TUGAS AKHIR JAM DIGITAL

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "TUGAS AKHIR JAM DIGITAL"

Transkripsi

1 TUGAS AKHIR JAM DIGITAL Disusun Oleh : Eddy Gatot Abdillah JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA 2009

2 LEMBAR PENGESAHAN JAM DIGITAL Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Kelulusan Pendidikan Strata Satu (S1) Program Studi Teknik Elektro Disusun Oleh : EDDY GATOT ABDILLAH NIM : Disetujui Oleh : Dosen Pembimbing Ir. Yudhi Gunardi, MT Mengetahui Ketua Program Studi / Koordinator Tugas Akhir Teknik Elektro Fakultas Teknologi Industri Ir. Yudhi Gunardi, MT ii

3 ABSTRAK Dewasa ini perkembangan teknologi demikian pesatnya, terutama dibidang elektronika sehingga dalam kehidupan sehari-hari tidak terlepas dari hal tersebut. Jam sebagai alat penunjuk waktu yang selama ini lazim digunakan oleh setiap orang, pada instansi, maupun pada tempat-tempat umum biasanya hanya memanfaatkan jam analog, sebab jam ini lebih mudah ditemukan dimana saja dan harganya relatif lebih murah. Dan, Kendala yang selama ini terjadi adalah tidak adanya kesamaan dan keselarasan pada jam yang dipasang pada ruang-ruang bebeda Apalagi saat jam-jam tersebut tidak bekerja karena kehabisan daya dari baterai, tentu saja akan sangat tidak efisien jika harus naik pada dinding yang cukup tinggi dan itupun sulit. Dengan keterbatasannya tersebut, maka diperlukan sebuah pengembangan berupa jam digital yang dipasang pada suatu ruangan yang mudah dilihat dan mudah diatur sehingga peningkatan kedisiplinan bisa terealisasikan. Alat ini dibuat dengan menggunakan serangkaian IC TTL standard dengan pengaplikasiannya masing-masing, seperti Encoder, Decoder, Counter, Flip-flop dan rangkaian-rangkian logika lainnya. Sebagai penghasil clocknya, digunakan IC 555 sebagai timer dengan gabungan rangkaian antara resistor dan capasitor sehingga dapat menghasilkan clock berupa Jam, Menit, Detik. iii

4 KATA PENGANTAR Puji syukur Kehadiran Tuhan Yang Maha Esa, telah memberikan rahmat sehingga penulis dapat menyelesaikan pembuatan tulisan tugas akhir ini dengan baik. Tetapi walaupun demikian penulis menyadari bahwa dalam pembuatan tugas akhir ini masih banyak sekali kekurangan dan kesulitannya. Penulis juga tidak lupa mengucapkan banyak terimakasih kepada : 1. Kepada Kedua Orang tua saya yang telah memberikan bimbingan dan dukunga sampai saat ini. 2. Kepada Bapak Ir Yudhi Gunardi, ST, MT selaku dosen pembibing dan Kaprodi Teknik Elektro pada pembuatan tulisan tugas akhir yang telah memberikan bimbingan dana rahan kepada penulis sehingga terselesainya tulisan tugas akhir ini. 3. Kepada Bapak Eko Ihsanto M. Sc sebagai Pembimbing Akademik Elektronika Kepada Bapak Andi Andriansyah M. Eng sebagai pembimbing Kerja Praktek. 5. Para Dosen, staf karyawan dan mahasiswa Universitas Satyagama yang telah memberikan bantuan sehingga terselesainya penulisan tugas akhir ini. 6. Seluruh teman teman angkatan 2002 Tehnik Elekro atas bantunya. 7. Semua pihak yang tidak bisa saya sebutkansatu persatu yang telah mendukung pelaksanan Tugas Akhir ini. Tugas akhir ini adalah salah satu syarat untuk menyelesaikan masa kuliah kesarjanaan, semoga tulisan tugas akhir ini yang yang penulis buat dapat diterima dan dapat dijadikan contoh referensi sehingga dapat berguna bagi rekan-rekan mahasiswa yang lainnya. Jakarta, Juli 2009 Eddy Gatot Abdillah iv

5 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL i LEMBAR PENGESAHAN ii ABSTRAK... iii KATA PENGANTAR iv DAFTAR ISI v DAFTAR GAMBAR.. viii DAFTAR TABEL x BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Tujuan Batasan Penulisan Metode Penulisan Sistematika Penulisan 2 BAB II DASAR TEORI Teknik Digital Bilangan Binery Binery Code Decimal 5 v

6 2.1.3 Konversi Decimal ke BCD Gerbang Logika Gerbang AND Gerbang NAND (Not AND Gerbang OR Gerbang NOR Gerbang XOR Gerbang NOT IC Timer Rangkaian Astable Komponen Dasar Elektronika Resistor Potensiometer Kondensator Elektrolit ( ELCO ) 15 BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT Perancangan Sistem Pembuatan rangkaian Clock Pencacah Counter.. 20 BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN HASIL UJI ALAT Rangkaian Penentu Waktu Rangkaian penentu waktu dalam bentuk detik Rangkaian penentu waktu dalam bentuk menit Rangkaian penentu waktu dalam bentuk jam Rangkaian decoder. 27 vi

7 BAB V KESIMPULAN Kesimpulan Alat Saran.. 32 DAFTARPUSTAKA 33 LAMPIRAN DATASHEET 34 vii

8 DAFTAR GAMBAR Gambar. 2.1 Conversi Decimal ke Binary.. 5 Gambar. 2.2 Gerbang Logika AND 6 Gambar. 2.3 IC Gambar. 2.4 Gerbang Logika NAND 7 Gambar. 2.5 IC Gambar. 2.6 Gerbang Logika OR... 8 Gambar. 2.7 IC Gambar. 2.8 Gerbang Logika NOR. 9 Gambar. 2.9 IC Gambar Gerbang Logika XOR. 10 Gambar IC Gambar Gerbang Logika NOT.. 11 Gambar IC Timer Gambar Rangkaian Astable 14 Gambar Resistor 15 Gambar Potensiometer Gambar Kapasitor Elktrolit 17 Gambar. 3.1 Diagram Blok Jam Digital 18 Gambar. 3.2 Seven Segmen Display. 19 Gambar. 3.3 Clock IC Gambar. 3.4 Output Pulsa. 20 Gambar. 3.5 IC Counter Gambar. 3.6 Proses Perhitungan Pulsa.. 21 Gambar. 3.7 Pencacah Sandi BCD Seven Segmen 22 Gambar. 3.8 IC Gambar. 4.1 Rangkaian Penentu waktu dalam detik.. 26 Gambar. 4.2 Rangkaian Penentu waktu dalam menit. 26 viii

9 Gambar. 4.3 Rangkaian Penentu waktu dalam jam 27 Gambar. 4.4 Proses Decoder Gambar. 4.5 Simulasi Pulsa Gambar. 4.6 Jam Digital. 29 ix

10 DAFTAR TABEL Tabel. 2.1 Tabel Kebenaran AND 8 Tabel. 2.2 Tabel Kebenaran NAND. 9 Tabel. 2.3 Tabel Kebenaran OR 10 Tabel. 2.4 Tabel Kebenaran NOR. 11 Tabel. 2.5 Tabel Kebenaran XOR. 12 Tabel. 2.6 Tabel Kebenaran NOT. 13 x

11 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang. Dewasa ini perkembangan teknologi demikian pesatnya, terutama dibidang elektronika sehingga dalam kehidupan sehari-hari tidak terlepas dari hal tersebut. Jam sebagai alat penunjuk waktu yang selama ini lazim digunakan oleh setiap orang, pada instansi, maupun pada tempat-tempat umum biasanya hanya memanfaatkan jam analog, sebab jam ini lebih mudah ditemukan dimana saja dan harganya relatif lebih murah. Dan, Kendala yang selama ini terjadi adalah tidak adanya kesamaan dan keselarasan pada jam yang dipasang pada ruang-ruang bebeda Apalagi saat jam-jam tersebut tidak bekerja karena kehabisan daya dari baterai, tentu saja akan sangat tidak efisien jika harus naik pada dinding yang cukup tinggi dan itupun sulit. Dengan keterbatasannya tersebut, maka diperlukan sebuah pengembangan berupa jam digital yang dipasang pada suatu ruangan yang mudah dilihat dan mudah diatur Tujuan. Tujuan penulisan tugas akhir ini adalah untuk merancang dan membuat suatu model alat yang dapat digunakan untuk petunjuk waktu sehingga dapat memberikan kemudahan untuk mengetahui waktu. 1

12 1.3 Batasan Penulisan. Tugas akhir ini dibatasi pada masalah sebagai berikut; pewaktu timer IC 555 sebagai pembangkit sinyal clock, Time delay masing-masing IC sebesar 20 nanosecond, dan display yang digunakan yaitu hanya akan menampilkan digit jam dan menitnya saja dengan keterangan AM/PM. Pembatasan yang lain ada pada power saving sistem -nya yang mana jika suplai daya dari jala-jala PLN itu terputus, maka power saving sistem hanya akan mempertahankan display jam digitalnya selama 30 menit saja, tetapi untuk rangkaian pewaktu dan mikrokontrolernya akan tetap bekerja. 1.4 Metode Penulisan. Di dalam penyusunan tugas akhir ini, pada awalnya dilakukan pengamatan dari beberapa referensi baik dari buku, internet maupun dari majalah elektronik untuk mencari topik yang cocok. Setelah itu dicoba untuk diolah dan dianalisis. Setelah dianalisis, topik tersebut direlisasikan berupa suatu alat yang kemudian dievaluasi, termasuk didalamnya melakukan pengujian untuk mengetahui alat tersebut apakah bekerja dengan baik. Berdasarkan beberapa literature yang dimodifikasi rangkaian yang dibuat kemudian diuji kemampuannya serta dianalisis hasilnya. 1.5 Sistematika Penulisan. Untuk mempermudah serta mengetahui materi yang akan dibahas, maka pada penulisan tugas akhir ini akan diuraikan dalam lima bab yang garis besarnya sebagai berikut : BAB I PENDAHULUAN Bab ini membahas/menerangkan tentang latar belakang penulisan tugas akhir, tujuan penulisan, batasan masalah, metode penulisan dan sistematika penulisan. 2

