumlah air yang terdistribusi ke pelanggan mencapai Sehingga seharusnya pendapatan penjualan air pada tahun 2015 mencapai Rp Namun pada laporan laba/rugi PDAM Tirta Daroy pada tahun 2015 mengalami kerugian sebesar Rp Dari segi penetapan tarif PDAM Tirta Daroy sudah mampu memberikan keuntungan dari penjualan air, namun dari sisi pengelolaan serta manajemen perusahaan harus dievaluasi kembali terhadap kebijakan-kebijakan yang akan diambil agar perusahaan dapat berjalan lebih efektif maupun efesien. Saran Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, adapun saran yang dapat penulis kemukakan diantaranya sebagai berikut : 1. PDAM Tirta Daroy diharapkan terus mengurangi tingkat kebocoran sehingga keuntungan yang didapat bisa meningkatkan kinerja serta memperluas area cakupan pelayanan. 2. Jika ingin meningkatkan cakupan pelayanannya hingga memenuhi target, PDAM Tirta Daroy sebaiknya menginvestasikan seluruh profitnya untuk investasi jangka panjang. 3. PDAM Tirta Daroy sebaiknya lebih efektif mengandalkan peran ekonomi dan sosial BUMD daripada hanya mengandalkan dana APBD. Perusahaan sebaiknya mencari sumber pembiayaan untuk investasi. Pembiayaan investasi bisa berupa pinjaman bank atau memasuki pasar modal (menjual saham). DAFTAR PUSTAKA Anandasari, Y. (2014). Analisis Dampak Penentuan Tarif Air Perushaan Daerah Air Minum (PDAM) terhadap Kinerja Keuangan PDAM. Jurnal Universitas Brawijaya. Effendy, S. (2012). PDAM Operator Pelayanan Air Bersih & Air Minum. Eriyati. (2010). Analisis Valuasi Ekonomi Lingkungan Kesediaan Membayar Masyarakat Sekitar Sungai Siak. Jurnal Ekonomi Universitas Riau Panam. Fathorrozi, J. S. (2003). Teori Ekonomi Mikro. Jakarta: Salemba. Hanafie, R. (2010). Pengantar Ekonomi Pertanian. Yogyakarta: Penerbit Andi. Mulyadi. (2001). Akuntansi Biaya. Jakarta. Novianti, C. (2011). FaktorFfaktor yang Mempengaruhi Biaya Produksi pada PDAM Kabupaten Sukabumi. Institut Pertanian Bogor. Soeratno. (2000). Ekonomi Mikro Pengantar. Yogyakarta. Sukirno, S. (2010). Mikroekonomi Teori Pengantar. Jakarta. World Bank. (2006). Indonesia : Enabling Water Utilities to Serve the Urban Poor. Indonesia. 215
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sekunder deret waktu (time series) mulai dari Januari 2013 sampai
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Analisis dan Hasil Regresi Semua data yang digunakan dalam analisis ini merupakan data sekunder deret waktu (time series) mulai dari Januari 2013 sampai Desember
Lebih terperinciBAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN
72 BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN Dalam penelitian ini alat analisis data yang digunakan adalah model regresi linear klasik (OLS). Untuk pembuktian kebenaran hipotesis dan untuk menguji setiap variabel
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. atau tidak dalam penelitian ini jarque-berra dimana hasilnya dapat. ditunjukkan dari nilai probabilitas Jarque-Berra.
