V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN"

Transkripsi

1 V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Letak Geografis dan Potensi Kota Batu Kota batu merupakan salah satu kota di provinsi Jawa Timur yang terbentuk tahun 2001 sebagai pecahan dari Kabupaten Malang. Sebelumnya wilayah Kota Batu merupakan bagian dari sub satuan wilayah pengembangan Malang Utara. Secara geografis Kota Batu terletak pada terletak pada posisi antara ,11" LS ,45" LS dan ,90" BT ,00" BT 1. Kota ini terletak 15 km sebelah barat Kota Malang, dan berada di jalur Malang, Kediri, dan Jombang dan memiliki luas sebesar 202,800 km 2 atau setara dengan 20,280 ha 2. Kota Batu berbatasan dengan beberapa kabupaten di Jawa Timur antara lain: Sebelah Selatan : Kecamatan Blitar dan Kabupaten Malang Sebelah Barat : Kabupaten Malang Sebelah Timur : Kabupaten Malang Sebelah Utara : Kabupaten Mojokerto dan Kabupaten Pasuruan Wilayah Kota Batu terbagi menjadi tiga kecamatan dan 23 desa atau kelurahan. Ketiga kecamatan tersebut antara lain : Kecamatan Batu dengan luas 46,377 km 2, Kecamatan Bumiaji dengan wilayah yang paling luas, yaitu sekitar 130,189 km 2, dan Kecamatan Junrejo dengan luas 26,234 km 2 3. Keadaan topografi Kota Batu memiliki dua karakteristik yang berbeda. Karakteristik pertama yaitu bagian sebelah utara dan barat yang merupakan daerah berbukit. Sedangkan karakteristik kedua, yaitu daerah timur dan selatan merupakan daerah yang relatif datar meskipun berada pada ketinggian m dari permukaan laut. Struktur tanah di Batu sangat cocok untuk pengembangan sektor pertanian, hal tersebut disebabkan jenis tanahnya merupakan endapan dari sederetan gunung yang mengelilingi Kota Batu. Selain itu ketersediaan air sangat baik, karena terdapat sumber-sumber air yang cukup potensial dan terdapat lima sungai yang keseluruhanya bermuara pada Sungai Brantas 4. 1 NN Sejarah pemerintahan Kota Batu. [Diakses 4 Okt 2010] 2 Loc.cit 3 Loc.cit 4 Loc.cit 41

2 Keadaan klimotologi Kota Batu memiliki suhu minimum C dan suhu maksimum C dengan kelembaban udara sekitar persen dan curah hujan rata-rata mm per tahun. Sebagian besar lahan di Kota batu dimanfaatkan sebagai lahan perkebunan yaitu sebesar 34 persen. Rincian pemanfaatan lahan di Kota Batu antara lain pemukiman 1.568,757 ha, sawah irigasi 2.525,351 ha, sawah tadah hujan 92,009 ha, Tegal/Pekarangan 5.378,324 ha, kebun 6.576,459 ha, semak/belukar, 2.930,547 ha, dan pemanfaatan lainnya 181,166 ha atau dapat dilihat pada Gambar 9 5. Gambar 8. Persentase Pemanfaatan Lahan di Kota Batu Sumber : Publikasi Kota Batu 2010 ( Karena keadaan tersebut, Kota Batu sangat cocok untuk pengembangan berbagai komoditas tanaman pangan, hortikultura dan ternak sehingga Kota Batu mendapat sebutan sebagai Kota Agropolitan. Secara umum kontribusi sektor pertanian kota batu dalam menyusun Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) tidak sebesar sektor perdagangan, hotel, dan restoran namun besarnya tenaga kerja yang bekerja pada sektor ini serta besarnya sumber daya yang dapat dimanfaatkan untuk menyokong pembangunan menyebabkan sektor pertanian merupakan sektor 5 NN Sejarah pemerintahan Kota Batu. [Diakses 4 Okt 2010] 42

3 penting bagi Kota Batu. Kontribusi sektor pertanian terhadap PDRB Kota Batu pada tahun 2008 yaitu sebesar 19,58 persen (BPS Kota Batu 2010). Komoditas hortikultura yang berhasil dikembangkan di Kota Batu dan menjadi ikon dari kota ini adalah buah apel. Namun dalam perkembangannya produktivitas tanaman batu semakin menurun seperti yang terlihat pada Tabel 6 berikut. Tabel 6. Jumlah, Produksi, dan Produktivitas Tanaman Apel di Kota Batu Tahun Tahun Jumlah Tanaman (Juta Pohon) % Jumlah Tanaman Produktif (Juta Pohon) % Produksi (Ton) % Produktivitas (Kg/ Pohon) ,60-2, , ,52 (3,12) 2,10 (4,66) ,61 29, ,53 0,12 2,40 14, ,51 29, ,69 6,48 1,59 (33,55) (39,08) 27, ,64 (2,03) 2,39 49, (6,21) 17,05 Sumber : Dinas Pertanian Kota Batu 2010 Pada tahun 2005 produktivitas apel sebesar 28 kg/pohon dan meningkat menjadi 29,70 kg/pohon pada tahun 2006 atau meningkat sebesar 6,07 persen. Namun mengalami penurunan pada tahun 2008 yaitu menjadi 27,20 kg/pohon dan menurun kembali pada tahun 2009 menjadi 17,05 kg/pohon. Penurunan produktivitas apel Batu disebabkan para petani enggan melakukan peremajaan terhadap tanaman apel, sehingga tanaman apel yang berusia tua masih tetap dipaksa untuk berproduksi. Selain itu zat-zat kimia dari pupuk maupun pestisida yang terkandung di dalam tanah semakin tinggi, hal ini menyebabkan tanah menjadi tidak subur sehingga produktifitas tanaman apel juga ikut menurun 6. Selain sebagai kota agropolitan, Kota Batu juga terkenal sebagai kota wisata. Kota Batu merupakan salah satu daerah yang dikelilingi oleh pengunungan yang ada di wilayah Jawa Timur, yang secara geografis merupakan daerah tropis. Kota Batu memiliki beberapa daerah wisata pegunungan atau wisata alam seperti air panas, air terjun, bumi perkemahan dan lain-lain. Selain itu Kota Batu juga banyak terdapat wisata buatan. Kota Batu merupakan tujuan 6 Rakhmad P Waduh! Lahan Apel Batu Mulai Menyusut. [Diakses 28 Januari 2010] 43

4 utama wisatawan baik manca maupun domestik di daerah Jawa Timur. Akibat keindahan alamnya, Kota Batu mendapat julukan "Kota Sejuta Pesona Keindahan" Kota Batu juga pernah dujuluki " De Kleine Switzerland" atau Swiss kecil di pulau Jawa. Kota Batu mempunyai banyak potensi wisata menawan, antara lain seperti lembah songgoriti, Wisata Wana, Selecta, Wisata Desa Bunga, Jawa Timur Park, Wisata Bangunan Kuno, Wisata Agro dan wisata lainnya. 5.2 Sejarah PT Kusuma Satria Dinasasri Wisatajaya PT Kusuma Satria Dinasasri Wisatajaya merupakan salah satu bentuk usaha agribisnis yang secara harfiah dapat diartikan sebagai salah satu bentuk usaha yang menonjolkan usaha pertanian sebagai ciri khas yang kuat sekaligus mendukung fungsinya sebagai tempat wisata. Perusahaan ini mulai berdiri pada tahun 1989 dengan nama PT Panderman Indera Jaya, yang kemudian pada tanggal 21 Mei 1990 berganti nama menjadi PT Kusuma Satria Dinasari Wisata Jaya. Perusahaan ini merupakan perusahaan keluarga yang berdasarkan akta notaris No. 50 berbentuk Perseroan Terbatas dengan SIUP : 91-92/13-24/PM/VII/97/P.I. Perusahaan ini dimiliki oleh Ir. Edy Antoro, seorang sarjana Agronomi, Universitas Negeri Jember. Beliau pernah bekerja sebagai sinder di Perkebunan Kopi PT Perkebunan XXVI ( sekarang PTPN XII di daerah Ijen, Bondowoso) sebelum akhirnya mendirikan PT Kusuma Satria Dinasasri Wisatajaya. Berawal dari kebun apel seluas empat hektar, pada tahun 1989, Edy Antoro mengawali usahanya dibidang Agrowisata. Waktu itu tidak terpikirkan akan membuka usaha semacam itu, yang terpikirkan hanyalah bagaimana menanam apel agar hasilnya baik didasarkan pada pengalaman bekerja di perkebunan kopi PT Perkebunan XXVI di daerah Ijen, Bondowoso. Beliau sangat menguasai hal-hal yang berkaitan dengan masalah budidaya tanaman, meskipun jenis tanamannya berbeda. Hasil dari panen pertama buah apel ternyata sangat baik, namun pada saat itu harga buah apel di pasaran sangat rendah akibat adanya panen raya. Oleh karena itu hasil panen pertama tersebut dibawa ke Surabaya dengan harapan harga yang diperoleh jauh lebih baik. Apel tersebut dia tawarkan ke kios-kios mewah, pedagang apel, dan juga pengepul yang ada di Surabaya. Namun buah apel 44

