KAJIAN TENTANG PELAYANAN TEMPAT PENAMPUNGAN SEMENTARA KECAMATAN KEBOMAS KABUPATEN GRESIK

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KAJIAN TENTANG PELAYANAN TEMPAT PENAMPUNGAN SEMENTARA KECAMATAN KEBOMAS KABUPATEN GRESIK"

Transkripsi

1 TUGAS AKHIR RE KAJIAN TENTANG PELAYANAN TEMPAT PENAMPUNGAN SEMENTARA KECAMATAN KEBOMAS KABUPATEN GRESIK Lalu Tansa Armanda NRP Dosen Pembimbing Prof. Dr. Yulinah Trihadiningrum, MAppSc NIP JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya 2014

2 DUL FINAL PROJECT RE REVIEW ON SOLID WASTE TRANSFER STATION IN KEBOMAS DISTRICT, GRESIK TOWN Lalu Tansa Armanda NRP SUPERVISOR Prof. Dr. Yulinah Trihadiningrum, MAppSc NIP ENVIRONMENTAL ENGINEERING DEPARTMENT Faculty of Civil and Planning Institute of Technology Sepuluh Nopember Surabaya 2014

3

4 Kajian Tentang Pelayanan Tempat Penampungan Sementara Kecamatan Kebomas Kabupaten Gresik Nama : Lalu Tansa Armanda NRP : Jurusan : Teknik Lingkungan Pembimbing : Prof. Dr. Yulinah T., MAppSc. Abstrak Kecamatan Kebomas yang berpenduduk jiwa terletak di Kabupaten Gresik. Pada saat ini kondisi tempat penampungan sementara (TPS) di Kecamatan Kebomas perlu dikaji, karena belum sesuai dengan ketentuan SNI Tujuan penelitian ini adalah mengkaji kondisi TPS berdasarkan SNI , menentukan kebutuhan unit penunjang di TPS hingga tahun 2023, merancang bangunan TPS, dan menentukan kebutuhan kendaraan pengangkut Metoda yang digunakan untuk mengkaji dan merencanakan kebutuhan fasilitas transfer dan pengangkutan adalah dengan memproyeksikan jumlah penduduk dan jumlah timbulan sampah. Selanjutnya kondisi TPS dibandingkan dengan ketentuan SNI Kebutuhan akan kendaraan pengangkut ditetapkan dengan memperhatikan besarnya timbulan sampah. Hasil kajian menunjukkan jumlah TPS yang harus tersedia pada tahun 2013 adalah 26 buah. Pada tahun 2023 dibutuhkan TPS sebanyak 36 buah, seiring dengan pertambahan penduduk. Kontainer yang tersedia pada tahun 2013 hanya berjumlah 24 buah. Jumlah yang seharusnya disediakan 26 buah. Pada tahun 2023 diperlukan 44 buah kontainer. Berdasarkan kapasitas pelayanannya, seluruh TPS di daerah studi pada tahun 2013 hingga 2023 dikategorikan ke dalam TPS tipe I dan II. Dengan rata-rata pengangkutan sebanyak 7 rit per hari, maka fasilitas pengangkutan yang dibutuhkan pada tahun 2013 i

5 ii sebanyak 5 truk arm-roll, sedangkan pada tahun 2023 dibutuhkan 6 truk arm-roll. Kata kunci: fasilitas transfer, fasilitas pengangkutan, TPS

6 Review on Solid Waste Transfer Stations in Kebomas District, Gresik Town Student Name : Lalu Tansa Armanda Student ID : Department : Environmental Engeineering Supervisor : Prof. Dr. Yulinah T., MAppSc. Abstract Kebomas District, of which population is 93,365, is located in Gresik Town. The present condition of the transfer stations (TS) in Kebomas District needs to be reviewed, due to the incompatibility with the national standards SNI The objectives of this research are: (1) to evaluate the solid waste TS condition based on the national standards SNI , (2) to determine the need of supporting facility of the TS in the study area until 2023, (3) to design the TS construction, and (4) determine the need of transport vehicles. The need of transfer and transport facilities until 2023 was determined according to the population growth and the solid waste generation rate. The TS condition was evaluated according to the national standards SNI The results showed that the number of TS, which should have been provided in 2013, was 26 units. Thirty six TS have to be provided in 2023 due to the increasing population. The number of solid waste containers in all TS in 2013 was only 24 units. The sufficient number of container was actually 26 units. Fourty four solid waste containers are to be provided in All TS in 2013 to 2023 are classified into types I and II. With an average solid waste transport efficiency of 7 trips per day, the required number of arm-roll trucks in 2013 was 5 units. Accordingly, 6 arm-roll trucks have to be provided in Keywords: transfer facilities, transfer station condition, transport facilities. iii

7 iv Halaman ini sengaja dikosongkan

8 KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT atas berkat limpahan rahmat dan karunia-nya, penulis dapat menyelesaikan proposal tugas akhir yang berjudul Kajian Tentang Pelayanan Tempat Penampungan Sementara Kecamatan Kebomas Kabupaten Gresik sesuai dengan yang diharapkan. Salawat serta salam senantiasa tercurah pada Nabi Muhammad SAW. Tentunya dalam penyelesaian tugas akhir ini penulis mendapat bimbingan, arahan, koreksi, dan saran. Oleh karena itu, terima kasih penulis sampaikan kepada: 1. Ibu Prof. Dr. Yulinah Trihadiningrum, MappSc., sebagai dosen pembimbing yang telah membimbing penulisan tugas akhir ini. 2. Bapak Welly Herumurti, ST, MSc., dan Ibu Susi A. Wilujeng, ST, MT., sebagai dosen penguji 3. Bapak Alfan Purnomo, ST, MT., sebagai dosen koordinator tugas akhir. 4. Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Gresik yang telah banyak membantu dengan memberikan data dan informasi. 5. Ibu Sity Chony, Pak Roziq, dan Pak Usman yang telah banyak membantu dalam memberikan data. 6. Ayah dan Ibu yang senantiasa memberikan dukungan dan doa tiada henti. 7. Ajeng, Aci, Desty, Aria, Tita, Triyono, dan Siti sebagai teman seperjuangan yang selalu memberi dukungan dan semangat. 8. Teman-teman angkatan 2009 yang tiada henti memberikan motivasi. Semoga bantuan dan dorongan semua pihak senantiasa mendapat balasan dari Allah SWT. v

9 vi Penulis berharap semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi pembaca khususnya di bidang pengelolaan sampah. Surabaya, 17 Juli 2014 Penulis

10 DAFTAR ISI Abstrak... i Abstract... iii KATA PENGANTAR... v DAFTAR ISI... vii DAFTAR GAMBAR... ix DAFTAR TABEL... xi BAB 1 PENDAHULUAN... 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan dan Manfaat Ruang Lingkup... 4 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Pengelolaan Sampah Karakteristik Sampah Tempat Penampungan Sementara Transfer Sampah Tipe Pemindahan Pedoman Transfer yang Berlaku di Indonesia Pengangkutan Sampah Metode Pengangkutan Sampah BAB 3 METODE PENELITIAN Umum Kerangka Penelitian Ide Studi Perumusan Masalah Ruang Lingkup Penelitian Pengumpulan Data vii

11 viii 3.7 Analisis dan Pembahasan Kesimpulan dan Saran BAB 4 GAMBARAN UMUM WILAYAH Gambaran Umum Wilayah Studi Gambaran Pengelolaan Sampah Pengumpulan Sampah Pengangkutan Sampah Kondisi eksisting lahan TPA Ngipik Jenis Kendaraan Pengumpul dan pengangkut Sebaran TPS di Kecamatan Kebomas BAB 5 PEMBAHASAN Proyeksi Jumlah Penduduk Kecamatan Kebomas Estimasi Timbulan dan Persentase Pelayanan Sampah Kecamatan Kebomas Kebutuhan Kontainer di Kecamatan Kebomas Kondisi Eksisting Kontainer di TPS Estimasi Kebutuhan Kontainer di TPS TPS di Kecamatan Kebomas Kondisi Eksissting TPS di Kecamatan Kebomas Fasilitas TPS Berdasarkan SNI Estimasi Kebutuhan TPS di Kecamatan Kebomas Pengangkutan di Kecamatan Kebomas Kebutuhan Kendaraan Pengangkut di Kecamatan Kebomas BAB PENUTUP Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA DAFTAR LAMPIRAN

12 DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Skema Teknik Operasional Pengelolaan Persampahan... 6 Gambar 2.2 Pengangkutan HCS tipe Gambar 2.3 Pengangkutan HCS tipe Gambar 2.4 Pengangkutan tipe SCS Gambar 4.1 Kondisi TPA Ngipik Gambar 4.2 Gerobak motor pengumpul sampah Gambar 4.3 Gerobak pengumpul sampah Gambar 4.4 Mini kontainer (arm-roll) pengangkut sampah Gambar 4.5 Truk pengangkut sampah Gambar 4.6 Sebaran TPS di Kecamatan Kebomas Gambar 5.1 Peta Daerah yang Terlayani Pengangkutan Sampah Gambar 5.2 TPS Pujasera Randuagung Gambar 5.3 TPS Karang kiring Gambar 5.4 TPS RW II Randuagung Gambar 5.5 TPS Pasar Sidomoro Gambar 5.6 TPS Indro Gambar 5.7 TPS Jl. DR Wahidin (Makam) Gambar 5.8 TPS Jalan Tikungan Sumber Gambar 5.9 TPS Segoromadu Gambar 5.10 TPS GKA I Gambar 5.11 TPS Rusunawa Randuagung Gambar 5.12 TPS Jalan Noto Prayotno Gambar 5.13 TPS RW IV Randuagung Gambar 5.14 TPS RSUD Ibnu Sina Gambar 5.15 TPS Kantor Pemkab Gresik Gambar 5.16 TPS Terminal Bunder Gambar 5.17 TPS Alam Bukit Raya ix

13 x Gambar 5.18 TPS GKA II Gambar 5.19 TPS Singosari Jegong Gambar 5.20 TPS Dusun Singorejo Gambar 5.21 TPS Gulomantung Gambar 5.22 TPS Giri Gambar 5.23 TPS Gending Gambar 5.24 TPS Wisma Gambar 5.25 Tampak Atas TPS Tipe Gambar 5.26 Tampak Depan TPS Tipe Gambar 5.27 Tampak Perspektif 3D TPS Tipe Gambar 5.28 Tampak Samping TPS Tipe Gambar 5.29 Tampak Atas TPS Tipe Gambar 5.30 Tampak Depan TPS Tipe Gambar 5.31 Tampak Perspektif 3D TPS Tipe Gambar 5.32 Tampak Samping TPS Tipe Gambar 5.33 Peningkatan pelayanan sampah setiap tahun Gambar 5.34 Grafik Regresi Waktu Tempuh TPS-TPA dengan Jarak Tempuh

14 DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Tipe Pemindahan (Transfer)... 9 Tabel 4.1 Penggunaan Lahan Kecamatan Kebomas Tabel 4.2 Sebaran TPS di Kecamatan Kebomas Tabel 5.1 Jumlah Penduduk Kecamatan Kebomas Tabel 5.2 Proyeksi Penduduk Kecamatan Kebomas Tabel 5.3 Timbulan Sampah Tabel 5.4 Estimasi Laju Timbulan Sampah Kecamatan Kebomas Tabel 5.5 Ketersediaan Kontainer tahun Tabel 5.6 Sebaran TPS dan jumlah penduduk tahun 2012 di Kecamatan Kebomas Tabel 5.7 Fasilitas TPS Pujasera Randuagung Tabel 5.8 Fasilitas TPS Karangkiring Tabel 5.9 Fasilitas TPS RW II Randuagung Tabel 5.10 Fasilitas TPS Pasar Sidomoro Tabel 5.11 Fasilitas TPS Indro Tabel 5.12 Fasilitas TPS Jl. DR Wahidin (Makam) Tabel 5.13 Fasilitas TPS Jl. Tikungan Sumber Tabel 5.14 Fasilitas TPS Segoromadu Tabel 5.15 Fasilitas TPS Perumahan GKA I Tabel 5.16 Fasilitas TPS Rusunawa Randuagung Tabel 5.17 Fasilitas TPS Jalan Noto Prayitno Tabel 5.18 Fasilitas TPS RW IV Randuagung Tabel 5.19 Fasilitas TPS RSUD Ibnu Sina Tabel 5.20 Fasilitas TPS Kantor Pemkab Gresik Tabel 5.21 Fasilitas TPS Terminal Bunder Tabel 5.22 Fasilitas TPS Alam Bukit Raya Tabel 5.23 Fasilitas TPS Perumahan GKA II Tabel 5.24 Fasilitas TPS Singosari Jegong xi

15 xii Tabel 5.25 Fasilitas TPS Singorejo Tabel 5.26 Fasilitas TPS Gulomantung Tabel 5.27 Fasilitas TPS Giri Tabel 5.28 Fasilitas TPS Gending Tabel 5.29 Fasilitas TPS Wisma Tabel 5.30 Gambaran umum fasilitas di TPS Kecamatan Kebomas Tabel 5.31 Estimasi Kebutuhan Kontainer dan TPS di Kecamatan Kebomas tahun Tabel 5.32 Estimasi Kebutuhan Kontainer dan TPS di Kecamatan Kebomas tahun Tabel 5.33 Estimasi Kebutuhan Kontainer dan TPS di Kecamatan Kebomas tahun Tabel 5.34 Estimasi Kebutuhan Kontainer dan TPS di Kecamatan Kebomas tahun Tabel 5.35 Estimasi Kebutuhan Kontainer dan TPS di Kecamatan Kebomas tahun Tabel 5.36 Estimasi Kebutuhan Kontainer dan TPS di Kecamatan Kebomas tahun Tabel 5.37 Estimasi Kebutuhan Kontainer dan TPS di Kecamatan Kebomas tahun Tabel 5.38 Estimasi Kebutuhan Kontainer dan TPS di Kecamatan Kebomas tahun Tabel 5.39 Estimasi Kebutuhan Kontainer dan TPS di Kecamatan Kebomas tahun Tabel 5.40 Estimasi Kebutuhan Kontainer dan TPS di Kecamatan Kebomas tahun Tabel 5.41 Estimasi Kebutuhan Kontainer dan TPS di Kecamatan Kebomas tahun Tabel 5.42 Titik Absis dan Ordinat Regresi

16 Tabel 5.43 Hasil Regresi Tempuh TPS-TPA dengan Jarak Tempuh Seluruh Pengangkutan Tabel 5.44 Nilai h setiap kendaraan pengangkut Tabel 5.45 Efisiensi Pengangkutan Tabel 5.46 Perbandingan Nilai Nd xiii

17 xiv Halaman ini sengaja dikosongkan

18 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peningkatan populasi akan meningkatkan produksi, konsumsi, dan polusi perkotaan yang sering memaksa masyarakat untuk mencari solusi sendiri dari masalah lingkungan (Korucu dan Erdagi, 2012). Oleh karena itu perlu dikaji lebih dalam mengenai pengelolaan sampah perkotaan. Pengelolaan pengangkutan merupakan hal yang paling sulit dan kompleks di lingkungan perkotaan karena timbulan sampah berasal dari setiap rumah, setiap gedung apartemen, dan setiap fasilitas komersial dan industri, serta di jalan-jalan, taman, dan bahkan daerah kosong. Oleh karena itu pola timbulan sampah menjadi lebih luas dan jumlah total sampah semakin meningkat. Pengelola sistem pengumpulan harus mensosialisasikan mengenai pembayaran tagihan untuk layanan pengangkutan karena tingginya biaya bahan bakar dan tenaga kerja. Dari jumlah total uang yang dihabiskan untuk pengelolaan sampah (pengumpulan, pengangkutan, pengolahan, daur ulang, dan pembuangan), sekitar 50 sampai 70 persen dihabiskan pada kegiatan pengumpulan (Tchobanoglous dkk, 2002). Partisipasi masyarakat merupakan langkah penting dan solusi terpadu yang perlu dikembangkan untuk pengelolaan sampah (Papageorgiou dkk, 2009). Salah satu masalah yang dihadapi masyarakat dalam kota besar adalah masalah pengelolaan sampah yang berdampak pada pencemaran lingkungan dan terbatasnya tempat pemrosesan akhir. Kabupaten Gresik merupakan salah satu tempat yang memerlukan penanganan dampak secara serius. Pertambahan jumlah penduduk yang terus meningkat, ternyata berdampak pada meningkatnya volume timbulan sampah. Pemerintah Indonesia pada saat ini sudah membuat peraturan yang mewajibkan hampir 504 daerahnya harus menggunakan lahan TPA dengan metoda Sanitary Landfill (Zurbrügg dkk, 2013). Untuk mencapai target ini, pemerintah 1

19 2 Kabupaten Gresik juga sudah merencanakan TPA dengan metoda Sanitary Landfill. Selain itu, untuk mendukung hal tersebut dan demi pengelolaan sampah menjadi maksimal, upaya pembenahan sistem pengangkutan juga dilakukan. Bupati Gresik melalui Peraturan Daerah Kabupaten Gresik No. 9 Tahun 2010 telah menyatakan bahwa selama ini pengelolaan sampah yang telah dilakukan masih belum sesuai dengan metode dan teknik pengelolaan sampah yang berwawasan lingkungan. Oleh karena itu diperlukan peran serta seluruh elemen baik pemerintah Gresik dan seluruh lapisan masyarakat untuk segera membenahi masalah tersebut. Pengelolaan sampah di Kabupaten Gresik pada saat ini ditangani oleh Badan Lingkungan Hidup (BLH). Kabupaten Gresik merupakan daerah yang berusaha untuk mengembangkan pengelolaan sampah. Sebelumnya tidak ada data yang jelas mengenai jumlah sampah yang terangkut setiap harinya. Pada saat ini Kabupaten Gresik masih belum memiliki pemetaan yang tepat mengenai sistem pengangkutan sampah. Pengangkutan sampah yang harusnya dilaksanakan setiap hari sering kali menjadi tidak maksimal akibat belum adanya pemetaan tentang jalur transportasi pengangkutan. Kecamatan Kebomas, Manyar, dan Gresik merupakan 3 wilayah utama yang dilayani oleh Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kabupaten Gresik. Selain itu, di setiap depo yang melayani pengangkutan, tidak terdapat data rute pelayanan. Rute pengangkutan yang ada saat ini belum bisa berjalan dengan maksimal. Oleh karena itu BLH sangat membutuhkan kajian mengenai pengangkutan dan pelayanan pengelolaan sampah. Kecamatan Kebomas merupakan pintu masuk wilayah Gresik dari Surabaya. Wilayah ini beserta 2 wilayah lainnya, yaitu Kecamatan Gresik dan Kecamatan Manyar, merupakan Kecamatan yang kepadatan penduduknya tinggi. Ketiga kecamatan tersebut merupakan daerah yang paling genting untuk mendapatkan pelayanan pengelolaan sampah dan transportasi pengangkutan sampah.

20 3 Kabupaten Gresik pada saat ini mempunyai jumlah penduduk sebesar jiwa yang tersebar luas di 18 kecamatan (Gresik Dalam Angka, 2012). Berdasarkan data tahun 2013, jumlah sampah yang diangkut menuju TPA sebesar 650 m 3 per hari. Dengan melihat potensi sampah yang begitu besar, sudah selayaknya Kabupaten Gresik mempunyai pelayanan pengelolaan sampah yang baik. Untuk memulai membenahi hal tersebut, kemudian dilakukan kajian mengenai pelayanan tempat penampungan sementara. 1.2 Rumusan Masalah 1. Bagaimana kondisi TPS berdasarkan SNI ? 2. Bagaimana kebutuhan TPS beserta kontainer di seluruh Kelurahan yang ada di Kecamatan Kebomas hingga tahun 2023? 3. Bagaimana bentuk bangunan TPS yang akan digunakan di seluruh Kelurahan yang ada di Kecamatan Kebomas? 4. Berapa kebutuhan kendaraan pengangkut sampah untuk melayani Kecamatan Kebomas? 1.3 Tujuan dan Manfaat Tujuan dari tugas akhir ini adalah: 1. Mengkaji kondisi TPS berdasarkan SNI Menentukan kebutuhan TPS beserta kontainer di seluruh Kelurahan yang ada di Kecamatan Kebomas hingga tahun Merancang bangunan TPS yang akan digunakan di seluruh Kelurahan yang ada di Kecamatan Kebomas. 4. Menentukan kebutuhan kendaraan pengangkut sampah untuk melayani Kecamatan Kebomas.

21 4 Manfaat yang diharapkan dari tugas akhir ini adalah: 1. Menjadi bahan evaluasi kelayakan fasilitas penampungan sementara di Kecamatan Kebomas Kabupaten Gresik. 2. Mengetahui kebutuhan truk pengangkut untuk pengangkutan yang optimal di Kecamatan Kebomas. 3. Menjadi acuan bagi kecamatan lainnya untuk lebih mengembangkan pola pengelolaan sampahnya. 1.4 Ruang Lingkup Ruang lingkup tugas akhir ini diantaranya: 1. Truk pengangkut yang diikuti sebanyak 5 truk arm roll, yang melayani pengangkutan di TPS sekitar Kecamatan Kebomas. Masing-masing truk diikuti hingga 3 kali. 2. Observasi TPS dilakukan di seluruh TPS yang ada di kecamatan Kebomas Kabupaten Gresik. 3. Pengumpulan data dilakukanpada bulan juni hingga bulan juli 2013.