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Uji Asumsi Klasik 1. Uji Normalitas Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah distribusi data normal atau tidak dalam penelitian ini jarque-berra dimana hasilnya dapat
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN ANALISIS. sekunder dalam bentuk deret waktu (time series) pada periode
BAB IV HASIL DAN ANALISIS 4.1 Analisis Deskripsi Data Jenis data yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah data sekunder dalam bentuk deret waktu (time series) pada periode 1993-2013 kurun waktu
Lebih terperinciPENGARUH INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO TERHADAP TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN
PENGARUH INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO TERHADAP TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN 2006-2013 INDAH AYU PUSPITA SARI 14213347/3EA16 Sri Rakhmawati, SE.,
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN ANALISIS
BAB IV HASIL DAN ANALISIS 4.1. Deskripsi Data Penelitian Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang merupakan datatime series atau data runtun waktu sebanyak 12 observasi, yaitu
Lebih terperinciBAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5. 1 Pengantar Bab 5 akan memaparkan proses pengolahan data dan analisis hasil pengolahan data. Data diolah dalam bentuk persamaan regresi linear berganda dengan menggunakan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN ANALISIS. bentuk deret waktu (time series) selama 17 tahun, yaitu tahun Data
1.1 Analisis Deskripsi Data BAB IV HASIL DAN ANALISIS Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dalam bentuk deret waktu (time series) selama 17 tahun, yaitu tahun 1996-2012. Data tersebut
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN ANALISIS. sekunder dalam bentuk deret waktu (time series) selama 15 tahun pada periode
38 BAB IV HASIL DAN ANALISIS 4.1 Analisis Deskripsi Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini seluruhnya merupakan data sekunder dalam bentuk deret waktu (time series) selama 15 tahun pada periode
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu
III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu berkaitan dengan data yang waktu dikumpulkannya bukan (tidak harus) untuk memenuhi
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh debt to equity ratio. sampel penelitian dengan rincian sebagai berikut :
44 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Pengumpulan Data Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh debt to equity ratio (DER), price to earning ratio (PER), dan earning pershare (EPS) terhadap return
Lebih terperinci(Data Mentah) Data Penerimaan Asli Daerah Sektor Pariwisata Kabupaten Lombok Timur, Jumlah Kunjunga Wisatawan dan Jumlah Objek Wisata
L A M P I R A N 95 96 Lampiran 1 (Data Mentah) Data Penerimaan Asli Daerah Sektor Pariwisata Kabupaten Lombok Timur, Jumlah Kunjunga Wisatawan dan Jumlah Objek Wisata TAHUN PAD Sektor Pariwisata Jumlah
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Uji Asumsi Klasik 1. Uji Heterokidastisitas Dalam uji white, model regresi linier yang digunakan dalam penelitian ini diregresikan untuk mendapatkan nilai residualnya. Kemudian
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN ANALISIS
BAB IV HASIL DAN ANALISIS 4.1. Deskripsi Data Penelitian Semua data yang digunkana dalam analisis ini merupakan data sekunder mulai tahun 1995 sampai tahun 2014 di Indonesia. Penelitian ini dimaksudkan
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Metode yang digunakan untuk menduga faktor-faktor yang memengaruhi
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Estimasi Parameter Model Metode yang digunakan untuk menduga faktor-faktor yang memengaruhi Penanaman Modal Asing di Provinsi Jawa Timur adalah dengan menggunakan metode
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Upah
63 III. METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Upah Minimum Provinsi (UMP) dan Belanja Barang dan Jasa (BBJ) terhadap pembangunan
Lebih terperinciDAFTAR PUSTAKA. Halim Abdul, (2002). Akuntansi Sektor Publik. Salemba Empat, Jakarta.
DAFTAR PUSTAKA Halim Abdul, (2002). Akuntansi Sektor Publik. Salemba Empat, Jakarta. Mattjik AS &M. Sumertajaya, (2000). Metodologi Penelitian Ekonomi dan Bisnis. IPB Press. Bogor. Nataludin. (2001). Potensi
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder tahunan Data sekunder
47 III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Penelitian ini menggunakan data sekunder tahunan 2003-2012. Data sekunder tersebut bersumber dari Badan Pusat Statistik (BPS) Lampung Dalam Angka, Badan
Lebih terperinciLampiran 2 Penduduk Menurut Status Pekerjaan Utama (jiwa)
81 Lampiran 1 Jumlah Penduduk, Rumahtangga, dan Rata-rata Anggota Rumahtangga Tahun Jumlah Penduduk (ribu jiwa) Jumlah Rumahtangga Rata-rata Anggota Rumahtangga (1) (2) (3) (4) 2000 205.132 52.008,3 3,9
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. model struktural adalah nilai PDRB, investasi Kota Tangerang, jumlah tenaga kerja,
III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah data sekunder dalam bentuk time series dari tahun 1995 sampai tahun 2009. Data yang digunakan dalam model
