BAB III METODE PENELITIAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III METODE PENELITIAN"

Transkripsi

1 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain dalam penelitian ini menggunakan desain Deskriptif Korelasi dengan pendekatan Cross Sectional, yaitu penelitian untuk mengetahui hubungan pelaksanaan fungsi pengarahan kepala ruangan dengan kepuasan kerja perawat pelaksana di Ruang Rawat Inap RSU Sari Mutiara Medan Tahun B. Populasi dan Sampel 1. Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perawat di ruangan rawat inap Rumah Sakit Umum Sari Mutiara Medan sebanyak 105 orang perawat tahun Sampel Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian dari jumlah keseluruhan perawat yang bekerja di ruang rawat inap RSU Sari Mutiara Medan Tahun Jumlah sampel diambil dengan menggunakan Rumus Arikunto (2006) yaitu : 30% x 105 Perawat = 32 Perawat Berdasarkan Rumus Arikunto (2006), didapatkan jumlah sampel sebanyak 32 perawat dengan pengambilan sampel menggunakan accidental sampling yaitu mengambil responden yang kebetulan ada atau yang sedang dinas pada tempat penelitian (Notoadmojo, 2010). C. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Ruang Rawat Inap RSU Sari Mutiara Medan Tahun 2014.

2 2. Waktu Penelitian Waktu penelitian ini dilaksanakan pada Bulan November 2013 sampai Juni Tahun D. Definisi Operasional Tabel 3.1. Definisi Operasional No Varibel Penelitian Independen: Fungsi Pengarahan Kepala Ruangan Dependen: Kepuasan Kerja Perawat pelaksana Defenisi Operasional Cara Ukur Hasil Ukur Skala Ukur Suatu fungsi kepemimpinan kepala ruangan untuk meningkatkan efisiensi kerja perawat secara maksimal, serta menciptakan lingkungan kerja yang sehat, dinamis demi tujuan yang ingin dicapai. Kuisioner Kategori Baik : Cukup:41-61 Kurang:20-40 Ordinal Suatu kondisi dimana perawat merasa senang, nyaman dan terhadap pekerjaan yang terkait dengan instruksi yang telah diberikan oleh kepala ruangan kepada perawat pelaksana. Kuisioner Ketegori Baik:62-82 Cukup:41-61 Kurang:20-40 Ordinal E. Aspek Pengukuran 1. Pelaksanaan Fungsi Pengarahan Untuk mengukur fungsi pengarahan kepala ruangan, maka dibentuk kuisioner dengan 20 pernyataan. 10 dengan pernyataan positif (nomor 1 s/d 10) dan 10 untuk pernyataan negatif ( nomor 11 s/d 20 ),dengan 4 pilihan jawaban sangat setuju (SS), setuju (S), kurang setuju (KS), tidak setuju (TS). Skor yang telah ditentukan untuk pernyataan positif sangat setuju = 4, setuju = 3, kurang setuju = 2, tidak setuju =1, sebaliknya skor untuk pernyataan negatif dengan jawaban tidak setuju = 4, kurang setuju = 3, setuju = 2, sangat setuju =1. Jumlah skor tertinggi = 80 dan jumlah skor terendah = 40 dengan rumus statistik (Notoatmodjo, 2010) :

3 Rentang (Nilai Tertinggi Nilai terendah) Banyak Kelas (BK) Keterangan: = I : Panjang interval Rentang : Nilai tertinggi Nilai terendah Banyak kelas : Jumlah kategori = Keterangan: Kategori baik diberi skor = 3 = 20 : Kategori cukup diberi skor : Kategori kurang baik diberi skor : Kepuasan Kerja Untuk mengukur kepuasan kerja perawat pelaksana maka dibentuk kuisioner dengan 20 pernyataan. Dengan 4 pilihan jawaban sangat setuju (SS) = 4, setuju (S) = 3, kurang setuju (KS) = 2, tidak setuju (TS) = 1. Jumlah skor tertinggi = 80 dan jumlah skor terendah = 20 dengan rumus statistik (Notoatmodjo, 2010) : Rentang (Nilai Tertinggi Nilai terendah) Banyak Kelas (BK) Keterangan: = I : Panjang interval Rentang : Nilai tertinggi Nilai terendah Banyak kelas : Jumlah kategori

4 = Keterangan: = 3 = 20 Kategori puas diberi skor : Kategori cukup puas diberi skor : Kategori kurang puas diberi skor : F. Metode Pengumpulan Data 1. Data Primer Data primer yaitu data yang diperoleh dari responden dengan menggunakan kuisioner dan daftar pernyataan oleh peneliti yang diberikan secara langsung kepada respoden yang akan diteliti. Sebelum pengumpulan data dilakukan, peneliti terlebih dahulu diberikan penjelasan tentang isi dari daftar pernyataan dan maksud penelitian ini kepada responden. 2. Data Sekunder Data sekunder yaitu teknik data yang dilakukan melalui studi bahan-bahan kepustakaan yang perlu untuk mendukung data primer. Pengumpulan data sekunder diperoleh dari Medical Record RSU Sari Mutiara Medan berupa data jumlah perawat setiap ruang rawat inap serta karakterisrik kepala ruangan. G.Etika Penelitian Penelitian dilakukan dengan melibatkan perawat sebagai subjek penelitian. Oleh karena itu peneliti memahami prinsip-prinsip etika penelitian supaya tidak melanggar hak-hak otonomi perawat yang juga menjadi klien (Nursalam, 2008). Terdapat empat prinsip utama dalam etik keperawatan, meliputi :

5 1. Menghormati Harkat dan Martabat Manusia. Subjek memiliki hak asasi dan kebebasan untuk menuntukan pilihan ikut atau menolak penelitian (autonomy). Dalam penelitian ini, peneliti terlebih dahulu memberikan informasi kepada calon responden yaitu : tentang pelaksanaan penelitian, resiko penelitian, keuntungan yang mungkin didapat dan kerahasiaan informasi. Setelah mendapatkan penjelasan yang lengkap dan mempertimbangkan dengan baik, responden diberikan Informed Consent. 2. Menghormati Privasi dan Kerahasiaan Subjek (respect for privacy and confidentiality) Peneliti merahasiakan berbagai informasi yang menyangkut privasi responden yang tidak ingin identitas dan segala informasi tentang dirinya diketahui oleh orang lain. Prinsip ini dapat diterapkan dengan cara meniadakan identitas subjek dan diganti dengan kode tertentu. 3. Menghormati Keadilan dan Inklusivitas (respect for justice inclusiveness) Prinsip keterbukaan dalam penelitian mengandung makna bahwa penelitian dilakukan secara jujur, tepat, cermat dan hati-hati serta professional. Sedangkan prinsip keadilan mengandung makna bahwa penelitian memberikan keuntungan dan beban secara merata sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan subjek. H. Pengolahan dan Analisa Data 1. Pengolahan Data Menurut Notoatmodjo (2010), Setelah data terkumpul, peneliti melakukan pengolahan data melalui beberapa tahap : a. Editing Editing data dilakukan peneliti untuk pengecekan kelengkapan data yang telah dikumpulkan, hal ini dilakukan agar tidak terjadi kesalahan dalam penelitian. Editing dilakukan segera setelah peneliti memperoleh hasil kuisioner yang diisi langsung oleh responden, sehingga apabila terjadi kesalahan data dapat segera

6 diperbaiki. Pada saat peneliti meminta kuisioner kepada responden, bila peneliti mendapatkan satu responden yang sengaja menjawab tidak lengkap sesuai denga pernyataan-pernyataan pada kuisioner, pada kasus tersebut peneliti mengambil tindakan klarifikasi kepada responden mengenai beberapa item pernyataan yang tidak diisi dan memberi kesempatan sekali lagi kepada responden untuk mengisi kuisioner yang belum terisi tersebut. b. Coding Data yang dikumpulkan diberi kode dan dikelompokkan untuk mempermudah analisa data yang dilakukan dalam bentuk tabel. Pada variabel fungsi pelaksanaan fungsi pengarahan kepala ruangan menggunakan angka Baik=1, Cukup=2, Kurang=3. Sementara pada variabel kepuasan kerja perawat pelaksana menggunakan angka Baik=1, Cukup=2, Kurang=3. Selain itu, beberapa unsur lain ikut dilakukan coding adalah (1) Umur : tahun diberi kode 1, diberi kode 2, diberi kode 3, >30 tahun diberi kode 4. (2) Jenis Kelamin : laki-laki diberi kode 1, perempuan diberi kode 2. (3) Pendidikan terakhir : DIII Keperawatan diberi kode 1, S1 Keperawatan diberi kode 2. (4) Lama Kerja : 1-2 tahun diberi kode 1, 2-4 tahun diberi kode 2, 4-6 tahun diberi kode 3, >6 diberi kode 4. c. Entry Data, yakni jawaban-jawaban dari masing-masing responden yang dalam bentuk kode (angka/ huruf), dimasukkan ke dalam program software komputer. Setelah peneliti mengubah data responden dan hasil kuisioner kedalam bentuk angka, selanjutnya peneliti memasukan data tersebut kedalam software computer (microscoft excel) yaitu dalam bentuk master tabel, kemudian peneliti memasukan data kedalam bentuk SPSS 15.0 untuk menguji data tersebut ke uji statistik Sperman s.

