PENERAPAN BALANCED SCORECARD SEBAGAI PENGUKUR KINERJA MANAJEMEN PADA PT MATAHARI DEPARTMENT STORE TBK

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENERAPAN BALANCED SCORECARD SEBAGAI PENGUKUR KINERJA MANAJEMEN PADA PT MATAHARI DEPARTMENT STORE TBK"

Transkripsi

1 PENERAPAN BALANCED SCORECARD SEBAGAI PENGUKUR KINERJA MANAJEMEN PADA PT MATAHARI DEPARTMENT STORE TBK Nindy Livia Luciawanty Ari Christianti Fakultas Bisnis Universitas Kristen Duta Wacana Jl. Dr. Wihidin Sudiro Husodo 5-25, Yogyakarta, ABSTRACT This study aims to determine the performance of PT. Matahari Department Store using the Balanced Scorecard. This measurement is looking at the business unit from four perspectives: financial, customer, internal business processes, and learning- growth. The analysis showed that: 1) In Financial perspective, which seen from the growth of revenue, ROI (Return on Investments), and profit margin shows the performance of PT. Matahari Department Store is good; 2) In The customer perspective reflects a good employee performance against customer service with the MCC (Matahari Club Card) card services and VOC (Voice Of Customer); 3) In Internal business perspective from the company's innovation and after sales service, the overall performance of the company's management has shown good results; 4) In Learning and growth perspective about the level of employee satisfaction showed good results by the awards given by companies to employees s performance through Customer Service All-Star and training to employees Keywords: balanced scorecard, performance PENDAHULUAN Kaplan dan Norton (1996) dalam tulisannya menyebutkan If you can t measure it, you can t manage it. Artinya, bahwa Anda tidak dapat mengelola apapun yang tidak terukur. Bila hal ini dikaitkan dengan bisnis, maka dapat dikatakan bahwa perusahaan dalam menjalankan strateginya membutuhkan suatu pengukuran kinerja yang berguna untuk menilai berhasil atau tidaknya strategi yang digunakan bagi perusahaan. Dengan demikian, penilaian kinerja memegang peranan penting dalam dunia usaha, dikarenakan dengan dilakukannya penilaian kinerja dapat diketahui efektivitas dari penetapan suatu strategi dan penerapanya dalam kurun waktu tertentu. Adapun penilaian kinerja yang umum dilakukan oleh perusahaan adalah pengukuran yang hanya bersumber dari informasi keuangan. Keuntungan dari pengukuran kinerja ini adalah sangat mudah dilakukan. Akan tetapi, pengukuran kinerja berdasarkan pendekatan tradisional tersebut juga mempunyai beberapa kelemahan, yaitu ketidakmampuan mengukur kekayaan-kekayaan perusahaan yang sifatnya tidak berwujud (intangible assets) maupun kekayaan intelektual (sumber daya manusia). Balanced Scorecard yang merupakan kumpulan ukuran kinerja yang terintegrasi yang diturunkan dari strategi perusahaan 51

2 JRAK, Volume 7, No.1, Februari 2011 yang mendukung strategi perusahaan secara keseluruhan. Melalui Balanced Scorecard kelemahan-kelemahan yang terdapat dalam pengukuran kinerja yang hanya berorientasi pada aspek keuangan dapat diantisipasi. Hal ini karena dalam Balanced Scorecard dilakukan pengukuran pada perspektif keuangan, perspektif pelanggaan, perspektif proses bisnis internal dan perspektif pembelajaran dan pertumbuhan. Adapun perbedaan yang terdapat dalam pengukuran kinerja berdasarkan laporan keuangan dan Balanced Scorecard adalah digunakannya informasi non keuangan sebagai alat ukur kinerja selain informasi keuangan perusahaan. Dengan demikian, pengukuran kinerja berdasarkan Balanced Scorecard tidak menekankan pada pencapaian tujuan jangka pendek saja melainkan juga mengukur penyebabpenyebab terjadinya perubahan di dalam perusahaan. Penelitian ini akan mengukur kinerja dari Matahari Department Store dengan instrumen Balanced Scorecard. Pemilihan Matahari Department Store dikarenakan Matahari Department Store memiliki komitmen dalam memberikan kualitas, kinerja, tanggung jawab serta daya tarik menjadi tempat pilihan belanja bagi keluarga Indonesia. Selain itu, Matahari Department Store merupakan department store yang pertama kali didirikan yaitu pada tahun 1958 dan sampai saat ini memiliki 95 gerai di seluruh Indonesia. KAJIAN LITERATUR Balanced Scorecard Pengukuran Kinerja Sebagai Sistem Balanced Scorecard adalah kumpulan ukuran kinerja yang terintegrasi yang diturunkan dari strategi perusahaan yang mendukung strategi perusahaan secara keseluruhan. Balanced Scorecard melengkapi seperangkat ukuran kinerja finansial masa lalu dengan ukuran pendorong (drivers) kinerja masa depan. Metode pengukuran ini dikemukakan oleh Robert S. Kaplan dari Harvard Bussiness School dan David C. Norton, Presiden Renaissance Solution Inc. Kaplan dengan metodenya mencoba melakukan pendekatan yang mengukur kinerja perusahaan dengan mempertimbangkan empat aspek yakni keuangan, konsumen, proses bisnis internal, dan proses belajar dan berkembang. Keempat aspek tersebut merupakan uraian dan upaya menerjemahkan visi dan strategi perusahaan dalam terminologi operasional. Pengukuran balanced scorecard muncul sebagai gagasan untuk menyeimbangkan aspek keuangan dan non keuangan. Melalui balanced scorecard memungkinkan bagi para manajer perusahaan mengukur bagaimana unit-unit bisnis melakukan penciptaan nilai saat ini dengan tetap mempertimbangkan kepentingankepentingan di masa yang akan datang. Selain itu, dapat diukur pula apa yang telah perusahaan investasikan dalam pengembangan sumber daya manusia, sistem prosedur demi perbaikan kinerja di masa yang akan dating dan menilai intangible assets seperti loyalitas pelanggan. Keunggulan Balanced Scorecard Mulyadi (2001) menjelaskan beberapa keunggulan Balanced Scorecard yaitu komprehensif, koheren, seimbang dan terukur. Komprehensif berarti bahwa balanced scorecard memperluas perspektif yang sebelumnya hanya terbatas pada keuangan dengan menambah perspektif customer, proses bisnis intern, serta pembelajaran dan pertumbuhan yang menghasilkan manfaat sebagai berikut: 1) menjanjikan kinerja keuangan yang berlipat ganda dan berjangka panjang; 2) memampukan perusahaan untuk memasuki lingkungan bisnis yang kompleks. Koheren berarti balanced scorecard memotivasi personel 52

3 untuk bertanggung jawab dalam mencari inisiatif strategis yang menghasilkan sasaran strategis yang bermanfaat untuk menghasilkan kinerja keuangan. Seimbang berarti keempat perspektif yang ada di dalam balanced scorecard mencerminkan keseimbangan antara pemusatan ke dalam (internal focus) dengan ke luar (external focus). Keseimbangan antara proses bisnis intern dan pembelajaran-pertumbuhan sebagai internal focus dengan kepuasan customer dan kinerja keuangan sebagai external focus. Terukur berarti sasaran strategis yang sulit diukur dalam balanced scorecard dilakukan pengukuran agar dapat dikelola dengan baik. Sasaran strategis yang sulit diukur adalah customer, proses bisnis intern, serta pertumbuhan dan pembelajaran. Adapun keempat keunggulan Balanced Scorecard di atas dapat digambarkan dalam tabel 1 berikut ini, Tabel 1 Keunggulan Balanced Scorecard Manajemen Tradisional Balanced Scorecard Sistem manajemen stratejik dalam manajemen tradisional Hanya berfokus pada perspektif keuangan Tidak koheren Sumber: Mulyadi, (2001:19). Sistem manajemen stratejik dalam manajemen kontemporer Mencakup perspektif yang komprehensif: keuangan, customer, proses bisnis internal, serta pembelajaran dan pertumbuhan Koheren, terukur, seimbang Berdasarkan pada tabel 1 keunggulan di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa melalui balanced scorecard, suatu unit bisnis tidak hanya dinyatakan dalam suatu ukuran finansial, melainkan dijabarkan lebih lanjut ke dalam pengukuran bagaimana suatu unit usaha menciptakan nilai bagi pelanggan yang ada sekarang dan di masa yang akan datang, bagaimana unit usaha harus meningkatkan kemampuan internalnya serta berinvestasi pada sumber daya manusia, sistem, dan prosedur yang dibutuhkan untuk memperoleh kinerja yang lebih baik di masa yang akan datang. Empat Perspektif Dalam Balanced Scorecard Balanced Scorecard menerjemahkan misi dan strategi ke dalam berbagai tujuan dan ukuran yang tersusun ke dalam empat perspektif: keuangan, pelanggan, proses bisnis internal serta pembelajaran dan pertumbuhan. Perspektif Keuangan Balanced Scorecard menggunakan perspektif keuangan karena penilaian kinerja merupakan ikhtisar dari konsekuensi ekonomis yang telah dilakukan. Penilaian kinerja keuangan dapat dijadikan indikator apakah strategi perusahaan, implementasi dan keputusannya sudah memberikan perbaikan melalui prosentase rata-rata pertumbuhan pendapatan dan rata-rata pertumbuhan penjualan dalam target market. Pengukuran kinerja keuangan mempertimbangkan adanya tahapan dari siklus kehidupan bisnis yang terdiri dari tahap pertumbuhan (growth), tahap bertahan (sustain), dan tahap penuaian (harvest). Dalam Tahap Bertumbuh (Growth), 53

