BAB I PENDAHULUAN. Penelitian ini menjelaskan mengenai rencana bisnis Surya Oto Care. Surya

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. Penelitian ini menjelaskan mengenai rencana bisnis Surya Oto Care. Surya"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN Penelitian ini menjelaskan mengenai rencana bisnis Surya Oto Care. Surya Oto Care merupakan sebuah bisnis berbasis pelayanan atau jasa, operasional bisnisnya adalah melayani jasa pencucian mobil dan salon mobil. Pada bab pendahuluan ini menjelaskan mengenai faktor eksternal dan internal yang mempengaruhi perusahaan serta rumusan masalah, tujuan, dan manfaat dari penelitian ini. Pada sub-bab lingkungan eksternal dijelaskan mengenai faktor dari luar perusahaan yang mempengaruhi berdirinya perusahaan. Sedangkan untuk faktor internal perusahaan yang mempengaruhi berdirinya perusahaan akan dijelaskan pada lingkungan internal perusahaan 1.1 Lingkungan Eksternal Perusahaan Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk terbesar keempat di dunia setelah China (1,346 juta jiwa), India (1,198 juta jiwa), dan Amerika Serikat (315 juta jiwa). Hasil Sensus penduduk 2010 oleh BPS, populasi penduduk Indonesia tahun 2010 diperkirakan mencapai 237,6 juta jiwa, dan jumlah itu bertambah 32,5 juta jiwa dibandingkan dengan sensus penduduk yang terakhir dilakukan oleh BPS tahun 2000 yaitu berjumlah 205,1 juta jiwa. Dari jumlah penduduk tersebut menurut 1

2 BPS 60% atau sebanyak jiwa merupakan Penduduk dengan Usia tahun (usia produktif). Dengan melihat data tersebut maka ini akan berdampak pada kebutuhan mereka terhadap sebuah produk. Salah satu industri yang terkena dampak tersebut adalah industri otomotif, dengan semakin banyaknya jumlah penduduk Indonesia maka permintaan akan kebutuhan kendaraan bermotor juga meningkat, hal tersebut juga di dorong dengan adanya peningkatan Pendapatan per kapita Indonesia sebanyak 9,58%, yaitu dari Rp30,8juta pada 2011 menjadi Rp33,3 juta pada 2012 (BPS, 2012). Mengacu pada Tabel 1.1 mengenai PDB dan PNB Per Kapita Indoneisa dapat di lihat peningkatan perkapita pendapatan dari tahun ke tahun di Indonesia. Tabel 1.1 PDB dan PNB Per Kapita Indonesia Uraian PDB Per Kapita Atas Dasar Harga Berlaku Nilai (juta rupiah) 21,4 23,9 27,1 30,8 Nilai (US$) 2244,6 2349,8 3010,1 3542,9 PNB Per Kapita Atas Dasar Harga Berlaku Nilai (juta rupiah) 20,7 23,1 26,3 29,9 Nilai (US$) 2164,8 2267,6 2925,4 3441,9 Sumber : BPS, 2012 Kemudian adanya peningkatan jumlah kendaraan di Indonesia bisa dilihat dari data yang ditunjukan oleh BPS, jumlah kendaraan bermotor tahun 2007 sebanyak unit telah bertambah menjadi unit pada tahun Ini menunjukan bahwa permintaan akan kendaraan bermotor di Indonesia terus tumbuh seiring dengan jumlah penduduk yang semakin banyak dan meningkatnya pendapatan 2

3 per kapita. Hal ini juga di perkuat dari data penjualan kendaraan bermotor (tidak termasuk sepeda motor) di Indonesia yang di liris oleh Gaikindo di tahun 2012 yang ditunjukan oleh tabel di bawah ini. Tabel 1.2 Data Penjualan Kendaraan Bermotor (tidak termasuk sepeda motor) di Indonesia Tahun Tahuh Jumlah Penjualan (unit) Sumber : GAIKINDO, 2012 Dari tabel di atas jelas terlihat adanya pertumbuhan yang selalu ada tiap tahunya, sehingga dapat disimpulkan bahwa industri otomotif merupakan salah satu industri yang memiliki prospek baik untuk terus bertumbuh di Indonesia. Sehingga dari adanya data tersebut maka akan menjadi sebuah peluang untuk membuka usaha di bidang otomotif atau pelayanan jasa yang berkaitan dengan industri otomotif. Karena jika ditelusuri lebih lanjut maka akan ada banyak pasar yang terkait dengan industri otomotif, misalnya bisnis jual beli kendaraan bekas, penyewaan kendaraan, transportasi umum, bengkel perbaikan, serta adanya industri asuransi, jasa keungan dll. Lebih lanjut dengan adanya pertumbuhan industri Otomotif ini, kemudian muncul kebutuhan dari para pemilik kendaraan mengenai pelayanan purna jual kendaraan, yaitu mengenai perawatan mobil, suku cadang serta garansi yang diberikan. Dari adanya hal tersebut kemudian muncul lah bengkel- 3

4 bengkel resmi dari produsen kendaraan atau bengkel tidak resmi untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Sebagai contoh adalah Toyota, yang terus berkomitmen untuk menambah jumlah jaringan bengkel di tahun-tahun yang akan datang, saat ini toyota memiliki total 62 bengkel General Repair dan 16 bengkel Body & Paint (Toyota, 2013). Sehingga ada banyak sekali industri yang terkait di otomotif dan salah satunya adalah pada usaha jasa cucian mobil dan salon mobil. Bisnis jasa ini sekarang telah menjadi sebuah kebutuhan tersendiri bagi para pemiliki kendaraan untuk memanjakan kendaraan mereka agar terlihat lebih bersih dan terawatt. Terlebih bagi mereka yang memiliki kesibukan sehingga tidak sempat untuk membersihkan mobil mereka sendiri. Hal ini bisa dilihat dari adanya penelitian yang dilakukan di Inggris bahwa dari jajak pendapat yang menanyakan apakah pemilik mobil masih membersihkan kendaraan mereka sendiri atau lebih menyukai layanan cuci mobil, 78 persen mengatakan kalau mereka lebih memilih membayar agar mobilnya dicucikan. Bila dilihat dari gender, maka wanita lebih suka hal itu karena 90 persen dari responden mengakui mereka secara teratur mengunjungi layanan cuci mobil. Dengan alasan bahwa mereka sibuk dan tidak sempat untuk mencuci mobil (Akib, 2013). Dan di Indonesia sendiri adanya kebutuhan tersebut terlihat dari adanya peningkatan jumlah waralaba pencucian mobil, misalnya adalah The Auto Bridal, Saat itu The Auto Bridal yang mulai menawarkan waralaba sejak tahun 2003 baru memiliki 52 mitra. Kini The Auto Bridal sudah memiliki lebih dari 80 mitra dengan 4

5 115 outlet pencucian dan salon mobil yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia (Saputra, 2013). Dari beberapa hal diatas kemudian dapat kita simpulkan bahwa adanya pertumbuhan industri otomotif juga berpengaruh pada bisnis lain yang cenderung bergerak pada bisnis pelayanan jasa baik jasa perbengkelan dan perawatan kendaraan. Jika kita melihat dari data statistik BPS mengenai nilai PDB menurut lapangan usaha tahun , bahwa sektor jasa mengalami pertumbuhan nilai yang terus meningkat. Tabel 1.3 Nilai PDB Menurut Lapangan Usaha Tahun NO Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku (Triliun rupiah) Atas Dasar Harga Konstan 2000 (Triliun rupiah) Laju pertumbu han (2012) Sumber pertumbu han (2012) (Persen) (Persen) 1 Pertanian, Peternakan, Kehutanan, dan Perikanan 2 Pertambangan dan penggalian 3 Industri pengolahan 4 Listrik, Gas, dan Air Bersih 5 Konstruksi 6 Perdagangan, Hotel, dan restoran 7 Pengangkutan dan komunikasi 8 Keuangan, Real Estate, Jasa perusahaan 9 Jasa-jasa Produk Domestik Bruto (PDB) PDB Tanpa Migas 985,5 1091,4 1190,4 304,8 315,0 327,6 3,97 0,51 719,7 879,5 970,6 187,2 189,8 192,6 1,49 0, ,1 1806,1 1972,9 5971,1 633,8 670,1 5,73 1,47 49,1 56,8 65,1 18,1 18,9 20,1 6,40 0,05 660,9 754,5 861,0 150,0 160,0 172,0 7,50 0,49 882,5 1024,0 1145,6 400,5 437,2 472,6 8,11 1,44 423,2 491,3 549,1 218,0 241,3 265,4 9,98 0,98 466,5 535,2 598,5 221,0 236,2 253,0 7,15 0,69 660,4 784,0 888,7 217,8 232,5 244,7 5,24 0, ,9 7422,8 8241,9 2314,5 2464,7 2618,1 6,23 6, ,0 6797,9 7604,8 2171,1 2322,8 2481,0 6,81 - Sumber : BPS,

