THE USE OF WAVELET POWER SPECTRUM FOR DETECTION AND IDENTIFICATION OF THINKING-INDUCED EEG SIGNALS

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "THE USE OF WAVELET POWER SPECTRUM FOR DETECTION AND IDENTIFICATION OF THINKING-INDUCED EEG SIGNALS"

Transkripsi

1 2 THE USE OF WAVELET POWER SPECTRUM FOR DETECTION AND IDENTIFICATION OF THINKING-INDUCED EEG SIGNALS Esmeralda C. Djamal, Harijono A. Tjokronegoro, dan Soegijanto ABSTRAK Pada penelitian ini telah dibangun sistem deteksi dan identifikasi komponen-komponen gelombang di dalam sinyal EEG terhadap kondisi pikiran. Sinyal EEG diperoleh dari nara coba dengan dua kondisi pikiran, yaitu rileks dan non-rileks (berpikir). Sistem klasifikasi dibangun berdasarkan dominasi spektral energi masing-masing gelombang, yang mengidentifikasi kondisi pikiran tertentu. Dalam hal ini spektral daya dari daerah energi gelombang yang dievaluasi, didapat dari transformasi wavelet sinyal EEG. Penggunaan transformasi wavelet dapat mereduksi data tanpa kehilangan informasi yang berarti, yang ditunjukkan oleh penyimpangan rekonstruksi sinyal wavelet terhadap sinyal asli yang kecil. Metoda ini juga dapat mengatasi sifat non-stasioner, sehingga memberikan keberhasilan klasifikasi sebesar 85% untuk kondisi rileks dan 83% untuk kondisi non-rileks. Sementara pengaruh posisi elektroda terhadap keberhasilan pengamatan, diketahui bahwa posisi C3, C4 memberikan keberhasilan terbaik sedangkan kanal O, O2 terburuk. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa untuk kondisi non rileks, ketidakseimbangan energi gelombang di otak dari kanal kiri-kanan lebih besar daripada kondisi rileks. Kata kunci: Sinyal EEG, Transformasi Wavelet, Spektral Daya, Deteksi dan Identifikasi Sinyal, ketidakseimbangan Energi Gelombang ) Jurusan Fisika UNJANI, POBOX 48 Cimahi, alda@tf.itb.ac.id ABSTRACT In this research, has been developed a detection and identification system of wave components in the EEG signal. EEG signal is drawn from two groups of human subjects based on two mind conditions, relaxed and nonrelaxed (thinking). Classification system was developed based on energy spectral of each wave, which identifies particular mind condition. In this research, power spectral was evaluated by wavelet transformation of EEG signal. The application of wavelet transformation enables the reduction of data without significant lost of information, as shown by small deviation of wavelet signal reconstruction with respect to its original. This method is also able to overcome non-stationary nature, provides classification success of 85% for relaxed condition and 83% for non-relaxed. Concerning the effect of electrode position, it is evident that position C3 and C4 provide the best outcome while the opposite occurs at position O and O2. The research also shows that, for non-relaxed condition, the non-equilibrium of wave energy of left-right channels in the brain is greater than relaxed. Keywords: EEG Signal, Wavelet Transformation, Power Spectral, Signal Detection and Identification, Wave energy non-equilibrium. PENDAHULUAN Sinyal elektroensephalogram (EEG) adalah sinyal bioelektrik yang berasal dari aktifitas listrik pada kortex atau permukaan kulit kepala, yang disebabkan aktifitas fisiologis dari otak. Instrumen EEG mempunyai peranan penting dalam bidang kedokteran, walaupun penggunaan teknik modern seperti CT Scan dan Magnetic Resonance Imaging (MRI) yang muncul belakangan juga dapat memeriksa kondisi fisik pada otak. Namun EEG lebih murah dan mempunyai keunggulan lain, yaitu dapat digunakan untuk mendeteksi pola pikiran atau kondisi mental seseorang. Hal ini tidak dengan mudah dapat diberikan oleh instrumen lain. Interpretasi sinyal EEG melalui pengamatan visual secara langsung sangat sukar mengingat amplitudo sinyal EEG demikian rendah dan polanya yang sangat kompleks. Di samping itu sebagaimana telah disebutkan, kandungan informasi di dalam sinyal EEG amat dipengaruhi oleh beberapa variabel, antara lain kondisi mental, kesehatan, aktivitas dan usia pasien, lingkungan perekaman, gangguan listrik dari organ tubuh lain, juga oleh berbagai bentuk rangsangan luar. Sifat sinyal EEG pada umumnya non-stasioner dan random menambah kompleksitas dalam pemrosesan sinyal. Namun demikian, klasifikasi dari sinyal EEG terhadap perubahan variabel tertentu dapat menerangkan fungsi kerja dari otak dan menangkap perubahan aktifitas otak. Transformasi sinyal EEG menjadi suatu model, merupakan suatu cara yang sangat efektif dalam membantu klasifikasi sinyal EEG. Di samping itu juga sangat efektif untuk mendeteksi kemunculan suatu gelombang tertentu, mengidentifikasi dan mengestimasi spektrum sinyal EEG. Sinyal EEG terdiri dari komponenkomponen gelombang yang dibagi berdasarkan Jurusan Fisika, Universitas A. Jani, PO Box 48 Cimahi Departemen Teknik Fisika, Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha Bandung Majalah IPTEK - Vol. 6, No., Februari 25

2 3 daerah frekuensinya. Oleh karena itu, representasi ke dalam domain frekuensi cukup banyak dilakukan pada penelitian-penelitian terhadap sinyal EEG. Dominasi kehadiran gelombang-gelombang di otak menunjukkan kondisi pikiran tertentu, yaitu: Gelombang Alfa (8 3 Hz), muncul apabila seseorang dalam keadaan sadar, mata tertutup dan kondisi rileks; Gelombang Beta (4 3 Hz), muncul apabila seseorang dalam keadaan berfikir; Gelombang Teta (4 7 Hz), terjadi apabila seseorang kondisi tidur ringan, mengantuk atau stres emosional; Gelombang Delta (.5 3 Hz), apabila seseorang tidur nyenyak. Representasi dalam domain frekuensi antara lain untuk mencari kemunculan gelombang alfa terhadap rangsangan suara (Anderson dan Sijercic 996), analisis pengaruh frekuensi kedipan cahaya (Akay 998), dan model untuk klasifikasi sinyal EEG terhadap empat kondisi pikiran (Beth dkk. 2). Sementara penelitian lain menggunakan model parametrik AutoRegressive untuk mengklasifikasikan sinyal EEG terhadap kondisi pikiran (Djamal dan Muchtadi 2). Metoda lain yang juga pernah digunakan adalah penggunaan Jaringan Saraf Tiruan (JST) sebagai sistem klasifikasi terhadap beberapa kondisi mental, untuk memodelkan dan mengklasifikasikan beberapa aktifitas tubuh (Djamal dan Tjokronegoro 23a), serta mendeteksi gelombang epilepsi (Djamal dan Tjokronegoro 23b). Salah satu kelemahan dari penggunaan JST adalah tidak mudah untuk menjelaskan hubungan model JST dengan informasi yang terkandung dari sinyal EEG. Di samping itu sulit dihindari terjadinya divergensi pengenalan pola, terutama jika pemilihan model yang digunakan tidak tepat. Terdapat pula beberapa penelitian yang telah dilakukan dengan menggunakan transformasi wavelet (James 997; Kim dkk. 998; Kreiszyk 999; Lowe 997) yang menunjukkan keberhasilan yang cukup baik, mengingat metode ini dapat mengeliminasi sifat non-stasioner pada sinyal EEG. Berbeda dengan transformasi Fourier, pada transformasi wavelet, jika terjadi perubahan kecil pada sinyal (sifat non-stasioner) dalam domain waktu, maka koefisien wavelet pada domain frekuensi yang berubah hanya pada lokasi koefisien itu berada. Hal inilah yang menyebabkan metode ini popular aplikasinya untuk analisis sinyal non-stasioner. Di samping itu, penggunaan transformasi Fourier untuk spektral daya mempunyai keterbatasan dalam jumlah data yang sedikit. Sehingga penggunaan transformasi wavelet pada pra pengolahan sinyal, memberikan alternatif solusi keterbatasan tersebut, tanpa kehilangan informasi yang berarti. Pada penelitian ini telah dilakukan penelitian tentang deteksi dan identifikasi (klasifikasi) sinyal EEG dengan menggunakan transformasi wavelet sebagai model sinyal EEG. Namun metoda analisis yang digunakan kemudian adalah berbeda dengan yang telah digunakan oleh peneliti yang lalu (Muchtadi dan Kusumandari 999). Pada penelitian ini analisis dilakukan dengan identifikasi komponen frekuensi dari koefisien wavelet yang telah diperoleh pada langkah sebelumnya. Sinyal EEG yang akan diklasifikasikan sebagai kasus dalam penelitian ini terbagi atas dua kondisi pikiran, yaitu kondisi rileks, dan berpikir (non-rileks). Adapun rancangan pemodelan dan sistem klasifikasi dalam penelitian ini dapat dijelaskan dengan langkah sebagai berikut:. Transformasi wavelet Symmlet 5 langkah 2. Analisis spektral dari sinyal wavelet; 3. Sistem klasifikasi; 4. Hasil klasifikasi. Pada makalah ini, diawali dengan transformasi wavelet yang dilanjutkan dengan deskripsi data EEG yang digunakan dalam penelitian ini. Selanjutnya berturut-turut dikemukakan teknik klasifikasi sinyal EEG, hasil pengujian, dan pada akhir makalah diberikan kesimpulan dari penelitian. 2. TRANSFORMASI WAVELET Dewasa ini penggunaan transformasi wavelet cukup luas antara lain untuk analisis sinyal, citra, dan kompresi data. Transformasi wavelet telah terbukti sangat berguna untuk analisis sinyal non stasioner. Seperti pada transformasi Fourier, pada transformasi wavelet juga mengubah sinyal ke dalam bentuk dimensi lain, yaitu ke dalam komponen-komponen fungsi basis yang disebut wavelet. Berbeda dari transformasi Fourier, hasil dari transformasi wavelet adalah dalam domain waktu, sehingga dapat diungkapkan waktu perubahan frekuensi dari sinyal yang ditangkap. Seperti pada transformasi Fourier, transformasi wavelet terhadap sembarang sinyal dibangun atas kombinasi linier dari fungsi basis. Fungsi basis wavelet ψ (t), didefinisikan sebagai berikut: t ( t)...(), Vol. 6, No., Februari 25 - Majalah IPTEK