4 JRAK, Volume 7, No.1, Februari 2011 Perusahaan yang sedang bertumbuh berada pada awal siklus hidup. Pada tahap ini, perusahaan akan menghasilkan produk dan/atau jasa yang memiliki potensi pertumbuhan. Adapun tujuan finansial keseluruhan perusahaan dalam tahap pertumbuhan adalah persentase tingkat pertumbuhan pendapatan dan tingkat pertumbuhan penjualan di berbagai pasar sasaran, kelompok pelanggan, dan wilayah. Dalam Tahap Bertahan (Sustain), situasi dimana unit bisnis masih memiliki daya tarik bagi penanaman investasi dan investasi ulang, tetapi diharapkan mampu menghasilkan pengembalian modal yang cukup tinggi. Kebanyakan unit bisnis di tahap bertahan akan menetapkan tujuan finansial yang terkait dengan profitabilitas. Dalam Tahap Penuaian (Harvest), perusahaan ingin menuai investasi yang dibuat pada tahap bertahan (sustain). Bisnis tidak lagi membutuhkan investasi yang besar namun cukup untuk pemeliharaan peralatan dan kapabilitas, bukan perluasan atau pembangunan berbagai kapabilitas baru. Tujuan utamanya adalah memaksimalkan arus kas kembali ke korporasi. Perspektif Pelanggan Suatu produk atau jasa dikatakan mempunyai nilai bagi pelanggannya jika manfaat yang diterimanya relatif lebih tinggi daripada pengorbanan yang dikeluarkan oleh pelanggan untuk mendapatkan produk atau jasa itu. Suatu produk atau jasa semakin bernilai apabila manfaatnya mendekati atau bahkan melebihi dari apa yang diharapkan pelanggan. Kaplan dan Norton (1996) menyatakan bahwa perusahaan diharapkan membuat suatu segmentasi pasar dan ditentukan target pasarnya yang paling mungkin untuk dijadikan sasaran sesuai dengan kemampuan, sumber daya, dan rencana jangka panjang perusahaan. Terdapat dua kelompok pengukuran dalam perspektif konsumen dalam Balanced Scorecard yaitu Kelompok Pengukuran Inti Konsumen dan Kelompok Pengukuran Diluar Kelompok Utama Ditinjau dari kelompok pengukuran inti konsumen, ukuran mencakup: 1) pangsa pasar, yaitu mmengukur pangsa pasar yang bisa dilakukan bila kelompok pelanggan sasaran atau segmen pasar sudah ditentukan. 2) Kemampuan meraih konsumen baru, yaitu diukur dengan banyaknya jumlah pelanggan baru atau jumlah penjualan dari pelanggan baru di segmen yang ada (akuisisi). 3) Kemampuan mempertahankan pelanggan. Dalam hal ini penemuan riset pada rantai keuntungan jasa menunjukkan pentingnya retensi pelanggan. Selain mempertahankan pelanggan, banyak perusahaan menginginkan dapat mengukur loyalitas pelanggan melalui persentase pertumbuhan bisnis dengan pelanggan yang ada pada saat ini. 4) Tingkat kepuasan konsumen. Retensi dan akuisisi pelanggan ditentukan oleh usaha perusahaan untuk dapat memuaskan berbagai kebutuhan pelanggan. Ukuran kepuasan pelanggan memberikan umpan balik mengenai seberapa baik perusahaan melakukan bisnis. Jika pelanggan menilai pengalaman pembeliannya sebagai pengalaman yang memuaskan barulah perusahaan dapat mengharapkan para pelanggan melakukan pembelian ulang. 5) Tingkat profitabilitas pelanggan, ukuran profitabilitas pelanggan dapat mengungkapkan pelanggan sasaran tertentu yang tidak memberikan keuntungan. Hal ini mungkin terjadi dengan pelanggan baru, dimana berbagai usaha akusisi masih harus dikurangkan dari marjin yang didapat dari penjualan produk dan jasa kepada pelanggan baru. Semetara itu ditianjau dari kelompok pengukuran diluar kelompok utama, ukuran utama mecakup 1) Atribut produk atau jasa. Atribut produk atau jasa mencakup fungsionalitas produk atau jasa, harga, dan mutu. Dua segmen pelanggan antara pelanggan yang menginginkan produsen 54

5 berharga rendah yang terpercaya dengan pelanggan yang menginginkan produsen yang menerapkan produk, bentuk, dan jasa yang khusus. 2) Hubungan pelanggan. Dimensi hubungan konsumen mencakup penyampaian produk atau jasa kepada pelanggan, yang meliputi dimensi waktu tanggap dan penyerahan, serta bagaimana perasaan pelanggan setelah membeli produk atau jasa dari perusahaan yang bersangkutan. 3) Citra dan reputasi. Dimensi citra dan reputasi menggambarkan faktorfaktor tak berwujud yang membuat pelanggan tertarik kepada suatu perusahaan. Sebagian perusahaan melalui pengiklanan dan mutu produk serta jasa yang diberikan, mampu menghasilkan loyalitas pelanggan jauh melampaui berbagai aspek produk dan jasa yang berwujud. Perspektif Proses Bisnis Internal Dalam perspektif proses internal bisnis, perusahaan harus mengidentifikasikan proses internal yang penting, karena proses internal tersebut memiliki nilai-nilai yang diinginkan pelanggan dan akan memberikan pengembalian yang diharapkan oleh pemegang saham. Para manajer harus memfokuskan perhatiannya pada proses bisnis internal yang menjadi penentu kepuasan pelanggan. Kinerja perusahaan dari perspektif tersebut diperoleh dari proses bisnis internal yang diselenggarakan perusahaan. Perusahaan harus memilih proses dari kompetensi yang menjadi unggulannya dan menentukan ukuranukuran untuk menilai kinerja proses dan kompetensi tersebut. Berdasarkan identifikasi kebutuhan konsumen, perusahaan mendesain kemudian mengembangkan apa yang dibutuhkan oleh konsumen. Setelah itu, perusahaan mulai memproduksi kemudian memasarkan dan melakukan pelayanan purna jual (fase nilai penawaran). Hal ini guna memenuhi kepuasan pelanggan. Secara umum masing-masing perusahaan memiliki seperangkat proses penciptaan nilai yang unik bagi pelanggannya. Secara umum Kaplan dan Norton (1996) membaginya menjadi 3 prinsip dasar yaitu inovasi, operasi, dan layanan purna jual. Pertama, inovasi sebagai penciptaan nilai, dimana perusahaan pertama kali menemukan dan mengembangkan pasar baru, pelanggan baru, serta kebutuhan yang sedang berkembang dan yang tersembunyi dari pelanggan yang ada saat ini. Selanjutnya, perusahaan merancang dan mengembangkan produk dan jasa baru yang memungkinkan menjangkau pasar dan pelanggan baru dan memuaskan kebutuhan pelanggan yang baru teridentifikasi. Kedua, proses operasi merupakan penciptaan nilai di dalam perusahaan. Dimulai dengan diterimanya permintaan pelanggan dan diakhiri dengan penyampaian produk dan jasa kepada pelanggan. Proses ini menitikberatkan kepada penyampaian produk dan jasa kepada pelanggan yang ada secara efisien, konsisten dan tepat waktu. Terkahir, layanan purna jual mencakup garansi dan berbagai aktivitas perbaikan, penggantian produk yang rusak dan yang dikembalikan serta proses pembayaran. Perspektif Proses Pembelajaran dan Pertumbuhan Proses belajar dan bertumbuh suatu organisasi bersumber dari 3 prinsip yaitu people, system, dan organizational procedure (Norton dan Kaplan, 1996). Ditinjau dari aspek orang (people), tenaga kerja pada perusahaan dewasa ini lebih dituntut untuk dapat berpikir kritis dan melakukan evaluasi terhadap proses dan lingkungan untuk dapat memberikan usulan perbaikan. Oleh sebab itu, dalam pengukuran strategi perusahaan, salah satunya harus berkaitan secara spesifik dengan kemampuan pegawai, apakah perusahaan 55

6 JRAK, Volume 7, No.1, Februari 2011 telah mencanangkan peningkatan kemampuan sumber daya yang dimiliki. Dalam kaitan dengan sumber daya manusia ada tiga hal yang perlu ditinjau dalam menerapkan Balanced Scorecard yaitu tingkat kepuasan karyawan, tingkat perputaran karyawan (retensi karyawan), dan produktivitas karyawan. Kepuasan karyawan merupakan suatu prakondisi untuk meningkatkan produktivitas, kualitas pelayanan kepada konsumen, dan kecepatan bereaksi. Kepuasan karyawan menjadi hal yang penting khususnya bagi perusahaan jasa. Sementara itu, retensi karyawan adalah kemampuan perusahaan untuk mempertahankan pekerja-pekerja terbaiknya untuk terus berada dalam organisasinya. Perusahaan yang telah melakukan investasi dalam sumber daya manusia akan sia-sia apabila tidak mempertahankan karyawannya untuk terus berada dalam perusahaannya. Selanjutnya, produktivitas merupakan hasil dari pengaruh rata-rata peningkatan keahlian dan semangat, inovasi, perbaikan proses internal, dan tingkat kepuasan pelanggan. Tujuannya adalah menghubungkan output yang dihasilkan para pekerja terhadap jumlah keseluruhan pekerja. Ditinjau dari sistem, motivasi dan ketrampilan karyawan saja tidak cukup untuk menunjang pencapaian tujuan proses pembelajaran dan bertumbuh apabila mereka tidak memiliki informasi yang memadai. Karyawan di bidang operasional memerlukan informasi yang cepat, tepat waktu, dan akurat sebagai umpan balik. Oleh sebab itulah karyawan membutuhkan suatu sistem informasi yang mempunyai kualitas dan kuantitas yang memadai untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Ditinjau dari organizational procedure, prosedur yang dilakukan suatu organisasi perlu diperhatikan untuk mencapai suatu kinerja yang handal. Prosedur dan perbaikan rutinitas harus diluruskan karena karyawan yang sempurna dengan informasi yang melimpah tidak akan memberikan kontribusi pada keberhasilan usaha apabila mereka tidak dimotivasi untuk bertindak selaras dengan tujuan perusahaan atau apabila mereka tidak diberikan kebebasan untuk mengambil keputusan bertindak. METODA PENELITIAN Data dan Sampel Data primer merupakan data penelitian yang diperoleh langsung dari sumber asli. Dalam penelitian ini data yang dikumpulkan diperoleh dari hasil wawancara dan hasil kuesioner yang dilakukan oleh karyawan. Data sekunder merupakan data yang diperoleh secara tidak langsung melalui media perantara atau diperoleh dan dicatat oleh pihak lain, dalam hal ini diambil dari perusahaan dan dari hasil penelitian lainnya antara lain: dokumen perusahaan, studi kepustakaan dan lainlain. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawacara, kuesioner, dokumentasi, dan studi pustaka. Wawancara, yaitu dengan mengadakan tanya jawab langsung kepada pihakpihak yang berkompeten di perusahaan. Kuesioner, yaitu melalui penyebaran kuesioner untuk dapat mengetahui seberapa tingkat kepuasan karyawan dan pelanggan. Dokumentasi, yaitu berupa data laporan keuangan (neraca dan laporan laba rugi), serta data yang mencakup perspektif pelanggan, proses bisnis internal, pembelajaran dan pertumbuhan. Studi pustaka, yaitu merupakan teknik pengumpulan data berdasarkan sumber-sumber yang diperoleh dari literatur yang membahas mengenai pengukuran kinerja Balanced Scorecard. Objek penelitian yang diteliti adalah PT. Matahari Department Tbk yang didalamnya mengukur kondisi keuangan perusahaan, jumlah jasa/produk yang ditawarkan, proses layanan jasa/produk dan hal lain yang berhubungan dengan perusahaan 56

