Analisis Faktor yang Berpengaruh Terhadap Tingkat Pengangguran Terbuka di Provinsi Jawa Timur Menggunakan Regresi Data Panel

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Analisis Faktor yang Berpengaruh Terhadap Tingkat Pengangguran Terbuka di Provinsi Jawa Timur Menggunakan Regresi Data Panel"

Transkripsi

1 JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 6, No., (07 ISSN: (-98X Print D- Analisis Faktor yang Berpengaruh Terhadap Tingkat Pengangguran Terbuka di Provinsi Jawa Timur Menggunakan Regresi Data Panel Wahyu Indri Astuti, Va Ratnasari, dan Wahyu Wibowo Jurusan Statistika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Instut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya Indonesia statistika.s.ac.id, Abstrak Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT adalah salah satu indikator di bidang ketenagakerjaan untuk melihat dinamika perubahan pengangguran dalam suatu daerah. Periode waktu tahun dari 00 hingga 0 TPT Provinsi Jawa Timur cenderung mengalami penurunan, namun tahun 0 mengalami kenaikan hingga 4,47 persen dibanding tahun sebelumnya hanya sekar 4,9 persen. Kenaikan TPT yang cukup signifikan diduga adanya pengaruh AEC (ASEAN Economic Comuny diawal tahun 0. Pemodelan Tingkat Pengangguran Terbuka Jawa Timur menggunakan regresi data panel merupakan metode dengan melibatkan data cross section dan time series, sehingga mampu menang-kap karakteristik masing-masing kabupaten/kota pada periode waktu tertentu. Pada penelian ini menghasilkan model estimasi terbaik untuk menganalisis TPT Jawa Timur adalah Fixed Effect Model (FEM cross section weighted dengan R sebesar 79,4 persen. Berdasarkan analisis tersebut didapatkan variabel yang berpengaruh signifikan terhadap TPT Jawa Timur adalah TPAK, laju pertumbuhan penduduk, rasio ketergantungan, usia diatas tahun tamat SMA/SLTA dan UMK. Kata Kunci AEC, Fixed Effect Model Cross Section Weighted, Ketenagakerjaan, Regresi Data Panel, Tingkat Pengang-guran Terbuka I I. PENDAHULUAN NDONESIA sebagai negara berkembang selalu berupaya meningkatkan kesejahteraan dan pertumbuhan ekonomi demi terciptanya kehidupan warga negara yang layak. Salah satu aspek penting dalam negara, kondisi ketenagakerjaan tidak terlepas dari permasalahan pengangguran yang berkelanjutan dimana semakin sempnya lapangan pekerjaan, sehingga tidak mampu menyerap tenaga kerja pada usia produktif. Pengangguran adalah orang yang masuk dalam usia angkatan kerja namun belum mendapat kesempatan bekerja tetapi sedang mencari pekerjaan atau tidak []. Sebagai Provinsi dengan jumlah penduduk besar Jawa Timur tidak terlepas dengan masalah pengangguran Tercatat bahwa jumlah angkatan.kerja Jawa Timur pada Agustus 0 bertambah ribu orang yau menjadi 0,7 juta dibanding dengan jumlah angkatan kerja pada tahun 04 []. Peningkatan jumlah angkatan kerja 0, mengakibatkan Tingkat Pengangguran Terbuka Jawa Timur pada Agustus 0 mencapai 4,47 persen lebih tinggi dibanding tahun sebelumnya dimana hanya mencapai 4,9 persen. Tercatat bahwa TPT tertinggi di tahun 0 adalah kota Kediri yau sebesar 8, persen. Rata-rata jumlah Tingkat Pengangguran Terbuka di kota-kota besar Jawa Timur pada tahun 0 mengalami kenaikan cukup signifikan seperti Surabaya, Kediri, Batu, Malang, Mojokerto, Sidoarjo dan Pasuruan. Rata-rata TPT di kota-kota tersebut hampir sebesar,3 persen dibanding tahun 04. Kondisi meningkatnya TPT Jawa Timur tersebut diduga akibat dari ASEAN Economic Communy/AEC pada awal tahun [3]. Penelian sebelumnya membahas mengenai TPT di Jawa Timur dengan Regresi Panel pada periode waktu 00 hingga 04 dengan variabel yang digunakan adalah laju pertumbuhan ekonomi (X, TPAK (X, kepadatan Penduduk (X 3, PDRB (X 4 dan usia tahun ke atas pendidikan terakhir yang diamatkan adalah SMA/SMK (X [4]. Berdasarkan penelian tersebut didapatkan nilai kebaikan model/r sebesar 93,68%. Berdasarkan uraiain tersebut setiap tahunnya menunjukkan perubahan TPT pada setiap kabupaten/kota di Jawa Timur mengidentifikasikan bahwa lokasi dan waktu berpengaruh terhadap Tingkat Pengangguran Terbuka, oleh karena u metode regresi data panel sangat cocok untuk menganalisis TPT di Jawa Timur. Regresi data panel adalah regresi yang menggabungkan struktur cross section dan time series. Oleh karena u tujuan dari penelian adalah untuk mendapatkan faktor-faktor berpengaruh terhadap Tingkat Pengangguran Terbuka Jawa Timur dengan pengamatan waktu periode tahun yau 00 hingga 0. II. TINJAUAN PUSTAKA A. Regresi Panel Data panel merupakan data yang terdiri dari gabungan data cross section dan data time series sehingga mampu menyediakan data lebih banyak sehingga menghasilkan degree of freedom lebih besar. Secara umum model persamaan model regresi panel dulis sebagai berikut [] y = α + β X + ε ( Dimana, y :Respon un individu ke-i untuk periode waktu ke-t. β :(β, β,, β K vektor koefisien slope berukuran xk, dengan K adalah variabel prediktor X :Observasi dari variabel prediktor dari individu ke-i dan periode waktu ke-t. α :Koefisien intersep setiap individu ke-i dan waktu ke-t. ε : Residual pada periode waktu ke-t,ε ~IIDN(0, σ.

2 JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 6, No., (07 ISSN: (-98X Print D- B. Estimasi Model Regresi Data Panel Menentukan estimasi model regresi data panel terdapat kemungkinan yang muncul dikarenaka koefisien slope dan intersep berbeda pada setiap pengamahatan individu dalam periode tertentu [6]. Estimasi model regresi data panel terdapat 3 pendekatam yang digunakan diantaranya CEM (Common Effect Models, FEM (Fixed Effect Model dan REM (Random Effect Models [7]. i. Common Effect Model (CEM Model CEM melibatkan seluruh data digabungkan tanpa memperhatikan individu dan waktu. Persamaan model CEM dinyatakan dalam model sebagai berikut. y β ' Χ ( ii. e Fixed Effect Model (FEM Model FEM mengasumsikan bahwa intersep berbeda untuk tiap individu tetapi tetap mengasumsikan bahwa koefisen slope adalah konstan. Persamaan model FEM dinyatakan dalam model sebagai berikut. y β ' Χ e (3 Adanya perbedaan intersep dari masing-masing individu dunjukkan melalui indeks i pada intersep (α i. iii. Random Effect Model (REM Model REM mengestimasi data panel dimana variabel gangguan mungkin saling berhubungan (error terms antar waktu dan antar individu. Persamaan REM dapat dinyatakan dalam persamaan sebagai berikut: y = α i + β X + w (4 Dengan nilai w w = ε + μ i ( Persamaan w mengandung komponen error cross section dan time series. Komponen error cross section dilambangkan dengan μ i, sedangkan komponen error time series ε. C. Pemilihan Model Regresi Data Panel Dalam memilih model regresi data panel dilakukan beberapa pengujian antara lain sebagai berikut. i. Uji Chow Uji Chow untuk memilih model estimasi terbaik antara CEM dan FEM [8], dengan hipotesis. H 0 :... (Model CEM N H : minimal ada satu i (Model FEM Statistik uji : N F = [R LSDV i R Pooled ]/N [ R LSDV ]/(NT N K Dimana, R LSDV : R untuk FEM R Pooled : R untuk CEM N : Jumlah un cross section T : Jumlah un Time Series K : Jumlah variabel independen Daerah kis : Tolak H 0, jika F hung > F (N,NT N K;α, maka estimasi model persamaan regresinya adalah fixed effect model. ii. Uji Hausman Uji Hausman digunakan untuk memilih model estimasi terbaik antara FEM dan REM [8], dengan hipotesis. H 0 : corr (X,ε = 0 (Model REM (6 H : corr (X,ε 0 (Model FEM Statistika uji : W = [β FEM β REM ] T [var(β FEM var(β FEM ] [β FEM β REM ] T (7 Dimana, Tolak H 0 jika W > χ (K,α atau p value < α maka estimasi persamaan regresinya adalah fixed effect model. iii. Uji Lagrange Multiplier Uji LM digunakan untuk menguji apakah terdapat heterokedastisas pada model FEM antar kelompok individu cross section [8], dengan hipotesis. H 0 : H : i 0(FEM memiliki struktur yang homokedastik i 0 (FEM memiliki struktur yang heterokedastik Statistik uji : LM = NT ( N i= (Te i (T N T i= t= e Daerah kis : Tolak H 0 jika LM > χ (N,α atau p value < α artinya model FEM memiliki struktur yang heteroskedastik sehingga untuk mengatasi harus diestimasi dengan metode cross section weighted. D. Pengujian Parameter Model Regresi Pengujian parameter model regresi dilakukan untuk mengetahui hubungan antara variabel respon dan variabel prediktor. i. Uji Serentak Uji serentak digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen secara bersama-sama. Hipotesis yang digunakan sebagai berikut. H 0 : β β... β K 0 H : Paling sedik ada satu β K 0 Statistik uji : F = MSR = R /(N+K (9 MSE ( R /(NT N K Daerah Kris : Tolak H 0 jika F hung > F (K ; NT K; α atau p value < α ii. Pengujian Parsial Uji parsial digunaan untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen. Dengan hipotesis sebagai barikut. H 0 : β k 0 (tidak ada pengaruh yang signifikan H : β k 0 (ada pengaruh yang signifikan Satistik uji : (0 t hung βˆ SE(βˆ Daerah Kris: Tolak H 0 jika t hung > t ( α ; NT K atau p value < α E. Pengujian Asumsi Klasik Pengujian asumsi klasik diantara lain adalah uji multikolinearas, uji asumsi residual berdistribusi normal, uji residual identik dan independen. i. Uji multikolinearas Multikolinearas dapat diartikan sebagai hubungan linear yang sempurna dari semua variabel penjelas dari model regresi berganda. Salah satu cara mendeteksi kasus multikolinieras adalah dengan melihat nilai Variance Inflation Factor (VIF k k (8