3 4 dengan adalah pergeseran waktu, dan adalah faktor skala. Besaran berperan untuk normalisasi amplitudo atau konservasi energi dari dilatasi. Dengan transformasi wavelet, yang menggunakan fungsi basis seperti dinyatakan dari persamaan (), memungkinkan analisis sinyal dilakukan dengan multiresolusi pada domain frekuensi. Yang berarti bahwa setiap komponen frekuensi dapat dipelajari dengan resolusi yang lebih baik. Transfomasi wavelet sinyal kontinu akan menghasilkan koefisien sebagai berikut: t C(, ) x( t) dt....(2) R Pada transformasi wavelet diskrit, faktor skala dan pergeseran waktu menjadi besaran yang terbatas, sehingga disebut dengan skala diadik, yang dinyatakan sebagai: σ = 2 j ; τ = k2 j...(3) dengan j adalah tingkat skala dyadic dan k adalah waktu diskrit, dan keduanya adalah bilangan integer. Dengan demikian transformasi wavelet diskrit dari (2) dituliskan sebagai berikut: DWTx (, ) C(, ) C(j, k) j...(4) * T 2 x(kt) k j 2 k dengan T adalah perioda sampling. Pada persamaan (4) terjadi proyeksi sinyal x (kt) terhadap fungsi window yang tidak lain adalah fungsi basis wavelet yang terskala. Transformasi wavelet pada persaman (4) menunjukan bahwa pada setiap skala yang diberikan, analisis sinyal dilakukan pada daerah waktu, dan frekuensi yang ditetapkan oleh faktor skala. Untuk faktor yang besar akan terjadi penyusutan skala atau kompresi terhadap fungsi window wavelet (t), sehingga detil sinyal akan tampak lebih baik. Sebaliknya jika faktor adalah kecil akan terjadi pemekaran skala terhadap fungsi window (t), sehingga detil sinyal akan berkurang, yang berarti hanya akan tampak komponen sinyal pada frekuensi rendah. Terlihat pula selain ditentukan oleh faktor skala, analisis wavelet juga bergantung pada fungsi wavelet (fungsi basis) (kt) yang dipilih. Faktor skala sangat penting pada analisis wavelet, yaitu memberikan interpretasi terhadap informasi atau frekuensi dari sinyal yang dianalisis. Dengan faktor skala ini analisis wavelet pada domain frekuensi terjadi pada sekuens oktaf demi oktaf, terhadap fungsi basis (fungsi wavelet). Rekonstruksi Sinyal dengan Wavelet σ Selanjutnya, dari C(,) atau C(j,k) dapat dilakukan sintesa wavelet untuk merekonstruksi sinyal x (t), yang diberikan oleh: x ˆ( t) C( j, k) ( t)...(5) j, k j k Bergantung pada jumlah komponen yang diperhatikan, persamaan (5) merupakan sinyal detil jika j J, dan merupakan sinyal aproksimasi jika j > J, dengan J adalah tingkat referensi atau langkah dekomposisi yang dipilih. Persamaan (5) dapat dituliskan kembali menjadi: xˆ(t) A J D J C(j, k) j, k (t)...(6) j J k C(j, k) j, k (t) j J k Dari persamaan (6) selanjutnya dapat direka ulang menjadi sinyal aproksimasi dan sinyal detil untuk langkah selanjutnya, sehingga dinyatakan pada persamaan berikut: A A D...(7) J J J Dengan memetakan faktor J, maka informasi sinyal dapat ditampilkan sebagaimana pada tujuan tranformasi. Dengan cara di atas, pada analisis wavelet, sinyal x(t) dapat diekstraksi menjadi komponen-komponen frekuensi tertentu sehingga dapat menghilangkan nois. Dalam realisasi penelitian ini, data sinyal EEG disampling dengan frekuensi 25 Hz, sehingga menghasilkan frekuensi Nyquist sebesar 25 Hz. Sementara, berdasarkan pada proses (7), ekstraksi frekuensi alfa (8-3 Hz), beta (4-3 Hz) dan teta (4-7 Hz) mengikuti struktur wavelet packet sebagai ditunjukan pada Gambar. Dari Gambar, bagian yang diarsir (DAAAA 5, DAAA 4, dan DAA 3), meliputi frekuensi 3,9 3,25 Hz. Ini dilakukan dengan pertimbangan bahwa analisis hanya dilakukan untuk gelombang alfa, beta, dan teta yang memuat frekuensi tersebut. 3. ESTIMASI KERAPATAN SPEKTRAL DAYA METODA WELCH Terhadap hasil transformasi wavelet yang direkonstruksikan pada persamaan (6), selanjutnya dianalisis dengan kerapatan spektral daya menggunakan metoda Welch. Misalkan, pada t = NT diberikan N data s x ( N) : x(), x(2), x(3),..., x( N ) dengan perioda sampling T s. Maka spektral daya dengan metode Welch dari x ( i, L): x( i), x( i ), x( i 2),..., x( i L ) diberikan oleh: Majalah IPTEK - Vol. 6, No., Februari 25

4 5-25 A - 62,5 62,5-25 D AA 2 DA 2-3,25 3,25-62,5 AAA 3 DAA 3-5,62 5,63-3,25 AAAA 4 DAAA 4-7,8 7,8-5,62 AAAAA 5 DAAAA 5-3,9 3,9-7,8 2 L j l 2 S ( ) x i l m e, xi ( ) l N...(8) Selanjutnya, dari N data sinyal EEG x (N) dibagi atas K kelompok data x ( i, L), i,2,3,..., K, masing-masing dengan panjang L < N, dengan x ( i, L) adalah kelompok ke i dari data x (N) sepanjang L data, dan m l adalah besar overlap. Maka spektral daya dari x (N) diberikan oleh: K S x ( ) S xi ( )...(9) K i Untuk meningkatkan resolusi dari spektral terestimasi, sebelumnya terhadap setiap kelompok sinyal dilakukan windowing: x w ( t) x( t) w( t)...() w ( n) : w(), w(), w(2),... adalah sekuens fungsi window. Sehingga spektral daya yang diperoleh adalah: 2 S xw ( ) X ( )* W( )...() 2 N Yang terlihat dari persamaan () adalah bahwa komponen-komponen daya dari sinyal EEG adalah dibentuk oleh fungsi window yang digunakan, yang amplitudonya adalah proporsional dengan amplitudo komponen daya yang bersangkutan. Panjang window berpengaruh terhadap resolusi komponen frekuensi, yang semakin pendek, komponen frekuensi tinggi akan terikutsertakan. Namun konsekuensinya, jika dominan, dan pada daerah nois akan mengganggu. Sehingga panjang window amatlah menentukan dalam analisis. dengan { } Gambar. Wavelet Packet lima langkah terhadap sinyal EEG. 4. DESKRIPSI DATA EEG Set-up sistem pengukuran sinyal EEG biasanya menggunakan sistem internasional - 2, dengan meletakkan sejumlah elektroda di permukaan kulit kepala. Dengan metode ini dapat diperoleh hasil perekaman mencapai 2 kanal sinyal EEG. Data sinyal EEG yang digunakan untuk penelitian ini adalah basis data yang dibuat oleh Keirn dan Aunon, yang digunakan dalam penelitian terdahulu (Djamal dan Muchtadi 2). Untuk sinyal EEG tersebut, nara coba berada di dalam studio yang mempunyai pengaturan suara serta cahaya yang nyaman dan bebas dari bising. Perekaman demikian dimaksudkan agar dapat meminimalkan pengaruh variabel lain dalam pengukuran sinyal EEG. Elektroda yang digunakan adalah elektroda-cap elastik untuk merekam posisi C3, C4, P3, P4, O, dan 2. Masing-masing sinyal EEG direkam selama detik dengan frekuensi sampling 25 Hz, sehingga diperoleh sinyal EEG sebanyak 25 sampel. Perekaman dilakukan terhadap 7 nara coba, yang masing-masing dilakukan dengan 5 kali pengukuran, dan berasal dari 6 kanal. Berdasarkan data sinyal EEG yang digunakan pada penelitian ini (Djamal dan Muchtadi 2), kondisi nara coba telah ditetapkan, yaitu:. : pasien tidak memikirkan apapun, dalam keadaan sadar dan mata tertutup. Jumlah data menjadi 7 x 5 x 6 = 2 set. 2. Non-rileks atau berpikir, yang terdiri dari tiga pikiran, yaitu: a. Aritmatika: pasien diminta untuk menghitung formula matematik sederhana di dalam hati. Jumlah data asimetrinya 7 x 5 x 6 = 2 set. b. Bersurat: pasien diminta membuat surat singkat di dalam hati. Jumlah data asimetrinya menjadi 7 x 5 x 6 = 2 set. Sehingga seluruhnya terdapat 63 set sinyal EEG. Kemudian terhadap setiap sinyal EEG yang diperoleh dari tiap kanal (sebanyak 63 data), dianalisis spektral daya dari transformasi waveletnya. 5. SISTEM DETEKSI DAN IDENTIFI- KASI Sistem deteksi dan identifikasi komponenkomponen gelombang sinyal EEG, khususnya gelombang alfa, beta, dan teta dilakukan terhadap spektral daya wavelet. Estimasi spektral Vol. 6, No., Februari 25 - Majalah IPTEK

5 6 dilakukan pada persamaan (), dengan window Bartlett lebar satu detik. Untuk memperkaya informasi, estimasi dilakukan dengan teknik overlap, agar sinyal pada window berikutnya masih memuat informasi pada window sebelumnya, seperti yang dimaksud pada Gambar 2. Gambar 2. Lebar windows dengan Overlap Pada Gambar 2, window pertama dinyatakan oleh garis lurus, sementara window selanjutnya oleh garis putus-putus. Oleh karena itu, informasi dapat termuat pada dua window yang berurutan. Selanjutnya dari dibangun sistem deteksi dan identifikasi terhadap gelombang alfa, beta, dan teta. Deteksi dan identifikasi dilakukan berdasarkan dominasi energi tiap gelombang. Untuk kondisi pikiran rileks, ditandai dengan identifikasi dominasi energi gelombang alfa,. Untuk kondisi berpikir, diidentifikasi dengan energi gelombang beta yang dominan. Sedangkan dominasi energi gelombang teta menunjukkan kondisi mengantuk/stres emosional. Mengingat nara coba dalam keadaan normal dan sadar, kecil kemungkinan gelombang delta akan muncul. Oleh karena itu, sehingga tidak dilakukan deteksi dan identifikasi terhadap gelombang delta. Sistem deteksi dan identifikasi dibangun berdasarkan spektral daya wavelet pada masingmasing daerah gelombang, seperti yang diperlihatkan pada Gambar 3a, 3b, dan 3c. Sebagaimana ditunjukkan pada gambar, tinggi bingkai tiap gelombang tidak sama. Ini didasarkan pada probabilitas spektral daya dari wavelet masing-masing gelombang. prosentase dari gelombang yang bersangkutan. Daerah gelombang yang mempunyai prosentasi luas besar, dikatakan gelombang yang bersangkutan adalah dominan, sekaligus menginformasikan terjadinya kondisi pikiran tertentu. Jika gelombang alfa yang dominan, merefleksikan kondisi rileks. Sedangkan jika yang dominan gelombang beta, menyatakan kondisi pikiran dengan aktivitas tinggi, dan gelombang teta mencirikan kondisi mengantuk atau stres emosional. 6. HASIL PENGUJIAN Sebagaimana ditunjukkan pada Gambar, pada penelitian ini digunakan wavelet packets yang meliputi frekuensi 3,9 3,25 Hz. Representasi sinyal wavelet terhadap sinyal asli, diperlihatkan pada Gambar (c) Gambar 3. Sistem Deteksi dan Identifikasi a.gelombang alfa, b.gelombang beta, c. Gelombang teta Pada Gambar 3, dihitung prosentasi luas spektral yang diarsir dibandingkan dengan luas bingkai. Besar rasio tersebut merupakan Gambar 4 a) Sinyal Wavelet terhadap Sinyal Asli b) Penyimpangan Absolut Terlihat pada Gambar 4a dan b bahwa antara sinyal asli dengan dekomposisi wavelet mempunyai penyimpangan yang kecil. Dengan demikian hasil transformasi wavelet dari sinyal EEG dapat digunakan untuk pemrosesan selanjutnya, yaitu dengan spektral daya. Pada langkah awal, terhadap sinyal wavelet dilakukan analisis spektral daya untuk sejumlah selang waktu tertentu, untuk menguji konsistensi/sifat stasioner. 9 kurva spektral daya Majalah IPTEK - Vol. 6, No., Februari 25

