1. Pendahuluan. 2. Tinjauan Pustaka

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "1. Pendahuluan. 2. Tinjauan Pustaka"

Transkripsi

1 1. Pendahuluan Perkembangan teknik visualisasi data semakin berkembang mulai dari yang sederhana sampai yang kompleks. Heatmap merupakan salah satu teknologi visualisasi yang mempresentasikan data menggunakan gradien warna. Warna yang biasa digunakan adalah merah, kuning, hijau, dan biru. Warna-warna tersebut mencerminkan banyak data dari yang terbanyak sampai paling sedikit dengan urutan merah ke kuning ke hijau ke biru. Heatmap bisa digunakan untuk visualisasi data yang berbentuk 2-D dan 3-D. Heatmap 2-D digunakan untuk membuat grafik berbentuk tabel untuk menyajikan data dalam baris dan kolom secara simultan. Selain berbentuk grafik heatmap 2-D juga digunakan untuk membuat simulasi persebaran data. Heatmap 3D digunakan untuk membuat grafik 3-D. Heatmap 3-D juga bisa digunakan untuk membuat simulasi tekanan gelombang dan bisa juga digunakan untuk membuat surface plot. Heatmap juga bisa digunakan untuk mengelompokkan data berdasarkan jumlah atau berdasarkan kerapatan dari kumpulan data. Kelebihan dari heatmap adalah heatmap dapat mengelompokkan data secara otomatis dari jumlah terbanyak sampai jumlah paling sedikit. Heatmap juga digunakan untuk mengoptimalkan kinerja iklan pada sebuah website dengan cara mendeteksi klik terbanyak pada sebuah halaman web [1]. Pengembang sering kesulitan bagaimana mereka dapat mempresentasikan data yang besar dalam peta. Perkembangan teknologi web browser yang terus meningkat mempengaruhi jumlah marker yang bisa ditampilkan oleh Maps API, akan tetapi kepadatan marker yang berlebihan bisa membuat pengguna binggung. Jadi alternatifnya adalah menggunakan heatmap dan memungkinkan browser mengkorversi heatmap menggunakan Maps API dengan membuat heatmap layer baru. Maps API yang akan menentukan gradien warna, intensitas, dan perilaku heatmap ketika peta diperbesar [2][3]. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana mengimplementasikan heatmap untuk menggambarkan pengelompokan data UKM di Salatiga. Pada penelitian ini heatmap digunakan sebagai media memberikan informasi persebaran UKM di Salatiga. Kelebihan heatmap bisa dilihat pada penelitian ini saat melakukan zoom in peta, heatmap akan semakin terpecah menjadi beberapa bagian, berubah bentuk serta perubahan intensitas warna kemudian saat melakukan zoom out maka heatmap akan menyatu kembali, berubah bentuk menjadi lebih padat serta perubahan intensitas warna menjadi lebih padat. Penggunaan heatmap ini diharapkan mampu memberikan informasi persebaran data UKM yang sudah dikelompokan berdasarkan kategori dan wilayah. 2. Tinjauan Pustaka Penelitian tentang penggunaan heatmap sudah pernah dilakukan sebelumnya. Pada penelitian yang mengimplementasikan heatmap 2-D untuk visualisasi data terdistribusi memanfaatkan heatmap digunakan untuk 2

2 mevisualisasikan data terdistribusi. Data terdistribusi adalah kumpulan data yang digunakan bersama-sama, dan didistribusikan melalui suatu jaringan komputer. Teknologi heatmap pada penelitian ini digunakan untuk mevisualisasikan data terdistribusi agar lebih mudah dibaca dan lebih menarik. Dapat juga mempermudah pengguna dalam mencari data dalam database XML, melihat tren yang ada di masyarakat, atau mengambil kesimpulan dan/atau keputusan manajerial[4]. Pada penelitian yang mengimplementasikan teknologi heatmap sebagai alat untuk merekam posisi click pada suatu halaman website dan mencari posisi dimana click terbanyak yang terekam oleh heatmap. Data posisi akan digunakan untuk menentukan peletakan iklan supaya hasil yang didapat maksimal. Heatmap juga digunakan untuk menganalisis area rujukan untuk menu hot topik atau topik terhangat untuk mengoptimalkan kinerja website[1]. Penelitian sebelumnya yang juga membahas heatmap adalah penelitian yang memanfaatkan heatmap untuk merekam perilaku user dan aktifitas yang berkaitan dengan interface website tanpa menggunakan hardware khusus atau software yang mahal[5]. Pada penelitian tersebut heatmap digunakan untuk menampilkan data klik yang direkam dari sebuah website untuk menganalisa perilaku user yang mengunjungi website tersebut sehingga bisa disimpulkan user interface yang cocok untuk website tersebut. Heatmap merupakan representasi grafik dari data yang berisi matrik yang divisualisasikan menggunakan warna. Gradien warna default heatmap adalah merah, kuning, hijau, dan biru. Dari keempat warna tersebut akan ditemukan warna dari percampuran dua warna sehingga menghasilkan warna baru. Menurut Tabel 1 kepadatan titik % akan divisualisasikan menggunakan warna merah. Kepadatan titik 70 80% akan divisualisasikan menggunakan warna coklat, warna coklat disini dihasilkan dari pencampuran warna merah dan kuning. Kepadatan titik 60 70% akan divisualisasikan dengan warna kuning. Kepadatan titik 50 60% akan divisualisasikan dengan warna hijau. Kepadatan titik 40 50% akan divisualisasikan dengan warna biru muda dan dibawah dari 40% akan divisualisasikan dengan warna biru. Semua warna tersebut bisa jadi tidak terlihat pada heatmap yang muncul karena terpengaruh warna yang lebih dominan. Untuk lebih jelas bisa dilihat pada Gambar 1. Tabel 1 Warna yang merepresentasikan kepadatan titik [1] Warna Kepadatan titik Merah % Coklat 70 80% Kuning 60 70% Hijau 50 60% Biru muda 40 50% Biru Dibawah 40% 3

3 Gambar 1 Jajaran warna yang digunakan Heatmap [1] Satu titik heatmap memiliki koordinat X dan Y dalam kasus ini Longitude dan Latitude dari peta. Sebenarnya satu titik memiliki semua elemen warna heatmap. Bisa dilihat pada Gambar 2 dalam 1 titik heatmap memiliki semua elemen warna heatmap dari warna paling panas sampai warna paling dingin. Warna panas berada dititik tengah dan semakin menjauhi titik tengah warna berubah menjadi semakin dingin. Gambar 2 Contoh simpel 1 titik Heatmap [5] Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah aplikasi yang dibuat akan menerapkan heatmap pada pemetaan persebaran UKM yang memproduksi makanan dan minuman. Heatmap digunakan untuk mevisualisasikan persebaran data UKM yang memproduksi makanan dan minuman agar lebih mudah dilihat seberapa luas persebaran UKM yang memproduksi makanan dan minman di Salatiga. 4

4 3. Perancangan Sistem Metode pengembangan sistem yang digunakan dalam merancang dan membangun aplikasi pemetaan persebaran UKM yang memproduksi makanan dan minuman di Salatiga, menggunakan heatmap adalah Modified Waterfall Model. Metode ini tidak jauh beda dari waterfall model karena masih menggunakan tahapan-tahapan dari waterfall model. Kebutuhan untuk proses yang dibentuk di dalam pengembangan Web menggunakan model air terjun yang dimodifikasi (modified waterfall) dengan pusaran air (whirlpools) bagi pemula dalam menggembangkan web[6]. Bagan modified waterfall model bisa dilihat pada gambar 3. Gambar 3 Modified Waterfall Model[6] Tahapan pertama yang dilakukan adalah requirments definition (analisis dan definisi persyaratan), yaitu mengumpulkan kebutuhan yang harus dipenuhi oleh program yang akan dibangun. Pada tahap ini meliputi pengumpulan bahan-bahan yang akan dijadikan referensi untuk menerapkan heatmap pada aplikasi pemetaan. Pengumpulan kebutuhan dilakukan dengan metode kepustakaan untuk mencari referensi terkait dan difokuskan pada penerapan heatmap. Data yang digunakan sebagai contoh kasus adalah data UKM yang memproduksi makanan dan minuman di Salatiga yang berjumlah 1747 usaha. Data-data tersebut bisa dilihat pada Tabel 2. Tabel 2 Daftar Data UKM yang digunakan Kecamatan Kelurahan Makanan Minuman Total Agromulya Cebongan Kumpulrejo Ledok Noborejo Randuacir Tegalrejo Sidomukti Dukuh Kalicacing

