MARKET BRIEF POTENSI INDUSTRI WARALABA (FRANCHISE) INDONESIA DI AMERIKA SERIKAT DISUSUN OLEH: ATASE PERDAGANGAN KBRI WASHINGTON, DC

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "MARKET BRIEF POTENSI INDUSTRI WARALABA (FRANCHISE) INDONESIA DI AMERIKA SERIKAT DISUSUN OLEH: ATASE PERDAGANGAN KBRI WASHINGTON, DC"

Transkripsi

1 MARKET BRIEF POTENSI INDUSTRI WARALABA (FRANCHISE) INDONESIA DI AMERIKA SERIKAT DISUSUN OLEH: ATASE PERDAGANGAN KBRI WASHINGTON, DC

2 Daftar Isi KATA PENGANTAR DAFTAR ISI PETA NEGARA AMERIKA SERIKAT I PENDAHULUAN 1.1 Pemilihan Negara 1.2 Pemilihan Produk 1.3 Profil Negara Amerika serikat II USAHA WARALABA DI AMERIKA SERIKAT 2.1 Jenis-jenis Usaha Waralaba 2.2 Dasar dan Peraturan Usaha Waralaba Undang-undang Federal Hukum Waralaba di Beberapa Negara Bagian (State) 2.3 Untung dan Rugi Usaha Waralaba III POTENSI PASAR WARALABA DI AMERIKA SERIKAT 3.1 Jenis Usaha Waralaba Yang Diminati 3.2 Hal-hal Yang Perlu Di Perhatikan Sebelum Dipasarkan Brand atau Merek Dagang Perjanjian Lisensi Prospectus 3.3 International Trade Show Waralaba di Amerika Serikat IV PELUANG DAN STRATEGI 4.1 Peluang 4.2 Strategi V INFORMASI PENTING 5.1 Asosiasi Waralaba di AS 5.2 Daftar Perusahaan Waralaba REFERENSI Market Brief Waralaba Hal 2

3 KATA PENGANTAR Market Brief Waralaba ini dibuat untuk mengetahui perkembangan pasar waralaba di Amerika Serikat dan bagaimana cara memasuki pasar usaha waralaba ini secara dasar baik dari sisi peraturan dan hukumnya yang diatur oleh pemerintah federal maupun pemerintah negara bagian yang berbeda-beda dan cukup rumit. Usaha bisnis waralaba di Amerika Serikat ikut mengkontribusi kepada pertumbuhan ekonomi, secara keseluruhan meningkat tajam di kuartal kedua dan ketiga tahun 2014 meningkatkan GDP riil untuk tahun ini diperkirakan meningkat 2,4%, dengan penerimaan gaji pegawai (termasuk pemerintah) naik 1,8%, dan percepatan disektor waralaba pada tahun 2014 bahkan lebih kuat, dengan lapangan pekerjaan bisnis waralaba naik 2,8% dan output waralaba (dalam dolar nominal) naik 4,9%. Produk domestik bruto (PDB) dari sektor waralaba akan meningkat 5,1% menjadi US$ 521 miliar pada tahun Hal ini akan melebihi pertumbuhan PDB AS dalam dolar nominal, yang diproyeksikan sebesar 4,9%. Sektor waralaba akan memberikan kontribusi sekitar 3% dari PDB AS dalam dolar nominal. 1 Pendirian usaha Waralaba di AS meningkat di tahun 2014 sebesar 1,6% menjadi usaha waralaba dari tahun 2013 yaitu sebesar usaha dimana pada tahun 2015 diperkirakan meningkat menjadi usaha waralaba atau meningkat 1,6%. 1 Franchise Business Economic Outlook For 2015 Market Brief Waralaba Hal 3

4 Seperti yang kita ketahui bahwa bisnis waralaba di Indonesia sudah mulai berkembang pesat, khususnya bisnis di bidang makanan seperti rumah makan (Aladine Kebab, Andrew Crepes, Ayam Bakar Wong Solo, Bakmi Gila, Cendol Gading dan usaha makanan lainnya), usaha Day Spa (Mustika Ratu) yang sudah mengembangkan sayapnya di manca negara seperti di Malaysia, Brunei dan Australia bahkan Canada. Namun belum ada yang memasuki pasar Amerika Serikat. Semoga market brief ini dapat memberikan sedikit gambaran mengenai prosedur dan peluang untuk dapat masuknya usaha waralaba Indonesia ke Amerika Serikat dengan bermacam-macam saingan usaha yang sudah berjalan. Washington, DC. 28 Desember 2016 Kantor Atase Perdagangan KBRI, Washington, DC - USA Market Brief Waralaba Hal 4

5 I PENDAHULUAN Perkembangan ekonomi yang dinilai cukup pesat dan persaingan yang ketat menjadikan produsen suatu barang harus berfikir cermat dalam mepertahankan eksisitensinya. Pemikiran yang tidak hanya pada lingkup pengembangan metode produksi barang tetapi juga pendistribusinya, sehingga keuntungan dapat dicapai secara maksimal. Dalam hal ini dibutuhkan suatu jaringan kerja yang luas untuk memperkenalkan produk tersebut dan memperkuat eksistensi produk tersebut dalam pasar ekonomi. Dengan latar belakang yang demikian, sistim keagenan dinilai paling tepat dalam pengembangan bisnis baik secara nasional maupun internasional. Sistim ini kemudian dikenal dengan sistim waralaba atau franchise. Bisnis dengan biaya murah dan bahan yang sudah disediakan, juga pendiriannya yang tidak memakan banyak tempat dan waktu menjadikan franchise banyak diminati dalam bisnis. Industri Waralaba di Amerika Serikat telah mengkontribusi kepada ekonomi negara ini sangat besar dan perlu dicermati perkembangannya bahkan diterobos pasar disegmen ini. Berikut pengertian dari waralaba atau franchise yang kami kutip dari berbagai sumber yang dapat dipercaya antara lain; U.S. Federal Trade Commission (USFTA); Census Bureau U.S. Department of Commerce; International Franchise Association; North American Securities Administrators Association (NASAA); Forbes; Entrepreneur dan beberapa situs web bisniss waralaba. Market Brief Waralaba Hal 5

6 1.1 Pemilihan Negara Seperti yang kita ketahuai Amerika Serikat (AS) adalah negara ekonomi terbesar didunia dengan 22% nominal global poduk domestik bruto (GDP) dan 17% dari global GDP per kapita (PPP). Total GDP AS pada kwartal ketiga tahun 2015 berkisar sebesar US$18,1 triliun dolar atau US$17,3 triliun pada tahun 2014 [2], dan dolar AS adalah mata uang yang paling dipergunakan dalam transaksi internasional dan mata uang cadangan utama dunia. Nilai GDP rill AS diatas dihasilkan dari nilai barang dan jasa oleh nasional ekonomi dikurangi nilai barang dan jasa yang digunakan dalam produksi, kemudian disesuaikan dengan perubahan harga -- meningkat pada tingkat tahunan 2,1 persen pada kuartal ketiga 2015, menurut perkiraan "kedua" yang dirilis oleh Biro Analisis Ekonomi. Pada kuartal kedua, GDP riil meningkat 3,9 persen. Industri waralaba terbesar dibangun di AS dengan menghasilkan pendapatan hampir mencapai US$750 milliar dolar pertahun [3]. Dari hasil report pertama kali yang dilakukan Pemerintah AS oleh U.S. Census Bureau terhadap bisnis waralaba yang di publikasi pada Sepetember 2010, Bisnis Waralaba di AS pada tahun 2007, telah mengkontribusi langsung atas ekonomi AS sangat besar antara lain ada sebanyak bisnis waralaba, bisnis ini telah menyediakan 9,1 juta tenaga 2 Bureau of Economic Analysis, U.S.DOC (Nov. 24, 2015) 3 IBISWorld, Business Franchises in the US Market Brief Waralaba Hal 6

7 kerja swasta atau 6,2 persen dari total sektor lapangan kerja nonpertanian dengan memasok gajih pertahun sebesar US$ 304,4 milliar atau 4,2 persen dari seluruh nonpertanian payrolls swasta di AS. Bisnis waralaba telah menghasilkan barang dan jasa senilai US$ 802,2 milliar atau 3,4 persen dari output nonpertanian swasta di AS. Bisnis waralaba ini juga telah menyumbang sebesar US$ 468,5 milliar terhadap GDP atau 3,9 persen dari seluruh GDP nonpertanian swasta AS. [4] 1.2 Pemilihan Produk Waralaba dalam bahasa Perancisnya adalah franchise atau dalam bahasa Inggerisnya adalah franchising, yang aslinya berarti hak atau kebebasan adalah hak-hak untuk menjual suatu produk atau jasa maupun layanan. Sedangkan menurut versi pemerintah Indonesia, waralaba adalah perikatan yang salah satu pihaknya diberikan hak memanfaatkan dan atau menggunakan hak dari kekayaan intelektual (HAKI) atau pertemuan dari ciri khas usaha yang dimiliki pihak lain dengan suatu imbalan berdasarkan persyaratan yang ditetapkan oleh pihak lain tersebut dalam rangka penyediaan dan atau penjualan barang dan jasa. Sedangkan menurut Asosiasi Franchise Indonesia, yang dimaksud dengan waralaba ialah: Suatu sistem pendistribusian barang atau jasa kepada pelanggan akhir dengan pengwaralaba (franchisor) yang memberikan hak 4 Census Bureau, U.S. DOC (Sept.14, 2010) Market Brief Waralaba Hal 7

8 kepada individu atau perusahaan untuk melaksanakan bisnis dengan merek, nama, sistem, prosedur dan cara-cara yang telah ditetapkan sebelumnya dalam jangka waktu tertentu meliputi area tertentu. Waralaba adalah hubungan yang berkelanjutan di mana pemilik waralaba (franchisor) memberikan hak lisensi istimewa untuk agen/dealer (franchisee) untuk melakukan bisnis dengan menawarkan bantuan dalam pengorganisasian, pelatihan, merchandising, pemasaran dan pengelolaan dengan imbalan pertimbangan moneter. Waralaba adalah suatu bentuk bisnis dimana pemilik (franchisor) dari produk, jasa atau metode memperoleh distribusi melalui agen/dealer (franchisee) dengan cara berafiliasi sesuai dengan konsep waralaba. Secara umum, satu dari tiga alasan perusahaan memutuskan untuk memulai waralaba adalah kekurangan uang, kekurangan orang atau waktu. Membuka bisnis waralaba adalah langkah besar bagi mereka yang memilih jalan usaha ini dan bisa sedikit menakutkan. Pasar waralaba penuh diisi dengan sistem waralaba yang tak terhitung jumlahnya dari berbagai macam industri. Untuk menjadikan suatu bentuk usaha menjadi waralaba harus sudah terbukti usahanya menghasilkan keuntungan dengan sistim, prosedur dan cara yang didokumentasikan dan usaha tersebut telah mempunyai beberapa outlet dengan sistim operasional yang sama. Market Brief Waralaba Hal 8

9 Industri waralaba adalah industri yang memberikan harapan yang menguntungkan bagi investor dengan tidak perlu membangun usaha dari nol yang memerlukan waktu panjang dan ketidak pastian untung ruginya usaha yang akan dibangun. Suatu usaha bisnis waralaba harus sudah dapat dibuktikan adanya keuntungan apabila dilakukan dengan metode yang sama degan menggunakan sistim managemen dan produk yang sama sehingga menghasilkan output dengan kualitas yang sama. Dengan banyaknya industri yang dapat dikembangkan dengan cara melalui waralaba, maka usaha ini juga diatur ketat pada tingkat pemerintah federal AS maupun ditingkat negara bagian (State) yang berbeda. Usaha waralaba sudah banyak menghasilkan keuntungan, membantu perekonomian dengan membuka lapangan kerja baik retail maupun industry, menghasilkan devisa negara dengan nilai jasa yang cukup besar dari sistim usaha yang dijalankannya baik di dalam negeri maupun diluar negeri. Untuk itu perlu diamati bagaimana usaha waralaba ini berkembang sehingga usaha atau industry waralaba Indonesia juga dapat masuk dan bisa dijual di pasar waralaba Amerika. 1.3 Tujuan Pengamatan Market Brief ini membahas sedikit mengenai sistim usaha waralaba di Amerika Serikat, mengenai peraturan Federal dan peraturan Negara Market Brief Waralaba Hal 9

