V DESKRIPSI KUSUMA AGROWISATA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "V DESKRIPSI KUSUMA AGROWISATA"

Transkripsi

1 V DESKRIPSI KUSUMA AGROWISATA 5.1 Lokasi dan Letak Geografis Kusuma Agrowisata merupakan salah satu bentuk objek wisata yang berbasis pertanian. Kusuma Agrowisata terletak di Kota Batu, Jawa Timur, tepatnya terletak di Jalan Abdul Gani Atas, Kelurahan Ngaglik. Kota Batu terletak sekitar 19 km dari Kota Malang dan berada pada ketinggian meter di atas permukaan laut. Menurut Schmitt-Ferguson, kondisi iklim di daerah Batu termasuk dalam golongan C. Suhu rata-rata di Kusuma Agrowisata 26,24 derajat Celcius dengan kelembaban nisbi 79,79 persen serta curah hujan rata-rata 1160 mm/tahun. Hal tersebut menjadikan Kota Batu memiliki hawa yang sejuk dan pemandangan alam yang indah karena dikelilingi oleh beberapa pegunungan antara lain Gunung Panderman (2040 meter), Gunung Arjuno (3339 meter), Gunung Welirang (2156 meter), Gunung Anjasmoro (2277 meter), dan Gunung Kawi (2651 meter). Oleh karena itu, Kota Batu sering dijuluki sebagai kota wisata. Kondisi Kusuma Agrowisata yang berada di daerah pegunungan sangat cocok sebagai tempat usaha pertanian hortikultura (sayuran, buah-buahan, dan bunga). Salah satu buah yang menjadi ciri khas dari Kota Batu adalah Apel tropis. Hamparan kebun Apel di daerah Kota Batu dapat dilihat sampai dengan ketinggian 1500 meter dari permukaan laut. Tanaman Apel membutuhkan daerah dataran tinggi atau kondisi iklim dingin tetapi kering dengan kelembaban udara rata-rata berkisar antara 60 persen sampai dengan 70 persen. 5.2 Sejarah Perusahaan PT Kusuma Satria Dinasasri Wisatajaya merupakan salah satu bentuk usaha agribisnis yang secara harfiah dapat diartikan sebagai salah satu bentuk objek wisata yang menonjolkan usaha pertanian sebagai ciri khas dan dapat mendukung fungsinya sebagai tempat wisata. PT Kusuma muncul pertama kali pada tahun 1989 dengan nama PT Panderman Indera Jaya, kemudian pada tanggal 21 Mei 1990 berganti nama menjadi PT Kusuma Satria Dinasasri Wisatajaya. Berdasarkan akta notaris no. 50, Kusuma Agrowisata berbadan hukum Perseroan Terbatas dengan nama PT Kusuma Satria Dinasasri Wisatajaya, dengan SIUP: 91-44

2 92/13-24/PM/VII/97/P.I. Perusahaan ini merupakan perusahaan keluarga yang dimiliki oleh Ir. Edy Antoro, seorang sarjana jurusan Agronomi, Universitas Negeri Jember. Beliau pernah bekerja sebagai sinder di perkebunan kopi PT Perkebunan XXVI (sekarang PTPN XII di daerah Ijen, Bondowoso) sebelum akhirnya mendirikan Kusuma Agrowisata. Edy Antoro mengawali usaha di bidang agrowisata dengan mencoba untuk mengolah kebun apel seluas empat hektar pada tahun Hasil panen pertamanya kurang memuaskan dan tidak laku terjual dengan harga tinggi karena pada saat itu sedang terjadi panen raya. Selain itu, para pedagang apel lebih memilih untuk membeli pasokan apel yang diimpor dibandingkan hasil dari dalam negeri. Kendala-kendala di bidang pemasaran tersebut yang mencetuskan ide untuk menciptakan sebuah agrowisata. Pada saat itu pengunjung hanya dibebani biaya sebesar rupiah per orang dan dapat memetik sendiri serta memakan buah apel sepuasnya. Apabila pengunjung ingin membawa pulang apel yang telah dipetik harus ditimbang dan dibayar rupiah per kilogram. Menurut keterangan Edy Antoro, dengan harga apel tersebut, dapat diperoleh keuntungan kurang lebih sebesar 600 rupiah per kilogram karena harga apel di pasaran adalah rupiah sementara pengunjung yang membayar rupiah per orang dan makan sepuasnya paling banyak hanya dapat menghabiskan lima buah apel yang setara dengan satu kilogram. Perusahaan mulai membangun cottage sebanyak 16 kamar dan arealnya diperluas menjadi delapan hektar pada tahun 1992, untuk ditanami apel dan selebihnya ditanami jeruk. Pada tanggal 21 Mei 1992, Kusuma Agrowisata mulai diresmikan dan mulai dioperasikan sebagai kawasan wisata untuk umum dan fasilitas bagi tamu cottage Kusuma. Pada tahun berikutnya perusahaan menambah kamar cottage menjadi 66 buah dan fasilitas yang lain di antaranya kolam renang, restoran, dan ruang pertemuan. Kemudian pada tahun 1994 jumlah kamar bertambah menjadi 84 buah dan pada tahun 1995 dibangun hotel berlantai tiga sehingga total kamarnya menjadi 152 kamar. Selain itu, fasilitasnya juga bertambah yaitu lobi, tiga buah restoran, delapan ruang pertemuan dan lapangan tenis. Pada tahun 1996, untuk menambah objek wisata agrowisata, dibangun rumah kaca untuk tanaman hias dan kebun kopi jenis Arabika Kate yang genjah 45

3 seluas Sembilan hektar. Selanjutnya pada tahun 1997 perusahaan melebarkan usaha ke bidang estate dan travel. Pada periode perusahaan menambah jenis tanaman untuk agrowisata yaitu stroberi dan juga menambah jumlah greenhouse untuk sayur dan tanaman jenis hidroponik lainnya. Seiring dengan perkembangannya, pada tahun yang sama juga dibangun home industry dengan buah apel sebagai bahan utamanya. Tujuan utama didirikannya industry pengolahan ini adalah untuk menutupi tingginya biaya produksi serta mendayagunakan dan mengefisienkan buah apel yang rusak. Pada tahun 2002, peralatan yang digunakan telah semi modern yaitu boiler. Produk industri apel ini sudah menjangkau daerah Jawa Timur, Jawa Tengah, Jakarta, dan Bali. Pada tahun yang sama juga didirikan Klinik Agribisnis sebagai pusat kajian agribisnis untuk memberdayakan khususnya petani Indonesia dan dunia agribisnis di tanah air pada umumnya. Program dari Klinik Agribisnis antara lain mengadakan pelatihan-pelatihan (training), studi banding, seminar, kajian-kajian dan memasyarakatkan agrowisata di masyarakat dengan membuat paket-paket wisata (bekerja sama dengan birobiro perjalanan dan travel). Klinik Agribisnis mulai mengembangkan pertanian organic pada tahun Semua usaha dan aktivitas yang telah dirintis, diwadahi dalam sebuah badan hukum legal yaitu PT Kusuma Satria Dinasasri Wisatajaya yang sekarang merupakan holding dari beberapa perusahaan antara lain hotel, estate, travel, dan agrowisata. Total luas arealnya sekarang adalah 60 hektar dengan jumlah karyawan tetap sekitar 400 orang dan total seluruh karyawan termasuk karyawan harian lepas mencapai lebih dari 800 orang. 5.3 Visi dan Misi Perusahaan Agrowisata Kusuma telah menerapkan suatu visi atau suatu pandangan ke depan yang hendak dicapai. Rumusan visi tersebut adalah Mewujudkan perusahaan sebagai objek agrowisata yang bertumpu kepada agribisnis dan pariwisata dengan tetap melestarikan nilai-nilai budaya dan lingkungan hidup. Disamping visi, pernyataan misi yang merupakan deklarasi alasan keberadaan suatu bisnis yang membedakannya dengan bisnis lain adalah: 46

4 1. Menciptakan iklim usaha yang mendukung kepada pemenuhan kebutuhan konsumen dalam bentuk pelayanan, fasilitas, sarana dan prasarana. 2. Menciptakan produk dan jasa yang inovatif secara kontinyu sesuai dengan perubahan pasar lokal dan pasar global. 3. Mengembangkan dan melestarikan citra produk perkebunan sebagai salah satu diferensiasi dominasi. 4. Menciptakan dan mengembangkan produk-produk industri pengolahan hasil perkebunan sebagai pendukung perolehan pendapatan bagi perusahaan. 5.4 Tujuan Perusahaan Tujuan didirikannya Kusuma Agrowisata terdiri atas tujuan umum dan tujuan khusus yaitu : 1. Tujuan Umum Tujuan agrowisata adalah menerima devisa Negara dari sektor non-migas, kesempatan berusaha dan lapangan pekerjaan melalui pemanfaatan yang optimal potensi agrowisata sebagai kunjungan wisatawan. Agar pembangunan pertanian di masa mendatang sesuai dengan yang digariskan dalam Garis-garis Besar Haluan Negara tahun 1993, dengan demikian tujuan umum Kusuma Agrowisata adalah sebagai berikut : a. Meningkatkan pendapatan dan taraf hidup petani b. Memperluas lapangan kerja dan kesempatan berusaha c. Mengisi dan memperluas pasar, baik pasar dalam negeri maupun pasar luar negeri d. Menunjang perkembangan wilayah 2. Tujuan Khusus a. Memberikan kesempatan yang seluas-luasnya kepada wisatawan untuk berkunjung ke objek wisata b. Menciptakan iklim usaha yang baik pada pengusaha di bidang agro dan pariwisata di dalam menyelenggarakan dan pelayanan wisuda c. Menciptakan pemasaran terpadu 47

