BASIC ACCIDENT PREVENTION & OCCUPATIONAL ILLNES DASAR DASAR PENCEGAHAN KECELAKAAN PENYAKIT AKIBAT KERJA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BASIC ACCIDENT PREVENTION & OCCUPATIONAL ILLNES DASAR DASAR PENCEGAHAN KECELAKAAN PENYAKIT AKIBAT KERJA"

Transkripsi

1 BASIC ACCIDENT PREVENTION & OCCUPATIONAL ILLNES DASAR DASAR PENCEGAHAN KECELAKAAN & PENYAKIT AKIBAT KERJA

2 POKOK BAHASAN PENGERTIAN ISTILAH-ISTILAH AKIBAT INSIDEN PENYEBAB DASAR INSIDEN PERKEMBANGAN KONSEP K3 PRINSIP PENGENDALIAN RISIKO/ PENCEGAHAN INSIDENT

3 Keselamatan (Safety) Bagian dari pekerjaan yang dilakukan secara benar Bebas dari resiko yang dapat mengakibatkan cidera (ISO/IEC Guide 2) Kesehatan (Health) Suatu tingkat atau derajat kondisi keadaan fisik dan psikologi dari seorang individu

4 (ACCIDENT) KEJADIAN YANG TIDAK DIINGINKAN YANG MENGAKIBATKAN CIDERA PADA MANUSIA DAN ATAU KERUSAKAN PADA HARTA BENDA. PERISTIWA KARENA BERHUBUNGAN (KONTAK) DENGAN SUMBER TENAGA DIATAS AMBANG BATAS KETAHANAN TUBUH MANUSIA ATAU STRUKTUR BANGUNAN/PERALATAN.

5 CONTOH JENIS KECELAKAAN TERJATUH TERTIMPA BENDA JATUH TERTUMBUK BENDA TERJEPIT TERBAKAR KENA LEDAKAN KONTAK DENGAN BAHAN BERACUN TERKENA RADIASI ATAU TEGANGAN LISTRIK

6 PENYAKIT AKIBAT KERJA (OCCUPATIONAL ILLNESS) Keadaan yang diderita oleh Manusia karena terpapar (exposure) dengan bahaya di tempat kerja dalam jangka waktu tertentu yang menyebabkan kesehatannya menurun.

7 NEARMISS (HAMPIR CELAKA) KEJADIAN (INSIDEN) YANG BELUM MENIMBULKAN CIDERA ATAU KERUSAKAN PROPERTI, NAMUN BILA DIBIARKAN AKAN MENYEBABKAN TERJADINYA KECELAKAAN (ACCIDENT).

8 HAMPIR CELAKA BERARTI ADANYA PERINGATAN BAGI KITA

9 INSIDEN (INCIDENT) KEJADIAN YANG TIDAK DIINGINKAN, YANG DAPAT MENURUNKAN EFISIENSI OPERASI PERUSAHAAN (KEGIATAN ORGANISASI) INCIDENT include accidents ALL ACCIDENTS are INCIDENTS, but not ALL INCIDENTS, are ACCIDENTS

10 CIDERA BERAT (CACAT) CIDERA RINGAN (MINOR INJURIES) KERUSAKAN HARTA BENDA (MINOR INJURIES) HAMPIR CELAKA (NEAR MISS ACCIDENT)

11 RASIO INSIDEN TSB DIPEROLEH DARI RASIO INSIDEN TSB DIPEROLEH DARI : HASIL KAJIAN INSURANCE COMPANY OF AMERICA (1969) Jumlah Kecelakaan Jumlah Perusahaan 297 Jumlah kelompok jenis industri 21 Jumlah karyawan yg terlibat Jumlah jam kerja

12 INSIDEN LUAR NEGERI INSIDEN 1. FLIXBOROUGH, UK 1974 LEDAKAN AWAN UAP (CYCLOHEXANE) 2. SEVESO, ITALIA BOCORAN BAHAN BERACUN (DIOXIN) 3. MEXICO CITY, MEXICO LEDAKAN LPG (BLEVE) KERUGIAN KEMATIAN : 28 ORANG (HARI LIBUR) KERUSAKAN : US $ 232 JUTA KONTAMINASI RADIUS 4 KM 2 KERUGIAN : US $ 1 JUTA KEMATIAN : 500 ORANG KERUSAKAN : US $ 20 JUTA 4. BHOPAL, INDIA BOCORAN MIC (METHYL ISOCYANATE) KEMATIAN KERUGIAN : 2500 ORANG : > US $ 500 JUTA 5. CHERNOBYL, EX USSR BOCORAN RADIASI NUKLIR / KEBAKARAN KEMATIAN : 31 ORANG (LANGSUNG) KONTAMINASI RADIOAKTIF ( > US $ 2000 JUTA) 6. PIPER ALPHA, SCOTLAND KEBAKARAN & LEDAKAN KEMATIAN KERUSAKAN : 167 ORANG : US $ 1 MILYAR 7. VALDES, ALASKA PENCEMARAN MINYAK (EXXON) DAMPAK LINGKUNGAN KERUGIAN : > US $ 1 MILYAR 8. HOUSTON, USA LEDAKAN POLYETHYLENE (PHILIPS 66) KEMATIAN KERUSAKAN : 23 ORANG : US $ 750 JUTA SUMBER : - Guidelines for Technical Management of Chemical Process Safety, CCPS, 1989, hal 3 - Safety Cases, Butterworths, 1989, hal 6.

13 PENGARUH LANGSUNG TERHADAP : PEKERJA PERUSAHAAN MASYARAKAT

14 KERUGIAN AKIBAT INSIDEN Kerugian terhadap Manusia * Cidera atau cacat, bahkan Meninggal Kerugian terhadap Bisnis * Kerusakan sarana produksi * Gangguan terhadap bisnis (business interuption) * Inefisiensi biaya operasi * Company Immage (citra) * Liability dan Tuntutan Hukum Kerugian Sosial * Biaya sosial * Gangguan terhadap fasilitas umum

15 Biaya yang Tersembunyi (The Hidden Cost Iceberg Illustration) Rp. 1 BIAYA-BIAYA MEDIS GANTI RUGI (BIAYA-BIAYA YANG DIASURANSIKAN) Rp. 5 Rp. 50 BIAYA KERUSAKAN HARTA BENDA YANG MASUK BUKU BESAR (BIAYA-BIAYA YANG TAK DI ASURANSIKAN) Rp. 1 Rp.3 BIAYA-BIAYA LAIN YANG TAK DIASURANSIKAN BIAYA-BIAYA YANG TAK DIASURANSIKAN KERUSAKAN BANGUNAN & KERUSAKAN PERALATAN KERUSAKAN BAHAN & HASIL PRODUKSI KETERLAMBATAN PRODUKSI DAN TERHENTINYA PRODUKSI HAL-HAL SEPERTI : PENGGAJIAN, LATIHAN, PENGGANTIAN, WAKTU, PENYIDIKAN DAN LAIN-LAIN. GAJI YANG DIBAYARKAN KEPADA KORBAN SELAMA TAK BEKERJA, UPAH YANG DIBAYARKAN PADA KORBAN SELAIN GANTI RUGI, BIAYA LEMBUR, WAKTU EKSTRA PENGAWAS, PENURUNAN HASIL PRODUKSI DAN LAIN- LAIN.

16 APAKAH KECELAKAAN DAPAT DICEGAH...??????? Kecelakaan merupakan NASIB atau TAKDIR??? Kecelakaan akibat kelalaian seseorang?????

17 APAKAH KECELAKAAN DAPAT DICEGAH...???????? manusia mati

18 APAKAH KECELAKAAN DAPAT DICEGAH??????? Penyebab sakit manusia? mati Penyebab kecelakaan

19 APAKAH KECELAKAAN DAPAT DICEGAH...??????? Aksioma Heinrich Setiap Kecelakaaan selalu ada sebabnya Bila penyebab kecelakaan dihilangkan, maka kecelakaan dapat dihindarkan SETIAP KECELAKAAN PADA DASARNYA DAPAT DICEGAH!!!!