5 Kecamatan Kelurahan Makanan Minuman Total Kecandran Mangunsari Sidorejo Bugel Blotongan Kauman Kidul Pulutan Salatiga Sidorejo Lor Tingkir Gedongan Kalibening Kutowinanngun Sidorejo Kidul Tingkir Lor Tingkir Tengah Total Langkah kedua adalah system and software design (perancangan sistem dan perangkat lunak), yaitu merancang sistem dan user interface. Perancangan sistem menggunakan DFD(Data Flow Diagram) yang digunakan untuk menggambarkan informasi yang mengalir pada sistem atau aplikasi. DFD(Data Flow Diagram) menggambarkan proses aliran data atau informasi yang digunakan pada sistem atau aplikasi. Pada DFD level 0 menunjukkan rancangan proses dasar sistem. Proses keseluruhan aliran data atau informasi digambarkan secara garis besar dalam DFD level 0 seperti yang terlihat pada Gambar 4. Gambar 4 DFD Level 0 aplikasi pemetaan persebaran UKM yang memproduksi makanan dan minuman di Salatiga Pada DFD level 0 terdapat entitas user. User dapat meminta informasi yang tersedia dengan memilih filter yang ada pada aplikasi pemetaan presebaran UKM yang memproduksi makanan dan minuman di Salatiga. Pada aplikasi ini user hanya bisa meminta data dan memberi respon pada aplikasi. Respon yang dilakukan user adalah memilih filter berdasarkan kecamatan atau kelurahan melalui form filter. Informasi yang didapat user adalah pemetaan persebaran UKM yang memproduksi makanan dan minuman di Salatiga sesuai filter yang diberikan oleh user. Data UKM yang memproduksi makanan dan minuman divisualisasikan menggunakan heatmap. Dari DFD level 0 akan dijabarkan menjadi DFD level 1 seperti yang terlihat pada Gambar 5. DFD level 1 digunakan untuk memperjelas proses-proses yang terjadi pada sistem.. 6

6 Gambar 5 DFD Level 1 aplikasi pemetaan persebaran UKM yang memproduksi makanan dan minuman di Salatiga Pada DFD level 1 user dapat melihat data UKM yang memproduksi makanan dan minuman di Salatiga yang divisualisasikan menggunakan heatmap. Tahap selanjutnya membuat sebuah flowchart yang menggambarkan langkah-langkah yang dilakukan, dalam membangun sebuah aplikasi pemetaan menggunakan heatmap. Flowchart yang dibangun bisa dilihat pada Gambar 6. Gambar 6 Flowchart proses program Program dimulai dengan melakukan pengecekan apakah filter ditemukan atau tidak, jika filter ditemukan maka sistem akan meminta memilih kecamatan. Setelah mendapat masukan kode kecamatan sistem akan melakukan pengecekan apakah user memilih kelurahan atau tidak, jika memilih kelurahan maka sistem akan melakukan pengelompokan berdasakan kelurahan, jika tidak maka sistem akan melakukan pengelompokan berdasarkan kecamatan. Setelah melakukan pengelompokan maka sistem mengambil data dan memproses menggunakan heatmap untuk divisualisasikan. Jika sistem tidak menemukan filter maka sistem akan mengambil semua data yang cocok kemudian diproses menggunakan heatmap untuk divisualisasikan. 7

7 Perancangan user interface, dilakukan agar pembuatan aplikasi lebih mudah dan terarah. Desain utama adalah halaman beranda atau halaman awal. Pada halaman awal ada delapan komponen yaitu tombol beranda, tombol tentang, tombol kontak, combobox pilih kecamatan, combobox pilih kelurahan, tombol lihat, area peta dan area keterangan. Seperti yang terlihat pada gambar 7. Gambar 7 Form user interface halaman utama Tahapan selanjutnya adalah implementation and unit testing (implementasi dan pengujian unit). Pada tahap ini dilakukan implementasi dari rancangan yang telah dibuat. Implementasi dilakukan melalui proses pengkodean. Proses pengkodean menggunakan PHP dan pemanfaatan Google Maps API untuk mendapatkan data peta dan mengambil library visualization untuk penerapan heatmap. Tahap berikutnya adalah system testing (pengujian sistem) pada tahap ini dilakukan pengujian sistem yang telah dibuat. Pengujian sistem ini menggunakan black box testing. Tahapan terakhir adalah operation and maintenance (penerapan dan pemeliharaan sistem). Pada tahap ini dilakukan pemeliharaan terhadap aplikasi. Bentuk pemeliharaan bisa dalam bentuk penambahan fitur dan perubahan layout. 4. Hasil dan pembahasan Pada hasil dan pembahasan akan dibahas beberapa proses yang terjadi dalam penerapan heatmap, antara lain bagaimana heatmap memproses data koordinat yang diberikan dan mengambil peta dari google maps menggunakan Google Maps API. Heatmap akan membentuk lapisan-lapisan layer untuk setiap titik koordinat kemudian divisualisasikan menggunakan gradien warna default. Titik yang berdekatan akan mencampur warnanya menjadi warna yang dominan sehingga terbentuk sebuah gradien warna dengan intensitas warna yang berbeda. Pada Gambar 8 diambil sampel 10 titik koordinat dan dibentuk dalam layer-layer. Setiap titik pada masing-masing layer mempunyai warna gradien default. Langkah selanjutnya heatmap akan melebur gradien warna yang dimiliki setiap titik koordinat yang ada. Sebelum melebur warna yang dimiliki oleh 8

8 masing-masing titik koordinat heatmap akan menghitung jarak tiap-tiap titik koordinat dan mendapatkan perpotongan diantara radius warna sebuah titik koordinat. Setelah menemukan perpotongan heatmap akan melebur warna dari lapisan paling dalam sampai lapisan terluar. Gambar 8 Contoh proses layer heatmap Gambar 9 merupakan perkiraan hasil gradien warna yang terbentuk dari 10 titik koordinat pada Gambar 8. Gradien warna yang terbentuk dari 10 titik koordinat tersebut akan terlihat seperti pada gambar 9. Sebenarnya setiap titik koordinat mempunyai semua warna yang ada pada gradien warna default heatmap. Tetapi titik bagian tengah hanya memiliki beberapa warna saja dan bahkan hanya memiliki satu warna saat titik koordinat sangat rapat. Hal tersebut dikarenakan peleburan warna atau percampuran warna yang dilakukan heatmap. Gambar 9 Perkiraan hasil dari gambar 8 9

9 Sebelum menggunakan heatmap pada aplikasi peta diharuskan mereferensikan library heatmap pada coding aplikasi peta. Kode program 1 merupakan script yang harus ada dalam pembuatan aplikasi peta yang menggunakan heatmap. Script tersebut berisikan referensi visualization dari library Google Maps API. Library visualization digunakan jika aplikasi akan menggunakan Maps Engine dan Heatmap. Kode Program 1 Referensi Visualisasi[7] 1. <script src=" visualization"> 2. </script> Isi dari library visualization adalah fungsi-fungsi yang digunakan untuk memanggil data peta dan fungsi heatmap. Pada library visualization semua data yang diambil oleh heatmap diolah dan kemudian ditampilkan pada heatmap layer yang ada pada data peta Google Maps. Agar warna peta yang ditampilkan berbeda dengan warna default dari Google maka perlu style tambahan seperti yang terlihat pada Kode Program 2. Kode Program 2 Custom style peta Google Maps[8] 1. var style = [ 2. { 3. "featuretype": "administrative", 4. "elementtype": "all", 5. "stylers": [{"visibility": "off"}]}, ]; Pada kode program 2 pada baris tiga merupakan fungsi featuretype yang berfungsi untuk mendefinisikan tipe fitur dari peta yang akan di rubah warnanya. Jenis-jenis featuretype yang digunakan adalah administrative(wilayah administrasi) yang digunakan untuk mengatur custom style dari area administrasi suatu wilayah, poi(point of interest/tempat tujuan) yang digunakan untuk mengatur style tempat-tempat tujuan seperti gereja, masjid, kampus dan lain sebagainya, road(jalan) yang digunakan untuk mengatur custom style dari jalan, water(air) yang digunakan untuk mengatur custom style dari air, dan transit yang digunakan untuk mengatur custom style dari area pemberhentian. Pada baris empat merupakan fungsi elementtype yang berfungsi untuk menentukan elemen tipe apa saja yang akan di kostum warnanya. Jenis-jenis elementtipe yang digunakan adalah geometry yang berfungsi untuk mengatur fill dan stroke dari featuretype dan label yang berfungsi untuk mengatur elemen text dan icon dari featuretype. Terdapat juga fungsi stylers yang berfungsi sebagai tempat peletakan dan pengaturan style dari Google Maps. Berikutnya membuat array titik koordinat yang diambil dari database menggunakan variabel javascript seperti yang terlihat pada Kode Program 3. 10

