PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA MENULIS PERMULAAN MENGGUNAKAN MODEL QUANTUM TEACHING SISWA KELAS II SD NEGERI GEMBONGAN SENTOLO KULON PROGO SKRIPSI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA MENULIS PERMULAAN MENGGUNAKAN MODEL QUANTUM TEACHING SISWA KELAS II SD NEGERI GEMBONGAN SENTOLO KULON PROGO SKRIPSI"

Transkripsi

1 PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA MENULIS PERMULAAN MENGGUNAKAN MODEL QUANTUM TEACHING SISWA KELAS II SD NEGERI GEMBONGAN SENTOLO KULON PROGO SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Oleh Eka Ratna Suryani NIM PROGRAM PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA APRIL 2016 i

2 ii

3 iii

4 iv

5 MOTTO Bismillahirrahmanirrahim. Bacalah dengan nama Tuhan-mu yang menciptakan. Ia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, karena Tuhan-mu lah yang Maha Mulia. Yang mengajar manusia dengan perantaraan kalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya. (Terjemahan Al-Quran, Surat. Al Alaq 1-5) v

6 PERSEMBAHAN Skripsi ini dipersembahkan untuk: 1. Kedua orang tua yang selalu memberikan doa, kasih sayang, dukungan, dan perhatian. 2. Almamater S1 PGSD Universitas Negeri Yogyakarta. 3. Nusa, bangsa, dan agama. vi

7 PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA MENULIS PERMULAAN MENGGUNAKAN MODEL QUANTUM TEACHING SISWA KELAS II SD NEGERI GEMBONGAN SENTOLO KULON PROGO Oleh Eka Ratna Suryani NIM ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk: (1) meningkatkan proses pembelajaran membaca menulis permulaan dengan model Quantum Teaching dan, (2) meningkatkan kemampuan membaca menulis permulaan dengan model Quantum Teaching pada siswa kelas II SD Negeri Gembongan. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas kolaboratif model Kemmis dan Mc Taggart. Penelitian dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2015/2016. Subjek penelitian siswa kelas II yang terdiri dari 28 siswa. Objek penelitian adalah kemampuan membaca menulis permulaan. Pengumpulan data menggunakan teknik observasi, tes, dan dokumentasi. Data kuantitatif dianalisis menggunakan statistik deskriptif dengan mencari rerata. Data kualitatif dianalisis deskriptif kualitatif dengan model Miles dan Hubermen Proses pembelajaran membaca menulis permulaan menggunakan model Quantum Teaching meliputi: (1) permainan tebak gambar (tumbuhkan), (2) mengamati cara membaca menulis dari guru (alami), (3) membaca menulis (namai), (4) berdikusi dan mempresentasikan hasil LKS (demonstrasikan), (5) membaca nyaring dan menulis kalimat (ulangi), (6) reward (rayakan). Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan model Quantum Teaching dalam pembelajaran membaca menulis permulaan dapat meningkatkan proses pembelajaran dan kemampuan membaca menulis permulaan. Hal ini dibuktikan dengan meningkatnya aktivitas siswa pada kondisi awal 34%, siklus I 67,72%, dan siklus II 75,89%. Selain itu, nilai rerata kemampuan membaca menulis permulaan meningkat dari kondisi awal sebesar 53,46, rerata nilai pada siklus I sebesar 69,22, dan nilai rerata pada siklus II 81,98. Kata kunci: membaca menulis permulaan, Quantum Teaching, sekolah dasar vii

8 KATA PENGANTAR Assalamu alaikum Wr.Wb. Puji syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat dan rahmat-nya sehingga penulis menyelesaikan karya ini. Sholawat dan salam semoga selalu tercurah kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan sahabatnya. Semoga kita termasuk umat yang akan bersamanya kelak bertemu dengan Sang Pencipta. Amin. Karya ini tersusun atas bimbingan, bantuan, dan dukungan dari banyak pihak. Oleh karenanya, pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih kepada yang terhormat sebagai berikut. 1. Rektor Universitas Negeri Yogyakarta yang telah memberikan kesempatan untuk menyelesaikan pendidikan di UNY. 2. Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan yang telah yang telah memberikan kemudahan dalam penelitian. 3. Ketua Jurusan Pendidikan Sekolah Dasar yang telah memotivasi dalam proses penyusunan skripsi ini. 4. Dosen Pembimbing Skripsi, Murtinigsih, M.Pd. yang selalu sabar memotivasi dan tulus dalam membimbing sehingga skripsi ini terselesaikan. 5. Kepala Sekolah SD Negeri Gembongan yang telah memberikan izin dan bantuan untuk penelitian. 6. Guru Kelas II SD Negeri Gembongan yang secara kooperatif membantu dalam proses pengumpulan data. viii

9 7. Para guru di SD Negeri Gembongan yang telah terlibat dalam proses pengumpulan data. 8. Siswa-siswa kelas II SD Negeri Gembongan yang telah berpartisipasi dalam proses pengumpulan data. 9. Kawan-kawan di PGSD 2012 Kelas F dan G yang telah berjuang bersama. 10. Semua pihak yang memberikan bantuan, doa, dan motivasi. Penulis berharap semoga keikhlasan dan ketulusan dalam mendukung penyusunan karya ini mendapat balasan yang baik dari Allah SWT. Selain itu, penulis menyadari bahwa banyak kekurangan dalam karya ini. Saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan guna perbaikan pada penelitian selanjutnya. Semoga karya ini bermanfaat. Wassalamu alaikum Wr. Wb. Yogyakarta, 07 April 2016 Penulis Eka Ratna Suryani NIM ix

10 DAFTAR ISI hal JUDUL... i PERSETUJUAN... ii PERNYATAAN... iii PENGESAHAN... iv MOTTO... v PERSEMBAHAN... vi ABSTRAK... vii KATA PENGANTAR... viii DAFTAR ISI... x DAFTAR TABEL... xiii DAFTAR GAMBAR... xv DAFTAR LAMPIRAN... xvi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1 B. Identifikasi Masalah... 8 C. Pembatasan Masalah... 9 D. Rumusan Masalah... 9 E. Tujuan Penelitian F. Manfaat Peneltian G. Definisi Operasional Variabel BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan tentang Kemampuan Membaca Menulis Permulaan (MMP) Pengertian Kemampuan Pengertian Membaca Pengertian Menulis Pengertian Kemampuan Membaca Menulis Permulaan Hakikat Membaca Menulis Permulaan Tujuan Membaca Menulis Permulaan x

11 7. Pembelajaran MMP pada Siswa Kelas II SD Metode Pembelajaran MMP Penilaian Pembelajaran MMP B. Tinjauan tentang Model Pembelajaran Quantum Teaching Pengertian Model Pembelajaran Pengertian Model Quantum Teaching Prinsip Model Quantum Teaching Karakteristik Model Quantum Teaching Kelebihan Model Quantum Teaching Langkah-langkah Model Quantum Teaching Penerapan Model Quantum Teaching dalam Pembelajaran MMP C. Peneliti yang Relevan D. Kerangka Pikir E. Hipotesis Penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian B. Desain Penelitian C. Subjek dan Objek Penelitian D. Tempat dan Waktu Penelitian E. Metode dan Teknik Pengumpulan Data F. Instrumen Penelitian G. Tenik Analisis Data H. Indikator Keberhasilan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Kondisi Awal Deskripsi Hasil Penelitian Siklus I Deskripsi Hasil Penelitian Siklus II B. Pembahasan Peningkatan Kemampuan Membaca menulis Permulaan Peningkatan Proses Pembelajaran xi

12 3. Keterbatasan Peneliti BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN xii

13 DAFTAR TABEL Tabel 1. Kisi-kisi Penilaian Kemampuan MMP Tabel 2. Rubrik Penilaian Kemampuan MMP Tabel 3. Tabel 4. Kisi-kisi Observasi Aktivitas Siswa dalam Proses Pembelajaran MMP Rubrik Penilaian Observasi Aktivitas Siswa dalam Proses Pembelajaran Membaca Menulis Permulaan Tabel 5. Konversi Skor Kemampuan MMP Tabel 6. Tabel 7. Tabel 8. Tabel 9. Persentase Hasil Observasi Aktivitas Siswa Hasil Penilaian Kemampuan MMP Kondisi Awal Siswa Kelas II SD N Gembongan Distribusi Frekuensi Kemampuan MMP Kondisi Awal Kelas II SD N Gembongan Hasil Observasi Aktivitas Siswa dalam Proses Pembelajaran MMP pada Kondisi Awal Kelas II SD N Gembongan Tabel 10. Data Hasil Penilaian Kemampuan MMP Siswa Kelas II SD N Gembongan pada Siklus I Tabel 11. Distribusi Frekuensi Kemampuan MMP Siswa Kelas II SD N Gembongan Siklus I Tabel 12. Peningkatan Hasil Kemampuan MMP Siswa Kelas II SD N Gembongan pada Kondisi Awal dan Siklus I Tabel 13. Hasil Observasi Aktivitas Siswa dalam Proses Pembelajaran MMP Siklus I Tabel 14. Hasil Penilian Kemampuan MMP Siswa Kelas II SD N Gembongan pada Siklus II Tabel 15. Distribusi Frekuensi Kemampuan MMP Siswa Kelas II SD N Gembongan Siklus II Tabel 16. Hasil Observasi Aktivitas Siswa dalam Proses Pembelajaran Membaca Menulis Permulaan Siklus II Tabel 17. Distribusi Frekuensi Kemampuan MMP pada Siswa Kelas II SD N Gembongan dari Kondisi Awal sampai Siklus II Tabel 18. Peningkatan Hasil Kemampuan MMP Siswa Kelas II SD N Gembongan hal xiii

14 Tabel 19. Hasil Observasi Aktivitas Siswa Kelas II SD N Gembongan selama Proses Pembelajaran MMP dari Kondisi Awal sampai Siklus II xiv

15 DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Gambar Dadu Gambar 2. Bagan Kerangka Pikir Gambar 3. Desain Penelitian Model Kemmis dan Mc Taggart Gambar 4. Kakek Pergi ke Pasar Hewan Gambar 5. Emon dan Burung Pipit Gambar 6. Membersihkan Kandang Ayam Gambar 7. Diagram Peningkatan Kemampuan MMP pada Kondisi Awal dan Siklus I Gambar 8. Setiap Pagi Andi Bangun Gambar 9. Banyak Tanaman yang Kekeringan Gambar 10. Pelangi itu Indah Sekali Gambar 11. Diagram Kemampuan MMP pada Kondisi Awal, Siklus I, dan Siklus II Gambar 12. Diagram Peningkatan Aktivitas Siswa Kelas II SD N Gembongan pada Kondisi Awal, Siklus I, Siklus II selama Proses Pembelajaran MMP hal. xv

16 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Lembar Penilaian Kemampuan MMP Lampiran 2. Rubrik Penilaian Kemampuan MMP Lampiran 3. Lampiran 4. Lampiran 5. Lampiran 6. Lampiran 7. Lampiran 8. Lampiran 9. Lembar Observasi Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran MMP Rubrik Observasi Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran MMP Hasil Penilaian Peneliti terhadap Kemampuan MMP Siswa Kelas II Kondisi Awal Hasil Penilaian Guru terhadap Kemampuan MMP Siswa Kelas II Kondisi Awal Hasil Penilaian Peneliti terhadap Kemampuan MMP Siswa Kelas II Siklus I Pertemuan Hasil Penilaian Guru terhadap Kemampuan MMP Siswa Kelas II Siklus I Pertemuan Hasil Penilaian Peneliti terhadap Kemampuan MMP Siswa Kelas II Siklus I Pertemuan Lampiran 10. Hasil Penilaian Guru terhadap Kemampuan MMP Siswa Kelas II Siklus I Pertemuan Lampiran 11. Hasil Penilaian Peneliti terhadap Kemampuan MMP Siswa Kelas II Siklus I Pertemuan Lampiran 12. Hasil Penilaian Guru terhadap Kemampuan MMP Siswa Kelas II Siklus I Pertemuan Lampiran 13. Hasil Penilaian Peneliti terhadap Kemampuan MMP Siswa Kelas II Siklus II Pertemuan Lampiran 14. Hasil Penilaian Guru terhadap Kemampuan MMP Siswa Kelas II Siklus II Pertemuan Lampiran 15. Hasil Penilaian Peneliti terhadap Kemampuan MMP Siswa Kelas II Siklus II Pertemuan Lampiran 16. Hasil Penilaian Guru terhadap Kemampuan MMP Siswa Kelas II Siklus II Pertemuan Lampiran 17. Hasil Penilaian Peneliti terhadap Kemampuan MMP Siswa Kelas II Siklus II Pertemuan Lampiran 18. Hasil Penilaian Guru terhadap Kemampuan MMP Siswa Kelas II Siklus II Pertemuan hal xvi

17 Lampiran 19. Rekapitulasi Kemampuan MMP Siswa Kelas II Kondisi Awal Lampiran 20. Rekapitulasi Kemampuan MMP Siswa Kelas II Siklus I Lampiran 21. Rekapitulasi Kemampuan MMP Siswa Kelas II Siklus II Lampiran 22. Perubahan Kemampuan MMP Siswa Kelas II Sebelum dan Sesudah diberi Tindakan Lampiran 23. Rekapitulasi Hasil Penilaian Peneliti dan Guru terhadap Kemampuan MMP Siswa Kelas II Kondisi Awal Lampiran 24. Rekapitulasi Hasil Penilaian Peneliti dan Guru terhadap Kemampuan MMP Siswa Kelas II pada Siklus I Lampiran 25. Rekapitulasi Hasil Penilaian Kemampuan MMP Siswa Kelas II Siklus II SD N Gembongan Lampiran 26. Rekapitulasi Hasil Penilaian Kemampuan MMP Siswa Kelas II SD N Gembongan Lampiran 27. Hasil Observasi Aktivitas Siswa dalam Proses Pembelajaran MMP Kondisi Awal Lampiran 28. Hasil Observasi Aktivitas Siswa dalam Proses Pembelajaran MMP Siklus I Lampiran 29. Hasil Observasi Aktivitas Siswa dalam Proses Pembelajaran MMP Siklus II Lampiran 30. Perbandingan Skor Hasil Observasi Aktivitas Siswa dalam Proses Pembelajaran MMP Lampiran 31. Rekapitulasi Hasil Observasi Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran MMP Lampiran 32. Catatan Lapangan Lampiran 33. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Lampiran 34. Dokumentasi Kegiatan Pembelajaran Lampiran 35. Jadwal Pelajaran SD Gembongan Kelas II Lampiran 36. Nilai UTS Siswa Kelas II SD N Gembongan Semsester Lampiran 37. Nilai Empat Aspek Kemampuan Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas II SD N Gembongan Lampiran 38. Perizinan xvii

18 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan suatu hal yang didalamnya terdapat proses yang disebut dengan belajar. Belajar merupakan suatu usaha yang dilakukan secara sadar oleh seseorang yang mengakibatkan perubahan tingkah laku yang bersifat positif dalam aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Thursan Hakim (2005: 1) menyatakan bahwa belajar merupakan proses perubahan di dalam kepribadian manusia, dan perubahan tersebut ditampakkan dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap, kebisaan, pemahaman, keterampilan, daya pikir, dan lain-lain kemampuan. Proses belajar salah satunya dilaksanakan di lingkungan sekolah. Sekolah pada jenjang pendidikan dasar setelah taman kanak-kanak adalah sekolah dasar. Pada jenjang sekolah dasar diberikan materi-materi yang bertujuan mengembangkan potensi, bakat, dan minat peserta didik yang dijadikan dalam berbagai mata pelajaran, salah satunya bidang bahasa yaitu mata pelajaran Bahasa Indonesia. Bidang bahasa sangat penting bagi perkembangan siswa selanjutnya, hal ini sesuai dengan pendapat dari Vygatsky (dalam Darmiyati Zuchdi dan Budiasih, 1997: 5-6) bahwa bahasa merupakan dasar bagi pembentukan konsep dan pikiran, sehingga bahasa diperlukan untuk setiap jenis kegiatan belajar. Dalam bahasa terdapat empat keterampilan yang diperlukan peserta didik yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Keempat kemampuan tersebut saling terkait satu sama lain sehingga siswa harus menguasai empat kemampuan tersebut dalam mempelajari bahasa. Hal ini sesuai dengan pendapat Dalaman 1

19 (2013:1) bahwa pada dasarnya, belajar bahasa adalah belajar berkomunikasi. Belajar bahasa menekankan pada empat aspek kemampuan berbahasa, meliputi menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Yeti Mulyati (2008: 1) menyatakan bahwa membaca menulis diperoleh siswa setelah memasuki usia sekolah. Oleh karena itu, kedua jenis keterampilan berbahasa ini merupakan sajian pembelajaran yang utama dan pertama bagi siswa sekolah dasar di kelas awal. Kedua materi kemampuan berbahasa ini dikemas dalam satu paket pembelajaran yang dikenal dengan paket MMP (Membaca Menulis Permulaan). Membaca permulaan sangat penting bagi siswa pada tahap awal yaitu di kelas rendah. Tujuan dari membaca permulaan ini supaya siswa mengerti dan memahami bagaimana membaca huruf dan kalimat dengan berbagai teknik sehingga siswa bisa memahami makna dari kata atau kalimat yang dibaca. Hal ini dipertegas pendapat dari Andayani (2015: 16) bahwa membaca permulaan merupakan tahapan proses belajar membaca bagi siswa sekolah dasar kelas awal. Siswa belajar untuk memperoleh kemampuan dan menguasai teknik-teknik membaca dan menangkap isi bacaan dengan baik. Pembelajaran menulis permulaan merupakan tahapan selanjutnya dari membaca permulaan. Pembelajaran menulis permulaan meliputi kegiatan menjiplak, menebalkan, mencontoh, melengkapi. Hal ini didukung oleh pendapat dari Andayani (2015: 29) bahwa materi menulis yang diajarkan di sekolah dasar meliputi menulis permulaan dengan menjiplak, menebalkan, mencontoh, melengkapi, dan menyalin huruf tegak bersambung melalui kegiatan mendikte. 2

20 Siswa menyalin kalimat melalui kegiatan melengkapi cerita dan dikte. Siswa mendeskripsikan benda di sekitar dan menyalin puisi anak. Siswa mampu mengungkapkan pikiran, perasaan, dan informasi dalam bentuk paragraf. Saat peneliti melakukan kegiatan observasi di SD Negeri Gembongan kelas II pada bulan Agustus sampai dengan Desember 2015, peneliti menemukan permasalahan terkait dengan pembelajaran membaca menulis permulaan. Hasil observasi menunjukkan bahwa sebagian besar siswa memiliki motivasi yang rendah dalam mengikuti pembelajaran membaca menulis permulaan. Hal ini dibuktikan dengan sebagian besar siswa putra bejalan-jalan padahal guru sedang menjelaskan materi tersebut. Kemudian, siswa disuruh duduk di kursi masingmasing, akan tetapi siswa mengajak berbicara teman semejanya sehingga menimbulkan kegaduhan di kelas. Guru memberi contoh cara membaca teks cerita pendek yang ada di buku teks. Selanjutnya, guru menyuruh para siswa membaca tulisan yang terdapat di buku teks tersebut secara bergantian. Dari kegiatan membaca tersebut, diketahui sebagian besar siswa membaca belum lancar dan masih terbata-bata menuju kata selanjutnya. Lebih dari empat belas siswa membaca dengan suara kurang lantang. Guru memberikan pertanyaan terkait dengan bacaan tersebut. Siswa mulai menuliskan jawaban di buku tulis masing-masing siswa untuk menjawab pertanyaan dari guru. Sebagian besar siswa menuliskan kata mangga kurang tepat, empat belas siswa menulis manga. Terdapat juga siswa yang menuliskan mangga tetapi sulit untuk dibaca, karena huruf g kurang jelas penulisannya. Sebagian besar siswa sudah benar dalam menuliskan kata mangga tetapi kurang 3

21 rapi dan naik turun letaknya. Dari hasil observasi dapat disimpulkan bahwa kemampuan menulis permulaan siswa masih rendah. Tingkat keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran membaca menulis permulaan masih rendah. Hal ini terlihat ketika guru menyuruh membaca buku teks, tetapi sebagian besar siswa tidak memperhatikan saat kegiatan membaca. Selanjutnya, guru memberikan pertanyaan kepada siswa terkait isi bacaan, guru harus menunjuk siswa untuk menjawab. Siswa memberikan jawaban belum benar bahkan tidak terkait dengan pertanyaan yang diberikan. Padahal pertanyaan yang diberikan tersebut berkaitan dengan isi bacaan yang telah dibaca sebelumnya. Berdasarkan hasil pengamatan peneliti selama proses pembelajaran, para siswa terlihat tidak bersemangat mengikuti pembelajaran, banyak siswa yang mengeluh karena tugas yang diberikan banyak. Ketika guru memberikan tugas untuk menuliskan cerita yang telah dibaca di buku masing-masing siswa, hanya sebagian kecil yang mengerjakan tepat pada waktunya, lebih dari empat belas siswa terlambat dalam mengumpulkan tugas menulis cerita. Tiga siswa putra tidak mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru. Untuk lebih memperjelas permasalahan yang ada di kelas, peneliti melakukan wawancara dengan guru kelas II SD N Gembongan. Hasil wawancara dengan guru kelas II SD N Gembongan menyebutkan bahwa mata pelajaran yang paling sulit diajarkan pada siswa adalah mata pelajaran Bahasa Indonesia yang menempati peringkat terendah dari beberapa mata pelajaran yang ada dengan ditunjukkan hasil Ulangan Tengah Semester Siswa (UTS) siswa dimana nilai rerata mata pelajaran Bahasa Indonesia 49,96, Pendidikan Agama 82,71, PKn 4

22 80,82, Matematika 78,5, IPA 77,32, IPS 71,25, Bahasa Jawa 71,25, SBK 79,5, Bahasa Inggris 77,75. Dari mata pelajaran Bahasa Indonesia, nilai kemampuan membaca menulis siswa rendah dibandingkan dengan nilai kemampuan berbicara dan menyimak. Rerata nilai siswa dari dua aspek kemampuan membaca 58,5, menulis 55,96, menyimak 77,64, berbicara 81,5 dengan interval nilai dari Hal ini disebabkan selama pembelajaran berlangsung, siswa sering berjalan kesana kemari yang menunjukkan bahwa siswa kurang memperhatikan. Motivasi belajar yang kurang selama mengikuti pembelajaran membaca menulis permulaan di kelas dibuktikan dengan siswa sering berbicara sendiri dengan siswa lain padahal guru sedang menjelaskan materi. Pada saat siswa diberi tugas oleh guru berupa menuliskan cerita, tetapi sebanyak 14 siswa masih malas untuk menuliskan cerita ke buku tugas dan 3 siswa lambat dalam mengerjakan tugas tersebut sehingga selalu menjadi 3 terakhir dalam menuliskan hasil kerjanya. Guru kelas II mengatakan bahwa sekitar 15 siswa masih belum lancar dalam membaca. Seharusnya untuk usia sekolah dasar sudah terampil membaca menulis. Hal ini sejalan dengan pendapat dari Syamsu Yusuf (2014: ) bahwa pada masa usia siswa memasuki sekolah dasar siswa sudah terampil membaca dan berkomunikasi sehingga menyebabkan siswa menjadi gemar membaca dan mendengarkan cerita, seperti cerita kepahlawanan. Selain itu pada usia memasuki sekolah dasar, salah satunya siswa sampai pada tingkat dapat membuat dan menuliskan kalimat yang lebih sempurna. Berdasarkan hasil observasi di kelas dan wawancara dengan guru kelas II SD N Gembongan tentang permasalahan membaca menulis permulaan, perlu 5

23 adanya solusi dalam mengatasi beberapa masalah tersebut. Dari berbagai model yang dapat digunakan, salah satu cara untuk mengatasi permasalahan di atas dengan menggunakan model Quantum Teaching. Model Quantum Teaching didasari pada pokok masalah bahwa setiap siswa memiliki karakteristik dalam belajar. Hal ini menuntut peran guru untuk selalu menciptakan metode dan model pembelajaran yang membantu peserta didik nyaman untuk belajar. Siswa akan optimal dalam belajar apabila ia mampu menggunakan kemampuan berpikirnya dengan baik dalam kondisi nyaman dan tidak ada tekanan apapun. Model Quantum Teaching memiliki keunggulan menciptakan suasana belajar yang sesuai dengan perkembangan siswa dan menyenangkan, hal ini sejalan dengan pendapat Bobbi De Porter, Mark R, dan Sarah S.N (2001: 3) Quantum Teaching merupakan penggubahan belajar yang meriah, dengan segala nuansanya, menyertakan segala kaitan, interaksi, dan perbedaan yang memaksimalkan momen belajar. Lebih lanjut, pembelajaran dengan menggunakan model Quantum Teaching dengan langkah-langkah pembelajaran meliputi : (1) penumbuhan minat (tumbuhkan), (2) pemberian pengalaman umum (alami), (3) penamaan atau penyajian materi (namai), (4) demonstrasi tentang pemerolehan pengetahuan oleh siswa (demonstrasikan), (5) pengulangan yang dilakukan oleh siswa (ulangi), (6) perayaan atas usaha siswa (rayakan). Model pembelajaran Quantum Teaching mampu membuat siswa termotivasi dalam mengikuti pembelajaran yang ada di kelas, pendapat Bobbi De Porter, Mark R, dan Sarah S.N (2010: 88) bahwa apa pun mata pelajaran, tingkat kelas, atau pendengar model ini menjamin siswa menjadi tertarik dan berminat pada setiap pelajaran. 6

24 Model pembelajara ini didukung dengan menggunakan metode dan media pembelajaran. Berbagai metode pembelajaran yang digunakan seperti metode Eja, metode Bunyi, metode Suku Kata, metode Kata, metode Global, metode SAS. Diantara berbagai metode tersebut, metode yang sesuai adalah SAS. Metode SAS dinilai cocok untuk pengajaran membaca menulis permulaan karena metode ini sesuai dengan tahap perkembanga bahasa siswa. Pengajaran dengan metode SAS dimulai dengan siswa mengenal kalimat, kalimat diurai menjadi kata, kata diurai menjadi suku kata, suku kata diurai menjadi huruf-huruf. Selanjutnya huruf dirangkaikan lagi menjadi suku kata, suku kata dirangkai menjadi kata, dan kata dirangkai menjadi kalimat seperti semula. Hal ini sejalan dengan pendapat dari Supriyadi dkk. (dalam Darmiyati Zuhcdi dan Budiasih, 1997: 65) bahwa metode SAS cocok untuk pengajaran membaca menulis permulaan dengan alasan: (1) metode ini menganut prinsip ilmu bahasa umum, (2) metode ini mempertimbangkan pengalaman bahasa siswa, dan (3) metode ini menganut prinsip menemukan sendiri. Selain menggunkan metode pembelajaran, pelaksanaan model Quantum Teaching juga didukung dengan menggunkan media pembelajaran. Novan Ardy Wiyani (2013:145) menyatakan bahwa keberadaan media pembelajaran dapat menciptakan berbagai situasi kelas, menentukan metode pengajaran yang hendak digunakan dalam kegiatan pengajaran. Untuk mendukung penerapan model pembelajaran Quantum Teaching dengan metode SAS, maka digunakan media gambar, kartu kata dan kartu kalimat. Media gambar, kartu kata, dan kartu kalimat dapat menciptakan suasana belajar yang menarik, tidak membosankan, dan 7

25 menyenangkan bagi siswa, sehingga siswa termotivasi untuk mengikuti pembelajaran membaca menulis permulaan. Ini didukung pendapat dari Ana Widyastuti (2015:1) bahwa untuk menciptakan suasana belajar yang menyenangkan, dapat menggunakan media pembantu seperti kartu huruf, kartu kata, dan kartu bergambar sehingga siswa terangsang untuk lebih cepat membaca menulis. Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, peneliti berminat untuk melakukan penelitian yang berjudul Peningkatan Kemampuan Membaca menulis Permulaan menggunakan Model Quantum Teaching pada Siswa Kelas II SD Negeri Gembongan Tahun Ajaran 2015/2016. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Siswa kurang memperhatikan penjelasan dari guru dan lebih memilih bermain serta bejalan-jalan selama pembelajaran membaca menulis permulaan. 2. Sebagian besar siswa belum lancar membaca dan masih terbata-bata dalam membaca kata. 3. Sebagian besar siswa masih kesulitan dalam menuliskan kata dan kalimat secara lengkap dan benar. 4. Sebagian besar siswa kurang tanggung jawab dalam mengikuti pembelajaran membaca menulis permulaan karena belum menyelesaikan tugas tepat pada waktunya. 8

26 5. Siswa kurang bersemangat mengikuti pembelajaran membaca menulis permulaan, karena tugas yang diberikan terlalu banyak. 6. Kemampuan membaca menulis permulaan siswa kelas dua SD N Gembongan masih rendah. 7. Model Quantum Teaching belum diterapkan dalam pembelajaran membaca menulis permulaan di kelas II SD N Gembongan Sentolo. C. Pembatasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah di atas, terdapat permasalahan yang kompleks, maka dalam penelitian ini dibatasi pada, Meningkatkan proses pembelajaran membaca menulis permulaan dan meningkatkan kemampuan membaca menulis permulaan menggunakan model pembelajaran Quantum Teaching pada siswa kelas II SD N Gembongan, Sentolo, Kulon Progo. D. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang masalah, identifikasi masalah, dan batasan masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Bagaimanakah meningkatkan proses pembelajaran membaca menulis permulaan menggunakan model Quantum Teaching TANDUR pada siswa kelas II SD N Gembongan, Sentolo, Kulon Progo? 2. Bagaimanakah meningkatkan kemampuan membaca menulis permulaan menggunakan model Quantum Teaching siswa kelas II SD N Gembongan, Sentolo, Kulon Progo? 9

27 E. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan sebagai berikut. 1. Untuk meningkatkan proses pembelajaran membaca menulis permulaan menggunakan model Quantum Teaching TANDUR pada siswa kelas II SD N Gembongan, Sentolo, Kulon Progo. 2. Untuk meningkatkan kemampuan membaca menulis permulaan menggunakan model Quantum Teaching siswa kelas II SD N Gembongan, Sentolo, Kulon Progo. F. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Manfaat teoritik Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan masukan pengembangan ilmu pengetahuan dalam bidang pendidikan terutama berkaitan dengan pembelajaran membaca menulis permulaan. 2. Manfaat praktis a. Bagi siswa Manfaat penelitian ini siswa adalah untuk meningkatkan kemampuan siswa kelas II SD dalam membaca menulis permulaan. b. Bagi guru/peneliti Manfaat penelitian ini bagi guru adalah untuk memberikan masukan tentang pembelajaran yang menarik dan mudah dipahami siswa, sehingga dapat meningkatkan kemampuan membaca menulis permulaan. 10

28 c. Bagi sekolah Manfaat penelitian ini bagi sekolah adalah sebagai bahan pertimbangan sekolah dalam rangka perbaikan pembelajaran yang berimplikasi pada kemajuan sekolah dan peningkatan mutu pendidikan G. Definisi Operasional Variabel Sesuai dengan permasalahan yang telah dijabarkan, peneliti akan melakukan penelitian tentang peningkatan kemampuan membaca menulis permulaan menggunakan model Quantum Teaching pada siswa kelas II SD N Gembongan Sentolo, maka penelitian ini perlu diberi batasan-batasan definisi operasional untuk menyamakan persepsi mengenai variabel-variabel yang digunakan. Variabel yang digunakan sesuai judul di atas sebagai berikut. 1. Kemampuan membaca menulis permulaan merupakan kecakapan atau kesanggupan siswa dalam membaca dan memahami isi bacaan serta mampu menuliskan lambang atau tulisan yang terstruktur dan bermakna dengan ditandai delapan indikator. Delapan indikator dalam penilaian pembelajaran membaca menulis permulaan meliputi: 1) lafal, 2) intonasi, 3) kelancaran, 4) keberanian, 5) kejelasan penulisan kata, 6) ketepatan penggunaan ejaan, 7) kelengkapan penulisan kata, 8) kerapian. Kemampuan membaca menulis permulaan yang akan diukur dalam penelitian ini adalah kemampuan membaca menulis dalam aspek kognitif. Pengukuran dilakukan dengan instrumen tes. Instrumen tes dinyatakan dalam bentuk angka dengan interval

29 2. Model pembelajaran Quantum Teaching merupakan model pembelajaran yang menekankan pada penciptaan lingkungan belajar siswa yang nyaman dan menyenangkan sehingga merangsang fungsi otak siswa. Dengan tindakan tersebut, memungkinkan siswa untuk belajar dengan kecepatan yang mengesankan melalui upaya yang normal dan dibarengi dengan kegembiraan. 12

30 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan tentang Kemampuan Membaca Menulis Permulaan 1. Pengertian Kemampuan Kemampuan membaca menulis merupakan dua hal yang sangat berpengaruh dalam mempelajari berbagai ilmu pengetahuan dan teknologi yang selalu berkembang. Membaca tidak hanya sekedar memandangi lambang- lambang tulisan, bermacam-macam kemampuan dikerahkan oleh seorang pembaca agar pembaca mampu memahami isi atau makna bacaan yang dibacanya. Pembaca berupaya agar lambang-lambangyang dilihatnya menjadi lambanglambang yang bermakna baginya. Begitu pula dengan menulis, menulis bukan sekedar menuliskan huruf-huruf saja, tetapi menulis merupakan kegiatan dimana penulis mampu menuangkan apa yang ia pikirkan melalui tulisan. Menurut Robbin (dalam Syafaruddin, 2012: 72) kemampuan merupakan kapasitas seseorang individu unutk melakukan beragam tugas dalam suatu pekerjaan. Lebih lanjut Robbin menyatakan bahwa kemampuan (ability) adalah sebuah penilaian terkini atas apa yang dapat dilakukan seseorang. Kemampuan menurut Chaplin (dalam Syafaruddin, 2012: 71) dapat diartikan sebagai kecakapan, ketangkasan, bakat, kesanggupan, tenaga (daya kekuatan) untuk melakukan sesuatu perbuatan. Sementara itu, kemampuan menurut Mohammda Zain (dalam Milman Yusdi, 2010:10) mendefinisikan kemampuan adalah kesanggupan, kecakapan, kakuatan kita berusaha dengan diri sendiri. Sedangkan Anggiat M.Sinaga dan Sri Hadiati (dalam Milman Yusdi, 2010:10) berpendapat bahwa kemampuan sebagai 13

31 suatu dasar seseorang yang dengan sendirinya berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan secara efektif atau sangat berhasil. Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa kemampuan berkaitan dengan proses pembelajaran merupakan suatu kecakapan atau kesanggupan yang sangat diperlukan siswa untuk melakukan suatu tindakan atau aktivitas dalam proses pembelajaran. 2. Pengertian Membaca Membaca menurut Dalman (2014:5) merupakan kegiatan atau proses kognitif yang bertujuan untuk menemukan berbagai informasi yang terdapat pada suatu tulisan. Secara lebih khusus, membaca memiliki arti suatu kegiatan memahami atau menginterpretasikan lambang/tanda/tulisan yang memiliki makna sehingga apa yang disampaikan penulis dapat diterima oleh pembaca. Hodgson (dalam Tarigan, 2008: 7) menyampaikan bahwa membaca merupakan suatu proses yang dilakukan oleh pembaca guna memperoleh pesan atau isi, yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata/bahasa tulis. Kegiatan membaca terpenuhi jika ada proses dalam memahami kata-kata sebagai suatu rangkaian kesatuan sehingga didapat makna atau isinya. Sementara itu, membaca menurut Sabarti Akhadiah M.K, dkk. (1992/1993:24) merupakan proses kompleks yang melibatkan kegiatan fisik dan mental dengan memanfaatkan pengetahuan yang telah dimiliki guna menafsirkan makna dan membentuk makna baru dalam sistem pengetahuan dan pengalaman. Dari hal tersebut, kegiatan membaca dipengaruhi oleh berbagai faktor. 14

32 Dari berbagai pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa kegiatan membaca merupakan suatu proses dimana pembaca menggunakan kemampuan fisik dan mental untuk memahami atau menginterpretasikan lambang/tanda/tulisan yang memiliki makna sehingga apa yang disampaikan penulis dapat diterima dan dimengerti oleh pembaca. 3. Pengertian Menulis Menulis menurut Darmiyati Zuchdi dan Budiasih (1996/1997: 62) merupakan suatu kegiatan yang membutuhkan kemampuan yang bersifat kompleks. Kemampuan yang dimaksud di sini antara lain kemampuan berfikir secara teratur dan logis, kemampuan mengungkap pikiran gagasan secara jelas, dengan menggunakan bahasa yang efektif, dan kemampuan menerapkan kaidahkaidah tulis-menulis dengan baik. Sementara itu, menulis menurut Bryne melalui St.Y. Slamet (2008:141) pada hakikatnya menulis bukan sekedar menuliskan simbol-simbol grafis sehingga berbentuk kata, dan kata-kata disusun menjadi kalimat menurut peraturan tertentu, melainkan menulis adalah kemampuan menuangkan buah pikiran melalui kalimat-kalimat yang dirangkai secara utuh, lengkap, dan jelas sehingga buah pikiran tersebut dapat dikomunikasikan kepada pembaca dengan berhasil. Sedangkan Murray (dalam Saleh Abbas, 2006: 127) menyatakan bahwa menulis adalah proses berfikir yang berkesinambungan mulai dari mencoba dan sampai mengulas kembali. Kemampuan menulis permulaan merupakan salah satu 15

33 jenis kemampuan berbahasa tulis yang bersifat produktif, artinya kemampuan menulis ini merupakan kemampuan menghasilkan, dalam hal ini tulisan. Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa menulis merupakan suatu kegiatan yang kompleks dengan menggunakan kemampuan berfikir secara teratur dan logis, kemampuan mengungkap pikiran gagasan secara jelas, dengan menggunakan bahasa yang efektif, dan kemampuan menerapkan kaidah-kaidah dalam tulis-menulis dengan baik 4. Pengertian Kemampuan Membaca Menulis Permulaan Pembelajaran membaca menulis permulaan menurut Darmiyati Zuchdi dan Budiasih (1996/1997: 49-62) merupakan pembelajaran membaca menulis tingkat awal yang diperoleh siswa di kelas I dan II sekolah dasar. Kemampuan membaca menulis permulaan yang diperoleh siswa di kelas I dan II tersebut menjadi dasar pembelajaran membaca menulis di kelas berikutnya. Sehingga pembelajaran membaca menulis permulaan mempunyai peranan yang penting untuk menunjang proses keterampilan pada tahap selanjutnya. Yeti Mulyati (2008: 5) mengemukakan bahwa membaca menulis permulaan merupakan program pembelajaran yang difokuskan kepada kemampuan membaca menulis permulaan di kelas-kelas awal pada saat siswa mulai memasuki bangku sekolah. Kemampuan membaca permulaan lebih diorientasikan pada kemampuan membaca tingkat dasar, yakni kemampuan melek huruf. Hal ini dimaksudkan siswa dapat mengubah dan melafalkan lambanglambang tertulis menjadi bunyi-bunyi bermakna. Sedangkan untuk pembelajaran menulis permulaam lebih diorientasikan pada kemampuan yang bersifat mekanik. 16

34 Siswa dilatih untuk dapat menuliskan (mirip dengan kemampuan melukis atau menggambar) lambang-lambang tulis yang jika dirangkaikan dalam sebuah struktur, lambang-lambang itu menjadi bermakna. Selanjutnya, dengan kemampuan dasar ini, secara perlahan-lahan siswa dibimbing pada kemampuan menuangkan gagasan, pikiran, perasaan, ke dalam bentuk bahasa tulis melalui lambang-lambang tulis yang sudah dikuasainya. Membaca menulis permulaan menurut Andayani (2015:16-29) merupakan tahapan proses belajar membaca menulis bagi siswa sekolah dasar kelas awal. Materi yang diajarkan pada pembelajaran membaca permulaan meliputi bagaimana membaca dan memahami isi bacaan secara tepat. Sedangkan untuk pembelajaran menulis permulaan meliputi menjiplak, menebalkan, mencontoh, melengkapi. Menyalin huruf tegak bersambung melalui kegiatan dikte. Menyalin melalui kegiatan melengkapi cerita dan dikte. Mendeskripsikan benda di sekitar dan menyalin puisi anak. Mengungkapkan perasaan, pikiran, dan informasi dalam bentuk paragraf dan puisi dalam karangan sederhana dan puisi. Membaca menulis permulaan menurut Puji Santosa, dkk. (2007: ) merupakan pembelajaran membaca menulis di kelas 1 dan 2 sekolah dasar. Pada pembelajaran membaca permulaan, diharapkan siswa mampu mengenali hururf, suku kata, kalimat, dan mampu membaca dalam berbagai konteks. Menulis permulaan diawali melatih siswa memegang alat tulis dengan benar, menarik garis, menulis huruf, suku kata, kata, dan kalimat sederhana yang diawali atau bersamaan dengan membaca permulaan. 17

35 Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa kemampuan membaca menulis permulaan merupakan kecakapan atau kesanggupan siswa dalam membaca dan memahami isi bacaan serta mampu menuliskan lambang atau tulisan yang terstruktur dan bermakna bahwa membaca menulis permulaan. Membaca menulis permulaan diperoleh siswa kelas I dan II sekolah dasar. Pembelajaran membaca menulis permulaan mengajarkan kepada siswa cara membaca yang tepat dengan tujuan dapat memahami bacaan dan bersamaan atau dilanjutkan dengan melatih siswa memegang alat tulis dengan benar, menarik garis, menulis huruf, suku kata, kata, dan kalimat sederhana. Dalam penelitian ini ditujukan pada kemampuan membaca menulis permulaan di kelas II. 5. Hakikat Kemampuan Membaca Menulis Permulaan Hakikat kemampuan membaca menulis permulaan menurut Saleh Abbas (2006: 126) adalah siswa belajar untuk dapat membunyikan kata-kata yang tertulis dan memahami artinya dilanjutkan belajar menulis sesuatu dalam sistem tulisan tertentu yang dapat dibaca oleh orang yang telah menguasai sistem itu. Dalam periode membaca menulis permulaan ini, siswa belajar untuk dapat memahami seperti berikut. a. Penulisan dalam buku disusun dari kiri ke kanan (dalam sistem tulisan latin). b. Bahasa itu terdiri dari kata-kata c. Kata-kata itu terdiri dari bunyi d. Bunyi-bunyi itu digambar dengan huruf e. Setiap huruf ada namanya f. Jumlah huruf itu terbatas 18

36 g. Menulis itu adalah kegiatan mewujudkan kata-kata dalam rangkaian hurufhuruf pada halaman buku/papan tulis. 6. Tujuan Membaca Menulis Permulaan Menurut Herusantosa (dalam Saleh Abbas, 2006: 103) tujuan pembelajaran membaca menulis permulaan (MMP), seperti berikut. a. Pembinaan dasar-dasar mekanisme membaca b. Mampu memahami dan menyuarakan kalimat sederhana yang ditulis dengan intonasi yang wajar c. Siswa dapat membaca menulis kata-kata dan kalimat sederhana dengan lancar dan tepat dalam waktu rekatif singkat. Diperolah dari pemercepatan waktu fiksasi dan jarak fiksasi inilah yang menjadi tujuan utama pembelajaran membaca menulis permulaan (MMP). Menurut Sabarti Akhadiah M.K, dkk. (1992/1993: 9) tujuan membaca permulaan untuk kelas II SD adalah sebagai berikut. a. Siswa mampu mengenali huruf sebagai lambang bunyi dalam hubungan kata dan kalimat b. Mengucapkan bunyi-bunyi bahasa c. Melafalkan kata d. Melagukan bermacam-macam kalimat dengan intonasi yang wajar. Sedangkan tujuan menulis permulaan untuk siswa kelas II SD menurut Sabarti Akhadiah M.K, dkk. (1992/1993: 66) adalah sebagai berikut. a. Menuliskan huruf kapital untuk huruf pertama awal kalimat dengan tepat. b. Menggunakan tanda baca dengan tepat. 19