5 tersebut ditawar atau dihargai lebih rendah dari pada harga apel di tingkat pengepul di Batu, padahal kualitas buah apel hasil panen tersebut jauh lebih baik dari buah apel yang dijual oleh pedagang di Batu sendiri. Pedagang di Surabaya tersebut lebih memilih menjual buah-buahan impor, termasuk apel. Kendala-kendala yang terjadi di bidang pemasaran tersebut yang mencetuskan ide untuk mendirikan sebuah Agrowisata. Pada saat itu pengunjung hanya dibebani biaya sebesar rupiah per orang untuk dapat memetik buah apel sendiri dan memakan buah tersebut sepuasnya. Menurut keterangan pemilik perusahaan dengan harga tersebut, beliau sudah mendapatkan keuntungan sebesar 600 rupiah per kilogram karena harga apel di pasaran rupiah. Sementara itu apabila pengunjung memetik dam memakan apel sepuasnya dapat diperkirakan setiap orangnya hanya akan mampu menghabiskan lima buah apel yang setara dengan satu kilogram buah apel. Apabila pengunjung ingin membawa pulang buah apel, maka buah tersebut harus ditimbang terlebih dahulu dan dikenakan harga sebesar rupiah per kilogramnya. Pada tahun 1992 perusahaan mulai membangun cottage sebanyak 16 kamar dan memperluas arealnya menjadi delapan hektar untuk ditanami apel dan selebihnya ditanami jeruk. PT Kusuma Satria Dinasasri Wisatajaya mulai diresmikan dan dioperasikan sebagai kawasan wisata untuk umum dan fasilitas bagi tamu cottage PT Kusuma Satria Dinasasri Wisatajaya pada tanggal 21 Mei Tahun berikutnya perusahaan menambah kamar cottage menjadi 66 buah dan fasilitas lainnya yaitu kolam renang, restoran, dan ruang pertemuan. Kemudian pada tahun 1994 jumlah kamar bertambah menjadi 84 buah dan pada tahun 1995 dibangun hotel berlantai tiga sehingga total kamar menjadi 152 kamar. Selain itu, fasilitas lai juga ditambah separti lobi, tiga buah restoran, delapan buah ruang pertemuan, dan dua lapangan tenis. Untuk menambah fasilitas objek agrowisata, tahun 1996 dibangun rumah kaca untuk tanaman hias dan kebun kopi jenis Arabika Kate yang genjah seluas sembilan hektar. Selanjutnya tahun 1997 perusahaan juga melebarkan usaha ke bidang estate dan travel. Periode tahun perusahaan menambah jenis tanaman untuk agrowisata yaitu strawberi dan menambah jumlah green house untuk sayuran dan jenis tanaman hidroponik lainnya. Seiring dengan 45

6 perkembangannya pada tahun yang sama dibangun home industry pengolahan buah apel. Tujuan didirikannya industri pengolahan ini adalah untuk menutupi tingginya biaya produksi serta memanfaatkan dan mengefisienkan buah apel kualitas rendah atau buah apel yang rusak. Tahun 2002, peralatan yang digunakan dalam industri pengolahan tersebut telah semi modern yaitu menggunakan boiler. Produk yang dihasilkan pada industri pengolahan tersebut telah menjangkau daerah Jawa Timur, Jawa Tengah, Jakarta, dan Bali. Pada tahun yang sama PT Kusuma Satria Dinasasri Wisatajaya juga mendirikan Klinik Agribisnis sebagai pusat kajian agribisnis yang memiliki tujuan memberdayakan khususnya petani Indonesia dan dunia agribisnis di tanah air pada umumnya. Program-program dari Klinik Agribisnis antara lain mengadakan pelatiahan-pelatihan (training), studi banding, seminar, kajian-kajian dan memasyarakatkan agrowisata di masyarakat dengan membuat paket-paket wisata bekerjasama dengan biro-biro perjalanan dan travel. Pada tahun 2002 inilah Klinik Agribisnis mulai mengembangkan pertanian organik. Dan saat ini selain buah apel dan strawberi, perusahaan juga membudidayakan komoitas buah jeruk, jambu dan buah naga (Lampiran 33). Semua usaha dan aktivitas yang dirintis tersebut, diwadahi dalam sebuah badan hukum legal yaitu PT Kusuma Satria Dinasasri Wisatajaya yang saat ini merupakan holding dari beberapa perusahaan antara lain hotel, estate, travel, dan agrowisata. Total luas lahan yang dimiliki adalah 60 hektar, dengan jumlah karyawan tetap sebanyak 400 orang dan total seluruh karyawan termasuk karyawan harian lepas mencapai lebih dari 800 orang Visi, Misi, dan Tujuan Perusahaan PT Kusuma Satria Dinasasri Wisatajaya telah memiliki suatu visi atau suatu pandangan ke depan yang hendak dicapai perusahaan. Visi yang dimiliki PT Kusuma Satria Dinasasri Wisatajaya yaitu Mewujudkan perusahaan sebagai objek agrowisata yang bertumpu kepada agribisnis dan pariwisata dengan tetap melestarikan nilai-nilai budaya dan lingkungan hidup. Sedangkan misi yang merupakan deklarasi alasan keberadaan perusahaan yang membedakannya dengan perusahaan lain adalah : 46

7 1. Menciptakan iklim usaha yang mendukung kepada pemenuhan kebutuhan konsumen dalam pelayanan, fasilitas, sarana dan prasarana. 2. Menciptakan produk dan jasa yang inovatif secara kontinyu sesuai dengan perubahan pasar lokal dan pasar global. 3. Mengembangkan dan melestarikan citra produk perkebunan sebagai salah satu diferensiasi dominasi. 4. menciptakan dan mengembangkan produk-produk industri pengolahan hasil perkebunan sebagai pendukung perolehan pendapatan bagi perusahaan. PT Kusuma Satria Dinasasri Wisatajaya memiliki dua tujuan yang ingin dicapai yaitu : 1. Tujuan Umum Tujuan Agrowisata adalah ikut menyumbang devisa negara dari sektor non migas, membuka kesempatan berusaha dan lapangan kerja melalui pemanfaatan yang optimal potensi agrowisata sebagai salah satu tempat tujuan wisata. Selain itu agar pembangunan pertanian di masa yang akan datang sesuai dengan yang digariskan dalam Garis-Garis Besar Haluan Negara Tahun 1993, dengan mengacu hal tersebut maka tujuan umum dari PT Kusuma Satria Dinasasri Wisatajaya adalah sebagai berikut : a. Meningkatkan pendapatan dan taraf hidup petani b. Memperluas lapangan kerja dan kesempatan berusaha c. Mengisi dan memperluas pasar, baik pasar dalam negeri maupun pasar luar negeri. d. Menunjang perkembangan wilayah 2. Tujuan Khusus a. Memberikan kesempatan yang seluas-luasnya kepada wisatawan untuk berkunjung ke objek wisata b. Menciptakan iklim usaha yang baik pada pengusaha di bidang agro dan pariwisata di dalam menyelenggarakan dan pelayanan wisata c. Menciptakan pemasaran terpadu d. Mengamankan dan melestarikan citra produk perkebunan sebagai salah satu diversifikasi produk wisata. 47

8 e. Menciptakan lapangan kerja dan kesempatan berusaha di kawasan usaha pertanian lainnya berupa akomodasi, pertokoan, souvenir, pemandu dan lainlain f. Memberikan nilai tambah bagi usaha pertanian berupa tambahan pendapatan dari adanya paket-paket wisata khusus, seperti jasa pelayanan akomodasi, makan dan minum Motto PT Kusuma Satria Dinasasri Wisatajaya adalah We Serve Better Than The Other yaitu dengan menganjurkan para karyawan tiap divisi untuk bersikap ramah, berpakaina rapi, dan bertanggung jawab dengan tugas yang diembannya Sumber Daya Manusia (SDM) Tenaga kerja yang ada pada PT Kusuma Satria Dinasasri Wisatajaya tidak mengalami banyak perubahan tiap tahunnya. Tenaga kerja sebagian besar berasal dari daerah sekitar Batu. Hal tersebut tidak terlepas dari tujuan PT Kusuma Satria Dinasasri Wisatajaya yang ingin memberdayakan masyarakat sekitar perusahaan guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Dalam merekrut tenaga kerja, ada dua sistem yang digunakan yaitu 1. Atas dasar kebutuhan tenaga kerja 2. Gethok Tular, sistem bawaan dari pekerja yang terlebih dahulu bekerja di PT Kusuma Satria Dinasasri Wisatajaya Kedua sistem perekrutan tenaga kerja tersebut diterapkan pada pekerja di dalam kebun pada Departemen Teknik Budidaya. Selain itu saat ini telah dilaksanakan pembagian tenaga kerja yaitu tenaga kerja harian, bulanan, kontrak, dan musiman. Tenaga kerja harian terdiri dari tenga kerja harian tetap dan harian lepas. Tenaga kerja bulanan adalah tenaga kerja yang sudah diangkat menjadi karyawan dan mendapatkan gaji bulanan. Tenaga kerja kontrak adalah tenaga kerja yang dikontrak untuk pekerjaan tertentu dalam jangka waktu minimal satu tahun. Tenaga kerja musiman adalah tenaga kerja yang dibutuhkan hanya pada waktu tertentu saja, misalnya pemandu wisata dan budidaya tanaman. 48