7 serta karyawan dan konsumen yang bersangkutan, untuk mengukur tingkat kepuasan karyawan dan konsumen. Dari perspektif pelanggan dan karyawan, peneliti mengambil salah satu gerai PT. Matahari Departement Store Tbk sebagai sampel yaitu Matahari Departement Store Cabang Mal Malioboro. Pada perspektif pelanggan, digunakan Kuesioner Tentang Kepuasan Konsumen. Begitu juga dengan pengukuran pada perspektif proses bisnis dan pembelajaran-pertumbuhan, masing-masing diukur dengan menggunakan kuesioner. Selanjutnya, dalam perspektif keuangan, diukur dengan menggunakan teknik analisis data sesuai data sekunder yang telah dikumpulkan (non sampling). Metode pengambilan sampel dalam penelitian ini yaitu simple random sampling, dimana dilakukan penyebaran kuesioner kepada karyawan perusahaan, konsumen yaitu responden yang pernah datang ke MDS II dengan metode purposive sampling. Karena jumlah populasi karyawan Matahari Departement Store Cabang Mal Malioboro telah diketahui, maka ukuran sampel ditentukan dengan menggunakan Rumus Slovin. Rumus Slovin adalah salah satu cara menentukan besaran sampel. Berikut adalah rumusannya : N = N 1 + N. e 2 Keterangan: n = ukuran sampel N = ukuran populasi e² = prosentase kelonggaran ketidaktelitian karena pengambilan sampel yang masih ditolerir, yaitu 10%. Jumlah karyawan tetap MDS II adalah 110 karyawan. Dari jumlah populasi yang ada, dengan tingkat kelonggaran ketidaktelitian sebesar 10%, maka dengan menggunakan Rumus Slovin diperoleh jumlah sampel sebesar 52 karyawan, yang perhitungannya sebagai berikut: N = (0,1) 2 = 52 karyawan Dalam hal ini, yang menjadi pertimbangan dipilihnya karyawan tetap sebagai sampel penelitian adalah karena karyawan tetap merupakan karyawan yang lebih memiliki frekuensi keberadaan yang lebih lama di perusahaan, sehingga lebih mengenal dan memahami sistem kerja di Matahari Departement Store Cabang Mal Malioboro. Selanjutnya, untuk penentuan jumlah sampel konsumen, penulis mengambil jumlah 100 konsumen yang datang ke Matahari Departement Store Cabang Mal Malioboro. Pengujian Instrumen Penelitian Pengujian ini dilakukan untuk menguji kuesioner yang nantinya dipergunakan untuk mengukur kepuasan karyawan dan konsumen. Uji Validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuisioner. Suatu kuisioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuisioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuisioner tersebut. Uji validitas dilihat dari hasil corrected item (r) > r tabel, maka pernyataan dinyatakan valid apabila corrected item (r) < r tabel, maka pernyataan dinyatakan tidak valid. Uji reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Suatu konstruk atau variable dikatakan reliabel jika nilai Cronbach Alfa > 0.60 (Ghozali, 2006:41). Selanjutnya, 57

8 JRAK, Volume 7, No.1, Februari 2011 perhitungan bobot penilaian kuesioner kepuasan karyawan menggunakan skala Likert. Skala Likert ini berhubungan dengan pernyataan tentang sikap seseorang terhadap sesuatu. Analisis Presentase Analisis ini digunakan untuk menganalisis data yang diperoleh dari responden dalam bentuk persentase sehingga akan mempermudah dalam pembacaan data untuk dijadikan sebagai kesimpulan. Selain itu, analisis ini juga bertujuan untuk mengetahui persentase jawaban terbesar yang diberikan responden melalui pernyataan kuesioner yang dibagikan. Rumus analisis persentase adalah sebagai berikut: A P = x 100% N Keterangan : P = Nilai Persentase A = Jumlah rata-rata score responden secara keseluruhan N = Jumlah batas nilai score terbesar secara keseluruhan Pengukuran Perspektif Keuangan Dalam Balanced Scorecard perspektif keuangan tetap menjadi perhatian, karena ukuran keuangan merupakan suatu ikhtisar dari konsekuensi ekonomi yang terjadi yang disebabkan oleh keputusan dan tindakan ekonomi yang diambil. Pengukuran kinerja keuangan menunjukkan apakah perencanaan, implementasi, pelaksanaan dan strategi memberikan perbaikan yang mendasar. Perbaikan-perbaikan ini tercermin dalam sasaran-sasaran yang secara khusus berhubungan dengan keuntungan yang terukur. Beberapa pengukuran dari perspektif keuangan dalam penelitian ini menggunakan periode 2008 sampai dengan 2010 sebagai berikut. Pengkuran perspektif keuangan adalah pertumbuhan pendapatan. Dalam bisnis, pendapatan adalah jumlah uang yang diterima oleh perusahaan dari aktivitasnya, kebanyakan dari penjualan produk dan/atau jasa kepada pelanggan. Bagi investor, pendapatan kurang penting dibanding keuntungan, yang merupakan jumlah uang yang diterima setelah dikurangi pengeluaran. Pertumbuhan pendapatan merupakan indikator penting dari penerimaan pasar dari produk dan jasa perusahaan tersebut. Pertumbuhan pendapatan yang konsisten, dan juga pertumbuhan keuntungan, dianggap penting bagi perusahaan yang dijual ke publik melalui saham untuk menarik investor. Adapun rumus pertumbuhan pendapatan adalah sebagai berikut, Pertumbuhan Y, t Y, t-1 Pendapatan = x 100% Y, t-1 Keterangan: Y, t = Pendapatan Tahun Berjalan; Y, t-1 = Pendapatan Tahun Lalu. Pengkuran perspektif keuangan kedua adalah Profit Margin. Rasio profit margin menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba dari setiap rupiah penjualan tertentu yang dilakukan. Berikut ini disajikan perhitungan rasio profit margin, Laba Bersih Profit Margin = x 100% Penjualan Pengkuran perspektif keuangan ketiga adalah Return On Investment (ROI). Tujuan perhitungan rasio ini adalah untuk mengetahui sampai seberapa jauh aset yang digunakan dapat menghasilkan laba. Aktiva operasi adalah aktiva yang dipakai untuk menghasilkan laba usaha tersebut. 58

9 Dengan kata lain, aset yang dihitung disini hanya asset yang memberikan kontribusi terhadap pencapaian laba usaha. Laba Bersih ROI = x 100% Total Aktiva Perspektif Pelanggan Bagian ini merupakan sumber pendapatan perusahaan yang merupakan salah satu komitmen dari sasaran keuangan perusahaan. Perusahaan harus dapat menciptakan, menyajikan, dan mengetahui keinginan konsumen atas suatu produk atau jasa. Suatu produk akan semakin bernilai tinggi apabila kinerja semakin mendekati atau bahkan melebihi daripada apa yang diharapkan dan dipersiapkan oleh konsumen. Menurut Yuwono, dkk (2006), tolak ukur yang digunakan untuk mengukur perspektif pelanggan terdiri dari kemampuan untuk mempertahankan pelanggan lama (Consumer Retention) dan kemampuan untuk memperoleh pelanggan baru (Consumer Acquisition) dan tingkat kepuasan konsumen (Consumer Satisfaction). Selanjutnya, Rangkuty (2006) mengemukakan dimensi kualitas pelayanan konsumen meliputi, Reliability (komitmen dan kesungguhan), Competence (ketrampilan dalam penguasaan tugas), Credibilty (penampilan tata ruang), Responsibiility (sikap tanggap dan peduli), Courtesy (sikap ramah dan penampilan), Accesibilty (kemudahan untuk menemui dan menghubungi karyawan), Understanding (mengenali konsumen dan masalahnya), dan Communication (kemampuan dalan menyampaikan pesan atau informasi). Perspektif Proses Bisnis Intern Ukuran pada perspektif proses bisnis intern meliputi inovasi dan proses operasi, layanan purna jual, dan ukuran kinerja proses bisnis. Inovasi dan proses operasi adalah pengukuran ini dilakukan dengan melihat data perusahaan, inovasi apa yang dikembangkan dan proses operasi apa yang dijalankan pada tahun tersebut. Layanan purna jual adalah pengukuran ini dilakukan dengan melihat data perusahaan, layanan apa yang diberikan perusahaan terhadap produk/jasa yang telah dibayar oleh pelanggan. Selain itu, digunakan juga kuesioner yang diberikan pada karyawan untuk melihat apakah ukuran kinerja yang digunakan dapat mengembangkan proses bisnis. Tolak ukur yang digunakan meliputi Tingkat Kesalahan Layanan, Peningkatan Penggunaan Teknologi Informasi, dan Peningkatan Penggunaan Teknologi Informasi Tingkat kesalahan layanan, dalam hal ini dilakukan untuk mengetahui seberapa sering karyawan melakukan kesalahan dalam memberikan pelayanan kepada konsumen. Semakin rendah tingkat kesalahan maka semakin tinggi kepuasan konsumen pada perusahaan tersebut. Peningkatan penggunaan teknologi informasi, dalam hal ini teknologi informasi diharapkan akan memberikan pelayanan yang lebih berkualitas sehingga akan memperlancar aktivitas di seluruh bagian perusahaan. Perjanjian kerja sama dengan pihak ketiga, diharapkan semakin banyak kerja sama yang dilakukan suatu perusahaan dengan pihak ketiga akan dapat mempercepat waktu proses aktivitas. Pengujian perspektif proses bisnis internal dilakukan dengan melihat jawaban-jawaban atas kuesioner yang telah diisi dengan bobot penilaian. Perspektif Proses Pembelajaran dan Pertumbuhan Tujuan dalam perspektif pembelajaran dan pertumbuhan adalah untuk menyediakan infrastruktur yang memungkinkan tujuan ambisius dalam tiga perspektif lainnya dapat dicapai. Tujuan dalam 59