6 Dari tabel di atas jelas bahwa sektor jasa memiliki pertumbuhan yang positif, pada tahun 2010 nilainya Rp 660,4 triliun naik menjadi Rp 888,7 triliun, angka tersebut lebih tinggi di banding pada sektor pengangkutan dan komunikasi, keungan, real estate, jasa perusahaan, kontruksi, listrik, gas dan air bersih. Ini membuktikan bahwa ada prospek yang bagus pada sektor jasa untuk tahun-tahun yang akan datang. Adapun laju pertumbuhan pada sektor jasa dari tahun 2008 sampai 2012 adadalah sebagai berikut (BPS, 2012). Tabel 1.4 Laju Pertumbuhan Kumulatif Produk Domestik Bruto Menurut Lapangan Usaha (Jasa-jasa), (Persen) Lapangan usaha * 2012 ** Jasa- jasa 6,24 6,42 6,04 6,75 5,24 Sumber : BPS, 2012 *Angka sementara **Angka sangat sementara Dari Tabel 1.4 menunjukan adanya laju pertumbuhan yang terus meningkat, walaupun pada tahun 2010 mengalami penurunan 6,04%, namun kemudian meningkat lagi pada tahun 2011 yaitu menjadi 6,75%, pada tahun 2012 masih merupakan angka sangat sementara yang masih memiliki potensi untuk bertambah nilainya dalam laju pertumbuhan. Sehingga dari adanya data di atas maka bisnis atau uasaha pada sektor jasa memiliki prospek dan kesempatan yang sangat menjanjikan untuk digarap. Dari data yang telah ada mengenai industri otomotif dan sektor jasa, maka bisnis jasa pencucian mobil dan salon mobil merupakan sebuah bisnis yang memiliki peluang yang menjanjikan untuk digarap dan dikembangkan. 6

7 Selain adanya prospek yang baik dalam bisnis tersebut, trend saat ini dari dunia bisnis adalah adanya isu pemanasan global, sehingga dunia bisnis saat ini selalu mengedepankan bisnis yang ramah lingkungan atau sering disebut dengan go green atau green marketing. Dalam sebuah penelitian yang dilakukan Richard et al (2010) mengenai pengaruh grenn maketing pada perilaku konsumen menyebutkan bahwa para konsumen di Perancis dan China sangat memperhatikan adanya produk dan perusahaan yang ramah lingkungan dan mereka mengangap itu adalah penting, karena itu akan menyangkut reputasi perusahaan. Sehingga dari hal tersebut jelas bahwa adanya konsep ramah lingkungan dalam bisnis merupakan hal yang penting untuk dijalankan, karena konsumen akan mengangap hal tersebut sebagai salah satu pertimbangan mereka dalam membeli sebuah produk, dan hal ini sesuai dengan penelitian Richard et al (2010) dari adanya penelitian tersebut konsumen di beberapa negara seperti UK, US, China, Brazil dan France terus menunjukan trend stabil terhadap minat, presepsi, dan niat mereka terhadap produk ramah lingkungan. Kementerian lingkungan hidup dalam situsnya juga menuliskan menyangkut bisnis ramah lingkungan yaitu Serba hijau menjadi trend masa kini. Mulai dari green label, green product, green packaging, green producers, green consumer, green business, dan sebagainya. Semua ini sangat erat kaitannya dengan masalah pengelolaan lingkungan yang telah menjadi tuntutan pasar demi keselamatan dan kelestarian lingkungan. Pendekatan yang dilakukan oleh pelaku bisnis untuk mempertahankan kesinambungan dalam aktivitasnya yang berwawasan lingkungan dikenal dengan bisnis hijau (Kemeneg KLH, 2002). 7

8 Kemudian dari adanya survei yang dilakukan Kementerian Lingkungan Hidup menyatakan bahwa kondisi pencemaran air di Indonesia saat ini telah meningkat 30%, hasil tersebut diperoleh dari pemantauan 52 sungai di Indonesia sejak tahun 2006 hingga Dan angkanya diprediksi akan terus bertambah seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk di Indonesia. Untuk itu sebagai pelaku bisnis yang memiliki etika bisnis yang baik, maka hal ini bisa dijadikan sebuah peluang bagi para pelaku bisnis untuk mampu menerapkan sebuah konsep bisnis yang ramah lingkungan pada beberapa aspek bisnis yang akan dijalankan, sehingga mampu untuk meminimalisir terjadinya pencemaran lingkungan dari limbah yang dihasilkan. Dan dari adanya isu-isu tersebut maka nantinya bisnis ini juga akan memberikan pilihan paket mencuci dengan bahan yang ramah lingkungan serta merancang sistem pengolahan limbah yang ramah lingkungan. Adapun pemain-pemain utama dalam bisnis jasa pencucian dan salon mobil di Indonesia antara lain adalah Car Care Centre atau sering disebut C3, merupakan sebuah perusahaan waralaba di bidang cuci mobil dan salon mobil yang berdiri sejak tahun 2002 dan memiliki kantor pusat di Jakarta dan mulai menawarkan waralaba pada tahun 2005, hingga tahun 2013 ini telah memiliki 28 cabang di beberapa kota di Indonesia (c3indonesia, 2012). Kemudian adalah The Auto Bridal yang juga merupakan salah satu perusahaan terbesar dalam bidang cuci dan salon mobil, berdiri tahun 2002 dan hingga saat ini mereka telah memiliki 80 mitra dengan 115 outlet (Autobridal, 2012). Adapun waralaba sejenis yang terletak di wilayah Jawa Tengah 8

9 adalah Auto Beauty yang terletak di Semarang dan hingga saat ini baru memiliki 2 outlet waralaba di wilayah Jawa Tengah (Autobeauty, 2010). Dengan adanya peluang dan prospek tersebut maka akan sangat baik jika bisnis dijalankan pada lokasi yang masih memiliki sedikit pesaing, karena peluang untuk menjadi pemimpin pasar juga akan terbuka lebar, tentunya dengan memiliki perencanaan bisnis yang baik serta adanya keunggulan bersaing yang akan di munculkan. Kota Banjarnegara yang merupakan kota kecil di wilayah Jawa Tengah memiliki prospek yang baik dalam bisnis ini, hal tersebut di dukung dengan adanya jumlah pertumbuhan kendaraan bermotor khususnya roda 4 yang juga meningkat seperti yang terjadi dalam skala nasional. Menurut data BPS tahun 2011 jumlah kendaraan bermotor di Banjarnegara khususnya untuk kendaraan roda 4 adalah mencapai unit. Dan Tabel 1.5 memperlihatkan data mengenai jumlah kendaraan roda 4 di Kabupaten Banjarnegara dari tahun (BPS, 2011). Tabel 1.5 Jumlah Kendaraan Roda 4 di Kabupaten Banjaneraga Tahun Tahun Jumlah kendaraan Roda 4 (Unit) Sumber : BPS Banjanegara, 2012 Dari adanya data tersebut jelas bahwa pengguna kendaraan roda 4 di Banjarnegara semakin meningkat pada setiap tahunya dan ini juga merupakan salah 9

10 satu dampak dari adanya pertumbuhan industri otomotif yang juga terus bertumbuh. Dan dari data tersebut pada tahun 2011 kecamatan Banjarnegara menyumbang jumlah kendaraan terbanyak dari jumlah keseluruhan yaitu sejumlah unit kendaraan (BPS Banjarnegara). Sehingga dari adanya peningkatan jumlah kendaraan roda 4 tersebut tentu akan menciptakan sebuah peluang bisnis yang berkaitan dengan industri otomotif di Banjarenegara, bisnis tersebut adalah pada pelayanan purna jual kendaraan, jasa bengkel, asuransi dan perkreditan, jasa perawatan mobil dll. Dan hal ini yang kemudian di respon positif oleh toyota dengan membuka showroom dan bengkel resmi di daerah Wonosobo yang tidak jauh dari kota Banjarenegara. Bisnis jasa pencucial mobil dan salon mobil di Banjarnegaera masih tergolong sedikit, sehingga persaingan antar pemain dalam bisnis tersebut masih rendah. Kemudian dari adanya kondisi tersebut, penulis kemudian melakukan survei (tanggal 2-7 Juni 2013) kepada 10 perusahaan atau pelaku bisnis jasa cuci mobil di wilayah kota Banjarnegara khususnya di Kecamatan Banjarnegara. Dan Mengacu pada Tabel 1.6 bisa kita lihat daftar dan hasil survei mengenai perusahaan yang bergerak di bidang jasa cuci mobil di wilayah kota Banjarnegra. Dari 10 pemain tersebut ada 5 pemain utama yang telah menggunakan peralatan pendukung berupa mesin hidrolik pengangkat kendaraan untuk kegiatan operasionalnya. Adapun 5 pemain lain belum menggunakan mesin hidrolik sebagai pendukung operasionalnya. Dari 10 pemain tersebut sampai saat ini hanya menawarkan jasa pencucian mobil yang sederhana (yaitu cuci salju dan door semir) 10

