1. Pendahuluan Indonesia merupakan negara agraris dengan luas lahan pertanian komoditas padi sekitar 7,8 juta hektar. Komoditas padi tersebut sering

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "1. Pendahuluan Indonesia merupakan negara agraris dengan luas lahan pertanian komoditas padi sekitar 7,8 juta hektar. Komoditas padi tersebut sering"

Transkripsi

1 4 1. Pendahuluan Indonesia merupakan negara agraris dengan luas lahan pertanian komoditas padi sekitar 7,8 juta hektar. Komoditas padi tersebut sering menghadapi masalah yang menyebabkan penurunan hasil panen bahkan gagal panen. Permasalahan yang menyebabkan terjadinya gagal panen dan puso adalah hama penyakit atau sering disebut Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) [1]. OPT yang sering menyebabkan penurunan hasil panen pada komoditas padi atau bahkan gagal panen (puso) adalah Wereng batang coklat (Nilaparvata lugens) atau yang dikenal dengan WBC. WBC menjadi parasit dengan menghisap cairan tumbuhan dalam kasus ini adalah komoditas padi sehingga mengakibatkan perkembangan tumbuhan menjadi terganggu bahkan mati [2]. Data peningkatan serangan WBC di Indonesia terjadi pada lahan pertanian seluas 2,5 juta ha tahun , kemudian pada periode terjadi serangan seluas Ha, dan serangan Ha pada tahun Daerah serangan WBC terparah hingga periode Juni 2010 terjadi di kabupaten Klaten dengan Ha dan puso 411 Ha, Sukoharjo terserang WBC Ha, puso 227 Ha, kabupaten Pekalongan Ha, puso 15 Ha, Boyolali 248 Ha, puso 37 Ha [3]. Tujuan dari penelitian ini yang pertama adalah menyusun model konseptual dan metode prediksi wilayah endemis serangan WBC berdasarkan pada variabel LTS menggunakan metode single exponential smoothing. Tujuan yang kedua adalah membangun model sistem informasi geografis berbasis web untuk memberikan pemetaan wilayah endemis serangan. Tujuan yang ketiga adalah merumuskan dan mengusulkan kebijakan yang bersifat implementatif berupa prosedur operasional standar (POS) sebagai pedoman dalam prediksi wilayah endemis WBC LPHP Surakarta. Sistem ini dapat memberikan gambaran wilayah serangan WBC dalam bentuk besaran kejadian dan dalam peta prediksi kejadian serangan WBC yang akan ditampilkan dalam SIG berbasis web agar lebih mudah untuk diakses melalui jaringan internet. 2. Tinjauan Pustaka Prediksi merupakan kegiatan untuk memperkirakan nilai-nilai dari variabel yang akan datang berdasarkan nilai yang diketahui dari variabel tersebut atau variabel yang berhubungan. Dalam penelitian ini variabel yang digunakan adalah data LTS. Variabel yang berhubungan dengan variabel tersebut dan menjadi indikator adalah variabel iklim [4]. Metode single exponential smoothing digunakan karena karakteristik data historis berfluktuasi secara acak. Metode ini menggunakan sebuah parameter, yang dibobotkan kepada data yang paling baru dan membobotkan nilai (1- ) kepada hasil prediksi periode sebelumnya. Harga terletak antara 0 dan 1 [5]. Single exponential smoothing merupakan salah satu kategori metode runtun waktu yang menggunakan pembobotan data masa lalu secara eksponensial. Pembobotan secara eksponensial berarti metode mengadakan penghalusan atau pemulusan terhadap data masa lalu dengan mengambil rata-rata dari nilai pada beberapa periode untuk menaksir nilai pada suatu periode. Secara prinsip, metode pemulusan eksponensial akan memuluskan data data hasil pengamatan masa lampau untuk menghilangkan keacakan [6].

2 5 Persamaan umum dari metode yang digunakan dalam prediksi adalah: F X 1 F... (1) t 1 t t Keterangan : F t+1 : ramalan untuk periode t+1 X t : data pada periode waktu t F t : ramalan untuk periode waktu t. Nilai et adalah kesalahan ramalan (nilai sebenarnya dikurangi ramalan) untuk periode t. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa prediksi pada periode yang akan datang adalah ramalan sebelumnya ditambah α (alpha) dikalikan dengan kesalahan ramalan periode sebelumnya. Dalam melakukan prediksi dengan menggunakan metode single exponential smoothing, besarnya α (alpha) ditentukan secarat trial dan error sampai diketemukan α (alpha) yang menghasilkan kesalahan prediksi terkecil. Metode ini cocok digunakan untuk meramal data-data yang fluktuatif secara random [7]. Ukuran kesalahan yang termasuk ukuran standar statistik adalah nilai ratarata kesalahan (mean error), nilai rata-rata kesalahan absolut (mean absolute error), dan nilai rata-rata kesalahan kuadrat (mean squared error). Ukuran kesalahan yang termasuk ukuran relatif adalah nilai rata-rata kesalahan persentase (mean percentage error) dan nilai rata-rata kesalahan persentase absolut (mean absolute percentage error). Dalam penelitian ini penerapan MSE adalah untuk mengetahui nilai kesalahan hasil prediksi variabel [8]. n 2 ei... (2) i MSE 1 n Keterangan: MSE : rata-rata kesalahan kuadrat n : jumlah periode waktu data : kesalahan pada periode waktu i e i 3. Perancangan dan Metodologi Penelitian Pada penelitian ini metode yang digunakan dalam perancangan aplikasi adalah dengan menggunakan metode Analisis Simulasi. Metode ini merupakan penggabungan antara perspektif analisis spasial temporal dan juga deskriptif tentang model spasial temporal. Model metode analisis simulasi akan ditunjukan pada Gambar 1 [9].

3 6 Rumusan masalah PengumpulanData dan Analisis PengembanganModel Verifikasi model dan Validasi Experimen Model dan Optimisasi Implementasi dan Hasil Simulasi Gambar 1 Model Analisis Simulasi Pada tahap rumusan masalah adalah bagaimana membuat rumusan masalah tentang pembangunan SIG yang dapat menampilkan prediksi wilayah serangan endemis WBC di LPHP. Pengumpulan dan analisis data historis yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah data LTS yang menjadi data historis kejadian searangan WBC di LPHP Surakarta tahun 2001 hingga tahun Sebagai data indikator digunakan data iklim selama kurun waktu 10 tahun yaitu tahun 2001 hingga 2010 di LPHP Surakarta. Pengembangan Model adalah tindak lanjut dari tahapan rumusan masalah yang telah diidentifikasi pada tahap sebelumnya kemudian mulai pengerjaan dan testing model yang sesuai dengan keadaan pada dunia nyata. Inti dari tahap ini adalah mengerti sistem yang akan dikembangkan dalam penelitian prediksi wilayah endemis WBC pada LPHP Surakarta. Pada Tahap Pemilihan Model penelitian ini menggunakan metode runtun waktu single exponential smoothing. Pada tahapan model eksperimen dan optimasi data telah menjadi data hasil prediksi dengan menggunakan metode single exponential smoothing. Data historis LTS dan iklim diolah menjadi data prediksi yang akan disajikan kedalam SIG. Tahap Testing yaitu dimana pengujian terhadap hasil prediksi dengan single expnential smoothing akan dilakukan uji validasi dengan menggunakan Mean Squared Error (MSE) untuk mengetahui seberapa besar kesesuaian dan ketepatan pada kondisi riil.