10 Bagian (State) yang berbeda, tantangan dan petualangan yang dihadapi dalam membuka bisnis waralaba. Memberikan gambaran usaha waralaba di Amerika Serikat sehingga apabila ada usaha waralaba di Indonesia yang siap untuk masuk ke pasar bisinis ini di Amerika Serikat paling sedikit sudah mengetahui hukum dan peraturan yang diatur baik oleh pemerintah federal maupun pemerintah daerah Negara bagian dimana bisnis waralaba akan dilakukan. Trend usaha waralaba yang diminati akhir-akhir ini dan biaya untuk memiliki satu usaha waralaba yang cukup berenaka ragam dan berbeda. 1.4 Profil Negara Amerika Serikat. Geografi [5] Negara ini terletak di bagian tengah Amerika Utara, yang menjadi lokasi dari empat puluh delapan negara bagian yang saling bersebelahan, beserta distrik ibu kota Washington, D.C. Amerika Serikat diapit oleh Samudra Pasifik dan Atlantik di sebelah barat dan timur, berbatasan dengan Kanada di sebelah utara, dan Meksiko di sebelah selatan. Dua negara bagian lainnya yaitu Alaska dan Hawaii, terletak terpisah dari dataran utama Amerika Serikat. Negara bagian Alaska terletak di sebelah ujung barat laut Amerika Utara, berbatasan dengan Kanada di sebelah timur dan Rusia di sebelah barat, yang dipisahkan oleh Selat Bering. Sedangkan negara bagian Hawaii adalah sebuah kepulauan yang 5 id.wikipedia.org/wiki/amerika_serikat Market Brief Waralaba Hal 10

11 berlokasi di Samudra Pasifik. Amerika Serikat juga memiliki beberapa teritori di Pasifik dan Karibia. Dengan luas wilayah 3,79 juta mil persegi (9,83 juta km 2 ) dan jumlah penduduk sebanyak 315 juta jiwa, Amerika Serikat merupakan negara terluas ketiga atau keempat di dunia, dan terbesar ketiga menurut jumlah penduduk. Amerika Serikat adalah salah satu negara yang paling multietnik dan paling multikultural di dunia, yang muncul akibat adanya imigrasi besar-besaran dari berbagai penjuru dunia. Iklim dan geografi Amerika Serikat juga sangat beragam dan negara ini menjadi tempat tinggal bagi beragam spesies. Pemerintahan dan Finansial [6] Awal berdirinya Amerika Serikat terjadi pada pada tanggal 4 Juli 1776, dengan suara bulat, delegasi dari 13 koloni Inggris memproklamirkan kemerdekaannya. Negara baru ini berhasil mengalahkan Inggris dalam Perang Revolusi. Perang ini merupakan perang kemerdekaan pertama yang berhasil mengalahkan imperium Eropa. Konstitusi Amerika Serikat pertama kali dirumuskan pada 17 September 1787 dan tetap berlaku sampai saat ini; beberapa amandemen dilakukan di kemudian hari, memodifikasi pasal-pasalnya, namun tetap tidak mengubah isi teks aslinya. Sepuluh amandemen pertama yang secara kolektif dikenal dengan Bill of Rights, disahkan pada tahun 1791 dan mengatur mengenai jaminan hak-hak sipil dasar dan kebebasan. 6 U.S. International Trade in Goods and Services, BEA Market Brief Waralaba Hal 11

12 Amerika Serikat saat ini dipimpin oleh presiden Barack H. Obama dari Partai Demokrat sejak Amerika Serikat tergolong ke dalam negara maju pascaindustri, dan merupakan negara dengan perekonomian termaju di dunia, dengan perkiraan PDB sekitar $18,1 triliun (nominal/ppp 2015) dengan peningkatan 2% di kwartal ketiga tahun PDB perkapita AS adalah yang terbesar kelima (nominal) atau urutan kesepuluh (PPP) dengan nilai US$ di tahun Majunya perekonomian Amerika Serikat didorong oleh ketersediaan sumber daya alam yang melimpah, infrastruktur yang dikembangkan dengan baik, dan produktivitas yang tinggi. Meskipun negara ini tergolong ke dalam negara pascaindustri, Amerika Serikat tetap menjadi produsen terbesar di dunia. Tingkat inflasi (CPI) 1,7% pada bulan Mei Tingkat pengangguran menurun dibulan November 2015 menjadi 5%. Amerika Serikat juga menjadi negara dengan pengeluaran militer tertinggi di dunia, dan menjadi yang terdepan dalam bidang ekonomi, budaya, dan politik, serta pemimpin dalam riset ilmiah dan inovasi teknologi. Perdagangan Amerika Serikat [7] Total perdagagan Amerika Serikat pada tahun 2014 dengan dunia sebesar US$ 3.968,2 milliar meningkat 3,82% (US$ 146,1 milliar) dari nilai perdagangan tahun 2013 sebesar US$ 3.822,087.9 milliar. Total ekpor AS ke dunia pada tahun 2014 sebesar US$ 1.620,5 milliar dan total impornya sebesar US$ 2.347,7 milliar mengakibatkan difisit perdagangan sebesar 7 Congressional Budget Office, November 10, Retrieved April 12, Market Brief Waralaba Hal 12

13 US$ 727,2 milliar atau meningkat 5,4% dari US$ 689,9 milliar difisit di tahun Ekspor barang dari AS tahun 2014 berupa Machines, Engines, Pumps (33,9%); Industrial Supplies (31,2%); Consumer Goods - tidak termasuk kendaraan bermotor (12,3%); Motor Vehicle and Components (9,8%); Food, Feed and Beverages (8,9%); lain-lain (3,9%). Negara tujuan ekspor terbesar adalah Canada (19,3%); Mexico (14,8%); China (7,6%); Jepang (4,1%) dan United Kingdom (3,3%). Impor barang masuk ke AS berupa Capital Goods (25,2%); Consumer Goods tidak termasuk kendaraan bermotor (23,8%); Industrial Supplies tidak termasuk crude oil (17,8%); Kendaraan bermotor dan komponen (14,0%); Curde oil (10,5%); Food, Feed and beverages (5,4%), lain-lain (3,3%). Negara asal barang impor dari China (19,9%); Canada (14,8%); Mexico (12,5%); Jepang (5,7%); dan Germany (5,3%). Menurut laporan dari Doing Business in the United State of America 2013 yang diterbitkan oleh Bank Dunia, negara Amerika Serikat ada diurutan ketujuh negara yang palng mudah melakukan bisnis. Usaha Waralaba di Amerika Serikat jumlahnya sangat banyak dan perkembangannyapun sangat pesat dari tahun ketahun dimana diperkirakann pada tahun 2015 jumlah usaha waralaba meningkat 1,6% dibandingkan peningkatan ditahun Market Brief Waralaba Hal 13

14 II POTENSI PASAR DI AMERIKA SERIKAT 2.1 Jenis-jenis Usaha Waralaba Hampir semua bisnis dapat di usahakan dengan sistim waralaba. Jenisjenis industri waralaba di Amerika Serikt dapat dilihat dalam tabel dibawah ini. Jenis-Jenis Industri Waralaba di Amerika Serikat Accounting & Financial Computer & Internet Healthcare & Senior Care Restaurant Franchises Advertising & Marketing Consultant & Business Broker Home Services Franchises Retail Franchises ATM Franchises Courier Franchises Industrial Franchises Security Franchises Automotive Franchises Employment & Staffing Mailing & Shipping Sports Franchises Business Opportunities Entertainment Franchises Moving & Storage Tax Franchises Business Services Fitness Franchises Pet Franchises Training Franchises Children's Franchises Food Franchises Photography Franchises Travel Franchises Cleaning Franchises Golf Franchises Printer, Copying & Sign Vending Opportunities Coffee Franchises Health & Beauty Real Estate Franchises 2.2 Dasar Peraturan Usaha Waralaba (Federal / State) Market brief ini menjelaskan dasar-dasar sekitar hukum waralaba di Amerika Serikat (AS). Hukum waralaba di AS cukup kompleks. Ada undang-undang federal yang mengatur waralaba, dan ada hukum-hukum negara bagian (State) yang mengatur waralaba. Undang-undang ini tidak Market Brief Waralaba Hal 14

15 seragam, dan bervariasi dari negara bagian ke negara bagian. Untuk lebih jelasnya, ada hukum-hukum negara bagian dan federal yang mengatur peluang bisnis dan bantuan rencana pemasaran ("business opportunities" and "seller-assisted marketing plans") yang juga bisa berlaku untuk waralaba. Karena di dalam market brief ini hanya dijelaskan secara dasar, maka untuk pemahaman yang lebih rinci disarankan untuk berkonsultasi dengan pengacara waralaba yang berpengalaman. Di Amerika Serikat, waralaba adalah usaha industri yang diatur pada tingkat federal. Peraturan waralaba ditingkat federal tercantum dalam Peraturan waralaba yang diatur dalam U.S. Federal Trade Commission (FTC) Franchise Rule. Peraturan ini mensyaratkan pengungkapan prapenjualan untuk masing-masing calon franchisee yang berisi informasi material tertentu mengenai franchisor dan peluang waralabanya. Di tingkat negara bagian (State), ada sekitar 20 negara bagian yang memiliki beberapa jenis undang-undang dan peraturan yang secara langsung mempengaruhi waralaba. Beberapa undang-undang negara bagian ini berurusan dengan persyaratan pengungkapan pra-penjualan. Beberapa undang-undang Negara bagian ini berurusan dengan hubungan waralaba antara pemilik (franchisor) dan pemegang waralaba (franchisee) pada isu-isu seperti diskriminasi, default, pemutusan dan nonpembaharuan. Sayangnya, undang-undang negara bagian yang tidak seragam dari negara-ke-negara, dan beberapa negara bagian memiliki pengungkapan yang diperlukan berbeda dari FTC. Market Brief Waralaba Hal 15

16 Peraturan federal untuk waralaba berlaku untuk di seluruh Amerika Serikat. Sedangkan hukum waralaba sebuah negara baghian biasanya berlaku hanya jika: penawaran atau penjualan waralaba dibuat di negara bagian; atau bisnis waralaba akan berlokasi di negara bagian; atau pemegang waralaba (franchisee) adalah penduduk di negara bagian Undang-undang Waralaba Federal Di bawah Peraturan Waralaba FTC, ada 3 unsur waralaba: 1). Merek dagang 2). Kontrol signifikan atau bantuan 3). Diperlukan pembayaran Jika semua 3-elemen diatas tersedia, maka hubungan akan menjadi "franchise" untuk tujuan dari Peraturan Waralaba FTC. a. Merek dagang: Franchisee diberikan hak untuk mendistribusikan barang dan jasa, yang menanggung merek dagang milik franchisor, merek layanan, nama dagang, logo, atau simbol komersial lainnya. b. Kontrol signifikan atau bantuan. Franchisor memiliki pengaruh signifikan dari, atau memberikan signifikansi metode operasi franchisee. Contoh kontrol atau bantuan yang signifikan meliputi: persetujuan situs Market Brief Waralaba Hal 16

