BAB III ANALISA DAN DATA PROYEK
|
|
- Widyawati Widjaja
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB III ANALISA DAN DATA PROYEK 3.1. Stasiun Jakarta Kota Gambar 3.1. Fasad Stasiun Jakarta Kota Sumber : wikipedia.com Identitas Proyek Nama Stasiun Singkatan Stasiun Nama Sebelumnya Dibuka Provinsi Kota Kecamatan Kelurahan : Stasiun Jakarta Kota : JAKK : Stasiun Batavia-Zuid, Batavia Centrum : 1929; 87 tahun lalu : DKI Jakarta : Jakarta Barat : Taman Sari : Pinangsia Alamat : Jalan Stasiun Kota No. 1 Layanan : KA Commuter Jabodetabek, Patas Purwakarta 35
2 Analisa Studi Fisik Bangunan dan Lingkungan Stasiun Jakarta Kota berlokasi di jalan Taman Stasiun Kota, Kel. Pinangsia, Kec. Taman Sari No. 1, Jakarta Barat. Kawasan Stasiun Jakarta Kota merupakan daerah konservasi serta merupakan tempat dimana bangunan cagar budaya banyak berdiri. A. Analisa Makro Bangunan dan Lingkungan Gambar 3.2. Lokasi Makro Stasiun Jakarta Kota Sumber : maps.google.co.id Luas wilayah Provinsi DKI Jakarta adalah 7.659,02 km 2. Garis putus-putus yang berwarna hijau menunjukkan jarak dari Staisun Kereta Api Jakarta Kota menuju Bandar Udara Soekarno-Hatta sekitar 22.3 km atau sekitar 31 menit melalui jalan tol. Atau sekitar 2 jam melalui jalur kereta api. Sedangkan garis putus-putus yang berwarna biru menunjukkan jarak dari Staisun Kereta Api Jakarta Kota menuju Halim Perdanakusuma International Airport sekitar 34 menit melalui jalan tol atau sekitar 25 km. Atau sekitar 2 jam melalui jalur kereta api. 36
3 B. Analisa Mikro Bangunan dan Lingkungan Museum Bank Indonesia Bank BNI 46 STA- SIUN REL KERETA API Halte Transjakarta PERTOKOAN Museum Bank Mandiri Gambar 3.3. Lokasi Mikro Stasiun Jakarta Kota Sumber : maps.google.co.id Batas Utara Batas Timur Batas Selatan Batas Barat : Bank BNI 46 dan Masjid Baitussalam : Rel Kereta Api : Pertokoan : Halte Bus Transjakarta, Museum Bank Indonesia dan Museum Bank Mandiri 37
4 Analisa lokasi Mikro Stasiun Jakarta Kota : 1. Terletak pada kawasan pelestarian cagar budaya. 2. Strategis : berada di tengah kota Jakarta, mudah diakses angkutan umum maupun pribadi dan dekat dengan halte Transjakarta Analisa (Non Fisik) Gambar 3.4. Peta Rute KRL JABODETABEK Sumber : 38
5 Gambar 3.5. Struktur Organisasi PT. Kereta Api Indonesia (Pesero) Sumber : kip.kereta-api.co.id 39
6 Tabel 3.1. Tarif KRL Mulai Berlaku 1 Oktober 2016 Sumber : Tarif Kereta Rel Listrik (KRL) Jabodetabek mulai 1 Oktober 2016 akan mengalami penyesuaian sebesar Rp untuk seluruh relasi. Penyesuaian ini sesuai dengan Peraturan Menteri Perhubungan nomor 35 tahun 2016 tentang Tarif Angkutan Orang dengan Kereta Api Pelayanan Kelas Ekonomi untuk Melaksanakan Kewajiban Pelayanan Publik (Public Service Obligation/PSO). Latar belakang penyesuaian tarif ini juga dilakukan dengan mempertimbangkan kemampuan daya beli masyarakat yang semakin meningkat, program pengembangan krl kedepannya melalui tolak ukur pelayanan KRL yang semakin membaik serta ketersediaan dana public service obligation (PSO) untuk transportasi kereta api yang menyesuaikan dengan kemampuan keuangan Negara, lantaran pemerintah juga mengalokasikan dana PSO secara proporsional untuk angkutan kereta api diluar KRL seperti kereta api antar kota dan kereta perkotaan/komuter. 40
7 Analisa Citra Gambar 3.6. Bangunan Stasiun Jakarta Kota Berdasarkan hasil survey, desain dan tema yang digunakan pada Stasiun Jakarta Kota adalah kombinasi antara modern dan art deco. Stasiun Jakarta Kota merupakan karya besar arsitek Belanda kelahiran Tulungagung 8 September 1882 yaitu Frans Johan Louwrens Ghijsels yang dikenal dengan ungkapan Het Indische Bouwen yakni perpaduan antara struktur dan teknik modern barat dipadu dengan bentuk-bentuk tradisional setempat. Dengan balutan art deco yang kental, rancangan Ghijsels ini terkesan sederhana. Sesuai dengan filosofi Yunani Kuno, kesederhanaan adalah jalan terpendek menuju kecantikan. Siluet stasiun Jakarta Kota dapat dirasakan melalui komposisi unit-unit massa dengan ketinggian dan 41
8 bentuk atap berbeda. Moderninasi terlihat pada sistem pelayanannya yang sudah banyak menggunakan perangkat elekronik, seperti ticketing machine dan LCD untuk memberikan informasi tujuan kereta. Art Deco terdapat pada segi bangunannya, pada langit-langit hall utama yang memperlihatkan rangka atap tersebut. Rangka atap menggunakan besi dengan asbes sebagai penutupnya. Dan jendela yang berbentuk setengah lingkaran. Atap tersebut membentuk setengah silindris mengikuti bentuk jendela pada ujung-ujung hall. Dinding didominasi oleh warna putih. Pada peron menggunakan rangka baja Analisa Aktivitas Pola Sirkulasi A. Pola Aktivitas Penumpang Datang Membeli Mencari Informasi Menunggu Kereta Tujuan Cafetaria & Area Retail Pulang Mengembalikan Kartu 42
9 B. Pola Aktivitas Pengantar/Penjemput Datang Membeli Tiket Mencari Informasi Menunggu Kereta Tujuan Cafetaria & Area Retail Pulang Mengembalikan Kartu Tiket C. Pola Aktivitas Pengelola Datang Penjualan Tiket Melayani Pengunjung Memberi Informasi Menjaga Kebersihan dan Keamanan Pulang Analisa Aktivitas, Kebutuhan Fasilitas dan Besaran Ruang A. Analisa Kegiatan Pengguna Kereta Api Pengguna Stasiun Kereta Api Jakarta Kota, yaitu penumpang, pegawai/karyawan dan penyewa ruang/retail. 1. Penumpang dibagi menjadi 2 : a. Penumpang yang berangkat. b. Penumpang yang datang atau tiba. 43
10 Pelaku kegiatan penumpang terbagi lagi berdasarkan tujuan berpergian : a. Golongan penumpang dalam kota Jakarta dan sekitarnya. Umumnya penumpang ini berpergian atau datang dari tempat kerja, rumah dan sekolah yang memerlukan waktu yang cepat. b. Golongan penumpang antar kota atau jarak jauh.umumnya oenumpang ini memerlukan tempat duduk. 2. Pegawai atau Karyawan Mereka yang melakukan aktivitas pekerjaan kegiatan operasional. 3. Penyewa Ruangan atau Retail Mereka yang memanfaatkan bisnis bagi penunjang fasilitas pada stasiun, seperti jasa pedagang. Tabel 3.2. Analisa Kegiatan Pengguna Kereta Api Pengguna Penumpang kereta api Pengantar penumpang Aktivitas o Membeli dan memesan tiket o Naik atau turun dari kereta o Menunggu kedatangan kereta o Transit kereta o Mencari informasi o Menggunakan fasilitas pelayanan yang ada o Membeli makanan atau minuman o Mengantar atau menjemput o Menunggu 44
11 Pengunjung umum Pengelola atau Karyawan Penyewa retail o Melihat-lihat saja o Megawasi kegiatan penumpang o Melayani penumpang o Mengurus fasilitas pelayanan umum o Melakukan koordinasi antar bidang kegiatan. o Melayani konsumen o Melakukan transaksi jual beli o Bongkar muat barang atau jasa yang dijual B. Analisa Aktivitas dan Kebutuhan Fasilitas Berdasarkan hasil survey, aktivitas dan fasilitas yang ada pada Stasiun Jakarta Kota adalah sebagai berikut : Tabel 3.3. Analisa Aktivitas dan Kebutuhan Ruang Stasiun Jakarta Kota Nama Ruang Sifat Pemakai Aktivitas Loket Publik o Pengunjung o Membeli o Staff tiket o Penjemput o Melayani penumpang penjualan dan pemesanan tiket Kebutuhan Fasilitas o Ticketing Machine o Meja counter o Fasilitas duduk o Storage Pintu kontrol tiket Ruang Tunggu Informasi Kafetaria Semi Publik Semi Publik Semi Publik Semi Publik o Pengunjung o Staff o Penumpang o Pengantar/ Penjemput o Staff o Penumpang o Pengantar/Pe njemput o Penumpang o Pengantar/Pe o Menanyakan informasi o Memberikan informasi o Memberikan pengumuma n o Memeriksa tiket o Mengawasi penumpang o Menunggu o Melihat TV o Makan/ Minum o Menunggu o Makan/ o Meja counter o Fasilitas duduk o Mikrofon o Media informasi o Pagar pembatas o Fasilitas duduk o Media informasi o Dapur o Meja 45