10 JRAK, Volume 7, No.1, Februari 2011 perspektif pembelajaran dan pertumbuhan merupakan faktor pendorong dihasilkannya kinerja yang istimewa dalam tiga perspektif scorecard yang pertama. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil uji validitas dapat disimpulkan bahwa semua item-item instrumen penelitian dari semua variabel kepuasan karyawan dan kepuasan pelanggan dinyatakan valid karena semua item memiliki nilai r item-total yang lebih besar dari r tabel. Adapun kepuasan karyawan diukur dengan instrumen yang terdiri dari Reliability (Kesungguhan), Competence (kemampuan), Credibility (Kepercayaan), Responsivenes (Tanggung jawab), Courtesy (Kesopanan), Accesibilty (kemudahan), Understanding (pengertian), dan Communication (komunikasi). Dari hasil analisis didapat nilai Alpha dari semua variable untuk kepuasan pelanggan yaitu sebesar 0,941 dan kepuasan karyawan 0,861. Ini menunjukkan bahwa tiap instrumen memiliki nilai realibilitas yang memenuhi syarat dan dinyatakan reliabel, karena nilai Cronbach s Alpha berada di atas 0,60. Pengukuran Kinerja dengan Menggunakan Balanced Scorecard Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kinerja PT. Matahari Departement Store Tbk dengan menggunakan analisis Balanced Scorecard. Menggunakan konsep Balanced Scorecard yang diperkenalkan oleh Robert S. Kaplan dan David P. Norton (1996) akan dilakukan pengukuran empat perspektif yang saling terkait yang terdiri dari perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif proses bisnis internal dan perspektif pembelajaran dan pertumbuhan. Berikut ini adalah hasil analisnya, Perspektif Keuangan Pengukuran kinerja keuangan menunjukkan apakah perencanaan, implementasi, pelaksanaan dan strategi memberikan perbaikan yang mendasar. Perbaikan-perbaikan ini tercermin dalam sasaran-sasaran yang secara khusus berhubungan dengan keuntungan yang terukur. Tabel 2 menyajikan pertumbuhan penjualan perioda 2008 sampai dengan Berdasarkan tabel 2, pertumbuhan pendapatan mengalami kenaikan drastis. Tahun 2009, presentase kenaikan pendapatan sebesar 5333,08%. Selanjutnya tahun 2010 prosentase kenaikan pendapatan menjadi sebesar 560,65%. Kenaikan ini disebabkan adanya pengalihan aset Unit Bisnis Matahari Departement Store oleh PT. Matahari Putra Prima Tbk (MPPA) ke PT. Pacific Utama Tbk pada bulan oktober 2009, dimana MPPA dan Pacific Utama masih bernaung dalam grup yang sama yaitu Group Lippo (Prayogi, W. 2009). Tabel 2 Pertumbuhan Penjualan Tahun Tahun Pendapatan Bersih Presentase 2008 Rp Rp ,08% 2010 Rp ,65% Sumber : Data sekunder diolah, 2011 Tabel 3 menyajikan perkembangan ROI dan Profit Margin. Dari tabel 3 terlihat bahwa nilai ROI mengalami peningkatan dari tahun 2009 sampai dengan Walaupun, di tahun 2009 nilai ROI bertanda negatif. Nilai ROI yang 60

11 tinggi di tahun 2010 menunjukkan kemampuan manajemen perseroan dalam mengoptimalkan aset yang digunakan untuk menghasilkan keuntungan semakin tinggi dan ini memberikan pengaruh positif. Tabel 3. ROI dan Profit Margin Tahun 2009 dan 2010 Ukuran Tahun (%) Rata-rata ROI -1,20 11,50 5,15 Profit Margin -2,96 15,26 6,15 Sumber : Data sekunder diolah, 2011 Pada Profit margin didapatkan presentase yang bernilai negatif di tahun 2009, hal ini disebabkan karena perusahaan mengalami kerugian pada tahun tersebut. Namun demikian, terlihat adanya tren naik yaitu 18,22% pada tahun Penyebab perusahaan mengalami kerugian dan kenaikan keuntungan pada tahun 2009 dan 2010 adalah adanya keberhasilan pengalihan aset Unit Bisnis Matahari Departement Store oleh PT. Matahari Putra Prima Tbk (MPPA) ke PT. Pacific Utama Tbk pada bulan oktober Perspektif Pelanggan Berdasarkan analisis pada perspektif ini diperoleh penilaian pada range baik terhadap delapan (8) aspek yaitu : Reliability, Competence, Credibility, Responsivenes, Courtesy, Accesibilty, Understanding, Communication. Rata-rata skor hasil perhitungan berjumlah 370. Hal ini mencerminkan kinerja karyawan yang baik terhadap pelayanan customer sehingga mengakibatkan bertahannya pelanggan lama dan bertambahnya pelanggan baru. Hal ini juga dipicu oleh adanya Customer Relationship Management (CRM) yang mengeluarkan kartu keanggotaan yaitu Matahari Club Card (MCC) serta standar pelayanan Matahari yang wajib dikuasai oleh setiap pramuniaga. Melalui kartu MCC, Matahari memberikan berbagai penawaran yang menarik perhatian pelanggan. Mulai dari penawaran diskon khusus produk yang dijual di MDS sampai pada diskon dan penawaran istimewa di hotel-hotel, restoran dan café yang bekerja sama dengan MDS. Matahari juga menyediakan kotak suara konsumen atau yang disebut Voice Of Customer (VOC) yang diperuntukkan bagi pelanggan yang ingin memberikan kritik, saran dan masukan bagi Matahari Departement Store. Perspektif Proses Bisnis Internal Pada hasil rekapitulasi kuesioner, semua skor yang diberikan oleh responden pada setiap aspek diberi penilaian setuju dengan rata-rata total skor 201. Hal ini mencakup rendahnya tingkat kesalahan layanan yang menandakan telah dikuasainya standar layanan yang diterapkan Matahari kepada karyawannya dan bagian/divisi yang ada telah bekerja dengan baik. Selanjutnya, pada aspek kecepatan pelayanan yang dikerjakan oleh karyawan dalam melayani customer serta penggunaan dan peningkatan sistem informasi/ TI di Matahari yang dipahami dengan baik oleh karyawan serta membantu proses bekerja sehingga lebih efisien dan efektif dalam mengerjakan pekerjaan. Pada bagian perjanjian kerja sama dengan pihak ketiga, karyawan menyatakan setuju terhadap semakin banyak kerja sama dengan pihak ketiga atau pemasok lokal akan memper- 61

12 JRAK, Volume 7, No.1, Februari 2011 cepat waktu proses aktivitas dan akan mengurangi tingkat kesalahan dalam memberikan pelayanan kepada customer. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan Pada perspektif ini dilakukan penelitian terhadap proses pembelajaran dan pertumbuhan karyawan. Pada Hasil rekapitulasi kuesioner menunjukkan setiap bagian yang mendapat rata-rata penilaian baik. Hal ini dilihat dari beberapa aspek yang telah dinilai. Pertama, puasnya keterlibatan karyawan dalam pengambilan keputusan di perusahaan. Kedua, penghargaan dalam pekerjaan seperti customer service all stars yaitu penghargaaan yang diberikan oleh Matahari Departement Store setiap bulannya kepada 10 karyawan yang memiliki banyak point dalam melayani konsumen. Dengan demikian, karyawan menjadi lebih termotivasi. Ketiga, dorongan Matahari kepada karyawan untuk lebih aktif dalam bekerja dengan menggunakan sistem Performance Management, Perseroan mengadakan program Financial Reward yang meliputi kenaikan gaji, bonus dan insentif; serta Recognition Reward yang memberikan sentuhan personal melalui ucapan selamat atas promosi, penghargaan tahun pelayanan (service year reward) aktif untuk bekerja kreatif. Hal ini meningkatkan akses dalam bekerja. Selain itu, Matahari juga memiliki Ikatan Karyawan Matahari (IKM) yang tujuan membangun hubungan yang baik dengan karyawan dalam proses kerja. Keempat, Pada bagian Pelatihan/ pengembangan, karyawan merasa puas dengan adanya pelatihan dan pengembangan karyawan. Matahari Departement Store melalui Department Training and Development, memberikan berbagai macam pelatihan intensif diantaranya lokakarya/ workshop, training dan seminar. Kelima, karyawan memberikan nilai baik terhadap kepuasan secara keseluruhan pada Matahari sebagai tempat bekerja. Kebijakankebijakan manajemen menunjukkan dedikasi Perseroan dalam meningkatkan kesejahteraan dan produktivitas karyawannya melalui dukungan yang terus-menerus pada pengembangan karir dan komunikasi menuju pembangunan dan pengembangan hubungan industrial yang erat berdasarkan sikap saling menghormati. Dengan demikian, jika perseroan ingin menerapkan konsep balanced scorecard sebagai alat ukur perencanaan strategik, maka perusahaan tidak perlu meniadakan pengukuran yang sudah ada. Karena pengukuran yang ada sudah cukup baik, perseroan hanya perlu mempertahankan strategi-strategi yang sudah ada agar tetap konsisten di pasar menengah. KESIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil pengukuran kinerja perusahaan dengan menggunakan konsep Balanced Scorecard yang telah dilakukan, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan. Pertama, hasil pengukuran pada perspektif keuangan MDS, yaitu pertumbuhan pendapatan, ROI dan profit margin diperoleh hasil bahwa kinerja perusahaan dikatakan baik jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Kedua, hasil pengukuran pada perspektif pelanggan mencerminkan kinerja karyawan yang baik terhadap pelayanan customer termasuk layanan kartu MCC dan VOC. Ketiga, hasil pengukuran Perspektif Internal Bisnis, yaitu inovasi perusahaan dan layanan purna jual, secara keseluruhan kinerja perusahaan menunjukkan hasil yang baik. Keempat, hasil pengukuran perpektif pembelajaran dan pertumbuhan mengenai tingkat kepuasan karyawan menunjukkan hasil yang baik pula. Perusahaan selalu memberikan penghargaan kepada karyawan 62