20 o KECELAKAAN TERJADI KARENA ADANYA FAKTOR PENYEBAB KECELAKAAN (ACCIDENT CAUSES). o FAKTOR PENYEBAB KECELAKAAN MERUPAKAN SUMBER BAHAYA (HAZARDS). o KECELAKAAN DAPAT DICEGAH DENGAN MENGHILANGKAN / MENGURANGI HADIRNYA SUMBER BAHAYA DI LINGKUNGAN KERJA. o SUMBER BAHAYA DAPAT DIHILANGKAN / DIKURANGI MELALUI IDENTIFIKASI DAN PENGENDALIAN BAHAYA.

21 KONSEP/PANDANGAN IDENTIFIKASI ANALISA SEBAB KECELAKAAN PENGENDALIAN SUMBER DAYA EFEKTIF

22 PERKEMBANGAN KONSEP PENYEBAB KECELAKAAN WORKMEN S COMPENSATION LAW (USA) WH HEINRICH KONSEP RISIKO PEKERJA KONSEP UNSAFE KONDITION KONSEP UNSAFE COND. UNSAFE ACT (85%) KONSEP MANAGEMENT & ENGINEERING FAILURES KONSEP SYSTEM FAILURES BIAYA BIAYA DITANGGUNG DITANGGUNG PEKERJA PERUSAHAAN

23 LACK OF CONTROL BASIC CAUSES IMMEDIATE CAUSES INCIDENT (Contact) LOSS INADEQUATE PROGRAM PROGRAM STANDARD COMPLIANCE TO STANDARD PERSONAL FACTOR JOB FACTOR SUBSTANDARD ACT & SUBSTANDARD CONDITIONS <EVENT> CONTACT WITH ENERGY OR SUBSTANCE UNINTENDED HARM OR DAMAGE THE ILCI LOSS CAUSATION MODEL

24 LACK OF CONTROL BASIC CAUSES IMMEDIATE CAUSES INCIDENT LOSS LOSS

25 LACK OF CONTROL BASIC CAUSES IMMEDIATE CAUSES INCIDENT LOSS INCIDENT l STRUCK AGAINST menabrak/bentur benda diam/bergerak l STRUCK BY terpukul/tabrak oleh benda bergerak l FALL TO jatuh dari tempat yang lebih tinggi l FALL ON jatuh di tempat yang datar l CAUGHT IN tusuk, jepit, cubit benda runcing l CAUGHT ON terjepit,tangkap,jebak diantara obyek besar l CAUGHT BETWEEN terpotong, hancur, remuk l CONTACT WITH listrik, kimia, radiasi, panas, dingin l OVERSTRESS terlalu berat, cepat, tinggi, besar l EQUIPMENT FAILURE kegagalan mesin, peralatan l EVIRONMENTAL RELEASE masalah pencemaran 25

26 LACK OF CONTROL BASIC CAUSES IMMEDIATE CAUSES INCIDENT LOSS l OPERASI TANPA OTORISASI l GAGAL MEMPERINGATKAN l GAGAL MENGAMANKAN l KECEPATAN TIDAK LAYAK l MEMBUAT ALAT PENGAMAN TIDAK BERFUNGSI l PAKAI ALAT RUSAK l PAKAI APD TIDAK LAYAK l PEMUATAN TIDAK LAYAK l PENEMPATAN TIDAK LAYAK l MENGANGKAT TIDAK LAYAK l POSISI TIDAK AMAN l SERVIS ALAT BEROPERASI l BERCANDA, MAIN-MAIN l MABOK ALKOHOL, OBAT l GAGAL MENGIKUTI PROSEDUR IMMEDIATE CAUSES l PELINDUNG/PEMBATAS TIDAK LAYAK l APD KURANG, TIDAK LAYAK l PERALATAN RUSAK l RUANG KERJA SEMPIT/TERBATAS l SISTEM PERINGATAN KURANG l BAHAYA KEBAKARAN l KEBERSIHAN KERAPIAN KURANG l KEBISINGAN l TERPAPAR RADIASI l TEMPERATUR EXTRIM l PENERANGAN TIDAK LAYAK l VENTILASI TIDAK LAYAK l LINGKUNGAN TIDAK AMAN

27 (Immediate Causes) MERUPAKAN GEJALA (SYMPTOM) DARI ADANYA KETIMPANGAN PADA UNSUR MANUSIA, LINGKUNGAN KERJA, PERAALATAN DAN MANAJEMEN. DIKATEGORIKAN ATAS : Þ SUB-STANDARD PRACTICES (Praktek kerja atau Perilaku dibawah Standar) Þ SUB-STANDARD CONDITIONS (Kondisi Lingkungan kerja dibawah Standar atau membahayakan)

28 Contoh-contoh Praktek kerja / Perilaku Dibawah Standar 1. Mengoperasikan peralatan tanpa wewenang. ( Operating Equipment Whitout Authority ). 2. Kegagalan untuk memperingatkan. ( Failure to warn ). 3. Kegagalan untuk mengamankan. ( Failure to secure ). 4. Mengoperasikan pd kecepatan tidak sesuai ( Operating at improper Speed ). 5. Peralatan keselamatan tidak berfungsi / berdaya. (Making safety Device Inoperative). 6. Menggunaan peralatan tidak sesuai standar (Using Defective Equipment). 7. Kegagalan penggunaan alat pelindung diri dengan benar ( Failure to Use PPE Properly ). 8. Cara pengisian/pembebanan tidak benar. ( Improper Loading ). 9. Penempatan tidak benar. ( Improper Placement ). 10. Cara mengangkat tidak benar ( Improper Lifting ). 11. Posisi kerja kurang baik. ( Improper Position for task ). 12. Melakukan perbaikan pada saat peralatan sedang beroperasi. ( Servicing equipment in operation ). 13. Bergurau / bercanda / berkelakar. ( Horseplay ). 14. Berada dibawah pengaruh minuman keras dan atau mengkonsumsi obat terlarang. ( Under influence of alcohol and / other Drugs ). 15. Menggunakan peralatan dengan tidak benar ( Using equipment improperly ). 16. Tidak mengikuti prosedur. (Failure to follow Prosedure).

29 Contoh-contoh Kondisi Lingk. Kerja Dibawah Standar 17. Kurangnya alat pengaman atau pelindung. ( Inadequate Guards or barriers ). 18. Kurangnya atau pengggunaan alat keselamatan kerja yang tidak sesuai ( Inadeguate or Improper Protective Equipment ). 19. Penggunaan Kunci, Peralatan atau Material yang rusak / tidak tepat. ( Defective Tools, Equipment or Material ). 20. Tindakan atau ruang gerak yang terbatas. ( Congestion or restricted Action ). 21. Kurangnya atau tidak berfungsinya sistem peringatan ( Inadequate warning system ). 22. Bahaya kebakaran & Peledakan ( Fire & Explosion Hazard ). 23.Tata letak ruang buruk/berantakan. ( Poor Housekeeping / Disorder ). 24. Terpapar kebisingan. ( Noise Exposure ). 25. Terpapar radiasi ( Radiation Exposure ). 26. Terpapar temperatur ekstrim. ( Temperature Extremes ). 27. Intensitas penerangan kurang atau berlebihan ( Inadequate or Excess Illumination ). 28. Ventilasi kurang baik. ( Inadequate Ventilation ). 29. Kondisi lingkungan berbahaya. ( Hazardous Environmental Condition )..

30 LACK OF CONTROL BASIC CAUSES IMMEDIATE CAUSES INCIDENT LOSS l KEMAMPUAN PHYSIK ATAU PHYSIOLOGI TIDAK LAYAK l KEMAMPUAN MENTAL TIDAK LAYAK l STRESS PHYSIK ATAU PHYSIOLOGI l STRESS MENTAL l KURANG PENGETAHUAN l KURANG KEAHLIAN l MOTIVASI TIDAK LAYAK BASIC CAUSES l PENGAWASAN/KEPEMIMPINAN l ENGINEERING l PENGADAAN (PURCHASSING) l KURANG PERALATAN l MAINTENANCE l STANDAR KERJA l SALAH PAKAI

31 A. Personal Factors : 1. Inadequate capability (tidak mampu) 2. Lack of knowledge (kurang pengetahuan) 3. Lack of skill (kurang trampil) 4. Stress (stress/tekanan) 5. Improper motivation (motivasi tidak benar) B. Job Factors : 6. Inadequate leadership/supervision (kurang pengawasan) 7. Inadequate engineering (kurangnya aspek teknis) 8. Inadequate purchasing (proses pembelian tidak sesuai) 9. Inadequate maintenance (kurangnya pemeliharaan) 10.Inadequate tools/equipment (kurangnya alat/sarana kerja) 11.Inadequate work standard (kurangnya standar kerja) 12.Wear and tear, Abuse or misuse (menggunakan alat yang salah atau rusak)

32 LACK OF CONTROL BASIC CAUSES IMMEDIATE CAUSES INCIDENT LOSS LACK OF CONTROL INADEQUATE PROGRAM INADEQUATE STANDARDS INADEQUATE COMPLIANCE WITH STANDARD

33 KELEMAHAN PENGENDALIAN adalah untuk menentukan kelemahan yang lebih spesifik dari sebab-sebab dasar yang harus diintegrasikan dengan sistem & prosedur (PROGRAM) yang telah dimiliki oleh perusahaan (OUR SYSTEM NEEDS).