3 JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 6, No., (07 ISSN: (-98X Print D- pada model regresi. Adanya multikolinieras diketahui jika nilai VIF > 0. ii. Uji Asumsi Identik Uji asumsi identik adalah tidak terjadi efek heterokedastisas atau disebut juga varians dari residual identik. Uji asumsi identik dapat dilakukan dengan uji Glejser, dengan hipotesis sebagai berikut. H 0 : β k = 0 (Residual identik/homoskedasis H : β k 0 (Residual tidak identik/heterokedastis Statistik Uji: t hung = β k SE(β k Daerah Kris: Tolak H 0 jika t hung > t ( α ; NT K atau p value < α, artinya residual tidak identik atau terjadi heterokedastis. iii. Uji Asumsi Independen Uji asumsi independen dapat dilakukan dengan nilai Autocorrelation Function (ACF, yau salah satu metode untuk mengetahui apakah komponen error terjadi autokorelasi, berikut ini merupakan perhungan nilai ACF n k ( xt k x( xt x t k rk n ( xt x t Jika terdapat ACF yang melewati batas significance lim maka dapat dikatakan bahwa terjadi kasus autokorelasi atau dapat dikatakan bahwa residual saling berkorelasi sehingga dependen (saling bergantung. iv. Residual Berdistribusi Normal Asumsi normalas harus terpenuhi untuk mengetahui apakah residual berdistribusi normal, dengan hipotesis. H 0 : F(x = F 0 (x H : F(x F 0 (x Statistik Uji D = Sup x S(x F 0 (x (3 Tolak H 0 jika D > D q( α atau p value < α. Jika asumsi residual tidak normal maka perlu dilakukan transformasi variabel dan kemudian memodelkannya kembali. F. Tingkat Pengangguran Terbuka Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT adalah persentase jumlah pengangguran terhadap jumlah angkatan kerja. Dimana, TPT memiliki kegunaan dalam mengindikasikan besarnya persentase angkatan kerja yang termasuk dalam pengangguran (BPS, 0. Adapun dalam perhungannya digunakan rumus sebagai berikut. Jumlah Penganggur TPT 00% (4 Jumlah Angkatan Kerja III. A. Sumber Data METODOLOGI PENELITIAN ( ( Data yang digunakan adalah data sekunder mengenai Tingkat Pengangguran Terbuka Kabupaten/Kota Jawa Timur periode waktu 00 hingga 0 yang diperoleh dari BPS Provinsi Jawa Timur. B. Variabel Penelian Un penelian yang digunakan dalam adalah berupa 38 kabupaten/kota tersebar di Jawa Timur. Adapun variabel yang digunakan adalah sebagai berikut. Tabel. Variabel Penelian Jenis Variabel Satuan X TPAK Persentase X Laju Perumbuhan Penduduk Persentase X 3 Dependency Ratio Persentase X 4 Usia tahun tamat SMA/SLTA Persentase X UMK Juta Rupiah Berdasarkan variabel-variabel tersebut, didapatkan persamaan model regresi data panel untuk TPT Jawa Timur sesuai dengan kreria ekonomi secara apriori adalah sebagai berikut. X X 3X3 4X4 X ( Tanda yang diharapkan adalah α > 0, α merupakan intersep pada masing-masing un cross section, sehingga besarnya α selalu bertanda posif. Sedangkan yang diharapkan pada masing-masing parameter dari β, β 4, β bertanda negatif yau menunjukkan bahwa variabel X, X 4 dan X mempunyai pola berbanding terbalik dengan TPT Jawa Timur. Tanda untuk parameter β dan β 3 adalah bertanda posif yang artinya pada variabel X dan X 3 mempunyai pola hubungan yang berbanding lurus dengan TPT Jawa Timur. C. Langkah Analisis Langkah analisis yang digunakan pada panelian ini adalah sebagai berikut..analisis secara statistika deskriptif untuk mengetahui karakteristik pada setiap variabel respon dan variabel prediktor..melakukan analisis dengan menggunakan regresi data panel, sebelumnya dengan mendeteksi adanya kasus multikolinearas. Pada regresi data panel dilakukan model estimasi regresi, yau CEM, FEM, dan REM. Selanjutnya menentukan model estimasi terbaik dengan uji Chow, uji Hausman, dan uji Lagrange Multiplier. 3. Setelah mendapatkan model estimasi model regresi data panel langkah selanjutnya adalah pengujian signifikansi parameter pada model regresi data panel baik pengujian secara serentak ataupun secara parsial dan dilanjutkan pengujian asumsi klasik yau uji residual berdistribusi normal, residual identik dan independen. 4. Langkah terakhir adalah menarik kesimpulan dan saran. IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Statistika Deskriptif Variabel Analisis statistika deskriptif dilakukan untuk mengetahui karakteristik dari TPT Jawa Timur serta variabel yang diduga mempengaruhinya. Berdasarkan Tabel menunjukkan nilai rata-rata, nilai minimum, nilai maksimum pada masing-masing variabel penelian. Sedangkan pola persebaran TPT di Jawa Timur pada