37 c. Menuliskan kata-kata berstruktur fonem KKV dan KKVK dengan tepat. d. Menuliskan kata-kata yang mengandung diftong yang mendapat akhiran an dan kan. e. Menuliskan kata yang berakhiran dengan konsonan k yang mendapat akhiran an dan kan dengan tepat. 7. Pembelajaran Membaca Menulis Permulaan pada Siswa Kelas II SD Pembelajaran membaca menulis permulaan di kelas II sekolah dasar semester dua meliputi membaca nyaring dan penulisan kalimat sederhana seuai ejaan yang tepat. Henry Guntur Tarigan (2008: 23) menyatakan bahwa membaca nyaring adalah suatu aktivitas atau kegiatan yang merupakan alat bagi guru, murid, ataupun pembaca bersama-sama dengan orang lain atau pendengar untuk menangkap serta memahami informasi, pikiran, perasaan seorang penulis. Untuk kegiatan membaca nyaring menurut Henry Guntur Tarigan yang harus dikuasai siswa kelas II meliputi: 1) membaca dengan terang dan jelas, 2) membaca dengan penuh perasaan ekspresi, 3) membaca tanpa tertegun-tegun, tanpa terbata-bata. Sedangkan menurut Sabarti Akhadiah M.K, dkk. (1992/1993: 30) dalam membaca nyaring, ada beberapa aspek yang diperhatikan seperti membaca dengan intonasi yang wajar, tekanan yang baik, lafal yang benar. Lafal adalah cara mengucapkan fonem, kata, atau kalimat secara keseluruhan. Guru harus menjelaskan perbedaan pengucapan fonem /e/ pepet (misalnya pada kata sepuluh atau sejak) dan /e/ biasa (misalnya pada kata saleh atau boleh). Guru juga harus menjelaskan perbedaan pengucapan /au/ sebagai satu fonem (misalnya pada kata kerbau) dan sebagai dua fonem (misalnya pada kata bau), atau pengucapan /ai/ 20

38 pada kata mengintai dan pada kata mencintai. Selain lafal harus jelas, intonasi pun harus tepat. Seperti dikemukakan di atas, dalam intonasi terkandung jeda. Jadi, dalam membaca nyaring, lafal, jeda, serta intonasi kalimat secara keseluruhan haruslah jelas dan tepat. Sehingga aspek-aspek yang harus diperhatikan dalam membaca nyaring meliputi: 1) suara jelas terdengar, 2) pelafalan tepat, 3) intonasi tepat, 4) kelancaran. Untuk menulis permulaan di kelas dua semester dua, siswa menulis kalimat sederhana sesuai ejaan yang tepat. Untuk itu yang diperhatikan dalam siswa menulis kalimat sederhana sesuai ejaan yang tepat menurut Sabarti Akhadiah M.K, dkk. (1991/1992: 71) adalah penulisan huruf capital di awal kalimat, penggunaan tanda baca, menuliskan kata dengan strukutur fonem KKVK seperti kata: traktor, praktik, bangkrut dan kata yang mengandung diftong ai, au, oi yang mendapat akhiran an dan kan. Menurut Darmiyati Zuhcdi dan Budiasih (1996/1997: 52-64) materi pembelajaran membaca permulaan pada kelas II SD berdasarkan Kurikulum Pendidikan Dasar. Untuk materi pembelajaran membaca permulaan yang tertuang dalam GBPP mata pelajaran bahasa Indonesia ialah sebagai berikut. a. Paragraf (15 sampai 20 baris) dibaca dengan lafal dan intonasi yang tepat dan wajar. b. Kalimat-kalimat sederhana (untuk dipahami isinya). c. Huruf besar pada awal kalimat. d. Bacaan dengan kalimat-kalimat sederhana (menggunakan huruf kapital pada awal kalimat) untuk dipahami isinya. 21

39 e. Cerita anak-anak (dengan memperhatikan jeda yang ada dalam bacaan). f. Percakapan/dialog tentang suatu kegiatan (menggunakan tanda baca titik dan tanda tanya pada akhir kalimat) g. Puisi anak-anak (dibaca secara kelompok). Sedangkan untuk menulis permulaan dari Kurikulum Sekolah Dasar (GPBB) dapat diketahui bahwa materi untuk menulis permulaan di kelas II SD mencakup beberapa komponen sebagai berikut. a. Penulisan kata-kata atau kalimat sederhana yang didiktekan guru. b. Penulisan catatan kebutuhan sehari-hari untuk diri sendiri, dengan bantuan guru. c. Penggunaan huruf kapital pada awal kalimat. d. Penulisan kalimat sederhana yang didiktekan guru. e. Penulisan nama benda, tumbuh-tumbuhan, dan hewan. f. Penggunaan huruf kapital untuk nama orang, bulan, dan hari. g. Penempatan jeda pada akhir bagian-bagian kalimat sesuai dengan makna kalimat. h. Penggunaan huruf kapital secara tepat dalam kalimat. i. Penggunaan tanda tanya pada akhir kalimat tanya. 8. Metode Pembelajaran Membaca Menulis Permulaan a. Pengertian Metode Pembelajaran Metode pembelajaran bahasa menurut Darmiyati Zuchdi dan Budiasih (1996/1997:30) merupakan rencana pembelajaran, yang mencakup pemilihan, 22

40 penentuan, dan penyusunan secara sistematis bahan yang akan diajarkan, serta kemungkinan pengadaan remidi dan bagaimana pengembangannya. Metode pengajaran menurut Sabarti Akhadiah M.K, dkk. (1992/1993: 4) merupakan suatu rencana menyeluruh berkaitan dengan penyajian bahan belajar yang dikembangkan berdasarkan pendekatan yang dipilih. Metode menggambarkan secara menyeluruh langkah-langkah yang dilalui selama proses pembelaran. b. Metode Pembelajaran Membaca Menulis Permulaan Ada beberapa metode pembelajaran membaca menulis permulaan. Darmiyati Zuchdi dan Budiasih (1996/1997: 53-57) menjelaskan metode membaca menulis permulaan meliputi: (1) metode abjad, (2) metode bunyi, (3) metode kupas rangkai suku kata, (4) metode kata lembaga, (5) metode global, (6) metode structural analitik sintetik (SAS). Lebih lanjut metode membaca menulis permulaan dipertegas dari pendapat Yeti Mulyati (2008: 15-23) sebagai berikut. a) Metode Abjad dan Metode Bunyi Metode abjad dan metode bunyi, merupakan metode-metode yang sering menggunakan kata-kata lepas. Metode abjad merupakan metode yang digunakan dalam pembelajaran membaca menulis permulaan dengan metode ini memulai pengajarannya dengan memperkenalkan huruf-huruf secara alpabetis. Huruf-huruf tersebut dihafalkan dan dilafalkan siswa sesuai dengan bunyinya menurut abjad. Proses ini sama dengan menulis permulaan, setelah para siswa bisa menuliskan huruf-huruf lepas, kemudian dilanjutkan dengan belajar menulis rangkaian huruf yang berupa suku kata. 23

41 Sedangkan metode bunyi sebenarnya merupakan bagian dari metode eja. Prinsip dasar dan proses pembelajarannya tidak jauh berbeda dengan metode eja/abjad di atas. Perbedaannya terletak hanya pada cara atau sistem pembacaan atau pelafalan abjad (huruf-hurufnya). Contoh: 1) Metode abjad : bo-bo bobo la-ri lari 2) Metode bunyi : na-na nana lu-pa lupa Perbedaan antara metode abjad dan metode bunyi terletak pada pengucapan huruf. Pada metode abjad huruf diucapkan sebagai abjad ( a, b, ce, dst), sedangkan pada metode bunyi, huruf diucapkan sesuai dengan bunyinya [m], [n], [a], dst. b) Metode Kupas Rangkai Suku Kata dan Metode Kata Lembaga Metode kupas rangkai suku kata dan metode kata lembaga, dalam penerapannya menggunakan cara menguraikan dan merangkaikan. Metode kupas rangkai suku kata memiliki tahap-tahap mulai dari: 1) pengenalan suku-suku kata; 2) perangkaian suku-suku kata menjadi kata; 3) perangakaian kata menjadi kelompok kata atau kalimat sederhana; 4) pengintegrasian kegiatan perangakaian dan pengupasan. Sedangkan metode kata lembaga diawali dengan pengenalan sebuah kata tertentu. Kata ini, kemudian dijadikan lembaga sebagai dasar untuk pengenalan suku kata dan huruf. Artinya, kata dimaksud diuraikan (dikupas) menjadi suku 24

42 kata, suku kata menjadi huruf-huruf. Selanjutnya, dilakukan proses perangkaian huruf menjadi suku kata dan suku kata menjadi kata. Dengan kata lain, hasil pengupasan tadi dikembalikan lagi ke bentuk asalnya sebagai kata lembaga (kata semula). Misalnya: 1) Metode kupas rangkai suku kata : ma ta ma-ta pa pa pa-pa Untuk memperkenalkan huruf kepada siswa, suku kata yang sudah dikenal oleh siswa, diuraikan menjadi huruf, kemudian huruf dirangkaikan lagi menjadi suku kata. Misalnya: nina ni-na n i - n a n-i-n-a 2) Metode kata lembaga bola bo-la b o l a bo la bola bola bo-la b o l a bo- la bola Kepada siswa disajikan kata-kata, salah satu diantaranya merupakan kata lembaga, yaitu kata yang sudah dikenal siswa. Kata tersebut diuaraikan menjadi suku kata, suku kata diuraikan menjadi huruf. Setelah itu huruf dirangkai lagi menjadi suku kata, dan suku kata dirangkaikan menjadi kata. c) Metode Global Metode ini memperkenalkan kepada para siswa beberapa kalimat, untuk dibaca. Sesudah siswa dapat membaca kalimat-kalimat itu, salah satu di antaranya dipisahkan untuk dikaji, dengan cara menguraikan atas kata, suku kata, huruf- 25

43 huruf. Sesudah siswa membaca huruf-huruf itu. Kemudian huruf-huruf dirangkaikan lagi sehingga terbentuk suku kata, suku-suku menjadi kata, dan katakata menjadi kalimat lagi. Misalnya: 1) Memperkenalkan gambar dan kalimat. ini dadu Gambar 1. Gambar dadu ( 2) Menguraikan salah satu kalimat menjadi kata; kata menjadi suku kata; suku kata menjadi huruf-huruf. ini dadu i-ni i-n-i ini dadu da-du d-a-d-u d) Metode SAS SAS merupakan singkatan dari Struktural Analitik Sintetik. Metode SAS merupakan salah satu jenis metode yang bisa digunakan untuk proses pembelajaran membaca menulis permulaan bagi siswa kelas rendah. Dalam 26

44 pelaksanaanya, metode ini dibagi dalam dua tahap, yaitu tanpa buku dan menggunakan buku. Secara utuh, proses SAS tersebut sebagi berikut. ini bola ini bola i ni bo la i n i b o l a i ni bo la ini bola ini bola Melihat prosesnya, metode ini merupakan campuran dari metode-metode membaca menulis permulaan. Beberapa manfaat sebagai kelebihan dari metode ini, di antaranya sebagai berikut. a. Metode ini sejalan dengan prinsip linguistik (ilmu bahasa) yang memandang satuan bahasa terkecil yang untuk berkomunikasi adalah kalimat. Kalimat dibentuk oleh satuan-satuan bahasa dibawahnya, yaitu kata, suku kata, dan akhirnya fonem (huruf-huruf). b. Metode ini mempertimbangkan pengalaman berbahasa siswa. Oleh karena itu, pengajaran akan lebih bermakna bagi siswa karena bertolak dari sesuatu yang dikenal dan diketahui siswa. Hal ini akan memberikan dampak positif terhadap daya ingat dan pemahaman siswa. c. Metode ini sesuai dengan prinsip inkuiri (menemukan sendiri). Siswa mengenal dan memahami sesuatu berdasarkan hasil temuannya sendiri. Sikap seperti ini akan membantu siswa dalam mencapai kebrhasilan belajar. Sejalan dengan pendapat di atas, Supriyadi dkk. (dalam Darmiyati Zuhcdi dan Budiasih, 1996/1997: 65) juga memandang bahwa metode SAS cocok untuk 27

45 pengajaran membaca menulis permulaan dengan alasan: 1) metode ini menganut prinsip ilmu bahasa umum, 2) metode ini mempertimbangkan pengalaman bahasa siswa, dan 3) metode ini menganut prinsip menemukan sendiri. Dari beberapa metode membaca menulis permulaan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pada penelitian ini, peneliti akan menggunakan metode SAS untuk pengajaran membaca menulis permulaan. 9. Penilaian Pembelajaran Membaca Menulis Permulaan a. Pengertian Penilaian Penilaian menurut Saleh Abbas (2006: 146) merupakan serangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis, dan menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar siswa yang dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan, sehingga menjadi informasi yang bermakna dalam pengambilan keputusan. Sedangkan penilaian menurut Nurgiantoro (dalam Darmiyati Zuchdi dan Budiasih, 1997: 121) merupakan alat atau kegiatan untuk mengukur tingkat keberhasilan dalam mencapai tujuan pembelajaran. Dalam pembelajaran bahasa, penilaian dapat dilakukan melalui tes dan non tes. Baik tes amupun non tes dapat digunakan untuk mendapatkan informasi tentang siswa yang dinilai. Jadi dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa penilaian merupakan suatu proses pegumpulan informasi (memperoleh, menganalisis, dan mennafsirkan) tentang hasil belajar yang dilakukan oleh siswa yang digunakan untuk pengambilan langkah selanjutnya. 28

46 b. Tujuan Penilaian Menurut Saleh Abbas (2006: 146) terdapat beberapa tujuan penilaian diantaranya sebagai berikut. a. Memantau pertumbuhan dan perkembangan kemampuan siswa b. Mengetahui apakah siswa telah atau belum menguasai suatu kompetensi dasar tertentu, beberapa tingkat pencapaian kompetensi siswa. Hal ini berguna sebagai umpan balik bagi siswa saat mengetahui kemampuan dan kekurangannya, sehingga menimbulkan motivasi untuk memperbaiki hasil belajarnya c. Mendiagnosis kesulitan belajar siswa sehingga memungkinkan dilakukannya pengayaan remidi d. Mengetahui hasil pembelajaran yang telah dilaksnakan. Hal ini akan mendorong guru melakukan refleksi agar memiliki kemampuan mengajar lebih baik c. Penilaian Membaca Menulis Permulaan Kelas II SD Membaca menurut Sabarti Akhadiah (1992/1993: 22) merupakan kegiatan yang terpadu yang mencakup beberapa kegiatan seperti mengenali huuruf dan kata-kata, menghubungkannya dengan bunyi serta maknanya, serta menarik kesimpulan mengenai maksud bacaan. Dalam pengajaran membaca, terdapat dua jenis membaca yaitu membaca permulaan dan membaca lanjut/pemahaman. Untuk mengukur tingkat keberhasilan pengajaran membaca khususnya membaca permulaan maka digunakan teknik tes dan non tes. Untuk teknik tes pada pengajaran membaca permulaan, khususnya membaca nyaring diadakan untuk 29

47 mendapatkan informasi tentang kemampuan siswa dalam mengenal dan menyuarakan lambang-lambang bunyi dalam hubungan kalimat dengan intonasi yang wajar. Dengan demikian tes membaca permulaan lebih menekankan pada kemampuan teknisnya dan sifatnya individual. Untuk memberi nilai dapat digunakan pedoman penilaian dengan aspek yang dinilai: a) lafal, b) kelancaran, c) perhatian terhadap tanda baca, d) intonasi. Penilaian membaca nyaring menurut Yeti Mulyati (2008: 46) meliputi siswa diminta untuk melafalkan lambang tertulis baik berupa lambang yang berupa, huruf, suku kata, kata, atau kalimat sederhana. Melalui tes ini, guru akan dapat menilai kemampuan siswa dalam mengidentifikasi lambang-lambang bunyi, melafalkannya, dan memaknainya Menurut Darmiyati Zuchdi dan Budiasih (1997: ) tujuan penilaian membaca permulaan di kelas 2 SD mencakup tiga kemampuan sebagai berikut. a. Siswa mampu memahami cerita yang dibaca dan dapat mengajukan atau menjawab pertanyaan, serta menceritakan kembali. b. Siswa mampu memahami cerita yang dibaca dan dapat mengajukan atau menjawab pertanyaan, serta dapat menceritakan kembali. c. Siswa mampu membaca puisi yang sesuai dengan anak. Untuk mengevaluasi aspek pertama, guru dapat memberikan tugas kepada siswa untuk membaca nyaring (bersuara), untuk aspek kedua dievaluasi dengan cara memberikan bacaan berupa cerita sederhana yang sesuai dengan siswa. Evaluasi dapat dilakukan melalui: (1) pertanyaan dari guru tentang isi bacaan, (2) tugas menceritakan kembali bacaan yang dibaca, secara lisan, (3) memberikan 30

48 tugas membuat pertanyaan berdasarkan bacaan. Untuk tujuan aspek ketiga dapat diketahui melalui tugas membaca puisi sederhana yang disediakan guru, dengan bersuara. Adapun butir-butir yang perlu diperhatikan dalam bacaan puisi mencakup: a) pelafalan, b) kesesuaian intonasi dengan isi yang terkandung dalam puisi, c) kelancaran, d) kejelasan suara. Sedangkan menulis dibedakan menjadi menulis permulaan dan menulis lanjut. Menurut Sabarti Akhadiah (1992/1993: ) tujuan dari penilaian atau evaluasi menulis permulaan agar dapat diperoleh informasi tentang kemampuan siswa dalam menuliskan lambang-lambang bunyi dalam hubungan kalimat, sesuai dengan aturan ejaan yang sudah diajarkan (huruf besar pada awal kalimat, tanda titik, tanda seru, tanda tanya pada akhir kalimat, dan sebagainya). Untuk memberi nilai dapat digunakan pedoman penilaian dengan aspek yang dinilai meliputi: a) kejelasan penulisan huruf, b) ketepatan penggunaan ejaan, c) ketepatan menggunakan kalimat, d) kerapian. Sedangkan menurut Darmiyati Zuchdi dan Budiasih (1996/1997: ) tujuan penilaian menulis permulaan di kelas 2 SD sama dengan kelas 1 SD tetapi lebih bersifat pragmatik yang mencakup tiga kemampuan sebagai berikut. a. Siswa mampu menuliskan kata-kata dan kalimat sederhana. b. Siswa mampu menuliskan kegiatan sehari-hari dengan kalimat sederhana. c. Siswa mampu menceritakan dan menulis tentang benda-benda yang dikenal di sekitarnya dengan kalimat sederhana. Untuk mengevaluasi ini dialakukan dengan pemberian tugas membuat kalimat-kalimat sederhana untuk menyatakan perasaan, pesan, keinginan, atau 31

49 dapat juga siswa diminta membuat/menuliskan suatu dialog dengan kalimat da nisi sesuai dengan kemampuan siswa. Dari beberapa pendapat di atas, maka peneliti menggunakan penilaian berupa tes. Peneliti memodifikasi penialaian dengan menyederhanakan pendapat dari Sabarti Akhadiah M.K, dkk., Yeti Mulyati, Darmiyati Zuchdi dan Budiasih. Dalam penilaian membaca menulis permulaan aspek yang dinilai meliputi: 1) lafal, 2) intonasi, 3) kelancaran, 4) keberanian, 5) kejelasan penulisan kata, 6) ketepatan penggunaan ejaan, 7) kelengkapan penulisan kata, 8) kerapian. B. Tinjauan tentang Model Pembelajaran Quantum Teaching 1. Pengertian Model Pembelajaran Trianto (2011: 52) berpendapat bahwa model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang menggambarkan prosedur sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar. Fungsi dari model pembelajaran ini adalah sebagai pedoman bagi perancang pengajaran dan para guru dalam melaksanakan pembelajaran. Pemilihan model pembelajaran ini dipengaruhi sifat materi dan materi yang akan guru ajarkan, tujuan yang ingin dicapai dalam pembelajaran tersebut, dan kemampuan dari peserta didik. Agus Suprijono (2011: 46) berpendapat bahwa model pembelajaran merupakan suatu pola yang digunakan oleh guru sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelompok maupun tutorial. Jadi dalam melaksanakan pembelajaran guru menggunakan model-model pembelajaran. Karena dalam pelaksanaan pembelajaran guru mengalami kesulitan sehingga 32

50 dengan adanya pola yang terbentuk dari model-model pembelajaran tersebut memudahkan guru dalam melaksanakan pembelajaran di kelas. Pendapat lain menurut Syaiful Sagala (2010: 176) model mengajar merupakan kerangka konseptual yang didalamnya berisi prosedur sistematik dan pengorganisasian dari pengalaman belajar siswa dalam mencapai tujuan belajar tertentu yang memiliki fungsi sebagai pedoman untuk guru dalam melaksanakan proes belajar mengajar. Dari uraian pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa hekekat model pembelajaran adalah suatu pola yang digunakan oleh guru sebagai perancang pembelajaran dalam menyususn dan melaksanakan pembelajaran dalam mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. 2. Pengertian Model Quantum Teaching Bobbi DePorter, Mark R, dan Sarah S.N (2001:16) mendefinisikan Quantum Teaching sebagai interaksi-interaksi yang mengubah energi menjadi cahaya. Semua kehidupan adalah energi. Tubuh kita secara fisik adalah materi. Quantum Teaching menggabungkan sugestologi, teknik pemercepatan belajar, NLP (Neurolinguistik) dengan teori, keyakinan, dan metode belajar. Model Quantum Teaching menjadi seperangkat metode dan falsafah belajar yang terbukti efektif untuk semua umur dan kelas. Menurut Menurut Aris Shoimin (2014: 138) Quantum Teaching merupakan penggubahan gaya belajar yang meriah, dengan segala nuansanya. Quantum Teaching juga menyertakan segala kaitan antara, interaksi, dan perbedaan yang memaksimalkan momen belajar. Quantum Teaching berfokus pda 33

51 hubungan dinamis pada lingkungan kelas, interaksi yang mendirikan landasan dan kerangka untuk belajar. Quantum Teaching pertama kali digunakan di Supercamp. Supercamp dalam pembelajarannya menggunakan pola pembelajaran yang menggabungkan percaya diri, keterampilan belajar dan keterampilan berkomunikasi dalam lingkugan yang menyenangkan. Tujuan pokok Quantum Teaching yaitu meningkatkan partisipasi siswa melalui penggubahan keadaan, meningkatkan motivasi dan minat belajar, meningkatkan daya ingat dan meningkatkan rasa kebersamaan, meningkatkan daya dengar, dan meningkatkan kehalusan perilaku. Sedangakn model pembelajaran Quantum Teaching menurut Hamruni (2012: 56) merupakan model yang menggabungkan sugestologi, teknik, pemercepatan belajar, dan NLP dengan teori, keyakinan, dan metode yang spesifik. Quantum Teaching merancang suatu pembelajaran secara harmonis dengan mengombinasikan unsur keterampilan akademis, prestasi fisik, dan keterampila dalam hidup. Falsafah yang digunakan adalah agar belajar bisa berhasil dengan efektif, maka aktivitas belajar harus menyenangkan. Untuk mendukung falsafah tersebut, dipersiapkan lingkungan yang kondusif, sehingga semua siswa dapat merasa penting, aman dan nyaman selama belajar. Berdasarkaan pendapat para ahli di atas dapat dsimpulkan bahwa model pembelajaran Quantum Teaching merupakan model pembelajaran yang menekankan pada penciptaan lingkungan belajar siswa yang nyaman dan menyenangkan sehingga merangsang fungsi otak siswa. Dengan tindakan tersebut 34

52 memungkinkan siswa untuk belajar dengan kecepatan yang mengesankan melalui upaya yang normal dan dibarengi dengan kegembiraan. 3. Prinsip Model Pembelajaran Quantum Teaching Metode pembelajaran Quantum Teaching memiliki beberapa prinsip yang harus diketahui oleh seorang guru. Menurut Bobbi DePorter, Mark R, dan Sarah S.N (2010: 36), prinsip-prinsip Quantum Teaching ada lima. Prinsip-prinsip tersebut akan diuraikan seperti dibawah ini. 1) Segalanya berbicara Segalanya berbicara mulai dari lingkungan kelas hingga gerakan tubuh anda mengirimkan pesan tentang belajar yang akan disampaikan dalam pembelajaran. Sehingga gerakan tubuh dapat dijadikan alat bantu untuk menyampaikan materi pembelajaran. Pelaksanaan pembelajaran tidak hanya guru yang berhak berbicara, akan tetapi siswa juga mempunyai hak untuk bicara. Hak siswa berbicara untuk saling berargumentasi dan bertanya tentang materi pelajaran yang diajarkan. 2) Segalanya bertujuan Seorang guru atau siswa harus mempunyai tujuan dalam suatu pembelajaran. Seorang guru harus mempunyai tujuan yang jelas dalam menyusun materi pembelajaran yang akan diberikan pada siswa. Siswa juga harus tahu apa tujuan dari meraka mempelajari materi yang diajarkan oleh guru. Hal ini agar guru maupun siswa tidak melenceng dari tujuan utama melakukan proses pembelajaran suatu materi. 35

53 3) Pengalaman sebelum pemberian nama Proses belajar paling baik terjadi ketika siswa telah mengalami informasi sebelum mereka pelajari, karena otak manusia berkembang yang akhirnya menggerakkan rasa ingin tahu. Sehingga seorang guru harus memberikan pertanyaan yang berhubungan dengan materi diawal pelajaran. Sehingga siswa akan berfikir untuk mencari jawaban dari pertanyaan yang diberikan. 4) Akui setiap usaha Menghargai setiap usaha siswa baik itu besar maupun kecil. Seorang siswa yang bertanya atau menjawab pertanyaan baik salah atau benar, mereka patut mendapat pengakuan atas kecakapan dan kepercayaan diri mereka. Sehingga hal ini akan mendorong siswa lebih giat lagi dalam belajar dan akan menumbuhkan motivasi belajar siswa yang tinggi. 5) Jika layak dipelajari, maka layak pula dirayakan Rayakan atas keberhasilan siswa dalam mempelajari suatu materi yang disampaikan dengan baik, sehingga siswa dapat menguasai materi tersebut. Perayaan memberikan umpan balik mengenai kemajuan dan meningkatkan asosiasi emosi positif dengan belajar. Sebagai seorang pendidik harus memberikan pujian kepada siswa yang aktif berinteraksi pada saat pelajaran, baik bertanya maupun menjawab pertanyaan tentang materi yang disampaikan. Penggunaan model pembelajaran Quantum Teaching dapat membantu siswa belajar dengan baik dan menumbuhkan motivasi belajar. Metode pembelajaran Quantum Teaching melibatkan semua aspek kepribadian manusia, pikiran, perasaan, dan bahasa tubuh. Pembelajaran yang menarik dan meriah tidak 36

54 akan membuat bosan saat proses belajar mengajar berlangsung. Hal ini tentunya membuat siswa menyukai pelajaran yang diajarkan. 4. Karakteristik Model Pembelajaran Quantum Teaching Secara umum, menurut Bobbi DePorter, Mark R, dan Sarah S.N (2001: 52) Quantum Teaching (pembelajaran kuantum) mempunyai karakteristik sebagai berikut. 1) Berpangkal pada psikologi kognitif. 2) Bersifat humanistik Manusia selaku pembelajar menjadi pusat perhatian. Potensi diri, kemampuan pikiran, daya motivasi dan sebagainya dari pembelajar dapat berkembang secara optimal dengan meniadakan hukuman dan hadiah karena semua usaha yang dilakukan pembelajar dihargai. Kesalahan sebagai manusiawi. 3) Bersifat konstruktivistis Artinya memadukan, mensinergikan, dan mengkolaborasikan faktor potensi diri manusia selaku pembelajar dengan lingkungan (fisik dan mental) sebagai konteks pembelajaran. Oleh karena itu, baik lingkungan maupun kemampuan pikiran atau potensi diri manusia harus diperlakukan sama dan memperoleh stimulan yang seimbang agar pembelajaran berhasil baik. 4) Memusatkan perhatian pada interaksi yang bermutu dan bermakna. Dalam proses pembelajaran dipandang sebagai penciptaan intekasi-interaksi bermutu dan bermakna yang dapat mengubah energi kemampuan pikiran yang dapat mengubah energi kemampuan pikiran dan bakat alamiah pembelajar menjadi cahaya yang bermanfaat bagi keberhasilan pembelajar. 37

55 5) Menekankan pada pemercepatan pembelajaran dengan taraf keberhasilan tinggi. Dalam prosesnya menyingkirkan hambatan dan halangan sehingga menimbulkan hal-hal yang seperti: suasana yang menyengkan, lingkungan yang nyaman, penataan tempat duduk yang rileks, dan lain-lain. 6) Menekankan kealamiahan dan kewajaran proses pembelajaran. Dengan kealamiahan dan kewajaran menimbulkan suasana nyaman, segar sehat, rileks, santai, dan menyenangkan serta tidak membosankan. 7) Menekankan kebermaknaan dan dan kebermutuan proses pembelajaran. Dengan kebermaknaan dan kebermutuan akan menghadirkan pengalaman yang dapat dimengerti dan berarti bagi pembelajar, terutama pengalaman perlu diakomodasi secara memadai. 8) Memiliki model yang memadukan konteks dan isi pembelajaran. Konteks pembelajaran meliputi suasana yang memberdayakan, landasan yang kukuh, lingkungan yang mendukung, dan rancangan yang dinamis. Sedangkan isi pembelajaran meliputi: penyajian yang prima, pemfasilitasan yang fleksibel, keterampilan belajar untuk belajar dan keterampilan hidup. 9) Menyeimbangkan keterampilan akademis, keterampilan hidup dan prestasi material. 10) Menanamkan nilai dan keyakinan yang positif dalam diri pembelajar. Ini mengandung arti bahwa suatu kesalahan tidak dianggapnya suatu kegagalan atau akhir dari segalanya. Dalam proses pembelajarannya 38

56 dikembangkan nilai dan keyakinan bahwa hukuman dan hadiah tidak diperlukan karena setiap usaha harus diakui dan dihargai. 11) Mengutamakan keberagaman dan kebebasan sebagai kunci interaksi. Dalam prosesnya adanya pengakuan keragaman gaya belajar siswa dan pembelajar. 12) Mengintegrasikan totalitas tubuh dan pikiran dalam proses pembelajaran, sehinga pembelajaran bias berlangsung nyaman dan hasilnya lebih optimal. 5. Kelebihan Model Pembelajaran Quantum Teaching Menurut Aris Shoimin (2014: ) terdapat beberapa kelebihan pembelajaran Quantum Teaching, diantaranya sebagai berikut. 1) Dapat membimbing peserta didik kearah berpikir sama dalam satu saluran pikiran yang sama. 2) Karena Quantum Teaching lebih melibatkan siswa, saat proses pembelajaran perhatian murid dapat dipusatkan kepada hal-hal yang dianggap penting oleh guru sehingga hal yang penting itu dapat diamati secara teliti. 3) Karena gerakan dan proses dipertunjukkan maka tidak memerlukan keterangan-keterangan yang banyak. 4) Proses pembelajaran menjadi lebih nyaman dan menyenangkan. 5) Siswa dirangsang untuk aktif mengamati, menyesuaikan antara teori dan kenyataan, dan dapat mencoba melakukan sendiri. 6) Karena model pembelajaran Quantum Teaching membutuhkan kreativitas dari seorang guru untuk merangsang keinginan bawaan siswa untuk belajar, secara tidak langsung guru terbiasa untuk berfikir kreatif setiap harinya. 39

57 7) Pelajaran yang diberikan oleh guru mudah diterima atau dimenegerti oleh siswa Sedangkan menurut Miftahul A la (2010: 41-43), ada empat keunggulan model pembelajaran Quantum Teaching yang cukup menonjol diantaranya adalah sebagai berikut. 1) Adanya unsur demonstrasi dalam pengajaran. Pembelajaran Quantum Teaching memberikan kesempatan yang luas pada seluruh siswa untuk terlibat aktif dan partisipasi dalam tahapan-tahapan kajian terhadap suatu mata pelajaran 2) Adanya kepuasan pada diri siswa. 3) Ada unsur pemantapan dalam menguasai materi atau suatu keterampilan yang diajarkan. 4) Adanya unsur kemampuan dalam merumuskan temuan yang dihasilkan siswa, dalam bentuk konsep, teori, model, dan sebagainya. 6. Langkah-langkah Model Pembelajaran Quantum Teaching Dalam menerapkan model pembelajaran Quantum Teaching menurut Miftahul A la (2010: 33-40) terdapat langkah-langkah pembelajaran sebagai berikut. 1) Pengkondisian awal Melalui pengkondisian awal akan memungkinkan dilaksanakannya proses pembelajaran yang lebih baik. Kegiatan yang dilakukan dalam pengkondisian awal meliputi: penumbuhan rasa percaya diri siswa, motivasi diri, menjalin hubungan, dan keterampilan belajar. 40

58 2) Penyusunan rancangan pembelajaran Tahap ini sama artinya dengan tahap persiapan dalam pembelajaran biasa. Kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini adalah penyiapan alat dan pendukung lainnya, penentuan kegiatan selama proses belajar mengajar, dan penyusunan evaluasi. 3) Pelaksanaan metode pembelajaran Quantum Teaching Tahap ini merupakan inti penerapan model pembelajaran Quantum Teaching. Kegiatan dalam tahap ini meliputi T-A-N-D-U-R yang dijelaskan sebagai berikut. a. Penumbuhan minat (T= Tumbuhkan minat) Dalam tahap ini, guru berperan penting dalam menumbuhkan minat belajar peserta didiknya, agar nantinya dapat menumbuhkan rasa ingin tahu dari diri siswa sehingga mampu meningkatkan minat belajar dari peserta didik tersebut. b. Pemberian pengalaman umum (A= Alami) Pada langkah ini guru memberikan kesempatan siswa untuk menceritakan pengalaman yang telah siswa alami terkait dengan materi yang akan diajarkan, sehingga ada motivasi dari siswa yang pernah mengenal materi tersebut untuk lebih mengembangkan pengalamannya juga bagi yang sama sekali belum pernah mengenal menjadi lebih tertarik dan tertantang untuk mempelajarinya. c. Penamaan atau penyajian materi (N= Namai) Pada kegiatan ini guru menyampaikan materi yang akan dipelajari secara lengkap setelah siswa menceritakan pengalaman yang telah diperoleh sehingga dalam penamaan siswa telah memiliki bekal dan penguasaan materi oleh siswa 41

59 dapat lebih maksimal. Untuk menghindari kebosanan dan untuk menggali kemampuan siswa, dalam penyajian materi guru menggunakan metode ceramah bermakna dan guru hanya sebagai fasilitator. d. Demonstrasi pengetahuan siswa (D = Demonstrasi) Demonstrasi dilakukan dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk mempresentasikan hasil tugas mandiri yang telah diberikan oleh guru sebelumnya, baik kepada teman kelompoknya maupun kepada seluruh siswa. Dengan cara ini, diharapkan rasa percaya diri siswa lebih meningkat karena diberi kesempatan untuk menunjukkan hasil karyanya (hasil tugas mandiri). e. Pengulangan yang dilakukan oleh siswa (U = Ulangi) Pengulangan dilakukan dengan cara memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengulas kembali materi yang telah disampaikan oleh guru, caranya dengan bercerita kepada teman kelompoknya maupun kepada seluruh siswa. Dengan demikian siswa yang tidak memperhatikan guru saat mengajar dapat dihindari, karena setelah guru memberikan materi maka guru akan menunjuk salah seorang siswa untuk menjelaskan kembali materi yang telah diberikan dengan penjelasan dan atau dengan mempraktikan langsung. f. Perayaan atas usaha siswa (R = Rayakan) Perayaan merupakan salah satu bentuk motivasi yang dilakukan oleh guru dengan memberikan pujian kepada siswa yang berhasil maupun yang tidak berhasil menjawab pertanyaan dan tidak secara langsung menyalahkan jawaban siswa yang kurang tepat, selain itu perayaan dilakukan dengan melakukan tepuk tangan bersama-sama ketika jam pelajaran berakhir. Kondisi ini diharapkan dapat 42

60 menumbuhkan semangat belajar. Begitu pula jika ada yang tidak berhasil juga diberikan pujian atas usaha yang dilakukan agar tidak patah semangat dan lebih giat lagi berlatih. 4) Evaluasi Evaluasi dilaksanakan terhadap proses dan produk untuk melihat keefektifan model pembelajaran yang digunakan. Langkah- langkah pembelajaran metode pembelajaran ceramah bermakna dan dilaksanakan dengan tahap- tahap sebagai berikut. a. Guru mengecek pengetahuan siswa tentang materi yang akan diajarkan b. Guru menerangkan dan menyampaikan materi pelajaran di depan kelas dengan metode ceramah, di sini siswa mendengarkan apa yang disampaikan guru dan mencatat hal-hal yang penting di buku tulis. c. Guru memberikan contoh soal dan mengadakan tanya jawab pada siswa tentang materi. d. Guru memberikan latihan soal atau memberi pekerjaan rumah. e. Guru dan siswa secara bersama- sama membahas hasil pekerjaan siswa dan mengambil kesimpulan. f. Guru mengadakan evaluasi. Sedangkan menurut Menurut Aris Shoimin (2014: ) terdapat langkah-langkah pembelajaran Quantum Teaching meliputi adalah sebagai berikut. 43

61 a. Guru wajib memberi keteladanan sehingga layak menjadi panutan bagi peserta didik, berbicaralah yang jujur, jadi pendengar yang baik, dan selalu gembira (tersenyum). b. Guru harus membuat suasana belajar yang menyenangkan atau menggembirakan. Ini karena learning is most effective when it s fun. Kegembiraan di sini berarti bangkitnya minat, adanya keterlibatan penuh, serta terciptanya makna, pemahaman (penguasaan atas materi yang dipelajari), dan nilai yang membahagiakan pada diri peserta didik. c. Lingkungan belajar yang aman, nyaman, dan bisa membawa kegembiraan yaitu sebagai berikut. 1) Pengaturan meja kursi diubah dengan berbagai bentuk seperti bentuk U atau lingkaran 2) Beri tanaman atau hiasan lain di luar maupun di dalam kelas 3) Pengecatan warna ruangan, meja, dan kursi yang menjadi keinginan dan kebanggaan kelas. 4) Ruangan kelas dihiasi dengan poster yang isinya slogan, kata mutiara pemacu semangat, misalnya kata: Apa pun yang dapat Anda lakukan atau ingin Anda lakukan, mulailah. Keberanian memiliki kecerdasan, kekuatan, dan keajaiban di dalamnya. d. Guru memahami bahwa perasaan dan sikap siswa akan terlibat dan berpengaruh kuat pada proses belajar. Guru dapat memengaruhi suasana emosi siswa dengan cara sebagai berikut. 44

62 1) Kegiatan-kegiatan pelepas stress seperti menyanyi bersama, mengadakan permainan, dan sebagainya. 2) Aktivitas-aktivitas yang menambah kekompakan seperti tur, makan bersama, dan sebagainya. 3) Menyediakan forum bagi emosi untuk dikenali dan diungkapkan, yaitu melalui bimbingan konseling, baik petugas BP/BK maupun guru e. Memutar musik ketika proses belajar mengajar berlangsung. Namun sekalikali akan diputarkan instrumental dan bisa diselingi jenis music lain untuk bersenang-senang dan jeda selama pembelajaran. f. Sikap guru kepada peserta didik adalah sebagai berikut. 1) Pengarahan Apa manfaat materi pelajaran ini bagi peserta didik dan tujuan. 2) Perlakuan peserta didik sebagai manusia sederajat. 3) Selalu menghargai setiap usaha dan merayakan hasil kerja peserta didik. 4) Mendukung peserta 100% dan ajak semua anggota kelas untuk saling mendukung. 5) Memberi peluang peserta didik untuk mengamati dan merekam data hasil pengamatan, menjawab pertanyaan dan mempertanyakan jawaban, menjelaskan sambil memberikan argumentasi, dan sejumlah penalaran. g. Terapkan 8 kunci keunggulan ini ke dalam rencana pembelajaran setiap hari. Kaitkan kunci-kunci ini dengan kuriikulum. 1) Integritas: bersikap jujur, tulus, dan menyeluruh. Perilaku guru selaras dengan nilai-nilai tersebut. 45

63 2) Kegagalan awal kesuksesan. Memahami bahwa kegagalan hanya memberikan informasi yang guru butuhkan untuk sukses. 3) Berbicara dengan niat baik. Berbicara dengan pengertian positif, bertanggung jawab untuk berkomunikasi yang jujur dan lurus. 4) Hidup pada saat ini: memusatkan perhatian pada saat ini dengan sebaikbaiknya. 5) Komitmen:penuhi janji dan kewajiban, laksanakan visi dan lakukan apa yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan. 6) Tanggung jawab: bertanggung jwab atas tindakan guru. 7) Sikap luwes dan fleksibel: bersikap terbuka terhadap perubahan atau pendekatan baru yang dapat membantu guru memperoleh hasil yang diinginkan. 8) Keseimbangan: menjaga keselarasan pikiran, tubuh, dan jiwa. Menyisihkan waktu untuk membangun dan memelihara tiga bidang ini. h. Guru merupakan quantum teacher dalam berkomunikasi mempunyai ciricirisebagai berikut. 1) Antusias: menampilkan semangat untuk hidup 2) Berwibawa: menggerakan orang. 3) Positif: melihat peluang setiap saat. 4) Supel: mudah menjalin hubungan dengan beragam peserta didik. 5) Humoris: berhati lapang untuk menerima kekalahan. 6) Luwes: menemukan lebih dari satu untuk mencapai hasil. 46

64 7) Menerima: mencari di balik tindakan dan penampilan luar untuk menemukan nilai-nilai inti. 8) Fasih: berkomunikasi dengan jelas, ringkas, dan jujur. 9) Tulus: memiliki niat dan motivasi positif. 10) Spontan: dapat mengikuti irama dan tetap menjaga hasil. 11) Menarik dan tertarik: mengaitkan setiap informasi dengan pengalaman hidup peserta didik dan peduli akan diri peserta didik. 12) Menganggap peserta didik mampu : percaya akan keberhasilan peserta didik. 13) Menentapkan dan memelihara harapan tinggi: membuat pedoman kualitas hubungan dan kualitas kerja yang memacu setiap peserta didik untuk berusaha sebaik mungkin. i. Semua peserta didik diusahakan untuk memiliki modul/buku sumber belajar lainnya, dan buku yang bisa dipinjam dari perpustakaan. j. Dalam melakukan penilaian, guru harus berorientasi pada: 1) Acuan/patokan. Semua kompetensi perlu dinilai sesuai dengan acuan kriteria berdasarkan indicator hasil belajar. 2) Ketuntasan belajar. Ketuntasan belajar ditetapkan dengan ukuran atau tingkat pencapaian kompetensi yang memadai dan dapat dipertanggungjawabkan sebagai prasyarat penguasaan kompetensi berikutnya. 3) Metode penilaian dengan menggunakan variasi, antara lain: tes tertulis, observasi, wawancara, portofolio, dan demonstrasi. 47

65 7. Penerapan Model Quantum Teaching dalam Pembelajaran Membaca Menulis Permulaan (MMP) Dalam pembelajaran membaca menulis permulaan ini, peneliti menerapkan model Quantum Teaching dengan langkah-langkah yang memodifikasi dari pendapat Miftahul A la dan Aris Shoimin sebagai berikut. a. Pengkondisian awal Kegiatan yang dilakukan dalam pengkondisian awal dengan menyanyikan lagu sesuai dengan tema dan sub tema pembelajaran. Untuk selanjutnya menuju pada kegiatan apersepsi. Guru menginformasikan tema, sub tema, dan tujuan pembelajaran. b. Pelaksanaan metode pembelajaran Quantum Teaching Tahap ini merupakan inti penerapan model pembelajaran Quantum Teaching. Kegiatan dalam tahap ini meliputi T-A-N-D-U-R yang meliputi: 1) Penumbuhan minat (T= Tumbuhkan minat) Dalam tahap ini, guru memperkenalkan materi dengan bentuk permaian tebak gambar yang dilakukan oleh siswa. Kegiatan tebak gambar ini didukung dengan kotak yang didesain menjadi kotak yang berwarna dan menarik sehingga para siswa antusias dan termotivasi untuk melakukan permaina. Hal ini sesuai dengan pendapat dari Ahmad Rofi uddin dan Darmiyati Zuchdi (1998/1999:38) yang menyatakan bahwa salah satu alernatif yang dapat digunakan guru untuk menarik perhatian siswa adalah dengan memanfaatkan permainan dalam kegiatan pembelajaran membaca menulis. 48