34 INADEQUATE PROGRAM INADEQUATE STANDARDS INADEQUATE COMPLIANCE WITH STANDARD INADEQUATE PROGRAM Tidak cukup tersedia program & tidak cukup pengetahuan terhadap program, artinya tidak ada upaya atau kegiatan HSE yang bertujuan mencegah insiden, seperti Pedoman, Prosedur, petunjuk praktis, program pelatihan, penyediaan peralatan, pemeliharaan,dll (termasuk pengetahuan atau pemahaman personilnya).

35 INADEQUATE PROGRAM INADEQUATE STANDARDS INADEQUATE COMPLIANCE WITH STANDARD INADEQUATE PROGRAM S TANDARDS Program telah tersedia, namun program yang ditetapkan tidak memenuhi Standar atau tidak cukup berarti, tidak spesifik / jelas atau tidak cukup tinggi utk mampu memberi petunjuk bagi upaya mencegah insiden, termasuk pengetahuan atau pemahaman personilnya.

36 INADEQUATE PROGRAM INADEQUATE STANDARDS INADEQUATE COMPLIANCE WITH STANDARD INADEQUATE COMPLIANCE WITH STANDARS Tersedia Program Standards, namun gagal melakukan kegiatan sesuai standar atau standar tidak dipatuhi oleh personil atau gagal mengatur personil agar mematuhi standar.

37 ERA GLOBALISASI MEMBAWA PENGARUH TERHADAP SISTEM PERDAGANGAN DUNIA. PERSAINGAN SEMAKIN KETAT KONSUMEN SEMAKIN KRITIS. PERATURAN, STANDAR DAN NORMA-NORMA MENJADI PERSYARATAN UTAMA SETIAP PERUSAHAAN HARUS MAMPU MENINGKATKAN NILAI- NILAI UNGGUL, MENINGKATKAN EFISIENSI DAN MENEKAN BIAYA PRODUKSI. KASUS KECELAKAAN, KEBAKARAN DAN PENCEMARAN LINGKUNGAN MENINGKAT DAN MENIMBULKAN DAMPAK BESAR DESAKAN EKSTERNAL UNTUK MENJAGA CITRA DAN KLAIM MASYARAKAT.

38 MASYARAKAT MENUNTUT JAMINAN KESELAMATAN - SAFE AIR TO BREATH - SAFE WATER TO DRINK - SAFE FOOD TO EAT - SAFE PLACE TO LIVE - SAFE PRODUCT TO USE - SAFE & HEALTHFUL WORK PLACE

39 TEKNOLOGI KAPASITAS KERAGAMAN PRODUK INTENSITAS PRODUKSI MENINGKAT JENIS BAHAYA MENINGKAT KEPADATAN PENDUDUK DAN LOKASI INDUSTRI KESENJANGAN PEMBANGUNAN DENGAN SISTEM PENGAMANAN K3 BELUM MENJADI BAGIAN INTEGRASI DALAM SETIAP KEGIATAN

40 BESAR KECILNYA KEGIATAN PERUSAHAAN membutuhkan Dana, SDM, Iptek, dan memiliki Risiko DANA SDM KINERJA PERUSAHAAN IPTEK RISIKO

41 JENIS RISIKO : BAHAYA Kecelakaan Penyakit Pencemaran KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) ADALAH UPAYA UNTUK MENGENDALIKAN BAHAYA DAN MENCEGAH KECELAKAAN DAN PENYAKIT AKIBAT KERJA

42 Risiko - Bahaya HSE Jenis jenis BAHAYA Fisik (termasuk Ergonomi dan Radiasi): : penerangan, alat tidak sesuai, radiasi ionisasi, kebisingan, kebakaran, peledakan, tersandung, terpeleset, jatuh, terjepit, tertabrak, kejatuhan obyek, dll Kimia: : terhirup, iritasi mata/kulit, keracunan bahan kimia/tertelan, dll Biologi: : virus, keracunan makanan, penyakit menular, dll Psikologi: : stress, kekerasan, obat terlarang, dll

43 Hirarki Pengendalian RIsiko ELIMINATION SUBSTITUTION ENGINEERING ADMINISTRATIVE PERSONAL PROTECTIVE EQUIPMENTS

44 Eliminasi, Substitusi, & Rekayasa (Engineering) Eliminasi Pengendalian risiko dengan menghilangkan proses atau material yang mengandung bahaya potensial Substitusi Pengendalian risiko dengan mengganti alat atau material yang memiliki bahaya potensial yang relatif lebih rendah/lebih kecil Rekayasa (Engineering) Pengendalian risiko dengan merubah lingkungan kerja, peralatan atau proses untuk melindungi pekerja : Pelindung mesin Interlocks Alat bantu mekanis

45 Administratif Pengendalian risiko dengan penggunaan administrasi untuk merubah cara kerja supaya lebih aman secara K3 : Pembatasan akses masuk daerah berbahaya Rambu-rambu K3 Surat Ijin Kerja Lock Out Tag Out/LOTO Pembuatan prosedur/instruksi kerja Training/Penyebaran Informasi MSDS/LDKB

46 Alat Pelindung Diri (Personal Protective Equipment) Pengendalian risiko dengan mengunakan alat untuk melindungi manusia dari paparan bahaya potensial Macam-macam APD: Pelindung Kepala : Safety helmet, Hair cup, Topi Pelindung Muka/Mata : Face shield, Goggles, Safety Glasses dll Pelindung Pendengaran : Ear plug, Ear muff Pelindung Tangan : Safety gloves Pelindung Pernafasan : Masker, SCBA, Respirator, Air Supply Respirator Pelindung Kaki : Safety shoes Pelindung Tubuh : Overall, Apron Pelindung Terjatuh : Safety harness

47 Pendekatan Teknis (Engineering Approach). Pendekatan Administrasi (Adminsitration Approach). Pendekatan Kemanusiaan (Human Approach).

48 Strategi Pencegahan Kecelakaan Adm Control Engineering Control HSE Approach Human Control

49 Engineering Control Menciptakan lingkungan kerja yang aman sejak tahap rancang bangun, konstruksi dan operasi. Pengendalian dengan melengkapi sarana teknis pencegahan kecelakaan. Pengamanan kondisi berbahaya di tempat kerja

50 Administrative Control Pengaturan dan manajemen kerja yang aman Penerapan SOP dalam menjalankan pekerjaan. Peraturan dan prosedur keselamatan Pengaturan jam kerja dan sistim manajemen dalam kegiatan Surat Ijin Kerja

51 Human Control Pencegahan kecelakaan melalui pendekatan manusia. Mencegah manusia/pekerja agar tindak melakukan tindakan berbahaya dalam melaksanakan pekerjaannya. Menyediakan perlengkapan keselamatan dalam bekerja

52 The Way Forward?? 52

53 SEKIAN DAN TERIMA KASIH

Filosofi Pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan : - tenaga kerja dan manusia pada umumnya, baik jasmani maupun rohani, - hasil

Filosofi Pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan : - tenaga kerja dan manusia pada umumnya, baik jasmani maupun rohani, - hasil Era revolusi industri (abad 18) Perubahan sistem kerja : Penggunaan tenaga mesin Pengenalan metode baru pengolahan bahan baku Pengorganisasian pekerjaan Muncul penyakit yg berhubungan dengan pemajanan

