HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS DENGAN PERILAKU AGRESI PADA REMAJA NASKAH PUBLIKASI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS DENGAN PERILAKU AGRESI PADA REMAJA NASKAH PUBLIKASI"

Transkripsi

1 HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS DENGAN PERILAKU AGRESI PADA REMAJA NASKAH PUBLIKASI Diajukan kepada Fakultas Psikologi Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Derajat Sarjana S-1 Psikologi Diajukan oleh: YULYA ADE SAPUTRI F FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2015 i

2 NASKAH PUBLIKASI Diajukan kepada Fakultas Psikologi Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Derajat Sarjana S-1 Psikologi Diajukan oleh: YULYA ADE SAPUTRI F FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2015 ii

3 ET'BT'I{GAN AIIITARA KONT'ORITIITAS DENGAN PBRIIJ\KU AGNfiSI PADAREMA.TA.: + Diqir,rkaq ol h: YT'LYA ADE SAPUTRI F t00 1r0 184 Telah Disenrjui unnlk Dipertabankar Di depan Denmn Penguji oleh : Pembimbiog Strakarta, Ftfuai Z0tS

4 IIUBIJNGAN ANTARA KONFORMITAS DENGAN PERILAKU AGRESI PAI)A REMA.IA Diajukan Oleh : YT]LYA ADE SAPUTRI Telah Disetujui yt* x' Dipertahankan di depan Dewan Penguji pada tanggal, 2 Juli 2015 dan Dinyatakan Telah Memenuhi Syarat. Penguji Utama Drs. Soleh Amini. M.Si Penguji Pendamping I Drs. Mochamad Amir. M.Si Penguji Pendamping II Ahcmad Ilwitvanto O. S.Psi. M.Si Surakarta, 14 Juli 2015 Universitas Muhammadiyah Surakarta ffi

5 HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS DENGAN PERILAKU AGRESI PADA REMAJA Yulya Ade Saputri Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta Pembimbing: Drs. Soleh Amini, M.Si Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara konformitas dengan perilaku agresi pada remaja, tingkat konformitas pada remaja, tingkat perilaku agresi pada remaja dan sumbangan efektif konformitas terhadap perilaku agresi pada remaja. Peneliti memilih metode kuantitatif untuk mencapai tujuan penelitian. Subjek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswasiswi kelas XI SMA Negeri 8 Surakarta yang terdiri dari empat kelas yaitu XI MIA 3, XI MIA 4, XI IIS 4 dan XI IIS 6 yang berjumlah 105 siswa. Teknik pengambilan sempel yang digunakan dalam penelitian ini adalah cluster random sampling. Alat ukur menggunakan skala konformitas dan skala perilaku agresi. Data penelitian dianalisi dengan menggunakan korelasi product moment. Hasil nilai koefisien korelasi (r) sebesar 0,229 dengan p value (sig) = 0,009 < 0,05 yang berarti ada hubungan positif yang signifikan antara konformitas dengan perilaku agresi. Berdasarkan hasil analisis diketahui variabel konformitas mempunyai rerata empirik (RE) sebesar 89,29 dan rerata hipotetik (RH) sebesar 87,5 yang berarti konformitas subjek penelitian tergolong sedang. Variabel perilaku agresi mempunyai rerata empirik (RE) sebesar 69,33 dan rerata hipotetik (RH) sebesar 92,5 yang berarti perilaku agresi pada subjek penelitian tergolong rendah. Sumbangan efektif konformitas terhadap perilaku agresi sebesar 52%. Kata kunci : konformitas, perilaku agresi. PENDAHULUAAN Persaingan masyarakat di zaman modern terus mengalami peningkatan pada berbagai kalangan, baik orang dewasa, remaja maupun 1

6 anak-anak. Persaingan yang semakin meningkat tersebut menimbulkan dorongan untuk melakukan kekerasan atau perilaku agresi. Berdasarkan Murray (dalam Kamus Psikologi Chaplin, 2011) mengemukakan bahwa agresi adalah kebutuhan untuk menyerang, melukai orang lain untuk cukup menjadi permasalah yang pelik dan mengkhawatirkan bagi banyak pihak seperti orang tua, guru, serta masyarakat umum. Lewin dalam Sarwono (2011) beranggapan, bahwa agresi dianggap sebagai tingkah laku yang normal dan terjadi pada sebagian besar remaja sebagai wujud dari masalah psikologis yang meremehkan, merugikan, dihadapinya. Remaja umumnya mengganggu, mencemooh, merusak, menjahati, mengejek, dan menuduh secara jahat, menghukum berat dan melakukan tindakan secara sadis. Pengertian lain menurut Chaplin, 2011 menyatakan bahwa agresi merupakan suatu serangan atau serbuan tindakan permusuhan ditunjukkan pada seseorang atau benda. Perilaku agresi sering terjadi, khususnya pada kalangan remaja. Perilaku agresi yang menggunakan metode penyelesaian masalah yang kurang tepat untuk mengatasi pergolakan emosi. Tindak kekerasan atau perilaku agresi yang dilakukan remaja mulai semakin memprihatinkan. Sebagaimana yang banyak diberitakan oleh media massa. Perilaku agresi yang dilakukan oleh remaja terjadi dari tahun ke tahun, sebagai contoh salah satu kasus di kota Denpasar Bali melibatkan remaja di Indonesia, pada pertengahan Mei 2012, yakni 2

7 beredar luas video kekerasan geng wanita di media online youtube. Penganiayaan yang dilakukan geng suporter. Peristiwa lain yang menunjukkan perilaku agresi juga terjadi pada tahun 2014 tepatnya tersebut karena ketersinggungan tanggal 22 Oktober, kerusuhan terhadap kaos kebanggan geng yang tidak dipakai oleh anggota geng (Okezone). Selain itu tindak kekerasan terjadi di kota Surakarta seperti yang diberitakan oleh harian Solopos pada tanggal 5 september 2013 tentang penyerangan oleh suporter laga persis versus martapura FC di manahan yang menewaskan dua orang, salah satu tersangkanya ternyata merupakan remaja usia 18 tahun kebawah. Peristiwa kekerasan yang baru terjadi di tahun 2015 pada tanggal 12 Febuari, dilakuakan oleh puluhan remaja yang melibatkan 9 orang siswa SMA terhadap seorang pelajar SMA di Surakarta yaitu SMAN 6 Surakarta dan siswa SMAN 8 Surakarta. Sehari sebelumnya juga terjadi peristiwa yang sama antara SMA Murni Surakarta dengan SMA Muhammadiyah 1 Surakarta. Ini sebagai akibat buntut kericuhan yang terjadi pada turnamen sepak bola Liga Pendidikan Indonesia (Lipio) antara SMA di Surakarta, terjadi temannya hanya karena tato hello kitty yang dimiliki korban sama dengan tato yang dimiliki dalang kekerasan tersebut. Korban di pukul, di tending, di gunduli, di sundut rokok bahkan diperlakukan tidak senonoh (detik.com). Peristiwa tersebut diperkuat oleh pendapat Saad (2003) yang menyatakan bahwa agresi adalah akibat saling mengejek antara perilaku dengan tujuan menyakiti, 3

8 menyerang atau merusak terhadap orang maupun benda-benda Salah satu cara menyesuaikan diri yang paling mudah adalah disekelilingnya untuk dengan berperilaku mengikuti nilai mempertahankan diri maupun akibat dari rasa ketidakpuasan. Perilaku agresi tersebut memiliki unsur kesengajaan, obyek, serta akibat yang tidak menyenangkan bagi pihak yang terkena sasaran perilaku agresi tersebut. Banyak faktor yang mempengaruhi remaja melakukan perilaku agresi. Salah satunya adalah pengaruh kelompok teman sebayanya. Kalangan ahli Psikologi Perkembangan menyebutkan bahwa remaja, bagaimana mereka dipandang oleh teman sebaya merupakan aspek yang terpenting dalam kehidupan mereka. Beberapa remaja akan melakukan apapun, agar dapat dimasukan anggota kelompok (Santrock, 2013). dan aturan yang berlaku di lingkungan sekitarnya. Bertindak sesuai nilai dan aturan kelompok, entah sesuai dengan nilai pribadi ataupun tidak, supaya diterima oleh kelompok disebut sebagai konformitas. Remaja cenderung melakukan konformitas dengan teman sekelasnya supaya merasa nyaman dalam mengikuti kegiatan di kelas sehari hari. Perilaku yang ditiru remaja ada yang bersifat positif maupun negatif (Levianti, 2008). Konformitas (Santrock, 2013) muncul ketika individu meniru sikap atau tingkah laku orang lain dikarenakan tekanan yang nyata maupun yang dibayangan mereka. Konformitas dapat bersifat positif ataupun negatif pada seorang remaja, 4

9 bersifat negatif biasanya berupa, sosial. Yakni perasaan tidak disukai memukul, penyerangan, melakukan teman sebayanya. Alasan lain pencurian, pengrusakan terhadap karena mereka tidak mengiginkan fasilitas umum, meminum minuman kelompoknya dilecehkan, keras, merokok dan bermasalah dengan orang tua dan guru. Sedangkan konformitas remaja pada kelompoknya juga dapat bersifat positif, seperti mengenakan pakaian yang sama untuk menunjukkan identitas kelompoknya, melakukan kegiatan soaial bersama, remaja juga meluangkan waktu untuk bersama dengan kelompoknya, sehingga dapat menimbulkan aktivitas yang juga bermanfaat bagi kepentingan kelompok dan lingkungannya. Penyerangan remaja sebagai menginginkan kelompoknya selalu dihormati dan ditakuti. Oleh karena itu seorang remaja melakukan penyerangan dan berkelahi untuk melindungi kelompoknya serta bentuk solidaritas terhadap kelompoknya untuk menunjukkan kekompakan sebagai anggota kelompok. Perasaan tersebut terwujud karena telah tertanam rasa percaya terhadap kelompoknya serta aturan yang diterapkan dalam kelompok. Sehingga diduga bahwa perilaku agresi remaja itu muncul suatu bentuk perilaku agresi yang disebabkan oleh pengaruh dilakukan secara kelompok. Keterlibatan seorang remaja pada suatu penyerangan karena adanya perasaan takut terhadap penolakan konformitas. Remaja yang konform terhadap kelompoknya akan cenderung untuk melakukan semua kegiatan yang dilakukan oleh 5