22 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengelolaan Sampah Limbah padat berarti sampah apapun, lumpur dari pabrik pengolahan air limbah, tanaman air pengobatan, atau polusi udara fasilitas pengendalian dan bahan buangan lainnya, termasuk padat, cair, semipadat, atau berisi materi gas yang dihasilkan dari industri, komersial, pertambangan, dan operasi pertanian, dan dari kegiatan masyarakat (Cheremisinoff, 2003). Perencanaan pengelolaan sampah perkotaan belakangan ini menjadi sangat penting akibat semakin berkembangnya teknologi dan prosedur untuk menangani masalah sampah. Teknologi dan prosedur tersebut memang diciptakan untuk memudahkan semua pihak menangani masalah ini. Selain itu, merupakan peran dan tanggung jawab pemerintah untuk mengelola sampah menjadi lebih baik (Tchobanoglous dkk, 2002). Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 81 Tahun 2012, pengelolaan sampah adalah kegiatan sistematis, menyeluruh dan berkesinambungan yang meliputi pengurangan dan penanganan sampah. Teknik operasional pengelolaan sampah terdiri dari kegiatan pewadahan hingga pembuangan akhir. Pengelolaan sampah dilakukan untuk menjaga kelestarian fungsi lingkungan hidup, kesehatan masyarakat, serta menjadikan sampah sebagai sumber daya. Skema teknik operasional pengelolaan persampahan dapat dilihat pada Gambar 2.1 5

23 6 Timbulan Sampah Pemilahan, Pewadahan, dan Pengolahan di Sumber Pengumpulan Pemindahan Pemilahan dan Pengolahan Pengangkutan Pembuangan Akhir Gambar 2.1 Skema Teknik Operasional Pengelolaan Persampahan Sumber : SNI Penanganan dan pelayanan sampah di Indonesia hanya mencapai 40% dari volume sampah yang dihasilkan tiap harinya. Sampah yang dihasilkan tidak dikelola dengan baik, sehingga menyebabkan penumpukan sampah dan menimbulkan masalah lain yang lebih kompleks. Permasalahan ini perlu ditangani dengan serius sesuai dengan menejemen operasional masingmasing daerah (Hartono, 2006).

24 7 Menurut SNI , faktor yang mempengaruhi sistem pengelolaan sampah diantaranya : 1) kepadatan dan penyebaran penduduk; 2) karakteristik fisik dan lingkungan sosial ekonomi; 3) timbulan dan karakteristik sampah; 4) budaya sikap dan perilaku masyarakat; 5) jarak dari sumber sampah ke tempat pembuangan akhir sampah; 6) rencana tata ruang dan pengembangan kota; 7) sarana pengumpulan, pengangkutan, pengolahan dan pembuangan akhir; 8) biaya yang tersedia; 9) peraturan daerah setempat. 2.2 Karakteristik Sampah Limbah padat perkotaan umumnya dikenal sebagai sampah. Terdiri dari barang-barang sehari-hari, seperti kemasan produk, potongan rumput, peralatan rumah tangga, pakaian, botol, sisa makanan, surat kabar, peralatan, cat, baterai, dan konsumen lainnya yang berhubungan dengan bentuk produk. Komposisi Limbah padat perkotaan tergantung pada sejumlah faktor seperti gaya hidup penduduk, biaya hidup minimal, pola konsumen umum, dan tingkat kemajuan teknologi dari negara tertentu. 2.3 Tempat Penampungan Sementara Tempat penampungan sementara merupakan suatu bangunan atau tempat yang digunakan untuk memindahkan sampah dari gerobak tangan (hand cart) ke landasan, kontainer atau langsung ke truk pengangkut sampah. Tempat penampungan sementara ini berupa: a. Transfer station I / transfer depo, biasanya terdiri dari: Bangunan untuk ruangan kantor. Bangunan tempat penampungan/pemuatan sampah. Pelataran parkir. Tempat penyimpanan peralatan. Untuk suatu lokasi transfer depo, atau di Indonesia dikenal sebagai Tempat Penampungan Sementara (TPS) seperti di atas diperlukan areal tanah minimal seluas 200 m2. Bila lokasi ini berfungsi juga sebagai tempat pemrosesan sampah skala kawasan,

25 8 maka dibutuhkan tambahan luas lahan sesuai aktivitas yang akan dijalankan. b. Kontainer besar (steel kontainer) volume 6 10 m3: Diletakkan di pinggir jalan dan tidak mengganggu lalu lintas. Dibutuhkan landasan permanen sekitar m 2 untuk meletakkan kontainer. Di banyak tempat di kota-kota Indonesia, landasan ini tidak disediakan, dan kontainer diletakkan begitu saja di lahan tersedia. Penempatan sarana ini juga bermasalah karena sulit untuk memperoleh lahan, dan belum tentu masyarakat yang tempat tinggalnya dekat dengan sarana ini bersedia menerima. c. Bak komunal yang dibangun permanen dan terletak di pinggir jalan: Hal yang harus diperhatikan adalah waktu pengumpulan dan frekuensi pengumpulan. Sebaiknya waktu pengumpulan sampah adalah saat dimana aktivitas masyarakat tidak begitu padat, misalnya pagi hingga siang hari. Frekuensi pengumpulan sampah menentukan banyaknya sampah yang dapat dikumpulkan dan diangkut perhari. Semakin besar frekuensi pengumpulan sampah, semakin banyak volume sampah yang dikumpulkan per service per kapita. Bila sistem pengumpulan telah memasukkan upaya daur-ulang, maka frekuensi pengumpulan sampah dapat diatur sesuai dengan jenis sampah yang akan dikumpulkan. Dalam hal ini sampah kering dapat dikumpulkan lebih jarang. 2.4 Transfer Sampah Transfer sampah merupakan tahapan untuk memindahkan sampah hasil pengumpulan kedalam alat pengakut untuk dibawa ke tempat pemrosesan akhir. Lokasi pemindahan sampah seharusnya memudahkan bagi sarana pengumpul dan pengangkutan sampah untuk masuk dan keluar dari lokasi pemindahan, dan tidak jauh dari sumber sampah. Pemrosesan sampah dapat dilakukan pada lokasi pemindahan sampah, sehingga sarana tersebut dapat berfungsi sebagai lokasi pemrosesan tingkat kawasan. Pemindahan sampah dilakukan oleh petugas kebersihan, yang dapat dilakukan secara manual atau

26 9 mekanik, atau kombinasi misalnya pengisian kontainer dilakukan secara manual oleh petugas pengumpul, sedangkan pengangkutan kontainer keatas truk dilakukan secara mekanis (load haul) (Damanhuri dan Padmi, 2010) Tipe Pemindahan Menurut SNI , tipe pemindahan (transfer) dibedakan menjadi 3 berdasarkan luas lahan, fungsi dan daerah pemakaian. Uraian tipe pemindahan dapat dilihat pada Tabel 2.1 Tabel 2.1 Tipe Pemindahan (Transfer) No. Uraian TPS Tipe III TPS Tipe II TPS Tipe I 1 Luas Lahan >200 m 2 60 m m m 2 2 Fungsi Tempat pemindahan Tempat pemindahan sampah yang sampah yang dilengkapi dengan landasan kontainer (60 dilengkapi dengan landasan kontainer m 2 ) (60m 2 ) Pengomposan sampah organik Gudang (100 m 2 ) Ruang pemilahan (30 m 2 ) Sumber : SNI Pengomposan sampah organik Gudang (50m 2 ) Ruang pemilahan (10 m 2 ) Tempat pemindahan sampah yang dilengkapi dengan landasan kontainer Gudang Ruang pemilahan

27 Pedoman Transfer yang Berlaku di Indonesia Pedoman transfer yang berlaku di Indonesia berdasarkan Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah adalah sebagai berikut: a. Kriteria titik komunal untuk lokasi pengumpulan (1m 3, 6m 3, 10 m 3 ) - Dikosongkan setiap hari minimal dengan frekuensi 1 kali - Untuk memaksimalkan kebersihan lokasi transfer, perlu ada penjadwalan pengisian dan pengosongan - Mudah dijangkau, tidak menggangu arus lalu lintas, atau kenyamanan pejalan kaki - Terisolasi, tetap bersih - Pembongkaran titik pemindahan sebaiknya memperhatikan kaidah isolasi pencemaran dan diatur jadwalnya yang tidak mengganggu kenyamanan dan kesehatan masyarakat pemakai jalan dan sekitarnya b. Kriteria tipe tempat penampungan sementara (tipe landasan kontainer, tipe transfer depo) - Peralatan berdinding : Ukuran panjang dan lebar dibuat sedemikian rupa sehingga memudahkan keluar masuk dan pemuatan truk. Bila pemuatan tidak langsung dilakukan dari gerobak maka harus tersedia tempat khusus penimbunan sampah sementara. Dinding dibuat cukup tinggi sehingga dapat berfungsi sebagai isolator terhadap daerah sekitarnya. Isolasi bertujuan menghilangkan kesan kotor dari kerja pemindahan. - Kontainer muat-hela :Berupa kontainer yang umumnya bervolume 6-10 m 3. Gerobak langsung menumpahkan muatannya ke dalam kontainer ini. Setelah penuh maka kontainer ini

28 11 akan dibawa ke lokasi pembuangan akhir. Metode ini membutuhkan biaya modal yang cukup besar karena dibutuhkan truk dengan tipe khusus (load hauled truck). 2.5 Pengangkutan Sampah Pengangkutan sampah merupakan subsistem yang bersasaran membawa sampah dari lokasi pemindahan atau sumber sampah secara langsung menuju tempat pemrosesan akhir (TPA). Pengangkutan merupakan komponen penting dan membutuhkan perhitungan yang cukup teliti dengan mengoptimalkan waktu angkut yang diperlukan dalam sistem tersebut. Alat pegangkut sampah juga harus memenuhi syarat seperti: 1) alat pengangkut sampah harus dilengkapi dengan penutup sampah, minimal dengan jaring; 2) tinggi bak maksimum 1,6 m; 3) terdapat alat ungkit; 4) kapasitas disesuaikan dengan kondisi/kelas jalan yang akan dilalui; 5) bak truk/dasar kontainer sebaiknya dilengkapi pengaman air sampah (Damanhuri dan Padmi, 2010). 2.6 Metode Pengangkutan Sampah Menurut Tchobanoglous dkk. (1993), metode pengangkutan sampah terdiri dari 2 macam yaitu : a. Hauled Countainer System (HCS) Hauled Countainer System (HCS) adalah sistem pengumpulan sampah dengan wadah dipindah-pindah dan ikut dibawa ke tempat pembuangan akhir. HCS merupukan sistem wadah angkut untuk metode komersial. Untuk menghitung waktu ritasi dari sumber ke TPS atau ke TPA dapat menggunakan rumus berikut : T HCS = (P HCS +S+ h)... (2.1) Keterangan: T HCS = waktu pengangkutan (jam/rit). P HCS = waktu pengambilan (jam/rit).

29 12 s = waktu di TPA untuk bongkar muat (jam/rit). h = waktu pengangkutan dari TPS ke TPA. T HCS = P HCS + S + a + bx... (2.2) P HCS = pc + uc + dbc... (2.3) P HCS = waktu pengambilan/rit. pc = waktu untuk mengangkut kontainer isi (jam/rit). uc = waktu untuk mengosongkan kontainer. dbc = waktu untuk menempuh jarak dari kontainer ke kontainer lain (jam/rit). Jumlah ritasi per kendaraan per hari untuk sistem HCS dapat dihitung dengan: Nd =...(2.4) Keterangan: Nd = jumlah ritasi/hari (rit/hari). H = waktu kerja (jam/hari). w = off route faktor (waktu hambatan sebagai friksi). t1 = waktu dari pool kendaraan (garasi) ke kontainer 1 pada hari kerja tersebut (jam). t2 = waktu dari kontainer terakhir ke garasi (jam). T HCS = waktu pengambilan/ritasi (jam/rit). Jumlah ritasi/hari dapat dibandingkan dengan perhitungan atas jumlah sampah yang terkumpul/hari. Nd =...(2.5) Keterangan: Vd = jumlah sampah terkumpul (volume/hari). c = ukuran rata-rata kontainer (volume/hari). f = faktor penggunaan kontainer Metode pengangkutan sampah dengan sistem HCS dapat dilihat pada Gambar 2.2.

30 13 Gambar 2.2 Pengangkutan HCS tipe 1 Sumber: (Tchobanoglous dan Kreith, 2002) Wadah yang digunakan untuk penyimpanan limbah yang diangkut ke MRF, stasiun transfer, atau lokasi pembuangan akhir, dikosongkan, dan kembali ke lokasi semula. Sedangkan pengangkutan sampah dengan metode HCS tipe 2 dapat dilihat pada Gambar 2.3.

31 14 Gambar 2.3 Pengangkutan HCS tipe 2 Sumber: (Tchobanoglous dan Kreith, 2002) Wadah yang digunakan untuk penyimpanan limbah yang diangkut ke MRF, stasiun transfer, atau lokasi pembuangan, dikosongkan, dan kembali ke lokasi yang berbeda dalam modus pertukaran. Modus pertukaran bekerja lebih baik ketika menggunakan kontainer dengan ukuran yang sama. Dalam modus pertukaran, pengemudi harus mulai rute pengumpulan dengan wadah kosong pada kendaraan yang akan disimpan di tempat koleksi pertama. b. Stationary Container System (SCS) Stationary Container System (SCS) adalah sistem pengumpulan sampah dengan wadah pengumpulnya tidak berpindah-pindah (tetap). Wadah pengumpulnya dapat berupa wadah yang dapat diangkat atau yang

32 15 tidak dapat diangkat. SCS merupakan sistem wadah tinggal ditunjukkan untuk melayani daerah pemukiman. Proses pengangkutan dengan metode SCS dapat dilihat pada Gambar 2.4. Gambar 2.4 Pengangkutan tipe SCS Sumber: (Tchobanoglous dan Kreith, 2002) Wadah yang digunakan untuk penyimpanan limbah tetap pada titik utama, kecuali ketika mereka pindah ke pinggir jalan atau lokasi lain yang akan dikosongkan. Kendaraan pengumpulan didorong dari lokasi penjemputan ke lokasi penjemputan sampai dimuat sepenuhnya. Untuk stationary kontainer system (dengan mechanical loaded collection vehicles), maka: T SCS = (P SCS + s + a + bx)...(2.6) P SCS = CT (Uc) + (np-1)(dbc)...(2.7) Keterangan: CT = jumlah kontainer yang dikosongkan/rit (kontainer/rit).

33 16 Uc = waktu pengosongan kontainer (jam/rit). np = jumlah lokasi kontainer yang diambil per rit (lokasi/rit). dbc = waktu terbuang untuk bergerak dari satu lokasi ke lokasi kontainer lain (jam/lokasi). Jumlah kontainer yang dapat dikosongkan per ritasi pengumpulan: CT = Keterangan: CT = jumlah kontainer yang dikosongkan/rit (kontainer/rit). V = volume mobil pengumpul (m3/rit). R = rasio kompaksi. c = volume kontainer (m3/kontainer). f = faktor penggunaan kontainer. Jumlah ritasi per hari : Nd =...(2.8) Keterangan : Vd = jumlah sampah yang dikumpulkan/hari (m3/hari) Waktu yang diperlukan per hari: H =...(2.9)

34 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Umum Sebagai acuan untuk melaksanakan sebuah penelitian, perlu dilakukan suatu metode. Metode ini bertujuan agar penelitian dapat berjalan dengan teratur dan sesuai dengan peruntutan. Dari metode penelitian juga dapat dilihat secara jelas mengenai langkah-langkah pelaksanaan penelitian. 3.2 Kerangka Penelitian Kerangka penelitian bertujuan untuk mengetahui arah pelaksanaan penelitian secara fokus terhadap penelitian yang akan dilakukan. Rangkaian kerangka penelitian yang akan dilakukan pada dapat dilihat pada Gambar

35 18 Ide Studi Perumusan Masalah Ruang lingkup Pengumpulan data. B

36 19 B Data Sekunder Data Primer Kondisi TPS Parameter pengangkutan sampah (pc, uc, dbc, h, H, s, t1, t2) Jumlah penduduk Kecamatan Kebomas Jumlah dan sebaran TPS (beserta peta) di Kecamatan Kebomas Jumlah kendaraan pengumpul dan pengangkutan Jenis dan spesifikasi kendaraan pengangkut Jumlah dan volume kontainer Jumlah timbulan sampah per hari Analisis dan Pembahasan : 1. Menghitung proyeksi penduduk hingga tahun Estimasi kebutuhan kontainer dan TPS saat ini dan tahun Merancang bangunan TPS yang akan digunakan. 4. Menentukan kebutuhan kendaraan pengangkut sampah untuk melayani Kecamatan Kebomas. Kesimpulan dan Saran Gambar 3.1 Diagram alir penelitian

37 Ide Studi Ide studi merupakan gagasan utama melaksanakan suatu penelitian. Ide studi pada penelitian ini adalah Kajian Fasilitas Tempat Penampungan Sementara di Kecamatan Kebomas Kabupaten Gresik. 3.4 Perumusan Masalah Permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian ini dideskripsikan secara jelas dan terperinci agar tujuan penelitian bisa didapatkan. Setelah itu baru didapatkan tujuan penelitian. Hal ini berguna untuk menyesuaikan antara rumusan masalah dengan tujuan. Permusan masalah ditulis dalam bentuk pertanyaan agar masalah utamanya diketahui secara langsung dan jelas. 3.5 Ruang Lingkup Penelitian Untuk membatasi penelitian agar tidak melebar, maka diperlukan ruang lingkup. Hal ini guna mencegah penelitian tetap fokus pada tujuan utama. Oleh karena itu ruang lingkup perlu dijelaskan dengan jelas. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Kebomas Kabupaten Gresik 3.6 Pengumpulan Data Sebagai langkah pendukung dan yang utama, pengumpulan data terbagi menjadi 2 yaitu pengumpulan data primer dan sekunder Pengumpulan Data Sekunder Data sekunder didapatkan dari instansi tempat berlangsungnya penelitian. Dalam hal ini penelitian dilakukan di Kabupaten Gresik. Data yang dibutuhkan adalah sebagai berikut: Jumlah penduduk Kecamatan Kebomas Data tersebut digunakan untuk memproyeksi jumlah penduduk hingga tahun 2023

38 21 Jumlah dan sebaran TPS (beserta peta) di Kecamatan Kebomas Data jumlah dan sebaran TPS digunakan untuk mengetahui jumlah TPS yang ada di Kecamatan Kebomas beserta lokasinya. Data tersebut didapatkan dari BLH Kabupaten Gresik. Jumlah kendaraan pengangkut Data jumlah kendaraan pengangkut tersebut diperoleh dari BLH Kabupaten Gresik. Spesifikasi kendaraan pengangkut Data tersebut digunakan untuk mengetahui jenis kendaraan pengangkut yang digunakan beserta umurnya. Karena menurut SNI , jenis truk pengangkut harus memiliki usia maksimal 5-8 tahun. Jumlah dan volume kontainer yang tersedia pada setiap TPS yang berada di Kecamatan Kebomas. Data tersebut digunakan untuk mengestimasikan kebutuhan kontainer yang diperlukan pada setiap TPS. Data tersebut didapatkan dari BLH Kabupaten Gresik Pengumpulan Data Primer Data primer adalah data yang didapatkan dari hasil observasi lapangan secara langsung. Berbagai macam data diperlukan dalam penelitian ini antara lain: Kondisi TPS Kondisi TPS yang akan diamati adalah: 1. Luas lahan TPS 2. Jumlah dan kapasitas kontainer 3. Fasilitas lain yang tersedia (rumah kompos, kantor, alat kebersihan, SDM, dan tempat pemilahan) Luas lahan TPS digunakan untuk menentukan tipe TPS. Luas lahan tersebut diukur dengan menggunakan alat ukur sehingga hasil pengukuran dapat diketahui secara akurat. Jumlah dan kapasitas container didapatkan dengan

39 22 pengamatan secara langsung di TPS. Sedangkan fasilitas yang ada di TPS diperoleh dengan wawancara ke petugas TPS. Parameter pengangkutan Data parameter pengangkutan digunakan untuk mengestimasi optimalisasi pengangkutan di Kecamatan Kebomas. Data tersebut didapatkan dengan mengikuti truk pengangkut yang melayani pengangkutan sampah dari pool ke TPS yang berjumlah 23 buah hingga menuju TPA. Pengambilan data dilakukan sebanyak 3 kali dari seluruh truk yang beroperasi (5 buah). Berikut ini adalah parameter-parameter yang diukur : Waktu yang dibutuhkan truk kosong untuk mengangkut kontainer isi (pc) Waktu yang dibutuhkan untuk mengosongkan kontainer (uc) Waktu yang dibutuhkan untuk menempuh jarak antar TPS (t dbc ) Waktu bongkar muat di TPA (s) Waktu yang dibutuhkan dari TPS menuju TPA (h 1 ) Waktu yang dibutuhkan dari TPA menuju TPS (h 2 ) Waktu yang dibutuhkan dari pool menuju TPS (t 1 ) dan dari TPA menuju pool (t 2 ) 3.7 Analisis dan Pembahasan Setelah semua data primer dan sekunder dikumpulkan, kemudian dilakukan analisis data untuk menentukan kebutuhan TPS, frekuensi pengangkutan, dan memetakan daerah pelayanan TPS beserta jalur transportasi yang efisien. Proyeksi penduduk hingga tahun 2023 Proyeksi penduduk menggunakan metode Aritmatik, Geometrik, dan Least Square. Dari ketiga metode tersebut, dicari nilai r korelasi yang mendekati nilai 1. Apabila salah satu metode tersebut mendekati 1, maka

40 23 metode tersebut yang paling tepat untuk digunakan. Metode aritmatik, Geometri, dan Least Square menggunakan rumus: o Metode Aritmatik Pn = P0 + r x (Tn T0) P n P 0 R T n T 0 o N = Jumlah penduduk tahun ke-n = Jumlah penduduk tahun dasar = Kenaikan rata-rata jumlah penduduk = Tahun ke-n = Tahun dasar = Jumlah data diketahui Metode Geometrik P n = Jumlah penduduk pada tahun yang diproyeksikan P 0 = Jumlah penduduk awal r = Rata-rata pertumbuhan penduduk tiap tahun n = Jangka waktu N = Jumlah data diketahui

41 24 o Metode Least Square Pn = Jumlah penduduk pada tahun yang diproyeksikan a = Konstanta b = Koefisien regresi t = tambahan tahun terhitung dari dasar x = urutan data dari 1 y = Jumlah penduduk Mengkaji kondisi TPS Kondisi TPS dibandingkan SNI tentang pengelolaan sampah permukiman. Estimasi kebutuhan kontainer pada setiap TPS Estimasi kebutuhan kontainer pada setiap TPS dapat dihitung dengan menggunakan rumus: Menghitung efisiensi pengangkutan di Kecamatan Kebomas.