9 5.3 Gambaran Budidaya Apel PT Kusuma Satria Dinasasri Wisatajaya Total Luas lahan yang dimiliki PT Kusuma Satria Dinasasri Wisatajaya adalah 60 Ha. Luas kebun untuk kebun apel adalah 13,21 Ha, sisanya untuk kebun jeruk, jambu, strawbery, kopi dan buah naga. Pengelolaan kebun apel berada dibawah Divisi Budidaya Tanaman Tahunan Penyediaan Bibit Kualitas bibit yang baik merupakan harapan masa depan, artinya jika bibit apel berkualitas baik, pembudidaya dapat mengharapkan keuntungan usahatani apel tersebut pada masa depan (produktivitas tinggi dalam waktu yang cukup panjang, sekitar 35 tahun). Perbanyakan tanaman apel yang baik adalah secara vegetatif karena perbanyakan secara generatif selain banyak memkan waktu, sifatnya sering kali menyimpang dari induknya. Teknik perbanyakan vegetatif yang biasa digunakan adalah penempelan (okulasi) dan sambungan (grafting). Untuk bibit buah apel yang digunakan PT Kusuma Satria Dinasasri Wisatajaya adalah bibit dari hasil perbanyakan vegetatif dari batang tanaman apel liar. Bibit tersebut diperoleh dari Balai Penelitian Jeruk Dan Tanaman Subtropik (BALITJESTRO) Tlekung Batu dengan harga satu buah bibit sekitar Rp Varietas yang ditanam di PT Kusuma Satria Dinasasri Wisatajaya ada empat jenis yaitu Manalagi, Anna, Rome Beauty, dan Wanglin Persiapan Lahan dan Penanaman Persiapan lahan perlu dilakukan dalam rangka memenuhi kebutuhan tanaman akan zat-zat yang diperlukan seperti air, udara, dan hara lainnya guna mendapatkan produksi dan kualitas buah yang baik. Tanaman apel sendiri dapat dibudidayakan baik di tanah sawah maupun tanah tegal. PT Kusuma Satria Dinasasri Wisatajaya membudidayakan tanaman apel di lahan tegal hal tersebut didasarkan pada tujuan utama pembudidayan tersebut untuk diusahakan menjadi tempat wisata petik. Jarak tanam disarankan tidak terlalu rapat, karena pertanaman akan menjadi sangat rimbun. Apabila tajuk saling bersentuhan akan menyebabkan kelembaban tinggi, sirkulasi udara kurang, sinar matahari terhambat, dan perkembangan penyakit cepat. Demikian juga untuk kegiatan wisata akan 49

10 terhambat karena para wisatawan kesulitan untuk melakukan kegiatan pemetikan apel. Disamping itu jarak tanam yang cukup dekat akan menyulitkan pemeliharaan (misalnya : penyemprotan). PT Kusuma Satria Dinasasri Wisatajaya menetapkan jarak tanaman apel yang dibudidayakannya yaitu 3 x 2,5 meter, dengan pertimbangan jarak tersebut cukup ideal dalam pembudidayaan apel dengan tetap memaksimalkan lahan yang dimiliki Pengelolaan Tanaman Apel Di Indonesia, tanaman apel dapat dibuahkan dua kali dalam setahun. Pengelolaan tanaman apel dalam satu periode panen adalah sebagai berikut. Panen Perompesan Daun Pelengkungan Cabang Pecah Kuncup/Knop Bunga-Fruit set Pemangkasan Buah - panen Gambar 9. Diagram Alur pemeliharaan Tanaman Apel Setiap Periode Panen. Pengelolaan tanaman yang baik pada satu periode panen akan berpengaruh baik pula pada periode panen berikutnya. Demikian juga sebaliknya, pengelolaan tanaman yang buruk akan menurunkan produktivitas tanaman pada panen berikutnya. 50

11 5.3.4 Perompesan atau Pengguguran Daun Perompesan daun dilakukan untuk mematahkan masa dorman di daerah beriklim sedang. Perompesan ini dapat menstimulasi membukanya kuncup terminal dan lateral, kemudian diikuti dengan pembungaan sekitar satu bulan berikutnya. Di luar negeri seperti di Australia, Amerika, New Zealand dan Eropa teknik perompesan daun tidak dilakukan, karena di negara tersebut memiliki musum gugur. Pada musim gugur ini, daun apel akan berguguran secara alami, dan pada musim semi tunas-tunas akan tumbuh dan selanjutnya akan terjadi pembungaan. Indonesia yang beriklim tropis tidak mengenal adanya musim gugur, sehingga untuk memeahkan masa dormansi ditempuh cara pengguguran atau perompesan daun secara buatan. Perompesan ini dapat dilakukan dengan tangan atau dengan bahan kimia. Perompesan manual dengan menggunakan tangan dapat mengakibatkan meningkatnya biaya tenaga kerja dan juga dapat mengakibatkan luka yang memungkinkan tanaman menjadi peka terhadap serangan hama dan penyakit. Apabila dilakukan perompesan dengan bantuan bahan kimia, dosis yang digunakan harus tepat, karena konsentrasi yang tinggi dapat menyebabkan efek samping yang merugikan seperti tanaman menjadi kering. Zat kimia yang digunakan yaitu kombinasi antara UREA 10 persen dan Ethrel 5000 ppm yang diberikan satu minggu setelah panen sebanyak dua kali dengan selang waktu seminggu. Dengan perompesan daun ini, tanaman apel di Indonesia dapat dibuahkan dua kali dalam satu tahun, namun produktivitasnya tidak sama. Pada saat pembungaan terjadi pada musim penghujan, dapat dipastikan produktivitasnya menurun (banyak bunga yang gugur/persarian terganggu). Perompesan yang dilakukan pada bulan Juni sampai denga September dapat dipastikan hasilnya cukup baik karena pada saat pembungaan bertepatan dengan musim kemarau, seperti dapat dijelaskan pada gambar berikut. 51

12 Pn Rp Bng Pn Rp Bng Keterangan : Pn : Panen : Musim Penghujan Rp : Rompes : Musim Kemarau Bng : Bunga Gambar 10. Pola Pengaturan Pemeliharaan Tanaman Apel Perompesan daun yang dilakukan sebelum waktunya, yaitu pada saat tunas-tunasnya belum padat dan daun-daun di bawahnya belum tua benar, menyebabkan kebanyakan tunas tersebut akan tumbuh menjadi tunas vegetatif. Jika waktu perompesan daun tepat, sekitar satu bulan sesudahnya tunas-tunas padat akan berkembang menjadi tunas-tunas daun yang kemudian disusul dengan rangkaian bunga. Tanaman apel umur satu tahun sebenarnya sudah dapat dibuahkan hanya saja kualitasnya kurang baik. Oleh sebab itu, bunga yang timbul akibat perompesan daun sebaiknya dibuang, dan pengelolaan tanaman diarahkan pada dpembentukan percabangan. Tanaman Apel di PT Kusuma Satria Dinasasri Wisatajaya biasanya akan dibuahkan apabila umur tanaman sudah mencapai 3,5 tahun dan akan memebrikan hasil yang baik ketika umur pohon telah lima tahun Pelengkungan Cabang Setelah dilakukan perompesan daun dan pemangkasan tunas, kegiatan selanjutnya adalah meratakan letak ketinggian tunas tunas lateral dengan cara melengkungkan cabang. Jika letak mata tunas lateral sama tingginya, maka tunas tersebut akan dapat tumbuh merata sepanjang cabang. Oleh karena itu, bentuk pelengkungan cabang harus mendatar/horizontal dan arahnya keluar tajuk sesuai dengan arah cabang tersebut. Cara melengkungkan cabang dengan tali (tali rafia atau tali karung) yang diikatkan longgar di tengah cabang kemudian ditarik dan diikatkan pada batang utama. Pada tanaman apel muda (umur ± 2 tahun), pelengkungan (setelah 52

13 dilakukan perompesana) tetap dilakukan tetapi tidak untuk dibuahkan. Tujuan pelengkungan cabang tersebut untuk mempercepat tumbuhnys tunas-tunas lateral baru. Tunas-tunas baru tersebut ± enam bulan berikutnya dirompes dan dilengkungkan kembali, demikian seterusnya sampai saatnya dibuahkan yaitu sekitar umur empat tahun Pemangkasan Pemeliharaan selanjutnya yaitu melakukan pemangkasan pada tanaman apel. Pemangkasan ini dibedakan menjadi dua yaitu pemangkasan bentuk dan pemangkasan pemeliharaan. Pemangkasan bentuk dilakukan secara bertahap, dimulai dengan pemotongan bibit yang baru ditanam setinggi ± 80 cm dari tanah, yakni memotong cabang-cabang yang tumbuh di bawah ketinggian 60 cm dari permukaan tanah. Sasaran pemangkasan bentuk ini adalah untuk memperoleh bentuk pohon yang rendah atau perdu. Sedangkan pemangkasan pemeliharaan merupakan kelanjutan dari pemangkasan bentuk yang dilakukan secara tetap atau continue dan teratur, yang merupakan salah satu bagian dari usaha membuahkan apel. Fungsi gunting tunas atau pemangkasan pada tanaman apel adalah 1. Memudahkan pemeliharaan karena tanaman berbentuk perdu 2. Mendapatkan sinar matahari yang lebih banyak dan merata 3. Mempercepat berbuah karena adanya penekanan pertumbuhan vegetatif 4. Membentuk cabang yang efisien, karena buah berasal dari tunas tunas lateral 5. Menjaga keseimbangan antara akar dan bagian atas 6. Menjamin stabilitas hasil dari musim ke musim Bagian-bagian yang perlu di pangkas yaitu 1. Bibit yang baru ditanam setinggi ± 80 cm dari tanah 2. Tunas-tunas yang tumbuh di bawah ± 60 cm dari permukaan tanah 3. Tunas-tunas ujung/beberapa ruas dari pucuk, empat-enam mata 4. Bekas tangkai buah, knop yang tidak subur, cabang yang berpenyakit (misalnya terserang kanker) dan tidak produktif, cabang yang saling bergeser menyulitkan pelengkungan, dan ranting-ranting kecil/ daun-daun yang menutupi buah sehingga kurang mendapat sinar matahari. 53