13 yang berprestasi. Contohnya adalah Customer Service All Star. Selain itu, perusahaan juga memberikan pelatihan kepada karyawan. Keterbatasan Pada perspektif keuangan, penulis memakai data keuangan PT. Matahari Departement Store Tbk selaku MDS Pusat, sedangkan untuk penelitian pada karyawan dan customer, penulis memakai data MDS Cabang Mal Malioboro. Hal ini dikarenakan penulis kesulitan mendapatkan akses untuk meneliti data keuangan MDS Mal Maliboro. Saran Berdasarkan hasil analisis dan kesimpulan yang diperoleh, saran-saran diajukan bagi manajemen MDS. Pertama, perusahaan harus mempertahankan kualitas pelayanan yang diberikan kepada customer sehingga dapat menimbulkan kepuasan yang mengakibatkan customer lebih loyalitas menjadi pelanggan MDS. Kedua, melalui proses internal bisnis, perusahaan harus mempertahankan dan meningkatkan kinerja yang telah dicapai. Dengan tetap dipertahankannya training oleh perusahaan kepada para karyawan sehingga meningkatkan kualitas SDM yang handal dalam bekerja mencapai tujuan perusahaan dalam memaksimalkan laba. Ketiga, tetap mempertahankan image Matahari yang telah terkenal di mata customer dengan adanya diskon di setiap event. DAFTAR REFERENSI Kaplan, R.S. dan Norton, D. P Translating Strategy into Action The Balance Scorecard, Harvard Business Press. Ghozali, I Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang: Badan Penerbitan Universitas Diponegoro. Mulyadi Balance Scorecard: Alat Manajemen Kontemporer untuk Melipatgandakan Kinerja Laporan Keuangan Perusahaan. Cetakan pertama. Jakarta: Salemba Empat. PT. Matahari Departement Store Tbk Laporan Tahunan Jakarta. PT. Matahari Departement Store Tbk Laporan Tahunan Jakarta. Prayogi, W Matahari Pisahkan Bisnis Departement Store di Akhir 2009, Prayogi, W Matahari Restrukturisasi Aset Pacific Utama Rp. 430 Miliar, Rangkuty, F Measuring Customer Satisfaction. Jakarta: Gramedia. Yowono, S Petunjuk Praktis Penyusunan Balance Scorecard Menuju Organisasi yang Berfokus pada Strategi. Cetakan kedua. Jakarta: PT. Gramedia. 63

BAB II LANDASAN TEORI. dicapai pada suatu periode tertentu dan mengukur seberapa jauh terjadinya

BAB II LANDASAN TEORI. dicapai pada suatu periode tertentu dan mengukur seberapa jauh terjadinya BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengukuran Kinerja Pengukuran merupakan upaya mencari informasi mengenai hasil yang dicapai pada suatu periode tertentu dan mengukur seberapa jauh terjadinya penyimpangan akibat

Lebih terperinci

Adapun perspektif-perspektif yang ada di dalam BSC adalah sebagai berikut:

Adapun perspektif-perspektif yang ada di dalam BSC adalah sebagai berikut: Konsep Balanced Scorecard selanjutnya akan disingkat BSC. BSC adalah pendekatan terhadap strategi manajemen yang dikembangkan oleh Drs.Robert Kaplan (Harvard Business School) and David Norton pada awal

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Kinerja Kinerja adalah hasil kerja yang dapat dicapai seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masingmasing

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Penilaian Kinerja Penilaian kinerja pada dasarnya merupakan kegiatan manusia dalam mencapai tujuan organisasi. Mulyadi (1997:419) mengungkapkan penilaian kinerja sebagai penentu

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Kinerja adalah keberhasilan personel, tim, atau unit organisasi dalam

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Kinerja adalah keberhasilan personel, tim, atau unit organisasi dalam BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Konsep Kinerja Kinerja adalah keberhasilan personel, tim, atau unit organisasi dalam mewujudkan sasaran strategik yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian kinerja menurut Hansen dan Mowen (2006:6), Tingkat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian kinerja menurut Hansen dan Mowen (2006:6), Tingkat BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Pengukuran Kinerja Pengertian kinerja menurut Hansen dan Mowen (2006:6), Tingkat konsitensi dan kebaikan fungsi-fungsi produk. Kinerja merupakan penentuan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Perbankan Bank merupakan lembaga keuangan yang kegiatan utamanya adalah menghipun dana dari masyarakat dan menyalurkan dana terbsebut kepada

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perkumpulan yang beranggotakan orang atau badan-badan yang memberikan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perkumpulan yang beranggotakan orang atau badan-badan yang memberikan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Koperasi 2.1.1 Pengertian koperasi Menurut Sumarni dan Soeprihanto (1995) koperasi adalah suatu perkumpulan yang beranggotakan orang atau badan-badan yang memberikan kebebasan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. telah ditetepkan untuk mencapai tujuan perusahaan. alat ukur keuangan (financial), dan non keuangan (non financial).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. telah ditetepkan untuk mencapai tujuan perusahaan. alat ukur keuangan (financial), dan non keuangan (non financial). 10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. PENGERTIAN PENILAIAN KINERJA Kinerja merupakan kontribusi yang dapat diberikan oleh seseorang atau devisi untuk pencapaian tujuan perusahaan atau organisasi. Kinerja dapat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS. A. Pengertian, Manfaat dan Tujuan Balanced Scorecard. Balanced Scorecard adalah pendekatan terhadap strategi

BAB II LANDASAN TEORITIS. A. Pengertian, Manfaat dan Tujuan Balanced Scorecard. Balanced Scorecard adalah pendekatan terhadap strategi 5 BAB II LANDASAN TEORITIS A. Pengertian, Manfaat dan Tujuan Balanced Scorecard Pengertian Balanced Scorecard Balanced Scorecard adalah pendekatan terhadap strategi manajemen yang dikembangkan oleh Robert

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. pelanggan. Salah satu bisnis yang berkembang di perkotaan adalah retail. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN UKDW. pelanggan. Salah satu bisnis yang berkembang di perkotaan adalah retail. Hal ini 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan semakin modernnya perkembangan zaman, menyebabkan timbulnya berbagai usaha bisnis yang tentunya mempunyai tujuan untuk memuaskan pelanggan.

Lebih terperinci

Jurnal Sains & Teknologi

Jurnal Sains & Teknologi JUS TEKNO Jurnal Sains & Teknologi ISSN 2580-2801 BALANCE SCORE CARD (BSC), SEBAGAI ALAT PENGUKUR KINERJA Wastam Wahyu Hidayat Abstrak Tujuan penulisan ini untuk mengetahui bagaimana mengukur kinerja organisasi/pusahaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pembanding. Penelitian yang dilakukan oleh M. Toha Zainal tahun yang meneliti pada PT. Madura Prima Interna.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pembanding. Penelitian yang dilakukan oleh M. Toha Zainal tahun yang meneliti pada PT. Madura Prima Interna. 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Hasil Penelitian Terdahulu Berkaitan dengan topik kajian yang dilakukan oleh penulis dalam penelitian ini, maka penulis menggunakan penelitian terdahulu sebagai pembanding.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. implementasinya. Balanced Scorecard terdiri atas dua kata: (1) kartu skor

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. implementasinya. Balanced Scorecard terdiri atas dua kata: (1) kartu skor BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sejarah Singkat Balanced Scorecard Konsep Balanced Scorecard berkembang sejalan dengan perkembangan implementasinya. Balanced Scorecard terdiri atas dua kata: (1) kartu skor

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Peneliti yang melakukan penelitian sebelumnya harus menentukan metode penelitian yang akan digunakan pada penelitiannya, karena hal tersebut akan membantu

Lebih terperinci

PERTEMUAN KE-9 AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN BERDASARKAN STRATEGI & AKTIFITAS

PERTEMUAN KE-9 AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN BERDASARKAN STRATEGI & AKTIFITAS PERTEMUAN KE-9 AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN BERDASARKAN STRATEGI & AKTIFITAS A. TUJUAN PEMBELAJARAN. Adapun tujuan pembelajaran dalam bab ini, antara lain : 9.1. Mahasiswa mengetahui tentang sistem pertanggungjawaban

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Pengukuran Kinerja Terdapat suatu ungkapan dalam manajemen modern, yaitu : Mengukur adalah untuk mengerti (memahami), Memahami adalah untuk memperoleh pengetahuan, Memperoleh

Lebih terperinci

BAB II PENINGKATAN KINERJA DENGAN PENDEKATAN BALANCED SCORECARD

BAB II PENINGKATAN KINERJA DENGAN PENDEKATAN BALANCED SCORECARD BAB II PENINGKATAN KINERJA DENGAN PENDEKATAN BALANCED SCORECARD A. Kinerja 1. Pengertian Kinerja Kinerja adalah suatu tampilan keadaan secara utuh atas perusahaan selama periode waktu tertentu, kinerja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. produk dari dalam negeri ke pasar internasional akan terbuka secara kompetitif, dan

BAB I PENDAHULUAN. produk dari dalam negeri ke pasar internasional akan terbuka secara kompetitif, dan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Saat ini masih banyak perusahaan yang mengukur kinerjanya hanya berdasarkan pada tolak ukur keuangannya saja. Dalam era globalisasi peluang pasar produk dari

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. mencapai tujuan perusahaan adalah dengan perencanaan strategik. Perencanaan strategik membantu perusahaan dalam mengembangkan

BAB 1 PENDAHULUAN. mencapai tujuan perusahaan adalah dengan perencanaan strategik. Perencanaan strategik membantu perusahaan dalam mengembangkan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Salah satu kunci keberhasilan bagi suatu perusahaan dalam mencapai tujuan perusahaan adalah dengan perencanaan strategik. Perencanaan strategik membantu