4 7 Pemodelan yang akan diimplementasikan dalam SIG sistem prediksi akan ditunjukkan pada Gambar 2 hingga Gambar 7 sebagai berikut. Melihat halaman Index Melihat Info dan Peta kabupaten LPHP Surakarta Melihat Peta dan Data Curah Hujan Melihat Peta dan data rerata 10 tahun user Melihat Peta dan Data Hujan Harian Melihat Peta dan Data OPT Melihat Peta dan data pertahun Akses Halaman Prediksi Melihat Peta dan data hasil Prediksi Admin Info Contact Mengubah Data Melihat Database <<include>> Ubah database Gambar 2 Use Case Sistem Prediksi Use Case yang di tunjukan pada Gambar 2 menunjukkan model bagi pengguna. Pengguna dapat mengakses halaman web SIG sebagai pengguna, secara garis besar informasi yang ditampilkan adalah data historis serangan WBC juga pengguna dapat mengakses halaman prediksi WBC yang diinginkan. Menu yang dapat diakses oleh pengguna adalah menu curah hujan, hujan harian, prediksi, login dan contact. pada menu login pengguna hanya dapat melihat halaman login karena sistem ini hanya memberikan akses login dan hak akses ubah data hanya pada administrator. User Start SIG Database Request menu Menampilakan menu memberikan nilai request dari sistem melihat data historis menampilkan data request user Input data prediksi Generate data prediksi memberikan data historis sebagai data penghitungan Prediksi dengan single exponential smoothing Melihat data prediksi menampilkan data prediksi menyimpan data prediksi End Gambar 3 Activity Diagram Model SIG Pengguna Activity diagram Model SIG pada Gambar 3 menunjukkan bahwa permintaan dari pengguna kemudian diproses oleh sistem dan melalui proses

5 8 perhitungan prediksi dengan metode single exponential smoothing data kemudian akan disimpan dalam database kemudian database memberikan keluaran berupa array. Array dari database kemudian sama pada proses sebelumnya bahwa array tersebut di render ke dalam peta digital, grafik dan tabel. admin SIG Database Start Login tidak Diterima ya Verifikasi User Menampilkan Admin Page menu edit data Input update data ya Edit tidak Menu index tidak simpan update ya Simpan Melihat data menampilakn data request Input data prediksi Generate data prediksi memberikan data historis sebagai d... Prediksi dengan single exponential smoothing menyimpan data prediksi Melihat data prediksi menampilkan data prediksi Logout End Gambar 4 Activity Diagram Model SIG Administrator Activity Diagram pada Gambar 4 hampir sama dengan activity pengguna namun ada perbedaan yaitu dalam hak akses pada database sistem. Hak akses ini memungkinkan administrator melakukan up date database. Deskripsi terhadap sistem prediksi akan digambarkan lebih jelas dalam Gambar sequence diagram dan class diagram sebagai berikut. : Control : User : boundary : Database Akses Halaman index View index request data index return data menampilkan halaman index View data historis getrequest user requestdatahistoris return data Menampilkan Data Historis input data prediksi GetInputDataPrediksi RequestDataHistoris returndata MenampilkanDataPrediksi Gambar 5 Sequence Diagram Model SIG Pengguna

6 9 Sequence Diagram Pada Gambar 5 Model SIG pengguna menjelaskan tentang tahap demi tahap yang terjadi dari proses pengguna yang berinteraksi dengan sistem kontrol dan database secara berurutan. Pada tampilan awal pengguna akan mendapatkan tampilan index yang berisi informasi seputar wilayah studi dan juga variabel yang digunakan dalam sistem. Antar muka pengguna yang kemudian dapat diakses oleh pengguna adalah view data historis dan juga menu prediksi. Dalam permintaan menu historis, pengguna mengirimkan perintah kedalam sistem kontrol dan sistem akan meminta data ke dalam database untuk dikembalikan ke antar muka pengguna dengan menampilkan data kembalian berupa peta, grafik dan tabel historis baik menu informasi Curah Hujan, Hujan Harian dan juga data LTS serangan WBC. Menu prediksi yang akan menampilkan hasil perhitungan prediksi menggunakan single exponential smoothing sebelumnya pengguna melakukan input yang berupa kecamatan yang akan diprediksi beserta jenis variabel yang akan diprediksi dan juga musim. Setelah pengguna melakukan input tombol proses yang akan memberikan permintaan kedalam sistem kontrol yang akan mengambil nilai historis yang akan dijadikan variabel penghitung dan kemudian kontrol melakukan penghitungan dengan single exponential smoothing. Kemudian sistem melakukan penyimpanan data prediksi ke database. Setelah proses penyimpanan data akan dipanggil kembali dalam nilai prediksi yang akan ditampilkan dalam peta, grafik dan tabel prediksi. : Control : Admin : boundary : Database ViewIndex ViewIndex RequestDataIndex ReturnData ShowDataIndex ViewDataHistoris GetRequestData RequestDataHistoris ReturnData ShowDataHistoris InputDataPrediksi GetInputDataPrediksi RequestDataHistoris ReturnDataPrediksi ShowDataPrediksi PilihDataYangAkanDIUpdate GetDataUpdate SelectDataLama ReturnNilaiBaru ShowDataUpdate Gambar 6 Sequence Diagram Model SIG Administrator Sequence Diagram Pada Gambar 6 dalam model SIG administrator. Semua hak akses yang dimiliki pengguna juga dapat dilakukan oleh administrator. Hanya satu hak akses yang membedakannya dengan pengguna biasa yaitu hak akses langsung kedatabase. Hak akses tersebut adalah menu edit database. Hal ini memungkinkan admin merubah database yang berada dalam sistem.

7 10 ViewData Prediksi User ControlUser ControlDataHistoris ControlPrediksi ViewData Select update Show Count Show EntityAdmin Id : integer nama : String Password : varchar SelectData() ViewData() UpdateData() Prediksi() EntityDataHistoris id : integer kodekecamatan : Integer kecamatan : String kodekabupaten : Integer bulan : date tahun : date SelectData() ViewData() UpdateData() EntityDa ataprediksi id : integer kodekecamatan : Integer kecamatan : String kodekabupaten : Integer bulanprediksi : date tahunprediksi : date HitungPrediksi() SelectDataPrediksi() ShowDataPrediksi() Gambar 7 Class Diagram model SIG Class Diagram Gambar 7 model SIG menunjukkan struktur kelass dan deskripsi objek dan atribut dalam sistem prediksi. Aktor dalam sistem ini adalah pengguna yang dapatt mengakses sistem prediksi. Akses pengguna dengan sistem s akan diolah di dalam kelas kontroler sistem. Kelas kontrol akan memberikan perintah terhadap sistem untuk menampilkan data dan melakukan m prediksi. 4. Hasil dan Pembahasan Hasil antar muka sistem ini secara garis besar terbagi t menjadi dua bagian yaitu yang pertama adalah menu Curah Hujan, Hujan Harian dan OPT yang merupakan menu viewer yang menampilkan data historis. Dataa historis adalah data sumber yang akan digunakan dalam penghitungan prediksi. Menu pada bagian ini sistem akan menampilkan data historis sebagai informasi. Bagian kedua adalah fokus dari penelitian ini yaitu prediksi WBC pada komoditas padi. Dataa historis yang diproses dalam sistem menggunakan metode single exponential smoothing yang diharapkan menjadii nilai prediksi yang baik. Menu index dalam SIG ini berisikan konten selamat datang, WBC dan konten wilayah LPHP Surakarta. Halaman index yangg akan ditampilkan sebagai halaman beranda darii sistem adalah sebagai berikut seperti Gambar 7: Gambar 8 Halaman index Padaa halaman awal SIG akan ditampilkan konten berupa deskripsi WBC secara sekilas dan juga Wilayah Studi kasus yaitu LPHP Surakarta. Wilayah LPHP Surakarta akan ditunjukkan Gambar 8. Peta LPHP L Surakarta mencakup Wilayah dengan 7 kabupaten dan 124 kecamatan. Kabupaten tersebut adalah Kabupaten Klaten, Kabupatenn Boyolali, Kabupaten Sukoharjo, Kabupaten Karanganyar, Kabupaten Sragen, Kabupaten Sukoharjoo dan Kodiaa Surakarta..