17 persyaratan untuk desain situs atau penampilan penentuan jam operasi teknik produksi yang ditentukan praktik akuntansi yang diperlukan partisipasi diperlukan dalam kampanye promosi program latihan menyediakan panduan operasi c. Mengharuskan adanya pembayaran. Franchisee diwajibkan untuk membayar franchisor (atau afiliasi dari franchisor) setidaknya US$ 500 baik sebelum (atau dalam waktu 6 bulan setelah) membuka untuk bisnis. Pembayaran diperlukan termasuk pembayaran franchisee kepada franchisor untuk mendapatkan hak sebagai franchisee. Ini termasuk biaya waralaba, royalti, biaya pelatihan, pembayaran jasa, dan pembayaran dari penjualan produk (kecuali jumlah yang wajar yang dijual dengan harga grosir) Hukum Waralaba di Beberapa Negara Bagian (State) Definisi hukum waralaba di negara bagian bervariasi, tetapi ada beberapa tema umum yang perlu diketahui: a. Di California, Illinois, Indiana, Iowa, Maryland, Michigan, North Dakota, Oregon, Rhode Island, Virginia, Washington dan Wisconsin, 3-unsur dari definisi hukum dari "franchise" adalah: Market Brief Waralaba Hal 17

18 Rencana pemasaran. Franchisee diberikan hak untuk terlibat dalam bisnis yang menawarkan, menjual atau mendistribusikan barang atau jasa di bawah rencana pemasaran atau sistem substansial yang ditentukan oleh pemilik waralaba. Asosiasi dengan Merek. Operasi bisnis franchisee secara substansial terkait dengan merek dagang franchisor, nama dagang, merek layanan, dll Diperlukannya Biaya. Franchisee diwajibkan untuk membayar biaya, langsung atau tidak langsung. b. Di Hawaii, Minnesota, Mississippi, Nebraska, dan South Dakota, 3 unsur dari definisi hukum dari "franchise" adalah: Trademark License. Franchisee diberikan hak untuk terlibat dalam bisnis yang menawarkan, menjual atau mendistribusikan barang atau jasa menggunakan merek dagang franchisor, nama dagang, merek layanan, dll Tujuan Masyarakat. Franchisor dan pemegang waralaba memiliki komunitas yang menarik dalam pemasaran barang atau jasa. Diperlukannya Biaya. Franchisee diwajibkan untuk membayar biaya, langsung atau tidak langsung. Market Brief Waralaba Hal 18

19 d. Di Connecticut, Missouri, New York dan New Jersey, definisi "franchise" melibatkan beberapa (tetapi tidak semua) dari elemen dalam 2 set pertama dari negara bagian diatas. d. Di Arkansas, Delaware dan Florida, definisi negara yang unik, dan tidak seperti negara lain (atau satu sama lain). Jenis Peraturan Waralaba 1. Hukum Pengungkapan Waralaba Jenis hukum mengatur hal-hal seperti: diperlukan pengungkapan pra-penjualan; praktik penjualan waralaba yang dilarang; dan wajib periode cooling-off sebelum penjualan waralaba. 2. Hukum Pendaftaran Waralaba Jenis hukum memerlukan hal-hal seperti: pendaftaran waralaba; pendaftaran penjual waralaba; dan pendaftaran iklan waralaba. 3. Hukum Hubungan Waralaba Undang-undang ini mengatur aspek-aspek tertentu dari hubungan antara franchisor dan pemegang waralaba, seperti: alasan untuk mengakhiri waralaba; pemberitahuan dan periode pemulihan sebelum pengakhiran; alasan untuk tidak memperbaharui waralaba; dan Market Brief Waralaba Hal 19

20 Hukum Pengungkapan Waralaba (Disclosure Laws) Peraturan Waralaba FTC (the FTC Franchise Rule) mengharuskan franchisor untuk menyediakan setiap calon franchisee dengan dokumen pengungkapan waralaba, yang kadang-kadang disebut sebagai penawaran beredar, pada titik tertentu di awal proses menawarkan dan menjual waralaba. Hukum di lebih dari selusin negara bagian juga mengharuskan pemilik waralaba untuk menyediakan dokumen pengungkapan yang sama. Berdasarkan peraturan waralaba FTC dan negara bagian di kebanyakan negara bagian, franchisor harus memberikan Franchise Disclosure Document (FDD) untuk prospek di awal: setidaknya 14 hari sebelum prospek menandatangani perjanjian dengan franchisor; atau setidaknya 14 hari sebelum prospek membayar uang kepada franchisor. New York dan Rhode Island membutuhkan franchisor untuk memberikan FDD pada awal pertemuan pribadi pertama atau 10 hari kerja sebelum pelaksanaan waralaba atau perjanjian lainnya atau pembayaran pertimbangan yang berhubungan dengan hubungan waralaba. Michigan, Oregon, Washington dan Wisconsin membutuhkan franchisor untuk menyediakan FDD setidaknya 10 hari kerja sebelum pelaksanaan setiap franchise yang mengikat Market Brief Waralaba Hal 20

21 atau perjanjian lainnya atau pembayaran pertimbangan, mana yang lebih dahulu. Franchisor juga harus memberikan prospek dengan versi lengkap dari perjanjian waralaba setidaknya 7 hari sebelum prospek menandatangani perjanjian atau melakukan pembayaran uang. Hukum Pendaftaran Waralaba Peraturan Waralaba Federal tidak menyediakan pendaftaran untuk setiap usaha waralaba dengan Federal Trade Commission (FTC), sehingga tidak ada pendaftaran federal waralaba di Amerika Serikat. Namun di 14-negara bagian memerlukan pendaftaran waralaba. Negara bagian yang melakukanpendaftaran waralaba adalah: California Hawaii Illinois Indiana Maryland Michigan Minnesota New York North Dakota Rhode Island South Dakota Virginia Washington Wisconsin Market Brief Waralaba Hal 21

22 Di sebagian besar negara-negara bagian ini, pendaftaran melibatkan review dari FDD oleh regulator waralaba, yang memeriksa untuk memastikan FDD memenuhi persyaratan hukum waralaba negara bagian. Namun dalam beberapa negara bagian ini, FDD hanya diajukan tapi tidak diulas. Di Michigan, proses pendaftaran bahkan tidak melibatkan pengajuan FDD. Pendaftaran di negara bagian umumnya berlaku selama 1 tahun. Di beberapa negara bagian, masa efektif pendaftaran adalah tahun kalender penuh dari tanggal pendaftaran pertama; namun, di negara-negara bagian lain, pendaftaran berakhir beberapa hari saja (biasanya 90 sampai 120 hari) setelah akhir tahun fiskal franchisor. Untuk memperpanjang pendaftaran, franchisor harus mengajukan permohonan perpanjangan atau laporan tahunan setiap tahun, yang mencakup bentuk-bentuk tertentu, sebuah FDD diperbarui, dan biaya pengajuan. Maryland juga membutuhkan franchisor untuk mengajukan laporan triwulanan. FDD juga perlu diperbarui setiap kali ada perubahan ke salah satu informasi material mengenai waralaba atau peluang waralaba. "Informasi material" berarti informasi yang franchisee potensial dapat mempertimbangkan penting dalam membuat keputusan apakah atau tidak untuk berinvestasi di waralaba. Jika ada Market Brief Waralaba Hal 22

23 perubahan ini, maka franchisor harus memperbarui FDD nya dan mengajukan amandemen di negara bagian pendaftaran yang relevan. Hukum Hubungan Waralaba Tidak ada hukum federal yang mengatur hubungan waralaba, meskipun di tahun 1990-an undang-undang baru tentang topik ini diusulkan dalam Kongres AS beberapa kali. Ada 19 negara bagian yang mengatur beberapa aspek dari hubungan waralaba. Negara-negara bagian ini termasuk Arkansas, California, Connecticut, Delaware, Hawaii, Illinois, Indiana, Iowa, New Jersey, Michigan, Minnesota, Mississippi, Missouri, Nebraska, North Dakota, South Dakota, Virginia, Washington dan Wisconsin. 1. Larangan Adanya Pemutusan Di 19 negara bagian kecuali untuk North Dakota, adalah ilegal bagi franchisor untuk mengakhiri perjanjian waralaba tanpa alasan yang baik. "Good cause biasanya mencakup hal-hal seperti: franchisee menjadi bangkrut atau pailit; franchisee secara sukarela meninggalkan operasinya; franchisee yang dihukum karena kejahatan yang berkaitan dengan operasi waralaba; atau Market Brief Waralaba Hal 23

24 franchisee gagal untuk secara substansial memenuhi kewajiban materi berdasarkan perjanjian waralaba. Hukum ini biasanya membutuhkan franchisor untuk memberikan pemberitahuan kepada pemegang waralaba secara tertulis beberapa hari sebelum pemutusan. Periode pemberitahuan terlebih dahulu ini berkisar dari 30 sampai 120 hari. Undang-undang ini juga biasanya menyediakan franchisee dengan kesempatan untuk memperbaiki default, meskipun sering ada pengecualian untuk default yang tidak dapat diperbaiki seperti pengabaian sukarela, kebangkrutan, dan kejahatan pidana. 2. Pembatasan Non-Renewal Hukum negara bagian tidak memerlukan perjanjian waralaba untuk memasukkan ketentuan untuk pembaharuan dari franchise setelah akhir masa awal. Namun jika perjanjian waralaba tidak memiliki ketentuan perpanjangan, maka hukum hubungan waralaba di 12 negara membatasi kemampuan franchisor untuk tidak memperbaharui waralaba. Sebagian besar negara bagian ini memperlakukan non-pembaharuan seperti pemutusan. Ini berarti bahwa franchisor harus memperbaharui waralaba kecuali ada alasan yang baik untuk tidak memperbaharui, dan franchisee telah diberikan pemberitahuan dahulu secara tertulis dan kesempatan untuk memperbaiki yang diperlukan. Negara-negara bagian ini Market Brief Waralaba Hal 24

25 meliputi: Arkansas, Connecticut, Delaware, Hawaii, Iowa, Indiana, Minnesota, Mississippi, Missouri, Nebraska, New Jersey dan Wisconsin. Hukum yang relevan di California, Illinois, Michigan dan Washington meharuskan franchisor untuk memberikan pemberitahuan tertulis kepada franchisee mengenai tidak akan diperbaharui (biasanya minimal 6 bulan), dan hukum memberlakukan pembatasan tertentu atau persyaratan dari franchisor dalam beberapa keadaan tertentu, seperti pembelian kembali aset franchisee, atau pengabaian pembatasan nonkompetisi. 3. Kewajiban Pembelian Kembali Di 10 negara bagian, franchisor harus membeli kembali sebagian atau seluruh franchisee perabotan, peralatan, persediaan, persediaan dan aset lainnya menyusul berakhirnya hubungan waralaba. Negara-negara bagian ini meliputi: Arkansas, California, Connecticut, Hawaii, Illinois, Iowa, Michigan, North Dakota, Washington dan Wisconsin. Sebagian besar negara bagian ini memungkinkan franchisor untuk mengimbangi uang franchisee yang berutang kepada franchisor. Di Arkansas dan California, kewajiban pembelian kembali hanya dikenakan dalam situasi tertentu di mana penghentian atau non-pembaharuan oleh Market Brief Waralaba Hal 25

26 franchisor melanggar hukum negara. Di Connecticut, hukum mengharuskan pemilik waralaba untuk membeli kembali aset tertentu franchisee berikut pemutusan waralaba, dan di Hawaii dan Washington, kewajiban pembelian kembali berlaku untuk pengakhiran dan non-pembaharuan. Persyaratan pembelian kembali lebih terbatas di Illinois, Iowa, Michigan, North Dakota dan Wisconsin. 4. Pembatasan Transfer Di 10 negara bagian, adalah ilegal bagi franchisor untuk menolak kemungkinannya untuk melakukan transfer waralaba tanpa alasan yang baik. Negara-negara bagian ini meliputi: Arkansas, California, Hawaii, Indiana, Iowa, Michigan, Minnesota, Nebraska, New Jersey dan Washington. Banyak negara-negara bagian ini mengizinkan franchisor untuk memiliki hak penolakan pertama untuk membeli franchise sebelum transfer. The California dan Indiana ketetapan membatasi keadaan dimana transfer harus diperbolehkan. Di California, pasangan, ahli waris dan properti dari pemegang waralaba yang almarhum/dealer dapat mengoperasikan bisnis, jika mereka memenuhi syarat, atau mereka dapat mentransfer bisnis untuk pihak ketiga yang berkualitas. Indiana hanya memberikan pasangan, ahli waris dan real dari pemegang waralaba almarhum / Market Brief Waralaba Hal 26