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI BALANCE SCORECARD PADA PERUSAHAAN JASA PERHOTELAN : STUDI KASUS PADA PT. HOTEL X DI SEMARANG

IMPLEMENTASI BALANCE SCORECARD PADA PERUSAHAAN JASA PERHOTELAN : STUDI KASUS PADA PT. HOTEL X DI SEMARANG Jurnal Akuntansi Indonesia, Vol. 3 No. 2 Juli 2014, Hal. 161-167 JURNAL AKUNTANSI INDONESIA IMPLEMENTASI BALANCE SCORECARD PADA PERUSAHAAN JASA PERHOTELAN : STUDI KASUS PADA PT. HOTEL X DI SEMARANG Abstract

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian yang berkaitan dengan penerapan Balance Scorecard terhadap

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian yang berkaitan dengan penerapan Balance Scorecard terhadap BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian yang berkaitan dengan penerapan Balance Scorecard terhadap pengukuran kinerja perusahaan telah dilakukan oleh beberapa peneliti sebelumnya. Penelitian

Lebih terperinci

TUGAS AKUNTANSI MANAJEMEN

TUGAS AKUNTANSI MANAJEMEN TUGAS AKUNTANSI MANAJEMEN BALANCED SCORECARD Disusun OLEH Bobby Hari W (21213769) Muhamad Deny Amsah (25213712) Muhammad Rafsanjani (26213070) Roby Aditya Negara (28213044) Suci Rahmawati Ningrum (28213662)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini dunia bisnis banyak mengalami perkembangan sehingga tercipta kondisi persaingan yang semakin kompetitif. Keadaan ini menuntut perusahaan untuk mempertahankan

Lebih terperinci

Balanced Scorecard adalah salah satu system pengukuran keberhasilan manajemen yang. keuangan yang strategis yang meningkatkan shareholder value.

Balanced Scorecard adalah salah satu system pengukuran keberhasilan manajemen yang. keuangan yang strategis yang meningkatkan shareholder value. Balanced Scorecard adalah salah satu system pengukuran keberhasilan manajemen yang meyakini bahwa jika perusahaan memiliki orang-orang dengan kemampuan yang tepat dan sikap yang baik akan dapat melaksanakan

Lebih terperinci

PENERAPAN BALANCED SCORECARD

PENERAPAN BALANCED SCORECARD PENERAPAN BALANCED SCORECARD SEBAGAI PENGUKUR KINERJA MANAJEMEN PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH INDRAMAYU ( The Application of Balanced Scorecard as Performance Measurement at District Hospital of Indramayu

Lebih terperinci

PENGUKURAN KINERJA PADA KOPERASI SEMOGA JAYA UNIT SIMPAN PINJAM DI TENGGARONG

PENGUKURAN KINERJA PADA KOPERASI SEMOGA JAYA UNIT SIMPAN PINJAM DI TENGGARONG PENGUKURAN KINERJA PADA KOPERASI SEMOGA JAYA UNIT SIMPAN PINJAM DI TENGGARONG Ainun Jariah 1, Titin Ruliana 2, Suyatin 3 Fakultas Ekonomi, Jurusan Akuntansi Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda.Kalimantan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. berlokasi di Jln. Jenderal Sudirman No. 337 Pekanbaru 20116, Telp (0761)

BAB III METODE PENELITIAN. berlokasi di Jln. Jenderal Sudirman No. 337 Pekanbaru 20116, Telp (0761) BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Tempat Dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada PT Bank Riau Kepri Pekanbaru, yang berlokasi di Jln. Jenderal Sudirman No. 337 Pekanbaru 20116, Telp (0761) 370550,

Lebih terperinci

BAB II. Tinjauan Pustaka. 1. Penilaian Kinerja dan Tujuan Penilaian Kinerja

BAB II. Tinjauan Pustaka. 1. Penilaian Kinerja dan Tujuan Penilaian Kinerja BAB II Tinjauan Pustaka A. Penilaian Kinerja 1. Penilaian Kinerja dan Tujuan Penilaian Kinerja Kinerja merupakan istilah umum yang digunakan untuk menunjukkan sebagian atau seluruh tindakan atau aktivitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di PT. ANUGERAH TEKINDO SASINAAP. MULIA Jl. Argo Kelud 12 Ponggok - BLITAR Jawa Timur.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di PT. ANUGERAH TEKINDO SASINAAP. MULIA Jl. Argo Kelud 12 Ponggok - BLITAR Jawa Timur. 54 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di PT. ANUGERAH TEKINDO SASINAAP MULIA Jl. Argo Kelud 12 Ponggok - BLITAR 66153 Jawa Timur. 3.2. Jenis dan Pendekatan Penelitian

Lebih terperinci

MANAJEMEN STRATEGIS BERBASIS BALANCED SCORECARD

MANAJEMEN STRATEGIS BERBASIS BALANCED SCORECARD MANAJEMEN STRATEGIS BERBASIS BALANCED SCORECARD KINERJA Kinerja adalah hasil kerja yang secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memanfaatkan sumber daya yang dimiliki oleh perusahan tersebut. (Helfert, 1996)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memanfaatkan sumber daya yang dimiliki oleh perusahan tersebut. (Helfert, 1996) 10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kinerja 2.1.1 Pengertian Kinerja Kinerja adalah hasil atau prestasi kerja suatu perusahaan selama periode waktu tertentu yang dipengaruhi oleh proses operasional perusahaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 43 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Variabel penelitian dan Defenisi Operasional Variabel Menurut Sugiyono (2012:38), variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Menghadapi perubahan perkembangan bisnis yang semakin kompetitif, suatu organisasi dituntut untuk melakukan suatu adaptasi yang cepat terhadap faktor-faktor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sebagian besar organisasi mengukur kinerjanya dengan menitik beratkan

BAB I PENDAHULUAN. Sebagian besar organisasi mengukur kinerjanya dengan menitik beratkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagian besar organisasi mengukur kinerjanya dengan menitik beratkan pada sisi keuangan (financial perspective). Akan tetapi, menilai kinerja perusahaan semata-mata

Lebih terperinci

Pengukuran Kinerja Bulog Sub Divre Dumai dengan Konsep Balanced Scorecard

Pengukuran Kinerja Bulog Sub Divre Dumai dengan Konsep Balanced Scorecard Petunjuk Sitasi: Melliana, & Fitra. (2017). Pengukuran Kinerja Bulog Sub Divre Dumai dengan Konsep Balanced Scorecard. Prosiding SNTI dan SATELIT 2017 (pp. F275-281). Malang: Jurusan Teknik Industri Universitas

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Kinerja Kinerja adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan atau program ataupun kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sejauh mana pencapaian perusahaan. Selama ini yang umum dipergunakan dalam

BAB I PENDAHULUAN. sejauh mana pencapaian perusahaan. Selama ini yang umum dipergunakan dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Semakin ketatnya persaingan bisnis terutama dengan pekembangan teknologi yang terus update, permintaan konsumen yang semakin beragam mengikuti perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ketat. Untuk menghadapi tantangan persaingan tersebut, perusahaan harus mempunyai daya

BAB I PENDAHULUAN. ketat. Untuk menghadapi tantangan persaingan tersebut, perusahaan harus mempunyai daya 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor ekonomi yaitu bidang industri merupakan salah satu sektor pembangunan yang paling utama di Indonesia. Perkembangan jaman membuat tingkat persaingan semakin

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PROPOSISI PENELITAN

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PROPOSISI PENELITAN BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PROPOSISI PENELITAN 2.1 Konsep Dasar Audit Manajemen Menurut Bayangkara (2008:2), audit manajemen adalah pengevaluasian terhadap efisien dan efektivitas operasi perusahaan.

Lebih terperinci

Yateno, S.E., M.M.

Yateno, S.E., M.M. ANALISIS PENILAIAN PERFORMANCE PERUSAHAAN BERBASIS BALANCE SCORE CARD (BSC) (Studi Kasus pada PT. Great Giant Pineapple. Terbanggi Besar Lampung Tengah) ABSTRAK Yateno, S.E., M.M. e-mail : Yatno.apta@gmail.com

Lebih terperinci

PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN DENGAN METODE BALANCED SCORECARD

PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN DENGAN METODE BALANCED SCORECARD PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN DENGAN METODE BALANCED SCORECARD Indah Pratiwi, Herrizqi Shinta, Dessy Riyasari Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Surakarta Jl. A. Yani Tromol

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan pengukuran dari aspek keuangan, kurang memperhatikan. pengukuran tersebut dengan strategi badan usaha.

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan pengukuran dari aspek keuangan, kurang memperhatikan. pengukuran tersebut dengan strategi badan usaha. BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Pada umumnya pengukuran kinerja yang dilakukan oleh suatu badan usaha hanya berorientasi pada jangka pendek dan mengandung tingkat subyektivitas yang tinggi. Di samping

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. dan David P. Norton pada tahun 1990, namun sistem penilaian kinerja ini mulai

BAB II LANDASAN TEORI. dan David P. Norton pada tahun 1990, namun sistem penilaian kinerja ini mulai BAB II LANDASAN TEORI A. Balanced Scorecard Balanced Scorecard pertama kali dikembangkan oleh Robert S. Kaplan dan David P. Norton pada tahun 1990, namun sistem penilaian kinerja ini mulai popular pada

Lebih terperinci

LANDASAN TEORI. Enterprise Resource Planning (ERP) adalah sebuah aplikasi bisnis yang

LANDASAN TEORI. Enterprise Resource Planning (ERP) adalah sebuah aplikasi bisnis yang BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Enterprise Resource Planning Enterprise Resource Planning (ERP) adalah sebuah aplikasi bisnis yang didisain untuk dapat menyediakan lingkungan yang terintegrasi dan sistematis

Lebih terperinci

Farah Esa B

Farah Esa B ALTERNATIF PENERAPAN BALANCED SCORECARD SEBAGAI SISTEM PENILAIAN KINERJA (Studi Kasus pada RSUD dr. Soediran Mangun Soemarso Kab. Wonogiri) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat Guna

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengukuran Kinerja 2.1.1. Definisi Pengukuran Kinerja Kaplan, dan Norton (1996) mendefinisikan pengukuran kinerja sebagai : the activity of measuring the performance of an activity

Lebih terperinci

ANALISIS BALANCED SCORECARD SEBAGAI ALAT PENGUKURAN KINERJA PADA CV YAMAHA SINAR UTAMA HIDAYATULLAH SAMARINDA

ANALISIS BALANCED SCORECARD SEBAGAI ALAT PENGUKURAN KINERJA PADA CV YAMAHA SINAR UTAMA HIDAYATULLAH SAMARINDA ANALISIS BALANCED SCORECARD SEBAGAI ALAT PENGUKURAN KINERJA PADA CV YAMAHA SINAR UTAMA HIDAYATULLAH SAMARINDA Kamalia Pantalisa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Mulawarman Cornelius Rantelangi Fakultas

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Pengukuran Kinerja Pengukuran kinerja merupakan kriteria penting dalam menilai suatu perusahaan. Pengukuran ini memperlihatkan hubungan antara perencanaan yang telah ditetapkan

Lebih terperinci

ABSTRAK. Keywords: Balanced Scorecard, Perspektif Keuangan, Perspektif Pelanggan, Perspektif Bisnis Internal, Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan.