42 25 Untuk menghitung efisiensi pengangkutan, dapat menggunakan rumus-rumus berikut ini: T HCS = (P HCS +S+ h) Keterangan: T HCS = waktu pengangkutan (jam/rit). P HCS = waktu pengambilan (jam/rit). s = waktu di TPA untuk bongkar muat (jam/rit). h = waktu pengangkutan dari TPS ke TPA. T HCS = P HCS + s + h P HCS = pc + uc + dbc Keterangan : P HCS = waktu pengambilan/rit. pc = waktu untuk mengangkut kontainer isi (jam/rit). uc = waktu untuk mengosongkan kontainer. dbc = waktu untuk menempuh jarak dari kontainer ke kontainer lain (jam/rit). Jumlah ritasi per kendaraan per hari untuk sistem HCS dapat dihitung dengan: Nd = Keterangan: Nd = jumlah ritasi/hari (rit/hari). H = waktu kerja (jam/hari). w = off route faktor (waktu hambatan sebagai friksi). t 1 = waktu dari pool kendaraan (garasi) ke kontainer 1 pada hari kerja tersebut (jam). t 2 = waktu dari kontainer terakhir ke garasi (jam). T HCS = waktu pengambilan/ritasi (jam/rit). Jumlah ritasi/hari dapat dibandingkan dengan perhitungan atas jumlah sampah yang terkumpul/hari. Nd =

43 26 Keterangan: Vd = jumlah sampah terkumpul (volume/hari). c = ukuran rata-rata kontainer (volume/hari). f = faktor penggunaan kontainer 3.8 Kesimpulan dan Saran Kesimpulan dan saran nantinya dapat digunakan sebagai acuan untuk menjawab rumusan masalah dan juga apakah penelitian tersebut dapat menjadi solusi dari permasalahan yang ada. Setelah pengolahan data selesai, maka dapat ditarik kesimpulan berupa solusi masalah pengangkutan kepada BLH Kabupaten Gresik yang mengelola persampahan di ketiga kecamatan tersebut. Diharapkan juga kedepannya daerah lain dapat meniru hal yang sama apabila solusi tersebut dijalankan dan berjalan dengan baik.

44 BAB 4 GAMBARAN UMUM WILAYAH 4.1 Gambaran Umum Wilayah Studi Kebomas merupakan salah satu Kecamatan yang berada di wilayah Kabupaten Gresik. Ketinggian rata-rata wilayahnya sebesar 4,5 meter diatas permukaan laut. Batas-batas wilayah Kecamatan Kebomas sebagai berikut: a. Sebelah utara: Kecamatan Gresik Kabupaten Gresik b. Sebelah timur: Selat Madura c. Sebelah selatan: Kecamatan Tandes Kota Surabaya d. Sebelah barat: Kecamatan Cerme Kabupaten Gresik Luas wilayah Kebomas adalah 31,86 Km 2. Kecamatan Kebomas memiliki ketinggian rata-rata 4,5 meter diatas permukaan laut. Data penggunaan lahan di Kecamatan Kebomas dapat dilihat pada Tabel 4.1. Tabel 4.1 Penggunaan Lahan Kecamatan Kebomas No. Penggunaan Lahan Luas (Ha) 1 Tanah Sawah 234,00 2 Pekarangan/Halaman 477,00 3 Tegal/Kebun 782,00 4 Tambak 532,00 5 Hutan Negara - 6 Lainnya 981,00 TOTAL 3.006,00 Sumber: Kebomas Dalam Angka, 2013 Berdasarkan data penggunaan lahan tersebut, Kecamatan Kebomas masih memiliki wilayah yang potensial untuk dijadikan lahan pengelolaah sampah. Penambahan TPS masih bisa dilakukan seiring dengan pertumbuhan penduduk yang terus meningkat. 27

45 Gambaran Pengelolaan Sampah Menurut data BLH Kabupaten Gresik, timbulan sampah per hari Kabupaten Gresik adalah 650 m 3 yang dihasilkan dari berbagai sumber. Keseluruhan sampah tersebut langsung dikelola di TPA. Informasi tentang tingkat pelayanan sampah khususnya TPS belum ada untuk wilayah ini. Kecamatan Kebomas memiliki 21 kelurahan. Namun belum seluruh kelurahan tersebut terdapat TPS. Hanya 12 kelurahan yang memiliki TPS Pengumpulan Sampah Teknik pengumpulan sampah di Kabupaten Gresik dilakukan secara langsung dan tidak langsung. Pengumpulan secara langsung dilakukan oleh masing-masing penghasil sampah ke TPS. Pengumpulan secara langsung ini biasanya dilakukan oleh masyarakat yang tinggal dekat dengan TPS. Sampah yang berasal dari industri juga langsung diangkut ke TPA. Pengumpulan secara tidak langsung dilakukan oleh masingmasing penghasil sampah ke tong sampah komunal atau gerobak sampah yang ada pada titik pengumpulan komunal. Petugas kebersihan mengambil sampah dari tempat pengumpulan komunal dan dibawa ke TPS atau depo transfer untuk selanjutnya dipindahkan ke kontainer/dump truck kemudian diangkut ke TPA. Pengumpulan sampah dari tempat individual dilakukan paling lama dua hari sekali, sedangkan untuk tempat komunal dilakukan setiap hari dalam satu minggu Pengangkutan Sampah Kendaraan yang digunakan untuk pengangkutan sampah ke TPA berupa dump truck dan armroll truck. Kendaraan tersebut digunakan karena memiliki kemampuan membongkar muatan secara hidrolis, lebih efisien dan cepat. Pengangkutan sampah dilakukan dengan Hauled Container System (HCS). Kendaraan pengangkut yang dimiliki oleh Pemerintah Kabupaten Gresik saat ini yaitu 11 unit arm roll truck (2 unit rusak), 1 unit arm roll mini, 1 unit dump truck.

46 4.2.3 Kondisi eksisting lahan TPA Ngipik TPA Ngipik merupakan salah satu TPA yang masih beroperasi di Kabupaten Gresik. TPA Ngipik beroperasi sejak tahun 2002 hingga sekarang. Lokasi TPA Ngipik terletak di pusat kota yaitu di Jl. Prof. Dr. M. Yamin tepat di depan PT Petronika. Lahan TPA ini seluas 6 ha, dengan 4 ha sebagai lahan pembuangan, sedangkan sisanya digunakan sebagai sarana penunjang. Pada saat ini lahan TPA Ngipik sudah penuh. Seharusnya lahan ini sudah ditutup beberapa tahun yang lalu, namun karena tidak tersedia lahan baru maka TPA Ngipik tetap beroperasi hingga saat tugas akhir ini. Hal ini membuat metoda yang diterapkan tidak maksimal. Pada awalnya TPA Ngipik didesain dengan metode sanitary landfill dan berjalanan sesuai dengan waktu perencanaan. Namun karena kurangnya lahan dan tanah penutup maka, lahan yang telah ditutup digunakan sebagai lahan pembuangan lagi. Sehingga pada saat TPA Ngipik berjalan dengan metode controlled landfill. Saat ini, sampah ditumpuk begitu saja tanpa penutup karena tumpukan sampah terlalu tinggi sehingga alat berat tidak bisa beroperasi diatasnya. Namun TPA Ngipik telah dilengkapi dengan instalasi air limbah, pipa gas, saluran drainase, dan sumur pemantau. Disana terdapat juga rumah kompos dan bank sampah. 29

47 30 Gambar 4.1 Kondisi TPA Ngipik Jenis Kendaraan Pengumpul dan pengangkut Untuk melaksanakan proses pengumpulan, digunakan 2 jenis kendaraan yaitu motor tossa dan gerobak. Gerobak yang digunakan berukuran 1 m3 sedangkan untuk motor tossa, kapasitas maksimal sebesar 1,5 m 3. Gerobak motor digunakan untuk keperluan pengumpulan sampah taman dan gerobak digunakan sebagai fasilitas pengumpul sampah domestic. Kendaraan pengumpul sampah pada Kecamatan Kebomas dapat dilihat pada Gambar 4.2 dan Gambar 4.3.

48 31 Gambar 4.2 Gerobak motor pengumpul sampah Gambar 4.3 Gerobak pengumpul sampah Sedangkan untuk proses pengangkutan, digunakan 11 truk arm roll, 2 dump truck (kompaktor), dan 2 mini arm-roll. Kontainer truk arm-roll dan dump truck memiliki kapasitas angkut sebesar 6 m 3. Sedangkan untuk mini arm-roll memiliki kapasitas angkut sebesar 1,5 m 3.

49 32 Untuk melaksanakan proses pengangkutan, digunakan metode HCS tipe 2 yaitu dengan membawa kontainer kosong berukuran 6 m 3 atau 1,5 m 3 dari pool menuju TPS. Kemudian kontainer kosong diturunkan, setelah itu kontainer yang telah terisi di angkut menuju TPA. Kendaraan pengangkut sampah yang dioperasikan oleh BLH Kabupaten Gresik dapat dilihat pada Gambar 4.4 dan Gambar 4.5. Gambar 4.4 Mini kontainer (arm-roll) pengangkut sampah

50 33 Gambar 4.5 Truk pengangkut sampah Sebaran TPS di Kecamatan Kebomas Tempat Penampungan Sementara yang ada di Kecamatan Kebomas berjumlah 23 titik. Gambar sebaran TPS yang ada di Kecamatan Kebomas dapat dilihat pada Tabel 4.2 dan Gambar 4.6 dibawah ini. Tabel 4.2 Sebaran TPS di Kecamatan Kebomas No. Nama TPS No. Nama TPS 1 TPS Kantor Pemkab Gresik 13 TPS Pasar Sidomoro 2 TPS RSUD Ibnu Sina 14 TPS Desa Singosari (jegong) 3 TPS Alam Bukit Raya 15 TPS Indro 4 TPS Perumahan GKA II 16 TPS Karang Kiring 5 TPS Perumahan GKA I 17 TPS Segoromadu 6 TPS Tikungan Sumber 18 TPS Wisma 7 TPS Pujasera Randuagung 19 TPS Gending 8 TPS Randuagung RW II 20 TPS Giri

51 34 Lanjutan Tabel 4.2 Sebaran TPS di Kecamatan Kebomas No. Nama TPS No. Nama TPS 9 TPS Jl. DR Wahidin SH (makam) 21 TPS Gulomantung 10 TPS Randuagung RW IV 22 TPS Terminal Bunder 11 TPS Rusunawa randuagung 23 TPS Singorejo 12 TPS Jl. Noto Prayitno

52 BAB 5 PEMBAHASAN 5.1 Proyeksi Jumlah Penduduk Kecamatan Kebomas Pada proses pengkajian fasilitas tempat penampungan sementara di Kecamatan Kebomas memerlukan data jumlah penduduk setempat. Data tersebut diperlukan untuk mengetahui timbulan sampah yang dihasilkan oleh penduduk Kecamatan Kebomas, data jumlah penduduk Kecamatan Kebomas dapat dilihat pada Tabel 5.1. Tabel 5.1 Jumlah Penduduk Kecamatan Kebomas No. Kelurahan Jumlah Penduduk Kedanyang Prambangan Gulomantung Sukorejo Segoromadu Tenggulunan Karangkiring Indro Singosari Sidomoro Gending Ngargosari Kawisanyar Sidomukti Giri Klangonan Sekarkurung Kembangan Dahanrejo

53 38 Jumlah Penduduk No. Kelurahan Randuagung Kebomas Total Sumber : Gresik Dalam Angka, Data penduduk yang telah diperoleh diproyeksikan hingga 10 tahun kedepan. Dalam menentukan proyeksi penduduk terdapat 3 metode yaitu Metode Aritmatika, Metode Geometri, dan Metode Least Square. Dari ketiga metode tersebut yang paling sesuai dengan laju pertambahan jumlah penduduk Kecamatan Kebomas adalah Metode Least Square, sehingga metode ini yang digunakan untuk memproyeksikan jumlah penduduk di Kecamatan Kebomas. Penentuan metode proyeksi dapat dilihat pada Lampiran 1. Berikut contoh perhitungan dengan Metode Least Square pada Kelurahan Kedanyang: Pn = a + (b.t) Dimana Pn = jumlah penduduk tahun ke-n a = konstanta b = koefisien regresi t = tambahan tahun terhitung dari dasar dengan persamaan a dan b sebagai berikut :

54 39 Perhitungan : 1. Perhitungan nilai a dan b Tahun Jumlah Penduduk X (Y) X.Y X² Y² Total = = Jumlah penduduk pada tahun ke n P 2013 = a + (b.t) = (139 x 7) = jiwa Hasil proyeksi penduduk Kecamatan Kebomas dapat dilihat pada Tabel 5.2.

55 40 Halaman ini sengaja dikosongkan

56 Tabel 5.2 Proyeksi Penduduk Kecamatan Kebomas Jumlah Penduduk Proyeksi Penduduk Proyeksi Penduduk No Kelurahan Kedanyang Prambangan Gulomantung Sukorejo Segoromadu Tenggulunan Karangkiring Indro Singosari Sidomoro Gending Ngargosari Kawisanyar Sidomukti Giri Klangonan Sekarkurung Kembangan Dahanrejo Randuagung Kebomas Total

57 Halaman ini sengaja dikosongkan 42

58 5.2 Estimasi Timbulan dan Persentase Pelayanan Sampah Kecamatan Kebomas Pertumbuhan penduduk yang semakin meningkat akan mempengaruhi tingkat konsumsi penduduk serta aktivitas lain yang berdampak pada meningkatnya timbulan sampah yang dihasilkan oleh penduduk setempat. Oleh karena itu perlu diperhitungkan jumlah timbulan sampah yang dihasilkan oleh Kecamatan Kebomas. Berikut adalah contoh perhitungan jumlah timbulan dan persentase pelayanan sampah berdasarkan jumlah penduduk yang ada di Kecamatan Kebomas : Diketahui : 1. Kecamatan Kebomas merupakan salah satu kecamatan yang terletak di Kabupaten Gresik yang merupakan kota kecil karena jumlah penduduknya kurang dari jiwa. Spesifikasi timbulan sampah berdasarkan SNI untuk kota kecil yaitu 2,5-2,75 l/org/hr atau 0,625-0,70 kg/org/hr. Pada kajian ini, timbulan sampah yang digunakan sebagai dasar perhitungan yaitu 2,5 l/org/hr karena jumlah penduduk Kecamatan Kebomas hanya mencapai jiwa dan sebagian besar wilayahnya masih merupakan daerah pedesaan. 2. Jumlah penduduk per desa di Kecamatan Kebomas, misalnya penduduk Desa Kedanyang pada tahun 2012 adalah jiwa. 3. Pemerintah Kabupaten Gresik menetapkan persentase pelayanan sampah mencapai 80% untuk wilayah kota besar, 60% untuk wilayah desa, dan potensi pengurangan sampah hingga 50% (NSPM,2007). Pada perhitungan ini direncanakan target peningkatan hingga 80% pelayanan sampah dapat dicapai pada tahun

59 44 Perhitungan : 1. Timbulan sampah = Ʃpenduduk Ds. Kendanyang x timbulan sampah kg/org/hr = jiwa x 2,5 l/org/hr = l/org/hr = 18,99 m 3 2. Persentase Pelayanan a. Jumlah timbulan sampah TPS = volume sampah di kontainer (Gulomantung) x kontainer yng tersedia = 2,35 m 3 x 1 = 2,35 m 3 Total timbulan sampah Kecamatan Kebomas tahun 2013 dapat dilihat pada Tabel 5.3 Tabel 5.3 Timbulan Sampah 2013 No Kelurahan Volume sampah di kontainer Kontainer yang tersedia Timbulan Sampah m 3 buah m 3 1 Kedanyang 6, Prambangan 1, Gulomantung 2,35 1 2,35 4 Sukorejo 1, Segoromadu 1,46 1 1,46 6 Tenggulunan 0, Karangkiring 0,94 1 0,94 8 Indro Singosari 8,55 1 8,55 10 Sidomoro 8,85 1 8,85

60 45 No Kelurahan Volume sampah di kontainer Kontainer yang tersedia Timbulan Sampah m 3 buah m 3 11 Gending 3,43 2 6,86 12 Ngargosari 2, Kawisanyar 2, Sidomukti 2, Giri 3,5 1 3,5 16 Klangonan 2, Sekarkurung 2, Kembangan 6, ,05 19 Dahanrejo 4,29 2 8,58 20 Randuagung 12, ,15 21 Kebomas 4, ,85 Total 159,14 b. % pelayanan 2013 = ( timbulan sampah di TPS : timbulan sampah penduduk 1 kecamatan) x 100% = (159,14 : 253,35) x 100% = 62,81% c. Peningkatan % pelayanan yang harus dicapai tahun 2023 diasumsikan sebesar target MDG S 80 % pada tahun 2015: = 80% x timbulan sampah tahun 2023 = 80% x 298 m 3 = 238,31 m 3 = 17,19% = 1,72% per tahun

61 46 d. Berdasarkan asumsi tersebut diatas maka peningkatan % pelayanan setiap tahunnya sebesar: = = 1,72% per tahun e. % pelayanan 2014 = %pelayanan % peningkatan per tahun = 62,81% + 1,72% = 64,53 % Hasil perhitungan timbulan sampah dan tingkat pelayanan berdasarkan perhitungan diatas selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 5.4.

62 No Tabel 5.4 Estimasi Laju Timbulan Sampah Kecamatan Kebomas Tahun Jumlah Penduduk Timbulan sampah penduduk Kec. Kebomas % Pelayanan Sampah Kecamatan Kebomas Timbulan Sampah di TPS Kec. Kebomas Jiwa m 3 m ,35 62,81% 159, ,81 64,53% 166, ,28 66,25% 173, ,74 67,97% 181, ,21 69,69% 189, ,67 71,41% 196, ,14 73,13% 204, ,60 74,84% 213, ,07 76,56% 221, ,53 78,28% 229, ,99 80,00% 238,39 47

63 48 Berdasarkan pengamatan pada Tabel 5.4 jumlah timbulan sampah setiap tahun meningkat seiring dengan pertambahan jumlah penduduk. Seiring dengan peningkatan timbulan sampah yang dihasilkan oleh penduduk, persentase pelayanan sampah akan meningkat 1,72% per tahun. Sehingga pada tahun 2023 target MDG S yang ditetapkan oleh Pemerintah Kabupaten Gresik sebesar 80% tercapai dengan total timbulan sampah sebesar 238,39 m Kebutuhan Kontainer di Kecamatan Kebomas Kontainer merupakan wadah pengumpul sementara di TPS yang akan diangkut ke TPA menggunakan arm roll truck. Sehingga kebutuhan kointainer pada TPS harus diperhitungkan agar tidak terjadi penumpukan sampah Kondisi Eksisting Kontainer di TPS Berdasarkan hasil prngamatan yang telah dilakukan, ketersediaan kontainer di beberapa kelurahan belum memenuhi kebutuhan. Ketersediaan kontainer pada masing-masing kelurahan dapat dilihat pada Tabel 5.4. Tabel 5.5 Ketersediaan Kontainer tahun 2013 No Kelurahan Kontainer yang tersedia 1 Kedanyang 0 2 Prambangan 0 3 Gulomantung 1 4 Sukorejo 0 5 Segoromadu 1 6 Tenggulunan 0 7 Karangkiring 1 8 Indro 1 9 Singosari 1

64 49 No Kelurahan Kontainer yang tersedia 10 Sidomoro 1 11 Gending 2 12 Ngargosari 0 13 Kawisanyar 0 14 Sidomukti 0 15 Giri 1 16 Klangonan 0 17 Sekarkurung 0 18 Kembangan 3 19 Dahanrejo 2 20 Randuagung 7 21 Kebomas 3 Total Estimasi Kebutuhan Kontainer di TPS Kontainer yang tersedia tidak boleh kurang. Jika hal itu terjadi, maka akan terjadi penumpukan sampah pada lokasi TPS. Oleh karena itu kebutuhan kontainer harus diperhitungkan, agar sesuai dengan jumlah timbulan sampah yang ada di TPS. Berikut ini adalah contoh perhitungan kebutuhan kebutuhan kontainer : Diketahui : 1. Alat pengumpul (gerobak sampah bersekat atau sejenisnya) dengan volume 1 m 3 memiliki kapasitas pelayanan 640 jiwa, SNI Kontainer arm roll truck dengan ukuran 6 m 3 memiliki kapasitas pelayanan 3200 jiwa dengan umur teknis 5-8 tahun, SNI Densitas sampah kontainer arm roll truck 297,9 kg/m 3, sunendar, Jumlah penduduk misanya pada Kelurahan Kedanyang tahun 2013 adalah jiwa.

65 50 5. Timbulan sampah Kelurahan Kedanyang tahun 2013 adalah 18,99 m 3 /hr. 6. Ketersediaan kontainer pada tahun 2013 = 0 Perhitungan : a. Kebutuhan kendaraan pengumpul = = = 12 buah b. Volume sampah di kontainer = = = 6,37 m 3 c. Penambahan kontainer = = = 3 d. Jumlah kontainer = Kontainer tersedia + penambahan kontainer = = 3 buah Hasil perhitungan estimasi kebutuhan kontainer selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 5.5.