11 belum ada variasi mengenai pelayanan yang diberikan, kemudian hanya 2 pelaku bisnis yang telah menawarkan pelayanan jasa salon mobil Tabel 1.6 Hasil Pengamatan Sepuluh Pelaku Bisnis Jasa Cuci dan Salon Mobil di Nama perusahaan Tahun berdiri Kecamatan Banjarnegara Tahun 2013 Peralatan pendukung (hidrolik) Kansa 2009 Ada Cuci Salju, door Jenis pelayanan Tarif Rata-rata penjualan perhari Rp mobil semir Marga Utama 2012 Ada Cuci salju, door Rp mobil semir, salon mobil, antar jemput SPBU Hiu 2007 Ada Cuci Salju, door Rp mobil semir LP 2008 Tidak ada Cuci biasa Rp mobil Gayam 2008 Tidak ada Cuci biasa RP mobil Non Stop 2009 Tidak ada Cuci Salju, door Rp mobil semir Banyu Biru 2013 Ada Cuci Salju, door Rp mobil semir Ayrezt 2011 Ada Cuci salju, door Rp mobil semir, salon mobil, antar jemput Samirono 1999 Tidak ada Cuci biasa Rp mobil Siton 2010 Tidak ada Cuci Salju Rp mobil Sumber: Data diolah, 2012 Kemudian dari 10 pelaku bisnis, belum ada yang menawarkan ruang tunggu ber AC dan fasilitas Wifi, walaupun ada beberapa perusahaan yaitu SPBU Hiu, Kansa, Samirono yang tealah memiliki ruangan tersendiri untuk fasilitas ruang tunggu, 7 perusahaan lainya hanya menawarkan tempat seadanya dengan hanya 11

12 menyediakan kursi tunggu. untuk pelaku bisnis yang menawarkan pelayanan salon hanya ada 2 dan tidak dipromosikan dengan baik karena hanya sebatas pesanan dari pelanggan. Dan dari adanya data tersebut jika dijumlah kan ada sekitar 175 mobil yang dilayani oleh 10 pelaku bisnis di Banjarnegara, ini artinya masih ada peluang bagi perusahaan baru untuk memperoleh pangsa pasar. Hal ini didasarkan pada perbandingan jumlah kendaraan di wilayah Kecamatan Banjarnegara yang mencapai unit dengan jumlah kendaraan plat merah dan hitam yaitu sebanyak unit pada tahun 2011 (BPS Banjarnegara 2012), artinya jika setiap harinya ada 175 kendaraan yang dilayani oleh sepuluh pelaku bisnis, maka masih ada sisa sebesar unit kendaraan yang belum dilayani. Sehingga ini merupakan sebuah peluang bagi pelaku bisnis baru dalam bidang jasa cuci, karena masih ada pangsa pasar yang besar (3.483 unit kendaraan) dari jumlah kendaraan yang belum dilayani oleh pelaku bisnis jasa cuci mobil di wilayah Kecamatan Banjarnegara. Bisnis cucian mobil dan salon mobil yang dibangun di Banjarnegara memiliki sasaran pasar yaitu para pemilik dan pengguna kendaraan bermotor khususnya untuk kendaraan roda 4, yaitu kendaraan roda 4 seperti sedan, minibus, SUV, mobil angkutan terbuka dan kendaraan roda 4 lain, selain bus dan truck. Adapun target pasar utama berdasarkan letak geografis masih bersifat lokal yaitu mereka yang memiliki dan menggunakan kendaraan roda 4 yang terletak di pusat kota (termasuk pada lingkungan perumahan atau dekat dengan pemukiman warga dan perkantoran yang berada di pusat kota), namun tidak menutup kemungkinan menyasar ke 12

13 pengguna kendaraan roda 4 yang berada jauh dari pusat kota Banjarnegara seperti di pinggiran kota atau pedesaan. Kemudian jika melihat dari karakteritik demografis sasaran pasar yang dituju adalah untuk semua kalangan sehingga tidak melihat terlalu khusus dalam karakteristik demografisnya, seperti jenis kelamin, usia, pekerjaan atau profesi, penghasilan, status sosial. Namun dalam hal ini lebih mengarah kepada perilaku konsumen saat ini, mereka memiliki keinginan untuk memiliki sebuah kendaraan terutama mobil yang terlihat bersih dan terawat dari segi penampilan mobil (hasil wawancara dengan pemiliki Ayrezt tentang alasan orang mencuci kendaraan di jasa cuci mobil miliknya). Kebutuhan yang muncul dalam hal ini adalah kebersihan dari kendaraan yang dimiliki konsumen, dalam hal ini adalah kebersihan di bagian eksterior mobil dan kebersihan di bagian interior mobil (hasil wawancara dengan 10 pelanggan cuci mobil di Wilayah Banjarnegara, 2013). Hal ini juga diperkuat dengan hasil wawancara dengan Slamet Riyanto selaku pemilik Kansa jasa cuci mobil, ketika di wawancarai mengenai perkembangan usaha cuci mobil di Banjarnegara, beliau mengatakan bahwa warga Banjarnegara memiliki perhatian terhadap kebersihan dan perawatan kendaraanya serta kebiasaan mereka yang lebih suka mencuci kendaraan mereka dengan di serahkan kepada pihak lain yaitu jasa pencuci mobil. Hal ini juga di tegaskan pula oleh pelaku bisnis lain di Banjarnegara yaitu Restu pemilik Ayrezt jasa cuci mobil, yang mengatakan bahwa orang-orang sekarang lebih suka mencuci di 13

14 Jasa cuci mobil dari pada mencuci sendiri mobilnya di rumah, terlebih orang Banjarnegara itu ingin mobilnya terlihat bergaya. Tidak hanya kebersihan namun kebutuhan juga mengarah pada terawatnya bagian eksterior mobil berupa cat dan kaca serta bagian interior mobil berupa jok atau kursi, plafon, dashboard dll. Keinginan lain dari adanya kebutuhan tersebut adalah kemudahan mengenai pelayanan dan akses menuju lokasi pencucian dan kecepatan dalam operasi pengerjaan kendaraan ketika sedang di bersihkan, namun dalam hal ini juga tidak lepas dari adanya kualitas atau mutu yang baik dari hasil pengerjaan (hasil wawancara dengan 10 pelanggan cuci mobil di Wilayah Banjarnegara). Sehingga untuk memenuhi kebutuhan tersebut perlu adanya beberapa hal yang perlu dimiliki, misalnya adalah tersedianya peralatan pendukung yang lebih modern serta bahanbahan yang berkualitas seperti sabun atau shampo yang digunakan serta bahan-bahan lain untuk perawatan bagian eksterior dan interior mobil, sumberdaya manusia yang terlatih dan berkualitas, adanya sistem managemen control yang baik. Peralatan pendukung yang lebih modern disini dapat berupa mesin-mesin pendukung dalam operasional bisnis, misalnnya adalah mesin hidrolik pengangkat kendaraan, vacum cleaner untuk membersihkan bagian interior mobil, jet claner sebagai alat pendukung untuk proses penyemprotan air, water steam sanchin yang merupakan mesin compresor untuk mendorong air keluar, mesin pemoles untuk memoles cat mobil, kemudian adanya bahan-bahan seperti sabun atau shampo, dan bahan lain yang digunakan dalam perawatan bagian eksterior dan interior mobil dengan mutu dan kualitas yang terjamin. Sehingga dengan adanya peralatan 14

15 pendukung ini diharapkan mampu untuk membantu memenuhi kebutuhan dari konsumen Selain itu untuk menghadapi trend bisnis ramah lingkungan perusahaan bisa memanfaatkan perkembangan tehnologi yang ada, misalnya adalah merancang konsep pengolahan limbah dari sisa operasional bisnis yang dihasilkan, menggunakan bahan yang ramah lingkungan, serta menambahkan penggunakan alat baru yang ramah lingkungan, saat ini telah dikembangkan mesin pencuci mobil yang ramah lingkungan yaitu mesin steam jet cleaning yang menggunakan tehnologi baru tanpa harus menggunakan bahan kimia dan hanya membutuhkan 2-4 liter air untuk membersihkan bagian eksterior dan interior mobil, proses pembersihanya adalah memanfaatkan uap yang dihasilkan dari mesin tersebut (Ziebart, 2012). Sehingga tidak ada limbah yang dihasilkan. Sehingga dengan menambahkan aspek ramah lingkungan pada beberapa bagian operasional bisnis, diharapkan mampu menjadi sebuah tambahan nilai tersendiri pada bisnis yang akan dijalankan. Kemudian dalam sumberdaya manusia harus benar-benar terlatih secara profesional sehingga nantinya akan mengahsilkan pelayanan yang berkualitas, dalam hal ini akan sangat berkaitan dengan pemilihan karyawan, karyawan yang di pilih adalah benar-benar memiliki kualitas yang baik, misalnya adalah memiliki gairah atau mereka senang dengan pekerjaan yang akan ditawarkan, memiliki kejujuran dan dapat dipercaya, dan memiliki kemampuan atau skill yang baik dan bisa berkembang. Adapun nantinya pelatihan karyawan dilakukan dengan memanggil trainer dari sebuah bisnis cuci dan salon mobil yang telah memiliki pengalaman dalam 15