5 d. Mengamankan dan melestarikan citra produk perkebunan sebagai salah satu diversifikasi produk wisata e. Menciptakan lapangan kerja dan kesempatan berusaha di kawasan usaha pertanian lainnya berupa akomodasi, pertokoan, souvenir, pemandu dan lain-lain. Motto PT Kusuma Satria Dinasasri Wisatajaya adalah We Serve Better Than The Other yaitu dengan menganjurkan karyawan tiap divisi untuk bersikap ramah, berpakaian rapi, dan bertanggung jawab dengan tugas yang diembannya. 5.5 Divisi-Divisi Perusahaan Kusuma Agrowisata merupakan perusahaan yang bergerak di bidang jasa pariwisata dan pada perkembangannya memiliki beberapa divisi, yaitu divisi Agrowisata, divisi Hotel, divisi Estate (Villa Kusuma Agro), divisi Travel dan Koperasi. Divisi-divisi ini memiliki kedudukan yang sejajar kecuali divisi Travel dan Koperasi yang berada di bawah staf direksi karena divisi ini merupakan divisi yang baru berdiri Divisi Agrowisata Sebagai cikal bakal kegiatan agrowisata, divisi ini menawarkan kebun apel, kebun jeruk, dan kebun stroberi dimana pengunjung dapat memetik sendiri buah-buahan tersebut di lokasi kebun. Divisi ini awalnya bergerak di bidang agrowisata yang mencakup agrowisata apel dan jeruk. Pada perkembangannya selanjutnya divisi ini menambah jenis tanaman buah dengan stroberi dan bunga. Tanaman apel yang diusahakan oleh divisi agrowisata antara lain apel manalagi, rome beauty, anna, dan wangling. Tanaman jeruk yang diusahakan adalah jova, keprok punten, dan Valencia. Selain ketiga tanaman utama tersebut, diusahakan pula sayuran daun seperti: kangkung Thailand, selada, sawi daging, sawi putih, caisin, tomat cherry, paprika, dan cabai yang seluruhnya merupakan sayuran bebas pestisida karena diusahakan secara hidroponik dalam rumah kaca (green house). Lokasi rumah kaca untuk tanaman hias terdapat di tengah-tengah kebun apel. Terdapat bermacam-macam tanaman hias dan tanaman buah dalam pot (tabulampot). Selain tanaman, terdapat aneka cinderamata dan bibit bunga dalam 48

6 sachet. Tim dari green house tanaman hias ini juga menyediakan jasa pembuatan taman/landscape, dekorasi pernikahan, ulang tahun, rapat atau karangan bunga untuk upacara pemakaman. Pengembangan lebih lanjut dari agrowisata adalah agroindustri. Berawal dari usaha rumah tangga, divisi ini akhirnya mengarah ke industry kecil menengah. Produk-produk yang dihasilkan yaitu sari apel, jenang apel, selai apel, wingko apel, brem apel, dan cuka apel. Produk-produk tersebut dihasilkan dari buah apel segar dan tidak mengandung bahan pengawet. Divisi agrowisata memiliki Klinik Agribisnis dan Agrowisata (KAA). KAA merupakan suatu lembaga yang bertugas mengadakan analisis dan kajiankajian mengenai permasalahan yang berkaitan dengan aspek usahatani dan mencari solusinya. Tujuan dari lembaga ini adalah untuk menjembatani antara petani dengan pasar, lembaga keuangan, lembaga penelitian, dan konsumen atas dasar prinsip-prinsip yang saling menguntungkan, kejujuran, keselarasan dengan lingkungan dan masyarakat Divisi Hotel Hotel Kusuma Agrowisata merupakan resort hotel yang berklarifikasi bintang tiga dan dapat digunakan sebagai hotel konvensi karena memiliki fasilitas delapan buah ruang pertemuan dengan kapasitas 20 orang (VIP) sampai dengan 1000 orang. Fasilitas-fasilitas lainnya adalah kolam renang (dengan air hangat setiap hari Minggu), lapangan tenis, tenis meja, lapangan voli, jogging track, driving range (mini golf), pertunjukkan musik setiap hari Minggu. Jumlah kamar hotel sebanyak 152 kamar dengan berbagai tipe mulai dari tipe standar, superior, cottage, deluxe cottage, duplex, junior suite sampai dengan executive cottage Divisi Estate (Villa Agrokusuma) Divisi estate mengembangkan hunian berupa villa-villa dengan konsep lingkungan bernuansa bunga. Arealnya dibuat dengan sistem blok yang ekslusif dimana setiap bloknya hanya terdiri dari 75 villa dengan landscape bungabungaan dan tanaman buah-buahan seperti apel. Terdapat lima tipe villa yang ditawarkan yaitu tipe khusus, manalagi, anna, rome beauty, dan princess nobel. 49

7 5.6 Sumber Daya Manusia dan Struktur Organisasi Tenaga kerja yang ada pada agrowisata tidak mengalami banyak perubahan tiap tahunnya. Tenaga kerja sebagian besar berasal dari daerah sekitar Batu dan sebagian kecil berasal dari luar kota Malang. Hal ini karena tidak terlepas dari tujuan Kusuma Agrowisata yang ingin menyerap tenaga kerja di sekitar perusahaan untuk meningkatkan pendapatan masyarakat. Sistem perekrutan tenaga kerja tersebut adalah sebagai berikut : 1. Atas dasar kebutuhan tenaga kerja 2. Gethok Tular, yaitu sistem bawaan dari pekerja yang lebih dahulu bekerja di Kusuma Agrowisata Hal di atas berlaku bagi pekerja yang ada di dalam kebun pada departemen teknik budidaya. Saat ini telah dilaksanakan pembagian tenaga kerja sbagai berikut : 1. Tenaga kerja harian 2. Tenaga kerja bulanan 3. Tenaga kerja kontrak 4. Tenaga kerja musiman Tenaga kerja harian terdiri dari tenaga kerja harian tetap dan tenaga kerja lepas atau tidak tetap. Tenaga kerja bulanan adalah tenaga kerja yang sudah diangkat menjadi karyawan dan mendapat gaji bulanan. Tenaga kerja kontrak adalah tenaga kerja yang dikontrak untuk pekerjaan tertentu dalam jangka waktu minimal satu tahun. Tenaga kerja musiman adalah tenaga kerja yang dibutuhkan hanya pada waktu tertentu saja, misalnya pemandu wisata dan budidaya tanaman. Bentuk organisasi di Kusuma Agrowisata adalah garis staf yang telah menempatkan posisi karyawan berdasarkan tugasnya masing-masing. Divisi agrowisata terbagi menjadi enam departemen yang meliputi : 1. Departemen Keuangan, Umum dan Administrasi bertanggung jawab untuk melakukan pencatatan secara administratif dari seluruh kegiatan usaha divisi dan mengambil kesimpulan tentang keuntungan dan kerugian, mengatur dan bertanggung jawab atas perencanaan keuangan serta dana yang dibutuhkan bagi kegiatan departemen lain, melakukan pengawasan, dan pencatatan penggunaan harta perusahaan, melakukan pembayaran- 50

8 pembayaran dari pembelian, pembayaran gaji dan upah karyawan, dan menerima penghasilan yang diperoleh dari penjualan produk. 2. Departemen Penjualan dan Pemasaran bertanggung jawab untuk seluruh kegiatan operasional maupun adminstratif dalam bidang pemasaran, melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan program produksi agar dapat berjalan sesuai dengan rencana pemasaran yang telah ditetapkan dan melakukan perencanaan terhadap usaha-usaha untuk meningkatkan volume penjualan serta melancarkan kegiatan promosi. 3. Departemen Agroindustri bertanggung jawab untuk melakukan pengawasan terhadap kegiatan produksi dengan selalu menjaga kualitas produk yang dihasilkan, menjaga kontinuitas produk olahan apel yang akan dipasarkan, dan menetapkan petunjuk serta prosedur kerja bagi karyawan pabrik. 4. Departemen Teknik Budidaya bertanggung jawab untuk melakukan pengawasan terhadap kegiatan budidaya, baik dalam penyediaan sarana produksi maupun saat panen, dan menjaga agar tanaman yang dibudidayakan selalu tersedia dalam keadaan baik untuk dipetik atau dikonsumsi oleh wisatawan. 5. Departemen Food Beveragen dan Entertainment, mengatur kegiatan baik perencanaan maupun pelaksanaan kegiatan hiburan yang ditunjukkan bagi pengunjung maupun tamu hotel Kusuma Agrowisata. Tugas dan tanggung jawabnya adalah mengatur seluruh kegiatan operasional maupun administratif dalam bidang hiburan dan prasarananya, dan melakukan perencanaan terhadap usaha-usaha untuk meningkatkan sarana dan prasarana hiburan di Kusuma Agrowisata. 6. Departemen Klinik Agribisnis dan Agrowisata melakukan pengkajian tentang agribisnis dari segala aspeknya. Terdapat empat program utama yang dilaksanakan melalui empat di bidang jasa layanan yaitu (a) Jasa Penelitian dan Pengembangan; (b) Jasa Pendidikan dan Pelatihan; (c) Jasa Layanan Informasi; dan (d) Jasa Layanan Wisata. Struktur organisasi Kusuma Agrowisata selalu mengalami perubahan seiring dengan perkembangan usaha. Saat ini terdapat pemisahan untuk 51