10 Kode Program 3 Kode array titik 1. var ukmdata = [ 2. <?php 3. $query = mysql_query("select * FROM data WHERE kategori > 0"); 4. while ($row = mysql_fetch_array($query)){ 5. $lat=$row['lat']; 6. $lon=$row['lng']; 7. echo ("new google.maps.latlng($lat, $lon),\n"); 8. } 9.?> 10. ]; Kode Program 3 pada baris 1 merupakan kode untuk membuat variabel pada javascript. Baris 3 merupakan kode untuk mengambil data koordinat dari database. Baris 4-8 merupakan kode untuk membuat perulangan data koordinat dari database sehingga membentuk array. Pada baris 7 merupakan kode untuk mencetak koordinat pada fungsi LatLng dari Google Maps. Berikutnya memanggil fungsi initialize dari Google Maps API. Didalam fungsi ini terdapat pengaturan untuk peta, membuat layer baru untuk heatmap, memasukkan array titik dan memanggil event untuk memunculkan peta seperti yang terlihat pada kode program 4. Kode Program 4 Fungsi pengaturan peta dan heatmap 1. function initialize() { 2. var mapoptions = { 3. zoom: 12, 4. center: new google.maps.latlng(deflat, deflng), 5. maptypeid: google.maps.maptypeid.map, 6. styles: style 7. }; 8. map = new google.maps.map(document.getelementbyid('map-canvas'),mapoptions); 9. var pointarray = new google.maps.mvcarray(ukmdata); 10. heatmap = new google.maps.visualization.heatmaplayer({ 11. data: pointarray 12. }); 13. heatmap.setmap(map); 14. } 15. google.maps.event.adddomlistener(window, 'load', initialize); Kode Program 4 baris 2 merupakan kode untuk membuat variabel mapoptions yang berfungsi untuk menyimpan pengaturan peta. Baris 3 merupakan kode untuk menentukan zoom peta default saat pertama peta di load. Baris 4 merupakan kode untuk menentukan titik tengah dari peta. Baris 5 merupakan kode untuk menentukan jenis peta yang akan ditampilkan. Baris 6 merupakan kode untuk memanggil style peta yang sudah didefinisikan sebelumnya. Baris 8 merupakan kode untuk menampilkan peta. Baris 9-14 merupakan kode untuk mengambil array titik dan membuat layer heatmap kemudian memasukkan layer heatmap pada peta. Baris 15 merupakan kode untuk menjalankan fungsi initialize. 11

11 Kode Program 5 Potongan javascript google maps API untuk visualization dan heatmap 1. function(b){ 2. b.am(a) 3. })}); Lf(Um[F], {map: Dg, query: Tm, style: Qm}); 4. Ug.visualization = function(a) { 5. eval(a) 6. }; 7. var Vm = Cd[Jc].maps.visualization = {DynamicMapsEngineLayer: Mm, HeatmapLayer: Gm, MapsEngineLayer: Nm, MapsEngineStatus: {OK: od, INVALID_LAYER: id, UNKNOWN_ERROR: rd}}; 8. cl[16] && Sd(Vm, {DemographicsLayer: Um}); 9. cl[15] delete Nm[F][ad]; 10. Bf("visualization", {}); 11. function(b){b.am(a)})}); Lf(Um[F], {map: Dg, query: Tm, style: Qm}); 12. Ug.visualization = function(a) { 13. eval(a) 14. }; 15. var Vm = Cd[Jc].maps.visualization = {DynamicMapsEngineLayer: Mm, HeatmapLayer: Gm, MapsEngineLayer: Nm, MapsEngineStatus: {OK: od, INVALID_LAYER: id, UNKNOWN_ERROR: rd}}; 16. cl[16] && Sd(Vm, {DemographicsLayer: Um}); 17. cl[15] delete Nm[F][ad]; 18. Bf("visualization", {}); Kode Program 5 merupakan potongan dari javascript google maps API untuk visualization dan heatmap. Pada Kode Program 5 terdapat fungsi sebagai berikut polygonoptions yang berfungsi untuk menbuat sebuah bentuk dari sekumpulan garis, strokecolor yang berfungsi untuk menentukan warna garis, strokecolorstyle yang berfungsi untuk menentukan style dari warna sebuah garis, strokeopacity berfungsi sebagai pengatur transparansi sebuah garis, strokeopacitystyle berfungsi sebagai penentu style transparansi dari sebuah garis, strokeweight berfungsi untuk menentukan ketebalan sebuah garis, fillcolor berfungsi untuk memberi warna sebuah polygon, fillcolorstyle berfungsi sebagai pengatur style warna sebuah polygon, fillopacity berfungsi sebagai pengatur transparansi sebuah polygon, dan fillopacitystyle berfungsi sebagai pengatur style transparansi sebuah polygon. Fungsi-fungsi yang lain merupakan fungsi yang digunakan untuk menentukan bentuk dari peta sesuai data yang diambil dari server dan menampikan pada halaman web. Terdapat juga fungsi untuk heatmap layer didalam fungsi tersebut terdapat fungsi untuk menentukan posisi sebuah titik dan menentukan warna dari titik tersebut. Hasil dari visualisasi heatmap adalah gradien warna, pada Gambar 10 merupakan hasil dari visualisasi untuk Kota Salatiga dan gradien warna yang terlihat adalah warna merah yang berarti kerapatan UKM yang memproduksi makanan dan minuman sangat rapat, kemudian warna kuning yang berarti kerapatannya sedang, dan warna hijau berarti kerapatannya jarang. Salah satu kelebihan heatmap adalah heatmap mampu memecah bentuk dan merubah intensitas warna ketika data berubah atau tampilan diperbesar. Pada Gambar 10 bagian atas, peta di perbesar 12x sehingga terlihat bentuk persebaran data UKM yang memproduksi makanan dan minuman sedikit memencar dan warna dominan merah yang berarti kepadatan UKM yang memproduksi makanan dan minuman sangat padat. Pada Gambar 10 bagian bawah peta diperbesar 13x terlihat bentuk visualisasi data UKM yang memproduksi makanan dan minuman berubah lebih terpencar dan intensitas warna berubah karena ketika peta diperbesar kerapatan 12

12 antar titik posisi UKM yang memproduksi makanan dan minuman berubah secara skala dan bukan posisi sebenarnya yang berubah. Gambar 10 Hasil visualisasi heatmap pada zoom 12x dan 13x untuk Kota Salatiga Pada Gambar 11 merupakan hasil visualisasi heatmap untuk Kecamatan Tingkir yang terdiri dari 555 data UKM yang memproduksi makanan dan 66 data UKM yang memproduksi minuman dan total dari kedua kategori adalah 601 data. Perbedaan bentuk dan intensitas warna sangat terlihat saat peta diperbesar 12x Gambar 11 bagian atas dan saat peta diperbesar 13x Gambar 11 bagian bawah. Hal ini terjadi karena perbedaan kerapatan titik posisi UKM yang memproduksi makanan dan minuman, saat peta diperbesar maka kerapatan titik posisi UKM yang memproduksi makanan dan minuman secara skala akan melebar. Karena kerapatan titik posisi UKM yang memproduksi makanan dan minuman berubah maka bentuk visualisasi heatmap dan warnanya pun berubah. Gambar 11 Hasil visualisasi heatmap pada zoom 12x dan 13x untuk Kecamatan Tingkir 13

13 Gambar 12 merupakan hasil visualisasi heatmap untuk Kelurahan Salatiga yang berada di Kecamatan Sidorejo yang terdiri dari 282 UKM yang memproduksi makanan dan 61 UKM yang memproduksi minuman dan total dari kedua kategori tersebut adalah 343. Bentuk dan warna dari visualisasi heatmap saat peta diperbesar 12x Gambar 12 bagian atas dan saat peta diperbesar 13x Gambar 12 bagian bawah tidak banyak berubah karena data sangat padat. Perenggangan antar titik tidak begitu berpengaruh karena wilayahnya juga kecil. Warna visualisasi heatmap didominasi oleh warna merah karena kerapatan titik lokasi UKM yang memproduksi makanan dan minuman di kelurahan Salatiga sangat rapat. Gambar 12 Hasil visualisasi heatmap pada zoom 12x dan 13x untuk Kelurahan Salatiga Pengujian black box merupakan pengujian yang fokus pada persyaratan fungsi. Dengan metode black box pengujian dilakukan dengan mencari fungsi-fungsi yang tidak benar, menguji kesalahan-kesalahan yang mungkin terjadi pada tampilan aplikasi yang telah dikembangkan[9]. Metode pengujian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode black box. Tujuannya adalah untuk memperkecil kesalahan pada saat pengembangan dan dengan mudah melakukan koreksi terhadap kekurangan yang terjadi setelah aplikasi selesai dikerjakan. Hasil pengujian bisa dlihat pada Tabel 3. Tabel 3 Tabel Uji Aplikasi Pemetaan pada zoom 12x Pengelompokan Hasil yang diharapkan Hasil pengujian Kesimpulan Kota Memvisualisasikan semua data UKM yang memproduksi makanan dan minuman menggunakan gradien warna Gradien warna keluar sesuai dengan seluruh data UKM yang memproduksi makanan dan minuman Hasil Valid 14