8 11 Gambar 9 Wilayah LPHP Surakarta Menu yang akan menampilkan data historis indikator iklim yang terdiri dari Curah Hujan dan Hujan Hariann akan ditampilkan dalam bentukk peta, tabel dan grafik. Dalam penyajian parameter peta yang digunakan dalamm tinggi rendah nilainya dibutuhkan legenda yang akan menunjukan klasifikasi dalam peta prediksi ditunjukkann pada Gambar 10a, Gambar 10b dan d Gambarr 10c. Gambar 10a Legenda Curahh Hujan Gambar 10b Legenda Hujan Harian Gambar 10c Legenda Serangan WBC Menu prediksii akan menampilkann pilihan kecamatan sesuai dengan kabupaten yang telah dipilih. Sedangkan jenis varibel yang akan diramalkan mempunyai pilihan Curah Hujan, Hujan Harian dan OPT. Gambar 11 Menu Input Prediksi Setelah pengguna memasukan masukan pada halaman h prediksi kemudian pengguna menekan tombol proses secara otomatis pengguna memberikan perintah

9 12 pada sistem untuk memprediks si sesuai parameter pengguna. p Data yang telah melalui proses generate data kemudian menyimpannyaa dalam database. Dataa dari database tersebut yang akan menjadi nilai prediksi yang dibutuhkan sistem untuk menampilkan dalam peta, grafikk dan tabel prediksi WBC. Padaa saat pengguna melakukan masukan berupa Kabupaten, Kecamatan, Jenis Variabel dan Tahun prediksi sistem sebenarnyaa mengambil masukan data dari database yang kemudian dihitung menggunakan metode m prediksi yaitu single s exponential smoothing. Sebagai contoh perhitungan sistem di bawah ini akan ditunjukkan salah satu contoh perhitungan dari variabel prediksi LTS dan variabel prediksi Curah Hujan. Contoh Manual: FJanuari2015 = * ( 1-0.2) * = mm FFebruari2015 = * (1-0.2) * = mm FMaret2015 = * ( 1-0.2) * = mm Contoh manual menjelaskan tentang satu contoh perhitungan manual prediksi curah hujan yang akann dijalankann oleh sistem prediksi. Contoh diatas adalah perhitungan prediksi bulan Januari 2015 hingga Maret 2015 pada kecamatan Sukoharjoo kabupatenn Sukoharjo. Sistem akan mulai menghitungg data rerata bulan Januari selama pada kecamatan Sukoharjo. Nilai hasil prediksi yang diasumsikan sebagai nilai historis data pada tahun 2015 dan tersebut data akan disimpan ke dalam database. Data akan ditampilkan kembali ke dalam SIG dalam bentuk peta kejadian,, tabel dan grafik sebagai presentasi. Indikator yang akan menunjukkann wilayah endemis serangan akan ditunjukkan dengan gradasi warna sebagai legenda pada peta prediksi. Legenda akan ditunjukkan Gambar 12. Gambar 12 Legenda Prediksi OPT Klasifikasi yang digunakann dalam prediksi LTS WBC akan dibagi ke dalam 3 tingkatan. Tingkatan klasifikasi yang pertama adalah klasifikasi tinggi yaitu apabila data rerata hasil prediksi memiliki kisarann nilai diatas 7,5 hektar. Tingkatann ke 2 adalah klasifikasi sedang, nilai kisaran klasifikasi sedang adalah nilai rerata antara 2,5 hektar hingga 7,5 hektar dan yang y ke 3 adalah klasifikasi rendah dengan nilai rerata kurang dari 2,5 hektar. Padaa analisis hasil pediksii pada LPHP Surakartaa akan diambil hanya tahun 2015 padaa seluruh 7 Kabupatenn di LPHP Surakarta sebagai s sampel analisiss dari keseluruhan prediksi LTS. Sampel kabupaten pada tahun 2015 yang diambill akan dianalisis data spasial dan temporal hasil prediksinya sehinggaa akan diketahui pola spasial intensitass serangan WBC.

10 13 Gambar 13 Prediksi Wonogiri tahun 2015 Padaa Gambar 13 menunjukkan hasil prediksi pada Kabupaten Wonogiri tahun 2015 hanya pada 1 kecamatan Selogiri yang masuk pada klasifikasi sedang. Nilai prediksi padaa daerah Selogiri: 6,74 hektar. Pada wilayah lainnya menunjukkan wilayahnya termasuk pada klasifikasi rendah r dengan nilai LTS di bawah 2,5 hektar. Gambar 14 Prediksi Sukoharjo tahun 2015 Padaa Kabupaten Sukoharjo yang ditunjukkan pada Gambar 14 terlihat bahwa sebagian besar wilayah pada kabupaten Sukoharjo masuk k pada klasifikasi tinggi. Kecamatan yang masuk dalam klasifikasi LTS tinggi mencakup 8 kecamatan yaitu Gatak: 12,41 hektar, Baki: 16,3 hektar, Grogol: 14,65 hektar, Mojolaban: 29,75 hektar, Polokarto: 17,,53 hektar, Bendosari: 10,04 hektar, Sukoharjo: 16,45 hektar dan Tawangsari: 15,05. Satu kecamatan masuk klasifikasii sedang yaitu kecamatan Weru: 4,04 hektar dan 2 wilayah masuk klasifikasii rendah yaitu Kecamatan Bulu: 1,51 hektar dan d kecamatan Nguter: 2.73 hektar.

11 14 Gambar 155 Prediksi Sragen tahunn 2015 Analisis pada kabupatenn Sragen yang ditunjukkan pada Gambar 15 menunjukkan kecamatan Masaran: 26,76 hektar yangg merupakann satu satunya kecamatan yang masuk klasifikasi tinggi, 3 wilayah yang masuk klasifikasi sedang yaitu kecamatan Kedawung: 6,81 hektar, Sidoharjo: S 5,53 hektarr dan Tanon: 3,,91 hektar. Wilayah yang lain pada kabupaten Sragenn termasuk pada klasifikasii rendah yaitu di bawahh 2,5 hektar. Gambar 16 Prediksi Kodia Surakarta tahun t 2015 Padaa Gambar 16 merupakan wilayah pada Kodia Surakartaa dengan jumlah kecamatan paling sedikit yaitu 5 kecamatan. Pada tahun 2015 Lima kecamatan dalam kodia surakarta termasuk dalam klasifikasii LTS rendah kecamatan kecamatan tersebut adalah Laweyan, Banjarsari, Jebres, Serengan dan Pasar Kliwon semua mempunyai kisaran nilai di bawah 2,5 hektar. h Gambar 177 Prediksi Klaten tahunn 2015

12 15 Prediksi pada kabupaten Klaten memiliki sebaran LTS yang beragam. Empat daerah yang masuk klasifikasi LTS tinggi yaitu Kecamatan Wonosari: 16,28 hektar, Delanggu: 9,5 hektar, Juwiring: 25,27 hektar, Karangdowo: 21,2 hektar. Wilayah yang masuk klasifikasi LTS sedangg yaitukecamatan Jatinom: 3,02 hektar, Polanharjo: 7,25 hektar, Karanganom: 5,05 hektar, Ceper: 3,27 hektar, Trucuk: 7,53 hektar, Cawas: 8,42 hektar, dann Gantiwarno: 3,33 hektar. Wilayah sisa yang tidak t termasuk dalam klasifikasii tinggi dann sedang adalah kecamatan Kemalang, Tulung, Karangnongko, Ngawen, Manisrenggo, Prambanan, Jogonalan, Kebonarum, Klaten utara, Klaten Selatan, Klaten Tengah dan Kalikotes masuk pada kasifikasi rendah dengan kisaran k nilaii LTS pada 2015 di bawah 2,5 hektar. Gambar 18 Prediksi Karanganyar tahun 2015 Klasifikasi LTS tahun 2015 pada kabupaten Karanganyar menunjukkan bahwa klasifikasinya didominasi LTS rendah yaitu Kecamatan Jumapolo, Jatiyoso, Jatipuro, Tawangmangu, Matesih, Jumantono, J Karanganyar, Karangpandan, Mojogedang, Kerjo dan Jenawi dengan kisaran nilai LTS di bawah 2,5 hektar. Terdapat beberapa kecamatan dengan klasifikasi sedang yaitu Jaten: 6,18 hektar, Colomadu: 5,93 hektar dan Gondangrejo: 4,,98 hektar. Pada tahun 2015 kabupaten Karanganyar hanya memiliki satu s wilayahh yang termasuk dalam klasifikasi LTS tinggi yaitu Kecamatan Kebak Kramat: K 11,55 hektar. Gambar 19 Prediksi Boyolali tahun 2015 Analisis data hasil prediksi pada tahun 2015 di Kabupaten Boyolali adalah terdapat satu kecamatan dengan klasifikasi LTS tinggi Kecamatan Ngemplak: 12,35 hektar. Klasifikasi sedangg pada kabupaten Karanganyar adalah kecamatan