ABSTRAK. Keywords: Balanced Scorecard, Perspektif Keuangan, Perspektif Pelanggan, Perspektif Bisnis Internal, Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan. ABSTRAK (Irene Biringkanae), Pengukuran Kinerja dengan Pendekatan Balanced Scorecard pada Perusahaan Daerah Air Minum ( PDAM ) Kabupaten Tana Toraja, (Pembimbing I:Drs. H.Abdul Latif,M.Si,Ak,. Pembimbing

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 7 BAB II LANDASAN TEORI A. Pengukuran Kinerja Perusahaan 1. Kinerja dan Pengukuran Kinerja Perusahaan Rivai dan Basri (2005), Kinerja adalah hasil seseorang secara keseluruhan selama periode tertentu di

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 1.1 Jenis penelitian Penelitian ini menggunakan metode studi kasus yang menggambarkan keadaan sebenarnya dari obyek penelitian. Kegiatan ini dilakukan dengan mengawasi dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perencanaan Strategik (Strategic Planning) merupakan salah satu kunci

BAB I PENDAHULUAN. Perencanaan Strategik (Strategic Planning) merupakan salah satu kunci BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perencanaan Strategik (Strategic Planning) merupakan salah satu kunci keberhasilan bagi suatu perusahaan dalam mencapai tujuan perusahaan. Perencanaan Strategik

Lebih terperinci

MANAJEMEN STRATEGIS BERBASIS BALANCED SCORECARD LANGKAH AWAL MENYUSUN BALANCE SCORECARD

MANAJEMEN STRATEGIS BERBASIS BALANCED SCORECARD LANGKAH AWAL MENYUSUN BALANCE SCORECARD MANAJEMEN STRATEGIS BERBASIS BALANCED SCORECARD LANGKAH AWAL MENYUSUN BALANCE SCORECARD FOKUS PENGUKURAN BSC Fokus pengukuran BSC untuk melaksanakan proses manajemen sbb: Mengklarifikasi dan menerjemahkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kompleksitas dunia bisnis yang ada sekarang baik dalam produk/jasa yang dihasilkan,

BAB I PENDAHULUAN. Kompleksitas dunia bisnis yang ada sekarang baik dalam produk/jasa yang dihasilkan, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kompleksitas dunia bisnis yang ada sekarang baik dalam produk/jasa yang dihasilkan, proses dalam menghasilkan produk/jasa tersebut, sistem jual-beli yang ada

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Kinerja Dan Pengukuran Kinerja. seperti koreksi akan kebijakan, meluruskan kegiatan- kegiatan utama dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Kinerja Dan Pengukuran Kinerja. seperti koreksi akan kebijakan, meluruskan kegiatan- kegiatan utama dan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Pengertian Kinerja Dan Pengukuran Kinerja Kinerja merupakan kondisi yang harus diketahui dan diinformasikan kepada pihak- pihak tertentu untuk mengetahui

Lebih terperinci

ALTERNATIF PENERAPAN METODE BALANCED SCORECARD SEBAGAI TOLAK UKUR KINERJA PERUSAHAAN PADA PT INDOSAT Tbk

ALTERNATIF PENERAPAN METODE BALANCED SCORECARD SEBAGAI TOLAK UKUR KINERJA PERUSAHAAN PADA PT INDOSAT Tbk ALTERNATIF PENERAPAN METODE BALANCED SCORECARD SEBAGAI TOLAK UKUR KINERJA PERUSAHAAN PADA PT INDOSAT Tbk Disusun oleh: SITI KARINA HAFSARI Niaga Pratama 1 BC/3 17116, 081287847957, sitikarinahafsari@hotmail.com

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS Pengertian Kinerja dan Pengukuran Kinerja. dihasilkan oleh suatu perusahaan atau organisasi dalam periode tertentu

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS Pengertian Kinerja dan Pengukuran Kinerja. dihasilkan oleh suatu perusahaan atau organisasi dalam periode tertentu BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pengertian Kinerja dan Pengukuran Kinerja Kinerja merupakan gambaran mengenai tingkat pencapaian dari pelaksanaan suatu program/kegiatan/kebijakan dalam

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA CV. FABAMUS FAMILI UTAMA SEMARANG DENGAN BALANCED SCORECARD

ANALISIS KINERJA CV. FABAMUS FAMILI UTAMA SEMARANG DENGAN BALANCED SCORECARD ANALISIS KINERJA CV. FABAMUS FAMILI UTAMA SEMARANG DENGAN BALANCED SCORECARD Nilla Mega P 1, Hari Susanta N 2 & Sendhang Nurseto 3 nilla.permata@gmail.com Abstract A method of measuring the performance

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Menurut Mahsun (2006:25) kinerja (performance) adalah gambaran

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Menurut Mahsun (2006:25) kinerja (performance) adalah gambaran 22 BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pengertian Kinerja Menurut Mahsun (2006:25) kinerja (performance) adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan/ program/

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan bisnis yang semakin kompetitif merupakan tantangan yang harus

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan bisnis yang semakin kompetitif merupakan tantangan yang harus BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Persaingan bisnis yang semakin kompetitif merupakan tantangan yang harus dihadapi oleh semua perusahaan di era globalisasi saat ini. Kunci untuk memenangkan persaingan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan laba. Semua itu tidak lepas dari kemampuan perusahaan dalam

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan laba. Semua itu tidak lepas dari kemampuan perusahaan dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sebagaimana diketahui tujuan perusahaan pada umumnya adalah mendapatkan laba. Semua itu tidak lepas dari kemampuan perusahaan dalam mengelola sumber daya yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kantor Pusat PT. Asuransi Allianz Life

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kantor Pusat PT. Asuransi Allianz Life BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kantor Pusat PT. Asuransi Allianz Life Indonesia yang berkedudukan di Allianz Tower Jl. HR Rasuna Said Kawasan Kuningan Persada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dagang maupun perusahaan jasa. Dengan adanya persaingan tersebut,

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dagang maupun perusahaan jasa. Dengan adanya persaingan tersebut, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada saat ini persaingan perdagangan di Indonesia semakin pesat. Baik perusahaan dagang maupun perusahaan jasa. Dengan adanya persaingan tersebut, maka perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. rupa sehingga agar dapat dimanfaatkan secara efektif dan efisien. Air adalah

BAB I PENDAHULUAN. rupa sehingga agar dapat dimanfaatkan secara efektif dan efisien. Air adalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Air bersih merupakan salah satu kebutuhan yang sangat mendasar bagi semua manusia karena setiap aktivitas manusia pasti memerlukan air bersih. Tersedianya air

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rizal melakukan penelitian pengukuran kinerja menggunakan Balanced

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rizal melakukan penelitian pengukuran kinerja menggunakan Balanced BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu 1. Rizal Effendi (2012) Rizal melakukan penelitian pengukuran kinerja menggunakan Balanced Scorecard pada sektor publik Kanwil DJP Sumsel dan Kep. Babel.

Lebih terperinci

Bidang Teknik BALANCED SCORECARD SEBAGAI ALAT UKUR KINERJA DAN ALAT PENGENDALI SISTEM MANAJEMEN STRATEGIS

Bidang Teknik BALANCED SCORECARD SEBAGAI ALAT UKUR KINERJA DAN ALAT PENGENDALI SISTEM MANAJEMEN STRATEGIS Majalah Ilmiah Unikom, Vol.6, hlm. 51-59 BALANCED SCORECARD SEBAGAI ALAT UKUR KINERJA Bidang Teknik BALANCED SCORECARD SEBAGAI ALAT UKUR KINERJA DAN ALAT PENGENDALI SISTEM MANAJEMEN STRATEGIS ISNIAR BUDIARTI

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Pada penelitian ini, terdapat penelitian terdahulu yang terkait dengan pembahasan

BAB II LANDASAN TEORI. Pada penelitian ini, terdapat penelitian terdahulu yang terkait dengan pembahasan 16 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Penelitian Terdahulu Pada penelitian ini, terdapat penelitian terdahulu yang terkait dengan pembahasan sehingga dapat dijadikan sebagai suatu perbandingan. Pertama, berdasarkan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS BAB 2 TINJAUAN TEORETIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Organisasi sektor Publik Awalnya, sektor publik ini muncul karena adanya kebutuhan masyarakat secara bersama terhadap barang atau layanan tertentu. Sektor

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan zaman mengakibatkan perubahan lingkungan bisnis yang pada akhirnya menimbulkan persaingan dalam industri yang semakin ketat. Jika dulu produsen yang memegang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Pengertian Pengukuran Kinerja. terhadap kinerja (Fitriyani et al., 2015)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Pengertian Pengukuran Kinerja. terhadap kinerja (Fitriyani et al., 2015) BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pengukuran Kinerja a. Pengertian Pengukuran Kinerja Kinerja adalah suatu gambaran pengelolaan suatu organisasi yang dapat dinilai berdasarkan suatu ukuran yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hanya memperhatikan prestasi dan sikap karyawan, tetapi juga

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hanya memperhatikan prestasi dan sikap karyawan, tetapi juga BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Teori Organisasi Menurut Stephen P. Robbins dalam buku Teori Organisasi, teori organisasi adalah ilmu yang mempelajari struktur dan

Lebih terperinci

Jurnal UNIERA Volume 3 Nomor 1; ISSN Balanced Scorecard (Bsc): Tools Strategis Pengukuran Masa Depan. John F. Sonoto 1.