27 dealer hak untuk mengoperasikan bisnis untuk jangka waktu yang wajar. Pelanggaran Umumnya dan Denda 1. Jenis Umum Pelanggaran Hukum Waralaba Menawarkan atau menjual usaha waralaba yang tidak terdaftar Gagal untuk memberikan FDD pada waktunya Gagal untuk memberikan semua pengungkapan diperlukan dalam FDD Membuat kekeliruan kepada prospek pemegang waralaba Tidak secara benar mengakhiri atau tidak memperbaharui waralaba 2. Jenis Umum dari Hukuman Yang Melanggar Hukum Waralaba Hukuman pemerintah untuk melanggar undang-undang waralaba dapat mencakup denda, larangan secara permanen untuk terlibat dalam waralaba, pembekuan aset, kerusakan uang untuk korban, dan bahkan hukuman penjara. Hukuman ini dapat diterapkan untuk franchisor, dan pejabat, direksi, dan manajer yang merumuskan, langsung atau mengendalikan kegiatan franchisor. Pelanggaran hukum waralaba di negara bagian biasanya dilakukan di bawah undang-undang baik sebagai praktik Market Brief Waralaba Hal 27

28 penipuan dan menipu perdagangan, atau kejahatan, atau tindak pidana. Di beberapa negara, seorang pemegang waralaba yang telah dirugikan oleh perilaku franchisor dapat diberikan ganti rugi uang (termasuk ganti rugi dan biaya pengacara), atau pembatalan perjanjian waralaba dan penggantian semua biaya yang dibayarkan kepada franchisor. 2.3 Untung dan Rugi Usaha Waralaba Pengusaha yang telah mengembangkan bisnis dengan sukses sering bertanya-tanya apakah mereka harus mewaralabakan sebagai cara untuk memperluas operasi mereka. Model bisnis waralaba memiliki manfaat dan kekurangan. Tidak ada cara untuk mengetahui dengan pasti apakah waralaba yang tepat untuk sebuah perusahaan sampai sipemilik mengevaluasi pro dan kontra dalam konteks operasi dia. Yang biasanya membutuhkan bantuan seorang pengacara waralaba atau konsultan, tapi sebelum mulai berbicara dengan para ahli, sipemilik harus mendapatkan rasa keuntungan utama dan kerugian dari bisnis waralaba Keuntungan melakukan usaha waralaba Waralaba menawarkan tiga manfaat utama bagi pemilik usaha yang ingin memperluas operasi: Akses ke bakat yang lebih baik. Waralaba adalah cara yang bagus untuk menemukan orang-orang berbakat untuk mengelola Market Brief Waralaba Hal 28

29 lokasi perusahaan dan memberi mereka insentif untuk bekerja keras. Orang-orang yang paling berkualitas dan paling sulit bekerja umumnya lebih memilih untuk berinvestasi dalam menjalankan bisnis dengan imbalan keuntungan daripada mengambil gaji sebagai karyawan. Jadi dengan waralaba, sipemilik perusahaan akan mendapatkan bakat yang lebih baik yang akan bekerja lebih keras untuk membangun bisnis dari yang dilakukan dengan menyewa seseorang untuk bekerja dengannya. Mudahnya modal ekspansi. Waralaba adalah cara yang baik untuk mendapatkan modal ekspansi. Karena franchisee harus membayar untuk membeli outlet di rantai perusahaan tersebut, sehingga dapat menambah jumlah lokasi tanpa mengetuk banyak modal sendiri atau perlu untuk meminta pembiayaan dari bank atau investor. Meminimalkan risiko pertumbuhan. Waralaba dapat menghasilkan keuntungan finansial yang tinggi untuk risiko yang relatif kecil. Tidak seperti menambah gerai milik perusahaan, ketika waralaba, pemilik menempatkan uang yang relatif sedikit dalam menambahkan setiap lokasi. Jika pengusaha memiliki model bisnis yang baik, maka bisa mendapatkan royalti yang tinggi dari penjualan di gerai tersebut. Persentase pengembalian yang diperoleh bisa berkali-kali didapat dibandingkan jika sipemilik membuka dan menjalankan outletnya sendiri. Market Brief Waralaba Hal 29

30 2.3.2 Kerugian melakukan usaha waralaba Mengimbangi positif diatas tiga kelemahan utama dari model bisnis waralaba: Kurang kontrol atas manajer. Pemilik usaha tidak bisa mengatakan kepada franchisee apa yang harus dia dilakukan seperti halnya dengan seorang karyawan. Franchisee adalah seorang bisnis yang independen. Selain itu, mereka memiliki tujuan yang berbeda dari si franchisor, yang dapat dengan mudah bertentangan dan bahkan menyebabkan timbulnya masalah hukum. Perhatikan dari contoh klasik: Franchisor membuat uang dengan mengumpulkan persentase dari penjualan sebagai royalti untuk membiarkan franchisee menggunakan nama, merek mereka dan sistem operasinya. Sedangkan Franchisee membuat uang dari keuntungan outlet ini. Apa pun yang meningkatkan penjualan tetapi tidak mendapatkan keuntungan akan menciptakan konflik antara franchisor dan franchisee. Jika franchisor ingin menawarkan pelanggan kupon promosi, franchisee dapat kemungkinan keberatan. Kupon meningkatkan penjualan, tetapi tidak selalu membuahkan keuntungan, manfaat promosi kupon hanya bagi franchisor, tetapi belum tentu bagi franchisee. Lemahnya sebuah komunitas inti. Ini lebih sulit untuk meyakinkan franchisee dapat mempekerjakan seorang manajer Market Brief Waralaba Hal 30

31 toko yang dapat bekerja sama. Franchisee memiliki insentif untuk mendapatkan keuntungan dari upaya masing-masing untuk menghasilkan keuntungan bisnis. Misalnya, seorang franchisee kemungkinan mencoba untuk tidak membayar biaya pasang iklan yang diperlukan untuk menarik pelanggan, karena dia tentunya akan mendapatkan keuntungan tidak langsung dari pelanggan jika franchisee lain membayar iklan tersebut. Tentu saja, jika mereka semua mempunyai pemikiran dan melakukan hal yang sama tanpa mau membayar iklan, maka semua berakhir tanpa pelanggan karena usaha tersebut tidak punya iklan. Tentunya ada cara untuk meminimalkan franchisee untuk tidak melakukan free-ride, yaitu dengan menyisihkan dana mereka untuk biaya iklan dengan konsekwensi diajukan kepada pengadilan. Tantangan inovasi. Ini jauh lebih sulit untuk berinovasi dengan waralaba daripada jika perusahaan memiliki outlet sendiri. Dengan waralaba, jika franchisor datang dengan ide baru, franchisor harus bernegosiasi dengan franchisee untuk mendapatkan mereka menerima produk baru atau inovasi apa pun yang ingin diperkenalkan, bukan hanya menempatkan ide baru tersebut kedalam perusahaan waralaba yang kemungkinan tidak diterima oleh pihak franchisee. Market Brief Waralaba Hal 31

32 III POTENSI PASAR WARALABA DI AMERIKA SERIKAT 3.1 Jenis Usaha Waralaba Yang Diminati Jenis usaha waralaba yang menjadi pilihan utama pada tahun ini adalah waralaba makanan, karena makan adalah suatu keharusan, waralaba makanan akan selalu memiliki tempat yang baik untuk didanai. Untuk tahun 2015, waralaba makanan terkait (restoran cepat saji, restoran dengan layanan penuh dan restoran makanan ritel) diperkirakan mencapai sekitar US$ 341 miliar dari output ekonomi di Amerika Serikat. Selain itu, bisnis waralaba dalam kategori makanan ini mencatat sebesar 33% dari semua instansi waralaba di U.S. Food Franchises yang seacara langsung mempekerjakan hampir 5 juta orang, yang merupakan 56% dari tenaga kerja waralaba langsung, menurut IHS Global Insight. Market Brief Waralaba Hal 32

33 Namun, bagi calon investor waralaba makanan, ukuran tipis dari industri waralaba makanan membuat proses memilih kesempatan yang tepat bagi mereka adalah tugas yang menakutkan, seperti yang digambarkan oleh gambaran berikut dari divisi utama industri waralaba makanan: Fast Food Franchises Dengan sekitar 20% dari total seluruh perusahaan waralaba AS, makanan cepat saji adalah segmen waralaba yang paling umum. Produksi pangan di restoran cepat saji, juga dikenal sebagai restoran cepat (QSR), difokuskan pada konsumsi langsung. Makanan cepat saji biasanya diambil atau diserahkan, namun juga dapat dikonsumsi di tempat. Full Service Franchises Layanan penuh restoran waralaba mencakup apa saja dari kasual sampai keluarga gaya restoran ke restoran yang elegan. Makanan dari layanan Market Brief Waralaba Hal 33

34 penuh waralaba makanan biasanya dimakan di tempat, meskipun bungkus makanan atau layanan pengiriman dapat diberikan. Coffee Shop Franchises Industri waralaba warung kopi dikembangkan dengan baik dan kompetitif, dan mempertahankan permintaan konsumen yang kuat. Kopi adalah yang kedua setelah air dalam minuman popularitas di AS, dan konsumsi terus meningkat. Banyak waralaba kopi memiliki sumber pendapatan lain - termasuk penjualan kue-kue atau sandwich - selain kopi. Pizza Franchises Empat jenis utama dari pizza adalah layanan penuh, terbatas, nontradisional dan ambil-dan-panggang. Pasar makanan cepat pizza sendiri merupakan industri yang bernilai $32 miliar pertahun, menurut Crest, unit pelayanan makanan dari NPD Group. Ice Cream & Frozen Yogurt Franchises Market Brief Waralaba Hal 34

35 Permintaan untuk makanan penutup yang dingin dan beku lebih merata sepanjang tahun daripada beberapa dekade yang lalu. Kastomisasi telah menjadi fitur dari banyak waralaba es krim seperti halnya mengambil pelajaran dari segmen waralaba yogurt beku yang naik turun. Bakery Franchises Waralaba ini menawarkan spesialisasi kepada pelanggan, dengan menu yang menampilkan bermacam sandwich, sup, dan item tambahan. Sedangkan yang lain fokus pada area tertentu misalnya, roti, muffin, bagel, croissant, kue-kue, donat dan barang manis lainnya. Jenis waralaba makanan tersebut diatas hanya segmen utama saja. Ada segmen makanan lain, termasuk minuman, jus dan smoothie yang waralaba, dan penjual waralaba makanan mesin. Bahkan toko-toko konvinien telah membuat sebuah pintu masuk ke dalam campuran dengan meningkatkan penawaran makanan mereka dalam beberapa tahun terakhir. Market Brief Waralaba Hal 35

36 3.2 Hal-hal Yang Perlu Diperhatikan Sebelum Dipasarkan Brand atau Merek Dagang. Defisini dari 'Brand' adalah sebuah merek dagang atau lambang yang dikenali, symbol, tanda, logo, nama, kata, kalimat atau kombinasi dari semua itu atau simbol lain yang menunjukkan produk atau jasa tertentu dan secara hukum membedakan dari semua produk lainnya. Perlindungan hukum diberikan kepada nama merek disebut Trademark atau merek dagang. Sebuah merek dagang berfungsi untuk mengidentifikasi secara eksklusif produk atau layanan dengan perusahaan tertentu, dan merupakan pengakuan kepemilikan merek perusahaan itu. Produk bermerek dagang umumnya dianggap sebagai bentuk properti. Sebagian besar negara memiliki lembaga, dimana melalui lembaga ini usaha bisnis dapat memiliki hak paten untuk merek Market Brief Waralaba Hal 36