66 2) Pemberian pengalaman umum (A= Alami) Pada langkah ini guru memberikan contoh kepada siswa cara membaca menulis yang benar. Guru menunjuk beberapa perwakilan siswa untuk membaca menulis. Hal ini dilakukan oleh guru supaya siswa benar-benar memperhatikan dan meresapi apa yang mereka peroleh saat proses pembelajaran membaca menulis. 3) Penamaan atau penyajian materi (N= Namai) Pada kegiatan ini siswa mencoba apa yang siswa lihat. Guru juga memberikan bimbingan kepada siswa ketika proses membaca menulis berlangsung. 4) Demonstrasi pengetahuan siswa (D = Demonstrasi) Pada langkah demonstrasi, guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk berdiskusi mengerjakan Lembar Kerja Siswa (LKS) secara berkelompok dilanjutkan dengan mempresentasikan hasil diskusi dari tugas mandiri yang telah diberikan oleh guru sebelumnya, baik kepada teman kelompoknya maupun kepada seluruh siswa. Dengan cara ini, diharapkan rasa percaya diri siswa lebih meningkat karena diberi kesempatan untuk menunjukkan hasil karyanya (hasil tugas mandiri). 5) Pengulangan yang dilakukan oleh siswa (U = Ulangi) Pengulangan dilakukan dengan cara memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengulang kembali kegiatan membaca. Kegiatan ini dilakukan secara individu. Selain itu juga memiliki tujuan untuk mengevaluasi seberapa besar peningkatan kemampuan membaca menulis siswa. 49

67 6) Perayaan atas usaha siswa (R = Rayakan) Perayaan merupakan salah satu bentuk motivasi yang dilakukan oleh guru dengan memberikan pujian berupa tepuk tangan, sanjungan, barang kepada siswa yang berhasil maupun yang tidak berhasil menjawab pertanyaan dan tidak secara langsung menyalahkan jawaban siswa yang kurang tepat, selain itu perayaan dilakukan dengan melakukan tepuk tangan bersama-sama ketika jam pelajaran berakhir. Kondisi ini diharapkan dapat menumbuhkan semangat belajar. Begitu pula jika ada yang tidak berhasil juga diberikan pujian atas usaha yang dilakukan agar tidak patah semangat dan lebih giat lagi berlatih. c. Evaluasi Langkah-langkah pembelajaran metode pembelajaran ceramah bermakna dan dilaksanakan dengan tahap-tahap sebagi berikut. 1) Guru mengecek kemampuan menulis siswa 2) Guru memberikan latihan soal atau memberi pekerjaan rumah. 3) Guru dan siswa secara bersama- sama membahas hasil pekerjaan siswa dan mengambil kesimpulan. C. Peneliti yang Relevan Penelitian yang relevan dengan peneitian ini adalah Peningkatan kemampuan menulis permulaan melalui model Quantum Teaching pada siswa kelas II SD Negeri Karangasem 1 Laweyan Surakarta tahun pelajaran 2009/2010 oleh Alvany Rufaida. Hasil penelitian menunjukkan penggunaan model Quantum Teaching dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis permulaan. 50

68 Hal ini terlihat dari aktivitas siswa dalam proses pembelajaran semakin meningkat dalam setiap siklusnya dibuktikan dengan nilai hasil belajar siswa. Penelitian Alvany Rufaida tersebut relevan dengan penelitian ini. Persamaan dengan penelitian ini yaitu penerapan model Quantum Teaching untuk mengatasi masalah pembelajaran. Selain memiliki persamaan, kedua penelitian ini juga memiliki perbedaan yaitu penelitian yang dilakukan Alvany Rufaida untuk keterampilan menulis permulaan, sedangkan penelitian ini untuk meningkatkan keterampilan membaca menulis permulaan. D. Kerangka Pikir Pembelajaran membaca menulis permulaan merupakan pengajaran yang diperoleh siswa di awal sekolah dasar. Membaca menulis permulaan merupakan pembelajaran membaca menulis tingkat awal yang diperoleh siswa di kelas I dan II sekolah dasar. Kemampuan membaca menulis permulaan yang diperoleh siswa di kelas I dan II tersebut menjadi dasar pembelajaran membaca menulis tingkat lanjut pada kelas berikutnya. Sehingga pembelajaran membaca menulis permulaan mempunyai peranan yang penting untuk menunjang proses keterampilan pada tahap selanjutnya. Materi yang diajarkan pada pembelajaran membaca menulis permulaan meliputi bagaimana membaca dengan lafal, intonasi, kelancaran dan keberanian, sedangkan untuk menulis meliputi kegiatan menulis kalimat sederhana dengan menggunkan ejaan yang tepat dan menyalin huruf tegak bersambung melalui kegiatan dikte. 51

69 Untuk kelas II SD diharapkan dapat membaca nyaring dengan memperhatikan intonasi, lafal, keberanian dan kelancaran yang wajar dilanjutkan menulis dengan ejaan yang benar dan dapat menyatakan ide secara tertulis. Tak mengherankan jika siswa kelas II SD masih merasa kesulitan untuk membaca menulis permulaan, lingkungan belajar yang kurang terkondisikan serta beban belajar yang banyak menjadi rendahnya motivasi belajar siswa dalam pembelajaran membaca menulis permulaan. Oleh karena itu, untuk mengatasi masalah tersebut, peneliti menggunakan model pembelajaran Qunatum Teaching dengan didukung metode SAS dan media gambar, kartu kata, dan kartu kalimat untuk membantu siswa mengkonkretkan materi yang tengah diajarkan dan juga lebih mengaktifkan siswa untuk terlibat secara langsung dalam proses pembelajaran membaca menulis permulaan, serta menciptakan iklim belajar yang nyaman dan menyenangkan. Sehingga dapat meningkatkan motivasi siswa dalam mengikuti pelajaran dan pada akhirnya dapat meningkatkan kemampuan membaca menulis permulaan siswa kelas II Sekolah Dasar Negeri Gembongan. Dari pemikiran di atas dapat digambarkan kerangka pikir sebagai berikut. Kemampuan membaca menulis permulaan kelas 2 SD N Gembongan rendah Guru memilih model pembelajaran yang tepat Model Quantum Teaching Motivasi, perhatian, dan aktifitas siswa meningkat Kemampuan membaca menulis permulaan kelas II SD N Gembongan meningkat Siswa terdorong belajar lebih aktif Guru menggunakan langkah tumbuhkan, alami, namai, demonstrasi, ulangi, dan rayakan. Didukung dengan metode dan media Gambar 2. Bagan Kerangka Pikir 52

70 E. Hipotesis Penelitian Berdasarkan kajian teori dan kerangka pikir di atas, maka dapat dirumuskan hipotesis tindakan dalam penelitian ini sebagai berikut: Penggunaan model Quantum Teaching dapat meningkatkan kemampuan membaca menulis permulaan pada siswa kelas II SD N Gembongan. 53

71 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan Kelas (PTK) menurut Pardjono, dkk (2007: 12) merupakan salah satu bentuk penelitian tindakan yang dilakukan guru dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran yang terdapat di kelas. Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas kolaboratif. Penelitian tindakan kelas kolaboratif merupakan model penelitian tindakan kelas dimana di dalam proses penelitian terdapat kolaborasi antara guru dengan peneliti, mulai dari perencanaan, pelaksanaan, pelaporan, evaluasi, dan refleksi berdasarkan hasil penelitian. Dalam penelitian ini peneliti berkolaborasi dengan guru kelas II SD Negeri Gembongan. Saat proses tindakan berlangsung, guru berperan sebagai pihak yang melakukan tindakan, sedangkan peneliti melakukan pengamatan terhadap berlangsungnya proses tindakan. B. Desain Penelitian Penelitian tindakan kelas ini menggunakan model Kemmis dan Mc Taggart modifikasi yang menggunakan sistem spiral refleksi diri yang dimulai dengan rencana, tindakan, pengamatan, refleksi, perencanaan kembali merupakan dasar untuk suatu ancang-ancang pemecahan masalah. Model tersebut dapat dilihat pada gambar berikut. 54

72 Keterangan: Siklus I 1 = perencanaan I 2 = tindakan dan observasi I 3 = refleksi I Siklus II 4 = perencanaan II 5 = tindakan dan observasi II 6 = refleksi II Gambar 3. Desain Penelitian model Kemmis dan Mc Taggart Empat komponen yang menunjukkan penelitian tindakan kelas yaitu perencanaan (planning), tindakan (acting), pengamatan (observing), refleksi (reflecting). Adapun tahap-tahap tersebut adalah sebagai berikut: 1. Perencanaan Pada tahap perencanaan kegiatan yang dilakukan adalah menentukan fokus penelitian. Selanjutnya guru mengevaluasi pelaksanaan pembelajaran yang telah berlangsung sebelumnya, mendata kelemahan-kelemahannya, diidentifikasi dan dianalisis kelayakannya untuk diatasi dengan penelitian tindakan kelas. Setelah itu peneliti merumuskan rencana tindakan yang akan dilakukan untuk memperbaiki dan meningkatkan proses dan kemampuan membaca menulis permulaan siswa. Rencana yang dibuat harus bersifat fleksibel dan terbuka terhadap perubahanperubahan dalam pelaksanaannya. Hal yang dilakukan peneliti dalam tahap ini adalah sebagai berikut. a. Peneliti membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) tentang materi yang akan diajarkan dengan menggunakan model Quantum Teaching 55

73 didukung dengan metode SAS dan media gambar, kartu kata, dan kata kalimat. RPP disusun oleh peneliti bersama guru dengan pertimbangan dari dosen yang sesuai dengan bidangnya. b. Peneliti mempersiapkan sarana pembelajaran yang digunakan dalam setiap pembelajaran. c. Peneliti membuat lembar observasi untuk mencatat hasil pengamatan terhadap kegiatan siswa selama proses pembelajaran terkait penggunaan model Quantum Teaching. d. Peneliti membuat lembar evaluasi untuk mengukur hasil pembelajaran. 2. Pelaksanaan Tindakan Tahap ini adalah tahap melaksanakan tindakan berdasarkan rencana tindakan yang telah direncanakan. Pelaksanaan tindakan berdasarkan rencana yang tertuang dalam rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah disusun sebelumnya. Dalam hal ini, guru berperan sebagai pelaksana tindakan, sedangkan peneliti sebagai pengamat proses berlangsungnya tindakan. Secara garis besar langkah-langkah tindakan yang akan dilaksanakan adalah sebagai berikut. a. Siswa melakukan permainan tebak gambar (tumbuhkan) b. Siswa mengamati cara membaca menulis dari guru (alami) c. Siswa membaca menulis (namai) d. Berdiskusi dan mempresentasikan hasil LKS (demonstrasikan) e. Siswa membaca menulis teks pendek kalimat (ulangi) f. Pemberian reward (rayakan) 56

74 3. Observasi Tahap selanjutnya yaitu observasi. Observasi dilaksanakan selama proses pembelajaran di kelas berlangsung, dengan menggunakan lembar observasi yang telah dibuat. Observasi dilakukan untuk melihat secara langsung bagaimana aktifitas siswa selama proses pembelajaran dan aktivitas guru dalam menerapkan model Quantum Teaching. Observasi tersebut dilakukan sebagai dasar untuk kegiatan refleksi. 4. Refleksi Data yang diperoleh pada saat observasi dan hasil tes dianalisis untuk kemudian dilakukan refleksi. Pelaksanaan refleksi berupa diskusi antara peneliti dan guru. Diskusi dilakukan dengan bertujuan untuk mengevaluasi hasil tindakan yang telah dilakukan yaitu dengan cara melakukan penilaian terhadap proses yang terjadi, masalah dan kendala yang muncul, serta segala hal yang berkaitan dengan tindakan yang dilakukan. Jika dengan tindakan yang diberikan dapat meningkatkan keterampilan membaca menulis permulaan siswa sesuai dengan indikator keberhasilan penelitian, maka penelitian dihentikan. Tetapi jika indikator keberhasilan belum tercapai, penelitian dilanjutkan siklus selanjutnya. C. Subjek dan Objek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas II Sekolah Dasar Negeri Gembongan Tahun Ajaran 2015/2016, dengan jumlah siswa sebanyak 28 siswa. Empat belas siswa laki-laki dan empat belas siswa perempuan. Sedangkan objek penelitian ini adalah kemampuan membaca menulis permulaan siswa kelas II, dengan menggunakan model Quantum Teaching. 57

75 Pertimbangan peneliti memilih subjek dan objek penelitian tersebut adalah kelas tersebut termasuk kelas yang mempunyai permasalahan prestasi belajar Bahasa Indonesia dengan rata-rata yang rendah, khususnya membaca menulis permulaan yang rendah. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan membaca menulis permulaan. D. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan di ruang kelas II Sekolah Dasar Negeri Gembongan yang beralamat di Jalan Wates kilometer 19 Klebakan, Salamrejo, Sentolo, Kulon Progo, Yogyakarta. Pelaksanaan penelitian tindakan kelas tersebut akan dilaksanakan pada semester 2 yakni pada bulan Januari-Maret E. Metode dan Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah memperoleh data. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Observasi Di dalam pengertian psikologik, observasi atau yang disebut pula dengan pengamatan, meliputi kegiatan pemuatan perhatian terhadap sesuatu objek dengan menggunakan seluruh alat indera. (Suharsimi Arikunto, 2013:199). Observasi dapat dilakukan dengan dua cara, yang kemudian digunakan untuk menyebut jenis observasi yaitu: a. Observasi non-sistematis, yang dilakukan oleh pengamat dengan tidak menggunakan instrumen pengamatan. 58

76 b. Observasi sistematis, yang dilakukan oleh pengamat dengan menggunakan pedoman sebagai instrumen pengamatan. Pedoman observasi berisi sebuah daftar jenis kegiatan yang mungkin timbul dan akan diamati. Dalam penelitian ini menggunakan jenis observasi sistematis, yakni menggunakan instrumen pengamatan yang berupa pedoman pengamatan. Peneliti menggunakan panduan observasi untuk mendapatkan data peningkatan kemampuan membaca menulis siswa. Guru menggunakan model Quantum Teaching dalam pembelajaran membaca menulis kelas II yang telah ditentukan peneliti dan guru sesuai dengan tema. Observasi pada penelitian ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana keterlibatan siswa dalam mengikuti pembelajaran membaca menulis permulaan menggunakan model pembelajaran Quantum Teaching. Observasi tersebut juga dilakukan untuk mengetahui mengevaluasi pelaksanaan tindakan. Penggunaan teknik observasi dalam penelitian ini sebagai teknik pengumpulan data primer karena dengan observasi, peneliti bisa mengetahui gejala yang terjadi selama pengamatan sebagai data penelitian. 2. Tes Tes merupakan serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki individu atau kelompok (Suharsimi Arikunto, 2013:193). Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan tes yang berupa tes membaca menulis permulaan dengan tema yang sudah ditentukan. Yang dimaksud disini yaitu tes untuk membaca menulis dari siswa berupa hasil membaca menulis permulaan. 59

77 3. Dokumentasi Teknik dokumentasi yang digunakan dalam penelitian ini berupa data jumlah siswa kelas II SD Negeri Gembongan, data tentang nilai kemampuan membaca menulis permulaan siswa, foto hasil kemampuan menulis siswa dan foto kegiatan siswa saat proses pembelajaran berlangsung. F. Instrumen Penelitian Instrumen adalah alat pada waktu penelitian menggunakan suatu metode. Secara garis besar insrtumen pengumpulan data yang digunakan dapat digolongkan menjadi dua macam, yaitu tes dan non tes. Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok. Instrumen yang telah teruji validitas dan reliabilitasnya, belum tentu dapat menghasilkan data yang valid dan reliabel, apabila instrumen tersebut tidak digunakan secara tepat dalam pengumpulan datanya (Sugiyono, 2009:222). Pada penelitian kali ini instrumen yang akan digunakan adalah sebagai berikut. 1. Tes Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa tes penilaian pembelajaran membaca menulis menggunakan pedoman penilaian membaca menulis dengan memodifikasi dari Sabarti Akhadiah MK,dkk, Yeti Mulyati, Darmiyati, dan Zuchdi Budiasi. Bentuk tesnya adalah tes lisan dan tes tertulis. Tes lisan berupa pengamatan menggunakan instrumen penilaian membaca untuk 60

78 masing-masing siswa. Tes membaca ini dilakukan dengan pengamatan dengan instrument pengamatan berdasarkan aspek meliputi: 1) lafal, 2) intonasi, 3) kelancaran, dan 4) keberanian. Dari kegiatan membaca ini, sekaligus peneliti dapat melakukan pengukuran atau penilaian terhadap kualitas membaca siswa dengan menggunakan patokan yang telah disusun dalam bentuk pedoman penilaian membaca. Tes tertulis dalam penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kemampuan awal dan kemampuan akhir siswa dalam menulis permulaan berdasarkan aspek meliputi: 5) kejelasan penulisan kata, 6) ketepatan penggunaan ejaan, 7) kelengkapan penulisan kata, dan 8) kerapian. Pedoman penilaian membacan dan menulis permulaan terdiri atas delapan aspek yang diberi skor sesuai dengan tingkat kesulitan dari masing-masing aspek. Penilaian membaca menulis permulaan dapat dilihat sebagai berikut. Tabel 1: Kisi-kisi Penilaian Kemampuan Membaca Menulis Permulaan No Aspek yang diamati Skor a. Membaca permulaan 1. Lafal Intonasi Kelancaran Keberanian 10 b. Menulis permuulaan 5. Kejelasan penulisan kata Ketepatan penggunaan 15 ejaan 7. Kelengkapan penulisan kata Kerapian 5 Jumlah skor total 100 Kisi-kisi penilaian kemampuan membaca menulis permulaan tersebut berdasarkan modifikasi dari pendapat Sabarti Akhadiah MK,dkk, Yeti Mulyati, 61

79 Darmiyati Zuchdi, dan Budiasi. Adapun rubrik penilaian kemampuan membaca menulis permulaan adalah sebagai berikut. Tabel 2: Rubrik Penilaian Kemampuan Membaca menulis Permulaan No Aspek yang diamati Rubrik Skor a. Membaca permulaan 1. Lafal Siswa membaca dengan lafal sangat tepat 15 Siswa membaca dengan lafal tepat 10 Siswa membaca dengan lafal kurang tepat 5 2. Intonasi Siswa membaca dengan intonasi sangat tepat 15 Siswa membaca dengan intonasi tepat 10 Siswa membaca dengan intonasi kurang tepat 5 3. Kelancaran Siswa sangat lancar dalam membaca 15 Siswa lancar dalam membaca 10 Siswa kurang lancar dalam membaca 5 4. Keberanian Siswa membaca dengan sangat lantang 10 b. Menulis permuulaan 1. Kejelasan penulisan kata 2. Ketepatan penggunaan ejaan 3. Kelengkapan penulisan kata Siswa membaca dengan lantang 5 Siswa membaca dengan kurang lantang 3 Kata ditulis dengan sangat jelas 15 Kata ditulis dengan jelas 10 Kata ditulis dengan kurang jelas 5 Sesuai EYD 15 Kurang sesuai EYD 10 Sangat kurang sesuai EYD 5 Kata yang ditulis lengkap dan benar 10 Kata yang ditulis lengkap 5 Kata yang ditulis kurang lengkap dan kurang benar 3 4. Kerapian Siswa menulis sangat rapi 5 Siswa menulis rapi 3 Siswa menulis kurang rapi 2 Jumlah skor total 62

80 Untuk mendapatkan data tentang sejauh mana peningkatan proses pembelajaran membaca menulis permulaan siswa kelas II menggunakan model Quantum Teaching digunakan lembar observasi aktivitas siswa dalam proses pembelajaran membaca permulaan menggunakan model Quantum Teaching berlangsung. Kisi-kisi aktivitas siswa dalam proses pembelajaran membaca menulis permulaan adalah sebagai berikut. Tabel 3. Kisi-kisi Penilaian Observasi Aktivitas Siswa dalam Proses Pembelajaran Membaca menulis Permulaan No Aspek Skor Keaktifan siswa bertanya pada saat pembelajaran 2 Motivasi siswa pada saat mengikuti proses pembelajaran 3 Perhatian siswa pada saat pembelajaran menggunakan Quantum Teaching 4 Kegiatan Pembelajaran yang menyenangkan 5 Respon siswa dalam proses pembelajaran 6 Tanggung jawab siswa 7 Percaya diri siswa Jumlah Skor Kisi-kisi dan rubrik penilaian observasi aktivitas siswa dalam proses pembelajaran membaca menulis permulaan tersebut disesuaikan dengan teori tentang pembelajaran Quantum Teaching yang terdapat aspek-aspek yang dapat dikembangkan pada siswa dan dapat diamati oleh peneliti menurut Aris Shoimin. Pengamatan dilakukan pada saat proses pembelajaran membaca menulis permulaan dengan menggunakan model Quantum Teaching berlangsung. 63

81 Tabel 4. Rubrik Penilaian Observasi Aktivitas Siswa dalam Proses Pembelajaran Membaca menulis Permulaan No Aspek Indikator Skor 1 Keaktifan siswa bertanya pada saat pembelajaran 2 Motivasi siswa pada saat mengikuti pembelajaran proses 3 Perhatian siswa pada saat pembelajaran Quantum Teaching menggunakan 4 Kegiatan pembelajaran yang menyenangkan 5 Respon siswa dalam proses pembelajaran Siswa sangat aktif bertanya dalam proses pembelajaran 4 Siswa aktif bertanya dalam proses pembelajaran 3 Siswa kurang aktif bertanya dalam proses pembelajaran 2 Siswa sangat kurang aktif bertanya dalam proses pembelajaran Siswa menjadi sangat tertarik mengikuti proses pembelajaran Siswa menjadi tertarik mengikuti proses pembelajaran 3 Siswa menjadi kurang tertarik mengikuti proses pembelajaran Siswa menjadi sangat kurang tertarik mengikuti proses pembelajaran Siswa sangat memperhatikan saat guru mengajar 4 Siswa memperhatikan saat guru mengajar 3 Siswa kurang memperhatikan saat guru mengajar 2 Siswa sangat kurang memperhatikan saat guru mengajar Siswa merasa pembelajaran sangat menyenangkan 4 Siswa merasa pembelajaran menyenangkan 3 Siswa merasa pembelajaran kurang menyenangkan 2 Siswa merasa pembelajaran sangat kurang menyenangkan Siswa sangat merespon materi yang diajarkan 4 Siswa merespon materi yang diajarkan 3 Siswa kurang merespon materi yang diajarkan 2 Siswa sangat kurang merespon materi yang diajarkan 1 6 Tanggung jawab siswa Siswa sangat bertanggung jawab dalam menyelesaikan tugasnya Siswa bertanggung jawab dalam menyelesaikan tugasnya Siswa kurang bertanggung jawab dalam menyelesaikan tugasnya Siswa sangat kurang bertanggung jawab dalam menyelesaikan tugasnya 7 Percaya diri siswa Siswa sangat percaya diri dalam menyelesaikan tugasnya Siswa percaya diri dalam menyelesaikan tugasnya 3 Siswa kurang percaya diri dalam menyelesaikan tugasnya Siswa sangat kurang percaya diri dalam menyelesaikan tugasnya

82 G. Teknik Analisis Data Bogdan (Sugiyono, 2013: 334) menjelaskan bahwa analisis data merupakan suatu proses dari mencari sampai menyusun secara sistematis data-data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain, sehingga dapat dengan mudah dipahami oleh pembaca, dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain. Suharsimi Arikunto (2013: 282) menjelaskan bahwa analisis data penelitian ada dua macam yaitu deskripstif kualitatif dan deskriptif kuantitatif. Deskriptif kualitatif digunakan peneliti untuk menganalisis data yang berupa informasi berbentuk kata-kata atau simbol, sedangkan statistik deskriptif digunakan untuk menganalisis data berupa angka. Dalam penelitian ini ada 2 jenis data yang terkumpul, yaitu data kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif dianalisis menggunakan analisis statistik deskriptif. Analisis data untuk kemampuan membaca menulis permulaan pada siswa kelas II adalah analisis statistik deskriptif dengan mencari rerata (mean). Skor kemampuan membaca menulis permulaan diperoleh dari rerata gabungan dari skor pengamatan membaca siswa dan skor test tulis siswa. Sedangkan rumus yang digunkan memakai pedoman dari Sugiyono (2005: 43) yaitu: Dimana: Me Ʃ Xi N : Mean (rata-rata) : Epilson (jumlah) : Nilai X ke I sampai ke n : jumah individu 65

83 Rumus untuk menghitung persentase adalah sebagai berikut. Selain itu, hasil penelitian berupan data kualitatif dianalisis secara deskriptif kualitatif. Data yang diperoleh dari teknik observasi dan dokumentasi dianalisis menggunakan model Miles dan Hubermen Menurut Miles dan Huberman 1984 (dalam Sugiyono, 2013: ) terdapat beberapa langkahlangkah analisis yang dilakukan secara interaktif dan berlangsung terus menerus sampai tuntas, langkah-langkah tersebut meliputi 1) Reduksi data (Data Reduction) merupakan suatu kegiatan merangkum, memilih hal-hal yang pokok, menfokuskan pada hal-hal yang penting, 2) Penyajian Data (Data Display) bisa dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart, dan sejenisnya yang mampu mengintepretasikan atau menggambarkan secara keseluruhan data yang diperoleh. Dalam hal ini, peneliti menyajikan data dengan cara mendeskripsikan data-data yang sudah dikelompokan ke dalam tabel dan diagram, 3) Verifikasi (Conclusion Drawing/Verification), dalam hal peneliti menghubungkan temuan yang satu dengan yang lainnya, sehingga didapatkan kesimpulan. Hal ini didukung dengan penemuan data-data relevan yang diperoleh peneliti ketika di lapangan. Dalam penelitian ini, data yang telah terkumpul akan disajikan dalam bentuk tabel konversi skor. Konversi skor kemampuan membaca menulis permulaan didasarkan pada modifikasi dari pendapat Didik Komaidi dan Wahyu Wijayati (2011: 90) yang disajikan pada tabel sebagai berikut. 66

84 Tabel 5. Konversi Skor Kemampuan Membaca menulis Permulaan Interval Nilai (Angka 100) Kategori 85,0 100 Sangat baik 70,0 84,5 Baik 55,0 69,9 Cukup 40,0 54,9 Kurang 0 39,9 Sangat kurang Sedangkan, persentase aktivitas siswa dalam proses pembelajaran membaca permulaan didasarkan pada modifikasi pendapat Acep Yoni, dkk. (2010: ) yaitu sebagai berikut. Tabel 6. Persentase Hasil Observasi Aktivitas Siswa Persentase (%) Kategori Sangat tinggi 50 74,99 Tinggi 25 49,99 Rendah < 24,99 Sangat rendah H. Indikator Keberhasilan Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk meningkatkan proses pembelajaran dan kemampuan membaca menulis permulaan pada siswa kelas II SD N Gembongan. Indikator keberhasilan penelitian ini ditandai dengan peningkatan kemampuan membaca menulis permulaan siswa setelah menggunkan model pembelajaran Quantum Teaching. Indikator keberhasilan kemampuan membaca menulis permulaan didasarkan pada kisi-kisi penilaian membaca menulis permulaan siswa berdasarkan modifikasi dari pendapat Sabarti Akhadiah MK,dkk, Yeti Mulyati, Darmiyati Zuchdi, dan Budiasih. Penelitian ini dikatakan berhasil apabila nilai rerata skor siswa dalam membaca menulis permulaan minimal 70 (kategori baik). 67

85 A. Hasil Penelitian 1. Kondisi Awal BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilakukan untuk meningkatkan proses pembelajaran dan kemampuan membaca menulis permulaan pada siswa kelas II SD N Gembong dengan subyek sebanyak 28 siswa. Kegiatan penelitian ini diawali dengan melakukan pengamatan proses pembelajaran membaca menulis permulaan di kelas II SD N Gembongan. Dari hasil pengamatan ini diperoleh siswa kelas II memiliki kemampuan dan karateristik yang bermacam-macam. Ada siswa yang memiliki prestasi akademik tinggi, sedang, dan rendah. Peneliti melakukan penelitian kondisi awal, kegiatan ini digunakan untuk mengetahui kemampuan awal siswa terhadap pembelajaran membaca menulis permulaan. Materi pokok yang disampaikan dalam penelitian ini adalah membaca nyaring dan menulis kalimat sederhana. Berdasarkan kondisi yang telah dideskripsikan di atas, maka peneliti bermaksud melakukan upaya peningkatan proses pembelajaran dan kemampuan membaca menulis permulaan pada pembelajaran Bahasa Indonesia dengan merefleksi kegiatan pembelajaran yang dilakukan guru dan berusaha memperbaiki dan meningkatkan, baik dari segi perencanaan maupun pelaksanaan pembelajaran, sehingga didapatkan hasil yang meningkat. Berikut ini hasil penilaian kemampuan membaca menulis permulaan siswa kelas II SD N Gembongan. 68

86 Tabel 7. Hasil Penilaian Kemampuan Membaca menulis Permulaan Kondisi Awal Siswa Kelas II SD N Gembongan No Nama Skor 1 ADS 48 2 APA 45,5 3 AYS 45,5 4 AEL 40,5 5 AAP 57,5 6 BHA 57,5 7 CRL 55 8 FTI 45,5 9 FWS 50,5 10 GGP HZS 60,5 12 HK 55,5 13 IMA 60,5 14 IKN IDJ JLP LSS 62,5 18 MG MPP MFR 62,5 21 OV 52,5 22 PS PSA 57,5 24 PA RAS RAD RWL 57,5 28 RR 45,5 Jumalah Nilai 1497 Rerata Nilai 53,46 Untuk lebih jelasnya, kondisi awal kemampuan membaca menulis permulaan siswa kelas II dapat dilihat pada tabel distribusi frekuensi kemampuan membaca menulis permulaan kondisi awal berikut ini. Tabel 8. Distribusi Frekuensi Kemampuan Membaca menulis Permulaan Kondisi Awal pada Siswa Kelas II SD Negeri Gembongan No Kategori Interval Nilai Frekuensi Persentase Rata-rata (%) 1 Sangat Baik 85, Baik 70,00 84, Cukup 55,00 69, ,14 4 Kurang 40,00 54, ,29 53,46 5 Sangat Kurang 0 39,9 1 3,57 Jumlah

87 Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa pada kondisi awal terdapat 57,14% siswa atau 16 siswa yang tergolong dalam kategori cukup, 39,29% siswa atau sebanyak 11 siswa tergolong dalam kategori kurang, dan 3,57% siswa atau 1 siswa yang tergolong dalam kaetgori sangat kurang. Rata-rata kemampuan membaca menulis permulaan siswa kelas II SD N Gembongan sebesar 53,46 yang digolongkan dalam kategori kurang. Untuk mengetahui hasil skor aktivitas siswa selama proses pembelajaran dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel 9. Hasil Observasi Aktivitas Siswa dalam Proses Pembelajaran Membaca menulis Permulaan Kondisi Awal No Nama Skor 1 ADS 9 2 APA 8 3 AYS 8 4 AEL 7 5 AAP 10 6 BHA 12 7 CRL 9 8 FTI 7 9 FWS GGP HZS 9 12 HK 8 13 IMA IKN 9 15 IDJ 9 16 JLP 8 17 LSS MG MPP MFR OV 9 22 PS 7 23 PSA 9 24 PA RAS RAD 8 27 RWL RR 9 Jumlah total 267 Persentase (%) 34 70

88 Berdasarkan data hasil observasi di atas, dapat diketahui bahwa persentase jumlah skor aktivitas siswa selama proses pembelajaran membaca menulis permulaan kondisi awal baru mencapai 34%. Persentase skor tersebut termasuk dalam kategori rendah menurut modifikasi pendapat Acep Yonny, dkk. ( ). 2. Deskripsi Hasil Penelitian Siklus I a. Perencanaan Tindakan Siklus I Perencanaan materi pembelajaran yang digunakan untuk melaksanakan penelitian ini didasarkan pada Kurikulm Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Selain itu peneliti juga menyesuaikan dengan silabus dan jadwal pembelajaran di kelas II yang dapat dilihat pada lampiran halaman 224. Kegiatan perencanaan merupakan langkah awal sebelum pelaksanaan tindakan. Perencanaan tindakan ini dilakukan oleh guru bersama peneliti. Kegiatan perencanaan ini adalah mempersiapkan berbagai perlengkapan yang diperlukan untuk mendukung rencana pelaksanaan tindakan. Perlengkapan yang dipersiapkan disesuaikan dengan rencana skenario tindakan yang telah ditetapkan sebelumnya. Adapun perlengkapan tersebut adalah sebagai berikut. a) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Peneliti bersama guru menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran mata pelajaran Bahasa Indonesia dan mata pelajaran yang lain secara tematik dengan disesuaikan dengan jadwal pembelajaran siswa. Rencana pelaksanaan pembelajaran ini mengacu pada kegiatan siswa dalam membaca nyaring dan menulis kalimat yang sesuai dengan EYD. 71

89 b) Pedoman penilaian kemampuan membaca dan menlis permulaan Pedomana kemampuan membaca menulis permulaan digunakan untuk menilai kemampuan membaca menulis siswa saat proses membaca menulis. c) Lembar aktivitas siswa Lembar ini merupakan lembar observasi siswa selama siswa mengikuti pembelajaran dari kegiatan awal, kegiatan inti, sampai dengan kegiatan akhir pembelajaran. d) Media pembelajaran Media pembelajaran yang dimaksud adalam media pembelajaran yang akan digunakan dalam proses pembelajaran yaitu media gambar, kartu kata, dan kartu kalimat. e) Kartu Warna Nama Siswa Peneliti membuat kartu nama dari kertas karton yang berbentuk persegi panjang dengan dilapisi kertas lipat berwarna. Kartu-kartu ini bertuliskan nama masing-masing siswa. Penggunaan kartu nama ini bertujuan untuk memudahkan peneliti dalam mencatat kegiatan siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Model pembelajaran membaca dan menlis permulaan pada siklus ini menggunakan model Quantum Teaching. Tema yang dipilih pada siklus ini disesuaikan dengan jadwal dan silabus pembelajaran. b. Pelaksanaan Tindakan Siklus I Sesuai dengan program semester II tahun 2015/2016 telah disusun tindakan siklus I pada bulan Februari minggu II di SD Negeri Gembongan. Pelaksanaan 72

90 tindakan siklus pertama pada pertemuan pertama akan dilaksanakan pada hari Selasa, 8 Februari 2016 pada jam kedua (08.25 sampai dengan 11.00). Pada pertemuan pertama ini mengambil dan sub tema hewan. Dilanjutkan dengan pertemuan kedua pada hari Rabu, 9 Februari 2016 pada jam pertama ( ) dengan mengambil sub tema tumbuhan. Pertemuan ketiga dilaksanakan pada hari Kamis, 10 Februari 2016 pada jam pertama ( ) dengan sub tema cara merawat hewan dan tumbuhan. Materi yang diberikan pada siklus I adalah membaca nyaring teks bacaan dengan kalimat dan menulis 15 sampai 20 kalimat sederhana sesuai dengan EYD dengan sub tema yang telah ditentukan. Materi yang diberikan pada siklus I adalah membaca menulis kalimat sederhana dengan tema budi pekerti untuk pertemuan 1, 2, dan 3. Berikut ini deskripsi pelaksanaan tindakan siklus I, yang terdiri dari 3 kali pertemuan. a) Pertemuan 1 Peneliti bersama dengan guru mengajar dengan sistem kolaborasi. Sebelum memasuki pembelajaran guru membuka pembelajaran dengan salam dan melakukan presensi untuk mengetahui kehadiran siswa. Kemudian guru bersama peneliti membagikan dan memasangkan nama di punggung siswa. Pembelajaran dimulai dengan mengucapkan salam, dilanjutkan pemberian apersepsi oleh guru. Tetapi sebelum pemberian apersepsi, untuk menumbuhkan semangat dan memotivasi belajar siswa, siswa diajak untuk menyanyikan lagu Heli. Hal ini dilakukan guru untuk membangun suasana menyenangkan dan tidak 73

91 membosankan supaya siswa belajar dengan rasa gembira, suka cita, dan bermakna. Guru menyampaikan tema dan tujuan pembelajaran. Kegiatan inti dimula dengan permainan tebak gambar. Guru memilihi satu perwakilan siswa untuk ke depan kelas membuka kotak ajaib. Siswa mengambil satu gambar hewan dan menyebutkan ciri-ciri hewan tersebut tanpa memperlihatkan gambar ke siswa lain. Siswa yang lain menebak nama hewan berdasarkan ciri-ciri yang telah disebutkan sebelumnya. Setelah nama hewan tertebak, siswa memperlihatkan gambar hewan tersebut. Siswa melakukan tanya jawab dengan guru terkait gambar yang ditunjukkan oleh guru kepada siswa. Guru membagikan beberapa kartu kalimat yang telah dipersiapakan kepada siswa. Kartu kalimat yang telah dipegang siswa tersebut disusun pada papan kalimat yang telah ditempel di papan tulis. Siswa maju untuk menempelkan kartu kalimat tersebut sehingga memebentuk satu teks bacaan berjudul Pergi ke Pasar Hewan. Kalimat-kalimat yang telah tersusun menjadi teks bacaan, selanjutnya guru memberikan contoh cara membaca teks bacaan berjudul Pergi ke Pasar Hewan dengan lafal, intonasi, kelancaran, dan keberanian yang tepat. Siswa membaca teks bacaan secara klasikal sesuai yang dicontohkan oleh guru. Dilanjutkan dengan siswa membaca teks secara berkelompok (berdasarkan barisan meja). Berikut ini teks bacaan Pergi ke Pasar Hewan. Pergi ke Pasar Hewan Hari itu hari libur. Kakek pergi ke pasar hewan. Nina dan Doni turut serta. Mereka pergi naik angkutan umum. Doni dan Nina merasa senang. Banyak pedagang hewan di pasar itu. Nina membeli seekor kelinci. Kakek membeli seekor burung perkutut. Mereka pun segera pulang. Nina merawat kelincinya dengan baik. Nina selalu memberinya makan. Kakek juga memelihara burung dengan baik. 74

92 Dari teks bacaan berjudul Pergi ke Pasar Hewan di atas diambil satu kalimat diurai menjadi kata per kata, dari kata diurai menjadi suku kata per suku kata, suku kata diurai menjadi huruf per huruf. Huruf-huruf dirangkai menjadi suku kata, suku kata dirangkai menjadi kata, kata dirangkai menjadi kalimat. Untuk lebih jelas dapat dilihat seperti berikut. kakek pergi ke pasar hewan kakek pergi ke pasar hewan ka-kek per-gi ke pa-sar he-wan k-a-k-e-k p-e-r-g-i k-e p-a-s-a-r h-e-w-a-n ka-kek per-gi ke pa-sar he-wan kakek pergi ke pasar hewan Gambar 4. Kakek pergi ke pasar hewan kakek pergi ke pasar hewan Perwakilan siswa membaca teks bacaan secara bergantian. Guru memberikan contoh cara menulis kalimat yang tepat. Siswa mengamati cara menulis kalimat sederhana yang dilakukan oleh guru. Siswa mencoba kalimat sederhana dengan memperhatikan 1) kejelasan penulisan kata, 2) ketepatan penggunaan ejaan, 3) kelengkapan penulisan kata, 4) kerapian. Kegiatan selanjutnya melakukan tugas diskusi dengan menempelkan gambar pada LKS dan mendeskripsikan ciri-ciri hewan yang ada pada gambar. Siswa mempresentasikan hasil diskusi. Pada saat diskusi berlangsung, siswa memberikan tanggapan terkait hasil presentasi. Siswa dengan bantuan guru menyimpulkan materi pembelajaran. Siswa membaca secara individu teks bacaan Pergi ke Pasar Hewan dilanjutkan dengan mengerjakan soal evaluasi berupa mendeskripsikan ciri-ciri gambar hewan yang ada di soal evaluasi. 75

93 b. Pertemuan 2 Pembelajaran dimulai pada pukul 07.15, hal ini dikarenakan ada kebiasaan membaca buku cerita yang dilakukan di SD N Gembongan selama 15 menit. Peneliti bersama dengan guru mengajar dengan sistem kolaborasi. Sebelum memasuki pembelajaran guru membuka pembelajaran dengan salam dan melakukan presensi untuk mengetahui kehadiran siswa. Sebelum membagikan nama kepada siswa, para siswa sudah menanyakan nama mereka dan berebut ingin memasang nama siswa sendiri. Guru bersama peneliti membagikan dan memasangkan nama di punggung siswa seperti biasa. Guru mengajak para siswa menyanyikan lagu Lihat Kebunku dilanjutkan pemberian apersepsi. Kegiatan bernyanyi dilakukan guru dengan tujuan untuk membangun suasana menyenangkan dan tidak membosankan supaya siswa belajar dengan rasa gembira, suka cita, dan bermakna. Guru memberikan apersepsi berupa pertanyaan terkait dengan lagu yang telah dinyanyikan para siswa dan menyampaikan tema dan tujuan pembelajaran. Memasuki kegiatan inti yang dimulai dengan bermain tebak gambar. Guru memilihi satu siswa untuk perwakilan ke depan kelas membuka kotak ajaib. Siswa mengambil satu gambar satu gambar bertemakan tumbuhan dan menyebutkan ciri-ciri tentang tumbuhan tersebut tanpa memperlihatkan gambar ke siswa lain. Siswa yang lain menebak nama tumbuhan berdasarkan ciri-ciri yang telah disebutkan sebelumnya. Setelah nama tumbuhan tertebak, siswa tersebut memperlihatkan gambar tumbuhan tersebut. Siswa melakukan tanya jawab dengan guru terkait gambar yang ditunjukkan oleh guru kepada siswa. 76

94 Kegiatan selanjutnya guru membagikan beberapa kartu kalimat kepada siswa. Kartu kalimat yang telah dipegang siswa tersebut disusun pada papan kalimat yang telah ditempel di papan tulis. Siswa maju untuk menempelkan kartu kalimat tersebut sehingga membentuk satu teks bacaan berjudul Emon dan Burung Pipit. Sebelum siswa membaca teks bacaan tersebut, guru memberikan contoh cara membaca teks bacaan dengan lafal, intonasi, kelancaran, dan keberanian yang tepat. Siswa membaca teks bacaan secara klasikal. Siswa membaca teks secara berkelompok (berdasarkan barisan meja). Berikut ini teks bacaan Emon dan Burung Pipit. Emon dan Burung Pipit Suatu pagi Emon mendengar teriakan. Teriakan itu adalah suara burung. Seekor burung pipit meminta tolong. Burung pipit sedang dikejar seekor elang. Burung pipitlah yang meminta tolong. Emon berusaha menolong. Emon mengusir elang. Elang itu pergi menjauh. Burung pipit mengucapkan terima kasih. Burung pipit memberikan hadiah. Emon diberi hadiah biji labu. Emon menanam biji labu itu. Emon merawatnya hingga berbuah. Pohon labu Emon berbuah lebat. Emon menjual buah labu tiap hari. Emon mendapat banyak uang. Emon sangat bahagia. Kemudian dari teks bacaan berjudul Emon dan Burung Pipit di atas diambil satu kalimat diurai menjadi kata per kata, dari kata dirai menjadi suku kata per suku kata, suku kata diurai menjadi huruf per huruf. Dari huruf-huruf dirangkai menjadi suku kata, suku kata dirangkai menjadi kata, kata dirangkai menjadi kalimat. Untuk lebih jelas dapat dilihat seperti berikut. 77