9 departemen budidaya tanaman semusim dengan tanaman tahunan serta adanya coordinator security. Struktur organisasi divisi agrowisata dapat dilihat pada Gambar 5. OPERATIONAL MANAGER KA. DEPT. BTT KA. DEPT. BTS KA. DEPT PERSONALIA & PUBLIK AREA KA.DEPT. FOOD & BEVERAGE ENGINEERING KA. DEPT. PEMASARAN WISATA & ADVENTURE KA. DEPT. TRADING KA. DEPT. ACCOUNTING ASST. KA. DEPT. PUBLIC AREA ASST. KA. DEPT. FOOD & BEVERAGE Gambar 5. Struktur Organisasi Divisi Agrowisata Kusuma Agrowisata Sumber : Klinik Agribisnis Agrowisata, Kusuma Agrowisata 2010 Setiap divisi dikepalai oleh seorang general manager dan untuk tiap departemen dikepalai oleh seorang kepala bagian yang bertindak sebagai manajer. Setiap karyawan Kusuma Agrowisata baik general manager, kepala bagian maupun staf diberikan job description untuk mempertanggungjawabkan tugastugasnya. General manager bertanggung jawab atas kelancaran kerja divisi yang dipimpin dalam mencapai tujuan perusahaan, yaitu suatu keuntungan yang wajar dengan memberikan rasa puas kepada pengunjung, pemilik serta karyawan sesuai dengan standar dan kebijakan yang telah digariskan oleh perusahaan. Seorang kepala bagian bertanggung jawab atas kelancaran operasional kerja pada departemen yang dipimpinnya. 52

10 VI KARAKTERISTIK UMUM RESPONDEN KUSUMA AGROWISATA Responden yang dipilih untuk penelitian ini adalah para pengunjung Kusuma Agrowisata yang sedang melakukan kunjungan ke Kusuma Agrowisata pada saat peneliti berada di sana. Jumlah responden secara keseluruhan adalah sebanyak 80 orang. Karakteristik umum responden dapat dijelaskan dengan variabel jenis kelamin, alamat asal, status pernikahan, umur, pendidikan terakhir, pekerjaan, pendapatan, dan alat transportasi yang digunakan untuk berkunjung ke Kusuma Agrowisata. 6.1 Jenis Kelamin Responden Kusuma Agrowisata berdasarkan jenis kelamin didominasi oleh laki-laki. Pengunjung Kusuma Agrowisata yang berjenis kelamin laki-laki sebesar 51,25 persen dan yang berjenis kelamin perempuan sebesar 48,75 persen. Hal ini disebabkan oleh kebanyakan responden yang berperan penting dalam pengambilan keputusan pembelian paket wisata adalah laki-laki atau kepala keluarga. Selain itu, berdasarkan hasil penelitian terdahulu dari Karo-karo (2007) dan Nugraha (2007) yang meneliti karakteristik responden pada agrowisata menunjukkan bahwa sebagian besar pengunjung agrowisata berjenis kelamin lakilaki. Sebaran responden berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada Tabel 7. Tabel 7. Sebaran Jumlah dan Persentase Responden menurut Jenis Kelamin Jenis Kelamin Responden Jumlah (Orang) Persentase (%) Laki-laki Perempuan Total Alamat Asal Pengunjung Kusuma Agrowisata berasal dari berbagai daerah di Indonesia maupun di luar negeri. Responden yang dipilih dalam penelitian ini adalah pengunjung yang berasal dari daerah di Indonesia. Sebagian besar responden Kusuma Agrowisata berasal dari daerah Jawa Timur yaitu sebesar 51,25 persen. Hal ini disebabkan oleh lokasi Kusuma Agrowisata yang berada di Jawa Timur 53

11 sehingga pengunjung di sekitar Jawa Timur masih mudah untuk menjangkau lokasi tersebut. Sedangkan responden yang berasal dari luar Jawa Timur sebesar 48,75 persen. Responden yang berasal dari luar Jawa Timur misalnya Jakarta, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Bali, Kalimantan, Sulawesi, dan Sumatera. Data tersebut menunjukkan bahwa masyarakat cenderung akan memilih objek wisata yang masih dekat dengan tempat tinggalnya. Oleh karena itu, para pengusaha objek wisata yang berada pada kawasan padat penduduk dapat mengambil peluang dari kondisi tersebut untuk lebih meningkatkan jumlah pengunjung yang datang dari daerahnya. Sebaran responden berdasarkan alamat asalnya dapat dilihat pada Tabel 8. Tabel 8. Sebaran Jumlah dan Persentase Responden menurut Alamat Asal Daerah Responden Jumlah (orang) Persentase (%) Jawa Timur Luar Jawa Timur Total Status Pernikahan Pengunjung Kusuma Agrowisata sebagian besar statusnya menikah yaitu sebesar 53,75 persen. Hal ini disebabkan oleh pengunjung yang biasanya datang ke Kusuma Agrowisata bersama keluarga. Sedangkan responden yang belum menikah sebesar 46,25 persen. Responden yang belum menikah biasanya datang bersama rombongan teman atau pasangannya. Berdasarkan hasil tersebut dapat dikatakan bahwa agrowisata lebih diminati oleh keluarga sebagai tempat wisata sekaligus menghabiskan waktu bersama dengan keluarga di alam bebas. Tetapi, tidak menutup kemungkinan bahwa responden yang belum menikah juga berminat untuk mengunjungi agrowisata sebagai tempat berkumpul bersama teman atau sekedar menikmati pemandangan dengan pasangan. Kondisi tersebut dapat menjadi masukan bagi para pengusaha agrowisata untuk mendesain objek wisata di dalam agrowisata sebagai wisata keluarga. Agrowisata dapat memberikan fasilitas yang sesuai dengan kebutuhan keluarga misalnya menyediakan areal tertentu di dalam agrowisata sebagai tempat berkumpul 54

12 keluarga untuk melepaskan kepenatan. Sebaran responden berdasarkan status pernikahan dapat dilihat pada Tabel 9. Tabel 9. Sebaran Jumlah dan Persentase Responden menurut Status Pernikahan Status Pernikahan Responden Jumlah (orang) Persentase (%) Menikah Belum Menikah Total Umur Pengunjung Kusuma Agrowisata berasal dari berbagai kelompok umur, yaitu usia remaja, usia kerja, dan usia lanjut. Pemilihan responden dilakukan terhadap pengunjung yang berusia di atas 15 tahun dengan pertimbangan bahwa pengunjung yang berusia di atas 15 tahun sudah dapat memahami pertanyaan yang terdapat dalam kuesioner. Responden yang berkunjung ke Kusuma Agrowisata didominasi oleh kelompok umur antara 15 sampai 25 tahun yaitu sebesar 41,25 persen. Hal ini disebabkan oleh kelompok usia tersebut masih memiliki rasa keingintahuan yang tinggi dan semangat untuk berekreasi. Responden terbesar kedua adalah kelompok umur antara 26 sampai 35 tahun yaitu sebesar 33,75 persen. Dua kelompok terbesar tersebut didominasi oleh keluarga muda sesuai dengan hasil sebaran responden berdasarkan status pernikahan. Responden terbesar ketiga adalah kelompok umur antara 36 sampai 45 tahun yaitu sebesar 13,75 persen. Kelompok umur ini biasanya berkunjung ke Kusuma Agrowisata bersama rombongan studi kampus atau kantor. Responden dengan persentase terkecil adalah kelompok umur antara 46 sampai 55 tahun yaitu sebesar 11,25 persen. Kelompok umur ini biasanya datang ke Kusuma Agrowisata bersama rombongan keluarga besar beserta anak dan cucunya. Sebaran responden berdasarkan kelompok umur dapat dilihat pada Tabel 10. Data hasil sebaran jumlah responden berdasarkan umur dapat menjadi informasi penting bagi pengelola agrowisata bahwa pengunjung yang dating 55