7 d. Tabulating Proses menyajikan data terutama pengolahan data dengan menggunakan tabel, baik tabel distribusi frekuensi maupun tabulasi silang. Peneliti memasukkan data ke dalam tabel frekuensi untuk mempermudah pengolahan data dan analisa data dan pengambilan keputusan yaitu memasukkan karakteristik responden berdasarkan umur, jenis kelamin, pendidikan dan lama kerja, memasukkan data fungsi pelaksanaan pengarahan kepala ruangan ke dalam tabel frekuensi fungsi pelaksanaan pengarahan kepala ruangan, memasukkan data kepuasan kerja perawat pelaksana ke dalam tabel frekuensi kepuasan kerja perawat pelaksana. 2. Analisa Data 1. Analisa Univariat Analisa univariat dilakukan secara deskriptif dari masing-masing variabel dengan tabel distribusi frekuensi disertai penjelasan dari variabel pelaksanaan fungsi pengarahan kepala ruangan, variabel kepuasan kerja perawat pelaksana. 2. Bivariat Analisa bivariat dilakukan untuk melihat hubungan antara dua variabel dependen dan independen dengan menggunakan uji statistik Spearman pada α = 0.05 dengan Ci=95%. Bila hasil analisa diperoleh nilai p value > 0.05, maka Ha ditolak yang artinya tidak ada hubungan antara pelaksanaan fungsi pengarahan dan kepuasan kerja perawat di ruang rawat inap RSU Sari Mutiara Medan Tahun Jika nilai p value < 0.05, maka Ha diterima yang artinya ada hubungan antara pelaksanaan fungsi pengarahan dan kepuasan kerja perawat di ruang rawat inap RSU Sari Mutiara Medan Tahun 2014.

8 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Gambaran Umum RSU Sari Mutiara Medan RSU Sari Mutiara berada di Jln. Kapten Muslim No.79 Medan. RSU Sari Mutiara adalah rumah sakit swasta yang memiliki pelayanan klasifikasi tipe B. RSU Sari Mutiara Medan memiliki visi dan misi untuk menciptakan dan memberikan pelayanan yang berkualitas terhadap masyarakat. RSU Sari Mutiara memiliki 105 perawat pelaksana dengan 9 ruangan rawat inap (lantai 2A, 2B, 2C, lantai 3, ruang naonatus lantai 4, ruang stella 2A, stella 2B, stella 3A dan stella 3B). Setiap ruang rawat inap RSU Sari Mutiara masing-masing dpimpin oleh seorang kepala ruangan (karu), dimana peran kepala ruangan bertugas mengkontrol semua tindakan asuhan keperawatan yang dilaksanakan oleh perawat pelaksana serta memberikan arahan kepada para perawat pelaksana. Di RSU Sari Mutiara, pemilihan sebagai kepala ruangan mempunyai kriteria, seperti pendidikan harus S1 Keperawatan, selain itu lama kerja juga berpengaruh untuk dijadikan sebagai seorang kepala ruangan. Mayoritas yang menjabat sebagai kepala ruangan di ruang rawat inap RSU Sari Mutiara adalah DIII Keperawatan dan lama kerja lebih dari 2 tahun. Manajemen keperawatan yang diterapkan di RSU Sari Mutiara Medan masih menggunakan model penugasan fungsional, dimana pada model ini kepala ruangan menentukan tugas setiap perawat dalam suatu ruangan dan perawat akan melaporkan tugas-tugas yang dikerjakan kepada kepala ruangan. Kepala ruangan bertanggung jawab dalam membuat laporan pasien. Dalam model penugasan fungsional ini, koordinasi antar perawat dan kepala ruangan terlihat juga masih kurang. Model penugasan fungsional ini, hanya berorientasi pada penugasan tugas, bukan kualitas, sehingga pendekatan secara holistik susah dicapai. Oleh

9 karena itu, penugasan fungsional adalah salah satu model penugasan yang sangat tepat jika jumlah perawatnya terbatas. Fungsi pengarahan dalam bentuk supervisi maupun motivasi masih kurang dirasakan oleh perawat di ruang rawat inap RSU Sari Mutiara Medan, dimana pemberian motivasi kepada perawat pelaksana masih jarang diberikan kepada perawat yang bertujuan untuk memotivasi, membimbing maupun mengarahkan para perawat pelaksana. Pelaksanaaan supervisi yang seharusnya terjadwal secara tersusun dan seharusnya didiskusikan secara bersama-sama kepala ruangan dengan perawat masih jarang dilakukan, sedangkan kepuasan yang dirasakan para perawat di ruang rawat inap RSU Sari Mutiara masih terbilang cukup, hal ini diakibatkan karena masih adanya perubahan atau terjadinya rotasi tempat kerja yang membuat perawat merasa kurang puas terhadap lingkungan yang baru, tempat perawat ditempatkan. Penelitian ini dilaksanakan mulai tanggal 8 Mei sampai dengan 10 Juni Penelitian ini melibatkan 32 responden yaitu perawat.

10 2. Analisa Uivariat a. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur, Jenis Kelamin, Pendidikan, Lama Kerja Perawat Pelaksana di Ruang Rawat Inap RSU Sari Mutiara Medan Tahun 2014 (n = 32) Variabel Umur Jenis kelamin Pendidikan Lama kerja Jumlah Persentase (%) tahun tahun >30 tahun Laki-laki Perempuan DIII S tahun tahun tahun 8 25 >6 tahun 2 6 Berdasarkan tabel 4.1 diatas, dapat diketahui distribusi frekuensi responden berdasarkan umur mayoritas umur responden tahun sebesar 84,4%, berdasarkan jenis kelamin responden mayoritas perempuan sebesar 96,9%, berdasarkan pendidikan responden mayoritas pendidikan DIII Keperawatan sebesar 94%, berdasarkanm lama kerja responden mayoritas lama kerja 2-4 tahun sebesar 47%.

11 b. Distribusi Frekuensi Pelaksanaan Fungsi Pengarahan Kepala Ruangan Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pelaksanaan Fungsi Pengarahan Kepala Ruangan di Ruang Rawat Inap RSU Sari Mutiara Medan Tahun 2014 (n = 32) Variabel Jumlah Persentse (%) Baik 2 6,3 Cukup 29 90,6 Kurang 1 3,1 Berdasarkan tabel 4.2 diatas, dapat diketahui bahwa pelaksanaan fungsi kepala ruangan yang dinilai oleh perawat pelaksana mayoritas cukup sebesar 90,6%. c. Distribusi Frekuensi Kepuasan Kerja Perawat Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Kepuasan Kerja Perawat Pelaksana di Ruang Rawat Inap RSU Sari Mutiara Medan Tahun 2014 (n = 32) Variabel Jumlah Persentse (%) Baik 1 3,1 Cukup 21 65,6 Kurang 10 31,3 Berdasarkan tabel 4.3 diatas, dapat diketahui bahwa kepuasan kerja perawat pelaksana mayoritas cukup sebesar 65,6%.