95 Emon menanam biji labu itu Emon menanam biji labu itu E-mon me-na-nam bi-ji la-bu i-tu E-m-o-n m-e-n-a-n-a-m b-i-j-i l-a-b-u i-t-u E-mon me-na-nam bi-ji la-bu i-tu Emon menanam biji labu itu Emon menanam biji labu itu Gambar 5. Emon dan Burung Pipit Perwakilan siswa membaca teks bacaan secara bergantian. Dilanjutkan dengan guru memberikn contoh cara menulis kalimat yang tepat diikuti oleh siswa. Siswa mempraktikkan cara menulis kalimat sederhana dengan memperhatikan 1) kejelasan penulisan kata, 2) ketepatan penggunaan ejaan, 3) kelengkapan penulisan kata, 4) keruntutan antar kalimat, 5) kerapian. Siswa melakukan tugas diskusi dengan menempelkan gambar pada LKS dan mendeskripsikan ciri-ciri tumbuhan yang ada pada gambar. Siswa mempresentasikan hasil diskusi. Siswa memberikan tanggapan terkait hasil presentasi. Siswa dengan bantuan guru menyimpulkan materi pembelajaran. Setelah itu, siswa membaca teks bacaan Emon dan Burung Pipit secara individu dilanjutkan dengan mengerjakan soal evaluasi berupa mendeskripsikan ciri-ciri gambar tumbuhan yang ada di soal evaluasi. c. Pertemuan 3 Pembelajaran dimulai pada pukul dikarenakan ada kebiasaan membaca buku yang dilakukan seluruh kelas termasuk kelas II di SD N Gembongan selama 15 menit. Kegiatan membaca selesai, peneliti bersama dengan 78

96 guru membuka pembelajaran dengan salam dan melakukan presensi untuk mengetahui kehadiran siswa. Guru dan peneliti membagikan nama kepada siswa, para siswa sudah menanyakan nama mereka dan berebut ingin memasang nama siswa sendiri. Sebelum pemberian apersepsi, untuk menumbuhkan semangat dan motivasi belajar siswa, siswa menyanyikan lagu Burung Kakak Tua. Hal ini dilakukan guru dengan tujuan untuk membangun suasana menyenangkan dan tidak membosankan supaya siswa belajar dengan rasa gembira, suka cita, dan bermakna. Kegiatan selanjutnya guru menanyakan tentang apa isi lagu tersebut sebagai bentuk apersepsi kepada siswa dan menyampaikan tema dan tujuan pembelajaran. Memasuki kegiatan inti yang dimulai dengan permaianan tebak gambar. Guru memilih satu siswa untuk maju ke kelas membuka kotak ajaib. Setelah siswa mendapat satu gambar bertemakan cara merawat hewan dan tumbuhan, siswa menyebutkan ciri-ciri tentang hewan atau tumbuhan tersebut tanpa memperlihatkan gambar ke siswa lain. Siswa yang lain menebak nama hewan atau tumbuhan berdasarkan ciri-ciri yang telah disebutkan sebelumnya. Jika nama hewan atau tumbuhan sudah tertebak siswa memperlihatkan gambar hewan atau tumbuhan tersebut. Siswa melakukan tanya jawab dengan guru terkait gambar yang ditunjukkan sebelumnya. Guru membagikan beberapa kartu kalimat kepada beberapa siswa. Kartu kalimat yang telah dipegang siswa tersebut disusun pada papan kalimat yang telah ditempel di papan tulis. Siswa maju untuk menempelkan kartu kalimat tersebut sehingga memebentuk teks bacaan berjudul Merawat Hewan dan Tumbuhan. Guru memberikan contoh cara membaca teks bacaan 79

97 berjudul Merawat Hewan dan Tumbuhan dengan lafal, intonasi, kelancaran, dan keberanian yang tepat. Dilanjutkan dengan siswa membaca teks bacaan secara klasikal. Siswa membaca teks secara berkelompok (berdasarkan barisan meja). Berikut ini disajikan teks bacaan dengan judul Merawat Hewan dan Tumbuhan. Merawat Hewan dan Tumbuhan Kamu punya hewan piaraan. Kamu harus merawatnya dengan baik. Berikan makanan yang cukup. Berikan pula minuman yang cukup. Hewan piaraanmu tumbuh sehat. Halaman rumahmu gersang. Tanamilah halaman rumahmu. Tanaman dapat membuat udara sejuk. Halaman rumah pun menjadi indah. Di rumah ada kandang ayam. Kandang ayam harus selalu bersih. Jangan sampai kotoran menumpuk. Selesai membersihkan kandang cucilah tangan, Cucilah tanganmu itu dengan sabun. Kamu punya banyak tanaman. Kamu ingin tanamanmu tumbuh subur. Kamu harus rajin merawatnya. Siramilah tanamanmu secara teratur. Jangan lupa pupuklah tanammu. Dari teks bacaan dengan judul Merawat Hewan dan Tumbuhan di atas diambil satu kalimat diurai menjadi kata per kata, dari kata dirai menjadi suku kata per suku kata, suku kata diurai menjadi huruf per huruf. Huruf-huruf dirangkai menjadi suku kata, suku kata dirangkai menjadi kata, kata dirangkai menjadi kalimat. Untuk lebih jelas dapat dilihat seperti berikut. 80

98 Gambar 6. Membersihkan kandang ayam kandang ayam harus selalu bersih kandang ayam harus selalu bersih kan-dang a-yam ha-rus se-la-lu ber-sih k-a-n-d-a-n-g a-y-a-m h-a-r-u-s s-e-l-a-l-u b-e-r-s-i-h kan-dang a-yam ha-rus se-la-lu ber-sih kandang ayam harus selalu bersih kandang ayam harus selalu bersih Perwakilan siswa membaca teks bacaan secara bergantian. Siswa mengamati cara menulis kalimat sederhana yang dilakukan oleh guru. Siswa mempraktikkan cara menulis kalimat sederhana dengan memperhatikan 1) kejelasan penulisan kata, 2) ketepatan penggunaan ejaan, 3) kelengkapan penulisan kata, 4) kerapian. Kegiatan selanjutnya siswa melakukan tugas diskusi dengan menempelkan gambar pada LKS dan mendeskripsikan cara merawat hewan atau tumbuhan yang ada pada gambar. Siswa mempresentasikan hasil diskusi. selama proses diskusi berlangsung siswa memberikan tanggapan terkait hasil presentasi. Siswa dengan bantuan guru menyimpulkan materi pembelajaran. Kegiatan diskusi selesai, siswa membaca teks bacaan Merawat Hewan dan Tumbuhan secara individu dan dilanjutkan mengerjakan soal evaluasi berupa mendeskripsikan ciri-ciri gambar hewan yang ada di soal evaluasi. d. Observasi dan Monitoring Observasi bertujuan untuk mengamati pelaksanaan tindakan yang dapat diharapkan dapat menghasilkan perubahan yang diinginkan. Kegiatan observasi dilakukan bersamaan ketika pelaksanan tindakan siklus I. Kegiatan ini dilakukan dengan mencatat apa saja yang diamati pada saat proses pembelajaran berlangsung ke dalam lembar pengamatan yang telah disusun. Instrumen 81

99 observasi digunakan untuk mengamati aktivitas siswa dalam proses pembelajaran. Perencanaan obervasi bersifat fleksibel dan terbuka dengan mencatat hal-hal yang tidak terduga ke dalam catatan lapangan, yang berkaitan dengan apa yang terjadi pada saat proses tindakan, pengaruh tindakan yang disengaja, situasi kelas, keadaan dan kendala tindakan. Observasi dilakukan untuk melihat secara langsung bagaimana aktivitas pembelajaran berlangsung dengan menggunakan model Quantum Teaching. Peneliti melakukan kegiatan monitoring pelaksanaan pembelajaran Bahasa Indonesia (fokus membaca menulis permulaan) dengan menggunakan model Quantum Teaching, untuk mengetahui secara langsung tindakan yang dialaksanakan dan mengamati saat proses tindakan berlangsung. Monitoring dilakukan oleh peneliti bersama dengan guru setiap hari Selasa, Rabu, dan Kamis sesuai jadwal pembelajaran Bahasa Indonesia kelas II dengan dibantu satu orang mahasiswa sebagai mitra peneliti. Hasil pengamatan dan catatan dari peneliti, guru, dan mitra peneliti untuk masukan sebagai bahan refleksi antara guru kelas II dan peneliti untuk melakukan evaluasi. e. Hasil Siklus I Pembelajaran membaca menulis permulaan menggunakan model Quantum Teaching pada setiap pertemuan di skilus I secara keseluruhan sudah sesuai dengan rencana pembelajaran yang telah disusun. Pada kegiatan awal guru melakukan apersepsi berupa pertanyaan terkait dengan tema dan sub tema yang akan dipelajari. Sebelum guru melakukan apersepsi, terlebih dahulu guru mengajak siswa menyanyikan lagu sesuai dengan tema yang dipelajari sehingga 82

100 dapat meningkatkan motivasi belajar siswa. Pada tahap ini, guru berhasil membuat siswa menjadi fokus. Hal ini dapat dibuktikan dengan antusias dan semangatnya siswa dalam menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru sebagai bentuk apersepsi. Para siswa berusaha menarik perhatian guru supaya mendengarkan apa yang ingin mereka sampaikan. Guru menjelaskan tema, sub tema dan tujuan pembelajaran membaca menulis dengan menggunakan model Quantum Teaching. Hal ini dilakukan supaya siswa memahami maksud dari langkah-langkah pembelajaran yang akan mereka lakukan dalam proses pembelajaran membaca menulis. Dalam proses pembelajaran, guru memberikan permainan kepada siswa berupa tebak gambar dengan menggunkan kotak ajaib. Setelah gambar sudah tertebak oleh siswa, siswa yang telah ditunjuk untuk melakukan permainan menunjukkan gambar tersebut kepada siswa yang lain. Langkah berikutnya, siswa menyusun kartu kalimat di papan kalimat yang sebelumnya guru telah membagikan kartu kalimat secara acak kepada siswa. Setelah teks bacaan tersusun, guru memberikan contoh cara membaca yang baik dan benar. Guru mengambil satu kalimat untuk diuraikan menjadi kata, kata diurai menjadi suku kata, suku kata diurai menjadi huruf dilanjutkan dengan huruf dirangkai menjadi suku kata, suku kata dirangkai menjadi kata, dan kata dirangkai menjadi satu kalimat utuh (SAS). Guru memberikan contoh cara membaca menulis yang baik yang selanjutnya ditirukan oleh siswa. Berikut ini hasil penilaian kemampuan membaca menulis permulaan siswa kelas II SD N Gembongan pada siklus I yang dapat dilihat pada tabel berikut ini. 83

101 Tabel 10. Data Hasi Penilaian Kemampuan Membaca menulispermulaan Siswa Kelas II SD N Gembongan Siklus I No Nama Skor 1 ADS 65,5 2 APA 64,67 3 AYS 65,5 4 AEL 56,33 5 AAP 74,67 6 BHA 74,67 7 CRL 72,17 8 FTI 66,33 9 FWS 67,17 10 GGP 72,17 11 HZS 69,67 12 HK 66,33 13 IMA IKN 69,67 15 IDJ 74,67 16 JLP 76,33 17 LSS 74,67 18 MG 76,33 19 MPP 58,83 20 MFR 75,5 21 OV 69,67 22 PS PSA 73,83 24 PA 72,17 25 RAS 65,5 26 RAD 55,5 27 RWL RR 71,33 Jumalah Nilai 1938,167 Rerata Nilai 69,22 Untuk lebih jelasnya, hasil kemampuan membaca menulis permulaan siswa disajikan dalam tabel distribusi frekuensi kemampuan membaca menulis permulaan siswa kelas II SD N Gembongan pada siklus I pada tabel berikut ini. Tabel 11. Distribusi Frekuensi Kemampuan Membaca menulis Permulaan Pada Siswa Kelas 2 SD N Gembongan Siklus I No Interval Nilai Kategori f Persentase Rata-rata (%) 1 85, Baik Sekali ,00 84,5 Baik 13 46, ,00 69,9 Cukup 15 53, ,00 54,9 Kurang , ,0 Sangat Kurang 0 0 Jumlah Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa pembelajaran membaca dengan model Quantum Teaching dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam 84

102 membaca menulis permulaan pada siswa kelas II SD N Gembongan. Kemampuan membaca menulis permulaan pada siswa kelas II SD N Gembongan sudah mengalami peningkatan dengan nilai tertingi 76,33 dan nilai terendah 55,5. Ratarata kemampuan membaca menulis permulaan siswa pada siklus I adalah 69,22. Hasil penilaian membaca menulis tersebut dapat di deskripsikan sebagai berikut: siswa yang mendapat rentang nilai antara 70,00-84,5 sebanyak 13 siswa atau 46,43% (dalam kategori baik) dan siswa yang mendapat rentang nilai 55,00-69,9 sebanyak 15 siswa atau 53,57% (dalam kategori cukup. Peningkatan kemampuan membaca menulis permulaan pada siklus I sebesar 15,76 kondisi awal 53,46 meningkat menjadi 69,22. Tabel 12. Peningkatan Hasil Kemampuan Membaca menulis Permulaan Siswa Kelas II SD N Gembongan No Tindakan Skor 1 Kondisi Awal 53,46 2 Siklus I 69,22 Dari tabel di atas dapat digambarkan peningkatan hasil penilaian kemampuan membaca menulis permulaan dari kondisi awal sampai dengan siklus I pada gambar diagram berikut ini , , Kondisi Awal Siklus I Gambar 7. Diagram Peningkatan Kemampuan Membaca menulis Permulaan Pada Kondisi Awal dan Siklus I 85

103 Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa ada peningkatan kemampuan membaca menulis permulaan siswa dengan menggunkan model Quantum Teaching. Jumlah siswa yang memenuhi kriteria keberhasilan atau memperoleh nilai lebih dari sama dengan 70 ( 70) sebanyak 13 siswa atau sebesar 46,43%. Sedangkan siswa yang belum memenuhi kriteria keberhasilan atau memperoleh nilai kurang dari 70 (<70) sebanyak 15 siswa atau sebesar 53,57%. Aktivitas Siswa Pada Pelaksanaan Tindakan Siklus I Berdasarkan hasil pengamatan yang dilaksanakan oleh pengamat, aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung cukup baik. Sebelum pembelajaran dimulai siswa menyiapkan semua peralatan tulisnya dengan baik, meskipun terdapat beberapa siswa yang masih asyik berbicara dengan temannya. Siswa terlihat sangat antusias saat guru mengajak siswa bernyanyi dan melakukan apersepsi. Semua siswa menyimak apa disampaikan oleh guru dan menjawab secara semangat apa yang guru tanyakan. Pada kegiatan inti sudah berjalan cukup baik. Ada siswa yang berani mengeluarkan pendapatnya. Ada siswa yang aktif ketika guru menyuruh ke depan kelas untuk membaca kalimat. Tetapi, ada juga siswa yang ketika siswa lain maju dia memberi pendapat. Ada siswa yang aktif bertanya tentang media gambar yang ditnjukkan oleh guru. Ada siswa siswa yang ketika proses pembelajaran membaca menulis sedang berlangsung asyik sendiri dengan teman sekelompoknya. Ada siswa dimana dia ingin selalu gurunya mendampingi siswa tersebut. Berikut ini hasil observasi aktivitas siswa kelas II selama proses pembelajaran membaca menulis permulaan berlangsung pada siklus I. 86

104 Tabel 13. Hasil Observasi Aktivitas Siswa Kelas II dalam Proses Pembelajaran Membaca menulis Permulaan Siklus I No Nama Skor 1 ADS 14 2 APA 12 3 AYS 15 4 AEL 17 5 AAP 20 6 BHA 21 7 CRL 13 8 FTI 13 9 FWS GGP HZS HK IMA IKN IDJ JLP LSS MG MPP MFR OV PS PSA PA RAS RAD RWL RR 18 Jumlah 531 Persentase (%) 67,72 Dari tabel di atas, dapat diketahui bahawa penggunaan model Quantum Teaching dalam pembelajaran Bahasa Indonesia (fokus membaca menulis permulaan) cukup berpengaruh terhadap aktivitas siswa pada siklus I ini persentase aktivitas siswa selama pembelajaran berlangsung sebesar 67,72% atau termasuk dalam kategori tinggi. Untuk siklus selanjutnya atau siklus II diharapkan aktivitas siswa kelas II dalam proses pembelajaran membaca menullis permulaan dapat lebih meningkat sehingga mencapai kategori yang lebih baik. 87

105 f. Refleksi dan Revisi Rancangan Tindakan a) Refleksi Refleksi merupakan bagian yang sangat penting dalam penelitian tindakan untuk mengatasi masalah dengan merevisi perencanaan sebelumnya sesuai temuan di lapangan. Refleksi pada siklus I ini dilaksanakan oleh peneliti dan guru kelas II setelah siklus I selesai dilaksanakan. Berdasarkan hasil observasi dan monitoring selama siklus I dilaksanakan, ditemukan beberapa masalah di lapangan sehingga menjadi kendala dalam pelaksanaan tindakan siklus I. Ada siswa kesulitan dalam membaca menulis kalimat sederhana. Pertama, ada siswa kesulitan dan terbata-bata dalam membaca kata yang memiliki awalan, sisipan, dan akhiran ng. Kedua, kesulitan siswa dalam menulis dan membaca terutama membedakan huruf b dan d, huruf b dan p. Selain itu siswa juga mengalami kesulitan dalam membaca menulis kata-kata gabungan konsonan KKVK seperti traktor. Ada siswa yang menulis masih belum sesuai EYD walaupun telah dicontohkan oleh guru, seperti menulis kalimat diawali huruf capital dan diakhiri tanda titik (.). Pengelolaan kelas kurang terkondisi dengan dibuktikannya ketika ditengah pembelajaran ada siswa yang kurang berkonsentrasi kemudian mengganggu siswa lain dengan mengajak bermain sehingga menimbulkan keributan di belakang kelas. Dari kendala-kendala yang telah disebutkan pada pelaksanaan tindakan siklus I, terdapat beberapa penyebab terjadinya kendala-kendala penelitian tindakan siklus I sebegai berikut. 1. Media yang digunakan berupa kartu kalimat dan gambar belum variatif. Kartu kalimat yang dibuat masih tulis tangan sehingga proporsi huruf kurang tepat 88

106 dan kurang jelas. Gambar yang digunakan sebagai media pembelajaran kurang proporsional dan belum variatif. 2. Pelaksanaan pembelajaran dengan model Quantum Teaching ini masih belum mendapat perhatian karena perhatian guru yang belum merata kepada siswa. 3. Keaktifan siswa dalam mengemukakan pendapat belum merata dan siswa masih belum berani dalam membaca secara lantang. 4. Ada siswa kurang berkonsentrasi sehingga menjadikan siswa lain terganggu karena diajak berbicara dan bermain dan posisi duduk yang kurang tepat. Siswa ramai diletakkan di belakang sehingga kurang terkontrol. 5. Pelaksanaan tindakan siklus I dalam hal pengelolaan kelas kurang mendapat perhatian, karena masih ada yang kurang memperhatikan dan asyik ngobrol sendiri. 6. Siswa yang kesulitan dalam membaca menulis suku-suku tertutup, misalnya tanaman dibaca tamanan, mangga dibaca manga, traktor dibaca taktor 7. Ketika siswa membaca, siswa kurang tepat dalam pemenggalan kata sehingga sehingga kata yang dibaca menjadi terdengar berbeda bunyinya. 8. Masih ada siswa yang harus dibantu guru ketika membaca (mengeja kata) dan menulis. Berdasarkan hasil refleksi berupa temuan-temuan antara peneliti dan guru di atas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran pada siklus I masih memerlukan peningkatan dengan melakukan tindakan perbaikan berdasarkan temuan-temuan antara peneliti dan guru sehingga akan dilanjutkan pada siklus berikutnya yaitu siklus II. 89

107 b) Revisi Rancangan Tindakan Siklus I Berdasarkan hasil refleksi yang dilakukan guru dan peneliti, dapat disimpulkan bahwa ada beberapa permasalahan yang muncul pada saat proses pelaksanaan tindakan siklus I. Berdasarkan hal tersebut maka guru dan peneliti sepakat untuk mengadakan perbaikan atau revisi pada rancangan tindakan untuk siklus selanjutnya. Adapunn revisi tersebut adalah sebagai berikut. 1. Kalimat-kalimat yang sebelumnya ditulis tangan oleh peneliti diperbaiki dengan mencetak kalimat-kalimat tersebut supaya lebih jelas dan menarik. Media gambar juga dibuat lebih bervariasi dengan membuat gambar lebih cerah dan berwarna serta beraneka ragam. 2. Guru menciptakan suasana pembelajaran membaca menulis yang lebih menyenangkan, dengan kegiatan bernyanyi ketika kondisi siswa sedang ramai untuk memfokuskan kembali siswa. 3. Guru menggunkan reward atau penghargaan berupa sticker prestasi, dimana sebelumnya guru memberikan reward berupa pujian dan tepuk tangan. Dengan adanya revisi tindakan ini diharapkan hasil kemampuan membaca menulis permulaan serta aktivitas belajar siswa selama proses pembelajaran pada siklus II akan meningkat dan maksimal. 3. Deskripsi Hasil Penelitian Siklus II a. Perencanaan Tindakan Siklus II Model pembelajaran membaca menulis permulaan pada siklus II dengan menggunakan Quantum Teaching dengan menerapkan perencanaan yang sudah tersusun sebelumnya dan ditambahkan dengan perbaikan berdasarkan revisi 90

108 rancangan pada siklus sebelumnya. Pada tindakan siklus II ini mengambil tema peristiwa alam. Pertemuan pertama akan dilaksanakan hari Selasa, 1 Maret 2016 pada jam kedua ( ) dengan mengambil sub tema pagi hari. Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Rabu, 2 Maret 2016 pada jam pertama ( ) dengan sub tema kemarau. Pertemuan ketiga yang dilaksanakan pada hari Kamis, 3 Maret 2016 pada jam pertama ( ) dengan sub tema hujan. Mengacu pada hasil refleksi tindakan siklus I, langkah awal sebelum melaksanakan tindakan siklus II yaitu mempersiapkan segala sesuatu untuk kelancaran pelaksanaan tindakan dengan melakukan perbaikan alat kelengkapan pembelajaran. Mengenai rencana pelaksanaan pembelajaran yang akan dipergunakan guru dan peneliti sebagai pedoman dalam rangka melaksanakan tindakan merupakan hasil perbaikan dan penyempurnaan dari rencana pembelajaran pada siklus sebelumnya. Dalam siklus II ini Rencana Pelaksanaan Pembelajaran harus lebih terstruktur dan matang dalam penyusunanya. Tema yang diambil untuk siklus II ini adalah peristiwa alam. Tema ini diharapkan mampu memberikan umpan positif terhadap siswa, sehingga siswa juga memberi respon dan umpan balik positif supaya proses pembelajaran meningkat dan memberikan hasil maksimal. Untuk peningkatkan aktivitas siswa, pada siklus II ini direncanakan menggunkan kalimat yang dicetak, gambar yang lebih bervariasi, kegiatan menyanyi untuk memfokuskan siswa ketika ramai, dan reward berupa sticker prestasi dan ada kegiatan tebak gambar, dan estafet membaca. Sticker prestasi diberikan kepada siswa yang aktif dan memperhatikan selama proses 91

109 pembelajaran. Semakin tinggi tingkat keaktifan dan menyimaknya semakin banyak sticker yang diterima siswa. Dengan adanya perbaikan dan penyempurnaan tersebut, tentunya pelaksanaan tindakan pembelajaran membaca menulis dengan model Quantum Teaching akan memberikan dampak positif terhadap peningkatan kemampuan membaca menulis serta hasil belajar siswa ke arah yang lebih baik. b. Pelaksanaan Tindakan Siklus II Materi yang diberikan pada siklus II adalah membaca nyaring kalimat sederhana (15-20 kalimat) dan menyalin teks puisi dengan huruf tegak bersambung. Berikut ini disajikan pelaksanaan tindakan siklus II, yang terdiri dari 3 kali pertemuan. a) Pertemuan 1 Peneliti bersama dengan guru mengajar secara kolaborasi. Guru mengawali pembelajaran dengan salam dan melakukan presensi untuk mengetahui kehadiran siswa. Guru bersama peneliti membagikan dan memasangkan nama di punggung siswa. Guna menumbuhkan semangat dan memotivasi belajar siswa, siswa diajak untuk menyanyikan lagu Pergi Belajar. Hal ini lakukan guru untuk membangun suasana menyenangkan dan tidak membosankan supaya siswa belajar dengan rasa gembira, suka cita, dan bermakna. Dilanjutkan dengan guru memberikan pertanyaan terkait dengan lagu yang dinyanyikan tadi sebagai bentuk apersepsi menyampaikan tema dan tujuan pembelajaran dan menjelaskan langkah pembelajaran Quntum Teaching. 92

110 Kegiatan inti dimulai dengan permainan tebak gambar. Guru memilih satu perwakilan siswa untuk ke depan kelas membuka kotak ajaib. Siswa yang terpilih memilih satu gambar tentang peristiwa pagi hari, siswa menyebutkan ciri-ciri gambar tersebut. Siswa yang melakukan permainan tidak boleh memperlihatkan gambar ke siswa. Siswa lain menebak nama benda tersebut berdasarkan ciri-ciri yang telah disebutkan sebelumnya. Gambar yang telah tertebak diperlihatkan kepada siswa lain. Siswa melakukan tanya jawab dengan guru terkait gambar yang telah ditunjukkan. Langkah selanjutnya, guru memberikan beberapa kartu kalimat. Kartu kalimat yang telah dipegang siswa tersebut disusun pada papan kalimat yang telah ditempel di papan tulis. Siswa maju untuk menempelkan kartu kalimat tersebut sehingga memebentuk teks bacaan berjudul Kegiatan Andi di Pagi Hari. Setelah kartu kalimat tersebut tersusun menjadi teks bacaan, guru memberikan contoh cara membaca teks bacaan tersebut dengan lafal, intonasi, kelancaran, dan keberanian yang tepat. Kemudian siswa membaca teks bacaan secara klasikal dan berkelompok (berdasarkan barisan meja). Berikut ini teks bacaan berjudul Kegiatan Andi di Pagi Hari. Kegiatan Andi di Pagi Hari Setiap pagi Andi bangun pagi. Andi merapikan tempat tidurnya. Andi bergegas menjalankan ibadah sholat. Kemudian Andi pergi keluar rumah. Ternyata matahari mulai bersinar dari arah timur. Kemudian ia menyapu halaman rumahnya. Andi bergegas mandi dan bersiap-siap ke sekolah. Andi tidak lupa untuk sarapan pagi. Pukul 6 tepat Andi berangkat menggunakan sepedanya. Ternyata di luar, matahari sudah bersinar dengan terang. Andi pamit kepada bapak dan ibunya sebelum berangkat. Ibu Andi sedang menjemur pakaian. Sedangkan bapak Andi sedang bersiap-siap berangkat kerja. Andi bersyukur kepada Tuhan diberikan sinar matahari dan hujan yang melimpah. 93

111 Dari teks bacaan berjudul Kegiatan Andi di Pagi Hari di atas diambil satu kalimat diurai menjadi kata per kata, dari kata diurai menjadi suku kata per suku kata, suku kata diurai menjadi huruf per huruf. Huruf-huruf yang telah terurai dirangkai menjadi suku kata, suku kata dirangkai menjadi kata, kata dirangkai menjadi kalimat. Untuk lebih jelas dapat dilihat seperti berikut. setiap pagi Andi bangun pagi setiap pagi Andi bangun pagi se-tiap pa-gi A-ndi ba-ngun pa-gi s-e-t-i-a-p p-a-g-i A-n-d-i b-a-n-g-u-n p-a-g-i se-tiap pa-gi A-ndi ba-ngun pa-gi setiap pagi Andi bangun pagi setiap pagi Andi bangun pagi Gambar 8. Setiap pagi Andi bangun Siswa yang telah ditunjuk membaca teks bacaan secara bergantian dengan cara melakukan estafet kotak sambil menyanyikan lagu Pergi Belajar untuk menunjuk memilih perwakilan tersebut. Ketika guru mengatakan berhenti maka siswa yang saat itu memegang kotak, membaca kalimat yang ada di papan tulis. Hal tersebut dilakukan kurang lebih 3 kali. Selesai membaca, siswa mengamati cara menulis kalimat sederhana yang dilakukan oleh guru dengan huruf tegak bersambung. Diikuti oleh siswa yang mencoba menulis kalimat sederhana menggunakan huruf tegak bersambung dengan memperhatikan 1) kejelasan 94

112 penulisan kata, 2) ketepatan penggunaan ejaan, 3) kelengkapan penulisan kata, 4) kerapian. Kegiatan selanjutnya, siswa berdiskusi dengan menempelkan gambar pada LKS dan mendeskripsikan manfaat sinar matahari yang terdapat pada gambar. Siswa mempresentasikan hasil diskusi. Selama proses presentasi, siswa memberikan tanggapan terkait hasil presentasi. Siswa dengan bantuan guru menyimpulkan materi pembelajaran. Dilanjutkan dengan siswa membaca teks bacaan Kegiatan Andi di Pagi Hari secara individu dan mengerjakan soal evaluasi salah satunya menyalin teks puisi menggunakan huruf tegak bersambung yang ada di soal evaluasi. Siswa yang aktif selama pembelajaran diberikan sticker prestasi dan memotivasi siswa yang belum mendapatkan sticker prestasi supaya lebih aktif dalam pembelajaran membaca menulis. b) Pertemuan 2 Pertemuan kedua pada pembelajaran ini dimulai pada pukul 07.15, dikarenakan ada kebiasaan reading a loud yang dilakukan di SD N Gembongan selama 15 menit. Peneliti bersama dengan guru mengajar dengan sistem kolaborasi. Guru membuka pembelajaran dengan salam dan melakukan presensi untuk mengetahui kehadiran siswa. Sebelum guru dan peneliti membagikan nama kepada siswa, para siswa sudah menanyakan nama mereka dan berebut ingin memasang nama siswa sendiri. Guru bersama peneliti membagikan dan memasangkan nama di punggung siswa seperti biasa. Dalam rangka menumbuhkan semangat dan motivasi belajar siswa, guru mengajak siswa menyanyikan lagu Matahari Terbenam. Ini dilakukan guru dengan tujuan untuk 95

113 membangun suasana menyenangkan dan tidak membosankan supaya siswa belajar dengan rasa gembira, suka cita, dan bermakna. Setelah itu guru memberikan pertanyaan terkait lagu yang telah dinyanyikan sebagai wujud apersepsi dan menyampaikan tema dan tujuan pembelajaran serta langkah-langkah pembelajaran membaca menulis menggunakan Quantum Teaching. Kegiatan inti dimulai dengan bermain tebak gambar. Guru memilih satu siswa untuk ke depan kelas membuka kotak ajaib. Setelah mendapat satu gambar terpilih tentang peristiwa kemarau, siswa menyebutkan ciri-ciri gambar tersebut. Siswa yang melakukan permainan tidak boleh memperlihatkan gambar ke siswa lain dan. Siswa lain menebak nama benda tersebut berdasarkan ciri-ciri yang telah disebutkan sebelumnya. Setelah gambar tertebak, siswa yang maju memperlihatkan gambar benda tersebut kepada siswa lain. Siswa melakukan tanya jawab dengan guru terkait gambar yang ditunjukkan sebelumnya. Guru melanjutkan dengan membagikan beberapa kartu kalimat pada siswa. Kartu kalimat yang telah dipegang siswa tersebut disusun pada papan kalimat yang telah ditempel di papan tulis. Siswa maju untuk menempelkan kartu kalimat tersebut sehingga memebentuk teks bacaan berjudul Musim Kemarau. Setelah kartu kalimat tersebut tersusun menjadi teks bacaan, guru memberikan contoh cara membaca teks bacaan berjudul Musim Kemarau dengan lafal, intonasi, kelancaran, dan keberanian yang tepat dilanjutkan dengan siswa membaca teks bacaan tersebut secara klasikal. Siswa membaca teks secara berkelompok (berdasarkan pada barisan meja). Berikut ini dipaparkan teks bacaan dengan judul Musim Kemarau. 96

114 Musim Kemarau Musim kemarau telah tiba. Banyak tanaman yang kekeringan. Para petani merasa sedih. Pada musim itu hujan tidak turun. Sumber air banyak yang kering. Mereka sulit mendapatkan air. Padahal mereka sangat memerlukan air. Air itu untuk mengairi sawah. Dengan begitu sawah tidak kering. Tanaman dapat tumbuh subur. Pada musim itu petani tidak menanam padi. Petani menanam tanaman palawija. Misalnya saja jagung, kedelai. Tanaman palawija tidak memerlukan banyak air. Para petani masih bisa bercocok tanam. Dari teks bacaan berjudul Musim Kemarau di atas diambil satu kalimat diurai menjadi kata, dari kata diurai menjadi suku kata, suku kata diurai menjadi huruf. Huruf-huruf dirangkai menjadi suku kata, suku kata dirangkai menjadi kata, kata dirangkai menjadi kalimat. Untuk lebih jelas dapat dilihat seperti berikut. banyak tanaman yang kekeringan banyak tanaman yang kekeringan ba-nyak ta-na-man ya-ng ke-ke-ringan b-a-n-y-a-k t-a-n-a-m-a-n y-a-n-g k-e-k-e-r-i-n-g-a-n ba-nyak ta-na-man ya-ng ke-ke-ringan banyak tanaman yang kekeringan banyak tanaman yang kekeringan Gambar 9. Banyak tanaman yang kekeringan Perwakilan siswa membaca teks bacaan secara bergantian dengan cara melakukan estafet kotak sambil menyanyikan lagu Matahari Terbenam untuk menentukan perwakilan tersebut. Ketika guru mengatakan berhenti maka siswa 97

115 yang saat itu memegang kotak membaca kalimat yang ada di papan tulis. Hal tersebut dilakukan kurang lebih 3 kali. Selesai membaca, siswa mengamati cara menulis kalimat sederhana yang dicontohkan oleh guru dengan huruf tegak bersambung. Setelah itu siswa mempraktikkan cara menulis kalimat sederhana menggunakan huruf tegak bersambung dengan memperhatikan 1) kejelasan penulisan kata, 2) ketepatan penggunaan ejaan, 3) kelengkapan penulisan kata, 4) kerapian. Siswa melakukan tugas diskusi dengan menempelkan gambar pada LKS dan mendeskripsikan gambar tersebut. Selanjutnya siswa mempresentasikan hasil diskusi. Siswa memberikan tanggapan terkait hasil presentasi. Siswa dengan bantuan guru menyimpulkan materi pembelajaran. Kegiatan berikutnya, siswa membaca teks bacaan Musim Kemarau secara individu dilanjutkan dengan mengerjakan soal evaluasi salah satunya menyalin teks puisi menggunakan huruf tegak bersambung yang ada di soal evaluasi. Siswa yang aktif selama pembelajaran diberikan sticker prestasi dan memotivasi siswa yang belum mendapatkan sticker prestasi supaya lebih aktif dalam pembelajaran membaca menulis. c) Pertemuan 3 Pembelajaran dimulai pada pukul karena ada kebiasaan reading a loud yang dilakukan seluruh kelas termasuk kelas II di SD N Gembongan selama 15 menit. Kegiatan membaca selesai, peneliti bersama dengan guru memulai pembelajaran. Guru dan peneliti mengajar dengan sistem kolaborasi. Guru membuka pembelajaran dengan mengucapkan salam dan melakukan presensi 98

116 untuk mengetahui kehadiran siswa. Sebelum membagikan nama kepada siswa, para siswa sudah menanyakan nama mereka dan berebut ingin memasang nama siswa sendiri. Guru bersama peneliti membagikan dan memasangkan nama di punggung siswa seperti biasa. Menuju pemberian apersepsi, terlebih dahulu untuk menumbuhkan semangat dan motivasi belajar siswa, siswa menyanyikan lagu Tik-tik Bunyi Hujan. Ini dilakukan guru dengan tujuan untuk membangun suasana menyenangkan dan tidak membosankan supaya siswa belajar dengan rasa gembira, suka cita, dan bermakna. Setelah itu guru menyampaikan pertanyaan terkait lagu sebelumnya dan tema dan tujuan pembelajaran serta langkah-langkah pembelajaran membaca menulis dengan menggunakan Quantum Teaching. Kegiatan inti diawali dengan bermain tebak gambar. Guru memilih satu siswa untuk ke depan kelas membuka kotak ajaib. Setelah mendapat satu gambar terkait peristiwa pagi hari, siswa menyebutkan ciri-ciri gambar dengan menggunkan tangannya untuk menceritakan ciri-ciri benda tersebut. Siswa yang melakukan permainan tebak gambar tidak boleh memperlihatkan gambar ke siswa lain. Siswa lain menebak nama benda tersebut berdasarkan ciri-ciri yang telah disebutkan sebelumnya. Setelah nama gambar tertebak, siswa memperlihatkan gambar benda tersebut. Siswa melakukan tanya jawab dengan guru terkait gambar yang ditunjukkan. Setelah itu beberapa siswa diberi beberapa kartu kalimat oleh guru. Kartu kalimat yang telah dipegang siswa tersebut disusun pada papan kalimat yang telah ditempel di papan tulis. Siswa maju untuk menempelkan kartu kalimat sehingga memebentuk teks bacaan berjudul Pelangi itu Indah Sekali. Guru memberikan contoh cara membaca teks bacaan berjudul Pelangi itu Indah 99

117 Sekali dengan lafal, intonasi, kelancaran, dan keberanian yang tepat. Diikuti oleh siswa, siswa membaca teks bacaan secara klasikal. Dilanjutkan membaca teks secara berkelompok (berdasarkan barisan meja). Berikut ini teks bacaan Pelangi itu Indah Sekali. Pelangi itu Indah Sekali Sore itu nenek pergi ke kebun. Nenek hendak memetik buah tomat. Nina ikut nenek ke kebun. Sebenarnya nenek sudah melarang Nina. Sore itu baru saja turun hujan. Tanah di kebun pasti becek. Saat itu pun masih gerimis. Namun Nina tetap ikut ke kebun. Nenek menyuruh Nina memakai jas hujan. Nenek tidak ingin Nina sakit. Setibanya di kebun Nina senang sekali. Tanaman tomat nenek berbuah lebat. Banyak tomat yang sudah masak. Nina asyik memetik tomat-tomat itu. Tiba-tiba Nina berteriak. Lihat ada pelangi, Nek! Pelangi itu indah sekali, Nek. Nenek hanya tersenyum. Dari teks bacaan Pelangi itu Indah Sekali di atas diambil satu kalimat diurai menjadi kata, dari kata diurai menjadi suku kata, suku kata diurai menjadi huruf. Huruf-huruf dirangkai menjadi suku kata, suku kata dirangkai menjadi kata, kata dirangkai menjadi kalimat. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat seperti berikut. pelangi itu indah sekali pelangi itu indah sekali pe-langi i-tu i-ndah se-ka-li p-e-l-a-n-g-i i-t-u i-n-d-a-h s-e-k-a-l-i pe-langi i-tu i-ndah se-ka-li pelangi itu indah sekali Gambar 10. Pelangi itu indah sekali pelangi itu indah sekali 100

118 Perwakilan siswa membaca teks bacaan secara bergantian dengan cara melakukan estafet kotak sambil menyanyikan lagu Tik-tik Bunyi Hujan untuk menentukan perwakilan tersebut. Ketika guru mengatakan berhenti maka siswa yang saat itu memegang kotak membaca kalimat yang ada di papan tulis. Hal tersebut dilakukan kurang lebih 3 kali. Setelah selesai membaca, siswa mengamati cara menulis kalimat sederhana yang dilakukan oleh guru dengan huruf tegak bersambung. Siswa mempraktikkan cara menulis kalimat sederhana menggunakan huruf tegak bersambung dengan memperhatikan 1) kejelasan penulisan kata, 2) ketepatan penggunaan ejaan, 3) kelengkapan penulisan kata, 4) kerapian. Siswa melakukan tugas diskusi dengan menempelkan gambar pada LKS dan mendeskripsikan gambar. Selanjutnya siswa mempresentasikan hasil diskusi. Selama proses diskusi siswa memberikan tanggapan terkait hasil presentasi. Siswa dengan bantuan guru menyimpulkan materi pembelajaran. Menuju kegiatan penuutup, siswa membaca secara individu teks bacaan Pelangi itu Indah Sekali dilanjutkan dengan mengerjakan soal evaluasi dimana salah satunya menyalin teks puisi menggunakan huruf tegak bersambung yang ada di soal evaluasi. Siswa yang aktif selama pembelajaran diberikan sticker prestasi dan memotivasi siswa yang belum mendapatkan sticker prestasi supaya lebih aktif dalam pembelajaran membaca menulis. c. Observasi dan Monitoring Observasi merupakan suatu kegiatan yang dilakukan pengamat untuk merekam apa saja yang terjadi saat pembelajaran di kelas. Kegiatan observasi dilakukan pada pelaksanaan pembelajaran membaca menulis permulaan yang 101

119 berlansung dengan mencatat apa saja yang diamati pada saat proses pembelajaran berlangsung ke dalam lembar pengamatan yang telah disusun. Instrumen observasi untuk mengamati aktivitas siswa dalam proses pembelajaran. Perencanaan obervasi bersifat fleksibel dan terbuka dengan mencatat hal-hal yang tidak terduga ke dalam catatan lapangan, yang berkaitan dengan apa yang terjadi pada saat proses tindakan, pengaruh tindakan yang disengaja, situasi kelas, keadaan dan kendala tindakan. Peneliti melakukan monitoring pelaksanaan pembelajaran Bahasa Indonesia (fokus membaca menulis permulaan) dengan menggunakan model Quantum Teaching, untuk mengetahui secara langsung tindakan yang dilakukan dan mengamati saat proses tindakan berlangsung. Monitoring dilakukan oleh peneliti bersama dengan guru setiap hari Selasa, Rabu, dan Kamis sesuai jadwal pembelajaran Bahasa Indonesia kelas II dengan dibantu satu orang mahasiswa sebagai mitra peneliti. Hasil pengamatan dan catatan dari peneliti, guru, dan mitra peneliti untuk masukan sebagai bahan refleksi antara guru kelas II dan peneliti untuk melakukan evaluasi. d. Hasil Siklus II Hasil observasi dan monitoring pada tindakan siklus II dapat dilaporkan sebagai berikut. Proses pembelajaran membaca menulis dengan model Quantum Teaching sudah sesuai dengan rencana pembelajaran yang telah disusun sebelumnya. Pada kegiatan awal guru melakukan apersepsi dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada siswa yang memiliki fungsi untuk memfokuskan 102

120 perhatian siswa pada proses pembelajaran. Kegiatan paling utama pada pendahuluan adalah melakukan kegiatan apersepsi, tetapi sebelum apersepsi guru mengajak siswa untuk menyanyikan lagu-lagu yang berhubungan dengan tema yang dipelajari. Dari kegiatan tersebut memberikan dampak positif, sehingga siswa merasa termotivasi dibuktikan dengan antusias dan semangatnya siswa dalam menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru. Para siswa berusaha menarik perhatian guru supaya mendengarkan apa yang ingin mereka sampaikan. Guru menjelaskan tema dan tujuan serta langkah-langkah pembelajaran membaca menulis dengan menggunakan model Quantum Teaching. Hal ini dilakukan supaya siswa memahami maksud dari langkah-langkah pembelajaran yang akan mereka lakukan dalam proses pembelajaran membaca menulis. Pada inti pembelajaran guru mengawali pembelajaran dengan melakukan permainan tebak gambar yang ada di dalam kotak yang telah disiapkan oleh guru. Untuk memulai permianan, guru menunjuk salah satu siswa untuk melakukan permainan tersebut. Siswa yang ditunjuk menyebutkan ciri-ciri benda yang berkaitan dengan tema. Setelah siswa lain dapat menebak nama gambar tersebut, siswa yang bermain menunjukkan gambar kepada siswa lain. Langkah selanjutnya, siswa menyusun kartu kalimat di papan kalimat. Guru memberikan contoh cara membaca yang baik dan benar. Guru juga memberikan contoh cara menulis kalimat yang baik dan benar. Guru membimbing siswa untuk membaca secara klasik dilanjutkan membaca secara kelompok (berdasarkan barisan meja). Guru mengambil satu kalimat yang diurai menjadi kata, kata diurai menjadi suku kata, suku kata menjadi huruf. Pada 103