13 kebanyakan berada pada rentang umur yang masih relatif muda. Oleh karena itu, desain wisata yang diciptakan oleh agrowisata sebaiknya sesuai dengan kondisi pengunjungnya. Pengunjung usia muda kemungkinan akan lebih menyukai tantangan dan memiliki keingintahuan yang tinggi terhadap suatu ilmu pengetahuan. Pengunjung dengan usia yang relatif muda juga masih memiliki kekuatan yang baik untuk bertualang dalam suatu agrowisata. Kondisi tersebut dapat menjadi peluang bagi agrowisata untuk lebih mengembangkan desain wisata di dalamnya. Tabel 10. Sebaran Jumlah dan Persentase Responden menurut Umur Kelompok Umur Responden (tahun) Jumlah (orang) Persentase (%) > Total Pendidikan Terakhir Pendidikan terakhir pengunjung Kusuma Agrowisata adalah pendidikan yang telah selesai ditempuhnya. Sebagian besar responden Kusuma Agrowisata berpendidikan terakhir Sarjana/S2/S3 yaitu sebesar 53,75 persen. Responden terbesar kedua adalah yang berpendidikan terakhir SMA/SMK yaitu sebesar 30 persen. Responden terbesar ketiga adalah yang berpendidikan terakhir diploma (D1/D2/D3) yaitu sebesar 11,25 persen. Responden dengan persentase terkecil berpendidikan SMP yaitu sebesar 3,75 persen dan ada sebesar 1,25 persen yang pendidikan terakhirnya sebagai profesi akuntan. Berdasarkan hasil tersebut, dapat terlihat bahwa responden yang berkunjung ke Kusuma Agrowisata adalah masyarakat yang berpendidikan cukup tinggi sehingga kunjungan ke Kusuma Agrowisata tidak hanya untuk rekreasi tetapi juga untuk menambah wawasan terutama tentang budidaya tanaman. Hal tersebut dipengaruhi oleh adanya tingkat pendidikan yang tinggi pada masyarakat 56

14 maka pola pikirnya pun juga akan lebih sistematis dan ingin mendapatkan sesuatu yang bermanfaat untuk dirinya. Selain itu, masyarakat yang berpendidikan tinggi memiliki kesadaran yang juga tinggi terhadap pentingnya ilmu pengetahuan, maka dengan hal tersebut mereka menyadari bahwa mengunjungi suatu agrowisata dapat menambah ilmu pengetahuan mereka. Sebaran responden berdasarkan pendidikan terakhir dapat dilihat pada Tabel 11. Data hasil karakteristik berdasarkan pendidikan terakhir responden dapat menunjukkan bahwa agrowisata merupakan suatu objek wisata dengan jenis pengunjung yang lebih spesifik yaitu masyarakat yang berpendidikan tinggi. Hal ini terkait dengan adanya agrowisata merupakan suatu media pendidikan bagi masyarakat sehingga pengunjung yang datang ke agrowisata tidak hanya sekedar ingin berekreasi tetapi juga ingin memperoleh ilmu pengetahuan yang terdapat di dalamnya. Oleh karena itu, pengelola agrowisata penting untuk memberikan fasilitas yang mengandung unsur pengetahuan dan pendidikan bagi para pengunjungnya dengan tetap memberikan unsur rekreasi di dalamnya. Tabel 11. Sebaran Jumlah dan Persentase Responden menurut Pendidikan Terakhir Pendidikan Terakhir Responden Jumlah (orang) Persentase (%) Tidak Sekolah SD SMP SMA/SMK Diploma (D1/D2/D3) Sarjana/S2/S Lainnya Total Pekerjaan Responden Kusuma Agrowisata sebagian besar adalah pegawai swasta yaitu sebesar 27,50 persen. Hal tersebut berkaitan dengan kondisi responden yang tingkat pendidikan terakhirnya paling besar adalah S1/S2/S3 karena jenis 57

15 pekerjaan erat kaitannya dengan tingkat pendidikan terakhir yang dimiliki. Semakin tinggi pendidikan seseorang maka peluang untuk mendapatkan pekerjaan yang lebih baik semakin terbuka begitu juga sebaliknya. Responden terbesar kedua adalah wiraswasta yaitu sebesar 21,25 persen. Responden terbesar ketiga adalah pelajar/mahasiswa yaitu sebesar 18,75 persen. Sebaran responden berdasarkan pekerjaannya dapat dilihat pada Tabel 12. Hasil identifikasi karakteristik responden berdasarkan pekerjaan menunjukkan bahwa pengunjung agrowisata adalah masyarakat yang memiliki suatu pekerjaan tetap. Kondisi ini berkaitan dengan tujuan masyarakat melakukan wisata adalah ingin menghilangkan kepenatan dari rutinitas dalam kesibukan kerja mereka. Tabel 12. Sebaran Jumlah dan Persentase Responden menurut Pekerjaan Pekerjaan Responden Jumlah (orang) Persentase (%) Pelajar/Mahasiswa Pegawai Negeri Pegawai Swasta Wiraswasta Ibu Rumah Tangga Guru/Dosen Tidak/Belum Bekerja Lainnya Total Gaji per Bulan Gaji per bulan merupakan penghasilan yang diperoleh responden dari pekerjaannya, bagi mahasiswa atau pelajar, gaji merupakan uang saku yang diterimanya setiap bulan. Jumlah gaji responden dibagi menjadi beberapa kelompok dengan interval tertentu. Responden Kusuma Agrowisata sebagian besar berada pada kelompok gaji dengan interval Rp Rp dengan persentase sebesar 26,25 persen. Kemudian responden terbesar kedua dengan persentase sebesar 21,25 persen berada pada kelompok gaji dengan 58

16 interval Rp Rp hal tersebut dapat dikaitkan dengan jenis pekerjaan responden yang sebagian besar adalah pegawai swasta dan wiraswasta sehingga rata-rata gaji mereka berada pada interval tersebut. Sebaran jumlah responden berdasarkan gajidapat dilihat pada Tabel 13. Data hasil identifikasi karakteristik responden berdasarkan gaji per bulan dapat memberikan informasi bahwa sebagian besar responden agrowisata adalah masyarakat ekonomi menengah ke atas. Hal ini menunjukkan bahwa agrowisata pada dasarnya lebih diminati oleh masyarakat yang memiliki gaji tinggi sehingga mereka masih dapat mengalokasikan sebagian gajinya untuk melakukan wisata. Kondisi tersebut dapat menjadi pertimbangan bagi pengelola agrowisata dalam menetapkan harga bagi pengunjung. Penetapan harga agrowisata dengan pengunjung yang sebagian besar masyarakat ekonomi menengah ke atas dapat disesuaikan dengan tingkat gaji yang mereka peroleh per bulannya. Tabel 13. Sebaran Jumlah dan Persentase Responden menurut Gaji per Bulan Gaji (Rupiah) Responden Jumlah (orang) Persentase (%) Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Total Alat Transportasi yang Digunakan Alat transportasi yang digunakan merupakan alat transportasi yang digunakan untuk mengunjungi Kusuma Agrowisata. Responden Kusuma Agrowisata sebesar 87,5 persen menggunakan kendaraan pribadi untuk mengunjungi Kusuma Agrowisata. Sedangkan yang menggunakan kendaraan umum hanya sebesar 12,5 persen. Responden yang menggunakan kendaraan umum biasanya datang bersama rombongan dengan bus pariwisata. Sebaran responden berdasarkan alat transportasi yang digunakan untuk mengunjungi Kusuma Agrowisata dapat dilihat pada Tabel

17 Berdasarkan data tersebut dapat dikatakan bahwa masyarakat lebih menyukai untuk mengunjungi objek wisata menggunakan kendaraan pribadi. Penggunaan kendaraan pribadi untuk mengunjungi objek wisata khususnya agrowisata diduga karena masyarakat lebih merasa bebas menentukan arah tujuan mereka untuk berekreasi. Tabel 14. Sebaran Jumlah dan Persentase Responden menurut Alat Transportasi yang Digunakan untuk Mengunjungi Kusuma Agrowisata Alat Transportasi Responden Jumlah (orang) Persentase (%) Kendaraan Umum Kendaraan Pribadi Total Hasil identifikasi karakteristik responden Kusuma Agrowisata yang erat kaitannya dengan proses keputusan pembelian paket wisata adalah dilihat dari status pernikahan, gaji per bulan, tingkat pendidikan terakhir, alamat asal, dan pekerjaan. Karakteristik tersebut dapat mempengaruhi perilaku pengunjung dalam memutuskan untuk mengunjungi agrowisata sebagai tempat wisata yang diinginkannya. Hasil karakteristik responden yang dominan mengunjungi Kusuma Agrowisata dapat dilihat pada Tabel 15. Tabel 15. Rekapitulasi Karakteristik Dominan Responden Kusuma Agrowisata Karakteristik Responden Jumlah (Orang) Persentase (%) Berasal dari Jawa Timur Sudah Menikah Pendidikan Sarjana/S2/S Gaji per bulan Rp Rp Pekerjaan sebagai pegawai swasta Karakteristik yang dominan dapat menunjukkan jenis masyarakat yang berkunjung ke agrowisata sehingga pengelola agrowisata dapat menetapkan sasaran untuk usahanya. Berdasarkan alamat asal dapat mempengaruhi keinginan pengunjung untuk memilih objek wisata. Karakteristik berdasarkan status pernikahan dapat menentukan jenis fasilitas wisata yang akan ditawarkan dan yang lebih dipilih oleh pengunjung. Karakteristik pendidikan berkaitan dengan 60

18 tujuan masyarakat melakukan wisata dan manfaat yang ingin diperoleh dari kegiatan wisatanya di agrowisata. Karakteristik gaji per bulan dapat memberikan pertimbangan bagi pengelola agrowisata untuk menetapkan harga paket wisata dan karakteristik pekerjaan berkaitan dengan gaiji per bulan yang pengunjung peroleh sehingga mereka masih dapat melakukan kegiatan wisata untuk memenuhi kebutuhannya akan refereshing menghilangkan kepenatan dari pekerjaan rutinnya. 61