Lebih terperinci

Tujuan Pembelajaran. Memahami philosophy K3 Mampu mengidentifikasi sumber potensi bahaya (Hazard) Mampu melakukan tindakan pengendalian sumber bahaya

Tujuan Pembelajaran. Memahami philosophy K3 Mampu mengidentifikasi sumber potensi bahaya (Hazard) Mampu melakukan tindakan pengendalian sumber bahaya Tujuan Pembelajaran Memahami philosophy K3 Mampu mengidentifikasi sumber potensi bahaya (Hazard) Mampu melakukan tindakan pengendalian sumber bahaya Tujuan Safety 1. Mengamankan suatu sistem kegiatan/

Lebih terperinci

Dewi Hardiningtyas, ST., MT., MBA. Name of chairman

Dewi Hardiningtyas, ST., MT., MBA. Name of chairman Dewi Hardiningtyas, ST., MT., MBA. 2 K3 sebelum 1911 Tidak diperhatikan Kecelakaan dianggap : kesalahan/kelalaian karyawan, kesalahan rekan kerja, dan menjadi tanggungan pekerja. 1908, diberikan kompensasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan pesat dunia industri konstruksi bangunan di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan pesat dunia industri konstruksi bangunan di Indonesia 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan pesat dunia industri konstruksi bangunan di Indonesia ditandai dengan adanya bermunculan proyek yang dibangun baik oleh pemerintah maupun oleh swasta.

Lebih terperinci

Tujuan K3. Mencegah terjadinya kecelakaan kerja. Menjamin tempat kerja yang sehat, bersih, nyaman dan aman

Tujuan K3. Mencegah terjadinya kecelakaan kerja. Menjamin tempat kerja yang sehat, bersih, nyaman dan aman KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) Tujuan Pembelajaran Setelah melalui penjelasan dan diskusi 1. Mahasiswa dapat menyebutkan tujuan Penerapan K3 sekurang-kurangnya 3 buah 2. Mahasiswa dapat memahami

Lebih terperinci

INVESTIGASI INSIDEN. Session Dosen Pengampu: Ir. Erwin Ananta, Cert.IV, MM

INVESTIGASI INSIDEN. Session Dosen Pengampu: Ir. Erwin Ananta, Cert.IV, MM INVESTIGASI INSIDEN Session - 04 Dosen Pengampu: Ir. Erwin Ananta, ert.iv, MM PENYEBAB INSIDEN ONTROLLABLE FATOR Unsafe Action 88% Unsafe ondition 10% Uncontrollabe Factor /Nasib 2% INIDENT Sasaran utama

Lebih terperinci

Peralatan Perlindungan Pekerja

Peralatan Perlindungan Pekerja Oleh: 2013 Peralatan Proteksi Keselamatan Kerja Reference : Hamid R. Kavianian & Charles A. Wentz. 1990. Occuputional & Enviromental Safety Engineering & Management. 1. John Wiley & Sons Inc. New York

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. No.3 tahun 1998 tentang cara pelaporan dan pemeriksaan kecelakaan, kecelakaan. menimbulkan korban manusia dan harta benda.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. No.3 tahun 1998 tentang cara pelaporan dan pemeriksaan kecelakaan, kecelakaan. menimbulkan korban manusia dan harta benda. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Kecelakaan Kerja Menurut Frank E. Bird (Bird, 1989) kecelakaan kerja adalah suatu kejadian yang tidak diinginkan, yang dapat mengakibatkan cidera pada manusia atau

Lebih terperinci

Oleh Dosen Pengampu Mata Kuliah Keselamatan Konstruksi Ir. Erwin Ananta, Cert. IV, MM

Oleh Dosen Pengampu Mata Kuliah Keselamatan Konstruksi Ir. Erwin Ananta, Cert. IV, MM Oleh Dosen Pengampu Mata Kuliah Keselamatan Konstruksi Ir. Erwin Ananta, Cert. IV, MM Program Diploma IV Keselamatan dan Kesehatan Kerja Universitas Balikpapan Tujuan Pembelajaran Memahami philosophy K3

Lebih terperinci

ALAT / MATERIAL / PROSES / LINGKUNGAN Halaman 2 Rp. PENJELASAN CEDERA / KERUSAKAN NAMA KORBAN / KOMPONEN (JIKA ADA) CEDERA / KERUSAKAN....... SKETSA KEJADIAN / DENAH / GAMBAR / FOTO SKETSA / DENAH / GAMBAR

Lebih terperinci

OVERVIEW KONSEP HAZARD, RISK AND CONTROL PERTEMUAN 1 FIERDANIA YUSVITA PRODI KESEHATAN MASYARAKAT, FIKES UEU

OVERVIEW KONSEP HAZARD, RISK AND CONTROL PERTEMUAN 1 FIERDANIA YUSVITA PRODI KESEHATAN MASYARAKAT, FIKES UEU OVERVIEW KONSEP HAZARD, RISK AND CONTROL PERTEMUAN 1 FIERDANIA YUSVITA PRODI KESEHATAN MASYARAKAT, FIKES UEU VISI DAN MISI UNIVERSITAS ESA UNGGUL Materi Sebelum UTS Overview konsep hazard, risk dan control

Lebih terperinci

Personal Protective Equipments (PPE)

Personal Protective Equipments (PPE) Personal Protective Equipments (PPE) Definisi Alat Pelindung Diri Personal Protective Equipments (PPE) Alat Pelindung Diri (APD) dalam susunan sistem pengendalian bahaya ditempat kerja merupakan bagian

Lebih terperinci

Latar Belakang Timbulnya K3

Latar Belakang Timbulnya K3 TUJUAN BELAJAR 1. Memahami tentang K3 secara umum 2. Memahami pengertian dan definisi yang menyangkut K3 3. Memahami sebab-akibat kecelakaan dan sakit akibat kerja 4. Memahami tentang Alat-alat Pelindung

Lebih terperinci

Peraturan SMK3 PENGANTAR SMK3. Tujuan. Mengapa diperlukan SMK3. Kenapa kecelakaan dicegah? Kecelakaan

Peraturan SMK3 PENGANTAR SMK3. Tujuan. Mengapa diperlukan SMK3. Kenapa kecelakaan dicegah? Kecelakaan Peraturan SMK3 PENGANTAR SMK3 Peraturan Kepmen No. 5/MEN/1996 tentang Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja. Berlaku untuk perusahaan dengan pekerja minimal 100 orang Perlu dilakukan manajemen

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Tempat Kerja Menurut Undang-undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja, Tempat Kerja adalah ruangan atau lapangan tertutup atau terbuka, bergerak atau

Lebih terperinci

BAB IITINJAUAN PUSTAKA TINJAUAN PUSTAKA. A. Manajemen Sumberdaya Manusia Manajemen Sumberdaya Manusia adalah penarikan seleksi,

BAB IITINJAUAN PUSTAKA TINJAUAN PUSTAKA. A. Manajemen Sumberdaya Manusia Manajemen Sumberdaya Manusia adalah penarikan seleksi, BAB IITINJAUAN PUSTAKA TINJAUAN PUSTAKA A. Manajemen Sumberdaya Manusia Manajemen Sumberdaya Manusia adalah penarikan seleksi, pengembangan, pemeliharaan, dan penggunaan sumberdaya manusia untuk mencapai

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Kecelakaan Kecelakaan memiliki definisi yang beragam menurut para ahli. Berikut ini adalah beberapa definisi kecelakaan menurut beberapa sumber. a. Heinrich (1980)

Lebih terperinci

Ujian Akhir Semester Keselamatan Kesehatan Kerja dan Lindung Lingkungan Semester Pendek Oleh: Arrigo Dirgantara

Ujian Akhir Semester Keselamatan Kesehatan Kerja dan Lindung Lingkungan Semester Pendek Oleh: Arrigo Dirgantara Ujian Akhir Semester Keselamatan Kesehatan Kerja dan Lindung Lingkungan Semester Pendek 2012 Oleh: Arrigo Dirgantara 1106069664 Departemen Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Indonesia 2012 Pertanyaan:

Lebih terperinci

KOMITMENT EHS Semua Cedera dapat dicegah. Lingkungan Dapat Dilindungi. Keterlibatan setiap pekerja adalah sangat Penting