121 tahap penguraian menjadi huruf, huruf tersebut kemudian dirangkai menjadi suku kata, suku kata dirangkai menjadi kata, dan kata dirangkai menjadi kalimat. Guru memberikan contoh menuliskan kalimat sederhana menggunakan huruf tegak bersambung yang benar. Dalam kegiatan membaca menulis ini siswa sudah mengalami peningkatan yang signifikan, dibuktikan dengan sedikit bimbingan dari guru sebagian besar siswa sudah lancar membaca. Ketika siswa membaca, siswa sudah dapat mengambil jeda tepat, pengucapan lafal yang jelas, serta keberanian dalam membaca meningkat jika dibandingkan dengan hasil pada siklus I. Apabila pada siklus I ada beberapa siswa yang membaca dengan penjedaan yang kurang tepat dan belum lancar serta suara yang kurang lantang, tetapi pada siklus II ini hanya tinggal dua siswa yang membaca kurang lancar sehingga mempengaruhi penilaian. Sementara itu, dalam kemampuan menulis siswa sudah mengalami peningkatan yang signifikan. Padahal materi yang diberikan adalah menyalin puisi anak menggunakan huruf tegak bersambung. Dari tiga pertemuan, secara keseluruhan kemampuam siswa dalam menulis huruf tegak bersambung semakin baik, hal ini ditunjukkan dengan tulisan sebagian besar siswa yang sudah sesuai dengan ejaan, kalimat yang ditulis jelas dan dapat dibaca, lengkap penulisan kata dalam kalimatnya, runtut antara kalimat satu dengan kalimat lainnnya, dan siswa menulis kalimat dengan rapid an letaknya dan jarak antar kata yang sudah teratur. Untuk lebih jelasnya, hasil penilaian kemampuan membaca menulis permulaan siswa kelas II disajikan dalam tabel berikut ini. 104

122 Tabel 14. Hasil Penilaian Kemampuan Membaca menulis Permulaan Siswa Kelas II SD N Gembongan pada Siklus II No. Nama Siswa Skor 1 ADS 77,17 2 APA 75,5 3 AYS 74,67 4 AEL 63,83 5 AAP 90,5 6 BHA 89,17 7 CRL 85,5 8 FTI 80,5 9 FWS 81,33 10 GGP 86,33 11 HZS 83,83 12 HK 80,5 13 IMA 81,33 14 IKN 81,67 15 IDJ 88,17 16 JLP 90,5 17 LSS 89,17 18 MG 90,83 19 MPP 64,67 20 MFR 90,17 21 OV 84,5 22 PS PSA 85,83 24 PA 84,17 25 RAS 76,33 26 RAD 63,83 27 RWL 87,5 28 RR 85 Jumalah Nilai 2295,5 Rerata Nilai 81,98 Tabel 15. Distribusi Frekuensi Kemampuan Membaca menulis Permulaan Pada Siswa Kelas II SD N Gembongan Siklus II No Interval Nilai Kategori f Persentase (%) Rata-rata 1 85, Baik Sekali 12 42, ,00 84,5 Baik 13 46, ,00 69,9 Cukup 3 10, ,00 54,9 Kurang ,00 Sangat Kurang 0 0 Jumlah ,98 105

123 Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa kemampuan membaca menulis permulaan pada siswa kelas II SD N Gembongan mengalami peningkatan dengan nilai tertinggi 90,5 dan nilai terendah 63,83. Rata-rata kemampuan membaca menulis permulaan siswa pada siklus II adalah 81,98. Data yang ditampilkan dalam tabel tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut: siswa yang mendapat rentang nilai antara 85, sebanyak 12 siswa atau 42,86% (dalam kategori baik sekali), siswa yang mendapat rentang nilai 70,00-84,5 sebanyak 13 siswa atau 46,43% (dalam kategori baik), siswa yang mendapat rentang nilai 55,00-69,9 sebanyak 3 siswa atau 10,71% (dalam kategori cukup). Dari penjelasan tentang kemampuan membaca menulis permulaan siswa kelas II di atas, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat peningkatan kemampuan membaca menulis permulaan siswa dengan menggunakan model Quantum Teaching. Jumlah siswa yang memenuhi kriteria keberhasilan atau memenuhi nilai lebih dari sama dengan 70 ( 70) sebanyak 25 siswa atau 89,29%. Sedangkan siswa yang belum memenuhi kriteria keberhasilan atau memperoleh nilai kurang dari 70 (<70) sebanyak 3 siswa atau 10,71%. Aktivitas Siswa pada Pelaksanaan Tindakan Siklus II Berdasarkan hasil pengamatan oleh pengamat, aktivitas siswa dalam mengikuti proses pembelajaran Bahasa Indonesia (fokus membaca menulis permulaan) dengan menggunakan model Quantum Teaching sudah meningkat dan dapat dikatakan baik. Keaktifan siswa dapat dilihat dari tingkah laku yang ditunjukkan siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Apabila guru menawarkan relawan untuk ke depan kelas, semua siswa mengangkat jari. Itu 106

124 berarti semua siswa menginginkan untuk melakukan apa yang diperintahkan oleh guru. Tidak sedikit siswa yang ke depan ingin berebut melakukan tugas yang diberikan oleh guru. Semua siswa mengikuti proses pembelajaran membaca dn menulis dengan semangat dan antusias dari awal sampai akhir pembelajaran. Sebagian besar siswa berani dalam mengemukakan pendapat mereka. Berikut ini hasil observasi aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Tabel 16. Hasil Observasi Aktivitas Siswa Kelas II SD N Gembongan dalam Proses Pembelajaran Membaca menulis Permulaan Siklus II No Nama Skor 1 ADS 20 2 APA 18 3 AYS 21 4 AEL 21 5 AAP 22 6 BHA 23 7 CRL 18 8 FTI 19 9 FWS GGP HZS HK IMA IKN IDJ JLP LSS MG MPP MFR OV PS PSA PA RAS RAD RWL RR 20 Jumlah Skor 595 Persentase (%) 75,89 Dari tabel observasi yang disajikan di atas, dilihat bahwa penggunaan model Quantum Teaching dalam pembelajaran Bahasa Indonesia (fokus membaca menulis permulaan) berpengaruh terhadap aktivitas siswa. Pada siklus II 107

125 ini persentase aktivitas siswa selama pembelajaran berlangsung mencapai 75,89% yang termasuk dalam kategori sangat tinggi. e. Refleksi Tindakan Peneliti dan guru kelas II melakukan kegiatan refleksi pembelajaran yang sudah dilaksanakan pada siklus II. Berdasarkan hasil refleksi yang dilakukan guru dan peneliti, pelaksanaan pembelajaran pada siklus II dapat dikatakan meningkat dibandingkan dengan siklus I. Guru dan peneliti telah melaksanakan tindakan dengan baik dan dapat diikuti oleh semua siswa. Walalu ada beberapa siswa yang masih ramai sendiri saat proses pembelajaran berlangsung. Siswa juga jauh lebih aktif selama proses pembelajaran dikarenakan guru menyediakan reward/penghargaan berupa stricker berprestasi untuk siswa yang aktif selama kegiatan belajar mengajar. Pada tindakan siklus II pembelajaran membaca menulis dengan menggunakan model Quantum Teaching menggunakan kalimat yang dicetak dan gambar yang lebih variasi dan proporsional dapat meningkatkan kemampuan membaca menulis serta aktivitas belajar siswa. Guru dan peneliti telah melaksanakan proses pembelajaran membaca menulis dengan baik. Siswa dapat mengikuti proses pembelajaran dengan baik. Guru menciptakan suasana pembelajaran membaca menulis yang lebih menyenangkan, dengan kegiatan bernyanyi ketika kondisi siswa sedang ramai untuk memfokuskan kembali siswa. Guru juga menggunkan reward atau penghargaan berupa sticker prestasi, dimana sebelumnya guru memberikan reward berupa pujian dan tepuk tangan 108

126 Tetapi masih terdapat permasalahan yang dihadapi siswa tetapi sudah berkurang banyak. Permasalahan tersebut meliputi (1) masih ada siswa siswa yang kurang berani dalam membaca, (2) ada siswa yang masih membaca dengan intonasi yang kurang tepat padahal guru sudah mencontohkan cara membaca yang benar, (3) siswa masih kurang teliti dalam menulis, misalnya menulis kata memandikan ditulis memadikan. Secara keseluruhan hasil kemampuan membaca menulis siswa pada siklus II mengalami peningkatan. Sebagian besar siswa sudah dapat membaca menulis dengan lancar tanpa bantuan dari guru. Untuk mengetahui apakah ada peningkatan hasil pembelajaran membaca dengan menggunakan model Quantum Teaching dan aktivitas siswa akan disajikan pada tabel berikut ini. Tabel 17. Distribusi Frekuensi Kemampuan Membaca menulis Permulaan pada Siswa Kelas II SD N Gembongan dari Kondisi Awal sampai Siklus II No Interval Nilai Nilai Awal Nilai Siklus I Nilai Siklus II f % f % f % Keterangan 1 85, ,86 Sangat Baik 2 70,00 84, , ,43 Baik 3 55,00 69, , , ,71 Cukup 4 40,00 54, , Kurang ,00 1 3, Sangat Kurang Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa siswa yang nilainya sudah memenuhi kriteria keberhasilan pada siklus II sebanyak 25 siswa atau 89,29% dan siswa yang belum mencapai kriteria keberhasilan sebanyak 3 siswa atau 10,71%. Dengan demikian terjadi kenaikan jumlah siswa yang nilainya di atas kriteria keberhasilan dari siklus I ke siklus II. Hal tersebut menjadikan peneliti berhenti sampai siklus II karena penelitian telah memenuhi indikator keberhasilan dengan jumlah siswa yang mencapai Kriteria Keberhasilan sudah lebih dari 75%. 109

127 Pembelajaran dengan model Quantum Teaching dapat meningkatkan kemampuan membaca menulis permulaan pada siswa kelas II SD N Gembongan. Peningkatan kemampuan membaca menulis permulaan pada siklus II sebesar 28,52 (kondisi awal 53,46 meningkat menjadi 81,98). Untuk lebih jelasnya lihat diagram berikut ini. Tabel 18. Peningkatan Hasil Kemampuan Membaca menulis Permulaan Siswa Kelas II SD N Gembongan No Tindakan Skor 1 Kondisi Awal 53,46 2 Siklus I 69,22 3 Siklus II 81,98 Dari tabel peningkatan hasil kemampuan membaca menulis permulaan siswa kelas II SD N Gembongan di atas, dapat digambarkan diagram peningkatan kemampuan membaca menulis permulaan siswa kelas II SD N Gembongan sebagai berikut ,22 81, , Kondisi Awal Siklus I Siklus II Gambar 11. Diagram Kemampuan Membaca menulis Permulaan Siswa Kelas II SD N Gembongan pada Kondisi Awal, Siklus I, dan Siklus II 110

128 Untuk aktivitas siswa selama proses pembelajaran mengalami peningkatan dari rata-rata kondisi awal yang hanya memperoleh persentase 34% meningkat pada siklus I menjadi 67,72% yang termasuk dalam kategori tinggi. Pada siklus II kedua juga mengalami peningkatan yaitu sebesar 75,89% dengan kategori sangat tinggi. Persentase aktivitas siswa lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 19. Hasil Observasi Aktivitas Siswa Kelas II SD N Gembongan selama Proses Pembelajaran Membaca menulis Permulaan pada Kondisi Awal, Siklus I, dan Siklus II No Tindakan Persentase (%) Skor Kategori 1 Kondisi Awal Rendah 2 Siklus I 67, Tinggi 3 Siklus II 75, Sangat Tinggi Dari tabel di atas dapat digambarkan dalam bentuk diagram peningkatan kemampuan membaca menulis permulaan siswa kelas II SD N Gembongan sebagai berikut ,72 75, Kondisi Awal Siklus I Siklus II Gambar 12. Diagram Peningkatan Aktivitas Siswa Kelas II SD N Gembongan pada Kondisi Awal, Siklus I, dan Siklus II selama Proses Pembelajaran Membaca menulis Permulaan 111

129 A. PEMBAHASAN 1. Peningkatan Kemampuan Membaca menulis Permulaan Dari pemaparan hasil penelitian di atas, penggunaan model Quantum Teaching dalam pembelajaran membaca menulis permulaan memberikan pengaruh positif sehingga terdapat peningkatan kemampuan membaca menulis permulaan siswa dan peningkatan aktivitas belajar siswa kelas II SD Negeri Gembongan. Kemampuan siswa dalam membaca menulis permulaan mengalami peningkatan dengan digunakannya model Quantum Teaching. Peningkatan kemampuan membaca menulis permulaan sebesar 28,52 (kondisi awal rata-rata 53,46 meningkat menjadi 81,98). Pada kondisi awal, nilai rata-rata kemampuan membaca menulis permulaan siswa kelas II baru masuk kategori kurang. Beberapa penyebabnya adalah sebagian besar siswa masih memiliki motivasi dan minat yang rendah terhadap pembelajaran membaca menulis permulaan, suasana pembelajaran kurang menyenangkan dan kurang kondusif, serta belum digunakannya model pembelajaran yang bervariasi dalam proses pembelajaran membaca menulis permulaan. Setelah dilakukan tindakan siklus I, kemampuan membaca menulis permulaan siswa mengalami peningkatan sebesar 15,76 (kondisi awal rata-rata 53,46 meningkat menjadi 69,22). Beberapa faktor yang menyebabkan peningkatan kemampuan membaca menulis permulaan tersebut adalah faktor psikologis siswa (motivasi dan minat) dan faktor eksternal (proses pembelajaran yang menyenangkan). Pada siklus I, siswa lebih termotivasi dalam belajar 112

130 membaca menulis karena dalam pembelajaran terdapat permainan berupa tebak gambar yang mampu membuat siswa menjadi antusias dan bersemangat. Hal ini sesuai dengan pendapat dari Ahmad Rofi uddin dan Darmiyati Zuchdi (1998/1999:38) yang menyatakan bahwa salah satu alernatif yang dapat digunakan guru untuk menarik perhatian siswa adalah dengan memanfaatkan permainan dalam kegiatan pembelajaran membaca menulis. Selain itu, dalam proses pembelajaran membaca menulis permulaan menggunakan langkah-langkah pembelajaran Quantum Teaching menjadikan proses pembelajaran menjadi menarik dan menyenangkan, salah satunya siswa diberikan apresiasi berupa reward dalam bentuk pujian atau tepuk tangan, sehingga siswa menjadi termotivasi dalam pembelajaran membaca menulis. Hal ini sesuai dengan pendapat Sabarti Akhadiah M.K, dkk. (1992/1993: 26) yang mengatakan bahwa motivasi merupakan salah satu faktor mempengaruhi dalam peningkatan kemampuan membaca siswa. Meskipun pada siklus I terdapat peningkatan kemampuan membaca menulis permulaan pada siswa, namun masih ada beberapa permasalahan yaitu diantaranya, sebagian besar siswa membaca dengan intonasi yang kurang tepat, beberapa siswa masih mengeja kata per kata dalam membaca; masih ada siswa yang kesulitan dalam membaca suku-suku tertutup; beberapa siswa masih terbatabata dalam membaca. Hal ini sesuai dengan pendapat dari Ahmad Rofi uddin dan Darmiyati Zuchdi (1998/1999: 67) bahwa terdapat problem umum yang dihadapi siswa dalam membaca seperti membaca kata demi kata, miskin pelafalan, penyisipan, dan penggantian. Permasalahan lain, siswa dalam menuliskan kata- 113

131 kata kurang lengkap dan ada beberapa siswa yang menulis tidak sesuai dengan EYD. Penyebab permasalahan tersebut diantaranya karena penggunaan media gambar dalam proses pembelajaran membaca permulaan masih kurang tepat dan bimbingan membaca menulis permulaan terhadap siswa masih kurang. Pada siklus II, kemampuan membaca permulaan siswa mengalami peningkatan sebesar 12,76 (rata-rata di siklus I 69,22 meningkat menjadi 81,98). Pada siklus II pembelajaran membaca menulis permulaan, sebagian besar siswa kelas II sudah dapat membaca menulis dengan benar sesuai dengan kriteria dalam penilaian membaca menulis permulaan. Hal ini karena pada siklus II penggunaan model Quantum Teaching diperbaiki langkah-langkah pembelajaran, bimbingan membaca menulis permulaan oleh guru terhadap siswa lebih ditingkatkan serta siswa lebih dimotivasi lagi dengan diberi reward berupa sticker prestasi. Setelah dilakukan tindakan siklus II, kemampuan membaca menulis permulaan siswa kelas II sudah masuk kategori baik. Hal ini sudah sesuai dengan dari pendapat Ahmad Rofi uddin dan Darmiyati Zuchdi (1998/1999: 37) yang menyatakan bahwa kemampuan membaca menulis siswa harus sudah dikuasai sejak dini (kelas awal) karena dapat menjadikan siswa sebagai individu yang berpikir kritis-kreatif dan dimensi afektif. Selain itu kemampuan membaca menulis sebagai kunci pembuka untuk memasuki dunia yang lebih luas. Secara keseluruhan sebagian besar siswa kelas II sudah dapat membaca menulis dengan sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan pada penilaian membaca menulis permulaan, ada 3 siswa yang belum mencapai nilai minimal 70. Hal ini karena kemampuan membaca menulis permulaan dipengaruhi oleh 114

132 beberapa faktor diantaranya fisiologis, intelektual, lingkungan dan psikologis (Lamb dan Arnold, dalam Farida Rahim, 2008: 16). Ketiga siswa tersebut dilihat dari faktor fisiologis dan intelektual masuk kategori normal. Dilihat dari faktor psikologis, kelima siswa tersebut selama proses pembelajaran membaca menulis permulaan sering kurang memperhatikan, kurang antusias dan kurang berminat. Faktor lingkungan siswa tidak teramati oleh peneliti. 2. Peningkatan Proses Pembelajaran Menurut siswa kelas II, siswa merasa senang dan termotivasi dalam pembelajaran membaca menulis dengan menggunakan model Quantum Teaching. Mereka tidak merasa bosan karena proses pembelajaran tidak monoton dan meriah serta memberikan pengalaman belajar yang baru kepada siswa. Mereka lebih aktif dalam mengikuti proses pembelajaran dan tidak merasa bosan. Aktivitas belajar siswa kelas II SD Negeri Gembongan mengalami peningkatan dari kondisi awal. Pengelolaan pembelajaran yang telah dirancang memberi pengaruh yang positif terhadap aktivitas belajar siswa. Pada kondisi awal aktivitas siswa termasuk dalam kategori kurang dengan persentase 34%. Selanjutnya, pada siklus I presentase aktivitas siswa meningkat dengan kategori tinggi dengan persentase sebesar 67,72%. Pada siklus II ini aktivitas belajar siswa semakin meningkat jika dibandingkan pada siklus I. Pada siklus II ini siswa sangat aktif bahkan mereka berebut ingin ke depan kelas jika guru memberikan tugas membaca di depan kelas. Selain itu siswa memiliki inisiatif sendiri ketika guru bertanya hampir semua siswa mengangkat jarinya. Padahal pertanyaan yang diberikan oleh guru belum selesai. Pada siklus II dapat dideskripsikan hasil 115

133 observasi aktivitas belajar siswa dalam kategori sangat tinggi dengan persentase sebesar 75,89%. Menurut guru kelas II, pelaksanaan tindakan kelas memberikan suasana dan pengalaman baru bagi siswa dalam pembelajaran membaca menulis. Oleh karena itu, tingkat aktivitas belajar siswa menjadi meningkat jika dibandingkan dengan kondisi awal sebelum diterapkan model Quantum Teaching. Hal ini menjadi salah satu cara yang dapat diterapkan dalam pembelajaran pada pertemuan berikutnya. Pelaksanaan tindakan proses pembelajaran membaca menulis dengan menggunakan model Quantum Teaching merupakan salah satu upaya dalam meningkatkan kemampuan membaca menulis permulaan dan keaktifan siswa. Hal ini memberikan warna yang berbeda pada proses pembelajaran, sehingga siswa akan lebih bersemangat dan antusias dalam mengikuti pembelajaran. Penggunaan model Quantum Teaching juga dapat memberikan motivasi guru untuk lebih kreatif sehingga kemampuan guru pada proses pembelajaran akan meningkat, baik pada perencanaan, pelaksanaan pembelajaran, sampai dengan evaluasi. Penggunaan model Quantum Teaching dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa pada siswa kelas II SD N Gembongan. Hal ini dapat dilihat dari persentase keaktifan belajar siswa yang meningkat setiap siklusnya. Pada siklus I tingkat keaktifan siswa sudah menujukkan dalam kategori tinggi. Oleh karena itu dalam pelaksanaan tindakan siklus II diberikan perubahan tindakan lagi yang diharapkan dapat menambah tingkat keaktifan siswa. Pada tindakan siklus II diberikan reward/penghargaan berupa sticker prestasi. Reward atau penghargaan 116

134 ini diberikan kepada siswa yang aktif selama proses pembelajaran atau bersedia melakukan tugas yang diberikan oleh guru atas inisiatif siswa sendiri. Pembelajaran membaca menulis permulaan dengan menggunakan model Quantum Teaching yang dimodifikasi dengan pemberian reward/penghargaan dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa. Dari pembahasan tentang proses pembelajaran membaca menulis permulaan di atas dapat disimpulkan bahwa terdapat peningkatan aktivitas siswa selama proses pembelajaran menggunakan model Quantum Teaching dari kondisi awal ke siklus I dengan aktivitas siswa yang termasuk dalam kategori tinggi. Selanjutnya dari siklus I ke siklus II juga terdapat peningkatan aktivitas siswa dengan kategori sangat tinggi. 3. Keterbatasan Penelitian Penelitian peningkatan membaca menulis permulaan siswa kelas II menggunakan model Quantum Teaching ini dipandang masih terdapat beberapa keterbatasan meliputi: 1) pada kondisi awal, rasio pengamat dengan jumlah siswa yang diamati yakni satu berbanding dua puluh delapan, sehingga dimungkinkan kurang cermat dalam proses pengamatan dan, 2) pengamat pada pengumpulan data siklus I dan II dilakukan lebih dari satu orang, seharusnya dilakukan uji antar pengamat terlebih dahulu, namun belum dilakukan sehingga dimungkinkan masih ada perbedaan persepsi. 117

135 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dipaparkan, dapat disimpulkan sebagai berikut. 1. Pembelajaran membaca menulis permulaan siswa kelas II SD N Gembongan dapat meningkat melalui model Quantum Teaching. Proses pembelajaran membaca menulis permulaan menggunakan model Quantum Teaching meliputi: (1) siswa melakukan permainan tebak gambar (tumbuhkan), (2) siswa mengamati cara membaca menulis dari guru (alami), (3) siswa membaca menulis (namai), (4) berdikusi dan mempresentasikan hasil LKS (demonstrasikan), (5) siswa membaca menulis teks pendek kalimat (ulangi), (6) pemberian reward (rayakan). Hasil aktifitas belajar siswa mengalami peningkatan pada kondisi awal sebesar 267 atau 34% dengan kategori rendah. Kemudian hasil pada siklus I sebesar 531 atau 67,72% dengan kategori tinggi dan pada hasil siklus II yaitu sebesar 595 atau 75,89% dalam kategori sangat tinggi. 2. Kemampuan membaca menulis permulaan siswa kelas II SD N Gembongan dapat meningkat melalui model Quantum Teaching. Hal ini dibuktikan dengan nilai rata-rata kemampuan membaca menulis permulaan pada kondisi awal adalah 53,46 dengan kategori kurang, pada siklus I meningkat menjadi 69,22 dengan kategori cukup. Pada siklus II meningkat menjadi 81,98 dengan kategori baik. 118

136 B. Saran Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian di atas dapat disampaikan saransaran sebagai berikut. 1. Bagi Siswa Siswa perlu membaca menulis secara berulang-ulang, supaya kemampuan membaca menulis siswa meningkat. 2. Bagi Guru Guru perlu menerapkan model pembelajaran Quantum Teaching yang bervariasi untuk menciptakan pembelajaran yang inovatif, kreatif, dan menyenangkan. 3. Bagi Sekolah Kepala sekolah perlu mendukung proses pembelajaran dengan mengadakan pelatihan/diklat tentang model pembelajaran kepada guru. 119

137 DAFTAR PUSTAKA Acep Yoni, dkk. (2012). Menyusun Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: Familia. Agus Suprijono. (2011). Cooperative learning: teori & aplikasi PAIKEM. Jakarta: Pustaka Pelajar. Ahmad Rofi uddin dan Darmiyati Zuchdi. (1998/1999). Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Kelas Tinggi. Jakarta: Depdikbud. Alvany Rufaida. (2010). Peningkatan Keterampilan Menulis Permulaan melalui Model Quantum Teaching pada Siswa Kelas 2 SD Negeri Karangasem 1 Laweyan Surakarta Tahun Pelajaran 2009/2010. Skripsi. Surakarta: USM. Ana Widyastuti. (2015). Trik Cepat Lancar Membaca Tanpa Mengeja. Jakarta: Bmedia. Andyani. (2015). Problema dan Aksioma: dalam Metodologi Pembelajaran Bahasa Indonesia. Yogyakarta: Deepublish. Aris Shoimin. (2014). 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum Yogyakarta: Ar-Ruzz Media. Basuki Wibawa dan Farida Mukti. (1993). Media Pengajaran. Jakarta: Depdikbud. Dadan Djuanda. (2006). Pembelajaran Bahasa Indonesia yang Komunikatif dan Menyenangkan. Jakarta: Depdiknas. Dalman. (2013). Keterampilan Membaca. Jakarta: Rajawali Press. Darmiyati Zuchdi dan Budiasih. (1996/1997). Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Kelas Rendah. Jakarta: Depdikbud. De Porter, Bobbi, Mark R, dan Sarah S.N. (2010). Quantum Teaching: Mempraktikkan Quantum Learning di Ruang-Ruang Kelas. Terjemahan. Bandung: Kaifa Mizan Pustaka. Didik Komaidi dan Wahyu Wijayati. (2011). Panduan Lengkap Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: Sabda Media. Esti Ismawati dan Umaya Faraz. (2012). Belajar Bahasa Dikelas Awal. Yokyakarta: Ombak. 120

138 Farida Rahim. (2008). Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar. Jakarta: Bumi Aksara. Hamruni. (2012). Strategi Pembelajaran. Yogyakarta: Insan Madani. Henry Guntur Tarigan. (2008). Membaca sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa. Hujair AH Sanaky. (2013). Media Pembelajaran Interaktif-Inovatif. Yogyakarta: Kaukaba Dipantara. Khanifah. (2013). Pembelajaran Inovatif. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media. Musfiqon. (2012). Pengembangan Media dan Sumber Pembelajaran. Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher. Novan Ardy Wiyani. (2013). Manajemen Kelas: Teori dan Aplikasi untuk Menciptakan Kelas yang Kondusif. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media. Pardjono, dkk. (2007). Panduan Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: UNY. Puji Santosa, dkk. (2007). Materi dan Pembelejaran Bahasa Indonesia SD. Jakarta: Universitas Terbuka. Sabarti Akhadiah M.K, dkk. (1991/1992). Bahasa Indonesia II. Jakarta: Depdikbud.. (1992/1993). Bahasa Indonesia I. Jakarta: Depdikbud.. (1992/1993). Bahasa Indonesia II. Jakarta: Depdikbud. Saleh Abbas. (2006). Pembelajaran Bahasa Indonesia yang Efektif di Sekolah Dasar. Jakarta: Depdiknas. Slamet, St. Y. (2007). Dasar- Dasar Keterampilan Berbahasa Indonesia. Surakarta: Universitas Sebelas Maret. Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R n D. Bandung: Alfabeta. Suharsimi Arikunto. (2013). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Suyatno. (2004). Teknik Pembelajaran Bahasa dan Sastra. Surabaya : SIC. 121

139 Syafaruddin. (2012). Pendidikan dan Pemberdayaan Masyarakat. Medan: Perdana Publishing. Syaiful Sagala. (2003). Konsep dan Makna Pembelajaran untuk Membantu Memecahkan Problematika Belajar Mengajar. Bandung: Alfabeta. Syamsu Yusuf LN. (2014). Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: Rosda. Thursan Hakim. (2005). Belajar secara Efektif. Jakarta: Puspa Swara. Tim Penyusun. (2001). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Trianto. (2009). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Kencana. Yeti Mulyati. (2008). Pembelajaran Membaca Menulis Permulaan. Bandung: UPI. Milman Yusdi Pengertian Kemampuan. Diakses dari pada tanggal 9 Januari 2016 pukul WIB. Ribut Achwandi Politik Dadu. Artikel. Palembang: Tri Jaya. Diakses dari pada tanggal 9 Januari 2016 pukul WIB. 122

140 LAMPIRAN 123

141 Lampiran 1 LEMBAR PENILAIAN KEMAMPUAN MEMBACA MENULIS PERMULAAN Hari/tanggal : Siklus/pertemuan : Nama : Tulislah skor hasil perolehan siswa pada kolom hasil sesuai dengan rubrik penilaian yang sudah ada! No Aspek yang diamati Skor a. Membaca permulaan 9. Lafal 10. Intonasi 11. Kelancaran 12. Keberanian b. Menulis permuulaan 13. Kejelasan penulisan kata 14. Ketepatan penggunaan ejaan 15. Kelengkapan penulisan kata 16. Kerapian Jumlah skor total 124

142 Lampiran 2 RUBRIK PENILAIAN KEMAMPUAN MEMBACA MENULIS PERMULAAN No Aspek yang diamati Rubrik Skor a. Membaca permulaan 5. Lafal Siswa membaca dengan lafal sangat tepat 15 Siswa membaca dengan lafal tepat 10 Siswa membaca dengan lafal kurang tepat 5 6. Intonasi Siswa membaca dengan intonasi sangat tepat 15 Siswa membaca dengan intonasi tepat 10 Siswa membaca dengan intonasi kurang tepat 5 7. Kelancaran Siswa sangat lancar dalam membaca 15 Siswa lancar dalam membaca 10 Siswa kurang lancar dalam membaca 5 8. Keberanian Siswa membaca dengan sangat lantang 10 b. Menulis permuulaan 5. Kejelasan penulisan kata 6. Ketepatan penggunaan ejaan 7. Kelengkpan penulisan kata Siswa membaca dengan lantang 5 Siswa membaca dengan kurang lantang 3 Kata ditulis dengan sangat jelas 15 Kata ditulis dengan jelas 10 Kata ditulis dengan kurang jelas 5 Sesuai EYD 15 Kurang sesuai EYD 10 Sangat kurang sesuai EYD 5 Kata yang ditulis lengkap dan benar 10 Kata yang ditulis lengkap 5 Kata yang ditulis kurang lengkap 3 dan kurang benar 8. Kerapian Siswa menulis sangat rapi 5 Siswa menulis rapi 3 Siswa menulis kurang rapi 2 Jumlah skor total (Modifikasi dari pendapat Sabarti Akhadiah MK,dkk, Yeti Mulyati, Darmiyati, dan Zuchdi Budiasih) 125

143 Lampiran 3 LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS SISWA DALAM PROSES PEMBELAJARAN Hari/tanggal : Siklus/pertemuan : Nama : MEMBACA MENULIS PERMULAAN Tulislah skor hasil perolehan siswa pada kolom hasil sesuai dengan kriteria skor yang sudah ada! No Aspek 1 Keaktifan siswa bertanya pada saat pembelajaran 2 Motivasi siswa pada saat mengikuti proses pembelajaran 3 Perhatian siswa pada saat pembelajaran menggunakan Quantum Teaching 4 Kegiatan Pembelajaran yang menyenangkan 5 Respon siswa dalam proses pembelajaran 6 Tanggung jawab siswa 7 Percaya diri siswa Jumlah Skor Skor Sentolo, 2016 Pengamat Eka Ratna Suryani NIM

144 Lampiran 4 Kisi-Kisi Pedoman Observasi Aktivitas Siswa selama Proses Pembelajaran Membaca Menulis Permulaan No Aspek Indikator Skor 1 Keaktifan siswa bertanya pada saat pembelajaran 2 Motivasi siswa pada saat mengikuti proses pembelajaran 3 Perhatian siswa pada saat pembelajaran menggunakan Quantum Teaching 4 Kegiatan pembelajaran yang menyenangkan 5 Respon siswa dalam proses pembelajaran Siswa sangat aktif bertanya dalam proses pembelajaran Siswa aktif bertanya dalam proses pembelajaran Siswa kurang aktif bertanya dalam proses pembelajaran Siswa sangat kurang aktif bertanya dalam proses pembelajaran Siswa menjadi sangat tertarik mengikuti proses pembelajaran Siswa menjadi tertarik mengikuti proses pembelajaran Siswa menjadi kurang tertarik mengikuti proses pembelajaran Siswa menjadi sangat kurang tertarik mengikuti proses pembelajaran Siswa sangat memperhatikan saat guru mengajar Siswa memperhatikan saat guru mengajar 3 Siswa kurang memperhatikan saat guru mengajar Siswa sangat kurang memperhatikan saat guru mengajar Siswa merasa pembelajaran sangat menyenangkan Siswa merasa pembelajaran menyenangkan 3 Siswa merasa pembelajaran kurang menyenangkan Siswa merasa pembelajaran sangat kurang menyenangkan Siswa sangat merespon materi yang diajarkan

145 Siswa merespon materi yang diajarkan 3 Siswa kurang merespon materi yang 2 diajarkan Siswa sangat kurang merespon materi yang 1 diajarkan 6 Tanggung jawab siswa Siswa sangat bertanggung jawab dalam menyelesaikan tugasnya 4 Siswa bertanggung jawab dalam 3 menyelesaikan tugasnya Siswa kurang bertanggung jawab dalam 2 menyelesaikan tugasnya Siswa sangat kurang bertanggung jawab 1 dalam menyelesaikan tugasnya 7 Percaya diri siswa Siswa sangat percaya diri dalam 4 menyelesaikan tugasnya Siswa percaya diri dalam menyelesaikan 3 tugasnya Siswa kurang percaya diri dalam 2 menyelesaikan tugasnya Siswa sangat kurang percaya diri dalam 1 menyelesaikan tugasnya 128

146 Lampiran 5 Hasil Penilaian Peneliti terhadap Kemampuan Membaca Menulis Permulaan Siswa Kelas II SD N Gembongan Kondisi Awal No Kode Nama Aspek yang diamati Skor Membaca permulaan Menulis Permulaan Total ADS APA AYS AEL AAP BHA CRL FTI FWS GGP HZS HK IMA IKN IDJ JLP LSS MG MPP MFR OV PS PSA PA RAS RAD RWL RR Jumlah skor Persen (%) 52,4 51, ,7 57, ,7 44,3 48,6 Rata-rata 48,6 Nilai Terendah 33 Nilai Tertinggi 63 Keterangan Aspek 1 = Lafal Aspek 5 = Kejelasan Penulisan Kata Aspek 2 = Intonasi Aspek 6 = Ketepatan Penggunaan Ejaan Aspek 3 = Kelancaran Aspek 7 = Kelengkapan Penulisan Kata Aspek 4 = Keberanian Aspek 8 = Kerapian Gembongan, 26 Januari 2016 Peneliti 129 Eka Ratna Suryani NIM

147 Lampiran 6 Hasil Penilaian Guru terhadap Kemampuan Membaca Menulis Permulaan Siswa Kelas II SD N Gembongan Kondisi Awal No Kode Nama Aspek yang diamati Skor Membaca permulaan Menulis Permulaan Total ADS APA AYS AEL AAP BHA CRL FTI FWS GGP HZS HK IMA IKN IDJ JLP LSS MG MPP MFR OV PS PSA PA RAS RAD RWL RR Jumlah skor Persen (%) 65,5 63,1 63, , ,4 Rata-rata 58,36 Nilai Terendah 43 Nilai Tertinggi 63 Keterangan Aspek 1 = Lafal Aspek 5 = Kejelasan Penulisan Kata Aspek 2 = Intonasi Aspek 6 = Ketepatan Penggunaan Ejaan Aspek 3 = Kelancaran Aspek 7 = Kelengkapan Penulisan Kata Aspek 4 = Keberanian Aspek 8 = Kerapian Gembongan, 26 Januari 2016 Mengetahui, Guru Kelas II Yuliana Tukiyem NIP

148 Lampiran 7 Hasil Penilaian Peneliti terhadap Kemampuan Membaca Menulis Permulaan Siswa Kelas II SD N Gembongan Siklus I (Pertemuan 1) No Kode Nama Aspek yang diamati Skor Membaca permulaan Menulis Permulaan Total ADS APA AYS AEL AAP BHA CRL FTI FWS GGP HZS HK IMA IKN IDJ JLP LSS MG MPP MFR OV PS PSA PA RAS RAD RWL RR Jumlah skor Persen (%) 57,1 59,5 63, ,9 84,5 73,2 60 Rata-rata 64,25 Nilai Terendah 48 Nilai Tertinggi 73 Keterangan Aspek 1 = Lafal Aspek 5 = Kejelasan Penulisan Kata Aspek 2 = Intonasi Aspek 6 = Ketepatan Penggunaan Ejaan Aspek 3 = Kelancaran Aspek 7 = Kelengkapan Penulisan Kata Aspek 4 = Keberanian Aspek 8 = Kerapian Gembongan, 8 Februari 2016 Peneliti 131 Eka Ratna Suryani NIM

149 Lampiran 8 Hasil Penilaian Guru terhadap Kemampuan Membaca Menulis Permulaan Siswa Kelas II SD N Gembongan Siklus I (Pertemuan 1) No Aspek yang diamati Kode Skor Membaca permulaan Menulis Permulaan Nama Total DS APA AYS AEL AAP BHA CRL FTI FWS GGP HZS HK IMA IKN IDJ JLP LSS MG MPP MFR OV PS PSA PA RAS RAD RWL RR Jumlah skor Persen (%) 63,1 63,1 63, ,67 84, Rata-rata 69,07 Nilai Terendah 53 Nilai Tertinggi 73 Keterangan Aspek 1 = Lafal Aspek 5 = Kejelasan Penulisan Kata Aspek 2 = Intonasi Aspek 6 = Ketepatan Penggunaan Ejaan Aspek 3 = Kelancaran Aspek 7 = Kelengkapan Penulisan Kata Aspek 4 = Keberanian Aspek 8 = Kerapian Gembongan, 8 Februari 2016 Mengetahui, Guru Kelas II Yuliana Tukiyem NIP

150 Lampiran 9 Hasil Penilaian Peneliti terhadap Kemampuan Membaca Menulis Permulaan Siswa Kelas II SD N Gembongan Siklus I (Pertemuan 2) No Aspek yang diamati Kode Skor Membaca permulaan Menulis Permulaan Nama Total ADS APA AYS AEL AAP BHA CRL FTI FWS GGP HZS HK IMA IKN IDJ JLP LSS MG MPP MFR OV PS PSA PA RAS RAD RWL RR Jumlah skor Persen (%) 60,7 63,1 63, , ,4 60 Rata-rata 65,32 Nilai Terendah 48 Nilai Tertinggi 73 Keterangan Aspek 1 = Lafal Aspek 5 = Kejelasan Penulisan Kata Aspek 2 = Intonasi Aspek 6 = Ketepatan Penggunaan Ejaan Aspek 3 = Kelancaran Aspek 7 = Kelengkapan Penulisan Kata Aspek 4 = Keberanian Aspek 8 = Kerapian Gembongan, 9 Februari 2016 Peneliti 133 Eka Ratna Suryani NIM

151 Lampiran 10 Hasil Penilaian Guru terhadap Kemampuan Membaca Menulis Permulaan Siswa Kelas II SD N Gembongan Siklus I (Pertemuan 2) No Aspek yang diamati Kode Skor Membaca permulaan Menulis Permulaan Nama Total ADS APA AYS AEL AAP BHA CRL FTI FWS GGP HZS HK IMA IKN IDJ JLP LSS MG MPP MFR OV PS PSA PA RAS RAD RWL RR Jumlah skor Persen (%) 66,67 66, ,67 66, Rata-rata 72,11 Nilai Terendah 63 Nilai Tertinggi 73 Keterangan Aspek 1 = Lafal Aspek 5 = Kejelasan Penulisan Kata Aspek 2 = Intonasi Aspek 6 = Ketepatan Penggunaan Ejaan Aspek 3 = Kelancaran Aspek 7 = Kelengkapan Penulisan Kata Aspek 4 = Keberanian Aspek 8 = Kerapian Gembongan, 9 Februari 2016 Mengetahui, Guru Kelas II Yuliana Tukiyem NIP

152 Lampiran 11 Hasil Penilaian Peneliti terhadap Kemampuan Membaca Menulis Permulaan Siswa Kelas II SD N Gembongan Siklus I (Pertemuan 3) No Aspek yang diamati Kode Skor Membaca permulaan Menulis Permulaan Nama Total ADS APA AYS AEL AAP BHA CRL FTI FWS GGP HZS HK IMA IKN IDJ JLP LSS MG MPP MFR OV PS PSA PA RAS RAD RWL RR Jumlah skor Persen (%) 66,67 66,67 92,9 67, , Rata-rata 70,68 Nilai Terendah 58 Nilai Tertinggi 83 Keterangan Aspek 1 = Lafal Aspek 5 = Kejelasan Penulisan Kata Aspek 2 = Intonasi Aspek 6 = Ketepatan Penggunaan Ejaan Aspek 3 = Kelancaran Aspek 7 = Kelengkapan Penulisan Kata Aspek 4 = Keberanian Aspek 8 = Kerapian Gembongan, 10 Februari 2016 Peneliti 135 Eka Ratna Suryani NIM

153 Lampiran 12 Hasil Penilaian Guru terhadap Kemampuan Membaca Menulis Permulaan Siswa Kelas II SD N Gembongan Siklus I (Pertemuan 3) No Aspek yang diamati Kode Skor Membaca permulaan Menulis Permulaan Nama Total ADS APA AYS AEL AAP BHA CRL FTI FWS GGP HZS HK IMA IKN IDJ JLP LSS MG MPP MFR OV PS PSA PA RAS RAD RWL RR Jumlah skor Persen (%) 66,67 66,67 63,1 78,6 77,4 84,5 92,9 60 Rata-rata 73,90 Nilai Terendah 58 Nilai Tertinggi 83 Keterangan Aspek 1 = Lafal Aspek 5 = Kejelasan Penulisan Kata Aspek 2 = Intonasi Aspek 6 = Ketepatan Penggunaan Ejaan Aspek 3 = Kelancaran Aspek 7 = Kelengkapan Penulisan Kata Aspek 4 = Keberanian Aspek 8 = Kerapian Gembongan, 10 Februari 2016 Mengetahui, Guru Kelas II Yuliana Tukiyem NIP

154 Lampiran 13 Hasil Penilaian Peneliti terhadap Kemampuan Membaca Menulis Permulaan Siswa Kelas II SD N Gembongan Siklus II (Pertemuan 1) No Aspek yang diamati Kode Skor Membaca permulaan Menulis Permulaan Nama Total ADS APA AYS AEL AAP BHA CRL FTI FWS GGP HZS HK IMA IKN IDJ JLP LSS MG MPP MFR OV PS PSA PA RAS RAD RWL RR Jumlah skor Persen (%) ,8 92,9 77,4 84,5 92,9 65,7 Rata-rata 82,57 Nilai Terendah 58 Nilai Tertinggi 98 Keterangan Aspek 1 = Lafal Aspek 5 = Kejelasan Penulisan Kata Aspek 2 = Intonasi Aspek 6 = Ketepatan Penggunaan Ejaan Aspek 3 = Kelancaran Aspek 7 = Kelengkapan Penulisan Kata Aspek 4 = Keberanian Aspek 8 = Kerapian Gembongan, 1 Maret 2016 Peneliti 137 Eka Ratna Suryani NIM

155 Lampiran 14 Hasil Penilaian Guru terhadap Kemampuan Membaca Menulis Permulaan Siswa Kelas II SD N Gembongan Siklus II (Pertemuan 1) No Aspek yang diamati Kode Skor Membaca permulaan Menulis Permulaan Nama Total ADS APA AYS AEL AAP BHA CRL FTI FWS GGP HZS HK IMA IKN IDJ JLP LSS MG MPP MFR OV PS PSA PA RAS RAD RWL RR Jumlah skor Persen (%) 96,4 66,67 92,8 78,6 77,4 84,5 92,9 65,7 Rata-rata 83,11 Nilai Terendah 58 Nilai Tertinggi 95 Keterangan Aspek 1 = Lafal Aspek 5 = Kejelasan Penulisan Kata Aspek 2 = Intonasi Aspek 6 = Ketepatan Penggunaan Ejaan Aspek 3 = Kelancaran Aspek 7 = Kelengkapan Penulisan Kata Aspek 4 = Keberanian Aspek 8 = Kerapian Gembongan, 1 Maret 2016 Mengetahui, Guru Kelas II Yuliana Tukiyem NIP