66 51 Berdasarkan pengamatan pada Tabel 5.5 dapat dilihat, seharusnya total kontainer yang tersedia pada tahun 2013 di Kecamatan Kebomas mencapai 26 buah, namun kontainer yang tersedia hanya 24 buah. Pada tahun 2023 seiring pertambahan jumlah penduduk kebutuhan kontainer juga bertambah dengan total 44 buah. 5.4 TPS di Kecamatan Kebomas Pewadahan sampah di Kecamatan Gresik terdiri atas dua macam yaitu pewadahan sampah individu dan komunal. Pewadahan sampah individu disediakan oleh penghasil sampah, sedangkan pewadahan sampah komunal dan pejalan kaki disediakan oleh pihak pengelola yaitu Badan Lingkungan Hidup Gresik. Pengosongan wadah individu dilakukan paling lama 2 hari sekali, sedangkan untuk wadah komunal dilakukan setiap hari dalam seminggu oleh petugas kebersihan Kondisi Eksissting TPS di Kecamatan Kebomas Pengumpulan sampah di Kecamatan Kebomas dilakukan di TPS yang terletak di beberapa titik. Pada saat ini Kecamatan Kebomas memiliki 23 TPS yang tersebar di 21 desa/kelurahan. Sebaran jumlah TPS di Kecamatan Kebomas dapat dilihat pada Tabel 5.6 dan Gambar 5.1. Tabel 5.6 Sebaran TPS dan jumlah penduduk tahun 2012 di Kecamatan Kebomas No Desa/kelurahan Jumlah Jumlah penduduk TPS Keterangan 1 Kedanyang Prambangan Gulomantung TPS Gulomantung 4 Sukorejo Segoromadu TPS Desa Segoromadu 6 Tenggulunan

67 52 No Desa/kelurahan Jumlah Jumlah penduduk TPS Keterangan 7 Karangkiring TPS Karangkiring 8 Indro TPS Desa Indro 9 Singosari TPS Desa Singosari Jegong 10 Sidomoro TPS Pasar Sidomoro 11 Gending TPS Wisma TPS Gending 12 Ngargosari Kawisanyar Sidomukti Giri TPS Giri 16 Klangonan Sekarkurung Kembangan TPS Alam Bukit Raya 2. TPS RSUD Ibnu Sina 3. TPS Kantor Pemkab Gresik 4. TPS Perum GKA I 5. TPS Perum GKA II 19 Dahanrejo TPS Dusun Singorejo 2. TPS Terminal Bunder 20 Randuagung TPS Randuagung RW II (Makam) 2. TPS Randuagung RW IV 3. TPS Jl. Tikungan sumber 4. TPS Pujasera Randuagung 5. TPS Jl. DR Wahidin Makam (Makam) 21 Kebomas Jl. Rusunawa Wahidin Sudirohusodo Jl Noto Prayitno Jumlah TPS 23 Jumlah Desa Terlayani 12 Sumber : Badan Lingkungan Hidup, 2013.

68

69 55 Pada kajian kondisi TPS di Kecamatan Kebomas pengamatan dilakukan pada semua TPS. Berikut ini kondisi eksisting masing-masing TPS yang ada di Kecamatan Kebomas : 1. TPS Pujasera Randuagung TPS Pujasera Randuagung terletak di Desa Randuagung. TPS tersebut terletak di taman kota. Kondisi TPS tersebut selalu penuh dengan sampah, dan didominasi oleh sampah taman dan kebun. Luas TPS cukup besar namun tidak dilengkapi dengan fasilitas pendukung lainnya seperti komposter ataupun gudang penyimpanan alat-alat. Kondisi TPS Pujasera dapat dilihat pada Gambar 5.2. Gambar 5.2 TPS Pujasera Randuagung TPS Pujasera juga dilengkapi oleh berbagai fasilitas. yang dapat dilhat pada Tabel 5.7. Tabel 5.7 Fasilitas TPS Pujasera Randuagung TPS Pujasera Randuagung No. Fasilitas Kapasitas Jumlah 1 Luas 72 m Kontainer 6 m Gerobak 1 m 3 8

70 56 TPS Pujasera Randuagung No. Fasilitas Kapasitas Jumlah 4 Tempat sampah anorganik 1 m TPS Karangkiring TPS Karangkiring terletak di Desa Karangkiring. TPS tersebut terletak di daerah yang memiliki kepadatan penduduk yang rendah. Kondisi TPS tersebut kurang baik, karena banyak sampah berserakan dan dilakukan pembakaran sampah pada area TPS. TPS tersebut kurang dilengkapi dengan ruang pemilahan khusus dan gudang penyimpanan alat-alat. Sampah di TPS Karangkiring didominasi dengan sampah rumah tangga, kondisi TPS Pujasera dapat dilihat pada Gambar 5.3. Gambar 5.3 TPS Karang kiring TPS Karangkiring juga dilengkapi oleh berbagai fasilitas. yang dapat dilhat pada Tabel 5.8.

71 57 Tabel 5.8 Fasilitas TPS Karangkiring TPS Karangkiring No. Fasilitas Kapasitas Jumlah 1 Luas 41 m Kontainer 6 m Gerobak 1 m TPS RW II Randuagung TPS RW II Randuagung terletak di Desa Randuagung. TPS tersebut terletak di daerah yang memiliki kepadatan penduduk yang tinggi. TPS tersebut tidak dilengkapi dengan ruang pemilahan khusus sehingga petugas pengumpul sering memilah sampah di sekitar TPS. Sampah di TPS RW II Randuagung didominasi dengan sampah rumah tangga, kondisi TPS RW II Randuagung dapat dilihat pada Gambar 5.4. Gambar 5.4 TPS RW II Randuagung TPS RW II Randuagung juga dilengkapi oleh berbagai fasilitas yang dapat dilhat pada Tabel 5.9.

72 58 Tabel 5.9 Fasilitas TPS RW II Randuagung TPS RW II Randuagung No. Fasilitas Kapasitas Jumlah 1 Luas 41 m Kontainer 6 m Gerobak 1 m Tempat sampah anrganik 1 m Komposter 1 m TPS Pasar Sidomoro TPS Pasar Sidomoro terletak di Desa Randuagung. TPS tersebut terletak di daerah yang memiliki kepadatan penduduk yang tinggi. Kondisi TPS tersebut kurang baik karena terletak di pinggir jalan di tengah padatnya aktivitas warga. Ukuran TPS yang sangat kecil hanya mampu ditempati oleh 1 kontainer. Sampah di TPS Pasar Sidomoro didominasi dengan sampah pasar. Kondisi TPS Pasar Sidomoro dapat dilihat pada Gambar 5.5. Gambar 5.5 TPS Pasar Sidomoro

73 59 TPS Pasar Sidomoro juga dilengkapi dengan berbagai fasilitas yang dapat dilhat pada Tabel Tabel 5.10 Fasilitas TPS Pasar Sidomoro TPS RW II Pasar Sidomoro No. Fasilitas Kapasitas Jumlah 1 Luas 20 m Kontainer 6 m Gerobak 1 m TPS Indro TPS Indro terletak di Kelurahan Indro. TPS tersebut terletak di daerah yang memiliki luas wilayah sebesar 1,03 Km 2. Kondisi TPS tersebut kurang baik karena banyaknya sampah yang berserakan diluar TPS. TPS yang cukup luas ini tidak dilengkapi dengan fasilitas pemilahan dan komposter. Sampah di TPS Indro didominasi oleh sampah rumah tangga. Kondisi TPS Indro dapat dilihat pada Gambar 5.6. Gambar 5.6 TPS Indro

74 60 TPS Indro juga dilengkapi dengan berbagai fasilitas yang dapat dilhat pada Tabel Tabel 5.11 Fasilitas TPS Indro TPS Indro No. Fasilitas Kapasitas Jumlah 1 Luas 48 m Kontainer 6 m Gerobak 1 m TPS Jl. DR Wahidin (Makam) TPS Jl. DR Wahidin terletak di Desa Randuagung. TPS tersebut terletak di daerah yang memiliki kepadatan penduduk yang tinggi. Kesadaran warga sekitar yang rendah untuk membuang sampah kedalam container membuat sampah berserakan di TPS. Sampah di Jl. DR Wahidin (makam) didominasi dengan sampah rumah tangga, kondisi TPS Jl. DR Wahidin dapat dilihat pada Gambar 5.7. Gambar 5.7 TPS Jl. DR Wahidin (Makam)

75 61 TPS Jl. DR Wahidin (Makam) juga dilengkapi dengan berbagai fasilitas yang dapat dilhat pada Tabel Tabel 5.12 Fasilitas TPS Jl. DR Wahidin (Makam) TPS Jl. DR Wahidin (Makam) No. Fasilitas Kapasitas Jumlah 1 Luas 49 m Kontainer 6 m Gerobak 1 m Tempat sampah organik 1 m TPS Jalan Tikungan Sumber TPS Jalan Tikungan Sumber terletak di Desa Randuagung. TPS tersebut tidak memiliki tembok pembatas dan terletak di ujung jalan. Selain tidak terdapat tembok pembatas, TPS tersebut tidak dilengkapi dengan fasilitas lainnya. Sampah di Jl. Tikungan Sumber didominasi dengan sampah rumah tangga, kondisi TPS Jl. Tikungan Sumber dapat dilihat pada Gambar 5.8. Gambar 5.8 TPS Jalan Tikungan Sumber

76 62 TPS Jl. Tikungan Sumber juga dilengkapi dengan berbagai fasilitas yang dapat dilhat pada Tabel Tabel 5.13 Fasilitas TPS Jl. Tikungan Sumber TPS Jl. Tikungan Sumber No. Fasilitas Kapasitas Jumlah 1 Luas 25 m Kontainer 6 m Gerobak 1 m TPS Segoromadu TPS Segoromadu terletak di Desa Segoromadu. TPS tersebut tidak dilengkapi dengan fasilitas seperti tempat pemilahan dan komposter. Keterbatasan lahan menjadi penghalang tersedianya fasilitas tersebut. Sampah di Segoromadu didominasi dengan sampah rumah tangga, kondisi TPS Segoromadu dapat dilihat pada Gambar 5.9. Gambar 5.9 TPS Segoromadu TPS Segoromadu juga dilengkapi dengan berbagai fasilitas yang dapat dilhat pada Tabel 5.14.

77 63 Tabel 5.14 Fasilitas TPS Segoromadu TPS Segoromadu No. Fasilitas Kapasitas Jumlah 1 Luas 20 m Kontainer 6 m Gerobak 1 m TPS Perumahan Griya Kembangan Asri (GKA) I TPS Perumahan GKA I terletak di Kawasan Perumahan. TPS GKA I adalah TPS yang memiliki luas yang cukup besar. Namun TPS tersebut tidak dilengkapi dengan fasilitas seperti komposter dan gudang. Kondisi TPS Perumahan GKA I dapat dilihat pada Gambar Gambar 5.10 TPS GKA I TPS GKA I juga dilengkapi dengan berbagai fasilitas yang dapat dilhat pada Tabel 5.15.

78 64 Tabel 5.15 Fasilitas TPS Perumahan GKA I TPS Perumahan GKA I No. Fasilitas Kapasitas Jumlah 1 Luas 56 m Kontainer 6 m Gerobak 1 m TPS Rusunawa Randuagung TPS Rusunawa Randuagung terletak di Desa Randuagung. TPS tersebut terletak di daerah rumah susun yang memiliki kepadatan penduduk yang tinggi. Tidak terdapat fasilitas pemilahan dan gudang. Kondisi TPS Rusunawa Randuagung dapat dilihat pada Gambar Gambar 5.11 TPS Rusunawa Randuagung TPS Rusunawa Randuagung juga dilengkapi dengan berbagai fasilitas yang dapat dilhat pada Tabel 5.17.

79 65 Tabel 5.16 Fasilitas TPS Rusunawa Randuagung TPS Rusunawa Randuagung No. Fasilitas Kapasitas Jumlah 1 Luas 21 m Kontainer 6 m Gerobak 1 m TPS Jalan Noto Prayitno TPS Jalan Noto Prayitno terletak di Kelurahan Kebomas. Kondisi TPS Jalan Noto Prayitno dapat dilihat pada Gambar Gambar 5.12 TPS Jalan Noto Prayotno TPS Jalan Noto Prayitno juga dilengkapi dengan berbagai fasilitas yang dapat dilhat pada Tabel Tabel 5.17 Fasilitas TPS Jalan Noto Prayitno TPS Jalan Noto Prayitno No. Fasilitas Kapasitas Jumlah 1 Luas 68 m 2 1

80 66 TPS Jalan Noto Prayitno No. Fasilitas Kapasitas Jumlah 2 Kontainer 6 m Gerobak 1 m TPS RW IV Randuagung TPS RW IV Randuagung terletak di Desa Randuagung. Sampah di TPS tersebut didominasi dengan sampah rumah tangga, kondisi TPS Segoromadu dapat dilihat pada Gambar Gambar 5.13 TPS RW IV Randuagung TPS RW IV Randuagung juga dilengkapi dengan berbagai fasilitas yang dapat dilhat pada Tabel Tabel 5.18 Fasilitas TPS RW IV Randuagung TPS RW IV Randuagung No. Fasilitas Kapasitas Jumlah 1 Luas 32,19 m Kontainer 6 m 3 1

81 67 TPS RW IV Randuagung No. Fasilitas Kapasitas Jumlah 3 Gerobak 1 m TPS RSUD Ibnu Sina TPS Segoromadu terletak di Kelurahan Kembangan. Sampah di TPS RSUD Ibnu Sina didominasi dengan sampah rumah sakit, kondisi TPS RSUD Ibnu Sina dapat dilihat pada Gambar Gambar 5.14 TPS RSUD Ibnu Sina TPS RSUD Ibnu Sina juga dilengkapi dengan berbagai fasilitas yang dapat dilhat pada Tabel Tabel 5.19 Fasilitas TPS RSUD Ibnu Sina TPS Segoromadu No. Fasilitas Kapasitas Jumlah 1 Luas 23 m Kontainer 6 m Gerobak 1 m 3 4

82 TPS Kantor Pemkab Gresik TPS Kantor Pemkab Gresik terletak di Kelurahan Kembangan. TPS tersebut tidak memiliki fasilitas seperti ruang pemilahan maupun gudang. Luas TPS yang cukup luas sering digunakan sebagai tempat parkir kendaraan. Sampah di TPS tersebut khusus bagi sampah yang ada di kantor Pemkab dan perumahan sekitarnya, kondisi TPS Kantor Pemkab Gresik dapat dilihat pada Gambar Gambar 5.15 TPS Kantor Pemkab Gresik TPS Kantor Pemkab Gresik juga dilengkapi dengan berbagai fasilitas yang dapat dilhat pada Tabel 5.8. Tabel 5.20 Fasilitas TPS Kantor Pemkab Gresik TPS Kantor Pemkab Gresik No. Fasilitas Kapasitas Jumlah 1 Luas 40 m Kontainer 6 m Gerobak 1 m 3 6

83 TPS Terminal Bunder TPS Terminal Bunder terletak di kelurahan Dahanrejo yaitu dalam terminal. TPS tersebut di khususkan untuk sampah yang berada di dalam terminal dan perumahan sekitarnya. Kondisi TPS Terminal Bunder dapat dilihat pada Gambar Gambar 5.16 TPS Terminal Bunder TPS Terminal Bunder juga dilengkapi dengan berbagai fasilitas yang dapat dilhat pada Tabel Tabel 5.21 Fasilitas TPS Terminal Bunder TPS Terminal Bunder No. Fasilitas Kapasitas Jumlah 1 Luas 50 m Kontainer 6 m Gerobak 1 m TPS Perumahan Alam Bukit Raya (ABR) TPS Segoromadu terletak di Desa Segoromadu. TPS tersebut tidak memiliki tembok pembatas sehingga

84 70 ukuran TPS tersebut tidak jelas. Akibat tidak terdapat tembok pembatas, banyak sampah yang berserakan. Kondisi TPS ABR dapat dilihat pada Gambar Gambar 5.17 TPS Alam Bukit Raya TPS Segoromadu juga dilengkapi dengan berbagai fasilitas yang dapat dilhat pada Tabel Tabel 5.22 Fasilitas TPS Alam Bukit Raya TPS Alam Bukit Raya No. Fasilitas Kapasitas Jumlah 1 Luas 80 m Kontainer 6 m Gerobak 1 m TPS Griya Kembangan Asri (GKA) II TPS GKA II terletak di Desa Kembangan. Berada di pinggir jalan dan mudah di akses oleh warga atau kendaraan pengumpul. Kondisi TPS GKA II dapat dilihat pada Gambar 5.18.

85 71 Gambar 5.18 TPS GKA II TPS Perumahan GKA II juga dilengkapi dengan berbagai fasilitas yang dapat dilhat pada Tabel Tabel 5.23 Fasilitas TPS Perumahan GKA II TPS Perumahan GKA II No. Fasilitas Kapasitas Jumlah 1 Luas 46,24 m Kontainer 6 m Gerobak 1 m TPS Singosari Jegong TPS Singosari Jegong terletak di Desa Singosari. Dari hasil pengamatan, tidak terdapat fasilitas selain kontainer. Sampah di Segoromadu didominasi dengan sampah rumah tangga karena terletak di daerah perumahan penduduk. Kondisi TPS Segoromadu dapat dilihat pada Gambar 5.19.

86 72 Gambar 5.19 TPS Singosari Jegong TPS Singosari Jegong juga dilengkapi dengan berbagai fasilitas yang dapat dilhat pada Tabel Tabel 5.24 Fasilitas TPS Singosari Jegong TPS Singosari Jegong No. Fasilitas Kapasitas Jumlah 1 Luas 25 m Kontainer 6 m Gerobak 1 m TPS Dusun Singorejo TPS Dusun Singorejo terletak di Kelurahan Dahanrejo. Sampah di Dusun Singorejo didominasi dengan sampah rumah tangga karena terletak di daerah perumahan. Tidak terdapat fasilitas seperti gudang atau ruang pemilahan. Kondisi TPS Segoromadu dapat dilihat pada Gambar 5.20.

87 73 Gambar 5.20 TPS Dusun Singorejo TPS Dusun Singorejo juga dilengkapi dengan berbagai fasilitas yang dapat dilhat pada Tabel Tabel 5.25 Fasilitas TPS Singorejo TPS Segoromadu No. Fasilitas Kapasitas Jumlah 1 Luas 80 m Kontainer 6 m Gerobak 1 m TPS Gulomantung TPS Gulomantung terletak di Kelurahan Gulomantung yaitu di pinggir jalan. TPS tersebut diperuntukan khusus untuk rusunawa yang terletak di sebalah TPS. Fasilitas yang terdapat di TPS tersebut hanya kontainer dan tidak terdapat ruang pemilahan, gudang, dan tempat samapah anorganik seperti di TPS lain. Kondisi TPS Gulomantung dapat dilihat pada Gambar 5.21.

88 74 Gambar 5.21 TPS Gulomantung TPS Gulomantung juga dilengkapi dengan berbagai fasilitas yang dapat dilhat pada Tabel Tabel 5.26 Fasilitas TPS Gulomantung TPS Gulomantung No. Fasilitas Kapasitas Jumlah 1 Luas 42 m Kontainer 6 m Gerobak 1 m TPS Giri TPS Giri terletak di Kelurahan Giri. Sampah di TPS Giri tersebut untuk perumahan dan sampah yang dihasilkan oleh pengunjung makan Sunan Giri. Tidak terdapat fasilitas seperti gudang atau ruang pemilahan. Hanya terdapat kontainer yang dikelilingi oleh tembok pembatas. TPS tersebut sangat bersih. Kondisi TPS Giri dapat dilihat pada Gambar 5.22.

89 75 Gambar 5.22 TPS Giri TPS Giri juga dilengkapi dengan berbagai fasilitas yang dapat dilhat pada Tabel Tabel 5.27 Fasilitas TPS Giri TPS Giri No. Fasilitas Kapasitas Jumlah 1 Luas 48 m Kontainer 6 m Gerobak 1 m TPS Gending TPS Gending terletak di Kelurahan Gending. Sampah di TPS Giri didominasi dengan sampah rumah tangga karena terletak di daerah perumahan. Tidak terdapat fasilitas seperti gudang atau ruang pemilahan dan hanya terdapat kontainer sampah. Kondisi TPS Gending dapat dilihat pada Gambar 5.23.

90 76 Gambar 5.23 TPS Gending TPS Gending juga dilengkapi dengan berbagai fasilitas yang dapat dilhat pada Tabel Tabel 5.28 Fasilitas TPS Gending TPS Gending No. Fasilitas Kapasitas Jumlah 1 Luas 56 m Kontainer 6 m Gerobak 1 m TPS Wisma TPS Wisma terletak di Kelurahan Gending. Sampah di TPS Wisma didominasi dengan sampah rumah tangga karena terletak di daerah perumahan. Tidak terdapat fasilitas seperti gudang atau ruang pemilahan. Kondisi TPS Wisma dapat dilihat pada Gambar 5.24.

91 77 Gambar 5.24 TPS Wisma TPS Wisma juga dilengkapi dengan berbagai fasilitas yang dapat dilhat pada Tabel Tabel 5.29 Fasilitas TPS Wisma TPS Wisma No. Fasilitas Kapasitas Jumlah 1 Luas 40 m Kontainer 6 m Gerobak 1 m 3 4 Seluruh TPS yang berada di Kecamatan Kebomas sebagian besar memiliki tipe I dengan luas kurang dari 60 m 2. Seluruh TPS tersebut tidak dilengkapi dengan ruang pemilahan, saluran lindi dan gudang penyimpanan alat-alat. Beberapa TPS yang memiliki luas di atas 60 m 2 yang dapat dikategorikan sebagai TPS tipe 2 juga tidak dilengkapi fasilitas seperti ruang pemilahan, saluran lindi, gudang, dan komposter. Fasilitas yang terdapat di seluruh TPS dapat dilihat pada Tabel 5.30.