14 Kecamatan Kelurahan Memvisualisasikan data UKM yang memproduksi makanan dan minuman berdasarkan kecamatan yang dipilih menggunakan gradien warna Memvisualisasikan data UKM yang memproduksi makanan dan minuman berdasarkan kelurahan yang dipilih menggunakan gradien warna Gradien warna keluar sesuai dengan seluruh data UKM yang memproduksi makanan dan minuman dikelompokkan berdasarkan kecamatan Gradien warna keluar sesuai dengan seluruh data UKM yang memproduksi makanan dan minuman dikelompokkan berdasarkan kecamatan Hasil Valid Hasil Valid Pada Tabel 3 memperlihatkan hasil uji black box testing atas uji pengelompokan berdasarkan wilayah saat peta diperbesar 12x. Pada pengujian ini dipastikan semua wilayah memiliki hasil yang sesuai harapan. Pengujian ini akan berperngaruh pada pengujian pengelompokan berdasarkan wilayah dengan peta diperbesar 13x seperti yang terlihat pada Tabel 4. Tabel 4 Tabel Uji Aplikasi Pemetaan pada zoom 13x Pengelompokan Hasil yang diharapkan Hasil pengujian Kesimpulan Kota Kecamatan Kelurahan Memvisualisasikan semua data UKM yang memproduksi makanan dan minuman menggunakan gradien warna dengan bentuk lebih menyebar dari pada zoom 12x dan intensitas gradien warna berubah. Memvisualisasikan data UKM yang memproduksi makanan dan minuman berdasarkan kecamatan yang dipilih menggunakan gradien warna dengan bentuk lebih menyebar dari pada zoom 12x dan intensitas gradien warna berubah. Memvisualisasikan data UKM yang memproduksi makanan dan minuman berdasarkan kelurahan yang dipilih menggunakan gradien warna dengan bentuk lebih menyebar dari pada zoom 12x dan intensitas gradien warna berubah. Gradien warna keluar sesuai dengan seluruh data UKM yang memproduksi makanan dan minuman dengan bentuk lebih menyebar dari pada zoom 12x dan intensitas warna berubah Gradien warna keluar sesuai dengan seluruh data UKM yang memproduksi makanan dan minuman dikelompokkan berdasarkan kecamatan dengan bentuk lebih menyebar dari pada zoom 12x dan intensitas warna berubah Gradien warna keluar sesuai dengan seluruh data UKM yang memproduksi makanan dan minuman dikelompokkan berdasarkan kecamatan dengan bentuk lebih menyebar dari pada zoom 12x dan intensitas warna berubah Hasil Valid Hasil Valid Hasil Valid 15

15 Pada Tabel 4 menunjukan hasil uji saat peta diperbesar 13x yang mengharapkan hasil yang berbeda dari peta yang diperbesar 12x. Perbedaan yang diinginkan adalah perubahan bentuk dan perubahan intensitas warna pada gradien warna heatmap. Pada Tabel 4 menyatakan bahwa perbedaan yang diinginkan sesuai dengan harapan. 5. Kesimpulan Dalam membangun aplikasi peta menggunakan heatmap dan google map harus memperhatikan jumlah data dan kerapatan titik. User interface dibuat sedemikian mungkin sehingga pengguna mudah mengerti informasi yang diberikan. Aplikasi yang dibuat menggunakan data sebanyak 1747 titik. Heatmap pada aplikasi bisa merepresentasikan semua titik dalam bentuk gradien warna yang memiliki bentuk sesuai dengan persebaran data. Heatmap juga memberikan informasi populasi persebaran dan kerapatan titik dari posisi UKM. Heatmap mampu memecah bentuk dan merubah intensitas warna yang digunakan ketika peta diperbesar. Dengan menggunakan heatmap dapat memvisualisasikan data persebaran UKM yang memproduksi makanan dan minuman di Salatiga dengan bentuk warna yang berbeda karena kerapatan titik posisi UKM yang memproduksi makanan dan minuman di Salatiga. Saran untuk pengembangan aplikasi ini adalah: 1) Menambahkan kategori UKM dan memperluas wilayah pemetaan; 2) Aplikasi memiliki halaman administrator untuk memperbaharui data; 3) Aplikasi dapat menampilkan informasi data pada peta. 6. Daftar Pustaka [1] Soava, Georgeta, dan Raduteanu, Mircea, 2013, Optimizing Ecommerce Sites Through the use Heatmap, European International Journal of Science and Technology, 2(4): /frontimages/gallery/vol._2_no._4_/6.pdf. [2] Wilkinson, Leland dan Friendly, Michael, 2008, The History of the Cluster Heat Map, The American Statistician. ~wilkinson/publications/heatmap.pdf. [3] Google, n.a, Google Maps Tutorial : Visualizing data, Diakses pada tanggal 18 Juni [4] Lisana, dan Pramana, Edwin, 2013, Implementasi Metode Heatmap 2-D untuk Visualisasi Data Terdistribusi, Prosiding Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Multimedia 2013, 4(24):C-55 C-60. [5] Horák, Oldřich, Novák, Martin, dan Zákoutský, Vojtěch, 2012, Heatmap Generation Techniques used for GeoWeb Application User-Interface Evaluation, International Journal of Mathematics and Computers in Simulation, 6(4): [6] Powell, T Web Site Engineering Beyond Web Page Design. Upper Saddle River: Prentice Hall. 16

16 [7] Dincer, Alper and Uraz, Balkan, 2013, Google Maps JavaScript API Cookbook, United Kingdom:Packt Publishing. [8] Google, n.a, Google Maps Javascript API V3 Reference, ptypestyler. Diakses pada tanggal 20 April [9] Williams, Laurie, 2006, Testing Overview and Black-box Testing Techniques, Diakses pada tanggal 9 Juli

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN. dan memudahkan dalam pengembangan sistem selanjutnya. Tujuan dari analisa

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN. dan memudahkan dalam pengembangan sistem selanjutnya. Tujuan dari analisa BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN.1. Analisis Sistem Dalam perancangan sebuah sistem diperlukan analisis untuk keperluan sistem. Dengan adanya analisis sistem, sistem yang dirancang diharapkan akan lebih

Lebih terperinci

Bab 3 Metode Penelitian

Bab 3 Metode Penelitian Bab 3 Metode Penelitian 3.1 Metode Penelitian Pada penelitian ini, dilakukan beberapa tahapan yang saling berkaitan antara satu tahap dengan tahap lainnya. Flowchart tahapan penelitian yang dilakukan dapat

Lebih terperinci

KOMISI PEMILIHAN UMUM KOTA SALATIGA. KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KOTA SALATIGA NOMOR 96 /Kpts/KPU-Kota /2016

KOMISI PEMILIHAN UMUM KOTA SALATIGA. KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KOTA SALATIGA NOMOR 96 /Kpts/KPU-Kota /2016 SALINAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KOTA SALATIGA KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KOTA SALATIGA MOR 96 /Kpts/KPU-Kota-012-329537/2016 TENTANG DAFTAR PEMILIH TETAP PADA PEMILIHAN WALIKOTA DAN WAKIL WALIKOTA SALATIGA

Lebih terperinci

Bab 3. Metode Perancangan

Bab 3. Metode Perancangan Bab 3 Metode Perancangan 3.1 Metode Perancangan Sistem Pada bab ini akan memuat langkah-langkah yang akan dikerjakan untuk perancangan sistem sesuai dengan penelitian yang telah dilakukan. Perancangan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil dan Pembahasan Survei Dari survei lokasi yang dilakukan diperoleh posisi dan data berbagai informasi kantor pelayanan umum yang terdiri dari empat Kantor Kecamatan,

Lebih terperinci

KOMISI PEMILIHAN UMUM KOTA SALATIGA. KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KOTA SALATIGA NOMOR 71 /Kpts/KPU-Kota /2016

KOMISI PEMILIHAN UMUM KOTA SALATIGA. KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KOTA SALATIGA NOMOR 71 /Kpts/KPU-Kota /2016 SALINAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KOTA SALATIGA KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KOTA SALATIGA MOR 71 /Kpts/KPU-Kota-012-329537/2016 TENTANG DAFTAR PEMILIH SEMENTARA PADA PEMILIHAN WALIKOTA DAN WAKIL WALIKOTA

Lebih terperinci

adalah jenis-jenis tombol-tombol (buttons) yang dipakai di dalam system ini : Gambar 4.63 : Tombol ruler

adalah jenis-jenis tombol-tombol (buttons) yang dipakai di dalam system ini : Gambar 4.63 : Tombol ruler 159 Selain alat Bantu (tool) seperti yang telah disebutkan di atas, ada juga tomboltombol (buttons) yang berfungsi untuk melakukan beberapa analisis peta. Di bawah ini adalah jenis-jenis tombol-tombol

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN 3.1 Analisis Sistem 3.1.1 Analisis Pemakai Dari hasil penelitian yang dilakukan di Provinsi Maluku dan hasil observasi diperoleh data-data yang dibutuhkan untuk membuat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kota Tasikmalaya merupakan kota di Provinsi Jawa Barat yang terletak di jalur utama selatan Pulau Jawa. Kota ini memiliki banyak potensi daerah dan sumber daya

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI APLIKASI PETA UI BERBASIS GOOGLE MAPS

BAB 3 PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI APLIKASI PETA UI BERBASIS GOOGLE MAPS BAB 3 PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI APLIKASI PETA UI BERBASIS GOOGLE MAPS 3.1 Perancangan Aplikasi Peta UI Berbasis Google Maps Dalam membangun aplikasi peta UI berbasis Google Maps, konfigurasinya adalah

Lebih terperinci

WEB APPLICATION PELACAKAN KENDARAAN

WEB APPLICATION PELACAKAN KENDARAAN SKRIPSI WEB APPLICATION PELACAKAN KENDARAAN Oleh : FANI INDRA GUNAWAN 2010-51-041 PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MURIA KUDUS 2015 i SKRIPSI WEB APPLICATION PELACAKAN KENDARAAN