4 JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 6, No., (07 ISSN: (-98X Print D-3 periode waktu 00 hingga 0 dapat dampilkan pada peta tematik Gambar. Tabel. Hasil Statistika Deskriptif Var Mean Min Maks Kota Terendah Kota Tertinggi Y,99,07 0,66 Pacan Madiun X 68,79 63,4 77,90 Madiun Pacan X,4 0,8 4,0 Kediri Bangkalan X 3 47,03 38,04,3 Surabaya Sampang X 4 0,33 6, 3,9 Sampang Madiun X 8,6 6,7,7 Pacan Surabaya Gambar Peta TematikTingkat Pengangguran Terbuka Gambar merupakan peta persebaran TPT di Jawa Timur. Klasifikasi kelompok wilayah dengan TPT rendah mempunyai nilai antara,07 hingga 6,0 per 00 penduduk. Sedangkan kelompok wilayah dengan TPT tinggi antara 6,0 hingga 0, per 00 penduduk yang berwana biru. TPT tertinggi sebesar 0,66 persen yau Kota Madiun yang artinya adalah setiap 00 penduduk di Madiun terdapa sekar orang yang menganggur. Sesuai dengan keadaan kependudukan serta ketenagakerjaan, Kota Madiun mengalami pertumbuhan penduduk cukup besar sekar 0,43 persen pertahun. Mayoras lapangan pekerjaan di Madiun cenderung pada sektor perdagangan, jasa dan industri. Sedangkan TPT terendah terdapat pada Kabupaten Pacan dengan nilai sebesar,07 persen, dimana artinya adalah dari 00 penduduk di Pacan terdapat orang yang menganggur. B. Pemodelan Tingkat Pengangguran Terbuka. Uji Multikolinearas Dalam mendeteksi adanya kasus multikolinieras salah satunya adalah melalui nilai (VIF. Tabel 3. Hasil Pengujian Multikolinearas Variabel Independen VIF TPAK (X,9 aju Pertumbuhan Penduduk (X,09 Dependency Ratio (X 3,49 Usia Tahun Tamat SMA/SLTA (X 4, UMK (X,0 Tabel 3 menunjukkan bahwa seluruh variabel memiliki nilai VIF kurang dari 0, sehingga dapat disimpulkan bahwa asumsi tidak terdapat multikolinieras pada data.. Pemilihan Model Regresi Data Panel Memilih model regresi panel yang sesuai dilakukan dengan menggunakan beberapa langkah yau meliputi uji Chow, uji Hausman dan uji Lagrange Multiplier (LM. Hasil uji Chow diperoleh F hung (9,96 > F tabel (,44 dan nilai p-value (0,00 < α (0,0, maka disimpulkan untuk menolak H 0 sehingga dapat diartikan bahwa pada model persamaan TPT di Jawa Timur model yang sesuai adalah Fixed Effect Model (FEM. Sedangkan hasil pengujian Hausman diperoleh nilai W( 97,6 > χ ( ;0,0 (,07 dan nilai p-value(0,00 < α (0,0. Sehingga diambil keputusan H 0 dolak pada taraf signifikansi α (0,0 yang artinya model terbaiknya adalah Fixed Effect Model (FEM. Hasil uji LM diperoleh bahwa LM hung (0,9 (,07, diambil keputusan H 0 dolak. Hal tersebut (0,0; disimpulkan terdapat heterokedastisas pada model TPT sehingga menunjukkan estimator yang baik dengan menggunakan FEM cross section weighted. 3. Pengujian Parameter FEM Cross section weighted Berdasarkan pengujian estimasi model terpilihnya adalah FEM cross section weighted. Untuk memenuhi asumsi residual berdistribusi normal dibentuklah model persamaan log-linear, sehingga persamaan modelnya sebagai berikut. i X X 3X3 4X4 X (6 Pengujian parameter untuk model FEM cross section weighted melalui uji parsial dan serentak. Berdasarkan pengujian serentak didapatkan nilai F hung (34,7 > F tabel = F (0,0,4,44 =,3 dan nilai p-value < α (0,0, maka dapat diputuskan H 0 dolak. Sedangkan hasil uji parsial untuk masing-masing variabel sebagai berikut. Tabel 4 Hasil Uji Parsial FEM Cross Section Weighted Variabel Koefisien t hung p-value Konstan 4,980,803 0,000 X -0,07-3,8 0,00 X 0,09,96 0,003 X 3-0,03-6,76 0,000 X 4-0,009 -,470 0,04 X -0,6-8,89 0,000 Tabel 4 menunjukkan pengujian secara parsial yau nilai t hung masing-masing variabel > t (0,0; (,96 dan nilai p- value < α (0,0, maka dapat diputuskan H 0 dolak. Maka seluruh variabel berpengaruh signifikan terhadap TPT Jawa Timur dengan menggunakan model FEM cross section weighted. 4. Estimasi Model FEM Cross Section Weighted Model regresi data panel untuk memodelkan TPT Jawa Timur tahun 00 hingga 0 dengan semua variabel prediktor menggunakan model FEM cross section weight adalah sebagai berikut.

5 JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 6, No., (07 ISSN: (-98X Print D-4 Ln (y ˆ 4, 98 i 0, 07X 0, 09X 0, 03X 3-0, 009X 4 0, 6X atau persamaan tersebut dapat duliskan sebagai berikut: ŷ exp(4, 98 i 0, 07X 0, 09X 0, 03X 3-0, 009X 4 0, 6X (7 (8 Model estimasi FEM cross section weighted diatas didapatkan nilai kebaikan model R (79,4% yau dapat diartikan kemampuan variabel prediktor menjelaskan perubahan variabel respon sebesar 79,4% dan sisanya dijelaskan oleh variabel lain tidak dimasukkan dalam model. Persamaan 7 atau 8 dapat diketahui bahwa koefisien nilai negatif mempunyai arti menurunkan TPT, sedangkan tanda posif berarti menaikkan TPT. Setiap kenaikan satu persen Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (X akan mempengaruhi TPT sebesar exp(-0,07 = 0,983 setara dengan penurunan TPT sebesar 0,07 atau sebesar,7 persen jika semua variabel lainnya tetap. Jika persentase kenaikan laju pertumbuhan penduduk (X mengalami kenaikan sebesar satu persen akan mempengaruhi TPT sebesar exp(0,09=,09 setara dengan kenaikan Tingkat Pengangguran Terbuka 0,09 atau sebesar,9 persen dengan asumsi semua variabel lainnya tidak berubah. Untuk variabel kenaikan rasio ketergantungan/dependency ratio sebesar satu persen akan menyebabkan perubahan TPT di Jawa Timur sebesar exp(-0,03=0,969 setara dengan penurunan TPT 0,03 atau setara dengan penurunan TPT sebesar 3, persen dengan asumsi semua variabel lainnya tetap. Sedangkan setiap kenaikan usia penduduk tahun yang menamatkan pendidikan terakhirnya SMA/SLTA sebesar satu persen akan mengakibatkan perubahan TPT exp(-0,009 = 0,99 setara dengan penurunan sebesar 0,009 setara 0,9 persen jika variabel-variabel lainnya tetap. Untuk variabel upah minimum kabupaten/kota mengalami kenaikan sebesar satu persen akan menyebabkan perubahan TPT sebesar exp(-0,6 = 0,37 atau dapat dikatakan setara dengan penurunan TPT sebesar 0,463 atau setara 46,3 persen dengan asumsi semua variabel independen lainnya tidak berubah. Berdasarkan model Persamaan (7, akan didapatkan nilai taksiran TPT Ln( untuk kota/kabupaten di Jawa Timur. ŷ Misalkan ingin mengetahui Tingkat Pengangguran Terbuka Madiun dan Pacan pada tahun 0, sehingga diperoleh nilai sebagai berikut. ln(yˆ 4, 98 0, 7 0, 07(6,97 0, 09(0,43 0, 03(4,3 (9,Mdn- 0, 009(39, 37 0, 6(, 07, 0 ln(yˆ,pctn- 4, 98 0, 994 0, 07(80,64 0, 09(0,34 0, 03(49,03 0, 009(,4 0, 6(, 0, 3 (0 Persamaan 9 dan 0 menunjukkan nilai taksiran dari TPT pada tahun 0 untuk Kota Madiun sebesar,0 sedangkan Kabupaten Pacan sebesar 0,3.. Pengujian Parameter FEM individu waktu Pengujian parameter FEM individu waktu dilakukan untuk melihat variabel yang signifikan terhadap TPT Jawa Timur. Untuk memenuhi asumsi residual berdistribusi normal dibentuk model persamaan log-linear sehingga persamaan model FEM individu waktu sebagai berikut. Ln(Z = α + μ i + λ t β X +β X β 3 X 3 β 4 X 4 β X ( Adapun hasil pengujian FEM individu waktu terhadap seluruh variabel independen adalah sebagai berkut. Tabel 6 Pengujian FEM individu waktu semua variabel Variabel Estimator t hung p-value Konstanta 3,63 8,33 0,000 X -0,0-3,94 0,00 X 0,009,084 0,78 X 3-0,06-3,063 0,00 X 4-0,007 -,900 0,08 X 0,00 0,3 0,83 Tabel 6 menunjukkan pengujian FEM individu waktu seluruh variabel, dimana didapatkan variabel yang signifikan adalah X (TPAK dan X 3 rasio ketergantungan karena mempunyai nilai t hung > t tabel dan p-value < taraf signifikan (0,0. Pengujian parameter untuk model FEM individu waktu melalui uji parsial dan serentak. Berdasarkan pengujian serentak dapat diketahui nilai F hung (4,4 > F tabel = F (0,0,4,47 = 3,86 dan nilai p-value < α (0,0, maka dapat diputuskan H 0 dolak. Sedangkan hasil uji parsial untuk masing-masing variabel sebagai berikut. Tabel 6. Hasil Uji Parsial FEM Individu Waktu Variabel Koefisien t hung p-value Konstan 3,4 8,44 0,00 X -0,0-3,4 0,003 X 3-0,06 -,97 0,000 Tabel 6 merupakan pengujian parsial dengan nilai t hung masing-masing variabel > t (0,0; (,96 dan nilai p-value < α (0,0, maka dapat diputuskan H 0 dolak, maka variabel X dan X berpengaruh signifikan terhadap TPT Jawa Timur. Ln(Z = 3,46 + μ i + λ t 0,0X 0,06X 3 ( Atau dapat duliskan dengan, Z = exp (3,46 + μ i + λ t 0,0X 0,06X 3 (3 Nilai kebaikan model R (84,63% untuk model FEM individu waktu dimana dapat diartikan keampuan variabel prediktor menjelaskan perubahan variabel respon sebesar 84,64% dan sisanya dijelaskan oleh variabel lain tidak dimasukkan dalam model. Persamaan model FEM individu waktu tersebut dapat diintepretasikan bahwa setiap kenaikan TPAK (X sebesar satu persen akan mempengaruhi TPT sebesar exp(-0,0 = 0,98 atau dapat diartikan sebagai mampu menurunkan TPT 0,0 atau setara dengan, persen dengan asumsi untuk variabel rasio ketergantungan tetap. Sedangkan kenaikan setiap satu persen rasio ketergantungan akan menurunkan TPT sebesar exp(-0,06 = 0,984 atau dapat dikatakan setara dengan penurunan 0,06 atau menurun sebesar,6 persen jika variabel TPAK diasumsikan nilainya tetap. Berdasarkan model FEM individu waktu dengan variabel yang signfikan diketahui bahwa dengan memasukkan nilai variabel prediktor ke dalam model Persamaan (3, akan