92 78 Halaman ini sengaja dikosongkan

93 No. TPS Desa / Kelurahan Tabel 5.30 Gambaran umum fasilitas di TPS Kecamatan Kebomas Luas TPS (m 2 ) Jumlah Gerobak Kapasitas Gerobak (m 3 ) Tipe TPS Ruang pemilahan Gudang Saluran Lindi Tempat sampah anorganik Komposter Jumlah kontainer 1 Rusunawa Wahidin Sudirohusodo Kebomas X X X X X 1-2 Jl Noto Prayitno Kebomas X X X X X 1-3 Randuagung RW II (Makam) Randuagung X X X 1-4` Randuagung RW IV Randuagung X X X 1-5 Jl. Tikungan sumber Randuagung X X X X X 1-6 Pujasera Randuagung Randuagung X X X X X 1-7 TPS Jl. DR Wahidin Makam Randuagung X X X X 1-8 Perum GKA I Kembangan X X X X X 1-9 Perum GKA II Kembangan X X X X X 1-10 RSUD Ibnu Sina Kembangan X X X X X 1-11 Kantor Pemkab Kembangan X X X X X 1 - Keterangan 12 Alam Bukit Raya (ABR) Kembangan X X X X X 1 Tanpa tembok 13 Terminal Bunder Dahanrejo X X X X 1 Tanpa tembok 14 Dusun Singorejo Dahanrejo X X X X X 1-15 Gending Gending X X X X X 1-16 Wisma Gending X X X X X 1-17 Segoromadu Segoromadu X X X X X 1-18 Singosari Jegong Singosari X X X X X 1-19 Pasar Sidomoro Sidomoro X X X X X 1-20 Indro Indro X X X X X 1-21 Karang Kiring Karang Kiring X X X X X 1-22 Gulomantung Gulomantung X X X X X 1-23 Giri Giri X X X X X 1 - Jumlah

94 80 Halaman ini sengaja dikosongkan

95 5.4.2 Fasilitas TPS Berdasarkan SNI Jenis TPS yang digunakan di wilayah Kecamatan kebomas terbagi menjadi 2 jenis. TPS tipe 1 adalah TPS yang memiliki luas 60 m 2, terdapat ruang pemilahan dengan luas 4 m 2, dan gudang penyimpanan alat dengan luas 7,5 m 2. Sedangkan TPS tipe 2 adalah TPS yang memiliki luas lahan 200 m 2, terdapat tempat pengomposan berukuran 3,3 m 3 sebanyak 3 buah, ruang pemilahan dengan luas 4 m 2, dan gudang penyimpanan alat dengan ukuran 21,5 m 2. Gambar TPS yang berdasarkan SNI dapat dilihat pada Gambar 5.25 hingga Gambar

96 82 Halaman ini sengaja dikosongkan

97

98

99

100

101

102

103

104

105 Estimasi Kebutuhan TPS di Kecamatan Kebomas Berdasarkan data dari Badan Lingkungan Hidup (2012), jumlah TPS yang ada di Kecamatan Kebomas sebanyak 23, tetapi masih ada beberapa kelurahan yang tidak memiliki TPS. Hal ini menunjukkan bahwa daerah pelayanan sampah di Kecamatan Kebomas belum mencapai 80%, sehingga perlu diestimasikan kebutuhan TPS hingga tahun Pada perencanaan kedepan, penambahan TPS mengacu kepada SNI Sehingga untuk TPS eksisting yang telah beroperasi akan tetap dipertahankan dengan melakukan perawatan.tps eksisting yang telah berdiri sangat susah untuk dikembangkan karena luas lahan yang terbatas. Selain itu, daya dukung masyarakat untuk mengembangkan TPS yang sudah ada masih sangat kurang. Oleh karena itu, pada perencanaan TPS hingga tahun 2023, mengacu kepada SNI Estimasi perhitungan kebutuhan TPS di Kecamatan Kebomas mengacu pada SNI tentang Pengelolaan Sampah di Pemukiman. Berikut ini contoh perhitungannya : Diketahui : 1. Berdasarkan SNI , tipe TPS kapasitas pelayanan dapat dibedakan menjadi 3 yaitu : a. TPS tipe I memiliki kapasitas pelayanan 2500 jiwa. b. TPS tipe II memiliki kapasitas pelayanan jiwa. c. TPS tipe III memiliki kapasitas pelayanan jiwa. 2. Jumlah penduduk misanya pada Kelurahan Kedanyang tahun 2013 adalah jiwa. 3. Timbulan sampah Kelurahan Kedanyang tahun 2013 adalah 18,99 m 3 /hr. 4. Ketersediaan TPS pada tahun 2013 = 0 Perhitungan: a. Kebutuhan TPS =

106 100 = = 3 TPS b. Penambahan TPS = kebutuhan TPS ketersediaan TPS = 3 0 = 3 TPS c. Jumlah TPS = ketersediaan TPS + penambahan TPS = = 3 TPS Hasil perhitungan estimasi kebutuhan TPS selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 5.31

107 101 Tabel 5.31 Estimasi Kebutuhan Kontainer dan TPS di Kecamatan Kebomas tahun No Kelurahan Jumlah Penduduk (1) % Pelayanan Sampah Kecamatan Gresik (2) Timbulan Sampah di TPS Kec. Kebomas (3) Jumlah Penduduk Terlayani (4) Kendaraan pengumpul dibutuhkan (5) Kontainer yang tersedia (6) Penambahan Kontainer (7) Jumlah Kontainer (8) Jumlah TPS eksisting (9) Penambahan TPS (10) Tipe TPS Tambahan (11) Jumlah TPS (12) Jiwa % m 3 Jiwa Buah Buah Buah Buah Buah Buah Buah 1 Kedanyang Prambangan Gulomantung Sukorejo Segoromadu Tenggulunan Karangkiring Indro Singosari Sidomoro Gending ,81% 159, Ngargosari Kawisanyar Sidomukti Giri Klangonan Sekarkurung Kembangan Dahanrejo Randuagung Kebomas Total ,81% 159,

108 102 Tabel 5.32 Estimasi Kebutuhan Kontainer dan TPS di Kecamatan Kebomas tahun No Kelurahan Jumlah Penduduk (1) % Pelayanan Sampah Kecamatan Gresik (2) Timbulan Sampah di TPS Kec. Kebomas (3) Jumlah Penduduk Terlayani (4) Kendaraan pengumpul dibutuhkan (5) Kontainer yang tersedia (6) Penambahan Kontainer (7) Jumlah Kontainer (8) Jumlah TPS eksisting (9) Penambahan TPS (10) Tipe TPS Tambahan (11) Jumlah TPS (12) Jiwa % m 3 Jiwa Buah Buah Buah Buah Buah Buah Buah 1 Kedanyang Prambangan Gulomantung Sukorejo Segoromadu Tenggulunan Karangkiring Indro Singosari Sidomoro Gending ,53% 166, Ngargosari Kawisanyar Sidomukti Giri Klangonan Sekarkurung Kembangan Dahanrejo Randuagung Kebomas Total ,53% 166,

109 103 Tabel 5.33 Estimasi Kebutuhan Kontainer dan TPS di Kecamatan Kebomas tahun No Kelurahan Jumlah Penduduk (1) % Pelayanan Sampah Kecamatan Gresik (2) Timbulan Sampah di TPS Kec. Kebomas (3) Jumlah Penduduk Terlayani (4) Kendaraan pengumpul dibutuhkan (5) Kontainer yang tersedia (6) Penambahan Kontainer (7) Jumlah Kontainer (8) Jumlah TPS eksisting (9) Penambahan TPS (10) Tipe TPS Tambahan (11) Jumlah TPS (12) Jiwa % m 3 Jiwa Buah Buah Buah Buah Buah Buah Tipe Buah 1 Kedanyang Prambangan Gulomantung Sukorejo Segoromadu Tenggulunan Karangkiring Indro Singosari Sidomoro Gending ,25% 173, Ngargosari Kawisanyar Sidomukti Giri Klangonan Sekarkurung Kembangan Dahanrejo Randuagung Kebomas Total ,25% 173,

110 104 Tabel 5.34 Estimasi Kebutuhan Kontainer dan TPS di Kecamatan Kebomas tahun No Kelurahan Jumlah Penduduk (1) % Pelayanan Sampah Kecamatan Gresik (2) Timbulan Sampah di TPS Kec. Kebomas (3) Jumlah Penduduk Terlayani (4) Kendaraan pengumpul dibutuhkan (5) Kontainer yang tersedia (6) Penambahan Kontainer (7) Jumlah Kontainer (8) Jumlah TPS eksisting (9) Penambahan TPS (10) Tipe TPS Tambahan (11) Jumlah TPS (12) Jiwa % m 3 Jiwa Buah Buah Buah Buah Buah Buah Buah 1 Kedanyang Prambangan Gulomantung Sukorejo Segoromadu Tenggulunan Karangkiring Indro Singosari Sidomoro Gending ,97% 181, Ngargosari Kawisanyar Sidomukti Giri Klangonan Sekarkurung Kembangan Dahanrejo Randuagung Kebomas Total ,97% 181,

111 105 Tabel 5.35 Estimasi Kebutuhan Kontainer dan TPS di Kecamatan Kebomas tahun No Kelurahan Jumlah Penduduk (1) % Pelayanan Sampah Kecamatan Gresik (2) Timbulan Sampah di TPS Kec. Kebomas (3) Jumlah Penduduk Terlayani (4) Kendaraan pengumpul dibutuhkan (5) Kontainer yang tersedia (6) Penambahan Kontainer (7) Jumlah Kontainer (8) Jumlah TPS eksisting (9) Penambahan TPS (10) Tipe TPS Tambahan (11) Jumlah TPS (12) Jiwa % m 3 Jiwa Buah Buah Buah Buah Buah Buah Buah 1 Kedanyang Prambangan Gulomantung Sukorejo Segoromadu Tenggulunan Karangkiring Indro Singosari Sidomoro Gending ,69% 189, Ngargosari Kawisanyar Sidomukti Giri Klangonan Sekarkurung Kembangan Dahanrejo Randuagung Kebomas Total ,69% 189,

112 106 Tabel 5.36 Estimasi Kebutuhan Kontainer dan TPS di Kecamatan Kebomas tahun No Kelurahan Jumlah Penduduk (1) % Pelayanan Sampah Kecamatan Gresik (2) Timbulan Sampah di TPS Kec. Kebomas (3) Jumlah Penduduk Terlayani (4) Kendaraan pengumpul dibutuhkan (5) Kontainer yang tersedia (6) Penambahan Kontainer (7) Jumlah Kontainer (8) Jumlah TPS eksisting (9) Penambahan TPS (10) Tipe TPS Tambahan (11) Jumlah TPS (12) Jiwa % m 3 Jiwa Buah Buah Buah Buah Buah Buah Buah 1 Kedanyang Prambangan Gulomantung Sukorejo Segoromadu Tenggulunan Karangkiring Indro Singosari Sidomoro Gending ,41% 196, Ngargosari Kawisanyar Sidomukti Giri Klangonan Sekarkurung Kembangan Dahanrejo Randuagung Kebomas Total

113 107 Tabel 5.37 Estimasi Kebutuhan Kontainer dan TPS di Kecamatan Kebomas tahun No Kelurahan Jumlah Penduduk (1) % Pelayanan Sampah Kecamatan Gresik (2) Timbulan Sampah di TPS Kec. Kebomas (3) Jumlah Penduduk Terlayani (4) Kendaraan pengumpul dibutuhkan (5) Kontainer yang tersedia (6) Penambahan Kontainer (7) Jumlah Kontainer (8) Jumlah TPS eksisting (9) Penambahan TPS (10) Tipe TPS Tambahan (11) Jumlah TPS (12) Jiwa % m 3 Jiwa Buah Buah Buah Buah Buah Buah Buah 1 Kedanyang Prambangan Gulomantung Sukorejo Segoromadu Tenggulunan Karangkiring Indro Singosari Sidomoro Gending ,13% 204, Ngargosari Kawisanyar Sidomukti Giri Klangonan Sekarkurung Kembangan Dahanrejo Randuagung Kebomas Total ,13% 204,

114 108 Tabel 5.38 Estimasi Kebutuhan Kontainer dan TPS di Kecamatan Kebomas tahun No Kelurahan Jumlah Penduduk (1) % Pelayanan Sampah Kecamatan Gresik (2) Timbulan Sampah di TPS Kec. Kebomas (3) Jumlah Penduduk Terlayani (4) Kendaraan pengumpul dibutuhkan (5) Kontainer yang tersedia (6) Penambahan Kontainer (7) Jumlah Kontainer (8) Jumlah TPS eksisting (9) Penambahan TPS (10) Tipe TPS Tambahan (11) Jumlah TPS (12) Jiwa % m 3 Jiwa Buah Buah Buah Buah Buah Buah Buah 1 Kedanyang Prambangan Gulomantung Sukorejo Segoromadu Tenggulunan Karangkiring Indro Singosari Sidomoro Gending ,84% 213, Ngargosari Kawisanyar Sidomukti Giri Klangonan Sekarkurung Kembangan Dahanrejo Randuagung Kebomas Total ,84% 213,

115 109 Tabel 5.39 Estimasi Kebutuhan Kontainer dan TPS di Kecamatan Kebomas tahun No Kelurahan Jumlah Penduduk (1) % Pelayanan Sampah Kecamatan Gresik (2) Timbulan Sampah di TPS Kec. Kebomas (3) Jumlah Penduduk Terlayani (4) Kendaraan pengumpul dibutuhkan (5) Kontainer yang tersedia (6) Penambahan Kontainer (7) Jumlah Kontainer (8) Jumlah TPS eksisting (9) Penambahan TPS (10) Tipe TPS Tambahan (11) Jumlah TPS (12) Jiwa % m 3 Jiwa Buah Buah Buah Buah Buah Buah Buah 1 Kedanyang Prambangan Gulomantung Sukorejo Segoromadu Tenggulunan Karangkiring Indro Singosari Sidomoro Gending ,56% 221, Ngargosari Kawisanyar Sidomukti Giri Klangonan Sekarkurung Kembangan Dahanrejo Randuagung Kebomas Total ,56% 221,

116 110 Tabel 5.40 Estimasi Kebutuhan Kontainer dan TPS di Kecamatan Kebomas tahun No Kelurahan Jumlah Penduduk (1) % Pelayanan Sampah Kecamatan Gresik (2) Timbulan Sampah di TPS Kec. Kebomas (3) Jumlah Penduduk Terlayani (4) Kendaraan pengumpul dibutuhkan (5) Kontainer yang tersedia (6) Penambahan Kontainer (7) Jumlah Kontainer (8) Jumlah TPS eksisting (9) Penambahan TPS (10) Tipe TPS Tambahan (11) Jumlah TPS (12) Jiwa % m 3 Jiwa Buah Buah Buah Buah Buah Buah Buah 1 Kedanyang Prambangan Gulomantung Sukorejo Segoromadu Tenggulunan Karangkiring Indro Singosari Sidomoro Gending ,28% 229, Ngargosari Kawisanyar Sidomukti Giri Klangonan Sekarkurung Kembangan Dahanrejo Randuagung Kebomas Total ,28% 229,

117 111 Tabel 5.41 Estimasi Kebutuhan Kontainer dan TPS di Kecamatan Kebomas tahun No Kelurahan Jumlah Penduduk (1) % Pelayanan Sampah Kecamatan Gresik (2) Timbulan Sampah di TPS Kec. Kebomas (3) Jumlah Penduduk Terlayani (4) Kendaraan pengumpul dibutuhkan (5) Kontainer yang tersedia (6) Penambahan Kontainer (7) Jumlah Kontainer (8) Jumlah TPS eksisting (9) Penambahan TPS (10) Tipe TPS Tambahan (11) Jumlah TPS (12) Jiwa % m 3 Jiwa Buah Buah Buah Buah Buah Buah Buah 1 Kedanyang Prambangan Gulomantung Sukorejo Segoromadu Tenggulunan Karangkiring Indro Singosari Sidomoro Gending ,00% 238, Ngargosari Kawisanyar Sidomukti Giri Klangonan Sekarkurung Kembangan Dahanrejo Randuagung Kebomas Total % 238,

118 112 Halaman ini sengaja dikosongkan

119 113 Berdasarkan data di BLH Kabupaten Gresik, pelayanan fasilitas persampahan masih 62,8 %. Target pelayanan persampahan di Kecamatan Kebomas pada tahun 2023 mencapai 80 %. Berdasarkan pengamatan pada Tabel dapat dilihat, seharusnya total TPS yang tersedia pada tahun 2013 di Kecamatan Kebomas mencapai 24 buah. Untuk mencapai tingkat pelayanan sampah hingga 80% maka pada tahun 2023 seiring pertambahan jumlah penduduk kebutuhan TPS juga bertambah dengan total 36 TPS. Berdasarkan kapasitas pelayanannya, seluruh TPS yang terdapat di Kemacatan Kebomas pada tahun 2013 hingga 2023 diklasifikasikan kedalam TPS tipe I dan tipe II. Untuk wilayah Tenggulungan dari tahun 2013 hingga 2023 tidak ada penambahan TPS atau kontainer. Hal ini dikarenakan jumlah penduduk yang terlalu kecil untuk membangun sebuah TPS. Oleh karena itu, pelayanan pengumpulan sampah di Kelurahan Tenggulungan digabung dengan Kelurahan Karangkiring yang letaknya bersebelahan. Peningkatan pelayanan setiap tahun dipetakan dalam Gambar 5.33

120 114 Halaman ini sengaja dikosongkan

121

122 Pengangkutan di Kecamatan Kebomas Sistem pengangkutan yang diterapkan pada Kecamatan Kebomas adalah Hauled Container System (HCS) tipe 2. Pada pelaksanaan sistem ini, truk dengan kontainer kosong diletakkan pada TPS kemudian truk mengangkut kontainer pada TPS yang telah penuh dengan sampah. Setelah itu truk menuju TPA untuk mengosongkan isi truk, kemudian kontainer kosong tersebut diletakkan pada TPS lain. Waktu operasional pengangkutan pada Kecamatan Kebomas adalah 6 jam. Dalam pelaksanaannya setiap truk pengangkut terdiri dari 1 supir dan 1 asisten. Supir bertanggung jawab untuk mengemudikan dan mengoperasionalkan truk pengangkut, membawa container yang telah terisi penuh menuju TPA, dan mengosongkan kontainer di TPA. Sedangkan asisten bertanggung jawab untuk membantu supir menurunkan dan menaikkan kontainer. Kajian efisiensi pengangkutan dilakukan untuk mengetahui pelaksanaan sistem pengangkutan yang diterapkan oleh Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Gresik pada Kecamatan Kebomas telah efisien atau tidak. Efisiensi pengangkutan dapat diketahui dengan melakukan pengamatan selama 3 hari pada setiap kendaraan pengangkut yang melayani Kecamatan Kebomas, kemudian dari hasil pengamatan tersebut dilakukan perhitungan efisiensi pengangkutan. Berikut ini contoh perhitungan dari data yang telah didapatkan selama 3 hari pengamatan. Nomor polisi : W 8194 AP Tahun Kendaraan : 2008 Jenis truk : Truk Arm Roll

123 118 Data yang didapat selama pengamatan: Pc : 1 menit 55 detik = 0,032 jam Uc : 1 menit 52 detik = 0,031 jam h : 19 menit 5 detik = 0,318 jam s : 8 menit 6 detik = 0,135 jam t1 : 8 menit 6 detik = 0,135 jam t2 : 1 menit 26 detik = 0,024 jam H : 480 menit = 8 jam w : 80 menit 2 detik = 1,334 jam Perhitungan : 1. langkah pertama yang harus dilakukan adalah meregresi waktu tempuh dari TPS ke TPA. Hasil regresi pengangkutan dengan truk W 8194 AP dapat dilihat pada Gambar Sedangkan hasil regresi pada pengangkutan selengkapnya dapat dilihat pada Tabel Gambar 5.34 Grafik Regresi Waktu Tempuh TPS-TPA dengan Jarak Tempuh

124 119 No. Tabel 5.42 Titik Absis dan Ordinat Regresi TPS jarak total (km) waktu total (jam) 1 Randuagung RW IV 8,470 0,381 2 Randuagung RW II (Makam) 6,550 0,354 3 Rusunawa Wahidin Sudirohusodo 6,070 0,340 4 Jl. Proklamasi 5,510 0,310 5 Jl Noto Prayitno 4,310 0,203 Tabel 5.43 Hasil Regresi Tempuh TPS-TPA dengan Jarak Tempuh Seluruh Pengangkutan No Kendaraan R2 Persamaan Regresi 1 W 8194 AP 0,792 y = 0,0401x + 0, W 8050 AP 0,926 y = 0,0276x + 0, W 9997 AP 0,902 y = 0,0347x + 0, W 8193 AP 0,871 y = 0,0183x + 0, W 8045 AP 0,664 y = 0,0329x + 0,1877 Setelah didapatkan nilai y, selanjutnya dapat diketahui nilai h dengan menggunakan persamaan

125 120 Tabel 5.44 Nilai h setiap kendaraan pengangkut No Kendaraan a b x (km) h (jam/trip) 1 W 8194 AP 0,0699 0,0401 6,18 0,32 2 W 8050 AP 0,1723 0, ,64 0,47 3 W 9997 AP 0,1499 0, ,20 0,64 4 W 8193 AP 0,3743 0, ,32 0,58 5 W 8045 AP 0,1877 0, ,01 0,55 Rata-rata 0,51 2. Selanjutnya dilakukan perhitungan sebagai berikut : P = Pc + Uc = 0,0318 jam + 0,031 jam = 0,063 jam W = w/h = 1,334/8 = 0,133 jam T HCS = P + h + s = 0,062 jam + 0,318 jam + 0,135 jam = 0,515 jam Nd = = = 9 trip/hari Perhitungan efisiensi pengangkutan selengkapnya dapat dilihat pada Tabel Sedangkan perbandingan nilai Nd pada hasil perhitungan dan real rata-rata dapat dilihat pada Tabel 5.46.

