Desain Media Pembelajaran Menggunakan Permainan Fun Frame in Physics Pada Pokok Bahasan Cermin Cekung Melalui Turnamen

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Desain Media Pembelajaran Menggunakan Permainan Fun Frame in Physics Pada Pokok Bahasan Cermin Cekung Melalui Turnamen"

Transkripsi

1 Desain Media Pembelajaran Menggunakan Permainan Fun Frame in Physics Pada Pokok Bahasan Cermin Cekung Melalui Turnamen Rina Arsita Dewi, Debora N. Sudjito, Made R. S. Shanti N. A. * Program Studi Pendidikan Fisika, Fakultas Sains dan Matematika Universitas Kristen Satya Wacana Jl. Diponegoro 52-60, Salatiga 50711, Jawa Tengah, Indonesia @student.uksw.edu made.ray@staff.uksw.edu (corresponding author) Dalam upaya melibatkan siswa secara aktif dan membantu siswa memahami materi, pada tahap konsolidasi diperlukan adanya media pembelajaran. Penelitian ini bertujuan untuk membuat desain media pembelajaran Fun Frame in Physics dan menyelidiki efektivitas media pembelajaran Fun Frame in Physics terhadap pemahaman siswa pada materi Responden penelitian adalah 25 siswa kelas IX SMP. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Adapun data yang dianalisis secara deskriptif kualitatif berupa data dari lembar observasi KBM dan aktivitas siswa, kuesioner, dan nilai post-test. Berdasarkan hasil post-test, seluruh siswa telah mencapai ketuntasan dengan mendapat nilai > 70. Berdasarkan lembar observasi KBM, 84,72% siswa memberikan respon postif terhadap pembelajaran. Berdasarkan lembar observasi aktivitas siswa, 92,28% siswa aktif berdiskusi. Berdasarkan kuesioner, 96,06% siswa memberikan respon positif (menyukai) terhadap media permainan Fun Frame in Physics. Jadi pembelajaran menggunakan media Fun Frame in Physics efektif digunakan untuk membantu siswa memahami materi In effort to actively engage students and help students understand the material, a learning media is needed in the consolidation phase. This research aims to make a learning media design of Fun Frame in Physics and investigate the effectiveness of it towards students' understanding about concave mirror. 25 junior high school students of grade IX were assigned to be the respondents. This research is a descriptive research. Data gathered from observation sheets of learning process and students activities, questionnaires, and post-test score were analyzed using descriptive qualitative methods. Based on the results of post-test, the students achieved score 70. Based on the observation sheet of learning process, 84.72% students responded positively on learning. Based on the observation sheet of students activity, 92.28% of students discussed actively. Based on the questionnaire, 96.06% students responded positively towards the media game Fun Frame in Physics. Thus, the learning media of fun frame in physics effectively helps students understand the concave mirror. Kata Kunci : media pembelajaran, Fun Frame in Physics, turnamen, cermin cekung I. Pendahuluan Pendidikan merupakan suatu media yang sangat penting untuk menciptakan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas dan berpotensi. Untuk meningkatkan kualitas pendidikan tentunya tidak terlepas dari proses pembelajaran, karena proses belajar mengajar merupakan inti dari kegiatan pendidikan. Dalam proses belajar mengajar di kelas, ada beberapa tahapan kegiatan yang dilakukan dalam proses belajar mengajar, salah satunya yaitu tahap konsolidasi/pemantapan yang merupakan kegiatan akhir dalam proses pembelajaran. Konsolidasi dapat dilakukan dengan memberi tugas, pekerjaan rumah, evaluasi, maupun terapan kepada siswa. Dalam kegiatan konsolidasi pembelajaran, yang perlu diperhatikan adalah keterlibatan aktif siswa dalam menjelaskan dan menerapkan materi ajar baru, mencari metodologi yang paling tepat sehingga materi ajar dapat terproses menjadi bagian dalam memecahkan masalah [1]. Dalam pelaksanaannya konsolidasi yang paling sering dilakukan oleh guru adalah memberi evaluasi. Namun hampir tidak pernah guru mengoreksi pekerjaan siswa dilakukan saat itu juga dan seringkali dibawa pulang [2]. Untuk mengefektifkan konsolidasi, media pembelajaran dapat dipakai guna membuat siswa aktif belajar, mudah memahami materi yang diajarkan, dan pekerjaan siswa dapat dikoreksi saat pembelajaran berlangsung. Salah satu media pembelajaran yang dapat digunakan untuk konsolidasi adalah media permainan Fun Frame in Physics. Media ini merupakan media pembelajaran yang

2 mengadopsi media permainan Fun Thinker. Permainan yang dibuat di dalam Fun Thinker yaitu mencocokkan gambar. Konsep dari permainan Fun Thinker adalah belajar sambil bermain, berpikir dengan cara menyenangkan [3]. Penelitian yang sudah dilakukan sebelumnya mengenai media Fun Thinker mengatakan bahwa penggunaan media Fun Thinker mampu meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar kognitif dan pembelajaran yang menyenangkan bagi sebagian besar siswa, misalnya penelitian oleh S. Widyaningsih. Dalam penelitian ini media pembelajaran Fun Frame in Physics diterapkan pada tahap konsolidasi dalam pembelajaran tentang cermin cekung melalui model pembelajaran yang merangsang siswa untuk belajar mandiri, kreatif, dan lebih aktif serta menyenangkan dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Selama ini metode pengajaran yang pada umumnya digunakan dalam pembelajaran adalah metode pengajaran yang terpusat pada guru (teacher-centered), sehingga siswa kurang aktif dan antusias dalam mengikuti pembelajaran [4]. Dalam penelitian ini pembelajaran dipusatkan pada siswa (student-centered) dengan cara memberikan kegiatan inti yang melibatkan siswa dalam percobaan serta konsolidasi berupa turnamen. Turnamen pada penelitian ini merupakan turnamen dalam model pembelajaran tipe Teams Games Tournaments (TGT). Slavin (2005) mengatakan bahwa Teams Games Tournaments (TGT) menggunakan turnamen akademik dan kuis-kuis, serta skor individu, dimana para siswa berlomba sebagai wakil tim untuk memenangkan turnamen pembelajaran [6]. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membuat desain media pembelajaran Fun Frame in Physics pada materi cermin cekung dan menyelidiki efektivitas media pembelajaran Fun Frame in Physics melalui turnamen terhadap pemahaman siswa pada materi Manfaat dari penelitian ini adalah desain media pembelajaran Fun Frame in Physics dapat dijadikan referensi guru untuk proses belajar mengajar di kelas sehingga dapat membuat siswa lebih memahami materi II. Kajian Pustaka Permainan Fun Frame in Physics Fun Frame in Physics merupakan media pembelajaran yang mengadopsi media permainan Fun Thinker. Media Fun Thinker adalah media pembelajaran berbasis cetak yang dilengkapi dengan alat bantu sebuah papan dengan 16 kotak didalamnya yang bernama Match-Frame. Bagian-bagian dari Fun Frame in Physics terdiri dari lembar soal, Match-Frame beserta balok dengan angka dan warna, dan lembar jawaban. (Gambar 1 dan Gambar 6). Di lembar soal Fun Frame in Physics pada pembelajaran terdapat dua tipe soal yang digunakan yaitu soal untuk kelompok dan soal untuk turnamen. Gambar 1. Lembar soal dan jawaban Fun Frame in Physics Di atas lembar soal diletakkan sebuah papan dengan 16 kotak di dalamnya yang bernama Match-Frame (Gambar 2). Di atas Match-Frame terdapat balok angka yang disusun dari nomor 1 sampai 16 (Gambar 3). Gambar 2. Desain Match-Frame Gambar 3. Balok angka disusun diatas Match-Frame Cara bermainnya yaitu dengan membuka lembar soal kemudian menaruh Match-Frame dan balok angka di atasnya seperti pada Gambar 3, kemudian satu balok dipindahkan sesuai dengan nomor urut yang tertera di dalamnya dari bagian kiri yang berupa soal ke bagian kanan yang berupa jawaban (Gambar 4). Setiap kali membuka satu balok angka, maka ditemukan sebuah soal berupa gambar yang harus dipasangkan pada kotak di bagian kanan buku yang berupa jawaban [3].