Lebih terperinci

Klik (berikan tanda checklist) pada text. box pilihan layer. yang akan dilakukan. perbesaran. pengecilan

Klik (berikan tanda checklist) pada text. box pilihan layer. yang akan dilakukan. perbesaran. pengecilan LAMPIRAN 11 Lampiran 1 Deskripsi kebutuhan fungsional sistem. Level Id Proses Nama Proses Data Input Data Output Deskripsi Proses 1 1 Menampilkan Ketik alamat pada Informasi peta Menyediakan informasi

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM. Sistem yang dibuat adalah sistem yang berbasis web (online), sehingga

BAB III PERANCANGAN SISTEM. Sistem yang dibuat adalah sistem yang berbasis web (online), sehingga BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dijelaskan perancangan dari sistem yang akan dibuat, perancangan sistem yang akan dibuat terdiri dari gambaran umum sistem, perancangan sistem, perancangan

Lebih terperinci

Seminar Nasional APTIKOM (SEMNASTIKOM), Hotel Lombok Raya Mataram, Oktober 2016

Seminar Nasional APTIKOM (SEMNASTIKOM), Hotel Lombok Raya Mataram, Oktober 2016 SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PENDATAAN BANGUNAN BERDASARKAN IZIN MENDIRIKAN BANGUNAN DI KABUPATEN MERAUKE Agustan Latif 1 dan Suwarjono 2 (1) Jurusan Sistem Informasi, Fakultas Teknik, Universitas Musamus

Lebih terperinci

TREKQ FLEET MANAGEMENT PROGRAM

TREKQ FLEET MANAGEMENT PROGRAM TREKQ FLEET MANAGEMENT PROGRAM Petunjuk Penggunaan Versi 1.0.0 Copyright 2012 PT Lautan Teknologi All rights reserved Versi Tanggal Keterangan Nama 1.0.0 1 Januari 2012 Versi awal A Page 2 of 14 1. Pendahuluan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV HASIL DAN UJI COBA BAB IV HASIL DAN UJI COBA IV.1. Hasil Implementasi dari perancangan cetak biru sistem yang telah dilakukan pada bab sebelumnya menghasilkan tampilan piranti lunak. Tampilan aplikasi tersebut dapat dilihat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Oracle Application Express (OAE) adalah host pengembangan deklaratif lingkungan untuk mengembangkan dan menggunakan database sentris aplikasi web, juga menciptakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dinas Koperasi dan UMKM merupakan salah satu lembaga atau instansi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dinas Koperasi dan UMKM merupakan salah satu lembaga atau instansi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dinas Koperasi dan UMKM merupakan salah satu lembaga atau instansi pemerintah yang berada di setiap daerah di wilayah Indonesia salah satunya adalah Surabaya.

Lebih terperinci

Bab 4 Hasil dan Pembahasan

Bab 4 Hasil dan Pembahasan 1.1 Implementasi Sistem Bab 4 Hasil dan Pembahasan Implementasi sistem merupakan hasil implementasi dalam bentuk sistem berdasarkan perancangan sistem yang telah dibahas pada bab sebelumnya. Implementasi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV HASIL DAN UJI COBA BAB IV HASIL DAN UJI COBA IV.1. Hasil Berikut ini dijelaskan tentang tampilan hasil dari Perancangan Sistem Informasi Geografis Lokasi Pusat Provider Jaringan Internet Kota Medan di Sumatera Utara dapat

Lebih terperinci

Bab 4. Hasil dan Pembahasan

Bab 4. Hasil dan Pembahasan 54 Bab 4 Hasil dan Pembahasan Pada bab ini berisi tentang penerapan sistem dan pembahasan, berdasarkan perancangan yang telah dilakukan pada bab tiga, serta pengujian sistem. Adapun tujuan implementasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini perkembangan dan penerapan teknologi telekomunikasi berkembang dengan pesat, secara langsung ataupun tidak langsung akan mempengaruhi perkembangan sistem

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Alat dan Bahan 3.1.1 Alat Dalam penelitian ini, alat yang di gunakan adalah sebagai berikut: 1. Perangkat Keras (Hardware) a) Personal Computer (PC)/Laptop 32/64 bit architecture

Lebih terperinci

Analisis dan Perancangan Tata Ruang Kota Bagian Fasilitas Kesehatan Kota Salatiga dengan Memanfaatkan Sistem Informasi Geografi Berbasis Web

Analisis dan Perancangan Tata Ruang Kota Bagian Fasilitas Kesehatan Kota Salatiga dengan Memanfaatkan Sistem Informasi Geografi Berbasis Web Analisis dan Perancangan Tata Ruang Kota Bagian Fasilitas Kesehatan Kota Salatiga dengan Memanfaatkan Sistem Informasi Geografi Berbasis Web Artikel Ilmiah Peneliti: Indra Septy (682009072) Charitas Fibriani,

Lebih terperinci

BAB II KONDISI UMUM KEMISKINAN KOTA SALATIGA

BAB II KONDISI UMUM KEMISKINAN KOTA SALATIGA 5.68 7.80 11.06 10.04 10.81 12.90 BAB II KONDISI UMUM KEMISKINAN KOTA SALATIGA 2.1. Tingkat Kemiskinan Persentase penduduk miskin Salatiga pada tahun 2011 sebesar 7,80% berada di bawah rata-rata capaian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV HASIL DAN UJI COBA BAB IV HASIL DAN UJI COBA IV.1. Tampilan Hasil Pada bab ini akan dijelaskan tampilan hasil dari aplikasi yang telah dibuat, yang digunakan untuk memperjelas tentang tampilan-tampilan dari Sistem Informasi

Lebih terperinci

BAB 4 UJI COBA DAN ANALISA KINERJA APLIKASI PETA UI BERBASIS GOOGLE MAPS

BAB 4 UJI COBA DAN ANALISA KINERJA APLIKASI PETA UI BERBASIS GOOGLE MAPS BAB 4 UJI COBA DAN ANALISA KINERJA APLIKASI PETA UI BERBASIS GOOGLE MAPS 4.1 Uji Coba dan Analisa Load Time 4.1.1 Uji Coba Load TIme Pengujian dilakukan dengan menggunakan komputer yang memiliki spesifikasi

Lebih terperinci

Bermain dengan Marker Google Maps API

Bermain dengan Marker Google Maps API Bermain dengan Marker Google Maps API Oleh: Hasyemi Rafsanjani Asyari Marker adalah salah satu penanda lokasi berbentuk icon atau pin atau juga image. Marker bisa kita rubah dengan image dari kita atau

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV HASIL DAN UJI COBA BAB IV HASIL DAN UJI COBA IV.1. Hasil Pada tahap ini adalah tahapan dimana kita dapat membuktikan apakah sistem yang dirancang sudah layak dan sudah sesuai dengan perancangan. Sebuah sistem yang telah

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN Pada bagian ini penulis akan menjelaskan system analisis dan perancangan dalam membuat pembuatan aplikasi ini. Setelah semua kebutuhan selesai dianalisis, maka penulis akan

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM. 4.1 Implementasi Sistem Implementasi bisa diartikan sebagai pelaksanaan atau penerapan atau bisa

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM. 4.1 Implementasi Sistem Implementasi bisa diartikan sebagai pelaksanaan atau penerapan atau bisa BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM 4.1 Implementasi Sistem Implementasi bisa diartikan sebagai pelaksanaan atau penerapan atau bisa disebut juga sebagai proses untuk melakukan interaksi, Maka dalam

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI METODE HEATMAP 2-D UNTUK VISUALISASI DATA TERDISTRIBUSI

IMPLEMENTASI METODE HEATMAP 2-D UNTUK VISUALISASI DATA TERDISTRIBUSI IMPLEMENTASI METODE HEATMAP 2-D UNTUK VISUALISASI DATA TERDISTRIBUSI Lisana, S. Kom., M.Inf.Tech. 1 Universitas Surabaya 1 lisana@ubaya.ac.id 1 Edwin Pramana, M.AppSc. 2 Sekolah Tinggi Teknik Surabaya

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KEHUTANAN DIREKTORAT JENDERAL PLANOLOGI KEHUTANAN BUKU PETUNJUK PENGGUNAAN APLIKASI WEBGIS KEMENTERIAN KEHUTANAN

KEMENTERIAN KEHUTANAN DIREKTORAT JENDERAL PLANOLOGI KEHUTANAN BUKU PETUNJUK PENGGUNAAN APLIKASI WEBGIS KEMENTERIAN KEHUTANAN KEMENTERIAN KEHUTANAN DIREKTORAT JENDERAL PLANOLOGI KEHUTANAN BUKU PETUNJUK PENGGUNAAN APLIKASI WEBGIS KEMENTERIAN KEHUTANAN PENGGUNAAN WEBSITE WEBGIS KEMENTERIAN KEHUTANAN 1. PENDAHULUAN Website Webgis

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN 3.1 Analisa Sistem Tanah dalam perspektif ekonomi merupakan suatu investasi yang mempunyai nilai tinggi dan terus meningkat dari tahun ke tahun. Peningkatan nilai tanah