126 121 No No. Kendaraan Tabel 5.45 Efisiensi Pengangkutan Pc Uc h s t1 t2 H w W P T HCS Nd (jam) (jam) (jam) (jam) (jam) (jam) (jam) (jam) (jam) (jam) (jam/trip) (trip/hr) 1 W 8194 AP 0,032 0,031 0,318 0,135 0,135 0, ,067 0,133 0,062 0, W 8050 AP 0,026 0,030 0,466 0,237 0,159 0, ,943 0,118 0,056 0, W 9997 AP 0,029 0,028 0,643 0,126 0,168 0, ,733 0,092 0,057 0, W 8193 AP 0,018 0,021 0,582 0,125 0,220 0, ,619 0,077 0,039 0, W 8045 AP 0,021 0,032 0,550 0,085 0,129 0, ,246 0,281 0,053 0,688 5 Tabel 5.46 Perbandingan Nilai Nd Nd (trip) No. Tahun Kendaraan perakitan Hasil Pengamatan Perhitungan lapangan W 8194 AP W 8050 AP W 9997 AP W 8193 AP W 8045 AP Rata-rata 7 7

127 Pada Tabel 5.46 rata-rata pengangkutan satu buah truk kontainer sebanyak 7 rit/hari. Jumlah tersebut dicapai dengan jam kerja selama 6 jam. Pada tahun 2013 jumlah rit satu buah truk sudah optimal, hal ini karena dapat dilihat terdapat perbedaan pada jumlah trip berdasarkan perhitungan dan hasil pengamatan. Namun pada tahun 2023, Berdasarkan hasil perhitungan dapat disimpulkan bahwa efisiensi pengangkutan pada Kecamatan Kebomas sudah tercapai. Namun beberapa hambatan selama proses pengangkutan adalah : 1. Sampah yang terdapat di beberapa TPS di Kecamatan Kebomas tidak setiap hari ada, sehingga supir pengangkut berinisiatif untuk mengambil sampah pada TPS tersebut 2 kali sehari. 2. Terdapat satu kendaaran pengangkut yang sedang dalam perbaikan, sehingga kendaraan yang dipakai secara bergantian. Berdasarkan SNI , umur teknis kendaraan pengangkut adalah 5-8 tahun. Tiga buah truk pengangkut yang melayani Kecamatan Kebomas sudah berusia 11 tahun sedangkan 2 buah truk lainnya sudah memasuki umur maksimal yaitu 5 tahun terhitung hingga tahun Oleh karena itu diperlukan peremajaan kendaraan pengangkut secara bertahap. Berdasarkan pengamatan di lapangan, sebagian besar truk pengangkut yang telah melebihi umur teknis pemakaian sering mengalami kerusakan mesin. Sehingga berakibat menurunnya pelayanan pengangkutan di Kecamatan Kebomas. 5.6 Kebutuhan Kendaraan Pengangkut di Kecamatan Kebomas Kendaraan pengangkut yang melayani Kecamatan Kebomas sebanyak 5 buah. Kendaraan tersebut berjenis arm-roll truk dengan rata-rata pengangkutan sebanyak 7 rit/hari. Hal ini terjadi karena jam kerja yang digunakan sebanyak 6 jam. Untuk menentukan jumlah kendaraan pengangkut yang melayani Kecamatan Kebomas, maka ditentukan terlebih dahulu 122

128 123 rata-rata pengangkutan per hari untuk jam kerja selama 6 jam dan kebutuhan kontainer untuk tahun Berdasarkan tabel 5.26 didapatkan kebutuhan kontainer pada tahun 2023 sebanyak 44 buah. Sedangkan rata-rata pengangkutan sebesar 7 rit/hari. Jumlah kendaraan pengangkut dapat ditentukan dengan rumus dibawah ini. Jumlah kendaraan pengangkut = Jumlah kendaraan pengangkut = Jumlah kendaraan pengangkut = 6 buah Jumlah kendaraan pengangkut berupa arm roll truk yang dibutuhkan pada tahun 2023 sebanyak 6 buah. Kebutuhan kendaraan pengangkut bertambah sebanyak 1 buah.

129 124 Halaman ini sengaja dikosongkan

130 125 BAB 6 PENUTUP 6.1 Kesimpulan Kesimpulan dari kajian tentang fasilitas tempat penampungan sementara dan pengangkutan sampah di Kecamatan Kebomas Kabupaten Gresik adalah sebagai berikut: 1. Seluruh TPS yang terdapat di Kecamatan Kebomas tidak memiliki fasilitas ruang pemilahan dan gudang. Terdapat 2 buat TPS yang masih belum memiliki dinding/pagar pembatas. Kondisi ini masih belum sesuai dengan SNI Jumlah kontainer yang seharusnya tersedia pada tahun 2013 di Kecamatan Kebomas mencapai 26 buah hal ini terus meningkat setiap tahun. Pada tahun 2023 kebutuhan kontainer juga bertambah dengan total 44 buah kontainer. 3. Pada tahun 2013 kebutuhan TPS adalah 24 buah. Sedangkan pada tahun 2023 sebanyak 36 buah Berdasarkan kapasitas pelayanannya, seluruh TPS yang terdapat di Kemacatan Kebomas pada tahun 2013 hingga 2023 diklasifikasikan kedalam TPS tipe I dan tipe II. 4. Desain TPS tipe 1 meliputi landasan kontainer, ruang pemilahan, saluran lindi, gudang, dan kamar mandi. Sedangkan desain TPS tipe 2 meliputi landasan kontainer, saluran lindi, gudang, kamar mandi, ruang pemilahan, dan komposter 5. Terdapat 3 buah truk yang sudah melebihi batas umur teknis dan 2 buah truk yang saat ini mencapai umur teknis maksimal. 6. Jumlah rata-rata pengangkutan per hari di kecamatan Kebomas adalah 7 rit/hari. Pada tahun 2023 diperlukan penambahan jumlah kendaraan pengangkut menjadi 6 buah.

131 Saran Saran dari pengangkutan sampah di Kecamatan Kebomas Kabupaten Gresik adalah sebagai berikut: 1. Menambahakan analisis pengangkutan sampah yang menggunakan kontainer mini di Kecamatan Kebomas 2. Membandingkan pengangkutan dengan sistem HCS dan SCS yang ada di Kecamatan Kebomas.

132 LAMPIRAN 1 PROYEKSI PENDUDUK Penentuan proyeksi penduduk Kecamatan Kebomas pada kajian tentang fasilitas tempat penampungan sementara dan pengangkutan sampah di Kecamatan Kebomas Kabupaten Gresik diprediksi dengan 3 metode, yaitu Metode Aritmatika, Metode Geomatrik, dan Metode Least Square. 1. Metode Aritmatika Perhitungan proyeksi penduduk dengan metode aritmatika dihitung dengan rumus berikut : Dimana : P n = jumlah penduduk tahun ke-n P 0 = jumlah penduduk tahun dasar r = kenaikan rata-rata jumlah penduduk T n = tahun ke-n T 0 = tahun dasar N = jumlah data diketahui Berikut ini contoh hasil perhitungan proyeksi penduduk dengan metode aritmatika di Kelurahan Kedanyang: Tabel 1.1 Proyeksi Penduduk Kelurahan Kedanyang dengan Metode Aritmatika Tahun Proyeksi Penduduk Jumlah r Jumlah Penduduk Tahun Penduduk , , ,

133 Tahun Jumlah Penduduk r Proyeksi Penduduk Jumlah Tahun Penduduk , , , Total 1.263,33 2. Metode Geomatrik Perhitungan proyeksi penduduk dengan Metode Geomatrik dihitung dengan rumus berikut : Dimana : P n = jumlah penduduk tahun ke-n P 0 = jumlah penduduk tahun dasar r = kenaikan rata-rata jumlah penduduk T n = tahun ke-n T 0 = tahun dasar N = jumlah data diketahui Berikut ini contoh hasil perhitungan proyeksi penduduk dengan Metode Geomatrik di Kelurahan Kedanyang: Tabel 1.2 Perhitungan Nilai r Tahun Jumlah Penduduk r , , , , , ,01731

134 Tahun Jumlah Penduduk r , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,04459 Total 0,1842 0, , , , ,15553 Total 0,1801 0,1526 0,1526 0,1526 0,1526 Total 0,1766 0, , ,15012 Total 0,1737 0, ,14799 Total 0,1711 0,14612 Total 0,1689 Tabel 1.3 Proyeksi Penduduk Kelurahan Kedanyang dengan Metode Geometri Tahun Jumlah Penduduk Tahun Proyeksi Penduduk r Jumlah Penduduk , , , , , ,

135 3. Metode Least Square Perhitungan proyeksi penduduk dengan Metode Least Square dihitung dengan rumus berikut : Pn = a + (b.t) Dimana Pn = jumlah penduduk tahun ke-n a = konstanta b = koefisien regresi t = tambahan tahun terhitung dari dasar dengan persamaan a dan b sebagai berikut : Tabel 1.4 Perhitungan Nilai a dan b Tahun Jumlah Penduduk X (Y) X.Y X² Y² Total = = 139

136 Jumlah penduduk pada tahun ke n No P 2013 = a + (b.t) = (139 x 7) = jiwa Tabel 1.5 Proyeksi Penduduk Kelurahan Kedanyang dengan Metode Least Square Kelurahan Proyeksi Penduduk Kedanyang Kolerasi Nilai r dari 3 Metode Proyeksi Penduduk Berdasarkan perhitungan proyeksi penduduk dengan Metode Aritmatika, Metode Geomatrik, dan Metode Least Square, maka dapat dikolerasikan nilai r dari masingmasing metode. Metode dengan hasil nilai r mendekati 1 adalah metode yang digunakan pada kajian ini. Hasil perhitungan kolerasi ketiga metode dapat dilihat pada Tabel 1.6.

137 Halaman ini sengaja dikosongkan

138 Tabel 1.6 Kolerasi Nilai r dari Metode Aritmatika, Metode Geomatrik, dan Metode Least Square Proyeksi Penduduk Kelurahan Tahun Jumlah Penduduk Tahun Aritmatika Geomatrik Least Square Perhitungan r X Y1 Y2 Y3 (X- Xbar) (Y1- Y1bar) (Y2- Y2bar) (Y3- Y3bar) XY1 XY2 XY3 (X-Xbar) 2 (Y1-Y1bar) 2 (Y2-Y2bar) 2 (Y3- Y3bar) 2 Aritmatika Geometri Least Square Kedanyang , , , Total Prambangan Total akar , , , Total Gulomantung Total akar Ratarata Ratarata Ratarata Total Total akar , , ,

139 Kelurahan Sukorejo Tahun Jumlah Penduduk Tahun Aritmatika Proyeksi Penduduk Geomatrik Least Square X Y1 Y2 Y3 (X-Xbar) (Y1- Y1bar) (Y2- Y2bar) (Y3- Y3bar) Perhitungan XY1 XY2 XY3 (X-Xbar) 2 (Y1-Y1bar) 2 (Y2-Y2bar) 2 (Y3- Y3bar) 2 Aritmatika Geometri Least Square Total Total akar r 0, , , Segoromadu Total Total akar , , , Tenggulunan , , , Ratarata Ratarata Ratarata Total Total akar

140 Kelurahan Tahun Jumlah Penduduk Tahun Aritmatika Proyeksi Penduduk Geomatrik Least Square X Y1 Y2 Y3 (X-Xbar) (Y1- Y1bar) (Y2- Y2bar) (Y3- Y3bar) Perhitungan XY1 XY2 XY3 (X-Xbar) 2 (Y1-Y1bar) 2 (Y2-Y2bar) 2 (Y3- Y3bar) 2 Aritmatika Geometri Least Square r Karangkiring Indro Total Total akar Total Total akar , , , , , , Singosari , , , Ratarata Ratarata Ratarata Total Total akar

141 Kelurahan Tahun Jumlah Penduduk Tahun Aritmatika Proyeksi Penduduk Geomatrik Least Square X Y1 Y2 Y3 (X-Xbar) (Y1- Y1bar) (Y2- Y2bar) (Y3- Y3bar) Perhitungan XY1 XY2 XY3 (X-Xbar) 2 (Y1-Y1bar) 2 (Y2-Y2bar) 2 (Y3- Y3bar) 2 Aritmatika Geometri Least Square r Sidomoro Gending Ngargosari Total Total akar Total Total akar Ratarata Ratarata Ratarata Total Total akar , , , , , , , , ,

142 Kelurahan Tahun Jumlah Penduduk Tahun Aritmatika Proyeksi Penduduk Geomatrik Least Square X Y1 Y2 Y3 (X-Xbar) (Y1- Y1bar) (Y2- Y2bar) (Y3- Y3bar) Perhitungan XY1 XY2 XY3 (X-Xbar) 2 (Y1-Y1bar) 2 (Y2-Y2bar) 2 (Y3- Y3bar) 2 Aritmatika Geometri Least Square r Kawisanyar Sidomukti Giri Total Total akar Total Total akar Ratarata Ratarata Ratarata Total Total akar , , , , , , , , ,

143 Kelurahan Tahun Jumlah Penduduk Tahun Aritmatika Proyeksi Penduduk Geomatrik Least Square X Y1 Y2 Y3 (X-Xbar) (Y1- Y1bar) (Y2- Y2bar) (Y3- Y3bar) Perhitungan XY1 XY2 XY3 (X-Xbar) 2 (Y1-Y1bar) 2 (Y2-Y2bar) 2 (Y3- Y3bar) 2 Aritmatika Geometri Least Square r Klangonan , , , Total Total akar Sekarkurung , , , Ratarata Ratarata Total Total akar

144 Kelurahan Tahun Jumlah Penduduk Tahun Aritmatika Proyeksi Penduduk Geomatrik Least Square X Y1 Y2 Y3 (X-Xbar) (Y1- Y1bar) (Y2- Y2bar) (Y3- Y3bar) Perhitungan XY1 XY2 XY3 (X-Xbar) 2 (Y1-Y1bar) 2 (Y2-Y2bar) 2 (Y3- Y3bar) 2 Aritmatika Geometri Least Square r Kembangan , , , Total Total akar Dahanrejo , , , Ratarata Ratarata Total Total akar

145 Kelurahan Tahun Jumlah Penduduk Tahun Aritmatika Proyeksi Penduduk Geomatrik Least Square X Y1 Y2 Y3 (X-Xbar) (Y1- Y1bar) (Y2- Y2bar) (Y3- Y3bar) Perhitungan XY1 XY2 XY3 (X-Xbar) 2 (Y1-Y1bar) 2 (Y2-Y2bar) 2 (Y3- Y3bar) 2 Aritmatika Geometri Least Square r Randuagung , , , Total Total akar Kebomas , , , Ratarata Ratarata Total Total

146 DAFTAR PUSTAKA Cheremisinoff, P. Nicholas Handbook Of Solid Waste Management and Waste Minimization. USA: Butterworth Heinemann Damanhuri, E. dan T. Padmi Pengelolaan Sampah Edisi Semester I. Jurusan Teknik Lingkungan Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi Bandung. Hartono, E Peningkatan Pelayanan Pengelolaan Sampah di Kota Brebes Melalui Peningkatan Kemampuan Pembiayaan. Semarang: Universitas Diponegoro. Korucu, M., Kemal, dan E. Bora A Criticism of Application With Multi-Criteria Decision Of Analysisis That Are Used For Site Selection For The Disposal. Waste Management 32, Papageorgiou, A., J.R. Barton, dan A. Karagianidis Assessment Of The Greenhouse Effect Impact Of Technologies Used For Energy From Municipal Waste: A Case For England. Journal of Environmental Management 90, Peraturan Daerah Kabupaten Gresik Nomor 9 Tahun Tentang Rincian Tugas, Fungsi, dan Tata Kerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 81 Tahun Tentang Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Rumah Tangga. SNI Tentang Tata Cara Teknik Operasional Pengelolaan Sampah Perkotaan.

147 SNI Tentang Pengelolaan Sampah di Pemukiman. Sunendar, Evaluasi Sistem Operasional Pengangkutan Sampah Kota Jombang. Tchobanoglous, G. dan F. Kreith Handbook of Solid Waste Management Second Edition. New York: McGraw-Hill. Tchobanoglous, G., H. Theisen, dan S.A. Vigil Integrated Solid Waste Management Engineering Principles and Management Issues. New York: McGraw-Hill. Zurbrügg, C., Margareth G., Henki A., Werner B., David K Determinants of Sustainability in Solid Waste Managament The Gianyar Waste Recovery Project in Indonesia. Waste Management 32,

148 BIODATA PENULIS Penulis bernama lengkap Lalu Tansa Armanda lahir di Mataram pada tanggal 5 November Merupakan anak ketiga dari tiga bersaudara. Penulis Menempuh pendidikan formal di TK Negeri Pembina Mataram, SDN 26 Mataram, SMP Negeri 2 Mataram, SMA Negeri 1 Mataram, dan melanjutkan kuliah di Jurusan Teknik Lingkungan FTSP-ITS Surabaya dengan NRP Selama menjadi mahasiswa, aktif berorganisasi di Himpunan Mahasiswa Teknik Lingkungan (HMTL) FTSP ITS. Pada organisasi tersebut pernah tergabung dalam Departemen Hubungan Masyarakat sebagai staff pada tahun Kemudian pada periode tergabung kembali di HMTL sebagai Sekretaris Umum. Tidak hanya aktif berorganisasi, tetapi juga aktif berpartisipasi dalam kegiatan Himpunan Jurusan, BEM Fakultas dan BEM Institut. Latihan Keterampilan Manajemen Mahasiswa yang pernah diikuti penulis diantaranya adalah Pra LKMM TD, LKMM TD, dan LKMM TM. Penulis pernah berpartisipasi menjadi panitia pada acara besar seperti Lomba Inovasi Teknologi Lingkungan pada tahun 2010 hingga 2011, Kampung Binaan pada periode dan , Susur Sungai 2011, GERIGI ITS Selain itu penulis pernah menjadi Wakil Ketua Panitia pada salah satu acara besar di HMTL-ITS yaitu Hari Bumi Penulis pernah melakukan kerja praktik di PT Pertamina RU IV Cilacap pada tahun 2012.

BAGIAN 7 PENGANGKUTAN SAMPAH

BAGIAN 7 PENGANGKUTAN SAMPAH BAGIAN 7 PENGANGKUTAN SAMPAH Bagian ini menjelaskan secara teoritis metode pengangkutan sampah, pola dan operasional pengangkutan sampah, serta perhitungan optimasinya. Dijelaskan pula peralatan serta

Lebih terperinci

Kata Kunci : sampah, angkutan sampah, sistem angkut sampah

Kata Kunci : sampah, angkutan sampah, sistem angkut sampah ABSTRAK Transportasi sampah adalah sub-sistem persampahan yang bersasaran membawa sampah dari lokasi pemindahan atau dari sumber sampah secara langsung menuju Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Pada Kecamatan

Lebih terperinci

Kata kunci : manajemen sampah, sistem pengangkutan, Kecamatan Tabanan dan Kecamtan Kediri, kebutuhan armada pengangkut sampah

Kata kunci : manajemen sampah, sistem pengangkutan, Kecamatan Tabanan dan Kecamtan Kediri, kebutuhan armada pengangkut sampah ABSTRAK Peningkatan jumlah penduduk di Kabupaten Tabanan, khususnya Kecamatan Tabanan dan Kecamatan Kediri, diikuti oleh peningkatan jumlah sampah yang dihasilkan yang menyebabkan penumpukan sampah di

Lebih terperinci

Jurusan Teknik Planologi Fakultas Teknik Universitas Pasundan Bandung 2013 Jl. Dr Setiabudhi No 193 Tlp (022) Bandung

Jurusan Teknik Planologi Fakultas Teknik Universitas Pasundan Bandung 2013 Jl. Dr Setiabudhi No 193 Tlp (022) Bandung Jurusan Teknik Planologi Fakultas Teknik Universitas Pasundan Bandung 2013 Jl. Dr Setiabudhi No 193 Tlp (022) 2006466 Bandung LAMPIRAN A : DESAIN SURVEY Dalam studi ini, pengumpulan data menjadi sangat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Sampah dan Permasalahannya Berbagai aktivitas dilakukan oleh manusia untuk memenuhi kesejahteraan hidupnya dengan memproduksi barang dari sumber daya alam. Disamping

Lebih terperinci

KAJIAN PENGANGKUTAN SAMPAH DI KECAMATAN MATARAM

KAJIAN PENGANGKUTAN SAMPAH DI KECAMATAN MATARAM KAJIAN PENGANGKUTAN SAMPAH DI KECAMATAN MATARAM Astrin Muziarni *) dan Yulinah Trihadiningrum Program Studi Magister Manajemen Teknologi Institut Teknologi Sepuluh Nopember Jl. Cokroaminoto 12A, Surabaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sampah pada dasarnya merupakan suatu bahan yang terbuang atau dibuang dari suatu sumber hasil aktivitas manusia maupun proses-proses alam yang tidak mempunyai nilai

Lebih terperinci

EVALUASI PENGANGKUTAN SAMPAH DAN PENGEMBANGAN SARANA PERSAMPAHAN DI KOTA PALANGKA RAYA

EVALUASI PENGANGKUTAN SAMPAH DAN PENGEMBANGAN SARANA PERSAMPAHAN DI KOTA PALANGKA RAYA EVALUASI PENGANGKUTAN SAMPAH DAN PENGEMBANGAN SARANA PERSAMPAHAN DI KOTA PALANGKA RAYA Kristub Subur, Agustina Wilujeng, Harmin Sulistiyaning Titah Program Studi Magister Teknik Prasarana Lingkungan Pemukiman

Lebih terperinci

PROPOSAL PROYEK AKHIR. Yayuk Tri Wahyuni NRP Dosen Pembimbing Endang Sri Sukaptini, ST. MT

PROPOSAL PROYEK AKHIR. Yayuk Tri Wahyuni NRP Dosen Pembimbing Endang Sri Sukaptini, ST. MT PROPOSAL PROYEK AKHIR STUDI PENGUMPULAN DAN PENGANGKUTAN SAMPAH DI KOTA SANGATTA KABUPATEN KUTAI TIMUR STUDY ON SOLID WASTE COLLECTION AND TRANSPORT IN SANGATTA CITY,EAST KUTAI Yayuk Tri Wahyuni NRP 311