12 3. Analisa Bivariat a. Hubungan Pelaksanaan Fungsi Pengarahan Kepala Ruangan dengan Kepuasan Kerja Perawat Pelaksana di Ruang Rawat Inap RSU Sari Mutiara Medan Tahun 2014 Tabel 4.4 Tabulasi Silang Antara Hubungan Pelaksanaan Fungsi Pengarahan Kepala Ruangan dengan Kepuasan Kerja Perawat Pelaksana di Ruang Rawat Inap RSU Sari Mutiara Medan Tahun 2014 (n = 32) Pelaksanaan Kepuasan Kerja Perawat Pelaksana Fungsi Baik Pengarahan Total p Cukup Kurang n % n % N % 3, , ,5 9 28, ,6 n % Baik 1 3,1 Cukup 0 0 Kurang ,1 1 3,1 Jumlah 1 3, , , Kepala Ruangan 1 0,018 Berdasarkan tabel 4.4 diatas, dapat dilihat pelaksanaan fungsi pengarahan kepala ruangan baik sebesar 6,3% dengan kepuasan kerja perawat pelaksana baik sebesar 3,1%, cukup sebesar 3,1%, dan kurang sebesar 0%. Pelaksanaan fungsi pengarahan kepala ruangan cukup sebesar 90,6%, dengan kepuasan kerja perawat pelaksana baik sebesar 0%, cukup sebesar 62,5%, dan kurang sebesar 28,1%. Fungsi pengarahan kepala ruangan kurang sebesar 3,1%, dengan kepuasan kerja perawat pelaksana baik sebesar 0%, cukup sebesar 0%, dan kurang sebesar 3,1%.

13 Dari hasil uji statistic Sperman s menunjukkan bahwa nilai p value sebesar ( α < 0.05) yang berarti ada hubungan antara pelaksanaan fungsi pengarahan kepala ruangan dengan kepuasan kerja perawat pelaksana di ruang rawat inap RSU Sari Mutiara Indonesia Medan Tahun B. Pembahasan 1. Intrepetasi dan Diskusi Hasil Dari hasil penelitian yang dilakukan tentang Hubungan Pelaksanaan Fungsi Pengarahan Kepala Ruangan dengan Kepuasan Kerja Perawat Pelaksana di Ruang Rawat Inap RSU Sari Mutiara Medan Tahun 2014 yang didapat peneliti adalah: a. Pelaksanaan Fungsi Pengarahan Kepala Ruangan Berdasarkan hasil uji statistik penelitian pelaksanaan fungsi pengarahan kepala ruangan di ruang rawat inap RSU Sari Mutiara Medan yang dinilai oleh perawat pelaksana baik sebesar 6,3%, cukup sebesar 90,6%, dan kurang sebesar 3,1%. Pelaksanaan fungsi pengarahan kepala ruangan mayoritas cukup, hal ini disebabkan mayoritas responden menjawab kurang setuju pada tentang pelaksanaan fungsi perngarahan dalam bentuk supervisi pada pernyataan kuisioner tentang penentuan tujuan supervisi bersama dengan perawat (kuisioner 4). Menurut Puguh (2012), supervisi merupakan salah satu fungsi pengarahan yang yang harus dilakukan oleh seorang kepala ruangan yang dapat digunakan sebagai upaya menjamin kualitas tindakan keperawatan yang ingin dicapai. Teori yang sama dikemukan oleh Wiyana (dalam Khana, 2008), supervisi merupakan salah satu proses kegiatan atau pelaksanaan sistem manajemen yang merupakan bagian dari fungsi pengarahan serta pengawasan dan pengendalian (controlling). De Kron dan Gray (dalam Khana, 2008), mengartikan supervisi sebagai kegiatan yang merencanakan, mengarahkan, membimbing, mengajar, mengobservasi, mendorong, memperbaiki, mempercayai dan mengevaluasi

14 secara berkesinambungan anggota secara menyeluruh sesuai dengan kemampuan dan keterbatasan yang dimiliki anggota, sehingga dengan adanya supervisi dari kepala ruangan fungsi pengarahan akan terlaksana dengan baik. Menurut Kuswantoro (2007), menyebutkan supervisi sebagai suatu proses kegiatan pemberian dukungan sumber-sumber (resources) yang dibutuhkan perawat dalam rangka menyelesaikan tugas untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Menurut Mulyati (2005), menyebutkan supervisi merupakan salah satu cara yang tepat untuk mencapai tujuan pelayanan rumah sakit khususnya pelayanan keperawatan. Supervisi pada dasarnya tidak mencari siapa yang salah, tetapi memberi petunjuk, bimbingan dan pengarahan supaya dapat menyelesaikan tugas secara efektif dan efisien. Pemimpin perawat diharapkan dapat menjalin hubungan interpersonal yang erat dengan para staf agar tujuan supervisi yang meliputi: meningkatkan motivasi, kreatifitas dan kemampuan para perawat pelaksana dapat tercapai. Sehingga peningkatan kualitas pelayanan keperawatan akan dapat terwujud (Mulyati, 2005). Menurut Gillies (dalam Zakiyah, 2012), kegiatan supervisi akan mengusahakan seoptimal mungkin kondisi kerja yang kondusif dan nyaman yang mencakup lingkungan fisik, lingkungan kerja dan jumlah sumber-sumber yang dibutuhkan untuk memudahkan pelaksanaan tugas. Oleh karena itu tujuan supervisi diarahkan pada kegiatan, mengorientasikan staf dan pelaksana keperawatan, memberikan arahan dalam pelaksanaan kegiatan sebagai upaya untuk menimbulkan kesadaran dan mengerti akan peran dan fungsinya sebagai staf dan difokuskan pada kemampuan staf dan pelaksanaan keperawatan dan memberikan asuhan keperawatan (Gillies dalam Zakiyah, 2012). Menurut Simamora (2009), bahwa fungsi pengarahan dari kepala ruangan didapatkan melalui: saling memberi motivasi, membantu pemecahan masalah, melakukan pendelegasian, menggunakan komunikasi yang efektif, melakukan

15 kolaborasi dan koordinasi. Kegiatan saling memberi motivasi merupakan unsur yang penting dalam pelaksanaan tugas pelayanan dan asuhan keperawatan di ruang rawat inap. Hal-hal yang perlu dilakukan oleh kepala ruang adalah selalu memberikan umpan balik terhadap hal-hal yang positif, memanggil perawat yang kurang termotivasi, mungkin prestasi yang dicapai perlu diberikan penghargaan (Simamora, 2009). Menurut Muninjaya (2004) terdapat lima tujuan dan fungsi pengarahan, antara lain : (1) Pengarahan bertujuan menciptakan kerja sama yang lebih efisien. Pengarahan memungkinkan terjadinya komunikasi antara atasan dan bawahan. (2) Pengarahan bertujuan mengembangkan kemampuan dan keterampilan staf. (3) Pengarahan bertujuan menumbuhkan rasa memiliki dan menyukai pekerjaan. Perawat yang diarahkan jika salah, diberi motivasi jika kinerja menurun, dan diberi apresiasi atas hasil kerja akan memberikan penguatan rasa memiliki dan menyukai pekerjaan. (4) Pengarahan bertujuan mengusahakan suasana lingkungan kerja yang dapat meningkatkan motivasi dan prestasi kerja staf. (5) Pengarahan bertujuan membuat organisasi berkembang lebih dinamis. Menurut Widyastuti (2008), supervisi harus dilakukan oleh perawat manajer yang memiliki kompetensi baik dalam manajemen maupun asuhan keperawatan serta menguasai pilar-pilar profesionalisme. Materi supervisi atau pengawasan harus disesuaikan dengan uraian tugas masing-masing staf perawat yang disupervisi, hal tersebut dimaksudkan agar perawat dapat mempersiapkan diri ketika disupervisi oleh atasan namun bukan berarti mengada-ada. Kegiatan supervisi yang dilakukan secara optimal dapat menjamin kegiatan pelayanan sesuai dengan standar mutu profesional yang telah ditetapkan oleh organisasi profesi (PPNI 2002, dalam Widyastuti, 2008). Mayoritas responden menjawab kurang setuju dalam pelaksanaan fungsi pengarahan dalam segi pendelegasian tugas pada peryataan tentang kepala ruangan menentukan sendiri waktu untuk memeriksa pekerjaaan yang