3 turnamen pembelajaran [6]. Turnamen merupakan salah satu cara belajar dimana siswa diarahkan untuk lebih banyak mendominasi proses pembelajaran, yang bertujuan agar siswa aktif dalam belajar, melatih belajar sendiri, dan bekerja sama dalam menyelesaikan tugasnya dalam kelompok [7]. Dengan metode pembelajaran ini siswa diberi kesempatan berinteraksi dan berkomunikasi dengan teman-temannya untuk mencapai tujuan pembelajaran [8]. Gambar 4. Balok angka dipindahkan dari kiri ke kanan sesuai jawaban Cermin Cekung Cermin cekung adalah cermin yang permukaannya melengkung yang disebut juga lengkung sferis. Cermin cekung bersifat mengumpulkan cahaya atau konvergen. Gambar 7. Bagian-bagian cermin cekung Gambar 5. Soal Fun Frame in Physics telah terjawab semua Setelah selesai mengerjakan semua soal (Gambar 5), jawaban dapat dicek dengan cara menutup Match-Frame dan membaliknya sehingga akan terlihat ada pola warna yang terbentuk. Jika pola warna yang terbentuk sama dengan pola warna pada kunci, maka semua jawaban benar (Gambar 6). Cermin cekung memiliki bagian-bagian cermin dapat dilihat pada (Gambar 7) yaitu pusat kelengkungan cermin (P), titik pusat optik di O, titik api (fokus), garis khayal yang mengubungkan antara titik pusat cermin dan titik pusat optik disebut sumbu utama (SU), jarak titik P sampai titik O disebut jari-jari kelengkungan (R). Cermin cekung memiliki 3 sinar istimewa dapat dilihat pada (Tabel 1). Tabel 1. Sinar-sinar istimewa pada cermin cekung No Gambar Keterangan 1 Sinar datang sejajar sumbu utama akan dipantulkan melalui titik fokus 2 Sinar datang melalui titik fokus akan dipantulkan sejajar sumbu utama Gambar 6. Pola warna yang terbentuk dicocokkan dengan kunci jawaban Turnamen Turnamen adalah sebuah struktur dimana games berlangsung [5]. Turnamen pada penelitian ini merupakan bagian dari turnamen dalam model pembelajaran tipe Teams Games Tournaments (TGT). Slavin (2005) mengatakan Teams Games Tournaments (TGT) menggunakan turnamen akademik dan menggunakan kuis-kuis, serta skor individu, dimana para siswa berlomba sebagai wakil tim untuk memenangkan 3 Sinar datang melalui titik pusat kelengkungan cermin akan dipantulkan kembali melalui titik pusat kelengkungan cermin. Cermin cekung dibagi dalam empat ruang seperti pada (Gambar 8) dibawah ini :

4 Gambar 8. Pembagian ruang pada cermin cekung Keterangan : untuk ruang benda dan ruang bayangan O-F = ruang I, F-P = ruang II, P- = III, O- = IV. Sifat bayangan yang terbentuk oleh benda di depan cermin cekung adalah seperti pada (Tabel 2). Tabel 2. Sifat-sifat bayangan cermin cekung Letak benda Ruang I Ruang II Ruang III Letak Sifat bayangan bayangan Maya/ nyata Posisi Ukuran Ruang IV Maya Tidak Diperbesar terbalik Ruang III Nyata Terbalik Diperbesar Ruang II Nyata Terbalik Diperkecil Rumus cermin cekung Dalam cermin cekung terdapat hubungan antara titik fokus (f), jarak benda (So), jarak bayangan (Si) dapat dilihat pada persamaan (1) (1) Perbesaran bayangan pada cermin cekung dapat dilihat pada persamaan (2) (2) [9]. III. Metode Penelitian/Eksperimen Penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Responden penelitian ini adalah 25 siswa kelas IX SMP di Salatiga. Instrumen pengumpul data yang digunakan yaitu Rencana Pelaksanan Pembelajaran (RPP), satu set permainan Fun Frame in Physics, lembar observasi untuk merekam jalannya Kegiatan Belajar Mengajar (KBM), soal evaluasi (test) untuk mengetahui pemahaman siswa mengenai materi cermin cekung yang dilakukan di awal pembelajaran yaitu pre-test dan di akhir pembelajaran yaitu pos-test, kuesioner untuk mengetahui tanggapan siswa mengenai media Fun Frame in Physics pada pembelajaran. Data yang dikumpulkan terdiri dari jawaban pre-test dan post-test siswa, isian lembar observasi KBM dan lembar observasi aktivitas siswa dalam kelompok, serta hasil isian lembar kuesioner siswa. Semua data ini dianalisis secara deskripti kualitatif. Pembelajaran diawali dengan siswa diberi soal pre-test untuk mengetahui pamahaman siswa di awal pembelajaran kemudian RPP diimplementasikan di kelas. Di akhir pembelajaran, konsolidasi dengan media permainan Fun Frame in Physics dilakukan. Selama pembelajaran berlangsung, observer mengisi lembar observasi KBM dan lembar observasi aktivitas siswa. Setelah pembelajaran berakhir, guru memberikan soal post-test untuk mengetahui pamahaman siswa di akhir pembelajaran dan di akhir pertemuan guru memberikan kuesioner kepada siswa untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap media pembelajaran Fun Frame in Physics. Indikator keberhasilan penelitian ini adalah (1) apabila 70% siswa memperoleh nilai 70 di soal post-test, maka Fun Frame in Physics dikatakan efektif membantu siswa memahami materi cermin cekung dan (2) apabila 70% siswa memberikan respon positif terhadap KBM berdasarkan hasil lembar observasi KBM, lembar observasi aktivitas siswa, dan kuesioner, maka Fun Frame in Physics dikatakan efektif membantu siswa memahami materi Jika semua kriteria tersebut terpenuhi, maka Fun Frame in Physics dikatakan efektif digunakan untuk membantu siswa memahami materi IV. Hasil Penelitian dan Pembahasan a. Deskripsi Pembelajaran Pembelajaran tentang cermin cekung ini bertujuan agar siswa dapat menemukan fokus cermin cekung, menemukan sifat-sifat bayangan dari sebuah benda yang diletakkan di depan cermin cekung, melukiskan sinarsinar istimewa pada cermin cekung, melukiskan pembentukan bayangan dari sebuah benda yang berada di depan cermin cekung dengan diagram sinar, menentukan hubungan antara jarak fokus, jarak bayangan, jarak benda pada cermin cekung, dan menjelaskan manfaat cermin cekung dalam kehidupan sehari-hari. Konsolidasi ( Turnamen Menggunakan Permainan Fun Frame in Physics) Pada tahap konsolidasi dilakukan turnamen dengan media permainan Fun Frame in Physics. Siswa dikelompokkan menjadi 5 kelompok sesuai dengan kemampuan kognitif berdasarkan ranking siswa dalam satu kelas, dan masing-masing kelompok beranggotakan 5 siswa. Permainan Fun Frame in Physics dilakukan sesuai aturan yang telah dijelaskan oleh guru saat siswa sudah duduk di meja kelompok masing-masing. Setiap anggota kelompok diberikan kode nama sesuai kelompoknya (Gambar 9). Kode nama ini digunakan pada saat siswa melakukan turnamen. Tiap kelompok diberikan satu set permainan Fun Frame in Physics untuk diselesaikan di meja kelompok dengan berdiskusi. Disetiap meja kelompok akan di pandu oleh seorang juri yang bertugas mengoreksi, mengarahkan siswa dalam kelompok untuk mendapatkan jawaban benar, dan apabila

5 siswa mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal, juri dapat membantu menjelaskan. Setelah semua kelompok berhasil menyelesaikan soal di kelompoknya, tiap anggota kelompok mengikuti turnamen. Untuk melaksanakan turnamen, telah dipersiapkan 5 meja. Di setiap meja dipersiapkan satu set permainan Fun Frame in Physics dengan soal yang berbeda dari soal yang dikerjakan saat di meja kelompok. Turnamen dilaksanakan dengan cara tiap kelompok secara bergantian maju ke meja turnamen (Gambar 10). Setelah semua kelompok berhasil menyelesaikan soal dikelompoknya, tiap kelompok melaksanakan turnamen. Untuk melaksanakan turnamen telah dipersiapkan 5 meja, di setiap meja dipersiapkan satu set permainan Fun Frame in Physics dengan soal yang berbeda dari soal yang dikerjakan saat di meja kelompok. Turnamen dilaksanakan dengan tiap kelompok secara bergantian maju ke meja turnamen seperti pada (Gambar 10). Gambar 9. Posisi siswa dalam kelompok Gambar 10. Posisi siswa ketika turnamen sesuai kode nama Saat melakukan turnamen, tiap anggota kelompok menempati meja sesuai kode nama dan bertanggung jawab mengerjakan soal Fun Frame in Physic sesuai nomor soal yang telah ditentukan guru di setiap meja (Tabel 3). Di setiap meja turnamen ada seorang juri yang bertugas mengoreksi jawaban siswa serta memberikan poin, jika siswa menjawab soal dengan benar maka akan mendapat poin 1 dan jika jawaban salah maka siswa mendapat poin 0. Selain memberi poin juri juga bertugas mencatat waktu yang diperlukan siswa dalam menyelesaikan soal. Kelompok yang menang adalah kelompok yang memperoleh total poin tertinggi dan waktu pengerjaan soal tercepat. Tabel 3. Nomor soal yang dikerjakan siswa pada meja turnamen Meja turnamen Kode siswa Nomor soal Meja 1 A1,B1,C1,D1,E1 2,4,7 Meja 2 A2,B2,C2,D2,E2 1,5,12 Meja 3 A3,B3,C3,D3,E3 6,9,13 Meja 4 A4,B4,C4,D4,E4 8,10,15 Meja 5 A5,B5,C5,D5,E5 3,11,14,16 Berdasarkan (Tabel 4), dari hasil turnamen tiap kelompok, kelompok terbaik dalam menyelesaikan soal turnamen adalah kelompok C. Salah satu penentu kemenangan kelompok adalah perolehan poin terbanyak dibanding kelompok lain yaitu dari 16 soal dengan total 16 poin, kelompok C mendapat 15 poin. Kelompok C hanya salah menjawab 1 soal. Kelompok A dan kelompok D menjadi kelompok yang paling rendah poinnya yaitu 13 poin namun jika dilihat dari lamanya waktu mengerjakan soal, kelompok A menjadi kelompok paling rendah karena waktu yang dibutuhkan untuk mengerjakan soal lebih lama daripada kelompok D. Seandainya saat diskusi, kelompok mengerjakan soal Fun Frame in Physics, tiap anggota kelompok benar-benar memahami materi dan cara menyelesaikan soal, serta mau bertanya pada guru saat mengalami kesulitan, maka dapat dimungkinkan mereka mampu menyelesaikan semua soal saat bertanding di meja turnamen. Tabel 4. Hasil turnamen tiap kelompok Turnamen Poin Waktu Kel A Kel B Kel C Kel D Kel E Kel A Kel B Kel C Kel D Kel E Meja Meja Meja Meja Meja Total b. Hasil Observasi Aktivitas Siswa Saat permainan berlangsung, ada lima observer yang membantu guru merekam aktivitas siswa dalam permainan dalam tiap kelompok sekaligus bertugas sebagai juri dalam tiap meja turnamen, sedangkan guru berkeliling mamantau jalannya permainan tiap kelompok dan membantu juri dalam kelompok apabila kesulitan menjelaskan kunci jawaban, serta mengendalikan suasana kelas supaya tenang dan kondusif. Tabel 5 merekam hasil observasi aktivitas siswa dalam kelompok. Berdasarkan