13 BAB II TEORI DASAR Bab ini membahas teori teori dasar mengenai komponen yang digunakan seperti; IC TTL standard (mencakup Encoder Decoder Flipflop), IC 555, LED, dan komponen-komponen elektronika lainnya. BAB III PERANCANGAN CARA KERJA ALAT Membahas tentang perancangan alat mulai dari perancangan, perakitan dan cara kerja alat. BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISIS HASIL UJI ALAT Bab ini membahas pengujian alat dan analisa yang dilakukan pada alat yang telah dibuat. BAB V KESIMPULAN Bab ini membahas kesimpulan yang diperoleh dari perancangan dan hasil uji alat. 3

14 BAB II DASAR TEORI 2.1 Teknik Digital Dalam teknologi digital hanya dikenal voltage tinggi (high) dan voltage rendah (low). Pada perhitungan-perhitungan, high diberi symbol bilangan 1 dan low diberi symbol bilangan 0. Kita tinggalkan bilangan decimal dan mulai dengan bilangan binary serta menggunakan ilmu hitung Aljabar Boolean Bilangan Binary Ilmu hitung yang kita gunakan sehari-hari berasal dari Arab (Aljabar). Symbol bilangannya huruf Arab dan cara menulisnya menggunakan cara penulisan huruf Arab ialah dari belakang ke depan. Cara berhitung yang sekarang kita pakai ialah metoda hitung decimal (puluhan), symbol-symbol bilangan ada 10 macam, ialah 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8 dan 9. Adapun cara menulisnya sebagai berikut : Mula-mula kolom paling kanan diisi dengan symbol bilangan nol, yang berarti belum ada sesuatu. Misalnya 0 biji resistor, berarti tidak ada resistor sama sekali, kalau sudah ada satu resistor, maka kolom paling kanan diisi dengan symbol bilangan 1. Kalau tambah satu lagi, kolom itu diisi dengan symbol bilangan 2, begitu seterusnya sampai 9. Bila ada tambahan satu lagi, maka symbol bilangannya sudah habis terpakai. Kita mulai menyentuh kolom nomor dua dari kanan, symbol bilangan 0 diganti 1 sedangkan kolom paling kanan dimulai dari 0 lagi, begitu seterusnya hingga kolom paling kanan berisi bilangan 9. 4

15 Bila ditambah satu lagi, maka kolom nomor dua dari kanan diganti dengan symbol bilangan 2 dan kolom paling kanan dmulai dari symbol bilangan 0 lagi. Untuk ilmu hitung binary, symbol bilangan yang tersedia hanya dua yaitu 0 dan 1. Adapun cara penulisannya sama saja dengan cara penulisan pada ilmu hitung decimal tersebut di atas. Agar lebih jelasnya, di bawah ini disajikan konversi bilangan decimal ke bilangan : Gambar. 2.1 Conversi Decimal ke Binary Binary Coded Desimal (BCD) Berbagai IC menggunakan input atau output BCD, baik yang empat digit, delapan digit maupun lebih. BCD adalah angka decimal dimana setiap symbol bilangannya diwakili oleh empat digit binary Konversi Desimal ke BCD 49 = = =

16 Kelompok binary puluhan mewakili angka decimal puluhan dan kelompok binary satuan mewakili angka decimal satuan. 2.2 GERBANG LOGIKA Gerbang logika merupakan dasar pembentukan sistem digital. Gerbang logika beroperasi dengan bilangan biner, sehingga disebut juga gerbang logika biner. Tegangan yang digunakan dalam gerbang logika adalah TINGGI atau RENDAH. Tegangan tinggi berarti 1, sedangkan tegangan rendah berarti Gerbang AND Gerbang AND digunakan untuk menghasilkan logika 1 jika semua masukan mempunyai logika 1, jika tidak maka akan dihasilkan logika 0. Gambar. 2.2 Gerbang Logika AND Gambar. 2.3 IC

17 Tabel. 2.1 Tabel Kebenaran AND Pernyataan Boolean untuk Gerbang AND A. B = Y (A and B sama dengan Y ) Gerbang NAND (Not AND) Gerbang NAND akan mempunyai keluaran 0 bila semua masukan pada logika 1. sebaliknya jika ada sebuah logika 0 pada sembarang masukan pada gerbang NAND, maka keluaran akan bernilai 1. Gambar. 2.4 Gerbang Logika NAND 7

18 Gambar. 2.5 IC 7400 Tabel. 2.2 Tabel Kebenaran NAND Gerbang OR Gerbang OR akan memberikan keluaran 1 jika salah satu dari masukannya pada keadaan 1. jika diinginkan keluaran bernilai 0, maka semua masukan harus dalam keadaan 0. Gambar. 2.6 Gerbang Logika OR 8

19 Gambar. 2.7 IC 7432 Tabel. 2.3 Tabel Kebenaran OR Gerbang NOR Gerbang NOR akan memberikan keluaran 0 jika salah satu dari masukannya pada keadaan 1. jika diinginkan keluaran bernilai 1, maka semua masukannya harus dalam keadaan 0. Gambar. 2.8 Gerbang Logika NOR 9

20 Gambar. 2.9 IC 7402 Tabel. 2.4 Tabel Kebenaran NOR Gerbang XOR Gerbang XOR (dari kata exclusive OR) akan memberikan keluaran 1 jika masukanmasukannya mempunyai keadaan yang berbeda. Gambar Gerbang Logika XOR Gambar IC

21 Tabel. 2.5 Tabel Kebenaran XOR Gerbang NOT Gerbang NOT adalah gerbang yang mempunyai sebuah input dan sebuah output. Gerbang NOT berfungsi sebagai pembalik (inverter), sehingga output dari gerbang ini merupakan kebalikan dari inputnya. Gambar Gerbang Logika NOT Gambar IC 7404 Tabel. 2.6 Tabel Kebenaran NOT 2.3 IC Timer 555 IC timer 555 merupakan komponen elektronika yang paling popular dan serba guna. IC timer jenis ini sudah dikenal dan masih populer sampai saat ini sejak puluhan 11

22 tahun yang lalu. Tepatnya IC 555 pertama kali dibuat oleh Signetics Corporation pada tahun IC timer 555 memberi solusi praktis dan relatif murah untuk berbagai aplikasi elektronik yang berkenaan dengan pewaktuan (timing). Terutama dua aplikasinya yang paling populer adalah rangkaian pewaktu monostable dan osilator astable. Komponen ini terdiri dari komparator dan flip-flop yang direalisasikan dengan banyak transistor. Gambar 2.13 IC Timer 555 Dari dulu hingga sekarang, prinsip kerja komponen jenis ini tidak berubah namun masing-masing pabrikan membuatnya dengan desain IC dan teknologi yang berbedabeda. Hampir semua pabrikan membuat komponen jenis ini, walaupun dengan nama yang berbeda-beda. Misalnya National Semiconductor menyebutnya dengan LM555, Philips dan Texas Instrument menamakannya SE/NE555. Motorola / ON-Semi mendesainnya dengan transistor CMOS sehingga komsusi powernya cukup kecil dan menamakannya MC1455. Philips dan Maxim membuat versi CMOS-nya dengan nama ICM7555. Walaupun namanya berbeda-beda, tetapi fungsi dan pin diagramnya saling kompatibel satu dengan yang lainnya (functional and pin-to-pin compatible). Hanya saja ada beberapa karakteristik spesifik yang berbeda misalnya konsumsi daya, frekuensi maksimum dan sebagainya. Spesifikasi lebih detail biasanya dicantumkan pada datasheet 12

23 masing-masing pabrikan. Dulu pertama kali casing dibuat dengan 8 pin T-package (tabular dari kaleng mirip transistor), namun sekarang lebih umum dengan kemasan IC DIP 8 pin Rangkaian Astable Sedikit berdeda dengan rangkaian monostable, rangkaian astable dibuat dengan mengubah susunan resitor dan kapasitor luar pada IC 555 seperti gambar berikut. Ada dua buah resistor R a dan R b serta satu kapasitor eksternal C yang diperlukan. Prinsipnya rangkaian astable dibuat agar memicu dirinya sendiri berulang-ulang sehingga rangkaian ini dapat menghasilkan sinyal osilasi pada keluarannya. Pada saat power supply rangkaian ini di hidupkan, kapasitor C mulai terisi melalui resistor Ra dan Rb sampai mencapai tegangan 2/3 VCC. Pada saat tegangan ini tercapai, dapat dimengerti komparator A dari IC 555 mulai bekerja mereset flip-flop dan seterusnya membuat transistor Q1 ON. Ketika transisor ON, resitor Rb seolah dihubung singkat ke ground sehingga kapasitor C membuang muatannya (discharging) melalui resistor Rb. Pada saat ini keluaran pin 3 menjadi 0 (GND). Ketika discharging, tegangan pada pin 2 terus turun sampai mencapai 1/3 VCC. Ketika tegangan ini tercapai, bisa dipahami giliran komparator B yang bekerja dan kembali memicu transistor Q1 menjadi OFF. Ini menyebabkan keluaran pin 3 kembali menjadi high (VCC). Demikian seterusnya berulang-ulang sehingga terbentuk sinyal osilasi pada keluaran pin3. 13

