SGS INDONESIA (Associated Documents) RESUME HASIL VERIFIKASI LEGALITAS KAYU

Transkripsi

1 SGS INDONESIA (Associated Documents) Number: LVL_Ic Version Date: 17 Agustus 2013 Page: 1 of 7 RESUME HASIL VERIFIKASI LEGALITAS KAYU Nomor Project : ID/JKT-4962 Nama Pemegang Ijin : Alamat : CV. Berkat Karunia Sentosa Kantor dan Industri : Dusun Dakah Curugsewu RT 05 RW 04 Desa Gedong Kecamatan Patean Kabupaten Kendal Provinsi Jawa Tengah No. Sertifikat: : SGS-ID-LKI-0081 Tipe Sertifikasi: Verifikasi Legalitas Kayu pada Pemegang IUIPHHK Kapasitas >6000 M3/Tahun dan IUI Dengan Nilai Investasi > Rp 500 Juta Tanggal Terbit : 07 Jan 2015 Berlaku sampai dengan tanggal: 06 Jan 2018 Kapasitas Produksi : Industri Primer Hasil Hutan Kayu (IUIPHHK) dengan hasil produksi kayu olahan veneer yang memiliki kapasitas produksi m 3 per tahun sesuai dengan Izin Usaha Industri Primer Hasil Hutan Kayu # SK 692/Menhut-II/2011 diterbitkan oleh Surat Keputusah Menteri Kehutanan Republik Indonesia Ruang Lingkup : Pembelian bahan baku kayu bulat untuk dan penjualan kayu olahan veneer dengan kapasitas izin produksi terpasang m 3 per tahun sesuai dengan Izin Usaha Industri Primer Hasil Hutan Kayu # SK 692/Menhut-II/2011 dengan lokasi Industri di Kabupaten Kendal Provinsi Jawa Tengah Indonesia Kontak Informasi Pemegang Ijin : Leonardo Alamat : Dusun Dakah Curugsewu RT 05 RW 04 Desa Gedong Kecamatan Patean Kabupaten Kendal Provinsi Jawa Tengah Tel : Fax : Emai l : - Tanggal Verifikasi: Verifikasi Utama : 11 Desember 12 Desember 2014 Surveillance 1 : - Surveillance 2 : - (1) IDENTITAS LVLK a. Nama Lembaga : PT. SGS Indonesia b. Nomor Akreditasi : LVLK-008-IDN PT SGS INDONESIA, Cilandak Commercial Estate # 108 C, Jl. Raya Cilandak KKO, Jakarta 12560, Indonesia, CONTACT PERSON: Fourry Meilano - Tel: Fax:

2 SGS QUALIFOR Page 2 of 7 c. Alamat : Cilandak Commercial Estate #108C, Jl. Raya Cilandak KKO, Jakarta 12560, Indonesia d. Nomor telepon/fax/ / / sgs_indonesia@sgs.com e. Direktur : Guy Francois Marie Escarfail f. Standar : Peraturan Direktur Jenderal Bina Usaha Kehutanan No: P.14/VI- BPPHH/2014 (2) IDENTITAS AUDITEE Pemegang Izin merupakan pemegang izin swasta nasional yang bergerak di bidang industri kehutanan yang mengolah bahan baku kayu bulat menjadi kayu olahan kategori veneer jenis kayu sengon atau albasia. Perusahaan didirikan berdasarkan Akta Notaris # 048 tertanggal 29 Maret 2010 dengan notaris Hartani, SH berdasarkan SK Men.Keh dan Hak Asasi Manusia No. C 698.HT TH 1999 dan SK Menteri Negara Agraria Nomor 8-XI-1998 tanggal 02 Juni Berdasarkan Akte Perusahaan Nomor 048 tanggal 29 Maret 2010 terdapat informasi : Nama Perusahaan : CV. Berkat Karunia Sentosa Kedudukan : Desa Gedong Kec Patean Kabupaten Kendal dengan cabang ditetapkan kemudian. Maksud dan tujuan berdasarkan akte perusahaan pasal 2 adalah : 1. Menjalankan usaha dalam bidang perindustrian pada umumnya terutama usaha industri moulding, kayu olahan, panel kayu, kayu gergajian, mebel, kerajinan kayu, pembuatan veneer core dan hasil hutan lainnya 2. Menjalankan usaha dalam bidang perdagangan pada umumnya baik untuk perhitungan sendiri maupun secara komisi atas tanggungan pihak lain termasuk pula perdagangan eksport, import, antar pulau dan lokal, leveransi, grosir dan penyalur 3. Jasa kontruksi, pembangunan jalan, jembatan, gedung 4. Perdagangan dan pengadaan barang barang kantor, perlengkapan sekolah, meubler, alat tulis kantor Pada Pasal 3, Perusahaan didirikan untuk waktu yang tidak ditentukan lamanya dan dimulai mulai pada dengan masing-masing pihak pesero setiap waktu berhak mengundurkan diri. Pada Pasal 4, Modal dari perusahaan ini tidak tertentu jumlahnya dan sewaktu-waktu akan berubah dalam buku buku perusahaan. Pengurus Perusahaan sebagai berikut : Direktur : Leonardo

