BAB I PENDAHULUAN. peningkatan. Hal ini dapat dilihat dalam Tabel 1.1. Peningkatan jumlah kendaraan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. peningkatan. Hal ini dapat dilihat dalam Tabel 1.1. Peningkatan jumlah kendaraan"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN Perkembangan jumlah kendaraan bermotor setiap tahunnya mengalami peningkatan. Hal ini dapat dilihat dalam Tabel 1.1. Peningkatan jumlah kendaraan bermotor ini dapat dipengaruhi beberapa faktor, seperti kemudahan dalam kepemilikan kendaraan bermotor baik untuk mobil ataupun sepeda motor. Kemudahan kepemilikan kendaraan bermotor dipengaruhi oleh beberapa hal seperti banyak showroom kendaraan yang memberikan penawaran menarik. Program penawaran menarik seperti cicilan kredit per bulan yang terjangkau, program tukar tambah, pemberian discount yang besar untuk unit kendaraan baru, kemudian dengan pemberian uang muka yang rendah, calon konsumen sudah dapat membawa pulang kendaraan tersebut. Program penawaran tersebut membuat calon konsumen merasa mudah untuk mendapatkan unit kendaraan bermotor. Selain dari program penawaran, hal lain yang membuat jumlah kendaraan meningkat adalah dari sarana transportasi publik yang tidak memadai, kualitasnya tidak layak dan faktor keamanan yang minim. Kondisi ini membuat banyak orang yang memilih menggunakan kendaraan pribadi dibandingkan sarana transportasi publik. Faktor-faktor tersebut mengakibatkan peningkatan jumlah kendaraan bermotor di Indonesia, seperti yang terlihat dalam Tabel 1.1 bahwa dari tahun jumlah kendaraan bermotor meningkat. Peningkatan kendaraan 1

2 bermotor didominasi oleh sepeda motor, yang nilainya hampir tujuh kali lebih besar dibandingkan mobil penumpang. Tabel 1.1 Perkembangan Jumlah Kendaraan Bermotor Tahun Tahun Mobil Penumpang Sepeda Motor sumber: BPS, 2015 Data dari Tabel 1.1 tersebut menunjukkan bahwa dengan peningkatan kendaraan bermotor setiap tahunnya, maka akan membuat besarnya peluang usaha dalam sektor usaha otomotif. Setiap usaha yang berkaitan dengan otomotif seperti motor dan mobil masih menjanjikan, salah satunya adalah layanan usaha cuci kendaraan. Layanan cuci kendaraan sendiri harus memiliki terobosan yang menarik, baik itu dalam sistem pencucian seperti layanan cuci yang memudahkan konsumen dan aman terhadap lingkungan Analisis Lingkungan Eksternal Analisis lingkungan eksternal menghasilkan faktor-faktor yang dipertimbangkan dalam keputusan yang akan diambil dan merumuskan strategi yang tepat untuk perusahaan. Faktor-faktor yang menjadi pertimbangan dalam analisis lingkungan eksternal yaitu gambaran umum industri, pemain-pemain utama dalam industri, pasar sasaran utama untuk tawaran perusahaan, kekuatan kompetitif serta hambatan dalam industri. 2

3 Gambaran Umum Industri Pasar yang terkait dengan industri otomotif cukup banyak jenisnya, seperti bisnis jual beli kendaraan bekas, penyewaan kendaraan, transportasi umum, bengkel perbaikan dan perawatan otomotif, serta adanya industri asuransi, jasa keuangan otomotif. Dari sekian banyak pasar tersebut yang terkait dengan otomotif salah satunya adalah jasa pencucian kendaraan bermotor (mobil dan motor). Tabel 1.2 Produk Domestik Bruto Menurut Lapangan Usaha Tahun Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku (triliun rupiah) Pertanian, Peternakan, Kehutanan, dan Perikanan 985,5 1091,4 1193,4 1310,4 1446,7 Pertambangan dan Penggalian 719,7 876,9 972,4 1026,3 1058,7 Industri Pengolahan 1 599,1 1806,1 1972,9 2152, Listrik, Gas, dan Air Bersih 49,1 56,8 65,1 70,4 81,1 Konstruksi 660,09 754,5 861,0 907,3 1014,5 Perdagangan, Hotel, dan Restoran 882,5 1024,0 1145,6 1301,2 1473,6 Pengangkutan dan Komunikasi 423,2 491,3 549,1 635,3 745,7 Keuangan, Real Estat, dan Jasa Perusahaan 466,5 535,2 598,5 682,9 771,9 Jasa-Jasa 660,4 784,0 889,8 1000,7 1108,6 sumber: BPS, 2015 Tabel 1.2 menunjukkan bahwa jumlah Produk Domestik Bruto (PDB) untuk sektor jasa mengalami peningkatan dari tahun Peningkatan ini dapat dilihat pada tahun 2010 ke 2011 sebesar 123,6 trilliun rupiah kemudian pada tahun 2012 peningkatannya menjadi 104,7 trilliun rupiah, pada tahun 2013 peningkatan menjadi 110,9 trilliun rupiah dan pada tahun 2014 menjadi 107,9 trilliun rupiah. Meskipun terjadi penurunan tingkat peningkatan, tetapi tren sektor jasa tetap mengalami peningkatan dari tahun Hal ini menandakan sektor jasa masih menjanjikan dalam memberikan peluang usaha. Peluang ini 3

4 dapat terus dimanfaatkan dalam sektor jasa otomotif seperti jasa pencucian Pemain Utama Dalam Industri Industri pencucian mobil saat ini sudah banyak bertebaran di ibukota Jakarta, baik yang berada dipinggiran atau didalam bengkel. Jasa pencucian kendaraan bermotor sudah menjadi kebutuhan bagi pemilik kendaraan bermotor, hal ini dikarenakan dengan rutin mencuci kendaraan akan membuat kondisi kendaraan lebih terawat. Pemilik kendaraan memilih menggunakan jasa cuci kendaraan dibandingkan mencuci sendiri yaitu lebih menghemat waktu, menghemat biaya pemakaian air dan listrik dirumah serta tidak membuat lelah pemilik kendaraan. Industri pencucian kendaraan pada kota DKI Jakarta saat ini mengalami perkembangan jumlah pemain. Hal tersebut berlaku untuk konsep cuci kendaraan yang dicuci secara konvensional, robotic, maupun menggunakan sistem hydrolic. Adapun pemain-pemain utama dalam usaha layanan pencucian kendaraan di Indonesia yaitu Car Care Centre (C3) adalah layanan jasa pencucian kendaraan yang berpusat di Jakarta dan telah tersebar banyak waralaba didaerah Jakarta, dapat dilihat pada Tabel 1.3. Layanan cuci kendaraan menggunakan sistem robotic yaitu Yellow, menggunakan sistem pencucian tanpa bantuan manusia dari awal sampai selesai pencucian. Yellow telah tersebar di wilayah Jakarta, seperti dalam Tabel

5 Tabel 1.3 Layanan Cuci Mobil C3 di Jakarta Nama Lokasi Keterangan KH. Mas Mansyur cuci mobil, pusat ban, dan ganti oli SPBU Pertamina Artha Gading cuci mobil non robotic Fatmawati Raya cuci mobil non robotic Arjuna Selatan Kebun Jeruk cuci mobil robotic BSD Mall Teraskota cuci mobil non robotic C3 La Piazza Kelapa Gading cuci mobil non robotic Panjang Raya Kedoya Selatan cuci mobil robotic Ciledug Raya cuci mobil non robotic Cideng Raya cuci mobil non robotic Kemang cuci mobil non robotic Warung Buncit cuci mobil non robotic Thamrin Residence cuci mobil non robotic Sumber: diunduh 1 November 2014 Tabel 1.4 Layanan Cuci Mobil Yellow di Jakarta Nama Lokasi Keterangan Meruya cuci mobil robotic Kelapa Gading cuci mobil robotic Sunter cuci mobil robotic Yellow Jalan Panjang cuci mobil robotic Duta Mas cuci mobil robotic Tanjung Duren cuci mobil robotic Subotica cuci mobil robotic Sumber: diunduh 1 November 2014 Kemudian layanan cuci mobil diikuti juga oleh The Auto Bridal yang merupakan salah satu perusahaan layanan pencucian kendaraan yang telah berkembang, dan mempunyai konsep waralaba yang sama seperti C3. Layanan ini telah tersebar disebagian wilayah Jakarta, yang dapat dilihat pada Tabel