24 Gambar Rangkaian astable IC 555 Satu hal yang menarik dari komponen IC 555, baik timer aplikasi rangkaian monostable maupun frekuensi osilasi dari rangkaian astable tidak tergantung dari berapa nilai tegangan kerja VCC yang diberikan. Tegangan kerja IC 555 bisa bervariasi antara 5 sampai 15 Vdc. Tingkat keakuratan waktu (timing) yang dihasilkan tergantung dari nilai dan toleransi dari resistor dan kapasitor eksternal yang digunakan. Untuk rangkaian yang tergolong time critical, biasanya digunakan kapasitor dan resistor yang presisi dengan toleransi yang kecil. Pada banyak nota aplikasi, biasanya juga ditambahkan kapasitor 10 nf pada pin 5 ke ground untuk menjamin kestabilan tegangan referensi 2/3 VCC 2.4 KOMPONEN DASAR ELEKTRONIKA Resistor Resistor adalah komponen dasar elektronika yang digunakan untuk membatasi jumlah arus yang mengalir dalam satu rangkaian. Sesuai dengan namanya resistor bersifat resistif dan umumnya terbuat dari bahan 14

25 karbon. Dari hukum Ohms diketahui, resistansi berbanding terbalik dengan jumlah arus yang mengalir melaluinya. Satuan resistansi dari suatu resistor disebut Ohm atau dilambangkan dengan simbol Ω (Omega). Ohm (lambang: Ω) adalah satuan SI impedansi listrik, atau dalam kasus arus searah, hambatan listrik. Nama satuan ini berasal dari ilmuwan Georg Ohm. Satu ohm (yang diukur oleh alat ohm-meter) adalah hambatan listrik pembawa arus yang menghasilkan perbedaan tegangan satu volt ketika arus satu ampere melewatinya. Gambar Resistor Kemampuan resistor untuk menghambat disebut juga resistensi atau hambatan listrik. Besarnya diekspresikan dalam satuan Ohm. Suatu resistor dikatakan memiliki hambatan 1 Ohm apabila resistor tersebut menjembatani beda tegangan sebesar 1 Volt dan arus listrik yang timbul akibat tegangan tersebut adalah sebesar 1 ampere. Hubungan antara hambatan, tegangan, dan arus, dapat disimpulkan melalui hukum berikut ini, yang terkenal sebagai hukum Ohm: Potensiometer Komponen ini pada dasarnya terdiri atas suatu lintasan dari sejenis bahan resistif yang di geseri jari kontak. Bahan resistif tersebut nilainya dapat 15

26 berubah-ubah dengan jalan menggeser atau memutar toggle pada alat tersebut. Sehingga nilai resistor dapat kita tetapkan sesuai dengan kebutuhan. Potensio meter pin out : Khaki 1 : Input Kaki 2 : Output Kaki 3 : Ground Gambar Potensiometer Ada berbagai jenis resistor yang dibuat, dari lilitan tunggal jenis geser terbuka atau tertutup, sampai lilitan banyak. Komponen ini bisa ditujukan hanya sebagai resistansi yang mempersyaratkan dapat di-preset dan karena itu hanya disetel beberapa kali saja selama umur operasionalnya, atau sebagai pengendali yang diperlukan untuk diubah-ubah secara terus-menerus di sepanjang lintasannya. Yang tersebut terakhir ini harus kokoh, mantap dan mampu diputari beribu-ribu kali sebelum menjadi rusak. Pada umumnya persyaratan bagi suatu potensiometer termasuk dalam salah satu dari kategori di bawah ini : Preset atau trimmer Pengendalian serbaguna Pengendalian ketelitian Kondensator Elektrolit (ELCO Kondensator terbuat dari bahan plat metal yang dipisahkan oleh bahan dielektrikum / isolator. Bahan dielektrik inilah yang akan menentukan jenis sebuah kapasitor. Adapaun jenis jenis bahan dielektrik yang biasa digunakan seperti : keramik, gelas, udara, kertas, elektrolit. Ketika tegangan listrik dikenakan pada kedua elektrodenya, maka muatan muatan positip akan mengumpul pada elektrode yang satu sedang muatan negatip 16

27 akan mengumpil pada elektrode yang lainnya. Karena didalamnya terdapat dielektrik maka muatan positip tidak bisa mengalir ke kutub negatip,demikian sebaliknya. Kapasitor Elektrolit Simbol : Ciri cirinya adalah : 1) Memilik polaritas yakni positip dan negatip 2) Untuk meratakan riak pada rectifier / penyearah arus. 3) Nilai kapasitasnya dinyatakan dalam μf dan dengan tegangan kerja tertentu yang tidak boleh dilampaui. 4) Kerusakan yang sering terjadi adalah konslet,kering,bocor,atau meletus. 5) Bentuk phisik kapasitor elektrolit seperti gambar ini : Gambar Kapasitor Elektrolit 17

28 BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1 PERANCANGAN SISTEM Jam Digital ini dirancang dengan metode pencacahan bilangan biner yang mana proses pencacahan di tentukan oleh pulsa-pulsa tegangan dalam bentuk gelombang persegi yang dihasilkan oleh IC timer 555. Gelombang persegi yang dihasilkan oleh IC 555 di jadikan pemicu kepada IC 74HC190 dimana IC 74HC190 ini adalah IC yang dapat mencacah 10 bit, yaitu 0000 s/d 1001 (dalam bentuk biner) atau 0 s/d 9 (dalam bentuk desimal). Clock Counter LED Seven Segmen Gambar. 3.1 Doagram Blok Jam Digital Pembuatan rangkaian jam digital ini menggunakan rangkaian yang terdiri dari counter/pencacah : MOD10 untuk satuan (jam, menit dan detik), MOD6 untuk puluhan (menit dan detik) dan MOD2 (untuk puluhan jam), decoder jenisnya adalah Binary to 7Segment, dan display/penampil. Untuk menampilkan display dari jam:menit:detik digunakan Decoder Display 7-Segmen dimana tampilan untuk merepresentasikan jam:menit:detik sebagai berikut : 18

29 Gambar. 3.2 Display Jam digital 3.2 PEMBUATAN RANGKAIAN TIMER (Clock ) Untuk dapat menghasilkan pewaktu (timer) digunakan IC 555 yang dapat membangkitkan keluaran dalam bentuk gelombang persegi seperti pada gambar : Gambar. 3.3 Clock IC 555 Frekuensi keluarannya adalah : F = 1.44 / [ ( Ra + 2Rb).C ] 19

30 Gambat. 3.4 Output Pulsa Potensiometer pada rangkaian di maksudkan agar keluaran gelombang persegi dari IC 555 dapat diatur sehingga dapat digunakan untuk mempercepat proses pencacahan dalam rangkaian jam digital sebagai pemastian apakah rangkaian dapat berjalan sesuai dengan yang di inginkan. 3.3 PENCACAH (Counter) Pencacah adalah sebuah register yang mampu menghitung jumlah pulsa detak yang masuk melalui masukan detakannya. Dalam bentuk yang paling sederhana, piranti ini merupakan ekivalen elektronik dari sebuah odometer. Gambar. 3.5 IC Counter 74HC190 20

31 Counter terdiri atas flipflop yang dihubungkan secara seri, perubahan state pada tahap pertama mempengaruhi tahap berikutnya dan seterusnya. Counter merupakan rangkaian yang dapat menyimpan pulsa, mengeluarkan pulsa bila simpanan mencapai angka tertentu. Counter umumnya memberikan indikasi hasil hitungannya berupa Binary Coded Decimal, sehingga dengan bantuan BCD to 7 segment decoder hasil hitungannya dapat di display. Perhitungan pulsa dengan IC dikarenakan perhitungan IC Counter ini sampai Sembilan digit, sehinga lebih muda untuk merekayasa jam digital. Gambar. 3.6 Proses Perhitungan Pulsa Pemecah sandi (decoder) merupakan suatu rangkaian logika terintegrasi yang berfungsi untuk menampilkan kode-kode biner menjadi tanda-tanda yang dapat 21

32 ditanggapi secara visual. Sesuai dengan ragam cara penyandian, maka dapat dijumpai beragam tipe dekoder, yang salah satu diantaranya dekoder BCD ke dasan. Dekoder yang akan dipelajari dalam percobaan ini mempunyai 4 saluran masukan, dan 7 saluran keluaran. Sinyal keluaran 0 dari dekoder ini akan mengaktifkan (menyalakan) salah satu ruas LED pada peraga 7 ruas LED pada peraga 7 ruas. Gambar. 3.7 Pencacah Sandi BCD Ke Seven Segmen Untuk menyatakan bilangan desimal dalam peraga seven segment, maka table kebenarannya ditunjukkan pada tabel 3.1. Berdasarkan tabel tersebut dapat ditentukan fungsi logika dari masing-masing ruas. Pada percobaan ini, fungsi tersebut dikembangkan sehingga hanya diperlukan gerbang AND, OR, dan NOR masingmasing satu IC untuk menyusun rangkaian logika tiap ruas. 22

33 Tabel. 3.1 Tabel Kebenaran Pembuka Sandi 4 bit Ke LED 7 Segmen Gambar. 3.8 IC

34 Ini berarti kehadiran IC TTL 7447 telah menyederhanakan kerumitan rangkaian, sehingga berpuluh IC dapat digantikan dalam satu untai. IC 7447 biasanya digunakan untuk enampilkan data dari IC pencacah yang kemudian ditampilkan pada seven segment. IC 7490 merupakan suatu pencacah sepuluh yang akan mencacah maju dari 0 sampai dengan 9. Kecepatan cacahan pada IC 7447 bergantung kepada frekuensi clock yang digunakan. 24

35 BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISIS HASIL UJI ALAT Jam digital ini bekerja berdasarkan pulsa digital berupa tekangan tinggi ( High ) dan tegangan rendah ( Iow ), dimana tegangan tinggi berupa code pulsa 1 dan tegangan rendah 0. Untuk menghasilkan pulsa tersebut dibutuhkan komponen IC 555 untuk pencacah dan pengubah dari tegangan DC ke pulsa digital atau persegi. Jam ini menampilkan gambaran tentang detik,menit dan jam pada layar penampilanya. Untuk menggunakan jam ini ada tombol power, reset, setelan angka menit, dan jam. 4.1 RANGKAIAN PENETU WAKTU Rangkaian jam digital ini menggunakan tiga penentu waktu, yaitu: - Penentu waktu dalam bentuk detik, - Penentu waktu dalam bentuk menit dan, - penentu waktu dalam bentuk jam. Masing-masing rangkaian penentu waktu terdiri dari IC counter sebagai pencacah dan IC gerbang digital sebagai pengeksekusi transisi ke rangkaian penentu waktu berikutnya. 4.2 RANGKAIAN WAKTU DALAM BENTUK DETIK Pada rangkaian ini, IC 74HC190 hanya mencacah dari 0 s/d 59. Terdiri dari 2 IC 74HC190 sebagai perwakilan satuan dan puluhan. 25