3 SGS QUALIFOR Page 3 of 7 Pemegang Izin memiliki Izin Usaha Industri Primer Hasil Hutan Kayu Nomo:r SK.692/Menhut-II/2011 dengan kapasitas izin produksi kayu gergajian m3 per tahun yang diterbitkan oleh Keputusan Menteri Kehutanan Republik Indonesia tertanggal 08 Desember 2011 dan berlaku selama perusahaan menjalan operasi perusahaannya. (3) RINGKASAN TAHAPAN Tanggal Waktu Penilai Area/Departemen/Proses/Indikator HPR+HPU Travelling Jakarta Kendal 11 Desember Tim Auditor SGS dan Managemen HPR HPU Opening meeting. - Sambutan (perusahaan dan Tim audit), - Perkenalan tim audit dan tim perusahaan, - Penjelasan mengenai audit VLK (latar belakang, tujuan, proses, metodologi audit) Dll Pengecekan dokumen dan rekaman Prinsip 1 (Pemegang Izin Usaha mendukung terselenggaranya perdagangan kayu sah) Pengecekan dokumen dan rekaman Prinsip 2 (uniit usaha mempunyai dan menerapkan sistem penelusuran kayu yang menjamin keterlacakan kayu dari asalnya) Tim Auditor Istirahat HPR HPU Pengecekan dokumen dan rekaman Prinsip 1 (Pemegang Izin mendukung terselenggaranya perdagangan kayu sah) Pengecekan dokumen dan rekaman Prinsip 2 (uniit usaha mempunyai dan menerapkan sistem penelusuran kayu yang menjamin keterlacakan kayu dari asalnya) 12 Desember HPR HPU Pengecekan dokumen dan rekaman Prinsip 3 (Keabsahan perdagangan atau pemindah-tanganan hasil produksi.) Pengecekan dokumen dan rekaman Prinsip 4 (Pemenuhan Terhadap Peraturan ketenagakerjaan Bagi Industri Pengolahan) Team Auditor Pengecekan dan Validasi Lapangan Prinsip 1,2,3, Tim Auditor Istirahat HPR HPU Pengecekan dokumen dan rekaman Prinsip 3 (Keasbsahan Perdagangan atau Pemindahtanganan hasil produksi) Pengecekan dokumen dan rekaman Prinsip 4 (Pemenuhan Terhadap Peraturan ketenagakerjaan Bagi Industri Pengolahan) Tim Auditor Menyusun ringkasan hasil audit dan persiapan closing meeting Tim Auditor Closing meeting HPR+HPU Travelling KENDAL JAKARTA Keterangan: HPR (Heru Pramono), HPU (Heru Puryanto) (4) RESUME HASIL PENILAIAN Indikator Uraian Pemenuhan Kesimpulan Pemenuhan Unit Usaha Pengolahan adalah produsen yang memiliki izin yang sah