6 Tabel 1.5 Layanan Cuci Mobil The Auto Bridal di Jakarta Nama Lokasi Keterangan Simprug cuci mobil Cipinang cuci mobil Auto Cinere cuci mobil Bridal Tebet cuci mobil, ganti oli Taman Palem cuci mobil Citraland cuci mobil Sumber: diunduh 1 November Pasar Sasaran Utama Potensi pasar bagi jasa layanan cuci kendaraan cukup besar, dikarenakan jumlah pemain bisnis layanan cuci kendaraan yang masih sedikit jumlahnya, ditambah akses yang cukup jauh pada kawasan perumahan Lippo Cikarang. Berikut pendapat dari salah satu warga di kawasan Meadow Green dan Beverly: jasa pencucian mobil dikawasan ini cukup merepotkan. Jaraknya jauh dari kawasan cluster, (James, 55 tahun, karyawan swasta di Karawang) perlu waktu lebih untuk ke tempat cuci mobil, karena akses cukup jauh dan terkadang terkena macet. (Yosi, 29 tahun, karyawan swasta di Cikarang) Peta kawasan Lippo Cikarang menunjukkan bahwa antara lokasi tempat tinggal dengan lokasi layanan cuci kendaraan cukup jauh, untuk tempat layanan cuci kendaraan yang berada didalam kawasan Lippo Cikarang hanya terdapat satu dan tidak bisa menjangkau warga yang cluster-nya berada jauh didalam kawasan Lippo Cikarang seperti pada Gambar 1.1 dibawah ini. 6

7 Gambar 1.1 Peta Kawasan Lippo Cikarang Sumber: googlemaps.com, diunduh 1 November 2014 Kawasan Lippo Cikarang ini terdapat juga pemain dalam layanan jasa pencucian kendaraan yang semua layanan cuci kendaraan tersebut cuci mobil konvensional serta tidak mempunyai nama layanan (hanya mencantumkan cuci mobil&motor ). Layanan cuci kendaraan ini berlokasi dipinggir jalan besar menuju Lippo Cikarang. Nama-nama pemain layanan cuci mobil ini dapat dilihat pada Tabel 1.6. Tabel 1.6 Layanan Pencucian Kendaraan Pada Kawasan Lippo Cikarang Nama Tahun Tarif Jenis pelayanan berdiri Mobil Motor Oto Warna 2010 cuci snow hidrolik, vacum interior, semir ban Rp Dunlop cuci snow hidrolik, vacum 2007 interior, semir ban Rp tanpa nama 2011 cuci konvensional Rp Rp tanpa nama 2011 cuci konvensional Rp Rp tanpa nama 2011 cuci konvensional Rp Rp Sumber: Data diolah,

8 Berdasarkan Tabel 1.7. jumlah perumahan dikawasan Lippo Cikarang yang banyak sekitar unit, jika diasumsikan paling sedikit setiap rumah mempunyai kendaraan 1 unit maka setidaknya ada sekitar unit kendaraan pada kawasan lippo cikarang. Layanan cuci kendaraan keliling jika mengambil 10-20% dari total unit kendaraan mobil didaerah tersebut, maka masih menjanjikan potensi yang menjanjikan. Tabel 1.7 Hasil Pengamatan Cluster di Lippo Cikarang Cluster Jumlah Rumah (unit) Picadily 400 Beverly 450 Meadow Green 1500 Taman Simprug 350 Cibiru 300 Total 3000 Sumber: Data diolah, 2014 Potensi ini didukung juga oleh perkembangan kawasan Lippo Cikarang yang semakin berkembang, hal ini terlihat bahwa Lippo Cikarang tidak hanya membangun kawasan hunian, juga menyediakan kawasan industri, sekolah internasional, rumah sakit bertaraf internasional, hotel, mall serta tempat rekreasi. Selain itu Lippo Cikarang akan merencanakan membangun jalan layang sehingga bisa berintegrasi dengan kawasan industri Jababeka. Nilai-nilai inilah yang mendukung pasar layanan cuci kendaraan keliling di kawasan Lippo Cikarang Kekuatan Kompetitif Kekuatan kompetitif merupakan faktor penting dalam menentukan strategi suatu perusahaan baik itu industri manufaktur maupun industri jasa. Analisis 8

9 kekuatan yang digunakan adalah Five Forces adalah model dari Porter (2008). Terdapat lima (5) faktor yang mempengaruhi kelangsungan hidup suatu industri atau bisnis, yaitu: a. Persaingan antar pelaku industri Tempat layanan pencucian kendaraan di Lippo Cikarang lebih banyak didominasi oleh layanan cuci kendaraan yang tidak mempunyai nama serta lokasinya yang berada dipinggir jalan raya, hanya ada beberapa yang mempunyai tempat khusus untuk pencucian kendaraan yaitu tempat cuci mobil yang bernama Dunlop. Saat ini metode pencucian kendaraan masih menggunakan sabun cuci atau detergent. Penggunaan detergent mempunyai dampak terhadap lingkungan yaitu buangan detergent dapat menurunkan kualitas air dilingkungan sekitarnya sehingga air tersebut dapat merusak lingkungan terutama terhadap makhluk hidup. Kesadaran masyarakat akan lingkungan semakin besar, hal ini terlihat banyaknya program-program dimasyarakat yang mendukung tentang penghijauan atau dengan istilah Go Green yang penggunaannya menggunakan bahan-bahan ramah lingkungan. Bisnis ini jika dikaitan dengan lingkungan akan menjadi suatu peluang bisnis. Hal tersebut menjadi inspirasi bagi industri jasa pencucian kendaraan yang sesuai dengan konsep green marketing ymerujuk pada proses menjual produk atau jasa berdasarkan pada keuntungan lingkungannya (Ward, 2013). 9

10 b. Ancaman masuknya pesaing baru Ancaman masuknya pesaing baru untuk layanan cuci kendaraan terbilang tinggi, hal ini dikarenakan bisnis layanan cuci mobil tidak perlu membutuhkan modal yang cukup besar serta tingkat immitabilitas pun tinggi sehingga ini membuat adanya ancaman dari pesaing baru untuk bisa meniru. Berdasar dari wawancara dengan warga, beberapa hambatan yang mungkin muncul untuk layana cuci kendaraan yang lain antara lain faktor akses yang cukup jauh dari kawasan Lippo Cikarang, arus kendaraan diluar Lippo Cikarang yang padat sehingga terkendala dari kemacetan dijalan menuju tempat layanan cuci. c. Kemampuan tawar-menawar dari pembeli Tawar menawar dari pembeli pada layanan pencucian kendaraan adalah tinggi dikarenakan layanan yang ditawarkan oleh layanan pencucian kendaraan hampir sama, sehingga konsumen hanya mencari tempat layanan yang tidak jauh serta tidak lama mengantri. Harga yang diberlakukan juga tidak terlalu berbeda jauh untuk jenis layanan pencucian tiap tempat. d. Kemampuan tawar-menawar dari pemasok Kemampuan tawar menawar dari pemasok pada layanan pencucian kendaraan cukup rendah dikarenakan banyak sekali pemasok yang dapat dipilih untuk menyediakan peralatan atau bahan-bahan pendukung untuk mencuci kendaraan baik itu terdapat dari supermarket maupun pasar otomotif. e. Ancaman jasa pengganti Ancaman pada jasa pengganti layanan pencucian kendaraan bisa dikatakan hampir tidak ada, karena untuk membersihkan kendaraan hanya menggunakan 10