14 Waktu pemangkasan tergantung pada tujuan pemangkasan. Pemangkasan bentuk dilakukan mulai dari bibit atau poada umur ± tiga bulan setelah penanaman (bibit sudah tumbuh baik) sampai bentuk yang diharapkan. Bentuk tanaman yang diharapkan biasanya akan terbentuk saat tanaman berumur empat sampai lima tahun. Sedangkan pemangkasan pemeliharaan dapat dilakukan setiap saat bila diperlukan, misalnya untuk keperluan pembuahan mencegah menjalarnya penyakit dan sebagainya Pemeliharaan Tanaman Pemeliharaan tanaman apel harusn dilakukan secara intensif, karena tanaman apel di Indonesia dibuahkan sebanyak dua kali. Kondisi tanaman harus selalu subur dan sehat untuk menunjang pertumbuhan generatif dan vegetatif. Pemeliharaan tanaman apel dibagi menjadi dua yaitu pemupukan, pemeliharaan tanah dan pengendalian hama dan penyakit tanaman Pemupukan Jenis pupuk yang digunakan pada tanaman apel adalah pupuk organik (pupuk kandang) dan pupuk anorganik (NPK majemuk maupun tunggal). Pupuk kandang berfungsi untuk memperbaiki struktur tanah, sedangkan unsur N untuk meningkatkan kesuburan tanah dan menentukan produksi. Unsur P dibutuhkan untuk mendorong pertumbuhan bagian-bagian muda dari tanaman selain itu juga mendorong pertumbuhan bunga dan buah. Unsur K berguna untuk memperbaiki mutu buah. Cara pemupukan tanaman apel dengan menempatkan pupuk di sekeliling tanaman sedalam ± 20 cm pada jarak selebar tajuk daun. Karena pupuk mudah menguap dan mudah tercuci oleh air maka perlu ditutup tanah, kemudian diairi ( bila ada pengairan). Pada musim kemarau pertumbuhan awal setelah rompes apel memperoleh makanan dari sisa hara musim yang lalu. Pupuk kandang cukup diberikan satu kali dalam setahun ( dua kali panen) dan diberikan setelah panen pada musim kemarau, dengan dosis 40 kg untuk setiap pohon, tergantung besarnya pohon. 54

15 Untuk menunjang pertumbuhan baik vegetatif dan generatif, berdasarkan wawancara dengan Manager Budidaya Tanaman Tahunan maka perlu diberikan pupuk daun dan ZPT dengan aturan sebagai berikut : 1. Lima hingga tujuh hari sekali, sampai menjelang berbunga setelah rompes dapat diberi pupuk Gandasil B (1 gram/liter) + Atonik/Cepha ( 1cc/liter). 2. lima hingga tujuh hari sekali sampai menjelang panen setelah 2,5 bulan dari rompes diberi pupuk Gandasil D (1gram/liter). PT Kusuma Satria Dinasasri Wisatajaya melakukan penyemprotan ini setiap satu minggu sekali untuk setiap bloknya. Penyemprotan pupuk daun dan ZPT sekaligus dilakukan bersamaan pengendalian hama dan penyakit Pengendalian Hama dan Penyakit Di samping faktor iklim dan cuaca, hama dan penyakit merupakan faktor penting yang membatasi produksi apel. Oleh karena itu pengelolaan tanaman apel, terutama tindakan preventif pengendalian hama dan penyakit perlu sekali mendapat perhatian. Beberapa hama penyakit yang sering menyerang tanaman apel di PT Kusuma Satria Dinasasri Wisatajaya antara lain : 1. Tungau, Spider Mite, Cabuk Merah (Panonychus Ulmi) a. Gejala Serangan Tungau menyerang daun muda, daun tua dengan menghisap cairan sel-sel daun. Pada serangga yang hebat mengakibatkan daun-daun berbercak kuning, buram, cokelat, dan mengering. Pada buah menyebabkan bercak keperak-perakan atau cokelat. Musuh alami : coccinellidae lyccosa. b. Pengendalian Penyemprotan dengan pestisida pada awal peningkatan populasi, efektif menekan populasi tungau. Pestisida dan takarannya adalah Akarsida Omite 570 EC dosis 2 cc/liter air atau 1 liter Omite 570 EC dalam 500 liter air perhektar dengan interval 2 minggu. 2. Ulat Daun (Spodoptera Litura) a. Gejala Serangan 55

16 Ulat yang baru menetas secara bersamaan atau berkelompok menggerek daun, mengakibatkan daun berlubang-lubang tidak teratur hingga tinggal tulangtulang daunnya saja. b. Pengendalian Secara mekanis dapat dilakukan dengan cara membuang telur-telur pada daun. Sedangkan secara kimiawi dilakukan penyemprotan dengan insektisida antara lain Tamaron 200 LC dan Nuvacron 20 SCW. 3. Penyakit Kanker (Botryosphaeria Sp.) a. Gejala Serangan Jamur ini menyerang batang, cabang dan daun. Batang atau cabang menjadi busuk, berwarna cokelat kehitam-hitaman, kadang-kadang mengeluarkan cairan. Penyerangan pada buah dapat terjadi di kebun maupun dalam penyimpanan. Pada awalnya tampak gejala bercak kecil berwarna cokelat muda, busuk, meluas hingga seluruh buah menjadi busuk, menggembung, berair dan warna buah menjadi pucat. Biasanya infeksi di mulai di dalam buah atau sekitar ruang biji. b. Pengendalian 1) Diusahakan untuk tidak memetik atau memanen buah terlalu masak. 2) Mengurangi kelembapan kebun dengan pengaturan jarak tanam, jangan terlalu rapat, dan membersihkan rumput-rumput di sekitar tanaman. 3) Memotong bagian-bagian tanaman yang sakit, dikumpulkan, dan dibakar. 4) Pengerokan batang atau cabang yang sakit, kemudian diolesi dengan fungsida antara lain Difolatan 4 F konsentrasi 100 cc/10 liter air, Antracol 70 WP 2 gr/liter air. 5.4 Perkembangan Produksi dan Harga Apel Kebun apel perusahaan dibagi menjadi dua yaitu kebun apel di Ngaglik yang dibudidayakan untuk memenuhi permintaan wisata dan kebun apel Junggo yang merupakan kebun produksi untuk memenuhi kebutuhan apel selain wisata. Besarnya produksi apel di PT Kusuma Satria Dinasasri Wisatajaya dapat dilihat pada Gambar

17 Gambar 11. Perkembangan Produksi Apel Per Bulan PT Kusuma Satria Dinasasri Wisatajaya Tahun Sumber : Laporan Manajemen, PT Kusuma Satria Dinasasri Wisatajaya Berdasarkan Gambar 11 dapat disimpulkan bahwa produksi apel PT Kusuma Satria Dinasasri Wisatajaya mengalami fluktuasi setiap bulannya. Selain itu menurut keterangan Manager Trading, perusahaan juga belum mampu sepenuhnya memenuhi permintaan buah apel, terlebih permintaan apel di Divisi Trading. Hal tersebut disebabkan sebagian tanaman di kebun produksi masih berumur dibawah lima tahun sehingga hasil yang diberikan juga belum maksimal. Untuk mengatasi masalah tersebut PT Kusuma Satria Dinasasri Wisatajaya mendatangkan pasokan buah apel dari luar. Pasokan tersebut berasal dari kebun mitra tani dan mitra beli PT Kusuma Satria Dinasasri Wisatajaya. Perkembangan harga jual apel setiap bulannya juga mengalami fluktuasi seperti yang terlihat pada Gambar 12. Fluktuasi harga tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti harga pasar dan jumlah penawaran apel. Namun PT Kusuma Satria Dinasasri Wisatajaya memiliki standar harga tersendiri yang lebih tinggi dari harga pasar, yakni Rp , 00 per kg. Hal tersebut disebabkan brand image buah apel yang dihasilkan PT Kusuma Satria Dinasasri Wisatajaya memiliki kualitas yang baik sehingga perusahaan ini berani menetapkan harga buah apel yang dihasilkan relatif tinggi dibandingkan dengan harga pasar. 57

18 Gambar 12. Perkembangan Harga Buah Apel Per Bulan PT Kusuma Satria Dinasasri Wisatajaya Tahun Sumber : Laporan Manajemen, PT Kusuma Satria Dinasasri Wisatajaya Dalam usaha pembudidayaan apel besarnya investasi perlu didasarkan pada perhitungan ekonomi yang cermat. Hal tersebut dikarenakan usahatani apel memerlukan modal yang cukup besar, khususnya pada tahun-tahun awal karena risiko usahatani apel cukup tinggi (Soelarso 1997). Biaya produksi usahatani apel cenderung meningkat dari tahun ke tahun, namun diimbangi produktivitasnya yang meningkat seiring dengan semakin besarnya tanaman. Berdasarkan wawancara dengan Manager Budidaya Tanaman Tahunan, kemampuan produksi rata-rata tanaman apel untuk tanaman menghasilkan di PT Kusuma Satria Dinasasri Wisatajaya dapat mencapai 30 kg/pohon/tahun atau setara dengan 36 ton/ha/tahun. Dengan produksi tertinggi mampu menghasilkan 40 kg/pohon/tahun. Rincian pendapatan serta biaya-biaya yang dikeluarkan untuk membudidayakan tanaman apel PT Kusuma Satria Dinasasri Wisatajaya dalam setahun dengan luasan satu hektar dapat dilihat pada Tabel 7. 58

19 Tabel 7. Analisis Pendapatan Usahatani Apel Ha/ Tahun PT Kusuma Satria Dinasasri Wisatajaya Tahun No. Keterangan Jumlah Satuan Harga (Rp) Nilai (Rp) A. Penerimaan 20 Kg (Penghujan) Kg Kg (Kemarau) Kg B. Biaya Tunai Total penerimaan NPK (Kg) Kg Organik (Kg) Kg Obat-obatan (ltr) Stick 8 Unit Gunting Pangkas 6 Unit Selang 6 Unit Kuas 20 Unit Gergaji 2 Unit Biaya tenaga kerja tetap 2 Orang Biaya tenaga kerja harian Biaya air Total Biaya Tunai C. Biaya Diperhitungkan Bibit Unit Penyusutan Alat Mesin PHPT 2 Unit Mesin Potong 2 Unit Tong 4 Unit Timbangan 1 Unit Mobil Pick Up 1 Unit Motor 2 Unit Sewa lahan (Biaya imbangan Penggunaan Lahan) 1 Ha Total Biaya Diperhitungkan D. Pendapatan Total E. Pendapatan per Bulan F. Pendapatan per Hari Tabel 7 menjelaskan mengenai pendapatan yang akan diperoleh perusahaan dalam mengusahakan tanaman apel kurun waktu satu tahun. Dalam waktu satu tahun perusahaan memanen apel sebanyak dua kali. Panenan tersebut 59