Jurnal UNIERA Volume 3 Nomor 1; ISSN Balanced Scorecard (Bsc): Tools Strategis Pengukuran Masa Depan. John F. Sonoto 1. Balanced Scorecard (Bsc): Tools Strategis Pengukuran Masa Depan John F. Sonoto 1 asonoto@yahoo.com Abstract This article aims to organizations that want to show measuring corporate performance is too focused

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ketidakmampuan kinerja keuangan untuk mengukur kinerja aktiva-aktiva tidak berwujud

BAB I PENDAHULUAN. ketidakmampuan kinerja keuangan untuk mengukur kinerja aktiva-aktiva tidak berwujud BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pengukuran kinerja perusahaan secara tradisional yang hanya mengandalkan kinerja keuangan memiliki banyak kelemahan. Kelemahan yang utama adalah ketidakmampuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bisnis yang semakin kompetitif ini, tantangan yang dihadapi oleh organisasi baik yang

BAB I PENDAHULUAN. bisnis yang semakin kompetitif ini, tantangan yang dihadapi oleh organisasi baik yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengukuran kinerja merupakan hal yang penting bagi perusahaan. Dalam dunia bisnis yang semakin kompetitif ini, tantangan yang dihadapi oleh organisasi baik

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 76 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai analisis manfaat implementasi balanced scorecard terhadap pelaksanaan proses manajemen strategik, maka

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Dan Pendekatan Penelitian Desain penelitian yang akan digunakan adalah deskriptif, yaitu penelitian yang dilakukan untuk memperoleh gambaran yang sebenarnya tentang

Lebih terperinci

Implementasi Balanced Scorecard Sebagai Alat Ukur Kinerja Perguruan Tinggi Studi Kasus Universitas Komputer Indonesia

Implementasi Balanced Scorecard Sebagai Alat Ukur Kinerja Perguruan Tinggi Studi Kasus Universitas Komputer Indonesia Implementasi Balanced Scorecard Sebagai Alat Ukur Kinerja Perguruan Tinggi Studi Kasus Universitas Komputer Indonesia Oleh: Taryana Suryana NPM:2006210007 1 UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA Visi Menjadi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Melihat perkembangan yang saat ini terjadi dimana era globalisasi telah menyebabkan

BAB 1 PENDAHULUAN. Melihat perkembangan yang saat ini terjadi dimana era globalisasi telah menyebabkan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Melihat perkembangan yang saat ini terjadi dimana era globalisasi telah menyebabkan iklim kompetisi antar perusahaan semakin tajam dan ketat, juga ditambah

Lebih terperinci

Pengukuran Kinerja (Performance Measurement)

Pengukuran Kinerja (Performance Measurement) Pengukuran Kinerja (Performance Measurement) McGraw-Hill/Irwin Copyright 2013 by The McGraw-Hill Companies, Inc. All rights reserved. Tujuan sistem pengukuran Iktisar Pengukuran Kinerja Asesmen operasional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha yang semakin melesat cepat sekarang ini, ikut UKDW

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha yang semakin melesat cepat sekarang ini, ikut UKDW BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia usaha yang semakin melesat cepat sekarang ini, ikut mempengaruhi semua pelaku bisnis untuk bersikap waspada dalam menghadapi persaingan.

Lebih terperinci

MANAJEMEN STRATEGIS BERBASIS BALANCED SCORECARD

MANAJEMEN STRATEGIS BERBASIS BALANCED SCORECARD MANAJEMEN STRATEGIS BERBASIS BALANCED SCORECARD KINERJA Kinerja adalah hasil kerja yang secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan yang telah dilaksanakan oleh masing-masing pusat. personel yang memangku jabatan fungsional maupun struktural, tetapi juga

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan yang telah dilaksanakan oleh masing-masing pusat. personel yang memangku jabatan fungsional maupun struktural, tetapi juga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengukuran kinerja merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi organisasi bisnis. Pada suatu organisasi bisnis, pengukuran kinerja merupakan usaha yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan produktivitas serta pencapaian visi dan misi perusahaan tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan produktivitas serta pencapaian visi dan misi perusahaan tersebut. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tingkat persaingan perusahaan di abad ke-21 ini semakin ketat sejalan dengan diberlakukannya era perdagangan bebas. Hal ini tentu juga mempengaruhi persaingan di dunia

Lebih terperinci

Perancangan Sistem Pengukuran Performansi PT. Pondok Indah Tower dengan Menggunakan Metode Balanced Score Card

Perancangan Sistem Pengukuran Performansi PT. Pondok Indah Tower dengan Menggunakan Metode Balanced Score Card Performa (2008) Vol. 7, No.2: 31-36 Perancangan Sistem Pengukuran Performansi PT. Pondok Indah Tower dengan Menggunakan Metode Balanced Score Card Murman Budijanto, Dwi Lia Indriani Laboratorium Sistem

Lebih terperinci

Pengukuran Kinerja Perusahaan dengan Pendekatan Balanced Scorecard

Pengukuran Kinerja Perusahaan dengan Pendekatan Balanced Scorecard Jurnal Akuntansi, Ekonomi dan Manajemen Bisnis Vol. 1, No. 2, December 2013, 183-189 p-issn: 2337-7887 Article History Received October, 2013 Accepted November, 2013 Pengukuran Kinerja Perusahaan dengan

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (PDAM) KABUPATEN GRESIK DENGAN PENDEKATAN BALANCED SCORECARD

ANALISIS KINERJA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (PDAM) KABUPATEN GRESIK DENGAN PENDEKATAN BALANCED SCORECARD ANALISIS KINERJA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (PDAM) KABUPATEN GRESIK DENGAN PENDEKATAN BALANCED SCORECARD Eka Fitria Kusumawati Universitas Negeri Surabaya vee.puffy@yahoo.co.id ABSTRACT In the face of

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. suatu periode dengan referensi pada sejumlah standar seperti biaya-biaya masa

TINJAUAN PUSTAKA. suatu periode dengan referensi pada sejumlah standar seperti biaya-biaya masa 4 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Kinerja Kinerja perusahaan adalah suatu tampilan keadaan secara utuh atas perusahaan selama periode waktu tertentu, merupakan hasil atau prestasi yang dipengaruhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan dunia menuju era globalisasi memungkinkan kegiatan perekonomian berkembangan sedemikian rupa sehingga melewati batas-batas wilayah dan antar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tuntut untuk menempuh langkah-langkah yang strategik dalam kondisi apapun. Selain

BAB I PENDAHULUAN. tuntut untuk menempuh langkah-langkah yang strategik dalam kondisi apapun. Selain BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Di dalam persaingan bisnis yang pesat seperti sekarang ini, perusahaan di tuntut untuk menempuh langkah-langkah yang strategik dalam kondisi apapun. Selain

Lebih terperinci

Prepared by Yuli Kurniawati

Prepared by Yuli Kurniawati BALANCE SCORECARD Prepared by Yuli Kurniawati SEJARAH BALANCE SCORECARD Pertama kali disampaikan oleh Robert S. Kaplan dan David P. Norton di Harvard Business Review tahun 1992 dalam artikel berjudul Balanced

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 50 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Metode pengukuran kinerja di PT Tera Data Indonusa Selama ini PT. Tera Data Indonusa mengukur kinerja dengan melakukan analisis terhadap laporang keuangannya dan membandingkannya

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum Atas Pengukuran Kinerja Kinerja adalah suatu tampilan keadaan secara utuh atas perusahaan selama periode waktu tertentu, merupakan hasil atau prestasi yang dipengaruhi

Lebih terperinci

Prosiding Teknik Industri ISSN:

Prosiding Teknik Industri ISSN: Prosiding Teknik Industri ISSN: 2460-6502 Pengukuran Kinerja Perusahaan Menggunakan Metode Balanced Scorecard (Studi Kasus pada PT. Retailindo) The Measurement of Company s Performance Using Balanced Scorecard

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Menurut M. Mahsun (2007:161) pengukuran kinerja merupakan suatu

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Menurut M. Mahsun (2007:161) pengukuran kinerja merupakan suatu BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengukuran Kinerja 2.1.1 Pengertian Pengukuran Kinerja Menurut M. Mahsun (2007:161) pengukuran kinerja merupakan suatu aktivitas penilaian pencapaian target target tertentu

Lebih terperinci

Analisis Balanced Scorecard Pada Bank X

Analisis Balanced Scorecard Pada Bank X Analisis Balanced Scorecard Pada Bank X Andris Setiawan andrissetiawan507@gmail.com Abstract Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif pada Bank X dengan judul Analisis Balanced Scorecard pada Bank

Lebih terperinci

ABSTRAKSI. Kata kunci: sektor publik, kinerja, balance scorecard, PDAM

ABSTRAKSI. Kata kunci: sektor publik, kinerja, balance scorecard, PDAM NASKAH PUBLIKASI ANALISIS KINERJA DENGAN PENDEKATAN BALANCE SCORECARD (Studi Kasus PDAM TirtaDharmaKabupaten Klaten ) Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menentukan metode penelitian yang akan dipakai pada penelitiannya, karena

BAB III METODE PENELITIAN. menentukan metode penelitian yang akan dipakai pada penelitiannya, karena BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Peneliti yang akan melakukan penelitian harus mengetahui serta menentukan metode penelitian yang akan dipakai pada penelitiannya, karena metode penelitian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN TEORITIS 6 BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pengertian Kinerja Kinerja merupakan hal penting yang harus dicapai oleh setiap perusahaan manapun, karena kinerja merupakan gambaran dari kemampuan

Lebih terperinci

PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN DENGAN KONSEP BALANCED SCORECARD

PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN DENGAN KONSEP BALANCED SCORECARD PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN DENGAN KONSEP BALANCED SCORECARD (Studi Kasus pada Bank Rakyat Indonesia Cabang Solo Kartasura) SKRIPSI Disusun dan Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh

Lebih terperinci