11 jasa layanan pencucian pada umumnya. Sehingga tidak ada jasa pengganti untuk melakukan pencucian kendaraan tersebut. Ancaman yang muncul mungkin bisa berasal dari jenis layanan yang ditawarkan seperti cuci kendaraan keliling ini Hambatan Dalam Industri Hambatan dalam industri yatu berasal dari pengaruhnya terhadap lingkungan hidup disekitarnya. Industri saat ini banyak terindikasi membuang limbahnya dengan tidak tepat. Hal ini dapat diketahui dari adanya survei yang dilakukan Kementerian Lingkungan Hidup, kondisi pencemaran air di Indonesia saat ini telah meningkat 30%, yang diperoleh dari pemantauan 52 sungai di Indonesia sejak tahun 2006 hingga Angkanya akan diprediksi bertambah seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk di Indonesia. Maka dari kondisi tersebut perlunya adanya etika bisnis yang baik dari pelaku industri, salah satu caranya yaitu dengan membuat sistem penanganan limbah yang baik dari Industri dan Industri teresebut merubah sistem prosesnya menjadi lebih ramah lingkungan Analisis Lingkungan Internal Perusahaan Untuk melakukan analisis lingkungan internal perusahaan dibutuhkan pengumpulan informasi mengenai status kepemilikkan, status hukum perusahaan, rencana pendirian perusahaan, lokasi perusahaan, dan peralatan atau fasilitas penunjang Status Kepemilikkan Rencana layanan jasa cuci kendaraan keliling ini diberi nama Garage Mobile Wash, yang rencananya dimiliki oleh satu orang sebagai pemilik modal 11

12 tunggal jasa layanan cuci kendaraan keliling ini Status Hukum Perusahaan Status hukum usaha jasa layanan cuci kendaraan keliling ini adalah perusahaan swasta perorangan. Kemudian perndirian jasa layanan cuci kendaraan keliling ini akan diajukan ke kantor Dinas Perindustrian dan Perdagangan di Daerah Tingkat II atau setingkat dengan Kabupaten atau Kotamadya Bekasi untuk mendapatkan Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP). Pada dasarnya setiap usaha perdagangan wajib memiliki SIUP, sebagai alat bukti pengesahaan dari usaha perdagangan yang dilakukan Rencana Pendirian Perusahaan Rancangan pendirian usaha layanan cuci kendaraan keliling diharapkan dapat membantu dalam pengambilan keputusan rencana bisnis yang efektif dan efisien. Maka penyusunan rencana bisnis adalah salah satu tahap penting dalam setiap pendirian bisnis baru. Untuk mendirikan suatu usaha harus diperlukan rencana yang baik agar dapat menjadi pedoman bagi pelaksanaan kegiatan usaha tersebut maupun menjadi peluang para investor lain untuk menanamkan modalnya pada usaha ini Lokasi Perusahaan Lokasi yang akan diambil sebagai tempat usaha layanan cuci kendaraan keliling ini berada di Lippo Cikarang Bekasi, yang merupakan kawasan terpadu antara tempat tinggal, institusi pendidikan, kawasan hiburan dan kawasan industri. Dipilihnya kawasan ini karena saat ini tempat cuci mobil berada jauh diluar 12

13 kawasan perumahan dan kondisi akses kurang baik karena macet yang disebabkan berdekatan dengan kawasan industri, dimana truk-truk angkutan lalu lalang dari dan ke kawasan industri. Kawasan industri yang dekat dengan perumahan Lippo Cikarang adalah Kawasan Industri Delta Silicon, Kawasan Industri EJIP, Kawasan Industri Hyundai dan Kawasan Industri Jababeka. Untuk lokasi perusahaan rencananya akan bertempat di dalam perumahaan Lippo Cikarang, yaitu di komplek perumahaan Meadow Green. Hal ini dikarenakan untuk mempermudah akses ke rumah pelanggan didalam kawasan Lippo Cikarang Peralatan atau Fasilitas Penunjang Peralatan atau fasilitas penunjang untuk suatu rencana bisnis sangat diperlukan untuk terlaksananya pelayanan kepada pasien. Dimana kebutuhan tersebut antara lain: a. Kantor Sebagai tempat usaha Garage Mobile Wash berada, sebagai tempat untuk menerima pemesanan. Kemudian dapat sebagai tempat menyimpan kendaraan operasional dan peralatan operasional layanan cuci dan juga dapat sebagai tempat tinggal sementara para tenaga kerja. b. Infrastruktur Merupakan sarana pendukung yaitu sarana untuk mendukung operasional layanan cuci kendaraan keliling. Infrastruktur yang dibutuhkan terdapat dalam Tabel 1.8 berikut. 13

14 Tabel 1.8. Infrastruktur Car Wash Home No. Nama Barang 1 Komputer 2 Air Conditioner (AC) 3 Printer 4 Alat Tulis Kertas 5 Meja 6 Telepon 7 Lemari c. Peralatan Peralatan merupakan semua peralatan yang mendukung operasional layanan cuci kendaraan keliling. Untuk peralatan yang digunakan dapat dilihat pada Tabel 1.9 dibawah ini. Tabel 1.9. Peralatan Cuci Kendaraan No. Nama Barang 1 Mesin cuci steam (uap) jet cleaning 2 Sepeda Motor box alumunium 3 Helm 4 Tangki Air 5 Lap Kanebo 6 Lap Microfiber 7 Sikat Ban 8 Wax 9 Sepatu boot 10 Selang 11 Ember 12 Seragam Pegawai 1.3. Rumusan Masalah Berdasarkan hasil wawancara dan pengamatan pada wilayah Lippo Cikarang, jarak antara lingkungan perumahan dengan layanan cuci kendaraan yang ada cukup jauh kemudian ditambah dengan kondisi jalan diluar kawasan 14

15 Lippo Cikarang hampir setiap saat padat dikarenakan aktivitas kawasan industri disekitarnya. Jasa layanan cuci kendaraan yang ada saat ini masih menghasilkan limbah yang dapat merusak lingkungan disekitarnya, belum terdapat layanan cuci kendaraan yang dampaknya ramah terhadap lingkungan. Maka untuk kedepannya hal ini akan menjadi kebutuhan utama dan berikut solusi dalam menggunakan layanan cuci kendaraan. Kondisi lingkungan diwilayah Lippo Cikarang tersebut dapat menjadi suatu tantangan untuk menciptakan layanan cuci kendaraan keliling sekaligus yang berorientasi ramah terhadap lingkungan sekitar, sehingga masih terbuka peluang yang besar untuk mendirikan usaha layanan cuci kendaraan keliling untuk kawasan Lippo Cikarang. Namun perlu adanya kajian mendalam tentang kelayakan bisnis usaha cuci keliling kendaraan. I.4. Tujuan Penelitian Dari permasalahan yang dihadapi, tujuan dari penelitian ini adalah menyusun rencana bisnis untuk mendirikan layanan cuci kendaraan keliling pada wilayah Lippo Cikarang, sehingga dapat memberi dampak positif terhadap kebutuhan akan layanan cuci kendaraan. Rencana bisnis ini dapat bertujuan sebagai panduan bagi investor yang ingin menjalankan bisnis layanan cuci kendaraan keliling Manfaat Penelitian Rencana bisnis yang penulis lakukan ini bermanfaat memberikan arahan dan tujuan untuk rencana pendirian layanan usaha cuci kendaraan keliling di 15

16 Lippo Cikarang. Manfaat lain yang didapat yaitu sebagai panduan bagi investor yang ingin menjalankan bisnis layanan cuci kendaraan keliling Sistematika Penulisan Dalam penulisan tesis ini, sistematika penulisan disusun berdasarkan bab demi bab yang akan diuraikan sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN: membahas latar belakang, lingkungan eksternal dan internal perusahaan, rumusan masalah, tujuan penelitian dan manfaat penelitian rencana bisnis ini. BAB II LANDASAN TEORI: membahas dan menganalisis beberapa teori dan hasil penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan penelitian yang dilakukan. BAB III METODE PENELITIAN: membahas tentang sumber data, metode pengumpulan dan teknik analisis data. BAB IV STRATEGI DAN RENCANA: membahas mengenai tujuan dan sasaran perusahaan secara umum yang dipandang melalui fungsi-fungsi yang terdapat dalam perusahaan yaitu rencana pemasaran, rencana operasional, rencana sumber daya manusia dan rencana keuangan. BAB V RENCANA AKSI: membahas rencana kegiatan pelaksanaan perencanaan bisnis yang berkaitan dengan fungsi-fungsi yang terkait dengan perusahaan. 16