6 (Tabel 5), 93% siswa termotivasi belajar dan 92% siswa aktif dalam kelompok saat pembelajaran dilakukan dengan media Fun Frame in Physics. Tabel 5. Observasi terhadap aktivitas siswa dalam kelompok No Aspek yang dinilai Persentase nilai (%) 1 2 Motivasi belajar siswa Keaktifan siswa dalam kelompok Dapat dilihat persentase nilai aktivitas siswa dalam kelompok 93% siswa termotivasi belajar dan 92% siswa aktif dalam kelompok saat pembelajaran dengan media Fun Frame in Physics. Salah satu upaya guru dalam membangkitkan motivasi belajar siswa dalam proses pembelajaran yaitu dengan menggunakan media pembelajaran. Azhar dalam Hamalik mengungkapkan bahwa pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar mengajar membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar [10]. Motivasi belajar siswa dapat dilihat dari antusiasme siswa dalam menerima materi pelajaran dan siswa memperhatikan penjelasan guru. Seluruh siswa masuk kelas tepat waktu, mempersiapkan peralatan belajar, mengerjakan tugas yang diberikan guru, dan tidak melakukan pekerjaan lain yang dapat mengganggu proses pembelajaran. Mengenai keaktifan siswa dalam kelompok, siswa terlihat aktif dalam kelompok saat berdiskusi mengerjakan soal Fun Frame in Physics 70%, hal ini karena siswa terlihat aktif dalam kegiatan diskusi kelompok, setiap kelompok berusaha dapat menyelesaikan semua soal. Masing-masing anggota kelompok mendapat bagian mengerjakan soal dalam kelompoknya. Mereka berusaha memahami dan menyelesaikan soal, ketika ada anggota kelompok yang masih mengalami kesulitan mengerjakan soal, anggota yang lain membantu menjelaskan. Hal ini menunjukkan kerja sama siswa dalam kelompok dapat terjalin dengan baik. Apabila masih mengalami kesulitan, siswa langsung bertanya cara menyelesaikan soal pada juri atau guru. Mayoritas siswa terlibat aktif dalam kegiatan diskusi, namun ada dua sampai tiga siswa dalam kelompokknya yang tidak begitu aktif saat diskusi, hal ini disebabkan karena ada siswa yang cenderung pemalu dan pendiam, dan ada yang tidak terlalu suka belajar secara kelompok. Setelah selesai menyelesaikan soal, setiap kelompok memperlihatkan hasilnya pada juri pada kelompok masing-masing untuk dicocokkan dengan kunci jawaban. Semua kelompok dapat menyelesaikan soal diskusi dengan baik. Mengenai aktivitas siswa dalam turnamen, setiap anggota kelompok bertanggungjawab mengerjakan soal di meja turnamen, keinginan siswa untuk memperoleh poin banyak pada saat menjawab soal di meja turnamen membuat siswa termotivasi untuk menyelesaikan soal dengan benar dalam waktu yang singkat, sebab penentu kemenangan dari turnamaen ini adalah perolehan poin terbanyak dari tiap kelompok. Reward diberikan kepada kelompok yang memperoleh poin terbanyak membuat siswa bekerja keras dan sungguh-sungguh dalam mengerjakan soal untuk menjadi yang terbaik. Kertamiharja dan Ardiwinata (1997:142) mengunggkapkan bahwa pemberian hadih ini sangat penting bagi siswa karena dapat membesarkan kemungkinan bertambah giatnya usaha untuk mempertinggi atau memperbaiki prestasi, maka pemberian reward sangat penting untuk meningkatkan motivasi belajar siswa. Jadi berdasarkan lembar observasi aktivitas siswa, >70% siswa memberikan respon positif terhadap penggunaan media fun frame in physics, maka media fun frame in physics dapat dikatakan efektif merangsang keaktifan siswa dan membantu siswa memahami materi c. Hasil Evaluasi ( post-test ) Untuk mengetahui pemahaman masing-masing siswa di awal pembelajaran dan akhir pembelajaran terhadap materi yang dipelajari, dilakukan tes secara tertulis individu. Gambar 11. Diagram hasil pre-test dan post-test siswa terhadap materi Dari hasil pre-test pada (Gambar 11) terlihat dua warna pada diagram yaitu merah dan biru. Nilai yang diperoleh mayoritas siswa terletak pada interval 0-35 (biru) sebanyak 4 siswa (16%), dan interval (merah) sebanyak 21 siswa (84%). Jadi, dapat dikatakan, dari 25 siswa belum ada yang memenuhi kriteria keberhasilan hasil belajar. Hal ini disebabkan kemungkinan siswa sudah lupa dengan materi cermin cekung dan belum benar-benar memahami materi cermin cekung yang telah didapatkan di kelas VIII. Setelah diberi pembelajaran dengan media pembelajaran Fun Frame in Physics, hanya ada satu warna yang terlihat pada diagram, yaitu warna hijau yang menunjukkan interval nilai Hal ini menunjukkan bahwa 100%

7 siswa mendapat nilai 70. Jadi, dapat dikatakan, semua siswa sudah memenuhi kriteria keberhasilan hasil belajar yakni 70% siswa mendapat nilai 70. Hal ini menunjukkan kegiatan kerja sama pada permainan yang dilakukan siswa telah berhasil membuat siswa memahami materi cukup baik. Berdasarkan hal tersebut dapat dikatakan bahwa media pembelajaran Fun Frame in Physics efektif untuk membantu siswa dalam memahami dan meningkatkan pemahaman siswa pada materi Hal ini selaras dengan penelitian Nugroho et al (2013) yang mendapatkan hasil bahwa permainan dapat digunakan sebagai media untuk meningkatkan motivasi siswa dalam belajar fisika sehingga dapat meningkatkan hasil belajar. d. Hasil kuesioner Untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap media pembelajaran yang digunakan, pertanyaan kuesioner diberikan pada responden. Hasil tanggapan siswa terhadap media yang digunakan dapat dilihat di (Tabel 6). Berdasarkan tabel 6, 96,06% siswa memberikan respon positif berupa pernyataan setuju dan sangat setuju terhadap pernyataan-pernyataan di kuesioner. Tabel 6. Respon siswa terhadap media Fun Frame in Physics No Aspek yang SS S SS+S (%) dinilai (%) (%) 1 Media Fun Frame in Physics 69,14 29,71 98,85 2 Pemahaman siswa terhadap materi cermin cekung 3 Aktivitas siswa 61,33 28,00 89,33 dalam permainan Fun Frame in Physics Rata-rata 96,06 Dilihat dari (Tabel 6) mayoritas siswa memberikan respon positif terhadap media Fun Frame in Physics, jumlah nilai respon sangat setuju dan setuju merupakan respon positif bagi media Fun Frame in Physics, diperoleh 98,85% siswa memberikan respon positif terhadap media permainan Fun Frame in Physics. Menurut siswa, pembelajaran dengan menggunakan media Fun Frame in Physics sangat menarik, menyenangkan, dan media Fun Frame in Physics tidak sulit untuk dimainkan karena petunjuk penggunaan medianya jelas dan gambar pada soal jelas. Pada aspek pemahaman siswa terhadap materi cermin cekung, semua siswa (100%) memberikan respon sangat setuju dan setuju terhadap penggunaan media pembelajaran Fun Frame in Physics pada materi cermin cekung. Melalui media Fun Frame in Physics, siswa merasa lebih mudah memahami materi Hal ini didukung dengan hasil pre-test dan post-test : dari hasil pre-tes tidak ada satupun siswa yang mendapat nilai 70, sedangkan saat post-test semua siswa mendapat nilai 70. Media pembelajaran ini disajikan dalam bentuk gambar, sehingga siswa mudah mengingat. Menurut Djamarah dan Zain (2002:144) media berbasis visual adalah media yang hanya mengandalkan indra penglihatan. Media visual dapat memperlancar pemahaman dan memperkuat ingatan. Pada aspek aktivitas siswa dalam permainan Fun Frame in Physics, 89,33% siswa memberikan respon positif sangat setuju dan setuju. Mayoritas siswa memberikan respon positif sebab dengan penggunaan media Fun Frame in Physics pada pembelajaran kelompok, siswa merasa terdorong banyak berdiskusi dengan teman, lebih aktif memberikan pendapat dalam menyelesaikan soal ketika diskusi kelompok, dan tidak merasa bosan saat proses pembelajaran berlangsung. Hal ini sesuai yang diungkapkan oleh Arsyad (2013) bahwa penggunaan media pembelajaran dapat meningkatkan dan mengarahkan perhatian anak sehingga dapat memotivasi belajar, interaksi yang lebih langsung antara siswa dan lingkungannya. Berdasarkan hasil respon positif siswa dari setiap aspek diperoleh 98,85% siswa memberikan respon positif terhadap aspek media pembelajaran Fun Frame in Physics, 100% siswa memberikan respon positif pada aspek pemahaman terhadap materi, dan 89,33% siswa memberikan respon positif terhadap aspek aktivitas siswa dalam permainan Fun Frame in Physics, di mana nilai dari setiap aspek telah memenuhi kriteria keberhasilan yang telah ditentukan yakni 70%, dapat dikatakan media pembelajaran Fun Frame in Physics cocok digunakan sebagai media pembelajaran untuk materi cermin cekung dan efektif membantu siswa dalam memahami materi d. Hasil Observasi KBM Selama proses pembelajaran berlangsung ada satu observer yang merekam jalannya proses pembelajaran (Tabel 7). Berdasarkan data pada lembar observasi KBM, 84,72% siswa merespon dengan baik pembelajaran yang dilakukan guru, khususnya pada saat turnamen. Hal ini menunjukkan mayoritas siswa menyukai metode yang diterapkan oleh guru, sebab dengan metode pembelajaran yang diterapkan guru membuat siswa termotivasi belajar. Salah satu cara meningkatkan motivasi siswa menurut Sutikno (2007) yaitu menggunakan metode pembelajaran yang bervariasi [11]. Metode yang diterapkan oleh guru adalah turnamen secara berkelompok. Dengan adanya turnamen, siswa lebih bersemangat dan memiliki tantangan tersendiri dalam menjawab soal-soal yang telah disediakan oleh guru. Tabel 7. Hasil observasi KBM No Hal yang diamati Pesentase nilai (%)