20 dibagi menjadi dua yaitu panen pada waktu musim penghujan dan musim kemarau. Pada waktu musim penghujan tanaman apel akan memproduksi apel rata-rata sebanyak 20 kg per pohon dan 30 kg per pohon pada musim kemarau. Pada tabel 6 didapatkan pendapatan perusahaan dalam mengusahakan tanaman apel kurun waktu satu tahun yaitu sebesar Rp , 00. Sedangkan ratarata pendapatan yang diperoleh perusahaan pada lahan satu hektar kurun waktu satu bulan adalah sebesar Rp , 00 dan pendapatan rata-rata per hari sebesar Rp , 00. Aspek pemasaran merupakan aspek yang sangat penting bagi berlangsungnya suatu usaha. Pemasaran buah apel yang dihasilkan PT Kusuma Satria Dinasasri Wisatajaya dilakukan dengan dua cara yaitu melalui wisata petik yang menjadi tanggung jawab Divisi Marketing Wisata dan penjualan melalui Divisi Trading. 60

KONDISI UMUM PT. KUSUMA SATRIA DINASASRI WISATAJAYA

KONDISI UMUM PT. KUSUMA SATRIA DINASASRI WISATAJAYA KONDISI UMUM PT. KUSUMA SATRIA DINASASRI WISATAJAYA Sejarah PT. Kusuma Satria Dinasasri Wisatajaya PT. Kusuma Satria Dinasasri Wisatajaya (Kusuma Agrowisata) didirikan oleh Ir. Edy Antoro pada lahan seluas

Lebih terperinci

VI ANALISIS KERAGAAN USAHATANI KEDELAI EDAMAME PETANI MITRA PT SAUNG MIRWAN

VI ANALISIS KERAGAAN USAHATANI KEDELAI EDAMAME PETANI MITRA PT SAUNG MIRWAN VI ANALISIS KERAGAAN USAHATANI KEDELAI EDAMAME PETANI MITRA PT SAUNG MIRWAN 6.1. Analisis Budidaya Kedelai Edamame Budidaya kedelai edamame dilakukan oleh para petani mitra PT Saung Mirwan di lahan persawahan.

Lebih terperinci

VII ANALISIS PENAWARAN APEL

VII ANALISIS PENAWARAN APEL VII ANALISIS PENAWARAN APEL 7.1 Analisis Penawaran Apel PT Kusuma Satria Dinasasri Wisatajaya Pada penelitian ini penawaran apel di Divisi Trading PT Kusuma Satria Dinasasri Wisatajaya dijelaskan dengan

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Sumber: Badan Pusat Statistik 2009

I PENDAHULUAN. Sumber: Badan Pusat Statistik 2009 I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertanian merupakan sektor yang sangat strategis dalam pembangunan perekonomian negara Indonesia. Hal tersebut dikarenakan sebagian besar penduduk Indonesia yaitu sekitar

Lebih terperinci

VI ANALISIS RISIKO HARGA

VI ANALISIS RISIKO HARGA VI ANALISIS RISIKO HARGA 6.1 Analisis Risiko Harga Apel PT Kusuma Satria Dinasasri Wisatajaya PT Kusuma Satria Dinasasri Wisatajaya merupakan perusahaan yang bergerak di bidang pembudidayaan tanaman hortikultura

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Gambaran Umum Kabupaten Kerinci 5.1.1 Kondisi Geografis Kabupaten Kerinci terletak di sepanjang Bukit Barisan, diantaranya terdapat gunung-gunung antara lain Gunung

Lebih terperinci

V DESKRIPSI KUSUMA AGROWISATA

V DESKRIPSI KUSUMA AGROWISATA V DESKRIPSI KUSUMA AGROWISATA 5.1 Lokasi dan Letak Geografis Kusuma Agrowisata merupakan salah satu bentuk objek wisata yang berbasis pertanian. Kusuma Agrowisata terletak di Kota Batu, Jawa Timur, tepatnya

Lebih terperinci

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG 28 PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG Aspek Teknis Aspek teknis merupakan semua kegiatan yang dilaksanakan di lapangan dan menuntut aktifitas fisik. Kegiatan aspek teknis yang penulis laksanakan terdiri atas

Lebih terperinci

PEMBAHASAN Jenis dan Waktu Pemangkasan

PEMBAHASAN Jenis dan Waktu Pemangkasan 47 PEMBAHASAN Pemangkasan merupakan salah satu teknik budidaya yang penting dilakukan dalam pemeliharaan tanaman kakao dengan cara membuang tunastunas liar seperti cabang-cabang yang tidak produktif, cabang

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN. UD. Sabila Farm terletak di Desa Pakembinangun yaitu Jalan Kaliurang

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN. UD. Sabila Farm terletak di Desa Pakembinangun yaitu Jalan Kaliurang IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Letak Geografis UD. Sabila Farm terletak di Desa Pakembinangun yaitu Jalan Kaliurang KM 18.5, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Desa Pakembinangun

Lebih terperinci

DAMPAK PERUBAHAN IKLIM PADA PRODUKSI APEL BATU Oleh : Ruminta dan Handoko

DAMPAK PERUBAHAN IKLIM PADA PRODUKSI APEL BATU Oleh : Ruminta dan Handoko DAMPAK PERUBAHAN IKLIM PADA PRODUKSI APEL BATU Oleh : Ruminta dan Handoko 1. Pertumbuhan Apel dan Pengaruh Iklim Apel (Malus sylvestris Mill) merupakan tanaman buah tahunan yang berasal dari daerah Asia

Lebih terperinci

Pemeliharaan Ideal Pemeliharaan ideal yaitu upaya untuk mempertahankan tujuan dan fungsi taman rumah agar sesuai dengan tujuan dan fungsinya semula.

Pemeliharaan Ideal Pemeliharaan ideal yaitu upaya untuk mempertahankan tujuan dan fungsi taman rumah agar sesuai dengan tujuan dan fungsinya semula. PEMELIHARAAN Dalam proses pembuatan taman pemeliharaan merupakan tahapan yang terakhir, namun tahapan ini merupakan tahapan yang sangat penting dan tidak boleh diabaikan. Keberhasilan pemeliharaan bahkan

Lebih terperinci

TUGAS KARYA ILMIAH BISNIS KOPI. NAMA: PIPIT RAFNUR SASKORO NIM : Kelas : 11.S1.SI

TUGAS KARYA ILMIAH BISNIS KOPI. NAMA: PIPIT RAFNUR SASKORO NIM : Kelas : 11.S1.SI TUGAS KARYA ILMIAH BISNIS KOPI NAMA: PIPIT RAFNUR SASKORO NIM : 11.12.6119 Kelas : 11.S1.SI 1. PENDAHULUAN Tanaman Kopi merupakan tanaman yang sangat familiar di lahan pekarangan penduduk pedesaan di Indonesia

Lebih terperinci

Pohon Apel itu masih (bisa) berbuah lebat

Pohon Apel itu masih (bisa) berbuah lebat Pohon Apel itu masih (bisa) berbuah lebat Medha Baskara Fakultas Pertanian - Universitas Brawijaya Email : mbaskara@ub.ac.id Setiap mendengar kata Apel yang terlintas di benak kita adalah buah yang segar,

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN KONDISI UMUM PT KUSUMA AGROWISATA Sejarah Perusahaan Kusuma Agrowisata Kusuma Agrowisata dirintis pada tahun 1989. Pertama kali dikembangkan budidaya apel sebagai lahan produksi yang

Lebih terperinci

Dairi merupakan salah satu daerah

Dairi merupakan salah satu daerah Produksi Kopi Sidikalang di Sumatera Utara Novie Pranata Erdiansyah 1), Djoko Soemarno 1), dan Surip Mawardi 1) 1) Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia, Jl. PB. Sudirman 90 Jember 68118. Kopi Sidikalang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hortikultura merupakan salah satu sektor pertanian yang memiliki peran penting dalam pembangunan perekonomian di Indonesia. Peran tersebut diantaranya adalah mampu memenuhi

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi Tanaman Teh Morfologi Tanaman Teh Syarat Tumbuh

TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi Tanaman Teh Morfologi Tanaman Teh Syarat Tumbuh 3 TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi Tanaman Teh Teh termasuk famili Transtromiceae dan terdiri atas dua tipe subspesies dari Camellia sinensis yaitu Camellia sinensis var. Assamica dan Camellia sinensis var.

Lebih terperinci

Teknik Budidaya Tanaman Durian

Teknik Budidaya Tanaman Durian Teknik Budidaya Tanaman Durian Pengantar Tanaman durian merupakan tanaman yang buahnya sangat diminatai terutama orang indonesia. Tanaman ini awalnya merupakan tanaman liar yang hidup di Malaysia, Sumatera

Lebih terperinci

VI ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI BELIMBING DEWA

VI ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI BELIMBING DEWA VI ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI BELIMBING DEWA Analisis pendapatan usahatani dilakukan untuk mengetahui gambaran umum mengenai struktur biaya, penerimaan dan pendapatan dari kegiatan usahatani yang dijalankan

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN Latar Belakang

I PENDAHULUAN Latar Belakang 1.1. Latar Belakang I PENDAHULUAN Indonesia sebagai negara agraris memiliki hasil pertanian yang sangat berlimpah. Pertanian merupakan sektor ekonomi yang memiliki posisi penting di Indonesia. Data Product

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum PT. Kusuma Agrowisata Letak Geografi atau Letak Wilayah Administratif PT. Kusuma Agrowisata (PT. KA) terletak di Desa Ngaglik, Kecamatan Batu, Kota Administratif Batu,

Lebih terperinci

PENGELOLAAN PEMBUNGAAN DAN PEMBUAHAN APEL (Malus sylvestris Mill.) DI PT KUSUMA AGROWISATA, BATU-MALANG JAWA TIMUR BAITURROHMAH A

PENGELOLAAN PEMBUNGAAN DAN PEMBUAHAN APEL (Malus sylvestris Mill.) DI PT KUSUMA AGROWISATA, BATU-MALANG JAWA TIMUR BAITURROHMAH A PENGELOLAAN PEMBUNGAAN DAN PEMBUAHAN APEL (Malus sylvestris Mill.) DI PT KUSUMA AGROWISATA, BATU-MALANG JAWA TIMUR BAITURROHMAH A24051966 DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT

Lebih terperinci

BAB IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Sragi Kabupaten Lampung Selatan.