6 7 wavelet terhadap waktu diperlihatkan pada Gambar 5a untuk kondisi rileks dan Gambar 5b untuk kondisi non rileks..9.8 PSD rata-rata Waktu (detik) PSD rata-rata Gambar 5. Spektral daya Wavelet terhadap Waktu kondisi rileks kondisi non-rileks Terlihat pada Gambar 5a, untuk kondisi rileks menunjukkan bahwa spektral daya relatif konsisten yang meliputi hampir seluruh kondisi rileks. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan analisis spektral untuk sinyal EEG kondisi rileks sesuai mengingat sinyal mendekati stasioner. Namun untuk kondisi non-rileks, walaupun penggunaan transformasi wavelet untuk sinyal EEG tersebut umumnya stasioner, namun terdapat 27% kasus yang tidak konsisten, seperti contoh yang diperlihatkan pada Gambar 5b. Jika spektral daya pada Gambar 5 dirataratakan untuk setiap frekuensi, maka dihasilkan kurva spektral daya rata-rata sebagaimana ditunjukkan pada Gambar 6. Gambar 6a memperlihatkan bahwa representasi spektral pada kondisi rileks didominasi gelombang alfa (8-3 Hz), sementara pada kondisi non rileks (Gambar 6b) gelombang beta (4-3 Hz) dominan daripada ketiga gelombang lainnya. Hal ini adalah sesuai dengan hipotesis bahwa gelombang alfa akan dominan pada kondisi rileks, dan gelombang beta akan dominan pada kondisi non-rileks/berpikir Gambar 6. Spektral daya rata-rata kondisi rileks kondisi non-rileks Sementara gelombang teta akan dominan pada saat mengantuk/stres emosional. Hal inilah yang merupakan dasar sistem klasifikasi. Namun, dari keseluruhan data yang diuji, tidak semua menunjukkan hasil demikian, sehingga perlu membangun sistem klasifikasi, yang dilakukan atas dasar dominasi energi gelombanggelombang pada sinyal EEG. Selanjutnya, untuk melihat distribusi dominasi energi masing-masing gelombang, dari 35 set data yang tersedia, diperoleh kurva distribusi energi dominan seperti ditunjukkan pada Gambar 7 untuk kondisi rileks dan pada Gambar 9 untuk kondisi non rileks. Dari Gambar 7 dan Gambar 9, kemudian dapat diplot distribusi probabilitas energi gelombang dalam kondisi rileks (Gambar 8), dan kondisi non rileks (Gambar ). Vol. 6, No., Februari 25 - Majalah IPTEK

7 Probabilitas Probabilitas kasus kasus kasus kasus kasus kasus Gambar 7. Energi daerah alfa daerah beta kondisi rileks Gambar 9. Energi daerah alfa daerah beta kondisi non-rileks Probabilitas Probabilitas Energi Gambar 8. Fungsi distribusi probabilitas energi daerah alfa daerah beta kondisi rileks Energi Energi Gambar. Fungsi distribusi probabilitas energi daerah alfa daerah beta kondisi non- rileks Majalah IPTEK - Vol. 6, No., Februari 25

8 9 Secara umum, ketiga kanal memberikan pola yang mirip, yaitu mendekati distribusi Gaussian (seperti ditunjukkan pada Gambar 7-), sehingga pengaruh kanal terhadap kondisi pikiran tidaklah menonjol. Namun demikian untuk kanal occipital pendekatan fungsi Gaussian mempunyai penyimpangan paling besar. Dari gambar 8 dan menunjukkan pula bahwa rata-rata gelombang alfa lebih tinggi daripada rata-rata gelombang beta pada kondisi rileks, sebaliknya rata-rata gelombang beta lebih tinggi daripada rata-rata gelombang beta pada kondisi non rileks. Pengujian Sistem Klasifikasi terdiri atas dua kondisi, yaitu kondisi rileks dan non-rileks. Pada kondisi rileks, dominasi gelombang alfa memberikan bobot kebenaran, sementara kondisi berpikir/non-rileks, dominasi gelombang beta yang ditinjau memberikan bobot kebenaran. Sementara gelombang lain yang kemungkinan muncul dominan adalah gelombang teta. Gelombang teta muncul pada saat kondisi mengantuk, namun tak sesuai dengan kondisi pikiran sinyal EEG yang digunakan dalam percobaan tersebut. Hasil pengujian selanjutnya dinyatakan pada Tabel untuk sistem klasifikasi yang dibangun berdasarkan spektral daya, dan Tabel 2 untuk sistem klasifikasi yang dibangun berdasarkan spektral daya wavelet. Tanda arsiran pada Tabel dan Tabel 2 menunjukkan prosentase kebenaran sistem klasifikasi untuk tiap kondisi. Oleh karena itu total hasil pengujian untuk seluruh kondisi dan Tabel. Kemunculan Gelombang yang Dominan dengan PSD. kedua metoda diperlihatkan pada Tabel 3. Terlihat untuk kondisi rileks, penggunaan wavelet sebagai pra pengolahan sinyal EEG meningkatkan keberhasilan pengenalan dari 58% menjadi 85%. Sementara kondisi non rileks meningkat dari 6% menjadi 83%. Peningkatan keberhasilan klasifikasi oleh karena penggunaan transformasi wavelet. Hal ini karena sifat non stasioner diminimalkan dengan penggunaan wavelet sebagai pra model. Berkurangnya keberhasilan klasifikasi pada saat kondisi berpikir kemungkinan disebabkan beberapa kasus (sekitar 27%), antara lain oleh karena sinyal EEG tetap mempunyai sifat non stasioner pada saat berpikir. Sehingga analisis spektral daya yang digunakan (dengan metoda Welch) kurang tepat untuk sinyal non stasioner. Pada Tabel 3 juga memperlihatkan pula bahwa titik pengukuran yang memberikan keberhasilan klasifikasi yang paling tinggi adalah kanal C3 dan C4 (posisi tengah). Hal ini disebabkan aktivitas listrik seseorang pada saat memikirkan sesuatu lebih dominan di daerah tengah dari otak. Berdasarkan penelitian terdahulu, keseimbangan kanal kiri-kanan akan diperoleh pada sinyal EEG dalam kondisi rileks. Sehingga untuk sinyal EEG dua kondisi pikiran, dibandingkan ketidakseimbangan antara kanal kiri-kanan untuk setiap gelombang. Jika energi tiap gelombang dari kanal kiri dan kanan dibandingkan, rata-ratanya ditunjukkan pada Tabel 4. Non- Berhitung Bersurat Rotasi Kemunculan Gelombang (dalam %) Gelombang Kanal Ratarata C3 C4 O O2 P3 P4 Rata-rata Alfa Alfa 56 Beta Beta 44 Teta Teta Alfa Beta Alfa 4 Teta Alfa Beta Teta Alfa Beta Teta Non- Beta 6 Teta Vol. 6, No., Februari 25 - Majalah IPTEK

9 2 Tabel 2. Kemunculan Gelombang yang Dominan dengan PSD Wavelet Non- Berhitung Bersurat Rotasi Kemunculan Gelombang (dalam %) Gelombang Kanal Ratarata C3 C4 O O2 P3 P4 Rata-rata Alfa Alfa 85 Beta Beta 3 Teta Teta 3 Alfa Beta Teta Alfa Beta Teta Alfa Beta Teta 7 3 Non- Alfa 6 Beta 83 Teta Tabel 3. Pengujian Sistem Klasifikasi Sinyal EEG dengan Pikiran. Keberhasilan (%) PSD dari PSD Transformasi Kanal Wavelet Berpikir Berpikir C C P P O O Rata-rata Tabel 4. Rata-rata Ketidakseimbangan dari Kanal Kiri-kanan tiap Gelombang. Non Asimetri Gelombang (%) Kanal Alfa Beta Teta Central Parietal Occipital Rata-rata Central Parietal Occipital Rata-rata Dari Tabel 4, terlihat saat kondisi non rileks prosentase ketidak seimbangan kanal kiri-kanan lebih besar dari kondisi non rileks. Sebagai contoh, untuk gelombang alfa rata-rata 64% untuk kondisi rileks, dan 8% untuk ketidak setimbangan kondisi non-rileks. Sementara ketidakseimbangan gelombang beta lebih kecil (38%) daripada ketidakseimbangan gelombang alfa untuk kondisi rileks. Hal ini sesuai dengan penelitian terdahulu, kecilnya ketidakseimbangan kanal kiri-kanan menunjukkan kondisi subyek lebih rileks (Stolc, Teplan 23). 7. SIMPULAN DAN PENUTUP Hasil penelitian ini memperlihatkan bahwa penggunaan transformasi wavelet sebagai pra pengolahan sinyal EEG sebelum analisis spektral daya meningkatkan keberhasilan klasifikasi untuk kondisi rileks, dari 58% menjadi 85%. Sementara kondisi non rileks meningkat dari 6% menjadi 83%. Hal ini disebabkan penggunaan transformasi wavelet dapat mengatasi sinyal yang non stasioner. Hasil penelitian juga memberikan informasi bahwa pengaruh kanal kurang berarti, namun untuk kanal C3 dan C4 memberikan klasifikasi mengingat bagian dari otak tersebut berfungsi untuk berfikir. Sementara kanal O, O2 letaknya berjauhan, sehingga klasifikasi kurang baik. Dari penggunaan sistem deteksi dan identifikasi pada penelitian ini, hal yang lain yang dapat diketahui adalah bahwa ketidaksetimbangan antara energi gelombanggelombang dari kanal kiri-kanan untuk kondisi non-rileks lebih besar, yaitu sebesar 8% daripada kondisi non rileks sebesar 64%. Hasil ini menunjukkan dalam kondisi rileks, energi gelombang-gelombang di otak lebih setimbang. DAFTAR ACUAN Anderson, C. and Sijercic, Z. (996). Classification of EEG Signals from Four Subjects During Five Mental Tasks : Preoceeding of the Conference on Engineering Applications in Neural Networks '96, Turku - Finland, pp Majalah IPTEK - Vol. 6, No., Februari 25