BAB I PENDAHULUAN. memperhatikan lingkungan eksternal dan internal karena merupakan bagian yang

BAB I PENDAHULUAN. memperhatikan lingkungan eksternal dan internal karena merupakan bagian yang BAB I PENDAHULUAN Dalam membangun dan menjalankan bisnis, perusahaan harus memperhatikan lingkungan eksternal dan internal karena merupakan bagian yang sangat penting dan berpengaruh terhadap keberlangsungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jasa kebersihan dan perawatan untuk mobil dan sepeda motor. Menurut data

BAB I PENDAHULUAN. jasa kebersihan dan perawatan untuk mobil dan sepeda motor. Menurut data BAB I PENDAHULUAN Pertumbuhan jumlah kendaraan bermotor turut mendukung berkembangnya bisnis jasa kebersihan dan perawatan untuk mobil dan sepeda motor. Menurut data Badan Pusat Statistik (2012) jumlah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan jumlah kendaraan roda empat dari tahun ke tahun terus

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan jumlah kendaraan roda empat dari tahun ke tahun terus BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan jumlah kendaraan roda empat dari tahun ke tahun terus meningkat secara signifikan. Fenomena tersebut disebabkan masyarakat sekarang ini lebih menyukai

Lebih terperinci

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan indikator ekonomi makro yang dapat digunakan untuk melihat tingkat keberhasilan pembangunan ekonomi suatu daerah. Laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Majalengka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penelitian ini menjelaskan mengenai rencana bisnis Surya Oto Care. Surya

BAB I PENDAHULUAN. Penelitian ini menjelaskan mengenai rencana bisnis Surya Oto Care. Surya BAB I PENDAHULUAN Penelitian ini menjelaskan mengenai rencana bisnis Surya Oto Care. Surya Oto Care merupakan sebuah bisnis berbasis pelayanan atau jasa, operasional bisnisnya adalah melayani jasa pencucian

Lebih terperinci

BAB I LATAR BELAKANG. Dari menyediakan berbagai macam fasilitasnya demi kenyamanan pengunjung,

BAB I LATAR BELAKANG. Dari menyediakan berbagai macam fasilitasnya demi kenyamanan pengunjung, BAB I LATAR BELAKANG 1.1 Lingkungan Eksternal Perusahaan Car Wash atau pencucian mobil adalah tempat mencuci kendaraan bermotor. Dari menyediakan berbagai macam fasilitasnya demi kenyamanan pengunjung,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Lapangan Usaha * 2011** Pertanian, Peternakan, Kehutanan & Perikanan

I. PENDAHULUAN. Lapangan Usaha * 2011** Pertanian, Peternakan, Kehutanan & Perikanan 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor perdagangan merupakan salah satu sektor yang berperan penting sebagai penggerak dalam pembangunan ekonomi nasional (Hartati, 2006). Tabel 1 menunjukkan bahwa

Lebih terperinci

Auto Care Center. -Menyediakan layanan yang terjangkau tanpa mengurangi kualitas layanan

Auto Care Center. -Menyediakan layanan yang terjangkau tanpa mengurangi kualitas layanan Auto Care Center ACC adalah jenis usaha cuci motor yang menyediakan pelayanan jasa cuci mobil secara otomatis, poles, semir dengan harga yang terjangkau dan berkualitas. Sejarah Berawal dari sekelompok

Lebih terperinci

Sumber: [11 Februari, 2010]

Sumber: [11 Februari, 2010] I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan Ekonomi Indonesia diukur dari kenaikan Produk Domestik Bruto (PDB) tahun 2009 meningkat sebesar 4,5 persen dibandingkan tahun 2008. Dimana nilai Produk Domestik

Lebih terperinci

Produk Domestik Bruto (PDB)

Produk Domestik Bruto (PDB) Produk Domestik Bruto (PDB) Gross Domestic Product (GDP) Jumlah nilai produk berupa barang dan jasa yang dihasilkan oleh unitunit produksi di dalam batas wilayah suatu negara (domestik) selama satu tahun.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan pendapatan yang merata. Namun, dalam

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan pendapatan yang merata. Namun, dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam menjalankan pembangunan ekonomi tujuan utamanya adalah untuk mewujudkan masyarakat yang adil, makmur dan sejahtera dengan cara mencapai pertumbuhan ekonomi yang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Produk Domestik Bruto Berdasarkan Harga Konstan menurut Lapangan Usaha Tahun 2009

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Produk Domestik Bruto Berdasarkan Harga Konstan menurut Lapangan Usaha Tahun 2009 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara dengan pertumbuhan penduduk yang terus meningkat setiap tahunnya. Menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah penduduk

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Industri nasional memiliki visi pembangunan untuk membawa Indonesia

I. PENDAHULUAN. Industri nasional memiliki visi pembangunan untuk membawa Indonesia 1 I. PENDAHULUAN A. Latar belakang dan masalah Industri nasional memiliki visi pembangunan untuk membawa Indonesia menjadi sebuah negara industri yang tangguh dalam jangka panjang. Hal ini mendukung Peraturan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 3,32 5,24 7,07 3,6 Konstruksi 6,11 6,97 6,36 5,22 Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Motor

BAB I PENDAHULUAN. 3,32 5,24 7,07 3,6 Konstruksi 6,11 6,97 6,36 5,22 Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Motor BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Sektor pengangkutan dan pergudangan merupakan salah satu sektor kunci dari Produk Domestik Bruto (PDB) di Indonesia yang menunjukan tren positif pada tahun 2016 (Bank

Lebih terperinci

Tabel-Tabel Pokok TABEL-TABEL POKOK. Analisis Pertumbuhan Ekonomi Kab. Lamandau Tahun 2013 / 2014 81

Tabel-Tabel Pokok TABEL-TABEL POKOK. Analisis Pertumbuhan Ekonomi Kab. Lamandau Tahun 2013 / 2014 81 TABEL-TABEL POKOK Analisis Pertumbuhan Ekonomi Kab. Lamandau Tahun 2013 / 2014 81 Tabel 1. Tabel-Tabel Pokok Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Lamandau Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan

Lebih terperinci

Menyediakan Informasi untuk Pengembangan Usaha dan Daya Saing Bangsa SE2016 1

Menyediakan Informasi untuk Pengembangan Usaha dan Daya Saing Bangsa SE2016 1 SE2016 1 SE2016 2 LATAR BELAKANG Sensus Ekonomi (SE) dilaksanakan 10 tahun sekali, pada tahun berakhiran angka 6 SE2016 adalah SE yang ke 4 (1986, 1996, dan 2006) Sensus dilaksanakan di seluruh wilayah

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Sektor unggulan di Kota Dumai diidentifikasi dengan menggunakan

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Sektor unggulan di Kota Dumai diidentifikasi dengan menggunakan BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN Sektor unggulan di Kota Dumai diidentifikasi dengan menggunakan beberapa alat analisis, yaitu analisis Location Quetiont (LQ), analisis MRP serta Indeks Komposit. Kemudian untuk

Lebih terperinci

1.PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

1.PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1.PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kota Bekasi, adalah sebuah kota di Provinsi Jawa Barat yang terletak di sebelah timur Jakarta. Batas administratif Kota bekasi yaitu: sebelah barat adalah Jakarta, Kabupaten