8 1 Penguasaan materi 92 2 Sistematika penyajian 83 3 Penerapan metode 83 4 Penggunaan media 92 5 Perfomance 75 6 Pemberian motivasi 83 Rata-rata 84,72 Pada observasi penggunaan media, 92%, sebab mayoritas siswa menyukai media Fun Frame in Physics. Dengan menggunakan media Fun Frame in Physics, kemampuan pemahaman siswa meningkat, dilihat dari hasil tes evaluasi. Hal ini berarti pembelajaran yang dilakukan efektif mengaktifkan siswa dalam pembelajaran dan membantu siswa memahami materi Berdasarkan hasil penelitian, dilihat dari hasil pre-test mayoritas siswa mendapat nilai pada interval 0-35 sebanyak 4 siswa (16%), dan interval sebanyak 21 siswa (84%), sehingga dapat dikatakan dari 25 siswa belum ada yang memenuhi kriteria keberhasilan hasil belajar. Setelah diberikan pembelajaran dengan media Fun Frame in Physics, seluruh siswa mendapat nilai pada interval , hal ini menunjukkan bahwa 100% siswa sudah memenuhi kriteria keberhasilan hasil belajar yakni 70% siswa mendapat nilai 70. Peningkatan hasil belajar siswa dapat terjadi karena 93% siswa termotivasi belajar dan 92% siswa dapat aktif dalam kelompok ketika pembelajaran dengan media Fun Frame in Physics. Menurut Wlodkowski dan Jaynes (2004), siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi akan berprestasi pada berbagai pelajaran yang diikutinya. Motivasi dapat muncul karena siswa menyukai media yang diterapkan dalam pembelajaran. Hamalik mengungkapkan bahwa pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar mengajar membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar. Berdasarkan hasil post-test, 100% siswa mendapat nilai >70. Berdasarkan kuesioner, 96,06% siswa memberikan respon positif terhadap media Fun Frame in Physics. Berdasarkan lembar observasi KBM, 84,72% siswa memberikan respon positif terhadap pembelajaran. Berdasarkan lembar observasi aktivitas siswa, 92,28% siswa aktif dalam kegiatan pembelajaran. Jadi semua indikator keberhasilan penelitian tercapai. Hal ini menunjukkan bahwa media pembelajaran menggunakan permainan fun frame in physics efektif membantu siswa memahami materi cermin cekung serta meningkatkan motivasi belajar dan keaktifan siswa. V. Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa penggunaan media pembelajaran Fun Frame in Physics efektif digunakan untuk membantu siswa memahami materi Dapat dilihat berdasarkan lembar observasi KBM, 84,72% siswa memberikan respon postif terhadap pembelajaran. Berdasarkan lembar observasi aktivitas siswa, 92,28 % siswa aktif berdiskusi. Berdasarkan kuesioner, 96,06% siswa memberikan respon positif (menyukai) terhadap media permainan Fun Frame in Physics. Jadi pembelajaran menggunakan media Fun Frame in Physics efektif membantu siswa memahami materi cermin cekung serta meningkatkan motivasi belajar dan keaktifan siswa. Kepustakaan Artikel jurnal: [1]. Supraptini, Peningkatan Prestasi Belajar Matematika Melalui Pendekatan Konstruktivisme Pada Siswa Kelas V Semester II SDN 3 Notorejo Kecamatan Gondang Kabupaten Tulungagung Tahun Pelajaran 2012/2013, vol. 4, no. 2, [3]. Budhiarti, Novi, Pengaruh Penggunaan Media Fun Thinker Book Terhadap Peningkatan Kosakata Bahasa Inggris Anak Usia Dini ( Penelitian Kuasi Eksperimen di TK Islam Terpadu Senyum Ananda Bandung ), Universitas Pendidikan Indonesia, [4]. Ekawan,S, Marmi, S, Debora, N, Pengembangan Desain Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Games Tournament Dengan Media Physics Ludo Pada Materi Fisika Tentang Bunyi, Vol.6, No.1, Skripsi : [2]. Nanik, Marmi Sudarmi, Alvama, Penggunaan Metode Fast Feedback model masuk barisan dalam pembelajaran fisika tentang gaya lorentz pada penghantar berarus listrik, universitas kristen satya wacana, salatiga, [6]. Mugas, Indra, Penerapan Model Pembelajaran TGT (Team Games Tournament) Dengan Media Powerpoint Untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Ips Pada Siswa Kelas Vc SD Islam Hidayatullah Kota Semarang, Unnes, Semarang, [7]. Siti Nurjannah, Pengaruh Strategi Pembelajaran Aktif Metode Turnamen Belajar (Learning Tournament) Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas Iv Min Parung, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayarullah, Jakarta, 2014 [8]. Wijayanti, A, Efektivitas Metode Teams-Games-Tournament (TGT) Terhadap Kerjasama dan Belajar Geografi Siswa Kelas X SMA Negeri 4 Yogyakarta, Universitas Negeri Yogyakarta, Yogyajarta, [10]. Rustanti, denis, meningkatan keaktifan dan hasil belajar siswa kelas xi ips 2 smanegeri1turenpada pokok bahasan turunandengan pembelajaran kooperatif tipeteams games turnament (TGT), Universitas Negeri Malang, Malang, [11]. Anisatul Khairiah, Efektivitas Penggunaan Media Permaian Kartu Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPS Terpadu Siswa Pada Mteri Ekonomi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayarullah, Jakarta, 2011 Buku : [5]. Robert E Slavin, cooperative learning, nusa media, Bandung, [9]. Purjiyanta, dkk, IPA Fisika untk SMP Kelas VIII, Erlangga, Jakarta, 2007.

9

Desain Media Pembelajaran Menggunakan Permainan Fun Frame in Physics pada Pokok Bahasan Cermin Cembung Melalui Turnamen

Desain Media Pembelajaran Menggunakan Permainan Fun Frame in Physics pada Pokok Bahasan Cermin Cembung Melalui Turnamen Desain Media Pembelajaran Menggunakan Permainan Fun Frame in Physics pada Pokok Bahasan Cermin Cembung Melalui Turnamen Anastasia I. Lideaningrum, Debora N. Sudjito, dan Made R. S. Shanti N.A. * Program

Lebih terperinci

DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN PERMAINAN FUN FRAME IN PHYSICS PADA POKOK BAHASAN CERMIN DATAR MELALUI TURNAMEN

DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN PERMAINAN FUN FRAME IN PHYSICS PADA POKOK BAHASAN CERMIN DATAR MELALUI TURNAMEN DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN PERMAINAN FUN FRAME IN PHYSICS PADA POKOK BAHASAN CERMIN DATAR MELALUI TURNAMEN Yuni Kartika a), Debora N. Sudjito, Made R. S. Shanti. N. A. b) Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PHYSICS SNAKES AND LADDERS GAME PADA PEMBELAJARAN TENTANG CERMIN CEKUNG

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PHYSICS SNAKES AND LADDERS GAME PADA PEMBELAJARAN TENTANG CERMIN CEKUNG IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PHYSICS SNAKES AND LADDERS GAME PADA PEMBELAJARAN TENTANG CERMIN CEKUNG Miyati, Marmi Sudarmi, Diane Noviandini Program studi Pendidikan Fisika Fakultas

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL TEAMS GAMES TOURNAMENT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR FISIKA DI SMP