10 2 Akay, M. (998). Time Frequency and Wavelets in Biomedical Signal Processing, IEEE Press Series, New York, Bab 8 dan. Beth, T., Klappenecker, A. and Nueckel, A. (2). Construction of Algebraic Wavelet Coefficients, Karlsruhe. Djamal, E. C. dan Muchtadi, F. (2). Application Wavelet Transformation for Modeling Electroencephalogram Signal, Proceeding of Indonesia-German Conference, Bandung, July 2. Djamal, E. C. dan Tjokronegoro, H. A. (23). Deteksi dan Identifikasi Sinyal EEG terhadap Rangsangan Suara dengan Analisis Spektral dan Transformasi Wavelet, Prosiding Seminar SIK 23, Bandung, Juli 23. Djamal, E. C. dan Tjokronegoro, H. A. (23). Klasifikasi Sinyal EEG dua Pikiran Menggunakan Analisis Spektral Daya dari Koefisien Wavelet Majalah Instrumentasi, Juni 23. Djamal, E.C. dan Tjokronegoro, H. A. (23). Deteksi dan Identifikasi Gelombang-Gelombang di otak untuk Klasifikasi Rangsangan Suara, Instrumed 23, Surabaya. James, C. (997). Detection of Epileptiform activity in the Electroencephalogram Using Artificial Neural Networks, Dissertation of Doctor of Philosophy, University of Canterbury, New Zealand. Jung, A. (22). An Introduction to a New Data Analysis Tool: Independent Component Analysis, Regensburg. Kim, J.H., Whang, M.C. dan Kim, J.H. (998). The Classification of Visual Stimulus Using Wavelet Transform from EEG Signals, Seoul. Kreiszyk R.. (999). Neural Network with Wavelet Preprocessing in EEG Artifact Recognition, Warsaw. Lowe, D. (997). Extracting Structure from Wake EEG using Neural Networks, Invited Paper, SPIE's Aerospace/Defence Sensing and Controls Conference: Applications and Science of Artificial Neural Networks III, Volume 377, pp Muchtadi F.I., Kusumandari, D.W. (999). Analisis Sinyal EEG Teknik Bipolar dengan Photostimulan, Presentasi PPIKIM, Serpong. Oohashi, T., Nishina, E., Kawai, N. (99). High Frequency Sound Above the Audible Rang Affects Brain Electric Activity and Sound Perception : Presentation at the 9st Convention an Audio Engineering Society, New York. Suprijanto, Muchtadi, F., Djamal, E.C. (999). Klasifikasi Sinyal EEG Menggunakan Jaringan Saraf Tiruan Berarsitektur Umpan Maju, Prosiding PPIKIM, Serpong.. Wojdyllo, P. (998). Wavelets, rough sets and artificial neural networks in EEG analysis, Clinical Neurophysiology. Valens, C. (994). A Really Friendly Guide to Wavelets, Diterima: 5 Oktober 24 Disetujui untuk diterbitkan: 26 Januari 25 Vol. 6, No., Februari 25 - Majalah IPTEK

ABSTRAK Pada tugas akhir ini dibuat sistem pengidentifikasi sinyal EEG, yaitu komponen gelombang alpha, beta dan theta dengan menggunakan transformasi

ABSTRAK Pada tugas akhir ini dibuat sistem pengidentifikasi sinyal EEG, yaitu komponen gelombang alpha, beta dan theta dengan menggunakan transformasi ABSTRACT This final report is discussed about identification system of EEG signal, named alpha, beta and theta components. The technique are using discrete wavelet tranform and power spectral analysis.

Lebih terperinci

Identifikasi dan Klasifikasi Sinyal EEG terhadap Rangsangan Suara dengan Ekstraksi Wavelet dan Spektral Daya

Identifikasi dan Klasifikasi Sinyal EEG terhadap Rangsangan Suara dengan Ekstraksi Wavelet dan Spektral Daya PROC. ITB Sains & Tek. Vol. 37 A, No. 1, 2005, 69-92 69 Identifikasi dan Klasifikasi Sinyal EEG terhadap Rangsangan Suara dengan Ekstraksi Wavelet dan Spektral Daya Esmeralda C. Djamal 1 & Harijono A.

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI KONDISI RILEKS DARI SINYAL EEG MENGGUNAKAN WAVELET DAN LEARNING VECTOR QUANTIZATION

IDENTIFIKASI KONDISI RILEKS DARI SINYAL EEG MENGGUNAKAN WAVELET DAN LEARNING VECTOR QUANTIZATION Identifikasi Kondisi Rileks dari Sinyal EEG (Ekayama dkk.) IDENTIFIKASI KONDISI RILEKS DARI SINYAL EEG MENGGUNAKAN WAVELET DAN LEARNING VECTOR QUANTIZATION Rifky Ekayama *, Esmeralda C. Djamal, Agus Komarudin

Lebih terperinci

Analisis Data EEG pada Beberapa Kondisi menggunakan Metode Dekomposisi dan Korelasi berbasis Wavelet (Dekorlet)

Analisis Data EEG pada Beberapa Kondisi menggunakan Metode Dekomposisi dan Korelasi berbasis Wavelet (Dekorlet) Analisis Data EEG pada Beberapa Kondisi menggunakan Metode Dekomposisi dan Korelasi berbasis Wavelet (Dekorlet) Agfianto Eko Putra 1, Catur Atmaji 2 Program Studi Elektronika & Instrumentasi, Jurusan Ilmu

Lebih terperinci

Identifikasi Tingkat Konsentrasi Dari Sinyal EEG Dengan Wavelet dan Adaptive Backpropagation

Identifikasi Tingkat Konsentrasi Dari Sinyal EEG Dengan Wavelet dan Adaptive Backpropagation Identifikasi Tingkat Konsentrasi Dari Sinyal EEG Dengan Wavelet dan Adaptive Backpropagation Ratna Karmila*, Esmeralda C Djamal, Dian Nursantika Jurusan Informatika, Fakultas MIPA Universitas Jenderal

Lebih terperinci

DETEKSI EPILEPSI DARI SINYAL EEG MENGGUNAKAN AUTOREGRESSIVE DAN ADAPTIVE BACKPROPAGATION

DETEKSI EPILEPSI DARI SINYAL EEG MENGGUNAKAN AUTOREGRESSIVE DAN ADAPTIVE BACKPROPAGATION Deteksi Epilepsi Dari Sinyal EEG. (Zulianto dkk.) DETEKSI EPILEPSI DARI SINYAL EEG MENGGUNAKAN AUTOREGRESSIVE DAN ADAPTIVE BACKPROPAGATION Wahyu Eko Zulianto *, Esmeralda C. Djamal, Agus Komarudin Jurusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Otot adalah sebuah jaringan konektif dalam tubuh dengan tugas utamanya

BAB I PENDAHULUAN. Otot adalah sebuah jaringan konektif dalam tubuh dengan tugas utamanya BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Otot adalah sebuah jaringan konektif dalam tubuh dengan tugas utamanya kontraksi. Kontraksi otot berfungsi untuk menggerakkan bagian-bagian tubuh dan substansi dalam

Lebih terperinci

PENGENALAN POLA EEG PADA KEMAMPUAN KONSENTRASI DAN MENGHITUNG

PENGENALAN POLA EEG PADA KEMAMPUAN KONSENTRASI DAN MENGHITUNG Proseding Seminar Nasional Fisika dan Aplikasinya Sabtu, 19 November 2016 Bale Sawala Kampus Universitas Padjadjaran, Jatinangor PENGENALAN POLA EEG PADA KEMAMPUAN KONSENTRASI DAN MENGHITUNG ARTHA IVONITA

Lebih terperinci

Klasifikasi Sinyal EEG Terhadap Tiga Kondisi Pikiran Menggunakan Autoregressive dan Adaptive Backpropagation

Klasifikasi Sinyal EEG Terhadap Tiga Kondisi Pikiran Menggunakan Autoregressive dan Adaptive Backpropagation Klasifikasi Sinyal EEG Terhadap Tiga Kondisi Pikiran Menggunakan Autoregressive dan Adaptive Backpropagation Irvan Herdiansyah 1, Esmeralda C. Djamal, Agus Komarudin Jurusan Informatika, Fakultas MIPA

Lebih terperinci

KLASIFIKASI SINYAL EEG TERHADAP RANGSANGAN SUARA MENGGUNAKAN POWER SPECTRAL DENCITY DAN MULTILAYER PERCEPTRON

KLASIFIKASI SINYAL EEG TERHADAP RANGSANGAN SUARA MENGGUNAKAN POWER SPECTRAL DENCITY DAN MULTILAYER PERCEPTRON Klasifikasi Sinyal EEG terhadap Rangsangan Suara (Wulansari dkk.) KLASIFIKASI SINYAL EEG TERHADAP RANGSANGAN SUARA MENGGUNAKAN POWER SPECTRAL DENCITY DAN MULTILAYER PERCEPTRON Rista Wulansari *, Esmeralda

Lebih terperinci

Frekuensi Dominan Dalam Vokal Bahasa Indonesia

Frekuensi Dominan Dalam Vokal Bahasa Indonesia Frekuensi Dominan Dalam Vokal Bahasa Indonesia Tjong Wan Sen #1 # Fakultas Komputer, Universitas Presiden Jln. Ki Hajar Dewantara, Jababeka, Cikarang 1 wansen@president.ac.id Abstract Pengenalan ucapan

Lebih terperinci

OPTIMASI RANCANGAN FILTER BANDPASS AKTIF UNTUK SINYAL LEMAH MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIK Studi Kasus: Sinyal EEG

OPTIMASI RANCANGAN FILTER BANDPASS AKTIF UNTUK SINYAL LEMAH MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIK Studi Kasus: Sinyal EEG OPTIMASI RANCANGAN FILTER BANDPASS AKTIF UNTUK SINYAL LEMAH MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIK Studi Kasus: Sinyal EEG Oleh : Ellys Kumala P (1107100040) Dosen Pembimbing Dr. Melania Suweni Muntini, MT JURUSAN

Lebih terperinci

Pemisahan Sinyal Noise Pada Pengolahan Data Medan Magnet Bumi Menggunakan Transformasi Wavelet

Pemisahan Sinyal Noise Pada Pengolahan Data Medan Magnet Bumi Menggunakan Transformasi Wavelet Pemisahan Sinyal Noise Pada Pengolahan Data Medan Magnet Bumi Menggunakan Transformasi Wavelet Setyanto Cahyo Pranoto Pusat Sains Antariksa, Lembaga Penerbangan Dan Antariksa Nasional - LAPAN, Jl. DR.