13 16 Nogosari, Sambi, Banyudono dan Sawit. Kecamatn dengan klasifikasi rendah di kabupaten Boyolali adalah kecamatan Selo, Ampel, Cepogo, Musuk, Boyolali, Mojosongo, Simo, Klego, Andong, Kemusu, Karanggede, Wonosegoro dan Juwangi. Dari peta prediksi wilayah endemis serangan WBC pada LPHP Surakarta diatas menunjukkan bahwa Kabupaten Klaten dan Kabupaten Sukoharjo yang memiliki kecamatan terbanyak yang memiliki klasifikasi tinggi pada wilayah endemisnya. Kemudian pembandingan antara data prediksi dengan data historis yang sesuai dengan nilai pada riil. Validasi yang akan dilakukan untuk menunjukkan kemampuan metode single exponential smoothing dalam memberikan hasil prediksi. Digunakan data tahun sebagai data sumber untuk memprediksi tahun Secara umum perhitungan kesalahan prediksi dapat dijabarkan sebagai berikut: e i = x i F i... (3) Keterangan : e i = kesalahan pada periode ke-i x i = nilai sesungguhnya pada periode ke-i F i = nilai hasil prediksi pada periode ke-i Validasi yang dilakukan akan diambil sampel penghitungan untuk menghitung nilai ei (kesalahan peramalan) pada Kecamatan Gemolong Kabupaten Sragen. Persamaan (3) akan digunakan untuk menghitung nilai kesalahan hasil prediksi. E Gemolong = x Gemolong F Gemolong E Gemolong = = 1,92 Nilai xgemolong didapatkan dari rerata data historis pada Kecamatan Gemolong pada tahun , kemudian nilai tersebut dikurangi dengan rerata hasil prediksi menggunakan metode single exponential smoothing dari Nilai kesalahan peramalan (ei) yang didapatkan adalah 1,92 yang akan dihitung menggunakan MSE seperti pada persamaan (2). Perhitungan manual yang akan dilakukan adalah sebagai berikut. MSE 2 1,92 5 0,73728 Nilai MSE didapatkan dengan menghitung kuadrat dari ei kemudian dibagi dengan jumlah periode data. Periode data dalam validasi adalah 5 periode yaitu Hasil validasi yang didapatkan pada Kecamatan Gemolong dengan menggunakan MSE Adalah 0, Kesimpulan Metode single exponential smoothing dapat dipergunakan sebagai metode prediksi dengan karakteristik data yang mempunyai fluktuatif. Pola spasial

14 17 temporal data hasil prediksi akan mengalami penurunan dari periode satu ke periode berikutnya. Pola penurunan data hasil pediksi dikarenakan karakteristik single exponential smoothing memberikan pembobotan lebih besar pada hasil yang pertama diprediksi. Wilayah prediksi luas tambah sebaran endemis LTS WBC mempunyai pola yang fluktuatif di LPHP Surakarta. Hasil prediksi periode satu dengan yang lainnya akan memiliki karakteristk yang tidak jauh berbeda baik dari nilai prediksi. Metode runtun waktu yang digunakan pada sistem ini yaitu Single Exponential Smoothing dapat diterapkan sebagai metode prediksi WBC dengan indikator iklim. Hasil prediksi dapat digunakan menjadi pertimbangan dalam pengambilan keputusan dalam bidang bidang yang terkait dengan hasil prediksi. Validasi sebagai pengukur keakuratan metode prediksi dapat dilakukan dengan membuat perbandingan data riil dengan data prediksi yang telah diketahui nilai sebenarnya. 6. Daftar Pustaka [1] Waluyo, B., 2011, Memberantas Hama Wereng Batang Cokelat, Bappeda Jawa Tengah, Suara Merdeka 24 Juni 2010, berantas-hama-hama-wereng-batang-cokelat- [2] Supriyono, S.W., 2006, Keterkaitan Antara Penyimpangan Cuaca Pertanian Dengan Organisme Pengganggu Tanaman Pangan. [3] Effendi B. S., 2009, Strategi Pengendalian Hama Terpadu tanaman Padi Dalam Perspektif Praktek Pertanian Yang Baik (Good Agricultures Practices). [4] Ai, T. J., 1999, Optimalisasi Peramalan Pemulusan Eksponensial Satu Parameter Dengan Menggunakan Algoritma Non linear Programming, Jurnal Teknologi Industri vol.3 No.3. [5] Makridakis, S., Whell Wright, Steven C., Mcgee Victor E, alih bahasa: Untung Sus Andriyanto, Abdul Basith, 2000, Metode dan Aplikasi Peramalan Edisi Kedua, Penerbit Erlangga. Jakarta. [6] Supriana, U., 2010, Universitas Sumatera Utara, Peramalan Produk Domestik Regional Bruto (Pdrb) Kabupaten Labuhan Batu Pada Sektor Pertanian Tahun 2011 [7] Kuncono, 2010, rancang bangun sistem peramalan permintaan barang pada cv. konveksi jaya dengan menggunakan metode exponential smoothing [8] Astuti, Y., 2005, Peramalan (Forecasting) Volume Penjualan Teh Hitam Dengan Metode Exponential Smoothing Pada Pt Perkebunan Tambi Wonosobo. [9] Hoover, S.V. & Perry, R.F., 1989, Simulation: A Problem-Solving Approach. Boston: Addison-Weshey

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor pertanian dalam perekonomian nasional merupakan sektor yang cukup baik dan terbukti mampu bertahan pada saat krisis Indonesia tahun 1997-1998. Pembangunan sektor

Lebih terperinci

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENDAHULUAN A. Latar Belakang digilib.uns.ac.id 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pangan merupakan segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati dan air, baik yang diolah maupun tidak diolah, yang diperuntukkan sebagai makanan dan

Lebih terperinci

2. Kajian Pustaka. Gambar 1 Tahapan Metode ARIMA. Uji stasioneritas data. Penggunaan Model untuk Peramalan. Identifikasi Model Dugaan

2. Kajian Pustaka. Gambar 1 Tahapan Metode ARIMA. Uji stasioneritas data. Penggunaan Model untuk Peramalan. Identifikasi Model Dugaan 1. Latar Belakang Informasi cuaca merupakan kebutuhan utama untuk mendukung kegiatan di berbagai sektor. Informasi tersebut dapat berupa prakiraan curah hujan. Curah hujan di Indonesia sangat dipengaruhi

Lebih terperinci

TATA LOKA VOLUME 4 NOMOR 4,NOVEMBER 2012, BIRO PENERBIT PLANOLOGI UNDIP

TATA LOKA VOLUME 4 NOMOR 4,NOVEMBER 2012, BIRO PENERBIT PLANOLOGI UNDIP TATA LOKA VOLUME 4 NOMOR 4,NOVEMBER 212, 259-281 212 BIRO PENERBIT PLANOLOGI UNDIP T A T A L O K A Model Zonasi Ketahanan Pangan dengan Pendekatan Partisipatif di Wilayah Soloraya Mapping Model of Food

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN BOYOLALI

BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN BOYOLALI BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN BOYOLALI No. 1/08/3309/Th.I, 11 Agustus 2016 PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA KAB. BOYOLALI (ANGKA TETAP TAHUN 2015) Angka Tetap (ATAP) produksi padi Kabupaten Boyolali Tahun

Lebih terperinci

1. Pendahuluan. 2. Kajian Pustaka

1. Pendahuluan. 2. Kajian Pustaka . Pendahuluan Sampai saat ini Organisme Pengganggu Tanaman masih menjadi kendala serius bagi para pengelola pertanian komoditas padi. OPT adalah salah satu cekaman biotik yang menyebabkan kesenjangan antara

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem Yang Sedang Berjalan Dalam mengevaluasi suatu proses diperlukan tahap analisis untuk menguji tingkat kelayakan terhadap proses perancangan sistem

Lebih terperinci

Sistem Peramalan Serangan Organisme Pengganggu Tanaman Menggunakan Metode Double Exponential Smoothing Berbasis Google Map

Sistem Peramalan Serangan Organisme Pengganggu Tanaman Menggunakan Metode Double Exponential Smoothing Berbasis Google Map e-issn : 2598-9421 Sistem Peramalan Serangan Organisme Pengganggu Tanaman Menggunakan Metode Double Exponential Smoothing Berbasis Google Map Christiana Ari Setyaningrum 1), Sri Yulianto Joko Prasetyo*

Lebih terperinci

Dwi Puspitasari 1, Mustika Mentari 2, Wildan Ridho Faldiansyah 3

Dwi Puspitasari 1, Mustika Mentari 2, Wildan Ridho Faldiansyah 3 PENERAPAN METODE SINGLE EXPONENTIAL SMOOTHING MENGGUNAKAN PENDEKATAN ADAPTIF PADA PERAMALAN JUMLAH PELANGGAN DAN KEBUTUHAN AIR PADA PDAM KOTA PROBOLINGGO Dwi Puspitasari 1, Mustika Mentari 2, Wildan Ridho