10 kelompoknya, walaupun hal tersebut tidak sesuai dengan pribadianya, seperti halnya ikut-ikutan teman untuk berperilaku agresi. secara bijaksana, sehingga berujung pada tindak kekerasan atau perilaku agresi. Dorongan perilaku agresi Seharusnya remaja sebagai pada remaja akan semakin kuat penerus bangsa yang masih memiliki perjalanan panjang kedepan dapat memanfaatkan waktu serta energi mereka untuk mengikuti kegitan yang bermanfaat. Tetapi para remaja tersebut justru menggunakan waktu serta energi mereka untuk kegitan yang tidak bermanfaat yaitu perilaku agresi. Remaja seharusnya berkompetisi secara sehat menunjukkan kreatifitas dan intelektualitas sebagai perwujudan dalam berperilaku. Tetapi para remaja justru menggunakan kekerasan untuk menunjukkan eksistensi diri maupun kelompoknya. Remaja belum mampu menyikapi masalah-masalah interaksi sosial sebab mereka merasa berada dalam kondisi berkelompok. Maka remaja yang berada di dalam kelompoknya lebih merasa memiliki suatu kekuatan yang disebut dengan collective mind power. Begitu juga perilaku agresi dari para remaja yang sering kali melakukan penyerangan secara beramai-ramai atau berkelompok, bentuk perilaku tersebut disebut dengan konformitas. Hal tersebut sesuai dengan fenomena para remaja merasa tidak terima atas ejekan kelompok remaja lain yang kemudian berujung dengan penyerangan dan kekerasan. Pada sebuah penelitian yang dilakukan oleh Rahmat tahun 2013, ditemukan 6

11 bahwa 3 sampai 5 orang akan lebih menimbulkan konformitas dari pada 1 sampai 2 orang saja. Maka konformitas pada remaja terhadap kelompoknya juga akan menimbulkan perilaku agresi. Berdasarkan latar belakang yang telah diuraiakan diatas maka dapat dipahami bahwa tindakan yang dilakukan para remaja berawal dari perasaan takut terhadap tekanan dan cemooh dari dalam kelompoknya. Kemudian timbul kepatuhan terhadap aturan kelompok serta muncul kepercayaan terhadap kelompoknya, dengan melakukan perilaku agresi seperti tindak kekerasan, penyerangan, serta perusakan kepada benda maupun kelompok lain. Sebagai bentuk perwujudan kekompakkan dan solidaritas dari seorang remaja terhadap suatu kelompok serta agar menunjukkan eksisitensi diri maupun kelompoknya. Perilaku agresi menyebabkan para remaja yang terbiasa menyelesaikan permasalahan mereka dengan kekerasan, maka pada masa selanjutnya ketika mereka telah masuk dalam kehidupan di masyarakat dan memiliki peran penting, maka mereka akan cenderung menyelesaikan masalah yang ada dengan berperilaku agresi seperti main hakim sendiri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara konformitas dengan perilaku agresi pada remaja, untuk mengetahui tingkat konformitas pada remaja, untuk mengetahui tingkat perilaku agresi pada remaja dan untuk mengetahui sumbangan efektif konformitas terhadap perilaku agresi pada remaja. 7

12 METODE PENELITIAN Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel langsung, agresi fisik pasif langsung, agresi fisik pasif tidak langsung, agresi verbal aktif langsung, agresi tergantung (perilaku agresi) dan verbal aktif tidak langsung, agresi variabel bebas (konformitas). Subjek penelitian yang digunakan adalah siswa-siswi kelas XI SMA Negeri 8 Surakrta yang berjumlah 105 siswa. Teknik sampling yang digunakan adalah cluster random sampling. Dari beberapa kelas XI yang berada di SMA Negeri 8 Surakarta, terpilihlah empat kelas yang menjadi subjek penelitian yaitu kelas XI MIA 3, XI MIA 4, XI IIS 4 dan XI IIS 6. Skala perilaku agresi dalam penelitian ini disusun oleh peneliti. Penyusunan skala mengacu aspekaspek perilaku agresi yang dikemukakan oleh (Dayaksini, 2013) meliputi aspek-aspek sebagai berikut: perilaku agresi fisik aktif langsung, agresi fisik aktif tidak verbal pasif langsung dan agresi verbal pasif tidak langsung. Skala perilaku agresi memperoleh hasil koefisien reliabilitas alpha (α) = 0,881. Terdapat 37 aitem valid dan 3 aitem gugur. Aitem valid mempunyai corrected item-total correlation bergerak dari 0,175 sampai 0,645. Skala konformitas yang digunakan dalam penelitian ini disusun oleh peneliti. Penyusunan skala mengacu pada aspek-aspek konformitas yang dikemukakan oleh (Sears, dkk, 2009) meliputi aspekaspek sebagai berikut: kekompakan, kesepakatan dan ketaatan. Skala perilaku agresi memperoleh hasil koefisien reliabilitas alpha (α) = 0,795. Terdapat 35 aitem valid dan 5 8

13 aitem gugur. Aitem valid mempunyai corrected item-total correlation bergerak dari 0,125 sampai 0,541. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini Hal ini sesuai dengan teori Baron dan Byrne (2012) mengungkapkan bahwa salah satu aspek yang menyebabkan seseorang melakukan perilaku agresi adalah dikarenakan adalah analisis product moment dari adanya daya tarik in-group yang Pearson untuk menguji hipotesis dengan asumsi variabel konformitas dengan variabel perilaku agresi memenuhi asumsi linier, normal. HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil uji asumsi variabel konformitas denganperilaku agresi memnuhi asumsi normal dan linier, sehingga analisis yang telah dilakukan dengan menggunakan teknik korelasi product moment dari Pearson diperoleh hasil nilai koefisien korelasi (r) sebesar 0,229 dengan p value (sig) = 0,009 < 0,05 yang berarti ada hubungan positif yang signifikan antara konformitas dengan perilaku agresi pada remaja. akan mengakibatkan individu merasa memiliki kesamaan dengan sesama anggota kelompok (ingroup) dan cenderung melihat berbeda terhadap anggota kelompok lain (outgroup). Kesamaan yang dimiliki meliputi sikap, kepercayaan, nilai, perasaan, norma dan gaya bicara (konformitas). Banyak faktor yang mempengaruhi remaja melakukan perilaku agresi. Salah satu faktor yang menyebabkan seseorang melakukan perilaku agresi adalah adanya pengaruh kelompok (Sarwono, 2010). Seseorang dapat ikut terpengaruh oleh kelompok 9

14 dalam melakukan perilaku agresi. Pengaruh kelompok dalam perilaku agresi antara lain adalah menurunkan kendali moral. Adanya provokasi secara langsung dari pihak lain dalam kelompok merupakan pendorong terjadi perilaku agresi. Seseorang akan mudah terpengaruh melakukan perilaku agresi pada saat mendapat provokasi secara langsung dari kelompoknya. Selain itu adanya desakan dari kelompok dan identitas kelompok (kalau tidak ikut melakukan dianggap bukan anggota kelompok) dapat menyebabkan seseorang melakukan perilaku agresi (Sarwono, 2010) Kalangan ahli Psikologi Perkembangan menyebutkan bahwa remaja, bagaimana mereka dipandang oleh teman sebaya merupakan aspek yang terpenting dalam kehidupan mereka. Beberapa remaja akan melakukan apapun, agar dapat dimasukan anggota kelompok (Santrock, 2013). Salah satu cara menyesuaikan diri yang paling mudah adalah dengan berperilaku mengikuti nilai dan aturan yang berlaku di lingkungan sekitarnya. Bertindak sesuai nilai dan aturan kelompok, entah sesuai dengan nilai pribadi ataupun tidak, supaya diterima oleh kelompok disebut sebagai konformitas. Remaja cenderung melakukan konformitas dengan teman sekelasnya supaya merasa nyaman dalam mengikuti kegiatan di kelas sehari hari. Perilaku yang ditiru remaja ada yang bersifat positif maupun negatif (Levianti, 2008). Konformitas (Santrock, 2013) muncul ketika individu meniru sikap atau tingkah laku orang lain dikarenakan tekanan yang nyata 10

15 maupun yang dibayangan mereka. Konformitas dapat bersifat positif ataupun negatif pada seorang remaja, merupakan cara-cara yang menyimpang. Kecenderungan untuk melakukan konformitas tidak selalu bersifat negatif biasanya berupa, berarti hanya mengikuti pada hal-hal memukul, perilaku agresi, penyerangan, melakukan pencurian, yang positif saja. Manusia juga dapat pengrusakan terhadap fasilitas melakukan konformitas pada bentukbentuk perilaku negatif misalnya umum, meminum minuman keras, merokok dan bermasalah dengan orang tua dan guru. Pernyataan lain yang sesuai Menurut (Hurlock, 2009) konformitas terhadap standar kelompok terjadi karena adanya keinginan untuk diterima kelompok sosial. Semakin tinggi keinginan individu untuk diterima secara sosial maka semakin tinggi pula tingkat konformitasnya. Dasar utama dari konformitas adalah ketika individu melakukan aktivitas dimana terdapat tendensi yang kuat untuk melakukan sesuatu yang sama dengan yang lainnya, walaupun tindakan tersebut mencoba minum alkohol, obat-obat terlarang dan berperilaku agresi (Sarwono, 2011). Hasil penelitian penelitian sebelumnya yang serupa menghasilkan tingkat signifikansi p =0,002 (p<0,05) yang dilakukan oleh (Puput & Budiani, 2012) mengenai pengaruh konformitas pada remaja terhadap perilaku agresi di SMK PGRI 7 Surabaya menunjukkan hasil bahwa ada pengaruh signifikan antara konformitas pada geng remaja terhadap perilaku agresi di SMK PGRI 7 Surabaya. Penelitian lain yang menunjukkan adanya hubungan 11