KOMITMENT EHS Semua Cedera dapat dicegah. Lingkungan Dapat Dilindungi. Keterlibatan setiap pekerja adalah sangat Penting KOMITMENT EHS Semua Cedera dapat dicegah. Lingkungan Dapat Dilindungi. Keterlibatan setiap pekerja adalah sangat Penting Bekerja secara Aman adalah syarat yang dituntut dalam melaksanakan pekerjaan. Setiap

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Gambaran aspek..., Aldo Zaendar, FKM UI, 2009

BAB 1 PENDAHULUAN. Gambaran aspek..., Aldo Zaendar, FKM UI, 2009 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Konstruksi merupakan rangkaian kegiatan yang meliputi rancang bangun, pengadaan material dan pelaksanaan pembangunan itu sendiri. Pekerjaan konstruksi termasuk padat

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN V ALAT PELINDUNG DIRI

PEMBELAJARAN V ALAT PELINDUNG DIRI PEMBELAJARAN V ALAT PELINDUNG DIRI A) KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR: 1. Menguasai berbagai macam alat pelindung diri (APD) terutama dalam bidang busana 2. Memahami pentingnya penggunaan APD dalam pekerjaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Keselamatan dan Kesehatan Kerja. subkontraktor, serta safety professionals.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Keselamatan dan Kesehatan Kerja. subkontraktor, serta safety professionals. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Keselamatan dan Kesehatan Kerja Area dari keselamatan kerja dalam dunia rekayasa mencakup keterlibatan manusia baik para pekerja, klien, maupun pemilik perusahaan. Menurut Goetsch

Lebih terperinci

commit to user 6 BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Tempat Kerja Didalam Undang-undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan

commit to user 6 BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Tempat Kerja Didalam Undang-undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Tempat Kerja Didalam Undang-undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja, Tempat Kerja adalah ruangan atau lapangan tertutup atau terbuka, bergerak atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melindungi pekerja dari mesin, dan peralatan kerja yang akan menyebabkan traumatic injury.

BAB I PENDAHULUAN. melindungi pekerja dari mesin, dan peralatan kerja yang akan menyebabkan traumatic injury. 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kesehatan dan keselamatan kerja adalah upaya pecegahan dari kecelakaan dan melindungi pekerja dari mesin, dan peralatan kerja yang akan menyebabkan traumatic injury.

Lebih terperinci

HIRA DAN JSA HAZARD IDENTIFICATION, RISK ASSESSMENT AND DITERMINATION CONTROL (HIRAC) DAN JOB SAFETY ANALYSIS (JSA)

HIRA DAN JSA HAZARD IDENTIFICATION, RISK ASSESSMENT AND DITERMINATION CONTROL (HIRAC) DAN JOB SAFETY ANALYSIS (JSA) HIRA DAN JSA HAZARD IDENTIFICATION, RISK ASSESSMENT AND DITERMINATION CONTROL (HIRAC) DAN JOB SAFETY ANALYSIS (JSA) HAZARD IDENTIFICATION AND RISK ASSESSMENT. Hazard Identification Pengalaman menunjukkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. benda. Ada tiga jenis tingkat kecelakaan berdasarkan efek yang ditimbulkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. benda. Ada tiga jenis tingkat kecelakaan berdasarkan efek yang ditimbulkan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kecelakaan Kerja Pengertian kecelakaan kerja berdasarkan Frank Bird Jr adalah kejadian yang tidak diinginkan yang terjadi dan menyebabkan kerugian pada manusia dan harta benda.

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Dalam proses pembangunan nasional, titik berat pembangunan nasional

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Dalam proses pembangunan nasional, titik berat pembangunan nasional BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam proses pembangunan nasional, titik berat pembangunan nasional adalah bidang ekonomi khususnya pada sektor industri. Pada sektor ini telah terjadi peningkatan

Lebih terperinci

BAB IV IDENTIFIKASI PERMASALAHAN

BAB IV IDENTIFIKASI PERMASALAHAN BAB IV IDENTIFIKASI PERMASALAHAN 4.1 Upaya Pencegahan Kecelakaan Kerja Terjadinya kecelakaan kerja merupakan suatu kerugian baik itu bagi korban kecelakaan kerja maupun terhadap perusahaan (Organisasi),

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kesehatan, pemulihan serta pemeliharaan kesehatan. Sebagai layanan masyarakat,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kesehatan, pemulihan serta pemeliharaan kesehatan. Sebagai layanan masyarakat, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit merupakan sarana kesehatan untuk menangani masalah kesehatan, pemulihan serta pemeliharaan kesehatan. Sebagai layanan masyarakat, rumah sakit mempunyai

Lebih terperinci

PERILAKU TIDAK AMAN (UNSAFE BEHAVIOUR) PADA PEKERJA DI UNIT MATERIAL PT. SANGO CERAMICS INDONESIA SEMARANG

PERILAKU TIDAK AMAN (UNSAFE BEHAVIOUR) PADA PEKERJA DI UNIT MATERIAL PT. SANGO CERAMICS INDONESIA SEMARANG PERILAKU TIDAK AMAN (UNSAFE BEHAVIOUR) PADA PEKERJA DI UNIT MATERIAL PT. SANGO CERAMICS INDONESIA SEMARANG Bella Sovira *), Nurjanah, S.KM, M.Kes **) *) Alumni Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro

Lebih terperinci

Hirarki Pengendalian Potensi Bahaya K3

Hirarki Pengendalian Potensi Bahaya K3 ALAT PELINDUNG DIRI DEFINISI APD adalah seperangkat alat yang digunakan oleh tenaga kerja untuk melindungi seluruh/sebagian tubuhnya terhadap kemungkinan adanya potensi bahaya/kecelakaan kerja. APD dipakai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kerja karyawan. Di samping itu, Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah

BAB I PENDAHULUAN. kerja karyawan. Di samping itu, Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan hak asasi karyawan dan salah satu syarat untuk dapat meningkatkan produktivitas kerja karyawan. Di samping itu, Keselamatan

Lebih terperinci

JOB SAFETY ANALYSIS (JSA)

JOB SAFETY ANALYSIS (JSA) PT. PERTAMINA (Persero) JOB SAFETY ANALYSIS (JSA) Presented by: AKADEMIE SEQFHINDO PT. JAVAMITRA MANDIRI 1 2 Apakah JSA itu? Prosedur yang membantu mengintegrasikan prinsipprinsip dan praktek K3 yang DITERIMA

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kecelakaan Kerja 1. Pengertian Kecelakaan Kerja Menurut Undang-undang No.1 Tahun 1970 tempat kerja adalah tiap ruangan atau lapangan, tertutup atau terbuka, bergerak atau tetap,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN ANALISIS

BAB IV HASIL DAN ANALISIS BAB IV HASIL DAN ANALISIS 4.1 Data Kuesioner 4.1.1 Kuesioner Pakar Butir kuesioner yang digunakan diambil berdasarkan studi literatur terdahulu. Sebelum kuesioner diberikan ke responden, maka kuesioner

Lebih terperinci

KECELAKAAN TAMBANG. Oleh : Rochsyid Anggara

KECELAKAAN TAMBANG. Oleh : Rochsyid Anggara KECELAKAAN TAMBANG Oleh : Rochsyid Anggara 1. Penjelasan Umum Kecelakaan (Accident) adalah suatu kejadian yang tidak direncanakan, tidak dikendalikan dan tidak diinginkan yang mengakibatkan cideranya seseorang,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. landasan kerja dan lingkungan kerja serta cara-cara melakukan pekerjaan dan proses

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. landasan kerja dan lingkungan kerja serta cara-cara melakukan pekerjaan dan proses BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Keselamatan Kerja Tarwaka (2008: 4) mengatakan bahwa keselamatan kerja adalah keselamatan yang berkaitan dengan mesin, pesawat, alat kerja, bahan dan proses pengolahan,

Lebih terperinci

KESELAMATAN KERJA. Keselamatan & Kesehatan Kerja

KESELAMATAN KERJA. Keselamatan & Kesehatan Kerja KESELAMATAN KERJA K3 Keselamatan & Kesehatan Kerja SEJARAH KESELAMATAN KERJA DUNIA - Revolusi Industri Serap Banyak Buruh - Kecelakaan Kerja = Resiko Kerja - Buruh Desak Work Compensation - Buruh Desak