Lebih terperinci

Kata kunci: Fourier, Wavelet, Citra

Kata kunci: Fourier, Wavelet, Citra TRANSFORMASI FOURIER DAN TRANSFORMASI WAVELET PADA CITRA Oleh : Krisnawati Abstrak Tranformasi wavelet merupakan perbaikan dari transformasi Fourier. Transformasi Fourier hanya dapat menangkap informasi

Lebih terperinci

EKSTRASI CIRI SINYAL EPILEPSI MENGGUNAKAN FAST FOURIER TRANSFORM

EKSTRASI CIRI SINYAL EPILEPSI MENGGUNAKAN FAST FOURIER TRANSFORM EKSTRASI CIRI SINYAL EPILEPSI MENGGUNAKAN FAST FOURIER TRANSFORM Hindarto 1, Ade Efiyanti 2 1, 2 Teknik Informatika, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Sidoarjo Sidoarjo, Jawa Timur (E-mail: hindarto@umsida.ac.id,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Suara paru terjadi karena adanya turbulensi udara saat udara memasuki saluran pernapasan selama proses pernapasan. Turbulensi ini terjadi karena udara mengalir dari

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI KERUSAKAN MESIN BERPUTAR BERDASARKAN SINYAL SUARA DENGAN METODE ADAPTIVE NEURO FUZZY INFERENCE SYSTEM

IDENTIFIKASI KERUSAKAN MESIN BERPUTAR BERDASARKAN SINYAL SUARA DENGAN METODE ADAPTIVE NEURO FUZZY INFERENCE SYSTEM IDENTIFIKASI KERUSAKAN MESIN BERPUTAR BERDASARKAN SINYAL SUARA DENGAN METODE ADAPTIVE NEURO FUZZY INFERENCE SYSTEM Seminar Tugas Akhir O L E H : M I F T A H U D D I N P E M B I M B I N G : I R. Y E R R

Lebih terperinci

Nama : Ricky Shonda Sanjaya NRP :

Nama : Ricky Shonda Sanjaya NRP : IDENTIFIKASI AKTIVITAS MENTAL MANUSIA MENGGUNAKAN KOMBINASI PCA (PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS) DAN JARINGAN SARAF TIRUAN PADA SINYAL EEG (ELECTROENCEPHALOGRAM) Nama : Ricky Shonda Sanjaya NRP : 0622006

Lebih terperinci

2) Staf Pengajar Jurusan Fisika, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

2) Staf Pengajar Jurusan Fisika, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya PERANCANGAN DAN PEMBUATAN PROTOTIPE BAND PASS FILTER UNTUK OPTIMASI TRANSFER DAYA PADA SINYAL FREKUENSI RENDAH; STUDI KASUS:SINYAL EEG Lisa Sakinah 1), Dr. Melania SM,M.T 2) 1) Mahasiswa Jurusan Fisika,

Lebih terperinci

Algoritma Mendeteksi Ketidaknormalan Premature Atrial Contractions(PACs) Berdasarkan Kombinasi RR Interval dan Correlation Coefficient

Algoritma Mendeteksi Ketidaknormalan Premature Atrial Contractions(PACs) Berdasarkan Kombinasi RR Interval dan Correlation Coefficient Algoritma Mendeteksi Ketidaknormalan Premature Atrial Contractions(s) Berdasarkan Kombinasi RR Interval dan Correlation Coefficient Iman Fahruzi Jurusan Teknik Elektro, Politeknik Negeri Batam Parkway

Lebih terperinci

TRANSFORMASI WAVELET DISKRIT PADA SINTETIK PEMBANGKIT SINYAL ELEKTROKARDIOGRAM

TRANSFORMASI WAVELET DISKRIT PADA SINTETIK PEMBANGKIT SINYAL ELEKTROKARDIOGRAM Saintia Matematika ISSN: 2337-9197 Vol. 02, No. 01 (2014), pp. 95 104. TRANSFORMASI WAVELET DISKRIT PADA SINTETIK PEMBANGKIT SINYAL ELEKTROKARDIOGRAM Yedidia Panca, Tulus, Esther Nababan Abstrak. Transformasi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. variabel untuk mengestimasi nilainya di masa yang akan datang. Peramalan Merupakan

BAB 2 LANDASAN TEORI. variabel untuk mengestimasi nilainya di masa yang akan datang. Peramalan Merupakan BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Peramalan Peramalan adalah penggunaan data masa lalu dari sebuah variabel atau kumpulan variabel untuk mengestimasi nilainya di masa yang akan datang. Peramalan Merupakan bagian

Lebih terperinci

Pencocokan Citra Digital

Pencocokan Citra Digital BAB II DASAR TEORI II.1 Pencocokan Citra Digital Teknologi fotogrametri terus mengalami perkembangan dari sistem fotogrametri analog hingga sistem fotogrametri dijital yang lebih praktis, murah dan otomatis.

Lebih terperinci

PEMANFAATAN TRANSFORMASI WAVELET SEBAGAI EKSTRAKSI CIRI PADA KLASIFIKASI BERTINGKAT SINYAL EKG

PEMANFAATAN TRANSFORMASI WAVELET SEBAGAI EKSTRAKSI CIRI PADA KLASIFIKASI BERTINGKAT SINYAL EKG PEMANFAATAN TRANSFORMASI WAVELET SEBAGAI EKSTRAKSI CIRI PADA KLASIFIKASI BERTINGKAT SINYAL EKG T 610.28 PUT Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk memperlihatkan suatu metoda pengenalan multi pola dari

Lebih terperinci

KOMUNIKASI DATA SUSMINI INDRIANI LESTARININGATI, M.T

KOMUNIKASI DATA SUSMINI INDRIANI LESTARININGATI, M.T Data dan Sinyal Data yang akan ditransmisikan kedalam media transmisi harus ditransformasikan terlebih dahulu kedalam bentuk gelombang elektromagnetik. Bit 1 dan 0 akan diwakili oleh tegangan listrik dengan

Lebih terperinci

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN PERANGKAT LUNAK KLASIFIKASI TEKSTUR DENGAN MENGGUNAKAN ANALISA PAKET WAVELET

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN PERANGKAT LUNAK KLASIFIKASI TEKSTUR DENGAN MENGGUNAKAN ANALISA PAKET WAVELET PERANCANGAN DAN PEMBUATAN PERANGKAT LUNAK KLASIFIKASI TEKSTUR DENGAN MENGGUNAKAN ANALISA PAKET WAVELET Sarwosri, Rully Soelaiman, dan Esther Hanaya Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Informasi,

Lebih terperinci

PENGENALAN SUARA MANUSIA DENGAN MENGGUNAKAN JARINGAN SARAF TIRUAN MODEL PROPAGASI BALIK

PENGENALAN SUARA MANUSIA DENGAN MENGGUNAKAN JARINGAN SARAF TIRUAN MODEL PROPAGASI BALIK ABSTRAK PENGENALAN SUARA MANUSIA DENGAN MENGGUNAKAN Dosen Jurusan Teknik Elektronika Fakultas Teknik Universitas Negeri Makassar Pada penelitian ini dibuat sebuah sistem pengenalan suara manusia dengan

Lebih terperinci

Jaringan Syaraf Tiruan pada Robot

Jaringan Syaraf Tiruan pada Robot Jaringan Syaraf Tiruan pada Robot Membuat aplikasi pengenalan suara untuk pengendalian robot dengan menggunakan jaringan syaraf tiruan sebagai algoritma pembelajaran dan pemodelan dalam pengenalan suara.

Lebih terperinci

OPTIMASI RANCANGAN FILTER BANDPASS AKTIF UNTUK SINYAL LEMAH MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIK

OPTIMASI RANCANGAN FILTER BANDPASS AKTIF UNTUK SINYAL LEMAH MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIK OPTIMASI RANCANGAN FILTER BANDPASS AKTIF UNTUK SINYAL LEMAH MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIK Studi Kasus: Sinyal EEG Oleh: Ellys Kumala Pramartaningthyas, Melania Suweni Muntini Jurusan Fisika Fakultas Matematika

Lebih terperinci

DETEKSI KERUSAKAN RODA GIGI DENGAN ANALISIS SINYAL GETARAN

DETEKSI KERUSAKAN RODA GIGI DENGAN ANALISIS SINYAL GETARAN Available online at Website http://ejournal.undip.ac.id/index.php/rotasi DETEKSI KERUSAKAN RODA GIGI DENGAN ANALISIS SINYAL GETARAN *Achmad Widodo, Djoeli Satrijo, Toni Prahasto Jurusan Teknik Mesin, Fakultas

Lebih terperinci

EMOSI merupakan salah satu fitur penting dan kompleks

EMOSI merupakan salah satu fitur penting dan kompleks 1 Klasifikasi Emosi Berdasarkan Gelombang Otak Sinyal EEG Menggunakan Metode k-nearest Neighbour Imania Puspita Sari 1, Dr. Diah Puspito W, ST., M.Sc. 1 and Dr. Ir. Yoyon Kusnendar S, M.Sc. 1 1 Departmen

Lebih terperinci

ANALYSIS OF TIME SERIES DATA (EL NINO and Sunspot) BASED ON TIME- FREQUENCY

ANALYSIS OF TIME SERIES DATA (EL NINO and Sunspot) BASED ON TIME- FREQUENCY ANALISIS DATA TIME SERIES (EL NINO dan SUNSPOT) BERBASIS WAKTU- FREKUENSI Marnianty Muin, Bannu Abdul Samad, Halmar Halide, Eko Juarlin Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. mencakup teori speaker recognition dan program Matlab. dari masalah pattern recognition, yang pada umumnya berguna untuk

BAB 2 LANDASAN TEORI. mencakup teori speaker recognition dan program Matlab. dari masalah pattern recognition, yang pada umumnya berguna untuk 6 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-teori Dasar / Umum Landasan teori dasar / umum yang digunakan dalam penelitian ini mencakup teori speaker recognition dan program Matlab. 2.1.1 Speaker Recognition Pada