KONDISI UMUM PT. KUSUMA SATRIA DINASASRI WISATAJAYA

KONDISI UMUM PT. KUSUMA SATRIA DINASASRI WISATAJAYA KONDISI UMUM PT. KUSUMA SATRIA DINASASRI WISATAJAYA Sejarah PT. Kusuma Satria Dinasasri Wisatajaya PT. Kusuma Satria Dinasasri Wisatajaya (Kusuma Agrowisata) didirikan oleh Ir. Edy Antoro pada lahan seluas

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN 48 BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Obyek Penelitian A. Latar Belakang Perusahaan Kusuma Agrowisata berlokasi di daerah Batu, Malang-Jawa Timur. Kota Batu yang terletak

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. usaha pertanian sebagai ciri yang kuat sekaligus dapat mendukung fungsinya

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. usaha pertanian sebagai ciri yang kuat sekaligus dapat mendukung fungsinya BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Perusahaan PT. Kusuma Agrowisata adalah salah satu bentuk wisata yang menonjolkan usaha pertanian sebagai ciri yang kuat sekaligus dapat mendukung fungsinya

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Tabel 1. Statistik Kunjungan Wisatawan ke Indonesia Tahun Tahun

I PENDAHULUAN. Tabel 1. Statistik Kunjungan Wisatawan ke Indonesia Tahun Tahun I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia terutama menyangkut kegiatan sosial dan ekonomi. Hal ini berdasarkan pada pengakuan berbagai organisasi

Lebih terperinci

VI. KARAKTERISTIK RESPONDEN WISATA AGRO GUNUNG MAS PUNCAK BOGOR

VI. KARAKTERISTIK RESPONDEN WISATA AGRO GUNUNG MAS PUNCAK BOGOR VI. KARAKTERISTIK RESPONDEN WISATA AGRO GUNUNG MAS PUNCAK BOGOR 6.1 Karakteristik Pengunjung Karakteristik pengunjung dalam penelitian ini dilihat dari jenis kelamin, lokasi dan tempat tinggal, status

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Dalam kurun waktu yang sangat panjang perhatian pembangunan pertanian

I. PENDAHULUAN. Dalam kurun waktu yang sangat panjang perhatian pembangunan pertanian I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam kurun waktu yang sangat panjang perhatian pembangunan pertanian terfokus kepada peningkatan produksi, terutama pada peningkatan produksi tanaman pangan, khususnya

Lebih terperinci

VI ANALISIS RISIKO HARGA

VI ANALISIS RISIKO HARGA VI ANALISIS RISIKO HARGA 6.1 Analisis Risiko Harga Apel PT Kusuma Satria Dinasasri Wisatajaya PT Kusuma Satria Dinasasri Wisatajaya merupakan perusahaan yang bergerak di bidang pembudidayaan tanaman hortikultura

Lebih terperinci

VII PROSES KEPUTUSAN PEMBELIAN PAKET WISATA KUSUMA AGROWISATA

VII PROSES KEPUTUSAN PEMBELIAN PAKET WISATA KUSUMA AGROWISATA VII PROSES KEPUTUSAN PEMBELIAN PAKET WISATA KUSUMA AGROWISATA Keputusan pembelian dalam mengkonsumsi barang atau jasa ditentukan oleh perilaku konsumen yang bersangkutan. Perilaku proses keputusan selalu

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor pariwisata telah berkembang pesat seiring perubahan pola pikir, bentuk, dan sifat kegiatan warga masyarakat. Perkembangan ini menuntut industri pariwisata agar

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1.1 Latar Belakang Pemasaran merupakan salah satu kegiatan pokok yang dilakukan oleh para pengusaha dalam mempertahankan kelangsungan bisnisnya, untuk berkembang dan mendapatkan laba.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Program pembangunan nasional yang dilaksanakan pada berbagai sektor

I. PENDAHULUAN. Program pembangunan nasional yang dilaksanakan pada berbagai sektor I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Program pembangunan nasional yang dilaksanakan pada berbagai sektor selama ini telah menunjukkan keberhasilan. Salah satu keberhasilan pembangunan yang dapat dirasakan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam arti luas pariwisata adalah kegiatan rekreasi di luar dominasi untuk melepaskan diri dari pekerjaan rutin atau untuk mencari suasana lain. Sebagai suatu aktivitas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Rekreasi merupakan bagian dari kebutuhan pokok dari banyak orang pada

BAB 1 PENDAHULUAN. Rekreasi merupakan bagian dari kebutuhan pokok dari banyak orang pada BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rekreasi merupakan bagian dari kebutuhan pokok dari banyak orang pada saat ini. Banyaknya aktifitas, kurangnya istirahat, penatnya suasana kota yang terjadi berulang-ulang

Lebih terperinci

VI. KARAKTERISTIK PENGUNJUNG TAMAN WISATA ALAM GUNUNG PANCAR. dari 67 orang laki-laki dan 33 orang perempuan. Pengunjung TWA Gunung

VI. KARAKTERISTIK PENGUNJUNG TAMAN WISATA ALAM GUNUNG PANCAR. dari 67 orang laki-laki dan 33 orang perempuan. Pengunjung TWA Gunung VI. KARAKTERISTIK PENGUNJUNG TAMAN WISATA ALAM GUNUNG PANCAR 6.1 Karakteristik Responden Penentuan karakteristik pengunjung TWA Gunung Pancar diperoleh berdasarkan hasil wawancara dan kuesioner dari 100

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Indonesia sebagai negara beriklim tropis dengan wilayah geografi dataran tinggi dan dataran rendah yang didalamnya mencakup keragaman iklim, memiiki peluang yang besar

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Gambaran Umum Kabupaten Kerinci 5.1.1 Kondisi Geografis Kabupaten Kerinci terletak di sepanjang Bukit Barisan, diantaranya terdapat gunung-gunung antara lain Gunung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang dibangun dari berbagai segmen industri, seperti: akomodasi, transportasi,

BAB I PENDAHULUAN. yang dibangun dari berbagai segmen industri, seperti: akomodasi, transportasi, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu sektor pembangunan yang mendatangkan devisa bagi negara adalah pariwisata. Di samping itu pariwisata juga merupakan industri yang besar yang dibangun dari

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. perkebunan, kelautan dan perikanan, serta pertambangan Sektor pariwisata

I. PENDAHULUAN. perkebunan, kelautan dan perikanan, serta pertambangan Sektor pariwisata I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor pariwisata secara umum merupakan salah satu prioritas unggulan penghasil devisa negara selain migas, pertanian dan agro industri, kehutanan dan perkebunan, kelautan

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Gambar 1. Perkembangan Wisatawan Mancanegara Tahun Sumber: Badan Pusat Statistik (2011)

I PENDAHULUAN. Gambar 1. Perkembangan Wisatawan Mancanegara Tahun Sumber: Badan Pusat Statistik (2011) I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kekayaan alam merupakan anugerah yang diberikan oleh Tuhan Yang Maha Esa yang harus dimanfaatkan dan dilestarikan. Indonesia diberikan anugerah berupa kekayaan alam yang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia memiliki banyak potensi dan sumber daya yang belum dikembangkan secara maksimal, termasuk didalamnya pada sektor pariwisata. Pembangunan dibidang pariwisata

Lebih terperinci

Pusat Wisata Kopi Sidikalang BAB 1 PENDAHULUAN

Pusat Wisata Kopi Sidikalang BAB 1 PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kopi merupakan salah satu komoditas penting yang diperdagangkan secara luas di dunia. Bagi bangsa Indonesia, kopi merupakan salah satu komoditi perdagangan yang memiliki

Lebih terperinci

VI KARAKTERISTIK RESPONDEN PENGUNJUNG TAMAN REKREASI KAMPOENG WISATA CINANGNENG

VI KARAKTERISTIK RESPONDEN PENGUNJUNG TAMAN REKREASI KAMPOENG WISATA CINANGNENG VI KARAKTERISTIK RESPONDEN PENGUNJUNG TAMAN REKREASI KAMPOENG WISATA CINANGNENG Pengunjung yang berwisata di TRKWC memiliki latar belakang sosial dan ekonomi yang berbeda-beda. Latar belakang atau karakteristik

Lebih terperinci

V GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

V GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN V GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 5.1. Lokasi dan Letak Geografis Taman Rekreasi Kampoeng Wisata Cinangneng terletak di Desa Cihideung Udik Kecamatan Ciampea Kabupaten Bogor. Lokasi ini berjarak 11 km dari Kota

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN. 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

IV METODE PENELITIAN. 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kusuma Agrowisata yang terletak di Jalan Abdul Gani Atas Batu, Malang, Jawa Timur. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan yang sangat luas dan kaya akan potensi sumber daya

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan yang sangat luas dan kaya akan potensi sumber daya I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan yang sangat luas dan kaya akan potensi sumber daya alam. Dengan demikian, Indonesia memiliki potensi kepariwisataan yang tinggi, baik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat diandalkan tidak hanya dalam pemasukan devisa, tetapi juga

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat diandalkan tidak hanya dalam pemasukan devisa, tetapi juga BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sektor pariwisata memiliki potensi cukup besar dalam usaha meningkatkan devisa negara. Pariwisata menjadi suatu kegiatan ekonomi yang dapat diandalkan tidak

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dalam pembangunan ekonomi nasional di Indonesia. Hal ini disebabkan Indonesia

I. PENDAHULUAN. dalam pembangunan ekonomi nasional di Indonesia. Hal ini disebabkan Indonesia I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertanian merupakan salah satu sektor yang memegang peranan penting dalam pembangunan ekonomi nasional di Indonesia. Hal ini disebabkan Indonesia sebagai negara agraris

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM PT. FLORIBUNDA

V. GAMBARAN UMUM PT. FLORIBUNDA V. GAMBARAN UMUM PT. FLORIBUNDA 5.1 Sejarah Perkembangan PT. Floribunda Semula PT. Floribunda merupakan sebuah rumah peristirahatan bagi pemiliknya, Reane Tambayong pada tahun 1984. Lokasi PT. Floribunda

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia dikenal sebagai salah satu negara yang mempunyai iklim tropis, berpeluang besar bagi pengembangan budidaya tanaman buah-buahan, terutama buah-buahan tropika.