BAB IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Sragi Kabupaten Lampung Selatan. 43 BAB IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Fisik Daerah Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Sragi Kabupaten Lampung Selatan. Kecamatan Sragi merupakan sebuah Kecamatan yang ada

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN 48 BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Obyek Penelitian A. Latar Belakang Perusahaan Kusuma Agrowisata berlokasi di daerah Batu, Malang-Jawa Timur. Kota Batu yang terletak

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani Apel Syarat Tumbuh

TINJAUAN PUSTAKA Botani Apel Syarat Tumbuh TINJAUAN PUSTAKA Botani Apel Tanaman apel termasuk dalam divisi Spermatophyta, subdivisi Angiospermae, kelas Dicotyledonae, ordo Rosales, famili Rosaceae, genus Malus, dan spesies Malus sylvestris Mill.

Lebih terperinci

III. TATA LAKSANA TUGAS AKHIR

III. TATA LAKSANA TUGAS AKHIR 16 III. TATA LAKSANA TUGAS AKHIR A. Tempat Pelaksanaan Tugas Akhir Kegiatan Tugas Akhir dilaksanakan di Banaran RT 4 RW 10, Kelurahan Wonoboyo, Kecamatan Wonogiri, Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah. B. Waktu

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dalam pembangunan ekonomi nasional di Indonesia. Hal ini disebabkan Indonesia

I. PENDAHULUAN. dalam pembangunan ekonomi nasional di Indonesia. Hal ini disebabkan Indonesia I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertanian merupakan salah satu sektor yang memegang peranan penting dalam pembangunan ekonomi nasional di Indonesia. Hal ini disebabkan Indonesia sebagai negara agraris

Lebih terperinci

BAWANG MERAH. Tanaman bawang merah menyukai daerah yang agak panas dengan suhu antara

BAWANG MERAH. Tanaman bawang merah menyukai daerah yang agak panas dengan suhu antara BAWANG MERAH Bawang merah (Allium ascalonicum) merupakan tanaman hortikultura musiman yang memiliki nilai ekonomi tinggi. Bawang merah tumbuh optimal di daerah dataran rendah dengan ketinggian antara 0-400

Lebih terperinci

Pertumbuhan tanaman dan produksi yang tinggi dapat dicapai dengan. Pemupukan dilakukan untuk menyuplai unsur hara yang dibutuhkan oleh

Pertumbuhan tanaman dan produksi yang tinggi dapat dicapai dengan. Pemupukan dilakukan untuk menyuplai unsur hara yang dibutuhkan oleh 45 4.2 Pembahasan Pertumbuhan tanaman dan produksi yang tinggi dapat dicapai dengan memperhatikan syarat tumbuh tanaman dan melakukan pemupukan dengan baik. Pemupukan dilakukan untuk menyuplai unsur hara

Lebih terperinci

1. I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

1. I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang 1. I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi di negara-negara berkembang saat ini telah menjadi penyebab berubahnya pola konsumsi penduduk, dari konsumsi pangan penghasil energi ke produk penghasil

Lebih terperinci

BAB III TATALAKSANA TUGAS AKHIR

BAB III TATALAKSANA TUGAS AKHIR 13 BAB III TATALAKSANA TUGAS AKHIR A. Tempat Pelaksanaan Pelaksanaan Tugas Akhir dilaksanakan di Dusun Kwojo Wetan, Desa Jembungan, Kecamatan Banyudono, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah. B. Waktu Pelaksanaan

Lebih terperinci

BUDIDAYA BELIMBING MANIS ( Averhoa carambola L. )

BUDIDAYA BELIMBING MANIS ( Averhoa carambola L. ) BUDIDAYA BELIMBING MANIS ( Averhoa carambola L. ) PENDAHULUAN Blimbing manis dikenal dalam bahasa latin dengan nama Averhoa carambola L. berasal dari keluarga Oralidaceae, marga Averhoa. Blimbing manis

Lebih terperinci

Teknologi Perbanyakan Benih Mangga melalui Sambung Pucuk

Teknologi Perbanyakan Benih Mangga melalui Sambung Pucuk Teknologi Perbanyakan Benih Mangga melalui Sambung Pucuk Berkebun buah-buahan yang perlu diperhatikan adalah mutu dan ketersediaan akan benih/ bibit tanaman. Pelaku usahatani/ pekebun bisa menyiapkan pembibitan

Lebih terperinci

Pengen SUKSES?? Budidaya Buah naga!!

Pengen SUKSES?? Budidaya Buah naga!! KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS Pengen SUKSES?? Budidaya Buah naga!! NAMA : ELI RUSTIKA DEWI NIM : 11.01.2930 KELAS JURUSAN : 11-D3TI-02 : TEKNIK INFORMATIKA STMIK AMIKOM YOGYAKARTA 2012 a. Abstrak I. PENDAHULUAN

Lebih terperinci

VI. ANALISIS USAHATANI DAN EFEKTIVITAS KELEMBAGAAN KELOMPOK TANI

VI. ANALISIS USAHATANI DAN EFEKTIVITAS KELEMBAGAAN KELOMPOK TANI VI. ANALISIS USAHATANI DAN EFEKTIVITAS KELEMBAGAAN KELOMPOK TANI 6.1. Proses Budidaya Ganyong Ganyong ini merupakan tanaman berimpang yang biasa ditanam oleh petani dalam skala terbatas. Umbinya merupakan

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Letak Geografis Desa Karangsewu terletak di Kecamatan Galur, Kabupaten Kulon Progo, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Adapun batas wilayah Desa Karangsewu adalah

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN Tinjauan Pustaka Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) termasuk dalam keluarga Leguminoceae dan genus Arachis. Batangnya berbentuk

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor pertanian merupakan salah satu sektor dalam perekonomian nasional dinilai strategis dan mampu menjadi mesin penggerak pembangunan suatu negara. Pada tahun 2009 sektor

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Analisis Situasi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Analisis Situasi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Analisis Situasi Pertumbuhan dan perkembangan sektor usaha perkebunan di Indonesia dimotori oleh usaha perkebunan rakyat, perkebunan besar milik pemerintah dan milik swasta. Di Kabupaten

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam pembangunan nasional, khususnya yang berhubungan dengan pengelolaan

BAB I PENDAHULUAN. dalam pembangunan nasional, khususnya yang berhubungan dengan pengelolaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang menjadi pusat perhatian dalam pembangunan nasional, khususnya yang berhubungan dengan pengelolaan dan pemanfaatan

Lebih terperinci

AGRIBISNIS PANEN TANAMAN BUAH GEDONG GINCU DI LUAR MUSIM. Oleh : Medi Humaedi

AGRIBISNIS PANEN TANAMAN BUAH GEDONG GINCU DI LUAR MUSIM. Oleh : Medi Humaedi AGRIBISNIS PANEN TANAMAN BUAH GEDONG GINCU DI LUAR MUSIM Oleh : Medi Humaedi BAB I 1.1. 1.2. 1.3. DAFTAR ISI PENDAHULUAN Latar Belakang Tujuan. Rumusan Masalah.. 1 1 2 3 BAB II 2.1. 2.2. TINJAUAN PUSTAKA

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian. Bahan dan Alat

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian. Bahan dan Alat BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di kebun percobaan Cikabayan-University Farm IPB, Darmaga Bogor. Areal penelitian bertopografi datar dengan elevasi 250 m dpl dan curah

Lebih terperinci

AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN

AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN BAB XI PEMANGKASAN TANAMAN PERKEBUNAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Tabel 1. Statistik Kunjungan Wisatawan ke Indonesia Tahun Tahun

I PENDAHULUAN. Tabel 1. Statistik Kunjungan Wisatawan ke Indonesia Tahun Tahun I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia terutama menyangkut kegiatan sosial dan ekonomi. Hal ini berdasarkan pada pengakuan berbagai organisasi

Lebih terperinci

KOPI. Panduan teknis budidaya kopi. Pemilihan jenis dan varietas

KOPI. Panduan teknis budidaya kopi. Pemilihan jenis dan varietas KOPI Panduan teknis budidaya kopi Kopi merupakan komoditas perkebunan yang paling banyak diperdagangkan. Pusat-pusat budidaya kopi ada di Amerika Latin, Amerika Tengah, Asia-pasifik dan Afrika. Sedangkan

Lebih terperinci

SISTEMATIKA LAPORAN MINGGUAN MAGANG KERJA Halaman Judul Halaman judul memuat laporan mingguan pada minggu ke-n, lokasi magang, serta judul kegiatan

SISTEMATIKA LAPORAN MINGGUAN MAGANG KERJA Halaman Judul Halaman judul memuat laporan mingguan pada minggu ke-n, lokasi magang, serta judul kegiatan SISTEMATIKA LAPORAN MINGGUAN MAGANG KERJA Halaman Judul Halaman judul memuat laporan mingguan pada minggu ke-n, lokasi magang, serta judul kegiatan yang dilakukan dalam minggu tersebut. Log Kerja Harian