16 antara konformitas dan perilaku agresi dilakukan oleh penelitian yang dilakukan oleh (Fajri, 2013) bahwa ada hubungan positif yang signifikan antara konformitas teman sebaya dengan perilaku agresi pada remaja. sedang. Hal ini berarti bahwa tekanan yang ada dalam norma sosial tidak memiliki pengaruh yang cukup besar terhadap perilaku individu untuk melakukan konformias. Menurut Baron & Byrne (2012) hasil dari banyak penelitian menyatakan Berdasarkan skala konformitas kategorisasi tidak terdapat semakin kuat kebutuhan individu akan control pribadi, semakin sedikit subjek penelitian yang berada di kategori sangat rendah sebesar 0%, kecendrungan mereka untuk menuruti tekanan sosial. subjek yang termasuk kategori Berdasarkan kategorisasi rendah sebesar 3,81% (4 orang), subjek dalam kategori sedang sebesar 73,33% (77 orang), sedangkan untuk kategori tinggi sebesar 22,86% sebesar (24 orang), dan tidak ada subjek yang konformitasnya berada di kategori sangat tinggi sebesar 0%. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa konformitas subjek sebagian besar termasuk dalam kategori skala perilaku agresi terdapat subjek penelitian yang berada di kategori sangat rendah sebesar 16,19% (17 orang), subjek yang termasuk kategori rendah sebesar 67,62% (71 orang), subjek dalam kategori sedang sebesar 15,24% (16 orang), sedangkan untuk kategori tinggi sebesar 0,95% sebesar (1 orang), dan tidak ada subjek yang konformitasnya berada di kategori 12

17 sangat tinggi sebesar 0%. Hasil tersebut menunjukkan bahwa frekuensi perilaku agresi subjek tertinggi terdapat pada kategori rendah. Ini berarti bahwa perilaku agresi yang rendah tersebut dimungkinkan karena siswa di SMA Negeri 8 Surakarta dapat mengontrol diri dalam berperilaku agresi karena perilaku agresi dapat ditekan dan bahkan dapat menghindar sesuai situasi yang terjadi. Kelompok yang diikuti tidak menunjukkan perilaku agresi yang tinggi sehingga individu tidak berperilaku agresi. Sesuai dengan yang dikemukakan oleh (Baron & Byrne, yang termanifestasikan dalam perilaku yang baik sehingga dapat meminimalisir perilaku agresi menjadi lebih kecil. Hasil tersebut sesuai dengan pernyataan (Sunita, 2010) bahwa perilaku agresi juga selalu saja ada keterkaitannya dengan situasi-situasi sesaat yang merupakan indikasi bahwa perilaku agresi lebih disebabkan oleh faktor. Faktor situasi selain dapat berasal dari kondisi lingkungan dan pengaruh kelompok, dapat juga disebabkan oleh kondisi diri atau fisik seseorang. Berdasarkan hasil analisis yang menunjukkan bahwa konformitas memberikan sumbangan 2003) bahwa rendahnya perilaku efektif sebesar 52 % terhadap agresi dikarenakan daya tarik ingroup yang terdapat pada kelompok meliputi sikap, kepercayaan, nilai, perasaan, norma dan gaya bicara perilaku agresi. Hal ini menunjukkan bahwa konformitas mempengaruhi perilaku agresi sebesar 52% sehingga masih ada 48% faktor lain yang 13

18 mempengaruhi perilaku agresi diluar konformitas. Menurut Myers (2012), terdapat faktor-faktor lain yang mempengaruhi konformitas yaitu: pengalaman tidak menyenangkan yang mencangkup ketidak nyamanan dan rasa sakit, sumber keterbangkitan fisik yaitu olah raga atau stimulus seksual, keberadaan senjata, melihat kekerasan secara langsung maupun media elektronik televisi, provokasi, kelompok, memainkan video kekerasan, pengaruh kepribadian. Serta dipengaruhi oleh faktor internal diantaranya frustasi, stress, jenis kelamin, usia remaja dan faktor eksternal yaitu pendidikan, alkohol konformitas memberikan kontribusi terhadap perilaku agresi sehingga dapat dijadikan tolak ukur dalam perilaku agresi, meskipun masih ada faktor lain yang mempengaruhi perilaku agresi selain variabel konformitas, tetapi tidak bisa dipungkiri dalam hal ini peneliti tidak terlepas dari kesulitan dan kendala dalam melakukan penelitian. Penelitian ini terdapat beberapa kelemahan seperti penelitian terbatas pada populasi sehingga peneliti selanjutnya yang ingin melakukan penelitian dengan tema yang sama perlu melakukan pada ruang lingkup yang lebih luas dengan karakteristik yang berbeda dengan menggunakan dan obat-obatan, suhu udara serta atau menambah variabel-variabel tempat tinggal rumah (kondisi lingkungan). Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa lain yang belum disertakan, lebih berhati-hati terhadap skala yang akan digunakan sebagai alat ukur. Peneliti tidak mengetahui kondisi subjek 14

19 yang sesungguhnya sehingga dalam mempengaruhi terbentuknya pengisian skala dimungkinkan terjadi pengisian yang tidak jujur dengan kondisi subjek yang sesungguhnya sehingga cenderung menutup-nutupi informasi. KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisis data penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan seluruhnya, dapat disimpulkan bahwa 1. Konformitas merupakan salah satu unsur psikologis yang dapat mempengaruhi dalam konteks pembentukan perilaku agresi. Dilihat dari hasil analisis data penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan positif yang signifikan antara konformitas dengan perilaku agresi pada remaja. Hal tersebut berarti konformitas yang tinggi perilaku agresi yang tinggi, demikian pula sebaliknya yaitu konformitas yang rendah, berpengaruh pula pada terbentuknya perilaku agresi yang rendah. 2. Tingkat perilaku agresi pada remaja mempunyai rerata empirik (RE) sebesar 69,33 yang berarti perilaku agresi termasuk dalam kategori rendah, Sedangakan tingkat konformitas pada remaja mempunyai rerata empirik (RE) sebesar 89,29 yang berarti konformitas temasuk dalam kategori sedang. 3. Sumbangan efektif konformitas terhadap perilaku agresi adalah 52 % yang berarti masih ada 48 % faktor lain yang mempengaruhi perilaku agresi 15

20 selain faktor konformitas yang diantaranya dipengaruhi oleh SARAN Berdasarkan hasil kesimpulan pengalaman menyenangkan tidak yang penelitian, penulis menyampaikan rekomendasi sebagai berikut : mencangkup ketidak nyamanan dan rasa sakit, sumber keterbangkitan fisik yaitu olah raga atau stimulus seksual, keberadaan senjata, melihat kekerasan secara langsung maupun media elektronik televisi, provokasi, kelompok, memainkan video kekerasan, pengaruh kepribadian. Serta dipengaruhi oleh faktor internal diantaranya frustasi, stress, jenis kelamin, usia remaja dan faktor eksternal yaitu pendidikan, alkohol dan obatobatan, suhu udara serta tempat tinggal rumah (kondisi lingkungan). Terkait dengan uraian hasil penelitian, maka konformitas yang tinggi dan tingkat perilaku agresi pada remaja khususnya siswa dapat diminimalisir dengan berbagai kegiatan-kegiataan yang bermanfaat seperti mengikuti komunitas atau organisasi tertentu sesuai hobi dan kegemaran yang diminati, serta,kegiatan sosial membantu sesama, guna membentuk konformitas bersifat positif dan menekan perilaku agresi pada remaja. Terkait dalam pihak sekolah, untuk memberikan seminar tentang konformitas yang bersifat negatif dengan perilaku agresi, agar siswa mendapatkan informasi mengenai 16

21 kontribusi konformitas negatif dengan perilaku agresi serta dampak yang ditimbulkan dari perilaku agresi berupa kerugian bagi diri sendiri dan orang lain. Sehingga pelanggaran peraturan seperti perilaku agresi akan terhindarkan dari para siswa. Sedangkan terkait dalam pengembangan ilmu pengetahuan selanjutnya yang dilakukan oleh pihak-pihak lain yang berkompeten dapat memperbaiki kelemahan yang terdapat dalam penelitian ini yaitu dengan memperluas sampel penelitian dan dapat melakukan proses pengambilan data dengan situasi yang kondusif agar skala yang diisi oleh remaja benar-benar mewakili atau sesuai dengan karakteristik remaja. DAFTAR PUSTAKA Adisubroto, Dalil. (1995). Psikologi Sosial. Yogyakarta : UGM Ali, M & M. Asrori. (2009). Psikologi Remaja, Perkembangan Peserta Didik. Jakarta : Bumi Aksara Arifin, Anan Zainal. (2013). Konformitas Pendidikan di Sekolah. /konformitas-pendidikan-disekolah.html. online, diakses tanggal 05 Febuari 2015) Azwar, S. (2012). Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta : Pustaka Belajar. (2012). Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta : Pustaka Belajar Bambang, D,M. (2014). Porles Kota Surakarta Periksa Empat Orang Terkait Kerusuhan Suporter. ita/461420/polres-kotasurakarta-periksa-empatorang-terkait-kerusuhansuporter. (online, diakses tanggal 7 November 2014) Baron, R.A., Byrne, D. (2012). Psikologi Sosial Jilid 2. Jakarta : Erlangga Chaplin, J.P. Kartono, K (Penterjemah). (2011). Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada Dayaksini, Tri. (2012). Psikologi Sosial. Malang : UMM Press 17