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA BARAT TRIWULAN III-2015

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA BARAT TRIWULAN III-2015 BPS PROVINSI JAWA BARAT No. 65/11/32/Th.XVII, 5 November 2015 PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA BARAT TRIWULAN III-2015 EKONOMI JAWA BARAT TRIWULAN III-2015 TUMBUH 5,03 PERSEN Perekonomian Jawa Barat pada Triwulan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 38 III. METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan memilih lokasi Kota Cirebon. Hal tersebut karena Kota Cirebon merupakan salah satu kota tujuan wisata di Jawa

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH TRIWULAN I TAHUN 2014

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH TRIWULAN I TAHUN 2014 No. 28/05/72/Thn XVII, 05 Mei 2014 PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH TRIWULAN I TAHUN 2014 Perekonomian Sulawesi Tengah triwulan I-2014 mengalami kontraksi 4,57 persen jika dibandingkan dengan triwulan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pelaksanaan otonomi daerah ditandai dengan disahkannya Undang-undang No. 22 tahun 1999 tentang otonomi daerah dan direvisi menjadi Undang-undang No. 32 tahun 2004

Lebih terperinci

KAJIAN PERKEMBANGAN SEKTOR JASA dan SERAPAN TENAGA KERJA di DKI JAKARTA

KAJIAN PERKEMBANGAN SEKTOR JASA dan SERAPAN TENAGA KERJA di DKI JAKARTA KAJIAN PERKEMBANGAN SEKTOR JASA dan SERAPAN TENAGA KERJA di DKI JAKARTA KAJIAN PERKEMBANGAN SEKTOR JASA dan SERAPAN TENAGA KERJA di DKI JAKARTA Oleh : Novita Delima Putri 1 Fadillah Hisyam 2 Dosen Universitas

Lebih terperinci

Statistik KATA PENGANTAR

Statistik KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) menjadi sangat strategis, karena potensinya yang besar dalam menggerakkan kegiatan ekonomi masyarakat, dan sekaligus menjadi tumpuan sumber

Lebih terperinci

Statistik KATA PENGANTAR

Statistik KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) menjadi sangat strategis, karena potensinya yang besar dalam menggerakkan kegiatan ekonomi masyarakat, dan sekaligus menjadi tumpuan sumber

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara agraris terbesar di dunia. Sebagian besar penduduk Indonesia hidup dari sektor agribisnis. Agribisnis merupakan suatu sistem yang

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI UTARA TRIWULAN II-2017

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI UTARA TRIWULAN II-2017 No. 74/08/71/Th. XI, 7 Agustus 2017 PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI UTARA TRIWULAN II-2017 PEREKONOMIAN SULAWESI UTARA TRIWULAN II-2017 TUMBUH 5,80 PERSEN Perekonomian Sulawesi Utara Triwulan II-2017 yang

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH TRIWULAN I TAHUN 2012

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH TRIWULAN I TAHUN 2012 No. 27/05/72/Thn XV, 7 Mei 2012 PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH TRIWULAN I TAHUN 2012 Pertumbuhan ekonomi Sulawesi Tengah yang diukur dengan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga konstan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada masa sekarang ini, Jakarta sebagai kota yang memiliki jumlah penduduk terpadat di indonesia saat ini memiliki masalah yang paling utama yaitu kemacetan. Kemacetan

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK BERITA RESMI STATISTIK BPS PROVINSI JAWA TIMUR PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR No. 13/02/35/Th.XI, 5 Februari 2013 Ekonomi Jawa Timur Tahun 2012 Mencapai 7,27 persen Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI SUMATERA SELATAN TRIWULAN III-2015

PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI SUMATERA SELATAN TRIWULAN III-2015 BADAN PUSAT STATISTIK No. 64/11/16/Th.XVII, 5 November 2015 PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI SUMATERA SELATAN TRIWULAN III-2015 EKONOMI PROVINSI SUMATERA SELATAN TRIWULAN III-2015 TUMBUH 4,89 PERSEN Perekonomian

Lebih terperinci

BAB l PENDAHULUAN. Tahun 2008 sampai dengan Tahun 2012, untuk lalu lintas dan angkutan jalan ratarata

BAB l PENDAHULUAN. Tahun 2008 sampai dengan Tahun 2012, untuk lalu lintas dan angkutan jalan ratarata BAB l PENDAHULUAN 1.1 Lingkungan Eksternal Perusahaan Pertumbuhan potensi dan produksi di sub sektor perhubungan darat dari Tahun 2008 sampai dengan Tahun 2012, untuk lalu lintas dan angkutan jalan ratarata

Lebih terperinci

Grafik 1 Laju dan Sumber Pertumbuhan PDRB Jawa Timur q-to-q Triwulan IV (persen)

Grafik 1 Laju dan Sumber Pertumbuhan PDRB Jawa Timur q-to-q Triwulan IV (persen) BERITA RESMI STATISTIK BPS PROVINSI JAWA TIMUR No. 13/02/35/Th. XII, 5 Februari 2014 PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR I. PERTUMBUHAN DAN STRUKTUR EKONOMI MENURUT LAPANGAN USAHA Pertumbuhan Ekonomi Jawa Timur

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI BANTEN TRIWULAN III TAHUN 2015

PERTUMBUHAN EKONOMI BANTEN TRIWULAN III TAHUN 2015 No. 54/11/36/Th.IX, 5 November 2015 PERTUMBUHAN EKONOMI BANTEN TRIWULAN III TAHUN 2015 EKONOMI BANTEN TRIWULAN III TAHUN 2015 TUMBUH 5,18 PERSEN LEBIH CEPAT DIBANDINGKAN DENGAN TRIWULAN YANG SAMA TAHUN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tercapainya perekonomian nasional yang optimal. Inti dari tujuan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. tercapainya perekonomian nasional yang optimal. Inti dari tujuan pembangunan BAB I PENDAHULUAN 1. A 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator kemajuan ekonomi suatu negara. Semakin tinggi pertumbuhan ekonomi maka semakin baik pula perekonomian negara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. khususnya mobil di Indonesia yang penjualannya telah mencapai 1,23 Juta unit di

BAB I PENDAHULUAN. khususnya mobil di Indonesia yang penjualannya telah mencapai 1,23 Juta unit di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Lingkungan Eksternal Perusahaan Seiring dengan semakin tingginya laju pertumbuhan kendaraan bermotor, khususnya mobil di Indonesia yang penjualannya telah mencapai 1,23 Juta unit

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Isu globalisasi ekonomi dunia yang terkait dengan sektor industri telah berkembangan dengan sangat cepat. Dalam upaya menangani isu-isu globalisasi dan dampak yang

Lebih terperinci

https://binjaikota.bps.go.id

https://binjaikota.bps.go.id BPS KOTA BINJAI No. 1/10/1276/Th. XVI, 10 Oktober 2016 PERTUMBUHAN EKONOMI KOTA BINJAI TAHUN 2015 Pertumbuhan Ekonomi Kota Binjai tahun 2015 yang diukur berdasarkan kenaikan Produk Domestik Regional Bruto

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI BANTEN TRIWULAN I TAHUN 2016

PERTUMBUHAN EKONOMI BANTEN TRIWULAN I TAHUN 2016 No. 28/05/36/Th.X, 4 Mei 2016 PERTUMBUHAN EKONOMI BANTEN TRIWULAN I TAHUN 2016 EKONOMI BANTEN TRIWULAN I TAHUN 2016 TUMBUH 5,15 PERSEN MELAMBAT DIBANDING TRIWULAN I TAHUN 2015 Perekonomian Banten triwulan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan akan hunian sudah menjadi hal yang pokok dalam menjalankan kehidupan, terlebih lagi dengan adanya prinsip sandang, pangan, dan papan. Kehidupan seseorang

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA TRIWULAN II-2008

PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA TRIWULAN II-2008 BADAN PUSAT STATISTIK No.43/08/Th. XI, 14 Agustus PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA TRIWULAN II- Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang diukur berdasarkan kenaikan Produk Domestik Bruto (PDB) pada triwulan II-

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA EKONOMI MAKRO DAERAH. 2.1 Perkembangan indikator ekonomi makro daerah pada tahun sebelumnya;