37 dagang produk mereka. Di Amerika Serikat, fungsi ini disajikan oleh Kantor Paten dan Trademark Amerika Serikat (U.S. Patent and Trademark Office). Sebuah merek dagang dapat menjadi logo seperti Nike Swoosh, berupa slogan, atau hanya berupa nama produk. Beberapa merek, seperti tisu Kleenex begitu menonjol bahwa mereka telah hampir menggantikan kata aslinya (tisu) dalam bahasa sehari-hari. Salah satu tujuan utama dari memiliki produk merek dagang adalah untuk melindungi produk dari yang digunakan tanpa izin dari perusahaan sumber. Sebagian besar negara memiliki undangundang paten yang dirancang untuk melindungi terhadap pelanggaran hak cipta. Peraturan hak cipta internasional jauh lebih rumit, karena tidak terdapat kantor paten yang diakui secara universal. Untuk mendaftarkan paten di Amerika Serikat, bisnis harus mengajukan permohonan aplikasi paten ke Kantor Paten, yang akan ditinjau oleh seorang pengacara untuk menentukan bahwa paten telah didaftarkan sesuai dengan peraturan federal dan bahwa itu adalah produk yang berbeda dan tidak tidak melanggar hak merek dagang dari paten yang ada. Setelah aplikasi ditinjau, paten tersebut "diterbitkan untuk oposisi" selama 30 hari, sementara waktu perusahaan lain dapat menentang pendaftaran paten baru tersebut. Merek dagang dapat dibeli dan dijual, juga Market Brief Waralaba Hal 37

38 dapat dilisensikan kepada perusahaan lain untuk jangka waktu yang disepakati atau dalam kondisi tertentu, yang dapat mengakibatkan penyebrangan merek. Contoh perusahaan mainan Lego, sebuah perusahaan yang berbeda, namun memiliki lisensi merek-merek terkenal seperti Star Wars dan DC Comics untuk menghasilkan versi lego produk populer. Ini juga contoh pentingnya produk merek dari perspektif pemasaran. Merek dagang membantu membedakan produk tidak hanya dalam sistem hukum, tetapi untuk konsumen. Untuk itu pengusaha Waralaba Indonesia sudah harus mendaftarkan merek dagang mereka di AS sebelum memberikan informasi propektus mereka kepasaran Perjanjian Lisensi Istilah ini mengacu pada perjanjian tertulis yang ditandatangani oleh pemilik kontraktual properti atau kegiatan memberikan izin kepada orang lain untuk menggunakan properti itu atau terlibat dalam kegiatan yang berhubungan dengan properti itu. Properti yang terlibat dalam perjanjian lisensi dapat berupa nyata, pribadi atau intelektual. Hampir selalu, akan ada beberapa pertimbangan yang dipertukarkan antara pemberi lisensi dan penerima lisensi. Perjanjian lisensi dapat menjadi aset tak berwujud tapi berharga dalam industri seperti teknologi, bioteknologi dan penerbitan. Perjanjian ini merupakan bagian besar hukum kekayaan intelektual, Market Brief Waralaba Hal 38

39 khususnya dalam hal penegakan hak cipta, merek dagang dan hak paten. Perjanjian Lisensi akan menjadi sangat penting bagi usaha waralaba dan dilindungi oleh undang-undang Pengungkapan Dokumen Waralaba (Prospectus) Pengungkapan Dokumen Waralaba atau disebut Prospectus dikenal di Amerika Serikat sebagai Franchise Disclosure Document (FDD) dimana menurut undang-undang federal yang diatur oleh Federal Trade Commission (FTC) FDD harus menyediakan tinjauan atau ringkasan tentang: - Bagan dari manajemen dan sejarah waralaba; - Latar belakang pimpinan manajemen perusahaan; - Biaya investasi dan biaya lainnya; - Kewajiban dari pemilik waralaba (franchisor) dan pemegang (franchisee); - Daftar kepemilikan franchisee sekarang dan sebelumnya; - Detail pelatihan dan dukungan; - Kinerja keuangan - Perjanjian Waralaba Semua informasi mengenai usaha waralaba yang akan dipasarkan termasuk orang-orang yang menjabat didalam perusahaan itu harus disampaikan kepada prospek investor, termasuk apabila pejabat tersebut pernah dituntut secara hukum. Market Brief Waralaba Hal 39

40 3.3 International Trade Show Waralaba di Amerika Serikat Pameran Waralaba di Amerika Serikat cukup banyak dilakukan baik International maupun Lokal yang antara lain sebagai berikut: Franchise Expo South Januari 2016 Center Dallas, Dallas, Texas: Bailey Hutchison Convention The Franchise Expo Januari 2016 Philadelphia, PA: Pennsylvania Convention Center The Franchise Expo Januari 2016 Indianapolis, Indiana: Music City Center The Franchise Expo Februari 2016 Tampa, Florida: Tanpa Convention Center The Franchise Expo March 19 & 20, 2016 Virginia/Washington D.C. Dulles Expo Center The Franchise Expo April 2 & 3, 2016 Phoenix, Arizona Phoenix Convention Center The Franchise Expo April 16 & 17, 2016 Cleveland. Ohio IX Center April 30 & May 1, 2016 Pasadena, California Pasadena Convention Center The Franchise Expo May 14 & 15, 2016 Dallas, Texas Dallas Market Center IFA Convention 2016 International Franchise Association Februari 2016 San Antonio, TX: Henry B. Gonzales Convention Center International Franchise Expo Juni 2016 New York City, New York Javits Convention Center The Franchise Expo June 4 & 5, 2016 Miami, Florida Miami Airport Convention Center The Franchise Expo September 10 & 11, 2016 Sacramento, California Cal Expo The Franchise Expo September 24 &25, 2016 Atlanta, Georgia Cobb Galleria The Franchise Expo October 15 & 16, 2016 Ft. Lauderdale, Florida Broward County Convention Center Market Brief Waralaba Hal 40

41 IV PELUANG DAN STRATEGI Peluang untuk memasarkan usaha waralaba/franchise di Amerika Serikat cukup besar bagi pengusaha yang ingin memperluas jaringan usahanya yang sudah berhasil dan menguntungkan, namun tidak memiliki dana yang cukup untuk melakukannya. Bagi pengusaha dari Indonesia yang ingin memperluas bisnisnya di Amerika Serikat harus mempunyai strategi yang cukup matang dan mempunyai keunikan dari usaha yang sudah ada di pasar. Membangun suatu sistim usaha waralaba harus mengetahui hukum yang berlaku di negara bagian dimana usaha tersbut akan dibangun dan juga hukum federal yang berlaku terhadap usaha tersebut. Tidak semua konsultan waralaba ataupun ahli hukum (lawyer) dapat membantu usaha waralaba menjadi sukses, salah satu kunci sukses dalam usaha waralaba adalah kesabaran dan ketelitian dari pengusaha tersebut dalam emngolah usahanya, sehingga apa yang dihasilkan dari kesabaran dan ketelian dalam menangani usaha tersebut dapat dijadikan sistim managemen yang baik dan menguntungkan dapat digulirkan kepada orang lain (repeated) sebagai kunci sukses. 4.1 Peluang menjadikan usaha Waralaba Hampir semua usaha bisnis dapat dijadikan usaha waralaba dalam memperluas dqan melebarkan usahanya. Mulai dari usaha pelayanan public seperti Accountung & Financial, Advertising & Marketing, Business Services, Cleaning Services, Tax Preparation, Any type of Training, Security Services dll, sampai dengan menjual produk seperti DVD & Market Brief Waralaba Hal 41

42 Video, Food Services seperti Restaurant, Vending Machine dan lainlainnya. Namun untuk membangun usaha waralaba di AS harus mempunyai alat (tools) yang dapat diandalkan dan dipercaya dalam membangun usaha waralaba. Untuk itu dibawah ini adalah professional tools yang harus dipunyai dalam membangun usaha waralaba. Franchise Attorneys: Membantu dalam membuat legal dokumen seperti Franchise Disclouser Document (FDD), Perjanjian dokumen dengan franchisee, sesuai dengan hukumm yang berlaku di negara bagian dimana usaha waralaba akan dikembangkan. Trademark Attorneys: Membantu untuk mendaftarkan nama dan logo perusahaan di U.S. Trademark Office agar tidak digunakan atau menggunakan nama/logo yang sudah terdaftar dipasar. Transaction Attorney: Membantu pemilik (franchisor) dalam melakukan legal transaksi dengan pengusaha lainnya baik untuk mendapatkan bahan-bahan yang diperlukan dalam usaha tersebut, maupun dengan franchisee. Litigation Attorney: Membantu franchisor apabila adanya tuntutan ganti rugi dari pihak franchisees. Certified Public : Membantu dalam hal-hal accounting dan pajak Accounting perusahaan. Web Developers: Membantu dalam membuat website yang professional. Graphic Design: Membantu dalam mendesain logo atau grafik untuk advertaising perusahaan. PR & Marketing Prof: Membantu dalam menjual usaha waralaba dan menciptakan branding dari usaha waralaba. Market Brief Waralaba Hal 42

43 4.2 Strategi usaha Waralaba Tahap pertama dari perencanaan untuk sukses di bidang waralaba adalah dengan mempersiapkan dan membangun strategi yang solid dan mempunyai landasan untuk model ekspansi. Sama seperti sebuah bangunan tinggi, program waralaba akan cepat roboh bila dibangun tanpa dasar yang baik. Perencanaan strategis waralaba mirip dengan banyak rencana bisnis (business plan), tetapi lebih memfokuskan pada model ekspansi dari bisnis itu sendiri. Ketika entitas membuat transisi ke waralaba, bisnis berjalan melalui sebuah evolusi. Salah satu di mana produk yang dijual adalah bisnis itu sendiri, pelanggan membeli produk yang merupakan investor yang biasanya akan menjadi seorang karyawan dari bisnis tersebut dan sipendiri mentransisi bisnis dengan menjadi mentor dan konselor dalam membimbing si investor (franchisee). Karena waralaba adalah bisnis skala, besarnya setiap keputusan yang dibuat terkait dengan bisnis tersebut, model dan merek akan meningkat secara signifikan, satu gerakan yang salah di depan direplikasi berkali-kali melalui franchisee bisa menjadi bencana bagi bisnis waralaba tersebut. Maka saatnya untuk mulai memahami pasar. Rencana bisnis waralaba harus menggambarkan pasar yang paling masuk akal untuk perusahaan. Memahami demografi konsumen. Tahu analisis wilayah dan memiliki rencana yang baik untuk menempatkan bagaimana posisi unit waralaba tersbut. Sengketa wilayah menjadi hal yang paling utama didalam daftar Market Brief Waralaba Hal 43

KEBIJAKAN ANTIKORUPSI

KEBIJAKAN ANTIKORUPSI Kebijakan Kepatuhan Global Maret 2017 Freeport-McMoRan Inc. PENDAHULUAN Tujuan Tujuan dari Kebijakan Antikorupsi ini ("Kebijakan") adalah untuk membantu memastikan kepatuhan oleh Freeport-McMoRan Inc ("FCX")

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia bisnis semakin pesat membuat orang berpikir lebih

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia bisnis semakin pesat membuat orang berpikir lebih 48 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia bisnis semakin pesat membuat orang berpikir lebih kreatif untuk membuat cara yang lebih efektif dalam memajukan perekonomian guna meningkatkan

Lebih terperinci

ANALISIS PELUANG INTERNASIONAL

ANALISIS PELUANG INTERNASIONAL ANALISIS PELUANG INTERNASIONAL SELEKSI PASAR DAN LOKASI BISNIS INTERNASIONAL Terdapat dua tujuan penting, konsentrasi para manajer dalam proses penyeleksian pasar dan lokasi, yaitu: - Menjaga biaya-biaya