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Provinsi Sumatera Utara, khususnya dalam
21 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Provinsi Sumatera Utara, khususnya dalam ruang lingkup sektor pertanian. Waktu penelitian untuk mengumpulkan data
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas Uji normalitas ini digunakan untuk mengetahui apakah residual berdistribusi normal atau tidak. Untuk menguji apakah
Lebih terperinciBAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Statistik Deskriptif Deskriptif Rata-rata Standar Deviasi
BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN Bab 4 akan membahas lebih dalam mengenai proses pengolahan data, dimulai dari penjelasan mengenai statistik deskriptif sampai dengan penjelasan mengenai hasil dari analisis
Lebih terperinciIII METODE PENELITIAN. dilakukan secara purposive, dengan pertimbangan provinsi ini merupakan wilayah
III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penentuan Daerah Penelitian Penelitian dilakukan di Provinsi Sumatera Utara. Penentuan daerah ini dilakukan secara purposive, dengan pertimbangan provinsi ini merupakan
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Berdasarkan sifat penelitiannya, penelitian ini merupakan sebuah penelitian
III. METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Berdasarkan sifat penelitiannya, penelitian ini merupakan sebuah penelitian deskriptif. Definisi dari penelitian deskriptif adalah penelitian yang menggambarkan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENGUJIAN. Oleh karena itu, penelitian ini menggunakan uji hipotesis untuk membuktikan adanya
BAB IV HASIL PENGUJIAN IV.1 Gambaran Umum Obyek Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif berdasarkan data empiris. Oleh karena itu, penelitian ini menggunakan uji hipotesis untuk
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Uji akar akar unit yang bertujuan untuk menganalisis data time series
44 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisa Kelayakan Data 4.1.1 Uji Stasioner Uji akar akar unit yang bertujuan untuk menganalisis data time series stasioner (tidak ada akar akar unit) atau tidak
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data time series tahunan Data
40 III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Penelitian ini menggunakan data time series tahunan 2002-2012. Data sekunder tersebut bersumber dari Badan Pusat Statistik (BPS) Lampung. Adapun data
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. di peroleh dari Website Bank Muamlat dalam bentuk Time series tahun 2009
17 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang di peroleh dari Website Bank Muamlat dalam bentuk Time series tahun 2009
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Obyek Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur sektor barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2014
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. secara memadai. Hasil analisis data penelitian diuraikan dengan menyajikan
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Statistik Deskriptif Statistik deskriptif adalah proses pengumpulan, penyajian dan peringkasan yang berfungsi untuk memberikan gambaran data yang diteliti secara
Lebih terperinciRISET ITU MUDAH. Salah satu contoh pertanyaan yang mungkin muncul di benak kita adalah:
Rangga Handika Salah satu contoh pertanyaan yang mungkin muncul di benak kita adalah: Apakah berinvestasi pada saham bisa menutup penurunan pendapatan real kita yang tergerus inflasi? Untuk itu, marilah
Lebih terperinciLampiran 1. Jumlah Deposito, Suku Bunga Deposito, dan Inflasi di Indonesia Tahun
69 Lampiran 1. Jumlah Deposito, Suku Bunga Deposito, dan Inflasi di Indonesia Tahun 2004-2010 Periode sbdepo Inflasi depo Jan-04 6.27 0.57 426.424 Feb-04 5.99-0.02 409.204 Mar-04 5.86 0.36 401.686 Apr-04
Lebih terperinciECONOMIC MODEL FROM DEMAND SIDE: Evidence In Indonesia
(ECONOMETRIC MODEL: SIMUTANEOUS EQUATION MODEL) The title of paper: ECONOMIC MODEL FROM DEMAND SIDE: Evidence In Indonesia OLEH: S U R I A N I NIM: 1509300010009 UNIVERSITAS SYIAH KUALA PROGRAM DOKTOR
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN
BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN IV.1 Analisis Deskriptif IV.1.1 Gambaran Mengenai Return Saham Tabel IV.1 Descriptive Statistics N Range Minimum Maximum Mean Std. Deviation Return Saham 45 2.09-0.40
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Dalam
III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Dalam penulisan skripsi ini, penulis menggunakan metode pengumpulan data sekunder melalui
Lebih terperincimenggunakan fungsi Cobb Douglas dengan metode OLS (Ordinary Least
III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data sekunder dan data primer. Data primer diperoleh dari wawancara langsung dengan pegawai divisi produksi
Lebih terperinciProduktivitas Padi, Luas Panen dan Produksi Padi di Kabupaten Deli Serdang,
Lampiran 1. Produktivitas Padi, Luas Panen dan Produksi Padi di Kabupaten Deli Serdang, 2004-2010 Tahun Semester Produktivitas Padi (ton/ha) Luas Panen (ha) Produksi Padi (ton) 2004 1 4.585 40.187 184257.4
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. data PDRB, investasi (PMDN dan PMA) dan ekspor provinsi Jawa Timur.
BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian diambil di provinsi Jawa Timur dengan menggunakan data PDRB, investasi (PMDN dan PMA) dan ekspor provinsi Jawa Timur. B. Jenis dan Sumber
Lebih terperinciANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPOR BERAS INDONESIA TAHUN JURNAL PUBLIKASI
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPOR BERAS INDONESIA TAHUN 1993-2013 JURNAL PUBLIKASI OLEH : Nama : Futikha Kautsariyatun Rahmi Nomor Mahasiswa : 12313269 Jurusan : Ilmu Ekonomi FAKULTAS EKONOMI
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Objek penelitian merupakan salah satu faktor yang tidak dapat dipisahkan dari
55 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian merupakan salah satu faktor yang tidak dapat dipisahkan dari suatu penelitian. Objek penelitian merupakan sumber diperolehnya data dari
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Hubungan Antara Penerimaan DAU dengan Pertumbuhan PDRB Dalam melihat hubungan antara PDRB dengan peubah-peubah yang mempengaruhinya (C, I, DAU, DBH, PAD, Suku Bunga dan NX)
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data kuantitatif dengan
40 III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data kuantitatif dengan rentang waktu dari tahun 2001 2012. Tipe data yang digunakan adalah data runtut
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan kajian mengenai Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
III. METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini merupakan kajian mengenai Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produk Domestik Bruto Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Indonesia Tahun
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam bab ini adalah dengan menggunakan
III. METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan dalam bab ini adalah dengan menggunakan data sekunder. Jenis dan sumber data yang digunakan adalah data sekunder sehingga metode pengumpulan data
Lebih terperinciBAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. tabungan masyarakat, deposito berjangka dan rekening valuta asing atau
BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian 3.1.1 Jumlah Uang Beredar Jumlah uang beredar dalam arti luas (M2) atau broad money merupakan merupakan kewajiban sistem moneter (bank sentral)
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Data digunakan adalah data sekunder (time series) berupa data bulanan yang
45 III. METODE PENELITIAN A. Jenis Dan Sumber Data Data digunakan adalah data sekunder (time series) berupa data bulanan yang diperoleh dari data Bank Indonesia (BI) dan melalui pengolahan data yang dihitung
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Objek dari penelitian ini adalah perilaku prosiklikalitas perbankan di
BAB III METODE PENELITIAN A. Objek Penelitian Objek dari penelitian ini adalah perilaku prosiklikalitas perbankan di Indonesia pada tahun 2007M01 2016M09. Pemilihan pada periode tahun yang digunakan adalah
Lebih terperinciMsi = x 100% METODE PENELITIAN
20 III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang diperoleh dari Biro Pusat Statistik (BPS), Perpustakaan IPB,
Lebih terperinci1) Kriteria Ekonomi Estimasi model dikatakan baik bila hipotesis awal penelitian terbukti sesuai dengan tanda dan besaran dari penduga.