16 menjalankan bisnis tersebut. Kemudian untuk membangun etos kerja karyawan maka akan ada reward serta evaluasi terhadap kinerja karyawan, sehingga diharapkan pelayanan yang diberikan pada konsumen akan terus memuaskan. Dalam konsep yang telah direncanakan dan dilaksanakan tentunya akan ada control dalam pelaksanaanya sehingga nantinya akan ada hasil yang baik dari sebuah perencanaan, hal tersebut nantinya akan memiliki sistem pengendalian managemen yang berfungsi untuk mengendalikan beberapa hal yang berkaitan dengan strategy perusahaan, sehingga diharapkan strategy yang telah dibuat akan di terapkan dengan baik oleh perusahaan. Hal-hal yang akan masuk kedalam sistem pengendalian ini menurut Anthony dan Govindarajan (2007, hal 17 ) yaitu perencanaan terhadap yang akan dilakukan oleh perusahaan, koordinasi aktivitas beberapa bagian organisasi (pemasaran, operasi, sumberdaya manusia, keuangan), komunikasi dan evaluasi pada informasi, memtuskan aksi apa yang harus di ambil,. Sehingga dengan adanya sistem pengendalian ini maka diharapkan akan mampu untuk membantu perusahaan dalam memenuhi kebutuhan konsumen dengan baik. Adanya bisnis cuci mobil dan salon mobil yang rencananya akan di buka di Banjarnegara bukan lah tanpa pesaing, karena di Banjarnegara sudah terdapat 4 pesaing langsung (Kansa, Ayrezt, SPBU Hiu dan Marga Utama) yang diprediksi menjadi pesaing utama dalam bisnis ini. ke empat pemain tersebut memiliki keunggulan bersaing yang relatif sama karena mereka memiliki penawaran pelayanan dan peralatan yang cenderung sama. mereka hanya menawarkan paket pelayanan cuci mobil yang relatif sama, yaitu menggunakan paket cuci salju atau sering disebut 16

17 dengan snow wash, adapun peralatan yang digunakan juga sama yaitu menggunakan mesin hidrolik, jet claner, dan vacum cleaner sebagai alat pendukung operasional bisnisnya. Sehingga dalam hal ini pesaing yang ada belum memiliki diferensiasi secara khusus yang membuat mereka memiliki keunggulan bersaing. Adapun hambatan-hambatan yang di hadapi perusahaan dalam memasuki bisnis ini relatif tidak terlihat, karena dalam hal ini jumlah pesaing masih sangat sedikit dan para pesaing relatif belum memiliki keunggulan bersaing yang baik. Sehingga ini akan sangat berpeluang bagi pelaku bisnis baru untuk memasuki bisnis cucian mobil dengan konsep yang lebih modern ditambah dengan variasi dalam paket pelayanan yang diberikan. 1.2 Lingkungan Internal Perusahaan Dengan adanya beberapa peluang yang ada, serta prospek yang baik dalam bisnis cucian mobil tersebut, maka hal ini yang kemudian mendorong penulis untuk mendirikan sebuah bisnis cuci dan salon mobil di Wilayah Banjarnegara dan menggunakan nama Surya Oto Care. Adapun perencanaan bisnis memiliki konsep yang berbeda dari para pelaku bisnis cuci mobil di Wilayah Banjarnegara. Surya Oto Care nantinya memiliki konsep yang lebih modern yaitu menawarkan variasi paket pelayanan cuci dan salon mobil, menggunaan peralatan yang lebih modern, dan merancang desain bangunan yang lebih menarik dan nyaman bagi pelanggan. Adanya paket pelayanan yang bervariasi dan penggunaan peralatan yang lebih modern didorong untuk menjadi sebuah keunggulan bersaing tersendiri bagi 17

18 perusahaan. paket tersebut berbeda dengan yang sudah ditawarkan oleh pelaku bisnis cuci mobil di Banjarnegara, penambahan paket tersebut meliputi cuci expres, cuci colour wash, cuci rainbow balst, kemudian melayani pemolesan bodi dan perawatan kaca mobil. Selain itu juga menawarkan perawatan untuk bagian interior mobil meliputi bagian jok, plafon, dan dashboard. Kemudian Surya Oto Care juga memberikan pilihan paket cuci yang ramah lingkungan nantinya kendaraan atau mobil dicuci dengan shampo khusus yang ramah lingkungan atau memilih mencuci dengan menggunakan mesin khusus yaitu mesin steam jet cleaning yang menggunakan tehnologi baru tanpa harus menggunakan bahan kimia dan hanya membutuhkan 2-4 liter air untuk membersihkan bagian eksterior dan interior mobil, proses pembersihanya adalah memanfaatkan uap yang dihasilkan dari mesin tersebut. Sehingga tidak ada limbah yang dihasilkan (Ziebart, 2012). Dan keunggulan dari metode ini adalah mampu menghancurkan partikel2 debu yang melekat sebelum di lap, selain itu dapat menghilangkan gemuk ataupun oli yang melekat pada body mobil, serta membersihkan kotoran kotoran pada bagian bagian sulit dalam interior mobil anda, seperti celah celah, sudut sudut pintu. Surya Oto Care nantinya memilih lokasi di pusat kota Banjarnegara, tepatnya di Jalan S Parman dengan alasan bahwa lokasi tersebut adalah dekat dengan pasar karena merupakan jalur utama pengendara mobil, angkutan umum, dan sepeda motor untuk menuju pusat kota Banjarnegara. nantinya perusahaan akan berdiri tepat di pinggir jalan, sehingga ini memberikan akses yang mudah bagi para pelanggan untuk 18

19 menuju lokasi perusahaan. Lokasi perusahaan juga tergolong sangat startegis karena letaknya yang berada persis di pinggir jalan, dan dekat dengan pemukiman warga serta perkantoran. Kemudian untuk pelayanan konsumen di tempat pencucian yaitu adanya ruang tunggu VIP yang dilengkapi dengan fasilitas Wifi, AC, TV serta ruang tunggu biasa. Adapun fasilitas lainya adalah adanya mini café, Mushola dan Toilet, serta mini shop aksesoris sehingga nantinya para pelanggan yang menunggu akan merasa nyaman. 1.3 Rumusan Masalah Berdasarkan penjelasan pada lingkungan eksternal dan internal tersebut, kemudian memunculkan sebuah peluang bisnis yang sangat baik di bidang jasa pencucian dan salon mobil. Terlebih dengan adanya tren postif mengenai perkembangan industri otomotif yang terus tumbuh serta adanya tren postif dari sektor jasa yang terus berkembang khususnya pada bidang jasa cuci dan salon mobil. tren tersebut berkembang terhadap tren para pemiliki kendaraan yang beralih dari mencuci mobil dengan cara manual atau sendiri ke pihak lain yaitu jasa pencucian mobil Dari adanya kondisi tersebut, di wilayah Banjarnegara masih sedikit pelaku bisnis yang menjalankan bisnis cuci mobil dengan inovasi pada variasi pelayanan mencuci, fasilitas ruang tunggu yang memadai, dan masih jarang ditemui salon mobil. Sehingga perencanaan bisnis ini menjelaskan rencana pembangunan bisnis 19

20 baru pencucian mobil dengan konsep yang berbeda, yaitu sebuah bisnis cuci mobil dan salon mobil dengan konsep yang lebih baru dan lebih nyaman, yaitu adanya penggunaan peralatan yang lebih modern, variasi pelayanan dalam mencuci, desain bangunan yang lebih menarik dan dielngkapi fasilitas yang mendukung kenyamanan pelanggan. Dan penjelasan konsep itu di jabarkan pada Bab Tujuan Penelitian Tujuan utama dalam penelitian ini adalah untuk membuat sebuah perencanaan bisnis jasa cuci dan salon mobil yang memiliki variasi pelayanan dan penggunaan peralatan dan fasilitas pendukung yang lebih modern, sebagai bentuk respon dari adanya peluang bisnis yang ada khususnya di Wilayah Banjarnegara. Sehingga dengan adanya perencanaan bisnis ini, diharapkan mampu menghasilkan sebuah model bisnis yang berbeda dari para pelaku bisnis cuci mobil di Banjarnegara. 1.5 Manfaat Penulisan ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi pihak : 1. Penulis, diharapkan dapat menjadi pedoman dalam menjalankan bisnis jasa cuci dan salon mobil yang juga memasukan konsep ramah lingkungan dalam operasional bisnisnya. 2. Pemilik bisnis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan referensi dalam mengimplementasikan konsep model bisnis untuk perencanaan bisnis lain di masa mendatang. 20

BAB I PENDAHULUAN. jasa kebersihan dan perawatan untuk mobil dan sepeda motor. Menurut data

BAB I PENDAHULUAN. jasa kebersihan dan perawatan untuk mobil dan sepeda motor. Menurut data BAB I PENDAHULUAN Pertumbuhan jumlah kendaraan bermotor turut mendukung berkembangnya bisnis jasa kebersihan dan perawatan untuk mobil dan sepeda motor. Menurut data Badan Pusat Statistik (2012) jumlah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangang fotografi sangat dipengaruhi oleh meningkatnya jumlah fotografer,

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangang fotografi sangat dipengaruhi oleh meningkatnya jumlah fotografer, BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang Perkembangang fotografi sangat dipengaruhi oleh meningkatnya jumlah fotografer, klub fotografi dan semakin maju teknologi fotografi baik peralatan maupun perlengkapannya