22 Ellis Omrod, Jeanne.(2011). Psikologi Pendidikan. Jakarta : Erlangga Eprika, Adhityani. (2012). Teori Obidience-Teori Konformitas /03/teori-obidienceteori-konformitas.html. (online, diakses tanggal 4 Februari 2015) Fajri, N. (2013). Pengaruh selfesteem, kecerdasan emosi, dan konformitas teman sebaya terhadap agresivitas remaja. Skripsi. Jakarta : Program Studi Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Feldman, Robert S. (2012). Pengantar Psikologi. Jakarta : Salemba Humanika (Edisi 10, buku 2) Hadi, S.(2004). Panduan Manual Seri Program Statistik (SPS-2000). Yogyakarta : Yayasan Penerbit Fakultas Psikologi UGM., (2007). Metodologi Research. Yogyakarta : Andi Ofset. Hurlock, E. B. (2009). Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan.Jakarta : Erlangga Hartati, Sih Utami Sri. (2013). Hubungan Bentuk Konformitas teman Sebaya terhadap Tipe Perilaku Merokok padaremaja Lakilaki Usia Pertengahan di SMAN 97 Jakarta. Skripsi. Jakarta : Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UniversitasIslam Negeri Syarif Hidayatullah Hartini, Lili. (2009). Agresi Anak yang Tinggal dalam Keluarga dengan Kekerasan Rumah Tangga. Jurnal Penelitian. Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma Koeswara, E. (1988). Agresi Manusia. Bandung : PT Eresco. Kulsum, Umi & Jauhar, Mohammad. (2014). Penghantar Psikologi Sosial. Jakarta : Prestasi Pustaka Levianti. (2008). Konformitas dan Bullying Pada Siswa. Jurnal Psikologi. Jakarta : Fakultas Psikologi Universitas Esa Unggul. Vol 6 No 1 Myers, David G. (2012). Psikologi Sosial. Jakarta : Salemba Humanika. (edisi 10, buku 2) Pratiwi, Tiara Citra Okta, dkk. (2013). Pengaruh Solidaritas Kelompok Sosial terhadap Perilaku Agresi Siswa Kelas XI SMA Negeri 85 Jakarta. Jurnal PPKN UNJ online. Jakarta : Fakultas PPKN FIS 18

23 Universitas Negeri Jakarta. Vol 1 No2 Priantoro, Agung. Hubungan antara Konformitas dengan Perilaku agresif pada Siswa SMU Islam PB Sudirman Jakarta. Skripsi. Jakarta : Program Studi Psikologi Universitas Gunadarma. Puput, W., Budiani, M. S. (2012). Pengaruh Konformitas pada geng Remaja Terhadap Perilaku Agresi di SMK PGRI 7 Surabaya. Jurnal Ilmiah. Program Studi Psikologi Universitas Negeri Surabaya. Diunduh dari ejournal.unesa.ac.id(diakses tanggal 17 Mei 2015) Rahman, Agus Abdul. (2013). Psikologi Sosial: Integrasi Pengetahuan Wahyu dan Pengetahuan Empirik. Jakarta : Rajawali Pers Saad, H. M. (2003) Perkelahian Pelajar: Potret Siswa SMU di DKI Jakarta, Yogyakarta : Galang Press Santrock, J.W. (2013). Perkembangan Masa Hidup. Jakarta : Erlangga Sarwono, S. W. (2010). Psikologi Sosial: Individu dan Teoriteori Psikologi Sosial. Jakarta : PT.Balai Pustaka. (2011). Psikologi Sosial. Jakarta : Salemba Humanika. Sears, D.O., Free dan, J.L. Peplau, L.A. (2009). Psikologi Sosial. Penarjemah: Adyanto, M. Jakarta : Erlangga Sunita, Beriyanti. (2010). Hubungan Kohesivitas dengan Perilaku Agresi pada Anggota Geng Motor di Kota Medan. Skripsi. Sumatra utara : Fakultas Psikologi Universitas Sumatra Utara Taylor, S.E. Peplau, L.A & Sears, D.O. (2009). Psikologi Sosial Edisi XII. Jakarta : Kencana Uyanto, S.S. (2009) Pedoman Analisis Data dengan SPSS. Yogyakarta : Graha Ilmu Yustiningsih, Rini. (2013). Penyerangan Buntut Turnamen Sepak Bola Lipio. 3/09/05/sman-6-solodiserang-penyeranganbuntut-turnamen-sepakbola-lipio (online, diakses tanggal 20 September 2014) 19

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pada berbagai kalangan, baik orang dewasa, remaja maupun anak-anak.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pada berbagai kalangan, baik orang dewasa, remaja maupun anak-anak. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Persaingan masyarakat di zaman modern terus mengalami peningkatan pada berbagai kalangan, baik orang dewasa, remaja maupun anak-anak. Persaingan yang semakin

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENONTON TAYANGAN KEKERASAN DI TELEVISI DENGAN PERILAKU AGRESI PADA SISWA SD N TRANGSAN 03 NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENONTON TAYANGAN KEKERASAN DI TELEVISI DENGAN PERILAKU AGRESI PADA SISWA SD N TRANGSAN 03 NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENONTON TAYANGAN KEKERASAN DI TELEVISI DENGAN PERILAKU AGRESI PADA SISWA SD N TRANGSAN 03 NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN KENAKALAN REMAJA. NASKAH PUBLIKASI Diajukan kepada Fakultas Psikologi

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN KENAKALAN REMAJA. NASKAH PUBLIKASI Diajukan kepada Fakultas Psikologi HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN KENAKALAN REMAJA NASKAH PUBLIKASI Diajukan kepada Fakultas Psikologi Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Derajat Sarjana S-1 Psikologi

Lebih terperinci

KENAKALAN REMAJA DITINJAU DARI KONSEP DIRI DAN JENIS KELAMIN NASKAH PUBLIKASI

KENAKALAN REMAJA DITINJAU DARI KONSEP DIRI DAN JENIS KELAMIN NASKAH PUBLIKASI KENAKALAN REMAJA DITINJAU DARI KONSEP DIRI DAN JENIS KELAMIN NASKAH PUBLIKASI Diajukan kepada Fakultas Psikologi Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Derajat Sarjana S-1 Psikologi Diajukan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORITIS BAB II LANDASAN TEORITIS 2.1. Perilaku Agresif 2.1.1. Pengertian Perilaku Agresif Perasaan kecewa, emosi, amarah dan sebagainya dapat memicu munculnya perilaku agresif pada individu. Pemicu yang umum dari

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS DENGAN KEBAHAGIAAN PADA SISWA SISWI DI SMA MUHAMMADIYAH 1 KLATEN NASKAH PUBLIKASI. Diajukan kepada Fakultas Psikologi

HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS DENGAN KEBAHAGIAAN PADA SISWA SISWI DI SMA MUHAMMADIYAH 1 KLATEN NASKAH PUBLIKASI. Diajukan kepada Fakultas Psikologi HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS DENGAN KEBAHAGIAAN PADA SISWA SISWI DI SMA MUHAMMADIYAH 1 KLATEN NASKAH PUBLIKASI Diajukan kepada Fakultas Psikologi Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Derajat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. remaja (Hurlock, 2003). Di dalam masa remaja juga terdapat tahapan perkembangan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. remaja (Hurlock, 2003). Di dalam masa remaja juga terdapat tahapan perkembangan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja identik dengan masa pubertas, di masa ini terjadi perubahan fisik di semua bagian tubuh baik ekternal maupun internal yang juga mempengaruhi psikologis remaja

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PENERIMAAN DIRI DENGAN INTERAKSI SOSIAL PADA REMAJA. Skripsi

HUBUNGAN ANTARA PENERIMAAN DIRI DENGAN INTERAKSI SOSIAL PADA REMAJA. Skripsi HUBUNGAN ANTARA PENERIMAAN DIRI DENGAN INTERAKSI SOSIAL PADA REMAJA Skripsi Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai gelar derajat sarjana S-1 Psikologi Diajukan oleh: Sagantoro Sambu F 100 050 232

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari hubungan dengan lingkungan sekitarnya. individu dan memungkinkan munculnya agresi.

BAB I PENDAHULUAN. dari hubungan dengan lingkungan sekitarnya. individu dan memungkinkan munculnya agresi. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Siswanto (2007) menjelaskan bahwa agresi merupakan salah satu koping tindakan langsung. Koping dalam tindakan langsung merupakan usaha tingkah laku yang dijalankan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada masa awal periode akhir masa remaja (Hurlock, 1999). Buss dan Perry (1992) mendefinisikan perilaku agresif sebagai suatu

BAB I PENDAHULUAN. pada masa awal periode akhir masa remaja (Hurlock, 1999). Buss dan Perry (1992) mendefinisikan perilaku agresif sebagai suatu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan suatu masa peralihan dari kanak-kanak menuju dewasa. Masa ini juga sering disebut sebagai masa transisi dimana remaja memiliki keinginan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kecerdasan awalnya dianggap sebagai kemampuan general manusia untuk

BAB I PENDAHULUAN. Kecerdasan awalnya dianggap sebagai kemampuan general manusia untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kecerdasan awalnya dianggap sebagai kemampuan general manusia untuk melakukan tindakan-tindakan yang mempunyai tujuan dan berpikir dengan cara yang rasional.