6 JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 6, No., (07 ISSN: (-98X Print D- didapatkan nilai taksiran TPT Ln(Z untuk masing-masing kota/kabupaten di Jawa Timur. Misalkan ingin mengetahui Tingkat Pengangguran Terbuka Madiun dan Pacan pada tahun 0, sehingga diperoleh nilai sebagai berikut. Ln(Z Mdn = 3,46 + 0,6 0,97 0,0(6,97 + 0,06(4,3 =,84 (4 Ln(Z pct = 3,46 0,897 0,97 0,0(80,64 + 0,06(49,03 = 0,06 ( Pada persamaan 9 dan 0 menunjukkan nilai taksiran dari TPT kota Madiun sebesar,84 sedangkan untuk Kabupaten Pacan sebesar 0,06 menggunakan model FEM individu waktu. 6. Pengujian Asumsi Klasik Model Pengujian asumsi klasik model bertujuan untuk mengetahui apakah residual telah memenuhi asumsi identik, independen dan berdistribusi normal pada model FEM cross section weighted dan FEM individu waktu. Uji asumsi residual identik (varian residual homoskedastis dilakukan dengan uji glejser. Berikut ini merupakan hasil uji Glejser untuk masing-masing model FEM Cross Section Weighted ( dan FEM individu waktu Tabel 7 Hasil pengujian Glejser Model Koefisien t hung p-value X -0,084 0,933 X 0,079 0,937 X 3-0,09 0,93 Ln(Z X 4-0,367 0,73 X 0,9 0,89 X 0,000,000 X 3 0,000,000 Berdasarkan tabel 7 nilai t hung pada masing-masing variabel nilainya kurang dari t tabel = t (0,0;l =,96. Kesimpulannya tolak H 0 yang artinya tidak terdapat kasus heterokedastisas untuk model FEM individu cross section weighted dan FEM individu waktu. Uji asumsi residual independen dilakukan dengan menggunakan plot ACF. Dengan melihat tidak terdapatnya nilai ACF yang melewati batas lim atas dan bawah untuk pengamatan masing-masing un individu, maka dapat disimpulkan untuk model regresi data panel FEM cross section weighted dan FEM individu waktu setiap un pengamatan kabupaten/kota tidak terdapat autokorelasi. Sedangkan plot ACF pengamatan dengan melibatkan waktu disimpulkan terdapat autokorelasi akibat terdapatnya unsur waktu. Berikut merupakan plot ACF untuk model FEM individu CW dan individu waktu melibatkan unsur waktu dalam model Autocorrelation Lag 4 Gambar Plot ACF model dan Ln(Z 6 Autocorrelation Lag 4 6 Hasil uji normalas dapat dilihat berdasarkan nilai p-value pada pengujian tersebut adalah 0, dan 0,0 dimana mempunyai nilai lebih dari taraf signifikan α (0,0, maka dapat disimpulkan untuk gagal tolak H 0 yang artinya residual telah memenuhi asumsi distribusi normal. Adapun grafik uji normalas residual model FEM cross section weighted dan FEM individu waktu adalah sebagai berikut. Percent Residual Gambar 3 Pengujian Kolmogorov-Smirnov model Percent Residual Mean 0094 StDev 0.78 N 48 KS P-Value > Mean E-7 StDev 0.4 N 48 KS 44 P-Value Gambar 4 Pengujian Kolmogorov-Smirnov model Ln(Z 7. Perbandingan Hasil Estimasi FEM Individu Waktu dan FEM Cross section weighted Untuk melihat kebaikan model pada masing-masing metode digunakan nilai kebaikan model atau R sesuai dengan pengujian parameter model regresi data panel dengan pedekatan FEM individu cross section weighted dan FEM individu waktu. Tabel 8 Perbandingan Nilai Koefisien Determinasi Model R Asumsi Residual Identik Normalas FEM cross section weighted 79,4% Terpenuhi Terpenuhi FEM individu waktu 84,64% Terpenuhi Terpenuhi Hasil estimasi model FEM individu waktu mempunyai R lebih besar dibanding dengan FEM cross section weighted, namun terdapat banyak variabel yang tidak signifikan. Berdasarkan (Setiawan & Kusrini, 00, model FEM individu waktu mempunyai kelemahan terjadinya multikolinearas, sehingga tidak sedik variabel yang tidak signifikan akibat dari terlalu banyak dalam pemakaian variabel dummy. Oleh karena u persamaan yang sesuai untuk memodelkan Tingkat Pengangguuran Terbuka Jawa Timur pada periode 00-0 adalah FEM individu cross section weighted dengan nilai kebaikan model 79,4 persen. Nilai R 79,4 persen dapat diartikan bahwa variabel prediktor pada model FEM cross section weighted dapat menjelaskan variabilas Tingkat Pengangguran Terbuka Jawa Timur sebesar 79,4 persen sedangkan 0,36 persen dijelaskan oleh variabel lain yang belum masuk ke dalam model.

7 JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 6, No., (07 ISSN: (-98X Print D-6 V. KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada penelian ini dapat diperoleh kesimpulan bahwa Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT Provinsi Jawa Timur pada periode waktu 00 hingga 0 cenderung mengalami penurunan setiap tahunnya. Rata-rata penurunan TPT Jawa timur sebesar,84 persen dalam setahun. Sedangkan model estimasi regresi data panel menggunakan model FEM cross section weighted terdapat lima variabel yang signifikan terhadap TPT Jawa Timur yau TPAK (X, Laju Pertumbuhan Penduduk (X, Angka Katergantungan / Dependency Ratio (X 3, Penduduk Usia Tahun Tamat SMA/SLTA (X 4 dan UMK (X dengan menghasilkan kebaikan model atau R sebesar 79,4%. Untuk model persamaan estimasi model FEM individu waktu terdapat dua variabel yang signifikan terhadap TPT Jawa Timur yau TPAK (X dan Rasio Ketergantungan (X 3 dengan kebaikan model R sebesar 84,64%. Saran untuk pemerintah Provinsi Jawa Timur untuk menekan Tingkat Pengangguran Terbuka dengan memperhatikan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap TPT Jawa Timur yau dengan meningkatkan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja, rasio ketergantungan, usia tahun menamatkan pendidikan terakhir SMA/SLTA dan meningkatkan standar UMK, selain u mampu mengurangi laju pertumbuhan penduduk di Provinsi Jawa Timur. Sedangkan untuk penelian selanjutnya adalah menambah periode waktu yang lebih panjang serta menambah variabel yang diduga berpengaruh terhadap TPT Jawa Timur agar estimasi/efek waktu yang dihasilkan lebih akurat dan mampu menambah informasi yang ada. DAFTAR PUSTAKA [] Mantra, I. B. (03. Demografi umum. Yogyakarta: Pustaka Belajar. [] Badan Pusat Statistik (0. Bera Resmi Statistik, Keadaan Angkatan Kerja di Jawa Timur Agustus 0. Surabaya: Badan Pusat Statistik Jawa Timur. [3] Badan Pusat Statistik RI. (0. Bera Resmi Statistik Tingkat Pengangguran Terbuka. Jakarta: Badan Pusat Statistik. [4] Tervia, S. (0. Pemodelan Tingkat Pengangguran Terbuka di Provinsi Jawa Timur dengan Regresi Data Panel Berdasarkan Pendekatan Fixed Effect. Laporan Penelian Departemen Matematika Sains dan Teknologi Universas Airlangga, Surabaya. [] Hsiao, C. (003. Analysis of Panel Data. New York: Cambridge Universy Press. [6] Gujarati, D. (004. Basic Ekonometrics. New York: Mc Gwra Hill,Inc. [7] Widarjono, A. (03. Ekonometrika Teori dan Aplikasi Untuk Ekonomi dan Bisnis. Yogyakarta: Ekonosia FE UII [8] Greene, W. (00. Econometrics Analysis,4th Edion. Prentice Hall.inc.

JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 2, No.2, (2013) ( X Print) D-237

JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 2, No.2, (2013) ( X Print) D-237 JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol., No., (013) 337-350 (301-98X Print) D-37 Analisis Statistika Faktor yang Mempengaruhi Indeks Pembangunan Manusia di Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Timur dengan Menggunakan

Lebih terperinci

Analisis Indikator Tingkat Kemiskinan di Jawa Timur Menggunakan Regresi Panel

Analisis Indikator Tingkat Kemiskinan di Jawa Timur Menggunakan Regresi Panel JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 5 No. (016) 337-350 (301-98X Print) D-65 Analisis Indikator Tingkat Kemiskinan di Jawa Timur Menggunakan Regresi Panel Almira Qattrunnada Qurratu ain dan Vita Ratnasari Jurusan

Lebih terperinci

PENDEKATAN EKONOMETRIKA PANEL SPASIAL UNTUK PEMODELAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO DI KALIMANTAN BARAT

PENDEKATAN EKONOMETRIKA PANEL SPASIAL UNTUK PEMODELAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO DI KALIMANTAN BARAT Buletin Ilmiah Math. Stat. Dan Terapannya (Bimaster) Volume 07, No. (08), hal 8. PENDEKATAN EKONOMETRIKA PANEL SPASIAL UNTUK PEMODELAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO DI KALIMANTAN BARAT Ridho Pratama,

Lebih terperinci

PEMODELAN PERSENTASE PENDUDUK MISKIN DI JAWA TIMUR DENGAN PENDEKATAN EKONOMETRIKA PANEL SPASIAL

PEMODELAN PERSENTASE PENDUDUK MISKIN DI JAWA TIMUR DENGAN PENDEKATAN EKONOMETRIKA PANEL SPASIAL PEMODELAN PERSENTASE PENDUDUK MISKIN DI JAWA TIMUR DENGAN PENDEKATAN EKONOMETRIKA PANEL SPASIAL Alifta Kurnia Setiawati (1308100061) Pembimbing : Dr. Ir. Setiawan, MS 1 AGENDA 1 3 4 5 Pendahuluan Tinjauan

Lebih terperinci

JURUSAN STATISTIKA - FMIPA INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER. Ayunanda Melliana Dosen Pembimbing : Dr. Dra. Ismaini Zain, M.

JURUSAN STATISTIKA - FMIPA INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER. Ayunanda Melliana Dosen Pembimbing : Dr. Dra. Ismaini Zain, M. JURUSAN STATISTIKA - FMIPA INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER Seminar hasil TUGAS AKHIR Ayunanda Melliana 1309100104 Dosen Pembimbing : Dr. Dra. Ismaini Zain, M.Si PENDAHULUAN Latar Belakang Rumusan Masalah

Lebih terperinci

Pemodelan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kemiskinan Kabupaten/Kota di Jawa Timur Menggunakan Regresi Data Panel

Pemodelan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kemiskinan Kabupaten/Kota di Jawa Timur Menggunakan Regresi Data Panel JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 5, No.1, (016) 337-350 (301-98X Print) D-45 Pemodelan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kemiskinan Kabupaten/Kota di Jawa Timur Menggunakan Regresi Data Panel Nur Fajriyah

Lebih terperinci

Pemodelan Kerugian Makroekonomi Akibat Bencana Alam Dengan Regresi Panel

Pemodelan Kerugian Makroekonomi Akibat Bencana Alam Dengan Regresi Panel JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 2, No.1, (2013) 2337-3520 (2301-928X Print) 1 Pemodelan Kerugian Makroekonomi Akibat Bencana Alam Dengan Regresi Panel Evi Kinasih Ikhwan dan Dwi Endah Kusrini Jurusan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A. Objek Penelian BAB III METODE PENELITIAN Objek penelian yang digunakan pada penelian ini adalah seluruh kabupaten dan kota yang ada di Daerah Istimewa Yogyakarta, yang terdiri dari 4 kabupaten dan 1

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI, EKSPOR, DAN KONSUMSI PEMERINTAH TERHADAP PDRB KALIMANTAN BARAT DENGAN MODEL DATA PANEL INTISARI

ANALISIS FAKTOR PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI, EKSPOR, DAN KONSUMSI PEMERINTAH TERHADAP PDRB KALIMANTAN BARAT DENGAN MODEL DATA PANEL INTISARI Buletin Ilmiah Math. Stat. dan Terapannya (Bimaster) Volume xx, No. x (tahun), hal xx xx. ANALISIS FAKTOR PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI, EKSPOR, DAN KONSUMSI PEMERINTAH TERHADAP PDRB KALIMANTAN BARAT DENGAN

Lebih terperinci

Peramalan Penjualan Sepeda Motor Baru Di Area Penjualan Surabaya Dengan Menggunakan Regresi Panel

Peramalan Penjualan Sepeda Motor Baru Di Area Penjualan Surabaya Dengan Menggunakan Regresi Panel JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 3, No.2, (2014) 2337-3520 (2301-928X Print) D-158 Peramalan Penjualan Sepeda Motor Baru Di Area Penjualan Surabaya Dengan Menggunakan Regresi Panel Zakiyah El hoiroh Tsani

Lebih terperinci

At Pemodelan Kerugian Makroekonomi Akibat Bencana Alam dengan Regresi Panel

At Pemodelan Kerugian Makroekonomi Akibat Bencana Alam dengan Regresi Panel JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 3, No., (014) 337-350 (301-98X Print) D-36 At Pemodelan Kerugian Makroekonomi Akibat Bencana Alam dengan Regresi Panel Evi Kinasih Ikhwan dan Dwi Endah Kusrini Jurusan

Lebih terperinci

Pemodelan Konsumsi Energi Listrik Pada Sektor Industri di Provinsi Jawa Timur Menggunakan Metode Regresi Data Panel

Pemodelan Konsumsi Energi Listrik Pada Sektor Industri di Provinsi Jawa Timur Menggunakan Metode Regresi Data Panel JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 5 No. (016) 337-350 (301-98X Print) D-169 Pemodelan Konsumsi Energi Listrik Pada Sektor Industri di Provinsi Jawa Timur Menggunakan Metode Regresi Data Panel 1 Marsha Fitrantie

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh pertumbuhan

III. METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh pertumbuhan 49 III. METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh pertumbuhan ekonomi, inflasi dan kualitas sumber daya manusia terhadap tingkat pengangguran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. wisata, jumlah wisatawan dan Produk Domestik Regional Bruto terhadap

BAB III METODE PENELITIAN. wisata, jumlah wisatawan dan Produk Domestik Regional Bruto terhadap BAB III METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini merupakan analisis mengenai pengaruh jumlah obyek wisata, jumlah wisatawan dan Produk Domestik Regional Bruto terhadap retribusi daerah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif. Penelitian asosiatif merupakan penelitian yang bertujuan untuk

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif. Penelitian asosiatif merupakan penelitian yang bertujuan untuk BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelian Penelian ini mengunakan metode penelian asosiatif dengan pendekatan kuantatif. Penelian asosiatif merupakan penelian yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Objek Penelitian Penelitian dilakukan di kabupaten/kota di Provinsi Jawa Timur. Dengan pertimbangan di setiap wilayah mempunyai sumber daya dan potensi dalam peningkatan pertumbuhan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Upah

III. METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Upah 63 III. METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Upah Minimum Provinsi (UMP) dan Belanja Barang dan Jasa (BBJ) terhadap pembangunan

Lebih terperinci

Peramalan Jumlah Kepemilikan Sepeda Motor dan Penjualan Sepeda Motor di Jawa Timur dengan Menggunakan Regresi Data Panel

Peramalan Jumlah Kepemilikan Sepeda Motor dan Penjualan Sepeda Motor di Jawa Timur dengan Menggunakan Regresi Data Panel JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 3, No., (14) 337-35 (31-98X Print) D-33 Peramalan Jumlah epemilikan Sepeda Motor dan Penjualan Sepeda Motor di Jawa Timur dengan Menggunakan Regresi Data Panel Hilda Rosdiana

Lebih terperinci

BAB III. Metode Penelitian

BAB III. Metode Penelitian 34 BAB III Metode Penelitian 3.1 Jenis dan Cara Pengumpulan Data Jenis penelitian ini menggunakan data yang bersifat kuantitatif. Data kuantitatif yaitu data yang berwujud dalam kumpulan angka-angka. Sedangkan

Lebih terperinci

PEMODELAN PERSENTASE PENDUDUK MISKIN DI PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN DENGAN REGRESI PANEL

PEMODELAN PERSENTASE PENDUDUK MISKIN DI PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN DENGAN REGRESI PANEL PEMODELAN PERSENTASE PENDUDUK MISKIN DI PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2004-2008 DENGAN REGRESI PANEL Desi Yuniarti 1, Susanti Linuwih 2, Setiawan 3 1 Mahasiswa S2 Jurusan Statistika FMIPA ITS, Surabaya, 60111

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Bangli, Kabupaten Karangasem, dan Kabupaten Buleleng.