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertanian Indonesia memiliki potensi yang besar dalam segi sumberdaya dan kualitas, sehingga dapat menjadi sektor unggulan dalam meningkatkan pendapatan negara. Saat ini

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Bawang Merah. rumpun, tingginya dapat mencapai cm, Bawang Merah memiliki jenis akar

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Bawang Merah. rumpun, tingginya dapat mencapai cm, Bawang Merah memiliki jenis akar II. TINJAUAN PUSTAKA A. Bawang Merah Bawang Merah merupakan tanaman yang berumur pendek, berbentuk rumpun, tingginya dapat mencapai 15-40 cm, Bawang Merah memiliki jenis akar serabut, batang Bawang Merah

Lebih terperinci

PEMBUATAN BAHAN TANAM UNGGUL KAKAO HIBRIDA F1

PEMBUATAN BAHAN TANAM UNGGUL KAKAO HIBRIDA F1 PEMBUATAN BAHAN TANAM UNGGUL KAKAO HIBRIDA F1 Wahyu Asrining Cahyowati, A.Md (PBT Terampil Pelaksana) Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan Surabaya I. Pendahuluan Tanaman kakao merupakan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Mangga berakar tunggang yang bercabang-cabang, dari cabang akar ini tumbuh

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Mangga berakar tunggang yang bercabang-cabang, dari cabang akar ini tumbuh TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Mangga berakar tunggang yang bercabang-cabang, dari cabang akar ini tumbuh cabang lagi kecil-kecil, cabang kecil ini ditumbuhi bulu-bulu akar yang sangat halus. Akar tunggang

Lebih terperinci

SYARAT TUMBUH TANAMAN KAKAO

SYARAT TUMBUH TANAMAN KAKAO SYARAT TUMBUH TANAMAN KAKAO Sejumlah faktor iklim dan tanah menjadi kendala bagi pertumbuhan dan produksi tanaman kakao. Lingkungan alami tanaman cokelat adalah hutan tropis. Dengan demikian curah hujan,

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Percobaan ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas

III. BAHAN DAN METODE. Percobaan ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas 17 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Percobaan ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Lampung Desa Muara Putih Kecamatan Natar Lampung Selatan dengan titik

Lebih terperinci

PEMBENTUKAN PEMBENTUKAN DAN PEMANGKASAN DAN PEMANGKASAN TRAINING AND PRUNING

PEMBENTUKAN PEMBENTUKAN DAN PEMANGKASAN DAN PEMANGKASAN TRAINING AND PRUNING PEMBENTUKAN DAN PEMANGKASAN TRAINING AND PRUNING Pengertian Pembentukan dan pemangkasan tanaman merupakan bagian penting dari program pengelolaan (management) tanaman buah-buahan. Pembentukan (training)

Lebih terperinci

BUDIDAYA KELAPA SAWIT

BUDIDAYA KELAPA SAWIT KARYA ILMIAH BUDIDAYA KELAPA SAWIT Disusun oleh: LEGIMIN 11.11.5014 SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMUNIKASI AMIKOM YOGYAKARTA 2012 ABSTRAK Kelapa sawit merupakan komoditas yang penting karena

Lebih terperinci

BUDIDAYA DURIAN PENDAHULUAN

BUDIDAYA DURIAN PENDAHULUAN BUDIDAYA DURIAN PENDAHULUAN Saat ini, permintaan dan harga durian tergolong tinggi, karena memberikan keuntungan menggiurkan bagi siapa saja yang membudidayakan. Sehingga bertanam durian merupakan sebuah

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Subhan dkk. (2005) menyatakan bahwa pertumbuhan vegetatif dan generatif pada

II. TINJAUAN PUSTAKA. Subhan dkk. (2005) menyatakan bahwa pertumbuhan vegetatif dan generatif pada II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemupukan pada Tanaman Tomat 2.1.1 Pengaruh Aplikasi Pupuk Kimia Subhan dkk. (2005) menyatakan bahwa pertumbuhan vegetatif dan generatif pada tanaman tomat tertinggi terlihat pada

Lebih terperinci

TATA CARA PENELITIN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. B. Bahan dan Alat Penelitian

TATA CARA PENELITIN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. B. Bahan dan Alat Penelitian III. TATA CARA PENELITIN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilakukan di areal perkebunan kelapa sawit rakyat di Kecamatan Kualuh Hilir Kabupaten Labuhanbatu Utara, Provinsi Sumatera Utara.

Lebih terperinci

Menanam Laba Dari Usaha Budidaya Kedelai

Menanam Laba Dari Usaha Budidaya Kedelai Menanam Laba Dari Usaha Budidaya Kedelai Sebagai salah satu tanaman penghasil protein nabati, kebutuhan kedelai di tingkat lokal maupun nasional masih cenderung sangat tinggi. Bahkan sekarang ini kedelai

Lebih terperinci

4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BLITAR

4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BLITAR 4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BLITAR 4.1 Kondisi Fisik Wilayah Beberapa gambaran umum dari kondisi fisik Kabupaten Blitar yang merupakan wilayah studi adalah kondisi geografis, kondisi topografi, dan iklim.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris dengan sektor pertanian sebagai sumber. penduduknya menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian.

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris dengan sektor pertanian sebagai sumber. penduduknya menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Indonesia merupakan negara agraris dengan sektor pertanian sebagai sumber matapencaharian dari mayoritas penduduknya, sehingga sebagian besar penduduknya menggantungkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. termasuk ke dalam kelompok rempah tidak bersubstitusi yang berfungsi sebagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. termasuk ke dalam kelompok rempah tidak bersubstitusi yang berfungsi sebagai BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Bawang Merah Bawang merah merupakan salah satu komoditas sayuran unggulan yang sejak lama telah diusahakan oleh petani secara intensif. Komoditas sayuran ini termasuk

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Struktur PDB Menurut Lapangan Usaha Triwulan-I Tahun

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Struktur PDB Menurut Lapangan Usaha Triwulan-I Tahun I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia sebagai negara agraris menunjukkan bahwa sektor pertanian mempunyai peranan yang penting dalam mendukung perekonomian nasional, terutama sebagai sumber bahan

Lebih terperinci

BAB V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN BAB V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Keadaan Umum, Geografis, dan Iklim Lokasi Penelitian Desa Ciaruten Ilir merupakan desa yang masih berada dalam bagian wilayah Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian Universitas Lampung di Desa Muara Putih Kecamatan Natar Kabupaten Lampung

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang Barat terletak pada BT dan

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang Barat terletak pada BT dan 77 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Letak Geografis Kabupaten Tulang Bawang Barat terletak pada 104 552-105 102 BT dan 4 102-4 422 LS. Batas-batas wilayah Kabupaten Tulang Bawang Barat secara geografis

Lebih terperinci

Percobaan 3. Pertumbuhan dan Produksi Dua Varietas Kacang Tanah pada Populasi Tanaman yang Berbeda

Percobaan 3. Pertumbuhan dan Produksi Dua Varietas Kacang Tanah pada Populasi Tanaman yang Berbeda Percobaan 3. Pertumbuhan dan Produksi Dua Varietas Kacang Tanah pada Populasi Tanaman yang Berbeda Latar Belakang Untuk memperoleh hasil tanaman yang tinggi dapat dilakukan manipulasi genetik maupun lingkungan.

Lebih terperinci

III. METODE KEGIATAN TUGAS AKHIR (TA) A. Tempat Pelaksanaan Pelaksanaan Tugas Akhir (TA) dilaksanakan di Dusun Selongisor RT 03 RW 15, Desa Batur,

III. METODE KEGIATAN TUGAS AKHIR (TA) A. Tempat Pelaksanaan Pelaksanaan Tugas Akhir (TA) dilaksanakan di Dusun Selongisor RT 03 RW 15, Desa Batur, 23 III. METODE KEGIATAN TUGAS AKHIR (TA) A. Tempat Pelaksanaan Pelaksanaan Tugas Akhir (TA) dilaksanakan di Dusun Selongisor RT 03 RW 15, Desa Batur, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Taksonomi Kedelai Berdasarkan klasifikasi tanaman kedelai kedudukan tanaman kedelai dalam sistematika tumbuhan (taksonomi) diklasifikasikan sebagai berikut (Cahyono, 2007):

Lebih terperinci

BUDIDAYA DAN PEMELIHARAAN TANAMAN STROBERI

BUDIDAYA DAN PEMELIHARAAN TANAMAN STROBERI BUDIDAYA DAN PEMELIHARAAN TANAMAN STROBERI Pembibitan Pembibitan ulang stroberi di Vin s Berry Park dilakukan dengan stolon. Pembibitan ulang hanya bertujuan untuk menyulam tanaman yang mati, bukan untuk

Lebih terperinci

Peluang Usaha Budidaya Cabai?

Peluang Usaha Budidaya Cabai? Sambal Aseli Pedasnya Peluang Usaha Budidaya Cabai? Tanaman cabai dapat tumbuh di wilayah Indonesia dari dataran rendah sampai dataran tinggi. Peluang pasar besar dan luas dengan rata-rata konsumsi cabai

Lebih terperinci

TEKNIK SINKRONISASI PENYEDIAAN BATANG BAWAH DAN MATA TEMPEL PADA PERBENIHAN APEL (Mallus Sylvestris Mill.)