12 Pos Kesehat an Privat njemput o Pengelola o Penyewa Retail o Penumpang o Pengelola Toilet Publik o Penumpang o Pengantar/Pe njemput o Pengelola/K aryawan o Penyewa Retail Mushola Publik o Penumpang o Pengantar/Pe njemput o Pengelola/K aryawan o Penyewa Ruang Menyus ui Ruang Penitipa n Barang Hilang dan Temuan Galeri ATM Minum o Melayani konsumen o Transaksi jual beli o Periksa kesehatan o Istirahat o Membuang air besar/kecil o Cuci muka o Ibadah Retail Privat o Penumpang o Menyusui o Membersihk an badan bayi Privat o Pengelola/K aryawan Publik o Penumpang o Pengantar/Pe njemput o Pengelola/K aryawan o Penyewa Retail o Menerima barang hilang/temu an o Menyimpan barang hilang/temu an o Memberikan informasi o Mengambil uang o Transaksi lain Counter o Meja o Fasilitas duduk o Media informasi o Tempat tidur o Meja Kerja o Kursi Kerja o Storage o Wastafel o Closet o Cermin o Sajadah o Storage o Meja samping o Tempat duduk o Storage o Meja counter o Tempat duduk o Mesin ATM o partisi 46
13 C. Analisa Aktivitas, Kebutuhan Fasilitas dan Besaran Ruang Menurut Buku Pedoman Standarisasi Stasiun 2011, penentuan luas ruang yang diperuntukan bagi kegiatan penunjang dan jasa pelayanan khusus di stasiun disesuaikan dengan kebutuhannya menyangkut jenis pelayanan, kapasitas dan utulitasnya serta tetap memenuhi aspek-aspek aksesibilitas, keselamatan, keamanan dan kenyamanan. Standar minimum untuk luas ruang-ruang bagi kegiatan pokok di stasiun ditentukan pada table berikut : Tabel 3.4. Standar Luas Min. Ruang Kegiatan Pokok Stasiun Luas Ruangan (m 2 ) Ruang Berdasarkan Kelas Stasiun Besar Sedang Kecil Ruang KS Ruang WKS Ruang PPKA Ruang PAP Ruang Keuangan Ruang Serbaguna Ruang Peralatan Ruang UPT Kru KA Ruang Istirahat Kru KA Ruang Petugas Keamanan Ruang Petugas Kebersihan Ruang Hall Ruang Loket Ruang Pelayanan Informasi Ruang Tunggu VIP Ruang Ekslusif Ruang Tunggu Umum Ruang Layanan Kesehatan Ruang Toilet Umum
14 Ruang Mushola Ruang Ibu Menyusui Sesuai dengan fasilitas yang ada pada stasiun Jakarta Kota, sehingga stasiun ini termasuk dalam kelas stasiun sedang Analisa Studi Persyaratan Ruang A. Fungsi Aktivitas Analisis ini bertujuan untuk mengetahui kegiatan yang berlangsung di dalam Stasiun Kereta Api. 1. Kegiatan Penerimaan Meliputi melayani informasi, ticketing dan penitipan barang. 2. Kegiatan Penumpang Meliputi menunggu kedatangan dan keberangkatan kereta api. 3. Kegiatan Pengelola Menangani kegiatan masing-masing bidang, seperti kegiatan administrasi, koordinasi pimpinan, dll. 4. Kegiatan Pelayanan Meliputi kebersihan dan keamanan. 5. Kegiatan Komersil Meliputi pengambilang uang, penjualan makanan, dll. 48
15 B. Sistem Pelayanan 1. Pelayanan Informasi Media informasi yang disediakan di Stasiun Jakarta Kota berupa : o Led Display Gambar 3.7. Informasi Kereta Tujuan Melalui LED Display o Papan informasi biasa o LCD TV Gambar 3.8. Informasi Melalui LED Display TV 49
16 o Audio melalui speaker/pengeras suara Gambar 3.9. Informasi Melalui Speaker 2. Pelayanan Ticketing Pelayanan ticketing di Stasiun Jakarta Kota melayani calon penumpang dan memberikan informasi mengenai : o Penjualan tiket o Pemesanan tiket o Informasi harga tiket o Layanan elektronik payment 3. Pelayanan Keselamatan Pelayanan keselamatan yang ada pada Stasiun Jakarta Kota, yaitu sebagai berikut : o Peringatan yang disampaikan kepada penumpang berupa peringatan melaui audio yang dilakukan petugas saat adanya kereta api yang melintas di stasiun dan berupa garis batas aman peron. 50
17 o Pelayanan gambar atau media visual jalur evakuasi Namun pada Stasiun Jakarta Kota tidak terdapat penempatan assembly point, sebagai papan informasi agar jika terjadi bencana, penumpang dapat langsung menuju tempat berkumpul darurat 4. Pelayanan Keamanan Pelayanan keamanan yang ada pada Stasiun Jakarta Kota hanya ada petugas kemanan, tidak terdapat kamera CCTV. Staiun Jakarta Kota adalah stasiun kelas sedang namun tidak dilengkapi dengan metal detector ataupun walktrough detector yang berguna untuk sterilisasi dari kemungkinan bahaya ancaman senjata tajam, senjata api dan bahan peledak. 5. Pelayanan Kesehatan Pelayanan kesehatan adalah pelayanan yang diberikan oleh petugas kesehatan untuk penumpang dan pegawai operasional kereta api yang menyangkut masalah kesehatan yang sifatnya darurat. 51
18 Gambar Layanan Kesehatan Stasiun Jakarta Kota 6. Pelayanan Umum a. Layanan Toilet dan Mushola Toilet pada stasiun Jakarta Kota sangat tidak nyaman, dikarenakan kurangnya perawatan. Mulai dari fasilitasnya yang kotor sehingga membuat bau yang tidak sedap. Dimungkinkan karena stasiun Jakarta Kota sangat ramai penggunanya dan fasilitas umumnya kurang memadai. Begitu pula dengan musholanya yang terbilang kurang nyaman. 52
19 Gambar Mushola pada Stasiun Jakarta Kota b. Pelayanan Ruang Tunggu Pada Stasiun Jakarta Kota hanya terdapat ruang tunggu umum, tidak terdapat ruang tunggu ekslusif ataupun ruang tunggu VIP. Ruang tunggu umum pada Stasiun Jakarta Kota masih kurang memadai sehingga tidak sedikit para calon penumpang yang duduk lesehan di lantai dan itu tidak terlihat sedap dipandang mata. Gambar Area Tunggu pada Stasiun Jakarta Kota 53
20 c. Pelayanan Restoran, Pertokoan, ATM, TITAM Pelayanan restoran merupakan pelayanan yang ada di stasiun yang melayani penjualan makanan dan minuman yang dibutuhkan oleh penumapng dan menyediakan tempat untuk makan dan munum. Pertokoan adalah pelayanan yang menyediakan makanan dan minuman atau kebutuhan yang lain (misal : bacaan, obat-obatan, souvenir dan lain-lain) bagi penumpang tanpa disediakan tempat (meja dan kursi). Pelayanan ATM adalah pelayanan untuk dapat bertransaksi tunai atau non tunai. TITAM adalah tiket terpadu antar moda dimana penumpang dapat menikmati layanan tiket tunggal yang dapat dipakai dua hingga tiga jenis transportasi sekaligus sehingga penupang kereta api yang akan melanjutkan perjalanan dengan bus atau kendaraan lain tidak perlu membeli tiket berkali-kali. d. Pelayanan Penitipan Barang Hilang dan Temuan Pelayanan ini sangat membantu para penumpang kereta api. Pelayanan ini seperti tempat penitipan barang, walaupun hanya barang hilang dan temuan. 54
21 Gambar Layanan Penitipan Barang Hilang dan Temuan 7. Pelayanan Khusus Hanya tersedia pelayanan untuk ibu menyusui. Pelayanan yang disediakan di Stasiun Jakarta Kota untuk ibu menyusui kurang memadai karena hanya bisa digunakan untuk satu orang ibu dan letaknya sangat kurang nyaman karena terletak ditengah-tengah keramaian orang berlalu lalang. Tidak tersedia pelayanan untuk penyandang cacat dan lansia ataupun pelayanan smoking area. Gambar Ruang Ibu Menyusui 55