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Penulis. Irsyad Anshori

KATA PENGANTAR. Penulis. Irsyad Anshori KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat dan rahmatnya sehingga penulis bisa menyelesaikan karya ilmiah yang berjudul Waralaba sebagai Peluang Usaha yang Paling

Lebih terperinci

memberi kebebasan kepada para pihak. Hakikat dari pengertian franchise adalah

memberi kebebasan kepada para pihak. Hakikat dari pengertian franchise adalah 2.1 Franchise 2.1.1 Pengertian Franchise Franchise berasal dari kata Perancis, yakni franchir, yang mempunyai arti memberi kebebasan kepada para pihak. Hakikat dari pengertian franchise adalah mandiri

Lebih terperinci

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Restoran

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Restoran II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Restoran (Marsum 2009 dalam Firbani 2006) menjelaskan bahwa, restoran adalah suatu tempat atau bangunan yang diorganisasikan secara komersial, yang menyelenggarakan pelayanan dengan

Lebih terperinci

BISNIS INTERNASIONAL. By Nina Triolita, SE, MM. Pertemuan ke 14 Pengantar Bisnis

BISNIS INTERNASIONAL. By Nina Triolita, SE, MM. Pertemuan ke 14 Pengantar Bisnis BISNIS INTERNASIONAL By Nina Triolita, SE, MM. Pertemuan ke 14 Pengantar Bisnis BISNIS INTERNATIONAL Kegiatan bisnis yang dilakukan antara Negara yang satu dengan Negara yang lain. Kegiatan : Perdagangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tabel 1. Perkembangan Jumlah Restoran di Kota Bogor Tahun Tahun Jumlah Pertumbuhan (%)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tabel 1. Perkembangan Jumlah Restoran di Kota Bogor Tahun Tahun Jumlah Pertumbuhan (%) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang terdiri dari beragam suku dan adat istiadat serta norma-norma yang dianut. Keragaman suku yang ada di Indonesia memiliki budaya

Lebih terperinci

PROFIL EKONOMI AMERIKA SERIKAT

PROFIL EKONOMI AMERIKA SERIKAT PROFIL EKONOMI AMERIKA SERIKAT UNITED STATES of AMERICA Populasi: 309.349.689 Import Utama: Pasokan industri ( minyak mentah, dll ), barang modal ( komputer, peralatan telekomunikasi, otomotif, mesin kantor,

Lebih terperinci

V. ANALISIS PERKEMBANGAN BISNIS HALAL MIHAS

V. ANALISIS PERKEMBANGAN BISNIS HALAL MIHAS V. ANALISIS PERKEMBANGAN BISNIS HALAL MIHAS 93 5.1. Perkembangan Umum MIHAS Pada bab ini dijelaskan perkembangan bisnis halal yang ditampilkan pada pameran bisnis halal Malaysia International Halal Showcase

Lebih terperinci

PELUANG BISNIS DALAM BISNIS WARALABA (FRANCHISE) Erwandy S1-SI-2L STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

PELUANG BISNIS DALAM BISNIS WARALABA (FRANCHISE) Erwandy S1-SI-2L STMIK AMIKOM YOGYAKARTA PELUANG BISNIS DALAM BISNIS WARALABA (FRANCHISE) Erwandy 10.12.5252 S1-SI-2L STMIK AMIKOM YOGYAKARTA Abstraksi Peluang bisnis dapat kita temukan di mana-mana. Salah satunya yaitu Franchise. Bisnis Franchise

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. manajemen. Waralaba juga dikenal sebagai jalur distribusi yang sangat efektif

I. PENDAHULUAN. manajemen. Waralaba juga dikenal sebagai jalur distribusi yang sangat efektif I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Waralaba pada hakekatnya adalah sebuah konsep pemasaran dalam rangka memperluas jaringan usaha secara cepat, sistem ini dianggap memiliki banyak kelebihan terutama menyangkut

Lebih terperinci

Undang Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2000 Tentang Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu

Undang Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2000 Tentang Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu Undang Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2000 Tentang Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa untuk memajukan industri

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA- SAUDI ARABIA BULAN : JUNI 2015

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA- SAUDI ARABIA BULAN : JUNI 2015 PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA- SAUDI ARABIA BULAN : JUNI 2015 A. Perkembangan Perekonomian Saudi Arabia. 1. Dana Moneter Internasional (IMF) menyatakan pertumbuhan ekonomi di Saudi Arabia diatur melambat

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2004 TENTANG SYARAT DAN TATA CARA PENGALIHAN PERLINDUNGAN VARIETAS TANAMAN DAN PENGGUNAAN VARIETAS YANG DILINDUNGI OLEH PEMERINTAH PRESIDEN REPUBLIK

Lebih terperinci

Definisi Waralaba ABSTRAK

Definisi Waralaba ABSTRAK ABSTRAK Kepastian hukum untuk berusaha dengan format bisnis waralaba jauh lebih baik.hal ini terlihat dari semakin banyaknya payung hukum yang dapat melindungi bisnis waralaba, Perkembangan waralaba di

Lebih terperinci

Administrative Policy Bahasa Indonesian translation from English original

Administrative Policy Bahasa Indonesian translation from English original Tata Tertib Semua unit Misi KONE adalah untuk meningkatkan arus pergerakan kehidupan perkotaan. Visi kita adalah untuk Memberikan pengalaman terbaik arus pergerakan manusia, menyediakan kemudahan, efektivitas

Lebih terperinci

Teori Ketergantungan Terhadap Sumber Daya (Resource Dependence Theory)

Teori Ketergantungan Terhadap Sumber Daya (Resource Dependence Theory) Teori Ketergantungan Terhadap Sumber Daya (Resource Dependence Theory) Resource Dependence Theory adalah studi tentang bagaimana sumber daya eksternal organisasi mempengaruhi perilaku organisasi. Teori

Lebih terperinci

Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan:

Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2004 TENTANG SYARAT DAN TATA CARA PENGALIHAN PERLINDUNGAN VARIETAS TANAMAN DAN PENGGUNAAN VARIETAS YANG DILINDUNGI OLEH PEMERINTAH PRESIDEN REPUBLIK

Lebih terperinci

STUDI KELAYAKAN BISNIS

STUDI KELAYAKAN BISNIS STUDI KELAYAKAN BISNIS 2 Pendirian Usaha dan Pengembangan Usaha Bisnis: Siklus dan Pengembangan Orientasi pasar: yaitu memproduksi barang yang dibutuhkan masyarakat. Keputusan berdasar orientasi produk

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2004 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2004 TENTANG PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2004 TENTANG SYARAT DAN TATA CARA PENGALIHAN PERLINDUNGAN VARIETAS TANAMAN DAN PENGGUNAAN VARIETAS YANG DILINDUNGI OLEH PEMERINTAH PRESIDEN REPUBLIK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. informasi (e-commerce), dan akhirnya ke ekonomi kreatif (creative economy).

BAB I PENDAHULUAN. informasi (e-commerce), dan akhirnya ke ekonomi kreatif (creative economy). BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia telah mengalami krisis ekonomi yang menyebabkan jatuhnya perekonomian nasional. Banyak usaha-usaha skala besar pada berbagai sektor termasuk industri, perdagangan,

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2001 TENTANG PATEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2001 TENTANG PATEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG NOMOR 14 TAHUN 2001 TENTANG PATEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN, Menimbang : a. bahwa sejalan dengan ratifikasi Indonesia pada perjanjian-perjanjian internasional, perkembangan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2001 TENTANG PATEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2001 TENTANG PATEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, 1 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2001 TENTANG PATEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang Mengingat : a. bahwa sejalan dengan ratifikasi Indonesia pada

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2000 TENTANG DESAIN TATA LETAK SIRKUIT TERPADU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2000 TENTANG DESAIN TATA LETAK SIRKUIT TERPADU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2000 TENTANG DESAIN TATA LETAK SIRKUIT TERPADU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk memajukan industri

Lebih terperinci

Perjanjian Lisensi dan Persyaratan Penggunaan Kindle untuk iphone/ipad

Perjanjian Lisensi dan Persyaratan Penggunaan Kindle untuk iphone/ipad Perjanjian Lisensi dan Persyaratan Penggunaan Kindle untuk iphone/ipad PERJANJIAN INI ADALAH ANTARA ANDA DAN AMAZON DIGITAL SERVICES, INC (DENGAN AFILIASINYA, "AMAZON" ATAU "KAMI"). SILAKAN BACA PERJANJIAN

Lebih terperinci

2017, No Indonesia Nomor 3608); 2. Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 20

2017, No Indonesia Nomor 3608); 2. Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 20 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.36, 2017 KEUANGAN OJK. Investasi Kolektif. Multi Aset. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6024) PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penjualan mesin jahitnya. Walaupun usaha Isaac Singer tersebut gagal, dialah yang

BAB I PENDAHULUAN. penjualan mesin jahitnya. Walaupun usaha Isaac Singer tersebut gagal, dialah yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem bisnis Franchise (waralaba) pertama kali pada tahun 1850-an oleh Isaac Singer, pembuat mesin jahit Singer, ketika ingin meningkatkan distribusi penjualan mesin

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA Teks tidak dalam format asli. Kembali: tekan backspace LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 244, 2000 (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4046) UNDANG-UNDANG REPUBLIK

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ekonomi global merujuk kepada ekonomi yang berdasarkan ekonomi nasional masing-masing negara yang ada di belahan dunia. Saat ini, fenomena krisis global menunjukkan

Lebih terperinci

Pelatihan Cara Mengekspor Kopi ke Kanada

Pelatihan Cara Mengekspor Kopi ke Kanada RI N G K ASA N KEG IATA N MAKASSAR, 14 15 MARET 2017 TAKENGON, 21 22 MARET 2017 TPSA CANADA INDONESIA TRADE AND PRIVATE SECTOR ASSISTANCE PROJECT Pelatihan Cara Mengekspor Kopi ke Kanada Sebagai bagian

Lebih terperinci

*12398 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA (UU) NOMOR 32 TAHUN 2000 (32/2000) TENTANG DESAIN TATA LETAK SIRKUIT TERPADU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

*12398 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA (UU) NOMOR 32 TAHUN 2000 (32/2000) TENTANG DESAIN TATA LETAK SIRKUIT TERPADU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Copyright (C) 2000 BPHN UU 32/2000, DESAIN TATA LETAK SIRKUIT TERPADU *12398 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA (UU) NOMOR 32 TAHUN 2000 (32/2000) TENTANG DESAIN TATA LETAK SIRKUIT TERPADU DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

KETENTUAN PENGGUNAAN Situs Web TomTom

KETENTUAN PENGGUNAAN Situs Web TomTom KETENTUAN PENGGUNAAN Situs Web TomTom 1 Ruang lingkup Ketentuan Penggunaan ini berlaku untuk penggunaan Situs Web TomTom dan mencakup hak-hak, kewajiban, dan batasan Anda ketika menggunakan Situs Web TomTom.