BAB III METODE PENELITIAN. Bangli, Kabupaten Karangasem, dan Kabupaten Buleleng. BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Dalam penelitian ini, penulis menggunakan lokasi penelitian wilayah Provinsi Bali yang merupakan salah satu provinsi yang ada di Indonesia. Luas Provinsi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dibandingkan dengan produksi sub-sektor perikanan tangkap.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dibandingkan dengan produksi sub-sektor perikanan tangkap. BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Adapun lokasi penelitian dalam menyusun penelitian ini adalah pada 29 kabupaten dan 9 kota di Provinsi Jawa Timur, dengan pertimbangan bahwa Provinsi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITAN. Lokasi pada penelitian ini adalah Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Timur.

BAB III METODE PENELITAN. Lokasi pada penelitian ini adalah Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Timur. BAB III METODE PENELITAN A. Lokasi Penelitian Lokasi pada penelitian ini adalah Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Timur. Pemilihan lokasi ini salah satunya karena Provinsi Jawa Timur menepati urutan pertama

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Daerah) di seluruh wilayah Kabupaten/Kota Eks-Karesidenan Pekalongan

BAB III METODE PENELITIAN. Daerah) di seluruh wilayah Kabupaten/Kota Eks-Karesidenan Pekalongan BAB III METODE PENELITIAN A. Obejek Penelitian Obyek kajian pada penelitian ini adalah realisasi PAD (Pendapatan Asli Daerah) di seluruh wilayah Kabupaten/Kota Eks-Karesidenan Pekalongan yang terdiri dari

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian kuantitatif.

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian kuantitatif. BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian kuantitatif. Menurut Sugiyono (2003), penelitian kuantitatif adalah penelitian dengan memperoleh data

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini bersumber dari data sekunder mulai dari tahun 2005 sampai dengan tahun 2010. Data tersebut didapat dari beberapa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian di Pulau Jawa Provinsi Jawa Timur yang terdiri dari 29 kabupaten dan 9 kota di antaranya dari Kab Pacitan, Kab Ponorogo, Kab Trenggalek,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. B. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif dengan

BAB III METODE PENELITIAN. B. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif dengan A. Lokasi Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Lokasi penelitian adalah di Kawasan SWP Gerbangkertosusila Plus yang terdiri dari 12 Kabupaten/Kota yaitu: Kota Surabaya, Kabupaten Sidoarjo, Kabupaten Gresik,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Dalam penelitian ini, Indonesia dijadikan sebagai objek penelitian untuk menganalisis pengaruh pengeluaran pemerintah, ekspor dan jumlah penduduk terhadap

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Subyek/Obyek Penelitian Penelitian ini dilakukan pada kota/kabupaten yang termasuk dalam Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. B. Jenis Data Jenis data yang digunakan dalam

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELTIAN. Riau, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI. Yogyakarta, Jawa Timur,

BAB III METODELOGI PENELTIAN. Riau, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI. Yogyakarta, Jawa Timur, BAB III METODELOGI PENELTIAN A. Obyek/Subyek Penelitian Obyek dalam penelitian ini meliputi seluruh wilayah atau 33 provinsi yang ada di Indonesia, meliputi : Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang diambil dari BPS dengan

BAB III METODE PENELITIAN. digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang diambil dari BPS dengan BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 3.1.1.Variabel Penelitian Variabel dalam penelitian ini adalah Kemiskinan sebagai variabel dependen, sedangkan untuk variabel

Lebih terperinci

Pemodelan Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Sumatera Utara dengan Pendekatan Ekonometrika Spasial Data Panel

Pemodelan Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Sumatera Utara dengan Pendekatan Ekonometrika Spasial Data Panel JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. No. (06) 7-30 (30-98 Print) D-39 Pemodelan Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Sumatera Utara dengan Pendekatan Ekonometrika Spasial Data Panel Ongki Novriandi Purba, Setiawan Jurusan

Lebih terperinci

PENDEKATAN EKONOMETRIKA PANEL SPASIAL UNTUK PEMODELAN PDRB SEKTOR INDUSTRI DI SWP GERBANGKERTASUSILA DAN MALANG-PASURUAN

PENDEKATAN EKONOMETRIKA PANEL SPASIAL UNTUK PEMODELAN PDRB SEKTOR INDUSTRI DI SWP GERBANGKERTASUSILA DAN MALANG-PASURUAN PENDEKATAN EKONOMETRIKA PANEL SPASIAL UNTUK PEMODELAN PDRB SEKTOR INDUSTRI DI SWP GERBANGKERTASUSILA DAN MALANG-PASURUAN Irma Fatmawati 1, Dr. Ir. Setiawan, M.S. 2, dan Muhammad Sjahid Akbar, S.Si. M.Si.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Utara. Series data yang digunakan dari tahun

BAB III METODE PENELITIAN. Utara. Series data yang digunakan dari tahun BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang berasal dari Badan Pusat Statistik Republik Indonesia dan BPS Provinsi Maluku Utara.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mengambil objek di seluruh provinsi di Indonesia, yang berjumlah 33 provinsi

BAB III METODE PENELITIAN. mengambil objek di seluruh provinsi di Indonesia, yang berjumlah 33 provinsi BAB III METODE PENELITIAN A. Objek Penelitian Untuk mendapatkan data yang diperlukan dalam penelitian ini, penulis mengambil objek di seluruh provinsi di Indonesia, yang berjumlah 33 provinsi di 5 pulau

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Indonesia dengan menggunakan data Tingkat Pengangguran Terbuka, Indeks Pembangunan Manusia (IPM), Upah Minimum dan Jumlah Penduduk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Objek Penelitian dan Subjek Penelitian 1. Objek Penelitian Penelitian ini dilakukan di Provinsi Jawa Tengah yang memiliki 29 kabupaten dan 6 kota. Dan dalam penelitian ini,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian di lakukan di Provinsi Jawa Timur yang mempunyai 38 Kabupaten/Kota. Alasan di lakukan penelitian di Provinsi Jawa Timur adalah karena Provinsi

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. yaitu infrastruktur listrik, infrastruktur jalan, infrastruktur air, dan tenaga kerja.

III. METODE PENELITIAN. yaitu infrastruktur listrik, infrastruktur jalan, infrastruktur air, dan tenaga kerja. III. METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Dalam penelitian ini menggunakan variabel terikat yaitu PDRB, dan variabel bebas yaitu infrastruktur listrik, infrastruktur jalan, infrastruktur air,

Lebih terperinci

3. METODE. Kerangka Pemikiran

3. METODE. Kerangka Pemikiran 25 3. METODE 3.1. Kerangka Pemikiran Berdasarkan hasil-hasil penelitian terdahulu serta mengacu kepada latar belakang penelitian, rumusan masalah, dan tujuan penelitian maka dapat dibuat suatu bentuk kerangka

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Objek Penelitian Variabel penelitian merupakan atribut atau perlengkapan yang digunakan untuk mempermudah suatu penelitian dan sebagai sara untuk pengukuran serta memberikan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Apakah investasi mempengaruhi kesempatan kerja pada sektor Industri alat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Apakah investasi mempengaruhi kesempatan kerja pada sektor Industri alat 43 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tujuan Penelitian Berdasarkan masalah-masalah yang telah peneliti rumuskan, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: 1. Apakah investasi mempengaruhi kesempatan

Lebih terperinci

PEMODELAN INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA MENGGUNAKAN SPATIAL PANEL FIXED EFFECT (Studi Kasus: Indeks Pembangunan Manusia Propinsi Jawa Tengah )

PEMODELAN INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA MENGGUNAKAN SPATIAL PANEL FIXED EFFECT (Studi Kasus: Indeks Pembangunan Manusia Propinsi Jawa Tengah ) ISSN: 2339-2541 JURNAL GAUSSIAN, Volume 5, Nomor 1, Tahun 2016, Halaman 173-182 Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/gaussian PEMODELAN INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA MENGGUNAKAN SPATIAL PANEL

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. tahun mencakup wilayah kabupaten dan kota di Provinsi Jawa Timur.

BAB III METODE PENELITIAN. tahun mencakup wilayah kabupaten dan kota di Provinsi Jawa Timur. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder periode tahun 2001-2010 mencakup wilayah kabupaten dan kota di Provinsi Jawa Timur. Kabupaten

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Objek dan Subjek Penelitian Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan data kuantitatif, sesuai dengan namanya, banyak dituntut menggunakan angka, mulai dari pengumpulan data,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Provinsi yang memiliki jumlah tenaga kerja yang tinggi.