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kecelakaan Kerja 2.1.1 Definisi Kecelakaan Kerja Kecelakaan kerja adalah suatu kejadian atau peristiwa yang tidak diinginkan yang merugikan terhadap manusia, merusak harta benda

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Keselamatan dan Kesehatan Kerja 2.1.1 Pengertian Umum Keselamatan dan kesehatan kerja secara filosofis adalah suatu upaya dan pemikiran untuk menjamin keutuhan, dan kesempurnaan

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. keselamatan kerja yang diantaranya adalah program Lock Out Tag

BAB V PEMBAHASAN. keselamatan kerja yang diantaranya adalah program Lock Out Tag BAB V PEMBAHASAN Dari hasil penelitian PT. Bina Guna Kimia telah melaksanakan programprogram keselamatan kerja yang diantaranya adalah program Lock Out Tag Out (LOTO) dan Line Breaking merupakan program

Lebih terperinci

Alat Pelindung Diri Kuliah 8

Alat Pelindung Diri Kuliah 8 Alat Pelindung Diri Kuliah 8 Menurut OSHA atau Occupational Safety and Health Administration i i Personal protective equipment atau alat pelindung diri (APD) didefinisikan sebagai alat yang digunakan untuk

Lebih terperinci

Seminar Nasional Riset Terapan 2015 SENASSET 2015 ISBN: Serang, 12 Desember 2015

Seminar Nasional Riset Terapan 2015 SENASSET 2015 ISBN: Serang, 12 Desember 2015 Seminar Nasional Riset Terapan 2015 SENASSET 2015 ISBN: 9786027367203 IDENTIFIKASI BAHAYA DAN PENILAIAN RISIKO K3 PADA TINDAKAN PERAWATAN & PERBAIKAN MENGGUNAKAN METODE HIRARC (HAZARD IDENTIFICATION AND

Lebih terperinci

SL : Selalu KD : Kadang-kadang SR : Sering TP : Tidak Pernah

SL : Selalu KD : Kadang-kadang SR : Sering TP : Tidak Pernah No. Responden : KUESIONER PENELITIAN KEPATUHAN PENGGUNAAN APD, PENGETAHUAN TENTANG RISIKO PEKERJAAN KONSTRUKSI PEKERJA KONSTRUKSI DAN SIKAP TERHADAP PENGGUNAAN APD DI PROYEK PEMBANGUNAN APARTEMEN U-RESIDENCE

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN ANALISA

BAB IV HASIL DAN ANALISA BAB IV HASIL DAN ANALISA 4.1. Penerapan Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Di Proyek Penerapan Program K3 di proyek ini di anggap penting karena pada dasarnya keselamatan dan kesehatan kerja

Lebih terperinci

Created by: Esa Rahmanda H Click to edit Master title style

Created by: Esa Rahmanda H Click to edit Master title style MEMPELAJARI SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA PT. INDOLAKTO JAKARTA Created by: Esa Rahmanda H 32410439 Click to edit Master title style Latar Belakang Kebutuhan Manusia Meningkat Perusahaan

Lebih terperinci

ANALISIS RESIKO KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA INSTALASI LAUNDRY

ANALISIS RESIKO KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA INSTALASI LAUNDRY ANALISIS RESIKO KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA INSTALASI LAUNDRY Pengendalian Bahaya berguna agar terjadinya incident, accident penyakit akibat hubungan kerja ditempat kerja berkurang atau tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyebabkan traumatic injury. Secara keilmuan, keselamatan dan

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyebabkan traumatic injury. Secara keilmuan, keselamatan dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan dan keselamatan kerja adalah upaya pencegahan dari kecelakaan dan melindungi pekerja dari mesin dan peralatan kerja yang akan dapat menyebabkan traumatic

Lebih terperinci

Koordinator:Dr. Ardiyan Harimawan

Koordinator:Dr. Ardiyan Harimawan Kuliah Awal Semester Lab Instruksional Teknik Kimia Keselamatan Kerja, Kesehatan & Perlindungan Lingkungan (K3L) Lab Koordinator:Dr. Ardiyan Harimawan Sadari! Area Labtek X (termasuk Lab Pilot & Bengkel2

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Kesadaran Menurut Hasibuan (2012:193), kesadaran adalah sikap seseorang yang secara sukarela menaati semua peraturan dan sadar akan tugas dan tanggung jawabnya. Menurut

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Keselamatan dan Kesehatan Kerja 1. Pengertian Keselamatan dan Kesehatan Kerja Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah sistem yang berhubungan semua unsur yang berada dalam

Lebih terperinci

PEMELIHARAAN SDM. Program keselamatan, kesehatan kerja Hubungan industrial Organisasi serikat pekerja

PEMELIHARAAN SDM. Program keselamatan, kesehatan kerja Hubungan industrial Organisasi serikat pekerja PEMELIHARAAN SDM Fungsi Pemeliharaan (maintenance) berkaitan dengan upaya mempertahankan kemauan dan kemampuan kerja karyawan melalui penerapan beberapa program yang dapat meningkatkan loyalitas dan kebanggaan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Undang-undang Nomor. 1 Tahun 1970 tentang. Keselamatan Kerja pasal 1 ayat (1), yang dimaksud tempat kerja adalah

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Undang-undang Nomor. 1 Tahun 1970 tentang. Keselamatan Kerja pasal 1 ayat (1), yang dimaksud tempat kerja adalah BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Tempat Kerja Menurut Undang-undang Nomor. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja pasal 1 ayat (1), yang dimaksud tempat kerja adalah tiap ruangan atau lapangan,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Umum Evaluasi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti penilaian atau memberi penilaian. Pengertian evaluasi berdasarkan Ensiklopedi Nasional Indonesia adalah

Lebih terperinci

TIN211 - Keselamatan dan Kesehatan Kerja Industri Materi #9 Ganjil 2016/2017. TIN211 - Keselamatan dan Kesehatan Kerja Industri

TIN211 - Keselamatan dan Kesehatan Kerja Industri Materi #9 Ganjil 2016/2017. TIN211 - Keselamatan dan Kesehatan Kerja Industri Materi #9 Terminologi (1/4) 2 Tingkat Bahaya (Danger) Aman / Selamat (Safety) Risiko (Risk) Potensi Bahaya (Hazard) Zero Accident Tindakan Tidak Aman Kecelakaan (Accident) Insiden (Incident) 6623 - Taufiqur

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. faktor yaitu, unsafe action dan unsafe condition. OHSAS menyebutkan risiko

BAB 1 : PENDAHULUAN. faktor yaitu, unsafe action dan unsafe condition. OHSAS menyebutkan risiko BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap tempat kerja memiliki risiko terjadinya kecelakaan. Besarnya risiko yang terjadi tergantung pada jenis industri, teknologi yang digunakan serta pengendalian

Lebih terperinci

Terminologi. #7 - Pengelolaan Untuk Zero Accident TIN211 - K3I Taufiqur Rachman 1. Aman / Selamat (Safety) Resiko (Risk) Tingkat.