PENERAPAN MODEL TEAMS GAMES TOURNAMENT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR FISIKA DI SMP PENERAPAN MODEL TEAMS GAMES TOURNAMENT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR FISIKA DI SMP ARTIKEL PENELITIAN OLEH : SUCI SEKARWATI NIM F15111030 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

ARTIKEL. untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga. oleh : Nur Aeni Ratna Dewi

ARTIKEL. untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga. oleh : Nur Aeni Ratna Dewi PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT UNTUK MENINGKATKAN PROSES DAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS 5 SEMESTER 2 SEKOLAH DASAR NEGERI KALIGENTONG 01 TAHUN PELAJARAN 2015/2016

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEAM GAME TOURNAMENT

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEAM GAME TOURNAMENT Upaya Meningkatkan Hasil... (Atika Wulansari) 2.393 PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEAM GAME TOURNAMENT IMPROVING MATHEMATIC LEARNING BY COOPERATIVE LEARNING

Lebih terperinci

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATERI PERKEMBANGAN NEGARA MELALUI MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TEAM GAMES TOURNAMENT

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATERI PERKEMBANGAN NEGARA MELALUI MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TEAM GAMES TOURNAMENT Faktor Jurnal Ilmiah Kependidikan Vol. 4 No. 1 Maret 2017, hal 39-44 MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATERI PERKEMBANGAN NEGARA MELALUI MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TEAM GAMES TOURNAMENT Hj. Annisa NIP.

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TIPE GROUP INVESTIGATION PADA MATERI LENSA CEMBUNG

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TIPE GROUP INVESTIGATION PADA MATERI LENSA CEMBUNG PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TIPE GROUP INVESTIGATION PADA MATERI LENSA CEMBUNG Sahidah, Marmi Sudarmi, Made Rai Suci Shanti Program Studi Pendidikan Fisika, Fakultas Sains dan Matematika

Lebih terperinci

Rahayu Siti Fatonah, Purwati Kuswarini Suprapto, Romy Faisal Mustofa

Rahayu Siti Fatonah, Purwati Kuswarini Suprapto, Romy Faisal Mustofa Perbedaan Hasil Belajar Peserta Didik yang Proses Pembelajarannya Menggunakan Model Kooperatif Tipe Student Team Achievement Divisions dan Tipe Teams Games Tournament pada Konsep Ekosistem (Studi Eksperimen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan pengalamannya kepada siswa pada setiap mata pelajaran.

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan pengalamannya kepada siswa pada setiap mata pelajaran. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang SMK Negeri 1 Salatiga merupakan salah satu sekolah kejuruan di Salatiga yang mempunyai banyak prestasi. Prestasi siswa tentu tidak mungkin diperoleh begitu saja

Lebih terperinci

Scaffolding 4 (1) (2015) Scaffolding.

Scaffolding 4 (1) (2015) Scaffolding. Scaffolding 4 (1) (2015) Scaffolding http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/scaffolding PENGARUH PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENTS (TGT) TERHADAP PENINGKATAN KEAKTIFAN

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEAM GAMES TOURNAMENT UNTUK MENINGKATKAN TINGKAT PEMAHAMAN SISWA DALAM PELAJARAN EKONOMI SMA PADA ERA MEA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEAM GAMES TOURNAMENT UNTUK MENINGKATKAN TINGKAT PEMAHAMAN SISWA DALAM PELAJARAN EKONOMI SMA PADA ERA MEA PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEAM GAMES TOURNAMENT UNTUK MENINGKATKAN TINGKAT PEMAHAMAN SISWA DALAM PELAJARAN EKONOMI SMA PADA ERA MEA Widyo Pramono Universitas Negeri Surabaya widyo@rocketmail.com

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Kondisi Sekolah Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Noborejo 01 Kecamatan Argomulyo Kota Salatiga semester II tahun pelajaran 2012/2013 dengan subjek penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hlm Teacher centered merupakan sebuah pendekatan yang menggunakan pola komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. hlm Teacher centered merupakan sebuah pendekatan yang menggunakan pola komunikasi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan kebutuhan penting bagi setiap manusia, negara maupun pemerintah. Pendidikan diharapkan mampu mengatasi masalahmasalah yang sedang dihadapi karena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan. Nasional :

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan. Nasional : BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sebuah proses belajar yang tiada henti di dalam kehidupan manusia, karena pendidikan mempunyai peranan penting bagi kelangsungan hidup manusia.

Lebih terperinci

Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika (JIPF) Vol. 05 No. 03, September 2016, ISSN:

Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika (JIPF) Vol. 05 No. 03, September 2016, ISSN: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT (TEAMS GAMES TOURNAMENT) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI PERPINDAHAN KALOR KELAS X DI SMA NEGERI 1 MOJOSARI Andis Try Puspita Dewi, Budi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ilmu Pengetahuan Alam merupakan Ilmu tentang alam atau cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga tujuan pembelajaran IPA bukan hanya penguasaan kumpulan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi setiap manusia, karena

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi setiap manusia, karena 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi setiap manusia, karena pendidikan dapat mengembangkan potensi diri seseorang untuk mencapai kesejahteraan hidupnya.

Lebih terperinci

Pengembangan Desain Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Games Tournament Dengan Media Physics Ludo Pada Materi Fisika Tentang Bunyi

Pengembangan Desain Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Games Tournament Dengan Media Physics Ludo Pada Materi Fisika Tentang Bunyi Pengembangan Desain Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Games Tournament Dengan Media Physics Ludo Pada Materi Fisika Tentang Bunyi Sendi Ekawan, dkk. Sendi Ekawan, Marmi Sudarmi, Diane Noviandini Program

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan 4.1.1 Gambaran Umum SDN Plumutan Penelitian ini dilaksanakan di SDN Plumutan Kecamatan Bancak, Kabupaten Semarang dengan subyek penelitian

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. Sehubungan dengan keberhasilan belajar, Slameto (1991: 62) berpendapat. bahwa ada 2 faktor yang mempengaruhi belajar siswa.

BAB II KAJIAN TEORI. Sehubungan dengan keberhasilan belajar, Slameto (1991: 62) berpendapat. bahwa ada 2 faktor yang mempengaruhi belajar siswa. BAB II KAJIAN TEORI A. Landasan Teori 1. Pengertian Belajar Belajar adalah suatu proses yang ditandai adanya perubahan pada diri seseorang. Perubahan sebagai hasil dari proses belajar dapat ditunjukan

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI SISWA KELAS V

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI SISWA KELAS V Penerapan Model Pembelajaran... (Ain Maigina) 1.899 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI SISWA KELAS V TGT IMPLEMENTATION TO IMPROVE 5TH GRADE STUDENTS

Lebih terperinci

PENGGUNAAN METODE FAST FEEDBACK MODEL INDIKASI WARNA PADA PEMBELAJARAN FISIKA TENTANG PEMBENTUKAN BAYANGAN PADA LENSA

PENGGUNAAN METODE FAST FEEDBACK MODEL INDIKASI WARNA PADA PEMBELAJARAN FISIKA TENTANG PEMBENTUKAN BAYANGAN PADA LENSA PENGGUNAAN METODE FAST FEEDBACK MODEL INDIKASI WARNA PADA PEMBELAJARAN FISIKA TENTANG PEMBENTUKAN BAYANGAN PADA LENSA Siti Noor Fauziah 1, Ferdy S. Rondonuwu 1,2, Marmi Sudarmi 1 1 Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

Jurnal Pendidikan dan Teknologi Informasi Vo. 4, No. 1, April 2017, Hal ISSN : Copyright 2017 by LPPM UPI YPTK Padang

Jurnal Pendidikan dan Teknologi Informasi Vo. 4, No. 1, April 2017, Hal ISSN : Copyright 2017 by LPPM UPI YPTK Padang PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM GAMES TOURNAMENT TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP DAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA KELAS VIII SMPN DI KECAMATAN LUBUK BEGALUNG PADANG Dewi Devita Universitas

Lebih terperinci

ARTIKEL SKRIPSI. Oleh

ARTIKEL SKRIPSI. Oleh i PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATERI PROGRAM LINIER KELAS X TKJ-2 SMK NEGERI 6 MATARAM TAHUN PELAJARAN 2015/2016 ARTIKEL

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI Belajar Menurut Pendekatan Konstruktivisme. gambaran serta inisiatif peserta didik. 6 Pendekatan

BAB II KAJIAN TEORI Belajar Menurut Pendekatan Konstruktivisme. gambaran serta inisiatif peserta didik. 6 Pendekatan 8 BAB II KAJIAN TEORI 2.2. Belajar Menurut Pendekatan Konstruktivisme Brooks and Brooks menyatakan, konstruktivis adalah suatu pendekatan dalam belajar mengajar yang mengarahkan pada penemuan suatu konsep

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan suatu proses yang sangat penting untuk meningkatkan kecerdasan, dan keterampilan, serta memperkuat kepribadian dan semangat kebangsaan agar dapat

Lebih terperinci

ARTIKEL SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Sarjana (S1) Pendidikan Matematika

ARTIKEL SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Sarjana (S1) Pendidikan Matematika PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X.1 SMA NEGERI 2 LEMBAR DENGAN MENERAPKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM GAME TOURNAMENT (TGT) PADA PEMBELAJARAN TRIGONOMETRI TAHUN PELAJARAN