Lebih terperinci

FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS DIPONEGORO

FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS DIPONEGORO HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS TEMAN SEBAYA DENGAN INTENSI AGRESI PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN YAYASAN KEJURUAN TEKNOLOGI BARU (SMK YKTB) 2 KOTA BOGOR Oleh: Amalina Ghasani 15010113130113 FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hampir setiap hari kasus perilaku agresi remaja selalu ditemukan di media

BAB I PENDAHULUAN. Hampir setiap hari kasus perilaku agresi remaja selalu ditemukan di media BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hampir setiap hari kasus perilaku agresi remaja selalu ditemukan di media massa, dimana sering terjadi di kota-kota besar seperti Jakarta, Surabaya dan Medan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KONTROL DIRI DENGAN PERILAKU DELINKUEN PADA REMAJA SMA NEGERI 1 POLANHARJO. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh

HUBUNGAN ANTARA KONTROL DIRI DENGAN PERILAKU DELINKUEN PADA REMAJA SMA NEGERI 1 POLANHARJO. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh HUBUNGAN ANTARA KONTROL DIRI DENGAN PERILAKU DELINKUEN PADA REMAJA SMA NEGERI 1 POLANHARJO NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana (S-1) Psikologi Diajukanoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. psikis, maupun secara sosial (Hurlock, 1973). Menurut Sarwono (2011),

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. psikis, maupun secara sosial (Hurlock, 1973). Menurut Sarwono (2011), 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja awal merupakan masa transisi, dimana usianya berkisar antara 13 sampai 16 tahun atau yang biasa disebut dengan usia belasan yang tidak menyenangkan, dimana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lain, saling memberikan pengaruh antara satu dengan yang lain dan ingin

BAB I PENDAHULUAN. lain, saling memberikan pengaruh antara satu dengan yang lain dan ingin BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk sosial yang saling membutuhkan satu dengan yang lain, saling memberikan pengaruh antara satu dengan yang lain dan ingin berkumpul untuk

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENONTON TAYANGAN KEKERASAN DI TELEVISI DENGAN PERILAKU AGRESI PADA SISWA SD N TRANGSAN 03 SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENONTON TAYANGAN KEKERASAN DI TELEVISI DENGAN PERILAKU AGRESI PADA SISWA SD N TRANGSAN 03 SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENONTON TAYANGAN KEKERASAN DI TELEVISI DENGAN PERILAKU AGRESI PADA SISWA SD N TRANGSAN 03 SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana (S-1) Psikologi

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH DEMOKRATIS DENGAN EMPATI NASKAH PUBLIKASI. Diajukan kepada Fakultas Psikologi

HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH DEMOKRATIS DENGAN EMPATI NASKAH PUBLIKASI. Diajukan kepada Fakultas Psikologi HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH DEMOKRATIS DENGAN EMPATI NASKAH PUBLIKASI Diajukan kepada Fakultas Psikologi Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Derajat Sarjana S-1 Psikologi Diajukan Oleh:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tempat yang terdekat dari remaja untuk bersosialisasi sehingga remaja banyak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tempat yang terdekat dari remaja untuk bersosialisasi sehingga remaja banyak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada masa remaja, terjadi proses pencarian jati diri dimana remaja banyak melakukan interaksi dengan lingkungan sosialnya dan sekolah merupakan salah satu tempat

Lebih terperinci

ASERTIVITAS DALAM PEMILIHAN STUDI LANJUT SISWA KELAS XII SMA DITINJAU DARI PERSEPSI TERHADAP POLA ASUH ORANGTUA NASKAH PUBLIKASI

ASERTIVITAS DALAM PEMILIHAN STUDI LANJUT SISWA KELAS XII SMA DITINJAU DARI PERSEPSI TERHADAP POLA ASUH ORANGTUA NASKAH PUBLIKASI ASERTIVITAS DALAM PEMILIHAN STUDI LANJUT SISWA KELAS XII SMA DITINJAU DARI PERSEPSI TERHADAP POLA ASUH ORANGTUA NASKAH PUBLIKASI Diajukan kepada Fakultas Psikologi Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA OBESITAS DENGAN KONSEP DIRI DAN PENYESUAIAN SOSIAL PADA REMAJA WANITA ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA OBESITAS DENGAN KONSEP DIRI DAN PENYESUAIAN SOSIAL PADA REMAJA WANITA ABSTRAK HUBUNGAN ANTARA OBESITAS DENGAN KONSEP DIRI DAN PENYESUAIAN SOSIAL PADA REMAJA WANITA ABSTRAK Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai derajat Sarjana S-1 Diajukan oleh : Desetalia Four Biantara

Lebih terperinci

Hubungan Konformitas dengan Motivasi Belajar Santri Puteri di Pondok Pesantren Nurul Islam Karang Cempaka Bluto Sumenep

Hubungan Konformitas dengan Motivasi Belajar Santri Puteri di Pondok Pesantren Nurul Islam Karang Cempaka Bluto Sumenep Hubungan Konformitas dengan Motivasi Belajar Santri Puteri di Pondok Pesantren Nurul Islam Karang Cempaka Bluto Sumenep Oleh : Roziana Amalia (10410057) Dosen Pembimbing : Drs. H. Yahya.,MA Santri yang

Lebih terperinci

JURNAL PENGARUH LINGKUNGAN SOSIAL MASYARAKAT TERHADAP PENGENDALIAN DIRI SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 MOJO KABUPATEN KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2016/2017

JURNAL PENGARUH LINGKUNGAN SOSIAL MASYARAKAT TERHADAP PENGENDALIAN DIRI SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 MOJO KABUPATEN KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2016/2017 JURNAL PENGARUH LINGKUNGAN SOSIAL MASYARAKAT TERHADAP PENGENDALIAN DIRI SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 MOJO KABUPATEN KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2016/2017 THE INFLUENCE OF THE SOCIAL ENVIRONMENT TOWARDS SELF-CONTROL

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA INTERAKSI SOSIAL DENGAN KEPERCAYAAN DIRI DALAM PUBLIC SPEAKING NASKAH PUBLIKASI. Diajukan kepada Fakultas Psikologi

HUBUNGAN ANTARA INTERAKSI SOSIAL DENGAN KEPERCAYAAN DIRI DALAM PUBLIC SPEAKING NASKAH PUBLIKASI. Diajukan kepada Fakultas Psikologi HUBUNGAN ANTARA INTERAKSI SOSIAL DENGAN KEPERCAYAAN DIRI DALAM PUBLIC SPEAKING NASKAH PUBLIKASI Diajukan kepada Fakultas Psikologi Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Derajat Sarjana S-1

Lebih terperinci

HUBUNGAN KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN KEMATANGAN EMOSIONAL SISWA KELAS XI SMA NEGERI PUNUNG TAHUN PELAJARAN 2014/2015

HUBUNGAN KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN KEMATANGAN EMOSIONAL SISWA KELAS XI SMA NEGERI PUNUNG TAHUN PELAJARAN 2014/2015 Artikel Skripsi HUBUNGAN KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN KEMATANGAN EMOSIONAL SISWA KELAS XI SMA NEGERI PUNUNG TAHUN PELAJARAN 2014/2015 ARTIKEL SKRIPSI Jurusan Bimbingan Konseling FKIP UNP Kediri Oleh: SUCI

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN EMOSI DENGAN PENYESUAIAN DIRI PADA MAHASISWA PERANTAU NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN EMOSI DENGAN PENYESUAIAN DIRI PADA MAHASISWA PERANTAU NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN EMOSI DENGAN PENYESUAIAN DIRI PADA MAHASISWA PERANTAU NASKAH PUBLIKASI Disusun Guna Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Mencapai Derajat Sarjana S-1 Psikologi Diajukan Oleh :

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah aset yang paling berharga dan memiliki kesempatan yang besar untuk

BAB I PENDAHULUAN. adalah aset yang paling berharga dan memiliki kesempatan yang besar untuk 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Remaja merupakan salah satu kelompok di dalam masyarakat. Kehidupan remaja sangat menarik untuk diperbincangkan. Remaja merupakan generasi penerus serta calon

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada masa remaja, terjadi proses pencarian jati diri dimana remaja banyak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada masa remaja, terjadi proses pencarian jati diri dimana remaja banyak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada masa remaja, terjadi proses pencarian jati diri dimana remaja banyak melakukan interaksi dengan lingkungan sosialnya dan sekolah merupakan salah satu tempat

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DENGAN KECEMASAN SEBELUM MENGHADAPI PERTANDINGAN PADA ATLET FUTSAL NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DENGAN KECEMASAN SEBELUM MENGHADAPI PERTANDINGAN PADA ATLET FUTSAL NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DENGAN KECEMASAN SEBELUM MENGHADAPI PERTANDINGAN PADA ATLET FUTSAL NASKAH PUBLIKASI Diajukan oleh : Rachmad Darmawan F100090178 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Masa remaja yang merupakan masa-masa dimana banyak terjadi perubahan dalam kehidupan seseorang. Berdasarkan fenomena yang diberitakan melalui berbagai jenis

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN

BAB V HASIL PENELITIAN BAB V HASIL PENELITIAN A. Hasil Penelitian 1. Uji Asumsi Uji asumsi perlu dilakukan dalam menganalisis data. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan korelasi Product Moment. Uji

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA HARGA DIRI DAN KONFORMITAS DENGAN PERILAKU KONSUMTIF NASKAH PUBLIKASI. Diajukan kepada Fakultas Psikologi

HUBUNGAN ANTARA HARGA DIRI DAN KONFORMITAS DENGAN PERILAKU KONSUMTIF NASKAH PUBLIKASI. Diajukan kepada Fakultas Psikologi HUBUNGAN ANTARA HARGA DIRI DAN KONFORMITAS DENGAN PERILAKU KONSUMTIF NASKAH PUBLIKASI Diajukan kepada Fakultas Psikologi Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana (S-1) Psikologi Oleh : INTAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Selanjutnya dijelaskan bahwa remaja merupakan masa peralihan antara masa kanakkanak