BAB II KERANGKA EKONOMI MAKRO DAERAH. 2.1 Perkembangan indikator ekonomi makro daerah pada tahun sebelumnya; BAB II KERANGKA EKONOMI MAKRO DAERAH 2.1 Perkembangan indikator ekonomi makro daerah pada tahun sebelumnya; A. Pertumbuhan Ekonomi Pertumbuhan ekonomi (economic growth) merupakan salah satu indikator yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Profil Benz Auto Car Wash Sejarah Perusahaan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Profil Benz Auto Car Wash Sejarah Perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Bisnis jasa pencucian mobil atau car wash belakangan ini sangatlah menjanjikan. Hal ini disebabkan oleh semakin banyaknya pemilik kendaraan bermotor yang memadati

Lebih terperinci

V GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

V GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN V GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN 5.1 Geografis dan Administratif Provinsi Jawa Barat secara geografis terletak di antara 5 0 50 7 0 50 Lintang Selatan dan 104 0 48 108 0 48 Bujur Timur, dengan batas-batas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Kebutuhan Perumahan bagi Penduduk Jakarta

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Kebutuhan Perumahan bagi Penduduk Jakarta BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.1.1. Kebutuhan Perumahan bagi Penduduk Jakarta Sebagai sentral dari berbagai kepentingan, kota Jakarta memiliki banyak permasalahan. Salah satunya adalah lalu lintasnya

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI JAKARTA BARAT TAHUN 2014

PERTUMBUHAN EKONOMI JAKARTA BARAT TAHUN 2014 BPS KOTA ADMINISTRASI JAKARTA BARAT No.01/10/3174/Th.VIII, 1 Oktober 2015 PERTUMBUHAN EKONOMI JAKARTA BARAT TAHUN 2014 EKONOMI JAKARTA BARAT TAHUN 2014 TUMBUH 5,85 PERSEN Trend laju pertumbuhan ekonomi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Saat ini pemerintah daerah memiliki kewenangan penuh untuk mengatur dan mengelola pembangunan di daerah tanpa adanya kendala struktural yang berhubungan dengan

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA BARAT TRIWULAN III-2016

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA BARAT TRIWULAN III-2016 BPS PROVINSI JAWA BARAT No. 62/11/32 Th.XVIII, 7 November 2016 PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA BARAT TRIWULAN III-2016 EKONOMI JAWA BARAT TRIWULAN III-2016 TUMBUH 5,76 PERSEN MENINGKAT DIBANDING TRIWULAN III-2015

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH No. 06/02/72/Th. XIV. 7 Februari 2011 PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH Ekonomi Sulawesi Tengah tahun 2010 yang diukur dari kenaikan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga konstan 2000

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN III TAHUN 2007

PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN III TAHUN 2007 BPS PROVINSI DKI JAKARTA No. 40/11/31/Th. IX, 15 November 2007 PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN III TAHUN 2007 Perekonomian DKI Jakarta pada triwulan III tahun 2007 yang diukur berdasarkan PDRB

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Indonesia memiliki program pembangunan yang mendukung infrastruktur nasional melalui Master Plan Percepatan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) untuk jangka waktu 2011-2025

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN

BAB III DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN BAB III DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN A. Deskripsi Perusahaan Perusahaan publik yang tercatat di Bursa Efek Indonesia diklasifikasikan kedalam sembilan sektor industri yang telah ditetapkan oleh JASICA (

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Meningkatnya jumlah penduduk di Indonesia khususnya Ibukota Jakarta membawa masalah yang besar, yaitu sampah.

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Meningkatnya jumlah penduduk di Indonesia khususnya Ibukota Jakarta membawa masalah yang besar, yaitu sampah. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Meningkatnya jumlah penduduk di Indonesia khususnya Ibukota Jakarta membawa masalah yang besar, yaitu sampah. Produksi sampah di DKI Jakarta diperkirakan mencapai 6000

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI UTARA TRIWULAN III-2016

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI UTARA TRIWULAN III-2016 No. 76/XI/71/Th. X, 7 November 2016 PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI UTARA TRIWULAN III-2016 PEREKONOMIAN SULAWESI UTARA TRIWULAN III-2016 TUMBUH 6,01 PERSEN Perekonomian Sulawesi Utara Triwulan III-2016 yang

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI JAKARTA TAHUN 2014

PERTUMBUHAN EKONOMI JAKARTA TAHUN 2014 No. 09/02/31/Th.XVII, 5 Februari 2015 PERTUMBUHAN EKONOMI JAKARTA TAHUN EKONOMI JAKARTA TAHUN TUMBUH 5,95 PERSEN MELAMBAT SEJAK TIGA TAHUN TERAKHIR Release PDRB tahun dan selanjutnya menggunakan tahun

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI SUMATERA SELATAN TRIWULAN I-2016

PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI SUMATERA SELATAN TRIWULAN I-2016 BADAN PUSAT STATISTIK No. 7/5/Th.XVIII, Mei 16 PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI SUMATERA SELATAN TRIWULAN I-16 EKONOMI PROVINSI SUMATERA SELATAN TRIWULAN I-16 TUMBUH,9 PERSEN Perekonomian Provinsi Sumatera

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI DI YOGYAKARTA TRIWULAN I TAHUN 2015

PERTUMBUHAN EKONOMI DI YOGYAKARTA TRIWULAN I TAHUN 2015 2 BPS PROVINSI D.I. YOGYAKARTA No. 29/05/34/Th.XVII, 5 Mei 2015 PERTUMBUHAN EKONOMI DI YOGYAKARTA TRIWULAN I TAHUN 2015 EKONOMI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TRIWULAN I 2015 TUMBUH 0,16 PERSEN MELAMBAT DIBANDING

Lebih terperinci

TABEL - IV.1 PERKEMBANGAN NILAI PRODUK DOMESTIK BRUTO (PDB) MENURUT SKALA USAHA ATAS DASAR HARGA KONSTAN 1993 TAHUN

TABEL - IV.1 PERKEMBANGAN NILAI PRODUK DOMESTIK BRUTO (PDB) MENURUT SKALA USAHA ATAS DASAR HARGA KONSTAN 1993 TAHUN TABEL - IV.1 PERKEMBANGAN NILAI PRODUK DOMESTIK BRUTO (PDB) MENURUT SKALA USAHA ATAS DASAR HARGA KONSTAN 1993 SKALA USAHA 1 Usaha Kecil (UK) 184.845.034 194.426.046 9.581.012 5,18 2 Usaha Menengah (UM)

Lebih terperinci

BPS KOTA ADMINISTRASI JAKARTA TIMUR

BPS KOTA ADMINISTRASI JAKARTA TIMUR BPS KOTA ADMINISTRASI JAKARTA TIMUR No. 01/10/3172/Th.VIII, 7 Oktober 2016 PERTUMBUHAN EKONOMI JAKARTA TIMUR TAHUN 2015 EKONOMI JAKARTA TIMUR TAHUN 2015 TUMBUH 5,41 PERSEN Perekonomian Jakarta Timur tahun

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI UTARA TRIWULAN I 2016

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI UTARA TRIWULAN I 2016 No. 35/05/71/Th. X, 4 Mei 2016 PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI UTARA TRIWULAN I 2016 PEREKONOMIAN SULAWESI UTARA TRIWULAN I 2016 TUMBUH 5,96 PERSEN Perekonomian Sulawesi Utara Triwulan I 2016 yang diukur

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH No. 06/05/72/Thn XIV, 25 Mei 2011 PEREKONOMIAN SULAWESI TENGAH TRIWULAN I TAHUN 2011 MENGALAMI KONTRAKSI/TUMBUH MINUS 3,71 PERSEN Pertumbuhan ekonomi Sulawesi Tengah

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM PROVINSI JAMBI. Undang-Undang No. 61 tahun Secara geografis Provinsi Jambi terletak

IV. GAMBARAN UMUM PROVINSI JAMBI. Undang-Undang No. 61 tahun Secara geografis Provinsi Jambi terletak IV. GAMBARAN UMUM PROVINSI JAMBI 4.1 Keadaan Umum Provinsi Jambi secara resmi dibentuk pada tahun 1958 berdasarkan Undang-Undang No. 61 tahun 1958. Secara geografis Provinsi Jambi terletak antara 0º 45