Lebih terperinci

Meina Noriyana Guru SMPN 3 Paringin, Kabupaten Tabalong

Meina Noriyana Guru SMPN 3 Paringin, Kabupaten Tabalong QUANTUM, Jurnal Inovasi Pendidikan Sains, Vol.4, No.1, April 2013, hlm. 79-84 79 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM GAME TOURNAMENT (TGT) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA

Lebih terperinci

Putri Wahyu Kinanti 7, Joko Waluyo 8, Slamet Hariyadi 9

Putri Wahyu Kinanti 7, Joko Waluyo 8, Slamet Hariyadi 9 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) DENGAN PERMAINAN TEKA TEKI SILANG (TTS) UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR BIOLOGI (POKOK BAHASAN EKOSISTEM DI SMP NEGERI 14 JEMBER

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT BERBANTUAN MEDIA KARTU UMBUL UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA SEKOLAH DASAR Rissa Prima Kurniawati Universitas PGRI Madiun,

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TEAMS GAME TOURNAMENT (TGT) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS KELAS IIIA SDN SEMBORO 01 JEMBER TAHUN PELAJARAN 2013/2014 Kasmiati 10 Abstrak. Tujuan pembelajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang masalah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan berupa

Lebih terperinci

MAKALAH SIMPOSIUM GURU 2015

MAKALAH SIMPOSIUM GURU 2015 MAKALAH SIMPOSIUM GURU 2015 UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN SISWA KELAS XI.IA-3 SMA N 9 SEMARANG PADA PEMBELAJARAN KIMIA MELALUI TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) DENGAN MEDIA NUMBER CARD Oleh : Wiwik Indah Kusumaningrum,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tidak maksimal dimana pada tahun 2013 pembelajaran yang dilakukan dikelas XI

BAB I PENDAHULUAN. tidak maksimal dimana pada tahun 2013 pembelajaran yang dilakukan dikelas XI BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Pembelajaran di dalam kelas sangat berpengaruh terhadap kondisi siswa, apakah membuat siswa semakin bersemangat belajar ataupun sebaliknnya. Peran guru sangat

Lebih terperinci

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT DENGAN MEDIA PHYSICS HEARTS CARD PADA MATERI MOMENTUM DAN IMPULS

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT DENGAN MEDIA PHYSICS HEARTS CARD PADA MATERI MOMENTUM DAN IMPULS Radiasi. Vol 4. No.1. Lilis Sugiyarni PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT DENGAN MEDIA PHYSICS HEARTS CARD PADA MATERI MOMENTUM DAN IMPULS Lilis Sugiyarni, Marmi Sudarmi, Debora Natalia Sudjito

Lebih terperinci

Penerapan dan Analisis Pembelajaran Dengan Metode Kooperatif Tipe Teams Games Tournament Pada Mata Pelajaran Pengembangan Web

Penerapan dan Analisis Pembelajaran Dengan Metode Kooperatif Tipe Teams Games Tournament Pada Mata Pelajaran Pengembangan Web Penerapan dan Analisis Pembelajaran Dengan Metode Kooperatif Tipe Teams Games Tournament Pada Mata Pelajaran Pengembangan Web (Studi Kasus: SMK Kristen Salatiga) Artikel Ilmiah Diajukan kepada Fakultas

Lebih terperinci

Oleh: Tety Roosliana SMA Negeri 1 Kauman-Tulungagung Kata Kunci: pembelajaran kooperatif, tipe Teams Games Tournaments (TGT)

Oleh: Tety Roosliana SMA Negeri 1 Kauman-Tulungagung Kata Kunci: pembelajaran kooperatif, tipe Teams Games Tournaments (TGT) MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PADA PEMBELAJARAN SEJARAH MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENTS (TGT) PESERTA DIDIK KELAS XI IPS-4 SMA NEGERI 1 KAUMAN Oleh: Tety Roosliana SMA Negeri

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS III SMA SRIJAYA NEGARA PALEMBANG MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN TEAM GAMES TOURNAMENTS

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS III SMA SRIJAYA NEGARA PALEMBANG MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN TEAM GAMES TOURNAMENTS UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS III SMA SRIJAYA NEGARA PALEMBANG MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN TEAM GAMES TOURNAMENTS Ermayanti ermayanti@unsri.ac.id Abstrak. Telah dilakukan Penelitian

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM GAMES TOURNAMENT

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM GAMES TOURNAMENT PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM GAMES TOURNAMENTMENGGUNAKAN MEDIA PERMAINAN INTERAKTIF LUDO UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA SMA INSHAFUDDIN BANDA ACEH Adelia Rahmawati 1, A. Wahab Abdi 2, Syamsul

Lebih terperinci

Penggunaan Model Carousel Feedback untuk Meningkatkan Hasil Belajar Materi Peta pada Siswa Kelas XII IPS 1 SMA Negeri 2 Madiun

Penggunaan Model Carousel Feedback untuk Meningkatkan Hasil Belajar Materi Peta pada Siswa Kelas XII IPS 1 SMA Negeri 2 Madiun Kusuma, Penggunaan Model Carousel Feedback untuk Meningkatkan... 81 Penggunaan Model Carousel Feedback untuk Meningkatkan Hasil Belajar Materi Peta pada Siswa Kelas XII IPS 1 SMA Negeri 2 Madiun Nanin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah sebagai lembaga pendidikan memiliki tugas dan tanggung jawab penuh dalam menjalankan tujuan pendidikan, sebagaimana yang telah dirumuskan dalam pembukaan

Lebih terperinci

PENGGUNAAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS V SD

PENGGUNAAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS V SD PENGGUNAAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS V SD Oleh: Restu Heri Suryana 1), Suhartono 2), Ngatman 3) FKIP, PGSD Universitas Sebelas

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL TGT (TEAMS GAMES TOURNAMENT) DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V SDN TAMAN 3 MADIUN

PENERAPAN MODEL TGT (TEAMS GAMES TOURNAMENT) DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V SDN TAMAN 3 MADIUN PENERAPAN MODEL TGT (TEAMS GAMES TOURNAMENT) DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V SDN TAMAN 3 MADIUN Fida Rahmantika Hadi fidarahma47@gmail.com FKIP UNIVERSITAS

Lebih terperinci

Eni Riptyawati. Abstrak

Eni Riptyawati. Abstrak Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Konsep... UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KONSEP SISTEM KOORDINASI DAN ALAT INDERA MELALUI METODE PERMAINAN WHO WANTS TO BE A SMART STUDENT PADA SISWA KELAS IX F SMP NEGERI

Lebih terperinci

Wahyu Nugraha Putra, Sujono; Perbedaan Hasil Belajar Menggunakan

Wahyu Nugraha Putra, Sujono; Perbedaan Hasil Belajar Menggunakan Wahyu Nugraha Putra, Sujono; Perbedaan Hasil Belajar Menggunakan PERBEDAAN HASIL BELAJAR TIK MENGGUNAKAN MODEL KOOPERATIF TIPE TEAM GAMES TOURNAMENT (TGT) DENGAN MODEL DIRECT INSTRUCTION (DI) PADA MATERI

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Model Pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) tanggung jawab, kejujuran, persaingan sehat dan keterlibatan belajar.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Model Pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) tanggung jawab, kejujuran, persaingan sehat dan keterlibatan belajar. 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. KAJIAN TEORI 2.1.1. Model Pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) Belajar dengan permainan yang dirancang dalam pembelajaran kooperatif memungkinkan siswa dapat belajar

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 4 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian Model Pembelajaran TGT Ismail (2002:12) menyatakan bahwa pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran mengutamakan adanya kerja sama, yakni

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT PADA KONSEP SUMBER DAYA ALAM DI KELAS III SD NEGERI DARAWATI JURNAL

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT PADA KONSEP SUMBER DAYA ALAM DI KELAS III SD NEGERI DARAWATI JURNAL PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT PADA KONSEP SUMBER DAYA ALAM DI KELAS III SD NEGERI DARAWATI JURNAL Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat dalam Memperoleh Gelar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN TINDAKAN KELAS. menawarkan cara dan prosedur baru untuk memperbaiki dan meningkatkan

BAB III METODE PENELITIAN TINDAKAN KELAS. menawarkan cara dan prosedur baru untuk memperbaiki dan meningkatkan 34 BAB III METODE PENELITIAN TINDAKAN KELAS A. Metode Penelitian Penelitian ini adalah jenis penelitian tindakan kelas (PTK) merupakan bentuk kajian reflektif yang dilakukan peneliti untuk tujuan perbaikan

Lebih terperinci

Kata kunci: metode kooperatif tipe TGT, media pembelajaran kartu domino, hasil belajar geografi

Kata kunci: metode kooperatif tipe TGT, media pembelajaran kartu domino, hasil belajar geografi PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATI TIPE TGT (TEAMS GAME TOURNAMENT) DENGAN MEDIA KARTU DOMINO TERHADAP HASIL BELAJAR GEOGRAI SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 MUNTILAN INLUENCE LEARNING COOPERATIVE TYPE TGT

Lebih terperinci

KAJIAN PUSTAKA. Aktivitas mengikuti proses pembelajaran meliputi mendengarkan

KAJIAN PUSTAKA. Aktivitas mengikuti proses pembelajaran meliputi mendengarkan 7 B A B II KAJIAN PUSTAKA A. Aktivitas Belajar Aktivitas mengikuti proses pembelajaran meliputi mendengarkan keterangan guru, berpikir, berpendapat, berbuat, bertanya, dan berbagai aktifitas baik fisik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kerjasama yang baik khususnya antara guru dan siswa. Keberhasilan sebuah