156 Lampiran 15 Hasil Penilaian Peneliti terhadap Kemampuan Membaca Menulis Permulaan Siswa Kelas II SD N Gembongan Siklus II (Pertemuan 2) No Aspek yang diamati Kode Skor Membaca permulaan Menulis Permulaan Nama Total ADS APA AYS AEL AAP BHA CRL FTI FWS GGP HZS HK IMA IKN IDJ JLP LSS MG MPP MFR OV PS PSA PA RAS RAD RWL RR Jumlah skor Persen (%) 92,9 63,1 63, , ,6 75,7 Rata-rata 78,60 Nilai Terendah 63 Nilai Tertinggi 85 Keterangan Aspek 1 = Lafal Aspek 5 = Kejelasan Penulisan Kata Aspek 2 = Intonasi Aspek 6 = Ketepatan Penggunaan Ejaan Aspek 3 = Kelancaran Aspek 7 = Kelengkapan Penulisan Kata Aspek 4 = Keberanian Aspek 8 = Kerapian Gembongan, 2 Maret 2016 Peneliti Eka Ratna Suryani NIM

157 Lampiran 16 Hasil Penilaian Guru terhadap Kemampuan Membaca Menulis Permulaan Siswa Kelas II SD N Gembongan Siklus II (Pertemuan 2) No Aspek yang diamati Kode Skor Membaca permulaan Menulis Permulaan Nama Total ADS APA AYS AEL AAP BHA CRL FTI FWS GGP HZS HK IMA IKN IDJ JLP LSS MG MPP MFR OV PS PSA PA RAS RAD RWL RR Jumlah skor Persen (%) 86,9 95,2 96,4 76,8 60,7 89, ,3 Rata-rata 80,18 Nilai Terendah 53 Nilai Tertinggi 90 Keterangan Aspek 1 = Lafal Aspek 5 = Kejelasan Penulisan Kata Aspek 2 = Intonasi Aspek 6 = Ketepatan Penggunaan Ejaan Aspek 3 = Kelancaran Aspek 7 = Kelengkapan Penulisan Kata Aspek 4 = Keberanian Aspek 8 = Kerapian Gembongan, 2 Maret 2016 Mengetahui, Guru Kelas II Yuliana Tukiyem NIP

158 Lampiran 17 Hasil Penilaian Peneliti terhadap Kemampuan Membaca Menulis Permulaan Siswa Kelas II SD N Gembongan Siklus II (Pertemuan 3) No Aspek yang diamati Kode Skor Membaca permulaan Menulis Permulaan Nama Total ADS APA AYS AEL AAP BHA CRL FTI FWS GGP HZS HK IMA IKN IDJ JLP LSS MG MPP MFR OV PS PSA PA RAS RAD RWL RR Jumlah skor Persen (%) 96,4 66,67 63, ,1 Rata-rata 82,29 Nilai Terendah 73 Nilai Tertinggi 83 Keterangan Aspek 1 = Lafal Aspek 5 = Kejelasan Penulisan Kata Aspek 2 = Intonasi Aspek 6 = Ketepatan Penggunaan Ejaan Aspek 3 = Kelancaran Aspek 7 = Kelengkapan Penulisan Kata Aspek 4 = Keberanian Aspek 8 = Kerapian Gembongan, 3 Maret 2016 Peneliti Eka Ratna Suryani NIM

159 Lampiran 18 Hasil Penilaian Guru terhadap Kemampuan Membaca Menulis Permulaan Siswa Kelas II SD N Gembongan Siklus II (Pertemuan 3) No Aspek yang diamati Kode Skor Membaca permulaan Menulis Permulaan Nama Total ADS APA AYS AEL AAP BHA CRL FTI FWS GGP HZS HK IMA IKN IDJ JLP LSS MG MPP MFR OV PS PSA PA RAS RAD RWL RR Jumlah skor Persen (%) 92, , , ,1 Rata-rata 84,14 Nilai Terendah 68 Nilai Tertinggi 90 Keterangan Aspek 1 = Lafal Aspek 5 = Kejelasan Penulisan Kata Aspek 2 = Intonasi Aspek 6 = Ketepatan Penggunaan Ejaan Aspek 3 = Kelancaran Aspek 7 = Kelengkapan Penulisan Kata Aspek 4 = Keberanian Aspek 8 = Kerapian Gembongan, 3 Maret 2016 Mengetahui, Guru Kelas II Yuliana Tukiyem NIP

160 Lampiran 19 Rekapitulasi Kemampuan Membaca Menulis Permulaan Siswa Kelas II Kondisi Awal No. Nama Siswa Hasil Peneliti Guru Skor Total Kategori 1 ADS Kurang 2 APA ,5 Kurang 3 AYS ,5 Kurang 4 AEL ,5 Kurang 5 AAP ,5 Cukup 6 BHA ,5 Cukup 7 CRL Cukup 8 FTI ,5 Kurang 9 FWS ,5 Kurang 10 GGP Cukup 11 HZS ,5 Cukup 12 HK ,5 Cukup 13 IMA ,5 Cukup 14 IKN Cukup 15 IDJ Cukup 16 JLP Cukup 17 LSS ,5 Cukup 18 MG Cukup 19 MPP Kurang 20 MFR ,5 Cukup 21 OV ,5 Kurang 22 PS Cukup 23 PSA ,5 Cukup 24 PA Kurang 25 RAS Kurang 26 RAD Sangat kurang 27 RWL ,5 Cukup 28 RR ,5 Kurang Jumalah Nilai Rerata Nilai 48,57 58,38 53,46 Kurang 143

161 Lampiran 20 Rekapitulasi Kemampuan Membaca Menulis Permulaan Siswa Kelas II Siklus I No. Nama Hasil Skor Siswa Pertemuan 1 Pertemuan 2 Pertemuan 3 Total Kategori 1 ADS 60, ,5 Cukup 2 APA ,67 Cukup 3 AYS 60, ,5 Cukup 4 AEL 50, ,5 56,33 Cukup 5 AAP 73 70,5 80,5 74,67 Baik 6 BHA 73 70,5 80,5 74,67 Baik 7 CRL 73 70, ,17 Baik 8 FTI 63 65,5 70,5 66,33 Cukup 9 FWS ,5 67,17 Cukup 10 GGP 73 70, ,17 Baik 11 HZS 65,5 70, ,67 Cukup 12 HK 63 65,5 70,5 66,33 Cukup 13 IMA 65,5 70, Cukup 14 IKN 70,5 70, ,67 Cukup 15 IDJ ,67 Baik 16 JLP ,33 Baik 17 LSS 73 70,5 80,5 74,67 Baik 18 MG ,33 Baik 19 MPP 50, ,83 Cukup 20 MFR ,5 75,5 Baik 21 OV 70, ,5 69,67 Cukup 22 PS 65, ,5 68 Cukup 23 PSA 73 70, ,83 Baik 24 PA ,5 72,17 Baik 25 RAS ,5 65,5 Cukup 26 RAD 50,5 55,5 60,5 55,5 Cukup 27 RWL 70,5 70, Baik 28 RR 73 70,5 70,5 71,33 Baik Jumalah Nilai 1866, ,167 Rerata Nilai 66,66 68,71 72,29 69,22 Cukup 144

162 Lampiran 21 Rekapitulasi Kemampuan Membaca Menulis Permulaan Siswa Kelas II Siklus II No. Nama Hasil Skor Siswa Pertemuan 1 Pertemuan 2 Pertemuan 3 Total Kategori 1 ADS 78 70, ,17 Baik 2 APA 75, ,5 Baik 3 AYS ,67 Baiik 4 AEL ,5 63,83 Cukup 5 AAP 97,5 87,5 86,5 90,5 Sangat baik 6 BHA 95,5 85,5 86,5 89,17 Sangat baik 7 CRL 85,5 85,5 85,5 85,5 Sangat baik 8 FTI 83 75, ,5 Sangat baik 9 FWS 80,5 80, ,33 Sangat baik 10 GGP 88 85,5 85,5 86,33 Sangat baik 11 HZS 80,5 85,5 85,5 83,83 Sangat baik 12 HK 80,5 75,5 85,5 80,5 Sangat baik 13 IMA 78 80,5 85,5 81,33 Sangat baik 14 IKN 78 81,5 85,5 81,67 Sangat baik 15 IDJ ,5 88,17 Sangat baik 16 JLP 97,5 86,5 87,5 90,5 Sangat baik 17 LSS 95,5 86,5 85,5 89,17 Sangat baik 18 MG 97,5 87,5 87,5 90,83 Sangat baik 19 MPP 63 60,5 70,5 64,67 Cukup 20 MFR 95,5 87,5 87,5 90,17 Sangat baik 21 OV ,5 84,5 Sangat baik 22 PS 83 80,5 85,5 83 Sangat baik 23 PSA 85,5 86,5 85,5 85,83 Sangat baik 24 PA ,5 84,17 Sangat baik 25 RAS 70,5 75, ,33 Baik 26 RAD ,5 63,83 Cukup 27 RWL 90,5 86,5 85,5 87,5 Sangat baik 28 RR 85, ,5 85 Sangat baik Jumalah Nilai 2319, ,5 Rerata Nilai 82,84 79,39 83,71 81,98 Sangat baik 145

163 Lampiran 22 Perubahan Kemampuan Membaca Menulis Permulaan Siswa Kelas II Sebelum dan Sesudah diberi Tindakan No. Nama Hasil Siswa Awal Siklus I Siklus II 1 ADS 48 65,5 77,17 2 APA 45,5 64,67 75,5 3 AYS 45,5 65,5 74,67 4 AEL 40,5 56,33 63,83 5 AAP 57,5 74,67 90,5 6 BHA 57,5 74,67 89,17 7 CRL 55 72,17 85,5 8 FTI 45,5 66,33 80,5 9 FWS 50,5 67,17 81,33 10 GGP 59 72,17 86,33 11 HZS 60,5 69,67 83,83 12 HK 55,5 66,33 80,5 13 IMA 60, ,33 14 IKN 58 69,67 81,67 15 IDJ 58 74,67 88,17 16 JLP 62 76,33 90,5 17 LSS 62,5 74,67 89,17 18 MG 63 76,33 90,83 19 MPP 44 58,83 64,67 20 MFR 62,5 75,5 90,17 21 OV 52,5 69,67 84,5 22 PS PSA 57,5 73,83 85,83 24 PA 52 72,17 84,17 25 RAS 48 65,5 76,33 26 RAD 38 55,5 63,83 27 RWL 57, ,5 28 RR 45,5 71,33 85 Jumalah Nilai , ,5 Rerata Nilai 53,46 69,22 81,98 146

164 Lampiran 23 Rekapitulasi Hasil Penilaian Peneliti dan Guru terhadap Kemampuan Membaca Menulis Permulaan Siswa Kelas II Kondisi Awal No Aspek yang diamati Skor Maksimal Jumlah Skor Kondisi Awal Persentase (%) a. Membaca permulaan 1. Lafal ,5 58,93 2. Intonasi ,14 3. Kelancaran ,5 56,55 4. Keberanian ,36 b. Menulis permuulaan 17. Kejelasan penulisan kata , Ketepatan penggunaan ejaan , Kelengkapan penulisan kata , Kerapian ,14 Jumlah skor total ,46 147

165 Lampiran 24 Rekapitulasi Hasil Penilaian Peneliti dan Guru terhadap Kemampuan Membaca Menulis Permulaan Siswa Kelas II Siklus I No Aspek yang diamati Skor Maksimal Jumlah Skor Siklus I Persentase (%) a. Membaca permulaan 1. Lafal ,67 63,49 2. Intonasi ,29 3. Kelancaran ,5 73,21 4. Keberanian ,07 b. Menulis permuulaan 5. Kejelasan penulisan kata ,83 68,05 6. Ketepatan penggunaan ejaan ,83 78,77 7. Kelengkapan penulisan kata ,33 74,40 8. Kerapian Jumlah skor total ,167 69,22 148

166 Lampiran 25 Rekapitulasi Hasil Penilaian Peneliti dan Guru terhadap Kemampuan Membaca Menulis Permulaan Siswa Kelas II Siklus II No Aspek yang diamati Skor Maksimal Jumlah Skor Siklus II Persentase (%) a. Membaca permulaan 1. Lafal ,67 93,25 2. Intonasi ,67 77,78 3. Kelancaran ,95 4. Keberanian ,83 91,37 b. Menulis permuulaan 5. Kejelasan penulisan kata ,167 74,80 6. Ketepatan penggunaan ejaan ,167 90,28 7. Kelengkapan penulisan kata ,33 69,05 8. Kerapian ,67 67,62 Jumlah skor total ,5 81,96 149

167 Lampiran 26 Rekapitulasi Hasil Penilaian Kemampuan Membaca Menulis Permulaan Siswa Kelas II SD N Gembongan Siklus I Siklus II Kondisi Awal No Nama Pertemuan 1 Pertemuan 2 Pertemuan 3 Pertemuan 1 Pertemuan 2 Pertemuan 3 P G T P G T P G T P G T P G T P G T P G T 1 ADS , , APA , , AYS , , AEL , , , ,5 5 AAP , , , , , ,5 6 BHA , , , , , ,5 7 CRL , , , ,5 8 FTI , , , , FWS , , , , GGP , , ,5 11 HZS , , , , , ,5 12 HK , , , , , ,5 13 IMA , , , , ,5 14 IKN , , , ,5 15 IDJ ,5 16 JLP , , ,5 17 LSS , , , , , ,5 18 MG , , ,5 19 MPP , , ,5 20 MFR , , , , ,5 21 OV , , , ,5 22 PS , , , ,5 23 PSA , , , , ,5 24 PA , ,5 25 RAS , , , RAD , , , ,5 27 RWL , , , , , ,5 28 RR , , , , ,5 Jumlah skor , , Persentase (%) 48,57 58,4 53,5 64,3 69,1 66,7 65,3 72,1 68,7 70,7 73,9 72,3 82,6 83,1 82,8 78,6 80,2 79,4 82,3 85,1 83,7 150

168 Lampiran 27 Hasil Observasi Aktivitas Siswa dalam Proses Pembelajaran Membaca Menulis Permulaan Kondisi Awal No Nama Skor Tiap Butir Skor Siswa 1 ADS APA AYS AEL AAP BHA CRL FTI FWS GGP HZS HK IMA IKN IDJ JLP LSS MG MPP MFR OV PS PSA PA RAS RAD RWL RR Jumlah 267 Persentase (%) 34 Keterangan: 1 : keaktifan siswa 2 : motivasi siswa 3 : perhatian siswa 4 : kegiatan pembelajaran menyenangkan 5 : respon siswa 6 : tanggung jawab 7 : percaya diri 151

169 Lampiran 28 Hasil Observasi Aktivitas Siswa dalam Proses Pembelajaran Membaca Menulis Permulaan pada Siklus I No Nama Skor Tiap Butir Skor Siswa 1 ADS APA AYS AEL AAP BHA CRL FTI FWS GGP HZS HK IMA IKN IDJ JLP LSS MG MPP MFR OV PS PSA PA RAS RAD RWL RR Jumlah 531 Persentase (%) 67,72 Keterangan: 1 : keaktifan siswa 2 : motivasi siswa 3 : perhatian siswa 4 : kegiatan pembelajaran menyenangkan 5 : respon siswa 6 : tanggung jawab 7 : percaya diri 152

170 Lampiran 29 Hasil Observasi Aktivitas Siswa dalam Proses Pembelajaran Membaca Menulis Permulaan pada Siklus II No Nama Skor Tiap Butir Skor Siswa 1 ADS APA AYS AEL AAP BHA CRL FTI FWS GGP HZS HK IMA IKN IDJ JLP LSS MG MPP MFR OV PS PSA PA RAS RAD RWL RR Jumlah 595 Persentase (%) 75,89 Keterangan: 1 : keaktifan siswa 2 : motivasi siswa 3 : perhatian siswa 4 : kegiatan pembelajaran menyenangkan 5 : respon siswa 6 : tanggung jawab 7 : percaya diri 153

171 Lampiran 30 Perbandingan Skor Hasil Observasi Aktivitas Siswa dalam Proses Pembelajaran Membaca Menulis Permulaan No. Nama Skor Awal Skor Siklus I Skor Siklus II 1 ADS APA AYS AEL AAP BHA CRL FTI FWS GGP HZS HK IMA IKN IDJ JLP LSS MG MPP MFR OV PS PSA PA RAS RAD RWL RR Jumlah Skor Persentase (%) 34 67,72 75,89 154

172 Lampiran 31 Rekapitulasi Hasil Observasi Aktivitas Siswa dalam Proses Pembelajaran Membaca Menulis Permulaan No Aspek yang diamati Keaktifan siswa bertanya pada saat pembelajaran Motivasi siswa pada saat mengikuti proses pembelajaran Perhatian siswa pada saat pembelajaran menggunakan Quantum Teaching Kegiatan Pembelajaran yang menyenangkan Respon siswa dalam proses pembelajaran Jumlah Skor Awal Siklus I Siklus II Tanggung jawab siswa Percaya diri siswa Jumlah Skor Persentase (%) 34 67,72 75,89 155

173 Lampiran 32. Catatan Lapangan CATATAN LAPANGAN 1 Hari, tanggal : Rabu, 27 Januari 2016 Tempat : Ruang kelas II Waktu : WIB Hasil : Peneliti memasuki kelas bersama dengan guru kelas II setelah kegiatan reading loud selesai. Guru melanjutkan pembelajaran dengan mengambil tema Budi Pekerti. Ketika peneliti mulai duduk di kursi yang paling belakang, situasi kelas sudah muali tergambarkan. Pembelajaran berlangsung dengan kurang kondusif. Hal ini dibuktikan dengan beberapa kejadian yang menjadikan pembelajaran berlangsung kurang optimal. Sebagian besar siswa kurang berminat dalam mengikuti pembelajaran membaca menulis, siswa asik bermain dengan teman sebangkunya. Ada siswa yang asik mengobrol dan membentuk semacam kelompok obrolan di belakang kelas. Selain itu, ada beberapa siswa putra bermain bola di belakang kelas dan berlari kejar-kejaran. Selain ituu, guru harus menegur beberapa kali kepada deretan tempat duduk siswa putra karena ramai dan tidak memperhatikan ketika guru sedang menyampaikan materi pembelajaran. Setelah beberapa saat siswa mematuhi tetapi beberapa menit kemudian deretan tersebut kembali ramai. Ketika guru menyuruh siswa membaca buku teks secara bersama-sama, siswa membaca kurang kompak dan cara membaca kurang jelas. Sehingga guru memutuskan untuk menunjuk membaca berdasarkan deretan meja. Guru menunjuk beberapa siswa untuk membaca secara individu, dan hasilnya ada sebagian besar siswa yang membaca kurang tepat, baik secara lafal, intonasi, kejelasan, dan keberanian. Dilanjutkan dengan menulis kalimat sederhana. Sebelumnya guru mencontohkan cara menulis yang benar di papan tulis diikuti oleh siswa di buku masing-masing. Guru juga mengingatkan kalau menuliskan kalimat pertama kali 156

174 menggunkan huruf capital dan diakhiri tanda baca titik. Peneliti mencoba mengamati cara menulis siswa, dari hasil pengamatan banyak yang belum menggunkan huruf capital di awal kalimat dan belum menggunkan tanda baca berupa titik. Penulisan katanya nya pun masih ada yang belum lengkap dan belum jelas terbaca. Setelah pembelajaran tematik Matematika dan Bahasa Indonesia selesai dialnjutkan pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Peneliti ijin pada guru kelas II untuk mengakhiri observasi. Refleksi: - Pembelajaran berlangsung dengan kurang kondusif - Siswa kurang berminat dan kurang antusias dalam mengikuti pembelajaran - Sebagian besar siswa mengobrol dengan temannya atau bermain sendiri saat pembelajaran membaca menulis sedang berlangsung. 157

175 CATATAN LAPANGAN 2 Hari, tanggal : Selasa, 8 Februari 2016 Tempat : Ruang kelas II Waktu : WIB Hasil : Pembelajaran ini dimulai pada pukul 08.25, dikarenakan sebelumnya ada pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI). Peneliti bersama guru memasuki kelas dengan membawa segala perlengakapan. Peneliti bersama guru membagikan papan nama kepada siswa dan memasangkan di punggung seluruh siswa. Selanjutnya guru mengajak para siswa untuk menyanyikan lagu Heli dan memberikan apersepsi berupa pertanyaan terkait dengan lagu tersebut. Siswa sangat antusias dalam menjawab pertanyaan dan banyak jawaban yang terlontar dari siswa. Guru kemudian menyampaikan tema, subtema, dan tujuan pembelajaran. Selain itu menjelaskan kepada siswa kegiatan pembelajaran yang akan dilalui selama beberapa jam ke depan. Pembelajaran dimulai dengan kegiatan bernyanyi bersama. Guru bersama para siswa menyanyikan lagu Heli. Guru memberikan aba-aba sambil memberi gerakan terkait dengan lagu tersebut. Para siswa sangat termotivasi dengan kegiatan tersebut dengan dibuktikannya mereka sangat bersemangat dan antusias dalam menyanyikan lagu Heli. Dilanjutkan dengan pemberian apersepsi kepada siswa tentang lagu yang telah dinyanyikan bersama. Menuju kegiatan inti, guru mengajak siswa bermain tebak gambar terkait dengan subtema. Setelah siswa berhasil menebak gambar, guru membagikan kartu kalimat kepada siswa. Sebelum membagikan, siswa sudah berebut ingin diberi kartu kalimat oleh guru, sehingga guru harus membuat siswa duduk rapi dengan jalan siswa yang rapi akan dibagikan kartu kalimat. Ternyata cara ini berhasil membuat siswa menjadi tenang kembali. Kegiatan selanjutnya adalah menyusun kartu kalimat sehingga membentuk teks bacaan. Siswa sangat antusias dalam menyusun di papan kalimat yang telah disediakan di depan kelas. Guru memberikan contoh cara membaca yang tepat diikuti siswa. Siswa membaca 158

176 secara klasikal dan berkelompok. Kemudian, guru juga menempelkan kalimat yang diurai menjadi kata, suku kata, dan huruf. Guru memberikan contoh cara menulis kalimat sederhana yang tepat. Siswa mencoba menulis kalimat sesuai yang deprintahkan oleh guru. Tetapi ketika siswa mencoba menulis kalimat, ternyata banyak yang susah untuk menulis huruf besar di awal kalimat dan menuliskan tanda titik di akhir kalimat. Sehingga guru harus mengingatkan kepada siswa untuk menulis kalimat yang tepat. Kegiatan selanjutnya adalah diskusi dalam kelompok untuk mengerjakan Lembar Kerja Siswa (LKS). Siswa kesulitan untuk bekerja dalam kelompok, banyak siswa yang ketika bekerja kelompok hanya beberapa yang mengerjakan. Artinya terdapat dominasi individu dalam kelompok tersebut, sehingga ada beberapa siswa yang hanya diam ketika mengerjakan LKS. LKS yang telah selesai dikerjakan selanjutnya dipresentasikan di depan kelas. Ketika tahap pemberian tanggapan dari kelompok lain, tidak ada siswa yang berpendapat atau bertanya. Rasa menghargai juga kuran hal ini terlihat ketika proses presentasi siswa ramai walaupun memperhatikan. Selanjutnya siswa membaca secara individu teks bacaan untuk menilai kemampuan membaca siswa. Dilanjutkan mengerjakan soal evaluasi yakni menulis. Refleksi: - Sebagian besar siswa memperhatikan penjelasan guru dengan baik. - Siswa bersemangat dan antusias dalam mengikuti pembelajaran dan dalam mengerjakan tugas. - Siswa belum berani menyampaikan pendapat dan pertanyaan. 159

177 CATATAN LAPANGAN 3 Hari, tanggal : Rabu, 9 Februari 2016 Tempat : Ruang kelas II Waktu : WIB Hasil : Pukul WIB, guru dan peneliti memasuki kelas. Semua siswa kelas II sudah duduk di bangkunya masing-masing. Kemudian guru dan peneliti membagikan nama siswa satu persatu, akan tetapi para siswa mandiri dan sebagian besar siswa bisa memasang sendiri nama mereka. Siswa menyanyikan lagu Lihat Kebunku sambil bertepuk tangan mengiringi lagu. Setelah bernyanyi, siswa dan guru bertanya jawab tentang lagu tersebut. Siswa sangat antusias dalam menjawab pertanyaan (apersepsi) yang diberikan oleh guru. Banyak jawaban yang muncul dari para siswa. Selanjutnya, guru menyampaikan tema, subtema dan tujuan pembelajaran pada siswa. Memasuki kegiatan inti, guru mengajak siswa bermain tebak gambar terkait dengan subtema. Setelah siswa berhasil menebak gambar, guru membagikan kartu kalimat kepada siswa. Sebelum membagikan, siswa sudah berebut ingin diberi kartu kalimat oleh guru, sehingga guru harus membuat siswa duduk rapi dengan jalan siswa yang rapi akan dibagikan kartu kalimat. Ternyata cara ini berhasil membuat siswa menjadi tenang kembali. Kegiatan selanjutnya adalah menyusun kartu kalimat sehingga membentuk teks bacaan. Siswa sangat antusias dalam menyusun di papan kalimat yang telah disediakan di depan kelas. Guru memberikan contoh cara membaca yang tepat diikuti siswa. Siswa membaca secara klasikal dan berkelompok. Kemudian, guru juga menempelkan kalimat yang diurai menjadi kata, suku kata, dan huruf. Guru memberikan contoh cara menulis kalimat sederhana yang tepat. Siswa mencoba menulis kalimat sesuai yang deprintahkan oleh guru. Tetapi ketika siswa mencoba menulis kalimat, ternyata banyak yang susah untuk menulis huruf besar di awal kalimat dan menuliskan tanda titik di akhir kalimat. Sehingga guru harus mengingatkan kepada siswa untuk menulis kalimat yang tepat. 160

178 Kegiatan selanjutnya adalah diskusi dalam kelompok untuk mengerjakan Lembar Kerja Siswa (LKS). Siswa kesulitan untuk bekerja dalam kelompok, banyak siswa yang ketika bekerja kelompok hanya beberapa yang mengerjakan. Artinya terdapat dominasi individu dalam kelompok tersebut, sehingga ada beberapa siswa yang hanya diam ketika mengerjakan LKS. LKS yang telah selesai dikerjakan selanjutnya dipresentasikan di depan kelas. Ketika tahap pemberian tanggapan dari kelompok lain, tidak ada siswa yang berpendapat atau bertanya. Rasa menghargai juga kuran hal ini terlihat ketika proses presentasi siswa ramai walaupun memperhatikan. Selanjutnya siswa membaca secara individu teks bacaan untuk menilai kemampuan membaca siswa. Dilanjutkan mengerjakan soal evaluasi yakni menulis. Refleksi: - Sebagian besar siswa memperhatikan pembelajaran dengan baik - Siswa antusias dalam mengikuti pembelajaran. - Sebagian besar siswa belum berani bertanya dan berpendapat. 161

179 CATATAN LAPANGAN 4 Hari, tanggal : Kamis, 10 Februari 2016 Tempat : Ruang kelas II Waktu : WIB Hasil : Pukul WIB, guru dan peneliti memasuki kelas. Semua siswa kelas II sudah duduk di bangkunya masing-masing. Kemudian guru dan peneliti membagikan nama siswa satu persatu, akan tetapi para siswa mandiri dan sebagian besar siswa bisa memasang sendiri nama mereka. Siswa menyanyikan lagu Burung Kakak Tua sambil bertepuk tangan mengiringi lagu. Setelah bernyanyi, siswa dan guru bertanya jawab tentang lagu tersebut. Siswa sangat antusias dalam menjawab pertanyaan (apersepsi) yang diberikan oleh guru. Banyak jawaban yang muncul dari para siswa. Selanjutnya, guru menyampaikan tema, subtema dan tujuan pembelajaran pada siswa. Memasuki kegiatan inti, guru mengajak siswa bermain tebak gambar terkait dengan subtema. Setelah siswa berhasil menebak gambar, guru membagikan kartu kalimat kepada siswa. Sebelum membagikan, siswa sudah berebut ingin diberi kartu kalimat oleh guru, sehingga guru harus membuat siswa duduk rapi dengan jalan siswa yang rapi akan dibagikan kartu kalimat. Ternyata cara ini berhasil membuat siswa menjadi tenang kembali. Kegiatan selanjutnya adalah menyusun kartu kalimat sehingga membentuk teks bacaan. Siswa sangat antusias dalam menyusun di papan kalimat yang telah disediakan di depan kelas. Guru memberikan contoh cara membaca yang tepat diikuti siswa. Siswa membaca secara klasikal dan berkelompok. Kemudian, guru juga menempelkan kalimat yang diurai menjadi kata, suku kata, dan huruf. Guru memberikan contoh cara menulis kalimat sederhana yang tepat. Siswa mencoba menulis kalimat sesuai yang diperintahkan oleh guru. Siswa mencoba menulis kalimat, banyak yang sudah bisa dan terbiasa untuk menulis huruf besar di awal kalimat dan menuliskan tanda titik di akhir kalimat. Tetapi guru masih mengingatkan kepada siswa untuk menulis kalimat yang tepat sebagai upaya berkelanjutan. 162

180 Kegiatan selanjutnya adalah diskusi dalam kelompok untuk mengerjakan Lembar Kerja Siswa (LKS). Siswa sudah melaksanakan kegiatan diskusi dengan baik dengan dibuktikan ketika mengerjakan LKS para siswa mengerjakan secara bersama-sama dan mereka. Artinya sudah berkurang dominasi individu dalam kelompok tersebut, sehingga siswa berpendapat dan mulai mengerjakan secara bersama-sama atau bergantian ketika mengerjakan LKS. LKS yang telah selesai dikerjakan selanjutnya dipresentasikan di depan kelas. Ketika tahap pemberian tanggapan dari kelompok lain, tidak ada siswa yang berpendapat atau bertanya. Rasa menghargai juga kuran hal ini terlihat ketika proses presentasi siswa ramai walaupun memperhatikan. Selanjutnya siswa membaca secara individu teks bacaan untuk menilai kemampuan membaca siswa. Dilanjutkan mengerjakan soal evaluasi yakni menulis. Refleksi: - Sebagian besar siswa mlai berpendapat ketika kegiatan diskusi bersama. 163

181 CATATAN LAPANGAN 5 Hari, tanggal : Selasa, 1 Maret 2016 Tempat : Ruang kelas II Waktu : WIB Hasil : Pembelajaran ini dimulai pada pukul 08.25, dikarenakan sebelumnya ada pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI). Peneliti bersama guru memasuki kelas dengan membawa segala perlengakapan. Peneliti bersama guru membagikan papan nama kepada siswa dan memasangkan di punggung seluruh siswa. Selanjutnya guru mengajak para siswa untuk menyanyikan lagu Pergi Belajar dan memberikan apersepsi berupa pertanyaan terkait dengan lagu tersebut. Seperti sebelumnya, siswa sangat antusias dalam menjawab pertanyaan dan banyak jawaban yang terlontar dari siswa. Guru memberikan aba-aba sambil memberi gerakan terkait dengan lagu tersebut. Para siswa sangat termotivasi dengan kegiatan tersebut dengan dibuktikannya mereka sangat bersemangat dan antusias dalam menyanyikan lagu Pergi Belajar. Guru kemudian menyampaikan tema, subtema, dan tujuan pembelajaran. Selain itu menjelaskan kepada siswa kegiatan pembelajaran yang akan dilalui selama beberapa jam ke depan Menuju kegiatan inti, guru mengajak siswa bermain tebak gambar terkait dengan subtema. Setelah siswa berhasil menebak gambar, guru membagikan kartu kalimat kepada siswa. Sebelum membagikan, siswa sudah berebut ingin diberi kartu kalimat oleh guru, sehingga guru harus membuat siswa duduk rapi dengan jalan siswa yang rapi akan dibagikan kartu kalimat. Ternyata cara ini berhasil membuat siswa menjadi tenang kembali. Kegiatan selanjutnya adalah menyusun kartu kalimat sehingga membentuk teks bacaan. Siswa sangat antusias dalam menyusun di papan kalimat yang telah disediakan di depan kelas. Guru memberikan contoh cara membaca yang tepat diikuti siswa. Siswa membaca secara klasikal dan berkelompok. Kemudian, guru juga menempelkan kalimat yang diurai menjadi kata, suku kata, dan huruf. Guru memberikan contoh cara menulis kalimat sederhana menggunkan huruf tegak bersambung yang tepat. 164

182 Siswa mencoba menulis kalimat sesuai yang deprintahkan oleh guru. Tetapi ketika siswa mencoba menulis kalimat, ternyata banyak yang kesulitan untuk menulis huruf besar di awal kalimat dan menuliskan tanda titik di akhir kalimat dengan menggunakan huruf tegak bersambung. Sehingga guru harus mengingatkan kepada siswa untuk menulis kalimat yang tepat dan membimbing siswa secara bertahap bagaimana menuliskan kalimat menggunkan huruf tegak bersambung yang tepat. Kegiatan selanjutnya adalah diskusi dalam kelompok untuk mengerjakan Lembar Kerja Siswa (LKS). Siswa sudah mulai terbiasa dengan bekerja kelompok dan tidak hanya itu saja, siswa juga mulai membiasakan berpendapat untuk mengerjakan LKS sesuai dengan petunjuk LKS. Artinya tidak lagi terdapat dominasi individu dalam kelompok tersebut, sehingga siswa yang aktif ketika mengerjakan LKS. LKS yang telah selesai dikerjakan selanjutnya dipresentasikan di depan kelas. Pada tahap prresentasi ini, guru dan peneliti mengubah cara presentasi, yaitu dengan menempelkan hasil kerja siswa ke tembok dan siswa bersama kelompoknya bisa mengoreksi apakah pekerjaan siswa dan kelompok lain sudah sesuai. Kemudian siswa memberikan masukan di bawah hasilmkerja kelompok lain jika terdapat kesalahan menurut mereka sambil menuliskan nama kelompok mereka. Selanjutnya siswa membaca secara individu teks bacaan untuk menilai kemampuan membaca siswa. Dilanjutkan mengerjakan soal evaluasi yakni menulis. Refleksi: - Sebagian besar siswa memperhatikan penjelasan guru dengan baik. - Siswa bersemangat dan antusias dalam mengikuti pembelajaran dan dalam mengerjakan tugas. - Siswa belum berani menyampaikan pendapat dan pertanyaan. 165

183 CATATAN LAPANGAN 6 Hari, tanggal : Rabu, 2 Maret 2016 Tempat : Ruang kelas II Waktu : WIB Hasil : Pembelajaran ini dimulai pada pukul 07.15, dikarenakan sebelumnya ada kegiatan reading a loud yang merupakan kegiatan rutin di sekolah mulai dari kelas 1 sampai dengan kelas 6. Peneliti bersama guru memasuki kelas dengan membawa segala perlengakapan. Peneliti bersama guru membagikan papan nama kepada siswa dan memasangkan di punggung seluruh siswa. Selanjutnya guru mengajak para siswa untuk menyanyikan lagu Matahari Terbenam dan memberikan apersepsi berupa pertanyaan terkait dengan lagu tersebut. Seperti sebelumnya, siswa sangat antusias dalam menjawab pertanyaan dan banyak jawaban yang terlontar dari siswa. Guru memberikan aba-aba sambil memberi gerakan terkait dengan lagu tersebut. Para siswa sangat termotivasi dengan kegiatan tersebut dengan dibuktikannya mereka sangat bersemangat dan antusias dalam menyanyikan lagu Matahari Terbenam. Guru kemudian menyampaikan tema, subtema, dan tujuan pembelajaran. Selain itu menjelaskan kepada siswa kegiatan pembelajaran yang akan dilalui selama beberapa jam ke depan Menuju kegiatan inti, guru mengajak siswa bermain tebak gambar terkait dengan subtema. Setelah siswa berhasil menebak gambar, guru membagikan kartu kalimat kepada siswa. Sebelum membagikan, siswa sudah berebut ingin diberi kartu kalimat oleh guru, sehingga guru harus membuat siswa duduk rapi dengan jalan siswa yang rapi akan dibagikan kartu kalimat. Ternyata cara ini berhasil membuat siswa menjadi tenang kembali. Kegiatan selanjutnya adalah menyusun kartu kalimat sehingga membentuk teks bacaan. Siswa sangat antusias dalam menyusun di papan kalimat yang telah disediakan di depan kelas. Guru memberikan contoh cara membaca yang tepat diikuti siswa. Siswa membaca secara klasikal dan berkelompok. Kemudian, guru juga menempelkan kalimat yang diurai menjadi kata, suku kata, dan huruf. Guru memberikan contoh cara 166

184 menulis kalimat sederhana menggunkan huruf tegak bersambung yang tepat. Siswa mencoba menulis kalimat sesuai yang deprintahkan oleh guru. Tetapi ketika siswa mencoba menulis kalimat, ternyata banyak yang kesulitan untuk menulis huruf besar di awal kalimat dan menuliskan tanda titik di akhir kalimat dengan menggunakan huruf tegak bersambung. Sehingga guru harus mengingatkan kepada siswa untuk menulis kalimat yang tepat dan membimbing siswa secara bertahap bagaimana menuliskan kalimat menggunkan huruf tegak bersambung yang tepat. Kegiatan selanjutnya adalah diskusi dalam kelompok untuk mengerjakan Lembar Kerja Siswa (LKS). Siswa sudah mulai terbiasa dengan bekerja kelompok dan tidak hanya itu saja, siswa juga mulai membiasakan berpendapat untuk mengerjakan LKS sesuai dengan petunjuk LKS. Artinya tidak lagi terdapat dominasi individu dalam kelompok tersebut, sehingga siswa yang aktif ketika mengerjakan LKS. LKS yang telah selesai dikerjakan selanjutnya dipresentasikan di depan kelas. Pada tahap prresentasi ini, guru dan peneliti mengubah cara presentasi, yaitu dengan menempelkan hasil kerja siswa ke tembok dan siswa bersama kelompoknya bisa mengoreksi apakah pekerjaan siswa dan kelompok lain sudah sesuai. Kemudian siswa memberikan masukan di bawah hasilmkerja kelompok lain jika terdapat kesalahan menurut mereka sambil menuliskan nama kelompok mereka. Selanjutnya siswa membaca secara individu teks bacaan untuk menilai kemampuan membaca siswa. Dilanjutkan mengerjakan soal evaluasi yakni menulis. Refleksi: - Siswa sangat antusias dan bersemangat dalam mengikuti pembelajaran. - Sebagian besar siswa sudah berani menyampaikan pertanyaan maupun pendapat. 167

185 CATATAN LAPANGAN 7 Hari, tanggal : Kamis, 3 Maret 2016 Tempat : Ruang kelas II Waktu : WIB Hasil : Peneliti bersama guru memasuki kelas pada pukul Hal ini dikarenakan terdapat kegiatan membaca buku atauu reading a loud diseluruh kelas termasuk kelas II. Sebelum pembelajaran dimulai, peneliti bersama guru menempelkan identitas pada punggung siswa Peneliti bersama guru memasuki kelas dengan membawa segala perlengakapan. Peneliti bersama guru membagikan papan nama kepada siswa dan memasangkan di punggung seluruh siswa. Selanjutnya guru mengajak para siswa untuk menyanyikan lagu Tik-tik Bunyi Hujan dan memberikan apersepsi berupa pertanyaan terkait dengan lagu tersebut. Seperti sebelumnya, siswa sangat antusias dalam menjawab pertanyaan dan banyak jawaban yang terlontar dari siswa. Guru memberikan aba-aba sambil memberi gerakan terkait dengan lagu tersebut. Para siswa sangat termotivasi dengan kegiatan tersebut dengan dibuktikannya mereka sangat bersemangat dan antusias dalam menyanyikan lagu Tik-tik Bunyi Hujan. Guru kemudian menyampaikan tema, subtema, dan tujuan pembelajaran. Selain itu menjelaskan kepada siswa kegiatan pembelajaran yang akan dilalui selama beberapa jam ke depan Menuju kegiatan inti, guru mengajak siswa bermain tebak gambar terkait dengan subtema. Setelah siswa berhasil menebak gambar, guru membagikan kartu kalimat kepada siswa. Sebelum membagikan, siswa sudah berebut ingin diberi kartu kalimat oleh guru, sehingga guru harus membuat siswa duduk rapi dengan jalan siswa yang rapi akan dibagikan kartu kalimat. Ternyata cara ini berhasil membuat siswa menjadi tenang kembali. Kegiatan selanjutnya adalah menyusun kartu kalimat sehingga membentuk teks bacaan. Siswa sangat antusias dalam menyusun di papan kalimat yang telah disediakan di depan kelas. Guru memberikan contoh cara membaca yang tepat diikuti siswa. Siswa membaca 168

186 secara klasikal dan berkelompok. Kemudian, guru juga menempelkan kalimat yang diurai menjadi kata, suku kata, dan huruf. Guru memberikan contoh cara menulis kalimat sederhana menggunkan huruf tegak bersambung yang tepat. Siswa mencoba menulis kalimat sesuai yang deprintahkan oleh guru. Tetapi ketika siswa mencoba menulis kalimat, ternyata banyak yang kesulitan untuk menulis huruf besar di awal kalimat dan menuliskan tanda titik di akhir kalimat dengan menggunakan huruf tegak bersambung. Sehingga guru harus mengingatkan kepada siswa untuk menulis kalimat yang tepat dan membimbing siswa secara bertahap bagaimana menuliskan kalimat menggunkan huruf tegak bersambung yang tepat. Kegiatan selanjutnya adalah diskusi dalam kelompok untuk mengerjakan Lembar Kerja Siswa (LKS). Siswa sudah mulai terbiasa dengan bekerja kelompok dan tidak hanya itu saja, siswa juga mulai membiasakan berpendapat untuk mengerjakan LKS sesuai dengan petunjuk LKS. Artinya tidak lagi terdapat dominasi individu dalam kelompok tersebut, sehingga siswa yang aktif ketika mengerjakan LKS. LKS yang telah selesai dikerjakan selanjutnya dipresentasikan di depan kelas. Pada tahap prresentasi ini, guru dan peneliti mengubah cara presentasi, yaitu dengan menempelkan hasil kerja siswa ke tembok dan siswa bersama kelompoknya bisa mengoreksi apakah pekerjaan siswa dan kelompok lain sudah sesuai. Kemudian siswa memberikan masukan di bawah hasilmkerja kelompok lain jika terdapat kesalahan menurut mereka sambil menuliskan nama kelompok mereka. Selanjutnya siswa membaca secara individu teks bacaan untuk menilai kemampuan membaca siswa. Dilanjutkan mengerjakan soal evaluasi yakni menulis. Refleksi: - Siswa sangat antusias dalam mengikuti proses pembelajaran. - Sebagian besar siswa lancar membaca menulis tanpa bimbingan dari guru. - Pengelolaan kelas kurang sehingga kondisi pada saat proses pembelajaran menjadi kurang optimal 169

187 Lampiran 33. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (SIKLUS PERTAMA) Satuan Pendidikan : SD Negeri Gembongan Pertemuan ke : 1 (satu) Kelas/Semester : II (Dua)/ 2 (dua) Tema : Budi Pekerti Alokasi Waktu : 4 x 35 menit Hari/Tanggal : Selasa, 8 Februari 2016 A. Standar Kompetensi IPA 3. Mengenal berbagai sumber energi yang sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari dan kegunaannya Bahasa Indonesia 7. Memahami ragam wacana tulis dengan membaca nyaring dan membaca dalam hati 8. Menulis permulaan dengan mendeskripsikan benda di sekitar dan menyalin puisi anak B. Kompetensi Dasar IPA 3.2 Mengidentifikasi jenis energi yang paling sering digunakan di lingkungan sekitar dan cara menghematnya Bahasa Indonesia 7.1 Membaca nyaring teks (15-20 kalimat) dengan memperhatikan lafal dan intonasi yang tepat 8.1 Mendeskripsikan tumbuhan atau binatang di sekitar secara sederhana dengan bahasa tulis 170