16 didelegasikan oleh kepala ruangan kepada perawat (kuisioner no 14). Menurut Cecep (2013), delegasi merupakan suatu penyelesaian tanggungjawab di suatu organisasi yang harus dilakukan bersama-sama dengan staf agar proses delegadi terlaksana secara efektif. Delegasi merupakan suatu proses dimana sesorang atasan mempercayakan pekerjaan dan tanggung jawab tertentu pada seseorang untuk dikerjakan (Cecep, 2013). Pada pelaksanaan fungsi pengarahan dari segi motivasi, responden menjawab kurang setuju apabila perawat membutuhkan bimbingan dan arahan yang disampaikan oleh kepala ruangan (kuisioner no 13). Didalam lingkungan perusahaan sangat diperlukan motivasi kerja, maka perlu diciptakan motivasi yang searah untuk mencapai tujuan bersama dalam rangka kelangsungan usaha dan ketenangan kerja, sehingga apa yang menjadi kehendak dan cita cita kedua belah pihak dapat diwujudkan (Vest dan Markham dalam Donny, 2005). Menurut Cecep (2013), motivasi diartikan sebagai dorongan, kekuatan, kebutuhan, semangat yang mendorong seseorang untuk mencapai prestasi tertentu sesuai dengan apa yang dikehendakinya. Menurut Wiramihardja (dalam Efa dkk, 2011), motivasi diartikan sebagai kebutuhan psikologis yang telah memliki corak atau arah yang ada dalam diri individu yang harus dipenuhi kejiwaannya terpelihara, yaitu keadaan seimbang yang nyaman. Pada pelaksanaan fungsi pengarahan dari segi manajemen konflik, mayoritas responden menjawab kurang setuju apabila terjadi suatu masalah, kepala ruangan menceritakan masalah yang terjadi kepada orang yang seharusnya tidak perlu tahu (kuisioner 18). Menghadapi konflik ditempat kerja, seorang manajer harus mampu menjadi penegah konflik dan menyelesaikannya, konflik yang terjadi didiskusikan bersama dengan staf tanpa perlu melibatkan orang yang lain yang tidak perlu dalam penyelesaian konflik yang terjadi. (Marquis, dalam Simamora 2009).

17 Konflik hadir kapan saja, ketika satu perangkat tujuan, kebutuhan atau minat tidak sesuai dengan perangkat yang lain. Strategi manajemen konflik terdiri dari kolaborasi, kompromi, kompetisi, akomodasi, dan menghindar (Marquis dalam Simamora, 2009). Menurut asumsi peneliti, fungsi pengarahan dari kepala ruangan sangat penting dan selalu berkaitan erat dengan perencanaan kegiatan keperawatan di ruang rawat inap dalam rangka menugaskan perawat untuk melaksanakan tujuan yang akan ditentukan dalam melakukan asuhan keperawatan. Fungsi pengarahan bertujuan untuk membuat para perawat pelaksana semakin termotivasi dalam melaksanakan arahan dari kepala ruangan sesuai dengan tujuan dalam pelaksanaan asuhan keperawatan secara efisien. b. Kepuasan Kerja Perawat Pelaksana di Ruang Rawat Inap Berdasarkan hasil uji statistik penelitian terhadap kepuasan kerja perawat pelaksana di ruang rawat inap RSU Sari Mutiara Medan bahwa kepuasan kerja perawat pelaksana baik sebesar 3,1%, cukup sebesar 65,6%, dan kurang sebesar 31,3%. Kepuasan kerja perawat pelaksana mayoritas cukup hal ini disebabkan dari perawat kurang puas dalam hal penempatan lingkungan kerja, pola interaksi sesama rekan maupun dengan kepala ruangan terlihat kaku, kurangnya kesempatan pengembangan karir serta pelatihan untuk perawat pelaksana belum sepenuhnya dirasakan oleh perawat pelaksana. Menurut Sigit, bahwa pencapaian kepuasan kerja perawat bisa melalui adanya pekerjaan yang menantang, tanggung jawab, potensi pengembangan diri, otonomi, wewenang, lingkungan kerja yang menyenangkan, jam kerja yang disepakati (Mariner, dalam Sigit). Menurut Cusway dan Lodge (dalam Sigit), kepuasan kerja perawat didapatkan karena adanya keanekaragaman pekerjaan, pengawasan, relevansi tugas, umpan balik hasil dan pertumbuhan pribadi. Kepuasan bisa ditingkatkan dengan berbagai macam cara seperti menciptakan kondisi kerja, sistem supervisi yang baik, pemberian wewenang atau otonomi, umpan balik, kesempatan berkembang.

18 Menurut Eka (2008), kepuasan kerja (job satisfaction) merupakan sasaran penting dalam manajemen Sumber Daya Manusia (SDM), karena secara langsung maupun tidak langsung akan berpengaruh terhadap produktifitas kerja. Seorang karyawan akan memberikan pelayanan dengan sepenuh hatinya kepada organisasi sangat tergantung pada apa yang dirasakan karyawan itu terhadap pekerjaan, rekan kerja, dan supervisor. Perasaan dan kepuasan karyawan mempengaruhi perkembangan pola interaksi rutin. Kepuasan dan sikap karyawan merupakan faktor penting dalam menentukan tingkah laku dan respon mereka terhadap pekerjaan dan melalui tingkah laku serta respon inilah dapat dicapai efektifitas organisasional (Handoko dalam Eka, 2008). Menurut teori Barry & Huston (dalam Ahcmad, 2001), kepuasan discrepancy dan lawler facet, semakin kecil perbedaan antara keinginan dan hasil yang diperoleh karyawan berhubungan kuat dengan kepuasan seseorang. Teori sejalan yang dikemukakan oleh Robins SP (dalam Mipratul, 2010) menyatakan umur berpengaruh terhadap kepuasan kerja seseorang. Menurut Zachliherni (2010), kepuasan kerja dapat mempengaruhi kinerja perawat, dimana kinerja perawat yang baik dihasilkan dari fungsi pengarahan yang baik dari kepala ruangan. Kepuasan kerja yang baik dapat diperoleh seseorang jika didukung oleh faktor eksternal, salah satu contohnya adalah memiliki hubungan yang baik dengan atasan dan rekan kerja. Menurut Robbins (dalam Agustina, 2009) mendefinisikan kepuasan kerja sebagai sikap umum seorang individu terhadap pekerjaannya, dimana dalam pekerjaan tersebut seseorang dituntut untuk berinteraksi dengan rekan sekerja dan atasan, mengikuti aturan dan kebijaksaan organisasi, memenuhi standar kinerja. Menurut Siagian (dalam Wahyuningrum, 2008), kepuasan kerja ialah sikap umum seseorang terhadap pekerjaannya. Artinya secara umum dapat dirumuskan bahwa seseorang yang memiliki rasa puas terhadap pekerjaannya akan mempunyai sikap yang positif terhadap organisasi dimana ia berkarya.

19 Seseorang yang merasa puas dalam bekerja apabila aspek-aspek pekerjaan dan aspek harapan dalam dirinya saling mendukung, dan sebaliknya jika aspek tersebut tidak mendukung, seseorang akan merasa tidak puas. Aspek aspek yang terlibat dalam pekerjaan antara lain upah atau gaji yang diterima, kesempatan pengambangan karir, hubungan dengan rekan kerja pegawai yang lainnya, penempatan kerja, jenis pekerjaan dan mutu pengawasan. Sedangkan perasaan yang berhubungan dengan diri sendiri antara lain umur, kondisi kesehatan, kemampuan dan pendidikan (Mangkunegara, 2009,dalam Mazly ;2010). Menurut Robbins (2006), mengatakan bahwa para pekerja yang bahagia tidak selalu menjadi pekerja yang produktif. Menurut( Kreitner dan Kinicki (2010) dalam Ana, 2008), mengatakan bahwa kepuasan kerja dengan produktivitas pegawai sangat berhubungan dan hal ini menjadi kunci utama bagi manager untuk meningkatkan produktivitas kerja pegawainya. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Maylor (dalam Astuti, 2010) menyebutkan dalam penelitian kualitatifnya bahwa tingkat kepuasan perawat yang cukup akan menyebabkan penurunan kualitas kerja perawat sehingga akan berdampak pada mutu pelayanan keperawatan yang diberikan. Pelayanan keperawatan yang berkualitas akan mendukung kepuasan pasien terhadap pelayanan yang diterima. Menurut asumsi peneliti, bahwa kepuasan kerja itu merupakan indikator terpenting dalam bekerja di suatu instansi. Kepuasan kerja perawat dapat meningkat dengan terpenuhinya faktor-faktor kepuasan, akan menjadikan perawat pelaksana memberikan pelayanan asuhan keperawatan didalam instansi rumah sakit.