LAMPIRAN Lampiran 1. Evaluasi Model Evaluasi Model Keterangan 1) Kriteria Ekonomi Estimasi model dikatakan baik bila hipotesis awal penelitian terbukti sesuai dengan tanda dan besaran dari penduga. 2)
Lebih terperinciPENGARUH NILAI DAN RATING PENERBITAN OBLIGASI SYARIAH (SUKUK) TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN YANG MENERBITKAN OBLIGASI SYARIAH
PENGARUH NILAI DAN RATING PENERBITAN OBLIGASI SYARIAH (SUKUK) TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN YANG MENERBITKAN OBLIGASI SYARIAH Bayu Mulya Nugraha STIE Jl. Kemang raya no 35, kebayoran baru, Jakarta
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penulisan ini adalah jenis sumber data sekunder
III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penulisan ini adalah jenis sumber data sekunder dalam runtun waktu (time Series) yang diperoleh dari BPS (Badan Pusat Statistik),
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi/Objek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Provinsi Jawa Timur. Pemilihan Provinsi
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi/Objek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Provinsi Jawa Timur. Pemilihan Provinsi Jawa Timur ini didasarkan pada pertimbangan bahwa Jawa Timur merupakan provinsi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan alat yang digunakan untuk mencapai. tujuan bangsa dan pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan merupakan alat yang digunakan untuk mencapai tujuan bangsa dan pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator untuk menilai keberhasilan pembangunanan
Lebih terperinciBAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN
BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengantar Bab 4 akan memaparkan proses pengolahan data dan analisis hasil pengolahan data. Data akan diolah dalam bentuk persamaan regresi linear berganda dengan menggunakan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. penafsiran terhadap data tersebut, serta penampilan hasilnya. merupakan data tahunan dan hanya pada sektor industri.
BAB III METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Ditinjau dari jenis datanya pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Yang dimaksud dengan penelitian
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Modal, Dinas Penanaman Modal Kota Cimahi, Pemerintah Kota Cimahi, BPS Pusat
III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data tenaga kerja, PDRB riil, inflasi, dan investasi secara berkala yang ada di kota Cimahi.
Lebih terperinciakan di gunakan berbentuk linier atau log linier. Maka dalam penelitian ini
56 BAB VI ANALISIS DAN PEMBAHASAN 6.1. Analisis Hasil Regresi dan Pengujian Hipotesis 6.1.1. Pemilihan Model Regresi Pemilihan model regresi ini menggunakan uji Mackinnon, white and Davidson (MWD) yang
Lebih terperinciREGRESI LINIER SEDERHANA
REGRESI LINIER SEDERHANA Model fungsi : Y = f (X) LAHIR = F (WUS) LAHIR, yaitu data jumlah kelahiran setahun lalu di sejumlah Kecamatan di Jateng WUS, yaitu data jumlah wanita usia subur di sejumlah Kecamatan
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur disektor 5 (consumer goods industry) periode 2008-2010. Berikut ini peneliti
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder deret waktu
III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder deret waktu (time-series data) bulanan dari periode 2004:01 2011:12 yang diperoleh dari PT.
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitian adalah perusahaan industri asuransi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada periode tahun 2010-2013.
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. tercatat secara sistematis dalam bentuk data runtut waktu (time series data). Data
24 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data 3.1.1 Jenis Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder atau kuatitatif. Data kuantitatif ialah data yang diukur dalam
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Modal Kerja, Inflasi, dan Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Lampung. Deskripsi
III. METODE PENELITIAN Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Suku Bunga Kredit Modal Kerja, Inflasi, dan Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Lampung. Deskripsi tentang satuan pengukuran,
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Data yang dipakai untuk penelitian ini adalah data sekunder (time series)
48 III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Data yang dipakai untuk penelitian ini adalah data sekunder (time series) yang didapat dari Statistik Ekonomi Keuangan Indonesia (SEKI) Bank Indonesia
Lebih terperinciLampiran 1 Daftar Populasi Sampel Penelitian
Lampiran 1 Daftar Populasi Sampel Penelitian No. Kode Nama Perusahaan Kriteria Sampel 1 2 3 Ke 1. ASII PT. Astra Internasional, Tbk. 1 2. AUTO PT. Astra Otoparts, Tbk. 2 3. BRAM PT. Indokordsa, Tbk. 3
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun Pengambilan sampel
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Sampel Penelitian Populasi yang diambil dalam penelitian ini adalah perusahan LQ-45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2011-2015. Pengambilan
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Berdasarkan sifat penelitiannya, penelitian ini merupakan sebuah penelitian
28 III. METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Berdasarkan sifat penelitiannya, penelitian ini merupakan sebuah penelitian deskriptif kuantitatif. Ruang lingkup penelitian ini adalah untuk melihat
Lebih terperinciV. HASIL DAN PEMBAHASAN
44 V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Analisis Integrasi Pasar (keterpaduan pasar) Komoditi Kakao di Pasar Spot Makassar dan Bursa Berjangka NYBOT Analisis integrasi pasar digunakan untuk mengetahui bagaimana
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, time series triwulan dari
34 III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, time series triwulan dari tahun 2005-2012, yang diperoleh dari data yang dipublikasikan
Lebih terperinciBAB III. Metode Penelitian. bagaimana hasilnya apakah signifikan atau tidak. terhadap variabel-variabel dependen.