Lebih terperinci

Bab Implementasi Sistem

Bab Implementasi Sistem 37 Bab 4 Hasil dan Pembahasan 4.1 Implementasi Sistem Basis Data Implementasi model sistem basis data merupakan implementasi dari perancangan basis data yang telah dibuat pada bab sebelumnya. Berdasarkan

Lebih terperinci

Bab 3 Metode dan Perancangan Sistem

Bab 3 Metode dan Perancangan Sistem Bab 3 Metode dan Perancangan Sistem Pada Bab ini dibahas mengenai metode perancangan yang dipergunakan dalam membuat aplikasi Integrasi Peramalan Pola Iklim Menggunakan Metode Pemulusan Eksponensial Ganda

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH NASKAH PUBLIKASI ILMIAH STUDI PEMILIHAN METODE TRANSPORTASI YANG OPTIMAL PADA ALOKASI RASKIN DARI GUDANG KE KECAMATAN (Studi Kasus: Perum Bulog Sub Divre III Surakarta) Diajukan Sebagai Syarat Memperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. karena produksi padi Indonesia yang masih rendah dan ditambah dengan. diperbaiki dengan manajemen pascapanen yang benar.

BAB I PENDAHULUAN. karena produksi padi Indonesia yang masih rendah dan ditambah dengan. diperbaiki dengan manajemen pascapanen yang benar. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Padi merupakan tanaman pangan utama di Indonesia karena sebagian besar penduduk Indonesia mengkonsumsi beras sebagai sumber karbohidrat. Kebutuhan pangan pokok beras

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Analisa Sistem Hasil penentuan jarak terdekat akan menjadi sebuah pertimbangan dalam proses pengambilan keputusan untuk menentukan jalur yang akan ditempuh. Perangkat

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE DOUBLE EXPONENTIAL SMOOTHING PADA PERAMALAN PRODUKSI TANAMAN PANGAN

PENERAPAN METODE DOUBLE EXPONENTIAL SMOOTHING PADA PERAMALAN PRODUKSI TANAMAN PANGAN Jurnal Informatika Polinema ISSN: 2407-070X PENERAPAN METODE DOUBLE EXPONENTIAL SMOOTHING PADA PERAMALAN PRODUKSI TANAMAN PANGAN Rudy Ariyanto 1, Dwi Puspitasari 2, Fifi Ericawati 3 1,2,3 Program Studi

Lebih terperinci

BAB 4 Hasil dan Pembahasan

BAB 4 Hasil dan Pembahasan BAB 4 Hasil dan Pembahasan Bab ini membahas tentang implementasi pemodelan prediksi produksi panen komoditas padi menggunakan metode regresi linier yang diolah menggunakan R Studio. 4.1 Pengolahan Data

Lebih terperinci

Perancangan Kalender Tanam Berdasarkan Data Klimatologi Menggunakan Metode Forecasting Holt-Winters (Studi Kasus : Boyolali) Artikel Ilmiah

Perancangan Kalender Tanam Berdasarkan Data Klimatologi Menggunakan Metode Forecasting Holt-Winters (Studi Kasus : Boyolali) Artikel Ilmiah Perancangan Kalender Tanam Berdasarkan Data Klimatologi Menggunakan Metode Forecasting Holt-Winters (Studi Kasus : Boyolali) Artikel Ilmiah Peneliti : Gabriel Alvin Pryanto (672006257) Kristoko Dwi Hartomo,

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM Pada bab ini akan dibahas mengenai Sistem Informasi Geografis Letak Bank BTPN di kota Medan yang sedang berjalan dan desain sistem. III.1 Analisa Sistem Yang Sedang Berjalan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia masih merupakan negara pertanian, artinya pertanian memegang peranan penting dari keseluruhan perkonomian

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia masih merupakan negara pertanian, artinya pertanian memegang peranan penting dari keseluruhan perkonomian I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia masih merupakan negara pertanian, artinya pertanian memegang peranan penting dari keseluruhan perkonomian nasional. Padi adalah tanaman pangan yang utama. Sejak

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM Pada bab ini akan dibahas mengenai Sistem Informasi Geografis Lokasi Taman Kanak kanak Di Daerah Medan Marelan yang meliputi analisa sistem yang sedang berjalan dan desain

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem yang berjalan Proses yang sedang berjalan dalam penginformasian mengenai data lokasi Kantor Kecamatan di Kota Medan masih menggunakan daftar tabel

Lebih terperinci

d. Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Boyolali (Jateng)

d. Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Boyolali (Jateng) BAB II DISKRIPSI DAERAH 2.1 Letak Geografi Kabupaten Klaten termasuk daerah di Propinsi Jawa Tengah dan merupakan daerah perbatasan antara Propinsi Jawa Tengah dengan Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN SI STOK BARANG DENGAN PERAMALAN MENGGUNAKAN METODE DOUBLE EXPONENTIAL SMOOTHING (STUDI KASUS : PT. TOMAH JAYA ELEKTRIKAL)

PENGEMBANGAN SI STOK BARANG DENGAN PERAMALAN MENGGUNAKAN METODE DOUBLE EXPONENTIAL SMOOTHING (STUDI KASUS : PT. TOMAH JAYA ELEKTRIKAL) PENGEMBANGAN SI STOK BARANG DENGAN PERAMALAN MENGGUNAKAN METODE DOUBLE EXPONENTIAL SMOOTHING (STUDI KASUS : PT. TOMAH JAYA ELEKTRIKAL) Cahyarizki Adi Utama, Yan Watequlis S. Teknologi Informasi, Teknik

Lebih terperinci

Analisis Geospasial untuk Deteksi Kekeringan Meteorologis di Wilayah Kabupaten Boyolali dan Kabupaten Klaten Artikel Ilmiah

Analisis Geospasial untuk Deteksi Kekeringan Meteorologis di Wilayah Kabupaten Boyolali dan Kabupaten Klaten Artikel Ilmiah Analisis Geospasial untuk Deteksi Kekeringan Meteorologis di Wilayah Kabupaten Boyolali dan Kabupaten Klaten Artikel Ilmiah Peneliti : Yan Estevan Verdinan (672123) Program Studi Teknik Informatika Fakultas

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Sistem Yang Sedang Berjalan Sebelum sistem ini dibuat, beberapa pengujung ke Kabupaten Labuhan Batu baik pengujung dalam negeri maupun pengujung luar negeri

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM Pada bab ini akan dibahas mengenai sistem informasi geografis penentuan jumlah penduduk yang kurang mampu pada kecamatan Medan Labuhan berbasis web yang meliputi analisa

Lebih terperinci

Disusun oleh : Catra Aldino

Disusun oleh : Catra Aldino Disusun oleh : Catra Aldino 5208 100 069 Kondisi saat ini yang ada di perusahaan adalah, perusahaan masih kesusahan untuk membadingkan lokasi mana saja yang harusnya dapat perhatian lebih. Oleh karena

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem Yang Sedang Berjalan Proses yang sedang berjalan dalam penginformasian Lokasi Pasar di Kota Medan, masih bersifat manual, yaitu untuk pencarian

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem yang sedang Berjalan Dalam penulisan skripsi ini, penulis membahas dan menguraikan tentang masalah sistem informasi geografis daerah tertib lalu

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN. yang jelas untuk perbaikan ataupun pengembangan dari suatu sistem.

BAB III ANALISA DAN DESAIN. yang jelas untuk perbaikan ataupun pengembangan dari suatu sistem. 27 BAB III ANALISA DAN DESAIN Analisis sistem digunakan untuk melakukan penguraian terhadap suatu sistem informasi secara nyata yang bertujuan untuk melakukan identifikasi terhadap masalah yang mungkin

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN. sistem yang akan dirancang, evaluasi pada masalah yang ada adalah : informasi lokasi SMU dan SMK di kota medan.