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM KARAKTERISTIK RESPONDEN Gambaran Umum Pengunjung (Wisatawan) ada pengunjung yang berasal dari luar negeri (wisatawan mancanegara)

GAMBARAN UMUM KARAKTERISTIK RESPONDEN Gambaran Umum Pengunjung (Wisatawan) ada pengunjung yang berasal dari luar negeri (wisatawan mancanegara) GAMBARAN UMUM KARAKTERISTIK RESPONDEN 6.1. Gambaran Umum Pengunjung (Wisatawan) Pengunjung yang datang ke Hutan Wisata Punti Kayu Palembang, berasal dari daerah dalam dan luar Kota Palembang (wisatawan

Lebih terperinci

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 14 BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4. 1. Sejarah dan Status Kawasan Taman Wisata Alam Gunung Tangkuban Parahu Taman Wisata Alam Gunung Tangkuban Parahu telah dikunjungi wisatawan sejak 1713. Pengelolaan

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Potensi kepariwisataan di Indonesia sangat besar. Sebagai negara tropis dengan sumberdaya alam hayati terbesar ketiga di dunia, sangat wajar bila pemerintah Indonesia memberikan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Sektor pariwisata memegang peranan penting dalam menunjang pembangunan

I. PENDAHULUAN. Sektor pariwisata memegang peranan penting dalam menunjang pembangunan I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor pariwisata memegang peranan penting dalam menunjang pembangunan nasional dan mempunyai peranan besar dalam perekonomian. Hal ini ditandai dengan semakin meningkatnya

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Kemiling, Kota Bandarlampung. Kota

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Kemiling, Kota Bandarlampung. Kota 66 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Gambaran Umum Kota Bandarlampung 1. Letak Geografis Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Kemiling, Kota Bandarlampung. Kota Bandarlampung memiliki luas wilayah

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Indonesia memiliki keanekaragaman sumber daya hayati yang melimpah. Kekayaan hayati Indonesia dapat terlihat dari banyaknya flora dan fauna negeri ini. Keanekaragaman sumber

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Keterangan : * Angka sementara ** Angka sangat sementara Sumber : [BPS] Badan Pusat Statistik (2009)

I. PENDAHULUAN. Keterangan : * Angka sementara ** Angka sangat sementara Sumber : [BPS] Badan Pusat Statistik (2009) I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor pariwisata menjadi salah satu kegiatan ekonomi yang penting, dimana dalam perekonomian suatu Negara, apabila dikembangkan secara terencana dan terpadu, peran pariwisata

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Dalam kurun waktu yang sangat panjang perhatian pembangunan pertanian terfokus

I. PENDAHULUAN. Dalam kurun waktu yang sangat panjang perhatian pembangunan pertanian terfokus I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam kurun waktu yang sangat panjang perhatian pembangunan pertanian terfokus kepada peningkatan produksi, terutama pada peningkatan produksi tanaman pangan, khususnya

Lebih terperinci

WISATA AGRO BUNGA SEBAGAI PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA SUKUH PERMAI DI NGARGOYOSO KARANGANYAR

WISATA AGRO BUNGA SEBAGAI PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA SUKUH PERMAI DI NGARGOYOSO KARANGANYAR LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR WISATA AGRO BUNGA SEBAGAI PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA SUKUH PERMAI DI NGARGOYOSO KARANGANYAR Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Modern Superindo Godean Kota Yogyakarta yang bersedia diwawancarai.

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Modern Superindo Godean Kota Yogyakarta yang bersedia diwawancarai. V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Karakteristik Konsumen Responden dalam penelitian ini adalah pembeli sayuran segar di Pasar Modern Superindo Godean Kota Yogyakarta yang bersedia diwawancarai. Pengumpulan data

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pengaruh Kualitas Pelayanan Dan Fasilitas Terhadap Kepuasan Wisatawan Di Cikole Jayagiri Resort Bandung

BAB I PENDAHULUAN. Pengaruh Kualitas Pelayanan Dan Fasilitas Terhadap Kepuasan Wisatawan Di Cikole Jayagiri Resort Bandung BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Pariwisata merupakan sektor industri yang sangat berkembang pesat di negara kita, selain itu pariwisata adalah salah satu sektor yang meningkatkan taraf perekonomian

Lebih terperinci

VII ANALISIS PENAWARAN APEL

VII ANALISIS PENAWARAN APEL VII ANALISIS PENAWARAN APEL 7.1 Analisis Penawaran Apel PT Kusuma Satria Dinasasri Wisatajaya Pada penelitian ini penawaran apel di Divisi Trading PT Kusuma Satria Dinasasri Wisatajaya dijelaskan dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. devisa bagi negara, terutama Pendapatan Anggaran Daerah (PAD) bagi daerah

BAB I PENDAHULUAN. devisa bagi negara, terutama Pendapatan Anggaran Daerah (PAD) bagi daerah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pariwisata merupakan salah satu sektor penting untuk meningkatkan devisa bagi negara, terutama Pendapatan Anggaran Daerah (PAD) bagi daerah yang memiliki industri

Lebih terperinci

BAB II DESA PULOSARI. Desa Pulosari merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan

BAB II DESA PULOSARI. Desa Pulosari merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan BAB II DESA PULOSARI 2.1 Keadaan Umum Desa Pulosari 2.1.1 Letak Geografis, Topografi, dan Iklim Desa Pulosari merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung, Provinsi

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM KABUPATEN KARO

IV. KEADAAN UMUM KABUPATEN KARO IV. KEADAAN UMUM KABUPATEN KARO 4.1. Keadaan Geografis Kabupaten Karo terletak diantara 02o50 s/d 03o19 LU dan 97o55 s/d 98 o 38 BT. Dengan luas wilayah 2.127,25 Km2 atau 212.725 Ha terletak pada ketinggian

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Rumah Makan Waroeng Steak & Shake

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Rumah Makan Waroeng Steak & Shake 31 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Rumah Makan Waroeng Steak & Shake 4.1.1 Sejarah Rumah Makan Waroeng Steak and Shake Rumah Makan Waroeng Steak & Shake didirikan oleh pasangan suami-istri

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN. Tabel 1. Produk Domestik Bruto Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha, ** (Miliar Rupiah)

1 PENDAHULUAN. Tabel 1. Produk Domestik Bruto Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha, ** (Miliar Rupiah) 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Letak geografis dan astronomis Indonesia sangat strategis. Secara georafis, Indonesia terletak diantara dua Benua dan dua samudera. Benua yang mengapit Indonesia adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. serius terhadap bidang ini telah melahirkan beberapa kebijakan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. serius terhadap bidang ini telah melahirkan beberapa kebijakan sebagai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sektor pariwisata merupakan usaha yang pada umumnya sangat menjanjikan dalam meraih devisa Negara. Hal ini perlu mendapatkan perhatian khusus sebagai peluang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1. Arkeologi : adalah suatu ilmu yang mempelajari tentang hasil

BAB I PENDAHULUAN. 1. Arkeologi : adalah suatu ilmu yang mempelajari tentang hasil 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Diskripsi Judul Agar dapat memberikan kejelasan mengenai maksud dari judul yang diangkat, maka setiap kata dari judul tersebut perlu dijabarkan pengertiannya, yaitu sebagai berikut

Lebih terperinci

PROFIL PERUSAHAAN Sejarah Parung Farm Letak Geografis dan Iklim

PROFIL PERUSAHAAN Sejarah Parung Farm Letak Geografis dan Iklim 19 PROFIL PERUSAHAAN Sejarah Parung Farm Parung Farm merupakan perusahaan swasta yang bergerak di bidang agribisnis sayuran. Parung Farm mengawali usaha pada November 1998 dengan melakukan pelatihan budidaya

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM PERUSAHAAN

KEADAAN UMUM PERUSAHAAN KEADAAN UMUM PERUSAHAAN Sejarah Vin s Berry Park Vin s Berry Park adalah sebuah merek dagang milik PT Putra Agro Tunas Harapan yang berada di bawah Yayasan PATUHA. Vin s Berry Park bergerak di bidang budidaya,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan salah satu hal yang penting bagi suatu negara.

I. PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan salah satu hal yang penting bagi suatu negara. 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pariwisata merupakan salah satu hal yang penting bagi suatu negara. Berkembangnya pariwisata pada suatu negara atau lebih khusus lagi pemerintah daerah tempat

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kepariwisataan meliputi berbagai kegiatan yang berhubungan dengan wisata, pengusahaan, objek dan daya tarik wisata serta usaha lainnya yang terkait. Pembangunan kepariwisataan

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Letak Geografis Secara administratif Kota Yogyakarta berada di bawah pemerintahan Propinsi DIY (Daerah Istimewa Yogyakarta) yang merupakan propinsi terkecil setelah Propinsi

Lebih terperinci

V. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN V. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Demografi Desa Citeko, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor Desa Citeko merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan Cisarua. Desa Citeko memiliki potensi lahan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Globalisasi dan liberalisasi perdagangan memberikan peluang sekaligus

I. PENDAHULUAN. Globalisasi dan liberalisasi perdagangan memberikan peluang sekaligus I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Globalisasi dan liberalisasi perdagangan memberikan peluang sekaligus tantangan baru yang harus dihadapi dalam pembangunan pertanian ke depan. Globalisasi dan liberasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sumatera Utara merupakan Provinsi yang terletak di pulau Sumatera

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sumatera Utara merupakan Provinsi yang terletak di pulau Sumatera BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sumatera Utara merupakan Provinsi yang terletak di pulau Sumatera dengan ibu kota Medan. Sebagai kota metropolitan, Medan memiliki jumlah penduduk terpadat

Lebih terperinci

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Profil Perusahaan Awalnya pada tahun 1865 PT Tambi merupakan perusahaan perkebunan milik pemerintah Hindia Belanda yang disewakan kepada pengusaha-pengusaha swasta

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Untuk menunjang kelancaran arus pariwisata tersebut disadari perlu adanya

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Untuk menunjang kelancaran arus pariwisata tersebut disadari perlu adanya BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN A. Sejarah Singkat Perusahaan Dalam meningkatkan perekonomian Indonesia, pemerintah berusaha menggalakkan industri pariwisata sebagai salah satu sumber devisa negara. Untuk

Lebih terperinci

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Karakteristik Wilayah Lokasi yang dipilih untuk penelitian ini adalah Desa Gunung Malang, Kecamatan Tenjolaya, Kabupaten Bogor. Desa Gunung Malang merupakan salah

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM Bujur Timur dan antara Lintang Selatan. Batas wilayah. 19 sampai dengan 162 meter.

V. GAMBARAN UMUM Bujur Timur dan antara Lintang Selatan. Batas wilayah. 19 sampai dengan 162 meter. V. GAMBARAN UMUM 5.1 Lokasi dan Kondisi Geografis Objek Wisata dan merupakan salah satu objek wisata yang berada di Kabupaten Pesawaran. Kabupaten Pesawaran sendiri merupakan kabupaten yang baru terbentuk

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. untuk memotivasi berkembangnya pembangunan daerah. Pemerintah daerah harus berupaya

I. PENDAHULUAN. untuk memotivasi berkembangnya pembangunan daerah. Pemerintah daerah harus berupaya I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pariwisata merupakan bentuk industri pariwisata yang belakangan ini menjadi tujuan dari sebagian kecil masyarakat. Pengembangan industri pariwisata mempunyai peranan penting

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagian masyarakat tetapi telah menjadi kebutuhan seluruh masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. sebagian masyarakat tetapi telah menjadi kebutuhan seluruh masyarakat BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Kegiatan wisata telah menjadi kebutuhan manusia, tidak hanya sebagian masyarakat tetapi telah menjadi kebutuhan seluruh masyarakat dunia. Hal tersebut dibutuhkan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENDAHULUAN A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang berada di wilayah tropis dan terletak di garis khatulistiwa. Oleh karena itu, Indonesia memiliki potensi pertanian yang sangat

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 5.1. Sejarah Perusahaan Taman Wisata Mekarsari pada awal berdirinya bernama Taman Buah Mekarsari, dimana areal lahannya merupakan lahan perkebunan karet milik PTP IX yang sudah

Lebih terperinci

VI KARAKTERISTIK UMUM RESPONDEN

VI KARAKTERISTIK UMUM RESPONDEN VI KARAKTERISTIK UMUM RESPONDEN Karakteristik umum responden beras organik SAE diklasifikasikan ke dalam beberapa kelompok yaitu berdasarkan jenis kelamin, usia, pendidikan, pekerjaan, jumlah anggota keluarga

Lebih terperinci

BAB I. mendorong tumbuhnya berbagai industri sebagai upaya dalam memenuhi. Persaingan dalam dunia industri sebagai dampak dari beragamnya

BAB I. mendorong tumbuhnya berbagai industri sebagai upaya dalam memenuhi. Persaingan dalam dunia industri sebagai dampak dari beragamnya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Semakin pesatnya perkembangan zaman diberbagai bidang, berdampak pada semakin kompleksnya kebutuhan akan barang dan jasa. Hal inilah yang mendorong tumbuhnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. persaingan antar produsen untuk dapat memenuhi kebutuhan konsumen serta. pelayanan kepada konsumen dengan sebaik-baiknya.

BAB I PENDAHULUAN. persaingan antar produsen untuk dapat memenuhi kebutuhan konsumen serta. pelayanan kepada konsumen dengan sebaik-baiknya. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi, produk atau jasa yang bersaing dalam satu pasar semakin banyak dan beragam akibat keterbukaan pasar. Sehingga terjadilah persaingan antar produsen

Lebih terperinci

6. MODEL PENGEMBANGAN DAN RANCANGAN IMPLEMENTASI

6. MODEL PENGEMBANGAN DAN RANCANGAN IMPLEMENTASI 6. MODEL PENGEMBANGAN DAN RANCANGAN IMPLEMENTASI 6.1 Model Pengembangan Agrowisata Mempertimbangkan berbagai hasil yang telah dipaparkan pada bagian terdahulu, maka model pengembangan agrowisata berbasis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. subur, dan mendapat julukan sebagai Negara Agraris membuat beberapa. memiliki prospek yang menjanjikan dan menguntungkan.

BAB I PENDAHULUAN. subur, dan mendapat julukan sebagai Negara Agraris membuat beberapa. memiliki prospek yang menjanjikan dan menguntungkan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia terletak di negara beriklim tropis, memiliki tanah yang cukup subur, dan mendapat julukan sebagai Negara Agraris membuat beberapa wilayah di Indonesia cukup

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Sumber: Badan Pusat Statistik 2009

I PENDAHULUAN. Sumber: Badan Pusat Statistik 2009 I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertanian merupakan sektor yang sangat strategis dalam pembangunan perekonomian negara Indonesia. Hal tersebut dikarenakan sebagian besar penduduk Indonesia yaitu sekitar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lagi sayuran dan buah buahan, karena kedua jenis bahan makanan ini banyak

BAB I PENDAHULUAN. lagi sayuran dan buah buahan, karena kedua jenis bahan makanan ini banyak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu perhatian masyarakat sehubungan dengan meningkatnya pengetahuan tentang kesehatan adalah usaha untuk mengkonsumsi lebih banyak lagi sayuran dan buah buahan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. persaingan industri semakin hari semakin tajam, intensitas persingan semakain

BAB I PENDAHULUAN. persaingan industri semakin hari semakin tajam, intensitas persingan semakain BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan zaman dan tekhnologi informasi, persaingan industri semakin hari semakin tajam, intensitas persingan semakain tinggi, baik industri yang

Lebih terperinci

BAB I. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

BAB I. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Di era yang semakin modern ini banyak sekali orang yang sibuk dengan kegiatan pekerjaan di kantor dan merasa jenuh, sehingga tidak sedikit orang-orang yang terdorong

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rekreasi dan hiburan telah menjadi unsur penting dalam kehidupan masyarakat modern saat ini. Seiring perkembangan zaman, padatnya aktivitas,dan tingginya tuntutan hidup

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Agribisnis merupakan serangkaian kegiatan yang terkait dengan upaya peningkatan nilai tambah kekayaan sumber daya alam hayati, yang dulu lebih berorientasi kepada

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kecamatan Sragi merupakan salah satu kecamatan dari 17 Kecamatan yang

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kecamatan Sragi merupakan salah satu kecamatan dari 17 Kecamatan yang 43 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Gambaran Umum Daerah Penelitian 1. Keadaan Umum Kecamatan Sragi a. Letak Geografis Kecamatan Sragi merupakan salah satu kecamatan dari 17 Kecamatan yang ada di

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK KONSUMEN RESTORAN MIRA SARI

KARAKTERISTIK KONSUMEN RESTORAN MIRA SARI VI KARAKTERISTIK KONSUMEN RESTORAN MIRA SARI 6.1. Karekteristik Umum Responden Konsumen yang berkunjung ke Restoran Mira Sari memiliki latar belakang yang berbeda-beda, baik dari segi sosial maupun ekonomi.