Lebih terperinci

Gambar 1.1 Logo Rumah Warna

Gambar 1.1 Logo Rumah Warna BAB I PENDAHULUAN Setiap bisnis baru atau pengembangan bisnis membutuhkan penanaman modal yang disesuaikan dengan tujuan bisnis dan bentuk badan bisnisnya. Salah satu tujuan didirikannya bisnis adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan. Hal ini dapat dilihat dalam Tabel 1.1. Peningkatan jumlah kendaraan

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan. Hal ini dapat dilihat dalam Tabel 1.1. Peningkatan jumlah kendaraan BAB I PENDAHULUAN Perkembangan jumlah kendaraan bermotor setiap tahunnya mengalami peningkatan. Hal ini dapat dilihat dalam Tabel 1.1. Peningkatan jumlah kendaraan bermotor ini dapat dipengaruhi beberapa

Lebih terperinci

BAB I LATAR BELAKANG. Dari menyediakan berbagai macam fasilitasnya demi kenyamanan pengunjung,

BAB I LATAR BELAKANG. Dari menyediakan berbagai macam fasilitasnya demi kenyamanan pengunjung, BAB I LATAR BELAKANG 1.1 Lingkungan Eksternal Perusahaan Car Wash atau pencucian mobil adalah tempat mencuci kendaraan bermotor. Dari menyediakan berbagai macam fasilitasnya demi kenyamanan pengunjung,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan jumlah kendaraan roda empat dari tahun ke tahun terus

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan jumlah kendaraan roda empat dari tahun ke tahun terus BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan jumlah kendaraan roda empat dari tahun ke tahun terus meningkat secara signifikan. Fenomena tersebut disebabkan masyarakat sekarang ini lebih menyukai

Lebih terperinci

BAB 2 PRODUK 2.1 Pengertian Salon Mobil 2.2 Jenis Pemolesan Mobil

BAB 2 PRODUK 2.1 Pengertian Salon Mobil 2.2 Jenis Pemolesan Mobil 1 BAB 2 PRODUK 2.1 Pengertian Salon Mobil Mobil adalah barang yang mahal harganya, setiap orang tentunya ingin barang mahal yang dimilikinya ditangani oleh mereka yang sudah ahli dan kualitas pelayanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Perusahaan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Perusahaan Pengalaman AutoBridal di bidang pelayanan dapat menjadikan area pelayanan sebagai hal penting dalam keberhasilan perusahaan ini. Mendengarkan, melayani dengan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Lapangan Usaha * 2011** Pertanian, Peternakan, Kehutanan & Perikanan

I. PENDAHULUAN. Lapangan Usaha * 2011** Pertanian, Peternakan, Kehutanan & Perikanan 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor perdagangan merupakan salah satu sektor yang berperan penting sebagai penggerak dalam pembangunan ekonomi nasional (Hartati, 2006). Tabel 1 menunjukkan bahwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Profil Benz Auto Car Wash Sejarah Perusahaan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Profil Benz Auto Car Wash Sejarah Perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Bisnis jasa pencucian mobil atau car wash belakangan ini sangatlah menjanjikan. Hal ini disebabkan oleh semakin banyaknya pemilik kendaraan bermotor yang memadati

Lebih terperinci

Auto Care Center. -Menyediakan layanan yang terjangkau tanpa mengurangi kualitas layanan

Auto Care Center. -Menyediakan layanan yang terjangkau tanpa mengurangi kualitas layanan Auto Care Center ACC adalah jenis usaha cuci motor yang menyediakan pelayanan jasa cuci mobil secara otomatis, poles, semir dengan harga yang terjangkau dan berkualitas. Sejarah Berawal dari sekelompok

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menjadi Dealer Otomotif terbaik di Indonesia dengan praktek usaha & pelayanan pelanggan bertaraf International.

BAB I PENDAHULUAN. Menjadi Dealer Otomotif terbaik di Indonesia dengan praktek usaha & pelayanan pelanggan bertaraf International. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Sejarah PT AUTO2000 PT. Astra international, Tbk Toyota Sales Operation (AI-TSO), dengan AUTO2000 sebagai merk perusahaan, didirikan pada tahun

Lebih terperinci

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN BOJONEGORO ATAS DASAR HARGA BERLAKU MENURUT LAPANGAN USAHA (JUTA RUPIAH),

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN BOJONEGORO ATAS DASAR HARGA BERLAKU MENURUT LAPANGAN USAHA (JUTA RUPIAH), KABUPATEN BOJONEGORO ATAS DASAR HARGA BERLAKU MENURUT LAPANGAN USAHA (JUTA RUPIAH), 2010-2016 A Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 4 848 847.7 5 422 596.4 6 137 535.9 6 879 709.2 7 610 994.1 8 399 150.1

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Alat transportasi seperti mobil dan motor sekarang mulai menjadi kebutuhan masyarakat, ditandai dengan peningkatan penjualan produk kendaraan bermotor di pasaran.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN , , , ,3 Pengangkutan dan Komunikasi

I. PENDAHULUAN , , , ,3 Pengangkutan dan Komunikasi I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pertanian di Indonesia merupakan sektor yang memegang peranan penting dalam perekonomian Indonesia. Sektor pertanian secara potensial mampu memberikan kontribusi

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Tabel 1. Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Tahun 2009

I PENDAHULUAN. Tabel 1. Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Tahun 2009 I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lapangan usaha perdagangan, hotel dan restoran (rumah makan) merupakan lapangan usaha yang sangat berperan terhadap perekonomian Indonesia. Menurut Badan Pusat Statistik

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pangan merupakan kebutuhan yang terpenting setelah udara dan air, serta merupakan salah satu kebutuhan primer manusia yang harus segera terpenuhi untuk mempertahankan kelangsungan

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI KEPULAUAN RIAU TRIWULAN III 2014

PERTUMBUHAN EKONOMI KEPULAUAN RIAU TRIWULAN III 2014 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KEPULAUAN RIAU No. 79/11/21/Th.IX, 5 November PERTUMBUHAN EKONOMI KEPULAUAN RIAU TRIWULAN III PDRB KEPULAUAN RIAU TRIWULAN III TUMBUH 6,15 PERSEN (c to c) PDRB Kepulauan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi, dan (4) keberlanjutan pembangunan dari masyarakat agraris menjadi

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi, dan (4) keberlanjutan pembangunan dari masyarakat agraris menjadi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada dasarnya pembangunan ekonomi mempunyai empat dimensi pokok yaitu: (1) pertumbuhan, (2) penanggulangan kemiskinan, (3) perubahan atau transformasi ekonomi, dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tercapainya perekonomian nasional yang optimal. Inti dari tujuan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. tercapainya perekonomian nasional yang optimal. Inti dari tujuan pembangunan BAB I PENDAHULUAN 1. A 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator kemajuan ekonomi suatu negara. Semakin tinggi pertumbuhan ekonomi maka semakin baik pula perekonomian negara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di tengah mobilitas manusia yang makin tinggi, keberadaan alat

BAB I PENDAHULUAN. Di tengah mobilitas manusia yang makin tinggi, keberadaan alat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di tengah mobilitas manusia yang makin tinggi, keberadaan alat transportasi terutama mobil jelas sangat dibutuhkan. Begitu pun bagi yang memiliki kendaraan roda empat

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI JAKARTA BARAT TAHUN 2015

PERTUMBUHAN EKONOMI JAKARTA BARAT TAHUN 2015 BPS KOTA ADMINISTRASI JAKARTA BARAT No.01/10/3174/Th.IX, 3 Oktober 2016 PERTUMBUHAN EKONOMI JAKARTA BARAT TAHUN 2015 EKONOMI JAKARTA BARAT TAHUN 2015 TUMBUH 5,96 PERSEN Trend laju pertumbuhan ekonomi Jakarta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Seiring waktu berlalu, kondisi dunia bisnis yang kian kompetitif membuat banyak perusahaan harus mengatasi beratnya kondisi tersebut dengan membuat strategi

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI TAHUN 2015 KABUPATEN BANGKA SELATAN

PERTUMBUHAN EKONOMI TAHUN 2015 KABUPATEN BANGKA SELATAN 7 Desember 2016 PERTUMBUHAN EKONOMI TAHUN 2015 KABUPATEN BANGKA SELATAN EKONOMI TAHUN 2015 TUMBUH 4,06 PERSEN MELAMBAT SEJAK EMPAT TAHUN TERAKHIR Perekonomian Kabupaten Bangka Selatan tahun 2015 yang diukur

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN BARAT TAHUN 2014

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN BARAT TAHUN 2014 BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT No. 12/02/61/Th.XVIII, 5 Februari 2015 PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN BARAT TAHUN EKONOMI KALIMANTAN BARAT TAHUN TUMBUH 5,02 PERSEN MELAMBAT DIBANDINGKAN TAHUN 2013 Perekonomian

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki peranan yang penting bagi pertumbuhan pembangunan

I. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki peranan yang penting bagi pertumbuhan pembangunan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor pertanian sebagai penyedia dan pemenuh kebutuhan pangan di Indonesia memiliki peranan yang penting bagi pertumbuhan pembangunan perekonomian nasional. Sektor pertanian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memperhatikan lingkungan eksternal dan internal karena merupakan bagian yang