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Jurusan Ilmu Komputer, Fakultas Matematika dan Ilmu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Jurusan Ilmu Komputer, Fakultas Matematika dan Ilmu 38 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Jurusan Ilmu Komputer, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung yang berada di jalan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metodologi Analisis Analisis kebutuhan bertujuan untuk menentukan kebutuhan yang diperlukan pada sebuah aplikasi.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metodologi Analisis Analisis kebutuhan bertujuan untuk menentukan kebutuhan yang diperlukan pada sebuah aplikasi. 9 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metodologi Analisis Analisis kebutuhan bertujuan untuk menentukan kebutuhan yang diperlukan pada sebuah aplikasi. Analisis kebutuhan juga berfungsi sebagai bagaimana

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. menjual berbagai jenis pakaian. Seiring dengan perkembangan fashion pakaian ini

BAB 1 PENDAHULUAN. menjual berbagai jenis pakaian. Seiring dengan perkembangan fashion pakaian ini BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bisnis penjualan pakaian sekarang ini memang semakin berkembang terutama di Indonesia, ini terbukti dengan semakin banyaknya muncul outlet dan distro yang menjual berbagai

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KEHUTANAN DIREKTORAT JENDERAL PLANOLOGI KEHUTANAN BUKU PETUNJUK PENGGUNAAN APLIKASI WEBGIS KEMENTERIAN KEHUTANAN

KEMENTERIAN KEHUTANAN DIREKTORAT JENDERAL PLANOLOGI KEHUTANAN BUKU PETUNJUK PENGGUNAAN APLIKASI WEBGIS KEMENTERIAN KEHUTANAN KEMENTERIAN KEHUTANAN DIREKTORAT JENDERAL PLANOLOGI KEHUTANAN BUKU PETUNJUK PENGGUNAAN APLIKASI WEBGIS KEMENTERIAN KEHUTANAN PENGGUNAAN WEBSITE WEBGIS KEMENTERIAN KEHUTANAN 1. PENDAHULUAN Website Webgis

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN 3.1 Analisis Aplikasi Dalam membangun Aplikasi Pemodelan Senjata Api Berbasis 3D ini penulis menganalisis akan kebutuhan dasar Sistem. Analisis dilakukan terhadap data-data

Lebih terperinci

MENJALANKAN APLIKASI SISTEM INFORMASI SUMBER DAYA AIR (SISDA)

MENJALANKAN APLIKASI SISTEM INFORMASI SUMBER DAYA AIR (SISDA) MENJALANKAN APLIKASI SISTEM INFORMASI SUMBER DAYA AIR (SISDA) Setelah semua kebutuhan software diatas telah di Install, maka aplikasi Database Sistem Informasi Sumber Daya Air (SISDA) dapat dijalankan

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (SIG) PENGELOLAAN REKLAME DI SURABAYA BERBASIS WEB. Nurul Hilmy Rahmawati NRP:

TUGAS AKHIR SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (SIG) PENGELOLAAN REKLAME DI SURABAYA BERBASIS WEB. Nurul Hilmy Rahmawati NRP: TUGAS AKHIR SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (SIG) PENGELOLAAN REKLAME DI SURABAYA BERBASIS WEB Nurul Hilmy Rahmawati NRP: 1210100023 JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI PENGIRIMAN BARANG. Mutiara Afie Ardhini

SISTEM INFORMASI PENGIRIMAN BARANG. Mutiara Afie Ardhini SISTEM INFORMASI PENGIRIMAN BARANG Mutiara Afie Ardhini - 21070114120053 LAPORAN TUGAS BESAR SISTEM INFORMASI PENGIRIMAN BARANG Tugas ini disusun untuk memenuhi Tugas Besar Mata Kuliah Sistem Informasi

Lebih terperinci

Oleh : Dosen Pembimbing : Umi Laili Yuhana, S.Kom, M.Sc Hadziq Fabroyir, S.Kom

Oleh : Dosen Pembimbing : Umi Laili Yuhana, S.Kom, M.Sc Hadziq Fabroyir, S.Kom Sistem Informasi Geografis untuk Perguruan Tinggi Negeri di Indonesia Oleh : I G.L.A. Oka Cahyadi P. 5106100061 Dosen Pembimbing : Umi Laili Yuhana, S.Kom, M.Sc. 132 309 747 Hadziq Fabroyir, S.Kom 051

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS MONITORING KKN POSDAYA UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN BERBASIS GOOGLE MAPS API

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS MONITORING KKN POSDAYA UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN BERBASIS GOOGLE MAPS API SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS MONITORING KKN POSDAYA UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN BERBASIS GOOGLE MAPS API 1 Danang Adi Sumarto, 2 Tedy Setiadi (0407016801) 1,2 Program Studi Teknik Informatika Universitas Ahmad

Lebih terperinci

Berdasarkan Latar Belakang yang telah diuraikan di atas, maka rumusan masalah dalam sistem ini adalah sebagai berikut:

Berdasarkan Latar Belakang yang telah diuraikan di atas, maka rumusan masalah dalam sistem ini adalah sebagai berikut: BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara makro peningkatan kualitas usaha tentu tidak lepas dari adanya persaingan di antara 3 lapisan utama yang menjalankan roda usahanya yaitu perusahaan pemerintah,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN UJICOBA. pakar mendeteksi penyakit pada Tanaman Buah Naga. apabila program dijalankan. Pada halaman ini user dapat memilih menu apa

BAB IV HASIL DAN UJICOBA. pakar mendeteksi penyakit pada Tanaman Buah Naga. apabila program dijalankan. Pada halaman ini user dapat memilih menu apa BAB IV HASIL DAN UJICOBA IV.1 Tampilan Hasil Berikut adalah tampilan hasil dan pembahasan dari perancangan sistem pakar mendeteksi penyakit pada Tanaman Buah Naga. IV.1.1 Tampilan Menu Utama Tampilan menu

Lebih terperinci

Rancang Bangun Aplikasi POI Search Menggunakan Google Maps API Berbasis Web

Rancang Bangun Aplikasi POI Search Menggunakan Google Maps API Berbasis Web Rancang Bangun Aplikasi POI Search Menggunakan Google Maps API Berbasis Web Farwah Halilah Teknik Informatika dan Komputer Politeknik Negeri Jakarta Depok, Indonesia farwah.halilah.tik14@mhsw.pnj.ac.id

Lebih terperinci

PEMANFAATAN GOOGLEMAPS UNTUK PEMETAAN DAN PENCARIAN DATA PERGURUAN TINGGI NEGERI DI INDONESIA

PEMANFAATAN GOOGLEMAPS UNTUK PEMETAAN DAN PENCARIAN DATA PERGURUAN TINGGI NEGERI DI INDONESIA SISFO-Jurnal Sistem Informasi PEMANFAATAN GOOGLEMAPS UNTUK PEMETAAN DAN PENCARIAN DATA PERGURUAN TINGGI NEGERI DI INDONESIA Umi Laili Yuhana 1, I G.L.A. Oka Cahyadi P. 2, Hadziq Fabroyir 1 1 Jurusan Teknik

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS BANGUNAN CAGAR BUDAYA DI KABUPATEN KUDUS BERBASIS WEB

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS BANGUNAN CAGAR BUDAYA DI KABUPATEN KUDUS BERBASIS WEB SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS BANGUNAN CAGAR BUDAYA DI KABUPATEN KUDUS BERBASIS WEB Abdul Aziz 1*, Rizkysari Meimaharani 1, Muhammad Imam Ghozali 1 1 Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Teknik, Universitas

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Panduan Penggunaan Pengadaan Software Dan Aplikasi E-Planning (User Kecamatan)

DAFTAR ISI. Panduan Penggunaan Pengadaan Software Dan Aplikasi E-Planning (User Kecamatan) DAFTAR ISI A.- Persyaratan Penggunaan Aplikasi E-Planning ---------------------------------------------------- 1 1.----Kebutuhan Sistem ------------------------------------------------------------------------------------

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seluler adalah suatu sistem komunikasi yang memberikan layanan

BAB I PENDAHULUAN. Seluler adalah suatu sistem komunikasi yang memberikan layanan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seluler adalah suatu sistem komunikasi yang memberikan layanan telekomunikasi baik dalam bentuk suara, data, maupun video dimana akses pelanggannya dapat dilakukan

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Pengelolaan Food Court terlebih dahulu diperlukan komponen-komponen utama

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Pengelolaan Food Court terlebih dahulu diperlukan komponen-komponen utama BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Kebutuhan Sistem Sebelum mengimplementasikan dan menjalankan aplikasi Sistem Informasi Pengelolaan Food Court terlebih dahulu diperlukan komponen-komponen utama komputer

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pariwisata dan pendidikan.tidak bisa di pungkiri, saat ini perkembangan teknologi

BAB I PENDAHULUAN. pariwisata dan pendidikan.tidak bisa di pungkiri, saat ini perkembangan teknologi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Informasi menjadi faktor penting dalam perkembangan dunia usaha, pariwisata dan pendidikan.tidak bisa di pungkiri, saat ini perkembangan teknologi informasi mulai masuk

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN 4.1 Implementasi Setelah melalui tahap analisis dan tahap perancangan terhadap aplikasi berbasis web menggunakan framework codeigniter, tahapan selanjutnya adalah implementasi

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... LEMBAR PERSETUJUAN... LEMBAR PENGESAHAN... iii. LEMBAR PERNYATAAN... iv RIWAYAT HIDUP... KATA PENGANTAR...