Lebih terperinci

HOTEL WISATA DI KAWASAN MARITIM KOTA BAU-BAU (DI SEKITAR PANTAI LAKEBA)

HOTEL WISATA DI KAWASAN MARITIM KOTA BAU-BAU (DI SEKITAR PANTAI LAKEBA) Tugas Akhir PERIODE 108 LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR HOTEL WISATA DI KAWASAN MARITIM KOTA BAU-BAU (DI SEKITAR PANTAI LAKEBA) Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh

Lebih terperinci

DAMPAK PERUBAHAN IKLIM PADA PRODUKSI APEL BATU Oleh : Ruminta dan Handoko

DAMPAK PERUBAHAN IKLIM PADA PRODUKSI APEL BATU Oleh : Ruminta dan Handoko DAMPAK PERUBAHAN IKLIM PADA PRODUKSI APEL BATU Oleh : Ruminta dan Handoko 1. Pertumbuhan Apel dan Pengaruh Iklim Apel (Malus sylvestris Mill) merupakan tanaman buah tahunan yang berasal dari daerah Asia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan rekreasi atau wisata sering digunakan sebagai sarana melepas

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan rekreasi atau wisata sering digunakan sebagai sarana melepas 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kegiatan rekreasi atau wisata sering digunakan sebagai sarana melepas stres. Gaya hidup masyarakat yang semakin sibuk dalam rutinitasnya, sempitnya waktu membuat

Lebih terperinci

STRATEGI PEMASARAN DAN PENGEMBANGAN KARYAWAN Studi Kasus pada Hotel X Puncak, Bogor

STRATEGI PEMASARAN DAN PENGEMBANGAN KARYAWAN Studi Kasus pada Hotel X Puncak, Bogor JURNAL ILMIAH RANGGAGADING Volume 4 No. 1, April 2004 : 69-74 STRATEGI PEMASARAN DAN PENGEMBANGAN KARYAWAN Studi Kasus pada Hotel X Puncak, Bogor Oleh: Jan Horas V. Purba Dosen pada Sekolah Tinggi Ilmu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. (RTRW Kab,Bandung Barat)

BAB 1 PENDAHULUAN. (RTRW Kab,Bandung Barat) BAB 1 PENDAHULUAN Bab ini menjelaskan tentang latar belakang studi, rumusan persmasalahan, tujuan, sasaran dan manfaat studi, ruang lingkup studi yang mencakup ruang lingkup materi dan ruang lingkup wilayah,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Sektor pariwisata termasuk ke dalam kelompok industri terbesar di dunia.

I. PENDAHULUAN. Sektor pariwisata termasuk ke dalam kelompok industri terbesar di dunia. I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor pariwisata termasuk ke dalam kelompok industri terbesar di dunia. Menurut Santoso (2002), sekitar delapan persen dari ekspor barang dan jasa pada umumnya berasal

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penggunaan lahan di Kabupaten Serang terbagi atas beberapa kawasan :

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penggunaan lahan di Kabupaten Serang terbagi atas beberapa kawasan : 54 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Tata Guna Lahan Kabupaten Serang Penggunaan lahan di Kabupaten Serang terbagi atas beberapa kawasan : a. Kawasan pertanian lahan basah Kawasan pertanian lahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pariwisata merupakan salah satu tujuan favorit bagi wisatawan. Untuk

BAB I PENDAHULUAN. pariwisata merupakan salah satu tujuan favorit bagi wisatawan. Untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Indonesia sebagai negara kepulauan yang memiliki kekayaan potensi pariwisata merupakan salah satu tujuan favorit bagi wisatawan. Untuk meningkatkan kunjungan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. a. Letak, Batas dan Luas Daerah Penelitian. Kabupaten Wonosobo, terletak lintang selatan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. a. Letak, Batas dan Luas Daerah Penelitian. Kabupaten Wonosobo, terletak lintang selatan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Daerah Penelitian 1. Kondisi Fisik a. Letak, Batas dan Luas Daerah Penelitian Kecamatan Mojotengah merupakan salah satu dari 15 kecamatan di Kabupaten

Lebih terperinci

agrowisata ini juga terdapat pada penelitian Ernaldi (2010), Zunia (2012), Machrodji (2004), dan Masang (2006). Masang (2006) yang dikutip dari

agrowisata ini juga terdapat pada penelitian Ernaldi (2010), Zunia (2012), Machrodji (2004), dan Masang (2006). Masang (2006) yang dikutip dari II TINJAUAN PUSTAKA Pariwisata didefinisikan sebagai kegiatan rekreasi di luar domisili untuk melepaskan diri dari pekerjaan rutin atau mencari suasana lain. Sebagai suatu aktivitas manusia, pariwisata

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Memberikan pelayanan yang berkualitas dengan mutu yang baik dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Memberikan pelayanan yang berkualitas dengan mutu yang baik dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Memberikan pelayanan yang berkualitas dengan mutu yang baik dapat memberikan nilai kepuasan lebih terhadap pelanggan. Pelanggan umumnya mengharapkan produk berupa

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. memegang peranan penting dalam pembangunan ekonomi secara keseluruhan.

PENDAHULUAN. memegang peranan penting dalam pembangunan ekonomi secara keseluruhan. PENDAHULUAN Latar Belakang Sejarah menunjukkan bahwa sektor pertanian di Indonesia telah memegang peranan penting dalam pembangunan ekonomi secara keseluruhan. Beberapa peran penting sektor pertanian antara

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Tanggamus merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Lampung yang

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Tanggamus merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Lampung yang 70 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Kabupaten Tanggamus 1. Keadaan Geografis Tanggamus merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Lampung yang merupakan hasil pemekaran dari Kabupaten

Lebih terperinci

BAB IV KARAKTERISTIK RESPONDEN DAN SISTEM PERTANIAN

BAB IV KARAKTERISTIK RESPONDEN DAN SISTEM PERTANIAN BAB IV KARAKTERISTIK RESPONDEN DAN SISTEM PERTANIAN 23 Gambaran penelitian yang dimuat dalam bab ini merupakan karakteristik dari sistem pertanian yang ada di Desa Cipeuteuy. Informasi mengenai pemerintahan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. keanekaragaman kondisi fisik yang tersebar di seluruh Kabupaten, Hal ini menjadikan

I. PENDAHULUAN. keanekaragaman kondisi fisik yang tersebar di seluruh Kabupaten, Hal ini menjadikan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Propinsi Lampung merupakan wilayah yang memiliki kekayaan alam yang melimpah dan keanekaragaman kondisi fisik yang tersebar di seluruh Kabupaten, Hal ini menjadikan Propinsi

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM. DIY adalah salah satu Provinsi di wilayah Indonesia dan terletak di pulau

IV. GAMBARAN UMUM. DIY adalah salah satu Provinsi di wilayah Indonesia dan terletak di pulau IV. GAMBARAN UMUM A. Kondisi Geografis DIY adalah salah satu Provinsi di wilayah Indonesia dan terletak di pulau Jawa bagian tengah. DIY di bagian Selatan dibatasi lautan Indonesia, sedangkan di bagian

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. manusia terutama menyangkut kegiatan sosial dan ekonomi. Peranan sektor

I. PENDAHULUAN. manusia terutama menyangkut kegiatan sosial dan ekonomi. Peranan sektor I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia terutama menyangkut kegiatan sosial dan ekonomi. Peranan sektor pariwisata bagi suatu negara

Lebih terperinci

Kata Pengantar KATA PENGANTAR Nesparnas 2014 (Buku 2)

Kata Pengantar KATA PENGANTAR Nesparnas 2014 (Buku 2) Kata Pengantar KATA PENGANTAR Buku 2 Neraca Satelit Pariwisata Nasional (Nesparnas) ini disusun untuk melengkapi buku 1 Nesparnas, terutama dalam hal penyajian data yang lebih lengkap dan terperinci. Tersedianya

Lebih terperinci

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Profil Kecamatan Cisarua 5.1.1. Letak dan Keadaan Geografis Secara Geografis, Kecamatan Cisarua terletak di Selatan wilayah Bogor pada 06 42 LS dan 106 56 BB. Kecamatan

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM KABUPATEN SLEMAN. Berdasarkan kondisi geografisnya wilayah Kabupaten Sleman terbentang

IV. KEADAAN UMUM KABUPATEN SLEMAN. Berdasarkan kondisi geografisnya wilayah Kabupaten Sleman terbentang IV. KEADAAN UMUM KABUPATEN SLEMAN A. Letak Geografis Kabupaten Sleman Berdasarkan kondisi geografisnya wilayah Kabupaten Sleman terbentang mulai 110⁰ 13' 00" sampai dengan 110⁰ 33' 00" Bujur Timur, dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kota Batu adalah sebuah Kota di Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Sejak dahulu telah di kenal sebagai pusat pariwisata Jawa Timur. Kota Batu memiliki suhu yang dingin

Lebih terperinci

Identifikasi Lingkungan Internal dan Eksternal Budidaya Tomat Di Agrowisata Nagari Madani Kecamatan Matur Kabupaten Agam Sumatera Barat

Identifikasi Lingkungan Internal dan Eksternal Budidaya Tomat Di Agrowisata Nagari Madani Kecamatan Matur Kabupaten Agam Sumatera Barat Identifikasi Lingkungan Internal dan Eksternal Budidaya Tomat Di Agrowisata Nagari Madani Kecamatan Matur Kabupaten Agam Sumatera Barat Rahmad Hidayat 1 Hasan Ibrahim 2 ABSTRAK Indonesia sebagai Negara

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. ProvinsiNusa Tenggara Barat yang terletak di sebelah timur Pulau Lombok.

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. ProvinsiNusa Tenggara Barat yang terletak di sebelah timur Pulau Lombok. BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Profil Kabupaten Lombok Timur a. Luas Wilayah Kabupaten Lombok Timur adalah salah satu Daerah Tingkat II di ProvinsiNusa Tenggara

Lebih terperinci