22 C. Elemen Pembentuk Ruang 1. Lantai Lantai pada bagian area loket, ticketing menggunakan keramik motif marmer berwarna krem dan area ruang tunggu menggunakan keramik motif marmer berwarna abu-abu. Namun terdapat beberapa warna keramik berbeda seperti keramik berwarna putih pada beberapa bagian, perbedaan warna tersebut bukan sebagai motif pola lantai, melainkan karena penggantian keramik yang rusak tanpa menggunakan keramik yang sama. Dan terlihat tidak indah di mata. Pada lantai koridor kafetaria samping peron menggunakan aspal. Gambar Lantai pada Area Tunggu 56
23 Gambar Lantai pada Peron dan Teras Area Kafetaria dan Kantor Operasional 2. Dinding Dinding pada bagian area loket menggunakan finishing cat berwarna jingga, area lainnya menggunakan finishing cat putih. Dinding pada bagian kafetaria di sebelah sisi samping peron menggunakan finishing cat putih dan cokelat, cat putih pada bagian atas dan cat coklat pada bagian bawah dinding. Warna pada dinding ini terlihat sudah kusam dan terlihat tidak sedap di mata. Terdapat dinding partisi besi finishing cat berwarna jingga pembatas antara bagian luar dengan dalam. Gambar Dinding Loket 57
24 Gambar Dinding Kafetaria Samping Peron dan Kantpr Operasional Gambar Pembatas Dinding Partisi 3. Plafon Pada bagian peron dan ruang tunggu tidak terdapat plafon karena langsung atap. Plafon tersebut memperlihatkan langsung rangka atap yang digunakan. Rangka tersebut menggunakan rangka baja penutupnya menggunakan asbes. Gambar Atap Asbes pada Peron dan Teras Samping 58
25 D. Sistem Interior 1. Pencahayaan Pencahayaan pada stasiun ini lebih dominan pada pencahayaan alami. Karena terdapat cukup banyak bukaanbukaan, sehingga pada siang hari ruangan dapat menyediakan cahaya alami yang efektif ke dalam ruangan. Dan penggunaan lampu-lampunya adalah Compact Fluorescent pada area peron dengan warna cahaya putih dan pada tuang tunggu menggunakan LED dengan warna cahaya putih. Gambar Pencahayaan pada Area Tunggu Gambar Pencahayaan pada Area Peron 59
26 2. Penghawaan Penghawaan di Stasiun Jakarta Kota lebih banyak menggunakan penghawaan alami karena banyaknya bukaan,. Kareana letak bangunan stasiun ini dikelilingi oleh jalan raya utama sehingga dilewati ratusan kendaraan umum, yang mempengaruhi penghawaan di dalam ruang kurang nyaman dan Stasiun Jakarta Kota termasuk dalam kategori stasiun besar sehingga penumpang di stasiun ini juga terbilang banyak yang membuat sirkulasi udara kurang nyaman tanpa adanya penyeimbang udara seperti Air Conditioner. Pada area kafetaria dan ruang private lainnya menggunakan Air Conditioner. Namun pada area kafetaria Air Conditioner tersebut kurang dimaksimalkan penggunaaanya dengan luas ruangan yang terbilang kecil untuk sebuah tempat makan, sehingga udara masih terasa panas. 3. Akustik Area bangunan ini terletak di dikelilingi oleh jalan raya dan dilewati ratusan kendaraan umum, sehinga mempengaruhi faktor kebisingan yang tinggi. Dan juga oleh karena suara dari kereta api itu sendiri yang menimbulkan suara bising pada ruang dalam stasiun, maka seharusnya material yang digunakan adalah material yang memiliki sifat akustik baik dan dapat menyerap bunyi. 60
27 Organisasi Ruang A. Analisa Hubungan Kedekatan Ruang Diagam Matrix Diagram Bubble RUANG MENYUSUI RUANG PENITIPAN BARANG HILANG/ TEMUAN PINTU KONTROL TIKET KAFETARIA TOILET RUANG TUNGGU LOKET & TICKETING MUSHOLA GALERI ATM POS KESEHATAN KANTOR OPERASIONAL RUANG INFORMASI LANGSUNG TIDAK LANGSUNG 61
28 B. Analisa Zoning dan Grouping PRIVA PUBLI PUBLIK PRIVAT PUBLIK PUBLIK PRIVAT Gambar Zoning Stasiun Jakarta Kota Sumber : heritage.kereta-api.com Analisa menurut gambar 3.23, : 1. Pintu masuk pertama terletak pada sisi sebelah barat, tetapi sudah beberapa tahun lalu pintu tersebut ditutup. Tetapi terdapat lahan parkir. 2. Pintu masuk kedua terletak pada sisi sebelah utara dan selatan. Pintu masuk ini yang sekarang digunakan bagi para pengunjung/pengguna stasiun karena mayoritas pengguna stasiun menggunakan kendaraan umum yang diturunkan pada sisi sebelah utara dan selatan. Selain itu terdapat pula jalur lorong bawah tanah yang menghubungkan lorong halte Transjakarta dengan lorong Stasiun Jakarta Kota. 62
29 Gambar Grouping Stasiun Jakarta Kota Sumber : heritage.kereta-api.com ZONA PERKANTORANN OPERASIONAL ZONA KOMERSIAL ZONA FASILITAS UMU (TOILET & MUSHOLA) HALL TICKETING AREA ZONA 3 (BELUM BERTIKET) AREA ZONA 1 (BERTIKET) Terdapat ruang perkantoran operasional yang berada diantara area publik. seharusnya terletak berada pada satu area agar mempermudah kinerja kantor tersebut.. 63
30 3.2. Stasiun Bogor Identitas Proyek Gambar Fasad Stasiun Bogor Sumber : wikipedia.com Nama Stasiun Singkatan Stasiun Nama Sebelumnya : Stasiun Bogor : BOO : Stasiun Buitenzorg Dibuka : 1881 Provinsi Kota Kecamatan Kelurahan : Jawa Barat : Bogor : Bogor Tengah : Cibogor Alamat : Jalan Nyi Raja Permas 1 Layanan : KA Commuter Jabodetabek, Red Line dan Yellow Line 64
31 Analisa Studi Fisik Bangunan dan Lingkungan Stasiun Bogor berlokasi di Jalan Nyi Raja Permas 1, Kel. Cibogor, Kec. Bogor Tengah, Bogor. A. Analisa Makro Bangunan dan Lingkungan Gambar Lokasi Makro Stasiun Bogor Sumber : maps.google.co.id Luas Wilayah Kota bogor sebesar km 2. Tanda yang berwarna orange menunjukkan jarak dari Stasiun Kereta Api Bogor menuju Gunung Salak sekitar 2 jam atau sekitar 57.4 km. Tanda yang berwarna biru menunjukkan jarak stasiun Kereta Api Bogor menuju Gunung Pangrango sekitar 1 jam atau sekitar 32 km. Untuk menuju ke kedua gunung tersebut hanya bisa menggunakan kendaraan beroda empat atau beroda dua, tidak ada jalur untuk kereta api. 65
32 B. Analisa Mikro Bangunan dan Lingkungan Museum Perjoangan Bogor Masjid Agung Bogor STASIUN BOGOR R E L K E R E T A P E R T O K O A N Taman Topi Bogor PERTOKOAN Polresta Bogor Kota Gambar Lokasi Makro Stasiun Bogor Sumber : maps.google.co.id Batas Utara : Museum Perjoangan Bogor, Rel Kereta Api dan Masjid Agung Bogor Batas Timur Batas Selatan Batas Barat : Pertokoan dan Taman Topi Bogor : Pertokoan dan Polresta Bogor Kota : Jalan Raya Utama 66
33 Analisa lokasi Mikro Stasiun Bogor : 1. Terletak pada kawasan pelestarian cagar budaya dan Pertokoan Oleh-Oleh/Souvenir. 2. Strategis : berada di tengah kota Jakarta, mudah diakses angkutan umum maupun pribadi dan dekat dengan halte Transjakarta Analisa (Non Fisik) (Sama dengan stasiun Jakarta Kota, hal ) Analisa Citra Gambar Bangunan Stasiun Bogor Berdasarkan hasil survey, desain dan tema yang digunakan pada Stasiun Jakarta Kota adalah kombinasi antara modern dan tradisional. Arsitektur bangunan utama menampilkan karakter khas gaya Indische Empire dengan bentuk massa bangunan yang 67