188 C. Indikator IPA Menyebutkan jenis energi yang paling sering digunakan Menyebutkan 3 contoh cara mengemat jenis energi yang paling sering digunakan Bahasa Indonesia Membaca teks dengan lafal yang tepat Membaca teks dengan intonasi yang benar Membaca teks dengan lancar Menulis teks deskripsi tentang binatang di sekitar dengan ejaan yang tepat Menulis teks deskripsi tentang binatang di sekitar dengan rapi Menulis teks deskripsi tentang binatang di sekitar dengan jelas. D. Tujuan 1. Setelah mendengarkan penjelasan dari guru, siswa dapat menyebutkan jenis energi yang paling sering digunakan dengan tepat. 2. Setelah mendengarkan penjelasan dari guru dan diskusi, siswa dapat menyebutkan 3 contoh cara mengemat jenis energi yang paling sering digunakan. 3. Setelah mendengarkan penjelasan dari guru, siswa dapat membaca teks dengan lafal yang tepat. 4. Setelah mendengarkan penjelasan dari guru, siswa dapat membaca teks dengan intonasi yang benar. 5. Setelah mendengarkan penjelasan dari guru dan tanya jawab, siswa dapat membaca teks dengan lancar. 6. Setelah mendengarkan penjelasan dari guru dan penugasan, siswa dapat menulis teks deskripsi tentang binatang di sekitar dengan ejaan yang tepat. 7. Setelah melakukan diskusi, siswa dapat menulis teks deskripsi tentang binatang di sekitar dengan rapi. 171

189 8. Setelah mendengarkan penjelasan dari guru, siswa dapat menulis teks deskripsi tentang binatang di sekitar dengan jelas. Karakter siswa yang dikembangkan: Jujur dan Tanggungjawab E. Materi Pembelajaran - Menyampaikan Pesan - Sumber Energi dan Kegunaanya F. Model dan Metode Pembelajaran Model : Quantum Teaching Pendekatan : Student Centered Metode : Ceramah, Tanya Jawab, Penugasan, dan Diskusi. G. Kegiatan Pembelajaran Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi Waktu Pendahuluan 1. Salah satu siswa memimpin doa untuk 10 mengawali kegiatan pembelajaran. menit 2. Guru melakukan presensi kehadiran siswa. 3. Pemberian motivasi (salam, sapa/kehadiran siswa, dan menarik perhatian siswa). 4. Guru memotivasi siswa dengan menyanyikan lagu judul Heli. 5. Guru memberikan pertanyaan pada siswa (Apersepsi) sebagai berikut. a. Anak-anak, apa isi lagu yang dinyanyikan tadi? b. Apakah kalian memiliki hewan peliharan? 6. Guru menyampaikan tema, sub tema dan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Inti: 1. Guru memberikan permainan tebak gambar dalam

190 Kegiatan Deskripsi Kegiatan kotak dengan siswa tentang hewan-hewan di sekitar kehidupan siswa. (Tumbuhkan) 2. Satu siswa dengan bantuan guru menebak apa nama gambar yang ditunjukkan oleh siswa. 3. Siswa menjawab pertanyaan dari guru tentang hewan apa saja yang dimiliki siswa di rumah. 4. Siswa menyusun kalimat yang dibagikan secara acak oleh guru pada papan kalimat di papan tulis. 5. Siswa menyimak contoh cara membaca teks bacaan berjudul, Pergi ke Pasar Hewan yang dicontohkan oleh guru. (Alami) 6. Siswa membaca teks bacaan bersamasama.(namai) 7. Siswa membaca teks bacaan secara berkelompok. 8. Siswa membaca kalimat yang diurai menjadi kata, kata yang diurai menjadi suku kata, suku kata yang diurai menjadi huruf. 9. Siswa membaca huruf yang disusun menjadi suku kata, suku kata yang disusun menjadi kata, dan kata yang disusun menjadi kalimat. 10. Siswa mengamati cara menulis kalimat sederhana yang di berikan oleh guru. (Alami) 11. Siswa mencoba menulis sebuah kalimat sederhana di buku yang telah disediakan. (Namai) 12. Siswa menjawab pertanyaan tentang teks bacaan berjudul, Pergi ke Pasar Hewan. 13. Siswa menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru tentang energi apa yang digunakan Kakek, Nina, dan Doni untuk menuju ke Pasar Hewan. Alokasi Waktu menit 173

191 Kegiatan Deskripsi Kegiatan 14. Siswa mengamati gambar energi yang sering digunakan oleh manusia. 15. Siswa menyimak penjelasan dari guru tentang berbagai energi yang sering digunakan manusia dalam kehidupan sehari-hari. 16. Siswa bertanya jawab dengan guru terkait cara menghemat energi yang sering digunakan manusia dalam kehidupan sehari-hari. 17. Siswa membentuk kelompok yang terdiri dari 7 kelompok yang setiap kelompok beranggotakan 4-5 siswa. 18. Siswa menyimak penjelasan dari guru terkait petunjuk mengerjakan LKS. 19. Siswa mengambil LKS yang telah disediakan di meja guru. 20. Siswa berdiskusi dalam mengerjakan LKS. 21. Guru berkeliling dan membimbing siswa yang menemukan kesulitan dalam mengerjakan. 22. Setelah semua kelompok selesai mengerjakan LKS, setiap perwakilan kelompok maju untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya di depan kelas. (Demostrasi). 23. Guru membimbing siswa untuk mengulangi materi yang telah dipelajari. 24. Siswa membaca teks Pergi ke Pasar Hewan secara individu di depan kelas. (Ulangi). 25. Guru memberikan pujian/tepuk tangan kepada siswa. (Rayakan) Alokasi Waktu 174

192 Kegiatan Penutup Deskripsi Kegiatan 1. Siswa mengerjakan soal evaluasi secara individu. (Ulangi). 2. Guru memberikan tugas lanjutan kepada siswa berupa persiapan materi untuk pertemuan selanjutnya. 3. Guru menanyakan bagaimana perasaan siswa selama pembelajaran berlangsung. 4. Siswa dan guru berdoa untuk menutup pelajaran. Alokasi Waktu 15 menit H. Smber dan Media Pembelajaran 1. Sumber - Ismail Kusmayadi, dkk Belajar Bahasa Indonesia Itu Menyenangkan 2: Untuk Kelas II Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah. Jakarta: Depdiknas - Iskandar dan Sukini Bahasa Indonesia 2: Untuk Kelas 2 SD/MI. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional. - Wiwik Winarti, dkk Ilmu Pengetahuan Alam 2: untuk Sekolah Dasar / MI Kelas 2. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional. - KTSP - Silabus Kelas II 2. Media - Gambar - Lembar Kerja Siswa - Kartu Kata dan Kartu Kalimat I. Penilaian 1. Prosedur Penilaian a) Penilaian Proses 175

193 Menggunakan format pengamatan dilakukan dalam kegiatan pembelajaran sejak dari kegiatan awal sampai dengan kegiatan akhir. b) Penilaian Hasil Belajar Menggunakan instrumen hasil belajar berupa Post Test. 2. Instrumen Penilaian a. Penilaian Proses 1) Penilaian ketika membaca teks (Lisan) b. Penilaian hasil belajar 1) Pilihan Ganda 2) Essay 176

194 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (SIKLUS PERTAMA) Satuan Pendidikan : SD Negeri Gembongan Pertemuan ke : 2 (dua) Kelas/Semester : II (Dua)/ 2 (dua) Tema : Budi Pekerti Alokasi Waktu : 4 x 35 menit Hari/Tanggal : Rabu, 9 Februari 2016 A. Standar Kompetensi Matematika 3. Melakukan perkalian dan pembagian bilangan sampai dua angka Bahasa Indonesia 7. Memahami ragam wacana tulis dengan membaca nyaring dan membaca dalam hati 8. Menulis permulaan dengan mendeskripsikan benda di sekitar dan menyalin puisi anak B. Kompetensi Dasar Matematika 3.1 Melakukan perkalian bilangan yang hasilnya bilangan dua angka Bahasa Indonesia 7.1 Membaca nyaring teks (15-20 kalimat) dengan memperhatikan lafal dan intonasi yang tepat 8.1 Mendeskripsikan tumbuhan atau binatang di sekitar secara sederhana dengan bahasa tulis C. Indikator Matematika Melakukan perkalian bilangan yang hasilnya bilangan dua angka Bahasa Indonesia 177

195 7.1.1 Membaca teks dengan lafal yang tepat Membaca teks dengan intonasi yang benar Membaca teks dengan lancar Menulis teks deskripsi tentang tumbuhan dan binatang di sekitar dengan ejaan yang tepat Menulis teks deskripsi tentang tumbuhan dan binatang di sekitar dengan rapi Menulis teks deskripsi tentang tumbuhan dan binatang di sekitar dengan jelas. D. Tujuan 1. Setelah mendengarkan penjelasan dari guru, siswa dapat melakukan perkalian bilangan yang hasilnya bilangan dua angka dengan tepat. 2. Setelah mendengarkan penjelasan dari guru, siswa dapat membaca teks dengan lafal yang tepat. 3. Setelah mendengarkan penjelasan dari guru, siswa dapat membaca teks dengan intonasi yang benar 4. Setelah mendengarkan penjelasan dari guru dan tanya jawab, siswa dapat membaca teks dengan lancar. 5. Setelah mendengarkan penjelasan dari guru dan penugasan, siswa dapat menulis teks deskripsi tentang tumbuhan dan binatang di sekitar dengan ejaan yang tepat. 6. Setelah melakukan diskusi, siswa dapat menulis teks deskripsi tentang tumbuhan dan binatang di sekitar dengan rapi. 7. Setelah mendengarkan penjelasan dari guru, siswa dapat menulis teks deskripsi tentang tumbuhan dan binatang di sekitar dengan jelas. Karakter siswa yang dikembangkan: Jujur dan Tanggungjawab E. Materi Pembelajaran - Menyampaikan Pesan - Operasi Hitung Perkalian 178

196 F. Model dan Metode Pembelajaran Model : Quantum Teaching Pendekatan : Student Centered Metode : Ceramah, Tanya Jawab, Penugasan, dan Diskusi. G. Kegiatan Pembelajaran Kegiatan Deskripsi Kegiatan Pendahuluan 1. Salah satu siswa memimpin doa untuk mengawali kegiatan pembelajaran. 2. Guru melakukan presensi kehadiran siswa. 3. Pemberian motivasi (salam, sapa/kehadiran siswa, dan menarik perhatian siswa). 4. Guru memotivasi siswa dengan menyanyikan lagu judul Lihat Kebunku. 5. Guru memberikan pertanyaan pada siswa (Apersepsi) sebagai berikut. a. Anak-anak, apa ya isi lagu yang dinyayikan tadi? b. Apakah kalian memiliki tanaman hias? 6. Guru menyampaikan tema, sub tema dan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Inti: 1. Guru memberikan permainan tebak gambar dalam kotak dengan siswa tentang tumbuhan di sekitar kehidupan siswa. (Tumbuhkan) 2. Satu siswa dengan bantuan guru menebak apa nama gambar yang ditunjukkan oleh siswa. 3. Siswa menjawab pertanyaan dari guru tentang tanaman apa saja yang dimiliki siswa di rumah. 4. Siswa menyimak contoh cara membaca teks bacaan berjudul, Emon dan Burung Pipit Alokasi Waktu 10 menit 115 menit 179

197 Kegiatan Deskripsi Kegiatan yang dicontohkan oleh guru. (Alami) 5. Siswa membaca teks bacaan bersama-sama. (Namai) 6. Siswa membaca teks bacaan secara berkelompok. 7. Siswa membaca kalimat yang diurai menjadi kata, kata yang diurai menjadi suku kata, suku kata yang diurai menjadi huruf. 8. Siswa membaca huruf yang disusun menjadi suku kata, suku kata yang disusun menjadi kata, dan kata yang disusun menjadi kalimat. 9. Siswa mengamati cara menulis kalimat sederhana yang di berikan oleh guru. (Alami) 10. Siswa mencoba menulis sebuah kalimat sederhana di buku yang telah disediakan.(namai) 11. Siswa menjawab pertanyaan tentang teks bacaan berjudul, Emon dan Burung Pipit. 12. Siswa menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru jika labu milik Emon sebanyak 5 karung, di mana setiap karung ada 4 buah labu yang dijual ke pedagang. Berapa buah labu yang diterima pedagang. 13. Siswa mengamati contoh cara menghitung perkalian yang hasilnya dua angka. 14. Siswa mencoba menghitung perkalian yang hasilnya dua angka. 15. Siswa bertanya jawab dengan guru terkait cara menghitung perkalian yang hasilnya dua angka. Alokasi Waktu 180

198 Kegiatan Deskripsi Kegiatan 16. Siswa membentuk kelompok yang terdiri dari 7 kelompok yang setiap kelompok beranggotakan 4-5 siswa. 17. Siswa menyimak penjelasan dari guru terkait petunjuk mengerjakan LKS. 18. Siswa mengambil LKS yang telah disediakan di meja guru. 19. Siswa berdiskusi dalam mengerjakan LKS. 20. Guru berkeliling dan membimbing siswa yang menemukan kesulitan dalam mengerjakan. 21. Setelah semua kelompok selesai mengerjakan LKS, setiap perwakilan kelompok maju untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya di depan kelas. (Demostrasi). 22. Guru membimbing siswa untuk mengulangi materi yang telah dipelajari. 23. Siswa membaca teks Emon dan Burung Pipit secara individu di depan kelas. (Ulangi). 24. Guru memberikan pujian/tepuk tangan kepada siswa. (Rayakan) Penutup 1. Siswa mengerjakan soal evaluasi secara individu.(ulangi) 2. Guru memberikan tugas lanjutan kepada siswa berupa persiapan materi untuk pertemuan selanjutnya. 3. Guru menanyakan bagaimana perasaan siswa selama pembelajaran berlangsung. 4. Siswa dan guru berdoa untuk menutup Alokasi Waktu 15 menit 181

199 Kegiatan Deskripsi Kegiatan pelajaran. Alokasi Waktu H. Smber dan Media Pembelajaran 1. Sumber - Ismail Kusmayadi, dkk Belajar Bahasa Indonesia Itu Menyenangkan 2: Untuk Kelas II Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah. Jakarta: Depdiknas - Iskandar dan Sukini Bahasa Indonesia 2: Untuk Kelas 2 SD/MI. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional. - Mas Titing Sumarmi dan Siti Kamsiyati Asyiknya Belajar Matematika untuk Kelas II SD/MI. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional - Fatkul Anam, dkk Matematika 2 untuk Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah Kelas 2. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. - KTSP - Silabus Kelas II 2. Media - Gambar - Lembar Kerja Siswa - Kartu Kata dan Kartu Kalimat I. Penilaian 1. Prosedur Penilaian a) Penilaian Proses Menggunakan format pengamatan dilakukan dalam kegiatan pembelajaran sejak dari kegiatan awal sampai dengan kegiatan akhir. b) Penilaian Hasil Belajar Menggunakan instrumen hasil belajar berupa Post Test. 182

200 183

201 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (SIKLUS PERTAMA) Satuan Pendidikan : SD Negeri Gembongan Pertemuan ke : 3 (tiga) Kelas/Semester : II (Dua)/ 2 (dua) Tema : Budi Pekerti Alokasi Waktu : 4 x 35 menit Hari/Tanggal : Kamis, 10 Februari 2016 A. Standar Kompetensi Matematika 3. Melakukan perkalian dan pembagian bilangan sampai dua angka Bahasa Indonesia 7. Memahami ragam wacana tulis dengan membaca nyaring dan membaca dalam hati 8. Menulis permulaan dengan mendeskripsikan benda di sekitar dan menyalin puisi anak B. Kompetensi Dasar Matematika 3.1 Melakukan perkalian bilangan yang hasilnya bilangan dua angka Bahasa Indonesia 7.1 Membaca nyaring teks (15-20 kalimat) dengan memperhatikan lafal dan intonasi yang tepat 8.1 Mendeskripsikan tumbuhan atau binatang di sekitar secara sederhana dengan bahasa tulis C. Indikator Matematika Melakukan perkalian bilangan yang hasilnya bilangan dua angka Bahasa Indonesia 184

202 7.1.1 Membaca teks dengan lafal yang tepat Membaca teks dengan intonasi yang benar Membaca teks dengan lancar Menulis teks deskripsi tentang tumbuhan dan binatang di sekitar dengan ejaan yang tepat Menulis teks deskripsi tentang tumbuhan dan binatang di sekitar dengan rapi Menulis teks deskripsi tentang tumbuhan dan binatang di sekitar dengan jelas. D. Tujuan 1. Setelah mendengarkan penjelasan dari guru, siswa dapat melakukan perkalian bilangan yang hasilnya bilangan dua angka dengan tep 2. Setelah mendengarkan penjelasan dari guru, siswa dapat membaca teks dengan lafal yang tepat. 3. Setelah mendengarkan penjelasan dari guru, siswa dapat membaca teks dengan intonasi yang benar 4. Setelah mendengarkan penjelasan dari guru dan tanya jawab, siswa dapat membaca teks dengan lancar. 5. Setelah mendengarkan penjelasan dari guru dan penugasan, siswa dapat menulis teks deskripsi tentang tumbuhan dan binatang di sekitar dengan ejaan yang tepat. 6. Setelah melakukan diskusi, siswa dapat menulis teks deskripsi tentang tumbuhan dan binatang di sekitar dengan rapi. 7. Setelah mendengarkan penjelasan dari guru, siswa dapat menulis teks deskripsi tentang tumbuhan dan binatang di sekitar dengan jelas. Karakter siswa yang dikembangkan: Jujur dan Tanggungjawab E. Materi Pembelajaran - Menyampaikan Pesan - Operasi Hitung Perkalian 185

203 F. Model dan Metode Pembelajaran Model : Quantum Teaching Pendekatan : Student Centered Metode : Ceramah, Tanya Jawab, Penugasan, dan Diskusi. G. Kegiatan Pembelajaran Kegiatan Deskripsi Kegiatan Pendahuluan 1. Salah satu siswa memimpin doa untuk mengawali kegiatan pembelajaran. 2. Guru melakukan presensi kehadiran siswa. 3. Pemberian motivasi (salam, sapa/kehadiran siswa, dan menarik perhatian siswa). 4. Guru memotivasi siswa dengan menyanyikan lagu judul Burung Kakak Tua. 5. Guru memberikan pertanyaan pada siswa (Apersepsi) sebagai berikut. a. Anak-anak, apa ya isi lagu yang dinyayikan tadi? b. Apakah kalian memiliki hewan peliharaan atau tanaman hias? c. Bagaimana cara kalian merawat tanaman hias yang kalian yang ada di rumah? 6. Guru menyampaikan tema, sub tema dan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Inti: 1. Guru memberikan permainan tebak gambar dalam kotak dengan siswa tentang tumbuhan di sekitar kehidupan siswa. (Tumbuhkan) 2. Satu siswa dengan bantuan guru menebak apa nama gambar yang ditunjukkan oleh siswa. 3. Siswa menjawab pertanyaan dari guru tentang Alokasi Waktu 10 menit 115 menit 186

204 Kegiatan Deskripsi Kegiatan tanaman apa saja yang dimiliki siswa di rumah. 4. Siswa menyimak contoh cara membaca teks bacaan berjudul, Merawat Hewan dan Tumbuhan yang dicontohkan oleh guru. (Alami) 5. Siswa membaca teks bacaan bersama-sama. (Namai) 6. Siswa membaca teks bacaan secara berkelompok. 7. Siswa membaca kalimat yang diurai menjadi kata, kata yang diurai menjadi suku kata, suku kata yang diurai menjadi huruf. 8. Siswa membaca huruf yang disusun menjadi suku kata, suku kata yang disusun menjadi kata, dan kata yang disusun menjadi kalimat. 9. Siswa mengamati cara menulis kalimat sederhana yang di berikan oleh guru.(alami) 10. Siswa mencoba menulis sebuah kalimat sederhana di buku yang telah disediakan. (Namai) 11. Siswa menjawab pertanyaan tentang teks bacaan berjudul, Merawat Hewan dan Tumbuhan. 12. Siswa menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru jika labu milik Emon sebanyak 5 karung, di mana setiap karung ada 4 buah labu yang dijual ke pedagang. Berapa buah labu yang diterima pedagang. 13. Siswa mengamati contoh cara menghitung perkalian yang hasilnya dua angka. 14. Siswa mencoba menghitung perkalian yang Alokasi Waktu 187

205 Kegiatan Penutup Deskripsi Kegiatan hasilnya dua angka. 15. Siswa bertanya jawab dengan guru terkait cara menghitung perkalian yang hasilnya dua angka. 16. Siswa membentuk kelompok yang terdiri dari 7 kelompok yang setiap kelompok beranggotakan 4-5 siswa. 17. Siswa menyimak penjelasan dari guru terkait petunjuk mengerjakan LKS. 18. Siswa mengambil LKS yang telah disediakan di meja guru. 19. Siswa berdiskusi dalam mengerjakan LKS. 20. Guru berkeliling dan membimbing siswa yang menemukan kesulitan dalam mengerjakan. 21. Setelah semua kelompok selesai mengerjakan LKS, setiap perwakilan kelompok maju untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya di depan kelas. (Demostrasi). 22. Guru membimbing siswa untuk mengulangi materi yang telah dipelajari. 23. Siswa membaca teks Merawat Hewan dan Tumbuhan secara individu di depan kelas. (Ulangi). 24. Guru memberikan pujian/tepuk tangan kepada siswa. (Rayakan) 1. Siswa mengerjakan soal evaluasi secara individu. (Ulangi) 2. Guru memberikan tugas lanjutan kepada siswa berupa persiapan materi untuk pertemuan Alokasi Waktu 15 menit 188

206 Kegiatan Deskripsi Kegiatan selanjutnya. 3. Guru menanyakan bagaimana perasaan siswa selama pembelajaran berlangsung. 4. Siswa dan guru berdoa untuk menutup pelajaran. Alokasi Waktu H. Smber dan Media Pembelajaran 1. Sumber - Ismail Kusmayadi, dkk Belajar Bahasa Indonesia Itu Menyenangkan 2: Untuk Kelas II Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah. Jakarta: Depdiknas - Iskandar dan Sukini Bahasa Indonesia 2: Untuk Kelas 2 SD/MI. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional. - Mas Titing Sumarmi dan Siti Kamsiyati Asyiknya Belajar Matematika untuk Kelas II SD/MI. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional - Fatkul Anam, dkk Matematika 2 untuk Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah Kelas 2. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. - KTSP - Silabus Kelas II 2. Media - Gambar - Lembar Kerja Siswa I. Penilaian 1. Prosedur Penilaian a) Penilaian Proses Menggunakan format pengamatan dilakukan dalam kegiatan pembelajaran sejak dari kegiatan awal sampai dengan kegiatan akhir. b) Penilaian Hasil Belajar 189

207 Menggunakan instrumen hasil belajar berupa Post Test. 2. Instrumen Penilaian a. Penilaian Proses 1) Penilaian ketika membaca teks (Lisan) b. Penilaian hasil belajar 1) Pilihan Ganda 2) Essay 190

208 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (SIKLUS KEDUA) Satuan Pendidikan : SD Negeri Gembongan Pertemuan ke : 1 (satu) Kelas/Semester : II (Dua)/ 2 (dua) Tema : Peristiwa Alokasi Waktu : 4 x 35 menit Hari/Tanggal : Selasa, 1 Maret 2016 A. Kompetensi IPA 4. Memahami peristiwa alam dan pengaruh matahari dalam kehidupan seharihari Bahasa Indonesia 7. Memahami ragam wacana tulis dengan membaca nyaring dan membaca dalam hati 8. Menulis permulaan dengan mendeskripsikan benda di sekitar dan menyalin puisi anak B. Kompetensi Dasar IPA 4.2 Mendeskripsikan kegunaan panas dan cahaya matahari dalam kehidupan sehari-hari Bahasa Indonesia 7.1 Membaca nyaring teks (15-20 kalimat) dengan memperhatikan lafal dan intonasi yang tepat 8.2 Menyalin puisi anak dengan huruf tegak bersambung yang rapi C. Indikator IPA 191

209 4.2.1 Menyebutkan 3 kegunaan panas dan cahaya matahari dalam kehidupan sehari-hari Menjelaskan 1 kegunaan panas dan cahaya matahari dalam kehidupan sehari-hari Bahasa Indonesia Membaca teks dengan lafal yang tepat Membaca teks dengan intonasi yang benar Membaca teks dengan lancar Menyalin puisi anak dengan huruf tegak bersambung dengan ejaan yang tepat Menyalin puisi anak dengan huruf tegak bersambung dengan rapi Menyalin puisi anak dengan huruf tegak bersambung dengan jelas. D. Tujuan 1. Setelah mendengarkan penjelasan dari guru dan mengamati media berupa gambar kegunaan panas dan cahaya matahari, siswa dapat menyebutkan 3 kegunaan panas dan cahaya matahari dalam kehidupan sehari-hari dengan benar. 2. Setelah mendengarkan penjelasan dari guru dan mengamati media berupa gambar kegunaan panas dan cahaya matahari, siswa dapat menjelaskan 1 kegunaan panas dan cahaya matahari dalam kehidupan sehari-hari dengan tepat. 3. Setelah mendengarkan penjelasan dari guru, siswa dapat membaca teks dengan lafal yang tepat. 4. Setelah mendengarkan penjelasan dari guru, siswa dapat membaca teks dengan intonasi yang benar. 5. Setelah mendengarkan penjelasan dari guru dan melakukan kegiatan tanya jawab, siswa dapat membaca teks dengan lancar. 6. Setelah mendengarkan penjelasan dari guru dan penugasan, siswa dapat menyalin puisi anak dengan huruf tegak bersambung dengan ejaan yang tepat. 192

210 7. Setelah melakukan diskusi, siswa dapat menyalin puisi anak dengan huruf tegak bersambung dengan rapi. 8. Setelah mendengarkan penjelasan dari guru, siswa dapat menyalin puisi anak dengan huruf tegak bersambung dengan jelas. Karakter siswa yang dikembangkan: Jujur dan Tanggungjawab E. Materi Pembelajaran - Peristiwa Pagi, Siang, dan Malam Hari F. Model dan Metode Pembelajaran Model : Quantum Teaching Pendekatan : Student Centered Metode : Ceramah, Tanya Jawab, Penugasan, dan Diskusi. G. Kegiatan Pembelajaran Kegiatan Deskripsi Kegiatan Pendahuluan 1. Salah satu siswa memimpin doa untuk mengawali kegiatan pembelajaran. 2. Guru melakukan presensi kehadiran siswa. 3. Pemberian motivasi (salam, sapa/kehadiran siswa, dan menarik perhatian siswa). 4. Guru memotivasi siswa dengan menyanyikan lagu judul Pergi Belajar. 5. Guru memberikan pertanyaan pada siswa (Apersepsi) sebagai berikut. a. Anak-anak, apa ya isi lagu yang dinyayikan tadi? b. Kegiatan apa saja yang kalian lakukan sebelum pergi sekolah? c. Apa saja kegiatan orang tua kalian ketika Alokasi Waktu 10 menit 193

211 Kegiatan Inti: Deskripsi Kegiatan pagi hari? 6. Guru menyampaikan tema, sub tema dan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. 1. Guru memberikan permainan tebak gambar dalam kotak dengan siswa tentang peristiwa pagi, siang, dan malam hari. (Tumbuhkan) 2. Satu siswa dengan bantuan guru menebak apa nama gambar yang ditunjukkan oleh siswa. 3. Siswa menjawab pertanyaan dari guru tentang hewan apa saja yang dimiliki siswa di rumah. 4. Siswa menyimak contoh cara membaca teks bacaan berjudul, Kegiatan Andi di Pagi Hari yang dicontohkan oleh guru. (Alami) 5. Siswa membaca teks bacaan bersama-sama. (Namai) 6. Siswa membaca teks bacaan secara berkelompok. 7. Siswa membaca kalimat yang diurai menjadi kata, kata yang diurai menjadi suku kata, suku kata yang diurai menjadi huruf. 8. Siswa membaca huruf yang disusun menjadi suku kata, suku kata yang disusun menjadi kata, dan kata yang disusun menjadi kalimat. 9. Siswa mengamati cara menulis kalimat tegak bersambung sederhana yang diberikan oleh guru.(alami) 10. Siswa mencoba menulis sebuah kalimat sederhana di buku yang telah disediakan. Alokasi Waktu 115 menit 194

212 Kegiatan Deskripsi Kegiatan (Namai) 11. Siswa menjawab pertanyaan tentang teks bacaan berjudul, Kegiatan Andi di Pagi Hari. 12. Siswa menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru tentang apa saja manfaat dari sinar cahaya matahari yang terdapat dalam teks bacaan. 13. Siswa mengamati gambar macam-macam manfaat cahaya sinar matahari yang diberikan oleh guru. 14. Siswa menyimak penjelasan dari guru tentang manfaat cahaya sinar matahari untuk kehidupan manusia sehari-hari. 15. Siswa membentuk kelompok yang terdiri dari 7 kelompok yang setiap kelompok beranggotakan 4-5 siswa. 16. Siswa menyimak penjelasan dari guru terkait petunjuk mengerjakan LKS. 17. Siswa mengambil LKS yang telah disediakan di meja guru. 18. Siswa berdiskusi dalam mengerjakan LKS. 19. Guru berkeliling dan membimbing siswa yang menemukan kesulitan dalam mengerjakan. 20. Setelah semua kelompok selesai mengerjakan LKS, setiap perwakilan kelompok maju untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya di depan kelas. (Demostrasi). 21. Guru membimbing siswa untuk mengulangi materi yang telah dipelajari. 22. Siswa membaca teks Kegiatan Andi di Pagi Alokasi Waktu 195

213 Kegiatan Deskripsi Kegiatan Hari secara individu di depan kelas. (Ulangi). 23. Guru memberikan pujian/tepuk tangan kepada siswa. (Rayakan) Penutup 1. Siswa mengerjakan soal evaluasi secara individu. (Ulangi) 2. Guru memberikan tugas lanjutan kepada siswa berupa persiapan materi untuk pertemuan selanjutnya. 3. Guru menanyakan bagaimana perasaan siswa selama pembelajaran berlangsung. 4. Siswa dan guru berdoa untuk menutup pelajaran. Alokasi Waktu 15 menit H. Smber dan Media Pembelajaran 1. Sumber - Ismail Kusmayadi, dkk Belajar Bahasa Indonesia Itu Menyenangkan 2: Untuk Kelas II Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah. Jakarta: Depdiknas - Iskandar dan Sukini Bahasa Indonesia 2: Untuk Kelas 2 SD/MI. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional. - Wiwik Winarti, dkk Ilmu Pengetahuan Alam 2: untuk Sekolah Dasar / MI Kelas 2. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional. - KTSP - Silabus Kelas II 2. Media - Gambar - Lembar Kerja Siswa - Kartu Kata dan Kartu Kalimat I. Penilaian 196

214 1. Prosedur Penilaian a) Penilaian Proses Menggunakan format pengamatan dilakukan dalam kegiatan pembelajaran sejak dari kegiatan awal sampai dengan kegiatan akhir. b) Penilaian Hasil Belajar Menggunakan instrumen hasil belajar berupa Post Test. 197

215 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (SIKLUS KEDUA) Satuan Pendidikan : SD Negeri Gembongan Pertemuan ke : 2 (dua) Kelas/Semester : II (Dua)/ 2 (dua) Tema : Peristiwa Alokasi Waktu : 4 x 35 menit Hari/Tanggal : Rabu, 2 Maret 2016 A. Standar Kompetensi Matematika 4. Mengenal unsur-unsur bangun datar sederhana Bahasa Indonesia 7. Memahami ragam wacana tulis dengan membaca nyaring dan membaca dalam hati 8. Menulis permulaan dengan mendeskripsikan benda di sekitar dan menyalin puisi anak B. Kompetensi Dasar Matematika 4.1 Mengelompokkan bangun datar Bahasa Indonesia 7.1 Membaca nyaring teks (15-20 kalimat) dengan memperhatikan lafal dan intonasi yang tepat 8.2 Menyalin puisi anak dengan huruf tegak bersambung yang rapi C. Indikator Matematika Mengelompokkan benda-benda ke dalam bangun datar Bahasa Indonesia Membaca teks dengan lafal yang tepat 198

216 7.1.2 Membaca teks dengan intonasi yang benar Membaca teks dengan lancar Menyalin puisi anak dengan huruf tegak bersambung dengan ejaan yang tepat Menyalin puisi anak dengan huruf tegak bersambung dengan rapi Menyalin puisi anak dengan huruf tegak bersambung dengan jelas. D. Tujuan 1. Setelah mendengarkan penjelasan dari guru, siswa dapat mengelompokkan benda-benda ke dalam bangun datardengan tepat. 2. Setelah mendengarkan penjelasan dari guru, siswa dapat membaca teks dengan lafal yang tepat. 3. Setelah mendengarkan penjelasan dari guru, siswa dapat membaca teks dengan intonasi yang benar 4. Setelah mendengarkan penjelasan dari guru dan tanya jawab, siswa dapat membaca teks dengan lancar. 5. Setelah mendengarkan penjelasan dari guru dan penugasan, siswa dapat menyalin puisi anak dengan huruf tegak bersambung dengan ejaan yang tepat. 6. Setelah mendengarkan penjelasan dari guru dan penugasan, siswa dapat menyalin puisi anak dengan huruf tegak bersambung dengan jelas. 7. Setelah melakukan diskusi, siswa dapat menyalin puisi anak dengan huruf tegak bersambung dengan rapi. 8. Setelah mendengarkan penjelasan dari guru, siswa dapat menyalin puisi anak dengan huruf tegak bersambung dengan jelas. Karakter siswa yang dikembangkan: Jujur dan Tanggungjawab E. Materi Pembelajaran - Peristiwa Alam - Bangun Datar 199

217 F. Model dan Metode Pembelajaran Model : Quantum Teaching Pendekatan : Student Centered Metode : Ceramah, Tanya Jawab, Penugasan, dan Diskusi. G. Kegiatan Pembelajaran Kegiatan Deskripsi Kegiatan Pendahuluan 1. Salah satu siswa memimpin doa untuk mengawali kegiatan pembelajaran. 2. Guru melakukan presensi kehadiran siswa. 3. Pemberian motivasi (salam, sapa/kehadiran siswa, dan menarik perhatian siswa). 4. Guru memotivasi siswa dengan menyanyikan lagu judul Matahari Terbenam. 5. Guru memberikan pertanyaan pada siswa (Apersepsi) sebagai berikut. a. Anak-anak, apa ya isi lagu yang dinyayikan tadi? b. Kalau matahaari terbit itu dari arah mana Nak? c. Sedangkan jika matahari tenggelam di arah mana Nak? 6. Guru menyampaikan tema, sub tema dan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Inti: 1. Guru memberikan permainan tebak gambar dalam kotak dengan siswa tentang peristiwa kemarau. (Tumbuhkan) 2. Satu siswa dengan bantuan guru menebak apa nama gambar yang ditunjukkan oleh siswa. Alokasi Waktu 10 menit 115 menit 200

218 Kegiatan Deskripsi Kegiatan 3. Siswa menjawab pertanyaan dari guru tentang ciri-ciri musim kemarau. 4. Siswa menyimak contoh cara membaca teks bacaan berjudul, Musim Kemarau yang dicontohkan oleh guru. (Alami) 5. Siswa membaca teks bacaan bersamasama.(namai) 6. Siswa membaca teks bacaan secara berkelompok. 7. Siswa membaca kalimat yang diurai menjadi kata, kata yang diurai menjadi suku kata, suku kata yang diurai menjadi huruf. 8. Siswa membaca huruf yang disusun menjadi suku kata, suku kata yang disusun menjadi kata, dan kata yang disusun menjadi kalimat. 9. Siswa mengamati cara menulis kalimat sederhana menggunakan huruf tegak bersambung yang di berikan oleh guru. (Alami) 10. Siswa mencoba menulis sebuah kalimat sederhana di buku yang telah disediakan. (Namai) 11. Siswa menjawab pertanyaan tentang teks bacaan berjudul, Musim Kemarau. 12. Guru menempelkan gambar bertemakan musim kemarau. 13. Siswa menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru apa saja bangun datar yang ada pada gambar tersebut. Alokasi Waktu 201

219 Kegiatan Deskripsi Kegiatan 14. Siswa mendengarkan penjelasan dari guru terkait bangun datar dan ciri-cirinya. 15. Siswa mencoba mendata apa saja bangun datar yang ada di ruang kelas. 16. Siswa bertanya jawab dengan guru terkait cara bangun datar. 17. Siswa membentuk kelompok yang terdiri dari 7 kelompok yang setiap kelompok beranggotakan 4-5 siswa. 18. Siswa menyimak penjelasan dari guru terkait petunjuk mengerjakan LKS. 19. Siswa mengambil LKS yang telah disediakan di meja guru. 20. Siswa berdiskusi dalam mengerjakan LKS. 21. Guru berkeliling dan membimbing siswa yang menemukan kesulitan dalam mengerjakan. 22. Setelah semua kelompok selesai mengerjakan LKS, setiap perwakilan kelompok maju untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya di depan kelas. (Demostrasi). 23. Guru membimbing siswa untuk mengulangi materi yang telah dipelajari. 24. Siswa membaca teks Musim Kemarau secara individu di depan kelas. (Ulangi). 25. Guru memberikan pujian/tepuk tangan kepada siswa. (Rayakan) Penutup 1. Siswa mengerjakan soal evaluasi secara individu.(ulangi) Alokasi Waktu 15 menit 202

220 Kegiatan Deskripsi Kegiatan 2. Guru memberikan tugas lanjutan kepada siswa berupa persiapan materi untuk pertemuan selanjutnya. 3. Guru menanyakan bagaimana perasaan siswa selama pembelajaran berlangsung. 4. Siswa dan guru berdoa untuk menutup pelajaran. Alokasi Waktu H. Smber dan Media Pembelajaran 1. Sumber - Ismail Kusmayadi, dkk Belajar Bahasa Indonesia Itu Menyenangkan 2: Untuk Kelas II Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah. Jakarta: Depdiknas. - Iskandar dan Sukini Bahasa Indonesia 2: Untuk Kelas 2 SD/MI. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional. - Mas Titing Sumarmi dan Siti Kamsiyati Asyiknya Belajar Matematika untuk Kelas II SD/MI. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. - Fatkul Anam, dkk Matematika 2 untuk Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah Kelas 2. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. - KTSP - Silabus Kelas II 2. Media - Gambar - Lembar Kerja Siswa - Kartu Kata dan Kartu Kalimat I. Penilaian 1. Prosedur Penilaian 203

221 a) Penilaian Proses Menggunakan format pengamatan dilakukan dalam kegiatan pembelajaran sejak dari kegiatan awal sampai dengan kegiatan akhir. b) Penilaian Hasil Belajar Menggunakan instrumen hasil belajar berupa Post Test. 2. Instrumen Penilaian a. Penilaian Proses 1) Penilaian ketika membaca teks (Lisan) b. Penilaian hasil belajar 1) Pilihan Ganda 2) Essay 204

222 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (SIKLUS KEDUA) Satuan Pendidikan : SD Negeri Gembongan Pertemuan ke : 3 (tiga) Kelas/Semester : II (Dua)/ 2 (dua) Tema : Peristiwa Alam Alokasi Waktu : 4 x 35 menit Hari/Tanggal : Kamis, 3 Maret 2016 A. Standar Kompetensi Matematika 4. Mengenal unsur-unsur bangun datar sederhana Bahasa Indonesia 7. Memahami ragam wacana tulis dengan membaca nyaring dan membaca dalam hati 8. Menulis permulaan dengan mendeskripsikan benda di sekitar dan menyalin puisi anak B. Kompetensi Dasar Matematika 4.1 Mengelompokkan bangun datar Bahasa Indonesia 7.1 Membaca nyaring teks (15-20 kalimat) dengan memperhatikan lafal dan intonasi yang tepat 8.2 Menyalin puisi anak dengan huruf tegak bersambung yang rapi C. Indikator Matematika Mengelompokkan benda-benda ke dalam bangun datar Bahasa Indonesia Membaca teks dengan lafal yang tepat 205

223 7.1.3 Membaca teks dengan intonasi yang benar Membaca teks dengan lancar Menyalin puisi anak dengan huruf tegak bersambung dengan ejaan yang tepat Menyalin puisi anak dengan huruf tegak bersambung dengan rapi Menyalin puisi anak dengan huruf tegak bersambung dengan jelas. D. Tujuan 1. Setelah mendengarkan penjelasan dari guru, siswa dapat mengelompokkan benda-benda ke dalam bangun datardengan tepat. 2. Setelah mendengarkan penjelasan dari guru, siswa dapat membaca teks dengan lafal yang tepat. 3. Setelah mendengarkan penjelasan dari guru, siswa dapat membaca teks dengan intonasi yang benar. 4. Setelah mendengarkan penjelasan dari guru dan tanya jawab, siswa dapat membaca teks dengan lancar. 5. Setelah mendengarkan penjelasan dari guru dan penugasan, siswa dapat menyalin puisi anak dengan huruf tegak bersambung dengan ejaan yang tepat. 6. Setelah mendengarkan penjelasan dari guru dan penugasan, siswa dapat menyalin puisi anak dengan huruf tegak bersambung dengan jelas. 7. Setelah melakukan diskusi, siswa dapat menyalin puisi anak dengan huruf tegak bersambung dengan rapi. 8. Setelah mendengarkan penjelasan dari guru, siswa dapat menyalin puisi anak dengan huruf tegak bersambung dengan jelas. Karakter siswa yang dikembangkan: Jujur dan Tanggungjawab E. Materi Pembelajaran - Peristiwa Alam - Bangun Datar 206

224 F. Model dan Metode Pembelajaran Model : Quantum Teaching Pendekatan : Student Centered Metode : Ceramah, Tanya Jawab, Penugasan, dan Diskusi. G. Kegiatan Pembelajaran Kegiatan Deskripsi Kegiatan Pendahuluan 1. Salah satu siswa memimpin doa untuk mengawali kegiatan pembelajaran. 2. Guru melakukan presensi kehadiran siswa. 3. Pemberian motivasi (salam, sapa/kehadiran siswa, dan menarik perhatian siswa). 4. Guru memotivasi siswa dengan menyanyikan lagu judul Tik-tik Bunyi Hujan. 5. Guru memberikan pertanyaan pada siswa (Apersepsi) sebagai berikut. a. Anak-anak, apa ya isi lagu yang dinyayikan tadi? b. Apakah tanda-tanda hujan akan datang? c. Setelah hujan reda biasanya terdapat apa anak-anak? 6. Guru menyampaikan tema, sub tema dan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Inti: 1. Guru memberikan permainan tebak gambar dalam kotak dengan siswa tentang peristiwa hujan. (Tumbuhkan) 2. Satu siswa dengan bantuan guru menebak apa nama gambar yang ditunjukkan oleh siswa. 3. Siswa menjawab pertanyaan dari guru tentang Alokasi Waktu 10 menit 115 menit 207

225 Kegiatan Deskripsi Kegiatan peristiwa hujan. 4. Siswa menyimak contoh cara membaca teks bacaan berjudul, Pelangi itu Indah Sekali yang dicontohkan oleh guru. (Alami) 5. Siswa membaca teks bacaan bersama-sama. (Namai) 6. Siswa membaca teks bacaan secara berkelompok. 7. Siswa membaca kalimat yang diurai menjadi kata, kata yang diurai menjadi suku kata, suku kata yang diurai menjadi huruf. 8. Siswa membaca huruf yang disusun menjadi suku kata, suku kata yang disusun menjadi kata, dan kata yang disusun menjadi kalimat. 9. Siswa mengamati cara menulis kalimat sederhana yang di berikan oleh guru. (Alami) 10. Siswa mencoba menulis sebuah kalimat sederhana menggunakan huruf tegak bersambung di buku yang telah disediakan. (Namai) 11. Siswa menjawab pertanyaan tentang teks bacaan berjudul, Pelangi itu Indah Sekali. 12. Siswa mengamati gambar yang ditempelkan oleh guru terkait teks bacaan tersebut. 13. Siswa menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru tentang bangun datar apa saja yang ada di gambar yang ditunjukkan oleh guru. 14. Siswa mengamati bangun datar yang ada di ruang kelas. Alokasi Waktu 208