Lebih terperinci

BIOMETRIK SUARA DENGAN TRANSFORMASI WAVELET BERBASIS ORTHOGONAL DAUBENCHIES

BIOMETRIK SUARA DENGAN TRANSFORMASI WAVELET BERBASIS ORTHOGONAL DAUBENCHIES Agustini, Biometrik Suara Dengan Transformasi Wavelet 49 BIOMETRIK SUARA DENGAN TRANSFORMASI WAVELET BERBASIS ORTHOGONAL DAUBENCHIES Ketut Agustini (1) Abstract: Biometric as one of identification or recognition

Lebih terperinci

Deteksi Respon Konsentrasi Terhadap Rangsangan Suara Secara Real-Time Menggunakan Wavelet dan Support Vector Machine

Deteksi Respon Konsentrasi Terhadap Rangsangan Suara Secara Real-Time Menggunakan Wavelet dan Support Vector Machine Deteksi Respon Konsentrasi Terhadap Rangsangan Suara Secara Real-Time Menggunakan Wavelet dan Support Vector Machine endra Cahya Permana 1, Esmeralda C. Djamal, Agus Komarudin Jurusan Informatika, Fakultas

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI SINYAL EEG MENGGUNAKAN KOEFISIEN REGRESI DAN JARINGAN SYARAF TIRUAN

IDENTIFIKASI SINYAL EEG MENGGUNAKAN KOEFISIEN REGRESI DAN JARINGAN SYARAF TIRUAN IDENTIFIKASI SINYAL EEG MENGGUNAKAN KOEFISIEN REGRESI DAN JARINGAN SYARAF TIRUAN Hindarto Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Sidoarjo hindartomay@yahoo.com Abstrak Dalam

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. dari suara tersebut dapat dilihat, sehingga dapat dibandingkan, ataupun dicocokan dengan

BAB III METODOLOGI. dari suara tersebut dapat dilihat, sehingga dapat dibandingkan, ataupun dicocokan dengan 23 BAB III METODOLOGI 3.1 Metodologi Penelitian Penelitian ini ingin membangun sistem yang dapat melakukan langkah dasar identifikasi, yaitu melakukan ektraksi suara Gamelan Bonang, dengan ekstrasi ini,

Lebih terperinci

BAB III PENGOLAHAN DATA

BAB III PENGOLAHAN DATA BAB III PENGOLAHAN DATA Pengolahan data pada penelitian ini meliputi tahapan pengambilan data, penentuan titik tengah area yang akan menjadi sampel, pengambilan sampel, penentuan ukuran window subcitra

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.. Respon Impuls Akustik Ruangan. Respon impuls akustik suatu ruangan didefinisikan sebagai sinyal suara yang diterima oleh suatu titik (titik penerima, B) dalam ruangan akibat suatu

Lebih terperinci

Perbandingan Estimasi Selubung Spektral dari Bunyi Voiced Menggunakan Metoda Auto-Regressive (AR) dengan Weighted-Least-Square (WLS) ABSTRAK

Perbandingan Estimasi Selubung Spektral dari Bunyi Voiced Menggunakan Metoda Auto-Regressive (AR) dengan Weighted-Least-Square (WLS) ABSTRAK Perbandingan Estimasi Selubung Spektral dari Bunyi Voiced Menggunakan Metoda Auto-Regressive (AR) dengan Weighted-Least-Square (WLS) Bogerson/0322076 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Jl. Prof.

Lebih terperinci

PENINGKATAN KUALITAS SINYAL SUARA DENGAN METODE PENDEKATAN SUBRUANG ABSTRAK

PENINGKATAN KUALITAS SINYAL SUARA DENGAN METODE PENDEKATAN SUBRUANG ABSTRAK PENINGKATAN KUALITAS SINYAL SUARA DENGAN METODE PENDEKATAN SUBRUANG David Paroki Butarbutar / 0322138 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Jl. Prof. Drg. Suria Sumantri 65, Bandung 40164, Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seluruh aktivitas tubuh manusia dikendalikan dan dikuasai oleh otak. Otak manusia mengarahkan seluruh tindakan yang dilakukan oleh manusia. Otak menjadi bagian terpusat

Lebih terperinci

INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG KAJIAN PENCOCOKAN CITRA DIGITAL BERDASARKAN KORELASI KOEFISIEN-KOEFISIEN WAVELET 2-D TUGAS AKHIR Karya tulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana. Oleh: Muhammad Aldien Said NIM 151

Lebih terperinci

ANALISA SAHAM MENGGUNAKAN TRANSFORMASI FOURIER STOKASTIK

ANALISA SAHAM MENGGUNAKAN TRANSFORMASI FOURIER STOKASTIK ANALISA SAHAM MENGGUNAKAN TRANSFORMASI FOURIER STOKASTIK Kharisma Yusea Kristaksa ) Hanna Arini Parhusip ), dan Bambang Susanto 3) ) Mahasiswa Program Studi Matematika ) 3) Dosen Program Studi Matematika

Lebih terperinci

Rancang Bangun Sistem Pemantauan Aktivitas Gelombang Otak Secara Real Time Menggunakan Bio Sensor

Rancang Bangun Sistem Pemantauan Aktivitas Gelombang Otak Secara Real Time Menggunakan Bio Sensor Rancang Bangun Sistem Pemantauan Aktivitas Gelombang Otak Secara Real Time Menggunakan Bio Sensor Destyan Sulisetyo Nugroho, Iman Fahruzi 2,2 Jurusan Teknik Elektro, Politeknik Negeri Batam Parkway St-

Lebih terperinci

Karakteristik Spesifikasi

Karakteristik Spesifikasi Sinyal yang masuk difilter ke dalam sinyal frekuensi rendah (low-pass filter) dan sinyal frekuensi tinggi (high-pass filter) Lakukan downsampling pada kedua sinyal tersebut Low-pass frekuensi hasil downsampling

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Fotogrametri adalah suatu seni, pengetahuan dan teknologi untuk memperoleh informasi yang dapat dipercaya tentang suatu obyek fisik dan keadaan sekitarnya melalui proses

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dicolokan ke komputer, hal ini untuk menghindari noise yang biasanya muncul

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dicolokan ke komputer, hal ini untuk menghindari noise yang biasanya muncul 37 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil 4.1.1 Pengambilan Database Awalnya gitar terlebih dahulu ditala menggunakan efek gitar ZOOM 505II, setelah ditala suara gitar dimasukan kedalam komputer melalui

Lebih terperinci

PENGENALAN SUARA BURUNG MENGGUNAKAN MEL FREQUENCY CEPSTRUM COEFFICIENT DAN JARINGAN SYARAF TIRUAN PADA SISTEM PENGUSIR HAMA BURUNG

PENGENALAN SUARA BURUNG MENGGUNAKAN MEL FREQUENCY CEPSTRUM COEFFICIENT DAN JARINGAN SYARAF TIRUAN PADA SISTEM PENGUSIR HAMA BURUNG PENGENALAN SUARA BURUNG MENGGUNAKAN MEL FREQUENCY CEPSTRUM COEFFICIENT DAN JARINGAN SYARAF TIRUAN PADA SISTEM PENGUSIR HAMA BURUNG TUGAS AKHIR MUHAMMAD AGUNG NURSYEHA 2211100164 Pembimbing: Dr. Muhammad

Lebih terperinci

Deteksi Titik Awal dan Titik Akhir Sinyal Untuk Pemisahan Sinyal Voice dan Unvoice

Deteksi Titik Awal dan Titik Akhir Sinyal Untuk Pemisahan Sinyal Voice dan Unvoice Jurnal Teknik Elektro dan Komputer, Vol.I, No.2, Oktober 21, 125-129 125 Deteksi Titik Awal dan Titik Akhir Sinyal Untuk Pemisahan Sinyal Voice dan Unvoice Luqman Hakim Program Studi Teknik Mekatronika,

Lebih terperinci

EKSTRAKSI FITUR SINYAL ELEKTROENSEFALOGRAF (EEG) UNTUK IDENTIFIKASI UNSPOKEN-SPEECH MENGGUNAKAN EEGLAB

EKSTRAKSI FITUR SINYAL ELEKTROENSEFALOGRAF (EEG) UNTUK IDENTIFIKASI UNSPOKEN-SPEECH MENGGUNAKAN EEGLAB EKSTRAKSI FITUR SINYAL ELEKTROENSEFALOGRAF (EEG) UNTUK IDENTIFIKASI UNSPOKEN-SPEECH MENGGUNAKAN EEGLAB Pembimbing : Ir. Syamsul Arifin, MT. Andi Rahmadiansah, ST. MT. oleh : Bagas Isadewa 2406100077 Teknik

Lebih terperinci

KOMPUTASI SINYAL DIGITAL SINYAL DAN SISTEM

KOMPUTASI SINYAL DIGITAL SINYAL DAN SISTEM KOMPUTASI SINYAL DIGITAL SINYAL DAN SISTEM Sinyal dan Sistem Sinyal dan Sistem Klasifikasi Sinyal Konsep rekuensi Analog to Digital Conversion Sampling SINYAL, SISTEM DAN KOMPUTASI SINYAL Sinyal Besaran-besaran

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman LEMBAR PENGESAHAN SURAT PERNYATAAN ABSTRAK... i ABSTRACT... ii KATA PENGANTAR...iii DAFTAR ISI... v DAFTAR GAMBAR...

DAFTAR ISI. Halaman LEMBAR PENGESAHAN SURAT PERNYATAAN ABSTRAK... i ABSTRACT... ii KATA PENGANTAR...iii DAFTAR ISI... v DAFTAR GAMBAR... ABSTRAK Noise merupakan salah satu kendala yang mempengaruhi kualitas sinyal suara yang ditransmisikan. Noise tersebut dapat berasal dari peralatan komunikasi itu sendiri atau pengaruh dari sumber luar.