34 simetris dan memberikan penekanan pada bagian tengah sebagai pintu masuk dan lobby utama bergaya Neoklasik. Atap pelana dengan pedimen segitiga dan gerbang lengkung menciptakan kesan anggun pada fasad depan bangunan ini. Di belakangnya dinding plesteran dengan ornamen garis-garis list serta akhiran cornice pada bagian atas berpola lekukan-lekukan kecil yang menurut istilah arsitektur klasik disebut guttae membingkai atap jurai diatasnya. Pintu dan jendela berpenutup kayu memperkuat karakter klasik bangunan ini. Sedangkan bangunan emplasemen berupa struktur atap bentang lebar dengan rangka baja dan penutup atap plat besi gelombang. Moderninasi terlihat pada sistem pelayanannya yang sudah banyak menggunakan perangkat elekronik, seperti ticketing machine dan LCD untuk memberikan informasi tujuan kereta. Tradisionalnya terdapat pada pintu-pintu yang digunakan. Pintu tersebut menggunakan bahan dari kayu dan terdapat ukiran-ukiran yang mencirikan budaya Indonesia Analisa Aktivitas Pola Sirkulasi (Sama dengan stasiun Jakarta Kota, hal ) Analisa Aktivitas, Kebutuhan Fasilitas dan Besaran Ruang A. Analisa Kegiatan Penumpang Kereta Api (Sama dengan stasiun Jakarta Kota, hal ) 68
35 B. Analisa Aktivitas dan Kebutuhan Fasilitas Berdasarkan hasil survey, aktivitas dan fasilitas yang ada pada Stasiun Bogor adalah sebagai berikut : Tabel 3.5. Analisa Aktivitas dan Kebutuhan Ruang Stasiun Bogor Nama Ruang Sifat Pemakai Aktivitas Loket Publik o Pengunjung o Membeli o Staff tiket o Penjemput o Melayani penumpang penjualan dan pemesanan tiket Kebutuhan Fasilitas o Ticketing Machine o Meja counter o Fasilitas duduk o Storage Pintu kontrol tiket Informasi Kafetaria Pos Kesehat an Semi Publik Semi Publik Semi Publik Privat o Pengunjung o Staff o Penumpang o Pengantar/ Penjemput o Staff o Penumpang o Pengantar/Pe njemput o Pengelola o Penyewa Retail o Penumpang o Pengelola o Menanyak an informasi o Memberik an informasi o Memberik an pengumum an o Memeriksa tiket o Mengawas i penumpan g o Menunggu o Makan/ Minum o Melayani konsumen o Transaksi jual beli o Istirahat o o Meja counter o Fasilitas duduk o Mikrofon o Media informasi o Pagar pembatas o Dapur o Meja Counter o Meja o Fasilitas duduk o Media informasi o Tempat tidur o Meja o Tempat duduk 69
36 Toilet Publik o Penumpang o Pengantar/Pe njemput o Pengelola/K aryawan o Penyewa Retail Mushola Publik o Penumpang o Pengantar/Pe njemput o Pengelola/K aryawan o Penyewa Tempat Charger Gratis Galeri ATM Publik Publik Retail o Penumpang o Pengantar/Pe njemput o Penumpang o Pengantar/Pe njemput o Pengelola/K aryawan o Penyewa Retail o Membuang air besar/kecil o Cuci muka o Ibadah o Mengisi daya baterai HP, dll o Mengambi l uang o Transaksi lain o Storage o Wastafel o Closet o Cermin o Sajadah o Storage o Ambalan o Mesin ATM o partisi C. Analisa Aktivitas, Kebutuhan Fasilitas dan Besaran Ruang Menurut Buku Pedoman Standarisasi Stasiun 2011, penentuan luas ruang yang diperuntukan bagi kegiatan penunjang dan jasa pelayanan khusus di stasiun disesuaikan dengan kebutuhannya menyangkut jenis pelayanan, kapasitas dan utilitasnya serta tetap memenuhi aspek-aspek aksesibilitas, keselamatan, keamanan dan kenyamanan. Standar minimum untuk luas ruang-ruang bagi kegiatan pokok di stasiun ditentukan pada tabel berikut : 70
37 Tabel 3.6. Standar Luas Min. Ruang Kegiatan Pokok Stasiun Luas Ruangan (m 2 ) Ruang Berdasarkan Kelas Stasiun Besar Sedang Kecil Ruang KS Ruang WKS Ruang PPKA Ruang PAP Ruang Keuangan Ruang Serbaguna Ruang Peralatan Ruang UPT Kru KA Ruang Istirahat Kru KA Ruang Petugas Keamanan Ruang Petugas Kebersihan Ruang Hall Ruang Loket Ruang Pelayanan Informasi Ruang Tunggu VIP Ruang Ekslusif Ruang Tunggu Umum Ruang Layanan Kesehatan Ruang Toilet Umum Ruang Mushola Ruang Ibu Menyusui Sesuai dengan fasilitas yang ada pada stasiun Bogor, sehingga stasiun ini termasuk dalam kelas stasiun kecil Analisa Studi Persyaratan Ruang A. Fungsi Aktivitas (Sama dengan stasiun Jakarta Kota, hal. 48) 71
38 B. Sistem Pelayanan 1. Pelayanan Informasi Media informasi yang disediakan di Stasiun Bogor berupa : o Papan informasi biasa o LED Display Gambar Informasi melalui Papan Informasi o LCD TV Gambar Informasi melalui LED Display Gambar Informasi melalui LED TV 72
39 o Audio melalui speaker/pengeras suara 2. Pelayanan Ticketing Gambar Informasi melalui Speaker Pelayanan ticketing di Stasiun Bogor melayani calon penumpang dan memberikan informasi mengenai : o Penjualan tiket o Pemesanan tiket o Informasi harga tiket o Layanan elektronik payment 3. Pelayanan Keselamatan Pelayanan keselamatan yang ada pada Stasiun Bogor, yaitu sebagai berikut : o Peringatan yang disampaikan kepada penumpang berupa peringatan melaui audio yang dilakukan petugas saat adanya kereta api yang melintas di stasiun dan berupa garis batas aman peron. o Pelayanan gambar atau media visual jalur evakuasi 73
40 Namun pada Stasiun Bogor tidak terdapat penempatan assembly point, sebagai papan informasi agar jika terjadi bencana, penumpang dapat langsung menuju tempat berkumpul darurat. 4. Pelayanan Keamanan Pelayanan keamanan yang ada pada Stasiun Bogor hanya ada petugas kemanan, tidak terdapat kamera CCTV. Dan juga tidak dilengkapi dengan metal detector ataupun walktrough detector yang berguna untuk sterilisasi dari kemungkinan bahaya ancaman senjata tajam, senjata api dan bahan peledak. 5. Pelayanan Kesehatan Pelayanan kesehatan adalah pelayanan yang diberikan oleh petugas kesehatan untuk penumpang dan pegawai operasional kereta api yang menyangkut masalah kesehatan yang sifatnya darurat. Gambar Layanan Kesehatan Stasiun Bogor 74
41 6. Pelayanan Umum a. Layanan Toilet dan Mushola Toilet pada stasiun ini sangat nyaman karena tempatnya yang bersih, rapi dan tidak berbau. Begitu pula dengan musholanya. Gambar Mushola Stasiun Bogor b. Pelayanan Ruang Tunggu Pada Stasiun Bogor tidak terdapat ruang tunggu umum, ruang tunggu ekslusif ataupun ruang tunggu VIP. Hanya terdapat beberapa kursi pada area peron. Ruang tunggu pada Stasiun Bogor masih sangat kurang memadai sehingga para calon penumpang menunggu kedatangan kereta hanya dengan berdiri ataupun duduk dimanapun mereka bisa duduk. Dan perilaku tersebut sangan tidak sedap dipandang mata. 75
42 Gambar Area Peron c. Pelayanan Charger Gratis Terdapat beberapa stop kontak yang sangat berguna bagi para penumpang yang sedang berkomunikasi melalui ponsel mereka. Ketika baterai ponselnya telah habis, mereka bisa mengisi daya baterai ponselnya dan kembali menggunakannya. Di zaman saat ini stop kontak sangat dibutuhkan bagi banyak orang. Gambar Layanan Charger Gratis 76
43 7. Pelayanan Restoran, Pertokoan, ATM, TITAM Pelayanan restoran merupakan pelayanan yang ada di stasiun yang melayani penjualan makanan dan minuman yang dibutuhkan oleh penumapng dan menyediakan tempat untuk makan dan munum. Pertokoan adalah pelayanan yang menyediakan makanan dan minuman atau kebutuhan yang lain (misal : bacaan, obat-obatan, souvenir dan lain-lain) bagi penumpang tanpa disediakan tempat (meja dan kursi). Gambar Pertokoan pada Stasiun Bogor Pelayanan ATM adalah pelayanan untuk dapat bertransaksi tunai atau non tunai. TITAM adalah tiket terpadu antar moda dimana penumpang dapat menikmati layanan tiket tunggal yang dapat dipakai dua hingga tiga jenis transportasi sekaligus sehingga penupang kereta api yang akan melanjutkan perjalanan dengan bus atau kendaraan lain tidak perlu membeli tiket berkali-kali. 77