36 Gambar. 4.1 Rangkaian Penentu Waktu Dalam Detik 4.3 RANGKAIAN PENENTU DALAM BENTUK MENIT Pada rangkaian ini, IC 74HC190 hanya mencacah dari 0 s/d 59. Terdiri dari 2 IC 74HC190 sebagai perwakilan satuan dan puluhan. Gambar. 4.2 Rangkaian Penentu Waktu Dalam Menit 4.4 RANGKAIAN PENENTU DALAM BENTUK JAM Pada rangkaian ini, IC 74HC190 hanya mencacah dari 0 s/d 2. Terdiri dari 2 IC 74HC190 sebagai perwakilan satuan dan puluhan. 26

37 Gambar. 4.3 Rangkaian Penentu Waktu Dalam Jam 4.5 RANGKAIAN DECODER (Desimal Ke Tampilan Tujuh Segment) Pada rangkaian ini data biner yang didapat dari IC 74HC190 diubah menjadi biner yang sesuai dengan tampilan tujuh segment sehingga dapat menampilkan angka. Gambar. 4.4 Proses Decoder 27

38 Gambar. 4.5 Simulasi Pulsa. Tabel. 4.1 Tabel Kebenaran Pembuka Sandi 4-bit Ke 7 LED 28

39 Gambar. 4.6 Jam Digital 4.6 UJI COBA JAM DIGITAL SELAMA 24 JAM Tanggal : 21 July 2009 Tabel. 4.2 Tabel Uji Coba Perbandingan Jam Analog Dan Digital Jam Analog Jam Digital Keterangan 06 : 00 PM 06 : 00 PM 11 : 00 PM 11 : 00 PM 07 : 00 AM 07 : 00 PM 29

40 BAB V KESIMPULAN Alat ini dibuat dengan menggunakan serangkaian IC TTL standard dengan pengaplikasiannya masing-masing, seperti Encoder, Decoder, Counter, Flip-flop dan rangkaian-rangkian logika lainnya. Sebagai penghasil clocknya, digunakan IC 555 sebagai timer dengan gabungan rangkaian antara resistor dan capasitor sehingga dapat menghasilkan clock berupa Jam digital dengan tampilan layar berupa Jam, Menit, dan Detik. Jam digital dapat bekerja dengan baik selama 24 jam, setelah di uji coba selama 24 jam dengan tingkat presisi waktu yang sama dengan jam analog. Denangan tampilan display berupa angka decimal setiap orang dapat membaca waktu lebih mudah dikarenakan layar penetu waktu langsung dengan angka. 30

41 DAFTAR PUSTAKA Elektronika Komputer Digital penulis Albert Paul Malvino. 16:ic-timer-555&catid=7:labanalog&Itemid=8 Sabtu_12_Januari_ /sites/roll/sports/index.php%3Foption%3Dcom_awiki%26view%3Dmedia wiki%26article%3dlist_of_7400_series_integrated_circuits%26itemid%3d61&e i=gadisr60pi7e7aosso2bdw&sa=x&oi=translate&resnum=3&ct=result&prev =/search%3fq%3dic%2b74190%26hl%3did%26cr%3dcountryid Sabtu_12_Januari_ &meta=cr%3dcountryid Minggu_25_Februari_ Kamis_17_Mei_ :ic-timer-555&catid=7:labanalog&Itemid=8 Kamis_17_Mei_

TUGAS AKHIR CALCULATOR RESISTOR BERDASARKAN WARNA BERBASIS IC TTL

TUGAS AKHIR CALCULATOR RESISTOR BERDASARKAN WARNA BERBASIS IC TTL TUGAS AKHIR CALCULATOR RESISTOR BERDASARKAN WARNA BERBASIS IC TTL Disusun Oleh : Iwan Indrawanto 42-9 JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA 29 PERNYATAAN KEASLIAN

Lebih terperinci

Jurnal Skripsi. Mesin Mini Voting Digital

Jurnal Skripsi. Mesin Mini Voting Digital Jurnal Skripsi Alat mesin mini voting digital ini adalah alat yang digunakan untuk melakukan pemilihan suara, dikarenakan dalam pelaksanaanya banyaknya terjadi kecurangan dalam perhitungan jumlah hasil

Lebih terperinci

1. FLIP-FLOP. 1. RS Flip-Flop. 2. CRS Flip-Flop. 3. D Flip-Flop. 4. T Flip-Flop. 5. J-K Flip-Flop. ad 1. RS Flip-Flop

1. FLIP-FLOP. 1. RS Flip-Flop. 2. CRS Flip-Flop. 3. D Flip-Flop. 4. T Flip-Flop. 5. J-K Flip-Flop. ad 1. RS Flip-Flop 1. FLIP-FLOP Flip-flop adalah keluarga Multivibrator yang mempunyai dua keadaaan stabil atau disebut Bistobil Multivibrator. Rangkaian flip-flop mempunyai sifat sekuensial karena sistem kerjanya diatur

Lebih terperinci

Laboratorium Sistem Komputer dan Otomasi Departemen Teknik Elektro Otomasi Fakultas Vokasi Institut Teknologi Sepuluh November

Laboratorium Sistem Komputer dan Otomasi Departemen Teknik Elektro Otomasi Fakultas Vokasi Institut Teknologi Sepuluh November PRAKTIKUM 1 COUNTER (ASINKRON) A. OBJEKTIF 1. Dapat merangkai rangkaian pencacah n bit dengan JK Flip-Flop 2. Dapat mendemonstrasikan operasi pencacah 3. Dapat mendemonstrasikan bagaimana modulus dapat

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci : Counter, Counter Asinkron, Clock

ABSTRAK. Kata Kunci : Counter, Counter Asinkron, Clock ABSTRAK Counter (pencacah) adalah alat rangkaian digital yang berfungsi menghitung banyaknya pulsa clock atau juga berfungsi sebagai pembagi frekuensi, pembangkit kode biner Gray. Pada counter asinkron,

Lebih terperinci

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA LAB SHEET PRAKTIK TEKNIK DIGITAL Gerbang Logika Dasar, Universal NAND dan Semester 3

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA LAB SHEET PRAKTIK TEKNIK DIGITAL Gerbang Logika Dasar, Universal NAND dan Semester 3 1. Kompetensi FAKULTAS TEKNIK No. LST/PTI/PTI6205/02 Revisi: 00 Tgl: 8 September 2014 Page 1 of 6 Dengan mengikuti perkuliahan praktek, diharapkan mahasiswa memiliki kedisiplinan, tanggung jawab dan dapat

Lebih terperinci

PRAKTIKUM 2 DECODER-ENCODER. JOBSHEET UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH Digital dan Mikroprosesor Yang dibina oleh Drs. Suwasono, M.T.

PRAKTIKUM 2 DECODER-ENCODER. JOBSHEET UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH Digital dan Mikroprosesor Yang dibina oleh Drs. Suwasono, M.T. PRAKTIKUM 2 DECODER-ENCODER JOBSHEET UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH Digital dan Mikroprosesor Yang dibina oleh Drs. Suwasono, M.T. Nama : Fachryzal Candra Trisnawan NIM : 160533611466 Prog. Studi - Off

Lebih terperinci

Jobsheet Praktikum FLIP-FLOP J-K

Jobsheet Praktikum FLIP-FLOP J-K 1 FLIP-FLOP J-K A. Tujuan Kegiatan Praktikum 10 : Setelah mempraktekkan Topik ini, anda diharapkan dapat : 1) Menjelaskan cara kerja rangkaian FLIP FLOP J-K 2) Merangkai rangkaian FLIP FLOP J-K B. Dasar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem digital merupakan salah satu sistem yang digunakan dalam pemrosesan sinyal atau data. Sebelum dimulainya era digital, pemrosesan sinyal atau data dilakukan

Lebih terperinci

Sistem Digital. Sistem Angka dan konversinya

Sistem Digital. Sistem Angka dan konversinya Sistem Digital Sistem Angka dan konversinya Sistem angka yang biasa kita kenal adalah system decimal yaitu system bilangan berbasis 10, tetapi system yang dipakai dalam computer adalah biner. Sistem Biner

Lebih terperinci

MODUL I GERBANG LOGIKA

MODUL I GERBANG LOGIKA MODUL PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DIGITAL 1 MODUL I GERBANG LOGIKA Dalam elektronika digital sering kita lihat gerbang-gerbang logika. Gerbang tersebut merupakan rangkaian dengan satu atau lebih dari satu sinyal

Lebih terperinci

PENCACAH. Gambar 7.1. Pencacah 4 bit

PENCACAH. Gambar 7.1. Pencacah 4 bit DIG 7 PENCACAH 7.. TUJUAN. Mengenal, mengerti dan memahami operasi dasar pencacah maju maupun pencacah mundur menggunakan rangkaian gerbang logika dan FF. 2. Mengenal beberapa jenis IC pencacah. 7.2. TEORI

Lebih terperinci

COUNTER ASYNCHRONOUS

COUNTER ASYNCHRONOUS COUNTER ASYNCHRONOUS A. Tujuan Kegiatan Praktikum 2 : Setelah mempraktekkan Topik ini, anda diharapkan dapat : ) Merangkai rangkaian ASYNCHRONOUS COUNTER 2) Mengetahui cara kerja rangkaian ASYNCHRONOUS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Perkembangan teknologi saat ini semakin pesat dalam kehidupan manusia. Banyaknya aktifitas manusia menyebabkan banyaknya sarana yang digunakan untuk mempermudah kegiatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.2 Rumusan Masalah 1. Apa pengertian Counter? 2. Apa saja macam-macam Counter? 3. Apa saja fungsi Counter?