Lebih terperinci

Franchise Bisnis dan Pengaturan Hukum Lintas Batas

Franchise Bisnis dan Pengaturan Hukum Lintas Batas Franchise Bisnis dan Pengaturan Hukum Lintas Batas Latar Belakang Globalisasi sebagai hal yang mau tidak mau akan mempengaruhi kegiatan perekonomian di Indonesia merupakan salah satu aspek pula yang harus

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Globalisasi menjadi sebuah wacana yang menarik untuk didiskusikan

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Globalisasi menjadi sebuah wacana yang menarik untuk didiskusikan I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Globalisasi menjadi sebuah wacana yang menarik untuk didiskusikan dalam berbagai bidang, tak terkecuali dalam bidang ekonomi. Menurut Todaro dan Smith (2006), globalisasi

Lebih terperinci

Memastikan Kepatuhan yang Teliti dengan Peraturan-peraturan Anti-Gratifikasi

Memastikan Kepatuhan yang Teliti dengan Peraturan-peraturan Anti-Gratifikasi Yang terhormat Mitra Usaha, Memastikan Kepatuhan yang Teliti dengan Peraturan-peraturan Anti-Gratifikasi Dengan perluasan bisnis lintas batas di dunia, peraturan-peraturan terkait gratifikasi diperkuat

Lebih terperinci

Profile Perusahaan Kelompok Usaha ASIAWIDE Asiawide Franchise Consultants Asiawide Trends Pte Ltd

Profile Perusahaan Kelompok Usaha ASIAWIDE Asiawide Franchise Consultants Asiawide Trends Pte Ltd Profile Perusahaan Kelompok Usaha ASIAWIDE Dengan pengalaman dan keahlian waralaba selama 2 dekade dan track record yang telah teruji, dengan lebih dari 12 kantor cabang afiliasi di seluruh dunia, kami

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG DESAIN INDUSTRI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG DESAIN INDUSTRI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG DESAIN INDUSTRI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa kekayaan budaya dan etnis bangsa

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 1999 TENTANG LARANGAN PRAKTEK MONOPOLI DAN PERSAINGAN USAHA TIDAK SEHAT

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 1999 TENTANG LARANGAN PRAKTEK MONOPOLI DAN PERSAINGAN USAHA TIDAK SEHAT UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 1999 TENTANG LARANGAN PRAKTEK MONOPOLI DAN PERSAINGAN USAHA TIDAK SEHAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa

Lebih terperinci

Pengantar Bisnis. Kewirausahaan dan Perencanaan Bisnis MODUL PERKULIAHAN. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

Pengantar Bisnis. Kewirausahaan dan Perencanaan Bisnis MODUL PERKULIAHAN. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh MODUL PERKULIAHAN Kewirausahaan dan Perencanaan Bisnis Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Ekonomi dan Bisnis Manajemen 05 MK84014 Abstract Berbagai factor yang berkaitan dengan kewirausahaan,

Lebih terperinci

Anti-Suap dan Korupsi (ABC) Prosedur ini tidak boleh diubah tanpa persetujuan dari kantor Penasihat Umum dan Sekretaris Perusahaan Vesuvius plc.

Anti-Suap dan Korupsi (ABC) Prosedur ini tidak boleh diubah tanpa persetujuan dari kantor Penasihat Umum dan Sekretaris Perusahaan Vesuvius plc. VESUVIUS plc Kebijakan Anti-Suap dan Korupsi PERILAKU BISNIS UNTUK MENCEGAH SUAP DAN KORUPSI Kebijakan: Anti-Suap dan Korupsi (ABC) Tanggung Jawab Perusahaan Penasihat Umum Versi: 2.1 Terakhir diperbarui:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Perkembangan Industri Restoran di Indonesia. Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah penduduk terbanyak

BAB I PENDAHULUAN Perkembangan Industri Restoran di Indonesia. Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah penduduk terbanyak 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1 Perkembangan Industri Restoran di Indonesia Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah penduduk terbanyak di dunia. Indonesia berada di urutan keempat

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 23 /POJK.04/2016 TENTANG REKSA DANA BERBENTUK KONTRAK INVESTASI KOLEKTIF

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 23 /POJK.04/2016 TENTANG REKSA DANA BERBENTUK KONTRAK INVESTASI KOLEKTIF - 1 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 23 /POJK.04/2016 TENTANG REKSA DANA BERBENTUK KONTRAK INVESTASI KOLEKTIF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

Ketentuan Dukungan HP Care Pack

Ketentuan Dukungan HP Care Pack Syarat dan Ketentuan Ketentuan Dukungan HP Care Pack PT Hewlett-Packard Indonesia Jika Anda adalah konsumen (yaitu individu yang membeli layanan ini terutama untuk penggunaan non-profesional) klik di sini

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2001 TENTANG MEREK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2001 TENTANG MEREK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2001 TENTANG MEREK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa di dalam era perdagangan global, sejalan dengan konvensi-konvensi

Lebih terperinci

PERJANJIAN LAYANAN PORTAL PELIBATAN

PERJANJIAN LAYANAN PORTAL PELIBATAN PERJANJIAN LAYANAN PORTAL PELIBATAN April 2015 Bagian 1 Deskripsi Layanan Microsoft menyediakan konten pelatihan dalam banyak bahasa di seluruh dunia. Kami menyediakan situs web Portal Pelibatan untuk

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2001 TENTANG PATEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2001 TENTANG PATEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2001 TENTANG PATEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa sejalan dengan ratifikasi Indonesia pada perjanjian-perjanjian

Lebih terperinci

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 69 /POJK.05/2016 TENTANG PENYELENGGARAAN USAHA PERUSAHAAN ASURANSI, PERUSAHAAN ASURANSI SYARIAH, PERUSAHAAN REASURANSI,

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA Teks tidak dalam format asli. Kembali: tekan backspace LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 243, 2000 (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4045) UNDANG-UNDANG REPUBLIK

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan b, perlu dibentuk Undang-Undang tentang Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu. UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2000

Lebih terperinci

Analisis Perkembangan Industri

Analisis Perkembangan Industri JUNI 2017 Analisis Perkembangan Industri Pusat Data dan Informasi Juni 2017 Pendahuluan Membaiknya perekonomian dunia secara keseluruhan merupakan penyebab utama membaiknya kinerja ekspor Indonesia pada

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR: 1/POJK.07/2013 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN SEKTOR JASA KEUANGAN

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR: 1/POJK.07/2013 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN SEKTOR JASA KEUANGAN OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR: 1/POJK.07/2013 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN SEKTOR JASA KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER

Lebih terperinci

Florida Selatan: Koneksi bisnis Global

Florida Selatan: Koneksi bisnis Global Florida Selatan: Koneksi bisnis Global (Please note: The English to Indonesian translation feature on this document is from a free online service that translates text into different languages and may not

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Waralaba (franchise) merupakan suatu sistem bisnis yang telah lama dikenal

BAB I PENDAHULUAN. Waralaba (franchise) merupakan suatu sistem bisnis yang telah lama dikenal BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Waralaba (franchise) merupakan suatu sistem bisnis yang telah lama dikenal oleh dunia, untuk pertama kalinya diperkenalkan oleh perusahaan mesin jahit Singer di Amerika

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM PROVINSI PAPUA Keadaan Geografis dan Kependudukan Provinsi Papua

BAB IV GAMBARAN UMUM PROVINSI PAPUA Keadaan Geografis dan Kependudukan Provinsi Papua BAB IV GAMBARAN UMUM PROVINSI PAPUA 4.1. Keadaan Geografis dan Kependudukan Provinsi Papua Provinsi Papua terletak antara 2 25-9 Lintang Selatan dan 130-141 Bujur Timur. Provinsi Papua yang memiliki luas

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2001 TENTANG PATEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2001 TENTANG PATEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2001 TENTANG PATEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa sejalan dengan retifikasi Indonesia pada perjanjian-perjanjian

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 37/POJK.04/2014 TENTANG REKSA DANA BERBENTUK KONTRAK INVESTASI KOLEKTIF PENYERTAAN TERBATAS

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 37/POJK.04/2014 TENTANG REKSA DANA BERBENTUK KONTRAK INVESTASI KOLEKTIF PENYERTAAN TERBATAS OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 37/POJK.04/2014 TENTANG REKSA DANA BERBENTUK KONTRAK INVESTASI KOLEKTIF PENYERTAAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia pada dewasa ini telah dikenal usaha franchise di berbagai bidang

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia pada dewasa ini telah dikenal usaha franchise di berbagai bidang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di Indonesia pada dewasa ini telah dikenal usaha franchise di berbagai bidang baik makanan, pelayanan kesehatan, pendidikan dan lain sebagainya. Hal ini tergantung dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. negara asal merupakan salah satu dampak globalisasi terhadap dunia bisnis. Jumlah

BAB I PENDAHULUAN. negara asal merupakan salah satu dampak globalisasi terhadap dunia bisnis. Jumlah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Restoran-restoran cepat saji yang membuka cabangnya di negara lain selain negara asal merupakan salah satu dampak globalisasi terhadap dunia bisnis. Jumlah

Lebih terperinci

2016 MODEL KEMITRAAN BISNIS DONAT MADU CIHANJUANG

2016 MODEL KEMITRAAN BISNIS DONAT MADU CIHANJUANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pembangunan ekonomi suatu negara tidak terlepas dari keikutsertaan masyarakatnya dalam melakukan sebuah usaha demi tercapainya kemakmuran dan kesejahteraan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2001 TENTANG MEREK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2001 TENTANG MEREK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2001 TENTANG MEREK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang : a. bahwa di dalam era perdagangan global, sejalan dengan konvensikonvensi

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2000 TENTANG DESAIN INDUSTRI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2000 TENTANG DESAIN INDUSTRI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2000 TENTANG DESAIN INDUSTRI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk memajukan industri yang mampu bersaing

Lebih terperinci

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 31 T a h u n Tentang Desain Industri

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 31 T a h u n Tentang Desain Industri Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 31 T a h u n 2 000 Tentang Desain Industri DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa untuk memajukan industri yang mampu

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN TRIWULAN PEREKONOMIAN INDONESIA Keberlanjutan ditengah gejolak. Juni 2010

PERKEMBANGAN TRIWULAN PEREKONOMIAN INDONESIA Keberlanjutan ditengah gejolak. Juni 2010 PERKEMBANGAN TRIWULAN PEREKONOMIAN INDONESIA Keberlanjutan ditengah gejolak Juni 2010 viii Ringkasan Eksekutif: Keberlanjutan di tengah gejolak Indonesia terus memantapkan kinerja ekonominya yang kuat,

Lebih terperinci

Pengantar Bisnis. Bentuk-bentuk Pemilikan Bisnis. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

Pengantar Bisnis. Bentuk-bentuk Pemilikan Bisnis. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh MODUL PERKULIAHAN Bentuk-bentuk Pemilikan Bisnis Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Ekonomi & Bisnis Akuntansi 04 MK84014 Abstract Faktor-faktor yang mempengaruhi penetapan bentuk pemilikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Produk Domestik Bruto (PDB) yang cukup besar, yaitu sekitar 14,43% pada tahun

BAB I PENDAHULUAN. Produk Domestik Bruto (PDB) yang cukup besar, yaitu sekitar 14,43% pada tahun BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pertanian mempunyai peranan yang sangat penting dalam kegiatan perekonomian di Indonesia, hal ini dapat dilihat dari kontribusinya terhadap Produk Domestik Bruto

Lebih terperinci

Freeport-McMoRan Kode Perilaku Pemasok. Tanggal efektif - Juni 2014 Tanggal terjemahan - Agustus 2014

Freeport-McMoRan Kode Perilaku Pemasok. Tanggal efektif - Juni 2014 Tanggal terjemahan - Agustus 2014 Freeport-McMoRan Kode Perilaku Pemasok Tanggal efektif - Juni 2014 Tanggal terjemahan - Agustus 2014 Daftar Isi Daftar Isi... 2 Kode Perilaku Pemasok... 3 Pendahuluan... 3 Hak Asasi Manusia dan Tenaga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perdagangan umum, restoran dan usaha jasa lain-lain. Bisnis ritel yang modern

BAB I PENDAHULUAN. perdagangan umum, restoran dan usaha jasa lain-lain. Bisnis ritel yang modern digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Didirikan pada tahun 1986, PT Matahari Putra Prima Tbk (MPPA) telah mengoperasikan secara sukses sejumlah entitas anak di bidang ritel, investasi,

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2000 TENTANG DESAIN TATA LETAK SIRKUIT TERPADU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2000 TENTANG DESAIN TATA LETAK SIRKUIT TERPADU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2000 TENTANG DESAIN TATA LETAK SIRKUIT TERPADU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk memajukan industri

Lebih terperinci

2016, No Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 111, Tambahan

2016, No Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 111, Tambahan No.61, 2016 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEUANGAN OJK. Investasi Kolektif. Real Estat. Bank Kustodian. Manajer Investasi. Pedoman. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Nomor 5867) PERATURAN

Lebih terperinci

Strategi dan Kebijakan Investasi di Indonesia Selasa, 25 Maret 2008

Strategi dan Kebijakan Investasi di Indonesia Selasa, 25 Maret 2008 Strategi dan Kebijakan Investasi di Indonesia Selasa, 25 Maret 2008 Muhammad Lutfi Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal. Penanaman modal adalah segala bentuk kegiatan menanam modal, baik oleh penanam

Lebih terperinci

Silakan jawab pertanyaan di bawah ini disertai alasan dari jawaban Anda.