BAB III ANALISA DAN DESAIN. sistem yang akan dirancang, evaluasi pada masalah yang ada adalah : informasi lokasi SMU dan SMK di kota medan. BAB III ANALISA DAN DESAIN III.1. Analisis Masalah Pada tahap analisis ini bertujuan untuk mencari informasi mengenai masalah yang ada guna mendapatkan bahan evaluasi untuk pengembangan pada sistem yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Provinsi Jawa Tengah yang terkenal dengan kerajinan, beras, dan lain

BAB I PENDAHULUAN. Provinsi Jawa Tengah yang terkenal dengan kerajinan, beras, dan lain 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Kabupaten klaten merupakan salah satu kabupaten yang berada di Provinsi Jawa Tengah yang terkenal dengan kerajinan, beras, dan lain sebagainya. Terdapat banyak kerajinan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PERINGATAN DINI PENANGGULANGAN HAMA DAN PENYAKIT TANAMAN PADI SAWAH DI KABUPATEN KARAWANG

PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PERINGATAN DINI PENANGGULANGAN HAMA DAN PENYAKIT TANAMAN PADI SAWAH DI KABUPATEN KARAWANG PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PERINGATAN DINI PENANGGULANGAN HAMA DAN PENYAKIT TANAMAN PADI SAWAH DI KABUPATEN KARAWANG Herry Wiriawan, Wawiko Supeno, Harisno, dan Bens Pardamean Laporan Teknis

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Masalah Kota medan memiliki jumlah penduduk yang tidak sedikit, baik itu yang memiliki perekonomian menengah ke bawah maupun menengah ke atas. Penduduk

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1 Analisa Sistem ng Sedang Berjalan Dari hasil penelitian yang penulis lakukan, maka penulis mendapati beberapa kendala-kendala yang dihadapi pada sistem yang sedang

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK SOSIAL EKONOMI SEBAGAI DETERMINAN PENGELOLAAN DAS BENGAWAN SOLO

KARAKTERISTIK SOSIAL EKONOMI SEBAGAI DETERMINAN PENGELOLAAN DAS BENGAWAN SOLO KARAKTERISTIK SOSIAL EKONOMI SEBAGAI DETERMINAN PENGELOLAAN DAS BENGAWAN SOLO Sri Rum Giyarsih * The socio-economic dimension of the population is among important aspects in watershed management. These

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. sama setiap hrinya. Pada bulan-bulan tertentu curah hujan sangat tinggi dan pada

BAB 2 LANDASAN TEORI. sama setiap hrinya. Pada bulan-bulan tertentu curah hujan sangat tinggi dan pada BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Curah Hujan Hujan sangat diperlukan diberbagai penjuru masyarakat. Curah hujan tidak selalu sama setiap hrinya. Pada bulan-bulan tertentu curah hujan sangat tinggi dan pada bulan-bulan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengolahan buah dan sayuran menjadi produk siap saji memiliki nilai tambah tersendiri bagi pasar. Salah satunya adalah pengolahan buah dan sayuran menjadi makanan ringan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. konstan, namun ada beberapa periode yang memperlihatkan keadaan yang ekstrim.

BAB I PENDAHULUAN. konstan, namun ada beberapa periode yang memperlihatkan keadaan yang ekstrim. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Variasi dan keadaan curah hujan yang terjadi, tidaklah selalu tetap dan konstan, namun ada beberapa periode yang memperlihatkan keadaan yang ekstrim. Pada umumnya,

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem yang berjalan Analisa sistem yang sedang berjalan dalam memberikan informasi tentang lokasi Bengkel Resmi Honda pada CV. Indako Trading Co masih

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN PROGRAM. 3.1 Alasan digunakan Metode Exponential Smoothing. Banyak metode peramalan yang dapat digunakan dalam memprediksi tingkat

BAB 3 PERANCANGAN PROGRAM. 3.1 Alasan digunakan Metode Exponential Smoothing. Banyak metode peramalan yang dapat digunakan dalam memprediksi tingkat BAB 3 PERANCANGAN PROGRAM 3.1 Alasan digunakan Metode Exponential Smoothing Banyak metode peramalan yang dapat digunakan dalam memprediksi tingkat penjualan untuk beberapa periode ke depan. Biasanya untuk

Lebih terperinci

ANALISIS SPASIAL INDEKS KEKERINGAN KABUPATEN SUKOHARJO MENGGUNAKAN METODE SPI (STANDARDIZED PRECIPITATION INDEX)

ANALISIS SPASIAL INDEKS KEKERINGAN KABUPATEN SUKOHARJO MENGGUNAKAN METODE SPI (STANDARDIZED PRECIPITATION INDEX) ANALISIS SPASIAL INDEKS KEKERINGAN KABUPATEN SUKOHARJO MENGGUNAKAN METODE SPI (STANDARDIZED PRECIPITATION INDEX) Rahmanita Lestari, Nurul Hidayah, dan Ambar Asmoro Fakultas Geografi UMS E-mail: rahmanovic1993@gmail.com

Lebih terperinci

BUPATI KLATEN BUPATI KLATEN,

BUPATI KLATEN BUPATI KLATEN, BUPATI KLATEN KEPUTUSAN BUPATI KLATEN NOMOR 18/297/2011 TENTANG PENUNJUKAN PEJABAT PENGELOLA INFORMASI DAN DOKUMENTASI (PPID)DAN PEJABAT PENGELOLA INFORMASI DAN DOKUMENTASI (PPID) PEMBANTU PEMERINTAH KABUPATEN

Lebih terperinci

(SP2010) merupakan dasar. administrasi terkecil. tim. dasar. tangga. Klaten, Agustus 2010 BPS Kabupaten. Klaten Kepala,

(SP2010) merupakan dasar. administrasi terkecil. tim. dasar. tangga. Klaten, Agustus 2010 BPS Kabupaten. Klaten Kepala, Sekapur Sirih Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 16 tahun 1997 tentang Statistik, Badan Pusat Statistik bertanggung jawab menyediakan data statistik dasar. Sensus Penduduk 2010 (SP2010) merupakan kegiatan

Lebih terperinci

Penggunaan Polinomial Newton dan Advance Exponential Smoothing Untuk Peramalan Serangan Wereng Batang Coklat Pada Komoditas Padi Di Kabupaten Boyolali

Penggunaan Polinomial Newton dan Advance Exponential Smoothing Untuk Peramalan Serangan Wereng Batang Coklat Pada Komoditas Padi Di Kabupaten Boyolali Penggunaan Polinomial Newton dan Advance Exponential Smoothing Untuk Peramalan Serangan Wereng Batang Coklat Pada Komoditas Padi Di Kabupaten Boyolali Artikel Ilmiah Peneliti : Steven Erytherina Javanica

Lebih terperinci

BAB IV PERANCANGAN SISTEM 4.1 PERANCANGAN SISTEM Untuk memudahkan pembuatan aplikasi sistem pakar berbasis website, maka akan dibuat model menggunakan UML (Unified Modeling Language). Perlu diketahui metode

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM 34 BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Analisa masalah dilakukan untuk mengetahui gambaran umum mengenai Sistem Informasi Geografis Lokasi Pesantren Di Kota Medan. Sehubungan dengan

Lebih terperinci

RINGKASAN RANCANGAN PERUBAHAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH DAN ORGANISASI

RINGKASAN RANCANGAN PERUBAHAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH DAN ORGANISASI Lampiran II PERDA APBD TA. Nomor 2016 :...TAHUN 2016 Tanggal : 21 September 2016 PEMERINTAH KABUPATEN KLATEN RINGKASAN RANCANGAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH DAN ORGANISASI TAHUN ANGGARAN 2016

Lebih terperinci

BAB 3 POTENSI DAN KONDISI LOKASI

BAB 3 POTENSI DAN KONDISI LOKASI BAB 3 POTENSI DAN KONDISI LOKASI 3.1 Tinjauan Umum Kabupaten Boyolali 3.1.1 Gambaran Umum Kabupaten Boyolali merupakan salah satu dari 35 Kabupaten/Kota di Propinsi Jawa Tengah, terletak antara 110 22'

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM Pada bab ini akan dibahas mengenai sistem informasi geografis wilayah rawan kecelakaan di kota Medan yang meliputi analisa sistem yang sedang berjalan dan desain sistem.