BAB I PENDAHULUAN. 1.2 Rumusan Masalah 1. Apa pengertian Counter? 2. Apa saja macam-macam Counter? 3. Apa saja fungsi Counter? BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebelum melakukan percobaan, ada baiknya kita mempelajari serta memahami setiap percobaan yang akan kita lakukan. Tanpa disadari dalam membuat suatu makalah kita pasti

Lebih terperinci

PERCOBAAN 3a MULTIVIBRATOR

PERCOBAAN 3a MULTIVIBRATOR PERCOBAAN 3a MULTIVIBRATOR 3.1. TUJUAN : Setelah melaksanakan percobaan ini mahasiswa diharapkan mampu : Menjelaskan prinsip kerja rangkaian multivibrator sebagai pembangkit clock Membedakan rangkaian

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN CARA KERJA RANGKAIAN

BAB III ANALISA DAN CARA KERJA RANGKAIAN BAB III ANALISA DAN CARA KERJA RANGKAIAN 3.1 Analisa Rangkaian Secara Blok Diagram Pada rangkaian yang penulis buat berdasarkan cara kerja rangkaian secara keseluruhan penulis membagi rangkaian menjadi

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT Pada bab tiga ini akan dijelaskan mengenai perancangan dari perangkat keras dan perangkat lunak yang digunakan pada alat ini. Dimulai dari uraian perangkat keras lalu uraian perancangan

Lebih terperinci

Percobaan 4 PENGUBAH SANDI BCD KE PERAGA 7-SEGMEN. Oleh : Sumarna, Jurdik Fisika, FMIPA, UNY

Percobaan 4 PENGUBAH SANDI BCD KE PERAGA 7-SEGMEN. Oleh : Sumarna, Jurdik Fisika, FMIPA, UNY Percobaan 4 PENGUBAH SANDI BCD KE PERAGA 7-SEGMEN Oleh : Sumarna, Jurdik Fisika, FMIPA, UNY E-mail : sumarna@uny.ac.id Tujuan : 1. Mengenal cara kerja dari peraga 7-segmen 2. Mengenal cara kerja rangkaian

Lebih terperinci

LEMBAR TUGAS MAHASISWA ( LTM )

LEMBAR TUGAS MAHASISWA ( LTM ) LEMBAR TUGAS MAHASISWA ( LTM ) RANGKAIAN DIGITAL Program Studi Teknik Komputer Jenjang Pendidikan Program Diploma III Tahun AMIK BSI NIM NAMA KELAS :. :.. :. Akademi Manajemen Informatika dan Komputer

Lebih terperinci

Simulasi Karakteristik Inverter IC 555

Simulasi Karakteristik Inverter IC 555 Simulasi Karakteristik Inverter IC 555 Affan Bachri *) *) Dosen Program Studi Teknik Elektro Universitas Islam Lamongan Makalah ini menyajikan sebuah rangkaian inverter yang dibangun dari multivibrator

Lebih terperinci

BAB IV CARA KERJA DAN PERANCANGAN SISTEM. Gambar 4.1 Blok Diagram Sistem. bau gas yang akan mempengaruhi nilai hambatan internal pada sensor gas

BAB IV CARA KERJA DAN PERANCANGAN SISTEM. Gambar 4.1 Blok Diagram Sistem. bau gas yang akan mempengaruhi nilai hambatan internal pada sensor gas BAB IV CARA KERJA DAN PERANCANGAN SISTEM 4.1 Blok Diagram Sistem Sensor Gas Komparator Osilator Penyangga/ Buffer Buzzer Multivibrator Bistabil Multivibrator Astabil Motor Servo Gambar 4.1 Blok Diagram

Lebih terperinci

COUNTER ASYNCHRONOUS

COUNTER ASYNCHRONOUS COUNTER ASYNCHRONOUS A. Tujuan Kegiatan Praktikum 3 : Setelah mempraktekkan Topik ini, anda diharapkan dapat : ) Merangkai rangkaian SYNCHRONOUS COUNTER 2) Mengetahui cara kerja rangkaian SYNCHRONOUS COUNTER

Lebih terperinci

Percobaan 6 PENCACAH (COUNTER) Oleh : Sumarna, Jurdik Fisika, FMIPA, UNY

Percobaan 6 PENCACAH (COUNTER) Oleh : Sumarna, Jurdik Fisika, FMIPA, UNY Percobaan 6 PENCACAH (COUNTER) Oleh : Sumarna, urdik Fisika, FMIPA, UNY E-mail : sumarna@uny.ac.id Tujuan :. Mempelajari cara kerja pencacah biner sinkron dan tak sinkron, 2. Merealisasikan pencacah biner

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT. Gambar 3.1 Diagram Blok Pengukur Kecepatan

BAB III PERANCANGAN ALAT. Gambar 3.1 Diagram Blok Pengukur Kecepatan BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1 PERANCANGAN PERANGKAT KERAS Setelah mempelajari teori yang menunjang dalam pembuatan alat, maka langkah berikutnya adalah membuat suatu rancangan dengan tujuan untuk mempermudah

Lebih terperinci

Jobsheet Praktikum FLIP-FLOP S-R

Jobsheet Praktikum FLIP-FLOP S-R 1 FLIP-FLOP S-R A. Tujuan Kegiatan Praktikum 9 : Setelah mempraktekkan Topik ini, anda diharapkan dapat : 1) Menjelaskan cara kerja rangkaian FLIP FLOP S-R. 2) Merangkai rangkaian FLIP FLOP S-R. B. Dasar

Lebih terperinci

INSTRUMENTASI INDUSTRI (NEKA421) JOBSHEET 2 (PENGUAT INVERTING)

INSTRUMENTASI INDUSTRI (NEKA421) JOBSHEET 2 (PENGUAT INVERTING) INSTRUMENTASI INDUSTRI (NEKA421) JOBSHEET 2 (PENGUAT INVERTING) I. TUJUAN Tujuan dari pembuatan modul Penguat Inverting ini adalah: 1. Mahasiswa mengetahui karakteristik rangkaian penguat inverting sebagai

Lebih terperinci

JOBSHEET 6 PENGUAT INSTRUMENTASI

JOBSHEET 6 PENGUAT INSTRUMENTASI JOBSHEET 6 PENGUAT INSTUMENTASI A. TUJUAN Tujuan dari pembuatan modul Penguat Instrumentasi ini adalah :. Mahasiswa mengetahui karakteristik rangkaian penguat instrumentasi sebagai aplikasi dari rangkaian

Lebih terperinci

KARYA AKHIR STUDI PENGUKURAN KECEPATAN PUTARAN MENGGUNAKAN TACHOMETER DIGITAL

KARYA AKHIR STUDI PENGUKURAN KECEPATAN PUTARAN MENGGUNAKAN TACHOMETER DIGITAL KARYA AKHIR STUDI PENGUKURAN KECEPATAN PUTARAN MENGGUNAKAN TACHOMETER DIGITAL Karya Akhir ini diajukan untuk Melengkapi Salah Satu Persyaratan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan OLEH: MUHAMMAD

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM BAB 3 PERACAGA SISTEM Pada bab ini penulis akan menjelaskan mengenai perencanaan modul pengatur mas pada mobile x-ray berbasis mikrokontroller atmega8535 yang meliputi perencanaan dan pembuatan rangkaian

Lebih terperinci

Bab III Pelaksanaan Penelitian. III.1 Alur Pelaksanaan Penelitian Secara umum alur pelaksanaan penelitian ini disajikan dalam diagram alir berikut

Bab III Pelaksanaan Penelitian. III.1 Alur Pelaksanaan Penelitian Secara umum alur pelaksanaan penelitian ini disajikan dalam diagram alir berikut Bab III Pelaksanaan Penelitian III.1 Alur Pelaksanaan Penelitian Secara umum alur pelaksanaan penelitian ini disajikan dalam diagram alir berikut Mulai Observasi dan studi pustaka Y Permasalahan Hipotesis

Lebih terperinci

INSTRUMENTASI INDUSTRI (NEKA421)

INSTRUMENTASI INDUSTRI (NEKA421) INSTRUMENTASI INDUSTRI (NEKA421) JOBSHEET 13 (ADC 2 Bit) I. TUJUAN 1. Mahasiswa dapat mengetahui prinsip kerja dan karakteristik rangkaian ADC 2 Bit. 2. Mahasiswa dapat merancang rangkaian ADC 2 Bit dengan

Lebih terperinci

Jobsheet Praktikum FLIP-FLOP D

Jobsheet Praktikum FLIP-FLOP D 1 FLIP-FLOP D A. Tujuan Kegiatan Praktikum 11 : Setelah mempraktekkan Topik ini, anda diharapkan dapat : 1) Menjelaskan cara kerja rangkaian FLIP FLOP D 2) Merangkai rangkaian FLIP FLOP D B. Dasar Teori

Lebih terperinci

BAB IV VOLTMETER DIGITAL DENGAN MENGGUNAKAN ICL7107

BAB IV VOLTMETER DIGITAL DENGAN MENGGUNAKAN ICL7107 BAB IV VOLTMETER DIGITAL DENGAN MENGGUNAKAN ICL7107 Berkaitan dengan pembuatan alat percobaan efek fotolistrik, diperlukan sebuah alat ukur yang bisa mengukur arus dan tegangan DC dengan polarisasi positif

Lebih terperinci

MODUL I PENGENALAN ALAT

MODUL I PENGENALAN ALAT MODUL PRAKTIKUM SISTEM DIGITAL 1 I. DASAR TEORI 1. Konsep Dasar Breadboard MODUL I PENGENALAN ALAT Breadboard digunakan untuk mengujian dan eksperimen rangkaian elektronika. Breadboard sangat baik sekali