Lebih terperinci

Identifikasi Respon Emosional Berdasarkan Sinyal Elektroensephalogram Menggunakan Wavelet dan Support Vector Machine

Identifikasi Respon Emosional Berdasarkan Sinyal Elektroensephalogram Menggunakan Wavelet dan Support Vector Machine Identifikasi Respon Emosional Berdasarkan Sinyal Elektroensephalogram Menggunakan Wavelet dan Support Vector Machine Diansyah Andri Ramdhany 1, Esmeralda C. Djamal, Agus Komarudin Jurusan Informatika,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENGAMBILAN DAN PENGOLAHAN DATA SEISMOELEKTRIK. palu. Dari referensi pengukuran seismoelektrik di antaranya yang dilakukan oleh

BAB III METODE PENGAMBILAN DAN PENGOLAHAN DATA SEISMOELEKTRIK. palu. Dari referensi pengukuran seismoelektrik di antaranya yang dilakukan oleh BAB III METODE PENGAMBILAN DAN PENGOLAHAN DATA SEISMOELEKTRIK 3.1 Metode Pengambilan Data Ada beberapa konfigurasi pengukuran yang digunakan dalam pengambilan data seismoelektrik di lapangan. Konfigurasi

Lebih terperinci

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB I PENDAHULUAN

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang dengan pesat, terutama bidang elektronika dan komputer yang diterapkan pada bidang medis. Kemajuan teknologi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pemotong an Suara. Convert. .mp3 to.wav Audacity. Audacity. Gambar 3.1 Blok Diagram Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Pemotong an Suara. Convert. .mp3 to.wav Audacity. Audacity. Gambar 3.1 Blok Diagram Penelitian BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Model Penelitian Penelitian yang dilakukan dapat dijelaskan melalui blok diagram seperti yang terlihat pada Gambar 3.1. Suara Burung Burung Kacer Burung Kenari Pengambil an

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian... 4

DAFTAR ISI. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian... 4 DAFTAR ISI Halaman Judul... Halaman Pengesahan... Halaman Pernyataan... Halaman Pernyataan Publikasi... Kata Pengantar... Daftar Isi... Daftar Gambar... Daftar Tabel... Daftar Arti Lambang... Daftar Singkatan...

Lebih terperinci

APLIKASI SPECTRUM ANALYZER UNTUK MENGANALISA LOUDSPEAKER

APLIKASI SPECTRUM ANALYZER UNTUK MENGANALISA LOUDSPEAKER APLIKASI SPECTRUM ANALYZER UNTUK MENGANALISA LOUDSPEAKER Leo Willyanto Santoso 1, Resmana Lim 2, Rony Sulistio 3 1, 3 Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Kristen Petra

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam melakukan diagnosa terhadap sistem pernapasan seseorang, praktisi kesehatan atau dokter menggunakan suatu alat yang dinamakan stetoskop. Dengan stetoskop, praktisi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. meruntuhkan bangunan-bangunan dan fasilitas umum lainnya.

BAB 1 PENDAHULUAN. meruntuhkan bangunan-bangunan dan fasilitas umum lainnya. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Gempa bumi merupakan fenomena alam yang sudah tidak asing lagi bagi kita semua, karena seringkali diberitakan adanya suatu wilayah dilanda gempa bumi, baik yang ringan

Lebih terperinci

Kata kunci Brain Computer Interface; Learning Vector Quantization; Sinyal EEG; Spektral Daya; Video Game. I. PENDAHULUAN

Kata kunci Brain Computer Interface; Learning Vector Quantization; Sinyal EEG; Spektral Daya; Video Game. I. PENDAHULUAN Aksi Game Berbasis Brain Computer Interface dengan Spektral Daya dan Learning Vector Quantization Aditya Setiawan Putra*, Esmeralda C. Djamal, Rezki Yuniarti Jurusan Informatika Fakultas MIPA Universitas

Lebih terperinci

KOMPRESI CITRA MENGGUNAKAN COMPRESSED SENSING BERBASIS BLOK

KOMPRESI CITRA MENGGUNAKAN COMPRESSED SENSING BERBASIS BLOK KOMPRESI CITRA MENGGUNAKAN COMPRESSED SENSING BERBASIS BLOK Disusun Oleh : Ardyan Lawrence (1022068) Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik,, Jl. Prof. Drg. Suria Sumantri, MPH No.65, Bandung, Indonesia.

Lebih terperinci

TRANSFORMASI MP-WAVELET TIPE B DAN APLIKASINYA PADA PEMAMPATAN CITRA

TRANSFORMASI MP-WAVELET TIPE B DAN APLIKASINYA PADA PEMAMPATAN CITRA J. Math. and Its Appl. ISSN: 1829-605X Vol. 13 No. 1 Mei 2016 49-58 TRANSFORMASI MP-WAVELET TIPE B DAN APLIKASINYA PADA PEMAMPATAN CITRA Kistosil Fahim 1 Mahmud Yunus 2 Suharmadi 3 1 Jurusan Matematika

Lebih terperinci

JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA :38:54

JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA :38:54 Rekonstruksi Citra pada Super Resolusi menggunakan Projection onto Convex Sets (Image Reconstruction in Super Resolution using Projection onto Convex Sets) JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU

Lebih terperinci

TEKNIK PEMBUATAN DIGITAL AUDIO WATERMARKING DAN TEKNIK UNTUK MENDETEKSINYA

TEKNIK PEMBUATAN DIGITAL AUDIO WATERMARKING DAN TEKNIK UNTUK MENDETEKSINYA TEKNIK PEMBUATAN DIGITAL AUDIO WATERMARKING DAN TEKNIK UNTUK MENDETEKSINYA Teuku Reza Auliandra Isma Teknik Informatika, Institut Teknologi Bandung Jl. Ganesha 10, Bandung e-mail: reza.auliandra@gmail.com

Lebih terperinci

PENGENALAN CITRA WAJAH DENGAN MENGGUNAKAN TRANSFORMASI WAVELET DISKRIT DAN JARINGAN SARAF TIRUAN BACK-PROPAGATION

PENGENALAN CITRA WAJAH DENGAN MENGGUNAKAN TRANSFORMASI WAVELET DISKRIT DAN JARINGAN SARAF TIRUAN BACK-PROPAGATION PENGENALAN CITRA WAJAH DENGAN MENGGUNAKAN TRANSFORMASI WAVELET DISKRIT DAN JARINGAN SARAF TIRUAN BACK-PROPAGATION Suhendry Effendy Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Ilmu Komputer, Bina Nusantara University

Lebih terperinci

Gambar 1 : Sistem Penempatan Elektoda [1]

Gambar 1 : Sistem Penempatan Elektoda [1] Cara Kerja EEG Rekaman EEG umumnya melalui elektroda yang diletakkan di kulit kepala atau dapat juga ditanam intra kranial. Untuk meningkatkan kontak listrik antara elektroda dan kulit kepala digunakan

Lebih terperinci

Seminar Nasional Ilmu Komputer (SNIK 2016) - Semarang, 10 Oktober 2016 ISBN:

Seminar Nasional Ilmu Komputer (SNIK 2016) - Semarang, 10 Oktober 2016 ISBN: Perintah Suara Berbahasa Indonesia untuk Membuka dan Menutup Aplikasi dalam Sistem Operasi Windows Menggunakan Metode Mel Frequency Cepstrum Coefficient dan Metode Backpropagation Zakaria Ramadhan 1, Sukmawati

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI SPEKTRUM FREKUENSI ISYARAT ELEKTROKARDIOGRAF MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN KOMPETISI PENUH

IDENTIFIKASI SPEKTRUM FREKUENSI ISYARAT ELEKTROKARDIOGRAF MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN KOMPETISI PENUH IDENTIFIKASI SPEKTRUM FREKUENSI ISYARAT ELEKTROKARDIOGRAF MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN KOMPETISI PENUH NAZRUL EFFENDY, ST., MT Staf Pengajar Jurusan Teknik Fisika, Fakultas Teknik Universitas Gadjah

Lebih terperinci

Jony Sitepu/ ABSTRAK

Jony Sitepu/ ABSTRAK PERBANDINGAN ESTIMASI SELUBUNG SPEKTRAL DARI BUNYI VOICED MENGGUNAKAN METODE AUTO-REGRESSIVE (AR) DENGAN OPTIMIZATION OF THE LIKELIHOOD CRITERION (OLC) Jony Sitepu/0422166 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas

Lebih terperinci

PENGENALAN NADA SULING REKORDER MENGGUNAKAN FUNGSI JARAK CHEBYSHEV

PENGENALAN NADA SULING REKORDER MENGGUNAKAN FUNGSI JARAK CHEBYSHEV PENGENALAN NADA SULING REKORDER MENGGUNAKAN FUNGSI JARAK CHEBYSHEV Marianus Hendra Wijaya 1), Linggo Sumarno 2) 1) Program Studi Teknik Elektro Fakultas Sains dan Teknologi Universtas Sanata Dharma Yogyakarta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang dan Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang dan Permasalahan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang dan Permasalahan Konsep transformasi wavelet awalnya dikemukakan oleh Morlet dan Arens (1982), di bidang geofisika untuk menganalisis data seismik yang tidak stasioner,

Lebih terperinci

Identifikasi Neuropsikologis Terhadap Video Iklan Secara Real-Time Menggunakan Fast Fourier Transform dan Support Vector Machine

Identifikasi Neuropsikologis Terhadap Video Iklan Secara Real-Time Menggunakan Fast Fourier Transform dan Support Vector Machine Identifikasi europsikologis Terhadap Video Iklan Secara Real-Time Menggunakan Fast Fourier Transform dan Support Vector Machine Reza Indrawan 1, Esmeralda C. Djamal, Ridwan Ilyas Jurusan Informatika, Fakultas

Lebih terperinci

PENGOLAHAN SINYAL DIGITAL (PSD) Modul 1. Overview Digital Signal Processing

PENGOLAHAN SINYAL DIGITAL (PSD) Modul 1. Overview Digital Signal Processing PENGOLAHAN SINYAL DIGITAL (PSD) Modul 1. Overview Digital Signal Processing Content What is Digital Signal Processing? Sejarah Perkembangan PSD Posisi Matakuliah PSD diantara mata kuliah lainnya Kelemahan

Lebih terperinci

Analisis Data Sekuensial Pada Condition Monitoring Untuk Meningkatkan Ketersediaan Sistem

Analisis Data Sekuensial Pada Condition Monitoring Untuk Meningkatkan Ketersediaan Sistem SENATIK 2017 Seminar Nasional Teknologi Informasi & Komputer Analisis Data Sekuensial Pada Condition Monitoring Untuk Meningkatkan Ketersediaan Sistem Dr.Ing. SUDARNO, DEA Pamulang, 9 November 2017 STMIK

Lebih terperinci

Analisis Jarak Microphone Array dengan Teknik Pemrosesan Sinyal Fast Fourier Transform Beamforming

Analisis Jarak Microphone Array dengan Teknik Pemrosesan Sinyal Fast Fourier Transform Beamforming 85 Analisis Jarak Microphone Array dengan Teknik Pemrosesan Sinyal Fast Fourier Transform Beamforming Moh Fausi, Agus Naba dan Djoko Santjojo Abstract The main problem in the application of the sound source

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI CAMPURAN NADA PADA SUARA PIANO MENGGUNAKAN CODEBOOK

IDENTIFIKASI CAMPURAN NADA PADA SUARA PIANO MENGGUNAKAN CODEBOOK IDENTIFIKASI CAMPURAN NADA PADA SUARA PIANO MENGGUNAKAN CODEBOOK Ade Fruandta dan Agus Buono Departemen Ilmu Komputer, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Pertanian Bogor Jl. Meranti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. darah. Penyakit Jantung (cardiovascular disease) adalah setiap kondisi yang

BAB I PENDAHULUAN. darah. Penyakit Jantung (cardiovascular disease) adalah setiap kondisi yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Jantung merupakan organ tubuh yang paling fungsional karena peranannya sebagai pemompa darah agar dapat mengalir ke seluruh tubuh melalui pembuluh darah. Penyakit

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Pengujian Perangkat Lunak Dalam mengetahui perangkat lunak yang dibuat bisa sesuai dengan metode yang dipakai maka dilakukan pengujian terhadap masin-masing komponen perangkat.