TEKNIK SINKRONISASI PENYEDIAAN BATANG BAWAH DAN MATA TEMPEL PADA PERBENIHAN APEL (Mallus Sylvestris Mill.) TEKNIK SINKRONISASI PENYEDIAAN BATANG BAWAH DAN MATA TEMPEL PADA PERBENIHAN APEL (Mallus Sylvestris Mill.) Didiek Kristianto dan Ica Purwanti Balai Penelitian Tanaman Jeruk & Buah SubtropikaJl.Raya Tlekung

Lebih terperinci

VI. ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI

VI. ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI VI. ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI 6.1. Keragaan Usahatani Padi Keragaan usahatani padi menjelaskan tentang kegiatan usahatani padi di Gapoktan Jaya Tani Desa Mangunjaya, Kecamatan Indramayu, Kabupaten

Lebih terperinci

III. METODOLOGI TUGAS AKHIR (TA)

III. METODOLOGI TUGAS AKHIR (TA) III. METODOLOGI TUGAS AKHIR (TA) A. Tempat Pelaksanaan Kegiatan Tugas Akhir (TA) akan dilaksanakan pada lahan kosong yang bertempat di Dusun Selongisor RT 03 / RW 15, Desa Batur, Kecamatan Getasan, Kabupaten

Lebih terperinci

PEMBAHASAN. Waktu Pangkas

PEMBAHASAN. Waktu Pangkas PEMBAHASAN Pemangkasan merupakan salah satu kegiatan pemeliharaan yang dilakukan di kebun teh yang bertujuan untuk meningkatkan produktivitas dengan menurunkan tinggi tanaman sampai ketinggian tertentu.

Lebih terperinci

Teknologi Produksi Ubi Kayu Monokultur dan Tumpangsari Double-Row

Teknologi Produksi Ubi Kayu Monokultur dan Tumpangsari Double-Row Teknologi Produksi Ubi Kayu Monokultur dan Tumpangsari Double-Row Ubi kayu dapat ditanam sebagai tanaman tunggal (monokultur), sebagai tanaman pagar, maupun bersama dengan tanaman lain (tumpangsari atau

Lebih terperinci

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENDAHULUAN A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hortikultura sebagai salah satu subsektor pertanian memiliki peran yang cukup strategis dalam perekonomian nasional. Hal ini tercermin dari perannya sebagai pemenuh kebutuhan

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN. Tabel 1. Produk Domestik Bruto Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha, ** (Miliar Rupiah)

1 PENDAHULUAN. Tabel 1. Produk Domestik Bruto Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha, ** (Miliar Rupiah) 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Letak geografis dan astronomis Indonesia sangat strategis. Secara georafis, Indonesia terletak diantara dua Benua dan dua samudera. Benua yang mengapit Indonesia adalah

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian 15 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Percobaan dilaksanakan di Kebun Percobaan Margahayu Lembang Balai Penelitian Tanaman Sayuran 1250 m dpl mulai Juni 2011 sampai dengan Agustus 2012. Lembang terletak

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN V. HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis hasil penelitian mengenai Analisis Kelayakan Usahatani Kedelai Menggunakan Inokulan di Desa Gedangan, Kecamatan Wirosari, Kabupaten Grobogan, Provinsi Jawa Tengah meliputi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia adalah negara kepulauan yang memiliki iklim tropis sehingga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia adalah negara kepulauan yang memiliki iklim tropis sehingga 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara kepulauan yang memiliki iklim tropis sehingga Indonesia cocok untuk melestarikan dan memajukan pertanian terutama dalam penyediaan

Lebih terperinci

Agro inovasi. Inovasi Praktis Atasi Masalah Perkebunan Rakyat

Agro inovasi. Inovasi Praktis Atasi Masalah Perkebunan Rakyat Agro inovasi Inovasi Praktis Atasi Masalah Perkebunan Rakyat 2 AgroinovasI PENANAMAN LADA DI LAHAN BEKAS TAMBANG TIMAH Lahan bekas tambang timah berupa hamparan pasir kwarsa, yang luasnya terus bertambah,

Lebih terperinci

Cara Menanam Cabe di Polybag

Cara Menanam Cabe di Polybag Cabe merupakan buah dan tumbuhan berasal dari anggota genus Capsicum. Buahnya dapat digolongkan sebagai sayuran maupun bumbu, tergantung bagaimana digunakan. Sebagai bumbu, buah cabai yang pedas sangat

Lebih terperinci

PEMBAHASAN. Tipe Pangkasan

PEMBAHASAN. Tipe Pangkasan 8 PEMBAHASAN Tanaman teh dibudidayakan untuk mendapatkan hasil produksi dalam bentuk daun (vegetatif). Fase vegetatif harus dipertahankan selama mungkin untuk mendapatkan hasil produksi yang tinggi dan

Lebih terperinci

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN III. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN Lokasi penelitian ini meliputi wilayah Kota Palangkaraya, Kabupaten Kotawaringin Barat, Kabupaten Seruyan, Kabupaten Kotawaringin Timur, Kabupaten Katingan, Kabupaten

Lebih terperinci

BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA 1. PERENCANAAN TANAM 1. Pemilihan lokasi tanam 2. Sistem tanam 3. Pola tanam 4. Waktu tanam 5. Pemilihan varietas Perencanaan Persyaratan Tumbuh

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L.] Merr.) merupakan tanaman pangan terpenting ketiga

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L.] Merr.) merupakan tanaman pangan terpenting ketiga 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kedelai (Glycine max [L.] Merr.) merupakan tanaman pangan terpenting ketiga setelah padi dan jagung. Kebutuhan kedelai terus meningkat seiring dengan meningkatnya permintaan

Lebih terperinci

Oleh Administrator Kamis, 07 November :05 - Terakhir Diupdate Kamis, 07 November :09

Oleh Administrator Kamis, 07 November :05 - Terakhir Diupdate Kamis, 07 November :09 Tanaman tomat (Lycopersicon lycopersicum L.) termasuk famili Solanaceae dan merupakan salah satu komoditas sayuran yang sangat potensial untuk dikembangkan. Tanaman ini dapat ditanam secara luas di dataran

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM. Kabupaten Way Kanan merupakan salah satu wilayah pemekaran dari wilayah

IV. GAMBARAN UMUM. Kabupaten Way Kanan merupakan salah satu wilayah pemekaran dari wilayah 71 IV. GAMBARAN UMUM A. Gambaran Umum Kabupaten Way Kanan Kabupaten Way Kanan merupakan salah satu wilayah pemekaran dari wilayah Kabupaten Lampung Utara yang dibentuk berdasarkan Undang-Undang No. 12

Lebih terperinci

Mangga Hibrid Agri Gardina 45 Genjah dan Unik

Mangga Hibrid Agri Gardina 45 Genjah dan Unik Mangga Hibrid Agri Gardina 45 Genjah dan Unik Agri Gardina 45 merupakan mangga hibrid yang terdaftar sebagai varietas unggul baru melalui SK Mentan No: 125/Kpts /SR.120/D.2.7/3/2014. Mangga ini dihasilkan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. 1 Kementerian Pertanian Kontribusi Pertanian Terhadap Sektor PDB.

I. PENDAHULUAN. 1 Kementerian Pertanian Kontribusi Pertanian Terhadap Sektor PDB. I. PENDAHULUAN 1.1. Latarbelakang Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang mempunyai peranan penting dalam meningkatkan perkembangan ekonomi Indonesia. Hal ini dikarenakan sektor pertanian adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. akan mempengaruhi produksi pertanian (Direktorat Pengelolaan Air, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. akan mempengaruhi produksi pertanian (Direktorat Pengelolaan Air, 2010). BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah Air merupakan salah satu komponen penting untuk kehidupan semua makhluk hidup di bumi. Air juga merupakan kebutuhan dasar manusia yang digunakan untuk kebutuhan

Lebih terperinci

VIII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI PENANGKARAN BENIH PADI BERSERTIFIKAT PADA PETANI MITRA DAN NON MITRA

VIII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI PENANGKARAN BENIH PADI BERSERTIFIKAT PADA PETANI MITRA DAN NON MITRA VIII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI PENANGKARAN BENIH PADI BERSERTIFIKAT PADA PETANI MITRA DAN NON MITRA Penelitian ini menganalisis perbandingan usahatani penangkaran benih padi pada petani yang melakukan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Dalam kurun waktu yang sangat panjang perhatian pembangunan pertanian

I. PENDAHULUAN. Dalam kurun waktu yang sangat panjang perhatian pembangunan pertanian I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam kurun waktu yang sangat panjang perhatian pembangunan pertanian terfokus kepada peningkatan produksi, terutama pada peningkatan produksi tanaman pangan, khususnya

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Letak dan Keadaan Geografi Daerah Penelitian Desa Perbawati merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Sukabumi, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Batas-batas

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Sumber: Badan Pusat Statistik (2009)

I. PENDAHULUAN. Sumber: Badan Pusat Statistik (2009) I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertanian merupakan sektor yang memiliki peranan penting bagi perekonomian Negara Indonesia. Sebagian besar masyarakat Indonesia menggantungkan kehidupan mereka pada sektor

Lebih terperinci

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN VI. HASIL DAN PEMBAHASAN 6.1. Risiko Produksi Fluktuasi yang terjadi pada suatu usaha, baik fluktuasi hasil produksi, harga dan jumlah permintaan yang berada dibawah standar yang ditetapkan merupakan indikasi

Lebih terperinci

BUDIDAYA TANAMAN MANGGA

BUDIDAYA TANAMAN MANGGA BUDIDAYA TANAMAN MANGGA (Mangifera indica) Balai Penelitian Tanah Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian ReGrI Tanaman mangga (Mangifera indica L.) berasal dari India, Srilanka, dan Pakistan. Mangga

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tomat (Lycopersicon esculentum mill) merupakan tanaman yang berasal dari

I. PENDAHULUAN. Tomat (Lycopersicon esculentum mill) merupakan tanaman yang berasal dari 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tomat (Lycopersicon esculentum mill) merupakan tanaman yang berasal dari Amerika Latin, seperti Peru, Ekuador, dan Meksiko. Selanjutnya, tomat menyebar ke seluruh Amerika,

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Lahan pertanian milik masyarakat Jl. Swadaya. Desa Sidodadi, Kecamatan Batang Kuis, Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatra

Lebih terperinci