Lebih terperinci

Pertumbuhan Ekonomi Jawa Tengah Triwulan III

Pertumbuhan Ekonomi Jawa Tengah Triwulan III Pertumbuhan Ekonomi Jawa Tengah Triwulan III - No. 77/11/33/Th.XI, 6 November BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI JAWA TENGAH Pertumbuhan Ekonomi Jawa Tengah Triwulan III - EKONOMI JAWA TENGAH TRIWULAN III

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK

BADAN PUSAT STATISTIK BADAN PUSAT STATISTIK No. 50/08/Th.XII, 10 Agustus 2009 PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA TRIWULAN II-2009 Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang diukur berdasarkan kenaikan Produk Domestik Bruto (PDB) pada triwulan

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI JAKARTA PUSAT TAHUN 2015

PERTUMBUHAN EKONOMI JAKARTA PUSAT TAHUN 2015 BPS KOTA ADMINISTRASI JAKARTA PUSAT PERTUMBUHAN EKONOMI JAKARTA PUSAT TAHUN 2015 No. 01/10/Th. XVI, Oktober 2016 Perekonomian Kota Jakarta Pusat pada selang waktu 2011-2015 yang diukur berdasarkan PDRB

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. perkembangan suatu perekonomian dari suatu periode ke periode. berikutnya. Dari satu periode ke periode lainnya kemampuan suatu negara

I. PENDAHULUAN. perkembangan suatu perekonomian dari suatu periode ke periode. berikutnya. Dari satu periode ke periode lainnya kemampuan suatu negara 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi merupakan masalah perekonomian suatu negara dalam jangka panjang. Pertumbuhan ekonomi mengukur prestasi dari perkembangan suatu perekonomian dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Jakarta adalah kota yang setiap harinya sarat akan penduduk, baik yang

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Jakarta adalah kota yang setiap harinya sarat akan penduduk, baik yang BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Jakarta adalah kota yang setiap harinya sarat akan penduduk, baik yang bertempat tinggal dan bekerja di dalam kota maupun yang berasal dari daerah pinggiran seperti,

Lebih terperinci

Analisis Dampak Pelaksanaan Program Low Cost Green Car Terhadap Pendapatan Negara

Analisis Dampak Pelaksanaan Program Low Cost Green Car Terhadap Pendapatan Negara Analisis Dampak Pelaksanaan Program Low Cost Green Car Terhadap Pendapatan Negara Pendahuluan Program Low Cost Green Car (LCGC) merupakan program pengadaan mobil ramah lingkungan yang diproyeksikan memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Di era globalisasi saat ini, tingkat daya saing menjadi tolak ukur yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Di era globalisasi saat ini, tingkat daya saing menjadi tolak ukur yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Di era globalisasi saat ini, tingkat daya saing menjadi tolak ukur yang wajib dimiliki dalam mewujudkan persaingan pasar bebas baik dalam kegiatan maupun

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pangan merupakan kebutuhan yang terpenting setelah udara dan air, serta merupakan salah satu kebutuhan primer manusia yang harus segera terpenuhi untuk mempertahankan kelangsungan

Lebih terperinci

Bila dilihat dari penciptaan sumber pertumbuhan

Bila dilihat dari penciptaan sumber pertumbuhan Laju Pertumbuhan (persen) PERTUMBUHAN EKONOMI RIAU TRIWULAN II-2017 EKONOMI RIAU TRIWULAN II-2017 TUMBUH 2,41 PERSEN MELAMBAT DIBANDING TRIWULAN II-2016 No. 37/08/14/Th. XVIII, 7 Agustus 2017 Perekonomian

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA BARAT TAHUN 2015

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA BARAT TAHUN 2015 BPS PROVINSI JAWA BARAT 10/02/32/Th. XVIII, 5 Februari 2016 PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA BARAT TAHUN EKONOMI JAWA BARAT TAHUN TUMBUH 5,03 PERSEN Perekonomian Jawa Barat tahun yang diukur berdasarkan Produk

Lebih terperinci

Statistik Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) Tahun

Statistik Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) Tahun KATA PENGANTAR Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (U MKM) menjadi sangat strategis, karena potensinya yang besar dalam menggerakkan kegiatan ekonomi masyarakat, dan sekaligus menjadi tumpuan

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI NUSA TENGGARA BARAT TAHUN 2014

PERTUMBUHAN EKONOMI NUSA TENGGARA BARAT TAHUN 2014 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI NTB No. 13/02/52/Th.IX, 5 Februari 2015 PERTUMBUHAN EKONOMI NUSA TENGGARA BARAT TAHUN 2014 EKONOMI NUSA TENGGARA BARAT TAHUN 2014 TUMBUH 5,06 PERSEN Perekonomian Provinsi

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI KOTA TANJUNGBALAI TAHUN 2017

PERTUMBUHAN EKONOMI KOTA TANJUNGBALAI TAHUN 2017 BPS KOTA TANJUNGBALAI No. 01/07/1272/Th.X, 5 Juli 2017 PERTUMBUHAN EKONOMI KOTA TANJUNGBALAI TAHUN 2017 Pertumbuhan Ekonomi Kota Tanjungbalai Tahun 2016 yang diukur berdasarkan Produk Domestik Regional

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI LABUHANBATU TAHUN 2015

PERTUMBUHAN EKONOMI LABUHANBATU TAHUN 2015 BPS KABUPATEN LABUHANBATU No. 01/10/1207/Th. IX, 6 Oktober 2016 PERTUMBUHAN EKONOMI LABUHANBATU TAHUN 2015 Pertumbuhan Ekonomi Labuhanbatu Tahun 2015 yang diukur berdasarkan Produk Domestik Regional Bruto

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI KEPULAUAN RIAU TRIWULAN III TAHUN 2009

PERTUMBUHAN EKONOMI KEPULAUAN RIAU TRIWULAN III TAHUN 2009 BPS PROVINSI KEPULAUAN RIAU No.145/11/21/Th.IV, 10 November 2009 PERTUMBUHAN EKONOMI KEPULAUAN RIAU TRIWULAN III TAHUN 2009 PDRB KEPRI TRIWULAN III TAHUN 2009 TUMBUH 1,90 PERSEN PDRB Kepri pada triwulan

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI PAPUA BARAT TRIWULAN I-2016

PERTUMBUHAN EKONOMI PAPUA BARAT TRIWULAN I-2016 No. 26/05/Th.X, 4 Mei 2016 PERTUMBUHAN EKONOMI PAPUA BARAT TRIWULAN I-2016 EKONOMI PAPUA BARAT TRIWULAN I-2016 MENGALAMI PERTUMBUHAN SEBESAR 5,52 PERSEN MENINGKAT DIBANDING TRIWULAN I-2015 Perekonomian

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI JAKARTA BARAT TAHUN 2015

PERTUMBUHAN EKONOMI JAKARTA BARAT TAHUN 2015 BPS KOTA ADMINISTRASI JAKARTA BARAT No.01/10/3174/Th.IX, 3 Oktober 2016 PERTUMBUHAN EKONOMI JAKARTA BARAT TAHUN 2015 EKONOMI JAKARTA BARAT TAHUN 2015 TUMBUH 5,96 PERSEN Trend laju pertumbuhan ekonomi Jakarta

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TRIWULAN II-2011

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TRIWULAN II-2011 No. 43/08/63/Th XV, 05 Agustus 20 PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TRIWULAN II-20 Ekonomi Kalimantan Selatan pada triwulan II-20 tumbuh sebesar 5,74 persen jika dibandingkan triwulan I-20 (q to q)

Lebih terperinci

M E T A D A T A INFORMASI DASAR. 1 Nama Data : Produk Domestik Bruto (PDB) 2 Penyelenggara. Departemen Statistik Ekonomi dan Moneter, : Statistik