BAB III METODE PENELITIAN. Provinsi yang memiliki jumlah tenaga kerja yang tinggi. BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Ruang Lingkup Penelitian Lokasi penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Provinsi Jawa Timur. Secara administratif, Provinsi Jawa Timur terdiri dari

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemodelan Spasial Pemodelan spasial adalah pemodelan yang berhubungan dengan pendekatan titik dan area. Tahapan untuk melakukan pemodelan spasial adalah regresi linier berganda;

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. PAD dari masing-masing kabupaten/kota di D.I Yogyakarta tahun

BAB III METODE PENELITIAN. PAD dari masing-masing kabupaten/kota di D.I Yogyakarta tahun BAB III METODE PENELITIAN A. Objek Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah data PDRB, jumlah penduduk dan PAD dari masing-masing kabupaten/kota di D.I Yogyakarta tahun 2000-2014 yang meliputi kabupaten

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. minimum sebagai variabel independen (X), dan indeks pembangunan manusia

BAB III METODE PENELITIAN. minimum sebagai variabel independen (X), dan indeks pembangunan manusia BAB III METODE PENELITIAN A. Objek Penelitian Objek dari penelitian ini adalah kemiskinan, rasio gini dan upah minimum sebagai variabel independen (X), dan indeks pembangunan manusia (IPM) sebagai variabel

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu berkaitan dengan data yang waktu dikumpulkannya bukan (tidak harus) untuk memenuhi

Lebih terperinci

DAFTAR TABEL. Jawa Tengah Tahun Realisasi Proyek dan Investasi Penanaman Modal di Provinsi

DAFTAR TABEL. Jawa Tengah Tahun Realisasi Proyek dan Investasi Penanaman Modal di Provinsi DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... ix HALAMAN PENGESAHAN... HALAMAN PERNYATAAN... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... INTISARI... ABSTRACT... BAB I PENDAHULUAN...

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, penulis akan melaksanakan langkah-langkah sebagai

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, penulis akan melaksanakan langkah-langkah sebagai BAB III METODE PENELITIAN A. Langkah Penelitian Dalam penelitian ini, penulis akan melaksanakan langkah-langkah sebagai berikut: 1. Merumuskan spesifikasi model Langkah ini meliputi: a. Penentuan variabel,

Lebih terperinci

PEMODELAN REGRESI PANEL TERHADAP BELANJA DAERAH DI KABUPATEN/KOTA JAWA BARAT

PEMODELAN REGRESI PANEL TERHADAP BELANJA DAERAH DI KABUPATEN/KOTA JAWA BARAT Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika (SESIOMADIKA) 2017 ISBN: 978-602-60550-1-9 Statistika, hal. 60-68 PEMODELAN REGRESI PANEL TERHADAP BELANJA DAERAH DI KABUPATEN/KOTA JAWA

Lebih terperinci

PEMODELAN PERSENTASE PENDUDUK MISKIN KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI JAWA TENGAH MENGGUNAKAN REGRESI DATA PANEL

PEMODELAN PERSENTASE PENDUDUK MISKIN KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI JAWA TENGAH MENGGUNAKAN REGRESI DATA PANEL PEMODELAN PERSENTASE PENDUDUK MISKIN KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI JAWA TENGAH MENGGUNAKAN REGRESI DATA PANEL SKRIPSI Disusun Oleh : NARISHWARI ARIANDHINI 24010211140105 JURUSAN STATISTIKA FAKULTAS SAINS

Lebih terperinci

PEMODELAN DISPARITAS GENDER DI JAWA TIMUR DENGAN PENDEKATAN MODEL REGRESI PROBIT ORDINAL

PEMODELAN DISPARITAS GENDER DI JAWA TIMUR DENGAN PENDEKATAN MODEL REGRESI PROBIT ORDINAL 1 PEMODELAN DISPARITAS GENDER DI JAWA TIMUR DENGAN PENDEKATAN MODEL REGRESI PROBIT ORDINAL Uaies Qurnie Hafizh, Vita Ratnasari Jurusan Statistika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 45 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian 1. Objek Penelitian Daerah penelitian yang digunakan adalah seluruh kabupaten dan kota yang ada di Daerah Istimewa Yogyakarta, yang terdiri dari 1 Kota

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Kabupaten Bantul, Kabupaten Gunung Kidul, Kabupaten Sleman dan Kota

BAB III METODE PENELITIAN. Kabupaten Bantul, Kabupaten Gunung Kidul, Kabupaten Sleman dan Kota 42 BAB III METODE PENELITIAN A. Objek Penelitian Penelitian ini dilakukan secara sensus dengan data sekunder berbentuk time series dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2015, dan yang berbentuk cross section

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. topik penelitian secara keseluruhan. Dalam kaitannya dengan hal ini, metode

III. METODE PENELITIAN. topik penelitian secara keseluruhan. Dalam kaitannya dengan hal ini, metode III. METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan pendekatan umum untuk membangun topik penelitian secara keseluruhan. Dalam kaitannya dengan hal ini, metode penelitian merupakan sistem atas peraturan-peraturan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang terdiri atas Indeks Pembangunan Manusia (IPM), sektor perekonomian yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif yang menggunakan data numerik atau angka-angka. Metode deskriptif yaitu untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan

Lebih terperinci

Pengaruh dan Pemetaan Pendidikan, Kesehatan, serta UMKM terhadap Indeks Pembangunan Manusia di Jawa Timur Menggunakan Regresi Panel dan Biplot

Pengaruh dan Pemetaan Pendidikan, Kesehatan, serta UMKM terhadap Indeks Pembangunan Manusia di Jawa Timur Menggunakan Regresi Panel dan Biplot JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 4, No.2, (215) 2337-352 (231-928X Print) D-292 Pengaruh dan Pemetaan Pendidikan, Kesehatan, serta UMKM terhadap Indeks Pembangunan Manusia di Jawa Timur Menggunakan Regresi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi penelitian Adapun lokasi penelitian ini adalah di provinsi Jawa Timur yang terdiri dari 38 kota dan kabupaten yaitu 29 kabupaten dan 9 kota dengan mengambil 25 (Dua

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Perdagangan, Kementrian ESDM, Badan Pusat Statistika, serta penelusuran

METODE PENELITIAN. Perdagangan, Kementrian ESDM, Badan Pusat Statistika, serta penelusuran III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelian ini adalah data sekunder yang merupakan panel data dengan periode waktu 9 tahun dari tahun 2001 hingga tahun 2009. Data

Lebih terperinci

Pemodelan Angka Putus Sekolah Usia SMA di Jawa Timur dengan Pendekatan Regresi Spline Multivariabel

Pemodelan Angka Putus Sekolah Usia SMA di Jawa Timur dengan Pendekatan Regresi Spline Multivariabel Seminar Hasil Tugas Akhir Pemodelan Angka Putus Sekolah Usia SMA di Jawa Timur dengan Pendekatan Regresi Spline Multivariabel Mega Pradipta 1309100038 Pembimbing I : Dra. Madu Ratna, M.Si Pembimbing II

Lebih terperinci

BAB III MODEL REGRESI DATA PANEL. Pada bab ini akan dikemukakan dua pendekatan dari model regresi data

BAB III MODEL REGRESI DATA PANEL. Pada bab ini akan dikemukakan dua pendekatan dari model regresi data BAB III MODEL REGRESI DATA PANEL Pada bab ini akan dikemukakan dua pendekatan dari model regresi data panel, yaitu pendekatan fixed effect dan pendekatan random effect yang merupakan ide pokok dari tugas

Lebih terperinci

PEMODELAN REGRESI SPLINE UNTUK RATA- RATA BANYAK ANAK YANG DILAHIRKAN HIDUP DI KOTA SURABAYA, KABUPATEN SITUBONDO DAN KABUPATEN BANGKALAN

PEMODELAN REGRESI SPLINE UNTUK RATA- RATA BANYAK ANAK YANG DILAHIRKAN HIDUP DI KOTA SURABAYA, KABUPATEN SITUBONDO DAN KABUPATEN BANGKALAN SIDANG LAPORAN TUGAS AKHIR PEMODELAN REGRESI SPLINE UNTUK RATA- RATA BANYAK ANAK YANG DILAHIRKAN HIDUP DI KOTA SURABAYA, KABUPATEN SITUBONDO DAN KABUPATEN BANGKALAN Oleh : Servianie Purnamasari (1310 030

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Menurut Sugiyono (2012: 13), penelitian deskriptif

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. acuan dan pedoman untuk menentukan langkah-langkah yang harus dilakukan.