Lebih terperinci

VISUALISASI PENJUALAN DAN LOKASI PENJUALAN MENGGUNAKAN GOOGLE MAP SERTA PROYEKSI PERMINTAAN FLEXY DAN MODEM DI MASA MENDATANG (STUDI KASUS: PT

VISUALISASI PENJUALAN DAN LOKASI PENJUALAN MENGGUNAKAN GOOGLE MAP SERTA PROYEKSI PERMINTAAN FLEXY DAN MODEM DI MASA MENDATANG (STUDI KASUS: PT VISUALISASI PENJUALAN DAN LOKASI PENJUALAN MENGGUNAKAN GOOGLE MAP SERTA PROYEKSI PERMINTAAN FLEXY DAN MODEM DI MASA MENDATANG (STUDI KASUS: PT. TELKOM INDONESIA) Rully A Hendrawan, Catra Aldino, Erma Suryani

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. yang akan datang. Ramalan adalah situasi dan kondisi yang diperkirakan akan terjadi

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. yang akan datang. Ramalan adalah situasi dan kondisi yang diperkirakan akan terjadi BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengertian Peramalan Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang. Ramalan adalah situasi dan kondisi yang diperkirakan akan

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1. Analisa Sistem Aplikasi ini dibuat berbasis web untuk mendukung aplikasi pencari jasa laundry, dimana aplikasi ini digunakan oleh user admin dan user laundry.

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM 40 BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM Pada bab ini akan dibahas mengenai Sistem Informasi Geografis Letak Universitas Di Kota Medan yang meliputi analisa sistem yang sedang berjalan dan desain sistem. III.1.

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM Pada bab ini akan dibahas mengenai Sistem Informasi Geografis Lokasi Transmisi TVRI Di Sumatera Utara yang meliputi analisa sistem yang sedang berjalan dan desain sistem.

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM Pada bab ini akan dibahas mengenai Sistem Informasi Geografis Letak Kantor Cabang BRI di Kota Medan yang meliputi analisa sistem yang sedang berjalan dan desain sistem.

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem yang berjalan Proses yang sedang berjalan dalam penginformasian mengenai data lokasi Apotik 24 Jam di Kota Medan masih bersifat manual, banyaknya

Lebih terperinci

BAB IV PERANCANGAN SISTEM. gambaran secara umum kepada user tentang sistem yang baru. Data

BAB IV PERANCANGAN SISTEM. gambaran secara umum kepada user tentang sistem yang baru. Data BAB IV PERANCANGAN SISTEM Tujuan dari desain sistem secara umum adalah untuk memberikan gambaran secara umum kepada user tentang sistem yang baru. Data skenario yang digambarkan dalam bentuk diagram sequence

Lebih terperinci

PRODUKTIVITAS DAN KONTRIBUSI TENAGA KERJA SEKTOR PERTANIAN KABUPATEN BOYOLALI

PRODUKTIVITAS DAN KONTRIBUSI TENAGA KERJA SEKTOR PERTANIAN KABUPATEN BOYOLALI PRODUKTIVITAS DAN KONTRIBUSI TENAGA KERJA SEKTOR PERTANIAN KABUPATEN BOYOLALI Yetti Anita Sari Fakultas Geografi UGM; Yogyakarta E-mail: yettianitasari@gmail.com ABSTRAK Sektor pertanian merupakan salah

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem yang berjalan Kota medan memiliki jumlah penduduk yang tidak sedikit, dimana mayoritas penduduk kota Medan sekarang ialah Suku Jawa, Melayu dan

Lebih terperinci

APLIKASI PERAMALAN PENGADAAN BARANG DENGAN METODE TREND PROJECTION DAN METODE SINGLE EXPONENTIAL SMOOTHING (STUDI KASUS DI TOKO PIONIR JAYA)

APLIKASI PERAMALAN PENGADAAN BARANG DENGAN METODE TREND PROJECTION DAN METODE SINGLE EXPONENTIAL SMOOTHING (STUDI KASUS DI TOKO PIONIR JAYA) APLIKASI PERAMALAN PENGADAAN BARANG DENGAN METODE TREND PROJECTION DAN METODE SINGLE EXPONENTIAL SMOOTHING (STUDI KASUS DI TOKO PIONIR JAYA) Evi Dewi Sri Mulyani 1, Egi Badar Sambani 2, Rian Cahyana 3

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM 39 BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem ng Sedang Berjalan Kendala-kendala yang dihadapi pada sistem yang sedang berjalan yaitu : 1. Proses pencarian informasi kurang efektif. 2. Informasi

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN

BAB III ANALISA DAN DESAIN BAB III ANALISA DAN DESAIN III.1. Analisis Masalah Kemudahan untuk mendapatkan informasi merupakan salah satu tuntutan di era teknologi yang semakin berkembang, seperti misalnya kemudahan untuk mengakses

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN UJI COBA

BAB III ANALISIS DAN UJI COBA BAB III ANALISIS DAN UJI COBA III.1. Analisis Masalah Analisa masalah yang berjalan bertujuan untuk mengidentifikasi serta melakukan evaluasi sistem informasi geografis lokasi toko pancing di kota Medan

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PERTANIAN PADI DI KABUPATEN BANTUL, D.I. YOGYAKARTA

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PERTANIAN PADI DI KABUPATEN BANTUL, D.I. YOGYAKARTA SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PERTANIAN PADI DI KABUPATEN BANTUL, D.I. YOGYAKARTA Agus Rudiyanto 1 1 Alumni Jurusan Teknik Informatika Univ. Islam Indonesia, Yogyakarta Email: a_rudiyanto@yahoo.com (korespondensi)

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN WILAYAH KABUPATEN KLATEN

BAB III TINJAUAN WILAYAH KABUPATEN KLATEN BAB III TINJAUAN WILAYAH KABUPATEN KLATEN Rancangan Sekolah Luar Biasa tipe C yang direncanakan berlokasi di Kabupaten Klaten. Perencanaan suatu pembangunan haruslah mengkaji dari berbagai aspek-aspek

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORITIS

BAB 2 LANDASAN TEORITIS BAB 2 LANDASAN TEORITIS 2.1 Pengertian Peramalan Peramalan (forecasting) adalah kegiatan memperkirakan atau memprediksikan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang dengan waktu yang relative lama.

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM Gambaran Umum Tujuan dari Membuat aplikasi Sistem Informasi Monitoring SP2d dan SPM

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM Gambaran Umum Tujuan dari Membuat aplikasi Sistem Informasi Monitoring SP2d dan SPM 30 BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1. Gambaran Umum Tujuan dari Membuat aplikasi Sistem Informasi Monitoring SP2d dan SPM berbasis Web dilingkungan Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM Bab ini menguraikan tentang analisa dan perancangan sistem untuk mengimplementasikan metode Double Exponential Smoothing (DES) pada aplikasi prediksi jumlah pasien

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Masalah Analisa masalah dilakukan guna mengetahui masalah-masalah yang terkait didalam Sistem Informasi Lokasi Yang Terkena Dampak Bencana Gunung Sinabung

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem yang sedang berjalan Lalu lintas jalan merupakan salah satu sektor yang berpengaruh dalam pembangunan suatu daerah. yang rusak dapat menganggu para

Lebih terperinci

BAB IV PERANCANGAN. Gambar 4.1: Use Case Diagram Plafon Mingguan. Tabel 4.1: Deskripsi Use Case Diagram Plafon Mingguan

BAB IV PERANCANGAN. Gambar 4.1: Use Case Diagram Plafon Mingguan. Tabel 4.1: Deskripsi Use Case Diagram Plafon Mingguan 42 BAB IV PERANCANGAN 4.1 Perancangan Sistem Usulan Berdasarkan analisa permasalahan yang terjadi di PT PLN (Persero) Distribusi Banten, penulis mengusulkan perancangan sistem untuk menangani masalah terebut.