BAB I PENDAHULUAN. Selanjutnya dijelaskan bahwa remaja merupakan masa peralihan antara masa kanakkanak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Remaja adalah seseorang yang berada pada rentang usia 12-21 tahun dengan pembagian menjadi tiga masa, yaitu masa remaja awal 12-15 tahun, masa remaja tengah

Lebih terperinci

Hubungan Antara Kematangan Emosi Dan Kepercayaan Diri Dengan Penyesuaian Diri Pada Remaja Awal Di SMK PGRI 3 KEDIRI

Hubungan Antara Kematangan Emosi Dan Kepercayaan Diri Dengan Penyesuaian Diri Pada Remaja Awal Di SMK PGRI 3 KEDIRI Hubungan Antara Kematangan Emosi Dan Kepercayaan Diri Dengan Penyesuaian Diri Pada Remaja Awal Di SMK PGRI 3 KEDIRI Oleh: Hanggara Budi Utomo Dosen FKIP Universitas Nusantara PGRI Kediri Abstrak Seringkali

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. yang diamati secara umum atau objektif. Hal tersebut senada dengan pendapat Sarwono (2001)

BAB II LANDASAN TEORI. yang diamati secara umum atau objektif. Hal tersebut senada dengan pendapat Sarwono (2001) BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Perilaku Merokok 2.1.1 Pengertian Perilaku Merokok Chaplin (2001) memberikan pengertian perilaku terbagi menjadi 2: pengertian dalam arti luas dan pengertian sempit. Dalam pengertian

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS DENGAN KEMANDIRIAN DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS DENGAN KEMANDIRIAN DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS DENGAN KEMANDIRIAN DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN NASKAH PUBLIKASI Diajukan kepada Fakultas Psikologi Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Derajat Sarjana S-1 Psikologi

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS DENGAN KECENDERUNGAN PERILAKU BULLYING NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS DENGAN KECENDERUNGAN PERILAKU BULLYING NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS DENGAN KECENDERUNGAN PERILAKU BULLYING NASKAH PUBLIKASI Diajukan kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta sebagai persyaratan memperoleh Derajat Sarjana

Lebih terperinci

PENGARUH KONFORMITAS DAN HARGA DIRI TERHADAP KECENDERUNGAN MENJADI KORBAN KEKERASAN (BULLYING VICTIM) PADA REMAJA

PENGARUH KONFORMITAS DAN HARGA DIRI TERHADAP KECENDERUNGAN MENJADI KORBAN KEKERASAN (BULLYING VICTIM) PADA REMAJA PENGARUH KONFORMITAS DAN HARGA DIRI TERHADAP KECENDERUNGAN MENJADI KORBAN KEKERASAN (BULLYING VICTIM) PADA REMAJA NUR IKHSANIFA Fakultas Psikologi Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda INTISARI Penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan lain sebagainya yang semuanya menyebabkan tersingkirnya rasa

BAB I PENDAHULUAN. dan lain sebagainya yang semuanya menyebabkan tersingkirnya rasa 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fenomena akhir-akhir ini sangatlah memprihatinkan, karena kecenderungan merosotnya moral bangsa hampir diseluruh dunia. Krisis moral ini dilanjutkan dengan

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI SIKAP REMAJA TERHADAP PENYALAHGUNAAN OBAT DITINJAU DARI KEPERCAYAAN DIRI

NASKAH PUBLIKASI SIKAP REMAJA TERHADAP PENYALAHGUNAAN OBAT DITINJAU DARI KEPERCAYAAN DIRI NASKAH PUBLIKASI SIKAP REMAJA TERHADAP PENYALAHGUNAAN OBAT DITINJAU DARI KEPERCAYAAN DIRI Oleh : SYAIFUL ANWAR PRASETYO YULIANTI DWI ASTUTI FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU SOSIAL BUDAYA UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN

BAB V HASIL PENELITIAN BAB V HASIL PENELITIAN Pengujian terhadap hipotesis dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis korelasi Product Moment untuk mencari hubungan antara konformitas teman sebaya dengan perilaku agresif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja merupakan masa transisi antara masa kanak-kanak dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja merupakan masa transisi antara masa kanak-kanak dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa transisi antara masa kanak-kanak dengan masa dewasa, yang melibatkan perubahan biologis, kognitif dan sosio-emosional (Santrock, 2003).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berhubungan dengan orang lain, atau dengan kata lain manusia mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. berhubungan dengan orang lain, atau dengan kata lain manusia mempunyai BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sebagai makhluk sosial setiap manusia mempunyai dorongan untuk berhubungan dengan orang lain, atau dengan kata lain manusia mempunyai dorongan untuk bersosialisasi.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1.Gambaran Umum Subjek Penelitian Gambaran objek penelitian menggambarkan tentang objek yang diteliti oleh peneliti baik sejarah,letak serta visi misi. SMK Kristen

Lebih terperinci

LAPORAN PENELITIAN HUBUNGAN ANTARA EGOSENTRISME DAN KECENDERUNGAN MENCARI SENSASI DENGAN PERILAKU AGRESI PADA REMAJA. Skripsi

LAPORAN PENELITIAN HUBUNGAN ANTARA EGOSENTRISME DAN KECENDERUNGAN MENCARI SENSASI DENGAN PERILAKU AGRESI PADA REMAJA. Skripsi LAPORAN PENELITIAN HUBUNGAN ANTARA EGOSENTRISME DAN KECENDERUNGAN MENCARI SENSASI DENGAN PERILAKU AGRESI PADA REMAJA Skripsi Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai derajat Sarjana S-1 Diajukan

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana Strata 1 (S1) Program Studi Pendidikan Akuntansi

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana Strata 1 (S1) Program Studi Pendidikan Akuntansi KONTRIBUSI LINGKUNGAN BELAJAR DAN SIKAP SISWA DALAM MENERIMA PELAJARAN TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI KERJO TAHUN AJARAN 2012/2013 NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DENGAN PERILAKU ALTRUISTIK PADA SISWA SISWI ANGGOTA PRAMUKA SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DENGAN PERILAKU ALTRUISTIK PADA SISWA SISWI ANGGOTA PRAMUKA SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DENGAN PERILAKU ALTRUISTIK PADA SISWA SISWI ANGGOTA PRAMUKA SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Psikologi Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Derajat Sarjana

Lebih terperinci

PERILAKU AGRESIF ORANGTUA TERHADAP ANAK DITINJAU DARI RELIGIUSITAS

PERILAKU AGRESIF ORANGTUA TERHADAP ANAK DITINJAU DARI RELIGIUSITAS PERILAKU AGRESIF ORANGTUA TERHADAP ANAK DITINJAU DARI RELIGIUSITAS SKRIPSI DIAN SAVITRI 99.40.3019 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA SEMARANG 2005 PERILAKU AGRESIF ORANGTUA TERHADAP

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia senantiasa membutuhkan kehadiran orang lain untuk berinteraksi

BAB I PENDAHULUAN. Manusia senantiasa membutuhkan kehadiran orang lain untuk berinteraksi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia senantiasa membutuhkan kehadiran orang lain untuk berinteraksi dalam hidupnya. Guna memenuhi kebutuhan tersebut, manusia harus dapat melakukan penyesuaian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel Dan Definisi Operasional 1. Variabel Menurut Sugiyono (2011), variabel adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari

Lebih terperinci

Diajukan Oleh: AYU ANGGARWATI F

Diajukan Oleh: AYU ANGGARWATI F HUBUNGAN ANTARA INTERAKSI TEMAN SEBAYA DENGAN PERILAKU MEROKOK PADA REMAJA NASKAH PUBLIKASI Diajukan kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PERAN KELUARGA DENGAN PERILAKU MEROKOK PADA REMAJA LAKI-LAKI KELAS XI DI SMK TUNAS BANGSA SUKOHARJO NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN ANTARA PERAN KELUARGA DENGAN PERILAKU MEROKOK PADA REMAJA LAKI-LAKI KELAS XI DI SMK TUNAS BANGSA SUKOHARJO NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA PERAN KELUARGA DENGAN PERILAKU MEROKOK PADA REMAJA LAKI-LAKI KELAS XI DI SMK TUNAS BANGSA SUKOHARJO NASKAH PUBLIKASI Disusun Guna Memenuhi Sebagai Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana (S-1)

Lebih terperinci

Agresivitas. Persahabatan. Kesepian. Penolakan

Agresivitas. Persahabatan. Kesepian. Penolakan HUBUNGAN ANTARA KESEPIAN DENGAN AGRESIVITAS PADA REMAJA MADYA DI SMA X BOGOR LATAR BELAKANG MASALAH Agresivitas Persahabatan Kesepian Penolakan AGRESIVITAS Perilaku merugikan atau menimbulkan korban pihak

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PENGENDALIAN DIRI DENGAN PERILAKU MEMBOLOS PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 PAKEL TAHUN PELAJARAN 2015/2016

HUBUNGAN ANTARA PENGENDALIAN DIRI DENGAN PERILAKU MEMBOLOS PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 PAKEL TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Artikel Skripsi HUBUNGAN ANTARA PENGENDALIAN DIRI DENGAN PERILAKU MEMBOLOS PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 PAKEL TAHUN PELAJARAN 2015/2016 SKRIPSI Diajukan Untuk Penulisan Skripsi Guna Memenuhi Salah

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN EMOSI DAN KONFORMITAS DENGAN PERILAKU AGRESIF PADA SUPORTER SEPAK BOLA

HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN EMOSI DAN KONFORMITAS DENGAN PERILAKU AGRESIF PADA SUPORTER SEPAK BOLA HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN EMOSI DAN KONFORMITAS DENGAN PERILAKU AGRESIF PADA SUPORTER SEPAK BOLA Skripsi Diajukan guna memenuhi sebagian dari persyaratan dalam mencapai derajat Sarjana-S1 Psikologi Diajukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian kuantitatif dan (b). Penelitian kualitatif (Azwar, 2007: 5). Dalam

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian kuantitatif dan (b). Penelitian kualitatif (Azwar, 2007: 5). Dalam 49 BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian dapat diklasifikasikan dari berbagai cara dan sudut pandang. Dilihat dari pendekatan analisisnya, penelitian dibagi atas dua macam, yaitu:

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI AKUNTANSI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI AKUNTANSI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA PENGARUH BIMBINGAN KONSELING DAN KEDISIPLINAN BELAJAR SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XI PADA SMA NEGERI I JATISRONO WONOGIRI TAHUN AJARAN 2011/2012 NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini merupakan siswa kelas XI SMK Saraswati Salatiga yang populasinya berjumlah 478 siswa. Kelas XI SMK Saraswati

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PERILAKU KONFORMITAS DENGAN PERILAKU DELINKUEN REMAJA SMA NEGERI 1 POLANHARJO NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN ANTARA PERILAKU KONFORMITAS DENGAN PERILAKU DELINKUEN REMAJA SMA NEGERI 1 POLANHARJO NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA PERILAKU KONFORMITAS DENGAN PERILAKU DELINKUEN REMAJA SMA NEGERI 1 POLANHARJO NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana (S-1) Psikologi Diajukan

Lebih terperinci

PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN SOSIAL TERHADAP KENAKALAN REMAJA PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 SUMBER GEMPOL TULUNGAGUNG TAHUN PELAJARAN 2014/2015

PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN SOSIAL TERHADAP KENAKALAN REMAJA PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 SUMBER GEMPOL TULUNGAGUNG TAHUN PELAJARAN 2014/2015 PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN SOSIAL TERHADAP KENAKALAN REMAJA PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 SUMBER GEMPOL TULUNGAGUNG TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KESTABILAN EMOSI DENGAN KONFORMITAS PADA ANGGOTA KLUB MOTOR

HUBUNGAN ANTARA KESTABILAN EMOSI DENGAN KONFORMITAS PADA ANGGOTA KLUB MOTOR HUBUNGAN ANTARA KESTABILAN EMOSI DENGAN KONFORMITAS PADA ANGGOTA KLUB MOTOR NASKAH PUBLIKASI Diajukan Sebagai Syarat Memperoleh Gelar Sarjana (S-1) Psikologi Oleh : RIZKY OKTARIA F 100 080 149 FAKULTAS

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS DENGAN KENAKALAN REMAJA PADA SISWA KELAS VIII DI SMP N 29 PADANG

HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS DENGAN KENAKALAN REMAJA PADA SISWA KELAS VIII DI SMP N 29 PADANG HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS DENGAN KENAKALAN REMAJA PADA SISWA KELAS VIII DI SMP N 29 PADANG Ria Okfrima, Fadhlul Hadi T Universitas Putra Indonesia YPTK Padang E-mail: riaokfrima@upiyptk.ac.id ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan sekolah. Perkelahian tersebut sering kali menimbulkan

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan sekolah. Perkelahian tersebut sering kali menimbulkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini banyak terjadi kasus kekerasan baik fisik maupun non fisik yang melibatkan remaja sebagai pelaku ataupun korban. Kekerasan yang sering terjadi adalah

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN COPING STRESS PADA SISWA AKSELERASI SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN COPING STRESS PADA SISWA AKSELERASI SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN COPING STRESS PADA SISWA AKSELERASI SKRIPSI Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai gelar derajat sarjana S-1 Psikologi Diajukan oleh : EVITA DEVI DHAMAR

Lebih terperinci

KORELASI ANTARA BIMBINGAN BELAJAR ORANG TUA DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA DI SDN PREMULUNG NO.94 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2014/ 2015 NASKAH PUBLIKASI

KORELASI ANTARA BIMBINGAN BELAJAR ORANG TUA DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA DI SDN PREMULUNG NO.94 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2014/ 2015 NASKAH PUBLIKASI KORELASI ANTARA BIMBINGAN BELAJAR ORANG TUA DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA DI SDN PREMULUNG NO.94 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2014/ 2015 NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP PROGRAM KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PADA KARYAWAN PT. KRAKATAU STEEL CILEGON

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP PROGRAM KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PADA KARYAWAN PT. KRAKATAU STEEL CILEGON HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP PROGRAM KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PADA KARYAWAN PT. KRAKATAU STEEL CILEGON NASKAH PUBLIKASI Diajukan oleh : ALLIFIA DIANNIAR F 100 080

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN. A. Orientasi Kancah dan Persiapan. kecerdasan emosi dengan kecenderungan perilaku bullying pada siswa

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN. A. Orientasi Kancah dan Persiapan. kecerdasan emosi dengan kecenderungan perilaku bullying pada siswa 31 BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN A. Orientasi Kancah dan Persiapan 1. Orientasi Kancah Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kecerdasan emosi dengan kecenderungan perilaku

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menekankan analisanya pada data-data numerical (angka) yang di olah dengan

BAB III METODE PENELITIAN. menekankan analisanya pada data-data numerical (angka) yang di olah dengan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tipe penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif dengan jenis penelitian korelasional. Pendekatan pendekatan kuantitatif menekankan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. 1. Variabel tergantung : Perilaku Seksual Pranikah. 2. Variabel bebas : a.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. 1. Variabel tergantung : Perilaku Seksual Pranikah. 2. Variabel bebas : a. 76 BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian Variabel-variabel yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Variabel tergantung : Perilaku Seksual Pranikah 2.

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN GAYA HIDUP KONSUMTIF SMA BHINNEKA KARYA 2 BOYOLALI NASKAH PUBLIKASI. Disusun Guna Memenuhi Sebagian Persyaratan

HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN GAYA HIDUP KONSUMTIF SMA BHINNEKA KARYA 2 BOYOLALI NASKAH PUBLIKASI. Disusun Guna Memenuhi Sebagian Persyaratan HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN GAYA HIDUP KONSUMTIF SMA BHINNEKA KARYA 2 BOYOLALI NASKAH PUBLIKASI Disusun Guna Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Mencapai Derajat Sarjana (S-1) Psikologi Diajukan

Lebih terperinci

PROBLEM PSIKOSOSIAL PADA REMAJA YANG ORANG TUA NYA MERANTAU NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta

PROBLEM PSIKOSOSIAL PADA REMAJA YANG ORANG TUA NYA MERANTAU NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta PROBLEM PSIKOSOSIAL PADA REMAJA YANG ORANG TUA NYA MERANTAU NASKAH PUBLIKASI Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Derajat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. dengan tujuan penelitian. Dalam penelitian ini tidak

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. dengan tujuan penelitian. Dalam penelitian ini tidak 41 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Pemilihan dan penggunaan metode sangat menentukan keberhasilan suatu penelitian, oleh karena itu penentuan metode yang dipakai harus tepat dan sesuai dengan

Lebih terperinci

GAYA PEMECAHAN MASALAH YANG DIMILIKI SISWA SMA NEGERI I PARONGPONG BANDUNG. Cesarina Silaban Dosen Akademi Perawatan Surya Nusantara Pematangsiantar.

GAYA PEMECAHAN MASALAH YANG DIMILIKI SISWA SMA NEGERI I PARONGPONG BANDUNG. Cesarina Silaban Dosen Akademi Perawatan Surya Nusantara Pematangsiantar. GAYA PEMECAHAN MASALAH YANG DIMILIKI SISWA SMA NEGERI I PARONGPONG BANDUNG Cesarina Silaban Dosen Akademi Perawatan Surya Nusantara Pematangsiantar. Abstrak Remaja sekarang ini banyak yang tidak tahu cara

Lebih terperinci

PERILAKU KONSUMTIF PRODUK FASHION DITINJAU DARI KONFORMITAS PADA REMAJA PUTRI DI SMA NEGERI 3 SEMARANG

PERILAKU KONSUMTIF PRODUK FASHION DITINJAU DARI KONFORMITAS PADA REMAJA PUTRI DI SMA NEGERI 3 SEMARANG PERILAKU KONSUMTIF PRODUK FASHION DITINJAU DARI KONFORMITAS PADA REMAJA PUTRI DI SMA NEGERI 3 SEMARANG Bagus Haryo Suseno Fakultas Psikologi Universitas Semarang ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk

Lebih terperinci

BAB lll METODE PENELITIAN. Penelitian kuantitatif diartikan sebagai suatu penelitian yang menggunakan alat

BAB lll METODE PENELITIAN. Penelitian kuantitatif diartikan sebagai suatu penelitian yang menggunakan alat 33 BAB lll METODE PENELITIAN Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif. Penelitian kuantitatif diartikan sebagai suatu penelitian yang menggunakan alat bantu statistik sebagai

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KUALITAS PELAYANAN DENGAN LOYALITAS NASABAH

HUBUNGAN ANTARA KUALITAS PELAYANAN DENGAN LOYALITAS NASABAH HUBUNGAN ANTARA KUALITAS PELAYANAN DENGAN LOYALITAS NASABAH NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Mencapai Derajat Sarjana (S-1) Psikologi Diajukan Oleh : IRFA NURFAIZAH F 100 080

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah korelasional. Menurut Arikunto (1998) tujuan penelitian korelasional untuk mengemukakan ada tidaknya hubungan, apabila ada seberapa