M E T A D A T A INFORMASI DASAR. 1 Nama Data : Produk Domestik Bruto (PDB) 2 Penyelenggara. Departemen Statistik Ekonomi dan Moneter, : Statistik M E T A D A T A INFORMASI DASAR 1 Nama Data : Produk Domestik Bruto (PDB) 2 Penyelenggara Departemen Statistik Ekonomi dan Moneter, : Statistik Bank Indonesia 3 Alamat : Jl. M.H. Thamrin No. 2 Jakarta

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI RIAU TRIWULAN III/2016

PERTUMBUHAN EKONOMI RIAU TRIWULAN III/2016 Laju Pertumbuhan (persen) PERTUMBUHAN EKONOMI RIAU TRIWULAN III/2016 EKONOMI RIAU TRIWULAN III/2016 TUMBUH 1,11 PERSEN LEBIH BAIK DIBANDING TRIWULAN III/2015 No. 054/11/14/Th.XVII, 7 November 2016 Perekonomian

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA TRIWULAN I-2010

PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA TRIWULAN I-2010 BADAN PUSAT STATISTIK No. 31/05/Th. XIII, 10 Mei 2010 PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA TRIWULAN I-2010 EKONOMI INDONESIA TRIWULAN I-2010 TUMBUH MENINGKAT 5,7 PERSEN Perekonomian Indonesia yang diukur berdasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam struktur pembangunan perekonomian nasional khususnya daerah-daerah.

BAB I PENDAHULUAN. dalam struktur pembangunan perekonomian nasional khususnya daerah-daerah. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pertanian merupakan sektor yang mempunyai peranan strategis dalam struktur pembangunan perekonomian nasional khususnya daerah-daerah. Sektor pertanian sampai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting dari keseluruhan perekonomian nasional. Wilayah Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting dari keseluruhan perekonomian nasional. Wilayah Indonesia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara pertanian, artinya pertanian memegang peranan penting dari keseluruhan perekonomian nasional. Wilayah Indonesia memiliki tanah yang subur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Sentra industri yaitu pusat kegiatan dari kelompok industri pada suatu lokasi/tempat tertentu yang dimana terdiri dari berbagai usaha yang sejenis.

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI JAKARTA SELATAN TAHUN 2014

PERTUMBUHAN EKONOMI JAKARTA SELATAN TAHUN 2014 No. 17/05/31/Th.IX, 15 MEI 2010 No. 7/10/3171/Th.VII, 1 Oktober 2015 PERTUMBUHAN EKONOMI JAKARTA SELATAN TAHUN 2014 Release PDRB tahun 2014 dan selanjutnya menggunakan tahun dasar 2010 berbasis SNA 2008

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI JAKARTA PUSAT TAHUN 2014

PERTUMBUHAN EKONOMI JAKARTA PUSAT TAHUN 2014 BPS KOTA ADMINISTRASI JAKARTA PUSAT PERTUMBUHAN EKONOMI JAKARTA PUSAT TAHUN 2014 No. 01/10/Th. XV, Oktober 2015 Perekonomian Kota Jakarta Pusat pada selang waktu 2011-2014 yang diukur berdasarkan PDRB

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangang fotografi sangat dipengaruhi oleh meningkatnya jumlah fotografer,

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangang fotografi sangat dipengaruhi oleh meningkatnya jumlah fotografer, BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang Perkembangang fotografi sangat dipengaruhi oleh meningkatnya jumlah fotografer, klub fotografi dan semakin maju teknologi fotografi baik peralatan maupun perlengkapannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam wilayah suatu negara akan ada kota yang sangat besar, ada kota

BAB I PENDAHULUAN. Dalam wilayah suatu negara akan ada kota yang sangat besar, ada kota BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam wilayah suatu negara akan ada kota yang sangat besar, ada kota yang cukup besar, ada kota sedang dan ada kota kecil. Kota Medan merupakan salah satu kota di Indonesia

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI KEPULAUAN RIAU TRIWULAN III 2014

PERTUMBUHAN EKONOMI KEPULAUAN RIAU TRIWULAN III 2014 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KEPULAUAN RIAU No. 79/11/21/Th.IX, 5 November PERTUMBUHAN EKONOMI KEPULAUAN RIAU TRIWULAN III PDRB KEPULAUAN RIAU TRIWULAN III TUMBUH 6,15 PERSEN (c to c) PDRB Kepulauan

Lebih terperinci

Gambar 1.1 Logo Rumah Warna

Gambar 1.1 Logo Rumah Warna BAB I PENDAHULUAN Setiap bisnis baru atau pengembangan bisnis membutuhkan penanaman modal yang disesuaikan dengan tujuan bisnis dan bentuk badan bisnisnya. Salah satu tujuan didirikannya bisnis adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jangka panjang yang hendak dicapai melalui aktivitas yang dilakukannya. Agar

BAB I PENDAHULUAN. jangka panjang yang hendak dicapai melalui aktivitas yang dilakukannya. Agar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Di era globalisasi setiap organisasi atau perusahaan yang berbentuk swasta maupun pemerintah, tentunya memiliki tujuan baik itu jangka pendek maupun jangka

Lebih terperinci

11 S1-TI

11 S1-TI KELAS NIM NAMA 11 S1-TI 09 1 1 1 1 5 2 4 0 INSAN DUTA THORA KARYA ILMIAH TENTANG PELUANG USAHA CUCIAN MOTOR M. Suyanto, Prof. Dr, M.M. Oleh INSAN DUTA THORA 11S1TI09 11.11.5240 Jurusan Teknik Informatika

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PRODUK DOMESTIK BRUTO

PERKEMBANGAN PRODUK DOMESTIK BRUTO PERKEMBANGAN PRODUK DOMESTIK BRUTO Triwulan II-29 Perekonomian Indonesia secara tahunan (yoy) pada triwulan II- 29 tumbuh 4,%, lebih rendah dari pertumbuhan triwulan sebelumnya (4,4%). Sementara itu, perekonomian

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI BENGKULU TAHUN 2014

PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI BENGKULU TAHUN 2014 BPS PROVINSI BENGKULU No. 11/02/17/Th.VIII, 5 Februari 2015 PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI BENGKULU TAHUN 2014 EKONOMI BENGKULU TUMBUH 5,49 PERSEN, PERTUMBUHAN TERENDAH SEJAK LIMA TAHUN TERAKHIR Perekonomian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi Indonesia perlahan menjadi lebih baik dan stabil

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi Indonesia perlahan menjadi lebih baik dan stabil BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi Indonesia perlahan menjadi lebih baik dan stabil menurut data yang diperoleh dari International Monetary Fund (IMF). Berikut adalah grafik yang

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN DAIRI TAHUN 2015

PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN DAIRI TAHUN 2015 BPS KABUPATEN DAIRI No. 01/10/1210/Th. IX, 3 Oktober 2016 PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN DAIRI TAHUN 2015 Laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Dairi tahun 2015, diukur berdasarkan laju pertumbuhan Produk

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI JAKARTA TAHUN 2016 EKONOMI JAKARTA TAHUN 2016 TUMBUH 5,85 PERSEN

PERTUMBUHAN EKONOMI JAKARTA TAHUN 2016 EKONOMI JAKARTA TAHUN 2016 TUMBUH 5,85 PERSEN No. 09/02/31/Th.XIX, 6 Februari 2017 PERTUMBUHAN EKONOMI JAKARTA TAHUN 2016 EKONOMI JAKARTA TAHUN 2016 TUMBUH 5,85 PERSEN Perekonomian Jakarta tahun 2016 yang diukur berdasarkan Produk Domestik Regional

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA BARAT TRIWULAN I-2016

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA BARAT TRIWULAN I-2016 BPS PROVINSI JAWA BARAT No. 26/05/32/Th.XVIII, 4 Mei 2016 PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA BARAT TRIWULAN I-2016 EKONOMI JAWA BARAT TRIWULAN I-2016 TUMBUH 5,08 PERSEN MENINGKAT DIBANDING TRIWULAN I-2015 Perekonomian

Lebih terperinci