Silakan jawab pertanyaan di bawah ini disertai alasan dari jawaban Anda. LAMPIRAN KUESIONER IDENTITAS RESPONDEN Nama : Afid Putra F. Jabatan : Owner Usia : 27 tahun Investasi usaha : Coffee Shop Alamat : Jl. Lesanpuro III No. 25 No. Telpon : 085 7777 400 57 Mulai bergabung

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2001 TENTANG MEREK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2001 TENTANG MEREK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2001 TENTANG MEREK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa di dalam era perdagangan global, sejalan dengan konvensi-konvensi

Lebih terperinci

Memperkuat Ekspor (Sektor) Alas Kaki Indonesia melalui Pelatihan bagi UKM dengan Topik Cara Sukses Mengekspor ke Kanada

Memperkuat Ekspor (Sektor) Alas Kaki Indonesia melalui Pelatihan bagi UKM dengan Topik Cara Sukses Mengekspor ke Kanada RI N G K ASA N KEG IATA N BANDUNG, 3 APRIL 2017, JAKARTA, 10 APRIL 2017 TPSA CANADA INDONESIA TRADE AND PRIVATE SECTOR ASSISTANCE PROJECT Memperkuat Ekspor (Sektor) Alas Kaki Indonesia melalui Pelatihan

Lebih terperinci

Memperkuat Ekspor Pakaian Jadi Indonesia melalui Pelatihan (bagi) UKM tentang Cara Sukses Mengekspor ke Kanada

Memperkuat Ekspor Pakaian Jadi Indonesia melalui Pelatihan (bagi) UKM tentang Cara Sukses Mengekspor ke Kanada RI N G K ASA N KEG IATA N TRANS LUXURY HOTEL, BANDUNG, 2 3 MEI 2017 ALILA HOTEL, SOLO, 8 9 MEI, 2017 TPSA CANADA INDONESIA TRADE AND PRIVATE SECTOR ASSISTANCE PROJECT Memperkuat Ekspor Pakaian Jadi Indonesia

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG PATEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG PATEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, 1 RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG PATEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa paten merupakan kekayaan intelektual yang diberikan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN, OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 19 /POJK.04/2016 TENTANG PEDOMAN BAGI MANAJER INVESTASI DAN BANK KUSTODIAN YANG MELAKUKAN PENGELOLAAN DANA

Lebih terperinci

Ringkasan eksekutif: Di tengah volatilitas dunia

Ringkasan eksekutif: Di tengah volatilitas dunia Ringkasan eksekutif: Di tengah volatilitas dunia Perlambatan pertumbuhan Indonesia terus berlanjut, sementara ketidakpastian lingkungan eksternal semakin membatasi ruang bagi stimulus fiskal dan moneter

Lebih terperinci

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2000 TENTANG DESAIN TATA LETAK SIRKUIT TERPADU

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2000 TENTANG DESAIN TATA LETAK SIRKUIT TERPADU UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2000 TENTANG DESAIN TATA LETAK SIRKUIT TERPADU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa untuk memajukan industri

Lebih terperinci

MEMBINA HUBUNGAN BISNIS YANG SUKSES Harapan Cisco terhadap Mitra Bisnisnya

MEMBINA HUBUNGAN BISNIS YANG SUKSES Harapan Cisco terhadap Mitra Bisnisnya MEMBINA HUBUNGAN BISNIS YANG SUKSES Harapan Cisco terhadap Mitra Bisnisnya Cisco Systems, Inc. dan semua entitas afiliasinya di seluruh dunia (Cisco) berkomitmen menjunjung standar integritas bisnis tertinggi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. berbeda dalam hal apa yang dijual, namun sama-sama memiliki kesamaan

BAB 1 PENDAHULUAN. berbeda dalam hal apa yang dijual, namun sama-sama memiliki kesamaan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan yang menjual produk atau jasa sangat membutuhkan pelanggan untuk kelangsungan usaha mereka, walaupun produk dan jasa berbeda dalam hal apa

Lebih terperinci

STRATEGI UNTUK BERWARALABA

STRATEGI UNTUK BERWARALABA STRATEGI UNTUK BERWARALABA NAMA: HARIYONO NUGROHO NIM: 10.11.4486 KELAS: S1 TI 2M STMIK AMIKOM YOGYAKARTA PENDAHUALUAN Hingga tahun 2002, upaya pemulihan ekonomi indonesia masih belum membuahkan hasil

Lebih terperinci

Perjanjian Lisensi Pengguna Akhir

Perjanjian Lisensi Pengguna Akhir Perjanjian Lisensi Pengguna Akhir BACALAH DENGAN CERMAT SEBELUM MENGGUNAKAN PERANGKAT INI. Perjanjian lisensi Pengguna Akhir atau End-User license Agreement ("EULA") ini adalah perjanjian hukum antara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. negara, meningkatkan output dunia, serta menyajikan akses ke sumber-sumber

BAB I PENDAHULUAN. negara, meningkatkan output dunia, serta menyajikan akses ke sumber-sumber BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perdagangan merupakan faktor penting untuk merangsang pertumbuhan ekonomi suatu negara. Perdagangan akan memperbesar kapasitas konsumsi suatu negara, meningkatkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Usaha Kecil dan Menengah dapat berkembang maka secara tidak langsung dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. Usaha Kecil dan Menengah dapat berkembang maka secara tidak langsung dapat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Usaha Kecil dan Menengah merupakan kegiatan ekonomi masyarakat Indonesia terbanyak ketiga setelah masyarakat di bidang pertanian dan masyarakat nelayan.

Lebih terperinci

PERJANJIAN AFILIASI FXPRIMUS

PERJANJIAN AFILIASI FXPRIMUS PERJANJIAN AFILIASI FXPRIMUS PERSYARATAN & PERJANJIAN AFILIASI PERJANJIAN INI dibuat antara FXPRIMUS dan ( Afiliasi ). MENGINGAT, FXPRIMUS adalah dealer dalam kontrak trading di luar bursa dan kontrak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perubahan ekonomi dalam era globalisasi mengalami

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perubahan ekonomi dalam era globalisasi mengalami BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perubahan ekonomi dalam era globalisasi mengalami perkembangan yang cukup signifikan. Proses tersebut adalah suatu perubahan di dalam perekonomian dunia, yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Globalisasi yang terjadi beberapa dasawarsa terakhir, mendorong

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Globalisasi yang terjadi beberapa dasawarsa terakhir, mendorong BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Globalisasi yang terjadi beberapa dasawarsa terakhir, mendorong perekonomian berbagai negara di dunia semakin menyatu. Keterbukaan perdagangan luar negeri dan keterbukaan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2001 TENTANG PATEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2001 TENTANG PATEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2001 TENTANG PATEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa sejalan dengan ratifikasi Indonesia pada perjanjian-perjanjian

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2016 TENTANG PATEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2016 TENTANG PATEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2016 TENTANG PATEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa paten merupakan kekayaan intelektual yang diberikan

Lebih terperinci

MENANGGAPI TK HOLDINGS, INC, DKK., KASUS NO (BLS)

MENANGGAPI TK HOLDINGS, INC, DKK., KASUS NO (BLS) MENANGGAPI TK HOLDINGS, INC, DKK., KASUS NO. 17-11375 (BLS) PEMBERITAHUAN BATAS AKHIR PENGAJUAN BUKTI TUNTUTAN TERMASUK TUNTUTAN DARI CALON PENUNTUT INFLATOR KANTONG UDARA TAKATA 1. Pada tanggal 25 Juni

Lebih terperinci

PERATURAN ANGGOTA DEWAN GUBERNUR NOMOR 19/10/PADG/2017 TENTANG GERBANG PEMBAYARAN NASIONAL (NATIONAL PAYMENT GATEWAY)

PERATURAN ANGGOTA DEWAN GUBERNUR NOMOR 19/10/PADG/2017 TENTANG GERBANG PEMBAYARAN NASIONAL (NATIONAL PAYMENT GATEWAY) PERATURAN ANGGOTA DEWAN GUBERNUR NOMOR 19/10/PADG/2017 TENTANG GERBANG PEMBAYARAN NASIONAL (NATIONAL PAYMENT GATEWAY) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA ANGGOTA DEWAN GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

CUPLIKAN LAMPIRAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2011, TANGGAL 20 MEI 2011 TENTANG

CUPLIKAN LAMPIRAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2011, TANGGAL 20 MEI 2011 TENTANG CUPLIKAN LAMPIRAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2011, TANGGAL 20 MEI 2011 TENTANG MASTERPLAN PERCEPATAN DAN PERLUASAN PEMBANGUNAN EKONOMI INDONESIA 2011-2025 A. Latar Belakang Sepanjang

Lebih terperinci

PENGANTAR BISNIS. Memahami Sistem Bisnis Amerika Serikat. Oleh: Catur Widayati, SE.,MM. Modul ke: Fakultas EKONIMI DAN BISNIS. Program Studi Manajemen

PENGANTAR BISNIS. Memahami Sistem Bisnis Amerika Serikat. Oleh: Catur Widayati, SE.,MM. Modul ke: Fakultas EKONIMI DAN BISNIS. Program Studi Manajemen Modul ke: PENGANTAR BISNIS Memahami Sistem Bisnis Amerika Serikat Fakultas EKONIMI DAN BISNIS Oleh: Catur Widayati, SE.,MM Program Studi Manajemen www.mercubuana.ac.id Sejarah Perekonomian Amerika ABAD

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor perikanan Indonesia dalam era perdagangan bebas mempunyai peluang yang cukup besar. Indonesia merupakan negara bahari yang sangat kaya dengan potensi perikananan

Lebih terperinci

MEMBANGUN BISNIS MAKANAN MELALUI MEDIA ONLINE

MEMBANGUN BISNIS MAKANAN MELALUI MEDIA ONLINE MEMBANGUN BISNIS MAKANAN MELALUI MEDIA ONLINE DIDIK HERI NUGROHO 10.12.4891 http://zigxz.blogspot.com SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER AMIKOM YOGYAKARTA 2011 ABSTRAK Perkembangan bisnis

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Istilah franchise dalam Bahasa Prancis memiliki arti kebebasan atau freedom.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Istilah franchise dalam Bahasa Prancis memiliki arti kebebasan atau freedom. 10 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Waralaba Istilah franchise dalam Bahasa Prancis memiliki arti kebebasan atau freedom. Namun dalam praktiknya, istilah franchise justru di populerkan di Amerika Serikat.

Lebih terperinci

Pedoman Pasal 50b Tentang Pengecualian Waralaba. Bab I: PENDAHULUAN

Pedoman Pasal 50b Tentang Pengecualian Waralaba. Bab I: PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pedoman Pasal 50b Tentang Pengecualian Waralaba Bab I: PENDAHULUAN Perkembangan usaha waralaba di Indonesia telah mengalami kemajuan yang pesat di berbagai bidang, antara lain seperti

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN. TENTANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN. TENTANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR.... TAHUN. TENTANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa pembangunan nasional

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. seperti buku, block note, buku hard cover, writing letter pad, dan lainnya. Industri

BAB 1 PENDAHULUAN. seperti buku, block note, buku hard cover, writing letter pad, dan lainnya. Industri BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Industri produk kertas yang juga termasuk dalam industri stasioneri adalah salah satu industri manufaktur yang mengolah kertas menjadi barang dari kertas seperti buku,

Lebih terperinci