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... LEMBAR PERSETUJUAN... LEMBAR PENGESAHAN... iii. LEMBAR PERNYATAAN... iv RIWAYAT HIDUP... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... Halaman i LEMBAR PERSETUJUAN... ii LEMBAR PENGESAHAN... iii LEMBAR PERNYATAAN... iv RIWAYAT HIDUP... v KATA PENGANTAR... vi DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... xi DAFTAR GAMBAR...

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Berikut adalah tampilan hasil dan pembahasan dari Sistem Informasi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Berikut adalah tampilan hasil dan pembahasan dari Sistem Informasi BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN IV.1 Tampilan Hasil Berikut adalah tampilan hasil dan pembahasan dari Sistem Informasi Geografis Lokasi Budi Daya Udang di Kecamatan Medan Belawan. IV.1.1 Tampilan Menu Utama

Lebih terperinci

Bab 3 Metode dan Perancangan Sistem

Bab 3 Metode dan Perancangan Sistem Bab 3 Metode dan Perancangan Sistem Metode adalah cara atau prosedur yang dipergunakan untuk memecahkan suatu masalah penelitian. Sedangkan penelitian adalah suatu proses dalam menemukan sesuatu, baik

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN IV.1 Kebutuhan Sistem Hardware & Software Agar sistem dapat berjalan dengan baik dibutuhkan komputer dengan spesifikasi yang mencakup fasilitas multimedia yaitu minimal

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. perangkat lunak dalam implementasi aplikasi yang dibuat sebagai berikut:

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. perangkat lunak dalam implementasi aplikasi yang dibuat sebagai berikut: BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Kebutuhan Sistem Implementasi dari Aplikasi Pemetaan Pedagang Kaki Lima di Surabaya memerlukan perangkat lunak dan perangkat keras dengan spesifikasi tertentu agar

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV HASIL DAN UJI COBA BAB IV HASIL DAN UJI COBA IV.1. Hasil Berikut ini dijelaskan tentang tampilan hasil dari Sistem Informasi Geografis Lokasi Sekolah Dasar Negeri Di Kota Binjai Berbasis Web dapat dilihat sebagai berikut

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. 4.1 Spesifikasi Perangkat Keras dan Perangkat Lunak. a. Processor Intel Pentium 4 atau lebih tinggi

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. 4.1 Spesifikasi Perangkat Keras dan Perangkat Lunak. a. Processor Intel Pentium 4 atau lebih tinggi BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Spesifikasi Perangkat Keras dan Perangkat Lunak 4.1.1 Spesifikasi Perangkat Keras Persyaratan minimum perangkat keras agar nantinya dapat bekerja optimal adalah : a.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada era kemajuan teknologi seperti sekarang ini, manusia dapat melakukan

BAB I PENDAHULUAN. Pada era kemajuan teknologi seperti sekarang ini, manusia dapat melakukan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era kemajuan teknologi seperti sekarang ini, manusia dapat melakukan pertukaran informasi dengan cepat walaupun masing-masing berada di tempat yang berbeda. Hal

Lebih terperinci

Aplikasi Dashboard Administrator Server Nginx Pada acommerce

Aplikasi Dashboard Administrator Server Nginx Pada acommerce KARYA ILMIAH MAHASISWA MANAJEMEN INFORMATIKA 1 Aplikasi Dashboard Administrator Server Nginx Pada acommerce Firgi Surya Prasetya 1, Eko Subyantoro 2, Halim Fathoni 3 1 mahasiswa jurusan ekonomi dan bisnis,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan tekhnologi informasi saat ini menyebabkan pengaruh besar dalam berbagai aspek kehidupan. Dunia pendidikan, bisnis dan usaha sampai kepada kesehatan masyarakat

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KEHUTANAN DIREKTORAT JENDERAL PLANOLOGI KEHUTANAN BUKU PETUNJUK PENGGUNAAN APLIKASI WEBGIS KEMENTERIAN KEHUTANAN

KEMENTERIAN KEHUTANAN DIREKTORAT JENDERAL PLANOLOGI KEHUTANAN BUKU PETUNJUK PENGGUNAAN APLIKASI WEBGIS KEMENTERIAN KEHUTANAN z KEMENTERIAN KEHUTANAN DIREKTORAT JENDERAL PLANOLOGI KEHUTANAN BUKU PETUNJUK PENGGUNAAN APLIKASI WEBGIS KEMENTERIAN KEHUTANAN PENGGUNAAN WEBSITE DAN APLIKASI WEBGIS KEMENTERIAN KEHUTANAN 1. PENDAHULUAN

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode eksplorasi dan studi literatur yaitu mengkaji teori serta konsep yang berkaitan dengan permasalahan. Selain itu penulis juga

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN DAN IMPLEMENTASI

BAB V PEMBAHASAN DAN IMPLEMENTASI BAB V PEMBAHASAN DAN IMPLEMENTASI Implementasi adalah tahap penerapan sekaligus pengujian bagi sistem baru serta merupakan tahap dimana aplikasi siap dioperasikan pada keadaan yang sebenarnya, efektifitas

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci : google map API, internet, lokasi, pendaftaran online, sebaran. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Kata Kunci : google map API, internet, lokasi, pendaftaran online, sebaran. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Pada era globalisasi ini perkembangan aplikasi web semakin pesat. Hal ini dapat dilihat dengan bertambah banyaknya website. Banyak instansi yang menggunakan website sebagai media Informasi. Aplikasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 12 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Pengembangan Sistem Untuk pengembangan sistem, penelitian ini menggunakan model SDLC (Software Development Life Cycle). Selain untuk proses pembuatan, SDLC juga

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV HASIL DAN UJI COBA BAB IV HASIL DAN UJI COBA IV.1. Tampilan Hasil Dari hasil penelitian, analisis, perancangan dan pengembangan sistem yang diusulkan, maka hasil akhir yang diperoleh adalah sebuah perangkat lunak Sistem

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Implementasi Setelah melakukan perancangan maka tahap selanjutnya adalah mengimplementasikan sistem berdasarkan rancangan yang sudah dibuat sebelumnya. Fase ini merupakan

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian 3.1.1. Sejarah Singkat Perusahaan Puskesmas sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan berperan dominan di dalam menentukan keberhasilan pelayanan

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. implementasi desain dalam bentuk kode-kode program. Kemudian di tahap ini

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. implementasi desain dalam bentuk kode-kode program. Kemudian di tahap ini BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Kebutuhan Implementasi Setelah tahap analisa dan perancangan, tahap selanjutnya adalah implementasi desain dalam bentuk kode-kode program. Kemudian di tahap ini dijelaskan

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek penelitian yang di ambil penulis adalah Apotek Century Jalan

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek penelitian yang di ambil penulis adalah Apotek Century Jalan 23 BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian yang di ambil penulis adalah Apotek Century Jalan Sukajadi No. 137-139 Bandung. 3.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan Apotek Century

Lebih terperinci

Pemanfaatan Google Maps dalam Pembuatan Aplikasi Pemantau Kondisi Jalan dan Lalu lintas

Pemanfaatan Google Maps dalam Pembuatan Aplikasi Pemantau Kondisi Jalan dan Lalu lintas Pemanfaatan Google Maps dalam Pembuatan Aplikasi Pemantau Kondisi Jalan dan Lalu lintas Dyah Retno Utari 1), Arief Wibowo 2) 1,2 Fakultas Teknologi Informasi, Universitas Budi Luhur e-mail: 1) dyah.retnoutari@budiluhur.ac.id,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. E-learning adalah pembelajaran jarak jauh (distance learning) yang

BAB 1 PENDAHULUAN. E-learning adalah pembelajaran jarak jauh (distance learning) yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah E-learning adalah pembelajaran jarak jauh (distance learning) yang memanfaatkan teknologi komputer, e-learning memungkinkan pembelajar untuk dapat belajar

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN. Pada dasarnya perancangan sistem yang dibuat oleh peneliti adalah

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN. Pada dasarnya perancangan sistem yang dibuat oleh peneliti adalah BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN Pada dasarnya perancangan sistem yang dibuat oleh peneliti adalah mengenai perancangan software. Software yang dimaksud adalah aplikasi database yang digunakan untuk menyimpan

Lebih terperinci

3. BAB III METODE PENELITIAN

3. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Alat dan Bahan Penelitian 3. BAB III METODE PENELITIAN Dalam penelitian dibutuhkan beberapa alat dan bahan untuk mendukung berjalannya perancangan dan implementasi sistem. 3.1.1 Alat Alat yang digunakan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN 4.1. Analisa Sistem Analisa merupakan tahap pemahaman terhadap suatu persoalan sebelum mengambil suatu tindakan atau keputusan. Ini merupakan tahap yang paling penting karena