BAB I PENDAHULUAN. kerjasama yang baik khususnya antara guru dan siswa. Keberhasilan sebuah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Pembelajaran pada hakikatnya merupakan suatu usaha sadar guru untuk membantu siswa, agar mereka dapat belajar sesuai dengan kebutuhan dan minatnya. Guru

Lebih terperinci

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA SUB POKOK BAHASAN OPERASI BILANGAN PECAHAN DI KELAS VIIA SEMESTER GANJIL SMP NEGERI 1 MUNCAR

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI. hasil penelitian terdahulu yang pernah dilakukan oleh orang-orang yang lebih

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI. hasil penelitian terdahulu yang pernah dilakukan oleh orang-orang yang lebih 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI A. Tinjauan Pustaka Berkaitan dengan penelitian ini, peneliti akan menunjukkan beberapa hasil penelitian terdahulu yang pernah dilakukan oleh orang-orang yang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penelitian dilakukan dalam 2 (dua) siklus. Setiap siklus terdiri dari tiga kali

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penelitian dilakukan dalam 2 (dua) siklus. Setiap siklus terdiri dari tiga kali 41 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilakukan di kelas XI IPS 3 di SMA Muhammadiyah 5 Yogyakarta. Sebagaimana diuraikan pada bab III, tindakan penelitian

Lebih terperinci

Lampiran I. Soal. 2. Gambarkan garis normal apabila diketahui sinar datangnya! 3. Gambarkan garis normal apabila diketahui sinar datangnya!

Lampiran I. Soal. 2. Gambarkan garis normal apabila diketahui sinar datangnya! 3. Gambarkan garis normal apabila diketahui sinar datangnya! LAMPIRAN Tahap I : Menggambarkan garis normal dari bidang batas yang datar No. Soal No. Soal 1. Gambarkan garis normal apabila diketahui sinar datangnya! 2. Gambarkan garis normal apabila diketahui sinar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dihadapi siswa dalam kehidupan sehari-hari. Usaha untuk mencapai tujuan. yang melibatkan siswa aktif dalam proses pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN. dihadapi siswa dalam kehidupan sehari-hari. Usaha untuk mencapai tujuan. yang melibatkan siswa aktif dalam proses pembelajaran. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan pelajaran yang wajib dipelajari siswa di Sekolah Dasar (SD). Secara umum tujuan pembelajaran IPS di SD menurut Permendiknas

Lebih terperinci

MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES TOURNAMENT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA SMK

MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES TOURNAMENT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA SMK Journal of Mechanical Engineering Education, Vol.1, No.2, Desember 2014 323 MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES TOURNAMENT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA SMK Wisnu D. Yudianto 1, Kamin Sumardi 2, Ega

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 47 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Hasil Penelitian 4. 1.1. Deskripsi Kondisi Awal (Pra Siklus) Pembelajaran sebelum pelaksanaan tindakan kelas, guru mengajar secara konvensional.

Lebih terperinci

Meningkatkan Keaktifan Dan Hasil Belajar IPS Model Team Game Tournament SD Negeri 2 Kaligentong

Meningkatkan Keaktifan Dan Hasil Belajar IPS Model Team Game Tournament SD Negeri 2 Kaligentong Wacana Akademika Volume 1 No 1 Tahun 2007 Meningkatkan Keaktifan Dan Hasil Belajar IPS Model Team Game Tournament SD Negeri 2 Kaligentong Arga Ady Nattha¹ dan Nyoto Harjono², Program Studi Pendidikan Guru

Lebih terperinci

KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES TOURNAMENT TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH. Info Artikel. Abstra

KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES TOURNAMENT TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH. Info Artikel. Abstra UJME (1) (013) http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/ujme KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES TOURNAMENT TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH Ahmad Munif Nugroho, Hardi Suyitno, Mashuri Jurusan

Lebih terperinci

DWIJACENDEKIA Jurnal Riset Pedagogik

DWIJACENDEKIA Jurnal Riset Pedagogik DWIJACENDEKIA Jurnal Riset Pedagogik 1 (2) (2017) 43-48 DWIJACENDEKIA Jurnal Riset Pedagogik https://jurnal.uns.ac.id/jdc PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEAMS GAMES TOURNAMENTS (TGT) DENGAN MEDIA

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 30 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian Penelitian ini dilakukan dalam praktek pembelajaran di kelas IV SD Negeri 1 Dologan Kecamatan Karanggede Kabupaten Boyolali

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) adalah salah satu model pembelajaran kooperatif yang membagi siswa kedalam beberapa kelompok dengan

Lebih terperinci

diketahui. Jika hasil belajar siswa jelek maka guru memberikan umpan balik yang sesuai dengan masalah yang ditemukan pada siswa.

diketahui. Jika hasil belajar siswa jelek maka guru memberikan umpan balik yang sesuai dengan masalah yang ditemukan pada siswa. 2 diketahui. Jika hasil belajar siswa jelek maka guru memberikan umpan balik yang sesuai dengan masalah yang ditemukan pada siswa. Berdasarkan pengalaman peneliti pada Program Pengalaman Lapangan (PPL)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diberikan di tingkat dasar dan menengah. IPS tidak hanya mendengarkan,

BAB I PENDAHULUAN. diberikan di tingkat dasar dan menengah. IPS tidak hanya mendengarkan, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan mata pelajaran yang diberikan di tingkat dasar dan menengah. IPS tidak hanya mendengarkan, melihat, dan mencatat bahkan menghafalkan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (class action research). Penelitian tindakan kelas (PTK) merupakan suatu penelitian

Lebih terperinci

COOPERATIVE LEARNING TIPE TEAM GAME TOURNAMENTS (TGT) SEBAGAI ALTERNATIF MODEL PEMBELAJARAN BIOLOGI

COOPERATIVE LEARNING TIPE TEAM GAME TOURNAMENTS (TGT) SEBAGAI ALTERNATIF MODEL PEMBELAJARAN BIOLOGI COOPERATIVE LEARNING TIPE TEAM GAME TOURNAMENTS (TGT) SEBAGAI ALTERNATIF MODEL PEMBELAJARAN BIOLOGI Oleh Yuni Gayatri Dosen FKIP UMSurabaya ABSTRAK Dalam pencapaian tujuan pembelajaran, ada tiga struktur

Lebih terperinci

Journal of Mechanical Engineering Learning

Journal of Mechanical Engineering Learning JMEL 3 (1) (014) Journal of Mechanical Engineering Learning http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jmel STUDI KOMPARASI PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT (TEAM GAMES TOURNAMENTS) DAN

Lebih terperinci

THE INFLUENCE OF THE INPLEMENTATION OF COOPERATIVE LEARNING MODEL TYPE MAKE A MATCH TOWARD STUDENTS MATHEMATICAL COCEPTUAL UNDERSTANDING

THE INFLUENCE OF THE INPLEMENTATION OF COOPERATIVE LEARNING MODEL TYPE MAKE A MATCH TOWARD STUDENTS MATHEMATICAL COCEPTUAL UNDERSTANDING 1 THE INFLUENCE OF THE INPLEMENTATION OF COOPERATIVE LEARNING MODEL TYPE MAKE A MATCH TOWARD STUDENTS MATHEMATICAL COCEPTUAL UNDERSTANDING (Study To The 7 th Grade Students of SMPN 1 Terbanggi Besar, Lampung

Lebih terperinci

MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT (TEAMS GAMES TOURNAMENT) UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SOSIOLOGI

MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT (TEAMS GAMES TOURNAMENT) UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SOSIOLOGI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT (TEAMS GAMES TOURNAMENT) UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SOSIOLOGI Abstrak. Yulia Ayu Astuti. K8409074. PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT (TEAMS

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN PKN MENGGUNAKAN MODEL KOOPERATIF TIPE TGT DI SEKOLAH DASAR. Oleh. Ramadhani

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN PKN MENGGUNAKAN MODEL KOOPERATIF TIPE TGT DI SEKOLAH DASAR. Oleh. Ramadhani PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN PKN MENGGUNAKAN MODEL KOOPERATIF TIPE TGT DI SEKOLAH DASAR Oleh Ramadhani Rama_dhani62@rocketmail.com Absrak : Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya

Lebih terperinci

Tim Pengembang Ilmu Pendidikan UPI (2009:171) mengemukakan

Tim Pengembang Ilmu Pendidikan UPI (2009:171) mengemukakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dalam dunia pendidikan sekarang ini sangat pesat. Kemajuan suatu bangsa ditentukan oleh tingkat ilmu pengetahuan yang berkembang

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) UNTUK MELATIH PEMAHAMAN KONSEP SISWA

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) UNTUK MELATIH PEMAHAMAN KONSEP SISWA UNION: Jurnal Pendidikan Matematik, Vol 5 No 3, November 2017 IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) UNTUK MELATIH PEMAHAMAN KONSEP SISWA Meilani Safitri Pendidikan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Gambaran Sekolah Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Wonoyoso, yaitu sebuah Sekolah Dasar di desa Wonoyoso Kecamatan Pringapus Kabupaten

Lebih terperinci

MENINGKATKAN MINAT BELAJAR MATEMATIKA MELALUI TEAM GAMES TOURNAMENT SISWA KELAS III MI MUHAMMADIYAH NGADIPURO I DUKUN MAGELANG