20 c. Hubungan Fungsi Pengarahan Kepala Ruangan Dengan Kepuasan Kerja Perawat Pelaksana Di Ruang Rawat Inap Dari hasil uji statistik dengan menggunakan uji Sperman s, diperoleh hasil nilai p = 0,018 (α < 0,05) berarti ada hubungan antara Pelaksanaan Fungsi Pengarahan Kepala Ruangan Dengan Kepuasan Kerja Perawat Pelaksana Di Ruang Rawat Inap RSU Sari Mutiara Indonesia Medan Tahun Supervisi merupakan salah satu fungsi pengarahan dalam manajemen, dimana supervisi adalah proses pemberian bimbingan, pengarahan, dorongan, melakukan observasi, dan evaluasi terhadap tindakan keperawatan. Kondisi penerapan supervisi oleh kepala ruangan terhadap perawat pelaksana RSU Sari Mutiara Medan tergolong cukup. Berdasarkan hasil proporsi atas jawaban yang diberikan oleh responden, diketahui bahwa sebagian besar responden mendapatkan bentuk supervisi yang memberikan tanggapan yang cukup apabila perawat berkonsultasi, memberikan pengarahan, dan memberikan petunjuk petunjuk mengenai tindakan keperawatan. Menurut Sujono (2007, dalam Andriani 2012) mengatakan bahwa supervisi merupakan upaya untuk membantu pembinaan dan peningkatan kemampuan pihak yang di supervisi agar mereka dapat melaksanakan tugas kegiatan yang telah ditetapkan secara efisien dan efektif. Menurut Wahyudi (2011), jika supervisor ini dekat dengan karyawan dan menguasai liku-liku pekerjaan serta penuh dengan sifat- sifat kepemimpinan maka suasana kerja akan bergairah dan bersemangat dan sebaliknya, apabila supervisor tersebut angkuh, mau benar sendiri, tidak mau mendengarkan, akan menciptakan situasi kerja yang tidak mengenakkan, dan dapat menurunkan semangat kerja. Pengawasan tetap dibutuhkan untuk mencegah ketidakpuasan pada kerja perawat pelaksana. Dengan itu dapat diketahui bahwa pelaksanaan supervisi juga memiliki andil terhadap kepuasan kerja perawat.

21 Hasil penelitian yang dilakukan Ram Tahun 2005 tentang supervisi kepala ruangan dengan kepuasan perawat pelaksana di RSUD Liunkendage menunjukkan ada hubungan antara supervisi kepala ruangan dengan kepuasan perawat pelaksana di RSUD Liunkendage Tahuna. Seperti yang di dikemukakan oleh Wahyudi (2011) bahwa pelaksanaan supervisi oleh kepala ruangan memiliki pengaruh terhadap kepuasan perawat pelaksana Supervisi dari Kepala Ruangan dengan Kepuasan Kerja Perawat di RSUD Dr. Soedarso Pontianak. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Zachliherni Tahun 2010 di RSUP Dr Kariadi Semarang Universitas Muhamadiyah, menunjukkan adanya hubungan dimana didapat suatu kesimpulan terdapat hubungan yang signifikan antara ketrampilan, kompetensi supervisor dengan kepuasan kerja perawat pelaksana. Sejalan dengan penelitian Agustina tahun 2009 menyatakan ada hubungan antara manajemen keperawatan terhadap tingkat kepuasan perawat di ruang rawat inap RSUD Kota Semarang. Zachliherni (2010), menyebutkan kepala ruangan merupakan seorang tenaga perawat profesional yang bertanggung jawab dan berwenang dalam mengelola kegiatan pelayanan keperawatan disuatu ruangan. Dalam menjalankan tanggung jawabnya, kepala ruangan mengelola ruangan secara profesional dengan mengacu pada standar yang telah ditetapkan oleh depkes, untuk mencapai tujuan pelayanan keperawatan yang berkualitas melalui pelaksanaan fungsi perencanaan, pengorganisasian, pengaturan ketenagaan, pengarahan, evaluasi dan pengendalian mutu pelayanan keperawatan. Kepala ruangan dalam mengelola pelayanan keperawatan di Rumah Sakit adalah sebagai seorang manajer mempunyai tanggung jawab untuk meletakkan teori manajemen keperawatan serta mengelola lingkungan organisasi untuk menciptakan iklim yang seoptimal dan senyaman mungkin dan menjamin kesiapan dalam asuhan keperawatan oleh perawat pelaksana.

22 Kepuasan penyelenggara layanan perawat pelaksana sangatlah penting, tetapi kepuasan ini sering terabaikan atau terlupakan. Penyelenggara layanan kesehatan yang frustrasi dan kecewa atau tidak puas akan menjadi kurang produktif dan kurang efisien. Kepuasan perawat pelaksana dalam jangka panjang akan mempunyai dampak ekonomi. Dengan demikian pengukuran kepuasan perawat pelaksana selalu harus dilihat dalam hubungannya dengan harapan-harapan. Menurut asumsi peneliti, faktor lain yang juga mempengaruhi fungsi pengarahan dengan kepuasan kerja adalah metode kepemimpinan yang dipakai kepala ruangan dalam memberikan pengarahan kepada para perawat pelaksana sehingga akan memberikan gambaran tingkat kepuasan kepada para perawat pelaksana yang bekerja diruang rawat inap. Tehnik kepala ruangan dalam melakukan supervisi terhadap kerja perawat yang seharusnya harus dilakukan secara berkesinambungan agar menjadikan para perawat semakin terarah terhadap pekerjaan dan pengarahan yang sedang dijalankan sesuai arahan dari kepala ruangan. Selain itu, unit kerja yang berbeda memiliki karakteristik pekerjaan yang berbeda, tingkat tanggung jawab yang berbeda, hubungan atasan bawahan yang berbeda sehingga diasumsikan turut mempengaruhi suasana dan kepuasan kerja dari tenaga keperawatan. Karakteristik dari masa kerja juga berdampak pada tingkat kepuasan, dimana karyawan baru cenderung kurang puas dibandingkan dengan karyawan yang lebih senior. Dalam arti lain, perawat yang lebih berpengalaman memiliki lebih tinggi kepuasan kerjanya dari pada mereka yang kurang memiliki pengalaman kerja.

23 2. Keterbatasan Penelitian Keterbatasan penelitian ini adalah sampel masih terlampau sedikit dan ruangan yang diambil hanya 4 ruang rawat inap saja yaitu Lantai IIA, Lantai IIB, Lantai IIC, dan Lantai III. Sehingga penelitian kurang tepat dikatakan mewakili keseluruhan ruangan dan rumah sakit lain di Medan atau Sumatera Utara. Oleh karena itu, peneliti menyarankan bagi peneliti selanjutnya supaya menggunakan sampel yang lebih besar dan ruangan yang lebuh banyak serta menggunakan rumah sakit rumah sakit lain.

24 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Dari hasil penelitian dan uraian pembahasan mengenai Hubungan Pelaksanaan Fungsi Pengarahan Kepala Ruangan dengan Kepuasan Kerja Perawat Pelaksana di Ruang Rawat Inap RSU Sari Mutiara Medan Tahun 2014, dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Mayoritas pelaksanaan fungsi pengarahan kepala ruangan yang dinilai oleh perawat pelaksana mayoritas cukup sebesar 90,6%. 2. Mayoritas kepuasan kerja perawat pelaksana yang cukup sebesar 65,6%. 3. Ada hubungan antara Pelaksanaan Fungsi Pengarahan Kepala Ruangan Dengan Kepuasan Kerja Perawat Di Ruang Rawat Inap RSU Sari Mutiara Medan Tahun 2014 dengan p value = 0,018. B. Saran Berdasarkan kesimpulan, maka saran yang diberikan sehubungan dengan penelitian ini adalah: 1. Bagi manajemen RSU Sari Mutiara Disarankan kepada kepala ruangan kiranya dapat mempertahankan dan meningkatkan metode dan tehnik dalam melakukan supervisi secara berkesinambungan dan berkala, memberikan motivasi kepada perawat pelaksana yang nantinya akan memberikan semangat dan kepuasan dalam melaksanakan tugas dan berdampak pada pelayanan rumah sakit yang berkualitas. 2. Bagi perawat RSU Sari Mutiara Dengan adanya supervisi dan motivasi dari kepala ruangan, dapat meningkatkan semangat serta kepuasan bagi perawat pelaksana dalam bekerja di instansi rumah sakit, yang nantinya akan berdampak pada pemberian pelayanan keperawatan yang prima.