Lebih terperinci

MANAJEMEN ENERGI PADA SISTEM PENDINGINAN RUANG KULIAH MELALUI METODE PENCACAHAN KEHADIRAN & SUHU RUANGAN BERBASIS MIKROKONTROLLER AT89S51

MANAJEMEN ENERGI PADA SISTEM PENDINGINAN RUANG KULIAH MELALUI METODE PENCACAHAN KEHADIRAN & SUHU RUANGAN BERBASIS MIKROKONTROLLER AT89S51 MANAJEMEN ENERGI PADA SISTEM PENDINGINAN RUANG KULIAH MELALUI METODE PENCACAHAN KEHADIRAN & SUHU RUANGAN BERBASIS MIKROKONTROLLER AT89S51 TUGAS UTS MATA KULIAH E-BUSSINES Dosen Pengampu : Prof. M.Suyanto,MM

Lebih terperinci

BAB V PENGUJIAN DAN ANALISIS. dapat berjalan sesuai perancangan pada bab sebelumnya, selanjutnya akan dilakukan

BAB V PENGUJIAN DAN ANALISIS. dapat berjalan sesuai perancangan pada bab sebelumnya, selanjutnya akan dilakukan BAB V PENGUJIAN DAN ANALISIS Pada bab ini akan diuraikan tentang proses pengujian sistem yang meliputi pengukuran terhadap parameter-parameter dari setiap komponen per blok maupun secara keseluruhan, dan

Lebih terperinci

RANCANGAN ALAT UKUR WAKTU TUNDA RELE ARUS LEBIH

RANCANGAN ALAT UKUR WAKTU TUNDA RELE ARUS LEBIH RANCANGAN ALAT UKUR WAKTU TUNDA RELE ARUS LEBIH T. Ahri Bahriun 1) 1) Staf Pengajar Departemen Teknik Elektro, Fakultas Teknik USU Abstrak Rele arus lebih berfungsi untuk membuka circuit breaker jika terjadi

Lebih terperinci

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA LAB SHEET PRAKTIK TEKNIK DIGITAL

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA LAB SHEET PRAKTIK TEKNIK DIGITAL No. LST/PTI/PTI6205/04 Revisi: 00 Tgl: 8 September 2014 Page 1 of 6 1. Kompetensi Dengan mengikuti perkuliahan praktek, diharapkan mahasiswa memiliki kedisiplinan, tanggung jawab dan dapat berinteraksi

Lebih terperinci

REGISTER DAN COUNTER.

REGISTER DAN COUNTER. REGISTER DAN COUNTER www.st3telkom.ac.id Register Register adalah rangkaian yang tersusun dari satu atau beberapa flip-flop yang digabungkan menjadi satu. Flip-Flop disebut juga sebagai register 1 bit.

Lebih terperinci

Modul 3 : Rangkaian Kombinasional 1

Modul 3 : Rangkaian Kombinasional 1 Fakultas Ilmu Terapan, Universitas Telkom 1 Modul 3 : Rangkaian Kombinasional 1 3.1 Tujuan Mahasiswa mampu mengetahui cara kerja decoder dengan IC, dan membuat rangkaiannya. 3.2 Alat & Bahan 1. IC Gerbang

Lebih terperinci

BAB I : APLIKASI GERBANG LOGIKA

BAB I : APLIKASI GERBANG LOGIKA BAB I : APLIKASI GERBANG LOGIKA Salah satu jenis IC dekoder yang umum di pakai adalah 74138, karena IC ini mempunyai 3 input biner dan 8 output line, di mana nilai output adalah 1 untuk salah satu dari

Lebih terperinci

JOBSHEET 2 PENGUAT INVERTING

JOBSHEET 2 PENGUAT INVERTING JOBSHEET 2 PENGUAT INVERTING A. TUJUAN Tujuan dari pembuatan modul Penguat Inverting ini adalah: 1. Mahasiswa mengetahui karakteristik rangkaian penguat inverting sebagai aplikasi dari rangkaian Op-Amp.

Lebih terperinci

Peraga 7-segmen berfungsi untuk menampilkan angka 0 sampai 9. Segmen-segmen diberi label : a, b, c, d, e, f dan g.

Peraga 7-segmen berfungsi untuk menampilkan angka 0 sampai 9. Segmen-segmen diberi label : a, b, c, d, e, f dan g. Peraga 7-segmen Peraga 7-segmen berfungsi untuk menampilkan angka 0 sampai 9. Segmen-segmen diberi label : a, b, c, d, e, f dan g. a f e g b c Dengan menyalakan segmen tertentu maka dapat ditampilkan karakter

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil dari perancangan perangkat keras sistem penyiraman tanaman secara

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil dari perancangan perangkat keras sistem penyiraman tanaman secara IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Realisasi Perangkat Keras Hasil dari perancangan perangkat keras sistem penyiraman tanaman secara otomatis menggunakan sensor suhu LM35 ditunjukkan pada gambar berikut : 8 6

Lebih terperinci

6. Rangkaian Logika Kombinasional dan Sequensial 6.1. Rangkaian Logika Kombinasional Enkoder

6. Rangkaian Logika Kombinasional dan Sequensial 6.1. Rangkaian Logika Kombinasional Enkoder 6. Rangkaian Logika Kombinasional dan Sequensial Rangkaian Logika secara garis besar dibagi menjadi dua, yaitu rangkaian logika Kombinasional dan rangkaian logika Sequensial. Rangkaian logika Kombinasional

Lebih terperinci

7.1. TUJUAN Mengenal, mengerti dan memahami operasi dasar pencacah maju maupun pencacah mundur menggunakan rangkaian gerbang logika dan FF.

7.1. TUJUAN Mengenal, mengerti dan memahami operasi dasar pencacah maju maupun pencacah mundur menggunakan rangkaian gerbang logika dan FF. PERCOBAAN DIGITAL 7 PENCACAH (COUNTER) 7.. TUJUAN Mengenal, mengerti dan memahami operasi dasar pencacah maju maupun pencacah mundur menggunakan rangkaian gerbang logika dan FF. 7.2. TEORI DASAR Pencacah

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT. Dalam perancangan dan realisasi alat pengontrol lampu ini diharapkan

BAB III PERANCANGAN ALAT. Dalam perancangan dan realisasi alat pengontrol lampu ini diharapkan III-1 BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1. Perancangan Dalam perancangan dan realisasi alat pengontrol lampu ini diharapkan menghasilkan suatu sistem yang dapat mengontrol cahaya pada lampu pijar untuk pencahayaanya

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI. Blok diagram carrier recovery dengan metode costas loop yang

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI. Blok diagram carrier recovery dengan metode costas loop yang BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI 3.1 Perancangan Alat Blok diagram carrier recovery dengan metode costas loop yang direncanakan diperlihatkan pada Gambar 3.1. Sinyal masukan carrier recovery yang berasal

Lebih terperinci

yaitu, rangkaian pemancar ultrasonik, rangkaian detektor, dan rangkaian kendali

yaitu, rangkaian pemancar ultrasonik, rangkaian detektor, dan rangkaian kendali BAB III PERANCANGAN 3.1. Blok Diagram Pada dasarnya rangkaian elektronik penggerak kamera ini menggunakan beberapa rangkaian analok yang terbagi menjadi beberapa blok rangkaian utama, yaitu, rangkaian

Lebih terperinci

BAB II ALJABAR BOOLEAN DAN GERBANG LOGIKA

BAB II ALJABAR BOOLEAN DAN GERBANG LOGIKA BAB II ALJABAR BOOLEAN DAN GERBANG LOGIKA Alokasi Waktu : 8 x 45 menit Tujuan Instruksional Khusus : 1. Mahasiswa dapat menjelaskan theorema dan sifat dasar dari aljabar Boolean. 2. Mahasiswa dapat menjelaskan

Lebih terperinci

Gambar 1.1 Logic diagram dan logic simbol IC 7476

Gambar 1.1 Logic diagram dan logic simbol IC 7476 A. Judul : FLIP-FLOP JK B. Tujuan Kegiatan Belajar 15 : Setelah mempraktekkan Topik ini, anda diharapkan dapat : 1) Mengetahui cara kerja rangkaian Flip-Flop J-K. 2) Merangkai rangkaian Flip-Flop J-K.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Adapun blok diagram modul baby incubator ditunjukkan pada Gambar 3.1.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Adapun blok diagram modul baby incubator ditunjukkan pada Gambar 3.1. 23 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Blok Diagram Modul Baby Incubator Adapun blok diagram modul baby incubator ditunjukkan pada Gambar 3.1. PLN THERMOSTAT POWER SUPPLY FAN HEATER DRIVER HEATER DISPLAY

Lebih terperinci

Jobsheet Praktikum ENCODER

Jobsheet Praktikum ENCODER 1 ENCODER A. Tujuan Kegiatan Praktikum 5 : Setelah mempraktekkan Topik ini, mahasiswa diharapkan dapat : 1) Merangkai rangkaian ENCODER. 2) Mengetahui karakteristik rangkaian ENCODER. B. Dasar Teori Kegiatan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT 32 3.1 Langkah-langkah Perancangan Langkah dalam membuat rancangan alat kontrol menormalkan fungsi sein pada mobil saat lampu hazard difungsikan ini dilandasi dengan ide awal karena

Lebih terperinci

VOLTAGE PROTECTOR. SUTONO, MOCHAMAD FAJAR WICAKSONO Program Studi Teknik Komputer, Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer Universitas Komputer Indonesia

VOLTAGE PROTECTOR. SUTONO, MOCHAMAD FAJAR WICAKSONO Program Studi Teknik Komputer, Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer Universitas Komputer Indonesia bidang TEKNIK VOLTAGE PROTECTOR SUTONO, MOCHAMAD FAJAR WICAKSONO Program Studi Teknik Komputer, Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer Universitas Komputer Indonesia Listrik merupakan kebutuhan yang sangat