Lebih terperinci

PENERAPAN ALGORITMA FORECASTING UNTUK PREDIKSI PENDERITA DEMAM BERDARAH DENGUE DI KABUPATEN SRAGEN

PENERAPAN ALGORITMA FORECASTING UNTUK PREDIKSI PENDERITA DEMAM BERDARAH DENGUE DI KABUPATEN SRAGEN PENERAPAN ALGORITMA FORECASTING UNTUK PREDIKSI PENDERITA DEMAM BERDARAH DENGUE DI KABUPATEN SRAGEN Ryan Putranda Kristianto 1), Ema Utami 2), Emha Taufiq Lutfi 3) 1, 2,3) Magister Teknik informatika STMIK

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KAWASAN / WILAYAH

BAB III TINJAUAN KAWASAN / WILAYAH BAB III TINJAUAN KAWASAN / WILAYAH 3.1 Kondisi Geografis Kabupaten Klaten Gambar 3.1 Peta Administrasi Kabupaten Klaten Sumber : http://penataanruangjateng.info/index.php/galeri-kab/25 /11/11/2015 Secara

Lebih terperinci

PENGGUNAAN ALGORITMA NONLINEAR PROGRAMMING UNTUK MENGOPTIMALKAN PARAMETER DALAM METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL SATU PARAMETER

PENGGUNAAN ALGORITMA NONLINEAR PROGRAMMING UNTUK MENGOPTIMALKAN PARAMETER DALAM METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL SATU PARAMETER PENGGUNAAN ALGORITMA NONLINEAR PROGRAMMING UNTUK MENGOPTIMALKAN PARAMETER DALAM METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL SATU PARAMETER Nama Mahasiswa : Eka Novi Nurhidayati NRP : 1208 100 040 Jurusan : Matematika

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 4.1 Analisis Yang Berjalan Sebelum merancang suatu sistem, ada baiknya terlebih dahulu menganalisis sistem yang sedang berjalan di Distro yang akan dibangun tersebut.

Lebih terperinci

SISTEM PERAMALAN STOK OBAT MENGGUNAKAN METODE EXPONENTIAL SMOOTHING

SISTEM PERAMALAN STOK OBAT MENGGUNAKAN METODE EXPONENTIAL SMOOTHING Konferensi Nasional Sistem & Informatika 2015 STMIK STIKOM Bali, 9 10 Oktober 2015 SISTEM PERAMALAN STOK OBAT MENGGUNAKAN METODE EXPONENTIAL SMOOTHING Eka Mala Sari R 1), Yeni Kustiyahningsih 2), Rizki

Lebih terperinci

Geografi. Astronomi. Batas Wilayah. Cuaca

Geografi. Astronomi. Batas Wilayah. Cuaca Geografi Astronomi No Garis 1 Lintang Selatan 70 28 70 46 2 Bujur Timur 110 40 110 70 Ketinggian rata-rata 511 meter di atas permukaan laut serta beriklim tropis dengan temperatur 22 31 C. Sumber: BAPPEDA

Lebih terperinci

SISTEM PERAMALAN PERSEDIAAN UNIT MOBIL MITSUBISHI PADA PT. SARDANA INDAH BERLIAN MOTOR DENGAN MENGGUNAKAN METODE EXPONENTIAL SMOOTHING

SISTEM PERAMALAN PERSEDIAAN UNIT MOBIL MITSUBISHI PADA PT. SARDANA INDAH BERLIAN MOTOR DENGAN MENGGUNAKAN METODE EXPONENTIAL SMOOTHING SISTEM PERAMALAN PERSEDIAAN UNIT MOBIL MITSUBISHI PADA PT. SARDANA INDAH BERLIAN MOTOR DENGAN MENGGUNAKAN METODE EXPONENTIAL SMOOTHING Afni Sahara (0911011) Mahasiswa Program Studi Teknik Informatika,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada penelitian ini, data yang diperoleh dari 4 tahun terakhir pada toko

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada penelitian ini, data yang diperoleh dari 4 tahun terakhir pada toko BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil 4.1.1 Persiapan Penelitian Pada penelitian ini, data yang diperoleh dari 4 tahun terakhir pada toko mitra elektronik yaitu dari tahun 2010 2013 untuk memprediksi penjualan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jaringan Pipa Air Minum

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jaringan Pipa Air Minum BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem Informasi Geografi adalah suatu sistem manajemen berupa informasi berbasis komputer yang berkaitan erat dengan dengan sistem pemetaan dan analisis terhadap segala

Lebih terperinci

4.1. Perancangan Use Case Diagram

4.1. Perancangan Use Case Diagram BAB 4. PERANCANGAN 4.1. Perancangan Use Case Diagram Gambar 4.1 Use case diagram 1. Use case siswa memilih kandidat Tabel 4.1 Deskripsi use case siswa memilih kandidat Nama Use case Use case siswa memilih

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS SISTEM

BAB III ANALISIS SISTEM BAB III ANALISIS SISTEM Pada bab ini akan dijelaskan tentang hasil analisis dari permasalahanpermasalahan yang menjadi latar belakang masalah seperti yang telah dijelaskan pada bab-bab sebelumnya, namun

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. yang manual, yaitu dengan melakukan pembukuan untuk seluruh data dan

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. yang manual, yaitu dengan melakukan pembukuan untuk seluruh data dan BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 4.1. Analisis Sistem Yang Sedang Berjalan Saat ini, sistem peminjaman dan pengembalian buku yang dilakukan di perpustakaan SMA Karya Pembangunan 2 Bangun masih menggunakan

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. langsung melihat database yang digunakan dengan cara menekan tombol open

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. langsung melihat database yang digunakan dengan cara menekan tombol open BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Program Peramalan 4.1.1 Tampilan Layar Pada saat pertama kali menjalankan program peramalan ini, user akan dihadapkan pada tampilan program seperti Gambar 4.1. Pada kondisi

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN 3.1 Analisa Kebutuhan Sistem Kebutuhan sistem dalam aplikasi ini terdiri dari Kebutuhan Fungsional dan Kebutuhan Non Fungsional. Berikut macam macam Kebutuhan Fungsional

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN 3.1. Analisa Sistem Dalam melakukan sebuah analisa sistem penulis melakukan wawancara ke salah satu objek yang diambil dalam sebuah penelitian untuk proses pengembangan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM 23 BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem yang Sedang Berjalan Permasalahan kemacetan arus lalu lintas kota Medan yang memadati ruas jalan-jalan dikarenakan tingkat pemakaian jalan yang

Lebih terperinci

UJIAN TUGAS AKHIR EKA NOVI NURHIDAYATI. Jurusan Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Teknologi Sepuluh Nopember 2012

UJIAN TUGAS AKHIR EKA NOVI NURHIDAYATI. Jurusan Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Teknologi Sepuluh Nopember 2012 UJIAN TUGAS AKHIR APLIKASI ALGORITMA NONLINEAR PROGRAMMING UNTUK MENGOPTIMALKAN PARAMETER α DALAM METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL SATU PARAMETER EKA NOVI NURHIDAYATI 1208 100 040 Jurusan Matematika Fakultas

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini membahas analisa dan perancangan sistem, penelitian ini menggunakan bahasa pemrograman berbasis objek. Analisa sistem meliputi analisa kebutuhan fungsional,

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Dalam penulisan skripsi ini, penulis membahas dan menguraikan tentang masalah Sistem Informasi Geografis Lokasi Baby Shop di Kota Medan. Adapun

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN III.1. Analisis Sistem Analisa sistem pada yang berjalan bertujuan untuk mengidentifikasi serta melakukan evaluasi terhadap sistem geografis tata letak les bahasa inggris

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM 17 BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Pengumpulan Kebutuhan Berdasarkan observasi dilapangan, festival kuliner perlu diinformasikan kepada masyarakat luas sekiranya ada beberapa informasi yang berkenaan dengan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem ng Sedang Berjalan Adapun analisa sistem yang sedang berjalan saat ini adalah sebagai berikut : III.1.1. Analisa Input Input dari sistem yang sedang

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM 46 BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Sejarah Perusahaan Batalion Barbershop adalah salah satu usaha jasa perawatan rambut yang berada di Jakarta Selatan. Batalion Barbershop merupakan usaha yang

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN III.1. Analisa Sistem Pencarian Lokasi Sekolah ini merupakan masalah untuk mencari rute atau lintasan yang bisa dilalui pengunjung yang ingin mengunjungi beberapa titik

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN digilib.uns.ac.id BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Diagram Alir Penelitian Mulai Identifikasi Masalah Tujuan Penelitian Studi Pustaka Peraturan Literature Internet Tinjauan Pustaka - Variabel pemeliharaan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem Yang Sedang Berjalan Dalam penulisan skripsi ini, penulis membahas dan menguraikan tentang masalah sistem informasi geografis lokasi cabang komoditas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV HASIL DAN UJI COBA BAB IV HASIL DAN UJI COBA IV.1. Tampilan Hasil Berikut ini dijelaskan mengenai tampilan hasil dari perancangan Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Nama Anak Islami Dengan Metode SAW yang dapat dilihat

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM 4.1. Analisa Sistem Event kebudayaan merupakan acara yang diselenggarakan dengan tujuan untuk melestarikan kebudayaan daerah. Pelaksanaan event kebudayaan di Jawa

Lebih terperinci