25 3. Bagi peneliti selanjutnya Untuk peneliti selanjutnya diharapkan melakukan penelitian lanjutan mengenai analisa faktor-faktor fungsi pengarahan kepala ruangan. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber dasar untuk dapat dilanjutkan pada penelitian dengan skala yang lebih besar, dengan jumlah sampel yang lebih banyak dan ditempat yang lebih luas.

Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif analitik. korelasional dengan pendekatan cross sectional untuk melihat hubungan

Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif analitik. korelasional dengan pendekatan cross sectional untuk melihat hubungan PENELITIAN BAB III METODE METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif analitik korelasional dengan pendekatan cross sectional untuk melihat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif yang. Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif yang. Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta. BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif yang bertujuan untuk mendeskripsikan pada pasien post operasi dengan yang dirawat di bangsal bedah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Rancangan penelitian ini menggunakan studi analitik untuk mengetahui hubungan antara variabel bebas yaitu tingkat pengetahuan dan variabel terikat yaitu praktik

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian non-eksperimental dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian non-eksperimental dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian non-eksperimental dengan rancangan studi yang digunakan yaitu cross sectional yang bersifat deskriptif analitik. Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah correlation study yaitu penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah correlation study yaitu penelitian yang BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah correlation study yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengungkapkan hubungan korelasi antara variabel independen dan variabel

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Memasuki era perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan membuat kesadaran masyarakat terhadap mutu pelayanan keperawatan semakin meningkat (Manatap, 2013).

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 55 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain penelitian yang digunakan adalah survey analitik, yang mana akan diteliti hubungan variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Desain pada penelitian ini adalah descriptive comparative

BAB III METODE PENELITIAN. Desain pada penelitian ini adalah descriptive comparative BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan jenis penelitian noneksperimental. Desain pada penelitian ini adalah descriptive comparative dengan pendekatan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah descriptive analytic explanatory untuk mengetahui hubungan kualitas pelayanan keperawatan dengan kepuasan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 51 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain penelitian 1. Rancangan Penelitian Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah survey analitik, yang mana diteliti hubungan variabel dengan variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 29 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain penelitian 1. Rancangan Penelitian Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah survey analitik, yang mana akan diteliti hubungan variabel dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 39 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis/ Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan 1. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian analitik yang bersifat penjelasan (Explanatory), yaitu menjelaskan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 35 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain dalam penelitian ini menggunakan desain deskriptif korelasi, karena menjelaskan hubungan antara dua variabel yaitu variabel bebas (pengetahuan,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif komparatif yang bertujuan untuk mengetahui perbedaan kreativitas anak ditinjau dari ibu bekerja dan ibu

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan jenis korelasi dan pendekatan cross sectional. Penelitian deskriptif adalah penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini bersifat deskriptif korelatif untuk melihat hubungan antara gejala dengan gejala lain, atau variabel dengan variabel lain (Notoatmojo, 2002).

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. correlative dengan menggunakan pendekatan cross-sectional yaitu jenis

BAB III METODE PENELITIAN. correlative dengan menggunakan pendekatan cross-sectional yaitu jenis 34 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan rancangan correlative dengan menggunakan pendekatan cross-sectional yaitu jenis penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian diskriptif korelatif, karena menjelaskan hubungan antara dua

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian diskriptif korelatif, karena menjelaskan hubungan antara dua BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian dan Rancangan Penelitian Berdasarkan hipotesa yang ditetapkan, penelitian ini merupakan penelitian diskriptif korelatif, karena menjelaskan hubungan antara

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. cross sectional (Sastroasmoro & Ismael, 2006). Desain penelitian ini dipilih

BAB III METODE PENELITIAN. cross sectional (Sastroasmoro & Ismael, 2006). Desain penelitian ini dipilih BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian ini adalah penelitian observasional dengan menggunakan desain cross sectional (Sastroasmoro & Ismael, 2006). Desain penelitian ini

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif dengan menggunakan desain penelitian deskriptif. analitik Comparative Study dengan pendekatan cross sectional.

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif dengan menggunakan desain penelitian deskriptif. analitik Comparative Study dengan pendekatan cross sectional. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode penelitian yang dipilih adalah metode penelitian kuantitatif dengan menggunakan desain penelitian deskriptif analitik Comparative Study dengan pendekatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif korelasi, dengan rancangan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif korelasi, dengan rancangan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif korelasi, dengan rancangan penelitian Cross Sectional yaitu dengan melakukan pengukuran variabel independent

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif non eksperimental. Metode yang digunakan adalah descriptive

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif non eksperimental. Metode yang digunakan adalah descriptive BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian kuantitatif non eksperimental. Metode yang digunakan adalah descriptive comparative

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif analitik yaitu untuk mencari hubungan antara variabel bebas dan terikat yang dilakukan dengan pendekatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif korelasional yaitu untuk mengetahui hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif korelasi karena menjelaskan hubungan korelatif antar variabel (Nursalam, 2008). Tujuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. cross sectional ini dimana variabel-variabel yang termasuk faktor resiko dan

BAB III METODE PENELITIAN. cross sectional ini dimana variabel-variabel yang termasuk faktor resiko dan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah deskriptif analitik dengan menggunakan pendekatan cross sectional. Pada pendekatan cross sectional

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan cross-sectional. Pendekatan cross-sectional yaitu jenis penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan cross-sectional. Pendekatan cross-sectional yaitu jenis penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian ini adalah rancangan penelitian korelasi (hubungan/ asosiasi) yang mengkaji hubungan antara dua variabel dengan menggunakan pendekatan cross-sectional.

Lebih terperinci

Keterangan : = Sampel = Populasi e = Nilai Kritis / batas ketelitian 5 %

Keterangan : = Sampel = Populasi e = Nilai Kritis / batas ketelitian 5 % BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain penelitian korelasional (correlational research) yang bertujuan untuk menentukan besar variasi variasi pada satu atau beberapa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. desain cross sectional, yaitu data variabel bebas ( pengetahuan mobilisasi )

BAB III METODE PENELITIAN. desain cross sectional, yaitu data variabel bebas ( pengetahuan mobilisasi ) BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif analitik dengan desain cross sectional, yaitu data variabel bebas ( pengetahuan mobilisasi

Lebih terperinci

BAB III METODA PENELITIAN

BAB III METODA PENELITIAN BAB III METODA PENELITIAN A. Jenis Penelitian dan Metode Pendekatan Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif korelasi yaitu penelitian yang dilakukan untuk menganalisis ada tidaknya hubungan antara

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini bersifat deskriptif korelatif dengan tujuan untuk mengetahui hubungan komunikasi terapeutik perawat dengan kepuasan pasien. Penelitian ini

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. untuk mengkaji perbandingan terhadap pengaruh (efek) pada kelompok

BAB III METODE PENELITIAN. untuk mengkaji perbandingan terhadap pengaruh (efek) pada kelompok BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah study komparatif, desain ini difokuskan untuk mengkaji perbandingan terhadap pengaruh (efek) pada kelompok subyek tanpa adanya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian ini adalah descriptive correlation yaitu

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian ini adalah descriptive correlation yaitu BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis / Rancangan Penelitian Rancangan penelitian ini adalah descriptive correlation yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengungkapkan hubungan korelatif antara variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk jenis penelitian analisis regresi, dimana