BAB III Metode Penelitian 3.1 Variabel Penelitian 3.1.1 Variabel Dependen Variabel dependen dalam penelitian ini yaitu likuiditas saham dan return saham. Alasan penulis memilih keduanya yaitu untuk mengetahui
Lebih terperinciBAB IV ANALISA DAN HASIL PEMBAHASAN
BAB IV ANALISA DAN HASIL PEMBAHASAN A. Statistik Deskriptif Dalam analisis statistik obyek penelitian pada sub bab ini, peneliti akan menjabarkan hasil perhitungan nilai minimum, nilai maksimum, ratarata
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. transaksi berjalan di Indonesia periode adalah anggaran pemerintah,
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah menganalisis hubungan antara kebijakan fiskal dan transaksi berjalan tergantung pada rasio utang luar negeri terhadap PDB
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian Analisis Pengaruh Tingkat
III. METODE PENELITIAN Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga Deposito (3 Bulan) Dan Kredit Macet (NPL) Terhadap Loan To Deposit Ratio (LDR) Bank Umum Di
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi,
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Analisis 1. Analisis Statistik Deskriptif Statistik deskriptif berfungsi untuk memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean),
Lebih terperinciBAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Sampel Sampel dalam penelitian ini adalah perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di BEI sejak awal periode 2010-2014. Dari 14 perusahaan tercatat ada
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
21 III. METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Babakan Kecamatan Dramaga Kabupaten Bogor. Pemilihan tersebut dengan pertimbangan bahwa wilayah tersebut merupakan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Pusat Statistik (BPS) Kota Bandar Lampung yang berupa cetakan atau publikasi
III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang berasal dari publikasi dinas atau instansi pemerintah, diantaranya adalah publikasi dari
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu data time series
51 III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu data time series yang didapat dari Bank Indonesia dan Badan Pusat Statistik dan melalui
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. runtut waktu (time series) atau disebut juga data tahunan. Dan juga data sekunder
42 III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian adalah data sekunder yang mempunyai sifat runtut waktu (time series) atau disebut juga data tahunan. Dan juga data
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. yang terdaftar dalam LQ-45 di Bursa Efek Indonesia periode
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Sampel penelitian yang digunakan dalam penelitian ini ialah perusahaan yang terdaftar dalam LQ-45 di Bursa Efek Indonesia periode 2013-2015. Teknik yang digunakan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Kabupaten ini disahkan menjadi kabupaten dalam Rapat Paripurna DPR
32 III. METODE PENELITIAN A. Profil Lokasi Penelitian Kabupaten ini disahkan menjadi kabupaten dalam Rapat Paripurna DPR tanggal 29 Oktober 2008, sebagai pemekaran dari Kabupaten Tanggamus. Kabupaten ini
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder tahunan Data sekunder
III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Penelitian ini menggunakan data sekunder tahunan 2001-2012.Data sekunder tersebut bersumber dari Badan Pusat Statistik (BPS) Lampung Dalam Angka, dan Dinas
Lebih terperinciPenentu Posisi Cadangan Devisa di Indonesia; Inflasi, Ekspor, Ataukah Utang Luar Negeri
Penentu Posisi Cadangan Devisa di Indonesia; Inflasi, Ekspor, Ataukah Utang Luar Negeri Rimelda Rona Sari Departement of Economics, Faculty of Economic, State University of Medan, Medan 20221, Indonesia
Lebih terperinciBAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN
BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN Bab V ini akan dilakukan pengujian mengenai analisis faktor-faktor yang mempengaruhi laju inflasi di Indonesia. Dimana variabel terikat (variable dependent) meliputi
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Hasil Uji Asumsi Klasik Untuk menghasilkan hasil penelitian yang baik, pada metode regresi diperlukan adanya uji asumsi klasik untuk mengetahui apakah