Terminologi. #7 - Pengelolaan Untuk Zero Accident TIN211 - K3I Taufiqur Rachman 1. Aman / Selamat (Safety) Resiko (Risk) Tingkat. Pengelolaan Untuk Zero Accident 6623 Taufiqur Rachman 2013 Terminologi Tingkat Bahaya (Danger) Aman / Selamat (Safety) Resiko (Risk) Potensi Bahaya (Hazard) Zero Accident Tindakan Tidak Aman Kecelakaan

Lebih terperinci

SOP KEAMANAN, KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA

SOP KEAMANAN, KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA SOP KEAMANAN, KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA TUJUAN Memelihara lingkungan kerja yang sehat. Mencegah, dan mengobati kecelakaan yang disebabkan akibat pekerjaan sewaktu bekerja. Mencegah dan mengobati

Lebih terperinci

URGENSI DAN PRINSIP K3 PERTEMUAN #2 TKT TAUFIQUR RACHMAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA INDUSTRI

URGENSI DAN PRINSIP K3 PERTEMUAN #2 TKT TAUFIQUR RACHMAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA INDUSTRI URGENSI DAN PRINSIP K3 PERTEMUAN #2 TKT302 KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA INDUSTRI 6623 TAUFIQUR RACHMAN PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS ESA UNGGUL KEMAMPUAN AKHIR YANG DIHARAPKAN

Lebih terperinci

Perjalanan Menuju ZERO Accident. Dasar RISK ASSESSMENT

Perjalanan Menuju ZERO Accident. Dasar RISK ASSESSMENT Perjalanan Menuju ZERO Accident Dasar RISK ASSESSMENT Tujuan pembelajaran Risk Assessment Mampu mengidentifikasi sumber potensi bahaya (Hazard) pada umumnya yang berhubungan dengan proses kerja dan equipment

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. karakteristik yaitu bersifat unik, membutuhkan sumber daya (manpower,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. karakteristik yaitu bersifat unik, membutuhkan sumber daya (manpower, BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Proyek Konstruksi Menurut Ervianto (2004), suatu proyek konstruksi merupakan suatu rangkaian kegiatan yang hanya satu kali dilaksanakan dan umumnya berjangka waktu pendek. Selain

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Zaman berkembang semakin pesat seiring dengan kemajuan di sektor

BAB I PENDAHULUAN. Zaman berkembang semakin pesat seiring dengan kemajuan di sektor BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Zaman berkembang semakin pesat seiring dengan kemajuan di sektor industri. Demikian juga kemajuan industri di Indonesia. Setiap industri banyak melakukan perubahan

Lebih terperinci

1 Universitas Esa Unggul

1 Universitas Esa Unggul BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Penggunaan teknologi maju sangat diperlukan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia secara luas, namun tanpa disertai dengan pengendalian yang tepat akan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu dari sekian banyak bidang usaha yang tergolong sangat

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu dari sekian banyak bidang usaha yang tergolong sangat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berdasarkan Undang-undang No. 18 tahun 1999, Bidang jasa konstruksi merupakan salah satu dari sekian banyak bidang usaha yang tergolong sangat rentan terhadap kecelakaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA Menurut ILO/WHO (1998) Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah suatu promosi, perlindungan dan peningkatan derajat kesehatan yang setinggi-tingginya

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. yang memiliki peran penting dalam kegiatan perusahaan. dari potensi bahaya yang dihadapinya (Shiddiq, dkk, 2013).

PENDAHULUAN. yang memiliki peran penting dalam kegiatan perusahaan. dari potensi bahaya yang dihadapinya (Shiddiq, dkk, 2013). PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan suatu upaya perlindungan kerja agar tenaga kerja selalu dalam keadaan selamat dan sehat selama melakukan pekerjaan ditempat

Lebih terperinci

Kompetensi Dasar 2 : Keadaan darurat. Presented by : Anita Iskhayati, S. Kom NIP

Kompetensi Dasar 2 : Keadaan darurat. Presented by : Anita Iskhayati, S. Kom NIP Kompetensi Dasar 2 : Keadaan darurat Presented by : Anita Iskhayati, S. Kom NIP. 198311292010012034 DEFINISI FAKTOR PENYEBAB UPAYA PENCEGAHAN TRAINING KLH JAMSOSTEK EVALUASI Presented by : Anita Iskhayati,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang aman, andal dan ekonomis, maka diperlukan beberapa komponen penyusun

BAB I PENDAHULUAN. yang aman, andal dan ekonomis, maka diperlukan beberapa komponen penyusun BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem kelistrikan merupakan salah satu aspek penting untuk menggerakkan roda perindustrian. Listrik sudah menjadi sarana pendukung yang vital dan tidak terpisahkan

Lebih terperinci

BUKU PEDOMAN KESELAMATAN KERJA PRAKTEK MAHASISWA

BUKU PEDOMAN KESELAMATAN KERJA PRAKTEK MAHASISWA BUKU PEDOMAN KESELAMATAN KERJA PRAKTEK MAHASISWA PROGRAM STUDI DIPLOMA III AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2016 KATA PENGANTAR Sesuai dengan Undang-Undang No. 1 tahun

Lebih terperinci

Tujuan Pembelajaran Taufiqur Rachman 1

Tujuan Pembelajaran Taufiqur Rachman 1 Urgensi dan Prinsip K3 6623 Taufiqur Rachman 2013 Referensi: Rudi Suardi. 2005. Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Edisi I. PPM. Jakarta (Halaman 1 24) Tujuan Pembelajaran Pengantar Keselamatan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Pengertian K3 Keselamatan Kesehatan Kerja (K3) adalah keselamatan yang bertalian dengan mesin, pesawat, alat kerja, bahan dan proses pengolahannya, landasan tempat kerja dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maka tidak dapat dipungkiri lagi bahwa arus globalisasi tersebut membawa

BAB I PENDAHULUAN. maka tidak dapat dipungkiri lagi bahwa arus globalisasi tersebut membawa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di era globalisasi ini dunia industri berkembang dan tumbuh secara cepat, maka tidak dapat dipungkiri lagi bahwa arus globalisasi tersebut membawa pengaruh yang besar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kecelakaan disebabkan oleh perbuatan yang tidak selamat (unsafe act), dan hanya

BAB I PENDAHULUAN. kecelakaan disebabkan oleh perbuatan yang tidak selamat (unsafe act), dan hanya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam rangka melaksanakan pembangunan masyarakat dan menyumbang pemasukan bagi negara peranan Sektor Pertambangan Minyak dan Gas Bumi diharapkan masih tetap memberikan

Lebih terperinci

TIN211 - Keselamatan dan Kesehatan Kerja Industri. Tujuan Pembelajaran

TIN211 - Keselamatan dan Kesehatan Kerja Industri. Tujuan Pembelajaran 1 Tujuan Pembelajaran 2 Pengantar Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). Pemahaman terhadap urgensi konsep manajemen K3. dari Pemahaman terhadap prinsip manajemen K3. 6623 - Taufiqur Rachman 1 Materi Pembelajaran

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dari masa ke masa. Dengan demikian, setiap tenaga kerja harus dilindungi

BAB 1 PENDAHULUAN. dari masa ke masa. Dengan demikian, setiap tenaga kerja harus dilindungi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tenaga kerja merupakan tulang punggung suksesnya pembangunan bangsa dari masa ke masa. Dengan demikian, setiap tenaga kerja harus dilindungi keselamatan dan kesehatannya

Lebih terperinci

MEMPELAJARI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA PROSES PRODUKSI METAL STAMPING PART

MEMPELAJARI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA PROSES PRODUKSI METAL STAMPING PART MEMPELAJARI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA PROSES PRODUKSI METAL STAMPING PART Disusun oleh: Diki Alnastain 32411082 JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS GUNADARMA BEKASI

Lebih terperinci

EVALUASI JENIS DAN AREA POTENSIL KECELAKAAN KERJA PADA INDUSTRI PABRIK X

EVALUASI JENIS DAN AREA POTENSIL KECELAKAAN KERJA PADA INDUSTRI PABRIK X B-15-1 EVALUASI JENIS DAN AREA POTENSIL KECELAKAAN KERJA PADA INDUSTRI PABRIK X Suharman Hamzah Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin Jl. Perintis Kemerdekaan Km. 10 Makassar, 90245

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesusilaan dan perlakuan yang sesuai harkat dan martabat manusia serta nilainilai

BAB I PENDAHULUAN. kesusilaan dan perlakuan yang sesuai harkat dan martabat manusia serta nilainilai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Undang undang RI No.13 Tahun 2003 tentang ketenagakerjaan pasal 86 menyatakan bahwa setiap pekerja atau buruh mempunyai hak untuk memperoleh perlindungan atas keselamatan

Lebih terperinci

landasan tempat kerja dan lingkungannya

landasan tempat kerja dan lingkungannya Keselamatan yang bertalian dengan mesin, pesawat, alat kerja, bahan dan proses pengolahannya, landasan tempat kerja dan lingkungannya serta cara-cara melakukan pekerjaan 1. Melindungi tenaga kerja atas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kepuasan memiliki bermacam-macam arti, masing-masing bidang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kepuasan memiliki bermacam-macam arti, masing-masing bidang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Kepuasan Kepuasan memiliki bermacam-macam arti, masing-masing bidang pengetahuan memiliki pengertian yang berlainan tentang kepuasan, adapun berbagai macam pengertian