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk jenis penelitian analisis regresi, dimana 8 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini termasuk jenis penelitian analisis regresi, dimana peneliti bermaksud mengetahui pengaruh terhadap variabel dependen bila dua atau lebih

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan rancangan penelitian Rancangan penelitian merupakan hasil akhir dari suatu tahap keputusan yang dibuat oleh peneliti berhubungan dengan bagaimana diterapkan (Nursalam,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Manajemen Keperawatan 1. Pengertian Manajemen Keperawatan Menurut Cecep (2013), manajemen diartikan sebagai memperkenalkan dan merencanakan, mengorganisasikan, memimpin, mengkoordinasai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian merupakan wadah untuk menjawab pertanyaan

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian merupakan wadah untuk menjawab pertanyaan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Desain penelitian merupakan wadah untuk menjawab pertanyaan penelitian, dan mengkaji kesahihan hipotesis (Sudigdo, 1995). Jenis penelitian ini adalah deskripitif

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian sebagai tempat melakukan kegiatan penelitian guna memperoleh data yang berasal dari responden. Lokasi yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian explanatory research yaitu suatu penelitian yang bertujuan untuk menjelaskan hubungan antara variabel-variabel melalui

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 21 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif, yaitu penelitian yang berorientasi pada masa sekarang atau saat ini dan didesain

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. metode survei dengan pendekatan Cross Sectional. Cross Sectional adalah data

BAB III METODE PENELITIAN. metode survei dengan pendekatan Cross Sectional. Cross Sectional adalah data BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah analitik. Penelitian ini menggunakan metode survei dengan pendekatan Cross Sectional. Cross Sectional adalah data

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan desain penelitian Jenis penelitian yang akan digunakan dengan menggunakan metode deskriptif korelasional, yaitu menggambarkan faktor-faktor yang berhubungan dengan

Lebih terperinci

BAB III METODA PENELITIAN

BAB III METODA PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian BAB III METODA PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah studi korelasi yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengungkapkan hubungan korelasi antar variabel (Nursalam, 2003).

Lebih terperinci

BAB III METODA PENELITIAN. A. Jenis / Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan

BAB III METODA PENELITIAN. A. Jenis / Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan BAB III METODA PENELITIAN A. Jenis / Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif korelasi yaitu penelitian yang dilakukan untuk melihat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif.

BAB III METODE PENELITIAN. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif. BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan fenomena dalam menemukan ide baru yang

Lebih terperinci

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN. (motivasi), karakteristik pekerjaan (beban kerja), kinerja perawat dalam

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN. (motivasi), karakteristik pekerjaan (beban kerja), kinerja perawat dalam 74 BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN Bab ini akan membahas mengenai hasil penelitian meliputi 1) gambaran umum lokasi penelitian, 2) data demografi responden, 3) data khusus mengenai variabel yang diukur yaitu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. tidak perokok pada mahasiswa program studi ilmu keperawatan semester 6

BAB III METODE PENELITIAN. tidak perokok pada mahasiswa program studi ilmu keperawatan semester 6 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah non eksperimen dengan desain penelitian descriptive comparative, yang menunjukan perbedaan HRV perokok dan tidak perokok pada

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Desain penelitian adalah model atau metode yang digunakan untuk melakukan suatu penelitian yang memberikan arah terhadap jalannya penelitian. Desain penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. atau menggambarkan masalah penelitian keperawatan yang terjadi pada suatu

BAB III METODE PENELITIAN. atau menggambarkan masalah penelitian keperawatan yang terjadi pada suatu BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dipakai dalam penelitia ini adalah penelitian deskriptif analitik yaitu suatu metode penelitian yang bertujuan menenangkan atau menggambarkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini dilaksanakan di Ruang kebidanan RSUD.Dr.M.M

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini dilaksanakan di Ruang kebidanan RSUD.Dr.M.M BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 3.1.1. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini dilaksanakan di Ruang kebidanan RSUD.Dr.M.M Dunda Limboto Tahun 2012. 3.1.2. Waktu Penelitian Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif korelatif. Penelitian deskriptif korelatif bertujuan untuk mendeskripsikan peristiwa yang terjadi pada saat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. analitik dengan pendekatan Cross-Sectional. Deskriptif

BAB III METODE PENELITIAN. analitik dengan pendekatan Cross-Sectional. Deskriptif BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Tipe penelitian yang digunakan adalah deskriptif analitik dengan pendekatan Cross-Sectional. Deskriptif analitik adalah metode penelitian yang berusaha menggambarkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 21 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah survei analitik yaitu untuk mencari hubungan antara variable bebas dan terikat yang dilakukan dengan pendekatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimental dengan metode diskriptif korelasional dan dengan

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimental dengan metode diskriptif korelasional dan dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif non eksperimental dengan metode diskriptif korelasional dan dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kota Gorontalo dan waktu penilitian yaitu pada tanggal 14 Mei s/d 14 Juni

BAB III METODE PENELITIAN. kota Gorontalo dan waktu penilitian yaitu pada tanggal 14 Mei s/d 14 Juni BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Dan Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan di kelurahan Limba B kota Selatan kota Gorontalo dan waktu penilitian yaitu pada tanggal 14 Mei s/d 14 Juni 2013.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan cross sectional (Nursalam, 2003). Metode penelitian dengan

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan cross sectional (Nursalam, 2003). Metode penelitian dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis atau Rancangan Penelitian Jenis atau rancangan penelitian ini adalah descriptive correlational yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengungkapkan hubungan korelatif

Lebih terperinci

Lampiran 6 LEMBAR PERMINTAAN MENJADI RESPONDEN Kepada Yth, Calon Responden Di Tempat Dengan hormat, Sehubungan dengan penyusunan laporan penelitian yang akan saya lakukan dengan judul Hubungan Motivasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk jenis penelitian kuantitatif dengan metode

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk jenis penelitian kuantitatif dengan metode 3 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk jenis penelitian kuantitatif dengan metode deskriptif analitik yang bertujuan menerangkan masalah penelitian yang terjadi pada anak

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis atau Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis atau Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis atau Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan Rancangan penelitian ini adalah deskriptif korelasi karena menjelaskan hubungan antara dua variabel yaitu variabel bebas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 19 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis & Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini menggunakan desain deskriptif korelasi yaitu mendeskripsikan variabel independen dan dependen, kemudian melakukan analisis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode deskriptif kuantitatif studi korelasi (Correlation Study) dengan

Lebih terperinci

BAB III METODA PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan yaitu kuantitatif, dengan rancangan

BAB III METODA PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan yaitu kuantitatif, dengan rancangan BAB III METODA PENELITIAN A. Jenis Dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan yaitu kuantitatif, dengan rancangan deskriptif analitik yaitu dengan melakukan pengukuran variabel independen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 31 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. DESAIN PENELITIAN Jenis penelitian pada penelitian ini adalah penelitian kuantatif dengan metode komparatif menggunakan pendekatan retrospektif. Penelitian komparatif

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksplanatori dengan desain cross

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksplanatori dengan desain cross BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksplanatori dengan desain cross sectional, yaitu jenis penelitian yang menekankan pada waktu pengukuran atau observasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan kuantitatif korelasional dan menggunakan rancangan cross

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan kuantitatif korelasional dan menggunakan rancangan cross BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian non eksperimen dengan pendekatan kuantitatif korelasional dan menggunakan rancangan cross sectional. Penelitian cross sectional

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif korelasional dengan metode pendekatan cross sectional, yaitu suatu

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif korelasional dengan metode pendekatan cross sectional, yaitu suatu BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Metode Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif korelasional dengan metode pendekatan cross sectional, yaitu suatu penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan rancangan penelitian Penelitian ini menggunakan rancangan diskriptif korelasi untuk mengetahui hubungan antara variabel yang satu dengan variabel yang lain. Pendekatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan adalah Deskriptif korelasional yaitu penelitian yang bermaksud

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan adalah Deskriptif korelasional yaitu penelitian yang bermaksud BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian Kuantitatif non eksperimen, disain yang digunakan adalah Deskriptif korelasional yaitu penelitian yang bermaksud mencari