MENINGKATKAN MINAT BELAJAR MATEMATIKA MELALUI TEAM GAMES TOURNAMENT SISWA KELAS III MI MUHAMMADIYAH NGADIPURO I DUKUN MAGELANG UNION: Jurnal Pendidikan Matematika Vol. 2 No 2, Juni 2014 MENINGKATKAN MINAT BELAJAR MATEMATIKA MELALUI TEAM GAMES TOURNAMENT SISWA KELAS III MI MUHAMMADIYAH NGADIPURO I DUKUN MAGELANG Saras Putri Utami

Lebih terperinci

PENGOPTIMALAN LOCUS OF CONTROL INTERNAL SISWA PADA PROSES PEMBELAJARAN MATERI STATISTIKA KELAS XI IPA

PENGOPTIMALAN LOCUS OF CONTROL INTERNAL SISWA PADA PROSES PEMBELAJARAN MATERI STATISTIKA KELAS XI IPA PENGOPTIMALAN LOCUS OF CONTROL INTERNAL SISWA PADA PROSES PEMBELAJARAN MATERI STATISTIKA KELAS XI IPA Eka Febrianti, Nila Kurniasih Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Purworejo

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPA SISWA KELAS V SD NEGERI GEDONGTENGEN YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2016/2017 Anisa Eka Pratiwi Disusun bersama:

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM GAME TOURNAMENT DISERTAI TEKA-TEKI SILANG PADA SISWA KELAS XI IPS SMAN 1 RETEH

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM GAME TOURNAMENT DISERTAI TEKA-TEKI SILANG PADA SISWA KELAS XI IPS SMAN 1 RETEH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM GAME TOURNAMENT DISERTAI TEKA-TEKI SILANG PADA SISWA KELAS XI IPS SMAN 1 RETEH Siska Hastrayusi 1, Fazri Zuzano 1, Fauziah 1 1 Jurusan Pendidikan Matematika

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. proses tersebut diperlukan guru yang memberikaan keteladanan, membangun

I. PENDAHULUAN. proses tersebut diperlukan guru yang memberikaan keteladanan, membangun I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sesuai dengan amanat Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, standar proses dalam pencapaian kompetensi lulusan merupakan salah satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan faktor yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Melalui pendidikan, manusia akan tumbuh dan berkembang sebagai pribadi yang utuh.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Pra Siklus (Kondisi Awal) Berdasarkan hasil observasi di SD Negeri Jogosuran 68 Kecamatan Pasarkliwon Surakarta khususnya di kelas 5 pada mata pelajaran

Lebih terperinci

Seminar Nasional Fisika 2012 Jakarta, 9 Juni Intan Irawati. 1. Pendahuluan

Seminar Nasional Fisika 2012 Jakarta, 9 Juni Intan Irawati. 1. Pendahuluan PENERAPAN PEMBELAJARAN STAD (STUDENT TEAMS ACHIEVMENT DIVISION) PADA MATERI MEKANIKA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI IPA 1 MAN 15 JAKARTA Intan Irawati MAN 15 Jakarta Jl. Inayah No.24,

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGRAAN

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGRAAN PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGRAAN (PKn) MENGGUNAKAN PENDEKATAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) DI KELAS IV Emaill : Yentidiah@gmail.com Abstrak Penelitian

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dijenjang pendidikan formal mulai dari tingkat SD sampai pada tingkat SMA

BAB 1 PENDAHULUAN. dijenjang pendidikan formal mulai dari tingkat SD sampai pada tingkat SMA 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang dipelajari siswa dijenjang pendidikan formal mulai dari tingkat SD sampai pada tingkat SMA bahkan di perguruan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Mengkaji hipotesis komparatif berarti menguji parameter populasi yang

III. METODE PENELITIAN. Mengkaji hipotesis komparatif berarti menguji parameter populasi yang 30 III. METODE PENELITIAN 3. Metode Penelitian Penelitian ini tergolong penelitian kooperatif dengan pendekatan eksperimen. Penelitian komparatif adalah suatu penelitian yang bersifat membandingkan. Mengkaji

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dan alam sekitar. Biologi sebagai salah satu bidang IPA menyediakan

I. PENDAHULUAN. dan alam sekitar. Biologi sebagai salah satu bidang IPA menyediakan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berdasarkan Standar Isi Biologi SMA, dikatakan bahwa pendidikan IPA diarahkan untuk mencari tahu dan berbuat, sehingga dapat membantu peserta didik untuk memperoleh

Lebih terperinci

Charlina Ribut Dwi Anggraini

Charlina Ribut Dwi Anggraini METODE PEMBELAJARAN TGT MELALUI PERMAINAN ULAR TANGGA SEBAGAI ALTERNATIF MENINGKATKAN PEMAHAMAN DAN MINAT BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS III SD NEGERI BEDIWETAN KECAMATAN BUNGKAL KABUPATEN PONOROGO Charlina

Lebih terperinci

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA SMA

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA SMA PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA SMA ABSTRAK: El Indahnia Kamariyah Pendidikan Fisika FKIP, Universitas Islam Madura elindahniakamariyah@fkip.uim.ac.id

Lebih terperinci

Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Bung Hatta

Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Bung Hatta PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM GAMES TOURNAMENT TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA KELAS VIII MTsN DANAU KERINCI TAHUN PELAJARAN 2013/2014 Lativa Dwi Desika 1, Mukhni

Lebih terperinci

Jurnal Pena Sains Vol. 3, No. 2, Oktober 2016 p-issn: e-issn:

Jurnal Pena Sains Vol. 3, No. 2, Oktober 2016 p-issn: e-issn: UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIIIC SMPN 7 BANGKALAN PADA PEMBELAJARAN IPA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DEVISION (STAD) R Ida Wahyuni 1 dan Eka Evriani

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembukaan UUD 1945 dijelaskan bahwa salah satu tujuan dari

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembukaan UUD 1945 dijelaskan bahwa salah satu tujuan dari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam pembukaan UUD 1945 dijelaskan bahwa salah satu tujuan dari pembentukan Negara RI adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Hal ini tentunya menuntut adanya penyelenggaraan

Lebih terperinci

Yuhelmi Wahyu *, Erviyenni, Abdullah. Program Studi Pendidikan Kimia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau

Yuhelmi Wahyu *, Erviyenni, Abdullah. Program Studi Pendidikan Kimia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF BERMAIN JAWABAN UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN REAKSI REDUKSI DAN OKSIDASI DI KELAS X SMA BABUSSALAM PEKANBARU Yuhelmi Wahyu *, Erviyenni,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1 Pelaksanaan Tindakan 1.1.1 Kondisi Awal Sebelum pelaksanaan siklus 1 dan siklus 2, terlebih dahulu peneliti melakukan observasi awal dengan tujuan untuk mengetahui

Lebih terperinci

PENGGUNAAN METODE FAST FEEDBACK MODEL MASUK BARISAN DALAM PEMBELAJARAN FISIKA TENTANG GAYA LORENTZ PADA PENGHANTAR BERARUS LISTRIK.

PENGGUNAAN METODE FAST FEEDBACK MODEL MASUK BARISAN DALAM PEMBELAJARAN FISIKA TENTANG GAYA LORENTZ PADA PENGHANTAR BERARUS LISTRIK. PENGGUNAAN METODE FAST FEEDBACK MODEL MASUK BARISAN DALAM PEMBELAJARAN FISIKA TENTANG GAYA LORENTZ PADA PENGHANTAR BERARUS LISTRIK Oleh, Nanik Sugiarti NIM : 192008022 TUGAS AKHIR Diajukan kepada Program

Lebih terperinci

Penerapan Strategi Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Games Tournament untuk Meningkatkan Respon dan Hasil Belajar PKn Siswa

Penerapan Strategi Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Games Tournament untuk Meningkatkan Respon dan Hasil Belajar PKn Siswa Penerapan Strategi Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Games Tournament untuk Meningkatkan Respon dan Hasil Belajar PKn Siswa ARTIKEL Oleh MADE NIKI ASTITI 0914041075 JURUSAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual, keagamaan, pengendalian diri,

BAB I PENDAHULUAN. dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual, keagamaan, pengendalian diri, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Menurut UU No. 20 Tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan Nasional, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang diajarkan di sekolah dasar. Dalam mengajarkan mata pelajaran Ilmu

BAB I PENDAHULUAN. yang diajarkan di sekolah dasar. Dalam mengajarkan mata pelajaran Ilmu BAB I PENDAHULUAN A Latar Belakang Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial adalah salah satu mata pelajaran yang diajarkan di sekolah dasar. Dalam mengajarkan mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di sekolah

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERLIBATAN DAN MINAT BELAJAR MELALUI PEMBELAJARAN STAD TERMODIFIKASI PERMAINAN ULAR TANGGA

PENINGKATAN KETERLIBATAN DAN MINAT BELAJAR MELALUI PEMBELAJARAN STAD TERMODIFIKASI PERMAINAN ULAR TANGGA PENINGKATAN KETERLIBATAN DAN MINAT BELAJAR MELALUI PEMBELAJARAN STAD TERMODIFIKASI PERMAINAN ULAR TANGGA Oleh: Leli Dwi Nugraheni, Mujiyem Sapti, Riawan Yudi Purwoko. Program Studi Pendidikan Matematika

Lebih terperinci