44 8. Pelayanan Khusus Tidak tersedia pelayanan khusus seperi pelayanan untuk ibu menyusui, pelayanan untuk penyandang cacat dan lansia ataupun pelayanan smoking area. C. Elemen Pembentuk Ruang 1. Lantai Lantai pada area komersial menggunakan keramik berpola. Dengan penggunaan lantai berpola ini menjadi daya tarik tersendiri. Dan pada bagian loket dan ticketing menggunakan keramik abu-abu berteksture. Gambar Lantai pada Teras Area Komersial dan Kantor Operasional Gambar Lantai pada Area Lobby 78
45 2. Dinding Dinding pada bagian area komersial menggunakan finishing cat putih dan cat abu-abu. Pada bagian loket dan ticketing menggunakan besi finishing cat berwarna abu-abu dan kaca. Gambar Dinding pada Area Komersial dan Kantor Operasional Gambar Dinding pada Area Lobby 3. Plafon Pada area peron tidak terdapat plafon sehingga memperlihatkan dengan jelas kerangka atap yang menggunakan rangka besi dan asbes sebagai penutup atap tersebut. Pada area loket dan ticketing juga memperlihatkan langsung kerangka atap yang menggukanakan rangka besi 79
46 dan seng untuk sebagai penutup atapnya yang dikombinasi dengan kaca pada area loket bagian tengah koridornya. Gambar Atap pada Area Ticketing Gambar Atap pada Area Peron, Teras Area Komersial dan Kantor Operasional 80
47 D. Sistem Interior 1. Pencahayaan Pencahayaan pada stasiun ini lebih dominan pada pencahayaan alami. Karena terdapat cukup banyak bukaan, sehingga pada siang hari ruangan dapat menyediakan cahaya alami yang efektif ke dalam ruangan. Dan penggunaan lampu-lampunya adalah Compact Fluorescent pada area peron dengan warna cahaya putih dan pada bagian loket dan ticketing menggunakan lampu LED berwarna putih. Gambar Pencahayaan pada Area Peron, Teras Area Komersial dan Kantor Operasional Gambar Pencahayaan pada Area Loket dan Ticketing 81
48 2. Penghawaan Penghawaan di Stasiun Bogor lebih banyak menggunakan penghawaan alami karena banyaknya bukaan. Terdapat juga kipas angin pada area loket dan ticketing. Pada area komersial dan ruang private lainnya menggunakan Air Conditioner. Gambar Kipas Angin pada Area Loket dan Ticketing Sumber : Dokumentasi pribadi 3. Akustik Area bangunan ini terletak di di sebelah jalan raya yang dilewati banyak kendaraan umum, sehinga mempengaruhi faktor kebisingan yang tinggi. Dan juga oleh karena suara dari kereta api itu sendiri yang menimbulkan suara bising pada ruang dalam stasiun, maka seharusnya material yang digunakan adalah material yang memiliki sifat akustik baik dan dapat menyerap bunyi. 82
49 Organisasi Ruang A. Analisa Hubungan Kedekatan Ruang Diagram Matrix Diagram Bubble LOKET & TICKETING GALERI ATM TOILET KAFETARIA PINTU KONTROL TIKET MUSHOLA POS KESEHATAN KANTOR OPERASIONAL RUANG INFORMASI LANGSUNG TIDAK LANGSUNG 83
50 B. Analisa Zoning dan Grouping PRIVAT PUBLIK PUBLIK PUBLIK PRIVAT PUBLIK Gambar Zoning Stasiun Bogor Sumber : Dokumentasi pribadi Analisa menurut gambar : 1. Pintu masuk terletak pada sisi sebelah selatan. Pintu masuk ini yang digunakan bagi para pengunjung/pengguna stasiun. Hanya terdapat satu pintu masuk. 2. Batas untuk pengguna stasiun belum bertiket hanya pada area ticketing setelah pintu masuk yang ditandai oleh warna jingga. Selain area tersebut adalah area khusus, yaitu zona bertiket. 84
51 Gambar Grouping Stasiun Bogor Sumber : Dokumentasi pribadi HALL TICKETING & AREA ZONA 3 (BELUM BERTIKET) ZONA PERKANTORANN OPERASIONAL ZONA FASILITAS UMU (TOILET & MUSHOLA) ZONA KOMERSIAL AREA ZONA 1 (BERTIKET) 85
BAB III KAJIAN LAPANGAN
BAB III KAJIAN LAPANGAN A. OBSERVASI 1. Stasiun Gambir Jakarta Pusat Merupakan Stasiun yang terbesar di Daerah Khusus Ibukota Jakarta, Indonesia dan terletak di Gambir, Jakarta Pusat. Dibangun pada dasawarsa
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN OBJEK
18 BAB II TINJAUAN OBJEK 2.1. Tinjauan Umum Stasiun Kereta Api Menurut Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 9 dan 43 Tahun 2011, perkeretaapian terdiri dari sarana dan prasarana, sumber daya manusia, norma,
Lebih terperinciPENGEMBANGAN STASIUN KERETA API PEMALANG DI KABUPATEN PEMALANG
KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PENGEMBANGAN STASIUN KERETA API PEMALANG DI KABUPATEN PEMALANG TUGAS AKHIR Diajukan sebagai Syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Teknik Arsitektur Universitas Sebelas
Lebih terperinciBAB III ANALISIS. Gambar 15. Peta lokasi stasiun Gedebage. Sumber : BAPPEDA
BAB III ANALISIS 3.1 Analisis tapak Stasiun Gedebage terletak di Bandung Timur, di daerah pengembangan pusat primer baru Gedebage. Lahan ini terletak diantara terminal bis antar kota (terminal terpadu),
Lebih terperinciBAB IV KONSEP. 4.1 Ide Awal
BAB IV KONSEP 4.1 Ide Awal Kawasan Manggarai, menurut rencana pemprov DKI Jakarta akan dijadikan sebagai kawasan perekonomian yang baru dengan kelengkapan berbagai fasilitas. Fasilitas utama pada kawasan
Lebih terperinciBAB III TINJAUAN KAWASAN STASIUN KERETA API PASAR SENEN, JAKARTA PUSAT
BAB III TINJAUAN KAWASAN STASIUN KERETA API PASAR SENEN, JAKARTA PUSAT 3.1. Tinjauan Umum Kota Administrasi Jakarta Pusat 3.1.1. Kondisi Administrasi Potensi Jakarta Pusat secara administratif terdiri
Lebih terperinciS K R I P S I & T U G A S A K H I R 6 6
BAB IV ANALISA PERANCANGAN 4. Analisa Tapak Luas Tapak : ± 7.840 m² KDB : 60 % ( 60 % x 7.840 m² = 4.704 m² ) KLB :.5 (.5 x 7.840 m² =.760 m² ) GSB : 5 meter Peruntukan : Fasilitas Transportasi 4.. Analisa
Lebih terperinciBAB VI KESIMPULAN DAN SARAN dan tambahan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 119 tahun 2015
76 BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Dari analisis dan pembahasan dapat disimpulakan bahwa pelayanan yang diberikan terminal Gapura Surya Nusantara belum memenuhi standar yang disyaratkan dalam
Lebih terperinciBAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR
BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR 5.1 Program Dasar Perencanaan 5.1.1 Pelaku Kegiatan Pengguna bangunan terminal adalah mereka yang secara langsung melakukan ativitas di dalam terminal
Lebih terperinciBAB III ANALISA. Gambar 20 Fungsi bangunan sekitar lahan
BAB III ANALISA 3.1 Analisa Tapak 3.1.1 Batas Tapak Gambar 20 Fungsi bangunan sekitar lahan Batas-batas tapak antara lain sebelah barat merupakan JL.Jend.Sudirman dengan kondisi berupa perbedaan level
Lebih terperinciBAB IV KONSEP PERANCANGAN
BAB IV KONSEP PERANCANGAN 4.1. Konsep/Citra Ruang Citra atau image yang digunakan dalam mendukung karakter desain adalah modern natural with batavian etnic, dengan menggunakan bentuk bentuk yang geometris
Lebih terperinciBAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan lingkungannya yang baru.
BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan Beberapa hal yang menjadi dasar perencanaan dan perancangan Asrama Mahasiwa Bina Nusantara: a. Mahasiswa yang berasal dari
Lebih terperinciBAB IV ANALISA PERENCANAAN
BAB IV ANALISA PERENCANAAN 4.1. Analisa Non Fisik Adalah kegiatan yang mewadahi pelaku pengguna dengan tujuan dan kegiatannya sehingga menghasilkan besaran ruang yang dibutuhkan untuk mewadahi kegiatannya.