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah non eksperimen dengan metode penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah non eksperimen dengan metode penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah non eksperimen dengan metode penelitian kuantitatif dan desain penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini merupakan penelitian descriptive correlation dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini merupakan penelitian descriptive correlation dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian descriptive correlation dengan pendekatan cross sectional dan menggunakan data kuantitatif. Pendekatan merupakan

Lebih terperinci

deskriptif korelation yaitu

deskriptif korelation yaitu BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif korelation yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan korelasi antara variabel independent

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian dan Metode Penelitian. Demak, sedangkan pendekatan yang digunakan adalah cross sectional

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian dan Metode Penelitian. Demak, sedangkan pendekatan yang digunakan adalah cross sectional BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian dan Metode Penelitian Jenis penelitian ini merupakan kuantitatif. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif korelasi study yang bertujuan untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB III METODA PENELITIAN A. JENIS DAN RANCANGAN PENELITIAN. Rancangan penelitian ini adalah discriptive correlation, yaitu

BAB III METODA PENELITIAN A. JENIS DAN RANCANGAN PENELITIAN. Rancangan penelitian ini adalah discriptive correlation, yaitu 38 BAB III METODA PENELITIAN A. JENIS DAN RANCANGAN PENELITIAN Rancangan penelitian ini adalah discriptive correlation, yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengungkapkan hubungan korelatif antara variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah diskriptif korelasional dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah diskriptif korelasional dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah diskriptif korelasional dengan menggunakan pendekatan cross-sectional, yaitu penelitian yang menekankan pada pengukuran data variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian 1. Rancangan Penelitian Desain penelitian ini adalah deskriptif dengan rancangan cross sectional, yaitu setiap variabel diobservasi hanya satu kali saja dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dengan rancangan cross sectional (belah lintang), yaitu menganalisis

BAB III METODE PENELITIAN. dengan rancangan cross sectional (belah lintang), yaitu menganalisis BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian korelasional dengan rancangan cross sectional (belah lintang), yaitu menganalisis hubungan antara variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 45 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis atau Rancangan dan Metode Pendekatan Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif korelasional yang bertujuan untuk mengungkapkan hubungan korelatif antara variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan cross sectional, yaitu data variabel bebas (caring perawat) dengan

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan cross sectional, yaitu data variabel bebas (caring perawat) dengan 4 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional, yaitu data variabel bebas (caring perawat) dengan variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif korelasi dengan rancangan Cross Sectional yaitu dengan melakukan pengukuran variabel tingkat

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN 26 BAB III METODELOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian sebagai tempat melakukan kegiatan penelitian guna memperoleh data yang berasal dari responden. Lokasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sampai dengan 4 Juni Lokasi penelitian ini telah dilakukan di Puskesmas

BAB III METODE PENELITIAN. sampai dengan 4 Juni Lokasi penelitian ini telah dilakukan di Puskesmas BAB III METODE PENELITIAN 1.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian di Puskesmas Sidomulyo Kecamatan Boliyohuto Kabupaten Gorontalo dan penelitian telah di laksanakan pada tanggal 21 Mei sampai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 26 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis atau Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Deskriptif korelation yaitu penelitian yang bertujuan untuk

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini akan dibahas mengenai : Desain penelitian, populasi dan sampel, definisi operasional, tempat dan waktu penelitian, etika penelitian, tehnik pengumpulan data,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang mengkaji hubungan antara variabel dengan melibatkan

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang mengkaji hubungan antara variabel dengan melibatkan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah dekriptif korelasi. Penelitian korelasi adalah penelitian yang mengkaji hubungan antara variabel dengan melibatkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan desain penelitian deskriptif korelatif yaitu untuk

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan desain penelitian deskriptif korelatif yaitu untuk BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif dengan menggunakan desain penelitian deskriptif korelatif yaitu untuk menggambarkan hubungan antara

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskritif korelasi, yaitu. menggambarkan suatu kejadian pada variabel dan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskritif korelasi, yaitu. menggambarkan suatu kejadian pada variabel dan BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskritif korelasi, yaitu bertujuan untuk menggambarkan suatu kejadian pada variabel dan menentukan sejauh mana

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Mopuya, Kecamatan Bulawa, Kabupaten Bone Bolango. Waktu penelitian ini dilaksanakan selama 1 minggu pada bulan mei dari

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Mopuya, Kecamatan Bulawa, Kabupaten Bone Bolango. Waktu penelitian ini dilaksanakan selama 1 minggu pada bulan mei dari BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.1.1 Lokasi Penelitian Lokasi penelitian di SMP Negeri 1 Bulawa yang terletak di desa Mopuya, Kecamatan Bulawa, Kabupaten Bone Bolango. 3.1.2

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Rancangan penelitian ini menggunakan desain studi diskriptif korelatif untuk menelaah hubungan antara dua variable pada suatu situasi atau sekelompok subjek

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. (Nursalam, 2013). Penelitian ini dilakukan dengan membagikan kuesioner pada

BAB III METODE PENELITIAN. (Nursalam, 2013). Penelitian ini dilakukan dengan membagikan kuesioner pada BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif dengan jenis rancangan survey yang digunakan untuk menyediakan informasi yang berhubungan dengan prevalensi,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 49 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian dan Metode Pendekatan Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif dengan rancangan penelitian berbentuk discriptive correlation yaitu penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. desain deskriptif korelatif, yaitu mencari hubungan antara variabel bebas

BAB III METODE PENELITIAN. desain deskriptif korelatif, yaitu mencari hubungan antara variabel bebas BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif dengan desain deskriptif korelatif, yaitu mencari hubungan antara variabel bebas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. adalah penelitian rancangan Survei Analitik dimana mengetahui hubungan antara

BAB III METODE PENELITIAN. adalah penelitian rancangan Survei Analitik dimana mengetahui hubungan antara BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi & Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilakukan di RSUD Prof. Dr. Hi. Aloei Saboe Kota Gorontalo pada bulan Mei tahun 2013. 3.2. Jenis dan Rancangan Penelitian Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian dan Rancangan Penelitian. pendekatan yang digunakan adalah pendekatan cross sectional yaitu suatu

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian dan Rancangan Penelitian. pendekatan yang digunakan adalah pendekatan cross sectional yaitu suatu BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah deskriptif korelasi yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengungkapkan hubungan korelasi antara korelatif

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini mengunakan desain deskriptif korelatif yang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini mengunakan desain deskriptif korelatif yang 22 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini mengunakan desain deskriptif korelatif yang bertujuan untuk mengungkapkan korelasi antara dua variabel independen (interaksi sosial di lingkungan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 24 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.1.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Sakit Prof. Dr. Aloei Saboe Kota Gorontalo. 3.1.2 Waktu Penelitian Penelitian ini

Lebih terperinci

Jurnal Keperawatan Muhammadiyah 2 (1) 2017

Jurnal Keperawatan Muhammadiyah 2 (1) 2017 HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT TERHADAP PELAKSANAAN ASUHAN KEPERAWATAN SPIRITUAL DI RUANG PERAWATAN RUMAH SAKIT NENE MALLOMO KABUPATEN SIDENRENG RAPPANG TAHUN 217 Hasrul, Rini Muin Kutipan: Hasrul,

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS, DAN DEFINISI OPERASIONAL. Bab ini menjelaskan tentang kerangka konsep penelitian, hipotesis penelitian dan

BAB III KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS, DAN DEFINISI OPERASIONAL. Bab ini menjelaskan tentang kerangka konsep penelitian, hipotesis penelitian dan BAB III KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS, DAN DEFINISI OPERASIONAL Bab ini menjelaskan tentang kerangka konsep penelitian, hipotesis penelitian dan definisi operasional setiap variabel penelitian. Kerangka konsep

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian ini adalah Descriptive Correlation yaitu

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian ini adalah Descriptive Correlation yaitu 5 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis atau Rancangan Penelitian Rancangan penelitian ini adalah Descriptive Correlation yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengungkapkan hubungan korelatif antara variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Desain Penelitian Jenis penelitian ini bersifat deskriptif analitik dengan rancangan one-shot yaitu suatu rancangan yang dilakukan dengan tujuan utama untuk melihat gambaran tingkat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan jenis penelitian non-eksperimental. Metode yang digunakan adalah deskriptif korelasional dengan rancangan

Lebih terperinci