4 SGS QUALIFOR Page 4 of 7 a. Akte Pendirian Pemegang izin dan perubahan terakhir b. Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) atau Izin Perdagangan yang tercantum dalam izin industri c. Izin HO (izin gangguan lingkungan sekitar Industri) Pemegang izin memiliki Akta Pendirian Pemegang izin dan Akte Pendirian Pemegang izin sesuai dengan ruang lingkup usaha. Pemegang izin memiliki Surat Izin Usaha Perdagangan masih berlaku dan sesuai dengan kegiatan usahanya. Pemegang izin memiliki Izin Gangguan yang diterbitkan sebagai kelengkapan pengajuan izin industri. d. Tanda Daftar Pemegang izin (TDP) Pemegang izin memiliki Tanda Daftar Pemegang izin yang sah dan diterbitkan Pejabat yang berwenang. e. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) Pemegang izin memiliki NPWP, PKP dan sesuai dengan dokumen lainnya. f. AMDAL / Upaya Pengelolaan Lingkungan Pemegang Izin memiliki memiliki Dokumen (UKL) - Upaya Pemantauan Lingkungan Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan (UPL) / Surat Pernyataan Pengelolaan Upaya Pemantauan Lingkungan UPL) yang Lingkungan (SPPL) /Dokumen telah disahkan pejabat yang berwenang. Pengelolaan Lingkungan Hidup (DPLH)/Surat Izin Lingkungan (SIL)/Dokumen Evaluasi Lingkungan Hidup (DELH) g. IUIPHHK, Izin Usaha Industri (IUI) atau Izin Usaha Tetap (IUT). h. Rencana Pemenuhan Bahan Baku Industri (RPBBI) untuk Izin Usaha Industri Primer Hasil Hutan (IUIPHHK) Pemegang izin memiliki Izin Usaha Industri Primer Hasil Hutan Kayu (IUIPHHK) diterbitkan oleh instansi berwenang dan telah sesuai jenis usaha yang dijalankan pemegang izin. Pemegang Izin memiliki dokumen Rencana Pemenuhan Bahan Baku Industri (RPBBI) untuk IUIPHHK dan sesuai dengan dokumen Eksportir produk hasil kayu olahan adalah eksportir yang memiliki izin sah, berupa eksportir produsen Berstatus Eksportir Terdaftar Produk Industri Kehutanan (ETPIK). Pemegang Izin tidak melakukan eksport produk hasil kayu olahan dan hanya melakukan perdagangan domestic Impportir adalah importir yang memiliki izin yang sah a. Dokumen pengakuan dan / atau pengenal sebagai importer Unit Usaha mampu membuktikan bahwa bahan baku yang diterima berasal dari sumber yang sah. a. Kontrak suplai bahan baku dan atau Pemegang Izin menerima bahan baku dokumen jual beli. dilengkapi dengan dokumen jual beli. b. Berita Acara pemeriksaan yang ditandatangani oleh petugas kehutanan yang berwenang untuk penerimaan kayu bulat dari hutan Negara dilengkapi dengan dokumen angkutan hasil hutan yang sah Pemegang izin tidak menerima bahan baku kayu bulat dari berasal Hutan Negara c. Berita Acara serah terima kayu dan / atau bukti serah terima kayu selain kayu bulat dari hutan negara dilengkapi dengan dokumen angkutan hasil hutan yang sah. Pemegang izin menerima bahan baku rakyat dilengkapi dengan Berita Acara serah terima kayu dan / atau bukti serah terima kayu dan dilengkapi dengan dokumen angkutan hasil hutan yang sah. d. Dokumen angkutan hasil hutan yang sah Pemegang Izin menerima bahan baku kayu bulat rakyat dilengkapi dengan dokumen angkutan hasil hutan yang sah. e. Nota dan Dokumen Keterangan (Berita Acara dari Petugas Kehutanan Kabupaten / Kota atau Aparat Desa / Kelurahan ) yang dapat menjelaskan asal usul untuk kayu bekas / hasil bongkaran, serta Deklarasi Kesesuaian Pemasok. a. Dokumen angkutan berupa Nota untuk kayu limbah industri b. Dokumen Sertifikat Legalitas kayu / sertifikat Pengelolaan Hutan Produksi Verifier ini tidak dinilai karena Pemegang izin tidak menerima kayu bekas/hasil bongkaran. Verifier ini tidak dinilai karena Pemegang Izin tidak menerima kayu limbah industri. Verifier ini tidak dinilai karena Pemegang izin belum berkewajiban memenuhi persyaratan

5 SGS QUALIFOR Page 5 of 7 Lestari yang dimiliki pemasok dan / atau dokumen Deklarasi Kesesuaian Pemasok verifier ini sampai dengan batas akhir tanggal 31 Desember c. Dokumen LMKB/LMKBK/LMHHOK Pemegang Izin memiliki laporan mutasi kayu yang sesuai dengan dokumen pendukung produksi. d. Dokumen pendukung RPBBI Pemegang Izin memiliki dokumen pendukung RPBBI dan sesuai antar dokumen pendukung Importir mampu membuktikan bahwa kayu yang diimpor berasal dari sumber yang sah a. Pemberitahuan Impor Barang (PIB) b. Bill of Lading (B / L) c. Packing List (P / L) d. Invoice e. Dokumen Deklarasi Kesesuaian Pemasok untuk kayu impor f. Bukti pembayaran bea masuk bila terkena bea masuk g. Dokumen lain yang relevan (diantaranya CITES) untuk jenis kayu yang dibatasi perdagangannya Unit Usaha menerapkan sistem penelusuran kayu a. Tally sheet penggunaan bahan baku dan hasil produksi b. Laporan produksi hasil olahan Pemegang Izin memiliki tally sheet penggunaan bahan baku mulai dari penerimaan bahan baku, sampai dengan barang jadi produk. Talleysheet/rekaman proses produksi/laporan awal produksi dapat menunjukkan informasi ketelusuran asal usul bahan baku. Pemegang Izin memiliki laporan mutasi produksi serta proses logis produksi antara input dan output produksi. Perhitungan rendemen sesuai standar regulasi. Pemegang izin memiliki realisasi produksi yang tidak melebihi kapasitas produksi yang diizinkan. c. Produksi industri tidak melebihi kapasitas produksi yang diizinkan d.hasil produksi yang berasal dari kayu lelang dipisahkan. tidak menerima bahan baku kayu lelang. e.dokumen LMKB/LMKBK dan LMHHOK Pemegang izin memiliki laporan mutasi produksi yang sesuai dengan dokumen pendukung produksi Proses a. Dokumen kontrak jasa pengolahan produk dengan pihak lain b. Dokumen Sertifikat Legalitas Kayu dan / atau dokumen Deklarasi Kesesuaian Pemasok yang dimiliki penerima jasa. c. Berita Acara serah terima kayu yang dijasakan. d. Ada segregasi/separasi produk yang