Lebih terperinci

EVALUASI SISTEM PENGANGKUTAN SAMPAH DI KOTA MALANG

EVALUASI SISTEM PENGANGKUTAN SAMPAH DI KOTA MALANG PROGRAM PASCA SARJANA TEKNIK PRASARANA LINGKUNGAN PERMUKIMAN JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER EVALUASI SISTEM PENGANGKUTAN SAMPAH DI KOTA MALANG Disusun Oleh

Lebih terperinci

ANALISIS TRANSPORTASI PENGANGKUTAN SAMPAH DI KOTA MEDAN

ANALISIS TRANSPORTASI PENGANGKUTAN SAMPAH DI KOTA MEDAN ANALISIS TRANSPORTASI PENGANGKUTAN SAMPAH DI KOTA MEDAN (STUDI KASUS : KECAMATAN MEDAN KOTA) William Iskandar Sihombing¹, Yusandy Aswad, ST.MT² ¹Departemen Teknik Sipil,Universitas Sumatera Utara, Jalan

Lebih terperinci

ANALISIS PENGELOLAAN PENGANGKUTAN SAMPAH DI KECAMATAN KLUNGKUNG KABUPATEN KLUNGKUNG

ANALISIS PENGELOLAAN PENGANGKUTAN SAMPAH DI KECAMATAN KLUNGKUNG KABUPATEN KLUNGKUNG Jurnal Ilmiah Elektronik Infrastruktur Teknik Sipil, Volume 2, No. 2, April 2013 ANALISIS PENGELOLAAN PENGANGKUTAN SAMPAH DI KECAMATAN KLUNGKUNG KABUPATEN KLUNGKUNG I Komang Trisna Satria Pramartha 1,

Lebih terperinci

Metoda Pemindahan dan Pengangkutan

Metoda Pemindahan dan Pengangkutan Metoda Pemindahan dan Pengangkutan Sampah terpilah tidak diperkenankan dicampur kembali. Didasarkan jenis sampah terpilah, dilakukan: 1. Pengaturan jadwal pemindahan & pengangkutan, sesuai jenis sampah

Lebih terperinci

ANALISIS KEBUTUHAN TRUK SAMPAH DI KECAMATAN DENPASAR UTARA. Oleh : I Ketut Gd Yoga Satria Wibawa NIM:

ANALISIS KEBUTUHAN TRUK SAMPAH DI KECAMATAN DENPASAR UTARA. Oleh : I Ketut Gd Yoga Satria Wibawa NIM: ANALISIS KEBUTUHAN TRUK SAMPAH DI KECAMATAN DENPASAR UTARA Oleh : I Ketut Gd Yoga Satria Wibawa NIM: 1104105124 JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS UDAYANA 2016 ABSTRAK Pertumbuhan jumlah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. investasi pembangunan. Sampah perkotaan adalah sampah yang timbul di kota.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. investasi pembangunan. Sampah perkotaan adalah sampah yang timbul di kota. BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1. Pengertian Sampah Berdasarkan SNI 19-2454 tahun 2002, sampah adalah limbah yang bersifat padat terdiri dari bahan organik dan bahan anorganik yang dianggap tidak berguna lagi

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Laporan Akhir PENYUSUNAN LAYANAN PERSAMPAHAN KOTA BOGOR

KATA PENGANTAR. Laporan Akhir PENYUSUNAN LAYANAN PERSAMPAHAN KOTA BOGOR KATA PENGANTAR Dokumen Layanan Persampahan Kota Bogor merupakan dokumen yang memuat keadaaan terkini kondisi persampahan Kota Bogor. Penyusunan dokumen ini pada dasarnya ditujukan pada pendayagunaan segenap

Lebih terperinci

PENGELOLAAN PERSAMPAHAN

PENGELOLAAN PERSAMPAHAN PENGELOLAAN PERSAMPAHAN 1. LATAR BELAKANG PENGELOLAAN SAMPAH SNI 19-2454-1991 tentang Tata Cara Pengelolaan Teknik Sampah Perkotaan, mendefinisikan sampah sebagai limbah yang bersifat padat, terdiri atas

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Manfaat Batasan Masalah...

DAFTAR ISI. BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Manfaat Batasan Masalah... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PERNYATAAN... ii HALAMAN PENGESAHAN... iii ABSTRAK... iv UCAPAN TERIMA KASIH... v DAFTAR ISI... vi DAFTAR GAMBAR... ix DAFTAR TABEL... x BAB I PENDAHULUAN...1 1.1

Lebih terperinci

Pengaruh Stasiun Peralihan Antara Terhadap Pengelolaan Sampah Permukiman di Kecamatan Tambaksari, Surabaya

Pengaruh Stasiun Peralihan Antara Terhadap Pengelolaan Sampah Permukiman di Kecamatan Tambaksari, Surabaya Tugas Akhir 091324 Diajukan Oleh: Nurul Setiadewi 3310100017 Dosen Pembimbing: Welly Herumurti, S.T., M.Sc Pengaruh Stasiun Peralihan Antara Terhadap Pengelolaan Sampah Permukiman di Kecamatan Tambaksari,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Sampah Terdapat banyak pengertian mengenai sampah menurut para ahli, antara lain sebagai berikut: 1. Sampah adalah barang yang tidak dipakai lagi lalu dibuang (Badudu

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci :Volume timbulan sampah, kebutuhan armada pengangkut sampah, BOK Kecamatan Negara dan Kecamatan Jembrana,

ABSTRAK. Kata kunci :Volume timbulan sampah, kebutuhan armada pengangkut sampah, BOK Kecamatan Negara dan Kecamatan Jembrana, ABSTRAK Peningkatan jumlah samapah di Kabupaten Jembrana, khususnya Kecamatan Negara dan Kecamatan Jembrana, diikuti oleh peningkatan jumlah penduduk dan menyebabkan penumpukan sampah dibeberapa wilayah.

Lebih terperinci

PERENCANAAN SISTEM PEWADAHAN DAN PENGUMPULAN SAMPAH DI PERMUKIMAN PENDUDUK DESA SUMBERGEDANG, KECAMATAN PANDAAN, PASURUAN

PERENCANAAN SISTEM PEWADAHAN DAN PENGUMPULAN SAMPAH DI PERMUKIMAN PENDUDUK DESA SUMBERGEDANG, KECAMATAN PANDAAN, PASURUAN TUGAS AKHIR PL 1603 PERENCANAAN SISTEM PEWADAHAN DAN PENGUMPULAN SAMPAH DI PERMUKIMAN PENDUDUK DESA SUMBERGEDANG, KECAMATAN PANDAAN, PASURUAN KURNIA RETNO DWI KRISTANTI NRP 3302 109 009 Dosen Pembimbing

Lebih terperinci

EVALUASI UNTUK PENGEMBANGAN SISTEM PENGELOLAAN PERSAMPAHAN DI KOTA MARTAPURA DARI SEGI PENGUMPULAN DAN PENGANGKUTAN

EVALUASI UNTUK PENGEMBANGAN SISTEM PENGELOLAAN PERSAMPAHAN DI KOTA MARTAPURA DARI SEGI PENGUMPULAN DAN PENGANGKUTAN EVALUASI UNTUK PENGEMBANGAN SISTEM PENGELOLAAN PERSAMPAHAN DI KOTA MARTAPURA DARI SEGI PENGUMPULAN DAN PENGANGKUTAN Ahmad Solhan, Sarwoko Mangkoedihardjo Jurusan Teknik Lingkungan, FTSP Program Pascasarjana,

Lebih terperinci

OPTIMALISASI DISTRIBUSI FASILITAS PENDIDIKAN TAMAN KANAK-KANAK (TK) DI KOTA GRESIK

OPTIMALISASI DISTRIBUSI FASILITAS PENDIDIKAN TAMAN KANAK-KANAK (TK) DI KOTA GRESIK OPTIMALISASI DISTRIBUSI FASILITAS PENDIDIKAN TAMAN KANAK-KANAK (TK) DI KOTA GRESIK Nama : Panji Anindito NRP : 3608100041 Jurusan : Perencanaan Wilayah dan Kota ITS Dosen Pembimbing : Dr. Ir. Rimadewi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Sampah Sampah adalah limbah yang bersifat padat yang terdiri atas bahan organik dan bahan anorganik yang dianggap tidak berguna lagi dan harus dikelola agar tidak

Lebih terperinci

E. Manfaat Penelitian 1. Memberikan informasi mengenai sistem pengelolaan sampah yang dilakukan di

E. Manfaat Penelitian 1. Memberikan informasi mengenai sistem pengelolaan sampah yang dilakukan di I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sampah merupakan salah satu masalah yang perlu mendapat perhatian yang serius. Sampah dari tahun ke tahun terus meningkat seiring dengan laju pertumbuhan jumlah

Lebih terperinci

EVALUASI SISTEM PENGUMPULAN DAN PENGANGKUTAN SAMPAH DI KECAMATAN BANDA RAYA, JAYA BARU DAN MEURAXA KOTA BANDA ACEH

EVALUASI SISTEM PENGUMPULAN DAN PENGANGKUTAN SAMPAH DI KECAMATAN BANDA RAYA, JAYA BARU DAN MEURAXA KOTA BANDA ACEH EVALUASI SISTEM PENGUMPULAN DAN PENGANGKUTAN SAMPAH DI KECAMATAN BANDA RAYA, JAYA BARU DAN MEURAXA KOTA BANDA ACEH Ajeng Rudita Nareswari 1 dan Nieke Karnaningroem 2 1 Program Magister Teknik Prasarana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN I-1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pesatnya perkembangan dan pembangunan di wilayah perkotaan di Indonesia, diikuti oleh peningkatan perpindahan sebagian penduduk perdesaan ke kota dengan anggapan akan

Lebih terperinci

OLEH : SIGIT NUGROHO H.P

OLEH : SIGIT NUGROHO H.P OLEH : SIGIT NUGROHO H.P 3110040708 MENGAPA SAMPAH DOMESTIK Sampah Domestik (khususnya rumah tangga) merupakan Penyumbang terbesar ( menurut penelitian mencapai 80 % sampah dikediri berasal dari sampah

Lebih terperinci

PERENCANAAN PEWADAHAN DAN PENGUMPULAN SAMPAH KELURAHAN GAYUNGAN SURABAYA

PERENCANAAN PEWADAHAN DAN PENGUMPULAN SAMPAH KELURAHAN GAYUNGAN SURABAYA TUGAS AKHIR-PL 1603 PERENCANAAN PEWADAHAN DAN PENGUMPULAN SAMPAH KELURAHAN GAYUNGAN SURABAYA ERDI FARDIAN NRP 3304 100 055 Dosen Pembimbing : Ir. Atiek Moesriati, MKes JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. KOMPOSISI DAN KARAKTERISTIK SAMPAH KOTA BOGOR 1. Sifat Fisik Sampah Sampah berbentuk padat dibagi menjadi sampah kota, sampah industri dan sampah pertanian. Komposisi dan jumlah

Lebih terperinci

Rute Pengangkutan Eksisting Kendaraan Arm Roll Truck

Rute Pengangkutan Eksisting Kendaraan Arm Roll Truck Rute Pengangkutan Eksisting Kendaraan Arm Roll Truck TPA POOL Keterangan : BL 8041 AJ BL 8098 AH Kontainer 4. TPS Gerobak 1,5 m³ sebanyak 6 unit, bak pasangan bata terbuka 3 m³ sebanyak 1 unit, kontainer

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI A. Pengertian Sampah Sampah merupakan salah satu jenis biomassa yang ketersediannya dari hari ke hari cukup melimpah, terutama di kota besar. Sampah juga menjadi perhatian banyak

Lebih terperinci

MANAJEMEN PENGANGKUTAN SAMPAH DI KECAMATAN KUTA KABUPATEN BADUNG

MANAJEMEN PENGANGKUTAN SAMPAH DI KECAMATAN KUTA KABUPATEN BADUNG MANAJEMEN PENGANGKUTAN SAMPAH DI KECAMATAN KUTA KABUPATEN BADUNG TUGAS AKHIR Oleh : I Gusti Bagus Gede Wahyu Dwi Pratama 0419151025 JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS UDAYANA 2012 ABSTRAK

Lebih terperinci

MANAJEMEN PENGANGKUTAN SAMPAH DI KECAMATAN BANGLI

MANAJEMEN PENGANGKUTAN SAMPAH DI KECAMATAN BANGLI MANAJEMEN PENGANGKUTAN SAMPAH DI KECAMATAN BANGLI TUGAS AKHIR OLEH : I GEDE ARTAWAN 0219151040 JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS UDAYANA 2011 ABSTRAK Meningkatnya pertumbuhan perekonomian

Lebih terperinci

EVALUASI SISTEM PEMBUANGAN AKHIR SAMPAH DI KOTA TRENGGALEK

EVALUASI SISTEM PEMBUANGAN AKHIR SAMPAH DI KOTA TRENGGALEK EVALUASI SISTEM PEMBUANGAN AKHIR SAMPAH DI KOTA TRENGGALEK Joko Widodo dan Yulinah Trihadiningrum Program Pasca Sarjana Jurusan Teknik Lingkungan FTSP - ITS Surabaya ABSTRAK Pembuangan akhir sampah yang

Lebih terperinci

EVALUASI SISTEM PENGELOLAAN SAMPAH DI KOTA MAUMERE

EVALUASI SISTEM PENGELOLAAN SAMPAH DI KOTA MAUMERE EVALUASI SISTEM PENGELOLAAN SAMPAH DI KOTA MAUMERE Yohanes R. Maswari dan Sarwoko Mangkoedihardjo Jurusan Teknik Lingkungan FTSP-ITS Surabaya ryan@enviro.its.ac.id ABSTRAK Tingkat pelayanan persampahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diikuti oleh peningkatan perpindahan sebagian rakyat pedesaan ke kota dengan

BAB I PENDAHULUAN. diikuti oleh peningkatan perpindahan sebagian rakyat pedesaan ke kota dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pesatnya perkembangan pembangunan wilayah perkotaan di Indonesia, diikuti oleh peningkatan perpindahan sebagian rakyat pedesaan ke kota dengan anggapan akan memperoleh

Lebih terperinci

PROFIL PENGELOLAAN SAMPAH PERKOTAAN

PROFIL PENGELOLAAN SAMPAH PERKOTAAN PROFIL PENGELOLAAN SAMPAH PERKOTAAN TAHUN 005 PEMERINTAH KOTA MOJOKERTO GAMBARAN UMUM PROFIL PENGELOLAAN SAMPAH KOTA MOJOKERTO ====================================================== Batas Umum Kota Mojokerto

Lebih terperinci

OPTIMALISASI MASA PAKAI TPA MANGGAR KOTA BALIKPAPAN

OPTIMALISASI MASA PAKAI TPA MANGGAR KOTA BALIKPAPAN E-3-1 OPTIMALISASI MASA PAKAI TPA MANGGAR KOTA BALIKPAPAN Achmad Safei, Joni Hermana, Idaa Warmadewanthi Jurusan Teknik Lingkungan FTSP-ITS Kampus ITS Sukolilo ABSTRAK Penyebab utama permasalahan sampah

Lebih terperinci

STUDI PENGELOLAAN SAMPAH B3 PERMUKIMAN DI KECAMATAN WONOKROMO SURABAYA STUDY ON HOUSEHOLD HAZARDOUS WASTE MANAGEMENT AT WONOKROMO DISTRICT SURABAYA

STUDI PENGELOLAAN SAMPAH B3 PERMUKIMAN DI KECAMATAN WONOKROMO SURABAYA STUDY ON HOUSEHOLD HAZARDOUS WASTE MANAGEMENT AT WONOKROMO DISTRICT SURABAYA STUDI PENGELOLAAN SAMPAH B3 PERMUKIMAN DI KECAMATAN WONOKROMO SURABAYA STUDY ON HOUSEHOLD HAZARDOUS WASTE MANAGEMENT AT WONOKROMO DISTRICT SURABAYA LISA STUROYYA FAAZ dan YULINAH TRIHADININGRUM Jurusan

Lebih terperinci

EVALUASI SISTEM PEMROSESAN AKHIR SAMPAH DI TPA LADANG LAWEH KABUPATEN PADANG PARIAMAN MENUJU CONTROLLED LANDFILL

EVALUASI SISTEM PEMROSESAN AKHIR SAMPAH DI TPA LADANG LAWEH KABUPATEN PADANG PARIAMAN MENUJU CONTROLLED LANDFILL EVALUASI SISTEM PEMROSESAN AKHIR SAMPAH DI TPA LADANG LAWEH KABUPATEN PADANG PARIAMAN MENUJU CONTROLLED LANDFILL Oleh : ROFIHENDRA NRP. 3308 202 014 Dosen Pembimbing : Prof. Dr. YULINAH TRIHADININGRUM,

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA MOJOKERTO PROFIL PENGELOLAAN SAMPAH PERKOTAAN TAHUN 2006

PEMERINTAH KOTA MOJOKERTO PROFIL PENGELOLAAN SAMPAH PERKOTAAN TAHUN 2006 PEMERINTAH KOTA MOJOKERTO PROFIL PENGELOLAAN SAMPAH PERKOTAAN TAHUN 006 DINAS KEBERSIHAN DAN PERTAMANAN TAHUN 007 GAMBARAN UMUM PROFIL PENGELOLAAN SAMPAH KOTA MOJOKERTO ======================================================

Lebih terperinci

EVALUASI DAN OPTIMALISASI MASA PAKAI TPA SUNGAI ANDOK KOTA PADANG PANJANG

EVALUASI DAN OPTIMALISASI MASA PAKAI TPA SUNGAI ANDOK KOTA PADANG PANJANG EVALUASI DAN OPTIMALISASI MASA PAKAI TPA SUNGAI ANDOK KOTA PADANG PANJANG Delfianto dan Ellina S. Pandebesie Jurusan Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh

Lebih terperinci

EVALUASI KAPASITAS LAHAN TPA LADANG LAWEH DI KABUPATEN PADANG PARIAMAN MENUJU PENERAPAN SISTEM CONTROLLED LANDFILL

EVALUASI KAPASITAS LAHAN TPA LADANG LAWEH DI KABUPATEN PADANG PARIAMAN MENUJU PENERAPAN SISTEM CONTROLLED LANDFILL EVALUASI KAPASITAS LAHAN TPA LADANG LAWEH DI KABUPATEN PADANG PARIAMAN MENUJU PENERAPAN SISTEM CONTROLLED LANDFILL Rofihendra 1 dan Yulinah Trihadiningrum 2 1 Mahasiswa Program Magister Teknik Prasarana

Lebih terperinci

Lampiran A. Kerangka Kerja Logis Air Limbah

Lampiran A. Kerangka Kerja Logis Air Limbah Lampiran A. Kerangka Kerja Logis Air Limbah Permasalahan Mendesak Tujuan Sasaran Strategi Program Kegiatan 1. Meningkatnya pembangunan Tersedianya Tersedianya Penyusunan Masterplan Penyusunan Masterplan

Lebih terperinci

BAB IV INVENTARISASI STUDI PERSAMPAHAN MENGENAI BIAYA SPESIFIK INVESTASI

BAB IV INVENTARISASI STUDI PERSAMPAHAN MENGENAI BIAYA SPESIFIK INVESTASI BAB IV INVENTARISASI STUDI PERSAMPAHAN MENGENAI BIAYA SPESIFIK INVESTASI 4.1 Umum Pada bab ini berisi uraian studi yang dilakukan Departemen Pekerjaan Umum (tahun 2006) mengenai penyusunan perhitungan

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI BADAN LINGKUNGAN HIDUP KOTA PROBOLINGGO Sejarah Singkat Badan Lingkungan Hidup Kota Probolinggo

BAB II DESKRIPSI BADAN LINGKUNGAN HIDUP KOTA PROBOLINGGO Sejarah Singkat Badan Lingkungan Hidup Kota Probolinggo BAB II DESKRIPSI BADAN LINGKUNGAN HIDUP KOTA PROBOLINGGO 2.1. Sejarah Singkat Badan Lingkungan Hidup Kota Probolinggo Hingga pertengahan tahun 2005 pengelolaan lingkungan hidup di Kota Probolinggo dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kota akan selalu berhubungan erat dengan perkembangan lahan baik dalam kota itu sendiri maupun pada daerah yang berbatasan atau daerah sekitarnya. Selain itu lahan

Lebih terperinci

PENGARUH STASIUN PERALIHAN ANTARA TERHADAP PENGELOLAAN SAMPAH PERMUKIMAN DI KECAMATAN TAMBAKSARI, SURABAYA

PENGARUH STASIUN PERALIHAN ANTARA TERHADAP PENGELOLAAN SAMPAH PERMUKIMAN DI KECAMATAN TAMBAKSARI, SURABAYA PENGARUH STASIUN PERALIHAN ANTARA TERHADAP PENGELOLAAN SAMPAH PERMUKIMAN DI KECAMATAN TAMBAKSARI, SURABAYA THE EFFECTS OF TRANSFER STATION ON RESIDENTIAL SOLID WASTE MANAGEMENT IN TAMBAKSARI DISTRICT,

Lebih terperinci

EVALUASI SISTEM PENGANGKUTAN SAMPAH DI KOTA MALANG EVALUATION OF SOLID WASTE TRANSPORTATION SYSTEM IN MALANG CITY

EVALUASI SISTEM PENGANGKUTAN SAMPAH DI KOTA MALANG EVALUATION OF SOLID WASTE TRANSPORTATION SYSTEM IN MALANG CITY EVALUASI SISTEM PENGANGKUTAN SAMPAH DI KOTA MALANG EVALUATION OF SOLID WASTE TRANSPORTATION SYSTEM IN MALANG CITY Achmad Widarto PT. Indra Karya Wilayah I Malang Jl. Surabaya No. 3A Malang wid_alf@yahoo.co.id