BAB I PENDAHULUAN. memperhatikan lingkungan eksternal dan internal karena merupakan bagian yang BAB I PENDAHULUAN Dalam membangun dan menjalankan bisnis, perusahaan harus memperhatikan lingkungan eksternal dan internal karena merupakan bagian yang sangat penting dan berpengaruh terhadap keberlangsungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dunia. Lebih dari 2,25 miliar cangkir kopi diminum setiap harinya dan lebih dari

BAB I PENDAHULUAN. dunia. Lebih dari 2,25 miliar cangkir kopi diminum setiap harinya dan lebih dari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian KOPI adalah salah satu komoditi yang paling banyak diperdagangkan di dunia. Lebih dari 2,25 miliar cangkir kopi diminum setiap harinya dan lebih dari 90

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI JAKARTA BARAT TAHUN 2014

PERTUMBUHAN EKONOMI JAKARTA BARAT TAHUN 2014 BPS KOTA ADMINISTRASI JAKARTA BARAT No.01/10/3174/Th.VIII, 1 Oktober 2015 PERTUMBUHAN EKONOMI JAKARTA BARAT TAHUN 2014 EKONOMI JAKARTA BARAT TAHUN 2014 TUMBUH 5,85 PERSEN Trend laju pertumbuhan ekonomi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Persaingan pada industri otomotif mengalami peningkatan yang cukup

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Persaingan pada industri otomotif mengalami peningkatan yang cukup BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Persaingan pada industri otomotif mengalami peningkatan yang cukup besar, hal tersebut ditunjukan dengan terus bertambahnya volume masyarakat yang menggunakan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Keberhasilan perekonomian suatu negara dapat diukur melalui berbagai indikator

I. PENDAHULUAN. Keberhasilan perekonomian suatu negara dapat diukur melalui berbagai indikator I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberhasilan perekonomian suatu negara dapat diukur melalui berbagai indikator ekonomi antara lain dengan mengetahui pendapatan nasional, pendapatan per kapita, tingkat

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI BENGKULU TAHUN 2014

PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI BENGKULU TAHUN 2014 BPS PROVINSI BENGKULU No. 11/02/17/Th.VIII, 5 Februari 2015 PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI BENGKULU TAHUN 2014 EKONOMI BENGKULU TUMBUH 5,49 PERSEN, PERTUMBUHAN TERENDAH SEJAK LIMA TAHUN TERAKHIR Perekonomian

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Produk Domestik Bruto Berdasarkan Harga Konstan menurut Lapangan Usaha Tahun 2009

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Produk Domestik Bruto Berdasarkan Harga Konstan menurut Lapangan Usaha Tahun 2009 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara dengan pertumbuhan penduduk yang terus meningkat setiap tahunnya. Menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah penduduk

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI NUSA TENGGARA BARAT TAHUN 2014

PERTUMBUHAN EKONOMI NUSA TENGGARA BARAT TAHUN 2014 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI NTB No. 13/02/52/Th.IX, 5 Februari 2015 PERTUMBUHAN EKONOMI NUSA TENGGARA BARAT TAHUN 2014 EKONOMI NUSA TENGGARA BARAT TAHUN 2014 TUMBUH 5,06 PERSEN Perekonomian Provinsi

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pengolahan data, maka data ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Faktor-faktor yang dianggap penting oleh konsumen dalam memilih

Lebih terperinci

BPS KOTA ADMINISTRASI JAKARTA TIMUR

BPS KOTA ADMINISTRASI JAKARTA TIMUR BPS KOTA ADMINISTRASI JAKARTA TIMUR No. 01/10/3172/Th.VII, 1 Oktober 2015 PERTUMBUHAN EKONOMI JAKARTA TIMUR TAHUN 2014 EKONOMI JAKARTA TIMUR TAHUN 2014 TUMBUH 5,98 PERSEN Release PDRB tahun 2014 dan selanjutnya

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI TAPANULI SELATAN TAHUN 2016

PERTUMBUHAN EKONOMI TAPANULI SELATAN TAHUN 2016 BPS KABUPATEN TAPANULI SELATAN PERTUMBUHAN EKONOMI TAPANULI SELATAN TAHUN 2016 No. 01/08/03/Th. V, 1 Agustus 2017 Kabupaten Tapanuli Selatan terdiri dari 14 kecamatan dan 248 desa/kelurahan Pertumbuhan

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH No.12/02/33/Th.VII, 5 Februari 2013 PERTUMBUHAN PDRB JAWA TENGAH TAHUN 2012 MENCAPAI 6,3 PERSEN Besaran PDRB Jawa Tengah pada tahun 2012 atas dasar harga berlaku mencapai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi yang disertai terjadinya perubahan struktur ekonomi. Menurut Todaro

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi yang disertai terjadinya perubahan struktur ekonomi. Menurut Todaro BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam proses pembangunan salah satu indikator keberhasilan pembangunan Negara berkembang ditunjukkan oleh terjadinya pertumbuhan ekonomi yang disertai terjadinya perubahan

Lebih terperinci

BPS KABUPATEN TAPANULI TENGAH PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN TAPANULI TENGAH TAHUN 2015

BPS KABUPATEN TAPANULI TENGAH PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN TAPANULI TENGAH TAHUN 2015 BPS KABUPATEN TAPANULI TENGAH No. 02/12/1204/Th. XIX, 1 Desember 2016 PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN TAPANULI TENGAH TAHUN 2015 Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Tapanuli Tengah tahun 2015 sebesar 5,08 persen

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI JAMBI TAHUN 2014

PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI JAMBI TAHUN 2014 No. 11/02/15/Th.IX, 5 Februari 2015 PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI JAMBI TAHUN EKONOMI PROVINSI JAMBI TAHUN TUMBUH 7,9 PERSEN KINERJA POSITIF YANG TERUS TERJAGA DALAM KURUN LIMA TAHUN TERAKHIR Perekonomian

Lebih terperinci

BPS KOTA ADMINISTRASI JAKARTA TIMUR

BPS KOTA ADMINISTRASI JAKARTA TIMUR BPS KOTA ADMINISTRASI JAKARTA TIMUR No. 01/10/3172/Th.VIII, 7 Oktober 2016 PERTUMBUHAN EKONOMI JAKARTA TIMUR TAHUN 2015 EKONOMI JAKARTA TIMUR TAHUN 2015 TUMBUH 5,41 PERSEN Perekonomian Jakarta Timur tahun

Lebih terperinci

Perkembangan Indikator Makro Usaha Kecil Menengah di Indonesia

Perkembangan Indikator Makro Usaha Kecil Menengah di Indonesia Perkembangan Indikator Makro Usaha Kecil Menengah di Indonesia Perekonomian Indonesia tahun 2004 yang diciptakan UKM berdasarkan besaran Produk Domestik Bruto (PDB) atas dasar harga berlaku mencapai Rp

Lebih terperinci

BPS KABUPATEN MALINAU

BPS KABUPATEN MALINAU BPS KABUPATEN MALINAU No. 03/07/6501/Th.I, 19 Juli 2017 PERTUMBUHAN EKONOMI MALINAU TAHUN 2016 EKONOMI MALINAU TAHUN 2016 TUMBUH 1,71 PERSEN Perekonomian Malinau tahun 2016 yang diukur berdasarkan Produk

Lebih terperinci

https://binjaikota.bps.go.id

https://binjaikota.bps.go.id BPS KOTA BINJAI No. 1/10/1276/Th. XVI, 10 Oktober 2016 PERTUMBUHAN EKONOMI KOTA BINJAI TAHUN 2015 Pertumbuhan Ekonomi Kota Binjai tahun 2015 yang diukur berdasarkan kenaikan Produk Domestik Regional Bruto

Lebih terperinci

BPS KABUPATEN BATU BARA

BPS KABUPATEN BATU BARA BPS KABUPATEN BATU BARA No. 01/07/1219/Th.VI, 24 Juli 2017 PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN BATU BARA TAHUN 2016 Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Batu Bara tahun 2016 yang diukur berdasarkan Produk Domestik

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK BERITA RESMI STATISTIK BPS PROVINSI JAWA TIMUR PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR No. 13/02/35/Th.XI, 5 Februari 2013 Ekonomi Jawa Timur Tahun 2012 Mencapai 7,27 persen Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI JAKARTA UTARA TAHUN 2015

PERTUMBUHAN EKONOMI JAKARTA UTARA TAHUN 2015 BPS KOTA ADMINISTRASI JAKARTA UTARA No.01/10/31/75/Th. VI, 7 Oktober 2016 PERTUMBUHAN EKONOMI JAKARTA UTARA TAHUN 2015 Ekonomi Jakarta Utara Tahun 2015 tumbuh 5,61 persen. Pada tahun 2015, besaran Produk

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN TENGAH TAHUN 2014

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN TENGAH TAHUN 2014 No. 06/2/62/Th. IX, 5 Februari 2015 PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN TENGAH TAHUN 2014 EKONOMI KALIMANTAN TENGAH TAHUN 2014 TUMBUH 6,21 PERSEN MELAMBAT SEJAK LIMA TAHUN TERAKHIR Perekonomian Kalimantan Tengah