Lebih terperinciLampiran 1. Penawaran Bawang Merah di Sumatera Utara Tahun (Ton) Januari Februari
76 Lampiran 1. Penawaran Bawang Merah di Sumatera Utara Tahun 2010 2014 (Ton) Bulan Tahun 2010 2011 2012 2013 2014 Januari 570 1.277 1.091 1.264 511 Februari 880 1.058 1.486 1.254 447 Maret 1.095 1.078
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. Dalam penelitian ini variabel terikat (dependent variabel) yang digunakan adalah
III. METODE PENELITIAN A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 1. Variabel Penelitian Dalam penelitian ini variabel terikat (dependent variabel) yang digunakan adalah nilai tukar rupiah, sedangkan
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN
34 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Statistik Deskriptif Analisis data yang dilakukan dalam bab ini pada dasarnya dapat dikelompokkan menjadi dua bagian. Bagian pertama merupakan analisis
Lebih terperinciV. HASIL DAN PEMBAHASAN. pendugaan Ordinary Least Square (OLS). Data pada penelitian ini dimasukkan dalam
V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Hasil Estimasi Variabel Dependen PDRB Penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda dengan metode pendugaan Ordinary Least Square (OLS). Data pada penelitian ini dimasukkan
Lebih terperinciV. PEMBAHASAN Perkembangan Produksi Pupuk Urea PT. Pupuk Kujang Produksi Pupuk Urea
V. PEMBAHASAN 5.1. Perkembangan Produksi Pupuk Urea PT. Pupuk Kujang 5.1.1. Produksi Pupuk Urea ton 700.000 600.000 500.000 400.000 300.000 200.000 100.000 - Tahun Sumber : Rendal Produksi PT. Pupuk Kujang,
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Populasi dalam penelitian ini adalah PT. Bank Syariah Mandiri dan Bank
BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Sampel Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah PT. Bank Syariah Mandiri dan Bank Indonesia. Sampel adalah wakil dari populasi yang diteliti. Dalam
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah menganalisis pengaruh antara upah
40 BAB III METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah menganalisis pengaruh antara upah minimum, Indeks Pembangunan Manusia (IPM), dan pengangguran terhadap tingkat
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN. Data yang dipakai untuk penelitian ini adalah data sekunder (timeseries) yang
38 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Data yang dipakai untuk penelitian ini adalah data sekunder (timeseries) yang didapat dari Bank Indonesia dan melalui pengolahan data yang dihitung
Lebih terperinciPusat Statistik. Adapun data yang telah di olah terdapat terdapat pada tabel 6.1
BAB VI ANALISA DATA 6.1. Deskripsi Data Data yai g dipergunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, terutama bersumber dari Badan Pusat Statistik, Intenational Financial Statistic dan situs Badan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Prima Artha, Sleman. Sedangkan subjek penelitiannya adalah Data
BAB III METODE PENELITIAN A. Objek dan Subjek Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah Koperasi Jasa Keuangan Syariah Prima Artha, Sleman. Sedangkan subjek penelitiannya adalah Data Tingkat Bagi Hasil
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Data digunakan adalah data sekunder (time series) berupa data bulanan yang
53 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Dan Sumber Data Data digunakan adalah data sekunder (time series) berupa data bulanan yang diperoleh dari data Bank Indonesia (BI), Badan Pusat Statistik (BPS) dan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Variabelnya dapat diidentifikasi dan diukur dengan alat-alat yang objektif.
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian kuantitatif. Variabelnya dapat diidentifikasi dan diukur dengan alat-alat yang objektif. Data penelitian
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. metode analisis data serta pengujian hipotesis.
BAB III METODE PENELITIAN Pada bab 3 ini akan dijelaskan mengenai metode penelitian yang meliputi populasi dan sampel penelitian, data dan sumber data, variabel operasional, metode analisis data serta
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
75 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Objek Penelitian 1. Sejarah Berdirinya Bank Syariah Mandiri Nilai-nilai perusahaan yang menjunjung tinggi kemanusiaan dan integritas telah tertanam
Lebih terperinci