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengembangan Sistem Pengembangan bussiness logic dari website program tourism berbasis web menggunakan Bahasa pemrograman PHP dan framework CodeIgniter. CodeIgniter menggunakan

Lebih terperinci

Sistem Laporan Keuangan Software House Lampung Yoki Satria 1, Tri Sandhika Jaya 2, Eko Subiyantoro 3 1 mahasiswa, 2 pembimbing 1, 3 pembimbing 2

Sistem Laporan Keuangan Software House Lampung Yoki Satria 1, Tri Sandhika Jaya 2, Eko Subiyantoro 3 1 mahasiswa, 2 pembimbing 1, 3 pembimbing 2 Sistem Laporan Keuangan Software House Lampung Yoki Satria 1, Tri Sandhika Jaya 2, Eko Subiyantoro 3 1 mahasiswa, 2 pembimbing 1, 3 pembimbing 2 1,2,3 Program Studi Manajemen Informatika Jurusan Ekonomi

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS BERBASIS WEB MENGENAI PENYEBARAN FASILITAS PENDIDIKAN, PERUMAHAN, DAN RUMAH SAKIT DI KOTA BEKASI. Fie Jannatin Aliyah

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS BERBASIS WEB MENGENAI PENYEBARAN FASILITAS PENDIDIKAN, PERUMAHAN, DAN RUMAH SAKIT DI KOTA BEKASI. Fie Jannatin Aliyah SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS BERBASIS WEB MENGENAI PENYEBARAN FASILITAS PENDIDIKAN, PERUMAHAN, DAN RUMAH SAKIT DI KOTA BEKASI Fie Jannatin Aliyah Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknologi Industri Universitas

Lebih terperinci

19 BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN 3.1. Analisis Mengendarai kendaraan tidak sembarangan, ada aturan-aturan yang harus ditaati dan juga syarat-syarat tertentu yang harus dipenuhi sebelum berkendara di

Lebih terperinci

SKRIPSI PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PENCARIAN DAN PEMESANAN RUMAH KOS BERBASIS WEB DAN SMS GATEWAY STUDI KASUS KECAMATAN BEKASI SELATAN KOTA BEKASI

SKRIPSI PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PENCARIAN DAN PEMESANAN RUMAH KOS BERBASIS WEB DAN SMS GATEWAY STUDI KASUS KECAMATAN BEKASI SELATAN KOTA BEKASI SKRIPSI PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PENCARIAN DAN PEMESANAN RUMAH KOS BERBASIS WEB DAN SMS GATEWAY STUDI KASUS KECAMATAN BEKASI SELATAN KOTA BEKASI Disusun Oleh : Nama : RAHMAT HIDAYAT NPM : 201210227022

Lebih terperinci

PEMANFAATAN GOOGLE MAPS API DALAM PENGEMBANGAN MEDIA INFORMASI PASAR MALAM DI KOTA SAMARINDA

PEMANFAATAN GOOGLE MAPS API DALAM PENGEMBANGAN MEDIA INFORMASI PASAR MALAM DI KOTA SAMARINDA PEMANFAATAN GOOGLE MAPS API DALAM PENGEMBANGAN MEDIA INFORMASI PASAR MALAM DI KOTA SAMARINDA Ummul Hairah 1, Edy Budiman 2 1 ummihairah@gmail.com, 2 edybudiman.unmul@gmail.com 1,2 Fakultas Ilmu Komputer

Lebih terperinci

APLIKASI SISTEM PELACAKAN KINERJA PENGIRIMAN PADA TRUK PENGANGKUT BARANG BERBASIS ANDROID

APLIKASI SISTEM PELACAKAN KINERJA PENGIRIMAN PADA TRUK PENGANGKUT BARANG BERBASIS ANDROID APLIKASI SISTEM PELACAKAN KINERJA PENGIRIMAN PADA TRUK PENGANGKUT BARANG BERBASIS ANDROID Makalah Program Studi Informatika Fakultas Komunikasi dan Informatika Diajukan oleh : Nama Pembimbing 1 : Moch.

Lebih terperinci

Bab 3 Metode dan Rancangan Sistem

Bab 3 Metode dan Rancangan Sistem 13 Bab 3 Metode dan Rancangan Sistem 3.1 Metode Pengembangan Sistem Pembahasan Metode Prototype Metode penelitian yang digunakan pada pembuatan aplikasi ini adalah model prototype. Model prototype merupakan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM 4.1. Analisa Sistem Event kebudayaan merupakan acara yang diselenggarakan dengan tujuan untuk melestarikan kebudayaan daerah. Pelaksanaan event kebudayaan di Jawa

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Adapun tampilan hasil dari sistem informasi geografis lokasi gedung

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Adapun tampilan hasil dari sistem informasi geografis lokasi gedung BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN IV.1. TampilanHasil Adapun tampilan hasil dari sistem informasi geografis lokasi gedung bioskop di Medan adalah sebagai berikut: IV.1.1. Tampilan Menu User IV.1.1.1.Tampilan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN IV.1. Tampilan Hasil Berikut adalah tampilan hasil dan pembahasan dari Sistem Informasi Geografis Rumah Sakit Swasta di Kota Medan Berbasis Web. IV.1.1. Tampilan Hasil Menu

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Kebutuhan a. Deskripsi Umum Sistem b. Kebutuhan Fungsional Sistem c. Karakteristik Pengguna

HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Kebutuhan a. Deskripsi Umum Sistem b. Kebutuhan Fungsional Sistem c. Karakteristik Pengguna sistem. Perangkat keras yang digunakan harus mampu menjalankan perangkat lunak yang dibutuhkan dengan baik. 5 Pengujian Kesesuaian Perangkat Keras dan Perangkat Lunak Tahapan ini menguji beberapa perangkat

Lebih terperinci

APLIKASI BERBASIS WEB PEMETAAN INFORMASI PADA GAMBAR BITMAP

APLIKASI BERBASIS WEB PEMETAAN INFORMASI PADA GAMBAR BITMAP Media Informatika, Vol. 4, No. 1, Juni 2006, 13-26 ISSN: 0854-4743 APLIKASI BERBASIS WEB PEMETAAN INFORMASI PADA GAMBAR BITMAP M. Irfan Ashshidiq, M. Andri Setiawan, Fathul Wahid Jurusan Teknik Informatika,

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN. antarmuka, menu yang tersedia pada sistem, form-form masukan, analisis kinerja

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN. antarmuka, menu yang tersedia pada sistem, form-form masukan, analisis kinerja BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN Pada bab ini akan dibahas implementasi dari perancangan Sistem Informasi Geografis Pariwisata Pulau Bintan yang meliputi batasan implementasi, tampilan antarmuka, menu

Lebih terperinci

BAB V IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

BAB V IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN BAB V IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN Implementasi dan pengujian merupakan tahap dilakukan setelah tahap analisa dan perancangan selesai. 5.1 Implementasi Sistem Implementasi merupakan tahap pembuatan sistem

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. grafik dengan menggunakan diagram relasi entitas (ERD). Diagaram relasi entitas

BAB IV PEMBAHASAN. grafik dengan menggunakan diagram relasi entitas (ERD). Diagaram relasi entitas BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Analisis Basisdata Struktur logika dari suatu database dapat digambarkan kedalam sebuah grafik dengan menggunakan diagram relasi entitas (ERD). Diagaram relasi entitas ini dibutuhkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Multimedia dapat diartikan sebagai penggunaan beberapa media

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Multimedia dapat diartikan sebagai penggunaan beberapa media BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Multimedia Multimedia dapat diartikan sebagai penggunaan beberapa media untuk menggabungkan dan menyampaikan informasi dalam bentuk teks, audio, grafik, animasi, dan video.

Lebih terperinci

Implementasi Sistem Informasi Geografis untuk Optimalisasi Program Bantuan Kemiskinan di Salatiga Berbasis Aplikasi Desktop

Implementasi Sistem Informasi Geografis untuk Optimalisasi Program Bantuan Kemiskinan di Salatiga Berbasis Aplikasi Desktop Implementasi Sistem Informasi Geografis untuk Optimalisasi Program Bantuan Kemiskinan di Salatiga Berbasis Aplikasi Desktop Artikel Ilmiah Diajukan kepada Fakultas Teknologi Informasi untuk memperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada Dinas Pendidikan Kota Medan khususnya Medan Selatan, terdapat

BAB I PENDAHULUAN. Pada Dinas Pendidikan Kota Medan khususnya Medan Selatan, terdapat BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah. Pada Dinas Pendidikan Kota Medan khususnya Medan Selatan, terdapat beberapa proses pengelolaan dan penanganan yang kurang berjalan secara efektif, diantaranya

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS LOKASI MASJID BERBASIS WEB DI KOTA MALANG

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS LOKASI MASJID BERBASIS WEB DI KOTA MALANG SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS LOKASI MASJID BERBASIS WEB DI KOTA MALANG Dyah Ayu Langening Tyas 1, Didik Dwi Prasetya 2 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Malang Email: ayudyahgrey2@gmail.com,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) adalah pajak negara yang dikenakan terhadap bumi dan bangunan berdasarkan UU Nomor 12 Tahun 1985 tentang Pajak Bumi dan Bangunan sebagaimana

Lebih terperinci