Lebih terperinci

SIKAP REMAJA TERHADAP HUBUNGAN SEKS PRA NIKAH DITINJAU DARI JENIS PENDIDIKAN DAN JENIS KELAMIN. Skripsi

SIKAP REMAJA TERHADAP HUBUNGAN SEKS PRA NIKAH DITINJAU DARI JENIS PENDIDIKAN DAN JENIS KELAMIN. Skripsi SIKAP REMAJA TERHADAP HUBUNGAN SEKS PRA NIKAH DITINJAU DARI JENIS PENDIDIKAN DAN JENIS KELAMIN Skripsi Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai derajat Sarjana S-1 Diajukan oleh : Novi Indriastuti

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DAN KONFORMITAS KELOMPOK DENGAN PEILAKU KONSUMTIF PADA REMAJA PUTRI

HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DAN KONFORMITAS KELOMPOK DENGAN PEILAKU KONSUMTIF PADA REMAJA PUTRI HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DAN KONFORMITAS KELOMPOK DENGAN PEILAKU KONSUMTIF PADA REMAJA PUTRI Skripsi Untuk menempuh sebagian Persyaratan Dalam mencapai derajat S-1 Psikologi Di susun Oleh: ADY ARYANTO

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif yaitu penelitian yang menekankan analisisnya pada data-data numeric

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif yaitu penelitian yang menekankan analisisnya pada data-data numeric BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian yang menggunakan pendekatan kuantitatif yaitu penelitian yang menekankan analisisnya pada data-data numeric (angka)

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN KECENDERUNGAN KENAKALAN REMAJA SISWA SMP NEGERI 4 CEPU S K R I P S I. Disusun Guna Memenuhi Sebagian Persyaratan

HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN KECENDERUNGAN KENAKALAN REMAJA SISWA SMP NEGERI 4 CEPU S K R I P S I. Disusun Guna Memenuhi Sebagian Persyaratan HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN KECENDERUNGAN KENAKALAN REMAJA SISWA SMP NEGERI 4 CEPU S K R I P S I Disusun Guna Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Mencapai Derajat Sarjana S-1 Psikologi Diajukan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI POLA ASUH OTORITER IBU DENGAN PERILAKU AGRESI PADA SISWA SD. Naskah Publikasi

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI POLA ASUH OTORITER IBU DENGAN PERILAKU AGRESI PADA SISWA SD. Naskah Publikasi HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI POLA ASUH OTORITER IBU DENGAN PERILAKU AGRESI PADA SISWA SD Naskah Publikasi Diajukan kepada Fakultas Psikologi Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana ( S-1 )

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KUALITAS KOMUNIKASI ORANG TUA ANAK DENGAN PENGENDALIAN DORONGAN SEKSUAL SEBELUM MENIKAH PADA REMAJA SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA KUALITAS KOMUNIKASI ORANG TUA ANAK DENGAN PENGENDALIAN DORONGAN SEKSUAL SEBELUM MENIKAH PADA REMAJA SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA KUALITAS KOMUNIKASI ORANG TUA ANAK DENGAN PENGENDALIAN DORONGAN SEKSUAL SEBELUM MENIKAH PADA REMAJA SKRIPSI Disusun Dan Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Gelar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. variabel-variabel yang diambil dalam penelitian ini.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. variabel-variabel yang diambil dalam penelitian ini. BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 1. Variabel Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Untuk menguji hipotesis penelitian, sebelumnya akan dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Remaja merupakan generasi penerus bangsa di masa depan, harapanya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Remaja merupakan generasi penerus bangsa di masa depan, harapanya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Remaja merupakan generasi penerus bangsa di masa depan, harapanya mereka dapat menggantikan generasi terdahulu dengan sumber daya manusia, kinerja dan moral

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS DENGAN ALTRUISME. Naskah Publikasi

HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS DENGAN ALTRUISME. Naskah Publikasi HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS DENGAN ALTRUISME Naskah Publikasi Disusun Guna Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Mencapai Derajat Sarjana S-1 Psikologi Diajukan oleh: DEVID ARI PRADANA F100 090 042 FAKULTAS

Lebih terperinci

PERBEDAAN KONSEP DIRI NEGATIF ANTARA REMAJA YANG SEKOLAH DAN REMAJA YANG PUTUS SEKOLAH. Nurul Uliyah Fakultas Psikologi Universitas Yudharta Pasuruan

PERBEDAAN KONSEP DIRI NEGATIF ANTARA REMAJA YANG SEKOLAH DAN REMAJA YANG PUTUS SEKOLAH. Nurul Uliyah Fakultas Psikologi Universitas Yudharta Pasuruan Jurnal Psikologi September 2014, Vol. II, No. 2, hal 80-88 PERBEDAAN KONSEP DIRI NEGATIF ANTARA REMAJA YANG SEKOLAH DAN REMAJA YANG PUTUS SEKOLAH Nurul Uliyah Fakultas Psikologi Universitas Yudharta Pasuruan

Lebih terperinci

JURNAL PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL TEMAN SEBAYA TERHADAP MINAT BELAJAR SISWA KELAS XI DI SMA NEGERI 1 MOJO KABUPATEN KEDIRI TAHUN AJARAN 2016/2017

JURNAL PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL TEMAN SEBAYA TERHADAP MINAT BELAJAR SISWA KELAS XI DI SMA NEGERI 1 MOJO KABUPATEN KEDIRI TAHUN AJARAN 2016/2017 JURNAL PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL TEMAN SEBAYA TERHADAP MINAT BELAJAR SISWA KELAS XI DI SMA NEGERI 1 MOJO KABUPATEN KEDIRI TAHUN AJARAN 2016/2017 THE EFFECT OF PEER SOCIAL SUPPORT TO THE STUDENTS LEARNING

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini menguraikan hasil penelitian sesuai dengan data yang diperoleh. Pembahasan diawali dengan memberikan gambaran subjek penelitian, pelaksanaan penelitian, pengumpulan

Lebih terperinci

JURNAL PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi

JURNAL PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi PENGARUH PERGAULAN TEMAN SEBAYA DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS XI ILMU PENGETAHUAN SOSIAL SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 1 SUKODONO TAHUN AJARAN 2013/2014. JURNAL PUBLIKASI

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA EMPATI DENGAN PERILAKU PROSOSIAL PADA KARANG TARUNA DI DESA JETIS, KECAMATAN BAKI, KABUPATEN SUKOHARJO NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN ANTARA EMPATI DENGAN PERILAKU PROSOSIAL PADA KARANG TARUNA DI DESA JETIS, KECAMATAN BAKI, KABUPATEN SUKOHARJO NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA EMPATI DENGAN PERILAKU PROSOSIAL PADA KARANG TARUNA DI DESA JETIS, KECAMATAN BAKI, KABUPATEN SUKOHARJO NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Mencapai Derajat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang menggunakan 33 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang menggunakan pendekatan studi korelasional yaitu penelitian yang melakukan penelitian hipotesis untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Proses timbulnya perilaku tersebut ialah ketika seseorang dalam suatu titik. perilaku yang dinamakan perilaku agresif.

BAB I PENDAHULUAN. Proses timbulnya perilaku tersebut ialah ketika seseorang dalam suatu titik. perilaku yang dinamakan perilaku agresif. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perilaku agresif seringkali diperbincangkan oleh masyarakat karena hal tersebut memicu kekhawatiran masyarakat sekitar, terutama di kalangan pelajar SMK. Hal

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP 5.1. Bahasan

BAB V PENUTUP 5.1. Bahasan BAB V PENUTUP 5.1. Bahasan Berdasarkan hasil analisis data diperoleh hasil bahwa ada hubungan positif yang signifikan antara empati dengan kecenderungan perilaku prososial terhadap siswa berkebutuhan khusus

Lebih terperinci

Omega: Jurnal Fisika dan Pendidikan Fisika 3 (1), 6-10 (2017)

Omega: Jurnal Fisika dan Pendidikan Fisika 3 (1), 6-10 (2017) ISSN: 2502-2318 (Online) ISSN: 2443-2911 (Print) Alamat URL http://omega.uhamka.ac.id/ ω o m e g a Omega: Jurnal Fisika dan Pendidikan Fisika 3 (1), 6-10 (2017) Hubungan Lingkungan Sekolah dan Motivasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pembentukan kepribadian akan sangat ditentukan pada masa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pembentukan kepribadian akan sangat ditentukan pada masa 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembentukan kepribadian akan sangat ditentukan pada masa perkembangan dimana manusia berada pada rentan umur 12 hingga 21 tahun. Masa transisi dari kanak-kanak

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KONTROL DIRI DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA SISWA SMA NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN ANTARA KONTROL DIRI DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA SISWA SMA NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KONTROL DIRI DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA SISWA SMA NASKAH PUBLIKASI Diajukan kepada Fakultas Psikologi Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana ( S1 ) Psikologi Disusun

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. metode statistika (Azwar, 2010). Variabel penelit ian yang digunakan dalam

BAB 3 METODE PENELITIAN. metode statistika (Azwar, 2010). Variabel penelit ian yang digunakan dalam BAB 3 METODE PENELITIAN A. Variabel dan Definisi Operasional 1. Variabel penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menekankan analisinya pada data-data numerikal (angka) tentang

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH PERMISIF DENGAN SIKAP TERHADAP PERILAKU SEKS BEBAS PADA REMAJA NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan

HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH PERMISIF DENGAN SIKAP TERHADAP PERILAKU SEKS BEBAS PADA REMAJA NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH PERMISIF DENGAN SIKAP TERHADAP PERILAKU SEKS BEBAS PADA REMAJA NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Dalam mencapai derajad Sarjana S-1 Diajukan oleh: Eni Suparni

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut Ghony rancangan penelitian adalah strategi suatu penelitian,

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut Ghony rancangan penelitian adalah strategi suatu penelitian, BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Menurut Ghony rancangan penelitian adalah strategi suatu penelitian, yaitu merupakan upaya yang menggambarkan keseluruhan pemikiran atau program penelitian

Lebih terperinci