Lebih terperinciBAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Konsep utama yang mendasari Rancang Ulang Stasiun Kereta Api Solobalapan sebagai bangunan multifungsi (mix use building) dengan memusatkan pada sistem dalam melayani
Lebih terperinciBAB III: DATA DAN ANALISA
BAB III: DATA DAN ANALISA 3.1. Data Fisik dan Non Fisik 2.1.1. Data Fisik Lokasi Luas Lahan Kategori Proyek Pemilik RTH Sifat Proyek KLB KDB RTH Ketinggian Maks Fasilitas : Jl. Stasiun Lama No. 1 Kelurahan
Lebih terperinciBAB V LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR STASIUN INTERMODA DI TANGERANG
BAB V LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR STASIUN INTERMODA DI TANGERANG 5.1 KONSEP DASAR PERENCANAAN Berdasarkan dari uraian bab sebelumnya mengenai analisis dan pemikiran didasarkan
Lebih terperinciSUDIMARA STATION INTERCHANGE DENGAN PENEKANAN DESAIN ARSITEKTUR MODERN
SUDIMARA STATION INTERCHANGE DENGAN PENEKANAN DESAIN ARSITEKTUR MODERN Oleh : Puti Laras Kinanti Hadita, Indriastjario,Agung Dwiyanto Stasiun Sudimara (SDM) adalah stasiun kereta api kelas III yang terletak
Lebih terperinciPelabuhan Teluk Bayur
dfe Jb MWmw BAB IV KONSEP DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 4.1. Konsep Dasar Aksesibilitas A. Pencapaian pengelola 1. Pencapaian langsung dan bersifat linier dari jalan primer ke bangunan. 2. Pencapaian
Lebih terperinciBAB VI KONSEP PERENCANAAN
BAB VI KONSEP PERENCANAAN VI.1 KONSEP BANGUNAN VI.1.1 Konsep Massa Bangunan Pada konsep terminal dan stasiun kereta api senen ditetapkan memakai masa gubahan tunggal memanjang atau linier. Hal ini dengan
Lebih terperinciBAB 5 KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Dasar Perancangan Dalam perancangan desain Transportasi Antarmoda ini saya menggunakan konsep dimana bangunan ini memfokuskan pada kemudahan bagi penderita cacat. Bangunan
Lebih terperinciBAB IV PENGEMBANGAN STASIUN KERETA API PEMALANG DI KABUPATEN PEMALANG
BAB IV PENGEMBANGAN STASIUN KERETA API PEMALANG DI KABUPATEN PEMALANG A. PEMAHAMAN PENGEMBANGAN STASIUN KERETA API PEMALANG DI KABUPATEN PEMALANG Pengembangan Stasiun Pemalang merupakan suatu proses atau
Lebih terperinciBAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Rumusan konsep ini merupakan dasar yang digunakan sebagai acuan pada desain studio akhir. Konsep ini disusun dari hasil analisis penulis dari tinjauan pustaka
Lebih terperinciBAB V KONSEP PERANCANGAN DAN HASIL DESAIN
BAB V KONSEP PERANCANGAN DAN HASIL DESAIN 5.1. Gaya dan Tema dalam Perancangan Perancangan interior Sing a Song Family Karaoke ini mengambil gaya modern dan tema Pop Art, karena ingin menciptakan suasana
Lebih terperinciBAB IV DATA PROYEK Deskripsi Umum Proyek
BAB IV DATA PROYEK 4.1. Deskripsi Umum Proyek Nama Peroyek : Perancangan Interior Pada Instalasi Rawat Jalan dan Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Ibu dan Anak Medical Care di Jakarta. Sifat Proyek : Fiktif
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1571, 2014 KEMENHUB. Kereta Api. Angkutan Umum. Standar Pelayanan Minimum. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM. 47 TAHUN 2014 TENTANG2
Lebih terperinciBAB VI KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN. dirancang berangkat dari permasalahan kualitas ruang pendidikan yang semakin
BAB VI KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN Pusat Pendidikan dan Pelatihan Bagi Anak Putus Sekolah Di Sidoarjo dirancang berangkat dari permasalahan kualitas ruang pendidikan yang semakin menurun.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Terminal dibangun sebagai salah satu prasarana yang. sangat penting dalam sistem transportasi.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Terminal Terminal dibangun sebagai salah satu prasarana yang sangat penting dalam sistem transportasi. Morlok (1991) menjelaskan terminal dapat dilihat sebagai alat untuk proses
Lebih terperinciKISI-KISI PEDOMAN WAWANCARA
LAMPIRAN 1 133 134 KISI-KISI PEDOMAN WAWANCARA Aspek Pertanyaan 1. Latar belakang 1. Bagaimanakah sejarah berdirinya LPIT BIAS? 2. Siapakah pendiri LPIT BIAS? 3. Apa tujuan didirikan LPIT BIAS? 4. Ada
Lebih terperinciDevelopment Designfor Tanjung Batu Harbour towards Sea Tolls Concept
BAB IV DESKRIPSI HASIL RANCANGAN 4.1 Data Pengguna dan Klien Kegiatan di terminal penumpang terbagi menjadi dua, yaitu : 1. Kegiatan Pelayanan Penumpang 2. Kegiatan pengiriman barang lewat laut (POS, atau
Lebih terperinciBAB VI HASIL RANCANGAN. Hasil rancangan adalah output dari semua proses dalam bab sebelumnya
BAB VI HASIL RANCANGAN 6.1 Hasil Rancangan Hasil rancangan adalah output dari semua proses dalam bab sebelumnya yang telah dijelaskan, sebuah hasil yang menjawab permasalahan dalam suatu perancangan melalui
Lebih terperinciBAB II FIRST LINE. ditinggalkan dan diabaikan oleh masyarakatnya sendiri. pada tahun yang berisi pengembangan Transit Oriented Development
BAB II FIRST LINE Sesuai dengan proses perancangan, pengetahuan dan pengalaman ruang sangat dibutuhkan untuk melengkapi dan mendapatkan data-data yang berkaitan dengan kasus yang ditangani. Karena itu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini persoalan utama yang dihadapi kota-kota besar di Pulau Jawa akibat pertambahan penduduk dan pertumbuhan ekonomi adalah masalah transportasi, masalah transportasi
Lebih terperinciBAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Konsep Perencanaan dan Perancangan Topik dan Tema Proyek wisma atlet ini menggunakan pendekatan behavior/perilaku sebagai dasar perencanaan dan perancangan.
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN. BAB V Kesimpulan dan Saran 126
BAB V KESIMPULAN 5.1 KESIMPULAN Manusia memiliki sifat alami untuk selalu bergerak. Pergerakan yang dilakukan dapat bersifat fisik (berpindah tempat) maupun non fisik (perilaku). Bergerak secara fisik
Lebih terperinciBAB III STUDI LAPANGAN
BAB III STUDI LAPANGAN A. Perpustakaan Grhatama Pustaka Berlokasi di Jl. Janti, Banguntapan Bantul, D.I. Yogyakarta. Jam layanan untuk hari Senin-Jumat : 08.00 s.d. 22.00 WIB, hari Sabtu : 08.00 s.d. 16.00
Lebih terperinciBAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN FASILITAS TRANSPORTASI INTERMODA BSD
BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN FASILITAS TRANSPORTASI INTERMODA BSD BSD INTERMODAL TRANSPORT FACILITY 3.1 Program Dasar Perencanaan Program Dasar Perencanaan mengenai Fasilitas Transportasi
Lebih terperinciBAB V KONSEP PERANCANGAN
BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1. Konsep Perancangan Panti Sosial Tresna Werdha Kasih Setia 5.1.1. Gaya Perancangan Gaya arsitektur yang dipakai pada bangunan Panti Sosial Tresna Werdha Kasih Setia ini direncanakan
Lebih terperinciBAB 5 KONSEP PERANCANGAN. adalah High-Tech Of Wood. Konsep High-Tech Of Wood ini memiliki pengertian
BAB 5 KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Dasar Konsep dasar Perancangan Pusat Pemasaran Mebel di Kota Pasuruan ini adalah High-Tech Of Wood. Konsep High-Tech Of Wood ini memiliki pengertian konsep perancangan
Lebih terperinciBAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Untuk menjawab tujuan dari penelitian tugas akhir ini. berdasarkan hasil analisis dari data yang diperoleh di lapangan
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan Untuk menjawab tujuan dari penelitian tugas akhir ini berdasarkan hasil analisis dari data yang diperoleh di lapangan dan pembahasan yang sudah dilakukan, kesimpulan
Lebih terperinciBAB V KONSEP PERANCANGAN. Studi Tipologi Bangunan Pabrik Gula Krebet. Kawasan Pabrik gula yang berasal dari buku, data arsitek dan sumber-sumber lain
BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1. Konsep Perancangan Konsep dasar yang digunakan dalam Revitalisasi Kawasan Pabrik Gula Krebet Malang ini mencangkup empat aspek yaitu: Standar Perancangan Objek Prinsip-prinsip
Lebih terperinciBAB V KONSEP. Gambar 5.1: Kesimpulan Analisa Pencapaian Pejalan Kaki
BAB V KONSEP 5.1 Konsep Perancangan Tapak 5.1.1 Pencapaian Pejalan Kaki Gambar 5.1: Kesimpulan Analisa Pencapaian Pejalan Kaki Sisi timur dan selatan tapak terdapat jalan utama dan sekunder, untuk memudahkan
Lebih terperinciBAB III PERMASALAHAN & DATA SURVEY PEMBANDING
BAB III PERMASALAHAN & DATA SURVEY PEMBANDING A. Permasalahan Umum Permasalahan umum ini berisi tentang pertanyaan-pertanyaan mengenai apa saja yang berkaitan dengan desain interior sebuah showroom mobil.
Lebih terperinci6.1 Program Dasar Perencanaan
BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN REDESAIN TERMINAL TIDAR DI KOTA MAGELANG 6.1 Program Dasar Perencanaan 6.1.1 Kelompok Ruang Luar ruangan (m 2 ) A. Kelompok Ruang Luar 1 - Area Penurunan Penumpang
Lebih terperinciBAB VI PENERAPAN KONSEP PADA RANCANGAN. memproduksi, memamerkan dan mengadakan kegiatan atau pelayanan yang
BAB VI PENERAPAN KONSEP PADA RANCANGAN 6.1 Dasar Perancangan Kabupaten Pamekasan paling berpotensi untuk membangun sentra batik di Madura. Sentra batik di pamekasan ini merupakan kawasan yang berfungsi
Lebih terperinciNo Angkutan Jalan nasional, rencana induk Jaringan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan provinsi, dan rencana induk Jaringan Lalu Lintas dan Angkuta
TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI No. 5468 TRANSPORTASI. Perhubungan. Lalu Lintas. Angkutan Jalan. Jaringan. (Penjelasan Atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 193) PENJELASAN ATAS PERATURAN
Lebih terperinciBAB IV: KONSEP Konsep Bangunan Terhadap Tema.