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI 3.1 PERANCANGAN UMUM SISTEM Metode untuk pelaksanaan Program dimulai dengan mempelajari system pengukuran tangki air yang akan digunakan. Dari sini dikembangkan apa saja

Lebih terperinci

MODUL 3 GERBANG LOGIKA DASAR

MODUL 3 GERBANG LOGIKA DASAR MODUL 3 GERBANG LOGIKA DASAR A. TEMA DAN TUJUAN KEGIATAN PEMBELAJARAN. Tema : Gerbang Logika Dasar 2. Fokus Pembahasan Materi Pokok :. Definisi Gerbang Logika Dasar 2. Gerbang-gerbang Logika Dasar 3. Tujuan

Lebih terperinci

Modul 7 : Rangkaian Sekuensial 3

Modul 7 : Rangkaian Sekuensial 3 Fakultas Ilmu Terapan, Universitas Telkom 1 Modul 7 : Rangkaian Sekuensial 3 7.1 Tujuan Mahasiswa mampu mengetahui cara kerja Counter. 7.2 Alat & Bahan 1. IC 7473, IC 7448, IC 74190, IC7400 2. Data Sheet

Lebih terperinci

BAB VI ENCODER DAN DECODER

BAB VI ENCODER DAN DECODER BAB VI ENCODER DAN DECODER 6.1. TUJUAN EKSPERIMEN Memahami prinsip kerja dari rangkaian Encoder Membedakan prinsip kerja rangkaian Encoder dan Priority Encoder Memahami prinsip kerja dari rangkaian Decoder

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA RANGKAIAN

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA RANGKAIAN BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA RANGKAIAN 4.1 Pengujian Pengujian rangkaian skematik ini dilakukan untuk melihat kinerja sistem yang telah di rancang berdasarkan deskripsi kerja alat yang diinginkan. Apabila

Lebih terperinci

Bidang Information Technology and Communication 336 PERANCANGAN DAN REALISASI AUTOMATIC TIME SWITCH BERBASIS REAL TIME CLOCK DS1307 UNTUK SAKLAR LAMPU

Bidang Information Technology and Communication 336 PERANCANGAN DAN REALISASI AUTOMATIC TIME SWITCH BERBASIS REAL TIME CLOCK DS1307 UNTUK SAKLAR LAMPU Bidang Information Technology and Communication 336 PERANCANGAN DAN REALISASI AUTOMATIC TIME SWITCH BERBASIS REAL TIME CLOCK DS1307 UNTUK SAKLAR LAMPU Adhe Ninu Indriawan, Hendi Handian Rachmat Subjurusan

Lebih terperinci

TEORI DASAR DIGITAL OTOMASI SISTEM PRODUKSI 1

TEORI DASAR DIGITAL OTOMASI SISTEM PRODUKSI 1 TEORI DASAR DIGITAL Leterature : (1) Frank D. Petruzella, Essentals of Electronics, Singapore,McGrraw-Hill Book Co, 1993, Chapter 41 (2) Ralph J. Smith, Circuit, Devices, and System, Fourth Edition, California,

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA 54 BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA Dalam bab ini akan dibahas tentang pengujian berdasarkan perencanaan dari sistem yang dibuat. Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui kinerja dari sistem mulai dari blok-blok

Lebih terperinci

Dalam pengukuran dan perhitungannya logika 1 bernilai 4,59 volt. dan logika 0 bernilai 0 volt. Masing-masing logika telah berada pada output

Dalam pengukuran dan perhitungannya logika 1 bernilai 4,59 volt. dan logika 0 bernilai 0 volt. Masing-masing logika telah berada pada output BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengukuran Alat Dalam pengukuran dan perhitungannya logika 1 bernilai 4,59 volt dan logika 0 bernilai 0 volt. Masing-masing logika telah berada pada output pin kaki masing-masing

Lebih terperinci

SISTEM DIGITAL; Analisis, Desain dan Implementasi, oleh Eko Didik Widianto Hak Cipta 2014 pada penulis GRAHA ILMU Ruko Jambusari 7A Yogyakarta 55283

SISTEM DIGITAL; Analisis, Desain dan Implementasi, oleh Eko Didik Widianto Hak Cipta 2014 pada penulis GRAHA ILMU Ruko Jambusari 7A Yogyakarta 55283 SISTEM DIGITAL; Analisis, Desain dan Implementasi, oleh Eko Didik Widianto Hak Cipta 2014 pada penulis GRAHA ILMU Ruko Jambusari 7A Yogyakarta 55283 Telp: 0274-889398; Fax: 0274-889057; E-mail: info@grahailmu.co.id

Lebih terperinci

DASAR DASAR TEKNOLOGI DIGITAL Oleh : Sunarto YBØUSJ

DASAR DASAR TEKNOLOGI DIGITAL Oleh : Sunarto YBØUSJ DSR DSR TEKNOLOGI DIGITL Oleh : Sunarto YØUSJ UMUM erbeda dengan teknologi analog, dalam teknologi digital hanya dikenal voltage tinggi (high) dan voltage rendah (low). Pada perhitungan perhitungan, high

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN CARA KERJA RANGKAIAN

BAB III PERANCANGAN DAN CARA KERJA RANGKAIAN BAB III PERANCANGAN DAN CARA KERJA RANGKAIAN 3.1 Diagram Blok Rangkaian Secara Detail Pada rangkaian yang penulis buat berdasarkan cara kerja rangkaian secara keseluruhan penulis membagi rangkaian menjadi

Lebih terperinci

8 pin DIP 14 pin DIP

8 pin DIP 14 pin DIP PENDAHULUAN Dengan berkembangnya elektronika yang demikian cepatnya, maka makin ditinggallah peralatan elektronika dengan rangkaian-rangkaian transistor, dimana rangkaian-rangkaian tersebut sudah direncanakan

Lebih terperinci

PENYEDIA VOLUME BENDA CAIR DENGAN STEP 150 ml ( WATER LEVEL )

PENYEDIA VOLUME BENDA CAIR DENGAN STEP 150 ml ( WATER LEVEL ) PENYEDIA VOLUME BENDA CAIR DENGAN STEP 150 ml ( WATER LEVEL ) Imam Chaerudin Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Gunadarma, Margonda Raya 100 Depok 16424 telp (021) 78881112,

Lebih terperinci

IC atau integrated circuit adalah komponen elektronika semikonduktor yang merupakan gabungan

IC atau integrated circuit adalah komponen elektronika semikonduktor yang merupakan gabungan Pengertian IC TTL Dan CMOS 9 IC atau integrated circuit adalah komponen elektronika semikonduktor yang merupakan gabungan dari ratusan atau ribuan komponen-komponen lain. Bentuk IC berupa kepingan silikon

Lebih terperinci

Papan Pergantian Pemain Sepak Bola Berbasis Digital Menggunakan IC4072 dan IC7447

Papan Pergantian Pemain Sepak Bola Berbasis Digital Menggunakan IC4072 dan IC7447 Volume 10 No 1, April 2017 Hlm. 44-50 ISSN 0216-9495 (Print) ISSN 2502-5325 (Online) Papan Pergantian Pemain Sepak Bola Berbasis Digital Menggunakan IC4072 dan IC7447 Teguh Arifianto Program Studi Teknik

Lebih terperinci

MODUL DASAR TEKNIK DIGITAL

MODUL DASAR TEKNIK DIGITAL MODUL DASAR TEKNIK DIGITAL ELECTRA ELECTRONIC TRAINER alexandernugroho@gmail.com HP: 08112741205 2/23/2015 BAB I GERBANG DASAR 1. 1 TUJUAN PEMBELAJARAN Peserta diklat / siswa dapat : Memahami konsep dasar

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN. 3.1 Perencanaan kerja alat Secara Blok Diagram. Rangkaian Setting. Rangkaian Pengendali. Rangkaian Output. Elektroda. Gambar 3.

BAB III PERENCANAAN. 3.1 Perencanaan kerja alat Secara Blok Diagram. Rangkaian Setting. Rangkaian Pengendali. Rangkaian Output. Elektroda. Gambar 3. 27 BAB III PERENCANAAN 3.1 Perencanaan kerja alat Secara Blok Diagram Power Supply Rangkaian Setting Indikator (Led) Rangkaian Pengendali Rangkaian Output Line AC Elektroda Gambar 3.1 Blok Diagram Untuk

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Umum Panel Inverter adalah peralatan untuk mengubah frekuensi dan tegangan untuk dapat mengontrol motor AC sangat diperlukan terutama oleh perusahaan yang banyak mempergunakan

Lebih terperinci

GERBANG UNIVERSAL. I. Tujuan : I.1 Merangkai NAND Gate sebagai Universal Gate I.2 Membuktikan table kebenaran

GERBANG UNIVERSAL. I. Tujuan : I.1 Merangkai NAND Gate sebagai Universal Gate I.2 Membuktikan table kebenaran GERBANG UNIVERSAL I. Tujuan : I.1 Merangkai NAND Gate sebagai Universal Gate I.2 Membuktikan table kebenaran II. PENDAHULUAN Gerbang universal adalah salah satu gerbang dasar yang dirangkai sehingga menghasilkan

Lebih terperinci

BAB 5. MULTIVIBRATOR

BAB 5. MULTIVIBRATOR BAB 5. MULTIVIBRATOR Materi :. Dasar rangkaian Clock / Multivibrator 2. Jenis-jenis multivibrator 3. Laju Pengisian dan Pengosongan Kapasitor 4. Multivibrator Astabil dari IC 555 5. Multivibrator Monostabil

Lebih terperinci

Desain Mesin Penjawab Dan Penyimpan Pesan Telepon Otomatis

Desain Mesin Penjawab Dan Penyimpan Pesan Telepon Otomatis Desain Mesin Penjawab Dan Penyimpan Telepon Otomatis Suherman Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara ABSTRAK Di negara maju, mesin penjawab telepon (telephone answering machine)