Lebih terperinci

EVALUASI PENGELOLAAN PENGANGKUTAN SAMPAH DARI TPS KE TPA KOTA SEMARANG (Studi Kasus: Kecamatan Semarang Utara)

EVALUASI PENGELOLAAN PENGANGKUTAN SAMPAH DARI TPS KE TPA KOTA SEMARANG (Studi Kasus: Kecamatan Semarang Utara) Konferensi Nasional Teknik Sipil 11 Universitas Tarumanagara, 26-27 Oktober 2017 EVALUASI PENGELOLAAN PENGANGKUTAN SAMPAH DARI TPS KE TPA KOTA SEMARANG (Studi Kasus: Kecamatan Semarang Utara) Andre Prasetia

Lebih terperinci

BAGIAN 6 PEWADAHAN, PENGUMPULAN DAN PEMINDAHAN

BAGIAN 6 PEWADAHAN, PENGUMPULAN DAN PEMINDAHAN BAGIAN 6 PEWADAHAN, PENGUMPULAN DAN PEMINDAHAN Bagian ini menjelaskan aktivitas teknik operasional persampahan, mulai dari pewadahan sampai ke transfer. Dijelaskan tentang jenis dan pola pewadahan, serta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sampah merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia saat ini. Hampir setiap aktivitas yang dilakukan oleh manusia menghasilkan sampah, terutama

Lebih terperinci

STUDI PENGELOLAAN SAMPAH B3 PERMUKIMAN DI KECAMATAN WONOKROMO SURABAYA LISA STUROYYA FAAZ

STUDI PENGELOLAAN SAMPAH B3 PERMUKIMAN DI KECAMATAN WONOKROMO SURABAYA LISA STUROYYA FAAZ STUDI PENGELOLAAN SAMPAH B3 PERMUKIMAN DI KECAMATAN WONOKROMO SURABAYA LISA STUROYYA FAAZ 3306 100 086 Jurusan Teknik Lingkungan Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Lebih terperinci

I Made Arnatha Dosen Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Udayana, Denpasar

I Made Arnatha Dosen Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Udayana, Denpasar STUDI OPTIMASI TEKNIS OPERASIONAL PENGUMPULAN DAN PENGANGKUTAN SAMPAH DENGAN MODEL SIMULASI (Studi Kasus Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung Tahun 2004-2024) I Made Arnatha Dosen Jurusan Teknik Sipil Fakultas

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan pengelolaan persampahan menjadi sangat serius di perkotaan akibat kompleksnya permasalahan yang dihadapi dan kepadatan penduduk yang tinggi, sehingga pengelolaan

Lebih terperinci

PERENCANAAN TRANSPORTASI PERSAMPAHAN DI KOTA RANTEPAO KABUPATEN TORAJA UTARA Suharman Hamzah 1, M.Asad Nur Abdurahman 2, Ishak Salempang 3

PERENCANAAN TRANSPORTASI PERSAMPAHAN DI KOTA RANTEPAO KABUPATEN TORAJA UTARA Suharman Hamzah 1, M.Asad Nur Abdurahman 2, Ishak Salempang 3 PERENCANAAN TRANSPORTASI PERSAMPAHAN DI KOTA RANTEPAO KABUPATEN TORAJA UTARA Suharman Hamzah 1, M.Asad Nur Abdurahman 2, Ishak Salempang 3 Abstract : Transportation of garbage is a sub-system of targeted

Lebih terperinci

EVALUASI PELAYANAN PERSAMPAHAN DENGAN OPTIMASI SISTEM PENGANGKUTAN SAMPAH DI KOTA MEMPAWAH

EVALUASI PELAYANAN PERSAMPAHAN DENGAN OPTIMASI SISTEM PENGANGKUTAN SAMPAH DI KOTA MEMPAWAH EVALUASI PELAYANAN PERSAMPAHAN DENGAN OPTIMASI SISTEM PENGANGKUTAN SAMPAH DI KOTA MEMPAWAH Wike Yolanda, Endah Angreni, Adhi Yuniarto Program Pascasarjana Jurusan Teknik Lingkungan ITS Email: yolanda_1102@yahoo.com

Lebih terperinci

Pengelolaan Emisi Gas pada Penutupan TPA Gunung Tugel di Kabupaten Banyumas. Puji Setiyowati dan Yulinah Trihadiningrum

Pengelolaan Emisi Gas pada Penutupan TPA Gunung Tugel di Kabupaten Banyumas. Puji Setiyowati dan Yulinah Trihadiningrum Pengelolaan Emisi Gas pada Penutupan TPA Gunung Tugel di Kabupaten Banyumas Puji Setiyowati dan Yulinah Trihadiningrum Jurusan Teknik Lingkungan FTSP, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya * email:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Perkembangan kota yang pesat menyebabkan makin bertambahnya jumlah penduduk yang tinggal di kota tersebut. Demikian juga dengan volume sampah yang diproduksi oleh kota

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. 5.1 Gambaran Umum Tempat Pembuangan Akhir Pasir Sembung

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. 5.1 Gambaran Umum Tempat Pembuangan Akhir Pasir Sembung V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Gambaran Umum Tempat Pembuangan Akhir Pasir Sembung Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Pasir Sembung Cianjur merupakan satu-satunya TPA yang dimiliki oleh Kabupaten Cianjur.

Lebih terperinci

Kata Kunci: Evaluasi, Masa Pakai, Reduksi, Pengomposan, Daur Ulang

Kata Kunci: Evaluasi, Masa Pakai, Reduksi, Pengomposan, Daur Ulang PERANSERTA MASYARAKAT DALAM USAHA MEMPERPANJANG MASA PAKAI TPA KEBON KONGOK KOTA MATARAM Imam Azhary, Ellina S. Pandebesie Program Pascasarjana Jurusan Teknik Lingkungan FTSP-ITS Email: imam_dpu@yahoo.com

Lebih terperinci

SISTEM PENGELOLAAN SAMPAH KECAMATAN SEMARANG TENGAH, KOTA SEMARANG Hamida Syukriya*), Syafrudin**), Wiharyanto Oktiawan**)

SISTEM PENGELOLAAN SAMPAH KECAMATAN SEMARANG TENGAH, KOTA SEMARANG Hamida Syukriya*), Syafrudin**), Wiharyanto Oktiawan**) SISTEM PENGELOLAAN SAMPAH KECAMATAN SEMARANG TENGAH, KOTA SEMARANG Hamida Syukriya*), Syafrudin**), Wiharyanto Oktiawan**) ABSTRACT Solid waste management has become one of the major problems in developing

Lebih terperinci

Aplikasi Metode Vehicle Routing Problem with Time Windows untuk Pengangkutan Sampah Rayon Surabaya Pusat

Aplikasi Metode Vehicle Routing Problem with Time Windows untuk Pengangkutan Sampah Rayon Surabaya Pusat Aplikasi Metode Vehicle Routing Problem with Time Windows untuk Pengangkutan Sampah Rayon Surabaya Pusat Oleh : PrasidyaTyanto 33 10 100 087 Dosen Pembimbing : Prof. Dr. YulinahTrihadiningrum, MAppSc.

Lebih terperinci

INVENTARISASI SARANA PENGELOLAAN SAMPAH KOTA PURWOKERTO. Oleh: Chrisna Pudyawardhana. Abstraksi

INVENTARISASI SARANA PENGELOLAAN SAMPAH KOTA PURWOKERTO. Oleh: Chrisna Pudyawardhana. Abstraksi INVENTARISASI SARANA PENGELOLAAN SAMPAH KOTA PURWOKERTO Oleh: Chrisna Pudyawardhana Abstraksi Pengelolaan sampah yang bertujuan untuk mewujudkan kebersihan dan kesehatan lingkungan serta menjaga keindahan

Lebih terperinci

PENGELOLAAN EMISI GAS PADA PENUTUPAN TPA GUNUNG TUGEL DI KABUPATEN BANYUMAS

PENGELOLAAN EMISI GAS PADA PENUTUPAN TPA GUNUNG TUGEL DI KABUPATEN BANYUMAS PENGELOLAAN EMISI GAS PADA PENUTUPAN TPA GUNUNG TUGEL DI KABUPATEN BANYUMAS Puji Setiyowati* dan Yulinah Trihadiningrum Jurusan Teknik Lingkungan FTSP, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya * email:

Lebih terperinci

Dosen Pembimbing : Dr. Ir. Ellina S. Pandebesie, MT Dosen Penguji : IDAA Warmadewanthi, ST, MT, PhD. Sidang Tesis

Dosen Pembimbing : Dr. Ir. Ellina S. Pandebesie, MT Dosen Penguji : IDAA Warmadewanthi, ST, MT, PhD. Sidang Tesis Dosen Pembimbing : Dr. Ir. Ellina S. Pandebesie, MT Dosen Penguji : IDAA Warmadewanthi, ST, MT, PhD Dosen Penguji : Alia Damayanti, ST, MT, PhD Dosen Penguji : Drs. Satrijo Wiweko, MT Disampaikan oleh

Lebih terperinci

PENJELASAN I ISTILAH YANG DIGUNAKAN DALAM PROGRAM ADIPURA

PENJELASAN I ISTILAH YANG DIGUNAKAN DALAM PROGRAM ADIPURA PENJELASAN I ISTILAH YANG DIGUNAKAN DALAM PROGRAM ADIPURA Perumahan menengah : meliputi kompleks perumahan atau dan sederhana permukiman Perumahan pasang surut : meliputi perumahan yang berada di daerah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sampah merupakan konsekuensi dari adanya aktivitas masyarakat. Setiap aktivitas manusia pasti menghasilkan buangan atau sampah. Seiring dengan tumbuhnya sebuah kota,

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DI KABUPATEN PASURUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DI KABUPATEN PASURUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DI KABUPATEN PASURUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PASURUAN, Menimbang Mengingat : a. bahwa pertambahan penduduk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Sampah Dalam aktivitas sehari-hari, manusia sering kali bergantung dengan bahanbahan yang dihasilkan oleh alam. Dalam proses pemanfaatan bahan-bahan yang dihasilkan

Lebih terperinci

A. Penyusunan Rencana Induk Sistem Pengelolaan Air Limbah Kabupaten Kubu Raya

A. Penyusunan Rencana Induk Sistem Pengelolaan Air Limbah Kabupaten Kubu Raya Lampiran E: Deskripsi Program / Kegiatan A. Penyusunan Rencana Induk Sistem Pengelolaan Air Limbah Kabupaten Kubu Raya Nama Maksud Penyusunan Rencana Induk Sistem Pengelolaan Air Limbah Kabupaten Kubu

Lebih terperinci

Kata kunci: pengangkutan sampah, ritase, cakupan pelayanan.

Kata kunci: pengangkutan sampah, ritase, cakupan pelayanan. KAJIAN SISTEM PENGANGKUTAN SAMPAH DI KOTA BATU Yosa Putri Hapsari, Dewi Dwirianti, Yulinah Trihadiningrum Program Pascasarjana, Jurusan Teknik Lingkungan FTSP ITS, Surabaya E-mail: yprincess@yahoo.com

Lebih terperinci

PEWADAHAN, PENGUMPULAN DAN PENGANGKUTAN SAMPAH

PEWADAHAN, PENGUMPULAN DAN PENGANGKUTAN SAMPAH PEWADAHAN, PENGUMPULAN DAN PENGANGKUTAN SAMPAH A. PEWADAHAN SAMPAH 1. Pendahuluan Pewadahan sampah adalah suatu cara penampungan sampah sebelum dikumpulkan, dipindahkan, diangkut dan dibuang ke tempat

Lebih terperinci

Kajian Timbulan Sampah Domestik di Kelurahan Sukamenak Kecamatan Margahayu Kabupaten Bandung

Kajian Timbulan Sampah Domestik di Kelurahan Sukamenak Kecamatan Margahayu Kabupaten Bandung Kajian Timbulan Sampah Domestik di Kelurahan Sukamenak Kecamatan Margahayu Kabupaten Bandung BUNGA DWIHAPSARI, SITI AINUN, KANCITRA PHARMAWATI Jurusan Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan,

Lebih terperinci

PERENCANAAN SISTEM PENGELOLAAN SAMPAH KECAMATAN GAJAH MUNGKUR KOTA SEMARANG Elysa Nur Cahyani *), Wiharyanto Oktiawan **), Syafrudin **)

PERENCANAAN SISTEM PENGELOLAAN SAMPAH KECAMATAN GAJAH MUNGKUR KOTA SEMARANG Elysa Nur Cahyani *), Wiharyanto Oktiawan **), Syafrudin **) PERENCANAAN SISTEM PENGELOLAAN SAMPAH KECAMATAN GAJAH MUNGKUR KOTA SEMARANG Elysa Nur Cahyani *), Wiharyanto Oktiawan **), Syafrudin **) ABSTRACT Solid waste management has become an increasingly urgent

Lebih terperinci

PROFIL KABUPATEN / KOTA

PROFIL KABUPATEN / KOTA PROFIL KABUPATEN / KOTA KOTA JAWA TIMUR KOTA ADMINISTRASI Profil Wilayah Kota Tuban merupakan ibukota Kabupaten Tuban. Apabila dilihat dari posisi Kota Tuban yang berada di jalan arteri primer yang menghubungkan

Lebih terperinci

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN WALIKOTA PROBOLINGGO NOMOR 24 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN WALIKOTA NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PENGELOLAAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sampah 2.1.1 Pengertian sampah Undang-undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah, menyebutkan sampah adalah sisa kegiatan sehari hari manusia atau proses alam yang

Lebih terperinci

STRATEGI PENGELOLAAN ASET SISTEM PERSAMPAHAN DI KOTA POSO

STRATEGI PENGELOLAAN ASET SISTEM PERSAMPAHAN DI KOTA POSO STRATEGI PENGELOLAAN ASET SISTEM PERSAMPAHAN DI KOTA POSO Oleh : EBERT FEBRIANUS TONIMBA Dosen Pembimbing : Prof. Ir. JONI HERMANA, M.Sc.ES., Ph.D. LATAR BELAKANG Kondisi sarana dan prasarana yang tersedia

Lebih terperinci

QANUN KABUPATEN BIREUEN NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN NAMA ALLAH YANG MAHA KUASA BUPATI BIREUEN,

QANUN KABUPATEN BIREUEN NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN NAMA ALLAH YANG MAHA KUASA BUPATI BIREUEN, QANUN KABUPATEN BIREUEN NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN NAMA ALLAH YANG MAHA KUASA BUPATI BIREUEN, Menimbang : a. bahwa pengelolaan sampah memerlukan suatu

Lebih terperinci

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2015 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH SPESIFIK

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2015 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH SPESIFIK PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2015 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH SPESIFIK I. UMUM Berbeda dengan jenis sampah rumah tangga dan sampah sejenis sampah rumah tangga yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan pertumbuhan penduduk dan perkembangan Kota

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan pertumbuhan penduduk dan perkembangan Kota BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan pertumbuhan penduduk dan perkembangan Kota Karanganyar yang terus meningkat disertai dengan peningkatan kualitas dan kuantitas kegiatan manusia sehari-hari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Urbanisasi merupakan salah satu penyebab utama tumbuhnya kotakota di Indonesia. Salah satu kota yang memiliki populasi penduduk terbesar di dunia adalah Jakarta. Provinsi

Lebih terperinci

WALIKOTA TEGAL PERATURAN WALIKOTA TEGAL NOMOR 66 TAHUN 2012 TENTANG PENGATURAN PEMBUANGAN DAN PENGANGKUTAN SAMPAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA TEGAL PERATURAN WALIKOTA TEGAL NOMOR 66 TAHUN 2012 TENTANG PENGATURAN PEMBUANGAN DAN PENGANGKUTAN SAMPAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SALINAN WALIKOTA TEGAL PERATURAN WALIKOTA TEGAL NOMOR 66 TAHUN 2012 TENTANG PENGATURAN PEMBUANGAN DAN PENGANGKUTAN SAMPAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TEGAL, Menimbang : a. bahwa pengelolaan

Lebih terperinci

Tingkat Pelayanan Pengangkutan Sampah di Rayon Surabaya Pusat

Tingkat Pelayanan Pengangkutan Sampah di Rayon Surabaya Pusat 1 Tingkat Pelayanan Pengangkutan di Rayon Surabaya Pusat Prasidya Tyanto Marhendra Putra dan Yulinah Trihadiningrum Jurusan Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi

Lebih terperinci

BAB III METODE PERECANAAN. 7044`55011`` sampai 8026`35045`` Lintang Selatan. 3.2 Lokasi

BAB III METODE PERECANAAN. 7044`55011`` sampai 8026`35045`` Lintang Selatan. 3.2 Lokasi BAB III METDE PEREANAAN 3.1 Umum TPA Randuagung terletak disebelah Utara Kabupaten Malang. Secara administratif berada di Desa Randuagung, Kecamatan Singosari. Secara geografis Kabupaten Malang terletak

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sampah merupakan segala sesuatu yang tidak dikehendaki lagi lalu dibuang. Sampah merupakan konsekuensi dari adanya aktifitas manusia. Setiap aktifitas manusia pasti

Lebih terperinci

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 11 TAHUN 2017 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN/KEBERSIHAN

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 11 TAHUN 2017 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN/KEBERSIHAN PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 11 TAHUN 2017 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN/KEBERSIHAN I. UMUM Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah mengamanatkan perlunya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertambahan penduduk dan aktivitas masyarakat akan semakin meningkat seiring dengan kemajuan teknologi, yang juga akan membawa dampak terhadap permasalahan lingkungan.

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i LEMBAR PENGESAHAN... ii PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI... iii INTISARI... iv ABSTRACT

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i LEMBAR PENGESAHAN... ii PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI... iii INTISARI... iv ABSTRACT DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i LEMBAR PENGESAHAN... ii PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI... iii INTISARI... iv ABSTRACT... v KATA PENGANTAR... vi DAFTAR ISI... viii DAFTAR TABEL... xiii DAFTAR GAMBAR... xiv DAFTAR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sampah adalah sebagian dari sesuatu yang tidak dipakai, tidak disenangi atau sesuatu yang harus dibuang yang umumnya berasal dari kegiatan yang dilakukan oleh manusia

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR RP

TUGAS AKHIR RP TUGAS AKHIR RP09 1333 KONSEP PENANGANAN SAMPAH RUMAH TANGGA DENGAN PELIBATAN MASYARAKAT DI PERKOTAAN KABUPATEN JEMBER Moh Rizal Rizki (3610100043) Dosen Pembimbing : Rully Pratiwi Setiawan, ST., M.Sc Dosen

Lebih terperinci

PERINGATAN HARI LINGKUNGAN HIDUP

PERINGATAN HARI LINGKUNGAN HIDUP 36 PERINGATAN HARI LINGKUNGAN HIDUP 37 EKSPOSE P1 ADIPURA TAHUN 2017 / 2018 21 38 39 KOORDINASI PENYAMBUTAN PENGHARGAAN TENTANG LINGKUNGAN HIDUP Merupakan kegiatan untuk memberikan apresiasi kepada masyarakat

Lebih terperinci

KAJIAN PENGELOLAAN SAMPAH UNTUK MENINGKATKAN PELAYANAN ASET DI KABUPATEN KARAWANG

KAJIAN PENGELOLAAN SAMPAH UNTUK MENINGKATKAN PELAYANAN ASET DI KABUPATEN KARAWANG KAJIAN PENGELOLAAN SAMPAH UNTUK MENINGKATKAN PELAYANAN ASET DI KABUPATEN KARAWANG NANANG FAKHRURAZI 1,JONI HERMANA 2, IDAA WARMADEWANTHI 2 1 Program Magister Bidang Keahlian Manajemen Aset Jurusan Teknik

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN JOMBANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN JOMBANG NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN JOMBANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN JOMBANG NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PEMERINTAH KABUPATEN JOMBANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN JOMBANG NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JOMBANG, Menimbang : a. bahwa pertambahan penduduk

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR ANALISIS RUTE JALAN PENGANGKUTAN SAMPAH DI KOTA MAKASSAR (STUDI KASUS: KECAMATAN TAMALANREA) OLEH: RIZKY HADIJAH FAHMI D

TUGAS AKHIR ANALISIS RUTE JALAN PENGANGKUTAN SAMPAH DI KOTA MAKASSAR (STUDI KASUS: KECAMATAN TAMALANREA) OLEH: RIZKY HADIJAH FAHMI D TUGAS AKHIR ANALISIS RUTE JALAN PENGANGKUTAN SAMPAH DI KOTA MAKASSAR (STUDI KASUS: KECAMATAN TAMALANREA) OLEH: RIZKY HADIJAH FAHMI D111 09 254 JURUSAN SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN 2013

Lebih terperinci

PENGELOLAAN LIMBAH PADAT / SAMPAH ( REDUCE, RECYCLING, REUSE, RECOVERY )

PENGELOLAAN LIMBAH PADAT / SAMPAH ( REDUCE, RECYCLING, REUSE, RECOVERY ) PENGELOLAAN LIMBAH PADAT / SAMPAH ( REDUCE, RECYCLING, REUSE, RECOVERY ) RECYCLING, REUSE, RECOVERY REDUCE PENENTUAN DAERAH PELAYANAN FUNGSI DAN NILAI KAWASAN Kawasan perumahan teratur dan tidak teratur

Lebih terperinci

- 2 - II. PASAL DEMI PASAL. Pasal 9. Cukup jelas. Pasal 2. Pasal 3. Cukup jelas. Pasal 4. Cukup jelas. Pasal 5. Cukup jelas. Pasal 6. Cukup jelas.

- 2 - II. PASAL DEMI PASAL. Pasal 9. Cukup jelas. Pasal 2. Pasal 3. Cukup jelas. Pasal 4. Cukup jelas. Pasal 5. Cukup jelas. Pasal 6. Cukup jelas. PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 0000 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA DAN SAMPAH SEJENIS SAMPAH RUMAH TANGGA I. UMUM Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang

Lebih terperinci