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA

PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA BADAN PUSAT STATISTIK No. 12/02/Th. XIII, 10 Februari 2010 PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA PERTUMBUHAN PDB TAHUN 2009 MENCAPAI 4,5 PERSEN Pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) tahun 2009 meningkat sebesar

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PRODUK DOMESTIK BRUTO

PERKEMBANGAN PRODUK DOMESTIK BRUTO PERKEMBANGAN PRODUK DOMESTIK BRUTO Triwulan II-29 Perekonomian Indonesia secara tahunan (yoy) pada triwulan II- 29 tumbuh 4,%, lebih rendah dari pertumbuhan triwulan sebelumnya (4,4%). Sementara itu, perekonomian

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI KEPULAUAN RIAU TRIWULAN III TAHUN 2013

PERTUMBUHAN EKONOMI KEPULAUAN RIAU TRIWULAN III TAHUN 2013 BPS PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERTUMBUHAN EKONOMI KEPULAUAN RIAU TRIWULAN III TAHUN 2013 A. PDRB PROVINSI KEPULAUAN RIAU MENURUT LAPANGAN USAHA I. PERTUMBUHAN EKONOMI TRIWULAN III TAHUN 2013 No. 75/11/21/Th.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tersebut. Oleh karena itu banyak terbentuk industri industri jasa pendukung

BAB I PENDAHULUAN. tersebut. Oleh karena itu banyak terbentuk industri industri jasa pendukung BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah Berkembangnya industri otomotif juga turut membantu mendorong berkembangnya industri jasa, dimana dengan jumlah kendaraan yang cukup banyak tersebut tentu akan

Lebih terperinci

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil pengolahan data dan analisis yang telah dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Faktor-faktor yang dianggap penting oleh

Lebih terperinci

Statistik KATA PENGANTAR

Statistik KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) menjadi sangat strategis, karena potensinya yang besar dalam menggerakkan kegiatan ekonomi masyarakat, dan sekaligus menjadi tumpuan sumber

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA

PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA BADAN PUSAT STATISTIK No. 13/02/Th. XV, 6 Februari 2012 PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA PERTUMBUHAN PDB TAHUN 2011 MENCAPAI 6,5 PERSEN Produk Domestik Bruto (PDB) tahun 2011 tumbuh sebesar 6,5 persen dibandingkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sedang pada triwulan III-2012 sebesar 5,6% jika dibandingkan dengan periode. pertumbuhan industri kendaraan bermotor sebesar 29,7%.

BAB I PENDAHULUAN. sedang pada triwulan III-2012 sebesar 5,6% jika dibandingkan dengan periode. pertumbuhan industri kendaraan bermotor sebesar 29,7%. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Industri otomotif berkembang pesat di Indonesia, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat adanya kenaikan pertumbuhan industri manufaktur besar dan sedang pada

Lebih terperinci

BPS KABUPATEN LANGKAT No. 01/11/1213/Th. IX, 1 Nopember 2016 PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN LANGKAT TAHUN 2015 Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Langkat tahun 2015 yang diukur berdasarkan kenaikan Produk Domestik

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Provinsi Lampung terletak di ujung tenggara Pulau Sumatera. Luas wilayah

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Provinsi Lampung terletak di ujung tenggara Pulau Sumatera. Luas wilayah 35 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Provinsi Lampung Provinsi Lampung terletak di ujung tenggara Pulau Sumatera. Luas wilayah Provinsi Lampung adalah 3,46 juta km 2 (1,81 persen dari

Lebih terperinci

Statistik KATA PENGANTAR

Statistik KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) menjadi sangat strategis, karena potensinya yang besar dalam menggerakkan kegiatan ekonomi masyarakat, dan sekaligus menjadi tumpuan sumber

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI JAKARTA UTARA TAHUN 2014

PERTUMBUHAN EKONOMI JAKARTA UTARA TAHUN 2014 BPS KOTA ADMINISTRASI JAKARTA UTARA No.01/10/31/75/Th. V, 1 Oktober 2015 PERTUMBUHAN EKONOMI JAKARTA UTARA TAHUN 2014 Ekonomi Jakarta Utara Tahun 2014 tumbuh 6,24 persen. Pada tahun 2014, besaran Produk

Lebih terperinci

BAB 2 GAMBARAN UMUM OBJEK. Seiring dengan berkembangnya bisnis cuci mobil di kota Jakarta,

BAB 2 GAMBARAN UMUM OBJEK. Seiring dengan berkembangnya bisnis cuci mobil di kota Jakarta, BAB 2 GAMBARAN UMUM OBJEK 2.1 Profil Perusahaan Seiring dengan berkembangnya bisnis cuci mobil di kota Jakarta, membuat pemilik Ferdaberan Motor, bapak Harlen Simanjuntak, berniat untuk membuka usaha cuci

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan ketatnya persaingan bisnis di Era globalisasi seperti sekang ini,

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan ketatnya persaingan bisnis di Era globalisasi seperti sekang ini, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perekonomian dewasa ini terutama dibidang produk tumbuh dengan cepat, industri produk sangat beraneka ragam. Dari sektor bisnis banyak sekali yang dapat ditawarkan

Lebih terperinci

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan indikator ekonomi makro yang dapat digunakan untuk melihat tingkat keberhasilan pembangunan ekonomi suatu daerah. Laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Majalengka

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2014

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2014 No. 05/11/Th.IX, 5 Februari 2015 No. 11/02/63/Th.XIX/ 5 Februari 2015 PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2014 EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2014 TUMBUH 4,85 PERSEN MELAMBAT SEJAK TIGA TAHUN

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI JAKARTA UTARA TAHUN 2016

PERTUMBUHAN EKONOMI JAKARTA UTARA TAHUN 2016 BPS KOTA ADMINISTRASI JAKARTA UTARA No.01/08/31/75/Th.VII, 10 Agustus 2017 PERTUMBUHAN EKONOMI JAKARTA UTARA TAHUN 2016 Ekonomi Jakarta Utara Tahun 2016 tumbuh 4,65 persen. Pada tahun 2016, besaran Produk

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses kenaikan pendapatan

I. PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses kenaikan pendapatan I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses kenaikan pendapatan perkapita penduduk yang diikuti oleh perubahan fundamental dalam struktur ekonomi suatu negara. Pembangunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Peringkat yang paling atas bagi kehidupan suatu organisme, terutama

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Peringkat yang paling atas bagi kehidupan suatu organisme, terutama BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peringkat yang paling atas bagi kehidupan suatu organisme, terutama manusia adalah kebutuhan fisiologis (Maslow, 1954). Kebutuhan fisiologis ini penting, karena terdiri

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI GORONTALO TAHUN 2016 Ekonomi Gorontalo Tahun 2016 Tumbuh 6,52 Persen

PERTUMBUHAN EKONOMI GORONTALO TAHUN 2016 Ekonomi Gorontalo Tahun 2016 Tumbuh 6,52 Persen No. 11/02/75/Th.XI, 6 Februari 2017 PERTUMBUHAN EKONOMI GORONTALO TAHUN 2016 Ekonomi Gorontalo Tahun 2016 Tumbuh 6,52 Persen Perekonomian Gorontalo tahun 2016 yang diukur berdasarkan Produk Domestik Regional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting dari keseluruhan perekonomian nasional. Wilayah Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting dari keseluruhan perekonomian nasional. Wilayah Indonesia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara pertanian, artinya pertanian memegang peranan penting dari keseluruhan perekonomian nasional. Wilayah Indonesia memiliki tanah yang subur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh laba yang maksimal dalam penjualanya. Pelanggan adalah ujung dari usaha yang dijalankan.

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh laba yang maksimal dalam penjualanya. Pelanggan adalah ujung dari usaha yang dijalankan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era persaingan yang ketat seperti sekarang pelanggan merupakan seorang yang sangat penting untuk dipertahankan. Oleh karena itu kepuasan seorang pelanggan adalah

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI LABUHANBATU TAHUN 2015

PERTUMBUHAN EKONOMI LABUHANBATU TAHUN 2015 BPS KABUPATEN LABUHANBATU No. 01/10/1207/Th. IX, 6 Oktober 2016 PERTUMBUHAN EKONOMI LABUHANBATU TAHUN 2015 Pertumbuhan Ekonomi Labuhanbatu Tahun 2015 yang diukur berdasarkan Produk Domestik Regional Bruto

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya perekonomian Indonesia pada tahun-tahun terakhir ini

BAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya perekonomian Indonesia pada tahun-tahun terakhir ini 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Meningkatnya perekonomian Indonesia pada tahun-tahun terakhir ini tentunya merupakan hal yang menggembirakan bagi iklim bisnis di Indonesia. Perekonomian

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI JAMBI TAHUN 2016

PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI JAMBI TAHUN 2016 No. 010/0/15/Th.XI, 6 Februari 017 PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI JAMBI TAHUN EKONOMI PROVINSI JAMBI TAHUN TUMBUH,37 PERSEN Perekonomian Provinsi Jambi tahun yang diukur berdasarkan Produk Domestik Regional