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Keselamatan Kerja Menurut modul dasar-dasar K3 tahun 2005, Keselamatan kerja adalah suatu ilmu dan teknologi yang terdiri dari metode-metode yang diterapkan dengan tujuan mencapai

Lebih terperinci

PROSEDUR JOB SAFETY ANALYSIS

PROSEDUR JOB SAFETY ANALYSIS PT. ADIWARNA ANUGERAH ABADI PROSEDUR JOB SAFETY ANALYSIS Dibuat Diperiksa Disetujui SHE Officer MANAJEMEN RESPRESENTATIF Direktur JOB SAFETY ANALYSIS Halaman : 2 of 8 Riwayat Perubahan NO NOMOR TANGGAL

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. TM PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur Area Madiun telah diperoleh

BAB V PEMBAHASAN. TM PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur Area Madiun telah diperoleh BAB V PEMBAHASAN A. Identifikasi Potensi Bahaya Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh penulis di PDKB TM PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur Area Madiun telah diperoleh gambaran mengenai

Lebih terperinci

Jurusan Teknik Industri Itenas No.03 Vol.02 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Juli 2014

Jurusan Teknik Industri Itenas No.03 Vol.02 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Juli 2014 Reka Integra ISSN: 2338-5081 Jurusan Teknik Industri Itenas No.03 Vol.02 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Juli 2014 Usulan Sistem Manajemen Keselamatan Kesehatan Kerja Berdasarkan Hasil Analisis

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Tempat kerja Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 50 Tahun 2012 tentang Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja tempat kerja

Lebih terperinci

#10 MANAJEMEN RISIKO K3

#10 MANAJEMEN RISIKO K3 #10 MANAJEMEN RISIKO K3 Risiko adalah sesuatu yang berpeluang untuk terjadinya kematian, kerusakan, atau sakit yang dihasilkan karena bahaya. Selain itu Risiko adalah kondisi dimana terdapat kemungkinan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. konstruksi juga memiliki karakteristik yang bersifat unik, membutuhkan sumber

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. konstruksi juga memiliki karakteristik yang bersifat unik, membutuhkan sumber BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Proyek Konstruksi Suatu proyek konstruksi merupakan suatu rangkian yang hanya satu kali dilaksanakan dan umumnya berjangka waktu pendek. Selain itu, proyek konstruksi juga memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi ini, pandangan terhadap posisi sumber daya manusia di perusahaan atau organisasi sudah mulai mengalami perubahan. Tanggapan bahwa sumber daya

Lebih terperinci

: Kementerian Ketenagakerjaan R.I. : Kasubdit PN Kesehatan Kerja Alamat Kantor : Jl. Gatot Subroto Kav. 51 Jakarta No. Telpon, Fax : 021.

: Kementerian Ketenagakerjaan R.I. : Kasubdit PN Kesehatan Kerja Alamat Kantor : Jl. Gatot Subroto Kav. 51 Jakarta No. Telpon, Fax : 021. BIODATA N a ma : Dr. Amarudin Instansi : Kementerian Ketenagakerjaan R.I. Jabatan : Kasubdit PN Kesehatan Kerja Alamat Kantor : Jl. Gatot Subroto Kav. 51 Jakarta No. Telpon, Fax : 021. 5255733 Ext. 677,

Lebih terperinci

PT. SAAG Utama PROSEDUR IDENTIFIKASI BAHAYA, PENILAIAN DAN PENGENDALIAN RISIKO No: PK.HSE.01 Berlaku : Revisi : 00 Hal.

PT. SAAG Utama PROSEDUR IDENTIFIKASI BAHAYA, PENILAIAN DAN PENGENDALIAN RISIKO No: PK.HSE.01 Berlaku : Revisi : 00 Hal. No: PK.HSE.01 Berlaku : 01 04 2009 Revisi : 00 Hal. : 1 dari 6 1. TUJUAN Prosedur ini bertujuan untuk mengidentifikasi bahaya, penilaian dan menentukan pengendalian risiko dari seluruh kegiatan rutin dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pemberlakukan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) di tahun 2015

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pemberlakukan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) di tahun 2015 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemberlakukan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) di tahun 2015 menjadikan kawasan regional ASEAN sebagai basis produksi dunia serta menciptakan pasar regional bagi 500

Lebih terperinci

APLIKASI ERGONOMI UNTUK PENGAMAN ALAT KERJA

APLIKASI ERGONOMI UNTUK PENGAMAN ALAT KERJA APLIKASI ERGONOMI UNTUK PENGAMAN ALAT KERJA DASAR HUKUM 1. UU Nomor 1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja Pasal 1 (1a.) : dinyatakan bahwa dengan peraturan perundangan diterapkan syarat-syarat keselamatan

Lebih terperinci

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA Hand-out Industrial Safety Dr.Ir. Harinaldi, M.Eng Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Tempat Kerja Produk/jasa Kualitas tinggi Biaya minimum Safety comes

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan pekerja dari segi keselamatan dan kesehatan kerja. Karena bila ada

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan pekerja dari segi keselamatan dan kesehatan kerja. Karena bila ada BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sumber daya manusia merupakan aset perusahaan yang paling utama. Untuk menghasilkan produk yang berkualitas tinggi perusahaan harus memperhatikan kesejahteraan pekerja

Lebih terperinci

Analisis Penyebab Kecelakaan Kerja Dengan Metode Human Factor Analysis and Classification System di perusahaan Fabrikator Pipa

Analisis Penyebab Kecelakaan Kerja Dengan Metode Human Factor Analysis and Classification System di perusahaan Fabrikator Pipa Proceeding 1 st Conference on Safety Engineering and Its Application ISSN No. 2581 2653 Analisis Penyebab Kecelakaan Kerja Dengan Metode Human Factor Analysis and Classification System di perusahaan Fabrikator

Lebih terperinci

MENERAPKAN PROSEDUR KEAMANAN, KESELAMATAN DAN KESEHATAN DI TEMPAT KERJA

MENERAPKAN PROSEDUR KEAMANAN, KESELAMATAN DAN KESEHATAN DI TEMPAT KERJA MENERAPKAN PROSEDUR KEAMANAN, KESELAMATAN DAN KESEHATAN DI TEMPAT KERJA Oleh : Dr. Azwar Djauhari MSc Disampaikan pada : Kuliah Blok 22 Kesehatan Kerja Tahun Ajaran 2013 / 2014 Fakulyas Kedokteran dan

Lebih terperinci

Soal K3 Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Soal K3 Keselamatan dan Kesehatan Kerja Soal K3 Keselamatan dan Kesehatan Kerja BAGIAN A : beri tanda silang pada lembar jawaban yang tersedia KESELAMATAN KERJA 1. Kecelakaan kerja disebabkan oleh perbuatan tidak aman dan kondisi tidak aman

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. manusia berusaha mengambil manfaat materi yang tersedia. depan dan perubahan dalam arti pembaharuan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. manusia berusaha mengambil manfaat materi yang tersedia. depan dan perubahan dalam arti pembaharuan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Definisi Sumber Daya Manusia Manusia sebagai sumber daya pada mulanya diartikan tenaga kerja manusia ditinjau secara fisiknya saja. Dengan kemampuan fisiknya manusia berusaha

Lebih terperinci

K3 KONSTRUKSI BANGUNAN. Latar Belakang Permasalahan

K3 KONSTRUKSI BANGUNAN. Latar Belakang Permasalahan K3 KONSTRUKSI BANGUNAN Latar Belakang Permasalahan -Kegiatan Konstruksi merupakan unsur penting dalam pembangunan -Kegiatan konstruksi menimbulkan berbagai dampak yang tidak diinginkan antara lain yang

Lebih terperinci

(STUDI KASUS PT. IPMOMI PLTU PAITON)

(STUDI KASUS PT. IPMOMI PLTU PAITON) EVALUASI POTENSI BAHAYA KEBAKARAN dan LEDAKAN PADA TANGKI PENYIMPANAN HIDROGEN MENGGUNAKAN METODE DOW S FIRE & EXPLOSION INDEX (D-F&EI) serta LIKELY LOSS FIRE & EXPLOSION INDEX (LL-F&EI) (STUDI KASUS PT.

Lebih terperinci