226 Kegiatan Deskripsi Kegiatan 15. Siswa mencoba mengelompokkan bangun datar yang ada di ruang kelas. 16. Siswa bertanya jawab dengan guru tentang bangun-bangun datar yang ada di ruang kelas. 17. Siswa membentuk kelompok yang terdiri dari 7 kelompok yang setiap kelompok beranggotakan 4-5 siswa. 18. Siswa menyimak penjelasan dari guru terkait petunjuk mengerjakan LKS. 19. Siswa mengambil LKS yang telah disediakan di meja guru. 20. Siswa berdiskusi dalam mengerjakan LKS. 21. Guru berkeliling dan membimbing siswa yang menemukan kesulitan dalam mengerjakan. 22. Setelah semua kelompok selesai mengerjakan LKS, setiap perwakilan kelompok maju untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya di depan kelas. (Demostrasi). 23. Guru membimbing siswa untuk mengulangi materi yang telah dipelajari. 24. Siswa membaca teks Pelangi itu Indah Sekali secara individu di depan kelas. (Ulangi). 25. Guru memberikan pujian/tepuk tangan kepada siswa. (Rayakan) Penutup 1. Siswa mengerjakan soal evaluasi secara individu. (Ulangi) 2. Guru memberikan tugas lanjutan kepada siswa Alokasi Waktu 15 menit 209

227 Kegiatan Deskripsi Kegiatan berupa persiapan materi untuk pertemuan selanjutnya. 3. Guru menanyakan bagaimana perasaan siswa selama pembelajaran berlangsung. 4. Siswa dan guru berdoa untuk menutup pelajaran. Alokasi Waktu H. Smber dan Media Pembelajaran 1. Sumber - Ismail Kusmayadi, dkk Belajar Bahasa Indonesia Itu Menyenangkan 2: Untuk Kelas II Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah. Jakarta: Depdiknas - Iskandar dan Sukini Bahasa Indonesia 2: Untuk Kelas 2 SD/MI. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional. - Mas Titing Sumarmi dan Siti Kamsiyati Asyiknya Belajar Matematika untuk Kelas II SD/MI. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional - Fatkul Anam, dkk Matematika 2 untuk Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah Kelas 2. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. - KTSP - Silabus Kelas II 2. Media - Gambar - Lembar Kerja Siswa I. Penilaian 1. Prosedur Penilaian a) Penilaian Proses 210

228 211

229 Lampiran 34. Dokumentasi Siklus I Gambar 1. kegiatan bernyanyi untuk memotivasi siswa (tumbuhkan) Gambar 2. Kegitan permainan tebak gambar sesuai tema (tumbuhkan) Gambar 3. siswa menempelkan kartu kalimat pada papan kalimat (alami) Gambar 4. Peneliti membantu guru dalam memberikan contoh menuliskan kalimat yang tepat (alami) 212

230 Gambar 5. siswa membaca (namai) Gambar 6. keaktifan siswa selama proses pembelajaran Gambar 7. Hasil menyusun kalimat Gambar 8. Siswa menulis kalimat sederhana sesuai gambar (namai) 213

231 Gambar 9. Hasil kemampuan menulis siswa Gambar 10. Kegiatan diskusi siswa (demonstrasi) Gambar 11. Pemberian bimbingan ketika diskusi Gambar 12. Siswa mengerjakan tes tertulis (ulangi) 214

232 Gambar 13. Siswa mengerjakan tes tertulis Gambar 14. Pemberian Reward berupa (ulangi) pujian dan tepuk tangan (rayakan) Siklus II Gambar 15. Kegiatan bernyanyi bersama (tumbuhkan) Gambar 16. siswa menempelkan gambar (tumbuhkan) 215

233 Gambar 17. Siswa menempelkan kartu kalimat (alami) Gambar 18. Siswa membaca kalimat (namai) Gambar 19. Peneliti membantu siswa memberikan contoh menulis yang tepat (alami) Gambar 20.Siswa menuliskan kalimat dengan tegak bersambung (namai) 216

234 Gambar 21. Kemampuan menulis siswa Gambar 22. Kegiatan diskusi siswa (demonstrasi) Gambar 23. Siswa mempresentasikan hasil diskusinya (demonstrasi) Gambar 24. Siswa melakukan kegiatan diskusi kelompok 217

235 Gambar 25. Siswa mengerjakan tes tulis (ulangi) Gambar 26. Siswa mengerjakan tes lisan (ulangi) Gambar 27. Pemberian sticker (rayakan) Gambar 28. Pemberian reward (rayakan) 218

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA MENULIS PERMULAAN MENGGUNAKAN MODEL QUANTUM TEACHING SISWA KELAS II SD GEMBONGAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA MENULIS PERMULAAN MENGGUNAKAN MODEL QUANTUM TEACHING SISWA KELAS II SD GEMBONGAN Peningkatan Kemampuan Membaca... (Eka Ratna Suryani) 1.207 PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA MENULIS PERMULAAN MENGGUNAKAN MODEL QUANTUM TEACHING SISWA KELAS II SD GEMBONGAN IMPROVEMENT OF BEGINNING READING

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh Titik Purwanti NIM

SKRIPSI. Oleh Titik Purwanti NIM PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGENAL LAMBANG BILANGAN ANAK USIA 4-5 TAHUN MELALUI PERMAINAN KARTU ANGKA DAN KARTU BERGAMBAR DI RA BABUSSALAM PREMBULAN GALUR KULON PROGO SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION PADA SISWA KELAS IVB SD NEGERI GAMOL SKRIPSI

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION PADA SISWA KELAS IVB SD NEGERI GAMOL SKRIPSI PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION PADA SISWA KELAS IVB SD NEGERI GAMOL SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peran yang sangat penting karena menjadi salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peran yang sangat penting karena menjadi salah satu Lampiran 18. Peningkatan Hasil Tes Kemampuan Membaca Permulaan Siswa pada Pratindakan, Siklus I, dan Siklus II 162 Lampiran 19. Hasil Observasi Aktivitas Siswa Selama Proses Pembelajaran Sintetik (SAS)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Pendidikan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Pendidikan merupakan salah satu aspek penting terhadap kemajuan suatu bangsa di dunia. Pendidikan diproses

Lebih terperinci

Skripsi. Oleh: Oleh Noviana Sari NIM

Skripsi. Oleh: Oleh Noviana Sari NIM UPAYA MENINGKATKAN PROSES DAN HASIL BELAJAR IPA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM TEACHING PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 3 PINGIT KECAMATAN PRINGSURAT KABUPATEN TEMANGGUNG Skripsi Diajukan kepada Fakultas

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS PARAGRAF PADA SISWA KELAS IV SD KARANGTENGAH BARU DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR SKRIPSI

UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS PARAGRAF PADA SISWA KELAS IV SD KARANGTENGAH BARU DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR SKRIPSI UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS PARAGRAF PADA SISWA KELAS IV SD KARANGTENGAH BARU DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh : FERIKA SARI NIM

SKRIPSI. Oleh : FERIKA SARI NIM PENERAPAN MEDIA GAMBAR BERSERI UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN SEDERHANA SISWA KELAS III SD NEGERI 3 TAPANREJO BANYUWANGI TAHUN PELAJARAN 2013/2014 SKRIPSI Oleh : FERIKA SARI NIM 100210204028

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 9 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka 2.1.1. Hakikat Kemampuan Membaca Permulaan 2.1.1.1. Pengertian Membaca Permulaan Pembelajaran membaca permulaan erat kaitannya dengan pembelajaran menulis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbahasa berarti terampil menyimak (mendengarkan), terampil berbicara,

BAB I PENDAHULUAN. berbahasa berarti terampil menyimak (mendengarkan), terampil berbicara, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengajaran keterampilan berbahasa, sesuai namaya bertujuan untuk menumbuhkan dan mengembangkan keterampilan bahasa siswa. Terampil berbahasa berarti terampil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masalah penelitian yang berisikan pentingnya keterampilan menulis bagi siswa

BAB I PENDAHULUAN. masalah penelitian yang berisikan pentingnya keterampilan menulis bagi siswa BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini akan dibahas delapan hal. Pertama, dibahas latar belakang masalah penelitian yang berisikan pentingnya keterampilan menulis bagi siswa sekolah dasar. Kemudian, dibahas identifikasi

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN MELALUI MEDIA KARTU KATA BERGAMBAR PADA ANAK KELOMPOK B DI TK MASYITHOH KEDUNGSARI KULON PROGO SKRIPSI

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN MELALUI MEDIA KARTU KATA BERGAMBAR PADA ANAK KELOMPOK B DI TK MASYITHOH KEDUNGSARI KULON PROGO SKRIPSI PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN MELALUI MEDIA KARTU KATA BERGAMBAR PADA ANAK KELOMPOK B DI TK MASYITHOH KEDUNGSARI KULON PROGO SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh Susi Purwandari NIM

SKRIPSI. Oleh Susi Purwandari NIM UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI DENGAN PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR SERI PADA SISWA KELAS IV SD MANGIR LOR KECAMATAN PAJANGAN KABUPATEN BANTUL SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PERMULAAN MELALUI PENERAPAN METODE STRUKTURAL ANALITIK SINTETIK (SAS)

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PERMULAAN MELALUI PENERAPAN METODE STRUKTURAL ANALITIK SINTETIK (SAS) PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PERMULAAN MELALUI PENERAPAN METODE STRUKTURAL ANALITIK SINTETIK (SAS) PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA SISWA KELAS 1 SD NEGERI KLIWONAN 3 MASARAN TAHUN AJARAN 2013/2014

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lancar. Keterampilan membaca memiliki peranan yang sangat penting. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. lancar. Keterampilan membaca memiliki peranan yang sangat penting. Dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran Bahasa Indonesia di SD hendaknya berjalan seefektif mungkin karena Bahasa Indonesia termasuk pembelajaran yang utama. Salah satu faktor keberhasilan suatu

Lebih terperinci

Oleh: Ayurada Bhetari

Oleh: Ayurada Bhetari PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN BULAT MELALUI PENERAPAN TEORI BRUNER BERBANTUAN MEDIA MISTAR BILANGAN PADA SISWA KELAS IV SD 3 PAPRINGAN KUDUS Oleh: Ayurada Bhetari 2012

Lebih terperinci

Oleh FENI TRISTANTI NIM

Oleh FENI TRISTANTI NIM ANALISIS KESALAHAN DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA MENURUT POLYA POKOK BAHASAN VOLUME KUBUS DAN BALOK PADA SISWA KELAS V SDN 2 BLAMBANGAN BANYUWANGI SEMESTER GANJIL TAHUN PELAJARAN 2013/2014 SKRIPSI diajukan

Lebih terperinci

SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar PENINGKATAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR IPA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR DAN MINIATUR HEWAN PADA MATERI RANTAI MAKANAN SISWA KELAS IV SEMESTER I SDN 3 PALAR, TRUCUK, KLATEN TAHUN AJARAN 2013/2014

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN PENALARAN DAN KOMUNIKASI MATEMATIKA MELALUI STRATEGI PROBLEM BASED LEARNING (PBL) UNTUK SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 BANYUDONO

PENINGKATAN KEMAMPUAN PENALARAN DAN KOMUNIKASI MATEMATIKA MELALUI STRATEGI PROBLEM BASED LEARNING (PBL) UNTUK SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 BANYUDONO PENINGKATAN KEMAMPUAN PENALARAN DAN KOMUNIKASI MATEMATIKA MELALUI STRATEGI PROBLEM BASED LEARNING (PBL) UNTUK SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 BANYUDONO SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. Keterampilan berbahasa ( language skill) dalam kurikulum di sekolah. biasanya mencakup empat segi, yaitu:

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. Keterampilan berbahasa ( language skill) dalam kurikulum di sekolah. biasanya mencakup empat segi, yaitu: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka 1. Keterampilan Berbahasa Keterampilan berbahasa ( language skill) dalam kurikulum di sekolah biasanya mencakup empat segi, yaitu: a) Keterampilan

Lebih terperinci

RIAN YOKI HERMAWAN NIM

RIAN YOKI HERMAWAN NIM PENERAPAN METODE PERMAINAN TEBAK KATA DENGAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IVB MATA PELAJARAN IPS POKOK BAHASAN PERKEMBANGAN TEKNOLOGI DI SDN KEBONSARI 04 JEMBER

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN SOAL CERITA MATEMATIKA DENGAN STRATEGI PROBLEM BASED LEARNING

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN SOAL CERITA MATEMATIKA DENGAN STRATEGI PROBLEM BASED LEARNING PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN SOAL CERITA MATEMATIKA DENGAN STRATEGI PROBLEM BASED LEARNING (PTK Bagi Siswa Kelas VIIC SMP Muhammadiyah 4 Sambi Tahun 2013/2014) SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas yang 45 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas yang dikembangkan oleh Kemmis dan Taggart. Di dalam metode penelitian ini terdapat empat

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI TEKNIK CERITA BERANTAI DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI TEKNIK CERITA BERANTAI DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI TEKNIK CERITA BERANTAI DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI SRIBIT 2, SIDOHARJO, SRAGEN, TAHUN AJARAN 2012/2013 SKRIPSI Diajukan

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TALKING STICK

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TALKING STICK PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TALKING STICK MELALUI MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN IPS DENGAN TEMA KEGIATAN JUAL BELI DI KELAS III SDN JEMBER LOR 02 TAHUN

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat Belajar W. S. Winkel (2000:4) menyimpulkan belajar adalah aktivitas mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang

Lebih terperinci

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1. Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Diajukan Oleh : YUNI NIM.

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1. Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Diajukan Oleh : YUNI NIM. PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN REALISTIK BERBASIS MEDIA BERKONTEKS LOKAL SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VI SD NEGERI 01 JATISUKO KECAMATAN JATIPURO TAHUN AJARAN 2010/2011

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DENGAN MENNGUNAKAN METODE SOSIODRAMA PADA SISWA KELAS IV SD MUHAMMADIYAH 10 TIPES KECAMATAN SERENGAN KOTA SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2011/2012 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi

Lebih terperinci

Skripsi Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Disusun Oleh :

Skripsi Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Disusun Oleh : PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TIPE COOPERATIVE INTEGRATED READING COMPOSITION (CIRC) PADA SISWA KELAS V SD N 1 JABUNG GANTIWARNO

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V MATA PELAJARAN IPA POKOK BAHASAN PESAWAT SEDERHANA MELALUI MODEL LEARNING GAMES

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V MATA PELAJARAN IPA POKOK BAHASAN PESAWAT SEDERHANA MELALUI MODEL LEARNING GAMES PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V MATA PELAJARAN IPA POKOK BAHASAN PESAWAT SEDERHANA MELALUI MODEL LEARNING GAMES MENGGUNAKAN GAMBAR DIAM DI SD NEGERI KARANGANYAR 01 TAHUN PELAJARAN 2010/2011 SKRIPSI

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PERMULAAN MELALUI METODE KATA LEMBAGA SISWA KELAS I SD KARANGGAYAM ARTIKEL JURNAL

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PERMULAAN MELALUI METODE KATA LEMBAGA SISWA KELAS I SD KARANGGAYAM ARTIKEL JURNAL PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PERMULAAN MELALUI METODE KATA LEMBAGA SISWA KELAS I SD KARANGGAYAM ARTIKEL JURNAL Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi

Lebih terperinci

SKRIPSI. Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan. Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar

SKRIPSI. Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan. Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI METODE TEBAK KATA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA PADA SISWA KELAS II SD NEGERI 01 JETIS KECAMATAN JATEN KABUPATEN KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2013/2014 SKRIPSI

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL SCRAMBLE

PENERAPAN MODEL SCRAMBLE PENERAPAN MODEL SCRAMBLE DISERTAI MEDIA GAMBAR SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA POKOK BAHASAN PENGGOLONGAN HEWAN BERDASARKAN JENIS MAKANANNYA DAN DAUR HIDUP HEWAN DI SD NEGERI

Lebih terperinci

TAHUN AJARAN 2011 / 2012 SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S- 1. Pendidikan Guru Sekolah Dasar

TAHUN AJARAN 2011 / 2012 SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S- 1. Pendidikan Guru Sekolah Dasar PENGARUH KEGIATAN EKSTRAKURIKULER PRAMUKA DAN AKTIVITAS BELAJAR DI RUMAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR PKn KELAS V SDN 01 PANDEYAN TASIKMADU TAHUN AJARAN 2011 / 2012 SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan

Lebih terperinci

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN IPA POKOK BAHASAN SIFAT-SIFAT CAHAYA MELALUI METODE EKSPERIMEN DAN TEKNIK MIND MAPPING

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN IPA POKOK BAHASAN SIFAT-SIFAT CAHAYA MELALUI METODE EKSPERIMEN DAN TEKNIK MIND MAPPING PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN IPA POKOK BAHASAN SIFAT-SIFAT CAHAYA MELALUI METODE EKSPERIMEN DAN TEKNIK MIND MAPPING KELAS V SDN TEMPUREJO 07 JEMBER TAHUN PELAJARAN 2011/2012

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. dalam bentuk lambang lambang grafis, yang perubahannya menjadi wicara bermakna dalam

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. dalam bentuk lambang lambang grafis, yang perubahannya menjadi wicara bermakna dalam BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1. Hakikat Membaca Pada hakikatnya membaca merupakan keterampilan mengenal dan memahami tulisan dalam bentuk lambang lambang grafis, yang perubahannya menjadi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Suyadi (2011: 22-23), PTK adalah

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Suyadi (2011: 22-23), PTK adalah BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Suyadi (2011: 22-23), PTK adalah pencermatan yang dilakukan oleh guru di dalam kelasnya

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS DESKRIPSI MELALUI PENERAPAN STRATEGI INFORMATION SEARCH PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 2 UNDAAN LOR KUDUS

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS DESKRIPSI MELALUI PENERAPAN STRATEGI INFORMATION SEARCH PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 2 UNDAAN LOR KUDUS PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS DESKRIPSI MELALUI PENERAPAN STRATEGI INFORMATION SEARCH PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 2 UNDAAN LOR KUDUS TAHUN AJARAN 2012/2013 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian

Lebih terperinci

Peningkatan Kemampuan Membaca Permulaan Siswa Kelas I MIS Sinoutu Melalui Metode Struktural Analitik Sintetik (SAS)

Peningkatan Kemampuan Membaca Permulaan Siswa Kelas I MIS Sinoutu Melalui Metode Struktural Analitik Sintetik (SAS) Peningkatan Membaca Permulaan Siswa Kelas I MIS Sinoutu Melalui Metode Struktural Analitik Sintetik (SAS) Muslimin, Muh. Tahir, dan Idris Patekkai Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan

Lebih terperinci

PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR IPA TENTANG PERUBAHAN WUJUD BENDA MELALUI METODE INKUIRI BAGI SISWA KELAS IV SDN I NGEMPLAK TAHUN 2013/2014

PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR IPA TENTANG PERUBAHAN WUJUD BENDA MELALUI METODE INKUIRI BAGI SISWA KELAS IV SDN I NGEMPLAK TAHUN 2013/2014 PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR IPA TENTANG PERUBAHAN WUJUD BENDA MELALUI METODE INKUIRI BAGI SISWA KELAS IV SDN I NGEMPLAK TAHUN 2013/2014 SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE STRUKTUR ANALITIK SINTETIK (SAS)

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE STRUKTUR ANALITIK SINTETIK (SAS) BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan lajunya perkembangan zaman, pemerintah telah menetapkan suatu acuan baru tentang tujuan pendidikan untuk diterapkan demi terciptanya sumber daya

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN OPERASI BILANGAN (1-20) MELALUI MEDIA KARTU ANGKAPADA KELOMPOK B DI TK PERTIWI 53 GEBLAG BANTUL YOGYAKARTA SKRIPSI

PENINGKATAN KEMAMPUAN OPERASI BILANGAN (1-20) MELALUI MEDIA KARTU ANGKAPADA KELOMPOK B DI TK PERTIWI 53 GEBLAG BANTUL YOGYAKARTA SKRIPSI PENINGKATAN KEMAMPUAN OPERASI BILANGAN (1-20) MELALUI MEDIA KARTU ANGKAPADA KELOMPOK B DI TK PERTIWI 53 GEBLAG BANTUL YOGYAKARTA SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar i PENINGKATAN CINTA TANAH AIR DAN PRESTASI BELAJAR PKN MATERI KEKAYAAN ALAM DAN KEKHASAN BANGSA INDONESIA MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN CARD SORT DI KELAS III SD NEGERI 1 PENAMBONGAN SKRIPSI Diajukan untuk

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PERMULAAN DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA KARTU KATA PADA SISWA KELAS II SD NEGERI 001 RIMBA SEKAMPUNG DUMAI

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PERMULAAN DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA KARTU KATA PADA SISWA KELAS II SD NEGERI 001 RIMBA SEKAMPUNG DUMAI PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PERMULAAN DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA KARTU KATA PADA SISWA KELAS II SD NEGERI 001 RIMBA SEKAMPUNG DUMAI Farida Hasmi Surel : hasmifarida1963@gmail.com ABSTRAK Tujuan dari

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN MATEMATIKA DENGAN STRATEGI TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION BERBASIS LESSON STUDY

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN MATEMATIKA DENGAN STRATEGI TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION BERBASIS LESSON STUDY PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA DENGAN STRATEGI TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION BERBASIS LESSON STUDY (PTK Bagi Siswa Kelas XI Tekstil SMK Negeri 9 Surakarta Tahun 2013/2014) SKRIPSI

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA HURUF AL-QUR AN DENGAN METODE DRILL PADA ANAK PAUD ALAMKU MENGANTI KEDUNG JEPARA TAHUN PELAJARAN 2012/2013

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA HURUF AL-QUR AN DENGAN METODE DRILL PADA ANAK PAUD ALAMKU MENGANTI KEDUNG JEPARA TAHUN PELAJARAN 2012/2013 PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA HURUF AL-QUR AN DENGAN METODE DRILL PADA ANAK PAUD ALAMKU MENGANTI KEDUNG JEPARA TAHUN PELAJARAN 2012/2013 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat Guna Memperoleh

Lebih terperinci

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI MELALUI STRATEGI EXAMPLE NON EXAMPLES PADA SISWA KELAS IV SD N II SETROREJO TAHUN AJARAN 2012/2013 PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA SKRIPSI Untuk

Lebih terperinci

PENERAPAN PENDEKATAN SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT (STM) DENGAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS

PENERAPAN PENDEKATAN SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT (STM) DENGAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS PENERAPAN PENDEKATAN SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT (STM) DENGAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS (Pokok Bahasan Kegiatan Ekonomi di Indonesia Pada Siswa Kelas V Semester Ganjil SDN Rambipuji

Lebih terperinci

SKRIPSI Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga. Oleh : Dina Maharani Arumsari NIM.

SKRIPSI Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga. Oleh : Dina Maharani Arumsari NIM. UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA TENTANG BUNYI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION PADA SISWA KELAS 4 SD NEGERI 02 KUPEN KECAMATAN PRINGSURAT KABUPATEN TEMANGGUNG SEMESTER

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN MELALUI METODE STRUKTURAL ANALITIK SINTETIK (SAS) SISWA KELAS I DI SD NEGERI 1 GEBANGSARI KEBUMEN

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN MELALUI METODE STRUKTURAL ANALITIK SINTETIK (SAS) SISWA KELAS I DI SD NEGERI 1 GEBANGSARI KEBUMEN UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN MELALUI METODE STRUKTURAL ANALITIK SINTETIK (SAS) SISWA KELAS I DI SD NEGERI 1 GEBANGSARI KEBUMEN SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS IV MATERI MENGENAL PERMASALAHAN SOSIAL MELALUI METODE DISKUSI DI SD NEGERI KARANGCEGAK

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS IV MATERI MENGENAL PERMASALAHAN SOSIAL MELALUI METODE DISKUSI DI SD NEGERI KARANGCEGAK UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS IV MATERI MENGENAL PERMASALAHAN SOSIAL MELALUI METODE DISKUSI DI SD NEGERI KARANGCEGAK SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari syarat Memperoleh Gelar

Lebih terperinci

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL TEAM GAMES TOURNAMENT

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL TEAM GAMES TOURNAMENT PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL TEAM GAMES TOURNAMENT (TGT) MENGGUNAKAN MEDIA KOKAMI DI KELAS Va SDN PACE 02 KECAMATAN SILO JEMBER TAHUN PELAJARAN 2011/2012

Lebih terperinci

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA GARIS SINGGUNG LINGKARAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN VAN HIELE

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA GARIS SINGGUNG LINGKARAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN VAN HIELE PENINGKATAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA GARIS SINGGUNG LINGKARAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN VAN HIELE (PTK Pembelajaran Matematika Siswa Kelas VIII Semester Genap di SMP Negeri 2 Banyudono

Lebih terperinci

Skripsi Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Disusun Oleh :

Skripsi Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Disusun Oleh : UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA PADA POKOK BAHASAN SIFAT-SIFAT BANGUN DATAR MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE (TGT )TEAMS GAMES TOURNAMENTS ( PTK Pada Siswa Kelas V Semester Genap SD

Lebih terperinci

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF THE POWER OF TWO

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF THE POWER OF TWO PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF THE POWER OF TWO UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPS DI KELAS V SDN GAYAM 05 BONDOWOSO TAHUN AJARAN 2011/2012 SKRIPSI Oleh Susiyati

Lebih terperinci

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1. Program Studi Pendidikan Matematika.

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1. Program Studi Pendidikan Matematika. PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN TWO STAY TWO STRAY PADA SISWA KELAS X SMK MUHAMMADIYAH 1 SUKOHARJO TAHUN 2014 / 2015 SKRIPSI Untuk Memenuhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memungkinkan ia unggul atas makhluk-makhluk lain di muka bumi. Bahasa

BAB I PENDAHULUAN. memungkinkan ia unggul atas makhluk-makhluk lain di muka bumi. Bahasa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan salah satu kemampuan terpenting manusia yang memungkinkan ia unggul atas makhluk-makhluk lain di muka bumi. Bahasa merupakan suatu sistem komunikasi

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MELALUI MODEL PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI LUAR KELAS (OUTDOOR MATHEMATICS)

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MELALUI MODEL PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI LUAR KELAS (OUTDOOR MATHEMATICS) PENINGKATAN HASIL BELAJAR MELALUI MODEL PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI LUAR KELAS (OUTDOOR MATHEMATICS) PADA SISWA KELAS III B SD NEGERI GAMOL SLEMAN TAHUN AJARAN 2011/2012 SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i. ABSTRACT... ii. LEMBAR PERSETUJUAN... iii. LEMBAR PENGESAHAN... iv. HALAMAN PERSEMBAHAN... v. KATA PENGANTAR...

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i. ABSTRACT... ii. LEMBAR PERSETUJUAN... iii. LEMBAR PENGESAHAN... iv. HALAMAN PERSEMBAHAN... v. KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN KEDUA ABSTRAK... i ABSTRACT... ii LEMBAR PERSETUJUAN... iii LEMBAR PENGESAHAN... iv HALAMAN PERSEMBAHAN... v KATA PENGANTAR... vii DAFTAR ISI... viii DAFTAR TABEL... xi

Lebih terperinci

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1. Program Studi Pendidikan Matematika

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1. Program Studi Pendidikan Matematika ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL -SOAL OPERASI BILANGAN IRRASIONAL DAN LOGARITMA DITINJAU DARI FREKUENSI BELAJAR SISWA (Penelitian Dilakukan di Kelas X Boga 3 SMKN 4 Surakarta Tahun 2012/2013)

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam dalam Ilmu Pendidikan Agama Islam.

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam dalam Ilmu Pendidikan Agama Islam. UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT (TEAMS GAMES TOURNAMENT) PADA PEMBELAJARAN PAI MATERI POKOK PUASA WAJIB KELAS V SEMESTER GENAP DI SD NURUL

Lebih terperinci

PRAKTIK BAGI HASIL GADUH SAPI DITINJAU DARI HUKUM ISLAM. (Studi Kasus: Desa Wirokerten, Kecamatan Banguntapan, Kabupaten Bantul)

PRAKTIK BAGI HASIL GADUH SAPI DITINJAU DARI HUKUM ISLAM. (Studi Kasus: Desa Wirokerten, Kecamatan Banguntapan, Kabupaten Bantul) PRAKTIK BAGI HASIL GADUH SAPI DITINJAU DARI HUKUM ISLAM (Studi Kasus: Desa Wirokerten, Kecamatan Banguntapan, Kabupaten Bantul) SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori Hasil Belajar Para ahli mengemukakan beberapa pengertian hasil belajar. Dimyati dan Mudjiono (1999),

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori Hasil Belajar Para ahli mengemukakan beberapa pengertian hasil belajar. Dimyati dan Mudjiono (1999), 5 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1. Hasil Belajar Para ahli mengemukakan beberapa pengertian hasil belajar. Dimyati dan Mudjiono (1999), menjelaskan hasil belajar merupakan hal yang dapat

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh Dewi Permani Suci NIM

SKRIPSI. Oleh Dewi Permani Suci NIM PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN CERITA ANAK DENGAN STRATEGI AKTIVITAS MEMBACA BERPIKIR TERBIMBING (AMBT) PADA SISWA KELAS V SDN KAMAL 01 JEMBER TAHUN PELAJARAN 2011/2012 SKRIPSI Oleh Dewi Permani

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh ELOK FAIQOH

SKRIPSI. Oleh ELOK FAIQOH PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS: MELENGKAPI CERITA RUMPANG DENGAN BANTUAN MEDIA GAMBAR PADA SISWA KELAS IV SDN MLOKOREJO 03 KECAMATAN PUGER KABUPATEN JEMBER TAHUN PELAJARAN 2011-2012 SKRIPSI diajukan guna

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN MELALUI METODE IMAGE STREAMING

UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN MELALUI METODE IMAGE STREAMING UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN MELALUI METODE IMAGE STREAMING DENGAN MEDIA GAMBAR SERI PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS IV SD NEGERI II TEKARAN, SELOGIRI, WONOGIRI SKRIPSI Untuk

Lebih terperinci

SKRIPSI Untuk memenuhi sebagai persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1. Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini ( PG PAUD )

SKRIPSI Untuk memenuhi sebagai persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1. Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini ( PG PAUD ) PENGEMBANGAN KEMAMPUAN BERHITUNG MELALUI BERMAIN DENGAN MEDIA BOLA KERANJANG PADA ANAK KELOMPOK B TK AISYIYAH PARAKAN BOLONG KARANGANYAR KABUPATEN KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2012 / 2013 SKRIPSI Untuk

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMERANKAN DRAMA PENDEK MELALUI MEMBACA NYARING NASKAH DRAMA DI KELAS V SD NEGERI TUNJUNG LOR SKRIPSI

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMERANKAN DRAMA PENDEK MELALUI MEMBACA NYARING NASKAH DRAMA DI KELAS V SD NEGERI TUNJUNG LOR SKRIPSI PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMERANKAN DRAMA PENDEK MELALUI MEMBACA NYARING NASKAH DRAMA DI KELAS V SD NEGERI TUNJUNG LOR SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Lebih terperinci

DENGAN MEDIA GAMBAR DI SDN TAMANAN 03 BONDOWOSO TAHUN PELAJARAN

DENGAN MEDIA GAMBAR DI SDN TAMANAN 03 BONDOWOSO TAHUN PELAJARAN PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV MATA PELAJARAN IPS POKOK BAHASAN KEGIATAN EKONOMI DALAM MEMANFAATKAN SUMBER DAYA ALAM MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL EXAMPLES NON EXAMPLES

Lebih terperinci

SKRIPSI. oleh Yuni Nur Isneni NIM

SKRIPSI. oleh Yuni Nur Isneni NIM UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA PERMAINAN KATA PADA SISWA KELAS VIII C SMP NEGERI 2 KESESI KABUPATEN PEKALONGAN JAWA TENGAH SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Bahasa dan

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Oleh: EUIS NURHIDAYAH

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Oleh: EUIS NURHIDAYAH i UPAYA MENINGKATKAN SIKAP GEMAR MEMBACA DAN PRESTASI BELAJAR IPS PADA MATERI MENGENAL PERKEMBANGAN TEKNOLOGI PRODUKSI, KOMUNIKASI, DAN TRANSPORTASI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CIRC DI KELAS

Lebih terperinci

PEMBENTUKAN KARAKTER KERJA KERAS PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

PEMBENTUKAN KARAKTER KERJA KERAS PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA PEMBENTUKAN KARAKTER KERJA KERAS PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (Studi Kasus di kelas VII SMP Muhammadiyah 8 Surakarta Tahun Pelajaran 2013/2014) SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai

Lebih terperinci

DITA PUTRI HARDANI A

DITA PUTRI HARDANI A PENINGKATAN AKTIVITAS DAN KREATIVITAS SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN ACTIVE LEARNING TIPE INDEX CARD MATCH (PTK Pembelajaran Matematika Kelas VIII Semester Genap SMP Muhammadiyah

Lebih terperinci

PENINGKATAN MOTIVASI DAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN TEBAK KATA PADA MATA PELAJARAN IPS DI SMP N 3 SEWON SKRIPSI

PENINGKATAN MOTIVASI DAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN TEBAK KATA PADA MATA PELAJARAN IPS DI SMP N 3 SEWON SKRIPSI PENINGKATAN MOTIVASI DAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN TEBAK KATA PADA MATA PELAJARAN IPS DI SMP N 3 SEWON SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR SERI PADA SISWA KELAS V SD NEGERI PONDOK III NGUTER KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYELESAIKAN SOAL CERITA MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA KARTU KERJA PADA SISWA KELAS IV SD MUHAMMADIYAH 16 SURAKARTA

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYELESAIKAN SOAL CERITA MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA KARTU KERJA PADA SISWA KELAS IV SD MUHAMMADIYAH 16 SURAKARTA PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYELESAIKAN SOAL CERITA MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA KARTU KERJA PADA SISWA KELAS IV SD MUHAMMADIYAH 16 SURAKARTA SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai

Lebih terperinci

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN KEMAMPUAN MENULIS CERITA BAHASA INDONESIA MELALUI STRATEGI PICTURE AND PICTURE PADA SISWA KELAS IV

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN KEMAMPUAN MENULIS CERITA BAHASA INDONESIA MELALUI STRATEGI PICTURE AND PICTURE PADA SISWA KELAS IV PENINGKATAN AKTIVITAS DAN KEMAMPUAN MENULIS CERITA BAHASA INDONESIA MELALUI STRATEGI PICTURE AND PICTURE PADA SISWA KELAS IV DI SD NEGERI KARANGASEM 2 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2012/2013 SKRIPSI Untuk

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PERMULAAN MELALUI METODE GLOBAL PADA SISWA KELAS I SD NEGERI KAPUKANDA ARTIKEL JURNAL

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PERMULAAN MELALUI METODE GLOBAL PADA SISWA KELAS I SD NEGERI KAPUKANDA ARTIKEL JURNAL PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PERMULAAN MELALUI METODE GLOBAL PADA SISWA KELAS I SD NEGERI KAPUKANDA ARTIKEL JURNAL Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi

Lebih terperinci

: ANGGRAENI ADI MOCHLAS A

: ANGGRAENI ADI MOCHLAS A PENERAPAN MEDIA GAMBAR BERKATA KUNCI UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 4 PELEM KECAMATAN GABUS KABUPATEN GROBOGAN TAHUN AJARAN 2013/2014 Skripsi Untuk Memenuhi

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DI SMP NEGERI 8 YOGYAKARTA SKRIPSI

UPAYA MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DI SMP NEGERI 8 YOGYAKARTA SKRIPSI UPAYA MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DI SMP NEGERI 8 YOGYAKARTA SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN DENGAN MEDIA GAMBAR BERKATA KUNCI SISWA KELAS IV SD NEGERI I MLOPOHARJO WURYANTORO WONOGIRI

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN DENGAN MEDIA GAMBAR BERKATA KUNCI SISWA KELAS IV SD NEGERI I MLOPOHARJO WURYANTORO WONOGIRI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN DENGAN MEDIA GAMBAR BERKATA KUNCI SISWA KELAS IV SD NEGERI I MLOPOHARJO WURYANTORO WONOGIRI TAHUN AJARAN 2012/2013 SKRIPSI Untuk memenuhi sebagai persyaratan Guna

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. UPAYA MENINGKATKAN SIKAP DISIPLIN DAN PRESTASI BELAJAR PKn MATERI MENUNJUKKAN SIKAP TERHADAP GLOBALISASI DI LINGKUNGANNYA MELALUI STRATEGI ACTION LEARNING DENGAN MEDIA VIDEO PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA DENGAN PENDEKATAN KOOPERATIF PADA SISWA KELAS IV SDN MEDURI 01 MARGOMULYO BOJONEGORO 2009/2010

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA DENGAN PENDEKATAN KOOPERATIF PADA SISWA KELAS IV SDN MEDURI 01 MARGOMULYO BOJONEGORO 2009/2010 PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA DENGAN PENDEKATAN KOOPERATIF PADA SISWA KELAS IV SDN MEDURI 0 MARGOMULYO BOJONEGORO 2009/200 DISUSUN OLEH EVY TRIANA DEWI S NIM X70867 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bagian ini menyajikan tentang hasil penelitian dan pembahasannya. Adapun hasil penelitian ini dijabarkan dalam pelaksanaan tindakan. 4.1 Pelaksanaan Penelitian

Lebih terperinci

Nama Sekolah : Kelas / Semester : 2 / 2 : Lingkungan Waktu : 4 minggu

Nama Sekolah : Kelas / Semester : 2 / 2 : Lingkungan Waktu : 4 minggu Nama Sekolah : Kelas / Semester : 2 / 2 Tema : Lingkungan Waktu : 4 minggu Standar Kompetensi B. Indonesia Berbicara RENCANAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) TEMATIK Mengungkapkan secara lisan beberapa

Lebih terperinci

Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Permulaan Siswa Melalui Metode SAS Siswa Kelas 1 SDN Tondo Kecamatan Bungku Barat Kabupaten Morowali

Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Permulaan Siswa Melalui Metode SAS Siswa Kelas 1 SDN Tondo Kecamatan Bungku Barat Kabupaten Morowali Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Permulaan Siswa Melalui Metode SAS Siswa Kelas 1 SDN Tondo Kecamatan Bungku Barat Kabupaten Morowali Azlia Latae, Sahruddin Barasandji, dan Muhsin Mahasiswa Program

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh Rifki Juli Ferianto NIM

SKRIPSI. Oleh Rifki Juli Ferianto NIM IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN PEMECAHAN MASALAH BERBASIS PETA KONSEP PADA SUB POKOK BAHASAN KELILING DAN LUAS LINGKARAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIIIA SEMESTER GENAP SMP NEGERI 4 JEMBER

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPS MELALUI MODEL ROLE PLAYING PADA SISWA KELAS IV SD TERUMAN BANTUL SKRIPSI. Oleh Sartinem NPM

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPS MELALUI MODEL ROLE PLAYING PADA SISWA KELAS IV SD TERUMAN BANTUL SKRIPSI. Oleh Sartinem NPM UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPS MELALUI MODEL ROLE PLAYING PADA SISWA KELAS IV SD TERUMAN BANTUL SKRIPSI Oleh Sartinem NPM 11266100002 PROGRAM PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMANDIRIAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN METAKOGNITIF BERBASIS TUTOR SEBAYA

PENINGKATAN KEMANDIRIAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN METAKOGNITIF BERBASIS TUTOR SEBAYA PENINGKATAN KEMANDIRIAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN METAKOGNITIF BERBASIS TUTOR SEBAYA (PTK Bagi Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Negeri 1 Polanharjo Tahun 2012/2013) SKRIPSI

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. baik dalam keluarga, sekolah dan masyarakat. 1. kemampuan ini dunia akan tertutup dan terbatas hanya pada apa yang ada di

BAB II KAJIAN TEORI. baik dalam keluarga, sekolah dan masyarakat. 1. kemampuan ini dunia akan tertutup dan terbatas hanya pada apa yang ada di BAB II KAJIAN TEORI A. Tinjauan Tentang Membaca 1. Pengertian Membaca Membaca adalah suatu hal yang amat penting bagi kehidupan manusia, baik dalam keluarga, sekolah dan masyarakat. 1 Dalam masyarakat

Lebih terperinci

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan dalam Ilmu Kimia. Oleh: NADIPAH NIM:

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan dalam Ilmu Kimia. Oleh: NADIPAH NIM: ANALISIS KEMAMPUAN MEMBERIKAN PENJELASAN LEBIH LANJUT PESERTA DIDIK KELAS XI MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING PADA MATERI HIDROLISIS DI MA AL ASROR SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

SKRIPSI. Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. UPAYA MENINGKATKAN SEMANGAT KEBANGSAAN DAN PRESTASI BELAJAR PKN MELALUI MODEL VALUE CLARIFICATION TECHNIQUE (VCT) DENGAN PERMAINAN ACAK HURUF DI KELAS V SD NEGERI AJIBARANG KULON SKRIPSI Diajukan untuk

Lebih terperinci

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat S-1 Program Studi Pendidikan Matematika. Disusun Oleh : FAUZIYAH EKA PURNAMASARI

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat S-1 Program Studi Pendidikan Matematika. Disusun Oleh : FAUZIYAH EKA PURNAMASARI PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN OPEN-ENDED BAGI SISWA KELAS VIII SEMESTER GENAP SMP MUHAMMADIYAH 10 SURAKARTA TAHUN 2013/2014 SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Lebih terperinci

Diajukan oleh: HANIFAH

Diajukan oleh: HANIFAH PENERAPAN PAPAN MAGNETIK DAN CD WARNA UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP OPERASI HITUNG BILANGAN BULAT SISWA KELAS IV SDN KLECO I SURAKARTA Skripsi Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. sebuah kelompok social, bahasa di gunakan untuk berkomunikasi, berbagi

BAB 1 PENDAHULUAN. sebuah kelompok social, bahasa di gunakan untuk berkomunikasi, berbagi BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan system lambang bunyi yang orbiter dan bermakna yang di gunakan manusia secara universal, unik, bervariasi dan produktif. Dalam sebuah kelompok

Lebih terperinci

ANALISIS KESULITAN BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 1 SAMBI TAHUN AJARAN 2013/2014

ANALISIS KESULITAN BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 1 SAMBI TAHUN AJARAN 2013/2014 ANALISIS KESULITAN BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 1 SAMBI TAHUN AJARAN 2013/2014 SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TREFFINGER TERHADAP KREATIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR IPA MATERI SUMBER DAYA ALAM, LINGKUNGAN, TEKNOLOGI, DAN MASYARAKAT SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA PADA MATERI PEMBENTUKAN TANAH MELALUI MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM DI KELAS V SD NEGERI MADUKARA

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA PADA MATERI PEMBENTUKAN TANAH MELALUI MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM DI KELAS V SD NEGERI MADUKARA i UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA PADA MATERI PEMBENTUKAN TANAH MELALUI MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM DI KELAS V SD NEGERI MADUKARA P SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KECERDASAN KINESTETIK MELALUI PERMAINAN MENANGKAP BOLA MEMANTUL PADA ANAK KELOMPOK B TK ABA SAJEN I TAHUN AJARAN 2011/2012

MENINGKATKAN KECERDASAN KINESTETIK MELALUI PERMAINAN MENANGKAP BOLA MEMANTUL PADA ANAK KELOMPOK B TK ABA SAJEN I TAHUN AJARAN 2011/2012 MENINGKATKAN KECERDASAN KINESTETIK MELALUI PERMAINAN MENANGKAP BOLA MEMANTUL PADA ANAK KELOMPOK B TK ABA SAJEN I TAHUN AJARAN 2011/2012 SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat

Lebih terperinci

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar PENINGKATAN SIKAP KERJA KERAS DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MATERI PECAHAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DENGAN PERMAINAN BALOK PECAHAN DI KELAS V B SD NEGERI PANAMBANGAN SKRIPSI Diajukan untuk

Lebih terperinci