BAB III METODE PENELITIAN. acuan dan pedoman untuk menentukan langkah-langkah yang harus dilakukan. BAB III METODE PENELITIAN 3.1. DESAIN PENELITIAN Seorang peneliti harus menentukan metode yang akan digunakan dalam penelitiannya sebelum melaksanakan suatu penelitian, karena sebagai dasar acuan dan pedoman

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Objek dari penelitian ini adalah indeks pembangunan manusia di Indonesia

BAB III METODE PENELITIAN. Objek dari penelitian ini adalah indeks pembangunan manusia di Indonesia BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek dari penelitian ini adalah indeks pembangunan manusia di Indonesia tahun 005-008, dengan variabel yang mempengaruhinya yaitu pertumbuhan ekonomi, pengeluaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan data panel sebagai acuan sumber data yang digunakan. Dimana penelitian ini berfokus pada bagaimana peforma perusahaan ritel di

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif dengan menggunakan data panel (pool data).

BAB 3 METODE PENELITIAN. 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif dengan menggunakan data panel (pool data). 31 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif dengan menggunakan data panel (pool data). 3.2 Metode Analisis Data 3.2.1 Analisis Weighted

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Objek dan Subjek Penelitian Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan data kuantitatif, sesuai dengan namanya, banyak dituntut menggunakan angka, mulai dari pengumpulan data,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian 1. Lokasi Penelitian Adapun lokasi penelitian yang digunakan penulis dalam menyususn penelitian ini adalah di Indonesia, khusunya per Provinsi di Indonesia

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Pendekatan Penelian Pendekatan penelian yang digunakan dalam penelian ini adalah pendekatan kuantatif dimana hal u berarti penelian ini merupakan gabungan yang menikberatkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN Lokasi provinsi jawa tengah dipilih karena Tingkat kemiskinan

BAB III METODE PENELITIAN Lokasi provinsi jawa tengah dipilih karena Tingkat kemiskinan BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian adalah di Provinsi Jawa Tengah yang meliputi 35 kabupaten/kota dengan objek penelitian adalah tingkat kemiskinan dan faktor penyebab kemiskinan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian tentang kemiskinan ini hanya terbatas pada kemiskinan di Provinsi Jawa Tengah tahun 2007-2011. Variabel yang digunakan dalam menganalisis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Pada lokasi penelitian ini diambil pada Kabupaten/Kota yang terdiri dari 29 kabupaten dan 6 kota di Provinsi Jawa tengah dengan variabel penelitian pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan objek 9 kabupaten/kota yang meliputi Kota Surabaya, Kabupaten

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan objek 9 kabupaten/kota yang meliputi Kota Surabaya, Kabupaten BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Ruang Lingkup Penelitian Lokasi yang dipilih pada penelitian ini yaitu provinsi Jawa timur dengan menggunakan objek 9 kabupaten/kota yang meliputi Kota Surabaya,

Lebih terperinci

ISSN: JURNAL GAUSSIAN, Volume 4, Nomor 2, Tahun 2015, Halaman Online di:

ISSN: JURNAL GAUSSIAN, Volume 4, Nomor 2, Tahun 2015, Halaman Online di: ISSN: 2339-2541 JURNAL GAUSSIAN, Volume 4, Nomor 2, Tahun 2015, Halaman 345-354 Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/gaussian PEMODELAN INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DI PROVINSI JAWA TENGAN

Lebih terperinci

BAB III OBYEK & METODE PENELITIAN. Dengan pengertian obyek penlitian yang dikemukakan oleh Sugiyono (2010:38)

BAB III OBYEK & METODE PENELITIAN. Dengan pengertian obyek penlitian yang dikemukakan oleh Sugiyono (2010:38) BAB III OBYEK & METODE PENELITIAN 3.1. Obyek Penelitian Obyek penelitian merupakan sasaran untuk mendapatkan suatu data. Dengan pengertian obyek penlitian yang dikemukakan oleh Sugiyono (2010:38) bahwa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Objek Penelitian dan Subyek Penelitian Obyek dalam penelitian ini adalah tentang hubungan atau pengaruh variabel pilihan terhadap tingkat kemiskinan dengan daerah penelitian

Lebih terperinci

Pemodelan Indeks Pembangunan Manusia Provinsi Kalimantan Timur dengan Random Effect Model

Pemodelan Indeks Pembangunan Manusia Provinsi Kalimantan Timur dengan Random Effect Model SEMINAR MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 2017 Pemodelan Indeks Pembangunan Manusia Provinsi Kalimantan Timur dengan Random Effect Model S - 2 Desi Yuniarti 1, Memi Nor Hayati 2, Nanda Arista Rizki

Lebih terperinci

BAB III. METODE PENELITIAN

BAB III. METODE PENELITIAN BAB III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Cara Pengumpulan Data Data merupakan variabel yang diukur dan diperoleh dengan mengukur nilai satu atau lebih variabel dalam sampel atau populasi. Data menurut

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Data dan Metode Pemilihan Sampel Penelian ini menggunakan jenis data sekunder. Selain laporan keuangan emen yang telah diaud dan diserahkan serta dilampirkan pada Bursa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Dalam penelitian ini penulis mengambil lokasi penelitian pada Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Timur dimana peneliti mengambil di daerah tersebut karena peneliti

Lebih terperinci

METODE REGRESI DATA PANEL UNTUK PERAMALAN KONSUMSI ENERGI DI INDONESIA

METODE REGRESI DATA PANEL UNTUK PERAMALAN KONSUMSI ENERGI DI INDONESIA ISSN: 2339-2541 JURNAL GAUSSIAN, Volume 5, Nomor 3, Tahun 2016, Halaman 475-485 Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/gaussian METODE REGRESI DATA PANEL UNTUK PERAMALAN KONSUMSI ENERGI DI

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek penelitian Penelitian yang digunakan ini mengunakan obyek penelitian dari seluruh kabupaten dan kota yang berada di Provinsi Jawa Timur yang totalnya ada 38 Kabupaten

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Kab/Kota di 6 Provinsi Pulau Jawa Periode tahun , peneliti mengambil

BAB III METODE PENELITIAN. Kab/Kota di 6 Provinsi Pulau Jawa Periode tahun , peneliti mengambil BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian 3.3.1 Lokasi Penelitian Adapun lokasi penelitian yang dipilih peneliti adalah seluruh pemerintah Kab/Kota di 6 Provinsi Pulau Jawa Periode tahun 2011 2015,

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. Untuk memperjelas dan memudahkan pemahaman terhadap variabelvariabel

METODE PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. Untuk memperjelas dan memudahkan pemahaman terhadap variabelvariabel III METODE PENELITIAN A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Untuk memperjelas dan memudahkan pemahaman terhadap variabelvariabel yang akan dianalisis dalam penelitian ini, maka perlu dirumuskan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. OBJEK PENELITIAN Objek penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan mengidentifikasi dan menganalisis pengaruh investasi,

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan mengidentifikasi dan menganalisis pengaruh investasi, BAB III METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini akan mengidentifikasi dan menganalisis pengaruh investasi, pengeluaran pemerintah dan tenaga kerja terhadap pertumbuhan ekonomi di Provinsi

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. series dan (2) cross section. Data time series yang digunakan adalah data tahunan

III. METODE PENELITIAN. series dan (2) cross section. Data time series yang digunakan adalah data tahunan 29 III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder berupa data panel, yaitu data yang terdiri dari dua bagian : (1)

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain penelitian uji hipotesis yang bertujuan untuk menguji hipotesis-hipotesis yang ada. Termasuk dalam kategori causal study,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Penelitian ini mengambil Provinsi Jawa Timur sebagai lokasi penelitian untuk menganalisis pengaruh produk domestik regional bruto (PDRB) dan investasi terhadap

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 48 BAB III METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian dilakukan di Kabupaten/Kota yang berada di Provinsi Banten. Pemilihan lokasi di Kabupaten/Kota disebabkan karena berdasarkan hasil evaluasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dan pertumbuhan ekonomi adalah laporan keuangan pemerintah daerah

BAB III METODE PENELITIAN. dan pertumbuhan ekonomi adalah laporan keuangan pemerintah daerah BAB III METODE PENELITIAN A. Objek Penelitian Objek penelitian dampak kinerja keuangan terhadap alokasi belanja modal dan pertumbuhan ekonomi adalah laporan keuangan pemerintah daerah kabupaten/kota Provinsi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 35 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tujuan Penelitian Berdasarkan masalah yang telah dirumuskan oleh peneliti, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan pengetahuan berdasarkan fakta dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jawa Tengah, Jawa Barat, DI.Yogyakarta, Banten dan DKI Jakarta).

BAB III METODE PENELITIAN. Jawa Tengah, Jawa Barat, DI.Yogyakarta, Banten dan DKI Jakarta). BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan suatu cara kerja atau prosedur mengenai bagaimana kegiatan yang akan dilakukan untuk mengumpulkan dan memahami objek-objek yang menjadi sasaran dari

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian Dalam sebuah penenelitian tentunya terdapat metodologi penelitian yang merupakan sekumpulan peraturan, kegiatan, dan prosedur yang digunakan

Lebih terperinci