BAB IV: KONSEP 4.1. Konsep Bangunan Terhadap Tema Kawasan Manggarai, menurut rencana pemprov DKI Jakarta akan dijadikan sebagai kawasan perekonomian terpadu dengan berbagai kelengkapan fasilitas. Fasilitas
Lebih terperinciTerminal Antarmoda Monorel Busway di Jakarta PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL ANTARMODA
BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL ANTARMODA 5.1 Program Dasar Perencanaan 5.1.1 Program a. Kelompok Kegiatan Utama Terminal Antarmoda Tabel 5.1 Program Kegiatan Utama Fasilitas Utama Terminal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Gambar Data Pengguna Transportasi (Sumber : BPS Jawa Barat, 2014)
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Stasiun tidak hanya tempat pemberhentian kereta dan tempat para penumpang naikturun kereta api, tapi juga tempat menunggu kereta api yang akan datang. Jenis
Lebih terperinciBAB VI HASIL RANCANGAN. terdapat pada Bab IV dan Bab V yaitu, manusia sebagai pelaku, Stadion Raya
165 BAB VI HASIL RANCANGAN 6.1. Dasar Rancangan Hasil perancangan diambil dari dasar penggambaran konsep dan analisa yang terdapat pada Bab IV dan Bab V yaitu, manusia sebagai pelaku, Stadion Raya sebagai
Lebih terperinciBAB IV SINTESA PEMBAHASAN. yang diusung dalam sebuah konsep desain Hotel Mulia adalah luxurious
BAB IV SINTESA PEMBAHASAN 4.1 Gaya Dan Tema Perancangan Menentukan jenis tema merupakan langkah awal dalam membangun suatu ruangan. Untuk dapat memberikan rekomendasi kepada klien akan interior Hotel Mulia
Lebih terperinciLP3A REDESAIN TERMINAL BUS BAHUREKSO KENDAL TIPE B BAB V KONSEP DAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL BUS BAHUREKSO KENDAL
BAB V KONSEP DAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL BUS BAHUREKSO KENDAL 5.1. Pendekatan Perancangan 5.1.1. Kelompok Pelaku Kegiatan Pelaku yang ada di Terminal Bus Bahurekso yaitu: a) Pemimmpin
Lebih terperinciSkema 4.1 skema kajian konsep dan fungsi yang diajukan Sumber : penulis, 2016
BAB IV PEMECAHAN PERSOALAN DAN DESKRIPSI HASIL PERANCANGAN 4.1 Kajian Konsep dan Fungsi Bangunan yang diajukan Skema 4.1 skema kajian konsep dan fungsi yang diajukan Sumber : penulis, 2016 49 4.2 Re-defining
Lebih terperinciDukuh Atas Interchange Station BAB III DATA 3.1 TINJAUAN UMUM DUKUH ATAS
BAB III DATA 3.1 TINJAUAN UMUM DUKUH ATAS Dukuh Atas adalah nama perkampungan yang terletak di sudut barat daya Kecamatan Menteng. Lokasinya sangat strategis, berada di dekat pusat bisnis Jakarta, di selatan
Lebih terperinciBAB V LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR STASIUN KERETA API TAMBUN BEKASI
BAB V LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR STASIUN KERETA API TAMBUN BEKASI 5.1 Konsep Dasar Perencanaan Berdasarkan dari uraian bab sebelumnya tentang analisis maka ditarik kesimpulan
Lebih terperinciBAB III KAJIAN LAPANGAN
BAB III KAJIAN LAPANGAN A. Ieke Coffe and Gelato (survei café es krim) 1. Lokasi: Jl. Yos Sudarso No. 197 Solo. Merupakan jalan utama ke arah Solo Baru. Letaknya di pinggir jalan. 2. Aktivitas a. Pengunjung:
Lebih terperinciBAB IV KONSEP PERANCANGAN
BAB IV KONSEP PERANCANGAN 4.1 Konsep perancangan 4.1.1 Konsep Gaya Konsep gaya pada perancangan Showroom Mabua Harley Davidson ini di desain dengan unik dan memberi kesan tempo dulu, berdasarkan analisa
Lebih terperinciBAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL TIPE B DI KAWASAN STASIUN DEPOK BARU
BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL TIPE B DI KAWASAN STASIUN DEPOK BARU Program perencanaan dan perancangan Terminal Tipe B di Kawasan Stasiun Depok Baru merupakan hasil analisa dari pendekatan-pendekatan
Lebih terperinciBAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan 1. Harapan/kebutuhan utama konsumen dalam menggunakan jasa kereta api Setelah melakukan penelitian, diperoleh bahwa kebutuhan konsumen dapat dikelompokkan ke
Lebih terperinciBAB VI HASIL PERANCANGAN. terdapat pada konsep perancangan Bab V yaitu, sesuai dengan tema Behaviour
BAB VI HASIL PERANCANGAN 6.1 Dasar Perancangan Hasil perancangan Sekolah Dasar Islam Khusus Anak Cacat Fisik di Malang memiliki dasar konsep dari beberapa penggambaran atau abstraksi yang terdapat pada
Lebih terperinciBAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan Yang menjadi dasar dari perencanaan dan perancangan Mesjid di Kebon Jeruk adalah : Jumlah kapasitas seluruh mesjid pada wilayah
Lebih terperinciFasilitas Komersial (Area Makan Lantai 1) (2)
Fasilitas Komersial (Area Makan Lantai 1) (2) Gambar simulasi rancangan 5.30 : Area makan lantai satu bangunan komersial di boulevard stasiun kereta api Bandung bagian Selatan 5.6.3 Jalur Pedestrian Jalur
Lebih terperinciBAB V KONSEP DAN RANCANGAN RUANG PUBLIK (RUANG TERBUKA)
BAB V KONSEP DAN RANCANGAN RUANG PUBLIK (RUANG TERBUKA) 5.1 Sirkulasi Kendaraan Pribadi Pembuatan akses baru menuju jalan yang selama ini belum berfungsi secara optimal, bertujuan untuk mengurangi kepadatan
Lebih terperinciBADAN PENGELOLA TRANSPORTASI JABODETABEK (BPTJ)
FOCUS GROUP DISCUSSION REVIEW KINERJA PRASARANA TERMINAL PENUMPANG DI JABODETABEK DALAM RANGKA ANGKUTAN LEBARAN TAHUN 2016/1437 H BADAN PENGELOLA TRANSPORTASI JABODETABEK (BPTJ) Badan Pengelola Transportasi
Lebih terperinciPasar Modern BSD City The Concept
Pasar Modern BSD City Tahun Beroperasi : 01 Juli 2004 Lokasi : Jl. Letnan Soetopo Luas Lahan : 2.6 ha Luas bangunan : 1.4 ha Kiosk : 320 unit Lapak : 302 unit Ruko : 100 unit Tingkat hunian : 99% Kementerian
Lebih terperinciBAB IV KONSEP PERANCANGAN
BAB IV KONSEP PERANCANGAN A. Konsep Makro Konsep makro merupakan konsep dasar perancangan bangunan secara makro yang bertujuan untuk menentukan garis besar hotel bandara yang akan dirancang. Konsep makro
Lebih terperinciBAB V HASIL RANCANGAN
BAB V HASIL RANCANGAN 5.1 Perancangan Denah 5.1.1. Perancangan Denah Lantai Satu Berdasarkan konsep pola-pola ruangan, perancangan denah ini merupakan pengembangan hubungan ruang yang telah dirancang.
Lebih terperinciBAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Konsep Perencanaan dan Perancangan V.1.1 Topik dan Tema Proyek Hotel Kapsul ini menggunakan pendekatan sustainable design sebagai dasar perencanaan dan perancangan.
Lebih terperinciBAB V KONSEP. V. 1. Konsep Dasar. Dalam merancang Gelanggang Olahraga di Kemanggisan ini bertitik
BAB V KONSEP V. 1. Konsep Dasar Dalam merancang Gelanggang Olahraga di Kemanggisan ini bertitik tolak pada konsep perancangan yang berkaitan dengan tujuan dan fungsi proyek, persyaratan bangunan dan ruang
Lebih terperinciTAMAN REKREASI AIR DI PONTIANAK, KALIMANTAN BARAT BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN VI. 1. Konsep Peruangan VI. 1. 1. Kebutuhan dan Besaran Ruang Berdasarkan analisis pelaku dan kegiatan didapatkan tabel kebutuhan ruang seperti dibawah ini: Zona
Lebih terperinciBAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN STASIUN KA BANDARA INTERNASIONAL SOEKARNO-HATTA
BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN STASIUN KA BANDARA INTERNASIONAL SOEKARNO-HATTA 6.1 Program Dasar Perencanaan Program dasar perencanaan mengenai Stasiun KA Bandara Internasional Soekarno- Hatta
Lebih terperinciTransformasi pada objek
PROFIL UKURAN LAHAN KEBUTUHAN RUANG KONSEP PELETAKAN MASSA wadah kegiatan komersil dan kegiatan wisata edukasi untuk meningkatkan apresiasi konsumen terhadap hasil karya produsen. Pemilik : Swasta - APTA
Lebih terperinciBAB III: DATA DAN ANALISA
BAB III: DATA DAN ANALISA 3.1. Data Fisik dan Non Fisik Sumber : KAK Sayembara Arsitektur Museum Batik Indonesia Gambar 40 Lokasi Museum Batik Indonesia 1. Data Tapak - Lokasi : Kawasan Taman Mini Indonesia
Lebih terperinciTkeluarga dan non. Sakhir pekan bersama anak-anaknya. ST UDI ANALISA BAB 3. Keluarga. Konsumen. Non-Keluarga. Target Desain
Target Desain Keluarga egmen keluarga biasanya memiliki karakter yaitu menghabiskan waktu saat Sakhir pekan bersama anak-anaknya. Konsumen a r g e t d e s a i n m e r u p a k a n Tkeluarga dan non keluarga,
Lebih terperinciBAB III TINJAUAN DATA
BAB III TINJAUAN DATA Dalam bab ini berisi tentang pemaparan lokasi yaitu Kabupaten Pemalang dan pemaparan mengenai kondisi eksisting Stasiun Pemalang serta evaluasi terhadap Stasiun Pemalang sebagai objek
Lebih terperinciBAB IV KONSEP PERANCANGAN. Bagan 4.1 Kerangka Berpikir Konsep
BAB IV KONSEP PERANCANGAN 4.1 Kerangka Berpikir Konsep Bagan 4.1 Kerangka Berpikir Konsep 105 106 Dari kerangka berpikir diatas dapat penulis memilih konsep Batik Pekalongan : The Diversity of Culture
Lebih terperinciBAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN GALERI SENI LUKIS MODERN DI YOGYAKARTA
BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN GALERI SENI LUKIS MODERN DI YOGYAKARTA 5.1 Konsep Ruang dan Bangunan Permasalahan dalam perencanaan dan perancangan Galeri Seni Lukis Modern di Yogyakarta adalah
Lebih terperinciBAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut:
BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Building form Bentuk dasar yang akan digunakan dalam Kostel ini adalah bentuk persegi yang akan dikembangkan lebih lanjut.