Lebih terperinci

=== PERANCANGAN RANGKAIAN SEKUENSIAL ===

=== PERANCANGAN RANGKAIAN SEKUENSIAL === === PERANCANGAN RANGKAIAN SEKUENSIAL === Rangkaian Sekuensial, adalah rangkaian logika yang keadaan keluarannya dipengaruhi oleh kondisi masukan dan kondisi rangkaian saat itu. Variabel Masukan Keadaan

Lebih terperinci

Jobsheet Praktikum DECODER

Jobsheet Praktikum DECODER 1 DECODER A. Tujuan Kegiatan Praktikum 6 : Setelah mempraktekkan Topik ini, mahasiswa diharapkan dapat : 1) Merangkai rangkaian DECODER. 2) Mengetahui karakteristik rangkaian DECODER. B. Dasar Teori Kegiatan

Lebih terperinci

Osilator RC. Gambar Rangkaian osilator RC dengan inverter

Osilator RC. Gambar Rangkaian osilator RC dengan inverter Pada beberapa rangkaian dibutuhkan sederetan pulsa clock dengan frekuensi tertentu. Deretan pulsa clock ini dapat dibangkitkan dengan menggunakan suatu osilator yang dibentuk dengan menggunakan gerbang

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM GERBANG LOGIKA (AND, OR, NAND, NOR)

LAPORAN PRAKTIKUM GERBANG LOGIKA (AND, OR, NAND, NOR) LAPORAN PRAKTIKUM GERBANG LOGIKA (AND, OR, NAND, NOR) Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Elektronika Lanjut Dosen Pengampu : Ahmad Aminudin, M.Si Oleh : Aceng Kurnia Rochmatulloh (1305931)

Lebih terperinci

CATU DAYA MENGGUNAKAN SEVEN SEGMENT

CATU DAYA MENGGUNAKAN SEVEN SEGMENT CATU DAYA MENGGUNAKAN SEVEN SEGMENT Hendrickson 13410221 Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknologi Industri Universitas Gunadarma 2010 Dosen Pembimbing : Diah Nur Ainingsih, ST., MT. Latar Belakang Untuk

Lebih terperinci

SOAL UJIAN PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN DAN PRAKARYA REKAYASA TEKNOLOGI (ELEKTRONIKA)

SOAL UJIAN PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN DAN PRAKARYA REKAYASA TEKNOLOGI (ELEKTRONIKA) SOAL UJIAN PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN DAN PRAKARYA REKAYASA TEKNOLOGI (ELEKTRONIKA) 1. Komponen elektronik yang berfungsi untuk membatasi arus listrik yang lewat dinamakan A. Kapasitor D. Transistor B. Induktor

Lebih terperinci

BAB IV HASIL, PENGUJIAN DAN ANALISIS. Pengujian diperlukan untuk melihat dan menilai kualitas dari sistem. Hal ini

BAB IV HASIL, PENGUJIAN DAN ANALISIS. Pengujian diperlukan untuk melihat dan menilai kualitas dari sistem. Hal ini BAB IV HASIL, PENGUJIAN DAN ANALISIS Tindak lanjut dari perancangan pada bab sebelumnya adalah pengujian sistem. Pengujian diperlukan untuk melihat dan menilai kualitas dari sistem. Hal ini diperlukan

Lebih terperinci

MAKALAH TEKNIK DIGITAL RANGKAIAN FLIP-FLOP DASAR

MAKALAH TEKNIK DIGITAL RANGKAIAN FLIP-FLOP DASAR MAKALAH TEKNIK DIGITAL RANGKAIAN FLIP-FLOP DASAR DISUSUN OLEH : Rendy Andriyanto (14102035) Sania Ulfa Nurfalah (14102039) LABORATORIUM TEKNIK ELEKTRONIKA DAN TEKNIK DIGITAL SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI TELEMATIKA

Lebih terperinci

JOBSHEET SENSOR ULTRASONIC

JOBSHEET SENSOR ULTRASONIC JOBSHEET SENSOR ULTRASONIC A. TUJUAN 1) Mempelajari prinsip kerja dari ultrasonic ranging module HC-SR04. 2) Menguji ultrasonic ranging module HC-SR04 terhadap besaran fisis. 3) Menganalisis susunan rangkaian

Lebih terperinci

LAB PTE - 05 (PTEL626) JOBSHEET 8 (ADC-ANALOG TO DIGITAL CONVERTER)

LAB PTE - 05 (PTEL626) JOBSHEET 8 (ADC-ANALOG TO DIGITAL CONVERTER) LAB PTE - 05 (PTEL626) JOBSHEET 8 (ADC-ANALOG TO DIGITAL CONVERTER) A. TUJUAN 1. Mahasiswa dapat mengetahui prinsip kerja dan karakteristik rangkaian ADC 8 Bit. 2. Mahasiswa dapat merancang rangkaian ADC

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM 25 BAB III PERANCANGAN SISTEM Sistem monitoring ini terdiri dari perangkat keras (hadware) dan perangkat lunak (software). Perangkat keras terdiri dari bagian blok pengirim (transmitter) dan blok penerima

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dibahas dasar teori yang berhubungan dengan perancangan skripsi antara lain fungsi dari function generator, osilator, MAX038, rangkaian operasional amplifier, Mikrokontroler

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT Pada bab ini menjelaskan tentang perancangan sistem alarm kebakaran menggunakan Arduino Uno dengan mikrokontroller ATmega 328. yang meliputi perancangan perangkat keras (hardware)

Lebih terperinci

SISTEM KEAMANAN DENGAN MENGGUNAKAN CHIP EPROM TUGAS AKHIR OLEH: DIMAS ANGGIT ARDIYANTO

SISTEM KEAMANAN DENGAN MENGGUNAKAN CHIP EPROM TUGAS AKHIR OLEH: DIMAS ANGGIT ARDIYANTO SISTEM KEAMANAN DENGAN MENGGUNAKAN CHIP EPROM TUGAS AKHIR OLEH: DIMAS ANGGIT ARDIYANTO 01.50.0101 PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA SEMARANG 2007

Lebih terperinci

ALAT UKUR TINGGI BADAN DENGAN GELOMBANG ULTRASONIK BERPENAMPILAN DIGITAL

ALAT UKUR TINGGI BADAN DENGAN GELOMBANG ULTRASONIK BERPENAMPILAN DIGITAL ALAT UKUR TINGGI BADAN DENGAN GELOMBANG ULTRASONIK BERPENAMPILAN DIGITAL Prastyono Eko Pambudi 1), Yunarto Tri Wahyu Aji 2) 1,2 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri, Institut Sains &Teknologi

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan mulai pada November 2011 hingga Mei Adapun tempat

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan mulai pada November 2011 hingga Mei Adapun tempat III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan mulai pada November 2011 hingga Mei 2012. Adapun tempat pelaksanaan penelitian ini adalah di Laboratorium Elektronika Dasar

Lebih terperinci

BAB III DASAR PEMILIHAN KOMPONEN. 3.1 Pemilihan Komponen Komparator (pembanding) Rangkaian komparator pada umumnya menggunakan sebuah komponen

BAB III DASAR PEMILIHAN KOMPONEN. 3.1 Pemilihan Komponen Komparator (pembanding) Rangkaian komparator pada umumnya menggunakan sebuah komponen BAB III DASAR PEMILIHAN KOMPONEN 3.1 Pemilihan Komponen Komparator (pembanding) Rangkaian komparator pada umumnya menggunakan sebuah komponen Operasional Amplifier (Op-Amp). Adapun komponen yang akan digunakan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM 36 BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Diagram Blok Rangkaian Perancangan sistem traffic light pada empat persimpangan pada jalan raya ini menggunakan Arduino uno, yang berfungsi untuk mengontrol atau memonitor

Lebih terperinci

Konsep dasar perbedaan

Konsep dasar perbedaan PENDAHULUAN Konsep dasar perbedaan ANALOG DAN DIGITAL 1 ANALOG Tegangan Berat Suhu Panjang Kecepatan dlsb 2 DIGITAL Pulsa 0 dan 1 Digit Biner Bit Numerik 3 Benarkah definisi tersebut tadi? 4 ANALOG DIGITAL

Lebih terperinci

RANGKAIAN LOGIKA DISKRIT

RANGKAIAN LOGIKA DISKRIT RANGKAIAN LOGIKA DISKRIT Materi 1. Gerbang Logika Dasar 2. Tabel Kebenaran 3. Analisa Pewaktuan GERBANG LOGIKA DASAR Gerbang Logika blok dasar untuk membentuk rangkaian elektronika digital Sebuah gerbang

Lebih terperinci

ANALISA RANGKAIAN ALAT PENGHITUNG JUMLAH MOBIL PADA PELATARAN PARKIR. Noveri Lysbetti Marpaung

ANALISA RANGKAIAN ALAT PENGHITUNG JUMLAH MOBIL PADA PELATARAN PARKIR. Noveri Lysbetti Marpaung ANALISA RANGKAIAN ALAT PENGHITUNG JUMLAH MOBIL PADA PELATARAN PARKIR Noveri Lysbetti Marpaung Staf Pengajar Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik,, Universitas Riau. Kampus: Binawidya km. 12,5 Simpang

Lebih terperinci

FLIP-FLOP. FF-SR merupakan dasar dari semua rangkaian flip flop. FF-SR disusun dari dua gerbang NAND atau dua gerbang NOR. Gambar Simbol SR Flip-Flop

FLIP-FLOP. FF-SR merupakan dasar dari semua rangkaian flip flop. FF-SR disusun dari dua gerbang NAND atau dua gerbang NOR. Gambar Simbol SR Flip-Flop FLIP-FLOP FLIP-FLOP merupakan suatu rangkaian yang terdiri sdari dua elemen aktif (Transistor) yang erjanya saling bergantian. Fungsinya adalah sebagai berikut: 1. Menyimpan bilangan biner 2. Mencacah

Lebih terperinci