6 SGS QUALIFOR Page 6 of 7 dijasakan pada pemegang izin jasa e. Adanya pendokumentasian bahan baku, proses dan produksi dan ekspor apabila ekspor dilakukan melalui industri jasa Unit Usaha menggunakan dokumen angkutan hasil hutan yang sah untuk perdagangan atau pemindah-tanganan hasil produksi dengan tujuan. a. Dokumen angkutan hasil hutan yang sah. Pemegang izin menggunakan dokumen angkutan hasil hutan yang sah untuk perdagangan atau pemindahtanganan hasil produksi dengan tujuan Pengapalan kayu olahan untuk ekspor harus memenuhi kesesuaian dokumen Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB) a. Produk hasil olahan kayu yang diekspor b. Pemberitahuan Ekport Barang (PEB) c. Packing list d. Invoice e. Bill of lading (B/L) f. Dokumen lisensi ekspor (V-Legal) untuk produk yang wajib dilengkapi dengan Dokumen V-Legal g. Hasil verifikasi teknis (Laporan Surveyor) untuk produk yang wajib verifikasi teknis h. Bukti pembayaran bea keluar bila terkena bea keluar. i. Dokumen lain yang relevan (diantaranya: CITES) untuk jenis kayu dibatasi perdagangannya tidak melakukan perdagangan jenis kayu dalam kategori CITES Prosedur dan implementasi K3 a. Implementasi prosedur K3. Pemegang izin memiliki prosedur K3 serta terdapat struktur organisasi K3 dalam kegiatan operasional di lapangan. b. Ketersediaan jalur evakuasi dan peralatan K3 seperti Alat Pemadam Api Ringan (APAR), Peralatan K3, Alat Pelindung Diri (APD) dan jalur evakuasi Pemegang izin memiliki peralatan K3 yaitu Alat Pemadam Api Ringan (APAR), Alat Pelindung Diri (APD) dan tersedia Jalur Evakuasi maupun Titik Berkumpul Darurat. Peralatan K3 sesuai dengan ketentuan dan berfungsi dengan baik. c. Catatan kecelakaan kerja Pemegang Izin memiliki catatan kecelakaan kerja dan upaya penanganan kecelakaan kerja Kebebasan berserikat bagi pekerja Ada serikat pekerja atau kebijakan Pada Pemegang izin tersedia Serikat Pekerja pemegang izin yang membolehkan yang telah didaftarkan ke instansi berwenang. untuk membentuk atau terlibat dalam kegiatan serikat pekerja

7 SGS QUALIFOR Page 7 of Adanya Kesepakatan Kerja Bersama (KKB) atau Peraturan Pemegang izin (PP) untuk IUIPHHK dan IUI yang mempekerjakan karyawan > 10 orang Ketersediaan Dokumen KKB atau PP Tidak mempekerjakan anak di bawah umur Tidak ada pekerja yang masih di bawah umur Pemegang izin memiliki Peraturan Perusahaan yang mengatur hak dan kewajiban hubungan perusahaan dan karyawan. Pemegang izin tidak mempekerjakan karyawan di bawah umur. Berdasarkan hasil verifikasi legalitas kayu (total 52 verifier) diperoleh kesimpulan sebagai berikut: Verifier yang memenuhi norma penilaian berjumlah 24 verifier. Verifier yang tidak memenuhi norma penilaian berjumlah 0 verifier. Verifier yang diverifikasi tetapi tidak dilakukan penilaian berjumlah 28 verifier. Dengan demikian Pemegang Izin CV. Berkat Karunia Sentosa dinyatakan telah persyaratan legalitas kayu sesuai peraturan yang berlaku dan dinyatakan LULUS sertifikat SVLK.