Lebih terperinci

Analisa dan Sintesa Bunyi Dawai Pada Gitar Semi-Akustik

Analisa dan Sintesa Bunyi Dawai Pada Gitar Semi-Akustik Analisa dan Sintesa Bunyi Dawai Pada Gitar Semi-Akustik Eko Rendra Saputra, Agus Purwanto, dan Sumarna Pusat Studi Getaran dan Bunyi, Jurdik Fisika, FMIPA, UNY ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. i ABSTRACT. ii KATA PENGANTAR. viii DAFTAR GAMBAR

DAFTAR ISI. i ABSTRACT. ii KATA PENGANTAR. viii DAFTAR GAMBAR ABSTRAK Keberadaan noise dalam sinyal elektrokardiograf (EKG) dapat menyebabkan kesalahan interpretasi informasi jantung, yang pada akhirnya menyebabkan kesalahan pada penilaian kondisi jantung. Untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bahkan di Dunia. Penyakit jantung dapat dideteksi dengan alat elektrokardiograf

BAB I PENDAHULUAN. bahkan di Dunia. Penyakit jantung dapat dideteksi dengan alat elektrokardiograf BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penyakit jantung adalah penyebab kematian terbesar di Indonesia, bahkan di Dunia. Penyakit jantung dapat dideteksi dengan alat elektrokardiograf (EKG). Petugas

Lebih terperinci

Deteksi Wajah Manusia pada Citra Menggunakan Dekomposisi Fourier

Deteksi Wajah Manusia pada Citra Menggunakan Dekomposisi Fourier NATURALA Journal of Scientific Modeling & Computation, Volume 1 No.1 2013 14 ISSN 23030135 Deteksi Wajah Manusia pada Citra Menggunakan Dekomposisi Fourier Dewi Yanti Liliana 1, Muh. Arif Rahman 2, Solimun

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. 4.1 Spesifikasi Hardware dan Software yang digunakan dalam penelitian

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. 4.1 Spesifikasi Hardware dan Software yang digunakan dalam penelitian BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Spesifikasi Hardware dan Software yang digunakan dalam penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan satu set komputer dengan prosesor berkecepatan 1,18 GHz,

Lebih terperinci

Identifikasi Suara Serak Berbasis Transformasi Wavelet Dan Algoritma Jaringan Syaraf Tiruan

Identifikasi Suara Serak Berbasis Transformasi Wavelet Dan Algoritma Jaringan Syaraf Tiruan 9 Identifikasi Suara Serak Berbasis Transformasi Wavelet Dan Algoritma Jaringan Syaraf Tiruan Luqman Hakim *, Achmad Arifin, Tri Arief Sardjono Jurusan Teknik Elektro Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Maret hingga Agustus. Kondisi ini didukung oleh suhu rata-rata 21 0 C 36 0 C dan

BAB I PENDAHULUAN. Maret hingga Agustus. Kondisi ini didukung oleh suhu rata-rata 21 0 C 36 0 C dan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kota Dumai merupakan salah satu dari 12 Kabupaten/Kota di Provinsi Riau. Kota Dumai sangat dipengaruhi oleh iklim laut. Musim hujan jatuh pada bulan September hingga

Lebih terperinci

DETEKSI SINYAL FLICKER MENGANDUNG NOISE BERBASIS HILBERT HUANG TRANSFORM

DETEKSI SINYAL FLICKER MENGANDUNG NOISE BERBASIS HILBERT HUANG TRANSFORM DETEKSI SINYAL FLICKER MENGANDUNG NOISE BERBASIS HILBERT HUANG TRANSFORM Mohammad Jasa Afroni 1), Oktriza Melfazen 2) 1),2), Jurusan Teknik Elektro,Fakultas Teknik Universitas Islam Malang Jl. MT Haryono

Lebih terperinci

udara maupun benda padat. Manusia dapat berkomunikasi dengan manusia dari gagasan yang ingin disampaikan pada pendengar.

udara maupun benda padat. Manusia dapat berkomunikasi dengan manusia dari gagasan yang ingin disampaikan pada pendengar. BAB II DASAR TEORI 2.1 Suara (Speaker) Suara adalah sinyal atau gelombang yang merambat dengan frekuensi dan amplitudo tertentu melalui media perantara yang dihantarkannya seperti media air, udara maupun

Lebih terperinci

LAPORAN SKRIPSI DETEKSI KANKER OTAK PADA DATA MRI MELALUI JARINGAN SYARAF TIRUAN DENGAN EKSTRAKSI FITUR DISCRETE WAVELET TRANSFORM

LAPORAN SKRIPSI DETEKSI KANKER OTAK PADA DATA MRI MELALUI JARINGAN SYARAF TIRUAN DENGAN EKSTRAKSI FITUR DISCRETE WAVELET TRANSFORM LAPORAN SKRIPSI DETEKSI KANKER OTAK PADA DATA MRI MELALUI JARINGAN SYARAF TIRUAN DENGAN EKSTRAKSI FITUR DISCRETE WAVELET TRANSFORM Oleh : Saeful Anwar 2009-51-030 SKRIPSI DIAJUKAN SEBAGAI SALAH SATU SYARAT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Informasi tentang pemasangan iklan di suatu radio (antara lain mengenai, jam berapa suatu iklan ditayangkan, dalam sehari berapa kali suatu iklan ditayangkan dan berapa

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Berikut merupakan desain penelitian yang akan digunakan pada proses penelitian penerapan Hidden Markov Models : 40 Studi Literatur dan Kepustakaan Rumusan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Latar Belakang

PENDAHULUAN. Latar Belakang Latar Belakang PENDAHULUAN Manusia dianugrahi oleh Tuhan dua telinga yang memiliki fungsi untuk menangkap sinyal-sinyal suara. Namun untuk mengoptimalkan dari fungsi telinga tersebut manusia harus belajar

Lebih terperinci

REALISASI ACTIVE NOISE REDUCTION MENGGUNAKAN ADAPTIVE FILTER DENGAN ALGORITMA LEAST MEAN SQUARE (LMS) BERBASIS MIKROKONTROLER LM3S6965 ABSTRAK

REALISASI ACTIVE NOISE REDUCTION MENGGUNAKAN ADAPTIVE FILTER DENGAN ALGORITMA LEAST MEAN SQUARE (LMS) BERBASIS MIKROKONTROLER LM3S6965 ABSTRAK REALISASI ACTIVE NOISE REDUCTION MENGGUNAKAN ADAPTIVE FILTER DENGAN ALGORITMA LEAST MEAN SQUARE (LMS) BERBASIS MIKROKONTROLER LM3S6965 Nama : Wito Chandra NRP : 0822081 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI TANDA TANGAN MENGGUNAKAN GLOBAL FEATURE EXTRACTION, MOMEN INVARIAN DAN ALGORITMA FORWARD-ONLY COUNTER PROPAGATION

IDENTIFIKASI TANDA TANGAN MENGGUNAKAN GLOBAL FEATURE EXTRACTION, MOMEN INVARIAN DAN ALGORITMA FORWARD-ONLY COUNTER PROPAGATION IDENTIFIKASI TANDA TANGAN MENGGUNAKAN GLOBAL FEATURE EXTRACTION, MOMEN INVARIAN DAN ALGORITMA FORWARD-ONLY COUNTER PROPAGATION ABSTRAK Eka Putri Tambun (0722118) Jurusan Teknik Elektro Universitas Kristen

Lebih terperinci

ANALISIS HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGENALAN JARINGAN SYARAF TIRUAN DENGAN BANYAKNYA JUMLAH KELAS POLA YANG DIKENALI DAN TINGKAT KERUMITAN POLANYA

ANALISIS HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGENALAN JARINGAN SYARAF TIRUAN DENGAN BANYAKNYA JUMLAH KELAS POLA YANG DIKENALI DAN TINGKAT KERUMITAN POLANYA ISSN: 1693-6930 159 ANALISIS HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGENALAN JARINGAN SYARAF TIRUAN DENGAN BANYAKNYA JUMLAH KELAS POLA YANG DIKENALI DAN TINGKAT KERUMITAN POLANYA Iwan Suhardi, Riana T. Mangesa Jurusan

Lebih terperinci

Sistem Pencari Lokasi Sumber Manusia Menggunakan Metode ITD

Sistem Pencari Lokasi Sumber Manusia Menggunakan Metode ITD Sistem Pencari Lokasi Sumber Manusia Menggunakan Metode ITD M. Afridon 1, Khairudinsyah 2 Politeknik Negeri Bengkalis Jl. Bathin Alam Sei. Alam, (0766) 7008877 e-mail: mohd_afridon@yahoo.co.id Abstrak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. waktu adalah suatu deret observasi yang berurut dalam waktu. Analisis data

BAB I PENDAHULUAN. waktu adalah suatu deret observasi yang berurut dalam waktu. Analisis data BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Analisis time series (runtun waktu) banyak digunakan dalam berbagai bidang, misalnya ekonomi, teknik, geofisik, pertanian dan kedokteran. Runtun waktu adalah suatu

Lebih terperinci

KOMPRESI SINYAL SUARA DENGAN MENGGUNAKAN STANDAR MPEG-4

KOMPRESI SINYAL SUARA DENGAN MENGGUNAKAN STANDAR MPEG-4 KOMPRESI SINYAL SUARA DENGAN MENGGUNAKAN STANDAR MPEG-4 Disusun Oleh : Nama : Michael Darmawan Nrp : 0322130 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Kristen Maranatha, Jl. Prof.Drg.Suria Sumantri,

Lebih terperinci

DESAIN DAN IMPLEMENTASI SISTEM PENINGKATAN KUALITAS PEREKAMAN AUDIO DENGAN WAVELET NOISE REDUCTION DAN AUTOMATIC GAIN ADJUSTMENT

DESAIN DAN IMPLEMENTASI SISTEM PENINGKATAN KUALITAS PEREKAMAN AUDIO DENGAN WAVELET NOISE REDUCTION DAN AUTOMATIC GAIN ADJUSTMENT DESAIN DAN IMPLEMENTASI SISTEM PENINGKATAN KUALITAS PEREKAMAN AUDIO DENGAN WAVELET NOISE REDUCTION DAN AUTOMATIC GAIN ADJUSTMENT Mayo Ama Kella Loing, Koredianto Usman, Rita Magdalena Institut Teknologi

Lebih terperinci