Lebih terperinciBAB III : DATA DAN ANALISA
BAB III : DATA DAN ANALISA 3. Data Fisik dan Non Fisik Stasiun Senen memiliki data data sebagai berikut : Pemilik, Jenis dan pelayanan Stasiun Kerta Api Senen a. Pemilik : Badan Usaha Milik Negara b. Nama
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Meningkatnya minat masyarakat kota Surabaya untuk menggunakan transportasi umum kereta semakin bertambah, hal ini dapat dilihat dari terus bertumbuhnya angka
Lebih terperinciP E N J E L A S A N ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 72 TAHUN 2009 TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN KERETA API
P E N J E L A S A N ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 72 TAHUN 2009 TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN KERETA API I. UMUM Perkeretaapian merupakan salah satu moda transportasi yang memiliki
Lebih terperinciBAB V KONSEP 5.1 Konsep Tata Ruang Luar Gambar 5.1 Skema Site Plan
BAB V KONSEP 5.1 Konsep Tata Ruang Luar 5.1.1 Konsep Site Plan Dalam standarnya, area parkir pengunjung harus berada di bagian depan site agar terlihat langsung dari jalan. Untuk itu, area parkir diletakkan
Lebih terperinciBAB V KONSEP PERANCANGAN. Perencanaan dasar pengunaan lahan pada tapak memiliki aturanaturan dan kriteria sebagai berikut :
BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Dasar Bangunan Untuk mendukung tema maka konsep dasar perancangan yang digunakan pada Pasar Modern adalah mengutamakan konsep ruang dan sirkulasi dalam bangunannya,
Lebih terperinciTugas Akhir 127/49 Redesain Pengadilan Negeri Semarang Kelas IA Khusus BAB IV STUDI BANDING LOKASI
BAB IV STUDI BANDING Studi banding dilakukan pada Pengadilan Negeri dengan kelas yang sama dengan Pengadilan Negeri Semarang, yakni Pengadilan Negeri Kelas IA Khusus. Pemilihan studi banding yakni pada
Lebih terperinciBAB VI HASIL PERANCANGAN. 3. Pembangunan sebagai proses 2. Memanfaatkan pengalaman
BAB VI HASIL PERANCANGAN 1.1 Dasar Perancangan Hasil perancangan Eduwisata Kakao di Glenmore Banyuwangi mempunyai dasar tema Arsitektur Ekologis dengan mengacu pada ayat Al-quran. Tema Arsitektur Ekologis
Lebih terperinciBAB IV KONSEP PERANCANGAN
BAB IV KONSEP PERANCANGAN 4. 1 Ide awal (conceptual idea) Ide awal dari perancangan stasiun ini muncul dari prinsip-prinsip perancangan yang pada umumnya diterapkan pada desain bangunan-bangunan transportasi.
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: PM. 47 TAHUN 2014 STANDAR PELAYANAN MINIMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: PM. 47 TAHUN 2014 STANDAR PELAYANAN MINIMUM UNTUK ANGKUTAN ORANG DENGAN KERETA API DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciBAB 5 KONSEP PERANCANGAN. Terakota di Trawas Mojokerto ini adalah lokalitas dan sinergi. Konsep tersebut
BAB 5 KONSEP PERANCANGAN Konsep dasar yang digunakan dalam perancangan Griya seni dan Budaya Terakota ini adalah lokalitas dan sinergi. Konsep tersebut berawal dari tema utama yaitu Re-Inventing Tradition
Lebih terperinciBAB VI HASIL PERANCANGAN. Hasil perancangan dari kawasan wisata Pantai Dalegan di Kabupaten Gresik
BAB VI HASIL PERANCANGAN Hasil perancangan dari kawasan wisata Pantai Dalegan di Kabupaten Gresik mengaplikasikan konsep metafora gelombang yang dicapai dengan cara mengambil karakteristik dari gelombang
Lebih terperinciBAB 6 HASIL RANCANGAN. Perubahan Konsep Tapak pada Hasil Rancangan. bab sebelumnya didasarkan pada sebuah tema arsitektur organik yang menerapkan
BAB 6 HASIL RANCANGAN 6.1 Perubahan Konsep Tapak pada Hasil Rancangan 6.1.1 Bentuk Tata Massa Konsep perancangan pada redesain kawasan wisata Gua Lowo pada uraian bab sebelumnya didasarkan pada sebuah
Lebih terperinciBAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan 5.1.1 Program Ruang Topik dari proyek ini adalah perilaku atlet, dengan tema penerapan pola perilaku istirahat atlet
Lebih terperinciBAB V KONSEP PERANCANGAN. Gaya dari perancangan interior Museum permainan tradisional Jakarta ini mengarah pada gaya
BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1. Gaya dan Tema Perancangan Gaya dari perancangan interior Museum permainan tradisional Jakarta ini mengarah pada gaya modern etnik. Pemilihan gaya modern etnik berdasarkan
Lebih terperinciBAB III: DATA DAN ANALISA
BAB III: DATA DAN ANALISA 3.1. Data Fisik dan Non Fisik 3.1.1. Data Fisik Lokasi Luas Lahan Kategori Proyek Pemilik : Jl. Stasiun Lama No. 1 Kelurahan Senen, Jakarta Pusat : ± 48.000/ 4,8 Ha : Fasilitas
Lebih terperinciBAB VI HASIL PERANCANGAN. Konsep tersebut berawal dari tema utama yaitu Analogy pergerakan air laut, dimana tema
BAB VI HASIL PERANCANGAN 6.1 Hasil Rancangan Kawasan Perancangan Pengembangan Kawasan Wisata Pantai Boom Di Kabupaten Tuban ini memakai konsep Sequence (pergerakan dari satu tempat ketempat lain sepanjang
Lebih terperinciBAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN REDESAIN TERMINAL TERBOYO
BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN REDESAIN TERMINAL TERBOYO 6.1 Program Dasar Perencanaan 6.1.1 Program Tabel 6.1 Program Redesain Terminal Terboyo KELOMPOK RUANG LUASAN Zona Parkir Bus AKDP-AKAP
Lebih terperinciBAB VI LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
BAB VI LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 6.1 Program Perancangan 6.1.1 Program 1. Kelompok Kendaraan Tabel 6.1 Kelompok Kendaraan Emplasement kedatangan Bus AKAP Bus AKDP Angkuta Angkudes Emplasement
Lebih terperinciTUGAS AKHIR 138 TERMINAL TIPE B DI KAWASAN STASIUN DEPOK BARU
TUGAS AKHIR 138 LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR (LP3A) TERMINAL TIPE B DI KAWASAN STASIUN DEPOK BARU Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Teknik
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN ARSITEKTUR BINUS UNIVERSITY
81 BAB V KESIMPULAN V.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan V.1.1 Keterkaitan Konsep dengan Tema dan Topik Konsep dasar pada perancangan ini yaitu penggunaan isu tentang Sustainable architecture atau Environmental
Lebih terperinciBAB 3 ANALISA DAN BAHASAN
BAB 3 ANALISA DAN BAHASAN 3.1 Analisa Makro 3.1.1 Aspek lingkungan Penentuan aspek lingkungan untuk tempat pembelajaran anak usia dini harus diperhatikan, berdasarkan peraturan pemerintah harus berada
Lebih terperinciBAB 5 KONSEP PERANCANGAN
BAB 5 KONSEP PERANCANGAN PENGEMBANGAN STASIUN KERETA API PASAR SENEN 5.1. Ide Awal Ide awal dari stasiun ini adalah Intermoda-Commercial Bridge. Konsep tersebut digunakan berdasarkan pertimbangan bahwa
Lebih terperinciBAB VI HASIL PERANCANGAN Hasil Perancangan Tata Masa dalam tapak. mengambil objek Candi Jawa Timur (cagar budaya)sebagai rujukannya, untuk
BAB VI HASIL PERANCANGAN 6.1. HasilPerancanganTapak 6.1.1 Hasil Perancangan Tata Masa dalam tapak Pada PerancanganPusat Industri Jajanan di Sanan Kota Malang ini mengambil objek Candi Jawa Timur (cagar
Lebih terperinci