Lebih terperinci

A. Proyeksi Pertumbuhan Penduduk. Pertumbuhan Penduduk

A. Proyeksi Pertumbuhan Penduduk. Pertumbuhan Penduduk Perspektif Kabupaten Berau selama 5 tahun ke depan didasarkan pada kondisi objektif saat ini dan masa lalu yang diprediksi menurut asumsi cetiris paribus. Prediksi dilakukan terhadap indikator-indikator

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA BARAT 2016

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA BARAT 2016 BPS PROVINSI JAWA BARAT No. 10/02/32/Th.XIX, 6 Februari 2017 PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA BARAT 2016 EKONOMI JAWA BARAT TRIWULAN IV-2016 TUMBUH 5,45 PERSEN EKONOMI JAWA BARAT 2016 TUMBUH 5,67 PERSEN Perekonomian

Lebih terperinci

Tabel PDRB Atas Dasar Harga Berlaku dan Atas Dasar Harga Konstan 2000 di Kecamatan Ngadirejo Tahun (Juta Rupiah)

Tabel PDRB Atas Dasar Harga Berlaku dan Atas Dasar Harga Konstan 2000 di Kecamatan Ngadirejo Tahun (Juta Rupiah) 3.14. KECAMATAN NGADIREJO 3.14.1. PDRB Kecamatan Ngadirejo Besarnya Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kecamatan Ngadirejo selama lima tahun terakhir dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 3.14.1

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH TAHUN 2008

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH TAHUN 2008 No.05/02/33/Th.III, 16 Februari 2009 PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH TAHUN 2008 PDRB Jawa Tengah triwulan IV/2008 menurun 3,7 persen dibandingkan dengan triwulan III/2007 (q-to-q), dan bila dibandingkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perhatian yang seksama dan dicermati semua pihak tak terkecuali oleh perusahaan,

BAB I PENDAHULUAN. perhatian yang seksama dan dicermati semua pihak tak terkecuali oleh perusahaan, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Isu lingkungan global merupakan permasalahan lingkungan yang perlu mendapat perhatian yang seksama dan dicermati semua pihak tak terkecuali oleh perusahaan, pemanasan

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA TRIWULAN II-2008

PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA TRIWULAN II-2008 BADAN PUSAT STATISTIK No.43/08/Th. XI, 14 Agustus PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA TRIWULAN II- Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang diukur berdasarkan kenaikan Produk Domestik Bruto (PDB) pada triwulan II-

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TRIWULAN II-2011

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TRIWULAN II-2011 No. 43/08/63/Th XV, 05 Agustus 20 PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TRIWULAN II-20 Ekonomi Kalimantan Selatan pada triwulan II-20 tumbuh sebesar 5,74 persen jika dibandingkan triwulan I-20 (q to q)

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi Indonesia terus menunjukkan tren yang positif. Menurut data Badan Pusat Statistik (2012), angka Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia pada tahun 2012

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA

PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA BADAN PUSAT STATISTIK No. 16/02/Th. XVII, 5 Februari 2014 PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA PERTUMBUHAN PDB TAHUN 2013 MENCAPAI 5,78 PERSEN Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia tahun 2013 tumbuh sebesar 5,78

Lebih terperinci

Produk Domestik Bruto (PDB)

Produk Domestik Bruto (PDB) Produk Domestik Bruto (PDB) Gross Domestic Product (GDP) Jumlah nilai produk berupa barang dan jasa yang dihasilkan oleh unitunit produksi di dalam batas wilayah suatu negara (domestik) selama satu tahun.

Lebih terperinci

BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT

BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT PEREKONOMIAN KALIMANTAN BARAT PERTUMBUHAN PDRB TAHUN 2013 MENCAPAI 6,08 PERSEN No. 11/02/61/Th. XVII, 5 Februari 2014 Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) tahun

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI SERDANG BEDAGAI TAHUN 2015

PERTUMBUHAN EKONOMI SERDANG BEDAGAI TAHUN 2015 BPS KABUPATEN SERDANG BEDAGAI No. 01/10/1218/Th.VII, 10 Oktober 2016 PERTUMBUHAN EKONOMI SERDANG BEDAGAI TAHUN 2015 Pertumbuhan Ekonomi Serdang Bedagai tahun 2015 yang diukur berdasarkan kenaikan Produk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengharuskan perusahaan untuk senantiasa berinovasi dan berusaha untuk

BAB I PENDAHULUAN. mengharuskan perusahaan untuk senantiasa berinovasi dan berusaha untuk Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan persaingan bisnis dewasa ini yang semakin meruncing, mengharuskan perusahaan untuk senantiasa berinovasi dan berusaha untuk selangkah lebih

Lebih terperinci

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor industri mempunyai peranan penting dalam perekonomian Indonesia. Secara umum sektor ini memberikan kontribusi yang besar dalam pembentukan Produk Domestik Bruto

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN TAPANULI UTARA DARI SISI PDRB Lapangan Usaha TAHUN 2015

PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN TAPANULI UTARA DARI SISI PDRB Lapangan Usaha TAHUN 2015 BPS KABUPATEN TAPANULI UTARA No. 01/08/1205/Th. VIII, 16 Agustus 2016 PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN TAPANULI UTARA DARI SISI PDRB Lapangan Usaha TAHUN 2015 Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Tapanuli Utara

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dan mempertahankan loyalitas pelanggan. Hal itu ditandai dengan perilaku

BAB 1 PENDAHULUAN. dan mempertahankan loyalitas pelanggan. Hal itu ditandai dengan perilaku 16 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, persaingan di sektor industri jasa semakin ketat sehingga memaksa perusahaan untuk terus berinovasi dalam menyusun strategi guna mencapai tujuan perusahaan.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN Industri Pengolahan

I. PENDAHULUAN Industri Pengolahan I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertanian merupakan sektor utama perekonomian di Indonesia. Konsekuensinya adalah bahwa kebijakan pembangunan pertanian di negaranegara tersebut sangat berpengaruh terhadap

Lebih terperinci

Gambar 1. Produksi Perikanan Tangkap, Tahun (Ribu Ton) Sumber: BPS Republik Indonesia, Tahun 2010

Gambar 1. Produksi Perikanan Tangkap, Tahun (Ribu Ton) Sumber: BPS Republik Indonesia, Tahun 2010 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan yang salah satu negara kepulauan terbesar di dunia yang kaya akan keanekaragaman biota laut (perikanan dan kelautan). Dengan luas wilayah perairan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sektor pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan memberikan

BAB 1 PENDAHULUAN. Sektor pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan memberikan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap perekonomian Indonesia. Hal ini dilihat dari kontribusi sektor

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI JAKARTA PUSAT TAHUN 2015

PERTUMBUHAN EKONOMI JAKARTA PUSAT TAHUN 2015 BPS KOTA ADMINISTRASI JAKARTA PUSAT PERTUMBUHAN EKONOMI JAKARTA PUSAT TAHUN 2015 No. 01/10/Th. XVI, Oktober 2016 Perekonomian Kota Jakarta Pusat pada selang waktu 2011-2015 yang diukur berdasarkan PDRB

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN DAIRI TAHUN 2015

PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN DAIRI TAHUN 2015 BPS KABUPATEN DAIRI No. 01/10/1210/Th. IX, 3 Oktober 2016 PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN DAIRI TAHUN 2015 Laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Dairi tahun 2015, diukur berdasarkan laju pertumbuhan Produk

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI BARAT 2014

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI BARAT 2014 BPS PROVINSI SULAWESI BARAT PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI BARAT No. 12/02/76/Th. IX, 5 Februari 2015 EKONOMI SULAWESI BARAT TAHUN TUMBUH 8,73 PERSEN MENGALAMI PERCEPATAN DIBANDINGKAN TAHUN 2013 Perekonomian

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA

PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA BADAN PUSAT STATISTIK No. 12/02/Th. XIV, 7 Februari 2011 PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA PERTUMBUHAN PDB TAHUN 2010 MENCAPAI 6,1 PERSEN Pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) tahun 2010 meningkat sebesar

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Industri nasional memiliki visi pembangunan untuk membawa Indonesia

I. PENDAHULUAN. Industri nasional memiliki visi pembangunan untuk membawa Indonesia 1 I. PENDAHULUAN A. Latar belakang dan masalah Industri nasional memiliki visi pembangunan untuk membawa Indonesia menjadi sebuah negara industri yang tangguh dalam jangka panjang. Hal ini mendukung Peraturan

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI KEPULAUAN RIAU TRIWULAN I TAHUN 2012

PERTUMBUHAN EKONOMI KEPULAUAN RIAU TRIWULAN I TAHUN 2012 BPS PROVINSI KEPULAUAN RIAU No. 33/05/21/Th. VII, 7 Mei 2012 PERTUMBUHAN EKONOMI KEPULAUAN RIAU TRIWULAN I TAHUN 2012 PDRB KEPRI TRIWULAN I TAHUN 2012 TUMBUH 7,63 PERSEN PDRB Kepri pada triwulan I tahun

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN BARAT TAHUN 2015

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN BARAT TAHUN 2015 BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT No. 11/02/61/Th.XIX, 5 Februari 2016 PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN BARAT TAHUN 2015 EKONOMI KALIMANTAN BARAT TAHUN 2015 TUMBUH 4,81 PERSEN MELAMBAT DIBANDINGKAN TAHUN 2014

Lebih terperinci